PENGEMBANGAN ONLINE LESSON PLAN MATEMATIKA … · teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di...
Transcript of PENGEMBANGAN ONLINE LESSON PLAN MATEMATIKA … · teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di...
PENGEMBANGAN ONLINE LESSON PLAN MATEMATIKA
BERBASIS COMPUTER ASSISTED INSTRUCTIONAL
MUKHLIS HIDAYAT
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Pengembangan Online Lesson Plan
Matematika berbasis Computer Assisted Instructional adalah karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Januari 2012
Mukhlis Hidayat
NIM G651090061
ABSTRACT
MUKHLIS HIDAYAT. The Development of Mathematics Online Lesson Plan based
on Computer Assisted Instructional. Under direction of SRI NURDIATI and YANI
NURHADRYANI.
Lesson plan is a plan that describes procedures and organization of learning,
in order to achieve a basic competency standards set out in content, and described in
syllabus. Lesson plan of mathematics is one object of many learning materials
applied in schools. System development lesson plan in mathematics is necessary to
maximally support the needs of teachers and realization of a dynamic learning
environment. The purpose of this research is to develop a prototype system of online
mathematics lesson plan based on computer assisted instructional. The benefit of
having such lesson plan is that it can ease teacher performance as a tool in
manufacturing lesson plan effectively. Research method applied to develop system
prototype was structural approach. The developed system offered several features
which are teacher competency tests, lesson plans, tutorials, and a discussion forum for
users. Prototype of the system has been tested offline, where all designed functions
on navigation menu could run well. The developed system presents more optimal and
effective lesson plans because it supports the use of teacher’s tacit and explicit
knowledge, variations and flexibilities in creating lesson plans, and adjustable
attributes. Furthermore, the system is also able to supply information on teaching
feasibility and provides a variable lesson plan reports.
Key words: online lesson plan, mathematic, Computer Assisted Instructional,
structural approach
RINGKASAN
MUKHLIS HIDAYAT. Pengembangan Online Lesson Plan Matematika berbasis
Computer Assisted Instructional. Dibimbing oleh Sri Nurdiati dan Yani Nurhadryani.
Pendidikan merupakan proses yang bersifat terencana dan sistematik, oleh
karena itu perencanaan dan pengelolaannya perlu disusun secara lengkap, dengan
pengertian dapat dipahami dan dilakukan oleh orang lain serta tidak menimbulkan
perbedaan persepsi. Perubahan paradigma pendidikan dari pendekatan tradisional
(konvensional) menuju pendekatan sistem sangat dibutuhkan, terutama pada proses
penyusunan lesson plan matematika. Hal ini didasarkan pada dokumen portofolio
sertifikasi guru dengan ditemukannya ketidakseragaman format dan isi lesson plan
yang dibuat. Kurangnya inovasi dalam strategi pengajaran akibat dari terbatasnya
penguasaan guru. Salah satu cara yang diusulkan untuk mengatasi permasalahan
tersebut yaitu dengan membangun suatu Online Lesson Plan (OLP) untuk mata
pelajaran matematika.
Tujuan dari penelitian ini yaitu mengembangkan OLP Matematika berbasis
Computer Assisted Instructional (CAI). Penggunaan OLP matematika dapat
mempermudah kinerja guru karena OLP sebagai alat bantu bagi guru dalam
pembuatan lesson plan secara efektif. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada
beberapa bagian di antaranya: (1) Pembuatan OLP diujicoba pada mata pelajaran
matematika SMA dengan aspek pembelajaran aljabar, (2) komponen lesson plan
untuk kegiatan pembelajaran menitikberatkan pada model pembelajaran kooperatif
dalam matematika, (3) integrasi CAI dalam sistem OLP menggunakan dua model
penyajian yaitu tutorial dan drill and practice.
Lesson plan adalah suatu rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Lesson plan merupakan
bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, melalui lesson plan yang
baik, guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih
terbantu dan mudah dalam belajar. Lesson plan dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik peserta didik, sekolah, dan mata pelajaran. Komponen
lesson plan yang baik mencakup di antaranya: (1) mata pelajaran, (2) kelas/semester,
(3) jumlah pertemuan, (4) alokasi waktu, (5) standar kompetensi, (6) kompetensi
dasar, (7) indikator, (8) tujuan pembelajaran, (9) materi ajar, (10) kegiatan
pembelajaran terdiri atas model, metode, pendekatan dan teknik pembelajaran, (11)
langkah-langkah pembelajaran, (12) alat dan bahan pembelajaran, (13) penilaian atau
evaluasi pembelajaran, dan (14) pengesahan.
Pembuatan lesson plan oleh guru sangat terkait dengan tingkat kompetensi
yang dimilikinya. Kompetensi guru merupakan tingkat kemampuan seorang guru
dalam melaksanakan kewajiban dan tanggungjawab dalam proses pembelajaran.
Kompetensi guru merupakan salah satu aspek penilaian terhadap kinerja guru,
sehingga dapat terampil dan profesional dalam bekerja. Klasifikasi keterampilan
tersebut dapat berupa keterampilan membuat lesson plan, melaksanakan dan menilai
pembelajaran.
Pada sistem OLP matematika, integrasi metode yang digunakan adalah CAI.
CAI atau Pengajaran Berbantuan Komputer (PBK) didefinisikan sebagai sebuah
bentuk teknologi komputasi multimedia yang diterapkan pada bidang pendidikan
dalam bentuk sekolah maya (virtual school) dengan serangkaian kegiatan pendidikan
dan pembelajaran menggunakan media komputer. Model CAI dalam OLP digunakan
hanya pada dua model, yaitu model drill and practice dan model tutorial. Model drill
and practice merupakan suatu model dalam pembelajaran dengan cara melatih
pengguna terhadap bahan atau materi yang pernah diperoleh sebelumnya. Model ini
menanamkan kebiasaan tertentu dalam bentuk latihan. Latihan yang dimaksud adalah
asesmen dan evaluasi. Dengan latihan terus menerus, maka akan tertanam dan
kemudian akan menjadi kebiasaan, sehingga menambah kecepatan, ketepatan,
kesempurnaan dalam melakukan penyusunan lesson plan matematika. Model drill
and practice dalam sistem OLP bertujuan memberikan pengalaman belajar yang
konkret dan menguji performance pengguna dalam OLP.
Model lain dalam CAI yaitu model tutorial yang bertujuan memberikan
bantuan bimbingan kepada pengguna ketika asesmen tidak mampu mencapai hasil
maksimal. Tutorial dalam sistem OLP dianggap sebagai pola belajar mandiri untuk
mendalami materi sesuai kebutuhan dalam penyusunan lesson plan matematika.
Komputer sebagai tutor berorientasi pada upaya membangun perilaku pengguna
melalui penggunaan komputer. Bahan tutorial yang disajikan dalam sistem ini dibuat
menggunakan software flip powerpoint 2.0.
Pengembangan sistem OLP matematika menggunakan pendekatan struktural.
Pengembangan sistem ini mengadopsi metode System Development Life Cycle
(SDLC) yang termodifikasi. Klasifikasi SDLC termodifikasi terdiri atas: (1) studi
pustaka dan kelayakan, (2) pengumpulan data, (3) analisis, (4) desain, (5)
implementasi, dan (6) pengujian.
Sistem yang dikembangkan pada OLP matematika mempunyai beberapa
features seperti asesmen pemahaman guru, tutorial lesson plan, evaluasi pemahaman
guru, create lesson plan, forum diskusi, dan report lesson plan. Implementasi
terhadap prototipe sistem OLP, telah diuji dan memberikan hasil bahwa semua fungsi
(pada menu navigasi) dapat berjalan dengan baik. Sistem ini juga dapat memberikan
suatu informasi terhadap kelayakan guru dalam mengajar (teaching feasibility) dan
mekanisme hasil laporan pembuatan lesson plan lebih bersifat dinamis.
Kata kunci: online lesson plan, matematika, pendekatan struktural, computer assisted
instructional
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2012
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang
wajar bagi IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
PENGEMBANGAN ONLINE LESSON PLAN MATEMATIKA
BERBASIS COMPUTER ASSISTED INSTRUCTIONAL
MUKHLIS HIDAYAT
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Komputer
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Firman Ardiansyah, S.Kom., M.Si.
Judul Tesis : Pengembangan Online Lesson Plan Matematika Berbasis
Computer Assisted Instructional
Nama : Mukhlis Hidayat
NRP : G651090061
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. Dr. Yani Nurhadryani, S.Si., M.T.
Ketua Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana
Ilmu Komputer
Dr. Ir. Agus Buono, M.Si, M.Kom. Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr.
Tanggal Ujian : 10 November 2011 Tanggal Lulus: 20 Januari 2012
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan
karunia-Nya, sehingga tesis ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tesis ini
mengkaji tentang Pengembangan Online Lesson Plan Matematika berbasis
Computer Assisted Instructional.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Ibu Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc., dan Dr. Yani Nurhadryani, S.Si., MT., selaku
komisi pembimbing yang telah berkenan memberikan arahan, bimbingan dan
nasehat selama persiapan penyusunan konsep penelitian, pelaksanaan penelitian
hingga penyusunan tesis.
2. Bapak Firman Ardiansyah, S.Kom., M.Si., atas kesediaannya sebagai penguji luar
komisi pada ujian sidang tesis, yang telah memberikan banyak masukan dan saran
dalam penyempurnaan tesis ini.
3. Ibu Dr. Rahmah Johar, M.Pd., sebagai dosen tetap pada Program Studi
Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah, Banda Aceh, atas sharing dan akuisisi
pengetahuan serta informasi tentang pembelajaran dalam matematika.
4. Bapak Dr. Ir. Agus Buono, M. Si., M.Kom., sebagai ketua Program Studi
Magister Ilmu Komputer dan segenap pimpinan serta staf akademik dan staf
administrasi pada Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB.
5. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan waktu luangnya untuk diskusi
dan motivasi dalam penyelesaian tesis, terutama kepada Deba Supriyanto, M.Si.,
Rico Andrian, Favorison R Lumbanraja, M.Si., Kamaluddin Mahfudz, Kafi
Hedonis, Abdul Tahir, M.Si., rekan-rekan S2 ILKOM angkatan 10 (2008),
angkatan 11 (2009), angkatan 12 (2010) dan angkatan 13 (2011), rekan-rekan
FORKUB dan IKAMAPA, rekan-rekan S2 Matematika IPB (2009), serta rekan-
rekan lain yang tidak dapat penulis sebutkan disini.
6. Istri tercinta Gusti Rahmayani, S.Pd., dan anakku tersayang Listi Putri Hidayat (3
tahun), serta orang tua, mertua dan adik-adik atas dukungan doa, dorongan
semangat dan kasih sayang yang tiada henti.
Semoga tesis ini bermanfaat dan dapat menjadi sumber informasi untuk
mengembangkan penelitian lanjutan.
Bogor, Januari 2012
Mukhlis Hidayat
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Meulaboh kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh,
pada tanggal 31 Agustus 1982 dari ayah (Alm) Nabhani dan ibu Taufidah. Penulis
merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Pada tahun 2007, menikah dengan Gusti
Rahmayani, S.Pd., dan telah dikaruniai seorang putri bernama Listi Putri Hidayat (3
tahun).
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 24 Meulaboh pada tahun
1994, pendidikan sekolah menengah pertama diselesaikan di MTsN 1 Meulaboh pada
tahun 1997 dan sekolah menengah atas diselesaikan di SMUN 3 Meulaboh pada
tahun 2000. Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH) melalui Undangan Seleksi Masuk Universitas
(USMU) yang diselesaikannya pada tahun 2004 dengan gelar Sarjana Pendidikan
Matematika (S.Pd).
Tahun 2005, bekerja sebagai staf pengajar matematika pada Sekolah Tinggi
Agama Islam (STAIN) Malikussaleh, Lhokseumawe. Pada Tahun 2006 hingga saat
ini, penulis diterima sebagai staf pengajar tetap pada Program Studi Pendidikan
Matematika FKIP UNSYIAH, Banda Aceh. Mata kuliah yang diampu oleh penulis
adalah Geometri Bidang dan Ruang, Program Linier dan Aplikasi Komputer.
Sejak tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Sekolah
Pascasarjana Program Magister Ilmu Komputer Institut Pertanian Bogor, yang
dibiayai dengan sponsor Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPS) oleh
Kementerian Pendidikan Nasional dan Bantuan Biaya Nanggroe Aceh Darussalam
(BBNAD) oleh Pemerintah Provinsi melalui UNSYIAH serta Bantuan Biaya
Penelitian tesis oleh SUPERSEMAR.
Penulis juga aktif dalam mempublikasikan karya ilmiah di antaranya
pembelajaran dengan menggunakan program sketchpad berbasis CAI untuk
meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep geometri bidang (2008),
pengintegrasian pengetahuan kebencanaan ke dalam KTSP di SD se-kota Banda
Aceh (2009), dan representasi pengetahuan pada penyusunan lesson plan matematika
menggunakan pendekatan soft computing (2010).
Judul penelitian yang dipertahankan dalam sidang tesis yang merupakan tugas
akhir guna memperoleh gelar Magister Ilmu Komputer adalah “Pengembangan
Online Lesson Plan Matematika Berbasis Computer Assisted Instructional”.
xvii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xxi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xxiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xxv
1 PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................. 5
2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................. 7
2.1 Keterkaitan Penelitian Terdahulu ...................................................................... 7
2.2 Atmosfer Sistem Pendidikan Indonesia ............................................................ 8
2.3 Keberadaan Lesson Plan dalam Sistem Pendidikan Indonesia ......................... 9
2.4 Lesson Plan (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ........................................ 12
2.4.1 Lesson Plan terhadap Kompetensi Guru ................................................. 14
2.4.2 Model Pembelajaran dalam Lesson Plan ................................................ 17
2.4.3 Metode Pembelajaran dalam Lesson Plan .............................................. 19
2.4.4 Lesson Plan Matematika ......................................................................... 21
2.5 Computer Assisted Instructional ..................................................................... 24
2.5.1 Pengembangan CAI ................................................................................ 24
2.5.2 Konsep Dasar CAI .................................................................................. 25
2.5.3 Peran CAI ................................................................................................ 26
2.6 Model Pengembangan Sistem ......................................................................... 27
2.6.1 Pendekatan Struktural ............................................................................. 31
2.6.2 Context Diagram ..................................................................................... 32
xviii
2.6.3 Data Flow Diagram (DFD) ..................................................................... 32
2.6.4 Entity Relational Diagram (ERD) ........................................................... 33
2.6.5 Database .................................................................................................. 33
2.6.6 Pengujian ................................................................................................. 34
3 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................... 37
3.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 37
3.2 Kerangka Penelitian ......................................................................................... 38
3.2.1 Studi Pustaka dan Kelayakan .................................................................. 39
3.2.2 Pengumpulan Data ................................................................................... 39
3.2.3 Analisis dan Desain Sistem OLP ............................................................. 40
3.3 Alat Pendukung Penelitian .............................................................................. 43
3.4 Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................... 44
4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 45
4.1 Studi Pustaka dan Kelayakan .......................................................................... 45
4.1.1 Identifikasi Masalah ................................................................................ 45
4.1.2 Aspek Organisasi ..................................................................................... 46
4.1.3 Aspek Teknologi ..................................................................................... 47
4.1.4 Aspek Ekonomis ...................................................................................... 48
4.1.5 Aspek Kebutuhan Pengguna .................................................................... 48
4.1.6 Batasan Pengguna .................................................................................... 49
4.2 Pengumpulan Data ........................................................................................... 49
4.3 Analisis ............................................................................................................ 52
4.3.1 Analisis Architecture Vision ................................................................... 52
4.3.2 Analisis Kebutuhan Pengguna ................................................................. 53
4.3.3 Analisis kebutuhan data ........................................................................... 54
4.3.4 Online Lesson Plan .................................................................................. 65
4.3.5 Model Computer Assisted Instructional .................................................. 65
4.3.6 Bagan Alir (Flowchart) OLP ................................................................... 66
4.4 Desain .............................................................................................................. 68
xix
4.4.1 Diagram Konteks .................................................................................... 68
4.4.2 Data Flow Diagram (DFD) .................................................................... 69
4.4.3 Entity Relation Diagram (ERD) ............................................................. 72
4.4.4 Desain Kamus Data ................................................................................. 74
4.4.5 Desain Antarmuka Pengguna (User Interface Design) ........................... 74
4.4.6 Desain Fungsional Sistem ....................................................................... 76
4.4.7 Desain Masukan ...................................................................................... 78
4.4.8 Desain Arsitektur Global OLP ................................................................ 79
4.5 Implementasi ................................................................................................... 80
4.5.1 Implementasi database............................................................................ 80
4.5.2 Implementasi Sistem ............................................................................... 81
4.6 Pengujian ......................................................................................................... 88
5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 91
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 91
5.2 Saran ................................................................................................................ 92
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 93
LAMPIRAN ................................................................................................................ 99
xxi
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Standar global kompetensi guru menurut Danielson (1996).................................... 16
2 Mekanisme kerja pada kerangka penelitian ............................................................. 42
3 Perbandingan karakteristik model-model pembelajaran kooperatif ........................ 58
4 Daftar fungsional OLP ............................................................................................. 76
5 Halaman Masukan pada OLP................................................................................... 78
6 Perbedaan penilaian penyusunan lesson plan .......................................................... 89
xxiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Keterlibatan stakeholders dalam sistem pendidikan. ............................................. 2
2 Arsitektur model konseptual pengelolaan pendidikan sekolah. ........................... 11
3 Hirarki lesson plan. .............................................................................................. 13
4 Format baku lesson plan. ..................................................................................... 14
5 Model pembelajaran matematika sebagai salah satu komponen lesson plan. ..... 18
6 Hirarki model pembelajaran. ............................................................................... 20
7 Kedudukan model pembelajaran matematika di sekolah (Rohayati 2008).......... 20
8 Materi matematika di SMA sebagai salah satu komponen lesson plan. .............. 23
9 Perbedaan pilihan SDLC (Satzinger et al. 2007). ................................................ 28
10 Pendekatan SDLC dengan metode spiral (Satzinger et al. 2007)........................ 29
11 Pendekatan SDLC dengan metode waterfall (Satzinger et al. 2007). ................. 29
12 Diagram alir kerangka penelitian. ........................................................................ 38
13 Skema penentuan Strategi Belajar Mengajar (SBM). .......................................... 51
14 Skema penentuan materi pembelajaran. .............................................................. 51
15 Skema kebutuhan pengguna pada OLP. .............................................................. 54
16 Klasifikasi aspek aljabar matematika di SMA. .................................................... 56
17 Proses penyusunan lesson plan. ........................................................................... 62
18 Bentuk relasi fungsi dua himpunan. ..................................................................... 63
19 Bagan alir (flowchart) OLP. ................................................................................ 67
20 Diagram konteks OLP. ......................................................................................... 69
21 DFD level 1 pada OLP. ........................................................................................ 70
22 DFD level 2 permutakhiran (update) data. .......................................................... 71
23 ERD pada OLP. ................................................................................................... 73
24 Rancangan antarmuka sistem. .............................................................................. 75
25 Arsitektur global OLP. ......................................................................................... 80
26 Tampilan halaman register dan login OLP. ......................................................... 81
27 Tampilan halaman utama OLP. ........................................................................... 82
xxiv
28 Tampilan Menu halaman login atau register. .................................................... 83
29 Tampilan halaman informasi asesmen. .............................................................. 84
30 Tampilan halaman soal uji kompetensi awal (asesmen). ................................... 84
31 Tampilan halaman tutorial. ................................................................................ 85
32 Halaman tutorial dengan topik lesson plan. ....................................................... 86
33 Tampilan halaman informasi create lesson plan. .............................................. 87
34 Tampilan halaman create lesson plan by owner. ............................................... 87
35 Tampilan hasil cetak dalam format pdf. ............................................................. 88
36 Peran user pada penyusunan lesson plan. .......................................................... 90
xxv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Data materi pembelajaran matematika SMA ......................................................... 101
2 Data model pembelajaran matematika ................................................................... 107
3 Data kuesioner pakar atau praktisi pendidikan ..................................................... 109
4 Data hasil penilaian lesson plan berdasarkan uji instrumen dan wawancara pakar121
5 Data metode pembelajaran matematika ................................................................. 125
6 Data pendekatan pembelajaran matematika ........................................................... 127
7 Aturan logika pada sistem OLP matematika .......................................................... 131
8 Kamus data sistem OLP matematika ..................................................................... 137
9 Implementasi database OLP matematika ............................................................... 141
10 Sistem navigasi pada OLP matematika ................................................................ 145
11 Pengujian sistem OLP matematika ...................................................................... 147
1
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi, telekomunikasi, media, dan informatika
(TELEMATIKA) yang semakin cepat, telah berdampak nyata pada perubahan sikap
dan perilaku masyarakat pengguna dalam mencari atau bertukar informasi. Seiring
dengan penggunaan TELEMATIKA yang berkembang dengan perjalanan waktu,
berbagai aplikasi telah atau sedang dikembangkan untuk memudahkan manusia
dalam memecahkan berbagai permasalahan (problem solving) di segala bidang.
Persaingan yang terjadi di era globalisasi, menumbuhkan kompetisi antar bangsa,
sehingga menuntut adanya pengembangan kualitas sumber daya manusia. Fenomena
globalisasi ini ditandai oleh kekuatan konvergensi teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) yang semestinya menjadi faktor mendasar untuk ditransformasikan
ke lembaga pendidikan.
Pentingnya lembaga pendidikan membangun teknologi dan sistem informasi,
mendukung untuk terwujudnya lingkungan pembelajaran yang dinamis, dengan cara
memanfaatkan TIK dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, administrasi, serta
interaksi dan kolaborasi antara guru, siswa, orang tua, dan masyarakat (Mukhtar &
Iskandar 2010). Sejumlah pakar teknologi berperan mengembangkan sistem yang
mampu mengatur, mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, menganalisis dan
mengintegrasikan serta menampilkan berbagai informasi (data). Trend teknologi
informasi dalam pengajaran dan pendidikan terkini banyak bermunculan sebagai
suatu wahana komputer pendidikan seperti e-academic, e-learning, e-authoring and
learning, e-finance, e-business, e-management, e-goverment dan e-commerce.
Dunia pendidikan sebagai wadah tempat menimba ilmu pengetahuan dan
teknologi dituntut untuk peka dan penyesuaian (adaptif) dengan perkembangan
teknologi. Salah satu kebutuhan guru terhadap teknologi informasi di berbagai
jenjang pendidikan yaitu dengan adanya sistem pendukung bagi guru dalam
penyusunan lesson plan atau rencana pelaksanaan pembelajaran. Ketersediaan sistem
2
Online Lesson Plan (OLP) dapat membantu kinerja guru sehingga peningkatan
kompetensi guru diharapkan dapat terwujud.
Kebutuhan akan sistem, muncul seiring dengan adanya tuntutan penguasaan
materi pembelajaran maupun ilmu pedagogik (As‟ari 2006), guna peningkatan
kompetensi guru (Unsyiah 2007). Upaya kebutuhan ini terus ditingkatkan melalui
serangkaian kegiatan pendampingan dan pelatihan yang diberikan untuk guru oleh
stakeholder pendidikan (akademisi atau pakar). Namun, hal ini masih belum merata
diperoleh guru terutama menyangkut penyusunan lesson plan. Pemantauan dan
evaluasi terhadap guru oleh institusi pendidikan juga masih terbatas dan kurang
terbuka. Untuk itu keterlibatan stakeholder pendidikan sangat diperlukan agar dapat
memberikan kontribusi yang memadai dalam meningkatkan kinerja profesionalitas
guru (Gambar 1).
Stakeholders
Praktisi Pendidikan
(Guru)
Institusi Pendidikan Daerah
(Dinas Pendidikan/MPD)
Akademisi Pendidikan
(LPTK/FKIP)
Institusi Pendidikan
Pusat (LPMP)
Komite Sekolah/
Masyarakat
Kepala Sekolah
Musyawarah Guru
Mata Pelajaran
(MGMP)
Gambar 1 Keterlibatan stakeholders dalam sistem pendidikan.
Lesson plan adalah suatu rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus (Rusman 2010). Lesson
plan merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, melalui
lesson plan yang baik, guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan
siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Lesson plan dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, sekolah, dan mata pelajaran.
3
Penyusunan lesson plan mata pelajaran terutama matematika di SMA menimbulkan
banyak kendala baik pada proses maupun mekanismenya. Dalam hal ini stakeholder
pendidikan kurang berperan dalam memberikan penyelesaian terhadap masalah
tersebut.
Berdasarkan penelusuran penulis dari hasil dokumen portofolio sertifikasi guru
(Unsyiah 2009) dan wawancara dengan sejumlah guru di Aceh pada awal tahun 2011,
diperoleh beberapa fakta terkait penyusunan lesson plan matematika di antaranya:
a. Banyak guru yang belum mengetahui komponen penting dalam penyusunan
lesson plan matematika,
b. Tingkat penguasaan guru matematika terhadap aspek pembelajaran
matematika dan strategi pembelajaran masih rendah (Hidayat 2004),
c. Sosialiasi terkait cara-cara atau metode pembuatan lesson plan yang baik
belum dilaksanakan secara optimal,
d. Ketidakteraturan dalam pembuatan lesson plan baik secara operasional dan
sistematis,
e. Evaluasi hasil pembuatan lesson plan tidak dilaksanakan secara maksimal,
f. Kurangnya kedisiplinan waktu menyerahkan laporan lesson plan dalam setiap
pertemuan,
g. Kemudahan mendapatkan lesson plan matematika yang dikomersilkan oleh
beberapa provider.
h. Penyusunan lesson plan matematika masih dibuat secara manual dengan
informasi yang terbatas.
Sejauh ini sistem OLP matematika belum pernah dikembangkan di Indonesia
dan ini menjadi perhatian utama penulis untuk membangun sistem tersebut.
Berdasarkan penelusuran penulis di berbagai website universitas terkemuka, terdapat
beberapa peneliti yang di antaranya telah merancang sistem penyusunan lesson plan
untuk guru seperti yang dilakukan di Nanyang Technological University (Singapore),
Massachusetts Institute of Technology (Amerika Serikat) dan University of Missouri
(Columbia). Seperti halnya penelitian tentang studi kemunculan praktek guru dalam
pengembangan lesson plan berbasis internet (Battle & Hawkins 1996), sistem lesson
4
plan berbasis web untuk spesifikasi pendidikan di Missouri (Wang & Lin 2002),
rancangan dan evaluasi sistem penyusunan lesson plan berbasis web (Wang &
Wedman 2003), dan sistem online lesson plan menggunakan model pembelajaran 5E
(He & Wang 2008).
