PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

55
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN Oleh Agustinus Sugiarto Program Studi Kedokteran Keluarga Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2003 ABSTRAK Latar belakang dilakukannya studi adalah tingginya AKI di Kabupaten Pati pada tahun tahun 1999 (111 per 100.000 kelahiran hidup) dan tahun 2000 (123,6 per 1000

Transcript of PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

Page 1: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN

IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN

PENOLONG PERSALINAN

Oleh Agustinus Sugiarto

Program Studi Kedokteran Keluarga

Pasca Sarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Tahun 2003

ABSTRAKLatar belakang  dilakukannya studi 

adalah  tingginya AKI  di Kabupaten

Pati pada tahun tahun 1999 (111 per

100.000 kelahiran hidup) dan tahun

2000 (123,6 per 1000 kelahiran hidup).

Tujuan penelitian adalah untuk

memperoleh gambaran faktor-faktor

Page 2: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

yang berpengaruh terhadap  pemilihan

penolong persalinan di Kabupaten Pati.

Penelitian ini bersifat observasional

analitik dengan pendekatan studi

potong lintang(Cross Sectional).

Penelitian dilakukan di wilayah

Puskesmas Gabus II Kec. Gabus Kab.

Pati, Jawa Tengah. Populasi penelitian

adalah  ibu hamil  yang berada di

wilayah Puskesmas Gabus II Kec.

Gabus Kab. Pati yang maksimal satu

tahun melahirkan dan sampel

penelitian sebanyak 489 orang (all

population). Pengolahan dan analisis

data menggunakan Program

SPSS Version 9.0 dan

Page 3: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

Minitab  Version13.20. Setelah 

dilakukan analisis  univariat dan

bivariat dilakukan analisis Regresi

Ganda Logistik   metode Backward

Stepwise (Conditional).

Hasil penelitian menunjukkan, dari 209

ibu hamil yang berpendidikan  6 tahun

(tidak sekolah dan SD) sebanyak 157

orang (31,70 %)  memilih dukun (Non

NAKES) sebagai penolong persalinan,

dan hanya 52 orang (11,04 %)  yang

memilih tenaga kesehatan  (NAKES).

Sedangkan dari 280 ibu hamil yang

berpendidikan > 6 tahun

(SLTP/SMU/SMK/PT) 197 orang (39,06

Page 4: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

%) memilih tenaga kesehatan  dan 83

orang (17,18 %) memilih dukun.

Pengujian hipotesis dengan tingkat

signifikansi < 0,05, menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh yang

bermakna (p = 0,0006)  antara tingkat

pendidikan ibu hamil terhadap

pemilihan penolong persalinan. Ibu

hamil yang berpendidikan > 6 tahun

mempunyai kemungkinan 4,1388 kali

lebih banyak memilih  NAKES  di

banding ibu hamil yang berpendidikan

6 tahun dengan OR = 4,1388 dan  95

% CI = 1,8366 – 9,3267. Faktor lainnya

yang juga berpengaruh terhadap

pemilihan penolong persalinan adalah

Page 5: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

pengetahuan ibu tentang resiko

kehamilan dan persalinan, sikap

terhadap ANC, jarak  ke pelayanan

kesehatan, pendapatan keluarga, biaya

persalinan, dan pengambilan

keputusan kolektif dalam keluarga.

Penelitian ini  menyimpulkan bahwa 

tingkat pendidikan ibu hamil

berpengaruh terhadap pemilihan

penolong persalinan. Peneliti

menyarankan  agar pemerintah,

masyarakat dan keluarga dapat

membantu  meningkatkan pedidikan 

ibu hamil  untuk  meningkatkan

cakupan persalinan oleh NAKES 

sebagai upaya membantu program-

Page 6: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

program penurunan AKI dan AKB.

Selain itu perlu dilakukan kajian

dengan lingkup yang lebih luas  untuk

mengidentifikasi faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap pemilihan

penolong persalinan dari berbagai

sudut pandang dan metode analisis.

Kata kunci:- AKI  – Pendidikan –

Penolong Persalinan.

PENDAHULUAN

Kebijaksanaan kependudukan di

Indonesia (UU No. 10 tahun 1992)

diarahkan pada pembangunan 

penduduk sebagai sumber daya

manusia  yang merupakan kekuatan

pembangunan bangsa yang efektif

Page 7: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

dalam rangka mewujudkan  kehidupan

keluarga dan masyarakat yang

berkualitas  (DepKes RI, 1998a;

Sugiyanto, dkk, 2001).

