PENGARUH STRATEGI THINKTALK WRITE (TTW) TERHADAP...

12
PENGARUH STRATEGI THINKTALK WRITE (TTW) TERHADAP KEMAHIRAN MENCERITAKAN DONGENG PADA SISWA KELAS VII SMP N 12 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) CONY AGUSTINA FRANSISCA NIM 130388201011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

Transcript of PENGARUH STRATEGI THINKTALK WRITE (TTW) TERHADAP...

PENGARUH STRATEGI THINKTALK WRITE (TTW) TERHADAP KEMAHIRAN

MENCERITAKAN DONGENG PADA SISWA KELAS VII SMP N 12

TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

ARTIKEL E-JOURNAL

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

CONY AGUSTINA FRANSISCA

NIM 130388201011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

ABSTRAK

Fransisca Cony Agustina. 2016. Pengaruh Strategi Think Talk Write (TTW)Terhadap

Kemahiran Menceritakan Dongeng Pada Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama

Negeri 12 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016-2017. Skripsi Jurusan Bahasa Dan

Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Maritim Raja

Ali Haji. Pembimbing I : Dra. Hj. Isnaini Leo Shanty, M.Pd.Pembimbing II : Harry

Andheska, M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi Think Talk Write terhadap

kemahiran menceritakan dongeng siswa kelas VIIA Sekolah Menengah Pertama Negeri 12

Tanjungpinang Tahun pelajaran 206/2017. Penelitian ini melibatkan populasi sebanyak 66

siswa. Sampel terdiri dari 33 siswa kelas kontrol dan 33 siswa kelas eksperimen. Teknik

pengambilan sampel dilakukan dengan teknik klaster (Cluster Sampling). Penelitian ini

menggunakan metode eksperimen. Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan

tes kemahiran menceritakan dongeng. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan

antara nilai rata-rata pada siswa. Pada nilai posttest siswa kelas kontrol mendapat nilai rata-

rata 62,87 dan pada nilai posttest siswa kelas eksperimen rata-rata 84,28. Hasil uji hipotesis

adalah t hitung = 11,40 >t tabel =1,99 dengan taraf signifikan α = 0,05. Dengan demikian hasil

penelitian menunjukkan adanya pengaruh menggunakan strategi Think Talk Write terhadap

kemahiran menceritakan dongeng siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 12

Tanjungpinang.

Kata Kunci : Pengaruh, Strategi Talk Think Write (TTW), kemahiran

menceritakan dongeng

ABSTRACT

Fransisca Cony Agustina. 2017. The Effect Think Talk Write (TTW) Strategic for

Skillfulness Story Telling Students Class VII Junior High School 12 Tanjungppinang

Year Lesson 2016/2017. Thesis. Departement of Education of Indonesian language and

literature. Faculty of Teacher Training and Education. Universitas Maritim Raja Ali

Haji. Tutor I: Dra. Hj. Isnaini Leo Shanty, M.Pd. Tutor II: Harry Andheska, M.Pd.

This research aimed to know how the effect think talk write (TTW) strategic for skillfulness

story telling students class VII Junior High School 12 Tanjungpinang year lesson 2016/2016.

Total of population was 66 students. And the sample of research were 33 students in control

group and 33 students in experiment group. Sampling technique was done by cluster

sampling. The method of research used experiment. Technique of collecting data used test of

skillfulness story telling. Result of research showed there was difference between average

values. The posttest average in control group was 62,87 then experiment group was 84,28.

From the value of hypothesis where thitung = 11,40 > ttable = 1,99 with significant α = 0,05.

Then the result indicated there was effect think talk write (TTW) strategic for skillfulness

stroy telling students class VII Junior High School 12 Tanjungpinang.

Keywords: The effect, Think Talk Write (TTW) Strategic, Skillfulness Story Telling

1. Pendahuluan

Berbicara merupakan suatu alat komunikasi lisan untuk menyampaikan informasi

kepada orang lain. Berbicara juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan.

Pembicara yang baik mampu memperjelas apa yang ingin disampaikannya. Pendengar atau

lawan bicara akan memahami apa yang akan disampaikan pembicara, apabila pembicara

tersebut mampu memilih kata yang akan ia gunakan saat berbicara.

