pengaruh ukuran contoh terhadap kekuatan batuan

12
JTM Vol. XVI No. 1/2009 1 PENGARUH UKURAN CONTOH TERHADAP KEKUATAN BATUAN Singgih Saptono 1 , Suseno Kramadibrata 2 , Budi Sulistianto 2 , Ridho K. Wattimena 2 Sari Massa batuan dilihat dari sisi makro dan mikro merupakan material heterogen dan media diskontinu. Hasil pengujian insitu dan laboratorium menunjukkan bahwa kuat tekan uniaksial dan kohesi batuan dipengaruhi oleh dimensi contoh batuan, yang dikenal dengan istilah pengaruh skala. Kata Kunci: kekuatan batuan, diskontinyu, pengaruh skala. Abstract Rock mass in terms of macro and micro is a heterogeneous material and discontinuous media. Insitu and laboratory testing results indicate that the uniaxial compressive strength and cohesion of rock influenced by the dimensions of rock samples, which is known as the scale effect. Keyword: rock strength, discontinue, scale effect. 1) Mahasiswa Program Doktor, Program Studi Rekayasa Pertambangan, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan. Email: [email protected] 2) Prodi Rekayasa Pertambangan, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung I. PENDAHULUAN Di alam, batuan merupakan massa batuan yang bersifat heterogen dan memiliki bidang diskontinu seperti kekar, retakan, dan bidang perlapisan. Sifat heterogen batuan memberikan perbedaan kekuatan di setiap titik material penyusun batuan. Sehingga kekuatan batuan menjadi sukar untuk dianalisis. Oleh karena itu untuk mengetahui kekuatan batuan memerlukan pengujian terhadap contoh batuan yang mewakilinya. Pada umumnya, contoh batuan yang diuji di laboratorium berukuran kecil dan tidak mengandung retakan. Sementara contoh batuan berukuran besar mengandung retakan. Sehingga pada pekerjaan rekayasa batuan sifat utama yang harus diperhatikan adalah sifat keheterogenan dan perbedaan sifat kesegala arah (anisotropi). Lebih jelasnya tulisan ini akan membahas pengaruh skala terhadap kuat tekan uniaksial dan kekuatan geser batuan. II. DEFINISI PENGARUH SKALA Gambar 1. adalah ilustrasi mengenai masalah pengaruh skala pada batuan. Semakin besar contoh batuan semakin bersifat heterogen dan menunjukkan adanya pola acak bidang diskontinyu. Walaupun secara teori dalam perhitungan di mekanika batuan contoh batuan dianggap bersifat homogen, isotropi dan kontinyu, pada kenyataannya contoh batuan diambil dari formasi yang sama bisa memiliki kekuatan yang berbeda karena sifat heterogen dan jaringan bidang kekar yang berbeda. Hasil pengujian contoh batuan menunjukkan bahwa kekuatan batuan sangat bervariasi dan sangat acak sebanding dengan bertambahnya ukuran contoh. Seperti ditunjukkan pada inset gambar 1, bahwa ada hubungan pengaruh skala dengan kekuatan batuan. Pengaruh skala maksudnya ukuran atau volume diatas ukuran memiliki kekuatan batuan tidak berubah. Volume ukuran contoh ini dikenal dengan Representative Elementary Volume (REV) dan REV sangat dipengaruhi oleh jenis batuan. Adapun yang dimaksudkan REV adalah contoh batuan utuh dengan satu kekar (Cunha, P. A., 1990). Kondisi keheterogenan pada batuan disebut pengaruh skala. Adapun sifat keheterogenan batuan sangat dipengaruhi oleh: 1. Perbedaan kompisisi mineral. 2. Keberagaman komponen mineral. 3. Perbedaan ukuran butir komponen penyusun. 4. Persentase dari salah satu komponen meningkat melebihi 100% dari nilai rata-rata (Charussa-Graca, J., 1985). Adanya konsentrasi komponen tertentu dalam titik yang berbeda. III. PENENTUAN BIDANG DISKONTINUITAS Salah satu bentuk keheterogenan di batuan adalah bidang diskontinuitas dan caranya menentukan bidang diskontinuitas adalah penggunaan indek. Contoh, penggunaan alat indek yaitu penggunaan kompas geologi untuk mengukur orientasi bidang kekar di massa batuan, indek pengukuran kekasaran permukaan, dan untuk mengukur kekuatan dengan palu geologi, pisau lipat dan peralatan

description

mekanika batuan

Transcript of pengaruh ukuran contoh terhadap kekuatan batuan

  • JTM Vol. XVI No. 1/2009

    1

    PENGARUH UKURAN CONTOH

    TERHADAP KEKUATAN BATUAN

    Singgih Saptono1, Suseno Kramadibrata

    2, Budi Sulistianto

    2, Ridho K. Wattimena

    2

    Sari

    Massa batuan dilihat dari sisi makro dan mikro merupakan material heterogen dan media diskontinu. Hasil

    pengujian insitu dan laboratorium menunjukkan bahwa kuat tekan uniaksial dan kohesi batuan dipengaruhi oleh

    dimensi contoh batuan, yang dikenal dengan istilah pengaruh skala.

    Kata Kunci: kekuatan batuan, diskontinyu, pengaruh skala.

