Pengembangan Modul Elektronik Yang Mengintegrasikan Lks, Video Pembelajaran, Dan Sistem Evaluasi...

6
PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK YANG MENGINTEGRASIKAN LKS, VIDEO PEMBELAJARAN, DAN SISTEM EVALUASI OTOMATIS BERBASIS WEB UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN TEMA HUJAN ASAM 1) Noveriyanti Uswatun 2) Sabar Nurohman 3) Triatmanto Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNY [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menghasilkan modul elektonik yang layak untuk meningkatkan kemandirian belajar dan hasil belajar siswa. Penelitian pengembangan modul elektonik menggunakan model 4-D yaitu define, design, develop, dan disseminate namun, penelitian ini menerapkan tiga langkah yaitu define; design; develop. Teknik analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif kelayakan modul, analisis deskriptif peningkatan kemandirian belajar, dan peningkatan hasil belajar siswa dengan gain score. Kualitas kelayakan modul ini dinilai sangat tinggi oleh reviewer dan siswa. Rata-rata pencapaian kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan modul elektronik melalui angket sebesar 58,46 (73,08%) sedangkan melalui lembar observasi sebesar 16,54 (68,90%). Selain itu, pembelajaran menggunakan modul dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa yang ditunjukkan gain score pretes-postes sebesar 0,64 termasuk dalam kriteria sedang. Kata kunci: Modul elektronik, Kemandirian Belajar, Hasil Belajar ABSTRACT The aims of this study to produce a proper science module to improve the self- regulated learning and learning outcomes of the students. Design of this study using 4-D models, they are define, design, develop, and disseminate however, this study is applying the three steps of define; design; develop. The analyst is done by descriptive analysis worthiness module, the percentage increase in self-regulated learning, and increase gain score of cognitive ability of students. Quality assessed the worthiness module very high by reviewers and students. Achievement of student’s self-regulated learning by using electronical module is reach average score 58,46 (73,08%) based on data questionnaire and average score 16,54 (68,90%) based on data observation. And achievement of learning outcome by used electronik module reaches middle category that showed by gain score <g> 0,64. Keywords: Electronik Module, Self-Regulated Learning, Learning Outcome A. PENDAHULUAN Proses belajar merupakan proses perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku terjadi bila siswa dapat melakukan sesuatu yang tak dapat dilakukan sebelum proses 1) Penulis 2) Pembimbing Utama 3) Pembimbing Pendamping

description

Pendidikan

Transcript of Pengembangan Modul Elektronik Yang Mengintegrasikan Lks, Video Pembelajaran, Dan Sistem Evaluasi...

  • PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK YANG MENGINTEGRASIKAN LKS, VIDEO PEMBELAJARAN, DAN SISTEM EVALUASI OTOMATIS BERBASIS

    WEB UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

    DENGAN TEMA HUJAN ASAM

    1)Noveriyanti Uswatun 2)Sabar Nurohman 3)Triatmanto

    Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNY [email protected]

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan menghasilkan modul elektonik yang layak untuk meningkatkan kemandirian belajar dan hasil belajar siswa. Penelitian pengembangan modul elektonik menggunakan model 4-D yaitu define, design, develop, dan disseminate namun, penelitian ini menerapkan tiga langkah yaitu define; design; develop. Teknik analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif kelayakan modul, analisis deskriptif peningkatan kemandirian belajar, dan peningkatan hasil belajar siswa dengan gain score. Kualitas kelayakan modul ini dinilai sangat tinggi oleh reviewer dan siswa. Rata-rata pencapaian kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan modul elektronik melalui angket sebesar 58,46 (73,08%) sedangkan melalui lembar observasi sebesar 16,54 (68,90%). Selain itu, pembelajaran menggunakan modul dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa yang ditunjukkan gain score pretes-postes sebesar 0,64 termasuk dalam kriteria sedang. Kata kunci: Modul elektronik, Kemandirian Belajar, Hasil Belajar