Sedangkan untuk kemahiran berbicara, peneliti juga mengutip pendapat Tarigan

(2008:15) yang menyatakan bahwa berbicara diartikan sebagai kegiatan untuk mengucapkan

bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, atau menyatakan serta

menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Berbicara merupakan keterampilan berbahasa

yang sangat penting dikuasai seseorang. Keberhasilan seseorang dapat ditentukan oleh

terampil atau tidaknya bebicara. Disaat seseorang mampu menguasai teks atau telah

mengetahui informasi yang ingin disampaikan, maka pembicara tersebut lebih mudah

menyampaikannya kepada orang lain. Serta mampu menyampaikan dengan jeda, lafal,

intonasi serta diksi yang tepat sehingga memudahkan pendengar untuk memahamai apa yang

akan disampaikan.

Berdasarkan obersevasi yang dilakukan peneliti disaat melakukan praktik lapangan

selama tiga bulan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Tanjungpinang belum mampu

berkomunikasi secara lisan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai yang

diperoleh siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia yaitu aspek berbicara dengan persentase

58% siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sedangkan persentase 42% siswa yang

mendapat nilai di atas KKM. Rendahnya nilai tersebut disebabkan oleh ketidakmampuan

siswa dalam berbicara di depan umum dipengaruhi oleh beberapa hal yang dapat

menghambat kelancaran saat berbicara di depan umum. Hambatan-hambatan tersebut dapat

berupa rasa takut, cemas, dan tertekan.

Hambatan-hambatan tersebut dapat berupa rasa takut, cemas, dan tertekan. Ketiga

perasaan itu dapat membuat orang kurang percaya diri, bahkan dapatmembuat

seseorang merasa tidak mampu berbicara di depan umum. Seperti halnya dalam menceritakan

kembali dongeng di depan kelas. Siswa selalu melafalkan kalimat dengan kurang jelas,

penempatan jeda tidak sesuai kadang banyak kata yang diulangi, penempatan intonasi, serta

pengguaan diksi tidak tepat. Dikarenakan siswa hanya bercerita di depan kelas dengan asal-

asalan saja dalam arti tanpa memperhatikan prinsip-prinsip bericara. Siswa hanya

mepersentasikan di depan kelas tanpa memikirkan berapa nilai yang diperoleh dan

kadangkala hanya membaca buku saja tanpa menceritakan secara benar. Berdasarkan hal-hal

yang dikemukakan, peneliti akan meneliti tentang pengaruh strategi Think Talk Write (TTW)

terhadapkemahiran menceritakan dongeng pada siswa kelas VII SMP N 12 Tanjungpinang

Tahun Pelajaran 2016/2017.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

pengaruh strategi Think Talk Write (TTW) terhadap kemahiran menceritakan dongeng siswa

kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016-2017.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian dilakukan di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 12 Tanjungpinang yang terletak di JalanW.r. Supratman Air Raja

KM 12 Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Adapun populasi pada penelitian ini

yaitu seluruh siswa kelas VIIA dan VIIB Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Tanjungpinang

Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 66 siswa. Dalam menentukan sampel penelitian

dengan jumlah populasi sebanyak 66 siswa, peneliti menggunakandesain static grup design

(Robinson,1981) atau non-equivalent posttest-only design (Christensen, 2001), karena tidak

dilakukan randomisasi untuk membentuk kelompok KE dan KK, sehingga kedua kelompok

dianggap tidak setara. Pengelompokan subjek ke dalam KE dan KK tidak dilakukan melaui

randomisasi tetapi berdasarkan kelompok yang sudah ada. Oleh karena itu, desain ini

tergaolong ke dalam desain penelitian eksperimental-kuasi.

Adapun Instrumen penelitian ini ialah tes. Tes adalah salah satu alat yang digunakan

untuk melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang bersifat abstrak. Tes disusun untuk

mengevaluasi pembelajaran dan bersifat kuantitatifDjiwandono (2008:15). Pada penelitian ini

tes yang diberikan untuk siswa yaitu bercerita berdasarkan materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Seluruh siswa kelas VIIA dan VIIB Sekolah Menengah Pertama Negeri 12

Tanjungpinang akan ditugasi untuk menceritakan dongeng yang telah disediakan oleh

peneliti. Teks cerita dongeng tersebut diambil peneliti dari buku teks Bahasa Indonesia kelas

VIIA sedangkan untuk kelas VIIB teks dongeng disediakan oleh peneliti terdiri dari tiga teks.

