Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Melalui Metode Pemberian Tgugas Melipat Kertas

download Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Melalui Metode Pemberian Tgugas Melipat Kertas

of 100

Transcript of Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Melalui Metode Pemberian Tgugas Melipat Kertas

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS MELIPAT KERTAS PADA SISWA KELOMPOK B3 TK AISYIYAH 01 KESUGIHAN KABUPATEN CILACAP

TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Mencapai Derajat Sarjana S.1Program Studi PG - PAUD

Disusun Oleh :

Maryatun Kiftiyah

NIM : 080 111 0028

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2010

i

HALAMAN PERSETUJUAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS MELIPAT KERTAS PADA SISWA KELOMPOK B3 TK AISYIYAH 01 KESUGIHAN KABUPATEN CILACAP

TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Nama : Maryatun Kiftiyah

NIM : 080 111 0028

Diperiksa dan disetujui oleh :

Pembimbing IPembimbing II

Drs. JOHNI DIMYATI, MMYUKI WIDIASARI, S. Sos, M.ANIP. 19521111 198003 1 005NIK. 2160434

ii

SKRIPSI BERJUDUL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS MELIPAT KERTAS PADA SISWA KELOMPOK B3 TK AISYIYAH 01 KESUGIHAN KABUPATEN CILACAP

TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Dipersiapkan dan disusun oleh : Maryatun Kiftiyah

080 111 0028

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal : 5 Agustus 2010

Dan telah dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan mendapat gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru PAUD

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Susunan Dewan Penguji

Ketua: Drs. JOHNI DIMYATI, M.M(......................)

NIP. 19521111 198003 1 005

Anggota I:ANITA ROSALINA, ST,M.Pd(......................)

NIK. 2160433

Anggota II: MELATI ISMI HAPSARI, M.Psi .Psi(......................)

NIK. 2160435

Anggota III:YUKI WIDIASARI, S.Sos,M.A(......................)

NIK. 2160434

Purwokerto, 5 Agustus 2010

Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan

Dekan

Drs. JOKO PURWANTO, M.Si

NIK. 2160075

iii

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama:Maryatun KiftiyahNIM:080 111 0028Program Studi:PG PAUDFakultas/ Universitas: FKIP / Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Menyusun Skripsi dengan Judul :

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS MELIPAT KERTAS PADA SISWA KELOMPOK B3 TK AISYIYAH 01 KESUGIHAN KABUPATEN CILACAP TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya tulis saya sendiri dan bukan dibuatkan orang lain atau jiplakan atau modifikasi karya orang lain.

Bila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang sudah saya peroleh.

Purwokerto, 5 Agustus 2010

Yang menyatakan

MARYATUN KIFTIYAH

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Muliakanlah anak-anakmu dan didiklah mereka dengan baik (Al Hadits)

Tiada suatu pemberianpun yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik

(Al Hadits)

Persembahan untuk : 1. Suami tersayang; 2. Bapak dan Ibu tercinta;

3. Anak-anak tersayang

-Diana Elsa Umie

-Nurlia Ulfa Laely

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohiim

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diberi judul :

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melipat Kertas Pada Siswa

Kelompok B 3 Dengan Metode Pemberian Tugas

Tugas dan laporan ini disusun untuk melengkapi syarat-syarat mencapai derajat Sarjana S.1 FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Harapan penulis semoga dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar di TK Aisyiyah 01 Kesugihan Cilacap.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari kesempurnaan, namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto;

Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto;

Kaprodi PG PAUD Universitas Muhammadiyah Purwokerto;

Drs. Joni Dimyati, MM selaku Pembimbing I;

Yuki Widiasari, S.Sos, MA selaku Pembimbing II;

Kepala TK AISYIYAH 01 Kesugihan;

vi

4. Rekan-rekan guru TK AISYIYAH 01 Kesugihan.

Segala bentuk bantuan yang telah diberikan merupakan suatu amal dan semoga mendapat balasan kebaikan dari Alloh SWT. Penulis menyadari penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan laporan ini.

vii

ABSTRAK

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Metode Pemberian Tugas Melipat Kertas Pada Siswa Kelompok B3 Tk Aisyiyah 01 Kesugihan Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2009 / 2010

Anak Taman Kanak-Kanak dalam perkembangan fisiknya sangat berkaitan

denganperkembangan motorik anak. Motorik merupakan perkembangan

pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan syaraf, otot dan otak. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus. Motorik halus merupakan gerakan yang menggunakan otot-otot halus sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada Semester II dengan subyek penelitian adalah siswa kelompok B3 TK Aisyiyah 01 Kesugihan dengan jumlah 14 siswa dengan rincian 13 laki-laki dan1 perempuan. Dalam penelitian ini penelitian data menggunakan beberapa cara yaitu, dokumentasi, observasi dan tanya jawab. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif prosentase.

Hasil data kegiatan dalam kemampuan motorik halus pada siklus I 3 (tiga) kali pertemuan yang berhasil dengan mandiri sebanyak 9 siswa (64,3%). Sedangkan pada siklus II dengan pertemuan 3 (tiga) kali yang berhasil dengan mandiri sebanyak 13 siswa (92,9%)

Kata Kunci : Motorik Halus, Melipat Kertas.

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDULi

HALAMAN PERSETUJUANii

HALAMAN PENGESAHANiii

HALAMAN PERNYATAANiv

HALAMAN MOTTO & PERSEMBAHANv

KATA PENGANTARvi

ABSTRAKviii

DAFTAR ISIix

DAFTAR TABELxi

DAFTAR LAMPIRANxii

BAB I PENDAHULUAN1

A. Latar Belakang Masalah1

B. Perumusan Masalah4

C. Tujuan Penelitian4

D. Manfaat Penelitian5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA6

A. Motorik Halus6

B. Melipat Kertas16

C. Metode Pemberian Tugas18

D. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus dengan Metode Pemberian

Tugas Melipat Kertas24

ix

E. Kerangka Berpikir25

F. Hipotesis25

G. Evaluasi26

BAB III METODE PENELITIAN29

A. Waktu dan Tempat Penelitian29

B. Subyek Penelitian29

C. Prosedur Penelitian29

D. Teknik Pengumpulan Data34

E. Metode Analisis Data35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN37

A. Deskripsi Per Siklus37

B. Hasil38

1. Deskripsi Hasil Siklus I38

2. Deskripsi Hasil Siklus II43

C. Pembahasan45

BAB V SIMPULAN DAN SARAN49

A. Simpulan49

B. Saran50

C. Tindak Lanjut50

DAFTAR PUSTAKA51

LAMPIRAN

x

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Sistem Penilaian16

2. Hasil Observasi41

xi

DAFTAR LAMPIRAN

SKH (Satuan Kegiatan Harian)

Foto-Foto Kegiatan

xiiBAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahUndang-undang sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang berdemokrasi serta bertanggung jawab.Anak Taman Kanak-Kanak dalam perkembangan fisiknya sangat berkaitan dengan perkembangan motorik anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan syaraf, otot dan otak. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus. Motorik halus adalah gerakan menggunakan otot-otot halus sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Semakin matangnya perkembangan sistem syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kemampuan motorik anak.Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menghibur dan memperoleh rasa senang dalam lingkungan sekolah. Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan dengan kegiatan seperti melipat

1kertas, meronce, menggunting, menggambar, mewarnai gambar, menggali pasir dan tanah dan lain-lain.Anak Taman Kanak-Kanak dalam perkembangan fisiknya sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan syaraf, otot dan otak. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus.Motorik halus adalah gerakan menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Semakin matangnya perkembangan sistem syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kemampuan motorik anak.Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Melalui ketrampilan motorik anak dapat menghibur dan memperoleh perasaan senang, serta anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan dengan kegiatan menggali pasir dan tanah, melipat kertas, menggunting, meronce, menggambar, mewarnai dan lain-lain.Anak Taman Kanak-Kanak adalah sosok individu yang sedang dalam proses perkembangan. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan, berpikir, perasaan dan interaksi baik dengan sesama maupun dengan benda-benda dalam lingkungan hidupnya.

