PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS …satek.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/28-yayuk.pdf ·...

13
Seminar Nasional Sains & Teknologi VI Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung 3 November 2015 306 PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS PEMUPUKAN SUSULAN NPK MAJEMUK PADA VIGOR AWAL SIMPAN BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) Yayuk Nurmiaty 1) dan Niar Nurmauli 1) 1) Dosen Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145 Surel: [email protected] ABSTRACT The purpose of the experiment were to (1) Obtain time aplication for supplementary NPK compound fertilizer to get high vigor soybean seed, (2) Getting the optimum dosage of NPK compound fertilizer to produce high vigor soybean seed; (3) Find out the best application time and dosage of fertilizer to reach maximum seed vigor. The experiment was conducted from March to June 2015 in the District Rajabasa Bandar Lampung, at Laboratory of Plant Breeding and Seed Technology Unila. Treatments arranged factorial (2 x 5) in fully randomized group design repeated three times. The first factor were application of supplementary NPK compound fertilizer, at early flowering (R1) and at begins to form pods (R3). The second factor, supplementary doses of NPK compound fertilizer were 0 (N0), 25 (N1), 50 (N2), 75 (N3), and 100 (N4) kg / ha. The results of the experiment showed that time supplementary fertilizer applications on R1 produced more soybean seed vigor for Dering I vareity than R3- based on benchmarks primary root length, crown length, normal seedling length, electrical conductivity and seedling dry weight. Fertilizer dosage of up to 100 kg / ha were still increasing the seed vigor in all its benchmarks. R1 application time on a variety of supplementary fertilizer dose level produces higher vigor seed than R3, based on measure of long-canopy and electrical conductivity at various dose level Keywords: application time, seed vigor, soybean, supplementary fertilizer. ABSTRAK Tujuan percobaan adalah (1) Mendapatkan waktu aplikasi pupuk susulan NPK majemuk pada produksi benih kedelai dalam menghasilkan benih bervigor tinggi, (2) Mendapatkan dosis pupuk susulan NPK majemuk yang optimum dalam menghasilkan vigor benih kedelai maksimum; (3) Mengetahui waktu aplikasi dan dosis pupuk susulan terbaik dalam menghasilkan vigor benih maksimum. Percobaan dilaksanakan dari Maret sampai Juni 2015 di Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung dan di Laboratorium Pemuliaan dan Teknologi Benih Unila. Perlakuan disusun secara faktorial (2 x 5) dalam rancangan kelompok teracak sempurna yang diulang tiga kali. Faktor pertama, waktu aplikasi pupuk susulan NPK majemuk yaitu awal berbunga (R1) dan mulai terbentuk polong (R3). Faktor kedua, dosis pupuk susulan NPK majemuk yaitu 0 (N0), 25 (N1), 50 (N2), 75 (N3), dan 100 (N4) kg/ha. Hasil percobaan waktu aplikasi pupuk susulan pada R1 menghasilkan vigor benih kedelai Varietas Dering I lebih tinggi daripada R3 berdasarkan tolok ukur panjang akar primer, panjang tajuk, panjang kecambah normal, dan daya hantar listrik sedangkan bobot kering kecambah normal

Transcript of PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS …satek.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/28-yayuk.pdf ·...

Page 1: PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS …satek.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/28-yayuk.pdf · susulan menghasilkan vigor benih yang lebih tinggi daripada R 3 berdasarkan tolok

Seminar Nasional Sains & Teknologi VI Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

3 November 2015

306

PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS PEMUPUKAN SUSULAN NPK

MAJEMUK PADA VIGOR AWAL SIMPAN BENIH KEDELAI

(Glycine max (L.) Merr.)

