PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN...

84
PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN BAGI HASIL TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA RIA ARNI FAJRIAH DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Transcript of PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN...

Page 1: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN BAGI

HASIL TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH

PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

RIA ARNI FAJRIAH

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three
Page 3: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Variabel

Makroekonomi dan Bagi Hasil terhadap Jumlah Deposito Mudharabah Perbankan

Syariah di Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2016

Ria Arni Fajriah

Page 4: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

ABSTRAK

RIA ARNI FAJRIAH. Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap Deposito

Mudharabah Perbankan Syariah di Indonesia. Dibimbing oleh YETI LIS

PURNAMADEWI dan ROMLI.

Simpanan dalam bentuk deposito mudharabah memiliki proporsi yang

besar terhadap total DPK perbankan syariah di Indonesia. Hingga saat ini, deposito

mudharabah jangka waktu 1 bulan menempati posisi yang dominan terhadap total

deposito mudharabah dengan tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi, padahal

pihak perbankan syariah sudah menawarkan tingkat bagi hasil deposito

mudharabah 3 dan 6 bulan yang lebih tinggi dibandingkan tingkat bagi hasil

deposito mudharabah 1 bulan. Dengan demikian, tujuan utama penelitian ini adalah

menganalisis pengaruh variabel makroekonomi dan tingkat bagi hasil terhadap

jumlah masing-masing kategori deposito mudharabah BUS dan UUS di Indonesia.

Data utama yang digunakan adalah data sekunder berupa data deret waktu kuartalan

periode 2008 hingga 2015 sementara metode analisis yang digunakan adalah model

ekonometrik VECM, IRF dan FEVD. Hasil analisis menunjukkan bahwa ketiga

jenis deposito mudharabah hanya sensitif terhadap perubahan kondisi makro dalam

jangka panjang namun ketiga jenis deposito tersebut tidak sensitif terhadap

perubahan tingkat bagi hasil baik dalam jangka pendek maupun panjang. Dalam

jangka panjang, masing-masing jenis deposito mudharabah dipengaruhi oleh

variabel makroekonomi yang berbeda. Deposito mudharabah 6 bulan dipengaruhi

variabel tingkat inflasi, nilai tukar nominal dan PDB riil secara positif. Deposito

mudharabah 3 bulan dipengaruhi variabel tingkat inflasi dan PDB riil secara positif

sedangkan deposito mudharabah 1 bulan dipengaruhi variabel nilai tukar nominal

secara negatif dan PDB riil secara positif. Variabel yang memberikan kontribusi

terbesar terhadap perubahan deposito berbeda untuk ketiga jenis deposito dan

respon masing-masing deposito mudharabah terhadap guncangan variabel lain

memerlukan waktu yang cukup lama untuk kembali kepada keseimbangan.

Kata kunci: bagi hasil, bank syariah, deposito mudharabah, makroekonomi, VECM

RIA ARNI FAJRIAH. The Influence of Macroeconomic and Revenue Sharing

Variables to Mudharabah Deposits on Sharia Banking in Indonesia. Supervised by

YETI LIS PURNAMADEWI dan ROMLI.

Saving in the form of mudharaba deposits provides the largest proportions

in the composition of third party funds (DPK) on sharia banking in Indonesia. Until

now, one month period mudharaba deposits occupies a dominant position on total

mudharaba deposits with relatively high growth whereas the islamic banking has

been offered higher revenue sharing rates for the three and six months mudharaba

deposits. Thus, the main objective of this study is to analyze the influence of

macroeconomic variables and rates of revenue sharing to the amount of each

category of mudharaba deposits on BUS and UUS in Indonesia. The main data used

are secondary data derived from the quarterly time series data from 2008 to 2015

meanwhile the analysis method used in this study is VECM, IRF and FEVD.

econometeric models. The result of the analysis shows that three types of

mudharaba deposits are only sensitive to the changes of macroeconomic condition

in the long term but on the other hand the three types of mudharabah deposits are

Page 5: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

not sensitive to the changes of revenue sharing rates both in short or long term. In

the long term, each type of mudharaba deposits is influenced by different

macroeconomic variables. Six month mudharaba deposits is influenced by inflation

rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three month

mudharaba deposits is influenced by inflation rates and and real GDP variables

positively while the one month mudharaba deposits is influenced by the nominal

exchange rates variable negatively and real GDP variable positively. The variables

that contributed the most into the change of mudharaba deposits amount is different

for each types of deposits and the response of each mudharaba deposits against the

shock of other variable requires relatively long period to return to its balance

condition.

Keywords: macroeconomy, mudharabah deposits, rates of revenue sharing, sharia

bank, VECM

Page 6: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three
Page 7: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ilmu Ekonomi

PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN BAGI

HASIL TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH

PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

RIA ARNI FAJRIAH

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 8: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three
Page 9: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three
Page 10: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three
Page 11: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam

penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei hingga Juni 2015 ini adalah produk

deposito mudharabah, dengan judul Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap

Deposito Mudharabah Perbankan Syariah di Indonesia. Shalawat serta salam

semoga tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW, keluarga dan para

sahabatnya yang telah berjuang membawa dunia ke jaman yang terang benderang

dengan cahaya ilmu pengetahuan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, ungkapan terima kasih tidak henti penulis

ucapkan kepada:

1. Keluarga, Retno Wahyu Diani (Ibu), Suhebsi Mudjiri (Ayah), Citra Sekar

Maulidia (Adik) dan Salsabila Syifa Hapsari (Adik) serta keluarga besar H.

Mudjiri dan H. Soewarso atas do’a, nasihat, dan motivasi yang diberikan untuk

penulis.

2. Dr. Ir. Yeti Lis Purnamadewi, Msc,Agr. selaku dosen pembimbing I atas

kesediaan dan kesabaran dalam berdiskusi dan memberikan arahan, bantuan

serta masukkan yang sangat membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

3. Bapak Drs. Romli, M.Ag. selaku dosen pembimbing II atas kesediaan dalam

memberikan saran dan masukkan terutama dari sudut pandang ekonomi syariah

yang mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini.

4. Dr. Alla Asmara, S.Pt M.Si. selaku dosen penguji utama yang telah

memberikan saran dan kritik berkaitan dengan substansi penulisan dari sudut

pandang ilmu ekonomi dan aspek syariah yang diperuntukkan untuk perbaikan

skripsi ini.

5. Tita Nursyamsiah, S.E., M.Ec. selaku dosen penguji dari komisi pendidikan

yang telah memberikan saran dan kritik berkaitan dengan format penulisan dan

substansi dari segi aspek syariah yang diperuntukkan untuk perbaikan skripsi

ini.

6. Teman-teman seperjuangan ekonomi syariah 49 dan fasttrack angkatan 4, Nur

Nafiah Hermanianto, Kartika Andiani, Mustica Bintang Sabiti, Adelia

Oktarina, Widya Alfiani L, dan Benazhar Ahmad.

7. Rekan-rekan sebimbingan, Anti Siti Fatimah, Febri Ramadhani, Musrifah, Ita

Sugih, dan Anshinta P dan Kak Gina.

8. Keluarga UKM Merpati Putih IPB terutama MP IPB angkatan 49 .

9. Seluruh pengajar dan staf Departemen Ilmu Ekonomi yang telah mengajarkan

berbagai ilmu yang bermanfaat selama masa perkuliahan dan semua pihak

yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini yang tidak bisa

disebutkan satu per satu.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2016

Ria Arni Fajriah

Page 12: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three
Page 13: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL i

DAFTAR GAMBAR i

DAFTAR LAMPIRAN i

I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Penelitian 5 1.4 Manfaat Penelitian 5 1.5 Ruang Lingkup Penelitian 6

II TINJAUAN PUSTAKA 7 2.1 Tinjauan Konsep 7

2.1.1 Perbankan Syariah, Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah 7

2.1.2 Deposito Mudharabah 8 2.2 Tinjauan Teori: Faktor yang Memengaruhi Tabungan/Investasi 9

2.2.1 Teori Tabungan dan Investasi Menurut Aliran Klasik 9 2.2.2 Hubungan PDB riil dengan Tabungan/Investasi 10

2.2.3 Hubungan Inflasi dengan Tabungan/Investasi 10 2.2.4 Hubungan Nilai Tukar Nominal Rupiah dengan

Tabungan/Investasi 11 2.2.5 Hubungan Bagi Hasil dengan Tabungan/Investasi 11

2.3 Penelitian Terdahulu 12

2.4 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 16 2.4.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 16

2.4.2 Hipotesis Penelitian 17

III METODE PENELITIAN 18

3.1 Jenis dan Sumber Data 18 3.2 Metode Analisis dan Pengolahan Data 18 3.3 Tahapan Uji Data Time Series 19

3.3.1 Uji Stasioneritas 19

3.3.2 Uji stabilitas VAR 19 3.3.3 Pengujian lag optimum 20 3.3.4 Uji kointegrasi 20

3.4 Perumusan Model Penelitian 20 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 22

4.1 Keragaan Kondisi Makroekonomi dan Bagi Hasil Deposito

Mudharabah di Indonesia 22 4.1.1 Keragaan PDB riil Indonesia Periode 2008-2015 22

4.1.2 Keragaan Nilai Tukar Nominal (rupiah) Periode 2008-2015 25 4.1.3 Keragaan Tingkat Inflasi Indonesia Periode 2008-2015 27 4.1.4 Keragaan Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2008-2015 29

4.2 Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi dan Bagi Hasil terhadap

Jumlah Deposito Mudharabah 31 4.2.1 Hasil Uji Data Time Series 31

Page 14: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

4.2.1.1 Uji Stasioneritas Data 31

4.2.1.2 Uji Stabilitas VAR 32 4.2.1.3 Uji Lag Optimum 32 4.2.1.4 Uji Kointegrasi 33

4.2.2 Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi dan Bagi Hasil

terhadap Jumlah Deposito Mudharabah Perbankan Syariah

di Indonesia 34 4.3 Analisis Respon Variabel Jumlah Deposito Mudharabah terhadap

Guncangan Variabel Makroekonomi dan Bagi Hasil Deposito

Mudharabah 37 4.3.1 Respon Jumlah Deposito Mudharabah 1 Bulan terhadap

Guncangan Variabel Makroekonomi dan Bagi Hasil

Deposito 1 Bulan 37 4.3.2 Respon Jumlah Deposito Mudharabah 3 Bulan terhadap

Guncangan Variabel Makroekonomi dan Bagi Hasil

Deposito 3 Bulan 39 4.3.3 Respon Jumlah Deposito Mudharabah 6 Bulan terhadap

Guncangan Variabel Makroekonomi dan Bagi Hasil

Deposito 6 Bulan 40 4.4 Analisis Kontribusi Variabel Makroekonomi dan Bagi Hasil

terhadap Keragaman Jumlah Deposito Mudharabah Perbankan

Syariah di Indonesia 41 4.4.1 Kontribusi Variabel Makroekonomi dan Bagi Hasil

terhadap Keragaman Jumlah Deposito Mudharabah 1 Bulan 42 4.4.2 Kontribusi Variabel Makroekonomi dan Bagi Hasil

terhadap Keragaman Jumlah Deposito Mudharabah 3 Bulan 43 4.4.3 Kontribusi Variabel Makroekonomi dan Bagi Hasil

terhadap Keragaman Jumlah Deposito Mudharabah 6 Bulan 44

V SIMPULAN DAN SARAN 46 5.1 Simpulan 46

5.2 Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 48 LAMPIRAN 51

Page 15: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

DAFTAR TABEL

1 Pertumbuhan total DPK BUS dan UUS tahun 2009-2014 di Indonesia 1 2 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian 18 3 Hasil uji stasioneritas pada level 31 4 Hasil uji stasioneritas pada first difference 32

5 Hasil uji stabilitas VAR 32 6 Hasil perhitungan lag optimum 33 7 Hasil uji kointegrasi Johansen 33 8 Hasil estimasi VECM untuk model deposito mudharabah jangka waktu

1, 3 dan 6 bulan 34

DAFTAR GAMBAR

1 Jumlah deposito mudharabah BUS dan UUS periode 2008 kuartal 1

hingga 2015 kuartal 4 di Indonesia 3 2 Pergerakan tingkat bagi hasil deposito mudharabah perbankan syariah

di Indonesia periode 2008-2015 4 3 Kerangka pemikiran penelitian 17 4 Keragaan PDB Riil Indonesia tahun 2008-2015 22

5 Keragaan nilai tukar nominal (rupiah) periode 2008-2015 25 6 Keragaan tingkat inflasi periode 2008-2015 di Indonesia 27

7 Keragaan tingkat bagi hasil deposito mudharabah di Indonesia periode

2008-2015 29 8 Perbandingan bagi hasil deposito mudharabah dengan suku bunga

deposito konvensional di perbankan Indonesia periode 2008 – 2015 30

9 Respon jumlah deposito mudharabah 1 bulan terhadap guncangan

variabel makroekonomi dan tingkat bagi hasil 38 10 Respon jumlah deposito mudharabah 3 bulan terhadap guncangan

variabel makroekonomi dan tingkat bagi hasil 39

11 Respon jumlah deposito mudharabah 6 bulan terhadap guncangan

variabel makroekonomi dan tingkat bagi hasil 41 12 FEVD jumlah deposito mudharabah berjangka waktu 1 bulan 42 13 FEVD jumlah deposito mudharabah berjangka waktu 3 bulan 44 14 FEVD jumlah deposito mudharabah berjangka waktu 6 bulan 45

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil uji stasioneritas data 51

2 Hasil uji stabilitas VAR 56 3 Hasil uji lag optimum 58

4 Hasil uji kointegrasi johansen 59 5 Hasil estimasi VECM 60 6 Hasil estimasi IRF 64 7 Hasil estimasi FEVD 66

Page 16: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three
Page 17: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Bank juga

melakukan kegiatan usaha berupa penyelenggaraan lalu lintas pembayaran dan

jasa-jasa keuangan lainnya yang mendukung dan memperlancar kegiatan usaha

utama bank (Soemitra 2009).

Sistem perbankan di Indonesia terdiri dari dua kategori yaitu sistem

konvensional dan syariah. Hal ini menyebabkan adanya dua kategori bank umum

yang beroperasi di Indonesia yaitu bank umum konvensional dan bank umum

syariah (BUS). Perkembangan bank syariah di Indonesia tidak terlepas dari

pengaruh perkembangan bank-bank syariah di negara-negara Islam yang

mendorong terjadinya gerakan inisiasi yang dilakukan oleh sejumlah cedekiawan

yang memiliki sense of responsibility dan sense of belonging untuk memprakarsai

pembentukan dan pengembangan sistem keuangan Islami yang ditandai dengan

terbentuknya bank Islam di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia.

Terdapat beberapa hal yang membedakan bank syariah dengan konvensional

diantaranya sistem penentuan imbalan, besaran imbalan, kehalalan usaha yang

menjadi objek investasi dana, tujuan kegiatan usaha, pola hubungan antar

stakeholder dan keberadaan dewan pengawas. Namun, dari segi produk yang

digunakan dalam kegiatan usaha bank seperti usaha pengimpunan dana, bank

syariah memiliki jenis produk yang sama dengan bank konvensional yaitu giro,

tabungan dan deposito. Terdapat satu hal yang tetap membedakan produk bank

syariah dengan bank konvensional yaitu prinsip yang digunakan pada pemakaian

produk sehingga menjadi jelas pelaksanaannya dan sesuai dengan syariah Islam.

Deposito adalah produk simpanan berjangka yang penarikan dananya hanya

dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan kesepakatan antara bank

dengan nasabah. Deposito memiliki fungsi sebagai instrumen investasi seperti

sukuk, obligasi, dan saham

Tabel 1 Pertumbuhan total DPK BUS dan UUS tahun 2009-2014 di Indonesia

Sumber : OJK 2014

Produk 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Giro iB - Akad

Wadiah 6.20 9.06 12.01 17.71 18.52 18.65

Kontribusi (%) 11.9 11.9 10.4 12.0 10.1 8.6

Tabungan iB 16.48 22.91 32.60 45.07 57.20 63.58

Kontribusi (%) 31.5 30.1 28.2 30.6 31.2 29.2

Deposito iB -

Akad Mudharabah 29.60 44.07 70.81 84.73 107.81 135.63

Kontribusi (%) 56.6 58.0 61.3 57.4 58.7 62.3

Total DPK (miliar) 52.27 76.04 115.42 147.51 183.53 217.86

Page 18: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

2

Pada tabel 1 menunjukkan bahwa deposito merupakan salah satu produk

penghimpun dana yang memiliki proporsi yang cukup besar pada total dana pihak

ketiga (DPK). Sejak tahun 2009 hingga tahun 2014, proporsi deposito selalu

bernilai lebih dari lima puluh persen dari total DPK BUS dan UUS di Indonesia.

Pada tahun 2009, proporsi deposito mudharabah sebesar 56.6 persen dan pada

tahun 2014 proporsi deposito mudharabah sebesar 62.3 persen. Proporsi giro pada

perbankan syariah hanya bekisar antara 8.6% hingga 11.9% dari total DPK.

1.2 Perumusan Masalah

Deposito merupakan salah satu instrumen investasi berupa produk perbankan

yang digunakan untuk menarik dana masyarakat untuk dijadikan modal

pembangunan nasional terutama di bidang ekonomi melalui peningkatan kinerja

sektor riil. Setelah dikeluarkannya kebijakan deregulasi sektor perbankan, banyak

bank berdiri dan memiliki kebebasan dalam menetapkan suku bunga deposito, suku

bunga pinjaman dan pengelolaan lainnya tidak terkecuali tingkat bagi hasil. Hal ini

mendorong pesatnya pertumbuhan dana pihak ketiga dari masyarakat termasuk

jumlah deposito mudharabah pada perbankan syariah.

Penghimpunan deposito mudharabah pada perbankan syariah di Indonesia

mengalami kenaikan yang signifikan selama periode 2008 hingga 2015. Pada tahun

2008 kuartal I total deposito mudharabah yang terhimpun sebesar 14.80 triliun

rupiah dan pada tahun 2015 kuartal IV total deposito mudharabah yang terhimpun

sebesar 141.33 triliun rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kurun waktu

delapan tahun total deposito mudharabah di Indonesia telah meningkat sebanyak

126 triliun rupiah.

Peningkatan total deposito mudharabah tersebut secara dominan dikontribusi

oleh peningkatan jumlah deposito mudharabah 1 bulan. Hal ini dapat diketahui

pada Gambar 1 dimana jumlah deposito mudharabah 1 bulan selama periode 2008

hingga 2015 selalu memberikan proporsi yang lebih besar terhadap total deposito

mudharabah perbankan syariah dibandingkan deposito 3 dan 6 bulan. Selain itu,

peningkatan yang dialami deposito mudharabah 1 bulan juga sangat besar yang

bernilai hingga sepuluh kali lipat dibandingkan kedua jenis deposito lainnya.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, jumlah deposito mudharabah 1 bulan

pada kuartal I tahun 2008 tercatat sebesar 9.31 triliun rupiah dan meningkat secara

signifikan sehingga dana yang terhimpun sebesar 104.64 triliun rupiah pada kuartal

IV tahun 2015. Jumlah deposito mudharabah 3 bulan bernilai sebesar 1.41 triliun

rupiah pada kuartal I tahun 2008 dan meningkat hingga mencapai nilai sebesar

24.36 triliun pada tahun 2015 kuartal IV. Jumlah deposito mudharabah 6 bulan

bernilai sebesar 1.30 triliun rupiah pada kuartal I tahun 2008 dan meningkat hingga

mencapai nilai sebesar 6.68 triliun rupiah pada kuartal IV tahun 2015. Artinya

selama delapan tahun, jumlah deposito 1 bulan telah meningkat sebanyak 95.33

triliun rupiah sedangkan peningkatan jumlah deposito 3 bulan sebesar 22.95 triliun

rupiah dan deposito 6 bulan hanya sebesar 5.38 triliun rupiah. Berdasarkan hal

tersebut maka dapat dikatakan bahwa deposito mudharabah 1 bulan merupakan

kategori deposito yang paling diminati oleh masyarakat yang ingin berinvestasi

dengan resiko lebih rendah

Page 19: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

3

Sumber : OJK 2008-2015

Gambar 1 Jumlah deposito mudharabah BUS dan UUS periode 2008 kuartal 1

hingga 2015 kuartal 4 di Indonesia

Peningkatan jumlah deposito mudharabah 1 bulan yang sangat besar

dibandingkan dengan jenis deposito lain yang berjangka waktu relatif lebih panjang

tidak sesuai dengan kondisi yang diharapkan oleh perbankan syariah. Jenis deposito

dengan jangka waktu yang relatif lebih pendek seperti deposito mudharabah 1

bulan ini memiliki kekurangan yang berdampak bagi kinerja dan peran lembaga

perbankan sebagai intermediator yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan

pembiayaan. Dana yang diperoleh dari deposito 1 bulan ini memberikan

kesempatan dan waktu yang lebih sedikit bagi pihak bank untuk mengelola hingga

memperoleh pendapatan dan keuntungan. Bagi perbankan syariah yang fokus

dalam melakukan pembiayaan sektor riil yang menghasilkan output berupa barang,

cenderung membutuhkan waktu dan usaha yang lebih besar. Mulai dari

memperoleh input, melakukan proses hingga menghasilkan output hingga output

tersebut memberikan pemasukkan dan keuntungan bagi pelaku usahanya.

Berdasarkan hal ini, maka akan lebih baik jika perbankan syariah memiliki modal

pembiayaan investasi yang memiliki jangka waktu yang jauh lebih panjang dari 1

bulan, salah satunya adalah dengan pemanfaatan dana deposito mudharabah

berjangka 3 dan 6 bulan.

Agar dapat meningkatkan jumlah deposito dengan jangka waktu lebih

panjang, pihak bank telah berupaya untuk menarik minat masyarakat dengan

menawarkan suku bunga deposito yang lebih tinggi, peningkatan pelayanan melalui

fasilitas online dan mengeluarkan produk-produk berhadiah yang bertujuan untuk

meningkatkan penghimpunan dana sebanyak-banyaknya dari masyarakat

(Purnamahadi 2011). Pada perbankan konvensional, pihak perbankan selama ini

telah menawarkan suku bunga yang lebih tinggi bagi deposito dengan jangka waktu

yang lebih panjang. Hal ini didasarkan konsep uang sebagai komoditas dan prinsip

cost of fund dimana suku bunga dianggap sebagai harga atas pemanfaatan uang

(dana yang terhimpun) melalui produk deposito oleh pihak perbankan sehingga

0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0

100,0110,0120,0130,0140,0150,0

Jumlah Deposito Mudharabah BUS dan UUS

Total Deposito 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan

periode

Tota

lDep

osi

to (

trili

un

ru

pia

h)

Page 20: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

4

bank memiliki kewajiban untuk mencapai dan memberikan tingkat keuntungan

tertentu yang akan dibagikan kepada nasabah penyimpan. Prinsip tersebut juga

dilakukan oleh pihak pengelola perbankan syariah dalam menentukan tingkat bagi

hasil karena masih banyaknya tingkat imbalan/bagi hasil dari produk bank syariah

yang merujuk pada suku bunga produk konvensional. Hal ini masih dilakukan oleh

pengelola perbankan syariah agar produk bank syariah mampu berkompetisi

dengan produk perbankan konvensional dan mampu menghimpun dana dalam

jumlah lebih besar terutama pada deposito 3 dan 6 bulan. Pada Gambar 2

menunjukkan bahwa dari ketiga jenis deposito mudharabah, tingkat bagi hasil

deposito 3 dan 6 bulan ditawarkan dengan nilai yang relatif lebih tinggi

dibandingkan tingkat bagi hasil deposito mudharabah 1 bulan meskipun nilai

ketiganya cenderung berfluktuatif.