Taman Kanak-Kanak adalah lembaga pendidikan yang ditujukan bagi anak-anak usia 4 6 tahun untuk melaksanakan suatu proses pembelajaran agar anak dapat mengembangkan potensinya sejak dini. Anak harus memperoleh rangsangan motoriknya, intelektual, sosial serta emosionalnya sesuai dengan tingkat usianya. Kelas atau kelompok B3 dimana saya sebagai guru kelas mengamati kemampuan anak dalam pengembangan motorik halusnya sebagian besar anak masih kesulitan terutama dalam kegiatan melipat, hal ini dapat dilihat dari hasil kegiatan anak. Untuk itu peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang kemampuan motorik halus anak terutama kegiatan melipat.Menurut Husain, dkk (2002 : 2) anak usia dini berada dalam lima tahun pertama yang disebut The Golden Years merupakan masa emas perkembangan anak. Anak pada usia tersebut mempunyai potensi demikian besar untuk mengoptimalkan segala aspek perkembangannya termasuk perkembangan motoriknya sebagai perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh.Menurut pengamatan saya selama ini kemampuan motorik halus anak yang berkaitan dengan kegiatan melipat kertas pada Kelompok B TK Tunas Pertiwi Desa Sumber Sari Kecamatan. Simpang Empat Kabupaten Banjar masih belum maksimal. Untuk itu peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang kemampuan motorik halus anak. Dalam penelitian ini yang perlu ditingkatkan adalah kemampuan motorik halus anak dan hasil kegiatan melipat kertas.Aspek-aspek perkembangan motorik halus anak yang berkaitan dengan kegiatan melipat kertas antara lain :Kelenturan jari-jari tangan, Cara mengambil kertas lipat, Cara melipat kertas, Kerapian dalam melipat, Hasil kegiatan melipat kertas.

Dalam kegiatan melipat kertas metode yang digunakan guru sangat menentukan keberhasilan anak dalam kegiatan itu, sebaliknya bakat yang ada pada diri anak juga menentukan keberhasilan dalam kegiatan itu. Keberhasilan suatu kegiatan karena adanya umpan balik dari guru ke siswa dan sebaliknya.

B. Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah aktivitas guru dalam menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan kemampuan motorik halus melipat kertas pada Siswa Kelompok B TK Tunas Pertiwi Desa Sumber Sari Kecamatan. Simpang Empat Kabupaten Banjar?Bagaimanakah aktivitas anak dalam proses mengembangkan kemampuan motorik halus melipat kertas melalui metode pemberian tugas pada kelompok B TK Tunas Pertiwi Desa Sumber Sari Kecamatan. Simpang Empat Kabupaten Banjar?Apakah setelah diterapkannya metode pemberian tugas dapat meningkatkan kemampuan motorik halus melipat kertas pada Siswa Kelompok B TK Tunas Pertiwi Desa Sumber Sari Kecamatan. Simpang Empat Kabupaten Banjar?

C. Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : Aktivitas guru dalam proses pembelajaran motorik halus anak pada materi melipat kertas melalui metode pemberian tugas di kelompok B TK Tunas Pertiwi Desa Sumber Sari Kecamatan. Simpang Empat Kabupaten Banjar.Aktivitas anak pada proses pembelajaran motorik halus anak pada materi melipat kertas melalui metode pemberian tugas di kelompok B TK Tunas Pertiwi Desa Sumber Sari Kecamatan. Simpang Empat Kabupaten Banjar.Capaian perkembangan anak kelompok B TK Tunas Pertiwi

Desa Sumber Sari Kecamatan. Simpang Empat Kabupaten Banjar dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak pada materi melipat kertas melalui metode pemberian tugas.

Manfaat Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan bermanfaat bagi perorangan maupun institusi :

Bagi guru

Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini, guru dapat sedikit demi sedikit menemukan pola dan strategi dalam pembelajaran yang tepat dalam upaya memperbaiki dan mempermudah kegiatan melipat kertas pada anak-anak TK.Bagi anak

Membantu anak mengatasi kesulitan belajar pada proses pembelajaran motorik halus anak pada materi melipat kertas melalui metode pemberian tugas, penelitian ini juga bermanfaat bagi pengembanagan bakat, minat, dan motivasi anak dalam proses pembelajaran.Bagi kepala sekolah

Memberikan sumbangan pikiran bagi kepala sekolah dalam rangka peningkatan prestasi anak dan perbaikan proses pembelajaran secara bertahap dan berkelanjutan di Taman Kanak Kanak Tunas PertiwiDesa Sumber Sari Kecamatan. Simpang Empat Kabupaten Banjar

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Motorik Halus 1. Kemampuan Motorik a. Motorik Kasar Gerakan motorik kasar terbentuk saat anak mulai memiliki koordinasi dan keseimbangan hampir seperti orang dewasa. Gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Oleh karena itu, biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar. Pengembangan gerakan motorik kasar juga memerlukan koordinasikelompok otot-otot anak yang tertentu yang dapat membuat mereka dapat meloncat, memanjat, berlari, menaiki sepeda roda tiga, serta berdiri dengan dengan satu kaki. Bahkan, ada juga anak yang dapat melakukan hal-hal yang lebih sulit, seperti jungkir balik dan bermain sepatu roda. Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot tangan, kaki, dan seluruh tubuh anak. Gerakan ini mengandalkan kematangan dalam koordinasi. Berbagai gerakan motorik kasar yang dicapai anak tentu sangat berguna bagi kehidupannya kelak. Misalnya, anak dibiasakan untuk terampil berlari atau memanjat jika ia sudah lebih besar ia akan senang berolahraga. (Bambang Sujiono, 2005 : 10).

6Untuk melatih gerakan motorik kasar anak dapat dilakukan misalnya dengan melatih anak berdiri di atas satu kaki. Jika anak kurang terampil berdiri di atas satu kakinya, berarti penguasaan kemampuan lain seperti berlari akan terpengaruh karena berarti anak tersebut masih belum dapat mengontrol keseimbangan tubuhnya. Dalam perkembangannya, motorik kasar berkembang lebih dulu daripada motorik halus. Hal ini dapat terlihat saat anak sudah dapat menggunakan otot-otot kakinya untuk berjalan sebelum ia dapat mengontrol tangan dan jari-jarinya untuk menggunting dan meronce. Pada masa anak kecil perkembangan fisik berada pada suatu tingkatan dimana secara organis telah memungkinkan untuk melakukan beberapa gerakan motorik dasar dengan beberapa variasinya. Ukuran fisik yang semakin tinggi dan semakin besar dan peningkatan jaringan otot yang cepat telah memungkinkan anak lebih mampu menjelajahi ruang yang lebih luas dan menjangkau obyek-obyek yang berada di sekitarnya. (MS. Sumantri, 2005 : 71).Motorik sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia, sedangkan psikomotorik khusus digunakan pada perkembangan manusia yang mencakup gerak manusia. Jadi motorik ruang lingkupnya lebih luas daripada psikomotorik. Meskipun secara umum sinonim digunakan dengan istilah motorik. Sebenarnya psikomotorik mengacu pada gerakan-gerakan yang dinamakan alih7gerakan elektrolit dari pusat otot besar. (Yudha M. Saputra, Rudyanto, 2005 : 113).b. Pengertian Motorik HalusMotorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti ketrampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. oleh karena itu gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi seperti : melipat kertas, menggunting kertas, mewarnai, menyatukan dua lembar kertas, menganyam kertas. Namun tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan ketrampilan fisik lain serta kematangan mental. Gerakan motorik halus anak sudah mulai berkembang pesat di usia kira-kira 3 (tiga) tahun, namun demikian kemampuan seorang anak untuk melakukan gerak motorik tertentu tidak akan sama dengan anak lain walaupun usia mereka sama. (Bambang Sujiono, dkk 2005 : 11) dalam bukunya Metode Pengembangan Fisik).Aktivitas gerak-gerak kecil (motorik halus) dibatasi dalam bentuk menulis dengan pensil, mewarnai gambar-gambar bentuk atau mengikuti ceramah terstruktur. Dalam pandangan saat ini, strategi pendidikan yang8dilakukan mestinya memberi banyak kesempatan kepada anak-anak untuk menggunakan otot-ototnya seluas-luasnya. Misalnya melalui berlari, melompat, meloncat, menjaga kesehatan. Aktivitas anak di luar ruangan direncanakan setiap hari sehingga anak berkesempatan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan motorik kasarnya. Anak-anak berkesempatan mempelajari lingkungan dan mengekspresikan dirinya secara bebas di luar kelas. Dalam hal pengembangan motorik halus, anak-anak berkesempatan untuk melakukan aktivitas seperti bermain pada papan keseimbangan, bermain puzzle, menggambar, melukis, menggunting dan aktivitas serupa lainnya. (Triyono 2005 : 181-182).Kemampuan dalam ketrampilan motorik yang berbeda memainkan peranan yang berbeda pula dalam menyesuaikan sosial dan pribadi anak. Sebagai contoh ketrampilan berfungsi membantu anak untuk memperoleh kemandiriannya, sedangkan sebagian lainnya berfungsi untuk mendapatkan penerimaan sosial. Ketrampilan motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan, ketrampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk bekerja dan obyek yang kecil dan atau pengontrolan terhadap mesin misalnya mengetik, menjahit dan lain-lain (MS. Sumantri 2005 : 143).

