Pengaruh Struktur Kepemilikan Ukuran Perusahaan(Jurnal Utama)
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN UKURAN …
Transcript of PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN UKURAN …
i
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP RISK MANAGEMENT
DISCLOSURE
Oleh:
INTAN MARIANA
NIM : 232011052
KERTAS KERJA
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
ii
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Jalan Diponegoro 52-60
Salatiga 50711-Indonesia
Telp. (0298) 321212, 311881
Fax. (0298) 321433, 311881
Homepage: http://feb.ukw.edu
Email: [email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS KERTAS KERJA
Yang bertanda tangan dibawah ini :
N a m a : INTAN MARIANA
N I M : 232011052
Program Studi : Akuntansi
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja,
Judul : PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP RISK MANAGEMENT DISCLOSURE
Pembimbing : Paskah Ika Nugroho, SE., M. Si., CMA
Tanggal di uji : 18 Februari 2015
Adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang
lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau
simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan
pada penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru
tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi
sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga, 26 Januari 2015
Yang memberi pernyataan,
Intan Mariana
iii
iv
MOTTO
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah,
maka pintu akkan dibukakan bagimu.
(Matius 7:7)
Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat
dan didikan.
(Amsal 1:7)
Cita-cita itu sesungguhnya dibangun berdasarkan pada perjuangan hari ini.
(Kahlil Gibran)
Hal yang paling membahagiakan diseluruh dunia bagi seorang anak adalah ketika
orangtuanya tersenyum bangga atas apa yang telah dilakukannya.
(#Pepatah)
v
KATA PENGANTAR
Dalam perkembangan zaman dan tingkat persaingan yang semakin ketat serta mudah
berubahnya kondisi lingkungan ekonomi dalam dunia bisnis maka perusahaan dituntut untuk
mengungkapkan informasi perusahaan secara transparan agar dapat bersaing dengan
perusahaan-perusahaan lain. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fatimiyah dkk (2011). Berdasarkan penelitian tersebut,
maka penelitian ini mencoba membandingkan pengungkapan manajemen risiko atau risk
management disclosure pada perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2010-2012.
Penelitian ini bertujuan membandingkan risk management disclosure antara
perusahaan-perusahaan perbankan berdasarkan struktur kepemilikan dan ukuran perusahaan.
Struktur kepemilikan yang terdiri dari kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi
domestik, kepemilikan institusi asing, kepemilikan publik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kertas kerja ini belum sempurna dan masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran, kritik, dan
koreksi yang membangun.
Akhir kata penulis berharap semoga kertas kerja yang sederhana ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang berkepentingan.
Salatiga, 26 Januari 2015
Intan Mariana
vi
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas anugerahNya penulis dapat
menyelesaikan kertas kerja yang berjudul “Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Risk Management Disclosure” dengan baik. Kertas kerja ini disusun
guna memenuhi salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi strata satu dari
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Dalam penyusunan kertas kerja ini penulis tidak lepas dari berbagai kesulitan, untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun terkait penulisan dan
penyajian skripsi ini untuk kemajuan bersama.
Dalam mewujudkan kertas kerja ini, penulis mendapat banyak bantuan dan dorongan
moril maupun bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada
1. Alm. Papa, Mama, koko, cici saya Vivi Kusuma Dewi yang selalu memberikan doa,
bimbingan, sarana, dan dorongan semangat serta dukungan kepada penulis sehingga
bisa menyelesaikan kertas kerja ini.
2. Bapak Paskah Ika Nugroho, SE., M.Si., CMA sebagai Dosen Pembimbing yang telah
memberikan motivasi, berusaha dengan sabar dan cermat dalam membimbing dan
mengarahkan penulis untuk menyelesaikan kertas kerja ini.
3. Ibu Like Sugiono, SE., M.Si sebagai Wali Studi atas nasehat, bimbingan dan perhatian
selama masa studi dan penulisan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang tak ternilai.
5. Staf dan Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana yang telah memberi bantuan administrasi dan teknis kepada penulis selama
kuliah.
6. Teman-teman seperjuangan Fransiska Elisa, Risa Prawesti, Sherly Lushiyana, Steven
Sindu yang selama ini selalu bareng-bareng dalam keadaan suka maupun duka.
vii
7. Buat teman-teman FEB angkatan 2011, terima kasih atas doa, kerjasama, pengalaman,
pembelajaran dan dukungan yang selalu diberikan.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis berharap kertas kerja ini bermanfaat bagi para pembaca. Semoga segala budi
baik dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan kertas kerja ini
mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Salatiga, 26 Januari 2015
Intan Mariana
viii
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out empirical evidence of the influence of
ownership structure and firm size on the disclosure of risk management. Independent
variable in this study are the management ownership, ownership of domestic institutions,
foreign institutional ownership, public ownership and firm size. The dependent variable in
this study is the disclosure of risk management. The population of this study was listed
companies in the banking at the Indonesia Stock Exchange during period 2010-2012. The
sample was determined base on purposive sampling or sampling techniques with specific
criteria and data analysis model used was Multiple Liner Regression. Results from this study
indicate that ownership of domestic institutions and public ownership in a company has a positive
and significant effect on risk management disclosure. Meanwhile, management ownership, foreign
institutional ownership, and firm size has no effect on risk management disclosure.
Keywords: Risk Management Disclosure, Ownership Structure, Firm Size
ix
SARIPATI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris pengaruh struktur
kepemilikan dan ukuran perusahaan terhadap risk management disclosure. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi
domestik, kepemilikan institusi asing, kepemilikan publik, dan ukuran perusahaan. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah risk management disclosure. Populasi dalam penelitian
ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode
2010-2012. Sampel dipilih berdasarkan teknik purposive sampling atau teknik pengambilan
dengan kriteria tertentu dan model analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier
berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusi domestik dan
kepemilikan publik dalam perusahaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap risk management disclosure. Sedangkan kepemilikan manajemen, kepemilikan
asing, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap risk management disclosure.
Kata Kunci: Pengungkapan Manajemen Risiko, Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan.
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................................... i
Surat Pernyataan Keaslian Kertas Kerja ................................................................... ii
Halaman Persetujuan/Pengesahan ............................................................................ iii
Motto ......................................................................................................................... iv
Kata Pengantar .......................................................................................................... v
Ucapan Terimakasih ................................................................................................. vi
Abstract ..................................................................................................................... viii
Saripati ...................................................................................................................... ix
Daftar Isi ................................................................................................................... x
Daftar Tabel .............................................................................................................. xii
Daftar Rumus ............................................................................................................ xiii
Daftar Lampiran ........................................................................................................ xiv
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
TELAAH TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ................................. 5
Teori Agensi (Agency Theory) .................................................................... 5
Risk Management Disclosure ..................................................................... 6
Pengaruh Kepemilikan Manajemen terhadap Risk Management
Disclosure ................................................................................................... 8
Pengaruh Kepemilikan Institusi Domestik terhadap Risk Management
Disclosure ................................................................................................... 8
Pengaruh Kepemilikan Institusi Asing terhadap Risk Management
Disclosure ................................................................................................... 9
Pengaruh Kepemilikan Publik terhadap Risk Management Disclosure ..... 10
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Risk Management Disclosure ....... 10
Kerangka Pemikiran ................................................................................... 12
METODE PENELITIAN ........................................................................................ 12
Batasan Penelitian ....................................................................................... 12
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................................... 12
Data dan Metode Pengumpulan Data ......................................................... 13
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ......................................... 13
Variabel Dependen .................................................................... 13
xi
Variabel Independen .................................................................. 14
Teknik Analisis Data .................................................................................. 15
Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 16
Analisis Regresi Linier Berganda .............................................. 16
Uji Hipotesis .............................................................................. 17
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................... 18
Analisis Statistik Deskriptif ......................................................................... 18
Uji Asumsi Klasik........................................................................................ 20
Uji Hipotesis ................................................................................................ 21
Pembahasan ................................................................................................ 23
PENUTUP ................................................................................................................ 27
Kesimpulan ................................................................................................. 27
Implikasi ..................................................................................................... 28
Implikasi Teoretis .......................................................................... 28
Impilkasi Terapan .......................................................................... 28
Keterbatasan ............................................................................................... 29
Saran ........................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 31
LAMPIRAN ............................................................................................................. 35
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... 53
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif .......................................................... 19
Tabel 2 Hasil Uji t ..................................................................................................... 22
xiii
DAFTAR RUMUS
Rumus 1 Risk Management Disclosure ............................................................... 13
Rumus 2 Kepemilikan Manajemen ...................................................................... 14
Rumus 3 Kepemilikan Institusi Domestik ............................................................ 14
Rumus 4 Kepemilikan Institusi Asing .................................................................. 14
Rumus 5 Kepemilikan Publik ............................................................................... 15
Rumus 6 Ukuran Perusahaan ................................................................................ 15
Rumus 7 Persamaan Regresi ................................................................................. 17
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel Penelitian .................................................... 36
Lampiran 2 Data Penelitian ....................................................................................... 37
Lampiran 3 Statistik Deskriptif ................................................................................. 50
Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 50
Lampiran 5 Hasil Regresi .......................................................................................... 52
1
PENDAHULUAN
Dalam perkembangan zaman dan tingkat persaingan yang semakin ketat
serta mudah berubahnya kondisi lingkungan ekonomi dalam dunia bisnis maka
perusahaan dituntut untuk mengungkapkan informasi perusahaan secara
transparan agar dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Perusahaan
merupakan suatu entitas yang tidak dapat dipisahkan dari lingkungan masyarakat
sehingga perusahaan harus dapat memberikan layanan yang memuaskan
kepentingan stakeholders dengan cara memenuhi kebutuhan informasi yang
berkaitan dengan aktivitas bisnis perusahaan.
Perusahaan diharapkan untuk dapat lebih transparan dalam
mengungkapkan informasi keuangan perusahaannya, sehingga dapat membantu
para pengambil keputusan seperti investor, kreditur, dan pemakai informasi
lainnya dalam mengantisipasi kondisi ekonomi yang semakin berubah (Almilia
dan Retrinasari, 2007). Hal ini menimbulkan banyak permintaan kepada
perusahaan publik untuk memperluas praktik pengungkapan dalam laporan
tahunan.
Perkembangan dalam permintaan pengungkapan ini telah menyebabkan
ketertarikan para peneliti untuk meneliti praktik pengungkapan yang terjadi di
dalam perusahaan dalam bidang-bidang seperti corporate social responsibility,
corporate governance, intelectual capital dan manajemen risiko. Namun
demikian, pengungkapan dalam bidang manajemen risiko merupakan topik yang
paling sedikit diteliti (Linsley dan Shrives, 2006 dalam Amran dkk, 2009) meski
topik tentang manajemen risiko telah banyak dibicarakan.
Pengungkapan risiko sendiri merupakan salah satu praktik Good
Corporate Governance. Dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance
Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance
menyebutkan bahwa perlunya perusahaan untuk mengungkap informasi salah
satunya adalah informasi manajemen risiko. Dalam pedoman ini juga diatur
tentang wewenang struktur perusahaan dalam menangani risiko baik antisipasi,
2
penanggulangan dan pengendaliannya. Keterbukaan dan pengungkapan
(transparency and disclosure) merupakan salah satu prinsip good corporate
governance (GCG) yang saat ini mendapat sorotan public (Wardhana, 2013).
Pengungkapan risiko juga diatur dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan:
Pengungkapan. Di dalam PSAK 60 disebutkan bahwa informasi mengenai sifat
dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan harus diungkapkan.
Pengungkapan informasi tersebut berupa pengungkapan kualitatif dan
pengungkapan kuantitatif. Dalam pengungkapan kualitatif entitas harus
mengungkapkan eksposur risiko, bagaimana risiko timbul, tujuan, kebijakan dan
proses pengelolaan risiko serta metode pengukuran risiko. Sedangkan
pengungkapan untuk kuantitatif entitas disyaratkan untuk mengungkapkan risiko
kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar termasuk membuat analisis sensitivitas
untuk setiap jenis risiko pasar.
