PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania...

45
PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN PERIODE PANEN PADA PENGOMPOSAN MEDIA TANAM SERBUK KAYU SENGON TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) SKRIPSI Oleh : YUNIANDINI ICHSANIA GUNAWAN 125100300111060 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Transcript of PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania...

Page 1: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN PERIODE

PANEN PADA PENGOMPOSAN MEDIA TANAM SERBUK KAYU SENGON

TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH

(Pleurotus ostreatus)

SKRIPSI

Oleh :

YUNIANDINI ICHSANIA GUNAWAN

125100300111060

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul TA :Pengaruh Volume EM4 (Effective Microorganism) danPeriode Panen pada Pengomposan Media Tanam SerbukKayu Sengon terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih(Pleurotus ostreatus)

Nama Mahasiswa : Yuniandini Ichsania GunawanNIM : 125100300111060Jurusan : Teknologi Industri PertanianFakultas : Teknologi Pertanian

Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua

Dr. Ir. Nur Hidayat, MP Nur Lailatul Rahmah,S.Si, M.SiNIP. 19610223 198701 1 001 NIP. 19840522 201212 2 002

Tanggal Persetujuan : Tanggal Persetujuan :

Page 3: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

LEMBAR PENGESAHAN

Judul TA :Pengaruh Volume EM4 (Effective Microorganism) danPeriode Panen pada Pengomposan Media Tanam SerbukKayu Sengon terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih(Pleurotus ostreatus)

Nama Mahasiswa : Yuniandini Ichsania GunawanNIM : 125100300111060Jurusan : Teknologi Industri PertanianFakultas : Teknologi Pertanian

Dosen Penguji I,

Irnia Nurika, STP. MP. Ph.DNIP. 197405261999032001

Dosen Penguji II, Dosen Penguji III,

Nur Lailatul R.S.Si, M.Si Dr.Ir. Nur Hidayat.MPNIP.198405222012122002 196102231987011001

Ketua Jurusan,

Dr. Sucipto, STP, MPNIP. 19730602 199903 1 003

Tanggal Lulus TA : …………………………….

Page 4: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

PERNYATAAN KEASLIAN TA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Yuniandini Ichsania GunawanNIM : 125100300111060Jurusan : Teknologi Industri PertanianFakultas : Teknologi Pertanian Judul TA :Pengaruh Volume EM4 (Effective Microorganism) dan

Periode Panen pada Pengomposan Media Tanam SerbukKayu Sengon terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih(Pleurotus ostreatus)

Menyatakan bahwa,

TA dengan judul diatas merupakan karya asli penulis tersebut di atas. Apabila di kemudian hari terbukti penyataan ini tidak benar, saya bersedia

dituntut sesuai dengan hukum yang berlaku.

Malang, 31 Agustus 2017Pembuat pernyataan,

Yuniandini Ichsania .GNIM 125100300111060

Page 5: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

Yuniandini Ichsania Gunawan. (125100300111060). Pengaruh Volume EM4(Effective Microorganism) dan Periode Panen pada Pengomposan MediaTanam Serbuk Kayu Sengon terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih(Pleurotus ostreatus). Tugas Akhir. Pembimbing : Dr. Ir. Nur Hidayat, MPdan Nur Lailatul Rahmah, S.Si, M.Si. Penguji : Irnia Nurika, STP, MP, Ph.D

RINGKASAN

Jamur tiram putih atau biasa disebut shimeji atau oyster mushroomberasal dari kelas Basidiomycetes dan genus Pleurotus. Jamur ini mudahtumbuh di berbagai media tanam sehingga dapat menjadi pertimbangan untukmeningkatkan produksi jamur tiram melalui komposisi media tanam yang sesuai.Pada pembuatan media tanam jamur tiram, pengomposan penting dilakukanuntuk membuat media tanam terurai menjadi senyawa yang lebih sederhanasehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi daninovasi media tanam jamur dapat dilakukan dengan menambahkan EM4(Effective Microorganism) saat pengomposan media tanam. Adanya EM4 dapatmempercepat proses pengomposan melalui fermentasi dan dekomposisi bahanbaku kompos. Selain itu, jamur tiram dapat dipanen beberapa kali. Periodepanen diduga memilki pengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram. Hasil panenpada setiap periode panen memiliki kaitan dengan ketersediaan nutrisi padamedia tanam dalam menunjang pertumbuhan jamur tiram.Tujuan penelitianadalah untuk mengetahui pengaruh volume EM4 dan periode panen terhadappertumbuhan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dan mengetahui volumeEM4 yang memberikan pertumbuhan terbaik pada jamur tiram (Pleurotusostreatus).

Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL)tersarang dimana faktor utama adalah perbedaan volume EM4 dan faktortersarang yaitu periode panen dari masing-masing media tanam. Penelitian inidilakukan sebanyak tiga ulangan. Pengamatan dilakukan selama empat kalipemanenan jamur tiram putih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahanEM4 (Effective microorganism) pada media tanam jamur tiram tidak memberikanpengaruh yang nyata terhadap berat basah, jumlah tubuh buah, diameter tudung,dan umur panen jamur tiram. Terdapat pengaruh nyata antar periode panen(faktor tersarang) pada berat basah dan umur panen jamur tiram. Sedangkanpada jumlah tubuh buah dan diameter tudung tidak terdapat pengaruh nyataantar periode panen. Penambahan EM4 (Effective microorganism) pada mediatanam jamur tiram tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadappertumbuhan jamur tiram, sehingga volume EM4 terbaik yang ditambahkankedalam media tanam adalah 10 ml. Hal ini karena pemberian volume 10 mldinilai lebih ekonomis dibandingkan dengan volume 15 ml dan 20 ml.

Kata kunci : EM4 (Effective Microorganism), Jamur tiram putih, Pengomposan

Page 6: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

Yuniandini Ichsania Gunawan. (125100300111060). Effect of EM4 (EffectiveMicroorganism) Volume and Harvest Period on Sengon Wood PowderComposting Growing Media on the Growth of Oyster Mushroom(Pleurotusostreatus) .Final Assignment.Advisor: Dr. Ir. NurHidayat, MP andNurLailatulRahmah, S.Si, M.Si. Examiner: IrniaNurika, STP, MP, Ph.D

SUMMARY

Oyster mushroom, or commonly called shimeji, is fromBasidiomycetesclass and Pleurotusgenus. This fungus is easy to grow in variousgrowing media, so it can be a consideration to increase the production of oystermushrooms through the composition of the appropriate growing media. In themaking of oyster mushroom growing media, composting is important to do tomake decomposed growing media to be a simpler compound, so it is easilydigested by the fungus in its growth. Modification and innovation of mushroomgrowing media can be done by adding EM4(Effective Microorganism)whencomposting growing media. The existence of EM4 can faster the compostingprocess through fermentation and decomposition of compost raw materials. Inaddition, oyster mushrooms can be harvested several times. The harvest periodis predicted to have an effect on the growth of oyster mushroom. The yields oneach harvest period have a relation to the availability of nutrients in growingmedia to support oyster mushroom growth. The aim of this study is to determinethe effect of EM4 volume and harvest period on the growth of oyster mushroom(Pleurotusostreatus) and to know the EM4 volume that gives the best growth inoyster mushroom (Pleurotusostreatus).

The research design used a complete randomized design (RAL) wherethe main factor is the difference between EM4 volume and the nested factor thatis the harvest period of each growing medium. This study was conducted asmany as three replications. Observation was made during four times of oystermushroom harvesting. The results showed that the addition of EM4 (EffectiveMicroorganism) on oyster mushroom growing media did not give significant effectto wet weight, fruit body number, hood diameter, and oyster mushroom harvestage.There is a tangible influence between harvest periods (nested factors) onwet weight and harvest age of oyster mushroom. While the number of fruit bodyand diameter of the hood did not have tangible effect between the harvestperiods. On the other hand, the addition of EM4 (Effective Microorganism) onoyster mushroom growing media did not give a significant effect toits growth.Therefore, the best EM4 volume added to growing media was 10 ml. This isbecause giving 10 ml volume is considered more economical compared to giving15 ml and 20 ml volume.

Keywords: Composting, EM4 (Effective Microorganism),Oyster Mushroom

Page 7: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengaruh

Volume EM4 (Effective Microorganism) dan Periode Panen pada Pengomposan

Media Tanam Serbuk Kayu Sengon Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih

(Pleurotus Ostreatus) dapat terselesaikan. Tidak lupa, penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat-Nya kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Bapak Dr. Sucipto, STP, MP selaku Ketua JurusanTeknologi Industri

Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya yang

memberikan kesempatan kepada penulis dalam mengerjakan skripsi.

3. Bapak Dr.Ir. Nur Hidayat, MP sebagai Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sejak penyusunan

proposal hingga terselesaikannya penyusunan skripsi.

4. Ibu Nur Lailatul. R, S.Si, M.Si sebagai Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sejak penyusunan

proposal hingga terselesaikannya penyusunan skripsi.

5. Ibu Irnia Nurika, STP, Mp, Ph.D sebagai Dosen Penguji yang telah

memberikan arahan dan saran kepada penulis sejak penyusunan

proposal hingga terselesaikannya penyusunan skripsi.

6. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan dukungan moril

dan materil kepada penulis sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini

dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna. Semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.

Malang, 31 Agustus 2017

Penulis

Page 8: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 13 Juni 1994 di Kota Malang dengan

nama Yuniandini Ichsania Gunawan. Penulis adalah anak pertama dari dua

bersaudara pasangan Bapak Gunawan (alm) dan Ibu Ichismaniawati. Penulis

meyelesaikan pendidkan sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Jedral

Sudirman Malang, pada tahun 2006, kemudian menyelesaikan pendidikan SMP

di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Malang 1 pada tahun 2009, dan

menyelesaikan pendidikan SMA di Madrasah Aliyah Negeri(MAN) 3 Malang pada

tahun 2012.

Pada tahun 2012, penulis melanjutkan studinya pada prodi Agroindustri

Pangan di Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Universitas Brawijaya Malang. Penulis berhasil menyelesaikan pendidikannya

pada tahun 2017. Selama masa perkuliahan, penulis melaksanakan praktik kerja

lapang (PKL) di Agrokusuma Batu. Penulis juga sempat aktif di organisasi

FORKITA pada bidang kemuslimahan,

.

Page 9: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

Alhamdulillah, Terimakasih Ya Allah.

Laa Haulaa wa Laa Kuwwata illa Billah..

Karya kecil ini ku persembahkan untuk suamiku, anak-anakku (Aafiyah dan Arkana), ibuku, ayahku (alm), adekku, serta keluarga besarku..

Terimakasih kepada dosen pembimbing, dosen penguji, dan semua dosen TIP serta para guruku.

