PENGELaSAN

10
Prayo widiyarto 21090110141023 Submerged Arc Welding (Pengelasan Busur Rendam) las busur listrik atau pada umumnya disebut las listrik termasuk suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jadi surnber panas pada las listrik ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja.Benda kerja merupakan bagian dari rangkaian aliran arus listrik las. Elektroda mencair bersama-sama dengan benda kerja akibat dari busur api arus listriik.Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda kerja dan elektroda yang mencair, setelah dingin dapat menjadi satu bagian yang sukar dipisahkan. Las listrik submerged yang umumnya otomatis atau semi otomatis menggunakan fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik di antara ujung elektroda dan bahan dasar di dalam timnunan fluksi sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti biasanya pada las listrik lainya. Operator las tidak perlu menggunakan kaca pelindung mata (helm las).Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencir dan membeku dan menutup lapian las. Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah dibersihkan dari terak-terak las. Elektora yang merupakan kawat tampa selaput berbentuk gulungan (roll) digerakan maju oleh pasangan roda gigi yang diputar oleh motor listrik ean dapat diatur kecepatannya sesuai dengan kebutuhan pengelasan. Definisi pengelasan Mengelas itu menempelkan atau melekatan 2 potong bahan agar melekat menjadi satu . Bahan bisa berbagai macam , plastik, besi, tembaga, aluminium dll. Ada yang hanya dengan suhu tinggi menlumerkan agar melekat, ada yang menggunakan bahan lain untuk

description

Welding

Transcript of PENGELaSAN

Prayo widiyarto21090110141023

Submerged Arc Welding (Pengelasan Busur Rendam)las busur listrik atau pada umumnya disebut las listrik termasuk suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jadi surnber panas pada las listrik ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja.Benda kerja merupakan bagian dari rangkaian aliran arus listrik las. Elektroda mencair bersama-sama dengan benda kerja akibat dari busur api arus listriik.Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda kerja dan elektroda yang mencair, setelah dingin dapat menjadi satu bagian yang sukar dipisahkan.Las listrik submerged yang umumnya otomatis atau semi otomatis menggunakan fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik di antara ujung elektroda dan bahan dasar di dalam timnunan fluksi sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti biasanya pada las listrik lainya. Operator las tidak perlu menggunakan kaca pelindung mata (helm las).Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencir dan membeku dan menutup lapian las. Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah dibersihkan dari terak-terak las. Elektora yang merupakan kawat tampa selaput berbentuk gulungan (roll) digerakan maju oleh pasangan roda gigi yang diputar oleh motor listrik ean dapat diatur kecepatannya sesuai dengan kebutuhan pengelasan.

Definisi pengelasanMengelas itu menempelkan atau melekatan 2 potong bahan agar melekat menjadi satu . Bahan bisa berbagai macam , plastik, besi, tembaga, aluminium dll. Ada yang hanya dengan suhu tinggi menlumerkan agar melekat, ada yang menggunakan bahan lain untuk merekat dan melekatkan namun juga memakai suhu tinggi. Suhu tinggi diperoleh dari elemen yang dipanaskan karena kinerja listrik - disinilah dipakai trafo alias transformator untuk meningkatkan voltase atau amperase nya agar panas dapat timbul dengan lekas untuk melumerkan atau melelehkan bahan yang akan dilas atau bahan yang dipakai.untuk mengelas. Alatnya Elektroda Las.Selain itu juga dipakai bahan bakar gas untuk memperoleh suhu tinggi,. biasanya dipergunakan alat khusus dan memakai gas asetilen dengan oksigen.

Definisi pengelasan menurut American Welding Society, 1989

Pengelasan adalah proses penyambungan logam atau non logam yang dilakukan dengan memanaskan material yang akan disambung hingga temperatur las yang dilakukan secara : dengan atau tanpa menggunakan tekanan (pressure),hanya dengan tekanan (pressure), atau dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi (filler)

Definisi pengelasan menurut British Standards Institution, 1983

Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua atau lebih material dalam keadaan plastis atau cair dengan menggunakan panas (heat) atau dengan tekanan (pressure) atau keduanya. Logam pengisi (filler metal) dengan temperatur lebur yang sama dengan titik lebur dari logam induk dapat atau tanpa digunakan dalam proses penyambungan tersebut.Penggunaan teknologi las

