PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP …core.ac.uk/download/pdf/148611772.pdfadanya perubahan...

20
PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI TINDAKAN INVASIF Di RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata I pada Jurusan Keperawan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: NOVIANTI IKA PRATIWI J 210 120 049 PROGAM STUDI KEPERAWATAN S1 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Transcript of PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP …core.ac.uk/download/pdf/148611772.pdfadanya perubahan...

Page 1: PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP …core.ac.uk/download/pdf/148611772.pdfadanya perubahan status kesehatan, lingkungan, faktor keluarga, kebiasaan atau prosedur yang dapat menimbulkan

PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP

KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG

MENGALAMI TINDAKAN INVASIF Di RSUD

Dr. MOEWARDI SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata I pada Jurusan

Keperawan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

NOVIANTI IKA PRATIWI

J 210 120 049

PROGAM STUDI KEPERAWATAN S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

Page 2: PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP …core.ac.uk/download/pdf/148611772.pdfadanya perubahan status kesehatan, lingkungan, faktor keluarga, kebiasaan atau prosedur yang dapat menimbulkan
Page 3: PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP …core.ac.uk/download/pdf/148611772.pdfadanya perubahan status kesehatan, lingkungan, faktor keluarga, kebiasaan atau prosedur yang dapat menimbulkan
Page 4: PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP …core.ac.uk/download/pdf/148611772.pdfadanya perubahan status kesehatan, lingkungan, faktor keluarga, kebiasaan atau prosedur yang dapat menimbulkan
Page 5: PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP …core.ac.uk/download/pdf/148611772.pdfadanya perubahan status kesehatan, lingkungan, faktor keluarga, kebiasaan atau prosedur yang dapat menimbulkan

1

PENGARUH TERAPI TOUCH AND TALK TERHADAP KECEMASAN

ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI TINDAKAN INVASIF

DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

*Novianti Ika Pratiwi**Irdawati,S.Kep.,M.Si.Med

Abstrak

Kondisi cemas yang terjadi pada anak yang menjalani hospitalisasi dan

mendapatkan tindakan invasif harus mendapat perhatian khusus dan segera

diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

mengalami tindakan invasif merupakan suatu keadaan krisis disebabkan

karena adanya perubahan status kesehatan, lingkungan, faktor keluarga,

kebiasaan atau prosedur yang dapat menimbulkan nyeri dan kehilangan

kemandirian pada anak. Kondisi cemas yang terjadi pada anak akan

menghambat dan menyulitkan proses pengobatan yang berdampak terhadap

penyembuhan pada anak sehingga memperpanjang masa rawatan dan dapat

beresiko terkena komplikasi dari infeksi nosokomial dan menimbulkan

trauma paska hospitalisasi. Anak usia prasekolah menganggap sakit adalah

sesuatu hal yang menakutkan, kehilangan lingkungan yang aman dan penuh

kasih sayang, serta tidak menyenangkan. Perawatan anak di rumah sakit

perlu adanya peran serta keluarga dalam proses pengobatan dan kecemasan

anak. salah satu terapi agar mengurangi kecemasan anak yang dapat

dilakukan oleh orang tua adalah terapi touch and talk. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi touch and talk terhadap

kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami tindakan invasif di RSUD

Dr. Moewardi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan quasy

eksperimen dan rancangan nonequivalent control group design. Sampel

penelitian adalah 15 anak prasekolah sebagai kelompok eksperimen yaitu

kelompok yang diberikan terapi touch and talk dan 15 anak prasekolah

sebagai kelompok kontrol yang dipilih dengan teknik purposive sampling.

Pengumpulan data diperoleh dari lembar observasi kecemasan

menggunakan checklist di adaptasi dari teori Stuart and Sudden. Analisis

data dilakukan dengan menggunakan independen sample t-test. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa hasil uji independen sample t-test diperoleh

hasil bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kecemasan anak prasekolah

pre test antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol (p-value =

0,449) dan terdapat perbedaan rata-rata kecemasan anak prasekolah post test

antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol (p-value = 0,000).

Kata kunci : kecemasan, anak prasekolah, tindakan invasif, terapi touch,

terapi talk.

Page 6: PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP …core.ac.uk/download/pdf/148611772.pdfadanya perubahan status kesehatan, lingkungan, faktor keluarga, kebiasaan atau prosedur yang dapat menimbulkan

2

Abstracts

Anxiety in children who care in hospitalizatin most be solved. children in

preschool age (3-5 years) who received invasive procedure in a hospital is a

state of crisis due to a change in health status, environment, family factors,

habits or procedures that may cause pain so that the loss of independence of

children. State of anxiety that occurs in children will be longer the treatment

process than increase the risk of nosocomial infection and traumatic post-

hospitalization. Preschoolers assume pain is something scary, losing a safe

environment. Child in the hospital need the participation of the family in the

treatment process and they anxiety. therapy to reduce children's anxiety by

parents is therapeutic touch and talk. This study aimed to determine the

effect of therapeutic touch and talk to the anxiety of preschool who getting

invasive at RSUD Dr. Moewardi. The kind of research was quantitative with

quasy experimental nonequivalent control group design. The subject were

30 children ( 15 experiment, 15 control) purposive sampling were selected.

Using anxiety cheklist in the adaptation of the theory of stuart and sudden

was evaluated. The score were examined by independent sample t-test. A

result was found that no different score pre test in experiment and control

groub (p-value = 0,449) and have a different score post test in experiment

and control groub (p-value = 0,000).