    ABSTRACT The aims of this study to produce a proper science module to improve the self-

    regulated learning and learning outcomes of the students. Design of this study using 4-D models, they are define, design, develop, and disseminate however, this study is applying the three steps of define; design; develop. The analyst is done by descriptive analysis worthiness module, the percentage increase in self-regulated learning, and increase gain score of cognitive ability of students. Quality assessed the worthiness module very high by reviewers and students. Achievement of students self-regulated learning by using electronical module is reach average score 58,46 (73,08%) based on data questionnaire and average score 16,54 (68,90%) based on data observation. And achievement of learning outcome by used electronik module reaches middle category that showed by gain score 0,64. Keywords: Electronik Module, Self-Regulated Learning, Learning Outcome A. PENDAHULUAN

    Proses belajar merupakan proses perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku

    terjadi bila siswa dapat melakukan sesuatu yang tak dapat dilakukan sebelum proses

    1)Penulis 2)Pembimbing Utama 3)Pembimbing Pendamping

  • pembelajaran. Agar terjadi perubahan perilaku yang diinginkan maka perlu ditentukan

    perilaku yang bagaimana yang akan diajarkan. Untuk itu guru perlu menyusun rencana

    pembelajaran yang efektif.

    Setidaknya ada 3 aspek dalam pembelajaran yaitu guru yang mengajar, siswa

    yang belajar dan bahan ajar (I.L Pasaribu, 1983: 11). Guru harus dapat memilih

    metode pembelajaran dan bahan ajar yang tepat sehingga bahan yang disajikan sesuai

    dengan tujuan yang diharapkan. Seiring dengan perkembangan zaman, maka bahan

    ajar perlu direvisi mengikuti perkembangan zaman. Adanya komputer dan internet

    semakin mempermudah guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Namun

    pemanfaatan teknologi informasi ini dalam kegiatan pembelajaran masih belum

    dimaksimalkan.

    Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP Negeri 1 Semin, diketahui

    bahwa fasilitas internet dan komputer di sekolah tersebut tergolong baik. Namun

    fasilitas ini masih belum dimanfaatkan secara maksimal oleh guru dalam melakukan

    pembelajaran. Guru pun belum banyak yang memiliki web pembelajaran. Hasil

    observasi juga menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran di kelas VII E di SMP

    Negeri 1 Semin cenderung teacher centered sehingga siswa cenderung pasif. Kegiatan

    belajar siswa masih bergantung sekali pada guru. Siswa menjadi kurang aktif, kurang

    inisiatif dan kurang berani berpendapat mengenai materi yang sedang di pelajari.

    Kondisi ini menunjukkan kurangnya kemandirian siswa dalam belajar. Kondisi

    tersebut juga didukung dengan hasil belajar kognitif siswa yang masih kurang optimal.

    Berdasarkan hasil observasi maka perlu dikembangkan suatu bahan ajar yang

    dapat meningkatkan kemandirian belajar dan hasil belajar siswa yaitu dengan modul

    elektronik. Modul elektronik ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian belajar

    dan hasil belajar siswa kelas VII E di SMP Negeri 1 Semin. Adapun tujuan penelitian

    antara lain (1) mengetahui kelayakan modul elektronik yang memenuhi kriteria

    sumber belajar menurut ahli materi, ahli media, dan guru IPA, (2) mengetahui respon

    siswa kelas VII E di SMPN 1 Semin terhadap modul elektronik, (3) mengetahui

    tingkat pencapaian kemandirian belajar siswa kelas VII E di SMPN 1 Semin (4)

    mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VII E di SMPN 1 Semin pada

    pembelajaran menggunakan modul elektronik.

  • B. KAJIAN PUSTAKA Modul menurut S. Nasution (2008: 205) merupakan suatu unit yang lengkap

    yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun

    untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan

    jelas. Modul dirancang untuk membantu siswa belajar mandiri dalam mencapai

    tujuan belajarnya. Modul tersebut harus memperhatikan karakteristik modul yaitu: self

    instructional, self contained, stand alone, adaftif, dan user friendly. Dengan

    menggunakan modul pembelajaran yang biasanya teacher-centered dilakukan secara

    student-centered.

    Menurut Vembriarto (1985) dalam Andi Prastowo (2012: 114-117) modul

    memiliki struktur sebagai berikut: (a) rumusan tujuan pengajaran yang ekplisit dna

    spesifik, (b) petunjuk untuk pendidik, (c) lembar kegiatan siswa, (d) lembar kerja bagi

    siswa, (e) kunci lembar kerja, (f) lembar evaluasi. Dalam modul terdapat lembar kerja

    siswa yang merupakan lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa

    (Depdiknas, 2008: 13).

