Pengelolaan Dan Pengolahan Dari Limbah Yang Baik Dan Benar Dari Limbah Pabrik Irma Sasirangan
-
Upload
shazhan828 -
Category
Documents
-
view
234 -
download
0
Transcript of Pengelolaan Dan Pengolahan Dari Limbah Yang Baik Dan Benar Dari Limbah Pabrik Irma Sasirangan
-
7/22/2019 Pengelolaan Dan Pengolahan Dari Limbah Yang Baik Dan Benar Dari Limbah Pabrik Irma Sasirangan
1/15
pengelolaan dan pengolahan dari limbah yang baik dan benar dari limbah
Pabrik Irma Sasirangan.
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Selama masa perkuliahan, mahasiswa hanya diberikan berbagai teori atas berbagai hal
yang dipelajari, dimana teroi ini kadang banyak yang dianggap masih abstrak dan sulit dipahami
karena berbagai hal termasuk keterbatasan media dalam penyampaian materi yang sedang
diajarkan. Oleh karena itusebagai realisasi dari berbagai teori yang telah dipelajari harus ada
suatu fakta dan kejelasan agar penguasaan ilmu pengetahuan akan semakin mantap baik secara
ilmiah maupun secara logika. Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan mengadakan
pembelajaran langsung ke lapangan atau sering dikenal dengan nama praktek kerja lapangan
(PKL), dimana ketika berada di lapangan mahasiswa akan secara langsung berhadapan dengan
berbagai kenyataan yang sebenarnya merupakan penerapan dari teori-teori yang diajarkan di
bangku kuliah. Sehingga dari sini dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan mahasiswa dalam
belajar.
Mata kuliah toksikologi lingkungan sendiri merupakan mata kuliah yang mengajarkan
berbagai toksikan yang terdapat dialam terutama yang berada di lingkungan sekitar kita serta
cara-cara pengolahan zat toksikan tadi sehingga tidak akan menimbulkan efek pencemaran
lingkungan. Kegiatan pembelajaran lapangan ini murni untuk menambah wawasan mahasiswa
terhadap penanganan limbah dari suatu kegiatan usaha sehingga limbah tersebut memenuhi baku
mutu atau layak untuk dibuang ke lingkungan. Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa
salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Pabrik Irma Sasirangan yang berlaku adalah kegiatan
sasirangan. Oleh karena itu, kami selaku mahasiswa sangat tertarik untuk mempelajari
pengelolaan limbah perusahaan tersebut yang bersifat ramah lingkungan
Selain itu pembelajaran lapangan ini juga dimaksudkan untuk memantapkan
pemahaman tentang toksikologi lingkungan oleh mahasiswa sehingga tidak terjadi salah
pengertian dan pemikiran dikemudian hari.
2. Tujuan Kunjungan Lapangan
-
7/22/2019 Pengelolaan Dan Pengolahan Dari Limbah Yang Baik Dan Benar Dari Limbah Pabrik Irma Sasirangan
2/15
Adapun tujuan dari dilaksanakannya PKL mata kuliah Toksikologi Lingkungan ini
adalah untuk mempelajari dan mengetahui cara pengelolaan dan pengolahan dari limbah yang
baik dan benar dari limbah Pabrik Irma Sasirangan.
3. Kegunaan/Manfaat
Maksud dari diadakannya kegiatan ini adalah agar mahasiswa dari pengikut mata kuliah
Toksikologi Lingkungan dapat mengerti bagaimana proses pengelolaan limbah yang baik dan
benar.
Sedangkan bagi perusahaan yang bersangkutan, perusahaan tersebut dapat
mensosialisasikan bagaimana cara pengelolaan dari limbah yang baik dan benar melalui
mahasiswa yang melaksanakan penelitian.
4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari : Selasa
Tempat : Pabrik Irma Sasirangan
Waktu : 10.00- selesai
5.
Metode Kegiatan Pkl
Metode yang digunakan dalam peneltian kali ini adalah dengan cara mengamati proses
pengelolaan dan pengolahan limbah yang dihasilkan oleh Pabrik Irma Sasirangan, dan juga
melakukan tanya jawab dengan petugas yang berwenang dalam proses tersebut.
