PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN UKURAN KAP...
Transcript of PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN UKURAN KAP...
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN UKURAN KAP
TERHADAP AUDIT DELAY DAN PENGARUH AUDIT DELAY
TERHADAP REAKSI INVESTOR
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih
Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
Tsaurah Fitria
NIM. 109082000062
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
PENGARTIH UKURAN PERUSAIIAAN DAN IIKI,I-RAN KAP TERHASAP AUDIT
DEI.AY D AN PENGARUBIYA TERIIADAP REAKSI INVEST0R
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultrs Ekononri dan Bisnis
unfuk Memenuhi syarat-syarat Gur:a Mcraih Gelilr sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
Tsaurah Fitria
Nllvi. 109082000062
Dibawah BLnbin;an:
Pembimbrng I
NIP. 1 9760315 200501 2 oo2 NIP. 19720516 200901 I 006
JURUSAN AI{tJNTANSIFAKTJLTAS EKO}.IDMI DAN BISMS
T]I}.ITVERSITAS ISLAIVI NEGERI SYARIF HIDAYATuT;IaHJAKARTA
2016
Pembinrbing II
LEMBT\R PENGESAHAN UJIAN KOMPREIIENSIF
Hari ini Senin,6 Mei 2013 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasisrva:
1. Nama
2. NIM
3. Jurusan
4. Judul Skripsi
Tsaurah Fitria
1 09082000062
Akuntansi
Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Ukuran KAPTerhadap Audit Delay dan Dampaknya Terhadap
Reaksi Investor
kemampuan yang
diputuskan bahrva
kesempatan untuk
untuk rnemperoleh
universitas Negeri
Setelah mencennati dan mernperhatikan .penarnpilan dan
bersangkutan selanra proses ujian kornprehensif, maka
mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan diberi
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat
gelar Sarjana Ekclotni pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Syari f Hidayatullali Jakarta.
Jakarta, 6 Mei 2013
1. DR. Lukrnan, M.Si
NIP.I 9640607 200302 l 001
2. Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM
NrP. 19720s16 200901 1 006
3. Drs. Abdul }tramid Cebba., CPA., Ak
NrP. 19620502 199303 I 000
lil
Lenefuar Pe*gesafuan [Ijian Skripsi
I!ari ini l{.ilbrl'l'angga[?2,luni ?016 telah r'liiaksanakap 1-l.iian S]<ripsi atas tna[:asisu.it:
1. Ni;rna ; T'saurah Fitria
l. Nin: : 1090820000(r?
3. .?utlul Skripsi : P*nganrh [;liirran Perursahaan dan tJkuran Kantr:r Akuntan
Pubik tcrhodap ,fu;clif l)elu.t, clan Pengnruh Audit DeloS'
terlradap [teaksi Investor.
Set*lnh mencenrali cian rnempcrhatilian p*nampilar: dan keu:atnp:uatt.\ang
hersangkuta* se lama ujian skripsi" rnake diputuskan bahlva mahasisr,r,a tcrsr--tJul. cli zitas
clin.viltakan lr:lus ditr skripsi ini ditcrima sebagai salah satu s-varat unluk memperoleh
g*1ar Safiana }ri;.t-*romi pada Faiiuitas ilklrnomi dan Bisrris Universilils Islam Sl'arif
I liitra5,'atuil ah Jakafi a.
.Ial<anta. 22 .tuni l0l6
w1 . )l"c_or.ll_L$:U,!li.. Ak,. M,Si
NtrP.r {}76A924100604 2 0$2
2. I':itr"i X,);tpNIP" t1)810731 l{i064 2 003
3. Ill:,- Bi+-l, sE-*,L- $r,- Ak--cAl\tP. 1l)16315 200-501 2042
4,iiri tr{}. 197205 1 6 200q01 I 0C6
Ketua
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIYAH
Yang bertandatangan di
Nama
Nomor Induk Siswa
Fakultas
Jurusan
bawah ini,
Tsaurah Fitria
109082000062
Ekonomi dan Bisnis
Akuntansi
2.
3.
4.
5.
Dengan ini menyatakan bahwadalanpenulisan skripsi ini saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertan ggun gi awabkan
Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya
Tidak melakukan pemanipulasi dan pemalsuan data
Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu mempertanggungjawabkan
atas karya ini
Jika dikemudian hari ada tuntan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan ternyata memang ditemukan bukti
bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai
sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UN
S yarif Hidaytull ah Jakarta.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 12 Jwi2076
Tsaurah Fitria
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Tsaurah Fitria
2. Tempat Tanggal Lahir :Jakarta,28 Desesmber1991
3. Alamat :Jl. Dwijaya IV no. 5A Rt : 004 Rw : 001
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
4. Telepon :081291249882
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SDI Manaratul Islam Jakarta Tahun 1997-2003
2. Mts Manaratul Islam Jakarta Tahun2003-2006
3. SMAN 46 Jakarta Tahun 2006-2009
4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2009-2016
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, periode 2010-2011
2. Anggota PMII Cabang Ciputat Masa Khidmat 2009-2010
3. Rohis SMAN 46 Jakarta sebagai Bendahara periode 2007-2008
vii
IV. SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Seminar Nasional oleh Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif
Hidayatullah, “Peran Asuransi dalam Era Globalisasi”, 20 Mei 2010.
2. Training oleh Corruption Preventing Alliance (CPA), “Anti-Corruption
Training Road to Campus 2010”, 21 Oktober 2010.
3. Internal Accounting Competion oleh BEM Jurusan Akuntansi, “From Nothing
to Something With Accounting”, 20-22 Desember 2010.
4. Company Visit oleh BEM Jurusan Akuntansi, “Visit To Bursa Efek Indonesia
& Museum Bank Indonesia”, 28 Desember 2010.
5. Seminar oleh Direktorat Jendral Pajak, “Potret Perpajakan Indonesia Menuju
Sistem Perpajakan yang Transparan”, 24 November 2011.
6. Kuliah Umum oleh BEM Jurusan Manajemen, “CAFTA: Peran dan Tantangan
Ekonomi Kerakyatan dalam Menghadapi Perekonomian Global”, 10Mei
2011.
7. Seminar oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi, “Auditing Days”, 6-7
November 2012.
viii
V. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Ir. Azhar Bahiar
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Mei 1964
3. Ibu : Drs. Nurlailah
4. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 13Juli 1968
5. Alamat : Jl. Dwijaya IV no. 5A Rt : 004 Rw :001 Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan.
6. Telepon : 081574479760
7. Anak Ke dari : 1 dari 6 bersaudara
ix
ABSTRACT
The purpose of this research is to examine the impact of firm size and
Public Accountant size toward audit delay and the impact of audit delay toward
reaction by investor in manufacture company that listed on Indonesia Stocks
Exchange.
Sampling method that used is purposive sampling and the result are 38
firms as sample. This research is done for 2010-2014 period. Data that used in this
research is financial statements from each company, publized through website
www.idx.co.id. The data which have already collected are processed with classic
assumption test before hypothesis test. Software SPSS version 20 for windows is
used to test in this research.
The result of this research shows that independent variables simultaneously
influenced 4,6 percent of dependent variable. Whereas firm size and Public
Accountant size have significant toward audit delay. And audit delay has
significant towad reaction by investor.
Keyword : audit delay, firm size, reaction by investor, public Accountant size.
x
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalis apakah ukuran perusahaan dan
ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap audit delay dan pengaruh
audit delay terhadap reaksi investor pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling
dan diperoleh sampel sebanyak 38 perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada
periode 2010 hingga 2014. Data yang digunakan adalah laporan keuangan
perusahaan sampel yang masing-masing telah dipublikasikan melalui situs
www.idx.co.id. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji
asumsi klasik, kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Pengujian dalam
penelitian ini menggunakan software SPSS versi 20 for windows.
Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan, variabel independen
mempengaruhi variabel dependen sebesar 4,6 persen. Tetapi secara parsial, ukuran
perusahaan dan ukuran KAP memiliki pengaruh signifikan terhadap audit delay
serta audit delay memiliki pengaruh signifikan terhadap reaksi investor.
Kata Kunci : audit delay, ukuran perusahaan, reaksi investor, ukuran Kantor
AkuntanPublik.
xi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, Al-Wahhab Yang Maha Penganugerah,
yang telah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah
membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam
rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati
penulis menyampaikan terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan,
semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam
penyelesaian skripsi ini, kepada:
1. Ayahanda Ir. Azhar Bahiar dan Ibunda Drs. Nurlailah terkasih
,yang selalu mencurahkan perhatian, cinta dan sayang, dukungan
serta doa tiada henti yang tertuju hanya untuk ananda, semoga
semakin hari ananda semakin mampu membuat bangga ayah dan
ibunda.
2. Keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberikan
dukungan untuk kesuksesan penulis. Terima kasih atas semua
kasih sayang.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
xii
4. Ibu Yessi Fitri, M.Si., Ak., CA. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., M.M selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan pembimbing II yang telah meluangkan waktu,
mencurahkan perhatian, membimbing, dan memberikan pengarahan
terhadap penulis.
6. Ibu Rini, M.Si, Ak., CA selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih
atas ilmu yang telah Ibu berikan selama ini.
7. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang telah memberikan bantuan
kepada penulis.
8. Teman-teman Akuntansi B yang dari awal semester saling
mendukung satu sama lain dalam menempuh pendidikan dibangku
kuliah ini.
9. Mardan Saleh, terima kasih selama ini telah memberikan doa dan
dukungan penuh kepada penulis. Tetap berdoa kepada Allah dan
selalu berikhtiar secara maksimal.
10. Sahabat seperjuanganku, Aries Setianto Wibowo, Dellia Eka
Rizkiyana, Fahmi Amaliah, Achmad faisal, serta yang tergabung
dalam FADS terima kasih atas dukungan dan kasih saying yang
diberikan kepada penulis.
11. Sahabatku dan Sepupuku DGAB yang telah memberikan
xiii
semangat, doa dan kasih sayangnya kepada penulis.
12. Seluruh teman-teman Akuntansi angkatan 2009, kita sama-sama
berjuang untuk tujuan yang ingin kita capai.
13. Teman-teman seperjuanganku hingga akhir Septya Darmayanti, Fauzi
Dwi Raharjo, Rizki Pra ramadhan, Arief Mulyawan, Dhio Rizki
Chandra, Suhendro, dan Rifki terima kasih sudah senantiasa memberi
dukungan, membantu segala sesuatu mengurus pendaftaran siding,
mempersiapkan siding, revisi hingga daftar untuk wisuda.
14. Sahabat-sahabat SMAN Jakarta khususnya Hikmah Zikriyani dan
Novita Wulandari, terima kasih sudah membantu, memberi dukungan
serta doa kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
15. Seluruh teman-teman di PT. Gadma Kreatif Insani, terima kasih untuk
dukungan dan doanya selama penulis berada disana.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna dikarena kanterbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 22 Juni 2016
Tsaurah Fitri
xiv
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................ i
Lembar Pengesahan Skripsi…………………………………………………... ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprefensif................................................... iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi…………………………………………….. iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah....................................................... v
Daftar Riwayat Hidup…………………………………..…………………...... vi
Abstract................................................................................................................ ix
Abstrak……………………………………….…………………………..……… x
Kata Pengantar.................................................................................................... xi
Daftar Isi............................................................................................................... xv
Daftar Tabel...................................................................................................... xvii
Daftar Gambar….............................................................................................. xviii
Daftar Lampiran................................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah…........................................................................ 1
B. Perumusan Masalah................................................................................ 9
C. Tujuandan Manfaat Penelitian................................................................. 9
1. Tujuan Penelitian.......................................................................... 9
2. Manfaat Penelitian....................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….……. 12
A. Deskripsi Teori…………………………………………………………. 12
1. Signaling Teori……………………………………………….… 12
2. Teori Kepatuhan……………………………..…………………. 13
3. Laporan Keuangan……………………………………………... 15
4. Audit dan Standar Auditing………………………………….… 18
5. Audit Delay……………………………………………….……. 21
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay………………. 24
B. Keterkaitan Antar Variabel…………………………………………….. 29
a. Ukuran Perusahaan…………………………………..………… 29
xv
b. Ukuran Kantor Akuntan Publik……………………………..…. 31
c. Reaksi Investor…………………………………………………. 32
C. Penelitian Terdahulu…………………………………...………………. 33
D. Kerangka Pemikiran……………………………………………….…… 42
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………….……. 43
A. Ruang Lingkup Penelitian…………………………………..………….. 43
B. Metode Penentuan Sampel……………………………………………... 43
C. Metode Pengumpulan Data………………………………………….…. 44
D. Teknik Analisi Data……………………………………………………. 44
1. Uji Asumsi Klasik…………………………………………….... 44
a) Uji Normalitas………………………………………….. 44
b) Uji Multikulinieritas…………………………………….. 45
c) Uji Heteroskedasitas…………………………...………. 45
d) Uji Autokorelasi………………………………………... 46
2. Regresi Linier Sederhana………………………………………. 47
3. Oprasional Variabel Penelitian……………………………..….. 50
a) Variabel Independen…………………………………… 50
b) Variabel Dependen……………………………...……… 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………..……………………… 54
1. Deskripsi Umum…………………………………………..…………… 54
2. Deskripsi Khusus…………………………………………..…………… 55
3. Pengujian Prasyarat Analisis………………………………………..… 59
a. Uji Normalitas…………………………………………….……. 60
b. Uji Multikulinieritas………………………………………….… 61
c. Uji Heteroskedasitas…………………………………..……….. 62
d. Uji Autokorelasi……………………………………………...… 63
BAB V PENUTUP………………………………………………..…………….. 70
A. Kesimpulan………………………………………………………………. 70
B. Saran……………………………………………………………………... 71
Daftar Pustaka……………………………………………………………………. 72
xvi
Lampiran……………………………………………………………………...….. 76
xvii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
Tabel 1.1 Jumlah Emiten yang Terlambat Menyampaikan Laporan Keuangan
Auditan……………………………………………………………………………. 4
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu………………………………………………..… 34
Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel…………………...……. 52
Tabel 4.1 Prosedur Hasil Pemilihan Sampel…………………………..…………. 55
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Data Audit Delay…...…………………………….. 56
Tabel 4.3 Distribusi Kecendrungan Frekuensi Audit Delay….………………….. 56
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Data Ukuran Perusahaan…...…………………….. 57
Tabel 4.5 Distribusi Kecendrungan Frekuensi Ukuran Perusahaan….………….. 57
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Data Reaksi Investor……...…………………….. 58
Tabel 4.7 Distribusi Kecendrungan Frekuensi Reaksi Investor…...….………….. 58
Tabel 4.8 Distribusi Kategori Ukuran KAP……………………………………… 59
Tabel 4.9 Rangkuman hasil Uji Multikulinieritas…………………….………….. 61
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi……………………………………………….. 63
Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien R2………………………………………………. 64
Tabel 4.12 Hasil Uji Statistik t…………………………………………………… 65
4.13 Hasil Uji Hipotesis 3…………………………………………………...…… 68
xviii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian 1……………………………………………. 42
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian 2……………………………………………… 42
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot……………..… 60
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedasitas Menggunakan Grafik…………………. 62
xix
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
Lampiran 1……………………………………………………………………….. 76
Lampiran 2……………………………………………………………………….. 80
Lampiran 3……………………………………………………………………….. 82
Lampiran 4……………………………………………………………………….. 83
Lampiran 5……………………………………………………………………….. 84
Lampiran 6……………………………………………………………………….. 85
Lampiran 7……………………………………………………………………….. 86
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan-perusahaan yang sudah go public di Indonesia telah
mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga mengakibatkan
permintaan akan audit laporan keuangan semakin meningkat. Ketepatan waktu
(timeliness) penyajian laporan keuangan dan laporan audit merupakan syarat
utama bagi peningkatan harga pasar saham perusahaan-perusahaan go public
tersebut. Dengan demikian, perkembangan pengauditan perusahaan go public
menjadi tidak mudah. Hal ini disebabkan oleh pengauditan yang merupakan
aktivitas atau suatu proses sistematis yang membutuhkan waktu sehingga
mengakibatkan terjadinya penundaan pengumuman laba dan penerbitan
laporan keuangan (Shulthoni, 2012)
Pasal modal merupakan suatu wadah bagi perusahaan publik untuk
mencari investor (Haryani dan Wiratmaja, 2014). Perusahaan publik harus
memenuhi syarat dan ketentuan hukum terlebih dahulu agar dapat
mempublikasikan laporan keuangannya dan juga mencatatkan sahamnya
sebelum diperdagangkan dipasar modal. Salah satu persyaratan untuk dapat
mempublikasikan laporan keuangan perusahaan ke pasar modal yaitu laporan
keuangan harus diaudit terlebih dahulu oleh auditor independen (Apriyani,
2015).
