PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL, INFLASI, COST TO INCOME...
Transcript of PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL, INFLASI, COST TO INCOME...
PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL, INFLASI, COST
TO INCOME, NILAI TUKAR DAN REGULASI OJK
TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH
TAHUN 2013-2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
MUHAMAD HAJIR
NIM 21313132
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muhamad Hajir
NIM : 213 13 132
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Program studi : Perbankan Syariah (S1)
Judul :PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL, INFLASI, COST
TOINCOME, NILAI TUKAR DAN REGULASI OJK
TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH TAHUN
2013-2016
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah. Skripsi ini dipublikasikan pada e-repository IAIN Salatiga
Salatiga, 28 Maret 2018
Penulis
Muhamad Hajir
v
vi
Motto
Apa gunanya ilmu kalau tidak memperluas jiwa seseorang sehingga berlaku
seperti samudera yang menampung sampah-sampah?
Apa gunanya kepandaian kalau tidak memperbesar kepribadian manusia
sehingga ia makin sanggup memahami orang lain?
(Emha Ainun Nadjib)
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Allah SWT yang telah menciptakanku, memberikan karunia
nikmat yang tak terhingga, melindungi, membimbing
dalam kehidupanku, serta Nabi Muhammad SAW yang telah
memberikanku pengetahuan akan ajaran Tuhanku.
Kedua orang tua (Bapak Alm. Mandur Arifiyanto dan ibu Munjayanah)
yang telah membimbing, mendidik, mencurahkan segala usaha
dan doanya dengan ikhlas serta kasih sayang tanpa mengenal
lelah dan bosan demi masa depan penulis.
Adik-adikAmar Faiz dan keluarga Bani Mariyat
(Argamita) yang selalu mendukung dan membantu dalam hal apapun
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Untuk rekan-rekan seperjuangan S1 Perbankan Syariah angkatan 2013,
terkhusus kepada barisan lintas generasi (Mas Mesi, Mas Rifky, Mas Andy, Mas
Afif, Mas Faiq, Mas Mustofa, Mas Otong, Mas Agung)
yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, baik berupa
saran maupun masukan yang sangat membangun.
untuk belajar mengenai hal-hal yang tidak penulis dapatkan di bangku kuliah
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, atas limpahan rahmat yang tak ternilai serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:
”PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL, INFLASI, COST TO INCOME, NILAI
TUKAR DAN REGULASI OJK TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH
TAHUN 2013-2016”
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari tanpa adanya doa,
dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini tidak akan dapat
terwujud. Oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Bisnis Islam IAIN Salatiga.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga
ix
4. Ibu Dr. Hikmah Endraswati, M.Si selaku pembimbing, yang telah banyak
meluangkan waktu, memberikan dorongan, bimbingan dan mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang
telah memberikan bekal berbagai teori, ilmu pengetahuan dan pengalaman
yang sangat bermanfaat bagi penulis.
6. Kedua orang tercinta yang telah membimbing dan memotivasi sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas kasih sayang,
doa, nasehat, kesabaran dan semangat yang luar biasa.
7. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Islam Program Studi Perbankan Syariah S1.
8. Dan semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu, terima kasih untuk semangat yang selalu kalian
berikan, dan semoga kita semua sukses.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran penulisan skripsi ini. Dan
Akhirnya tiada untaian kata yang pantas dan berharga kecuali ucapan
Alhamdulillahirobbil „alamin atas rahmat dan karunia serta ridho Allah SWT.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
Muhamad Hajir
x
ABSTRAK
Hajir, Muhamad. 2018.Pengaruh Tingkat Bagi Hasil, Inflasi, Cost To Income,
Nilai Tukar dan Regulasi OJK terhadapPembiayaan Mudharabah. Skripsi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syariah
IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr. Hikmah Endraswati, S.E, M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui PENGARUH TINGKAT BAGI
HASIL, INFLASI, COST TOINCOME, NILAI TUKAR DAN REGULASI OJK
TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH TAHUN 2013-2016. Variabel
yang digunakan adalah tingkat bagi hasil, Inflasi, Cost to income, nilai tukar dan
regulasi OJK. Metode pengumpulan data melalui laporan keuangan dari BUS
2013-2016 dan data BI. Sampel yang diambil sebanyak 10 bank dengan teknik
purposive sampling. Hasil penelitian ini tingkat bagi hasil berpengaruh positif
signifikan terhadap pembiayaan mudharabah, sedangkan inflasi, cost to income
nilai tukar dan regulasi OJK tidak berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah.
Kata kunci :Tingkat bagi hasil. Inflasi, Nilai tukar, Cost to income, Regulasi OJK.
mudharabah
xi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ......................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii
PENGESAHAN ........................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................... iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .......................................................... v
MOTTO ....................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
ABSTRAK ................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
E. Sistematika Penulisan ................................................................ 6
xii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka ........................................................................... 9
B. Kerangka Teori .......................................................................... 18
1. Teori pembiayaan................................................................. 18
2. Pembiayaan ......................................................................... 20
3. Tingkat Bagi Hasil ............................................................... 23
4. Inflasi ................................................................................... 25
5. Cost to Income ..................................................................... 28
6. Nilai Tukar ........................................................................... 29
7. Kebijakan Pemerintah .......................................................... 31
8. Kebijakan Moneter dan Fiskal ............................................. 32
C. Hipotesis .................................................................................... 35
D. Kerangka Pemikiran................................................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian ........................................................................... 41
B. Data dan Sumber Data ............................................................... 41
C. Metode Pengambilan Data ......................................................... 41
D. Populasi dan sampel ................................................................... 42
E. Definisi Oprasional .................................................................... 43
1. Variabel Independen ............................................................ 43
2. Variabel Dummy .................................................................. 45
3. Variabel Dependen............................................................... 46
F. Metode Analisis ......................................................................... 46
1. Uji Statistik Deskriptif ......................................................... 46
xiii
2. Uji Stasioneritas ................................................................... 46
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 47
4. Uji Statistik .......................................................................... 49
5. Analisis Regresi ................................................................... 50
G. Alat Analisis Data ...................................................................... 51
BAB IV ANALISIS DATA
A. Deskripsi Objek Penelitian ........................................................ 52
B. Analisis Data .............................................................................. 53
1. Uji Statistik Deskriptif ......................................................... 53
2. Uji Stasioneritas ................................................................... 55
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 58
4. Analisis Hasil Uji Regresi .................................................... 65
C. Pembahasan Pengujian Hipotesis .............................................. 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 72
B. Saran ................................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel
1.1Pembiayaan Pada Bank Syariah ........................................................... 2
2.1Penelitian Sebelumnya ......................................................................... 12
2.3Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil ......................................................... 25
4.1 Bank Umum Syariah ........................................................................... 52
4.2 Uji Statistik Deskriptif ........................................................................ 53
4.3Uji Stasioneritas Variabel Tingkat Bagi Hasil ..................................... 55
4.4 Uji Stasioneritas Variabel Inflasi ........................................................ 55
4.5 Uji Stasioneritas Variabel Cost to Income .......................................... 56
4.6 Uji Stasioneritas Variabel Nilai Tukar ................................................ 57
4.7 Uji Stasioneritas Variabel Mudharabah .............................................. 57
4.8 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 59
4.9 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................. 60
4.10 Hasil Uji Penyembuhan Multikolonieritas........................................ 61
4.11 Hasil Uji Autokorelasi ...................................................................... 62
4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas Rank Spearman .................................. 64
4.13 Hasil Regresi Model ......................................................................... 65
4.14 Hasil Uji R² ....................................................................................... 67
4.15 Hasil Uji Regresi ............................................................................... 68
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1. Kerangka Teori .................................................................................. 40
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbankan merupakan lembaga keuangan yang sangat dibutuhkan
oleh perekonomian suatu negara. Bank dalam kegiatannya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Dengan
penyaluran pembiayaan modal kerja, investasi ataupun konsumsi kepada
berbagai sektor perkonomian yang membutuhkan, pertumbuhan diberbagai
sektor tersebut akan bermanfaat bagi perkonomian nasional.
Menurut Undang-Undang RI No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan
syariah, perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang
Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Pembiayaan mudharabah merupakan produk perbankan syariah
yang digunakan untuk menambah pemasukan perusahaan dimana antara
kedua belah pihak telah membentuk kesepakatan dengan nisbah yang telah
disepakati sebelumnya. Sistem bagi hasil diharpakan dapat menggerakkan
usaha yang bersifat produktif sehingga menciptakan lapangan pekerjaan
baru. Berdasarkan fakta dilapangan jumlah pembiayaan mudharabah selalu
lebih kecil daripada pembiayaan murabahah dengan prinsip jual beli.
2
Tabel 1.1
Pembiayaan Pada Bank Syariah
Rincian
Pembiayaan
Perbandingan Komposisi Pembiayaan BUS dan UUS
dalam Rupiah
Tahun
2013 2014 2015 2016 September
2017
Akad
Mudharabah 13,625 14,354 14,820 15,292 16,027
Akad
Musyarakah 39,874 49,387 60,713 78,421 94,032
Akad
Murabahah
110,56
5
117,37
1
122,11
1 139,536 146,344
Akad Salam 0 0 0 0 0
Akad Istishna 582 633 770 878 1,094
Akad Ijarah 10,481 11,620 10,631 9,150 8,849
Akad Qardh 8,995 5,965 3,951 4,731 5,230
Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK 2010-2017
Dalam laporan OJK diatas dapat dilihat bahwa meskipun
pembiayaan mudharabah mengalami kenaikan dari tahun ketahun, namun
sistem pembiayaan mudharabah masih terlalu jauh selisihnya dengan
pembiayaan murabahah dengan prinsip jual beli.
Penelitian yang dilakukan oleh Levine (1997) menunjukkan bahwa
efisiensi pada sektor keuangan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
dengan demikian pembiayaan yang semakin baik akan membuat
perkembangan suatu perusahaan. Namun sektor keuangan juga terpengaruh
erat dengan kebijakan pemerintah serta kondisi ekonomi makro maupun
mikro pada negara yang bersangkutan (Demirgue-Kunt dan Huizinga:
1998)
3
Salah satu dari ukuran profitabilitias bank adalah dengan
menghitung cost to income ratio semakin rendah biaya yang dikeluarkan
bank maka semakin menguntungkan bank (Dendawijaya: 2005). Rasio ini
menunjukkan biaya perusahaan dengan pendapatannya. Rasio ini
memberikan pandangan yang jelas tentang seberapa efisien perusahaan
dijalankan.
Konsep bagi hasil dapat berjalan jika dana nasabah yang masuk
kedalam bank dapat berjalan dengan lancar sesuai kesepakatan awal.
Pembayaran bagi hasil dapat berjalan lancar dan dapat mengalami
kemacetan, hal itu dipengaruhi juga karena faktor dari luar perusahaan.
Pembiayaan salah satu sumber pendapatan perusahaan namun dalam
penghimpunan dan penyaluran dana juga dipengaruhi oleh faktor yang
berasal dari luar seperti inflasi dan juga nilai tukar.
Penurunan DPK akan mengurangi kemampuan bank syariah dalam
mengelola likuiditasnya untuk meningkatkan pendapatan. Dampak inflasi
lebih lanjut jika pembiayaanya berdasarkan akad bagi hasil dimana jika
pihak debitor mengalami kerugian usaha maka kerugian ini juga ditanggung
oleh bank syariah (risk sharing).
Melemahnya nilai rupiah terhadap USD dapat menyebabkan capital
outflow atau pelarian modal masyarakat keluar negeri. Perubahan nilai tukar
rupiah terhadap USD dapat mempengaruhi pertumbuhan penurunan jumlah
rekening maupun dana yang berasal dari pihak ketiga maka akan
berdampak pada menurunya pembiayaan mudharabah.
4
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis akan melakukan
penelitian karya ilmiah dalam bentuk skripsi yang dilakukan dengan studi
kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia dengan judul penelitian yaitu
“PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL, INFLASI, COST TOINCOME,
NILAI TUKAR DAN REGULASI OJK TERHADAP PEMBIAYAAN
MUDHARABAH TAHUN 2013-2016”.
Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian dari Darma &
Rita (2011) dengan judul “Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap
Tingkat Pengguliran Dana Bank Syariah dengan variabel pengguliran dana,
inflasi, nilai tukar, DPK, SWBI dan Pendapatan Bank” serta penelitian yang
dilakukan oleh Nisa (2016) dengan judul “Analisis Dampak Kebijakan
Penyaluran pembiayaan Kepada UMKM Terhadap Pertumbuhan
Pembiayaan UMKM Oleh Perbankan”. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah penambahan variabel cost to income dimana
variabel tersebut merupakan variabel yang bertujuan untuk menghitung
seberapa besar pengaruh beban biaya terhadap efisiensi perbankan
(Hasibuan: 2011). Selain itu pada penelitian ini memiliki perbedaan dengan
penelitian sebelumnya yaitu penambahan variabel dummy yaitu regulasi
otoritas jasa keuangan tahun 2014, dalam pembuatan regulasi otoritas jasa
keuangan memiliki tujuan yaitu menjadikan perbankan syariah Indonesia
sebagai perbankan syariah paling atraktif di ASEAN dengan pencapaian
target yang telah ditentukan sesuai dengan visi OJK. Pembuatan regulasi
OJK tahun 2014 ini berisi tentang detail pembiayaan atau standar
5
operasional sehingga memudahkan bank dalam dalam menyalurkan
pembiayaan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh tingkat bagi hasil terhadap pembiayaan
Mudharabah?
2. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap pembiayaan Mudharabah?
3. Bagaimana pengaruh nilai tukar terhadap pembiayaan Mudharabah?
4. Bagaimana pengaruh cost to income terhadap pembiayaan Mudharabah?
5. Bagaimana pengaruh regulasi otoritas jasa keuangan terhadap
pembiayaan Mudharabah?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disebutkan, tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat bagi hasil terhadap pembiayaan
mudharabah.
2. Untuk mengetahui pengaruh inflasi terhadap pembiayaan modal kerja
mudharabah.
3. Untuk mengetahui pengaruh nilai tukar terhadap pembiayaan modal
kerja mudharabah.
4. Untuk mengetahui cost to income terhadap pembiayaan mudharabah.
5. Untuk mengetahui pengaruh regulasi otoritas jasa keuangan terhadap
pembiayaan mudharabah.
6
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dibuat ini penulis berharap dapat
berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan, baik kegunaan teoritis
maupun praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan menambah
wawasan mengenai perbankan syariah di Indonesia.
2. Bagi Perbankan
Penelitian ini diharapkan agar perbankan lebih mempertimbangkan
dalam penyaluran pembiayaan lebih memepertimbangkan variable terseut
3. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang
dimiliki mengenai perbankan syariah Indonesia.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini bertujuan untuk menggambarkan alur
pemikiran penulis dari awal hingga kesimpulan akhir. Adapun rencana
sistematika pembahasan dari awal hingga akhir kesimpulan adalah sebagai
berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, yang menampilkan
landasan pemikiran secara garis besar baik dalam teori maupun fakta yang
ada, yang menjadi negatif dibuatnya penelitian ini. Perumusan masalah
berisi mengenai pernyataan tentang keadaan, fenomena dan atau konsep
yang memerlukan jawaban melalui penelitian.
7
Tujuan dan kegunaan penelitian yang merupakan hal yang
diharapkan dapat dicapai mengacu pada latar belakang masalah, perumusan
masalah dan hipotesis yang diajukan. Pada bagian terakhir dari bab ini yaitu
sistem penulisan, diuraikan mengenai ringkasan materi yang akan dibahas
pada setiap bab yang ada dalam skripsi.
BAB II: LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tinjauan teori, yang berisi jabaran teori-teori
dan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis serta membantu dalam
analisis hasil penelitian. Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang berhubungan dengan
penelitian ini. Hipotesis adalah pernyataan yang disimpulkan dari tinjauan
pustaka, serta merupakan jawaban sementara atas masalah penelitian.
BAB III: METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan menguraikan variabel penelitian dan efisiensi
operasional dimana skripsi terhadap variabel yang digunakan dalam
penelitian akan dibahas sekaligus melakukan pendefinisian secara
operasional. Penentuan sampel berisi mengenai masalah yang berkaitan
dengan jumlah populasi, jumlah sampel yang diambil dan metode
pengambilan sampel. Jenis dan sumber data gambaran tentang jenis data
yang digunakan untuk variabel penelitian. Metode analisis data
mengungkapkan bagaimana gambaran model analisis yang digunakan
dalam penelitian.
8
BAB IV: ANALISIS DATA
Dalam bagian ini menjelaskan tentang diskripsi objek penelitian
yang berisi penjelasan singkat objek yang digunakan dalam penelitian.
Analisis data dan pembahasan hasil penelitian merupakan bentuk yang
sederhana yang mudah dibaca dan yang mudah diinterpretasikan meliputi
diskripsi objek penelitian, analisis penelitian, serta analisis data dan
pembahasan. Hasil penelitian mengungkapkan interpretasi untuk memaknai
implikasi penelitian.
BAB V: KESIMPULAN
Dalam bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang telah
dilakukan, dan saran dari penulis.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Dalam penelitian Darma & Rita (2011) yang berjudul “Faktor-faktor
yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Pengguliran Dana Bank Syariah
Menggunakan Variabel Dependen Tingkat Pengguliran Dana dan Variabel
Independen Nilai Tukar (Kurs), Inflasi, Dana Pihak Ketiga, Sertifikat
Wadiah Bank Indonesia Pendapatan Pank”. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa secara simultan variabel kurs, inflasi, DPK, SWBI dan pendapatan
bank berpengaruh terhadap tingkat pengguliran dana bank syariah. Kedua
secara parsial kurs (negatif signifikan), inflasi (positif tidak signifikan) dana
pihak ketiga (positif tidak signifikan) dan pendaptan bank (negatif tidak
signifikan) terhadap tingkat pengguliran dana bank syariah.
Penelitian yang dilakukan oleh Nisa (2016) dengan judul “Analisis
Dampak Kebijakan Penyaluran Kredit Kepada Umkm Terhadap
Pertumbuhan Pembiayaan UMKM Oleh Perbankan” dapat diambil
kesimpulan bahwa penetapan kebijakan kewajiban penyaluran kredit
kepada UMKM bagi bank-bank umum di Indonesia tidak memberikan
dampak positif bagi peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit kepada
UMKM.
Penelitian yang dilakukan Syam (2012) dengan judul “Analisis
Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Terhadap Pembiayaan Pada Perbankan
Syariah Di Sulawesi Selatan Periode 2004-2011” melalui uji t pada
10
metode TSLS menjelaskan bahwa tingkat bagi hasil memiliki pengaruh
signifikan terhadap penyaluran pembiayaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Veratama (2013) dengan judul
“Pengaruh Kurs, Inflasi, DPK, SWBI, dan Pendapatan Bank Terhadap
Tingkat Pengguliran Dana Bank Syariah” dapat diambil kesimpulan bahwa
berdasarkan hasil uji parsial kurs (signifikan), inflasi (tidak signifikan),
dana pihak ketiga (signifikan), SWBI (tidak signifikan), pendapatan bank
(tidak signifikan) terhadap pengguliran dana bank syariah.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ditria, Vivia dan Widjaja
(2008) tentang “Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah dan
Jumlah Ekspor Terhadap Tingkat Kredit Perbankan” dapat diambil
kesimpulan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh paling besar terhadap
jumlah kredit investasi, diikuti oleh kredit konsumsi, dan terakhir kredit
modal kerja.
Wahab (2014) dalam penelitianya yang berjudul “Analisis Pengaruh
FDR, NPF, Tingkat Bagi Hasil, Kualitas Jasa Dan Atribut Produk Islam
Terhadap Tingkat Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syari‟ah Di
Semarang”. Diketahui bahwa variabel FDR, NPF, tingkat bagi hasil,
kualitas jasa layanan dan atribut produk islam berpengaruh signifikan
terhadap variabel pembiayaan mudharabah. Variabel tingkat bagi hasil tidak
berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah.
Khotimah (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Dana Perbankan Syariah di
Indonesia Sebelum dan Sesudah Kebijakan Akselerasi Perbankan Syariah
11
Tahun 2000/2008” menjelaskan bahwa kebijakan pemerintah berupa
kebijakan akselerasi berpengaruh positif terhadap penyaluran dana
perbankan syariah hal ini terbukti dengan meningkatnya penggguliran dana
bank syariah.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2017) dengan judul
“Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Tingkat Bagi Hasil, Dan
Financing To Deposit Ratio (Fdr) Terhadap Pembiayaan Mudharabah Studi
pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2014-2016” dapat diambil
kesimpulan bahwa, variabel tingkat bagi hasil berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pembiayaan mudharabah pada BUS di Indonesia
Penelitian yang dilakukan oleh Fatimah (2013) yang berjudul
“Pengaruh Kurs, Inflasi, DPK, SWBI, dan Pendapatan Bank Terhadap
Tingkat Pengguliran Dana Bank Syariah”, dapat diketahui berdasarkan hasil
uji kurs (signifikan), inflasi (signifikan), DPK (signifikan), SWBI
(signifikan), pendapatan bank (signifikan) semua variabel tersebut
berpengaruh positif terhadap tingkat pengguliran dana bank syariah.
Gianni (2013) pada penelitianya yang berjudul “Faktor yang
Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah pada Bank Umum Syariah di
Indonesia dengan Variabel Independen NPF, FDR, CAR, ROA dan
Ekuivalent Rate terhadap Pembiayaan Mudharabah” mendapatkan
kesimpulan yaitu secara parsial, variabel FDR berpengaruh negatif terhadap
pembiayaan mudharabah, variabel NPF tidak berpengaruh terhadap
pembiayaan mudharabah, sedangkan untuk variabel ROA, CAR, dan
tingkat bagi hasil berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah.
12
TABEL 2.1
Penelitian Sebelumnya
NO Judul Penelitian Peneliti Variabel
penelitian
Kesimpulan
1
Faktor-faktor yang
Berpengarauh
Terhadap Tingkat
Pengguliran Dana
Bank Syariah
Emile Setia
Darma &
Rita
1. Tingkat
pengguliran
dana
2. Nilai tukar
(kurs)
3. Inflasi
4. Dana pihak
ketiga
5. Sertifikat
Wadiah Bank
Indonesia
6. Pendapatan
Bank
1. Secara simultan
variabel kurs,
inflasi, DPK,
SWBI dan
pendapatan
bank
berpengaruh
terhadap
terhadap tingkat
pengguliran
dana bank
syariah.
2. Secara parsial
kurs (negatif
signifikan),
inflasi (positif
tidak signifikan)
dana pihak
ketiga (positif
tidak signifikan)
dan pendaptan
bank (negatif
tidak signifikan)
terhadap tingkat
pengguliran
dana bank
syariah.
13
2.
Analisis Dampak
Kebijakan
Penyaluran Kredit
Kepada Umkm
Terhadap
Pertumbuhan
Pembiayaan
UMKM Oleh
Perbankan
Chaerani
Nisa
1. UMKM
2. Kredit
3. Perbankan
1. Penetapan
kebijakan
kewajiban
penyaluran
kredit kepada
UMKM bagi
bank-bank
umum di
Indonesia tidak
memberikan
dampak positif
bagi
peningkatan
pertumbuhan
penyaluran
pembiayaan
kepada UMKM
3.
Analisis Pengaruh
Tingkat Bagi Hasil
Terhadap
Pembiayaan Pada
Perbankan Syariah
Di Sulawesi
Selatan Periode
2004-2011
Nurqadri
Yanmar
Syam
1. Tingkat Bagi
Hasil
2. Pembiayaan
3. DPK
1. Melalui uji t
pada metode
TSLS
menjelaskan
bahwa tingkat
bagi hasil
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
penyaluran
pembiayaan
4.
Pengaruh Kurs,
Inflasi, DPK,
SWBI, dan
Pendapatan Bank
Terhadap Tingkat
Pengguliran Dana
Bank Syariah
Yuhan
Veratama
1. Tingkat
pengguliran
dana
2. Nilai tukar
3. Inflasi
4. Dana Pihak
Ketiga
5. Sertifikat
Wadiah
Bank
Indonesia
6. Pendapatan
1. Berdasarkan
hasil uji
simultan kurs,
inflasi, DPK,
SWBI dan
pendapatan
bank secara
bersama-sama
berpengaruh
terhadap tingkat
pengguliran
dana
14
Bnnk 2. Berdasarkan
hasil uji parsial
kurs
(signifikan),
inflasi (tidak
signifikan),
dana pihak
ketiga
(signifikan),
SWBI (tidak
signifikan),
pendapatan
bank (tidak
signifikan).
5.
Pengaruh Tingkat
Suku Bunga, Nilai
Tukar Rupiah dan
Jumlah
Ekspor Terhadap
Tingkat Kredit
Perbankan
Yoda Ditria,
Jenni
Vivian.
Indra
Widjaja
1. tingkat suku
bunga
2. Nilai tukar
rupiah
3. Jumlah
ekspor
4. Tingkat
kredit
perbankan
1. Tingkat suku
bunga, nilai
tukar
mengurangi
jumlah kredit
baik itu kredit
modal kerja,
kredit investasi,
maupun kredit
konsumsi.
2. Tingkat suku
bunga
mempengaruhi
paling besar
jumlah kredit
investasi, diikuti
oleh kredit
konsumsi, dan
terakhir kredit
modal kerja.
6.
Analisis Pengaruh
FDR, NPF,
Tingkat Bagi Hasil,
Kualitas Jasa dan
Atribut Produk
Islam Terhadap
Tingkat
Pembiayaan
Wahab
1. Pembiayaan
Mudharabah
2. Financing
deposit ratio
3. Non
performing
financing
4. Tingkat
1. Variabel FDR,
NPF, Tingkat
Bagi Hasil,
Kualitas Jasa
Layanan dan
Atribut Produk
Islam
berpengaruh
15
Mudharabah Pada
Bank Umum
Syari‟ah di
Semarang
Bagi Hasil
5. Kualitas jasa
layanan
6. Atribut
produk
islam
signifikan
terhadap
variabel
Pembiayaan
Mudharabah.
2. Variabel tingkat
bagi hasil tidak
berpengaruh
positif terhadap
pembiayaan
mudharabah
7.