II. KEPUSTAKAAN
Sejarah Modernisasi Kain Sasirangan
Oleh: Maskur
Sasirangan asal kata dari sirang. Sirangdiambil dari kata bahasa banjar yang artinya rajut atau
dirajut. Untuk lebih memudahkan dalam pengucapan atau mengingat kata tersebut maka kata
sirang itu ditambah awalan dan akhiran, menjadi sasirangan. Kita sering mendengar kain
jumputan Palembang. Kata jumputan itu berasal dari kata jumput, artinya diikat, mendapat
akhiran maka menjadi kata jumputan.
-
7/22/2019 Pengelolaan Dan Pengolahan Dari Limbah Yang Baik Dan Benar Dari Limbah Pabrik Irma Sasirangan
3/15
Kalau kita perhatikan antara kain sasirangan dan kain jumputan, kelihatannya ada sedikit
persamaan, baik dilihat dari warna maupun motif. Bahan baku kain dan bahan pewarna yang
digunakan oleh pengrajin jumputan, sebagian juga ada digunakan oleh pengrajin sasirangan.
Perbedaan kalau kain jumputan mereka menggunakan tali rapia yang sudah dikecilkan untuk
mengikat motif dan merajut, sedangkan kain sasirangan itu lebih dominan menggunakan benang
untuk menyirang atau merajut sehingga ketika proses akhir selesai, benang yang melekat pada
kain itu dilepas maka motifnya lebih nampak kelihatan. Pola atau motif yang nampak itulah yang
dinamakan sasirangan. Untuk mendapatkan motif sasirangan yang bagus diperlukan ketelitian
pengrajin bagian sirang atau rajut, jika penusukan jarum yang mengikuti pola motif yang ada
pada lembaran kain itu jaraknya tidak terlalu jauh dan juga menarik ikatan benangnya pada
masing-masing motif itu kuat, istilah bahasa banjarnya pisit maka hasilnya akan jauh lebih baik
dan motif sasirangan terlihat jelas.
Proses pembuatan kain sasirangan cukup rumit/unik, dikerjakan melalui tahap-tahapan mulai
dari mendesign motif, merajut, mencelup, membuka rajutan, mencuci dan mensetrika.
Keseluruhan penyelesaiannya dikerjakan oleh masing-masing pengrajin sesuai dengan
keahliannya dan tidak menggunakan alat mekanis. Untuk mendapatkan hasil yang baik
diperlukan pemilihan bahan baku dan pewarna yang berkwalitas, kalau kita menggunakan bahan
warna yang berkwalitas maka Insya Allah hasilnya akan baik, ini bisa dilihat dengan kecerahan
warna yang lekat pada kain itu (tidak kelihatan burem), awet dan tahan lama.
Sejarah Modernisasi (1986)
Sejarah ini muncul atas ide dan saran pemerintah daerah melalui kanwil departemen
perindustrian propinsi Kalimantan Selatan (bidang industri kecil) kepada kantor Derpatemen
Perindustrian Pusat (bidang industri kecil).
Kepala bidang industri kecil pada waktu itu adalah Dra. Edith Ratna, beliau juga dipercaya
sebagai pimpinan proyek P2WIK-UNDF (Peningkatan Peranan Wanita Industri Kecil-United
Nation Development Fund).
Untuk merealisasikan saran ini Pimpinan proyek beserta rombongan datang ke Banjarmasin dan
melakukan kerjasama dengan kanwil departemen perindustrian propinsi Kalimantan Selatan
(dulu kanwil ada di Banjarbaru) untuk membicarakan langkah-langkah ke depan tentang
modernisasi kain pamitan/ sasirangan.
-
7/22/2019 Pengelolaan Dan Pengolahan Dari Limbah Yang Baik Dan Benar Dari Limbah Pabrik Irma Sasirangan
4/15
Informasi yang mereka peroleh sebelum datang ke Banjarmasin bahwa di daerah ini sejak dulu
secara turun-temurun ada beberapa kelompok masyarakat pengrajin yang membuat kain
pamitan/sasirangan, untuk keperluan pengobatan tradisional (kepercayaan), misalnya apabila ada
anak balita yang sering mendapat sakit dan pertumbuhan tubuhnya terlambat maka dengan
keyakinan memakai kain ini bisa menghilangkan dan menyembuhkan penyakit yang dialaminya.
