PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA …eprints.ums.ac.id/27540/13/Naskah_Publikasi.pdfacademic year...

21
1 PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) (Studi Situs SMP Negeri 5 Wonogiri) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Oleh : JOKO MURSITO NIM.: Q.100 110 227 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Transcript of PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA …eprints.ums.ac.id/27540/13/Naskah_Publikasi.pdfacademic year...

Page 1: PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA …eprints.ums.ac.id/27540/13/Naskah_Publikasi.pdfacademic year 2012/2013, March 2013 till July 2013. Data resources of this ... macam tantangan

1

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER

PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)

(Studi Situs SMP Negeri 5 Wonogiri)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada

Program Studi Manajemen Pendidikan

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister dalam Ilmu Manajemen Pendidikan

Oleh :

JOKO MURSITO

NIM.: Q.100 110 227

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 2: PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA …eprints.ums.ac.id/27540/13/Naskah_Publikasi.pdfacademic year 2012/2013, March 2013 till July 2013. Data resources of this ... macam tantangan

2

Page 3: PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA …eprints.ums.ac.id/27540/13/Naskah_Publikasi.pdfacademic year 2012/2013, March 2013 till July 2013. Data resources of this ... macam tantangan

3

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)

(Studi Situs SMP Negeri 5 Wonogiri) Joko Mursito; Yetty Sardjono; Sigit Haryanto

[email protected];[email protected];wongsodi47yahoo.com

ABSTRACT

The purpose of this research is to describe and identify the management of character education in learning of civic education on Junior High School of 5 Wonogiri, including preparation, action, and assessment. This is a qualitative or naturalistic research. The location of this research is on the Junior High School of 5 Wonogiri. The period of this research is begun in the end of second semester, academic year 2012/2013, March 2013 till July 2013. Data resources of this research are a) informants, consisting of principal, teachers and students, b) activities according to the problem statement, c) documentation consists of written document related to the problem statement. Techniques of collecting data are using interview, observation and documentation. Data validity is tested by using resources and method triangulation. The results of this research are 1) teachers are following the socialization of character education, following training and coaching, coordinating with their partners, composing the learning instrument continuously, developing the subject matter and using facilities and learning media according to the subject matter, 2) teachers became the model, applied character education inside and outside the class related to the activities on the school, developed through routine and incidental activities, applied character education through extracurricular and blocked of dependence with the subject matter, 3) the assessment are using case study for individual and group, evaluation on teachers’ performance, public opinion, evaluation on students’ activities on the school and clarification on students’ activities on the home. Key words ; management, character education, civic education.

Page 4: PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA …eprints.ums.ac.id/27540/13/Naskah_Publikasi.pdfacademic year 2012/2013, March 2013 till July 2013. Data resources of this ... macam tantangan

4

Pendahuluan

Dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.

Pendidikan disepakati oleh banyak ahli memiliki peran yang besar dalam

penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan daya saing yang tinggi.

Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi peluang seseorang untuk

meningkatkan kualitas daya saing mereka dan semakin rendah tingkat

pendidikan akan semakin sulit menumbuhkan kemampuan dan daya saing

seseorang (Maliki, 2008: 272).

Pendidikan karakter menjadi kebutuhan mendesak mengingat demoralisasi

dan degradasi pengetahuan sudah sedemikian akut menjangkiti bangsa ini di

semua lapisan masyarakat. Pendidikan karakter diharapkan mampu

membangkitkan kesadaran bangsa ini untuk membangun pondasi kebangsaan

yang kokoh. Munculnya gagasan program pendidikan karakter dalam dunia

pendidikan di Indonesia dapat dimaklumi sebab selama ini dirasakan proses

pendidikan ternyata belum berhasil membangun manusia Indonesia yang

berkarakter. Banyak yang menyebut bahwa pendidikan telah gagal membangun

karakter (Asmani, 2011: 47).

Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang

melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan

(action). Pendidikan karakter hendaknya diterapkan secara sistematis dan

berkelanjutan sehingga seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan

Page 5: PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA …eprints.ums.ac.id/27540/13/Naskah_Publikasi.pdfacademic year 2012/2013, March 2013 till July 2013. Data resources of this ... macam tantangan

5

emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa

depan karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala

macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara

akademis (Suyanto, 2010).

Hampir semua kegiatan di sekolah pada akhirnya ditujukan untuk

membantu siswa mengembangkan potensi dirinya. Upaya itu akan optimal jika

siswa sendiri secara aktif berupaya mengembangkan diri sesuai dengan program-

program yang dilakukan oleh sekolah. Oleh karena itu sangat penting untuk

menciptakan kondisi agar siswa dapat mengembangkan diri secara optimal

(Hasbullah, 2006: 121).

