Pengembangan Kompor Batik Listrik Otomatis Berbasis ... · maka penyusunan laporan penelitian...

52
LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING INSTITUSI Pengembangan Kompor Batik Listrik Otomatis Berbasis Mikrokontroller AT89S52 Dengan Kontrol Sudut Fasa Pada Proses Pembuatan Batik Tulis Tradisional Tahun ke -1 dari rencana 2 Tahun TIM PENGUSUL I Gede Nurhayata, S.T., M.T (NIDN : 0004047507) Dr. I Gede Sudirtha, S.Pd,M.Pd (NIDN : 0016067102) Dibiayai oleh : Dana DIPA BLU Universitas Pendidikan Ganesha Nomor SP DIPA /042.01.2.400987/2018 revisi I tanggal 8 Maret 2018 Sesuai dengan Kontrak Penelitian Nomor : 391/UN48.15/LT/2018 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA Bulan Oktober, Tahun 2018

Transcript of Pengembangan Kompor Batik Listrik Otomatis Berbasis ... · maka penyusunan laporan penelitian...

  • LAPORAN TAHUNAN

    PENELITIAN HIBAH BERSAING INSTITUSI

    Pengembangan Kompor Batik Listrik Otomatis Berbasis

    Mikrokontroller AT89S52 Dengan Kontrol Sudut Fasa

    Pada Proses Pembuatan Batik Tulis Tradisional

    Tahun ke -1 dari rencana 2 Tahun

    TIM PENGUSUL

    I Gede Nurhayata, S.T., M.T (NIDN : 0004047507)

    Dr. I Gede Sudirtha, S.Pd,M.Pd (NIDN : 0016067102)

    Dibiayai oleh :

    Dana DIPA BLU

    Universitas Pendidikan Ganesha

    Nomor SP DIPA /042.01.2.400987/2018 revisi I tanggal 8 Maret 2018

    Sesuai dengan Kontrak Penelitian

    Nomor : 391/UN48.15/LT/2018

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

    Bulan Oktober, Tahun 2018

  • ii

    HALAMAN PENGESAHAN

    PENELITIAN HIBAH BERSAING INSTITUSI

    Judul Penelitian : Pengembangan Kompor Batik Listrik Otomatis

    Berbasis Mikrokontroller AT89S52 Dengan

    Kontrol Sudut Fasa Pada Proses Pembuatan

    Batik Tulis Tradisional

    Kode/Nama Rumpun Ilmu : 451 / Teknik Elektro

    Ketua Peneliti

    a. Nama Lengkap : I Gede Nurhayata, S.T., M.T. b. NIDN : 0004047507 c. Jabatan Fungsional : Lektor d. Program Studi : Teknik Elektro e. Nomor Hp : 081.338489669 f. Alamat sure1 (email) : [email protected] Anggota Peneliti (1)

    a. Nama Lengkap : Dr. I Gede Sudirtha,S.Pd,M.Pd b. NIDN : 0016067102 c. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha

    Tahun Pelaksanaan : Tahun ke -1 dari rencana 2 Tahun

    Biaya Tahun Berjalan : Rp. 12.500.000,-

    Singaraja, 31 Oktober 2018

    Mengetahui Ketua Peneliti

    Dekan Fakultas Teknik Kejuruan

    Dr. I Gede Sudirtha, S.Pd.,M.Pd. I Gede Nurhayata,S.T.,M.T.

    NIP. 197106161996021001 NIP. 197504042002121001

    Mengetahui

    Ketua LPPM Undiksha

    Prof. Dr. I. Gede Astra Wesnawa,M.Si

    NIP. 196204251990031002

    mailto:[email protected]

  • iii

    PRAKATA

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya

    maka penyusunan laporan penelitian tahunan Hibah Bersaing Institusi tahun pelaksanaan

    2018 dengan judul “ Pengembangan Kompor Batik Listrik Otomatis Berbasis

    Mikrokontroller AT89S52 dengan Kontrol Sudut Fasa Pada Proses Pembuatan Batik

    Tulis Tradisional “ , dapat diselesaikan tepat waktunya.

    Laporan penelitian ini memaparkan kegiatan yang telah dilakukan selama proses

    penelitian dan hasil penelitian yang sudah dicapai. Kegiatan penelitian ini bertujuan

    mengembangkan kompor batik listrik otomatis sebagai pengganti kompor batik

    tradisional dengan bahan bakar minyak tanah. Hasil yang dicapai dalam penelitian yakni

    prototipe kompor batik listrik otomatis yang mampu mengatur kestabilan suhu cairan

    malam selama proses pembuatan motif batik.

    Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan penelitian ini masih terdapat

    kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi

    kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak

    yang telah membantu dalam proses penelitian ini.

    Singaraja, 31 Oktober 2018

    Peneliti

  • iv

    DAFTAR ISI

    HALAMAN PENGESAHAN ii

    PRAKATA iii

    DAFTAR ISI iv

    DAFTAR TABEL vi

    DAFTAR GAMBAR vii

    ABSTRAK viii

    BAB I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah 1

    1.2 Rumusan Masalah 3

    1.3 Tujuan Khusus 3

    1.4 Urgensi Penelitian 3

    1.5 Manfaat Penelitian 4

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Batik Tulis Tradisional 5

    2.2 Kompor Batik Tradisional 6

    2.3 Kompor Batik Listrik 8

    2.4 Mikrokontroller AT89S52 9

    2.5 Sensor Suhu LM 35 10

    2.6 Kontrol Sudut Fasa 11

    BAB III. METODE PENELITIAN

    3.1 Rancangan Penelitian 13

    3.2 Lokasi Penelitian 24

    3.3 Subjek dan Objek Penelitian 24

    3.4 Metode Pengumpulan Data 24

    3.5 Analisis Data 25

    BAB 4. HASIL PENELITIAN

    4.1 Hasil Penelitian 26

    4.2 Pembahasan 31

  • v

    BAB 5. PENUTUP

    5.1 Simpulan 26

    5.2 Saran

    27

    DAFTAR PUSTAKA 32

    LAMPIRAN

    01 : Foto Produk prototipe 34

    02. : Artikel Publikasi 35

  • vi

    DAFTAR TABEL

  • vii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Pembuatan batik tulis tradisional 5

    Gambar 2.2. Kompor batik dengan arang kayu bakar 6

    Gambar 2.3. Kompor batik minyak tanah 7

    Gambar 2.4. Kompor Batik Listrik 8

    Gambar 2.5. Hardware dan Arsitektur Mikrokontroller 9

    Gambar 2.6. Sensor suhu LM 35 10

    Gambar 2.7. Karakteristik sensor suhu LM 35 11

    Gambar 2.8. Kontrol sudut fasa beban resistip 11

    Gambar 2.9. Grafik tegangan keluaran terhadap sudut fasa 12

    Gambar 3.1. Kompor listrik dengan pengaturan manual 14

    Gambar 3.2. Kompor listrik dengan pengaturan otomatis 14

    Gambar 3.3. Model prototipe kompor batik listrik otomatis 15

    Gambar 3.4. Diagram blok sistem kontrol pemanas pada kompor

    batik listrik otomatis berbasis mikrokontroller AT89S52 16

    Gambar 3.5. Rancangan perangkat keras sistem kontrol kompor batik

    listrik otomatis 18

    Gambar 3.6. Algoritma membaca data suhu dan menampilkan pada LCD 19

    Gambar 3.7. Algoritma pengaturan sudut fasa triac 22

    Gambar 3.8. Algoritma program pengatur suhu dengan kontrol PID 23

    Gambar 4.1. Desain prototipe kompor batik listrik otomatis 26

    Gambar 4.2. Desain Sistem kontrol suhu kompor batik listrik otomatis 27

    Gambar 4.3. Kinerja rangkaian sinkronisasi 28

    Gambar 4.4. Kinerja program pembacaan suhu 28

    Gambar 4.5. Kinerja kontrol sudut fasa 29

    Gambar 4.6. Grafik kontrol suhu pada kompor batik listrik. 30

  • viii

    Pengembangan Kompor Batik Listrik Otomatis Berbasis

    Mikrokontroller AT89S52 Dengan Kontrol Sudut Fasa

    Pada Proses Pembuatan Batik Tulis Tradisonal

    Oleh

    I Gede Nurhayata, I Gede Sudirtha

    Abstrak

    Pengaturan panas pada kompor tradisional berbahan bakar minyak tanah

    tidak dapat mengatur suhu malam batik agar stabil selama proses pembuatan batik

    tulis. Panas yang berlebih mengakibatkan cairan malam terlalu encer dan menetes

    pada ujung canting sehingga mempengaruhi kualitas goresan malam pada kain

    batik. Umumnya proses meniup ujung canting selalu dilakukan untuk memperoleh

    suhu yang diinginkan. Hal ini tentu sulit bagi pemula khususnya mahasiswa PKK

    Undiksha yang belum terampil sehingga kualitas batik menjadi kurang

    memuaskan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dalam penelitian ini

    bertujuan mengembangkan sebuah kompor batik listrik yang mampu mengatur

    kestabilan suhu malam secara otomatis dengan metode kontrol sudut fasa berbasis

    mikrokontroller AT89S52. Dalam penelitian ini menerapkan metode penelitian

    pengembangan yang meliputi desain kompor batik listrik, perangkat hardware

    dan software. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh prototipe kompor batik listrik

    yang mampu mengatur suhu cairan malam tetap stabil secara otomatis sehingga

    karakteritiknya dapat dipertahakan selama proses pembuatan motif batik.

    Kata kunci : mikrokontroller,kompor batik, kontrol sudut fasa

  • ix

    Development of Automatic Electric-Based Batik Stove

    AT89S52 Microcontroller With Phase Angle Control

    In the Process of Making Traditional Batik

    By

    I Gede Nurhayata, I Gede Sudirtha

    Abstract

    The heat setting on traditional kerosene-fired stoves cannot regulate the

    temperature of malam batik to be stable during the process of making batik.

    Excessive heat causes the malam liquid to be too runny and dripping on the

    canting end so that it affects the quality of the malam scratches on batik cloth.

    Generally the process of blowing the canting tip is always done to obtain the

    desired temperature. This is certainly difficult for beginners, especially Undiksha

    PKK students who are not yet skilled so the quality of batik becomes less

    satisfying. To overcome this problem, in this study aims to develop an electric

    batik stove that is able to regulate the stability of the malam temperature

    automatically with the AT89S52 microcontroller based phase angle control

    method. In this study, the development research method was applied which

    included the design of electric batik stoves, hardware and software devices. Based

    on the results of the study obtained a prototype of an electric batik stove that is

    able to regulate the temperature of the malam fluid remains stable so that its

    characteristics can be maintained during the process of making batik motifs.