    Abstract

    Rock mass in terms of macro and micro is a heterogeneous material and discontinuous media. Insitu and

    laboratory testing results indicate that the uniaxial compressive strength and cohesion of rock influenced by the

    dimensions of rock samples, which is known as the scale effect.

    Keyword: rock strength, discontinue, scale effect.

    1) Mahasiswa Program Doktor, Program Studi Rekayasa Pertambangan, Fakultas Teknik Pertambangan dan

    Perminyakan. Email: [email protected] 2) Prodi Rekayasa Pertambangan, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan

    Institut Teknologi Bandung

    I. PENDAHULUAN

    Di alam, batuan merupakan massa batuan yang

    bersifat heterogen dan memiliki bidang

    diskontinu seperti kekar, retakan, dan bidang

    perlapisan. Sifat heterogen batuan memberikan

    perbedaan kekuatan di setiap titik material

    penyusun batuan. Sehingga kekuatan batuan

    menjadi sukar untuk dianalisis. Oleh karena itu

    untuk mengetahui kekuatan batuan memerlukan

    pengujian terhadap contoh batuan yang

    mewakilinya. Pada umumnya, contoh batuan

    yang diuji di laboratorium berukuran kecil dan

    tidak mengandung retakan. Sementara contoh

    batuan berukuran besar mengandung retakan.

    Sehingga pada pekerjaan rekayasa batuan sifat

    utama yang harus diperhatikan adalah sifat

    keheterogenan dan perbedaan sifat kesegala

    arah (anisotropi). Lebih jelasnya tulisan ini

    akan membahas pengaruh skala terhadap kuat

    tekan uniaksial dan kekuatan geser batuan.

    II. DEFINISI PENGARUH SKALA

    Gambar 1. adalah ilustrasi mengenai masalah

    pengaruh skala pada batuan. Semakin besar

    contoh batuan semakin bersifat heterogen dan

    menunjukkan adanya pola acak bidang

    diskontinyu.

    Walaupun secara teori dalam perhitungan di

    mekanika batuan contoh batuan dianggap

    bersifat homogen, isotropi dan kontinyu, pada

    kenyataannya contoh batuan diambil dari

    formasi yang sama bisa memiliki kekuatan yang

    berbeda karena sifat heterogen dan jaringan

    bidang kekar yang berbeda. Hasil pengujian

    contoh batuan menunjukkan bahwa kekuatan

    batuan sangat bervariasi dan sangat acak

    sebanding dengan bertambahnya ukuran contoh.

    Seperti ditunjukkan pada inset gambar 1, bahwa

    ada hubungan pengaruh skala dengan kekuatan

    batuan. Pengaruh skala maksudnya ukuran atau

    volume diatas ukuran memiliki kekuatan batuan

    tidak berubah. Volume ukuran contoh ini

    dikenal dengan Representative Elementary

    Volume (REV) dan REV sangat dipengaruhi

    oleh jenis batuan. Adapun yang dimaksudkan

    REV adalah contoh batuan utuh dengan satu

    kekar (Cunha, P. A., 1990).

    Kondisi keheterogenan pada batuan disebut

    pengaruh skala. Adapun sifat keheterogenan

    batuan sangat dipengaruhi oleh:

    1. Perbedaan kompisisi mineral. 2. Keberagaman komponen mineral. 3. Perbedaan ukuran butir komponen

    penyusun.

    4. Persentase dari salah satu komponen meningkat melebihi 100% dari nilai rata-rata

    (Charussa-Graca, J., 1985).

    Adanya konsentrasi komponen tertentu dalam

    titik yang berbeda.

    III. PENENTUAN BIDANG

    DISKONTINUITAS

    Salah satu bentuk keheterogenan di batuan

    adalah bidang diskontinuitas dan caranya

    menentukan bidang diskontinuitas adalah

    penggunaan indek. Contoh, penggunaan alat

    indek yaitu penggunaan kompas geologi untuk

    mengukur orientasi bidang kekar di massa

    batuan, indek pengukuran kekasaran

    permukaan, dan untuk mengukur kekuatan

    dengan palu geologi, pisau lipat dan peralatan

  • Singgih Saptono, Suseno Kramadibrata, Budi Sulistianto, Ridho K. Wattimena

    2

    seperti Point load index, Schmidt hammer dan

    Penetrometer.

    Untuk mengetahui pola kekar di massa batuan

    adalah dengan mengukur orientasi (kemiringan

    dan arah kemiringan) kekar dengan

    menggunakan kompas geologi. Hasil

    pengukuran orientasi kekar selanjutnya

    dianalisis secara statistik dengan menggunakan

    jaring Schmidt (Schimdtnet) sehingga dapat

    memberikan informasi pola kekar (Gambar 2).

    Informasi ini dapat memberikan potensi

    kemungkinan bentuk kelongsoran akibat

    struktur kekar dan mengin-formasikan pola

    distribusi tegangan yang mengenai massa

    batuan.

    Penurunan kekuatan batuan akibat kekar sangat

    berhubungan dengan karakteristik dan

    geometris kekar, yaitu orientasi kekar, jarak

    antar kekar, bukaan antar kekar, kemenerusan,

    kekasaran, dan material pengisi kekar. Contoh,

    analisis yang sederhana terhadap karakteristik

    geometri kekar ditunjukkan pada Gambar 2.