2
Pentingnnya ketepatan waktu pelaporan keuangan juga diakui oleh
investor dan manager, karena ketepatan waktu pelaporan suatu laporan
keuangan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut.
Artinya informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan
menyebabkan kenaikan atau penurunan harga (Subagyo, 2010)
Menurut peraturan Pasar Modal No. KEP.36/PM/2003 tentang kewajiban
penyampaian laporan keuangan berkala, bahwa Laporan Keuangan tahunan
harus disertai laporan akuntan dengan pendapat yang lazim. Jangka waktu
penyampaian Laporan Keuangan kepada Bapepam dan LK selambat-lambatnya
pada akhir bulan ke-3 setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Ketepatan
perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan dapat mengalami
keterlambatan yang disebabkan oleh lamanya auditor dalam menyelesaikan
pekerjaan auditnya, (Oviek dan Etna, 2011). Hal tersebut bisa terjadi karena
auditor harus menerapkan standar audit berdasarkan SPAP (Standar
Profesional Akuntan Publik) untuk meningkatkan kualitas audit dan adanya
keterbatasan dalam audit laporan keuangan seperti jumlah waktu yang
memadai dan biaya audit yang terbatas.
Standar Profesional Akuntan Publik dari Ikatan Akuntan Indonesia
khususnya tentang standar pekerjaan lapangan mengatur tentang prosedur
dalam penyelesaian pekerjaan lapangan seperti perlu adanya pencatatan atas
aktivitas yang akan dilakukan, pemahaman yang memadai atas struktur
pengendalian intern dan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh
melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai
3
dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Pemenuhan standar
audit oleh auditor dapat berdampak lamanya penyelesaian laporan audit, tetapi
juga berdampak peningkatan kualitas hasil auditnya. Pelaksanaan audit yang
semakin sesuai dengan standar membutuhkan waktu semakin lama.
Sebaliknya, semakin tidak sesuai dengan standar pekerjaan audit semakin
pendek waktu yang diperlukan. Kondisi ini dapat menimbulkan suatu dilema
bagi auditor. Laporan keuangan tahunan diserahkan paling lambat akhir bulan
keempat tahun berikutnya sedangkan laporan keuangan semesteran diserahkan
paling lambat akhir bulan kedua setelah tanggal laporan keuangan tengah
tahunan (Umidyathi, 2015).
Menurut penelitian Subekti dan Widiyanti (2004) menyebutkan bahwa
pada tahun 2001 rata-rata waktu tunggu pelaporan ke Bapepam-LK dari waktu
antara tanggal laporan sampai tanggal opini auditor membutuhkan waktu 98
hari. Jika hal ini dilihat dari batas waktu 90 hari yang ditetapkan Bapepam-LK,
terlihat masih banyak perusahaan publik yang belum patuh terhadap peraturan
informasi di Indonesia.
Fenomena kelambatan proses audit dalam terminologi penelitian
pengauditan dikenal dengan audit delay. Audit delay sebenarnya adalah rentang
waktu antara tanggal penutupan tahun buku dan tanggal laporan audit. Dengan
kata lain, audit delay adalah lamanya waktu dari tanggal tutup tahun fiskal
perusahaan sampai dengan tanggal laporan auditor. Penelitian-penelitian
terdahulu telah dilakukan untuk mengetahui variabel-variabel yang
berpengaruh pada audit delay dan pengaruh audit delay terhadap reaksi pasar
4
modal. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku
pasar modal. Karena laporan keuangan auditan yang di dalamnya memuat
informasi laba yang dihasilkan oleh perusahaan bersangkutan dijadikan sebagai
salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual
kepemilikan yang dimiliki investor. Artinya informasi laba dari laporan
keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan
harga saham. Keterlambatan pelaporan, secara tidak langsung juga diartikan
oleh investor sebagai pertanda yang buruk bagi perusahaan.
Pentingnya mengkaji mengenai rentang waktu dan keterlambatan
penerbitan laporan keuangan yang telah diaudit telah menjadi fenomena yang
cukup menarik untuk diamati dan diteliti. Tabel 1.1 menyajikan fakta
keterlambatan penyampaian laporan keuangan emiten tahun 2001-2014 ke
Bapepam-LK.
Tabel 1.1
Jumlah Emiten Yang Terlambat Menyampaikan Laporan Keuangan
Auditan
Tahun Jumlah Emiten
2001 64
2002 86
2003 81
2004 67
2005 160
2006 170
2007 183
2008 111
2009 50
2010 40
2011 54
2012 52
2013 49
2014 52
Sumber : dari berbagai referensi
5
Sesuai aturan BEI, laporan keuangan audit 2014 harus sudah
disampaikan paling lambat 31 Maret 2015. Jika emiten telat menyampaikan
laporan keuangan sampai 30 hari kalender terhitung sejak batas akhir
seharusnya, maka BEI akan menjatuhkan sanksi tertulis I.
Nantinya, jika pada hari kalender ke-31 hingga ke-60 belum juga
menyampaikan, maka sanksi tertulis II akan dilayangkan. Sanksi ini akan
disertai dengan denda sebesar Rp 50 Juta. Selanjutnya, jika pada hari kalender
ke -61 hingga ke-90, perseroan masih membandel, maka bursa akan member
peringatan tertulis III plus denda Rp 150 Juta.
(www.neraca.co.id/article/52481/payah-52-emiten-telat-laporkan-keuangan)
Berangkat dari paparan di atas, penelitian ini bermaksud mengkaji lebih
jauh mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay. Faktor-faktor
tersebut merupakan hal yang turut pula mempengaruhi ketepatan pelaporan
keuangan.
Ukuran Perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang diukur
dari besarnya total asset atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
Hasil penelitian Pourali at al (2013), menunjukan bahwa ukuran perusahaan
memiliki pengaruh signifkan terhadap Audit Delay yang berarti bahwa semakin
besar ukuran perusahaan maka semakin pendek Audit Delay dan sebaliknya
semakin kecil ukuran perusahaan makan semakin panjang Audit Delay. Hal ini
disebabkan karena perusahaan besar biasanya memilki sistem pengendalian
internal yang baik, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam
penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan
6
audit laporan keuangan. Menurut Wirakusuma dan Cindrawati (2011) ukuran
perusahaan terbukti mempengaruhi tingkat ketidaktepatwaktuan publikasi
laporan keuangan. Hal ini mencerminkan bahwa ukuran perusahaan secara
konsisten sebagai faktor fundamental yang mempengaruhi fenomena pelaporan
keuangan di pasar modal. Namun, hal ini berbeda dengan pendapat Novelia
dan Arisudhana (2010) yang berpendapat bahwa, ”variabel ukurang perusahaan
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay”. Dari hasil tersebut,
menjelaskan bahwa besar / kecilnya ukuran perusahaan, yang dinilai dari
seberapa besar nilai harta yang dimiliki perusahaan, tidak mempengaruhi
lamanya audit delay. Hal tersebut disebabkan oleh penilaian ukuran perusahaan
menggunakan total assets dinilai lebih stabil dibandingkan jika menggunakan
market value dan tingkat penjualan, sehingga ukuran perusahaan yang dinilai
dari total assets tidak mempengaruhi lamanya Audit Delay. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian menurut Tiono (2012) dan Shinta (2012) bahwa ukuran
perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay. Hal ini dikarenakan,
auditor menganggap bahwa dalam proses pengauditan berapapun jumlah aset
yang dimiliki tiap-tiap perusahaan akan diperiksa dengan cara yang sama,
sesuai dengan prosedur dalam standar professional akuntan publik.
Faktor lain yang mempengaruhi Audit Delay adalah ukuran Kantor
Akuntan Publik (KAP). Perusahaan dalam menyampaikan suatu laporan atau
informasi akan kinerja perusahaan kepada public agar akurat dan terpercaya
diminta untuk menggunakan jasa KAP. Selain itu, untuk meningkatkan
kredibilitas dari laporan itu, perusahaan menggunakan jasa KAP yang
7
mempunyai reputasi atau nama baik. Hal ini bisa ditunjukan dengan KAP yang
berafiliasi dengan KAP besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big
Four Worldwide Accounting Firm atau Big Four (Oviek Dewi, 2012). Menurut
hasil penelitian Ivena (2012), dan Oviek Dewi (2012), faktor reputasi KAP
berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Artinya, perusahaan yang
menggunakan jasa KAP Big Four akan mengalami audit delay yang lebih
pendek.
Namun demikian, penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan
ketidakkonsistenan pengaruh auditor dengan Audit Delay. Ovic dan Etna
(2011), dan Apriyani (2015) tidak berhasil menemukan pengaruh ukuran KAP
dengan Audit Delay. Hal ini dikarenakan KAP non big four juga mempunyai
tenaga spesialis yang profesional yang mampu melakukan audit secara efisien
sehingga mampu menyelesaikan laporan audit dengan tepat waktu sesuai
peraturan yang berlaku.
Audit Delay mempengaruhi Reaksi Investor. Penelitian Shulthoni (2012)
mengukur reaksi investor menggunakan abnormal return dan trading volume
activity dengan melakukan pengamatan event study jangka pendek (short
windows). Penelitian ini mencoba mengukur reaksi investor berdasarkan
association study yang menguji pengaruh antara audit delay dengan reaksi
investor. Cho dan Jung (1991) menyatakan bahwa event study mengukur
dampak peristiwa tertentu earning response coefficient perusahaan. Sedangkan
studi asosiasi (association studies) umumnya tidak mengaitkan satupun
8
peristiwa (event) tertentu, tetapi studi asosiasi berfokus pada identifikasi
determinan earning response coefficient.
Penyampaian laporan keuangan secara berkala dari segi regulasi di
Indonesia menyatakan bahwa tepat waktu merupakan kewajiban bagi
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 1996,
BAPEPAM mengeluarkan lampiran Keputusan Ketua Bapepem
No.80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik
untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan audit
independennya kepada BAPEPAM selambat-lambatnya 120 hari setelah
tanggal laporan tahunan perusahaan (Rahmawati, 2008). Sejak 30 September
2003, BAPEPAM semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya
lampiran Surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor : Kep–36/PM/2003 yang
menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan
dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM selambat-
lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan
tahunan. Keterlambatan publikasi laporan keuangan bisa mengindikasikan
adanya masalah dalam laporan keuangan emiten.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan
oleh Wirakusuma dan Cindrawati (2011) yang meneliti tentang Pengaruh
Profitabilitas, Solvabilitas, Reputasi Auditor, Ukuran Perusahaan, Kandungan
Laba, dan Jenis Industri Pada Ketidaktepatwaktuan Publikasi Laporan
Keuangan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 - 2009. Perbedaan penelitian
terdahulu dengan penelitian ini yaitu tahun penelitian yaitu menjadi tahun
9
2010-2014, dalam penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan perbedaan variabel yang hanya
menggunakan variabel ukuran Perusahaan, Ukuran KAP dan menambahkan
variabel Reaksi Investor sebagai variabel intervening dengan variabel
dependennya tetap.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengambil judul penelitian mengenai ”Pengaruh Ukuran Perusahaan, dan
Ukuran KAP Terhadap Audit Delay dan Dampaknya Terhadap Reaksi
Investor.”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah yang
hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap Audit
Delay?