Adanya perbandingan jumlah pemilik saham dalam perusahaan,
mengakibatkan timbulnya struktur kepemilikan. Sebuah perusahaan dapat dimiliki
oleh seseorang secara individu, masyarakat luas, pemerintah, pihak asing, maupun
orang dalam perusahaan tersebut (manajerial). Semakin banyak pihak yang
membutuhkan informasi tentang perusahaan, maka semakin detail pula
pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan. Struktur kepemilikan mengacu
pada berbagai pola dimana pemegang saham dapat mengatur semua hal yang
berkaitan dengan aktivitas perusahaan atas kelompok tertentu dalam kebijakan
dan aktivitas bisnis perusahaan.
Struktur kepemilikan dalam sebuah perusahaan adalah media kontrol
pemegang saham terhadap perusahaan yang diwakili oleh dewan direksi dan
manajer. Pemegang saham memantau dewan direksi dan manajer dalam setiap
pengambilan keputusan dan tanggungjawab sesuai dengan kebijakan perusahaan
yang ditetapkan dalam RUPS. Seorang investor memerlukan keputusan yang teliti
untuk melakukan transaksi saham. Perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki
3
oleh investor dapat mempengaruhi tingkat kelengkapan pengungkapan oleh
perusahaan.
Mekanisme pengawasan corporate governance yang terdiri dari struktur
kepemilikan yang meliputi kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi
domestik, kepemilikan institusi asing, kepemilikan publik (Hapsoro, 2007) dan
ukuran perusahaan, dimana mekanisme ini dapat mengontrol perusahaan lebih
optimal, sehingga dapat menurunkan konflik kepentingan (conflict of interest)
yang disebabkan oleh masalah keagenan antara pemilik dan manajer. Kepemilikan
manajemen adalah persentase suara yang berkaitan dengan saham dan option yang
dimiliki oleh manajer dan direksi suatu perusahaan (Mathiesen, 2004). Anggraini
(2011), mengungkapkan bahwa kepemilikan institusi domestik merupakan
kepemilikan saham perusahaan yang mayoritas dimiliki oleh institusi atau
lembaga (perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, asset management dan
kepemilikan institusi lain). Kepemilikan asing adalah perseorangan warga negara
asing, badan usaha asing, dan pemerintah asing yang melakukan penanaman
modal di wilayah Republik Indonesia (Fathimiyah dkk, 2011). Kepemilikan
publik adalah kepemilikan saham perusahaan oleh masyarakat umum atau atau
oleh pihak luar (Istiqomah, 2010). Ukuran perusahaan sebagai proksi dari political
cost, dianggap sangat sensitif terhadap perilaku laba (Watt and Zimmerman,
1978). Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin banyak informasi yang
akan diungkapkannya.
Penelitian mengenai pengungkapan risiko telah dilakukan diberbagai
negara. Hasil dari penelitian Linsley dan Shrives (2006) menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan berhubungan secara signifikan dengan luas pengungkapan
risiko di perusahaan-perusahaan UK. Selain itu BiE Index dan the
EcoValue’21TM Rating Model mewakili tingkat risiko perusahaan yang
berhubungan secara signifikan dengan luas pengungkapan risiko.
Abraham dan Cox (2007) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
menentukan pengungkapan risiko dalam laporan tahunan 100 perusahaan non-
4
keuangan di Bursa Inggris. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Abraham dan
Cox (2007) menunjukkan bahwa kepemilikan yang dimiliki oleh long-
terminstitutions secara negatif berhubungan dengan pengungkapan risiko, namun
kepemilikan yang dimiliki oleh shortterm institustions berhubungan positif
dengan pengungkapan risiko. Selain itu ukuran dewan komisaris dan jumlah
komisaris independen berhubungan positif dengan pengungkapan risiko.
Penelitian ini adalah merupakan pengembangan dari penelitian yang
dilakukan oleh Fathimiyah dkk, (2011). Sedikitnya penelitian mengenai risk
management disclosure di Indonesia dan semakin tingginya permintaan para
investor terhadap risk management disclosure sangat menarik untuk diteliti di
Indonesia. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
penelitian ini menggunakan data laporan tahunan dari industri perbankan yang
tetap listing di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2012 dan penelitian ini
menambahkan ukuran perusahaan sesuai dengan saran yang disampaikan.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali pengaruh struktur
kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi domestik, kepemilikan institusi
asing dan kepemilikan publik terhadap risk management disclosure serta
menambahkan faktor lain yang berpengaruh yaitu ukuran perusahaan. Penelitian
ini dilakukan pada perusahan-perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Berdasarkan variabel diatas, perlu dilakukan penelitian tentang “Pengaruh
Struktur Kepemilikan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Risk Management
Disclosure”
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1) Penelitian ini bagi penulis
diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan terutama akuntansi
keuangan mengenai agency theory, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan serta
pengaruhnya terhadap manajemen risiko yang diungkapkan. 2) Penelitian ini bagi
para pengguna informasi (pemegang saham, manajer, kreditor, karyawan,
stakeholder internal dan eksternal) untuk memahami mekanisme pengungkapan
manajemen risiko dalam mengambil suatu keputusan yang tepat dan bijaksana. 3)
5
Penelitian ini bagi pihak lain diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sejenis.
TELAAH TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Teori Agensi (Agency Theory)
Dalam perkembangan bisnis pemilik menghadapi permasalahan yang
berkaitan dengan pengelolaan perusahaan. Pada kondisi ini pemilik tidak dapat
mengelola sendiri, akibatnya tanggung jawab pengelolaan perusahaaan
didelegasikan pada pihak kedua. Keputusan ini menyebabkan terjadinya
pemisahan kepemilikan dan pengendalian perusahaan antara pemilik sebagai
prinsipal dan manajer sebagai agen (Jensen dan Meckling, 1976).
Dari sudut pandang manajemen keuangan, salah satu tujuan perusahaan
adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder
(Brigham dan Daves, 2001). Tujuan tersebut seringkali hanya bisa dicapai apabila
tanggungjawab pengelolaan perusahaan diserahkan kepada para profesional,
dikarenakan para pemilik modal memiliki banyak keterbatasan. Dengan
menyerahkan pengelolaan perusahaan tersebut kepada pada profesional,
diharapkan mereka dapat menutup keterbatasan yang ada. Para profesional ini
disebut dengan manajer atau agen. Manajer diberi kekuasaan oleh pemilik
perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk membuat keputusan, dalam hal ini
menciptakan konflik potensial atas kepentingan yang disebut dengan teori agen
(agency theory). Hal penting dalam Teori Agensi adalah kewenangan yang
diberikan kepada agen untuk melakukan suatu tindakan dalam hal kepentingan
pemilik. Teori Agensi menghasilkan cara yang penting untuk menjelaskan
kepentingan yang berlawanan antara manajer dengan pemilik yang merupakan
suatu rintangan (Raharjo, 2007).
6
Teori keagenan dapat digunakan sebagai dasar pemahaman dalam praktik
pengungkapan manajemen risiko. Manajer sebagai pihak agen, memiliki
informasi perusahaan yang lebih banyak dan lebih akurat, dibandingkan dengan
stakeholder. Informasi tersebut mencakup seluruh kondisi perusahaan, termasuk
kondisi-kondisi yang mungkin akan dihadapi perusahaan di masa yang akan
datang. Pemegang saham, kreditur dan stakeholder lainnya memerlukan
informasi-informasi tersebut untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan yang
akan dilakukan. Apabila terdapat asimetri informasi antara pihak agen dan
principal, maka keputusan yang diambil bisa berdampak buruk dan merugikan
berbagai pihak. Manajer seharusnya menjamin ketersediaan informasi yang
relevan dan lengkap mengenai risiko yang dihadapi perusahaan, salah satunya
dengan menggunakan mekanisme pengungkapan. Kesimpulannya, pengungkapan
risiko yang baik akan mengurangi terjadinya asimetri informasi antara pihak agen
dan principal (Wardhana, 2013).
Isu good corporate governance muncul sekitar tahun 1934 karena
terjadinya pemisahan antara kepemilikan dengan pengelolaan perusahaan. Dalam
pemisahan ini pemilik memberikan kewenangan kepada pengelola (manajer atau
direksi) untuk mengurus jalannya perusahaan, seperti mengelola dana dan
mengambil keputusan perusahaan atas nama pemilik (Berle & Means, 1934).
Corporate governance dapat digunakan untuk mengurangi permasalahan
keagenan antara pemilik dengan manajer, sebagai upaya penyatuan kepentingan
antara pemilik perusahaan dengan pengelola perusahaan.
Risk Management Disclosure
Pengungkapan manajemen risiko merupakan satu bentuk tanggungjawab
perusahaan dalam mengontrol aktivitas manajemen sehingga dapat meminimalisir
terjadinya praktik kecurangan pada laporan keuangan. Risk management disclosure
dapat diartikan sebagai pengungkapan atas risiko-risiko yang telah dikelola
perusahaan atau pengungkapan dimana perusahaan dalam mengendalikan risiko yang
berkaitan di masa yang akan datang. Risk management disclosure sangat berpotensi
7
bagi para analisis, stakeholder, dan investor (Amran dkk, 2009). Menurut Peraturan
Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 mengenai Perubahan atas PBI No.
5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko,
terdapat 8 jenis risiko yang wajib dikelola atau dipertimbangkan oleh Bank
Umum yaitu:
1. Risiko Kredit adalah Risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain
dalam memenuhi kewajiban kepada Bank.
2. Risiko Pasar adalah Risiko pada posisi neraca dan rekening administratif
termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari
kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option.
3. Risiko Likuiditas adalah Risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas
dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat digunakan, tanpa
mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.
4. Risiko Operasional adalah Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak
berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/
atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional
Bank.
5. Risiko Kepatuhan adalah Risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau
tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku.
6. Risiko Hukum adalah Risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan
aspek yuridis.
7. Risiko Reputasi adalah Risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan
stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank.
8
8. Risiko Stratejik adalah Risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan
dan/ atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
Pengaruh Kepemilikan Manajemen terhadap Risk Management Disclosure
Kepemilikan oleh manajemen yang besar akan efektif memonitoring aktivitas
perusahaan (Permanasari, 2010). Kepemilikan manajemen adalah proporsi pemegang
saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan
perusahaan (direktur dan komisaris) (Diyah dan Erman, 2009). Kepemilikan manajerial
diukur sesuai proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajerial (Itturiaga &
Sanz, 1998). Semakin besar kepemilikan manajer didalam perusahaan, manajer
perusahaan akan semakin banyak mengungkapkan informasi. Semakin banyak
kepemilikan manajemen didalam perusahaan, manajemen akan semakin banyak
melakukan kegiatan produktif yang dapat meningkatkan image perusahaan.
Warfield dkk., (1995) memberikan bukti yang mendukung teori keagenan ketika
mereka menemukan kepemilikan saham oleh manajemen secara positif terkait dengan
jumlah informasi yang diberikan tentang pendapatan. Besarnya kepemilikan manajemen
bisa mengurangi agency cost karena berfungsi untuk menyelaraskan kepentingan
manajemen dengan pemegang saham lain (Jensen dan Meckling, 1976).
H1: Kepemilikan Manajemen berpengaruh positif terhadap Risk Management
Disclosure
Pengaruh Kepemilikan Institusi Domestik terhadap Risk Management
Disclosure
Kepemilikan institusional merupakan pemegang saham terbesar sehingga
merupakan sarana untuk memonitor manajemen (Machmud & Djakman, 2008).
Kepemilikan institusional pada umumnya memiliki proporsi kepemilikan dalam
jumlah yang besar sehingga proses monitoring terhadap manajer menjadi lebih
baik. Kepemilikan institusi domestik merupakan kepemilikan saham perusahaan
yang mayoritas dimiliki oleh institusi atau lembaga (perusahaan asuransi, bank,
9
perusahaan investasi, aset management dan kepemilikan institusi lain) (Anggraini,
2011).
