Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam ....

23
1 Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan Sistem Damages And Losses Assesment (DaLA) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi 2010 di Kab. Boyolali) Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi Peneliti: Farisa Oetari (682010006) Dr. Sri Yulianto JP, S.Si., M.Kom Adi Nugroho, ST., MMSI. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Maret 2014

Transcript of Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam ....

Page 1: Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam . Menggunakan Sistem Damages And Losses Assessment (DaLA) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi

1

Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan

Sistem Damages And Losses Assesment (DaLA)

(Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi 2010 di Kab. Boyolali)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Peneliti:

Farisa Oetari (682010006)

Dr. Sri Yulianto JP, S.Si., M.Kom Adi Nugroho, ST., MMSI.

Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Maret 2014

Page 2: Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam . Menggunakan Sistem Damages And Losses Assessment (DaLA) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi

2

Page 3: Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam . Menggunakan Sistem Damages And Losses Assessment (DaLA) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi

3

Page 4: Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam . Menggunakan Sistem Damages And Losses Assessment (DaLA) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi

4

Page 5: Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam . Menggunakan Sistem Damages And Losses Assessment (DaLA) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi

5

Page 6: Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam . Menggunakan Sistem Damages And Losses Assessment (DaLA) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi

6

Page 7: Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam . Menggunakan Sistem Damages And Losses Assessment (DaLA) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi

7

Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan

Sistem Damages And Losses Assessment (DaLA)

(Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi 2010 di Kab. Boyolali)

1Farisa Oetari,

2Sri Yulianto JP,

3Adi Nugroho

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro no. 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email:1)

[email protected],2)

[email protected], 3)

[email protected]

Abstract

In 2010 Merupi erupted terribly. This eruption caused destruction and disadvantages in

many sectors also caused many victims especially in Boyolali. When the disaster

happened. The estimations of the destruction and disadvantages will be done. This

estimations uses DaLA ECLAC method. The estimation of the disaster cause will be used

for the rehabilitation fase and reconstruction after disaster. By the rapid growing of

technology, the observer try to apply DaLA ECLAC method on the information system

based on website using Oracle database in this observation. The research produced a

web-based information system that can be used to perform calculations of the destruction

and disadvantages caused disaster for helping BPBD’s officers to make andamage and

loss assessment due to the eruption of Merapi.

Keyword: damage and loss assessment, DaLA, ECLAC

Abstrak

Pada tahun 2010 Merapi mengalami erupsi yang sangat dahsyat.Erupsi Merapi di tahun

2010 mengakibatkan kerusakan dan kerugian diberbagai sektor serta banyak korban jiwa

yang berjatuhankhususnya di Kabupaten Boyolali.Setiap terjadi bencana akan dilakukan

penilaian kerusakan dan kerugian. Penilaian kerusakan dan kerugian (DaLA)

menggunakan metode ECLAC.Penilaian dampak bencana nantinya akan digunakan pada

fase rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. Dengan kemajuan teknologi yang pesat,

maka dalam penelitian ini peneliti mencoba menerapkan metode DaLA ECLAC pada

suatu sistem informasi berbasis web dengan menggunakan database Oracle. Penelitian ini

menghasilkan suatu sistem informasi berbasis web yang dapat digunakan untuk

melakukan perhitungan kerusakan dan kerugian akibat bencana sehingga dapat membantu

petugas BPBD untuk melakukan penilaian kerusakan dan kerugian (DaLA) khususnya

dari erupsi Merapi.

Kata kunci : penilaian kerusakan dan kerugian, DaLA, ECLAC

1Mahasiswi Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi, Universitas Kristen Satya

Wacana 2Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana

3Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana

Page 8: Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam . Menggunakan Sistem Damages And Losses Assessment (DaLA) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi

8

1. Pendahuluan

Indonesia merupakan Negara yang struktur geologinya didominasi oleh

gunung berapi. Gunung Merapi (2968m dpl) terletak di Jawa Tengah pada posisi

geografis 110º 26' 30'' Bujur Timur dan 7º 32' 30'' Lintang Selatan, adalah gunung

api tipe strato paling giat di Indonesia. Sejak tahun 1672 hingga 2010 tercatat

lebih dari 80 kali erupsi, dengan selang waktu istirahat antara 1 - 18 tahun atau

rata-rata 4 tahun. Gunung ini berada di Kabupaten Sleman yang secara geografis

memiliki wilayah terbentang mulai 110º 15’ 13” sampai dengan 110º 33’ 00”

Bujur Timur dan 7º 34’ 51” sampai dengan 7 º 47’ 03” Lintang Selatan. Selain

berada di wilayah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang dan Kabupaten

Boyolali dan Kabupaten Klaten, Propinsi JawaTengah juga memiliki wilayah

Gunung Merapi [1].

Gunung Merapi mengalami letusan-letusan kecil setiap 2-3 tahun, dan yang

lebih besar 10-15 tahun sekali [2]. Pada tahun 2010, gunung Merapi

mengeluarkan letusan dahsyat yang mengejutkan banyak pihak. Pada tanggal 26

Oktober 2010 Gunung Merapi mengalami erupsi pertama dan selanjutnya

berturut-turut hingga November 2010. Kejadian erupsi Merapi ini mengakibatkan

jatuhnya korban jiwa dan kerugian yang tidak sedikit.