9c. Gerakan Motorik HalusGerakan motorik halus adalah bila gerakan hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti ketrampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Karena koordinasi antara mata dan tangan sudah semakin baik maka anak sudah dapat mengurus diri sendiri dengan pengawasan orang yang lebih tua. Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK, antara lain adalah anak mulai dapat menyikat giginya, menyisir, membuka dan menutup retsluiting, memakai sepatu sendiri, mengancingkan pakaian, serta makan sendiri dengan menggunakan sendok dan garpu. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas dengan hasil guntingan yang lurus, menggambar gambar sederhana dan mewarnai, menggunakan klip untuk menyatukan dua lembar kertas, menjahit, menganyam kertas serta menajamkan pensil dengan rautan pensil. Namun, tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang sama. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan ketrampilan fisik lain serta kematangan mental, misalnya ketrampilan membuat gambar. 10Dalam membuat gambar, selain anak memerlukan keterampilan menggerakkan pergelanagna dan jari-jari tangan anak juga memerlukan kemampuan kognitif yang memungkinkan terbentuknya sebuah gambar. Misalnya, untuk menggambar lingkaran, anak perlu memahami konsep lingkaran terlebih dahulu sebelum menerjemahkannya dalam bentuk gambar. Contoh lain, saat anak berlatih bermain balok dengan menumpuk balok-balok kayu atau lego, anak memerlukan ketrampilan mengambil balok, dan anak harus mengetahui apa yang akan diperbuatnya dengan balok-balok itu. (Bambang Sujiono, 2005 : 11).Gerakan motorik halus anak sudah mulai berkembang pesat di usia kira-kira 3 tahun. Di usia itu, anak dapat meniru cara ayahnya memegang pensil. Namun, posisi jari-jarinya masih belum cukup jauh dari mata pensil. Namun, saat anak berusia 4 tahun, ia sudah dapat memegang pensil warna atau crayon untuk menggambar. Gerakan motorik halus, seperti menulis dan menggambar akan diperlukan anak saat ia bersekolah nanti. Namun demikian, kemampuan seorang anak untuk melakukan gerak motorik tertentu tak akan sama dengan anak lain walaupun usia mereka sama. Misalnya, Ani seorang anak berusia 4 tahun, sudah dapat membuka baju sendiri, sedangkan Dede yang juga berusia 4 tahun masih memerlukan bantuan untuk melepas bajunya jika ia akan mandi atau Adi seorang anak berusia 5 tahun masih belum dapat menangkap bola yang dilemparkan padanya, padahal Anto teman sebayanya sudah sangat terampil melakukan kegiatan lempar dan

11bola bersama teman-temannya. Keadaan tersebut menunjukkan ada anak-anak yang masih kurang menguasai gerakan motorik halus atau kasarnya. (MS. Sumantri, 2005 : 143).Perbedaan jenis kelamin juga berpengaruh pada perkembangan motorik anak TK. Anak perempuan lebih sering melatih ketrampilan yang membutuhkan keseimbangan tubuh, seperti permainan melompati tali (skipping), atau melompat-lompat dengan bola besar (hoping). Sedangkan anak laki-laki lebih senang melatih ketrampilan melempar, menangkap dan menendang bola atau berperilaku yang mementingkan kecepatan dan kekuatan. Anak laki-laki juga lebih senang berpartisipasi pada kegiatan yang melatih ketrampilan motorik kasar, sedangkan anak perempuan lebih suka pada ketrampilan motorik halus. Ada beberapa kegiatan yang dapat mengembangkan gerakan motorik anak, misalnya aktivitas berjalan di atas papan, olahraga (melompat tali, renang, sepak bola, bulu tangkis, senam, bersepeda), menari atau bermain drama. Kegiatan-kegiatan tersebut selain menyenangkan untuk anak-anak juga dapat melatih rasa percaya diri anak. Selain perkembangan motorik kasar yang meningkatkan perkembangan motorik halus juga meningkat. Pada usia ini koordinasi mata, tangan anak semakin baik. Anak sudah dapat menggunakan kemampuan untuk melatih diri dengan bantuan orang dewasa. Anak dapat menyikat gigi, menyisir, mengancingkan baju, membuka dan memakai sepatu, melipat, meronce, dan lain-lain. Kelenturan tangannya juga semakin baik. Anak dapat menggunakan tangannya untuk berkreasi. Faktor-faktor pendukung dalam meningkatkan perkembangan motorik kasar maupun motorik halus antara lain adalah mainan atau lingkungan yang memungkinkan anak untuk melatih ketrampilan motoriknya. (Rita Eka Izzaty, 2005 : 55).

2. Prinsip-Prinsip Perkembangan MotorikAda 5 (lima) prinsip utama perkembangan motorik yaitu : kematangan, urutan, motivasi, pengalaman dan praktek.Kematangan

Kemampuan anak melakukan gerakan motorik sangat ditentukan oleh kematangan syaraf yang mengatur gerakan tersebut. Urutan

Pada usia 5 tahun anak telah memiliki kemampuan motorik yang bersifat kompleks yaitu kemampuan yang mengkoordinasikan gerakan motorik tangan seimbang. Motivasi

Kematangan motorik memotivasi anak untuk melakukan aktivitas motorik dalam lingkup yang luas, hal ini dapat dilihat berikut ini : Aktivitas fisik yang meningkat dengan tajam. Anak seakan tidak mau berhenti melakukan aktivitas fisik menggunakan otot kasar dan halus.

Pengalaman

Perkembangan gerakan dasar bagi perkembangan berikutnya. Praktek

Beberapa kebutuhan anak usia TK yang berkaitan dengan pengembangan motoriknya perlu dipraktekkan anak dengan bimbingan guru. (B E F. Montolalu, 2005 : 4.11). Prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhannya. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh gizi, status kesehatan dan perlakuan motorik yang sesuai dengan masa perkembangannya.Nilai-nilai yang didapat dari perkembangan motorik pada anak antara lain mendapatkan pengalaman yang berarti, hak dan kesempatan beraktivitas, keseimbangan jiwa dan raga serta mampu berperan menjadi dirinya sendiri.Tujuan dan fungsi perkembangan motorik adalah penguasaan ketrampilan yang tergambar dalam kemampuan menyelesaikan tugas motorik tertentu. Kualitas motorik terlihat dari seberapa jauh anak tersebut mampu menampilkan tugas motorik yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu. Jika tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas motorik tinggi, berarti motorik yang dilakukan efektif dan efisiensi. (Yudha M. Saputra, Rudyanto, 2005 : 114.Dalam Garis-Garis Besar Program Kegiatan Belajar (GBPKB) tahun 1994 pengembangan ketrampilan di TK bertujuan mengembangkan motorikhalus anak dalam berolah tangan dengan menggunakan alat, media kreatif, seperti : kuas, pensil, kertas, gunting, tanah liat dan lain-lain dengan menggunakan media tersebut anak dapat melaksanakan kegiatan yang dapat melatih otot-otot tangan sehingga anak memperoleh ketrampilan yang berguna untuk perkembangan selanjutnya.Dengan memperhatikan kemampuan-kemampuan yang telah ditetapkan dalam GBPKB TK 1994 maka pengembangan ketrampilan berfungsi antara lain :sebagai alat untuk melatih ketelitian dan kerapian, sebagai alat untuk mengembangkan fantasi dan kreativitas, sebagai alat untuk melatih motorik halus anak, sebagai sarana memupuk pengamatan, pendengaran dan daya pikir, sebagai alat untuk mengembangkan perasaan estetis, sebagai alat untuk melatih daya ingat, sebagai alat untuk mengembangkan imajinasi, sebagai alat untuk mengenalkan cara mengekspresikan diri melalui ciptaannya dengan menggunakan teknik yang telah dikuasai, sebagai alat untuk melatih kerja sama dan tenggang rasa dengan teman. (Metodik Khusus Pengembangan Ketrampilan di TK, Depdikbud 1997: 2) .