Sebagai upaya strategis mewujudkan

keluarga berkualitas adalah usaha

pemeliharaan kesehatan ibu  dan anak 

yang salah satu tujuannya adalah

menurunkan  Angka Kematian Ibu

(AKI)  dan Angka Kematian Bayi

(AKB)   (Soemanto, dkk, 1994; Molo,

1995).

AKI menggambarkan tingkat kesadaran

perilaku  hidup sehat, status gizi dan

kesehatan ibu, kondisi kesehatan

lingkungan, tingkat pelayanan

Page 8: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

kesehatan terutama untuk ibu hamil,

pelayanan kesehatan waktu melahirkan

dan nifas. Menurut hasil SKRT tahun

1992 AKI di Indonesia sebesar 425 per

100.000 kelahiran hidup (WHO, 1993).

Berdasarkan  laporan UNICEF di

antara beberapa  negara di Asia pada

periode 1990 – 1998, Indonesia,

Bangladesh, dan India merupakan

negara-negara dengan  AKI  paling

tinggi  yaitu masing-masing  sebesar 

450, 440, dan 410 per 100.000

kelahiran hidup (Depkes RI, 2001:

109; UNPFA, 2002).

Faktor penyebab tingginya AKI tersebut

amat beragam.  Sebab-sebab kematian

Page 9: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

itu dikenal dengan tri terlambat, yaitu:

(1) terlambat di rumah (terlambat

mengenali bahaya dan penentuan

keputusan perlunya ibu bersalin dirujuk

ke fasilitas kesehatan modern), (2)

terlambat di jalan (terlambat dalam 

transportasi   membawa   ke 

Puskesmas,  Dokter  atau  Rumah

Sakit),  dan (3) terlambat 

mendapatkan pertolongan di tempat

pelayanan   kesehatan karena fasilitas

kesehatan kurang memadai (DinKes

Kab. Pati, 1998; Felly, 2001; Elizabeth

and Nancy, 2002).

Rendahnya cakupan pemeriksaan

selama kehamilan, akibat persalinan

Page 10: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

yang kurang bersih dan kebiasaan

pada ibu-ibu hamil yang belum

memenuhi persyaratan medis dan

kesehatan juga menyebabkan

tingginya AKI di Indonesia. SDKI 1994

menemukan kenyataan bahwa

sebagian besar persalinan ditolong

oleh dukun dan bukan tenaga

kesehatan, dan sebanyak  70,6 %

persalinan dilakukan  di rumah yang

tidak  jarang jauh dari syarat  bersih

dan sehat  (Raheni, dkk, 1998).

Keterlambatan ibu hamil mendapatkan

pelayanan  perinatal juga  disebabkan

oleh faktor sosial ekonomi masyarakat 

seperti pendidikan, pendapatan,

Page 11: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

pengambilan keputusan, jarak, biaya

dan birokrasi rumah sakit  (Nasrin,

2001; Hani, 2002;  Khofifah, 2001)

Dari beberapa faktor tersebut  di atas,

tingkat pendidikan merupakan faktor

yang sangat berperan dalam pemilihan

penolong persalinan, karena tingkat

pendidikan dapat menunjukkan tingkat

status kesehatan seseorang (Basov,

2002: 2;  Folland, et al, 2001: 116).

Semakin tinggi tingkat pendidikan,

semakin besar kepedulian terhadap

kesehatan.  Dengan  pendidikan yang

baik   memberikan pada wanita

kekuasaan  dan kepercayaan diri

untuk   mengambil tanggung jawab

Page 12: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

atas wanita itu sendiri (Soemanto,

1990).

LANDASAN TEORI

Menurut Rosalia

Scortiano citasi Sugiyanto, dkk (2001)

kesehatan reproduksi mencakup

beberapa unsur utama yaitu:  (1)

perilaku reproduksi yang bertanggung

jawab selama usia subur, (2) akses

pada pelayanan keluarga berencana

(KB) yang aman, (3) perawatan

kesehatan ibu secara  efektif dan

aman, (4) pengendalian secara efektif

terhadap infeksi sistem reproduksi, (5)

pencegahan dan penanganan

infertilitas (kemandulan), (6)

Page 13: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

penghapusan aborsi yang tidak aman,

(6) pencegahan dan pengobatan

penyakit yang membahayakan  pada

organ reproduksi, dan (8) perawatan

sebelum dan selama kehamilan,

melahirkan, dan sesudah melahirkan.