Dari ungkapan tersebut penulis tertarik mengadakan penelitian tentang

Pengelolaan Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) (Studi situs SMP Negeri 5 Wonogiri) dengan tujuan

untuk mendeskripsikan dan mengetahui secara mendalam proses pengelolaan

pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di

SMP Negeri 5 Wonogiri, meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif atau naturalistic karena penelitiannya

dilakukan pada kondisi yang alamiah, disebut juga sebagai metode etnografi

karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang

antropologi budaya, disebut sebagai kualitatif karena data yang terkumpul dan

analisisnya lebih bersifat kualitatif (Sugiyono, 2011: 8).

Karakteristik penellitian kualitatif berupa latar alamiah yang merupakan

sumber data langsung dan peneliti merupakan instrument kunci dalam

penelitian, data kualitatif dihimpun dalam bentuk kata-kata atau gambar-

gambar, bukan selalu dalam bentuk angka-angka. Peneliti kualitatif mempunyai

kepedulian dengan proses dan sekaligus juga mempunyai kepedulian dengan

produknya. Peneliti kualitatif cenderung menganalisis data yang mereka peroleh

Page 6: PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA …eprints.ums.ac.id/27540/13/Naskah_Publikasi.pdfacademic year 2012/2013, March 2013 till July 2013. Data resources of this ... macam tantangan

6

dengan cara induktif dan perhatian utama peneliti kualitatif adalah jawaban atas

pertanyaan bagaimana orang dalam kehidupan mereka dapat dimengerti

(Sutama, 2010: 62-63).

Pada penelitian kualitatif, data bersifat kualitatif dan bentuk verbal, yakni

berwujud kata-kata serta merupakan suatu penelitian yang menekankan pada

proses serta makna (perspektif dan partisipasi), sehingga bentuk penelitian

dengan strategi terbaik menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Setelah mengadakan pencatatan dokumen, pengamatan dan wawancara di

lokasi penelitian dari bulan Maret hingga Juli 2013 di SMP Negeri 5 Wonogiri,

peneliti telah memperoleh data etnografi yang ada relevansinya dengan

Pengelolaan Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn). Temuan etnografi tersebut menunjukkan adanya makna

kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan sudah membudaya pada SMP Negeri

5 Wonogiri.

Temuan-temuan etnografi yang dimaksud adalah bagaimana guru

merencanakan pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn), bagaimana guru menerapkan pendidikan karakter pada

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), dan bagaimana guru

mengadakan Penilaian dalam menerapkan pendidikan karakter pada

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). melalui wawancara,

observasi, dan dokumentasi tentang Pengelolaan Pendidikan Karakter Pada

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), di SMP Negeri 5 Wonogiri,

diperoleh data sebagai berikut :

Page 7: PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA …eprints.ums.ac.id/27540/13/Naskah_Publikasi.pdfacademic year 2012/2013, March 2013 till July 2013. Data resources of this ... macam tantangan

7

1. Perencanaan guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMP Negeri 5 Wonogiri

antara lain meliputi kegiatan seperti berikut :

a. Guru mengikuti sosialisasi, mengikuti bimbingan dan pelatihan

pendidikan karakter melalui diklat dan kegiatan kedinasan secara

internal dan berkelanjutan.

Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa pendidikan karakter

merupakan kebijakan pendidikan nasional yang baru dan harus

diterapkan pada setiap mata pelajaran. Dengan demikian, setiap guru

mata pelajaran termasuk guru mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) di SMP Negeri 5 Wonogiri harus mengikuti

sosialisasi dan mengikuti bimbingan dan pelatihan pendidikan karakter

melalui diklat dan kegiatan kedinasan secara internal dan berkelanjutan.

Dari kegiatan tersebut, guru dapat mempersiapkan diri dalam

pembelajaran dan pendidikan karakter.

Menurut Arikunto (2008: 9), perencanaan mencakup setiap

keputusan yang harus dilakukan di masa yang akan datang. Perencanaan

tersebut dapat dilakukan dengan mengikuti sosialisasi dan mengikuti

bimbingan dan pelatihan pendidikan karakter melalui diklat dan

kegiatan kedinasan secara internal dan berkelanjutan. Dari kegiatan

tersebut, guru dapat menguasai materi dan memahami pendidikan

karakter.

Persamaan dengan penelitian Howard (2007) dalam bukunya

yang berjudul Curriculum Development, Penelitian tersebut mengkaji

tentang perkembangan kurikulum IPA. Hasil penelitian adalah kurikulum

selalu berkembang sesuai dengan perubahan. Hal terpenting dalam

perkembangan kurikulum adalah memperhatikan konsep-konsep dasar,

seperti “permintaan dan penawaran” dalam pelajaran Ekonomi, konflik

dalam pelajaran Sejarah, maupun “energy” dalam pelajaran IPA.