Sumber : OJK 2008-2015

Gambar 2 Pergerakan tingkat bagi hasil deposito mudharabah perbankan syariah

di Indonesia periode 2008-2015

Selain tingkat bagi hasil, faktor eksternal berupa inflasi, PDB riil dan nilai

tukar nominal diketahui sebagai variabel-variabel di luar operasional perbankan

yang juga seringkali berdampak besar terhadap investasi terutama bila melihat

perekonomian Indonesia yang tidak pernah lepas dari risiko tekanan inflasi,

perlambatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan nilai tukar. Menurut

Muhammad (2005) faktor ekonomi memainkan peran penting dalam

perkembangan sebuah organisasi bisnis (bank). Perusahaan (bank) dituntut untuk

mampu membaca segmen-segmen pasar dan membuat perencanaan-perencanaan

strategis sesuai dengan kondisi yang dihadapi dengan mempertimbangkan

kecenderungan ekonomi di sektor-sektor yang memengaruhi industrinya (Pearche

et al. 1984). Kondisi makroekonomi dan tingkat bagi hasil masing-masing kategori

deposito yang berkemungkinan secara langsung maupun tidak langsung

memengaruhi deposito mudharabah, terutama deposito mudharabah 3 dan 6 bulan

perbankan syariah perlu diantisipasi karena akan berdampak pada total DPK dan

8,22

6,92 6,907,14

6,06

6,60

7,80

7,45

9,10

7,25

6,68

7,71

6,17

5,06

8,107,80

8,678,44

7,15

8,95

6,76

5,25

7,34

6,82

5,00

5,50

6,00

6,50

7,00

7,50

8,00

8,50

9,00

9,50

2008Q4 2009Q4 2010Q4 2011Q4 2012Q4 2013Q4 2014Q4 2015Q4

Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan

Tin

gkat

Bag

i Has

il (p

erse

n)

periode

Page 21: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

5

kinerja perbankan syariah yang nantinya juga akan berdampak pada perekonomian

negara.

Berdasarkan uraian di atas diperoleh beberapa pertanyaan penelitian ini

sebagai berikut:

1. Bagaimana keragaan dari variabel-variabel makroekonomi dan tingkat bagi

hasil deposito mudharabah pada perbankan syariah di Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh variabel makroekonomi Produk Domestik Bruto (PDB)

riil, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah, dan tingkat bagi hasil deposito terhadap

jumlah masing-masing kategori deposito mudharabah perbankan syariah di

Indonesia?

3. Bagaimana respon jumlah deposito mudharabah perbankan syariah dalam

menghadapi guncangan variabel makroekonomi dan tingkat bagi hasil dalam

jangka panjang dan variabel mana yang mendapat respon paling cepat dalam

kondisi keseimbangan?

4. Variabel mana yang memiliki kontribusi paling besar terhadap keragaman

jumlah deposito mudharabah perbankan syariah di Indonesia dalam jangka

panjang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Menganalisis keragaan dari variabel-variabel makroekonomi dan tingkat bagi

hasil deposito mudharabah pada perbankan syariah di Indonesia.

2. Menganalisis pengaruh variabel makroekonomi khususnya Produk Domestik

Bruto (PDB) riil, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah, dan tingkat bagi hasil

deposito terhadap jumlah deposito mudharabah perbankan syariah di

Indonesia.

3. Menganalisis respon jumlah deposito mudharabah terhadap guncangan

variabel makroekonomi dan tingkat bagi hasil dalam jangka panjang.

4. Menganalisis kontribusi variabel yang paling besar terhadap keragaman jumlah

deposito mudharabah perbankan syariah di Indonesia dalam jangka panjang.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan

tambahan informasi mengenai karakteristik deposito mudharabah yang

dikategorikan berdasarkan jangka waktu penyimpanan dananya. Selama ini,

masih sangat sedikit sumber informasi yang mampu menjelaskan perbedaan

dan keunggulan dari masing-masing kategori deposito mudharabah selain

informasi mengenai tingkat bagi hasil. Selain itu, dari hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberi informasi mengenai keragaan makroekonomi

Indonesia yang juga berindikasi memberikan pengaruh terhadap karakteristik

masing-masing kategori deposito.

2. Bagi para pelaku industri keuangan dari sektor perbankan seperti analis internal

bank, pembuat kebijakan atau perencana keuangan, penelitian ini dapat

digunakan sebagai tambahan informasi yang dapat digunakan dalam

Page 22: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

6

menggunakan, menerbitkan atupun melakukan keputusan-keputusan yang

berhubungan produk penghimpunan dana deposito mudharabah.

3. Bagi akademisi, penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian

selanjutnya yang terkait topik yang digunakan dalam penelitian ini.

4. Bagi peneliti, diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran dalam memahami

lebih lanjut dan mendalam karakteristik, keunggulan dan kekurangan produk

perbankan syariah di Indonesia dan juga keragaan variabel-variabel yang

memengaruhinya seperti variabel makroekonomi. Selain itu, penelitian ini juga

merupakan bentuk penerapan ilmu yang telah diperoleh oleh peneliti selama

menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan menganalisis pengaruh variabel makroekonomi dan

tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada perbankan syariah di Indonesia.

Lembaga perbankan syariah yang menjadi objek dalam penelitian ini terdiri dari

Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) di Indonesia tanpa

melibatkan deposito mudharabah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Data

penelitian yang digunakan berupa Statistik Perbankan Syariah diperoleh dari

website Otoritas Jasa Keuangan periode 2008:Q1 hingga 2015:Q4, Laporan Inflasi

Indonesia yang diperoleh dari website Bank Indonesia dan International Financial

Statistics yang diperoleh dari website International Monetary Funds periode

2008:Q1 hingga 2015:Q4. Variabel endogen utama yang digunakan dalam

penelitian ini adalah jumlah deposito mudharabah 1, 3 dan 6 bulan. Variabel yang

memengaruhinya terdiri dari PDB riil, tingkat inflasi, nilai tukar nominal (rupiah

terhadap dolar AS), dan tingkat bagi hasil masing-masing kategori deposito.

Page 23: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

7

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Konsep

2.1.1 Perbankan Syariah, Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

Undang-undang No 21 Tahun 2008 menjelaskan perbankan syariah sebagai

segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit

Usaha Syariah (UUS) mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan

proses dalam melaksanakan kegiatan usaha yang sesuai dengan prinsip syariah.

Prinsip syariah adalah aturan mengenai perjanjian yang berdasarkan pada hukum

Islam antara pihak bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan pembiayaan

kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah

(Muhammad 2005). Prinsip yang dianut oleh perbankan syariah tersebut berupa

prinsip keadilan, kebahagiaan dunia akhirat (falah) dan kesederajatan.

Pertama, prinsip keadilan pada bank syariah terlihat dari sistem operasional

yang didasarkan pada profit and loss sharing system atau sistem bagi hasil. Inti dari

sistem ini berupa pelaksanaan usaha secara bersama, baik dalam membagi

keuntungan atau sebaliknya menanggung kerugian sehingga akan mendorong

pihak-pihak yang terlibat untuk mengedepankan transparansi kontrak (symmetric

information), penghargaan terhadap waktu (effort sensistive) dan perilaku amanah

(lower preference for oppportunity cost) dari pihak-pihak yang terlibat dalam

pelaksanaan usaha (Muhammad 2005). Kedua, prinsip kebahagiaan dunia akhirat

ditunjukkan dengan tujuan pendirian bank syariah yaitu menciptakan

keseimbangan aspek ekonomi dengan aspek moral. Prinsip ini juga tergambar

dalam operasional bank syariah yang harus memenuhi empat aturan dasar yaitu

tidak adanya unsur riba, terhindar dari aktivitas yang melibatkan spekulasi,

penerapan zakat harta dan tidak adanya produksi barang atau jasa yang

bertentangan dengan nilai Islam. Ketiga, prinsip kesederajatan merupakan inti

keberadaan bank syariah. Prinsip ini berasal dari konteks ekonomi Islam yang

menyatakan bahwa keadilan dan kerjasama akan bermakna apabila dalam

kehidupan ekonomi semua orang diberi kesempatan yang sama dalam memperoleh

akses terhadap modal dan sumber daya dalam rangka menghidupkan

perekonomiannya. Islam memandang bumi dan segala isinya merupakan amanah

Allah terhadap sang khalifah agar dipergunakan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan

bersama yang didasarkan pada QS al-Baqarah:29.

“Dialah (Allah) yang menciptakan segala sesuatu yang ada di muka bumi

untukmu kemudian dia menuju ke langit , lalu Dia menyempurnakannya menjadi

tujuh langit . Dan dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Konsep syariah Islam bersifat komprehensif dan universal, sehingga

dibentuknya sistem keuangan Islam tentunya tidak bertentangan dengan undang-

undang dan peraturan pemerintah. Prinsip kesederajatan ini justru memiliki

kesamaan dengan arah kebijakan perubahan regulasi pemerintah Indonesia berupa

هو الذي خلق لكم ما في األرض جميعا ثم استوى إلى السماء فسواهن سبع عليم سماوات وهو بكل شيء

Page 24: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

8

pengesahan undang-undang No.10 Tahun 1998 yang bertujuan pada peningkatan

peranan bank nasional sesuai fungsinya dalam menghimpun dan menyalurkan dana

masyarakat dengan prioritas koperasi, pengusaha kecil, dan menengah serta seluruh

lapisan masyarakat tanpa diskriminasi.

Berdasarkan undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, Bank Indonesia

mengeluarkan beberapa ketentuan yang berkaitan dengan perbankan syariah yaitu

Bank Umum Syariah (BUS), Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Syariah dan Bank

Konvensional yang membuka usaha syariah. BUS adalah bank yang melaksanakan

kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang menyediakan jasa dalam lalu

lintas pembayaran. BPR Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu

lintas pembayaran. Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari bank

konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari unit kerja yang beroperasi

menggunakan prinsip syariah (Ismail 2011).

2.1.2 Deposito Mudharabah

Deposito mudharabah adalah investasi tidak terikat pihak ketiga pada bank

syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu dengan

pembagian hasil usaha sesuai nisbah yang telah disepakati di muka antara nasabah

dengan bank syariah yang bersangkutan (Wiroso 2005). Pada deposito

mudharabah, nasabah bertindak sebagai shahibul maal (pemilik dana) dan bank

bertindak sebagai mudharib (pengelola dana). Dalam kapasitasnya sebagai

mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah dan mengembangkannya.

Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak penyimpan dana, prinsip

mudharabah terbagi ke dalam dua prinsip yaitu mudharabah muqayyadah dan

mudharabah mutlaqah. Prinsip mudharabah muqayyadah adalah bentuk kerjasama

yang dibatasi (restricted /specified mudharabah). Mudharib sebagai pengelola dana

dibatasi dengan batasan berupa jenis usaha, waktu atau tempat usaha yang

ditentukan oleh pemilik modal.

Prinsip mudharabah mutlaqah adalah bentuk kerjasama tanpa pembatasan

jenis usaha, waktu ataupun tempat usaha. Dalam praktik di perbankan syariah,

nasabah tidak memberikan persyaratan apapun terhadap bank baik dari segi bisnis

yang akan dijadikan objek penyaluran dana atau dari segi akad yang digunakan oleh

bank dengan penerima pembiayaan. Bank memiliki keleluasaan untuk menyalurkan

dana ke bisnis yang dianggap menguntungkan oleh pihak bank. Prinsip

mudharabah mutlaqah inilah yang diterapkan pada produk deposito bank syariah.

Penggunaan prinsip mudharabah yang merupakan kerjasama usaha antara

dua pihak yang berlaku sebagai pemilik modal dan pengelola usaha ini

mencerminkan anjuran bagi manusia untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam

ayat dan hadits yang menjadi dasar hukum prinsip mudharabah.

Al-Qur’an:

… ... وآخرون يضربون في األرض يبتغون من فضل للا “… dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia

Allah SWT..” (QS. al-Muzammil: 20)

Page 25: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

9

لة فانتشروا في األرض وابتغوا وإذا قضيت الص ...من فضل للا“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan

carilah karunia Allah SWT …” (al-Jumu’ah: 10)

Hadits:

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Mutholib

“jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan

agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya,

atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut yang bersangkutan

bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut

kepada Rasulullah saw. Dan Rasulullah pun membolehkannya.” (HR Thabrani)

Dari Shalih bin Shuhaib r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tiga hal yang

di dalamnya terdapat keberkatan : jual beli secara tangguh, muqaradhah

(mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah,

bukan untuk dijual.” (HR Ibnu Majah no. 2280, kitab at-Tijarah)

Prinsip ini juga menegaskan perbedaan deposito mudharabah dengan

deposito konvensional yang merupakan instrumen investasi di bank konvensional

yang bertujuan untuk membungakan dan memperbanyak uang. Pada deposito

mudharabah mencerminkan adanya risiko yang harus ditanggung oleh kedua pihak

yang terlibat dalam kegiatan usaha karena berhadapan dengan unsur ketidakpastian.

Oleh sebab itu, perolehan imbalan (return) yang diterima tidak tetap atau pasti

layaknya sistem bunga. Sehingga tingkat bagi hasil yang ditawarkan oleh deposito

mudharabah selalu berubah-ubah sesuai dengan kinerja perbankan dari kegiatan

usahanya salah satunya pembiayaan. Secara tidak langsung, penggunaan prinsip

mudharabah memotivasi masyarakat agar lebih memaksimalkan usahanya ke arah

usaha riil dan produktif.

2.2 Tinjauan Teori: Faktor yang Memengaruhi Tabungan/Investasi

2.2.1 Teori Tabungan dan Investasi Menurut Aliran Klasik

Menurut teori klasik, tabungan merupakan fungsi dari tingkat suku bunga

dimana pergerakan tingkat suku bunga pada perekonomian akan memengaruhi

besarnya tabungan. Secara matematis fungsi tabungan dapat ditulis S = f(i) artinya

keinginan masyarakat untuk menabung bergantung pada besarnya imbalan yang

diberikan. Apabila tingkat suku bunga semakin tinggi maka akan semakin besar

keinginan masyarakat untuk menabung dan mengorbankan bagian pendapatan yang

sebelumnya dialokasikan untuk kegiatan konsumsi agar digunakan untuk

meningkatkan akumulasi tabungan. Tingkat bunga menurut teori klasik dianggap

sebagai balas jasa yang diterima seseorang karena menyimpan uangnya atau

sebagai hadiah karena menunda konsumsinya.

Investasi juga juga merupakan fungsi dari tingkat suku bunga namun investasi

dengan tingkat suku bunga memiliki hubungan negatif. Semakin tinggi suku bunga

yang ditawarkan maka semakin kecil keinginan masyarakat untuk melakukan

investasi dan semakin sedikit proyek investasi yang menguntungkan. Hal ini terjadi

karena keuntungan yang diharapkan dari investasi relatif lebih rendah dibandingkan

tingkat bunga. Sebaliknya, apabila tingkat suku bunga rendah maka keuntungan

Page 26: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

10

relatif yang dibayarkan. Tingkat suku bunga dianggap sebagai biaya dari

peminjaman uang dan pengembalian atas peminjaman uang ke pasar keuangan

(Mankiw 2006).

2.2.2 Hubungan PDB riil dengan Tabungan/Investasi

Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan indikator yang penting untuk

mengetahui kondisi ekonomi suatu negara pada periode tertentu. Menurut Mankiw

(2006) PDB merupakan ukuran terbaik dari kinerja perekonomian suatu negara

karena metode perhitungannya menggunakan dua sudut pandang yang berbeda

yaitu pendapatan total setiap orang dalam perekonomian atau pengeluaran total atas

output barang dan jasa dalam perekonomian. Penggunaan PDB sebagai sebuah

indikator yang memberikan informasi berupa ringkasan aktivitas ekonomi suatu

negara dalam mata uang yang berlaku di negara tersebut yang penghitungannya

dilakukan setiap tiga bulan sekali.

Produk Domestik Bruto (PDB) riil adalah ukuran kemakmuran ekonomi yang

perhitungannya tidak dipengaruhi oleh perubahan harga melainkan dengan jumlah

barang dan jasa yang diproduksi untuk memenuhi permintaan rumah tangga,

perusahaan dan pemerintah. Semakin besar nilai PDB riil maka akan semakin besar

nilai pendapatan masyarakat. Menurut Keynes dalam Mankiw (2006), ketika

pendapatan suatu individu mengalami kenaikan maka rasio konsumsi terhadap

pendapatan (kecenderungan konsumsi rata-rata/average prospensity to consume)

dari individu tersebut akan turun. Keynes percaya bahwa tabungan adalah salah satu

bentuk kemewahan sehingga hanya orang kaya yang dapat menabung karena

proporsi pendapatan mereka lebih tinggi dari orang miskin. Hal ini menunjukkan

bahwa jika pendapatan masyarakat cenderung meningkat maka tingkat tabungan

dan investasi masyarakat juga akan cenderung meningkat. Jika pendapatan

masyarakat menurun maka tingkat tabungan dan investasi masyarakat juga akan

cenderung menurun karena sebagian besar pendapatan yang diterimanya

dialokasikan untuk kebutuhan konsumsi dengan asumsi tidak terjadi perubahan

besaran konsumsi yang dilakukan oleh individu tersebut.

2.2.3 Hubungan Inflasi dengan Tabungan/Investasi

Inflasi merupakan variabel makroekonomi yang digunakan untuk

menjelaskan kenaikan harga umum secara terus-menerus dari suatu perekonomian

(Huda et al. 2009). Mankiw (2006) menjelaskan bahwa inflasi menurut pandangan

masyarakat awam merupakan masalah sosial karena perubahan tingkat harga

berhubungan dengan perubahan daya beli atau nilai uang. Jika inflasi terjadi tanpa

diikuti dengan kenaikan pendapatan (upah) yang lebih tinggi dari kenaikan harga,

maka daya beli masyarakat terhadap kebutuhan konsumsi akan turun sehingga

alokasi pendapatan masyarakat untuk keperluan konsumsi meningkat dan alokasi

pendapatan untuk tabungan menurun. Jika dana tabungan masyarakat menurun

akibat penurunan alokasi pendapatan untuk ditabung maka dunia usaha dan

investasi akan sulit untuk berkembang karena ketidakmampuan sektor usaha dan

investasi dalam memenuhi kebutuhan dana untuk dapat melakukan ekspansi.

Dampak inflasi bagi tabungan/investasi akan terlihat ketika nasabah mulai

menarik kelebihan dana yang mereka simpan akibat peningkatan alokasi

Page 27: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

11

pendapatan untuk konsumsi dan ketidakmampuan rumah tangga dalam

memperoleh sisa dari pendapatan yang digunakan untuk konsumsi. Menurut Huda

et al. (2009) nasabah akan cenderung menggunakan pendapatannya untuk kegiatan

konsumsi atau investasi di sektor riil seperti real estate atau emas yang memiliki

kemampuan untuk mempertahankan nilainya di masa-masa inflasi.

2.2.4 Hubungan Nilai Tukar Nominal Rupiah dengan Tabungan/Investasi

Kurs/nilai tukar riil adalah harga relatif dari mata uang dua negara (Mankiw

2006). Nilai tukar dipengaruhi oleh tingkat harga dan berdampak kepada konsumsi

dan investasi masyarakat sehingga pengaruh dari nilai tukar relatif serupa dengan

pengaruh harga relatif. Dari segi konsumsi, nilai tukar tinggi menyebabkan harga

barang-barang domestik menjadi lebih murah sehingga masyarakat akan lebih

sedikit membeli barang impor sebaliknya nilai tukar rendah menyebabkan barang-

barang domestik menjadi lebih mahal sehingga masyarakat cenderung membeli

lebih banyak barang impor dan masyarakat asing akan lebih sedikit membeli barang

dari negara tersebut. Secara tidak langsung, perubahan nilai tukar riil akan

memengaruhi neraca perdagangan dan output total negara yang akan kembali

berdampak pada masyarakat. Dari segi investasi, depresiasi rupiah (yang ditandai

dengan kenaikan nilai tukar nominal rupiah terhadap hard currency seperti dolar

AS) menyebabkan keluarnya modal masyarakat ke luar negeri (capital outflow).

Hal ini disebabkan oleh ekspektasi return investasi di Indonesia menjadi lebih

rendah. Bagi nasabah korporasi, peningkatan nilai tukar rupiah terhadap hard

currency menyebabkan kenaikan biaya produksi akibat kenaikan harga barang

mentah dan barang modal yang berasal dari impor. Akibatnya nasabah korporasi

atau masyarakat akan cenderung menarik dana likuid dengan return rendah untuk

mengatasi masalah permodalannya.

2.2.5 Hubungan Bagi Hasil dengan Tabungan/Investasi

Bagi hasil adalah salah satu sistem pembagian hasil usaha dimana pemilik

usaha bekerjasama dengan pemiliki modal untuk melakukan kegiatan usaha.

Apabila kegiatan usaha tersebut menghasilkan keuntungan maka akan dibagi

kepada kedua pihak dengan proporsi yang sudah disepakati. Apabila mengalami

kerugian maka akan ditanggung bersama-sama. Sistem bagi hasil menjamin adanya

keadilan dan tidak ada pihak yang tereksploitasi (Ascarya 2006).

Bagi hasil digunakan oleh bank syariah sebagai rangsangan dalam bentuk

bonus atas simpanan dari dana masyarakat untuk dapat menarik nasabah agar

menanamkan dananya dalam produk investasi (Ismail 2011). Menurut penelitian

yang dilakukan oleh Haron dan Ahmad (2000), Haron dan Azmi (2008), Abduh et

al. (2011),dan Ali et al. (2012) di Malaysia menunjukkan bahwa salah satu faktor

utama yang menjadi pertimbangan nasabah dalam menginvestasikan dananya pada

produk deposito mudharabah adalah tingkat bagi hasil atau rate of return (ROR).

Semakin tinggi tingkat bagi hasil maka jumlah investasi deposito mudharabah yang

dihimpun bank syariah akan semakin tinggi. Sebaliknya, jika tingkat bagi hasil bank

syariah semakin rendah maka nasabah akan cenderung mengalihkan dana yang

diinvestasikan kepada produk investasi lainnya yang menawarkan keuntungan lebih

besar.

Page 28: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

12

Teori yang menjelaskan pengaruh bagi hasil terhadap jumlah simpanan pada

bank syariah sulit ditemukan namun seringkali para peneliti menghubungkannya

dengan teori klasik tentang suku bunga yang ada pada bank konvensional (Natalia

et al. 2014). Teori suku bunga menjelaskan bahwa tabungan merupakan fungsi dari

tingkat suku bunga sehingga semakin besar tingkat suku bunga maka akan semakin

memotivasi masyarakat untuk menabung. Untuk dapat mengaitkan teori suku

bunga dengan tingkat bagi hasil, para peneliti mengbungkan teori tersebut dengan

perilaku konsumen. Hal ini disebabkan oleh cara pandang konsumen terhadap

tingkat bagi hasil yang diberikan memiliki kesamaan dengan imbal jasa yang

diberikan oleh bank konvensional kepada nasabah/deposan. Menurut Natalia et al.

(2014) teori suku bunga klasik dapat mewakili teori yang menjelaskan pengaruh

tingkat bagi hasil simpanan mudharabah terhadap jumlah simpanan mudharabah

dilihat dari segi konsumen.

Selain itu, untuk dapat menjelaskan pengaruh tingkat bagi hasil terhadap

jumlah deposito, terdapat teori lainnya yang dapat digunakan yaitu teori segmentasi

nasabah. Teori ini menjelaskan bahwa nasabah terdiri dari dua kategori yaitu

nasabah loyalis yang dimotivasi oleh religiusitas dan nasabah floating market yang

dimotivasi oleh motif mencari keuntungan. Bagi nasabah yang tergolong dalam

floating market ini , tingkat imbalan dari suatu produk akan sangat memengaruhi

nasabah dalam memilih produk tersebut. Jika tingkat bagi hasil yang ditawarkan

deposito mudharabah lebih tinggi dari produk investasi lainnya di bank syariah

maupun bank konvensional maka nasabah tersebut akan tetap menggunakan

deposito sebagai media investasinya. Apabila tingkat bagi hasil deposito

mudharabah lebih kecil dari imbalan yang diberikan produk investasi lainnya di

bank syariah/bank konvensional maka akan terjadi kemungkinan beralihnya

nasabah tersebut kepada produk yang memberikan imbalan lebih tinggi. Selain itu,

hal ini juga dapat menyebabkan beralihnya nasabah bank syariah menjadi nasabah

bank konvensional.

