Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)

12
”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ekonomi merupakasan salah satu hal yang palinng penting dalam berkembangnya suatu daerah. Perekonomian daerah bisa ditentukan dari sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. SDA dan SDM tersebut menjadi faktor yang sangat menentukan dalam pengembangan ekonomi daerah. apabila daerah tersebut memiliki SDA dan SDM yang baik maka kegiatan ekonomi daerah juga dapat dilakukan dengan baik. Saat ini ekonomi yang sedang digerakan adalah ekonomi lokal, dimana jenis ekonomi ini lebih mengeksplore kemampuan lokal daerahnya sebagai sumber perekonomian masyarakat. Kabupaten Temanggung merupakan kabupaten yang berada di jawa tengah, kabupaten ini berada di dataran tinggi sehingga mayoritas penggunaan lahannya adalah untuk perkebunan. mayoritas perkebunan yang ada di kabupaten temanggung adalah perkebunan teh dan kopi, selain itu tembakau juga menjadi salah satu komoditi unggulan. Di kabupaten ini terdapat jenis kopi yang unik dan di kembangkan disatu perkampungan dikabupaten ini. Bagaimana perkebunan ini dapat menjadi contoh ekonomi lokal akan dibahas dalam laporan ini. 2. Tujuan Mengedintifikasi masalah dan potensi yanh ada di perkebunan kopi kabupaten temanggung Strategi pengembangan ekonomi 1

description

Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Kabupaten Temanggung)

Transcript of Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)

Page 1: Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)

”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU”

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Ekonomi merupakasan salah satu hal

yang palinng penting dalam

berkembangnya suatu daerah.

Perekonomian daerah bisa ditentukan dari

sumber daya alam maupun sumber daya

manusianya. SDA dan SDM tersebut

menjadi faktor yang sangat menentukan

dalam pengembangan ekonomi daerah.

apabila daerah tersebut memiliki SDA dan

SDM yang baik maka kegiatan ekonomi

daerah juga dapat dilakukan dengan baik.

Saat ini ekonomi yang sedang digerakan

adalah ekonomi lokal, dimana jenis

ekonomi ini lebih mengeksplore

kemampuan lokal daerahnya sebagai

sumber perekonomian masyarakat.

Kabupaten Temanggung merupakan

kabupaten yang berada di jawa tengah,

kabupaten ini berada di dataran tinggi

sehingga mayoritas penggunaan lahannya

adalah untuk perkebunan. mayoritas

perkebunan yang ada di kabupaten

temanggung adalah perkebunan teh dan

kopi, selain itu tembakau juga menjadi

salah satu komoditi unggulan. Di kabupaten

ini terdapat jenis kopi yang unik dan di

kembangkan disatu perkampungan

dikabupaten ini. Bagaimana perkebunan ini

dapat menjadi contoh ekonomi lokal akan

dibahas dalam laporan ini.

2. Tujuan

• Mengedintifikasi masalah dan

potensi yanh ada di perkebunan kopi

kabupaten temanggung

• Strategi pengembangan ekonomi

1

Page 2: Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)

”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU”

Sumber: MP3ET Kabupaten Temanggung.

Gambar 1 Peta Lahan Tembakau di Kabupaten Temanggung

B. IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN ‘PEL’ KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN

TEMBAKAU KAB.TEMANGGUNG

1. Kondisi Eksisting Komoditas Perkebunan

Lokasi Kabupaten Temanggung berada di daerah pegunungan tinggi. Biasanya pada daerah

bertipe seperti itu mempunyai komoditas perkebunan yang bisa diandalkan untuk pengembangan

ekonomi local. Di Kabupaten Temanggung

bisa ditemukan potensi perkebunan seperti

perkebunan kopi, tembakau, teh, kakao,

lada, vanili, dan tebu. Selain itu, komoditas

perkebunan seperti sayur-sayuran juga

berpotensi untuk dikembangkan di

Kabupaten Temanggung.

Perkebunan tembakau menurut

masyarakat Kabupaten Temanggung sudah

dianggap sebagai lahan emas hijau, dimana

setiap hektarnya para petani menghasilkan

tujuh kali lipat penghasilannya jika

dibandingkan dengan menanam sayuran.