2. Apakah Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh secara signifikan
terhadap Audit Delay?
3. Apakah Audit Delay berpengaruh secara signifikan terhadap Reaksi
Investor?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal berikut:
10
1) Menganalisis pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Audit
Delay
2) Menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay
3) Menganalisis pengaruh Audit Delay terhadap Reaksi Investor
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan, baik secara teoritis maupun secara praktis. Berikut beberapa
manfaat penelitian ini.
a. Manfaat Teoritis
1) Bagi Akademisi
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi perpustakaan
dan bahan pembanding bagi mahasiswa yang ingin melakukan
pengembangan penelitian berikutnya di bidang yang sama di masa
mendatang.
2) Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana yang bermanfaat
dalam mengimplementasikan pengetahuan penulis tentang auditing dan
laporan keuangan serta Audit Delay.
3) Manfaat Praktis
a. Bagi Auditor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan oleh auditor dalam melaksanakan auditnya agar dapat
11
menyelesaikan laporan auditnya tepat waktu sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan oleh BAPEPAM.
b. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai sarana informasi bagi
investor agar mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi audit
delay secara empiris sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan
tersendiri dalam berinvestasi.
c. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan, khususnya yang berkaitan dengan proses audit
sebelum laporan keuangan auditan diterbitkan.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Signaling Theory
Isyarat atau signal adalah tindakan yang diambil oleh manajemen
perusahaan dimana manajemen mengetahui informasi yang lebih lengkap
dan akurat mengenai internal perusahaan dan prospek perusahaan di masa
depan daripada pihak investor. Oleh karena itu, manajer berkewajiban
memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada para stakeholder.
Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi
akuntansi seperti publikasi laporan keuangan (Sari, 2011).
Manajer melakukan publikasi laporan keuangan untuk memberikan
informasi kepada pasar. Umumnya pasar akan merespon informasi
tersebut sebagai suatu sinyal good news atau bad news. Sinyal yang
diberikan akan mempengaruhi pasar saham khususnya harga saham
perusahaan. Jika sinyal manajemen mengindikasikan good news, maka
dapat meningkatkan harga saham. Namun sebaliknya, jika sinyal
manajemen mengindikasikan bad news dapat mengakibatkan penurunan
harga saham perusahaan. Oleh karena itu, sinyal dari perusahaan
merupakan hal yang penting bagi investor guna pengambilan keputusan.
Investor dapat melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan
ekonomi, jika informasi yang disampaikan oleh manajemen perusahaan
13
tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Sehingga terjadi
asimetris informasi dimana manajer lebih superior dalam menguasai
informasi dibanding pihak lain (stakeholder). Dalam rangka
meminimalisir terjadinya information asymmetry berdasar signaling
theory, pihak manajemen wajib membuat struktur pengendalian internal
yang mampu menjaga harta perusahaan dan menjamin penyusunan
laporan keuangan yang dapat dipercaya.
Manfaat utama teori ini adalah akurasi dan ketepatan waktu
penyajian laporan keuangan ke publik adalah sinyal dari perusahaan akan
adanya informasi yang bermanfaat dalam kebutuhan untuk pembuatan
keputusan dari investor. Semakin panjang audit delay menyebabkan
ketidakpastian pergerakan harga saham. Investor dapat mengartikan
lamanya audit delay dikarenakan perusahaan memiliki bad news sehingga
tidak segera mempublikasikan laporan keuangannya, yang kemudian akan
berakibat pada penurunan harga saham perusahaan.
2. Teori Kepatuhan
Kepatuhan berasal dari kata patuh, yang menurut Kamus Umum
Bahasa Indonesia, patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada
perintah atau aturan dan berdisiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh,
ketaatan, tunduk, patuh pada ajaran atau peraturan (Tim Penyusun Kamus
Pusat Bahasa, 2002).
Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam
penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan publik di Indonesia
14
telah diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal, dan selanjutnya diatur dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor
X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor :
KEP36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan
Berkala. Peraturan-peraturan tersebut secara hukum mengisyaratkan
adanya kepatuhan setiap perilaku individu maupun organisasi (perusahaan
publik) yang terlibat di pasar modal Indonesia untuk menyampaikan
laporan keuangan tahunan perusahaan secara tepat waktu kepada
Bapepam-LK. Hal tersebut sesuai dengan teori kepatuhan (compliance
theory).
Menurut Tyler dalam Sulistiyo (2010) terdapat dua perspektif dasar
mengenai kepatuhan hukum yaitu instrumental dan normatif. Perspektif
instrumental mengasumsikan individu secara utuh didorong oleh
kepentingan pribadi dan tanggapan-tanggapan terhadap perubahan
insentif, dan penalti yang berhubungan dengan perilaku. Perspektif
normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan
berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka.
Seorang individu cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap
sesuai dan konsisten dengan norma-norma internal mereka. Komitmen
normatif melalui moralitas personal (normative commitment through
morality) berarti mematuhi hukum karena hukum tersebut dianggap
sebagai keharusan, sedangkan komitmen normatif melalui legitimasi
(normative commitment through legitimacy) berarti mematuhi peraturan
15
karena otoritas penyusun hukum tersebut memiliki hak untuk mendikte
perilaku (Sulistiyo, 2010).
Teori kepatuhan dapat mendorong seseorang untuk lebih mematuhi
peraturan yang berlaku, sama halnya dengan perusahaan yang berusaha
untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu karena selain
merupakan suatu kewajiban perusahaan untuk menyampaikan laporan
keuangan tepat waktu, juga akan sangat bermanfaat bagi para pengguna
laporan keuangan.
3. Laporan Keuangan
Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan
keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi
siapa saja yang membutuhkannya. Dalam akuntansi, informasi yang
dimaksudkan itu disusun dalam ikhtisar dalam laporan keuangan. Menurut
Weygandt dan Kieso (2010), definisi laporan keuangan adalah sebagai
berikut:
“Laporan keuangan merupakan sarana utama dimana informasi
keuangan dikomunikasikan dengan pihak luar perusahaan, laporan ini
memberikan sejarah kuantitatif perusahaan dalam satuan uang”
Menurut IAI (2009), tujuan laporan keuangan adalah untuk
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Di samping itu, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang
16
telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas
dasar sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan
menurut IAI (PSAK, 2009) disusun dan disajikan sekurang-kurangnya
setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pengguna.
Beberapa diantara pengguna ini memerlukan dan berhak untuk
memperoleh informasi tambahan di samping yang tercakup dalam laporan
keuangan.
Komponen laporan keuangan yang lengkap menurut PSAK (2009)
terdiri atas komponen-komponen berikut ini: (1) Neraca; (2) Laporan Laba
Rugi; (3) Laporan Perubahan Ekuitas; (4) Laporan Arus Kas; (5) Catatan
atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan harus menerapkan PSAK
secara benar disertai pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam catatan
atas laporan keuangan. Informasi lain tetap disajikan untuk menghasilkan
penyajian yang wajar walaupun penyajian tersebut tidak diharuskan oleh
PSAK (PSAK No.1, par 10).
Laporan keuangan merupakan salah satu dasar dalam pengambilan
keputusan. Oleh karena itu, laporan keuangan memiliki karakteristik
kualitatif yang memiliki hubungan dengan dasar pengambilan keputusan,
kebutuhan pemakai dan keyakinan pemakai terhadap informasi yang
digunakan. Karakteristik kualitas laporan keuangan sebagaimana yang
dinyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2009)
No. 1 adalah:
17
1) Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan
keuangan adalah kemudahannya untuk dapat dipahami oleh
pengguna. Pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang
memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta
kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
2) Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi
kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi
memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi
hasil evaluasi pengguna di masa lalu.
3) Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian
yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithfull
representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan.
4) Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat membenadingkan laporan keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan
(trend) posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat
18
memperbandingkan laporan keuangan antarperusahaan untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan secara relatif.
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan. Pelaporan keuangan tidak hanya memuat laporan keuangan
namun juga cara-caralain dalam mengkomunikasikan informasi yang
berhubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan
informasi yang diberikan oleh sistem akuntansiyaitu informasi
mengenai sumber daya, kewajiban, penghasilan perusahaan, dan lain-
lain (Belkaouli, 2006)
Pelaporan keuangan itu bukanlah merupakan sebuah akhir,
tetapi ia dimaksudkan untuk memberi informasi yang berguna dalam
melakukan pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi. Tujuan dari
pelaporan keuanganbukanlah suatu hal yang abadi, mereka akan
dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi, legal, politik, dan sosial di
mana pelaporan keuangan terjadi. Tujuan juga dipengaruhi oleh
karakteristik dan keterbatasan dari jenis informasi yang dapat
diberikan oleh pelaporan keuangan (Belkaoui, 2006).
4. Audit dan Standar Auditing
Terdapat banyak pengertian tentang auditing, diantaranya menurut
Arrens et al. (2006) auditing adalah sebagai berikut :
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about
information to determine and report on the degree of correspondence
19
between the information and established criteria. Auditing should be
done by competent, independent person.”
Berdasar definisi di atas, dapat disimpulkan tiga elemen
fundamental dalam auditing, yaitu (1) seorang auditor harus independen,
(2) auditor harus bekerja mengumpulkan bukti untuk mendukung
pendapatnya, dan (3) hasil pekerjaan auditor adalah laporan. Audit pada
umumnya dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu :
1) Audit laporan keuangan (Financial Statement Audit) adalah audit
yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan
yang disajikan oleh klien, untuk menyatakan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut. Auditor independen menilai
kewajaran laporan keuangan atas dasar kesesuaiannya dengan prinsip
akuntansi berterima umum.
2) Audit kepatuhan (Compliance Audit) adalah audit yang tujuannya
menentukan apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan
tertentu. Hasil audit kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak
berwenang pembuat kriteria. Audit kepatuhan banyak dijumpai dalam
pemerintahan.
3) Audit operasional (Operational Audit) merupakan review secara
sistematik kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya, dalam
hubungannya dengan tujuan tertentu. Tujuan audit operasional adalah
mengevaluasi kinerja, mengidentifikasi kesempatan untuk
20
peningkatan, dan membuat rekomendasi untuk perbaikan atau
tindakan lebih lanjut.
Standar auditing merupakan pedoman bagi auditor dalam
menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Standar auditing yang
telah ditetapkan dan disajikan oleh Ikatan Akuntan Indonesia adalah
sebagai berikut :
a) Standar umum, yaitu:
1) Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang
memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai
auditor.
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi, dan sikap mental harus dipertahankan oleh
auditor.
3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat.
b) Standar pekerjaan lapangan, yaitu :
1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika
menggunakan asisten dalam pelaksanaan audit harus disupervisi
dengan semestinya.
2) Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat,
dan lingkup pengujian saat dilakukan.
21
3) Bukti audit dikatakan kompeten jika diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai
dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan yang diaudit.
c) Standar pelaporan, yaitu :
1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan
telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam
penyusunan laporan keuangan periode berjalan. Dibandingkan
dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode
sebelumnya.
3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus
dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan
auditor.
4) Laporan auditor harus memuat seuatu pernyataan pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu
asersi.
5. Audit Delay
a. Pengertian Audit Delay
Audit Delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang
diukur dari tanggal penutupan tahun buku, hingga tanggal
22
diselesaikannya laporan audit independen (Saemargani, 2015).
Menurut Dyer & McHugh 1975 dalam Utami, 2006.
“Auditors’ report lag is the open interval of number of days from
the year end to the date recorded as the opinion signature date in the
auditor’ report”
Artinya ketepatwaktuan penerbitan laporan keuangan audit
merupakan hal yang sangat penting, khususnya untuk perusahaan-
perusahaan publik yang menggunakan pasar modal sebagai salah satu
sumber pendanaan.
Menurut Lawrence dan Briyan (1988) dalam Ani Yulianti (2011)
Audit Delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk
menyelesaikan pekerjaan auditnya, yang diukur dari tanggal penutupan
tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan audit.
Perusahaan yang sudah go public harus menyerahkan laporan
keuangan tahunannya disertai dengan opini auditor kepada Bapepam.
Peraturan Bapepam tersebut diatur dalam Undang-Undang No.8 tahun
1995 tentang publikasi laporan keuangan tahunan auditan yang bersifat
wajib dengan batas waktu 120 hari dari akhir tahun fiskal sampai
tanggal diserahkannya laporan keuangan yang telah diaudit ke
BAPEPAM. Namun, Sejak 30 September 2003, peraturan ini diganti
dengan peraturan baru dengan Nomor X.K.2 tentang kewajiban
penyampaian laporan keuangan ke Bapepam menjadi 90 hari.
23
Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan keuangan adalah
menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien sudah
menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
b. Pengukuran Audit Delay
Dalam penelitiannya, Wirakusuma, (2012) (mengukur
penyelesaian penyajian laporan keuangan dengan menggunakan
rentang waktu atau keterlambatan atas penyelesaian penyajian laporan
keuangan. Keterlambatan penyelesaian dapat disebabkan karena
perusahaan berusaha untuk mengumpulkan informasi yang banyak
untuk menjamin keandalan dari laporan keuangan (SAK, 2002: SAK
kerangka dasar par 43). Menurut Dyer dan McHugh, dalam penelitian
Bandi dan Hananto (2002), pada tiga criteria keterlambatan, yaitu:
1) Keterlambatan audit (Auditors’ Report) yaitu interval jumlah hari
antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor
ditandatangani.
2) Keterlambatan pelaporan (Reporting) yaitu interval jumlah haria
antara tanggal laporan auditor ditandatangani sampai tanggal
pelaporan oleh KAP.
3) Keterlambatan total (Total) yaitu interval jumlah hari antara
tanggal periode laporan keuangan sampai tanggal laporan
dipublikasikan oleh perusahaan.