Melipat Kertas 1. Pengertian Melipat Melipat atau origami adalah suatu teknik berkarya seni / kerajinan tangan yang umumnya dibuat dari bahan kertas dengan tujuan untuk menghasilkan aneka bentuk mainan, hiasan, benda fungsional, alat peraga dan kreasi lainnya. Bagi anak usia Taman Kanak-Kanak, melipat merupakan salah satu bentuk kegiatan bermain kreatif yang menarik dan menyenangkan. Melalui kegiatan ini dapat mengembangkan kompetensi pikir, imajinasi, rasa seni dan ketrampilan anak. Secara khusus kegiatan melipat bertujuan untuk melatih daya ingatan, pengamatan, ketrampilan tangan, mengembangkan daya fantasi, kreasi, ketelitian, kerapian dan perasaan keindahan.

Melipat dilakukan dengan cara mengubah lembaran kertas berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang, atau segitiga menurut arah atau pola lipatan yang diinginkan. Adapun kreativitas melipat yang dimaksudkan di sini adalah kegiatan berlatih membuat sesuatu bentuk / model lipatan yang hasilnya bisa ditempelkan pada kertas gambar. Hasil dari lipatan yang ditempel ditambahkan hiasan dan guntingan dapat pula dijadikan hiasan gantung dengan ditambahkan tali / benang dan difungsikan sebagai mainan. (Sumanto, 2005 : 99-100).Melipat pada hakikatnya merupakan kegiatan ketrampilan tangan untuk menciptakan bentuk-bentuk tertentu tanpa menggunakan bahan perekat (lem). Ketrampilan ini membutuhkan ketrampilan koordinasi tangan,ketelitian dan kerapian serta kreativitas kegiatan melipat jika disajikan sesuai dengan minat anak akan memberikan keasyikan dan kegembiraan serta kepuasan bagi anak. (MS. Sumantri, 2005 : 150 Model Pengembangan Ketrampilan Motorik Anak Usia Dini).Melipat merupakan kegiatan yang dapat melatih daya ingatan, pengamatan dan melatih otot-otot tangan / jari, otot-otot mata termasuk koordinasinya dan ketrampilan tangan.Melipat juga dapat mengembangkan daya fantasi dan daya kreasi. Dalam hal ini fantasi anak tetap dikembangkan karena anak tetap berimajinasi terhadap hasil lipatan. (Bidang Pengembangan Daya Cipta di TK, 1988 :32).

Langkah-Langkah Pelaksanaan Guru membagikan kertas kepada anak. Guru memperlihatkan contoh dan menerangkan bentuk lipatan yang akan dibuat. Guru memberi contoh cara melipat. Anak-anak diberi kesempatan untuk melipat menurut contoh yang sudah jadi. Anak diberi petunjuk dan bimbingan apabila diperlukan. Guru menghargai dan memberi pujian dan nilai hasil karya anak. (Pedoman Guru, Bidang Pengembangan Daya Cipta di TK, 1988 : 32).

Metode Pemberian Tugas 1. Pengertian metode pemberian tugas Metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang sengaja diberikan kepada anak TK yang harus dilaksanakan dengan baik. Tugas itu diberikan untuk memberi kesempatan kepada anak TK untuk menyelesaikan tugas yang didasarkan pada petunjuk langsung dari guru yang sudah dipersiapkan sehingga anak dapat menjalani secara nyata dan melaksanakan dari awal sampai tuntas. Tugas yang diberikan kepada anak dapat secara perorangan atau kelompok. (Kurikulum Taman Kanak-Kanak, 1986 : 10).

Pemberian tugas itu harus jelas dan penentuan batas yang tepat yang diberikan benar-benar nyata. Pemberian penentuan batasan tugas merupakan pra syarat yang sangat penting yang harus dapat perhatian guru TK. Banyak anak yang mengalami kesulitan untuk memperoleh kemajuan belajar karena tidak menentunya batas tugas yang diberikan guru yang harus diselesaikan. Siswa harus mendapat kejelasan mengapa ia harus mengerjakan tugas itu. Anak harus tahu apa yang menjadi tujuan dari tugas yang diberikan guru. Kejelasan penentuan batas tugas yang harus diselesaikan anak akan memperkecil kemungkinan anak membuang-buang waktu dan tenaga untuk suatu kegiatan yang tidak membutuhkan hasil dan tidak bermakna bagi anak.Jadi bagaimana agar batas tugas itu dapat dipahami anak? Ada beberapa faktor berpengaruh dalam penentuan batas tugas bagi anak TK antara lain :Tugas itu harus cukup jelas rinciannya agar tugas tidak membingungkan. Tugas yang diberikan guru harus jelas kaitannya dengan hal-hal konkret yang dihadapi anak sehari-hari. Pemberian tugas secara lisan harus singkat tetapi rinci agar tiap anak memahami tugas yang harus diselesaikan. Pemberian tugas kepada anak TK hendaknya memperhatikan pengembangan aspek-aspek pribadi anak.

(Moeslichatoen, 2004 : 181).Metode pemberian tugas adalah metode yang memberikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas yang disiapkan oleh guru. (Pedoman Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak, 2005 : 14).Metode pemberian tugas juga merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan oleh guru sehingga anak dapat mengalami secara nyata dan melaksanakan secara tuntas. Tugas dapat diberikan secara berkelompok maupun individual (Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar, Penilaian Pembuatan Dan Penggunaan Sarana (Alat Peraga) di Taman Kanak-Kanak, 2005 : 14).2. Manfaat Penggunaan Metode Pemberian TugasMetode pemberian tugas merupakan salah satu metode untuk memberikan pengalaman belajar yang dapat meningkatkan cara belajar yang lebih baik dan memantapkan penguasaan perolehan hasil belajar. Pemberiantugas merupakan tahap yang paling penting dalam mengajar. Karena dengan pemberian tugas itu guru TK memperoleh umpan balik tentang kualitas hasil belajar anak. Hasil pemberian tugas yang diberikan secara cepat dan menjadi kemampuan pra syarat anak untuk memperoleh pengalaman belajar yang lebih luas, tinggi dan kompleks. (Moeslichatoen, 2004 : 184).Pemberian tugas bila dirancang secara tepat dan proposional akan dapat meningkatkan bagaimana cara belajar yang benar. Dalam melaksanakan tugas itu anak dibimbing menyelesaikan tugas untuk memperoleh pemantapan penguasaan, memperbaiki kesalahan cara belajar. Dengan demikian, dampak pemberian tugas merupakan penyempurnaan cara belajar yang sudah dikuasai. Melalui pemberian tugas anak semakin terampil mengerjakan, semakin lancar, semakin pasti, semakin terarah ke pencapaian tujuan.Pemberian tugas yang diberikan secara teratur, berkala, dan ajeg akan menanamkan kebiasaan dan sikap belajar yang positif yang pada gilirannya dapat memotivasi anak untuk belajar sendiri, berlatih sendiri, mempelajari kembali sendiri. Pemberian tugas secara tepat dan dirancang secara seksama dapat menghasilkan prestasi belajar optimal. Prestasi belajar optimal akan menjadi landasan yang kuat dalam memasuki kegiatan belajar lebih lanjut, yang merupakan peningkatan penguasaan kemampuan yang sudah dimiliki itu.Bila pemberian tugas itu menggunakan bahan yang bervariasi, dan sesuai dengan kebutuhan dan minat anak, maka memberikan arti yang besar bagianak TK tersebut. Penggunaan materi secara bervariasi itu banyak alternatifnya antara lain : menggunakan bahan yang sama dengan cara yang berbeda-beda, atau menggunakan bahan yang memang betul-betul baru. Alternatif-alternatif tersebut dapat membangkitkan minat anak terhadap tugas yang akan diberikan berikutnya. Setiap akan menerima tugas dari guru anak menunggu penuh rasa ingin tahu, penuh semangat dan siap untuk mengerjakan. (Moeslichatoen, 2004 : 185).Bila pemberian tugas kepada anak dengan memperhitungkan waktu dan kesempatan yang tersedia, maka pemberian tugas itu merupakan pengalaman belajar yang dapat dirasakan manfaatnya bagi anak. Banyak waktu yang diperlukan untuk mengerjakan tugas itu tidak sama. Ada beberapa faktor yang berpengaruh pada aplikasi waktu yang diperlukan untuk mengerjakan sesuatu tugas :Apakah tugas itu untuk melatih ketepatan atau ketrampilan, atau untuk melatih ingatan, atau untuk melatih penalaran. Rentangan kecepatan belajar anak TK dalam kelas itu. Ada anak yang cepat dalam menyelesaikan tugas, tetapi juga ada anak yang lambat dalam menyelesaikan tugas. Apakah kondisi kelas pada saat tugas dilaksanakan itu menyenangkan.

