PENGEMBANGAN MEDIA MINI BOOK PADA MATERI …repository.unja.ac.id/4967/1/ARTIKEL NOBELLA FIRSTHALA...
Transcript of PENGEMBANGAN MEDIA MINI BOOK PADA MATERI …repository.unja.ac.id/4967/1/ARTIKEL NOBELLA FIRSTHALA...
PENGEMBANGAN MEDIA MINI BOOK PADA MATERI KERJASAMA
EKONOMI INTERNASIONAL SISWA KELAS XI IPS 1
SMA NEGERI 1 KOTA SUNGAI PENUH
ARTIKEL ILMIAH
OLEH:
NOBELLA FIRSTHALIA PUTRI
A1A114046
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
JULI, 2018
Nobella Firsthalia Putri (A1A114046) 1
PENGEMBANGAN MEDIA MINI BOOK PADA MATERI KERJASAMA
EKONOMI INTERNASIONAL SISWA KELAS XI IPS 1
SMA NEGERI 1 KOTA SUNGAI PENUH
Oleh: Nobella Firsthalia Putri1, Farida Kohar2, Riyo Riyadi3
1 Mahasiswa Ekonomi PIPS FKIP Universitas Jambi
2 Dosen Ekonom PIPS FKIP Universitas Jambi
3 Dosen Ekonomi PIPS FKIP Universitas Jambi
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
Email: [email protected]
Abstrak: Media pembelajaran merupakan sarana guru dalam menyampaikan berbagai bahan
dan materi pelajaran kepada siswa agar lebih mudah disampaikan. Media pembelajaran sudah
mulai dikembangkan oleh para guru dari tingkat pendidikan dasar hingga menengah. Jenis-
jenisnya antara lain media pameran, media cetak, gambar, alat peraga, film, audio, proyeksi,
dan komputer, (dalam Sanaky, 2013:57). Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengetahui
kelayakan Mini Book berdasarkan penilaian dari ahli materi dan ahli media; (2) Mengetahui
tanggapan siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Kota Sungai Penuh dengan adanya Mini Book
Ekonomi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and
Development). Subjek pada penelitian dan pengembangan ini adalah siswa kelas XI IPS 1
SMA Negeri 1 Kota Sungai Penuh yang berjumlah 34 orang, dimana 5 orang siswa mewakili
sebagai subjek tahap uji coba kelomok kecil dan 29 orang siswa lainnya sebagai subjek uji
coba lapangan. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sungai Penuh yang beralamat di Jl.
Arif Rahman Hakim Kota Sungai Penuh. Adapun pelaksanaan penelitian ini dilakukan mulai
bulan Januari 2018 hingga April 2018. Data diperolrh dengan memberikan angket kepada ahli
media, ahli materi, guru mata pelajaran dan siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Kota Sungai
Penuh. Setelah angket dikembalikan, data dianalisis menggunakan Program Microsoft Office
Excel 2007.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa secara keseluruhan rata-rata skor yang
diperoleh dari penilaian ahli media dan ahli materi sebesar 90% yang terletak pada rentang
>90% s/d 100 yang termasuk kategori “Sangat Layak”. Sedangkan hasil uji coba kelompok
kecil dan uji coba lapangan diketahui pada aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan
kegrafikan masuk dalam kategori “Layak” dengan rata-rata skor () sebesar 86%; 84%; 85%
dan 89%. Dari penilaian tersebut menunjukkan bahwa setiap aspek media Mini Book ekonomi
“Layak” digunakan untuk pembelajaran dengan rata-rata nilai 86%.
Nobella Firsthalia Putri (A1A114046) 2
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, harapan kedepannya adalah penelitian ini
berguna sebagai bahan referensi. Dan penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti
selanjutnya.
Kata kunci : Media Mini Book dan Kerjasama Ekonomi Internasional.
PENDAHULUAN
Sumber belajar memiliki makna yang
sangat berdekatan dengan media
pembelajaran. Demikian dekatnya, kedua
istilah tersebut sulit dibedakan. Sumber
belajar bisa dipakai sebagai media belajar
dan sebaliknya media pembelajaran dapat
pula berfungsi sebagai sumber belajar.
Apabila kita ingin mencari celah untuk
memberikan distingsi keduanya, yang
paling mungkin hanya terletak pada luas
cakupannya (ruang lingkup). Sumber
belajar memiliki cakupan yang lebih luas
daripada media pembelajaran (dalam
Asyhar, 2010:8).
Selanjutnya Asyhar (2010:8)
menyatakan apabila media pembelajaran
kita pahami dalam arti menyalur pesan,
maka tidak semua sumber belajar dapat
dijadikan media pembelajaran. Namun,
sejauh media itu dapat dijadikan sumber
pesan dan informasi, maka dia juga bisa
dijadikan sebagai sumber belajar. Dengan
kata lain, setiap sumber belajar adalah
merupakan media pembelajaran, akan tetapi
tidak semua media pembelajaran dapat
berfungsi sebagai sumber belajar.
Sumber belajar pada dasarnya
merupakan komponen sistem instruksional
yang meliputi pesan, orang, bahan
peralatan, teknik, dan latar. Sumber belajar
ditetapkan sebagai informasi yang disajikan
dan disimpan dalam berbagai bentuk
media, yang bertujuan agar membantu
siswa dalam belajar sebagai perwujudan
dari kurikulum (dalam Wiarto, 2016:21).
Sedangkan Depdiknas (dalam Asyhar,
2010:8) menyatakan sumber belajar adalah
segala sesuatu yang ada di sekitar
lingkungan kegiatan belajar yang secara
fungsional dapat digunakan untuk
membantu optimalisasi hasil belajar.
Media pembelajaran merupakan
sarana guru dalam menyampaikan berbagai
bahan dan materi pelajaran kepada siswa
agar lebih mudah disampaikan. Media
pembelajaran sudah mulai dikembangkan
oleh para guru dari tingkat pendidikan
dasar hingga menengah. Jenis-jenisnya
antara lain media pameran, media cetak,
gambar, alat peraga, film, audio, proyeksi,
dan komputer, (dalam Sanaky, 2013:57).
Dalam kegiatan belajar mengajar
media mempunyai peran penting karena
membuat proses komunikasi antara guru
dengan siswa terjalin secara optimal. Selain
itu, siswa akan merasa senang dalam
mengikuti pembelajaran sehingga siswa
dapat lebih mudah menangkap materi
pelajaran. Penggunaan media pembelajaran
dikemas secara kreatif, inovatif, menarik,
dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa
agar dapat mencapai tujuan dalam kegiatan
pembelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran
ekonomi di Sekolah Menengah Atas (SMA)
kebanyakan masih terbatas pada buku
paket, LKS, dan powerpoint. Buku paket
yang ada di pasaran pada umumnya
memiliki ukuran buku yang besar, tebal,
berat, dan kalimat terlalu panjang sehingga
membuat siswa kurang tertarik untuk
Nobella Firsthalia Putri (A1A114046) 3
membaca maupun mempelajari buku paket.
Sedangkan media powerpoint tidak semua
guru menggunakannya dalam proses
pembelajaran karena keterbatasan sarana
dan prasarana untuk mendukung
penggunaan media powerpoint seperti
laptop dan proyektor.