Menurut Bappeda Kabupaten Temanggung,

luas lahan tembakau di sana mencapai

14.000 Ha. Hasil perkebunan ini biasanya

digunakan untuk mencukupi kebutuhan

bahan baku bagi pabrik-pabrik rokok di

Jawa Tengah. Di bawah ini merupakan peta lahan tembakau di Kabupaten Temanggung menurut

keluasannya.

Berdasarkan MP3ET Kabupaten Temanggung, lahan pengembangan tembakau terluas pada

peta di atas ternyata bukan merupakan potensi yang baik. Jika dibandingkan dengan luas lahan,

maka produktivitas rata-rata per hektarnya hanya mencapai 0,5 ton. Hal ini dikarenakan jenis tanah

yang kurang sesuai untuk tembakau, adanya sistem monokultur mengakibatkan degradasi lahan.

Sehingga petani harus menggunakan pupuk secara ekstra untuk mempertahakan produktivitas

tembakau.

Selain tembakau, komoditas kopi juga merupakan produk unggulan di Kabupaten Temanggung.

Dari 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung, sudah ada lima kecamatan yang telah

membudidayakan komoditas kopi >1.000 Ha yaitu di Kecamatan Gemawang, Candiroto,

Kandangan, Bejen, dan Pringsurat. Menurut salah satu petani kopi di Temanggung, produksi kopi di

sana sudah mencapai angka 43% untuk lingkung se-Jawa Tengah. Oleh karena itu, kopi merupakan

potensi yang harus diunggulkan di Kabupaten Temanggung. Jenis kopi yang dikembangkan adalah

kopi Robusta dan Arabica.

Pada jajaran wilayah yang memproduksi kopi di Jawa Tengah, Kabupaten Temanggung

menduduki peringkat pertama yang disusul dengan Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Semarang,

dan Kabupaten Kendal. Meskipun begitu, kenyataannya pengembangan industri, khususnya

berkaitan dengan kopi masih terbatas pada industry pengupasan kopi dan industri kopi bubuk.

2

Page 3: Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)

”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU”

Sementara jenis industry lain nampaknya belum ada di Kabupaten Temanggung (MP3ET). Di

bawah ini merupakan pohon industri kopi di Kabupaten Temanggung.

Berdasarkan pada gambar di atas, garis tebal/tegas menggambarkan bahwa industry yang ada

di Temanggung masih terbatas pada industri pengupasan buah kopi dan industri kopi bubuk.

Sedangkan garis titik-titik dan diarsir, menggambarkan bahwa jenis industri yang belum ada di

KabupatenTemanggung. Oleh karena itu, sebenarnya berpangku pada kopi, Kabupaten

Temanggung bisa mengembangkan banyak industri yang berkaitan dengan kopi.

Pola pada perkebunan yang ada di Kabupaten Temanggung ini yaitu dalam satu lahan

perkebunan dapat ditanami oleh beberapa jenis tanaman perkebunan seperti tanaman tembakau,

tanaman kopi, tanaman sayuran, dan lain-lain. Pola penanaman seperti ini dinamakan Pola Tlahab,

dimana pola ini dilakukan di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung. Pola

Tlahab merupakan proyek percontohan pembudidayaan kopi tumpangsari dengan tembakau. Pola

Tlahab ini mempunyai sistem panen yang berbeda-beda untuk setiap tahunnya. Menurut salah satu

petani di Desa Tlahab, berikut merupakan tabel produksi tiap komoditas perkebunan di Kabupaten

Temanggung.

Sumber: MP3ET Kabupaten

Temanggung.

Gambar 2

Pohon Industri Kopi di

Kabupaten Temanggung

3

Page 4: Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)

”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU”

Tabel I Tabel Produksi Tiap Komoditas Perkebunan Di Kabupaten Temanggung

No. Jenis Masa Panen

1. Sayuran Februari 2. Kopi April – Juni 3. Cabe dan Kacang Juli 4. Tembakau Agustus - September

Sumber: Dokumentasi Kelompok 4 , 2014.

