PENGEMBANGAN KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPA …digilib.unila.ac.id/31342/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PENGEMBANGAN KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPA …digilib.unila.ac.id/31342/3/SKRIPSI TANPA BAB...
PENGEMBANGAN KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPAPADA MATERI PEMANASAN GLOBAL
(Skripsi)
Oleh
MAHYA ZUHROWATI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
Wahyu Amalia Adinda
ABSTRAK
PENGEMBANGAN KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPA
PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL
Oleh
Mahya Zuhrowati
Telah dilakukan penelitian untuk mengembangkan komik pada materi Pemanasan
Global. Tujuan pengembangan untuk menghasilkan komik yang menarik, mudah,
bermanfaat dan efektif digunakan. Prosedur pengembangan meliputi analisis
kebutuhan, tujuan, pokok materi, sinopsis, naskah awal, produksi prototipe,
evaluasi, revisi, naskah akhir, uji coba, dan produk final yang diadaptasi dari
proses pengembangan media instruksional oleh Sadiman, dkk. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa media yang dikembangkan menarik, mudah untuk
digunakan, dan sangat bermanfaat serta terbukti efektif digunakan sebagai media
pembelajaran yang ditunjukkan sebanyak 86,11 % siswa telah tuntas KKM.
Kata kunci: pengembangan, komik, media pembelajaran, IPA, pemanasan
global
PENGEMBANGAN KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPAPADA MATERI PEMANASAN GLOBAL
OlehMahya Zuhrowati
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan FisikaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Mesuji, pada tanggal 9 Mei 1994, anak keempat dari empat
bersaudara dari pasangan Bapak Supono dan Ibu Kasmirah.
Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 1 Tanjung Menang yang
diselesaikan pada tahun 2006, melanjutkan di MTs Muhammadiyah 1
Purbolinggo Lampung Timur yang diselesaikan pada tahun 2009, dan masuk
MAN 1 Metro yang diselesaikan pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis
diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Ujian Lokal
(Ujian Mandiri).
Pada tahun 2015, penulis melaksanakan Program Kuliah Kerja Nyata-
Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di Pekon Padang Rindu Kecamatan Pesisir
Utara, dan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Pesisir Utara,
Pesisir Barat.
Persembahan
Segala Puji Bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha SempurnaSholawat serta Salam Selalu Tercurah Kepada Uswatun Hasanah Rasulullah
Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda cinta & kasih sayangkukepada:
Bapakku (Supono) dan Ibuku (Kasmirah), yang sangat kucintai, kusayangi, dankuhormati. Terima kasih atas doa, dukungan, nasihat, motivasi serta pengorbananluar biasa yang selama ini diberikan demi kesuksesan dan keberhasilan anaknya.
Kakakku tercinta Wahid Hamdan, Heri Rusli, dan Budi Tri Widodo terima kasih atasmotivasi tiada henti, serta memberikan tamparan semangat yang sangat berarti,
dukungan dan kasih sayang dengan penuh kesabaran selama ini.
Seluruh keluarga besar yang telah memberikan do’a dan dukungannya.
Para pendidik yang telah mengajariku dengan penuh kesabaran.
Semua sahabatku yang begitu tulus menyayangiku, sabar menghadapiku, menerimasemua kekuranganku, sepenuh hati mendukungku. Terima kasih karena kalian
mengajarkanku arti pertemanan sesungguhnya.
Almamater Universitas Lampung tercinta
SANWACANA
Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
Penulis menyadari kekurangan dalam penelitian ini, namun dengan adanya
keterlibatan berbagai pihak yang telah memberikan doa, bantuan, dorongan,
bimbingan, petunjuk, kritik dan saran, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik dan untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung.
2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku wakil Dekan FKIP Universitas
Lampung, dan selaku Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing I yang
telah bersedia membantu, mengoreksi dan memberi masukan agar
terselesaikannya skripsi ini.
3. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
4. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan motivasi
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si., selaku Pembimbing II yang telah
banyak memberikan saran dan kritik yang bersifat positif, motivasi dan
bimbingan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.
iii
6. Bapak Drs. Feriansyah Sesunan, M.Pd., selaku Pembahas atas kesediaan,
bimbingan, motivasi, saran dan kritik dalam memperbaiki penulisan skripsi
ini.
7. Ibu Margaretha S., M.Pd., selaku evaluator uji ahli desain komik
pembelajaran IPA, terima kasih atas waktu dan masukannya.
8. Bapak dan ibu dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang telah
membimbing penulis dalam pembelajaran di Universitas Lampung.
9. Bapak Zulpikar, M.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 3 Jati Agung, Lampung
Selatan, yang telah memberikan izin penelitian.
10. Ibu Mila Sophia, M.Pd., selaku Guru Mitra sekaligus evaluator uji materi
komik sebagai media pembelajaran IPA serta Bapak dan Ibu dewan guru
beserta Staf tata usaha SMP Negeri 3 Jati Agung, Lampung Selatan atas
bantuan dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung.
11. Siswa dan siswi kelas VII dan VIII SMP Negeri 3 Jati Agung atas bantuan
dan kerjasamanya.
12. Kedua orang tuaku, bapak Supono dan ibu Kasmirah yang sangat kucintai,
kusayangi dan kuhormati, terima kasih atas doa, dukungan, nasihat, motivasi
serta pengorbanan luar biasa yang selama ini diberikan demi kesuksesan dan
keberhasilan anaknya.
13. Kakak-kakakku tercinta Wahid Hamdan, Heri Rusli, Budi Tri widodo, Mila
Sophia, Dwi Marinda Puspitasari dan Nuryani Nasution terima kasih atas
motivasi tiada henti, serta memberikan tamparan semangat yang sangat
berarti, dukungan dan kasih sayang dengan penuh kesabaran selama ini.
iv
14. Frandikasyah terima kasih atas kerja samanya, yang telah bersedia untuk
menggabarkan komik sebagai media pembelajaran IPA yang dikembangkan
dalam penelitian ini.
15. Sahabat terbaikku Shelly Efrihani, Wiwin Wina Lestari, Fajria Eka Putri,
Rizky Syarifah Rosiati Hutagalung, Asri Wulandari Arifin, dan Sinta
Alfionita atas dukungan, kebersamaan terindah, semangat, kasih sayang dan
doa.
16. Rekan-rekan seperjuangan, Pendidikan Fisika angkatan 2012 Universitas
Lampung, terimakasih atas waktu dan bantuan kalian semoga kita semua
menjadi orang yang berguna bagi Agama, Bangsa dan Negara.
17. Rekan-rekanku tersayang, di asrama istiqomah Mia Fatma Riasti, Nurul
Chidayati, Nur Amanah Putri, kakak-kakak tercinta Rita Catur Priastuti, Desy
Arshinta, Wiwik Zubaidah, Muji Slamet Lestari, serta adik-adikku yang
mengagumkan, Era Ariyani, Asri Dwita, Lora Nuzulia, Riska Restiani, Febri
Mulyanti, Nong Umi, Rimas Dwi Klara, Nadia Ulfa Annisa, dan Eti Setiawati
yang telah memberikan semangat dan senyum yang sangat berarti.
18. Keluarga baruku TIM KKN-KT Pekon Padang Rindu, Kecamatan Pesisir
Utara, Kabupaten Pesisir Barat, Muhamad Sangaji, Wahyu Dwi Saputra,
Sonny Andreas, Syafira Oktalia, Oktavianti, Evita Prayoga, Nindya Indah
Pertiwi, Indri Puspita, dan Refita Yusup atas kebersamaan yang singkat
namun sangat luar biasa.
19. Rekan-rekan alumni tahun 2012 MAN 1 Metro.
20. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan, semangat serta dorongan dalam penyusunan skripsi ini.
v
Semoga segala kebaikan dapat diterima sebagai pahala oleh Allah SWT. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, akan tetapi sedikit harapan
semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya,
khususnya bagi penulis dalam mengembangkan dan mengamalkan ilmu
pengetahuan. Semoga skripsi ini kedepannya akan bermanfaat. Semoga Allah
SWT meridhoi segala langkah hidup kita.