2.3 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang menjadi referensi penelitian ini antara lain

penelitian yang dilakukan oleh Haron dan Azmi (2008) meneliti tentang dimensi

religiusitas yang diindikasi sebagai salah satu elemen penting yang memotivasi

deposan bank syariah yang ada di Malaysia. Untuk mencapai tujuan penelitian,

peneliti melihat pengaruh variabel-variabel makroekonomi terhadap jumlah

deposito, menganalisa respon dari jumlah deposito terhadap guncangan dari

variabel makroekonomi dan mengukur kontribusi masing-masing variabel

makroekonomi terhadap variabilitas/keragaman jumlah deposito bank

konvensional dan bank Islam di Malaysia. Metode analisa yang digunakan adalah

VAR (Vector Auto Regression) dengan uji kointegrasi dan error correction model.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat suku bunga pinjaman, Indeks

Komposit Kuala Lumpur, CPI, M3 dan GDP mempunyai pengaruh yang signifikan

pada jangka panjang terhadap jumlah deposito di bank konvensional dan bank

syariah. Seluruh variabel makro diatas memiliki pengaruh yang positif kecuali

tingkat suku bunga deposits account dan tingkat suku bunga pinjaman. Pengaruh

yang positif pada sektor makro lainnya menunjukkan pembuktian dari berlakunya

hipotesis pemanent income sistem konvensional terhadap deposan bank syariah.

Page 29: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

13

Hal ini menandakan bahwa masyarakat tidak terbiasa menabung untuk

mengantisipasi kebutuhan di masa mendatang. Masyarakat cenderung memilih

untuk menjaga tingkat konsumsi meskipun pendapatannya berubah karena adanya

kepercayaan terhadap pemerintah yang mampu mengendalikan situasi dan

menjamin kesejahteraan mereka meskipun dengan adanya perubahan pendapatan.

Selain itu, pengaruh dari tingkat imbalan dari deposito bank konvensional

menunjukkan pengaruh negatif terhadap tingkat deposito bank syariah sedangkan

pengaruh dari masing-masing tingkat imbalan terhadap deposito masing-masing

bank berpengaruh positif.

Hasil pengujian respon variabel dengan menggunakan IRF menunjukkan

bahwa terdapat transmisi yang cepat antara variabel-variabel makro yang

mempengaruhi jumlah deposito. Pengaruh guncangan variabel makro mulai terlihat

pada bulan ke 4 dan berakhir pada bulan ke 6. Hasil analisis menggunakan IRF ini

semakin menunjukkan bahwa religiusitas bukan merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap jumlah deposito karena masyarakat Malaysia termotivasi

oleh imbalan yang diperoleh dari produk perbankan yang digunakan.

Haron dan Ahmad (2000) meneliti faktor yang memengaruhi jumlah deposito

bank Islam di Malaysia dan motif nasabah dalam melakukan simpanan deposito.

Variabel terikat yang digunakan adalah jumlah investment deposits mudharaba dan

jumlah saving deposits bank Islam. Variabel bebas yang digunakan adalah tingkat

bagi hasil investment deposits, tingkat suku bunga investment deposits bank

konvensional, tingkat imbalan saving deposits, tingkat suku bunga investment

deposits. Metode yang digunakan adalah Adaptive Expectation Model. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa variabel imbalan saving deposits dan investment

deposits bank Islam berpengaruh positif terhadap jumlah deposito bank Islam

sedangkan suku bunga saving deposits dan investment deposits bank konvensional

berpengaruh negatif terhadap jumlah saving deposits dan investment deposits bank

Islam. Koefisien untuk investment deposits dan saving deposits bank Islam akibat

imbalan deposito bank Islam itu sendiri adalah 0.715 dan 0.917. Koefisien untuk

investment deposits dan saving deposits bank Islam akibat tingkat suku bunga bank

konvensional adalah -0.654 dan -0.253. Hasil penelitian ini juga mengkonfirmasi

bahwa deposan dimotivasi oleh motif untuk memperoleh profit lebih tinggi.

Hubungan yang negatif antara masing-masing jenis tingkat suku bunga deposito

bank konvensional terhadap jumlah deposito bank syariah membuktikan

berlakunya konsep maksimisasi utilitas terjadi pada deposan bank syariah di

Malaysia.

Rachmawati dan Syamsulhakim (2004) meneliti faktor-faktor yang

memengaruhi deposito mudharabah di Indonesia. Variabel bebas yang digunakan

adalah total PDB, jumlah kantor cabang, tingkat bagi hasil dan inflasi. Variabel

terikat yang digunakan adalah jumlah simpanan deposito mudharabah dan data

yang digunakan adalah data triwulanan tahun 1993 hingga 2003. Penelitian ini

dilatarbelakangi oleh perkembangan jumlah deposito mudharabah bank syariah di

Indonesia yang diakibatkan oleh adanya preferensi masyarakat Indonesia yang

dimotivasi oleh unsur keimanan (religiusitas). Metode analisis yang digunakan

adalah regresi linear dan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah

deposito mudharabah di Indonesia dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh

perubahan jumlah kantor cabang dan perubahan tingkat bagi hasil deposito bank

syariah pada jangka panjang. Apabila terjadi penambahan unit kantor cabang

Page 30: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

14

sebesar 1% maka akan menambah jumlah deposito bank umum syariah sebesar 41

489.2 juta rupiah. Apabila terjadi kenaikan tingkat bagi hasil deposito mudharabah

sebesar 1% maka akan meningkatkan volume deposito mudharabah sebesar 39

917.48 juta rupiah. Variabel bebas lainnya seperti PDB dan tingkat suku bunga

deposito bank umum konvensional justru tidak berpengaruh signifikan. Selain itu,

hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan jangka panjang antara volume

deposito mudharabah dengan tingkat bagi hasil dan jumlah kantor cabang bank

syariah menjadi sebuah masukkan bagi manajemen bank. Apabila hendak

mengumpulkan lebih banyak dana maka bank syariah harus menetapkan tingkat

bagi hasil yang lebih kompetitif dengan berpatokan pada tingkat suku bunga bank

konvensional dan mendirikan lebih banyak kantor cabang.

Abduh et al. (2011) meneliti dampak krisis dan variabel makroekonomi

terhadap jumlah deposito bank Islam di Malaysia. Variabel terikat yang digunakan

adalah total deposito bank Islam Malaysia. Variabel bebas yang digunakan adalah

rata-rata tingkat bagi hasil investment deposits bank Islam, rata-rata tingkat suku

bunga investment deposits bank konvensional, CPI (Indeks Harga Konsumen), IPI

(Indeks Produksi Industri), tingkat suku bunga pembiayaan dan dummy krisis

Metode analisis yang digunakan adalah VECM (Vector Error Correction

Model) dengan rangkaian tahap uji seperti uji unit akar ADF dan PP, dan uji

kointegrasi. Hasil uji kointegrasi, menunjukkan bahwa dalam jangka panjang

terdapat satu hubungan kointegrasi antara variabel bebas dan variabel terikatnya

pada level 1%. Dilanjutkan dengan VECM menunjukkan bahwa CPI, tingkat suku

bunga pembiayaan, IPI dan tingkat suku bunga deposito bank konvensional

berpengaruh negatif signifikan terhadap jumlah deposito bank Islam di Malaysia.

Tingkat bagi hasil deposito bank Islam berpengaruh positif terhadap jumlah

depositonya. Krisis ekonomi digambarkan dengan dummy krisis yang menunjukkan

hasil negatif. Hal ini menandakan bahwa apabila terjadi krisis maka akan terjadi

peningkatan total deposito bank Islam akibat adanya mobilisasi dana dari deposan

bank konvensional kepada bank Islam. Hal ini disebabkan oleh rendahnya dampak

krisis terhadap kondisi liabilitas perbankan Islam

Abduh dan Sukmana (2011) meneliti tentang faktor-faktor yang

memengaruhi fluktuasi jumlah deposito bank syariah di Indonesia. Variabel yang

digunakan adalah suku bunga deposito bank konvensional, tingkat bagi hasil

deposito bank syariah, inflasi, indeks produksi industri (IPI) serta krisis keuangan.

Metode yang digunakan adalah uji kointegrasi dan IRF (Impuls Response Function)

dengan menggunakan data bulanan tahun 2000;12 hingga 2011;01. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa krisis tidak berdampak signifikan terhadap fluktuasi deposito

bank syariah. Hal ini menunjukkan bahwa ekspansi bank syariah terhadap kegiatan

ekonomi riil melalui pelaksanaan akad berbasis kerjasama telah berjalan efektif.

Selain itu, hal ini juga menunjukkan kuatnya kepercayaan deposan terhadap kinerja

dan ketahanan bank syariah dalam melalui krisis tahun 2008. Inflasi berpengaruh

negatif terhadap terhadap deposito bank syariah di Indonesia.

Ali et al. (2012) meneliti tentang pengaruh variabel makroekonomi terhadap

investasi deposito mudharabah di Malaysia. Variabel bebas yang digunakan adalah

PDB, tingkat bagi hasil deposito dan tingkat inflasi. Data yang digunakan adalah

laporan keuangan Bank Negara Malaysia periode 2003-2011. Metode yang

digunakan adalah regresi linier berganda dengan tiga model (enter, forward, dan

backward). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat bagi hasil deposito

Page 31: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

15

berpengaruh positif dan signifikan terhadap investasi deposito mudharabah di

Malaysia. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat bagi hasil masih menjadi faktor

utama bagi sebagian besar nasabah menginvestasikan dananya pada produk

perbankan syariah.

Novianto dan Hadiwidjojo (2013) meneliti faktor - faktor yang memengaruhi

penghimpunan deposito mudharabah perbankan syariah di Indonesia dengan

menggunakan variabel penelitian berupa jumlah deposito mudharabah sebagai

variabel terikat sedangkan PDB, inflasi, jumlah kantor dan tingkat bagi hasil

sebagai variabel bebas. Metode analisis data yang digunakan adalah vector auto

regression (VAR) dan data yang digunakan adalah data triwulanan tahun 2005-

2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PDB berpengaruh negatif signifikan

sedangkan jumlah kantor berpengaruh positif signifikan terhadap jumlah deposito.

Variabel bebas lainnya seperti inflasi dan tingkat bagi hasil tidak berpengaruh

terhadap jumlah deposito perbankan syariah.

Muttaqien (2013) meneliti pengaruh PDB, IHK, suku bunga deposito bank

umum konvensional dan nilai tukar rupiah terhadap DPK perbankan syariah di

Indonesia periode 2008-2012. Menggunakan teknik analisis regresi linear berganda

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PDB, inflasi (IHK) dan kurs berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap DPK perbankan syariah di Indonesia sedangkan

suku bunga deposito berpengaruh positif signifikan.

Natalia et al. (2014) meneliti pengaruh tingkat bagi hasil deposito bank

syariah dan tingkat suku bunga bank konvensional terhadap jumlah simpanan

deposito mudharabah secara parsial maupun bersama-sama. Data yang digunakan

berupa data sekunder periode 2009;Q1 hingga 2012;Q2 Bank Syariah Mandiri.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kekhawatiran terjadi mobilisasi dana

dari bank syariah ke bank konvensional akibat preferensi dan motif

nasabah/deposan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis linear berganda.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel tingkat bagi hasil deposito

bank syariah berpengaruh negatif signifikan dengan koefisien sebesar -2.676.

Apabila tingkat bagi hasil bank syariah meningkat sebesar satu persen maka jumlah

deposito mudharabah bank syariah akan turun sebesar 2.676%. Variabel tingkat

suku bunga deposito bank konvensional tidak berpengaruh signifikan terhadap

deposito bank syariah. Sehingga tidak terdapat pengaruh antara tingkat suku bunga

deposito bank konvensional dengan jumlah deposito bank syariah.

Syafi’ie (2015) meneliti faktor-faktor internal dan eksternal yang

memengaruhi jumlah deposito mudharabah secara simultan dan secara parsial

dengan menggunakan data laporan keuangan 7 Bank Umum Syariah di Indonesia

periode 2011;Q1 hingga 2015;Q1. Variabel bebas yang digunakan adalah PDB riil

dan inflasi sebagai faktor eksternal sedangkan FDR, tingkat bagi hasil dan NPF

sebagai faktor internal. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh jumlah deposito yang

memberikan berkontribusi terbesar terhadap total DPK yang dihimpun bank

syariah. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi data panel. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan seluruh variabel bebas memberi

pengaruh terhadap jumlah deposito bank syariah di Indonesia. Secara parsial,

variabel PDB riil, bagi hasil, FDR dan NPF berpengaruh signifikan terhadap jumlah

deposito mudharabah pada taraf nyata 1%. PDB riil dan tingkat bagi hasil

berpengaruh positif sedangkan FDR dan NPF berpengaruh negatif terhadap jumlah

deposito mudharabah. Variabel merupakan satu-satunya variabel bebas yang tidak

Page 32: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

16

berpengaruh secara signifikan. Berdasarkan hasil penelitian ini, faktor yang paling

berpengaruh terhadap jumlah deposito adalah PDB riil dengan koefisien variabel

sebesar 3.25272.

2.4 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

2.4.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang menerapkan sistem

perbankan ganda sehingga terdapat dua sistem operasional pada lembaga keuangan

di Indonesia yaitu syariah dan konvensional. Kedua jenis sistem tersebut memiliki

perbedaan namun dari segi produk, keduanya memiliki produk penghimpunan dana

yang serupa yaitu giro, tabungan dan deposito.

Deposito adalah produk simpanan berjangka yang penarikan dananya hanya

dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan kesepakatan antara bank

dengan nasabah. Deposito memiliki proporsi yang cukup besar pada total DPK

Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia. Sejak tahun 2009 hingga

tahun 2014, proporsi deposito selalu bernilai lebih dari lima puluh persen dari total

dana pihak ketiga BUS dan UUS di Indonesia. Deposito di bank syariah

dilaksanakan dengan prinsip mudharabah (kerjasama) dengan pemberian imbalan

melalui konsep bagi hasil. Berdasarkan jangka waktu antara penyimpanan dana dan

pembagian keuntungan deposito mudharabah di bank syariah Indonesia terdiri dari

tiga kategori yakni deposito mudharabah berjangka waktu 1, 3, dan 6 bulan.

Berdasarkan data OJK tahun 2008 hingga 2015 total deposito mudharabah

secara nasional justru didominasi oleh jumlah deposito mudharabah 1 bulan.

Padahal deposito dengan jangka waktu lebih penjang memiliki kelebihan dari segi

waktu pengelolaan dan ketersediaan dana dalam jangka waktu yang lebih panjang.

Pihak perbankan syariah telah mengupayakan peningkatan deposito berjangka

waktu 3 dan 6 bulan dengan menawarkan tingkat bagi hasil yang lebih tinggi dari

tingkat bagi hasil deposito mudharabah 1 bulan namun upaya ini belum dapat

dikatakan berhasil.

Berdasarkan penelitian terdahulu, seharusnya tingkat bagi hasil menjadi salah

satu faktor yang memengaruhi jumlah dana yang terhimpun melalui produk

deposito mudharabah secara agregat dengan pengaruh positif. Apabila tingkat bagi

hasil meningkat maka jumlah deposito maupun DPK yang terhimpun juga akan

mengalami peningkatan. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba untuk menganalisa

faktor-faktor lain yang terindikasi memengaruhi kinerja dari penghimpunan dana

melalui deposito mudharabah. Faktor-faktor tersebut merupakan variabel

makroekonomi seperti PDB riil, tingkat inflasi dan nilai tukar. Indonesia

merupakan salah satu negara dengan perekonomian terbuka yang tidak terlepas dari

masalah-masalah perekonomian seperti perlambatan pertumbuhan ekonomi,

kenaikan nilai tukar serta kenaikan tingkat inflasi. Berdasarkan kajian literatur dan

penelitian terdahulu ini maka secara ringkas kerangka pemikiran dari penelitian ini

dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 33: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

17

Gambar 3 Kerangka pemikiran penelitian

2.4.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu yang relevan tentang

pengaruh faktor makroekonomi dan tingkat bagi hasil deposito mudharabah

terhadap jumlah deposito mudharabah, maka hipotesis yang dapat dirumuskan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. PDB riil berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah deposito.

2. Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah deposito.

3. Nilai tukar nominal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah

deposito.

4. Tingkat bagi hasil berpengaruh positif terhadap jumlah deposito.

Perbankan Syariah

Penghimpunan

Bank Umum Syariah Unit Usaha Syariah

Deposito

1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan

PDB riil

Nilai tukar

Tingkat

inflasi

Tingkat

bagi hasil

Analisis

ekonometrik

VECM, IRF

dan FEVD

Analisis respon

deposito mudharabah

terhadap variabel

makroekonomi dan

bagi hasil

Analisis kontribusi

variabel

makroekonomi dan

bagi hasil terhadap

deposito mudharabah

Analisis pengaruh

variabel

makroekonomi dan

bagi hasil terhadap

deposito mudharabah

Analisis deskriptif : keragaan

variabel makroekonomi dan

bagi hasil

Implikasi kebijakan

Page 34: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

18

III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

data deret waktu (time series) triwulanan tahun 2008 kuartal I sampai tahun 2015

kuartal IV dari seluruh bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS) di

Indonesia. Data sekunder diperoleh dari beberapa sumber, yaitu Statistik Perbankan

Syariah (SPS) dari website resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Laporan Inflasi

(Indeks Harga Konsumen) dari website resmi Bank Indonesia dan International

Financial Statistics (IFS) dari website resmi International Monetary Fund (IMF).

Data sekunder yang digunakan diuraikan dalam Tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian

Variabel Satuan Sumber

Jumlah simpanan deposito berjangka 1 bulan Rp. Milyar OJK

Jumlah simpanan deposito berjangka 2 bulan Rp. Milyar OJK

Jumlah simpanan deposito berjangka 3 bulan Rp. Milyar OJK

Tingkat inflasi Persen BI

Nilai tukar nominal rupiah terhadap dolar (akhir

periode)

IDR/USD IMF

Produk domestik bruto riil US Dollar IMF

Tingkat bagi hasil deposito berjangka waktu 1

bulan

Persen OJK

Tingkat bagi hasil deposito berjangka waktu 3

bulan

Persen SPS

Tingkat bagi hasil deposito berjangka waktu 6

bulan

Persen SPS

3.2 Metode Analisis dan Pengolahan Data

Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan

kuantitatif. Metode analisis deksriptif pada penelitian ini digunakan untuk

menganalisis keragaan dari variabel-variabel makroekonomi dan bagi hasil

deposito mudharabah pada perbankan syariah di Indonesia. Analisis kuantitatif

digunakan untuk menganalisis pengaruh dan kontribusi dari variabel

makroekonomi dan bagi hasil terhadap jumlah deposito mudharabah perbankan

syariah. Metode analisis kuantitatif terdiri dari Vector Error Correction Model

(VECM), Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance

Decomposition (FEVD). Proses pengolahan data pada penelitian dilakukan dengan

menggunakan software Eviews 6.0 dan Microsoft Excel 2013.

Metode VECM digunakan untuk data time series yang tidak stasioner pada

level tetapi stasioner pada first difference dan memiliki potensi untuk

terkointegrasi. Variabel-variabel yang tidak stasioner pada level tersebut diestimasi

dengan error correction sehingga dapat diketahui bahwa metode VECM ini adalah

bagian dari model VAR (vector auto regression) yang terkoreksi (Enders 2004).

Page 35: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

19

Metode VECM mensyaratkan adanya kointegrasi pada variabel-variabel yang

digunakan dalam model. Hal ini mengimplikasikan adanya proses penyesuaian dari

jangka pendek ke jangka panjangnya. Model VECM bisa memberi informasi

mengenai perilaku jangka pendek suatu variabel terhadap jangka panjangnya akibat

adanya perubahan yang permanen. Spesifikasi model VECM secara umum dapat

dilihat sebagai berikut :

Di mana :

yt = vektor yang berisi variabel yang dianalisis dalam penelitian

μ0x = vektor intercept

μ1x = vektor koefisien regresi

t = time trend

Πx = αx β’ dimana b’ mengandung persamaan kointegrasi jangka panjang

yt-1 = variabel yang dianalisis dalam penelitian dalam in-level

Γi = matriks koefisien regresi dari Δyt-i

k – 1 = ordo VECM dan VAR

εt = error term

3.3 Tahapan Uji Data Time Series

3.3.1 Uji Stasioneritas

Uji stasioneritas merupakan langkah awal yang penting saat melakukan

estimasi model untuk data time series. Data yang stasioner akan menyebabkan hasil

perhitungan yang signifikan sedangkan data yang tidak stasioner namun dipaksakan

akan menyebabkan hasil perhitungan yang semu (spurious). Perhitungan yang

semu menunjukkan bahwa variabel-variabel yang digunakan dalam model tersebut

tidak berkorelasi secara substansi sehingga menyebabkan terbentuknya regresi

yang tidak stasioner antar variabel terikat dengan variabel bebasnya.

Data dapat dikategorikan stasioner apabila memiliki pola yang konstan

sepanjang waktu dan tidak memiliki pola tren di dalamnya. Pada penelitian ini

digunakan uji stasioneritas dengan menggunakan uji ADF (Augmented Dickey

Fuller). Kriteria data yang stasioner ditunjukkan dengan nilai mutlak t-statistic

ADF yang lebih besar dari nilai kritis Mc Kinnon pada level 1 persen, 5 persen atau

10 persen.

3.3.2 Uji stabilitas VAR

Uji stabilitas VAR dilakukan dengan menghitung akar-akar dari fungsi

polinomial atau dikenal dengan roots of characteristic polynomial (Firdaus 2011).

Jika semua akar dari fungsi polinomial tersebut berada di dalam unit circle atau

nilai modulusnya lebih kecil dari 1 maka model tersebut dianggap stabil sehingga

Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition

(FEVD) yang dihasilkan valid.

i = 1

Γi Δyt-i + εt

Δyt = μ0x + μ1xt + Πxyt-1 +

Σ

k - 1

Page 36: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

20

3.3.3 Pengujian lag optimum

Uji lag optimum dilakukan untuk mengetahui berapa lama reaksi suatu

variabel terhadap variabel lainnya untuk menghilangkan masalah autokorelasi

dalam sebuah sistem VAR. Dalam tahap ini terdapat lima kriteria yang dapat

digunakan untuk menentukan panjang lag optimum yaitu Likelihood Ratio (LR),

Final Prediction Criterion (FPE), Akaike Information Criterion (AIC), Schwarz

Information Criterion (SC) dan Hannan-Quinn Information (HQ). Besarnya lag

yang dipilih dalam penelitian ini adalah lag yang menghasilkan nilai SC terkecil

sebagai lag optimum

3.3.4 Uji kointegrasi

Uji kointegrasi pertama kali diperkenalkan oleh Engle dan Granger pada

tahun 1987 (Firdaus 2011). Uji Kointegrasi dilakukan untuk melihat apakah

variabel-variabel yang tidak stasioner memiliki hubungan kointegrasi atau tidak.

Variabel yang saling terkointegrasi menunjukkan adanya hubungan keseimbangan

jangka panjang antar variabel. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan

untuk melakukan uji kointegrasi, seperti Engle-Granger Cointegration Test,

Johansen Cointegration Test, dan Cointegration Regression Durbin-Watson Test.

Karakteristik model yang memiliki hubungan kointegrasi adalah model dengan

nilai trace statistic yang lebih besar dari nilai kritis 5%.

