PENGELOLAAN LANSKAP TAMAN KOTA CENTRAL PARK MALL… · ABSTRAK . VIVI ANTANIA. ... ke tempat...
Transcript of PENGELOLAAN LANSKAP TAMAN KOTA CENTRAL PARK MALL… · ABSTRAK . VIVI ANTANIA. ... ke tempat...
PENGELOLAAN LANSKAP TAMAN KOTA
CENTRAL PARK MALL,
JAKARTA BARAT
VIVI ANTANIA
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pengelolaan Lanskap
Taman Kota Central Park Mall, Jakarta Barat” adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip baik dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2014
Vivi Antania
NIM A44100020
iv
ABSTRAK VIVI ANTANIA. Pengelolaan Lanskap Taman Kota Central Park Mall, Jakarta
Barat. Dibimbing oleh WAHJU QAMARA MUGNISJAH.
Central Park Mall adalah sebuah mall di Jakarta Barat yang memiliki area
taman hijau yang cukup luas. Pusat perbelanjaan ini dibangun dengan arsitektur
modern, berkonsep bangunan hijau sebagai salah satu megaproyek dari P.T. Agung
Podomoro Group, Tbk. yang bertempat di Jalan Letnan Jenderal S. Parman Kav. 28
Jakarta 11470. Konsep pembangunan ini sangat cocok dijadikan sebagai tempat
pembelajaran kegiatan magang pengelolaan taman kota dan implementasinya
sebagai taman berbasis lingkungan. Tujuan dari kegiatan magang ini adalah
mempelajari dan menganalisis aspek pemeliharaan dan pengelolaan taman,
menganalisis keinginan pengguna, dan membuat strategi pengelolaan taman
Central Park Mall. Data yang dibutuhkan pada kegiatan magang ini meliputi aspek
fisik, sosial, administrasi, pemeliharaan, serta pengelolaan taman. Analisis data
yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis pengunjung, dan analisis SWOT.
Berdasarkan hasil dari analisis SWOT, terdapat delapan butir strategi untuk
pengelolaan taman Central Park Mall yang dapat dijadikan acuan untuk sistem
pengelolaan bagi pihak pengelola di masa yang akan datang.
Kata kunci: pengelolaan lanskap, taman kota, pembangunan berkelanjutan,
pusat perbelanjaan, bangunan hijau
ABSTRACT
VIVI ANTANIA. Landscape Management of Central Park Mall City Park,
West Jakarta. Supervised by WAHJU QAMARA MUGNISJAH.
Central Park Mall is a mall in West Jakarta that has green garden area which
is quite spacious. The shopping center was built with modern architecture and
green building concept as one of the megaproject from P.T. Agung Podomoro
Group, Tbk. located in Jalan Letnan Jenderal S. Parman Kav. 28 Jakarta 11470.
The concept of development is very suitable as a place of internship activities to
learn city park management and its implementation as a garden-based
environment. The purpose of this internship is studying and analyzing aspects of
the maintenance and management of the park, analyzing the desires of the users,
and arranging the management strategies of Central Park Mall. Required data is
on the activities of apprentices include physical aspects, social aspect,
administration aspect, maintenance and management of park aspect. Analysis of
data used the descriptive analysis, user analysis, and SWOT analysis. Based on
result of the SWOT analysis, there are eight points strategies for management of
Central Park Mall proposed to systems management on behalf of the manager in
the future.
Keywords: green building, landscape management, city parks, shopping centers,
sustainable development.
v
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Arsitektur Lanskap
PENGELOLAAN LANSKAP TAMAN KOTA
CENTRAL PARK MALL,
JAKARTA BARAT
VIVI ANTANIA
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
vi
© Hak Cipta Milik IPB, tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah,
dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam
bentuk apa pun tanpa izin IPB.
Judul Skripsi : Pengelolaan Lanskap Taman Kota Central Park Mall, Jakarta Barat
Nama : Vivi Antania
NIM : A44100020
Disetujui oleh
Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M. Agr.
Pembimbing Skripsi
Diketahui oleh
Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M. Agr.
Ketua Departemen Arsitektur Lanskap
Tanggal Lulus:
ii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahuwataala atas segala
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengelolaan
Lanskap Taman Kota Central Park Mall, Jakarta Barat” ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu penulis
dari awal kegiatan magang sampai akhir penyusunan. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada
1) Bapak Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M. Agr. selaku pembimbing
skripsi yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya dalam
memberikan masukan, bimbingan, arahan, dan koreksi dalam penyusunan
skripsi ini,
2) Bapak Dr. Ir. Aris Munandar, MS dan Ibu Pingkan Nuryanti, ST, M. Eng
selaku dosen penguji sidang skripsi yang sangat banyak memberikan masukan
untuk perbaikan skripsi agar menjadi lebih baik lagi,
3) Bapak Dr. Ir. Setia Hadi, MS selaku pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan masukan di bidang akademi,
4) Bapak Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M. Agr. selaku Ketua Departemen
Arsitektur Lanskap yang telah membantu proses penyelesaian skripsi,
5) Bapak Jamaluddin dan Ibu Ayuniar serta Tia Malfa Yunita dan M. Yudha
Malfikri selaku orang tua, kakak, dan adik yang telah banyak memberi
dukungan serta semangat kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini,
6) Bapak Utar, Bapak Alam, Bapak Reza, Bapak Hafid dan seluruh Landscape
Maintenance team Central Park Mall yang telah membantu selama proses
pengumpulan data,
7) Ayu Riza Bestary, Binapri, Lolyta, Wulan, Mentari, dan Anggia Nur Pratiwi
selaku sahabat yang telah membantu dalam memberikan saran dan dukungan
dalam mengerjakan skripsi,
8) Nur Faizah Rani dan Putri Maryam selaku sahabat seperjuangan skripsi yang
telah membantu memberi masukan dan saran selama mengerjakan skripsi,
9) Wisnu Lazuardi Zaman, Jaka Lesmana Putra, Tarmizi, Hasdevi Agrippina
Dradjat, dan Agnisaa Dwi Handayani selaku sahabat yang juga telah banyak
memberi semangat dalam mengerjakan skripsi, dan
10) seluruh mahasiswa Arsitektur Lanskap Angkatan 47, dan berbagai pihak
lainnya atas segala doa dan bantuannya.
Penulis berharap semoga hasil yang telah disajikan dalam bentuk skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Desember 2014
Vivi Antania
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Magang 2
Manfaat Magang 2
Kerangka Pikir 2
TINJAUAN PUSTAKA 3
Lanskap Kota 3
Ruang Terbuka Hijau 4
Taman Kota 4
Pengelolaan Lanskap dan Pemeliharaan Taman 5
METODOLOGI 6
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan 6
Alat dan Bahan 7
Jenis Data 7
Tahap Kegiatan Magang 8
Prosedur Analisis Data 9
Penyusunan Skripsi 14
HASIL DAN PEMBAHASAN 14
Inventarisasi 14
Analisis dan Sintesis 39
SIMPULAN DAN SARAN 56
Simpulan 56
Saran 56
DAFTAR PUSTAKA 57
LAMPIRAN 59
RIWAYAT HIDUP 96
iv
DAFTAR TABEL
1 Jadwal pelaksanaan magang 7 2 Jenis data, sumber data, dan cara pengambilan data 8 3 Contoh tabel perbandingan dua variabel (teori dan keadaan 10 4 Contoh penilaian bobot strategis faktor internal 12 5 Contoh Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 12 6 Contoh Matriks SWOT 13
7 Frekuensi pemeliharaan tanaman area taman Central Park Mall 37 8 Frekuensi pemeliharaan kolam taman Central Park Mall 37 9 Penjumlahan poin nilai aspek pemeliharaan tanaman pada taman
Central Park Mall 39 10 Penjumlahan poin nilai aspek pemeliharaan kolam pada taman
Central Park Mall 40 11 Penjumlahan poin nilai aspek pengelolaan taman Central Park
Mall 40 12 Tingkat kepentingan faktor internal taman Central Park Mall 47 13 Tingkat kepantingan faktor eksternal taman Central Park Mall 47 14 Penilaian bobot faktor strategis internal 48
15 Penilaian bobot faktor strategis eksternal 48 16 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 49 17 Matriks External Factor Evaluation (EFE) 49 18 Matriks SWOT 51 19 Peringkat alternatif strategi 52
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pikir kegiatan magang 3 2 Lokasi pelaksanaan magang 6
3 Contoh Matriks Internal-Eksternal 13 4 Visual Central Park Mall pada saat malam (a) dan tampak keseluruhan
mata burung (b) 14 5 Piala penghargaan Flona 2012 dalam rangka lomba taman (a) dan
dokumentasi penerimaan penghargaan Flona 2012 (b) 15 6 Peta zonasi taman Central Park Mall 16 7 Visual taman hotel pada Spot 1 (a) dan Spot 2 (b) 16 8 Visual taman Tribeca pada Spot 1 (a) dan Spot 2 (b) 17 9 Visual taman Lumina pada Spot 1 (a) dan Spot 2 (b) 17
10 Visual taman Laguna pada Spot 1 (a) dan Spot 2 (b) 18 11 Visual taman indoor pada Spot 1 (a) dan Spot 2 (b) 18
12 Fasilitas taman berupa jogging track (a) dan event area (b) 20 13 Fasilitas taman berupa signage, hydrant (a) 20 14 Fasilitas taman berupa pangkalan taxi (a) dan ruang pertemuan (b) 20 15 Fasilitas taman berupa musical fountain (a) dan 21
16 Fasilitas taman berupa stand makanan (a) dan car call (b) 21
v
17 Penyiraman tanaman pada area outdoor (a) dan area indoor (b) 23 18 Penggemburan tanah pada tanaman rumput 24 19 Pemangkasan tanaman semak (a) dan tanaman rumput (b) 25 20 Penyapuan sampah pada tanaman rumput 25 21 Pemupukan tanaman 26 22 Penyiangan gulma pada tanaman semak (a) dan tanaman rumput (b) 27 23 Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman perdu (a) 27 24 Penyulaman tanaman pada tanaman semak (a) dan tanaman rumput (b) 28 25 Pembiakan tanaman baru dengan cara stek (a) dan cangkok (b) 28 26 Perawatan tanaman indoor pada saat pergantian tanaman (a) dan
pengambilan tanaman dari nursery (b) 29 27 Penyikatan batu relief kolam 30 28 Kegiatan pemakuman kolam 30 29 Pemberian garam pada kolam ikan 31 30 Pemberian klorin pada kolam non-ikan 31 31 Pemberian pakan ikan 32 32 Pengecekan kualitas air kolam dengan mencampurkan zat kimia pada air
kolam (a) dan penyocokan warna air kolam pada kertas parameter (b) 32 33 Struktur organisasi perusahaan P.T. Central Prima Kelola 34 34 Struktur organisasi perusahaan P.T. Frenkie Nursery Landscape 35 35 Struktur organisasi perusahaan P.T. Buana Biru Decorindo 36
36 Karakteristik pengunjung berdasarkan jenis kelamin dan usia 41 37 Karakteristik pengunjung berdasarkan pendidikan terakhir 41 38 Karakteristik pengunjung berdasarkan hari berkunjung dan frekuensi
berkunjung 42 39 Karakteristik pengunjung berdasarkan transportasi menuju taman kota 42 40 Persepsi pengunjung berdasarkan pentingnya taman kota dan fungsi CPM
sebagai taman kota 43 41 Persepsi pengunjung berdasarkan kesan pengunjung terhadap taman
kota 44 42 Keinginan pengunjung berdasarkan aktivitas yang dilakukan
pengunjung 45 43 Keinginan pengunjung berdasarkan fungsi tanaman yang ingin
ditambahkan 45 44 Keinginan pengunjung berdasarkan fasilitas yang ingin ditambahkan 45 45 Matriks Internal-Ekternal 50
vi
DAFTAR LAMPIRAN
1 Daftar nama vegetasi dan satwa pada taman Central Park Mall 61
2 Standar Kebersihan dan Kerapian Taman 62
3 Surat Perjanjian Kerja Sama (SPK) 64
4 Evaluasi Key Performance Indicator 71
5 Berita Acara Serah Terima 72
6 Monthly Landscape Programme 73
7 Alat dan Bahan Pemeliharaan Tanaman 75
8 Alat dan Bahan Pemeliharaan Kolam 76
9 Perbandingan Teori dan Keadaan di Lapangan pada Aspek Pemeliharaan
Taman 78
10 Perbandingan Teori dan Keadaan di Lapangan pada Aspek Pengelolaan
Taman 87
11 Kuesioner untuk Analisis Pengunjung 92
12 Kuesioner untuk Analisis SWOT 94
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peningkatan jumlah penduduk merupakan suatu masalah yang terjadi di
semua negara, tidak terkecuali di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta. Peningkatan
populasi manusia ini menyebabkan tingkat kepadatan kota semakin tinggi. Pada sisi
lain, luas lahan terbuka atau open space tidak bertambah, malah justru sebaliknya.
Akibatnya, jumlah ruang terbuka hijau semakin berkurang karena open space
tersebut telah digunakan untuk permukiman penduduk.
Pada hakikatnya, setiap manusia ingin merasa nyaman di mana pun mereka
berada. Persoalan kehidupan di kota yang notabene berpolusi dan padat kendaraan
lalu lintas menyebabkan suasana kota menjadi semakin buruk. Situasi seperti ini
dapat menimbulkan rasa penat dan stress yang berlebih bagi masyarakat yang
tinggal di daerah kota. Namun, suasana nyaman di daerah yang padat penduduknya
seperti Jakarta dapat diwujudkan dengan menyediakan fasilitas yang dapat memberi
suasana segar dan mampu memberikan kesan nyaman bagi orang yang berkunjung
ke tempat tersebut seperti ruang terbuka hijau dan taman kota di pusat perbelanjaan.
Central Park Mall adalah sebuah mall di Jakarta Barat yang memiliki area
taman hijau yang cukup luas yang terletak di area pusat perbelanjaan. Pusat
perbelanjaan ini dibangun di atas lahan seluas 21 hektar dengan arsitektur
modern sebagai salah satu megaproyek dari P.T. Agung Podomoro Land, Tbk. yang
dilengkapi dengan taman yang spektakular dengan luas 4 hektar, gedung
perkantoran, hotel, apartement di bangunan tower, dan toko retail.
Konsep bangunan hijau atau green building yang sedang menjadi
kecenderungan menginspirasi pembangunan pusat perbelanjaan Central Park Mall.
Central Park Mall merupakan satu-satunya pusat perbelanjaan yang telah mampu
menciptakan suasana nyaman bagi pengunjungnya. Mall tersebut juga telah
menjadi icon kota Jakarta dan merupakan salah satu shopping center yang sangat
berkelas karena keunggulannya yang memiliki ruang terbuka hijau berbentuk taman
kota. Kehadiran taman di pusat perbelanjaan dapat menjawab kebutuhan
masyarakat akan ruang terbuka.
Hingga saat ini, lanskap taman Central Park Mall telah mengalami
perkembangan pesat. Oleh karena itu, untuk tetap menjaga kualitas lanskapnya,
diperlukan sistem pemeliharaan dan pengelolaan yang baik agar taman ini tetap
berfungsi secara optimal. Sternloff dan Warren (1984) menerangkan bahwa
pengelolaan lanskap dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal lanskap
dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik atau
sedapat mungkin dipertahankan pada keadaan yang sesuai dengan desain semula.
Perumusan Masalah
Taman Central Park Mall merupakan taman yang berada di tengah-tengah
kota yang mampu meminimalisir kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh area
terbangun dan polusi udara. Oleh karena itu, perlu adanya sistem pengelolaan
lanskap yang baik agar taman ini tetap terjaga keutuhannya. Pengelolaan lanskap
merupakan sebuah upaya terpadu dalam penataan, pemanfaatan, pemeliharaan,
pelestarian, pengawasan, pengendalian, dan pengembangan lingkungan hidup
2
sehingga tercipta lanskap yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup
lainnya (Arifin dan Arifin, 2005). Terwujudnya pengelolaan yang baik di taman
Central Park Mall akan membuat makhluk hidup yang ada di dalamnya
memperoleh kualitas lingkungan yang baik.
Tujuan Magang
Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah membuat dan mengajukan
rekomendasi pemeliharaan dan pengelolaan taman Central Park Mall yang dapat
dijadikan acuan bagi pihak pengelola. Tujuan khusus dari kegiatan magang ini
adalah sebagai berikut:
1) mengetahui dan mempelajari proses pelaksanaan kerja pemeliharaan dan
pengelolaan taman Central Park Mall baik pekerjaan softscape maupun
hardscape mulai dari pelaksanaan administrasi hingga pelaksanaan
pekerjaan fisik di lapang;
2) mengidentifikasi dan menganalisis masalah pada aspek pemeliharaan dan
pengelolaan taman Central Park Mall serta menghitung efektivitas penerapan
teori di lapangan;
3) menganalisis keinginan pengunjung untuk dijadikan masukan dan bahan
pertimbangan perbaikan taman di masa yang akan datang;
4) menyusun strategi pengelolaan taman Central Park Mall.
Manfaat Magang
Manfaat dari kegiatan magang ini adalah sebagai bahan masukan dan
pertimbangan bagi pihak pengelola dalam hal rencana pemeliharaan dan
pengelolaan taman serta dapat dijadikan sebagai acuan solusi pemecahan masalah
dalam proses pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan pengelolaan pada lanskap
taman kota.
Kerangka Pikir
Kerangka pikir kegiatan magang merupakan alur dari pelaksanaan kegiatan
magang sampai kegiatan pascamagang. Kegiatan magang merupakan kegiatan
pelaksanaan kerja dan pengumpulan data yang dianggap perlu. Kegiatan
pascamagang dimaksudkan untuk memberikan penilaian serta membuat
rekomendasi rencana pengelolaan yang dikaitkan dengan metode pengelolaan yang
telah dipelajari sebelumnya. Output dari magang tersebut disajikan dalam bentuk
laporan skripsi yang kemudian disampaikan kepada P.T. Central Prima Kelola
member of Agung Podomoro Group selaku pihak pengelola taman Central Park
Mall. Kerangka pikir kegiatan magang disajikan pada Gambar 1.
3
Secara garis besar, lingkup kajian yang dilakukan pada kegiatan magang di
perusahaan P.T. Central Prima Kelola member of Agung Podomoro Group ini
adalah mengamati dan mengevaluasi sistem pemeliharaan dan pengelolaan taman
Central Park Mall. Pada saat kegiatan magang berlangsung, mahasiswa melakukan
pengenalan terhadap kondisi umum perusahaan dan mengikuti kegiatan
pelaksanaan pengelolaan lanskap taman Central Park Mall.
Pada saat pengenalan kondisi umum perusahaan, mahasiswa sekaligus
melakukan kegiatan inventarisasi data yang dianggap perlu seperti kondisi umum
(meliputi aspek fisik, sosial, dan administrasi) serta aspek pengelolaan dan
pemeliharaan taman (meliputi pemeliharaan tanaman dan pemeliharaan kolam)
secara keseluruhan. Kemudian data yang telah didapat tersebut dianalisis
permasalahannya hingga akhirnya didapat sebuah laporan kegiatan magang berupa
rekomendasi pengelolaan taman Central Park Mall.
TINJAUAN PUSTAKA
Lanskap Kota
Lanskap kota merupakan lanskap buatan manusia sebagai akibat dari aktivitas
manusia dalam mengelola lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
(Simonds dan Starke, 2006). Lanskap kota terjadi karena adanya pengorganisasian
ruang yang mencerminkan kegiatan masyarakat setiap hari. Lanskap kota
merupakan wajah bentang alam kota, tidak semata-mata lingkungan pertamanan
dalam arti sempit, tetapi mencakup segala hal ruang luar (exterior, out door) baik
yang alami maupun yang buatan dengan segala elemennya, baik keras (hardscape)
maupun lunak (softscape).
Gambar 1 Kerangka pikir kegiatan magang
4
Kota merupakan tempat yang dipandang dan dirasakan dari berbagai sudut
pandang menggambarkan keaktifan, keberagaman, dan kompleksitasnya. Selain itu,
kota merupakan tempat tinggal dari beberapa ribu penduduk atau lebih (Branch,
1995). Tarigan (2005) mengemukakan beberapa pandangan tentang kota sebagai
sebuah pusat, yaitu sebagai berikut.
1) Kota adalah pusat pemerintahan.
2) Kota merupakan sebuah pusat perdagangan (kegiatan ekonomi dan industri
yang berkembang).
3) Kota merupakan pusat pelayanan jasa (administrasi bagi warga kota itu sendiri).
4) Kota merupakan pusat prasarana perkotaan yang meliputi jalan, listrik,
persampahan, dan lain-lain.
5) Kota merupakan sebuah fasilitas sosial yang meliputi fasilitas pendidikan,
olahraga, rekreasi, dan lain-lain.
6) Kota merupakan pusat komunikasi dan pangkalan transportasi, artinya dari
kota tersebut masyarakat dapat berhubungan dengan banyak tujuan dengan
berbagai pilihan alat penghubung.
7) Kota merupakan pusat lokasi tempat pemukiman yang tertata dengan baik.
Menurut Simonds dan Starke (2006), lanskap kota yang ideal adalah kota-
kota yang diwujudkan sebagai suatu seni umum tiga dimensi, serta dalam kerangka
pola-pola dan bentuk dari ruang-ruang terbuka yang penuh arti. Lanskap kota
tersebut tercermin dalam plaza, alun-alun, lapangan, gedung, dan air mancur seperti
yang terdapat pada kota-kota lama di Eropa pada abad ke–18 yang masih
meninggalkan kesan memikat sampai sekarang.
Ruang Terbuka Hijau
Menurut Dinas Pertamanan dan Keindahan Kota DKI Jakarta (2001), ruang
terbuka adalah lahan tanpa atau dengan sedikit bangunan dan lahan dengan jarak
bangunan yang saling berjauhan. Ruang terbuka ini dapat berupa pertamanan,
tempat olahraga, tempat bermain anak, perkuburan, dan daerah hijau pada
umumnya. Selain itu, Simonds dan Starke (2006) mengemukakan bahwa ruang
terbuka memiliki kekuatan untuk membentuk karakter kota dan menjaga kualitas
lingkungannya.
Ruang terbuka hijau adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih
luas baik dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur
yang di dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka dan pada dasarnya tanpa
bangunan, dengan 30% dari total wilayah yang bersangkutan harus dihijaukan
(Instruksi UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang). Ruang terbuka hijau
tidak saja memberikan fungsi arsitektural dan fisik, tetapi juga fungsi ekologis dan
ekonomis.
Taman Kota
Taman yang dikelola untuk kepentingan umum (publik) dan merupakan
bagian dari fasilitas umum yang dibangun untuk mendukung kepentingan
masyarakat di sekitarnya disebut taman umum (public park). Taman umum
memiliki fungsi sosial yang mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat pada
5
tiap aras (level), mulai dari skala kota, lingkungan, sampai ketetanggaan (Arifin et
al., 2007).
Menurut Untermann dan Small (1986), taman dapat dikelompokkan menjadi
tiga kategori berdasarkan sifat kepemilikannya, yaitu sebagai berikut:
1) taman publik, yaitu taman yang dapat digunakan oleh umum,
2) taman semi publik, yaitu taman milik pribadi yang dapat digunakan oleh
umum atau dapat digunakan secara bersama-sama, dan
3) taman pribadi, yaitu taman milik pribadi yang tidak dapat digunakan oleh
umum.
Berdasarkan ukuran dan skala cakupan penggunaannya, taman umum di
perkotaan biasanya dibedakan atas taman kota, taman lingkungan, dan taman
ketetanggaan. Taman kota adalah taman umum pada skala kota, yang
peruntukannya sebagai fasilitas untuk rekreasi, olahraga, dan sosialisasi masyarakat
di kota yang bersangkutan. Taman kota biasanya terletak di lokasi yang strategis
dan mudah diakses dari berbagai penjuru kota (Arifin et al., 2007).
Berdasarkan tata letaknya dalam kota, taman kota ini dikategorikan, antara
lain, sebagai taman pertokoan, taman untuk kegiatan industri, taman lingkungan
permukiman, dan taman-taman rekreasi umum (Eckbo, 1964). Selanjutnya, taman
kota ini juga dikategorikan berdasarkan pengelolaannya, yaitu taman-taman privat
dan taman yang dimiliki dan dibiayai oleh individu dari suatu perusahaan swasta.
Pengelolaan Lanskap dan Pemeliharaan Taman
Pengelolaan merupakan upaya manusia untuk mendayagunakan, memelihara,
dan melestarikan lanskap/lingkungan agar memperoleh manfaat yang maksimal
dengan mengusahakan kontinuitas kelestariannya. Pengelolaan lanskap adalah
upaya terpadu dalam penataan dan pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian,
pengendalian, dan pengembangan lingkungan hidup sehingga tercipta lanskap yang
bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya (Arifin et al., 2007).
Pengelolaan atau manajemen merupakan suatu proses dari konsep, teori, dan
analisis tujuan, yang dengannya seorang manajer merencanakan, mengatur,
memimpin, dan menjalankan tujuan tersebut melalui usaha manusia secara
sistematis, koordinatif, dan saling kerja sama (Kraus dan Curtis, 1982). Setelah
taman dibangun, diperlukan pengelolaan/pemeliharaan agar kondisi taman tetap
bersih dan asri serta nyaman digunakan oleh masyarakat. Fungsi utama proses
manajemen adalah perencanaan (meliputi informasi-informasi dasar dan
merupakan fase awal yang berkelanjutan), pengorganisasian, pengaturan, dan
pengawasan.
Pemeliharaan merupakan suatu usaha untuk menjaga dan merawat areal
lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisi tetap baik atau
sedapat mungkin terpertahankan pada keadaan yang sesuai dengan tujuan dan
fungsi awal. Selain itu, pemeliharaan juga bertujuan agar suatu areal lanskap
memiliki keindahan dan memiliki nilai estetika serta nyaman dan aman (Dariati et
al., 2011).
Pemeliharaan ideal merupakan kegiatan pemeliharaan elemen-elemen
lanskap baik soft material maupun hard material sehingga sesuai dengan tujuan
dan fungsi semula. Untuk mempertahankan agar tujuan dan fungsi semula dalam
6
Siteplan Central Park Mall
Peta Jakarta
pemeliharaan ideal tetap terjaga, diperlukan usaha yang menunjang pemeliharaan
fisik, antara lain sebagai berikut :
1) pembuatan jadwal pemeliharaan elemen lunak dan elemen keras dan
2) penggunaan tanaman lokal untuk memudahkan penggantian/penyulaman pada
renovasi tata hijau (Dariati et al., 2011).
Pemeliharaan fisik adalah kegiatan pemeliharaan terhadap elemen-elemen
lanskap, baik hard material maupun soft material. Hard material terdiri dari
perkerasan, bangku, shelter, dan lampu jalan, sedangkan soft material seperti
vegetasi. Kegiatan pemeliharaan fisik ini bertujuan menjaga kondisi fisik elemen
hard material dan soft material agar tetap berfungsi dengan baik, indah, dan
berkelanjutan (Dariati et al., 2011).
METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan magang ini dilaksanakan di Central Park Mall, P.T. Central Prima
Kelola member of Agung Podomoro Group yang terletak di Podomoro City, Jalan
Letnan Jenderal S. Parman Kav. 28 Jakarta 11470. Peta lokasi dapat dilihat pada
Gambar 2.
Sumber: google.com
Gambar 2 Lokasi pelaksanaan magang
Peta Jakarta Barat
7
Kegiatan magang dilaksanakan di perusahaan pihak pengelola P.T. Central
Prima Kelola, di bawah bimbingan Landscape Team, Housekeeping Departement,
selama empat bulan, dimulai pada tanggal 17 Februari 2014 sampai 13 Juni 2014.
Selama magang, mahasiswa mengikuti prosedur kerja perusahaan dengan jam kerja
selama 8 jam per hari. Jadwal keseluruhan pelaksanaan magang, disajikan pada
Tabel 1.
Tabel 1 Jadwal pelaksanaan magang
Jenis Kegiatan
Bulan
Feb Mar Apr Mei Jun
1
3
2
4
3
1
4
2
5
3
5
4
7
1
8
2
1
3
2
4
3
1
4
2
5
3
2
4
3
1
4
2
1
3
2
4
Pengenalan perusahaan √ √
Kegiatan administrasi √ √
Kegiatan pemeliharaan dan
pengambilan data
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kegiatan Pengelolaan
√ √ √ √
Pengolahan laporan
√ √
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam kegiatan magang adalah kamera digital dan laptop
dengan software Adobe Photoshop, Microsoft Word, Microsoft Power Point, dan
Microsot Excel. Alat-alat tersebut digunakan untuk menunjang seluruh proses
kegiatan magang, mulai dari pengambilan data, pengolahan, hingga penyajian akhir
data. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah data fisik, biofisik, sosial,
administrasi, aspek pemeliharaan, pengelolaan pada tapak, dan kuesioner. Selain
itu, dokumentasi kondisi tapak juga merupakan bahan yang diperlukan.
Jenis Data
Terdapat dua jenis data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini, yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh
langsung dari lapang. Data primer ini meliputi hasil pengamatan pada tapak (foto,
data administrasi, aspek pengelolaan, aspek pemeliharaan, dan lainnya) dan hasil
wawancara responden yang bersangkutan, terdiri atas responden kunci (pengelola
taman Central Park Mall) dengan jumlah empat orang dan responden umum
(pengunjung taman Central Park Mall) dengan jumlah 51 orang. Data sekunder
merupakan studi pustaka mengenai teori pengelolaan lanskap dan konsep
pemeliharaan dan pengelolaan taman yang digunakan dalam penyusunan skripsi,
serta literatur mengenai profil perusahaan, kondisi tapak, metode analisis dan teori
para ahli. Jenis, sumber, dan cara pengumpulan data yang digunakan pada saat
melakukan kegiatan magang akan disajikan pada Tabel 2.
8
Tabel 2 Jenis data, sumber data, dan cara pengambilan data
No. Jenis Data Sumber Data Cara Pengambilan Kegunaan
Aspek Fisik
1 Profil Central Park Mall Perusahaan Wawancara
Kondisi umum tapak
2 Topografi Perusahaan Wawancara, studi pustaka
3 Hidrologi Perusahaan Wawancara
4 Tanah Perusahaan Wawancara
5 Iklim Perusahaan Wawancara
6 Vegetasi dan satwa Perusahaan, lapangan Wawancara, survei
7 Aksesibilitas Perusahaan, lapangan Wawancara, survei
8 Fasilitas Perusahaan, lapangan Wawancara, survei
Aspek Administrasi
1 Standar kebersihan taman Perusahaan Wawancara
Analisis Deskriptif
2 Surat Perjanjian Kerja Sama Perusahaan Wawancara
3 Key performance indicator (KPI) Perusahaan Wawancara, studi pustaka
4 Berita acara serah terima Perusahaan Wawancara, studi pustaka
5 Monthly landscape programme (MLP)
Aspek Sosial
1 Pengunjung Wawancara Wawancara, studi pustaka Analisis pengguna
taman 2 Masyarakat sekitar Wawancara Wawancara, studi pustaka
Aspek Pengelolaan
1 Struktur organisasi Perusahaan, lapangan Wawancara
Analisis deskriptif
dan strategi
pengelolaan
2 Tenaga kerja Perusahaan, lapangan Wawancara
3 Rencana anggaran biaya (RAB) Perusahaan, lapangan Wawancara
4 Jadwal kerja Perusahaan, lapangan Wawancara
5 Alat dan bahan Perusahaan, lapangan Wawancara
Aspek Pemeliharaan
1 Pemeliharaan tanaman Perusahaan, lapangan Wawancara, survey Analisis deskriptif
dan strategi pengelolaan 2 Pemeliharaan kolam Perusahaan, lapangan Wawancara, survei
.
Tahap Kegiatan Magang
Tahapan-tahapan kegiatan magang mengacu pada kerangka pikir yang telah
dibuat sebelumnya. Kegiatan magang dimulai dengan pengenalan kondisi umum
perusahaan (kondisi existing), pengumpulan data yang diperlukan dengan
berpartisipasi aktif di lapangan, dan pelaksanaan kerja administrasi. Setelah data
diperoleh, dilakukan pengolahan dan analisis data yang kemudian dijadikan output
rekomendasi. Penjelasan tahapan–tahapan pelaksanaan magang akan diuraikan
sebagai berikut.
Pengenalan kondisi umum perusahaan
Pada tahapan ini, mahasiswa melakukan penyesuaian diri terhadap suasana
kerja di perusahaan yang bersangkutan, serta pengenalan staf, struktur organisasi,
9
dan pengenalan terhadap kondisi umum taman Central Park Mall. Dalam hal ini,
mahasiswa juga diperkenalkan dengan kegiatan kerja administrasi perusahaan.
Kegiatan administrasi
Pada tahap ini, mahasiswa mengikuti kegiatan pelaksanaan kerja administrasi
dengan cara membantu staf memeriksa laporan bulanan, evaluasi key performance
indicator (KPI), jadwal kegiatan pemeliharaan, dan lain sebagainya.
Kegiatan pemeliharaan fisik taman
Pada tahapan ini, mahasiswa melakukan inventarisasi keadaan existing
taman Central Park Mall dengan melakukan wawancara kepada pihak pengelola
taman dan survei secara langsung. Mahasiswa mengikuti seluruh kegiatan kerja
yang dilakukan oleh pihak pengelola secara aktif dan mengumpulkan data yang
dianggap perlu. Pekerjaan aktif yang dilakukan oleh mahasiswa berupa
inventarisasi soft material, yaitu mengumpulkan dan mengidentifikasi data vegetasi
dan satwa yang terdapat pada tapak, serta inventarisasi hard material, yaitu
mengumpulkan dan mengidentifikasi data fasilitas seperti lampu taman, kursi
taman, dan paving.
Pada tahapan ini juga dilakukan kegiatan pemeliharaan taman Central Park
Mall. Kegiatan pemeliharaan taman dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan yang
biasa dilakukan oleh staf landscape maintenance. Mahasiswa bertugas mengawasi,
mengamati, dan melakukan wawancara kepada staf serta mencatat data yang
dianggap penting. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi pemeliharaan soft
material, yaitu penyiraman, pemupukan, penyulaman, pemangkasan, pengendalian
hama penyakit, dan pemeliharaan hard material, yaitu pemeliharaan kolam ikan
dan non-ikan.
Pengolahan dan analisis data
Setelah data terkumpul, data tersebut diolah, dianalisis, dan dievaluasi agar
didapatkan sebuah penilaian terhadap kegiatan yang telah dilakukan selama 4 bulan
magang. Hasil pengolahan dan analisis data ini didapatkan dengan memperhatikan
teori yang telah dipelajari dan teori-teori yang telah dikemukakan oleh para ahli.
Laporan kegiatan magang dan rekomendasi
Tahapan ini merupakan tahapan akhir, yaitu mahasiswa memberikan
rekomendasi pengelolaan taman kota berdasarkan hasil analisis dan evaluasi yang
telah dilakukan. Rekomendasi ini diberikan sebagai alternatif pemecahan masalah
yang dihadapi oleh pihak pengelola selama proses pelaksanaan pengelolaan taman
Central Park Mall. Rekomendasi ini diharapkan dapat membantu peningkatan
kinerja perusahaan dan pencapaian tujuan yang diinginkan oleh perusahaan.
Prosedur Analisis Data
Prosedur ini dilakukan setelah kegiatan magang selesai dilakukan. Data yang
telah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teori yang telah
dikemukakan oleh para ahli. Metode analisis yang digunakan penulis untuk
menganalisis data adalah metode analisis deskriptif, analisis pengunjung, dan
analisis SWOT. Penjelasan metode-metode ini adalah sebagai berikut.
10
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah suatu bentuk analisis yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
fenomena buatan manusia. Fenomena itu berupa bentuk aktivitas, karakteristik
perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan
yang lainnya (Sukmadinata, 2006).
Penelitian deskriptif menurut Widodo dan Mukhtar (2000) kebanyakan tidak
dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, melainkan lebih pada
menggambarkan apa adanya suatu gejala, variabel, atau keadaan. Namun, tidak
berarti semua penelitian deskriptif tidak menggunakan hipotesis. Penggunaan
hipotesis dalam penelitian deskriptif bukan dimaksudkan untuk diuji melainkan
bagaimana berusaha menemukan sesuatu yang berarti sebagai alternatif dalam
mengatasi masalah penelitian melalui prosedur ilmiah.
Analisis ini menggunakan 2 variabel yang akan dijelaskan dan dibandingkan
kesamaan serta perbedaannya yaitu variabel teori dan variabel keadaan yang
diamati (di lapangan). Contoh tabel perbandingan dua variabel (teori dan keadaan
pengamatan/di lapangan) akan disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Contoh tabel perbandingan dua variabel (teori dan keadaan
pengamatan/di lapangan)
Teori Aktual Kendala dan Solusi Keterangan
Variabel analisis
.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
....................
....................
....................
Kolom keterangan diberi nilai/poin kesesuaian kecocokan antara dua variabel
tersebut dengan ketentuan sebagai berikut:
1) sesuai jika semua keadaan aktual = teori (poin nilai : 3);
2) cukup sesuai jika (keadaan aktual = teori) > (keadaan aktual ≠ teori) (poin
nilai : 2);
3) kurang sesuai jika (keadaan aktual = teori) < (keadaan aktual ≠ teori) (poin
nilai : 1);
4) tidak sesuai jika semua keadaan aktual ≠ teori (poin nilai : 0).
Selanjutnya, poin-poin nilai ini diakumulasi dalam bentuk persentase untuk
mengetahui efektivitas penerapan teori pada praktik di lapangan dalam
pemeliharaan dan pengelolaan taman Central Park Mall dengan rumus sebagai
berikut:
Efektivitas penerapan teori = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑖𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑠 x 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 x 100%
Analisis Pengunjung
Analisis pengunjung dilakukan untuk mengetahui persepsi pengunjung
tentang pentingnya taman kota bagi mereka dan untuk mengetahui keinginan
pengunjung terhadap taman kota tersebut. Karakteristik responden yang akan
dianalisis adalah sebagai berikut:
1) berkunjung ke taman Central Park Mall baik dari dalam Jabodetabek dan luar
Jabodetabek,
2) jenis kelamin laki-laki dan perempuan,
3) berusia sekitar 13-55 tahun, dan
11
4) berpendidikan minimal SD.
Dalam hal penentuan jumlah sampel responden, Kerlinger dan Lee (2000)
menyarankan pengambilan sampel responden sebanyak 30 sampel sebagai jumlah
minimal sampel dalam penelitian kuantitatif. Analisis ini dilakukan secara acak
kepada 51 sampel responden. Hal ini disebabkan karena penggunaan sampel yang
besar dalam penelitian kuantitatif dianggap akan menghasilkan perhitungan
statistik yang lebih akurat daripada sampel dalam jumlah kecil (Kumar, 1999).
Pengambilan sampel responden dengan jumlah ganjil bertujuan agar hasil dari
jawaban responden tidak seimbang.
Metode sampel dilakukan secara langsung turun ke lapangan dengan
menggunakan kuesioner dan alat tulis. Kuesioner ini disebar merata kepada
pengunjung taman Central Park Mall dalam waktu 6 hari. Empat hari pertama
dilakukan pada saat hari kerja, yaitu pada hari Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat,
sedangkan 2 hari berikutnya dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu. Pada hari
Selasa sampai dengan hari Jumat, jumlah responden yang mengisi kuesioner
sebanyak 40 orang, sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu sebanyak 11 orang.
Metode ini juga mempertimbangkan ketersediaan (availability) dan kesediaan
(willingness) individu untuk mengisi kuesioner dan tanpa paksaan dari mahasiswa.
Setelah data persepsi dan keinginan pengunjung didapatkan, data kemudian
diolah menjadi hasil akhir berupa grafik persentase. Lalu grafik ini dijelaskan dalam
bentuk deskriptif yang berisikan hasil dan saran dari mahasiswa.
Analisis SWOT
Rangkuti (1998) menjelaskan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi dengan menggunakan
logika untuk memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities),
dan secara bersamaan meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman
(threats). Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menyusun
analisis SWOT.
1) Analisis penilaian faktor internal dan faktor eksternal
Faktor internal terdiri atas kekuatan dan kelemahan; faktor eksternal terdiri
atas peluang dan ancaman.
2) Penentuan bobot setiap variabel
Bobot setiap variabel ditentukan sesuai dengan kepentingan untuk
mengetahui faktor yang paling berpengaruh. Pemberian nilai kepentingan
dilakukan berdasarkan hasil diskusi dengan pihak pengelola menggunakan Skala
Likert (Kinnear dan Taylor, 1991) pada kisaran bobot 4 (sangat penting), 3
(penting), 2 (cukup penting), dan 1 (tidak penting). Rangkuti (1998) menyebutkan
bahwa nilai peringkat untuk faktor positif (kekuatan dan peluang) berbanding
terbalik dengan faktor negatif (kelemahan dan ancaman).
3) Penentuan setiap bobot strategis
Bobot strategi ditentukan dengan menggunakan metode paired comparison
(Kinnear dan Taylor, 1991) dengan ketentuan
(1) bobot = 1 jika indikator faktor horizontal kurang penting daripada faktor
vertikal;
(2) bobot = 2 jika indikator faktor horizontal sama penting daripada faktor
vertikal;
12
(3) bobot = 3 jika indikator faktor horizontal lebih penting daripada faktor
vertikal;
(4) bobot = 4 jika indikator faktor horizontal sangat lebih penting daripada
faktor vertikal.
Contoh penilaian bobot strategis faktor internal akan disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Contoh penilaian bobot strategis faktor internal
Faktor
Internal S1 S2 S3 W1 W2 W3 Total Bobot
S1
S2
S3
W1
W2
W3
Total keseluruhan
Sumber: Kinnear dan Taylor (1991) dengan penyesuaian
Keterangan:
S1 s/d W3 = nilai dari paired comparison.
Total = Jumlah semua nilai.
Bobot = nilai pada setiap kolom total
nilai keseluruhan kolom total .
4) Pembuatan Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks External
Factor Evaluation (EFE)
Matriks IFE dan EFE dibuat untuk menentukan kekuatan kondisi internal dan
eksternal dari tapak. Contoh matriks internal factor evaluation (IFE) akan disajikan
pada Tabel 5.
Tabel 5 Contoh Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Simbol Faktor Internal Tingkat Kepentingan Rating Bobot Skor
S1 S2 W1 W2
Total
Sumber: David (2008) dengan penyesuaian
Keterangan:
Simbol S1 s/d W2 = simbol kekuatan dan kelemahan dari setiap faktor internal.
Faktor internal = kalimat yang menjelaskan setiap faktor internal.
Tingkat kepentingan = kalimat penilaian kepentingan setiap faktor (kurang penting
hingga sangat penting).
Rating = angka penilaian kepentingan setiap faktor.
Bobot = bobot setiap faktor sesuai paired comparison (Tabel 4).
Skor = nilai setiap rating x nilai setiap bobot.
Total = jumlah keseluruhan skor, merupakan nilai kekuatan kondisi
internal tapak.
5) Pembuatan Matriks Internal-Eksternal
Matriks ini dibuat untuk mengetahui tipe strategi yang harus digunakan untuk
mengatasi permasalahan. Terdapat tiga tipe strategi yaitu grow and build (Sel I, II,
dan IV), hold and maintain (Sel III, V, dan VII), serta harvest or divest (Sel VI,
VIII, dan IX). Contoh matriks internal-eksternal akan disajikan pada Gambar 3.
13
TOTAL SKOR IFE
TO
TA
L S
KO
R E
FE
Kuat 3,0 Rata-rata 2,0 Lemah 1,0
Tinggi
3,0
Menengah
2,0
Rendah
I II III
IV V VI
VII VIII IX
Sumber: David (2008) dengan penyesuaian
Gambar 3 Contoh Matriks Internal-Eksternal
6) Penentuan alternatif strategi dengan Matriks SWOT
Alternatif strategi ditentukan dengan cara menggabungkan kedua faktor
internal (strengths dan weaknesses) dan kedua faktor eksternal (opportunities dan
threats) untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Contoh matriks SWOT akan
disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Contoh Matriks SWOT
Faktor Eksternal
Faktor Eksternal
Opportunities (O) Threats (T)
1. 1.
2. 2.
Strengths (S) Strategi SO Strategi ST
1. 1. 1.
2. 2. 2.
Weaknesses (W) Strategi WO Strategi WT
1. 1. 1.
2. 2. 2.
Sumber: David (2008) dengan penyesuaian
Berdasarkan Matriks SWOT tersebut, terdapat empat jenis strategi yang dapat
dihasilkan untuk menyelesaikan permasalahan, dengan mempertimbangkan
masing-masing faktor. Rangkuti (1998) menyebutkan keempat strategi tersebut:
(1) SO (strengths-opportunities), strategi dengan memanfaatkan seluruh
kekuatan untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya,
(2) ST (strengths-threats), strategi dengan memanfaatkan kekuatan yang
dimiliki untuk mengatasi ancaman,
(3) WO (weaknesses-opportunities), strategi dengan meminimalisasi
kelemahan untuk memanfaatkan peluang, dan
(4) WT (weaknesses-threats), strategi dengan meminimalisasi kelemahan dan
menghindari ancaman.
7) Penentuan peringkat analisis strategi
Setelah alternatif strategi didapatkan, alternatif tersebut disusun berdasarkan
peringkat yang paling penting sampai dengan penting.
8) Penyusunan sintesis sebagai hasil dari analisis strategi
Penyusunan sintesis ini yang nantinya akan menjadi hasil akhir dari strategi
yang dapat dijalankan oleh perusahaan untuk mengatasi masalah yang terjadi di
perusahaannya.
4,0
1,0
14
Penyusunan Skripsi
Tahapan terakhir adalah penyusunan skripsi, dilakukan setelah keseluruhan
proses analisis data selesai. Skripsi ini merupakan media untuk
mendokumentasikan seluruh proses magang, mulai dari tahapan persiapan hingga
tersusunnya sintesis, yaitu strategi pengelolaan taman Central Park Mall.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Inventarisasi
Kondisi Umum
Aspek Fisik
Profil Central Park Mall
Central Park Mall merupakan sebuah pusat perbelanjaan yang dibangun oleh
pengembang P.T. Agung Podomoro Land, Tbk. dan dikelola oleh anak
perusahaannya, yaitu P.T. Central Prima Kelola member of Agung Podomoro
Group. Central Park Mall ini terletak di kompleks Podomoro City Superblock,
Jakarta Barat, dan berada di bangunan mix-use yang terdiri dari hotel, kantor, serta
pusat perbelanjaan. Central Park merupakan proyek pengembangan superblok di
area Podomoro City dengan total luas lahan sekitar 101.577 m2 dengan agregat luas
lantai, tidak termasuk parkir, sekitar 404.877 m2, di mana pada saat
penyelesaiannya terdiri dari 9 (sembilan) tingkat pusat perbelanjaan, 3 (tiga)
menara apartemen, gedung kantor, hotel dan ruang terbuka hijau seluas 4 Ha.
Superblok Central Park didesain oleh DP Architects Pte. Ltd. of Singapore, bersama
dengan landscape consultant Bennit Design Group dari Amerika Serikat.
Kontraktor utama proyek tersebut adalah P.T. Total Bangun Persada. Visual Central
Park Mall pada saat malam dan tampak keseluruhan mata burung disajikan pada
Gambar 4.
Sumber: (a) dokumentasi pribadi, (b) google.com
Nama Central Park sendiri terinspirasi dari sebuah taman dari negeri Paman
Sam, yang memiliki arti sebagai pusat kehidupan. Konsep pengembangannya
sendiri mengusung mix use development yang berarti suatu lingkungan hunian yang
didesain dengan apik dan saling berintegrasi dengan baik.
Gambar 4 Visual Central Park Mall pada saat malam (a) dan tampak keseluruhan
mata burung (b)
(a) (b)
15
(a) (b)
Konsep bangunan hijau atau green building yang sedang menjadi
kecenderungan menginspirasi pembangunan pusat perbelanjaan Central Park Mall.
Menurut Very Y Setiady, Executive Director Central Park Mall yang dikutip dari
sebuah artikel Properti Kompas (2012), taman merupakan ciri dari mall ini. Dengan
hadirnya taman di pusat perbelanjaan, akan menjawab kebutuhan ruang terbuka
bagi masyarakat. Konsep bangunan hijau juga dimatangkan dengan penggunaan
water recycle dan penggunaan pembangkit listrik tenaga gas. Dengan
memaksimalkan dua hal ini, diharapkan dapat menghemat energi dan mengurangi
polusi.
Mall tersebut juga telah menjadi icon kota Jakarta dan merupakan salah satu
shopping center yang sangat berkelas karena keunggulannya yang memiliki ruang
terbuka hijau berbentuk taman kota. Kehadiran taman di pusat perbelanjaan dapat
menjawab kebutuhan masyarakat akan ruang terbuka. Central Park Mall juga
mendapat juara 1 di ajang Lomba Taman dan Penghijauan Lingkungan Tingkat
Provinsi DKI Jakarta yang diadakan oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman
Provinsi DKI Jakarta dalam rangka menyambut HUT ke-485 Kota Jakarta pada
tahun 2012. Hal ini membuktikan bahwa taman Central Park Mall memiliki peranan
aktif terhadap penghijauan kota Jakarta. Dokumentasi penghargaan untuk Central
Park Mall disajikan pada Gambar 5.
Sumber: P.T. Central Prima Kelola
Central Park Mall memiliki luas total area 21 hektar dengan total luas area
hijau sekitar 4 hektar. Gedung pusat perbelanjaan ini berbatasan langsung dengan
gedung pusat perbelanjaan Taman Anggrek di sebelah selatan, Jalan Letjen S.
Parman di bagian timur, BPK Penabur di bagian barat, serta gedung parkir dari
kompleks Podomoro City Superblock di bagian utara.
Untuk area ruang hijaunya, Central Park Mall memiliki 5 kawasan, yaitu
taman Hotel, taman Tribeca, taman Lumina, taman Laguna dan taman indoor.
Taman-taman ini dikelola dengan sangat baik sehingga memiliki kualitas visual
yang sangat bagus dan dapat menarik pengunjung untuk datang ke Central Park
Mall. Peta zonasi taman Central Park Mall akan disajikan pada Gambar 6.
Gambar 5 Piala penghargaan Flona 2012 dalam rangka lomba taman (a) dan
dokumentasi penerimaan penghargaan Flona 2012 (b)
16
1) Taman Hotel
Taman Hotel merupakan taman yang didesain untuk memaksimalkan kualitas
visual area hotel agar terkesan mewah dan elegan. Taman ini hanya berfungsi
sebagai taman estetika dan welcome area hotel. Tidak ada aktivitas khusus yang
dapat dilakukan pengunjung pada taman ini karena taman ini merupakan tempat
keluar atau masuknya kendaraan menuju tempat parkir. Visual taman hotel akan
disajikan pada Gambar 7.
Sumber: dokumentasi pribadi
2) Taman Tribeca
Taman Tribeca merupakan taman utama yang berfungsi sebagai taman kota.
Taman ini digunakan untuk semua pengunjung yang datang ke Central Park Mall,
terkecuali apabila pada saat pengadaan event yang mengharuskan pengunjung
masuk dengan menggunakan tiket masuk. Taman ini sering disewakan kepada yang
mengadakan event pada hari Sabtu, Minggu, atau hari lainnya. Pengunjung dapat
melakukan berbagai aktivitas di taman ini seperti jogging, duduk-duduk, transaksi
bisnis, rekreasi, dan lain –lain. Visual taman Tribeca akan disajikan pada Gambar
8.
Gambar 7 Visual taman hotel pada Spot 1 (a) dan Spot 2 (b)
Sumber: P.T. Central Prima Kelola
Gambar 6 Peta zonasi taman Central Park Mall
(b) (a)
17
Sumber: dokumentasi pribadi
3) Taman Lumina
Taman Lumina merupakan taman yang terletak di bagian depan Central Park
Mall. Taman ini didesain khusus untuk dijadikan sebagai taman welcome area yang
menonjolkan kualitas estetika yang sangat baik. Pada area ini terdapat tempat parkir
sepeda dan drop off. Pengunjung yang mengunjungi taman ini biasanya melakukan
aktivitas seperti memarkirkan kendaraan dan menunggu jemputan mobil. Visual
taman Lumina akan disajikan pada Gambar 9.
Sumber: dokumentasi pribadi
4) Taman Laguna
Taman ini merupakan taman yang berfungsi sebagai penambah nilai estetika
pada gedung mall. Taman ini didesain khusus untuk dijadikan sebagai tempat parkir
kendaraan umum seperti taxi dan shuttle bus. Pengunjung yang ingin pulang dengan
menggunakan kendaraan umum dapat menunggu kendaraan umum tersebut di
taman ini. Visual taman Laguna akan disajikan pada Gambar 10.
Gambar 8 Visual taman Tribeca pada Spot 1 (a) dan Spot 2 (b)
(a) (b)
Gambar 9 Visual taman Lumina pada Spot 1 (a) dan Spot 2 (b)
(b) (a)
18
Sumber: dokumentasi pribadi
5) Taman Indoor
Taman indoor merupakan taman yang didesain untuk menambah kualitas
visual area dalam gedung mall dan Agung Podomoro Land Tower agar terkesan
mewah dan elegan. Taman ini hanya berfungsi sebagai taman estetika. Biasanya
taman ini diletakkan di tengah-tengah sitting area yang ada di mall. Taman ini juga
diletakkan pada sudut-sudut gedung. Visual taman indoor akan disajikan pada
Gambar 11.