Bandar Lampung 20 April 2018
Penulis
Mahya Zuhrowati
vi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................................viiiDAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ixDAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah..........................................................................1B. Rumusan Masalah ...................................................................................4C. Tujuan Penelitian.....................................................................................4D. Manfaat Penelitian...................................................................................5E. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................5
II. TINJAUAN PUSTAKAA. Penelitian Pengembangan .......................................................................7B. Belajar .....................................................................................................8C. Pembelajaran IPA Terpadu ...................................................................10D. Media Pembelajaran ..............................................................................12E. Komik Pembelajaran .............................................................................15F. Pemanasan Global .................................................................................18G. Kerangka Berpikir .................................................................................26H. Hipotesis................................................................................................27
III. METODE PENELITIANA. Desain Penelitian...................................................................................28B. Subjek Evaluasi Pengembangan Produk ...............................................29C. Prosedur Pengembangan .......................................................................30
1. Analisis Kebutuhan ........................................................................312. Tujuan.............................................................................................313. Pokok Materi ..................................................................................314. Sinopsis ..........................................................................................325. Naskah Awal ..................................................................................326. Produksi Prototipe ..........................................................................327. Evaluasi ..........................................................................................328. Revisi..............................................................................................359. Naskah Akhir..................................................................................3610. Uji Coba .........................................................................................3611. Komik Final....................................................................................37
vii
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................371. Metode Angket...............................................................................372. Metode Tes Khusus........................................................................38
E. Teknik Analisis Data .............................................................................39F. Desain Produk .......................................................................................42
IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian
1. Analisis Kebutuhan ........................................................................442. Tujuan ............................................................................................453. Pokok Materi..................................................................................454. Sinopsis ..........................................................................................465. Naskah Awal ..................................................................................466. Produksi Prototipe..........................................................................467. Evaluasi..........................................................................................488. Revisi .............................................................................................519. Naskah Akhir .................................................................................5110. Uji Coba .........................................................................................5211. Komik Final ...................................................................................54
B. Pembahasan1. Karakteristik Komik sebagai Media Pembelajaran IPA pada Materi
Pemanasan Global..........................................................................542. Kemenarikan, Kemudahan, dan Kemanfaatan Komik sebagai Media
Pembelajaran IPA pada Materi Pemanasan Global .......................553. Keefektifan Komik sebagai Media Pembelajaran IPA pada Materi
Pemanasan Global..........................................................................564. Kelebihan dan Kekurangan Produk Hasil Pengembangan ............58
V. SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan................................................................................................60B. Saran......................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................62
LAMPIRAN..............................................................................................65
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Kelompok Media Instruksional............................................................. 142.2 Jenis-jenis Gas Rumah Kaca dan Sumbernya....................................... 223.1 Skor Penilaian Terhadap Pilihan Jawaban ............................................ 403.2 Konversi Skor PenilaianMenjadi Nilai Kualitas ................................... 413.3 Deskripsi Desain Produk....................................................................... 434.1 Hasil Uji Ahli Materi ............................................................................ 494.2 Hasil Uji Ahli Desain ............................................................................ 494.3 Komentar, Masukan, atau Saran Perbaikan Uji Satu Lawan Satu ........ 504.4 Hasil Analisis Uji Kelompok Kecil ...................................................... 514.5 Hasil Uji Efektifitas Produk .................................................................. 53
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Komik Pengembagan Karya Surya ...................................................... 182.2 Penyebab Pemanasan Global ............................................................... 212.3 Rumah Kaca (Green house) Menjebak Panas Matahari ...................... 222.4 Proses Keruntuhan Wilkins Ice Shelf.................................................... 232.5 Perubahan Iklim/Cuaca yang Semakin Ekstrem .................................. 242.6 Gelombang Panas yang Semakin Ganas .............................................. 252.7 Mencairnya Gletser Whitechuck .......................................................... 262.8 Kerangka Berpikir ................................................................................ 263.1 Bagan Arus (Stream Chart).................................................................. 303.2 Desain Penelitian One-Shot Case Study............................................... 383.3 Desain produk ...................................................................................... 424.1 Contoh Gambar Hasil Produk yang Dikembangkan ............................ 484.2 Contoh Tampilan Naskah Akhir .......................................................... 52
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Angket Analisis Kebutuhan Guru ............................................................ 662. Angket Analisis Kebutuhan Siswa............................................................ 683. Panduan Penskoran Angket Analisis Kebutuhan...................................... 704. Rekapitulasi Hasil Analisis Kebutuhan ................................................... 745. Desain Komik ........................................................................................... 776. Sinopsis Komik......................................................................................... 797. Naskah Komik .......................................................................................... 838. Instrumen Uji Ahli Materi ........................................................................ 919. Hasil Uji Ahli Materi ................................................................................ 9410. Instrumen Uji Ahli Desain ........................................................................ 9811. Hasil Uji Ahli Desain................................................................................ 10112. Instrumen Uji Satu Lawan Satu ................................................................ 10413. Hasil Uji Satu Lawan Satu ........................................................................ 10714. Instrumen Uji Lapangan ........................................................................... 11115. Hasil Uji Lapangan ................................................................................... 11416. Instrumen Uji Efektifitas........................................................................... 11817. Rekapitulasi Nilai Hasil Uji Efektifitas .................................................... 12018. Silabus....................................................................................................... 12219. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............................................. 12820. Storyboard................................................................................................. 13321. Produk Final ............................................................................................. 137
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan kegiatan paling pokok dalam proses belajar mengajar
manusia. Terutama dalam pencapaian tujuan suatu lembaga pendidikan atau
sekolah. Menurut Riyanto (2009: 6), belajar adalah suatu proses untuk
mengubah performansi yang tidak terbatas pada keterampilan, tetapi juga
meliputi fungsi-fungsi, seperti skill, persepsi, emosi, proses berpikir, sehingga
dapat menghasilkan perbaikan performansi. Hal ini menunjukkan bahwa
berhasil tidaknya suatu pencapaian dalam pembelajaran tergantung
bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh setiap individu.
Dalam upaya pencapaiannya, lembaga pendidikan memerlukan inovasi-
inovasi baru dalam hal media dan strategi pembelajaran sebagai pendukung
tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk mewujudkan hal ini salah satu jalan
alternatifnya adalah dengan pemanfaatan buku pembelajaran yang dapat
dibawa di mana dan kapan saja. Tetapi hal ini tidak dapat dilakukan oleh
siswa karena kebanyakan buku pelajaran yang mereka miliki tidak menarik
minat mereka untuk membaca dan menggali isi buku pelajaran. Sesuai fakta
di SMP Negeri 3 Jati Agung yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian
pendahuluan dengan penyebaran angket kebutuhan yang dilakukan oleh
2
peneliti, menyatakan bahwa buku yang tebal dan dipenuhi dengan tulisan-
tulisan seperti buku teks pada umumnya itu membingungkan, sehingga
menjadi salah satu alasan mereka untuk tidak membaca buku, khususnya
buku Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di jenjang
pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP). IPA terdiri dari Fisika,
Biologi, dan Kimia. Fisika adalah Sains atau ilmu tentang alam. Pada
umumnya materi IPA banyak memiliki rumus yang membuat siswa susah
memahami materi, sehingga siswa kurang tertarik untuk memahami materi
tersebut. Anggapan ini berpengaruh besar terhadap hasil belajar IPA di
tingkat SMP. Hanya siswa yang benar-benar berminat mendalami IPA yang
menunjukkan prestasi belajar yang memuaskan.
Dalam pembelajaran IPA sudah tidak asing lagi dengan kegiatan praktikum
untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi. Kegiatan
praktikum merupakan salah satu wahana pembelajaran IPA dalam
implementasi kurikulum 2013, akan tetapi tidak semua materi pembelajaran
dapat dipraktikumkan karena tidak ada peralatan di laboratorium, khususnya
pada materi pemanasan global. Materi ini sangat penting sehingga diperlukan
media alternatif yang dapat menarik minat siswa untuk mempelajari
pemanasan global.
Menurut Hamalik (2012: 201), media adalah suatu ekstensi manusia yang
memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak
langsung dengan dia. Artinya media tersebut bukan dalam bentuk orang akan
3
tetapi pesan-pesan pembelajaran yang diwujudkan dalam suatu wujud tertentu
seperti buku, modul, atau dalam bentuk media audio visual seperti VCD.
Menanggapi permasalahan tidak adanya peralatan laboratorium, maka salah
satu alternatif yang paling tepat adalah dengan mengembangkan komik
sebagai media pembelajaran.
Komik dapat didefinisikan sebagai sebuah cerita atau pengungkapan ide yang
dituangkan dalam bentuk gambar (Hikmat Dermawan, 2012: 5). Media komik
merupakan salah satu media pembelajaran yang memiliki kelebihan-
kelebihan yang sulit didapatkan dari media lain. Salah satunya media gambar
dapat menyalurkan energi dikarenakan gambar dapat menambah ragam baru
dan mendorong siswa terlibat total dengan pengalaman pelatihannya. Media
pembelajaran komik memang cukup banyak di pasaran, tetapi media
pembelajaran komik untuk mata pelajaran IPA masih kurang.
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilaksanakan di SMP Negeri
3 Jati Agung dengan menggunakan metode penyebaran angket dibagikan
kepada guru IPA dan siswa kelas VIII yang berupa pernyataan Ya atau Tidak.
Hasil analisis kebutuhan keseluruhan siswa diketahui bahwa 58% siswa
menyatakan perlu dikembangkan komik pembelajaran IPA pada materi
Pemanasan Global di SMP Negeri 3 Jati Agung, sedangkan hasil analisis guru
diketahui bahwa 87% guru juga menyatakan perlu dikembangkan komik
tersebut.
