PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL FISIKA BERBASIS...

9
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor Kode Artikel: FP-04 ISSN: 2477-0477 PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL FISIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA SMA FAUZI BAKRI * , A. HANDJOKO PERMANA, BETTY ZELDA SIAHAAN Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka No.1, Jakarta Timur 13220 Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul digital fisika berbasis model pembelajaran discovery learning yang dihasilkan dari penelitian sebelumnya. Modul yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah modul digital yang dapat dibaca atau ditampilkan di layar komputer atau perangkat telepon genggam. Dengan adanya modul ini diharapkan siswa dapat melakukan belajar secara mandiri untuk mempersiapkan diri sebelum pembelajaran di kelas. Aktivitas siswa di dalam kelas tidak lagi menerima informasi baru dari guru, tapi lebih mematangkan konsep yang sudah dipelajarinya secara mandiri melalui modul. Akhirnya suasana belajar di dalam kelas akan lebih menarik dengan diskusi dan pembahasan aplikasi konsep yang dimiliki. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah research & development (penelitian dan pengembangan) yang dikembangkan oleh Borg & Gall yang terdiri dari 10 tahapan, yaitu: pengumpulan data awal, perencanaan, pembuatan produk, uji coba terbatas, perbaikan produk tahap I, uji coba lapangan, perbaikan produk tahap II untuk kemudian menghasilkan prototype modul digital fisika yang lengkap untuk pembelajaran fisika SMA, dilanjutkan dengan uji coba operasional, perbaikan produk tahap II atau tahap akhir, serta diseminasi nasional. Kata kunci: model pembelajaran, discovery learning, fisika SMA Abstract. This research aims to develop the digital module physics subject based on discovery learning model as a results from previous studies. Modules were developed in this study are digital modules that can be read or displayed on a computer screen or mobile phone devices. With the existence of this module is expected that students can learn independently to prepare for learning in the classroom. Activities of students in the classroom is no longer receiving new information from the teacher, but more to finalize the concept that has been studied independently through modules. Finally, the learning atmosphere in the classroom will be more attractive to the discussion and the discussion of the concept owned applications. The methodology used in this study is a research & development by Borg & Gall consisting of 10 stages: initial data collection, planning, manufacturing of product, limited testing, product improvement phase I, field trials, improvement of product phase II to then produce prototype digital module physics complete learning high school physics, followed by trial operation, product improvement phase II or the final stage, and dissemination of national. Keywords: learning model, discovery learning, high school physics 1. Pendahuluan Sejak diterapkannya Kurikulum 2013, berdasarkan pengamatan di beberapa SMA di Jakarta, buku peminatan fisika sampai bulan September 2014 belum tersedia. Sampai kemudian akhirnya keluar keputusan menteri Nomor * email: [email protected]

Transcript of PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL FISIKA BERBASIS...

Page 1: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL FISIKA BERBASIS …senfa.phys.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/PENGEMBANGA… · Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, ... kelas

Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor

Kode Artikel: FP-04 ISSN: 2477-0477

PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL FISIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA

SMA

FAUZI BAKRI*, A. HANDJOKO PERMANA, BETTY ZELDA SIAHAAN

Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta

Jl. Rawamangun Muka No.1, Jakarta Timur 13220

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul digital fisika berbasis model pembelajaran discovery learning yang dihasilkan dari penelitian sebelumnya. Modul yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah modul digital yang dapat dibaca atau ditampilkan di layar komputer atau perangkat telepon genggam. Dengan adanya modul ini diharapkan siswa dapat melakukan belajar secara mandiri untuk mempersiapkan diri sebelum pembelajaran di kelas. Aktivitas siswa di dalam kelas tidak lagi menerima informasi baru dari guru, tapi lebih mematangkan konsep yang sudah dipelajarinya secara mandiri melalui modul. Akhirnya suasana belajar di dalam kelas akan lebih menarik dengan diskusi dan pembahasan aplikasi konsep yang dimiliki. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah research & development (penelitian dan pengembangan) yang dikembangkan oleh Borg & Gall yang terdiri dari 10 tahapan, yaitu: pengumpulan data awal, perencanaan, pembuatan produk, uji coba terbatas, perbaikan produk tahap I, uji coba lapangan, perbaikan produk tahap II untuk kemudian menghasilkan prototype modul digital fisika yang lengkap untuk pembelajaran fisika SMA, dilanjutkan dengan uji coba operasional, perbaikan produk tahap II atau tahap akhir, serta diseminasi nasional.