Selanjutnya berdasarkan observasi
awal yang telah dilakukan terhadap 10
orang siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1
Kota Sungai Penuh tentang penggunaan
media pembelajaran ekonomi, maka
diperoleh respon siswa sebagai berikut:
Bahwa 50% siswa menyatakan guru
hampir tidak pernah menggunakan lebih
dari 1 media dalam pembelajaran. 40%
siswa menyatakan sering dan bahkan 20%
siswa menyatakan bahwa metode yang
digunakan guru selalu monoton. Selain itu,
80% siswa selalu kesulitan untuk
membawa buku paket karena berukuran
besar dan berat. 40% siswa menyatakan
media pembelajaran yang digunakan guru
hampir tidak pernah berisi gambar dan
ilustrasi. 30% siswa selalu memahami isi
materi yang disajikan dalam media
pembelajaran, namun 20% siswa hampir
tidak pernah memahami isi materi yang
disajikan dalam media pembelajaran.
Gambaran ini mengindikasikan
bahwa guru hanya menggunakan buku
paket dan LKS sebagai sumber belajar,
pemanfaatan buku paket ekonomi belum
digunakan dengan baik, belum lagi siswa
yang cenderung malas membawa buku
paket ke sekolah dengan alasan buku paket
yang berukuran besar dan tebal, serta tidak
semua siswa memiliki buku paket ekonomi
dikarenakan harga yang tergolong mahal
serta LKS yang disediakan tidak memiliki
variasi warna, karenanya siswa mudah
bosan sehingga siswa sulit untuk
memahami materi pembelajaran. Sebagian
besar siswa hanya menggunakan LKS jika
akan melakukan latihan soal-soal saja
sehingga proses belajar mengajar menjadi
monoton.
Untuk itu, pemanfaatan media dan
sumber pembelajaran sedapat mungkin
dikemas lebih menarik agar siswa mampu
memahami materi dengan mudah dan
cepat. Menurut Arsyad (2015: 29), dengan
adanya media pembelajaran dapat
meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi
belajar, interaksi lebih langsung antara
siswa dan lingkungannya, dan
kemungkinan siswa untuk sendiri-sendiri
sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
Salah satu media pembelajaran yang dapat
digunakan sebagai solusi dalam mengatasi
masalah belajar siswa adalah
pengembangan media pembelajaran yaitu
berupa Mini Book.
Mini Book merupakan meda belajar
untuk siswa yang termasuk dalam golongan
media cetak. Pada media Mini Book
berisikan materi ringkas, soal latihan,
memiliki tampilan yang menarik, mudah
dibawa kemana-mana, dan mampu
membuat siswa terfokus dalam
pembelajaran.
Maka dari itu, selain siswa dapat
menggunakan buku paket Ekonomi SMA,
media Mini Book juga dapat menjadi salah
satu media pembelajaran dalam
pembelajaran Ekonomi di kelas dan di
pelajari siswa secara mandiri di luar kelas
karena Mini Book berisi materi pokok yang
mudah dipahami dan dikemas secara
menarik dengan gambar atau ilustrasi
supaya menarik minat siswa untuk belajar.
Mini Book digunakan untuk memotivasi
siswa dalam belajar dan setelah siswa dapat
termotivasi maka siswa dapat
meningkatkan hasil belajarnya.
Nobella Firsthalia Putri (A1A114046) 4
Berdasarkan penelitian sebelumnya
yang telah dilakukan oleh Arianti (2011)
yang berjudul “Pengembangan Mini Book
Materi Struktur dan Fungsi Sel Untuk
Mendukung Pembelajaran Kelas XI IPA
SMA Muhammadiyah 4 Surabaya”. Selain
itu, penelitian juga telah dilakukan Rini
(2015) mengenai “Pengembangan Media
Mini Book Sebagai Media Pembelajaran
Ekonomi Materi Pasar dan Terbentuknya
Harga Pasar Dalam Perekonomian Untuk
SMA/MA Kelas X”. Penelitian ini
memiliki kesamaan yakni pengembangan
media pembelajaran berupa media cetak
(Mini Book dan Pocket Book), sedangkan
perbedaannya pada materi ekonomi yang
digunakan.
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengembangan
Media Mini Book Pada Materi
Kerjasama Ekonomi Internasional Siswa
Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Kota
Sungai Penuh.”
2.1 Hakikat Pembelajaran Ekonomi
2.1.1 Teori Belajar
Menurut McKeachie (dalam
Ertikanto, 2016:1), teori adalah
seperangkat azaz yang tersusun tentang
kejadian-kejadian tertentu dalam dunia
nyata. Sedangkan Hamzah (dalam
Ertikanto, 2016:1) menyatakan bahwa teori
merupakan seperangkat preposisi yang
didalamnya memuat tentang ide, konsep,
prosedur, dan prinsip yang terdiri dari satu
atau lebih variabel yang sering
berhubungan satu sama lain dan dapat
dipelajari, dianalisis dan diuji serta
dibuktikan kebenarannya.
Menurut Ertikanto (2016:2), teori
belajar adalah suatu proses yang di
didalamnya terdapat tata cara
pengaplikasian kegiatan belajar mengajar
antara guru dan siswa, perancangan
metode pembelajaran yang akan
dilaksanakan dikelas maupun di luar kelas.
Berikut adalah kategori utama atau
kerangka filosifis mengenai teori belajar
menurut Herpratiwi (2016: 1) :
1. Teori belajar Behaviorisme
Behaviorisme atau aliran perilaku
dalah filosofis dalam psikologi yang
berpijak pada proporsi bahwa semua yang
dilakukan peserta didik termasuk apa yang
ditanggapi, dipikirkan, atau dirasakan
dianggap sebagai perilaku. Konsep
behaviorisme mempunyai pengaruh yang
besar terhadap masalah belajar
dimaknakan sebagai latihan pembentukan
hubungan antara stimulus dan respon.
Teori behaviorisme memandang
bahwa belajar adalah perubahan perilaku
yang dapat diamati dan diukur. Teori ini
hanya membahas perubahan perilaku yang
dapat dilihat dengan indra dan semua yang
diamati. Behaviorisme tidak mengakui
adanya kecerdasan, bakat, minat dan
perasaan individu dalam proses belajar
mengajar. Tokoh yang mengembangkan
teori behaviorisme adalah Watson, Pavlov,
Thotnndike, Skinner, Bandura, Hull, dan
Gagne.
2. Teori belajar Kognitivisme
Aliran kognitivisme mulai muncul
pada tahun 60-an sebagai respon
ketidakpuasan terhadap konsep pada hasil
belajar yang diajukan oleh tokoh-tokoh
teori behaviorisme. Berbeda dengan teori
behaviorisme, teori kognitivisme lebih
mementingkan proses belajar dari pada
hasil belajar peserta didik. Menurut teori
ini, perubahan yang dialami peserta didik
ditentukan oleh persepsi serta
pengalamannya terhadap obyek-obyek
yang sedang dipelajarinya sesuai dengan
tujuan belajarnya.