Terimakasih untuk seluruh teman-teman TIP 2012 yang membantu saya menyelesaikan studi saya di Universitas Brawijaya.

DAFTAR ISI

RINGKASAN…………………………..………………………………………i

Page 10: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..iiDAFTAR TABEL…………………………………………………………….iiiDAFTAR GAMBAR………………………………………………………….ivDAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………..vBAB I PENDAHULUAN……………………………………………………..1

1.1 Latar Belakang………………………………………………….11.2 Rumusan Masalah………………………………………………31.3 Tujuan Penelitian………………………………………………..31.4 Manfaat…………………………………………………………..3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………42.1 Jamur Tiram……………………………………………………...42.2 Syarat Tumbuh Jamur Tiram…………………………………..52.3 Media Tanam Jamur Tiram…………………………………….6 2.4 Kayu Sengon……………………………………………………72.5 EM4 (Effective Microorganism)………………………………..82.6 Periode Panen…………………………………………………..82.7 Pengomposan…………………………………………………..92.8 Penelitian Terdahulu…………………………………………..112.9 Hipotesis………………………………………………………..12

BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………..133.1 Tempat dan Waktu Penelitian………………………………..133.2 Alat dan Bahan…………………………………………………133.3 Batasan Masalah………………………………………………133.4 Penelitian Pendahuluan……………………………………….143.5 Rancangan Penelitian…………………………………………143.6 Pelaksanaan Penelitian……………………………………….153.7 Pengamatan…………………………………………………….173.8 Analisis Data……………………………………………………193.9 Penentuan Perlakuan Terbaik………………………………..19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………….204.1 Pertumbuhan Panjang Miselium Jamur Tiram……………...204.2 Berat Basah Jamur Tiram……………………………………..214.3 Jumlah Tubuh Buah Jamur Tiram…………………………….234.4 Diameter Jamur Tiram………………………………………….244.5 Umur Panen Jamur Tiram……………………………………..26

BAB V KESIMPULAN……………………………………………………….295.1 Kesimpulan……………………………………………………...295.2 Saran……………………………………………………………..29

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………30LAMPIRAN……………………………………………………………………33

DAFTAR TABEL

Page 11: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

Tabel 2.1 Kandungan Gizi Jamur Tiram……………………………………6Tabel 3.1 Rancangan Percobaan………………………………………….15Tabel 3.2 Komposisi Media Tanam………………………………………..15Tabel 3.3 Spesifikasi Jamur Tiram Siap Panen…………………………..18Tabel 4.1 Persentase Lignin dan Selulosa pada Hari PembuatanMedia…………………………………………………………………………..21Tabel 4.2 Pengaruh Perlakuan Terhadap Berat Basah Jamur Tiram….21Tabel 4.3 Pengaruh Periode Panen Terhadap Berat Basah padaMasing-Masing Media………………………………………………………..22Tabel 4.4 Pengaruh Perlakuan Terhadap Jumlah Tubuh Buah Jamur Tiram…………………………………………………………………………...23Tabel 4.5 Pengaruh Periode Panen Terhadap Jumlah Tubuh Buah pada Masing-Masing Media………………………………………………………...24Tabel 4.6 Pengaruh Perlakuan Terhadap Diameter Tudung Jamur Tiram……………………………………………………….…………............ 25Tabel 4.7 Pengaruh Periode Panen Terhadap Diameter Tudung pada Masing-Masing Media…………………………………………………………25 Tabel 4.8 Pengaruh Perlakuan Terhadap Umur Panen Jamur Tiram………………………………………………………….………..…...... 26Tabel 4.9 Pengaruh Periode Panen Terhadap Umur Panen pada Masing-Masing Media…………………………………………………………………..27 Tabel 4.10 Hasil Anova pada Masing-Masing Parameter Pertumbuhan Jamur Tiram…………………………………………………………………….27Tabel 4.11 Perbandingan Data Hasil Penelitian dan Literatur……………27

DAFTAR GAMBAR

Page 12: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian……………………………………………17Gambar 4.1 Grafik Pertumbuhan Miselium……………………………………20

DAFTAR LAMPIRAN

Page 13: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

Lampiran 1 Komposisi Media Tanam Jamur Tiram…………………………33Lampiran 2 Data Pertumbuhan Miselium…………………………………….33 Lampiran 3 Berat Segar Jamur Tiram………………………………………..34Lampiran 4 Jumlah Tubuh Buah Jamur Tiram………………………………37Lampiran 5 Diameter Tudung Jamur Tiram………………………………….40Lampiran 6 Umur Panen Jamur Tiram……………………………………….43Lampiran 7 pH dan Suhu Media Tanam Jamur Tiram……………………..46Lampiran 8 Berat Media Tanam Jamur Tiram………………………………47Lampiran 9 C/N Rasio Media Tanam Jamur Tiram………………………...48Lampiran 10 Kadar Air Media Tanam Jamur Tiram………………………..49Lampiran 11 Komposisi Media Tanam Jamur Tiram……………………….49Lampiran 12 Dokumentasi Penelitian………………………………………..50

Page 14: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jamur tiram atau biasa disebut shimeji atau oyster mushroom berasal dari

kelas Basidiomycetes dan genus Pleurotus. Jamur tiram memiliki nama latin

Pleurotus ostreatus. Keunggulan dari jamur tiram adalah ukuran badan buah

lebih besar dibanding jamur lainnya, diameter tudung dapat mencapai 9-15 cm,

dan daging buah lebih tebal. Selain itu, pertumbuhan jamur tiram relatif cepat

(Hendritomo, 2010). Jamur tiram yang mudah tumbuh di berbagai media, dapat

menjadi pertimbangan untuk meningkatkan produksi jamur tiram melalui

komposisi media tanam yang sesuai.

Jenis bahan baku yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk

budidaya jamur adalah serbuk gergaji kayu sengon atau albasia. Pohon albasia

(Albasia falcate) adalah pohon yang berkayu keras, berdaun lebar, dan

berbatang lurus. Kayu albasia dapat digunakan untuk keperluan bahan

bangunan, kayu lapis, korek api, peti kemas, papan semen, dan pulp. Limbah

industri penggergajian kayu albasia inilah yang dapat dimanfaatkan untuk media

tumbuh jamur tiram (Hendritomo 2010).

Bahan lain yang ditambahkan kedalam media tanam adalah bekatul,

kapur pertanian (CaCO3), dan dedak jagung. Bahan-bahan ini berfungsi sebagai

sumber nutrisi, mineral dan pengatur keasaman (pH) media. Saat ini, para

pengusaha jamur tiram terus mengusahakan suatu media alternatif yang

membuat produktivitas hasil panen jamur tiram meningkat (Priyadi, 2013)

Modifikasi dan inovasi media tanam jamur dapat dilakukan dengan

menambahkan EM4 saat pengomposan media tanam. Adanya EM4 dapat

mempercepat proses pengomposan melalui fermentasi dan dekomposisi bahan

baku kompos.

EM4 (Effective microorganism) adalah salah satu aktivator yang mampu

mengomposkan bahan organik dengan cepat. Selain itu, hasil yang diperoleh

adalah kompos yang tidak berbau serta aman bagi tumbuhan (Indriani, 2011).

Fungsi dari EM4 diantaranya adalah meningkatkan jumlah mikroba tanah,

memperbaiki kesehatan dan kualitas tanah, serta mempercepat poses

pengomposan (Setiawan, 2010). EM4 yang ditambahkan pada media tanam

jamur tiram diharapkan dapat memaksimalkan pendegredasian senyawa lignin,

selulosa, dan hemiselulosa yang dibutuhkan dalam pertumbuhan jamur tiram.

Page 15: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

Jamur tiram yang telah tumbuh dapat dilakukan pemanenan. Jamur tiram

yang layak panen adalah yang pertumbuhan tubuh buahnya telah optimal atau

sesuai dengan permintaan pembeli/pasar. Selama satu periode tanam, jamur

dapat dipanen 4-8 kali, tergantung dari kondisi yang menunjangnya. Jumlah

berat panen jamur tiram yang dapat dihasilkan skitar 750 gram per baglog

(Sunarmi dan Cahyo, 2014). Periode panen diduga memilki pengaruh terhadap

pertumbuhan jamur tiram. Hasil panen pada setiap periode panen memiliki kaitan

dengan ketersediaan nutrisi pada media tanam dalam menunjang pertumbuhan

jamur tiram.

Penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh

pengomposan media tanam terhadap pertumbuhan jamur tiram diantaranya

adalah penelitian yang dilakukan oleh Kapli (2010) mengenai pengaruh lama

pengomposan serbuk gergaji kayu sengon dengan menggunakan EM4 (effective

microorganism) terhadap pertumbuhan jamur tiram. Pada penelitian Kapli

(2010), serbuk kayu sengon dikomposkan selama 4 minggu, 5 minggu, 6 minggu,

dan 7 minggu. Volume EM4 yang ditambahkan pada pengomposan adalah 15

ml. Penelitian yang dilakukan Kapli (2010) memberikan kesimpulan bahwa lama

pengomposan yang berbeda dengan menggunakan EM4 (Effective

Microorganism) memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan jamur

tiram yang dihasilkan (diameter, berat basah, berat kering jamur tiram).

Hasil penelitian mengenai pengomposan media tanam jamur tiram

menggunakan EM4 belum menunjukkan volume EM4 yang paling maksimal

dikarenakan hanya menggunakan satu jenis volume saja yaitu 15 ml. Sehingga

perlu diteliti lebih lanjut dengan menggunakan volume EM4 yang berbeda.

Penurunan pemberian volume EM4 dengan pertumbuhan jamur tiram yang tetap

maksimal dapat menghemat penggunaan EM4. Penelitian ini menggunakan

waktu pengomposan 3 hari dengan pemberian volume EM4 sebanyak 10 ml, 15

ml, dan 20 ml. Penelitian dilakukan hingga periode panen keempat untuk

mengetahui pengaruh periode panen terhadap pertumbuhan jamur tiram.

Penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan pengaruh volume EM4 dan periode

panen terhadap pertumbuhan jamur tiram, sehingga dapat diketahui kombinasi

perlakuan yang menghasilkan hasil jamur tiram terbaik.

Page 16: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah perbedaan volume EM4 pada pengomposan media tanam serbuk

kayu sengon berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram (Pleurotus

ostreatus)?

2. Apa pengaruh periode panen jamur tiram terhadap pertumbuhan jamur tiram

(Pleurotus ostreatus)?

3. Berapa volume EM4 yang memberikan pertumbuhan terbaik pada

pertumbuhan jamur tiram (Pleurotus ostreatus)?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh perbedaan volume EM4 pada pengomposan media

tanam serbuk kayu sengon terhadap pertumbuhan jamur tiram putih

(Pleurotus ostreatus).