Kata kunci: model pembelajaran, discovery learning, fisika SMA Abstract. This research aims to develop the digital module physics subject based on discovery learning model as a results from previous studies. Modules were developed in this study are digital modules that can be read or displayed on a computer screen or mobile phone devices. With the existence of this module is expected that students can learn independently to prepare for learning in the classroom. Activities of students in the classroom is no longer receiving new information from the teacher, but more to finalize the concept that has been studied independently through modules. Finally, the learning atmosphere in the classroom will be more attractive to the discussion and the discussion of the concept owned applications. The methodology used in this study is a research & development by Borg & Gall consisting of 10 stages: initial data collection, planning, manufacturing of product, limited testing, product improvement phase I, field trials, improvement of product phase II to then produce prototype digital module physics complete learning high school physics, followed by trial operation, product improvement phase II or the final stage, and dissemination of national. Keywords: learning model, discovery learning, high school physics

1. Pendahuluan Sejak diterapkannya Kurikulum 2013, berdasarkan pengamatan di beberapa SMA di Jakarta, buku peminatan fisika sampai bulan September 2014 belum tersedia. Sampai kemudian akhirnya keluar keputusan menteri Nomor * email: [email protected]

Page 2: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL FISIKA BERBASIS …senfa.phys.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/PENGEMBANGA… · Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, ... kelas

Fauzi Bakri, dkk

228

179342/MPK/KR/2014 pada 5 Desember 2014, perihal pelaksanaan Kurikulum 2013, yang membahas mengenai evaluasi pelaksanaan Kurikulum 2013 [1]. Salah satu isi pokok surat keputusan menteri ini adalah ketidakselarasan antara ide dengan desain kurikulum dan isi buku teks, sehingga perlu dilakukan evaluasi lanjutan dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan Kurikulum 2013.

Hasil analisis kebutuhan untuk peserta didik, di SMAN 54 Jakarta pada Desember 2014 menunjukkan bahwa bahan ajar fisika untuk Kurikulum 2013 yang digunakan di sekolah saat ini hanyalah buku teks, 77,03% pendidik menjelaskan materi fisika secara teoritis hanya memberikan rumus dan latihan soal, 73,6% pendidik menjelaskan dengan menggunakan buku teks, dan hanya 34,36% pendidik yang menjelaskan materi dengan media (software/simulasi/PPT, video, animasi, dan gambar), padahal 91,22% dari 148 responden peserta didik mengatakan bahwa mereka lebih senang bila pendidik menggunakan media audio-visual dan 76,35% peserta didik lebih mengerti pelajaran fisika dengan menggunakan media tersebut. Peserta didik menganggap bahwa buku teks yang tersedia sulit dipahami, sehingga peserta didik umumnya tidak membaca buku teks sebelum pembelajaran dimulai. Dimensi buku yang tebal dan mata pelajaran yang banyak dapat menyulitkan peserta didik untuk membawa buku sumber belajar per-harinya. Pada kondisi ideal seharusnya peserta didik tidak dibebani dengan beratnya membawa buku-buku teks tersebut. Masalah ini dapat diatasi dengan pengadaan loker di sekolah, mencetak buku dengan jenis kertas yang lebih ringan, atau penggunaan sumber belajar digital yang dapat di-copy dan digunakan secara mandiri.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berpengaruh terhadap kemajuan pendidikan terutama dalam hal inovasi media pembelajaran karena modul berbasis virtual atau digital memiliki tampilan yang menarik, mudah dipahami, dan mudah digunakan [2]. Kehadiran multimedia dalam proses belajar menjadi sangat bermanfaat. Salah satu media pembelajaran yang bisa dipadukan menjadi satu antara model pembelajaran, bahan ajar teknologi cetak, dan pemanfaatan teknologi komputer, yaitu modul digital. Modul digital juga dapat digunakan di mana saja, sehingga lebih praktis.