Nobella Firsthalia Putri (A1A114046) 5
Teori kognitif berpandangan bahwa
belajar merupakan suatu proses internal
peserta didik yang sedang belajar, yang
melibatkan aspek ingatan, pengolahan
informasi, emosi, dan aspek-aspek
kejiwaan lainnya. Belajar merupakan
aktivitas yang melibatkan proses berfikir
yang sangat kompleks. Tokoh yang
mengembangkan teori kognitivisme adalah
Bruner, Gagne, Ausubel, dan Piaget.
3. Teori belajar Humanisme
Teori humanisme berfokus pada
sikap dari kondisi manusia yang
mencakup kesanggupan untuk menyadari
diri, bebas memilih untuk menentukan
nasib sendiri, kebebasan dan bertanggung
jawab, kecemasan sebagai suatu unsur
dasar, pencarian makna yang unik didalam
dunia yang tidak bermakna, berada
sendirian dan berada dalam hubungan
dengan orang lain keterhinggaan, kematian
dan kecenderungan mengaktialisasikan
diri.
Pada dasarmya menurut teori ini,
proses belajar harus dimulai dan ditujukan
untuk kepentingan memanusiakan manusia
itu sendiri. Penganut paham ini yakin
bahwa manusia akan bersedia melakukan
banyak hal apabila mereka memiliki
motivasi yang tinggi dan mereka diberi
kesempatan untuk menentukan apa yang
mereka inginkan dan mereka menghindari
pemberian nilai, tes formal atau evaluasi
formal lainnya. Tokoh yang
mengembangkan teori ini adalah Combs,
Maslow, dan Rogerss.
Berdasarkan penjelasan di atas
dapat didefenisikan secara sederhana
bahwa belajar adalah proses perubahan
kepribadian manusia dari belum tahu
menjadi tahu, dari tidak paham menjadi
paham, dari kurang terampil menjadi
terampil, dari tidak bisa menjadi bisa, dari
kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru,
yang dapat ditunjukkan dalam bentuk
pengetahuan, pemahaman, sikap dan
kemampuan serta bermanfaat bagi
lingkungan maupun individu itu sendiri.
2.1.2 Pengertian Belajar dan
Pembelajaran
Menurut Abdillah (dalam
Aunurrahman, 2013:35), belajar adalah
suatu usaha sadar yang dilakukan oleh
induvidu dalam perubahan tingkah laku
baik melalui latihan dan pengalaman yang
menyangkut aspek kognitif, afektif dan
psikomotor untuk memperoleh tujuan
tertentu.
Pengertian belajar sangat bermacam-
macam. Arsyad (2015:1) menerangkan
bahwa belajar adalah suatu proses yang
kompleks yang terjadi pada diri setiap
orang sepanjang hidupnya. Belajar bukan
hanya mengingat, tetapi lebih luas yakni
mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan tetapi perubahan
kelakuan.
Belajar adalah proses orang
memperoleh berbagai kecakapan,
keterampilan, dan sikap. Kemampuan
untuk belajar menjadi ciri penting yang
membedakan jenisnya dari jenis-jenis
makluk yang lain (Grender dalam
aunurrahman, 2012:38).
Batasan-batasan mengenai belajar
menurut para ahli yang dikutip Rumini
(2006:59) adalah sebagai berikut:
1. Morgan, ringkasnya mengatakan
bahwa belajar adalah setiap
perubahan yang relatif menetap
dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman.
2. Surya mengatakan bahwa belajar
ialah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah
Nobella Firsthalia Putri (A1A114046) 6
laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksinya dengan
lingkungan.
3. Dimyati menyatakan bahwa belajar
adalah sesuatu perubahan tingkah
laku, baik yang diamati maupun yang
tidak diamati secara langsung dan
terjadi dalam diri seseorang karena
pengalaman.
Dari beberapa pendapat di atas dapat
dikemukakan bahwa belajar adalah sesuatu
proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang relatif menetap, baik
yang dapat diamati maupun tidak dapat
diamati secara langsung yang terjadi
sebagai suatu hasil latihan atau
pengalaman dalam interaksinya dengan
lingkungan.
Aktivitas belajar tidak dapat
dilepaskan dari istilah pembelajaran.
Menurut Hamalik (2009:57), pembelajaran
adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang
saling mempengaruhi untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat
dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa,
guru dan tenaga lainnya misalnya tenaga
laboratorium. Material meliputi buku-
buku, papan tulis dan kapur, fotografi,
slide dan film, audio dan video tape.
Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari
ruang kelas, perlengkapan audio visual,
juga komputer.
Sedangkan menurut Depdiknas
(2003:5), proses pembelajaran adalah suatu
bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
memadukan secara sistematis dan
berkesinambungan kegiatan pendidikan
didalam lingkungan sekolah dengan
kegiatan pendidikan yang dilakukan diluar
lingkungan sekolah dalam wujud
penyediaan beragam pengalaman belajar
untuk semua peserta didik.
Dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran adalah
suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan
yang sistematis dan berkesinambungan
dengan mengkombinasikan manusia,
material, fasilitas, perlengkapan dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
2.1.3 Prinsip-prinsip Belajar
Menurut Aunurrahman
(2013:137), prinsip belajar dapat
diartikan sebagai pandangan-pandangan
mendasar dan dianggap penting yang
dijadikan sebagai pegangan di dalam
melaksanakan kegiatan belajar. Prinsip-
prinsip bermanfaat untuk memberikan
arah tentang apasaja yang sebaiknya
dilakukan oleh guru agar siswa dapat
berperan aktif di dalam proses
pembelajaran.
Selanjutnya Aunurrahman
(2013:114) berpendapat beberapa
prinsip yang dapat dikembangkan dalam
proses pembelajaran yaitu: (1) Prinsip
perhatian dan motivasi; (2) Prinsip
tranfer dan retensi; (3) Prinsip keaktifan;
(4) Prinsip keterlibatan langsung; (5)
Prinsip pengulangan; (6) Prinsip
tantangan; (7) Prinsip balikan dan
Penguatan; (8) Prinsip perbedaan
induvidual.
2.1.4 Pengertian Pelajaran Ekonomi
Menurut Budiono (2011:1), istilah
ekonomi lahir di Yunani (Greek), dan
dengan sendirinya istilah ekonomi itu pun
berasal dari kata-kata bahasa Yunani pula.
Asal katanya adalah Oikos Nomos. Orang-
orang barat menerjemahkannya dengan
management of household or estate (tata
laksana rumah tangga atau pemilikan).
Ekonomi berguna karena petunjuk-
Nobella Firsthalia Putri (A1A114046) 7
petunjuk mengenai kebijakan apa yang
bias diambil untuk menanggulangi suatu
permasalahan ekonomi tertentu.
