Pengaruh Terapi Musik Terhadap as Nyeri Akibat Perawatan Luka Bedah AbdomenDi Badan Pelayanan...

25
PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP INTENSITAS NYERI AKIBAT PERAWATAN LUKA BEDAH ABDOMEN DI BADAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT RUMAH SAKIT UMUM NGUDI WALUYO WLINGI KABUPATEN BLITAR TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Keperawatan Oleh : Medical Shocker NIM. 0610722001

Transcript of Pengaruh Terapi Musik Terhadap as Nyeri Akibat Perawatan Luka Bedah AbdomenDi Badan Pelayanan...

Page 1: Pengaruh Terapi Musik Terhadap as Nyeri Akibat Perawatan Luka Bedah AbdomenDi Badan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP INTENSITAS NYERI AKIBAT PERAWATAN LUKA BEDAH ABDOMEN

DI BADAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT RUMAH SAKIT UMUM NGUDI WALUYO WLINGI

KABUPATEN BLITAR

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi PersyaratanMemperoleh Gelar Sarjana Ilmu Keperawatan

Oleh :Medical ShockerNIM. 0610722001

JURUSAN KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2007

Page 2: Pengaruh Terapi Musik Terhadap as Nyeri Akibat Perawatan Luka Bedah AbdomenDi Badan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar

ABSTRAK

Abu Hanifah, 2007. Pengaruh Terapi Musik Terhadap Intensitas Nyeri akibat Perawatan Luka Bedah Abdomen Di Badan Pelaksana Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar. Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran Unversitas Brawijaya Malang. Pembimbing: 1) dr. Soemardini, MPd, dan 2) Ns. Tony Suharsono, S.Kep

Terapi musik merupakan intervensi non invasif yang dapat digunakan untuk mempertahankan dan memulihkan kesehatan baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Beberapa peneliti membuktikan bahwa terapi musik dapat digunakan untuk manajemen nyeri seperti nyeri akut, nyeri kanker, nyeri akibat prosedur invasif, dan beberapa prosedur medis lainnya. Di bidang kesehatan terapi musik dikenal sebagai complementary medicine yang dapat diterapkan setiap saat, dimana saja, dan oleh siapa saja, serta tidak menimbulkan efek samping. Akan tetapi penggunaan musik untuk penanganan nyeri seperti nyeri akibat perawatan luka belum diterapkan atau direkomendasikan secara nyata. Perawatan luka merupakan bantuan atau intervensi dari luar yang bertujuan untuk mendukung penyembuhan luka. Salah satu permasalahan yang sering terjadi saat perawatan luka adalah nyeri. Kenyamanan dan penanganan nyeri merupakan prinsip dalam perawatan luka, juga merupakan salah satu kebutuhan dasar yang menjadi hak pasien dan harus dipenuhi oleh perawat. Untuk itu perlu dicari atau diupayakan alternatif penanganan terhadap nyeri yang terjadi, agar perawatan luka dapat dilakukan secara optimal. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh terapi musik terhadap intensitas nyeri akibat perawatan luka bedah abdomen di Badan Pelaksanan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar. Rancangan penelitian menggunakan Pre Eksperimental After Only Design dengan metode Static Group Comparism. Sampel diambil dari pasien yang menjalani perawatan luka bedah abdomen dengan metode non probability sampling teknik purposive sampling, berjumlah 18 orang yang terdiri dari 9 orang kelompok kontrol dan 9 orang kelompok perlakuan. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi pengkajian nyeri dengan skala perilaku dari Margaret Campbell. Sebagian besar (56%) intensitas nyeri pada kelompok kontrol adalah nyeri sedang, sedangkan yang terbanyak pada kelompok perlakuan adalah intensitas nyeri ringan (67%). Hasil uji statistik Mann Whitney Test menggunakan tingkat kemaknaan p ≤ 0,05 menunjukkan hasil signifikan dengan nilai p = 0,039, hal ini berarti bahwa ada pengaruh terapi musik terhadap penurunan intensitas nyeri akibat perawatan luka bedah abdomen. Berdasarkan hasil penelitian maka terapi musik dapat dimanfaatkan sebagai intervensi penanganan nyeri pada pasien yang menjalani perawatan luka bedah abdomen.

Kata kunci : Terapi musik, intensitas nyeri, luka bedah abdomen

1

Page 3: Pengaruh Terapi Musik Terhadap as Nyeri Akibat Perawatan Luka Bedah AbdomenDi Badan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar

ABSTRACT

Abu Hanifah, 2007. The Effect of Music Therapy for Pain Caused Abdomen Surgical Wound Nursing in Executing Commmitte of Comunnity Health Ngudi Waluyo Wlingi of Blitar District. Final Assignment, Medical Faculty of Brawijaya University of Malang. Advisor: 1) dr. Soemardini, MPd, and 2) Ns. Tony Suharsono, S. Kep.