Oleh karena itu, guru dalam memberikan tugas perlu menyediakan waktu yang cukup yang dibutuhkan oleh masing-masing anak. (Moeslichatoen, 2004 : 186).3. Tujuan Kegiatan Pemberian Tugas Bagi Anak TKSesuai dengan manfaat penggunaan metode pemberian tugas bagi anak TK sebagaimana telah dibahas di atas, kegiatan pemberian tugas merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar agar anak memperoleh penguasaan materi yang diajarkan lebih baik. Melalui pemberian tugas anak memperoleh pemantapan materi yang telah diajarkan. Pemantapan materi tersebut merupakan pra syarat untuk mempelajari materi yang lebih sulit atau yang lebih kompleks dengan mudah karena pra syarat kemampuan untuk mempelajari materi tersebut sudah dikuasai. (Moeslichatoen, 2004 : 186-187).Tujuan pemberian tugas antara lain :Memperoleh pemantapan cara mempelajari materi pelajaran lebih efektif Pemberian pengalaman belajar yang cocok untuk mengembangkan ketrampilan motorik Memperoleh pengalaman belajar untuk memperbaiki cara belajar yang lebih baik Meningkatkan ketrampilan berpikir Meningkatkan kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah Memperoleh pengalaman belajar Memperoleh penguasaan materi lebih baik. Kebaikan Metode Pemberian Tugas

Kebaikan metode pemberian tugas antara lainMemberikan pengalaman belajar, Penyempurnaan cara belajar yang dikuasai, Menanamkan kebiasaan dan sikap belajar yang mandiri, Mengembangkan kegiatan belajar sendiri, Anak semakin trampil dan semakin lancar dalam pencapaian tujuan, Meningkatkan ketrampilan berfikir. (Moeslichatoen, 2004 : 188). Kekurangan Metode Pemberian Tugas Kekurangan metode pemberian tugas antara lain :Waktu kegiatan lama Banyak anak yang lambat dalam menyelesaikan tugas. (Moeslichatoen, 2004 : 188). Untuk mengatasi kekurangan metode pemberian tugas maka dalam pembelajaran ini peneliti / guru akan mengambil tindakan sebagai berikut : Guru dengan sabar menjelaskan tugas yang akan diberikan secara berulang-ulang, Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya sebanyak-banyaknya, Guru menerangkan cara melipat dengan contoh kertas secara urut, Anak diberi tugas secara berulang-ulang sampai benar-benar anak paham.

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus dengan Metode Pemberian Tugas Melipat Kertas. Kegiatan motorik halus merupakan komponen yang mendukung pengembangan lainnya seperti pengembangan kognitif, sosial dan emosional anak. Pengembangan kemampuan motorik halus ditunjukkan dalam mendukung kemampuan kognitif anak yaitu : ditunjukkan dengan kemampuan, mengenali, membandingkan, menghubungkan, menyelesaikan masalah sederhana dan mempunyai banyak gagasan tentang berbagai konsep dan gejala sederhana yang ada di lingkungannya. Peningkatan kemampuan motorik halus dengan metode pemberian tugas melipat kertas pada siswa antara lain : Mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan ketrampilan gerak kedua tangan Mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari-jemari Mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan Mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus.E. HipotesisHipotesis yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah : metode pemberian tugas melipat kertas dapat

halus melipat kertas pada siswa Kelompok B TK Tunas Pertiwi Desa Sumber Sari Kecamatan. Simpang Empat Kabupaten Banjar.

Evaluasi 1. Pengertian Evaluasi adalah suatu proses deskripsi tingkah laku siswa secara kualitatif.

Pengertian evaluasi sering berkaitan dengan pengertian pengukuran (measurement). Perbedaannya terletak dalam sifatnya dimana evaluasi lebih luas dan bersifat kualitatif, sedangkan pengukuran bersifat kuantitatif. Dari titik pandangan pengajaran, evaluasi dapat diartikan sebagai suatu proses sistematis untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa. Salah satu kegiatan yang harus dilakukan guru dalam melaksanakan tugas dan peranannya adalah kegiatan evaluasi. Evaluasi merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pendidikan pada umumnya dan terutama dalam keseluruhan kegiatan-kegiatan interaksi belajar mengajar. Berhasil tidaknya suatu program pendidikan akan banyak bergantung kepada kegiatan evaluasi yang dilakukan. Dengan demikian evaluasi merupakan suatu masalah yang perlu mendapat perhatian yang besar baik mengenai tujuan, fungsi, maupun teknik-tekniknya. (Moh.Surya, 1985 : 119-120).

2. Teknik / MetodeTeknik / metode penilaian yang dilakukan peneliti pada siswa menggunakan tanda () (ceklis).Aspek-aspek penilaian dengan indikator sebagai berikut :Cara memegang kertas lipat Cara melipat kertas Kerapian dalam melipat Hasil melipat. Sistem Penilaian

Sistem penilaian yang dilaksanakan oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek di atas pada masing-masing siswa adalah :Tidak berhasil Berhasil dengan bantuan

NoNamaTidak BerhasilBerhasil DenganBerhasil Dengan

BantuanMandiri

O

O

1Lufix--

2Hyqal-x-

3Duta--x

4Rakha-x-

5Bondan-x-

6Harits-x-

7Andri--x

8Didik-x-

9Nida-x-

10Rizal-x-

11Reza--x

12Bagas--x

13Hendrikx--

14Krisna-x-

Keterangan :

Tanda O tidak berhasilO berhasil dengan mandiriBAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian dilaksanakan pada Semester II pada siswa kelompok B TKTunas Pertiwi Desa Sumber Sari Kecamatan. Simpang Empat Kabupaten Banjar.Tahun Pelajaran 2003 / 2014.Waktu PelaksaanNoSiklusHari / TanggalAlokasi WaktuMateri Kegiatan