3.4 Perumusan Model Penelitian

Tahapan selanjutnya adalah membuat model VECM yang akan digunakan

sebagai persamaan. Hasil estimasi VECM terdiri dari output Johansen

cointegration test dan hasil VAR dalam tingkat first difference yang mengandung

error correction. Perumusan model penelitian ini mengacu pada penelitian yang

dilakukan oleh Haron dan Azmi (2008) serta teori terkait. Selain itu terdapat

penambahan variabel nilai tukar rupiah terhadap dollar yang diacu dari penelitian

Muttaqiena (2013). Dugaan persamaan dirumuskan sebagai berikut :

LnDEP1 = β0 + β1IMDEP1 + β2TINF + β3LnKURS + β4LnPDBR + μt

..................(1)

LnDEP3 = β0 + β1IMDEP3 + β2TINF + β3LnKURS + β4LnPDBR + μt

..................(2)

LnDEP6 = β0 + β1IMDEP3 + β2TINF + β3LnKURS + β4LnPDBR + μt

..................(6)

Keterangan :

LnDEP1 = logaritma natural jumlah simpanan deposito berjangka 1 bulan

LnDEP3 = logaritma natural jumlah simpanan deposito berjangka 3 bulan

LnDEP6 = logaritma natural jumlah simpanan deposito berjangka 6 bulan

IMDEP1 = tingkat bagi hasil deposito berjangka waktu 1 bulan

IMDEP3 = tingkat bagi hasil deposito berjangka waktu 3 bulan

IMDEP6 = tingkat bagi hasil deposito berjangka waktu 6 bulan

Page 37: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

21

TINF = tingkat inflasi Indonesia

LnKURS = logaritma natural nilai tukar nominal rupiah terhadap dollar (akhir

periode)

LnPDBR = logaritma natural produk domestik bruto riil Indonesia

Adapun model VECM yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Di mana :

yt = vektor variabel endogen first difference kuartal ke-t (vektor ini

memasukkan variabel PDB riil, nilai tukar nominal, IHK dan tingkat

bagi hasil deposito)

μ0x = vektor intercept

μ1x = vektor koefisien regresi

Πx yt-1 = vektor kointegrasi yang merepresentasikan variabel endogen yang

tidak stasioner. Koefisien ini mengindikasikan speed of adjustment

yang merupakan kecepatan error pada periode sebelumnya untuk

mengoreksi perubahan variabel y menuju keseimbangan pada periode

selanjutnya. Γi = matriks koefisien regresi dari Δyt-i

Γi Δyt-i = vektor variabel endogen di first difference bulan ke t-i (vektor ini

memasukkan variabel variabel PDB riil, nilai tukar nominal, tingkat

inflasi dan tingkat bagi hasil deposito)

t = time trend

k – 1 = ordo VECM dan VAR

εt = error term (vektor dari variabel acak yang mereoresentasikan error

dari model)

i = 1

Γi Δyt-i + εt

Δyt = μ0x + μ1xt + Πxyt-1 +

Σ

k - 1

Page 38: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

22

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keragaan Kondisi Makroekonomi dan Bagi Hasil Deposito Mudharabah

di Indonesia

Variabel makroekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah produk

domestik bruto (PDB) riil, tingkat inflasi, dan nilai tukar nominal rupiah terhadap

dolar Amerika Serikat (AS). PDB riil menunjukkan tren meningkat meskipun

pertumbuhannya melambat sedangkan nilai tukar nominal dan tingkat inflasi

berfluktuasi dari tahun 2008 hingga 2015 seiring dengan kondisi perekonomian

negara.

4.1.1 Keragaan PDB riil Indonesia Periode 2008-2015

Produk domestik bruto (PDB) merupakan salah satu indikator penting untuk

mengetahui kondisi ekonomi suatu negara dalam suatu periode tertentu. PDB

digunakan untuk mengukur pendapatan setiap orang dan pengeluaran total terhadap

output barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian (Mankiw 2007). PDB

riil menilai barang dan jasa pada tingkat harga konstan sehingga PDB riil akan

meningkat apabila jumlah barang dan jasa meningkat. Pasca krisis keuangan global,

yakni sejak tahun 2010 hingga tahun 2015, PDB riil Indonesia mengalami

peningkatan dengan tren yang serupa setiap tahunnya. Kemiripan tren PDB riil

terlihat dari peningkatan yang terjadi pada tiga kuartal pertama dan sedikit

penurunan pada satu kuartal terakhir.

Sumber : IMF

Gambar 4 Keragaan PDB Riil Indonesia tahun 2008-2015

Pada gambar 4 dapat diketahui bahwa PDB riil Indonesia berada pada kisaran

500 triliun rupiah dengan nilai sebesar sebesar 505 triliun rupiah pada kuartal I

0

500

1000

1500

2000

2500PDB Riil (Miliar)

Periode

PD

B r

iil

(Tri

liun

Rup

iah

)

Page 39: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

23

tahun 2008 dan 528 triliun rupiah pada kuartal I tahun 2009. Artinya, selama satu

tahun, PDB riil Indonesia hanya meningkat sebesar 23 triliun rupiah. Hal ini

menunjukkan perlambatan pertumbuhan PDB riil yang diakibatkan oleh krisis

ekonomi global yang berawal dari krisis keuangan di Amerika Serikat. Krisis ini

berdampak pada perekonomian Indonesia melalui penurunan volume ekspor

manufaktur akibat adanya penurunan permintaan yang drastis terhadap sejumlah

barang ekspor seperti meubel (Tambunan 2014). Meskipun mengalami

perlambatan pertumbuhan, PDB riil Indonesia tergolong masih mampu

mempertahankan pertumbuhan yang positif walaupun laju pertumbuhan yang

terjadi lebih rendah dari pada yang diprediksi sebelum terjadinya krisis.

Pada tahun 2010 kuartal I, kondisi ekonomi Indonesia mulai membaik yang

ditunjukkan dengan nilai PDB riil yang tercatat sebesar 1 642 triliun rupiah

dibandingkan dengan tahun 2009 periode yang sama yang tercatat hanya sebesar

528 triliun rupiah atau tahun 2009 kuartal IV yang tercatat sebesar 547 triliun

rupiah. Menurut Badan Pusat Statistik, besarnya laju pertumbuhan ekonomi pada

kuartal I tahun 2010 sebesar 5.7 persen. Dari sisi permintaan agregat, pertumbuhan

ekonomi yang ditandai dengan peningkatan PDB riil ini disebabkan oleh kenaikkan

volume impor khususnya barang-barang yang dibutuhkan oleh industri dan sektor-

sektor dalam negeri lainnya sebesar 22.6 persen, pertumbuhan ekspor yang

mencapai 20 persen, pembentukan modal tetap domestik bruto sebesar 7.9 persen,

dan kenaikan konsumsi rumah tangga sebesar 3.9 persen. Dari sisi penawaran

agregat, faktor pendorong utama yang menyebabkan peningkatan PDB riil dan laju

pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran

sebesar 9.6 persen. PDB riil tahun 2010 kuartal II yang tercatat sebesar 1 709 triliun

rupiah, dan pada III ketiga sebesar 1 775 triliun rupiah. Peningkatan ini disebabkan

oleh peningkatan peran investasi dan ekspor dari sisi permintaan agregat sedangkan

dari sisi penawaran agregat, peningkatan PDB riil disebabkan oleh peningkatan di

tiga sektor yaitu industri manufaktur, pertambangan dan pertanian. (Tambunan

2014). Pada kuartal IV tahun 2010, PDB riil mengalami penurunan dengan nilai

PDB riil sebesar 1 738 triliun rupiah.

Pada tahun 2011, PDB riil Indonesia meningkat dari 1 749 triliun rupiah pada

kuartal I menjadi 1 816 triliun rupiah pada kuartal II, 1 882 triliun rupiah pada

kuartal III dan kemudian menurun dengan nilai PDB riil yang sebesar 1 841 triliun

rupiah pada kuartal IV. Berdasarkan Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2011

Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, perekonomian

Indonesia menunjukkan daya tahan yang kuat dan kinerja ekonomi yang baik

ditengah meningkatnya gejolak ekonomi global akibat krisis utang Eropa dan

kekhawatiran terhadap pemulihan perekonomian Amerika. Pertumbuhan ekonomi

pada tahun 2011 tercatat sebesar 6.5 persen dan merupakan angka pertumbuhan

ekonomi tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir. Pertumbuhan ini disebabkan oleh

peningkatan peran investasi dan ekspor, penurunan tingkat pengangguran dan

kemiskinan serta pemerataan pertumbuhan ekonomi antar daerah. Selain itu,

pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh Neraca Pembayaran Indonesia yang

mengalami surplus, stabilitas sistem keuangan yang terjaga, apresiasi nilai tukar

rupiah serta kebijakan makro yang tetap pruden yang mampu meminimalkan

dampak gejolak ekonomi global.

Pada tahun 2012, PDB riil Indonesia meningkat dari 1 856 triliun rupiah pada

kuartal I, 1 929 triliun rupiah pada kuartal II, 1 994 triliun rupiah pada kuartal III

Page 40: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

24

dan kembali menurun dengan nilai PDB sebesar 1 949 triliun rupiah pada kuartal

IV. Berdasarkan Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2012, pertumbuhan

ekonomi masih dapat dipertahankan pada tingkat yang cukup tinggi sebesar 6.23

persen meskipun kinerja ekspor Indonesia menurun. Pertumbuhan ekonomi dan

peningkatan PDB riil Indonesia didominasi oleh permintaan domestik yang kuat

yang disebabkan oleh kondisi ekonomi makro dan sistem keuangan yang kondusif.

Kondisi ini menyebabkan sektor rumah tangga dan sektor usaha dapat melakukan

kegiatan ekonomi dengan lebih optimal.

Tahun 2013, PDB riil Indonesia mencapai nilai sebesar 1 958 triliun rupiah

pada kuartal I kemudian meningkat menjadi 2 037 triliun rupiah pada kuartal II dan

terus mengalami pertumbuhan hingga tercatat sebesar 2 138 triliun rupiah pada

kuartal ke III. Pada kuartal IV di tahun 2013, PDB riil Indonesia meningkat menjadi

2 208 triliun rupiah. Berdasarkan Laporan Badan Pusat Statistik, pertumbuhan

ekonomi Indonesia pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar

5.78 persen. Nilai pertumbuhan ini masih tergolong tinggi meskipun besaran

nilainya lebih rendah dari nilai pertumbuhan ekonomi tahun 2011 dan 2012.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik, PDB riil Indonesia tahun 2013

dikontribusi oleh konsumsi masyarakat sebesar 5.28 persen, konsumsi pemerintah

sebesar 4.8 persen, investasi sebesar 4,71 persen, ekspor sebesar 5.3 persen dan

impor sebesar 1.2 persen. Pertumbuhan konsumsi masyarakat disebabkan oleh

pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung, kelancaran program

sosial yang dicanangkan oleh pemerintah seperti raskin (beras miskin), BLSM

(Bantuan Langsung Sementara Masyarakat) dan pembangunan infrastruktur desa.

Dari sisi penawaran agregat, PDB tahun 2013 dikontribusi oleh tiga sektor usaha

yaitu industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta

pengangkutan dan komunikasi. Laju pertumbuhan industri pengolahan mencapai

5.56 persen dengan nilai sebesar 707.5 triliun rupiah sedangkan sektor

perdagangan, hotel dan restoran tumbuh sebesar 5.93 persen dengan nilai mencapai

501.2 triliun rupiah.

Pada tahun 2014, PDB riil Indonesia meningkat dari 2 059 triliun rupiah pada

kuartal I menjadi 2 138 triliun rupiah pada kuartal II, 2 208 triliun rupiah pada

kuartal III dan kemudian menurun dengan nilai PDB riil yang tercatat sebesar 2 161

triliun rupiah pada kuartal IV. Pertumbuhan ekonomi domestik yang terjadi pada

tahun 2014 tergolong melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan

ekonomi pada tahun 2014 tercatat sebesar 5.0 persen. Angka ini bernilai lebih

rendah dibandingkan dengan perkiraan awal sebesar 5.5 hingga 5.9 persen dan

dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2013. Perlambatan

pertumbuhan ekonomi ini disebabkan oleh belum optimalnya reformasi struktural,

perlambatan ekonomi global dan diberlakukannya kebijakan stabilisasi. Dari sisi

eksternal, perlambatan ekonomi disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor akibat

penurunan permintaan dari emerging market, penurunan harga komoditas global

serta adanya kebijakan pembatasan ekspor mineral mentah. Dari sisi permintaan

domestik, perlambatan pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh konsumsi

pemerintah yang melambat akibat program penghematan yang dilakukan guna

menjaga stabilitas fiskal.

PDB riil Indonesia tahun 2015 meningkat dari 2 156 triliun rupiah pada

kuartal I menjadi 2 237 triliun rupiah pada kuartal II, 2 313 triliun rupiah pada

kuartal III dan kemudian menurun dengan nilai PDB riil yang tercatat sebesar 2 270

Page 41: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

25

triliun rupiah pada kuartal IV. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik, laju

pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 kuartal I tergolong melambat

dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, dengan nilai

sebesar 5.14 persen. Dari sisi pengeluaran, perlambatan laju pertumbuhan

disebabkan oleh terkontraksinya kinerja investasi dan ekspor sedangkan dari sisi

produksi disebabkan oleh pertumbuhan lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan

perikanan sebesar 14.63 persen. Pada kuartal III dan IV tahun 2015 terjadi

perbaikan kondisi ekonomi akibat adanya stimulus fiskal pemerintah. Hal ini

menyebabkan peningkatan konsumsi pemerintah dan investasi bangunan,

perbaikan indeks kepercayaan konsumen, peningkatan konsumsi rumah tangga dan

perbaikan investasi non bangunan. Permintaan domestik yang mendominasi PDB

riil menyebabkan pertumbuhan ekonomi tahun 2015 dapat tercapai meskipun masih

belum membaiknya kondisi eksternal perekonomian seperti perlambatan

perekonomian global, penurunan harga komoditas ekspor (terutama berbasis

pertambangan dan manufaktur) serta penurunan kinerja ekspor.

4.1.2 Keragaan Nilai Tukar Nominal (rupiah) Periode 2008-2015

Variabel ekonomi lainnya yang digunakan pada penelitian ini adalah nilai

tukar nominal rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada gambar 5

menunjukkan kondisi nilai tukar nominal Indonesia tahun 2008 hingga 2015 yang

berfluktuatif seiring dengan kondisi perekonomian negara.

Sumber : IMF

Gambar 5 Keragaan nilai tukar nominal (rupiah) periode 2008-2015 di Indonesia

Nilai tukar tahun 2008 kuartal I hingga tahun 2008 kuartal III menunjukkan

pergerakan yang stabil berkisar antara 9 000 rupiah sampai 9 200 rupiah. Akan

tetapi, pada akhir tahun 2008 hingga tahun 2009 kuartal II, mata uang rupiah

mengalami pelemahan (depresiasi) yang ditandai dengan kenaikan nilai tukar

nominal yang mencapai 11 000 rupiah per satu dollar AS. Pelemahan rupiah

tersebut diakibatkan oleh krisis keuangan global (subprime mortgage) yang terjadi

di Amerika. Selain itu, kenaikan harga minyak dunia juga menjadi salah satu

penyebab terjadinya kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dampak dari

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000Nilai Tukar Nominal

Periode

Nil

ai T

uk

ar N

om

inal

(ru

pia

h)

Page 42: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

26

kenaikan nilai tukar nominal rupiah mendorong keluarnya modal asing (capital

outflow) dari Indonesia dan berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi dan

stabilitas perekonomian nasional.

Pada tahun 2009 kuartal III hingga tahun 2011 pada periode yang sama, mata

uang rupiah mengalami penguatan (apresiasi) dan pergerakan yang lebih stabil.

Apresiasi rupiah terhadap dolar AS ditunjukkan pada Gambar 4 dengan adanya

penurunan nilai tukar nominal dalam periode tersebut. Penguatan nilai rupiah ini

disebabkan oleh perbaikan perekonomian Indonesia yang ditunjukkan dengan

pertumbuhan PDB riil dan peningkatan aliran modal asing ke Indonesia (capital

inflow). Pergerakan nilai tukar rupiah yang stabil ditunjukkan dengan nilai tukar

nominal pada tahun 2009 kuartal III hingga tahun 2011 kuartal III berada pada

kisaran 8 000 hingga 10 000 rupiah. Nilai tukar nominal kuartal III tahun 2009

tercatat sebesar 9 966 rupiah per dolar AS dan menurun pada kuartal IV dengan

nilai sebesar 9 454 rupiah per dolar AS. Pada tahun 2010, mata uang rupiah kembali

mengalami penguatan dengan nilai sebesar 9 271 rupiah per dolar AS pada kuartal

I dan berubah menjadi 9 132 rupiah per dolar AS pada kuartal II. Nilai tukar

nominal rupiah mencapai nilai 8 900 rupiah per satu dolar AS pada kuartal III dan

kuartal IV tahun 2010. Apresiasi rupiah ini didominasi oleh faktor eksternal yaitu

modal asing. Masuknya modal asing ke Indonesia dimotivasi oleh solidnya

fundamental ekonomi domestik dan terjaganya faktor risiko berinvestasi di

instrumen rupiah. Kestabilan pergerakan nilai tukar sehingga tetap berada pada

kisaran 8 000 rupiah hanya terjadi hingga tahun 2011 kuartal III karena sejak kuartal

IV tahun 2011 hingga kuartal IV tahun 2015, nilai tukar nominal rupiah terhadap

dolar AS terus mengalami pelemahan (depresiasi). Hal ini ditandai dengan

peningkatan nilai tukar nominal rupiah terhadap dolar AS.

Berdasarkan Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2012, depresiasi rupiah

yang terus-menerus terjadi sejak akhir tahun 2011 diakibatkan oleh ketidakpastian

ekonomi global karena memburuknya kondisi ekonomi negara-negara maju di

kawasan Eropa dan melebarnya defisit neraca berjalan karena penurunan kinerja

ekspor Indonesia. Nilai tukar rupiah tercatat sebesar 9 102 pada kuartal I tahun 2012

dan terus meningkat menjadi 9 316 rupiah pada kuartal II. Pada kuartal III tahun

2012 nilai tukar nominal rupiah sebesar 9 501 rupiah per dolar AS dan pada kuartal

IV nilai tukar nominal rupiah sebesar 9 628 rupiah per dolar AS.

Nilai tukar nominal pada tahun 2013 juga mengalami tekanan depresiasi

akibat Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang mengalami defisit karena semakin

melebarnya defisit transaksi berjalan dan menurunnya surplus transaksi modal dan

finansial. Berdasarkan gambar 5, nilai tukar rupiah tercatat sebesar 9 703 pada

kuartal I tahun 2013 dan terus meningkat menjadi 9 789 rupiah pada kuartal II, 10

664 rupiah pada kuartal III dan pada kuartal IV nilai tukar rupiah tercatat sebesar

10 689 rupiah per satu dolar AS. Peningkatan nilai tukar nominal rupiah ini semakin

kuat terjadi sejak pertengahan Mei 2013 sampai akhir September 2013 akibat

terjadinya aliran keluar modal asing (capital outflow) di pasar keuangan karena

adanya rencana pengurangan stimulus moneter di AS dan persepsi negatif investor

terhadap perekonomian Indonesia. Tekanan depresiasi rupiah mereda pada kuartal

IV tahun 2013 karna membaiknya kondisi perekonomian serta respon Bank

Indonesia dan pemerintah.

Nilai tukar rupiah pada tahun 2014 mengalami kondisi yang serupa dengan

tahun sebelumnya. Mata uang uang rupiah terdepresiasi terhadap dolar AS namun

Page 43: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

27

terapresiasi terhadap mata uang negara mitra dagang utama lainnya seperti yen

Jepang dan euro. Nilai tukar nominal pada kuartal IV tahun 2014 tercatat sebesar

12 285 per satu dolar AS. Depresiasi mata uang rupiah yang ditandai dengan

peningkatan nilai tukar nominal rupiah terhadap dolar AS ini disebabkan penguatan

mata uang negara Amerika Serikat terhadap hampir seluruh mata uang utama dunia.

Pada tahun berikutnya, mata uang rupiah juga terus mengalami tekanan

depresiasi terhadap dolar AS akibat peningkatan faktor risiko eksternal maupun

domestik serta memburuknya sentimen pasar. Depresiasi yang terjadi secara

signifikan menyebabkan nilai tukar nominal rupiah hampir mencapai angka 14 000

rupiah per satu dolar AS terutama pada kuartal III dan IV (Gambar 5). Nilai tukar

nominal pada kuartal III tahun 2015 tercatat sebesar 13 851 rupiah per satu dolar

AS sedangkan pada kuartal IV tahun 2015 sebesar 13 774 rupiah per satu dolar AS.

4.1.3 Keragaan Tingkat Inflasi Indonesia Periode 2008-2015

Selain variabel PDB riil dan nilai tukar nominal, tingkat inflasi merupakan

salah satu variabel makroekonomi yang penting untuk diamati terhadap jumlah

deposito mudharabah. Tingkat inflasi menunjukkan persentase perubahan harga

secara umum dari barang dan jasa yang digunakan oleh konsumen dalam suatu

perekonomian.

Tingkat inflasi akan memengaruhi pendapatan riil per kapita suatu negara

sehingga IHK dapat digunakan untuk mengetahui besarnya kegiatan ekonomi

negara dan tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah (Tambunan 2014).

Kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari daya beli yang secara tidak langsung

akan menggambarkan perilaku konsumsi dan tabungan. Apabila tingkat inflasi

semakin tinggi tanpa diimbangi dengan peningkatan pendapatan masyarakat yang

jauh lebih besar dari peningkatan harga maka daya beli masyarakat akan menurun.

Jika daya beli masyarakat menurun, alokasi pendapatan untuk memenuhi

kebutuhan konsumsi meningkat. Hal ini berdampak pada penurunan tabungan dan

investasi masyarakat.

Sumber : BI

Gambar 6 Keragaan tingkat inflasi periode 2008-2015 di Indonesia

Gambar 6 menunjukkan perubahan IHK atau tingkat inflasi di Indonesia

tahun 2008 kuartal I hingga tahun 2015 kuartal IV yang berfluktuasi. Tingkat inflasi

0

2

4

6

8

10

12

14Tingkat Inflasi

Tin

gk

at I

nfl

asi

(p

erse

n)

Periode

Page 44: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

28

mengalami peningkatan signifikan selama krisis keuangan dengan tingkat inflasi

tertinggi sebesar 12.14 persen pada kuartal II tahun 2008. Kenaikan tingkat inflasi

ini disebabkan oleh melonjaknya harga minyak dunia mencapai level tertinggi pada

Juli 2008 dan kenaikan harga pangan. Krisis keuangan, turunnya harga komoditas

di pasar dunia minimalnya tekanan permintaan akibat pelemahan daya beli,

menyebabkan tingkat inflasi kembali menurun dan kembali pada kisaran target tiap

negara meskipun masih berada pada level yang cukup tinggi.

Tingkat inflasi sebesar 7.92 persen pada kuartal I tahun 2009 dan menurun

secara signifikan menjadi 2.78 persen pada kuartal IV tahun 2009. Tekanan inflasi

pada tahun 2009 cukum minim dengan nilai di bawah sasaran inflasi sebesar

4.5%±1%. Inflasi yang rendah ini disebabkan oleh kebijakan Bank Indonesia dalam

memulihkan kepercayaan pasar sehingga mata uang rupiah menguat yang

berdampak pada membaiknya ekspektasi inflasi. Selain itu, rendahnya tingkat

inflasi juga dipengaruhi oleh penurunan inflasi kelompok barang administered dan

volatile food.

Pada tahun 2010 tingkat inflasi kembali meningkat sebesar dua kali lipat

dibandingkan tahun 2009. Pada kuartal I tahun 2010, tingkat inflasi tercatat sebesar

3.43 persen dan kemudian meningkat hingga 6.96 persen pada akhir tahun 2010.

Tingkat inflasi pada tahun 2010 berada di atas sasaran inflasi sebesar 5%±1%.

Kenaikan tingkat inflasi dipengaruhi oleh faktor eksternal berupa peningkatan

inflasi domestik akibat peningkatan inflasi global dan harga komoditas

internasional. Selain itu, faktor internal yang berasal dari domestik seperti

perkembangan ekspektasi inflasi, kondisi permintaan dan penawaran serta

penyesuaian tarif komoditas administered relatif juga memberi sedikit pengaruh

terhadap tingkat inflasi di Indonesia.

Tingkat inflasi tahun 2011 mengalami penurunan signifikan ketika terjadi

peningkatan ekonomi. Tingkat inflasi pada kuartal I tahun 2011 sebesar 6.65 persen

dan menurun mencapai 3.79 persen pada kuartal IV tahun 2011. Tingkat infasi

tersebut berada di bawah sasaran inflasi 5%±1%. Penurunan tingkat inflasi

dipengaruhi oleh kebijakan Bank Indonesia dan pemerintah berupa BBM bersubsidi

dan Tarif Tenaga Listrik, kondisi perekonomian yang membaik, penguatan nilai

tukar, dan terkendalinya ekspektasi inflasi. Stabilisasi harga juga dipengaruhi oleh

penurunan harga komoditas. Tingkat inflasi tahun 2012 berada pada tingkat yang

rendah dan dalam kisaran sasaran inflasi yaitu 4.5%±1%. Pada kuartal I tahun 2012

tingkat inflasi tercatat sebesar 3.97 persen dan pada kuartal IV tahun 2012 sebesar

4.3 persen. Terkendalinya tingkat inflasi disebabkan oleh terkendalinya inflasi inti,

volatile food dan administered prices.