Page 8: PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA …eprints.ums.ac.id/27540/13/Naskah_Publikasi.pdfacademic year 2012/2013, March 2013 till July 2013. Data resources of this ... macam tantangan

8

Perbedaan dengan penelitian Howard (2007) adalah jenis mata

pelajaran. Penelitian tersebut hanya berfokus pada mata pelajaran IPA.

Sedangkan Perkembangan kurikulum disesuaikan dengan konsep-

konsep dasar yang terdapat pada setiap mata pelajaran sehingga tetap

sesuai dengan materi yang disampaikan dalam kurikulum yang baru.

Terkait dengan penelitian Raihani (2007) dalam penelitiannya

yang berjudul Education Reforms in Indonesia in the twenty-first century

adalah reformasi pendidikan. Dalam penelitian tersebut dijelaskan

bahwa keruntuhan rezim Soeharto diikuti dengan reformasi pendidikan

di Indonesia. Sistem pendidikan mengikuti sistem desentralisasi dengan

menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).

Perbedaannya dengan penelitian Raihani (2007) adalah dasar

hukum pendidikan nasional. Penelitian tersebut hanya fokus pada

reformasi pendidikan yang berkaitan dengan Undang-undang

Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 dan Manajemen Berbasis

Sekolah (MBS). Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa pendidikan

karakter berlaku secara nasional di setiap jenjang pendidikan. Walaupun

sekolah menerapkan MBS, pendidikan karakter bersifat wajib dan

diterapkan sesuai dengan kebijakan masing-masing sekolah.

b. Guru melakukan koordinasi dengan sesama guru pengampu mata

pelajaran.

Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa guru berinisiatif dengan

melakukan koordinasi dengan rekan kerja, khususnya sesama guru

pengampu mata pelajaran yang sama. Dari diskusi tersebut, mereka

mempunyai sudut pandang yang lebih beragam sebagai perencanaan

dalam melaksanakan pendidikan karakter. Masing-masing guru

mengemukakan pendapatnya dan berdiskusi dalam merencanakan

Page 9: PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA …eprints.ums.ac.id/27540/13/Naskah_Publikasi.pdfacademic year 2012/2013, March 2013 till July 2013. Data resources of this ... macam tantangan

9

pembelajaran, khususnya pendidikan karakter sesuai dengan materi

yang disampaikan.

Menurut Sanjaya (2008: 24) dalam bukunya yang berjudul

Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pembelajaran

sebagai pengelola pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan

iklim belajar yang nyaman. Hal ini dapat dilakukan dengan koordinasi

dengan sesama guru pengampu mata pelajaran.

Persamaan dengan penelitian Miles dan Singal (2010) dalam

penelitiannya yang berjudul The Education for All and Inclusive

Education Debate : conflict, contradiction or opportunity adalah peran

praktisi pendidikan. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa guru

sebagai praktisi pendidikan mempunyai peran penting dalam pendidikan

untuk setiap anak, khususnya anak dengan pendidikan khusus dan

mempunyai kelainan fisik. Dengan keadaan tersebut, guru mempunyai

keleluasaan dalam mengambil kebijakan yang tepat.

Adapun Perbedaan dengan penelitian Miles dan Singal (2010)

adalah karakteristik siswa. Dalam pembelajaran tersebut dijelaskan

bahwa pendidikan tidak merata untuk setiap anak yang berhak. Mereka

yang mempunyai perbedaan fisik dan kelemahan mental mengalami

kesulitan dalam memperoleh pendidikan. keadaan tersebut hanya

disikapi dengan kebijakan kondisional dari guru dan pemerintah. Dalam

penelitian ini dijelaskan bahwa di tingkat sekolah, setiap guru

mempunyai kebebasan dan kewenangan dalam mempersiapkan diri

yang penting dan bermanfaat dalam perencanaan pendidikan karakter.

Mereka berkoordinasi sehingga semakin siap dan matang dalam

merencanakan pendidikan karakter.

c. Guru menyusun instrument pembelajaran berupa silabus dan RPP yang

dilengkapi dengan pendidikan karakter.

Page 10: PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA …eprints.ums.ac.id/27540/13/Naskah_Publikasi.pdfacademic year 2012/2013, March 2013 till July 2013. Data resources of this ... macam tantangan

10

Perencanaan pembelajaran secara terstruktur diperhatikan pula

dalam penyusunan silabus dan RPP. Administrasi ini dijadikan sebagai

salah satu tolok ukur kesiapan guru. Dengan demikian, pendidikan

karakter diharapkan mencakup aspek pengetahuan (cognitive),

perasaan (feeling), dan tindakan (action) (Suyanto, 2010).