Sedangkan Suparmo (2004:3)
menyatakan, ekonomi adalah salah satu
cabang pengetahuan yang mempelacari
bagaimana manusia memenuhi kebutuhan
yang bersifat tidak terbatas dengan alat
pemuas kebutuhan yang bersifat terbatas.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), ilmu ekonomi adalah
ilmu yang mempelajari tentang produksi,
distribusi, dan konsumsi barang serta
berbagai masalah yang bersangkutan
dengan itu seperti tenaga kerja,
pembiayaan, dan keuangan; ilmu
pengetahuan tentang kegiatan sosial
manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya yang diperoleh dari
lingkungannya. Sedangkan Rahardja dan
Manurung (2008:3) berpendapat bahwa
ilmu ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari perilaku individu dan
masyarakat dalam menentukan pilihan
untuk menggunakan sumber daya yang
langka (dengan dan tanpa uang) dalam
upaya meningkatkan kualitas hidupnya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa pelajaran ekonomi
adalah suatu ilmu yang mempelajari
tingkah laku manusia dalam memilih dan
menciptakan kemakmuran serta dapat
disimpulkan bahwa ekonomi adalah ilmu
atau seni tentang upaya manusia untuk
memnuhi kebutuhan hidupnya yang
banyak, bervariasi, dan berkambang
dengan sumber daya yang meliputi pilihan-
pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan
distribusi.
2.2 Media Pembelajaran
2.2.1 Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Sadiman (dalam Sudatha
dan Tegeh, 2015:3) kata “media” berasal
dari bahsa latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata “medium”, yaitu secara
harfiah berarti “perantara atau pengantar”.
Media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Dan ia juga mengungkapkan bahwa media
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan minat serta perhatian siswa sedemikian
rupa sehingga proses belajar terjadi.
Menurut Munadi (2012:8) kata
media berasal dari bahasa latin medius
yang secara harfiahnya berarti tengah,
pengantar, atau perantara. Sedangkan
Djamarah (2010:5) mengartikan media
sebagai manusia, benda, ataupun peristiwa
yang memungkinkan anak didik
memperoleh pengetahuan dan
keterampilan.
Istilah media digunakan pula dalam
bidang pendidikan, sehingga istilah yang
sering digunakan menjadi media
pendidikan atau media pembelajaran.
Media pembelajaran adalah sebuah proses
komunikasi antara pengajar, peserta didik,
dan bahan ajar.
Pada hakikatnya pembelajaran
merupakan suatu proses komunikasi, yaitu
proses penyampaian pesan dari sumber
pesan melalui saluran atau media tertentu
ke penerimaan pesan. Pesan, sumber
pesan, saluran atau media, dan penerima
pesan adalah komponen-komponen proses
komunikasi. Pesan yang akan
dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun
didikan yang terdapat kurikulum. Sumber
pesannya adalah guru, siswa, orang lain,
penulis buku. Salurannya adalah media
Nobella Firsthalia Putri (A1A114046) 8
pembelajaran, dan penerima pesan adalah
pembelajaran (Sudatha dan Tegeh 2015:1).
Asyhar (2010:6) mengatakan
pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat membawa informasi dan
pengetahuan dalam interaksi yang
berlangsung antara pendidik dengan
peserta didik. Disini media pembelajaran
berperan untuk menyampaikan pesan-
pesan pembelajaran.
Rossi dan Breidle (dalam Sanjaya,
2012:9) mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah seluruh alat dan
bahan yang dapat dipakai untuk mencapai
tujuan pendidikan seperti radio, televisi,
buku, koran, majalah, dan sebagainya.
Dalam kegiatan pembelajaran, terdapat
proses belajar mengajar yang pada
dasarnya merupakan proses komunikasi.
Dalam proses komunikasi tersebut, guru
bertindak sebagai komunikator yang
bertugas menyampaikan pesan pendidikan
berupa materi pelajaran kepada penerima
pesan yaitu siswa. Agar materi yang
disampaikan guru dapat diterima dengan
baik oleh siswa, maka dalam proses
komunikasi tersebut diperlukan adanya
wadah penyalur pesan yaitu media
pembelajaran.
Menurut Gagne’ dan Briggs (dalam
Arsyad 2015:4) secara implisit mengatakan
bahwa media pembelajaran meliputi alat
yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran, yang
terdiri dari antara lain buku, tape recorder,
kaset, video kamera, video recorder, film,
slide (gambar bingkai), foto, gambar,
grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata
lain, media adalah komponen sumber
belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instruksional di
lingkungan siswa yang dapat merangsang
siswa untuk belajar.
Menurut Asyhar (2010:8), media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat menyampaikan atau menyalurkan
pesan dari suatu sumber secara terencana,
sehingga terjadi lingkungan belajar yang
kondusif dimana penerimanya dapat
melakukan proses belajar secara efisien
dan efektif.
Dari keseluruhan pengertian di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan segala sesuatu
yang dapat digunakan atau disediakan
pengirim pesan (guru) untuk menyalurkan
pesan (bahan pembelajaran) kepada
penerima pesan (peserta didik) sehingga
dapat merangsang pikiran, perhatian,
perasaan dan minat peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan belajar. Dengan adanya media
pembelajaran, tugas guru dalam
menyampaikan materi pelajaran akan lebih
ringan. Sedangkan siswa akan merasa
senang dalam mengikuti pembelajaran di
kelas.
2.2.2 Ciri - ciri Media Pembelajaran
Gerlach & Ely (dalam Arsyad,
2015:15) mengemukakan bahwa media
pembelajaran memiliki tiga ciri yaitu
sebagai berikut :
1. Ciri fiksatif (Fixative Property),
berarti media harus memiliki
kemampuan untuk merekam,
menyimpan, dan merekonstruksi
objek atau kejadian. Misalnya, video
tape, foto, audio tape, disket, CD,
film, suatu waktu dapat dilihat
kembali tanpa mengenal waktu.
2. Ciri manipulatif (Manipulative
Property), berarti media harus
memiliki kemampuan dalam
memanipulasi objek atau kejadian.
Kejadian yang memakan waktu
berhari-hari dapat disajikan kepada
siswa hanya dalam waktu beberapa
Nobella Firsthalia Putri (A1A114046) 9
menit dengan pengembalian gambar
atau rekaman fotografi. Selain dapat
dipercepat dan diperlambat.
3. Ciri distributif (Distributive
Property) dari media memungkinkan
suatu objek atau kejadian
ditransportasikan melalui ruang, dan
secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada sejumlah besar
siswa dengan stimulus pengalaman
yang relatif sama mengenai kejadian
itu.
Menurut Arsyad (2015: 6–7) ciri-ciri
umum yang terkandung dalam media yaitu:
1. Media pendidikan memiliki
pengertian fisik yang dewasa ini
dikenal sebagai hardware (perangkat
keras), yaitu suatu benda yang dapat
dilihat, didengar, atau diraba dengan
panca indera.
2. Media pendidikan memiliki
pengertian nonfisik yang dikenal
sebagai software (perangkat lunak)
yaitu kandungan pesan yang terdapat
dalam perangkat keras yang
merupakan isi yang ingin
disampaikan kepada siswa.
3. Penekanan media pendidikan
terdapat pada visual dan audio.
4. Media pendidikan memiliki
pangertian alat bantu pada proses
belajar baik di dalam maupun di luar
kelas.
5. Media pendidikan digunakan dalam
rangka komunikasi dan interaksi
guru dan siswa dalam proses
pembelajaran.