Analisis Faktor-
Faktor Yang
Mempengaruhi
Penyaaluran Dana
Perbankan Syariah
di Indonesia
Sebelum dan
Sesudah Kebijakan
Akselerasi
Perbankan Syariah
Tahun 2000/2008
Husnul
Khotimah
1. SWBI
2. NPF
3. DPK
4. Kebijakan
akselerasi
perbankan
syariah
2007/2008
5. Penyaluran
dana
perbankan
syariah di
Indonesia
1. Setelah adanya
kebijakan
akselerasi
terbukti ada
peningkatan
penyaluran dana
perbankan
syariah
2. Manajemen
bank syariah
menyambut
baik adanya
kebijakan
akselerasi antara
dengan
melakukan
berbagai upaya
inovatif dalam
memasarkan
produknya
8.
Analisis Pengaruh
Tingkat Suku
Bunga, Tingkat
Bagi Hasil, Dan
Financing To
Deposit Ratio (Fdr)
Terhadap
Pembiayaan
Mudharabah
Studi Pada Bank
Umum Syariah
Fitria Nur
Rahmawati
1. Tingkat Suku
Bunga
2. Tingkat Bagi
Hasil
3. Financing to
Deposit Ratio
4. Pembiayaan
Mudharabah
1. Variabel
Tingkat Bagi
Hasil
berpengaruh
positifdan
signifikan
terhadap
pembiayaan
mudharabah
pada BUS di
Indonesia
16
Di Indonesia
Periode 2014-2016
periode Januari
2014 -
Desember 2016.
9.
Pengaruh Kurs,
Inflasi. DPK,
SWBI, dan
Pendapatan Bank
Terhadap Tingkat
Pengguliran Dana
Bank Syariah
Siti Fatimah
1. Exchange
Rate,
2. Inflation
3. Third Party
Funds,
4. SWBI,
5. Bank
Earning
6. FDR
1. Berdasarkan
hasil uji
simultan kurs,
inflasi, DPK,
SWBI, dan
pendapatan
bank secara
bersama-sama
berpengaruh
terhadap tingkat
pengguliran
dana.
2. Berdasarkan
hasil uji kurs
(signifikan),
inflasi
(signifikan),
DPK
(signifikan),
SWBI
(signifikan),
pendapatan
bank
(signifikan).
10.
Faktor Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan
Mudharabah
Pada Bank Umum
Syariah di
Indonesia
Nur Gilang
Gianni
1. NPF
2. FDR
3. CAR
4. ROA
5. Ekuivalen
rate
6. Pembiayaan
mudharabah
1. Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa FDR,
NPF, ROA,
CAR, dan
tingkat bagi
hasil secara
simultan
berpengaruh
terhadap
pembiayaan
mudharabah.
2. Secara parsial,
variabel FDR
berpengaruh
17
negatif terhadap
pembiayaan
mudharabah.
Variabel NPF
tidak
berpengaruh
terhadap
pembiayaan
mudharabah.
Sedangkan
untuk variabel
ROA, CAR, dan
tingkat bagi
hasil
berpengaruh
positif terhadap
pembiayaan
mudharabah.
11.
Analisis Faktor
Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan Bagi
Hasil Mudharabah
Pada Bank Umum
Syariah
Ahmad
Choirudin
dan Sugeng
Praptoyo
1. Deposito
Mudhorabah
2. Capital
Adquacy
Ratio
3. Non
performing
Finance
4. Financing to
Deposit Ratio
5. Biaya
operasional
terhadap
pendapatan
operasional
1. Biaya
operasional
terhadap
pendapatan
operasional
(BOPO) tidak
berpengaruh
terhadap
pembiayaan
mudharabah.
Karena kinerja
bank syariah
pada umumnya
kurang efisien,
sehingga
menyebabkan
biaya
operasional
yang tinggi.
18
B. Kerangka Teoritik
1. Teori Pembiayaan
Dalam dunia perbankan menggunakan istilah perkreditan dan
pembiayaan. Perkreditan digunakan dalam perbankan konvensional
sedangkan pembiayaan digunakan dalam perbankan syariah.
Dalam membentuk kebijaksanaan pembiayaan yang baik akan
memerlukan kerja sama yang erat dari semua pihak manajemen sesuai
dengan porsinya masing-masing dalam mengelola informasi
ekstern/intern untuk menjadikan suatu kebijaksanaan (Muljono, 2001).
Menurut Muljono (2001) dalam menetapkan kebijaksanaan
perkreditan tersebut harus diperlihatkan tiga asas pokok yaitu:
a. Asas likuiditas, yaitu suatu asas yang mengharuskan untuk tetap
dapat menjaga tingkat likuiditasnya, karena suatu bank yang tidak
likuid akibatnya akan sangat parah yaitu hilangnya kepercayaan dari
para nasabahnya atau dari masyarakat luas. Suatu bank dikatakan
likuid apabila memenuhi beberapa kriteria antara lain:
1) Bank tersebut memiliki cash assets sebesar kebutuhan yang akan
digunakan untuk memenuhi likuiditasnya.
2) Bank tersebut memiliki asset lainnya yang dapat dicairkan
sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarannya.
3) Bank tersebut mempunyai kemampuan untuk menciptakan cash
assets baru melalui berbagai bentuk utang.
19
Pengelolaan likuiditas akan meliputi kegiatan dalam perencanaan
dan penyediaan kebutuhan likuiditas untuk memenuhi ketentuan
penguasa moneter yang berlaku serta dalam rangka memenuhi
kebutuhan modal kerjanya sendiri.
b. Asas solvabilitas, usaha pokok perbankan yaitu menerima simpanan
dana dari masyarakat dan disalurkan dalam bentuk kredit. Dalam
kebijaksanaan perkreditan maka bank harus pandai-pandai mengatur
penanaman dana ini baik pada bidang perkreditan, surat-surat
berharga pada suatu tingkat risiko kegagalan yang sekecil mungkin.
Kiranya hal ini akan meruapakan sumber utama bagi bank untuk
menutup segala utang bank kepada para girant/deposant apabila
sewaktu-waktu yang berangkutan akan menarik dananya dari bank
tersebut. Jadi masalah inilah yang mendorong top manajemen suatu
bank untuk dapat mengarahkan kebijaksanaan dalam pemberian
kredit secara tepat. Sehingga pembiayaan yang diberikan tersebut
harus dapat dikuasai oleh para debitur tepat waktunya sesuai dengan
yang telah dijanjikan.
c. Asas rentabilitas, sebagaimana halnya pada setiap kegiatan usaha
akan selalu mengharapkan untuk memperoleh laba baik untuk
mempertahankan eksistensinya maupun untuk keperluan
mengembangkan dirinya. Laba yang diperoleh dari perkreditan
berupa selisih antara biaya dana dengan pendapatan bunga yang
diterima dari para debitur. Pada negara-negara yang sedang
20
berkembang, pendapatan bunga dari bidang pendapatan perkreditan
merupakan sumber pendapatan yang terbesar di perbankan.
Selanjutnya di samping top manajemen suatu bank harus
memperhatikan 3 asas di atas, Muljono (2001) juga menyebutkan
faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan perkreditan yaitu:
1) Keadaan perekonomian (inflasi, kurs, suku bunga, jumlah uang
beredar, expor dan perkembangan politik.
2) Peraturan-peraturan penguasa moneter yang ada.
3) Kemampuan bank yang bersangkutan dalam mengumpulkan dana
dengan biaya yang relatif murah.
4) Volume permintaan kredit dari masyarakat bisnis.
5) Tingkat (besarnya) laba yang diharapkan.
6) Kemampuan manajemen bank itu sendiri.
7) Para saingan dari bank-bank/lembaga keuangan lainnya yang
memasarkan jasa perkreditan.
2. Pembiayaan
Menurut Kasmir (2006:102) pembiayaan (financing) adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasrkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau
tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil.
21
Fungsi dan kegiatan bank syariah adalah menghimpun dana dan
menyalurkan dana dalam terminologi bank syariah disebut dengan
istilah pembiayaan, sebagaimana yang disebutkan dalam Undang-
Undang No.21 tahun 2008 pasal 19 ayat 1. Menurut undang-undang
nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan (pasal 1) disebutkan bahwa,
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Pembiayaan menurut Muhammad (2002) secara luas berarti
financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk
mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri
maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit, pembiayaan
dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga
pembiayaan, seperti bank syariah kepada nasabah.
Menurut Antonio (2001) pembiayaan dilihat dari sifat
penggunaannya, dapat dibagi menjadi dua hal. Pertama pembiayaan
produktif, adalah pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan produksi dalam arti luas yaitu untuk peningkatan usaha.
Kedua pembiayaan konsumtif, adalah pembiayaan yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan untuk
memenuhi kebutuhan.
22
Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah pembiayaan dengan prinsip
bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan penyertaan modal
(musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa
murni tanpa pilihan (ijarah).
a. Mudharabah
Mudharabah merupakan perjanjian atas suatu jenis kerja
sama usaha dimana pihak pertama menyediakan dana dari
pihak kedua bertanggung jawab atas pengelolaan dana, dalam
hal ini pihak yang menyediakan dana adalah investor atau
shahibul maal dan sedang pihak yang mengelola dana yaitu
mudharib.
Mudharabah adalah suatu bentuk kerjasama antara pemilik
modal dan pihak yang mempunyai keahlian untuk mengelola
modal tersebut dalam usaha tertentu sehingga menghasilkan
keuntungan. Jika usaha tersebut mendapat keuntungan,
keuntungan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan.
Namun, apabila terjadi kerugian dalam usaha, kerugian
ditanggung oleh pemilik modal, dan pengelola modal tidak
berhak atas upah dari usahanya (Afandi, 2009:101).
Dalam prinsip mudharabah terdapat suatu akad yang dimana
bank menjadi pemodal dan nasabah sebagai mudharib.
Keuntungan yang didapatkan oleh mudharib selanjutnya dibagi
23
dengan pemilik modal sesuai dengan nisbah yang telah
disepakati bersama.
Akad mudharabah merupakan suatu transaksi pendanaan
atau investasi yang berdasarkan kepercayaan. Kepercayaan
merupakan unsur terpenting dalam akad mudharabah, yaitu
kepercayaan dari pemilik dana kepada pengelola dana. Oleh
karena kepercayaan merupakan unsur terpenting maka
mudharabah juga disebut trust financing, pemilik dana yang
merupakan investor disebut beneficial ownership atau sleeping
partner, dan penegelola dana tersebut managing trust atau
labour partner (Syahdeini 1999).
3. Tingkat Bagi Hasil
Bagi hasil adalah bentuk return dari kontrak investasi, dari waktu ke
waktu tidak pasti dan tidak tetap. Besar kecilnya perolehan besar
kembali ini bergantung pada hasil usaha yang benar-benar terjadi.
Sistem ini melibatkan antara penyedia dana atau (shahibuk maal)
dengan pengelola dana mudharib. Pihak yang bersangkutan dalam hal
ini bisa antara bank dengan penyimpan dana maupun antara bank
dengan nasabah penerima dana. Karakteristik dari prinsip operasional
bank syariah adalah menggunakan sistem bagi hasil berbeda esensial
dengan sistem bunga (Yuliadi, 2001:128).
Menurut (Antonio: 2001) faktor faktor yang mempengaruhi bagi
hasil terbagi menjadi dua garis besar diantaranya :
24
1. Faktor langsung
a) Investment rate adalah presentase aktual dana yang
diinvestaikan dari total dana.
b) Jumlah dana yang beredar yang tersedia untuk
diinvestasikan merupakan jumlah dana dari berbagai
sumber yang tersedia untuk diinvestasikan.
c) Nisbah
2. Faktor tidak langsung
a) Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya
mudharabah dimana bank dan nasabah melakukan
share dalam pendaptan dan biaya. Pendapatan uang
dibagihasilkan merupakan pendapatan yang diterima
dikurangi biaya-biaya.
b) Kebijakan akunting (prinsip dan metode akunting).
Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh
berjalannya aktivitas yang diterapkan, terutama
sehubungan dengan pengakuan pendapatan dan
biaya.
Islam menganjurkan kita untuk menggunakan sistem bagi hasil dan
mengharamkan riba. Berikut adalah perbedaan sistem bagi hasil dengan
bunga pada bank syariah.
25
Tabel 2.3
Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
Bunga Bagi hasil
Penentuan bunga dibuat pada
waktu akad dengan asumsi harus
selalu untung.
Penentuan besarnya rasio/ nisbah
bagi hasil dibuat pada waktu akad
berpedoman pada kemungkinan
untung rugi.
Besarnya presentase berdasrkan
pada jumlah (modal) yang
dipinjamkan.
Besarnya rasio bagi hasil
berdasarkan pada jumlah
keuntungan yang diperoleh.
Pembayaran bunga tetap seperti
yang dijanjikan tanpa permbangan
apakah proyek yang dijalankan
oleh nasabah untng atau rugi.
Bagi hasil bergantung pada
keuntungan proyek yang dijlankan
bila usaha merugi, kerugian akan
ditanggung bersama oleh kedua
belah pihak.
Jumlah pembayaran bunga tidak
meningkat sekalipun jumlah
keuntungan berlipat atau keadaan
ekonomi sedang “booming”.
Jumlah pembagian laba
meningkat sesuai peningkatan
pendapatan.
Eksistensi bunga diragukan (kalau
tidak dikecam) oleh semua
agama.
Tidak ada yang meragukan
keabsahan bagi hasil.
Sumber: Antonio (2010:61)
4. Inflasi
Inflasi dapat diartikan sebagai meningkatnya harga secara umum,
kenaikan dari harga satu atau dua barang saja tidak dapat disebut
sebagai inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas dan mempengaruhi
harga barang lainya.