Key words : anxiety, preschool children, invasive procedure, therapeutic

touch, therapeutic talk

Page 7: PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP …core.ac.uk/download/pdf/148611772.pdfadanya perubahan status kesehatan, lingkungan, faktor keluarga, kebiasaan atau prosedur yang dapat menimbulkan

3

1. PENDAHULUAN

Kondisi cemas yang terjadi pada anak yang menjalani hospitalisasi dan

mendapatkan tindakan invasif harus mendapat perhatian khusus dan segera

diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

mengalami tindakan invasif merupakan suatu keadaan krisis disebabkan karena

adanya perubahan status kesehatan, lingkungan, faktor keluarga, kebiasaan atau

prosedur yang dapat menimbulkan nyeri dan kehilangan kemandirian pada anak

(Wong, 2009).

Kondisi cemas yang terjadi pada anak akan menghambat dan menyulitkan

proses pengobatan yang berdampak terhadap penyembuhan pada anak sehingga

memperpanjang masa rawatan dan dapat beresiko terkena komplikasi dari infeksi

nosokomial dan menimbulkan trauma paska hospitalisasi (Sari dan Sulisno,

2012).

Anak usia prasekolah menganggap sakit adalah sesuatu hal yang menakutkan,

kehilangan lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang, serta tidak

menyenangkan (Supartini, 2004). Anak menganggap tindakan dan prosedur

rumah sakit menyebabkan rasa sakit dan luka di tubuhnya. Oleh karena itu anak

seringkali menunjukkan perilaku tidak kooperatif seperti sering menangis, marah-

marah, tidak mau makan, rewel, susah tidur, mudah tersinggung, meminta pulang

dan tidak mau berinteraksi dengan perawat dan seringkali menolak jika akan

diberikan pengobatan. Setiap melihat perawat atau dokter yang mendatanginya

maka ia akan menolak dan mencari orang tua agar melindunginya walaupun

perawat tidak melakukan tindakan invasif yang dapat menimbulkan nyeri (Utami,

2014).

Perawatan pada anak di rumah sakit perlu menggunakan model holistic yaitu

adanya peran serta keluarga dalam proses pengobatan dan mengurangi kecemasan

anak (Hidayat, 2005). Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam

memberikan asuhan untuk mengurangi stresor yang dihadapi, anak akan merasa

aman jika didampingi orang tuanya terutama pada saat anak menghadapi situasi

yang membuat anak cemas salah satunya adalah saat dilakukan prosedur invasif

(Supartini, 2004).

Salah satu Rumah Sakit Umum Daerah Surakarta yang merupakan rumah

sakit rujukan Tipe A yaitu Rumah Sakit Daerah Dr. Moewardi Surakarta.

Memiliki ruang rawat inap anak dengan kapasitas 41 tempat tidur. Setiap anak

yang menjalani rawat inap di RSUD Dr. Moewardi akan mendapatkan tindakan

invasif, minimal pemasangan infus. Terapi touch and talk dengan mengelus-elus

anak dan memberikan anak semangat, meyakinkan anak agar cepat sembuh dapat

mencegah penurunan sistem imun sehingga dapat mempercepat proses

penyembuhan (Hidayat, 2005). Berdasarkan survey yang dilakukan oleh peneliti

di RSUD Moewardi Surakarta di dapatkan pasien anak selama tahun 2015

Page 8: PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP …core.ac.uk/download/pdf/148611772.pdfadanya perubahan status kesehatan, lingkungan, faktor keluarga, kebiasaan atau prosedur yang dapat menimbulkan

4

sebanyak 3647 pasien. Dari fenomena diatas maka peneliti tertarik melakukan

penelitian pengaruh terapi touch and talk terhadap kecemasan anak usia

prasekolah yang mengalami tindakan invasif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dimana metode ini telah

teruji sesuai standar dan menggunakan data angka serta analisis statistik

(Sugiyono, 2014). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy

experiment dengan menggunakan rancangan nonequivalent control group design

yaitu bentuk penelitian eksperimen dimana pada desain ini memiliki kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol tetapi sampel tidak dipilih secara random

(Notoatmodjo, 2010).

Tempat dilakukan penelitian adalah Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

Moewardi Surakarta Ruang Melati 2. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan

April 2016.

Populasi penelitian adalah keseluruhan objek yang akan diteliti yang

memiliki sifat-sifat umum. Sugiyono (2014) menjelaskan bahwa populasi adalah

“wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia 3-5 tahun yang dirawat di

Ruang Melati 2 RSUD Dr. Moewardi Surakarta selama bulan Oktober sampai

Desember yaitu sebanyak 172 anak.

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan dijadikan objek penelitian

yang memiliki karakteristik tertentu yang ada pada populasi (Hidayat, 2008).

Menurut Sugiyono (2014) besar sampel penelitian eksperimen minimal adalah 15

responden dari masing-masing kelompok perlakuan dan kontrol. Penelitian ini

menggunakan minimal sampel 15 kelompok kontrol dan 15 kelompok perlakuan.

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan tehnik non probability

sampling (non random) yaitu tehnik pengambilan sampel dengan berdasarkan

keefisienan tanpa diacak oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010). Pendekatan yang

digunakan adalah purposive sampling yaitu cara pengambilan sampel berdasarkan

tujuan dan penilaian tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri (Hidayat, 2008).