6. Media pendidikan dapat digunakan
secara massal (misalnya radio,
televisi), kelompok besar dan
kelompok kecil (misalnya film, slide,
video, OHP), atau perorangan
(misalnya : modul, komputer, radio
tape/kaset, video recorder).
7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi,
dan manajemen yang berhubungan
dengan penerapan suatu ilmu.
Berdasarkan paparan di atas dapat
ditarik suatu kesimpulan sesuatu dikatakan
media pembelajaran apabila mempunyai
ciri-ciri: (1) ciri fikasatif, (2) ciri
manipulatif, (3) ciri distributif, (4)
berbentuk hardware maupun software dan
(5) mampu digunakan baik itu secara
masal, kelompok besar/kecil maupun
perorangan
2.2.3 Prinsip–prinsip Pengembangan
Media
Ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam pengembangan media
menurut Wiarto (2016: 41), yaitu:
1. Kesesuaian. Media yang dipilih
harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran, karakteristik peserta
didik dan materi yang dipelajari,
serta metode atau pengalaman belajar
yang diberikan kepada peserta didik.
2. Kejelasan sajian. Guru harus
mempertimbangkan ruang lingkup
materi pelajaran. Media yang dipilih
harus memiliki penyajian yang
menarik, penjelasan yang singkat
namun jelas dan kosa kata yang
umum dipakai dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Kemudahan akses. Kemudahan akses
berhubungan dengan lokasi dan
kondisi media. Jika lokasi dan
kondisinya sulit, guru harus
memikirkan alternatif media yang
lain sebagai pengganti.
4. Keterjangkauan. Hal ini berkaitan
dengan biaya. Besar kecilnya biaya
yang diperlukan untuk mendapatkan
media adalah salah satu faktor yang
perlu dipertimbangkan. Jumlah biaya
Nobella Firsthalia Putri (A1A114046) 10
juga harus dipertimbangkan dalam
hal manfaat media tersebut.
5. Ketersediaan. Sebelum hendak
mengajar dan dalam rancangan telah
disetkan macam dan jenis media
yang dipakai, maka kita perlu
mengecek ketersediaan media
tersebut. Jika media tersebut tidak
tersedia, maka kita harus berfikir
untuk mencari penggantinya.
6. Berorientasi siswa. Pemilihan media
harus berorientasu pada siswa.
Maksudnya guru perlu
mempertimbangkan keuntungan dan
kemudahan apa saja yang akan
diperoleh peserta didik dengan media
tersebut.
2.2.4 Fungsi dan Manfaat Media
Pembelajaran
Menurut Sudatha dan Tegeh (2015:
5), sebagai komponen sistem
pembelajaran, media memiliki fungsi yang
berbeda dengan fungsi komponen-
komponen lainnya, yaitu sebagai
komponen yang dimuati pesan
pembelajaran untuk disampaikan kepada
pelajar. Pada proses penyampaian pesan ini
sering kali terjadi gangguan yang
mengakibatkan pesan pembelajaran tidak
diterima oleh pembelajar seperti apa yang
di maksudkan oleh penyampaian pesan.
Gangguan–gangguan komunikasi antara
penyampaian pesan dengan pembelajaran
ini kemungkinan besar disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu: verbalisme, salah
tafsir, pengertian ganda, pembentukan
persepsi tak bermakna, dan kondisi
lingkungan yang tidak menunjang.
Kunci pemecahan masalah-masalah
yang berkaitan dengan gangguan proses
penyampaian pesan pembelajaran ini
terletak pada media yang di pakai dalam
proses itu. Menurut Dagang (dalam
Sudatha dan Tegeh, 2015:5) secara gratis
besar fungsi media adalah: (1)
Menghindari terjadinya verbalisme; (2)
Membangkitkan minat/ motivasi; (3)
Menarik perhatian mahasiswa; (4)
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan
ukuran; (5) Mengaktifkan mahasiswa
dalam kegiatan belajar; (6) Mengefektifkan
pemberian rangsangan untuk belajar.
Fungsi media pembelajaran ditinjau
dari dua hal, yaitu proses pembelajaran
sebagai proses komunikasi dan
kegiataninteraksi antara siswa dan
lingkungan. Ditinjau dari proses
pembelajaran sebagai proses komunikasi,
maka fungsi media adalah sebagai
pembawa informasi dari sumber (guru) ke
penerima (siswa). Ditinjau dari proses
pembelajaran sebagai kegiatan interaksi
antara siswa dan lingkungannya, maka
fungsi dapat diketahui berdasarkan adanya
kelebihan media dan hambatan komunikasi
yang mungkin timbul dalam proses
pembelajaran (dalam Ibrahim, 2004:56).
Selanjutnya Asyhar (2012: 41)
berpendapat bahwa manfaat penggunaan
media pembelajaran, antara lain:
1. Memperluas cakrawala sajian materi
pembelajaran yang diberikan dikelas
seperti buku, foto-foto dan nara
sumber sehingga peserta didik akan
memiliki banyak pilihan sesuai
kebutuhan dan karakteristik masing-
masing.
2. Peserta didik akan memperoleh
pengalaman beragam selama proses
pembelajaran yang sangat berguna
bagi peserta didik dalam menghadapi
berbagai tugas dan tanggung jawab
yang berbagai macam, baik dalam
pendidikan, di masyarakat dan di
lingkungan kerjanya.
Nobella Firsthalia Putri (A1A114046) 11
3. Memberikan pengalaman yang
konkret dan langsung kepada peserta
didik, seperti kegiatan karyawisata
ke pabrik, pusat tenaga listrik,
swalayan, bank, industri, dan
sebagainya, sehingga peserta didik
akan merasakan dan melihat secara
langsung keterkaitan antara teori dan
praktik atau memahami aplikasi
ilmunya dilapangan.
4. Memberikan informasi yang akurat
dan terbaru.
5. Merangsang peserta didik untuk
berfikir kritis, menggunakan
kemampuan imajinasinya, bersikap
dan berkembang lebih lanjut,
sehingga melahirkan kreatifitas dan
karya-karya inovatif.
6. Penggunaan media dapat
meningkatkan efisiensi proses
pembelajaran.
7. Media pembelajaran dapat
memecahkan masalah pendidikan.
Dari uraian di atas dapat diketahui
bahwa media pembelajaran memiliki
fungsi yang sangat penting yaitu sebagai
pembawa informasi dapat mencegah
terjadinya hambatan proses pembelajaran,
sehingga informasi atau pesan dari
komunikator dapat sampai kepada
komunikasi secara efektif dan efesien.
2.3 Media Mini Book
2.3.1 Pengertian Mini Book sebagai
Buku Saku
Menurut Sanaky (2013:57), buku
adalah media pembelajaran yang bersifat
fleksibel (luwes) dan biaya pengadaannya
relatif lebih murah jika dibandingkan
dengan pengadaan media lain. Menurut
Danim (2010:21) buku pelajaran
merupakan alat pelajaran yang paling
populer dan dan banyak digunakan di
tengah-tengah penggunaan alat pelajaran
lainnya. Buku pelajaran mempunyai nilai
tertentu, seperti membantu guru dalam
merealisasikan kurikulum, memudahkan
kontinuitas pelajaran, dapat dijadikan
pegangan, memancing aspirasi, dapat
menyajikan materi yang seragam, mudah
diulang dan sebagainya.
Menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 32 tahun 2013, buku teks pelajaran
yang baik memiliki empat aspek yang
dinilai yaitu kelayakan isi, kebahasaan,
penyajian, dan kegrafikaan. Penilaian buku
teks pelajaran mengacu pada instrumen
Penilaian Buku Teks Pelajaran dari Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Menurut USAID (dalam Kunlathifah,
2017:29), Mini Book merupakan buku
kecil yang terdiri dari fakta menarik untuk
topik tertentu. Mini Book dapat dijadikan
media untuk meningkatkan kemampuan
lisensi peserta didik.
Buku saku diartikan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2008:218)
sebagai buku berukuran kecil yang dapat
dimasukkan ke dalam saku dan mudah
dibawa kemana-mana. Setyono (2013:118)
mengatakan bahwa buku saku dapat
diartikan sebagai buku yang ukurannya
kecil, ringan, mudah dibawa kemana-
mana, dan bisa dibaca kapan saja.
Sedangkan menurut Hizair (2013:108)
buku saku merupakan buku berukuran
kecil yang dapat disimpan dalam saku dan
mudah dibawa kemana-mana.
Dari beberapa pengertian dapat
disimpulkan bahwa Mini Book sebagai
buku saku adalah buku berukuran kecil
yang dapat dimasukkan ke dalam saku
berisi ide-ide praktis. Buku saku dikemas
dengan tulisan dan gambar-gambar yang
menarik sehingga dapat dipelajari dimana
saja dan kapan pun.
Nobella Firsthalia Putri (A1A114046) 12
2.3.2 Sistematika Penulisan Mini Book
Mini Book dalam penyusunannya
yang diadaptasi dari modul, menurut
Suprihatiningrum (2014:319) sistematika
penulisannya sebagai berikut :
1. Bagian Pendahuluan: (1) Kata
pengantar; (2) Daftar isi; (3)
Penjelasan tujuan pembelajaran.
2. Bagian Isi: (1) Materi dalam bentuk
rangkuman (ringkasan materi); (2)
Soal latihan; (3) Kunci jawaban.
3. Bagian Penunjang: (1) Daftar
pustaka; (2) Glosarium.
2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Media
Mini Book
Yamin (2013:129) menyatakan
konsekuensi diketemukan sumber belajar
dalam bentuk buku cetak atau teks,
merupakan pembaharuan besar dalam
proses pembelajaran di dunia pendidikan,
guru tidak lagi mondoktrinisasi materi
terhadap siswa atau menceramahi siswa
dengan tidak memiliki sumber bacaan,
buku teks sangat membantu para guru
dalam mentransformasikan pengetahuan
kepada siswa. Menurut Daryanto (2011:85)
sumber belajar dalam bentuk cetak itu
dapat berupa buku, komik, majalah, Koran,
selebaran, dan pamflet
Buku cetak/ teks yang berkaitan
dengan pembelajaran dikemas sedemikian
rupa yang dilengkapi dengan lembar keja
siswa, untuk lebih mengaktifkan para
siswa dalam belajar mandiri disekolah
maupun dirumah.
Menurut Arsyad (2015:40) media
cetak memiliki kelebihan antara lain yaitu:
(1) Siswa dapat belajar dan maju sesuai
dengan kecepatan masing-masing; (2)
Disamping dapat mengulangi materi dalam
media cetakan, siswa akan mengikuti
urutan pikiran secara logis; (3) Perpaduan
teks dan gambar dapat menambah daya
tarik serta dapat memperlancar
pemahaman informasi yang disajikan
dalam dua format, verbal, dan visual; (4)
Meskipun isi informasi media cetak harus
diperbaharui dan direvisi sesuai dengan
perkembangan dan temuan-temuan baru
dalam bidang ilmu itu, materi tersebut
dapat diproduksi dengan ekonomis dan
didistribusikan dengan baik. Buku saku
merupakan sumber belajar untuk siswa
yang termasuk dalam media cetak.
Menurut Indriana (2011:64) media
cetak memiliki kelebihan antara lain: (1)
Materi dapat dipelajari siswa sesuai dengan
kebutuhan, minat, dan kecepatan masing-
masing; (2) Mudah dibawa kemana pun
sehingga dapat dipelajari kapan saja; (3)
Tampilan menarik dilengkapi dengan
gambar dan warna.
Mini Book memiliki karakteristik
yang berbeda dengan bahan ajar lainnya,
yaitu dilihat berdasarkan ukuran buku dan
kepraktisan penggunaannya. Ukuran Mini
Book yang lebih kecil akan memudahkan
siswa untuk mempelajari materi dimana
saja dan kapanpun. Meskipun ukuran kecil,
Mini Book berisi materi yang lengkap
dengan dibuat rangkuman agar siswa lebih
cepat memahami materi. Berdasarkan
penggunaannya, Mini Book dapat
digunakan sebagai media pembelajaran
yang praktis bagi guru. Guru tidak
memerlukan kemampuan atau keahlian
khusus untuk menggunakan Mini Book
sebagai sarana dalam pembelajaran di
kelas.
Menurut Arsyad (2015:40) media
cetak juga memiliki kelemahan, yaitu
sebagai berikut: (1) sulit menampilkan
gerakan dalam halaman media cetak; (2)
biaya pencetakan mahal apabila ingin
menampilkan ilustrasi berupa gambar
maupun foto yang berwarna-warni; (3)
Proses pencetakan memerlukan waktu
yang lama; (4) Jika tidak dirawat dengan
Nobella Firsthalia Putri (A1A114046) 13
baik maka media cetak akan cepat rusak
ataupun hilang.
Menurut Sanaky (2013:21), Bahan
bercetak kurang sukar dikemas dalam
waktu yang singkat. Penyediaan bahan
pembelajaran cetak memerlukan waktu
yang cukup lama. Hal yang sama juga
dikemukakan oleh Indriana (2011:64)
bahwa media cetak memiliki kelemahan
sebagai berikut : (1) Proses pembuatan
membutuhkan waktu yang cukup lama; (2)
Bahan cetak yang tebal beresiko untuk
mengurangi minat baca siswa; (4) Bahan
cetak akan mudah rusak dan sobek apabila
penjilidan kurang bagus; (5) Buku saku
sebagai bahan ajar cetak memiliki
kekurangan dalam proses pembuatannya
karena memerlukan waktu yang cukup
lama.
METODE PENGEMBANGAN
Penelitian ini menggunakan
metode penelitian dan pengembangan
(Research and Development). Menurut
Sugiyono (2017:407), metode penelitian
dan pengembangan (research and
development/R&D) adalah metode
penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut.