Letusan ini menyebabkan 37 korban meninggal dan 46 luka-luka akibat

awan panas. Setelah letusan tersebut, terjadi hal yang di luar kebiasaan

Merapi, masih terdapat energi di dalam dapur magma yang besar. Akibatnya

pada tanggal 5 November 2010 terjadi letusan yang lebih kuat dengan

menimbulkan lontaran material vulkanik setinggi 6,5 km dari puncak Merapi

dan hembusan awan panas sejauh 14 km ke arah selatan. Letusan kedua ini

menimbulkan kerusakan yang hebatdan menyebabkan bertambahnya korban

meninggal hingga mencapai total 196 orang [3].

Kejadian bencana menuntut upaya tanggap darurat secara cepat dan

menyeluruh bagi korban dan wilayah yang terkena dampak bencana, serta upaya

pemulihan kehidupan masyarakat dan daerah pasca bencana. Tanggap darurat

bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat

kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang

meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan

kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta

pemulihan prasarana dan sarana.

Setiap terjadi bencana, Bappenas ditugaskan untuk melakukan penilaian

kerusakan dan kerugian yang terjadi. Kegiatan penilaian ini dimaksudkan untuk

memperoleh gambaran sampai berapa besar kerusakan dan kerugian yang

ditanggung oleh semua pihak, pemerintah, masyarakat dan swasta, serta seberapa

besar dampak bencana mempengaruhi ekonomi makro, baik di tingkat regional

maupun di tingkat nasional. Sesuai dengan strategi di dalam rehabilitasi dan

rekonstruksi maka ada tiga tahapan di dalamnya yaitu kajian penilaian kerusakan

dan kerugian (damage and losses assessment), kajian penilaian kebutuhan pasca

bencana (human recovery needs assessment) dan penyusunan rencana aksi

rehabilitasi dan rekonstruksi [4].

Page 9: Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam . Menggunakan Sistem Damages And Losses Assessment (DaLA) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi

9

Penilaian Kerusakan dan Kerugian (Damage and Loss Assessment)

menggunakan metode ECLAC (UN-Economic Commission for Latin America and

Caribbean, atau Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika Latin dan Negara-Negara

Karibia) yang sudah umum digunakan untuk menilai dampak pasca bencana

secara internasional. Metode perhitungan ini telah digunakan di Indonesia untuk

menilai dampak bencana Tsunami Aceh tahun 2004 dan Gempa Jogja pada tahun

2006.

Selama ini proses penilaian kerusakan dan kerugian pasca bencana di

Kabupaten Boyolali memiliki beberapa kekurangan. Penilaian kerusakan dan

kerugian erupsi Merapi yang dilakukan belum menerapkan stadarisasi yang ada

pada metode ECLAC. Selain itu petugas kurang memperhatikan manajemen file

dengan baik yang mengakibatkan kehilangan data sehingga pada saat data

dibutuhkan petugas kebingungan dalam mencari data atau file. Hasil penilaian

kerusakan dan kerugian bencana nantinya akan digunakan pada fase rehabilitasi

dan rekonstruksi pascabencana.Mengingat pentingnya data-data tersebut dan

didukung oleh kemajuan teknologi yang pesat, maka dalam penelitian ini peneliti

mencoba menerapkan metode ECLAC pada suatu sistem informasi berbasis

websiteuntuk melakukan penilaian kerusakan dan kerugian (DaLA) dengan

menggunakan database Oracle.

Pembuatan sistem damages and losses assessment (DaLA)diharapkan

dapat membantu petugas dalam melakukan proses penilaian kerusakan dan

kerugian pasca bencana khususnya pada erupsi Merapi di Kab. Boyolali.Peneliti

mengambil data sample dari 3 kecamatan di Kab. Boyolali yaitu Kecamatan Selo,

Kecamatan Musuk dan Kecamatan Cepogo, karena menurut Peta Daerah Rawan

Bencana Erupsi Merapi Kab.Boyolali yang dibuat oleh BPBD Kab.Boyolali

ketiga kecamatan ini merupakan wilayah yang dekat dengan puncak Merapi.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang penilaian kerusakan dan kerugian bencana telah banyak

dilakukan, misalnya penelitian yang pertama dilakukan oleh BAPPENAS pada

tahun 2006, yang bertujuan untuk menilai dampak dari becana gempa bumi tahun

2006 dengan menggunakan metode DaLA ECLAC.Hasil dari penelitian ini adalah

hasil perhitungan kerusakan dan kerugian becana gempa Jogja pada tahun 2006 di

daerah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta [5].

Penelitian kedua adalah penelitian yang dilakukan Dhelistya Liza pada

tahun 2013, yang bertujuan menerapkan metode DaLA ECLAC pada sistem

informasi berbasis internet dan SIG. Penelitian ini melakukan penilaian kerusakan

rumah di Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman pasca erupsi Merapi pada tahun

2010. Hasil dari penelitian ini adalah prototype sistem informasi penilaian

kerusakan rumah berbasis internet dan SIG, nilai kerusakan rumah di Desa

Kepuharjo, dan hasil evaluasi nilai kerusakan dan sistem informasi [6].