Yayuk Nurmiaty1) dan Niar Nurmauli1)

1) Dosen Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145

Surel: [email protected]

ABSTRACT

The purpose of the experiment were to (1) Obtain time aplication for supplementary

NPK compound fertilizer to get high vigor soybean seed, (2) Getting the optimum

dosage of NPK compound fertilizer to produce high vigor soybean seed; (3) Find out

the best application time and dosage of fertilizer to reach maximum seed vigor. The

experiment was conducted from March to June 2015 in the District Rajabasa Bandar

Lampung, at Laboratory of Plant Breeding and Seed Technology Unila. Treatments

arranged factorial (2 x 5) in fully randomized group design repeated three times. The

first factor were application of supplementary NPK compound fertilizer, at early

flowering (R1) and at begins to form pods (R3). The second factor, supplementary

doses of NPK compound fertilizer were 0 (N0), 25 (N1), 50 (N2), 75 (N3), and 100

(N4) kg / ha. The results of the experiment showed that time supplementary fertilizer

applications on R1 produced more soybean seed vigor for Dering I vareity than R3-

based on benchmarks primary root length, crown length, normal seedling length,

electrical conductivity and seedling dry weight. Fertilizer dosage of up to 100 kg / ha

were still increasing the seed vigor in all its benchmarks. R1 application time on a

variety of supplementary fertilizer dose level produces higher vigor seed than R3, based

on measure of long-canopy and electrical conductivity at various dose level

Keywords: application time, seed vigor, soybean, supplementary fertilizer.

ABSTRAK

Tujuan percobaan adalah (1) Mendapatkan waktu aplikasi pupuk susulan NPK

majemuk pada produksi benih kedelai dalam menghasilkan benih bervigor tinggi, (2)

Mendapatkan dosis pupuk susulan NPK majemuk yang optimum dalam menghasilkan

vigor benih kedelai maksimum; (3) Mengetahui waktu aplikasi dan dosis pupuk susulan

terbaik dalam menghasilkan vigor benih maksimum. Percobaan dilaksanakan dari Maret

sampai Juni 2015 di Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung dan di Laboratorium

Pemuliaan dan Teknologi Benih Unila. Perlakuan disusun secara faktorial (2 x 5)

dalam rancangan kelompok teracak sempurna yang diulang tiga kali. Faktor pertama,

waktu aplikasi pupuk susulan NPK majemuk yaitu awal berbunga (R1) dan mulai

terbentuk polong (R3). Faktor kedua, dosis pupuk susulan NPK majemuk yaitu 0 (N0),

25 (N1), 50 (N2), 75 (N3), dan 100 (N4) kg/ha. Hasil percobaan waktu aplikasi pupuk

susulan pada R1 menghasilkan vigor benih kedelai Varietas Dering I lebih tinggi

daripada R3 berdasarkan tolok ukur panjang akar primer, panjang tajuk, panjang

kecambah normal, dan daya hantar listrik sedangkan bobot kering kecambah normal

Page 2: PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS …satek.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/28-yayuk.pdf · susulan menghasilkan vigor benih yang lebih tinggi daripada R 3 berdasarkan tolok

Seminar Nasional Sains & Teknologi VI Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

3 November 2015

307

tidak nyata. Dosis pupuk susulan hingga 100 kg/ha masih meningkatkan vigor benih

pada semua tolok ukur tersebut. Waktu aplikasi R1 pada berbagai taraf dosis pupuk

susulan menghasilkan vigor benih yang lebih tinggi daripada R3 berdasarkan tolok ukur

panjang tajuk dan daya hantar listrik pada berbagai taraf dosis

Kata kunci: kedelai, pupuk susulan, vigor benih, waktu aplikasi.

PENDAHULUAN

Benih bermutu baik mutu fisik, fisiologis, maupun genetik dapat dihasilkan

melalui teknologi produksi benih yang tepat. Penerapan salah satu prinsip agronomik

seperti pemupukan susulan yang diberikan pada waktu dan dosis yang tepat dapat

menghasilkan vigor benih yang maksimum. Pupuk susulan yang dimaksud adalah

tambahan dosis pupuk makro NPK majemuk selain dosis rekomendasi yang diberikan

pada fase generatif tanaman. Cara tersebut dapat memberikan kontribusi lebih baik

dalam menghasilkan vigor benih yang tinggi. Hasil penelitian pemupukan NPK

(16:16:16) susulan secara digerus saat awal pembungaaan dapat menghasilkan viabilitas

benih kedelai varietas Anjasmoro sebelum disimpan lebih tinggi dibandingkan dengan