Meskipun kelahiran adalah proses

yang alamiah dan normal, namun

demikian, ‘kehamilan tanpa risiko’

dapat disertai komplikasi yang sering

disebut sebagai komplikasi obstetri. 

Komplikasi dapat terjadi kapan saja

selama kehamilan, namun lebih sering

terjadi pada saat persalinan atau 

sekitar persalinan  (Handoko, 1985; 

Depkes RI, 1999b).

Page 14: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

Lebih dari 1400 ibu hamil meninggal

setiap  hari karena  masalah yang

berhubungan dengan kehamilan dan

persalinan.  Sebagian besar terjadi  

karena komplikasi persalinan, di mana 

keselamatan ibu dan bayi banyak

terancam (UNICEF, 2003).  Bahaya

yang mengancam tersebut  dapat

dikurangi jika  ibu hamil mendapatkan

perawatan sebelum, saat dan sesudah

persalinan. Kesempatan untuk 

mendapatkan perawatan antenatal

(ANC) secara teratur  selama  hamil

(K1 sampai K4), pertolongan

persalinan paling sedikit oleh atau

didampingi bidan dan perawatan nifas

Page 15: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

harus terjangkau setiap ibu hamil.

Selain itu ibu yang mengalami

komplikasiobstetri harus diupayakan

memperoleh pelayanan

kegawatan obstetri untuk

menyelamatkan jiwanya. Untuk itu

diperlukan kesiapan sejak awal

kehamilan untuk  menghadapi

kemungkinan  terjadinya

kedaruratan obstetri pada saat

persalinan, khususnya pemilihan

penolong persalinan (DepKes RI,

1999b).

1.    Penolong persalinan

Tenaga yang dapat memberikan

pertolongan persalinan dapat

Page 16: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

dibedakan menjadi dua yaitu tenaga

kesehatan profesional (dokter spesialis

kebidanan, dokter umum, bidan,

pembantu bidan dan perawat bidan)

dan dukun bayi (terlatih dan tidak

terlatih) (DepKes, 1998b).

2.    Perilaku Ibu Hamil dalam Memilih

Penolong Persalinan

Pemilihan penolong persalinan di

Puskesmas  sangat dipengaruhi

oleh perilaku  ibu bersalin. Notoatmodjo

(1993) membagi perilaku ke dalam tiga

domain yaitu kognitif, afektif dan

psikomotor. Kognitif diukur dari

pengetahuan, afektif diukur dari sikap

dan psikomotor diukur dari tindakan.

Page 17: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

3.    Pengaruh Tingkat Pendidikan Ibu

Hamil  terhadap Pemilihan Penolong

Persalinan

Tingkat pendidikan ibu juga

berpengaruh pada pemilihan penolong

persalinan dan perawatan selama

kehamilan. Pada penelitian yang

diadakan di Lima-Peru pelayanan

kesehatan dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan, sebanyak 82% wanita

berpendidikan memilih pelayanan

tenaga kesehatan (NAKES) dan wanita

tidak berpendidikan yang memilih

tenaga NAKES hanya 62% (World

Bank, 1994: 42).

Page 18: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

Studi di Mexico yang dilakukan

oleh National Safe Motherhood pada

tahun 1990-an menunjukkan bahwa

kasus kematian pada saat persalinan  

disebabkan oleh beberapa faktor 

antara lain, sosial ekonomi, budaya, 

status kesehatan, dan pendidikan.

Wanita yang miskin dan  minim

pendidikan mengalami keterbatasan 

kekuasan dalam pengambilan

keputusan  berkaitan dengan proses

kehamilan dan persalinan sehingga

lebih banyak yang mengalami

kematian, karena tidak mendapat

perawatan yang semestinya (Ana

Langer, 1999; DepKes RI, 2000a).