    Salah satu karaketeristik geometris kekar yang

    bisa diukur dan sangat menentukan kekuatan

    massa batuan adalah jarak kekar. Jarak antar

    kekar dapat diukur dari core maupun singkapan

    batuan (scanline). Hasil pengukuran jarak kekar

    berupa frekuensi kekar dan kondisi kualitas

    batuan (Rock Quality Designation, RQD).

    Ketika penggalian sudah berlangsung, selain

    pengukuran RQD dari core juga dapat

    dilakukan dengan scanline pada singkapan

    batuan. Untuk pengukuran dengan scanline

    memerlukan peralatan seperti rol meter dan

    kompas geologi, rol meter yang dibentangkan

    sepanjang dinding singkapan batuan

    (pengamatan) seperti ilustrasi pengukuran

    dengan scanline dapat dilihat pada Gambar 3.

    Hasil pengamatan orientasi kekar berupa

    kemiringan dan arah kekar serta jarak semu

    antar bidang kekar. Jarak sebenarnya antar

    bidang kekar dihitung dengan persamaan (1)

    (Kramadibrata, S., 1996).

    2

    )(cos 11,11,

    iiiii jd

    (1)

    Keterangan ji,i+1 adalah jarak semu antar bidang

    kekar, i adalah sudut antara garis normal dengan scanline, dan di,i+1 adalah jarak

    sebenarnya antar bidang kekar.

    Jarak rata-rata antar bidang kekar set bidang

    kekar A dihitung dengan persamaan (2)

    (Kramadibrata, S., 1996).

    k

    dswA

    dswA

    n

    iiiii

    11,1, )cos(

    (2)

    Keterangan dswAi,i+1 adalah jarak semu antar

    bidang kekar pada set bidang A, adalah jumlah

    bidang kekar dalam satu set.

    Jarak rata-rata antar bidang kekar sepanjang

    scanline dihitung dengan persamaan (3)

    (Kramadibrata, S., 1996).

    m

    dsw

    dsw

    m

    im

    1 (3)

    Keterangan dswm adalah jumlah jarak kekar

    sebenarnya sepanjang scanline setiap set. m

    adalah jumlah set kekar dan dsw adalah rata-

    rata jarak kekar sepanjang scanline.

    Untuk menentukan RQD berdasarkan

    pengukuran scanline Priest & Hudson

    menyatakan bahwa secara umum jarak kekar

    sebagai suatu fungsi kumulatif antara jarak

    kekar terhadap frekuensi kekar dan mempunyai

    fungsi log-normal atau negatif eksponensial,

    seperti pada gambar 4 dan untuk menentukan

    kualitas batuan (RQD) dengan scanline dapat

    menggunakan persamaan (4) yaitu (Pratt, H. R.,

    Black, A. D. and Brace, W,F., 1974).

    RQD = 100 e-0,1

    (1 + 0,1) (4)

    Keterangan: adalah frekuensi kekar yang menyatakan banyaknya kekar setiap meter.

    Untuk menghitung RQD dari core hasil

    pemboran inti berdasarkan persamaan (5), yaitu

    %100xpemborankemajuanPanjang

    m1,0corepanjangJumlahRQD

    (5)

    IV. PENGARUH SKALA PADA

    KEKUATAN BATUAN

    4.1. Kuat tekan uniaksial Berdasarkan buku-buku mekanika batuan

    bahwa ada perbedaan pendapat mengenai

    kekuatan batuan terhadap pengaruh skala.

    Contoh, Hudgson & Cook menyatakan bahwa

    tidak ada hubungan antara kekuatan terhadap

    ukuran contoh., sementara Bernaix menyatakan

    bahwa kekuatan batuan dipengaruhi oleh

    ukuran contoh juga menyatakan bahwa

    kekuatan batuan sangat acak, akan tetapi

    menunjukkan bahwa kekuatan rata-rata batuan

    mempunyai kecenderungan membentuk suatu

    fungsi penurunan kekuatan terhadap ukuran

    contoh. Untuk menjelaskan fenomena ini,

    Bernaix menggunakan metode analisis statistik

    dengan menghubungkan antara kekuatan

    terhadap ukuran contoh yang mengandung

    bidang kekar. Sehingga diperoleh

    kecenderungan semakin besar ukuran semakin

    bertambah bidang kekar. Juga didukung bahwa

    pada ukuran contoh besar terdapat adanya

    pengaruh simpanan energi, yang akan

    mempercepat proses propagrasi rekahan. Teori

    weakest link (Weibull, W. A., 1939) banyak

  • Pengaruh Ukuran Contoh terhadap Kekuatan Batuan

    3

    digunakan untuk menjelaskan pengaruh ukuran

    terhadap kekuatan logam dan batuan utuh, serta

    untuk menjelaskan keruntuhan batuan terhadap

    pengaruh struktur acak dengan anggapan bahwa

    contoh terdiri dari satu kesatuan. Hasil kriteria

    kekuatan batuan bahwa adai hubungan antara

    volume contoh dengan kekuatan batuan, seperti

    pada persamaan (6) (Weibull, W. A., 1939),

    yaitu:

    2

    1

    2

    1 loglogV

    Vm

    (6)

    Keterangan adalah kuat tekan uniaksial dan V adalah volume contoh, dan m konstanta

    material.