24
Menurut Sa’adah (2013) audit delay diukur berdasarkan rentang
waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan,
yaitu dari lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan
auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan.
Dihitung sejak tanggal tutup buku perusahaan yaitu per 31 Desember
sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay
1) Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana
dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara
antara lain dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-
lain. Keputusan ketua Bapepam No.Kep. 11/PM/1997 menyebutkan
perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah
badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus
milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total
aktivanya diatas seratus milyar.
Menurut Ashton, at al (1989) serta Sa’adah (2013), perusahaan
besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Hal ini disebabkan karena manajemen perusahaan yang berskala besar
cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay
dikarenakan perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor,
pengawas permodalan dan pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan
25
berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih
tinggi untuk mengumumkan audit lebih awal.
Sebaliknya, Boynton dan Kell (1996) dalam Halim (2000)
menyebutkan audit delay akan semakin lama apabila ukuran
perusahaan yang diaudit semakin besar. Hal ini berkaitan dengan
semakin banyaknya jumlah sampel yang harus diambil dan semakin
luas prosedur audit yang harus ditempuh. Namun logika yang
mendasari hasil penelitian Ashton dapat dijelaskan oleh Dyer dan Mc
Hugh (1975, dalam Halim, 2000).
2) Ukuran Kantor Akuntan Publik
Menurut SK. Menkeu No.43/KMK.017/1997 tertanggal 27
Januari 1997 sebagaimana telah diubah dengan SK. Menkeu No.
470/KMK.017/1999 tertanggal 4 Oktober 1999 dalam Haryono Jusup
(2001), Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah lembaga yang memiliki
izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik
dalam menjalakan pekerjaannya.
Jumlah kantor akuntan publik di Indonesia dari tahun ke tahun
semakin bertambah sejalan dengan perkembangan perekonomian dan
bisnis. Dewasa inidi seluruh Indonesia terdapat 396 kantor akuntan
publik yang dapat digolongkan menjadi kantor akuntan besar, sedang
dan kecil. Kantor akuntan publik yang tergolong besar hanya sedikit
jumlahnya dan umumnya bekerjasama dengan kantor-kantor akuntan
26
besar yang berskala internasional. Sebagian besar terdiri dari kantor-
kantor akuntan publik kecil dengan wilayah operasi yang terbatas.
Bentuk usaha Kantor Akuntan Publik yang dikenal menurut
hukum Indonesia ada dua macam yaitu (Jusup, 2001) :
a. Kantor Akuntan Publik dalam Bentuk Usaha Sendiri. Kantor
Akuntan Publik bentuk ini menggunakan nama akuntan publik
yang bersangkutan.
b. Kantor Akuntan Publik dalam bentuk usaha kerjasama. Kantor
Akuntan Publik bentuk ini menggunakan nama sebanyak-
banyaknya tiga nama akuntan publik yang menjadi rekan/partner
dalam Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan.
Hasil penelitian Ashton, et al., Schwartz dan Soo dalam Utami
(2006), menemukan bahwa audit delay akan lebih pendek bagi
perusahaan yang diaudit oleh KAP yang tergolong besar. Hasil yang
sama juga dikemukakan oleh Ahmad dan Kamarudin (2003:14) yaitu
bahwa audit delay pada KAP Big Four akan lebih pendek
dibandingkan dengan audit delay pada KAP kecil.
Hal ini diasumsikan karena KAP besar memiliki karyawan
dalam jumlah yang besar, dapat mengaudit lebih efisien dan efektif,
memiliki jadwal yang fleksibel sehingga memungkinkannya untuk
menyelesaikan audit tepat waktu, dan memiliki dorongan yang lebih
27
kuat untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat, guna menjaga
reputasinya.
Auditor Empat Besar (The Big Four Auditors) adalah kelompok
empat firma jasa profesional dan akuntansi internasional terbesar,
yang menangani mayoritas pekerjaan audit untuk perusahaan publik
maupun perusahaan tertutup. Menurut Yuliana dan Aloysia (2004)
Kantor Akuntan Publik di Indonesia dibagi menjadi KAP the big four
dan Kantor Akuntan Publik non the big four. Kantor Akuntan Publik
yang masuk kategori KAP the big four di Indonesia adalah:
a. Kantor Akuntan Publik Price Water House Cooper, yang bekerja
samadengan Kantor Akuntan Publik Drs. Hadi Susanto dan rekan.
b. Kantor Akuntan Publik KPMG (Klynfeld Peat Marwick Goedelar),
yang bekerjasama dengan Kantor Akuntan Publik Sidharta dan
Wijaya.
c. Kantor Akuntan Publik Ernst dan Young, yang bekerja sama
dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Sarwoko dan Sanjoyo.
d. Kantor Akuntan Publik Delloite Tauche Thomatshu, yang bekerja
sama dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Hans Tuanokata.
Menurut Rolinda (2007) Kantor Akuntan Publik internasional
atau yang di kenal dengan the Big Four dianggap dapat melaksanakan
auditnya secara efisien dan memiliki jadwal waktu yang lebih tinggi
untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Kantor Akuntan
Publik yang besar memperoleh insentif yang tinggi untuk
28
menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibandingkan Kantor
Akuntan Publik lainnya. Waktu audit yang lebih cepat adalah cara bagi
Kantor Akuntan Publik besar untuk mempertahankan reputasinya,
karena jika tidak menyelesaikan audit dengan cepat maka untuk tahun
yang akan datang mereka akan kehilangan kliennya.
Pemilihan kantor akuntan publik yang berkompeten kemungkinan
dapat membantu waktu penyelesaian audit menjadi lebih segera atau
tepat waktu. Penyelesaian waktu audit secara tepat waktu
kemungkinan dapat meningkatkan reputasi kantor akuntan publik dan
menjaga kepercayaan klien untuk memakai jasanya kembali untuk
waktu yang akan datang. Dengan demikian besar kecilnya Ukuran
Kantor Akuntan Publik kemungkinan dapat mempengaruhi waktu
penyelesaian audit laporan keuangan.
3) Reaksi Investor
Suatu informasi dapat dikatakan mempunyai nilai guna bagi
investor apabila informasi tersebut memberikan reaksi untuk
melakukan transaksi di pasarmodal. Sulthoni (2012) menyatakan
bahwa lama atau jumlah hari penundaan publikasi laporan keuangan
tahunan auditan mempengaruhi secara positif dari kandungan kualitas
laba akuntansi. Terdapat perbedaan reaksi yang signifikan dari suatu
peristiwa (laporan) akuntansi. Kelana dan Wijaya (2005) dalam
Nurdin dan Fani (2006) menyatakan bahwa, aspek kepercayaan
(belief) dari investor merupakan salah satu aspek yang sangat
29
berpengaruh dalam pasar saham. Oleh sebab itu, suatu announcement
/ disclosure akan ditanggapi oleh investor dengan beragam. Jika
tanggapan investor homogen, tidak akan ada reaksi sehingga tidak
terjadi transaksi. Tanggapan atau reaksi investor atas announcement /
disclosure dapat dilihat dari adannya perubahan harga saham dan
aktivitas volume perdagangan saham (Nurdin dan Fani, 2006).
Perhitungan terhadap perubahan harga saham dapat diukur dengan
menggunakan abnormal return, sedangkan perhitungan volume
perdagangan saham dapat diukur dengan menggunakan
unexpectedtrading, Patten (1990) dalam Nurdin dan Fani (2006).
B. Keterkaitan Antar Variabel
a. Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan dapat dilhat dari total asset yang dimiliki
perusahaan. Hal yang mendasari hubungan antara Ukuran Perusahaan
dengan Audit Delay adalah perusahaan besar akan menyelesaikan proses
auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil, hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar
cenderung diberikan insentif untuk mengurangi Audit Delay dikarenakan
perusahaan tersebut dimonitor secara ketatoleh investor, pengawas
permodalan, dan pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan
terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Oleh karena itu,
perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan
30
eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan audit lebih awal.
Disamping itu perusahaan besar pada umumnya memiliki sistem
pengendalian internal yang lebih baik sehingga memudahkan auditor
menyelesaikan pekerjaannya. Penelitian yang telah dilakukan Subekti dan
Wulandari (2004), dalam Rolinda (2007) menunjukan bahwa Ukuran
Perusahaan dengan indikator total aktiva memiliki pengaruh yang besar
terhadap Audit Delay. Pengaruh ini ditunjukan dengan semakin besar
nilaiaktiva perusahaan maka semakin pendek nilai Audit Delay dan
sebaliknya jika semakin kecil nilai aktiva perusahaan maka semakin
panjang Audit Delay.
Hasil penelitian Rachmawati (2008), menunjukan bahwa Ukuran
Perusahaan memiliki pengaruh signifkan terhadap Audit Delay yang
berarti bahwa semakin besar Ukuran Perusahaan maka semakin pendek
Audit Delay dan sebaliknya semakin kecil Ukuran Perusahaan makan
semakin panjang Audit Delay. Hal ini disebabkan oleh semakin baiknya
sistem pengendalian internal perusahaan besar sehingga dapat mengurangi
tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan
auditor dalam melakukan audit laporan keuangan.
Penelitian yang dilakukan Yuliyanti (2011) menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentang
waktu penyampaian laporan audit. Ia menyatakan bahwa ukuran
perusahaan yang semakin besar memiliki sistem pengandalian internal
yang baik dimana akan mengurangi tingkat kesalahan dalam penyajian
31
laporan keuangan dan memudahkan auditor melakukan pengauditan atas
laporan keuangan. Hal tersebutakan mempercepat audit delaynya. Sejalan
dengan hal tersebut, Dyer dan McHugh (1975) menyatakan perusahaan
berskala besar akan berusaha untuk tepatwaktu dalam penyampaian
laporan keuangan, karena perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh
banyak pihak sehingga menimbulkan tekanan yang tinggi kepada auditor
untuk menyelesaikan audit lebih cepat dan mengumumkannya. Atas uraian
tersebut, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H1: Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay.
b. Ukuran Kantor Akuntan Publik
Kualitas audit diukur dengan Ukuran Kantor Akuntan Publik yang
dibedakan menjadi kantor akuntan publik yang masuk empat besar, dalam
hal ini the big four dan kantor akuntan publik non the big four. Dimana
Kantor akuntan publik empat besar cenderung untuk lebih cepat
menyelesaikan tugas audit yang mereka terima dan mengeluarkan
pendapat yang going concern. Kantor akuntan publik the big four lebih
menginginkan untuk mengambil sikap yang tepat dan mengeluarkan
pendapat yang sesuai standar dan memiliki kemampuan teknis untuk
mendeteksi going concern perusahaan, kantor akuntan publik besar
cenderung menyajikan audit yang lebih cepat dibandingkan dengan kantor
akuntan publik non the big four karena mereka memiliki nama baik yang
dipertaruhkan (Yulianti, 2011).
Kantor akuntan publik the big four umumnya mempunyai sumber
daya yang lebih besar sehingga dapat melakukan audit lebih cepat dan
32
efisien. Hal ini membuktikan pendapat bahwa perusahaan yang diaudit
oleh kantor akuntan publik the big four cenderung lebih cepat
menyelesaikan auditnya bila dibandingkan dengan perusahaan yang
diaudit oleh kantor akuntan publik nonthe big four. Sulthoni (2012) telah
membuktikan bahwa Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh
terhadap Audit Delay studi empiris pada perusahaan manufaktur dan
finansial di Indonesia pada tahun 2007-2008 hal ini dikarenakan sebagian
besar perusahaan sudah menggunakan jasa audit Kantor Akuntan Publik
the big four yang dapat melakukan auditnya dengan cepat dan efisien.
Supriyati dan Rolinda (dalam Yulianti, 2011) mengemukakan
bahwa kualitas audit diukur dengan ukuran KAP, yaitu KAP besar dalam
hal ini the big four, cenderung lebih cepat menyelesaikan tugas audit
diterima dibandingkan dengan KAP non the big four. Berdasarkan temuan
itu, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut.
H2: Ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap audit delay.
c. Reaksi Investor
Lambert et al. (2011) telah menemukan bukti empiris bahwa audit
delay berhubungan dengan kualitas laba. Wirakusuma (2008) menyatakan
bahwa lama atau jumlah hari penundaan publikasi laporan keuangan
tahunan auditan mempengaruhi secara positif dari kandungan kualitas laba
akuntansi. Na’im (1999) membuktikan bahwa perusahaan yang tidak
mematuhi peraturan ketepatan waktu lebih disebabkan oleh rendahnya
profitabilitas, kesulitan finansial, tidak secara signifikan mempengaruhi
33
perilaku (ketepatan waktu) pelaporan keuangan perusahaan. Studi Givoly
dan Palmon (1982) menemukan bahwa uji pasar mengindikasikan adanya
proses penurunan yang signifikan pada isi informasi laporan keuangan jika
selisih waktu pelaporan (reporting delay) terlalu lama. Maka dari itu, studi
tersebut menyimpulkan bahwa ketepatan waktu tampak sebagai sebuah
faktor non-trivial dalam memperkirakan efek pengumuman laba pada
ekspektasi investor.
Sulthoni (2012) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan
salah satu bentuk informasi yang penting bagi pelaku pasar. Audit delay
laporan keuangan yang semakin rendah dapat mempengaruhi pelaku pasar
untuk semakin cepat bereaksi dalam pengambilan keputusan sehingga
informasi tersebut memiliki nilai di mata investor. Semakin panjang waktu
penundaan publikasi laporan keuangan tahunan audit akan menimbulkan
potensi ketidakpastian ekonomi yang diekspektasi oleh pasar.
