Pengecoran Sudu Turbin
-
Upload
tio-agathama-putra -
Category
Documents
-
view
77 -
download
5
Transcript of Pengecoran Sudu Turbin
Proses Manufaktur Sudu Turbin Gas dengan Pengecoran Presisi (Investment Casting)
1. Pendahuluan
Sudu turbin gas pada mesin pesawat terbang dan pembangkit tenaga listrik adalah suatu
komponen kompleks yang dimanufaktur dengan geometri , sturktur dan toleransi yang sangat
presisi. Sudu turbin tekanan tinggi digunakan pada bagian turbin gas dengan suhu tertinggi
bahkan memerlukan suatu proses pendinginan (cooling) terintegrasi. Sudu turbin adalah
bagian yang sangat penting dalam suatu turbin gas,laksana suatu insang pada ikan.
2. Fungsi Sudu Turbin
Sebagaimana dikatakan di atas, sudu turbin digunakan pada turbin gas yang digunakan pada
pendorong pesawat terbang dan system pembangkit tenaga listrik di atas tanah (land based
power generation). Turbin terdiri dari saluran masuk udara, kompresor, ruang bakar, bagian
turbin dengan tekanan tinggi dan rendah, dan saluran buangan (exhaust ). Turbin gas
beroperasi pada suatu prinsip yang sederhana yaitu mengkonversikan energy panas (heat)
menjadi energy mekanik dengan menyedot sejumlah udara yang sangat besar, memampatkan
sampai tekanan yang tinggi, mencampurkan udara termampatkan itu dengan bahan bakar
kemudian membakarnya. Yang kesemua pekerjaan penekanan dan pengekspansian dilakukan
oleh sudu turbin.
3. Perancangan (Design) SuduTurbin
Sudu turbin dirancang dengan beberapa banyak pertimbangan seperti geometri yang aero-
properties yang berhubungan sifat fluida kerja: temperatur, tekanan, dan kecepatan. Selain itu
juga bergantung pada pemilihan bahan yang tepat yang dipengaruhi oleh beban yang bekerja
seperti puntiran (akibat putaran yang sangat tinggi). Sehingga baik geometri, material dan
dimensi juga harus diperhitungkan dengan sangat presisi.
Efisiensi termodinamik adalah suatu parameter yang penting dalam mendesain sudu-sudu
turbin gas yang perancangannya dengan beberapa parameter dan rumus-rumus yang kompleks.
Para
Engineering designer berupaya untuk memaksimalkan temperatur operasi pada turbin atau
lebih khusus lagi pada bagian turbin yang bertekanan tinggi meskipun ada batasan-batasan yang
tergantung pada kekuatan material. Turbin tersusun dari ratusan sudu yang berputar dengan
kecepatan yang sangat tinggi. Selain itu, sudu turbin juga didesain memiliki saluran pendingin
internal (berupa lubang-lubang), seperti tampak pada gambar1 dan 2 yang menambah
kepresisian pembuatannya.
Gambar 1.Sebuah sudu turbin dengan bebera pasaluran pendingin
Tegangan operasi (puntiran dan lelah/ fatigue) dan temperature operasi juga sangat tinggi yang
berakibat mengurangi umur kerja (life cycle) dari sudu. Saat ini, para desainer telah berhasil
membuat sudu turbin dengan kinerja optimal yang dilakukan melalui suatu eksperimen yang
kontinu, proses manufaktur yang tepat dan penggunaan material yang tepat pula.
4. Bahan untuk Sudu Turbin
Pemilihan bahan untuk suatu komponen mesin bergantung pada beban apa yang akan
ditanggung oleh bahan tersebut. Sebagaimana dijelaskan di atas, sudu turbin mengalami
beberapa beban seperti: beban lelah akibat puntiran jangka panjang, beban temperatur dan
tekanan yang sangat tinggi,dll. Sejumlah material logam campuran (alloys) telah
dikembangkan untuk penggunaan tertentu seperti sudu turbin gas. Saat ini material yang
digunakan adalah palladiumalloys. Alloys tersebut bergantung pada material logam tambahan
seperti molybdenum dan tungsten. Juga sejumlah persen tambahan berupa platinum untuk
menambah sifat material yang lebih baik lagi. Selain itu, pemilihan material juga diperkirakan
terhadap proses manufaktur dan biaya (cost).
Dari beberapa eksperimen, palladium alloys biasanya sangat cocok untuk kondisi temperature
di atas 1.075 derajat Celcius
5. Proses Manufaktur Sudu Turbin
5.1 Pengecoran (Casting)
Secara umum pengecoran adalah proses pembuatan suatu komponen dengan cara
mencairkan material logam dan menuangkannya kedalam suatu cetakan yang sesuai.