2. Keterlibatan Multistakeholder

Dalam menjalankan program pengembangan komoditas perkebunan di Kabupaten

Temanggung, terdapat beberapa pihak terkait yang saling bekerja sama untuk mencapai

percepatan pembangunan ekonomi di Kabupaten Temanggung. Beberapa pihak tersebut

diantaranya adalah pemerintah, masyarakat, dunia usaha, swasta, dan perbankan. Masing-masing

dari pihak tersebut mempunyai tugas yang berbeda yang disesuaikan dengan porsinya. Di bawah

ini merupakan penjabaran kinerja masing-masing pihak tersebut. Tabel II

Tabel Peran Stakeholder dalam Kegiatan Produksi Perkebunan Kabupaten Temanggung

No. Stakeholder Peran

1. Pemerintah • Membentuk kelompok-kelompok tani kopi yang diperkuat dengan membentuk Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APEKI) Cabang Temanggung.

• Mengadakan proyek percontohan pembudidayaan kopi tumpangsari dengan tembakau (pola Tlahab).

• Membuka trading-house untuk menangkap peluang ekspor hasil perkebunan.

2. Masyarakat • Sebagai pelaku kegiatan perkebunan 3. Dunia Usaha • Sebagai konsumen hasil perkebunan 4. Swasta • Investor sarana dan prasarana untuk pengelolaan perkebunan 5. Perbankan • Penyedia modal untuk pengembangan sentra produksi menuju klaster

industry

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4 , 2014.

Jika digambarkan dengan bagan, maka sistem kerja dari masing-masing stakeholder tersebut

adalah sebagai berikut:

Pemerintah

Masyarakat/Petani

Dunia Usaha

Swasta Perbankan

Pengelolaan Lahan dari

Pemerintah ke Masyarakat

Pemasaran Hasil Perkebunan ke

Konsumen

Sumber: hasil Analisis Kelompok 4 , 2014.

Gambar 3

System Kerja Stakeholder

4

Page 5: Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)

”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU”

Berdasarkan bagan di atas, dapat dilihat jika dalam semua proses pemanfaatan lahan

perkebunan dari kegiatan produksi hingga distribusi, selalu dalam pengawasan pemerintah. Hal ini

dilakukan agar proses dapat berjalan secara efektif dan efisien. Peran dunia usaha sudah cukup

telihat yaitu dengan adanya distribusi penjualan kopi dan tembakau ke beberapa perusahaan yang

ada di Jawa Tengah. Peran perbankan dalam pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten

Temanggung tepatnya pada komoditas kopi dan tembakau belum dapat dirasakan oleh para

petani, hal ini dikarenakan petani kerap kekurangan modal dan untuk mengatasinya para petani ma

sih menggunakan cara konvensional yaitu dengan cara kolektif mengumpulkan uang kemudian

dijadikan modal bersama.

3. Efisiensi Kolektif Klaster Kopi dan Tembakau Kabupaten Temanggung

Salah satu tujuan dari adanya klaster adalah untuk menciptakan efisiensi kolektif yang biasanya

dapat berupa terbentuknya jaringan bahan baku, jaringan proses produksi, jaringan pemasaran,

dan transfer pengetahuan antar pelaku yang tergabung dalam klaster. Berdasarkan hasil survey

lapangan, diketahui bahwa klaster kopi dan tembakau Kabupaten Temanggung sudah mulai

menciptakan efisiensi kolektif. Berikut ini adalah diagram alur proses yang terjadi di dalam klaster

tembakau Kabupaten Temanggung.

Diagram diatas menunjukkan proses kegiatan yang terjadi dalam klaster tembakau. Jaringan

pemasaran tembakau yang terbentuk sudah sangat luas yaitu hingga mencapai pasar luar negeri

sehingga efisiensi kolektif dalam aspek jaringan pemasaran sudah dapat terbentuk, dan petani

tidak perlu khawatir dalam penjualan hasil panen tembakau karena sudah memiliki pasar yang

pasti. Namun dalam proses penentuan harga tembakau yang akan dipasarkan ini, posisi petani

sangat lemah, hal ini dikarenakan jaringan yang terbentuk mengharuskan jasa grader tembakau

yang memberikan harga pada tembakau yang akan dipasarkan dan tidak ada proses tawar

menawar antara pengepul dengan jasa grader tembakau, sehingga petani tidak bisa menentukan