H3: Audit delay berpengaruh signifikan terhadap reaksi investor
C. Penelitian Terdahulu
Berikut adalah ringkasan dari penelitian terdahulu yang menjadi dasar
dari penelitian ini:
34
Table 2.1
PenelitianTerdahulu
No. Judul&Peneliti Metodologi Hasil (X1) (X2) (Y) (Z)
1. Pengaruh Faktor
Internal dan Eksternal
Perusahaan Terhadap
Audit Delay dan
Timeliness. (Sistya
Rachmawati, 2008)
Jenis data : sekunder
Responden : perusahaan
manufaktur yang terdaftar
di BEI tahun 2003-2005
Metode analisis : metode
regresi berganda
Variabel lain :
profitabilitas, solvabilitas
dan internal auditor
variabel yang
mempengaruhi audit delay
adalah size perusahaan
dan ukuran kantor
akuntan publik.
Sedangkan variable
profitabilitas, solvabilitas,
internal auditor tidak
mempunyai pengaruh
terhadap audit delay.
-
2. Determinants of
Audit Delay in
Nigerian Companies:
Empirical (Prince
Kennedy, Modugu
Emmanuel, and
Eragbhe Ohiorenuan
Jude Ikhtua, 2012)
Jenis data : skunder
Responden : 20 for
Nigerian companies to
publish their annual report.
Metodeanalisis data :
metode multiple linear
regression
Variabel lain : Debt –
equity ratio, profitability,
Variabel ukuran
perusahaan dan audit fee
berpengaruh secara
signifikan terhadap audit
delay. Sementara Debt-
equity Ratio, profitability,
subsidiaries of
multinational companies,
audit firm size, and
industri type tidak
berpengaruh secara
-
35
Table 2.1 (lanjutan)
No. Judul&Peneliti Metodologi Hasil (X1) (X2) (Y) (Z)
subsidiaries of
multinational companies,
audit fee, and industry
type
Signifikan terhadap audit
delay.
3. Determinan Audit
Delay dan
Pengaruhnya
Terhadap
Reaksi Investor
Studi empiris pada
perusahaan yang
listing di BEI tahun
2007-2008. (Much.
Shulthoni, 2012)
Jenis data : skunder
Responden : 243
perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
Metode analisis data
:metode regresi linear
berganda.
Variabel lain : kinerja
keuangan, jenisindustri,
opini auditor, rasio utang,
Variabel
Jenis industri, kinerja
keuangan, dan ukuran KAP
berpengaruh secara signifikan
terhadap audit delay.
Sementara variable ukuran
perusahaan, opini auditor dan
rasio hutang tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap audit delay. Audit
delay berpengaruh terhadap
reaksi investor baik yang
diproksikan dengan abnormal
return maupun trading
volume activity. Hasil
pengujian ini merefleksikan
bahwa investor merespon
audit delay dengan baik.
4. Analisis
Determinan Audit
Delay kajian
Empiris di Bursa
Jenis data : skunder
Respondent : 357
perusahaan
Secara simultan jenis opini
auditor, laba / rugi emiten,
lamanya emiten menjadi klien
-
36
Table 2.1 (lanjutan)
No. Judul&Peneliti Metodologi Hasil (X1) (X2) (Y) (Z)
Efek jakarta.
(WiwikUtami,
2006)
Metode analisis data
:metode regresi
sederhana.
Variabel lain : jenis
industri, lamanya
perusahaan menjadi klien
sebuah akuntan publik,
jenis opini yang diberikan
akuntan publik, laba /
rugi, dan rasio hutang
terhadap ekuitas
KAP, ukuran perusahaan,
reputasi auditor, rasio hutang
terhadap ekuitas dan jenis
industry berpengaruh terhadap
audit delay.
Secara empiris determinan
audit delay meliputi factor
lamanya emiten menjadi klien
sebuah kantor akuntan publik,
emiten mengalami kerugian
dalam tahun berjalan, dan
laporan keuangan emiten
mendapat opini selain
Unqualified dari akuntan
publik.
5. Analisis factor yang
mempengaruhi
audit delay pada
perusahaan go
public sector
property dan real
estate.
(subagyo, 2009)
Jenis data : sekunder
Responden : 36
peerusahaan property dan
real estate tahun 2006
dan 2007 yang yang
terdaftar di BEI
Metode analisis data :
metode statistic deskriftif
dengan menggunakan
Variabel ukuran perusahaan,
pelaporan laba atau rugi
perusahaan, rasio hutang
terhadap aktiva, dan
pergantian auditor tidak
berpengah terhadap audit
delay. Sedangkan variable
reputasi auditor berpengaruh
terhadap audit delay.
-
37
Table 2.1 (lanjutan)
No. Judul&Peneliti Metodologi Hasil (X1) (X2) (Y) (Z)
Teknik tabulasi frekuensi
dan analisis linier
berganda
Variabel lain : pelaporan
laba atau rugi
perusahaan, rasio hutang
terhadap aktiva, dan
pergantian auditor
6. Analisis faktor
yang
mempengaruhi
audit delay pada
perusahaan food
and beverages
tercatat di
BEI2009-2011. (I
Md Ngr Sudewa
Mantik, Edy
Sujana)
Jenis data : sekunder
Responden : 12
perusahaan food and
beverages tahun 2009-
2011
Metode analisis data :
metode analisis berganda
Variabel lain :
solvabilitas
Pada ujiregresi secara parsial,
SolvabilitasdanReputasi
Auditor yang berpengaruh
secara parsial terhada paudit
delay. Sedangkan variable
lainnya seperti Ukuran
Perusahaan tidak berpengaruh
terhadap audit delay. Pada uji
regresi secara serempak, dapat
diketahui bahwa semua
variable independen yaitu
Ukuran Perusahaan,
Solvabilitas dan Reputasi
Auditor secara serempak
berpengaruh terhadap audit
delay.
-
38
Table 2.1 (lanjutan)
No. Judul&Peneliti Metodologi Hasil (X1) (X2) (Y) (Z)
7. Pengaruh
karakteristik
perusahaan
terhadap lamanya
waktu
Penyelesaian audit
(audit delay)
Pada perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di bursa
efek
Indonesia. (Elen
Puspita sari dan
Anggraeni Nurmala
Sari, 2012)
Jenis data : sekunder
Responden : 160
perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI
Metodean alisis : metode
regresi berganda
Variabel lain solvabilitas
dan laba / rugi perusahaan
Hasil uji statistic (T-Test)
menunjukkan bahwa seluruh
variable bebas, yaitu ukuran
perusahaan, solvabilitas, laba
/ rugi perusahaan, dan ukuran
KAP berpengaruh secara
signifikan terhadap audit
delay. Hasil pengujian secara
simultan (F-Test) terhadap
audit delay menunjukkan
secara bersama-sama variable
ukuran perusahaan,
solvabilitas, laba / rugi
perusahaan, dan ukuran KAP
berpengaruh secara signifikan
terhada paudit delay.
-
8. Faktor-faktor yang
berpengaruh
terhadap audit
Delay perusahaan
sector perdagangan
yang terdaftar di
BEI Periode 2007 –
2009. (Febrianty,
2011)
Jenis data : sekunder
Responden : 21
perusahaan perdagangan
yang terdaftar di BEI dari
tahun 2007-2009
Metode analisis : analisis
regresi linier sederhana.
Variabel lain : tingkat
leverage
Variabel ukuran perusahaan
dan tingkat leverage
berpengaruh terhadap audit
delay. Sedangkan variable
ukuran KAP tidak
berpengaruh terhadap audit
delay.
-
39
Table 2.1 (lanjutan)
No. Judul&Peneliti Metodologi Hasil (X1) (X2) (Y) (Z)
9. Audit Delay of
Listed Companies:
A Case of
Malaysia. (Ayoib
Che-Ahmad, 2008)
Jenis data : sekunder
Responden : 413
perusahaan yang terdaftar
di Bursa Malaysia pada
tanggal 31 Desember
1993
Variabel lain :
Complexities, audit
opinion and the
profitability of the
companies
size, complexities, directors’
shareholdings, the sizeof
auditor, audit opinion and the
profitability of the companies
-
10. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
audit delay . (Pebi
Putra Tri Prabowo
dan Marsono, 2013)
Jenis data : sekunder
Responden : perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun
2009-2011
Metodea nalisis : analisis
regresi berganda
Variabel lain :
profitabilitas, solvabilitas,
laba rugi perusahaan,
opini auditor, dan komite
audit
Variabel ukuran perusahaan,
profitabilitas, solvabilitas,
ukuran KAP, opini auditor
dan komite audit berpengaruh
terhadap audit delay.
Sedangkan variable laba rugi
perusahaan tidak berpengaruh
terhadap audit delay.
-
11. Pengaruh ukuran
perusahaan dan Jenis data : sekunder
Responden : perusahaan
Variabel ukuran perusahaan
dan sistem pengendalian
- -
40
Table 2.1 (lanjutan)
No. Judul&Peneliti Metodologi Hasil (X1) (X2) (Y) (Z)
sistem pengendalian
internal terhadap
audit delay.
Studi empiris
terhadap perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI.
(Sa’adah, 2013)
Responden : 41
perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI
tahun 2008-2011
Metodea nalisis : analisis
regresi berganda
Variabel lain : sistem
pengendalian internal
internal berpengaruh terhadap
audit delay.
12. Pengaruh
solvabilitas, opini
auditor, ukuran
KAP, dan komite
audit terhadap audit
delay.
(Apriyani, 2015)
Jenis data : sekunder
Responden : 32
perusahaan yang terdaftar
di BEI tahun 2010 – 2013
Metode analisis : analisis
regresi berganda
Variabel lain :
solvabilitas, opini
auditor, dan komite audit
Variabel solvabilitas
berpengaruh terhadap audit
delay.
Sedangkan variable opini
audit, ukuran KAP, dan
komite audit tidak
berpengaruh terhadap audit
delay
-
13. Pengaruh ukuran
perusahaan, umur
perusahaan,
profitabilitas,
solvabilitas, ukuran
KAP, dan opini
auditor terhadap
audit delay.
Jenis data : sekunder
Responden : 14
perusahaan yang terdaftar
di BEI tahun 2011 – 2013
Metode analisis : analisis
regresi berganda
Variabel lain : umur
perusahaan, profitabilitas,
Variabel umur perusahaan
dan profitabilitas berpengaruh
terhadap audit delay.
Sedangkan variabel ukuran
perusahaan, solvabilitas, opini
audit, dan ukuran KAP tidak
berpengaruh terhadap audit
delay.
-
41
(Saemargani, 2015)
Solvabilitas, dan opini
auditor
Variabel ukuran perusahaan,
umur perusahaan,
profitabilitas, solvabilitas,
ukuran KAP, dan opini
auditor berpengaruh secara
simultan terhadap audit delay.
Sumber :dari berbagai referens
42
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam
gambar 2.1 dan gambar 2.2.
Gambar 2.1
Paradigma Penelitian 1
Gambar 2.2
Paradigma Penelitian 2
Ukuran Perusahaan,
X1
Ukuran KAP, X2
Audit Delay, Y1
Reaksi Investor,
Y2
Audit Delay,
X
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi, perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010 sampai dengan 2014, dan
menerbitkan laporan keuangan yang diaudit oleh auditor independen.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
audit delay, yaitu ukuran perusahaan dan ukuran KAP serta dampaknya
terhadap reaksi investor.
B. Metode Penentuan Sampel
Metode penentuan sampel yang diterapkan adalah metode purposive
sampling yaitu pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya
diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu disesuaikan dengan
tujuan atau masalah penelitian. Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel
penelitian secara non random (tidak acak) sehingga setiap anggota populasi
memiliki peluang yang sama akan terpilih menjadi sampel penelitian (Supardi,
2005). Dengan kata lain “Purposive sampling adalah teknik mengambil
sampel dengan menyesuaikan diri berdasar kriteria atau tujuan tertentu
(disengaja)”. Perusahaan diseleksi dengan kriteria sebagai berikut (Trianto,
2007) :
44
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI memiliki total aktiva lebih
dari 1 trilliun.
2. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI menerbitkan laporan
keuangan selama 5 tahun
3. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI menerbitkan laporan auditor
dan opini auditor atas laporan keuangan perusahaannya
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan audit
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-
2014. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi, yaitu
dengan melihat dokumen yang sudah terjadi (laporan keuangan dan laporan
audit emiten) di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini data diperoleh
dari Indonesian Capital Market Directory 2010 – 2014. Penelitian juga
dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu dengan cara
membaca, mempelajari literatur dan publikasi yang berhubungan dengan
penelitian.
D. Teknik Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi
normal atau tidak (Ghozali, 2009). Dalam penelitian ini normalitas
45
menggunakan P-P Plot. Apabila P-P Plot memiliki titik-titik yang
berada disekitar garis lurus, maka dapat diasumsikan bahwa data
memiliki distribusi populasi yang normal, sedangkan jika terjadi
sebaliknya maka data memiliki distribusi tidak normal.
b) Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan fenomena adanya korelasi yang
sempurna antara satu variable bebas dengan variabel bebas lain. Uji
multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali,
2009). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independennya.
Metode untuk menguji adanya multikolinearitas dapat dilihat pada
tolerance value atau variance inflammatory factor (VIF). Batas
tolerance value adalah 0,10 atau nilai VIF adalah 10. Jika VIF >10 dan
nilai Tolerance<0.10, maka tejadi multikulinearitas tinggi antar variabel
bebas dengan variable bebas lainnya.
c) Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2009), uji heteroskedastistas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan antara
varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika varian berbeda disebut
heteroskedastistas. Pada penelitian ini menguji ada tidaknya
46
heteroskedastistas dengan melihat grafik scatter plot. Jika pada scatter
plot memiliki titik-titik yang menyebar dan tidak membentuk pola
tertentu, maka tidak terjadi adanya heteroskedastistas. Sebaliknya, jika
membentuk pola tertentu, maka terjadi heteroskedastistas.
d) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan penganggu t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2009). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena ada observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lainya. Masalah ini timbul karena residual
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (times series).
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan uji Durbin
Waston, dimana dalam pengambilan keputusan dengan melihat berapa
jumlah sampel yang diteliti yang kemudian dilihat angka ketentuannya
pada tabel Durbin Waston.
