PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER BERBASIS ISLAMI PADA ...

15
PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER BERBASIS ISLAMI PADA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI KETITANG NOGOSARI BOYOLALI Oleh MUSLIHAH NIM : Q.100110046 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Transcript of PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER BERBASIS ISLAMI PADA ...

Page 1: PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER BERBASIS ISLAMI PADA ...

1

PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER BERBASIS ISLAMI PADA MADRASAH

IBTIDAIYAH NEGERI KETITANG NOGOSARI BOYOLALI

Oleh

MUSLIHAH

NIM : Q.100110046

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 2: PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER BERBASIS ISLAMI PADA ...

2

PERSETUJUAN

PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER BERBASIS ISLAMI PADA MADRASAH

IBTIDAIYAH NEGERI KETITANG NOGOSARI BOYOLALI

OLEH

MUSLIHAH

Q.100110046

Telah disetujui oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Sutama, M.Pd Drs. Maryadi, MA

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Sutama, M.Pd. Drs, Maryadi,MA

Page 3: PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER BERBASIS ISLAMI PADA ...

1

PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER BERBASIS ISLAMI PADA MADRASAH

IBTIDAIYAH NEGERI KETITANG NOGOSARI BOYOLALI

[email protected]

Mahasiswa M.PD. PPS UMS Surakarta

ABSTRACT

The objectives of this study is to examine the development of Islamic-based extracurricular in MIN Ketitang by examining the development of curriculum, extracurricular development, and Islamic extracurricular. Data were collected through observation, interviews, participating observers, and examination of documents. Data analysis was carried out before and during the research using Miles and Hubberman models interactively through a process of data reduction, datadisplayandconclusion. Based on research and discussions, it can be concluded that the MIN Ketitang curriculum developed from the National Education Standards and Minimal Capabilities List. Curriculum evaluation is used as guidance of common extracurricular activities (Scouts and Drumband) and Islamic activities (Iqro' Indonesian and Arabic, Takhfidz, Computers, Qiroati, Calligraphy and tambourine). In extracurricular, student enrollment which is more dominant than of the teacher one reflects that they have high self-concept, social concept, and responsibility in improving their quality of life.

Keywords: development, extracurricular, islami

PENDAHULUAN

Undang-undang Nomor 22 dan Nomor 25 Tahun 1999 telah

menginspirasi lahirnya paradigma baru dalam dunia pendidikan yaitu

munculnya konsep Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah ( MBS/MBM ) yang

mendorong lahirnya kebijakan baru yaitu munculnya Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP).

KTSP muncul sebagai kurikulum yang diharapkan mampu memandirikan

dan memberdayakan sekolah dalam mengembangkan kompetensi peserta didik

sesuai dengan lingkungan ( Susilo, 2012 ). Muatan KTSP meliputi sejumlah mata

pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi

peserta didik. Materi muatan lokal dan pengembangan diri termasuk di

Page 4: PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER BERBASIS ISLAMI PADA ...

2

dalamnya ( Muslich, 2008 ) kegiatan pengembangan diri biasanya dalam bentuk

kegiatan ekstrakurikuler.

Salah satu dampak KTSP adalah terjadinya perbedaan antar lembaga

pendidikan setingkat atau bahkan yang sejenis. Salah satu perbedaan itu adalah

ada sekolah yang hidup sejak pagi lalu bergerak dengan kegiatan ekstra dan

kokurikuler sampai sore, sementara ada sekolah yang bergerak dari pagi dan

tutup di siang hari.

Kegiatan ekstrakurikuler biasanya dilakukan sore hari dengan berbagai

pertimbangan, salah satunya adalah penerapan konsep pendidikan seumur hidup

karena sore hari adalah waktu pelaksanaan pendidikan dalam keluarga. Hal ini

relevan dengan kondisi keluarga moderen yang terpaksa mengabaikan

pelaksanaan pendidikan keluarga sehingga tak sedikit generasi muda yang

tergelincir. Untuk mengatasi hal tersebut, Pidarta ( 2007 ) menegaskan

keharusan adanya sikap tanggap dari lembaga pendidikan dan masyarakat.