Dalam proses pengembangannya, modul berbasis digital memiliki keleluasaaan terutama dalam memasukkan model pembelajaran yang diinginkan. Terkait dengan kurikulum 2013 yang menghendaki pembelajaran saintifik [3], penulis mengembangkan modul digital Fisika dengan memasukkan model discovery learning.

Dengan adanya modul digital berbasis discovery learning ini, peserta didik dapat termotivasi untuk mempelajari dan menyiapkan diri sebelum pembelajaran dimulai di dalam kelas, dapat membantu peserta didik untuk lebih memahami materi pembelajaran secara mandiri, meringankan beban peserta didik karena modul tidak perlu dibeli dalam bentuk cetak, serta mendukung gerakan Go Green dalam upaya mengurangi efek pemanasan global karena mengurangi penggunaan kertas. Bagi peserta didik, penelitian ini bermanfaat untuk: memperoleh bahan belajar mandiri yang lebih menarik, kreatif, dan praktis; tersedianya bahan belajar yang dapat menuntun dalam menemukan konsep secara mandiri; meningkatkan

Page 3: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL FISIKA BERBASIS …senfa.phys.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/PENGEMBANGA… · Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, ... kelas

Pengembangan Modul Digital Fisika Berbasis Discovery Learning ...

229

minat dan motivasi peserta didik untuk belajar secara mandiri; dan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengonstruksi pemikirannya secara bebas dan terarah. Bagi pendidik, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk memperkaya model bahan ajar dengan menggunakan cara yang lebih menarik, kreatif, dan praktis.

2. Metode Penelitian Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang dikembangkan oleh Borg & Gall (1989: 783-785). Penelitian terdiri dari sepuluh tahapan seperti yang ditunjukkan Gambar 1.

Gambar 1. Tahapan Pengembangan Model Borg & Gall.

Dalam penelitian ini, langkah-langkah tersebut dibatasi sampai dengan langkah ke-7, yaitu Perbaikan Tahap II yang menghasilkan Prototype Produk. Prototype produk ini akan diujicobakan pada penelitian selanjutnya.

2.1 Pengumpulan Data Awal

Pengumpulan data dan informasi awal ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan peserta didik dan pendidik dalam pembelajaran Fisika, mengetahui materi yang sesuai dengan media yang dikembangkan, dan mengetahui pendapat peserta didik dan pendidik tentang pengembangan modul digital. Tahap ini terdiri dari analisis kebutuhan, analisis kurikulum (meliputi analisis kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator pembelajaran), serta analisis materi pelajaran.

2.2 Perencanaan

Hasil dari pengumpulan data dan informasi awal digunakan sebagai acuan dalam penyusunan bahan ajar berupa modul. Kerangka isi modul akan menggambarkan keseluruhan isi materi yang tercakup dalam bahan ajar tersebut lengkap dengan tahapan pembelajaran discovery learning. Hasil yang diperoleh dari analisis kebutuhan dalam konteks pembelajaran adalah kompetensi dasar atau tujuan

Page 4: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL FISIKA BERBASIS …senfa.phys.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/PENGEMBANGA… · Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, ... kelas

Fauzi Bakri, dkk

230

pembelajaran tertentu dalam suatu mata pelajaran yang potensial untuk disampaikan melalui media dan bahan belajar. Kompetensi dasar inilah yang akan menjadi acuan dalam penyusunan Garis Besar Isi Media (GBIM) dan Jabaran Materi (JM) yang dibuat setelah membagi materi menjadi beberapa kegiatan belajar [4].

2.3 Pembuatan Produk

Kegiatan dilanjutkan dengan merealisasikan rancangan produk, yaitu membuat modul digital sebagai bahan belajar mandiri untuk peserta didik peminatan fisika yang mengacu pada tahap perencanaan.