    Pembelajaran berbasis web merupakan sistem atau proses pembelajaran melalui

    aplikasi web dan jaringan internet melalui media elektronik. Menggunakan internet

    dalam pembelajaran memiliki beberapa keuntungan antara lain kegiatan pembelajaran

    dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun, praktis, diskusi tetap dapat dilakukan

    melalui chatting atau mailing list dan biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah

    daripada membeli buku (Hari Wibawanto, 2010: 4-5). Dengan pembelajaran berbasis

    web ini mendorong siswa lebih aktif dan belajar mandiri. Belajar mandiri menurut

    Haris Mujiman (20011: 1) adalah kegiatan belajar aktif yang didorong motif untuk

    mencapai tujuan belajarnya dan cara pencapaiannya. Dengan dorongan untuk

    mencapai tujuan belajarnya tentu belajar mandiri akan berdampak pada hasil belajar

    siswa.

    C. METODE PENELITIAN Penelitian pengembangan modul elektronik ini menggunakan metode Research

    and Development (R & D) yang mengadaptasi model penelitian dari Thiagarajan

    (1974) yaitu melalui 4-D model yang terdiri dari empat tahapan define, design,

    develop, dan disseminate namun, dalam penelitian ini yang dilakukan hanya sampai

    pada tahap ketiga. Ketiga tahapan yang dilalui adalah (1) pendefinisian (define),

    meliputi: analisis ujung depan, analisis siswa, analisis konsep, analisis tugas, dan

  • merumuskan tujuan pembelajaran; (2) perancangan (design), meliputi: menyusunan

    tes kriteria dan memilih format bentuk yang akan dikembangkan untuk membuat

    rancangan awal modul sehingga menjadi draft awal; (3) pengembangan (develop),

    meliputi: validasi produk, revisi 1, uji pengembangan, revisi 2, hasil revisi 2 berupa

    modul elektronik (produk jadi) yang siap dilakukan uji produk akhir oleh tim penguji.

    Penelitian ini melibatkan beberapa validator yaitu tiga orang ahli dan dua guru IPA

    serta pada saat uji lapangan melibatkan 28 siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Semin.

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi untuk

    mengetahui kelayakan modul hasil pengembangan, angket dan lembar observasi untuk

    mengetahui kemandirian belajar siswa, serta digunakan instrumen tes hasil belajar

    ranah kognitif untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa. Teknik analisis data yang

    dilakukan adalah analisis deskriptif kelayakan modul berdasarkan saran dan skor

    penilaian validator, skor ketercapaian kemandirian belajar melalui angket dan

    observasi, dan peningkatan hasil belajar kognitif siswa dengan gain score sebelum dan

    setelah pembelajaran menggunakan modul elektronik.

    D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANAN Hasil penilaian dan peninjauan dari validator disajikan pada Tabel 1. Adapun

    komponen penilaian meliputi tampilan, perangkat lunak, karakteristik, kelayakan isi,

    kebahasaan, dan penyajian. Berdasarkan penilaian validator, modul IPA hasil

    pengembangan mempunyai kualitas kelayakan sangat tinggi.

    Tabel 1. Hasil Akhir Penilaian Kelayakan Modul IPA pada Tiap Aspek

    No. Aspek Jumlah skor dari Penilai

    Rerata skor

    Jumlah skor

    Rerata jumlah

    skor Kategori Ahli Guru

    1 2 3 1 2 1. Tampilan 15 14 14 15 15 3,65 73 14.6 Sangat tinggi

    2. Perangkat lunak 8 6 6 6 7 3,3 33 6.6 Sangat tinggi

    3. Karakteristik 8 8 8 8 8 4 40 8 Sangat tinggi 4. Kelayakan Isi 39 38 40 39 37 3,86 193 38.6 Sangat tinggi 5. Kebahasaan 14 13 15 14 16 3,6 72 14.4 Sangat tinggi 6. Penyajian 28 26 26 27 28 3,86 135 27 Sangat tinggi

    Jumlah 112 105 109 109 111 3,77 546 109.2 Sangat tinggi

    Uji coba pengembangan dilakukan di SMP Negeri 1 Semin. Sebanyak 28 siswa memberikan respon terhadap modul elektronik dengan hasil sebagai berikut :