Page 19: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

4.    Faktor  Prediktor Perilaku

Pemilihan Penolong Persalinan

Selain faktor  tingkat pendidikan ibu 

hamil faktor-faktor berikut juga

berpengaruh terhadap ibu bersalin 

dalam memilih penolong persalinan,

antara lain:

a.    Usia  ibu hamil

Usia ibu hamil yang terlalu muda atau

terlalu tua (<  20 tahun dan  > 35 tahun

merupakan faktor  penyulit kehamilan,

sebab ibu yang hamil terlalu muda

keadaan tubuhnya belum siap

menghadapi kehamilan, sedangkan di

atas 35 tahun apabila mengalami

komplikasi maka risiko mengalami

Page 20: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

kematian lebih besar  (Hany , 1996;

Meiwita, 1998; Djaswadi, dkk, 2000).

b.    Jarak tempat tinggal ke pelayanan

kesehatan

Menurut Nasrin (2001) salah satu

penyebab  keterlambatan ibu bersalin

untuk mendapatkan pelayanan yang

tepat adalah  akibat jarak yang tidak

terjangkau. Jarak yang terlampau jauh

dan  tidak tersedianya sarana

transportasi  menyebabkan ibu hamil 

memilih persalinan di rumah  dengan

bantuan dukun, sehingga  apabila

mengalami komplikasi saat persalinan

tidak segera mendapatkan pertolongan

Page 21: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

yang memadai. Hal ini sering

menyebabkan  kematian ibu dan bayi.

Di Nigeria, ibu hamil yang mengalami

perdarahan pada saat persalinan,

sering mengalami kematian di

perjalanan  menuju  pusat layanan

kesehatan modern.  Hal ini  sering

disebabkan oleh jarak yang terlampau

jauh dan tidak tersedianya sarana

transportasi  (Essien,1997).

c.    Pendapatan Keluarga

Berdasarkan laporan akhir UNICEF Juli

1999 hampir 24 % dari seluruh

penduduk Indonesia atau hampir  50

juta orang hidup di bawah garis

kemiskinan. Enam puluh persen dari

Page 22: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

ibu hamil dan anak sekolah

kekurangan zat besi/anemia. Hal ini 

menunjukkan  sebagian besar

pendapatan penduduk Indonesia masih

sangat rendah. Sehingga  mengurangi

akses ke perawatan kesehatan, karena

pada masyarakat miskin pedesaan

rata-rata pengeluaran per harinya

kurang dari Rp. 5000,00 (US$ 0,60).

Kondisi ini berpengaruh  terhadap

pemilihan penolong persalinan  yaitu

pesalinan yang ditolong oleh NAKES

sebesar 38.5% tahun 1992 dan 43,2 %

tahun 1997. Kondisi ini menunjukkan

bahwa sebagian besar persalinan

Page 23: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

masih ditolong dukun bayi (Dursin,

2000).

d.    Biaya Persalinan

Hasil penelitian Djaswadi, dkk (2000) 

menunjukkan bahwa mahalnya biaya

persalinan dan alasan kenyamanan

sebagian besar ibu hamil di Kabupaten

Purworejo lebih memilih melahirkan di

rumah dengan pertolongan dukun.

Sebagai contoh saat ini  biaya untuk

kelahiran normal di kamar kelas tiga di

rumah sakit swasta sekitar Rp.

390.000,00 sedangkan  biaya untuk

pelayanan gawat darurat sekitar 16

sampai 20 juta rupiah (Marzolf, 2002:

36).

Page 24: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

e.    Pengambilan Keputusan Kolektif

dalam Keluarga

Pada kenyataannya banyak kasus

kematian ibu melahirkan sering

disebabkan oleh keterlambatan suami

dalam mengambil keputusan rujukan

ke pelayanan kesehatan (Elizabeth

and  Nancy, 2002). Berdasarkan hasil

SUSENAS 1995, sebagian besar

suami   (51 %) memilih dukun  saat

istrinya  melahirkan dengan alasan,

murah (biaya terjangkau), lebih 

nyaman dan  dapat membantu

perawatan bayi sampai 35 hari

(Meiwita, 1998).

Page 25: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

Kenyataan tersebut menunjukkan

bahwa peran suami sangat dominan

dalam pengambilan keputusan,

sehingga berpengaruh terhadap akses

dan kontrol terhadap sumber daya

yang ada. Dengan demikian  ibu hamil 

perlu mempunyai keberanian    dan

rasa percaya diri untuk berpendapat

menentukan penolong persalinan

profesional  yang diinginkan (Susana,

2000; Mercy, 2003).

f.     Keberhasilan pertolongan

persalinan sebelumnya

Menurut Dinas Kesehatan (1999b) dan

Djaswadi, dkk (2000) selain faktor usia,

ibu hamil yang pertama kali dan ibu

Page 26: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

yang telah hamil lebih dari tiga kali

mempunyai risiko kematian yang lebih

tinggi bila mengalami komplikasi

obstetri.