    Keywords: microcontroller, batik stove, phase angle control

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah

    Batik merupakan salah satu warisan budaya daerah bangsa Indonesia.

    Penggunaan batik saat ini semakin banyak diminati oleh masyarakat sehingga

    banyak daerah-daerah kini mulai ikut memproduksi batik, seperti daerah Sumatera

    Barat dan Kalimantan Utara. Penjualan batik di pasar dalam negeri mampu

    melampaui hasil ekspor batik Indonesia pada tahun 2013 sekitar Rp 3 triliun

    dengan tujuan ekspor terbesar adalah Amerika, Jerman dan Korea (Harian Suara

    Merdeka, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa prospek usaha batik di Indonesia

    sangat besar peminatnya sehingga setiap pengusaha batik harus mampu

    meningkatkan kualitas produknya baik dari segi variasi desain motif hingga

    proses produksinya. Melihat peluang usaha batik yang sangat postitip tersebut,

    salah satu program studi di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) yakni

    program studi tata busana pada jurusan Pendidikan Kesejahtraan Keluarga (PKK)

    ikut berperan aktif dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan di bidang

    batik tulis tradisional untuk meningkatkan kualitas lulusannya.

    Dalam proses pembelajaran pembuatan batik tulis tradisional, mahasiswa

    PKK Undiksha masih menggunakan kompor batik tradisonal dengan bahan bakar

    minyak tanah. Kompor tersebut berfungsi sebagai pemanas untuk mencairkan

    malam atau lilin batik sehingga mudah ditampung pada alat canting. Karena suhu

    lilin malam yang terlalu panas hingga cair maka terjadi tetesan di ujung canting.

    Akibatnya cairan malam tidak dapat secara langsung digoreskan pada kain batik.

    Oleh karena itu, ujung canting harus ditiup untuk menurunkan suhunya agar

    mencapai kekentalan yang diinginkan. Permasalahannya adalah dalam proses

    pembelajaran batik tulis tradisional menggunakan kompor minyak, ternyata

    banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam mengatur suhu malam yang

    tepat dengan aktivitas meniup canting. Akibatnya proses belajar menjadi lambat

    dan kualitas hasil kerja kurang memuaskan.

  • 2

    Kelemahan lain dari kompor batik tradisional yakni ketersediaan bahan

    bakar minyak tanah kini sudah semakin langka dan harganya pun semakin mahal

    sehingga berdampak pada biaya produksi batik. Karena panas pada kompor

    minyak tidak dapat diatur maka terjadi penguapan terhadap cairan malam dan

    kualitas malam menjadi menurun. Disamping itu, penggunaan kompor minyak

    akan menimbulkan polusi udara berupa asap yang dapat mengganggu kesehatan,

    dan mengakibatkan permukaan wajan menjadi kotor.

    Dengan beberapa kelemahan dan dampak yang dihasilkan dari

    penggunaan kompor batik tradisional tersebut kini dipasaran sudah banyak yang

    mengembangkan kompor batik listrik sebagai pengganti kompor batik tradisional.

    Penggunaan kompor batik listrik mampu mengatasi dampak pada kompor batik

    tradisional yakni lebih bersih karena tidak menimbulkan asap dan wajan tidak

    kotor. Namun beberapa pembatik tidak mau beralih menggunakan kompor batik

    listrik karena beberapa alasan, salah satunya takut kesetrum karena alat yang ada

    tidak dilengkapi dengan sistem pengaman. Kompor batik listrik, saat ini belum

    dilengkapi dengan pengatur suhu otomatis untuk mencegah terjadinya panas lebih

    sehingga hasil pembatikan menjadi kurang bagus. Selain itu lilin batik atau malam

    cepat menguap yang dapat membahayakan pengrajin itu sendiri dan alat yang ada

    juga membutuhkan daya besar menggunakan elemen kompor listrik sehingga

    kurang ekonomis.

    Berdasarkan beberapa kekurangan yang masih ada pada kompor batik

    listrik di pasaran maka dalam penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan

    kompor batik listrik otomatis dengan fokus pada pengaturan suhu cairan malam

    secara otomatis berbasis mikrokontroller sehingga memudahkan dalam proses

    pembuatan batik tulis tradisional. Elemen panas yang digunakan pada kompor

    batik listrik yang di pasaran menggunakan elemen filamen terbuka sehingga

    mudah mengalami kerusakan akibat terkena cairan malam yang tercecer dan

    rawan kesetrum jika terjadi kontak fisik. Untuk mengatasi hal itu, dalam

    pengembangan ini akan menggunakan elemen panas tertutup sehingga lebih awet

    dan mudah dibersihkan jika terkena ceceran malam. Kontrol daya panas pada

    elemen pemanas dalam penelitian ini menggunakan metode kontrol sudut fasa

    berbasis mikrokontroller sehingga pengaturan suhunya menjadi lebih stabil dan

  • 3

    ekonomis. Dari upaya pengembangan yang akan dilakukan diharapkan minat

    masyarakat dalam proses pembuatan batik tulis tradisional semakin tinggi dan

    kualitas hasil produk batik tulis tradisional menjadi lebih baik.

    1.2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka rumusan masalah

    penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan kontrol sudut fasa berbasis

    mikrokontroller AT89S52 untuk mengatur suhu pada kompor batik listrik secara

    otomatis sehingga dapat menjaga kestabilan cairan malam ?

    1.3. Tujuan Khusus Penelitian

    Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengembangkan kompor batik

    listrik otomatis dengan metode kontrol sudut fasa berbasis mikrokontroller

    sehingga suhu cairan malam stabil selama proses pembuatan batik tulis

    tradisional.

    1.4. Urgensi Penelitian

    Kualitas produk batik tulis tradisional sangat dipengaruhi oleh sarana yang

    tepat salah satunya penggunaan kompor batik untuk mencairkan lilin malam.

    Penggunaan kompor batik tradisional dengan bahan bakar minyak tidak dapat

    menghasilkan suhu cairan malam yang diinginkan. Oleh karena itu pengaturan

    suhunya harus dilakukan secara manual dengan meniup ujung canting. Proses ini

    hanya dapat dilakukan oleh pengrajin batik profesional, sementara sebagai pemula

    banyak mahasiswa masih mengalami kesulitan. Beberapa pengrajin batik

    profesional masih belum siap beralih menggunakan kompor batik listrik yang

    sudah beredar di pasaran, sebagai solusi atas kelemahan dari kompor batik

    tradisional, karena faktor keamanan dan ekonomis masih menjadi pertimbangan.

    Oleh karena itu, dalam penelitian ini perlu mengembangkan inovasi pada kompor

    batik listrik untuk meningkatkan minat pengrajin batik profesional maupun

    mahasiswa pemula untuk beralih menggunakan kompor batik listrik sehingga

    dapat membantu mempercepat proses membuat batik tulis tradisonal.

  • 4

    1.5. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil pengembangan terhadap kompor

    batik listrik otomatis berbasis mikrokontroller adalah sebagai berikut :

    a) Aspek pengetahuan, dapat menambah wawasan dalam pengembangan

    ilmu dibidang rekayasa teknologi kompor batik tradisional dengan sistem

    kendali otomatis berbasis mikrokontroller.

    b) Aspek budaya, dapat meningkatkan budaya kerja yang bersih dan hemat

    sehingga menghasilkan produk berkualitas sesuai kebutuhan pasar.

    c) Aspek ekonomi, dapat menekan biaya produksi karena menggunakan

    energi listrik yang lebih hemat dibandingkan bahan bakar minyak tanah

    yang semakin mahal dan langka. Disamping itu, dapat meningkatkan

    usaha batik tulis tradisional dengan proses dan kualitas yang lebih

    bersaing.

    d) Aspek sosial, dapat meningkatkan minat masyarakat untuk melestarikan

    budaya batik tradisional sehingga mampu meningkatkan keterserapan

    tenaga kerja di bidang usaha batik tradisional.

    e) Aspek lembaga, dapat meningkatkan persaingan perguruan tinggi dalam

    hal inovasi hasil penelitian baik di tingkat nasional maupun internasional

    dalam mencetak sumber daya manusia yang unggul, berkualitas dan

    berkarakter.

  • 5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Batik Tulis Tradisional

    Dalam bahasa Jawa kata batik berasal dari kata “ambatik” yaitu kata

    “amba” yang berarti menulis dan kata “tik” yang berarti titik kecil, tetesan atau

    membuat titik (H. Solichul Hadi : 2014). Jadi batik memiliki arti menulis atau

    melukis. Pada dasarnya, batik termasuk salah satu jenis seni lukis. Bentuk-bentuk

    yang dilukiskan diatas kain tersebut disebut dengan ragam hias. Ragam hias yang

    terdapat pada batik pada umumnya berhubungan erat dengan beberapa faktor,

    antara lain letak geografis, adat istiadat, dan kondisi alam.

    Menurut Encus Dyah Ayou Moerniwati (dalam Soemarjadi dkk (2001:

    136) berpendapat bahwa batik tulis adalah batik yang dibuat dengan cara

    menerakan malam pada motif yang telah dirancang dengan menggunakan canting

    tulis. Cara ini dilakukan untuk semua pemberian motif. Malam atau lilin batik

    berfungsi sebagai bahan perintang warna. Pada dasarnya batik tulis adalah suatu

    teknik pembuatan gambar pada permukaan kain dengan cara menutup bagian -

    bagian tertentu dengan menggunakan bahan malam atau lilin dan alat canting.

    Gambar 2.1. Pembuatan batik tulis tradisional

  • 6

    2.2. Kompor Batik Tradisional

    Dalam proses pembuatan batik tulis tradisional membutuhkan bahan-

    bahan dan beberapa peralatan secara khusus. Kompor batik merupakan salah satu

    peralatan dalam proses membatik yang berfungsi sebagai pemanas untuk

    mencairkan malam atau lilin batik pada wajan sebelum ditampung pada alat

    canting.

    Pada masa lalu para pengrajin batik menggunakan “Anglo” seperti tampak

    pada Gambar 2.2, karena membatik biasanya menggunakan peralatan yang

    sifatnya tradisional. Anglo terbuat dari tanah liat berfungsi sebagai alat pemanas

    lilin batik atau malam. Penggunaan anglo membutuhkan arang kayu bakar untuk

    membuat api sebagai sumber panas sehingga dibutuhkan kesabaran dan

    ketelatenan untuk menjaga nyala api agar api tetap stabil.