Sumber: dokumentasi pribadi
Topografi
Berdasarkan bentuk bentang alam (landscape) secara umum, geomorfologi
wilayah Jakarta bagian barat termasuk ke dalam satuan geomorfologi fluvial yang
terletak di bagian selatan dari satuan geomorfologi dataran pantai, memanjang dari
barat ke timur. Satuan ini umumnya merupakan daerah dengan kelerengan datar
hingga landai (1˚- 3˚) dan tidak begitu terpengaruh oleh proses interaksi dengan laut
(Wahyudi, 2009). Topografi kompleks Central Park Mall ini relatif datar dengan
kemiringan tanahnya berkisar 0-2% sehingga potensi terjadinya gerakan tanah
sangat kecil.
Hidrologi
Pengertian hidrologi yang akan dibahas mencakup sumber air untuk
pemeliharaan taman dan saluran drainase pembuangan air. Sumber air untuk
melakukan kegiatan pemeliharaan taman ini berasal dari air PDAM, air sisa toilet
Gambar 10 Visual taman Laguna pada Spot 1 (a) dan Spot 2 (b)
Gambar 11 Visual taman indoor pada Spot 1 (a) dan Spot 2 (b)
(a) (b)
(a) (b)
19
dan wastafel yang telah diolah menjadi air bersih dengan menggunakan alat water
treatment plant (WTP). Hal ini dilakukan untuk menghemat biaya kebutuhan air
untuk menyiram tanaman dan untuk keperluan lainnya. Untuk keperluan air kolam,
pihak pengelola menggunakan air yang berasal dari PDAM secara langsung agar
kesehatan ikan dan kura-kura tetap terjaga. Sisa-sisa air yang tidak terpakai lagi
dibuang melalui saluran drainase dan dialirkan lagi ke alat WTP untuk diolah
kembali menjadi air yang bersih.
Tanah
Berdasarkan data dari Dinas Kebersihan tahun 2012, jenis tanah di wilayah
Jakarta Barat adalah jenis tanah lempung lanauan dan lanau pasiran. Jenis ini
merupakan endapan kipas aluvial vulkanik (tanah tufa dan konglomerat),
berangsur-angsur dari atas ke bawah terdiri dari lempung lanauan dan lanau pasiran
dengan tebal lapisan 3 – 13,5 m. Lempung lanauan tersebar secara dominan di
permukaan, coklat kemerahan hingga coklat kehitaman, lunak-teguh, plasitisitas
tinggi. Lanau pasiran berwarna merah-kecoklatan, teguh, plasitisitas sedang-tinggi.
Di beberapa tempat nilai penetrometer saku untuk lempung 0,8 – 2,85 kg/cm2 dan
lanau lempungan 2,3 – 3,15 kg/cm2, tebal lapisan (data sondir dan bor tangan)
lempung 1,5 -6 m dan lanau lempungan 1,5 – 7,5 m. Kisaran nilai tekanan konus
lempung 2 – 50 kg/m2 dan lanau lempungan 18 – 75 kg/m2. Tufa dan konglomerat
melapuk menengah – tinggi, putih kecoklatan, berbutir pasir halus-kasar, agak padu
dan rapuh.
Iklim
Indonesia termasuk dalam kawasan beriklim tropis yang identik dengan
temperatur, kelembaban, serta curah hujan yang tinggi. Iklim menentukan
kenyamanan pengunjung pada saat mengunjungi sebuah taman. Menurut Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, suhu rata-rata wilayah DKI Jakarta
adalah sebesar 28˚C, kelembaban udara rata-rata sebesar 82,73%, kecepatan angin
rata-rata adalah 4,2 knot dengan angin bertiup dari arah barat akibat pengaruh angin
muson. Angin Muson Barat bertiup pada bulan November sampai dengan bulan
April dan angin Muson Timur pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober. Rata-
rata curah hujan adalah sebesar 336,07 mm/bulan.
Vegetasi dan Satwa
Taman Central Park Mall memiliki banyak keanekaragaman vegetasi dan
satwa. Vegetasi yang ada meliputi tanaman pelindung, perdu, semak, groundcover,
dan tanaman rambat. Pemilihan jenis vegetasi yang tumbuh di taman Central Park
Mall ini telah disesuaikan dengan jenis tanah dan iklim yang ada di Jakarta Barat.
Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan tanaman yang ditanam di taman Central
Park Mall terlihat bagus dan subur. Penggunaan tanaman juga berasal dari tanaman
yang dapat ditemukan di Indonesia sehingga tanaman ini dapat dirawat dengan
mudah. Jenis satwa juga beraneka ragam yang meliputi jenis ikan, dan kura-kura.
Jenis vegetasi dan satwa ini akan disajikan pada Lampiran 1.
Aksesibilitas
Aksesibilitas menuju taman Central Park Mall tergolong mudah karena dapat
ditempuh dengan berbagai alternatif transportasi umum atau pribadi. Untuk
20
transportasi pribadi dapat ditempuh dengan menggunakan mobil, motor, atau bus
pariwisata. Transportasi umum yang tersedia berupa bus way, kopaja, metromini,
bus patas, taxi, dan shuttle bus. Alternatif transportasi tersebut juga didukung oleh
adanya jalan tol lingkar luar Jakarta.
Fasilitas
Fasilitas merupakan sarana-sarana yang mendukung aktivitas pengunjung.
Fasilitas yang terdapat pada taman Central Park Mall, antara lain adalah jogging
track, event area, signage, hydrant, shuttle bus, taxi, ruang pertemuan, musical
fountain, tempat sampah, stand makanan, dan car call. Fasilitas taman disajikan
pada Gambar 12, Gambar 13, Gambar 14, Gambar 15, dan Gambar 16.
Sumber: dokumentasi pribadi
Sumber: dokumentasi pribadi
Sumber: dokumentasi pribadi
(a) (b)
Gambar 12 Fasilitas taman berupa jogging track (a) dan event area (b)
(a) (b)
(a) (b)
Gambar 14 Fasilitas taman berupa pangkalan taxi (a) dan ruang
pertemuan (b)
Gambar 13 Fasilitas taman berupa signage, hydrant (a)
dan shuttle bus
21
Sumber: dokumentasi pribadi
Sumber: dokumentasi pribadi
Aspek Sosial Aspek sosial adalah masyarakat yang berkunjung ke Central Park Mall dan
tinggal di sekitar mall. Karakteristik pengunjung dan masyarakat sekitar adalah
sebagai berikut.
Pengunjung
Pengunjung yang banyak mengunjungi taman Central Park Mall sebagian
besar berasal dari Jabodetabek dan sebagian lagi berasal dari luar Jabodetabek.
Central Park Mall khusus menargetkan pengunjung yang berasal dari golongan
menengah atas, tetapi masih banyak yang berasal dari golongan menengah sedang
seperti masyarakat sekitar yang ingin bermain-main di area taman dan berbelanja
kebutuhan bulanan.
Masyarakat Sekitar
Sebagian masyarakat yang tinggal di sekitar gedung Central Park Mall berasal
dari pendatang yang merantau dari beberapa daerah. Berdasarkan wawancara yang
telah dilakukan oleh mahasiswa pada saat melakukan kegiatan magang, mayoritas
masyarakat yang tinggal di sekitar gedung Central Park Mall bekerja merupakan
pegawai swasta yang berada di sekitar Jakarta Barat. Masyarakat asli bekerja
sebagai pedagang, karyawan swasta, pegawai sipil, dan lain sebagainya.
Gambar 15 Fasilitas taman berupa musical fountain (a) dan
tempat sampah (b)
(a) (b)
Gambar 16 Fasilitas taman berupa stand makanan (a) dan car call (b)
(a) (b)
22
Aspek Administrasi
Aspek administrasi merupakan aspek yang membahas tentang berkas-berkas
yang mendukung kegiatan pemeliharaan dan pengelolaan taman Central Park Mall.
Aspek administrasi yang akan dibahas adalah sebagai berikut.
Standar Kebersihan dan Kerapian Taman
Standar kebersihan dan kerapihan taman merupakan berkas yang dibuat untuk
menghitung nilai kualitas visual taman dengan hasil nilai kuantitas. Nilai ini
kemudian dihitung dan diakumulasi untuk mengetahui hasil kinerja karyawan
dalam melakukan pekerjaan pemeliharaan taman sehingga dapat dijadikan sebagai
salah satu bahan evaluasi setiap bulannya. Pengisian berkas ini dilakukan oleh
landscape officer dari pihak developer setiap 2 minggu sekali. Berkas standar
kebersihan dan kerapian taman disajikan pada Lampiran 2.
Surat Perjanjian Kerja Sama
Surat Perjanjian Kerja Sama (SPK) merupakan surat yang berisikan
kesepakatan antara pihak developer dan pihak vendor yang terdiri dari pasal-pasal
dan ayat-ayat. SPK ini membahas tentang peran antarpihak, jangka waktu kerja,
hak dan kewajiban para pihak, biaya dan cara pembayaran, denda dan sanksi-sanksi,
aspek legalitas, resiko, penyelesaian perselisihan, dan hal-hal lainnya. Berkas SPK
salah satu vendor disajikan pada Lampiran 3.
Key Performance Indicator
Key performance indicator (KPI) merupakan berkas akumulasi dari seluruh
penilaian kinerja vendor. Hasil akhir dari KPI ini dijadikan sebagai nilai evaluasi
akhir. Aspek yang dinilai pada KPI meliputi aspek jumlah kehadiran operator
lapangan, standarisasi performa operator, standar kebersihan dan kerapian taman,
tingkat tanaman/hewan yang sakit dan mati, monthly landscape programme (MLP)
atau jadwal pelaksanaan kerja, jumlah keluhan dari pengunjung, jumlah keluhan
internal dari pihak developer, penilaian administrasi dengan sistem audit,
penyerahan laporan, kelengkapan peralatan dan bahan kerja, jumlah kecelakaan
kerja, respon terhadap komentar pihak developer, pelaksanaan training, dan
kebersihan posko. Berkas evaluasi KPI disajikan pada Lampiran 4.
Berita Acara Serah Terima
Berita acara serah terima adalah berkas yang menjelaskan tentang bukti
bahwa vendor telah menjalankan pekerjaan pada waktu 1 bulan terakhir dengan
baik. Berita acara serah terima ini diberikan oleh pihak vendor kepada pihak
developer setiap 1 bulan sekali beserta dengan invoice pembayaran yang telah
diterima oleh pihak vendor. Berkas berita acara serah terima kerja ini disajikan pada
Lampiran 5.
Monthly Landscape Programme
Monthly landscape programme (MLP) merupakan jadwal pelaksanaan kerja
selama 1 bulan ke depan yang akan dilakukan oleh pihak vendor. Jadwal ini
nantinya akan dinilai sesuai dengan pelaksanaan kerja. Apabila pekerjaan
dilaksanakan, pihak vendor mendapatkan nilai sebesar 1 tiap pekerjaan. Jika
terdapat pekerjaan yang tidak dilaksanakan, pihak vendor mendapatkan nilai 0
23
untuk tiap pekerjaan. Nilai-nilai ini akan diakumulasi pada akhir bulan untuk
dimasukkan pada form penilaian evaluasi Key Performance Indicator (KPI). Berkas
MLP ini disajikan pada Lampiran 6.
Kegiatan Pemeliharaan Taman
Kegiatan pemeliharaan taman Central Pak Mall terbagi menjadi dua aspek,
yaitu pemeliharaan softscape dan hardscape. Pada pemeliharaan softscape,
kegiatan pemeliharaan dilakukan oleh Departemen Housekeeping, Bagian
Landscape, sedangkan pada pemeliharaan hardscape, kegiatan pemeliharaan
dilakukan oleh Departemen Housekeeping, Bagian Cleaning Service kecuali pada
elemen kolam. Pemeliharaan kolam diserahkan kepada landscape team. Pada aspek
pemeliharaan ini yang akan dibahas adalah kegiatan pemeliharaan yang hanya
dilakukan oleh Departemen Housekeeping, Bagian Landscape karena mahasiswa
hanya melakukan kegiatan magang pada Bagian Landscape.
Pemeliharaan Softscape Taman Central Park Mall
Elemen softscape pada taman ini meliputi semua jenis tanaman yang ada di
area taman hotel, taman Tribeca, Laguna, Lumina, dan tanaman yang berada di
dalam gedung Mall serta gedung Agung Podomoro Land Tower (APLT). Jenis
tanaman yang digunakan ada dua jenis, yaitu tanaman asli (tanaman hidup) dan
tanaman artifisial (tanaman palsu). Kegiatan pemeliharaan softscape taman Central
Park Mall ini dilakukan oleh vendor P.T. Frenkie Nursery Landscape dan kemudian
diawasi oleh Departemen Housekeeping, Bagian Landscape. Pemeliharaan yang
dilakukan meliputi kegiatan berikut.
Penyiraman
Pada umumnya kegiatan penyiraman tanaman berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan air pada tanaman dan sebagai pelarut unsur hara dalam tanah agar
tanaman senantiasa hidup dan terlihat segar. Penyiraman dilakukan setiap hari pada
saat pagi sekitar pukul 07.00 sampai selesai dan sore sekitar pukul 15.00 sampai
selesai. Namun, kegiatan penyiraman ini tidak dilakukan jika kondisi tanah masih
basah karena hujan. Kemudian tenaga kerja untuk penyiraman ini dialihkan kepada
kegiatan penyiangan gulma dan daun-daun kering pada tanaman semak dan rumput.
Kegiatan penyiraman tanaman disajikan pada Gambar 17.
Sumber: dokumentasi pribadi
Penyiraman tanaman dilakukan dengan dua cara, yaitu manual dan otomatis.
Kegiatan penyiraman tanaman secara manual dilakukan langsung oleh gardener
(a) (b)
Gambar 17 Penyiraman tanaman pada area outdoor (a) dan area indoor (b)
24
dengan menggunakan selang air dan hand sprayer (sprayer kecil yang biasa
digunakan untuk menyemprot tanaman dari jarak dekat), sedangkan kegiatan
penyiraman tanaman secara otomatis dilakukan dengan menggunakan alat yang
disebut sprinkler. Biasanya alat ini digunakan untuk menyiram semak dan rumput.
Penyiraman manual dilakukan untuk menyiram pohon, perdu, dan tanaman indoor.
Penggemburan Tanah
Kegiatan penggemburan tanah dilakukan untuk memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar tanaman dapat dengan mudah menyerap unsur yang ada pada tanah
sehingga pertumbuhan tanaman menjadi optimal. Kegiatan ini dilakukan setiap satu
bulan sekali dan dilakukan pada semua jenis tanaman. Pada jenis tanaman semak,
kegiatan penggemburan tanah dilakukan dengan menggunakan alat obeng,
sedangkan pada jenis tanaman rumput dan pohon, kegiatan penggemburan tanah
dilakukan dengan menggunakan garpu yang disertai dengan selang air. Selang air
ini berfungsi untuk mengalirkan air kepada garpu agar tanah tidak menempel pada
garpu sehingga pekerjaan lebih mudah dilakukan dan untuk mengganti air tanah
yang hilang akibat evapotranspirasi pada saat proses penggemburan tanah.
Kegiatan penggemburan tanah disajikan pada Gambar 18.
Sumber: dokumentasi pribadi
Selain melakukan penggemburan tanah, gardener juga melakukan
pembuatan saluran air yang berfungsi untuk mengalirkan air siraman berlebihan
agar tidak terjadi genangan air yang dapat membuat pertumbuhan tanaman
terganggu. Alat yang digunakan untuk pembuatan saluran air ini adalah cangkul.
Penjarangan Tanaman Semak
Kegiatan penjarangan tanaman semak dilakukan agar tanaman semak dapat
tumbuh dengan optimal dan terlihat rapi serta anakan tanaman semak dapat tumbuh
secara baik. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang dianggap
tidak baik dari segi kualitas tanamannya seperti tanaman yang sudah tua atau
tanaman yang kering dan mati.
Pemangkasan
Kegiatan pemangkasan tanaman dilakukan dengan tujuan mengontrol
pertumbuhan tanaman dan menjaga keindahan tanaman dari segi visual (estetika)
serta menjaga keamanan bagi pengunjung. Kegiatan pemangkasan dilakukan pada
semua jenis tanaman seperti tanaman pohon, perdu, semak, dan groundcover.
Gambar 18 Penggemburan tanah pada tanaman rumput
25
Untuk melakukan kegiatan pemangkasan pohon dan perdu, digunakan gergaji
cabang, yaitu alat pemotong ranting yang telah dipasang dengan tongkat bambu.
Untuk pemangkasan semak dan groundcover, digunakan gunting pangkas tanaman,
sedangkan untuk pemangkasan tanaman rumput digunakan alat pemangkas rumput,
yaitu mesin potong rumput. Kegiatan pemangkasan tanaman disajikan pada
Gambar 19.
Sumber: dokumentasi pribadi
Pemangkasan semak dan groundcover bersifat rutin, sedangkan
pemangkasan pohon dan perdu bersifat insidental atau tidak rutin. Pemangkasan
dilakukan hanya jika terdapat ranting kering dan pelepah pohon yang telah
mengenai jalan dan gedung mall atau hotel.
Penyapuan
Kegiatan penyapuan dilakukan untuk menjaga kebersihan taman dari sampah
dan serasah daun. Kegiatan penyapuan dilakukan setiap hari. Jika musim kemarau,
intensitas kegiatan penyampuan ini lebih sering dilakukan karena banyaknya daun-
daun pohon yang berguguran. Alat yang digunakan untuk melakukan kegiatan ini
adalah sapu lidi, trashbag, dan pengki. Sampah yang diperoleh diangkut dan
dikumpulkan ke nursery. Setelah sampah banyak, kemudian sampah diangkut
dengan menggunakan truk menuju tempat pembuangan akhir. Kegiatan penyapuan
pada taman disajikan pada Gambar 20.
Sumber: dokumentasi pribadi
Kegiatan penyapuan ini dibagi menjadi 2 area, yaitu area rumput dan area
paving. Untuk area rumput, kegiatan penyapuan dilakukan oleh vendor Bagian
(a) (b)
Gambar 19 Pemangkasan tanaman semak (a) dan tanaman rumput (b)
Gambar 20 Penyapuan sampah pada tanaman rumput
26
Landscape, sedangkan untuk area paving, kegiatan penyapuan dilakukan oleh
vendor Bagian Cleaning Service.
Pemupukan
Agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal, kebutuhan tanaman akan unsur
hara harus terpenuhi. Namun, ketersediaan unsur hara pada tanah belum tentu dapat
menjamin pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara optimal sehingga harus
ada penambahan unsur dari luar, yaitu dengan cara melakukan pemupukan.
Pemupukan menggunakan jenis pupuk organik dan inorganik. Jenis pupuk
organik yang biasa digunakan adalah pupuk kandang, sedangkan jenis pupuk
inorganik yang biasa digunakan adalah pupuk urea, TSP, dan pupuk NPK. Waktu
pemupukan dilakukan setiap 1 bulan sekali sesuai dengan monthly landscape
programme yang telah dibuat setiap bulannya. Jenis pupuk yang digunakan akan
dirotasi setiap 3 bulan sekali. Kegiatan pemupukan tanaman disajikan pada Gambar
21.
Sumber: dokumentasi pribadi
Penyiangan Gulma
Biasanya tanaman tidak terlepas dari gangguan gulma. Gulma adalah
tumbuhan yang tidak diinginkan kehadirannya selain tanaman utama. Gulma dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman utama karena dapat menyerap unsur hara yang
ada pada tanah secara berlebihan (terjadi kompetisi penyerapan unsur hara pada
tanaman). Dari segi kualitas visual, gulma dapat mengurangi keindahan pada taman
karena pertumbuhannya yang tidak teratur. Oleh karena itu, gulma harus dibuang
secara rutin untuk menjaga keindahan taman. Kegiatan penyiangan gulma pada
tanaman disajikan pada Gambar 22.
Gambar 21 Pemupukan tanaman
27
Sumber: dokumentasi pribadi
Kegiatan penyiangan gulma ini biasanya dilakukan pada semua jenis tanaman.
Jenis gulma yang biasanya terdapat pada taman adalah rumput teki, bayam-
bayaman, benalu, dan lain-lain. Penyiangan gulma ini dapat dilakukan dengan
menggunakan alat seperti obeng dan kape. Penyiangan gulma juga dapat dilakukan
secara manual, yaitu dengan cara mencabuti gulma dengan tangan.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Kegiatan pengendalian hama dan penyakit bertujuan mempertahankan
kesehatan tanaman agar tetap sehat dan menghindari tanaman dari serangan hama
dan penyakit. Dalam hal ini, pengendalian hama dan penyakit disesuaikan dengan
jenis tanaman dan jenis hama penyakit yang menyerang tanaman tersebut. Hama
dan penyakit yang biasa menyerang tanaman adalah jenis kutu putih, belalang,
jamur, bercak daun, dan lain-lain. Kegiatan pengendalian hama dan penyakit
disajikan pada Gambar 23.
Sumber: dokumentasi pribadi
Pengendalian hama dan penyakit menggunakan bahan kimiawi, yaitu
insektisida dan fungisida. Insektisida yang digunakan untuk membasmi serangga
seperti kutu putih dan belalang adalah Furadan, Dursban, dan Curacron. Fungisida
yang digunakan untuk membasmi jamur seperti jamur putih, dan bercak daun
adalah Dithane M-45, Antracol, dan Daconil. Waktu pemberian pestisida ini
dilakukan pada pagi hari agar mengurangi proses penguapan yang akan terjadi pada
pestisida.
Gambar 22 Penyiangan gulma pada tanaman semak (a) dan tanaman rumput (b)
Gambar 23 Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman perdu (a)
dan tanaman semak (b)
(a) (b)
(a) (b)
28
Penyulaman
Kegiatan penyulaman dilakukan apabila terdapat tanaman yang mati atau
rusak dengan tujuan mempertahankan bentuk dan nilai estetika pada taman. Selain
itu, kegiatan penyulaman juga berfungsi menjaga bentuk awal atau desain awal agar
taman tetap terlihat indah. Kegiatan penyulaman biasanya menggunakan alat
seperti cangkul dan obeng. Penyulaman membutuhkan tanaman baru yang akan
ditanam. Biasanya tanaman baru ini diperoleh dari nursery milik Central Park Mall
atau dibeli dari nursery lain. Kegiatan penyulaman tanaman disajikan pada Gambar
24.
Sumber: dokumentasi pribadi
Penyulaman dilakukan setiap 1 bulan sekali dan biasanya bersifat kondisional.
Bersifat kondisional disini artinya adalah jika pihak landscape mempunyai inovasi
untuk melakukan pergantian jenis tanaman baru yang sedang trend saat ini.
Penyulaman dapat dilakukan pada jenis tanaman apa saja bergantung pada
kebutuhan dan kondisi di lapangan.
Pembiakan Tanaman Baru
Kegiatan pembiakan tanaman baru hanya dilakukan pada area nursery saja.
Kegiatan ini dilakukan untuk menambah koleksi tanaman baru yang ada di nursery
dan untuk menambah stock tanaman apabila terdapat tanaman yang rusak atau mati.
Bibit pembiakan tanaman baru dapat diperoleh dari berbagai tanaman yang ada di
taman. Pembiakan tanaman yang biasa dilakukan adalah pembiakan dengan cara
cangkok dan stek. Kegiatan pembiakan tanaman baru disajikan pada Gambar 25.
Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 24 Penyulaman tanaman pada tanaman semak (a) dan tanaman rumput (b)
Gambar 25 Pembiakan tanaman baru dengan cara stek (a) dan cangkok (b)
(a) (b)
(a) (b)
29
Perawatan Tanaman Indoor
Kegiatan perawatan tanaman indoor dilakukan pada dua jenis tanaman yang
berbeda yaitu untuk tanaman yang hidup dan untuk tanaman yang mati atau biasa
disebut tanaman artifisial. Perawatan tanaman indoor disajikan pada Gambar 26.
Sumber: dokumentasi pribadi
Pada tanaman yang hidup dilakukan kegiatan penggantian tanaman setiap
lima hari sekali. Kegiatan ini dilakukan untuk menjaga kesehatan, kesegaran, dan
kualitas tumbuh tanaman agar tetap mendapatkan sinar matahari untuk melakukan
kegiatan fotosintesis. Untuk tanaman artifisial, kegiatan pemeliharaan tanaman
hanya dilakukan dengan cara pencucian dan penyemprotan tanaman dengan
menggunakan air detergen. Kegiatan ini dilakukan untuk menjaga kebersihan
tanaman artifisial serta menimbulkan efek segar pada tanaman artifisial.
Pemeliharaan Hardscape Kolam pada Taman Central Park Mall
Elemen hardscape yang dipelihara oleh pihak landscape adalah semua jenis
kolam, yaitu kolam ikan dan kolam non-ikan. Kegiatan pemeliharaan hardscape
yang ada pada taman Central Park Mall dilakukan oleh vendor P.T. Buana Biru
Decorindo dan kemudian diawasi oleh Departemen Housekeeping, Bagian
Landscape. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi kegiatan berikut.
Penyikatan Batu Relief
Kegiatan penyikatan relief berfungsi membersihkan batuan relief dari lumut
yang menempel pada batuan relief tersebut. Alat yang digunakan untuk melakukan
kegiatan ini adalah sikat. Selain berfungsi untuk membersihkan batuan, kegiatan ini
difungsikan untuk tetap menjaga kualitas estetika dari batuan. Kegiatan ini
dilakukan setiap dua kali seminggu. Kegiatan penyikatan batu relief disajikan pada
Gambar 27.
Gambar 26 Perawatan tanaman indoor pada saat pergantian tanaman (a) dan
pengambilan tanaman dari nursery (b)
(a) (b)
30
Sumber: dokumentasi pribadi
Pemakuman Dasar Kolam
Kegiatan pemakuman berfungsi untuk membersihkan dasar kolam dari
kotoran ikan dan sampah yang mengendap agar air kolam senantiasa jernih dan
bersih. Alat yang digunakan untuk melakukan kegiatan ini adalah mesin vakum
kolam. Pemakuman dilakukan setiap dua kali seminggu. Kegiatan pemakuman
kolam disajikan pada Gambar 28.
Sumber: dokumentasi pribadi
Pemberian Garam
Untuk menjaga keseimbangan kandungan senyawa yang terdapat di dalam
kolam ikan, diperlukan penambahan garam. Penambahan garam hanya diberikan
pada kolam ikan. Garam juga berfungsi untuk menjaga ikan agar bebas dari
serangan penyakit seperti jamur. Pemberian garam dilakukan setiap 2 kali seminggu.
Kegiatan pemberian garam disajikan pada Gambar 29.
Gambar 27 Penyikatan batu relief kolam
Gambar 28 Kegiatan pemakuman kolam
31
Sumber: dokumentasi pribadi
Pemberian Klorin
Klorin merupakan senyawa kimia yang berfungsi sebagai penjernih air.
Klorin hanya diberikan untuk kolam non-ikan karena jika diberikan pada kolam
ikan, akan membahayakan kesehatan dari ikan-ikan tersebut. Pemberian klorin
dilakukan setiap tiga hari sekali. Kegiatan pemberian klorin disajikan pada Gambar
30.