26
Menurut Dournbus dan Fischer dalam Nandadipa (2010), dampak
inflasi antara lain menimbulkan gangguan fungsi uang, melemahkan
semangat menabung, meningkatkan kecenderungan belanja, pengerukan
tabungan dan penumpukan uang, permainan harga di atas standar
kemampuan, penumpukan kekayaan dan investasi non produktif, serta
distribusi barang tidak stabil dan terkonsentrasi.
Menurut Sukirno (2004:27) inflasi adalah kenaikan harga-harga
secara umum berlaku berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu
periode ke periode lain, sedangkan tingkat inflasi adalah presentasi
kenaikan harga suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun
sebelumnya.
Menurut Karim (2013: 135), inflasi adalah kenaikan tingkat harga
secara umum dari barang dan jasa selama suatu periode tertentu. Inflasi
dapat dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan
nilai unit perhitungan moneter terhadap suatu komoditas.
Dua hal penting dalam pengertian inflasi, yakni menyangkut
kenaikan harga yang terjadi secara terus menerus (a persistent upward
movement) dan kenaikan harga terjadi pada seluruh kelompok barang
dan jasa (the general price movement).
Penelitian yang digunakan dalam mengukur inflasi adalah Indeks
Harga Konsumen Gabungan (IHKG). Inflasi menurut Atmadja
(1999:58) dalam Nurjaya (2011:70) berdasarkan besarnya laju inflasi
dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
27
a. Inflasi Merayap
Fenomena inflasi merayap ditandai dengan laju inflasi yang rendah,
yaitu kurang dari 10% per tahun.
b. Inflasi Menengah
Inflasi menengah ditandai dengan meningkatnya harga cukup besar
dan kondisi tersebut berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta
mempunyai sifat akselerasi, artinya harga pada bulan atau minggu
berikutnya selalu lebih tinggi dari waktu sebelumnya dan seterusnya.
c. Inflasi Tinggi
Inflasi tinggi adalah inflasi yang sangat mengkhawatirkan, karena
harga-harga barang meningkat sampai dengan lima atau enam kali,
sehingga nilai uang turun secara tajam.
Menurut Boediono (2001: 156), sebab awal dari inflasi ini
dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai
barang terlalu kuat. Inflasi semacam ini disebut demand inflasion.
2. Inflasi yang timbul karena kenikan ongkos produksi. Ini disebut
cost inflation.
Menurut ekonom muslim, inflasi berakibat buruk terhadap
perekonomian karena empat hal berikut ini (Karim, 2013: 67):
1. Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama
terhadap fungsi tabungan, fungsi pembayaran di muka, dan
fungsi unit penghitungan.
28
2. Melemahkan semangat masyarakat untuk menabung (turunnya
marginal propensity to save).
3. Meningkatkan kecenderungan berbelanja, terutama untuk
barang-barang nonprimer dan mewah (naiknya marginal
propensity to consume).
4. Mengarahkan investasi pada hal-hal yang tidak produktif,
seperti penumpukan kekayaan berupa tanah, bangunan, logam
mulia, dan uang asing; serta mengorbankan investasi
produktif, seperti pertanian, industri, perdagangan, dan
transportasi.
5. Cost To Income
Cost to income digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasi (Dendawijaya:
2009).
Rasio Cost to income dihitung dengan membagi biaya operasional
dengan pendapatan operasional yang dihasilkan rasio ini memberikan
pandangan yang jelas tentang seberapa efisien bank djalankan semakin
rendah rasionya maka akan semakin menguntngkan bank (Rivai: 2007).
Rasio ini juga menyoroti masalah potensial jika rasio ini meningkat dari
periode satu ke periode berikutnya maka maka biaya akan meningkat
lebih tinggi dibandingkan daripada tingkat pendapatan.
Rasio ini merupakan ukuran finansial utama yang penting untuk
menilai bank, karena menunjukkan biaya perusahaan dengan
pendapatanya. Cost to income merupakan biaya yang dikeluarkan oleh
29
bank dalam rangka menjelaskan aktivitas usaha utamanya seperti biaya
bunga, biaya pemasaran, biaya tenaga kerja dan biaya operasi lainnya
6. Nilai Tukar
Kurs adalah perbandingan nilai/harga antara kedua mata uang. Kurs
adalah catatan (quotation) harga pasar dari mata uang asing (foreign
currency) dalam harga mata uang domestik (domestic currency) atau
resiprokalnya, yaitu harga mata uang domestik terhadap mata uang
asing (Karim, 2013: 157).
Menurut Triyono (2008: 156) terdapat lima jenis sistem kurs utama
yang berlaku, yaitu: sistem kurs mengambang (floating exchang rate),
kurs tertambat (pegged exchange rate), kurs tertambat merangkak
(crawling pegs), sekeranjang mata uang (basket of currencies), kurs
tetap (fixed exchange rate).
a. Sistem kurs mengambang
Kurs ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa
adanya campur tangan pemerintah dalam upaya stabilisasi melalui
kebijakan moneter apabila terdapat campur tangan pemerintah maka
sistem ini termasuk mengambang terkendali (managed floating
exchange rate).
b. Sistem kurs tertambat
Suatu negara menambatkan nilai mata uangnya dengan sesuatu
atau sekelompok mata uang negara lainnya yang merupakan negara
mitra dagang utama dari negara yang bersangkutan, ini berarti mata
30
uang negara tersebut bergerak mengikuti mata uang dari negara
yang menjadi tambatannya.
c. Sistem kurs tertambat merangkak
Di mana negara melakukan sedikit perubahan terhadap mata
uangnya secara periodik dengan tujuan untuk bergerak ke arah suatu
nilai tertentu dalam rentang waktu tertentu. Keuntungan utama dari
sistem ini adalah negara dapat mengukur penyelesaian kursnya
dalam periode yang lebih lama jika dibanding dengan sistem kurs
terambat.
d. Sistem sekeranjang mata uang
Keuntungannya adalah sistem ini menawarkan stabilisasi mata
uang suatu negara karena pergerakan mata uangnya disebar dalam
sekeranjang mata uang. Mata uang yang dimasukan dalam
keranjang biasanya ditentukan oleh besarnya peranannya dalam
membiayai perdagangan negara tertentu.
e. Sistem kurs tetap
Dimana negara menetapkan dan mengumumkan suatu kurs
tertentu atas mata uangnya dan menjaga kurs dengan cara membeli
atau menjual valas dalam jumlah yang tidak terbatas dalam kurs
tersebut. Bagi negara yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap
sektor luar negeri maupun gangguan seperti sering mengalami
gangguan alam, menetapkan kurs tetap merupakan suatu kebijakan
yang beresiko tinggi
31
Dornbusch dan Fisher dalam Wibowo dan Suhendra (2010)
mengatakan bahwa pergerakan nilai tukar mempengaruhi daya saing
internasional dan posisi neraca perdagangan dan konsekuensinya
akan berdampak pada real output dan 31ariab tersebut yang pada
gilirannya akan mempengaruhi cashflow saat ini dan masa yang
akan datang dari perusahaan tersebut.
7. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan moneter dan fiskal berdampak pada struktur dan kondisi
ekonomi yang berlainan, keduanya dapat digunakan secara simultan
untuk mencapai dua sasaran stabilitas yang berlainan, misalnya
pencapaian keseimbangan internal (stabilitas harga) dan keseimbangan
eksternal (neraca pembayaran).
Dalam kondisi tersebut, kebijakan moneter dan fiskal dapat dikelola
atau dikoordinasikan sedemikian rupa agar stimulus yang dihasilkan
oleh kedua kebijakan tersebut dapat diarahkan untuk mempengaruhi
perekonomian, dalam artian tidak saling meniadakan atau bahkan
menimbulkan pengaruh yang berlebihan, sehingga dapat mendukung
pencapaian stabilitas harga dan pencapaian neraca pembayaran yang
sehat secara bersama-sama (Goeltom, 2012).
Selain hal-hal yang bersifat analisis ekonomi, dalam menaikkan
penyaluran kredit, perlu dilakukan kemudahan dalam pengajuan kredit,
dikarenakan masyarakat tentu akan kurang berminat melakukan
pinjaman jika proses dalam pengajuan kredit cukup rumit. Namun sifat
dari pemberian kredit yang mampu mengatasi kebutuhan dana
32
masyarakat khususnya kaum pengusaha, menjadikan kredit menjadi
kebutuhan bagi sebagian kalangan, dan memiliki permintaannya sendiri,
meskipun tentunya pada jangka panjang akan menjadi beban yang harus
ditanggung para penerima kredit untuk membayar angsuran
(Nangarumba, 2016).
8. Kebijakan Moneter dan Fiskal
Kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa
moneter (biasanya bank sentral) untuk mempengaruhi jumlah uang
beredar dan kredit yang pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan
ekonomi masyarakat (Nopirin, 1992).
Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan ekonomi
makro yang otoritas utamanya berada di tangan pemerintah.
Regulasi yang diterbitkan oleh OJK nomor 31/POJK/0.5/2014
tentang penyelenggaraan usaha pembiayaan syariah dalam bab II
tentang kegiatan pembiayaan syariah dan bab III perjanjian
pembiayaan syariah.
a) Pasal 2
Penyelenggaraan kegiatan Pembiayaan Syariah wajib
memenuhi prinsip keadilan(„adl), keseimbangan (tawazun),
kemaslahatan (maslahah), dan universalisme (alamiyah) serta
tidak mengandung gharar, maysir, riba, zhulm, risywah, dan
objek haram.
b) Pasal 3
Kegiatan Pembiayaan Syariah meliputi :
33
1) Pembiayaan jual beli
2) Pembiayaan investasi dan/atau pembiayaan investasi;
dan/atau pembiayaan investasi; dan/atau
3) Pembiayaan
c) Pasal 4
Kegiatan pembiayaan investasi sebagaimana dimaksud dalam
pasal 3 menggunakan akad
1) Mudharabah
2) Musyarakah
3) Mudharabah musyarakah
4) Musyarakah mutanaqishoh
d) Pasal 5
1) Kegiatan pembiayaan syariah dapat dilakukan dengan
menggunakan akad tunggal atau gabungan akad dari akad
sebagaimana dimaksud dalam pasal sebelumnya.
2) Gabungan akad sebagaimana dimaksud pada ayat yang
dilakukan dengan menggunakan beberapa akad
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 4.
e) Pasal 6
1) Perusahaan syariah wajib terlebih dahulu melaporkan setiap
pengunaan akad tunggal dan atau gabungan akad
sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 bayat 1
2) Ketentuan mengenai pelaporan diatur dalam surat edaran
ortoritas jasa keuangan.
34
f) Pasal 7
Perusahaan pembiayaan syariah dan perusahaan
pembiayaan yang mempunyai UUS wajib secara jelas
mencantumkan kegiatan pembiayaan syariah sebagaimana
dimaksud dalam pasal 3 dalam anggaran dasarnya.
g) Pasal 8
Perjanjian pembiayaan syariah antara perusahaan syariah
dengan konsumen wajib dibuat secara tertulis. Perjanjian
pembiayaan syariah wajib memenuhi ketentuan penyusunan
perjanjian sebagaimana diatur dalam POJK mengenai
perlindungan konsumen.
h) Pasal 11
Perajanjian pembiayaan syariah dalam pembiayaan
wajib memenuhi :
1) Judul pembiayaan yang menggambarkan akad
2) Nomor dan tanggal
3) Identitas para pihak
4) Objek perjanjian pembiayaan syariah (modal,barang, jasa)
5) Tujuan pembiayaan
6) Nilai objek perjanjian
7) Mekanisme dan cara pembayaran dan besaranya
8) Kurs mata uang yang digunakan bila diperlukan
9) Jangka waktu pembiayaan
35
10) Rinician biaya biaya terkait dengan pembiayaan syariah
antara lain memuat:
a. Biaya survey
b. Biaya asuransi / penjaminan
c. Biaya notari
C. Hipotesis
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proporsi atau anggapan
yang mungkin benar, dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan
keputusan/pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut
(Supranto, 2001).
1. Tingkat bagi hasil terhadap pembiayaan mudharabah
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan
oleh Rahmawati (2017) dengan judul “Analisis Pengaruh Tingkat Suku
Bunga, Tingkat Bagi Hasil, Dan Financing To Deposit Ratio (Fdr)
Terhadap Pembiayaan Mudharabah Studi Pada Bank Umum Syariah di
Indonesia Periode 2014-2016” menghasilkan variabel tingkat bagi hasil
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah
pada BUS di Indonesia.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gianni (2013) dengan judul
“Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah Pada Bank
Umum Syariah di Indonesia dengan Variabel Independent NPF, FDR,
CAR, ROA dan Ekuivalent Rate Terhadap Variabel Dependent
Pembiayaan Mudharabah” menghasilkan kesimpulan secara
36
parsial variabel ROA, CAR dan tingkat bagi hasil berpengaruh positif
terhadap pembiayaan mudharabah.