    Gambar 2.2. Kompor batik dengan arang kayu bakar (Anglo)

    Pengrajin batik sekarang lebih suka menggunakan kompor, alasannya penggunaan

    kompor lebih mudah dikendalikan dari pada penggunaan anglo (Kurniadi, 1996:

    19). Sebagai pengganti arang kayu bakar maka digunakan kompor batik dengan

    bahan bakar dari minyak tanah seperti tampak pada gambar 3. Pada kompor batik

    minyak tanah memiliki sumbu kain untuk menyalurkan minyak tanah ke atas

    perapian dan sekaligus berfungsi mengatur besar kecilnya nyala api sehingga

    nyala api dapat dijaga tetap stabil.

  • 7

    Gambar 2.3. Kompor batik minyak tanah

    Dulu harga minyak tanah masih murah, namun kini keberadaan minyak tanah

    sudah semakin langka dan harganya pun sangat mahal. Dengan kondisi tersebut

    biaya produksi batik tulis dengan kompor minyak tanah menjadi lebih mahal bila

    dibandingkan dengan penggunaan anglo. Bila dilihat dari panas yang

    dihasilkannya maka kompor minyak tanah mampu menghasilkan panas yang

    lebih sempurna sehingga lebih irit pengggunaan bahan bakarnya dibandingkan

    dengan anglo. Namun demikian panas yang dihasilkan untuk mencairkan malam

    tidak dapat dikontrol dengan tepat untuk menghasilkan suhu malam yang

    diinginkan. Malam yang dipanaskan dengan kompor minyak tanah sepenuhnya

    mencair dengan suhu yang cukup tinggi sehingga pada ujung canting terjadi

    tetesan malam. Karena kondisi malam yang terlalu encer, sebelum malam dapat

    digoreskan pada kain maka cairan malam pada canting harus didinginkan dengan

    cara meniup unjung canting sehingga tercapai suhu yang diinginkan.

    Pekerjaan meniup ujung canting dalam proses pengaturan suhu malam

    tentunya hanya dapat dilakukan oleh tenaga terampil yang profesional yang sudah

    berpengalaman mengetahui suhu dan tingkat kekentalan malam yang tepat

    sehingga untuk para pemula akan cukup kesulitan. Oleh karena itu, bagi pemula

    dimana proses belajar membatik dengan menggunakan kompor minyak tanah

    pada dasarnya adalah belajar mengatur suhu canting dengan cara meniup sehingga

    dapat mengetahui suhu yang tepat dengan melihat hasil goresannya pada kain.

  • 8

    2.3. Kompor Batik Listrik

    Tidak sedikit dari mereka yang baru belajar dalam proses batik tulis

    tradisional dengan kompor batik minyak tanah gagal dalam mengatur suhu cairan

    malam sehingga waktu pengerjaannya menjadi kurang lancar dan bahkan motif

    yang dibuat menjadi rusak tidak sesuai harapan. Berawal dari kelemahan pada

    kompor minyak tanah dengan penggunaan bakan bakar minyak tanah yang

    semakin langka dan mahal serta pengaturan panas api yang tidak dapat dikontrol

    sehingga malam terlalu cair maka banyak pengrajin batik beralih menggunakan

    kompor batik dengan sumber panas dari listrik seperti tampak pada Gambar 2.4.

    Gambar 2.4. Kompor Batik Listrik

    Kompor batik listrik merupakan sebuah kompor yang menggunakan

    tenaga listrik untuk menghasilkan panas dalam mencairkan malam. Pada kompor

    batik listrik terdapat sebuah elemen pemanas berupa kawat filamen yang akan

    berpijar ketika dialiri dengan arus listrik. Panas yang dihasilkan kompor listrik ini

    bergantung pada nilai arus yang mengalir ke kawat filamen sehingga panasnya

    dapat diatur dengan mengatur nilai arus listriknya. Saat ini pengaturan panas

    kompor batik listrik yang banyak beredar di pasaran masih dilakukan secara

    manual melalui sebuah tombol putar seperti pada gambar di atas. Melalui tombol

    tersebut pengrajin batik dapat mengatur panas pada elemen pemanas sehingga

    diperoleh suhu yang diinginkan.

    Kelemahan dari kompor batik listrik ini adalah menggunakan elemen

    kawat filamen yang terbuka sehingga dapat mengalami kerusakan jika tertumpah

    cairan malam. Antara elemen pemanas dengan wajan terdapat jarak ruang udara

  • 9

    sehingga efisiensi penyaluran panasnya tidak maksimal. Pengaturan panas yang

    dihasilkan secara manual masih terbatas pada pengaturan panas pada kawat

    filamen sehingga pengaturan suhunya pada wajan tidak mencerminkan suhu

    cairan malam yang diinginkan. Selain kelemahan tersebut, kompor batik listrik

    menggunakan kawat filamen yang biasa digunakan untuk kompor listrik yang

    membutuhkan daya listrik cukup besar sehingga banyak pengrajin batik yang

    belum tertarik menggunakan kompor batik listrik dengan alasan boros listrik.

    Oleh karena itu, kompor batik listrik ini masih memiliki banyak kelemahan

    sehingga dalam penelitian ini perlu untuk mengembangkannya dengan berfokus

    pada suhu malam yang diinginkan pada wajan sehingga pengrajin mudah

    menggoreskan cairan malam dengan suhu yang tepat ke kain.

    2.4. Mikrokontroller AT89S52

    Mikrokontroler adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol

    rangkaian elektronik dan umumnya dapat menyimpan program didalamnya.

    Mikrokontroler AT89S52 merupakan sebuah sistem mikroprosseor lengkap yang

    terkandung di dalam sebuah chip yang mempunyai masukan dan keluaran serta

    kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus secara khusus (Benny,

    2012). Mikrokontroller memiliki kemasan 40 pin dengan arsitektur seperti pada

    Gambar 2.5.

    Gambar 2.5. Hardware dan Arsitektur Mikrokontroller AT89S52

    ( Rachmad Setiawan,2006).

  • 10

    Beberapa kelebihan yang diperoleh sistem dengan pengendalian berbasis

    mikrokontroler AT89S52 adalah :

    Proses kerja sistem kendali dilakukan sepenuhnya oleh mikrokontoler

    dengan menggunakan bahasa pemograman assembly. Apabila terjadi

    perubahan terhadap proses kerja sistem maka cukup hanya dengan

    mengubah bahasa pemrogramannya saja.

    Mikrokontroler tersusun dalam satu chip dimana prosesor, memori, dan

    I/O terintegrasi menjadi satu kesatuan kontrol sistem sehingga

    mikrokontroler dapat dikatakan sebagai komputer mini yang dapat bekerja

    secara inovatif sesuai dengan kebutuhan sistem.

    Pada mikrokontroler tersedia fasilitas tambahan untuk pengembangan

    memori dan I/O yang mampu berinteraksi dengan perangkat luar sesuai

    kebutuhan sistem.

    Harga mikrokontroller ini lebih murah dan mudah didapat dibanding

    dengan mikrokontroller lain

    2.5. Sensor Suhu LM 35

    Sensor suhu IC LM 35 merupkan chip IC produksi National

    Semikonduktor yang berfungsi untuk mengetahui temperatur suatu objek atau

    ruangan dalam bentuk besaran elektrik. Sensor suhu IC LM35 ini dapat mengubah

    perubahan temperatur menjadi perubahan tegangan pada bagian outputnya. Sensor

    suhu IC LM35 membutuhkan sumber tegangan DC +5 volt dengan konsumsi arus

    sebesar 60 µA saat beroperasi. Bentuk fisik sensor suhu LM 35 seperti tampak

    pada Gambar 2.6 (Texas Instruments, LM 35).

    Gambar 2.6. Sensor suhu LM 35

    https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjA--Xkvf7XAhUI6Y8KHXhMCGgQFgguMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.ti.com%2Flit%2Fds%2Fsymlink%2Flm35.pdf&usg=AOvVaw14yEOXicIjCIWMnRa9IhkJ

  • 11

    Sensor suhu LM 35 memiliki karakteristik secara linier antara suhu yang

    diukur dengan tegangan keluarannya seperti diperlihatkan pada Gambar 2.7.

    Tegangan keluarannya linier terhadap perubahan suhu dengan konstanta kenaikan

    suhu 10 mV/0C Disamping itu komponen ini memiliki batas jangkauan

    pengukuran suhu maksimum 175 derajat Celcius sehingga sangat sesuai

    digunakan dalam penelitian pengembangan kompor batik listrik ini.

    Gambar 2.7 Karakteristik sensor suhu LM 35

    2.6. Kontrol Sudut Fasa

    Kontrol sudut fasa merupakan salah satu metode dalam pengaturan

    tegangan keluaran dari sumber tegangan bolak-balik. Dalam metode ini variasi

    tegangan keluaran diperoleh dengan melakukan pengaturan sudut fasa penyalaan

    thyristor pada setiap setengah periode gelombang sumber tegangan bolak-balik

    seperti tampak pada Gambar 2.8. (Muhhamad H. Rasyid: 2014)

    Gambar 2.8. Kontrol sudut fasa beban resistip

  • 12

    Hubungan antara tegangan keluaran efektif dengan sudut fasa penyalaan thyristor

    pada beban resistip dinyatakan persamaan : (Robert W. Erickson, 2001)

    𝑉𝑜 = 𝑉𝑚2

    2𝜋 𝜋 − 𝛼 +

    1

    2𝑠𝑖𝑛2𝛼

    2

    dimana :

    Vo = tegangan keluaran efektif

    Vm= tegangan maksimum sumber

    = sudut fasa penyalaan

    dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa semakin besar sudut penyalaan

    thyristor maka semakin kecil tegangan keluaran efektifnya. Bila persamaan

    tersebut dinyatakan dalam grafik akan terlihat seperti tampak pada Gambar 2.9.