Kriteria inklusi yaitu anak usia 3-5 tahun, anak yang akan dilakukan tindakan

invasif pengambilan sampel darah atau injeksi intravena, anak yang dirawat

minimal 1x24 jam dirumah sakit. Kriteria eksklusi yaitu orang tua yang menolak

menjadi responden.

2.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu objek atau nilai yang memiliki variasi tertentu yang telah

ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk dicari informasi dan kesimpulannya

(Notoatmodjo, 2010). Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi penyebab

Page 9: PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP …core.ac.uk/download/pdf/148611772.pdfadanya perubahan status kesehatan, lingkungan, faktor keluarga, kebiasaan atau prosedur yang dapat menimbulkan

5

berubahnya variable terikat, sehingga variabel bebas dapat dikatakan sebagai

variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas pada penelitian ini adalah terapi

touch and talk. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini

adalah tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah.

2.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjelasan ilmiah yang dijadikan arahan oleh peneliti

maupun peneliti lainnya tentang bagaimana mengukur suatu variabel dan

menentukan karakteristiknya (Arikunto, 2010). Adapun definisi operasional

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1. Terapi

touch

and talk

Kegiatan orang tua

memberikan

sentuhan sambil

bercerita kepada

anak

Perlakuan Kelompok

Intervensi

-

2. Tindakan

Invasif

Tindakan medis

yang menimbulkan

rasa sakit.

- - -

3. kecemas

an anak

usia

prasekol

ah 3-5

tahun

Perasaan tidak

menyenangkan

yang dirasakan

anak ditandai

dengan anak

menangis,

meronta-ronta,

memukul, dll.

Observasi

Kecemasan

modifikasi

teori Stuart

and Sudden

dalam

Tucker

(2007)

Kategori:

1 – 7 =

kecemasan

ringan

8 – 14=

kecemasan

sedang

15 – 21 =

kecemasan berat

22 – 30 = panik

(lindama, 2012)

Ordin

al

2.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

lembar observasi yang dibuat secara mandiri oleh peneliti dengan memodifikasi

teori Stuart and Sudden dalam Tucker (2007) yang telah disesuaikan dengan

respon kecemasan anak. Observasi kecemasan ini terdiri dari 3 respon kecemasan

yaitu respon fisiologis sebanyak 14 item, respon kognitif sebanyak 1 item, dan

respon perilaku dan emosi sebanyak 15 item dengan bentuk jawaban ya (skor 1)

dan tidak (skor 0). Kategori observasi kecemasan ini terdiri dari kecemasan ringan

skor 1-7, kecemasan sedang 8-14, kecemasan berat 15-21, panik 22-30 (lindama,

2012).

2.4 Uji Cohen’s Kappa

Penelitian ini melibatkan dua orang ahli atau rater sebagai penilai, sehingga dalam

penelitian ini menggunakan koefisien kesepakatan Cohen’s Kappa (Sugiyono,

Page 10: PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP …core.ac.uk/download/pdf/148611772.pdfadanya perubahan status kesehatan, lingkungan, faktor keluarga, kebiasaan atau prosedur yang dapat menimbulkan

6

2014). Uji Kappa pada penelitian ini dilakukan di RSUD Pandan Arang. Pada

tahap ini peneliti dan asisten peneliti melakukan penilaian secara bersama-sama

terhadap objek penelitian sebanyak 10 responden dengan menggunakan observasi

kecemasan. Berdasarkan uji yang telah dilakukan didapatkan 17 item dengan

penilaian yang tidak saling konsisten antara peneliti dan asisten peneliti sehingga

jumlah item yang digunakan dalam mengukur kecemasan anak dalam penelitian

sebanyak 30 item.

2.5 Pengolahan Data dan Analisis Data

Pengolahan data adalah proses untuk mendapatkan data berdasarkan data mentah

dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang

dibutuhkan oleh peneliti (Setiadi, 2007). Tahapan pengolahan data terdiri dari 4

langkah yaitu melakukan koreksi (editing) terhadap data yang telah didapatkan

dalam penelitian, tahap selanjutnya memberi tanda pada semua data, dan

mengubah kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan, selanjutnya memilih

atau mengkategorikan data sesuai dengan jenis yang diinginkan peneliti,

selanjutnya memasukkan data data yang telah diberi tanda dan dimasukkan

kedalam tabel dan menghitung frekuensi data dalam program komputer, tahap

terakhir setelah semua tahap dilakukan adalah melakukan pengecekan kembali

untuk melihat adanya kemungkinan kesalahan kode, dll.

Analisis univariat adalah data yang diperoleh dari hasil pengumpulan dapat

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran tendensi sentral atau

grafik (Saryono, 2011). Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Dahlan (2009) analisa bivariat digunakan untuk dua variabel yang

diduga berhubungan atau berkolerasi. Analisa bivariat merupakan analisa untuk

mengetahui interaksi dua variabel, baik berupa komparatif, asosiatif, maupun

korelatif (Saryono, 2011). Analisis bivariat pada penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh terapi touch and talk terhadap tingkat kecemasan anak usia

prasekolah dengan menggunakan analisis uji statistik Uji independent sampel t-

test.

