pengaturan keseimbangan asam basa oleh ginjal

3
5. Pengaturan Keseimbangan Asam-Basa oleh Ginjal Ginjal mengatur keseimbangan asam-basa dengan mengeksresikan urin yang asam atau basa. Pengeluaran urin asam akan mengurangi jumlah asam dalam cairan ekstrasel, sedangkan pengeluaran urin basa berati menghilangkan basa dari cairan ekstrasel. ( Guyton & Hall, 2012 ) Keseluruhan mekanisme eksresi urin asam atau basa oleh ginjal adalah sebagai berikut; Sejumlah besar HCO 3 - di filtrasi secara terus menerus ke dalam tubulus, dan bila HCO 3 - ini dieksresikan ke dalam urin, keadaan ini menghilangkan basa dari darah. Sejumlah besar H + juga di sekresikan ke dalam lumen tubulus oleh sel epitel tubulus, sehingga menghilangkan asam dari darah. Bila lebih banyak H + yang di sekresikan daripada HCO 3 - yang di filtrasi, akan terjadi kehilangan asam dari cairan ekstrasel. Sebaliknya bila lebih banyak HCO 3 - yang di filtrasi daripada H + yang di sekresikan, akan terjadi kehilangan basa. ( Guyton & Hall, 2012 ) Seperti telah di bahas sebelumnya, setiap hari tubuh menghasilkan sekitar 80 miliekuivalen asam-volatil, terutama dari metabolisme protein. Asam-asam ini disebut non volatil karena asam tersebut bukan H 2 CO 3 dan oleh karena itu, tidak dapat dieksresikan oleh paru. Mekanisme primer untuk mengeluarkan asam ini dari tubuh adalah eksresi ginjal. Ginjal juga harus mencegah kehilangan bikarbonat dalam urin, suatu tugas yang secara kuantitatif lebih penting daripada eksresi asam non-volatil. Setiap hari ginjal memfiltrasi sekitar 4320 miliekuivalen bikarbonat ( 180 L/hari x 24 mEq/L ), dan dalam

description

asam basa

Transcript of pengaturan keseimbangan asam basa oleh ginjal

5. Pengaturan Keseimbangan Asam-Basa oleh GinjalGinjal mengatur keseimbangan asam-basa dengan mengeksresikan urin yang asam atau basa. Pengeluaran urin asam akan mengurangi jumlah asam dalam cairan ekstrasel, sedangkan pengeluaran urin basa berati menghilangkan basa dari cairan ekstrasel. ( Guyton & Hall, 2012 )Keseluruhan mekanisme eksresi urin asam atau basa oleh ginjal adalah sebagai berikut; Sejumlah besar HCO3- di filtrasi secara terus menerus ke dalam tubulus, dan bila HCO3- ini dieksresikan ke dalam urin, keadaan ini menghilangkan basa dari darah. Sejumlah besar H+ juga di sekresikan ke dalam lumen tubulus oleh sel epitel tubulus, sehingga menghilangkan asam dari darah. Bila lebih banyak H+ yang di sekresikan daripada HCO3- yang di filtrasi, akan terjadi kehilangan asam dari cairan ekstrasel. Sebaliknya bila lebih banyak HCO3- yang di filtrasi daripada H+ yang di sekresikan, akan terjadi kehilangan basa. ( Guyton & Hall, 2012 )Seperti telah di bahas sebelumnya, setiap hari tubuh menghasilkan sekitar 80 miliekuivalen asam-volatil, terutama dari metabolisme protein. Asam-asam ini disebut non volatil karena asam tersebut bukan H2CO3 dan oleh karena itu, tidak dapat dieksresikan oleh paru. Mekanisme primer untuk mengeluarkan asam ini dari tubuh adalah eksresi ginjal. Ginjal juga harus mencegah kehilangan bikarbonat dalam urin, suatu tugas yang secara kuantitatif lebih penting daripada eksresi asam non-volatil. Setiap hari ginjal memfiltrasi sekitar 4320 miliekuivalen bikarbonat ( 180 L/hari x 24 mEq/L ), dan dalam kondisi normal, hampir semuanya direabsorbsi dari tubulus, sehingga mempertahankan sistem dapar utama cairan ekstrasel. ( Guyton & Hall, 2012 )Reabsorbsi bikarbonat dan eksresi H+ di capai melalui proses sekresi H+ oleh tubulus. Karena HCO3- harus bereaksi dengan satu H+ yang di sekresikan untuk membentuk H2CO3 sebelum dapat di reabsorbsi, 4320 miliekuivalen H+ harus disekresikan setiap hari hanya untuk mereabsorbsi bikarbonat yang difiltrasi. Kemudian penambahan 80 miliekuivalen H+ harus disekresikan untuk menghilangkan asam non volatil yang diproduksi oleh tubuh setiap hari, sehingga total 4400 miliekuivalen H+ disekresikan ke dalam cairan tubulus setiap harinya. ( Guyton & Hall, 2012 )Bila terdapat pengurangan konsentrasi H+ cairan ekstrasel (alkalosis), ginjal gagal mereabsorbsi semua bikarbonat yang di filtrasi, sehingga meningkatkan sekresi bikarbonat. Karena HCO3- normalnya mendapar hidrogen dalam cairan ekstrasel, kehilangan bikarbonat ini sama dengan penambahan satu H+ ke dalam cairan ekstrasel. Oleh karena itu, pada alkalosis pengeluaran HCO3- akan meningkatkan konsentrasi H+ cairan ekstrasel kembali menuju normal. ( Guyton & Hall, 2012 )Pada asidosis, ginjal tidak mengeksresikan bikarbonat ke dalam urin tetapi mereabsorbsi semua bikarbonat yang difiltrasi dan menghasilkan bikarbonat baru, yang di tambahkan kembali ke cairan ekstrasel. Hal ini mengurangi konsentrasi H+ cairan ekstrasel kembali menuju normal. Jadi ginjal mengatur konsentrasi H+ cairan ekstrasel melalui tiga mekanisme dasar : (1) sekresi ion H+ , (2) reabsorbsi HCO3- yang difiltrasi, dan (3) produksi HCO3- baru. ( Guyton & Hall, 2012 )