    Dalam grafik tersebut perubahan sudut penyalaan thyristor memberikan

    perubahan tegangan keluaran yang mendekati linier. Dengan grafik tersebut maka

    pengaturan tegangan elemen pemanas pada kompor batik listrik sangat sesuai

    dikontrol dengan metode pengaturan sudut fasa.

    daerah linier

    Sudut fasa

    Te

    ga

    ng

    an

    ke

    lua

    ran

    Gambar 2.9. Grafik tegangan keluaran terhadap sudut fasa

  • 13

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Rancangan Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian riset terapan untuk menguji dan

    menerapkan teori dengan mengembangkan serta menghasilkan produk sehingga

    dapat memecahkan persoalan secara nyata. Dalam riset pengembangan atau

    Research and Development (R & D) bertujuan untuk mengembangkan, menguji

    kemanfaatan dan efektivitas produk (model) yang dikembangkan, baik produk

    teknologi, material, organisasi, metode, alat-alat dan sebagainya. Secara umum,

    riset pengembangan mencakup langkah-langkah pengembangan dan pengujian

    produk sebagai berikut:

    a. melakukan kajian, baik secara teori maupun produk sejenis yang sudah ada,

    untuk menghasilkan produk baru yang ”lebih baik”

    b. mengembangkan prototipe produk baru

    c. melakukan uji terhadap produk yang telah dikembangkan, baik melalui ahli,

    pengguna maupun kemanfaatan.

    d. merevisi produk berdasarkan hasil uji produk tersebut

    e. melakukan uji ulang produk yang telah diperbaiki; dan

    f. merumuskan produk akhir, dan panduan penggunaannya

    Berdasarkan langkah pengembangan pertama di atas telah dilakukan suatu kajian

    literatur terhadap keberadaan produk sejenis yang akan dikembangkan. Dari hasil

    kajian diperoleh bahwa kompor batik listrik sudah mulai banyak digunakan untuk

    menggantikan kompor batik tradisional. Semua kompor batik listrik

    menggunakan komponen yang sama sebuah elemen pemanas sebagai sumber

    penghasil panas untuk memanaskan wajan. Setiap kompor batik listrik

    menggunakan elemen pemanas dengan daya listrik yang bervarias sesuai dengan

    kebutuhan pengguna. Umumnya semua kompor batik listrik dilengkapi dengan

  • 14

    alat kontrol panas elemen sehingga dapat mengatur panas cairan malam sesuai

    kebutuhan. Namun pengaturan panas dari elemen pemanas tersebut masih

    dilakukan secara manual untuk memperoleh temperatur suhu yang stabil.

    Gambar 3.1. Kompor listrik dengan pengaturan manual

    Hasil kajian pasar dari beberapa produk kompor batik listrik dengan

    pengaturan manual diperlihatkan pada gambar 3.1. Tampak pada gambar tersebut

    terdapat sebuah tombol manual untuk mengatur temperatur elemen pemanas

    sesuai kebutuhan. Kelemahan dari produk ini yakni dengan pengaturan manual

    diperlukan pengetahuan tentang temperatur suhu pemanas yang tepat agar

    dihasilkan pencairan malam dengan baik. Dengan pengatur manual ini, pengrajin

    akan melakukan beberapa kali pengaturan sampai diperoleh pengaturan yang

    diinginkan. Tentunya ini hanya dapat dilakukan oleh pengrajin yang prosesional.

    Gambar 3.2. Kompor listrik dengan pengaturan otomatis

    Disamping itu, dipasaran juga ditemukan bebarapa jenis kompor batik

    listrik yang sudah dilengkapi pengaturan suhu pemanas secara otomatis. Hal ini

  • 15

    dari segi harga jelas lebih mahal dibandingkan dengan pengaturan manual.

    Kelebihan produk ini yakni tidak lagi diperlukan pengaturan suhu oleh pengrajin,

    karena temperaturnya sudah ditentukan oleh produsennya. Dengan demikian

    produk ini sangat sesuai digunakan oleh pengrajin yang tidak profesional ataupun

    para pemula. Adapun kelemahan dari kompor batik listrik ini adalah proses

    pencairam bahan malam sampai mencair secara menyeluruh membutuhkan waktu

    cukup lama yakni sekitar 30 menit . Hal ini disebabkan oleh daya pemanas yang

    digunakan cukup rendah maksimum 120 Watt. Disamping itu, sistem kontrol

    panasnya menerapkan metode kontrol on/off. Dengan metode kontrol ini elemen

    pemanas akan sering mengalami putus hubung aliran listrik ketika sudah

    mencapai suhu yang diinginkan. Hal ini dapat mengakibatkan umur filamen

    menjadi pendek dan kualitas filamen menurun yang disebabkan oleh arus start

    yang tidak konstan sehingga diperlukan perawatan secara berkala untuk

    penggantian elemen pemanas. Berdasarkan kajian produk kompor batik listrik di

    atas maka dalam penelitian ini akan mengembangkan kompor batik listrik

    otomatis yang mampu menghasilkan waktu proses pencairan malam lebih cepat

    dan mampu mempertahankan kualitas elemen pemanas sehingga lebih awet serta

    mampu menghemat pemakaian daya listrik. Dengan pengembangan ini

    diharapkan dapat meningkatkan kualitas produksi batik tradisional sehingga

    mampu bersaing di pasaran.

    Adapun model prototipe kompor batik listrik otomatis yang akan

    dikembangkan diperlihatkan pada gambar 3.3. Pada model tersebut hanya

    dilengkapi tombol power dan display suhu aktual , sedangkan pengaturan kontrol

    suhu dilakukan secara otomatis oleh rangkaian kontrol.

    Gambar 3.3. Model prototipe kompor batik listrik otomatis

  • 16

    Prototipe kompor batik listrik otomatis ini menggunakan bahan tripleks

    dengan ketebalan 1 cm untuk pembuatan desain kotak panelnya. Pada bagian

    tengah dibuat lubang untuk menempatkan wajan berbahan stainless steel dengan

    diameter 18 cm. Elemen pemanas yang digunakan dipilih berdaya 300 Watt yang

    bertujuan untuk mempercepat waktu proses pencairan malam secara merata.

    Elemen pemanas berupa elemen yang biasa digunakan pada rice cooker atau pada

    teko listrik . Pada panel hanya dilengkapi tompbol power dan display suhu

    sedangkan pengaturan panas elemen pemanas dilakukan secara otomatis melalui

    rangkaian kontroller yang digambarkan dengan diagram blok seperti pada gambar

    3.4.

    Gambar 3.4. Diagram blok sistem kontrol pemanas pada kompor batik listrik

    otomatis berbasis mikrokontroller AT89S52.

    Deskripsi :

    Ketika catu daya dihidupkan, sensor suhu LM 35 akan mendeteksi nilai

    temperatur dari wajan yang menampung malam batik. Keluaran suhu dari sensor

    LM 35 masih berupa data analog. Supaya data suhu tersebut dapat dibaca oleh

    mikrokontroller maka perlu dikonversi dengan komponen ADC 0804 untuk

    mengubahnya menjadi data digital. Mikrokontroller menampilkan suhu aktual

    pada layar LCD sehingga dapat diketahui suhu pada wajan. Setelah mengetahui

    suhu aktual, mikrokontroler menghitung besarnya penyimpangan suhu antara

    suhu referensi dengan suhu aktual. Nilai error sebagai ukuran perbedaan suhu

  • 17

    tersebut digunakan oleh mikrokontroller untuk menentukan nilai parameter

    kendali dengan metode PID yang selanjutnya digunakan untuk menentukan

    besarnya sudut fasa yang harus diberikan ke triac. Sinyal kendali yang diterima

    triac dalam nilai sudut fasa akan menentukan besarnya daya listrik yang harus

    diberikan ke elemen pemanas, dan pemanas memberikan panasnya untuk

    mengubah temperatur wajan. Apabila suhu wajan semakin meningkat maka daya

    listrik yang diberikan ke elemen pemanas akan semakin kecil sampai akhirnya

    suhu wajan tepat sama dengan suhu yang diinginkan maka daya listrik akan sama

    dengan nol. Dengan metode kontrol ini, elemen pemanas akan lebih awet karena

    mendapat arus yang stabil sehingga umur gunanya akan lebih lama dibandingkan

    dengan kompor batik listrik yang sudah ada dipasaran.

    Berdasarkan deskripsi di atas , maka untuk mengembangkan sistem

    kontrol tersebut membutuhkan rancangan perangkat keras (hardware) dan

    perangkat lunak. (software). Rancangan perangkat keras merupakan suatu

    rangkaian fisik dari komponen-komponen sistem kontrol tersebut. Sedangkan

    rancangan perangkat lunak merupakan suatu program yang ditanamkan pada

    mikrokontroler selaku kontrol utamanya sehingga mampu mengatur dan

    mengolah data untuk menghasilkan keluaran yang sudah ditentukan.

    Pengembangan Perangkat Keras

    Dalam pengembangan perangkat keras dibutuhkan pengetahuan mengenai

    karakteristik setiap komponen sistem seperti karakteristik sensor suhu LM 35,

    ADC 0804, mikrokontroller AT89S52, Triac, elemen pemanas, dan komponen

    elektronika pasif dan aktif lainnya. Karakteristik komponen tersebut sudah

    dijelaskan pada kajian pustaka. Berdasarkan diagram blok sistem di atas, maka

    dapat dirancang rangkaian perangkat keras seperti pada gambar 3.5.

  • 18

    a). Rangkaian skematik

    b) Rancangan Papan Rangkaian Tercetak (PCB)

    Gambar 3.5. Rancangan perangkat keras sistem kontrol kompor batik listrik

    otomatis berbasis mikrokontroller AT89S52

    Pengembangan Perangkat Lunak

    Perangkat keras yang sudah dikembangkan tidak akan dapat berfungsi jika

    tidak didukung oleh perangkat lunak atau program yang ditanam pada

    mikrokontroller AT89S52. Berdasarkan deskripsi sistem kontrol di atas

    dibutuhkan tiga kinerja program yaitu :

  • 19

    a. Program pembacaan suhu dari sensor suhu LM 35

    b. Program pengaturan sudut fasa penyulutan triac

    c. Program pengaturan suhu dengan metode kontrol PID

    Ketika program di atas dikembangkan, diawali dengan membuat algoritma

    program dalam bentuk flowchart. Sebuah flowchart berfungsi untuk

    menggambarkan kinerja program sehingga mudah dipahami.

    Sensor LM 35 berfungsi untuk mengukur besaran suhu fisik dengan

    keluaran berupa sinyal analog. Sensor ini digunakan untuk mengukur suhu aktual

    cairan malam yang berada dalam wajan stainless. Karena sinyal keluarannya

    masih berupa sinyal analog maka perlu diubah dengan komponen ADC 0804

    sehingga diperoleh sinyal digital yang sesuai untuk data masukan bagi

    mikrokontroller AT89S52. Setelah data masukan digital diterima maka perlu

    dibuat program untuk menampilkan data tersebut ke layar LCD sehingga

    pembacaan suhunya dapat diketahui. Pada gambar 3.6 memperlihatkan algoritma

    program membaca data suhu pada ADC 0804 dan menampilkannya pada layar

    LCD. Pada gambar sangat jelas langkah-langkah yang harus dikerjakan oleh

    mikrokontroller mulai dari inisialisasi , pembacaan data ADC, konversi data ke

    suhu dan perintah menampilkan data tersebut ke layar LCD.