Nur’aeni (2010) menemukan bahwa jumlah kepemilikan saham oleh
institusional berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Dengan
peningkatan kepemilikan institusional dalam perusahaan, maka semakin besar
pula kekuatan suara dan dorongan pihak institusi untuk mengawasi manajemen
dan akibatnya akan memberikan dorongan yang lebih besar untuk
mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan juga akan
meningkat.
H2: Kepemilikan Institusi Domestik berpengaruh positif terhadap Risk
Management Disclosure
Pengaruh Kepemilikan Institusi Asing terhadap Risk Management Disclosure
Menurut Undang-undang No. 25 Tahun 2007 pada pasal 1 angka 6
kepemilikan asing adalah perseorangan warga negara asing, badan usaha asing,
dan pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di wilayah Republik
Indonesia (Fathimiyah dkk, 2011). Kepemilikan asing timbul karena adanya
penanaman modal asing. Penanaman modal asing merupakan kegiatan menanam
modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun
yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.
Kepemilikan saham asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh pihak
asing (luar negeri) baik oleh individu maupun lembaga terhadap saham
perusahaan di Indonesia. Menurut Puspitasari (2009), perusahaan yang memiliki
kepemilikan saham asing cenderung memberikan pengungkapan yang lebih luas
dibandingkan yang tidak. Dalam penelitian Setiawan (2006) menghasilkan
kesimpulan bahwa kepemilikan asing dalam perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan.
10
H3: Kepemilikan Institusi Asing berpengaruh positif terhadap Risk Management
Disclosure
Pengaruh Kepemilikan Publik terhadap Risk Management Disclosure
Kepemilikan saham publik adalah porsi saham beredar yang dimiliki
masyarakat (Puspitasari, 2009). Kepemilikan publik adalah kepemilikan
masyarakat umum (bukan intitusi yang signifikan) terhadap saham perusahaan
publik. Struktur kepemilikan perusahaan dapat disebut juga sebagai struktur
kepemilikan saham, yaitu suatu perbandingan antara saham yang dimiliki oleh
pihak dalam atau manajemen (insider ownership’s) dengan jumlah saham yang
dimiliki pihak luar (outsider ownership’s) (Suharli dan Rachprilia, 2006 dalam
Puspitasari, 2009).
Kepemilikan Publik merupakan tingkat kepemilikan saham oleh pihak
individu di luar perusahaan yang tidak memiliki hubungan istimewa dengan
perusahaan. Adanya konsentrasi kepemilikan publik menimbulkan pengaruh
pihak luar sehingga mengubah pengelolaan perusahaan yang pada awalnya
berjalan sesuai keinginan manajemen menjadi memiliki keterbatasan (Puspitasari,
2009). Semakin besar porsi saham yang dimiliki publik, maka akan semakin besar
tekanan yang diterima perusahaan untuk menyediakan informasi lebih banyak
dalam laporan tahunannya yang didalamnya terdapat pula pengungkapan tentang
manajemen risiko.
H4: Kepemilikan Publik berpengaruh positif terhadap Risk Management
Disclosure
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Risk Management Disclosure
Ukuran perusahaan (size) merupakan variabel penduga yang banyak
digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan
perusahaan. Hal ini dikaitkan dengan teori agensi, dimana perusahaan besar yang
memiliki biaya keagenan yang lebih besar akan mengungkapkan informasi yang
11
lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan tersebut. Disamping itu perusahaan
besar merupakan emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar
merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggungjawab sosial
perusahaan (Sembiring, 2005). Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi praktik
pengungkapan pada perusahaan. Jika perusahaan memiliki total aset yang besar,
pihak manajemen lebih luas dalam mempergunakan aset yang ada di perusahaan
tersebut. Dalam penelitian El-bannany (2012), juga mengemukakan hal yang sama
bahwa total asset ini merupakan indikator yang komprehensif sehingga dapat
mencerminkan semua kekuatan termasuk kekuatan internal, eksternal dan manusia
yang berkontribusi terhadap ukuran suatu bank (Irawan, 2013).
Ukuran suatu perusahaan dapat mempengaruhi luas pengungkapan
informasi dalam laporan keuangan mereka. Secara umum perusahaan besar akan
mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil, karena
perusahaan besar akan menghadapi risiko politis yang lebih besar dibanding
perusahaan kecil. Pentingnya ukuran perusahaan dan dapat digunakan untuk
menjelaskan pengungkapan variasi dalam laporan tahunan perusahaan.
Machfoedz (1994) dalam Mardiyah (2001) menjelaskan bahwa pada dasarnya
ukuran perusahan hanya terbagi dalam 3 katagori yaitu perusahaan besar (large
firms), perusahaan sedang (medium firms), perusahaan kecil (small firms).
Penentuan ukuran perusahaan ini adalah berdasarkan kepada total aktiva
perusahaan. Amran dkk, (2009) menemukan hubungan positif antara ukuran
perusahaan dengan pengungkapan risiko.
H5: Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Risk Management
Disclosure
12
Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Dilihat dari sumber data
penelitian ini merupakan data sekunder yaitu menggunakan laporan tahunan dari
industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012
yang telah dipublikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antar
variabel satu dengan variabel yang lain, dan apabila dilihat dari tujuannya
penelitian ini termasuk penelitian kausal.
Batasan Penelitian
Penelitian ini dibatasi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012.
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2012.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah bersifat purposive sampling,
sampel diambil secara cermat sehingga relevan dengan tujuan penelitian dengan
catatan sampel tersebut dapat mewakili populasi. Adapun kriteria yang digunakan
dalam menentukan sampel yaitu:
Kepemilikan Manajemen
Kepemilikan Domestik
Kepemilikan Asing
Kepemilikan Publik
Risk Management
Disclosure
Ukuran Perusahaan
13
a) Perusahaan perbankan yang tetap listing di Bursa Efek Indonesia selama
tahun 2010-2012.
b) Perusahaan perbankan yang melaporkan laporan tahunannya serta
melaporkan manajemen risiko sesuai dengan peraturan Bank Indonesia
selama tahun 2010-2012.
c) Perusahaan perbankan yang menerbitkan laporan keuangan yang dinyatakan
dalam rupiah dan berakhir pada tanggal 31 Desember selama periode
pengamatan tahun 2010-2012.
Data dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data sekunder yang meliputi laporan tahunan
perusahaan perbankan yang telah listing atau dipublikasikan sejak tahun 2010
sampai 2012 yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia atau www.idx.co.id
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Dependen
Risk Management Disclosure
Risk Management Disclosure (Y): dapat diartikan sebagai pengungkapan
atas risiko-risiko yang telah dikelola perusahaan atau pengungkapan atas
bagaimana perusahaan dalam mengendalikan risiko yang berkaitan di masa
mendatang (Amran dkk, 2009). Rumusan untuk menghitung pengungkapan
Manajemen Risiko dinyatakan Fathimiyah dkk, (2011) sebagai berikut:
DSCORE BY =____1____ ∑nSCORE i BY
MAX BY i =1
Keterangan:
DSCORE BY: Skor pengungkapan bank B pada tahun Y
MAX BY : Nilai maksimum yang mungkin dicapai bank B pada tahun Y
i : Item dalam framework
SCORE i BY : Skor untuk item bank B pada tahun Y
14
Variabel Independen
1. Kepemilikan Manajemen
Semakin besar proporsi kepemilikan manajemen pada perusahaan, maka
manajemen cenderung berusaha lebih giat untuk kepentingan pemegang saham
yang tidak lain adalah dirinya sendiri (Ross dkk, 2002) dalam Widy (2009).
Kepemilikan manajemen adalah persentase kepemilikan pihak manajemen yang
aktif dalam mengelola perusahaan atau dewan direksi atas saham perusahaan
(Priyo Widodo,2010). Kepemilikan manajemen dapat dinyatakan dengan rumus:
KM = jumlah saham yang dimiliki dewan direksi
jumlah saham yang beredar
2. Kepemilikan Institusi Domestik
Kepemilikan saham perusahaan yang mayoritas dimiliki oleh institusi atau
lembaga (perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, asset management dan
kepemilikan institusi lain) (Anggraini, 2011). Kepemilikan Institusi Domestik
dapat dinyatakan dalam rumus:
KID = jumlah saham dimiliki institusi domestik
jumlah saham yang beredar
3. Kepemilikan Institusi Asing
Kepemilikan asing adalah perseorangan warga negara asing, badan usaha
asing, dan pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di wilayah
Republik Indonesia (Fathimiyah dkk, 2011). Dapat dinyatakan dengan rumus:
KIA = jumlah saham yang dimiliki institusi asing
jumlah saham yang beredar
4. Kepemilikan Publik
Semakin banyak kepemilikan saham oleh publik maka semakin besar
kepentingan publik (stakeholder) terkait aktivitas bisnis perusahaan. Hal ini
berarti semakin besar tekanan yang dihadapi perusahaan untuk mengungkapkan
informasi lebih banyak dalam laporan tahunannya kepada publik (stakeholder).
Kepemilikan saham publik adalah porsi saham beredar yang dimiliki masyarakat
(Puspitasari,2009). Kepemilikan Publik adalah kepemilikan masyarakat umum
15
(bukan intitusi yang signifikan) terhadap saham perusahaan publik. Dimana rumus
atau formula adalah:
KP = jumlah saham yang dimiliki publik
jumlah saham beredar
5. Ukuran Perusahaan
Besar (ukuran) perusahan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan,
dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar
maka akan semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Ketiga variabel ini
digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa
besar perusahaan tersebut. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal
yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran yang
dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam
masyarakat. Dari ketiga variabel ini, nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan
dengan nilai market capitalized dan penjualan dalam mengukur ukuran
perusahaan (Sudarmadji dan Sularto, 2007).
Ukuran Perusahaan = Ln total asset
Teknik Analisis Data
Untuk mengolah data dan menarik kesimpulan, maka peneliti
menggunakan program SPSS version 20.0 for windows. Tahap-tahap yang
dilakukan dalam melakukan teknik menganalisis data adalah sebagai berikut: a)
Mengumpulkan data-data laporan tahunan perusahaan perbankan untuk tahun
2010-2012. b) Memilih data-data laporan tahunan perusahaan perbankan yang
akan diteliti sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan. c) Menginput
semua data yang menjadi variabel atas setiap perusahaan yang dijadikan sampel
penelitian. d) Menggunakan uji statistik data
Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2006).
16
Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dependen dan
independen dalam model regresi tersebut terdistribusi secara normal (Ghozali,
2006). Data yang normal atau mendekati normal adalah model regresi yang baik.