Sumber: dokumentasi pribadi
Pemberian Pakan Ikan
Untuk menjaga ikan tetap sehat dan tumbuh serta berkembang, ikan-ikan
harus diberikan makanan secara teratur. Biasanya makanan ikan diberikan setiap
pagi dan sore, yaitu sekitar pukul 08.00 WIB dan 15.30 WIB. Namun, setiap akhir
pekan, pihak pengelola biasanya menjual makanan ikan kepada pengunjung dan
mengizinkan mereka untuk memberi makan ikan. Hal ini dilakukan agar ikan tidak
terkontaminasi oleh makanan yang tidak layak untuk dimakan. Dalam hal ini,
diadakan peraturan kepada pengunjung agar tidak memberikan makanan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan ikan-ikan tersebut. Kegiatan pemberian pakan ikan
disajikan pada Gambar 31.
Gambar 29 Pemberian garam pada kolam ikan
Gambar 30 Pemberian klorin pada kolam non-ikan
32
Sumber: dokumentasi pribadi
Pengecekan Kualitas Air Kolam
Kegiatan ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan kandungan senyawa-
senyawa yang terdapat di dalam air kolam. Pengecekan ini hanya dilakukan pada
kolam ikan. Pengecekan kualitas air meliputi pengecekan suhu air, kadar pH,
kandungan amoniak, dan kandungan fosfat. Pihak pengelola telah menentukan
standar dalam hal ini. Kualitas air yang baik bagi pertumbuhan ikan adalah pada
suhu 26˚C-29˚C, yang mengandung pH sekitar 7 – 8.5, mengandung amoniak
sebesar 0 – 0.02 mg/L, dan mengandung fosfat sebanyak 0 – 1 mg/L. Akibat yang
akan ditimbulkan jika kualitas air tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan
adalah kesehatan ikan akan terganggu yang dapat menyebabkan ikan terserang
penyakit atau bahkan mati akibat keracunan. Kegiatan pengecekan kualitas air
kolam ikan disajikan pada Gambar 32.
Sumber: dokumentasi pribadi
Kegiatan Pengelolaan Taman
Terdapat lima aspek pengelolaan dalam pemeliharaan taman Central Park
Mall ini. Aspek pengelolaan tersebut adalah aspek struktur organisasi perusahaan
dalam pemeliharaan taman, jadwal pemeliharaan taman, alat dan bahan yang
digunakan dalam melakukan kegiatan pemeliharaan taman, tenaga kerja
pemeliharaan taman, dan rencana anggaran biaya (RAB) untuk melakukan kegiatan
pemeliharaan taman. Aspek-aspek ini akan dijelaskan lebih rinci sebagai berikut.
Gambar 31 Pemberian pakan ikan
Gambar 32 Pengecekan kualitas air kolam dengan mencampurkan zat kimia
pada air kolam (a) dan penyocokan warna air kolam pada kertas parameter (b)
(a) (b)
33
Struktur Organisasi Perusahaan Pemeliharaan Taman
Taman Central Park Mall dikelola oleh pihak PT. Central Prima Kelola
member of Agung Podomoro Group (pihak developer) yang bekerja sama dengan
beberapa vendor. Terdapat 4 vendor yang bekerja sama dengan developer ini dalam
memelihara seluruh landscape mall, APL Tower, dan hotel. Vendor-vendor
tersebut adalah
1) P.T. Frenkie Nursery Landscape yang memelihara seluruh tanaman yang ada
di area mall, APLT, dan hotel,
2) P.T. Buana Biru Decorindo yang memelihara seluruh kolam dan water
feature di area taman,
3) C.V. Evergreen yang memelihara tanaman palem artifisial yang ada di dalam
gedung mall, dan
4) P.T. Le Muguet yang bertindak sebagai suplier karangan bunga untuk tiap-
tiap meja customer service yang ada di gedung mall dan APL Tower.
Namun, vendor C.V. Evergreen dan P.T. Le Muguet hanya berperan sebagai
penyedia jasa yang tidak rutin sehingga tidak ada struktur organisasi khusus dalam
melakukan kegiatan pemeliharaan.
Untuk C.V. Evergreen, pelaksanaan pemeliharaan dilakukan sebanyak tiga
kali dalam setahun, yaitu di bulan Januari, Mei, dan September. Kegiatan
pemeliharaan hanya dilakukan pada tanaman palem artifisial yang terdapat di dalam
gedung mall. Kegiatan pemeliharaan dilakukan pada malam hari ketika pengunjung
telah meninggalkan lokasi mall. Kegiatan yang dilakukan meliputi pembongkaran
daun palem, pencucian, dan pemasangan daun palem kembali.
Pada P.T. Le Muguet, kegiatan pemeliharaan hanya penggantian karangan
bunga yang ditempatkan pada beberapa titik, yaitu pada meja costumer service,
pintu masuk lobby Lumina, pintu masuk lobby Laguna, dan Manajemen Office.
Pergantian karangan bunga ini dilakukan setiap lima hari sekali sebelum
pengunjung datang ke mall, yaitu sekitar pukul 09.00−10.00 WIB. Struktur
organisasi perusahaan pemeliharaan taman adalah sebagai berikut.
Struktur Organisasi Perusahaan P.T. Central Prima Kelola (Developer)
Pada kegiataan pemeliharaan taman, yang paling intensif dalam melakukan
koordinasi dengan vendor adalah landscape team. Hal ini dikarenakan landscape
team bertugas sebagai pengawas lapangan dan bertanggungjawab atas kegiatan
pemeliharaan di lapangan.
Struktur organisasi landscape team masih bergabung dalam Departemen
Housekeeping. Departemen ini terdiri dari landscape maintenance dan cleaning
service dan dipimpin oleh seorang manajer yang juga memimpin Departemen
Retail Operational. Departemen Housekeeping dipimpin oleh General Manager
bagian Operational karena lingkup kerja Departemen Housekeeping ini berada di
dalam ruangan dan di luar ruangan. Struktur organisasi Departemen Housekeeping
P.T. Central Prima Kelola disajikan pada Gambar 33.
34
*sumber : P.T. Central Prima Kelola
*bagian hijau adalah posisi mahasiswa saat melakukan kegiatan magang
Fungsi dari tiap posisi jabatan dalam bidang landscape diuraikan sebagai
berikut.
1) Manager
Pada perusahaan ini, manager merangkap dua departemen sekaligus, yaitu
Departemen Retail Operational dan Departemen Housekeeping. Tugas manager
dalam hal ini bertindak sebagai pemimpin pelaksanaan program dan rencana kerja
yang telah dibuat bersama, merumuskan dan mengambil keputusan serta tindakan-
tindakan yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan, mengendalikan pelaksanaan
kegiatan serta penggunaan resources agar rencana dan program yang telah dibuat
dapat berjalan sebagaimana mestinya.
2) Landscape Supervisor
Landscape supervisor adalah posisi yang berada di bawah manager. Tugas
dan tanggung jawab landscape supervisor ini adalah sebagai berikut:
a) melakukan perencanaan pada tanaman yang ada di taman (baik penempatan,
jenis tanaman, maupun jumlah tanaman),
b) membuat perencanaan dan program pemeliharaan tanaman,
c) membuat perbanyakan tanaman yang ada melalui pembuatan nursery,
d) membuat laporan dan evaluasi pekerjaan kegiatan pemeliharaan tanaman,
e) merencanakan, mengontrol, menilai, dan mengkoordinasikan hasil kerja
outsourching,
f) membuat inventarisasi tanaman sesuai kelompok, jenis, dan ketinggiannya,
dan
g) melakukan mapping dan dokumentasi semua tanaman yang ada.
3) Landscape Officer
Landscape officer adalah posisi yang berada di bawah landscape supervisor.
Tugas dan tanggung jawab landscape officer ini adalah sebagai berikut:
a) melakukan pengawasan terhadap keadaan tanaman yang ada di taman,
b) memantau dan memastikan pelaksanaan pemeliharaan tanaman yang meliputi
pemupukan, penyiangan, perapihan, dan pemberian vitamin,
Gambar 33 Struktur organisasi perusahaan P.T. Central Prima Kelola
35
c) memantau dan memastikan pelaksanaan pemeliharaan kolam (air kolam,
pompa, alat filter, dan lain-lain),
d) memantau pelaksanaan pemeliharaan ikan koi dan kura-kura, pemberian
makan, obat, dan lain-lain,
e) membantu atasan membuat perbanyakan tanaman melalui nursery,
f) membuat laporan tentang pelaksanaan pekerjaan kegiatan perawatan,
tanaman secara rutin, dan lain-lain.
Bagian-bagian ini yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil
pekerjaan vendor dalam melakukan kegiatan pemeliharaan taman.
Struktur Organisasi Perusahaan P.T. Frenkie Nursery Landscape (Vendor)
Perusahaan ini melakukan pemeliharaan terhadap seluruh tanaman yang ada
di area taman. Struktur organisasi karyawan P.T. Frenkie Nursery Landscape yang
bekerja sama dengan developer P.T. Central Prima Kelola disajikan pada Gambar
34.
*sumber : P.T. Central Prima Kelola
Struktur organisasi ini berada di bawah pengawasan dari pihak developer P.T.
Central Prima Kelola. Fungsi dari tiap posisi jabatan dalam struktur organisasi ini
diuraikan sebagai berikut.
1) Landscape Supervisor
Meskipun kinerja karyawan perusahaan ini telah diawasi oleh landscape
supervisor dan landscape officer dari pihak developer, perusahaan ini tetap
menempatkan seorang landscape supervisor yang berpengalaman untuk melakukan
controlling hasil kinerja karyawan outsourching agar dapat meminimalisir
kesalahan yang dapat dilakukan oleh gardener. Tugas landscape supervisor di sini
adalah mengajari leader dalam melakukan pengarahan kepada gardener agar dapat
menjalankan perintah dengan benar, melakukan dan membantu leader dalam
melakukan training kepada karyawan, dan melakukan controlling serta
mengevaluasi kinerja gardener.
2) Leader
Leader berfungsi sebagai pemimpin gardener dalam melakukan kegiatan
pemeliharaan taman. Tugas leader dalam hal ini adalah membantu landscape
supervisor dalam menjalankan kegiatan pemeliharaan taman, memberi pengarahan
secara langsung kepada gardener dalam melakukan pekerjaan pemeliharaan taman,
menerima complain dari pihak developer dan mengarahkan gardener untuk
menindaklanjuti complain tersebut, dan melakukan controlling pada seluruh area
taman baik taman indoor maupun outdoor.
Gambar 34 Struktur organisasi perusahaan P.T. Frenkie Nursery Landscape
36
3) Administrator
Administrator berperan penting dalam menyelesaikan seluruh pekerjaan
administrasi. Seluruh berkas ini diserahkan kepada pihak developer untuk dijadikan
laporan pertanggungjawaban atas seluruh kegiatan pemeliharaan taman. Tugas
administrator adalah membuat seluruh berkas pemeliharaan taman yang meliputi
mounthly landscape programme, rencana tahunan, log book harian, absensi
karyawan, tagihan bulanan, berita acara kejadian, laporan mingguan, laporan
bulanan, dan lain-lain.
4) Gardener
Gardener adalah karyawan yang menjalankan seluruh perintah leader dan
landscape supervisor dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan taman. Tugas
gardener adalah menyiram tanaman, memupuk tanaman, menyapu rumput apabila
terdapat sampah yang berserakan, menyemprot pestisida pada tanaman yang
terserang hama dan penyakit, memangkas tanaman, dan lain sebagainya.
Struktur Organisasi Perusahaan P.T. Buana Biru Decorindo (Vendor)
Perusahaan ini melakukan pemeliharaan terhadap seluruh kolam ikan dan
non-ikan yang ada di area taman. Struktur organisasi karyawan P.T. Buana Biru
Decorindo yang bekerja sama dengan developer P.T. Central Prima Kelola
disajikan pada Gambar 35.
*sumber : P.T. Central Prima Kelola
Struktur organisasi ini juga berada di bawah pengawasan dari pihak developer
P.T. Central Prima Kelola. Fungsi dari tiap posisi jabatan dalam struktur organisasi
ini diuraikan sebagai berikut.
1) Leader
Leader berperan dalam memberi pengarahan kepada operator untuk
menjalankan segala tugas pemeliharaan kolam ikan dan non-ikan. Tugas leader
lainnya adalah menerima dan menindaklanjuti seluruh complain yang diberikan
dari pihak developer, melakukan training pada karyawan untuk memaksimalkan
kinerja karyawan, melakukan controling dan evaluasi hasil kinerja operator, dan
lain sebagainya.
2) Operator
Operator berperan dalam melaksanakan seluruh kegiatan pemeliharaan
kolam ikan dan non-ikan. Tugas operator adalah membersihkan dasar kolam ikan
dan non-ikan, membersihkan batu-batuan relief dan peralatan kolam, memberikan
makanan ikan, mengobati ikan yang terserang hama dan penyakit, senantiasa
memeriksa keadaan air kolam ikan seperti kadar NH3, PO4, pH, suhu air kolam, dan
sebagainya.
Jadwal Pemeliharaan Taman
Dalam suatu kegiatan pemeliharaan taman, jadwal pekerjaan pemeliharaan
taman menjadi salah satu faktor penting untuk menentukan keberhasilan kegiatan
Gambar 35 Struktur organisasi perusahaan P.T. Buana Biru Decorindo
37
pemeliharaan taman. Jadwal pekerjaan pemeliharaan ini dibuat atas kesepakatan
dari kedua belah pihak yaitu pihak developer dan pihak vendor. Setiap vendor
pelaksana memiliki jadwal pemeliharaan yang berbeda-beda, disesuaikan dengan
objek yang dipelihara.
Pada P.T. Frenkie Nursery Landscape, pelaksanaan kegiatan pemeliharaan
tanaman dilakukan mulai dari pukul 06.30−18.00 WIB. Karena pemeliharaan
tanaman ini bersifat intensif, pemeliharaan tanaman dilakukan setiap hari. Jadwal
kegiatan pemeliharaan taman harus mengacu pada standar yang telah ditentukan
oleh pihak developer. Jadwal pemeliharaan ini disebut sebagai monthly landscape
programme (MLP). MLP mengacu pada rencana pemeliharaan tahunan yang telah
dibuat sebelumnya. Frekuensi pemeliharaan tanaman yang ada di seluruh area
taman Central Park Mall dijelaskan pada Tabel 7.
Tabel 7 Frekuensi pemeliharaan tanaman area taman Central Park Mall
No. Pekerjaan Frekuensi
1 Penyiraman Setiap hari
2 Penggemburan tanah 1 bulan sekali
3 Penjarangan tanaman semak 1 bulan sekali
4 Pemangkasan 1 bulan sekali
5 Penyapuan Setiap hari
6 Pemupukan
Pupuk kandang
Pupuk Urea
Pupuk NPK
Pupuk TSP
1 bulan sekali selama 3 bulan berturut-
turut secara bergantian
7 Penyiangan gulma Insidentil
8 Pengendalian hama dan penyakit 1 minggu sekali
9 Penyulaman 1 bulan sekali
10 Pembiakan tanaman baru 1 minggu sekali
11 Rotasi tanaman 5 hari sekali
*sumber : P.T. Central Prima Kelola
Pada P.T. Buana Biru Decorindo, pelaksanaan kegiatan pemeliharaan kolam
ikan dan non-ikan dilakukan mulai dari pukul 08.00-16.00 WIB. Karena
pemeliharaan kolam ikan dan non-ikan ini bersifat intensif, kegiatan pemeliharaan
juga dilakukan setiap hari. Jadwal kegiatan pemeliharaan kolam ini harus mengacu
pada standar yang telah ditentukan oleh pihak developer. Jadwal pemeliharaan ini
disebut sebagai monthly landscape programme (MLP). Frekuensi pemeliharaan
kolam ikan dan non-ikan pada taman Central Park Mall ini dijelaskan pada Tabel 8.
Tabel 8 Frekuensi pemeliharaan kolam taman Central Park Mall
No. Pekerjaan Frekuensi
1 Penyikatan batuan relief 2 kali seminggu
2 Pemvacuman dasar kolam 2 kali seminggu
3 Pemberian garam 2 kali seminggu
4 Pemberian klorin 3 hari sekali
5 Pemberian pakan ikan dan kura-kura 2 kali sehari
*sumber : P.T. Central Prima Kelola
Ketenagakerjaan dalam Pemeliharaan Taman
Faktor yang tidak kalah penting dalam melakukan kegiatan pemeliharaan
taman adalah tenaga kerja. Dalam hal ini, tenaga kerja berfungsi sebagai orang yang
melakukan pekerjaan pemeliharaan taman. Terdapat dua kelompok tenaga kerja
38
yang ada pada taman ini, yaitu tenaga kerja yang menangani pemeliharaan tanaman
yang disebut dengan gardener dan tenaga kerja yang menangani kegiatan
pemeliharaan kolam yang disebut sebagai operator.
Tenaga kerja yang ada untuk melakukan kegiatan pemeliharaan tanaman
berjumlah 33-34 orang. Tenaga kerja ini kemudian disebar berdasarkan areal
pengeplotan yang telah ditentukan oleh pihak developer agar pekerjaan dapat
dilakukan secara maksimal. Tenaga kerja yang ada untuk melakukan kegiatan
pemeliharaan kolam ikan berjumlah sekitar 4-5 orang. Tenaga kerja ini juga disebar
sesuai dengan areal pengeplotan yang telah ditentukan. Secara keseluruhan, status
pendidikan tenaga kerja pemeliharaan taman ini adalah lulusan SMA/SLTA
sederajat. Untuk pengawas dari pihak developer sendiri berjumlah empat orang.
Karyawan yang direkrut berasal dari latar belakang Pendidikan Pertanian dan
Arsitektur Lanskap.
Taman Central Park Mall termasuk dalam kategori taman semi publik yang
sangat sering dikunjungi oleh pegunjung umum terutama pada saat akhir pekan
sehingga kegiatan pemeliharaan taman ini harus dilakukan secara intensif. Oleh
karena itu, perusahaan menerapkan sistem kerja shift agar seluruh pekerjaan dapat
dilakukan secara efektif dan efisien.
Pada perusahaan P.T. Frenkie Nursery Landscape, perusahaan ini
menerapkan sistem shift sebanyak tiga kali, yaitu Shift 1 dimulai dari pukul 05.30
hingga 13.30 WIB, Shift 2 dimulai dari pukul 07.30 hingga 15.30 WIB, dan Shift 3
(middle) dimulai dari pukul 10.00 hingga 18.00 WIB. Pada akhir pekan, sistem
kerja dibagi menjadi 2 yaitu setengah dari jumlah keseluruhan karyawan yaitu 18
orang pada hari Sabtu dan 16 orang pada hari Minggu. Gardener bekerja selama
enam hari kerja dalam seminggu, dengan satu hari libur pada hari Sabtu atau
Minggu. Khusus untuk libur besar, pegawai diberi honor tambahan dari perusahaan
P.T. Frenkie Nursery Landscape.
Berbeda dengan P.T. Frenkie Nursery Landscape, P.T. Buana Biru Decorindo
hanya memakai sistem satu Shift karena jumlah karyawan hanya sedikit. Sistem
Shift ini dimulai dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Operator bekerja selama enam
hari kerja dalam seminggu, dengan satu hari libur antara hari Senin sampai dengan
hari Minggu. Hari libur dilakukan secara bergantian agar dapat menutupi seluruh
pekerjaan pemeliharaan kolam yang dilakukan setiap hari.
Alat dan Bahan dalam Pemeliharaan Taman
Pengadaan alat dan bahan dalam melakukan kegiatan pemeliharaan taman
baik pemeliharaan tanaman maupun kolam sepenuhnya menjadi tanggung jawab
pihak vendor karena dalam tagihan rencana anggaran biaya (RAB) telah termasuk
biaya pengadaan alat dan bahan. Setiap bulannya, alat dan bahan ini diperiksa oleh
pihak developer untuk mengetahui apakah layak digunakan atau tidak. Pemeriksaan
dilakukan pada tanggal 5 tiap bulannya. Pengadaan alat dan bahan ini termasuk
salah satu komponen penilaian dari key performance indicator (KPI). Apabila
pengadaan alat dan bahan ini mengalami keterlambatan, hal ini akan mempengaruhi
penilaian kinerja perusahaan dalam hal melakukan kegiatan pemeliharaan taman.
Terkecuali pengadaan bibit tanaman, dalam hal ini pembelian bibit tanaman
menjadi tanggung jawab developer. Biasanya bibit tanaman diajukan oleh pihak
landscape kepada pihak purchasing.
39
Secara umum, peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan
pemeliharaan taman masih tergolong sederhana. Kondisi alat-alat yang digunakan
sebagian besar bagus dan sebagian kecil terdapat peralatan yang kurang bagus. Jika
terdapat peralatan yang kurang bagus, biasanya pihak developer meminta kepada
perusahaan terkait untuk segera mengganti peralatan tersebut agar tidak
mengganggu kegiatan pemeliharaan taman. Peralatan yang digunakan meliputi
peralatan pemotongan rumput, pembersihan kolam, alat tanam menanam, dan lain
sebagainya. Bahan-bahan yang digunakan meliputi pupuk, pestisida, makanan ikan,
dan lain-lain. Alat dan bahan ini akan dijelaskan pada Lampiran 7 dan Lampiran 8.
Anggaran Biaya dalam Pemeliharaan Taman
Untuk keseluruhan pemeliharaan tanaman, pihak developer mengeluarkan
biaya sebesar Rp. 110.370.000/bulan dan untuk pemeliharaan kolam membutuhkan
biaya sebesar Rp. 23.080.000/bulan. Biaya ini dibayar pada tanggal 1 tiap bulannya.
Sumber dana ini diperoleh dari hasil pemasukan pihak developer yang bergerak
pada bidang property dan pusat perbelanjaan.
Analisis dan Sintesis
Analisis Deskriptif
Dalam skripsi ini, aspek yang akan dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif adalah aspek pemeliharaan tanaman, aspek pemeliharaan kolam, dan
aspek pengelolaan taman. Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan teori
yang telah dipelajari di bangku kuliah dengan keadaan di lapangan.
Aspek Pemeliharaan Taman
Aspek pemeliharaan taman dibagi menjadi dua aspek yaitu aspek
pemeliharaan tanaman dan aspek pemeliharaan kolam. Variabel analisis yang akan
dibandingkan yaitu untuk pemeliharaan tanaman sebanyak 9 variabel analisis dan
pemeliharaan kolam sebanyak 6 variabel analisis. Perbandingan keadaan teori dan
keadaan lapangan untuk pemeliharaan tanaman akan disajikan pada Lampiran 9.
Dari hasil perbandingan variabel teori dan keadaan di lapangan yang
diuraikan pada Lampiran 9, didapatkan hasil akumulasi dari penjumlahan poin nilai
pemeliharaan tanaman dari 9 variabel yang dianalisis dan pemeliharaan kolam dari
6 variabel yang dianalisis, kemudian disajikan pada Tabel 9 dan Tabel 10.
Tabel 9 Penjumlahan poin nilai aspek pemeliharaan tanaman pada taman Central
Park Mall
No Variabel Analisis Poin Nilai
1 Penyiraman tanaman 3
2 Penggemburan tanah 2
3 Pemangkasan tanaman 1
4 Penyiangan gulma 3
5 Pemupukan tanaman 1
6 Pengendalian hama dan penyakit 1
7 Penyulaman tanaman 1
8 Pembiakan tanaman baru 0
9 Perawatan tanaman indoor 3 Total poin nilai kesesuaian di lapangan 15 poin
40
Efektivitas penerapan teori pemeliharaan tanaman = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑖𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑠 x 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 x 100%
= 15
9 x 3 x 100%
= 55 %
Tabel 10 Penjumlahan poin nilai aspek pemeliharaan kolam pada taman Central
Park Mall
No Variabel Analisis Poin Nilai
1 Penyikatan dinding kolam/relief 0
2 Pemvakuman dasar kolam 3
3 Pemberian garam pada kolam ikan 2
4 Pemberian klorin pada kolam non-ikan 0
5 Pemberian pakan ikan 3
6 Pengecekan kualitas air kolam ikan 3 Total poin nilai kesesuaian di lapangan 11 poin
Efektivitas penerapan teori pemeliharaan kolam = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑖𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑠 x 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 x 100%
= 11
6 x 3 x 100%
= 62 %
Efektivitas penerapan teori pemeliharaan taman pada taman Central Park
Mall adalah untuk pemeliharaan tanaman sebesar 55% dan untuk pemeliharaan
kolam sebesar 62%. Walaupun penerapan teori pada saat pelaksanaan pemeliharaan
taman berada di bawah 100%, tidak terdapat kendala yang sangat menghambat
proses pelaksanaan pemeliharaan taman sehingga nilai ini masih dapat ditoleransi.
Aspek Pengelolaan Taman
Variabel analisis yang akan dibandingkan untuk aspek pengelolaan taman
yaitu sebanyak 5 variabel analisis, yaitu struktur organisasi perusahaan, tenaga
kerja, jadwal kerja, peralatan pemeliharaan taman, dan rencana anggaran biaya.
Perbandingan keadaan teori dan keadaan lapangan untuk pengelolaan taman akan
dijelaskan pada Lampiran 10.
Dari hasil perbandingan variabel teori dan keadaan di lapangan yang
diuraikan pada Lampiran 10, didapatkan hasil akumulasi dari penjumlahan poin
nilai dari 5 variabel yang dianalisis yang disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11 Penjumlahan poin nilai aspek pengelolaan taman Central Park Mall
No Variabel Analisis Poin Nilai
1 Struktur organisasi 2
2 Tenaga kerja 2
3 Jadwal kerja 3
4 Peralatan pemeliharaan taman 2
5 Rencana anggaran biaya 3 Total poin nilai kesesuaian di lapangan 12 poin
Efektivitas penerapan teori pengelolaan taman = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑖𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑠 x 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 x 100%
= 12
5 x 3 x 100%
= 80 %
41
2%
10%
37%
51%
Pendidikan Terakhir
SD sederajat SMP sederajat SMA sederajat Akademi/perguruan tinggi
61%39%
Jenis Kelaminlaki-laki perempuan
10%
36%54%
Usia
13-19 thn 20-24 thn 25-55 thn
Efektivitas penerapan teori pengelolaan taman pada taman Central Park Mall
adalah sebesar 80%. Walaupun penerapan teori pada saat pelaksanaan
pemeliharaan taman berada di bawah 100%, tidak terdapat kendala yang sangat
menghambat proses pelaksanaan pengelolaan taman sehingga nilai ini masih dapat
ditoleransi.
Analisis Pengunjung
Analisis pengunjung dilakukan untuk mengetahui persepsi pengunjung
tentang pentingnya taman kota bagi mereka dan untuk mengetahui keinginan
pengunjung terhadap taman kota tersebut. Berdasarkan hasil wawancara melalui
kuesioner (Lampiran 11) yang diajukan mahasiswa kepada responden, didapatkan
hasil sebagai berikut.