Music therapy is noninvasive intervention that can be used to maintain and recover health, either physical or mental health. Some researchers proved that music therapy can be used for pain management such as acute pain, cancer pain, painful due to invasive procedure, and several other medical procedural. In health field, music therapy is known as complementary medicine that can be applied anytime, anywhere, and by whomever. And it does not result in side effect. But, using music to overcoming painful such as pain caused wound nursing has not been applied recommended in real. Wound nursing is assistance or intervention from outside that has purpose to support wound recovery. One problem that often occurs when wound nursing is pain. Comfort and overcoming painful is principle in nursing. It is also one basic requirement that become patient right and must be met by the nurse. So, alternative of overcoming painful occurred needs to be found or sought, in order that wound nursing can be done optimally. This research has purpose to know an effect of music therapy for pain caused abdomen surgical wound nursing in Executing Commmitte of Comunnity Health Ngudi Waluyo Wlingi of Blitar District. Research design uses Pre Experimental after Only Design by utilizing Static Group Comparism method. Sample obtained from patient that undergoes abdomen surgical wound nursing by using non probability sampling method with purposive sampling technique, account for 18 people consisting of 9 people of control group and 9 people of experimental group. Data collection uses observation sheet of assessing pain with behavioral scale from Margaret Campbell. Most (56%) pain intensity for control group is moderate painful, where as most experimental group is light pain intensity (67%). Statistic test result of Mann Whitney Test that uses meaning level of p < 0.05 shows significantly result with value p = 0.039. This means that there is effect of music therapy for reducing pain intensity caused abdomen surgical wound nursing. Based on the result of research, music therapy can be used as intervention of overcoming pain to patient who undergoes abdomen surgical wound nursing.

Keyword: Music therapy, pain intensity, abdomen surgical wound.

2

Page 4: Pengaruh Terapi Musik Terhadap as Nyeri Akibat Perawatan Luka Bedah AbdomenDi Badan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar

PENDAHULUAN

Musik merupakan bunyi yang dianggap enak oleh pendengarnya yang

dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau sekumpulan orang. Penggunaan musik

sebagai terapi sebenarnya telah dikenal manusia sejak jaman Yunani kuno dan mulai

diterapkan pada masa perang dunia I dan II (Samuel, 2007). Studi tentang terapi musik

semakin banyak dikembangkan, lebih-lebih setelah diketahuinya pengaruh Mozart

pada tahun 1993.

Dalam bidang kedokteran, terapi musik dikenal sebagai Complementary

Medicine yang dapat digunakan untuk meningkatkan, mempertahankan, dan

mengembalikan kesehatan fisik, mental, emosional, maupun spritual dengan

menggunakan bunyi atau irama tertentu (Samuel, 2007). Beberapa peneliti telah

membuktikan bahwa musik dapat menurunkan keluhan baik fisik maupun mental.

seperti pada pasien luka bakar, diabetes, kanker, stroke, melengkapi perawatan AIDS,

pasien gangguan jiwa, termasuk untuk penanganan nyeri (Pandoe, 2006).

Dewasa ini penggunaan musik sudah tidak dibatasi oleh dimensi ruang dan

waktu lagi, seseorang dapat dengan bebas mengakses musik kapan serta dimana saja

tanpa harus mengganggu orang lain. Terapi musik merupakan intervensi alami non

invasif yang dapat diterapkan secara sederhana, tidak selalu membutuhkan kehadiran

ahli terapi, harga terjangkau, dan tidak menimbulkan efek samping. Namun sampai

saat ini penggunaan musik untuk penanganan nyeri terutama pada pasien-pasien di

rumah sakit belum secara nyata direkomendasikan atau diterapkan, termasuk dalam

menangani nyeri akibat prosedur invasif atau perawatan luka.

Perawatan luka pada hakekatnya merupakan bantuan atau intervensi dari luar

yang ditujukan dalam rangka mendukung penyembuhan luka. Di Badan Pelaksana

Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Umum (BPKM RSU) Ngudi Waluyo Wlingi,

perawatan luka merupakan salah satu intervensi keperawatan yang tersering dan

hampir setiap hari dilakukan oleh perawat. Hal ini disebabkan karena luka yang terjadi

sebagai akibat dari kecelakaan atau pembedahan angka kejadiannya masih cukup

3

Page 5: Pengaruh Terapi Musik Terhadap as Nyeri Akibat Perawatan Luka Bedah AbdomenDi Badan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar

tinggi. Kondisi tersebut tentu saja berdampak pada tingginya intervensi perawatan luka

di rumah sakit ini.