2.6 Etika Penelitian

Informed Consent: Lembar persetujuan yang diberikan kepada calon responden

agar mengetahui maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan. Suatu

pernyataan sepihak dari orang yang berhak (orang tua atau keluarga yang

menjaga) sehingga bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini ditandai dengan

calon responden menandatangi lembar yang telah disediakan peneliti, tetapi

peneliti tidak akan memaksa dan menghormati hak calon responden. Kerahasiaan:

Data yang telah didapatkan oleh peneliti dari responden akan dikumpulkan dan

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya kelompok tertentu yang akan

mengetahui hasil riset. Benefit: Peneliti berupaya untuk memaksimalkan manfaat

Page 11: PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP …core.ac.uk/download/pdf/148611772.pdfadanya perubahan status kesehatan, lingkungan, faktor keluarga, kebiasaan atau prosedur yang dapat menimbulkan

7

dan meminimalkan kerugian yang timbul akibat penelitian ini. Justice: Semua

responden diperlakukan dengan adil dan diberikan hak yang sama. Anonimity

(tanpa nama): Kerahasiaan responden yang digunakan dalam subjek penelitian

dengan cara tidak menuliskan nama responden pada alat ukur melainkan hanya

menuliskan kode sehingga hanya peneliti dan pihak-pihak tertentu yang

mengetahui identitas responden.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil

1.1.1 Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang anak yang mengalami tindakan invasif

di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta Ruang Melati 2 yang

dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Selanjutnya karakteristik responden penelitian ditampilkan sebagai berikut,

Tabel 3.1 Karakteristik Responden

Karakteristik Kelompok

Eksperimen

Kelompok Kontrol

Frek % Frek %

Umur anak

3 tahun

4 tahun

5 tahun

8

5

2

54

33

13

9

3

3

60

20

20

Total 15 100 15 100

Jenis kelamin

Laki-laki

Perempuan

10

5

67

33

11

4

73

27

Total 15 100 15 100

Anak ke

Pertama

Kedua

Ketiga

5

7

3

33

47

20

6

8

1

40

53

7

Total 15 100 15 100

Pekerjaan ibu

Ibu rumah tangga

Wiraswasta

Buruh

11

3

1

73

20

7

11

3

1

73

20

7

Total 15 100 15 100

Orang tua terdekat

anak selama ini

Ibu

Ayah

15

0

100

0

11

4

73

27

Total 15 100 15 100

Orang tua yang

Page 12: PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP …core.ac.uk/download/pdf/148611772.pdfadanya perubahan status kesehatan, lingkungan, faktor keluarga, kebiasaan atau prosedur yang dapat menimbulkan

8

menemani anak saat

dilakukan tindakan

Ibu

Ayah

13

2

87

13

12

3

80

20

Total 15 100 15 100

Distribusi karakteristik responden menurut umur pada kedua kelompok

sebagian besar adalah berumur 3 tahun yaitu pada kelompok eksperimen sebanyak

8 responden (54%) dan kelompok kontrol sebanyak 9 responden (60%), berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 10 responden (67%) dan pada kelompok kontrol 11

responden (73%), dan merupakan anak kedua pada kelompok eksperimen

sebanyak 7 responden (475%) dan kelompok kontrol 8 responden (53%).

Distribusi pekerjaan ibu pada kedua kelompok menunjukkan sebagian besar

adalah ibu rumah tangga masing-masing 73%. Orang tua yang terdekat dengan

anak adalah ibu dan yang menerima anak saat dilakukan tindakan sebagian besar

adalah ibu.

1.1.2 Analisa Univariat

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh terapi touch and talk

terhadap kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami tindakan invasif di

RSUD Dr. Moewardi. Responden penelitian terbagi dalam dua kelompok yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selanjutnya distribusi kecemasan

pada kedua kelompok penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2 Frekuensi Kecemasan Anak

Pre test Post test

Kecemasan Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

Frek % Frek % Frek % Frek %

Ringan 0 0 0 0 5 33 0 0

Sedang 14 93 14 93 10 67 11 73

Berat 1 7 1 7 0 0 4 27

Total 15 100 15 100 15 100 15 100

Hasil analisis data penelitian menunjukkan pada kelompok eksperimen pre

test kecemasan responden sebagian besar adalah sedang sebanyak 14 responden

(93%) dan berat sebanyak 1 responden (7%), selanjutnya pada saat post test

responden mengalami kecemasan ringan sebanyak 5 (33%) dan kecemasan sedang

sebanyak 10 (67%). Pada kelompok kontrol pre test kecemasan responden

sebagian besar adalah sedang sebanyak 14 responden (73%) dan berat sebanyak 1

responden (7%), selanjutnya pada saat post test kecemasan sebagian besar masih

Page 13: PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP …core.ac.uk/download/pdf/148611772.pdfadanya perubahan status kesehatan, lingkungan, faktor keluarga, kebiasaan atau prosedur yang dapat menimbulkan

9

sedang yaitu sebanyak 11 responden (73%) dan berat sebanyak 4 responden

(27%).

1.1.3 Analisis Bivariat

Pengujian pengaruh terapi touch and talk terhadap kecemasan anak usia

prasekolah yang mengalami tindakan invasif di RSUD Dr. Moewardi

menggunakan uji Independent sample t-test, hal ini disebabkan data penelitian

ternyata terbukti normal sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut.