Kepercayaan lainnya yaitu sebagai acara/adat mandi-mandi bagi calon penganten dan ibu hamil
tua agar mendapatkan kemudahan dalam melahirkan anak.
Selain informasi di atas, mereka juga pernah mendengar ada sebuah perkumpulan/organisasi
yang membuat kain sasirangan untuk keperluan pakaian, namun usaha itu tidak bertahan lama.
Pengrajin pamintan yang masih aktif mengerjakan usahanya pada waktu itu, tempatnya di Jalan
Seberang Mesjid Kelurahan Seberang Mesjid Banjarmasin (Seberang Pasar Lama). Untuk
mewujudkan ide ini mereka kemudian mengadakan kunjungan dan melihat langsung proses
pembuatan kain pamintan/sasirangan. Setelah mengamati dan mengadakan interview dengan
pembuatnya lalu mereka menyarankan agar manfaat kain pamintan/sasirangan ini tidak hanya
untuk pengobatan atau kepercayaan saja tapi bisa lebih diberdayakan untuk keperluan pakaian
sehari-hari, dimana proses pembuatan dan penggunaan bahan baku kain dan bahan pewarna
disesuaikan dengan bahan baku kain dan pewarna yang biasa dibuat oleh pengrajin batik. Dalam
upaya untuk memenuhi keinginan ini mereka meminta agar bisa dihimpun anggota sebanyak 20
orang yang semuanya adalah wanita untuk mendapatkan pelatihan yang berkenaan dengan
proses produksi. Pelatihan diadakan selama satu bulan penuh dengan mengambil tempat di balai
Kelurahan seberang mesjid. Materi pelatihan antara lain Simulasi, Manajemen Pemasaran dan
Produksi, Design motif, Pencelupan/pewarnaan serta materi lainnya yang ada hubungannya
dengan modernisasi. Semua instruktur yang memberikan materi pelatihan itu didatangkan dari
Balai Diklat Departemen Perindustrian Pusat Jakarta.
Setelah pelatihan selesai mereka memberikan bantuan berupa bahan baku kain dan pewarna agar
bisa digunakan untuk membuat kain sasirangan sesuai dengan materi pelatihan yang diberikan
dan juga mereka meminta supaya segera dibentuk satu wadah/organisasi. Pada tanggal 9
September 1986 terbentuklah suatu wadah yang diberi nama Kelompok Kayuh Baimbai (KUB),
dengan tujuan agar para anggota ini bisa saling berkomunikasi serta dapat memasarkan hasil
produksinya.
-
7/22/2019 Pengelolaan Dan Pengolahan Dari Limbah Yang Baik Dan Benar Dari Limbah Pabrik Irma Sasirangan
5/15
Sebelum rombongan kembali ke Jakarta ada beberapa pesan atau himbauan serta harapan yang
dikemukakan oleh pimpinan/ketua P2WIK kepada anggota kelompok ini, jika suatu saat nanti
diantara anggota pengrajin ada yang berhasil menjadi pengusaha sasirangan maka berikanlah
kesempatan lapangan kerja sebanyak mungkin terutama kepada masyarakat yang ada di sekitar
dimana saudara berdomisili.
Untuk pembinaan selanjutnya beliau menunjuk dan mengangkat Dra. Rohana (Pegawai Kantor
Wilayah Departemen Perindustrian KalSel) sebagai koordinator serta Ibu Ida Fitria sebagai
motivator untuk selalu memonitor perkembangan usaha kelompok ini, dan secara periodek
mereka melaporkannya kepada ketua P2WIK Pusat.
Peran serta P2WIK-UNDF dalam membina kelompok KUB ini diberikan secara terus-
menerus selama lebih dari satu tahun. Dalam rangka memperkenalkan hasil kerajinan ini,terutama kepada masyarakat luar Kalimantan mereka sering mengikut sertakan ke setiap
pameran-pameran yang ada di Jakarta dengan fasilitas ruang stand serta menanggung biayatransport.