Analisis Karakteristik Pengunjung
Karakteristik pengunjung taman Central Park Mall ditinjau dari jenis kelamin,
umur, pendidikan terakhir, frekuensi berkunjung, hari berkunjung, dan transportasi
yang digunakan ketika berkunjung ke taman Central Park Mall. Setiap hal yang
ditinjau ini memiliki pengaruh yang berbeda-beda dalam menentukan pendapat
antara responden yang satu dengan yang lainnya. Berikut hasil dari data jenis
kelamin, usia, dan pendidikan terakhir responden yang telah dibuat dalam bentuk
persentase (Gambar 36 dan Gambar 37).
Gambar 36 Karakteristik pengunjung berdasarkan jenis kelamin dan usia
Gambar 37 Karakteristik pengunjung berdasarkan pendidikan terakhir
42
20%
29%
51%
Hari berkunjung
sabtu minggu hari kerja
16%
27%57%
Frekuensi berkunjung
pertama kali jarang sering
31%
25%
27%
15%
2%
Transportasi menuju taman kota
jalan kaki kendaraan umum motor mobil sepeda
Berdasarkan informasi dari Gambar 33 dan Gambar 34, untuk karakteristik
pengunjung berdasarkan jenis kelamin, responden yang paling banyak berkunjung
ke taman ini berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar 61%, sedangkan responden
berjenis kelamin perempuan hanya sebesar 39%. Berdasarkan usia, responden yang
paling banyak berkunjung ke taman ini yaitu berusia sekitar 25-55 tahun dengan
persentase sebesar 54%, sedangkan yang paling sedikit berusia 13-19 tahun, yaitu
sebesar 10%. Berdasarkan pendidikan terakhir, responden yang paling banyak
berkunjung ke taman ini berpendidikan akhir Akademi/Perguruan Tinggi, yaitu
sebesar 51%, sedangkan untuk responden yang paling sedikit berkunjung ke taman
ini berpendidikan SD sederajat, yaitu sebesar 2%.
Uraian di atas menunjukkan bahwa taman Central Park Mall diminati dari
kalangan mana saja. Namun, pengunjung yang mencolok terlihat dari golongan
muda hingga dewasa. Hal ini disebabkan lokasi taman Central Park Mall terletak di
sekitar wilayah perkantoran sehingga memungkinkan banyaknya karyawan kantor
yang berkunjung ke taman kota ini.
Selanjutnya, karakteristik pengunjung diidentifikasi berdasarkan frekuensi
berkunjung, hari berkunjung, dan transportasi yang digunakan ketika berkunjung
ke taman Central Park Mall. Berikut hasil data responden yang telah dibuat dalam
bentuk persentase (Gambar 38 dan Gambar 39).
Gambar 38 Karakteristik pengunjung berdasarkan hari berkunjung dan frekuensi
berkunjung
Gambar 39 Karakteristik pengunjung berdasarkan transportasi menuju taman
kota
43
Berdasarkan informasi dari Gambar 35 dan Gambar 36, untuk karakteristik
pengunjung berdasarkan hari berkunjung, responden terbanyak berkunjung pada
hari kerja, yaitu sekitar hari Senin sampai dengan hari Jumat yaitu sebesar 51%,
sedangkan pengunjung yang berkunjung pada hari Sabtu berjumlah paling sedikit,
yaitu sebesar 20%. Berdasarkan frekuensi berkunjung, sebanyak 57% responden
sering berkunjung ke taman Central Park Mall, sedangkan 16% responden baru
pertama kali mengunjungi taman Central Park Mall. Berdasarkan penggunaan
transportasi menuju taman Central Park Mall, responden kebanyakan menempuh
perjalanan menuju taman Central Park Mall dengan berjalan kaki, sedangkan
penggunaan transportasi yang paling sedikit, yaitu dengan menggunakan sepeda
yaitu sebesar 2%.
Uraian di atas menunjukkan bahwa taman Central Park Mall selalu dikunjungi
setiap harinya baik hari kerja maupun akhir pekan. Sebagian besar, pengunjung
yang datang ke taman Central Park Mall ini adalah pengunjung yang sering
berkunjung ke taman. Artinya, masyarakat sangat menyukai taman ini sehingga
mereka ingin mengunjungi taman ini sesering mungkin. Pengunjung yang paling
banyak datang adalah pengunjung yang berasal dari masyarakat sekitar. Hal ini
dibuktikan dengan banyaknya pengunjung yang datang ke taman ini dengan
berjalan kaki. Artinya taman ini telah mampu memfasilitasi masyarakat sebagai
taman kota yang dapat dinikmati oleh semua masyarakat baik masyarakat yang
berasal dari sekitar maupun yang berasal dari daerah yang jauh.
Analisis Persepsi Pengunjung
Analisis persepsi pengunjung taman Central Park Mall ini ditinjau dari
pendapat pengunjung mengenai seberapa penting peran taman publik sebagai
pemasok udara segar yang berada di tengah kota, apakah fungsinya telah optimal
atau belum, dan kesan pengunjung terhadap taman publik Central Park Mall ini.
Berikut hasil dari data analisis pengunjung yang telah dibuat dalam bentuk
persentase (Gambar 40 dan Gambar 41).
84%
12%
4%
Fungsi CPM sebagai Taman Kota
ya tidak tidak tahu
Gambar 40 Persepsi pengunjung berdasarkan pentingnya taman kota dan fungsi
CPM sebagai taman kota
86%
14%
0%
Pendapat Pentingnya Taman Kotasangat penting penting tidak penting
44
Berdasarkan informasi dari Gambar 37 dan Gambar 38, dalam hal persepsi
pengunjung berdasarkan pendapat pentingnya peranan taman kota sebagai pemasok
udara segar pada pusat perbelanjaan yang berada di tengah kota, sebagian besar
responden mengatakan peranannya sangat penting, yaitu sebesar 86% responden,
sedangkan 0% untuk yang mengatakan kurang penting dan tidak penting.
Berdasarkan wawancara tentang pendapat responden mengenai keoptimalan fungsi
taman Central Park Mall sebagai ruang terbuka hijau dan tempat rekreasi, sebagian
besar responden mengatakan taman Central Park Mall sudah optimal sebagai ruang
terbuka hijau dan tempat rekreasi, yaitu sebesar 84% responden, sedangkan hanya
sedikit responden yang mengatakan tidak tahu yaitu sebesar 4%. Berdasarkan
pendapat responden mengenai kesan yang mereka rasakan terhadap taman Central
Park Mall ini, sebanyak 40% mengatakan taman Central Park Mall adalah taman
yang nyaman, sedangkan 0% responden mengatakan taman Central Park Mall
adalah taman yang jelek dan kotor.
Uraian di atas membuktikan bahwa pengunjung telah merasakan pentingnya
taman kota bagi masyarakat sekitar. Keberadaan taman kota ini dapat dijadikan
sebagai alat untuk memasok udara segar di tengah kota yang telah tercemar oleh
polusi kendaraan. Hal ini juga menjelaskan bahwa pengetahuan yang dimiliki
masyarakat sekitar tentang pentingnya fungsi taman sebagai ruang terbuka hijau
telah cukup memadai sehingga keinginan mereka untuk menjaga keberadaan taman
tersebut menjadi lebih meningkat.
Analisis Keinginan Pengunjung
Analisis keinginan pengunjung taman Central Park Mall ini ditinjau dari
survei yang menanyakan langsung kepada pengunjung tentang apa yang harus
dilakukan untuk keberlanjutan taman publik Central Park Mall untuk yang akan
datang. Aspek yang ditinjau adalah mengenai aktivitas apa saja yang dilakukan
pengunjung di taman publik Central Park Mall ini, fungsi dan jenis tanaman apa
yang diinginkan pengunjung, dan fasilitas apa yang dibutuhkan pengunjung.
Berikut hasil dari data analisis keinginan pengunjung yang telah dibuat dalam
bentuk persentase (Gambar 42, Gambar 43, dan Gambar 44).
Gambar 41 Persepsi pengunjung berdasarkan kesan pengunjung terhadap taman kota
40%
22%
18%
20%
Kesan Pengunjung terhadap Taman Kota
nyaman indah bermanfaat bersih jelek kotor
45
33%
22%15%
11%
4%10%
5%
Fasilitas yang ingin di tambahkantempat istirahat toilet lampu penerangan tempat sampah
toilet hewan signage lainnya
44%
41%
4%
1%
10%
Fungsi tanaman yang ingin ditambahkan
keindahan pembatas peneduh penghambat kebisingan screen tidak perlu ditambah
48%
11%
29%
7%5%
Aktivitas pengunjung
duduk-duduk transaksi bisnis rekreasi belajar lainnya
Berdasarkan informasi dari Gambar 42, Gambar 43, dan Gambar 44,
ditunjukkan bahwa keinginan pengunjung berdasarkan aktivitas yang dilakukan,
responden paling banyak melakukan kegiatan duduk-duduk, yaitu sebesar 48%
sedangkan hanya 5% melakukan kegiatan lainnya seperti menunggu istri berbelanja,
dan menemani anak bermain. Berdasarkan fungsi tanaman yang ingin ditambahkan,
responden paling banyak menginginkan penambahan tanaman yang memiliki unsur
Gambar 44 Keinginan pengunjung berdasarkan fasilitas yang ingin ditambahkan
Gambar 42 Keinginan pengunjung berdasarkan aktivitas yang dilakukan
pengunjung
Gambar 43 Keinginan pengunjung berdasarkan fungsi tanaman yang ingin
ditambahkan
46
keindahan, yaitu sebesar 44%, sedangkan 0% menginginkan tanaman pembatas.
Berdasarkan fasilitas yang ingin ditambahkan, responden paling banyak
menginginkan pihak pengelola menambahkan tempat istirahat untuk pengunjung
yang tidak merokok, yaitu sebesar 33%, sedangkan hanya 4% ingin adanya
penambahan toilet hewan.
Data di atas dapat dijadikan masukan bagi pihak pengelola taman Central Park
Mall. Namun, dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah menambahkan fasilitas
yang dibutuhkan pengunjung karena fasilitas ini akan mempengaruhi kenyamanan
pengunjung selama berkunjung ke taman ini. Ketika mahasiswa melakukan
kegiatan wawancara kepada pengunjung, terdapat keluhan bahwa pengunjung
merasa kurangnya fasilitas tempat istirahat bagi pengunjung yang tidak merokok.
Tempat istirahat bagi pengunjung yang tidak merokok cenderung panas dan hanya
sedikit, sedangkan tempat istirahat untuk pengunjung yang merokok telah
disediakan tempat yang sangat nyaman, teduh, dan layak.
Kemudian mengenai penambahan toilet, masih banyak pengunjung yang
tidak mengetahui adanya toilet yang berada di sekitar taman tanpa perlu masuk ke
dalam mall terlebih dahulu. Oleh karena itu, dibutuhkan signage atau penunjuk arah
untuk akses menuju toilet secara jelas. Untuk penambahan lampu penerangan pada
saat malam hari, pihak pengelola dapat menambahkan lampu dengan
merangkaikannya pada ranting-ranting pohon agar memberi kesan indah dan
mewah pada taman dan menambah lampu pada ranting pohon dan tanaman rumput.
Selanjutnya, pihak pengelola dapat merenovasi peta yang telah ada pada taman agar
pengunjung dapat membaca peta tersebut dengan mudah karena selama ini peta
telah rusak akibat terkena air hujan sehingga tidak berfungsi sebagai mana mestinya.
Pihak pengelola dapat menyediakan toilet hewan agar memudahkan pengunjung
yang membawa hewan peliharaan untuk membuang kotoran hewan mereka.
Analisis SWOT Untuk melakukan analisis SWOT, langkah pertama yang dilakukan adalah
menentukan faktor internal dan eksternal. Faktor ini diketahui dengan cara
mengajukan kuesioner (Lampiran 12) kepada narasumber, yaitu pihak pengelola
secara langsung. Narasumber yang diwawancarai oleh mahasiswa berjumlah 4
orang, yaitu landscape supervisor (developer), landscape senior officer (developer),
landscape supervisor (vendor) bagian pemelihara tanaman, dan leader (vendor)
bagian pemelihara kolam.
Faktor Strategis Internal
Faktor strategis internal adalah faktor kekuatan (strengths) dan kelemahan
(weaknesses) dari pihak pengelola taman Central Park Mall. Faktor kekuatan dan
kelemahan yang diperoleh dari hasil wawancara kepada narasumber dengan
menggunakan kuesioner disajikan pada Tabel 12.
47
Tabel 12 Tingkat kepentingan faktor internal taman Central Park Mall
Simbol Faktor Internal Tingkat
kepentingan Rating
Faktor kekuatan (strength)
S1 Pihak pengelola telah memiliki tenaga ahli yang mengerti
tentang pemeliharaan taman.
Sangat penting 4
S2 Pihak pengelola telah memiliki standar pemeliharaan
untuk dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan
pemeliharaan.
Penting 3
S3 Pihak pengelola telah memiliki sarana dan prasarana yang
lengkap dalam melakukan pemeliharaan taman.
Penting 3
S4 Pihak pengelola telah memiliki nursery untuk menyuplai
kebutuhan tanaman.
Sangat penting 4
S5 Pihak pengelola telah memiliki teknologi Water Treatment
Plan (WTP) yang dapat menghemat biaya pemeliharaan
taman.
Penting 3
S6 Pihak pengelola telah mengadakan training untuk
gardener dan operator agar pekerjaan pemeliharaan
lanskap berjalan dengan lancar.
Penting 3
S7 Pihak pengelola telah memiliki budaya perusahaan yang
menuntut karyawan agar disiplin dalam menjalankan
pekerjaan.
Sangat Penting 4
Faktor kelemahan (weaknesses)
W1 Pihak pengelola belum memiliki mesin pengolahan
sampah.
Sangat penting 1
W2 Sumber daya manusia dari pihak vendor masih kurang
berkualitas.
Sangat penting 1
W3 Tenaga kerja di bidang pengelolaan/pemeliharaan kolam
masih kurang.
Sangat penting 1
W4 Pihak pengelola masih sulit mengajukan permohonan dana
untuk pengembangan taman.
Sangat penting 1
W5 Pihak pengelola belum memiliki struktur departemen
lanskap yang spesifik.
Sangat penting 1
W6 Pihak pengelola masih sulit menemukan aksesoris kolam
seperti lampu UV ketika aksesoris tersebut rusak.
Penting 2
W7 Penyerahan berkas administrasi vendor sering mengalami
keterlambatan
Penting 2
Total 33
Faktor Strategis Eksternal
Faktor strategis eksternal adalah faktor peluang (opportunities) dan ancaman
(threats) dari pihak pengunjung taman Central Park Mall dan berbagai fenomena
lainnya yang mempengaruhi. Adapun faktor pelupang dan ancaman yang diperoleh
dari hasil wawancara kepada narasumber dengan menggunakan kuesioner disajikan
pada Tabel 13.
Tabel 13 Tingkat kepantingan faktor eksternal taman Central Park Mall
Simbol Faktor Eksternal Tingkat
kepentingan Rating
Faktor peluang (opportunities)
O1 Sebagai penyedia lapangan pekerjaan bagi masyarakat
sekitar Penting 3
O2 Sebagai pemasok udara segar/O2 bagi masyarakat sekitar Sangat penting 4
O3 Sebagai tempat pengadaan event yang dapat menambah
pemasukan keuangan perusahaan Penting 3
48
Tabel 13 Tingkat kepantingan faktor eksternal taman Central Park Mall (lanjutan)
Simbol Faktor Eksternal Tingkat
kepentingan Rating
Faktor ancaman (threats)
T1 Banyaknya hama penyakit yang menyerang tanaman dan
ikan/kura-kura Sangat penting 1
T2 Vandalisme yang disebabkan oleh pengunjung Sangat penting 1
T3 Harga biaya pemeliharaan yang semakin meningkat Penting 2
Total 14
Pembuatan Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks
Eksternal Factor Evaluation (EFE)
Setelah setiap faktor internal dan faktor eksternal diketahui tingkat
kepentingannya, selanjutnya dilakukan penilaian bobot strategi internal eksternal
dengan menggunakan metode paired comparison dari Kinnear dan Taylor (1991).
Penilaian bobot faktor strategis internal dan eksternal disajikan pada Tabel 14 dan
Tabel 15.
Tabel 14 Penilaian bobot faktor strategis internal Faktor
Internal S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 W1 W2 W3 W4 W5 W6 W7 Total Bobot
S1 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 32 0,09
S2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 18 0,05
S3 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 18 0,05
S4 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 32 0,09
S5 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 18 0,05
S6 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 18 0,05
S7 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 32 0,09
W1 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 32 0,09
W2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 32 0,09
W3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 32 0,09
W4 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 32 0,09
W5 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 32 0,09
W6 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 3 18 0,05
W7 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 18 0,05
Total 364 1
Tabel 15 Penilaian bobot faktor strategis eksternal Faktor Eksternal O1 O2 O3 T1 T2 T3 Total Bobot
O1 1 2 1 1 2 7 0,12
O2 3 3 2 2 3 13 0,22
O3 2 1 1 1 2 7 0,12
T1 3 2 3 2 3 13 0,22
T2 3 2 3 2 3 13 0,22
T3 2 1 2 1 1 7 0,12
Total 60 1
Setelah diketahui bobot dari setiap faktor strategis internal dan eksternal,
langkah selanjutnya adalah membuat Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan
Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE). Pada matriks ini, bobot dari setiap
faktor dikalikan dengan peringkatnya untuk memperoleh skor pembobotan. (Jannah,
2013). Matriks IFE dan EFE digunakan untuk menentukan peringkat strategi
pengelolaan taman Central Park Mall yang akan diperioritaskan. Matriks Internal
Factor Evaluation dan External Factor Evaluation disajikan pada Tabel 16 dan
Tabel 17.
49
Tabel 16 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Simbol Faktor Internal Tingkat
Kepentingan Rating Bobot Skor
Faktor kekuatan (strength)
S1 Pihak pengelola telah memiliki tenaga
ahli yang mengerti tentang pemeliharaan
taman.
Sangat penting 4 0,09 0,35
S2 Pihak pengelola telah memiliki standar
pemeliharaan untuk dijadikan acuan
dalam melaksanakan kegiatan
pemeliharaan.
Penting 3 0,05 0,15
S3 Pihak pengelola telah memiliki sarana dan
prasarana yang lengkap dalam melakukan
pemeliharaan taman.
Penting 3 0,05 0,15
S4 Pihak pengelola telah memiliki nursery
untuk menyuplai kebutuhan tanaman.
Sangat penting 4 0,09 0,35
S5 Pihak pengelola telah memiliki teknologi
Water Treatment Plan (WTP) yang dapat
menghemat biaya pemeliharaan taman.
Penting 3 0,05 0,15
S6 Pihak pengelola telah mengadakan
training untuk gardener dan operator
agar pekerjaan pemeliharaan lanskap
berjalan dengan lancar.
Penting 3 0,05 0,15
S7 Pihak pengelola telah memiliki budaya
perusahaan yang menuntut karyawan agar
disiplin dalam menjalankan pekerjaan.
Sangat
Penting
4 0,09 0,35
Faktor kelemahan (weaknesses)
W1 Pihak pengelola belum memiliki mesin
pengolahan sampah.
Sangat penting 1 0,09 0,09
W2 Sumber daya manusia dari pihak vendor
masih kurang berkualitas.
Sangat penting 1 0,09 0,09
W3 Tenaga kerja di bidang
pengelolaan/pemeliharaan kolam masih
kurang.
Sangat penting 1 0,09 0,09
W4 Pihak pengelola masih sulit mengajukan
permohonan dana untuk pengembangan
taman.
Sangat penting 1 0,09 0,09
W5 Pihak pengelola belum memiliki struktur
departemen lanskap yang spesifik.
Sangat penting 1 0,09 0,09
W6 Pihak pengelola masih sulit menemukan
aksesoris kolam seperti lampu UV ketika
aksesoris tersebut rusak.
Penting 2 0,05 0,1
W7 Penyerahan berkas administrasi vendor
sering mengalami keterlambatan
Penting 2 0,05 0,1
Total 33 1 2,29
Tabel 17 Matriks External Factor Evaluation (EFE)
Simbol Faktor Eksternal Tingkat
Kepentingan Rating Bobot Skor
Faktor peluang (opportunities)
O1 Sebagai penyedia lapangan pekerjaan bagi
masyarakat sekitar
Penting 3 0,12 0,35
O2 Sebagai pemasok udara segar/O2 bagi
masyarakat sekitar
Sangat penting 4 0,22 0,87
O3 Sebagai tempat pengadaan event yang
dapat menambah pemasukan keuangan
perusahaan
Penting 3 0,12 0,35
50
Tabel 17 Matriks External Factor Evaluation (EFE) (lanjutan)
Simbol Faktor Eksternal Tingkat
Kepentingan Rating Bobot Skor
Faktor ancaman (threats)
T1 Banyaknya hama penyakit yang
menyerang tanaman dan ikan/kura-kura Sangat penting
1 0,22 0,22
T2 Vandalisme yang disebabkan oleh
pengunjung Sangat penting
1 0,22 0,22
T3 Harga biaya pemeliharaan yang semakin
meningkat Penting
2 0,12 0,23
Total 14 1 2,23
Berdasarkan hasil perhitungan Matriks IFE (Tabel 16) dan EFE (Tabel 17),
diketahui bahwa kondisi internal dari taman Central Park Mall memiliki skor
sebesar 2,29 dan kondisi eksternal dari taman Central Park Mall memiliki skor
sebesar 2,23, sehingga total nilai skor Matriks IFE dan nilai skor Matriks EFE
memperoleh sebesar 4,68. Menurut David (2008), jika nilai total skor IFE dan EFE
berada di bawah 2,5 diindikasikan bahwa kondisi internal dan eksternal tergolong
lemah. Di sisi lain, jika nilai total skor IFE dan EFE berada di atas 2,5, diindikasikan
bahwa kondisi internal dan eksternal tergolong kuat. Oleh karena itu, kondisi
internal dan eksternal sistem pengelolaan taman Central Park Mall tergolong kuat.
Selanjutnya, total nilai skor IFE dan EFE kemudian diposisikan dalam Matriks
Internal-Eksternal taman Central Park Mall (Gambar 45).
Keterangan :
IFE = 2,29 Kondisi internal rata-rata
EFE = 2,23 Kondisi eksternal rata-rata
Berdasarkan Gambar 45 tersebut, posisi skor IFE dan EFE taman Central Park
Mall berada pada Sel V. Artinya sel ini menunjukkan bahwa strategi yang paling
tepat digunakan adalah dengan menjaga dan mempertahankan (hold and maintain).
Hal ini berarti pihak pengelola taman Central Park Mall harus menjaga
keseimbangan sistem pemeliharaan dan pengelolaan yang telah tercapai hingga saat
ini, serta mencari cara untuk terus meningkatkannya lagi agar ke depannya menjadi
lebih baik lagi.
Gambar 45 Matriks Internal-Ekternal
51
Pembuatan Matriks SWOT
Setelah menentukan posisi sel nilai Matriks IFE dan EFE, langkah selanjutnya
adalah membuat Matriks SWOT. Pada tahap ini dilakukan pencocokan faktor-
faktor internal dan eksternal yang dimiliki sistem pengelolaan taman Central Park
Mall, yaitu dengan menyesuaikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan
peluang dan ancaman yang diprediksi akan terjadi. Pada matriks ini ditunjukkan
beberapa alternatif strategi pengelolaan yang dilakukan oleh pihak pengelola taman
Central Park Mall. Terdapat 8 strategi pengelolaan, yaitu 2 strategi SO (strength-
opportunity), 2 strategi ST (strength-threat), 3 strategi WO (weakness-opportunity),
dan 1 strategi WT (weakness-threat). Keseluruhan strategi ini disusun dengan
mempertimbangkan faktor-faktor kekuatan internal dan eksternal yang terkait.
Pencocokan tersebut akan dijabarkan pada Tabel 18.
Tabel 18 Matriks SWOT
Peluang (opportunities)
1. Sebagai penyedia lapangan
pekerjaan bagi masyarakat
sekitar.
2. Sebagai pemasok udara
segar.
3. Sebagai tempat pengadaan
event yang dapat
menambah pemasokan
keuangan perusahaan.
Ancaman (threats)
1. Banyaknya hama penyakit
yang menyerang tanaman
dan ikan/kura-kura.
2. Vandalisme pengunjung.
3. Harga biaya pemeliharaan
semakin meningkat.
Kekuatan (strength)
1. Memiliki tenaga ahli yang
mengerti tentang
pemeliharaan tanaman.
2. Mempunyai standar
pemeliharaan.
3. Mempunyai sarana dan
prasarana yang lengkap.
4. Memiliki nursery.
5. Memiliki mesin
pengolahan air WTP.
6. Mengadakan training
secara rutin.
7. Memiliki budaya disiplin
dalam melaksanakan
pekerjaan.
Strategi SO
1. Memaksimalkan fungsi
taman dengan
memanfaatkan fasilitas
yang telah lengkap dan ide
kreatif tenaga ahli.
2. Membuka peluang kerja
bagi masyarakat dalam
mengembangkan nursery
agar pemasukan menjadi
maksimal.
Strategi ST
3. Mengajukan pengadaan
training untuk tim tenaga
ahli agar pelaksanaan
teknis kerja lebih
terbaharui sesuai dengan
perkembangan teknologi
yang ada.
4. Menerapkan budaya
disiplin kepada pengunjung
agar tidak melakukan
kerusakan pada taman dan
membuat sanksi ketat
apabila melanggar aturan.
Faktor Eksternal
Faktor Internal
52
Tabel 18 Matriks SWOT (lanjutan)
Peluang (opportunities)
1. Sebagai penyedia lapangan
pekerjaan bagi masyarakat
sekitar.
2. Sebagai pemasok udara
segar.
3. Sebagai tempat pengadaan
event yang dapat
menambah pemasokan
keuangan perusahaan.
Ancaman (threats)
1. Banyaknya hama penyakit
yang menyerang tanaman
dan ikan/kura-kura.
2. Vandalisme pengunjung.
3. Harga biaya pemeliharaan
semakin meningkat.
Kelemahan (weaknesses)
1. Belum memiliki mesin
pengolahan sampah.
2. SDM dari vendor kurang
berkualitas.
3. SDM pemeliharaan kolam
kurang.
4. Pengajuan dana untuk
pengembangan relatif sulit.
5. Struktur departemen
lanskap belum menunjang.
6. Sulit menemukan aksesoris
kolam apabila rusak
7. Penyerahan administrasi
sering terlambat
Strategi WO
5. Mendorong manajer dan
supervisor untuk berperan
aktif dalam meyakinkan
pihak penyedia dana
tentang pentingnya peran
taman dalam menarik
kedatangan pengunjung
dan perbaikan lingkungan.
6. Memberi perhatian khusus
dalam pelaksanaan kerja
administrasi dan
menerapkan sanksi ketat
apabila pekerjaan
dilakukan tidak tepat
waktu.
7. Membuka lowongan
pekerjaan pada masyarakat
umum dan menseleksi
secara ketat dalam
menerima karyawan baru.
Strategi WT
8. Memperkuat sistem
departemen lanskap dalam
menjalankan pekerjaan
pemeliharaan dan
pengelolaan taman.