Dengan adanya penelitian pendukung dari beberapa jurnal dan informasi
permasalahan lokal, maka penulis sangat tertarik untuk mendalami dan merencanakan
dalam merancang serta mengembangkan sistem OLP matematika berbasis computer
assisted instructional (CAI). Sistem pengajaran berbantuan komputer (CAI)
merupakan suatu bentuk pemanfaatan komputer sebagai alat bantu pembelajaran
terutama dalam pembuatan lesson plan matematika. Oleh karena proses pembelajaran
yang dilakukan secara mandiri menggunakan komputer. Hal ini didasarkan dan
didukung kuat dari teori-teori pembelajaran terdahulu yang terus berkembang pesat
seperti teori behavioristik, teori kognitif dan teori konstruktivis (Sudjana 1991).
Di Indonesia, perkembangan CAI secara kuantitas maupun kualitas masih
belum banyak mendapat perhatian (Surdjono & Utomo 1997). Dengan semakin
meningkatnya jumlah kepemilikan komputer di beberapa lembaga pendidikan (untuk
kota-kota besar) serta tuntutan kebutuhan, maka diperlukan pengembangan program
pembelajaran secara interaktif baik online maupun offline. Kecenderungan inilah
yang menjadi pemicu semangat dan motivasi bagi guru dalam membuat lesson plan
matematika secara efektif dan efisien. Integrasi model CAI sangat bervariasi karena
metode penyajian komputer berperan seperti pengajar dengan menerapkan beberapa
model di dalamnya seperti tutorial, drill and practice, simulasi dan problem solving
(Yahya & Humairo, 2010).
1.2 Perumusan Masalah
Masalah penelitian yang telah dikemukakan pada latar belakang belum
dirumuskan secara spesifik atau belum operasional. Agar masalah tersebut dapat
dipecahkan secara tepat seperti yang dikehendaki, maka perlu disajikan secara
operasional sehingga menggambarkan pula pendekatan sistem yang akan digunakan.
Penelitian ini difokuskan pada pengembangan sistem OLP matematika berbasis CAI.
5
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana mengembangkan OLP
matematika berbasis CAI?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengembangkan
OLP matematika berbasis CAI.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
a. OLP matematika diharapkan mampu menjadi suatu alternatif model penyusunan
lesson plan yang efektif.
b. OLP matematika merupakan pilot project untuk dapat dikembangkan pada bidang
studi dan jenjang pendidikan lainnya.
c. OLP matematika dapat membantu kinerja guru dan sebagai tools dalam
memberikan kemudahan penyusunan lesson plan matematika.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Pengembangan online lesson plan matematika berbasis CAI memiliki batasan
atau ruang lingkup yang harus dilakukan dengan cakupan sebagai berikut :
a. Penyusunan lesson plan diujicoba pada mata pelajaran matematika untuk tingkat
SMA.
b. Komponen penyusunan lesson plan lebih menitikberatkan pada beberapa model
pembelajaran kooperatif dalam matematika.
c. Aspek pembelajaran matematika yang dipilih adalah aljabar.
d. Metode pembelajaran yang diterapkan dalam CAI disajikan menggunakan 2
model penyajian yaitu tutorial dan drill and practice (Yahya & Humairo, 2010).
6
7
II TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian dalam pengembangan Online Lesson Plan (OLP) matematika
berbasis Computer Assisted Instructional (CAI) didasari pada beberapa konsep yang
saling berkaitan, serta temuan hasil penelitian terdahulu yang melandasi penelitian
ini. Uraian tersebut akan dijelaskan dalam bab ini.
2.1 Keterkaitan Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti lain
terhadap sistem informasi penyusunan lesson plan menunjukkan adanya perbedaan
dan keterbatasan area penelitian. Hal ini memungkinkan untuk dikembangkan sesuai
kebutuhan wilayah setempat serta penggunaan teknik komputasi tertentu. Penelitian
tersebut di antaranya:
a. Battle dan Hawkins (1996), melakukan penelitian dengan topik a study of
emerging teacher practices in internet-based lesson plan development. Topik ini
menjelaskan tentang dua aspek dari project pengembangan lesson plan berbasis
internet yaitu Science On-Line (SOL) dan earth and space science for the
clasroom. Dari hasil penelitian ini diperoleh 5 implikasi yakni relevansi
pengembangan lesson plan pada internet, pengaruh langsung, penyesuaian materi
internet bagi setiap guru, metodologi handal untuk partisipasi peneliti, dan
konektivitas di dalam kelas.
b. Wang dan Lin (2002), melakukan penelitian tentang Missouri-specific web-based
lesson planning system. Topik ini menjelaskan bahwa pendekatan tradisional
penyusunan lesson plan berbasis kertas sangatlah rumit dan akibatnya merugikan
efektifitas dan efisiensi guru. Hasil penelitian ini meningkatkan kualitas guru
dengan dua upaya penting yakni pada fase awal dapat mengembangkan,
menerapkan dan menguji fungsi pilot project dari sistem dan fase akhir
mendukung komunikasi melalui web dalam model lesson plan.
c. Wang dan Wedman (2003) dengan penelitian designing and evaluating a web-
based lesson planning system yang merupakan penelitian lanjutan dari Wang dan
8
Lin (2002). Hasil studi memberikan informasi penilaian sistem terhadap guru,
sistem dapat menyimpan waktu, manfaat supervisi, komunikasi dengan orang tua
dan administrasi sekolah serta perhatian dan kemungkinan sistem untuk
ditingkatkan.
d. He dan Wang (2008) dengan topik penelitian an online lesson planning system
using the 5e instructional model. Tujuan penelitian ini berbagi pengalaman
praktis dalam merancang sistem lesson plan yang berpusat pada siswa sehingga
memberdayakan fakultas untuk mengembangkan, mencari, beradaptasi dan
berbagi lesson plan dalam sistem tanpa inefisiensi dan inkonsitensi dalam
menyiapkan lesson plan. 5E yang dimaksud yaitu engage, explore, explain,
elaborate, dan evaluate.
2.2 Atmosfer Sistem Pendidikan Indonesia
Kehidupan di abad 21 menghendaki dilakukannya perubahan pendidikan yang
bersifat mendasar. Bentuk perubahan-perubahan tersebut adalah: (i) perubahan dari
pandangan kehidupan masyarakat lokal ke masyarakat dunia (global), (ii) perubahan
dari kohesi sosial menjadi partisipasi demokratis (utamanya dalam pendidikan dan
praktek berkewarganegaraan), dan (iii) perubahan dari pertumbuhan ekonomi ke
perkembangan kemanusiaan. UNESCO (1998) menjelaskan bahwa untuk
melaksanakan empat perubahan besar di pendidikan tersebut, dipakai dua basis
landasan berupa: a). empat pilar pendidikan: (i) learning to know, (ii) learning to do
yang bermakna pada penguasaan kompetensi dari pada penguasaan ketrampilan
menurut klasifikasi ISCE (International Standard Classification of Education) dan
ISCO (International Standard Classification of Occupation), dematerialisasi
pekerjaan dan kemampuan berperan untuk menanggapi bangkitnya sektor layanan
jasa, dan bekerja di kegiatan ekonomi informal, (iii) learning to live together (with
others), dan (iv) learning to be, serta b). belajar sepanjang hayat (learning throughout
life).
Perubahan mendasar pendidikan di Indonesia yang berlangsung saat ini, akan
meletakkan kedudukan pendidikan sebagai: (i) lembaga pembelajaran formal dan
sumber pengetahuan, (ii) pelaku, sarana dan wahana interaksi antara pendidikan
9
formal dengan perubahan pasaran kerja, (iii) lembaga pendidikan formal sebagai
tempat pengembangan budaya dan pembelajaran terbuka untuk masyarakat, dan (iv)
pelaku, sarana dan wahana kerjasama internasional (Balitbang 2003).
Namun demikian, sistem pendidikan nasional kita sekarang ini masih
mengedepankan pada pencapaian berbasis nilai bukan pada keterampilan (karakter)
dan kompetensi. Sistem pendidikan yang baik didukung oleh beberapa unsur yang
baik pula, antara lain : (1) organisasi yang sehat; (2) pengelolaan yang transparan dan
akuntabel; (3) ketersediaan lesson plan dalam bentuk dokumen kurikulum yang jelas
dan sesuai kebutuhan pasar kerja; (4) kemampuan dan ketrampilan sumberdaya
manusia di bidang akademik dan non akademik yang handal dan profesional; (5)
ketersediaan sarana-prasarana dan fasilitas belajar yang memadai, serta lingkungan
akademik yang kondusif (Ahmadi 1997). Dengan didukung kelima unsur tersebut,
maka pendidikan akan dapat mengembangkan iklim akademik yang sehat, serta
mengarah pada ketercapaian masyarakat akademik yang professional.
Dalam upaya mendukung sistem pendidikan nasional tersebut, penulis
berupaya membangun satu teknologi komputer pendidikan dengan mengedepankan
azas manfaat bagi kelangsungan pendidikan di Indonesia. Upaya ini dibutuhkan
banyak tenaga dan ide agar teknologi dan sistem informasi penyusunan lesson plan
matematika dapat terwujud.
2.3 Keberadaan Lesson Plan dalam Sistem Pendidikan Indonesia
Kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam proses
pembelajaran, karena kurikulum digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan
pendidikan dan sebagai salah satu indikator mutu pendidikan. Perubahan kurikulum
di Indonesia dari waktu ke waktu senantiasa mengalami revisi yang bertujuan untuk
mewujudkan kurikulum yang ideal dan optimal dengan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat serta memberikan guideline atau acuan bagi penyelenggaraan pendidikan
di tingkat satuan pendidikan.
Dalam menunjang kesinambungan pendidikan yang berkualitas, Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum operasional yang dibuat
sebagai pedoman dan acuan yang diciptakan bagi peran praktisi pendidikan terutama
10
guru agar lebih profesional dalam pendidikan dan pengajaran. Hal ini mengacu pada
landasan dan acuan penyusunan dan pengembangan KTSP dengan berprinsip pada
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS), Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP), PP nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan PP
nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Untuk
menciptakan guru yang profesional, mereka dituntut memiliki kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional
(Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru).
Peningkatan profesionalitas guru harus didukung oleh stakeholders seperti
kepala sekolah dan pengawas/penilik sekolah (praktisi pendidikan), akademisi
pendidikan (LPTK/FKIP di PTN/PTS), instansi pendidikan (Dinas Pendidikan,
LPMP, MPD) dan masyarakat umum (komite sekolah) serta pemerintah. Pihak yang
terlibat sebagai stakeholders mempunyai peran dan tangung jawab masing-masing,
sehingga keterikatan satu sama lain saling berelasi dan berinteraksi dalam
meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.
Pada pengelolaan pendidikan sekolah, stakeholder berperan dan
bertanggungjawab untuk menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan
berkesinambungan, sehingga mekanisme yang dilakukan sesuai dengan kontribusi
yang diberikan seperti aspek pendanaan, prasarana dan sarana, pengelolaan dan
standardisasi, serta perawatan. Aspek ini penulis namakan dengan aspek 4P, dimana
keluaran dari aspek ini terciptanya pendidikan dengan dua objek utama yaitu proses
(berkenaan dengan efektifitas dan efisiensi) dan produk (berkenaan dengan kualitas
dan kuantitas). Apabila kontribusi ini didukung dan diberikan dengan maksimal,
maka akan berdampak positif terutama meningkatnya profesionalitas guru. Seluruh
rangkaian dari peran stakeholder pendidikan dalam pengelolaan pendidikan,
digambarkan penulis sebagai arsitektur model konseptual pengelolaan pendidikan
sekolah (Gambar 2).
11
Komite Sekolah
(Orang Tua/M
asyarakat)
Akademisi Pendidikan(LPTK/FKIP)
Perangkat Sekolah(Kepsek, Guru, Siswa, Staf Adm.)
Org
anis
asi K
egur
uan
(PG
RI/I
SPI/
KOBA
R-G
B)
Inst
itus
i Pem
erin
tah
(Din
as P
endi
dika
n/D
epag
)
Institusi Pendidikan
(LPMP/M
PD)
Pengelolaan & Standarisasi
Sara
na
& P
rasa
ran
a
Pendanaan
Pe
raw
atanPENDIDIKAN
Proses(Efektif & Efisien)
Produk(kualitas & Kuantitas)
Gambar 2 Arsitektur model konseptual pengelolaan pendidikan sekolah.
Perubahan dalam pola pendidikan dan pengajaran harus diawali dari guru
sebagai agent of change. Perubahan yang dimaksud adalah kinerja guru dalam
mempersiapkan proses pembelajaran yang bersifat integratif menggunakan teknologi
informasi dan tidak kaku dengan mengikuti aturan normatif yang bersifat
konvensional. Penekanan dalam hal ini lebih terfokus yaitu pada proses penyusunan
lesson plan matematika di sekolah. Lesson plan merupakan suatu arah dan tujuan
(landasan) guru dalam mengajar sesuai dengan undang-undang (PP nomor 19 tahun
2005 tentang SNP, Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses).
Selama ini, hasil uji kompetensi guru secara nasional tidak terungkap secara
detail di media, hanya saja data kompetensi siswa yang dipublikasikan secara
nasional. Sejumlah daerah di beberapa provinsi banyak mengungkap kelemahan dari
kompetensi guru yang secara update dapat diperoleh di dinas pendidikan setempat.
Berdasarkan paparan tersebut, maka sangat dibutuhkan suatu sistem yang membantu
guru terutama dalam penyusunan lesson plan matematika, sehingga akan bermanfaat
untuk meningkatkan peran dan kinerja guru dalam pembelajaran.
12
2.4 Lesson Plan (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: ”Perencanaan
proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,
sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.
Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
dijelaskan bahwa lesson plan dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
belajar peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap guru
pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun lesson plan secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Lesson plan adalah suatu rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu KD yang ditetapkan dalam
standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup lesson plan paling luas mencakup
satu KD yang terdiri atas satu indikator atau beberapa indikator untuk satu kali
pertemuan atau lebih.
Lesson plan merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di
sekolah. Melalui lesson plan yang baik, guru akan lebih mudah dalam melaksanakan
pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Lesson plan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, sekolah, mata
pelajaran.
Perlunya lesson plan dimaksudkan untuk mencapai perbaikan pembelajaran
yang dilakukan dengan asumsi sebagai berikut (Uno 2008):
a) untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan lesson plan yang
diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran,
b) untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem
(konvensional atau komputerisasi),
c) lesson plan mengacu pada bagaimana siswa belajar dengan mandiri,
13
d) lesson plan harus mengacu pada tujuan dan diarahkan dengan kemudahan belajar
e) lesson plan melibatkan variabel pembelajaran yakni variabel kondisi, variabel
metode dan variabel hasil pembelajaran.
Lesson plan disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih (Gambar 3). Guru merancang penggalan lesson plan untuk
setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
Komponen lesson plan terdiri atas tujuan pembelajaran, materi ajar, metode dan
model pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Beberapa kriteria ini
masih dibuat secara tradisional (manual letter) dengan mengisi format baku yang
telah ditentukan oleh sebuah institusi. Oleh karenanya, perlu dirancang dalam bentuk
sistem komputasi untuk mengoptimalkan kinerja seorang pengajar dalam menyusun
lesson plan.
Standar Kompetensi
& Kompetensi Dasar
Silabus
Lesson Plan
Gambar 3 Hirarki lesson plan.
Pendekatan sistem yang sangat dipengaruhi pada penyusunan lesson plan
yakni dengan sistem perancangan berbasis lingkungan pendidikan, dimana diperlukan
suatu aplikasi pendidikan (educational application) dalam format elektronik melalui
CD ROM atau internet untuk menunjang kebutuhan pengajar secara optimal.
Pembuatan aplikasi penyusunan lesson plan secara elektronik memberikan
kesempatan yang luas kepada pengajar dalam meningkatkan inovasi dan kreatifitas
pembelajaran (Mai and Neo, 1998).
14
Ketentuan format (template) baku penyusunan lesson plan matematika telah
dicantumkan dalam berbagai penjelasan KTSP. Namun format baku terkadang tidak
bersifat umum, karena setiap guru hanya berpegang pada Buku Pegangan Guru
(BPG) dari setiap penerbit buku ajar matematika. Berikut ini format baku lesson plan
matematika yang penulis ambil dalam penjelasan KTSP (Gambar 4).
Gambar 4 Format baku lesson plan.
2.4.1 Lesson Plan terhadap Kompetensi Guru
Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan
formal. Untuk itu guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu
menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam kerangka
pembangunan pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis
dalam pembangunan bidang pendidikan. Oleh karena itu, guru perlu dikembangkan
15
sebagai profesi yang bermartabat. Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen Pasal 4 menegaskan bahwa guru sebagai agen pembelajaran
berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk dapat melaksanakan
fungsinya dengan baik, guru wajib memiliki syarat tertentu, salah satu di antaranya
adalah kompetensi yang meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Kompetensi guru merupakan tingkat kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan kewajiban dan tanggungjawab dalam proses pembelajaran.
Kompetensi guru merupakan salah satu aspek penilaian terhadap kinerja guru,
sehingga dapat terampil dan profesional dalam bekerja. Klasifikasi keterampilan
tersebut dapat berupa keterampilan membuat lesson plan, melaksanakan dan menilai
pembelajaran.
Pembuatan lesson plan oleh guru, tidak hanya sekedar merencanakan aktivitas
pembelajaran saja. Namun lesson plan harus dapat mengakomodir secara lengkap dan
sistematis pembelajaran, di antaranya baik interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi untuk berpartisipasi aktif, kreatif, mandiri dan
berkesinambungan. Dengan demikian, pembuatan lesson plan sangat erat kaitannya
dengan tingkat kompetensi guru.
Kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku seseorang.
Menurut Lefrancois (1995) kompetensi merupakan kapasitas untuk melakukan
sesuatu, yang dihasilkan dari proses belajar. Selama proses belajar stimulus akan
bergabung dengan isi memori dan menyebabkan terjadinya perubahan kapasitas
untuk melakukan sesuatu. Apabila individu sukses mempelajari cara melakukan satu
pekerjaaan yang kompleks dari sebelumnya, maka pada diri individu tersebut pasti
sudah terjadi perubahan kompetensi. Jadi secara lengkap kompetensi diartikan
sebagai satu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dinilai, yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan
dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan dan diujudkan dalam bentuk
tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tertentu (Yuhetty & Miarso 2008).
16
Menurut Danielson (1996), standar kompetensi guru ditentukan dalam tiga
fase yang merupakan suatu kontinum dalam praktek pembelajaran. Secara lengkap
ketiga fase tersebut dikemukakan dalam Tabel 1. Fase tersebut bukan merupakan
sesuatu yang dinamik dan bukan merupakan suatu bentuk penjenjangan atau lama
waktu bertugas. Misalnya seorang guru yang baru bertugas, mampu menunjukkan
kompetensinya dalam bebarapa indikator dalam setiap fase. Berdasarkan hal itu guru
tersebut dapat menentukan sendiri kompetensi apa yang belum dikuasai, baik pada
fase pertama, kedua maupun ketiga, dan kemudian berusaha untuk dapat
melaksanakan kompetensi dengan berbagai cara yang dimungkinkan.
Kerangka standar kompetensi guru di berbagai negara telah diatur sesuai
dengan ketentuan dan kebutuhan negara tersebut, sehingga akhirnya lisensi yang
dikeluarkan berhak untuk diberikan kepada guru dan dievaluasi setiap waktunya
(Danielson 1996). Berikut ini gambaran kerangka standar kompetensi guru secara
global berdasarkan konsultasi komprehensif dengan berbagai pihak termasuk guru,
organisasi profesi, lembaga pendidikan tinggi dan para pemangku kepentingan lain.
Tabel 1 Standar global kompetensi guru menurut Danielson (1996)
Fase Standar Kompetensi Guru
Fase pertama
1. Melibatkan siswa dalam pengalaman belajar yang bertujuan dan
bermakna,
2. Memonitor, menilai, merekam dan melaporkan hasil belajar siswa,
3. Melakukan refleksi kritis dari pengalaman profesionalnya agar
dapat meningkatkan efektivitas profesi,
4. Berpartisi dalam kebijakan kurikulum dan program kerjasama,
5. Membangun kemitraan dengan siswa, sejawat, orangtua, dan pihak
lain yang membantu.
Fase kedua
1. Memperhatikan gaya belajar dan kebutuhan siswa yang beragam
dengan menerapkan berbagai bentuk strategi pembelajaran,
2. Menerapkan sistem penilaian dan pelaporan yang komprehensif
mengenai pencapaian hasil belajar siswa,
3. Membantu berkembangnya masyarakat belajar,
4. Memberikan dukungan dalam kebijakan kurikulum dan program
kerjasama,
5. Membantu belajar siswa melalui kemitraan dan kerjasama dengan
dengan warga sekolah.
Fase ketiga 1. Menggunakan strategi dan teknik pembelajaran sesuai kebutuhan
individual siswa maupun kelompok secara responsif dan inklusif,
17
Fase Standar Kompetensi Guru
2. Menggunakan strategi penilaian dan pelaporan dengan konsisten
secara responsif dan inklusif,
3. Melibatkan diri dalam berbagai kegiatan belajar profesional yang
mendukung berkembangnya masyarakat belajar,
4. Menunjukkan kepemimpinan dalam berbagai proses
pengembangan sekolah termasuk perencanaan dan kebijakan
kurikulum,
5. Membangun kerjasama dalam lingkungan komunitas sekolah.
2.4.2 Model Pembelajaran dalam Lesson Plan
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses interaksi antara guru dengan
siswa, baik interaksi langsung seperti kegiatan tatap muka, maupun interaksi tidak
langsung seperti menggunakan berbagai media. Berdasarkan hasil penelitian para ahli
mengungkapkan bahwa proses interaksi antara guru dengan siswa dikaitkan dalam
pembelajaran merupakan suatu model pembelajaran. Model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk lesson plan dalam
jangka panjang, merancang dan membimbing pembelajaran di dalam kelas (Rusman
2010).
Model pembelajaran matematika didefinisikan sebagai suatu bentuk pola
aktifitas yang merupakan dasar pijakan guru mengorganisir kegiatan belajar mengajar
(KBM) matematika. Model juga dikatakan sebagai konsep dasar pengembangan
KBM karena model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menuntun guru
menetapkan prosedur dan langkah-langkah pembelajaran yang sistematis, petunjuk
mengorganisir KBM, meramu komponen-komponen pembelajaran yang dapat
mengantarkan aktifitas siswa aktif terlibat secara optimal. Model merupakan cara-
cara mengoperasikan suatu kegiatan pembelajaran. Dalam mengelola kegiatan
belajar-mengajar dikenal beberapa macam model pembelajaran yang menjadi salah
satu komponen dalam lesson plan. Model-model pembelajaran dalam matematika
dapat dilihat pada Gambar 5.
18
Model-model Pembelajaran
Matematika SMA
44. Discovery Model
45. Spiral Model
46. Theorem Proving Model
47. Problem Solving Model
48. Laboratory Model
43. Group Processes Model
20. Computer Augmented Model
36. APOS Model
37. RME Model
38. Quantum Learning Model
39. Role Playing Model
40. Problem Posing Model
41. Open Ended Model
42. Cycle Learning Model27. Reciprocal Learning Model
26. SAVI Model
31. Team Assisted Individualy Model
30. Think Talk Write (TTW) Model
33. CORE Model
32. IMPROVE Model
28. Mind Mapping Model
29. Two Stay Two Stray (TS-TS) Model
1. STAD Model
2. Jigsaw Model
3. Group Investigation Model
4. TGT Model
5. TPS Model
6. NHT Model
7. CIRC Model
8. Take and Give Model
9. Example non Example Model
10. Picture and Picture Model
11. CRH Model
12. Talking Stick Model
13. Snowball Throwing Model
14. Partner Switch Model
15. Word Square Model
21. CTL Model
Cooperative Learning Model
22. PBI Model
23. Model Pembelajaran Tematik
16. Drills Model
a. CAI Model
b. ICAI Model
Computer base Instructional Model
c. CAL Model
d. CAPA Model
e. ITS Model
17. Tutorial Model
18. Simulation Model
19. Instructional games Model
24. Direct Instruction Model
25. Conceptual Change Model
34. Time Token Model
35. Scramble Model
49. Van Hiele Model
50. Student Facilitator and Explaining Model
Gambar 5 Model pembelajaran matematika sebagai salah satu komponen lesson plan.
18
19
2.4.3 Metode Pembelajaran dalam Lesson Plan
Inti dari lesson plan adalah menetapkan strategi pembelajaran yang optimal
untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Fokus utama lesson plan adalah
pada pemilihan, penetapan, dan pengembangan variabel pembelajaran. Pemilihan
strategi seperti metode pembelajaran harus didasarkan pada analisis kondisi
pembelajarannya, dan apa hasil pembelajaran yang diharapkan. Setelah itu, barulah
menetapkan dan mengembangkan metode pembelajaran yang diambil dari setelah
perancangan pembelajaran mempunyai informasi.
Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang
dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Salah satu usaha yang tidak pernah
guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu
komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Kedudukan metode pembelajaran dalam lesson plan diantaranya (Rohayati 2008):
a. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik
b. Metode sebagai strategi pengajaran
c. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
Dalam memilih metode pembelajaran, syarat-syarat utama yang harus
diperhatikan diantaranya:
a. Metode mengajar yang digunakan harus dapat membangkitkan motivasi, minat
atau gairah belajar peserta didik.
b. Metode yang dipergunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan
kepribadian anak didik.
c. Metode mengajar digunakan harus dapat memberikan kesempatan untuk
mewujudkan hasil karya.
d. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat merangsang keinginan anak
didik untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi.
e. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai dan sikap utama dalam kehidupan sehari-hari
(Ahmadi 1997).
20
Model pembelajaran mencakup: strategi, pendekatan, metode dan teknik
pembelajaran Ini dapat dilihat berdasarkan hirarki model pembelajaran (Gambar 6)
dan kedudukan model pembelajaran (Gambar 7). Keseluruhan bagian ini merupakan
cakupan dalam metodologi mengajar. Metodologi mengajar adalah ilmu yang
mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah
lingkungan yang terdiri atas pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi
dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam
arti tujuan pengajaran tercapai.
Pendekatan Pembelajaran
(student or teacher centered)
Strategi Pembelajaran
(exposition-discovery learning or
group-individual learning)
Metode Pembelajaran
(ceramah, diskusi, simulasi, dsb)
Teknik dan Taktik Pembelajaran
(spesifik, individual, unik)
Model Pembelajaran
Model Pembelajaran
Gambar 6 Hirarki model pembelajaran.
TeknikMetodePendekatanStrategi
Model
Gambar 7 Kedudukan model pembelajaran matematika di sekolah (Rohayati 2008).