Menurut Read (1959)  dalam Hudono,

(1979) ketakutan merupakan faktor

utama yang menyebabkan rasa nyeri

pada persalinan yang seharusnya

tanpa rasa nyeri. Akibatnya rasa takut

dapat mempunyai pengaruh tidak baik

terhadap lancarnya his dan

pembukaan.   Hal ini biasanya dialami

oleh wanita  yang mempunyai

pengalaman tidak  menyenangkan

dalam kehamilan sebelumnya. Dengan

demikian  urutan kelahiran

Page 27: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

keberhasilan persalinan sebelumnya

sangat berpengaruh terhadap

pemilihan penolong persalinan pada

anak berikutnya. Oleh sebab itu  untuk

kehamilan yang berisiko besar

disarankan agar ditangani oleh NAKES

yang profesional dengan peralatan

yang lebih lengkap.

Berdasarkan landasan teori dan 

beberapa penelitian tersebut  maka

dibangun kerangka pemikiran dengan

variabel bebas: tingkat pendidikan ibu

hamil. Variabel terikat: pemilihan

penolong persalinan, sedangkan

sebagai variabel antara adalah

pengetahuan dan sikap  ibu hamil 

Page 28: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

serta variabel  kontrol (kovariat) adalah:

usia ibu, jarak ke pelayanan

kesehatan,  pendapatan keluarga,

biaya persalinan, pengambilan

keputusan kolektif dalam keluarga, dan

keberhasilan pertolongan sebelumnya. 

Kerangka pemikiran tersebut disajikan

pada  Gambar 1  berikut:

Perumusan hipotesis pada

penelitian ini adalah:

1. Ada pengaruh  tingkat

pendidikan ibu hamil  terhadap

pemilihan penolong persalinan.

Page 29: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

Ibu hamil yang berpendidikan tinggi

memilih penolong persalinan

Tenaga Kesehatan (NAKES),

Ibu hamil yang berpendidikan

rendah memilih penolong

persalinan NON NAKES (Dukun).

1. Ada pengaruh antara

pengetahuan ibu, sikap ibu

terhadap ANC, umur ibu, jarak ke

pelayanan kesehatan,  pendapatan

keluarga, biaya persalinan, 

pertolongan persalinan sebelumnya

dan pengambilan keputusan kolektif

dalam keluarga terhadap pemilihan

penolong persalinan.

Page 30: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah observasi

analitik dengan pendekatan studi

potong lintang(Cross

Sectional). Penelitian dilakukan di

wilayah Puskesmas Gabus II Kec.

Gabus Kab. Pati, Jawa Tengah  yang

terdiri 10 desa. Populasi dalam

penelitian ini adalah  ibu hamil  yang

berada di wilayah Puskesmas Gabus II

Kec. Gabus Kab. Pati yang maksimal

satu tahun melahirkan. Sampel

penelitian diambil all

population sebanyak 489 orang. Alat

ukurnya adalah kuesioner. Pengolahan

data dilakukan dengan menggunakan

Page 31: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

Program SPSS Version 9.0 for

Windows dan

Minitab  Version 13.20 for Windows.

Setelah  dilakukan analisis  univariat

dan bivariat dilakukan analisis Regresi

Ganda Logistik   metode Backward

Stepwise (Conditional).

HASIL PENELITIAN

Pola persalinan Ibu hamil di Wilayah

Puskesmas Gabus II Kab. Pati. secara

umum menunjukkan  bahwa dari 489

responden, 464 orang (94,89 %)

melahirkan di rumah  dan  hanya  25

orang (5,11 %) yang melahirkan di

Rumah Sakit. Sedangkan menurut

penolong persalinan, sebanyak 240

Page 32: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

orang  (49,08 %) ditolong  oleh dukun,

dan  249 orang (50,92 %) ditolong oleh

NAKES (dokter, bidan).

Menurut tingkat pendidikan ibu hamil di

wilayah Puskesmas Gabus II Kab. Pati 

menunjukkan bahwa ibu hamil yang

berpendidikan   6 tahun  sebanyak 209

orang (42,74 %), sedangkan ibu hamil

yang berpendidikan > 6 tahun

sebanyak  280 orang (57,26 %).