Setelah langkah analisis, diperoleh software dan komponen yang dibutuhkan dalam proses pembuatan modul digital, terkait dengan setiap pengolahan media. Komponen-komponen atau konten-konten yang ada di dalam modul digital diperlukan beberapa software tertentu untuk dibuat, dikembangkan, atau diedit. Adapun komponen-komponen yang dibuat pada langkah ini meliputi:

a. Teks dan gambar dikembangkan menggunakan Microsoft Office Word dan disimpan dalam format PDF.

b. Tampilan untuk cover depan dan cover belakang modul dibuat dengan menggunakan software Adobe Photoshop CC dan disimpan dalam format JPG.

c. Video pendukung materi yang ditampilkan pada pendahuluan isi modul dan tahap stimulation pada model discovery learning diedit menggunakan software Adobe Premiere Pro & Adobe Media Encoder.

d. Animasi dan/atau simulasi sebagai bentuk ilustrasi isi materi dibuat dan dikembangkan menggunakan Microsoft Office PowerPoint serta diedit menggunakan iSpring Suite 8 hingga hasil akhirnya disimpan dalam format SWF.

e. Tes formatif, soal evaluasi, dan communicating dikembangkan menggunakan software iSpring Suite dan disimpan dalam format SWF. Tes soal-soal tersebut terintegrasi dengan email jika dikoneksikan ke internet, maka jawaban akan terkirim ke email.

f. Graph game, yakni permainan grafik yang sesuai dengan materi modul diunduh dari situs (http://www.theuniverseandmore.com) kemudian disimpan dalam format SWF, karena ukuran game ini cukup besar dan membuat modul menjadi berat jika dioperasikan, maka diperlukan koneksi internet (online) untuk memainkan game ini.

Akhir tahap pengembangan modul digital ini dilakukan dengan menggabungkan semua konten media dan teks dengan menggunakan software 3D PageFlip Professional 1.7.8. Modul digital disimpan dalam format EXE atau HTML. Modul digital format EXE membutuhkan software pendukung Adobe Flash Player minimal versi 10 untuk mengoperasikan modul karena tidak semua komputer/laptop compatible. Modul digital format HTML lebih compatible digunakan pada komputer/laptop. Penyimpanan modul digital dengan format HTML akan menghasilkan file utama modul dan file pendukung pengoperasian pada komputer/laptop, sehingga modul digital dapat dioperasikan tanpa koneksi internet.

Page 5: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL FISIKA BERBASIS …senfa.phys.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/PENGEMBANGA… · Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, ... kelas

Pengembangan Modul Digital Fisika Berbasis Discovery Learning ...

231

2.4 Uji Validasi Ahli

Selanjutnya adalah meminta saran kepada teman sejawat, dosen Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta, sebelum diujicobakan ke pendidik fisika SMA dan peserta didik SMA dengan tujuan untuk memperoleh masukan dan perbaikan modul digital fisika yang dibuat sebagai produk akhir. Modul digital yang telah dinilai ke beberapa teman sejawat untuk mendapatkan saran, kemudian direvisi.

2.5 Perbaikan Tahap I

Tahapan berikutnya adalah memperbaiki produk sesuai dengan data yang diperoleh dari uji validasi ahli.

2.6 Ujicoba Terbatas

Setelah diperbaiki sesuai saran dan masukan dari ahli dan teman sejawat, produk diujicobakan secara terbatas ke pendidik fisika SMA dan peserta didik SMA untuk mengetahui sejauh mana penerimaan pendidik dan peserta didik terhadap produk yang dihasilkan, sehingga produk akhir dapat dinilai dan ditentukan baik atau tidaknya dan layak atau tidaknya modul digital untuk digunakan.

2.7 Perbaikan Tahap II

Tahapan berikutnya setelah uji coba terbatas adalah perbaikan produk tahap II. Perbaikan ini terutama untuk memastikan kesesuaian produk dengan tujuan pembelajaran. Data yang diperoleh dari uji coba terbatas dianalisis, untuk dijadikan pertimbangan dalam perbaikan produk. Pada tahapan ini, penelitian telah menghasilkan prototype modul digital fisika SMA yang dapat dioperasikan secara offline.

3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Kegiatan dan Perangkat Pembelajaran

Materi yang dipilih adalah Kinematika Gerak Lurus, yang terbagi ke dalam tiga kegiatan belajar. Tabel 1 menunjukkan salah satu hasil perangkat pembelajaran yang dihasilkan untuk satu kegiatan belajar.

Tabel 1. Pembagian Kegiatan Belajar 1 modul digital pokok bahasan kinematika gerak lurus. Alur Tampilan Visualisasi/Insert KEGIATAN BELAJAR 1 1) Peserta didik membaca tujuan pembelajaran

Kegiatan Belajar 1 yang ada di halaman awal setelah KI dan KD

2) Peserta didik menyimak materi yang akan dibahas melalui peta konsep yang diberikan

Sub materi Gerak 1) Peserta didik mengamati video yang diberikan

untuk menyimpulkan definisi gerak.