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik dan analisis
statistik. Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram. Normalitas
grafik histrogram dapat dilihat dari distribusi data pengamatan yang mendekati
distribusi normal. Selain itu penelitian ini juga melakukan pengujian analisis
menggunakan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Data
dinyatakan terdistribusi secara normal jika variabel-variabel tersebut memiliki
probability value > 0.05 (lebih besar dari 0.05).
b) Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji keberadaan korelasi antara
variabel independen dan model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independennya (Ghozali, 2006). Pengujian
multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor
(VIF). Jika nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 maka terdapat
multikolinearitas yang tidak dapat ditoleransi dan variabel tersebut harus
dikeluarkan dari model regresi agar hasil yang diperoleh tidak bias.
c) Uji Autokorelasi
Ghozali (2006) menyatakan bahwa uji autokorelasi bertujuan untuk
menguji apakah suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lain. Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya
autokorelasi adalah Durbin Watson (DW).
d) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
17
disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Liner Regression)
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan model regresi linear berganda (Multiple Regression). Untuk
menganalisis pengaruh perubahan variabel independen terhadap dependen baik
secara sendiri–sendiri maupun secara bersama–sama, maka digunakan Multiple
Regression atau regresi linear berganda (Ghozali, 2006). Persamaan regresi yang
akan terjadi adalah sebagai berikut:
Y=α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 +e
Keterangan:
Y = Risk Management Disclosure
α = Konstanta
β1 = Koefisien Regresi Kepemilikan Manajemen
β2 = Koefisien Regresi Kepemilikan Institusi Domestik
β3 = Koefisien Regresi Kepemilikan Institusi Asing
β4 = Koefisien Regresi Kepemilikan Publik
β5 = Koefisien Regresi Ukuran Perusahaan
X1 = Kepemilikan Manajemen
X2 = Kepemilikan Institusi Domestik
X3 = Kepemilikan Institusi Asing
X4 = Kepemilikan Publik
X5 = Ukuran Perusahaan
e = Standard Error
Uji Hipotesis
a) Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi R2 untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan
model penelitian dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi R2 adalah antara 0 dan 1. Jika variabel uji R
2 memiliki nilai 0 atau
18
mendekati 0, berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variable
dependen mengalami keterbatasan, tetapi jika variabel uji R2 memiliki nilai 1 atau
mendekati satu maka variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006).
b) Uji F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006). Digunakan untuk menguji apakah
model regresi yang digunakan sudah tepat ataukah belum. Model regresi
dikatakan fit jika nilai F hitung < 0,05. Diharapkan probabilitas dari F hitung <
0,05 yang memiliki arti bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
pengungkapan manajemen risiko.
c) Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2006). Dalam pengolahan data menggunakan program
komputer SPSS 20.0, pengaruh secara individual ditunjukkan dari nilai signifikan
Uji t. Jika nilai signifikan uji t < 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh
yang signifikan secara individual pada masing–masing prediktornya. Maka
pedoman yang digunakan adalah jika nilai signifikan lebih kecil 0,05 maka
kesimpulan yang dapat diambil adalah menolak hipotesis nol (H0) yang berarti
koefisien signifikan secara statistik (Ghozali, 2006).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Statistik Deskriptif
Uji ini dilakukan untuk mengetahui nilai mean, minimum, dan maksimum
serta standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian, baik variabel
dependen maupun independen. Hasil deskriptif statistik mengenai data penelitian,
baik variabel dependen dan variabel independen, dijelaskan pada tabel 1 berikut
ini.
19
Tabel 1
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1 84 ,00 21,70 1,5080 4,78331
X2 84 ,00 100,00 42,6085 34,19025
X3 84 ,00 98,96 33,3388 37,53729
X4 84 ,00 51,01 22,4257 16,02068
X5 84 14,26 20,27 17,0986 1,70452
Y 84 ,38 1,00 ,8676 ,19243
Valid N (listwise) 84
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa statistik deskriptif dari
masing-masing variabel. Kepemilikan manajemen berkisar antara 0,00 sampai
dengan 21,70 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 1,5080 menunjukkan bahwa
setidaknya ada manajer yang sekaligus juga sebagai pemilik perusahaan. Nilai
minimum 0,00 menunjukkan bahwa terdapat perusahaan perbankan yang tidak
mempunyai kepemilikan manajemen seperti PT Bank Ekonomi Raharja Tbk, dan
nilai maksimum 21,70 dimiliki oleh PT Bank Capital Indonesia Tbk. Kepemilikan
institusi domestik menunjukkan kepemilikan oleh institusi atau lembaga memiliki
nilai minimum 0,00 seperti PT Bank Danamon Tbk dan nilai maksimum 100 yang
dimiliki oleh PT Bank Mutiara Tbk. Nilai rata-rata (mean) kepemilikan institusi
domestik sebesar 42,6085. Kepemilikan insitusi domestik dalam saham
perusahaan diharapkan dapat menjadi penekan pada kebijakan manajemen.
Kepemilikan institusi asing menunjukkan besarnya saham penanaman
modal asing memiliki nilai minimum 0,00 seperti PT Bank QNB Kesawan Tbk
dan nilai maksimum 98,96 yang dimiliki oleh PT Bank Internasional Indonesia
Tbk. Nilai rata-rata (mean) kepemilikan institusi asing sebesar 33,3388 berarti
bahwa sebagian perusahaan sampel telah memiliki pemodal asing sebagai bagian
dari kepemilikan saham perusahaan. Kepemilikan publik menunjukkan
20
kepemilikan saham perseorangan diluar perusahaan memiliki nilai minimum 0,00
seperti PT Bank Mutiara Tbk dan nilai maksimum 51,01 dimiliki oleh PT Bank
Central Asia Tbk. Nilai rata-rata (mean) kepemilikan publik sebesar 22,4257
keberadaan kepemilikan publik diharapkan menjadi kontrol kebijakan
manajemen.
Ukuran perusahaan yang diukur dengan menggunakan transformasi
logaritma natura memiliki nilai minimum 14,26 seperti PT Bank Pundi Indonesia
Tbk dan nilai maksimum 20,27 yang dimiliki oleh PT Bank Central Asia Tbk.
Nilai rata-rata (mean) ukuran perusahaan sebesar 17,0986 berarti perusahaan yang
besar akan memperoleh banyak perhatian dari pihak eksternal. Risk management
disclosure mempunyai nilai minimum sebesar 0,38 seperti PT Bank Internasional
Indonesia Tbk dan nilai maksimum sebesar 1,00 yang dimiliki oleh PT Bank
Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. Risk management disclosure menunjukkan nilai
mean (rata-rata) sebesar 0,8676, hal ini berarti bahwa risk management disclosure
sudah sepenuhnya dipatuhi oleh industri perbankan yang ada di Indonesia.
Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas Data
Berdasarkan hasil uji, nilai Kolmogorov–Smirnov Z sebesar 1,933 dengan
Asymp. Sig (2-tailed) yaitu sebesar 0,001, nilai ini lebih kecil dari nilai
signifikansi yaitu 0,001 < 0,05 yang berarti data tidak terdistribusi normal.
Menurut Ghozali, “data yang tidak terdistribusi secara normal dapat
ditransformasikan agar menjadi normal”. Salah satu trasformasi data yang dapat
dilakukan adalah dengan mentransformasikan data ke LG10 atau logaritma 10
atau LN. Setelah dilakukan transformasi, penulis melakukan pengujian ulang
terhadap uji normalitas untuk melihat kembali apakah data penelitian ini telah
berdistribusi normal atau tidak.
Setelah dilakukan uji kembali dengan mentransfom data, berdasarkan hasil
didapatkan nilai Kolmogorov–Smirnov Z sebesar 0,666 dengan Asymp. Sig (2-
21
tailed) sebesar 0,767. Dengan kata lain, model regresi tersebut telah terdistribusi
secara normal karena nilai signifikansi > 0,05.
b) Uji Multikolonieritas
Hasil uji multikolonieritas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel
bebas yang memiliki nilai tolerance dibawah 0,10 dan nilai VIF berada jauh
dibawah angka 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas
antar variabel bebas tersebut didalam model regresi.
c) Uji Autokorelasi
Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai D-W sebesar 2,166.
Sedangkan nilai (du) sebesar 1,739. Dengan demikian diperoleh bahwa nilai D-W
berada diantara (du) yaitu 4-du yaitu 2,261. Hasil ini menunjukkan bahwa model
regresi tersebut sudah bebas dari masalah autokorelasi.
d) Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastitas dilakukan dengan Uji Glejser dengan meregresi-kan
nilai absolute residual terhadap variabel independen (Gujarati, 2003). Hasil uji
Glejser semua variabel penelitian menunjukkan tingkat signifikansi antara 0,065
sampai 0,912 (diatas 0,05) sehingga data terbebas dari masalah heterokedastisitas.
Uji Hipotesis
a) Uji Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil uji, nilai adjusted R2 adalah 0,376 hal ini berarti 37,6%
variabel dependen pengungkapan manajemen risiko dapat dijelaskan oleh kelima
variabel independen yakni kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi
domestik, kepemilikan institusi asing, kepemilikan publik, dan ukuran
perusahaan. Sedangkan sisanya 62,4% dijelaskan oleh variabel–variabel lain di
luar model.
b) Uji F
Berdasarkan hasil uji, diketahui F hitung sebesar 4,498 dengan tingkat
signifikan 0,005 < 0,05. Karena probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi risk management disclosure dan
22
dapat dikatakan bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh
terhadap risk management disclosure.
c) Uji t
Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikat yaitu antara kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi
domestik, kepemilikan institusi asing, kepemilikan publik, dan ukuran perusahaan
terhadap risk management disclosure dalam penelitian ini dilakukan pengujian
terhadap koefisien regresi yaitu dengan uji t. Jika probabilitas value > 0,05 maka
H0 ditolak dan jika probabilitas value < 0,05 maka Ha diterima.
Dari tabel 2, maka model persamaan regresi linier berganda diperoleh
sebagai berikut:
Y= 0,523 – 0,008 X1 + 0,054 X2 + 0,008 X3 + 0,039 X4 + 0,006 X5
Tabel 2
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .523 .590 .886 .384
X1 -.008 .007 -.236 -1.187 .247
X2 .054 .025 .462 2.131 .044
X3 .008 .065 .026 .126 .901
X4 .039 .018 .360 2.153 .042
X5 .006 .023 .046 .259 .798
23
Pembahasan
Pengaruh Kepemilikan Manajemen Terhadap Risk Management Disclosure
Berdasarkan tabel 2, tidak ada pengaruh kepemilikan manajemen terhadap
risk management disclosure. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai t
hitung sebesar -1,187 dengan nilai signifikansi sebesar 0,247 > 0,05. Hal ini
berarti H0 diterima yang artinya bahwa tidak adanya pengaruh kepemilikan
manajemen terhadap risk management disclosure, dan hipotesis yang
menyebutkan bahwa terdapat pengaruh antara kepemilikan manajemen terhadap
risk management disclosure tidak dapat diterima (H1 ditolak).
Kepemilikan manajemen tidak berpengaruh terhadap risk management
disclosure. Hal ini didasarkan karena kepemilikan saham oleh pihak manajemen
di industri perbankan yang ada di Indonesia masih sangat rendah sehingga kinerja
manajer dalam mengelola perusahaan kurang optimal dan manajer sebagai
pemegang saham minoritas belum dapat berpartisipasi aktif dalam membuat suatu
keputusan diperusahaan (Wiranata dan Nugrahanti, 2013). Sebagai contohnya PT
Bank Capital Indonesia Tbk dengan kepemilikan manajemen sebesar 21,7%,
mengungkapkan manajemen risiko sebesar 0,5. Risk management disclosure yang
sama juga dimiliki oleh PT Bank Ekonomi Raharja Tbk yang tidak memiliki
kepemilikan manajemen atau sebesar 0%.
Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan Fatimiyah dkk
(2011), menyatakan bahwa kepemilikan manajemen tidak berpengaruh terhadap
risk management disclosure. Semakin tinggi kepemilikan manajemen suatu
perusahaan menyebabkan semakin besar pula tanggung jawab manajemen dalam
mengambil keputusan dan risiko pun menjadi semakin tinggi. Manajemen yang
memiliki peran ganda, yaitu sebagai pelaksana perusahaan serta pemegang saham
tidak memberikan dampak terhadap pengungkapan manajemen risiko.
24
Pengaruh Kepemilikan Institusi Domestik terhadap Risk Management
Disclosure
Berdasarkan tabel 2, adanya pengaruh kepemilikan institusi domestik
terhadap risk management disclosure. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa nilai t hitung sebesar 2,131 dengan nilai signifikansi sebesar 0,044 < 0,05.
Hal ini berarti H0 ditolak yang artinya bahwa tidak adanya pengaruh kepemilikan
institusi domestik terhadap risk management disclosure, dan hipotesis yang
menyebutkan bahwa terdapat pengaruh antara kepemilikan institusi domestik
terhadap risk management disclosure dapat diterima (H2 diterima).
Perubahan kepemilikan institusi domestik berpengaruh terhadap risk
management disclosure. Pengawasan yang diterima perusahaan semakin luas
karena besarnya kepemilikan institusi domestik dalam perusahaan. Pengawasan
tersebut menyebabkan perusahaan tidak dapat melakukan kesalahan. Kepemilikan
institusi domestik yang semakin meningkat menyebabkan pengawasan terhadap
kinerja manajemen dalam perusahaan semakin optimal karena perilaku
manajemen dapat dikendalikan, maka risiko yang dihadapi perusahaan berkurang.