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi dapat
dideteksi dengan menggunakan rumus Durbin Watson sebagai berikut:
Keterangan :
dw= Nilai Durbin Watson
47
n = Jumlah sampel
Hasil dari rumus tersebut kemudian dibandingkan dengan table
Durbin Watson. Di dalam tabel tersebut dimuat dua nilai batas atas
(dU) dan nilai batas bawah (dL) untuk berbagai nilai n dan k (jumlah
variabel bebas).Jika dU <dW< 4-dU, maka tidak terdapat autokorelasi
baik positif maupun negatif di dalam model persamaan regresi. Secara
lengkap, panduan untuk mengambil kesimpulan adalah sebagai berikut:
1) dW <dL, berarti ada autokorelasi positif (+)
2) dL<dW <dU, tidak dapat disimpulkan
3) dU<dW < 4-dU, berarti tidak terjadi autokorelasi.
4) 4-dU <dW < 4-dL, tidak dapat disimpulkan
5) dW > 4-dL, berarti ada autokorelasi negatif (-)
2. Regresi Linear Sederhana
Menurut Sugiono (2006) Regresi sederhana didasarkan pada
hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu
variabel dependen. Persamaan regresi sederhana adalah:
Y = a + bX
Di mana:
Y = Audit Delay
a = harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = angka arah atau koefisian regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada
variabel independen. Bila b (+) maka naik, bila (-) maka terjadi penurunan.
48
X = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
1) Regresi Linear Berganda
Menurut Sugiyono (2006) analisis regresi ganda digunakan
untuk bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, jika
dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor
dimanipulasi (dinaikturunkan nilainya). Model analisis ini dipilih
karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel bebas yang
berpengaruh terhadap variabel tidak bebas.
Persamaan regresi linear berganda dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Y= a + b1X1 + b2X2 + e
Z=a+bY+e
Keterangan :
Y = Audit Delay
X1= Ukuran Perusahaan
X2 = Ukuran KAP
Z = Reaksi Investor
b = Koefisien Regresi
a = Konstanta
e = Faktor Pengganggu
i. Pengujian Hipotesis
a) Uji Regresi Parsial (Uji Statistik t)
49
Uji regresi parsial merupakan pengujian yang
dilakukan terhadap variabel dependen atau variabel terikat
(Ghozali, 2009). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan yang signifikan dari masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikatnya. Adapun mengenai
hipotesis-hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
1) Jika prob < 0.05 atau t hitung > t tabel maka variabel X
secara individu (Parsial) memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel Y.
2) Jika prob. > 0.05 atau t hitung < t tabel maka variabel X
secara individu (Parsial) tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel Y.
b) Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Uji regresi simultan (uji F) merupakan pengujian
yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2009). Adapun mengenai hipotesis
yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut :
1) Jika nilai F-hitung > F-tabel maka variabel X secara
bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel Y.
50
2) Jika nilai F-hitung < F-tabel maka variabel X secara
bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel Y.
3. Operasional Variabel Penelitian
Abdul Hamid (2007) menyatakan bahwa:
“Batasan operasional variabel merupakan pendefinisisan dari
serangkaian variabel yang digunakan dalam penulisan.Variabel penelitian
ini merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai orang, objek, atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
mempelajari dan ditarik kesimpulannya.”
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang
digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
a) Variabel Independen
Variabel Independen atau variabel bebas merupakan variabel
yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen.
Variabel independen dalam penelitian ini yaitu:
1) Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan adalah suatu skala dimana dapat
diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai
cara. Dalam penelitian ini, Ukuran Perusahaan adalah ukuran
perusahaan yang diperiksa oleh KAP dan dihitung dengan
menggunakan total asset yang dimiliki perusahaan atau total
aktiva perusahaan klien yang tercantum pada laporan keuangan
perusahaan akhir periode yang telah diaudit menggunakan log
51
size (Sa’adah, 2013). Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap
Ukuran Perusahaan diproksikan dengan nilai logaritma dengan
tujuan untuk menghaluskan besarnya angka dan menyamakan
ukuran saat regresi. Ukuran Perusahaan = log (total aktiva)
2) Ukuran Kantor Akuntan Publik
Pada penelitian ini ukuran KAP diukur dengan melihat
KAP mana yang mengaudit laporan keuangan perusahaan.
Ukuran KAP dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua
yaitu perusahaan yang menggunakan jasa KAP thebig four di
beri kode 1 dan perusahaan yang menggunakan jasa KAP selain
non the big four diberi kode 0.
3) Audit Delay
Variabel ini dilihat berdasarkan perbedaan waktu antara
tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam
laporan keuangan yang mengindikasikan tentang lamanya waktu
penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor. Jadi, audit
delay diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari dengan
menggunakan selisih antara tanggal penerbitan laporan
keuangan dengan tanggal penerbitan laporan audit dalam
laporan keuangan.
b) Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang
dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen.
52
1) Audit Delay
Audit delay adalah perbedaan waktu antara tanggal laporan
keuangan dengan tanggal laporan auditor. Audit delay
dilambangkan dengan DELAY. Definisi operasional dari variabel
yang digunakan dalam penelitian ini terangkum dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Variabel penelitian dan pengukuran variabel
Variable
yang
Diukur
Indikator Skala Sumber
Data
Instrumen
Audit Delay
(AUDLAY)
Jumlah hari antara
tanggal penutupan
buku sampai
tanggal penerbitan
laporan audit.
Rasio Sekunder Tanggal
laporan
keuangan
auditan.
Ukuran
Perusahaan
Total asset yang
dimiliki perusahaan
pada tahun
pelaporan.
Rasio Sekunder LK*
Reaksi
Investor
Pengembalian
saham dengan data
akuntansi selama
satuperiode
akuntansi
Rasio Sekunder LK
Ukuran
KAP
KAP the big four
/KAP non big four
Dummy Sekunder LK
*) LK = Laporan Keuangan
Sumber :dari berbagai refereensi
2) Reaksi Investor
Ada dua cara untuk mengetahui reaksi investor yang
diproksikan dengan abnormal return (AR) kumulatif dan Trading
Volume Activity (TVA), yaitu menggunakan studi peristiwa dan
53
value relevance study atau studi asosiasi. Event study adalah
penelitian akuntansi berbasis pasar modal yang ingin mengetahui
reaksi pasar modal karenaadanya peristiwa akuntansi di sekitar
tanggal pengumuman laporan keuangan. Value relevance study
atau studi asosiasi adalah penelitian mengenai hubungan
pengembalian saham dengan data akuntansi selama satu periode
akuntansi (Dumontier dan Raffournier, 2002).
Keterangan:
= Rasio volume saham i pada hari t
= Volume Perdagangan Saham i padahari t
= Volume Perdagangan Pasar padahari t
= Rata-rata volume perdagangan Pasar
= Rata-rata volume perdagangan saham
∑
Keterangan:
= Akumulasi trading volume activity ke-i pada hari
ke-t yang dihitung mulai awal periode sampai dengan akhir
periode.
= Trading volume activity i pada hari t.
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Umum
Sampel yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 sampai dengan
tahun 2014. Perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan yang termasuk
dalam kategori perusahaan manufaktur.
Pemilihan perusahaan-perusahaan publik yang masuk kategori
perusahaan manufaktur ini didasarkan pada pertimbangan akan homogenitas
dalam aktivitas produksinya dan kelompok industri ini yang relatif lebih
besar jika dibandingkan dengan kelompok industri yang lain di Bursa Efek
Indonesia, sehingga mendominasi bursa dan data tidak bias untuk
menghindari adanya perbedaan karakteristik terutama dalam pencatatan
laporan keuangan selain itu juga perusahaan manufaktur memberikan
kontribusi terbesar terhadap PDB (pendapatan domestik brutto)
dibandingkan sektor industri lain. Jenis perusahaan manufaktur sering
mendapat perhatian yang cukup besar dari para investor untuk tujuan
investasinya, sehingga laporan audit dari jenis perusahaan ini akan sangat
bermanfaat bila disajikan tepat waktu bagi para investor sebagai bahan
pertimbangan dalam melakukan investasi.
55
Table 4.1
Prosedur Hasil Pemilihan Sampel
Sumber : data sekunder sudah yang sudah diolah
Berdasarkan 38 perusahaan manufaktur tersebut, kemudian dilakukan
pengujian-pengujian meliputi statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan
hipotesis penelitian. Data yang digunakan dalam analisis didasarkan pada
hasilpengukuran variabel-variabel penelitian yang terdapat pada lampiran 1.
2. Deskripsi Khusus
Statistik deskriptif bertujuan memberikan gambaran tentang suatu data,
seperti jumlah sampel, nilai rata-rata, nilai maksimal, nilai minimal dan standar
deviasi.
a. Audit Delay
Berdasarkan data mengenai Audit Delay yang berhasil dihimpun dari
perusahaan menunjukkan bahwa waktu pelaksanaan audit minimal adalah
31 hari dan jangka waktu paling lama adalah 148 hari. Rata-rata Audit
Delay 78 hari dengan standar deviasi 3,053 hari. Selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 4.2 berikut:
NO KRITERIA JUMLAH
1. Yang termasuk jenis perusahaan manufaktur tahun 2010
Yang termasuk jenis perusahaan manufaktur tahun 2011
Yang termasuk jenis perusahaan manufaktur tahun 2012
Yang termasuk jenis perusahaan manufaktur tahun 2013
Yang termasuk jenis perusahaan manufaktur tahun 2014
127
130
132
138
143
2. Perusahaan yang tidak dapat diteliti karena perusahaan
tersebut ada di tahun 2010 tapi tidak ada di tahun 2011, 2012,
2013 dan 2014 atau sebaliknya.
26
3. Perusahaan yang asetnya lebih dari 1 triliyun 75
4. Perusahaan yang laporan auditinya tidak dapat ditemukan oleh
peneliti.
4
Jumlah Sampel 38
56
Table 4.2
Statistik Deskriptif Data Audit Delay Variabel Minimal Maksimal Rata-Rata Std. Deviasi
Audit Delay 31 148 77.59 3.053
Sumber : data sekunder yang sudah diolah
Sesuai dengan informasi di atas, maka dapat dibuat tabel distribusi
kategori untuk Audit Delay dengan memanfaatkan nilai maksimum dan
minimum. Dari nilai tersebut diperoleh jangkauan (148 – 31) hari = 117.
Apabila angka tersebut dibagi menjadi 4, untuk kategori 4, maka diperoleh
angka 30 untuk setiap lebar kategorinya. Berikut Tabel 4.3 selengkapnya.
Table 4.3
Distribusi Kecenderungan Frekuensi Audit Delay No. Score Frekuensi Presentase
(%)
Katagori
1
2
3
4
31 – 61
62 – 91
92 – 121
122 – 151
20
162
7
1
10.5
85.3
3.7
0.9
Sangat Cepat
Cepat
Lambat
Sangat Lambat
Jumlah 190 100
Sumber : data sekunder yang sudah diolah
Sesuai dengan Tabel 4.3 di atas, maka dapat diperoleh informasi
bahwa perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI untuk periode 2010 -
2014 memiliki Audit Delay cepat.
b. Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan dilihat dari banyaknya aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan tersebut. Ukuran Perusahaan pada perusahaan manufaktur
memiliki nilai rata-rata sebesar 12,85 dengan standar deviasi 0,49. Ukuran
Perusahaan memiliki nilai maksimum sebesar 16,05 dan nilai minimum
57
10,70. Rata-rata Ukuran Perusahaan menjukan besarnya rerata total aktiva
yang dimiliki perusahaan.
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Data Ukuran Perusahaan
Variabel Minimal Maksimal Rata-Rata Std. Deviasi
Ukuran Perusahaan 10.70 16.05 12.85 0.49
Sumber : data sekunder yang sudah diolah
Berdasarkan informasi di atas, maka rentang ukuran perusahaan
adalah (16,05 – 10,70) = 5,35. Apabila dibuat kategori 4, maka lebar kelas
menjadi (5,35 / 4) = 1,34 untuk setiap kategorinya. Berikut Tabel 4.5
selengkapnya.
Tabel 4.5
Distribusi Kecenderungan Frekuensi Ukuran Perusahaan No. Score Frekuensi Presentase
(%)
Katagori
1
2
3
4
10.70 – 12.04
12.05 – 13.38
13.39 -14.72
14.73 – 16.06
7
153
24
6
3.6
80.5
12.6
3.3
Sangat Kecil
Kecil
Besar
Sangat Besar
Jumlah 190 100
Sumber : data skunder yg sudah diolah
Sesuai dengan tabel di atas, maka dapat diperoleh informasi bahwa
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI untuk periode 2010-2014
merupakan perusahaan dengan ukuran kecil.
c. Reaksi Investor
Reaksi investor dilihat dari banyaknya volume perdagangan saham
selama periode tertentu. Investasi dari klien pada perusahaan manufaktur
58
memiliki nilai rata-rata sebesar 0.615 dengan standar deviasi 0,036. Reaksi
investor memiliki nilai maksimum sebesar 0,978 dan nilai minimum 0,004.
Rata-rata investasi dari klient menjukan besarnya rerata total investasi yang
dimiliki perusahaan.
Tabel 4.6
Statistik Deskriptif Data Reaksi Investor
Sumber : data sekunder yang sudah diolah
Berdasarkan informasi di atas, maka rentang reaksi investor adalah
(0,987 – 0,004) = 0,983. Apabila dibuat kategori 4, maka lebar kelas
menjadi (0,983 / 4) = 0,245 untuk setiap kategorinya. Berikut Tabel
4.5selengkapnya.
Tabel 4.7
Distribusi Kecenderungan Frekuensi Investasi No. Score Frekuensi Presentase
(%)
Katagori
1
2
3
4
0,004 – 0,249
0,250 – 0,494
0,495 – 0,739
0.740 – 0,984
4
58
79
49
2,1
30,5
41,5
25,9
Sangat Besar
Besar
Kecil
Sangat Kecil
Jumlah 190 100
Sumber : data skunder yg sudah diolah
Sesuai dengan tabel di atas, maka dapat diperoleh informasi bahwa
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI untuk periode 2010 - 2014
mendapatkan reaksi investor dari klien kecil.