Pada setiap pameran mereka juga membantu mendatangkan para perancang terkenal untukpenataan display kain sasirangan agar nampak kelihatan lebih ekslusif sehingga bisa menarik
perhatian para pengunjung yang lewat stand tersebut, selain itu pada saat berlangsungnya
pameran setiap hari mereka secara bergiliran selalu mendampingi dan ikut aktif memberikaninformasi kepada pengunjung mengenai proses pembuatan kain sasirangan. Sejak itulah kain
sasirangan yang merupakan komoditas kebanggaan kerajinan daerah ini mulai dikenal banyak
orang.Kami anggota kelompok patut bersyukur kepada Allah SWT yang telah membukakan
jalan kepada Departemen Perindustrian Pusat dan Kanwil Perindustrian TK. I KalSel sertaKantor Perindustrian TK. II Kotamadya Banjarmasin yang begitu banyak membantu kami dalam
memberikan informasi terutama kepada Pemda dan instansi terkait sehingga usaha ini bisaberkembang dan telah menjadi budaya masyarakat daerah ini untuk selalu memakainya sebagaipakaian sehari-hari, terutama untuk pakaian seragam kantor, sekolah, acara perkawinan,
pertemuan-pertemuan dan juga sebagai barang souvenir bagi tamu-tamu yang datang ke daerah
ini. Harapan kami mudah-mudahan kain kerajinan sasirangan ini dapat terus dilestarikan hinggapada masa akan datang. Untuk menjaga dan melestarikan budaya ini tentu peran pemerintah
daerah melalui dinas terkait sangat kami harapkan agar kelangsungan hidup usaha ini dapat
bertahan sampai kapanpun.
III. PROSEDUR KUNJUNGAN LAPANGAN
1. Melakukan kunjungan ke Pabrik Irma Sasirangan.
2. Mendengarkan pengarahan dari karyawan pabrik Irma Sasirangan mengenai proses pengelolaan
limbah dari pembuatan kain sasirangan.
3. Melakukan pengamatan langsung ke tempat pengelolaan limbah sambil melakukan wawancara
kepada karyawan.
4. Mengamati proses pembuatan kain sasirangan dan pembuangan limbah.
-
7/22/2019 Pengelolaan Dan Pengolahan Dari Limbah Yang Baik Dan Benar Dari Limbah Pabrik Irma Sasirangan
6/15
5. Mencatat hasil pengamatan.
IV. HASIL/DATA
a. Pembuatan pola
la yang digunakan
http://4.bp.blogspot.com/-S1L_VCDsMJU/UAs5vH0QBrI/AAAAAAAAAUg/e9FOu8M5LI4/s1600/Slide2.JPG -
7/22/2019 Pengelolaan Dan Pengolahan Dari Limbah Yang Baik Dan Benar Dari Limbah Pabrik Irma Sasirangan
7/15
buatan pola pada kain sasirangan
Keterangan: gambar pola/motif di kain sasirangan
http://1.bp.blogspot.com/-3BqD7Cz2VsM/UAs6fZLmqjI/AAAAAAAAAUw/LX9WX66rVMo/s1600/Slide4.JPGhttp://4.bp.blogspot.com/-PWYaHLh2BI8/UAs55Fj1GvI/AAAAAAAAAUo/UBcg-edsyzY/s1600/Slide3.JPGhttp://1.bp.blogspot.com/-3BqD7Cz2VsM/UAs6fZLmqjI/AAAAAAAAAUw/LX9WX66rVMo/s1600/Slide4.JPGhttp://4.bp.blogspot.com/-PWYaHLh2BI8/UAs55Fj1GvI/AAAAAAAAAUo/UBcg-edsyzY/s1600/Slide3.JPG -
7/22/2019 Pengelolaan Dan Pengolahan Dari Limbah Yang Baik Dan Benar Dari Limbah Pabrik Irma Sasirangan
8/15
b. Berbagai zat pewarna yang digunakan dalam pewarna kain sasirangan
at warna
campuran zat warna
a. Soda api, NaCl, dan zat warna lainnya
b. Pencampuran zat warna
http://2.bp.blogspot.com/-H0PensFLRsU/UAtIUMCqn9I/AAAAAAAAAXY/h0TOvYKf8gI/s1600/Slide16.JPGhttp://1.bp.blogspot.com/-GAKQyq-6p9Q/UAs8-NleUrI/AAAAAAAAAVE/e-vFN8WYF5I/s1600/Slide6.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/-H0PensFLRsU/UAtIUMCqn9I/AAAAAAAAAXY/h0TOvYKf8gI/s1600/Slide16.JPGhttp://1.bp.blogspot.com/-GAKQyq-6p9Q/UAs8-NleUrI/AAAAAAAAAVE/e-vFN8WYF5I/s1600/Slide6.JPG -
7/22/2019 Pengelolaan Dan Pengolahan Dari Limbah Yang Baik Dan Benar Dari Limbah Pabrik Irma Sasirangan
9/15
Keterangan: zat warna yang sudah dimasukkan dalam baskom kemudian ditambahkan dengan air yang
mendidih sehingga pencampuran ketiga jenis zat kimia merata.