Tabel  1.      Rangkuman Analisis

Regresi Ganda Logistik Faktor-faktor

yang Berhubungan Sekaligus

Berpengaruh terhadap Pemilihan

Penolong PersalinanVariabel OR 95% Confident

IntervalSignificance(p)

Wald(W)

Significance of Log LR

Upper LowerDIK 4.1388 9.3267 1.8366 0.0006 11.7410 0.0003

Page 33: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

TAHU 13.7848 42.6487 4.4555 0.0000 20.7284 0.0000SIKAP 9.4601 36.1295 2.4770 0.0010 10.8021 0.0004JARAK 3.1229 9.6706 1.0085 0.0483 3.8990 0.0498INCOME(1) 4.3055 15.0455 1.2321 0.0222 5.2300 0.0178INCOME(2) 13.4789 61.0090 2.9779 0.0007 11.4006 0.0003BIAYA(1) 0.0804 0.3956 0.0163 0.0019 9.6107 0.0020BIAYA(2) 12.8808 48.5421 3.4180 0.0002 14.2557 0.0000BIAYA(3) 449.8124 6367.4792 31.7757 0.0000 20.4117 0.0000KOLEKTIF 12.3587 34.7753 4.3291 0.0000 22.6908 0.0000

Tabel 1.  menunjukkan bahwa 

terdapat   tujuh (7) variabel  yang

mempunyai pengaruh bermakna  (p <

0,05)  terhadap pemilihan penolong

persalinan yaitu:  tingkat pendidikan

(DIK), pengetahuan ibu hamil (TAHU),

sikap ibu hamil terhadap ANC, jarak

tempat tinggal (JARAK), pendapatan

keluarga (INCOME), biaya persalinan

(BIAYA), dan keputusan kolektif dalam

keluarga (KOLEKTIF).

Pembahasan

Page 34: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

Uji hipotesis menunjukkan bahwa

tingkat pendidikan ibu hamil

berpengaruh terhadap pemilihan

penolong persalinan (p = 0,0006).  Ibu

hamil  yang berpendidikan > 6 tahun

mempunyai kemungkinan 4,1388 kali

lebih banyak memilih  penolong

persalinan NAKES  di banding  hamil

yang    berpendidikan  6 tahun.

Tabulasi silang antara variabel tingkat

pendidikan dan penolong persalinan 

pada Tabel 2.

Tabel  2.    Distribusi Responden

menurut Tingkat Pendidikan dan

Penolong PersalinanTingkat Pendidikan

C.     JumlahSD/Tidak Sekolah

SLTP/SMU/SMK

PenolongPersalina Non 157 83 240

Page 35: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

n NAKES (31.70 %) (17.18 % ) (49.08 %)

NAKES52(11.04 % )

197(39.06 % )

249(50.92 %)

Jumlah 209(42.74 %)

280(57.26%)

489(100 %)

Tabel 2. menunjukkan bahwa  ibu-ibu

yang berpendidikan tinggi cenderung

memilih penolong persalinan NAKES

daripada  dukun.  Semakin tinggi

tingkat pendidikan ibu hamil, maka

semakin tinggi kecenderungan memilih

penolong persalinan pada tenaga

kesehatan (NAKES).

Survey yang dilakukan Soemanto, dkk

(1994)  di Boyolali  dan Purwodadi

menunjukkan semakin tinggi  tingkat

pendidikan ibu  cenderung memilih 

penolong kelahiran di bidan.

Sedangkan penelitian yang dilakukan

Page 36: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

Muh. Arif dan Chusnul (1997) pada 118

orang ibu hamil di Kec. Singosari Kab.

Malang menunjukkan makin tinggi

tingkat pendidikan responden, makin

baik kualitas ANC dan pertolongan

persalinannya, di mana pada 

responden yang tidak sekolah 50 %

memilih dukun sebagai penolong

persalinan. Keadaan ini senada

dengan analisis hasil SDKI 1994

(Sarimawar, 2001) bahwa  77 %

persalinan di pedesaan yang ditolong

dukun, mayoritas dialami oleh ibu-ibu

yang berpendidikan rendah.