Untuk dapat menghasilkan produk
tertentu, digunakan penelitian yang
bersifat analisis kebutuhan dan untuk
menguji keefektifan produk tertentu
supaya dapat berguna di masyarakat
luas maka diperlukan penelitian untuk
menguji keefektifan tersebut
Berdasarkan pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa penelitian dan
pengembangan (Research and
Development) adalah metode penelitian
yang menghasilkan suatu produk baru
melalui proses pengembangan. Produk
yang dikembangkan dapat berupa produk
baru ataupun menyempurnakan produk
yang telah ada.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan media pembelajaran
ekonomi pada materi kerjasama ekonomi
internasional kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1
Kota Sungai Penuh. Melalui penelitian
pengembangan ini, produk yang dihasilkan
adalah media Mini Book ekonomi pada
materi kerjasama ekonomi internasional.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Validasi dan Revisi oleh Ahli Materi
Ahli materi dalam penelitian ini adalah bapak Prof. Dr. H. Khairinal, DPt, BA., M.Si
yang merupakan dosen Pendidikan Ekonomi Unversitas Jambi. Validasi dilakukan terkait
dengan aspek kelayakan isi dan kelayakan kebahasaan dari Mini Book ekonomi yang
dikembangkan dengan pengisian angket berskala 1 – 4. Selain penilaian kelayakan dari ahli
materi juga memberikan saran dan masukannya untuk memperbaiki kualitas media. Berikut ini
disajikan rekapitulasi penilaian kelayakan media Mini Book ekonomi oleh ahli materi :
14
Nobella Firsthalia Putri (A1A114046) 14
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Validasi Mini Book Ekonomi oleh Ahli Materi
No. Aspek kelayakan Jumlah skor Rata-rata
1. Isi 29% 91%
2. Kebahasaan 18% 90%
TOTAL 47% 90%
KATEGORI Sangat layak
Berdasarkan Tabel 4.2, penilaian Mini Book ekonomi oleh ahli materi memporoleh rata-
rata skor () sebesar 90% terletak pada rentang >90% s/d 100%. Hasil validasi yang diperoleh
dari ahli materi menunjukkan bahwa Mini Book ekonomi yang dikembangkan “Sangat Layak”
untuk diujicobakan sesuai dengan revisi.
Beberapa saran dan masukan yang diberikan oleh ahli materi untuk bahan perbaikan
media Mini Book ekonomi, antara lain: menambah keterangan dan penjelasan materi,
memperbaiki tujuan pembelajaran, dan memperbaiki bentuk kalimat.
4.2 Hasil Validasi dan Revisi oleh Ahli Media
Ahli media dalam penelitian ini adalah bapak Dedy Kurniawan, SS, MA yang
merupakan dosen Pendidikan Bahasa Inggris Unversitas Jambi dan juga merupakan Ketua
Tim Data dan Sistem Informasi FKIP Unversitas Jambi.
Validasi yang dilakukan terkait dengan aspek kelayakan penyajian dan kelayakan
kegrafikan dari Mini Book ekonomi yang dikembangkan dengan pengisian angket berskala 1 –
4. Selain penilaian kelayakan dari ahli media juga memberikan saran dan masukannya untuk
memperbaiki kualitas media. Berikut ini rekapitulasi hasil validasi Mini Book ekonomi oleh
ahli media :
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Validasi Mini Book Ekonomi Oleh Ahli Media
No. Aspek kelayakan Jumlah
skor
Rata-
rata
1. Penyajian 18 90%
2. Kengrafikan 32 89%
TOTAL 50 89%
KATEGORI Layak
Penilaian ahli media terhadap produk Mini Book ekonomi adalah dalam kategori
“Layak” yaitu rata-rata skor () 89% terletak pada rentang >75% s/d 89%. Hasil validasi oleh
ahli media menunjukkan bahwa Mini Book ekonomi yang dikembangkan berdasarkan aspek
kelayakan penyajian dan kelayakan kegrafikan, layak untuk diujicobakan dengan revisi sesuai
saran.
Beberapa saran dan masukan yang diberikan oleh ahli media digunakan sebagai bahan
untuk memperbaiki media Mini Book ekonomi, antara lain: sebaiknya fitur “Tokoh Kita”
dipertimbangkan koherensinya dengan materi utama, menghilangkan ilustrasi yang tidak
perlu, sampul belakang sebaiknya diganti menjadi info yang lebih berguna dan memperbaiki
tata letak logo yang digunakan, memperbaiki ukuran huruf, dan memperbaiki tata letak grafis.
15
Nobella Firsthalia Putri (A1A114046) 15
Berikut ini hasil penilaian kelayakan Mini Book dari masing-masing validator :
Tabel 4.4 Hasil Validasi Mini Book Ekonomi oleh Validator
No. Aspek Kelayakan Rata-rata Skor
Kategori Ahli materi Ahli media
1. ISI 91% - Sangat layak
2. KEBAHASAAN 90% - Sangat layak
3. PENYAJIAN - 90% Sangat layak
4. KEGRAFIKAN - 89% Layak
Rata-rata Skor
Keseluruhan 90% Sangat Layak
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa rata-rata skor aspek kelayakan isi yaitu sebesar
90,6 dengan kategori “Sangat layak”. Kemudian pada aspek kelayakan kebahasaan dan aspek
kelayakan penyajian memperoleh rata-rata skor sebesar 90 termasuk dalam kategori “Sagat
Layak”. Pada aspek kelayakan kegrafikan memperoleh rata-rata nilai 88,8 dengan kategori
“Layak”. Secara keseluruhan rata-rata skor yang diperoleh sebesar 90% yang terletak pada
rentang >90% s/d 100%. Kesimpulannya, penilaian berdasarkan ahli materi dan ahli media
pada masing-masing aspek termasuk kategori “Sangat Layak”.
4.3 Tahap Evaluasi (Evaluation)
Berikut ini rata-rata skor hasil penilaian Mini Book ekonomi dari setiap aspek kelayakan
pada masing-masing uji coba yang dinilai oleh siswa baik dalam uji coba kelompok kecil
maupun uji coba lapangan :
Tabel 4.13 Rata-Rata Skor Hasil Penilaian Mini Book Ekonomi Setiap Aspek
Kelayakan pada Masing-masing Uji Coba.
No. Aspek
Kelayakan
Uji coba
kelompok kecil
Uji coba
lapangan Rata-
rata Jml skor Rata-rata Jml skor Rata-rata
1. Isi 330% 83% 356% 89% 86%
2. Kebahasaan 405% 81% 435% 87% 84%
3. Penyajian 410% 82% 438% 88% 85%
4. Kegrafikan 700% 88% 718% 90% 89%
TOTAL 83% 88% 86%
KATEGORI Layak Layak Layak
Berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan diketahui bahwa pada
aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan masuk dalam kategori “Layak”
dengan rata-rata skor () sebesar 86%; 84%; 85% dan 89%. Dari penilaian tersebut
menunjukkan bahwa setiap aspek media Mini Book ekonomi “Layak” digunakan untuk
pembelajaran.
16
Nobella Firsthalia Putri (A1A114046) 16
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian dan Pengembangan
4.4.1 Pengembangan Media Pembelajaran Berbentuk Mini Book Ekonomi
Pengembangan media Mini Book ekonomi terdiri dari lima tahap yaitu analisis
(analysis), perancangan (design), pengembangan (development), implementasi
(implementation), dan evaluasi (evaluation). Tahap awal dilakukan untuk menemukan
permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran ekonomi kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Kota
Sungai Penuh. Analisis dimulai dari analisis kurikulum, analisis kebutuhan siswa, dan
merumuskan tujuan dengan melakukan observasi di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Kota
Sungai Penuh. Berdasarkan hasil pengamatan, dibutuhkan sebuah media untuk pembelajaran
di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Kota Sungai Penuh.