21
2.4.4 Lesson Plan Matematika
Materi ajar matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, dan mempunyai peran penting dalam berbagai
disiplin serta pengembangan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang
teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan
matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika
diskret. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan
penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007
tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, pada bagian lampiran
disebutkan bahwa kompetensi guru mata pelajaran matematika pada sekolah
menengah adalah:
Menggunakan bilangan, hubungan di antara bilangan, berbagai sistem
bilangan dan teori bilangan.
Menggunakan pengukuran dan penaksiran.
Menggunakan logika matematika.
Menggunakan konsep-konsep geometri.
Menggunakan konsep-konsep statistika dan peluang.
Menggunakan pola dan fungsi.
Menggunakan konsep-konsep aljabar.
Menggunakan konsep-konsep kalkulus dan geometri analitik.
Menggunakan konsep dan proses matematika diskrit.
Menggunakan trigonometri.
Menggunakan vektor dan matriks.
Menjelaskan sejarah dan filsafat matematika.
Mampu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat hitung, piranti lunak
komputer, model matematika, dan model statistika.
Matematika merupakan sarana komunikasi sains tentang pola-pola yang
berguna untuk melatih cara berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif. Oleh karena itu,
hampir semua negara menempatkan Matematika sebagai salah satu mata pelajaran
yang penting bagi pencapaian kemajuan negara bersangkutan. Di samping itu, mata
22
pelajaran Matematika membekali peserta didik kemampuan bekerjasama.
Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada
keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran
matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka
dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan
memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan
menafsirkan solusinya.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai
dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan
mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk
menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran,
sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti
komputer, alat peraga, atau media lainnya. Selain itu, perlu ada pembahasan
mengenai bagaimana matematika diterapkan dalam teknologi informasi sebagai
perluasan pengetahuan peserta didik. Dalam mengelola suatu kegiatan belajar-
mengajar, berbagai materi ajar matematika di sekolah khususnya tingkat menengah
disajikan pada Gambar 8.
23
Materi Ajar Matematika (MAM)
SMA
KalkulusLogikaAljabar &
AritmatikaGeometri Trigonometri
Statistik &
Peluang
Pangkat, Akar dan
Logaritma (I/1)
Fungsi, Fungsi
Kuadrat, Persamaan
& Pertidaksamaan
Kuadrat (I/1)
Persamaan Linear &
Pertidaksamaan Satu
Variabel (I/1)
Pernyataan Majemuk
& Pernyataan
Berkuantor (I/2)
Konsep Limit Fungsi &
Turunan Fungsi (II/2)
Konsep Integral (III/1)
Kedudukan, Jarak,
Besar Sudut dalam
Ruang Dimensi Tiga
(I/2)
Perbandingan, Fungsi,
Persamaan & Identitas
Trigonometri (I/1)
Rumus Trigonometri &
Penggunaannya (II/1)
Aturan Statistika,
kaidah Pencacahan,
Sifat2 Peluang (II/1)
Persamaan Lingkaran
& Garis Singgung (II/1)
Aturan Suku Banyak
(II/2)
Komposisi dua Fungsi
& Invers suatu Fungsi
(II/2)
Masalah Program
Linear (III/1)
Konsep Matriks,
Vektor & Transformasi
(III/1)
Konsep Barisan dan
Deret (III/2)
Fungsi Eksponen &
Logaritma (III/2)
Gambar 8 Materi matematika di SMA sebagai salah satu komponen lesson plan.
23
24
2.5 Computer Assisted Instructional
2.5.1 Pengembangan CAI
Computer Assisted Instructional (CAI) sebagai suatu teknologi terapan
dengan kecerdasan buatan untuk bidang pendidikan. Pada beberapa dekade terakhir
penetrasi komputer pada dasarnya mempengaruhi arsitektur dari pembelajaran cerdas
melalui sebuah sistem. Hal ini dimodifikasi untuk menandai sistem perangkat lunak
yang canggih dengan berbagai atribut. CAI dalam upaya menciptakan pengajar
komputerisasi yang membentuk teknik pengajaran yang sesuai untuk pola
pembelajaran guru/siswa (individual maupun klasikal) merupakan generasi lanjutan
Intelligent Computer Aided Instruction (ICAI) (Prentzas et al. 2002) dan telah banyak
diimplementasikan serta di kembangkan melalui web (Turban et al 2005).
CAI atau pengajaran berbantuan komputer (PBK) didefinisikan sebagai
sebuah bentuk teknologi komputasi multimedia yang diterapkan pada bidang
pendidikan dalam bentuk sekolah maya (virtual school) dan serangkaian kegiatan
pendidikan dan pembelajaran menggunakan media komputer. Beberapa nama lain
CAI seperti web based learning, online learning, computer-based training/learning,
distance learning, dan e-learning. Di sisi lain, CAI disebut sebagai courseware yang
merupakan perangkat lunak komputer yang dirancang untuk menciptakan lingkungan
pengajaran yang bertujuan untuk mempermudah proses belajar (Jonassen 1988).
Sistem CAI yang terkenal di Amerika Serikat diantaranya adalah PLATO yang
dikembangkan pada tahun 1960 di Universitas Illinois dan TICCIT (Time-shared
Interactive Computer Controlled Information Television) tahun 1971 oleh perusahaan
MITRE (Budiarjo 1991).
Pada perkembangannya, CAI tampaknya lebih banyak digunakan di dunia
bisnis. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lewis (2002) diketahui bahwa sekitar
42% dari 671 perusahaan di dunia telah menerapkan program pembelajaran
elektronik dan sekitar 12% lainnya berada pada tahap persiapan/perencanaan. Di
samping itu, Lewis (2002) mengatakan sekitar 90% kampus perguruan tinggi
nasional di Amerika mengandalkan berbagai bentuk pembelajaran elektronik, baik
untuk mengajarkan para mahasiswanya maupun untuk kepentingan komunikasi
25
antara sesama dosen. Kemajuan yang demikian ini sangat ditentukan oleh sikap
positif masyarakat pada umumnya, dan khususnya perguruan tinggi (akademisi),
peserta didik (siswa), dan tenaga kependidikan (guru) terhadap penggunaan teknologi
komputer dan internet. Sikap positif masyarakat yang telah berkembang terhadap
teknologi komputer dan internet tampak dari semakin banyaknya jumlah pengguna
dan penyedia jasa internet.
Penelitian ekperimen lainnya tentang CAI telah dilakukan untuk
mengevaluasi efektifitas berbagai program CAI. Berbagai hasil penelitian cenderung
menyimpulkan bahwa belajar dengan menggunakan CAI akan lebih meningkatkan
prestasi belajar dibanding dengan model pengajaran lainnya (Hwang 1989; Chuang
1991; Nejad 1992). Dan jika dibandingkan dengan pendekatan pengajaran tradisional,
CAI relatif lebih efektif dan efisien (Bright 1983) karena pengguna akan belajar lebih
cepat dalam menguasai materi pelajaran dan mengingat lebih banyak dari apa yang
telah dipelajari. Kulik et al. (1990) dalam studi meta-analisisnya terhadap pengkajian
efektifitas CAI selama 25 tahun mengungkapkan bahwa terdapat nilai positif dan
manfaat yang besar dari penggunaan dengan model CAI bagi peserta didik. Begitu
juga yang dilakukan oleh Surjono (1994, 1999) dalam pemanfaatan program CAI
pada bidang elektronika.
2.5.2 Konsep Dasar CAI
Komputer di bidang pendidikan pada dasarnya dibedakan menjadi dua hal,
yakni pengajaran tentang komputer dan pengajaran dengan komputer. Pengajaran
tentang komputer merupakan pengajaran terbatas (local learning) meliputi software,
hardware, dataware, netware, courseware dan brainware, sedangkan pengajaran
dengan komputer merupakan alat pembelajaran dengan ruang lingkup yang sangat
luas (global learning) seperti CAI dan ITS.
Umumnya istilah CAI terfokus pada software pendidikan yang dapat diakses
melalui komputer dimana pengguna dapat berinteraksi dengannya. Sistem komputer
menyajikan serangkaian program pengajaran kepada pengguna baik berupa informasi
maupun latihan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Konsep dasar CAI terhadap
26
materi pembelajaran yang disajikan melalui berbagai metode di antaranya: drill and
practice, tutorial, simulasi, permainan, dan problem solving (Heinich et al 1993).
Agar metode yang diberikan mencapai hasil maksimal, maka selanjutnya diberikan
beberapa aspek penguatan seperti: umpan balik, percabangan, penilaian, monitoring
kemajuan, petunjuk, dan tampilan (Simonson & Thompson 1994). Dalam
aktivitasnya, CAI harus meliputi beberapa tahapan, di antaranya (Gagne et al. 1981):
informasi (materi pelajaran) harus diberikan atau ketrampilan (skill) diberikan model,
(2) anak didik harus diarahkan, (3) anak didik diberi latihan-latihan, dan (4)
pencapaian belajar anak didik harus dinilai.
2.5.3 Peran CAI
Umumnya komputer digunakan sebagai alat dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan. Dalam hal ini, CAI memiliki peran yang lebih luas yang diklasifikasikan
dalam bidang pendidikan sebagai pengajar (tutor), alat (tool), dan pelajar (tutee)
(Taylor, 1990). Pemahaman tentang peran komputer dalam pendidikan dapat
dijelaskan berikut:
a. Komputer sebagai pengajar.
Hal ini dimaksudkan bahwa peran komputer secara umum digunakan dalam
menyampaikan program pendidikan dan pembelajaran (lesson plan) secara online
ataupun offline. Penyampaian bersifat tutorial dimana tingkat perkembangan
interaksi antara pengguna dengan sistem dapat dikondisikan dengan pengaturan
yang optimal.
b. Komputer sebagai alat.
Komputer berperan membantu pengguna untuk menyelesaikan pekerjaan atau
tugas dalam setiap kegiatan pembelajaran, dengan tingkat akurasi kinerja secara
cepat, efektif dan efisien. Komputer sebagai alat didukung oleh komponen
database dan pengolahan data yang maksimum. Saat ini komputer yang
digunakan sebagai alat aplikasi administratif di antaranya sistem penyusunan
lesson plan, sistem modul pakar, sistem modul evaluasi dan sistem informasi
aplikasi pendidikan (SIAP) online.
27
c. Komputer sebagai pengajar.
Peran ini bertujuan untuk mengedalikan komputer dalam setiap menerima
instruksi atau perintah dalam melakukan pekerjaan. Hal ini sangat didukung
dengan fasilitas bahasa pemograman yang memungkinkan pengguna untuk
berinteraksi.
2.6 Model Pengembangan Sistem
Penggunaan sistem bagi perusahaan memiliki peranan yang penting antara
lain menunjang kegiatan bisnis operasional, menunjang manajemen dalam
pengambilan keputusan, dan menunjang keunggulan strategi kompetitif organisasi
(O‟Brien & Marakas 2009). Karakteristik utama penggunaan sistem didukung oleh
suatu model pengembangan sistem dimana model merupakan representasi atau
abstraksi sederhana dari realitas. Model ini digunakan dalam rangka mengembangkan
deskripsi yang lebih presisi terhadap aktivitas-aktivitas dalam siklus hidup sistem.
Model pengembangan sistem yang efektif menyediakan petunjuk
pengembangan sistem berkualitas yang efisien. Model pengembangan ini menangkap
dan memberikan praktek-praktek terbaik dari yang telah ada. Konsekuensinya, model
pengembangan tersebut mereduksi resiko dan meningkatkan kemampuan untuk
memprediksi proyek pengembangan sehingga mampu untuk berevolusi (Hariyanto
2004).
Terdapat beragam model pengembangan sistem yang telah banyak diusulkan
oleh beberapa pakar dan ada di antaranya sangat banyak digunakan. Menurut
Sommerville (2006) ada empat model pengembangan sistem seperti: model
pengembangan waterfall, prototyping (evolusioner), formal dan perakitan komponen-
komponen guna ulang (reusable components). Di sisi lain Pressman (2001)
memberikan tujuh model pengembangan sistem yakni: linear sequential model,
prototyping model, rapid application development model, evolutionary software
process model, components based development, formal method model, dan 4th
generation technique paradigm.
28
Model-model tersebut merupakan model pengembangan dasar yang dapat
diadaptasi untuk digunakan spesifik pada proyek pengembangan perangkat lunak
yang dilakukan. Biasanya model pengembangan ini adalah kombinasi dari model-
model tersebut, namun bisa saja menjadi suatu model baru seperti rational unified
development process, three amigos, dan catalyst. Model pengembangan ini bukanlah
suatu harga mati, bahkan kita harus menyesuaikan model pengembangan sesuai yang
kita perlukan.
Salah satu kunci konsep pengembangan sistem adalah siklus hidup
pengembangan sistem (System Development Life Cycle - SDLC). SDLC adalah
keseluruhan proses membangun, menyebarkan, menggunakan dan memperbaharui
sistem atau diistilahkan sebagai penyediaan kerangka kerja (framework) untuk
mengelola keseluruhan proses pengembangan sistem. (Satzinger et al. 2007). Ada dua
pendekatan utama dalam SDLC yaitu (Gambar 9) : pertama pendekatan prediktif
(predictive approach) yaitu pendekatan SDLC yang mengasumsikan proyek
pembangunan dapat direncanakan dan diatur di awal dan kemudian sistem baru dapat
dikembangkan sesuai dengan rencana, dan kedua pendekatan adaptiv (adaptive
approach) yaitu suatu pendekatan SDLC yang lebih fleksibel, dengan asumsi bahwa
proyek tidak dapat direncanakan keluar sepenuhnya di awal tetapi harus diubah
seperti yang kondisi berlangsung.
PredictiveSDLC
AdaptiveSDLC
Persyaratan dipahami dengan baik dan didefinisikan dengan
baik, risiko teknis rendah.
Persyaratan dan kebutuhan tidak pasti, risiko teknis tinggi
Pilihan SDLC bervariasi tergantung pada proyek
Gambar 9 Perbedaan pilihan SDLC (Satzinger et al. 2007).
Berdasarkan Gambar 10, pendekatan SDLC yang terjauh ke kiri untuk skala
prediktif disebut metode waterfall. Metode waterfall merupakan pendekatan SDLC
yang mengasumsikan berbagai tahapan pekerjaan yang dapat diselesaikan secara
berurutan, dimana satu tahap membawa (turun) ke tahap berikutnya. Pendekatan
29
SDLC yang terjauh ke kanan untuk skala adaptif disebut metode spiral. Metode
spiral adalah suatu pendekatan SDLC yang adaptif dengan siklus yang berulang-
ulang melalui kegiatan pengembangan hingga proyek sempurna diselesaikan
(Gambar 10). Kedua metode ini banyak diadopsi oleh berbagai pakar dengan
memodifikasi tahapan dan tergantung pada kebutuhan, seperti SDLC model Pressman
(2001), model O‟Brien (2005), model Sommerville (2006), dan model Satzinger et al.
(2007). Berikut model pengembangan SDLC pada kedua metode yakni waterfall dan
spiral.
Gambar 10 Pendekatan SDLC dengan metode spiral (Satzinger et al. 2007).
Gambar 11 Pendekatan SDLC dengan metode waterfall (Satzinger et al. 2007).
30
Pada metode waterfall (Gambar 11), tahapan SDLC untuk setiap aktivitasnya
dapat diuraikan secara detail mulai dari tahap perencanaan, analisis, rancangan,
implementasi, dan dukungan.
a. Tahap Perencanaan (project planning)
Tujuan utama dari tahap perencanaan ini adalah mengidentifikasi lingkup
sistem baru dengan memastikan bahwa pekerjaan ini layak, mengalokasikan waktu
kerja, merencanakan sumber daya, dan menentukan jumlah staf kerja serta biaya yang
diperlukan. Tahap ini menjadi prioritas utama untuk memutuskan perlu atau tidaknya
pembangunan dan pengembangan sistem informasi.
Kegiatan yang paling penting dari tahap perencanaan adalah dapat
mendefinisikan secara tepat solusi masalah bisnis dan ruang lingkup yang
dibutuhkan. Pada tahapan ini, dapat diketahui semua fungsi atau proses yang akan
termasuk dalam sistem. Namun sangatlah penting untuk mengidentifikasi
penggunaan utama dan mengatasi masalah bisnis dari sistem baru tersebut. Studi
kelayakan dilakukan sebagai evaluasi alternatif sistem dan kemudian ditawarkan
untuk dilanjutkan pada proses selanjutnya. Studi kelayakan sistem dikategorikan
menjadi beberapa bagian yaitu kelayakan organisasi, kelayakan ekonomis, kelayakan
teknis dan waktu serta kelayakan operasional.
b. Tahap Analisis (analysis)
Tujuan utama dari tahap analisis adalah memahami dan mendokumentasikan
kebutuhan bisnis dan menentukan pemrosesan sistem baru. Analisis pada dasarnya
merupakan proses penemuan. Kata kunci yang mendorong kegiatan selama analisis
adalah penemuan dan pemahaman. Enam kegiatan utama yang dianggap sebagai
bagian dari fase ini di antaranya: mengumpulkan informasi, menentukan kebutuhan
sistem, membangun prototipe dari penemuan berdasarkan kebutuhan, analisis sistem
requirement (input, output, proses, storage, dan kontrol).
c. Tahap Rancangan (design)
Tujuan utama dari tahap desain untuk merancang sistem solusi berdasarkan
ketentuan yang ditetapkan dan pengambilan keputusan yang dibuat selama analisis.
Tujuh kegiatan utama yang harus dilengkapi pada tahap desain: merancang dan
31
mengintegrasikan jaringan, merancang arsitektur aplikasi, merancang antar muka
pengguna, merancang antar muka sistem, merancang dan mengintegrasikan database,
merancang prototipe, merancang dan mengintegrasikan sistem kontrol.
d. Tahap Implementasi (implementation)
Tujuan dari tahap ini tidak hanya dapat menghasilkan suatu sistem handal
yang berfungsi penuh, tetapi juga memastikan bahwa pengguna telah mampu
menggunakan sistem sesuai dengan kebutuhan. Aktivitas dalam kegitan ini di
antaranya: membangun komponen perangkat lunak, memverifikasi dan menguji,
mengonversi data, melatih pengguna dan dokumen sistem, dan menginstall sistem.
e. Tahap Dukungan (support)
Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjaga sistem berjalan produktif selama
masa waktu hidup sistem. Dukungan ini dapat dilakukan dengan pemeliharaan sistem
dalam hal memperbaiki kesalahan yang tidak terdeteksi dalam pengujian sistem,
menjaga kemutakhiran sistem, dan meningkatkan sistem sebagai saran yang nantinya
diteruskan kepada spesialis informasi untuk memodifikasi sistem.
2.6.1 Pendekatan Struktural
Pendekatan tradisional yang mencakup banyak variasi berdasarkan teknik
yang digunakan dengan mengembangkan sistem pada pemrograman terstruktur dan
modular. Pendekatan ini sering disebut sebagai pengembangan sistem terstruktur.
Sebuah perbaikan dengan pengembangan terstruktur disebut rekayasa informasi
sebagai variasi yang sangat populer.
Konsep pendekatan terstruktur bukan merupakan konsep yang baru. Teknik
perakitan di perusahaan dan perancangan sirkuit untuk alat-alat elektronik adalah dua
contoh dari konsep ini yang banyak digunakan di industri-industri. Konsep ini
memang relatif masih baru digunakan dalam mengembangkan sistem informasi untuk
dihasilkan produk sistem yang memuaskan pemakainya. Melalui pendekatan
terstruktur, permasalahan-permasalahan yang komplek di organisasi dapat
dipecahkan dan hasil dari sistem akan mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih
memuaskan pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat pada waktunya,
32
sesuai dengan anggaran biaya pengembangannya, dapat meningkatkan produktivitas
dan kualitasnya akan lebih baik (bebas kesalahan). Salah satu tools dan teknik dalam
pengembangan sistem terstruktur adalah menggunakan DFD (Data Flow Diagram).
2.6.2 Context Diagram
Model context diagram menjabarkan tentang aktor-aktor yang terlibat dalam
konteks dan dinamika informasi yang terjadi antar aktor-aktor tersebut. Pada model
ini tergambar organisasi yang saling terkait, dan dengan siapa saja organisasi ini
berhubungan secara sistem. Kemudian hubungan itu dirinci dalam soal apa saja
informasi dan sifat informasinya. Model ini kemudian menjadi peta tentang alur
informasi di seputar organisasi tersebut, karena pihak-pihak yang digambarkan adalah
pihak luar organisasi maka pada tahap pertama yang dihasilkan adalah analisis
eksternal. Namun demikian, dari yang eksternal dapat dibangun model yang sama
untuk versi internal. Context diagram dapat dibuat berjenjang mulai dari yang paling
umum sampai yang paling terperinci. Salah satu bentuk turunan diagram yang lebih
terperinci dari context diagram, adalah DFD.
2.6.3 Data Flow Diagram (DFD)
DFD adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem
untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang
dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun
komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble
diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi. Menurut Yourdan dan
DeMarco serta Gene dan Serson, DFD terdiri atas empat komponen yaitu: terminator,
proses, data store, dan alur data (data flow). Komponen terminator mewakili entitas
eksternal yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang dikembangkan. Terdapat
dua jenis terminator yaitu: terminator sumber (source) yang merupakan terminator
yang menjadi sumber, dan terminator tujuan (sink) yang merupakan terminator yang
menjadi tujuan data/informasi sistem. Komponen proses menggambarkan bagian dari
sistem yang mentransformasikan input menjadi output. Ada empat kemungkinan
33
yang dapat terjadi dalam proses sehubungan dengan input dan output yaitu: model
one to one, model one to many, model many to one, dan model many to many.
Komponen data store digunakan untuk membuat model sekumpulan paket
data dan diberi nama dengan kata benda jamak, misalnya “mahasiswa”. Suatu data
store dihubungkan dengan alur data hanya pada komponen proses, tidak dengan
komponen DFD lainnya. Selanjutnya untuk alur data (data flow) digambarkan dengan
anak panah, yang menunjukkan arah menuju ke dan keluar dari suatu proses. Alur
data ini digunakan untuk menerangkan perpindahan data atau paket data/informasi
dari satu bagian sistem ke bagian lainnya. Alur data juga dapat merepresentasikan
data/informasi yang tidak berkaitan dengan komputer. Ada empat konsep yang perlu
diperhatikan dalam penggambaran alur data, yaitu : a) konsep paket data (packets of
data), b) konsep alur data menyebar (diverging data flow), c) konsep alur data
mengumpul (converging data flow), dan d) konsep sumber atau tujuan alur data.
2.6.4 Entity Relational Diagram (ERD)
ERD merupakan model jaringan yang menggunakan susunan data yang
disimpan dalam sistem secara abstrak. ERD berupa model data konseptual, yang
merepresentasikan data dalam suatu organisasi. ERD menekankan pada struktur dan
relationship data, berbeda dengan DFD yang merupakan model jaringan fungsi yang
akan dilaksanakan sistem. Komponen dalam ERD terdiri atas: entitas, relasi, atribut
kardinalitas, dan modalitas.
2.6.5 Database
Database didefinisikan sebagai himpunan atau kumpulan kelompok data yang
saling berhubungan (berelasi) yang disimpan dalam media penyimpanan elektronik
(Elmasri et al. 2001). Data merupakan fakta mengenai objek, orang, dan lain-lain,
yang dinyatakan dengan nilai (angka, deretan karakter, atau simbol). Database
bertujuan untuk mengatur data sehingga diperoleh kemudahan, ketepatan, dan
kecepatan dalam pengambilan kembali. Untuk mencapai tujuan, syarat sebuah
database yang baik adalah: a) adanya redundansi dan inkonsistensi data, b) kesulitan
pengaksesan data, dan c) multiple user. Beberapa manfaat dalam database di
34
antaranya: kecepatan dan kemudahan (speed), kebersamaan pemakai, pemusatan
control data, efesiensi ruang penyimpanan (space), keakuratan (accuracy),
ketersediaan (availability), keamanan (security), kemudahan dalam pembuatan
program aplikasi baru, pemakaian secara langsung, kebebasan data (data
independence), dan user view (Connoly et al. 2001).
2.6.6 Pengujian
Pengujian merupakan proses pemeriksaan atau evaluasi sistem atau komponen
sistem secara manual atau otomatis untuk memverifikasi apakah sistem memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang dispesifikasikan atau mengidentifikasi perbedaan-
perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang terjadi (Haryanto 2004).
Pengujian meliputi tiga konsep berikut yakni:
a. Demontrasi validitas software pada masing-masing tahap di siklus pengembangan
sistem.
b. Penentuan validitas sistem akhir dikaitkan dengan kebutuhan pemakai.
c. Pemeriksaan perilaku sistem dengan mengeksekusi sistem pada data sample
pengujian.
Pada pengujian terdapat berbagai macam kesalahan yang dapat berupa:
kesalahan fungsionalitas (dimana program berbeda dibandingkan dengan yang
dikehendaki), kesalahan kehilangan (dimana fungsionalitas yang diperlukan tidak
ada), atau kesalahan yang memanifestasi dengan penghentian program. Sasaran
pengujian sebagai penemuan semaksimum mungkin kesalahan dengan usaha yang
dapat dikelola pada rentang waktu realistik.
Terdapat dua teknik pengujian berdasarkan ketersediaan logika sistem yaitu:
black box testing dan white box testing. Namun strategi pengujian lainnya dapat
berupa arah pengujian yakni pengujian top down dan pengujian bottom down
(Connoly et al. 2001). Konsep black box digunakan untuk merepresentasikan sistem
dengan cara kerja di dalamnya tidak tersedia untuk diinspeksi. Dalam black box,
item-item yang diuji dianggap “gelap” karena logiknya tidak diketahui, yang
diketahui apa yang masuk dan apa yang keluar dari black box. Teknik pengujian
konvensional yang termasuk pada black box testing adalah sebagai berikut: graph
35
based testing, equivalence partitioning, comparison testing, dan orthogonal array
testing. Black box testing berfokus pada persyaratan fungsional software, sehingga
black box testing memungkinkan perekayasa software mendapatkan serangkaian
input yang sepenuhnya menggunakan persyaratan fungsional untuk suatu program.
Pressman (2001) telah berusaha menemukan kesalahan dengan black box
testing di antaranya:
a. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang,
b. Kesalahan interface,
c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal,
d. Kesalahan kinerja,
a. Inisialisasi dan kesalahan terminasi.