    Penelitian mengenai pengaruh skala terhadap

    kuat tekan uniaksial dengan menggunakan

    pendekatan teori persamaan Weibull (Weibull,

    W. A., 1939) telah dilakukan oleh Lundborg

    (Lundborg, N. 1967) dan Bieniawski

    (Bieniawski, Z.T., 1968) dengan contoh granit

    dan batubara berbentuk silinder. Hasil

    penelitian Lundborg diperoleh konstanta

    batuan, m = 12, dan Bieniawski diperoleh

    konstanta batuan, m = 2,5. Penelitian

    selanjutnya yang dilakukan oleh Mogi (Mogi,

    K., 1962) Abou-Sayed & Brechtel & Hustrulid

    (Abou-Sayed, A. S., and Brechtel, C. E., 1976)

    menyimpulkan bahwa hubungan antara kuat

    tekan batuan terhadap ukuran contoh mengikuti

    fungsi power, seperti pada persamaan (7)

    (Abou-Sayed, A. S., and Brechtel, C. E., 1976). BAD (7)

    Keterangan adalah kekuatan contoh, D adalah diameter contoh, A dan B adalah konstanta

    batuan.

    Pratt dkk. (Pratt, H. R., Black, A. D. And Brace,

    W, F., 1972) meneliti pengaruh sisi panjang

    contoh berbentuk kubus terhadap kuat tekan

    uniaksial, memperlihatkan bahwa semakin

    panjang contoh semakin berkurang kuat tekan

    uniaksial (Gambar 5).

    Lama & Gonano (Lama,R.D. and L.P.Gonano.

    1976) and Kaczynski (Kaczynski, R. R., 1986)

    menyatakan bahwa ada pengaruh kuat tekan

    batuan terhadap volume contoh yaitu semakin

    besar volume contoh semakin berkurang kuat

    tekan uniaksial (Gambar 6).

    Berdasarkan penelitian Pratt dkk. (Pratt, H. R.,

    Black, A. D. And Brace, W, F., 1972) , Singh

    (Singh, M.M., 1981) yang dikutip kembali oleh

    Herget (Herget, G., 1988) menguji pengaruh

    sisi panjang untuk contoh batubara berbentuk

    kubus dari beberapa tempat menunjukkan

    bahwa kuat tekan uniaksial batubara

    dipengaruhi oleh skala (Gambar 7), dan fungsi

    kuat tekan terhadap sisi panjang contoh adalah

    fungsi power yaitu persamaan (8) (Herget, G.,

    1988)

    UCS = 0,498 x (ukuran kumulatif)-0,59

    (8)

    Workshop mengenai pengaruh skala pertama

    kali dilakukan tahun 1990 dan workshop

    pengaruh skala kedua pada tahun 1993.

    Kramadibrata & Jones (Kramadibrata, S., and

    Jones, I.O., 1993) menyatakan bahwa kuat

    tekan batuan beku dipengaruhi oleh pengaruh

    skala dengan fungsi power antara diameter dan

    kuat tekan uniaksial (Gambar 8).

    4.2. Kekuatan Geser Batuan

    Karakteristik kekuatan geser batuan yang terdiri

    dari kohesi dan sudut gesek dalam sangat

    berperan pada perancangan lereng. Kohesi dan

    sudut gesek dalam dapat ditentukan di

    laboratorium dengan uji kuat geser langsung

    dan uji triaksial. Pada umumnya kekuatan geser

    hasil pengujian insitu memberikan nilai lebih

    rendah daripada hasil pengujian laboratorium.

    Penurunan kekuatan geser dari pengujian

    laboratorium dan pengujian insitu dapat

    mencapai 63-84% (Kimishima, H., 1970).

    Sementara Rocha (Rocha, M., 1964)

    mengemukakan bahwa batuan anisotropi,

    seperti batuskis mempunyai .perbedaan

    kekuatan geser batuan antara laboratorium dan

    insitu cukup besar karena sangat dipengaruhi

    oleh pengaruh skala.

    Pengujian mengenai kekuatan geser terhadap

    pengaruh ukuran pada umumnya dilakukan

    dengan menggunakan uji kuat geser langsung,

    seperti yang dilakukan oleh Bandis (Bandis,

    S,C., 1990) dan Cunha (Cunha, P. A., 1990).

    Bandis (Bandis, S,C., 1990) dan Cunha (Cunha,

    P. A., 1990) menyatakan bahwa kekuatan geser

    batuan akan semakin berkurang dengan

    bertambah panjang bidang permukaan

    diskontinu. Hasil yang dilakukan Bandis

    (Bandis, S,C., 1990) dan Cunha (Cunha, P. A.,

    1990) sama dengan hasil penelitian yang

    dilakukan oleh Fecker & Rengers (Fecker. E.

    and N. Rengers., 1971) bahwa kekuatan geser

    semakin berkurang dengan pengurangan

    kekasaran permukaan. Pendapat Fecker &

    Rengers (Fecker. E. and N. Rengers., 1971)

    diperkuat lagi dengan pendapat beberapa

    peneliti seperti Barroso (Barosso, A., 1966),

    Pratt dkk. (Pratt, H. R., Black, A. D. and Brace,

    W, F., 1974), Barton (Barton, N., 1976) dan

    Yoshinaka dkk. (Yoshinaka, R., Yoshida, J.,

    Arai, H and Arisaka, S., 1993) yang

    berpendapat bahwa ukuran contoh berpengaruh

    pada kekuatan geser batuan.