Di lokasi penelitian, salah satu indikator kesiapan guru dalam

mengelola pembelajaran, guru harus menyusun administrasi, salah

satunya adalah silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Dengan penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) secara berkala, guru mempelajari materi dan mempersiapkan

keperluan dalam pembelajaran. Dengan cara ini, guru tidak bekerja

sekali waktu, tetapi berkelanjutan sesuai dengan perkembangan materi

yang disampaikan.

penyusunan silabus mencakup komponen : (1) Standar

kompetensi, (2) Kompetensi dasar, (3) Materi pokok pembelajaran, (4)

Indicator, (5) Penilaian, (6) Alokasi waktu, (7) Sumber belajar, dan

dilengakapi dengan (8) Pendidikan karakter. Langkah Selanjutnya guru

penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) minimal

mencakup komponen : (1) Identitas mata pelajaran, (2) Alokasi waktu,

(3) Standar kompetensi, (4) Kompetensi dasar, (5) Indicator pencapaian

kompetensi, (6) Tujuan pembelajaran, (7) Materi ajar, (8) Metode

pembelajaran, (9) Kegiatan pembelajaran terdiri dari Ekplorasi,

Elaborasi, Konfirmasi (EEK) dan karakter yang diharapkan, (10) Penilaian

hasil belajar, dan (11) Sumber belajar.

Adapun pengelolaan pendidikan karakter pada pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) kelas VII, kelas VIII, dan Kelas IX

tahun pelajaran 2012/2013 di SMP Negeri 5 Wonogiri memperhatikan

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah dirumuskan oleh

badan standar nasional pendidikan (BSNP) pada standar isi dan standar

Page 11: PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA …eprints.ums.ac.id/27540/13/Naskah_Publikasi.pdfacademic year 2012/2013, March 2013 till July 2013. Data resources of this ... macam tantangan

11

kelulusan, antara lain : (1) Disiplin meliputi indicator : datang dan

pulang tepat waktu, mengikuti kegiatan dengan tertib, mentaati aturan

yang berlaku, (2) Tanggung jawab meliputi indicator : Menyelesaikan

tugas tepat waktu, berani menanggung resiko, (3) Bersih meliputi

indicator : membuang sampah pada tempatnya, mencuci tangan sesudah

dan sebelum makan, tidak buruk sangka, membersihkan tempat kegiatan,

merawat kebersihan diri, (4) Sopan santun meliputi indicator :

berbicara dengan sopan, bersikap hormat pada orang lain, berpakaian sop

an, menerapkan salam, senyum dan sapa, (5) jujur meliputi indicator :

menyampaikan pesan apa adanya (terbuka),mengatakan apa adanya, tida

k menipu, tidak bohong, tidak berlaku curang, (6) Kerohanian (relegius)

meliputi indicator : melaksanakan ibadah sesuai norma agamanya

masing-masing, berdoa setiap mengawali dan mengakhiri suatu kegiatan,

bersikap toleransi (saling menghormati antara pemeluk agama yang satu

dengan yang lain), (7) Patriotisme meliputi indicator Peduli dan

mencintai terhadap lingkungan, memelihara fasilitas sekolah,

dapat bekerjasama, (8) Nasionalisme meliputi indicator : mendahulukan

kepentingan bersama, menghindari permusuhan dengan teman,

dapat bekerjasama, (9) Demokratis meliputi indicator : mengupayakan

musyawarah setiap menentukan keputusan bersama, mengakui dan

menerima adanya perbedaan pendapat, berani menyampaikan pendapat

dengan sopan, berani bertanya, bersedia melaksanakan keputusan hasil

musyawarah secara bertanggung jawab, (10) Percaya diri meliputi

indicator : Berani bersaing (berkompetisi) dibidang prestasi diri,

mengakui kelebihan orang lain, memaklumi kekurangan orang lain,

melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuannya, Pantang menyerah,

mengutamakan usaha sendiri dari pada bantuan orang lain, berusaha

ingin lebih maju.

Page 12: PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA …eprints.ums.ac.id/27540/13/Naskah_Publikasi.pdfacademic year 2012/2013, March 2013 till July 2013. Data resources of this ... macam tantangan

12

Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa pendidikan khusus

ditujukan untuk mengembangkan budi pekerti sesuai dengan materi

yang disampaikan dalam pembelajaran. Pendidikan tersebut disebut

dengan pendidikan karakter yang ditujukan untuk seluruh anak.

Persamaan dengan penelitian Chen dan Soon (2006) dalam

penelitiannya yang berjudul Education and Services for Children and

Youth with Emotional and Behavioral Disorders in Singapore adalah

kajian tentang pendidikan khusus. Dalam penelitian tersebut dijelaskan

bahwa Pendidikan tersebut ditujukan untuk anak-anak dan pemuda

yang mengalami keterbelakangan mental dan penyimpangan perilaku

(kenakalan).