    Start

    Inisialisasi LCD

    dan register

    Baca data ADC

    Konversi data

    ADC ke Suhu

    Tampilkan Suhu

    di LCD

    Stop

    Gambar 3.6. Algoritma membaca data suhu dan menampilkan pada LCD

  • 20

    Berdasarkan algoritma tersebut maka pengembangan program konversi data ADC

    ke dalam bahasa assembly sebagai berikut :

    konversi_ADC :

    setb P3.1 ; RD =1

    clr P3.2 ; WR =0

    setb P3.2 ; WR dari 0 ke 1 (start konversi)

    wait: jb P3.0,wait ; tunggu INTR = 0

    clr P3.1 ; RD dari 1 ke 0 (baca data dari ADC)

    mov suhu,P1

    acall delay

    setb P3.1 ; RD = 1

    clr P3.2 ; WR = 0

    ret

    Untuk menampilkan suhu pada layar LCD dilakukan pengembangan program ke

    dalam bahasa assembly sebagai berikut :

    display_suhu:

    mov A,#0C3h ; set alamat lcd baris 2

    acall controlout ; kirim kontrol alamat

    acall delay

    mov A,R2 ; ambil data suhu

    cjne A,#030h,dsh ;

    mov A,#020h ; spasi kosong

    dsh:

    lcall dataout

    acall delay

    mov A,#0C4h

    acall controlout

    acall delay

    mov A,R1

    lcall dataout

    acall delay

    mov A,#0C5h

    acall controlout

    acall delay

    mov A,R0

    Lcall dataout

    acall delay

    Degree:

    mov A,#0C6h

    acall controlout

    acall delay

  • 21

    mov A,#223 ; kode tanda derajat suhu

    lcall dataout

    acall delay

    ret

    Setelah pengembangan program pembacaan data suhu selesai, maka

    dilanjutkan dengan pengembangan program pengaturan sudut fasa untuk

    mengontrol triac. Dalam proses pengaturan sudut fasa pada dasarnya mengatur

    waktu penyalaan triac dalam setengah periode gelombang sinusoida seperti telah

    dijelaskan pada kajian pustaka. Penyalaan triac harus dilakukan pada waktu yang

    tepat sehingga tegangan keluarannya stabil. Untuk itu diperlukan adanya sinyal

    sinkronisasi yang digunakan sebagai titik awal perhitungan waktu penyalaan triac.

    Dengan adanya sinyal sinkronisasi ini maka penyalaan triac tidak akan meloncat-

    loncat dalam setengah periode gelombang sinus. Pengaturan waktu sudut

    penyalaan triac memiliki rentang setengah periode gelombang sebesar 10 mS

    yang mana sudut ini mewakili rentang sudut penyalaan triac maksimum 180

    derajat. Untuk mengatur waktu penyalaan triac yang variabel dibutuhkan

    pengendalian pewaktuan atau timer. Pada mikrokontroller AT89S52 memiliki dua

    fasilitas timer yang digunakan untuk membangun pewaktuan tersebut.

    Pada gambar 3.7 memperlihatkan algoritma pengaturan sudut fasa untuk

    penyalaan triac. Pada gambar tersebut beberapa langkah yang dikerjakan oleh

    mikrokontroller selaku pengatur sudut fasa yakni inisialisasi register sudut fasa,

    pendeteksian sinyal sinkronisasi. Jika tidak ada sinyal sinkronisasi maka

    mikrokontroller akan terus menunggu sampai diterima sinyal tersebut. Ketika ada

    sinyal sinkronisasi , timer mulai diaktifkan untuk membangkitkan delay yang

    lamanya ditentukan oleh parameter dari sinyal kontrol PID. Ketika delay sudah

    habis, maka mikrokontroller akan membangkirkan pulsa trigger positip untuk

    menyalakan triac sehingga daya listrik pada beban dapat dikontrol.

  • 22

    Start

    Inisialisasi

    register

    pulse

    sinkronisasi

    ?

    N

    Aktifkan delay

    sudut fasa

    Delay

    habis

    ?

    N

    Aktifkan pulse

    trigger

    Y

    Y

    Kirim pulse triger

    ke Triac

    Stop

    Gambar 3.7. Algoritma pengaturan sudut fasa triac

    Berdasarkan algoritma di atas maka pengembangan program pengaturan sudut

    fasa ke dalam bahasa assembly adalah sebagai berikut :

    sudut_fasa:

    mov sudut,yc ; masukkan sudut fasa sesuai nilai yc

    jb P3.4,$ ; tunggu sinyal sinkronisasi

    jnb P3.4,$ ; tunggu sinyal low ke high

    acall alpha ; hitung periode sudut alpha

    acall trigger ; kirim pulsa trigger ke triac

    acall count ; cek penekanan tombol

    ret

    alpha:

    mov A,#255

    subb A,sudut

    mov TH0,A

    mov TL0,#239 ; d8ef

    mov TMOD,#01h

    clr TF0

    setb TR0

    ax6: nop

    jbc TF0,ax5

    sjmp ax6

    ax5: ret

  • 23

    trigger:

    setb P3.3 ; kirim pulsa trigger high

    acall delay_100us ; pulsa trigger 0,1mS

    clr P3.3 ; kirim pulsa trigger low

    ret

    Setelah program pembacaan suhu dan program pengaturan sudut fasa

    dikembangkan sesuai algoritmanya, maka langkah selanjutnya adalah

    mengembangkan program utama yaitu pengontrolan suhu pada elemen pemanas

    sehingga diperoleh suhu yang stabil. Dalam pengontrolan suhu ini menggunakan

    metode kontrol PID sehingga diperoleh respon yang lebih cepat dalam proses

    pencairan malam serta lebih hemat pemakaian daya listrik. Dalam metode kontrol

    PID, beberapa langkah yang harus dikerjakan oleh mikrokontroller agar dapat

    berfungsi dengan baik yakni diawali dengan pembacaan suhu aktual pada wajan

    untuk mengetahui suhu malam yang sebenarnya, kemudian menentukan nilai error

    yang menyatakan besarnya penyimpangan atau selisih suhu aktual dengan suhu

    yang sudah ditetapkan. Berdasarkan nilai error tersebut, dihitung besarnya

    parameter kontroller PID untuk menentukan nilai sudut fasa yang harus dikirim ke

    triac sehingga daya listrik yang dialirkan ke elemen pemanas sesuai dengan

    besarnya error tersebut. Pada gambar 3.8 memperlihatkan algoritma program

    pengaturan suhu dengan metode kontrol PID.

    Start

    Inisialisasi LCD

    Setpoint suhu

    Baca suhu actual

    elemen pemanas

    Hitung Error

    Hitung

    Parameter PID

    Hitung sudut fasa

    dan kirim ke triac

    Kirim daya ke

    elemen pemanas

    StopProgram Kontrol

    Suhu berbasis PID

    Gambar 3.8. Algoritma program pengatur suhu dengan kontrol PID

  • 24

    Berdasarkan algoritma tersebut, maka dikembangkan program pengatur

    suhu dengan kontrol PID ke dalam bahasa assembly sebagai berikut :

    main:

    acall konversi_ADC ; konversi data suhu analog ke digital

    mov A,suhu ; ambil data suhu aktual

    mov P0,A ; kirim data suhu ke PC

    acall data_suhu ; menyimpan data suhu pada register

    djnz temp,m1

    acall data_ke_ASCII ; mengubah nilai data suhu ke format ASCII

    acall display_suhu ; menampilkan nilai suhu pada layar LCD 8x2

    acall display_yc

    sjmp main

    3.2. Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian dilakukan di Lab Elektronika dan Workshop 1 Jurusan

    D3 Teknik Elektronika (TE) Undiksha Singaraja.

    3.3. Subyek dan Obyek Penelitian

    Subyek penelitian ini adalah kompor batik listrik otomatis dengan metode

    kontrol sudut fasa berbasis mikrokontroller AT89S52. Objek penelitian adalah

    desain perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software) uterhadap

    sistem kontrol sudut fasa untuk mengatur suhu tetap stabil secara otomatis pada

    kompor batik listrik .

    3.4. Metode Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian terhadap kinerja perangkat keras

    dan perangkat lunak pada sistem kontrol sudut fasa berbasis mikrokontroller

    AT89S52. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran parameter dengan

    alat ukur voltmeter, dan osiloskop serta pengamatan langsung. Data yang

    dikumpulkan meliputi data pembacaan suhu, data kinerja sinkronisasi, data kinerja

    kontrol sudut fasa dan data kinerja pengendalian.

  • 25

    3.5. Analisis Data

    Analisis data bertujuan untuk mengevaluasi hasil pengembangan

    perangkat keras dan lunak berdasarkan data pengamatan. Analisis data dilakukan

    secara kualitatif dan deskriptif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengevaluasi

    kinerja perangkat keras, sedangkan analisis deskriptif digunakan untuk

    mengevaluasi kinerja sistem secara keseluruhan.

  • 26

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    4.1. Hasil Penelitian

    Berdasarkan pengembangan perangkat keras pada sistem kompor batik

    listrik otomatis diperoleh hasil berupa prototipe seperti diperlihatkan pada gambar

    4.1. Pada gambar terlihat desain tampak luar (a) dimana panel depan hanya

    terdapat sakelar power dan display LCD untuk menampilkan suhu aktual.

    Sedangkan pada tampak dalam (b) terlihat tata letak komponen perangkat keras

    meliputi transformator catu daya, rangkaian kontrol, sensor suhu dan elemen

    pemanas.

    a). Desain tampak luar b). Desain tampak dalam

    Gambar 4.1. Desain prototipe kompor batik listrik otomatis

  • 27

    Pada gambar 4.2. memperlihatkan hasil rancangan perangkat keras sistem

    kontrol suhu kompor batik listrik otomatis berbasis mikrokontroller AT89S52

    dengan metode kontrol sudut fasa. Pada gambar terlihat tata letak komponen

    mikrokontroller, ADC 0804, sensor suhu LM 35, komponen sinkronisasi dan

    komponen catu daya.

    a) Rancangan PCB b). Desain PCB

    Gambar 4.2 Desain Sistem kontrol suhu kompor batik listrik otomatis

    Hasil Perangkat Lunak

    Berdasarkan pada hasil pengembangan perangkat keras dan lunak selama

    proses pelaksanaan penelitian diperoleh hasil penelitian berupa kinerja dari

    perangkat keras dan perangkat lunak serta kinerja keseluruhan dalam bentuk

    prototipe sistem kontrol kompor batik listrik otomatis.