V. REKOMENDASI
Pencemaran air dari industri kain sasirangan dapat berasal dari : buangan air proses
produksi, buangan sisa-sisa pelumas dan minyak, buangan bahan-bahan kimia sisa proses
produksi, sampah potongan kain, dan lainnya.
Air buangan yang bersifat asam atau basa dapat menurunkan daya pembersih alam yang
dipunyai air penampungnya. Air buangan yang mengandung bahan kimia dan sisa-sisa pelumas
dapat merubah warna, bahkan dapat mengakibatkan matinya makhluk-makhluk air yang sangat
penting artinya bagi kehidupan manusia.
Pada beberapa negara maju, termasuk di Indonesia telah ada peraturan pemerintah yang
mengatur tentang baku mutu bahan buangan yang diizinkan untuk dibuang langsung ke dalam
lingkungan. Dengan adanya peraturan tersebut, maka industri tekstil termasuk industri kain
sasirangan boleh membuang limbah cairnya langsung ke lingkungan dengan ketentuan bahwa
kandungan bahan kimia atau bahan lainnya dalam air buangannya tidak melebihi konsentrasi
yang telah ditetapkan atau dengan kata lain memenuhi persyaratan.
Dilihat dari pengamatan yang kami lakukan dimana air buangan limbah zat warna hanyadibuang di bawah rumah tanpa adanya pengolahan terlebih dulu pada limbah tersebut
1. Parameter Air Buangan Industri Kain Sasirangan
Potensi pencemaran air buangan industri kain sasirangan sangat bervariasi tergantung dari
macam proses yang dilakukan, kapasitas produks, jenis bahan baku, bahan pewarna dan bahan
penolong yang digunakanserta kondisi lingkungan tempat pembuangannya.
Parameter yang digunakan untuk menunjukkan karakter air buangan industri kain sasirangan
dapat disamakan dengan karakter air buangan industri tekstil yang meliputi parameter fisika
seperti zat padat, suhu, warna dan bau; parameter kimia seperti lemak, minyak pelemas zat aktif
permukaan, zat warna, fenol, sulfur, pH, krom, tembaga, senyawa racun, dan sebagainya.
a. Parameter Fisika
-
7/22/2019 Pengelolaan Dan Pengolahan Dari Limbah Yang Baik Dan Benar Dari Limbah Pabrik Irma Sasirangan
10/15
1) Padatan Total adalah jumlah zat padat yang tertinggal, apabila air buangan dipanaskan atau
diuapkan pada suhu 103 C s/d 105 C. Padatan ini terdiri dari padatan tersuspensi, padatan
koloidal, dan padatan terlarut.
2) Padatan Tersuspensi, merupakan padatan dengan ukuran lebih besar dari 1 mikron, dapat
mengendap sendiri tanpa bantuan zat tambahan (koagulan), meskipun dalam waktu agak lama.
3) Padatan Koloidal, merupakan padatan dengan ukuran antara 1 milimikron sampai 1 mikron,
tidak dapat mengendap tanpa bantuan koagulan. Kekeruhan air buangan antara lain disebabkan
adanya partikel-partikel koloidal.
4) Padatan Terlarut, merupakan padatan dengan ukuran lebih kecil dari 1 milimikron, terjadi dari
senyawa organik atau anorganik yang dalam larutan berupa ion-ion.
