Pengaruh tekstur pohon terhadap persepsi ruang dan...

13
3 TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Pohon Suatu lanskap terdiri atas elemen lunak dan elemen keras. Pohon adalah salah satu elemen lunak pada suatu lanskap. Bentuk pohon dibangun oleh garis luar tajuk, struktur cabang dan ranting, serta pola pertumbuhannya (Carpenter, Lanpher, dan Walker 1975). Simonds (1983) menyatakan bahwa bagian pohon yang paling menarik adalah kanopi atau tajuk pohon karena dapat memberikan identitas dan karakter pada lingkungan. Booth (1983) membagi bentuk tajuk pohon menjadi 7 kelompok, yaitu globular (bentuk membulat), columnar (bentuk yang tinggi meramping), spread (bentuk yang menyebar), picturesque (bentuk eksotis/menarik), weeping (bentuk ranting-ranting menjurai), pyramidal (bentuk kerucut), dan fastigiate (bentuk tinggi ramping, ujungnya meruncing). Gambar 1 Bentuk dasar tajuk pohon (Sumber: Booth 1983) Ukuran pohon secara langsung mempengaruhi skala ruang dan menciptakan komposisi yang menarik dalam desain (Booth 1983). Ukuran pohon terbagi atas tinggi pohon dan diameter tajuk. Berdasarkan tinggi, pohon dibagi atas: 1. pohon besar/pohon dewasa, tinggi pohon mencapai 40 ft (12 m) 2. pohon sedang, tinggi pohon maksimum 30-40 ft (9-12 m) 3. pohon kecil, tinggi pohon maksimum 15-20 ft (4,5-6 m)

Transcript of Pengaruh tekstur pohon terhadap persepsi ruang dan...

Page 1: Pengaruh tekstur pohon terhadap persepsi ruang dan keindahanrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/46760/6/A11lli_BAB... · Melalui volume ruang manusia bergerak, melihat

3

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Pohon

Suatu lanskap terdiri atas elemen lunak dan elemen keras. Pohon adalah

salah satu elemen lunak pada suatu lanskap. Bentuk pohon dibangun oleh garis

luar tajuk, struktur cabang dan ranting, serta pola pertumbuhannya (Carpenter,

Lanpher, dan Walker 1975). Simonds (1983) menyatakan bahwa bagian pohon

yang paling menarik adalah kanopi atau tajuk pohon karena dapat memberikan

identitas dan karakter pada lingkungan. Booth (1983) membagi bentuk tajuk

pohon menjadi 7 kelompok, yaitu globular (bentuk membulat), columnar (bentuk

yang tinggi meramping), spread (bentuk yang menyebar), picturesque (bentuk

eksotis/menarik), weeping (bentuk ranting-ranting menjurai), pyramidal (bentuk

kerucut), dan fastigiate (bentuk tinggi ramping, ujungnya meruncing).

Gambar 1 Bentuk dasar tajuk pohon (Sumber: Booth 1983)

Ukuran pohon secara langsung mempengaruhi skala ruang dan

menciptakan komposisi yang menarik dalam desain (Booth 1983). Ukuran pohon

terbagi atas tinggi pohon dan diameter tajuk. Berdasarkan tinggi, pohon dibagi

atas:

1. pohon besar/pohon dewasa, tinggi pohon mencapai 40 ft (12 m)

2. pohon sedang, tinggi pohon maksimum 30-40 ft (9-12 m)

3. pohon kecil, tinggi pohon maksimum 15-20 ft (4,5-6 m)

Page 2: Pengaruh tekstur pohon terhadap persepsi ruang dan keindahanrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/46760/6/A11lli_BAB... · Melalui volume ruang manusia bergerak, melihat

4

Penempatan penanaman dan ketinggian pohon yang bervariasi dapat menciptakan

kesan ruang dan keindahan yang artistik (Carpenter et al. 1975).

Selain bentuk tajuk dan ukuran pohon, warna pada pohon juga

mempengaruhi karakteristik pohon. Menurut Booth (1983), warna yang

dihadirkan berasal dari beberapa bagian pohon, termasuk daun, bunga, buah,

ranting, cabang, dan batang pohon.