36
37
III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran
Dukungan terhadap pembangunan Online Lesson Plan (OLP) matematika
bagi lingkungan sekolah merupakan suatu kebutuhan penting untuk membantu
kinerja guru terutama guru matematika SMA. Kebutuhan yang dimaksud adalah
adanya informasi dan pengetahuan tentang profesionalitas guru, strategi
pembelajaran, desain lesson plan, dan uji kompetensi guru. Untuk memperoleh
kebutuhan ini, maka dibangun suatu sistem yang mampu berinteraksi dengan mudah
dan tidak membutuhkan biaya besar bagi penggunanya. Perancangan dan
pembangunan sistem ini, penulis namakan OLP matematika.
Upaya pembangunan OLP matematika menjadi suatu terobosan dalam
merespon kebutuhan guru. Bisnis proses seperti ini akan menguntungkan semua
stakeholder terutama guru-guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan karena
mereka akan terhubung secara langsung melalui teknologi informasi. Setiap guru
yang ingin membuat lesson plan menggunakan OLP, terlebih dahulu akan diuji
tingkat pemahaman mereka (melalui asesmen dan evaluasi) dan di dalamnya terdapat
tutorial pengetahuan (terutama dalam komponen penyusunan lesson plan), serta
sistem dapat memberikan rekomendasi pada guru dalam menyusun lesson plan
matematika. Harapannya dengan sistem ini stakeholders dapat memantau dan
memberikan masukan terhadap kinerja guru, serta guru akan lebih efektif dan efisien
dalam meningkatkan kinerjanya.
Pembangunan OLP ini memanfaatkan internet sebagai sarana pendukung dan
fasilitas web yang memungkinkan informasi dapat diakses oleh banyak guru. Dengan
adanya fasilitas internet tersebut, pengguna dapat memperoleh informasi dan
pengetahuan yang diperlukan serta dapat menyusun lesson plan matematika secara
optimal sesuai kebutuhan pengguna. Sistem OLP matematika yang dibangun
merupakan suatu pilot project bagi pengembangan OLP dalam semua bidang
pendidikan baik ilmu sosial dan ilmu eksakta lainnya.
38
3.2 Kerangka Penelitian
Pengembangan sistem OLP secara keseluruhan harus melalui beberapa
tahapan. Tahapan tersebut meliputi perencanaan sistem yang sesuai dengan
kebutuhan pengguna, analisis sistem, perancangan sistem, implementasi sistem, dan
dukungan terhadap sistem. Keluaran dari perencanaan sistem dihasilkan persyaratan
yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Analisis dan perancangan sistem
menghasilkan spesifikasi perancangan logik dan teknis. Implementasi sistem
menghasilkan perangkat lunak yang dapat digunakan, serta dukungan terhadap sistem
dihasilkan aplikasi yang sudah teruji dan siap dioperasionalkan sesuai rekomendasi
(Priyono & Harun, 2003).
Pada penelitian ini, tahapan yang dilakukan berdasarkan kerangka penelitian
dapat dilihat dalam bentuk diagram alir (Gambar 12).
Mulai
Selesai
Studi Pustaka dan Kelayakan(Identifikasi Masalah dan Aspek Kelayakan)
Pengumpulan Data dan Informasi(Akuisisi Pengetahuan)
Model CAI
Analisis dan Desain Online Lesson Plan(Model SDLC)
Analisis Desain Implementasi Pengujian
Gambar 12 Diagram alir kerangka penelitian.
39
3.2.1 Studi Pustaka dan Kelayakan
Studi pustaka merupakan sumber pengetahuan terhadap penelitian ini yang
dilakukan dengan penelusuran dari beberapa pakar pendidik (praktisi dan akademisi
pendidikan) dan literatur dalam berbagai bentuk dokumen. Studi pustaka merupakan
suatu kajian mendalam terhadap penggalian informasi dan komunikasi untuk
dijustifikasi dengan pakar mengenai penyusunan lesson plan. Tujuan pada tahap ini
adalah untuk menentukan dan mempertajam topik penelitian dalam membuat dan
memperkaya tinjauan pustaka serta memperkuat landasan/pijakan peneliti dalam
merancang konsep penelitian.
Selanjutnya proses pengembangan sistem dimulai dengan mengidentifikasi
masalah yang dikaji serta tugas spesifik yang akan ditangani (Marimin 2009).
Tahapan ini dilakukan hanya untuk menentukan pokok permasalahan yang akan
dikaji dalam penelitian serta bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut. Salah
satu solusi dari masalah ini adalah dengan membangun suatu sistem penyusunan
lesson plan matematika.
Tujuan dan manfaat yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk
menjawab permasalahan-permasalahan yang telah diidentifikasi sebelumnya,
sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya tujuan dan manfaat
ini akan di evaluasi pada tahap pengambilan keputusan serta beberapa saran
(rekomendasi) yang akan diberikan.
3.2.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa proses diantaranya :
a. Penelusuran sejumlah perangkat pembelajaran dalam penyusunan lesson plan
matematika yaitu aspek pembelajaran matematika, strategi pembelajaran (berupa
model, metode dalam pembelajaran), dan pengumpulan lesson plan matematika
SMA.
b. Wawancara dengan sejumlah pakar dan praktisi pendidikan
c. Melakukan survei ke sejumlah sekolah dengan tujuan untuk memperoleh
gambaran umum penyusunan, operasional dan mekanisme lesson plan
matematika.
40
d. Membuat instrumen penyusunan lesson plan matematika untuk mendapatkan
informasi penyusunan lesson plan yang efektif dan efisien.
Oleh karena proses pengumpulan data merupakan suatu teknik pencarian
sumber pengetahuan (informasi) untuk dimodelkan menggunakan soft computing
pada computer assisted instructional (CAI), maka teknik yang diperlukan tersebut
adalah akuisisi pengetahuan dan representasi pengetahuan. Proses akuisisi
pengetahuan dilakukan dengan wawancara, diskusi, serta pengisian kuesioner.
Akuisisi dimulai dengan studi literatur kemudian disusun pertanyaan inti dan
kerangka akuisisi kepada pakar. Akuisisi juga dilakukan dengan mengambil
pengetahuan dari sumber literatur kemudian melakukan konfirmasi kepada pakar
berdasarkan hasil studi literatur. Pengetahuan yang diperoleh dari proses akuisisi
kemudian direpresentasikan untuk membentuk basis pengetahuan. Basis pengetahuan
terdiri atas pengetahuan yang dimaksud dan dispesifikasikan dari pokok
permasalahan yang akan diselesaikan (Marimin 2009).
3.2.3 Analisis dan Desain Sistem OLP
Tahap analisis dan desain OLP matematika mengadopsi metode System
Development Life Cycle (SDLC) dengan tahapan berikut seperti yang dikemukakan
oleh O‟Brien (2005) (terlihat pada Gambar 12 di atas):
3.2.3.1 Tahap Analisis
Pada tahap analisis dilakukan proses pengumpulan kebutuhan yang dilakukan
secara intensif dan konseptual untuk menspesifikasikan kebutuhan sistem agar dapat
dipahami seperti apa sistem yang dibutuhkan oleh user. Tahap analisis sistem OLP
meliputi beberapa aspek pendukung di antaranya analisis architecture vision (sebagai
landasan pijak untuk membangun sistem), analisis kebutuhan pengguna, analisis
kebutuhan data dan informasi (mencakup rincian dan justifikasi data dan informasi
yang diperlukan), analisis model CAI, dan analisis bagan alir (flowchart) OLP. Setiap
spesifikasi kebutuhan sistem ini perlu didokumentasikan.
41
3.2.3.2 Tahap Desain
Desain sistem diperlukan untuk merancang pola atau gambaran sistem yang
akan dibangun berdasarkan persyaratan yang ditentukan dan keputusan yang dibuat
selama analisis. Desain sistem merupakan proses multi-langkah yang fokus pada
desain pembuatan program sistem termasuk struktur data, arsitektur sistem,
representasi antarmuka, dan prosedur pengkodean. Tahap ini menranslasi kebutuhan
sistem dari tahap analisis kebutuhan ketahapan representasi desain agar dapat
diimplementasikan menjadi program tahap selanjutnya. Desain sistem OLP dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan struktural (tradisional) yang terdiri atas
desain konteks diagram (diagram context), desain diagram data alir (data flow
diagram), desain Entity Relationship Diagram (ERD), desain kamus data, desain
antarmuka pengguna (user interface), desain fungsional sistem, desain input sistem,
dan desain arsitektur global sistem OLP. Desain sistem yang dihasilkan juga perlu
didokumentasikan.
3.2.3.3 Tahap Implementasi
Tahap implementasi sistem merupakan pengaplikasian bentuk sistem yang
akan dirancang ke dalam bahasa program tertentu untuk menghasilkan sistem aplikasi
atau dengan kata lain tahapan peletakan sistem agar dapat dioperasikan. Prosedural
yang dilakukan pada tahap ini seperti material collecting yaitu pengumpulan bahan
yang diperlukan dalam pengembangan OLP matematika berbasis CAI, assembly yaitu
tahap pembuatan seluruh objek yang terlibat dalam pengembangan sistem ini dan
testing yaitu tahap pengujian secara modular terhadap sistem ini.
3.2.3.4 Tahap Pengujian
Tahap ini dilakukan untuk memperoleh cetak biru (blue print) dari suatu
sistem yang baik sehingga dapat diaplikasikan di tempat yang berbeda. Apabila hasil
pengujian belum sesuai dengan kebutuhan pengguna, maka akan dilakukan ulang
dimulai dari proses pengumpulan data. Namun apabila hasil pengujian telah sesuai
dengan kebutuhan pengguna, maka proses selesai. Pengujian sistem terfokus pada
logika dan fungsional sistem serta memastikan bahwa semua bagian telah diuji. Hal
42
ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang
dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan. Pengujian fungsional sistem terhadap
prototipe dilakukan dengan menggunakan black-box testing.
Dengan demikian, proses atau tahapan dari kerangka penelitian terhadap
sistem OLP, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2 Mekanisme kerja pada kerangka penelitian
No. Tahap/Proses Kebutuhan Teknik kerja
1 Studi Pustaka
dan Kelayakan
Untuk mengidentifikasi
lingkup sistem baru dengan
memastikan bahwa
pekerjaan ini layak dengan
mengembangkan rencana
atau jadwal kegiatan, serta
estimasi biaya untuk
pekerjaan selanjutnya.
Mendefinisikan masalah,
Mengumpulkan
data/informasi sebagai
kebutuhan awal,
Melakukan studi kelayakan
(organisasi, ekonomis,
teknis dan waktu,
operasional, hukum dan
etika)
Merencanakan sistem
penyusunan lesson plan.
2 Pengumpulan
Data
Untuk memperkuat proses
dalam pengambilan
keputusan dari data
(informasi) yang diperoleh.
Akuisisi dari beberapa
sumber seperti pakar,
praktisi dan referensi
pendidikan.
Merepresentasikan hasil
akuisisi pengetahuan untuk
dijadikan rule sebagai basis
pengetahuan dalam sistem.
3 Analisis Untuk memahami dan
mendokumentasikan secara
rinci kebutuhan bisnis dan
persyaratan pengolahan
sistem baru.
Mendokumentasikan
sistem yang sudah ada,
Menentukan prioritas
kebutuhan-kebutuhan,
Mengembangkan dan
mengevaluasi alternatif
pilihan,
Mendokumentasikan hasil
analisis,
Membuat sistem prototipe.
4 Desain Untuk merancang solusi
sistem online lesson plan
berdasarkan persyaratan
yang ditentukan dan
Desain konseptual CAI,
Desain database,
Desain antarmuka
pengguna,
43
No. Tahap/Proses Kebutuhan Teknik kerja
keputusan yang dibuat
selama analisis.
Mendokumentasikan
laporan desain.
5 Implementasi Untuk membangun,
menguji, dan menginstal
sebuah sistem informasi
yang handal dengan
pengguna yang terlatih, siap
untuk mendapatkan
keuntungan seperti yang
diharapkan dari penggunaan
sistem OLP.
Penulisan kode program
(coding),
Pengujian dan verifikasi
sistem,
Pelatihan pengguna dan
administrator.
6 Pengujian Untuk menghasilkan
produktivitas sistem yang
handal dan layak serta
berkelanjutan, menjaga
sistem berjalan produktif
selama masa waktu hidup
sistem OLP.
Pengujian fungsional
sistem,
Rekomendasi sistem.
3.3 Alat Pendukung Penelitian
Pengembangan sistem ini menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras
dengan spesifikasi sebagai berikut:
a) Perangkat lunak:
1) Sistem operasi MS windows 7 Ultimate 32 bit
2) MySQL dan PHP
3) Adobe Photoshop CS5
4) Mozilla Firefox 5.0 sebagai browser.
b) Perangkat keras:
1) Processor T2450 Intel Centrino Core Duo (2.0GHz, 533 MHz, FSB, 2 MB
L2 Cache, Mobile Intel 945 Express Chipset Family),
2) Memori 2 GB DDR2 RAM,
3) Harddisk 320 GB,
4) Monitor 14.1” WXGA,
5) Mouse dan keyboard.
44
3.4 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2010 hingga Juli 2011 yang
dilaksanakan pada dua lokasi yaitu: a) Laboratorium Matematika Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh, untuk
merancang instrumen pengujian dan pengambilan data, b) Laboratorium Software
Engineering and Information System (SEInS) Departemen Ilmu Komputer, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Institut Pertanian Bogor, Kampus Dramaga,
untuk proses perancangan dan analisis OLP matematika dan pembuatan laporan
penelitian.
45
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Studi Pustaka dan Kelayakan
Studi pustaka dan kelayakan atau sering disebut dengan investigasi sistem
merupakan awal perencanaan project dalam menentukan layak atau tidaknya
penelitian ini dilakukan terhadap pembuatan OLP. Bagian ini mendeskripsikan
tentang identifikasi masalah dan kelayakan studi dari beberapa aspek pendukung di
antaranya aspek organisasi, aspek teknis (mencakup kebutuhan sistem terhadap
dataware, software, hardware, netware, brainware dan couserware), aspek
ekonomis, aspek kebutuhan pengguna, dan batasan pengguna.
4.1.1 Identifikasi Masalah
Pengembangan sistem OLP matematika, dirancang dengan semudah mungkin
untuk user dalam mengetahui informasi seperti mengenai uji kompetensi guru
(UKG), tutorial, dan penyusunan lesson plan matematika. Dalam hal ini disesuaikan
dengan sumberdaya informasi yang ditelusuri serta berdasarkan akuisisi pengetahuan
yang ada.
Permasalahan yang teridentifikasi di antaranya:
a. Belum adanya aplikasi online untuk mempelajari informasi dan pengetahuan
tentang lesson plan, yang kebanyakan berupa literatur buku dan penelusuran
melalui website.
b. Uji kompetensi guru terhadap lesson plan yang dilakukan masih bersifat
sederhana, artinya dilakukan secara manual melalui ujian tulis, sehingga
dibutuhkan suatu teknologi informasi secara online dalam mengevaluasi
kemampuan guru.
c. Belum adanya aplikasi yang membantu guru dalam menyusun lesson plan
matematika, yang selama ini dilakukan secara sederhana melalui template yang
telah disediakan tanpa dibarengi sejumlah informasi dan pengetahuan .
d. Belum adanya tempat penyimpanan laporan penyusunan lesson plan matematika
secara sistematis.
46
4.1.2 Aspek Organisasi
Menurut laporan statistik tingkat SMA pada tahun 2008/2009 oleh
kementerian pendidikan nasional disebutkan bahwa jumlah guru SMA di Indonesia
baik pada sekolah negeri maupun swasta adalah 302.578 orang. Sekitar 47,38% atau
143.366 orang guru berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dan 52,62% atau
159.212 orang guru berstatus sebagai non-PNS. Pertambahan jumlah guru dalam
setiap tahunnya terus meningkat, malahan di tahun 2006/2007 berjumlah 276.012
orang guru dan di tahun 2007/2008 mencapai 295.675 orang guru. Jika dilihat dari
berdasarkan kelayakan guru SMA dalam mengajar hanya berjumlah 250.270 orang
atau sekitar 79,88% di tahun 2008/2009. Hal ini terjadi kenaikan sekitar 2,36% dari
tahun sebelumnya 2007/2008 yakni 237.094 orang atau 77.52%
(http://www.kemdiknas.go.id/).
Namun demikian dari keseluruhan guru di tahun 2008/2009, guru matematika
saja berjumlah 26.321 orang, dan ini masih dianggap kurang oleh pemerintah
terhadap kuota kebutuhan guru. Tahun 2010 saja dibutuhkan guru 200.000 orang dan
tahun 2011 akan melebihi dari tahun sebelumnya (http://sertifikasiguru.org/). Sebagai
tenaga pendidik atau tenaga edukatif yang relatif cukup besar, sangat membutuhkan
peningkatan kualitas SDM yang handal dan berkesinambungan melalui penggunaan
teknologi informasi, untuk mempercepat akses informasi dan peningkatan kinerja
guru yang profesional.
Ini tidaklah mudah dalam meningkatkan kualitas guru, apalagi tanpa didukung
oleh lembaga-lembaga lain seperti kampus, karena membutuhkan kerjasama yang
erat dan berkelanjutan. Berdasarkan jumlah guru SMA yang tersebar di seluruh
Indonesia, dan kelayakan melalui uji kompetensi terus digalakkan, salah satunya
dalam kesiapan penyusunan lesson plan matematika. Hal inilah yang menjadi suatu
alasan mengapa perlu dikembangkan OLP matematika, yang dapat menunjang dalam
memberikan pelayanan informasi kepada guru-guru matematika di era globalisasi ini.
Forum-forum guru di tingkat sekolah seperti Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) sering kali terabaikan, dan dilakukan sesuai kebutuhan saja.
Namun dengan adanya informasi OLP matematika ini akan menjembatani akses
47
komunikasi secara terbuka dan dimana saja. Betapa pun demikian, aspek
kelembagaan harus mendukung dalam pembangunan sistem ini, supaya berjalan
sesuai keinginan dan kemampuan.
4.1.3 Aspek Teknologi
Aspek teknologi sangat berperan dalam pengembangan sistem OLP. Jika
ditinjau dari kebutuhan perangkat yang digunakan, maka terdapat beberapa
spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras. Spesifikasi perangkat lunak yang
digunakan dalam sistem ini antara lain:
Sistem operasi MS windows 7 Ultimate 32 bit.
MySQL client version 5.0.51a berfungsi sebagai pengolah dan penyimpanan
database.
PHP 5 berfungsi sebagai bahasa pemograman.
Adobe Dreamwaver CS5 sebagai desain dan editor bahasa pemograman
website.
Adobe Photoshop CS5 berfungsi untuk desain antarmuka.
Apache berfungsi sebagai web server.
HTML sebagai bahasa pemrograman dasar web.
Mozilla Firefox 5.0 atau Internet Explore sebagai browser.
Spesifikasi perangkat keras minimum yang digunakan untuk
mengimplementasikan sistem ini adalah sebagai berikut:
Satu buah personal computer (PC)
Monitor dengan resolusi standar 1024 x 768 pixel
Mouse dan keyboard.
Dengan spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang dimiliki untuk
sistem ini dinilai praktis dan mudah dalam pengaplikasiannya. Spesifikasi minimum
software dan hardware tersebut dapat dengan mudah tersedia di pasaran dan
memenuhi kapasitas yang diperlukan. Dengan kemudahan spesifikasi tersebut, maka
pengguna akan lebih nyaman dan tidak sulit dalam mengoperasikan sistem tersebut.
48
4.1.4 Aspek Ekonomis
Dalam pengembangan OLP matematika, pemilihan teknologi harus bijaksana,
sehingga tidak mengeluarkan banyak biaya. Penelusuran saat ini, hampir semua guru-
guru matematika telah mengenal komputer (personal computer) mulai dari komputer
dekstop, laptop/notebook (komputer jinjing) hingga komputer mini lainnya.
Pengoperasian sistem pun telah banyak dipahami hingga penggunaan internet sebagai
jaringan dunia maya. Teknologi jaringan internet sangat mudah didapatkan atau
dikoneksikan ke PC, baik melalui modem, wifi, jaringan kabel dan peralatan lainnya.
Tidaklah heran, jika seorang guru matematika dapat dengan mudah
mendapatkan file dokumen penyusunan lesson plan matematika, baik dengan
membayar pada beberapa seller lesson plan, mengunduh, ataupun meng-copypaste-
kan, tanpa harus mempelajari lebih lanjut, mencoba-coba bentuk model pembelajaran
ataupun menguji pengetahuan melalui penguasaan konsep penyusunan lesson plan
agar mereka benar-benar mampu dan layak ketika akan mengajar.
Sebagian guru-guru matematika dan guru-guru lain pada umumnya belum
mengetahui tentang penyusunan lesson plan berbasis web karena memang belum ada
sama sekali fasilitas (aplikasi) yang dibuat. Hanya saja kita mendengar di beberapa
kampus ternama seperti MIT (Amerika) dan NTU (Singapore) yang telah mencoba
mengembangkan secara terbatas dan tertutup. Penelusuran yang peneliti coba
dapatkan hanya ada satu website saja (http://www.teach-nology.com/) dan
penyusunan lesson plan dalam format global (umum). Dengan demikian, sistem OLP
ini nantinya akan mencegah dampak-dampak negatif dalam penyusunan lesson plan
serta meningkatkan kemampuan guru untuk lebih handal dalam penggunaan TIK.
4.1.5 Aspek Kebutuhan Pengguna
Sistem ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna, yaitu:
a. Pengguna menguji pemahaman dan kemampuan dirinya tentang penyusunan
lesson plan matematika secara online.
b. Pengguna dapat meningkatkan produktivitas lesson plan yang optimal sesuai
kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar.
49
c. Pengguna dapat mendokumentasikan seluruh produk lesson plan matematika
secara teratur dan sistematis pada sebuah media online.
d. Meningkatkan peran dan kinerja guru sebagai perancang lesson plan matematika
dan fasilitator bagi pengembangan lesson plan berikutnya.
4.1.6 Batasan Pengguna
Dalam pembangunan sistem OLP matematika ini target utama pengguna yang
mengakses adalah pengguna atau guru matematika SMA/MA, karena keseluruhan
features yang diberikan mulai dari asesmen, tutorial, evaluasi dan create lesson plan
berbasis matematika SMA/MA. Hal ini telah diatur sedemikian rupa sebagai project
awal untuk penyusunan OLP.
Pengguna sistem OLP matematika dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a) Administrator, merupakan pengguna dengan hak otorisasi tertinggi, dimana
administrator berhak untuk bisa selain mengakses data OLP juga
memperbaiki dan atau menambah data.
b) User atau pengguna biasa (guru), dapat mengakses OLP pada menu-menu
yang telah diberikan tanpa bisa mengubah isi datanya. Hanya diperbolehkan
menghapus dokumen lesson plan yang telah dicreate atau menambahnya.
4.2 Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri atas:
a. Data materi pembelajaran matematika SMA (Lampiran 1),
b. Data model pembelajaran matematika (Lampiran 2),
c. Data kuesioner pakar atau praktisi pendidikan (Lampiran 3),
d. Data hasil penilaian lesson plan berdasarkan uji instrumen dan wawancara pakar
(Lampiran 4),
e. Data metode pembelajaran matematika (Lampiran 5),
f. Data pendekatan pembelajaran matematika (Lampiran 6).
Berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya akan dianalisis untuk dapat
dirancang dalam pemograman serta diimplementasikan ke dalam sistem. Teknik
pengumpulan data merupakan proses pencarian sumber pengetahuan untuk
50
dimodelkan menggunakan soft computing pada computer assisted instructional
(CAI), sehingga diperlukan proses akuisisi.
Akuisisi pengetahuan dilakukan dengan berbagai aktivitas seperti wawancara
atau diskusi dan pengisian kuesioner. Kuesioner yang diberikan kepada pakar atau
praktisi, kemudian dijustifikasi kembali sebagai suatu keputusan untuk
direpresentasikan dalam basis pengetahuan. Dalam hal ini pakar pendidikan yang
digunakan sebagai sumber pengetahuan adalah Dr. Rahmah Johar, M.Pd (Dosen
Pendidikan dan Pembelajaran Matematika) program studi pendidikan matematika
FKIP Universitas Syiah Kuala, Aceh.
Selanjutnya untuk penentuan lesson plan matematika di SMA dilakukan
wawancara (FGD) dengan sejumlah guru inti yang tergabung dalam musyawarah
guru mata pelajaran (MGMP). Proses pengumpulan data dan informasi seperti ini
dalam model ITS disebut sebagai pengetahuan tacit. Untuk pengetahuan eksplisit
diperoleh sumber pengetahuan dari referensi buku dan literatur serta jurnal-jurnal
terkait. Hasil akuisisi pengetahuan ini bermanfaat dalam pengembangan OLP.
Pengetahuan yang diperoleh dari proses akuisisi kemudian direpresentasikan
dalam basis pengetahuan. Basis pengetahuan terdiri atas basis pengetahuan statis dan
basis pengetahuan dinamis (Marimin 2009). Pengetahuan statis memuat informasi
tentang objek, peristiwa atau situasi, dengan kata lain disebut juga sebagai basis
pengetahuan deklaratif yang direpresentasikan menggunakan pendekatan logika
dasar, jaringan semantik, fuzzy atau konsep kerangka (frame). Basis pengetahuan
dinamis atau prosedural menyatakan informasi tentang cara pembangkitan fakta baru
atau hipotesis dari fakta yang sudah diketahui. Model representasi pengetahuan yang
digunakan dalam sistem OLP disesuaikan dengan masing-masing pengetahuan yang
diperoleh, sehingga dapat disusun menjadi rule-rule (aturan) untuk pengambilan
keputusan. Pada skema berikut ini (Gambar 13 dan 14 ) dapat dilihat proses
penentuan dalam penyusunan lesson plan matematika.
51
Berpusat padaGuru
Berpusat padaSiswa
Model
Metode
Pendekatan
Teknik
AspekKognitif
AspekAfektif
AspekPsikomotorik
KegiatanPembelajaran
Penilaian
SumberBelajar
Lesson PlanMatematika SMA
Silabus Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Gambar 13 Skema penentuan Strategi Belajar Mengajar (SBM).
Kelas
Semester
AspekPembelajaran
Pertemuan
TujuanPembelajaran
PokokBahasan
SubpokokBahasan
JumlahPertemuan
AlokasiWaktu
Lesson PlanMatematika SMA
Silabus Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Gambar 14 Skema penentuan materi pembelajaran.
52
4.3 Analisis
4.3.1 Analisis Architecture Vision
Visi dan misi pendidikan nasional berdasarkan amanat UUD 1945 dan UU
nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, tertuang dalam rencana
strategis Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) ditetapkan sebagai visi
dan misi pendidikan nasional untuk jangka panjang (2005-2025). Visi pendidikan
nasional tersebut adalah “Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang
kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia
berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah”.