Pada tahun 2013 IV tingkat inflasi meningkat dengan nilai mencapai 8.4

persen. Tingkat inflasi pada tahun 2013 menjadi dua kali lipat lebih tinggi dari

inflasi 2012 sebesar 4.3 persen dan jauh di atas sasaran inflasi yang ditargetkan

pemerintah sebesar 4.5%±1%. Tingginya inflasi pada tahun 2013 disebabkan oleh

kenaikan harga BBM bersubsidi dan kenaikan harga pangan serta beberapa

permasalahan struktural. Adanya respon kebijakan Bank Indonesia dan pemerintah

yang tepat dapat segera mengendalikan inflasi sehingga tidak melebihi angka dua

digit seperti kenaikan harga BBM bersubsidi tahun 2005 dan 2008.

Tingkat inflasi pada tiga kuartal pertama tahun 2014 mengalami penurunan,

namun pada kuartal IV tahun 2014 tingkat inflasi kembali meningkat dengan nilai

sebesar 8.38 persen. Tingkat inflasi tahun 2015 kuartal IV berada pada 3.35 persen

Page 45: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

29

dan berada di bawah sasaran target inflasi 4%±1%. Dan merupakan inflasi terendah

dalam lima tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh minimnya tekanan cost push

2015 dibandingkan dengan tahun 2013 dan 2014 yang cukup besar dan menjadi

sumber tingginya inflasi pada tahun tersebut. Terkendalinya volatile food,

tersedianya pasokan yang memadai, penurunan harga komoditas global menjadi

faktor-faktor yang memengaruhi rendahnya inflasi tahun 2015.

4.1.4 Keragaan Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Perbankan Syariah

di Indonesia Periode 2008-2015

Gambar 7 menunjukkan kondisi tingkat bagi hasil ketiga jenis deposito

mudharabah di BUS dan UUS di Indonesia yang cenderung berfluktuasi tanpa

memperlihatkan tren. Selain itu, fluktuasi tingkat bagi hasil ketiga jenis deposito

menunjukkan adanya perbedaan nilai dan arah pergerakan meskipun berada pada

periode yang sama seperti pergerakan tingkat bagi hasil dari kuartal IV tahun 2008

menuju kuartal I tahun 2009. Deposito mudharabah 1 dan 6 bulan mengalami

penurunan sedangkan deposito mudharabah 3 bulan justru meningkat. Hal ini juga

terjadi pada periode 2010 kuartal 2 hingga 2011 kuartal 1 dimana besara nilai dan

arah dari perubahan tingkat bagi hasil ketiga jenis deposito tidak sama. Hal ini

mengindikasikan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan tingkat

bagi hasil dari masing-masing jenis deposito berbeda.

Sumber : OJK 2008-2015

Gambar 7 Keragaan tingkat bagi hasil deposito mudharabah di Indonesia

periode 2008-2015

Pada Gambar 7, dapat diketahui bahwa selama periode 2008 hingga 2015,

rata-rata tingkat bagi hasil yang ditawarkan oleh deposito berjangka 1 bulan bernilai

lebih rendah dibandingkan dengan deposito berjangka 3 dan 6 bulan. Tingkat bagi

hasil deposito mudharabah 1 bulan tertinggi bernilai sebesar 8.20 persen pada

kuartal III tahun 2014. Deposito mudharabah 3 bulan memberikan tingkat bagi

hasil tertinggi sebesar 9.59 persen pada tahun 2009 kuartal 1 sedangkan deposito

4

5

6

7

8

9

10

Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Deposito 1 Bulan Deposito 3 Bulan Deposito 6 Bulan

Periode

Tin

gk

at b

agi

has

il

(per

sen

)

Page 46: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

30

mudharabah 6 bulan memberikan tingkat suku bunga tertinggi sebesar 8.95 persen

pada kuartal IV tahun 2011.

Sumber : OJK dan BI 2008-2015

Gambar 8 Perbandingan bagi hasil deposito mudharabah dengan suku bunga

deposito konvensional di perbankan Indonesia periode 2008 – 2015

Pada Gambar 8, dapat diketahui bahwa tingkat bagi hasil deposito mudharah

tidak selalu menawarkan nilai yang lebih rendah dari deposito konvensional.

Namun, tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada periode tertentu

menunjukkan kecenderungan pergerakan tingkat bagi hasil yang searah dengan

tingkat suku bunga deposito bank konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa pada

periode tertentu tingkat bagi hasil deposito mudharabah memiliki kecenderungan

untuk menyesuaikan dengan tingkat bagi hasil deposito konvensional agar dapat

lebih kompetitif dan optimal dalam melakukan penghimpunan dana.

Deposito 1 Bulan

Deposito 3 Bulan

456789

101112

456789

101112

4

5

6

7

8

9

10

11

Deposito Mudharabah Deposito Konvensional

Periode

Periode

Periode

Tin

gk

at s

uk

u b

unga

dan b

agi

has

il (

pers

en)

Tin

gkat

suk

u b

unga

dan

bag

i has

il (

pers

en)

Tin

gk

at s

uk

u b

un

ga

dan b

ag

i

has

il (

pers

en)

Deposito 1 Bulan

Deposito 3 Bulan

Deposito 6 Bulan

Page 47: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

31

4.2 Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi dan Bagi Hasil terhadap

Jumlah Deposito Mudharabah

4.2.1 Hasil Uji Data Time Series

4.2.1.1 Uji Stasioneritas Data

Uji stasioneritas merupakan langkah awal yang penting saat melakukan

estimasi model untuk data time series. Uji ini dilakukan agar tidak terjadi regresi

spurious yang menyebabkan hasil estimasi menjadi tidak tepat karena adanya unit

root (akar unit) pada variabel yang digunakan. Uji Stasioneritas yang biasa

digunakan adalah uji Augmented-Dickey-Fuller (ADF) dan Phillips-Perron (PP).

Pada penelitian ini, akan digunakan uji stasioneritas dengan menggunakan ADF.

Apabila hasil dari pengujian menunjukkan nilai mutlak ADF statistik lebih besar

dari nilai kritis McKinnon pada taraf nyata lima persen, maka data tersebut stasioner

atau tidak mengandung akar unit.

Tabel 3 menunjukkan hasil pengujian stasioneritas data time series

menggunakan uji ADF. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa hanya

variabel PDB riil yang stasioner pada tingkat level. Hal ini ditunjukkan dengan nilai

mutlak statistik ADF yang lebih besar nilai kritis McKinnon pada taraf nyata lima

persen. Nilai mutlak statistik ADF pada variabel lainnya menunjukkan nilai yang

lebih rendah dari nilai kritis McKinnon pada taraf nyata lima persen sehingga tidak

stasioner pada level. Data-data tersebut harus diuji pada first difference agar dapat

diolah dengan menggunakan error correction model.

Tabel 3 Hasil uji stasioneritas pada level

Sumber : OJK, BI, dan IMF (diolah)

Catatan : tanda bintang (*) dan cetak tebal menunjukkan nilai pengujian

berdasarkan taraf nyata lima persen.

Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa hasil uji ADF pada first difference

menghasilkan semua data stasioner pada taraf nyata lima persen. Hal ini juga

menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian tidak

mengandung akar unit pada first difference. Ketika semua data time series pada

variabel yang digunakan berada pada derajat yang sama, yaitu derajat integrasi satu

Variabel

Augmented

Dickey

Fuller

Nilai Kritis Mc Kinnon Keterangan

Statistik 1% 5% 10%

LNDEP1 -1.877544 -3.661661 -2.960411 -2.619160 Tidak Stasioner

LNDEP3 -2.007503 -3.661661 -2.960411 -2.619160 Tidak Stasioner

LNDEP6 -1.236609 -3.661661 -2.960411 -2.619160 Tidak Stasioner

IMDEP1 -2.186579 -3.661661 -2.960411 -2.619160 Tidak Stasioner

IMDEP3 -1.960857 -3.661661 -2.960411 -2.619160 Tidak Stasioner

IMDEP6 -2.684545 -3.661661 -2.960411 -2.619160 Tidak Stasioner

TINF -1.358208 -3.724070 -2.986225 -2.632604 Tidak Stasioner

LNKURS -2.946338 -3.670170 -2.963972 -2.621007 Tidak Stasioner

LNPDBR -20.54388* -3.737853 -2.991878 -2.635542 Stasioner

Page 48: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

32

I(I) maka data tersebut telah memenuhi syarat utama model VECM. Setelah semua

variabel stasioner maka dapat dilakukan proses selanjutnya, yaitu uji stabilitas

VAR.

Tabel 4 Hasil uji stasioneritas pada first difference

Sumber : OJK, BI, dan IMF (diolah)

Catatan : tanda bintang (*) dan cetak tebal menunjukkan nilai pengujian

berdasarkan taraf nyata lima persen

4.2.1.2 Uji Stabilitas VAR

Uji stabilitas VAR (VAR stability condition check) dilakukan untuk melihat

stabilitas model VAR yang menjadi syarat untuk mendapatkan hasil analisa Impulse

Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)

yang valid. Uji stabilitas VAR dilakukan dengan menghitung akar-akar dari fungsi

polinomial. Jika semua akar dari fungsi polinomial tersebut berada dalam unit circle

atau nilai modulusnya lebih kecil dari satu maka model VAR tersebut dianggap

stabil.

Tabel 5 Hasil uji stabilitas VAR

No. Jenis Deposito Kisaran Modulus

1 Deposito 1 Bulan 0.439996 – 0.932440

2 Deposito 3 Bulan 0.947360 – 0.097717

3 Deposito 6 Bulan 0.263160 – 0.914410

Sumber : OJK, BI, dan IMF (diolah)

Pada tabel 6 dapat dilihat hasil pengujian stabilitas VAR pada masing-masing

jenis deposito mudharabah. Hasil pengujian menunjukkan kisaran nilai modulus

yang bernilai kurang dari satu baik bagi ketiga jenis deposito mudharabah. Hal ini

menunjukkan bahwa ketiga model VAR dalam penelitian ini bersifat stabil dan

hasil analisa IRF dan FEVD dapat dianggap valid.

4.2.1.3 Uji Lag Optimum

Pengujian lag optimum dilakukan untuk mengetahui berapa lama reaksi suatu

variabel terhadap variabel lainnya. Selain itu, pengujian ini dilakukan untuk

menghilangkan masalah autokorelasi dalam sebuah sistem VAR. Besarnya lag

Variabel

Augmented

Dickey

Fuller

Nilai Kritis Mc Kinnon Keterangan

Statistik 1% 5% 10%

LNDEP1 -5.404974* -3.670170 -2.963972 -2.621007 Stasioner

LNDEP3 -5.845273* -3.670170 -2.963972 -2.621007 Stasioner

LNDEP6 -6.144019* -3.670170 -2.963972 -2.621007 Stasioner

IMDEP1 -6.963571* -3.670170 -2.963972 -2.621007 Stasioner

IMDEP3 -4.769653* -3.670170 -2.963972 -2.621007 Stasioner

IMDEP6 -6.262211* -3.670170 -2.963972 -2.621007 Stasioner

TINF -4.089332* -3.724070 -2.986225 -2.632604 Stasioner

LNKURS -4.103477* -3.670170 -2.963972 -2.621007 Stasioner

LNPDBR -5.535388* -3.670170 -2.963972 -2.621007 Stasioner

Page 49: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

33

yang dipilih dalam penelitian ini adalah lag yang menghasilkan nilai SC terkecil.

Lag tersebut akan dianggap sebagai lag optimum.

Tabel 6 Hasil perhitungan lag optimum

Lag SC (Schwarz Criterion)

Deposito 1 Bulan Deposito 3 Bulan Deposito 6 Bulan

0 6.947062 7.613019 6.164865

1 1.555947* 2.507264* 2.751692*

2 2.942355 3.467574 4.618748

3 3.984774 4.388058 5.018546

Sumber : OJK, BI, dan IMF (diolah)

Catatan : tanda bintang (*) dan cetak tebal menunjukkan nilai SC terkecil

Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa masing-masing deposito memiliki nilai SC

terkecil pada lag 1 yang ditandai dengan koefisien yang diberi cetak tebal dan tanda

bintang. Berdasarkan hasil uji lag optimum yang ditunjukkan pada Tabel 6, dapat

disimpulkan bahwa baik deposito 1 bulan, 3 bulan maupun 6 bulan memiliki lag

optimum pada lag 1 (satu).

4.2.1.4 Uji Kointegrasi

Uji kointegrasi dilakukan untuk mengetahui hubungan jangka panjang antar

variabel. Konsep kointegrasi yang dikemukakan oleh Engle dan Granger ini

merupakan sebuah kombinasi linear dari dua atau sebuah variabel yang tidak

stasioner yang akan menghasilkan variabel yang stasioner (Firdaus, 2011).

Kombinasi linear yang dikenal dengan persamaan kointegrasi dapat

diinterpretasikan sebagai hubungan keseimbangan jangka panjang.

Tabel 7 Hasil uji kointegrasi Johansen

Hipotesis Nilai

Kritis

5%

Trace Statistic

Null Alter-

natif DEP1 DEP3 DEP6

r = 0 r ≤ 1 69,82 103.3748* 106.2637* 109.9381*

r ≤ 1 r ≤ 2 47,86 62.32743* 61.54266* 57.64775*

r ≤ 2 r ≤ 3 29,80 34.40712* 24.74160 29.77316

r ≤ 3 r ≤ 4 15,50 19.49015* 9.377133 15.63464*

r ≤ 4 r ≤ 5 3,84 6.028463* 4.262860* 7.089794*

Sumber : OJK, BI, dan IMF (diolah)

Catatan : Tanda bintang (*) dan cetak tebal menunjukkan bahwa nilai trace

statistics lebih besar dari nilai kritis 5%.

Pada tabel 7 menunjukkan bahwa deposito berjangka 1, 3 dan 6 bulan

memiliki dua ranking kointegrasi yang ditunjukkan dengan nilai trace statistic yang

lebih besar dari nilai kritis lima persen. Hal ini menandakan bahwa pada model

VECM deposito mudharbah 1, 3, dan 6 bulan terdapat dua persamaan kointegrasi.

Dari ketiga model tersebut dapat disimpulkan bahwa masing-masing jenis deposito

memiliki minimal satu rank kointegrasi pada taraf nyata 5 persen atau masing-

Page 50: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

34

masing jenis deposito memiliki minimal satu persamaan kointegrasi yang mampu

menjelaskan hubungan jangka panjang antar variabel.

4.2.2 Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi dan Bagi Hasil terhadap

Jumlah Deposito Mudharabah Perbankan Syariah di Indonesia

Analisis pengaruh variabel makroekonomi dan bagi hasil dilakukan terhadap

akumulasi dana dari tiga kategori deposito mudharabah perbankan syariah yaitu

deposito 1, 3 dan 6 bulan. Analisis yang dilakukan terhadap ketiga jenis deposito

mudharabah ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang memengaruhi

akumulasi deposito terutama deposito dengan jangka waktu lebih panjang yang

selama delapan tahun terakhir meningkat dengan pertumbuhan lambat dan jumlah

dana yang sangat sedikit dibandingkan deposito dengan jangka waktu yang lebih

pendek, deposito 1 bulan. Hasil pengolahan data pada Tabel 8 menunjukkan

variabel jumlah deposito mudharabah 1, 3 dan 6 bulan yang dipengaruhi secara

signifikan oleh variabel makroekonomi yang berbeda-beda. Deposito mudharabah

berjangka waktu 1 bulan dipengaruhi oleh dua variabel yang signifikan yaitu nilai

tukar nominal (kurs) dan PDB riil. Deposito mudharabah 3 bulan dipengaruhi oleh

tingkat inflasi dan PDB riil sedangkan deposito mudharabah 6 bulan dipengaruhi

oleh tingkat inflasi, nilai tukar dan PDB riil. Hasil estimasi VECM menunjukkan

bahwa variabel tingkat bagi hasil deposito mudharabah sama sekali tidak

berpengaruh signifikan terhadap ketiga jenis deposito.

Tabel 8 Hasil estimasi VECM untuk model deposito mudharabah jangka waktu 1,

3 dan 6 bulan

Jangka Pendek

Variabel Koefisien DEP1 Koefisien DEP3 Koefisien DEP6

CointEq1 -0.162414* 0.013800 0.005089

LNDEPx(-1) 0.210208 0.233639 0.140279

LNIMDEPx(-1) 0.012082 0.003681 -0.038440

TINF(-1) -0.006442 0.012526 0.001659

LNKURS(-1) -0.253942 0.691228 0.364283

LNPDBR(-1) 0.272462* 0.159610 -0.071478

Jangka Panjang

Variabel Koefisien DEP1 Koefisien DEP3 Koefisien DEP6

IMDEPx(-1) -0,006267 -0.676567 -0.645304

TINF(-1) -0.048591 1.683015* 1.153595*

LKURS(-1) -4.189194* 6.706184 18.52572*

LNPDBR(-1) 0.797570* 5.535283* 3.274567*

Sumber : OJK, BI, dan IMF (diolah)

Catatan : Tanda bintang (*) dan cetak tebal menunjukkan variabel signifikan pada

taraf nyata 5%.

Hasil estimasi VECM pada Tabel 8 juga menunjukkan hubungan jangka

pendek dan jangka panjang antar variabel. Pada jangka pendek, hanya deposito

mudharabah 1 bulan yang memiliki variabel yang berpengaruh secara signifikan

yaitu variabel PDB riil sedangkan pada deposito mudharabah 3 dan 6 bulan tidak

ada variabel yang berpengaruh signifikan. Ketiadaan variabel yang berpengaruh

Page 51: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

35

secara signifikan pada jangka pendek disebabkan karena adanya lag atau waktu

yang dibutuhkan oleh suatu variabel untuk dapat bereaksi terhadap variabel lainnya

(Firdaus 2011) sehingga diperlukan pengamatan pada pengaruh jangka panjang

variabel makroekonomi dan bagi hasil terhadap jumlah deposito mudharabah.

Pada jangka panjang, variabel PDB riil yang berpengaruh positif signifikan

terhadap jumlah deposito mudharabah 1, 3 dan 6 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa

kenaikan PDB riil menyebabkan pendapatan masyarakat yang semakin tinggi

sehingga masyarakat cenderung meningkatkan proporsi pendapatannya untuk

ditabung atau diinvestasikan (Mankiw 2006). Kecenderungan masyarakat untuk

menginvestasikan dana juga dipengaruhi oleh keyakinan masyarakat terhadap

pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik setiap tahunnya yang

ditandai dengan perbaikan kinerja ekspor dan perbaikan iklim bisnis. Berdasarkan

Laporan Perekonomian Indonesia, iklim bisnis di Indonesia berdasarkan peringkat

ease of doing business terus mengalami peningkatan dari peringkat 120 pada tahun

2015 menjadi 109 pada tahun 2016. Selain itu, adanya reformasi kebijakan berupa

kemudahan usaha, perpajakan dan akses kredit juga menjadi faktor penting yang

menyebabkan kinerja sektor riil semakin membaik. Apabila bank syariah

menyalurkan dana dari ketiga jenis produk deposito mudharabah pada sektor usaha

riil maka pemilik dana deposito memiliki kepercayaan untuk meningkatkan bagian

pendapatan untuk disimpan pada produk deposito mudharabah.

Variabel nilai tukar nominal berpengaruh negatif signifikan hanya terhadap

jumlah deposito mudharabah 1 bulan dalam jangka panjang. Hal ini menandakan

bahwa nasabah yang menggunakan produk deposito berjangka 1 bulan rentan

terhadap pelemahan mata uang rupiah. Pelemahan tersebut akan memengaruhi

kepercayaan masyarakat dalam menginvestasikan dana pada produk deposito

mudharabah 1 sehingga jumlah dana yang terhimpun melalui deposito ini akan

menurun. Hal ini dikarenakan kenaikan nilai tukar akan memengaruhi penurunan

kinerja keuangan terutama bila bank menyalurkan dana kepada korporasi atau

sektor usaha yang memerlukan komoditas impor dalam kegiatan usahanya. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Muttaqiena (2013)

yang mengungkapkan jika nilai rupiah melemah maka DPK perbankan syariah juga

akan menurun diakibatkan nasabah individu maupun korporasi yang cenderung

menarik dananya. Nasabah korporasi akan menarik dananya untuk mengatasi

masalah permodalan yang timbul akibar peningkatan biaya produksi akibat

kenaikan harga bahan mentah dan barang modal yang berupa komoditas impor.

Nasabah korporasi cenderung menarik dana karena peningkatan faktor risiko.

Bagi deposito mudharabah berjangka 3 bulan, dalam jangka panjang variabel

nilai tukar memberi pengaruh yang posisif terhadap jumlah deposito meskipun

tidak signifikan sedangkan terhadap jumlah deposito mudharabah berjangka 6

bulan, variabel nilai tukar berpengaruh positif signifikan. Apabila terjadi kenaikan

nilai tukar nominal atau terjadi pelemahan rupiah menyebabkan peningkatan

jumlah deposito berjangka 6 bulan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan

hipotesis dan penelitian yang dilakukan oleh Muttaqiena (2008) yang

mengungkapkan bahwa variabel nilai tukar berpengaruh negatif terhadap jumlah

deposito. Hubungan yang positif antara nilai tukar nominal dengan jumlah deposito

berjangka 6 bulan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramli et al. (2015),

yang mengemukakan bahwa nilai tukar berpengaruh positif terhadap investasi

swasta di Sumatera Utara. Pengaruh yang positif dari nilai tukar nominal ini

Page 52: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

36

menandakan bahwa dari sudut pandang investor domestik kenaikan nilai tukar akan

menstimulasi produk-produk ekspor dan substitusi terhadap produk impor. Dengan

adanya pelemahan rupiah membuat produksi barang atau jasa yang menggunakan

input dalam negeri seakan-akan mengalami penurunan biaya produksi karena

menurunnya harga input pada pasar domestik. Pada akhirnya, hal ini justru akan

meningkatkan minat investor swasta atau memotivasi deposan untuk mendukung

kegiatan usaha yang menggunakan input dari domestik tersebut dengan

meningkatan permodalan investasi salah satunya melalui produk deposito.

Variabel tingkat inflasi berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap

jumlah deposito mudharabah 1 bulan dalam jangka panjang sedangkan terhadap

deposito mudharabah berjangka 3 dan 6 bulan tingkat inflasi berpengaruh positif

dan signifikan. Hasil penelitian pengaruh tingkat inflasi terhadap jumlah deposito

3 dan 6 bulan ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Haron dan

Azmi (2008), Abduh dan Sukmana (2011), Abduh et al. (2011), Muttaqiena (2013)

dan Syafi’ie (2015) yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap

jumlah deposito (simpanan masyarakat).

Pengaruh tingkat inflasi dan jumlah deposito yang positif mengindikasikan

bahwa nasabah/deposan dari deposito mudharabah 3 dan 6 bulan tidak terpengaruh

dengan kenaikan harga-harga secara agregat. Hal ini disebabkan oleh kenaikan

pendapatan masyarakat yang jauh lebih tinggi dari kenaikan harga dalam

perekonomian dan membesarnya kelompok kelas menengah. Berdasarkan data dari

Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2013, pendapatan per kapita masyarakat

Indonesia meningkat dari 33.5 juta rupiah pada tahun 2012 menjadi 36.5 juta rupiah

pada tahun 2013. Pada tahun 2014, pendapatan per kapita Indonesia meningkat dari

38.3 juta rupiah menjadi 41.8 juta sedangkan pada tahun 2015 pendapatan per

kapita Indonesia kembali meningkat hingga sebesar 45.2 juta rupiah.

Rata-rata UMP riil selama lima tahun terakhir meningkat dengan rata-rata

sebesar 7 persen. Tahun 2013, rata-rata UMP riil meningkat sebesar 14 persen yang

bernilai dua kali lipat dari tahun 2012 yang bernilai sebesar 7 persen. Pada tahun

2014, rata-rata UMP riil kembali meningkat sebesar 2.7 persen dari tahun

sebelumnya menjadi 16.7 persen. Peningkatan ini terjadi pada masyarakat

menengah ke bawah seperti buruh, pegawai, negeri sipil, TNI/Polri serta pensiunan.