3.3 Hasil Uji Normalitas Data dengan Uji Kolmogorov-smirnov

Variabel p-value Kesimpulan

Pre test kecemasan eksperimen

Pre test kecemasan kontrol

Post test kecemasan eksperimen

Post test kecemasan eksperimen

0,152

0,161

0,114

0,200

Normal

Normal

Normal

Normal

Berdasarkan hasil uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-smirnov

menunjukkan keempat variabel penelitian berdistribusi normal, sehingga teknik

analisis yang digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian adalah uji

Independent sample t-test sebagai berikut.

3.4 Ringkasan Hasil Uji Independent Sample t-test

Uji Independent sample t-test

Pre test Kecemasan

Uji Independent sample t-test

Post test Kecemasan

Rerata thitung Pv Kes Rerata thitung Pv Kes

Eksperimen 12,00 0,767 0,449 H0

diterima

9,27 5,352 0,000 H0

ditolak Kontrol 12,47 13,06

Hasil uji Independent sample t-test pre test kecemasan antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh nilai thitung sebesar 0,767 dengan nilai

signifikansi (pv) sebesar 0,449. Nilai signifikansi penelitian p-v lebih besar dari

0,05 (0,449 > 0,05) maka keputusan uji adalah H0 diterima yang bermakna tidak

terdapat perbedaan pre test kecemasan antara kelompok eksperimen dengan

kelompok kontrol.

Hasil uji Independent sample t-test post test kecemasan antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh nilai thitung sebesar 5,352 dengan nilai

signifikansi (pv) sebesar 0,000. Nilai signifikansi penelitian p-v lebih kecil dari

0,05 (0,000 < 0,05) maka keputusan uji adalah H0 ditolak yang bermakna terdapat

perbedaan post test kecemasan antara kelompok eksperimen dengan kelompok

kontrol.

Selanjutnya berdasarkan nilai rata-rata pre test dan post test kecemasan antara

kedua kelompok penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan nilai rata-rata

kecemasan pre test ke post test pada kelompok eksperimen, sedangkan pada

kelompok kontrol tidak terjadi, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

terapi touch and talk terhadap kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami

Page 14: PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP …core.ac.uk/download/pdf/148611772.pdfadanya perubahan status kesehatan, lingkungan, faktor keluarga, kebiasaan atau prosedur yang dapat menimbulkan

10

tindakan invasif di RSUD Dr. Moewardi.

3.5 Grafik Garis Rerata Pre test dan Post test Kecemasan

1.2 Pembahasan

1.2.1 Karakteristik Responden

Distribusi karakteristik responden menurut umur pada kelompok eksperimen dan

kontrol sebagian besar berumur 3 tahun yaitu pada kelompok eksperimen

sebanyak 8 responden (54%) dan kelompok kontrol sebanyak 9 responden (60%).

Menurut penelitian Sa’diah dkk (2014) usia prasekolah lebih rentan mengalami

hospitalisasi karena kekebalan tubuh anak belum terbentuk dengan sempurna

sehingga anak akan mudah sakit.

Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan

sebagian besar adalah laki-laki sebanyak 10 responden (67%) dan pada kelompok

kontrol 11 responden (73%). Karakteristik jenis kelamin ini hanya memberikan

keterangan bahwa penelitian dilakukan pada anak prasekolah laki-laki maupun

perempuan, responden pada penelitian ini sebagian besar adalah laki-laki.

Handayani dan Puspitasari (2008) berpendapat bahwa pada anak usia prasekolah

laki-laki akan lebih mudah dipengaruhi oleh tekanan-tekanan lingkungan daripada

perempuan. Hasil penelitian tersebut didukung oleh pendapat Small, Melnyk &

Arcoleo (2009) yang menyatakan bahwa 61% koping yang baik pada anak usia

prasekolah yang menjalani hospitalisasi berjenis kelamin perempuan, anak laki-

laki berperilaku hiperaktif dan agresif dalam mengantisipasi kondisi selama

hospitalisasi.

Karakteristik responden menurut urutan anak menunjukkan sebagian besar

anak yang mengalami kecemasan merupakan anak urutan kedua yaitu pada

kelompok eksperimen sebanyak 7 responden (47%) dan kelompok kontrol 8

responden (53%). Hal ini dikarenakan sebagian besar responden merupakan anak

urutan kedua sehingga yang paling banyak mengalami kecemasan adalah anak

urutan kedua. Penelitian Sa’diah dkk (2014) menyatakan anak pertama dan anak

tunggal lebih mudah dalam mengalami kecemasan disebabkan karena orang tua

seringkali tidak memberi kesempatan pada anak untuk belajar beradaptasi dengan

Perubahan Kecemasan

9.27

13.06

12.00

12.47

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

Pre test Post test

Pengamatan

Rata

-rata

Sko

r Kec

emas

an

Eksperimen

Kontrol

Page 15: PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP …core.ac.uk/download/pdf/148611772.pdfadanya perubahan status kesehatan, lingkungan, faktor keluarga, kebiasaan atau prosedur yang dapat menimbulkan

11

lingkungan. Akan tetapi, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sukmawati (2015) yang mengatakan anak pertama akan lebih mandiri,

selanjutnya anak kedua dan anak bungsu. Anak yang mudah beradaptasi akan

lebih mudah untuk menghadapi stressor selama menjalani hospitalisasi (Santrock,

2007).