Berdasarkan uraian tersebut penulis mengambil kesimpulan
sementara sebagai berikut:
H1`: Variabel tingkat bagi hasil berpengaruh positif terhadap
pembiayaan mudharabah
2. Inflasi terhadap pembiayaan mudharabah
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Darma & Rita (2011) yang
berjudul “Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat
Pengguliran Dana Bank Syariah dengan Variabel Dependent Tingkat
Pengguliran Dana dan Variabel Independent Nilai tukar (kurs), Inflasi,
Dana Pihak Ketiga, Sertifikat Wadiah Bank Indonesia dan Pendapatan
Bank” menghasilkan kesimpulan secara simultan variabel kurs, inflasi,
DPK, SWBI dan pendapatan bank berpengaruh terhadap terhadap tingkat
pengguliran dana bank syariah.
Kedua secara parsial kurs (variabel signifikan), inflasi (positif tidak
signifikan) dana pihak ketiga (positif tidak signifikan) dan pendaptan
bank (variabel tidak signifikan) terhadap tingkat pengguliran dana bank
syariah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Veratama (2013) yang
berjudul “Pengaruh Kurs, Inflasi, DPK, SWBI, dan Pendapatan Bank
Terhadap Tingkat Pengguliran Dana Bank SyariahDi Semarang
Variabel FDR, NPF, Tingkat Bagi Hasil, Kualitas Jasa Layanan dan
Atribut Produk Islam” menghasilkan kesimpulan bahwa berdasarkan
37
hasil uji simultan kurs, inflasi, DPK, SWBI dan pendapatan bank secara
bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat pengguliran dana.
Berdasarkan hasil uji parsial kurs (signifikan), inflasi (tidak signifikan),
dana pihak ketiga (signifikan), SWBI (tidak signifikan), pendapatan bank
(tidak signifikan).
Inflasi menurut Karim (2013: 135) adalah kenaikan tingkat harga
secara umum dari barang dan jasa selama suatu periode tertentu.
Kenaikan harga atau inflasi akan mengurangi minat masyarakat untuk
menyimpan uangnya di bank. Dikarenakan muncul ekspektasi nilai
tabungan semakin lama semakin menurun. Hal ini akan menurunkan
tingkat pembiayaan perbankan, karena besar kecilnya pembiayaan
tergantung pada dana yang masuk dari masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas penulis mengambil kesimpulan sementara
sebagai berikut
H2: Inflasi berpengaruh variabel terhadap pembiayaan
mudharabah
3. Cost to income terhadap pembiayaan mudharabah
Penelitian yang dilakukan oleh Choirudin dan Praptoyo (2017)
dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Bagi
Hasil Mudharabah pada Bank Umum Syariah” menghasilksan
kesimpulan bahwa biaya operasional atau cost to income tidak
berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah.
Riyadi (2006) yang menyatakan bahwa semakin besar cost to
income, maka akan semakin menurunkan kinerja keuangan perbankan
38
syariah, begitu juga sebaliknya ketika cost to income semakin kecil maka
kinerja keuangan suatu perbankan syariah semakin meningkat atau
membaik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Andryanilina dan Sunaryo (2012) yang menyatakan bahwa cost to
income tidak berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah.
H3: Cost to income berpengaruh variabel terhadap pembiayaan
mudharabah.
4. Nilai Tukar terhadap Pembiayaan Mudharabah
Karim (2015) mengatakan Natural exchange rate fluctuation
diakibatkan oleh perubahan yang terjadi pada penawaran. Jika
penawaran mengalami kontraksi maka akan mengakibatkan kenaikan
harga secara keseluruhan yang akan mengakibatkan melemahnya nilai
tukar. Depresiasi rupiah terhadap mata uang hard currencies akan
meningkatkan biaya produksi akibat kenaikan harga bahan mentah dan
barang modal yang berasal dari impor. Akibatnya perusahaan akan
cenderung menarik dana likuid dengan return rendah untuk mengatasi
masalah permodalannya.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Darma dan Rita (2011) yang
berjudul “Faktor-faktor yang Berpengarauh Terhadap Tingkat
Pengguliran Dana Bank Syariah Dengan Variabel Dependent Tingkat
Pengguliran Dana dan Variabel Independent Nilai Tukar (Kurs), Inflasi,
Dana Pihak Ketiga, Sertifikat Wadiah Bank Indonesia dan Pendapatan
39
Bank” menghasilkan kesimpulan bahwa kurs berpengaruh 39variabel
signifikan terhadap pengguliran dana bank syariah.
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis mengambil kesimpulan
sementara yaitu:
H4: Kurs berpengaruh variabel signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah.
5. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan terhadap pembiayaan mudharabah
Dalam penelitian yang dilakukan Khotimah (2009) dengan judul
“Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Dana
Perbankan Syariah di Indonesia Sebelum dan Sesudah Kebijakan
Akselerasi Perbankan Syariah tahun 2000/2008” oleh Khusnul
Khotimah menghasilkan bahwa kebijakan akselerasi berpengaruh
terhadap peningkatan pengguliran dana pada bank syariah.
Dalam penelitian yang dilakukan Nangarumba (2016) dengan judul
“Analisis Pengaruh Kebijakan Moneter, Kebijakan Fiskal, dan
Penyaluran Kredit Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa
Timur Tahun 2006-2016” menghasilkan bahwa kebijakan fiskal untuk
dapat merespon, kebijakan Moneter dari pusat memerlukan variabel
antara yang menjadi penghubung antara kedua kebijakan tersebut, hasil
analisis menunjukkan bahwa penyaluran kredit dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi sebagai variabel antara.
H5: Kebijakan pemerintah regulasi otoritas jasa keuangan
berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah
40
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran menunjukkan antara pengaruh variabel
independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini memiliki satu
variabel dependen yaitu pembiayaan mudharabah. Dan empat variabel
independen yaitu tingkat bagi hasil (X1) inflasi (X2) cost to income (X3)
nilai tukar (X4) dan regulasi otoritas jasa keuangan sebagai variabel dummy
(X5).
Berdasarkan telaah pustaka dan perumusan hipotesis di atas, maka
kerangka pemikiran yang melandasi penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
-
-
-
-
-
+
Tingkat bagi hasil
Inflasi
Cost to Income
Nilai tukar
Regulasi OJK
Pembiayaan
mudharabah
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data panel.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang
berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono 2003:14).
Sedangkan data panel adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan dari
waktu ke waktu (Supranto, 2000) data dari penelitian ini adalah data dari
laporan keuangan BUS.
B. Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan
keuangan publikasi BUS dari tahun 2013-2016 dan juga data BI dari tahun
2013 sampai dengan 2016. Sumber data ini diperoleh dari website
www.bi.go.id dan www.OJK.go.id. Dalam website tersebut terdapat data
yang dibutuhkan oleh penulis.
C. Metode Pengambilan data
Pengambilan data menggunakan metode dokumentasi, dimana
metode ini menggunakan data dari dokumen-dokumen yang sudah ada yaitu
laporan keuangan tahunan Bank Umum Syariah tahun 2013-2016, regulasi
otoritas jasa keuangan yang diterbitkan pada tahun 2014 serta data BI dari
tahun 2013-2016.
42
D. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2014) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannnya. Sedangkan sampel merupakan suatu bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Populasi dalam penelitian ini adalah 10 Bank Umum Syariah
(BUS) yang beroperasi secara nasional dan terdaftar di Bank Indonesia
serta Otoritas Jasa Keuangan dalam periode 2013-2016
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling. Purposive sampling adalah metode penentuan dalam
pengambilan sampel dengan kriteria tertentu. Adapun kriteria-kriteria
tersebut sebagai berikut:
1. Lembaga keuangan perbankan syariah yaitu Bank Umum
Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia dan Otoritas Jasa
Keuangan dalam periode 2013– 2016.
2. Bank syariah memiliki data yang dibutuhkan terkait
pengukuran variabel-variabel yang digunakan untuk penelitian
selama periode 2013-2016.
43
E. Definisi Operasional
1. Variabel Independen
Menurut Martono (2011) variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat pada variabel
lain, yang pada umumnya berada dalam urutan waktu yang terjadi lebih
dulu. Keberadaan variabel ini dalam penelitian kuantitatif merupakan
variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau topik penelitian
a. Tingkat bagi hasil
Bagi hasil adalah bentuk return dari kontrak investasi, dari
waktu ke waktu tidak pasti dan tidak tetap. Besar kecilnya
perolehan kembali pada hasil usaha yang benar-benar terjadi.
Berdasarkan fatwa (DSN) No 15/DSN-MUI/IX/2000
penghitungan bagi hasil dengan Profit Sharing yaitu.
b. Inflasi
Menurut Sukrino (2004:27) inflasi adalah harga barang
secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari satu
periode ke periode lain. Sedangkan tingkat inflasi adalah
presentasi kenaikan harga harga pada suatu tahun tertentu
berbanding dengan tahun sebelumnya. Perhitungan inflasi
menurut A.Karim (2015) yaitu:
44
Data inflasi yang digunakan adalah perkembangan inflasi
pertahun dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016.
c. Cost to income
Rivai (2007) rasio Cost to income dihitung dengan membagi
biaya operasional dengan pendapatan operasional yang
dihasilkan rasio ini memberikan pandangan yang jelas tentang
seberapa efisien bank dijalankan semakin rendah rasionya maka
akan semakin menguntungkan bank. Rasio ini dihitung dengan:
x100%
Standar terbaik cost to income menurut Bank Indonesia
adalah 92%. Skor nilai cost to income ditentukan sebagi berikut:
a. Lebih dari 125%, skor nilai = 0
b. Antara 92% - 125%, skor nilai = 80
c. Antara 85% - 92%, skor nilai = 100
d. Kurang dari 85%, skor nilai = 90
d. Nilai Tukar
Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang
lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap mata uang
lainnya. Dalam penelitian ini menggunkan kurs tengah
didapatkan dari kurs jual dijumlahkan dengan kurs beli dan
dibagi 2. Menurut A. Karim (2015) nilai tukar dihitung dengan:
45
e=
e = Nilai tukar
P = Tingkat harga
P´= Permintaan dan penawaran uang di masing masing
negara
2. Variabel Dummy
Dummy variabel adalah variabel yang digunakan untuk membuat
kategori data yang bersifat kualitatif (Nachrowi dan Usman, 2002:171)
Menurut Supranto (2004) variabel dummy disebut juga variabel
indikator, biner, kategorik kualitatif boneka atau dikotomi. Pada
penelitian ini yang menjadi variabel dummy yaitu regulasi OJK tahun
2014.
Variabel dummy pada penelitian ini adalah regulasi otoritas jasa
keuangan yang diterbitkan tahun 2014, dimana variabel tersebut
merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk
meningkatkan kenaikan profitabilitas perbankan syariah. Data yang
diterbitkan sebelum Regulasi OJK ini disahkan diberi angka 0
sedangkan setelah pengesahan diberi angka 1.
46
3. Variabel Dependen
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Ghozali, 2013: 6). Dalam
penelitian ini yang merupakan variabel dependen yaitu variabel
mudaharabah.
Dalam prinsip mudharabah terdapat suatu akad yang dimana bank
menjadi pemodal dan nasabah sebagai mudharib. Keuntungan yang
didapatkan oleh mudharib akan dibagi dengan pemilik modal sesuai
dengan nisbah yang telah disepakati bersama.
F. Metode Analisis
Analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan regresi
berganda, yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisa data yang
bersifat multivariate, artinya variabel yang mempengaruhi naik turunnya
variabel dependen lebih dari satu variabel independen (Bawono, 2006).
1. Uji Statistik Deskriptif
Penelitian ini menggunakan model analisis statistik deskriptif.
Analisis deskriptif akan memberikan gambaran (deksripsi) tentang suatu
data, meliputi rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum,
standar deviasi, dari masing-masing data.
2. Uji Stasioneritas
Menurut Winarno (2015:78) uji stasioner digunakan untuk menguji data
time series agar data yang digunakan bersifat flat, tidak mengandung
47
kompenen trend, dengan keragaman konstan dan tidak terjadi fluktuasi
periodik. Uji yang digunakan adalah uji Unit Root Test.
Pengambilan keputusan dalam uji ini menurut Winarno (2015:75)
apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka, data stasioner. Dan
sebaliknya, apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka data tidak
stasioner. .
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan regresi linier
berganda. Sebagai prasyarat regresi linier berganda maka dilakukan uji
asumsi klasik untuk memastikan bahwa data penelitian bersifat valid,
tidak bias, konsisten dan penaksiran koefisien regresinya bersifat efisien
(Ghozali, 2011). Pengujian asumsi klasik meliputi:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Menurut Ghozali (2011) ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik
dan analisis statistik. Cara menganalisis dengan analisis grafik yaitu
dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dengan distribusi normal. Distribusi normal
akan membentuk suatu garis lurus diagonal. Jika distribusi data
residual normal, maka garis yang menggambarakan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Cara kedua adalah
analisis statistik yaitu dengan Uji Kolmogorov-Smirnov yang
48
merupakan pengujian normalitas dengan membandingkan distribusi
data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku.
Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke
dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Apabila nilai
signifikansi di atas 0,05 menunjukkan bahwa tidak terdapat adanya
perbedaan yang signifikan atau hasilnya normal, dan jika nilai
signifikansi di bawah 0,05 maka terdapat adanya perbedaan yang
signifikan atau hasil tidak normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji ini
merupakan uji model. Model Regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi antara variabel independen (Ghozali, 2011).