4
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan komik
IPA dapat dijadikan sebagai inovasi dalam proses pembelajaran di sekolah,
maka penelitian ini penting dilakukan. Komik IPA dapat membantu siswa
untuk lebih memahami dan memberikan motivasi belajar agar prestasi belajar
siswa meningkat. Oleh Karena itu, telah dilakukan penelitian yang berjudul
“Pengembangan Komik sebagai Media Pembelajaran IPA pada Materi
Pemanasan Global”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
pengembangan ini, yaitu:
1. Bagaimanakah karakteristik komik pembelajaran IPA pada materi
pemanasan global?
2. Bagaimanakah kemenarikan, kemanfaatan, dan kemudahan komik
pembelajaran IPA pada materi pemanasan global?
3. Bagaimanakah tingkat keefektifan komik pembelajaran IPA pada materi
pemanasan global?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pengembangan ini adalah untuk mengetahui ;
1. Mendeskripsikan karakteristik komik pembelajaran IPA pada materi
pemanasan global.
2. Mendeskripsikan kemenarikan, kemanfaatan, dan kemudahan komik
pembelajaran IPA pada materi pemanasan global.
5
3. Mendeskripsikan keefektifan komik pembelajaran IPA pada materi
pemanasan global.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan hasil berupa produk berbentuk komik dalam
pembelajaran IPA pada materi pemanasan global untuk meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa di kelas VII. Sehingga manfaat yang dapat
diperoleh melalui penelitian pengembangan ini adalah:
1. Sebagai media alternatif guna menunjang pembelajaran IPA.
2. Pengembangan komik pembelajaran IPA pada materi pemanasan global
akan membentuk kreativitas dan berfikir kritis siswa dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi di kelas.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Pengembangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengembangan
komik sebagai media pembelajaran IPA pada materi pemanasan global.
2. Metode pengembangan yang digunakan pada penelitian ini adalah
research and development atau penelitian pengembangan. Adapun
langkah-langkahnya yaitu: (1) analisis kebutuhan; (2) tujuan utama; (3)
penyusunan materi; (4) sinopsis; (5) naskah awal; (6) kegiatan produksi;
(7) kegiatan evalusi; (8) revisi; (9) naskah akhir; (10) uji coba produk;
(11) komik final.
6
3. Materi pembelajaran pada penelitian ini yaitu mengenai pemanasan global
kelas VII SMP.
4. Uji coba internal produk penelitian pengembangan terdiri dari uji ahli
desain dan uji ahli isi/materi yang dilakukan oleh dosen Pendidikan Fisika
Universitas Lampung dan guru IPA SMP Negeri 3 Jati Agung.
5. Uji eksternal produk penelitian pengembangan dilakukan pada siswa di
kelas VII SMP Negeri 3 Jati Agung.
6. Subjek uji coba produk penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPA dan
peserta didik.
II.TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian dan Pengembangan
Model penelitian yang banyak digunakan dalam penelitian pendidikan adalah
penelitian dan pengembangan atau lebih dikenal dengan Research and
Development (R&D). Penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan sebuah produk seperti perangkat
pembelajaran dan selanjutnya akan diuji keefektifannya,
Menurut Borg dan Gall (1983: 772) menyatakan,
Penelitian pendidikan pengembangan adalah proses yang digunakanuntuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.Langkah-langkah dari proses ini biasanya disebut sebagai siklusR&D, yang terdiri dari mempelajari temuan penelitian yangberkaitan dengan produk yang akan dikembangkan, mengembangkanproduk berdasarkan temuan ini, bidang pengujian dalam pengaturandimana ia akan digunakan akhirnya, dan merevisinya untukmemperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap mengajukanpengujian.
Berdasarkan pendapat Borg dan Gall dapat disimpulkan bahwa penelitian
dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan sebuah produk tertentu yang selanjutnya akan diuji
keefektifannya.
8
Menurut Sadiman, dkk (2006: 39) proses pengembangan media intruksional,
yaitu:
1. Analisis kebutuhan2. Tujuan3. Pokok materi4. Sinopsis5. Naskah awal6. Produksi prototype7. Evaluasi8. Revisi9. Naskah akhir10. Uji coba11. Final
Berdasarkan penjelasan diatas desain penelitian pengembangan yang akan
digunakan mengadaptasi dari proses pengembangan media menurut Sadiman,
dkk (2006: 39). Pengembang memilih proses tersebut karena selalu
meletakkan langkah revisi setelah tindakan uji dilakukan. Selain itu, uji yang
dilakukan pun bertahap sesuai dengan komponen yang akan diuji secara
spesifik, sehingga revisi lebih terarah sesuai dengan komponen yang diujikan.
B. Belajar
Proses pembelajaran dapat diartikan proses belajar dalam diri siswa yang
terjadi baik secara langsung atau tidak langsung ketika berorientasi dengan
lingkungan atau sumber belajar lain. Dalam hal ini, terlihat kegunaan media
yang membantu proses pembelajaran. Hendaknya media yang disediakan oleh
guru dapat memberikan manfaat, yakni menyediakan suatu kerangka
konseptual untuk materi belajar yang akan dipelajari oleh siswa dan
9
kontekstual (sesuai dengan keadaan saat ini), sehingga mampu membantu
siswa untuk memahami bahan belajar secara lebih mudah.
Belajar dalam prosesnya dapat mengubah tingkah laku seseorang.
Belajar merupakan suatu proses keterampilan dan proses berfikir, belajar
menurut Riyanto (2009: 6) adalah
Suatu proses untuk mengubah performansi yang tidak terbatas padaketerampilan, tetapi juga meliputi fungsi-fungsi, seperti skill,persepsi, emosi, proses berpikir, sehingga dapat menghasilkanperbaikan performansi.
Berdasarkan pernyataan Riyanto di atas dikatakan bahwa belajar merupakan
suatu proses kinerja yang dalam prosesnya meliputi keterampilan,
kemampuaan, persepsi, emosi, dan proses berfikir, sehingga kinerja yang
dihasilkan dapat menjadi lebih baik lagi.
Belajar melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga yang saling berkaitan
dalam menjalankan aktivitas. Belajar menurut Ula (2013: 13) adalah
Sebuah aktivitas yang pada kenyataannya melibatkan dua unsur,yakni jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalandengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Dalam prosesbelajar, unsur jiwa dan raga sangat berperan dan benarbenar terlibat.Jiwa dilibatkan dalam hal pola pikir dan diindikasikan pada sikap,sedangkan raga memegang peranan dalam hal keterampilan,kebiasaan, dan kecakapan.
Berdasarkan pernyataan Ula di atas dapat dikatakan bahwa belajar merupakan
sebuah aktivitas yang peranannya melibatkan jiwa dan raga yang harus
sejalan. Dimana jiwa memegang peranan dalam hal pola pikir dan
diindikasikan pada sikap, sedangkan raga memegang peranan dalam hal
keterampilan, kebiasaan, dan kecakapan.
10
Belajar dapat diperoleh melalui pengalaman. Belajar menurut Hamalik (2012:
27) adalah:
Modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman(learning is defined as the modification or strengthening of behaviorthrought experiencing).
Berdasarkan penjelasan Hamalik di atas dapat dikatakan bahwa belajar
merupakan suatu proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman,
yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu atau juga dapat diartikan sebagai
suatu proses mengumpulkan pengetahuan. Proses perubahan yang terjadi
dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat kita saksikan, kita hanya
mungkin dapat menyaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku
yang tampak.
C. Pembelajaran IPA Terpadu
Pembelajaran IPA terpadu adalah pembelajaran IPA dengan situasi lebih alami
dan situasi dunia nyata, serta mendorong peserta didik membuat hubungan antara
cabang IPA yaitu fisika, kimia, dan biologi. Pembelajaran IPA terpadu dianjurkan
untuk diaplikasikan pada jenjang Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/ MI)
dan Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/ MTs).
Ilmu Pengetahuan Alam menurut Trianto (2010: 136) adalah:
Ilmu Pengetahuan IPA (IPA) merupakan bagian dari IlmuPengetahuan atau Sains yang semula berasal dari bahasa Inggris‘science’. IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis,penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahirdan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan
11
eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu,terbuka, jujur dan sebagainya.
Berdasarkan penjelasan oleh Trianto dapat disimpulakn bahwa Ilmu Pengetahuan
Alam merupakan sekumpulan teori yang tersusun sistematis dan penerapannya
terbatas pada gejala-gejala alam serta berkembang melalui metode ilmiah seperti
observasi dan eksperimen sehingga dapat menumbuhkan sikap ilmiah seperti rasa
ingin tahu, terbuka dan jujur kepada siswa.
Menurut Abruscato (Depdiknas, 2007 : 35) dalam bukunya yang berjudul
Teaching Children Science mendefinisikan tentang sains sebagai:
Pengetahuan diperoleh lewat serangkaian proses yang sistematikguna mengungkap segala sesuatu yang berkaitan dengan alamsemesta.
Dari penjelasan Abruscato dapat disimpulkan bahwa sains adalah ilmu
pengetahuan yang diperoleh melalui proses secara sistematik untuk
mengungkapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan alam semesta.