Tekstur Pohon

Tekstur adalah kualitas yang dapat diraba dan dapat dilihat yang diberikan

ke permukaan oleh ukuran, bentuk, pengaturan, dan proporsi bagian benda.

Tekstur juga menentukan sampai di mana permukaan suatu bentuk memantulkan

atau menyerap cahaya (Ching 1996). Hannebaum (2002) menyatakan batang,

daun, kulit kayu, dan tunas adalah penampilan fisik yang menentukan tekstur dari

suatu tanaman. Tekstur tanaman yang berkisar dari halus hingga kasar dapat

dilihat karena ukuran dan bentuk tanaman dan karena cahaya dan bayangan yang

mengenainya.

Gambar 2 Faktor penentu tekstur tanaman (Sumber: Hannabeum 2002)

Page 3: Pengaruh tekstur pohon terhadap persepsi ruang dan keindahanrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/46760/6/A11lli_BAB... · Melalui volume ruang manusia bergerak, melihat

5

Daun, batang, dan tunas yang besar biasanya membuat efek kasar. Jumlah

cabang dan daun dan jarak antardaun pun mempengaruhi tekstur. Tebal dan rapat

daun menghasilkan tekstur yang sangat lembut, sedangkan daun yang menyebar

memberi tekstur kasar. Bentuk dan corak daun juga mempengaruhi tekstur. Daun

yang seragam akan terlihat lebih kasar jika dibandingkan daun yang bercampur

walaupun ukurannya lebih besar. Tekstur tanaman dapat terasa sebagaimana yang

terlihat. Salah satu cara untuk mempelajari tekstur tanaman adalah mendekatkan

mata dan merasakan tanamannya. Daun, cabang, kulit kayu, dan tunas berbagai

macam tanaman terasa jelas berbeda. Ada beberapa tanaman yang halus dan ada

beberapa yang berduri, setiap rasa tersebut adalah karakter dari tekstur tanaman

(Hannebaum 2002).

Tekstur tanaman menurut Booth (1983) dipengaruhi oleh ukuran daun,

ranting, ukuran cabang, konfigurasi batang, seluruh habitat pertumbuhannya, dan

jarak material tanaman tersebut dilihat. Pada jarak yang dekat, ukuran satu daun,

bentuk, permukaan, dan susunannya pada ranting dapat menunjukkan faktor yang

mempengaruhi secara visual, sedangkan jumlah dari cabang dan habitat

pertumbuhan secara umum adalah variabel-variabel yang mempengaruhi tekstur

saat tanaman terlihat secara lengkap dari suatu jarak. Tekstur mempengaruhi

sejumlah faktor dalam sebuah komposisi penanaman, termasuk komposisi yang

unity atau beragam, persepsi dari jarak, sifat warna, ketertarikan visual, dan

suasana dari suatu desain. Tekstur tanaman biasanya diklasifikasikan menjadi

kasar, sedang, dan halus dengan karakteristik dan kegunaannya yang potensial

dalam lanskap.

Tanaman bertekstur kasar biasanya dibentuk oleh daun yang besar dan

tebal, batang yang besar (tidak kecil, ranting halus), dan habitat pertumbuhan

yang terbuka. Tanaman bertekstur sedang dihasilkan dari daun dan cabang dengan

ukuran yang sedang. Jika dibandingkan dengan tekstur kasar, tanaman bertekstur

sedang lebih sedikit transparan dan kuat pada siluet. Tanaman dengan jumlah

daun yang banyak dengan ukuran kecil memiliki tekstur yang halus. Pohon

bertekstur halus mempunyai batang dan ranting yang ramping dan tumbuh dengan

rapat (Booth, 1983).

Page 4: Pengaruh tekstur pohon terhadap persepsi ruang dan keindahanrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/46760/6/A11lli_BAB... · Melalui volume ruang manusia bergerak, melihat

s

b

t

m

s

b

m

b

l

a

b

b

m

b

Teks

secara visua

bertekstur k

tidak banya

mendominas

sedang. Ku

berguna seb

mendekati p

Seba

bertekstur se

latar belakan

aksen. Tekst

bertekstur h

bertekstur h

menguatkan

belakang (M

Gambar

stur pohon m

al, yaitu kek

kasar mempu

ak, dan temp

si apabila d

uatnya kesan

bagai focal

pengamat dan

agian besar

edang adalah

ng dimana p

tur pohon be

halus tidak m

halus terkesa

n pengaruh

Motloch 1991

3 Tekstur t

menurut Mo

kasaran atau

unyai karakt

pat tumbuh

ikomposisik

dominasi te

point. Poho

n membuat r

tanaman

h sebagai pen

pohon berte

ertekstur hal

memberi ke

an sangat ha

pohon ber

1).