Multikolinearitas dapat dilihat dengan cara menganalisis nilai VIF
(Varinace Inflation Factor). Suatu model regresi menunjukkan
adanya multikolinearitas jika:
(1) Tingkat korelasi > 95%
(2) Nilai Tolerance < 0,10
(3) Nilai VIF > 10.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara
variabel independen (Ghozali, 2011).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
49
periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1
(sebelumnya) (Ghozali, 2011). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Deteksi autokorelasi
dilakukan dengan uji Durbin Watson, uji Langrage Multiplier dan
Run Test. Dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-
parametrik runs test.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari satu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi
heterokedastisitas, dimana titik-titik dalam gambar scatterplot
menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Jika ada
pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
Akan tetapi, jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar
di atas dan di bawah angka nol (0) pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas (Ghozali, 2011).
4. Uji Statistik
a. Uji Ttest (uji secara individu)
Uji signifikansi parameter individu (uji statistik t) berarti
melakukan pengujian koefisien regresi secara individual untuk
mengetahui signifikansi peran secara parsial antara variabel
independen dalam mempengaruhi variabel dependen dengan
50
mengasumsikan bahwa variabel independen lain dianggap konstan
dengan menggunakan derajat kepercayaan 5% (Ghozali, 2013:97).
Keputusan signifikansi menurut Ghozali (2013:99) adalah:
1) Apabila probabilitas signifikansi > 0,05, maka tidak
signifikan.
2) Apabila probabilitas signifikansi < 0,05, maka signifikan.
b. Uji R2 (koefisien determinasi)
Menurut Ghozali (2013:95) koefisien determinasi menunjukkan
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0
hingga 1. Nilai koefisien determinasi (R2) yang rendah bermakna
kemapuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat
terbatas, namun ketika nilai koefisien determinasi mendekati 1
bermakna variabel bebas memberikan semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
5. Analisis Regresi
Uji regresi berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari
variabel independen terhadap variabel dependen. Uji regeresi berganda
digunakan untuk menganalisa nilai variabel dependen (Y) dengan
variabel independen yang lebih dari satu (Bawono, 2006). Persamaan
regresi berganda dapat berupa sebagai berikut:
51
Y = C + β1 TBH + β2 inflasi + β3 CTI + β4 kurs + β5 ROJK + ε
Y = Pembiayaan mudharabah
β0 = Constanta
β1, 2, 3, 4, 5 = Koefisien vvariabel X1, 2, 3, 4, 5
TBH = tingkat bagi hasil
Inflasi = ukuran inflasi
CTI = cost to income
Kurs = nilai tukar
ROJK = Regulasi Otoritas Jasa Keuangan
ε = Prediction error
G. Alat Analisis Data.
Alat analisis data dalam penelitian ini menggunakan software Eviews
dan SPSS, adalah progam komputer yang digunakan untuk mengolah data
statistik dan data ekonometrika.
52
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah 10 Bank Umum Syariah (BUS) yang
beroperasi secara nasional, terdaftar di Bank Indonesia & Otoritas Jasa
Keuangan serta melaporkan laporan keuangan maupun laporan dalam
periode 2013 – 2016. Berikut adalah nama-nama Bank Umum Syariah
dalam objek penelitian ini:
Tabel 4.1
Bank Umum Syariah
Bank Umum Syariah
1 PT Bank Muamalat Indonesia
2 PT Bank Syariah Mandiri
3 PT Bank Mega Syariah
4 PT Bank BRI Syariah
5 PT Bank Syariah Bukopin
6 PT Bank BNI Syariah
7 PT Bank Jabar Banten Syariah
8 PT BCA Syariah
9 PT Bank Victoria Syariah
10 PT Bank Panin Syariah
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan, 2018
53
B. Analisis Data
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran umum mengenai objek
penelitian yang dijadikan sampel dalam penelitian yang dilakukan.
Dengan memberikan penjelasan tentang statistic deskriptif, diharapkan
dapat memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti dalam
penelitian
Tabel 4.2 Uji Statistik Deskriptif
Sumber : Data sekunder yang diolah 2018
Berdasarkan tabel diatas variabel tingkat bagi hasil pada Bank
Umum Syariah Indonesia tahun 2013-2016 memiliki rata-rata sebesar
56111.6250 dengan nilai standart devisiasi sebesar 76064.32902.
Tingkat bagi hasil terendah pada Bank Umum Syariah Indonesia tahun
2014-2016 adalah sebesar 10.00, sedangkan tingkat bagi hasil tertinggi
adalah sebesar 305725.00.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
Tbh 40 10.00 305725.00 56111.6250 76064.
32902
Inflasi 40 .03 .05 .0407 .00903
Kurs 40 10563.00 13389.00 12286.2500 1175.6
7468
Mudharabah 40 101.00 12714860.00 1493028.5250 320076
8.9570
0
Cti 40 .74 1.43 .9556 .12921
POJK 40 .00 1.00 .5000 .50637
Valid N (listwise) 40
54
Variabel inflasi Indonesia tahun 2013-2016 memiliki rata-rata
sebesar 0.0407 dengan nilai standart devisiasi 0.00903. Inflasi terendah
di Indonesia tahun 2014-2016 adalah sebesar 0.03 sedangakan inflasi
tertinggi yaitu 0.05.
Variabel kurs Indonesia dari tahun 2013-2016 memiliki rata-rata
1493028.5250 dengan standar devisiasi 1175.67468. Nilai tukar
terendah dari tahun 2013-2016 sebesar 10563.00 sedangkan nilai tukar
tertinggi dari tahun 2013-2016 sebesar 13389.00.
Variabel Cost to income rata-rata dari 10 Bank Umum Syariah yaitu
sebesar 0.9556 sedangkan cost to income terendah 0.74 dan tertinggi
yaitu 1.43. Nilai rata-rata cost to income adalah 95,56%, menurut BI
nilai ini berada antara 92%-125%, skor nilai nya yaitu 80.
Variabel pembiayaan mudharabah yang diberikan oleh Bank Umum
Syariah Indonesia dari tahun 2013-2016 memiliki nilai rata-rata
1493028.5250 dengan standar devisiasi 3200768.95700. Nilai terindah
pembiayaan mudharabah adalah 101.00 sedangkan yang tertinggi
adalah 12714860.00.
55
2. Uji Stasioneritas
a. Variabel Tingkat Bagi Hasil
Tabel 4.3
Uji Stasioneritas Variabel Tingkat Bagi Hasil
Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -1800.69 0.0000 10 30
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
ADF - Fisher Chi-square 39.7710 0.0053 10 30
PP - Fisher Chi-square 53.2913 0.0001 10 30 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Sumber: Data sekunder yang diolah 2018
Dari Output diatas pada tabel Levin, Lin & Chu pada first
different menunjukkan bahwa dapat menolak null Hypotesist nilai
probabilitasnya menunjukkan < 0.05 yang artinya variabel tingkat
bagi hasil lolos melewati uji stasioneritas dan layak untuk mengikuti
uji selanjutnya.
b. Variabel Inflasi
Tabel 4.4
Uji Stasioneritas Variabel Inflasi
S
Sumber: Data sekunder yang diolah 2018
Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -25.7744 0.0000 3 6
Breitung t-stat 3 3 ** Probabilities are computed assuming asympotic normality
56
Pada output diatas menunjukan bahwa variabel inflasi menolak
null hypotesist pada 1st level data tersebut dinyatakan stasioner
karena nilai probabilitasnya dibawah 0.05 data tersebut layak untuk
digunakan pada uji selanjutnya.
c. Variabel Cost to Income
Tabel 4.5
Uji Stasioneritas Variabel Cost to Income
Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -30.2679 0.0000 10 30
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
ADF - Fisher Chi-square 75.8452 0.0000 10 30
PP - Fisher Chi-square 86.4734 0.0000 10 30 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Sumber: Data sekunder yang diolah 2018
Dari Output diatas pada tabel Levin, Lin & Chu pada first
different menunjukkan bahwa dapat menolak null Hypotesistnilai
probabilitasnya menunjukkan < 0.05 yang artinya variabel Cost to
Income lolos melewati uji stasioneritas dan layak untuk mengikuti
uji selanjutnya.
57
d. Variabel Nilai Tukar
Tabel 4.6
Uji Stasioneritas Nilai Tukar
Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -7.09514 0.0000 10 30
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
ADF - Fisher Chi-square 17.5254 0.6186 10 30
PP - Fisher Chi-square 36.5722 0.0132 10 30 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Sumber: Data sekunder yang diolah 2018
Dari Output diatas pada tabel Levin, Lin & Chu pada first
different menunjukkan bahwa dapat menolak null Hypotesist nilai
probabilitasnya menunjukkan <0.05 yang artinya variabel nilai
tukarlolos melewati uji stasioneritas dan layak untuk mngikuti uji
selanjutnya.
e. Variabel Mudharabah
Tabel 4.7
Uji Stasioneritas Variabel Mudharabah
Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -15.1492 0.0000 10 30
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
ADF - Fisher Chi-square 40.5644 0.0042 10 30
PP - Fisher Chi-square 49.9355 0.0002 10 30 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Sumber: Data Sekunder Diolah 2018
58
Dari Output diatas pada tabel Levin, Lin & Chu pada first
different menunjukkan bahwa dapat menolak nilai probabilitasnya
menunjukkan < 0.05 null Hypotesist yang artinya variabel
Mudharabah lolos melewati uji stasioneritas dan layak untuk
mengikuti uji selanjutnya
3. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan
dilakukan pengujian terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik.
Dalam asumsi klasik terdapat beberapa pengujian yang harus dilakukan,
yakni Uji Normalitas, Uji Autokorelasi, Uji Multikolenieritas, Uji
Heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Menurut Ghozali (2011) ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik
dan analisis statistik. Dalam penelitian ini menggunakan uji statistik
non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Berikut adalah hasil
uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S)
berdasarkan olah data sekunder yang dilakukan:
59
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 2795917.42400
000
Most Extreme Differences Absolute .368
Positive .368
Negative -.181
Test Statistic .368
Asymp. Sig. (2-tailed) .114
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) di
atas dapat diketahui bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed) yaitu sebesar
0.114. Nilai tersebut lebih besar dar0.05 hal ini dapat disimpulkan
bahwa data berdistribusi normal.
b. Uji Multikolenieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Uji ini merupakan uji model. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Multikolinieritas
dapat dilihat dengan cara menganalisis nilai VIF (Varinace Inflation
Factor). Suatu model regresi menunjukkan adanya Multikolinearitas
jika:
60
(1) Tingkat korelasi > 95%
(2) Nilai Tolerance < 0,10
(3) Nilai VIF> 10.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
antara variabel independen (Ghozali, 2011).
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standard
ized
Coefficie
nts
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Tolera
nce VIF
1 (Const
ant)
6790105.
089
2396452
5.300
.283 .779
TBH 20.216 6.382 .480 3.168 .003 .976 1.025
Inflasi -
6478735
3.650
4047699
56.200
-.183 -.160 .874 .017 58.16
9
CTI -
653465.7
98
4209210.
713
-.026 -.155 .878 .777 1.287
Kurs -237.678 1098.167 -.087 -.216 .830 .138 7.250
Pojk -
500961.6
37
7429521.
543
-.079 -.067 .947 .016 61.55
8
a. Dependent Vvariabel: mudharabah
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2018
61
Berdasarkan tabel 4.9 hasil uji multikolinieritas di atas, dapat
diketahui bahwa terdapat variabel independen yang memiliki nilai
Tolerance Value < dari 0.10 dan VIF > 10. Maka dapat disimpulkan
bahwa terjadi multikolinieritas dalam model regresi pada penelitian.
Tabel 4.10
Penyembuhan Multikolenieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standard
ized
Coefficie
nts
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Tolera
nce VIF
1 (Const
ant)
3416592
.563
1124520
2.060
.304 .763
TBH 20.226 6.292 .481 3.214 .003 .976 1.025
CTI -
579487.
906
4125110.
732
-.023 -.140 .889 .787 1.271
kurs -229.193 1081.511 -.084 -.212 .833 .138 7.233
pojk 622381.
884
2403361.
003
.098 .259 .797 .151 6.626
a. Dependent Vvariabel: mudharabah
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.10 hasil uji multikolinieritas di atas,
dapat diketahui bahwa tidak ada variabel independen yang
memiliki nilai Tolerance Value < 0.10 dan VIF > 10. Maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas dalam model
regresi pada penelitian.
62
c. Autokorelasi
Run Test sebagai bagian dari statistic non-parametrik untuk
menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika
antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan
bahwa residual adalah acak atau random. Run test digunakan untu
melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak
(sistematis). Apabila nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka
hipotesis nol ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual
tidak random atau terjadi autokorelasi antar residual (Ghozali,
2013).
Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -507848.67610
Cases < Test Value 20
Cases >= Test Value 20
Total Cases 40
Number of Runs 17
Z -1.121
Asymp. Sig. (2-tailed) .262
a. Median
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2018
Tabel 4.11 adalah tabel hasil uji autokorelasi dengan statistic
non-parametrik Runs-Test. Diketahui bahwa nilai Asymp.Sig (2-
tailed) yaitu sebesar 0.262. Nilai tersebut lebih besar dari 0.05, hal
ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model
regresi ini.
63
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji
Rank Spearman. Jika nilai signifikansi atau Sig.(2-tailed) lebih besar
dari 0.05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat masalah
heterskedastisitas dan apabila nilai Sig.(2tailed) lebih kecil dari 0.05
maka terdapat masalah heteroskedastisitas.