Variabel Minimal Maksimal Rata-Rata Std. Deviasi
Investasi 0,004 0,987 0,615 0,036
59
d. Ukuran KAP
Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) dibedakan kategori the Big
Four dan non the Big Four. Berdasarkan data yang diperoleh ternyata
KantorAkuntan Publik yang masuk the Big Four terdapat 59% atau
sebanyak 112 perusahaan, sedangkan yang tidak masuk dalam the Big four
ada 41% atau sebanyak 78 perusahaan. hal ini menandakan bahwa KAP di
BEI untuk perusahaan manufaktur adalah sebagian besar masuk kategori
Kantor Akuntan Publik the Big four.
Tabel 4.8
Distribusi Kategori Ukuran KAP No. Katagori Ukuran KAP Frekuensi Presentase (%)
1
2
Non Big Four
Big Four
78
112
41,0
59,0
Jumlah 190 100
Sumber : data skunder yang sudah diolah
3. Pengujian Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan analisis regresi, terlebih dahulu dilakukan pengujian
asumsi atau uji prasyarat. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui bahwa
apabila dilakukan analisis regresi tidak terjadi gangguan yang berarti.
Pengujian asumsi terdiri dari uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinearitas,
uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Apabila pengujian prasarat tersebut
terpenuhi, maka model regresi linier tersebut dapat digunakan dan bila tidak
dapat memenuhi, maka model regresi linier tidak dapat digunakan yang berarti
harus menggunakan alat analisis yang lainnya.
60
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas menggunakan P-P Plot, dengan kriteria, apabila
titik-titik pada P-P Plot berada pada garis lurus, maka dapat dinyatakan
bahwa distribusi data berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Sember : data sekunder yang sudah diolah
Berdasarkan hasil diagram P-P Plot dapat diketahui bahwa titik-titik
berada pada garis lurus, seperti tampak pada gambar di atas. Hal ini berarti
61
bahwa data penelitian ini telah diambil dari populasi yang terdistribusi
normal.
b. Uji Multikolinieritas
Pengujian prasyarat linearitas dimaksudkan untuk melihat apakah ada
atau tidaknya korelasi antar variabel independen dalam model regresi
(Latan Hengki dan Temalagi Selva, 2012). Cara umum yang digunakan
oleh peneliti untuk mendeteksi ada atau tidaknya problem multikolineritas
pada model regresi adalah dengan melihat nilai Tolerance dan VIF
(Variance Inflation Factor). Nilai yang direkomendasikan untuk
menunjukan tidak adanya problem multikulineritas adalah nilai Tolerance
harus >0.10 dan nilai VIF < 10 (Hair et al. : 2010) Kriteria dinyatakan
bahwa model memiliki pola linear adalah apabila P-value pada harga F
lebih besar dari 0,05.
Tabel 4.9
Rangkuman Hasil Uji Multikulinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Ukuran_Perusahan .927 1.079
Ukuran_KAP .927 1.079
a. Dependent Variable: Audit_Delay
Sumber : data sekunder yang sudah diolah
62
Pada Tabel 4.9 rangkuman hasil uji multikolinearitas di atas,
diperoleh harga VIF tidak ada yang melebihi dari nilai 10 dan Tolerance
mendekati angka 1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model
regresi tersebut tidak terdapat masalah multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedasitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan memplotkan grafik antara
SRESID dengan ZPRED di mana gangguan heteroskedastisitas akan
tampak dengan adanya pola tertentu pada grafik. Berikut adalah uji
heteroskedastisitas pada model dalam penelitian ini:
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedasitas Menggunakan Grafik
Sumber : data sekunder yang sudah diolah
63
Grafik scatterplot di atas memperlihatkan bahwa tidak terdapat pola
tertentu pada grafik. Titik pada grafik relatif menyebar secara merata yang
bermakna tidak ada gangguan heteroskedastisitas pada model dalam penelitian
ini.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan mengetahui apakah dalam suatu model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t–1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka ditengarai
ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena
residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lain. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, dilakukan pengujian Durbin-
Watson (dw).
Table 4.10
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .236a .056 .046 12.645 1.849
a. Predictors: (Constant), Ukuran_KAP, Ukuran_Perusahan
b. Dependent Variable: Audit_Delay
Sumber : data sekunder yang sudah diolah
64
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa hasil uji autokorelasi
pada nilai Durbin-Watson adalah 1.849. Nilai Durbin-Watson tersebut berada
dalam rentang Du=1.594 sampai 4- Du=2.151 sebagaimana ditentukan dalam
batasan autokorelasi dengan uji Durbin-Watson. Hal ini menunjukkan bahwa
data yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari problem autokorelasi.
d. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda
1) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen.
Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisiensi Determinasi (R2) Variabel Y, X1, X2
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .236a .056 .046 12.645 1.849
a. Predictors: (Constant), Ukuran_KAP, Ukuran_Perusahan
b. Dependent Variable: Audit_Delay
Sumber : Data sekunder yang sudah diolah
Tabel 4.11 menunjukkan nilai R sebesar 0,236 atau 23,6%. Hal ini
berarti bahwa hubungan atau korelasi antara Audit Delay dengan
Ukuran Perusahaan dan Ukuran KAP adalah lemah karena berada
dibawah kisaran 0,60-0,799 (Rikawati(2009). Nilai Adjusted R Square
sebesar 0,046 atau 4,6%, ini menunjukkan bahwa variabel Audit Delay
yang dapat dijelaskan oleh variabel Ukuran Perusahaan dan Ukuran
65
KAP adalah sebesar 4,6%, sedangkan sisanya sebesar 0,954 atau 95,4%
(1-0,046) dijelaskan oleh faktor-faktor lain seperti opini audit, komite
audit, profitabilitas, internal audit, audit fee, kinerja keuangan,
solvabilitas dan lainnya yang tidak disertakan dalam model penelitian
ini
2) Hasil Uji Statistik t
Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.10, jika nilai
probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0,
sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima dan menolak Ha (Ghozali,2011).
Tabel 4.12
Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1, dan X2
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 113.813 16.703 6.814 .000
Ukuran_Perusahan -2.640 1.319 -.148 -2.002 .047
Ukuran_KAP -3.891 1.937 -.148 -2.009 .046
a. Dependent Variable: Audit_Delay
Sumber : data sekunder yang sudah diolah
Hipotesis 1 : Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.12, variabel
66
Ukuran Perusahan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,047.
Hal ini berarti menerima Ha1 sehingga dapat dikatakan bahwa
Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap audit delay karena
tingkat signifikansi yang dimiliki variabel Ukuran Perusahaan lebih
kecil dari 0,05. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Ayoib (2008), Wirakusuma (2011), Indriyani (2012), dan Modugu
(2012) yang menemukan pengaruh ukuran perusahaan terhadap
audit delay secara signifikan.
Hubungan antara ukuran perusahaan dengan audit delay adalah
perusahaan besar akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat
dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan karena
perusahaan berskala besar memiliki sumberdaya dan staf akuntan
yang lebih banyak dan memiliki sistem informasi akuntansi canggih
dari pada perusahaan dengan skala kecil. Selain itu perusahaan
berskala besar juga memiliki sumberdaya untuk membayar audit fees
yang lebih tinggi sehingga dapat menekan auditor untuk
melaksanakan pekerjaannya lebih awal dan menyelesaikan audit
tepat waktu bila dibandingkan dengan perusahaan kecil (Sa’adah,
2013). Made Gede Wirakusuma dan Cindrawati (2011) menyatakan
bahwa perusahaan berukuran besar memiliki basis pemegang
kepentingan lebih luas sehingga berbagai kebijakan perusahaan
besar akan berdampak lebih besar terhadap kepentingan publik
dibandingkan dengan perusahaan kecil. Semakin besar perusahaan,
67
maka perusahaan akan menghadapi tuntutan lebih besar dari para
stakeholder untuk menyajikan laporan keuangan yang lebih
transparan dan lebih tepat waktu.
Temuan ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Much.
Sulthoni (2012), Subagyo (2009), danI Md Ngr Sudewa Mantik
(2012) yang menyatakan bahwa Ukuran perusahaan tidak
mempengaruhi audit delay.
Hipotesis 2 : Pengaruh Ukuran KAP terhadap Audit Delay.
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada table 4.12, variabel
Ukuran KAP mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,046. Hal ini
berarti menerima Ha2 sehingga dapat dikatakan bahwa Ukuran KAP
berpengaruh terhadap audit delay karena tingka signifikansi yang
dimiliki variabel Ukuran KAP lebih kecil dari 0,05. Temuan ini
sejalan dengan hasil penelitian Made Gede Wirakusuma dan Putu
Manik Cindrawati (2011), Much. Sulthoni (2012), I Md Ngr Sudewa
Mantik (2012), Elen Puspitasari (2012), Pebi Putra Tri Prabowo
(2013), Ayoib Che-Ahmad (2012), dan Sistya Rahmawati (2008)
yang menytakan Ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay.
Penyelesaian audit yang lama akan berdampak buruk tentang
kinerja KAP tersebut dimata klien maupun para pengguna laporan
audit lainnya. Hal tersebut menyebabkan buruknya image dan
hilangnya kesempatan kerja dengan klien tersebut di tahun-tahun
yang akan datang. Sumber daya yang besar yang dimiliki KAP
68
besar dan terkenal (big four) dapat mempengaruhi peforma kinerja
dalam pengerjaan audit yang lebih cepat dibandingkan KAP yang
lebih kecil.
Hipotesis 3 : Pengaruh audit delay terhadap reaksi investor.
Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada table 4.13 :
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .401 .088 4.559 .000
Audit_Delay .003 .001 .181 2.510 .013
a. Dependent Variable: Reaksi_Investor
Sumber : data sekunder yang sudah diolah
Variabel Reaksi Investor mempunyai tingkat signifikansi
sebesar 0,013. Hal ini berarti menerima Ha3 sehingga dapat dikatakan
bahwa audit delay mempengaruhi reaksi investor karena tingkat
signifikansi yang dimiliki variabel Reaksi Investor lebih kecil dari
0,05. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Much. Sulhoni
(2012) dan Ayoeb Che-Ahmad (2008) yang menyatakan Reaksi
Investor mempengaruhi Audit Delay.
Sulthoni (2012) menyatakan bahwa laporan keuangan
merupakan salah satu bentuk informasi yang penting bagi pelaku
pasar. Audit delay laporan keuangan yang semakin rendah dapat
69
mempengaruhi pelaku pasar untuk semakin cepat bereaksi dalam
pengambilan keputusan sehingga informasi tersebut memiliki nilai di
mata investor.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji secara empiris pengaruh
ukuran perusahaan dan ukuran KAP terhadap audit delay danpengaruhnya
terhadap reaksi investor pada emiten di Bursa Efek Indonesia. Penelitian
dilakukan selama empat tahun berturut-turut, sedari 2010 hingga 2014 dan
mencakup 38 sampel perusahaan manufaktur. Menggunakan analisis regresi
berganda, dimana uji asumsi klasik dilakukan sebelum uji hipotesis, diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Ukuran Perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2010-2014. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,047
lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut maka hipotesis 1 yang menyatakan
Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay
terdukung, dengan demikian Ukuran Perusahaan adalah variabel yang
mempengaruhi Audit Delay.
2. Ukuran KAP mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014.
Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,046 lebih kecil dari
0,05. Dari hasil tersebut maka hipotesis 2 yang menyatakan ukuran KAP
berpengaruh signifikan terhadap audit delay terdukung, dengan demikian
ukuran KAP adalah variabel yang mempengaruhi Audit Delay.
71
3. Audit delay mempunyai pengaruh terhadap reaksi investorpada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014.
Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,013 lebih kecil dari
0,05. Dari hasil tersebut maka hipotesis 3 yang menyatakan audit delay
berpengaruh signifikan terhadap reaksi investor terdukung, dengan
demikian audit delay adalah variabel yang mempengaruhi reaksi investor.
B. Saran
Penelitian mengenai audit delay pada penelitian selanjutnya diharapkan
mampu memberikan hasil penelitian yang lebih berkualitas, dengan
mempertimbangkan saran berikut ini:
1. Pemaknaan yang lebih tepat untuk definisi audit delay dengan
memperhatikan waktu perikatan audit.
2. Perluasan variabel yang diperkirakan mempengaruhi audit delay guna
memperoleh penjelasan lebih baik mengenai fenomena tersebut.
3. Perluasan lingkup perusahaan yang dijadikan sampel, umpamanya dengan
menambah kategori perusahaan sampel.