2. Mengetahui pengaruh periode panen jamur tiram terhadap pertumbuhan

jamur tiram (Pleurotus ostreatus).

3. Mengetahui volume EM4 yang memberikan pertumbuhan terbaik pada jamur

tiram (Pleurotus ostreatus).

1.4 Manfaat

1. Memberi informasi mengenai pengaruh volume EM4 pada pengomposan

media tanam serbuk kayu sengon terhadap pertumbuhan jamur tiram putih

(Pleurotus ostreatus).

2. Memberi informasi mengenai pengaruh periode panen terhadap

pertumbuhan jamur tiram (Pleurotus ostreatus).

3. Mengembangkan penggunaan Effective Microorganism dalam bidang

budidaya jamur tiram putih

Page 17: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jamur Tiram Putih

Jamur tiram adalah jamur kayu yang tumbuh berderet menyamping pada

batang kayu lapuk. Jamur ini mempunyai tubuh buah yang tumbuh mekar

membentuk corong dangkal seperti kulit kerang (tiram). Tubuh buah jamur ini

memiliki tudung (pileus) dan tangkai (stipe atau stalk). Pileus memiliki bentuk

mirip cangkang tiram dengan berukuran 5 cm – 15 cm dan permukaan bagian

bawah berlapis-lapis seperti ingsang berwarna putih dan lunak. Sedangkan

tangkainya berukuran 2 cm – 6 cm tergantung pada kondisi lingkungan dan iklim

yang mempengaruhi pertumbuhannya (Djarijah dan Abbas, 2011). Jamur tidak

memiliki klorofil, sehingga kebutuhan karbohidrat harus dipenuhi dari luar. Oleh

karena itu, jamur harus hidup secara saprofitik. Saprofitik adalah hidup pada sisa

makhluk lain yang sudah mati. Misalnya pada tumpukan sampah, tumpukan

kotoran hewan, serbuk gergajian kayu, ataupun batang kayu yang sudah lapuk

(Suriawiria,2011).

Jamur tiram termasuk keluarga Agaricaceae atau Tricholomataceae dari

kelas Basidiomycetes. Klasifikasi jamur tiram menurut Alexopolous adalah

sebagai berikut (Djarijah dan Abbas, 2011) :

Super Kingdom : Eukaryota

Kingdom : Myceteae (Fungi)

Divisio : Amastigomycota

Sub-Divisio : Basidiomycotae

Kelas : Basidiomycetes

Ordo : Agaricales

Familia : Agaricaceae

Genus : Pleurotus

Species : Pleurotus ostreatus

Jamur tiram termasuk bahan makanan yang tinggi protein, mengandung

berbagai mineral anorganik, dan kadar lemaknya rendah. Kadar protein dalam

jamur tiram berkisar 20-40% dari berat kering sehingga lebih baik bila

dibandingkan sumber protein lain seperti kedelai atau kacang-kacangan. Selain

itu, protein jamur mudah dicerna dan banyak mengandung asam amino esensial

khususnya lisin dan leusin. Mineral yang terkandung dalam jamur tiram adalah

Page 18: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

mineral makro dan mikro seperti kalsium, fosfor, natrium, kalium, magnesium,

besi, tembaga, mangan , dan seng yang dibutuhkan tubuh manusia. Berikut ini

adalah kandungan gizi jamur tiram putih (Sumarsih, 2015).

Tabel 2.1 Kandungan Gizi Jamur Tiram Putih

Komposisi Jumlah

Protein (% bk) 15,7 Lemak (% bk) Karbohidrat (%bk) Serat (%bk) Abu (%bk)

2,66 64,1 39,8 7,04

Kalori (Kcal/100 g) 345

Keterangan : bk =berat kering ; kcal =kilo kalori Sumber : Sumarsih, 2015

2.2 Syarat Tumbuh Jamur Tiram

Jamur tiram merupakan saprofit yang menggunakan sumber karbon yang

berasal dari bahan anorganik untuk diuraikan menjadi senyawa karbon

sederhana. Senyawa tersebut kemudian diserap masuk melalui miselium jamur.

Sumber karbon yang dapat diserap masuk ke dalam sel adalah senyawa-

senyawa yang bersifat larut seperti monosakarida atau senyawa sejenis gula,

asam organik, asam amino, dan senyawa sederhana lainnya. Miselium dan

badan buah jamur tiram dapat berkembang pada bahan yang mengandung

lignoselulosa, dengan nisbah C/N 50-500 (Sumarsih, 2010). Syarat tumbuh

jamur tiram meliputi beberapa parameter, terutama temperatur, kelembaban

relatif, kandungan CO2, dan cahaya. Parameter-parameter tersebut memiliki

pengaruh yang berbeda pada setiap stadium atau tingkatan. Misalnya terhadap

pertumbuhan miselia pada substrat tanam, pembentukan primordia (bakal

kuncup), pembentukan tubuh buah, siklus panen, dll (Suriawiria, 2011).

Jamur tiram tumbuh pada tempat-tempat yang mengandung nutrisi

berupa senyawa karbon, nitrogen, vitamin, dan mineral. Jamur tiram tumbuh dan

berkembang sepanjang tahun di daerah beriklim dingin sampai daratan tropis

beriklim panas. Miselium jamur tiram dapat tumbuh optimal pada suhu 25°C-

30°C, sedangkan tubuh buah dari sebagian besar jenis jamur tiram tumbuh

optimal pada suhu 18°C-20°C. Masa pertumbuhan miselium membutuhkan

kelembaban udara antara 65%-70%, tetapi untuk merangsang pertumbuhan

tunas dan tubuh buah membutuhkan kelembaban udara sekitar 80%-85%

(Djarijah dan Abbas, 2011). Jamur tiram yang tumbuh di daerah dingin pada

umumnya memilki tudung lebih tebal dan lebar jika dibandingkan dengan jamur

Page 19: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

tiram yang tumbuh pada suhu lebih panas. Budidaya jamur tiram dapat tumbuh

optimal sepanjang tahun di dataran yang letaknya 400-800 meter diatas

permukaan laut (Aditya dan Desi, 2011).

2.3 Media Tanam Jamur Tiram

Bahan utama untuk pembuatan media jamur tiram adalah bahan yang

mengandung lignoselulosa. Bahan yang paling sering digunakan sebagai media

tanam jamur tiram adalah serbuk kayu albasia (kayu sengon). Pada umumnya,

media tanam disebut dengan baglog yang merupakan media tanam yang

dipadatkan dalam wadah kantong plastik sehingga seperti potongan log kayu.

Plastik yang digunakan adalah polipropilen atau polietilen (Sumarsih, 2015).

Pada umumnya, bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat media tanam

jamur tiram adalah serbuk gergaji, kayu, bekatul, kapur tohor, dan mineral.

Serbuk gergajian kayu merupakan tempat tumbuh jamur sebagai pengguna

selulosa, hemiselulosa, dan lignin, yang dapat mengurai dan memanfaatkan

komponen kayu sebagai sumber C atau karbon. Bekatul yang kaya akan

vitamin, terutama vitamin B kompleks, merupakan bagian yang berperan dalam

pertumbuhan dan perkembangan miselia jamur serta berfungsi sebagai pemicu

pertumbuhan tubuh buah. Kapur tohor berfungsi dalam pengaturan pH substrat

tanam agar mendekati suasana netral atau basa. Mineral dan bahan tambahan

lain berfungsi sebagai sumber nutrien (Djarijah dan Abbas, 2011).

Media tanam jamur tiram perlu diatur kadar airnya. Kadar air media

tanam diatur 60-65% dengan menambah air bersih agar miselia jamur dapat

tumbuh dan menyerap makanan dari media tanam dengan baik. Penambahan

air yang tidak bersih dapat menyebabkan media terkontaminasi dengan

mikroorganisme (Widyastuti, 2008). Kebutuhan air pada pertumbuhan jamur

tiram dapat dicukupi dengan cara penyiraman. Penyiraman perlu dilakukan

sesuai dengan kebutuhan jamur tiram. Air juga memengaruhi kelembaban dan

suhu udara di dalam ruangan pertanaman jamur. Derajat keasaman atau pH

media jamur tiram yang paling ideal adalah sekitar 5,5 sampai 7. Pada pH

antara 5,5 – 7, nutrisi untuk makanan jamur tiram akan mudah diserap (Warisno

dan Kres, 2009). Fermentasi media tanam jamur tiram penting dilakukan

sebelum media digunakan untuk menanam jamur, yakni dengan cara didiamkan

selama 5-10 hari atau sesuai dengan kondisi bahan. Tujuannya fermentasi

media adalah agar terjadi proses pelapukan/pengomposan pada media,

Page 20: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

mematikan jamur liar yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur tiram. Suhu

media akan meningkat hingga mencapai 70˚C dan selama fermentasi media,

dilakukan pembalikan media setiap harinya agar proses pelapukan merata.

Media yang siap digunakan ditandai dengan berubahnya warna media menjadi

cokelat atau kehitaman (Sunarmi dan Cahyo, 2014).

2.4 Kayu Sengon

Sengon yang dalam bahasa Latin disebut Albizia falcataria termasuk

famili Mimosaceae, keluarga petai-petaian. Bagian terpenting yang mempunyai

nilai ekonomis pada tanaman sengon adalah bagian kayunya. Pohonnya dapat

mencapai tinggi sekitar 30-45 meter dan diameter batang sekitar 70-80 cm.

Batang sengon tumbuh tegak lurus, kulit luar batangnya licin dan berwarna

kelabu keputih-putihan. Pada umumnya, kayu sengon digunakan untuk tiang

bangunan rumah, papan, peti, perabotan rumah tangga, pagar, tangkai dan

kotak korek api, pulp, kertas, dll (Santoso, 2012). Jamur tiram membutuhkan

berbagai nutrisi dalam pertumbuhannya. Menurut Astuti (2013), nutrisi lengkap

yang diperlukan jamur tiram antara lain karbohidrat (selulosa, hemiselulosa, dan

lignin), protein (urea), lemak, mineral (CaSO4 dan CaCo3) dan vitamin.

Sedangkan kayu sengon yang pada umumnya digunakan sebagai media tanam

jamur tiram mengandung selulosa (49,90%), hemiselulosa (24,59%), lignin

(26,8%), abu (0,60%), silica (0,20%).

Media utama yang umum digunakan oleh para petani jamur adalah limbah

serbuk gergaji. Media tersebut dipilih karena praktis, harganya murah, juga

mudah diolah. Penggunaan serbuk gergaji sebagai media tanam biasanya

mencapai 80-90%. Jenis kayu yang dipilih sebagai media adalah kayu yang

mudah lapuk, misalnya kayu sengon (Agriflo, 2012). Media tanam untuk jamur

tiram adalah batangan kayu atau bagian tubuh tanaman yang sudah mati.