Nyeri merupakan permasalahan yang sering terjadi dalam perawatan luka.

Penggantian balutan pascaoperatif merupakan salah satu tindakan yang menyebabkan

rasa sakit saat perawatan luka, bahkan untuk luka yang ditutup secara bedah sekalipun,

hal ini karena eksudat dapat merembes ke dalam balutan dan mengering, sehingga

menyebabkan perlekatan sedangkan area luka masih dalam fase inflamasi. Selain itu

penggunaan larutan pencuci luka atau agen yang digunakan untuk antiseptik juga

berdampak pada timbulnya nyeri (Morison, 2003:33).

Penanganan nyeri merupakan salah satu prinsip dalam perawatan luka, selain

itu kenyamanan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar yang menjadi hak klien

dan harus dipenuhi oleh perawat. Untuk itu perawat perlu menerapkan teknik

penanganan nyeri untuk mengantisipasi atau meminimalkan nyeri dan

ketidaknyamanan yang terjadi agar perawatan luka dapat dilakukan secara optimal.

Tidak optimalnya perawatan luka akan berdampak pada terjadinya komplikasi luka

seperti infeksi dan penundaan penyembuhan luka, sehingga penyembuhan luka

menjadi lebih lambat yang pada akhirnya berdampak pada perawatan, waktu, dan

biaya yang tidak sedikit.

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan Pre Experimental

After Only Design dengan metode Static Group Comparism.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah semua pasien yang menjalani perawatan luka bedah

abdomen di BPKM RSU Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar selama periode

waktu pengumpulan data. Peneliti mengambil sampel berjumlah 18 orang sesuai

dengan kriteria sampel menggunakan metode non probability sampling, teknik

purposive sampling.

4

Page 6: Pengaruh Terapi Musik Terhadap as Nyeri Akibat Perawatan Luka Bedah AbdomenDi Badan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk intervensi penelitian adalah alat pemutar

musik dari perangkat MP3 player yang dihubungkan dengan headphone/earphone.

Sedangkan instrumen pengumpul data intensitas nyeri menggunakan alat pengkaji

nyeri dengan skala perilaku dari Margaret Campbell meliputi observasi wajah,

kegelisahan, gerakan otot, vokalisasi, dan ketenangan, berupa lembar observasi.

Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data

Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dengan menggunakan lembar

observasi yang telah disiapkan. Pengamatan dan pengisian lembar observasi dilakukan

pada tiga tahap perawatan luka yakni pengukuran intensitas nyeri pada saat melepas

balutan, saat pembersihan luka, dan saat penutupan luka. Pengambilan data dilakukan

di dua kelompok yaitu data pertama diambil dari kelompok kontrol saat perawatan

luka bedah dilaksanakan tanpa terapi musik. Data kedua diambil dari kelompok

perlakuan saat perawatan luka bedah dilaksanakan dengan intervensi terapi musik.

Setelah data terkumpul kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif dan

analitik sebagai berikut: memberi skor pada lembar observasi sesuai dengan pengisian

cheklist, menjumlahkan skor dari item pengamatan sesuai dengan tahap pengamatan,

menentukan total skor tertinggi pada salah satu tahap pengamatan, yang selanjutnya

akan dijadikan sebagai nilai Intensitas nyeri akibat perawatan luka bedah abdomen

yang dialami responden, mengklasifikasikan total skor yang diperoleh sesuai dengan

kriteria penilaian intensitas nyeri yaitu tidak nyeri jika total skor 0, nyeri ringan jika

total skor 1-3, nyeri sedang jika total skor 4-6, dan nyeri berat jika total skor ≥ 7, dan

selanjutnya dibuat tabulasi data serta diinterpretasikan.

Untuk mengetahui tahapan dan respons perilaku terhadap nyeri yang

memberikan kontribusi paling besar terhadap intensitas nyeri digunakan metode

perbandingan yang mengacu pada total skor dan rata-rata skor yang diperoleh oleh

semua responden kelompok kontrol.

5

Page 7: Pengaruh Terapi Musik Terhadap as Nyeri Akibat Perawatan Luka Bedah AbdomenDi Badan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar

Hasil identifikasi instensitas nyeri pada kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol selanjutnya dibandingkan secara langsung dan dianalisis dengan mengguna-

kan uji statistik Mann Whitney Test dengan tingkat kepercayaan 95% atau p ≤ 0,05.