Adapun Perbedaan dengan penelitian Chen dan Soon (2006)

adalah kebijakan pendidikan nasional. Dalam penelitian ini dijelaskan

bahwa pendidikan karakter baru saja diterapkan setelah terjadi

pelanggaran dan penyimpangan oleh remaja, khususnya siswa. hal ini

terjadi karena mereka hanya cerdas secara kognitif, tetapi tidak

ditunjang dengan sikap dan perilaku yang santun.

d. Guru menggunakan fasilitas dan media pembelajaran sesuai dengan

materi yang disampaikan.

Di lokasi penelitian, guru pengampu mata pelajaran PKn yang

menjadi informan dalam Penguasaan materi guru dapat memilih dan

memilah fasilitas dan media pembelajaran yang akan digunakan.

Misalnya guru PKn akan menyampaikan materi tentang usaha

pembelaan negara, guru dapat menggunakan poster/foto tokoh

nasional, dan gambar, guru PKn juga dapat menggunakan peta untuk

menunjukkan wilayah dalam materi tentang otonomi dan globalisasi.

Selain itu, guru juga dapat menggunakan media audio visual untuk

menarik minat dan perhatian siswa dengan menonton film.

Page 13: PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA …eprints.ums.ac.id/27540/13/Naskah_Publikasi.pdfacademic year 2012/2013, March 2013 till July 2013. Data resources of this ... macam tantangan

13

Persamaan dengan penelitian Miles dan Singal (2010) dalam

penelitiannya yang berjudul The Education for All and Inclusive

Education Debate : conflict, contradiction or opportunity adalah peran

dan inisiatif guru. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa guru

mempunyai peran yang besar dalam pendidikan khusus untuk anak

dengan perbedaan fisik dan kelemahan mental. Guru dapat menentukan

inisiatif yang tepat supaya pembelajaran berhasil dan efektif.

Perbedaan dengan penelitian Miles dan Singal (2010) adalah

jenis siswa. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa pendidikan

tidak merata sehingga beberapa anak dengan perbedaan fisik dan

kelemahan mental tidak mendapat kesempatan memperoleh

pendidikan secara layak. Hal ini sangat berbeda dengan anak-anak yang

normal dimana mereka mempunyai kesempatan yang besar dalam

memperoleh pendidikan. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa seluruh

siswa memperoleh pendidikan karakter. Bahkan pendidikan karakter

merupakan kebijakan pendidikan nasional yang mulai disampaikan sejak

SD hingga SMA dan sederajat.

2. Pelaksanaan guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMP Negeri 5 Wonogiri.

a. Guru menjadi teladan dan panutan bagi sesama rekan kerja maupun

siswa, selain itu Pendidikan karakter diterapkan di dalam dan di luar

kelas sesuai dengan aktifitas di sekolah, serta berlangsung setelah

pembelajaran selesai.

Menurut Azra (2010: 6), pembentukan pendidikan karakter di

sekolah dapat dilakukan dengan menerapkan pendekatan modeling

atau exemplary atau uswah hasanah. Artinya, guru menjadi teladan

sebagai contoh dan panutan bagi sesama rekan kerja maupun siswa.

Page 14: PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA …eprints.ums.ac.id/27540/13/Naskah_Publikasi.pdfacademic year 2012/2013, March 2013 till July 2013. Data resources of this ... macam tantangan

14

Pendidikan karakter dapat memberikan manfaat langsung bagi

siswa dan guru dalam internalisasi karakter meliputi aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik secara seimbang dan menyeluruh. Misalnya

kegiatan kerohanian dengan beribadah sholat berjamaah di mushola

pada saat istirahat kedua. Hal ini merupakan praktik dari aspek religious.

Selain itu, eksistensi Kantin Kejujuran juga menunjang pendidikan

karakter

Menurut Sudrajat (2010), pendidikan karakter bertujuan untuk

meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah

yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak

mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang sesuai standar

kompetensi lulusan. Dengan demikian berarti aspek karakter dapat

dilakukan di dalam maupun di luar kelas sesuai dengan aktifitas yang

melibatkan siswa itu sendiri. aktifitas tersebut dapat berkaitan dengan

pembelajaran maupun aktifitas lainnya.

Persamaan dengan penelitian Opertti (2008) dalam

penelitiannya yang berjudul Competency-based Curriculum

Development : Some Lessons from Other Regions adalah manfaat

pendidikan. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa hasil

pengembangan kurikulum sangat bermanfaat dalam kompetensi, sistem

pendidikan dan demokrasi. Hasil ini diperoleh dari kajian beberapa

negara dengan latar belakang yang berbada.