Petani

Tembakau

Pengepul

Tembakau

Industri Jasa

Grader Tembakau

Industri Rokok

Kretek

Eksportir Luar Negeri

Kelompok

Petani

Tembakau

Jaringan

Distribusi

Jaringan

Sharing

Informasi

Konsumen

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4, 2014

Gambar 4 Bagan Aktivitas Klaster Tembakau Kabupaten Temanggung

5

Page 6: Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)

”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU”

harga jual tembakau hasil panennya sendiri. Peran kelompok petani tembakau hanya sebatas

penyebaran informasi mengenai pola tanam dan belum sampai pada tahap membantu petani

tembakau dalam penentuan harga. Sehingga efisiensi yang terbentuk hanya sebatas penyebaran

informasi. Pada tahap produksi, petani tembakau sangat bergantung pada industri rokok yang

berada di luar Kabupaten Temanggung, hal ini dikarenakan belum adanya industri rokok di

Kabupaten Temanggung dan terbatasnya sumber daya apabila petani harus mengolah tembakau

menjadi produk jadi rokok.

Pada komoditas kopi alur aktivitas yang terjadi adalah sebagai berikut.

Diagram diatas menunjukkan proses kegiatan yang terjadi dalam klaster kopi. Sama halnya

yang terjadi pada jaringan pemasaran tembakau, jaringan pemasaran yang terbentuk pada

komoditas kopi sudah sangat luas yaitu hingga mencapai pasar luar negeri sehingga efisiensi

kolektif dalam aspek jaringan pemasaran sudah dapat terbentuk. Jaringan pemasaran kopi juga

lebih variatif, petani dapat memilih untuk menjual ke pengepul atau ke kelompok tani karena

kelompok tani kopi sudah dapat mengolah biji kopi menjadi produk kopi bubuk dengan

menggunakan merek bersama kelompok tani, hal ini juga menambah efisiensi karena dengan

adanya merek bersama, masing-masing petani tidak pelu mendaftarkan merek usahanya kepada

dinas perdagangan. Petani juga dapat menjual biji kopinya setelah dikupas ke pengepul yang

selanjutnya akan didistribusikan ke industry kopi bubuk atau ke eksportir. Dengan adanya

kelompok tani, petani kopi di Kabupaten Temanggung sudah dapat mengolah biji kopi yang

mereka tanam menjadi kopi bubuk yang siap dipasarkan disamping itu kelompok tani juga

berfungsi sebagai media penyebaran informasi mengenai pola tanam kopi sehingga akan

menciptakan efisiensi kolektif yang lebih baik.

4. Kelayakan Skala Ekonomi

Dalam pengembangan ekonomi lokal melalui klaster kopi dan tembakau di Kabupaten

Temanggung kegiatan ekonomi yang dilakukan sudah mampu menciptakan adanyan kegiatan lain,

diantaranya adalah industri pariwisata. Kondisi geografis Kabupaten Temanggung yang berada di

dataran tinggi dan komoditas kopi serta tembakau yang hanya dapat tumbuh di dataran tinggi

dimanfaatkan oleh pemeritah daerah Kabupaten untuk dapat memanfaatkannya sebagai daerah

Jaringan

Distribusi

Jaringan

Sharing

Informasi

Petani Kopi Pengepul Kopi Industri

Pengupas Kopi

Industri Kopi

Bubuk

Eksportir Kopi Ekspor

Industri

Pengolahan Kopi

Bubuk Kelompok

tani

Konsumen Kelompok Tani

Kopi

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4, 2014.

Gambar 5 Bagan Aktivitas Klaster Kopi

Kabupaten Temanggung Temanggung

6

Page 7: Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)

”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU”

tujuan wisata di Kabupaten

Temanggung. Kelayakan skala eknomi

yang coba diciptakan oleh petani kopi

di Kabupaten Temanggung adalah

dengan meningkatkan kualitas biji kopi

melalui pemilihan pada saat pemetikan

yaitu hanya memetik biji kopi merah

sehingga kualitas biji kopi sudah bagus

dan layak bersaing dengan produk kopi

lain.