Pada saat sekarang ini teknik las telah dipergunakan secara luas yang dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Luasnya penggunaan teknologi las disebabkan karena bangunan dan mesin yang dibuat dengan mempergunakan teknik pengelasan ini menjadi lebih murahLingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi sangat luas meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran, kendaraan rel dan sebagainya.Disamping itu untuk pembuatan las, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang coran, membuat lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan macam-macam reparasi lainnya. Pengelasan bukan tujuan utama dari konstruksi tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan konstruksi serta keadaan sekitarnya

Las Busur Listrik

Selama berabad-abad las tempa dipakai sebagai proses utama untuk menyambung logam tanpa banyak mengalami perkembangan, ditemukan cara baru yaitu las busur nyala listrik (Elekctric Arc Welding) dengan electrode carbon batangan tanpa pembungkus dengan menggunakan sumber tenaga listrik. Kelemahan utama proses las listrik carbon adalah oksidasi yang relative tinggi pada lasan (lasan mudah karat) sehingga las ini banyak dipakai.

Las Listrik SubmergedLas listrik submerged yang umumnya otomatik atau semi otomatik menggunakan fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik diantara ujung elektroda dan bahan dasar berada didalam timbunan fluksi serbuk sehingga tidak terjadi sinar las keluar separti biasanya pada Ias listrik lainnya. Dalam hal ini operator Ias tidak perlu menggunakan kaca pelindung mata (helm Ias).

Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencair dan membeku menutup Iapisan Ias. Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah dibersihkan dari terak-terak Ias.

Elektroda yang merupakan kawat tanpa selaput berbentuk gulungan (rol) digerakkan maju oleh pasangan roda gigi. pasangan roda gigi yang diputar oleh motor listrik dapat diatur kecepatannya sesuai dengan kebutuhan pengelasan .

Submerged Arc Welding (Pengelasan Busur Rendam)

Submerged Arc Welding (SAW) dalam bahasa indonesianya di istilahkan pengelasan busur rendam. Prinsip dasar pengelasan ini adalah menggunakan arus listrik untuk menghasilkan busur (Arc) sehingga dapat melelehkan kawat pengisi lasan (filler wire), yang uniknya lagi dalam pengelasan SAW ini cairan logam lasan terendam dalam flux yang melindunginya dari kontaminasi udara, yang kemudian flux tersebut akan membentuk terak las (slag) yang cukup kuat untuk melindungi logam lasan hingga membeku. Dalam proses pengelasan SAW ini hat yang sangat perlu diperhatikan adalah :Pengeringan dari flux, bila flux lembab akan menyebabkan cacat lasan berupa rongga-rongga udara yang terperangkap dalam lasan (porosity). Pembersihan setiap pass atau layer pengelasan haruslah di grinding dan di wire brushing untuk menghilangan terak (slag) sehingga tidak menyebabkan cacat lasan inklusi terak (slag inclusion). Keunggulan dart proses pengelasan SAW ini adalah pegelasan ini dapat mengelas pelat-pelat yang tebal-tebal dengan waktu pengelasan yang lebih singkat di banding proses pengelasan lainnya seperti (GTAW atau SMAW). Umumnya proses pengelasan SAW ini sudah semi automatis, sehingga perencanaan dan persiapan sebelum melakukan proses pengelasan haruslah benar-benar baik untuk mencapai hasil lasan yang maksimal dan tidak ada cacat lasan. Untuk mengetahui kualitas dan kemampuan untuk dilas suatu jenis material dengan pengelasan SAW maka dibuatlah prosedur pengelasan (Welding Procedure Spesication). Kemudian dilakukan pengujian di laboratorium mekanik. Dengan mengacu kepada Standard yang berlaku misalnya ASME Section IX dan EN 288 (standard procedur pegelasan untuk negara-negara persatuan Eropa). Bila pengujian Makro etsa, dan pengujian mekanik (pengujian tarik dan tekuk) memenuhi dua standard yang kita jadikan acuan di alas maka WPS boleh digunakan untuk referensi pengelasan dalam proses produksi sesungguhnya.