Distribusi pekerjaan ibu pada kedua kelompok menunjukkan sebagian besar

adalah ibu rumah tangga. ibu rumah tangga menyebabkan responden memiliki

banyak waktu bersama ibunya. Menurut Alligood dan Tomey (2006) peran ibu

sangat penting dalam mempengaruhi kondisi emosional dan psikologis anak di

rumah sakit.

1.2.2 Gambaran Kecemasan Anak Ketika Mengalami Tindakan

Invasif

Hasil analisis data penelitian menunjukkan pada kelompok eksperimen pre test

kecemasan responden sebagian besar adalah sedang sebanyak 14 responden (93%)

dan berat sebanyak 1 responden (7%), sedangkan pada kelompok kontrol pre test

kecemasan responden sebagian besar adalah sedang sebanyak 14 responden (93%)

dan berat sebanyak 1 responden (7%).

Menurut American Heart Association (AHA) (2003), anak-anak sangat rentan

terhadap kecemasan yang berhubungan dengan prosedur tindakan invasif karena

tindakan invasif dianggap melukai dan menyebabkan nyeri pada tubuh sehingga

anak merasa disakiti saat berada di rumah sakit.

Penelitian Pratiwi dan Deswita (2013) mengatakan bahwa timbulnya

kecemasan pada anak selama perawatan dirumah sakit diakibatkan pengalaman

yang penuh stress, baik bagi anak maupun orang tua. Lingkungan rumah sakit itu

sendiri merupakan penyebab stress dan kecemasan pada anak. Pada saat anak

dirawat di rumah sakit akan muncul tantangan-tantangan yang harus dihadapinya

seperti, mengatasi suatu perpisahan dan penyesuaian dengan lingkungan yang

asing baginya. Penyesuaian dengan banyak orang yang mengurusinya, dan kerap

kali berhubungan dan bergaul dengan anak-anak yang sakit serta pengalaman

mengikuti terapi yang menyakitkan.

Pada anak prasekolah kecemasan yang paling besar dialami adalah ketika

pertama kali mereka masuk hospitalisasi adalah ketika mengalami tindakan

invasif. Apabila anak mengalami kecemasan tinggi saat dilakukan tindakan

invasif, kemungkinan besar tindakan yang dilakukan menjadi tidak maksimal dan

tidak jarang harus mengulangi beberapa kali sehingga akan menghambat proses

penyembuhan anak. Menurut Isranil (2006) tentang reaksi yang terjadi saat

dilakukan tindakan invasif pada anak prasekolah adalah anak akan menangis,

meronta-ronta, berteriak, dll.

Page 16: PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP …core.ac.uk/download/pdf/148611772.pdfadanya perubahan status kesehatan, lingkungan, faktor keluarga, kebiasaan atau prosedur yang dapat menimbulkan

12

1.2.3 Pengaruh Terapi Touch And Talk Terhadap Kecemasan Anak

Usia Prasekolah yang Mengalami Tindakan Invasif di RSUD Dr.

Moewardi

Hasil uji Independent sample t-test pre test kecemasan antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh nilai thitung sebesar 0,767 (pv = 0,449)

yang bermakna tidak terdapat perbedaan pre test kecemasan antara kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol. Selanjutnya hasil uji Independent sample t-

test post test kecemasan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

diperoleh nilai thitung sebesar 5,352 (pv =0,000) yang bermakna terdapat perbedaan

post test kecemasan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Berdasarkan nilai rata-rata pre test dan post test kecemasan antara kedua

kelompok penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan nilai rata-rata

kecemasan pre test ke post test pada kelompok eksperimen, sedangkan pada

kelompok kontrol tidak terjadi, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

terapi touch and talk terhadap kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami

tindakan invasif di RSUD Dr. Moewardi.

Terapi touch and talk dapat dilakukan oleh orang terdekat anak, baik orang

tua maupun keluarga lainnya sehingga dapat membuat kegelisahan anak meredam

dan memiliki dampak positif pada anak yang mempunyai gangguan perilaku. Hal

tersebut didukung oleh penelitian Kemper (2004) yang menyatakan perasaan

nyaman akibat sentuhan juga akan merangsang tubuh untuk mengeluarkan

hormon endorphin. Peningkatan endorphin dapat mempengaruhi suasana hati dan

dapat menurunkan kecemasan pasien, hormon ini menyebabkan otot menjadi

rileks, dan tenang. Jika stressor kecemasan yang dialami anak prasekolah dapat

diatasi maka kecemasan yang dialami anak dapat menurun (Haruyama, 2011).

Penelitian lain yang mendukung untuk mengurangi kecemasan anak

dilakukan oleh Kaluas (2015) dengan hasil p value 0,000 yang bermakna ada

pengaruh terapi bercerita terhadap penurunan kecemasan anak saat menjalani

hospitalisasi. Penurunan kecemasan ini terjadi karena anak akan merasa nyaman

saat diajak berbicara oleh orang tua atau keluarga yang dianggap dekat dengan

anak sehingga dengan di ajak bercerita anak tidak akan merasa jauh dari keluarga.

2. PENUTUP

2.1 Simpulan

Rata-rata nilai skor kecemasan pretest pada kelompok eksperimen 12,00 dan saat

postest mengalami penurunan skor kecemasan menjadi 9,27. Rata-rata nilai skor

kecemasan pretest pada kelompok kontrol 12,47 dan saat postest mengalami

peningkatan skor kecemasan menjadi 13,06. Pemberian terapi touch and talk

berpengaruh terhadap penurunan kecemasan anak usia prasekolah yang

mengalami tindakan invasif di RSUD Dr. Moewardi.