tanaman (Su

otloch (1991

u kelembuta

teristik daun

yang bebas

kan dengan

ersebut dapa

on bertekstu

ruang yang d

mempunyai

netral suatu

ekstur halus

lus dapat ter

san yang m

alus dan lem

rtekstur kas

mber: Booth

1) mengacu

an pada perm

n yang besar

s. Pohon be

tanaman ber

at membuat p

ur kasar cen

ditempatinya

i tekstur s

komposisi p

dan sedang

rlihat dari ja

menonjol pad

mbut. Pohon

ar jika dig

h 1983)

pada bulir

mukaan poh

r, jumlah ra

ertekstur kas

rtekstur halu

pohon bertek

nderung ter

a terkesan m

sedang. Per

penanaman d

g diperlihatk

arak yang de

da suatu rua

bertekstur h

gunakan seb

6

atau serat

hon. Pohon

anting yang

sar terlihat

us ataupun

kstur kasar

rlihat maju

mengecil.

ran pohon

dan sebagai

kan sebagai

ekat. Pohon

ang. Pohon

halus dapat

bagai latar

Page 5: Pengaruh tekstur pohon terhadap persepsi ruang dan keindahanrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/46760/6/A11lli_BAB... · Melalui volume ruang manusia bergerak, melihat

7

Ashihara (1986) membagi tekstur menjadi tekstur sekunder dan tekstur

primer. Tekstur sekunder terlihat pada jarak pandang jauh dimana pohon menjadi

lebih dominan terlihat pada kerapatan cabang dan sifat pertumbuhan tanaman.

Tekstur primer terlihat pada jarak dekat secara visual ditunjukkan oleh bentuk,

ukuran, permukaan daun, dan batang serta letak daun pada batang. Daun pada

pohon dengan berbagai tekstur dan bayangan yang ditimbulkan dapat

menciptakan suasana lembut dan segar pada area beraspal.

Persepsi Manusia

Porteus (1977) mendefinisikan persepsi sebagai suatu respons berbentuk

tindakan yang dihasilkan dari kombinasi faktor internal manusia dengan faktor

eksternalnya, yaitu keadaan fisik dan sosial. Menurut Laurie (1990) terdapat

banyak faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu objek,

persepsi ini dikondisikan oleh hubungan antara jarak dan ukuran objek yang

dirasakan atau kecemerlangan objek tersebut. Penilaian seseorang terhadap suatu

ruang pun dipengaruhi oleh kualitas fisik ruang tersebut dan kualitas psikologis

dari pengalaman-pengalaman khusus yang pernah dialami.

Porteus (1977) menyatakan manusia lebih bergantung pada indera

penglihatan jika dibandingkan dengan indera lainnya karena penglihatan lebih

siap untuk merespon objek tanpa menyebabkan terjadinya respon yang emosional.

Persepsi yang berulang-ulang membentuk preferensi, yaitu suatu bentuk

keputusan mental untuk lebih menyenangi, tertarik, dan memilih sesuatu dengan

membandingkannya dengan objek lain. Persepsi ini digunakan sebagai dasar

untuk menilai ruang dan keindahan suatu lanskap kota dari tekstur pohon sebagai

elemen penyusunnya.

Ruang

Ruang merupakan pengembangan dari sebuah bidang. Ruang mempunyai

tiga-dimensi (panjang, lebar, dan tinggi), bentuk, permukaan orientasi, dan posisi

(Ching 1996). Ching (1996) juga menyatakan bahwa ruang selalu melingkupi

keberadaan manusia. Melalui volume ruang manusia bergerak, melihat bentuk,

merasakan suara, merasakan angin bertiup, dan mencium bau semerbak bunga

Page 6: Pengaruh tekstur pohon terhadap persepsi ruang dan keindahanrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/46760/6/A11lli_BAB... · Melalui volume ruang manusia bergerak, melihat

8

ditaman. Bentuk visual ruang, dimensi dan skalanya, dan kualitas cahayanya

bergantung pada persepsi kita akan batas-batas ruang yang ditentukan oleh unsur-

unsur pembentuknya.