Pernyataan mengenai kiprah utama pendidikan sebagai misi pendidikan
nasional yang merupakan wujud nyata visi pendidikan nasional diantaranya:
a. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;
b. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh
sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar;
c. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral;
d. Meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai
pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan
nilai berdasarkan standar nasional dan global; dan
e. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.
Berdasarkan visi dan misi tersebut, maka KEMENDIKNAS menetapkan
beberapa strategi dan program yang disusun berdasarkan skala prioritas. Salah satu
bentuk dari prioritas tersebut lebih ditekankan pada:
a. Upaya pemerataan dan perluasan akses pendidikan;
b. Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing keluaran pendidikan; dan
c. Peningkatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pengelolaan pendidikan.
53
Dengan demikian, salah satu alternatif mempercepat pemerataan dan
perluasaan akses pendidikan adalah melalui teknologi informasi secara terbuka dalam
meningkatkan mutu sumber daya manusia. Teknologi yang dimaksud dalam usulan
penelitian ini adalah membangun sebuah sistem penyusunan lesson plan secara online
untuk membantu guru, sehingga mengurangi dampak negatif yang selama ini terus
berkembang. Sistem ini dinamakan OLP khususnya pada mata pelajaran matematika
di SMA. Sistem ini nantinya akan menjadi pilot project bagi mata pelajaran lain serta
untuk semua jenjang pendidikan.
Sistem ini dirancang untuk mampu menguji kompetensi guru, menambah
pengetahuan guru terhadap strategi pembelajaran dan menyusun lesson plan
matematika secara optimal berdasarkan model pengambilan keputusan.
4.3.2 Analisis Kebutuhan Pengguna
Pengguna sistem OLP ini adalah guru-guru yang membutuhkan jasa
penyusunan lesson plan yaitu guru matematika SMA/MA/SMK yang menjadi
prioritas utama pengguna, dan administrator yang berfungsi meng-update data secara
faktual. Guru matematika ini telah mampu menguasai dan menggunakan teknologi
komputer sebelumnya, sehingga tidak lagi menjadi suatu hambatan utama.
Administrator berfungsi sebagai programmer dan knowledge engineer. Baik
programmer dan knowledge engineer membutuhkan teknik tersendiri dalam bekerja.
Knowledge engineer dalam OLP bertugas mengakuisisi pengetahuan dari sejumlah
pakar atau praktisi pendidikan, dan mengumpulkan sumber pengetahuan lainnya yang
akan diintegrasikan ke dalam sistem OLP. Pada Gambar 15 berikut ini ditampilkan
bagaimana proses kebutuhan pengguna terhadap OLP. Pengguna lainnya seperti guru
matematika pada jenjang tertentu (SMP/MTs) dapat juga menggunakan sistem ini,
namun sangat sedikit informasi yang diperoleh.
54
Online Lesson Plan(OLP) Matematika
Online Lesson Plan(OLP) Matematika
Guru MatematikaSMK
Guru MatematikaSMK
Guru MatematikaSMA/MA
(Prioritas)
Guru MatematikaSMA/MA
(Prioritas)Administrator dan
Knowledge Engineer
Administrator danKnowledge Engineer
Pakar Pendidikan
Pakar Pendidikan
Praktisi Pendidikan
Praktisi Pendidikan
Referensi dan DokumenData Sekunder
Referensi dan DokumenData Sekunder
Guru MatematikaSMP/MTs
Guru MatematikaSMP/MTs
Gambar 15 Skema kebutuhan pengguna pada OLP.
4.3.3 Analisis kebutuhan data
Pengembangan sistem OLP matematika dibangun sebagai alat bantu bagi guru
dalam menyusun lesson plan matematika SMA setiap kali pertemuan. Oleh karena
itu, dibutuhkan data tertentu terkait dengan penyusunan lesson plan matematika
SMA. Ada beberapa data utama dalam penyusunan lesson plan matematika
diantaranya:
4.3.3.1 Data Materi Pembelajaran Matematika SMA
Setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan SMA/MA mempunyai beberapa
aspek pembelajaran (materi pokok), dan setiap aspek pembelajaran mempunyai
beberapa materi pembelajaran. Sepertihalnya mata pelajaran matematika di SMA
mempunyai enam aspek pembelajaran yaitu logika, aljabar, geometri, trigonometri,
kalkulus, dan statistik dan peluang.
Secara umum untuk enam aspek pembelajaran matematika di SMA terdapat
17 kelompok materi pembelajaran. Rincian dari enam aspek pembelajaran tersebut
55
terdiri atas aspek aljabar (10 kelompok materi pembelajaran), aspek logika (1
kelompok materi pembelajaran), aspek kalkulus (2 kelompok materi pembelajaran),
aspek geometri (1 kelompok materi pembelajaran), aspek trigonometri (2 kelompok
materi pembelajaran), dan aspek statistik dan peluang (1 kelompok materi
pembelajaran).
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi hanya satu aspek pembelajaran
matematika SMA yang diambil yakni aspek aljabar, karena aspek tersebut diajarkan
pada semua kelas (mulai kelas satu hingga kelas tiga), sedangkan aspek lainnya hanya
tidak semua kelas. Adapun rincian kelas di SMA terhadap aspek aljabar di antaranya:
kelas 1 (terdapat 3 kelompok materi pembelajaran), kelas 2 IPA (terdapat 3 kelompok
materi pembelajaran), dan kelas 3 IPA (terdapat 4 kelompok materi pembelajaran).
Rincian kelompok materi pembelajaran (subpokok bahasan) dalam aspek
pembelajaran aljabar diantaranya:
a. Materi pembelajaran bentuk pangkat, akar dan logaritma
b. Materi pembelajaran fungsi, persamaan dan fungsi kuadrat serta pertidaksamaan
kuadrat
c. Materi pembelajaran sistem persamaan linear dan pertidaksamaan satu variabel.
d. Materi pembelajaran persamaan lingkaran dan persamaan garis singgung
lingkaran
e. Materi pembelajaran aturan suku banyak
f. Materi pembelajaran komposisi dua fungsi dan invers suatu fungsi
g. Materi pembelajaran masalah program linear
h. Materi pembelajaran konsep matriks, vektor, dan transformasi
i. Materi pembelajaran konsep barisan dan deret
j. Materi pembelajaran fungsi eksponen dan logaritma
Gambar berikut menunjukkan klasifikasi aspek pembelajaran aljabar terhadap
kelompok materi pembelajaran di SMA.
56
Aspek Pembelajaran
Aljabar
(SMA)
Fungsi, Persamaan
dan Fungsi kuadrat serta
Pertidaksamaan kuadrat
(1/I)
Bentuk pangkat, Akar
dan Algoritma
(1/I)
Sistem persamaan
Linier dan Pertidaksamaan
satu variabel
(1/I)
Fungsi eksponen dan
Logaritma
(3/II)
Konsep barisan dan Deret
(3/II)
Persamaan lingkaran
dan Persamaan garis
singgung lingkaran
(2/I)
Aturan Suku Banyak
(2/II)
Konsep Matriks, Vektor,
dan Transformasi
(3/I)
Komposisi dua fungsi
dan
Invers suatu fungsi
(2/II)
Masalah Program Linier
(3/I)
Gambar 16 Klasifikasi aspek aljabar matematika di SMA.
4.3.3.2 Data Model-Model Pembelajaran Matematika
Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan sutau kegiatan. Model pembelajaran matematika
merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar matematika untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi desainer pembelajaran serta para
guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar matematika.
Dalam penyusunan lesson plan matematika, model pembelajaran yang
digunakan sangat banyak dan bervariasi sesuai kebutuhan dan kemampuan guru
dalam mengajar matematika. Rekomendasi dari beberapa pakar pendidikan
matematika, terdapat lebih dari 50 model dalam pembelajaran matematika. Untuk
mengajarkan satu subkelompok materi pembelajaran matematika dapat dilakukan
lebih dari satu model pembelajaran, dan satu model pembelajaran hanya dapat
diajarkan pada satu sub kelompok materi pembelajaran. Misalkan dalam aspek aljabar
materi pembelajaran bentuk pangkat, akar dan logaritma dapat diajarkan lebih dari
satu model pembelajaran seperti model kooperatif tipe jigsaw, tipe NHT, dan lain
57
lain. Namun satu model tipe TGT hanya dapat diajarkan pada satu materi
pembelajaran bentuk pangkat, akar dan logaritma.
Hal inilah yang menjadi kendala terbesar bagi guru, dalam menentukan materi
pembelajaran dengan sejumlah model pembelajaran yang efektif. Untuk itu, akuisisi
pengetahuan pakar sangat dituntut sebagai landasan dalam penentuan lesson plan
matematika SMA.
Peneliti mencoba mengambil satu kelompok model pembelajaran matematika
yang akan disesuaikan berdasarkan informasi dari pakar pendidikan matematika, dan
didokumentasikan sebagai bentuk laporan terhadap penyusunan lesson plan
matematika. Bentuk laporan dari dokumen tersebut sangat jarang terjaga dengan baik,
apalagi ketika ingin membuka/memanggil kembali laporan tersebut. Sistem online
lesson plan matematika menjadi solusi terhadap permasalahan tersebut, dan menjadi
panduan guru untuk menyusun lesson plan berikutnya.
Satu kelompok model pembelajaran ini dinamakan model pembelajaran
kooperatif dengan beberapa model (tipe). Alasan pengambilan model ini dilandasi
oleh dominansi aktivitas siswa berdasarkan teori konstruktivis dimana guru hanya
sebagai fasilitator, dan banyaknya pakar yang telah mencoba melakukan skenario
interaksi pembelajaran di kelas serta karakteristik model kooperatif yang sesuai
dengan materi pembelajaran eksakta seperti matematika. Beberapa tipe dari model
kooperatif diantaranya:
a. Model kooperatif tipe STAD (student teams achievement divisions)
b. Model kooperatif tipe Jigsaw (model tim ahli)
c. Model kooperatif tipe Investigasi Kelompok (group investigation)
d. Model kooperatif tipe TGT (teams games tournaments)
e. Model kooperatif tipe TPS (think pair and share)
f. Model kooperatif tipe NHT (numbered heads together).
Pada setiap model kooperatif ini mempunyai karakteristik berdasarkan sintaks
tertentu. Berikut beberapa perbandingan dari empat tipe dalam model pembelajaran
kooperatif.
58
Tabel 3 Perbandingan karakteristik model-model pembelajaran kooperatif
Karakteristik STAD Jigsaw Group
Investigation
Structural
Approach
Tujuan
Kognitif
Pengetahuan
akademis faktual
Pengetahuan
konseptual
faktual dan
akademis
Pengetahuan
konseptual
akademis dan
keterampilan
menyelidiki
Pengetahuan
akademis faktual
Tujuan Sosial Kerja kelompok
dan kerja sama
Kerja kelompok
dan kerja sama
Kerja sama dalam
kelompok kompleks
Keterampilan
kelompok sosial
Struktur Tim
Kelompok belajar
heterogen
beranggota 4-5
orang
Kelompok belajar
heterogen
beranggota 4-5
orang;
menggunakan
tim-tim asal dan
tim ahli
Kelompok belajar
beranggota 5-6
orang homogen
Bervariasi-
pasangan, berdua,
bertiga, kelompok
dengan 4-6
anggota
Pemilihan
Topik
Pembelajaran
Biasanya guru Biasanya guru Guru dan/atau siswa Biasanya guru
Tugas Utama
Siswa
menggunakan
lembar kegiatan
dan saling
membantu untuk
menuntaskan
materi belajarnya
Siswa
menyelidiki
berbagai materi di
kelompok ahli;
kemudian
membantu
anggota di
kelompok asal
untuk
mempelajari
materi tersebut
Siswa
menyelesaikan
penyelidikan yang
komples
Siswa
mengerjakan tugas
yang diberikan
sosial dan kognitif
Asesmen Tes mingguan
Bervariasi, dapat
berupa tes
mingguan
Menyelesaikan
proyek dan menulis
laporan, dapat
berbentuk tes essai
Bervariasi
Rekognisi
(pengakuan)
Lembar
pengetahuan dan
publikasi lain
Lembar
pengetahuan dan
publikasi lain
Presentasi lisan dan
tertulis Bervariasi
4.3.3.3 Data Proses Penyusunan Lesson plan Matematika
Penyusunan lesson plan matematika memuat beberapa informasi seperti
identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD),
indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, alokasi
waktu, strategi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan
sumber belajar. Untuk SK, KD, indikator pencapaian dan materi pembelajaran
tertuang dalam silabus yang didasarkan pada PERMENDIKNAS nomor 22 tahun
59
2006 tentang Standar Isi (SI) dan PERMENDIKNAS nomor 23 tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Jadi, dalam pengembangan OLP matematika kebutuhan utama adalah
menentukan materi dan strategi pembelajaran. Hal ini dituangkan dalam alur
pemilihan berdasarkan materi pembelajaran terhadap beberapa model pembelajaran
seperti pada bagan berikut ini (Gambar 17).
Lesson plan matematika yang telah penulis kumpulkan sebanyak 37 lesson
plan, dengan mencakup SK, KD, dan indikator serta tujuan yang berbeda. Data lesson
plan matematika didapat dari hasil pengujian di lapangan dan penelitian beberapa staf
pengajar pendidikan matematika FKIP Unsyiah serta guru-guru matematika SMA.
Berdasarkan kesesuaian antara materi pembelajaran dan model-model
pembelajaran dalam matematika untuk menentukan lesson plan yang efektif, dapat
dituang dalam relasi fungsi dimana diberikan suatu himpunan A sebagai materi
pembelajaran dan himpunan B sebagai model pembelajaran kooperatif. A= {KMP1,
KMP2, KMP3, KMP4, KMP5, KMP6 ̧ KMP7, KMP8, KMP9, KMP10}, dan B=
{Tipe1, Tipe2, Tipe3, Tipe4, Tipe5, Tipe6}
Keterangan:
KMP1 : Kelompok Materi Pembelajaran bentuk pangkat, akar dan logaritma
KMP2 : Kelompok Materi Pembelajaran fungsi, persamaan dan fungsi kuadrat
serta pertidaksamaan kuadrat
KMP3 : Kelompok Materi Pembelajaran sistem persamaan linier dan
pertidaksamaan satu variabel
KMP4 : Kelompok Materi Pembelajaran persamaan lingkaran dan persamaan garis
singgung lingkaran
KMP5 : Kelompok Materi Pembelajaran aturan suku banyak
KMP6 : Kelompok Materi Pembelajaran komposisi dua fungsi dan invers suatu
fungsi
KMP7 : Kelompok Materi Pembelajaran masalah program linier
KMP8 : Kelompok Materi Pembelajaran konsep matriks, vektor, dan transformasi
KMP9 : Kelompok Materi Pembelajaran konsep barisan dan deret
KMP10 : Kelompok Materi Pembelajaran fungsi eksponen dan logaritma
Tipe1 : model pembelajaran kooperatif tipe STAD
Tipe2 : model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Tipe3 : model pembelajaran kooperatif tipe Invesitigasi Kelompok
Tipe4 : model pembelajaran kooperatif tipe TGT
Tipe5 : model pembelajaran kooperatif tipe TPS
Tipe6 : model pembelajaran kooperatif tipe NHT
62
Mata Pelajaran:
Matematika
(SMA)
Aspek Pembelajaran:
Aljabar
RPP-2
RPP-3
RPP-1
RPP-4
RPP-5
Fungsi, Persamaan
dan Fungsi kuadrat serta
Pertidaksamaan kuadrat
(1/I)
Bentuk pangkat, Akar
dan Algoritma
(1/I)
Sistem persamaan
Linier dan Pertidaksamaan
satu variabel
(1/I)
Fungsi eksponen dan
Logaritma
(3/II)
Konsep barisan dan Deret
(3/II)
Persamaan lingkaran
dan Persamaan garis
singgung lingkaran
(2/I)
Aturan Suku Banyak
(2/II)
Konsep Matriks, Vektor,
dan Transformasi
(3/I)
Komposisi dua fungsi
dan
Invers suatu fungsi
(2/II)
Masalah Program Linier
(3/I)
Model Kooperatif Tipe STAD
Model Kooperatif Tipe JIGSAW
Model Kooperatif Tipe Group Investigation
Model Kooperatif Tipe TGT
Model Kooperatif Tipe TPS
Model Kooperatif Tipe NHT RPP-6
RPP-8
RPP-9
RPP-7
RPP-10
RPP-11
Model Kooperatif Tipe STAD
Model Kooperatif Tipe JIGSAW
Model Kooperatif Tipe Group Investigation
Model Kooperatif Tipe TGT
Model Kooperatif Tipe TPS
Model Kooperatif Tipe NHT
RPP-12
Gambar 17 Proses penyusunan lesson plan.
62
63
Bentuk relasi fungsi dari dua himpunan tersebut merupakan hasil akuisisi
pengetahuan dari pakar pendidikan tentang kesesuaian materi pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif dengan hasil sangat efektif untuk digunakan, yang
selanjutnya akan digolong ke dalam bentuk rules menggunakan teknik logika
(Lampiran 7). Berikut relasi fungsi yang terdapat di dalam diagram di bawah ini.
KMP1
KMP2
KMP3
KMP4
KMP5
KMP6
KMP7
KMP8
KMP9
KMP10
Tipe
STAD
Tipe
Jigsaw
Tipe GI
Tipe TGT
Tipe TPS
Model
Pembelajaran
Kooperatif
Kelompok
Materi
Pembelajaran
Tipe NHT
Gambar 18 Bentuk relasi fungsi dua himpunan.
64
4.3.3.4 Informasi Uji Kompetensi Guru
Pada bagian uji kompetensi guru (UKG) dibutuhkan sedikitnya tiga modul
(data), yaitu modul asesmen (tes awal), modul tutorial (materi pengetahuan), dan
modul evaluasi (tes akhir). Keseluruhan modul mempunyai bentuk karakteristik yang
sama yakni terkait penyusunan lesson plan dan profesionalitas guru, seperti modul
asesmen dan modul evaluasi yang berisi sekumpulan pertanyaan dengan mencakup 7
aspek materi pengetahuan dan modul tutorial merupakan sejumlah informasi dan
pengetahuan secara explisit.
Materi yang dibutuhkan untuk penguatan informasi dan pengetahuan dalam
penyusunan lesson plan matematika, yakni: profesionalitas guru, lesson plan (RPP),
strategi pembelajaran, model-model desain perencanaan pembelajaran, model-model
pembelajaran kooperatif, matematika sekolah, dan model-model pembelajaran umum
(student centered). Baik asesmen maupun evaluasi (tes online), waktu rata-rata
diberikan 50 menit untuk 50 soal dengan skor minimum yang harus diperoleh yaitu
70, dan apabila hasil UKG tidak mencapai skor minimum, maka akan diberikan
tutorial.
a) Asesmen (tes awal)
Asesmen diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dari
pengguna (guru) dalam bentuk apapun yang dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan melalui sejumlah pertanyaan, baik menyangkut kurikulum,
program pembelajaran, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah.
Pengambilan keputusan dari hasil asesmen berakibat terhadap efektifitas dan
optimalitas dalam penyusunan lesson plan. Pembahasan tentang uji kompetensi
dalam melakukan asesmen bagi guru sangat bermanfaat untuk memperkuat dan
mendalami informasi dan pengetahuan agar mencapai target pembelajaran dengan
baik. Semua informasi tersebut (formal dan nonformal) dianalisis untuk melihat
kinerja guru.
b) Evaluasi (tes akhir)
Evaluasi merupakan penilaian hasil kemampuan guru setelah diberikan
informasi dan pengetahuan terhadap permasalahan yang belum dipahami melalui
65
tutorial. Konsep evaluasi pada sistem OLP lebih menekankan pada tingkat
pemahaman guru dalam OLP, sehingga guru tidak salah memilih dalam mengambil
keputusan terhadap penyusunan lesson plan.
Komposisi pertanyaan yang diajukan dalam asesmen dan evaluasi disesuaikan
dengan kebutuhan dalam OLP dan telah dijustifikasi bersama pakar. Tingkat
kesulitan dan jenis pertanyaan pada UKG sangat bervariasi dalam setiap topik.
Justifikasi pertanyaan untuk asesmen dan evaluasi masing-masing dibagi ke dalam
dua kelompok soal yakni soal kelompok A dan kelompok B, dimana setiap
kelompoknya terdiri atas 50 soal dengan rincian: topik profesionalitas guru 10 soal
(10%), topik lesson plan 10 soal (10%), topik strategi pembelajaran 15 soal (15%),
topik model-model disain pembelajaran 5 soal (5%), topik matematika sekolah 20
soal (20%), topik model pembelajaran kooperatif 20 soal (20%), dan topik model
pembelajaran umum 20 soal (20%). Pada sistem OLP, baik asesmen dan evaluasi,
kelompok soal muncul secara random (acak) dan mempunyai bobot nilai yang sama.
4.3.4 Online Lesson Plan
OLP merupakan suatu media pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran
bagi guru secara langsung melalui teknologi informasi dengan memberikan banyak
sumber pengetahuan dan alternatif pengambilan keputusan secara reflektif. OLP
dibangun dengan menggabungkan dua sumber pengetahuan yakni akuisisi
pengetahuan dari pakar/praktisi pendidikan (pengetahuan tacit) dan sejumlah
literatur/referensi yang akurat (pengetahuan explisit). Salah satu keunggulan sistem
dari ini adalah adanya uji kompetensi guru terhadap lesson plan, tutorial lesson plan,
pembuatan lesson plan menggunakan dua mekanisme (pilihan atau isian), dan diskusi
tanya jawab seputar lesson plan. inilah beberapa features yang diberikan kepada
pengguna terutama guru.
4.3.5 Model Computer Assisted Instructional
Model CAI dalam OLP digunakan hanya pada dua model, yaitu model drill
and practice dan model tutorial. Model drill and practice merupakan suatu model
dalam pembelajaran dengan cara melatih pengguna terhadap bahan atau materi yang
66
pernah diperoleh sebelumnya. Model ini menanamkan kebiasaan tertentu dalam
bentuk latihan. Latihan yang dimaksud adalah asesmen dan evaluasi. Dengan latihan
terus menerus, maka akan tertanam dalam hati dan kemudian akan menjadi
kebiasaan, sehingga menambah kecepatan, ketepatan, kesempurnaan dalam
melakukan penyusunan lesson plan matematika. Model drill and practice dalam
sistem OLP bertujuan memberikan pengalaman belajar yang konkret dan menguji
performance pengguna dalam OLP.
Model lain dalam CAI yaitu model tutorial yang bertujuan memberikan
bantuan bimbingan kepada pengguna ketika asesmen tidak mampu mencapai hasil
maksimal. Tutorial dalam sistem OLP dianggap sebagai pola belajar mandiri untuk
mendalami materi sesuai kebutuhan dalam penyusunan lesson plan matematika.
Komputer sebagai tutor berorientasi pada upaya membangun perilaku pengguna
melalui penggunaan komputer. Bahan tutorial yang disajikan dalam sistem ini dibuat
menggunakan software flip powerpoint 2.0.
4.3.6 Bagan Alir (flowchart) OLP
Pada flowchart sistem OLP (Gambar 19), user memulai dengan login terlebih
dahulu kemudian melakukan uji kompetensi awal (asesmen), setelah itu melihat hasil
asesmen. Jika hasil nilai asesmen diperoleh 75, maka pengguna dapat melanjutkan
untuk pembuatan lesson plan dan sekaligus mencetak laporan lesson plan. Apabila
pengguna tidak mendapatkan nilai yang ditentukan (< 75), maka akan diberikan
tutorial untuk beberapa topik pilihan yang dianggap penting. Kemudian pengguna
akan melakukan evaluasi kembali. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan hasil
pengetahuan guru yang maksimal, sehingga pelaksanaan lesson plan di lapangan
sesuai dengan kemampuan guru dan dilakukan secara optimal. Kelayakan guru
mengajar, salah satunya dapat ditinjau dari kinerja guru terhadap penyusunan lesson
plan. Berdasarkan flowchart ini, maka dapat dirancang model diagram dan database
yang akan dibangun.
67
Create Lesson Plan
Lesson Plan
Evaluasi Pemahaman
Guru
Hasil Evaluasi
dibandingkan dengan
Nilai Threshold
Tutorial
Start
Login
ITS
Hasil Asesment
dibandingkan dengan
Nilai Threshold
Print RPP
Uji Kompetensi Awal
(assesment)
Pemahaman Guru
Selesai
Ya
PratinjauTidak
NA < NT
NA > NT
NE > NT NE < NT
Gambar 19 Bagan alir (flowchart) OLP.
Keterangan:
NA : Nilai Asesmen (nilai yang diperoleh setelah uji kompetensi awal)
NE : Nilai Evaluasi (nilai yang diperoleh setelah uji kompetensi akhir)
NT : Nilai Threshold (nilai ambang batas terendah yang ditentukan yakni 75)
68
4.4 Desain
Desain sistem merupakan suatu upaya dalam membentuk model yang bersifat
konsep. Pada desain sistem dalam penelitian ini menggunakan pendekatan struktural
(tradisional) terdiri atas diagram konteks (context diagram), Data Flow Diagram
(DFD), dan Entity Relationship Diagram (ERD). Pendekatan struktural menampilkan
suatu sistem sebagai proses yang berinteraksi dengan entitas data, proses menerima
input dan menghasilkan output.
Dalam sistem ini pula, dirancang beberapa modul meliputi empat modul
utama yakni modul asesmen (tes awal pemahaman guru), modul tutorial (materi
lesson plan), modul evaluasi (tes akhir pemahaman guru), dan modul create lesson
plan (penyusunan lesson plan). Selanjutnya terdapat dua modul pendukung yaitu
modul report lesson plan dan modul forum diskusi.
4.4.1 Diagram Konteks
OLP dibangun dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang uji tes
kompetensi guru terhadap penyusunan lesson plan, tutorial penyusunan lesson plan,
teknik penyusunan lesson plan dan konsultasi tanya jawab. Setiap kebutuhan
informasi dalam sistem ini diperoleh dari sejumlah literatur pustaka, wawancara
pakar dan kompilasi dari dokumen serta pengetahuan explisit dari para pakar
pendidikan matematika.
Pengguna OLP terdiri atas dua kategori yaitu pengguna biasa yakni guru
matematika SMA dan administrator. Proses yang berlangsung dalam penggunaan
sistem ini berupa proses registrasi, proses uji kompetensi awal (asesmen), proses
tutorial, proses uji kompetensi lanjutan (evaluasi), proses penyusunan lesson plan dan
proses diskusi tanya jawab yang dilakukan oleh user, sedangkan administrator proses
yang dilakukan hanya mengupdate data user, uji kompetensi, dan tutorial. Diagram
konteks sistem OLP disajikan pada Gambar 20.