tanpa diberi pupuk susulan (Nurmiaty dan Nurmauli, 2008). Cara pemberian pupuk

NPK susulan dilarutkan lebih baik daripada digerus dalam menghasilkan viabilitas

benih berdasarkan variabel keserempakan berkecambah benih kedelai varietas

Grobogan (Nurmiaty dan Timotiwu, 2010). Di samping itu, variabel bobot kering

kecambah normal ternyata dipengaruhi oleh cara pemupukan dan dosis pupuk NPK

susulan. Selanjutnya diperoleh hasil bahwa terdapat peningkatan viabilitas benih yang

diukur berdasarkan daya berkecambah, keserempakan berkecambah, kecepatan

berkecambah, dan penurunan nilai daya hantar listrik. Penurunan daya hantar listrik

benih merupakan indikator penurunan bocoran senyawa-senyawa penting benih dari

dalam benih. Benih kedelai hasil pemupukan susulan yang semakin ditingkatkan

Page 3: PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS …satek.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/28-yayuk.pdf · susulan menghasilkan vigor benih yang lebih tinggi daripada R 3 berdasarkan tolok

Seminar Nasional Sains & Teknologi VI Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

3 November 2015

308

dosisnya sampai 80 kg per hektar jika disimpan 9 bulan pada kondisi kedap udara

(kemasan plastik) masih mempunyai viabilitas benih relatif masih baik berdasarkan

bobot kering kecambah normal (Nurmiaty dan Timotiwu, 2009).

Pemberian pupuk susulan seperti pupuk NPK majemuk merupakan suatu teknik

yang member harapan untuk memenuhi kebutuhan tanaman selama fase generatif

sehingga pengisian benih menjadi maksimal. Pada produksi benih, pemupukan susulan

menggunakan pupuk majemuk selain praktis juga memberi peluang meningkatkan

kualitas benih yang dihasilkan. Tanaman kedelai merupakan tanaman yang memberikan

tanggapan positif terhadap penerapan pupuk, terutama pupuk N, tetapi hasil penelitian

masih tidak menentu, sementara tanggapan terhadap pupuk P dan K telah lebih

konsisten. Bosweel dan Anderson (2008) melakukan penelitian untuk menentukan

apakah pupuk NPK majemuk (residunya) yang diterapkan selama bertahun-tahun pada

tanaman non leguminose lain akan memengaruhi kebutuhan pupuk kedelai. Kedelai

pemberian pupuk NPK (112 kg/ha) ternyata menghasilkan kualitas benih kedelai lebih

tinggi, indeks biji, dan kandungan protein kasar lebih tinggi daripada tingkat NPK

rendah (56 kg/ha) dan kontrol (0 kg/ha) (Boswell and Anderson, 2008). Mutert dan

Fairhurst (2002) yang dikutip oleh Siregar dan Marzuki (2011) menyatakan bahwa

puncak kebutuhan nutrisi N tergantung dari cara penempatan pupuk dalam tanah.

Menurut Heenihatherly dan Elmore (2004), serapan N oleh tanaman kedelai

mencapai tingkat maksimum hingga 4,5 kg N/ha antara R3 dan R4 (berpolong penuh).

Oleh karena itu, beberapa peneliti telah berusaha untuk meningkatkan hasil kedelai

dengan mengaplikasikan N selama akhir vegetatif dan tahap awal pertumbuhan

reproduksi (awal berbunga). Namun demikian, laporan terbaru dari Kansas menemukan

Page 4: PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS …satek.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/28-yayuk.pdf · susulan menghasilkan vigor benih yang lebih tinggi daripada R 3 berdasarkan tolok

Seminar Nasional Sains & Teknologi VI Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

3 November 2015

309

bahwa aplikasi N di R3 dapat meningkatkan hasil kedelai. Jika pemberian pupuk N

terlambat dapat menghambat nodulasi sehingga dapat mengurangi fiksasi N2.