    Yoshinaka dkk. (Yoshinaka, R., Yoshida, J.,

    Arai, H and Arisaka, S., 1993) menyatakan

    bahwa kekuatan geser batuan sangat

  • Singgih Saptono, Suseno Kramadibrata, Budi Sulistianto, Ridho K. Wattimena

    4

    dipengaruhi oleh ukuran contoh Pengujian yang

    diterapkan oleh Yoshinaka dkk mempunyai

    untuk ukuran contoh batuan dari 20 cm2 sampai

    dengan 9600 cm2. Sementara Pratt dkk. (Pratt,

    H. R., Black, A. D. and Brace, W, F., 1974)

    mengkhususkan untuk penelitian terhadap sudut

    gesek dalam dan menyatakan bahwa tidak ada

    kecenderungan pengaruh skala untuk sudut

    gesek dalam. Hal yang sama dikemukan oleh

    Barton (Barton, N., 1976).

    Il Nitskaya (1969, dikutip kembali oleh

    Vutukuri Lama & Saluja (Weibull, W.A., 1939)

    telah melakukan uji geser skala laboratorium

    untuk contoh ukuran besar Gabro dan Marmer

    berdameter dari 1 cm sampai dengan 7 cm,

    menyatakan bahwa kohesi Gabro dan Marmer

    sangat dipengaruhi oleh pengaruh skala dan

    mempunyai fungsi hubungan pengaruh skala

    dan kohesi adalah sebagai fungsi power.

    Sebelumnya, Barroso (Barosso, A., 1966)

    menyatakan bahwa ada pengaruh skala pada

    kohesi (Gambar 9).

    Londe (Londe, P., 1973) membuat kesimpulan

    dari hasil penelitian batugamping terkekarkan,

    untuk contoh berukuran diameter contoh 8 cm

    sampai dengan 30 cm, bahwa kohesi semakin

    berkurang dengan penambahan ukuran contoh,

    dan sudut gesek dalam tidak dipengaruhi oleh

    pengaruh skala.

    Muratha & Cunha (Schenider, H. J.,1976)

    meneliti hubungan antara tegangan geser

    terhadap luas geser contoh dari 30 cm2 sampai

    dengan 160 cm2 (Gambar 10). Kondisi

    kekasaran bidang kekar (Joint Roughness

    Condition, JRC), pada ukuran 30 cm2

    mempunyai JRC antara 2 dan 4 kekuatan geser

    untuk menggeser besar, dan pada ukuran 160

    cm2 mempunyai JRC antara 8 dan 10

    memperlihatkan hasil kekuatan geser semakin

    kecil.

    Muratha & Cunha (Schenider, H. J.,1976)

    membuat hubungan antara luas permukaan

    dengan tegangan geser mengikuti fungsi

    eksponensial (Gambar 10), yaitu:

    = c + a exp (-bA) (9)

    Keterangan a, b, dan c adalah konstanta; c

    diambil sebagai nilai minimum tegangan geser,

    dan A adalah luas permukaan geser.

    Muratha & Cunha (Schenider, H. J.,1976)

    menyimpulkan bahwa kekuatan akan menurun

    berdasarkan luas permukaan dan menjadi cepat

    penurunan dengan meningkatnya tegangan

    normal (Gambar 11).

    V. FAKTOR YANG BERPENGARUH

    PADA KEKUATAN GESER

    Faktor-faktor yang berpengaruh pada kekuatan

    geser adalah jenis batuan, keberadaan bidang

    kekar, pelapukan, kondisi permukaan kekar, air,

    pengaruh skala, metode pengujian dan material

    pengisi.

    5.1. Jenis Batuan

    Jenis batuan: ukuran butir, tekstur mineral,

    sementasi antar butir/mineral.

    5.2. Pelapukan

    Pelapukan akan mempengaruhi Joint

    Roughness Coeficient (JRC) dan Joint

    Compressive Strength (JCS). Dan, pelapukan

    akan menyebabkan berkurangnya kekuatan

    batuan sehingga menghasilkan penurunan

    kekuatan geser. Ketebalan pelapukan di bidang

    kekar sangat tergantung pada jenis batuan

    terutama pada tingkat permeabilitas batuan.

    Barton[5]

    menunjukkan pengaruh mekanik

    pelapukan, bahwa perubahan sedikit dari batuan

    segar dapat menyebabkan penurunan kekuatan

    mekanik jauh lebih parah daripada proses

    pelapukan yang bertahap di batuan lapuk.

    Sementara, Daerman dkk. (Dearman, W. R.,

    Baynes, F. J. and Irfan, T. Y., 1978)

    memperlihatkan kuat tekan berkurang secara

    linier dengan bertambahnya tingkat pelapukan.

    5.3. Kondisi Geometri Permukaan Bidang

    Kekar

    Kondisi geometri permukaan bidang kekar

    mempunyai pengaruh pada perilaku geseran,

    dan terutama sangat berpengaruh pada proses

    dilatasi dan secara umum mempengaruhi sudut

    kekasaran. Kondisi ini diperkuat lagi oleh hasil

    penelitian Schneider (Saptono, S.,

    Kramadibrata, S, Wattimena, R. K., Sulistianto,

    B., Nugroho, P., Iskanadar, E., Bahri, S., 2008)

    terhadap contoh granit, batupasir dan

    batugamping dengan kekuatan sama dan JRC

    berbeda. Dengan demikian bahwa JRC

    mempengaruhi kekuatan geser batuan.