• Pendahuluan berupa cuplikan film yang

memvisualisasikan gerak.

Page 6: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL FISIKA BERBASIS …senfa.phys.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/PENGEMBANGA… · Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, ... kelas

Fauzi Bakri, dkk

232

Alur Tampilan Visualisasi/Insert 2) Peserta didik mempertanyakan hal-hal terkait

tayangan yang diberikan. 3) Peserta didik mengumpulkan data dengan

mengamati contoh-contoh gerak dalam kehidupan sehari-hari.

4) Peserta didik menyimak video verifikasi yang berkaitan dengan gerak.

5) Peserta didik menyimpulkan pengertian gerak dalam Fisika melalui tahapan-tahapan pembelajaran sebelumnya seperti mengamati, mengumpulkan data, mengaitkan, dan memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari

6) Peserta didik mengerjakan latihan soal secara mandiri

Sub materi Jarak dan Perpindahan 1) Peserta didik mengamati video yang diberikan

untuk membedakan jarak dengan perpindahan 2) Peserta didik mempertanyakan hal-hal terkait

tayangan yang diberikan 3) Peserta didik menganalisis sebuah gambar yang

disertai arah vektor 4) Peserta didik mengumpulkan data dari contoh

soal yang diberikan 5) Peserta didik menghitung besar jarak dan

perpindahan dengan mengaitkan analisis vektor sehingga mampu membedakan dua besaran tersebut.

6) Peserta didik menyimpulkan jarak tidak bisa bernilai negatif karena merupakan besaran skalar dan perpindahan bisa bernilai negatif karena merupakan besaran vektor.

7) Peserta didik mengerjakan latihan soal secara mandiri.

Sub materi Kelajuan dan Kecepatan 1) Peserta didik diberikan pertanyaan tentang

miskonsepsi antara kecepatan dan kelajuan. 2) Peserta didik menyimak animasi tentang

kecepatan. 3) Peserta didik mengaitkan hubungan kelajuan

dan kecepatan dengan jarak dan perpindahan 4) Peserta didik mengamati contoh soal beserta

animasi dan penyelesaiannya 5) Peserta didik menghitung besar kecepatan dan

kelajuan dengan mengaitkan analisis vektor sehingga mampu membedakan dua besaran

• Video tentang gerak, yaitu gerak relatif sebuah objek (tripod) dilihat dari dua sudut pandang.

• Gambar atlet pesepeda yang bergerak menyebabkan latar belakang menjadi terlihat buram.

• Gambar mobil yang bergerak diperlambat disertai posisinya dalam interval waktu tertentu.

• Gambar burung yang bergerak saat terbang. • Gambar pelari yang bergerak dalam interval

yang sama lalu digabung membentuk gambar beruntun.

• Video tentang gerak relatif pesawat di udara yang terbang dengan kecepatan sama.

• Video tentang jarak dan perpindahan semut. • Gambar tentang seorang pelari disertai

visualiasi jarak dan perpindahannya • Animasi tentang seorang pelari yang berlari

sedemikian rupa hingga perpindahannya nol. • Gambar pejalan kaki yang menempuh jalur

berbeda untuk menempuh perpindahan yang sama.

• Diagram penyelesaian jarak dan perpindahan pelari.

• Animasi tentang jarak dan perpindahan, berupa gambar garis tak berbentuk dan bola berjalan sepanjang garis tersebut dengan format .swf

• Animasi mobil untuk menentukan besaran

yang mempengaruhi kecepatan. Animasi tentang balapan mobil untuk menentukan hubungan antara kelajuan, jarak, dan waktu.

• Animasi jarak dan • perpindahan perahu dengan format .swf • Video yang menunjukkan kecepatan pada

saat-saat tertentu dari mobil yang melaju.

Page 7: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL FISIKA BERBASIS …senfa.phys.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/PENGEMBANGA… · Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, ... kelas

Pengembangan Modul Digital Fisika Berbasis Discovery Learning ...

233

Alur Tampilan Visualisasi/Insert tersebut.