Dengan demikian pengungkapan manajemen risiko atau risk management
disclosure yang diperlukan semakin sedikit karena semakin sedikit risiko yang
dihadapi perusahaan.
Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Fatimiyah dkk (2011),
menyatakan bahwa kepemilikan institusi domestik tidak berpengaruh terhadap
risk management disclosure. Hasil ini mendukung penelitian Suranta dan
Machfoedz (2003) yang menghasilkan kesimpulan bahwa kepemilikan
institutional memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan, karena tindakan
manajer yang tidak sesuai keinginan pemilik disebabkan oleh meningkatnya
pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.
Pengaruh Kepemilikan Institusi Asing terhadap Risk Management Disclosure
Berdasarkan tabel 2, tidak ada pengaruh kepemilikan institusi asing
terhadap risk management disclosure. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
25
bahwa nilai t hitung sebesar 0,126 dengan nilai signifikansi sebesar 0,901 > 0,05.
Hal ini berarti H0 diterima yang artinya bahwa tidak adanya pengaruh
kepemilikan institusi asing terhadap risk management disclosure, dan hipotesis
yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh antara kepemilikan institusi asing
terhadap risk management disclosure tidak dapat diterima (H3 ditolak).
Perubahan kepemilikan institusi asing tidak berpengaruh terhadap risk
management disclosure, karena rendahnya kepemilikan saham yang dimiliki oleh
pihak asing atau kepemilikan institusi asing tidak menuntut adanya informasi
mengenai risk management disclosure dalam laporan tahunan yang diterbitkan.
Contohnya dapat dilihat dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk yang memiliki
kepemilikan institusi asing tinggi yaitu sebesar 97,41%, mengungkapkan
manajemen risiko sebesar 0,625. Sedangkan PT Bank QNB Kesawan (d/h Bank
Kesawan) Tbk yang tidak memiliki kepemilikan institusi asing, juga memiliki risk
management disclosure yang sama.
Adapun alasan lainnya adalah bahwa ada kemungkinan pihak asing tidak
memonitoring secara langsung jalannya perusahaan. Hal ini dikarenakan pihak
asing merasa bahwa pihak manajemen lebih mengetahui kondisi bisnis di dalam
negeri dibandingkan pengetahuan yang dimiliki investor asing, sehingga
diasumsikan investor asing menyerahkan manajemen pada manajerial yang ada
tanpa ikut mencampuri secara signifikan (Novia, 2012).
Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan Fatimiyah dkk
(2011), menyatakan bahwa kepemilikan institusi asing tidak berpengaruh terhadap
risk management disclosure. Partisipasi pihak asing pada perbankan akibat
globalisasi finansial dapat berupa meningkatnya kehadiran manajer-manajer asing
dalam perbankan domestik, meningkatnya permintaan dari konsumen asing yang
membutuhkan pelayanan dari perbankan domestik, atau meningkatnya utang-
utang asing akibat aliran modal asing yang masuk (Sudarmono, 2011). Semakin
tinggi kepemilikan asing dalam perusahaan, maka semakin tinggi pula risk
management disclosure.
26
Pengaruh Kepemilikan Publik terhadap Risk Management Disclosure
Berdasarkan tabel 2, adanya pengaruh kepemilikan publik terhadap risk
management disclosure. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai t
hitung sebesar 2,153 dengan nilai signifikansi sebesar 0,042 < 0,05. Hal ini berarti
H0 ditolak yang artinya bahwa tidak adanya pengaruh kepemilikan institusi publik
terhadap risk management disclosure, dan hipotesis yang menyebutkan bahwa
terdapat pengaruh antara kepemilikan publik terhadap risk management disclosure
dapat diterima (H4 diterima).
Perubahan kepemilikan publik berpengaruh terhadap risk management
disclosure. Laporan tahunan merupakan alat pengawasan bagi pemegang saham
terhadap kinerja manajemen, sehingga perusahaan berusaha untuk memenuhi
kepentingan para pemegang sahamnya melalui pengungkapan laporan tahunan.
Semakin besar presentase kepemilikan saham publik, semakin besar pihak yang
membutuhkan informasi tentang perusahan, sehingga semakin banyak pula butir-
butir informasi yang dituntut untuk diungkap dalam laporan keuangan.
Hasil ini bertolakbelakang dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
Fatimiyah dkk (2011), menyatakan bahwa kepemilikan publik tidak berpengaruh
terhadap risk management disclosure. Hasil ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Simanjuntak dan Widiastuti (2004) serta Amalia, Dessy (2005)
yang membuktikan bahwa porsi kepemilikan saham oleh publik berpengaruh
terhadap luas pengungkapan. Pihak luar manajemen (publik) yang memiliki
saham ingin memperoleh informasi seluas-luasnya tentang perusahaan tempat
menanamkan modalnya, semakin banyak pula pihak yang membutuhkan
informasi terkait perusahaan akan memicu pihak manajemen untuk melakukan
pengungkapan yang lebih komprehensif yang dalam hal ini berkaitan dengan luas
pengungkapan sukarela perusahaan.
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Risk Management Disclosure
Berdasarkan tabel 2, tidak ada pengaruh ukuran perusahaan terhadap risk
management disclosure. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai t
27
hitung sebesar 0,259 dengan nilai signifikansi sebesar 0,798 > 0,05. Hal ini berarti
H0 diterima yang artinya bahwa tidak adanya pengaruh ukuran perusahaan
terhadap risk management disclosure, dan hipotesis yang menyebutkan bahwa
terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap risk management disclosure
tidak dapat diterima (H5 ditolak).
Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap risk management
disclosure. Sebagai contoh PT Bank Pundi Indonesia (d/h Bank Eksekutif
Internasional) Tbk dengan ukuran perusahaan yang rendah yakni 14,26, dan PT
Bank Central Asia Tbk dengan ukuran perusahaan yang tinggi sebesar 19,60
memiliki risk management disclosure yang sama. Beberapa sampel bank dengan
total asset lebih besar dibandingkan dengan bank yang total asset lebih kecil,
menunjukkan angka risk management disclosure yang tidak jauh beda. Selain itu,
ada beberapa sampel bank yang dengan kepemilikan total asset yang rendah
diantara bank-bank lain, tetapi memiliki angka risk management disclosure yang
cukup tinggi, dan angka tersebut hampir sama dengan bank yang total assetnya
jauh lebih besar.
Besarnya total asset yang dimiliki perusahaan belum tentu
mengungkapkan risiko yang lebih luas. Penyebabnya karena kegiatan perusahaan
yang semakin kompleks dan semakin luasnya pengungkapan yang dilakukan
perusahaan maka akan semakin banyak informasi terpublikasi yang tidak dapat
digunakan oleh perusahaan pesaing dalam mencari kesempatan.
Hasil ini mendukung penelitian milik Dahawy (2009) dan Ben Ali dkk,
(2006) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan. Hal ini tejadi karena nilai total aset dari suatu perusahaan bukan
merupakan tolak ukur yang sesuai untuk menentukan besar kecilnya perusahaan,
dilihat dari keadaan perekonomian yang belum begitu stabil.
PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara
kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi domestik, kepemilikan institusi
28
asing, kepemilikan publik, dan ukuran perusahaan terhadap risk management
disclosure pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2010 sampai tahun 2012. Selama periode tersebut terdapat 31
perusahaan dikalikan 3 tahun pengamatan menjadi 93 perusahaan, namun setelah
dilakukan purposive sampling data, didapat sebanyak 84 perusahaan. Sebelum
data ditransform terdapat 84 perusahaan yang dijadikan data sampel penelitian.
Setelah dilakukan transformasi data maka jumlah sampel berkurang menjadi 30
perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan perubahan kepemilikan institusi domestik
dan perubahan kepemilikan publik berpengaruh terhadap risk management
disclosure. Hal ini disebabkan karena pengawasan yang diterima perusahaan
semakin besar sehingga pihak manajemen akan lebih efektif dan efisien dalam
menjalankan perusahaan. Sedangkan kepemilikan manajemen, perubahan
kepemilikan asing, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap risk
management disclosure. Variabel independen penelitian ini yaitu kepemilikan
manajemen, kepemilikan institusi domestik, kepemilikan institusi asing,
kepemilikan publik, dan ukuran perusahaan dapat menjelaskan variabel dependen
yaitu pengungkapan manajemen risiko atau risk management disclosure sebesar
37,6% berdasarkan adjusted R square dan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel-
variabel lain.
Implikasi
a) Implikasi Teoretis
Implikasi teoritis yang dapat dilihat dari hasil analisis uji t adalah dari
kelima variabel independen dalam penelitian ini, hanya variabel kepemilikan
institusi domestik dan kepemilikan publik yang berpengaruh secara signifikan
terhadap risk management disclosure. Semakin besar kepemilikan institusi
domestik perusahaan semakin luas pengungkapan manajemen risiko yang
dilakukan perusahaan hasil ini mendukung penelitian Suranta dan Machfoedz
(2003). Semakin besar kepemilikan publik dalam perusahaan maka akan semakin
luas pula pengungkapan manajemen risiko karena pihak luar ingin mengetahui
29
secara lebih detail tentang laporan keuangan perusahaan hasil ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Simanjuntak dan Widiastuti (2004).
b) Implikasi Terapan
Pengungkapan manajemen risiko seperti yang ditunjukkan dalam
penelitian ini tergantung pada pihak manajemen mengenai manfaat yang dapat
diperoleh dari pengungkapan informasi dalam laporan tahunan perusahaan
khususnya mengenai pengungkapan manajemen risiko. Sebaiknya pihak
manajemen memperhatikan manfaat yang dapat diperoleh dengan menerapkan
dan mengungkapkan informasi manajemen risiko perusahaan.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah perubahan kepemilikan
institusi domestik dan kepemilikan publik berpengaruh terhadap risk management
disclosure, maka investor dapat mempertimbangkan variabel tersebut untuk
mengetahui tingkat pengungkapan manajemen risiko yang dilakukan oleh
perusahaan.
Keterbatasan
Di dalam penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan yaitu:
1. Penelitian ini hanya menggunakan enam variabel, sehingga masih banyak
faktor lain yang mungkin memiliki pengaruh signifikan namun tidak
terdeteksi dan banyaknya nilai ekstrim dalam penelitian sehingga sampel
menjadi berkurang untuk memperoleh data berdistribusi normal.
2. Penelitian ini tidak menganalisis aspek–aspek lain yang secara materiil
juga berpengaruh terhadap risiko perbankan seperti risiko nilai tukar, dan
risiko tingkat suku bunga.
3. Pemegang saham mengetahui kondisi perusahaan melalui pengungkapan
informasi dalam laporan tahunan. Perusahaan tidak mengungkapkan
informasi yang terlalu banyak karena dapat menguntungkan pihak pesaing
dan tidak terlalu sedikit pengungkapan yang dilakukan sehingga
perusahaan dianggap menyembunyikan informasi manajemen risiko.
30
Saran
Berdasarkan keterbatasan-keterbatasan tersebut, maka diberikan saran untuk
penelitian selanjutnya
1. Menambah variabel penelitian yang mungkin mempengaruhi risk
management disclosure seperti umur perusahaan dan tingkat profitablitas.
2. Penelitian selanjutnya juga perlu diperluas terhadap risiko nilai tukar, dan
risiko tingkat suku bunga.
3. Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan biaya dan manfaat yang
diperoleh saat melakukan pengungkapan manajemen risiko.