Setiap ruang dengan karakteristiknya dapat menyebabkan pengaruh pada

pada penghuninya. Simonds (2006) menyatakan bahwa setiap ruang dengan

desainnya dapat menyebabkan berbagai respon, antara lain sebagai berikut:

1. Ketegangan (Tension)

Ketegangan pada suatu ruang dapat tercipta dengan adanya bentuk yang tidak

stabil pada ruang, warna-warna yang bertabrakan, garis yang membuat

ketidakseimbangan secara visual, tidak ada kesempatan mata untuk

beristirahat, permukaan yang keras, terpoles atau bergerigi, elemen-elemen

yang tidak dikenal, cahaya yang menyilaukan atau gelap, temperatur yang

tidak nyaman, dan bunyi yang melengking, berdentang atau mengejutkan.

2. Relaksasi (Relaxation)

Relaksasi dapat diciptakan oleh ruang yang memiliki karakteristik

kesederhanaan, garis yang mengalir, objek dan material yang dikenal, struktur

yang jelas dan stabil, horizontal, tekstur yang menyenangkan, bentuk yang

menyenangkan dan nyaman, cahaya yang lembut, bunyi yang menenangkan

dengan ukuran ruang yang bervariasi dari intim hingga tak terbatas.

3. Ketakutan (Fright)

Ruang yang memberikan respon ketakuan memiliki kesan menyekap, jebakan

yang terlihat jelas, tidak ada orientasi, area dan ruang tersembunyi, terdapat

kemungkinan memberikan kejutan, memiliki tingkatan yang miring dan retak,

bentuk yang tidak stabil, lantai yang licin, berbahaya, elemen yang tajam dan

menonjol, ruangan tidak dikenal, mengejutkan dan aneh, terdapat simbol

mengerikan, menyakitkan dan penyiksaan.

4. Kegembiraan (Gaiety)

Ruang yang memberikan respon kegembiraan memiliki karakteristik ruangan

yang bebas, pola dan bentuk yang mengalir, mengakomodasi pergerakan

menikung, akrobatik atau berputar, sedikit pembatasan, terdapat bentuk, warna

dan simbol yang menarik, temporal, santai, warna yang hangat dan terang,

Page 7: Pengaruh tekstur pohon terhadap persepsi ruang dan keindahanrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/46760/6/A11lli_BAB... · Melalui volume ruang manusia bergerak, melihat

9

pencahayaan yang berkedip atau cemerlang dan suara yang bersemangat atau

berirama.

5. Perenungan (Contemplation)

Ruang yang memberikan respon perenungan memiliki karakteristik lembut

dan sederhana. Tidak ada elemen yang menyindir, tidak ada gangguan dari

kekontrasan yang tajam, menggunakan simbol yang berhubungan dengan

perenungan, terdapat kesan ruang yang terisolasi, pribadi, pemisahan,

keamanan dan kedamaian. Mempunyai pencahayaan yang lembut dan

tersebar, dan warna yang tenang.

6. Aksi dinamis (Dinamic action)

Ruang yang memberikan respon aksi dinamis memiliki karakteristik bentuk

yang mencolok, struktur yang berirama, material yang padat seperti batu,

beton, kayu atau baja, tekstur kasar dan natural, ruangan diagonal, konsentrasi

perhatian ruang pada focal point, warna yang kuat, dan bunyi yang cepat.

7. Perasaan cinta (Sensuous love)

Ruang yang memberikan respon perasaan cinta memiliki karakteristik sangat

privasi, orientasi ruang ke dalam, subjek sebagai focal point, skala intim, atap

yang rendah, fluid lines, bentuk yang halus atau melingkar, bahan yang

lembut, permukaan yang lentur, elemen yang eksotis dan pencahayaan yang

lembut.

8. Kekaguman spiritual (Sublime spiritual awe)

Ruang yang memberikan respon kekaguman spiritual memiliki karakteristik

skala yang besar, bentuk yang tinggi, vertikal, orientasi ke atas, menggunakan

material mahal dan permanen, konotasi dari keabadian, menggunakan warna

putih yang melambangkan kesucian, pencahayaan yang bersinar menyebar.