HASIL PENELITIAN

Intensitas Nyeri akibat Perawatan Luka Bedah Abdomen pada Kelompok

Kontrol

Tabel 1 Intensitas Nyeri akibat Perawatan Luka Bedah Abdomen pada Kelompok Kontrol di BPKM RSU Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar, November 2007

No Intensitas Nyeri Jumlah Prosentase (%)1 Tidak Nyeri 0 02 Nyeri Ringan 3 333 Nyeri Sedang 5 564 Nyeri Berat 1 11

Total 9 100

Dari di atas menunjukkan bahwa pada dasarnya semua responden mengalami

nyeri, tetapi pada intensitas yang bervariasi. Intensitas nyeri terbanyak pada kelompok

kontrol adalah intensitas nyeri sedang yakni 5 orang (56%), sedangkan yang paling

sedikit adalah intensitas nyeri berat yakni 1 orang (11%).

Tabel Jumlah Skor Nyeri Berdasarkan Tahap Pengamatan Pada Kelompok Kontrol di BPKM RSU Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar, November 2007

No Tahap Pengamatan Skor Rata-rata1 Tahap Pelepasan Balut 3,82 Tahap Pembersihan Luka 4,13 Tahap Penutupan Luka 1,9

Intensitas Nyeri akibat Perawatan Luka Bedah Abdomen pada Kelompok

Perlakuan

Tabel 3 Intensitas Nyeri akibat Perawatan Luka Bedah Abdomen pada Kelompok Perlakuan di BPKM RSU Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar, November 2007

No Intensitas Nyeri Jumlah Prosentase (%)1 Tidak Nyeri 0 0

6

Page 8: Pengaruh Terapi Musik Terhadap as Nyeri Akibat Perawatan Luka Bedah AbdomenDi Badan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar

2 Nyeri Ringan 6 673 Nyeri Sedang 3 334 Nyeri Berat 0 0

Total 9 100

Intensitas nyeri terbanyak dialami responden pada kelompok perlakukan adalah

intensitas nyeri ringan yakni 6 orang (67%), sedangkan yang mengalami nyeri dengan

intensitas nyeri sedang sebanyak 3 orang (33%). Data di atas juga menunjukkan bahwa

tidak ada responden yang tidak mengalami nyeri atau mengalami nyeri berat.

Tabel 4 Jumlah Skor Nyeri Berdasarkan Respons Perilaku Pada Kelompok Perlakuan di BPKM RSU Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar, November 2007

No Respons Perilaku Skor Rata-rata1 Wajah 2,62 Kegelisahan 0,93 Tonus Otot 0,64 Vokalisasi 1,75 Ketenangan 0,2

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah skor tertinggi terdapat pada respons

wajah dengan skor rata-rata 2,6, sedangkan yang terendah pada respons ketenangan

dengan skor rata-rata 0,2, kemudian pada respons tonus otot dengan skor rata- rata 0,6.

Analisis Pengaruh Terapi Musik terhadap Intensitas Nyeri akibat Perawatan

Luka Bedah Abdomen Di BPKM RSU Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar

Tabel 5 Pengaruh Terapi Musik terhadap Intensitas Nyeri Akibat Perawatan Luka Bedah Abdomen di BPKM RSU Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar,

November 2007

No Intensitas NyeriKelompok

KeteranganKontrol Perlakuan1 Tidak Nyeri 0 0 Test Statistik Mann

Whitney Test, nilai signifikan p = 0,039 pada tingkat p ≤ 0,05

2 Ringan 3 63 Sedang 5 34 Berat 1 0

Total 9 9

7

Page 9: Pengaruh Terapi Musik Terhadap as Nyeri Akibat Perawatan Luka Bedah AbdomenDi Badan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar

Dari hasil uji Mann Whitney Test ternyata didapatkan nilai p = 0,039 pada

tingkat kemaknaan p ≤ 0,05 (α ≤ 0,05). Bila dibandingkan dengan tingkat kemaknaan

yaitu 0,039 < 0,05, berarti Ho ditolak. Secara statistik berarti bahwa ada pengaruh

yang signifikan dari intervensi terapi musik yang dilakukan terhadap penurunan

intensitas nyeri akibat perawatan luka bedah abdomen.

PEMBAHASAN

Terjadinya nyeri pada saat perawatan luka bedah dapat disebabkan oleh karena

prosedur pelepasan balutan atau verban, rangsangan mekanik akibat pembersihan luka,

dan larutan pencuci luka atau agen yang digunakan untuk antiseptik luka. Selain itu

nyeri dapat juga disebabkan karena luka masih dalam fase inflamasi.