31
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, Santhosh and Paul Cox. 2007. “Analysing the Determinants of
Narrative Risk Information in UK FTSE 100 Annual Reports”. The British
Accounting Review, Vol. 39, pp. 227-248
Almilia, Luciana S. dan Ikka Retrinasari. 2007. “Analisis Pengaruh Karakteristik
Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”. Proceeding Seminar
Nasional Inovasi dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis FE
Universitas Trisakti. Jakarta, 9 Juni, 2007
Amalia, Dessy (2005), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan
Sukarela (Voluntary Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan yang
Tercatat di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Akuntansi Pemerintah, Vol. 1, No. 2
Amran, Azlan. A. M. Rosli bin B. C. H. Modh Hassan. 2009. “Risk Reporting :
An Exploratory Study on Risk Management Disclosure in Malaysia Annual
Reports”. Managerial Auditing Journal, Vol. 24, No. 1, Page 39-57
Anggraini, Ririn Dwi. 2011. Pengaruh Kepemilikan Institusional dan
Kepemilikan Asing terhadap Pengungkapan Pertanggung jawaban Sosial
Perusahaan dalam Annual Report (Studi Empiris pada Perusahaan Non
Keuangan yang Tercatat di BEI Tahun 2008-2009). Skripsi. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Bank Indonesia. 2009. Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No.5/8/PBI/2003 Tentang
Penerapan Manajemen Resiko Bagi Bank Umum.
Ben Ali, C., Trabelsi., and Summa, M. 2006. Disclosure Quality and Ownership
Structure: Evidence from the French Stock Market, Corporate Ownership
and Control. Volume 5, Number 2, November, 2007.
Berle, A. dan G. Means. 1934. The Modern Corporation and Private Property
NewYork: Macmillan
Brigham, E.F dan P.R. Daves. 2001. Intermediate Financial Management, 7th
edition, the dryden press, orlando.
Dahawy, K. (2009). Company Characteristics and Disclosure Level: The Case of
Egypt. International Research Journal of Finance and Economics, 34, 194-
208.
Diyah, Pujiati dan Widanar, Erman. 2009. ―Pengaruh Struktur Kepemilikan
Terhadap Nilai Perusahaan: Keputusan Keuangan sebagai Variabel
Intervening. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi Ventura, Vol. 12. No.1,
h. 71-86
32
Fathimiyah, Venny. Rudi Zulfikar dan Fara Fitriani. 2011. ―Pengaruh Struktur
Kepemilikan Terhadap Risk Management Disclosure (Studi Survei Industri
Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010).
Skripsi. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Ghozali, Imam. 2006. ―Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Badan Penerbitan Universitas Diponogoro.
Gujarati, D. 2003. Basic Econometric. Mc-Grawhill. New York.
Hapsoro, Dody. 2007. ―Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Transparansi:
Studi Empiris Di Pasar Modal Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Manajemen.
Vol. 18, NO. 2, Hal. 65-85.
Irawan, Indra Fery. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja
Intellectual Capital Dengan Struktur Kepemilikan Sebagai Variabel
Moderating: Studi Empiris pada Bank Umum yang Terdaftar pada BEI
Periode 2007-2011. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.
Istiqomah, Dyah Febriantina. 2010. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas,
Likuiditas, dan Kepemilikan Publik Terhadap Keterlambatan Publikasi
Laporan Keuangan. Skripsi. Surakarta: Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Itturiaga, F. J. L and Rodriguez. Sanz J. A., 1998. Ownership Structure,
Corporate Value and Firm Investment: A Spanish Firms Simultaneous
Equations Analysis. Working Paper Universidad De Valladolid Hal: 1-32
Jensen, M., dan W.H. Meckling. 1976. Theory Of The Firm: Magerial Behavior,
Agency Cost And Ownership Structure. Journal Of Financial Economics 3.
Hal. 305-360.
Kusumah, Iwan Tirta Hadi, 2007, Pengaruh Faktor-Faktor Agency Cost Terhadap
Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Food And Beverage
Go Public Di Bursa Efek Jakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Petra,
Surabaya.
Linsley, Philip M. And Philip J. Shrives. 2006. “Risk Reporting : A Study of Risk
Disclosure in the Annual Reports of UK Companies”. The Bristish
Accounting Review, Vol. 38, Page, 387- 404
Mas’ud Machfoedz. 1994. Financial Ratio Analysis and The Predictions of
Earnings Changes in Indonesia, Kelola, No. 7/III/. Universitas Gajah
Mada
Machmud, N. & Djakman, C.D. 2008. “Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap
Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada
Laporan Tahunan Perusahaan: Studi Empiris pada Perusahaan Publik yang
Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006”. Makalah disampaikan pada
Simposium Nasional Akuntansi XII. Pontianak.
33
Mardiyah. Aida Ainul. 2001, “Pengaruh Asimetri Informasi dan Disclosure
terhadap Cost of Equity Capital” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 5,
No 2, Mei, Hal 229-256.
Mathiesen, H.2004. Empirical Studies On Ownership Structure And Performance.
http://www.encycogov.com
Novia, Shela. 2012. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perbankan.
Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Nur’aeni, Dini. 2010. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja
Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di
Bursa Efek Indonesia). Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Permanasari, Wien Ika. 2010. Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan
Institusional, Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Puspitasari. 2009. Hubungan Ukuran Perusahaan Dan Porsi Kepemilikan Saham
Publik Dengan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan.
Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Raharjo, Eko. 2007. Teori Agensi Dan Teori Stewarship Dalam Perspektif
Akuntansi (Agency Theory Vs
Stewardship Theory in the Accounting Perspective) Fokus Ekonomi
Vol. 2 No. 1 Juni: 37 46
Sembiring. 2005. ―Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial : Study Empiris pada Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi 8.
Setiawan, Maman. 2006. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Karakteristik
Perusahaan, dan Karakteristik Tata Kelola Korporasi terhadap Kinerja
Perusahaan: Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta”. Laporan Penelitian. Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran:
Bandung.
Simanjuntak, Binsar H. dan Lusy Widiastuti (2004), Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia. Vol. 7, No. 3. Hal. 351-366.
Soedarmono, Wahyoe. 2011. Bank Capital Inflows, Institutional Development and
Risk : Evidence From Publicly-Traded Bank in Asia. Buletin Ekonomi,
Moneter dan Perbankan.
Sudarmadji, A. M. & Sularto, L. (2007). “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas
34
Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan”, Proceeding PESAT,
Volume 2.
Suhardjanto, Djoko dan Aryane Dewi, 2011, “Pengungkapan Risiko Finansial
Dan Tata Kelola Perusahaan: Studi Empiris Perbankan Indonesia”, Jurnal
Keuangan Dan Perbankan, Vol. 15, No. 1 Januari 2011, Hlm. 105-118
Suharli, M., DAN Rachpriliani, A. 2006. “Studi Empiris Faktor yang Berpengaruh
terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan”. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi. Vol.8 No.1 (April): 34-55.
Suranta, Eddy dan Pranata Puspa M. 2003. “Analisis Hubungan Struktur
Kepemilikan Manajerial, nilai Perusahaan dan Investasi dengan Model
Persamaan Linear Simultan.“ Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 6, No.
1. Januari 2003. Pp 54-68.
Wardhana, Anindyarta Adi. 2013. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap
Tingkat Pengungkapan Risiko. Skripsi Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Universitas Diponegoro Semarang
Warfield, Terry D., J.J. Wild, dan K.L. Wild. (1995). Managerial Ownership,
Accounting Choices, and Informativeness of Earnings. Journal of
Accounting and Economics 20, hal. 61-91.
Watts, R. L. & Zimmerman. J. L. 1978. Towards a Positive Theory of The
Determination of Accounting Standards. The Accounting Review, Vol. 53,
No.1.
Wiranata dan Nugrahanti, 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap
Profitabilitas Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 15 No. 1, hal 8
www.google.com
www.icmd.co.id
www.idx.co.id
35
LAMPIRAN
36
Lampiran 1
Daftar Perusahaan Sampel Penelitian
No Kode
Perusahaan Nama Perusahaan
1 AGRO PT. Bank Rakyat Indonesia Agroniaga (d/h Bank Agroniaga) Tbk
2 BABP PT. Bank ICB Bumiputera (d/h Bank Bumiputera Indonesia) Tbk
3 BACA PT. Bank Capital Indonesia Tbk
4 BAEK PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk
5 BBCA PT. Bank Central Asia Tbk
6 BBKP PT. Bank Bukopin Tbk
7 BBNI PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
8 BBNP PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk
9 BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
10 BCIC PT. Bank Mutiara (d/h Bank Century) Tbk
11 BDMN PT. Bank Danamon Tbk
12 BEKS PT. Bank Pundi Indonesia (d/h Bank Eksekutif Internasional) Tbk
13 BJBR PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk
14 BKSW PT. Bank QNB Kesawan (d/h Bank Kesawan) Tbk
15 BMRI PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
16 BNBA PT. Bank Bumi Artha Tbk
17 BNGA PT. Bank CIMB Niaga (d/h Bank Niaga) Tbk
18 BNII PT. Bank Internasional Indonesia Tbk
19 BSIM PT. Bank Sinarmas Tbk
20 BSWD PT. Bank of India Indonesia (d/h Bank Swadesi) Tbk
21 BTPN PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
22 BVIC PT. Bank Victoria International Tbk
23 INPC PT. Bank Artha Graha Internasional Tbk
24 MCOR PT. Bank Windu Kentjana International (d/h Bank Multicor) Tbk
25 MEGA PT. Bank Mega Tbk
26 NISP PT. Bank OCBC NISP (d/h NISP) Tbk
27 PNBN PT. Bank Pan Indonesia Tbk
28 SDRA PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI), 2014
37
Lampiran 2
Data Penelitian
Variabel Independen 2010
2010 Kode
Perusahaan
Kepemilikan
Manajemen
(%)
Kepemilikan
Domestik
(%)
Kepemilikan
Asing (%)
Kepemilikan
Publik (%)
Total Asset
(million Rp)
1 AGRO 0 95,97 0 4,03 3.057.238
2 BABP 0 5,99 75,07 18,94 8.659.899
3 BACA 21,7 11,21 49,64 17,45 4.399.404
4 BAEK 0 1 98,96 0,04 21.522.321
5 BBCA 2,05 1,18 47,15 49,62 324.419.069
6 BBKP 0 77,75 0 22,25 47.489.366
7 BBNI 0 76,36 0 23,64 248.580.529
8 BBNP 0 15 75,68 9,32 5.282.255
9 BBRI 0 56,77 0 43,23 404.285.602
10 BCIC 0 100 0 0* 10.783.886
11 BDMN 0 0 67,42 32,58 118.206.573
12 BEKS 0 84,99 0 15,01 1.561.622
13 BJBR 0 75 0 25 43.445.700
14 BKSW 0 99,98 0 0,02 2.589.915
15 BMRI 0 66,73 0 33,27 449.774.551
16 BNBA 0 90,9 0 9,1 2.661.052
17 BNGA 0 0 96,91 3,09 143.652.852
18 BNII 0 0 97,41 2,59 75.130.433
19 BSIM 0,01 78,03 0 21,96 11.232.179
20 BSWD 1,61 17,12 76 5,27 1.570.332
21 BTPN 0 72,49 0 27,51 34.522.573
22 BVIC 17,15 51,91 0 30,94 10.304.853
23 INPC 0 52,62 0 47,38 17.063.094
24 MCOR 1,52 29,49 47,88 21,11 4.354.460
25 MEGA 0 57,82 0 42,18 51.596.960
26 NISP 0,02 0 81,9 18,08 44.474.822
27 PNBN 0 44,68 38,82 16,5 108.947.956
28 SDRA 0,17 11,25 60,22 28,36 3.245.763
(*) 0,004 – pembulatan 2 angka desimal sehingga menjadi 0, karena hanya 1 perusahaan
tidak mempengaruhi hasil
38
Variabel Independen 2011
2011 Kode
Perusahaan
Kepemilikan
Manajemen
(%)
Kepemilikan
Domestik
(%)
Kepemilikan
Asing (%)
Kepemilikan
Publik (%)
Total Asset
(million Rp)
1 AGRO 0 93,78 0 6,22 3.481.155
2 BABP 0 5,46 77,19 17,35 7.299.826
3 BACA 21,7 0 39,71 38,59 4.694.939
4 BAEK 0 1 98,94 0,06 24.156.715
5 BBCA 2,04 1,18 47,15 49,63 381.908.353
6 BBKP 0 59,5 0 40,5 57.183.463
7 BBNI 0 60 0 40 299.058.161
8 BBNP 0 15 75,51 9,49 6.572.647
9 BBRI 0 56,75 0 43,25 469.899.284
10 BCIC 0 100 0 0* 13.127.198
11 BDMN 0 0 67,37 32,63 141.934.432
12 BEKS 0 74,69 24 1,31 5.993.039
13 BJBR 0 75 0 25 54.448.658
14 BKSW 0 78,6 0 21,4 3.593.818
15 BMRI 0 60 0 40 551.891.704
16 BNBA 0 90,9 0 9,1 2.963.149
17 BNGA 0 0 96,92 3,08 166.801.130
18 BNII 0 0 97,29 2,71 94.919.111
19 BSIM 0,03 60 0 39,97 16.658.656
20 BSWD 1,61 17,12 76 5,27 2.080.428
21 BTPN 0,88 59,68 0 39,44 46.651.141
22 BVIC 13,47 53,97 0 32,56 11.802.563
23 INPC 0 52,62 0 47,38 19.185.436
24 MCOR 1,52 19,1 67,24 12,14 6.452.794
25 MEGA 0 57,82 0 42,18 61.909.027
26 NISP 0,01 0 85,06 14,93 59.834.397
27 PNBN 0 44,68 38,82 16,5 124.754.179
28 SDRA 0,69 14,27 52,96 32,08 5.085.762
(*) 0,004 – pembulatan 2 angka desimal sehingga menjadi 0, karena hanya 1 perusahaan
tidak mempengaruhi hasil.