Bentuk kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri adalah salah satu

jawaban yang dapat ditawarkan oleh dunia pendidikan.

Sejalan dengan hal tersebut, sekolah yang kreatif tentunya tanggap

dengan mengambil alih sebagian tugas yang dulunya ditangani oleh keluarga. Hal

ini sesuai dengan konsep pendidikan seumur hidup ( Faturrahman, 2012 )

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh

oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan

kebutuhan, bakat, dan minat peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.

Kegiatan pengembangan diri difasilitasi oleh konselor, guru atau tenaga

kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Hal

ini sesuai pendapat Masnur Muslich ( 2008). Pada masyarakat yang mayoritas

Page 5: PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER BERBASIS ISLAMI PADA ...

3

Islam, terlebih pada sekolah Islam, kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan

dirinya sudah seyogyanya yang bernuansa Islam.

Tujuan Umum penelitian ini adalah mengembangkan kegiatan ekstra

kurikuler berbasis Islami, khususnya adalah mendeskripsikan karakteristik

pengembangan kegiatan ekstrakurikuler berbasis Islam.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan kajian pusat perhatian dan tujuan, maka penelitian ini

adalah jenis penelitian kualitatif-deskriptif, yaitu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, baik tertulis maupun lisan, atau

perilaku seseorang yang dapat diamati. Demikian Bogdan dan Tailor dalam

Moleong ( 2006 )

Penelitian ini menerapkan desain etnografi yaitu meneliti apa yang

terjadi, yang terlihat, kemudian mendeskripsikan suatu kebudayaan dengan

tujuan memahami pandangan masyarakat dan belajar dari masyarakat.

Penelitian etnografi yang diterapkan dalam dunia pendidikan disebut etnografi

pendidikan seperti pendapat Mantja yang dikutip Harsono ( 2008 )

Untuk menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber

data, menganalisis data , menafsirkan data dan menyimpulkan temuan, maka

kehadiran peneliti pada penelitian ini adalah sebagai instrumen penelitian dan

sebagai siswa.Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman

(2002 ) melalui 3 tahap yaitu : 1) Data Reduction, 2) Data disply dan 3)

Verification.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah : 1) Wawancara, 2)

Observasi, dan 3) Dokumentasi. Narasumber adalah Kepala Madrasah, Wakil

Kepala (Waka) bidang Kurikulum, Waka Kesiswaan, Waka Sarana prasarana,

guru, wali murid, murid dan pembina kegiatan secara langsung.

Page 6: PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER BERBASIS ISLAMI PADA ...

4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Karakteristik pengembangan kurikulum MIN Ketitang Nogosari kabupaten

Boyolali disusun dalam bentuk KTSP oleh kepala Madrasah, Waka Kurikulum,

Guru, Komite dan wali murid. Struktur kurikulum ini memadukan antara Standar

Isi dan Kurikulum agama sesuai Daftar Kemampuan Minimal ( DKM ) yang

dikeluarkan Kementerian Agama.

Karena Standar Isi maupun DKM hanya standar minimal, untuk

mendapatkan hasil yang optimal, MIN Ketitang melengkapi dengan aneka

program pengembangan , misalnya kegiatan pengembangan diri dan kegiatan

ekstrakurikuler. Kegiatan tersebut diberi nama ’Kegiatan Pengembangan’, yang

terdiri dari pengembangan wajib dan ada pengembangan pilihan.

Kegiatan Pengembangan diri di MIN Ketitang sesuai dengan arsip KTSP

dilaksanakan dalam dua bentuk. Pertama, untuk kegiatan yang tidak

membutuhkan banyak waktu, pelaksanaannya diselipkan pada kegiatan-kegiatan

intrakurikuler, ekstrakurikuler dan kokurikuler, misalnya saling memberi salam,

membaca basmalah sebelum pembelajaran, sholat dhuha, sholat dhuhur

jamaah, mengaji minimal dua surat sebelum pelajaran, dan lain-lain. Kedua,

untuk kegiatan yang membutuhkan penanganan lebih serius dan memakan

banyak waktu , dilaksanakan sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Ketegasan MIN

Ketitang menetapkan bentuk-bentuk kegiatan tersebut menggambarkan adanya

kesesuaian dengan hasil penelitian Sue Clegg dan kawan-kawan ( 2009 ) yaitu

diawali dengan pembahasan atau evaluasi kegiatan intrakurikuler dan

kokurikuler sehingga tidak terkaburkan oleh konsepsi ekstrakurikuler tradisional.