Di BPKM RSU Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar perawatan luka bedah

pertama kali dilaksanakan mulai dari hari ke-5 pascabedah, dimana waktu ini luka

masih dalam fase inflamasi, dengan menggunakan agen pencuci luka berupa NaCl

0,9% dan antiseptik berupa povidone-iodine. Adapun plaster dan kasa yang digunakan

adalah plaster adhesif serta kasa absorben sesuai dengan yang telah disediakan oleh

pihak rumah sakit. Penggunaan agens pencuci dan antiseptik luka relevan dengan

pendapat Morison (2004) yang menyatakan bahwa larutan garam fisiologis (NaCl

0,9%) merupakan salah satu agens pembersih luka yang efektif dan masih menjadi satu

pilihan sampai sekarang, sedangkan povidone-iodine merupakan salah satu agens

antimikroba paten yang masih digunakan secara luas dan efektif untuk desinfeksi dan

pembersihan luka baik prabedah maupun pascabedah.

Pada tahap pembersihan dilakukan tindakan pencucian atau pembersihan luka

menggunakan kasa yang dibasahi NaCL 0,9%, tindakan ini berdampak pada timbulnya

rangsangan nyeri pada area luka. Selain itu penggunaan povidone-iodine sebagai

antiseptik luka juga berdampak pada timbulnya rangsangan nyeri saat dioleskan, hal

ini karena sifat antiseptik povidone-iodine yang kuat sebagai penghambat dan

pembunuh mikroba, ternyata juga berdampak pada sifat iritasinya pada jaringan luka.

Kondisi ini sesuai dengan pendapat Indonesia Enterostomal Therapy Nurse

Association (InETNA) dan Tim Perawatan Luka dan Stoma Rumah Sakit Dharmais

(2004), yang menyatakan bahwa selain efektif untuk agens antimikroba, ternyata

povidone-iodine juga bersifat toksik pada jaringan luka, sehingga terjadi respon iritasi

8

Page 10: Pengaruh Terapi Musik Terhadap as Nyeri Akibat Perawatan Luka Bedah AbdomenDi Badan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar

pada jaringan luka yang menyebabkan pengeluaran mediator nyeri dan akhirnya

berdampak pada timbulnya nyeri.

Pada tahap pembukaan balut dilakukan tindakan pelepasan plaster dan kasa

yang digunakan untuk melekatkan kasa dan menutupi luka. Pada tahap ini, nyeri dapat

dicetuskan oleh adanya perlengketan balutan yang digunakan untuk menutup luka,

sehingga saat pelepasan menyebabkan stimulasi dan trauma pada jaringan luka,

sedangkan luka masih dalam fase inflamasi. Hal ini sesuai dengan Morison (2004)

yang menyatakan bahwa penyebab nyeri pada saat perawatan luka dapat terjadi akibat

pelepasan balutan karena perlengketan plaster yang digunakan untuk menahan balutan

dan teknik pelepasannya. Selain itu larutan yang digunakan untuk pencuci luka atau

antiseptik luka, ternyata dapat juga menimbulkan iritasi serta rasa nyeri pada saat

digunakan.

Variasi intensitas nyeri yang dirasakan responden dapat terjadi, hal ini

dimungkinkan karena kemampuan setiap individu berbeda dalam merespon dan

mempersepsikan nyeri yang dialami, keadaan ini dapat dihubungkan dengan

karakteristik yang dimiliki oleh responden. Menurut Potter dan Perry (2005)

kemampuan seseorang dalam mempersepsikan nyeri dipengaruhi oleh sejumlah faktor

seperi usia, kecemasan, perhatian, dan lain-lain. Dimana faktor-faktor itu dapat

meningkatkan atau menurunkan persepsi nyeri, meningkatkan atau menurunkan

toleransi terhadap nyeri, dan mempengaruhi sikap respons terhadap nyeri.

Mekanisme perbedaan intensitas nyeri akibat perawatan luka bedah pada

kelompok kontrol dan perlakuan dapat dijelaskan dengan teori gate control. Akibat

adanya stimulasi nyeri pada area luka bedah menyebabkan keluarnya mediator nyeri

yang akan menstimulasi transmisi impuls disepanjang serabut saraf aferen nosiseptor

ke substansia gelatinosa di medula spinalis untuk selajutnya disampaikan ke kortek

serebri dan diinterpretasikan sebagai nyeri. Pada kelompok perlakuan, stimulus suara

musik yang diberikan lebih awal menghasilkan impuls yang dikirim melalui serabut

saraf aferen non-nosiseptor. Serabut saraf non-nosiseptor mengakibatkan “gerbang”

tertutup sehingga stimulus pada kortek serebri dihambat atau dikurangi akibat counter

stimulasi dengan suara musik. Sehingga intensitas nyeri yang distimulasi oleh

9

Page 11: Pengaruh Terapi Musik Terhadap as Nyeri Akibat Perawatan Luka Bedah AbdomenDi Badan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar

perawatan luka berubah atau mengalami modulasi akibat stimulasi suara musik lebih

dahulu dan lebih banyak mencapai otak.