69
Hasil Update Data
Data
User Guru Matematika
(SMA)
Sistem Online Lesson Plan (OLP) Matematika
AdministratorLogin
Konfirmasi Login
Lesson Plan
Info Pertanyaan
Registrasi
Login
Hasil Jawaban Hasil Jawaban
Info Pertanyaan
Gambar 20 Diagram konteks OLP.
4.4.2 Data Flow Diagram (DFD)
Berdasarkan digram konteks sebelumnya (Gambar 20), DFD level 1 (Gambar
21) dapat dilihat dengan jelas bahwa terdapat dua entitas utama yaitu user dan
administrator serta delapan proses yang terjadi dan tujuh data store. Pada DFD level 2
(Gambar 22), administrator bekerja untuk meng-update data, seperti menambah atau
menghapus data. Data store terdiri atas data tanya jawab, data member, data soal
asesmen, data tutorial, data soal evaluasi, data report lesson plan, data nilai.
70
7
UpdateData
User
0
Registrasi
1
Login
2
Asesmen
3
Create Lesson Plan
4
Tutorial
5
Evaluasi
6
Tanya Jawab
db_soal_asesmen
db_soal_evaluasi
db_tutorial
db_report_lessson_plan
Administrator
db_user
db_tanya_jawab
RegistrasiDataUser
Data user
Status Login
Hasil evaluasistandar
Hasil evaluasirendah
Hasil evaluasistandar
InfoPertanyaan
HasilJawaban
Login
DataAsesmen
Data lessonplan
Data tutorial
DataEvaluasi
Data tanyajawab
Data User
Data lesson plan
Data tanya jawab
Data evaluasi
Data tutorial
update
Data asesmen
LessonPlan
HasilJawaban
InfoPertanyaan
Hasil evaluasirendah
db_nilai Data nilai
Gambar 21 DFD level 1 pada OLP.
71
Administrator
7
UpdateData
7.1
Update TanyaJawab
7.2
UpdateData User
7.3
Input Asesmen
7.4
Input Tutorial
7.5
InputEvaluasi
7.6
CetakLesson Plan
7.7
Cetak Hasil Assesment
7.8
Cetak Hasil Evaluasi
db_nilai
db_tutorial
db_soal_evaluasi
db_report_lessson_plan
db_user
db_soal_asesmen
db_tanya_jawabData Tanya
Jawab
Data User
Data SoalAsesmen
Data Tutorial
Data SoalEvaluasi
Data LessonPlan
DataNilai
DataNilai
Gambar 22 DFD level 2 permutakhiran (update) data.
72
4.4.3 Entity Relation Diagram (ERD)
Dalam membuat model data yang memenuhi kebutuhan sistem, maka perlu
dilakukan aktivitas perancangan database. Salah satu bentuk model yang sering
digunakan untuk mendeskripsikan kebutuhan data adalah ERD.
Perancangan database berguna dalam membangun sebuah sistem yang efisien
dalam penyimpanan, serta mempermudah pengelompokan data di dalam tabel.
Perancangan database juga digunakan untuk menghindari pengulangan (redudansi)
data, sehingga dalam perancangan database dibuat ERD untuk menampilkan nama
relasi antar entitas.
ERD sebagai salah satu pemodelan data menggunakan beberapa notasi untuk
menggambarkan data dalam bentuk entitas-entitas dan relasi-relasi yang digambarkan
oleh data tersebut. Entitas adalah sebuah kelas dari orang, tempat, objek, event, atau
konsep tentang apa yang dibutuhkan untuk mengambil dan menyimpan data. Setiap
entitas memiliki atribut, yaitu suatu organik yang deskriptif atau karakteristik dari
suatu entitas.
Hubungan entitas merupakan kerangka pemikiran dari sebuah sistem yang
dituangkan dalam bentuk hubungan antar entitas dari sistem yang dibangun. Pada
sistem OLP, entitas-entitas tersebut terdiri atas user, lesson plan, sub pokok bahasan,
pokok bahasan, kelas, pertemuan, model pembelajaran, metode pembelajaran,
pendekatan pembelajaran, kalender, efektifitas, tutorial, asesmen, kategori asesmen,
evaluasi, dan kategori evaluasi. Pada Gambar 23 berikut ditampilkan tabel
relationship dari rancangan database untuk sistem OLP.
73
User
Id_userId_nilaiNama_lengkapUsernamePasswordNipNama_sekolahAlamat_sekolahEmail
Lesson_plan
Id_lesson_planId_userId_kalenderId_pokok_bahasanId_sub_pokok_bahasanId_model_pembelajaranId_metode_pembelajaranId_pendekatan_pembelajaranId_pertemuanAlat_belajarSumber_belajarPenilaian_kognitifPenilaian_afektifPenilaian_psikomotorikNama_kotaTanggal_pengesahanNama_kepala_sekolahNip_kepala_sekolah
Admin
Id_userNama_lengkapUsernamePasswordNipNama_sekolahAlamat_sekolahEmail
Memiliki
Memiliki
Memiliki
Memiliki
Memiliki
Evaluasi
Id_soal_evaluasiId_kategori_evaluasiSoalJawaban_AJawaban_BJawaban_CJawaban_DKunci_jawaban
Assesmen
Id_soal_assesmenId_kategori_assesmenSoalJawaban_AJawaban_BJawaban_CJawaban_DKunci_jawaban
Memiliki
Kategori_assesmen
Id_kategori_assesmenKategori_assesmenketerangan
Kategori_evaluasi
Id_kategori_evaluasiKategori_evaluasiketerangan
model_pembelajaran
Id_model_pembelajaranModel_pembelajaran
metode_pembelajaran
Id_metode_pembelajaranMetode_pembelajaran
pendekatan_pembelajaran
Id_pendekatan_pembelajaranPendekatan_pembelajaran
Sub_pokok_bahasan
Id_sub_pokok_bahasanId_pokok_bahasanSubpokokbahasanKompetensi_dasarJumlah_pertemuanAlokasi_waktuIndikatorTujuan_pembelajaran
Pokok_bahasan
Id_pokok_bahasanPokok_bahasanStandar_kompetensiId_kelas
Kelas
Id_kelasKelasSemesterProgram
efektifitas
Id_hasil_efektifitasId_pokok_bahasanId_sub_pokok_bahasanId_model_pembelajaranEfektifitas_pembelajaranKeterangan
Tutorial
Id_tutorialjenis_tutorialId_userketerangan
Memiliki
Memiliki
Memiliki
Memiliki
Kalender
Id_kalenderTanggalBulanTahunKeterangan
Nilai
Id_nilaiId_usernilai
Memiliki
Gambar 23 ERD pada OLP.
74
4.4.4 Desain Kamus Data
Pada Desain kamus data dari semua relasi yang ada dalam database,
ditentukan tipe data bagi setiap atribut dalam masing-masing relasi. Oleh karena itu,
OLP merupakan bentuk web, sehingga database dapat diimplementasikan
menggunakan perangkat lunak sistem manajemen database yang dikhususkan untuk
pengembangan web. MySQL dan Navicat adalah salah satu jenis perangkat lunak
sistem database yang sering digunakan dalam pengembangan web, terutama pada
pengembangan OLP. Tipe data yang digunakan dalam perancangan kamus data
adalag tipe yang tersedia dalam MySQL. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 8.
4.4.5 Desain Antarmuka Pengguna (User Interface Design)
Antarmuka pengguna atau user interface merupakan mekanisme komunikasi
antara pengguna (user) dengan sistem. Antarmuka pengguna dapat menerima
informasi dari pengguna dan memberikan informasi kepada pengguna untuk
membantu mengarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan suatu solusi.
Untuk menyampaikan informasi kepada pengguna, tentunya dibutuhkan suatu
rancangan agar dapat mengomunikasikan berbagai informasi yang berupa fitur-fitur
sistem yang tersedia sehingga user mengerti dan dapat menggunakannya.
Tujuan dari desain antarmuka pengguna adalah merancang interface yang
efektif untuk sistem perangkat lunak. Efektif artinya siap digunakan, dan hasilnya
sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan disini adalah kebutuhan penggunanya.
Pengguna sering menilai sistem dari interface, bukan dari fungsinya melainkan dari
user interfacenya. Desain antarmuka yang buruk, sering jadi alasan untuk tidak
menggunakan software tersebut. Selain itu, interface yang buruk menyebabkan
pengguna membuat kesalahan fatal. Desain harus bersifat user-centered, artinya
pengguna sangat terlibat dalam proses desain, karena itu ada proses evaluasi yang
dilakukan oleh pengguna terhadap hasil desain.
Pada desain antarmuka OLP dibuat menggunakan adobe Photoshop CS5.
Desain ini terdiri atas enam bagian utama seperti:
1. Header; pada bagian atas ini berisi logo Departemen Pendidikan Nasional serta
nama OLP.
75
2. Menu navigasi; merupakan alat yang digunakan untuk berpindah dari satu
halaman ke halaman lainnya pada OLP yang dibangun. Menu navigasi terletak di
bagian header (atas) yang terdiri atas : home, lihat profil, report lesson plan,
forum diskusi, logout.
3. Isi; pada bagian ini ditampilkan data/informasi berupa teks.
4. Menu pop-up; yaitu menu yang muncul ketika di klik pada bagian bawah isi.
Menu pop-up terdiri atas dua bagian, pertama menu skema OLP dan kedua menu
asesmen.
5. Menu tautan; yaitu menu yang menghubungkan ke beberapa tautan (link web)
yang dituju.
6. Footer; bagian ini ditampilkan desainer dan afiliasi web.
Pada Gambar 24 menunjukkan menu navigasi dari sistem yang dibangun.
FOOTERFOOTER
CONTENTCONTENT
MENU POP-UPMENU POP-UP
CONTENTCONTENT
MENU POP-UPMENU POP-UP
HEADER
SKEMA OLP
TAUTAN
Gambar 24 Rancangan antarmuka sistem.
76
4.4.6 Desain Fungsional Sistem
Saat ini OLP belum ditemukan di Indonesia, sehingga diperlukan
pembangunan dan pengembangan sistem tersebut. Berdasarkan hasil analisis
architecture vision dan analisis kebutuhan data, maka dibutuhkan rancangan
kebutuhan sistem OLP secara fungsional. Fungsi-fungsi yang diusulkan dirancang
sehingga mampu memberikan sebuah model sistem yang bermanfaat. O‟Brien (2005)
menyatakan bahwa dalam pengembangan sistem dapat digunakan untuk mendukung
kegiatan operasional, mendukung pengambilan keputusan pada level manajerial dan
bersifat strategis. Fungsi yang diusulkan diberi tanda kode, sehingga mudah untuk
mengidentifikasi saat implementasi dan penyusunan dokumen. Berikut ini disajikan
daftar fungsional sistem.
Tabel 4 Daftar fungsional OLP
No. Kode Nama Fungsi Deskripsi
1 OLP001 Proses Login Mendapatkan hak akses
2 OLP002 Proses Register Mengisi data registrasi pengguna
3 OLP003 Lihat Profil Melihat data profil pengguna dalam sistem
4 OLP004 Lihat Skema OLP Melihat skema tahapan penggunaan sistem
oleh pengguna dalam bentuk bagan
5 OLP005 Asesmen Melihat informasi dari proses asesmen
guru
6 OLP006 Mulai Asesmen Melihat soal asesmen dan memilih
jawaban
7 OLP007 Lihat Hasil Jawaban
Asesmen
Melihat hasil jawaban dari soal asesmen
yang telah diisi
8 OLP008 Tutorial Melihat informasi dari proses tutorial
lesson plan
9 OLP009 Pilih Topik Tutorial Melihat informasi tutorial dari setiap topik
yang dipilih
10 OLP010 Evaluasi Melihat informasi dari proses evaluasi
guru
11 OLP011 Mulai Evaluasi Melihat soal Evaluasi dan memilih
jawaban
77
No. Kode Nama Fungsi Deskripsi
12 OLP012 Lihat Hasil Jawaban
Evaluasi
Melihat hasil jawaban dari soal evaluasi
yang telah di isi
13 OLP013 Create Lesson Plan Melihat informasi dari create lesson plan
14 OLP014 Pilih Menu Create Lesson
Plan by System Melihat proses input data
15 OLP015 Pilih Parameter Create
Lesson Plan by System
Menginput data untuk penyusunan lesson
plan
16 OLP016 Pilih Menu Create Lesson
Plan by Owner Melihat proses input data
17 OLP017 Pilih Parameter Create
Lesson Plan by Owner
Menginput data untuk penyusunan lesson
plan
18 OLP018 Pilih Menu Pratinjau Melihat hasil input lesson plan
19 OLP019 Pilih Menu Cetak Mencetak laporan lesson plan
20 OLP020 Lihat Menu Forum
Diskusi
Melihat dan menginput pertanyaan dari
diskusi
21 OLP021 Lihat Report Lesson Plan Melihat laporan dan mencetak lesson plan
22 OLP022 Proses Logout Mendapatkan izin keluar dari sistem
Pada sistem OLP matematika, pengguna (guru) mendapatkan informasi dalam
bentuk pertanyaan dan tutorial secara online. Pengguna dapat memilih jenis materi
tutorial apa saja yang dianggap perlu dan selanjutnya diuji pemahaman dengan
sejumlah pertanyaan dalam batas waktu yang telah ditentukan.
Peran pengguna sangat diperlukan dalam sistem OLP, agar layanan informasi
yang diberikan menambah pengetahuan dan kesiapan dalam penyusunan lesson plan
matematika. Manfaat dari sistem OLP matematika ini terutama meningkatkan
kemampuan pengguna terhadap penyusunan lesson plan secara optimal dengan tepat
memilih parameter yang sesuai kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar.
Keuntungan bagi sistem OLP ini, mampu memberikan informasi secara komunikatif,
efisien dan efektif bagi pengguna. Menambah tempat penyimpanan dokumen lesson
plan yang telah dibuat dan dapat mengirimkan ke pengguna yang lain.
Penyusunan lesson plan matematika dalam sistem ini diberikan keleluasaan
kepada pengguna, dengan memilih dua model dalam penyusunan lesson plan. Model
78
pertama penyusunan lesson plan ditentukan oleh sistem (create lesson plan by
system), sehingga pengguna hanya mencoba memasukkan pilihan data dan sistem
akan memberikan pilihan informasi. Model kedua penyusunan lesson plan ditentukan
oleh pengguna secara langsung (create lesson plan by owner), dimana keseluruhan
input tidak dipengaruhi oleh sistem.
a. Create lesson plan by system
Create lesson plan by system merupakan suatu menu dalam sistem OLP yang
memberikan bantuan bagi pengguna untuk menentukan setiap parameter penyusunan
lesson plan didasarkan pada pilihan yang telah diakuisisi oleh pakar ke dalam sistem,
sehingga pengguna hanya memilih mana parameter yang dianggap sesuai, dan sistem
menampilkan seluruh atribut pilihan.
b. Create lesson plan by owner
Create lesson plan by owner merupakan suatu menu dalam OLP yang tidak
memberikan bantuan pilihan bagi pengguna, sehingga pengguna dapat menentukan
parameter sesuai kebutuhan pengguna, namun hasil pengisian selanjutnya akan
disimpan atau dicetak oleh sistem.
4.4.7 Desain Masukan
Dalam OLP, dirancang berbagai halaman masukan yang digunakan pengguna
untuk menerima masukan. Halaman masukan disesuaikan dengan kebutuhan sistem
yang telah dianalisis sebelumnya. Berikut ini disajikan tabel untuk beberapa halaman
masukan yang diusulkan pada OLP.
Tabel 5 Halaman Masukan pada OLP
No. Halaman Masukan Deskripsi
1 Halaman Register Halaman untuk menginput
identitas pengguna
2 Halaman Login Halaman untuk menginput
username dan password pengguna
3 Halaman Asesmen Halaman untuk menginput
jawaban soal asesmen oleh
pengguna
79
No. Halaman Masukan Deskripsi
4 Halaman Evaluasi Halaman untuk menginput
jawaban soal evaluasi oleh
pengguna
5 Halaman Create Lesson plan by System Halaman untuk menginput
parameter lesson plan oleh
pengguna
6 Halaman Create Lesson plan by Owner Halaman untuk menginput
parameter lesson plan oleh
pengguna
7 Halaman diskusi Halaman untuk menginput
pertanyaan oleh pengguna
4.4.8 Desain Arsitektur Global OLP
Dengan melihat banyaknya pengguna terutama guru yang tersebar di seluruh
Indonesia, maka dibutuhkan desain arsitektur global OLP karena prototipe sistem
akan berjalan di atas teknologi jaringan (internet). Model arsitektur ini dimodifikasi
sedemikian rupa sehingga membentuk suatu pola keterhubungan atau layanan internet
bagi pengguna (Gambar 25).
80
Internet
Web serverWeb server Database serverDatabase server
AdministratorAdministrator
Laptop ComputerLaptop Computer Dekstop ComputerDekstop Computer
Tablet ComputerTablet Computer
GuruGuru
Gambar 25 Arsitektur global OLP.
4.5 Implementasi
Pengertian implementasi dalam penelitian ini adalah implementasi sistem
dengan menggunakan model SDLC. Implementasi dibagi menjadi 2 (dua) yaitu
implementasi database dan implementasi sistem. Pada sistem OLP, setiap halaman
web diberikan informasi seperti: about the system (halaman login), petunjuk
informasi (halaman utama), petunjuk asesmen (halaman asesmen), petunjuk tutorial
(halaman tutorial), petunjuk evaluasi (halaman evaluasi), dan petunjuk create lesson
plan (halaman lesson plan).
4.5.1 Implementasi database
Pembuatan database diimplementasikan dengan menggunakan perangkat
lunak sistem manajemen database MySQL. Nama setiap tabel database yang dibuat
disesuaikan dengan nama yang telah dirancang sebelumnya yakni pada ERD. Hasil
implementasi database OLP dapat dilihat pada Lampiran 9.
81
4.5.2 Implementasi Sistem
Implementasi sistem di setiap menu terdiri atas lima bagian yaitu asesmen,
create lesson plan, cetak lesson plan, tutorial, dan evaluasi dapat dilihat pada sistem
navigasi pada OLP (lampiran 10). Sebelum melakukan proses tersebut, maka
pengguna terlebih dahulu harus register dan login seperti yang terlihat pada Gambar
26 berikut:
Gambar 26 Tampilan halaman register dan login OLP.
4.5.2.1 Implementasi Sistem pada Menu Halaman Utama (home)
Pada bagian implementasi sistem, menu halaman utama antarmuka OLP
disajikan pada Gambar 27 di bawah ini.
82
Gambar 27 Tampilan halaman utama OLP.
Deskripsi menu-menu dan menu pop-up pada halaman utama adalah:
a. Menu Home; sebagai navigasi user untuk kembali ke halaman utama,
b. Menu lihat profil; sebagai navigasi user menuju halaman identitas user yang
dapat diedit kembali,
c. Menu report lesson plan; merupakan navigasi user menuju halaman laporan
pembuatan lesson plan,
d. Menu forum diskusi; menu navigasi user menuju halaman konsultasi,
e. Menu logout; menu navigasi user untu keluar dari halaman utama,
f. Content, berisi data/informasi dalam bentuk teks,
g. Sub menu skema OLP; merupakan menu navigasi pop-up untuk menampilkan
informasi skema penggunaan sistem OLP,
h. Sub menu asesmen; merupakan menu navigasi pop-up menuju halaman informasi
asesmen.
i. Footer; bagian ini ditampilkan perancang dan afiliasi web.
83
4.5.2.2 Implementasi Sistem pada Menu Halaman Login atau Registrasi
Pada halaman ini terdapat 2 proses yang dilakukan user yakni mengisi form
registrasi, dan login untuk menuju halaman home. Disini juga diberikan informasi
awal tentang OLP dan beberapa feature yang ada di dalamnya. Form registrasi ini
harus diisi secara keseluruhan tanpa ada yang kosong serta memasukkan 6 kode digit
dan checklist tanda persetujuan. Gambar 28 berikut merupakan tampilan halaman
login.
Gambar 28 Tampilan Menu halaman login atau register.
4.5.2.3 Implementasi Sistem pada Menu Halaman Asesmen
Halaman ini merupakan bagian proses CAI dengan menggunakan model drill
and practice yaitu model pembelajaran berbasis komputer dengan cara melatih
pengguna terhadap bahan materi yang pernah dipelajari dalam bentuk uji kompetensi
awal (asesmen). Petunjuk informasi yang diberikan menggambarkan upaya guru
untuk mencapai hasil yang maksimal dengan waktu yang ditentukan. Pengguna dapat
meng-klik menu pop-up (mulai asesmen) untuk menuju halaman selanjutnya yang
84
berisikan sejumlah tes. Gambar 29 dan 30 berikut sebagai tampilan informasi dan
soal.
Gambar 29 Tampilan halaman informasi asesmen.
Gambar 30 Tampilan halaman soal uji kompetensi awal (asesmen).
Selanjutnya, proses CAI model lainnya yaitu tutorial yaitu memberikan
penguatan atau bimbingan terhadap sejumlah materi penyusunan lesson plan kepada
pengguna. Materi ini merupakan materi yang harus dipelajari dan dipahami pengguna
85
sesuai topik yang dipilih. Terdapat 8 topik pilihan yang harus dipelajari pengguna
yaitu:
a. Topik profesionalitas guru,
b. Topik strategi pembelajaran,
c. Topik model disain perencanaan pembelajaran,
d. Topik matematika sekolah,
e. Topik model pembelajaran kooperatif,
f. Topik model pembelajaran umum (student centered),
g. Topik lesson plan (RPP), dan
h. Silabus matematika SMA
Proses CAI selanjutnya adalah model drill and practices untuk mengevaluasi
hasil penguatan tutorial dengan sejumlah pertanyaan dan waktu yang telah
ditentukan. Setelah tutorial, maka halaman selanjutnya berupa informasi petunjuk
evaluasi. Gambar 31 dan 32 berikut merupakan tampilan tutorial.
Gambar 31 Tampilan halaman tutorial.
86
Gambar 32 Halaman tutorial dengan topik lesson plan.
4.5.2.4 Implementasi Sistem pada Menu Halaman Create Lesson Plan
Setelah proses asesmen atau evaluasi mencapai hasil rata-rata ( 75), maka
pengguna dapat menuju halaman create lesson plan. Pada halaman ini terdapat
petunjuk informasi dengan ketentuan dan pilihan pengguna. Misalkan pengguna
memilih create lesson plan by system, maka seluruh proses pengisian input parameter
lesson plan oleh pengguna akan ditentukan oleh sistem. Namun, jika pengguna
memilih create lesson plan by owner, maka keseluruhan input parameter lesson plan
sepenuhnya tergantung kepada pengguna. Pada Gambar 33 dan 34 berikut merupakan
tampilan dari informasi petunjuk dan pengisian create lesson plan.
87
Gambar 33 Tampilan halaman informasi create lesson plan.
Gambar 34 Tampilan halaman create lesson plan by owner.
Setelah proses entri data pada form create lesson plan, maka selanjutnya dapat
dicetak dalam format file .pdf. Berikut ini contoh hasil print out dalam format file
.pdf (Gambar 35).
88
Gambar 35 Tampilan hasil cetak dalam format pdf.
4.6 Pengujian
Hasil pengujian sistem OLP secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 11.
Sistem OLP diuji dengan menggunakan browser Mozilla Firefox 5.0 atau google
chrome secara offline. Fungsi-fungsi yang terdapat pada sistem OLP dapat berjalan
dengan baik, di antaranya fungsi asesmen pemahaman guru, fungsi tutorial lesson
plan, fungsi evaluasi pemahaman guru, fungsi create lesson plan, forum diskusi, dan
fungsi report lesson plan.
Berdasarkan hasil pengujian sistem tersebut, maka secara umum perbedaan
penyusunan lesson plan matematika dengan menggunakan pendekatan konvensional
89
dan pendekatan sistem dapat terlihat dengan jelas dari penilaian (parameter) pada
tabel berikut.
Tabel 6 Perbedaan penilaian penyusunan lesson plan
No Penilaian (Parameter) Pendekatan
Konvensional Sistem OLP
1 Template lesson plan
Dibuat dengan
aplikasi office, dan
terkadang tidak
konsisten.
Telah disesuaikan dengan
bentuk database secara
online
2 Penyimpanan Data
Disimpan di media
penyimpanan portable
(hardisk/flasdisk)
pengguna
Disimpan dalam aplikasi
atau database server
3 Model pembelajaran
Pemilihan model
secara statis
Pemilihan model secara
dinamis yang dilakukan
oleh sistem menggunakan
teknik komputasi
4 Standar kompetensi
Input statis
(tergantung template
yang dimiliki
pengguna)
Input dinamis (selalu
diupdate dan disesuaikan
dengan KTSP)
5 Tujuan pembelajan
Input statis
(tergantung template
yang dimiliki
pengguna)
Input dinamis (selalu
diupdate dan disesuaikan
dengan KTSP)
6 Indikator
Input statis
(tergantung template
yang dimiliki
pengguna)
Input dinamis (selalu
diupdate dan disesuaikan
dengan KTSP)
7 Metode pembelajaran
Input statis
(tergantung template
yang dimiliki
pengguna)
Input dinamis (selalu
diupdate dan disesuaikan
dengan KTSP)
8 Pendekatan
pembelajaran
Input statis
(tergantung template
yang dimiliki
pengguna)
Input dinamis (selalu
diupdate dan disesuaikan
dengan KTSP)
9 Kegiatan pembelajaran
Input statis
(tergantung template
yang dimiliki
pengguna)
Input dinamis (selalu
diupdate dan disesuaikan
dengan KTSP)
90
Peran pengguna (guru) dalam penyusunan lesson plan menjadi suatu
keputusan penting, dimana OLP menghasilkan lesson plan yang efektif dan optimal
untuk digunakan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 36 berikut.
Peran User (Guru) dalam Penyusunan Lesson Plan
Ditinjau dari Pendekatan Sistem
OLP
Ditinjau dari Pendekatan Sistem OLP
Ditinjau dari Pendekatan Konvensional
Penyusunan lesson plan tidak berdasarkan atas pengetahuan
(tacit)
Kebutuhan Lesson Plan ditentukan oleh manajemen
pengetahuan (tacit dan eksplisit)
pengembangan pengetahuan pribadi dalam lesson plan
terbatas
Pengembangan pengetahuan pribadi dalam lesson plan terus meningkat dan tidak terbatas
Penyusunan lesson plan kurang bervariasi dan terkesan monoton
Penyusunan lesson plan sangat bervariasi dan fleksibel
Hasil lesson plan tidak memberikan bentuk optimal dan
kurang dalam efektifitas
Hasil lesson plan memberikan bentuk optimal dan efektifitas
Kriteria pemilihan atribut lesson plan terbatas terhadap strategi
pembelajaran
Kriteria atribut lesson plan bervariasi sesuai kebutuhan
Gambar 36 Peran user pada penyusunan lesson plan.