Perbedaan dengan penelitian Opertti (2008) adalah seting

penelitian. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa seting penelitian

melibatkan beberapa negara secara mendalam dengan fokus tentang

pengembangan kurikulum. Masing-masing negara mempunyai latar

belakang yang berlainan namun memperoleh hasil yang sama. Dalam

penelitian ini dijelaskan bahwa seting penelitian hanya melibatkan 1

sekolah dengan fokus tentang pendidikan karakter. Hasilnya diketahui

Page 15: PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA …eprints.ums.ac.id/27540/13/Naskah_Publikasi.pdfacademic year 2012/2013, March 2013 till July 2013. Data resources of this ... macam tantangan

15

bahwa pendidikan karakter dapat dilaksanakan di dalam dan di luar

kelas, baik dalam pembelajaran maupun kegiatan lainnya.

b. Pendidikan karakter dikembangkan melalui kegiatan rutin dan kegiatan

incidental meliputi kegiatan upacara bendera, kegiatan juma,t pagi, dan

kegiatan ekstra kurikuler.

Di lokasi penelitian, setiap hari Senin melaksanakan upacara

bendera ditujukan untuk mengembangkan sikap nasionalisme dan

patriotisme dan setiap hari Jum,at pagi dilaksanakan kegiatan senam

pagi dan jumat besih diikuti seluruh warga sekolah tujuannya untuk

mengembangkan karakter kebersamaan warga sekolah, selain itu

Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dilakukan melalui kegiatan

ekstra kurikuler. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ekstra kurikuler

Pramuka merupakan kegiatan ekstra kurikuler wajib bagi siswa kelas VII

dan VIII. Manfaat yang dapat diperoleh dari pramuka adalah latihan

berorganisasi, mengasah kemandirian dan bekerja sama

Asmani (2011: 64-65) membedakan pelaksanaan pendidikan

karakter menjadi empat, yaitu 1) Pendidikan Karakter berbasis nilai

religius (konservasi moral), 2) Pendidikan Karakter berbasis nilai budaya

(konservasi lingkungan), 3) Pendidikan Karakter berbasis lingkungan

(konservasi lingkungan) dan 4) Pendidikan Karakter berbasis potensi diri

(konservasi humanis). Dalam pelaksanaannya, pendidikan moral dapat

dikembangkan sesuai dengan basis nilai tertentu, baik secara rutin

maupun insidental.

Persamaan dengan penelitian Miles dan Singal (2010) adalah

kesempatan belajar yang sama. Dalam penelitian tersebut dijelaskan

bahwa setiap anak memperoleh pendidikan dan kesempatan belajar

yang sama. Bagi anak-anak yang mempunyai keterbatasan fisik, mereka

kesulitan dalam memperoleh pendidikan dan kesempatan belajar.

Page 16: PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA …eprints.ums.ac.id/27540/13/Naskah_Publikasi.pdfacademic year 2012/2013, March 2013 till July 2013. Data resources of this ... macam tantangan

16

Perkembangannya, mereka mendapat kesempatan yang semakin besar

dan hampir sebanding dengan anak-anak yang normal. Dalam penelitian

ini dijelaskan bahwa setiap anak wajib mengikuti kegiatan ekstra

kurikuler sesuai dengan kebijakan dan peraturan sekolah.

Kegiatan kerohanian juga mendapat perhatian dalam pendidikan

karakter, Di lokasi penelitian terdapat mushola sebagai salah satu

fasilitas peribadahan. Aktifitas kerohanian cukup sibuk terutama pada

istirahat kedua dimana warga sekolah melaksanakan sholat zhuhur

berjamaah. Pihak sekolah juga melakukan pembagian zakat, baik zakat

fitrah maupun zakat kurban. Bagi umat beragama selain muslim juga

mendapat kesempatan untuk melaksanakan ibadah yang

pelaksanaannya menyesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah,

semua kegiatan tersebut dapat berjalan dengan saling mengahargai dan

saling menghormati antara yang satu dengan yang lain. Selain itu masih

banyak kegiatan yang menunjang pendikan karakter antara lain kegiatan

aksi social dan kegiatan kemanusiaan.

Megawangi (2010) menyebutkan urutan pertama dalam pilar

pendidikan karakter adalah Cinta tuhan dan alam semesta beserta

isinya. Hal ini berarti bahwa kegiatan keagamaan menjadi pelaksanaan

pendidikan karakter yang sangat penting. Namun demikian, kegiatan

keagamaan di lokasi penelitian tidak optimal. Hanya beberapa warga

sekolah yang terbiasa melaksanakan sholat berjamaah di mushola.