Di bawah ini diketahui bahwa nilai signifikasi atau Sig (2-
tailed) semua variabel lebih besar dari nilai 0.05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah atau gejala
heteroskedastisita.
64
Tabel 4.12
Hasil Uji Heteroskedastisitas Rank Spearman
s
u
S
u
m
b
e
r
:
D
a
t
a
s
e
k
u
n
d
Sumber: data sekunder yang diolah, 2018
Correlations
TBH inflasi CTI kurs pojk
Unstandar
dized
Residual
Spearman's
rho
TBH Correlation
Coefficient
1.000 -.021 -.014 -.002 .017 -.404**
Sig. (2-tailed) . .899 .933 .991 .915 .010
N 40 40 40 40 40 40
Inflasi Correlation
Coefficient
-.021 1.000 -.467** -.798** -.892** .111
Sig. (2-tailed) .899 . .002 .000 .000 .494
N 40 40 40 40 40 40
CTI Correlation
Coefficient
-.014 -.467** 1.000 .502** .342* .128
Sig. (2-tailed) .933 .002 . .001 .031 .430
N 40 40 40 40 40 40
Kurs Correlation
Coefficient
-.002 -.798** .502** 1.000 .894** -.039
Sig. (2-tailed) .991 .000 .001 . .000 .812
N 40 40 40 40 40 40
Pojk Correlation
Coefficient
.017 -.892** .342* .894** 1.000 -.139
Sig. (2-tailed) .915 .000 .031 .000 . .394
N 40 40 40 40 40 40
Unstandardized
Residual
Correlation
Coefficient
-.404** .111 .128 -.039 -.139 1.000
Sig. (2-tailed) .010 .494 .430 .812 .394 .
N 40 40 40 40 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
65
4. Analisa Hasil Uji Regresi
Uji regresi dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variabel
independen terhadap variabel dependen. Uji regeresi berganda
digunakan untuk menganalisa nilai variabel dependen (Y) dengan
vvariabel independen yang lebih dari satu (Bawono, 2006)
Maka model regresi berganda antara variabel tingkat bagi hasil
(X1), inflasi (X2), cost to income (X3), nilai tukar (X4) regulasi OJK
(X5) dan mudharabah (Y) dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan
berikut:
Tabel 4.13 Hasil Regresi Model
Variabel Koefisien t-statistic Sig
(Constant) 6790105.089 .283 .779
Tbh 20.216 3.168 .003
Inflasi -
64787353.650
-.160 .874
Cti -653465.798 -.155 .878
Kurs -237.678 -.216 .830
Pojk -500961.637 -.067 .947
Sumber : Data sekunder yang diolah 2018
Y = 6790105.089 + 20.216 TBH -64787353.6 inflasi -653465.79 CTI -
237.678 kurs -500961.ROJK + ε
Y = Pembiayaan mudharabah
β0 = Constanta
β1, 2, 3 ,4, 5 = Koefisien vvariabel X1, 2, 3, 4, 5
TBH = Tingkat bagi hasil
Inflasi = Ukuran inflasi
CTI = Cost to income
66
Kurs = Nilai tukar
ROJK = Regulasi Otoritas Jasa Keuangan
ε = Prediction error
1. Konstanta sebesar 6790105 menyatakan bahwa jika tingkat bagi
hasil (X1), Inflasi (X2) CTI (X3), kurs (X4) dan POJK (X5)
konstan, maka pembiayaan akan mengalami penurunan sebesar
6790105.
2. Koefisien regresi tingkat bagihasil (X1) sebesar 20.216 menyatakan
bahwa setiap penambahan satuan maka akan meningkatkan
pembiayaan mudharabah sebesar 20.126 dengan anggapan variabel
lain tetap.
3. Koefisien regresi inflasi (X2) bernilai negative yaitu sebesar
64787353.650 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan
inflasi maka pembiayaan mudharabah akan berkurang sebesar
64787353.650 dengan asumsi variabel lain tetap.
4. Koefisien regresi cost to income (X3) bernilai negative yaitu sebesar
653465.798 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan
variabel cost to income maka pembiayaan mudharabah akan
berkurang sebesar 653465.798 dengan asumsi variabel lain konstan.
5. Koefisien regresi kurs (X4) bernilai negative yaitu sebesar 237.678
menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel kurs
maka pembiayaan mudharabah akan berkurang sebesar237.678
dengan asumsi variabel lain konstan.
67
6. Koefisien regresi variabel POJK (X5) bernilai negatif, berarti tidak
ada perbedaan yang signifikan ketika diterbitkan regulasi OJK dan
sebelum diterbitkanya regulasi OJK tahun 2014.
1) Uji R² (Koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi atau yang sering disebut dengan Uji R²
menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen atau sejauh mana kontribusi variabel independen
terhadap variabel dependen. Uji ini dapat menggunakan ketentuan 0 <
R²<1.
4.14 Tabel hasil uji R²
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .487a .237 .125 2994450.82600
a. Predictors: (Constant), pojk, TBH, CTI, kurs, inflasi
Sumber :data sekunder yang diolah, 2018
Tabel di atas menunjukkan koefisien korelasi (R) sebesar
0.487 ini berarti ada hubungan antara variabel dependen
pembiayaan mudharabah dengan variabel independen tingkat bagi
hasil, inflasi, cost to income, nilai tukar dan regulasi ojk. Koefisien
determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0.237 ini berarti
kontribusi variabel independen (tingkat bagi hasil, inflasi, cost to
income, nilai tukar dan regulasi ojk) mempengaruhi variabel
dependen (pembiayaan mudharabah) sebesar 23,7 % sedangkan
sisanya sebesar 77,3 % dipengaruhi variabel lain di luar model.
68
2) Uji t (Uji Signifikan Parsial).
Uji t atau uji signifikansi parsial dilakukan untuk mengetahui
tingkat signifikansi atau pengaruh variabel bebas (independen)
terhadap variabel terikat (dependen) secara parsial. Berikut adalah
penjelasan mengenai analisis uji signifikansi parsial atau uji-t pada
keempat variabel bebas (independen).
Sumber data sekunder diolah 2018
Variabel independen tingkat bagi hasil berpengaruh secara
parsial terhadap kinerja pembiayaan mudharabah. Ini terlihat dari
nilai signifikansi variabel tingkat bagi hasil tersebut di bawah 0,05.
Sedangkan variabel inflasi, cost to income, kurs dan regulasi OJK
tidak berpengaruh secara parsial terhadap pembiayaan mudharabah.
Tabel 4.15 Hasil Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant)
6790105.089
23964525.300
.283 .779
TBH 20.216 6.382 .480 3.168 .003
inflasi -64787353.6
50
404769956.200
-.183 -.160 .874
CTI -653465.798
4209210.713
-.026 -.155 .878
kurs -237.678 1098.167 -.087 -.216 .830
pojk -500961.637
7429521.543
-.079 -.067 .947
a. Dependent Vvariabel: mudharabah
69
5. Pembahasan Pengujian Hipotesis
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat bagi
hasil, inflasi, cost to income dan nilai tukar terhadap pembiayaan
mudharabah dengan regulasi ojk sebagai variabel dummy.
a. Pengaruh tingkat bagi hasil (X1) terhadap pembiayaan mudharabah
Dalam penelitian ini, tingkat bagi hasil (X1) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah (Y) karena
nilai signifikasi sebesar 0,003 dimana nilai signifikasi lebih kecil
dari nilai alfa 0.05.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Rahmawati (2017) bahwa tingkat bagi hasil
berpengaruh positif dan signifikan dengan pembiayaan mudharabah.
Gianni (2013) dalam penelitianya menu njukkan bahwa tingkat bagi
hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah.
b. Pengaruh inflasi (x2) terhadap pembiayaan mudharabah
Penelitian yang dilakukan Darma dan Rita (2011) inflasi
secara parsial berpengaruh posistif tidak signifikan. Dalam
penelitian ini, inflasi (X2) berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap pembiayaan mudharabah (Y) karena nilai signifikasi 0.874
dimana nilai signifikasi lebih besar dari nilai alfa 0.05. Maka
penelitian ini menolak penelitian terdahulu.
Menurut Karim (2013) kenaikan harga atau inflasi akan
mengurangi minat masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank.
70
Dikarenakan muncul ekspektasi nilai tabungan semakin lama
semakin menurun. Hal ini akan menurunkan tingkat pembiayaan
perbankan, karena besar kecilnya pembiayaan tergantung pada dana
yang masuk dari masyarakat.
c. Pengaruh cost to income terhadap pembiayaan mudharabah
Penelitian yang dilakukan Choirudin dan Praptoyo (2017)
menyatakan cost to income tidak berpengaruh terhadap pembiayaan
mudharabah. Dalam penelitian ini, cost to income (X3) berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan mudharabah (Y)
karena nilai signifikasi 0.878 dimana nilai signifikasi > nilai alfa
0.05. Maka penelitian ini bertentangan dengan penelitian terdahulu.
Dalam penelitian ini dari uji statistik deskriptif rata-rata cost
to income sebesar 0.95 atau 95% nilai ini menunjukkan bahwa cost
to income pada tahun penelitian masih dalam standar yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
d. Pengaruh nilai tukar terhadap pembiayaan mudharabah
Darma dan Rita (2011) menyatakan bahwa inflasi
berpengaruh negatif dan signifikan. Dalam penelitian ini, nilai tukar
(X4) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah (Y) karena nilai signifikasi 0.830 dimana nilai
signifikasi > nilai alfa 0.05. Maka penelitian ini bertentangan
dengan penelitian terdahulu.
Pada saat periode penelitian yang dilakukan pembiayaan
mudharabah yang disalurkan oleh BUS lebih banyak diberikan
71
kepada sektor UMKM yang tidak membutuhkan nilai tukar dalam
melakukan kegiatan usahanya (data terdapat dalam lampiran).
e. Pengaruh regulasi OJK terhadap pembiayaan mudharabah
Khotimah (2009) dalam penelitiannya menyatakan kebijakan
pemerintah berpengaruh positif terhadap penyaluran dana. Dan
penelitan yang dilakukan oleh Nangarumba (2016) menyatakan
kebijakan fiskal berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit.
Maka penelitian ini bertentangan dengan penelitian terdahulu.
Dalam penelitian ini, regulasi OJK (X5) berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap pembiayaan mudharabah (Y) karena
nilai signifikasi 0.947 dimana nilai signifikasi > nilai alfa 0.05. Di
dalam regulasi OJK tersebut berisi penguatan undang-undang tahun
2012 tentang tujuan dan fungsi bank syariah secara umum.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian dari bab sebelumnya, kesimpulan
yang dapat ditarik adalah sebagai berikut:
1. Tingkat bagi hasil berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah.
2. Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah
pembiayaan Perbankan Syariah.
3. Cost to income tidak berpengaruh terhadap pembiayaan
mudharabah.
4. Nilai tukar tidak berpengaruh dengan pembiayan mudharabah.
5. Regulasi OJK tidak berpengaruh terhadap pembiayan
mudharabah.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan serta kesimpulan pada
penelitian ini, saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini
sebagai berikut:
1. Bagi Perbankan Syariah
Berdasarkan penelitian ini penulis memberikan saran pada
perbankan syariah di Indonesia agar memperhatikan cost to income
dengan menekan cost to incomeratso akan dapat meningkatkan
73
motivasi nasabah untuk menjadi mitra dalam pembiayaan
mudharabah. Dengan demikian jumlah pembiayaan mudharabah akan
dapat meningkat pada tahun-tahun yang akan datang, sehingga secara
tidak langsung akan berdampak pada posisi ranking pembiayaan
mudharabah nantinya.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Penulis berharap pada peneliti selanjutnya lebih
mempertimbangkan variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh
terhadap pembiayaan mudharabah.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman. A. Karim. 2013. Bank Islam: Fiqih dan Keuangan. Edisi 5. Cetakan 9.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Afandi. 2016. “Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Nilai Tukar, Bi-rate dan Suku
Bunga Bank Konvensional Terhadap Margin Bagi Hasil Deposito
Muḍarabah Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2010-2015”.
Afandi, M. Yazid. Fiqih Muamalah. 2019. Yogyakarta: Logung Pustaka
Andryanilina dan K Sunaryo. 2012. Jurnal. Analisis Pengaruh ROA, BOPO, dan
Suku Bunga terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada
Bank Umum Syariah. Jurnal Ekonomi dan Bisnis 11
Antonio, M. Syafi‟i. 2001. “Bank Syariah: dari Teori ke Praktik”. Jakarta: Gema
insani
Bawono, Anton. 2006. Multivariente Analysis dengan SPSS. Salatiga: STAIN
Salatiga Press.
Boediono. 2001. Ekonomi Makro. Yogyakarta
Choirudin, Ahmad dan Praptoyo, Sugeng. 2017. Jurnal. ”Analisis Faktor yang
Mempengaruhi Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah pada Bank Umum
Syariah”. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 6, Nomor 9. Surabaya:
Sekolah Tinggi Ikmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)
Darma & Rita. 2011.”Faktor - Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tingkat
Pengguliran Dana Bank Syariah Dengan Variabel Dependent Tingkat
Pengguliran Dana dan Variabel Independent Nilai Tukar (Kurs), Inflasi,
Dana Pihak Ketiga, Sertifikat Wadiah Bank Indonesia dan Pendapatan
Bank”. Jurnal Akuntansi dan Investasi,Vol. 12 No. 1
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Bogor: Galia Indonesia
Ditria, Vivia dan Widjaja. 2008. Jurnal. Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai
Tukar Rupiah dan Jumlah Ekspor Terhadap Tingkat Kredit Perbankan.