Bagian-bagian tanaman yang sudah mati mengandung selulosa, glukosa, lignin,

protein, dan senyawa pati yang merupakan bahan makanan bagi jamur. Media

tanam jamur tiram disarankan menggunakan serbuk kayu yang berasal dari jenis

kayu berdaun lebar seperti albasia. Hal ini karena kayu dari kelompok berdaun

lebar memilki kandungan zat ekstraktif lebih rendah dibandingkan dengan jenis

kayu berdaun jarum. Zat ekstraktif yang dimaksud adalah zat pengawet alami

pada kayu yang dapat menghambat pertumbuhan jamur tiram(Parjimo dan Agus,

2010).

Page 21: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

2.5 EM4 (Effective Microorganism)

Effective Microorganism (EM4) merupakan bahan yang mengandung

beberapa mikroorganisme yang sangat bermanfaat dalam proses pengomposan.

Mikroorganisme yang terdapat dalam EM4 terdiri dari Lumbricus (bakteri asam

laktat) serta sedikit bakteri fotosintetik, Actinomycetes, Streptomycetes sp., dan

ragi (Indriani, 2011). Larutan Effective microorganism 4 yang disingkat EM4

ditemukan oleh Prof. Dr. Teruo Higa. Penambahan EM4 digunakan untuk

mempercepat proses pengomposan yang dilakukan dalam kondisi anaerob

(sebenarnya semi anaerob karena masih ada sedikit udara dan cahaya). Metode

pengomposan menggunakan EM4 dapat menghilangkan bau yang dihasilkan

pada proses pengomposan. Sementara itu, ketersediaan unsur hara dalam

kompos sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu yang diperlukan bakteri untuk

mendegradasi bahan organik (Setiawan, 2010).

Modifikasi dan inovasi media tanam jamur dapat dilakukan dengan

menambahkan pupuk NPK, kotoran ayam, atau kotoran kuda, EM4 saat

pengomposan media tanam. Adanya EM4 dapat mempercepat proses

pengomposan melalui fermentasi dan dekomposisi bahan baku kompos secara

cepat. Penambahan EM4 dilakukan dengan cara melarutkan EM4 dengan air

sesuai dengan Volume yang diajanjurkan pada kemasan. Setelah itu, disiramkan

ke tumpukan media (Saputra, 2014). EM4 berfungsi untuk memperbaiki struktur

dan tekstur tanah. Penggunaan EM4 akan membuat tanaman lebih subur, sehat,

serta relative lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Umumnya,

EM4 dapat dibuat sendiri dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah

diperoleh, tetapi pada saat sekarang EM4 sudah banyak dijual dipasaran

(Suryati, 2009).

2.6 Periode Panen

Jamur tiram yang layak panen adalah yang pertumbuhan tubuh buahnya

telah optimal atau sesuai dengan permintaan pembeli/pasar. Selama satu

periode tanam, jamur dapat dipanen 4-8 kali, tergantung dari kondisi yang

menunjangnya. Jumlah berat panen jamur tiram yang dapat dihasilkan skitar 750

gram per baglog (Sunarmi dan Cahyo, 2014).

Nutrisi yang ditambahkan dalam media tanam jamur tiram akan

mempengaruhi frekuensi maupun interval panen. Frekuensi panen menunjukkan

Page 22: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

masa panen jamur dalam media tanam, yang biasa disebut sebagai panen

pertama, panen kedua, panen ketiga. Semakin banyak nutrisi (karbohidrat dan

protein) yang ditambahkan membuat frekuensi panen jamur semakin banyak dan

interval panen semakin lama (Hariadi et al., 2013).

2.7 Pengomposan

Kompos adalah hasil proses pelapukan bahan-bahan organik akibat

adanya interaksi antara mikroorganisme pengurai yang bekerja di dalamnya.

(Suwahyono, 2014). Pengomposan dapat dilakukan pada media tanam jamur.

Tujuan utama pengomposan adalah membentuk substrat yang selektif dan

homogeny bagi pertumbuhan jamur. Selektif yang dimaksud adalah cocok bagi

pertumbuhan miselium jamur tiram dan kurang atau tidak cocok bagi

pertumbuhan kompetitor (Achmad,dkk, 2011).

Pada pembuatan kompos, perlu dilakukan pembalikan. Pembalikan

kompos dilakukan setiap 2-3 hari sekali. Tujuannya agar kompos menjadi

homogen (merata), baik secara fisik kompos (kadar air, struktur, dan tekstur

kompos), kimia (pH, amoniak, karbon, nitrogen, rasio C/N, dan abu), dan biologi

(mikrobiologi seperti bakteri, actinomycetes, humicola, dan torula) (Achmad,dkk,

2011). Pembalikan dilakukan untuk membuang panas yang berlebihan,

memasukkan udara segar ke dalam tumpukan bahan, meratakan proses

pelapukan di setiap bagian tumpukan, serta membantu penghancuran bahan

menjadi partikel-partikel kecil (Abdurrahman, 2008).

Menurut Syafruddin (2007), kompos yang telah matang memiliki

beberapa karakteristik. Temperatur tumpukan kompos yang telah matang tidak

lebih dari 20˚C dari temperatur ruangan. Kompos yang telah matang akan

berbau seperti tanah, berwarna coklat kehitam-hitaman, dan bentuk fisik sudah

hancur. Selain itu, kompos yang telah matang akan mengalami penurunan berat

lebih dari 60% dari berat awal, memiliki rasio C/N 10-20 serta tidak mengandung

materi asing. Menurut Seswati (2013), secara umum, pH media akan menurun

setelah dilakukan pelapukan. Hal ini disebabkan karena selama proses

pelapukan akan terbentuk asam-asam organik. Pada proses pelapukan terjadi

penyederhanaan senyawa komplek sehingga memudahkan jamur dalam

penyederanaan nutrisi yang dibutuhkan.

Prinsip pengomposan adalah menurunkan C/N ratio bahan organik

hingga sama dengan C/N tanah (<20). Proses pengomposan yang terjadi secara

Page 23: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

alami berlangsung dalam waktu yang cukup lama yaitu 2-3 bulan atau tergantung

dari bahannya. Pada proses pengomposan, terjadi perubahan untuk mengurangi

maupun menghilangkan kadar karbohidrat dan meningkatkan senyawa N yang

larut (amonia). Hal ini menyebabkan C/N semakin rendah dan relatif stabil

mendekati C/N tanah. Pada saat proses pengomposan, terjadi berbagai

perubahan dalam bahan. Berikut adalah perubahan yang terjadi pada saat

pengomposan (Indriani, 2011) :

1. Karbohidrat, selulosa, hemiselulosa, lemak, serta lilin menjadi CO2 dan

air.

2. Senyawa organik menjadi senyawa yang dapat diserap tanaman dengan

cara terurai.

Kompos dibuat dari berbagai bahan organik alami (biomasa yang distabilkan

komposisi maupun strukturnya melalui proses fermentasi aerobik menggunakan

mikroorganisme tertentu. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk

mempercepat pengomposan, yaitu sebagai berikut (Purwasasmita dan Alik,

2014) :

1. Bahan organik yang digunakan harus mengandung kandungan rasio C/N

tertentu, mengandung bekas serat atau bekas kapiler tanaman agar

mikroba pengomposan bisa hidup. Menurut Sumarsih (2010), miselium

dan badan buah jamur tiram dapat berkembang pada bahan yang

mengandung lignoselulosa, dengan nisbah C/N 50-500.

2. Proses pengomposan dapat dipercepat dengan memperkecil ukuran 60-

80 mesh bahan kompos dan menggunakan mikroorganisme lokal (MOL)

dekomposer.

3. Tempat pengomposan harus terlindung dari cahaya matahari langsung

atau jatuhan air hujan. Sinar matahari yang terik bisa membuat kompos

menjadi kering dan proses pengomposan gagal berlangsung. Demikian

pula ketika kondisi hujan. Tumpukan kompos menjadi sangat basah dan

proses pengomposan juga menjadi lambat.

4. Pengaturan sirkulasi udara, tingkat kelembaban udara, dan temperatur

proses dapat dilakukan dengan pengaturan tingkat kepadatan dan

pembalikan tumpukan.

5. Temperatur proses harus optimal (30-50° C) untuk mempercepat

pertumbuhan bioaktivator pengurai kompos, mematikan mikroba yang

bersifat patogen, dan mematikan biji benih gulma. Temperatur proses

Page 24: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

juga tidak boleh terlalu tinggi karena dapat mematikan mikroba

pengomposan tersebut.

1.7. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh

pengomposan media tanam terhadap pertumbuhan jamur tiram diantaranya

adalah penelitian yang dilakukan oleh Kapli (2010) mengenai pengaruh lama

pengomposan serbuk gergaji kayu sengon dengan menggunakan EM4 (effective

microorganism-4) terhadap pertumbuhan jamur tiram. Waktu pengomposan

adalah 4 minggu, 5 minggu, 6 minggu, dan 7 minggu. Setiap perlakuan diulang 5

kali dan Volume EM4 yang ditambahkan pada pengomposan sebanyak 15 ml.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa lama pengomposan yang

berbeda dan dengan menggunakan EM-4 (Effective Microorganism) memberikan

pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan jamur tiram yang dihasilkan,

diameter, berat basah, berat kering jamur tiram dan pH tertinggi yaitu pada lama

pengomposan 7 minggu. Pada lama pengomposan 7 minggu, pH media tanam

adalah mendekati 7 (6,85). Perlakuan lama pengomposan 7 minggu dapat

dikatakan baik karena media tanam telah matang dan bahan-bahan organik di

dalamnya telah terdekomposisi dengan baik, sehingga kandungan bahan organik

(selulosa) dapat dimanfaatkan oleh jamur tiram untuk tumbuh. Selain itu jamur

tiram dapat tumbuh optimal pada lingkungan keasaman mendekati netral (pH

6,8-7,0).

Penelitian mengenai kualitas gizi dan karakteristik fisik jamur tiram putih

juga dilakukan oleh Kortei (2014). Media tanam yang digunakan adalah

campuran kulit singkong, kotoran ayam, dan tongkol jagung dengan komposisi

yang berbeda-beda. Media tersebut dikomposkan selama 3 hari, 5 hari, dan 7

hari. Kompos dibuat dengan ketinggian 0,8 meter dan 1,5 meter. Hasil yang

diperoleh adalah pengomposan media tanam dengan rasio 1:1 kulit singkong dan

tongkol jagung dengan tambahan kotoran ayam selama 5 hari dengan ketinggian

1, 5 meter adalah perlakuan yang menghasilkan jamur tiram putih dengan

kualitas gizi dan atribut fisik yang terbaik.