Menurut Zhang et al. (2012), semakin banyak pupuk N diterapkan maka

semakin banyak nitrogen yang hilang; hanya 30 % - 35 % dari pupuk N yang diberikan

akan diambil oleh tanaman dan sekitar 20 % - 50 % akan hilang melalui pencucian dan

run-off. Oleh karena itu diperlukan strategi pengurangan kehilangan nitrogen seperti

metode aplikasi pupuk yang tepat. Pemberian nitrogen pada kedelai sebesar 20-40

pounds/acre atau setara dengan 10 kg/ha pada fase tanaman R3 ternyata dapat

meningkatkan hasil kedelai sebesar 5-10% (Ferguson et al., 2006). Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Haq dan Antonio (2005), menyimpulkan bahwa dari 112

percobaan selama 8 tahun ternyata pemberian pupuk NPK dapat meningkatkan produksi

total lemak dan protein pada benih kedelai.

Menurut Gracia dan Hanway (1976), pemberian pupuk daun pada tanaman

kedelai, dengan unsur N , P , K, dan S selama periode pengisian benih dapat

meningkatkan hasil kedelai. Aplikasi pupuk daun tersebut dapat digunakan untuk

menghindari berkurangnya nutrisi dalam daun kedelai sehingga tingkat laju fotosintesis

selama periode ini tetap dapat dipertahankan. Percobaan lapangan yaitu menyemprot

daun kedelai dengan unsur N , P , K , dan S dalam proporsi dan waktu yang berbeda.

Sumber N terutama dari urea, P dari polifosfat, K dan P dari kalium polifosfat, dan S

dari kalium sulfat. Peningkatan hasil sangat signifikan diperoleh dari dua hingga empat

kali aplikasi pada kultivar kedelai yang berbeda di lokasi percobaan yang berbeda antara

fase R5 dan R7. Perbandingan pupuk yang optimum untuk N : P : K : S dalam larutan

10:1:3:0.5 atau 80 + 8 + 2 + 4 4 kg / ha N + P + K + S. Hasil kedelai meningkat yang

disebabkan oleh kenaikan jumlah biji saat panen, bukan karena ukuran benih. Hasil

Page 5: PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS …satek.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/28-yayuk.pdf · susulan menghasilkan vigor benih yang lebih tinggi daripada R 3 berdasarkan tolok

Seminar Nasional Sains & Teknologi VI Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

3 November 2015

310

menunjukkan bahwa pemupukan daun selama periode pengisian biji dapat menjadi

metode yang sangat praktis untuk meningkatkan hasil kedelai.

METODOLOGI PENELITIAN

Percobaan dilakukan di Kecamatan Raja Basa, Kota Bandar Lampung dan

Laboratorium Pemuliaan dan Benih Tanaman, Fakultas Pertanian Unila, mulai bulan

Maret sampai Juni 2015.

Perlakuan disusun secara faktorial (2 x 5) dalam rancangan kelompok teracak

sempurna. Faktor pertama adalah waktu aplikasi pupuk susulan NPK majemuk yaitu

awal berbunga (R1) dan awal terbentuk polong (R3). Faktor kedua adalah dosis pupuk

susulan NPK majemuk yaitu 0 (N0), 25 (N1), 50 (N2), 75 (N3), dan 100 (N4) kg/ha.

Stadium mulai berbunga (R1) ditandai dengan terbukanya bunga pertama pada buku

manapun. Umur berbunga ini bervariasi menurut umur varietas tanaman kedelai,

biasanya mulai dari umur 35 sampai 45 hari. Stadium mulai berpolong (R3) biasanya

mulai pada umur tanaman 55 – 65 hari yang ditandai dengan terbentuknya polong pada

salah satu dari empat buku teratas pada batang utama.

Benih kedelai Varietas Dering I hasil percobaan di lapang, setelah panen

kemudian diuji vigornya (vigor awal simpan). Benih yang diuji diambil dari setiap lot

benih hasil perlakuan waktu aplikasi dan dosis pupuk susulan NPK majemuk. Sejumlah

sampel benih ditetapkan dengan menggunakan alat pembagi tepat benih untuk

dikecambahkan. Benih dikecambahkan dengan metode UKDdp (Uji Kertas Digulung

dilapisi plastik). Kertas merang sebagai media perkecambahan direndam lebih dulu

dalam air lalu dibuang airnya dengan alat pengepres kertas. Tiga 3 lembar kertas

merang diletakkan di bagian bawah kemudian benih ditanam dan ditutup dengan 3

Page 6: PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS …satek.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/28-yayuk.pdf · susulan menghasilkan vigor benih yang lebih tinggi daripada R 3 berdasarkan tolok

Seminar Nasional Sains & Teknologi VI Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

3 November 2015

311

lembar kertas merang. Kertas merang bagian bawah atau bagian terluar sudah dilapisi

plastik tipis, kemudian kertas digulung dan diletakkan dalam germinator secara tegak.