9. Kekesalan (Displeasure)

Ruang yang memberikan respon kekesalan memiliki karakteristik ruangan

tidak sesuai untuk digunakan, tidak nyaman, tekstur yang mengganggu,

penggunaan material yang tidak semestinya, tidak kuat. Rungan terkesan

membosankan, muram, tidak rapi, warna yang tidak menyenangkan,

temperatur yang tidak nyaman, pencahayaan yang mengganggu dan ruanggan

yang tidak indah.

Page 8: Pengaruh tekstur pohon terhadap persepsi ruang dan keindahanrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/46760/6/A11lli_BAB... · Melalui volume ruang manusia bergerak, melihat

10

10. Kesenangan (Pleasure)

Ruang yang memberikan respon kesenangan bagi penghuninya memiliki

karakteristik ruang, bentuk, tekstur, warna, simbol, pencahayaan, suara dan

aroma yang sesuai dalam penggunaannya. Memiliki kesatuan dengan

keberagaman, hubungan yang harmonis dan memiliki keindahan.

Visual dan Estetika

Karakter dan identitas suatu ruang dapat dibentuk oleh kualitas

estetikanya. Estetika pemandangan merupakan salah satu sumber daya visual

penting karena dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan memberikan efek

visual yang menyenangkan. Perilaku manusia dapat dipengaruhi oleh kualitas

estetika suatu lanskap secara langsung dan tidak langsung (Nassar 1988). Menurut

Nassar (1988), kualitas estetik suatu lanskap dapat ditentukan oleh dua macam

penilaian estetik, penilaian formal dan simbolik. Estetik formal menilai suatu

obyek berdasarkan bentuk, warna, kompleksitas, dan keseimbangan suatu obyek.

Sedangkan estetika simbolik menilai suatu obyek berdasarkan makna konotatif

dari obyek tersebut setelah dialami oleh pengamat.

Carpenter et al. (1975) mengemukakan bahwa selain memperhatikan

fungsi, juga perlu diperhatikan segi fisiknya yaitu bagian tanaman yang

mempunyai keunikan dan keindahan sendiri baik ditinjau dari segi warna, aroma,

tekstur dan bentuk. Menurut Setyanti (2004), jika pohon dinilai sebagai objek

lanskap maka dengan pendekatan penilaian kualitas visual dapat ditentukan

karakter visual pohon secara terpisah sebagai salah satu penentu kualitas estetika

lanskap.

Higuchi (1988) menjelaskan struktur visual suatu lanskap ditentukan oleh

terlihat atau tidaknya pemandangan dari satu titik pandang, jarak antara pengamat

dan objek, sudut tampak, sudut elevasi dan cahaya. Menurut Hoobs (1995), ruang

lingkup pandang pengamat terhadap objek dipengaruhi oleh pergerakan yang

dilakukannya. Pengaruh kecepatan kendaraan terhadap ruang lingkup pandang

pengemudi ditunjukkan Gambar 4.

Page 9: Pengaruh tekstur pohon terhadap persepsi ruang dan keindahanrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/46760/6/A11lli_BAB... · Melalui volume ruang manusia bergerak, melihat

11

Gambar 4 Ruang lingkup pandangan pengendara (Sumber: Hoobs, 1995).

Pendugaan Estetika Pemandangan

Kualitas lanskap, termasuk kualitas visualnya, dapat diukur berdasarkan

reaksi pengamat. Reaksi tersebut timbul karena persepsi yang dihubungkan

dengan memori dan emosi (Eckbo 1964). Menurut Simonds (1983) sesuatu yang

dinilai indah sebagai reaksi pengamat adalah yang mempunyai keharmonisan

diantara bagian-bagiannya. Keindahan visual lanskap beserta elemennya

merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting walaupun secara

obyektif sulit diukur. Simonds (1983) juga menyatakan bahwa keindahan

merupakan hubungan yang harmonis dari semua komponen yang dirasakan.

Ukuran, bentuk, warna dan tekstur tanaman merupakan unsur yang mempengaruh

kualitas.