2.8 Hipotesis

Diduga volume EM4 yang berbeda dan periode panen jamur tiram

menghasilkan pertumbuhan jamur tiram (Pleurotus ostreatus) yang berbeda,

Page 25: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

serta terdapat volume EM4 yang terbaik bagi pertumbuhan jamur tiram

(Pleurotus ostreatus).

• Hipotesis Faktor Utama (Volume EM4)

Ho : Tidak ada pengaruh yang nyata antara penambahan volume EM4

sebanyak x terhadap pertumbuhan jamur tiram.

H1 : Terdapat pengaruh yang nyata antara penambahan volume EM4

sebanyak x terhadap pertumbuhan jamur tiram.

• Hipotesis Faktor Tersarang (Periode Panen)

Ho : Tidak ada pengaruh yang nyata antara periode panen terhadap

pertumbuhan jamur tiram.

H1 : Terdapat pengaruh yang nyata antara periode panen terhadap

pertumbuhan jamur tiram.

Page 26: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

III.METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilakukan di tempat budidaya jamur tiram yang berlokasi di

Jl. Kanjuruan gang IV no.30, kelurahan Tlogomas kecamatan Lowokwaru kota

Malang. Selain itu, penelitian juga dilaksanakan di laboratorium Bioindustri

Fakultas Teknologi Pertanian, laboratorium biologi tanah dan kimia tanah

Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang pada bulan Juni sampai

November tahun 2016.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah steamer, sprayer,

rak, kubung (rumah jamur), plastik polipropilen ukuran 18 cm x 35 cm x 0,4 mm,

cincin atau pipa paralon, tutup cincin, sekop, cetok, timbangan duduk, timbangan

digital merk Camry EK-5055, termohigrometer digital merk HTC-1, karet gelang,

kertas, gelas ukur, pipet ukur, bola hisap, botol kaca,dan penggaris. Alat yang

digunakan untuk mengukur kadar air media tanam adalah oven merk kirin KBO-

180RA, cawan petri merk duran group, timbangan merk Sartorius GE 2102,

desikator merk lokal, soil tester merk showrange SR300B, sendok dan penjepit.

Bahan yang digunakan adalah bibit jamur tiram (Pleurotus ostreatus) yang siap

diinokulasi, serbuk kayu sengon (Albizia falcataria), EM-4 (Effective

Microorganism- 4), molase, bekatul, tepung jagung, kapur, air, alkohol 70%,

spirtus.

3.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah

1. Serbuk gergaji yang digunakan yaitu serbuk gergaji sengon yang berasal dari

Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.

2. Molase yang digunakan pada penelitian tidak diketahui spesifikasinya.

3. Setelah inokulasi dilakukan, pengamatan terhadap miselium dilakukan setiap

seminggu sekali.

4. Penelitian dilakukan hingga jamur tiram mengalami 4 kali panen.

Page 27: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

5. Pertumbuhan jamur tiram pada penelitian ini adalah berat basah jamur tiram,

jumlah badan buah jamur tiram, diameter tubuh buah jamur tiram, serta umur

panen jamur tiram.

3.4 Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan merupakan penelitian yang dilakukan sebelum

penelitian utama. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk memperoleh informasi

maupun gambaran mengenai penelitian yang akan dilakukan. Kegiatan ini

dilakukan untuk menguji prosedur dan sejumlah instrumen yang akan digunakan

pada penelitian utama. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui

pengaruh volume EM4 terhadap media tanam jamur tiram. Media tanam yang

digunakan adalah 1000 gram serbuk kayu sengon yang ditambahkan beberapa

bahan tambahan yaitu 200 gram bekatul, 200 gram tepung jagung, 50 gram

kapur, air, molase, dan EM4 (Effective Microorganism) sebanyak 1:1 sebagai

bioaktivator. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan menggunakan volume

EM4 berbeda. Selanjutnya, dilakukan pengukuran pH, suhu, kadar air media

tanam .

3.5 Rancangan penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

(RAL) tersarang. Faktor utama terdiri atas penambahan tiga volume EM4 yang

berbeda. Faktor tersarang yaitu periode panen dari masing-masing media tanam.

Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga ulangan. Pengamatan dilakukan selama

empat kali pemanenan jamur tiram putih. Rancangan percobaan yang akan

dilakukan disajikan pada Tabel 3.1.

Faktor utama (Penambahan volume EM4 pada 1 kg baglog)

A = Penambahan volume EM4 10 ml

B = Penambahan volume EM4 15 ml

C = Penambahan volume EM4 20 ml

Faktor tersarang (periode panen)

1 = Panen Pertama

1 = Panen Kedua

2 = Panen Ketiga

3 = Panen Keempat

Page 28: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

Tabel 3.1. Rancangan Percobaan

VolumeE

M4 10 ml (A) 15 ml (B) 20 ml (C)

Periode

Panen

(W)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Ulangan

AW

11

AW

21

AW

31

AW

41

BW

11

BW

21

BW

31

BW

41

CW

11

CW

21

CW

31

CW

41

AW

12

AW

22

AW

32

AW

42

BW

12

BW

22

BW

32

BW

42

CW

12

CW

22

CW

32

CW

42

AW

13

AW

23

AW

33

AW

43

BW

13

BW

23

BW

33

BW

43

CW

13

CW

23

CW

33

CW

43

3.6 Penelitian

Pelaksanaan penelitian mengenai jamur tiram putih diawali dengan

pembuatan media tanam, pengomposan, pembibitan, dan pembudidayaan.

Langkah-langkah proses pembudidayaan jamur tiram adalah sebagai berikut.

1. Serbuk kayu sengon diayak untuk memisahkan serbuk kayu sengon

dengan potongan-potongan kayu.

2. Serbuk kayu sengon ditimbang sebanyak 1000 gram.

3. Serbuk kayu sengon dicampur dengan 200 gram bekatul, 200 gram

tepung jagung, dan 50 gram kapur. Proses ini dilakukan hingga semua

bahan tercampur merata.

4. Volume EM4 (Effective Microorganism) sebanyak 10 ml, 15 ml, 20 ml

dicampurkan pada air yang telah dicampur molase dengan perbandingan

molase : EM4 sebanyak 1:1.

5. Bahan kering ditambahkan larutan dan diaduk hingga merata.

6. Masing-masing media tanam dikomposkan selama 3 hari.

7. Kompos dilakukan pembalikan atau pengadukan pada hari kedua.

Pembalikan pada kompos dilakukan sebanyak 30 kali.

8. Media tanam dikemas dalam plastik polipropilen, diberi

ring/cincin/paralon, kemudian ring ditutup plastik dan diberi tutup. Satu

baglog dikemas dengan berat 1 kg.

9. Baglog disterilisasi selama 6 jam dengan suhu 150˚ C.

10. Baglog didinginkan selama 24 jam dalam ruangan steril.

Page 29: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

11. Inokulasi yaitu pemberian bibit jamur tiram. Proses ini diawali dengan

penyemprotan ruangan inokulasi menggunakan alkohol 70%. Proses

dilakukan dengan menggunakan peralatan yang steril.

12. Baglog ditutup menggunakan kertas dan karet gelang.

13. Inkubasi yaitu pemeraman baglog didalam ruangan steril hingga miselium

jamur tiram tumbuh dengan suhu ruangan 250-350C dan kelembaban

udara 80%-90%

14. Baglog yang telah diinokulasi diletakkan pada rak-rak dengan posisi

vertikal. Menurut Djarwanto (2010), posisi penyimpanan baglog

berpengaruh terhadap laju penyebaran miselium. Pada posisi

penyimpanan vertikal, miselium cepat menyebar ke seluruh permukaan

media.

15. Inkubasi jamur tiram dilakukan dengan memperhatikan suhu dan

kelembaban ruangan, yaitu suhu kubung dikondisikan 18-200C dan

kelembaban 80-90%. Baglog yang telah dipenuhi miselium, kapas

penutup dapat dibuka.

16. Pengukuran panjang miselium jamur tiram dilakukan dengan mengukur

panjang miselium di kertas millimeter yang ditempelkan pada baglog.

Baglog pada penelitian memiliki tinggi kurang lebih 25 cm. Pertumbuhan

miselium jamur tiram diawali dari bagian mulut baglog dimana bibit jamur

tiram diinokulasi. Selanjutnya miselium tumbuh menyebar hingga ke

bagian dasar baglog.

17. Pemanenan selama 4 kali periode panen dilakukan saat pertumbuhan

tubuh buah jamur tiram telah memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.

18. Pengujian pada jamur tiram dilakukan dengan menguji berat basah,

jumlah tubuh buah, diameter tubuh buah, dan umur panen jamur tiram.

Diagram alir budidaya jamur tiram yang dilakukan pada penelitian dapat

dilihat pada Gambar 3.2

Page 30: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

Serbuk kayu sengon, bekatul, tepung jagung, kapur,

molase, air.

Ditimbang Kotoran

Dicampur

EM4 10 ml, 15 ml, 20 ml

Dikomposkan selama 3 hari

Dimasukkan kedalam plastik PP 18 x

35 cm

Disterilisasi 150˚C selama 6 jam

Didinginkan 24 jam hingga suhu baglog 30˚C

Diinokulasi Bibit jamur

tiram

Diinkubasi

Dipanen

pada periode 1 hingga 4

Jamur tiram segar

Analisis :

1. Berat basah jamur tiram

2. Jumlah tubuh buah

3. Diameter tudung jamur tiram

4. Umur panen jamur tiram

Analisis :

1. Pertumbuhan miselium

Gambar 3.2 Diagram alir penelitian

3.7 Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan terhadap penelitian adalah pengamatan

pertumbuhan jamur tiram. Pertumbuhan adalah proses penambahan ukuran

tubuh makhluk hidup. Pertumbuhan juga dapat didefinisikan sebagai suatu

peningkatan jumlah dan ukuran sel tubuh makhluk hidup (Furqonita, 2007).

Parameter dalam pengamatan pertumbuhan jamur tiram putih meliputi

pertumbuhan miselium, berat basah jamur tiram, jumlah tubuh buah, diameter

tudung, serta umur panen jamur tiram. Pengamatan pertumbuhan jamur tiram

dimulai pada saat miselium muncul pada baglog. Pengamatan dilakukan hingga

empat kali panen jamur tiram. Parameter dalam penelitian ini dapat dijelaskan

sebagai berikut.

Page 31: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

a. Berat Basah

Menurut Rochman (2015), pengukuran berat basah jamur dapat

dilakukan dengan menimbang berat keseluruhan jamur tiram per baglog

dalam gram. Berat basah ditimbang setiap kali panen. Badan buah

ditimbang menggunakan timbangan digital. Selanjutnya dilakukan pencatatan

terhadap hasil yang didapatkan.

b. Jumlah Badan Buah

Jumlah badan buah dihitung pada setiap baglog jamur tiram yang dipanen

pada setiap perlakuan. Jumlah badan buah yang dihitung yaitu badan buah

segar yang mekar sempurna, baik badan buah besar, sedang, dan kecil.