39
Variabel Independen 2012
2012 Kode
Perusahaan
Kepemilikan
Manajemen
(%)
Kepemilikan
Domestik
(%)
Kepemilikan
Asing (%)
Kepemilikan
Publik (%)
Total Asset
(million Rp)
1 AGRO 0 93,78 0 6,22 4.040.140
2 BABP 0 5,45 81,31 13,24 7.433.803
3 BACA 21,61 0,03 39,52 38,84 5.666.177
4 BAEK 0 1 98,94 0,06 25.365.299
5 BBCA 1,03 0,81 47,15 51,01 442.994.197
6 BBKP 0 59,22 0 40,78 65.689.830
7 BBNI 0 60 0 40 333.303.506
8 BBNP 0 15 75,51 9,49 8.212.208
9 BBRI 0 56,75 0 43,25 551.336.790
10 BCIC 0 100 0 0* 15.240.091
11 BDMN 0 0 67,37 32,63 155.791.308
12 BEKS 0,03 67,85 24,04 8,08 7.682.938
13 BJBR 0,03 75 0 24,97 70.840.878
14 BKSW 0 91,25 0 8,75 4.644.654
15 BMRI 0 60 0 40 635.618.708
16 BNBA 0 91,2 0 8,8 3.483.517
17 BNGA 0 0 96,92 3,08 197.412.481
18 BNII 0 0 97,29 2,71 115.772.908
19 BSIM 0,03 60 6,55 33,42 15.151.892
20 BSWD 1,61 17,12 76 5,27 2.540.741
21 BTPN 0,84 57,87 0 41,29 59.090.132
22 BVIC 13,41 44,72 8,89 32,98 14.352.840
23 INPC 0 52,62 0 47,38 20.558.771
24 MCOR 1,33 19,29 66,93 12,45 6.495.246
25 MEGA 0 57,82 0 42,18 65.219.108
26 NISP 0,01 0 85,08 14,91 79.141.737
27 PNBN 0 45,94 38,82 15,24 148.792.614
28 SDRA 0,56 21,03 32,92 35,49 7.621.309
(*) 0,004 – pembulatan 2 angka desimal sehingga menjadi 0, karena hanya 1 perusahaan
tidak mempengaruhi hasil
40
Variabel Dependen 2010-2012
No Kode
Perusahaan Tahun
Risiko
Kredit
Risiko
Pasar
Risiko
Likuiditas
Risiko
Operasional
Risiko
Kepatuhan
1 AGRO 2010 1 1 1 1 1
2011 0 1 1 1 1
2012 1 1 1 1 1
2 BABP 2010 1 1 1 1 1
2011 1 1 1 1 1
2012 1 1 1 1 1
3 BACA 2010 1 1 0 0 0
2011 1 1 1 1 0
2012 1 1 1 1 0
4 BAEK 2010 1 1 1 1 0
2011 1 1 1 1 0
2012 1 1 1 1 0
5 BBCA 2010 1 1 1 1 1
2011 1 1 1 1 1
2012 1 1 1 1 0
6 BBKP 2010 0 0 1 1 0
2011 1 1 1 1 1
2012 1 1 1 1 1
7 BBNI 2010 1 1 1 0 1
2011 1 1 1 1 1
2012 1 1 1 1 1
8 BBNP 2010 1 1 1 1 1
2011 1 1 1 1 1
2012 1 1 1 1 1
9 BBRI 2010 1 0 0 1 0
2011 1 1 1 1 1
2012 1 1 1 0 1
10 BCIC 2010 1 1 1 1 1
2011 1 1 1 1 1
2012 1 1 1 1 1
11 BDMN 2010 1 1 1 1 1
2011 1 1 1 1 1
2012 1 1 1 1 0
12 BEKS 2010 1 1 1 1 1
2011 1 1 1 1 1
2012 1 1 1 1 1
13 BJBR 2010 1 1 1 0 1
2011 1 1 1 1 1
2012 1 1 1 1 1
41
Variabel Dependen 2010-2012
No Kode
Perusahaan Tahun
Risiko
Hukum
Risiko
Reputasi
Risiko
Stratejik Total DSCORE
1 AGRO 2010 1 1 1 8 1
2011 1 1 1 7 0,875
2012 1 1 1 8 1
2 BABP 2010 0 1 1 7 0,875
2011 1 1 1 8 1
2012 1 1 1 8 1
3 BACA 2010 0 1 1 4 0,5
2011 0 0 0 4 0,5
2012 0 0 0 4 0,5
4 BAEK 2010 0 0 0 4 0,5
2011 0 0 0 4 0,5
2012 0 0 0 4 0,5
5 BBCA 2010 1 1 1 8 1
2011 1 1 1 8 1
2012 0 0 0 4 0,5
6 BBKP 2010 1 1 1 5 0,625
2011 1 1 1 8 1
2012 1 1 1 8 1
7 BBNI 2010 1 1 1 7 0,875
2011 1 1 1 8 1
2012 1 1 1 8 1
8 BBNP 2010 1 0 0 6 0,75
2011 1 1 1 8 1
2012 0 1 1 7 0,875
9 BBRI 2010 1 1 1 5 0,625
2011 1 1 1 8 1
2012 1 1 1 7 0,875
10 BCIC 2010 1 0 0 6 0,75
2011 1 1 1 8 1
2012 1 1 1 8 1
11 BDMN 2010 1 1 1 8 1
2011 1 1 1 8 1
2012 0 0 1 5 0,625
12 BEKS 2010 1 1 1 8 1
2011 1 1 1 8 1
2012 1 1 1 8 1
13 BJBR 2010 1 1 1 7 0,875
2011 1 1 1 8 1
2012 1 1 1 8 1
42
Variabel Dependen 2010-2012
No Kode
Perusahaan Tahun
Risiko
Kredit
Risiko
Pasar
Risiko
Likuiditas
Risiko
Operasional
Risiko
Kepatuhan
14 BKSW 2010 1 1 1 1 0
2011 1 1 1 1 1
2012 1 1 1 1 1
15 BMRI 2010 1 1 1 1 1
2011 1 1 1 1 1
2012 1 1 1 1 1
16 BNBA 2010 1 1 1 1 1
2011 1 1 1 1 1
2012 1 1 1 1 1
17 BNGA 2010 1 1 1 1 1
2011 1 1 1 1 1
2012 1 1 1 1 1
18 BNII 2010 1 1 1 0 0
2011 1 1 1 1 1
2012 1 1 0 1 0
19 BSIM 2010 1 1 1 1 1
2011 1 1 1 1 1
2012 1 1 1 0 1
20 BSWD 2010 1 1 1 1 1
2011 1 1 1 1 1
2012 1 1 1 1 1
21 BTPN 2010 1 1 1 1 1
2011 1 1 1 1 1
2012 1 1 1 1 0
22 BVIC 2010 1 1 1 0 0
2011 1 1 1 1 0
2012 1 1 1 1 1
23 INPC 2010 1 1 1 1 1
2011 1 1 1 0 0
2012 1 1 1 1 1
24 MCOR 2010 1 1 1 1 1
2011 1 1 1 1 1
2012 1 1 1 1 1
25 MEGA 2010 1 1 1 1 0
2011 1 1 1 1 0
2012 1 1 1 1 1
26 NISP 2010 1 0 0 1 1
2011 1 1 1 1 1
2012 1 1 1 1 1
43
Variabel Dependen 2010-2012
No Kode
Perusahaan Tahun
Risiko
Hukum
Risiko
Reputasi
Risiko
Stratejik Total DSCORE
14 BKSW 2010 0 0 1 5 0,625
2011 1 1 1 8 1
2012 1 1 1 8 1
15 BMRI 2010 1 1 1 8 1
2011 1 1 1 8 1
2012 1 1 1 8 1
16 BNBA 2010 1 1 1 8 1
2011 1 1 1 8 1
2012 1 1 1 8 1
17 BNGA 2010 1 1 1 8 1
2011 1 1 1 8 1
2012 1 1 1 8 1
18 BNII 2010 1 0 1 5 0,625
2011 1 1 1 8 1
2012 0 0 0 3 0,375
19 BSIM 2010 1 1 1 8 1
2011 1 0 1 7 0,875
2012 1 1 1 7 0,875
20 BSWD 2010 1 1 1 8 1
2011 0 0 1 6 0,75
2012 1 1 1 8 1
21 BTPN 2010 1 1 1 8 1
2011 1 1 1 8 1
2012 0 0 1 5 0,625
22 BVIC 2010 0 0 0 3 0,375
2011 1 1 1 7 0,875
2012 1 1 1 8 1
23 INPC 2010 1 1 1 8 1
2011 0 0 1 4 0,5
2012 1 1 1 8 1
24 MCOR 2010 1 1 1 8 1
2011 1 1 1 8 1
2012 1 1 0 7 0,875
25 MEGA 2010 0 0 0 4 0,5
2011 0 0 0 4 0,5
2012 1 1 1 8 1
26 NISP 2010 1 1 1 6 0,75
2011 1 1 0 7 0,875
2012 1 1 1 8 1
44
Variabel Dependen 2010-2012
No Kode
Perusahaan Tahun
Risiko
Kredit
Risiko
Pasar
Risiko
Likuiditas
Risiko
Operasional
Risiko
Kepatuhan
27 PNBN 2010 1 1 1 1 1
2011 1 1 1 1 1
2012 1 1 1 1 1
28 SDRA 2010 1 1 1 1 0
2011 1 1 1 1 1
2012 1 1 1 1 1
45
Variabel Dependen 2010-2012
No Kode
Perusahaan Tahun
Risiko
Hukum
Risiko
Reputasi
Risiko
Stratejik Total DSCORE
27 PNBN 2010 0 1 1 7 0,875
2011 1 1 1 8 1
2012 1 1 1 8 1
28 SDRA 2010 0 0 0 4 0,5
2011 0 0 1 6 0,75
2012 1 1 0 7 0,875
46
Hasil Transformasi Variabel Independen
No Kode
Perusahaan
Total Asset
2010 2011 2012
(million Rp) Ln (million Rp) Ln (million Rp) Ln
1 AGRO 3.057.238 14,93 3.481.155 15,06 4.040.140 15,21
2 BABP 8.659.899 15,97 7.299.826 15,80 7.433.803 15,82
3 BACA 4.399.404 15,30 4.694.939 15,36 5.666.177 15,55
4 BAEK 21.522.321 16,88 24.156.715 17,00 25.365.299 17,05
5 BBCA 324.419.069 19,60 381.908.353 19,76 442.994.197 19,91
6 BBKP 47.489.366 17,68 57.183.463 17,86 65.689.830 18,00
7 BBNI 248.580.529 19,33 299.058.161 19,52 333.303.506 19,62
8 BBNP 5.282.255 15,48 6.572.647 15,70 8.212.208 15,92
9 BBRI 404.285.602 19,82 469.899.284 19,97 551.336.790 20,13
10 BCIC 10.783.886 16,19 13.127.198 16,39 15.240.091 16,54
11 BDMN 118.206.573 18,59 141.934.432 18,77 155.791.308 18,86
12 BEKS 1.561.622 14,26 5.993.039 15,61 7.682.938 15,85
13 BJBR 43.445.700 17,59 54.448.658 17,81 70.840.878 18,08
14 BKSW 2.589.915 14,77 3.593.818 15,09 4.644.654 15,35
15 BMRI 449.774.551 19,92 551.891.704 20,13 635.618.708 20,27
16 BNBA 2.661.052 14,79 2.963.149 14,90 3.483.517 15,06
17 BNGA 143.652.852 18,78 166.801.130 18,93 197.412.481 19,10
18 BNII 75.130.433 18,13 94.919.111 18,37 115.772.908 18,57
19 BSIM 11.232.179 16,23 16.658.656 16,63 15.151.892 16,53
20 BSWD 1.570.332 14,27 2.080.428 14,55 2.540.741 14,75
21 BTPN 34.522.573 17,36 46.651.141 17,66 59.090.132 17,89
22 BVIC 10.304.853 16,15 11.802.563 16,28 14.352.840 16,48
23 INPC 17.063.094 16,65 19.185.436 16,77 20.558.771 16,84
24 MCOR 4.354.460 15,29 6.452.794 15,68 6.495.246 15,69