Lampiran 1
NO KODE TAHUN ASET INVESTASI UKURAN KAP AUDIT DELAY
1 ADMG 2010 12.57589589 0.77621 1 77
2 AISA 2010 12.28711841 0.88213 0 119
3 AKPI 2010 12.10717549 0.32495 1 87
4 ALMI 2010 12.17729240 0.88297 0 73
5 AMFG 2010 12.37523496 0.49812 1 81
6 ARGO 2010 12.15479924 0.72981 0 74
7 ASII 2010 14.05252850 0.65627 1 55
8 AUTO 2010 12.74708942 0.25679 1 49
9 BRPT 2010 13.20453204 0.71671 1 82
10 BUDI 2010 12.29394410 0.40811 0 82
11 CPIN 2010 12.81413275 0.39187 1 70
12 FASW 2010 12.65273186 0.75601 1 84
13 FPNI 2010 12.46776301 0.52625 1 75
14 GGRM 2010 13.48673288 0.69182 1 68
15 GLJT 2010 13.01584438 0.69280 1 81
16 HMSP 2010 13.31228577 0.41271 1 75
17 IMAS 2010 12.65409910 0.82628 1 68
18 INDF 2010 13.67464031 0.52870 1 70
19 INDR 2010 12.70636909 0.91718 1 70
20 INTP 2010 13.18599932 0.52811 1 59
21 JFPA 2010 12.84384061 0.76281 0 84
22 KAEF 2010 12.21939899 0.92710 0 85
23 KBRI 2010 12.27523389 0.76528 0 66
24 KIAS 2010 12.10247565 0.48127 0 84
25 KLBF 2010 12.84710953 0.58171 1 86
26 MLIA 2010 12.65631860 0.71578 1 84
27 MYOR 2010 12.64337283 0.57189 0 77
28 POLY 2010 12.60080329 0.42782 0 84
29 RMBA 2010 12.69042620 0.42872 1 81
30 SCCO 2010 12.06356341 0.47616 0 90
31 SMCB 2010 13.01858604 0.38176 1 31
32 SMGR 2010 13.19209329 0.51919 1 67
33 SPMA 2010 12.17319611 0.61819 0 76
34 TPIA 2010 12.47756777 0.60109 1 45
35 TOTO 2010 12.03805681 0.91718 1 81
36 TRST 2010 12.30740152 0.71527 1 70
37 UNVR 2010 12.93958225 0.61521 1 82
38 VOKS 2010 12.05172378 0.81526 0 77
39 ADMG 2011 11.78119809 0.86684 1 85
40 AISA 2011 12.55513183 0.90127 0 102
41 AKPI 2011 12.18291358 0.43478 1 85
42 ALMI 2011 12.25080253 0.87261 0 78
43 AMFG 2011 12.42984833 0.40925 1 87
44 ARGO 2011 12.16222697 0.86719 0 75
45 ASII 2011 14.18616779 0.63671 1 55
46 AUTO 2011 12.84287292 0.26452 1 51
47 BRPT 2011 13.27516680 0.70209 1 80
48 BUDI 2011 12.32700829 0.49482 0 81
49 CPIN 2011 12.72017957 0.37158 1 82
50 FASW 2011 12.69338340 0.70181 1 70
NO KODE TAHUN ASET INVESTASI UKURAN KAP AUDIT DELAY
51 FPNI 2011 12.47879467 0.52018 1 84
52 GGRM 2011 12.81413275 0.69281 1 82
53 GJTL 2011 13.06273774 0.69281 1 88
54 HMSP 2011 13.28727181 0.46610 1 81
55 IMAS 2011 12.86956251 0.82018 1 75
56 INDF 2011 13.72905080 0.59271 1 68
57 INDR 2011 12.78584304 0.91728 1 70
58 INTP 2011 13.25890848 0.59082 1 70
59 JFPA 2011 12.91731731 0.81718 0 59
60 KAEF 2011 12.25388112 0.93160 0 84
61 KBRI 2011 11.87191197 0.71680 0 85
62 KIAS 2011 12.31167609 0.49171 0 66
63 KLBF 2011 13.18599932 0.58161 1 67
64 MLIA 2011 12.78669363 0.71627 1 67
65 MYOR 2011 12.81953377 0.58261 0 39
66 POLY 2011 12.56622598 0.48271 0 91
67 RMBA 2011 12.80167511 0.48270 1 71
68 SCCO 2011 12.57589589 0.47156 0 85
69 SMCB 2011 12.28711841 0.37191 1 73
70 SMGR 2011 12.10717549 0.50198 1 78
71 SPMA 2011 13.67464031 0.68272 0 78
72 TPIA 2011 12.37523496 0.90127 1 94
73 TOTO 2011 12.15479924 0.43478 1 86
74 TRST 2011 14.05252850 0.87261 1 81
75 UNVR 2011 12.74708942 0.40925 1 89
76 VOKS 2011 13.20453204 0.86719 0 75
77 ADMG 2012 12.29394410 0.77655 1 148
78 AISA 2012 12.81413275 0.89521 0 87
79 AKPI 2012 12.65273186 0.44751 1 79
80 ALMI 2012 12.46776301 0.88198 0 81
81 AMFG 2012 13.48673288 0.42831 1 86
82 ARGO 2012 12.25763390 0.89140 0 86
83 ASII 2012 14.26072472 0.61973 1 57
84 AUTO 2012 12.94849326 0.29981 1 51
85 BRPT 2012 13.31359306 0.79928 1 86
86 BUDI 2012 12.36166590 0.49279 0 81
87 CPIN 2012 12.85617827 0.41620 1 86
88 FASW 2012 12.74650453 0.76251 1 86
89 FPNI 2012 12.50275204 0.59191 1 63
90 GGRM 2012 13.61814567 0.68272 1 82
91 GJTL 2012 13.10957156 0.68927 1 70
92 HMSP 2012 13.41908839 0.46150 1 84
93 IMAS 2012 12.99180883 0.89382 1 56
94 INDF 2012 13.77323194 0.52917 1 88
95 INDR 2012 12.82301882 0.91871 1 81
96 INTP 2012 13.35707989 0.51711 1 75
97 JFPA 2012 13.03986856 0.72681 0 68
98 KAEF 2012 12.31730006 0.91012 0 70
99 KBRI 2012 11.86967352 0.79272 0 70
100 KIAS 2012 12.81413275 0.48171 0 82
Lanjutan
NO KODE TAHUN ASET INVESTASI UKURAN KAP AUDIT DELAY
101 KLBF 2012 12.97395671 0.19181 1 84
102 MLIA 2012 12.85672276 0.71672 1 85
103 MYOR 2012 13.18599932 0.57178 0 66
104 POLY 2012 12.60055352 0.48272 0 79
105 RMBA 2012 12.84108410 0.42528 1 85
106 SCCO 2012 12.17228800 0.41810 0 87
107 SMCB 2012 13.08523765 0.38217 1 73
108 SMGR 2012 13.42454001 0.58281 1 74
109 SPMA 2012 12.22124551 0.62891 0 77
110 TPIA 2012 13.22212136 0.61086 1 84
111 TOTO 2012 12.19107746 0.91626 1 70
112 TRST 2012 12.34007293 0.71926 0 88
113 UNVR 2012 13.07863728 0.68718 0 84
114 VOKS 2012 12.22995773 0.72618 0 79
115 ADMG 2013 12.74875862 0.62745 1 80
116 AISA 2013 10.70077500 0.00457 0 74
117 AKPI 2013 12.53568924 0.62745 1 78
118 ALMI 2013 15.27020493 0.92817 0 80
119 AMFG 2013 12.54892879 0.90127 0 86
120 ARGO 2013 12.37014896 0.43478 0 88
121 ASII 2013 14.33040160 0.87261 0 89
122 AUTO 2013 13.10099052 0.40925 1 51
123 BRPT 2013 13.36568824 0.86719 1 80
124 BUDI 2013 13.67464031 0.29184 0 88
125 CPIN 2013 13.19651323 0.62745 1 85
126 FASW 2013 15.75526947 0.87658 1 78
127 FPNI 2013 12.46214184 0.98761 1 78
128 GGRM 2013 13.70560931 0.32177 1 76
129 GJTL 2013 13.18612971 0.36710 1 78
130 HMSP 2013 13.43782981 0.46718 1 81
131 IMAS 2013 13.06576471 0.71209 1 87
132 INDF 2013 14.89261099 0.61651 1 71
133 INDR 2013 12.86628734 0.27165 1 82
134 INTP 2013 13.42499591 0.40101 1 66
135 JFPA 2013 13.17371060 0.72637 0 59
136 KAEF 2013 12.39303793 0.41311 0 63
137 KBRI 2013 11.89693882 0.35178 0 90
138 KIAS 2013 12.35619897 0.71539 0 59
139 KLBF 2013 16.05365690 0.05227 1 70
140 MLIA 2013 12.85672279 0.71681 1 80
141 MYOR 2013 12.98722920 0.52417 0 90
142 POLY 2013 13.54783511 0.62527 0 90
143 RMBA 2013 12.96529580 0.69272 1 89
144 SCCO 2013 12.24601379 0.65170 0 88
145 SMCB 2013 12.31911752 0.42513 1 88
146 SMGR 2013 13.48845037 0.82728 0 81
147 SPMA 2013 12.24726113 0.51716 0 92
148 TPIA 2013 13.28045043 0.91819 0 95
149 TOTO 2013 12.07717056 0.58281 1 78
150 TRST 2013 12.07717056 0.72162 0 100
NO KODE TAHUN ASET INVESTASI UKURAN KAP AUDIT DELAY
151 UNVR 2013 13.12541620 0.90023 1 84
152 VOKS 2013 12.29133110 0.91729 0 88
153 ADMG 2014 12.66844794 0.72917 1 82
154 AISA 2014 13.18599932 0.46170 0 85
155 AKPI 2014 12.34772802 0.58270 0 72
156 ALMI 2014 15.27452015 0.71617 0 83
157 AMFG 2014 12.59310777 0.52727 0 84
158 ARGO 2014 12.16384807 0.62516 0 92
159 ASII 2014 14.37296537 0.64691 1 72
160 AUTO 2014 13.15778685 0.62745 1 51
161 BRPT 2014 13.36650122 0.48272 1 87
162 BUDI 2014 12.39392601 0.42762 0 79
163 CPIN 2014 13.31936508 0.13293 1 86
164 FASW 2014 12.57589589 0.61818 1 82
165 FPNI 2014 12.28711841 0.41510 1 70
166 GGRM 2014 12.10717549 0.78260 0 84
167 GJTL 2014 12.17729240 0.35361 1 56
168 HMSP 2014 12.37523496 0.51716 1 88
169 IMAS 2014 12.15479924 0.63729 1 81
170 INDF 2014 14.05252850 0.58291 1 75
171 INDR 2014 12.74708942 0.67161 1 68
172 INTP 2014 13.20453204 0.41770 1 70
173 JFPA 2014 12.29394410 0.91721 0 70
174 KAEF 2014 12.81413275 0.90127 0 59
175 KBRI 2014 12.65273186 0.43478 0 84
176 KIAS 2014 12.46776301 0.87261 0 85
177 KLBF 2014 13.48673288 0.40925 1 66
178 MLIA 2014 12.85824548 0.86719 1 86
179 MYOR 2014 13.01246214 0.32495 0 86
180 POLY 2014 12.43929479 0.88297 0 76
181 RMBA 2014 13.01076623 0.49812 1 86
182 SCCO 2014 12.21906217 0.72981 0 84
183 SMCB 2014 12.36001921 0.25679 1 48
184 SMGR 2014 13.53547978 0.40191 0 74
185 SPMA 2014 12.32054092 0.71671 0 87
186 TPIA 2014 13.28409445 0.40811 0 81
187 TOTO 2014 15.25054877 0.39187 1 44
188 TRST 2014 12.07272509 0.65281 1 75
189 UNVR 2014 12.80188371 0.75601 0 86
190 VOKS 2014 12.19142446 0.52625 0 74
Lanjutan
80
Lampiran 2
Statistic Descriftive
Residuals Statisticsa
Minimu
m
Maximu
m Mean
Std.
Deviation N
Predicted Value 67.53 85.56 77.59 3.053 190
Std. Predicted Value -3.293 2.611 .000 1.000 190
Standard Error of
Predicted Value
1.195 4.184 1.524 .452 190
Adjusted Predicted
Value
67.23 86.20 77.58 3.076 190
Residual -44.548 70.538 .000 12.578 190
Std. Residual -3.523 5.578 .000 .995 190
Stud. Residual -3.539 5.619 .000 1.002 190
Deleted Residual -44.950 71.580 .006 12.773 190
Stud. Deleted Residual -3.654 6.147 .001 1.026 190
Mahal. Distance .693 19.700 1.989 2.559 190
Cook's Distance .000 .155 .005 .015 190
Centered Leverage
Value
.004 .104 .011 .014 190
a. Dependent Variable: Audit_Delay
81
StatistikDeskriftifVariabel-VariabelPenelitian
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation Skewness Kurtosis
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Std. Error
Statistic
Statistic
Std. Error
Statistic
Std. Error
X1 190 10.70 16.06
12.6164
.03685 .49989 .767 .179 .70
1 .356
X2 190 .26 .99
.6268
.01248 .16934 .054 .179 -
.788 .356
Z 190 .00 .09
.5435
.03682 .49947 -.176 .179 -
1.991 .356
Y 190 31.00
151.00
78.1196
1.30326
17.67827
1.090 .179 5.092
.356
Valid N (listwise)
190
82
Lampiran 3
UjiGrafik Normal P-Plot
83
Lampiran 4
UjiMultikulinieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Toleranc
e VIF
1 Ukuran_Perusaha
n
.927 1.079
Ukuran_KAP .927 1.079
a. Dependent Variable: Audit_Delay
Coefficient Correlati
Model
Ukuran_KA
P
Ukuran_Per
usahan
1 Correlation
s
Ukuran_KAP 1.000 -.270
Ukuran_Perusaha
n
-.270 1.000
Covariance
s
Ukuran_KAP 3.751 -.689
Ukuran_Perusaha
n
-.689 1.740
a. Dependent Variable: Audit_Delay
84
Lampiran 5
UjiHeteroskedasitas
85
Lampiran 6
UjiAutokorelasi
Model Summaryb
Mo
del R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .236a .056 .046 12.645 1.849
a. Predictors: (Constant), Ukuran_KAP, Ukuran_Perusahan
b. Dependent Variable: Audit_Delay
Model Summaryb
Mo
del R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .181a .033 .028 .19618268 2.427
a. Predictors: (Constant), Audit_Delay
b. Dependent Variable: Reaksi_Investor
86
Lampiran 7
X1, X2- Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 113.813 16.703 6.814 .000
Ukuran_Perusaha
n
-2.640 1.319 -.148 -2.002 .047
Ukuran_KAP -3.891 1.937 -.148 -2.009 .046
a. Dependent Variable: Audit_Delay
Y – Z
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .401 .088 4.559 .000
Audit_Del
ay
.003 .001 .181 2.510 .013
a. Dependent Variable: Reaksi_Investor
87
LAMPIRAN