Selanjutnya hasil yang didapatkan dicatat (Mufarrihah, 2008).

c. Diameter Tudung

Diameter tudung diamati pada waktu panen dengan mengukur tudung yang

paling besar dari setiap perlakuan. Menurut Angelia (2013), diameter tubuh buah

dapat diukur dengan menggunakan penggaris. Pengukuran dilakukan dengan

posisi penggaris sejajar dengan batang jamur. Selanjutnya dilakukan pencatatan

terhadap hasil yang didapatkan. Pada penelitian, diameter tubuh buah yang

dicatat adalah jamur tiram yang memiliki diameter lebih dari1 cm.

d. Umur Panen Jamur Tiram

Umur panen jamur tiram dihitung sejak baglog dipenuhi miselium (fully

colonized) hingga jamur tiram dapat dipanen. Jamur tiram yang layak dipanen

memiliki diameter tudung 3-15 cm. Jamur tiram dipanen bila tudung telah

membesar, namun belum pecah. Umur panen umumnya pada hari ke-35 hingga

ke-45 setelah penanaman atau 4-5 hari setelah pembentukan tubuh buah (Agiflo,

2012). Spesifikasi jamur tiram siap panen dapat dilihat pada Tabel 3.3

Tabel 3.3 Spesifikasi Jamur Tiram Siap Panen

Parameter Spesifikasi

Warna Putih

Diameter tudung 3-15 cm

Kondisi tudung Segar (tidak layu)

Ujung tudung jamur sudah tidak melengkung

kebawah, tetapi mendekati ke datar

Page 32: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

Tudung jamur utuh (belum pecah)

3.8 Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian selanjutnya dianalisis dengan

menggunakan analisis sidik ragam ANOVA dengan menggunakan program

SPSS 17.0. Data yang dianalisis adalah data berat basah jamur tiram, jumlah

tubuh buah jamur tiram, diameter tudung buah jamur tiram, dan umur panen

jamur tiram.

3.9 Penentuan Perlakuan Terbaik

Penentuan perlakuan terbaik terhadap pertumbuhan jamur tiram dilakukan

dengan membandingkan data hasil panen jamur tiram (berat basah, jumlah tubuh

buah, diameter tudung, umur panen) yang telah dianalisis menggunakan

program SPSS dengan literatur. Kemudian dipilih perlakuan yang menghasilkan

hasil panen sesuai literatur dengan penambahan volume EM4 minimal.

Page 33: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pertumbuhan Panjang Miselium Jamur Tiram

Selama delapan minggu pengamatan panjang miselium jamur tiram, baglog

dengan pemberian volume EM4 (Effective microorganism) sebanyak 10 ml, 15

ml, dan 20 ml mencapai fully colonized berkisar antara minggu ke-7 dan minggu

ke-8. Pertumbuhan panjang miselium dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan secara

keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 1.

Gambar 4.1 Grafik Pertumbuhan Panjang Miselium Jamur Tiram

Gambar 4.1 menunjukkan grafik pertumbuhan panjang miselium jamur

tiram pada media tanam yang dikomposkan selama 3 hari. Grafik tersebut

menunjukkan bahwa pertumbuhan panjang miselium pada pemberian volume

EM4 sebanyak 10 ml, 15 ml, dan 20 ml mencapai titik stasioner pada minggu ke

7 . Namun pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa pemberian volume EM4

sebanyak 20 ml miseliumnya lebih lama tumbuh dibandingkan dengan perlakuan

penambahan volume EM4 10 ml dan 15 ml.

Pada penelitian, perlakuan pemberian volume EM4 sebanyak 10 ml,

15 ml, dan 20 ml mengalami fully colonized antara minggu ke-7 dan minggu ke-8.

Hasil penelitian ini berbeda dengan Asegap (2010), yang mengatakan bahwa

pada umumnya baglog dipenuhi miselium atau disebut fully colonized pada

minggu ke-5 hingga minggu ke-6. Hasil penelitian juga berbeda dengan

Herliyana (2015) yang mengatakan bahwa inokulasi bibit sampai baglog dipenuhi

dengan miselium (kolonisasi penuh/full growth mycelium) memerlukan waktu 1

hingga 3 minggu. Perbedaan hari tumbuh ini diduga karena perbedaan

kecepatan penguraian nutrisi yang terkandung dalam media tanam yang

dibutuhkan miselium jamur tiram untuk tumbuh.

Pada media jamur tiram, terdapat kandungan selulosa dan lignin yang

dibutuhkan oleh pertumbuhan jamur tiram. Persentase lignin dan selulosa dapat

dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Persentase Lignin, Abu dan Selulosa pada Hari Pembuatan Media Tanam

No Perlakuan Lignin (%) Abu (%) Selulosa (%)1 EM4 10 ml 13,40 1,84 35,342 EM4 15 ml 15,15 0,18 36,453 EM4 20 ml 19,52 0,46 33,20

Page 34: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa kandungan lignin pada penambahan

volume EM4 20 ml paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan penambahan

volume EM4 10 ml dan 15 ml. Sumarsih (2010), yang mengatakan bahwa

jumlah lignin yang terlalu tinggi dapat menghambat pertumbuhan jamur tiram.

Lignin lebih sulit untuk dirombak dibandingkan dengan selulosa. Sehingga

pertumbuhan panjang miselium pada perlakuan pemberian volume EM4 20 ml

lebih lambat dibandingkan dengan penambahan volume EM4 10 ml dan 15 ml.

4.2 Berat Basah Jamur Tiram

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa penambahan EM4 (Effective

microorganism) pada media tanam jamur tiram tidak memberikan pengaruh yang

nyata terhadap berat basah jamur tiram. Selain itu, berdasarkan uji statistik

diketahui bahwa terdapat pengaruh yang nyata antar periode panen (faktor

tersarang). Rerata total berat basah jamur tiram akibat pengaruh perlakuan

dapat dilihat padaTabel 4.2 dan secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran

2.

Tabel 4.2 Pengaruh Perlakuan Terhadap Berat Basah Jamur Tiram

Media Rata-rata Berat Basah (gram)A (EM4 10 ml) 66,67aB (EM4 15 ml) 82,06a

C (EM4 20 ml) 91,44a

Keterangan: Angka dengan notasi yang sama pada kolom yang sama, menunjukkantidak berbeda nyata pada uji duncan 0,05.

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pemberian EM4 pada volume yang

berbeda tidak memberikan pengaruh nyata terhadap berat basah jamur tiram.

Volume EM4 sebanyak 10 ml, 15 ml, dan 20 ml mempunyai rata-rata berat basah

yang sama. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Kapli (2010), yang

menyatakan bahwa pemberian EM4 pada serbuk kayu sengon dan dikomposkan

dengan lama waktu yang berbeda-beda memberikan pengaruh nyata terhadap

berat jamur tiram. Penambahan volume EM4 yang tidak memberikan pengaruh

yang nyata terhadap berat basah jamur tiram diduga karena kemampuan EM4

sebanyak 10 ml, 15 ml, dan 20 ml dalam menguraikan kandungan media tanam

hampir sama. Hal ini menyebabkan nutrisi yang diserap oleh jamur tiram untuk

tumbuh tidak berbeda pada setiap perlakuan, sehingga berat basah jamur tiram

yang dihasilkan tidak berbeda nyata pada masing-masing media tanam yang

Page 35: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

ditambahkan EM4 sebanyak 10 ml, 15 ml, dan 20 ml. Pengaruh periode panen

terhadap berat basah jamur tiram dapat dilihat pada tabel Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Pengaruh Periode Panen Terhadap Berat Basah Jamur Tiram pada Masing-Masing Media (gram)

Perlakuan A (gram) B (gram) C (gram)Periode 1 132,21b 117,19b 131,59b

Periode 2 73,75 a 60,66a 114,28ab

Periode 3 68,56 a 47,55a 60,19a

Periode 4 53,73a 41,28a 59,70a

Jumlah 328,25 266,68 365,76Keterangan: Angka dengan notasi yang sama pada kolom yang sama, menunjukkan

tidak berbeda nyata pada uji duncan 0,05.

Uji statistik yang dilakukan menunjukkan bahwa penambahan volume

EM4 sebanyak 10 ml, 15 ml, maupun 20 ml tidak memberikan pengaruh yang

nyata pada berat basah jamur tiram. Penambahan berbagai Volume tersebut

memberikan rata-rata berat basah yang sama, sedangkan Tabel 4.3

menunjukkan bahwa periode panen jamur tiram berpengaruh nyata terhadap

berat basah jamur tiram. Masing-masing media tanam yang ditambahkan EM4

dengan volume berbeda memiliki rata-rata berat basah yang berbeda pada

setiap periode panen.

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata berat basah jamur tiram pada

periode panen pertama lebih besar dibandingkan dengan periode panen

selanjutnya. Semakin banyak periode panen, maka rata-rata berat basah akan

mengalami penurunan. Penurunan berat basah jamur tiram sesuai dengan

pernyataan Irhananto (2014), yang menyatakan bahwa hasil rata-rata berat

segar tubuh buah jamur tiram putih pada panen pertama dan kedua akan

mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh menurunnya nutrisi pada media

sehingga mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram.

Pada penelitian diketahui bahwa rerata berat basah jamur tiram akibat

perbedaan Volume EM4 lebih rendah apabila dibandingkan dengan Wiardani

(2010) yang menyatakan bahwa pada panen pertama biasanya jamur memiliki

berat lebih dari 150 gram. Tetapi, setelah panen yang ketiga dan seterusnya

berat jamur yang dipanen akan turun dengan rata-rata berat 50 gram.

4.3 Jumlah Tubuh Buah Jamur Tiram

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa penambahan EM4 (Effective

microorganism) pada media tanam jamur tiram tidak memberikan pengaruh yang

Page 36: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

nyata terhadap jumlah tubuh buah jamur tiram. Selain itu, berdasarkan uji

statistik diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh nyata antar periode panen

(faktor tersarang). Rerata total jumlah tubuh buah jamur tiram akibat pengaruh

perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan secara keseluruhan dapat dilihat

pada lampiran 3.

Tabel 4.4 Pengaruh Perlakuan Terhadap Jumlah Tubuh Buah Jamur Tiram

Media Rata-rata Jumlah Tubuh Buah(buah)

A (EM4 10 ml) 8,08a

B (EM4 15 ml) 8,17a

C (EM4 20 ml) 14,50a

Keterangan: Angka dengan notasi yang sama pada kolom yang sama, menunjukkantidak berbeda nyata pada uji duncan 0,05.