Benih yang ditanam sebanyak 25 butir per gulungan. Pengamatan yang dilakukan

sebagai tolok ukur vigor awal simpan benih adalah panjang akar primer, panjang tajuk,

panjang kecambah normal, bobot kering kecambah normal, dan daya hantar listrik

(DHL).

Data yang diperoleh diuji asumsi analisis ragamnya. Homogenitas ragam antar

perlakuan diuji dengan Uji Barlett dan kemenambahan data diuji dengan Uji Tukey.

Bila asumsi analisis ragam terpenuhi maka data dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan

Uji Ortogonal dan Ortogonal Polinomial pada taraf nyata 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu aplikasi dan dosis pupuk susulan

berinteraksi dalam menghasilkan vigor awal simpan benih kedelai Vareitas Dering I

berdasarkan tolok ukur panjang tajuk dan daya hantar listrik (Tabel 1). Waktu aplikasi

pada R1 menghasilkan panjang tajuk lebih tinggi daripada R3 seiring dengan

peningkatan dosis pupuk susulan hingga 100 kg/ha (Gambar2); demikian juga daya

hantar listrik. Tanpa pupuk susulan, DHL yang dihasilkan pada R1 lebih rendah

daripada R3 yaitu berturut-turur 35,57 dan 38,16 µmos/gram benih; peningkatan dosis

pupuk susulan juga menghasilkan nilai DHL lebih rendah pada aplikasi R1 daripada R3

(Gambar 5). Dari gambar tersebut, tampak bahwa pada pupuk susulan NPK majemuk

dosis 100 kg/ha, DHL yang dihasilkan relatif sama meskipun waktu aplikasi berbeda.

Sadjad (1993), menggunakan tolok ukur DHL sebagai indikator kemunduran benih atau

vigor daya simpan. Daya hantar listrik lebih besar apabila benih makin mundur akibat

elektrolit yang bocor makin besar; tolok ukur DHL ternyata berkorelasi tinggi dengan

Page 7: PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS …satek.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/28-yayuk.pdf · susulan menghasilkan vigor benih yang lebih tinggi daripada R 3 berdasarkan tolok

Seminar Nasional Sains & Teknologi VI Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

3 November 2015

312

vigor daya simpan benih yaitu semakin lama benih disimpan maka daya hantar listrik

makin besar. Dari hasil percobaan ini, waktu aplikasi pupuk susulan pada R1 tampaknya

memberi harapan dalam meningkatkan vigor awal simpan benih jika dibandingkan

dengan aplikasi pada R3 berdasarkan tolok ukur DHL. Waktu aplikasi R1 lebih baik

daripada R3 karena nilai DHL R1 lebih kecil daripada R3 jika dosis pupuk kurang dari

100 kg/ha, nilai DHL pada dosis 100 kg/ha relatif sama pada kedua waktu aplikasi. Hal

ini juga berkaitan dengan tolok ukur lain yaitu panjang tajuk yang mempunyai

kecenderungan yang sama. Pupuk susulan dosis 100 kg/ha, relatif sama panjang tajuk

kecambahnya pada kedua waktu aplikasi (Gambar 2). Hasil penelitian Wibowo (2014),

pupuk susulan yang diaplikasikan saat awal berbunga dapat menurunkan DHL benih

kedelai. Prayuda (2015) menyimpulkan dari percobaannya bahwa benih yang disimpan

3 bulan dari hasil aplikasi pupuk susulan awal berbunga, DHL lebih kecil jika dosis

ditingkatkan dan digerus.