Hasil pengamatan respons perilaku terhadap nyeri menunjukkan perbedaan

penurunan nyeri tertinggi terjadi pada respons ketenangan dan tonus otot. Respons ini

dimungkinkan karena pada saat mendengarkan musik, seseorang menjadi lebih

nyaman dan rileks. Musik instrumentalia merupakan musik yang berirama lembut,

teratur, dan harmonis. Vibrasi dan harmonisasi irama musik yang yang dihasilkan

musik akan mempengaruhi seseorang secara fisik yang menyebabkan seseorang

menjadi relaks atau santai, sedangkan irama yang teratur mempengaruhi seseorang

secara psikis yang membuatnya menjadi nyaman dan tenang. Padahal kondisi fisik dan

psikis memiliki hubungan yang timbal balik. Hal ini didukung oleh pendapat

Setiadarma (2004) yang menyatakan bahwa musik yang berirama lembut dan teratur

mempengaruhi keadaan fisik dan mental seseorang. Jika vibrasi dan harmoni musik

yang digunakan sesuai maka pendengar akan merasa nyaman, kenyamanan akan

membuat seseorang menjadi tenang. Selain itu karena vibrasi musik menghasilkan

getaran atau hantaran udara pada organ pendengaran, maka organ vestibula (alat

keseimbangan) juga memperoleh dampak dari musik, sehingga sesorang menjadi lebih

rileks.

Hasil uji statistik Mann Whitney Test menunjukan nilai signifikan p = 0,039

pada tingkat kemaknaan p ≤ 0,05. Hal ini berarti bahwa penggunaan terapi musik pada

pasien yang mengalami nyeri akibat perawatan luka bedah abdomen di BPKM RSU

Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar mempunyai pengaruh menurunkan intensitas

nyeri secara bermakna.

Terapi musik merupakan penggunaan musik dalam penanganan masalah fisik,

psikologis serta keterbatasan (disability). Pengaruh terapi musik terhadap penurunan

intensitas nyeri akibat perawatan luka bedah dapat dibahas berdasarkan efek musik

terhadap persepsi nyeri. Dimana terapi musik berefek positif melalui mekanisme

pengalihan perhatian terhadap nyeri (distraction), memberikan perasaan nyaman dan

terkontrol pada pasien, merangsang atau menyebabkan pengeluaran endorfin, dan

menyebabkan perasaan tenang (relaxation).

10

Page 12: Pengaruh Terapi Musik Terhadap as Nyeri Akibat Perawatan Luka Bedah AbdomenDi Badan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar

Seseorang yang mendengarkan musik akan memfokuskan pikiran dan

perhatiannya (konsentrasi pikiran) pada suara atau irama musik yang diterimanya,

sehingga fokus perhatiannya terhadap nyeri atau stimulus nyeri teralihkan atau

berkurang. Pada mekanisme distraksi terjadi penurunan perhatian atau persepsi

terhadap nyeri dengan memfokuskan perhatian pasien pada stimulasi lain atau

menjauhkan pikiran terhadap nyeri. Smeltzer dan Bare (2002), yang menyatakan

bahwa distraksi merupakan mekanisme teknik kognitif yang menjadi strategi efektif

untuk mengalihkan fokus perhatian seseorang pada sesuatu selain nyeri. Seseorang

yang kurang menyadari adanya nyeri atau memberikan sedikit perhatian pada nyeri,

hanya akan sedikit terganggu dan lebih toleransi terhadap nyeri. Lebih lanjut Potter

dan Perry (2005) menyatakan bahwa distraksi menyebabkan terstimulasinya sistem

aktivasi retikular. Jika sistem aktivasi retikular akan menghambat stimulus nyeri atau

stimulus yang menyakitkan, dengan demikian menurunkan kewaspadaan pada nyeri.

Selain itu terapi musik juga merupakan proses kognitif yang diduga dapat

menstimulasi sistem kontrol desenden melalui mekanisme produksi dan kerja endorfin,

sehingga dengan adanya stimulasi kontrol desenden maka area ”gerbang” akan

menutup transmisi nyeri menuju otak. Hasilnya transmisi impuls suara musik yang

lebih banyak dan lebih dahulu mencapai otak akan menghambat (mengurangi)

transmisi impuls nyeri menuju otak, akibatnya persepsi terhadap nyeri menurun.