Sedangkan penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menerapkan metode

DaLAECLAC pada sistem informasi berbasis web untuk menghitung kerusakan

dan kerugian pasca erupsi Merapi 2010 di semua sektor yang terkena dampak

erupsi menggunakan database Oracle 11g. Hasil dari penelitian ini adalah

Page 10: Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam . Menggunakan Sistem Damages And Losses Assessment (DaLA) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi

10

prototype DaLA sistem berbasis internet untuk menghitung nilai kerusakan dan

kerugian akibat erupsi Merapi.

Penilaian dampak bencana di Indonesia menggunakan metode yang

dikembangkan oleh Economic Commision for Latin America and the

Caribbean(ECLAC) yang dikenal dengan istilah Damages and Losses Assessment

(DaLA). Metodologi ECLAC (Economic Commission for Latin America and the

Caribbean) diperkenalkan kepada Pemerintah Indonesia oleh komunitas donor

internasional sebagai salah satu instrumen analisa yang telah dikembangkan untuk

menghitung jumlah kerusakan dan kerugian yang diakibatkan oleh berbagai jenis

bencana (bencana alam maupun bencana yang terjadi akibat ulah manusia) [5].

Metoda ECLAC menganalisis tiga aspek utama, yaitu kerusakan, kerugian

dan dampak ekonomi. Kerusakan (dampak langsung), merupakan dampak

terhadap asset, saham, properti yang dinilai dengan harga unit penggantian (bukan

rekonstruksi) yang disepakati. Kerugian (dampak tidak langsung), merupakan

proyeksi hambatan produktivitas akibat asset yang rusak atau hilang akibat

bencana, seperti potensi pendapatan yang berkurang, pengeluaran yang bertambah

dan lain-lain selama beberapa waktu hingga aset dipulihkan berdasarkan nilai saat

ini. Sedangkan dampak ekonomi (kadang disebut dampak sekunder) meliputi

dampak fiskal, dampak pertumbuhan PDB, dan lain-lain [7]. Metode ini

dimaksudkan menyediakan sebuah penilaian awal mengenai kerusakan dan

kehilangan setelah terjadi suatu bencana untuk mengidentifikasi kebutuhan

pemulihan yang segera harus dilakukan ataupun kebutuhan pembangunan kembali

(rekonstruksi) dalam jangka panjang [7].

Penilaian kerusakan dan kerugian (Damage and Loss Assessment)

merupakan tahap awal dari upaya pemulihan pasca bencana melalui kegiatan

rehabilitasi dan rekonstruksi yang berjangka menengah sampai panjang [7]. Pada

dasarnya, tujuan utama penilaian seberapa besar kerusakan dan kerugian adalah

untuk sesegera mungkin mengukur skala dampak bencana sehingga dapat

ditentukan prioritas penanganan dan pada akhirnya menentukan strategi

rekonstruksi dan rehabilitasi. Selain itu, tujuan lain penilaian kerusakan dan

kerugian adalah memperkirakan apakah investasi yang akan dialokasikan dapat

memberikan manfaat atau tidak bagi kehidupan masyarakat dan pembangunan

daerah yang terkena dampak bencana [7].

Secara spesifik tujuan dari penilaian kerusakan dan kerugian yaitu menilai

kerusakan yang terjadi pada prasarana dan sarana publik dan non-publik, menilai

kerugian yang terjadi dan dampaknya terhadap masyarakat, daerah dan Negara

serta menilai pengaruh kerusakan terhadap kelembagaan pemerintahan, sekaligus

mengantisipasi resiko terjadinya konflik, pelanggaran hukum dan penyimpangan.

Manfaat dari perkiraan dampak pasca bencana pada dasarnya adalah untuk:

a) bahan masukan kebijakan program rekonstruksi, b)bahan masukan bagi

kebijakan pemulihan sosial dan ekonomi, c) tolok ukur pemantauan kegiatan

pemulihan pasca bencana, d) bahan masukan bagi manajemen risiko bencana [7].

Proses penilaian kerusakan dan kerugian terbagi dalam lima tahapan seperti

pada gambar 1 [7].

Page 11: Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam . Menggunakan Sistem Damages And Losses Assessment (DaLA) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi

11

Gambar 1 proses penilaian kerusakan dan kerugian

Tahap pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data primer dan

sekunder. Berdasarkan Metoda ECLAC, data primer yang perlu dikumpulkan

adalah data sektor berdasarkan pengelompokan yang telah disesuaikan dengan

kondisi setempat wilayah yang terkena dampak bencana dapat dilihat pada tabel 1

[7].