5) Warna, ditimbulkan dari sisa-sisa zat warna yang tidak terpakai dan kotoran-kotoran yang
berasal dari sutera alam. Disamping dapat mengganggu keindahan, mungkin juga dapat bersifat
racun, serta biasanya sukar dihancurkan. Genangan air yang berwarna, banyak menyerap oksigen
dalam air, sehingga dalam waktu lama akan membuat air berwarna hitam dan berbau.
6) Bau dari air buangan menandakan adanya pelepasan gas yang berbau seperti hidrogen sulfida.
Gas ini timbul dari hasil penguraian zat organik yang mengandung belerang atau senyawa sulfat
dalam kondisi kekurangan oksigen.
7) Suhu air buangan biasanya lebih tinggi dari suhu air tempat pembuangannya. Pada suhu yang
lebih tinggi kandungan oksigen dalam air berkurang sehingga memungkinkan tumbuhnya
tanaman-tanaman air yang tidak diinginkan.
b. Parameter Kimia
Parameter kimia yang digunakan untuk mengukur derajat pencemaran air buangan antara
lain adalah : BOD, COD, pH, senyawa anorganik, senyawa organik, karbohidrat, protein, lemak
dan minyak.
1) Biologycal Oxygen Demand (BOD), adalah jumlah oksigen terlarut dalam air buangan yang
dapat dipakai untuk menguraikan sejumlah senyawwa organik dengan bantuan mikro organisme
pada waktu dan kondisi tertentu. Besaran BOD biasanya dinyatakan dalam satuan ppm,artinya
kebutuhan oksigen dalam miligram yang dipergunakan untuk menguraikan zat pencemar yang
terdapat dalam satu liter air buangan.
2) Chemical Oxygen Demand (COD)
-
7/22/2019 Pengelolaan Dan Pengolahan Dari Limbah Yang Baik Dan Benar Dari Limbah Pabrik Irma Sasirangan
11/15
Beberapa jenis zat organik dalam air buangan sukar diuraikan secara oksidasi menggunakan
bantuan mikro organisme, tetapi dapat diuraikan menggunakan pereaksi oksidator yang kuat
dalam suasana asam, misalnya menggunakan kalium bikromat atau kalium permanganat.
Besaran COD dinyatakan dalam satuan ppm.
3) pH, merupakan parameter penting untuk kehidupan manusia, makhluk air, tanaman, kesehatan
dan industri. Air buangan dikatakan bersifat asam apabila pH 1 s/d 7, dikatakan alkalis apabila
pH 7 s/d 14, dan dikatakan netral apabila pH sekitar 7. Biasanya air buangan industri sasirangan
bersifat alkalis karena dalam pengolahannya banyak menggunakan senyawa alkali seperti dalam
pemasakan, pencelupan, dan pengelentangan.
4) Senyawa Anorganik. Sangat beragam, pada umumnya berupa alkali, asam dan garan-garam.
Zat-zat tersebut dapat menyebabkan kondisi air buangan bersifat alkalis, asam atau netral dengan
kadar elektrolit tinggi.
5) Senyawa Organik pada umumnya merupakan gabungan unsur, karbon, hidrogen, oksigen dan
juga mungkin unsur nitrogen dan belerang.
ngolahan Limbah Cair secara Kimia
Prinsip yang digunakan untuk mengolah limbah cair secara kimia adalah menambahkan
bahan kimia (koagulan) yang dapat mengikat bahan pencemar yang dikandung air limbah,
kemudian memisahkannya (mengendapkan atau mengapungkan).
Kekeruhan dalam air limbah dapat dihilangkan melalui penambahan/pembubuhan sejenis
bahan kimia yang disebut flokulan. Pada umumnya bahan seperti aluminium sulfat (tawas), fero
sulfat, poli amonium khlorida atau poli elektrolit organik dapat digunakan sebagai flokulan.
Beberapa rekombinasi yang dapat kami berikan kepada pabrik limbah sasirangan dalam
pengolahan limbahnya adalah:
1. Dengan koagulasi
Dalam pengolahan limbah cara ini, hal yang penting harus diketahui adalah jenis dan
jumlah polutan yang dihasilkan dari proses produksi. Umumnya zat pencemar industri kain
sasirangan terdiri dari tiga jenis yaitu padatan terlarut, padatan koloidal, dan padatan tersuspensi.