Menurut Trianto (2010 : 141), hakikat nilai-nilai IPA yang dapat ditanamkan
dalam pembelajaran IPA antara lain:
1. Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematismenurut langkah-langkah metode ilmiah.
2. Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan,mempergunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkanmasalah.
3. Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkanmasalah baik dalam kaitannya dengan pelajaran sains maupundalam kehidupan.
Dari penjelasan Trianto di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat
pembelajaran IPA merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta
12
didik aktif serta berpikir secara teratur dan sistematis, sehingga peserta didik
menjadi terampil dan cakap dalam mengadakan pengamatan serta melakukan
eksperimen untuk memecahkan masalah.
D. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar.
Menurut Briggs (1970) dalam Uno (2007: 114) menyatakan bahwa media
adalah segala bentuk fisik yang dapat menyampaikan pesan serta merangsang
peserta didik untuk belajar.
Penjelasan Briggs dapat dikatakan bahwa media merupakan segala bentuk
fisik yang dapat digunakan dalam menyampaikan pesan dan merangsang
peserta didik agar mau untuk belajar.
Media dapat digunakan untuk menyampaikan isi pesan pembelajaran.
Media menurut Hamalik (2012: 201) yaitu:
Suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhiorang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia.Artinya media tersebut bukan dalam bentuk orang akan tetapi pesan-pesan pembelajaran yang diwujudkan dalam suatu wujud tertentuseperti buku, modul, atau dalam bentuk media audio visual sepertiVCD.
Penjelasan Hamalik dapat disimpulkan bahwa media merupakan alat sebagai
penyampaian pesan yang diwujudkan dalam bentuk buku, modul, VCD, dan
13
bukan dalam bentuk orang. Sehingga untuk menyampaikan pesan tidak perlu
mengadakan kontak langsung.
Media pembelajaran sebagai sumber belajar merupakan komponen dari
sistem instruksional disamping pesan, orang, teknik latar dan peralatan.
Sehingga fungsi media pembelajaran yang utama adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi kondisi dan lingkungan belajar yang
ditata dan diciptakan oleh guru.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pencapaian
pembelajaran sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian isi pesan pembelajaran. Menurut Sadiman, dkk (2006: 16)
media berfungsi untuk:
a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara
murid dengan sumber belajar.d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman
& menimbulkan persepsi yang sama.
Penjelasan Sadiman, dkk dapat disimpulkan bahwa fungsi dari media antara
lain untuk memperjelas pesan, mengatasi keterbatasan ruang, dapat
menimbulkan gairah belajar, dapat belajar mandiri, dan dapat
mempersamakan persepsi.
Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh
guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan. Sebagai contoh media kaset audio, merupakan media auditif yang
14
mengajarkan topik-topik pembelajaran yang bersifat verbal seperti
pengucapan (pronounciation) bahasa asing. Pembuatan media kaset audio ini
termasuk mudah, hanya membutuhkan alat perekam dan narasumber yang
dapat berbahasa asing, sementara itu pemanfaatannya menggunakan alat yang
sama pula.
Media memiliki klasifikasi yang harus dipelajari. Menurut Uno (2007: 36)
salah satu bentuk klasifikasi yang mudah dipelajari adalah:
1. Media yang tidak diproyeksikan, jenisnya model, dan bahangrafis serta realita.
2. Media yang diproyeksikan, jenisnya OHT, Slide dan Opaque.3. Media Audio, jenisnya Audio kaset, audio vision, active audio
vision.4. Media Video, jenisnya video.5. Media berbasis computer, jenisnya Computer Assisted
Instruction (CAI).6. Multimedia kit, jenisnya perangkat praktikum.
Dari penjelasan Uno di atas dapat dikatakan bahwa media merupakan pesan
pembelajaran yang diwujudkan dalam suatu bentuk yang berupa buku siswa,
modul, LKS, atau media audiovisual seperti VCD.
Untuk itu perlu dicermati daftar kelompok media instruksional menurut
Anderson (1976) dalam (http//teguhsatu.wordpress.com/2010/10/26/media-
pendidikan/) dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Kelompok Media InstruksionalNo Kelompok Media Media Instruksional1 Audio pita audio (rol atau kaset)
piringan audio radio (rekamansiaran)
2 Cetak buku teks terprogrambuku pegangan/manualbuku tugas buku lembar kerja
15
No Kelompok Media Media Instruksional3 Audio-Cetak buku latihan dilengkapi kaset
gambar/poster (dilengkapi audio)
4 Proyek Visual Diam film bingkai (slide)film rangkai (berisi pesan verbal)
5 Visual Diam dengan Audio film bingkai (slide)6 Visual Gerak film bisu dengan judul (caption)
7 Visual Gerak dengan Audio film suara , video/vcd/dvd8 Benda model tiruan (mock up)9 Komputer media berbasis computer CAI
(Computer Assisted Instructional)dan CMI (Computer ManagedInstructional)
E. Komik Pembelajaran
Pada awalnya, komik justru dimulai dari comic strip ada dibeberapa koran
atau majalah dimasa lalu, dan seiring dengan perkembangannya, maka komik
tidak lagi dibuat secara comic strip dan untuk temanya sudah tidak cenderung
ke hal lucu lagi, akan tetapi lebih meluas ke tema lainnya, mulai dari aksi
sampai fiksi ilmiah. Seiring perkembangannya, komik yang tadinya khusus
untuk lelucon dan cenderung untuk segmentasi anak-anak mulai
bertransformasi menjadi konsumsi remaja dan dewasa, namanya diberbagai
negara lain juga berubah dari komik menjadi Grafik Novel. Gumelar (2009:2)
Langkah-langkah dalam pembuatan komik Menurut Koendoro (2007:107)
yaitu dengan cara menyusun konsep cerita yang kemudian dituliskan dalam
16
bentuk sinopsis atau langsung ke scenario terlebih dahulu, kemudian
membentuk sket atau pola gambar selanjutnya proses toning, yaitu hasil
gambar akhir yang diteruskan dengan memberikan nuansa, bisa hitam putih
bisa pula warna.
Berdasarkan penjelasan Gumelar dan Koendoro di atas dapat disimpulkan
bahwa komik mulanya merupakan comic stip yang kemudian berkembang
sesuai dengan perkembangan zaman. Untuk memulai pembuatan komik
diperlukan adanya konsep cerita yang dituliskan ke dalam sinopsis dan
selanjutnya dari sinopsis yang ada dibentuklah sket atau pola gambar,
kemudian tahap terakhir adalah toning, yaitu hasil gambar akhir dengan
memberikan nuasa pada komik tersebut.
Komik terdiri dari beberapa jenis. Menurut Ignas (2014: 29), pembagian
komik berdasarkan jenis cerita dibagi menjadi empat macam diantaranya:
1. Komik edukasi. Komik jenis ini memberikan andil yang cukupbesar dalam ranah intelektual dan artistik seni. Keragamangambar dan cerita pada komik menjadikannya sebagai alat ataumedia untuk menyampaiakan pesan yang beragam.
2. Komik promosi (komik iklan). Komik mampu menumbuhkanimajinasi yang selaras dengan dunia anak.
3. Komik wayang adalah komik yang mengisahkan tentang ceritawayang.
4. Komik silat, komik yang berisi tema tema silat yang didominasiadegan pertarungan atau laga.
Penjelasan Ignas tentang jenis komik dapat disimpulkan bahwa komik terdiri
dari beberapa jenis antara lain : komik edukasi, komik promosi, komik
wayang, dan komik silat.
17
Komik agar tampil menarik harus memperhatikan mengenai gambar dan teks,
serta isi cerita. Pembuatan komik Menurut Cloud (2007:1) perlu
memperhatikan beberapa hal dalam proses pembuatan komik yaitu tentang
detail gambar dan teks serta kompossisi keduanya. Dengan memastikan
komik yang dibuat mudah dibaca dan cerita yang dibuat tidak terlalu monoton
atau datar maka komik akan menarik. Membuat variasi atau penggabungan
dari beberapa kondisi perlu dilakukan agar si pembaca tidak cepat merasa
bosan.
Berdasarkan penjelasan Cloud di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
pembuatan komik agar terlihat menarik dan pembaca tidak merasa bosan
dengan cerita yang menoton maka yang perlu diperhatikan yaitu tentang
detail gambar dan teks serta komposisi keduanya.
Komik tidak hanya sebagai media hiburan saja, tapi juga media edukatif yang
sangat baik untuk diberikan kepada murid. Banyak komik yang telah
diciptakan para komikus. Dari berbagai bidang pelajaran yang dibuat, salah
satunya adalah komik fisika. Beberapa komik fisika yang telah dibuat untuk
dijadikan sebagai media pembelajaran diantaranya adalah komik Kartun
Fisika karya Larry Gonick dan Art Huffman, Komik Lad Initio karya Nick
D. Kim, Komik Calvin and Hobbes karya William Boyd Watterson, Komik
Nano Sciencetoons karya Pradeep Srivastava, Komik The Adventures of
Archibald Higgins karya Jean and Pierre Petit, dan komik Fisika itu Asyik
karya fisikawan Indonesia Yohanes Surya.Tatalovic (2010: 2-4)
18
Gambar 2.1. Komik pembelajaran karya Surya (2007)
Sementara itu, selain komik diatas terdapat juga komik yang menggunakan
foto sebagai dasar gambarnya, yang disebut dengan Fotonovela. Fotonovela
adalah sebuah gaya cerita yang dituang dalam balon-balon kata di bagian atas
atau bawah sebuah rangkaian foto. Matiella (2007: 1). Teknik pengambilan
gambar yang baik dalam dunia fotografi menentukan kualitas komik yang
dihasilkan nantinya.Ketepatan dalam tata ruang dan tata cahaya dalam foto
tersebut, menjadikan suatu Fotonovela semakin menarik dan mudah untuk
dipahami.