    5.4. Air

    Keberadaan air pada bidang kekar

    menyebabkan pengaruh mekanik dan kimia,

    yang paling penting adalah mengurangi

    kekuatan geser kerena adanya tegangan efektif.

    Air akan cenderung mengurangi energi

    permukaan dan kekuatan antar kristal penyusun

    batuan, hasilnya sifat mekanik menjadi turun.

    Keberadaan air sangat berperan pada kekuatan

    batuan, sebagai contoh batuan yang sangat peka

    terhadap air adalah batulumpur, batulempung

    dan batulanau (Bukovansky, 1962; 1966 dikutip

    kembali oleh Vutukuri Lama & Saluja, 1974).

    Keadaan ini secara berlanjut mengurangi

    kekuatan geser. Barton (Barton, N., 1976)

    menerangkan bahwa pengurangan kekuatan

  • Pengaruh Ukuran Contoh terhadap Kekuatan Batuan

    5

    geser karena menurunnya tegangan tarik dan

    kuat tekan. Sehingga penurunan sudut gesek

    dalam terjadi pada batuan tidak brittle dan

    untuk batuan brittle berlaku sebaliknya, yaitu

    tidak terjadi penurunan sudut gesek dalam.

    5.5. Pengaruh skala

    Pada beberapa hasil penelitian menunjukkan

    bahwa penurunan kuat tekan batuan akibat

    pengaruh skala akan berhenti pada contoh batu

    uji berukuran kurang lebih 1m. Sedangkan

    pengaruh skala untuk kuat geser hanya berlaku

    hingga ukuran batu uji antara 2 3 m (Rocha, M., 1964). Sementara, hasil penelitian

    mengenai perpindahan pada lereng massa

    batuan di tambang terbuka batubara

    menunjukkan bahwa perpindahan kumulatif

    dapat mencapai 1 m untuk lereng dengan

    ketinggian 120 m (Gambar 12), perpindahan

    yang terjadi tidak menunjukkan terjadi

    kelongsoran tetapi masih masuk dalam tahap

    rayapan. Proses rayapan merupakan gabungan

    dari proses pengurangan kekuatan massa

    batuan, pengaruh air dan pengaruh skala pada

    massa batuan.

    5.6. Metode Pengujian

    Pada umumnya metode pengujian yang

    diterapkan pada uji kuat geser ukuran besar

    adalah pengujian kuat geser langsung. Karena

    dapat mensimulasikan untuk kondisi asli di

    lapangan dan cocok untuk diterapkan terhadap

    batuan berlapis dan terkekarkan (Chee-Kuen

    Yip., 1977). Pada pengujian kuat geser

    langsung pemberian beban normal merupakan

    hal yang penting. Kramadibarata dkk

    Kramadibrata, S., Saptono, S., Wicaksana, Y.,

    Prasetyo H. S, 2009) menyarankan bahwa

    pemberian beban normal perlu diperhatikan.

    Khusus untuk batuan yang ada di Indonesia

    penutupaan crack batuan utuh setelah diberikan

    beban 12,5% dari kuat tekan uniaksial.

    5.7. Material Pengisi

    Pada kasus kelongsoran bidang pada umumnya

    diinisiasi oleh bidang perlapisan yang terdapat

    material pengisi. Jika material pengisi lebih

    tebal dari tinggi kekasaran, maka karakteristik

    material pengisi yang lebih berpengaruh, tetapi

    jika material pengisi tersebut lebih tipis, maka

    kekasaran akan berperan pada kelongsoran.

    Goodman (Goodman, R. E.,1974) dan Ladanyi

    & Archambault (Ladanyi, R. and Archambault,

    G. 1970) melakukan penelitian terhadap

    perilaku kekar dengan pengisi dan tidak ada

    material pengisi bahwa kekuatan geser akan

    berkurang secara bertahap sesuai hingga

    mencapai 50% dari hasil kekuatan geser

    laboratorium ketika ketebalan lapisan pengisi

    melebihi tinggi maksimum kekasaran.

    VI. PENUTUP

    Pandangan mengenai pengaruh ukuran contoh

    terhadap kekuatan berbeda, tetapi sebagian

    besar sampai saat ini cenderung dapat

    menerima penurunan kekuatan akibat

    meningkatkan ukuran contoh. Dimensi linier

    sekitar 1,0 m sebagai batas pengaruh ukuran

    contoh yang mengindikasikan terjadinya

    pengaruh skala. Namun berdasarkan

    pengamatan, bahwa kekuatan bervariasi sesuai

    dengan jenis batuan. Potensi adanya pengaruh

    skala selain pada kuat tekan uniaksial juga

    terjadi pada kekuatan geser, yaitu pada kohesi.

    Kohesi akan berkurang dengan bertambahnya

    ukuran contoh hingga mencapai batas asimtotik

    sebagai batas tidak dipengaruhi lagi oleh

    pengaruh skala dan sudut gesek dalam tidak

    dipengaruhi oleh pengaruh skala. Faktor yang

    berpengaruh pada kekuatan geser selain

    pengaruh skala adalah jenis batuan, keberadaan

    bidang kekar, pelapukan, kondisi permukaan

    kekar, air, metode pengujian dan material

    pengisi.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Abou-Sayed, A.S., and Brechtel, C.E., 1976, Experimental investigation of the

    effects of size on the UCS of Cedar City

    quartz diorite. Proc. 17th

    US Symp. On

    rock mechanics, Snowbirds, Utha. 5D6-1-

    5D6-6.