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tersebut menyebabkan kurikulum

MIN Ketitang menampakkan kekhasan di antara sekolah tingkat dasar lainnya,

bahkan tampak berbeda dengan sesama madrasah. Salah satu kekhasan tersebut

adalah rancangan dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.

Page 7: PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER BERBASIS ISLAMI PADA ...

5

Dari data tersebut diketahui bahwa program dan pelaksanaan kurikulum

MIN Ketitang sesuai dengan pendapat Sagala ( 2004 ) yang menyatakan bahwa

sesuai dengan UUSPN No. 20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 1 , pengelolaan,

pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses

pendidikan terdapat pada satuan pendidikan. Hal ini juga sejalan dengan amanat

Kementerian agama yang menghendaki agar sekolah mengusahakan kegiatan

ekstrakurikuler yang menunjang kurikulum sehingga mengimbangi terkuranginya

beban belajar dalam kegiatan kurikulum yang dapat menciptakan situasi

keagamaan atau memantapkan ciri khas agama Islam ( Depag. 2000 ).

Sebelum tahun 2007, kegiatan ekstrakurikuler MIN Ketitang hanya

Drumband dan Pramuka seperti halnya sekolah-sekolah tradisional lain di

sekitarnya. Namun sejak muncul KTSP dan diadakan evaluasi kegiatan setiap

awal tahun menjadi lebih lengkap dan berfariasi . Kegiatan ekstra ini

dikelompokkan menjadi dua yaitu yang bernuansa Islam dan umum.

Bentuk kegiatan ekstrakurikuler Islami ditetapkan atas dasar pengenalan

dan pengamalan Agama Islam yang sesuai dengan Al Quran dan Hadist sebagai

sumber ajaran Islam. Selain dalam bentuk kegiatan pendukung pencapaian

tujuan kurikulum juga berbentuk kegiatan menarik yang menumbuhkan rasa

estetika dan menyentuh nurani untuk mengingatkan manusia kepada Sang

Pencipta.

Ekstrakurikuler Islami dilaksanakan dalam dua kelompok yaitu wajib

(dilaksanakan setiap hari, langsung setelah jam pelajaran), dan pilihan yang

dilaksanakan sore hari. Ekstrakurikuler Islami wajib yaitu Iqro’ Baca Tulis Arab,

Iqro’ Baca Tulis Indonesia, Tahfidz ( hafalan ), dan Komputer . Sedangkan ekstra

Islami pilihan adalah Rebana, Qiroati dan Khod atau Kaligrafi.

Ekstrakurikuler Islami wajib diberikan dengan beberapa alasan, misalnya :

1)Semua wali murid menghendaki anak-anaknya dididik secara Islam oleh karena

Page 8: PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER BERBASIS ISLAMI PADA ...

6

itu mereka memasukkan anaknya ke Madrasah Ibtidaiyah, bukan ke SD umum

yang sebenarnya letaknya sangat dekat. 2) Mayoritas orang tua murid adalah

pekerja yang sibuk sehingga banyak yang kurang memperhatikan anak-anaknya

pada sore hari, akibatnya banyak anak yang tertinggal baca tulisnya meskipun

setiap masjid ada kegiatan rutin Taman Pendidikan Alquran ( TPA ) tetapi banyak

anak yang tidak mengikuti dan menghabiskan sore hari dengan kegiatan bebas

tanpa pengawasan.

Ekstrakurikuler pilihan diberikan pada sore hari didasarkan pada beberapa

pertimbangan, antara lain karena kegiatan tersebut memerlukan waktu yang

panjang pada sekali latihan dan hanya khusus untuk anak-anak yang benar-benar

berbakat dan berminat karena keterbatasan sarana.