Pengaruh waktu aplikasi, pupuk susulan pada R1 menghasilkan vigor awal

simpan benih kedelai Varietas Dering I lebih tinggi daripada R3 berdasarkan tolok ukur

panjang akar primer, panjang tajuk, panjang kecambah normal, dan daya hantar listrik

sedangkan bobot kering kecambah normal tidak nyata (Tabel 1). Perbedaan waktu

aplikasi tidak menghasilkan perbedaan bobot kering kecambah normal, meskipun

panjang akar primer, panjang tajuk, panjang kecambah normal meningkat. Tolok ukur

kecambah normal yang lebih panjang karena peningkatan dosis pupuk susulan yang

diaplikasikan saat R1,dibandingkan dengan R3 diduga karena sel-sel kecambah

mengalami pemanjangan sedangkan bobotnya relatif sama. Menurut Copeland dan Mc

Donald (1985), kandungan kimia benih mempengaruhi perkecambahan benih. Umar

(2012), mutu awal benih sangat dipengaruhi oleh kondisi tanaman selama proses

Page 8: PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS …satek.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/28-yayuk.pdf · susulan menghasilkan vigor benih yang lebih tinggi daripada R 3 berdasarkan tolok

Seminar Nasional Sains & Teknologi VI Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

3 November 2015

313

pertumbuhan, salah satunya adalah pupuk. Tanaman yang mengalami defisiensi satu

atau atau lebih unsur hara akan menghambat tercapainya mutu fisiologis yang optimal,

disamping itu akan mempengaruhi komposisi kimia benih yang dapat menurunkan mutu

benih yang dihasilkan. Pada percobaan ini diduga perbedaan waktu aplikasi

menghasilkan perbedaan kandungan kimia benih sehingga ada perbedaan mutu

fisiologis benih yakni peningkatan panjang akar primer, panjang tajuk, dan panjang

kecambah normal (Tabel 1).

Pengaruh dosis pupuk susulan, tampak pada tolok ukur panjang akar primer,

panjang tajuk, panjang kecambah normal, bobot kering kecambah normal, dan juga

DHL (Tabel 1). Keempat tolok ukur perkecambahan dan tersebut masih meningkat

secara linear jika dosis pupuk susulan ditingkatkan sampai 100 kg/ha (Gambar 1-4)

sehingga belum diperoleh dosis pupuk NPK majemuk yang optimum untuk

memperoleh vigor awal simpan yang tinggi. Seperti hasil penelitian Kareem dan

Adegoke (2015), pemberian pupuk majemuk NPK (15:15:15) dosis 0, 150, 200, dan

250 kg/ha pada dua tipe tanah pasir (A0 dan A1) dan dua tipe tanah liat (A2 dan A3);

benih yang mempunyai persentase perkecambahan tertinggi terdapat pada tipe tanah liat

(Loamy soil) pada dosis pupuk NPK majemuk 250 kg/ha dibandingkan dengan tipe

tanah berpasir (sandy and clayey soils).

Vigor benih secara umum dapat dipilah menjadi vigor kekuatan tumbuh dan

vigor daya simpan (Sadjad, 1993) yang menunjukkan benih kuat tumbuh di lapang

dalam kondisi suboptimum dan tahan disimpan dalam kondisi yang ideal. Benih yang

mempunyai bobot kering kecambah normal yang lebih tinggi diduga berkorelasi positif

dengan vigor benih. Hasil percobaan ini, pengaruh pupuk susulan dapat meningkatkan

Page 9: PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS …satek.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/28-yayuk.pdf · susulan menghasilkan vigor benih yang lebih tinggi daripada R 3 berdasarkan tolok

Seminar Nasional Sains & Teknologi VI Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

3 November 2015

314

bobot kering kecambah, dan juga tolok ukur kecambah normal yang lain yaitu panjang

akar primer, panjang tajuk, dan panjang kecambah normal.

KESIMPULAN

1. Waktu aplikasi pupuk susulan pada R1 menghasilkan vigor benih kedelai Varietas

Dering I lebih tinggi daripada R3 berdasarkan tolok ukur panjang akar primer,

panjang tajuk, panjang kecambah normal, dan daya hantar listrik sedangkan bobot

kering kecambah normal tidak nyata.