25 MEGA 51.596.960 17,76 61.909.027 17,94 65.219.108 17,99
26 NISP 44.474.822 17,61 59.834.397 17,91 79.141.737 18,19
27 PNBN 108.947.956 18,51 124.754.179 18,64 148.792.614 18,82
28 SDRA 3.245.763 14,99 5.085.762 15,44 7.621.309 15,85
47
Hasil Transformasi Variabel Independen
No Kode
Perusahaan
Kepemilikan Domestik
2010 2011 2012
% Ln % Ln % Ln
1 AGRO 95,97 4,56 93,78 4,54 93,78 4,54
2 BABP 5,99 1,79 5,46 1,70 5,45 1,70
3 BACA 11,21 2,42 0 - 0,03 -3,51
4 BAEK 1 - 1 - 1 -
5 BBCA 1,18 0,17 1,18 0,17 0,81 -0,21
6 BBKP 77,75 4,35 59,5 4,09 59,22 4,08
7 BBNI 76,36 4,34 60 4,09 60 4,09
8 BBNP 15 2,71 15 2,71 15 2,71
9 BBRI 56,77 4,04 56,75 4,04 56,75 4,04
10 BCIC 100 4,61 100 4,61 100 4,61
11 BDMN 0 - 0 - 0 -
12 BEKS 84,99 4,44 74,69 4,31 67,85 4,22
13 BJBR 75 4,32 75 4,32 75 4,32
14 BKSW 99,98 4,60 78,6 4,36 91,25 4,51
15 BMRI 66,73 4,20 60 4,09 60 4,09
16 BNBA 90,9 4,51 90,9 4,51 91,2 4,51
17 BNGA 0 - 0 - 0 -
18 BNII 0 - 0 - 0 -
19 BSIM 78,03 4,36 60 4,09 60 4,09
20 BSWD 17,12 2,84 17,12 2,84 17,12 2,84
21 BTPN 72,49 4,28 59,68 4,09 57,87 4,06
22 BVIC 51,91 3,95 53,97 3,99 44,72 3,80
23 INPC 52,62 3,96 52,62 3,96 52,62 3,96
24 MCOR 29,49 3,38 19,1 2,95 19,29 2,96
25 MEGA 57,82 4,06 57,82 4,06 57,82 4,06
26 NISP 0 - 0 - 0 -
27 PNBN 44,68 3,80 44,68 3,80 45,94 3,83
28 SDRA 11,25 2,42 14,27 2,66 21,03 3,05
48
Hasil Transformasi Variabel Independen
No Kode
Perusahaan
Kepemilikan Asing
2010 2011 2012
% Ln % Ln % Ln
1 AGRO 0 - 0 - 0 -
2 BABP 75,07 4,32 77,19 4,35 81,31 4,40
3 BACA 49,64 3,90 39,71 3,68 39,52 3,68
4 BAEK 98,96 4,59 98,94 4,59 98,94 4,59
5 BBCA 47,15 3,85 47,15 3,85 47,15 3,85
6 BBKP 0 - 0 - 0 -
7 BBNI 0 - 0 - 0 -
8 BBNP 75,68 4,33 75,51 4,32 75,51 4,32
9 BBRI 0 - 0 - 0 -
10 BCIC 0 - 0 - 0 -
11 BDMN 67,42 4,21 67,37 4,21 67,37 4,21
12 BEKS 0 - 24 3,18 24,04 3,18
13 BJBR 0 - 0 - 0 -
14 BKSW 0 - 0 - 0 -
15 BMRI 0 - 0 - 0 -
16 BNBA 0 - 0 - 0 -
17 BNGA 96,91 4,57 96,92 4,57 96,92 4,57
18 BNII 97,41 4,58 97,29 4,58 97,29 4,58
19 BSIM 0 - 0 - 6,55 1,88
20 BSWD 76 4,33 76 4,33 76 4,33
21 BTPN 0 - 0 - 0 -
22 BVIC 0 - 0 - 8,89 2,18
23 INPC 0 - 0 - 0 -
24 MCOR 47,88 3,87 67,24 4,21 66,93 4,20
25 MEGA 0 - 0 - 0 -
26 NISP 81,9 4,41 85,06 4,44 85,08 4,44
27 PNBN 38,82 3,66 38,82 3,66 38,82 3,66
28 SDRA 60,22 4,10 52,96 3,97 32,92 3,49
49
Hasil Transformasi Variabel Independen
No Kode
Perusahaan
Kepemilikan Publik
2010 2011 2012
% Ln % Ln % Ln
1 AGRO 4,03 1,39 6,22 1,83 6,22 1,83
2 BABP 18,94 2,94 17,35 2,85 13,24 2,58
3 BACA 17,45 2,86 38,59 3,65 38,84 3,66
4 BAEK 0,04 -3,22 0,06 -2,81 0,06 -2,81
5 BBCA 49,62 3,90 49,63 3,90 51,01 3,93
6 BBKP 22,25 3,10 40,5 3,70 40,78 3,71
7 BBNI 23,64 3,16 40 3,69 40 3,69
8 BBNP 9,32 2,23 9,49 2,25 9,49 2,25
9 BBRI 43,23 3,77 43,25 3,77 43,25 3,77
10 BCIC 0 - 0 - 0 -
11 BDMN 32,58 3,48 32,63 3,49 32,63 3,49
12 BEKS 15,01 2,71 1,31 0,27 8,08 2,09
13 BJBR 25 3,22 25 3,22 24,97 3,22
14 BKSW 0,02 -3,91 21,4 3,06 8,75 2,17
15 BMRI 33,27 3,50 40 3,69 40 3,69
16 BNBA 9,1 2,21 9,1 2,21 8,8 2,17
17 BNGA 3,09 1,13 3,08 1,12 3,08 1,12
18 BNII 2,59 0,95 2,71 1,00 2,71 1,00
19 BSIM 21,96 3,09 39,97 3,69 33,42 3,51
20 BSWD 5,27 1,66 5,27 1,66 5,27 1,66
21 BTPN 27,51 3,31 39,44 3,67 41,29 3,72
22 BVIC 30,94 3,43 32,56 3,48 32,98 3,50
23 INPC 47,38 3,86 47,38 3,86 47,38 3,86
24 MCOR 21,11 3,05 12,14 2,50 12,45 2,52
25 MEGA 42,18 3,74 42,18 3,74 42,18 3,74
26 NISP 18,08 2,89 14,93 2,70 14,91 2,70
27 PNBN 16,5 2,80 16,5 2,80 15,24 2,72
28 SDRA 28,36 3,34 32,08 3,47 35,49 3,57
50
Lampiran 3
Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1 84 ,00 21,70 1,5080 4,78331
X2 84 ,00 100,00 42,6085 34,19025
X3 84 ,00 98,96 33,3388 37,53729
X4 84 ,00 51,01 22,4257 16,02068
X5 84 14,26 20,27 17,0986 1,70452
Y 84 ,38 1,00 ,8676 ,19243
Valid N (listwise) 84
Sumber: Data diolah melalui SPSS 20.0, 2014
Lampiran 4
Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas Awal
Unstandardized Residual
Jumlah Sampel 84
Kolmogorov-Smirnov Z 1,933
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,001
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data diolah melalui SPSS 20.0, 2014
Uji Normalitas Akhir
Unstandardized Residual
Jumlah Sampel 30
Kolmogorov-Smirnov Z .666
Asymp. Sig. (2-tailed) .767
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data diolah melalui SPSS 20.0, 2014
51
Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 LnX1 .543 1.842
LnX2 .458 2.182
LnX3 .524 1.910
LnX4 .770 1.299
LnX5 .669 1.495
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data diolah melalui SPSS 20.0, 2014
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,696a ,484 ,376 ,16222 2,166
a. Predictors: (Constant), Ukuran, Ln_Publik, Manajemen, Ln_Asing, Ln_Domestik b. Dependent Variable: Y
Sumber: Data diolah melalui SPSS 20.0, 2014
Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .059 .310 .191 .850
LnX1 .001 .004 .051 .204 .840
LnX2 -.006 .013 -.127 -.470 .643
LnX3 -.004 .034 -.028 -.111 .912
LnX4 .018 .009 .403 1.931 .065
LnX5 .003 .012 .055 .246 .808
a. Dependent Variable: abs_res Sumber: Data diolah melalui SPSS 20.0, 2014
52
Lampiran 5
Hasil Regresi
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .696a .484 .376 .16222 2.166
a. Predictors: (Constant), Ukuran, Ln_Publik, Manajemen, Ln_Asing, Ln_Domestik
b. Dependent Variable: Y Sumber: Data diolah melalui SPSS 20.0, 2014
Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .592 5 .118 4.498 .005a
Residual .632 24 .026
Total 1.223 29
a. Predictors: (Constant), Ukuran, Ln_Publik, Manajemen, Ln_Asing, Ln_Domestik
b. Dependent Variable: Y Sumber: Data diolah melalui SPSS 20.0, 2014
Uji Regresi dan Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .523 .590 .886 .384
X1 -.008 .007 -.236 -1.187 .247
X2 .054 .025 .462 2.131 .044
X3 .008 .065 .026 .126 .901
X4 .039 .018 .360 2.153 .042
X5 .006 .023 .046 .259 .798
a. Dependent Variable: Y Sumber: Data diolah melalui SPSS 20.0, 2014
53
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Intan Mariana
Tempat, Tanggal Lahir : Surakarta, 17 Januari 1994
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Kutai Barat 1 No. 17 Sumber Dukuan
Email : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN :
1. 1999 – 2005 : SD Warga Surakarta
2. 2005 – 2008 : SMP Regina Pacis Surakarta
3. 2008 – 2011 : SMA Santo Yosef Surakarta
4. 2011 – 2015 : Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
PENGALAMAN PANITIA / KERJA :
1. 2012 : Panitia Salatiga Film Festival 2012
2. 2012 : Panitia Kumpulan Para Sineas (Kupas)
3. 2012-2013 : Fungsionaris LK FEB 2012-2013 (Finger Kine Club)
4. 2013 : Panitia Salatiga Film Festival 2013
5. 2014 : Panitia Pesta Rakyat Ekonomi (Pesakom)