Persamaan dengan penelitian Raihani (2007) adalah otonomi

pendidikan. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa reformasi

pendidikan ditandai dengan otonomi pendidikan dimana sekolah

menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Hal ini berarti sekolah

mempunyai kewenangan dalam mengelola lembaga pendidikan,

termasuk kegiatan yang berlangsung di sekolah. Dalam penelitian ini

dijelaskan bahwa sekolah memanfaatkan fasilitas pendidikan dalam

Page 17: PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA …eprints.ums.ac.id/27540/13/Naskah_Publikasi.pdfacademic year 2012/2013, March 2013 till July 2013. Data resources of this ... macam tantangan

17

pelaksanaan pendidikan karakter. Salah satunya adalah mushola sekolah

yang menunjang aspek religius dalam pendidikan karakter.

3. Penilaian guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMP Negeri 5 Wonogiri,

Pendapat peneliti berkaitan dengan penelitian ini adalah Penilaian.

Penilaian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru, beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam penilaian peserta didik antara lain : (1)

Penilaian ditujukan untuk mengukur pencampaian kompetensi, (2) Penilaian

mengunakan acuan kreteria yakni berdasarkan pencapaian kompetensi

peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, (3) Penilaian dilakukan

secara menyeluruh dan berkelanjutan, (4) Hasil penilaian ditindak lanjuti

dengan program remidiasi bagi peserta didik yang pencapaian

kompetensinya dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan program

pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM), (5) Penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran.

Adapun Instrument penilaian dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) dapat berwujud evaluasi yang proses

pengukurannya dapat dilakukan melalui tes lesan dan tes tertulis atau tidak

melalui tes (nontes) misalnya observasi dan pemberian tugas individu dan

kelompok.

Kesuma (2011: 138) menjelaskan tujuan evaluasi pendidikan karakter

sebagai berikut : (1) Mengetahui kemajuan hasil belajar dalam bentuk

kepemilikan sejumlah indikator karakter tertentu pada anak dalam kurun

waktu tertentu, (2) Mengetahui kekurangan dan kelebihan desain

pembelajaran yang dibuat oleh guru, (3) Mengetahui tingkat efektivitas

proses pembelajaran yang dialami oleh anak, baik pada seting kelas, sekolah

maupun rumah.

Melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi tentang Penilaian

guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan

Page 18: PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA …eprints.ums.ac.id/27540/13/Naskah_Publikasi.pdfacademic year 2012/2013, March 2013 till July 2013. Data resources of this ... macam tantangan

18

Kewarganegaraan (PKn) di SMP Negeri 5 Wonogiri diperoleh data bahwa

penilaian diawali dengan melakukan tes lesan, tes tertulis, tes pemberian

tugas individu dan kelompok, dan tes observasi. (1) Tes lesan dilakukan

sebelum dan sesudah proses pembelajaran berlangsung dengan tujuan

untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep, prinsip kompetensi

dasar pada tahap tertentu telah dikuasai atau belum, (2) Tes tertulis

dilakukan pada saat pelaksanaan ulangan harian, ulangan tengah semester,

ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas dengan tujuan untuk

mengetahui kemampuan peserta didik terhadap aspek cognitif (

pengetahuan akademik ) Bentuk instrumennya meliputi : pilihan ganda,

uraian objektif, uraian non objektif, jawaban singkat, menjodohkan, dan

benar-salah, (3) Tes pemberian tugas individu dan kelompok dilakukan

setelah pembelajaran berlangsung selama dua minggu dengan tujuan untuk

mengetahui aspek afektif pada karakter tanggung jawab, kedisiplinan dan

kebersamaan, (4) Tes observasi berupa lembar pengamatan dilakukan pada

studi lapangan misalnya pada saat jajak pendapat, kegiatan ibadah, kegiatan

ekstra, kegiatan upacara bendera, kegiatan social dan lain - lain, dengan

tujuan untuk mengetahui perubahan tingkah laku (aspek Psikomotor)

peserta didik.

mengikuti sosialisasi, mengikuti bimbingan dan pelatihan pendidikan karakter

melalui diklat dan kegiatan kedinasan secara internal dan berkelanjutan.

Simpulan

Penelitian ini mengambil judul Pengelolaan Pendidikan Karakter pada

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) (Studi Situs SMP Negeri 5

Wonogiri). Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana perencanaan

guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) di SMP Negeri 5 Wonogiri? (2) Bagaimana pelaksanaan

guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan

Page 19: PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA …eprints.ums.ac.id/27540/13/Naskah_Publikasi.pdfacademic year 2012/2013, March 2013 till July 2013. Data resources of this ... macam tantangan

19

Kewarganegaraan (PKn) di SMP Negeri 5 Wonogiri? dan (3) Bagaimana penilaian

guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) di SMP Negeri 5 Wonogiri? Selaras dengan rumusan

masalah, hasil penelitian, dan pembahasan, serta mengacu pada kajian teori

yang dikemukakan para pakar, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMP Negeri 5 Wonogiri

antara lain perencanaan diawali dari guru mengikuti sosialisasi, mengikuti

bimbingan dan pelatihan pendidikan karakter melalui diklat dan kegiatan

kedinasan secara internal dan berkelanjutan, guru melakukan koordinasi

dengan sesama guru pengampu mata pelajaran, guru menyusun instrument

pembelajaran berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang dilengkapi dengan pendidikan karakter, guru menggunakan fasilitas

dan media pembelajaran sesuai dengan materi yang disampaikan.