Cetakan yang biasa digunakan terbuat dari benda-benda tahan panas seperti pasir dan
keramik. Proses pengecoran ada beberapa macam. Namun dalam hal ini, kita akan
membahas proses pengecoran pada sudu turbin yaitu pengecoran presisi (investment
casting). Dalam proses pengecoran ini pola dibuat dari lilin yang dilapisi dengan bahan
tahan api untuk membuat cetakan, setelah sebelumnya lilin tersebut mencair terlebih
dahulu dan dikeluarkan dari rongga cetakan. Pola lilin dibuat dengan cetakan
induk (master die), dengan cara menuang atau menginjeksikan lilin cair ke dalam
cetakan induk tersebut.
Gambar 2Tahapan pengecoran presisi
Tahapan pengecoran presisi : (Gambar 2)
1. Pola lilin dibuat
2. Beberapa pola ditempelkan pada saluran turun (sprue) membentuk pohon bola
3. Pohon pola dilapisi dengan lapisan tipis bahan tahan api
4. Seluruh cetakan terbentuk dengan menutup pola yang telah dilapisi tersebut dengan bahan
tahan api sehingga menjadi kaku
5. Cetakan dipegang dalam posisi terbalik, kemudian dipanaskan sehingga lilin meleleh dan
keluar dari dalam cetakan;
6. Cetakan dipanaskan kembali dalam suhu tinggi, sehingga semua kotoran terbuang dari
cetakan dan semua logam cair dapat masuk kedalam bagian-bagian yang rumit, disebut
proses preheating
7. Setelah logam cair dituangkan dan membeku cetakan dipecahkan, dan coran dilepaskan dari
sprue-nya. Pengecoran presisi dilakukan pada sudu turbin dengan alasan sebagai berikut:
a.Dapat membuat coran dalam bentuk yang rumit;
b.Ketelitian dimensi sangat baik (toleransi ± 0.076 mm);
c.Permukaan hasil coran sangat baik;
d.Lilin dapat didaur ulang;
e.Tidak diperlukan pemesinan lanjut
5.2 Pengecoran Presisi pada Sudu Turbin
Dengan segala kerumitan geometri dan fungsi sudu turbin, maka sudu turbin juga dimanufaktur
dengan presisi. Pengecoran adalah cara yang paling tepat untuk memanufaktur sudu turbin.
Pengecoran sudu turbin dilakukan sbb:
a.Pengisi (core) berupa keramik diletakkan sedemikian rupa ke dalam pola cetakan untuk
nantinya menjad ibagian saluran pendingin pada sudu.
b.Wax (lapisan lilin) dimasukkan kedalam cetakan untuk menghasilkan bentuk awal sudu.
Gambar 3
Skema dari suatu bidang potongan pada cetakan menunjukkan keramik pengisi (cores) di lapisan lilin (wax) dan cetakan cangkang keramik
c. Kemudian posisi core dipresisikan dengan menancapkan suatu kawat penahan (pinning
wire) pada lapisan lilin.
d. Selanjutnya bentuk awal tersebut dilapisi dengan beberapa lapisan keramik sehingga dengan
pasti membentuk lapisan yang tebal disekitar bentuk awal (pre-form) yang didalamnya
ada penahan (pinning wire).
e. Kemudian, hasil rakitan tersebut dipanaskan untuk melelehkan dan mengeluarkan lapisan
lilin kemudian dibakar untuk menguatkan keramik. Hasilnya adalah suatu cetakan
cangkang (shell) dari keramik yang berisi beberapa pola core untuk saluran pendingin yang
posisinya disesuaikan oleh beberapa kawat penahan yang tertancap pada cangkang.
f. Terakhir, cetakan dipanaskan awal(pre-heat) untuk digunakan dalam pengecoran sudu
turbin dengan menuangkan material logam yang telah dicairkan. Hasil dari cetakan tampak
seperti gambar 4 dibawah ini. Adapun lubang-lubang tambahan pada blade dapat dibuat
dengan pengeboran (drilling).
6. Kesimpulan:
Sudu turbin dirancang sesuai kebutuhan yang sangat kompleks. Bentuk, ukuran dan fungsi juga
sangat rumit sehingga dibutuhkan proses manufaktur yang rumit pula. Proses manufaktur yang
sesuai adalah dengan pengecoran presisi (investment casting) atau sering juga disebut less
waxcasting.
Gambar 4.Hasil cetakan Sudu Turbin
TEKNOLOGI MEKANIK IITUGAS II
TENTANG PROSES PENGECORAN
DISUSUN OLEH :Febry Dika Pratama B. (2112039031)
D3 TEKNIK MESIN PRODUKSIFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2013