    2. Bandis, S,C., 1990, Scale effects in the strength and deformability of rocks and

    rock joints. Proc. The 1st Intl. Workshop

    on scale effects in Rock masses, Edited by

    Cunha, P.A. Luen, Norway 59-76.

    3. Barnaix, J., 1974, General Report on Theme 1. 3rd ISRM Congr., Vol. 1 Denver.

    4. Barroso, A., 1966, Contribution to Theme B. Proc. 1st. Intl. Congr. Of ISRM, Lisbon,

    Vol. 3. 588-591.

    5. Barton, N., 1973, Review of new strength criterion for rock joints, Engineering

    Geology, Vol. 7, No. 4: 287-332.

    6. Barton, N., 1976, The shear strength of rock and rock joints, Intl. J. Rock Mech.

    Min. & Sci. Vol. 13: 255-279.

    7. Bieniawski, Z.T., 1968, The effect of specimen size on the strength of coal.

    International Journal on Rock Mechanics

    and Mining Sciences & Mecahnics

    Abstracts, V. 5 n. 4, 325-335.

    8. Charrusa-Graca, J., 1985, Heterogenity and scale effects (in Portuguese), Recearch

    program Lisbon, LNEC.

    9. Chee-Kuen Yip., 1977, Shear strength and deformability. Ph.D. Thesis. MIT.

    10. Cunha, P.A., 1990, Scale effects in Rock Masses. Proc. The 1st Intl. Workshop on

    scale effects in Rock masses, Edited by

    Cunha, P.A. Luen, Norway 3-30.

  • Singgih Saptono, Suseno Kramadibrata, Budi Sulistianto, Ridho K. Wattimena

    6

    11. Dearman, W.R., 1978, Baynes, F.J. and Irfan, T.Y., Engineering Grading of

    wathered granite. Engineering Geology,

    12: 345-374.

    12. Fecker. E. and N. Rengers., 1971, Measurement of large scale roughness of

    rock planes by means of profilograph and

    geological compass. Proc. Int. Symp. On

    Rock Failure, Nancy (ISRM) Paper 1-18.

    13. Goodman, R.E., 1974, The mechanical properties of joints. Proc. 3rd ISRM congr.

    Vol. 1. Denver.

    14. Herget, G., 1988, Stresses in rock. A.A. Balkema Publ: 179p.

    15. Hudgson, K. and Cook, N.G., 1970, The effects of size and stress gradient on the

    strength of rock. Proc. 2nd ISRM Congr.

    Belgrade.

    16. Kaczynski, R.R., 1986, Scale effect during compressive strength tests of rocks. Proc.

    5th Int. Congress of IAEG, Buenos Aires:

    371-373.

    17. Kimishima, H., 1970, A study of failure characteristics of foundation roch through a

    series of test insitu. Rock Mech, in Japan,

    Vol 1. 91-93.

    18. Kramadibrata, S., 1996, The Influence of Rock Mass and Intact Rock Properties on

    The Design of Surface Mines with

    Particular Reference to The Excavatability

    of Rock, Ph. D. Thesis, Curtin University of

    Technology.

    19. Kramadibrata, S., and Jones, I.O., 1993, Size effect on strength and deformability of

    brittle intact rock. The 2nd Intl. Workshop

    on scale effects in Rock masses, Edited by

    Cunha, P.A. Lisbon, Portugal, 227-284.

    20. Kramadibrata, S., Saptono, S., Wicaksana, Y., Prasetyo H. S, 2009, Soft Rock

    Behavior with Particular Reference to Coal

    Bearing Strata, The 2nd International

    Symposium of Novel Carbon Resources

    Science, Earth Resource Science and

    Technology, Joint Symposium Kyushu

    University Institut Teknologi Bandung. 21. Ladanyi, R. and Archambault, G. 1970,

    Simulation of shear behavior of ajointed

    rock mass. Proc. 11th U.S. Synposium on

    Rock Mechanics, Barkeley. 105-125.

    22. Lama, R.D. and L.P. Gonano., 1976, Size effects considerations in the assessment of

    mechanical properties of rock masses. In:

    proceedings of the Second Symposium on

    Rock Mechanics, Dhanbad.

    23. Londe, P., 1973, The role of rock mechanics in the reconnaissance of rock

    foundations, Qly J. Engng Geol., Vol 6/1.

    24. Lundborg, N. 1967, The strength-size relation of granite. Int. J. Rock Mechanics,

    Vol. 4. 269-272.

    25. Mogi, K., 1962, The influence of the dimensions of specimens on the fracture

    strength of rocks. Bull earthq. Res. Inst.,

    40: 175-185.

    26. Muralha, J. and Cunha, P.A., 1990, About LNEC experience on scale effects in the

    mechanical behaviour of joints. Proc. The

    1st Intl. Workshop on scale effects in Rock

    masses, Edited by Cunha, P.A. Luen,

    Norway 131-148.