F. Pemanasan Global
Pemanasan global adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut,
dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah
meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ± 0.32°F) selama seratus tahun terakhir.
19
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa,
"sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan
abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi
gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-
perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya
intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola
presipitasi (turunnya air dari atmosfer, misal hujan, salju). Akibat-akibat
pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya
gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan. Sebagian besar pemerintahan
negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol
Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Protokol Kyoto adalah kesepakatan internasional Konvensi Kerangka Kerja
PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC atau FCCC), yang ditujukan untuk
melawan pemanasan global. UNFCCC adalah perjanjian lingkungan hidup
internasional dengan tujuan mencapai “stabilisasi konsentrasi gas rumah kaca
di atmosfer pada tingkat yang akan mencegah gangguan antropogenik yang
berbahaya dengan sistem iklim.”
Protokol Kyoto awalnya diadopsi pada tanggal 11 Desember 1997 di Kyoto,
Jepang, dan mulai berlaku pada tanggal 16 Februari 2005. Pada April 2010,
191 negara telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto.
20
1. Penyebab dan Mekanisme Pemanasan Global
Segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari.
Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek,
termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan bumi, ia
berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi.
Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan
kembali sisanya. Sebagian dari panas ini memantul sebagai radiasi infra
merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun, sebagian lagi tetap
terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah
kaca, antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi
perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan
kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas
tersebut akan tersimpan di permukaan bumi.
Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata
tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana
kaca dalam rumah kaca (green house). Dengan makin meningkatnya
konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, makin banyak panas yang
terperangkap di bawahnya. Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat
dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena
tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-
rata sebesar 15°C (59°F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33°C (59°F)
dengan efek rumah kaca (tanpanya suhu bumi hanya-18°C sehingga es
akan menutupi seluruh permukaan bumi). Akan tetapi saat ini jumlah gas-
21
gas tersebut telah berlebih di atmosfer, sehingga mengakibatkan
terjadinya pemanasan global.
Gambar 2.2. Penyebab pemanasan globalSumber: pintarbiologi.com
2. Mengapa disebut "Gas Rumah Kaca"?
Atmosfer bumi terdiri atas bermacam-macam gas dengan fungsi yang
berbedabeda. Kelompok gas yang menjaga suhu permukaan bumi agar
tetap hangat dikenal dengan istilah “gas rumah kaca”. Disebut gas rumah
kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip dengan
cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di
dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat. Dengan begitu,
tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena
memiliki panas matahari yang cukup.
Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah karbon dioksida
(CO2), metana (CH4), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas
PenyebabPemanasan
Global
22
yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Setiap gas
rumah kaca memiliki efek pemanasan global yang berbeda-beda.
Gambar 2.3. Rumah Kaca/Greenhouse menjebak panas matahariSumber: greenhouse.tutorvista.com
Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2.
Contoh sebuah molekul metan menghasilkan efek pemanasan 23 kali dari
molekul CO2. Molekul NO menghasilkan efek pemanasan sampai 300
kali dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons (CFC)
ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2.
Tabel 2.2. Jenis-jenis gas rumah kaca dan sumbernyaGas Rumah Kaca Sumber
Karbon dioksida (CO2) Pembakaran bahan bakar fosil di sektorenergi, industri, transportasi, deforestasi,pertanian
Metana (CH4) Pertanian, perubahan tata lahan,pembakaran biomassa, tempatpembuangan akhir sampah
Nitroksida (N2O) Pembakaran bahan bakar fosil, industri,pertanian
Hidrofluorokarbon (HFC) Industri manufaktur, industri pendingin(freon), penggunaan aerosol
23
Gas Rumah Kaca SumberPerfluorokarbon (PFC) Industri manufaktur, industri pendingin
(freon), penggunaan aerosolSulfurheksafluorida (SF6) Transmisi listrik, manufaktur, industri
pendingan (freon), penggunaan aerosol
3. Dampak Pemanasan Global
a) Mencairnya Es di Kutub
Pemanasan global berdampak langsung pada terus mencairnya es di
daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan. Es di Greenland yang telah
mencair hampir mencapai 19 juta ton. Volume es di Artik pada musim
panas 2007 hanya tinggal setengah dari yang ada 4 tahun sebelumnya.
Baru-baru ini sebuah fenomena alam kembali menunjukkan betapa
seriusnya kondisi ini. Pada tanggal 6 Maret 2008, sebuah bongkahan
es seluas 414 kilometer persegi (hampir 1,5 kali luas kota Surabaya)
di Antartika runtuh.
Gambar 2.4. Proses keruntuhan Wilkins Ice ShelfSumber: pintarbiologi.com
24
b) Meningkatnya Level Permukaan Laut
Mencairnya es di Kutub Utara dan Kutub Selatan berdampak langsung
pada naiknya level permukaan air laut. Para ahli memperkirakan
apabila seluruh Greenland mencair, level permukaan laut akan naik
sampai dengan 7 meter. Cukup untuk menenggelamkan seluruh
pantai, pelabuhan, dan dataran rendah di seluruh dunia.
c) Perubahan Iklim yang Makin Ekstrim
Pola curah hujan berubah-ubah tanpa dapat diprediksi sehingga
menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi kekeringan di tempat yang
lain. Topan dan badai tropis baru akan bermunculan dengan
kecenderungan makin lama makin kuat. Panasnya suhu di sekitar kita
belakangan ini. Kita juga dapat melihat betapa tidak dapat
diprediksinya kedatangan musim hujan ataupun kemarau yang
mengakibatkan kerugian bagi petani karena musim tanam yang
seharusnya dilakukan pada musim kemarau ternyata malah hujan.
Kasus-kasus badai ekstrim yang belum pernah melanda wilayah-
wilayah tertentu di Indonesia. Tahun-tahun belakangan ini kita makin
sering dilanda badai-badai.
Gambar 2.5. Perubahan iklim/cuaca yang makin ekstrimSumber: vintchenology.com Commons.wikipedia.org
25
d) Gelombang Panas Yang Semakin Meningkat
Pemanasan global mengakibatkan gelombang panas menjadi makin
sering terjadi dan makin kuat. Gelombang panas ini juga
menyebabkan kekeringan parah dan kegagalan panen merata. Melalui
pengamatan dan dari apa yang kita rasakan sehari-harinya, kita dapat
juga merasakan betapa panasnya suhu di sekitar. Perhatikan seberapa
sering kita mendengar ataupun mungkin mengucapkan sendiri kata-
kata seperti: “Panas sekali ya hari ini!”
Gambar 2.6. Gelombang panas yang semakin ganasSumber: pemanasanglobal.net
e) Habisnya Gletser sebagai Sumber Air Bersih
Mencairnya gletser-gletser dunia mengancam ketersediaan air bersih
dan pada jangka panjang akan turut menyumbang peningkatan level
air laut dunia. Gletser-gletser dunia saat ini mencair hingga titik yang
mengkhawatirkan. NASA mencatat bahwa sejak tahun 1960 hingga
2005 saja, jumlah gletser-gletser di berbagai belahan dunia yang
hilang tidak kurang dari 8.000 m3. Para ilmuwan NASA kini telah
menyadari bahwa cairnya gletser, cairnya es di kedua kutub bumi,
meningkatnya temperatur bumi secara global, hingga meningkatnya
level air laut merupakan bukti-bukti bahwa planet bumi sedang terus
26
memanas. Dan dipastikan bahwa umat manusialah yang bertanggung
jawab untuk hal ini.
Gambar 2.7. Mencairnya Gletser WhitechuckSumber: enwikipedia.org cn.wikipedia.org.
G. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam pengembangan komik sebagai media pembelajaran
IPA pada materi Pemanasan Global dapat disajikan dalam gambar 2.8.
Gambar 2.8. Kerangka Berpikir
Guru di SMP Negeri 3 JatiAgung belum pernah
menggunakan media komikdalam proses pembelajaran
- Minat baca siswa masihrendah sehingga motivasiuntuk belajar dan pemahamankonsep terhadap materimenurun
- Siswa lebih menyukai bukubacaan bergambar daripadabuku teks
Kebutuhan akan media pembelajaran IPA yang lebih menarikdan dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari sehingga
suasana pembelajaran menyenangkan
Pengembangan komik sebagaimedia pembelajaran IPA pada
materi pemanasan global
Komik mendapat kriteria layak daripakar untuk digunakan sebagai
media pembelajaran IPA di sekolah
Hasil belajar siswa
27
H. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir pada gambar 2.8, hipotesis penelitian
pengembangan komik sebagai media pembelajaran IPA pada materi
Pemanasan Global adalah:
H0 : Komik sebagai media pembelajaran IPA tidak efektif meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi Pemanasan Global.