Terdapat 3 (tiga) tahapan penting yang diperlukan dalam proses koagulasi yaitu : tahap
pembentukan inti endapan, tahap flokulasi, dan tahap pemisahan flok dengan cairan.
1.1 Tahap Pembentukan Inti endapan
-
7/22/2019 Pengelolaan Dan Pengolahan Dari Limbah Yang Baik Dan Benar Dari Limbah Pabrik Irma Sasirangan
12/15
Pada tahap ini diperlukan zat koagulan yang berfungsi untuk penggabungan antara koagulan
dengan polutan yang ada dalam air limbah. Agar penggabungan dapat berlangsung diperlukan
pengadukan dan pengaturan pH limbah. Pengadukan dilakukan pada kecepatan 60 s/d 100 rpm
selama 1 s/d 3 menit; pengaturan pH tergantug dari jenis koagunlan yang digunakan, misalnya
untuk :
1.2 Tahap Flokulasi
Pada tahap ini terjadi penggabungan inti inti endapan sehingga menjadi molekul yang lebih
besar, pada tahap ini dilakukan pengadukan lambat dengan kecepatan 40 s/d 50 rpm selama 15
s/d 30 menit. Untuk mempercepat terbentuknya flok dapat ditambahkan flokulan misalnya
polielektrolit.
Polielektrolit digunakan secara luas, baik untuk pengolahan air proses maupun untuk
pengolahan air limbah industri. Polielektrolit dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu non ionik,
kationik dan anionik; biasanya bersifat larut air. Sifat yang menguntungkan dari penggunaan
polielektrolit adalah : volume lumpur yang terbentuk relatif lebih kecil, mempunyai kemampuan
untuk menghilangkan warna, dan efisien untuk proses pemisahan air dari lumpur (dewatering).
1.3 Tahap Pemisahan Flok dengan Cairan
Flok yang terbentuk selanjutnya harus dipisahkan dengan cairannya, yaitu dengan cara
pengendapan atau pengapungan. Bila flok yang terbentuk dipisahkan dengan cara pengendapan,
maka dapat digunakan alat klarifier, sedangkan bila flok yang terjadi diapungkan dengan
menggunakan gelembung udara, maka flok dapat diambil dengan menggunakan skimmer.
Klarifier berfungsi sebagai tempat pemisahan flok dari cairannya. Dalam klarifier
diharapkan lumpur benar-benar dapat diendapkan sehingga tidak terbawa oleh aliran air limbah
yang keluar dari klarifier, untuk itu diperlukan perencanaan pembuatan klarifier yang akurat.
Alum pH 6 s/d 8
Fero Sulfat pH 8 s/d 11
Feri Sulfat pH 5 s/d 9
PAC pH 6 s/d 9
-
7/22/2019 Pengelolaan Dan Pengolahan Dari Limbah Yang Baik Dan Benar Dari Limbah Pabrik Irma Sasirangan
13/15
Kedalaman klarifier dipengaruhi oleh diameter klarifier yang bersangkutan. Misalkan dibuat
klarifier dengan diameter lebih kecil dari 12m, diperlukan kedalaman air dalam klarifirer
minimal sebesar 3,0 m.
Berdasarkan informasi yang diperoleh tentang pengelolaan limbah cair kimia secara baik
yang telah dipaparkan di atas, maka kami selaku pengamat dalam praktek kuliah lapangan (PKL)
ini memberikan saran-saran antara lain :
1) Bagi pihak industri/pabrik sasirangan tersebut untuk membuatkan kolam penampungan dengan
teknik pengolahan seperti diatas agar limbah dari perwarna tidak langsung di buang ke
lingkungan karena sifatnya membahayakan.
2) Selanjutnya, setelah dibuatkan kolam penampungan limbah cair dari sasirangan disarankan
untuk dipisahkan dengan cara pengendapan, agar bahan kimia dari air pencemar tersebut dapat
terpisah dengan air yang akan dibuang ke sekitar pemukiman masyarakat (sudah ramah
lingkungan).
3) Jika hal itu sudah dilakukan, maka langkah selajutnya disarankan untuk pada periode waktu
tertentu kolam penampungan tadi diperiksa dalam waktu 6 bulan sekali untuk mengecek apakah
ada yang rusak. Dan jika ada yang rusak maka hendaklah diperbaiki secepatnya.