2. Dosis pupuk susulan hingga 100 kg/ha masih meningkatkan vigor benih pada

semua tolok ukur tersebut.

3. Waktu aplikasi R1 pada berbagai taraf dosis pupuk susulan menghasilkan vigor

benih yang lebih tinggi daripada R3 berdasarkan tolok ukur panjang tajuk dan daya

hantar listrik pada berbagai taraf dosis.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-

tingginya kepada Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi yang telah membiayai penelitian

ini. Kegiatan penelitian ini merupakan sebagian dari Hibah Bersaing Tahun 2015

dengan nomor Penugasan Hibah Bersaing No 156/UN26/8/LPPM/2015 Tanggal 30

Maret 2015.

DAFTAR PUSTAKA

Boswell, Fred C. and O. E. Anderson. 2008. Long-term Residual Fertility and Current

N-P-K Application Effects on Soybeans. J. Agron. 68 (2), p.315-318.

Page 10: PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS …satek.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/28-yayuk.pdf · susulan menghasilkan vigor benih yang lebih tinggi daripada R 3 berdasarkan tolok

Seminar Nasional Sains & Teknologi VI Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

3 November 2015

315

Ferguson, R. B., Charles A. Shapiro, Achim R. Dobermann, and Charles S. Wortmann.

2006. Fertilizer Recommendations for Soybeans. Institute of Agriculture and

Natural Resources. University of Nebraska Lincoln Extention. p.15.

Gracia, Ramon L. and John J. Hanway. 1976. Foliar Fertilization of Soybeans During

the Seed-filling Period. J. Agron. 68( 4): 653-657.

Haq, Mazhar U. and Antanio P. Malarino. 2005. Respons of Soybeans Grain Oil and

Protein Concentrations to Faliar and Soil Fertilizer. Agron. J. 97: 910-918.

Kareem, I.A and Adegoke, A.O. 2015. Response of Glycine max (Soya bean) to

Different Levels of NPK Fertilizer and Soil Types. Department of Plant Science

and Biotechnology, Faculty of Science, Adekunle Ajasin University, Akungba–

Akoko, Ondo State, Western Nigeria.International Journal of Agricultural

Research and Review: ISSN-2360-7971, Vol. 3(7): pp 401-405, August, 2015.

Copyright © 2015 Spring Journals.

Heatherly, Larry G.And Roger W. Elmore. 2004. Managing Inputs For Peak

Production. In Soybeans: Improvement, Production, And Uses. Co-Editors: H.

Roger Boerma And James E. Specht. Madison, Wisconsin, Usa. 451-536.

Nurmiaty .Y. dan Nurmauli. N. 2008. Upaya mendapatkan vigor awal yang tinggi

melalui pemberian pupuk NPK susulan saat berbunga pada produksi benih

kedelai. Laporan Penelitian IMHERE-Unila. 2001.

Nurmiaty. Y. dan Timotiwu. 2010. Penerapan NPK susulan pada saat berbunga dalam

upaya mempertahankan viabilitas benih kedelai. Laporan Penelitian Hibah

Bersaing. Unila. 74 halaman.

Prayuda, C. 2015. Pengaruh bentuk dan dosis pupuk NPK majemuk susulan pada

viabilitas benih kedelai (Glycine max (L) merill) varietas dering 1 pasca simpan

tiga bulan. Skripsi. Fakultas pertanian Unila. 77 halaman.

Sadjad, S.S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. P.T. Gramedia Widiasarana Indonesia,

Jakarta. 144 hlm.

Umar, S. 2012. Pengaruh Pemberian Bahan Organik terhadap Daya Simpan Benih

Kedelai {Glycine max (L.) Merr.} Berita Biologi 11(3) 401-410. Desember 2012

Siregar, A. dan Ilyas Marzuki. 2011. Efisiensi Pemupukan Urea terhadap Serapan N dan

Peningkatan Produksi Padi Sawah (Oryza sativa. L.). Jurnal Budidaya Pertanian,

7(2): 107-112.