6) Peserta didik mengamati video untuk memahami ilustrasi kecepatan sesaat dari pergerakkan mobil pada waktu tertentu.

7) Peserta didik menyimpulkan informasi yang didapat tentang kelajuan dan kecepatan.

8) Peserta didik mengerjakan latihan soal secara mandiri.

Sub materi Percepatan 1) Peserta didik mengamati animasi yang

diberikan tentang benda yang bergerak dengan kecepatan konstan, dipercepat, dan diperlambat.

2) Peserta didik menganalisis jenis gerak yang terjadi pada ketiga mobil tersebut

3) Peserta didik menemukan perbedaan percepatan dari masing-masing mobil

4) Peserta didik mengumpulkan data dengan merekam jejak gerak mobil

5) Peserta didik menganalisis kecepatan mobil beserta arah percepatannya

6) Peserta didik mengamati contoh soal dan pembahasannya untuk menemukan besar percepatan satu benda

7) Peserta didik menyimpulkan kecepatan suatu benda yang bergerak dipercepat dan diperlambat melalui analisis vektor

8) Peserta didik mengerjakan latihan soal secara mandiri

• Animasi tentang perbedaan percepatan dan

perlambatan • Gambar tentang rekam jejak mobil yang

melaju dengan kecepatan mobil tertentu dan arah percepatannya

• Gambar pesawat yang bergerak dipercepat pada interval waktu tertentu.

• Gambar pesawat yang bergerak diperlambat pada interval waktu tertentu.

• Gambar plot dari mobil-mobil yang bergerak dengan kecepatan konstan, dipercepat, dan diperlambat.

• Gambar arah percepatan benda pada dua kondisi mobil yang berbeda.

• Video tentang benda yang ditembakkan ke belakang dari objek yang bergerak dan menimbulkan gerak relatif.

• Video permainan “Benteng Takeshi” yang menunjukkan jarak dan perpindahan peserta game.

• Video animasi atlet yang berlari dalam beberapa kondisi berbeda.

• Video percepatan dan perlambatan dari kereta magnet levitation di Jepang

• Tes formatif interaktif akhir kegiatan belajar dalam format .swf

3.2 Gambaran Umum Produk yang Dihasilkan

Modul digital ini dapat dioperasikan pada komputer atau laptop dengan sistem operasi minimal Windows XP, tetapi mengalami banyak kendala, sehingga sangat disarankan untuk mengoperasikannya di Windows 7 dan Windows 10. Modul digital ini memiliki karakteristik keunggulan antara lain sebagai berikut:

1) Modul digital fisika ini disimpan dalam format EXE dan/atau HTML, dapat dioperasikan menggunakan komputer atau laptop, dapat disalin tanpa menginstal software lainnya, compatible di semua komputer/laptop dengan

Page 8: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL FISIKA BERBASIS …senfa.phys.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/PENGEMBANGA… · Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, ... kelas

Fauzi Bakri, dkk

234

syarat minimum sistem operasi adalah Windows 7 dan Windows 10. Ketentuan minimum jika user mengoperasikan modul dengan format EXE adalah adanya software Adobe Flash Player minimal versi 10.

2) Modul digital fisika berbasis discovery learning ini dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar mandiri di manapun, baik di rumah atau di luar kelas maupun pembelajaran di dalam kelas.

3) Penyajian modul digital berorientasi pada pembelajaran discovery dengan 6 tahapan, yaitu stimulation, problem statement, data collection, data procession, verification, dan generalization secara jelas dan berurutan.

4) Tujuan pembelajaran dirumuskan dan disampaikan secara jelas kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat terarah dalam menggunakan modul sebagai media pembelajaran mandiri untuk menemukan konsep materi yang disampaikan pada isi modul.

5) Tahapan-tahapan discovery learning yang disajikan di dalam modul cukup memadai dan memfasilitasi kegiatan peserta didik dalam belajar mandiri. Selain itu, tahapan yang disampaikan secara berurutan dan jelas sehingga modul digital ini dapat membantu peserta didik dalam menemukan suatu konsep fisika.