  • Tabel 2. Hasil Respon Siswa terhadap Modul Modul Elektronik pada Tiap Aspek No. Aspek Jumlah skor Kategori 1. Tampilan 359 Sangat Tinggi 2. Perangkat lunak 172 Sangat Tinggi 3. Karakteristik 163 Tinggi 4. Kelayakan Isi 431 Sangat Tinggi 5. Kebahasaan 175 Sangat Tinggi 6. Penyajian 512 Sangat Tinggi

    Modul elektronik ini dirancang agar membantu siswa mencapai kemandirian

    belajarnya. Hasil kemandirian belajar siswa pada pembelajaran menggunakan modul

    elektronik adalah :

    Tabel 3. Data Hasil Kemandirian Belajar Siswa Melalui Angket No. Interval Kategori Frekuensi Presentase 1. X > 60 Sangat Tinggi 10 35,71% 2. 60 > X > 50 Tinggi 15 53,57% 3. 50 > X > 40 Rendah 3 10,71% 4. X < 40 Sangat Rendah 0 0,00%

    Jumlah 28 100,00% Tabel 4. Data Hasil Kemandirian Belajar Siswa Melalui Lembar Observasi No. Interval Kategori Frekuensi Presentase 1. X > 19 Sangat Tinggi 2 7,14% 2. 19 > X > 16 Tinggi 21 75,00% 3. 16 > X > 13 Rendah 5 17,86 % 4. X < 13 Sangat Rendah 0 0,00 %

    Jumlah 28 100,00%

    Modul Elektronik hasil pengembangan setelah diimplementasikan pada

    pembelajaran dapat membantu siswa mencapai kemandirian belajar dan meningkatkan

    hasil belajar kognitif siswa. Hasil kemandirian belajar disajikan pada Tabel 2 dan

    Tabel 3. Sedangkan hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil Belajar siswa

    pada pembelajaran menggunakan modul elektronik meningkat sebesar 0,64 dengan

    kategori sedang.

    Tabel 4. Data Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Menggunakan Modul Elektronik Rerata

    Pre-test Rerata

    Post-test Selisih Rerata Pre-test

    dan Post-test Kategori

    80,54 45,89 34,64 0,64 Sedang

  • E. KESIMPULAN Hasil analisis kualitas produk berupa modul elektronik oleh ahli dan guru IPA

    memperoleh nilai sangat tinggi untuk setiap aspeknya. Sedangkan hasil analisis respon

    siswa kelas VII E SMPN 1 Semin terhadap modul elektronik menunjukkan bahwa

    pada aspek tampilan, perangkat lunak, kelayakan isi, kebahasaan, penyajian

    memperoleh nilai sangat tinggi sedangkan aspek karakteristik memperoleh kategori

    tinggi. Pencapaian kemandirian belajar siswa kelas VII E SMPN 1 Semin pada

    pembelajaran menggunakan modul elektronik berdasarkan data angket menunjukkan

    rata-rata perolehan skor siswa adalah 58,46 dengan kategori tinggi (73,08%). Menurut

    data observasi terhadap kemandirian belajar siswa rata-rata perolehan skor berada

    pada kategori tinggi dengan skor sebesar 16,54 (68,90%). Hasil belajar kognitif juga

    menunjukkan adanya peningkatan. Sebanyak 23 siswa dinyatakan tuntas dengan

    peningkatan hasil belajar siswa sebesar 34,46%. Gain skor ternormalisasi ()

    terhadap nilai pre-test dan post-test sebesar 0,64 yang berada pada kategori sedang.

    F. DAFTAR PUSTAKA Andi Prastowo. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:

    Diva Press. Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Departemen

    Pendidikan Nasional Hari Wibawanto dan Sahid. 2010. Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis

    Web. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Haris Mujiman. 2011. Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta:

    Pustaka Pelajar. S. Nasution. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar (Pedoman

    Bagi Guru dan Calon Guru). Jakarta: PT Boga Grafindo Persada Thiagarajan, S., Semmel, D. S., and Sammel, M.I., 1974. Instructional Development

    For Training Teacher of Exceptional Children. Leadership Training Institute/Special Education. Minnesota: University of Minnesota, Minneapolis