Page 17: PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP …core.ac.uk/download/pdf/148611772.pdfadanya perubahan status kesehatan, lingkungan, faktor keluarga, kebiasaan atau prosedur yang dapat menimbulkan

13

2.2 Saran

Bagi perawat rumah sakit yang merawat anak dapat menerapkan terapi touch and

talk untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien anak khususnya anak

prasekolah. Terapi touch and talk memiliki beberapa keunggulan diantaranya

tidak mmbutuhkan peralatan yang banyak serta melibatkan orang tua dalam

perawatan anak selama di rumah sakit.

Bagi orang tua hendaknya dapat mengontrol emosi dan kondisi psikologisnya

selama menjaga anak menjalani hospitalisasi. Orang tua merupakan acuan anak

terhadap kondisi dirinya, apabila orang tua terlihat panik, maka hal tersebut akan

menambah tingkat kekhawatiran anak selama hospitalisasi dan menyebabkan anak

semakin cemas. Orang tua perlu pula mempelajari cara-cara menenangkan anak

selama hospitalisasi, salah satunya dengan mempelajari terapi touch and talk

sehingga orang tua mampu menjaga kondisi kecemasan anak.

Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti pengaruh terapi latihan terhadap

penurunan kecemasan anak hendaknya meningkatkan jumlah sampel penelitian,

sehingga hasil penelitian lebih akurat, serta dapat pula menggunakan jenis terapi

lainnnya sehingga diketahui model terapi apakah yang paling efektif menurunkan

tingkat kecemasan anak prasekolah selama menjalani hospitalisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Aizah, Siti., & Wati, Susi Erna. (2014). Upaya Menurunkan Tingkat Stress

Hospitalisasi dengan Aktifitas Mewarnai Gambar pada Anak Usia 4-6

Tahun di Ruang Anggrek RSUD Gambiran Kediri. ISSN : 0854-1922.

Alligood, M. R., & Tomey, A. N. (2006). Nursing Theorist and their work. 6th

Edition, ST. Louis : Mosby elsevier, Inc

American Heart Association (AHA). (2003). Recommendations for Preparing

Children and Adolescents for Invasif Cardiac Procedures.

http://circ.ahajournals.org/content/108/20/2550.full diakses tanggal 29

Juni 2016.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Renika Cipta.

Dahlan, Sopiyudin. (2009). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,

Bivariat, dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi dengan SPSS. Jakarta :

Salemba Medika.

Edisaputra, Ngakan P. S., Natalia, L., & Budiastuti, Nanik. (2013). Pengaruh

Terapi Bermain dengan Tehnik Bercerita terhadap Kecemasan Akibat

Hospitalisasi Pada Anak Prasekolah di Bangsal Menur RSUP Dr.

Soeradji Titonegoro Klaten.

Page 18: PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP …core.ac.uk/download/pdf/148611772.pdfadanya perubahan status kesehatan, lingkungan, faktor keluarga, kebiasaan atau prosedur yang dapat menimbulkan

14

Handayani & Puspitasari. (2008). Pengaruh Terapi Bermain terhadap tingkat

kooperatif selama menjalani perawatan pada anak usia prasekolah (3-5

tahun) di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Surya

Medika Yogyakarta.

Haruyama, S. (2011). The Miracle of Endorphin. Bandung : Qanita.

Hastono, Susanto. (2007). Analisa Data Kesehatan. Jakarta : Universitas

Indonesia.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta :

Salemba Medika.

. (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik

Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.

Hinlay. (2006). Terapi Intravena pada Pasien di Rumah Sakit. Yogyakarta : Nuha

Medika.

Hukom, E. H., Wahyuni, S., & Junaidi. (2013). Hubungan Dukungan Keluarga

Dan Lingkungan Rumah Sakit Dengan Reaksi Hospitalisasi Pada Anak

Usia Sekolah Di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. ISSN :

2302-1721.

Imam, Gala., & Sodjo, Unggul. (2011). Kumpulan Tips Pediatri. Jakarta : Badan

Penerbit IDAI.

Ireland, M., & Olson, M. (2006). Massage Therapy and Therapeutic Touch in

Children. Altern Ther Health Med. 6(5):54-63.

Isranil, L. E. (2006). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Pada Anak

Sekolah Yang di Rawat di Instalasi Kesehatan Anak (INSKA) RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta. Skripsi. FK UGM : Yogyakarta

Kaluas, Inggrith., Ismanto, A. Y., & Kundre, R.M. (2015). Perbedaan Terapi

Bermain Puzzle dan Bercerita Terhadap Kecemasan Anak Usia

Prasekolah (3-5 Tahun) Selama Hospitalisasi di Ruang Anak RS TK. III.

R. W. Mongisidi Manado. eJournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3

Nomer 2.

Kemper, Kathi J., & Kelly, Erica A. (2004). Treating Children With Therapeutic

and Healing Touch. Pediatric Annals. 33, 4. Pg. 248.

Khairani, Makmun. (2015). Psikologi Komunikasi Dalam Pembelajaran.

Yogyakarta : Aswaja Pressindo.

Kholilur, Rochman. (2010). Kesehatan Mental. Purwokerto : Fajar Media Press.