    Adapun beberapa kinerja hasil penelitian dari perangkat keras dan lunak

    yang sudah diuji secara teknis meliputi :

    1 Kinerja rangkaian sinkronisasi

    2 Kinerja program pembacaan suhu

    3 Kinerja program kontrol sudut fasa

    4 Kinerja program pengatur suhu dengan kontrol PID

  • 28

    A. Kinerja Rangkaian Sinkronisasi

    Pada gambar 4.3 menunjukkan hasil kinerja rangkaian sinkronisasi yang

    ditunjukkan dalam bentuk gelombang dengan menggunakan instrumen berupa

    osiloskop digital. Pada gambar terlihat bahwa pulsa-pulsa sinkronisasi berupa

    pulsa-pulsa negatip terjadi setiap periode setengah gelombang sinusoida dari

    frekuensi jaringan listrik 50 Hz yakni sebesar 10 mS. Pulsa-pulsa ini terjadi tepat

    pada titik persilangan nol dari gelombang sinusoida jaringan listrik. Dari tampilan

    gelombang tersebut dapat dinyatakan bahwa bentuk sinyal sinkronisasi tersebut

    sudah sesuai secara teori. Hal ini berarti rangkaian sinkronisasi sudah bekerja

    dengan benar.

    Gambar 4.3. Kinerja rangkaian sinkronisasi

    B. Kinerja Program Pembacaan Suhu

    Kinerja program pembacaan suhu bertujuan untuk mengetahui apakah

    perangkat lunak sudah berfungsi dengan baik dalam menampilkan data suhu pada

    layar lcd. Pada gambar 4.4 memperlihatkan hasil pembacaan suhu dan

    menampilkan pada layar LCD untuk berbagai nilai sinyal kendali (yc).

    Gambar 4.4 . Kinerja program pembacaan suhu

  • 29

    C. Kinerja Program Kontrol Sudut Fasa

    Kinerja program kontrol sudut fasa bertujuan untuk mengetahui apakah

    perangkat lunak sudah berfungsi dengan baik dalam menghasilkan sudut

    pewaktuan untuk penyalaan triac. Sudut pewaktuan dikatakan baik jika memiliki

    lebar waktu yang teratur pada posisi yang tetap sejak diterimanya sinyal

    sinkronisasi. Pada gambar 4.5. memperlihatkan hasil kinerja program kontrol

    sudut fasa untuk berbagai nilai sudut penyalaan .

    Gambar 4.5. Kinerja kontrol sudut fasa

    Pada gambar terlihat bahwa lebar sudut fasa selalu tetap, hal ini

    menunjukkan bahwa pengaturan waktunya sudah bekerja dengan baik. Disamping

    itu, sinyal sudut fasa selalu memulai ketika ada sinyal sinkronisasi sehingga

    posisinya selalu stabil untuk memberikan sinyal kendali ke triac. Hal ini

    menunjukkan bahwa program mampu mendeteksi adanya sinyal sinkronisasi

    dengan baik dan menjaga posisi sudut penyalaan selalu tetap terhadap sinyal

    sinkronisasi.

    D. Kinerja Program Pengatur Suhu Otomatis dengan Kontrol PID

    Kinerja program kontrol suhu otomatis berbasis kontrol PID bertujuan

    untuk mengetahui apakah perangkat lunak sudah berfungsi dengan baik dalam

    mengendalikan suhu elemen pemanas sehingga diperoleh temperatur cairan

    malam yang stabil. Dalam pengujian ini, tidak dapat dilakukan dengan

    mengamati perubahan suhu pada layar LCD karena tidak dapat mengukur laju

  • 30

    proses perubahan suhu dari elemen pemanas. Oleh karena itu diperlukan

    visualisasi dalam bentuk grafik yang dapat diamati secara langsung pada layar

    komputer. Pada gambar 4.6 memperlihatkan hasil pengujian program kontrol

    suhu dengan metode kontrol PID.

    Gambar 4.6 Grafik kontrol suhu pada kompor batik listrik.

    Pada gambar terlihat suhu referensi (acuan) ditandai dengan garis

    berwarna merah dengan nilai sebesar 80 0 C. Kemudian grafik dengan garis

    warna biru menunjukkan nilai suhu aktual yang diukur dengan sensor LM 35 pada

    wajan steinless. Bila dilihat pada grafik, suhu aktual bergerak dengan kondisi awal

    30 derajat celsius dan mencapai suhu referensi dalam waktu 200 detik. Ketika hal

    itu tercapai elemen pemanas langsung mati karena pada titik tersebut nilai sudut

    penyalaannya paling maksimum 180 derajat sehingga daya listrik yang diserap

    oleh elemen pemanas menjadi paling minim. Hal inilah yang menjadi alasan

    mengapa dengan kontrol ini, terjadi penghematan daya listrik. Ketika suhu aktual

    mencapai suhu referensi, ternyata suhunya masih bergerak naik karena adanya

    pelepasan panas berlebih ke udara. Ketika panasnya mulai menurun, maka

    terjadilah perubahan suhu di sekitar nilai suhu referensi. Hal ini menunjukkan

    bahwa program telah bekerja dengan baik dan mampu menjaga suhu aktual

    mendekati suhu referensi.

  • 31

    4.2. Pembahasan

    Dari hasil pengujian perangkat keras dan perangkat lunak tampak bahwa

    kinerja kedua perangkat tersebut telah bekerja sesuai rancangan. Rangkaian

    sensor suhu telah berhasil mengidentifikasi nilai temperatur pada elemen pemanas

    dengan menampilkan hasil pengukuran suhu pada lcd. Berdasarkan nilai

    temperatur tersebut, mikrokontroller mengestimasi nilai error atau penyimpangan

    yang terjadi antara suhu aktual dengan suhu acuan (yang diharapkan). Besarnya

    nilai error digunakan untuk menentukan pengaturan tegangan pada elemen

    pemanas dengan mengatur nilai sudut penyalaan thyristor (triac) sehingga

    menghasilkan panas sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi nilai error tersebut.

    Dari grafik pada gambar 4.6, tampak bahwa pemanas dapat dikontrol sehingga

    suhu aktual dapat mencapai suhu acuan. Dalam proses tersebut, suhu aktual

    membutuhkan waktu untuk mencapai suhu acuan. Hal ini disebabkan karena

    terjadi penyerapan panas oleh kondisi awal dari malam batik yang masih dingin.

    Ketika suhu malam sudah mendekati nilai suhu acuan dan telah mencair secara

    menyeluruh, tampak temperaturnya sudah cukup stabil disektiar nilai suhu acuan.

    Dengan suhu cairan malam yang sudah sesuai maka aktifitas meniup ujung

    canting tidak lagi perlu dilakukan dan langsung bisa digoreskan untuk membuat

    motif batik tradisional.

  • 32

    BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Simpulan

    Berdasarkan hasil pengembangan produk prototipe kompor batik listrik

    otomatis berbasis mikrokontroller AT89S52 dengan metode kontrol sudut fasa

    dapat disimpulkan sebagai berikut :

    1. Pengembangan kompor batik listrik otomatis membutuhkan perangkat

    keras dan perangkat lunak untuk pengaturan suhu berbasis mikrokontroller

    AT89S52 dengan metode kontrol sudut fasa.

    2. Kinerja perangkat keras dan lunak sudah berfungsi dengan baik sehingga

    mampu mengontrol suhu cairan malam dengan stabil.

    3. Suhu malam cair terbaik diperoleh pada nilai suhu 80 derajat Celsius

    dimana pada kondisi tersebut cairan tidak menetes pada ujung canting

    namun mudah digoreskan pada kain kerja.

    5.2 Saran

    Sistem kontrol kompor batik listrik ini sudah otomatis menjaga suhu

    cairan malam tetap stabil. Namun masih perlu dikembangkan agar mampu

    mendeteksi secara otomatis jenis malam yang digunakan, mengingat terdapat

    perbedaan jenis malam dengan suhu kerja yang berbeda-beda dalam proses

    pembuatan batik tulis.

  • 33

    DAFTAR PUSTAKA

    Arif Hendra Nugraha. 2014. “Kompor Batik Listrik Otomatis Berbasis

    Mikrokontroler ATMega8 Dengan Zero Crossing Detector” tersedia

    http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=

    PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=76822&obyek_id=4,

    diakses pada 4 Nopember 2017

    Atmel .2013,“8-Bit Microcontroller With 4K Bytes AT89S51 Datahseet”,

    Tersedia pada http://www.atmel.com/images/doc2487.pdf. Diakses

    pada 10 Oktober 2013.

    H.Solichul Hadi, dkk. 2014. ”Sejarah dan Teknik Pembuatan Batik “, tersedia

    http://shadibakri.uniba.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/Sejarah-dan-

    Proses-Batik-SMG.pdf diakses pada 4 Nopember 2017

    Kurniadi, Edi. 1996. “Seni Kerajinan Batik”. Surakarta: SebelasMaret University

    Press.

    Muhhamad H. Rasyid. 2014. “Power Electronics: Circuits, Devices and

    Applications (4rd Edition) “ tersedia pada

    http://minitorn.tlu.ee/~jaagup/kool/java/kursused/15/robootika/elektriop

    ik.pdf diakses pada 4 Nopember 2017

    Rachmad Setiawan. 2006. “Mikrokontroller MCS-51”, Penerbit Graha Ilmu,

    Yogyakarta.

    RobertW Erickson. 2001. “Fundamentals of Power Electronics” , Kluwer

    Academic Publishers, New York

    Soemarjadi dkk. 2001. Pendidikan Keterampilan. Malang: Universitas Negeri

    Malang.