Kegiatan ekstrakurikuler sangat bermanfaat bagi sekolah, murid, dan orang

tua karena sebagai salah satu jawaban mewujudkan bentuk hubungan sekolah

dan masyarakat bagi pembinaan peserta didik, dapat mengurangi dan mencegah

kemungkinan anak berbuat nakal, karena kegiatan tersebut biasanya padat dan

menarik serta mengambil alih waktu senggang yang memungkinkan anak berfikir

negatif, sesuai pendapat Mulyasa ( 2005 )

Implementasi Kurikulum di MIN Ketitang menunjukkan adanya pola kerja

sama antara masyarakat dan orang tua murid dengan Madrasah sebagai

kepanjangan tangan pemerintah sesuai dengan Larry E. Decker dan Virginia A.

Decker dalam Husaini Usman ( 2005 ) yang dinyatakan bahwa ada beberapa

prinsip kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan sekolah yaitu : 1)

Pembelajaran seumur hidup, 2) Ditetapkan sendiri oleh masyarakat sesuai

kebutuhan, 3) Mengembangkan kepemimpinan, 4) Kepekaan lembaga

pendidikan, 5) Memaksimalkan pemanfaatan sumberdaya, 6) Penyampaian

layanan terpadu, 7) Desentralisasi, 8) Inklusif , dan 9) Akses untuk informasi

publik. Hubungan kemitraan ini sangat besar manfaatnya bagi sekolah yang

menurut Larry dan Virginia tersebut adalah 1) Membuat kurikulum yang relevan

Page 9: PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER BERBASIS ISLAMI PADA ...

7

dengan kebutuhan masyarakat, 2) Meningkatkan tanggungjawab peserta didik

terhadah pembelajarannya, 3) Hubungan sekolah dan masyarakat menjadi

positif, 4) Mengembangkan pemecahan masalah, berfikir, memanajemen waktu,

dan ketrampilan lainnya, 5) Memperluas lingkungan belajar, 6) Memotivasi

belajar anak, 7) Meningkatkan pemecahan masalah.

Dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler wajib, MIN Ketitang

menerapkan sistem perpanjangan waktu belajar yaitu 2 jam langsung setelah

jam pelajaran berakhir sehingga jika sekolah tingkat dasar lain umumnya pulang

pukul 12.00 atau 13.00 maka MIN Ketitang mengakhiri pukul 14.00 WIB.

Perpanjangan waktu tersebut, selain karena didasari harapan orang tua wali

murid yang kekurangan waktu pengawasan akibat tuntutan ekonomi dan sosial

juga penerapan konsep belajar seumur hidup, dan mengurangi dampak negatif

pergaulan di luar sekolah.

Pembimbing kegiatan ekstrakurikuler adalah guru-guru MIN Ketitang

sendiri untuk Ekstra Wajib dan beberapa kegiatan ekstra pilihan mendatangkan

pembina dari non-guru. Jumlah guru di MIN ini tergolong lebih dari cukup karena

dengan jumlah murid 245 diasuh 14 guru PNS dan 5 orang guru non PNS yang

semuanya berpendidikan Sarjana (S1) bahkan beberapa telah S2. Sumberdaya

dan sumberdana untuk ekstrakurikuler ini tidak bermasalah karena 80% dari

guru MIN Ketitang sudah bersertifikasi.

Kebijakan tersebut menunjukkan adanya penerapan otonomi sekolah di

MIN Ketitang . Otonomi berarti kewenangan dan kemandirian dalam mengatur

dirinya sendiri secara independen menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi

warga sekolah (Sagala, 2004 ). Dengan otonomi, Madrasah lebih leluasa

mengelola sumber daya, sumber dana , sumber belajar dan mengalokasikan

sesuai prioritas kebutuhan dan tanggap terhadap lingkungan setempat,

meningkatkan kinerja para tenaga kependidikan, menawarkan partisipasi

langsung kepada kelompok terkait dan meningkatkan pemahaman masyarakat

Page 10: PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER BERBASIS ISLAMI PADA ...

8

terhadap pendidikan, selain itu juga memberi kebebasan sekolah dalam

merancang berbagai kebijakan sesuai visi, misi dan tujuannya.