Sektor Subsektor

Perumahan Perumahan

Prasarana Lingkungan

Perumahan

Prasarana

Publik

Transpotasi darat

Transportasi Laut

Energi

Pos dan Telekomunikasi

Air dan Sanitasi

Infrastruktur Pertanian

Sosial Kesehatan

Pendidikan

Agama

Panti social

Budaya dan Bangunan Bersejarah

Lembaga Sosial

Ekonomi Pertanian

Perikanan

Industri Kecil dan Menengah

Perdagangan (Pasar)

Page 12: Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam . Menggunakan Sistem Damages And Losses Assessment (DaLA) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi

12

Pariwisata

Lintas Sektor Lingkungan Hidup

Pemerintahan

Sektor Keuangan/Perbankan

Ketertiban Dan Keamanan

Tabel 1 Tabel Daftar Sektor [7]

Tahapkedua yaitu konfirmasi dan verifikasi data. Pada tahap ini akan

dilakukan konfirmasi terhadap sumber data kerusakan, konfirmasi lokasi dan jenis

kerusakan, memverifikasi nilai kerusakan serta memastikan data yang diperoleh

sudah mencakup semua wilayah.Mengkorfirmasikan data kerusakan dengan

Kementerian/Lembaga dan SKPD yang terkena dampak bencana merupakan

bagian yang penting dalam proses penyusunan perkiraan kerusakan dan kerugian

[7].

Tahap ketiga yaitu vilidasi dan valuasi kerusakan. Pada tahap ini yang

dilakukan adalah mengelompokan data berdasarkan sektor dan menghitung nilai

kerusakan berdasarkan rumus yang sudah ditetapkan pada tabel 2 [7].

Sektor Subsektor Rusak Total Rusak

Sedang

Rusak

Ringan

KET

Perumahan Perumahan Rp.

20.000.000,-

Rp.

10.000.000,-

Rp.

2.500.000,-

Mengacu ke

pernyataan pemda

Prasarana

Lingkungan

Perumahan

Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Mengacu pada

pengalaman

Rehab Rekon

D.I.Y

Prasarana

Publik

Transpotasi darat unit x harga

satuan x 60-

70%

(depresiasi

aset)

unit x harga

satuan x 40-

50%

(depresiasi

aset)

unit x

harga

satuan x

20-30%

(depresiasi

aset)

Mengacu pada

standar

rata-rata dari Dep.

PU,

Transportasi Laut

Energi

Pos dan

Telekomunikasi

Air dan Sanitasi

Infrastruktur

Pertanian

Sosial Kesehatan unit x harga

satuan x 60-

70%

(depresiasi

aset)

unit x harga

satuan x 40-

50%

(depresiasi

aset)

unit x

harga

satuan x

20-30%

(depresiasi

aset)

Bila tidak ada

data dari

instansi terkait

atau

untuk cek nilai

Pendidikan

Agama

Panti sosial

Budaya dan

Bangunan

Bersejarah

Lembaga Sosial

Ekonomi Pertanian unit x harga

satuan x 60-

70%

(depresiasi

aset)

unit x harga

satuan x 40-

50%

(depresiasi

aset)

unit x

harga

satuan x

20-30%

(depresiasi

aset)

Bila tidak ada

data dari

instansi terkait

atau

untuk cek nila

Perikanan

Industri Kecil dan

Menengah

Perdagangan

(Pasar)

Pariwisata

Lintas Lingkungan unit x harga unit x harga unit x Bila tidak ada

Page 13: Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam . Menggunakan Sistem Damages And Losses Assessment (DaLA) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi

13

Sektor Hidup satuan x 60-

70%

(depresiasi

aset)

satuan x 40-

50%

(depresiasi

aset)

harga

satuan x

20-30%

(depresiasi

aset)

data dari

instansi terkait

atau

untuk cek nilai

Pemerintahan

Sektor

Keuangan/Perban

kan

Ketertiban Dan

Keamanan

Tabel 2 Tabel Satuan (unit) harga dan estimasi kerusakan [7]

Tahap keempat adalah valuasi nilai kerugian. Hal yang dilakukan pada

tahapan ini menggunakan pengelompokan data sektor untuk menghitung kerugian

akibat bencana. Penilaian terhadap kerugian menggunakan asumsi dan

pendekatan yang ditunjukan pada tabel 3 [7].

Sektor Nilai Kerugian

Perumahan dan Prasarana Permukiman Tidak Dihitung

PrasaranaPublik Dihitung terhadap potensi

berkurangnya pendapatan dan

atau hilang/berkurangnya produktivitas

dalam jangka waktu tertentu

Sosial Dihitung dengan pendekatan

bertambahnya biaya operasional dalam

jangka waktu tertentu

Ekonomi Dihitung terhadap potensi

berkurangnya pendapatan dan atau

hilang/berkurangnya

produktivitas dalam jangka waktu

tertentu.

Lintas Sektor Dihitung terhadap potensi

berkurangnya pendapatan dan atau

hilang/berkurangnya produktivitas

dalam jangka waktu tertentu

Tabel 3 Tabel Pendekatan perhitungan nilai kerugian [7]

Tahap kelima adalah memeriksa rasionalitas kerusakan dan kerugian.Pada

tahap ini melakukan penjumlahan terhadap kerusakan dan kerugian serta

memeriksa rasionalitasnya [7].