    “Spesifikasi Kompor Batik Tulis”, tersedia pada

    https://intranet.batik.go.id/file_lampiran/media/SEKSI_ALIH_TEKNO

    LOGI_DAN_INKUBASI.pdf diakses pada 4 Nopember 2017

    Texas Instruments, LM 35 tersedia http://www.ti.com/lit/ds/symlink/lm35.pdf

    diakses pada 4 Nopember 2017

    http://www.atmel.com/images/doc2487.pdfhttps://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjA--Xkvf7XAhUI6Y8KHXhMCGgQFgguMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.ti.com%2Flit%2Fds%2Fsymlink%2Flm35.pdf&usg=AOvVaw14yEOXicIjCIWMnRa9IhkJ

  • 34

    Lampiran : 01. Foto Produk

  • 35

    Lampiran : 02. Artikel Penelitian

    PENGEMBANGAN KOMPOR BATIK LISTRIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S52 DENGAN

    KONTROL SUDUT FASA PADA PROSES PEMBUATAN BATIK TULIS TRADISIONAL

    I Gede Nurhayata1), Gede Sudirtha 2) 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Kejuruan

    ,2 Program Studi PKK, Fakultas Teknik dan Kejuruan

    Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

    email : [email protected],

    Abstrak

    Kompor batik listrik saat ini semakin diminati oleh pengrajin batik bila dibanding kompor batik tradisonal dengan bahan bakar minyak tanah yang semakin langka dan mahal. Permasalahan dari kompor batik listrik tersebut yakni pengaturan temperatur elemen pemanas masih manual untuk mengatur agar suhu malam tetap stabil. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan kompor batik listrik otomatis dengan kontrol sudut fasa. Penelitian ini merupakan riset terapan dengan pengembangan sistem perangkat keras dan lunak. Hasil penelitian berupa prototipe kompor batik listrik otomatis dimana kompor ini mampu mengatur suhu malam tetap stabil sehingga lebih mudah dalam proses pembuatan batik tulis tradisonal. Kata kunci : mikrokontroller,kompor batik, kontrol sudut fasa

    Abstract

    Electric batik stoves are now increasingly in demand by batik craftsmen when compared to traditional batik stoves with kerosene fuel which is increasingly scarce and expensive. The problem of the electric batik stove is the temperature setting of the heating element is still manual to adjust the night temperature to remain stable. The purpose of this study was to develop an automatic electric batik stove with phase angle control. This research is applied research with the development of hardware and software systems. The results of the research were an automatic electric batik stove prototype where the stove was able to regulate the night temperature remained stable so that it was easier in the traditional batik making process. Keywords: microcontroller, batik stove, phase angle control

  • 36

    Pendahuluan Batik merupakan salah satu

    warisan budaya daerah bangsa Indonesia. Penggunaan batik saat ini semakin banyak diminati oleh masyarakat sehingga banyak daerah-daerah kini mulai ikut memproduksi batik, seperti daerah Sumatera Barat dan Kalimantan Utara. Penjualan batik di pasar dalam negeri mampu melampaui hasil ekspor batik Indonesia pada tahun 2013 sekitar Rp 3 triliun dengan tujuan ekspor terbesar adalah Amerika, Jerman dan Korea (Harian Suara Merdeka, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa prospek usaha batik di Indonesia sangat besar peminatnya sehingga setiap pengusaha batik harus mampu meningkatkan kualitas produknya baik dari segi variasi desain motif hingga proses produksinya. Melihat peluang usaha batik yang sangat postitip tersebut, salah satu program studi di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) yakni program studi tata busana pada jurusan Pendidikan Kesejahtraan Keluarga (PKK) ikut berperan aktif dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan di bidang batik tulis tradisional untuk meningkatkan kualitas lulusannya

    Dalam proses pembelajaran pembuatan batik tulis tradisional, mahasiswa PKK Undiksha masih menggunakan kompor batik tradisonal dengan bahan bakar minyak tanah. Kompor tersebut berfungsi sebagai pemanas untuk mencairkan malam atau lilin batik sehingga mudah ditampung pada alat canting. Karena suhu lilin malam yang terlalu panas hingga cair maka terjadi tetesan di ujung canting. Akibatnya cairan malam tidak dapat secara langsung digoreskan pada kain batik. Oleh karena itu, ujung canting harus ditiup untuk menurunkan suhunya agar

    mencapai kekentalan yang diinginkan. Permasalahannya adalah dalam proses pembelajaran batik tulis tradisional menggunakan kompor minyak, ternyata banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam mengatur suhu malam yang tepat dengan aktivitas meniup canting. Akibatnya proses belajar menjadi lambat dan kualitas hasil kerja kurang memuaskan.

    Kelemahan lain dari kompor batik tradisional yakni ketersediaan bahan bakar minyak tanah kini sudah semakin langka dan harganya pun semakin mahal sehingga berdampak pada biaya produksi batik. Karena panas pada kompor minyak tidak dapat diatur maka terjadi penguapan terhadap cairan malam dan kualitas malam menjadi menurun. Disamping itu, penggunaan kompor minyak akan menimbulkan polusi udara berupa asap yang dapat mengganggu kesehatan, dan mengakibatkan permukaan wajan menjadi kotor

    Dengan beberapa kelemahan dan dampak yang dihasilkan dari penggunaan kompor batik tradisional tersebut kini dipasaran sudah banyak yang mengembangkan kompor batik listrik sebagai pengganti kompor batik tradisional. Penggunaan kompor batik listrik mampu mengatasi dampak pada kompor batik tradisional yakni lebih bersih karena tidak menimbulkan asap dan wajan tidak kotor. Namun beberapa pembatik tidak mau beralih menggunakan kompor batik listrik karena beberapa alasan, salah satunya takut kesetrum karena alat yang ada tidak dilengkapi dengan sistem pengaman. Kompor batik listrik, saat ini belum dilengkapi dengan pengatur suhu otomatis untuk mencegah terjadinya panas lebih sehingga hasil pembatikan menjadi kurang bagus. Selain itu lilin batik atau malam cepat menguap

  • 37

    yang dapat membahayakan pengrajin itu sendiri dan alat yang ada juga membutuhkan daya besar menggunakan elemen kompor listrik sehingga kurang ekonomis.

    Berdasarkan beberapa kekurangan yang masih ada pada kompor batik listrik di pasaran maka dalam penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kompor batik listrik otomatis dengan fokus pada pengaturan suhu cairan malam secara otomatis berbasis mikrokontroller sehingga memudahkan dalam proses pembuatan batik tulis tradisional. Elemen panas yang digunakan pada kompor batik listrik yang di pasaran menggunakan elemen filamen terbuka sehingga mudah mengalami kerusakan akibat terkena cairan malam yang tercecer dan rawan kesetrum jika terjadi kontak fisik. Untuk mengatasi hal itu, dalam pengembangan ini akan digunakan elemen panas tertutup sehingga lebih awet dan mudah dibersihkan jika terkena ceceran malam. Kontrol daya panas pada elemen pemanas dalam penelitian ini menggunakan metode kontrol sudut fasa berbasis mikrokontroller sehingga pengaturan suhunya menjadi lebih stabil dan ekonomis. Dari upaya pengembangan yang akan dilakukan diharapkan minat masyarakat dalam proses pembuatan batik tulis tradisional semakin tinggi dan kualitas hasil produk batik tulis tradisional menjadi lebih baik

    Metode Penelitian

    Penelitian ini merupakan riset terapan dimana mengembangkan suatu produk berupa prototipe kompor batik listrik otomatis berbasis mikrokontroller AT89S52 dengan kontrol sudut fasa pada proses pembuatan batik tulis tradisional . Adapun model prototipe dapat dilihat pada Gambar 1.

    Gambar 1. Model prototipe kompor batik listrik otomatis

    Berdasarkan model sistem tersebut kemudian diperoleh rancangan diagram blok sistemnya seperti tampak pada Gambar 2 di bawah ini.

    Gambar 2. Diagram blok sistem kontrol kompor batik listrik otomatis

    Cara kerja sistem : Ketika catu daya dihidupkan,

    sensor suhu LM 35 akan mendeteksi nilai temperatur dari wajan yang menampung malam batik. Keluaran suhu dari sensor LM 35 masih berupa data analog. Supaya data suhu tersebut dapat dibaca oleh mikrokontroller maka perlu dikonversi dengan komponen ADC 0804 untuk mengubahnya menjadi data digital. Mikrokontroller menampilkan suhu aktual pada layar LCD sehingga dapat diketahui suhu pada wajan. Setelah mengetahui suhu aktual, mikrokontroler menghitung besarnya penyimpangan suhu antara suhu referensi dengan suhu aktual. Nilai error sebagai ukuran perbedaan suhu tersebut digunakan oleh mikrokontroller untuk menentukan nilai parameter kendali dengan

  • 38

    metode PID yang selanjutnya digunakan untuk menentukan besarnya sudut fasa yang harus diberikan ke triac. Sinyal kendali yang diterima triac dalam nilai sudut fasa akan menentukan besarnya daya listrik yang harus diberikan ke elemen pemanas, dan pemanas memberikan panasnya untuk mengubah temperatur wajan. Apabila suhu wajan semakin meningkat maka daya listrik yang diberikan ke elemen pemanas akan semakin kecil sampai akhirnya suhu wajan tepat sama dengan suhu yang diinginkan maka daya listrik akan sama dengan nol. Dengan metode kontrol ini, elemen pemanas akan lebih awet karena mendapat arus yang stabil sehingga umur gunanya akan lebih lama dibandingkan dengan kompor batik listrik yang sudah ada dipasaran. Sebuah Mikrokontroler AT89S51 merupakan sistem mikroprosseor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus secara khusus (Benny, 2012). Mikrokontroller AT89S51 memiliki kemasan 40 pin seperti pada Gambar 3.

    Gambar 3. Mikrokontroller AT89S51

    Sensor suhu IC LM 35

    merupkan chip IC produksi National Semikonduktor yang berfungsi untuk mengetahui temperatur suatu objek atau ruangan dalam bentuk besaran elektrik. Sensor suhu IC LM35 ini

    dapat mengubah perubahan temperatur menjadi perubahan tegangan pada bagian outputnya. Sensor suhu IC LM35 membutuhkan sumber tegangan DC +5 volt dengan konsumsi arus sebesar 60 µA saat beroperasi. Bentuk fisik sensor suhu LM 35 seperti tampak pada Gambar 4 (Texas Instruments, LM 35). Sensor suhu LM 35 memiliki karakteristik secara linier antara suhu yang diukur dengan tegangan keluarannya seperti diperlihatkan pada Gambar 4. Tegangan keluarannya linier terhadap perubahan suhu dengan konstanta kenaikan suhu 10 mV/0C Disamping itu komponen ini memiliki batas jangkauan pengukuran suhu maksimum 175 derajat Celcius sehingga sangat sesuai digunakan dalam penelitian pengembangan kompor batik listrik ini.