Pada tahun 2015, kenaikan rata-rata UMP riil sebesar 8.9 persen. Di wilayah Jawa

UMP tertinggi terjadi di daerah Banten sebesar 43 persen sedangkan di luar jawa,

UMP tertinggi terjadi di Bangka Belitung, Gorontalo dan Sulawesi Tengah dengan

kenaikan di atas 20 persen. Peningkatan UMP ini disebabkan oleh komposisi tenaga

kerja yang membaik yang didorong oleh penyerapan tenaga kerja di sektor industri

formal. Kenaikan UMP selama lima tahun terakhir ini menunjukkan daya beli

masyarakat Indonesia tetap terjaga meskipun terjadi penurunan kinerja

perekonomian pada periode tersebut. Terjaganya daya beli juga menjamin

terjaganya alokasi pendapatan untuk tabungan atau investasi.

Hasil estimasi VECM yang menunjukkan bahwa variabel tingkat bagi hasil

deposito mudharabah tidak berpengaruh signifikan terhadap ketiga jenis deposito

ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya namun hal ini justru menjawab

permasalahan yang terjadi pada penghimpunan deposito mudharabah terutama

pada deposito 3 dan 6 bulan. Tingkat bagi hasil yang relatif lebih tinggi

dibandingkan deposito 1 bulan yang ditawarkan pihak bank ternyata bukan faktor

utama yang menarik minat masyarakat untuk menyimpan dananya pada produk

Page 53: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

37

deposito mudharabah. Hal ini menandakan bahwa masyarakat yang menjadi

deposan bank syariah Indonesia tidak sensitif terhadap imbalan dari produk

deposito mudharabah. Keinginan dan minat masyarakat untuk menyimpan dana

pada deposito 3 dan 6 bulan lebih dipengaruhi oleh faktor pendapatan, kenaikan

harga serta nilai tukar. Selain itu, hal ini juga menunjukkan minat masyarakat yang

menyimpan pada produk dengan jangka waktu lebih pendek dimotivasi oleh

keinginan berjaga-jaga sehingga apabila mengalami kebutuhan mendesak dana

yang disimpan dapat diambil dengan lebih cepat.

4.3 Analisis Respon Variabel Jumlah Deposito Mudharabah terhadap

Guncangan Variabel Makroekonomi dan Bagi Hasil Deposito

Mudharabah

Analisis IRF memperlihatkan respon suatu variabel saat terjadi shock

(guncangan) sebesar satu standar deviasi terhadap variabel itu sendiri dan terhadap

variabel lain dalam jangka panjang. Dalam mengidentifikasi respon digunakan

Cholesky Decomposition. Penelitian ini menguji respon jumlah deposito yang

terhimpun terhadap guncangan variabel-variabel makroekonomi (PDB riil, tingkat

inflasi, nilai tukar nominal) dan variabel bagi hasil dari deposito itu sendiri. Sumbu

vertikal adalah respon jumlah deposito yang terhimpun di BUS dan UUS terhadap

guncangan variabel sedangkan sumbu horizontal adalah periode waktu (dalam

penelitian digunakan periode kuartalan). Pada penelitian ini, jangka waktu yang

digunakan dalam menganalisis respon jumlah deposito mudharabah yang

terhimpun diproyeksikan dalam 20 periode ke depan yang setara dengan lima tahun.

Respon jumlah deposito mudharabah 1 bulan paling cepat mencapai

keseimbangan (stabil) menghadapi guncangan variabel PDB riil sedangkan variabel

deposito 3 bulan paling cepat stabil menghadapi guncangan PDB riil dan tingkat

inflasi. Deposito 6 bulan paling cepat stabil menghadapi guncangan variabel tingkat

inflasi dan nilai tukar. Secara keseluruhan, hasil analisis dengan menggunakan

metode IRF ini mendukung hasil analisis menggunakan metode VECM yang

terdapat pada Tabel 8. Berdasarkan hasil analisis pengaruh menggunakan VECM,

deposito mudharabah 1 dan 3 bulan dipengaruhi secara signifikan positif oleh

variabel PDB riil sedangkan deposito 6 bulan dipengaruhi secara signifikan oleh

variabel tingkat inflasi dan nilai tukar.

4.3.1 Respon Jumlah Deposito Mudharabah 1 Bulan terhadap Guncangan

Variabel Makroekonomi dan Bagi Hasil Deposito 1 Bulan

Pada gambar 9 dapat dilihat bahwa deposito mudharabah berjangka waktu 1

bulan belum merespon guncangan variabel makroekonomi sebesar satu standar

deviasi pada periode pertama. Guncangan deposito 1 bulan sebesar satu standar

deviasi itu sendiri yang sudah mendapat respon positif pada periode pertama

sebesar 0,069. Guncangan variabel bagi hasil deposito 1 bulan belum mendapat

respon pada periode pertama. Respon tersebut mulai diberikan pada periode kedua

sebesar 0.01 dengan arah negatif yang berlangsung hingga akhir periode. Respon

dari deposito berjangka satu bulan terhadap guncangan tingkat bagi hasil mulai

mencapai keseimbangan pada periode ke 9 sebesar 0.033 persen.

Page 54: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

38

Guncangan variabel PDB riil sebesar satu standar deviasi belum mendapat

respon pada periode pertama. Respon tersebut mulai diberikan pada periode kedua

sebesar 0.028 awalnya dengan arah negatif kemudian berubah positif pada periode

ketiga sebesar 0.0097 persen dan berlangsung hingga akhir periode. Respon positif

dari deposito berjangka satu bulan terhadap guncangan PDB riil mencapai

keseimbangan pada periode ke 8 sebesar 0.035 persen.

Guncangan variabel nilai tukar sebesar satu standar deviasi belum mendapat

respon pada periode pertama. Respon tersebut mulai diberikan pada periode kedua

sebesar 0.019 persen dengan arah negatif dan berlangsung hingga akhir periode.

Respon negatif dari deposito mudharabah 1 bulan terhadap guncangan nilai tukar

mencapai keseimbangan pada periode ke 12 sebesar 0.123 persen.

Gambar 9 Respon jumlah deposito mudharabah 1 bulan terhadap guncangan

variabel makroekonomi dan tingkat bagi hasil

Guncangan variabel tingkat inflasi sebesar satu standar deviasi belum

mendapat respon pada periode pertama. Respon tersebut mulai diberikan pada

periode kedua sebesar 0.0079 persen dengan arah negatif dan tetap merespon

dengan arah yang sama hingga mencapai keseimbangan pada periode ke 10 dengan

respon sebesar 0.024 persen. Respon deposito berjangka satu bulan paling cepat

berada pada kondisi keseimbangan menghadapi guncangan variabel PDB riil

-.15

-.10

-.05

.00

.05

.10

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Response of LNDEP1 to LNDEP1

-.15

-.10

-.05

.00

.05

.10

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Response of LNDEP1 to IMDEP1

-.15

-.10

-.05

.00

.05

.10

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Response of LNDEP1 to TINF

-.15

-.10

-.05

.00

.05

.10

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Response of LNDEP1 to LNKURS

-.15

-.10

-.05

.00

.05

.10

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Response of LNDEP1 to LNPDBR

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Page 55: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

39

dengan arah positif. Hasil analisis IRF ini sesuai dengan hipotesis penelitian, teori

PDB riil dan tabungan serta penelitian terdahulu mengenai hubungan positif antara

PDB riil dengan jumlah deposito atau DPK. Hasil analisis IRF mendukung hasil

analisis pengaruh menggunakan metode VECM yang menunjukkan bahwa variabel

PDB riil merupakan salah satu variabel yang berpengaruh signifikan positif

terhadap jumlah deposito mudharabah 1 bulan perbankan syariah dalam jangka

panjang.

4.3.2 Respon Jumlah Deposito Mudharabah 3 Bulan terhadap Guncangan

Variabel Makroekonomi dan Bagi Hasil Deposito 3 Bulan

Pada gambar 10 dapat menunjukkan bahwa guncangan deposito 1 bulan

sebesar satu standar deviasi pada periode pertama sudah direspon positif oleh

variabel itu sendiri sebesar 0.129 guncangan variabel-variabel makroekonomi dan

variabel bagi hasil sebesar satu standar deviasi pada periode pertama belum

memperoleh respon dari jumlah deposito mudharabah 3 bulan. Pada periode kedua,

tiga variabel makroekonomi mendapat respon negatif dari deposito mudharabah 3

bulan sedangkan guncangan variabel bagi hasil mendapat respon positif pada

periode kedua namun pada periode ketiga hingga periode terakhir pengamatan,

guncangan bagi hasil deposito 3 bulan mendapat respon negatif.

Gambar 10 Respon jumlah deposito mudharabah 3 bulan terhadap guncangan

variabel makroekonomi dan tingkat bagi hasil

-.10

-.05

.00

.05

.10

.15

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Response of LNDEP3 to LNDEP3

-.10

-.05

.00

.05

.10

.15

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Response of LNDEP3 to IMDEP3

-.10

-.05

.00

.05

.10

.15

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Response of LNDEP3 to TINF

-.10

-.05

.00

.05

.10

.15

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Response of LNDEP3 to LNKURS

-.10

-.05

.00

.05

.10

.15

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Response of LNDEP3 to LNPDBR

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Page 56: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

40

Guncangan tingkat bagi hasil deposito berjangka waktu 3 bulan mulai

mendapat respon pada periode kedua sebesar 0.011 persen dengan arah positif

kemudian berubah negatif pada periode ketiga dengan nilai sebesar 0.006 persen.

Respon negatif ini berlangsung hingga akhir periode dan mulai mencapai

keseimbangan pada periode ke 7 sebesar 0.015 persen.

Guncangan variabel PDB riil mulai mendapat respon pada periode kedua

sebesar 0.037 persen dengan arah negatif. Respon negatif dari deposito berjangka

3 bulan terhadap guncangan PDB riil berlangsung hingga mencapai keseimbangan

pada periode ke 7 sebesar 0.022 persen. Guncangan variabel nilai tukar sebesar satu

standar deviasi mulai mendapat respon negatif pada periode kedua sebesar 0.026

persen. Respon negatif dari deposito berjangka 3 bulan terhadap guncangan nilai

tukar mencapai keseimbangan pada periode ke 10 sebesar 0.055 persen.

Guncangan variabel tingkat inflasi sebesar satu standar deviasi mulai

mendapat respon negatif pada periode kedua sebesar 0.06 persen dengan arah

negatif dan tetap merespon dengan arah yang sama hingga mencapai keseimbangan

pada periode ke 10 dengan respon sebesar 0.069 persen. Respon deposito berjangka

3 bulan paling cepat berada pada kondisi keseimbangan menghadapi guncangan

variabel PDB riil dan tingkat bagi hasil. Hasil analisis IRF ini mendukung hasil

analisis menggunakan metode VECM (Tabel 8) yang menunjukkan bahwa variabel

PDB riil merupakan salah satu variabel yang berpengaruh signifikan terhadap

jumlah deposito mudharabah 3 bulan perbankan syariah dalam jangka panjang.

4.3.3 Respon Jumlah Deposito Mudharabah 6 Bulan terhadap Guncangan

Variabel Makroekonomi dan Bagi Hasil Deposito 6 Bulan

Pada gambar 11 dapat dilihat bahwa guncangan pada variabel-variabel

makroekonomi dan variabel bagi hasil memperoleh respon yang berbeda-beda dari

jumlah deposito mudharabah 6 bulan. Guncangan deposito 6 bulan sebesar satu

standar deviasi pada periode pertama sudah direspon positif oleh variabel itu sendiri

sebesar 0.15 persen sedangkan guncangan variabel tingkat bagi hasil, PDB riil, nilai

tukar, dan tingkat inflasi mulai mendapat respon pada periode kedua.

Guncangan tingkat bagi hasil deposito berjangka waktu 6 bulan mulai

mendapat respon pada periode kedua sebesar 0.027 persen dengan arah positif.

Respon positif dari jumlah deposito berjangka 6 bulan terhadap guncangan bagi

hasil berlangsung hingga akhir periode dan respon ini mulai mencapai

keseimbangan pada periode ke 8 sebesar 0.009 persen.

Guncangan variabel PDB riil sebesar satu standar deviasi mulai mendapat

respon pada periode kedua sebesar 0.008 persen dengan arah positif. Respon positif

berlangsung hingga akhir periode dan mencapai keseimbangan pada periode ke 7

sebesar 0.05 persen. Guncangan variabel nilai tukar sebesar satu standar deviasi

mulai mendapat respon pada periode kedua sebesar 0.023 persen dengan arah

negatif. Respon negatif dari deposito berjangka 6 bulan berlangsung hingga akhir

periode dan mencapai keseimbangan pada periode ke 6 sebesar 0.03 persen.

Guncangan variabel tingkat inflasi sebesar satu standar deviasi mulai mendapat

respon negatif pada periode kedua sebesar 0.013 persen. Respon negatif tersebut

berlangsung hingga akhir periode pengamatan dan mencapai keseimbangan pada

periode ke 6 dengan respon sebesar 0.02 persen. Respon deposito berjangka 6 bulan

paling cepat berada pada kondisi keseimbangan menghadapi guncangan variabel

Page 57: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

41

tingkat inflasi dan nilai tukar dimana hasil analisis IRF ini mendukung hasil analisis

menggunakan metode VECM (Tabel 8). Tingkat inflasi dan nilai tukar merupakan

variabel makroekonomi yang berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito

mudharabah 6 bulan bank syariah dalam jangka panjang.

Gambar 11 Respon jumlah deposito mudharabah 6 bulan terhadap guncangan

variabel makroekonomi dan tingkat bagi hasil

4.4 Analisis Kontribusi Variabel Makroekonomi dan Bagi Hasil terhadap

Keragaman Jumlah Deposito Mudharabah Perbankan Syariah di

Indonesia

Analisis kontribusi variabel makroekonomi dan bagi hasil ini dilakukan

terhadap tiga kategori deposito mudharabah yaitu deposito 1, 3 dan 6 bulan. Tujuan

dilakukannya analisis ini adalah untuk mengidentifikasi variabel yang paling besar

memberi kontribusi dalam memengaruhi perubahan jumlah masing-masing

kategori deposito. Selain itu, analisis ini juga digunakan mendukung hasil dari dua

analisis sebelumnya yaitu analisis pengaruh dan respon.

Secara umum, hasil analisi kontribusi menggunakan metode variance

decomposition memberikan bukti bahwa masing-masing kategori deposito

mudharabah dikontribusi oleh variabel makroekonomi yang berbeda namun

-.04

.00

.04

.08

.12

.16

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Response of LNDEP6 to LNDEP6

-.04

.00

.04

.08

.12

.16

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Response of LNDEP6 to IMDEP6

-.04

.00

.04

.08

.12

.16

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Response of LNDEP6 to TINF

-.04

.00

.04

.08

.12

.16

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Response of LNDEP6 to LNKURS

-.04

.00

.04

.08

.12

.16

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Response of LNDEP6 to LNPDBR

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Page 58: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

42

konsisten dengn hasil analisis sebelumnya. Pada deposito 1 bulan, variabel

makroekonomi yang berkontribusi terbesar adalah variabel nilai tukar diikuti oleh

variabel PDB riil. Pada deposito mudharabah 3 bulan variabel makroekonomi yang

memberi kontribusi terbesar terhadap keragaman jumlah deposito adalah tingkat

inflasi sedangkan pada deposito 6 bulan, variabel makroekonomi berupa nilai tukar

dan tingkat inflasi memberi kontribusi terbesar terhadap jumlah deposito.

4.4.1 Kontribusi Variabel Makroekonomi dan Bagi Hasil terhadap

Keragaman Jumlah Deposito Mudharabah 1 Bulan

Berdasarkan hasil dekomposisi varian yang ditunjukkan pada Gambar 12,

dapat diketahui bahwa pada kuartal pertama, fluktuasi jumlah deposito

mudharabah berjangka waktu 1 bulan dipengaruhi oleh variabel itu sendiri sebesar

100 persen. Pada kuartal kedua hingga kuartal keempat (satu tahun pertama)

tampak variabel lain mulai memengaruhi variabilitas jumlah deposito mudharabah

berjangka waktu 1 bulan.

Gambar 12 FEVD jumlah deposito mudharabah berjangka waktu 1 bulan

Pada kuartal kedua variabel PDB riil mulai terlihat memengaruhi jumlah

deposito berjangka 1 bulan sebesar 9.76 persen, nilai tukar sebesar 4.39 persen,

tingkat bagi hasil sebesar 1.29 persen. Tingkat inflasi belum begitu memberikan

pengaruh pada variabilitas jumlah deposito 1 bulan yang ditunjukkan dengan

pengaruh sebesar 0.75 persen. Pada jangka panjang yang diproyeksikan selama

lima tahun ke depan (20 periode) peran deposito dalam memengaruhi keragaman

variabel itu sendiri semakin berkurang digantikan dengan variabel nilai tukar yang

mendominasi sebesar 78.66 persen, diikuti dengan PDB riil sebesar 7.45 persen dan

tingkat bagi hasil sebesar 5.87 persen. Tingkat inflasi menunjukkan peran yang

0

20

40

60

80

100

120

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

LNDEP1 IMDEP1 TINF

LNKURS LNPDBR

Variance Decomposition of LNDEP1

Page 59: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

43

paling kecil dalam memberikan pengaruh terhadap variabilitas jumlah deposito

mudharabah berjangka waktu satu bulan.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode FEVD, variabel yang

memiliki kontribusi paling besar dalam memengaruhi perubahan jumlah deposito

mudharabah 1 bulan adalah variabel nilai tukar nominal rupiah terhadap dolar AS.

Hal ini dikarenakan dalam jangka panjang pelemahan rupiah (kenaikan nilai tukar)

ditanggapi oleh masyarakat dengan melakukan penarikan dana dari perbankan

syariah baik nasabah korporasi maupun individu. Bagi nasabah individu,

pelemahan nilai tukar dapat menyebabkan ekspektasi inflasi dimana pelemahan

rupiah berdampak pada kenaikan harga barang-barang di pasar. Kenaikan harga

barang disebabkan oleh meningkatnya biaya produksi akibat kenaikan harga bahan

baku dan barang modal yang berasal dari impor sehingga perusahaan memiliki dua

pilihan agar dapat berpoduksi dalam jumlah yang tetap. Pertama, menggunakan

modal yang lebih besar untuk menutupi biaya produksi atau meningkatkan harga

produk. Hal ini memengaruhi nasabah korporasi yang menyimpan dana pada

perbankan syariah karena pada kondisi tersebut mereka diharuskanmenarik dana

untuk mengatasi masalah permodalan yang timbul (Muttaqiena 2013).

Variabel PDB riil yang menunjukkan pengaruh signifikan pada hasil analisis

sebelumnya (dengan menggunakan metode analisis VECM dan IRF) memberi

kotribusi terbesar kedua. Hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang

motivasi masyarakat dalam menyimpan dana juga dipengaruhi oleh pendapatan

yang diperoleh. Perbaikan kinerja perekonomian terutama dari peningkatan ekspor

komoditas yang melibatkan sektor riil sangatlah diharapkan agar pendapatan

masyarakat dapat meningkat.

4.4.2 Kontribusi Variabel Makroekonomi dan Bagi Hasil terhadap

Keragaman Jumlah Deposito Mudharabah 3 Bulan

Berdasarkan hasil dekomposisi varian pada Gambar 13, dapat diketahui

bahwa pada kuartal pertama, fluktuasi jumlah deposito mudharabah berjangka

waktu 3 bulan didominasi oleh guncangan variabel itu sendiri sebesar 100 persen.

Pada kuartal kedua hingga kuartal keempat (satu tahun pertama) tampak variabel

lain mulai memengaruhi variabilitas jumlah deposito mudharabah berjangka waktu

3 bulan.

Pada kuartal kedua variabel PDB riil, tingkat inflasi, dan nilai tukar mulai

terlihat memengaruhi jumlah deposito berjangka 3 bulan dengan persentase PDB

riil sebesar 3.70 persen, tingkat inflasi sebesar 9.94 persen, dan nilai tukar 1.89

persen. Tingkat bagi hasil deposito berjangka 3 bulan belum begitu memberikan

pengaruh pada keragaman jumlah deposito itu sendiri yang ditunjukkan dengan

kontribusi hanya sebesar 0.32 persen. Pada jangka panjang yang diproyeksikan

selama lima tahun ke depan (20 periode) kontribusi jumlah deposito dalam

memengaruhi keragaman jumlah deposito itu sendiri masih mendominasi sebesar

68.57 persen diikuti oleh variabel tingkat inflasi sebesar 18.59 persen dan nilai tukar

sebesar 9.99 persen sedangkan PDB riil memberikan pengaruh sebesar 2.11 persen.

Tingkat bagi hasil depostio berjangka 3 bulan menunjukkan peran yang paling kecil

dalam memberikan kontribusi terhadap keragaman jumlah deposito mudharabah

berjangka waktu 3 bulan.

Page 60: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

44

Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode FEVD, variabel yang

memiliki kontribusi paling besar terhadap jumlah deposito mudharabah 3 bulan

adalah variabel tingkat inflasi dengan kontribusi sebesar 18.59 persen. Analisis

kontribusi dengan metode dekomposisi varians ini mendukung hasil dari analisis

sebelumnya dimana tingkat inflasi berpengaruh secara signifikan (metode VECM).

Hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang motivasi masyarakat dalam

menyimpan dana juga dipengaruhi oleh daya beli. Daya beli dipengaruhi oleh

tingkat pendapatan dan tingkat inflasi (kenaikan harga).

Gambar 13 FEVD jumlah deposito mudharabah berjangka waktu 3 bulan

Kenaikan harga secara agregat sebenarnya juga terdiri dari kenaikan

pendapatan secara agregat. Asalkan peningkatan upah/pendapatan masyarakat lebih

besar dari peningkatan harga-harga barang konsumsi maka daya beli masyarakat

dapat terjamin dan alokasi pendapatan untuk simpanan tidak akan terganggu

bahkan justru dapat meningkat salah satunya berdampak pada jumlah

penghimpunan dana deposito mudharabah. Salah satu cara untuk meningkatkan

daya beli adalah dengan meningkatkan pendapatan dengan menggerakkan sektor-

sektor usaha riil yang melibatkan masyarakat yang secara tidak langsung

meningkatkan kinerja perekonomian.

4.4.3 Kontribusi Variabel Makroekonomi dan Bagi Hasil terhadap

Keragaman Jumlah Deposito Mudharabah 6 Bulan

Berdasarkan hasil dekomposisi varian pada Gambar 14, dapat disimpulkan

bahwa pada kuartal pertama, fluktuasi jumlah deposito mudharabah berjangka

waktu 6 bulan dikontribusi oleh guncangan kredit itu sendiri sebesar 100 persen.

Mulai kuartal kedua hingga kuartal keempat (satu tahun pertama) tampak variabel

68

72

76

80

84

88

92

96

100

104

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

LNDEP3 IMDEP3 TINF

LNKURS LNPDBR

Variance Decomposition of LNDEP3

Page 61: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

45

lain mulai berkontribusi terhadapa keragaman jumlah deposito mudharabah 6

bulan.

Pada kuartal kedua mulai terlihat peran dari variabel nilai tukar dan tingkat

bagi hasil terhadap jumlah deposito berjangka 6 bulan. Nilai tukar memberi

pengaruh sebesar 1.36 persen sedangkan tingkat bagi hasil sebesar 1.80 persen.

PDB riil dan tingkat inflasi belum begitu memberikan pengaruh pada variabilitas

jumlah deposito 1 bulan yang ditunjukkan dengan nilai sebesar 0.17 persen dan 0.46

persen. Pada jangka panjang yang diproyeksikan selama lima tahun ke depan (20

kuartal) kontribusi jumlah deposito dalam memengaruhi keragaman variabel itu

sendiri masih mendominasi sebesar 91.24 persen, diikuti dengan nilai tukar sebesar

5.89 persen dan tingkat inflasi sebesar 2.04 persen. Tingkat bagi hasil dan PDB riil

justru memberikan pengaruh yang sangat kecil terhadap variabilitas jumlah

deposito 6 bulan dengan sebesar 0.67 dan 0.14 persen.