3. Metode Penelitian

Metode penelitian berisi proses yang dilalui untuk membuat perancangan

aplikasi yaitu dari tahap pertama melakukan identifikasi kebutuhan user sampai

kedalam tahap terakhir yaitu testing aplikasi pada BPBD Boyolali. Setiap proses

memiliki beberapa bagian yaitu terdiri dari tujuan yang ingin dicapai pada proses

tersebut, metode/alat/bahan yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut, serta

Page 14: Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam . Menggunakan Sistem Damages And Losses Assessment (DaLA) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi

14

output yang akan dihasilkan dari tiap tahap.Tahap – tahap yang ada di dalam

metode penelitian dapat dlihat pada gambar 2.

Tahap 1

Tujuan : Identifikasi kebutuhan user dan pencarian data lapangan

Metode/alat/bahan : Wawancara, Observasi

Output : Kebutuhan user teridentifikasi dan data terkumpul

Tahap II

Tujuan : Pengolahan data lapangan

Metode/alat/bahan : Metode DaLA ECLAC

Output : Hasil perhitungan kerugian dan kerusakan

Tahap III

Tujuan : Desain Perancangan sistem

Metode/alat/bahan : UML, Ms. Visio

Output : Diagram UML, User Interface

Tahap IV

Tujuan :Pengkodean rancangan sistem

Metode/alat/bahan : PHP, Oracle

Output : Sistem DaLA

Tahap V

Tujuan : Pengujian sistem

Metode/alat/bahan : Pengujian ke user

Output : Hasil pengujian sistem

Gambar 2 Metode Penelitian

Tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan identifikasi kebutuhan

user dan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Pada tahap ini metode yang

dilakukan yaitu wawancara dan obeservasi. Wawancara dilakukan dengan Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali. Data yang

didapatkan pada penelitian ini yaitu berupa data sekunder yang ada di BPBD dan

Pemda Kabupaten Boyolali. Data yang dihasilkan berupa data kerusakan yang

disebabkan karena erupsi Merapi tahun 2010 di wilayah Kabupaten Boyolali.

Tahap kedua adalah pengolahan data lapangan. Data-data yang telah

diperoleh pada tahap pertama selanjutnya diolah menggunakan metode DaLA

ECLAC.

Tahap ketiga adalah membuat desain aplikasi atau perancangan sistem

sesuai kebutuhan user. Metode perancangan sistem yang digunakan untuk

membangun aplikasi ini adalah metode prototyping. Prototyping adalah proses

yang digunakan untuk membantu pengembangan perangkat lunak dalam

membentuk model dari perangkat lunak yang harus dibuat [8].

Page 15: Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam . Menggunakan Sistem Damages And Losses Assessment (DaLA) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi

15

Gambar 3 Metode Prototyping

Gambar 3 merupakan tahap-tahap di dalam prototyping model yang akan

diimplementasikan di dalam perancangan DaLA system ini antara lain

pengumpulan kebutuhan. Sistem yang akan dibangun memiliki dua aktor yaitu

user dan admin. Kedua aktor tersebut memiliki hak akses yang berbeda. Aktor

admin memiliki hak akses penuh terhadap aplikasi DaLA, seperti melakukan

manage terhadap data-data yang berkaitan dengan penilaian bencana. Sedangkan

aktifitas yang dapat dilakukan oleh aktor user adalah hanya sebatas dapat melihat

hasil pemrosesan data oleh sistem dari apa yang telah diinputkan admin.

Sistem aplikasi dirancang dengan menggunakan Unified Modelling

Language (UML), meliputi usecase diagram yang menggambarkan fugsionalitas

yang diharapkan dari sebuah sistem. Sebuah usecase mereprentasikan sebuah

interaksi antara aktor dan sistem.

Gambar 4 Usecase diagram

Page 16: Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam . Menggunakan Sistem Damages And Losses Assessment (DaLA) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi

16

Gambar 3.3 adalah gambar diagram usecase yang menggambarkan

keterlibatan aktor dalam pemakaian sistem beserta peran yang dimiliki seorang

aktor dalam sistem tersebut. Tiap aktor memiliki peran masing-masing, misalnya

seorang admin mempunyai peran dalam manage semua data yang dibutuhkan

pada sistem DaLA meliputi manage data sektor, data subsektor, data wilayah

bencana, data infrastruktur, data harga, dan data bencana.

Diagram kelas (class diagram) adalah diagram yang digunakan untuk

menampilkan beberapa kelas serta paket-paket yang ada dalam sistem perangkat

lunak yang sedang dikembangkan.

Gambar 5 Class Diagram

Gambar 5 adalah class diagram dari aplikasi DaLA yang dibuat. Dalam

membuat class diagram, dari satu usecase terpecah menjadi dari tiga class yang

saling berhubungan yaitu boundary, controller dan entity. Boundary dapat

diartikan sebagai user interface dimana disini terlihat apa-apa saja yang ada

Page 17: Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam . Menggunakan Sistem Damages And Losses Assessment (DaLA) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi

17

ditampilan user. Controller berisi operation-operation yang digunakan, misalnya

insert, update, delete, dan view. Sedangkan entity menggambarkan hubungan

antar entitas yang ada pada sistem DaLA.

Pada tahap keempat dilakukan implementasi dari desain yang telah dibuat

kedalam pengkodean menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database

Oracle 11g. Tahap kelima adalah pengujian terhadap aplikasi oleh sample

useryang ada di BPBD Boyolali.