1ISenin, 10-2-201408.00-08.45Melipat bentuk kipas

Rabu, 12-2-201408.00-08.45Melipat bentuk kipas

Jumat, 14-2-201408.00-08.45Melipat bentuk kipas

2IISelasa, 11-3-201408.00-08.45Melipat bentuk baling-baling

Kamis, 13-3-201408.00-08.45Melipat bentuk baling-baling

Sabtu, 15-3-201408.00-08.45Melipat bentuk baling-baling

B. Subyek PenelitianSubyek penelitian adalah siswa kelompok B TK Tunas Pertiwi Desa Sumber Sari Kecamatan. Simpang Empat Kabupaten Banjar dengan jumlah 14 siswa dengan rincian laki-laki 13 siswa dan perempuan 1 siswa dengan usia rata-rata 5 tahun.C. Prosedur PenelitianPenelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang didasarkan pada permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran pada siswa kelompok B TK Tunas Pertiwi Desa Sumber Sari Kecamatan. Simpang Empat Kabupaten Banjar Tahun Pelajaran 2003 / 2014.Pembelajaran pada siswa Kelompok B TK Tunas Pertiwi Desa Sumber Sari Kecamatan. Simpang Empat Kabupaten Banjar Tahun Pelajaran 2013/2014. Tahanpan 1. Tahap Penelian Tindakan Kelas (PTK) Sebagai Berikut :Melakukan tindakanMelakukan tindakan

MerencanakanMengamatiMengamatiMerencanakan

RefleksiRefleksi

Gambar 1. Tahap Penelitan Tindakan Kelas (PTK) (Rochiati Wiraatmaja, Metode Penelitian Kelas (2009)Hasil dari refleksi digunakan sebagai revisi terhadap tindakan selanjutnya. Dan apabila belum berhasil maka peneliti akan melakuakn rencana perbaian kembali. Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini :Studi Awal Revisi Tindakan Siklus IPerencanaan Perbaikan Pelaksanaan Perbaikan

PendahuluanObsevasi Diskusi dengan teman sejawat

Tindakan Siklus IIPerencanaan PerbaikanPelaksanaan Perbaikan ObservasiDiskusi

Revisi

Revisi Gambar 2. Daur penelitian Tindakan Kelas (Rochiati Wiraatmaja, Metode Penelitian Kelas (2009)

1. PerencanaanPada tahap ini peneliti bekerja sama dengan guru pendamping / teman sejawat untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan seperti :Menetapkan kegiatan pembelajaran melipat kertas dengan metode pemberian tugas. Menetapkan urutan kegiatan pembelajaran. Menyediakan alat peraga. Membuat lembar observasi. Membuat contoh kegiatan sesuai tujuan pembelajaran

Pelaksanaan / Tindakan

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan mengkoordinasikan kelas untuk memulai kegiatan. Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan. Peneliti menyiapkan apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.Peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode pemberian tugas.Pelaksanaan tindakan dilakukan sebagai berikut :NoWaktu AktivitasAktivitas

1Kegiatan Awal- Memotivasi kegiatan belajar

- Apersepsi penyampaian kegiatan belajar

2Kegiatan Inti- Guru menjelaskan cara melipat kertas

- Anak melaksanakan kegiatan melipat

kertas

- Guru memberikan penilaian

- Hasil kegiatan melipat kertas

3Kegiatan Akhir / PenutupGuru Mengulas hasil kegiatan melipat

kertas

3. ObservasiPeneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Peneliti juga menanyakan pada anak tentang kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kesulitan yang dialami anak.Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang hasil kegiatan siswa yang sudah dilakukan.

Observasi ini meliputi :Observasi kelas, dilaksanakan untuk mendapatkan data mengenai kemampuan motorik halus melipat kertas. Observasi hasil kegiatan pembelajaran. Analisis dan refleksi

Observasi ini meliputi :Observasi kelas, dilaksanakan untuk mendapatkan data mengenai kemampuan motorik halus melipat kertas. Observasi hasil kegiatan pembelajaran. Analisis dan refleksi

Peneliti melakukan analisis seluruh kegiatan yang dilakukan pada setiap siklus. Analisis dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan maupun kelemahan-kelemahan selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.Obyek pengamatan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa Kelompok B3 adalah sebagai berikut :Lembar observasi siswa dalam kemampuan motorik halusObyek Pengamatan

Aktivitas Siswa

Siswa-Cara memegang kertas lipat

-Cara melipat kertas

-Kerapian dalam melipat

-Hasil melipat.

4. RefleksiBerdasarkan hasil analisis data tersebut guru melakukan refleksi diri terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini peneliti berusaha untuk dapat mengetahui tingkat keterlibatan dalam kemampuan motorik halus siswa sehingga dapat diketahui kesulitan terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil tersebut digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya.terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil tersebut digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya.Langkah-langkah dalam refleksi tindakan adalah sebagai berikut :Menganalisis pembelajaran yang sudah dilaksanakan terhadap aktivitas siswa, peran guru serta kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam kegiatan melipat kertas. Mengidentifikasikan permasalahan yang muncul dan belum terpecahkan selama kegiatan berlangsung. Menentukan tindak lanjut berdasarkan hasil refleksi yang direncanakan.

Teknik Pengumpulan Data Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan beberapa cara yaitu : Dokumen yaitu berupa laporan dan hasil tertulis yang berhubungan dengan variabel (dalam hal ini hasil portofolio anak dalam motorik halus anak melalui kegiatan melipat) Observasi yaitu mengamati kegiatan siswa pada saat melaksanakan tugas dari guru dan kemudian memeriksa dan menilai hasil kegiatan Tanya jawab yaitu melakukan tanya jawab pada siswa mengenai kesulitan-kesulitan siswa dalam melaksanakan kegiatan melipat kertas.

E. Metode Analisis DataData yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis. Hal ini sesuai dengan permasalahan yang akan dikaji dari tujuan penelitian. Tahap pertama menggunakan teknik analisis deskriptif prosentase.Tahap kedua dengan membandingkan antara hasil rekapitulasi nilai siklus I dengan rekapitulasi siklus II. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis data kualitatif yang berkesinambungan yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :Analisis temuan yang terus menerus, khususnya dalam masalah yang diteliti yang berkaitan dengan pertanyaan peneliti dengan tujuan untuk mendapatkan tema-tema untuk mengembangkan konsep-konsep. Pengelompokkan dan pengorganisasian data segera mungkin setelah data diperoleh sehingga dapat membantu peneliti dalam memahami pola permasalahan dan tema yang diteliti. Evaluasi kualitatif tentang validitas atau kepercayaan data yang terus menerus.

(Anggoro dkk, 2008 : 18).Data yang dikumpulkan oleh guru yang juga berperan sebagai peneliti merupakan data kualitatif yang seyogyanya juga dianalisis secara kualitatif deskriptif. Tiga langkah yang biasa diikuti dalam menganalisis data kualitatif yaitu :

Menyeleksi dan menfokuskan dan mengorganisasikan data sesuai dengan pertanyaan peneliti Mendeskripsikan atau menyajikan data dalam bentuk narasi (uraian), tabel atau grafik Menarik kesimpulan dalam bentuk formula atau narasi singkat.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI PERSIKLUSDalam bidang pengembangan seni yaitu melipat bentuk dengan kertas lipat. Peneliti melibatkan siswa secara aktif dengan menggunakan media kertas lipat dengan metode pemberian tugas. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang dalam setiap siklusnya masing-masing tiga pertemuan. Dalam siklus pertama meningkatkan kemampuan anak dalam melipat belum maksimal, sehingga peneliti melakukan kegiatan perbaikan dalam siklus kedua. Dalam siklus kedua peneliti lebih memfokuskan kemampuan anak dalam meningkatkan kemampuan motorik halus dengan hasil yang sangat meningkat. Pelaksanaan perbaikan dalam setiap siklus dapat dirinci sebagai berikut :

1. Studi AwalDalam penelitian tindakan kelas studi awal ini rendah karena hasil kegiatan dalam melipat kurang berhasil, dari 14 anak yang di observasi, siswa yang tidak berhasil ada 9 anak atau 64,3%, yang berhasil dengan bantuan 2 anak atau 14,3%, yang berhasil dengan mandiri ada 3 anak atau 21,5%. Karena pada studi awal yang berhasil masih sedikit maka peneliti merefleksi diri apa yang harus dilakukan agar dalam meningkatkan kemampuan motorik halus melalui metode pemberian tugas melipat kertas lebih berhasil.