H1 : Komik sebagai media pembelajaran IPA efektif meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi Pemanasan Global.
III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Pada bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan atau yang lebih
dikenal dengan istilah Research and Development (R&D), merupakan model
penelitian yang banyak digunakan dalam penelitian pengembangan
pendidikan.
Menurut Sugiyono (2012: 407), metode penelitian dan pengembangan
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut, salah satu pengembangan
di bidang pendidikan adalah perangkat pembelajaran.
Borg dan Gall (1983:772) menyatakan,penelitian pendidikan pengembangan
adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi
produk pendidikan. Langkah-langkah dari proses ini biasanya disebut sebagai
siklus R&D, yang terdiri dari mempelajari temuan penelitian yang berkaitan
dengan produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk
berdasarkan temuan ini, bidang pengujian dalam pengaturan dimana ia akan
digunakan akhirnya, dan merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang
ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian.
29
Berdasarkan penjelasan Borg dan Gall dapat disimpulkan bahwa metode
penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan atau membuat sebuah produk tertentu yang selanjutnya
akan dikembangkan dan diuji keefektifannya.
Pengembangan yang dimaksud dalam penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan suatu produk berupa komik sebagai media pembelajaran IPA
pada materi pemanasan global. Penelitian ini dilakukan secara langsung
dalam kegiatan pembelajaran pada siswa kelas VII di SMP Negeri 3 Jati
Agung, Kabupaten Lampung Selatan.
Desain penelitian yang digunakan yaitu memodifikasi proses pengembangan
media instruksional oleh Sadiman, dkk. (2006: 39). Model pengembangan
tersebut meliputi 11 prosedur yaitu: analisis kebutuhan, merumuskan
tujuan, mengembangkan pokok materi, menyusun sinopsis, membuat naskah
awal, memproduksi prototipe, evaluasi, revisi, membuat naskah akhir, uji
coba produk, dan produk final. Model ini dipilih karena, langkah-langkah
pengembangannya lengkap dan sesuai dengan garis besar penelitian
pengembangan media pendidikan, yaitu penelitian yang menghasilkan atau
mengembangkan produk tertentu sesuai dengan standar isi kurukulum 2013.
B. Subyek Evaluasi Pengembangan Produk
Subyek pengembangan produk pada penelitian ini yaitu:
1. Uji ahli bidang isi/ materi yaitu untuk mengevaluasi isi materi pada komik
yang dilakukan oleh dosen Pendidikan Fisika.
30
2. Uji ahli desain dilakukan oleh seorang dosen Program Studi Pendidikan
Fisika untuk mengevaluasi desain komik.
3. Uji satu lawan satu yaitu diambil sampel penelitian 2 orang siswa SMP
Negeri 3 Jati Agung.
4. Uji lapangan yaitu diambil sampel penelitian satu kelas siswa SMP
Negeri 3 Jati Agung dimana sampel diambil dari semua anggota populasi.
C. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan dilaksanakan mengacu pada proses pengembangan
media intruksional oleh Sadiman, dkk (2006:39). Bagan arus proses
pengembangan media intruksional dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Bagan Arus (Stream Chart): Proses PengembanganMediaIntruksional.
AnalisisKebutuhan(Masalah)
ProdukFinal
Tujuan
Sinopsis Naskah Awal
PokokMateri
EvaluasiUji Coba
Revisi
ProduksiPrototipe
NaskahAkhir
31
Berdasarkan gambar 3.1, pengembangan media intruksional dapat diuraikan:
1. Analisis Kebutuhan
Penelitian dapat dilakukan dengan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan
merupakan sebuah proses untuk mendapatkan informasi yang berkaitan
dengan pengembangan komik sebagai media pembelajaran. Dari analisis
kebutuhan ini dapat diketahui bagaimana media yang selama ini tersedia
dalam pembelajaran di sekolah.
Analisis kebutuhan penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Jati Agung
dengan cara penyebaran angket kepada guru IPA dan siswa kelas VIII
yang sudah mempelajari materi pemanasan global sebelumnya.
2. Tujuan
Membuat komik adalah tujuan utama dalam penelitian dan
pengembangan ini. Dimana komik yang akan dibuat nanti berisikan
tentang pembelajaran IPA dengan materi pemanasan global. Tujuan
dirumuskan berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang dilakukan melalui
penyebaran angket analisis kebutuhan siswa dan guru dalam bidang studi
terkait.
3. Pokok Materi
Materi dalam komik pembelajaran IPA ini akan disajikan secara menarik
dan berisikan cerita gambar yang berkaitan dengan materi pemanasan
global . Materi dikutip dari buku IPA SMP/MTs. Materi ini disusun
berdasarkan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), indikator
pembelajaran, dan tujuan pembelajaran.
32
4. Sinopsis
Sinopsis merupakan ringkasan isi cerita. Dengan adanya sinopsis ini,
maka dapat digambarkan tentang bagaimana jalannya cerita yang akan
tersajikan dalam komik pembelajaran IPA tersebut.
5. Naskah Awal
Pada komik pembelajaran, naskah awal berisi tentang gambaran yang
akan disajikan. Naskah ini berisi rancangan produk yang akan dibuat,yang
berupa langkah-langkah dari komik yang akan diproduksi. Oleh karena
itu, untuk mempermudah dalam pembuatan komik, maka harus membuat
naskah awal terlebih dahulu.
6. Produksi Prototipe
Kegiatan produksi ini dilakukan dengan empat tahap. Tahap pertama,
yaitu membuat panel dan lay out tiap halaman komik. Tahap kedua, yaitu
pembuatan garis dasar gambar di dalam panel, garis yang dimaksud yaitu
gambar dasar komik. Tahap ketiga, yaitu pewarnaan garis dasar gambar.
Tahap keempat, yaitu pengisian narasi cerita dalam bentuk balon-balon
teks dalam gambar.
7. Evaluasi
Tahap evaluasi bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian materi yang
disajikan dengan standar kompetensi BSNP, kesesuaian lay out, dan
komponen isi komik. Tahap evaluasi ini meliputi:
33
a. Uji Ahli Materi
Uji ahli materi merupakan evaluasi formatif 1 yang bertujuan untuk
mengevaluasi kelengkapan materi, kebenaran materi, sistematika
materi, dan berbagai hal yang berkaitan dengan materi.
Langkah-langkah dari Prosedur evaluasi formatif 1 yaitu:
1) Menentukan indikator penilaian yang akan digunakan untuk
menilai prototipe 1 yang telah dibuat.
2) Menyusun instrumen evaluasi formatif 1 berdasarkan indikator
penilaian yang telah ditentukan.
3) Melaksanakan evaluasi formatif 1 yang dilakukan oleh ahli isi
materi yang digunakan.
4) Melakukan analisis terhadap hasil evaluasi untuk mendapatkan
materi pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran yang
digunakan.
5) Merumuskan rekomendasi perbaikan berdasarkan analisis hasil
evaluasi formatif 1.
6) Mengkonsultasikan hasil rekomendasi perbaikan yang telah
diperbaiki kepada pembimbing.
Prototipe 1 disempurnakan sesuai rekomendasi perbaikan yang
diperoleh dari ahli isi materi. Hasil perbaikan ini akan diperoleh
prototipe 2.
b. Uji Ahli Desain
Uji ahli desain merupakan evaluasi formatif 2. Evaluasi ini dilakukan
oleh dosen pendidikan fisika. Tujuan evaluasi ini adalah untuk
34
mengetahui ketepatan standar minimal yang diterapkan dalam
penyusunan komik pembelajaran IPA dan juga untuk mengetahui
kemenarikan, kemudahan, dan kebermanfaatan serta keefektifan dari
komik yang akan dikembangkan.
Langkah-langkah dalam prosedur evaluasi formatif 2 yaitu:
1) Menentukan indikator penilaian yang digunakan untuk menilai
prototipe 2 yang telah dibuat.
2) Menyusun instrumen evaluasi formatif 2 berdasarkan indikator
penilaian yang telah ditentukan.
3) Melaksanakan evaluasi formatif 2 yang dilakukan oleh ahli desain
media pembelajaran, dalam hal ini dosen Teknologi Pendidikan.
4) Melakukan analisis terhadap hasil evaluasi formatif 2 untuk
memperoleh desain paket pembelajaran yang lebih baik.
Merumuskan rekomendasi perbaikan berdasarkan hasil evaluasi
formatif 2.