4. Hasil dan Pembahasan

Sistem penilaian kerusakan dan kerugian pasca bencana yang dilakukan

selama ini masih bersifat konvensional. Petugas sudah menggunkan bantuan

komputer namun admin masih sering melakukan perhitungan secara

manual.Selain itu mengingat pentingnya data ini, petugas sering lalai dalam

menyimpan data bencana sehingga saat mau dipergunakan kembali data yang

dicari sudah hilang atau petugas harus membuka satu per satu file yang ada

didalam komputer.

Dengan adanya sistem DaLA, data-data bencana dapat terorganisir dengan

baik dan proses penialaian kerusakan dan kerugian bencana dapat dilakukan

secara lebih cepat dibandingkan dengan sebelumnya. Data sektor, subsektor,

harga, wilayah dll sudah tersimpan dalam suatu database. Ketika terjadi bencana

petugas melakukan input data kerusakan yang didapat dari lapangan kedalam

aplikasi ini. Selanjutnya proses perhitungan dilakukan didalam system sehingga

pada akhirnya menghasilkan output berupa hasil perihitungan kerusakan dan

kerugian.

Proses Penilaian Kerusakan dan Kerugian

Proses yang dilakukan dalam melakukan penilaian kerusakan dan kerugian terbagi

menjadi lima tahap, yaitu :

Tahap 1 Mengumpulkan data primer (kerusakan) dan data sekunder.

Berikut adalah contoh data sekunder yang diperoleh dari pemda Kab. Boyolali

berupa data korban meninggal, data kerusakan rumah dan data kerusakan jalan.

Nama Wilayah Jumlah Korban Meninggal

Kecamatan Musuk 25

Kecamatan Cepogo 7

Kecamatan Selo 7

Total 39

Tabel 4 Tabel pendataan korban meninggal

Tabel 4 merupakan tabel pendataan korban meninggal akibat erupsi

Merapi. Data korban meninggal dari 3 kecamatan yang ada di wilayah Kab.

Boyolali yaitu Kecamatan Musuk, Cepogo dan Selo.

Page 18: Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam . Menggunakan Sistem Damages And Losses Assessment (DaLA) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi

18

No Program/Kegiatan Lokasi (Kabupaten) Volume

1 Perumahan Rusak Berat 551 Perumahan Rusak Sedang 950 Perumahan Rusak Ringan 2204 Kab. Boyolali a. Rumah Rusak Berat 61 b. Rumah Rusak Sedang 163 c. Rumah Rusak Ringan 81 Kab. Boyolali a. Rumah Rusak Berat 342 b. Rumah Rusak Sedang 733 c. Rumah Rusak Ringan 2111

Kab. Boyolali a. Rumah Rusak Berat 148 b. Rumah Rusak Sedang 54 c. Rumah Rusak Ringan 12

Tabel 5 Tabel pendataan sektor perumahan

Tabel 5 merupakan tabel pendataan kerusakan akibat erupsi Merapi di

sektor perumahan. Tabel 5 berisi jumlah rumah rusak berdasarkan kategori

kerusakan masing-masing.

NO Jalan Kecamatan Kabupaten Volume

1 Perbaikan Ruas jalan sumbung - Wonodoyo Musuk Boyolali 1,2 km

2 Perbaikan Ruas jalan Dragan - Musuk Musuk Boyolali 1,0 km

3 Perbaikan Ruas jalan Samiran – Selo Selo Boyolali 1,53 km

4 Perbaikan Ruas jalan Tumut – Lencoh Selo Boyolali 1,35 km

5 Perbaikan Ruas jalan Tlogolele - Sawangan Selo Boyolali 3,69 km

6 Perbaikan Ruas Jalan Kedung - Cangko Kec. Selo

Selo Boyolali 0,4 km

7 Perbaikan Jalan Jalur Evakuasi Suroteleng Kec. Cepogo

Cepogo Boyolali 0,2 km

8 Perbaikan Jalan Jalur Evakuasi Ampel - Selo Selo Boyolali 8 km

9 Perbaikan Ruas Jalan Taman Nasional Gunung Merbabu

Kab. Boyolali

Boyolali 0,4 km

10 Perbaikan Jalan Alternatif Senden - Glagah ombo

Kab. Boyolali

Boyolali 0,4 km

11 Perbaikan Ruas Jalan Candisari - Kemantren Kab. Boyolali

Boyolali 1 km

Tabel 6 Tabel pendataan kerusakan jalan

Tabel 6 merupakan tabel yang menggambarkan data kerusakan jalan

akibat erupsi Merapi di wilayah Kab. Boyolali.

Page 19: Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam . Menggunakan Sistem Damages And Losses Assessment (DaLA) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi

19

Tahap 2 Melakukan konfirmasi dan verifikasi data dengan sumbernya.

Mengkorfirmasikan data kerusakan dengan Kementerian atau Lembaga dan

SKPD yang terkena dampak bencana. Mengelompokan kategori kerusakan fisik

secara sederhana agar proses valuasi menjadi lebih mudah.

Tahap 3 Melakukan validasi data dan memperkirakan nilai kerusakan.

Pada tahap ini dilakukan perhitungan nilai kerusakan dengan rumus yang ada pada

metode ECLAC.