Kyle, Terri., & Carman, Susan. (2014). Buku Ajar Keperawatan Pediatri Edisi 2.

Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Lindama, Aan. (2012). Hubungan antara caring perawat dengan kecemasan anak

usia prasekolah akibat hospitalisasi di Ruang Melati RSUD Kebumen.

http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id/files/disk1/31/jtstikesmuhgo-gdl-

aanlindama-1506-1-bab1-3-a.pdf diunduh tanggal 20 Juli 2016.

Page 19: PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP …core.ac.uk/download/pdf/148611772.pdfadanya perubahan status kesehatan, lingkungan, faktor keluarga, kebiasaan atau prosedur yang dapat menimbulkan

15

Lumiu, Stella Engel., dkk. (2013) Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat

Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Di Usia Prasekolah Di Irinae

BLU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado. Ejournalkeperawatan (e-kp)

Volume 1 Nomor 1.

Machfoedz, Mahmud. (2009). Komunikasi Keperawatan (Komunikasi

Terapeutik). Yogyakarta : Ganbika.

Mundakir. (2006). Komunikasi Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT.

Rineka Cipta.

Nurjannah, Intansari. (2005). Komunikasi Keperawatan: Dasar-dasar Komunikasi

Bagi Perawat. Yogyakarta : MocoMedika.

Pratiwi, Elza Sri., & Deswita (2013). Perbedaan Pengaruh Terapi Bermain

Mewarnai Gambar dengan Bermain Puzzle Terhadap Kecemasan Anak

Usia Prasekolah di IRNA Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang. Ners

Jurnal Keperawatan Volume 9, No 1 22-27.

Prihardjo, R. (2008). Tehnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat. Jakarta : EGC.

Puturuhu, Anastasia R. (2014). Hubungan Peran Serta Orang Tua Terhadap

Dampak Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah Di Rumah Sakit Eka

BSD. http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-3031-

ABSTRAK.pdf diunduh tanggal 20 Juni 2016

Riyadi, Sujono. (2014). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Yogyakarta : Graha

Ilmu.

Sa’diah, Ririn Halimatus., Hardiani, Ratna Sari., & Rondhianto. (2014). Pengaruh

Terapi Bermain Origami terhadap Tingkat Kecemasan pada Anak

Prasekolah dengan Hospitalisasi di Ruang Aster RSD dr. Soebandi

Jember. E-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 nomer 3.

Saddhono., & Slamet. (2012). Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia.

Bandung : Karya Putra Darwati.

Santrock, J,W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga

Sari, F. S., & Sulisno, M. (2012). Hubungan Kecemasan Ibu Dengan Kecemasan

Anak Saat Hospitalisasi Anak. Jurnal Nursing Studies Vol. 1 Nomor. 1 :

51-59.

Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan: penuntun praktis bagi

pemula. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.

Setiadi. (2007). Riset Keperawatan. Surabaya : Graha Ilmu.

Siswanto. (2010). Sejuta Manfaat Sentuhan.

http://life.viva.co.id/news/read/186722-sejuta-manfaat-sentuhan diakses

tanggal 27 November 2015.

Page 20: PENGARUH TERAPi TOUCH AND TALK TERHADAP …core.ac.uk/download/pdf/148611772.pdfadanya perubahan status kesehatan, lingkungan, faktor keluarga, kebiasaan atau prosedur yang dapat menimbulkan

16

Small, L, Melnyk, B.M, & Arcoleo. (2009). The effects of gender in the coping

outcomes of young children following an unantiicipated critical care

hospitalization. Journal for Specialists in Pediatric Nursing.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta.

Sukmawati, Eva, dkk (2015). Pengaruh Posisi Urutan Kelahiran Anak dalam

Keluarga Terhadap Tingkat Kemandirian Anak Usia 4-6 Tahun di Taman

Kanak-kanan Permata Agung Kecamatan XIII Koto Kampar.

Sumantri. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Supartini, Yupi (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta :

EGC.

Suryani. (2014). Komunikasi Terapeutik: teori & praktik, Edisi 2. Jakarta : EGC.

Susilaningrum, Rekawati. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak untuk

Perawat dan Bidan. Jakarta : Salemba Medika.

Sutardjo, Wiramihardja. (2005). Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung :

Refika Aditama.

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Tucker, Susan Martin. (2007). Standar Keperawatan Pasien Perencanaan

Kolaboratif dan Intervensi Keperawatan. Jakarta : EGC.

Utami, Yuli. (2014). Dampak Hospitalisasi terhadap Perkembangan Anak. Jurnal

ilmiah WIDYA. ISSN : 2337-6686.

Winstead-Fry, P., & Kijek, K. (2006). An integrative review and meta-analysis of

therapeutic touch research. Altern Ther Health Med. 5(6):58-67.

Wong., & Donna L. (2003). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta :

EGC.

. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 2. Jakarta :

EGC.

Yuniarti, Sri. (2015). Asuhan Tumbuh Kembang Neonatus Bayi: Balita dan Anak

Prasekolah. Bandung : PT Refika Aditama.

Yusuf, Syamsu. (2014). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung :

Remaja Rosdakarya.

Zen, Pribadi. (2013). Panduan Komunikasi Efektif Untuk Bekal Keperawatan

Profesional. Yogyakarta : D-Medika.

*Mahasiswa Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehaatan Universitas

Muhamadiyah Surakarta

** Dosen Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah

Surakarta