Page 10: Pengaruh tekstur pohon terhadap persepsi ruang dan keindahanrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/46760/6/A11lli_BAB... · Melalui volume ruang manusia bergerak, melihat

12

Metode penilaian kualitas visual lanskap tersebut dapat dilakukan melalui

tiga pendekatan. Ketiga pendekatan evaluasi visual adalah inventarisasi deskriptif,

survey dan kuisioner dan pendugaan preferensi berdasarkan persepsi. Persepsi

seseorang dalam menilai estetika lanskap dapat dinilai secara kuantitatif

menggunakan metode Scenis Beauty Estimation (SBE) dan Semantic Differential

(SD) (Daniel dan Boster 1976).

Scenic Beauty diartikan sebagai keindahan alami (natural beauty), estetik

lanskap (landscape esthetics), atau sumber pemandangan (scenic resource) untuk

memecahkan kemonotonan. Scenic Beauty Estimation merupakan metode

pengukuran kuantitatif terhadap suatu objek yang memiliki nilai estetika

walaupun secara obyektif sulit diukur. Pengukuran scenic beauty bertujuan untuk

menggambarkan perkembangan estetika alam melalui pertimbangan persepsi.

Metode ini terdiri dari tiga langkah utama, yaitu pengambilan foto lanskap,

presentasi slide foto, dan analisis data. Penilaian tersebut berdasarkan preferensi

dengan menggunakan kuisioner untuk mengetahui preferensi responden terhadap

suatu lanskap tertentu (Daniel dan Boster 1976).

Pengukuran kualitas estetika visual pohon dapat dilakukan dengan

menggunakan metode Scenic Beauty Estimation. Lestari (2005) dalam

penelitiannya mengenai evaluasi kualitas estetika visual pohon pada lanskap jalan

mendapatkan hasil bahwa pohon dengan bentuk tajuk menyebar memiliki nilai

estetika tinggi. Pohon dengan bentuk tajuk bulat, kolumnar, kerucut dan menjurai

memiliki nilai estetika sedang. Pohon dengan bentuk tajuk fastigiate dan eksotis

memiliki nilai estetik yang rendah.

Menurut Osgood, Suci, dan Tannenbaum (1975), teknik beda semantik

(Semantic differential technique) dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sarana

pengukuran psikologis dalam berbagai aspek, seperti dalam bidang kepribadian,

sikap, komunikasi, dan sebagainya. Heise (2004) menyatakan metode Semantic

Differential dapat digunakan untuk mengukur penilaian seseorang dengan

menggunakan kata-kata dan konsep perantingan dalam skala bipolar tertentu

dengan menggunakan sifat yang berbeda terhadap suatu obyek.

Teknik beda semantik ini memiliki dua karakteristik unik yang

membedakannya dengan teknik-teknik lainnya. Pertama, adalah pada cara

Page 11: Pengaruh tekstur pohon terhadap persepsi ruang dan keindahanrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/46760/6/A11lli_BAB... · Melalui volume ruang manusia bergerak, melihat

13

responden memberikan respon terhadap item pada skala beda semantik, dimana

responden tidak diminta untuk memberikan respon setuju atau tidak setuju, akan

tetapi justru diminta langsung memberikan bobot penilaian mereka terhadap suatu

stimulus (Osgood, Suci, dan Tannenbaum 1975).

Kedua teknik beda semantik ini tidak menggunakan pendekatan stimulus

maupun pendekatan respon. Akan tetapi teknik ini menggunakan kata sifat

sebagai karakteristik stimulus yang disajikan kepada responden. Kata sifat

tersebut memiliki tiga dimensi utama yaitu evalutif, potensi dan aktivitas.

Evaluasi memuat pasangan kata sifat seperti ’baik-buruk’, potensi untuk pasangan

kata sifat seperti ’kuat-lemah’ dan aktivitas memuat pasangan kata sifat seperti

’aktif-pasif’.

Metode semantic differential (SD) digunakan Setyanti (2004) dalam

penelitiannya untuk mendapatkan hasil penilaian karakter visual arsitektur botanis

pohon. Pohon dengan model Leeuwenberg yang diwakilkan oleh species

Plumeria rubra dalam menghasilkan kesan indah, dinamis, rendah, horisontal,

dekat, kecil, opening, struktur jelas, informal, terang dan gersang. Pohon dengan

model Troll yang diwakilkan oleh Delonix regia menghasilkan kesan tinggi,

horisolntal, besar, opening, siluet tidak terlalu signifikan, informal, rumit, panas,

terang, gersang dan kuat. Kesan bertekstur halus, tinggi, vertikal, densitas sangat

tinggi, besar, enclosure, dingin, formal dan sangat rindang dihasilkan oleh pohon

dengan model Attim yang diwakilkan oleh Cassuarina equisetifolia.