5) Mengkonsultasikan hasil rekomendasi perbaikan yang telah
diperbaiki kepada pembimbing.
c. Uji Satu Lawan Satu
Tahap evaluasi ini dilakukan dengan memilih 3 orang siswa atau lebih
untuk mengetahui kemenarikan, kemudahan dan kebermanfaatan dari
komik yang akan dikembangkan.
Prosedur pelaksanaanya uji satu lawan satu yaitu:
35
1) Menjelaskan kepada siswa tentang media baru yang dirancang dan
ingin mengetahui bagaimana reaksi siswa terhadap media yang
sedang dibuat.
2) Mengusahakan agar siswa bersikap rileks dan bebas
mengemukakan pendapatnya tentang media tersebut.
3) Memberikan instrumen uji satu lawan satu yang berisi tentang
komponen media yang dibuat.
4) Mencatat waktu yang diperlukan siswa untuk mempelajari materi
dalam media tersebut.
5) Merumuskan rekomendasi perbaikan berdasarkan hasil uji satu
lawan satu.
6) Mengkonsultasikan hasil rekomendasi perbaikan yang telah
diperbaiki kepada pembimbing.
d. Uji Kelompok Kecil
Tahap evaluasi ini dilakukan pada siswa SMP Negeri 3 Jati Agung
kelas VII. Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
kemenarikan, kemudahan, dan kebermanfaatan, serta keefektifan dari
komik yang akan dikembangkan dilihat melalui hasil belajar dari
siswa tersebut.
8. Revisi
Setelah melakukan evaluasi yang meliputi uji ahli materi, uji ahli desain,
uji satu lawan satu, dan uji kelompok kecil, selanjutnya dilakukan
perbaikan atau revisi dari komik yang akan dikembangkan.
36
9. Naskah Akhir
Berdasarkan hasil dari evaluasi dan dilakukan revisi dari naskah awal
pengembangan, selanjutnya maka naskah awal menjadi naskah akhir
yangsiap diproduksi kembali untuk dilakukan uji coba produk.
10. Uji Coba
Uji coba produk yang dilakukan yaitu, uji lapangan.Uji lapangan ini
merupakan tahap terakhir dari evaluasi formatif yang perlu dilakukan. Uji
lapangan dilakukan kepada satu kelas sampel, yaitu sebanyak 36 orang
siswa. Uji lapangan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemenarikan,
kemudahan, dan kebermanfaatan, serta keefektifan dari komik yang akan
dikembangkan. Setelah pembelajaran selesai siswa diberikan post test.
Hasil uji lapangan akan di analisis untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan produk. Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah keberhasilan siswa memperoleh nilai KKM yang ditetapkan oleh
sekolah setelah menggunakan komik pembelajaran IPA.
Prosedur pelaksanaannya yaitu:
1) Menjelaskan kepada siswa tentang media pembelajaran yang akan
digunakan dan tujuan kegiatan uji coba serta mekanisme
pelaksanaannya.
2) Melaksanakan pembelajaran secara konvensional. Isi pembelajaran
yang disampaikan minimal tujuan pembelajaran yang ada pada media
yang dikembangkan.
37
3) Memberikan waktu bagi siswa untuk menggunakan komik
pembelajaran yang telah dibuat.
4) Meminta siswa mengerjakan soal post test untuk mengetahui tingkat
tujuan yang dapat tercapai.
5) Membagikan kuesioner dan meminta siswa mengisinya. Kuesioner
yang dibagikan yaitu untuk mengetahui kemenarikan, kemudahan, dan
kemanfaatan media sebagai sumber belajar.
6) Menganalisis hasil uji lapangan untuk melihat kekurangan dan
kelebihan komik pembelajaran yang digunakan.
11. Komik Final
Setelah tahap demi tahap dilalui maka diperoleh produk akhir dari
pengembangaan berupa komik pembelajaran IPAyang efektif sebagai
bahan pembelajaran.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian pengembangan ini, digunakan dua metode pengumpulan
data,yaitu:
1. Metode Angket
Metode angket digunakan untuk menganalisis kebutuhan guru dan siswa
dalam penelitian pendahuluan. Berdasarkan hasil angket analisis
kebutuhan disimpulkan bahwa pengembangan media pembelajaran
berupa komik pembelajaran IPA pada materi pemanasan global perlu
untuk dikembangkan.
38
Angket juga digunakan sebagai instrumen dalam uji ahli desain dan ahli
materi serta uji satu lawan satu terhadap produk yang dikembangkan.
Angket uji ahli digunakan untuk menilai dan mengumpulkan data tentang
kelayakan produk berdasarkan sesuai atau tidaknya produk yang
dihasilkan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran. Sedangkan
angket respon pengguna dilakukan melalui uji satu lawan satu digunakan
untuk mengumpulkan data tingkat kemenarikan, kemudahan, dan
kemanfaatan produk.
2. Metode Tes Khusus
Metode ini digunakan untuk mengetahui keefektifan produk yang
dihasilkan sebagai media pembelajaran. Tes khusus dalam penelitian ini
menggunakan desain penelitian one-shot case study, yaitu memberikan
perlakuan tertentu pada subjek, kemudian dilakukan pengukuran terhadap
variabel tanpa adanya kelompok pembanding dan tes awal. Desain
penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.3 Desain Penelitian One-Shot CaseStudy dalam Setyosari(2012: 174)
Dimana X adalah perlakuan terhadap produk yang diuji, dan O adalah
observasi mengenai hasil dari perlakuan tersebut. Tes khusus ini
dilakukan oleh satu kelas sampel siswa kelas VII SMP Negeri 3 Jati
Agung. Pada tahap inisiswa diberi kesempatan untuk memanfaatkan
komik sebagai bahan sekaligus media pembelajaran, kemudian siswa
X O
39
diberi soal post test. Hasil post test dianalisis ketercapaian tujuan
pembelajaran sesuai dengan nilai KKM yang harus terpenuhi.
E. Teknik Analisis Data
Data hasil analisis kebutuhan yang diperoleh dari guru dan siswa melalui
pemberian angket yang digunakan untuk menyusun latar belakang dan
mengetahui tingkat keterbutuhan mengenai produk yang dikembangkan. Data
hasil identifikasi kebutuhan ini kemudian digunakan untuk menentukan
spesifikasi produk yang mungkin dikembangkan. Data kesesuaian desain dan
materi pembelajaran pada produk diperoleh dari ahli materi dan ahli desain
melalui uji ahli/validasi ahli produk.
Data kesesuaian tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan
produk yang dihasilkan. Data kemenarikan, kemudahan penggunaan, dan
kemanfaatan produk diperoleh melalui uji satu lawan satu kepada pengguna
secara langsung. Selanjutnya data tingkat keefektifan produk diperoleh
melalui tes pada tahap uji coba lapangan. Tahap uji coba lapangan dilakukan
dengan memberikan kesempatan siswa untuk menggunakan media komik
yang dikembangkan.
Analisis data berdasarkan instrumen uji ahli, uji satu lawan satu dan uji
kelompok kecil dilakukan untuk menilai sesuai atau tidaknya produk yang
dihasilkan sebagai suplemen pembelajaran. Instrumen uji ahli oleh ahli desain
dan ahli isi atau materi pembelajaran, memiliki 2 pilihan jawaban sesuai
konten pertanyaan, yaitu: “ya” dan “tidak”. Revisi dilakukan pada konten
40
pertanyaan yang diberi pilihan jawaban “tidak”, atau para ahli memberikan
masukan khusus terhadap media/prototipe yang sudah dibuat
Data kemenarikan produk diperoleh dari siswa sebagai pengguna pada tahap
uji coba satu lawan satu. Angket respon terhadap penggunaan produk untuk
uji kemenarikan yang ditujukan kepada siswa kelas VII memiliki empat
pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan, yaitu “sangat menarik”, “menarik”,
“kurang menarik”, dan “tidak menarik’. Sedangkan untuk memperoleh data
kemudahan produk memiliki empat pilihan jawaban, yaitu : “tidak mudah”,
”cukup mudah”, ”mudah”, dan “sangat mudah” dan untuk memperoleh data
kemanfaatan produk memiliki empat pilihan jawaban, yaitu “tidak
bermanfaat”, “kurang bermanfaat”, “bermanfaat”, dan “sangat bermanfaat”.