2. Siklus IDalam siklus I peneliti menyediakan alat peraga dan mengadakan tanya jawab tentang bentuk benda apa saja yang dapat dilipat. Peneliti sudah menyiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam kegiatan pada waktu itu. Setelah siswa diberi pengarahan maka peneliti menerangkan cara melipat bentuk kipas, anak-anak diberi tugas untuk menirukan cara melipat. Kegiatan yang sudah dilakukan anak-anak menunjukkan bahwa hasil yang dicapai dalam meningkatkan kemampuan motorik halus melalui metode pemberian tugas masih belum maksimal, maka peneliti menindaklanjuti kegiatan pada siklus II.

3. Siklus IIPada siklus II peneliti berusaha untuk lebih meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan melipat kertas. Peneliti memberikan semangat dan pengarahan agar anak dapat menyelesaikan tugas yang diberikan.Untuk mencapai tujuan dalam penelitian maka peneliti selalu memberikan perhatian dan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan anak terkait dengan kegiatan yang sedang dilakukan. Dengan pengarahan-pengarahan yang diberikan dan mengulang cara melipat maka pemahaman anak tambah baik, dengan demikian maka kegiatan yang dilakukan berhasil baik.

Dari hasil pengamatan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa peneliti telah berhasil meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan melipat kertas.

HASIL 1. Deskripsi Hasil Siklus I a. Perencanaan Pada tahap ini dilakukan persiapan kegiatan pembelajaran sebagai berikut :

Menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH); Menentukan materi dan tema kegiatan; Menyiapkan alat peraga; Menyiapkan lembar observasi; Membuat lembar evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan rumusan hipotesis, peneliti menetapkan tiga skenario perbaikan pembelajaran pada Siklus I. Peneliti menyiapkan lembar observasi, alat peraga berupa kertas lipat.Adapun tema dan kegiatannya sebagai berikut :Tema: Air, udara, apiKelompok : BSemester: II (dua)

Kegiatan: Melipat bentuk kipas

b. PelaksanaanKegiatanpembelajaran dan tahap pelaksanaan gurumengkoordinasikan kelas dan memberikan pengertian dan penjelasan yang berkaitan dengan kemampuan motorik halus dengan pemberian tugas melipat kertas. Adapun langkah-langkah yang dilakukan guru pada tahap ini adalah sebagai berikut :Guru menyiapkan alat peraga Guru memperlihatkan contoh peraga yang sudah jadi Guru membagikan alat peraga Guru menjelaskan dan memberikan contoh cara melipat Guru memberikan tugas kepada anak untuk melipat kertas sesuai dengan contoh yang diberikan Guru memberikan bimbingan pada anak yang membutuhkan Guru memberikan penilaian hasil karya anak.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan sebagai berikut :Pertemuan Pertama

Kegiatan awal berdoa, menyanyi mars TK, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti menjelaskan tentang kegiatan melipat bentuk kipas. Setelah selesai melaksanakan kegiatan prosentase keberhasilannya adalah : tidak berhasil 3 anak (21,5%), berhasil dengan bantuan 5 anak (35,8%), berhasil dengan mandiri 7 anak (50%). Karena hasil yang diperoleh belum maksimal maka dilakukan perbaikan pembelajaran pada pertemuan kedua.

Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua peneliti melakukan perbaikan dengan metode pemberian tugas. Melalui kegiatan tersebut siswa berusaha melaksanakan tugas dengan lebih baik sehingga hasil kegiatan meningkat. Anak yang tidak berhasil 2 anak (14,3%), berhasil dengan bantuan 4 anak (28,6%), berhasil dengan mandiri 8 anak (57,2%). Karena hasil kegiatan belum maksimal maka perbaikan pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan ketiga.

Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ketiga peneliti melakukan perbaikan pembelajaran sehingga hasil melipat kertas anak bertambah. Anak yang tidak berhasil 2 anak (14,3%), berhasil dengan bantuan 3 anak (21,5%), berhasil dengan mandiri 9 anak (64,3%). Perbaikan pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan keempat karena hasil kegiatan masih belum maksimal.

c. Hasil DataPeneliti melaksanakan observasi selama 6 hari pertemuan. Observasi dilaksanakan dua siklus yaitu pada siklus I dan siklus II. Data hasil observasi yang diperoleh pada siklus I adalah :Tabel Hasil Data Kegiatan dalam Kemampuan Motorik Halus

Siklus I

Siklus II

NoNamaPertemuan Ke 1Pertemuan Ke 2Pertemuan Ke 3Pertemuan Ke 4Pertemuan Ke 5Pertemuan Ke 6

TBBDBBDMTBBDB

BDMTBBDBBDMTBBDBBDMTBBDBBDMTBBDBBDM

OxOOx

OOxOOxOOx

OOxO

1Lufix--X

-

-x---x--x

---x

2Hyqalx---

x

---x-x---

x--x

3Duta--x-

-

x--x--x--

x--x

4Rakha-x--

x

--x---x--

---x

5Bondan-x--

x

---x--x--

x--x

6Harits--x-

-

x--x--x--

x--x

7Andri--x-

-

x--x--x--

x--x

8Didik-x--

-

x-x---x--

x--x

9Nida--x-

-

x--x--x--

x--x

10Rizal-x--

x

--x--x--x

x--x

11Reza--x-

-

x--x--x--

x--x

12Bagas--x-

-

x--x--x--

x--x

13Hendrikx--X

-

-x--x--x-

--x-

14Krisna--x-

-

x--x--x--

x--x

Jumlah3472

4

8239131012

110113

Keterangan

Keterangan

Kegiatan: Melipat bentuk kipas

Kegiatan:Melipat bentuk baling-baling

O: Tidak berhasil

O

:Tidak berhasil

x: Berhasil dengan bantuan

x

:Berhasil dengan bantuan

O: Berhasil dengan mandiri

O

:Berhasil dengan mandiri

PertemuanTidak

Berhasil

Berhasil

PertemuanTidak

Berhasil

Berhasil

Siklus

%dengan%dengan%

Siklus

%dengan%dengan%

KeBerhasil

KeBerhasil

bantuan

mandiri

bantuan

mandiri

I13 anak21,54 anak35,8750

II

41 anak7,13 anak21,51071,5

22 anak14,34 anak28,6857,2

50 anak02 anak14,31178,6

32 anak14,33 anak21,5964,3

60 anak01 anak7,11392,9

d. RefleksiPada kegiatan melipat bentuk kipas yang berkaitan dengan kemampuan motorik halus anak yang berhasil dengan mandiri masih rendah. Untuk itu dilakukan perbaikan pembelajaran agar hasil kegiatan meningkat. Pada siklus I anak yang berhasil dengan mandiri baru 50% maka perbaikan dilanjutkan pada siklus II.

Deskripsi Hasil Siklus IIa. Perencanaan Peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran dengan tema dan

kegiatan sebagai berikut :Tema: Air, udara, apiKelompok : BSemester: II (dua)Kegiatan: Melipat bentuk baling-baling.

b. PelaksanaanPelaksanaan kegiatan berikutnya dilaksanakan 3 (tiga) kali pertemuan. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru menyiapkan alat peraga serta melakukan langkah-langkah seperti yang dilakukan pada Siklus I.Pembelajaran pada siklus kedua anak melaksanakan kegiatan melipat bentuk baling-baling. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada pertemuan keempat.

Pertemuan Keempat

Pada pertemuan keempat peneliti melakukan perbaikan pembelajaran ternyata hasil kegiatan anak meningkat. Anak yang tidak berhasil 1 anak (7,1%), yang berhasil dengan bantuan 3 anak (21,5%), berhasil dengan mandiri 10 anak (71,6%). Perbaikan dilanjutkan pada pertemuan kelima.

Pertemuan Kelima

Pada pertemuan kelima peneliti melakukan perbaikan pembelajaran ternyata hasil kegiatan anak belum maksimal. Anak yang tidak berhasil 1 anak (7,1%), berhasil dengan bantuan 2 anak (14,3%), berhasil dengan mandiri 11 anak (78,6%).