Gambar 14 FEVD jumlah deposito mudharabah berjangka waktu 6 bulan

Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode FEVD, variabel yang

memiliki kontribusi paling besar terhadap jumlah deposito mudharabah 6 bulan

adalah variabel nilai tukar diikuti oleh tingkat inflasi. Kedua variabel ini secara

konsisten memberi pengaruh signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah. Hal

ini ditunjukkan dengan hasil dari dua analisis sebelumnya dimana variabel nilai

tukar dan tingkat inflasi berpengaruh secara signifikan (metode VECM) dan

memberi kotribusi terbesar (metode IRF) terhadap jumlah deposito mudharabah 6

bulan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang motivasi masyarakat

dalam menyimpan dana juga dipengaruhi oleh perubahan kondisi nilai tukar dan

daya beli.

90

92

94

96

98

100

102

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

LNDEP6 IMDEP6 TINF

LNKURS LNPDBR

Variance Decomposition of LNDEP6

Page 62: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

46

V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Produk Domestik Bruto (PDB) riil selama periode penelitian mengalami

peningkatan dengan tren yang serupa setiap tahunnya sedangkan nilai tukar

nominal dan tingkat inflasi mengalami fluktuasi seiring dengan kondisi

perekonomian. Bagi hasil deposito mudharabah berfluktuasi selama periode

penelitian dimana deposito mudharabah 3 dan 6 bulan menawarkan tingkat

bagi hasil rata-rata yang lebih tinggi dari bagi hasil deposito mudharabah 1

bulan.

2. Hasil analisis VECM menunjukkan bahwa pada jangka pendek deposito

mudharabah kecuali deposito mudharabah 1 bulan tidak sensitif terhadap

perubahan variabel makroekonomi dan tingkat bagi hasil. Dalam jangka

pendek, hanya variabel PDB riil yang berpengaruh positif signifikan terhadap

jumlah deposito mudharabah 1 bulan sedangkan untuk deposito mudharabah

3 dan 6 bulan tidak dipengaruhi secara signifikan oleh variabel

makroekonomi maupun tingkat bagi hasil yang ada dalam model. Dalam

jangka panjang, masing-masing kategori deposito mudharabah dipengaruhi

oleh variabel makroekonomi yang berbeda-beda, sedangkan tingkat bagi hasil

tidak mempengaruhi secara signifikan ketiga jenis deposito tersebut. Variabel

PDB riil berpengaruh signifikan positif terhadap ketiga jenis deposito

mudharabah sedangkan nilai tukar nominal berpengaruh signifikan negatif

terhadap deposito 1 bulan dan signifikan positif terhadap deposito 6 bulan.

Variabel tingkat inflasi berpengaruh signifikan positif baik terhadap jumlah

deposito mudharabah 3 maupun 6 bulan.

3. Hasil analisis IRF menunjukkan bahwa respon masing-masing jenis deposito

mudharabah terhadap guncangan variabel makroekonomi dan tingkat bagi

hasil mulai mencapai keseimbangan setelah melalui 8 periode atau sekitar 2

tahun. Respon deposito mudharabah 1 dan 3 bulan paling cepat stabil

terhadap guncangan PDB riil sedangkan respon deposito 6 bulan paling cepat

stabil terhadap guncangan tingkat inflasi dan nilai tukar.

4. Hasil analisis FEVD menunjukkan bahwa variabel PDB riil memiliki

kontribusi terbesar dalam memengaruhi jumlah deposito mudharabah 1 bulan

sedangkan tingat inflasi memiliki kontribusi terbesar dalam memengaruhi

jumlah deposito mudharabah 3 bulan. Variabel nilai tukar dan tigkat inflasi

memiliki kontribusi terbesar dalam memengaruhi jumlah deposito 6 bulan.

5.2 Saran

1. Walaupun dalam jangka panjang, deposito mudharabah 3 dan 6 bulan

dipengaruhi secara signifikan positif oleh tingkat inflasi, PDB riil dan nilai

tukar rupiah dan kontribusi perubahan jumlah deposito mudharabah 6 bulan

berasal dari nilai tukar dan tingkat inflasi akan tetapi untuk dapat mendorong

peningkatan penghimpunan deposito mudharabah 3 dan 6 bulan lebih

Page 63: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

47

diutamakan melalui peningkatan PDB riil. Hal ini dikarenakan peningkatan

nilai tukar dan inflasi pada taraf tertentu akan berdampak buruk pada kinerja

perekonomian secara keseluruhan. Oleh karena itu pemerintah diharapkan

dapat terus mendorong pertumbuhan PDB riil melalui pengembangan sektor

riil yang banyak menyerap tenaga kerja dan memberikan kesempatan lebih

luas bagi masyarakat untuk dapat meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraannya. Selain itu, peningkatan kinerja perekonomian juga dapat

dilakukan dengan perbaikan kinerja ekspor yang akan memengaruhi nilai

tukar dan tingkat inflasi sehingga daya beli masyarakat dan alokasi

pendapatan masyarakat dapat terjaga.

2. Bagi pihak perbankan, dalam rangka meningkatkan minat masyarakat untuk

berinvestasi dalam bentuk deposito tidak cukup dengan menawarkan tingkat

bagi hasil yang tinggi melainkan dengan menunjukkan kinerja usaha bank

yang optimal salah satunya dapat dilakukan melalui penyaluran pembiayaan

pada sektor usaha riil dan sektor usaha yang berdampak langsung pada

pendapatan dan kesejahteraan masyarakat juga peningkatan kinerja

perekonomian.

3. Diharapkan selanjutnya dilakukan penelitian yang menggunakan data dari

masing-masing bank umum di Indonesia dengan tujuan memperkuat analisa

mengenai pengaruh dan hubungan antara variabel yang digunakan dalam

penelitian ini.

Page 64: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

48

DAFTAR PUSTAKA

Abduh M, Omar MA, Duasa J. 2011. The Impact of Crisis and Macroeconomic

Variables towards Islamic Banking Deposits. American Journal of Applied

Sciences. 8 (12): 1413-1418.

Abduh M, Sukmana R. 2011. Deposit Behaviour in Indonesia Islamic Banking: Do

Crisis and Fatwa Matter?. Indonesia Islamic Research Forum 2011. Bandung

(ID): Universitas Padjajaran.

Ali S, Hassan AA, Kasim K. 2012. Macroeconomics Variables and Its Impact to

Mudharabah Investment Deposit in Malaysia. Elixir International Journal.

51 (2012): 10866-10869.

Ascarya, 2006. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta (ID).

[BI] Bank Indonesia. 2015. Laporan Inflasi (Indeks Harga Konsumen). [Internet].

[diunduh 31 Juli 2016]. Tersedia pada:

http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx

[BI] Bank Indonesia. 2008. Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2008.

[Internet]. [diunduh 31 Juli 2016]. Tersedia pada : http://www.bi.go.id

[BI] Bank Indonesia. 2009. Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2009.

[Internet]. [diunduh 31 Juli 2016]. Tersedia pada : http://www.bi.go.id

[BI] Bank Indonesia. 2010. Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2010.

[Internet]. [diunduh 12 April 2016]. Tersedia pada : http://www.bi.go.id

[BI] Bank Indonesia. 2011. Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2011.

[Internet]. [diunduh 3 Agustus 2016]. Tersedia pada : http://www.bi.go.id

[BI] Bank Indonesia. 2012. Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2012.

[Internet]. [diunduh 3 Agustus 2016]. Tersedia pada : http://www.bi.go.id

[BI] Bank Indonesia. 2013. Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2013.

[Internet]. [diunduh 31 Juli 2016]. Tersedia pada : http://www.bi.go.id

[BI] Bank Indonesia. 2014. Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2014.

[Internet]. [diunduh 31 Juli 2016]. Tersedia pada : http://www.bi.go.id

[BI] Bank Indonesia. 2015. Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2015.

[Internet]. [diunduh 31 Juli 2016]. Tersedia pada : http://www.bi.go.id

[BI] Bank Indonesia. 2008. Statistik Perbankan Indonesia tahun 2008. [Internet].

[diunduh 6 Februari 2016]. Tersedia pada : http://www.bi.go.id

[BI] Bank Indonesia. 2009. Statistik Perbankan Indonesia tahun 2009. [Internet].

[diunduh 6 Februari 2016]. Tersedia pada : http://www.bi.go.id

[BI] Bank Indonesia. 2010. Statistik Perbankan Indonesia tahun 2010. [Internet].

[diunduh 6 Februari 2016]. Tersedia pada : http://www.bi.go.id

[BI] Bank Indonesia. 2011. Statistik Perbankan Indonesia tahun 2011. [Internet].

[diunduh 6 Februari 2016]. Tersedia pada : http://www.bi.go.id

[BI] Bank Indonesia. 2012. Statistik Perbankan Indonesia tahun 2012. [Internet].

[diunduh 6 Februari 2016]. Tersedia pada : http://www.bi.go.id

[BI] Bank Indonesia. 2013. Statistik Perbankan Indonesia tahun 2013. [Internet].

[diunduh 6 Februari 2016]. Tersedia pada : http://www.bi.go.id

[BI] Bank Indonesia. 2014. Statistik Perbankan Indonesia tahun 2014. [Internet].

[diunduh 6 Februari 2016]. Tersedia pada : http://www.bi.go.id

[BI] Bank Indonesia. 2015. Statistik Perbankan Indonesia tahun 2015. [Internet].

[diunduh 6 Februari 2016]. Tersedia pada : http://www.bi.go.id

Page 65: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

49

[BI] Bank Indonesia. 1998. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

1998. [Internet]. [diunduh 3 Juni 2016]. Tersedia pada:

http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-bi/ Documents/uu_bi_1099.pdf.

[BI] Bank Indonesia. 2008. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun

2008. [Internet]. [diunduh 3 Juni 2016]. Tersedia pada:

http://www.bi.go.id/id/perbankan/syariah/Documents/UU_21_08_Syariah.p

df.

[BPS] Bank Indonesia. 2010. Laporan Perekonomian Indonesia. [Internet].

[diunduh 31 Juli 2016]. Tersedia pada : http://www.bps.go.id

[BPS] Bank Indonesia. 2015. Laporan Perekonomian Indonesia. [Internet].

[diunduh 31 Juli 2016]. Tersedia pada : http://www.bps.go.id

Enders W. 2004. Applied Econometric Time Series Second Edition. John Wiley &

Sins, Inc.

Firdaus M. 2011. Aplikasi Ekonometrika untuk Data Panel dan Time Series. Bogor

(ID): IPB Press.

Haron A, Ahmad N. 2000. The Effects of Conventional Interest Rates and Rate of

Profit on Funds Deposited with Islamic Banking System in Malaysia.

International Journal of Islamic Financial Services. 1 (4).

Haron A, Azmi WN. 2008. Determinants of Islamic and Conventional Deposits in

The Malaysian Banking System. Managerial Finance. 34 (9): 618-643.

Huda N, Idris HR, Nasution ME, Wiliasih R. 2009. Ekonomi Makro Islam:

pendekatan teoritis edisi ke-2. Jakarta (ID): Kencana Prenada Media Group.

[IMF] International Monetary Funds. 2015. International Financial Statistics.

[Internet]. [diunduh 15 Juni 2016]. Tersedia pada: http://data.imf.org.

Ismail. 2011. Perbankan Syariah Edisi ke-1. Jakarta (ID): Kencana Prenada Media

Group.

Mankiw NG. 2006. Makroekonomi Edisi ke-6. Liza F, Nurmawan I, penerjemah;

Harnadi W, Barnadi D, Saat S, editor. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan

dari Macroeconomics 6th edition.

Muhammad. 2005. Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di

Indonesia. Jogjakarta (ID): Graha Ilmu.

Muttaqiena A. 2013. Analisis Pengaruh PDB, Inflasi, Tingkat Bunga dan Nilai

Tukar terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Indonesia 2008-

2012. Economic Development Analysis Journal. 2 (3): 175-186.

Natalia E, Dzulkirom M, Rahayu S. 2014. Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito

Bank Syariah dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah

Simpanan Deposito Mudharabah. Studi pada PT Bank Syariah Mandiri

periode 2009-2012). Jurnal Administrasi Bisnis. 9 (1).

Novianto AS, Hadiwidjoyo D. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi

Penghimpunan Deposito Mudharabah Perbankan Syariah di Indonesia.

Jurnal Aplikasi Manajemen. 11 (4):595-604.

[OJK] Otoritas Jasa Keuangan. 2008. Statistik Perbankan Syariah Desember 2008.

[Internet]. [diunduh pada 30 Januari 2016]. Tersedia pada :

http://www.ojk.go.id/

[OJK] Otoritas Jasa Keuangan. 2009. Statistik Perbankan Syariah Desember 2009.

[Internet]. [diunduh pada 30 Januari 2016]. Tersedia pada :

http://www.ojk.go.id/.

Page 66: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

50

[OJK] Otoritas Jasa Keuangan. 2010. Statistik Perbankan Syariah Desember 2010.

[Internet]. [diunduh pada 30 Januari 2016]. Tersedia pada :

http://www.ojk.go.id/.

[OJK] Otoritas Jasa Keuangan. 2011. Statistik Perbankan Syariah Desember 2011.

[Internet]. [diunduh pada 30 Januari 2016]. Tersedia pada :

http://www.ojk.go.id/.

[OJK] Otoritas Jasa Keuangan. 2012. Statistik Perbankan Syariah Desember 2012.

[Internet]. [diunduh pada 30 Januari 2016]. Tersedia pada :

http://www.ojk.go.id/.

[OJK] Otoritas Jasa Keuangan. 2013. Statistik Perbankan Syariah Desember 2013.

[Internet]. [diunduh pada 30 Januari 2016]. Tersedia pada :

http://www.ojk.go.id/.

[OJK] Otoritas Jasa Keuangan. 2013. Statistik Perbankan Syariah Desember 2013.

[Internet]. [diunduh pada 30 Januari 2016]. Tersedia pada :

http://www.ojk.go.id/.

[OJK] Otoritas Jasa Keuangan. 2014. Statistik Perbankan Syariah Desember 2014.

[Internet]. [diunduh pada 30 Januari 2016]. Tersedia pada :

http://www.ojk.go.id/.

[OJK] Otoritas Jasa Keuangan. 2015. Statistik Perbankan Syariah Desember 2015.

[Internet]. [diunduh pada 30 Januari 2016]. Tersedia pada :

http://www.ojk.go.id/.

Pearce JA, Robinson JR, Richard B. 1984. Manajemen Strategik Formulasi dan

Pengendalian. Agus Maulana, penerjemah. Jakarta (ID): Binarupa Aksara.

Terjemahan dari Strategic Management and Information System amd

Integrated Approach.

Purnamahadi W. 2011. Pengaruh Suku Bunga Deposito dan Inflasi terhadap Jumlah

Deposito berjangka pada Bank Umum di Indonesia Tahun 2004-2010

[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Rachmawati E, Syamsulhakim E. 2004. Factors Affecting Mudharabah Deposits in

Indonesia. Working Paper in Economics and Development Studies. No.

200404. Bandung (ID): Universitas Padjajaran.

Ramli, Daulay M, Rujiman, Nainggolan P. 2015. An Analysis of Determinant on

Private Investment in North Sumatra Province, Indonesia. Journal of

Management Research. 7(1).

Soemitra. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta (ID): Kencana

Prenada Media Group.

Syafi’ie A. 2015. Faktor-faktor yang Memengaruhi Jumlah Deposito Mudharabah:

studi kasus Bank Umum Syariah di Indonesia [skripsi]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Tambunan T. 2014. Perekonomian Indonesia Kajian Teoretis dan Analisis Empiris.

Bogor (ID): Ghalia Indonesia.

Wiroso. 2005. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah.

Jakarta (ID): Grasindo

Page 67: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

51

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil uji stasioneritas data

Variabel Jumlah Deposito 1 Bulan (LNDEP1)

Null Hypothesis: LNDEP1 has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=7) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.877544 0.3380

Test critical values: 1% level -3.661661

5% level -2.960411

10% level -2.619160

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Null Hypothesis: D(LNDEP1) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=7) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.404974 0.0001

Test critical values: 1% level -3.670170

5% level -2.963972

10% level -2.621007

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Variabel Jumlah Deposito 3 Bulan (LNDEP3)

Null Hypothesis: LNDEP3 has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=7) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.007503 0.2822

Test critical values: 1% level -3.661661

5% level -2.960411

10% level -2.619160

*MacKinnon (1996) one-sided p-values. Null Hypothesis: D(LNDEP3) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=7) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.845273 0.0000

Test critical values: 1% level -3.670170

5% level -2.963972

10% level -2.621007

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 68: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

52

Variabel Jumlah Deposito 6 Bulan (LNDEP6) Null Hypothesis: LNDEP6 has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=7) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.236609 0.6456

Test critical values: 1% level -3.661661

5% level -2.960411

10% level -2.619160

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Null Hypothesis: D(LNDEP6) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=7) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.144019 0.0000

Test critical values: 1% level -3.670170

5% level -2.963972

10% level -2.621007

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Tingkat Bagi Hasil Deposito Berjangka Waktu 1 Bulan (IMDEP1)

Null Hypothesis: IMDEP1 has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=7) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.186579 0.2148

Test critical values: 1% level -3.661661

5% level -2.960411

10% level -2.619160

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Null Hypothesis: D(IMDEP1) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=7) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.963571 0.0000

Test critical values: 1% level -3.670170

5% level -2.963972

10% level -2.621007

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 69: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

53

Tingkat Bagi Hasil Deposito Berjangka Waktu 3 Bulan (IMDEP3)

Null Hypothesis: IMDEP3 has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=7) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.960857 0.3016

Test critical values: 1% level -3.661661

5% level -2.960411

10% level -2.619160

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Null Hypothesis: D(IMDEP3) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=7) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.769653 0.0006

Test critical values: 1% level -3.670170

5% level -2.963972

10% level -2.621007

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Tingkat Bagi Hasil Deposito Berjangka Waktu 6 Bulan (IMDEP6)

Null Hypothesis: IMDEP6 has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=7) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.684545 0.0881

Test critical values: 1% level -3.661661

5% level -2.960411

10% level -2.619160

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Null Hypothesis: D(IMDEP6) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=7) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.262211 0.0000

Test critical values: 1% level -3.670170

5% level -2.963972

10% level -2.621007

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 70: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

54

Variabel Tingkat Inflasi (TINF)

Null Hypothesis: TINF has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 6 (Automatic based on SIC, MAXLAG=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.358208 0.5859

Test critical values: 1% level -3.724070

5% level -2.986225

10% level -2.632604

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Null Hypothesis: D(TINF) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 5 (Automatic based on SIC, MAXLAG=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.089332 0.0043

Test critical values: 1% level -3.724070

5% level -2.986225

10% level -2.632604

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Variabel Nilai Tukar Nominal Rupiah Terhadap Dolar AS (LNKURS) Null Hypothesis: LNKURS has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=7) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.946338 0.0519

Test critical values: 1% level -3.670170

5% level -2.963972

10% level -2.621007

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Null Hypothesis: D(LNKURS) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=7) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.103477 0.0034

Test critical values: 1% level -3.670170

5% level -2.963972

10% level -2.621007

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 71: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

55

Variabel Produk Domestik Bruto Riil (LNPDBR)

Null Hypothesis: LNPDBR has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 7 (Automatic based on SIC, MAXLAG=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -20.54388 0.0001

Test critical values: 1% level -3.737853

5% level -2.991878

10% level -2.635542

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Null Hypothesis: D(LNPDBR) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.535388 0.0001

Test critical values: 1% level -3.670170

5% level -2.963972

10% level -2.621007

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 72: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

56

Lampiran 2 Hasil uji stabilitas VAR

Deposito 1 Bulan Roots of Characteristic Polynomial Endogenous variables: LNDEP1 IMDEP1 TINF LNKURS LNPDBR

Exogenous variables: C

Lag specification: 1 2

Date: 08/02/16 Time: 06:23 Root Modulus 0.932440 0.932440

0.791469 - 0.226923i 0.823357

0.791469 + 0.226923i 0.823357

0.627108 - 0.498393i 0.801036

0.627108 + 0.498393i 0.801036

-0.283672 - 0.425762i 0.511609

-0.283672 + 0.425762i 0.511609

0.362713 - 0.328318i 0.489237

0.362713 + 0.328318i 0.489237

-0.439996 0.439996 No root lies outside the unit circle.

VAR satisfies the stability condition.

Deposito 3 Bulan Roots of Characteristic Polynomial Endogenous variables: LNDEP3 IMDEP3 TINF LNKURS LNPDBR

Exogenous variables: C

Lag specification: 1 2

Date: 08/02/16 Time: 06:24 Root Modulus 0.947360 0.947360

0.776217 - 0.500522i 0.923599

0.776217 + 0.500522i 0.923599

0.707130 - 0.280166i 0.760609

0.707130 + 0.280166i 0.760609

0.224185 - 0.517899i 0.564339

0.224185 + 0.517899i 0.564339

-0.383408 0.383408

-0.243750 0.243750

-0.097717 0.097717 No root lies outside the unit circle.

VAR satisfies the stability condition.

Page 73: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

57

Deposito 6 Bulan

Roots of Characteristic Polynomial Endogenous variables: LNDEP6 IMDEP6 TINF LNKURS LNPDBR

Exogenous variables: C

Lag specification: 1 2

Date: 08/02/16 Time: 06:24 Root Modulus 0.914410 0.914410

0.641631 - 0.459306i 0.789083

0.641631 + 0.459306i 0.789083

0.530900 - 0.176568i 0.559492

0.530900 + 0.176568i 0.559492

0.118148 - 0.375481i 0.393631

0.118148 + 0.375481i 0.393631

-0.388079 0.388079

0.235763 - 0.116915i 0.263160

0.235763 + 0.116915i 0.263160 No root lies outside the unit circle.

VAR satisfies the stability condition.