Strategi Pengelolaan Taman Central Park Mall
Setelah didapatkan beberapa alternatif strategi, selanjutnya dilakukan
penentuan peringkat dari setiap alternatif strategi tersebut dengan cara
menjumlahkan semua skor dari setiap faktor strategis terkait. Skor yang lebih tinggi
mengindikasikan strategi yang lebih menjadi prioritas (Jannah 2013). Adapun
penjabaran penentuan peringkat strategi dijelaskan pada Tabel 19.
Tabel 19 Peringkat alternatif strategi
No Alternatif Strategi Unsur
SWOT Skor Peringkat
1 Memaksimalkan fungsi taman dengan memanfaatkan
fasilitas yang telah lengkap dan ide kreatif tenaga ahli.
S1, S2, S3,
S5, O2, O3 2,01 1
2
Mendorong manajer dan supervisor untuk berperan aktif
dalam meyakinkan pihak penyedia dana tentang
pentingnya peran taman dalam menarik kedatangan
pengunjung dan perbaikan lingkungan.
W1, W4,
W6, O2 1,14 2
3
Membuka peluang kerja bagi masyarakat dalam
mengembangkan nursery agar pemasukan menjadi
maksimal.
S4, O1, O3 1,05 3
4
Mengajukan pengadaan training untuk tim tenaga ahli
agar pelaksanaan teknis kerja lebih terbaharui sesuai
perkembangan teknologi yang ada.
S1, S6, T1,
T3 0,95 4
Faktor Eksternal
Faktor Internal
53
Tabel 19 Peringkat alternatif strategi (lanjutan)
No Alternatif Strategi Unsur
SWOT Skor Peringkat
5
Membuka lowongan pekerjaan pada masyarakat umum
dan menseleksi secara ketat dalam menerima karyawan
baru.
W2, W3,
W5, O1 0,61 5
6
Menerapkan budaya disiplin kepada pengunjung agar
tidak melakukan kerusakan pada taman dan membuat
sanksi ketat apabila melanggar aturan.
S7, T2 0,57 6
7
Memberi perhatian khusus dalam pelaksanaan kerja
administrasi dan menerapkan sanksi ketat apabila
pekerjaan dilakukan tidak tepat waktu.
W7, O1 0,45 7
8
Memperkuat sistem departemen lanskap dalam
menjalankan pekerjaan pemeliharaan dan pengelolaan
taman.
W5, W2,
T1 0,39 8
Penjabaran strategi pengelolaan taman Central Park Mall yang diperoleh dari
Matriks SWOT adalah sebagai berikut.
Memaksimalkan fungsi taman dengan memanfaatkan fasilitas yang telah
lengkap dan ide kreatif tenaga ahli.
Strategi ini merupakan strategi S-O yang berarti memanfaatkan seluruh
kekuatan untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi ini
direkomendasikan untuk memaksimalkan keuntungan yang akan didapat oleh
perusahaan. Perusahaan dapat memaksimalkan fungsi taman sebagai pemasok
udara segar dengan melakukan inovasi-inovasi redesign yang dihasilkan oleh ide
kreatif tenaga ahli. Perusahaan juga dapat memaksimalkan kegiatan pemeliharaan
taman dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang telah lengkap,
merealisasikan standar pemeliharaan dengan baik, dan memanfaatkan alat water
treatment plant untuk memasok sumber air yang dibutuhkan dalam melaksanakan
kegiatan pemeliharaan taman. Oleh karena itu, daya jual taman sebagai event area
menjadi meningkat sehingga dapat memberikan pemasukan pada perusahaan dan
dapat menarik pengunjung lebih banyak lagi.
Kegiatan strategi yang dapat dilakukan adalah menambah elemen-elemen
desain seperti lampu atau lampion yang dirangkai pada pohon, aksen lighting pada
paving dan tanaman rumput, mini children playground di area plaza yang berada di
depan tenant Luciole, area “take your picture here” dengan icon Central Park Mall,
dan sebagainya.
Mendorong manajer dan supervisor untuk berperan aktif dalam meyakinkan
pihak penyedia dana tentang pentingnya peran taman dalam menarik
kedatangan pengunjung dan perbaikan lingkungan.
Strategi ini termasuk dalam strategi W-O, yaitu strategi yang dibuat untuk
meminimalisasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Saat ini,
taman Central Park Mall merupakan taman yang memiliki fungsi sebagai ruang
publik yang mampu menjadi pemasok udara segar bagi masyarakat sekitar. Taman
ini juga telah mampu memberikan pemasukan bagi pihak pengelola sebagai tempat
pengadaan event untuk umum. Ketertarikan pengunjung atau mitra yang sering
memanfaatkan taman sebagai lokasi pengadaan event dapat dijadikan sebagai
alasan bahwa taman juga memilliki daya jual yang tinggi. Peran manager dan
54
supervisor sangat mempengaruhi dalam hal memenangkan dana untuk perbaikan
dan pengembangan taman. Pada saat rapat evaluasi kerja, manager dan supervisor
harus mampu menjual fungsi taman dan pentingnya peranan taman kepada pihak
penyedia dana agar penyedia dana tidak sungkan mengeluarkan dana untuk
kebutuhan perbaikan taman.
Membuka peluang kerja bagi masyarakat dalam mengembangkan nursery
agar pemasukan menjadi maksimal.
Strategi ini juga merupakan strategi S-O yang berarti memanfaatkan seluruh
kekuatan untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi ini
direkomendasikan untuk memaksimalkan fungsi nursery untuk dijadikan sebagai
sumber pemasukan perusahaan dengan mencoba mencari karyawan yang berasal
dari masyarakat sekitar agar dapat mempermudah pihak pengelola dalam mencari
karyawan sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan yang dapat dilakukan, yaitu dengan
cara membudidayakan keanekaragaman jenis tanaman yang ada di taman Central
Park Mall secara maksimal agar dapat dijual kepada publik. Dalam hal ini, pihak
pengelola juga dapat memanfaatkan universitas-universitas yang ada di sekitar
taman untuk mencari tenaga ahli yang dapat mengembangkan nursery tersebut.
Mengajukan pengadaan training untuk tim tenaga ahli agar pelaksanaan
teknis kerja lebih terbaharui sesuai perkembangan teknologi yang ada.
Strategi ini merupakan strategi S-T yang artinya memanfaatkan potensi yang
ada untuk menghadapi ancaman. Ancaman yang selalu dihadapi oleh pihak
pengelola adalah hama penyakit dan harga biaya pemeliharaan yang semakin
meningkat. Ancaman hama penyakit ini sangat sulit dihilangkan akibat
keterbatasan pengetahuan dari pihak pengelola dalam hal mengatasi hama penyakit
pada tanaman hias dan ikan/kura-kura. Dan ancaman harga biaya pemeliharaan
yang semakin meningkat juga tidak dapat dihindari karena semakin lama harga
barang semakin meningkat.
Oleh karena itu, diperlukan pelatihan khusus untuk para tenaga ahli agar
mereka dapat memperbaharui ilmu pengetahuan mereka sesuai perkembangan
IPTEK saat ini. Training ini diharapkan dapat membuka wawasan para tenaga ahli
untuk terus mengembangkan sistem pengelolaan dan pemeliharaan taman menjadi
lebih baik lagi serta membuat inovasi-inovasi agar pekerjaan dapat dilakukan
secara efektif dan efisien sehingga dapat menekan biaya pemeliharaan. Training
yang dapat dilakukan meliputi lingkup pekerjaan di bidang landscape secara khusus
seperti studi kasus pada konsultan lanskap untuk mempelajari bagaimana membuat
inovasi redesign yang bersifat low maintenance dan hemat biaya, pelatihan pada
kontraktor lanskap yang telah banyak menjalankan proyek besar untuk mempelajari
perbandingan sistem pengelolaan yang diterapkan pada perusahaan mereka,
pelatihan pembuatan pestisida nabati, pelatihan pemanfaatan sampah organik untuk
dijadikan pupuk, dan lain sebagainya.
Membuka lowongan pekerjaan kepada masyarakat umum dan menseleksi
secara ketat dalam menerima karyawan baru.
Strategi ini juga termasuk dalam strategi W-O, yaitu strategi yang dibuat
untuk meminimalisasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada.
Kegiatan strategi yang dapat dilakukan yaitu dengan membuka lowongan pekerjaan
55
secara terbuka baik dengan menggunakan poster maupun brosur. Dalam hal ini,
penerimaan tenaga kerja harus dilakukan secara selektif agar didapatkan sumber
daya manusia yang berkualitas. Pihak developer dapat membantu pihak vendor
dalam membuat standar kompetensi karyawan yang ingin bekerja pada perusahaan
tersebut. Pihak pengelola juga dapat membuka lowongan pekerja untuk tenaga ahli
yang menguasai bidang budidaya tanaman hias, ikan/kura-kura dan landscape
maintenance untuk memenuhi sumber daya manusia yang kurang pada perusahaan.
Selanjutnya pihak developer dapat membentuk struktur organisasi landscape team
secara utuh untuk mempermudah sistem koordinasi pada saat melakukan kegiatan
pemeliharaan taman.
Menerapkan budaya disiplin kepada pengunjung agar tidak melakukan
kerusakan pada taman dan membuat sanksi ketat apabila melanggar aturan
Strategi ini termasuk dalam strategi S-T, yaitu strategi yang memanfaatkan
potensi yang ada untuk menghadapi ancaman. Taman Central Park Mall merupakan
taman yang dikunjungi oleh masyarakat umum dalam jumlah yang banyak sehingga
sering terjadi kegiatan yang tidak diinginkan yaitu sikap vandalisme pengunjung
yang dapat menjadi ancaman bagi pihak pengelola taman Central Park Mall. Oleh
karena itu, pihak pengelola harus mengajarkan budaya disiplin kepada pengunjung
dengan memperketat peraturan agar pengunjung tidak membuat kerusakan terhadap
taman. Pihak pengelola dapat membuat peraturan-peraturan yang jelas dan dapat
dimengerti oleh semua pengunjung seperti signage dengan desain unik yang
menggunakan bahasa sederhana (bahasa Indonesia dan bahasa Inggris).
Memberi perhatian khusus dalam pelaksanaan kerja administrasi dan
menerapkan sanksi ketat apabila pekerjaan dilakukan tidak tepat waktu
Strategi ini juga termasuk dalam stategi W-O, yaitu strategi yang dibuat untuk
meminimalisasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Strategi ini
dikhususkan untuk supervisor dan officer yang akan membuka lowongan kerja
untuk pekerjaan administrasi. Ketika ingin membuka lowongan pekerjaan,
sebaiknya calon karyawan yang masuk dalam kriteria adalah calon karyawan yang
memiliki pengetahuan dibidang pertanian/lanskap. Hal ini dikarenakan
pengetahuan calon karyawan sangat mempengaruhi kualitas kerja calon karyawan
tersebut. Dengan pemilihan calon karyawan secara selektif, hal ini dapat
mengurangi kesalahan yang akan terjadi pada saat pekerjaan telah dilaksanakan.
Landscape supervisor dan landscape officer dapat memberikan perhatian
khusus kepada admin vendor dengan memberikan training singkat tentang
pekerjaan yang akan dilakukan agar penyerahan berkas administrasi yang terlambat
dapat terhindarkan. Biasanya keterlambatan terjadi karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman pegawai admin. Oleh karena itu, landscape
supervisor maupun landscape officer dapat membantu admin dalam menyusun
timeline kerja agar seluruh pekerjaan dapat dilakukan secara teratur, serta landscape
supervisor juga dapat membuat punishment list apabila karyawan tidak disiplin
dalam mengerjakan tugas administrasi.
56
Memperkuat sistem departemen lanskap dalam menjalankan pekerjaan
pemeliharaan dan pengelolaan taman.
Strategi ini termasuk dalam strategi W-T, yaitu strategi yang didasarkan pada
kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada.
Oleh karena itu, dibutuhkan sistem departemen lanskap yang kuat agar dapat
mempertahankan dan meningkatkan kualitas taman. Sistem departemen yang kuat
merupakan sistem departemen yang memiliki karyawan berwawasan tinggi dalam
bidang lanskap dan mempunyai kemampuan serta pengetahuan khusus yang dapat
menunjang seluruh kegiatan pemeliharaan dan pengelolaan taman. Dengan
demikian, diharapkan karyawan yang bekerja di bidang lanskap harus berasal dari
keilmuan berbasis lanskap. Karyawan yang baik harus mampu memberikan inovasi
untuk keberlanjutan lanskap di masa yang akan datang.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kegiatan magang yang dilaksanakan di P.T. Central Prima Kelola, member
of Agung Podomoro Group, ini menambah pengetahuan dan pengalaman kerja pada
bidang arsitektur lanskap, khususnya pada pengelolaan lanskap. Efektivitas
penerapan teori pada saat pelaksanaan kegiatan pemeliharaan tanaman di lapangan
mencapai 55% dan pada saat pemeliharaan kolam di lapangan mencapai 62%.
Sedangkan untuk efektivitas penerapan teori pada saat pelaksanaan kegiatan
pengelolaan taman di lapangan mencapai 80%. Walaupun efektivitas penerapan
teori tidak mencapai angka maksimal, yaitu 100% dan masih terdapat beberapa
kendala yang terjadi di lapangan, hal ini tidak terlalu menghambat proses
pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan pengelolaan taman sehingga hal ini masih
dapat ditoleransi. Menurut pendapat pengunjung tentang taman Central Park Mall,
taman ini telah mampu mengakomodasi kebutuhan masyarakat sekitar sehingga
taman ini harus terus dikembangkan menjadi taman yang lebih baik lagi.
Berdasarkan analisis dengan menggunakan analisis SWOT, didapatkan delapan
alternatif strategi pemeliharaan dan pengelolaan taman dengan fokus menjaga dan
mempertahankan kualitas taman yang ada saat ini.
Saran
Saran yang dapat diberikan untuk pengelolaan taman kota Central Park Mall
ini adalah sebagai berikut:
1) membuat peraturan ketat yang melarang perokok merusak tanaman dengan
membuang sampah rokok pada wadah/pot tanaman,
2) mengutamakan keselamatan kerja karyawan, khususnya pada karyawan yang
melakukan pekerjaan pemangkasan pohon, dengan melengkapi alat
keselamatan seperti helm dan obat-obatan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan,
3) mengadakan alat pengolahan sampah organik agar dapat memproduksi pupuk
secara mandiri sehingga dapat menekan biaya pemeliharaan tanaman,
57
4) membuat struktur organisasi landscape team untuk menjalankan seluruh
pekerjaan lanskap agar komunikasi antarkaryawan dapat berlangsung dengan
lancar tanpa harus melalui departemen-departemen lain yang dapat
mengakibatkan koordinasi menjadi lebih lambat,
5) membuat sistem penerimaan karyawan yang akan bekerja di bidang lanskap,
yakni memiliki pengetahuan di bidang keilmuan pertanian dan arsitektur
lanskap,
6) memperbaiki sistem pelaksanaan briefing sebelum pekerjaan dilaksanaan
dengan melibatkan seluruh pihak terkait, yaitu pihak developer dan pihak
vendor agar pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Takaran dan fungsi klorin untuk penjernih air. [Internet]. [diunduh
2014 Okt 30]. Tersedia pada: http://www.saringanair.com/news/3/Takaran-
dan-fungsi-kaporit-untuk-penjernih-air.
Anonim. 2012. Garam ikan. [Internet]. [diunduh 2014 Nov 04]. Tersedia pada:
http://o-fish.com/HamaPenyakit/garam_ikan.php.
Arifin HS, Munandar A, Nurhayati HSA, Pramukanto Q, Damayanti VD. 2007.
Sampoerna Hijau Kotaku: Buku Panduan Penataan Taman Umum,
Penanaman Tanaman, Penanganan Sampah dan Pemberdayaan Masyarakat.
Jakarta (ID): Usaha Nasional.
Arifin HS, Nurhayati HSA. 2005. Pemeliharaan Taman Edisi Revisi. Depok (ID):
P.T. Penebar Swadaya.
Arifin HS, Nurhayati HSA. 2000. Taman dalam Ruang. Depok (ID): P.T. Penebar
Swadaya.
Arifin Z. 2011. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung (ID):
P.T. Remaja Rosdakarya.
Branch MC. 1995. Perencanaan Kota Komprehensif. Yogyakarta (ID): Gadjah
Mada University Press.
Carpenter LC, Theodore DW, dan Lanphear FO. 1975. Plant in The Landscape.
New York (US): McGraw-Hill Publishing Company.
Dariati T, Novaty ED, Cri WB, dan Nurfaida. 2011. Bahan Ajar Perencanaan,
Perancangan, dan Pengelolaan Lanskap. Makasar (ID): LKPP Unhas.
David FR. 2008. Manajemen Strategi. Jakarta (ID): Salemba Empat. Terjemahan
dari: Management: Concept and Cases.
[Deptan] Departemen Pertanian (ID). 2014. Pengendalian hama dan penyakit pada
tanaman hias. [Internet]. [diunduh 2014 Agst 22]. Tersedia pada :
cybex.deptan.go.id/penyuluhan/pengendalian-hama-dan-penyakit-pada-
tanaman-hias.
Dinas Kebersihan. 2012. Profil DKI Jakarta. [Internet]. [diunduh 2014 Agustus 10].
Tersedia pada : http://inswa.or.id/wp-content/uploads/2012/11/BAB-3-
Profil-DKI-Jakarta1.pdf.
Dinas Pertamanan dan Keindahan Kota DKI Jakarta. 2001. Daftar Istilah. Jakarta
(ID): Tidak dipublikasikan.
Eckbo G. 1964. Urban Landscape Design. New York (US): McGraw-Hill Book
Company.
58
Jannah M. 2013. Pengelolaan lanskap kompleks Masjid Al-Hurriyyah sebagai pusat
kegiatan keislaman [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Kerlinger FN, Lee HB. 2000. Foundations of Behavioral Research. Orlando (US):
Harcourt College Publishers.
Kinnear TC, Taylor JR. 1991. Marketing Research: An Applied Approach. New
York (US): McGraw-Hill Inc.
Kraus RG, Curtis JE. 1982. Creative Management in Recreation and Park. London
(UK): The CV. Mosby Company.
Kumar R. 1999. Research Methodology : A Step-by-Step Guide for Beginners.
London (GB): Sage Publications.
Lestari G, Ira PK. 2011. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Depok (ID): Penebar
Swadaya.
Rangkuti F. 1998. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta (ID):
Gramedia Pustaka Utama.
Simonds JO, Starke BW. 2006. Landscape Architecture. New York (US): McGraw-
Hill Book Company.
Sternloff RE, Warren R. 1984. Park and Recreation Maintenance Management
(Second Edition). New York (US): J Wiley.
Sukmadinata SN. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung (ID). Remaja
Rosdakarya.
Tarigan R. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah (Edisi Revisi). Jakarta (ID):
Bumi Aksara.
Twigg D. 2008. Buku Pintar Koi. Yana SM, penerjemah. Jakarta (ID): P.T.
Gramedia Pustaka Utama. Terjemahan dari : How to Keep Koi.
Untermann R, Small R. 1986. Perencanaan Tapak dan Perumahan (terj.). Bandung
(ID): Intermatra.
Wahyudi D. 2009. Pengelolaan pemeliharaan lanskap perumahan Citra Garden City,
Jakarta Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Widodo E, Mukhtar. 2000. Konstruksi Kearah Penelitian Dekriptif, Yogyakarta
(ID) : Avyrouz.
Wulandari, Agustina. 1993. Pengelolaan ruang terbuka hijau Kota Mandiri Bumi
Serpong Damai, Tangerang. Laporan Keterampilan Profesi (tidak
dipublikasikan), Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
59
LAMPIRAN
60
61
Lampiran 1 Daftar nama vegetasi dan satwa pada taman Central Park Mall
1. Vegetasi
No Nama Latin Nama Lokal No Nama Latin Nama Lokal
1 Actynophloesus sanderianus Palem jepang 41 Hibiscus sp. Kembang
sepatu
2 Aegopodium p. variegatum Terang bulan 42 Hymenocallis speciosa Bakung
3 Aerva sanguinolenta Aerva 43 Ixora sp. Bunga soka
4 Aglaonema sp Aglonema 44 Jatropha pandurifolia Jatropa
5 Allamanda sp. Alamanda 45 Lantana camara Lantana
6 Arachis pintoi Kacang 46 Licuala grandis Palem kol
7 Asplenium nidus Kadaka tanah 47 Livistonia chinensis Palem kipas
8 Axonopus compresus Rumput gajah 48 Murraya paniculata Kemuning
9 Bismarckia nobilis Bismarkia 49 Mussaenda sp. Nusa indah
10 Bougainvillea sp. bugenvil 50 Nelumbo nucifera Lotus
11 Bucida molineti Ketapang
kencana 51 Neomarica longifolia Iris
12 Caladium sp Sente / keladi 52 Nephrolepis sp. Paku jejer
13 Calathea lutea kalatea 53 Nymphaea lotus Teratai
14 Calathea rufibarba maranta 54 Osmoxylum lineare Aralia
15 Canna sp. Kana 55 Palisota barteri Palisota
16 Carex morrowii kucai 56 Pandanus pygmaeus Pandan
variegata
17 Chamaedorea elegans Palem
komodoria 57 Pandanus sp.
Pandan
enkrang
18 Chlorophytum sp Lili paris 58 Philodendron selloum Philo besar
19 Chrysalidocarpus lutescens Palem kuning 59 Philodendron sp. Philo kuning
20 Cocos nucifera Kelapa sayur 60 Philodendron xanadu Daun philo
kecil
21 Codiaeum sp. Puring 61 Phoenix canariensis Kenari
22 Cordyline so. Hanjuang 62 Platycerium bifurcatum Paku tanduk
rusa
23 Crinum sp. Crinum 63 Pleomele angustifolia Suji
24 Ctenanthe oppenheimiana
tricolor meranti 64 Plumeria sp. Kamboja
25 Cycas revolute Sikas 69 Pritchardia gauichaudii) Palem dop
26 Cyperus alternifolius Papayungan 66 Revenala madagascariensis Pisang kipas
27 Cyperus papyrus Papirus 67 Rhapis excels Palem wregu
28 Cyrtostachis renda Palem merah 68 Ruellia malacosperma Ruelia ungu
29 Dracaena draco Pandan bali 69 Ruellia m. pink Ruelia pink
30 Dracaena sp. Song of india 70 Samanea saman Trembesi
31 Echinodorus sp. Melati air 71 Sansiviera sp Lidah mertua
32 Eichornia crassipes Eceng gondok 72 Spathiphyllum sp. Spatipilum
33 Elaeis guinensis Kelapa sawit 73 Syzygium oleina Pucuk merah
34 Epipremnum sp. Sirih gading 74 Tabebuia chysotricha Tabebuya
35 Equisetum hymale Bamboo air 75 Veitchia merilii Palem putri
36 Ficus repens Dolar-dolaran 76 Vernonia elliptica Li kuan yu
37 Fimbristylis globulosa Mending 77 Vinca rosea Tapak dara
38 Furcraea gigantean Giant agave 78 Widelia biflora Wedelia
39 Gardenia jasminoides Melati 79 Zephyranthes sp. Bawang brojol
40 Heliconia sp. Pisang hias
2. Satwa
No Nama latin Nama lokal No Nama latin Nama lokal
1 Carassius auratus Ikan mas hias 4 Pterygoplichthys. sp Ikan sapu-sapu
2 Cyprinus Caprio Ikan koi 5 Trachemys scripta elegans Kura-kura
3 Pangasius pangasius Ikan patin
62
Lampiran 2 Standar Kebersihan dan Kerapian Taman (Tanaman)
63
Lampiran 2 Standar Kebersihan dan Kerapian Taman (Kolam)
64
Lampiran 3 Surat Perjanjian Kerja Sama (SPK)
65
Lampiran 3 Surat Perjanjian Kerja Sama (SPK) (lanjutan)
66
Lampiran 3 Surat Perjanjian Kerja Sama (SPK) (lanjutan)
67
Lampiran 3 Surat Perjanjian Kerja Sama (SPK) (lanjutan)
68
Lampiran 3 Surat Perjanjian Kerja Sama (SPK) (lanjutan)
69
Lampiran 3 Surat Perjanjian Kerja Sama (SPK) (lanjutan)
70
Lampiran 3 Surat Perjanjian Kerja Sama (SPK) (lanjutan)
71
Lampiran 4 Evaluasi Key Performance Indicator (KPI)
72
Lampiran 5 Berita Acara Serah Terima
73
Lampiran 6 Monthly Landscape Programme (MLP)
74
Lampiran 7 Alat dan Bahan Pemeliharaan Tanaman
Alat :
75
Lampiran 7 Alat dan Bahan Pemeliharaan Tanaman (lanjutan)
Bahan :
76
Lampiran 8 Alat dan Bahan Pemeliharaan Kolam
Alat :
77
Lampiran 8 Alat dan Bahan Pemeliharaan Kolam (lanjutan)
Bahan :
78
Lampiran 9 Perbandingan teori dan keadaan di lapangan pada aspek pemeliharaan
taman
1. Pemeliharaan Tanaman
Teori Aktual Kendala dan Solusi Keterangan
1. Penyiraman tanaman
1. Penyiraman dilakukan jika
tanaman kurang
memperoleh pasokan air
secara alami (Arifin dan
Arifin, 2005).
2. Penyiraman yang baik
mampu membasahi media
secara merata pada
kedalaman 15-30 cm
(Lestari et al, 2011).
3. Penyiraman dilakukan dua
kali sehari pada pagi dan
sore dengan selang dan
sprinkle (Arifin dan Arifin,
2005).
1. Penyiraman dilakukan jika
media tanam mulai
mengering (sesuai dengan
teori nomor 1).
2. Penyiraman dilakukan
dengan membasahi
permukaan tanah
secukupnya sampai air
membasahi seluruh
permukaan tanah dengan
sempurna (sesuai dengan
teori nomor 2).
3. Penyiraman dilakukan dua
kali sehari pada pagi dan
sore hari ketika hari panas
dengan selang dan sprinkle.
Namun ketika hujan,
penyiraman tidak
dilakukan (sesuai dengan
teori nomor 3).
Tidak terdapat kendala yang
signifikan.
Sesuai: 3
poin
2. Penggemburan tanah
1. Tidak sampai merusak
perakaran tanaman (Arifin
dan Arifin, 2005).
2. Untuk lahan berumput
dilakukan dengan membuat
lubang-lubang udara pada
jarak tertentu (Arifin dan
Arifin, 2005).
3. Untuk tanaman perdu,
dilakukan dengan cara
mencangkul permukaan
tanah sambil
membersihkan gulma yang
tumbuh di sekitarnya
(Arifin dan Arifin, 2005).
4. Untuk pohon,
penggemburan dilakukan
dengan cara membuat
bokoran di sekeliling
pangkal batang dengan
radius sekitar 50-75 cm,
bergantung pada besar atau
kecilnya batang pohon
(Arifin dan Arifin, 2005).
5. Tidak dilakukan pada
musim kemarau atau pada
saat terik matahari untuk
menghindari evaporasi
yang tinggi (Arifin dan
Arifin, 2005).