6) Tersedianya tes pemahaman pada bagian communicating, tes formatif akhir kegiatan belajar, soal evaluasi akhir modul, dan permainan yang terkoneksi dengan internet (online). Jika peserta didik mengoperasikan modul secara online, maka jawaban peserta didik akan terkirim secara otomatis ke email pendidik, sehingga pendidik dapat memonitor aktivitas peserta didiknya dalam penggunaan modul. Dalam penelitian ini, email yang digunakan adalah [email protected].

7) Setelah peserta didik mengerjakan soal-soal pada tes formatif atau soal evaluasi akhir modul, maka program modul akan menampilkan review jawaban dan skor yang diperoleh.

8) Tampilan dan konten modul digital ini menarik perhatian peserta didik sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk belajar mandiri dan membacanya sebelum kegiatan pembelajaran dimulai di dalam kelas.

9) Video yang ditampilkan ditambahkan dengan teks, petunjuk atau arahan secara audio, dan keterangan-keterangan lainnya yang menuntun peserta didik pada tahap stimulation.

10) Video yang ditampilkan pada modul berformat HTML dapat diperbesar hingga maksimal sebesar layar komputer atau laptop pengguna.

11) Animasi yang ditampilkan ditambahkan dengan teks sebagai keterangan dan penjelasan secara audio yang membantu peserta didik mengumpulkan informasi pada tahap data collection dan/atau data procession.

12) Tampilan-tampilan video, animasi, simulasi, dan gambar pada konten modul disajikan dalam konteks kehidupan sehari-hari yang diambil dari potongan film, sehingga memungkinkan peserta didik untuk lebih memahami kegunaan belajar fisika dalam kehidupan sehari-hari dan termotivasi melakukan kegiatan mengamati. Selain itu, konten-konten tersebut membantu peserta didik dalam mengilustrasikan suatu kejadian.

13) Tampilan-tampilan video, animasi, simulasi, dan gambar yang disajikan dalam modul digital mendukung pemahaman konsep peserta didik, dan mampu mendorong peserta didik untuk melakukan tahapan discovery learning.

Page 9: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL FISIKA BERBASIS …senfa.phys.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/PENGEMBANGA… · Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, ... kelas

Pengembangan Modul Digital Fisika Berbasis Discovery Learning ...

235

3.3 Hasil Uji Validasi dan Ujicoba

Hasil yang diperoleh dari uji validasi dan ujicoba terbatas ini menunjukkan bahwa modul digital fisika berbasis discovery learning baik dan layak digunakan, seperti yang ditunjukkan Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2. Hasil Penilaian Modul Digital oleh Ahli. Validator 1 Validator 2 Rata-rata

Ahli Pembelajaran 85% 86% 85% Ahli Media 88% 84% 86%

Rata-rata 85.5%

(Kategori Sangat Baik)

Tabel 3. Hasil Ujicoba Terbatas. Sekolah 1 Sekolah 2 Rata-rata

Guru 88% 90% 89% Siswa 89.5% 87.5% 88.5%

Rata-rata 88.75%

(Kategori Sangat Baik)

Hasil ini mengindikasikan bahwa modul digital yang dikembangkan dapat digunakan salah satu bahan belajar mandiri untuk pembelajaran fisika SMA.

4. Kesimpulan Berdasarkan hasil validasi oleh ahli materi dan ahli media, hasil uji lapangan oleh pendidik dan peserta didik, dapat disimpulkan bahwa modul yang dikembangkan yaitu modul digital fisika berbasis discovery learning telah memenuhi kriteria sangat baik dan layak digunakan sebagai bahan belajar mandiri untuk peserta didik SMA.

Ucapan terima kasih Penulis mengucapkan terimakasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi atas dana penelitian sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Penelitian Hibah Bersaing Nomor: 03/SP2H/DRPM/LP-UNJ/HB/III/2016 Tanggal 22 Maret 2016.

Daftar Pustaka 1. Keputusan Menteri Nomor 179342/MPK/KR/2014 pada 5 Desember 2014,

perihal pelaksanaan Kurikulum 2013.

2. Doni Sugianto, Modul Virtual: Multimedia Flipbook Dasar Teknik Digital, Jurnal INVOTEC, 9: 2, pp. 101-116 (Bandung, Agustus 2013).

3. M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, Bogor: Ghalia Indonesia (2014).

4. Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya, Jakarta: Rineka Cipta (2008).