Selain merancang bentuk kegiatan ekstrakurikuler dalam KTSP, bagian

kurikulum juga telah menetapkan buku materi atau acuan, dan sistem penilaian

atau evaluasi kegiatan ekstrakurikuler. Buku panduan ekstra Baca Tulis Indonesia

menggunakan buku Anak Islam Suka Membaca karya Nurani Musta’in mulai jilid

1 sampai 5, Baca Tulis Arab menggunakan buku Iqro’ karya KH. As’ad Humam jilid

1 sampai 6 , Komputer dengan langkah-langkah belajar Microsoft Word yang

ditulis oleh guru MIN Ketitang sendiri.

Baik Iqro, Takhfid dan komputer dilaksanakaan secara individual dengan

kartu prestasi yang mencantumkan jenis kegiatan, jenis kemampuan, halaman

materi yang diuji, hari dan tanggal ujian, penguji dan tanda tangannya, serta hasil

ujian yaitu keterangan lulus atau mengulang. Dalam ujian, murid menyiapkan

sendiri buku panduan dan kartu prestasi serta memdalami materi sendiri atau

minta bantuan teman. Jika dinyatakan mengulang , murid medalami sendiri

materi perbaikan lalu maju kembali untuk minta diuji. Jika dinyatakan lulus, maka

murid mempelajari materi lanjut sendiri atau minta bantuan teman yang

levelnya lebih tinggi, sementara pembimbing hanya melayani, tidak dituntut

membuat persiapan atau rencana.Kondisi yang membanggakan ini sesuai dengan

hasil penelitian Lisa A. Kort, Kellie J Hagewen (2010) yang menyatakan bahwa

keterlibatan remaja pada kegiatan ekstrakurikuler berpengaruh positif terhadap

perubahan fisik, kognitif, dan sosial yang signifikan bagi terbangunnya harga diri.

Kemandirian siswa adalah cermin karakter yang positif, sesuai hasil penelitian

Hoff (2007)

Sementara pelaksanaan kegiatan pengembangan diri atau ekstrakurikuler

pilihan dilaksanakan sore hari, meliputi kegiatan Drumband, Qiroati, Kaligrafi dan

Khod, Pramuka dan Rebana.

Page 11: PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER BERBASIS ISLAMI PADA ...

9

Prestasi formal dari kegiatan rutin tersebut belum begitu banyak karena

tujuan utama kegiatan memang bukan prestasi formal melainkan hanya

penerapan tuntutan konsep pendidikan seumur hidup . Meskipun demikian

prestasi yang lebih dari sekedar formal seringkali dilihat masyarakat secara

langsung, misalnya menyaksikan anak-anaknya menunjukkan kebolehan sebagai

parade Drumband pada Upacara Kemerdekaan, tampil menunjukkan

kekompakannya menghibur masyarakat pada acara keagamaan dengan Rebana

atau Qiroati. Prestasi yang tak kalah membanggakan orang tua adalah ketika

mendapati putra-putrinya mahir menbaca Quran dan tulisan Indonesia pada

usia lebih dini. Prestasi unik juga sering mendapat pengakuan dari orang tua

murid dan guru, yaitu adanya beberapa anak yang tertinggal kemampuan

akademisnya namun ternyata trampil memainkan alat musik dalam team.

Data tersebut menunjukkan adanya kesamaan dengan hasil penelitian

Marjohan Jamalis dalam Developing Human Value Trough Extracurricular

Activities ( 2007 ) yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa berpartisipasi

dalam program ekstrakurukuler karena kepentingan memperoleh pengetahuan

baru dan alasan pengembangan diri. Hal ini tampak pada ekstra wajib yang

ternyata keterlibatan siswa utama muncul karena kepentingan intrinsik, yaitu

mengejar targetnya menyelesaikan materi kegiatan. Hasil penelitian ini juga

sesuai dengan hasil penelitian Corry J. Blomfield, Bonnie I. Barber ( 2009 ) yang

menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler memberi pengalaman bagi

perkembangan interpersonal yang positif yaitu terbentuknya konsep diri dan

konsep sosial yang juga positif sehingga mampu mendorong anak memperbaiki

kehidupannya.

Tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang dirancang MIN Ketitang disesuaikan

dengan kegiatan kurikuler. Tahfidz mendukung mayoritas pelajaran agama yang

banyak menuntut hafalan. Iqro’ BTI mendukung semua kegiatan baca- tulis anak

yang berhuruf latin, dan Iqro’ BTA mendukung semua kegiatan baca-tulis yang

Page 12: PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER BERBASIS ISLAMI PADA ...

10

berhuruf Arab. Jadi, dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, anak lebih siap

mengikuti kegiatan kurikuler.

Sebelum diterapkan ekstra wajib ini banyak murid MIN yang belum lancar

membaca hingga kelas 5 bahkan beberapa diantaranya sulit membaca arab

meskipun telah lulus. Setelah kegiatan ini diterapkan, sekarang semua murid

lancar membaca Arab maupun Indonesia di kelas rendah , artinya lebih siap

belajar di kelas tinggi. Kesiapan anak ini terlihat dari hasil ujian sekolah atau

madrasah yang setiap tahun rata-ratanya meningkat. Peningkatan prestasi

tersebut tentunya dampak dari peningkatan prestasi siswa secara umum.

Dengan kata lain, kegiatan ekstrakurikuler di MIN Ketitang berdampak baik

terhadap prestasi akademis siswa.

Dampak pelaksanaan kegiatan Pengembangan di MIN Ketitang tersebut

sesuai dengan hasil penelitian Mariana Juan Antonio ( 2006 ) dalam Extra

Curricular Activities and Academic Performance in Secondary Students yang

menyatakan bahwa siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler

secara aktif mempunyai nilai akademis yang lebih baik. Hal ini juga sesuai dengan

hasil penelitian Eric W. Carter dan kawan-kawan (2010) yang dapat disimpulkan

bahwa kegiatan ekstrakurikuler memberi kontribusi bagi perkembangan remaja

sehingga sukses di kehidupan dewasa.

SIMPULAN

Peluang otonomi mendorong MIN Ketitang mengembangkan

kurikulumnya sebagai lembaga pendidikan yang berbasis Islam dengan

memadukan antara Standar Isi dan Daftar Kemampuan Minimal secara efektif

sesuai visi, misi dan tujuannya dalam sebuah KTSP.

Sejalan dengan pengembangan KTSP MIN Ketitang, turut dikembangkan

pula kegiatan ekstrakurikuler yang sebelumnya hanya Drumband dan Pramuka

kemudian menjadi lebih berfariasi dan terencana. Ekstrakurikuler dikelompokkan

Page 13: PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER BERBASIS ISLAMI PADA ...

11

menjadi dua jenis yaitu Islami yang mendukung DKM dan umum yang

mendukung Standar Isi.

Ekstrakurikuler Islami dikelompokkan menjadi dua yaitu Islami wajib dan

pilihan. Ekstrakurikuler Islami yang ditetapkan sebagai ekstra wajib dilaksanakan

dengan menerapkan sistem perpanjangan waktu belajar di sekolah sehingga

selain mendukung intrakurikuler juga mengemban amanat pendidikan seumur

hidup. Hal tersebut direalisasikan dengan menerima anak pada pagi hari,

menyerahkan anak di sore hari pada saat orang tua sudah siap menerima atau

meneruskan pengawasan anak kemudian orang tua mengembalikan anak

keesokan harinya.

Perencanaan yang matang mampu mendorong terlaksananya kegiatan

dan tercapainya tujuan. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler wajib di MIN

Ketitang menunjuknya adanya tingginya partisipasi lembaga pendidikan bagi

keluarga untuk mewujudkan kemandirian, motivasi dan kreatifitas siswa dalam

mengembangkan minatnya serta memperbaiki kehidupannya. Minat siswa

terlihat pada tingginya partisipasi dan kemandirian siswa dalam kegiatan.

Perbaikan kehidupan siswa tampak pada kesiapannya mengikuti semua mata

pelajaran dengan ketrampilan baca tulisnya.