91
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pengembangan Online Lesson Plan (OLP) berbasis Computer Assisted
Instructional (CAI) pada mata pelajaran matematika dirancang sebagai suatu alat
(tools) pembelajaran bagi guru terutama dalam penyusunan lesson plan matematika
serta meningkatkan kompetensi guru melalui serangkaian uji kompetensi. Prototipe
sistem OLP telah diimplementasikan dan diuji dengan menghasilkan fungsi-fungsi
(termasuk menu navigasi) yang dapat berjalan dengan baik. Fungsi dari beberapa
menu navigasi pun bervariasi dari satu halaman ke halaman berikutnya, sehingga
tampilan informasi yang diberikan akan sangat membantu pengguna. Model CAI
pada sistem OLP, lebih ditekankan pada model drill and practice dan tutorial. Model
drill and practice dalam sistem OLP merupakan suatu learning process bagi
pengguna untuk melatih ketajaman penguasaan lesson plan, sehingga akan
ditanamkan kebiasaan tertentu dalam bentuk latihan (asesmen dan evaluasi). Model
tutorial dalam sistem ini lebih bersifat bimbingan terhadap pemilihan topik yang
ingin dipelajari.
OLP matematika dapat menyimpan data hasil tes uji kemampuan pengguna
(guru) dan data penyusunan lesson plan matematika. Untuk data uji kemampuan guru
(asesmen dan evaluasi) dan materi tutorial dapat diupdate selalu oleh pengguna
(administrator), sehingga menambah khazanah pengetahuan dan informasi terkait
lesson plan. Dengan adanya sistem OLP, kinerja guru terhadap penyusunan lesson
plan akan semakin mudah dan cepat. Pemilihan setiap parameter dapat disesuaikan
oleh pengguna. Pengembangan sistem OLP yang dibangun dengan beberapa fungsi
features yang diberikan seperti: fungsi asesmen pemahaman guru, fungsi tutorial
lesson plan, fungsi evaluasi pemahaman guru, fungsi create lesson plan, forum
diskusi, dan fungsi report lesson plan. Oleh karena itu, sistem ini memberikan suatu
informasi berharga terhadap kelayakan guru dalam mengajar (teaching feasibility).
Laporan lesson plan dapat dengan cepat dan akurat diberikan oleh sistem kepada
pengguna, setelah pengguna mengupdate data yang diinput secara kontinyu.
92
5.2 Saran
Pengembangan OLP matematika sangat membutuhkan dukungan dari
kebijakan pemerintah sesuai visi dan misi KEMENDIKNAS, serta menjamin
keberlangsungan sistem untuk menjadi lebih handal dan berdayaguna. Beberapa saran
sebagai tindaklanjut penelitian ke depan di antaranya:
a. OLP dapat dikembangkan pada seluruh mata pelajaran di setiap jenjang
pendidikan sekolah dengan menambahkan berbagai model pembelajaran umum
baik yang berpusat pada guru (learning teacher centered) atau pun pada siswa
(learning student centered).
b. Data yang berhasil dihimpun melalui sistem OLP dapat digunakan untuk
penelitian spesifik seperti clustering dokumen lesson plan, dan pengembangan
sistem pakar dalam lesson plan.
c. Mengintegrasikan sistem dengan teknik komputasi lain seperti Intelligent
Tutoring System (ITS) untuk berbagai model lainnya, Computer Based Learning
(CBL) dan Computer Aided Learning (CAL).
93
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi A. 1997. Strategi belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
As‟ari AA. 2006. Fokus Perubahan dalam Pelatihan Pembelajaran Matematika.
Artikel pada Jurnal Pendidikan Matematika, Malang: Jurusan Matematika
FMIPA, Universitas Negeri Malang. [Balitbang Depdiknas] Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan
Nasional. 2003. Survei Dasar Pendidikan Nasional Tahun 2003. Balitbang,
Jakarta.
Battle R, Hawkins I. 1996. A Study of Emerging Teacher Practices in Internet-Based
Lesson Plan Development. Journal of Science Education and Technology.
Springer.
Budiarjo B. 1991. Komputer dan Masyarakat. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Bright GW. 1983. Explaining the efficiency of computer assisted instruction. AEDS
Journal, 16: 144-152.
Connoly T, Begg C, Strachan A. 2001. Database Systems : A Practical Approach to
Design, Implementation and Management. Ed ke-3, Addison Wesley.
Chuang CP. 1991. Effectiveness of Microcomputer Aided Television
Troubleshooting Instruction Using Digital Image Database. Journal of
Technical and Vocational education. issue: 8.
Elmasri, Ramez, Navathe SB. 2001. Fundamentals of Database Systems. The
Benjamin-Cummings Publishing Company Inc, California.
Gagne RM, Wagner W. Rojas D. 1981. Planing And Authoring Computer Assisted
Instruction Lessons. Educational Technology, 21: 17-26.
Hariyanto B. 2004. Rekayasa Sistem Berorientasi Objek. Penerbit Informatika,
Bandung.
Haryanto T. 2006. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit pada Ayam (SPDPPA).
[skripsi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
94
Hidayat M. 2004. Tahap Berpikir Siswa SMP Negeri 2 Banda Aceh dalam Belajar
Geometri Berpandu pada Model Van Hiele. [skripsi]. Banda Aceh:
Universitas Syiah Kuala.
He W, Wang FK. 2008. An Online LESSON Planning SYSTEM Using the 5E
Instructional Model. Proceedings of World Conference on E-Learning in
Corporate, Government, Healthcare, and Higher Education (ELEARN).
Chesapeake, VA: AACE.
Heinich, Molenda, Russell. 1993. Instructional Media and the New Technologies of
Instruction. New York: Macmillan Publishing Company.
[UNESCO] Higher Education in the Twenty-first Century: Vision and Action. World
Conference on Higher Education. UNESCO, Paris, 5-9 October 1998.
Hwang YF. 1989. The Effectiveness of Computer Simulation in Training
Programmers for Computer Numerical Control Machining. Doctoral
Dissertation. Dissertation Abstracts International.
Jonassen DH. 1988. Instructional Design for Microcomputer Courseware. New
Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publisher.
Kulik J, Kulik C, Cohen P. 1985. Effectiveness of Computer Based College
Teaching: A Meta-Analysis of Findings. Review of Educational Research. 50:
522-544.
Lewis DE. 2002. A Departure from Training by the Book, More Companies Seeing
Benefits of E-Learning. The Boston Globe, Globe Staff, 5/26/02
http://bostonworks.boston.com/globe/articles/052602/elearn.html
Marimin. 2009. Teori dan Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial. Bogor
: IPB press.
Marimin, Tanjung H, Prabowo H. 2006. Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Grasindo.
McLeod RJ, Schell G. 2007. Management Information System. Ed ke-10. New
Jersey: Pearson Prentice Hall.
Mukhtar, Iskandar. 2010. Desain Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi: Sebuah Orientasi. Jakarta: Gaung Persada Press.
95
Nejad MA. 1992. A Comparison and Evaluation of the Effectiveness of Computer
Simulated Laboratory Instruction Versus Traditional Laboratory Instruction
in Solid State Electronics Circuitry. Ames: Dissertation, Iowa State
University.
O‟Brien J.A. 2005a. Management Information System: Managing Information
Technology in the Internetworked Interprise. USA: The McGraw-Hill
Companies.
O‟Brien J.A. 2005b. Introduction to Information Systems. New York: The McGraw
Hill Companies Inc.
O‟Brien J.A, Marakas G. 2009. Management Information System. Ninth edition.
McGraw-Hill Inc. Boston.
[Depdiknas RI] Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2007.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta.
[PP] Peraturan Pemerintah. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.
[PP] Peraturan Pemerintah. 2006. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi. Jakarta.
[PP] Peraturan Pemerintah. 2006. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta.
[Depdiknas RI] Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2007.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses. Jakarta.
Priyono, Harun AA. 2003. Perancangan Sistem Informasi Jabatan Fungsional Badan
Litbang Pertanian. Jurnal Informatika Pertanian 12:31-44.
Pressman RS. 2001. Software Engineering: Apractitioner’s Approach. Ed ke-5, New
York: The McGraw-Hill.
Prentzas J. Hatzilygeroudis I, Garofalakis J. A Web-Based Intelligent Tutoring System
Using Hybrid Rules as Its Representational Basis. ITS 2002, LNCS 2363:
119–128, 2002.
96
Ramakrishnan R, Gehrke J. 2003. Database Management Systems. Ed ke-3. The
McGraw-Hill Inc.
Rohayati A. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran Matematika. Bahan Kuliah pada
Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA. UPI, Bandung.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Rajawali Pers.
Satzinger J.W, Jackson R.B, Burd A.D. 2007. System Analysis and Design in A
Changing World. Ed ke-4, Canada: Thomson Course Technology.
Silberschatz et al. 2002. Database System Concepts. 4th Ed. The McGraw-Hill Inc.
Simonson R, Thompson A. 1994. Educational Computing Fondations. Ed ke-2. New
York: Macmillan Publishing Co.
Sommerville I. 2006. Software Engineering. Ed ke-8, Lancaster University, Addison
Wessley.
Sudjana N. 1991. Teori-teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Surjono HD. 1994. The Development of Computer-Assisted Instruction Using the
ABC Authoring System for Teaching Basic Electronics. Ames: Thesis, Iowa
State University.
Surjono HD, Utomo P. 1999. Pengembangan Program CAI dengan Strategi
Remidiasi Kesalahan untuk Pengajaran Teori Elektronika. Yogyakarta:
FPTP, IKIP.
Taylor R. 1980. The Computer in the School. Tutor, Tool, Tutee. Teacher College
Press, New Jersey.
Turban E, Aronson JE, Liang TP. 2005. Decision Support System and Intelligent
Systems. Ed ke-7.Yogyakarta : Penerbit Andi.
[UU] Undang-Undang. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta.
[UU] Undang-Undang. 2005. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen. Jakarta.
Uno HB. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
97
[Unsyiah] Universitas Syiah Kuala. 2007. Laporan Uji Kompetensi Guru melalui
Musyawarah Guru Mata Pelajaran Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Banda Aceh: FKIP, Unsyiah.
[Unsyiah] Universitas Syiah Kuala. 2009. Laporan Pelaksanaan Sertifikasi Guru di
Aceh Tahun 2009. Banda Aceh: FKIP, Unsyiah.
Wang FK, Lin GY. 2002. Missouri Specific Web Based Lesson Planning System.
Proceedings of World Conference on Educational Multimedia,Hypermedia
and Telecommunications (EDMEDIA) . Chesapeake, VA: AACE.
Wang FK, Wedman J. 2003. Designing and Evaluating a Web-based Lesson planning
System. Proceedings of World Conference on Educational Multimedia,
Hypermedia and Telecommunications (EDMEDIA). Chesapeake, VA: AACE.
Yahya SR, Humairo L. (2010). Penerapan Metode Pembelajaran pada intElligent
Tutoring System (ITS). Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi
(SNATI) A92-A97, Yogyakarta.
98
99
LAMPIRAN
100
101
Lampiran 1 Data materi pembelajaran matematika SMA
KELAS MATERI AJAR
MATEMATIKA
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI
DASAR (SK & KD)
Kelas X,
Semester 1 Aljabar
1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan
bentuk pangkat, akar, dan logaritma
a. Menggunakan aturan pangkat, akar, dan
logaritma
b. Melakukan manipulasi aljabar dalam
perhitungan yang melibatkan pangkat, akar,
dan logaritma
2. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan
fungsi, persamaan dan fungsi kuadrat serta
pertidaksamaan
a. Memahami konsep fungsi
b. Menggambar grafik fungsi aljabar sederhana
dan fungsi kuadrat
c. Menggunakan sifat dan aturan tentang
persamaan dan pertidaksamaan kuadrat
d. Melakukan manipulasi aljabar dalam
perhitungan yang berkaitan dengan
persamaan dan pertidaksamaan kuadrat
e. Merancang model matematika dari masalah
yang berkaitan dengan persamaan dan/atau
fungsi kuadrat
f. Menyelesaikan model matematika dari
masalah yang berkaitan dengan persamaan
dan/atau fungsi kuadrat dan penafsirannya
3. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dan pertidaksamaan satu
variabel
a. Menyelesaikan sistem persamaan linear dan
sistem persamaan campuran linear dan
kuadrat dalam dua variabel
b. Merancang model matematika dari masalah
yang berkaitan dengan sistem persamaan
linear
c. Menyelesaikan model matematika dari
masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dan penafsirannya
d. Menyelesaikan pertidaksamaan satu variabel
yang melibatkan bentuk pecahan aljabar
e. Merancang model matematika dari masalah
yang berkaitan dengan pertidaksamaan satu
variabel
f. Menyelesaikan model matematika dari
masalah yang berkaitan dengan
pertidaksamaan satu variabel dan
penafsirannya
Kelas X,
Semester 2 Logika
1. Menggunakan logika matematika dalam
pemecahan masalah yang berkaitan dengan
pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor
a. Memahami pernyataan dalam matematika
102
KELAS MATERI AJAR
MATEMATIKA
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI
DASAR (SK & KD)
dan ingkaran atau negasinya
b. Menentukan nilai kebenaran dari suatu per-
nyataan majemuk dan pernyataan berkuantor
c. Merumuskan pernyataan yang setara dengan
pernyataan majemuk atau pernyataan
berkuantor yang diberikan
d. Menggunakan prinsip logika matematika
yang berkaitan dengan pernyataan majemuk
dan pernyataan berkuantor dalam penarikan
kesimpulan dan pemecahan masalah
Trigonometri
1. Menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan,
dan identitas trigonometri dalam pemecahan
masalah
a. Melakukan manipulasi aljabar dalam
perhitungan teknis yang berkaitan dengan
perbandingan, fungsi, persamaan dan
identitas trigonometri
b. Merancang model matematika dari masalah
yang berkaitan dengan perbandingan, fungsi,
persamaan dan identitas trigonometri
c. Menyelesaikan model matematika dari
masalah yang berkaitan dengan
perbandingan, fungsi, persamaan dan
identitas trigonometri, dan penafsirannya
Geometri
1. Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut
yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam
ruang dimensi tiga
a. Menentukan kedudukan titik, garis, dan
bidang dalam ruang dimensi tiga
b. Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari
titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga
c. Menentukan besar sudut antara garis dan
bidang dan antara dua bidang dalam ruang
dimensi tiga
Kelas XI,
Semester 1
Statistika dan Peluang
1. Menggunakan aturan statistika, kaidah
pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam
pemecahan masalah
a. Membaca data dalam bentuk tabel dan
diagram batang, garis, lingkaran, dan ogive
b. Menyajikan data dalam bentuk tabel dan
diagram batang, garis, lingkaran, dan ogive
serta penafsirannya
c. Menghitung ukuran pemusatan, ukuran letak,
dan ukuran penyebaran data, serta
penafsirannya
d. Menggunakan aturan perkalian, permutasi,
dan kombinasi dalam pemecahan masalah
e. Menentukan ruang sampel suatu percobaan
f. Menentukan peluang suatu kejadian dan
penafsirannya
Trigonometri 1. Menurunkan rumus trigonometri dan
103
KELAS MATERI AJAR
MATEMATIKA
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI
DASAR (SK & KD)
penggunaannya
a. Menggunakan rumus sinus dan kosinus
jumlah dua sudut, selisih dua sudut, dan
sudut ganda untuk
b. menghitung sinus dan kosinus sudut tertentu
c. Menurunkan rumus jumlah dan selisih sinus
dan kosinus
d. Menggunakan rumus jumlah dan selisih sinus
dan kosinus
Aljabar
1. Menyusun persamaan lingkaran dan garis
singgungnya
a. Menyusun persamaan lingkaran yang
memenuhi persyaratan yang ditentukan
b. Menentukan persamaan garis singgung pada
lingkaran dalam berbagai situasi
Kelas XI,
Semester 2
Aljabar
1. Menggunakan aturan sukubanyak dalam
penyelesaian masalah
a. Menggunakan algoritma pembagian
sukubanyak untuk menentukan hasil bagi dan
sisa pembagian
b. Menggunakan teorema sisa dan teorema
faktor dalam pemecahan masalah
2. Menentukan komposisi dua fungsi dan invers
suatu fungsi
a. Menentukan komposisi fungsi dari dua fungsi
b. Menentukan invers suatu fungsi
Kalkulus
1. Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan
fungsi dalam pemecahan masalah
a. Menjelaskan secara intuitif arti limit fungsi di
suatu titik dan di takhingga
b. Menggunakan sifat limit fungsi untuk
menghitung bentuk tak tentu fungsi aljabar
dan trigonometri
c. Menggunakan konsep dan aturan turunan
dalam perhitungan turunan fungsi
d. Menggunakan turunan untuk menentukan
karakteristik suatu fungsi dan memecahkan
masalah
e. Merancang model matematika dari masalah
yang berkaitan dengan ekstrim fungsi
f. Menyelesaikan model matematika dari
masalah yang berkaitan dengan ekstrim
fungsi dan penafsirannya
Kelas XII,
Semester 1 Kalkulus
1. Menggunakan konsep integral dalam pemecahan
masalah
a. Memahami konsep integral tak tentu dan
integral tentu
b. Menghitung integral tak tentu dan integral
tentu dari fungsi aljabar dan fungsi
trigonometri yang sederhana
c. Menggunakan integral untuk menghitung
104
KELAS MATERI AJAR
MATEMATIKA
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI
DASAR (SK & KD)
luas daerah di bawah kurva dan volum benda
putar
Aljabar
1. Menyelesaikan masalah program linear
a. Menyelesaikan sistem pertidaksamaan linear
dua variabel
b. Merancang model matematika dari masalah
program linear
c. Menyelesaikan model matematika dari
masalah program linear dan penafsirannya
2. Menggunakan konsep matriks, vektor, dan
transformasi dalam pemecahan masalah
a. Menggunakan sifat-sifat dan operasi matriks
untuk menunjukkan bahwa suatu matriks
persegi merupakan invers dari matriks
persegi lain
b. Menentukan determinan dan invers matriks 2
x 2
c. Menggunakan determinan dan invers dalam
penyelesaian sistem persamaan linear dua
variabel
d. Menggunakan sifat-sifat dan operasi aljabar
vektor dalam pemecahan masalah
e. Menggunakan sifat-sifat dan operasi
perkalian skalar dua vektor dalam pemecahan
masalah.
f. Menggunakan transformasi geometri yang
dapat dinyatakan dengan matriks dalam
pemecahan masalah
g. Menentukan komposisi dari beberapa
transformasi geometri beserta matriks
transformasinya
Kelas XII,
Semester 2
Aljabar
1. Menggunakan konsep barisan dan deret dalam
pemecahan masalah
a. 4.1 Menentukan suku ke-n barisan dan
jumlah n suku deret aritmetika dan geometri
b. 4.2 Menggunakan notasi sigma dalam deret
dan induksi matematika dalam pembuktian
c. 4.3 Merancang model matematika dari
masalah yang berkaitan dengan deret
d. 4.4 Menyelesaikan model matematika dari
masalah yang berkaitan dengan deret dan
penafsirannya
2. Menggunakan aturan yang berkaitan dengan
fungsi eksponen dan logaritma dalam pemecahan
masalah
a. Menggunakan sifat-sifat fungsi eksponen dan
logaritma dalam pemecahan masalah
b. Menggambar grafik fungsi eksponen dan
logaritma
c. Menggunakan sifat-sifat fungsi eksponen
105
KELAS MATERI AJAR
MATEMATIKA
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI
DASAR (SK & KD)
atau logaritma dalam penyelesaian
pertidaksamaan eksponen atau
d. logaritma sederhana
106
107
Lampiran 2 Data model pembelajaran matematika
MODEL PEMBELAJARAN PROSES DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
NUMBERED HEADS
TOGETHER
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap
kelompok mendapat nomor
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan
tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui
jawabannya
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang
dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor
yang lain
6. Kesimpulan
STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT
DIVISIONS (STAD)
1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara
heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
2. Guru menyajikan pelajaran
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti
dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota
dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat
menjawab kuis tidak boleh saling membantu
5. Memberi evaluasi
6. Kesimpulan
JIGSAW (MODEL TIM
AHLI)
1. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub
bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli)
untuk mendiskusikan sub bab mereka
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka
tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya
mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7. Guru memberi evaluasi
8. Penutup
THINK PAIR AND SHARE
1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin
dicapai
2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang
disampaikan guru
3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok
2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok
mengemukakan hasil diskusinya
5. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan
pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum
diungkapkan para siswa
6. Guru memberi kesimpulan
7. Penutup
108
109
Lampiran 3 Data kuesioner pakar atau praktisi pendidikan
KUESIONER PENGETAHUAN PAKAR & PRAKTISI DALAM RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATEMATIKA SMA
IDENTITAS PAKAR/PRAKTISI
Nama Pakar/Praktisi : ....................................................................................
Pekerjaan : Dosen/Guru (pilih salah satu)
E-Mail : ....................................................................................
KETENTUAN UMUM:
Dalam Pembuatan sistem informasi Online lesson plan, dibutuhkan
pengetahuan & pengalaman dari pakar/praktisi pendidikan yang terlibat langsung
terhadap penyusunan lesson plan (RPP) Matematika. Seluruh atribut dari beberapa
parameter yang mendominasi pembuatan Lesson plan, menjadi sumber pengetahuan
dan nantinya akan direpresentasikan ke dalam sistem. Pengumpulan data-data dari
seorang pakar/praktisi ke dalam sistem disebut akuisisi pengetahuan. Dengan adanya
akuisisi pengetahuan akan memperkaya dan memperkuat keakuratan informasi di
dalam sistem yang akan dibangun tersebut.
Akuisisi pengetahuan dari pakar/praktisi dapat dibuat salah satunya dengan
kuesioner. Proses pengisian kuesioner ini diharapkan menjadi acuan dasar dalam
penentuan keputusan penyusunan lesson plan. Untuk itu, pakar harus dapat mengisi
sesuai dengan pengalaman, hasil penelitian, atau penelusuran dari berbagai referensi
terkait yang dimiliki oleh pakar/praktisi. Penelitian ini bertujuan untuk membangun
prototype sistem yg menjadi pilot project dalam penyusunan lesson plan matematika
berbasis web. Cara pengisian kuesioner ini dengan mengisi bobot-bobot nilai untuk
setiap materi ajar terhadap model pembelajaran kooperatif berdasarkan Standar
Kompetensi (SK) & KD (Kompepetensi Dasar). Misalkan Model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw diberi nilai 1 untuk materi ajar logaritma, artinya materi ajar ini
sangat efektif dilakukan dg tipe jigsaw dibandingkan tipe-tipe yang lain.
Untuk setiap materi ajar dapat ditentukan lebih dari 1 model pembelajaran
kooperatif dg tipe tertentu. Misalkan materi ajar integral dapat diberi nilai sama yaitu
2 untuk tipe TGT dan TPS, artinya tipe TGT dan TPS sama-sama efektif dalam
materi ajar integral.
Bobot Nilai Parameter Fuzzy 1 Sangat efektif 2 Efektif 3 Cukup Efektif 4 Kurang efektif
110
Contoh:
Kelompok Materi Pembelajaran: Perbandingan, Fungsi, Persamaan & Identitas
Trigonometri
SK: Menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri dalam
pemecahan masalah.
KD: Memahami pernyataan dalam matematika dan ingkaran atau negasinya.
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 2 dengan 2x pertemuan untuk materi
ajar: Penerapan Trigonometrsi dalam kasus umum. Tentukan kondisi parameter nilai
dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
1 2 3 1 4 3
Kelompok Materi Pembelajaran: Bentuk Pangkat, Akar dan Logaritma
SK: Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan
logaritma
1. KD : Menggunakan aturan pangkat, akar, dan logaritma
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 6x pertemuan untuk
materi ajar: Bentuk pangkat dan akar. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d.
4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
2. KD: Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang melibatkan pangkat,
akar, dan logaritma.
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 3x pertemuan untuk
materi ajar: Logaritma. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel
berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
111
Kelompok Materi Pembelajaran: fungsi, persamaan dan fungsi kuadrat serta
pertidaksamaan kuadrat
SK: Memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan dan fungsi
kuadrat serta pertidaksamaan kuadrat.
3. KD: Menggunakan sifat dan aturan tentang persamaan dan pertidaksamaan
kuadrat.
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 3x pertemuan untuk
materi ajar: persamaan kuadrat. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4
pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
4. KD: Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang berkaitan dengan
persamaan dan pertidaksamaan kuadrat
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 1x pertemuan untuk
materi ajar: Persamaan kuadrat. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4
pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
5. KD: Memahami konsep fungsi
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 2x pertemuan untuk
materi ajar: Fungsi Kuadrat. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada
tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
112
6. KD: Menggambar grafik fungsi aljabar sederhana dan fungsi kuadrat
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 5x pertemuan untuk
materi ajar: Grafik fungsi Kuadrat. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4
pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
7. KD:
7.1 Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan
dan/atau fungsi kuadrat.
7.2 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
persamaan dan/atau fungsi kuadrat dan penafsirannya.
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 1x pertemuan untuk
materi ajar: penyelesaian model matematika yang terkait dengan persamaan dan
fungsi kuadrat. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
8. KD: Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang berkaitan dengan
persamaan dan pertidaksamaan kuadrat.
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 3x pertemuan untuk
materi ajar: Pertidaksamaan Kuadrat. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d.
4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
Kelompok Materi Pembelajaran: Sistem persamaan linier dan pertidaksamaan
satu variabel
SK: Memecahkan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dan
pertidaksamaan satu variabel
9. KD: Menyelesaikan sistem persamaan linear dan sistem persamaan campuran
linear dan kuadrat dalam dua variabel.
113
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 5x pertemuan untuk
materi ajar: Penyelesaian sistem persamaan linear, kuadrat dan campuran.
Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
10. KD: Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear, menyelesaikannya, dan menafsirkannya
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 1x pertemuan untuk
materi ajar: Memodelkan matematika tentang masalah sistem persamaan linear.
Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
11. KD: Menyelesaikan pertidaksamaan satu variabel yang melibatkan bentuk
pecahan aljabar
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 3x pertemuan untuk
materi ajar: Pertidaksamaan pecahan aljabar. Tentukan kondisi parameter nilai
dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
12. KD: Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
pertidaksamaan satu variabel
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 1x pertemuan untuk
materi ajar: Pemodelan masalah terkait dengan pertidaksamaan satu variabel.
Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
114
13. KD: Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
pertidaksamaan satu variabel dan penafsirannya.