Simulasi

Menurut McHaney (1991) simulasi merupakan suatu model untuk

menghasilkan kesimpulan yang dapat menyediakan pengetahuan dalam berbagai

elemen dunia nyata, dengan konsep pemodelan yang diciptakan melalui program

dengan menggunakan komputer. Pekerjaan simulasi meliputi pembuatan ramalan

(prediksi), dan karena tidak ada cara untuk memperkirakan keadaan di masa

mendatang, maka ramalan didasarkan pada proyeksi ekstrapolasi dari keadaan

sekarang dan masa lalu (Hoobs 1995).

Penggunaan komputer disini yaitu dengan cara melakukan simulasi

melalui aplikasi computer-aided photo manipulation. Wiraksana (2004)

Page 12: Pengaruh tekstur pohon terhadap persepsi ruang dan keindahanrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/46760/6/A11lli_BAB... · Melalui volume ruang manusia bergerak, melihat

14

menyatakan aplikasi yang relatif digunakan dalam simulasi ialah computer-aided

photo manipulation. Manipulasi foto ini mampu mengkomunikasikan hubungan

dan bentuk visual karena foto merupakan representasi kenyataan yang paling

mendekati sehingga sedikit interpresi diperlukan untuk meyampaikan pesan

rancangan ke masyarakat. Selain itu juga digunakan aplikasi Adobe Photoshop

CS2. Adobe Photoshop CS2 merupakan salah satu perangkat lunak yang dapat

digunakan untuk pembuatan, penyuntingan, dan manipulasi tampilan termasuk

koreksi warna, pemberian efek tampilan, dan sebagainya pada image.

Dengan simulasi, keindahahan suatu lanskap dapat diprediksi. Dalam

penelitian Laila (2003) diketahui, adanya perbedaan tinggi vegetasi dalam lanskap

jalan melalui simulasi komputer dapat mempengaruhi keindahan lanskap tersebut.

Lanskap jalan dengan barisan vegetasi tinggi memiliki nilai keindahan tinggi.

Simulasi dengan menggunakan vegetasi ukuran sedang memerikan nilai

keindahan yang sedang. Keindahan lanskap yang rendah didapatkan dengan

simulasi lanskap jalan dengan vegetasi berukuran rendah.

Kerangka Pemikiran

Secara umum kerangka pemikiran dalam penelitian ini diawali dengan

mengetahui elemen-elemen lanskap. Lanskap tersusun atas elemen keras dan

lunak. Salah satu elemen lunak yang sering dijumpai pada suatu lanskap adalah

pohon. Secara visual tekstur merupakan salah satu unsur desain yang

mempengaruhi keindahan suatu pohon selain ukuran, bentuk, warna dan lainnya.

Pengamatan tekstur pohon secara visual dapat menimbulkan persepsi pada ruang

yang ditempatinya. Pengukuran persepsi yang ditimbulkan tekstur pohon terhadap

ruang dan keindahan dilakukan secara kuantitatif dengan metode Semantic

Differential dan Scenic Beauty Estimation. Berdasarkan hasil penelitian dapat

diketahui bagaimana suatu jenis tekstur berpengaruh terhadap persepsi seseorang

mengenai sifat keruangan dan keindahan lanskap yang ditempati pohon dengan

tekstur tertentu. Alur bagan kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 13: Pengaruh tekstur pohon terhadap persepsi ruang dan keindahanrepository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/46760/6/A11lli_BAB... · Melalui volume ruang manusia bergerak, melihat

15

Gambar 5 Kerangka pemikiran

Elemen Lunak Lanskap

Pohon

Tekstur

Persepsi Sifat Keruangan Tapak

Persepsi Keindahan Visual

Tapak

Elemen Lanskap

Elemen Keras Lanskap

Warna Bentuk Tajuk Ukuran Lainnya