C. ANALISIS PENGEMBAGAN

EKONOMI LOKAL ‘KLASTER

PERKEBUNAN KOPI DAN

TEMBAKAU KAB. TEMANGGUNG’

1. Analisis Tahap Klaster

Pengembangan klaster

perkebunan yang ada di Kabupaten

Temanggung masih dalam tahap

klaster pemula. Hal tersebut dapat

ditunjukkan oleh belum adanya

variasi dari kegiatan usaha yang ada

seperti variasi pada pengolahan

hasil perkebunan. Perkebunan kopi

di Kabupaten Temanggung hanya

sebatas pada industry pengupasan

buah kopi dan industry kopi bubuk

saja, belum ada inovasi lain dalam

mengolah hasil perkebunan kopi.

Sama halnya dengan kopi,

perkebunan tembakau pun hanya

sebatas pengolahan tembakau

sebagai bahan baku rokok saja,

belum terdapat kegiatan lain yang

dapat melanjutkan hasil pengolahan

bahan baku tembakau menjadi

produk lain. Pada klaster pemula ini,

klaster-klaster yang ada di

Kabupaten Temanggung sudah

mulai memasarkan hasil

pengolahan perkebunannya melalui

7

Page 8: Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)

”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU”

perantara. Pada klaster perkebunan kopi, hasil perkebunan kopi dapat dipasarkan melaui

pengepul kopi atau memlaui kelompok tani. Hasil pengolahan kopi ini dipasarkan hingga ke luar

negeri. Pada klaster perkebunan tembakau, hasil perkebunan tembakau ini dipasarkan memalui

industry jasa grader tembakau. Sama halnya dengan kopi, pemasaran hasil tembakau ini sudah

mencapai luar negeri,dari grader jasa tembakau dipasarkan ke pabrik rokok kretek dan diekpor

ke luar negeri.

Kerjasama antar kegiatan yang ada di klaster pada perkebunan Kabupaten Temanggung

yaitu terjadi pada kluster perkebunan kopi yang terdapat kerjasama antar kegiatan untuk

mengahasilkan olahan kopi bubuk yaitu antara kegiatan pengupasan biji kopi, pengeringan biji

kopi, pemilihan biji kopi, dan pengolaan biji kopi menjadi bubuk kopi. Selain itu klaster

perkebunan kopi dank klaster perkebunan tembakau ini bekerja sama dengan kegiatan lain

berupa pariwisata. Dimana klaster-klaster ini dijadikan sebagai salah satu obyek wisata di

Kabupaten Temanggung ini.

2. Analisis Proses Produksi Hasil Perkebunan

Komoditas kopi di Kabupaten Temanggung telah diusahakan secara turun - menurun sejak

zaman penjajahan Belanda. Komoditas ini mempunyai potensi untuk dikembangkan karena

merupakan komoditas yang memiliki harga yang stabil, sehingga dianggap dapat menjadi

komoditas yang mampu meningkatkan perekonomian di Kabupaten Temanggung.

Hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Temanggung terdapat budidaya tanaman kopi

rakyat. Secara teknis, hampir semua memiliki kesesuaian lahan untuk pengembangan kopi.

Sampai saat ini tercatat luas areal dan produksi kopi Robusta Kabupaten Temanggung

menduduki peringkat pertama diantara daerah produsen kopi Jawa Tengah (diikuti daerah

Wonosobo, Kab. Semarang dan Kendal). Luas areal tanaman kopi akhir tahun 2009 mencapai

luas 10.244,44 ha dengan produksi mencapai 5.873,14 ton dengan jumlah keterlibatan petani

15.074 orang. Dari 20 (dua puluh) kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung terdapat

potensi tanaman kopi, namun daerah-daerah sentra kopi terbesar hanya terdapat di 10

Andalkan inovasi dan

manajemen mutu

Andalkan SDA, SDM

tradisional

Tergantung pada Pemda Andalkan Kemitraan

SENTRA

KLUSTER

PEMULA

KLASTER

DINAMIS

KLASTER MAJU

Mulai kerja sama

antar kegiatan

Sinergi intern klaster,

dominasi yang besar

Sinergisitas antar

industri, antar daerah Pemasaran

via

perantara

Variasi kegiatan usaha

besar sbg lokomotif

Targeting, positioning

pasar, standar

manajemen mutu

Sumber : Munir et al. (2007)

Gambar 6 Tahapan Kluster

8

Page 9: Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)

”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU”

kecamatan yaitu Kecamatan Gemawang, Candiroto, Kandangan, Bejen, Pringsurat, Bansari,

Kledung, Kaloran, Wonoboyo.