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 1x pertemuan untuk
materi ajar: Penyelesaian model yang terkait dengan pertidaksamaan satu
variabel. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
Kelompok Materi Pembelajaran: Persamaan lingkaran dan persamaan garis
singgung lingkaran
SK: Menyusun persamaan lingkaran dan garis singgungnya
14. KD: Menyusun persamaan lingkaran yang memenuhi persyaratan yang ditentukan
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XI IPA semester 1 dengan 4x pertemuan
untuk materi ajar: Persamaan lingkaran. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1
s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
15. KD: Menentukan persamaan garis singgung pada lingkaran dalam berbagai situasi
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XI IPA semester 1 dengan 5x pertemuan
untuk materi ajar: Persamaan garis singgung lingkaran. Tentukan kondisi
parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
115
Kelompok Materi Pembelajaran: aturan suku banyak
SK: Menggunakan aturan suku banyak dalam penyelesaian masalah
16. KD: Menggunakan algoritma pembagian suku banyak untuk menentukan hasil
bagi dan sisa pembagian
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XI IPA semester 2 dengan 4x pertemuan
untuk materi ajar: Algoritma Pembagian Suku Banyak. Tentukan kondisi
parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
17. KD: Menggunakan teorema sisa dan teorema faktor dalam pemecahan masalah
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XI IPA semester 2 dengan 4x pertemuan
untuk materi ajar: Teorema sisa dan teorema faktor. Tentukan kondisi parameter
nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
Kelompok Materi Pembelajaran: komposisi dua fungsi dan invers suatu fungsi
SK: Menentukan komposisi dua fungsi dan invers suatu fungsi
18. KD: Menentukan komposisi fungsi dari dua fungsi
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XI IPA semester 2 dengan 4x pertemuan
untuk materi ajar: Fungsi komposisi. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d.
4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
19. KD: Menentukan invers suatu fungsi
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XI IPA semester 2 dengan 3x pertemuan
untuk materi ajar: Fungsi invers. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4
pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
116
Kelompok Materi Pembelajaran: masalah program linier
SK: Menyelesaikan masalah program linear
20. KD: Menyelesaikan sistem pertidaksamaan linear dua variabel
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 1 dengan 1x pertemuan
untuk materi ajar: Sistem pertidaksamaan linear dua variabel. Tentukan kondisi
parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
21. KD: Merancang model matematika dari masalah program linear
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 1 dengan 3x pertemuan
untuk materi ajar: Model matematika dari program linear. Tentukan kondisi
parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
22. KD: Menyelesaikan model matematika dari masalah program linear dan
penafsirannya
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 1 dengan 2x pertemuan
untuk materi ajar: Nilai optimum suatu bentuk objektif. Tentukan kondisi
parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
Kelompok Materi Pembelajaran: konsep matriks, vektor, dan transformasi
SK: Menggunakan konsep matriks, vektor, dan transformasi dalam pemecahan
masalah
23. KD: Menggunakan sifat-sifat dan operasi matriks untuk menunjukkan bahwa
suatu matriks persegi merupakan invers dari matriks persegi lain
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 1 dengan 3x pertemuan
untuk materi ajar: a) Pengertian, Notasi, dan Ordo Matriks, b) Kesamaan Dua
Matriks, c) Penjumlahan dan Pengurangan Matriks, d) Perkalian Bilangan Real
dengan Matriks, e) Perkalian Matriks. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d.
4 pada tabel berikut.
117
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
24. KD: Menentukan determinan dan invers matriks 2x2
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 1 dengan 2x pertemuan
untuk materi ajar: Determinan dan Invers suatu Matriks. Tentukan kondisi
parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
25. KD: Menggunakan determinan dan invers dalam penyelesaian sistem persamaan
linear dua variabel
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 1 dengan 2x pertemuan
untuk materi ajar: a) Persamaan matriks bentuk AX = B dan XA = B, b)
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan matriks, c) Menyelesaikan sistem
persamaan linear dengan metode determinan. Tentukan kondisi parameter nilai
dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
26. KD: Menggunakan sifat-sifat dan operasi aljabar vektor dalam pemecahan
masalah
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 1 dengan 4x pertemuan
untuk materi ajar: a) Operasi aljabar pada vektor, b) Vektor pada bidang dan pada
ruang, c) Perbandingan ruas garis dalam bentuk vektor. Tentukan kondisi
parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
27. KD: Menggunakan sifat-sifat dan operasi perkalian skalar dua vektor dalam
pemecahan masalah
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 1 dengan 7x pertemuan
untuk materi ajar: a) Perkalian skalar dua vektor pada bidang dan ruang, b)
118
Proyeksi suatu vektor, c) Sudut antara dua vektor. Tentukan kondisi parameter
nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
28. KD: Menggunakan transformasi geometri yang dapat dinyatakan dengan matriks
dalam pemecahan masalah
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 1 dengan 6x pertemuan
untuk materi ajar: Jenis-jenis transformasi geometri. Tentukan kondisi parameter
nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
29. KD: Menentukan komposisi dari beberapa transformasi geometri beserta matriks
transformasinya
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 1 dengan 3x pertemuan
untuk materi ajar: Komposisi Transformasi. Tentukan kondisi parameter nilai dari
1 s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
Kelompok Materi Pembelajaran: konsep barisan dan deret
SK: Menggunakan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah
30. KD: Menentukan suku ke-n barisan dan jumlah n suku deret aritmetika dan
geometri
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 2 dengan 8x pertemuan
untuk materi ajar: a) Barisan dan deret bilangan, b) Barisan dan deret aritmetika,
c) Barisan dan deret geometri. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada
tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
119
31. KD: Menggunakan notasi sigma dalam deret dan induksi matematika dalam
pembuktian
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 2 dengan 4x pertemuan
untuk materi ajar: Notasi sigma dan induksi matematika. Tentukan kondisi
parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
32. KD:
32.1 Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan deret.
32.2 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan deret
dan penafsirannya.
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 2 dengan 4x pertemuan
untuk materi ajar: Barisan dan deret dalam kehidupan sehari-hari. Tentukan
kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
Kelompok Materi Pembelajaran: fungsi eksponen dan logaritma
SK: Menggunakan aturan yang berkaitan dengan fungsi eksponen dan
logaritma dalam pemecahan masalah
33. KD: Menggunakan sifat-sifat fungsi eksponen dan logaritma dalam pemecahan
masalah
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 2 dengan 7x pertemuan
untuk materi ajar: Persamaan eksponen dan logaritma beserta fungsinya.
Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
120
34. KD: Menggambar grafik fungsi eksponen dan logaritma
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 2 dengan 5x pertemuan
untuk materi ajar: a) Grafik fungsi eksponen dan logaritma, b) Penerapan fungsi
eksponen. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
35. KD: Menggunakan sifat-sifat fungsi eksponen atau logaritma dalam penyelesaian
pertidaksamaan eksponen atau logaritma sederhana
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 2 dengan 4x pertemuan
untuk materi ajar: Pertidaksamaan eksponen dan logaritma. Tentukan kondisi
parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut.
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe Group Investigasi Tipe TGT Tipe TPS Tipe NHT
Catatan:
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.............
121
121
Lampiran 4 Data hasil penilaian lesson plan berdasarkan uji instrumen dan wawancara pakar
Aspek
Matematika
Kelas/
SMT Pokok Bahasan/Subpokok Bahasan
Lesson plan (RPP)
Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe
STAD
Tipe
Jigsaw
Tipe Group
Investigasi
Tipe
TGT
Tipe
TPS
Tipe
NHT
Aljabar 1 / I Pangkat, akar & Logaritma
Bentuk Pangkat & Akar 1 4 4 2 3 1
Logaritma 1 4 4 2 3 1
1 / I Fungsi, Fungsi Kuadrat, Pers. & Pertidaksamaan Kuadrat
Persamaan Kuadrat 1 1 1 4 4 4 1
Persamaan Kuadrat 2 1 1 1 4 2 2
Fungsi Kuadrat 1 4 1 4 3 1
Grafik Fungsi Kuadrat 1 4 1 4 3 3
Model Matematika dg Pers. Dan Fungsi Kuadrat 1 4 1 4 4 2
Pertidaksamaan Kuadrat 1 4 3 2 4 1
1 / I Pers. Linier & Pertidaksamaan Satu Variabel
Penyelesaian SPL, Kuadrat, & Campuran 1 4 1 4 4 1
Model Matematika terkait Masalah SPL 1 4 1 4 4 1
Pertidaksamaan Pecahan Aljabar 1 4 3 4 4 1
122
Aspek
Matematika
Kelas/
SMT Pokok Bahasan/Subpokok Bahasan
Lesson plan (RPP)
Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe
STAD
Tipe
Jigsaw
Tipe Group
Investigasi
Tipe
TGT
Tipe
TPS
Tipe
NHT
Model Matematika dg Pertidaksamaan Satu Variabel 1 4 1 4 4 1
Penyelesaian Model dg Pertidaksamaan Satu Variabel 1 4 1 4 4 1
2 / I Pers. Lingkaran & Garis Singgung
Persamaan Lingkaran 1 4 3 4 4 1
Persamaan Garis Singgung Lingkaran 1 4 3 4 4 1
2 / II Aturan Suku Banyak
Algoritma Pembagian Suku Banyak 1 4 3 1 4 1
Teorema Sisa & Teorema Faktor 1 4 3 4 2 1
2 / II Komposisi 2 Fungsi & Invers suatu Fungsi
Fungsi komposisi 1 4 2 4 3 1
Fungsi invers 1 4 3 4 2 1
3 / I Masalah Program Linier
SPL Dua Variabel 1 4 2 4 4 1
Model Matematika dari Program Linear 1 4 1 4 4 1
Nilai Optimum suatu Bentuk Objektif 1 4 2 4 4 1
3 / I Konsep Matriks, Vektor & Transformasi
123
Aspek
Matematika
Kelas/
SMT Pokok Bahasan/Subpokok Bahasan
Lesson plan (RPP)
Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe
STAD
Tipe
Jigsaw
Tipe Group
Investigasi
Tipe
TGT
Tipe
TPS
Tipe
NHT
Sifat-sifat & Operasi matriks 1 2 2 2 3 1
Determinan & Invers suatu Matriks 1 4 3 4 2 1
Determinan & Invers dlm Peny. SPL Dua Variabel 1 4 2 4 4 1
Sifat-sifat & Operasi Aljabar Vektor 1 4 2 4 4 1
Sifat-sifat & Operasi Perkalian Skalar Dua Vektor 1 4 3 4 4 1
Jenis-jenis Transformasi Geometri 1 4 2 4 4 1
Komposisi Transformasi 1 4 2 4 4 1
3 / II Konsep Barisan & Deret
Barisan & Deret Bilangan, Geometri, & Aritmatika 1 4 1 4 4 1
Notasi Sigma & Induksi Matematika 1 4 1 4 4 1
Model Matematika terkait Barisan & Deret 1 4 1 4 4 1
3 / II Fungsi Eksponen & Logaritma
Persamaan Eksponen & Logaritma beserta Fungsinya 1 4 1 4 4 1
Grafik Fungsi Eksponen & Logaritma 1 4 2 4 3 1
Pertidaksamaan Eksponen & Logaritma 1 4 3 4 4 1
Keterangan: Nilai 1 (Sangat Efektif), nilai 2 (Efektif), nilai 3 (Cukup Efektif), nilai 4 (Kurang Efektif)
124
125
Lampiran 5 Data metode pembelajaran matematika
No Metode pembelajaran Kemampuan dalam TPK
(Tujuan Pembelajaran Khusus(
1 Ceramah Menjelaskan konsep, prinsip, atau prosedur
2 Demontrasi Melakukan suatu keterampilan berdasarkan
standar prosedur tertentu
3 Penampilan Melakukan suatu keterampilan
4 Diskusi Menganalisis/memecahkan masalah
5 Studi Mandiri
Menjelaskan/menerapkan/menganalisis/mensis
tesis/mengevaluasi/melakukan sesuatu, baik
bersifat kognitif maupun psikomotorik
6 Kegiatan Pembelajaran terpogram Menjelaskan konsep, prinsip atau prosedur
7 Latihan bersama teman Melakukan suatu keterampilan
8 Simulasi Menjelaskan, menerapkan, dan menganalisis
suatu konsep dan prinsip
9 Pemecahan Masalah Menjelaskan/menerapkan/menganalisis
konsep, prinsip, dan prosedur tertentu
10 Studi Kasus Menganalisis dan memecahkan masalah
11 Insiden Menganalisis dan memecahkan masalah
12 Praktikum Melakukan suatu keterampilan
13 Proyek Melakukan sesuatu atau menyusun laporan
suatu kegiatan
14 Bermain Peran Menerapkan suatu konsep, prinsip, atau
prosedur
15 Seminar Menganalisis dan memecahkan masalah
16 Simposium Menganalisis masalah
17 Tutorial Menjelaskan/menerapkan/menganalisis suatu
konsep, prinsip atau prosedur
18 Deduktif Menjelaskan/menerapkan/menganalisis suatu
konsep, prinsip, prosedur
19 Induktif Mensistesis suatu konsep, prinsip atau
prosedur
126
127
Lampiran 6 Data pendekatan pembelajaran matematika
Jenis Pendekatan Pembelajaran dalam Lesson
plan Deskripsi Pendekatan
Pendekatan Kontekstual
Pendekatan yang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari atau merupakan suatu pendekatan yang membantu guru mengaitkan isi materi pelajaran dengan keadaan dunia nyata.
Pendekatan Realistik Pendekatan yang menggunakan masalah situasi dunia nyata atau suatu konsep sebagai titik tolak dalam belajar matematika
Pendekatan Problem Posing Pendekatan problem posing adalah perumusan atau pembuatan masalah/soal sendiri oleh siswa berdasarkan stimulus yang diberikan.
Pendekatan Tematik
Pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa atau disebut juga pendekatan berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Pendekatan Open ended
Pendekatan yang bertujuan mengangkat kegiatan kreatif siswa dan berpikir matematika secara simultan. Oleh karena itu hal yang perlu diperhatikan adalah kebebasan siswa untuk berpikir dalam membuat progress pemecahan sesuai dengan kemampuan, sikap, dan minatnya sehingga pada akhirnya akan membentuk intelegensi matematika siswa.
Pendekatan Induktif Pendekatan yang menggunakan data untuk menbangun konsep atau suatu pengertian yang diperoleh dari kasus nyata yang terjadi pada lingkungan sekitar.
Pendekatan Deduktif
Pendekatan yang ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan ini dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalan dan konsepnya.
Pendekatan tujuan pembelajaran
Pendekatan ini berorientasi pada tujuan akhir yang akan dicapai. Sebenarnya pendekatan ini tercakup juga ketika seorang guru merencanakan pendekatan lainnya, karena suatu pendekatan itu dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Semua pendekatan dirancang untuk keberhasilan suatu tujuan.
128
Jenis Pendekatan Pembelajaran dalam Lesson
plan Deskripsi Pendekatan
Pendekatan konsep
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep berarti siswa dibimbing memahami suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang terkandung di dalamnya. Dalam proses pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan subkonsep yang menjadi fokus.
Pendekatan lingkungan
Pendekatan yang mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar. Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. Untuk memahami materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari – hari sering digunakan pendekatan lingkungan.
Pendekatan inkuiri
Pendekatan yang berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik yaitu dengan menggunakan teknik yang digunakan oleh para ahli peneliti
Pendekatan penemuan
Pendekatan penemuan berarti dalam kegiatan belajar mengajar siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri fakta dan konsep tentang fenomena ilmiah. Penemuan tidak terbatas pada menemukan sesuatu yang benar – benar baru. Pada umumnya materi yang akan dipelajari sudah ditentukan oleh guru,
Pendekatan proses
Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan.
Pendekatan interaktif
Pendekatan ini memberi kesempatan pada siswa uuntuk mengajukan pertanyaan untuk kemudian melakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pertanyaan yang mereka ajukan
Pendekatan pemecahan masalah Pendekatan pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan.
Pendekatan sains teknologi dan masyarakat
Pendekatan STM mempunyai beberapa aspek seperti: kaitan dan aplikasi bahan pelajaran, kreativitas, sikap, proses, dan konsep pengetahuan. Melalui pendekatan STM ini guru dianggap sebagai fasilitator dan informasi yang diterima siswa akan lebih lama diingat.
129
Jenis Pendekatan Pembelajaran dalam Lesson
plan Deskripsi Pendekatan
Pendekatan terpadu
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang intinya memadukan dua unsur atau lebih dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pemaduan dilakukan dengan menekankan pada prinsip keterkaitan antar satu unsur dengan unsur lain, sehingga diharapkan terjadi peningkatan pemahaman yang lebih bermakna dan peningkatan wawasan karena satu pembelajaran melibatkan lebih dari satu cara pandang.
130
131
Lampiran 7 Aturan logika pada sistem OLP matematika
Lampiran\Lampiran-lampiran.xlsx
137
Lampiran 8 Kamus data sistem OLP matematika
Implementasi tabel_efektifitas
Nama Field Tipe Data Key Default Extra
Id_efektifitas Int(100) ya Auto_increment
Id_pokok_bahasan Int(100)
Id_sub_pokok_bahasan Int(100)
Id_model_pembelajaran Int(100)
Efektifitas_pembelajaran Text
keterangan Text
Implementasi tabel_kelas
Nama Field Tipe Data Key Default Extra
Id_kelas Int (11) ya Auto_increment
Kelas Varchar(3)
Semester Varchar(2)
program Varchar(10)
Implementasi tabel metode_pembelajaran
Nama Field Tipe Data Key Default Extra
Id_metode_pembelajaran Int(100) ya
Metode_pembelajaran Text
Implementasi tabel model_pembelajaran
Nama Field Tipe Data Key Default Extra
Id_model_pembelajaran Int(11) ya Auto_increment
Model_pembelajaran text
Implementasi tabel pokok_bahasan
Nama Field Tipe Data Key Default Extra
Id_pokok_bahasan Int(100) ya Auto_increment
Pokok_bahasan text
Standar_kompetensi text
Id_kelas Int(100)
Implementasi tabel lesson_plan
Nama Field Tipe Data Key Default Extra
Id_lesson_plan Int(100) ya Auto_increment
Id_user Int(100)
Tanggal text
Nama_sekolah text
138
Nama Field Tipe Data Key Default Extra
Mata_pelajaran Varchar(80)
Kelas_semester text
Alokasi_waktu Int(10)
Jumlah_pertemuan Int(10)
Standar_kompetensi Varchar(80)
Kompetensi_dasar Varchar(80)
Indikator text
Tujuan_pembelajaran text
materi_pembelajaran text
model_pembelajaran text
metode_pembelajaran text
Pendekatan Varchar(100)
Kegiatan_awal text
Kegiatan_inti text
Kegiatan_akhir text
Alat Varchar(800)
Penilaian text
Nama_kota Varchar(100)
Tanggal_sah text
Nama_kepala_sekolah Varchar(100)
Nip_kepsek Varchar(100)
Nama_guru Varchar(100)
Nip_guru Varchar(100)
Implementasi tabel asesmen
Nama Field Tipe Data Key Default Extra
Id_soal Int(4) ya Auto_increment
Id_quiz_kategori Int(11)
Soal text
Jawab_a text
Jawab_b text
Jawab_c text
Jawab_d text
kunci Enum(„A‟,‟B‟,‟C‟,‟D‟)
Implementasi tabel kategori_asesmen
Nama Field Tipe Data Key Default Extra
Id_quiz Int(11) ya Auto_increment
quiz_kategori varchar(100)
keterangan text
139
Implementasi tabel sub_pokok_bahasan
Nama Field Tipe Data Key Default Extra
Id_sub_pokok_bahasan Int(100) ya Auto_increment
Id_pokok_bahasan Int(100)
Sub_pokok_bahasan text
Kompetensi_dasar text
Jumlah_pertemuan text
Alokasi_waktu text
indikator text
Tujuan_pembelajaran text
Implementasi tabel_user
Nama Field Tipe Data Key Default Extra
Id_user Int(200) ya Auto_increment
Nama_lengkap text
Username Varchar(20)
Password text
Nip Varchar(100)
Nama_sekolah text
Alamat_sekolah text
email text
level Varchar(10)
140
141
Lampiran 9 Implementasi database OLP matematika
Implementasi tabel_efektifitas
Implementasi tabel_kelas
Implementasi tabel metode_pembelajaran
Implementasi tabel model_pembelajaran
142
Implementasi tabel_lesson_plan
Implementasi tabel pokok_bahasan
143
Implementasi tabel_asesmen
Implementasi tabel kategori_asesmen
Implementasi tabel sub_pokok_bahasan
144
Implementasi tabel_user
Implementasi tabel_nilai
145
Lampiran 10 Sistem navigasi pada OLP matematika
Login
Registrasi
Mulai
Klik Daftar
Yes
Klik Login
Yes
Klik menu home
Klik menu lihat profil
Klik menu report lesson plan
Klik menu forum diskusi
Klik menu Logout
Yes Yes
Edit Profil
Klik edit profil
Yes
Klik skema OLP
Klik assesment
Yes
Yes
Klik mulaiassesment
Yes
Klik menu jawab
Klik tutorial
Yes
Klik create lesson plan
Yes
Klik lesson plan by system
Klik lesson plan by owner
Yes
Klik pilihan materi
Tampilan Login
Tampilan Index
Tampilan Logout
Tampilan Home
Tampilan Forum Diskusi
Tampilan Lihat Profil
Tampilan Report
Lesson Plan
Yes Yes Yes
Tampilan jawab hasil
Tampilan Assesment
Tampilan mulai
assesment
Tampilan Lesson Plan
Tampilan Tutorial
Tampilan materi tutorial
Yes
Tampilan mulai
evaluasi
Tampilan Evaluasi
Tampilan jawab hasil
evaluasi
Klik mulaievaluasi
KlikEvaluasi
Yes
Yes
Klik menu jawab
Yes
Tampilan Skema OLP
Tampilan lesson plan by
owner
Yes
Tampilan lesson plan by
systemYes
Klik Pratinjau
Klik Pratinjau
Klik Download/
Lihat
Query
Yes
Tampilan lesson plan matematika
Selesai
Yes Yes
146
147
Lampiran 11 Pengujian sistem OLP matematika
Kode Kasus Uji Nilai
Masukan Skenario Pengujian Hasil yang diharapkan
Hasil
uji
OLP001 Proses
Login
Benar
Pengguna benar
memasukkan username
dan password
Pengguna berhasil masuk
ke halaman home Berhasil
Salah
Pengguna salah
memasukkan username
dan password
Username tidak terdaftar
atau password salah Berhasil
OLP002 Proses
Register
Benar
Pengguna benar
memasukkan sejumlah
data yang diminta
Proses login pengguna Berhasil
Salah
Pengguna salah
memasukkan sejumlah
data yang diminta
Kode yang anda masukkan
tidak cocok Berhasil
Salah
Pengguna tidak
memasukkan sejumlah
data yang diminta
Pengguna belum mengisi
sejumlah data yang
diminta
Berhasil
OLP003 Lihat Skema
OLP Benar
Pengguna mengklik menu
lihat skema OLP Skema OLP muncul Berhasil
OLP004 Lihat Profil Benar Pengguna melihat profil
pada saat register
Pengguna berhasil melihat
hasil profil register Berhasil
OLP005 Asesmen Benar Pengguna mengklik menu
asesmen
Informasi detail proses
asesmen Berhasil
OLP006 Mulai
Asesmen Benar
Pengguna mengklik menu
mulai asesmen
Pengguna berhasil masuk
ke halaman asesmen,
kemudian memilih
jawaban yang tepat dengan
waktu yang telah
ditentukan
Berhasil
OLP007
Lihat hasil
jawaban
asesmen
Benar pengguna mengklik menu
jawab
pengguna berhasil masuk
ke halaman hasil jawaban
asesmen
Berhasil
OLP008 Tutorial benar Pengguna mengklik menu
tutorial
pengguna berhasil masuk
ke halaman informasi
tutorial
Berhasil
OLP009 Pilih Topik
Tutorial Benar
Pengguna memilih salah
satu topik tutorial
Pengguna berhasil masuk
ke halaman topik pilihan
tutorial
Berhasil
OLP010 Evaluasi Benar Pengguna mengklik menu
evaluasi
Informasi detail proses
evaluasi Berhasil
OLP011 Mulai
Evaluasi Benar
Pengguna mengklik menu
mulai asesmen
Pengguna berhasil masuk
ke halaman evaluasi,
kemudian memilih
jawaban yang tepat dengan
waktu yang telah
ditentukan
Berhasil
OLP012
Lihat hasil
jawaban
evaluasi
Benar pengguna mengklik menu
jawab
pengguna berhasil masuk
ke halaman hasil jawaban
evaluasi
Berhasil
148
Kode Kasus Uji Nilai
Masukan Skenario Pengujian Hasil yang diharapkan
Hasil
uji
OLP013 Create
Lesson plan Benar
Pengguna mengklik menu
create lesson plan
pengguna berhasil masuk
ke halaman informasi
create lesson plan
Berhasil
OLP014
Pilih menu
create
lesson plan
by system
Benar
Pengguna mengklik menu
create lesson plan by
system
Pengguna berhasil masuk
ke halaman pengisian
create lesson plan by
sistem
Berhasil
OLP015
Pilih
parameter
lesson plan
by system
Benar
Pengguna mengklik setiap
parameter lesson plan dan
menginputnya
pengguna berhasil memilih
satu demi satu hasil
parameter yang diberikan
oleh sistem
Berhasil
OLP016
Pilih menu
create
lesson plan
by owner
Benar
Pengguna mengklik menu
create lesson plan by
owner
Pengguna berhasil masuk
ke halaman pengisian
create lesson plan by
owner
Berhasil
OLP017
Pilih
parameter
lesson plan
by owner
Benar
Pengguna menginput
setiap parameter lesson
plan
pengguna berhasil
menginput setiap
parameter sesuai keinginan
pengguna
Berhasil
OLP018 Pilih menu
pratinjau Benar
Pengguna mengklik menu
pratinjau setelah
menginput parameter
lesson plan
Pengguna berhasil melihat
hasil inputan parameter
lesson plan
Berhasil
OLP019 Pilih menu
cetak Benar
Pengguna mengklik menu
cetak lesson plan
Pengguna berhasil
mencetak laporan lesson
plan dalam bentuk pdf
Berhasil
OLP020
Lihat menu
Forum
diskusi
Benar Pengguna mengklik menu
forum diskusi
Pengguna Berhasil
menginput pertanyaan Berhasil
OLP021 Lihat Report
Lesson plan Benar
Pengguna mengklik menu
report lesson plan
Pengguna berhasil melihat
informasi (dokumen)
report lesson plan
Berhasil
OLP022 Proses
Logout Benar
Pengguna mengklik menu
logout
Pengguna berhasil keluar
dari sistem Berhasil