Page 74: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

58

Lampiran 3 Hasil uji lag optimum

Deposito 1 Bulan VAR Lag Order Selection Criteria

Endogenous variables: LNDEP1 IMDEP1 TINF LNKURS LNPDBR

Exogenous variables: C

Date: 08/02/16 Time: 06:25

Sample: 2008Q1 2015Q4

Included observations: 29 Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 -

92.31416 NA 0.000565 6.711321 6.947062 6.785153

1 27.94821 190.7610* 8.17e-07* 0.141503* 1.555947* 0.584489*

2 49.93649 27.29580 1.19e-06 0.349207 2.942355 1.161349

3 76.91260 24.18548 1.70e-06 0.212924 3.984774 1.394220

Deposito 3 Bulan VAR Lag Order Selection Criteria Endogenous variables: LNDEP3 IMDEP3 TINF LNKURS LNPDBR

Exogenous variables: C

Date: 08/02/16 Time: 06:26

Sample: 2008Q1 2015Q4

Included observations: 29 Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 0 -101.9705 NA 0.001101 7.377279 7.613019 7.451110

1 14.15411 184.1977* 2.12e-06 1.092820 2.507264* 1.535806*

2 42.32081 34.96555 2.01e-06* 0.874427 3.467574 1.686568

3 71.06499 25.77065 2.54e-06 0.616208* 4.388058 1.797504

Deposito 6 Bulan

VAR Lag Order Selection Criteria Endogenous variables: LNDEP6 IMDEP6 TINF LNKURS LNPDBR

Exogenous variables: C

Date: 08/02/16 Time: 06:27

Sample: 2008Q1 2015Q4

Included observations: 29 Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 0 -80.97231 NA 0.000259 5.929125 6.164865 6.002956

1 10.60990 145.2683* 2.70e-06* 1.337248 2.751692* 1.780235*

2 25.62879 18.64414 6.37e-06 2.025601 4.618748 2.837742

3 61.92292 32.53957 4.78e-06 1.246695* 5.018546 2.427992

* indicates lag order selected by the criterion

LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level)

FPE: Final prediction error

AIC: Akaike information criterion

SC: Schwarz information criterion

HQ: Hannan-Quinn information criterion

Page 75: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

59

Lampiran 4 Hasil uji kointegrasi johansen

Deposito 1 Bulan

Date: 08/02/16 Time: 06:29

Sample (adjusted): 2008Q4 2015Q4

Included observations: 29 after adjustments

Trend assumption: Linear deterministic trend

Series: LNDEP1 IMDEP1 TINF LNKURS LNPDBR

Lags interval (in first differences): 1 to 2

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)

Hypothesized Eigenvalue

Trace 0.05 Prob.**

No. of CE(s) Statistic Critical Value

None * 0.757178 103.3748 69.81889 0.0000

At most 1 * 0.618166 62.32743 47.85613 0.0013

At most 2 * 0.402128 34.40712 29.79707 0.0137

At most 3 * 0.371360 19.49015 15.49471 0.0118

At most 4 * 0.187694 6.028463 3.841466 0.0141

Trace test indicates 5 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

Deposito 3 Bulan

Date: 08/02/16 Time: 06:29

Sample (adjusted): 2008Q4 2015Q4

Included observations: 29 after adjustments

Trend assumption: Linear deterministic trend

Series: LNDEP3 IMDEP3 TINF LNKURS LNPDBR

Lags interval (in first differences): 1 to 2

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)

Hypothesized Eigenvalue

Trace 0.05 Prob.**

No. of CE(s) Statistic Critical Value

None * 0.786070 106.2637 69.81889 0.0000

At most 1 * 0.718888 61.54266 47.85613 0.0016

At most 2 0.411283 24.74160 29.79707 0.1709

At most 3 0.161679 9.377133 15.49471 0.3316

At most 4 * 0.136702 4.262860 3.841466 0.0389

Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

Deposito 6 Bulan

Date: 08/02/16 Time: 06:31

Sample (adjusted): 2008Q4 2015Q4

Included observations: 29 after adjustments

Trend assumption: Linear deterministic trend

Series: LNDEP6 IMDEP6 TINF LNKURS LNPDBR

Lags interval (in first differences): 1 to 2

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)

Hypothesized Eigenvalue

Trace 0.05 Prob.**

No. of CE(s) Statistic Critical Value

None * 0.835215 109.9381 69.81889 0.0000

At most 1 * 0.617564 57.64775 47.85613 0.0046

At most 2 0.385862 29.77316 29.79707 0.0503

At most 3 * 0.255208 15.63464 15.49471 0.0476

At most 4 * 0.216885 7.089794 3.841466 0.0077

` Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Page 76: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

60

Lampiran 5 Hasil estimasi VECM

Deposito 1 Bulan

Vector Error Correction Estimates

Date: 08/01/16 Time: 16:21

Sample (adjusted): 2008Q3 2015Q4

Included observations: 30 after adjustments

Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ]

Cointegrating Eq: CointEq1

LNDEP1(-1) 1.000000

IMDEP1(-1) 0.006267

(0.08803)

[ 0.07120]

TINF(-1) 0.048591

(0.03222)

[ 1.50800]

LNKURS(-1) 4.189194

(1.04145)

[ 4.02245]

LNPDBR(-1) -0.797570

(0.13504)

[-5.90639]

C -37.94235

Error Correction: D(LNDEP1) D(IMDEP1) D(TINF) D(LNKURS) D(LNPDBR)

CointEq1 -0.162414 -0.013324 -1.238602 -0.048319 -0.020074

(0.03298) (0.35751) (0.82084) (0.02182) (0.10298)

[-4.92408] [-0.03727] [-1.50895] [-2.21425] [-0.19493]

D(LNDEP1(-1)) -0.210208 0.735149 -6.391241 -0.119163 0.651249

(0.16722) (1.81253) (4.16151) (0.11063) (0.52210)

[-1.25706] [ 0.40559] [-1.53580] [-1.07709] [ 1.24737]

D(IMDEP1(-1)) -0.012082 -0.272631 0.340502 0.022309 -0.030678

(0.02021) (0.21905) (0.50294) (0.01337) (0.06310)

[-0.59782] [-1.24458] [ 0.67702] [ 1.66848] [-0.48619]

D(TINF(-1)) 0.006442 0.084860 0.153849 0.000229 -0.004514

(0.00787) (0.08533) (0.19592) (0.00521) (0.02458)

[ 0.81825] [ 0.99448] [ 0.78527] [ 0.04402] [-0.18366]

D(LNKURS(-1)) 0.253942 -0.438407 9.067767 0.430543 -0.332723

(0.29708) (3.22005) (7.39316) (0.19655) (0.92754)

[ 0.85480] [-0.13615] [ 1.22651] [ 2.19052] [-0.35872]

D(LNPDBR(-1)) -0.272462 -0.034097 0.200986 -0.059245 -0.026641

(0.07513) (0.81436) (1.86976) (0.04971) (0.23458)

[-3.62644] [-0.04187] [ 0.10749] [-1.19186] [-0.11357]

C 0.110253 -0.029712 0.238940 0.012186 -0.000963

(0.01937) (0.20994) (0.48203) (0.01281) (0.06047)

Page 77: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

61

[ 5.69214] [-0.14152] [ 0.49570] [ 0.95090] [-0.01592]

R-squared 0.558052 0.121815 0.198081 0.279355 0.080504

Adj. R-squared 0.442761 -0.107277 -0.011115 0.091361 -0.159364

Sum sq. resids 0.108896 12.79375 67.44229 0.047666 1.061533

S.E. equation 0.068809 0.745822 1.712388 0.045524 0.214834

F-statistic 4.840378 0.531731 0.946866 1.485979 0.335618

Log likelihood 41.71019 -29.78455 -54.71928 54.10286 7.554094

Akaike AIC -2.314013 2.452303 4.114619 -3.140191 -0.036940

Schwarz SC -1.987067 2.779249 4.441565 -2.813245 0.290006

Mean dependent 0.079470 0.020000 -0.256000 0.000268 0.049180

S.D. dependent 0.092177 0.708773 1.702950 0.047758 0.199523

Determinant resid covariance (dof adj.) 4.63E-07

Determinant resid covariance 1.23E-07

Log likelihood 25.86884

Akaike information criterion 0.942077

Schwarz criterion 2.810341

Deposito 3 Bulan

Vector Error Correction Estimates

Date: 08/01/16 Time: 16:33

Sample (adjusted): 2008Q3 2015Q4

Included observations: 30 after adjustments

Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ]

Cointegrating Eq: CointEq1

LNDEP3(-1) 1.000000

IMDEP3(-1) 0.676567

(0.58701)

[ 1.15256]

TINF(-1) -1.683015

(0.30621)

[-5.49634]

LNKURS(-1) -6.706184

(8.57515)

[-0.78205]

LNPDBR(-1) -5.535283

(1.18561)

[-4.66871]

C 136.4496

Error Correction: D(LNDEP3) D(IMDEP3) D(TINF) D(LNKURS) D(LNPDBR)

CointEq1 0.013800 -0.064295 0.115862 0.003648 0.040806

(0.00801) (0.04872) (0.10901) (0.00281) (0.01085)

[ 1.72312] [-1.31958] [ 1.06281] [ 1.29669] [ 3.76212]

D(LNDEP3(-1)) -0.233639 -1.815396 0.030956 0.009279 -0.309961

(0.18594) (1.13123) (2.53100) (0.06532) (0.25182)

[-1.25654] [-1.60480] [ 0.01223] [ 0.14206] [-1.23086]

D(IMDEP3(-1)) -0.003681 -0.010790 -0.136317 0.028458 0.044297

(0.03172) (0.19301) (0.43183) (0.01114) (0.04297)

[-0.11604] [-0.05590] [-0.31567] [ 2.55352] [ 1.03100]

Page 78: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

62

Error Correction: D(LNDEP3) D(IMDEP3) D(TINF) D(LNKURS) D(LNPDBR)

D(TINF(-1)) -0.012526 -0.015256 0.273939 0.004976 0.055731

(0.01830) (0.11136) (0.24915) (0.00643) (0.02479)

[-0.68434] [-0.13700] [ 1.09949] [ 0.77388] [ 2.24815]

D(LNKURS(-1)) -0.691228 2.305337 2.767121 0.379069 0.201456

(0.52766) (3.21022) (7.18254) (0.18536) (0.71463)

[-1.30998] [ 0.71812] [ 0.38526] [ 2.04500] [ 0.28190]

D(LNPDBR(-1)) -0.159610 -0.149211 1.338698 -0.014772 -0.218068

(0.12560) (0.76413) (1.70967) (0.04412) (0.17011)

[-1.27078] [-0.19527] [ 0.78301] [-0.33481] [-1.28196]

C 0.113294 0.192286 -0.314201 -0.000435 0.090049

(0.03034) (0.18460) (0.41301) (0.01066) (0.04109)

[ 3.73392] [ 1.04166] [-0.76075] [-0.04085] [ 2.19132]

R-squared 0.343870 0.318803 0.154245 0.283772 0.390079

Adj. R-squared 0.172706 0.141100 -0.066386 0.096930 0.230969

Sum sq. resids 0.383884 14.20891 71.12891 0.047374 0.704138

S.E. equation 0.129192 0.785989 1.758568 0.045384 0.174971

F-statistic 2.009006 1.794020 0.699108 1.518778 2.451629

Log likelihood 22.81101 -31.35823 -55.51760 54.19507 13.71153

Akaike AIC -1.054068 2.557215 4.167840 -3.146338 -0.447435

Schwarz SC -0.727122 2.884161 4.494786 -2.819392 -0.120489

Mean dependent 0.083807 0.021333 -0.256000 0.000268 0.049180

S.D. dependent 0.142039 0.848096 1.702950 0.047758 0.199523

Determinant resid covariance (dof adj.) 1.35E-06

Determinant resid covariance 3.58E-07

Log likelihood 9.794008

Akaike information criterion 2.013733

Schwarz criterion 3.881996

Deposito 6 Bulan

Vector Error Correction Estimates

Date: 08/01/16 Time: 16:46

Sample (adjusted): 2008Q3 2015Q4

Included observations: 30 after adjustments

Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ]

Cointegrating Eq: CointEq1

LNDEP6(-1) 1.000000

IMDEP6(-1) 0.645304

(0.92554)

[ 0.69722]

TINF(-1) -1.153595

(0.24278)

[-4.75170]

LNKURS(-1) -18.52572

(8.51573)

[-2.17547]

LNPDBR(-1) -3.273552

(1.19226)

[-2.74567]

Page 79: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

63

C 210.2915

Error Correction: D(LNDEP6) D(IMDEP6) D(TINF) D(LNKURS) D(LNPDBR)

CointEq1 0.005089 -0.025459 0.218987 0.004269 0.044829

(0.01130) (0.06124) (0.12682) (0.00353) (0.01260)

[ 0.45018] [-0.41574] [ 1.72678] [ 1.21095] [ 3.55849]

D(LNDEP6(-1)) -0.140279 -0.722674 1.404589 -0.068661 -0.266351

(0.21199) (1.14846) (2.37835) (0.06611) (0.23626)

[-0.66171] [-0.62925] [ 0.59057] [-1.03853] [-1.12738]

D(IMDEP6(-1)) 0.038440 -0.103146 0.044929 0.017789 0.071228

(0.03886) (0.21054) (0.43600) (0.01212) (0.04331)

[ 0.98912] [-0.48992] [ 0.10305] [ 1.46771] [ 1.64460]

D(TINF(-1)) -0.001659 0.018447 0.286818 0.005264 0.050271

(0.02049) (0.11101) (0.22988) (0.00639) (0.02284)

[-0.08096] [ 0.16618] [ 1.24767] [ 0.82373] [ 2.20142]

D(LNKURS(-1)) -0.364283 -3.871089 3.349831 0.260469 0.024696

(0.62295) (3.37480) (6.98886) (0.19428) (0.69425)

[-0.58477] [-1.14706] [ 0.47931] [ 1.34070] [ 0.03557]

D(LNPDBR(-1)) 0.071478 -0.229836 1.090832 -0.006447 -0.153615

(0.15029) (0.81421) (1.68614) (0.04687) (0.16749)

[ 0.47559] [-0.28228] [ 0.64694] [-0.13756] [-0.91713]

C 0.057253 0.023892 -0.371741 0.004568 0.074565

(0.03073) (0.16648) (0.34476) (0.00958) (0.03425)

[ 1.86306] [ 0.14351] [-1.07825] [ 0.47660] [ 2.17723]

R-squared 0.107721 0.119927 0.212474 0.226224 0.433895

Adj. R-squared -0.125048 -0.109657 0.007032 0.024370 0.286216

Sum sq. resids 0.526217 15.44362 66.23183 0.051180 0.653552

S.E. equation 0.151258 0.819428 1.696952 0.047172 0.168568

F-statistic 0.462781 0.522368 1.034230 1.120730 2.938089

Log likelihood 18.08043 -32.60813 -54.44761 53.03582 14.82980

Akaike AIC -0.738695 2.640542 4.096508 -3.069055 -0.521986

Schwarz SC -0.411749 2.967488 4.423454 -2.742109 -0.195040

Mean dependent 0.052539 -0.026000 -0.256000 0.000268 0.049180

S.D. dependent 0.142604 0.777887 1.702950 0.047758 0.199523

Determinant resid covariance (dof adj.) 1.81E-06

Determinant resid covariance 4.79E-07

Log likelihood 5.435326

Akaike information criterion 2.304312

Schwarz criterion 4.172575

Page 80: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

64

Lampiran 6 Hasil estimasi IRF

Deposito 1 Bulan

Period LNDEP1 IMDEP1 TINF LNKURS LNPDBR

1 0.068809 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 0.046545 -0.010315 -0.007901 -0.019013 -0.028351

3 0.029262 -0.003559 -0.009857 -0.044705 0.009680

4 0.029417 -0.014873 -0.012479 -0.069212 0.023182

5 0.025238 -0.021720 -0.017274 -0.087553 0.024563

6 0.021639 -0.025240 -0.019663 -0.100880 0.031142

7 0.020625 -0.028936 -0.021284 -0.109993 0.034372

8 0.019721 -0.031291 -0.022589 -0.115785 0.035400

9 0.019085 -0.032604 -0.023319 -0.119357 0.036453

10 0.018851 -0.033505 -0.023745 -0.121475 0.036981

11 0.018716 -0.034032 -0.024012 -0.122662 0.037147

12 0.018640 -0.034306 -0.024152 -0.123295 0.037253

13 0.018620 -0.034459 -0.024222 -0.123611 0.037290

14 0.018616 -0.034535 -0.024257 -0.123752 0.037285

15 0.018618 -0.034566 -0.024271 -0.123802 0.037274

16 0.018623 -0.034577 -0.024274 -0.123811 0.037262

17 0.018629 -0.034578 -0.024274 -0.123802 0.037251

18 0.018633 -0.034575 -0.024272 -0.123789 0.037242

19 0.018636 -0.034572 -0.024270 -0.123776 0.037236

20 0.018639 -0.034568 -0.024268 -0.123766 0.037231

Cholesky Ordering: LNDEP1 IMDEP1 TINF LNKURS LNPDBR

Deposito 3 Bulan

Period LNDEP3 IMDEP3 TINF LNKURS LNPDBR

1 0.129192 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 0.123433 0.010987 -0.061402 -0.026773 -0.037473

3 0.137990 -0.006022 -0.087727 -0.039118 -0.024150

4 0.138175 -0.006023 -0.084915 -0.048339 -0.029554

5 0.136200 -0.012910 -0.079687 -0.052448 -0.024150

6 0.134573 -0.014248 -0.071800 -0.054056 -0.023169

7 0.133335 -0.015454 -0.068267 -0.054420 -0.022010

8 0.133175 -0.015458 -0.067155 -0.054389 -0.021933

9 0.133341 -0.015321 -0.067718 -0.054372 -0.022122

10 0.133649 -0.015181 -0.068604 -0.054429 -0.022342

11 0.133860 -0.015127 -0.069262 -0.054535 -0.022488

12 0.133959 -0.015147 -0.069556 -0.054633 -0.022531

13 0.133974 -0.015189 -0.069590 -0.054700 -0.022522

14 0.133953 -0.015227 -0.069514 -0.054733 -0.022495

15 0.133928 -0.015250 -0.069429 -0.054743 -0.022472

16 0.133913 -0.015258 -0.069378 -0.054742 -0.022461

17 0.133908 -0.015258 -0.069361 -0.054738 -0.022459

18 0.133909 -0.015255 -0.069365 -0.054736 -0.022461

19 0.133912 -0.015253 -0.069374 -0.054735 -0.022463

20 0.133914 -0.015252 -0.069382 -0.054736 -0.022465 Cholesky Ordering: LNDEP3 IMDEP3 TINF LNKURS LNPDBR

Page 81: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

65

Deposito 6 Bulan

Period LNDEP6 IMDEP6 TINF LNKURS LNPDBR

1 0.151258 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 0.124811 0.026852 -0.013706 -0.023359 0.008340

3 0.120498 0.013626 -0.018742 -0.033825 0.002240

4 0.123582 0.007198 -0.024313 -0.035188 0.003971

5 0.123098 0.008824 -0.023157 -0.034260 0.004422

6 0.123438 0.008556 -0.020655 -0.033477 0.004745

7 0.124074 0.008840 -0.018932 -0.032768 0.005088

8 0.124242 0.009314 -0.018181 -0.032520 0.005159

9 0.124227 0.009459 -0.018203 -0.032595 0.005097

10 0.124154 0.009448 -0.018538 -0.032749 0.005024

11 0.124078 0.009387 -0.018836 -0.032867 0.004974

12 0.124040 0.009326 -0.018981 -0.032916 0.004958

13 0.124035 0.009295 -0.018995 -0.032913 0.004963

14 0.124046 0.009292 -0.018950 -0.032890 0.004975

15 0.124058 0.009300 -0.018902 -0.032871 0.004983

16 0.124065 0.009310 -0.018876 -0.032861 0.004987

17 0.124067 0.009316 -0.018870 -0.032860 0.004986

18 0.124065 0.009317 -0.018876 -0.032864 0.004985

19 0.124063 0.009316 -0.018883 -0.032867 0.004983

20 0.124062 0.009314 -0.018888 -0.032868 0.004982 Cholesky Ordering: LNDEP6 IMDEP6 TINF LNKURS LNPDBR

Page 82: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

66

Lampiran 7 Hasil estimasi FEVD Deposito 1 Bulan

Period S.E. LNDEP1 IMDEP1 TINF LNKURS LNPDBR

1 0.068809 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 0.090748 83.80031 1.291935 0.758117 4.389509 9.760132

3 0.106271 68.68846 1.054201 1.413159 20.89745 7.946729

4 0.133655 48.26977 1.904755 1.765145 40.02788 8.032459

5 0.165950 33.62320 2.948600 2.228488 53.79865 7.401061

6 0.200445 24.21200 3.606675 2.489815 62.20479 7.486719

7 0.234891 18.40249 4.144022 2.634210 67.22608 7.593197

8 0.267789 14.70097 4.553683 2.738264 70.41751 7.589574

9 0.298759 12.21914 4.849490 2.809225 72.53578 7.586365

10 0.327754 10.48366 5.074473 2.859031 74.00627 7.576565

11 0.354871 9.220851 5.248244 2.896634 75.07563 7.558637

12 0.380303 8.269071 5.383518 2.925493 75.88088 7.541039

13 0.404255 7.530411 5.491095 2.948119 76.50554 7.524832

14 0.426912 6.942452 5.578087 2.966337 77.00308 7.510046

15 0.448443 6.464178 5.649441 2.981258 77.40802 7.497106

16 0.468988 6.067899 5.708852 2.993669 77.74369 7.485894

17 0.488668 5.734329 5.758989 3.004145 78.02637 7.476167

18 0.507582 5.449709 5.801808 3.013099 78.26765 7.467731

19 0.525811 5.204000 5.838782 3.020834 78.47600 7.460384

20 0.543427 4.989719 5.871023 3.027583 78.65773 7.453946

Cholesky Ordering: LNDEP1 IMDEP1 TINF LNKURS LNPDBR

Deposito 3 Bulan

Period S.E. LNDEP1 IMDEP1 TINF LNKURS LNPDBR

1 0.129192 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 0.194777 84.15350 0.318180 9.937622 1.889372 3.701324

3 0.258506 76.27009 0.234902 17.15842 3.362512 2.974081

4 0.310442 72.69557 0.200517 19.37933 4.756084 2.968500

5 0.353236 71.01585 0.288458 20.05737 5.878074 2.760239

6 0.389490 70.34842 0.371081 19.89548 6.760866 2.624146

7 0.421694 70.01146 0.450873 19.59352 7.433077 2.511078

8 0.451386 69.80831 0.510782 19.31400 7.939220 2.427687

9 0.479370 69.63321 0.555038 19.12041 8.325852 2.365491

10 0.506020 69.46756 0.588120 18.99754 8.628953 2.317835

11 0.531489 69.31260 0.614112 18.91866 8.874595 2.280033

12 0.555865 69.17466 0.635683 18.86159 9.079325 2.248745

13 0.579230 69.05622 0.654192 18.81400 9.253417 2.222174

14 0.601678 68.95599 0.670337 18.77112 9.403323 2.199229

15 0.623304 68.87086 0.684486 18.73192 9.533482 2.179256

16 0.644196 68.79753 0.696907 18.69653 9.647267 2.161771

17 0.664427 68.73334 0.707845 18.66503 9.747404 2.146378

18 0.684061 68.67641 0.717527 18.63717 9.836144 2.132744

19 0.703149 68.62545 0.726154 18.61249 9.915323 2.120585

20 0.721733 68.57955 0.733895 18.59046 9.986427 2.109670

Cholesky Ordering: LNDEP3 IMDEP3 TINF LNKURS LNPDBR

Page 83: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

67

Deposito 6 Bulan

Period S.E. LNDEP6 IMDEP6 TINF LNKURS LNPDBR 1 0.151258 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 0.199952 96.18803 1.803415 0.469883 1.364705 0.173962

3 0.237037 94.28664 1.613712 0.959500 3.007434 0.132713

4 0.270843 93.03804 1.306645 1.540743 3.991429 0.123147

5 0.300527 92.34423 1.147473 1.845147 4.541472 0.121676

6 0.327409 92.01699 1.035067 1.952595 4.871830 0.123518

7 0.352317 91.86825 0.956838 1.975013 5.072366 0.127530

8 0.375586 91.78025 0.903446 1.972198 5.213018 0.131086

9 0.397500 91.70642 0.863207 1.970443 5.326454 0.133476

10 0.418272 91.63477 0.830628 1.976032 5.423597 0.134973

11 0.438057 91.56673 0.803208 1.986459 5.507660 0.135947

12 0.456985 91.50612 0.779697 1.997826 5.579671 0.136688

13 0.475158 91.45463 0.759464 2.007745 5.640820 0.137342

14 0.492661 91.41160 0.742029 2.015579 5.692838 0.137952

15 0.509563 91.37530 0.726932 2.021689 5.737567 0.138516

16 0.525922 91.34396 0.713749 2.026684 5.776588 0.139022

17 0.541788 91.31630 0.702122 2.031029 5.811082 0.139469

18 0.557202 91.29152 0.691771 2.034967 5.841875 0.139862

19 0.572201 91.26917 0.682486 2.038585 5.869546 0.140209

20 0.586817 91.24894 0.674105 2.041900 5.894529 0.140521 Cholesky Ordering: LNDEP6 IMDEP6 TINF LNKURS LNPDBR

Page 84: PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83890/1/H16raf.pdf · rates, the nominal exchange rates and real GDP variables positively. Three

68

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 28 April 1994 dari Ayah Suhebsi

Mudjiri dan Ibu Retno Wahyu Diani. Penulis adalah anak pertama dari tiga

bersaudara. Tahun 2012, penulis lulus dari Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta

(MAN 4) dan pada tahun yang sama penulis berhasil terdaftar sebagai mahasiswa

Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi

(SNMPTN) jalur ujian tertulis. Penulis diterima di program studi Ilmu Ekonomi

Syariah, Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah mendapat beasiswa dari

Yayasan Goodwill International untuk periode 2015-2016. Selain aktif sebagai

mahasiswa, penulis juga pernah aktif sebagai Sekretaris Umum Unit Kegiatan

Mahasiswa Perguruan Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong (PPS Betako) Merpati

Putih IPB periode 2013-2014 dan 2014-2015 serta anggota Divisi Media Ekonomi

Syariah (MES) Sharia Economics Student Club (SES-C) periode 2013-2014.

Penulis juga aktif mengikuti perlombaan yang berkaitan dengan program

studi maupun diluar bidang program studi. Penulis pernah berpartisipasi mewakili

IPB dalam kejuaraan pencak silat antar perguruan tingkat regional (Jawa –Bali)

yang diadakan oleh UKM Merpati Putih IPB tahun 2014 dan dua kejuaraan nasional

antar universitas yang diselenggarakan oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia di

Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Veteran Jogjakarta di Kampus

UPN Jogjakarta pada tahun 2015.