Hasil survey di India  terhadap 4.745

ibu hamil menunjukkan bahwa

Page 37: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

pendidikan memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap pemilihan

pelayanan ANC dan persalinan, di

mana ibu hamil yang  memilih 

pelayanan ANC dan persalinan oleh

dokter sebanyak 65,8% berpendidikan

PT, 42,8 % berpendidikan Sekolah

Lanjutan,  dan 22,3 % responden 

berpendidikan setingkat SD dan hanya

9,5 % yang tidak sekolah (Vaessen,

2002).

Dari penelitian dan beberapa studi di

atas menunjukkan bahwa tingkat

pendidikan ibu hamil sangat

berpengaruh terhadap pemilihan

penolong persalinan.

Page 38: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

Selain tingkat pendidikan faktor lain

yang berpengaruh  terhadap pemilihan

penolong persalinan adalah:

a.   Pengetahuan  ibu  tentang risiko

kehamilan dan persalinan

Ibu hamil yang  pengetahuannya baik

kemungkinannya  13,7848 kali lebih

banyak memilih  NAKES sebagai

penolong persalinan dibanding ibu

hamil yang    pengetahuannya kurang.

b.    Sikap  ibu terhadap ANC

Ibu hamil dengan sikap

terhadap ANC baik 9,4601 kali lebih

banyak  memilih NAKESdibandingkan 

ibu hamil  dengan sikap kurang baik.

c.    Jarak ke pelayanan kesehatan

Page 39: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

Ibu hamil  yang  jarak tempat

tinggalnya dekat (<  3 km)  dari pusat

pelayanan kesehatan 3,1229 kali lebih

banyak memilih  penolong persalinan

NAKES  dibanding ibu hamil  yang

jarak tempat tinggalnya jauh ( ³ 3 km).

d.    Pendapatan keluarga

1).   Ibu hamil dengan pendapatan

keluarga  Rp. 200.000,00 – Rp.

500.000,00 mempunyai kemungkinan

4,3055 kali lebih banyak memilih

NAKES sebagai penolong

persalinannya,  dibanding ibu hamil

dengan pendapatan keluarga < Rp.

200.000,00.

Page 40: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

2).   Ibu hamil dengan pendapatan

keluarga > Rp. 500.000,00 mempunyai

kemungkinan 13,4789 kali lebih banyak

memilih NAKES dibanding ibu hamil

yang pendapatan keluarganya   < Rp.

200.000,00.

e.    Biaya persalinan

1).   Ibu hamil  dengan biaya persalinan

> Rp. 200.000,00 selama 36 hari

mempunyai kemungkinan 0,08 kali

(lebih  kecil)  ditolong  NAKES

dibanding ibu hamil yang  biaya

persalinannya  < Rp. 200.000,00

selama 36 hari;

2).   Ibu hamil  dengan  biaya

persalinan  <  Rp. 200.000,00  untuk

Page 41: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

persalinan saja, 12 kali lebih banyak 

ditolong NAKES dibanding ibu hamil

yang  biaya persalinannya <Rp.

200.000,00 selama 36 hari;

3).   Ibu hamil  dengan  biaya

persalinan > Rp. 200.000,00  untuk

persalinan saja, 449 kali  lebih banyak 

memilih penolong persalinan NAKES

dibanding ibu hamil yang  biaya

persalinannya  < Rp. 200.000,00

selama 36 hari.

f.     Pengambilan keputusan kolektif

dalam keluarga

Ibu hamil yang ikut memutuskan 

penolong persalinan bersama-sama

keluarga (suami, orangtua, dan mertua)

Page 42: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

mempunyai kemungkinan 12,3587 kali

lebih banyak memilih NAKES,

dibandingkan jika menyerahkan

keputusannya keluarga.

KESIMPULAN

Ibu hamil  yang berpendidikan lebih 

dari 6 tahun lebih banyak memilih 

penolong persalinan NAKES  di

banding  hamil yang   tidak sekolah 

atau yang tamat  SD.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap

pemilihan penolong persalinan, antara

lain: pengetahuan, sikap, jarak tempat

tinggal,  pendapatan keluarga, biaya

persalinan, dan keberhasilan

pertolongan sebelumnya.

Page 43: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

SARAN

Perlunya  peran serta pemerintah,

masyarakat dan keluarga dalam

membantu program-program

penurunan AKI dan AKB. Selain itu

perlu dilakukan kajian dengan lingkup

yang lebih luas  untuk mengidentifikasi

faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap pemilihan penolong

persalinan berbagai sudut pandang

dan metode analisis.