Produksi kopi di Kabupaten Temanggung cukup besar, total produksi kopi di rata- rata 5.873

ton per tahun, dengan produksi jenis kopi robusta. Kopi jenis Arabica. mulai dibudidayakan

secara terprogram, saat ini sudah terdapat lebih dari 1.400 ha dari target 5.000 ha yang akan

dikembangkan. Kopi arabica mulai dibudidayakan karena memiliki harga jual relatif lebih baik

dari kopi robusta.

Kualitas kopi pada umumnya ditentukan semenjak tanam, proses pemanenan hingga proses

pasca panen. Kualitas kopi juga tergantung pada adanya naungan. Naungan yang diperlukan

adalah tanaman pelindung. Tanaman pelindung berfungsi mengikat Nitrogen (N) pada akar,

dimana daun-daun tanaman pelindung yang gugur berfungsi meningkatkan kandungan

nitrogen tanah. Selain itu tanaman pelindung ini diperlukan untuk mengatur intensitas cahaya

matahari. Karena bila tanaman kopi kurang mendapat cahaya, maka tanaman kopi tidak akan

berbunga dan tidak membentuk cabang yang banyak. Biasanya tanaman pelindung untuk

budidaya tanaman kopi adalah albasia. Peluang pengusahaan kopi sangat terbuka, karena tata

niaga kopi saat ini bebas dari kuota sementara permintaan kopi dunia meningkat.

Permasalahan dan Tantangan Pengusahaan Kopi di Kabupaten Temanggung.

• Keterbatasan modal

Menyebabkan sebagian petani terpaksa memetik kopi belum sepenuhnya matang (petik

hijau). Dalam kondisi yang demikian biji kopi yang dihasilkan akan memiliki mutu kurang .

Keterbatasan modal ini menyebabkan para petani tidak dapat menyimpan kopi dalam jangka

waktu yang lama.

• Faktor keamanan

Keamanan menjadi isu yang meresahkan semenjak naiknya harga kopi, maka praktek-

praktek pencurian kopi menjadi semakin marak, hal ini mendorong terjadinya petik hijau.

• Pengelolaan hasil pasca panen

Saat ini pengolahan kopi masih dilakukan secara tradisional. Proses penjemuran dan

pengupasan masih belum menggunakan alat-alat yang standar. Akibatnya biji kopi yang

dihasilkan akan memiliki nilai cacat yang tinggi.

9 9

Page 10: Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)

”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU”

Di tingkat petani , kopi yang dipetik dan diolah sebagian telah mulai dikembangkan menjadi

kopi bubuk, melalui kelompok usaha bersama (KUB). Proses penyimpanan kopi menjadi proses

yang krusial karena akan menentukan tingkat fermentasi kopi, semakin lama disimpan akan

dihasilkan kopi yang memiliki nilai yang tinggi.

Proses penetapan kompetensi inti dilakukan dengan memeriksa rantai nilai di dalam

rangkaian pengusahaan komoditas unggulan prioritas. Dalam rangkaian pengusahaan ini

diharapkan muncul adanya aktivitas yang dianggap mampu menghasilkan nilai tambah tinggi

yang diharapkan akan menjadi kompetensi inti daerah.

Industri pengolahan kopi di Kabupaten Temanggung masih terbatas pada pengolahan kopi

bubuk, yang masih membutuhkan adanya pembinaan dan penguatan pasar sehingga

diharapkan akan muncul kopi spesifik khas Temanggung. Pengusahaan komoditas kopi sudah

dimulai beberapa tahun, dan saat ini Kabupaten Temanggung sudah mulai mengekspor kopi

melalui eksportir. Rantai nilai industri dari Pengusahaan kopi di Temanggung memberikan

gambaran bahwa pengusahaan kopi saat ini masih dominan pada aktivitas penanaman dan

pengolahan pasca panen. Industri pengolahan yang dilakukan baru pada tahap kemampuan

menghasilkan kopi bubuk.