Pertemuan Keenam

Pada pertemuan keenam peneliti melakukan perbaikan memberikan petunjuk dan contoh sehingga hasil kegiatan lebih meningkat. Anak yang tidak berhasil 0 anak (0%), berhasil dengan bantuan 1 anak (7,1%), berhasil dengan mandiri 13 anak (92,9%).

c. Hasil DataDalam mengumpulkan data hasil proses belajar mengajar peneliti menggunakan lembar observasi. Observasi bertujuan untuk mengetahui kemampuan anak dalam melaksanakan kegiatan.

d. RefleksiPerbaikan pembelajaran motorik halus melalui metode pemberian melipat kertas yang dilaksanakan dua siklus ternyata mampu meningkatkan pemahaman melipat. Keberhasilan itu dapat dilihat pada setiap siklusnya.

B. PEMBAHASANDalam siklus I peneliti mempersiapkan alat peraga dan penunjang lainnya untuk memudahkan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaannya dilakukan dengan mengubah posisi tempat duduk yang semula klasikal menjadi tiga kelompok. Dengan cara ini diharapkan siswa tidak mudah bosan dan senang dengan kegiatan yang dilakukan walaupun hasil kegiatan yang dilakukan siswa masih belum maksimal.Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I pada pertemuan ke 1, 2, 3 dengan metode pemberian tugas melipat kertas bentuk kipas mempunyai tujuan untuk meningkatkan motorik halus anak. Sebelum kegiatan dimulai terlebih dahulu guru menyiapkan media yaitu berupa kertas lipat warna-warni.Guru mengkondisikan anak dengan menata letak meja dan kursi secara berkelompok. Dengan penataan itu diharapkan guru mudah memantau kegiatan yang sedang berlangsung. Guru memberi penjelasan dan contoh cara melipat. Pada siklus I masih banyak anak yang belum berhasil dikarenakan suasana kelas yang panas, ruang kelas yang sempit, serta ada siswa yang membuat gaduh

suasana sehingga siswa yang lain menjadi terganggu. Di samping itu juga ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan apa yang disampaikan guru saat kegiatan berlangsung.Bagi yang berhasil karena tingkat kecerdasan bagus, selalu memperhatikan apa yang disampaikan guru dan betul-betul mengerjakan tugas yang diberikan guru. Hasil kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I pada pertemuan 1, 2, 3 adalah 9 anak (64,3%).Pada pertemuan siklus I hasil kegiatan melipat belum maksimal, maka dilanjutkan pada siklus II dengan pertemuan 4, 5, dan 6.Dalam siklus II siswa melaksanakan kegiatan melipat bentuk baling-baling. Kegiatan ini kelanjutan dari siklus I sebagai pembelajaran siswa dalam meningkatkan kemampuan motorik halus. Kegiatan perbaikan pembelajaran meningkatkan kemampuan motorik halusnya. Perbaikan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan motorik halus siswa melalui metode pemberian tugas melipat kertas. Menurut peneliti dan pengamat telah berhasil walaupun belum mencapai seratus persen.Dengan kondisi ruang yang sempit dan panas guru tetap memberikan semangat, perhatian, contoh serta penjelasan secara jelas dan berulang. Faktor keberhasilan sangat diharapkan oleh peneliti, untuk itu peneliti akan berusaha melaksanakan kegiatan di luar ruangan agar lebih nyaman.Faktor keberhasilan dan ketidakberhasilan hampir sama dengan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I. Walaupun demikian hasil kegiatan pada siklus II lebih meningkat dikarenakan siswa sudah melaksanakan kegiatan melipat pada siklus I. Hasil kegiatan melipat bentuk baling-baling pada siklus II adalah 13 anak (92,9%).Ada beberapa faktor yang berpengaruh pada aplikasi waktu yang diperlukan untuk mengerjakan sesuatu tugas antara lain :Apakah tugas itu untuk melatih ketepatan atau ketrampilan atau untuk melatih ingatan? Rentangan kecepatan belajar anak TK dalam kelas itu. Ada anak yang cepat dalam menyelesaikan tugas tetapi juga ada anak yang lambat dalam menyelesaikan tugas. Apakah kondisi kelas pada saat tugas dilaksanakan itu menyenangkan?.

Peningkatan kemampuan motorik halus dengan metode pemberian tugasmelipat kertas pada siswa antara lain :Mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan ketrampilan gerak kedua tangan Mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari-jemari Mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan Mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus.

Selama kegiatan berlangsung dari siklus I ampai siklus II subyek (13) kurang berhasil dikarenakan :Kemampuan berbicara kurang lancar

Kemampuan daya tangkap di bawah teman-teman yang lain Kondisi ekonominya yang pas-pasan Sering bengong / melamun.

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

A. SimpulanBerdasarkan hasil analisis dan observasi terhadap pelaksanaan kegiatanpembelajaran dapat disimpulkan sebagai berikut :Kemampuan motorik halus yang berkaitan dengan kegiatan melipat di TK TK Tunas Pertiwi Desa Sumber Sari Kecamatan. Simpang Empat Kabupaten Banjar masih rendah, maka peneliti terpanggil untuk mengadakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kegiatan pengembangan melipat kertas pada kelompok B dengan pemberian tugas telah berhasil dan meningkat. Peningkatan kemampuan motorik halus melalui kegiatan melipat kertas terlihat pada siklus II. Peningkatan kemampuan motorik halus melalui kegiatan melipat dapat berhasil karena penyediaan media yang tepat serta peneliti menggunakan beberapa tahapan yaitu : merencanakan, melaksanakan, observasi dan merefleksi selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Koordinasi kecepatan tangan degan mata.

Maksud dari pengertian di atas adalah : di dalam melaksanakan kegiatan antara tangan dan mata saling keterkaitan, cermat, konsentrasi terhadap tugas kegiatan yang dilakukan siswa pada saat berlangsungnya kegiatan dengan

harapan karya yang dihasilkan lebih bagus, rapi dan cepat dalammenyelesaikan.

B. SaranMengingat pelaksanaan penelitian baru berjalan 2 siklus maka :Guru TK diharapkan selalu membuka wawasan serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan meningkatkan kreativitas sebagai pendidik. Sekolah hendaknya menyediakan media yang berhubungan dengan kegiatan motorik halus. Peneliti hendaknya lebih kreatif dalam setiap melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan motorik halus.

Tindak Lanjut Menindaklanjuti penelitian yang sudah dilaksanakan, peneliti merasa belum puas dengan apa yang sudah diperoleh. Untuk itu peneliti akan mencoba kembali melalui kegiatan-kegiatan yang lain bersama dengan guru-guru yang lain demi meningkatkan kemampuan dalam kegiatan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti dkk. 2008. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan AnakUsia Dini. Jakarta : Universitas TerbukaDepartemen Pendidikan Nasional. 2001. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan BelajarMengajar. Penilaian Pembuatan dan Penggunaan Sarana (Alat Peraga) di TamanKanak-Kanak. Jakarta : DepdiknasDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1988. Pedoman Guru BidangPengembangan Daya Cipta di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : DepdikbudDepartemen Pendidikan Nasional. 2005. Pedoman Pembelajaran di Taman KanakKanak . Jakarta : DepdiknasIzzaty, Rita E. 2005. Mengenali Permasalahan Perkembangan Anak Usia TK. ,Jakarta : Departemen Pendidikan NasionalMoeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta :Rineka CiptaMontolalu, B E F dkk. 2005. Bermain dan Permainan. Jakarta : Universitas TerbukaMS Sumantri. 2005. Model Pengembangan Ketrampilan Motorik Anak Usia Dini.Jakarta : Departemen Pendidikan NasionalMustiroh, Tadzkirotun. 2008. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta :Universitas TerbukaSaputra, M Yudha & Rudyanto. 2005. Pembelajaran Kooperatif UntukMeningkatkan Ketrampilan Anak TK. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Sujiono, Bambang dkk. 2005. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta : UniversitasTerbukaSumanto. 2005. Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. , Jakarta :Departemen Pendidikan NasionalSurya Moh. 1985. Psikologi Pendidikan Publikasi Jurusan Psikologi Pendidikandan Bimbingan. Bandung : Fakultas Ilmu Pendidikan Institut Keguruan dan IlmuPendidikan