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pemberian EM4 pada volum yang

berbeda tidak memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah tubuh jamur tiram.

Volume EM4 sebanyak 10 ml, 15 ml, dan 20 ml mempunyai rata-rata jumlah

tubuh yang sama. Pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah tubuh

buah pada penelitian berkisar antara 8,08 hingga 14,50 buah. Hai ini sesuai

dengan penelitian Herliyana (2015) yang mengatakan rata-rata jumlah tudung

berkisar antara 1,5-10,2 buah. Pengaruh periode panen terhadap jumlah tudung

jamur tiram dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Pengaruh Periode Panen Terhadap Jumlah Tubuh Buah Jamur Tiram pada Masing-Masing Media Perlakuan A (buah) B (buah) C (buah)Periode 1 17,67a 14,67a 8,67a

Periode 2 21,33a 3,67a 12a

Periode 3 9a 4,67a 7,33a

Periode 4 10a 9,33a 4,67a

Jumlah 58 32,24 32,67Keterangan: Angka dengan notasi yang sama pada kolom yang sama, menunjukkan

tidak berbeda nyata pada uji duncan 0,05.

Uji statistik yang dilakukan menunjukkan bahwa penambahan volume

EM4 sebanyak 10 ml, 15 ml, maupun 20 ml tidak memberikan pengaruh yang

nyata pada jumlah tubuh jamur tiram. Penambahan berbagai volume tersebut

memberikan rata-rata jumah tubuh buah yang sama, begitu pula Tabel 4.5

Page 37: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

menunjukkan bahwa periode panen jamur tiram tidak berpengaruh nyata

terhadap jumlah tubuh jamur tiram. Masing-masing media tanam yang

ditambahkan EM4 dengan volume berbeda memiliki rata-rata jumlah tubuh yang

sama pada setiap periode panen. Hal ini berarti bahwa periode panen kesatu

hingga keempat menghasilkan jumlah tubuh buah jamur tiram konstan.

Jumlah tubuh buah jamur tiram yang konstan dari panen kesatu hingga

panen keempat menunjukkan bahwa nutrisi pada baglog selalu tersedia bagi

pertumbuhan jamur tiram. EM4 yang ditambahkan kedalam media tanam pada

saat pengomposan akan membantu proses degradasi bahan organik yang

dibutuhkan bagi pertumbuhan jamur tiram. Hal ini sesuai dengan Indriani (2011)

yang menyatakan bahwa nutrisi penting yang dibutuhkan jamur tiram untuk

tumbuh adalah selulosa, hemiselulosa dan lignin. Jumlah tudung yang dihasilkan

oleh baglog berkaitan dengan pertumbuhan primordial. Semakin banyak

primordial yang tumbuh dengan didukung oleh nutrisi yang cukup, maka semakin

banyak tudung yang diperoleh.

4.4 Diameter Tudung Jamur Tiram

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa penambahan EM4 (Effective

microorganism) pada media tanam jamur tiram tidak memberikan pengaruh yang

nyata terhadap diameter tudung jamur tiram. Selain itu, berdasarkan uji statistik

diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh nyata antar periode panen (faktor

tersarang). Rerata total diameter tudung jamur tiram akibat pengaruh perlakuan

dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran

4.

Tabel 4.6 Pengaruh Perlakuan Terhadap Diameter Tudung Jamur Tiram

Media Rata-Rata Diameter Tudung(cm)

A (EM4 10 ml) 9,26a

B (EM4 15 ml) 10,14a

C (EM4 20 ml) 10,56a

Keterangan: Angka dengan notasi yang sama pada kolom yang sama, menunjukkantidak berbeda nyata pada uji duncan 0,05.

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pemberian EM4 pada volume yang

berbeda tidak memberikan pengaruh nyata terhadap diameter tudung jamur

tiram. Volume EM4 sebanyak 10 ml, 15 ml, dan 20 ml mempunyai rata-rata

diameter tudung yang sama. Pada Tabel 4.6 dapat bahwa diameter tudung pada

Page 38: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

penelitian berkisar antara 9,26 cm hingga 10,56 cm. Hai ini sesuai dengan

penelitian Chazali (2008), yang menyatakan bahwa jamur tiram putih memiliki

diameter tubuh 3-14 cm. Jamur tiram yang memiliki diameter tudung tersebut dan

tudungnya belum pecah dapat dilakukan pemanenan. Pengaruh periode panen

terhadap jumlah tudung jamur tiram dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4. 7 Pengaruh Periode Panen Terhadap Diameter Tudung Jamur Tiram pada Masing-Masing Media (cm)Perlakuan A (cm) B (cm) C (cm)Periode 1 9,16ab 10,76a 10,36a

Periode 2 7,36a 10,73a 10,00a

Periode 3 10,50b 10,63a 10,03a

Periode 4 10,03ab 8,43a 11,86a

Keterangan: Angka dengan notasi yang sama pada kolom yang sama, menunjukkantidak berbeda nyata pada uji duncan 0,05.

Uji statistik yang dilakukan menunjukkan bahwa penambahan volume

EM4 sebanyak 10 ml, 15 ml, maupun 20 ml tidak memberikan pengaruh yang

nyata pada diameter tudung jamur tiram. Penambahan berbagai volume tersebut

memberikan rata-rata diameter tudung yang sama, begitu pula Tabel 4.7

menunjukkan bahwa periode panen jamur tiram tidak berpengaruh nyata

terhadap diameter tudung jamur tiram. Masing-masing media tanam yang

ditambahkan EM4 dengan volume berbeda memiliki rata-rata diameter tudung

yang sama pada setiap periode panen. Hal ini berarti bahwa periode panen

kesatu hingga keempat menghasilkan diameter tudung jamur tiram konstan.

Diameter tudung yang konstan dari panen kesatu hingga panen keempat

menunjukkan bahwa nutrisi pada baglog selalu tersedia bagi pertumbuhan jamur

tiram. EM4 yang ditambahkan kedalam media tanam pada saat pengomposan

akan membantu proses degradasi bahan organik yang dibutuhkan bagi

pertumbuhan jamur tiram. Hal ini sesuai dengan Suryati (2009), yang

menyatakan bahwa penambahan EM4 yang dapat memperbaiki struktur dan

tekstur media tanam. Penggunaan EM4 akan membuat tanaman lebih subur,

sehat, serta relatif lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit.

4.5 Umur Panen Jamur Tiram

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa penambahan EM4 (Effective

microorganism) pada media tanam jamur tiram tidak memberikan pengaruh yang

nyata terhadap umur panen jamur tiram. Selain itu, berdasarkan uji statistik

diketahui bahwa terdapat pengaruh yang nyata antar periode panen (faktor

Page 39: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

tersarang). Rerata total umur panen jamur tiram akibat pengaruh perlakuan

dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran

5.

Tabel 4.8 Pengaruh Perlakuan Terhadap Umur Panen Jamur Tiram

Perlakuan Umur Panen Jamur Tiram

(Hari)A (EM4 10 ml) 94a

B (EM4 15 ml) 103a

C (EM4 20 ml) 93a

Keterangan: Angka dengan notasi yang sama pada kolom yangsama, menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji duncan 0,05.

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa pemberian EM4 tidak memberikan

pengaruh nyata terhadap umur panen jamur tiram. Pemberian volume EM4

sebanyak 10 ml, 15 ml, dan 20 ml pada media tanam mempunyai rata-rata umur

panen yang sama. Pada Tabel 4.8 dapat diketahui umur panen jamur tiram pada

penelitian berkisar antara 92,23 hingga 103 hari. Hasil penelitian ini berbeda

dengan Agriflo (2012), yang mengatakan bahwa umur panen umumnya pada hari

ke-45 setelah penanaman atau setelah 4-5 hari setelah pembentukan tubuh

buah. Pengaruh periode panen terhadap umur panen jamur tiram pada masing-

masing media dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Pengaruh Periode Panen Terhadap Umur Panen Jamur Tiram Pada

Masing-Masing Media (Hari)

Perlakuan A (Hari) B (Hari) C (Hari)Periode 1 10a 13a 9a

Periode 2 12a 14a 18ab

Periode 3 14a 17ab 25b

Periode 4 30a 36b 26b

Keterangan: Angka dengan notasi yang sama pada kolom yang sama, menunjukkantidak berbeda nyata pada uji duncan 0,05.

Uji statistik yang dilakukan menunjukkan bahwa penambahan volume

EM4 sebanyak 10 ml, 15 ml, maupun 20 ml tidak memberikan pengaruh yang

nyata pada umur panen jamur tiram. Penambahan berbagai volume tersebut

memberikan umur panen yang sama, sedangkan Tabel 4.9 menunjukkan bahwa

periode panen jamur tiram berpengaruh nyata terhadap umur panen jamur tiram.

Masing-masing media tanam yang ditambahkan EM4 dengan volume berbeda

memiliki rata-rata umur panen yang berbeda pada setiap periode panen.

Jamur tiram membutuhkan waktu untuk tumbuh dari munculnya

primordial (tunas) hingga tubuh buah membesar dan siap dipanen. Pelaksanaan

Page 40: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

panen jamur tiram dilakukan dengan melakukan pencabutan jamur dan akarnya.

Sisa akar yang tertinggal harus dibersihkan untuk mencegah terhambatnya

pertumbuhan primordial (tunas) pada periode panen selanjutnya. Tabel 4.9

menunjukkan bahwa umur panen jamur tiram pada periode kesatu hingga

keempat bervariasi. Hal ini sejalan dengan Djarijah (2011) yang mengatakan

bahwa biasanya pertumbuhan tunas hingga menjadi tubuh buah jamur tiram

dalam setiap kumbung jamur tidak serentak.