2. Pelaksanaan guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMP Negeri 5 Wonogiri.

Diawali dari guru itu sendiri harus dapat memberi contoh yang baik bagi

rekan kerja maupun bagi siswanya. Adapun Pelaksanaannya dapat

diterapkan di dalam proses pembelajaran didalam kelas maupun diluar kelas

sesuai dengan perencanaan silabus dan Rencana Pelaksanaan pembelajaran

(RPP) yang sudah dipersiapkan, selain itu sekolah melaksanakan kegiatan

rutin dan kegiatan insidental yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan

karakter antara lain melalui kegiatan upacara bendera setiap hari senin,

kegiatan Jum,at bersih, kegiatan kerohanian, kegiatan sosial dan kegiatan

kemanusiaan. Yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pendidikan karakter

adalah ketergantungan dengan materi sehingga hanya beberapa aspek

pendidikan karakter yang diterapkan secara intensif dan beberapa aspek

lainnya tidak dapat diterapkan secara optimal.

Page 20: PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA …eprints.ums.ac.id/27540/13/Naskah_Publikasi.pdfacademic year 2012/2013, March 2013 till July 2013. Data resources of this ... macam tantangan

20

3. Penilaian guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMP Negeri 5 Wonogiri.

Penilaian diawali dengan melakukan tes lesan, tes tertulis, tes

pemberian tugas individu dan kelompok, dan tes observasi. (1) Tes lesan

dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran berlangsung dengan

tujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep, prinsip

kompetensi dasar pada tahap tertentu telah dikuasai atau belum, (2) Tes

tertulis dilakukan pada saat pelaksanaan ulangan harian, ulangan tengah

semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas dengan tujuan

untuk mengetahui kemampuan peserta didik terhadap aspek cognitif (

pengetahuan akademik ) Bentuk instrumennya meliputi : pilihan ganda,

uraian objektif, uraian non objektif, jawaban singkat, menjodohkan, dan

benar-salah, (3) Tes pemberian tugas individu dan kelompok dilakukan

setelah pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui aspek

afektif pada karakter tanggung jawab, kedisiplinan dan kebersamaan, (4) Tes

observasi berupa lembar pengamatan dilakukan pada studi lapangan

misalnya pada saat jajak pendapat, kegiatan ibadah, kegiatan ekstra,

kegiatan upacara bendera, kegiatan social dan lain - lain, dengan tujuan

untuk mengetahui perubahan tingkah laku (aspek Psikomotor) peserta didik.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media. Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di

Sekolah. Yogyakarta: DIVA Press. Azra, Azyumardi. 2010. Pendidikan Karakter: Peran Gerakan Perempuan. Artikel

Internet. Chen, Kaili dan Soon, Tan Che, 2006. “Education and Services for Children and

Youth with Emotional and Behavioral Disorders in Singapore”. Heldref Publications.

Page 21: PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA …eprints.ums.ac.id/27540/13/Naskah_Publikasi.pdfacademic year 2012/2013, March 2013 till July 2013. Data resources of this ... macam tantangan

21

Hasbullah. 2006. Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Howard, Judith, 2007. “Curriculum Development”. Center for the Advancement

of Teaching and Learning, Elon University. Kesuma, Dharma; Triatna, Cepi; dan Permana, Johar. 2011. Pendidikan Karakter,

Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Maliki, Zainuddin 2008. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press. Megawangi, Ratna. 2010. Pengembangan Program Pendidikan Karakter di

Sekolah: Pengalaman Sekolah Karakter. Artikel Internet. Miles, Susie dan Singal, Nidhi, 2010. “The Education for All and Inclusive

Education Debate : conflict, contradiction or opportunity”. International Journal of Inclusive Education, volume 14, number 1, p. 1-15.

Opertti, Renato, 2008. “Competency-based Curriculum Development : Some

Lessons from Other Regions”. Association for the Development of Education in Africa (ADEA).

Raihani, 2007. “Education Reforms in Indonesia in the twenty-first century”.

International Education Journal, volume 1, number 8, p. 172-183. Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sudrajat, Ahmad. 2010. Konsep Pendidikan Karakter. Artikel Internet. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta. Sutama. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R & D.

Surakarta: Fairuz Media. Suyanto. 2010. Urgensi Pendidikan Karakter. Artikel Internet. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.