1. Sangat menghindari
kerusakan perakaran
tanaman (sesuai dengan
teori nomor 1).
2. Untuk lahan berumput
dilakukan dengan membuat
lubang menggunakan garpu
dan selang air setiap jarak 1
m (sesuai dengan teori
nomor 2).
3. Untuk tanaman perdu
dilakukan dengan cara
mencangkul dan
menggemburkan tanah
dengan menggunakan koret
sambil membersihkan
gulma yang tumbuh di
sekitarnya (sesuai dengan
teori nomor 3).
4. Untuk pohon, dilakukan
penggemburan dengan cara
mencangkul tanah di
bagian sekitar batang
sepanjang 1 m dari jarak
batang pohon (sesuai
dengan teori nomor 4).
5. Masih dilakukan pada pagi
sampai siang hari sehingga
masih terjadi evaporasi
yang tinggi (tidak sesuai
dengan teori nomor 5).
Kendala :
1. Masih terdapat beberapa
tanaman yang layu setelah
dilakukan penggemburan
tanah akibat evaporasi yang
tinggi pada saat
penggemburan tanah
dilakukan pada siang hari.
Solusi :
1. Sebaiknya penggemburan
tanah hanya dilakukan
sebelum terik matahari agar
tanaman tidak stres akibat
evaporasi yang tinggi atau
dengan cara menyiram
tanaman setelah melakukan
penggemburan tanah.
Cukup
Sesuai: 2 poin
79
Lampiran 9 Perbandingan teori dan keadaan di lapangan pada aspek pemeliharaan
taman (lanjutan)
1. Pemeliharaan Tanaman
Teori Aktual Kendala dan Solusi Keterangan
3. Pemangkasan tanaman
1. Dilakukan untuk kesehatan
tanaman, penampilan tanaman,
dan keamanan pengguna (Arifin
dan Arifin, 2005).
2. Harus didukung dengan
penggunaan alat keselamatan
kerja yang lengkap (Arifin dan
Arifin, 2005).
3. Jenis alat-alat keselamatan dalam
melakukan pemangkasan seperti
helm, sarung tangan, sepatu
kebun, tali tambang, sabuk
pengaman untuk memanjat
pohon, dan tangga yang kuat
(Arifin dan Arifin, 2005).
4. Waktu pemangkasan yang baik
yaitu setelah musim
berbunga/berbuah untuk
merangsang pertumbuhan
vegetatif dan generatif pada
musim berikutnya (Arifin dan
Arifin, 2005).
1. Dilakukan untuk kesehatan
tanaman jika terdapat
tanaman yang terserang
hama dan penyakit,
mempertahankan kualitas
estetika tanaman agar tetap
rapi, dan untuk keamanan
pengguna apabila terdapat
ranting tanaman yang sudah
kering dan akan jatuh ke
bawah (sesuai dengan teori
nomor 1).
2. Alat keselamatan untuk
melakukan kegiatan
pemangkasan masih belum
lengkap (tidak sesuai
dengan teori nomor 2).
3. Alat keselamatan yang
digunakan yaitu sepatu
kebun, tali tambang, dan
tangga untuk memanjat
pohon. Namun masih belum
memakai alat keselamatan
seperti helm, sarung tangan
(hanya sebagian gardener),
dan sabuk pengaman untuk
memanjat pohon (tidak
sesuai dengan teori nomor
3).
4. Pemangkasan dilakukan
pada saat pohon sedang
berbunga/berbuah (tidak
sesuai dengan teori nomor
4).
Kendala :
1. Masih terdapat
karyawan yang
mengalami kecelakaan
kerja seperti tertimpa
dahan pohon yang telah
di potong, dan tangan
gardener yang terluka
akibat duri tanaman
sawit.
Solusi :
1. Kelengkapan alat
keselamatan harus
diperhatikan agar
kecelakaan kerja dapat
dihindari.
Kurang
sesuai: 1 poin
4. Penyiangan gulma
1. Dapat dilakukan secara manual,
yaitu dicabut, baik menggunakan
alat maupun tangan untuk luasan
kecil. Untuk skala luas dapat
dilakukan dengan menggunakan
herbisida. Namun, harus diketahui
gulma tersebut termasuk
tumbuhan berdaun sempit atau
tumbuhan berdaun lebar agar
dalam pemberantasannya
menggunakan herbisida yang
tepat sehingga tidak membunuh
tanaman rumput itu sendiri
(Arifin dan Arifin, 2005).
2. Penyiangan gulma dilakukan
secara teratur minimal sebulan
sekali atau sesuai dengan tingkat
sebaran jumlah gulma yang ada.
Penyiangan ini dilakukan sebelum
pemupukan tanaman (Arifin dan
Arifin, 2005).
1. Penyiangan gulma
dilakukan secara manual,
yaitu dicabut dengan
menggunakan alat (obeng)
dan tangan karena luasan
taman masih tergolong kecil
(sesuai dengan teori nomor
1).
2. Penyiangan gulma
dilakukan secara insidentil
sesuai dengan persebaran
gulma yang ada (sesuai
dengan teori nomor 2).
Tidak terdapat kendala
yang signifikan.
Sesuai: 3
poin
80
Lampiran 9 Perbandingan teori dan keadaan di lapangan pada aspek pemeliharaan
taman (lanjutan)
1. Pemeliharaan Tanaman
Teori Aktual Kendala dan Solusi Keterangan
5. Pemupukan tanaman
1. Pada pemupukan rumput,
cukup dengan
menggunakan pupuk N,
misalnya urea, karena
hanya menyuburkan dan
menghijaukan daun (Arifin
dan Arifin, 2005).
Pemupukan rumput
sebaiknya menghindari
penggunaan pupuk
kandang karena pupuk
kandang mengandung
benih gulma (Lestari et al,
2011).
2. Dosis pemupukan rumput
menggunakan pupuk N
yaitu 400 L larutan per
hektar dengan 1 sendok
makan urea/L air,
groundcover dan semak
menggunakan pupuk
kandang dengan dosis 20
ton/ha atau pupuk kimiawi
dengan dosis sesuai
rekomendasi, pohon
biasanya menggunakan
pupuk NPK. Pada pohon
buah-buahan, formulasi
yang digunakan 5-10-5,
sedangkan untuk pohon-
pohon ornamental
digunakan N yang lebih
besar 10-8-6 atau 10-6-4.
Penggunaan NPK
direkomendasikan 0,5-4 kg
untuk tiap inci diameter
batang (1 inci=2,5 cm)
yang diukur pada
ketinggian sekitar 150 cm
dari permukaan tanah.
Untuk pohon kecil,
digunakan setengah dosis
pupuk pohon besar (Arifin
dan Arifin, 2005).
3. Pemupukan tanaman
lainnya seperti semak, dan
groundcover dilakukan
setiap 3-6 bulan sekali.
Sedangkan untuk pohon
dilakukan setiap 1 tahun
sekali (Arifin dan Arifin,
2005).
1. Pemupukan rumput masih
menggunakan jenis pupuk
kandang (tidak sesuai
dengan teori nomor 1).
2. Dosis pemupukan tanaman
masih menggunakan dosis
perkiraan. Tidak ada dosis
tertentu yang digunakan
untuk memupuk semua
jenis tanaman (tidak sesuai
dengan teori nomor 2).
3. Pemupukan dilakukan
setiap 1 bulan sekali dengan
penggunaan jenis pupuk
berbeda setiap 3 bulan
sekali (sesuai dengan teori
nomor 3).
Kendala :
1. Masih terdapat tanaman
rumput yang bercampur
dengan gulma akibat
penggunaan pupuk kandang
yang berasal dari kotoran
sapi.
2. Terlihat kondisi tanah
sebagian dari taman
mengalami kerusakan yang
diakibatkan penggunaan
pupuk kimia yang tidak
sesuai dengan dosis yang
dianjurkan. Hal ini
dibuktikan dengan kondisi
tanah yang memiliki aerasi
buruk, tanah memadat dan
keras, serta berlumut.
Solusi :
1. Untuk pemupukan rumput
sebaiknya menggunakan
jenis pupuk urea saja karena
tujuan pemupukan hanya
ingin menghijaukan daun
saja.
2. Pemupukan harus mengikuti
dosis yang direkomendasi-
kan agar kondisi tanah tetap
baik.
Kurang
sesuai: 1 poin
81
Lampiran 9 Perbandingan teori dan keadaan di lapangan pada aspek pemeliharaan
taman (lanjutan)
1. Pemeliharaan Tanaman
Teori Aktual Kendala dan Solusi Keterangan
6. Pengendalian hama penyakit
1. Langkah pencegahan,
frekuensi penyemprotan
sekali dalam sebulan dengan
campuran insektisida dan
fungisida, Frekuensi
penyemprotan ditingkatkan
menjadi dua kali dalam
sebulan apabila terlihat
beberapa tanaman telah
terkena hama dan penyakit di
atas 50%. Frekuensi
penyemprotan ditingkatkan
lagi menjadi sekali dalam
seminggu apabila hama dan
penyakit sudah di atas 50%
(Deptan, 2014).
2. Umumnya serangan hama
akan meningkat pada
perpindahan musim kemarau
ke musim hujan atau
sebaliknya, sedangkan
serangan penyakit meningkat
pada musim hujan (Deptan,
2014).
3. Dilakukan pemangkasan
cabang/daun negatif pada
tanaman sebelum memasuki
musim hujan agar
kelembaban sedikit berkurang
sehingga tanaman tidak
mudah terserang penyakit
(Deptan, 2014).
4. Mengurangi tingkat
kelembaban juga dapat
dilakukan dengan cara
menghindari genangan air dan
melakukan penyiraman yang
sesuai dengan kebutuhan
(Deptan, 2014).
5. Pestisida yang digunakan
harus dirotasi, artinya jangan
hanya menggunakan satu
merk terus menerus untuk 1
jenis hama atau penyakit
tetapi menggunakan 2 atau 3
merk yang digunakan secara
bergantian agar hama dan
penyakit generasi berikutnya
tidak kebal terhadap jenis
bahan aktif tersebut (Deptan,
2014).
1. Pengendalian hama dan
penyakit pada tanaman
dilakukan setiap 1 minggu
sekali (sesuai dengan teori
nomor 1).
2. Pengetahuan gardener
tentang pengendalian hama
dan penyakit pada tanaman
masih belum spesifik (tidak
sesuai dengan teori nomor
2).
3. Pemangkasan menjelang
perpindahan musim
kemarau ke musim hujan
atau sebaliknya belum
dilakukan oleh gardener
(tidak sesuai dengan teori
nomor 3).
4. Masih terdapat banyak
genangan air pada nursery
sehingga tanaman yang ada
di nursery banyak yang
terserang hama dan
penyakit (tidak sesuai
dengan teori nomor 4).
5. Pestisida yang digunakan
untuk pengendalian hama
dan penyakit masih
menggunakan jenis
pestisida yang sama untuk 1
jenis hama atau penyakit
sehingga besar
kemungkinan bahwa hama
dan penyakit pada tanaman
tetap terus ada akibat hama
dan penyakit tersebut telah
kebal terhadap bahan aktif
pestisida yang biasa
digunakan (tidak sesuai
dengan teori nomor 5).
Kendala :
1. Masih terdapat tanaman
yang mati akibat terserang
hama atau penyakit.
2. Leader sering mengalami
kebingungan ketika
tanaman tetap diserang
hama atau penyakit padahal
telah dilakukan
penyemprotan pestisida.
Solusi :
1. Sebaiknya dilakukan rotasi
penggunaan jenis pestisida
agar hama atau penyakit
yang menyerang tanaman
tidak kebal terhadap bahan
aktif pestisida yang
digunakan.
2. Dilakukan training untuk
leader tentang pemahaman
pengendalian hama atau
penyakit pada tanaman oleh
tenaga ahli dari pihak
owner atau dari perusahaan
vendor sendiri.
Kurang
sesuai: 1 poin
82
Lampiran 9 Perbandingan teori dan keadaan di lapangan pada aspek pemeliharaan
taman (lanjutan)
1. Pemeliharaan Tanaman
Teori Aktual Kendala dan Solusi Keterangan
7. Penyulaman tanaman
1. Untuk pemindahan
tanaman semak dari
kontainer/polibag, tanah
yang terdapat di dalam
polibag sebaiknya
dimasukkan semua
kedalam media tanam. Hal
ini dilakukan agar dapat
menurunkan tingkat stres
yang dialami tanaman pada
saat pemindahan tanaman
ke media tanam (Arifin dan
Arifin, 2005).
2. Untuk tanaman pohon,
diperlukan teknik
pemindahan tanaman
dengan teknik pemutaran
tanaman (balling).
Pemutaran tanah disekitar
perakaran dilakukan pada
diameter yang kurang lebih
sama dengan diameter tajuk
agar tidak terjadi kerusakan
akar, terutama akar yang
dapat menyerap makanan
(feeder roots) (Arifin dan
Arifin, 2005).
3. Untuk mencapai kondisi
optimum di lapang,
pemangkasan pada
beberapa bagian tanaman
dan penggunaan mulsa
pada permukaan tanah
terkadang diperlukan untuk
menghindari terjadinya
evapotranspirasi secara
berlebihan.
4. Pemindahan tanaman pada
musim hujan akan lebih
baik daripada pada musim
kemarau (Arifin dan Arifin,
2005).
5. Untuk pemeliharaan ideal
(mempertahankan
bentukan awal) sebaiknya
penyulaman dilakukan
dengan mengikuti pola
desain yang telah ada
(Arifin dan Arifin, 2005)
1. Pada saat pemindahan
tanaman semak, tanah yang
ada pada polibag tidak
semuanya dimasukkan
pada media tanam yang
baru (tidak sesuai dengan
teori nomor 1).
2. Pada pemindahan tanaman
pohon, tanaman tersebut
dibongkar sampai akar lalu
dicabut. Selanjutnya
dimasukkan ke dalam
karung (tidak sesuai
dengan teori nomor 2).
3. Untuk penanaman pohon
yang baru telah dilakukan
pemangkasan daun agar
evaporasi yang terjadi tidak
terlalu tinggi sehingga
tanaman dapat tumbuh
dengan optimal (sesuai
dengan teori nomor 3).
4. Namun, pemindahan
tanaman masih dilakukan
pada saat musim kemarau
sehingga tingkat stres
tanaman yang dialami
tanaman masih tinggi
akibat proses evaporasi
yang tinggi (tidak sesuai
dengan teori nomor 4).
5. Penanaman tanaman
dilakukan secara bebas,
tidak mengikuti pola desain
yang lama (tidak sesuai
dengan teori nomor 5).
Kendala :
1. Masih terdapat tanaman
semak yang mengalami stres
ketika dipindahkan ke media
tanam yang baru yang
ditandai oleh layu dan mati.
2. Pola organik pada desain
taman sudah tidak terlihat
jelas akibat penanaman yang
tidak mengikuti pola desain.
Solusi :
1. Sebaiknya semua tanah yang
ada di polibag dimasukkan ke
dalam media tanam yang baru
agar meminimalisir keadaan
stres pada tanaman.
2. Sebaiknya penanaman
mengikuti pola desain awal
agar keindahan bentukan
taman tetap terjaga.
Kurang
sesuai: 1 poin
83
Lampiran 9 Perbandingan teori dan keadaan di lapangan pada aspek pemeliharaan
taman (lanjutan)
1. Pemeliharaan Tanaman
Teori Aktual Kendala dan Solusi Keterangan
8. Pembiakan tanaman baru
1. Untuk media tanam,
hendaknya digunakan media
tanam (campuran tanah lapis
atas, pasir, dan bahan organik)
yang steril agar terhindar dari
segala macam patogen dari
dalam tanah. (Arifin dan
Arifin 2005).
2. Perbandingan antara tanah,
pasir, dan bahan organik
tersebut adalah 1:1:1 (Arifin
dan Arifin 2005).
3. Sterilisasi media tanam dapat
dilakukan dengan teknik
pemanasan, yaitu pemanasan
media tanam secara merata
pada suhu sekitar 65˚C pada
selang waktu 10-30 menit
(Arifin dan Arifin 2005).
1. Untuk media tanam, hanya
digunakan campuran tanah
dan bahan organik (tidak
sesuai dengan teori nomor
1).
2. Tidak ada ketentuan
perbandingan antara tanah
dan bahan organik.
Penggunaan bahan organik
pada media tanam
secukupnya saja (tidak
sesuai dengan teori nomor
2).
3. Belum dilakukan sterilisasi
media tanam karena alat
untuk pemanas media
tanam masih belum ada
(tidak sesuai dengan teori
nomor 3).
Kendala :
1. Aerasi tanah masih kurang
baik (terbukti dengan
lambatnya air yang diserap
oleh media tanam) yang
menyebabkan tanaman
menjadi layu dan busuk.
2. Belum adanya alat
sterilisasi media tanam
Solusi :
1. Menambah pasir dalam
komposisi media tanam dan
membuat sistem drainase
yang baik agar genangan
air dapat diminimalisir.
2. Mengadakan alat sterilisasi
media tanam.
Tidak
sesuai: 0
poin
9. Perawatan tanaman indoor
1. Tanaman yang membutuhkan
cahaya penuh hendaknya
tidak lebih dari 5 hari
ditempatkan di dalam
ruangan, kecuali bila diberi
perlakuan tambahan cahaya
lampu pada siang hari ataupun
malam hari (Arifin dan Arifin
2000).
2. Tanaman yang tahan naungan
dapat bertahan sekitar 7-14
hari di dalam ruangan (Arifin
dan Arifin, 2000).
3. Pada saat melakukan kegiatan
membersihkan tanaman
indoor, biasanya digunakan
alat handsprayer. Untuk
tanaman berdaun lebar,
biasanya daun dilap dengan
menggunakan larutan sabun,
kemudian dibilas dengan
handsprayer yang berisi air
sekaligus menyiram tanaman.
Untuk tanaman berdaun kecil
biasanya hanya disemprotkan
larutan sabun agar daun bebas
dari kotoran dan debu (Arifin
dan Arifin 2000).
1. Rotasi semua tanaman
indoor dilakukan setiap 5
hari sekali agar kebutuhan
tanaman akan cahaya
matahari dapat terpenuhi
dengan optimal (sesuai
dengan teori nomor 1 dan
2).
2. Digunakan alat
handsprayer untuk
pembersihan tanaman
indoor. Dan untuk tanaman
berdaun lebar, daun dilap
dengan menggunakan
larutan sabun kemudian
dibilas dengan air sekaligus
menyiram tanaman. Dan
untuk tanaman berdaun
kecil hanya disemprotkan
larutan sabun agar daun
terbebas dari kotoran dan
debu (sesuai dengan teori
nomor 3).
Tidak terdapat kendala yang
signifikan.
Sesuai: 3
poin
Total poin nilai kesesuaian di lapangan 15 poin
84
Lampiran 9 Perbandingan teori dan keadaan di lapangan pada aspek pemeliharaan
taman (lanjutan)
2. Pemeliharaan Kolam
Teori Aktual Kendala dan Solusi Keterangan
1. Penyikatan dinding kolam/relief
1. Penyikatan dinding kolam/relief
dilakukan setiap hari sebelum
vacuuming dilakukan (Arifin dan
Arifin, 2005).
2. Noda hitam pada dinding yang
disebabkan oleh lumut yang mati
harus dibersihkan dengan HCl 40%
atau digosok dengan batu apung agar
dinding senantiasa bersih (Arifin dan
Arifin, 2005).
1. Penyikatan dinding
kolam/relief dilakukan
setiap dua minggu sekali
sebelum vacumming
dilakukan (tidak sesuai
dengan teori nomor 1).
2. Kegiatan pembersihan
dinding kolam/relief ini
hanya dilakukan dengan
cara disikat, tidak dengan
menggunakan cairan
khusus penghilang lumut
(tidak sesuai dengan teori
nomor 2).
Kendala :
1. Dinding kolam masih
terlihat kotor dan
berlumut.
Solusi :
2. Membersihkan
dinding kolam setiap
hari sebelum
vacumming
dilakukan dan
menggunakan HCL
40% atau digosok
dengan batu apung.
Tidak
sesuai: 0
poin
2. Pemvakuman dasar kolam
1. Vacumming dilakukan seminggu
sekali agar lantai kolam tetap bersih
dan terbebas dari endapan dan
kotoran (Arifin dan Arifin, 2005).
2. Pencucian filter segera dilakukan
apabila tekanan telah menunjukkan
angka 1,5 kg/cm2 (Arifin dan Arifin,
2005).
1. Vacumming dilakukan
seminggu sekali (sesuai
dengan teori nomor 1).
2. Pencucian filter
dilakukan setiap
seminggu sekali (sesuai
dengan teori nomor 2).
Tidak terdapat
kendala yang
signifikan.
Sesuai: 3
poin
3. Pemberian garam pada kolam ikan
1. Penambahan garam ke dalam air
diharapkan dapat menjaga
ketidakseimbangan keluar atau
masuknya garam yang berasal dari
dalam tubuh ikan, sehingga ikan
dapat tetap bertahan hidup dan
mempunyai kesempatan untuk
memulihkan dirinya dari luka, atau
penyakitnya (Twigg, 2008).
2. Dosis pemberian garam pada kolam
ikan tergantung tujuannya yaitu :
a) Untuk perawatan/pencegahan: 1
sendok makan untuk 30 L air.
b) Sebagai tonik/jamu bagi ikan
dianjurkan untuk menggunakan
garam sebanyak 1-2 sendok teh
garam per 4 L air.
c) Sebagai pengobatan infeksi jamur
dan bakteri yaitu 10 gram garam
per 1 L air.
d) Untuk mengurangi pengaruh
racun dari nitrit yaitu 1 gram
garam per 1 L air (Anonim, 2012)
3. Garam ini diberikan setiap kali abis
ganti air (Anonim, 2012).
1. Penambahan garam telah
dilakukan oleh operator
pada kolam ikan dengan
tujuan menstabilkan
garam yang terkandung
dalam tubuh ikan (sesuai
dengan teori nomor 1).
2. Tidak ada aturan dosis
dalam pemberian garam
(tidak sesuai dengan teori
nomor 2).
3. Garam diberikan setiap 2
kali dalam seminggu
setelah kegiatan
vacumming dilakukan
(sesuai dengan teori
nomor 3).
Tidak terdapat
kendala yang
signifikan.
Cukup
sesuai: 2
poin
85
Lampiran 9 Perbandingan teori dan keadaan di lapangan pada aspek pemeliharaan
taman (lanjutan)
2. Pemeliharaan Kolam
Teori Aktual Kendala dan Solusi Ket
4. Pemberian klorin pada kolam non-ikan
1. Klorin diberikan pada saat
pompa/filter tidak dioperasikan
atau pada saat air kolam tidak
mengalir (Arifin dan Arifin
2005).
2. Cara pemberian klorin adalah
dengan melarutkan klorin ke
dalam air, lalu didiamkan
beberapa saat sampai terjadi
endapan, kemudian sebarkan
larutan air yang bening ke dalam
kolam (Arifin dan Arifin 2005).
3. Sebaiknya gunakan 1 s/d 2 sdm
klorin/1000 liter air. Caranya
dengan memasukkan 1 s/d 2 sdm
klorin ke dalam air ± 5 liter dalam
ember, aduk rata, masukkan ke
dalam kolam dan aduk kembali
(Anonim, 2011).
1. Klorin diberikan pada saat
semua alat yang ada di
kolam dalam keadaan
menyala (tidak sesuai
dengan teori nomor 1).
2. Cara pemberian klorin
dilakukan secara langsung
dengan menaburkan klorin
pada air kolam tanpa
dilarutkan terlebih dahulu
dengan air (tidak sesuai
dengan teori nomor 2).
3. Penggunaan takaran klorin
hanya menggunakan
takaran perkiraan sehingga
terkadang kolam sering
mengalami bau yang
menyengat (tidak sesuai
dengan teori nomor 3).
Kendala :
1. Kolam masih
menimbulkan bau
klorin yang menyengat.
Solusi :
2. Sebaiknya pemberian
klorin mengikuti aturan
dan dosis yang sesuai.
Tidak sesuai:
0 poin
5. Pemberian pakan ikan
1. Operator dapat memberikan
pakan yang kira-kira dapat
dihabiskan oleh ikan dalam
waktu 5 menit. Pakan yang tidak
dimakan akan menggembung
oleh air dan dihancurkan oleh
bakteri dalam kolam sehingga
kualitas air menurun (Twigg,
2008).
2. Pada musim panas, tingkat
pemberian pakan yang lebih
banyak dapat menurunkan
kualitas air karena kotoran yang
dikeluarkan ikan akan semakin
banyak. Air kolam harus diganti
apabila telah terlanjur
memberikan pakan ikan yang
terlalu banyak agar kualitas air
tetap bersih dan segar (Twigg,
2008).
1. Ikan hanya diberikan
makan secukupnya saja
sehingga pakan ikan tidak
ada yang tersisa (sesuai
dengan teori nomor 1).
2. Terdapat peraturan yang
melarang pengunjung agar
tidak memberi makan ikan
dengan jenis makanan yang
berbeda agar kesehatan
ikan senantiasa baik. Dan
jika terdapat makanan ikan
yang tidak habis dimakan,
makanan tersebut segera
diambil agar tidak
mengotori air kolam
(sesuai dengan teori nomor
2).
Tidak terdapat kendala
yang signifikan.
Sesuai: 3
poin
86
Lampiran 9 Perbandingan teori dan keadaan di lapangan pada aspek pemeliharaan
taman (lanjutan)
2. Pemeliharaan Kolam
Teori Aktual Kendala dan Solusi Ket
6. Pengecekan kualitas air kolam ikan
1. Tingkat pH ideal berkisar antara
6,5 dan 8,5. Tingkat pH dapat
berubah akibat hujan asam dan
kotoran dari luar yang masuk dan
terurai di dalam air. Oleh karena
itu, apabila kadar pH tidak sesuai
dengan range penyesuaian diri
ikan, maka sebaiknya air kolam
diganti atau ditambah sampai
kadar pH normal kembali. Untuk
suhu, sebaiknya tetap berada pada
kisaran 26˚C - 29˚C (Twigg,
2008)
2. Kandungan NH3 sebaiknya
berada di bawah 10 mg/L atau
bahkan kurang dari 5 mg/L guna
memperoleh kondisi baik pada
ikan. Walaupun ikan dapat
bertahan pada level yang lebih
tinggi untuk beberapa saat,
usahakan menghindarinya
sebelum terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
3. Untuk kandung PO3, usahakan
untuk tetap menjaga maksimal 5
mg/L. Kandungan amoniak dan
fosfat dapat berasal dari kotoran
yang masuk ke dalam air kolam,
berasal dari kotoran ikan itu
sendiri, dan berasal dari makanan
ikan yang tidak habis dimakan
(Twigg, 2008).
1. Selalu dilakukan
pengecekan kualitas air
kolam ikan setiap seminggu
sekali (sesuai dengan teori
nomor 1).