4.6 Penentuan Perlakuan Terbaik

Penentuan perlakuan terbaik dilakukan untuk mencari volume EM4 dan

periode panen terbaik bagi berat basah, jumlah tubuh buah, diameter tudung,

dan umur panen jamur tiram. Hasil ANOVA pada Masing-Masing Parameter

Pertumbuhan Jamur Tiram dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hasil Anova pada Masing-Masing Parameter Pertumbuhan Jamur Tiram

Parameter Faktor Hasil ANOVABerat basah Volume EM4 Tidak berbeda nyata

Periode Panen (tersarang) Berbeda nyataJumlah tubuh buah Volume EM4 Tidak berbeda nyata

Periode Panen (tersarang) Tidak berbeda nyataDiameter tudung Volume EM4 Tidak berbeda nyata

Periode Panen (tersarang) Tidak berbeda nyataUmur panen Volume EM4 Tidak berbeda nyata

Periode Panen (tersarang) Berbeda nyata

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa penambahan EM4 (Effective

microorganism) pada media tanam jamur tiram tidak memberikan pengaruh yang

nyata terhadap berat basah, jumlah tubuh buah, diameter tudung, dan umur

panen jamur tiram. Terdapat pengaruh nyata antar periode panen (faktor

tersarang) pada berat basah dan umur panen jamur tiram. Sedangkan pada

jumlah tubuh buah dan diameter tudung tidak terdapat pengaruh nyata antar

periode panen. Perbandingan data hasil penelitian dengan literatur dapat dilihat

pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Perbandingan Data Hasil Penelitian dan Literatur

VolumeEM4

PeriodePanen

Berat Basah(gram)

Jumlah TubuhBuah (buah)

DiameterTudung

(cm)

Umur Panen(hari)

Jumlah(*)

10 ml

1 132,21** 17,67** 9,16** 10,00* 7 2 73,75* 21,33** 7,36** 12,00* 6

3 68,56* 9,00** 10,50** 14,00* 64 53,73* 10,00** 10,03** 30,00* 6

Page 41: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

15 ml

1 117,19** 14,67** 10,76** 13,00* 72 60,66* 3,67** 10,73** 14,00* 63 47,55* 4,67** 10,63** 17,00* 64 41,28* 9,33** 8,43** 36,00* 6

20 ml

1 131,59** 8,67** 10,36** 9,00* 72 114,28** 12,00** 10,00** 18,00* 73 60,19* 7,33** 10,03** 25,00* 64 59,70* 4,67** 11,86** 26,00* 6

Literatur

100 gram (Setyaningrum, 2011)

1,5-10,2 buah (Herliyana,2015)

3-14 cm (Chazali, 2008)

4-5 hari setelah pembentukanprimordia (Agriflo, 2012)

Keterangan ** Sesuai literatur * Tidak sesuai literatur

Pada Tabel 4.11 dapat dilihat perbandingan data hasil penelitian dengan

literatur. Tanda (**) pada tabel menandakan data hasil penelitian sesuai dengan

literatur, dan tanda (*) menandakan bahwa data tidak sesuai dengan literatur.

Pada tabel diketahui bahwa semakin banyak jumlah tanda (*), maka semakin

besar peluang pelakuan tersebut untuk dipilih sebagai perlakuan terbaik. Pada

tabel diketahui bahwa perlakuan yang mendapatkan total tanda (*) paling banyak

adalah perlakuan pemberian volume EM4 10 ml dengan periode panen-1,

volume EM4 15 ml dengan periode panen-1, volume EM4 20 ml dengan

periode panen-1, dan volume EM4 20 ml dengan periode panen-2. Keempat

perlakuan tersebut memiliki jumlah tanda (*) sebanyak 7, sedangkan perlakuan

lainnya memiliki jumlah tanda (*) sebanyak 6. Apabila keempat perlakuan yang

memiliki jumlah tanda (*) terbanyak dibandingkan, maka penambahan volume

EM4 10 ml dianggap paling baik dibandingkan perlakuan dengan penambahan

EM4 15 ml dan 20 ml. Hal ini dikarenakan volume EM4 sebanyak 10 ml lebih

minimal dan lebih ekonomis, sehingga perlakuan terbaik pada penelitian ini

adalah penambahan volume EM4 sebanyak 10 ml dengan periode panen ke-1.

Page 42: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

V.KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan EM4 (Effective

microorganism) pada media tanam jamur tiram tidak memberikan

pengaruh yang nyata terhadap berat basah, jumlah tubuh buah, diameter

tudung, dan umur panen jamur tiram.

2. Terdapat pengaruh nyata antar periode panen (faktor tersarang) pada

berat basah dan umur panen jamur tiram. Sedangkan pada jumlah tubuh

buah dan diameter tudung tidak terdapat pengaruh nyata antar periode

panen.

3. Perlakuan terbaik pada penelitian adalah penambahan volume EM4

sebanyak 10 ml dengan periode panen ke-1.

1.2 Saran

Maksimum penambahan EM4 adalah 10 ml pada 1 kg baglog. Selain itu

perlu dilakukan pengkondisian media tanam pada saat pengomposan agar

media tidak terkontaminasi oleh makhluk hidup yang merugikan pertumbuhan

jamur tiram.

Page 43: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, D. 2008. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan.GrafindoMedia Pratama. Bandung

Achmad, Mugiono, Tias. A., dan Chotimatul, A. 2011. Panduan Lengkap JamurPenebar Swadaya. Jakarta

Aditya, R., dan Desi, S. 2011. 10 Jurus Sukses Beragribisnis Jamur. PenebarSwadaya. Jakarta

Agriflo, Tim Penulis. 2012. Jamur : Info Lengkap dan Kiat Sukses Agribisnis.Agriflo. Jakarta

Angelia, M., Periadnadi., dan Nurmiati. 2013. Pengaruh Lama Pelapukan MediaLimbah Industri Teh terhadap Pertumbuhan Miselium ProduksiJamur Kuping Hitam (Auricularia polytrica (Mont.) Sacc.).JurnalBiologi. 2(4):269-276

Asegab, M. 2010. Bisnis Pembibitan Jamur Tiram, Jamur Merang, dan JamurKuping. Agromedia Pustaka. Jakarta

Astuti, H. K dan Nengah, D. K. 2013. Efektifitas Pertumbuhan Jamur TiramPutih (Pleurotus ostreatus) dengan Variasi Media Kayu Sengon(Paraserianthes faltaria) dan Sabut Kelapa (Cocos nucifera). Jurnal Sains dan Seni Pomits. 2(2):144-148

Chazali, S. 2008.Usaha Jamur Tiram:Skala Rumah Tangga.Penebar Swadaya.Jakarta

Djarijah, N. M., dan Abbas, S. D. 2011. Budidaya Jamur Tiram. Kanisius.Yogya

Djarwanto dan Sihati, S. 2010. Pengaruh Sumber Bibit terhadapPertumbuhan Jamur Tiram. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 28(2):156-168

Furqonita, D. 2007. Biologi. Yudhistira. Jakarta

Hariadi, N., Lilik S., dan Ellis. N.2013. Studi Pertumbuhan dan Hasil ProduksiJamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada MediaTumbuh JeramiPadi dan Serbuk Gergaji. Jurnal Produksi Tanaman, 1(1) : 47-53

Hendritomo, H. I. 2010. Jamur Konsumsi Berkhasiat Obat. Lily Publisher.Yogyakarta

Herliyana, E. N., Mira, F., Abdul Munif., dan Hanifah. N. L. 2015. Kultivasi JamurPleurotus Ramah Lingkungan dengan Mendaur Ulang LimbahSubstrat Jamur dan Penambahan Pupuk Organik. Jurnal SivikulturTropika. 6(1):33-42

Page 44: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

Indriani, Y. H. 2011. Membuat Kompos secara Kilat. Penebar Swadaya.Jakarta

Irhananto, Y. 2014. Pertumbuhan Dan Produktivitas Jamur Tiram Putih(Pleurotus Ostreatus) Pada Komposisi Media Tanam Ampas KopiDan Daun Pisang Kering Yang Berbeda. Naskah publikasi. FakultasKeguruan dan Imu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Kapli, H. 2010. Pengaruh Lama Pengomposan Serbuk Gergaji Kayu Sengon(Albizia falcataria (L.) Fosberg) dengan Menggunakan EM-4(Effective Microorganism-4) Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram(Pleurotus ostreatus). Skripsi. Jurusan Pendidikan Biologi. FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.Jambi

Kortei, N.K ., Dzogbefia., dan Obodai. 2014. Assessing the Effect ofComposting Cassava Peel Based Substrates on the Yield, NutritionalQuality, and Physical Characteristic of Pleurotus ostreatus (Jacq.exFr) Kummer. Bioteknologi. 1 (1) :1-9

Mufarrihah, L. 2008. Pengaruh Penambahan Bekatul dan Ampas Tahu padaMedia Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram Putih(Pleurotus ostreatus). Skripsi Jurusan Biologi. Fakultas Sains danTeknologi. Malang

Parjimo, H., dan Agus, H. 2010. Budi Daya Jamur. Agromedia. Jakarta

Priyadi, T. U. 2013. Bisnis Jamur Tiram. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta

Purwasasmita, M., dan Alik, S. 2014. Padi Sri Organik Indonesia. PenebarSwadaya. Jakarta

Rochman, A. 2015.Perbedaan Proporsi Dedak dalam Media Tanam terhadapPertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus florida). JurnalAgribisnis. 11(3):56-67

Santoso, H. B. 2012. Budidaya Sengon. Kanisius. Yogyakarta

Saputra, W. 2014. Budi Daya Jamur Merang. Agromedia Pustaka. Jakarta

Seswati, R., Nurmiati., dan Periadnadi. 2013. Pengaruh Pengaturan KeasamanMedia Serbuk Gergaji terhadap Pertumbuhan dan Produksi JamurTiram Cokelat (Pleurotus cystidious O.K. Miller). Jurnal Biologi.2(1):31-36

Setiawan, B. S. 2010. Membuat Pupuk Kandang secara Cepat. PenebarSwadaya.Jakarta

Setyaningrum, dan Cahyo, S.2011. Panen Sayur Secara Rutin di Lahan

Sempit. Jakarta. Penebar Swadaya

Page 45: PENGARUH VOLUME EM4 (Effective Microorganism) DAN …repository.ub.ac.id/4423/1/Yuniandini Ichsania Gunawan.pdf · sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam pertumbuhannya. Modifikasi

Sumarsih, S. 2010. Untung Besar Usaha Bibit Jamur Tiram. PenebarSwadaya. Jakarta

Sumarsih, S. 2015. Bisnis Bibit Jamur Tiram. Penebar Swadaya. Jakarta

Sunarmi, Y. I., dan Cahyo, S. 2014. Usaha 6 Jenis Jamur Skala RumahTangga. Penebar Swadaya. Depok

Suriawiria, U. 2011. Budi Daya Jamur Tiram. Kanisius. Yogyakarta

Suwahyono, U. 2014. Cara Cepat Buat Kompos dari Limbah. PenebarSwadaya. Jakarta

Syafruddin, dan Badrus, Z. 2007. Pengomposan Limbah Teh Hitam denganPenambahan Kotoran Kambing pada Variasi yang Berbeda denganMenggunakan Starter EM4 (Effective Microorganism-4). Jurnal Teknik.28(2):125-131

Warisno, dan Kres, D. 2009. Tiram-Menabur Jamur, Menuai Rupiah. GramediaPustaka Utama. Jakarta

Wiardani, I. 2010. Budidaya Jamur Konsumsi. Lily Publisher. Jakarta

Widyastuti, N dan Donowati, T. 2008. Aspek Lingkungan sebagai FaktorPenentu Keberhasilan Budidaya Jamur Tiram (Pleurotus sp). JurnalTeknik Lingkungan. 9(3):287-293