Penurunan intensitas nyeri pada responden yang mendengarkan terapi musik

dimungkinkan juga oleh adanya peningkatan pengeluaran endorfin. Endorfin merupa-

kan bahan neuroregulator jenis neuromodulator yang terlibat dalam sistem analgesia,

banyak ditemukan di hipotalamus dan area sistem analgesia (sistem limbik dan medula

spinalis). Sifat analgesia ini menjadikan endorfin sebagai opioid endogen. Endorfin

dianggap dapat menimbulkan hambatan presinaptik dan hambatan postsinaptik pada

serabut nyeri (nosiseptor) yang bersinaps di kornu dorsalis. Serabut ini diduga

mencapai inhibisi melalui penghambatan neurotransmiter nyeri seperti kalsium,

prostaglandin, dan lain-lain, terutama substansi P. Hal ini sesuai dengan penelitian

Bahr (1994) yang membuktikan bahwa terdapat peningkatan kadar endorfin pada

pasien yang mendengarkan musik, ini dimungkinkan karena musik yang

11

Page 13: Pengaruh Terapi Musik Terhadap as Nyeri Akibat Perawatan Luka Bedah AbdomenDi Badan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar

diperdengarkan dapat merangsang pengeluaran endorfin yang berdampak menurunkan

nyeri dan menimbulkan rasa nyaman pada pasien.

Selain mempengaruhi pelepasan endorfin, terapi musik juga berdampak pada

sistem hormonal lain yaitu menurunkan sekresi katekolamin seperti epinephrine dan

norepinephrine di medula adrenal. Penurunan katekolamin berdampak pada kondisi

fisik seperti menurunkan denyut jantung, kecepatan pernafasan, ketegangan otot yang

akan menyebabkan perasaan nyaman, terkontrol, dan rileks (American Music Therapy

Association, 2006).

PENUTUP

Simpulan

1. Hasil uji statistik menggunakan Mann Whitney Test dengan tingkat kemaknaan

nilai p ≤ 0,05 menunjukkan nilai signifikan p = 0,039, yang berarti bahwa ada

pengaruh terapi musik terhadap penurunan intensitas nyeri akibat perawatan luka

bedah abdomen.

2. Sebagian besar responden kelompok kontrol mengalami nyeri pada intensitas

sedang yaitu sebanyak 5 orang (56%), dan terdapat 1 (11%) orang yang

mengalami nyeri pada intensitas berat.

3. Sebagaian besar responden kelompok perlakuan mengalami nyeri pada intensitas

nyeri ringan yaitu sebanyak 6 orang (67%) dan tidak ada yang mengalami nyeri

pada intensitas berat.

Saran

1. Terapi musik merupakan salah satu alternatif terapi yang telah banyak diketahui

manfaatnya dalam dunia kesehatan. Untuk itu kepada profesi keperawatan

disarankan agar mengaplikasikan terapi musik dalam pelaksanaan intervensi

proses keperawatan pada pasien yang memerlukan.

2. Kepada pihak rumah sakit, khususnya tenaga keperawatan disarankan untuk

merekomendasikan sekaligus menggunakan terapi musik sebagai alternatif

penanganan nyeri non farmakologis, khususnya pada pasien yang mengalami nyeri

akibat perawatan luka bedah.

12

Page 14: Pengaruh Terapi Musik Terhadap as Nyeri Akibat Perawatan Luka Bedah AbdomenDi Badan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh terapi musik terhadap

nyeri akibat prosedur invasif lainnya, tingkat kecemasan, atau mengembangkan

penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar serta metode yang lain.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis banyak mendapatkan bimbingan,

bantuan dan arahan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankan penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak DR. dr. Samsul Islam, M.Kes, Sp MK., Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya Malang dan Bapak dr. Subandi, M.Kes, DHAK., Ketua

Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya yang telah

memberikan saya kesempatan menuntut ilmu di Jurusan Keperawatan Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya Malang serta Segenap Anggota Tim Pengelola

Tugas Akhir Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya tahun 2007/2008.

2. Bapak dr. Budi Winarno, MM., selaku Kepala BPKM RSU Ngudi Waluyo Wlingi

Kabupaten Blitar beserta seluruh Staf yang telah memberikan kesempatan serta

ijin tempat kepada penulis untuk melakukan penelitian.

3. Ibu Yulian Wiji Utami, SKp, M.Kes., selaku ketua dewan penguji Tugas Akhir.

4. Ibu dr. Soemardini, MPd. dan Bapak Ns. Tony Suharsono, S.Kep., selaku

pembimbing sekaligus penguji yang telah memberi pemikiran, bimbingan dan

arahan dengan sabar serta senantiasa memberikan semangat kepada penulis untuk

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Para responden yang terhormat atas kesediaan dan partisipasinya dalam kegiatan

penelitian ini

13

Page 15: Pengaruh Terapi Musik Terhadap as Nyeri Akibat Perawatan Luka Bedah AbdomenDi Badan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar

6. Istri dan anakku tercinta yang dengan ikhlas berpisah demi cita-cita dan senantiasa

menyertaiku dengan harap dan do’a.