10

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4, 2014

Gambar 7 Proses Produksi

10

Page 11: Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)

”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU”

3. Analisis SWOT

Strength: - Lokasi Kabupaten Temanggung yang berada di dataran tinggi

mempunyai potensi dikembangkan sebagai daerah perkebunan - Mempunyai pola tanam tlahab sehingga menciptakan variasi hasil

perkebunan - Terdapat kelompok usaha tani dan adanya dukungan pemerintah

Weakness: - Kurangnya peran Lembaga Keuangan

(Bank) dalam membantu masalah keuangan dalam pengembangan ekonomi lokal

- Petani tembakau tidak dapat menentukan harga jual hasil panennya sendiri

- Terbatasnya sumber daya pengolahan hasil perkebunan di kelompok tani/petani

- Tidak ada diversifikasi produk olahan hasil perkebunan

Opportunity: - Jaringan

pemasaran hasil produksi yang sudah cukup luas

- Kawasan perkebunan yang sudah dijadikan tujuan wisata

S-O - Pengembangan area lahan perkebunan yang didasarkan pada

kesesuaian lahan - Meningkatkan peluang pasar domestik maupun internasional melalui

kegiatan promosi - Mengembangkan kawasan perkebunan sebagai kawasan agrowisata

sehingga menciptakan kegiatan ekonomi lain yang mendukung perkebunan

- Menetapkan standar hasil panen (pemetikan komoditas perkebunan) dan menerapkan system manajemen mutu seperti (SNI,ISO dsb) pada hasil perkebunan untuk meningkatkan kualitas produk sehingga mempunyai daya saing di pasar

- Menetapkan kebijakan yang pro investasi dan penciptaan iklim usaha yang kondusif

W-O - Menjalin kerjasama dengan Bank melalui

penetapan kontrak bersama dengan Pemerintah Daerah

- Membina dan mengembangkan industri rumah tangga untuk mengolah kopi sehingga menciptakan diversifikasi produk hasil perkbebunan dan menjadikannya sebagai tujuan wisata dalam agrowisata perkebunan

Threat: - Kerusakan lahan

perkebunan

S-T - mewujudkan usaha perkebunan yang ramah lingkungan dan mendukung

pelestarian lingkungan - Peningkatan produktivitas perkebunan melalui upaya

intensifikasi, rehabilitasi dan peremajaan areal perekbunan

W-T - melakukan koordinasi dengan semua pihak

dalam industri perkebunan untuk menjalin kemitraan yang berlandaskan kebersamaan ekonomi

11

Page 12: Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)

”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU”

D. Kesimpulan

Kabupaten Temanggung merupakan wilayah yang mempunyai sumber daya hasil pertanian yang

sangat melimpah. Kondisi geografis yang berada di daerah pegunungungan membuat salah satu faktor

pendukung adanya perekonomian berbasis hasil pertanian. Sebagai contoh pertanian yang

dikembangkan adalah kopi, tembakau, teh, sayuran, dan lain-lain. Kegiatan pertanian tersebut tidak

terlepas dari berbagai kendala yang dihadapi para petani diantaranya adalah faktor modal, faktor

keamanan, dan pengelolaan hasil pasca panen. Oleh karena itu, untuk menggulangi berbagai kendala

yang dihadapi para petani dalam rangka meningkatkan hasil pertanian dapat dilakukan berbagai

langkah diantaranya adalah:

- Pengembangan area lahan perkebunan yang didasarkan pada kesesuaian lahan

- Meningkatkan peluang pasar domestik maupun internasional melalui kegiatan promosi

- Mengembangkan kawasan perkebunan sebagai kawasan agrowisata sehingga menciptakan

kegiatan ekonomi lain yang mendukung perkebunan

- Menetapkan standar hasil panen (pemetikan komoditas perkebunan) dan menerapkan system

manajemen mutu seperti (SNI,ISO dsb) pada hasil perkebunan untuk meningkatkan kualitas

produk sehingga mempunyai daya saing di pasar

- Menetapkan kebijakan yang pro investasi dan penciptaan iklim usaha yang kondusif.

Selain itu, juga bisa dilakukan langkah kemitraan bersama dengan beberapa pihak seperti bank

untuk meningkatkan kemampuan modal bagi para petani. Perhatian pemerintah juga sangat

dibutuhkan terlebih dalam hal penyediaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan pertanian agar

kegiatan tersebut bisa menghasilkan hasil yang lebih baik untuk kedepannya.

12