Contoh perhitungan kerusakan rumah :

Erupsi Merapi 2010 mengakibatkan kerusakan pada sektor perumahan

antara lain, rumah rusak besar berjumlah 61 unit, rumah rusak sedang berjumlah

163 unit dan rumah rusak ringan berjumlah 81 unit. Harga satuan kerusakan yang

ditetapkan untuk rumah rusak berat sebesar Rp. 30.000.000, rumah rusak sedang

sebesar Rp. 10.000.000, dan rumah rusak ringan sebesar Rp. 1.000.000. Nilai

kerusakan rumah dihitung dengan rumus jumlah unit x harga satuan. Sehingga

didapatkan hasil perhitungan rumah rusak berat sebesar Rp. 1.830.000.000, rumah

rusak sedang sebesar Rp. 1.630.000.000 dan rumah rusak ringan sebesar Rp.

81.000.000. Jadi total kerusakan rumah sebesar Rp. 3.541.000.000,-.

Contoh perhitungan kerusakan jalan :

Erupsi Merapi 2010 mengakibatkan kerusakan jalan antara lain jalan rusak

berat 1 km dan jalan rusak sedang 23,67 km. Nilai kerusakan dihitung

berdasarkan tingkat kerusakan yang dialami dengan cara: skala kerusakan berat

adalah satuan kerusakan x harga satuan x 60%-70% (depresiasi aset), skala

kerusakan sedang adalah satuan kerusakan x harga satuan x 40%-50% (depresiasi

aset), serta skala kerusakan ringan adalah satuan kerusakan x harga satuan x 20%-

30% (depresiasi aset). Harga satuan kerusakan untuk jalan yaitu sebesar Rp. 1,4

M. Sehingga didapatkan hasil perhitungan untuk jalan rusak berat sebesar Rp.

1.372.000.000 dan jalan rusak ringan sebesar Rp. 16.569.000.000. Jadi total

kerusakan jalan sebesar Rp. 17.941.000.000.

Tahap 4 Memperkirakan nilai kerugian. Pada tahap 4 dilakukan penilaian

nilai kerugian berdsarkan pendekatan metode ECLAC atau perkiraan SKPD

wilayah setempat.

Contoh kerugian:

Data kerusakan sektor perdagangan (kios) yang diakibatkan erupsi Merapi

2010 adalah jumlah kios rusak berat 147 unit dan kios rusak sedang 117 unit.

Omset per hari yang dihasilkan tiap kios sebesar Rp. 700.000 - Rp. 800.000. Kios

tidak beroperasi selama 7 hari. Nilai kerugian dihitung dengan rumus = omset x

hari tdk beropeasi x jumlah kios. Sehingga didapatkan hasil perhitungan kerugian

untuk kios rusak berat sebesar Rp. 795.200.000 dan kerugian kios rusak sedang

Rp. 655.200.000. Jadi total kerugian kios sebesar Rp. 1.450.400.000.

Tahap 5 Memeriksa rasionalitas dan struktur nilai kerusakan dan kerugian

Page 20: Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam . Menggunakan Sistem Damages And Losses Assessment (DaLA) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi

20

berdasarkan tipe bencana. Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan rasionalitas dan

menjumlahkan nilai kerusakan dan kerugian.

Implementasi metode DaLA ECLAC

Rumus perhitungan kerusakan dan kerugian metode DaLA ECLAC yang

digunakan pada penelitian ini diletakkan pada kode program PHP.

Kode Program 1 kode progam insert harga

1. $sql = OCIParse

2. ($kon,"insert into TB_HARGA values

3. ('$_POST[kode_harga]',

4. (0.7*'$_POST[harga]'),

5. (0.5*'$_POST[harga]'),

6. (0.3*'$_POST[harga]'),

7. '$_POST[id_jenis]',

8. '$_POST[kode_infrastruktur]')");

Kode program 1 merupakan kode program yang berisi perintah untuk

insert atau menambahkan harga satuan bencana. Harga satuan yang ditetapkan

pemerintah daerah akan dibagi menjadi tiga kategori harga yaitu harga rusak

berat, harga rusak sedang dan harga rusak ringan.Penetuan harga untuk masing-

masing kategori berdasarkan metode ECLAC yang telah diuraikan sebelumnya.

Output dari kode program 1 ditunjukan pada gambar 6.

Gambar 6 Tampilan daftar harga satuan bencana

Gambar 6 merupakan output dari hasil pehitungan penentuan harga satuan.

Harga satuan untuk bencana terbagi dalam tiga kategori yaitu kategori harga

kerusakan berat, kategori harga kerusakan sedang dan kategori harga kerusakan

ringan. Untuk membedakan antara harga kerugian dan harga kerusakan dapat

dilihat pada kolom jenis yang merupakan keterangan dari masing-masing harga

satuan.