4) Selain itu, pada pabrik Irma sasirangan terjadi pencemaran air, udara dan tanah. Pencemaran
udara yang terjadi ialah apada proses pewarnaan kain sasirangan yang baru dirajut, yaitu air
panas yang dicampurkan dengan zat pewarna mengeluarkan uap yang sangat banyak dan terhirup
oleh pekerjanya maka itu sangat berbahaya. Saran kami untuk para pekerjanya dalam melakukan
pekerjaan menggunakan masker. Pencemaran air dan tanah yang terjadi pada proses pembuangan
limbah, yaitu zat warna yang digunakan dalam proses pewarnaan dibuanga langsung
kelingkungan sehingga menyebabkan terjadinya pencemaran. Menurut pekerja disana limbah
yang dibuang masuk ke dalam pipa lalu pipa itu jarak dengan air sungai 500 meter, dan pipa
pembuangan limbah itu ada yang bocor sehingga limbah langsung mencemari sungai yang ada
disana. Dan menurut pendapat kami, sungai disana tidak efektif lagi untuk digunakan karena
sudah tercemar oleh limbah industri dari pabrik Irma Sasirangan, tetapi sampai sekarang tidak
ada penanganan lebih lanjut oleh pihak industri rumah tangga pabrik Irma Sasirangan. Menurut
kami, hal ini sangat perlu diperhatikan oleh pihak Pabrik Irma Sasirangan.
VI. DAFTAR PUSTAKA
-
7/22/2019 Pengelolaan Dan Pengolahan Dari Limbah Yang Baik Dan Benar Dari Limbah Pabrik Irma Sasirangan
14/15
Anonim 1. 2008. http://www. rubiyah.com
Maskur. 1986. Sejarah Modernisasi Kain sasirangan. Banjarmasin : PabrikIrma Sasirangan.
LAMPIRAN
1. Mengapa pada saat pewarnaan yang digunakan adalah air panas tidak menggunakan air dingin?
2. Apakah dalam satu tempat seperti proses pembuatan motif sasirangan, penyetrikaan, pewarnaan,
pembuangan limbah dijadikan satu. Apakah itu standar dan apa ada efek dari penyatuan tempat!
JAWABAN
1) Secara spesifik belum tahu, tapi pewarnaan itu berupa padatan, exp: soda api, karena air panas
jika dicampurkan dengan zat warna memudahkan cepat larut/homogen dibandingkan
menggunakan air dingin. Kita analogikan saja gula yang dilarutkan ke dalam air panas lebih
cepat larut dibandingkan dengan air dingin.
2) Tergantung dari perusahaannya sendiri, tetapi menurut kami perusahaannya itu belum standar
karena pada tempat produksinya disatukan dari tempat pembuatan motif sasirangan, proses
pewarnaannya sampai pembuangan limbahnya. Seharusnya :
a. Pembuatan motif sasirangan + penyetrikaan dijadikan satu tempat.
b. Proses pewarnaan + pembuangan limbah dijadikan satu tempat.
Efeknya pasti ada, tapi bagi perusahaan tentu sudah memikirkan, apakah hal itu tidak memberi
kesulitan bagi proses pembuatannya, tetapi kita tidak tahu pasti apa yang menyebabkan mereka
menjadikan tempat produksi mereka menjadi satu tempat, kemungkinan masalah biaya atau
masalah tempat. Karena kalau kita harus membedakan tempat produksinya harus memerlukan
dana yang banyak dan tempat yang khusus atau luas
http://1.bp.blogspot.com/-3BqD7Cz2VsM/UAs6fZLmqjI/AAAAAAAAAUw/LX9WX66rVMo/s1600/Slide4.JPGhttp://4.bp.blogspot.com/-PWYaHLh2BI8/UAs55Fj1GvI/AAAAAAAAAUo/UBcg-edsyzY/s1600/Slide3.JPGhttp://4.bp.blogspot.com/-S1L_VCDsMJU/UAs5vH0QBrI/AAAAAAAAAUg/e9FOu8M5LI4/s1600/Slide2.JPG -
7/22/2019 Pengelolaan Dan Pengolahan Dari Limbah Yang Baik Dan Benar Dari Limbah Pabrik Irma Sasirangan
15/15