Wibowo, D.B. 2014. Bentuk dan dosis pupuk NPK majemuk susulan pada viabilitas

benih kedelai (Glycine max (L) merill) varietas dering 1 prasimpan. Skripsi.

Fakultas pertanian Unila. 80 halaman.

Page 11: PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS …satek.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/28-yayuk.pdf · susulan menghasilkan vigor benih yang lebih tinggi daripada R 3 berdasarkan tolok

Seminar Nasional Sains & Teknologi VI Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

3 November 2015

316

Zhang, Jin; Zhao-Hua Li; Kun Li; Wei Huang; And Lian-Hai Sang. 2012. Nitrogen Use

Efficiency Under Different Field Treatments On Maize Fields In Central China:

A Lysimeter And 15n Study. Journal Of Water Resource And Protection. No. 4:

590-596

Tabel 1. Rekapitulasi pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk susulan NPK majemuk

pada vigor benih kedelai.

Perbandingan F-hitung F-tabel 5%

1 2 3 4 5

Pengaruh Waktu Aplikasi (R)

P1 : R1 VS R3 29,09* 3,84* 21,87* 0,45tn 159,73* 4,41

Pengaruh Dosis Pupuk Susulan NPK Majemuk (N)

P2 : N-linier 76,07* 140,10* 87,49* 15,54* 324,13* 4,41

P3 : N-kuadratik 0,13* 7,81* 1,91tn 0,87tn 1,41tn 4,41

Persitindakan (RxN)

P4 : P1 x P2 0,76* 1,14tn 0,69tn 0,22tn 47,81* 4,41

P5 : P1 x P3 1,37* 4,68* 2,87tn 0,02tn 0,40tn 4,41

Tanggapan Tanaman Kedelai terhadap Dosis Pupuk susulan NPK Majemuk

pada:

R1: N-linier - 57,99* - - 61,49* 4,41

R1: N-kuadratik - 0,19tn - - 0,15tn 4,41

R3: N-linier - 83,24* - - 310,46* 4,41

R3: N-kuadratik - 12,29* - - 1,66tn 4,41 Tanggapan Tanaman Kedelai terhadap Waktu Aplikasi Pupuk susulan NPK Majemuk pada:

N0: R1 VS R3 - 57,99* - - 101,12* 4,41

N1: R1 VS R3 - 0,19tn - - 72,40* 4,41

N2: R1 VS R3 - 83,24* - - 21,54* 4,41

N3: R1 VS R3 - 12,29* - - 11,24* 4,41

N4: R1 VS R3 - 57,99* - - 2,89tn 4,41

Keterangan: 1 = Panjang akar primer 2.= Panjang tajuk

3 = Panjang kecambah normal 4.= Bobot kering kecambah

5 = Daya hantar listrik

R1 = fase reproduktif tanaman kedelai awal berbunga

Page 12: PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS …satek.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/28-yayuk.pdf · susulan menghasilkan vigor benih yang lebih tinggi daripada R 3 berdasarkan tolok

Seminar Nasional Sains & Teknologi VI Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

3 November 2015

317

R3 = fase reproduktif tanaman kedelai awal terbentuk polong

tn = tidak nyata pada taraf uji 5%

* = berbeda pada taraf uji 5%

Gambar 1. Pengaruh dosis pupuk susulan NPK majemuk pada panjang akar primer

kecambah kedelai awal simpan.

Gambar 2. Pengaruh dosis pupuk susulan NPK majemuk pada panjang tajuk kecambah

kedelai awal simpan.

Gambar 3. Pengaruh dosis pupuk susulan NPK majemuk pada panjang kecambah

normal kecambah kedelai awal simpan.

Page 13: PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS …satek.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/28-yayuk.pdf · susulan menghasilkan vigor benih yang lebih tinggi daripada R 3 berdasarkan tolok

Seminar Nasional Sains & Teknologi VI Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

3 November 2015

318

Gambar 4. Pengaruh dosis pupuk susulan NPK majemuk pada bobot kering kecambah

normal kecambah kedelai awal simpan.

Gambar 5. Pengaruh dosis pupuk susulan NPK majemuk pada daya hantar listrik benih

kedelai awal simpan.