2. Kadar pH rata-rata adalah
7.5, suhu rata-rata sekitar
28˚C, kandungan NH3 yaitu
sekitar 0 mg/L dan PO3
rata-rata sekitar 0-1 mg/L
sehingga kesehatan ikan
masih tetap terjaga (sesuai
dengan teori nomor 2 dan
3).
Tidak terdapat kendala
yang signifikan.
Sesuai: 3
poin
Total poin nilai kesesuaian di lapangan 11 poin
87
Lampiran 10 Perbandingan teori dan keadaan di lapangan pada aspek pengelolaan
taman
Teori Aktual Kendala dan Solusi Keterangan
1. Struktur organisasi perusahaan
1. Pemeliharaan taman pada
umumnya merupakan suatu
divisi arsitektur pertamanan
yang terdiri dari
a) Seksi pemeliharaan
tanaman, meliputi
berbagai pekerjaan
pemeliharaan semua
tanaman seperti
penyiraman,
pembersihan, penyiangan
gulma, penggemburan
tanah, dll.
b) Seksi pemeliharaan
bangunan taman, meliputi
berbagai pekerjaan
pemeliharaan elemen
taman keras (seperti
kolam taman, bangku
taman, jembatan, paving,
saluran drainase, dll).
c) Seksi teknik perpipaan
dan utilitas, yaitu
mengawasi, mengontrol,
dan memelihara
kelancaran kerja utilitas
taman seperti saluran air
PAM, pipa gas, kabel
telepon, dan kabel listrik.
d) Seksi bengkel dan
pergudangan, yaitu
menginventarisasi seluruh
peralatan pemeliharaan
taman, mengontrol
kelancaran kerja alat, dan
memperbaiki alat bila
terdapat kerusakan.
e) Administrasi dan
pengawas sumber daya
manusia, yaitu mengurus
persoalan administrasi
kepegawaian, juga dapat
bertindak sebagai
pengawas para operator
agar bekerja sesuai
dengan jadwal yang telah
direncanakan (Arifin dan
Arifin 2005).
2. Komunikasi antara pimpinan
(manajer) dengan para
mandor dan antara mandor
dengan operator pemeliharaan
taman di lapangan harus
berjalan dengan lancar agar
semua pekerjaan dapat
dilakukan secara efektif dan
efisien (Arifin dan Arifin,
2005).
1. Struktur organisasi landscpe team
terdiri dari
a) Seksi pemeliharaan tanaman,
meliputi berbagai pekerjaan
pemeliharaan semua tanaman
yang dilakukan oleh vendor
landscape (sesuai dengan teori
nomor 1 poin a).
b) Seksi pemeliharaan bangunan
taman, landscape team hanya
melakukan pemeliharaan pada
kolam ikan dan non-ikan saja.
Pemeliharaan ini juga
dilakukan oleh vendor
landscape, sedangkan
bangunan taman lainnya seperti
bangku taman, paving, dan
lain-lain, dipelihara oleh
vendor cleaning service yang
masih dalam 1 Departemen
Housekeeping (sesuai dengan
teori nomor 1 poin b).
c) Seksi teknik perpipaan dan
utilitas tidak termasuk dalam
landscape team. Seksi ini
masih berada di Departemen
Engineering (tidak sesuai
dengan teori nomor 1 poin c).
d) Seksi bengkel dan pergudangan
juga terpisah dari landscape
team. Untuk inventarisasi
seluruh peralatan pemeliharaan
taman dilakukan secara
langsung oleh leader vendor,
sedangkan jika terdapat
peralatan yang rusak dan tidak
layak digunakan, perbaikan
dilakukan secara terpisah oleh
vendor (tidak sesuai dengan
teori nomor 1 poin d).
e) Administrasi dan pengawas
sumber daya manusia,
dilakukan secara langsung oleh
pihak owner dan admin vendor
(sesuai dengan teori nomor 1
poin e).
2. Komunikasi antara pimpinan
dengan para mandor berjalan
dengan lancar. Komunikasi ini
didukung oleh alat komunikasi
berupa Handy Talky. Sedangkan
komunikasi antara mandor dengan
operator terjalin dengan lancar
karena mandor langsung
menghampiri para operator yang
sedang bekerja (sesuai dengan teori
nomor 2).
Kendala :
1. Koordinasi untuk
perbaikan bagian
perpipaan dan utilitas
terkesan lambat karena
harus melalui
Departemen
Engineering.
2. Komunikasi dengan
HT sering membuat
bingung para mandor
tentang pekerjaan mana
yang harus
diperioritaskan untuk
dikerjakan terlebih
dahulu karena perintah
kepada mandor berasal
dari siapa saja baik
(landscape team
maupun d luar
landscape team) yang
melihat kesalahan yang
terjadi di taman dan
berada pada frekuensi
HT yang sama ketika
terdapat banyak
komplain (komplain
tidak fokus).
Solusi :
1. Sebaiknya seksi
perpipaan dan utilitas
berada dalam
landscape team
sehingga koordinasi
lebih mudah dilakukan.
Namun, apabila hal ini
tidak dapat dilakukan,
diperlukan peran
pimpinan dari pihak
owner untuk
berkoordinasi secara
langsung kepada pihak
Engineering.
2. Dibutuhkan briefing
dan evaluasi kerja
secara langsung antara
pimpinan, mandor, dan
operator dalam
landscape team secara
khusus sebelum
melakukan pekerjaan
agar kesalahan yang
telah terjadi tidak
terulang lagi untuk
waktu yang akan
datang.
Cukup
sesuai: 2
poin
88
Lampiran 10 Perbandingan teori dan keadaan di lapangan pada aspek pengelolaan
taman (lanjutan)
Teori Aktual Kendala dan Solusi Keterangan
2. Tenaga kerja
1. Efektivitas kerja operator
pemeliharaan taman
ditentukan oleh motivasi
kerja dan tingkat
keterampilan yang dimiliki
oleh para operator
pemeliharaan taman (Arifin
dan Arifin 2005).
2. Pengadaan training untuk
menambah pengetahuan
karyawan (Arifin dan
Arifin 2005).
3. Kapasitas kerja operator
dijelaskan pada Tabel 1.
1. Motivasi kerja karyawan
baik, dibuktikan dengan
kinerja karyawan yang
bagus dan disiplin kerja
yang baik. Namun
keterampilan kerja kurang
sehingga terdapat pekerjaan
yang hanya bisa dilakukan
oleh sebagian karyawan
seperti menyiram,
memangkas rumput, dan
pengendalian HPT (tidak
sesuai dengan teori nomor
1).
2. Untuk menambah motivasi
kerja karyawan, leader
selalu mengadakan training
setiap 1 minggu sekali agar
pengetahuan karyawan
bertambah (sesuai dengan
teori nomor 2).
3. Kapasitas kerja operator
dijelaskan pada Tabel 1
(sesuai dengan teori nomor
3).
Kendala :
1. Tidak semua gardener
memiliki keberanian dan
kesabaran dalam
melakukan pekerjaan
penyiraman, memangkas
rumput, dan pengendalian
hama sehingga pekerjaan
ini hanya dapat dilakukan
oleh gardener khusus.
Akibatnya jika gardener
khusus ini berhalangan
hadir, pekerjaan menjadi
tidak maksimal dilakukan.
Solusi :
1. Sebaiknya dilakukan rotasi
pekerjaan yang menuntut
gardener untuk terbiasa
melakukan semua
pekerjaan yang ada agar
keterampilan gardener
menjadi bertambah.
Cukup sesuai:
2 poin
Tabel 1 Kapasitas kerja operator pemeliharaan taman
No Jenis pemeliharaan taman Kapasitas kerja/jam Efektivitas
kerja (%) Keterangan
Teori Lapangan
1 Pembersihan/penyapuan rumput. 400 m2 596,31 m2 149,07 Sesuai
2 Penyiraman rumput dan tanaman
penutup tanah dengan selang
plastik ¾ inci.
150 m2 382,1/m2 254,73 Sesuai
3 Penyiraman rumput dengan
sprinkle.
500 m2 408,76 m2 81,75 Tidak sesuai, karena
jumlah alat sprinkle yang
digunakan masih sedikit
4 Penyiraman pohon dengan selang
plastik ¾ inci.
15
pohon
20 pohon 133,33 Sesuai
5 Pemangkasan rumput dengan
mesin gendong.
250 m2 352,12 m2 140,84 Sesuai
6 Pemangkasan tanaman semak dan
penutup tanah dengan gunting
pangkas.
10 m2 15,8 m2 158 Sesuai
7 Pemupukan pada tanaman
penutup tanah.
100 m2 286,57 m2 286,57 Sesuai
8 Penyemprotan pestisida pada
tanaman penutup tanah dan semak
dengan sprayer gendong.
500 m2 766,06 m2 153,21 Sesuai
9 Penyulaman tanaman rumput
(lempengan).
10 m2 21,3 m2 213 Sesuai
10 Penyulaman tanaman penutup
tanah dan semak.
3 m2 4,2 m2 140 Sesuai
Sumber teori : Arifin dan Arifin (2005)
Keterangan : (Efektivitas kerja ≥ 100%) = Sesuai; (Efektivitas kerja < 100%) = Tidak sesuai
89
Lampiran 10 Perbandingan teori dan keadaan di lapangan pada aspek pengelolaan
taman (lanjutan)
Teori Aktual Kendala dan Solusi Keterangan
3. Jadwal kerja
1. Sistematika jadwal kerja
karyawan dalam
melakukan pemeliharaan
taman harus telah terencana
dengan baik (Arifin dan
Arifin 2005).
2. Sistematika jadwal
kegiatan pemeliharaan
taman harus telah terencana
dengan baik (Arifin dan
Arifin 2005). Frekuensi
kegiatan pemeliharaan
taman dijelaskan pada
Tabel 2.
1. Jadwal kerja menggunakan sistem
shift agar pemeliharaan taman dapat
dilakukan setiap hari. Untuk vendor
pemeliharaan tanaman, ada 3 sistem
shift yaitu shift 1 dimulai pada pukul
05.30-13.30 WIB, shift 2 dimulai
pada pukul 07.30-15.30 WIB, dan
shift 3 dimulai pada pukul 10.00-
18.00 WIB. Untuk vendor
pemeliharaan kolam, ada 1 shift
yaitu dimulai pukul 08.00-16.00
WIB. Dan untuk pihak owner, ada 3
shift yaitu dimulai dari pukul 09.00-
17.30 WIB, 12.00-20.00 WIB, dan
14.00-22.00 WIB.
Untuk jadwal pemeliharaan telah
ditentukan rencana jadwal
pemeliharaan taman 1 tahun ke
depan dan 1 bulan ke depan yang
disebut dengan Mountly Landscape
Programme (sesuai dengan teori
nomor 1).
2. Frekuensi kegiatan pemeliharaan
taman dijelaskan pada Tabel 2
(sesuai dengan teori nomor 2).
Tidak terdapat
kendala yang
signifikan
Sesuai: 3
poin
Tabel 2 Frekuensi kegiatan pemeliharaan taman
No Kegiatan Pemeliharaan
Taman
Frekuensi Pemeliharaan
Keterangan Teori Lapangan
1 Pembersihan/penyapuan areal
taman.
Harian Harian Sesuai
2 Pembuangan sampah keluar
taman.
Harian Insidental Tidak sesuai karena dilakukan jika
sampah telah menumpuk.
3 Penyiraman taman. Harian Harian Sesuai
4 Pembersihan selokan taman. Mingguan Insidentil Tidak sesuai karena hanya dilakukan
jika selokan sudah tumpat.
5 Pembersihan kolam taman. Mingguan Mingguan Sesuai
6 Pembersihan pemangkasan
ranting kering.
Mingguan Insidentil Sesuai karena dilakukan sesering
mungkin jika sudah terlihat ranting
kering.
7 Penggemburan dan
pembersihan aerasi tanah.
Mingguan Bulanan Tidak sesuai
8 Penyiangan gulma. Bulanan Insidentil Sesuai karena biasanya dilakukan
setiap hari atau seminggu sekali.
9 Pemotongan rumput. Bulanan Bulanan Sesuai
10 Pemangkasan semak dan perdu. Bulanan Bulanan Sesuai
11 Pengendalian hama dan
penyakit.
Bulanan Mingguan Sesuai
12 Penjarangan tanaman
berumpun.
Triwulan Bulanan Sesuai
13 Pemupukan tanaman penutup
tanah hingga perdu.
Triwulan Bulanan Sesuai
14 Pemupukan pohon. Semesteran Bulanan Sesuai
15 Penataan ulang/redesain taman
bagian tertentu.
Tahunan Insidentil Sesuai karena dapat dilakukan
sesering mungkin jika memungkinkan
16 Penyulaman tanaman. Insidentil Bulanan Sesuai karena dilakukan rutin apabila
terdapat tanaman yang rusak.
Sumber teori : Arifin dan Arifin (2005)
90
Lampiran 10 Perbandingan teori dan keadaan di lapangan pada aspek pengelolaan
taman (lanjutan)
Teori Aktual Kendala dan Solusi Keterangan
4. Peralatan pemeliharaan taman
1. Ketersediaan alat dan bahan
harus sesuai dengan
kebutuhan (Arifin dan
Arifin 2005).
2. Agar awet, alat-alat yang
telah selesai digunakan
segera dibersihkan, dicuci,
dan dilap atau dikeringkan
(Arifin dan Arifin 2005).
3. Peralatan disimpan dengan
rapi dalam gudang peralatan
agar peralatan tahan lama
(Arifin dan Arifin 2005).
4. Setiap ada gangguan
pengoperasian alat
sebaiknya segera dicari
penyebabnya dan dilakukan
perbaikan (Arifin dan Arifin
2005).
5. Perawatan dan perbaikan
alat hendaknya dikuasai
oleh operator pemeliharaan
taman agar alat tetap dalam
kondisi baik (Arifin dan
Arifin 2005).
6. Masa efektif penggunaan
alat dijelaskan pada Tabel 3.
1. Jenis alat dan bahan yang
digunakan pihak pengelola
sudah sangat lengkap (sesuai
dengan teori nomor 1).
2. Alat yang sudah selesai dipakai
telah dibersihkan oleh gardener
(sesuai dengan teori nomor 2).
3. Peletakan alat masih kurang
rapi. Hal ini dibuktikan dengan
seiringnya pimpinan menegur
vendor yang selalu meletakkan
barang dengan sembarangan
(tidak sesuai dengan teori
nomor 3).
4. Setiap ada gangguan
pengoperasian alat, biasanya
gardener segera melapor
kepada leader agar alat tersebut
segera diperbaiki (sesuai
dengan teori nomor 4).
5. Gardener tidak mengusai cara
perbaikan alat (tidak sesuai
dengan teori nomor 5).
6. Masa efektif penggunaan alat
dijelaskan pada Tabel 3 (sesuai
dengan teori nomor 6).
Kendala :
1. Masih terdapat
peralatan yang rusak
akibat kesalahan
peletakan alat dan
kerusakan alat itu
sendiri.
2. Apabila terdapat alat
yang rusak, alat harus
diperbaiki di bengkel
terpisah sehingga
menghambat pekerjaan
pemeliharaan taman.
Solusi :
1. Pimpinan harus
memberi sanksi kepada
gardener yang
meletakkan barang
secara sembarangan.
2. Vendor harus
menyediakan tenaga
ahli untuk memperbaiki
alat pemeliharaan
sehingga proses
perbaikan alat tidak
dilakukan dalam waktu
yang lama.
Cukup sesuai:
2 poin
Tabel 3 Masa efektif penggunaan peralatan pemeliharaan taman
No Jenis Peralatan Masa Efektif (1)
Keterangan Teori Lapangan
1 Mesin pemotong rumput gendong. 3 tahun 1 bulan* Sesuai
2 Sprayer. 3 tahun 1 bulan* Sesuai
3 Seragam operator pemelihara taman. 6 bulan 2 tahun Tidak sesuai
4 Cangkul dan garpu tanah. 6 bulan 1 bulan* Sesuai
5 Kape untuk pembersihan areal taman. 2 tahun 1 bulan* Sesuai
6 Gunting pangkas tanaman semak dan groundcover. 6 bulan 1 bulan* Sesuai
7 Gunting untuk stek tanaman. 6 bulan 1 bulan* Sesuai
8 Sapu lidi. 1 bulan 1 bulan* Sesuai
9 Pengki. 1 bulan 1 bulan* Sesuai
10 Kored. 6 bulan 1 bulan* Sesuai
11 Golok, arit. 6 bulan 1 bulan* Sesuai
12 Masker pelindung saat menyemprot. 2 bulan 1 bulan* Sesuai
Sumber teori : A. Wulandari (1992)
*semua peralatan selalu diperiksa kelayakannya setiap 1 bulan sekali, jika terdapat peralatan yang
tidak layak, maka peralatan tersebut langsung diganti.
91
Lampiran 10 Perbandingan teori dan keadaan di lapangan pada aspek pengelolaan
taman (lanjutan)
Teori Aktual Kendala dan Solusi Keterangan
5. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
1. Desain yang rumit
memerlukan
pemeliharaan yang
intensif (Arifin dan
Arifin 2005).
2. Semakin rumit desain
taman, semakin besar
anggaran biaya yang
diperlukan (Arifin dan
Arifin 2005).
3. Persentase komponen
biaya pemeliharaan
taman dirincikan pada
Tabel 4.
1. Karena desain taman Central Park
Mall termasuk desain yang rumit,
dibuktikan dengan banyaknya jenis
tanaman yang ada di taman tersebut
dan memiliki pola yang organik,
maka taman ini dipelihara secara
intensif (sesuai dengan teori nomor
1).
2. Desain taman yang rumit ini
membutuhkan biaya yang besar
untuk pemeliharaan dan
pengelolaan taman yaitu sebesar
Rp. 110.370.000/bulan untuk
pemeliharaan tanaman dan Rp.
23.080.000/bulan untuk
pemeliharaan kolam (sesuai dengan
teori nomor 2).
3. Persentase komponen biaya
pemeliharaan taman dirincikan
pada Tabel 4 (sesuai dengan teori
nomor 3).
Tidak terdapat kendala
yang signifikan
Sesuai: 3 poin
Tabel 4 Persentase komponen biaya pemeliharaan taman
No Jenis Anggaran Biaya
Persentase (%)
Keterangan Teori
Pemeliharaan
tanaman
Pemeliharaan
kolam
1. Biaya (upah) tenaga kerja. 45 79 75 Sesuai
2. Biaya bahan habis pakai (pupuk,
pestisida, bahan bakar, dsb).
7 7 20 Sesuai
3. Biaya overhead (biaya tetap)
- Gaji supervisor dan ahli
- Penyusutan alat
- Biaya accounting
- Lain-lain.
48 14* 5* Tidak sesuai
Jumlah 100 100 100
Sumber teori : Carpenter et al., (1975)
Keterangan : (Persentase Lapangan ≥ Persentasi Teori) = Sesuai; (Persentase Lapangan <
Persentasi Teori) = Tidak sesuai
*tidak termasuk gaji supervisor dan ahli karena gaji bersumber pada owner.
92
Lampiran 11 Kuesioner untuk Analisis Pengunjung
PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN
KOTA CENTRAL PARK MALL JAKARTA BARAT
Yth. Responden, nama saya Vivi Antania, mahasiswa Departemen Arsitektur
Lanskap Institut Pertanian Bogor. Saat ini saya sedang melakukan kegiatan magang
mengenai Pengelolaan Lanskap dan Pemeliharaan Taman Kota Central Park Mall
Jakarta Barat. Saya berharap Bapak/ Ibu/ Saudara bisa membantu saya
mendapatkan data yang diperlukan. Data yang anda berikan dijamin kerahasiaanya.
Panduan wawancara ini adalah upaya mahasiswa untuk mengetahui keinginan dan
harapan masyarakat terhadap rencana pengelolaan Taman Kota Central Park Mall
Jakarta Barat.
IDENTITAS RESPONDEN :
Nama :
Alamat Responden :
1. Jenis kelamin :
a. Laki-laki
b. Perempuan
2. Usia :
a. 7-12 tahun
b. 13-19 tahun
c. 20-24 tahun
d. 25-55 tahun
e. > 55 tahun
3. Pendidikan terakhir :
a. Tidak sekolah
b. SD dan sederajat
c. SMP dan saederajat
d. SMA dan sederajat
e. Akademi/Perguruan Tinggi
f. Lainnya :………………….
Silangilah yang menjadi pilihan Anda.
1. Seberapa sering Anda mengunjungi Taman kota ini?
a. Baru Pertama Kali
b. Jarang
c. Sering
2. Kapan biasanya Anda mengunjungi taman kota ini : (pilihan boleh lebih dari
satu)
a. Hari Sabtu
b. Hari Minggu
c. Hari kerja, sebutkan : ...................
3. Berkunjung ke taman kota ini menggunakan :
a. Jalan kaki
b. Kendaraan Umum
c. Motor Pribadi
d. Mobil Pribadi
93
e. Sepeda
f. Lainnya : .....................................
4. Menurut Anda, seberapa penting peranan taman kota sebagai pemasok udara
segar pada pusat perbelanjaan yang berada di tengah kota ?
a. Sangat Penting
b. Penting
c. Kurang Penting
d. Tidak Penting
5. Kegiatan apa saja yang anda lakukan di taman kota ini : (pilihan boleh lebih dari
satu)
a. Duduk-duduk
b. Transaksi bisnis
c. Rekreasi
d. Belajar
e. Lainnya : ...................................
6. Menurut Anda, apakah taman kota ini sudah berfungsi optimal sebagai ruang
terbuka hijau dan area rekreasi :
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak Tahu
7. Bagaimana kesan Anda terhadap taman kota ini : (pilihan boleh lebih dari satu)
a. Nyaman
b. Tidak Nyaman
c. Indah
d. Tidak Indah
e. Bermanfaat
f. Kurang Bermanfaat
g. Bersih
h. Tidak Bersih
8. Setiap tanaman mempunyai kegunaan masing-masing, maka tanaman yang perlu
ditambahkan pada taman kota ini adalah untuk : (pilihan boleh lebih dari satu)
a. Keindahan
b. Pembatas
c. Peneduh
d. Penghambat kebisingan
e. Untuk menutupi pandangan yang tidak ingin dilihat (lokasi : .........)
f. Tidak perlu ditambah
9. Fasilitas apa saja yang perlu ditambah di taman kota ini : (pilihan boleh lebih
dari satu)
a. Istirahat (tempat duduk, dll)
b. Toilet
c. Lampu Penerangan
d. Tempat Sampah
e. Toilet hewan
f. Signage
g. Lainnya, sebutkan.....................
94
Lampiran 12 Kuesioner untuk Analisis SWOT
FAKTOR INTERNAL
Tujuannya untuk mendapatkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan
dari taman Central Park Mall.
Faktor-faktor kekuatan bagi taman Central Park Mall
No Kekuatan (strength) Sangat
Penting Penting
Cukup
Penting
Tidak
Penting
1 Pihak pengelola telah memiliki tenaga ahli yang
mengerti tentang pemeliharaan taman.
2 Pihak pengelola telah memiliki standar
pemeliharaan untuk dijadikan acuan dalam
melaksanakan kegiatan pemeliharaan.
3 Pihak pengelola telah memiliki sarana dan
prasarana yang lengkap dalam melakukan
pemeliharaan taman.
4 Pihak pengelola telah memiliki nursery untuk
menyuplai kebutuhan tanaman.
5 Pihak pengelola telah memiliki teknologi Water
Treatment Plan (WTP) yang dapat menghemat
biaya pemeliharaan taman.
6 Pihak pengelola telah mengadakan training
untuk gardener dan operator agar pekerjaan
pemeliharaan lanskap berjalan dengan lancar.
7 Pihak pengelola telah memiliki budaya
perusahaan yang menuntut karyawan agar
disiplin dalam menjalankan pekerjaan.
Faktor-faktor kelemahan bagi taman Central Park Mall.
No Kelemahan (weaknesses) Sangat
Penting Penting
Cukup
Penting
Tidak
Penting
1 Pihak pengelola belum memiliki mesin
pengolahan sampah.
2 Sumber daya manusia dari pihak vendor
masih kurang berkualitas.
3 Tenaga kerja di bidang
pengelolaan/pemeliharaan kolam masih
kurang.
4 Pihak pengelola masih sulit mengajukan
permohonan dana untuk pengembangan
taman.
5 Pihak pengelola belum memiliki struktur
departemen lanskap yang spesifik.
6 Pihak pengelola masih sulit menemukan
aksesoris kolam seperti lampu UV ketika
aksesoris tersebut rusak.
7 Penyerahan berkas administrasi vendor sering
mengalami keterlambatan
95
Lampiran 12 Kuesioner untuk Analisis SWOT (lanjutan)
FAKTOR EKSTERNAL
Tujuannya untuk mendapatkan faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman
dari taman Central Park Mall.
Faktor-faktor peluang bagi taman Central Park Mall.
No Peluang (opportunity) Sangat
Penting Penting
Cukup
Penting
Tidak
Penting
1 Sebagai penyedia lapangan pekerjaan bagi
masyarakat sekitar
2 Sebagai pemasok udara segar/O2 bagi
masyarakat sekitar
3 Sebagai tempat pengadaan event yang dapat
menambah pemasukan keuangan perusahaan
Faktor-faktor ancaman bagi taman Central Park Mall.
No Ancaman (threats) Sangat
Penting Penting
Cukup
Penting
Tidak
Penting
1 Banyaknya hama penyakit yang menyerang
tanaman dan ikan/kura-kura
2 Vandalisme yang disebabkan oleh pengunjung
3 Harga biaya pemeliharaan yang semakin
meningkat
96
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara pada tanggal 31
Agustus 1992 dari pasangan Bapak Jamaluddin dan Ibu Ayuniar. Penulis
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis menempuh pendidikan Taman
Kanak-Kanak di TK Lestari, Tanjung Pura sejak tahun 1997 dan lulus pada tahun
1998. Pada tahun 1998, penulis memulai sekolah dasar di SD Negeri 1 Tanjung
Pura dan lulus pada tahun 2004. Kemudian pada tahun 2004-2006 penulis
menjalankan pendidikan di SMP Negeri 2 Tanjung Pura, lalu pindah ke SMP
Negeri 1 Stabat dan lulus pada tahun 2007. Selanjutnya penulis menjalankan
pendidikan di SMA Negeri 1 Stabat dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010,
penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi
Masuk IPB (USMI) sebagai mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas
Pertanian.
Selama menjalankan studi di IPB, penulis aktif mengikuti organisasi di
kampus, yaitu Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap sebagai Badan Pengawas
Himpunan. Selain itu, penulis juga aktif mengikuti kepanitiaan beberapa acara yang
diselenggarakan oleh Departemen Arsitektur Lanskap. Penulis juga aktif mengikuti
klub photography HPC (Himaskap Photography Club). Penulis juga sering
mengikuti kegiatan seminar dan pelatihan yang dapat menunjang skill penulis di
bidang Arsitektur Lanskap. Pada tahun 2014, penulis mengikuti kegiatan magang
di P.T. Central Prima Kelola member of Agung Podomoro Group, Jakarta Barat
untuk menyelesaikan studinya.