Journal of Applied Finance and Accounting Vol 1 No 1
Fatimah. 2013. “Pengaruh Kurs, Inflasi, DPK, SWBI, dan Pendapatan Bank
Terhadap Tingkat Pengguliran Dana Bank Syariah”.
Fatwa (DSN) No 15/DSN-MUI/IX/2000
Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang bunga bank konvensional.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis dengan Program SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Gianni. 2013. “Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah. pada Bank
Umum Syariah Di Indonesia dengan Variabel Independent NPF, FDR,
CAR, ROA dan Ekuivalent Rate Terhadap Variabel Dependent Pembiyaan
Mudharabah”.
Goeltom, M. S. 2012. Koordinasi dan Interaksi Kebijakan Fiskal-Moneter:
Tantangan Ke depan (Koordinasi Kebijakan Moneter dan Fiskal: Tantangan
dan Strategi Pemeliharaan Stabilitas Makro dan Pertumbuhan Ekonomi untuk
Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat). Yogyakarta: Kanisius
Hasibuan, H. Malayu SP. 2011. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara
J. Supranto. M. A. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi Jilid 1, Edisi Keenam.
Jakarta: Erlangga
Kasmir. 2006. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Khotimah. 2009. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Dana
Perbankan Syariah di Indonesia Sebelum dan Sesudah Kebijakan Akselerasi
Perbankan Syariah tahun 2000/2008”. Jurnal Akuntansi dan Investasi ,Vol. 12
No. 1
Levine, Ross. 1997. Jurnal. Financial Development and Economic Growth: Views
and Agenda. Journal of Economic Licterature vol XXXV. University of
Virginia
Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif-Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN
Muljono, Teguh Pudjo. 2001. Manajemen Perkreditan bagi Bank Komersil. Edisi
ke empat. Yogyakarta: BPFE
Nachrowi, Djalal Nachrowi dan Usman, Hardius. 2002. Penggunaan Teknik
Ekonometri, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Nandadipa, Seandy. 2010. Analisis Pengaruh CAR, NPL, Inflasi, Pertumbuhan
DPK dan Exchange Rate terhadap LDR (studi kasus pada bank umum di
Indonesia periode 2004-2008). Semarang: Universitas Diponegoro
Nangarumba, Muara. 2016.” Analisis Pengaruh Kebijakan Moneter, Kebijakan
Fiskal, dan Penyaluran Kredit Rerhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi
Jawa Timur Tahun 2006-2016. JESP, Vol. 8, No. 2
Nisa, Chaerani. 2016 “Analisis Dampak Kebijakan Penyaluran Kredit Kepada
UMKM Terhadap Peertumbuhan Pembiayaan UMKM oleh Perbankan”.
Derema Jurnal Manajemen
Nopirin. 1992. Ekonomi Moneter. Yogyakarta:BPFE
Nurjaya, Endang. 2011. “Analisis Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SPIS), Non Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga
terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah di Indonesia. Jakarta:
UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta
OJK 2010-2017 tentang Statistik Perbankan Syariah
OJK nomor 31/POJK/0.5/2014 tentang Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Rahmawati, Fitria Nur. 2017. “Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Tingkat
Bagi Hasil, dan Financing To Deposit Ratio (FDR) Terhadap Pembiayaan
Mudharabah Studi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2014-
2016”. Skripsi, IAIN Surakarta.
Rivai dkk. 2007. Bank and Financial Institution Management, Jakarta: Rajawali
Pers.
Riyadi, Slamet. 2006. Banking Asset and Liability Management. Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia
Sugiyono.2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Dan R&D.Bandung: Alfabeta
Sukirno, Sadono.2004.”Makro Ekonomi. Edisi Ketiga”. Jakarta: PT Raja
Supranto, J. 2004. Analisis Multivariat Arti dan InterpretasiI. Jakarta: Rineka
Cipta
Syahdeini, Sutan Remi. 1999. Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata
Hukum Perbankan Indonesia. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti
Syam, Nurqadri Yanmar. 2012. “Analisis Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Terhadap
Pembiayaan Pada Perbankan Syariah di Dulawesi Selatan Periode 2004-
2011”. Skripsi, Universitas Hasanudin Makassar.
Triyono. 2008. “Analisis Perubahan Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika.
Ekonomi Pembangunan Volume 9 No 2 Desember
Undang-Undang NO.10 tahun 1998 tentang perbakan
Undang-Undang no.21 tahun 2008 pasal 19 ayat 1 tentang perbankan
Undang-Undang NO.7 tahun 1992 tentang perbankan
Veratama.2013. Pengaruh Kurs, Inflasi, DPK, SWBI, dan Pendapatan Bank
Terhadap Tingkat Pengguliran Dana Bank Syariah.
Wahab.2014."Analisis Pengaruh FDR. NPF, Tingkat Bagi Hasil, Kualitas Jasa dan
Atribut Produk Islam Terhadap Tingkat Pembiayaan Mudharabah pada Bank Umum
Syari‟ah Di Semarang Variabel FDR, NPF, Tingkat Bagi Hasil, Kualitas Jasa
Layanan dan Atribut Produk Islam”. Jurnal Ekonomika,Vol. 5 Edisi 2
Wibowo dan Suhendra. 2010. Manajemen Kinerja, Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali
Pers
Winarno , Wing Wahyu. 2015. Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan
Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Yuliadi, I. 2001. Ekonomi Islam :Sebuah Pengantar, Yogyakarta: LPPI.
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : MUHAMAD HAJIR
NIM : 213-13-132
Tempat/TanggalLahir : Salatiga 18 Juni 1994
Email :[email protected]
Kontak Person :085799905659
RiwayatPendidikan
2000-2006 :SekolahDasar (SD)
2006-2009 : SekolahMenengahPertama (SMP) Negeri 09 Salatiga
2009-2012 :SekolahMenengahAtas (SMA) Negeri 02 Salatiga
2013-2018 : S1
PerbankanSyariahFakultasEkonomidanBisnisIslam
IAIN Salatiga
Salatiga,28 Maret 2018
Muhamad Hajir
NIM : 21313132
Bank Periode
Tingkat
Bagi Hasil Inflasi Cost Income
Nilai
Tukar Pojk Mudharabah
PT Bank Muamalat
Indonesia 2013 305725 0.0498 0.8512 10563 0 2225163
PT Bank Muamalat
Indonesia 2014 258437 0.049 0.9738 11885 0 1723619
PT Bank Muamalat
Indonesia 2015 202024 0.0335 0.9741 13389 1 1052718
PT Bank Muamalat
Indonesia 2016 91000 0.0302 0.9776 13308 1 794219
PT Bank Syariah Mandiri 2013 54397 0.0498 0.8403 10563 0 3908764
PT Bank Syariah Mandiri 2014 41749 0.0493 0.9849 11885 0 551145
PT Bank Syariah Mandiri 2015 36444 0.0335 0.9478 13389 1 153800
PT Bank Syariah Mandiri 2016 36208 0.0302 0.9412 13308 1 674213
PT Bank Mega Syariah 2013 140 0.0498 0.8609 10563 0 9001
PT Bank Mega Syariah 2014 139 0.0493 0.9761 11885 0 8818
PT Bank Mega Syariah 2015 989 0.0335 0.9951 13389 1 1375
PT Bank Mega Syariah 2016 866 0.0302 0.8816 13308 1 1023
PT Bank BRI Syariah 2013 116222 0.0498 0.9042 10563 0 9585540
PT Bank BRI Syariah 2014 115656 0.0493 0.9977 11885 0 8866630
PT Bank BRI Syariah 2015 128509 0.0335 0.9379 13389 1 11214670
PT Bank BRI Syariah 2016 167105 0.0302 0.9133 13308 1 12714860
PT Bank Syariah Bukopin 2013 27770 0.0498 0.9229 10563 0 264504
PT Bank Syariah Bukopin 2014 34764 0.0493 0.9677 11885 0 449289
PT Bank Syariah Bukopin 2015 43815 0.0335 0.9199 13389 1 401915
PT Bank Syariah Bukopin 2016 49259 0.0302 0.9176 13308 1 340449
PT Bank BNI Syariah 2013 54685 0.0498 0.8811 10563 0 431513
PT Bank BNI Syariah 2014 99232 0.0493 0.9416 11885 0 1041245
PT Bank BNI Syariah 2015 139000 0.0335 0.9438 13389 1 1279950
PT Bank BNI Syariah 2016 152000 0.0302 0.9363 13308 1 1182000
PT Bank Jabar Banten
Syariah 2013 46 0.0498 0.8576 10563 0 436
PT Bank Jabar Banten
Syariah 2014 50 0.0493 0.9101 11885 0 489
PT Bank Jabar Banten
Syariah 2015 31 0.0335 0.9878 13389 1 317
PT Bank Jabar Banten
Syariah 2016 49 0.0302 1.2277 13308 1 204
PT BCA Syariah 2013 16080 0.0498 0.902 10563 0 110565
PT BCA Syariah 2014 22430 0.0493 0.929 11885 0 188351
PT BCA Syariah 2015 23806 0.0335 0.925 13389 1 198422
PT BCA Syariah 2016 25528 0.0302 0.922 13308 1 342362
PT Bank Victoria Syariah 2013 87 0.0498 0.7408 10563 0 582
PT Bank Victoria Syariah 2014 16 0.0493 1.4331 11885 0 139
PT Bank Victoria Syariah 2015 18 0.0335 1.1919 13389 1 451
PT Bank Victoria Syariah 2016 86 0.0302 1.3134 13308 1 200
PT Bank Panin Syariah 2013 69 0.0498 0.8131 10563 0 659
PT Bank Panin Syariah 2014 11 0.0493 0.8258 11885 0 854
PT Bank Panin Syariah 2015 13 0.0335 0.8929 13389 1 101
PT Bank Panin Syariah 2016 10 0.0302 0.9617 13308 1 586
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .487a .237 .125 2994450.82600
a. Predictors: (Constant), pojk, TBH, CTI, kurs, inflasi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6790105.089 23964525.300 .283 .779
TBH 20.216 6.382 .480 3.168 .003
inflasi -64787353.650 404769956.200 -.183 -.160 .874
CTI -653465.798 4209210.713 -.026 -.155 .878
kurs -237.678 1098.167 -.087 -.216 .830
pojk -500961.637 7429521.543 -.079 -.067 .947
a. Dependent Variable: mudharabah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 2795917.42400
000
Most Extreme Differences Absolute .368
Positive .368
Negative -.181
Test Statistic .368
Asymp. Sig. (2-tailed) .114
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -507848.67610
Cases < Test Value 20
Cases >= Test Value 20
Total Cases 40
Number of Runs 17
Z -1.121
Asymp. Sig. (2-tailed) .262
a. Median
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleran
ce VIF
1 (Consta
nt)
6790105.0
89
23964525.
300
.283 .779
TBH 20.216 6.382 .480 3.168 .003 .976 1.025
inflasi -
64787353.
650
40476995
6.200
-.183 -.160 .874 .017 58.169
CTI -
653465.79
8
4209210.7
13
-.026 -.155 .878 .777 1.287
kurs -237.678 1098.167 -.087 -.216 .830 .138 7.250
pojk -
500961.63
7
7429521.5
43
-.079 -.067 .947 .016 61.558
a. Dependent Variable: mudharabah
Setelah penyembuhan
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standard
ized
Coefficie
nts
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Tolera
nce VIF
1 (Const
ant)
3416592
.563
1124520
2.060
.304 .763
TBH 20.226 6.292 .481 3.214 .003 .976 1.025
CTI -
579487.
906
4125110.
732
-.023 -.140 .889 .787 1.271
kurs -229.193 1081.511 -.084 -.212 .833 .138 7.233
pojk 622381.
884
2403361.
003
.098 .259 .797 .151 6.626
a. Dependent Variable: mudharabah
Correlations
TBH inflasi CTI kurs pojk
Unstand
ardized
Residua
l
Spearma
n's rho
TBH Correlation
Coefficient
1.00
0
-.021 -.014 -.002 .017 -.404**
Sig. (2-
tailed)
. .899 .933 .991 .915 .010
N 40 40 40 40 40 40
inflasi Correlation
Coefficient
-.021 1.000 -
.467*
*
-
.798*
*
-
.892*
*
.111
Sig. (2-
tailed)
.899 . .002 .000 .000 .494
N 40 40 40 40 40 40
CTI Correlation
Coefficient
-.014 -.467** 1.00
0
.502*
*
.342* .128
Sig. (2-
tailed)
.933 .002 . .001 .031 .430
N 40 40 40 40 40 40
kurs Correlation
Coefficient
-.002 -.798** .502
*
*
1.00
0
.894*
*
-.039
Sig. (2-
tailed)
.991 .000 .001 . .000 .812
N 40 40 40 40 40 40
pojk Correlation
Coefficient
.017 -.892** .342
* .894
*
*
1.00
0
-.139
Sig. (2-
tailed)
.915 .000 .031 .000 . .394
N 40 40 40 40 40 40
Unstandardize
d Residual
Correlation
Coefficient
-
.404*
*
.111 .128 -.039 -.139 1.000
Sig. (2-
tailed)
.010 .494 .430 .812 .394 .
N 40 40 40 40 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).