7. Rekan-rekan Jurusan Keperawatan angkatan 2006, atas kebersamaan, saran,

masukan serta bantuan baik moril maupun materiil.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT memberikan imbalan atas segala amal serta kebaikan yang

telah diberikan. Dan semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan

bagi ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

American Music Therapy Association. 2006. Music Therapy in The Treatment and Management of Pain. http/www.musictherapy.orgfactsheets.pain.pdf. Diakses 24 November 2007

Anonymous. 2007. Musik sebagai Terapi. http//hkbp.word press.com. Diakses 7 September 2007.

Guyton, Arthur C dan Hall, John E. 1996. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Irawati Setiawan (Ed), Irawati Setiawan, dkk (penterjemah), 1997. Ed. 9, Cetakan 1. EGC, Jakarta.

Greer, Sarah. 2007. The Effect of Music on Pain Perception. http/www.hubel. sfasu.educourseinfo. Diakses 24 November 2007.

Hawthorn, Jan dan Redmond, Kathy., 2004. Pain: Causes and Management, First published, Blackwell Science Ltd, USA.

Hartwig, Mary S dan Wilson, Lorraine M. 2002. Nyeri. Dalam : Price, S. A dan Wilson, L. M, 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Huriawati Hartanto, dkk (Eds), Brahm U. Pendit, dkk (penterjemah), 2006. Ed. 6, Cetakan I, EGC, Jakarta.

Halim, Samuel., 2007. Efek Mozart dan Terapi Musik Dalam Dunia Kesehatan. Hhtp//www.tempo.co.id/medika, Diakses 5 September 2007.

Indonesia Enterostomal Therapy Nurse Association (InETNA) dan Tim Perawatan Luka dan Stoma Rumah Sakit Dharmais. 2004, Perawatan Luka, Makalah Mandiri, Rumah Sakit Dharmais, Jakarta.

14

Page 16: Pengaruh Terapi Musik Terhadap as Nyeri Akibat Perawatan Luka Bedah AbdomenDi Badan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar

Kompas, 2007. Musik sebagai Obat, hhtp//www.kompas.com/wanita.news, Diakses 6 September 2007.

Lembaga Penelitian Universitas Airlangga, 2004. Teknik Sampling dan Perhitungan Besar Sampel, Materi Pelatihan, Universitas Airlangga, Surabaya.

Mansjoer.Arif, dkk. (Eds), 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3, Media Aesculapius FKUI, Jakarta.

Morison, Moya J., 2003. Manajemen Luka, Florinda, et al. (Eds), Tyasmono, A F. (penterjemah), 2004. EGC, Jakarta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, Rineke Cipta, Jakarta.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Edisi I, Salemba Medika, Jakarta.

Oman, Katheleen S. and McLain, Jane Kaziol., 2007. Emergency Nursing Secrets, Ed. I, Mosby Elsevier, USA.

Potter. Patricia A. dan Perry. Anne Griffin., 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik, Yasmin Asih, dkk (penterjemah), 2005. Edisi 4, Vol. 1, EGC, Jakarta.

Pandoe, Wing., 2006. Musik Terapi, hhtp//www.my.opera.com/paw, Diakses 7 September 2007.

Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Monica Ester (Ed), Agung Waluyo, dkk (penterjemah), 2002. Ed. 8, Cetakan I, EGC, Jakarta

Spawnthe. Anthony, 2003. Manfaat Musik, hhtp/www.partikelwebgaul.com/, Diakses 6 September 2007.

Setiadarma. Monty P. 2004. Dalam Spiritia, 2004. Terapi Alternatif, Suzana Murni dan Lusiana Aprilawati (Eds), Yayasan Spiritia, Jakarta

Sub Bidang Rekam Medik dan Pelaporan. 2007. Laporan Tahunan Penyelenggaraan Rumah Sakit, BPKM RSU Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar, Tidak dipublikasikan

Setiadi, 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan, Ed. I, Cetakan I, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Soemantri, Irman., 2007. Perawatan Luka, http//irmanthea.blogspot.com/1907 07, Diakses 5 September 2007.

15

Page 17: Pengaruh Terapi Musik Terhadap as Nyeri Akibat Perawatan Luka Bedah AbdomenDi Badan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar

Tamsuri, Anas, 2006. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri, Esty Wahyuningsih, (Ed), 2007. Cetakan I, EGC, Jakarta.

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Tugas Akhir, 2006. Pedoman Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang.

Ochmann, Von Frank., 1999. Ampuhnya Musik Sebagai Terapi, hhtp//www. Indo media.comintisari, Diakses 5 September 2007.

Wikepedia Indonesia, 2007, Musik , http/www.id.wikipedia/orgwiki.musik.htm, Diakses 4 September 2007.

16