Tahap selanjutnya dirancang produk Mini Book ekonomi sesuai dengan format
penyusunan buku teks pelajaran dimulai dari ukuran, bentuk, bagian pendahuluan, bagian isi,
dan bagian penutup. Rancangan desain produk ini dibentuk dalam draf Mini Book. Mini Book
yang telah dirancang selanjutnya diproduksi untuk divalidasi oleh ahli materi dan ahli media.
Kegiatan validasi ini bertujuan untuk menilai kelayakan media Mini Book yang
dikembangkan dan revisi sesuai dengan masukan yang diberikan oleh para ahli. Setelah
dikatakan layak, Mini Book yang dikembangkan selanjutnya diujicobakan untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan media Mini Book dari calon pengguna.
Kegiatan uji coba terdiri dari dua tahap, yaitu uji coba kelompok kecil yang terdiri dari
5 siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Kota Sungai Penuh dan uji coba lapangan yang terdiri
dari kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Kota Sungai Penuh berjumlah 29 siswa. Pada tahap
terakhir yaitu tahap evaluasi dimana peneliti melakukan evaluasi media Mini Book ekonomi
dengan menghitung nilai rata-rata dari keseluruhan nilai angket yang telah diisi oleh subjek
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin, Nata. (2009). Perspektif Islam
tentang Strategi Pembelajaran.
Jakarta: Prenada Media Group.
Arianti, Fuji. (2012). Pengembangan
Media Mini Book Materi Struktur
Dan Fungsi Sel Untuk Medukung
Pembelajaran Kelas XI-IPA SMA
Muhammadiyah 4 Surabaya. Vol.1,
No. 1. Universitas Negeri Surabaya:
Jurnal Biologi FMIPA
Arsyad, Azhar. (2015). Media
Pembelajaran. Jakarta :PT. Raja
Grafido Persada.
Asyhar, Rayandra. (2010). Kreatif
Mengembangkan Media
Pembelajaran. Jakarta: Gaung
Persada
__________ (2012). Kreatif
Mengembangkan Media
Pembelajaran. Jakarta: Referensi
Jakarta.
Aunurrahman. (2013). Belajar dan
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Budiono. (2011). Ekonomi Makro.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Danim, Sudarwan. (2010). Pengantar
Kependidikan. Bandung: Alfabeta.
Daryanto. (2011). Media Pembelajaran.
Bandung: Satu Nusa.
Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: BP. Cipta Jaya
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
17
Nobella Firsthalia Putri (A1A114046) 17
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.
(2010). Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ertikanto, Chandra. (2016). Teori Belajar
dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Media Akademi.
Hamalik, Oemar. (2005). Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
______.(2009). Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Bumi Aksara.
Hasyim, Adelina. (2016). Metode
Penelitian dan Pengembangan di
sekolah. Yogyakarta: Media
Akademi.
Herpratiwi. (2016). Teori Belajar Dan
Pembelajaran. Yogyakarta: Media
Akademi.
Hizair. (2013). Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia. Jakarta: Tamer.
Ibrahim, Bafadal . (2004). Manajemen
Perlengkapan Sekolah Teori dan
Aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara.
Indriana, Dina. (2011). Ragam Alat Bantu
Media Pengajaran. Jogjakarta: Diva Perss.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008).
Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Kemendikbud. (2013). Analisis Materi
Ajar Jenjang SD/SMP/SMA Tentang
Konsep Pendekatan
Scientific. Jakarta: Kementrian pendidikan
dan kebudayaan.
Kunlaftifah, Ummi. (2017).
Pengembangan Media Cerpen
Dalam Bentuk Mini Book Pada
Materi Sistem Pencernaan Siswa
Kelas XI SMA Negeri 9 Makassar.
Makassar: UIN Alauddin Makassar.
Mulyasa, E. (2013). Pengembangan dan
implementasi kurikulum 2013. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Munadi, Yudhi. (2012). Media
Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru.
Jakarta: Referensi.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
Permendikbud. (2016). Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia No. 24 Tahun
2016 Tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran Pada
Kurikulum 2013 Pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah.
Primesstianissa, Shinta. (2016). Pengembangan
Buku Saku Ekonomi Sebagai Media
Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI SMA
Negeri 2 Banguntapan. Yogyakarta:
Fakultas Ekonomi UNY.
Raharja, Pratama dan Mandala Manurung.
(2008). Teori Ekonomi Makro.
Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.
Rini, Dyah. (2015). Pengembangan Media
Mini Book Sebagai Media
Pembelajaran Ekonomi Materi
Pasar dan Terbentuknya Harga
Pasar Dalam Perekonomian Untuk
SMA/MA Kelas X. Universitas
Negeri Surabaya: Jurnal Fakultas
Ekonomi.
Rudianto, Alam. (2017). Ekonomi SMA/
MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Rumini, Sri. (2006). Psikologi Pendidikan.
Yogyakarta: UNY Press.
Sanaky, Hujair. (2013). Media
Pembelajaran Interaktif Inovatif.
Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.
Sanjaya, Wina. (2012). Media kominikasi
Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
18
Nobella Firsthalia Putri (A1A114046) 18
Setyono, Yulian Adi. (2013).
Pengembangan Media Pembelajaran
Fisika berupa Buletin dalam Bentuk Buku
Saku untuk Pembelajaran Fisika Kelas
VIII Materi Gaya Ditinjau dari Minat
Baca Siswa. Vol. 1, No.1. Universitas
Negeri Yogyakarta: Jurnal
Pendidikan Fisika.
Setyosari, Punaji. (2015). Metode
Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Prenadamedia.
Sudatha, I Gde dan I Made Tegeh. (2015).
Desain Multimedia Pembelajaran.
Yogyakarta: Media Akademi.
Sudjana, Nana. (2009). Media Pengajaran.
Bandung: Sinar Baru.
_______.(2017). Media Pengajaran.
Bandung: Sinar Baru
Sugiarti, Ayu. (2013). Pengembangan
Media Mini Book Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas XI di
SMA Negeri 1 Ngemplak. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Alfabeta.
Suparmo. (2004). Perkembangan ilmu
Ekonomi. Jakarta : Grasindo
Suprihatiningrum, Jamil. (2014). Strategi
Pembelajaran Teori dan Aplikasi.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Tegeh, I Made dan I Nyoman Jampel.
(2014). Model penelitian pengembangan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Uno, Hamzah B. . (2008). Teori Motivasi
dan Pengukurannya Analisis di Bidang
Pendidika. Jakarta: Bumi Aksara.
Yamin, Martinis. (2013). Strategi dan
Metode dalam Model Pembelajaran.
Jakarta: Referensi (GP Press
Group).
Wiarto, Giri. (2016). Media pembelajaran
dalam pendidikan jasmani.
Yogyakarta: Laksitas.