DAFTAR PUSTAKA

Androw M. Guest. 2009. “ A Schol-Level Analysis of Adolescent Extracurricular Activity, Deliquency, and Depression: The Importance of Situasional Context “ Journal of Youth and Adolascence Volume 38, Number 51-62

BNSP. 2006. Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar. Jakarta

Corey J. Blomfield, Bonnie L Barber. 2009. “Developmental Experiences During Extracurricular Activities and Australian Adolescent ’ Self-aconcept: Particularly Important for Youth from Disadvantaged Schools” Published Online : 26 June 2010

Page 14: PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER BERBASIS ISLAMI PADA ...

12

Departemen Agama. 2000. Strategi Pembelajaran Kurikulum 1994 Mata Pelajaran Agama Islam Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Departemen Agama

Erik W. Carter, Beth Swedeen, Colleen K. Moss, dan Matthew J. Pesko

“What Are You Doing After School? ” Promoting Extracurricular Involvement for Transition Age. Published Online

Faturrahman, Iif, Sofan, Hendro. 2012.Pengantar Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publiser

Fuadudin. 1998. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Dirjen Bimbaga Islam

Harsono. 2008. Model – model Pengelolaan Perguruan Tinggi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Hoff, Dianne L, Mitchell, Sydney N. 2007. “ Should Our Students Pay to Play Extracurricular Activities ? ” Phi Delta KappaInternational Inc. Indiana. Vol. 88 : pg.230-234

Husaini Usman. 2003. Kemitraan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.052 Tahun Ke-11 Januari 2005. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional

Jamun. 2012. Menuju Madrasah Berkarakter dan Unggul. Semarang: Mapenda

Joko Susilo. 2012. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan . Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Lisa A. Kort-Butler, Kellie J. Hagewen. 2010. ” School-Based Extracurricular Activity Involvement and Adolescent Self-Esteem: A Growth-Curve Analysis” diterbitkan online : 22 Mei 2010

Mansur, Junaedi Mahfud. 2005. Rekontruksi Sejarah Pendidikan Islam

Indonesia. Jakarta: Departemen Agama

Marjohan Jamalis . 2007. ” Developing Human Value ThroughExtracurricular

Activities” (The Journal of Human Resource andAdult Learning ) Vol.

3, Number 1 , July ,2007

Masnur Muslich.2008. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta : Bumi Aksara

Page 15: PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER BERBASIS ISLAMI PADA ...

13

Moleong. 2006 . Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosdakarya

Moriana, Juan Antonio, Francisco Alos, Rocio Alkala, Maria Jose Pino, Javier Herruzo, and Rossario Ruiz. 2006. ”Extra Curricular Activities and Academic Performance in Secondary Students. ” Electronic Journal of Research in Educational Psychology. ISSN 1696 - 2095, Vol. 4 (1)No.8 PP:35-46

Mulyasa. 2005. Pedoman manajemen Berbasis Madrasah. Jakarta : Dirjen Bimbaga Islam

Najmudin Z, Dkk. 2004. Ber-Islam menuju Keshalehan Individual dan Sosial. Surakarta : Mentoring Al Islam UMS

Pidarta Made. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Presiden RI. 2003. Undang-Undang RI No 20 TH. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas

Syafrudin Chamidi. 2006. Indikator Pendidikan dan Aplikasinya. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan . No . 058. Tahun Ke-12, Januari 2006. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.

Sagala Syaiful. 2004 . Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Nimas Multima

Sanjaya Wina . 2008 . Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi . Jakarta : Kencana

Spradly P. James, Marzali Amri. 2007. Metode Etnografi . Yogyakarta:Tiara Wacana

Sue Clegg, Jacquelin Stevenson, John Willott. 2009. ” Staff Conceptions of Curricular and Extracurricular Activities in Higher Education ” diterbitkan online 20 Agustus 2009. Springer Science + Business Media. B-V.2.009

Suhartono Suparlan. 2008 . Filsafat Pendidikan . Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Tilaar, Rian Nugroho. 2008. Kebijakan Pendidikan . Jakarta : Pustaka Pelajar

Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional. 2009. Yogyakarta: Pustaka Pelajar