Masing-masing pilihan jawaban memiliki skor berbeda yang mengartikan
tingkat kesesuaian produk bagi pengguna. Penilaian instrumen total dilakukan
dari jumlah skor yang diperoleh dibagi dengan jumlah total skor kemudian
hasilnya dikalikan dengan banyaknya pilihan jawaban. Skor penilaian dari
tiap pilihan jawaban ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Skor Penilaian Terhadap Pilihan JawabanPilihan Jawaban Skor
Sangat Menarik Sangat Mudah Sangat Bermanfaat 4
Menarik Mudah Bermanfaat 3
Kurang Menarik Kurang Mudah Kurang Bermanfaat 2
Tidak Menarik Tidak Mudah Tidak Bermanfaat 1
Instrumen yang digunakan memiliki 4 pilihan jawaban, sehingga skor
penilaian total dapat dicari dengan menggunakan rumus:
41
Skor penilaian = 4a. Hasil dari skor penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dari
sejumlah sampel uji coba dan dikonversikan ke pernyataan penilaian untuk
menentukan kualitas dan tingkat kemanfaatan produk yang dihasilkan
berdasarkan pendapat pengguna. Pengkonversian skor menjadi pernyataan
penilaian ini dapat dilihat dalam Tabel 3.2
Tabel 3.2 Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitasdalam Suyanto (2009: 20)
SkorPenilaian
RerataSkor Klasifikasi
4 3,26 - 4,00 Sangat Baik
3 2,51 – 3,25 Baik
2 1,76 – 2,50 Kurang Baik
1 1,01 – 1,75 Tidak Baik
Selain diberikan angket pada ujicoba pemakaian juga diberikan soal
evaluasi. Soal evaluasi ini diberikan setelah pengguna (siswa)
menggunakan produk yang telah dibuat. Data hasil evaluasi digunakan
untuk mengukur tingkat efektifitas media pembelajaran. Adapun hipotesis
yang akan diuji adalah:
H0 : Komik sebagai media pembelajaran IPA tidak efektif meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi pemanasan global .
H1 : Komik sebagai media pembelajaran IPA efektif meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi pemanasan global .
Sebagai pembanding apakah produk yang dibuat eektif atau tidak sebagai
media pembelajaran, digunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
mata pelajaran IPA Terpadu SMP Negeri 3 Jati Agung.
42
H1 diterima, apabila >75% nilai siswa yang diberlakukan pada ujicoba
telah mencapai KKM pada mata pelajaran IPA.
H1 ditolak, apabila ≤75% nilai siswa yang diberlakukan pada ujicoba telah
mencapai KKM pada mata pelajaran IPA.
F. Desain Produk
Dalam penelitian pengembangan ini perlu dilakukan terlebih dahulu
spesifikasi desain produk. Desain produk dari pengembangan komik
pembelajaran pada materi pemanasan global seperti pada gambar 3.3.
Gambar 3.3 Desain produk
Sisi Depan
Cover/Sampul
Pengenalan Tokoh
Kegiatan Pembelajaran
Masalah
Sajian materi singkat
Isi
Pesan singkat
Riwayat penulis secara singkat
Pemahaman konsep
Sisi Belakang
43
Komik sebagai media pembelajaran pada materi pemanasan global yang dimaksud
adalah suatu media pembelajaran dengan sajian cerita bergambar yang di
dalamnya memuat materi pemanasan global untuk siswa SMP kelas VII semester
genap. Penjelasan dari desain produk pada gambar 3.3 dapat dilihat pada tabel
3.3.
Tabel 3.3 Deskripsi desain produk.No Komponen Desain Deskripsi
A Sisi Depan
1 Cover Cover terdiri dari judul, tulisan dangambar-gambar yang berhubungandengan pengetahuan siswa.
2 Pengenalan Tokoh Pengenalan tokoh memuat gambarserta nama tokoh yang terdapatpada komik.
B Isi
3 Kegiatan Pembelajaranmencakup:
Memuat permasalahan awal untukmemancing pengetahuan awalsiswaMemuat Materi-materipembelajaran yaitu sebab akibatdari pemanasan globalAspek pengetahuan atau evaluasitentang materi yang telah dipelajari
C Sisi Belakang
4 Pesan Singkat Memuat pesan-pesandikembangkannya komik
5 Riwayat Penulis Disajikan secara singkat yangdiperlukan sebagai data dari komikyang telah dibuat
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai komik sebagai media
pembelajaran IPA pada materi pemanasan global, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa:
1. Komik pembelajaran IPA yang dikembangkan ini mempunyai
karakteristik yaitu komik dikemas secara proporsional serta bersifat
humor dengan bahasa yang digunakan merupakan bahasa percakapan
sehari-hari, penyampaian cerita dengan teks verbal dan nonverbal
ditampilkan ke dalam bentuk panel-panel secara sistematis. Komik yang
dikembangkan berisi materi tentang pemanasan global, sehingga dalam
penyajian materi dalam komik sesuai dengan fakta dan berita terbaru yang
dikemas dengan gambar dalam bentuk buku full colour.
2. Komik sebagai media pembelajaran pemanasan global menurut siswa
menarik, mudah digunakan, dan sangat bermanfaat.
3. Komik IPA pada materi pemanasan global yang dikembangkan efektif
digunakan sebagai media pembelajaran IPA, dapat dilihat dari hasil uji
keefektifan produk kelas VII SMP Negeri 3 Jati Agung mencapai 86,11%
61
B. Saran
Saran dari penelitian pengembangan ini adalah:
1. Bagi guru perhatikan secara seksama kondisi siswa baik internal ataupun
eksternal agar materi yang akan disampaikan dapat tersampaikan secara
merata kepada seluruh siswa.
2. Bagi siswa sebaiknya dalam membaca media komik ini secara berurutan
(sistematis) dikarenakan setiap panel saling berhubungan satu sama lain,
sehingga keseluruhan materi pemanasan global dapat dengan mudah
dimengerti oleh siswa.
3. Bagi siswa media komik ini dapat digunakan secara mandiri maupun
kelompok.
4. Komik pembelajaran ini dapat dikembangkan pada materi lain yang lebih
luas yaitu kompetensi dasar yang lain dengan waktu pengembangan yang
lebih lama, sehingga cakupan materi lebih luas. Waktu penelitian yang
lebih lama mendukung maksimalnya pembuatan desain serta revisi
produk, sehingga produk yang dihasilkan menjadi lebih berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Adinata, Wayan. 2015. Pengembangan Komik Pembelajaran Fisika BerbasisDesain Grafis. [Online]. Jurnal Pembelajaran Fisika, Volume 3 No. 5.Available: http://id.portalgaruda.org/, diakses pada 7 November 2017.
Anderson. 1976. Media dan Sumber Belajar. [Online], (http//teguhsatu.wordpress.com/2010/10/26/media-pendidikan/). Diakses tanggal 25Februari 2016.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik EdisiRevisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta.
Borg, D. Walter, Joyce P.Gall & Meredith D. Gall. 2003. Educational ResearchAn Introduction. Boston. Perason Education, Inc.
Depdiknas. 2007. Kapita Selekta Pembelajaran . Banjarmasin : KerjasamaDepdiknas dengan FKIP UNLAM.
Dermawan, Hikmat. 2012. How To Make Comics: Menurut Para Master Dunia.Bandung: Plotpoint Publishing.
Gumelar, M.S. 2009. Comic Making Part 1. [Online], (http://reeyaw.files.wordpress.com/2010/03/comic.pdf). Diakses pada 25 Februari 2016.
Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hikmat, Dermawan. 2012. How To Make Comics: Menurut Para Master Dunia.Bandung: Plotpoint Publishing.
Ignas. 2014. Membuat Komik Strip Online Gratis. Yogyakarta: ANDI.
Koendoro Dwi. 2007. Yuk Bikin Komik. Bandung: DAR! Mizan.
63
Lova, Ridhatul Rahayu., Mades Fifendy., & Sudirman. 2013. PengembanganMedia Pembelajaran Berupa Komik Biologi pada Materi SistemPencernaan Makanan untuk Siswa kelas XI IPA. [Online] JurnalMahasiswa Pendidikan Biologi Genap 2013-2014, Volume 2 No. 2.Available: http://id.portalgaruda.org/, diakses pada 7 November 2017.
Matiella, Ana Consuelo. 2007. What is Fotonovela. [Online], (www.fotonovelacompany.com/What_is_a_Fotonovela_(Web).pdf). Diakses tanggal 09Maret 2016.
McCloud, Scott. 2008. Membuat komik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Kencana.
Sadiman, Arief, Haryono, Anung, dan Rahardjito. 2006. Media Pendidikan.Jakarta: Puteskom dan Raja Grfindo Persada.
Sari, Rika mona., Renny Risdawwati., & Rina Widiana. 2014. PengembanganMedia Pembelajaran Berbentuk Komik pada Materi Sistem Saraf padaManusia dalam Mata Pelajaran Biologi untuk SMP. [Online] JurnalPendidikan Biologi, Volume 1 No. 1, available: http://id.Portalgaruda.org/,diakses pada 7 November 2017.
Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.Jakarta: PT Rhineka Cipta.
Shaltout, mahmoud. 2016. Peda-Cemical: A Personal Account of Comics inEducation. [Online] Journal of Pedagogic Development, Volume 6 No. 2,Available: http://journals.beds.ac.uk/, diakses 7 November 2017.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suyanto, Eko Dan Sartinem. 2009. Pengembangan Contoh Lembar Kerja FisikaSiswa Dengan Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustakadan Keterampilan Proses untuk SMA Negeri 3 Bandar Lampung.Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2009. Bandar Lampung:Universitas Lampung.
64
Tatalovic, Mico. 2010. Science Comics and Cartoons.[Online], (www.scienceinschool.org/repository/docs/issue14_web.pdf). Diakses tanggal 09 Maret2016.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Widodo, Wahono dkk. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas VII.Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.