Page 21: Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam . Menggunakan Sistem Damages And Losses Assessment (DaLA) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi

21

Kode Program 2kode program insert data bencana

1. $sql = OCIParse

2. ($kon,"insert into TB_BENCANA values

3. ('$_POST[nomor]',

4. '$_POST[jumlah_rb]',

5. '$_POST[jumlah_rs]',

6. '$_POST[jumlah_rr]',

7. '$_POST[kode_harga]')");

Kode program 2 adalah kode program yang digunakan untuk menyimpan

data-data kerusakan akibat bencana berdasarkan fakta di lapangan.Data-data

tersebut diinputkan berdasarkan kategori kerusakan yang telah ditentukan.Output

dari kode program insert data bencana ditunjukan pada gambar 7. Jumlah

kerusakan tiap infrastruktur ditunjukan pada 3 kolom terakhir dari tampilan

website pada gambar 7.

Gambar 7 Tampilan hasil inputan data bencana

Gambar 7 merupakan output dari masukan data kerusakan sesuai dengan

keadaan dilapangan. Data yang dimasukkan dilengkapi dengan tanggal, nama

wilayah, sektor, subsektor dan nama infrastruktur. Data angka yang dimasukkan

disesuaikan berdasarkan pembagian sektor.

Kode Program 3 kode program perhitungantotal kerusakan

1. $sql=oci_parse($conn,"select b.nomor, initcap(s.sektor) sektor, sb.subsektor,

2. initcap(i.keterangan) keterangan,k.kecamatan, b.jumlah_rb,

b.jumlah_rs,b.jumlah_rr,

3. h.harga_rb, h.harga_rs,h.harga_rr,j.jenis,

4. ((b.jumlah_rb * h.harga_rb)+(b.jumlah_rs * h.harga_rs)+(b.jumlah_rr *

h.harga_rr)) total

5. from tb_bencana b join tb_harga h on (b.kode_harga = h.kode_harga)

6. join tb_infrastruktur i on (i.kode_infrastruktur=h.kode_infrastruktur)

Page 22: Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam . Menggunakan Sistem Damages And Losses Assessment (DaLA) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi

22

7. join tb_subsektor sb on (sb.id_subsektor = i.id_subsektor)

8. join tb_sektor s on (s.id_sektor = sb.id_sektor)

9. join tb_jenis j on (j.id_jenis=h.id_jenis)join tb_kecamatan k on

(k.id_kecamatan = i.id_kecamatan)");

Kode program 3 adalah kode program yang digunakan untuk menampilkan

jumlah total kerusakan tiap infrastruktur. Rumus untuk menampilkan total rupiah

kerusakan terletak pada baris perintah nomor 4. Total rupiah kerusakan dihitung

dengan cara mengkalikan harga satuan dan jumlah unit seperti pada baris perintah

nomor 4 pada kode program 3.Output dari kode program 3 adalah berupa tampilan

yang menampilkan hasil perhitungan kerusakan dan kerugian yang ditunjukan

pada gambar 8.

Gambar 8 Tampilan hasil penilaian kerusakan dan kerugian

5. Simpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah DaLA system

merpakan suatu aplikasi yang digunakan untuk membantu kinerja petugas dalam

melakukan penilaian kerusakan dan kerugian (DaLA) akibat bencana

alam.Dengan adanya DaLA system, penilaian kerusakan dan kerugian pasca

bencana dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.Perhitungan kerusakan

dan kerugian dengan menggunakan DaLA systemakan menghasilkan suatu hasil

perhitungan kerusakan dan kerugian secara cepat bila dibandingkan dengan

perhitungan manual yang sebelumnya. Selain itu dengan adanya sistem berbasis

internet maka akan dihasilkan suatu informasi ter-update dan proses pelaporan

akan lebih cepat karena dapat diakses kapan saja dan dimana saja.

Page 23: Pengembangan Model Mitigasi Bencana Alam Menggunakan ...€¦ · Mitigasi Bencana Alam . Menggunakan Sistem Damages And Losses Assessment (DaLA) (Studi Kasus Erupsi Gunung Merapi

23

6. Daftar Pustaka

[1] BAPPENAS, BNPB, 2011, Rencana Aksi Rehabilitasi Dan Rekonstruksi

Pascabencana Erupsi Merapi Di Wilayah Provinsi Di Yogyakarta Dan Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2011-2013.

[2] Harwati, 2010, Analisis Dampak, Bencana Merapi Terhadap Aktifitas Industri di

Kawasan Cangkringan.Yogyakarta. Universitas Islam Indonesia.

[3] BNPB, 2011, Dari Wasior, Mentawai,Hingga Merapi. GEMA BNPB.2(1). 7- 16.

[4] BNPB, 2011, Dampak Letusan Gunung Merapi Mencapai Rp 3,56 Trilyun.

GEMA BNPB.2(1). 17- 20.

[5] BAPPENAS, 2006, Preliminary Damage and Loss Assessment, Yogyakarta and

Central Java Natural Disaster, Jakarta

[6] Liza, Dhelistya, 2013, Penerapan DaLA ECLAC Berbasis Internet Dan Sistem

Informasi Geografis Untuk Penilaian Kerusakan Bangunan Rumah Pascabencana,

Program Studi Ilmu Lingkungan Minat Studi Geo-Informasi untuk Manajemen

Bencana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

[7] BAPPENAS, 2008, Penilaian Kerusakan dan Krugian, Jakarta

[8] Pressman, R.S. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi II.Yogyakarta:

Andi, 2004.