    27. Pratt, H.R., Black, A.D. and Brace, W,F., 1972, Friction and deformation of jointed

    quartz diorite. Proc. 3rd Cong. Of Int. Soc.

    Rock Mech., Denver Colorado, Vol. II. A:

    306-310.

    28. Pratt, H.R., Black, A.D. and Brace, W,F., 1974, The effect of specimen size on the

    mechanical properties of unjointed diorite.

    Int. J. Rock Mech. Min. Sci. & Geom.

    Abst., Vol. 9. No. 4 : 513-529.

    29. Priest, S.D., and Hudson, J.A., 1976, Discontinuity spacing in rock, International

    Journal of Rock Mechanics and Mining

    Sciences and Geomechanics Abstracts, 13,

    135 148. 30. Rocha, M., 1964, Mechanical behaviour of

    rock foundations in concrete dam. Trana

    8th Cong. Large Dam Edinburgh. Paper-44,

    Q.28. 785-832.

    31. Saptono, S., Kramadibrata, S, Wattimena, R.K., Sulistianto, B., Nugroho, P.,

    Iskandar, E., Bahri, S., 2008, Low wall

    slope monitoring by robotic theodolite

    system likely to contribute to increase

    production of coal in PT. Adaro Indonesia,

    SHRIMS 2008 editor Potvin, Y. Carter, J. Dyskin, A., Jeffery, R. Australian Centre

    for Geomechanics, Perth.

    32. Schenider, H.J., 1976, The friction and deformation behavior of rock joint. Rock

    Mechanics. Vol. 8, No. 3: 169-184.

    33. Singh, M.M., 1981, Strength of rock. Physical properties of rock and materials.

    New York.

    34. Vutukuri, V.S. Lama, R.D. and Saluja, S.S., 1974, Handbook on mechanical

    properties of rocks. Vol., Trans Tech. Publ.

    35. Weibull, W.A., 1939, Statistical theory of the strength of materials.

    Ingeniorsvetenskaps-akademiens,

    Handlingar, NR151, Generalstabens

    Litografiska Anstalts Forlag, Stockholm,1-

    45.

    36. Yoshinaka, R., Yoshida, J., Arai, H. and Arisaka, S., 1993, Scale effects on shear

    strength the deformability of rock joint.

    The 2nd Intl. Workshop on scale effects in

    Rock masses, Edited by Cunha, P.A.

    Lisbon, Portugal, 143-149.

  • Pengaruh Ukuran Contoh terhadap Kekuatan Batuan

    7

    Gambar 1. Ilustrasi pengertian pengaruh skala (Cunha, P. A., 1990).

    Gambar 2. Massa batuan dengan bidang kekar serta hasil analisis stereonet.

    Gambar 3. Pengukuran jarak antar kekar pada scanline (Lama, R. D. and L. P. Gonano. 1976)

  • Singgih Saptono, Suseno Kramadibrata, Budi Sulistianto, Ridho K. Wattimena

    8

    Gambar 4. Distribusi frekuensi spasi kekar (Pratt, H. R., Black, A. D. and Brace, W,F., 1974)

    Gambar 5. Pengaruh sisi panjang contoh berbentuk kubus terhadap kuat tekan uniaksial (Pratt, H. R.,

    Black, A. D. And Brace, W, F., 1972)

  • Pengaruh Ukuran Contoh terhadap Kekuatan Batuan

    9

    Gambar 6. Pengaruh volume contoh terhadap kuat tekan uniaksial untuk jenis batuan yang berbeda,

    dikumpulkan oleh Lama & Gonano (Lama,R.D. and L.P.Gonano. 1976)

    dan Kaczynski (Kaczynski, R. R., 1986)

    Gambar 7. Pengaruh panjang terhadap kuat tekan uniaksial contoh berbentuk kubus Singh (Singh,

    M.M., 1981) , yang dikutip oleh Herget (Herget, G., 1988)

  • Singgih Saptono, Suseno Kramadibrata, Budi Sulistianto, Ridho K. Wattimena

    10

    Gambar 8. Hubungan kuat tekan uniaksial terhadap diameter contoh batuan Basaltprophyry dan

    Basaltmafic (Kramadibrata, S., and Jones, I.O., 1993)

    0 20 40 60 80 100

    40

    30

    20

    0

    Gabbro

    Marble

    C(MPa)

    Area (cm )2

    Area (x 10 cm )2 2

    C(MPa)

    Caia

    Alto lindoso

    Alto lindoso

    Roxo

    Vilarinho das furnase

    1 2 4 6 8 10 20 40 60

    12 -

    10 -

    8 -

    6 -

    4 -

    2 -

    0

    Test on rock

    Gambar 9. Pengaruh skala pada kohesi Gabbro dan Marmer (Barosso, A., 1966)

  • Pengaruh Ukuran Contoh terhadap Kekuatan Batuan

    11

    Gambar 10. Hasil penggambaran kekuatan geser terhadap luas geser untuk tegangan normal yang

    berbeda (Schenider, H. J.,1976)

    Gambar 11. Penurunan tegangan geser terhadap luas permukaan geser untuk tegangan normal berbeda

    (Schenider, H. J.,1976)

  • Singgih Saptono, Suseno Kramadibrata, Budi Sulistianto, Ridho K. Wattimena

    12

    Gambar 12. Hubungan perpindahan terhadap curah hujan pada tambang terbuka batubara (Rocha, M.,

    1964)