    Gambar 4. Sensor suhu LM 35

    ADC 0804 merupakan

    komponen yang berfungsi mengubah masukan tegangan analog menjadi keluaran digital. ADC ini memiliki lebar keluaran 8 bit dengan kemampuan konversi data sebesar 100 uS.

    Gambar 5. ADC 0804

  • 39

    Kontrol sudut fasa merupakan salah satu metode dalam pengaturan tegangan keluaran dari sumber tegangan bolak-balik. Dalam metode ini variasi tegangan keluaran diperoleh dengan melakukan pengaturan sudut fasa penyalaan thyristor pada setiap setengah periode gelombang sumber tegangan bolak-balik seperti tampak pada Gambar 6. (Muhhamad H. Rasyid: 2014)

    Gambar 6. Kontrol sudut fasa

    Hubungan antara tegangan keluaran efektif dengan sudut fasa penyalaan thyristor pada beban resistip dinyatakan persamaan : (Robert W. Erickson, 2001)

    𝑉𝑜 = 𝑉𝑚2

    2𝜋 𝜋 − 𝛼 +

    1

    2𝑠𝑖𝑛2𝛼

    2

    dimana : Vo = tegangan keluaran efektif Vm= tegangan maksimum sumber

    = sudut fasa penyalaan dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa semakin besar sudut penyalaan thyristor maka semakin kecil tegangan keluaran efektifnya. Bila persamaan tersebut dinyatakan dalam grafik akan terlihat seperti tampak pada Gambar 7 Dalam grafik tersebut perubahan sudut penyalaan thyristor memberikan perubahan tegangan keluaran yang mendekati linier. Dengan grafik tersebut maka

    pengaturan tegangan elemen pemanas pada kompor batik listrik sangat sesuai dikontrol dengan metode pengaturan sudut fasa.

    daerah linier

    Sudut fasa

    Te

    ga

    ng

    an

    ke

    lua

    ran

    Gambar 7. Grafik tegangan ac terkontrol pada beban resistif

    Dalam pengembangan pada perangkat lunak kompor batik listrik otomatis berbasis mikrokontroller AT89S52 memerlukan perangkat keras yang sesuai untuk mengetahui kinerjanya. Beberapa perangkat keras yang dikembangkan pada tahun pertama ini sebagai adalah sebagai berikut :

    1. Pengembangan desain kompor batik listrik otomatis

    2. Pengembangan rangkaian pembaca suhu LM 35.

    3. Pengembangan rangkaian sinkronisasi

    4. Pengembangan rangkaian driver triac.

    Pada gambar 7, memperlihatkan rancangan rangkaian sensor suhu LM 35 yang dilengkapi dengan ADC 0804 untuk menghasilkan keluaran suhhu digital

    Gambar 7. Rangkaian sensor suhu LM 35

  • 40

    Pada gambar 8, memperlihatkan rancangan rangkaian sinkronisasi yang berfungsi untuk menghasilkan pulsa negatif sehingga sudut penyalaan triac selalu pada posisi yang stabil

    Gambar 8. Rangkaian sinkronisasi

    Pada gambar 9, memperlihatkan rancangan rangkaian driver triac yang berfungsi untuk mengatur aliran daya listrik ke elemen pemanas sesuai sudut fasa penyalaannya.

    Gambar 9. Rangkaian driver Triac

    Pada gambar 10, memperlihatkan rancangan rangkaian lengkap perangkat keras sistem kontrol kompor batik listrik otomatis.

    Gambar 10. Rangkaian kontrol kompor batik

    listrik otomatis

    Setelah pengembangan perangkat keras, kemudian dilanjutkan dengan pengembangan perangkat lunak. Dalam pengembangan ini meliputi :

    1. program pembacaan suhu, 2. program kontrol sudut fasa 3. program kendali suhu

    otomatis. Pada gambar 11, memperlihatkan rancangan algoritma pembacaan suhu dari data ADC dengan mikrokontroller AT89S52.

    Start

    Inisialisasi LCD

    dan register

    Baca data ADC

    Konversi data

    ADC ke Suhu

    Tampilkan Suhu

    di LCD

    Stop

    Gambar 11. Algoritma pembaca suhu

    Pada gambar 12, memperlihatkan rancangan algoritma kontrol sudut fasa triac dengan mikrokontroller AT89S52.

    Start

    Inisialisasi

    register

    pulse

    sinkronisasi

    ?

    N

    Aktifkan delay

    sudut fasa

    Delay

    habis

    ?

    N

    Aktifkan pulse

    trigger

    Y

    Y

    Kirim pulse triger

    ke Triac

    Stop

    Gambar 12. Algoritma kontrol sudut fasa

  • 41

    Pada gambar 13, memperlihatkan rancangan algoritma kontrol suhu berbasis kontrol PID dengan mikrokontroller AT89S52.

    Start

    Inisialisasi LCD

    Setpoint suhu

    Baca suhu actual

    elemen pemanas

    Hitung Error

    Hitung

    Parameter PID

    Hitung sudut fasa

    dan kirim ke triac

    Kirim daya ke

    elemen pemanas

    StopProgram Kontrol

    Suhu berbasis PID Gambar 13. Algoritma kontrol suhu berbasis

    kontrol PID

    Hasil dan Pembahasan Dari hasil pengembangan

    perangkat keras dan lunak selama proses pelaksanaan penelitian diperoleh hasil penelitian berupa desain kompor batik listrik otomatis seperti tampak pada gambar 14.

    (a). Tampak luar

    (b) Tampak dalam

    Gambar 14. Desain prototipe kompor batik

    listrik otomatis

    Pada gambar 15, memperlihatkan hasil perangkat keras sistem kontrol kompor batik listrik otomatis.

    Gambar 15. Perangkat keras kontrol suhu kompor batik listrik otomatis

    Pada gambar 16, memperlihatkan hasil kinerja rangkaian sinkronisasi. Rangkaian ini sudah mampu menghasilkan sinyal pulsa negatif tepat pada setiap persilangan nol dari gelombang sinusoida jaringan listrik. Dengan sinyal ini maka posisi sudut penyalaan akan dapat dipertahankan pada nilai sudut yang tetap sehingga aliran daya pada beban menjadi stabil.

    Gambar 16. Kinerja rangkaian sinkronisasi

    Pada gambar 17, memperlihatkan hasil kinerja program pembaca suhu pada sensor LM 35 dan mampu ditampilkan pada layar LCD.

    Gambar 17. Kinerja program pembaca suhu

  • 42

    Pada gambar 18, memperlihatkan hasil kinerja program kontrol sudut fasa. Tampak pada gambar lebar posisi sudut waktu penyalaannya selalu tetap dengan lebar 10 ms. Hal ini berarti program sudut fasa sudah dapat disinkronkan dengan tegangan jaringan listrik.

    Gambar 18. Kinerja program kontrol

    sudut fasa Pada gambar 19, memperlihatkan hasil kinerja program kontrol suhu berbasis kontrol PID. Tampak pada gambar, suhu elemen pemanas meningkat di awal dengan rise time 200 detik, kemudian suhunya relatif stabil di sekitar nilai suhu referensi. Hal ini menunjukkan bahwa program kontrol suhu sudah bekerja dengan baik mengatur suhu pemanas tetap stabil pada nilai suhu referensi.

    Gambar 19. Kinerja program kontrol suhu berbasis kontrol PID

    4. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil pengembangan produk prototipe kompor batik listrik otomatis berbasis mikrokontroller AT89S52 dengan metode kontrol sudut fasa dapat disimpulkan sebagai berikut :

    4. Pengembangan kompor batik listrik otomatis membutuhkan pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak dengan kontrol utama pengaturan suhu berbasis mikrokontroller AT89S52.

    5. Kinerja perangkat keras dan lunak sudah berfungsi dengan baik dan mampu mengatur suhu cairan malam tetap stabil dengan kontrol PID

    6. Suhu malam cair terbaik diperoleh pada nilai suhu 80 derajat Celsius dimana cairan tidak menetes pada ujung canting namun mudah digoreskan pada kain kerja.

    Ucapan Terima Kasih

    Terima kasih kepada Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan Ganesha (Lemlit Undiksha) yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada peneliti melaksanakan penelitian ”Pengembangan Kompor Batik Listrik Otomatis Berbasis Mikrokontroller AT89S52 Dengan Kontrol Sudut Fasa Pada Proses Pembuatan Batik Tulis Tradisional “ dengan surat kontrak penelitian nomor : 391/UN48.15/LT/2018.

    DAFTAR PUSTAKA Arif Hendra Nugraha. 2014. “Kompor

    Batik Listrik Otomatis Berbasis Mikrokontroler ATMega8 Dengan Zero Crossing Detector” tersedia http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=76822&obyek_id=4, diakses pada 4 Nopember 2017

    Atmel .2013,“8-Bit Microcontroller

    With 4K Bytes AT89S51 Datahseet”, Tersedia pada http://www.atmel.com/images/do

  • 43

    c2487.pdf. Diakses pada 10 Oktober 2013.

    H.Solichul Hadi, dkk. 2014. ”Sejarah

    dan Teknik Pembuatan Batik “, tersedia http://shadibakri.uniba.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/Sejarah-dan-Proses-Batik-SMG.pdf diakses pada 4 Nopember 2017

    Kurniadi, Edi. 1996. “Seni Kerajinan

    Batik”. Surakarta: SebelasMaret University Press.

    Muhhamad H. Rasyid. 2014. “Power

    Electronics: Circuits, Devices and Applications (4rd Edition) “ tersedia pada http://minitorn.tlu.ee/~jaagup/kool/java/kursused/15/robootika/elektriopik.pdf diakses pada 4 Nopember 2017

    Rachmad Setiawan. 2006.

    “Mikrokontroller MCS-51”, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

    RobertW Erickson. 2001.

    “Fundamentals of Power Electronics” , Kluwer Academic Publishers, New York

    Soemarjadi dkk. 2001. Pendidikan

    Keterampilan. Malang: Universitas Negeri Malang.

    “Spesifikasi Kompor Batik Tulis”,

    tersedia pada https://intranet.batik.go.id/file_lampiran/media/SEKSI_ALIH_TEKNOLOGI_DAN_INKUBASI.pdf diakses pada 4 Nopember 2017

    Texas Instruments, LM 35 tersedia

    http://www.ti.com/lit/ds/symlink/lm35.pdf diakses pada 4 Nopember 2017