Tentunya setiap siswa akan membacakannya sesuai dengan jeda, lafal, intonasi dan diksi.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Untuk memberikan nilai dan skor pada tes yang telah dilakukan siswa, peneliti

menggunakan beberapa aspek atau indikator penilaian. Indikator yang telah ditetapkan

peneliti digunakan untuk mengetahui kemahiran mencertitakan dongeng. Adapun indikator

penilaian yang ditetapkan yaitu (1) lafal (2) jeda (3) intonasi dan (4) diksi. Dengan skala

penskoran dari masing-masing tes tersebut yaitu dari 1-4, dengan kategori amat baik hingga

sangat kurang.

Pengaruh strategi Think Talk Write terhadap kemahiran menceritkan dongeng siswa

kelas VII SMP Negeri 12 Tanjungpinang tahun pelajaran 2016/2017 dilaksanakan pada bulan

Maret 2017 di SMP 12 Tanjungpinang. Jumalah seluruh siswa peserta tes 66 siswa.. terdiri

dari 33 siswa kelompok kontrol dan 33 siswa kelompok ekpsrimen dengan mengguanakan

starategi Think Talk Write. Berdasarkan hasil penelitian, Ho ditolak dan Ha diterima. Yang

dikatakan bahwa ada pengaruh startegi Think Talk Write terhadap kemahiran menceritakan

dongeng pada siswa kelas VIIA SMP Negeri 12 Tanjungpinang. Oleh karena itu, strategi

pembelajaran Think Talk Write terdapat pengaruh dalam meningkatkan nilai hasil belajar

siswa, terutama pada kemampuan menceritakan dongeng.

Dari hasil penelitian untuk kelompok kontrol dan kelompok ekperimen yang

menggunakan starategi pembelajaran Think Talk Write memperoleh nilai sebagai berikut:

1.REKAPITULASI NILAI POSTTEST KEMAHIRAN MENCERITAKAN

DONGENG KELOMPOK KELAS KONTROL

NO NILAI KATEGORI JUMLAH PERSEN

1 50 Kurang 3 Siswa 9,09%

2 56,25 Sedang 10 Siswa 30,30%

3 62,5 Sedang 10 Siswa 30,30%

4 68,75 Sedang 4 Siswa 12,12%

5 75 Baik 5 Siswa 15,15%

6 87,5 Baik 1 Siswa 3,03%

Jumlah

Keseluruhan

2075

Sedang

33 Siswa

100%

Rata-rata 66,67

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa hasil tes

kompetensi mencertikan dongeng kelompok kontrol berdasarkaan jumlah nilai keseluruhan

sebesar 2075 dengan nilai rata-rata 66,67 berada pada rentang 50-87,5, masuk dalam

sedang.

2. REKAPITULASI NILAI POSTTEST KEMAHIRAN MENCERITAKAN

DONGENG KELOMPOK KELAS EKSPERIMEN

NO NILAI KATEGORI JUMLAH PERSEN

1 68,75 Sedang 1 Siswa 3,0%

2 75 Sedang 3 Siswa 9,09%

3 81,3 Baik 12 Siswa 36,36%

4 87,5 Baik 13 Siswa 39,39%

5 93,75 Amat baik 4 Siswa 12,12%

Jumlah

Keseluruhan

2737.5

Baik

33 Siswa

100%

Rata-rata 84,28

Sementara itu, dari tes kemahiran menceritkan dongeng kelompok eksperimen, nilai

keseluruhan yang diperoleh ialah sebesar 2737,5 dengan nilai rata-rata 84,28berada pada

rentang 68,75-93,75 masuk pada kategori baik.

Pembahasan

1. PembahasanHasilPosttes KemahiranMenceritakan Dongeng Kelas Eksperimen

Kejelasanpelafalanmerupakanunsurpenting yang harusdiperhatikansaatberbicara.

Menurut Kridalaksana (2009:139) lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam

suatu masyarakat bahasa mengucapkan bunyi bahasa.. Hasilkemahiranmenceritakan dongeng

kelas kontrol berdasarkanaspeklafalsebanyak 12 siswa dalam kriteria amat baik dan 21 siswa

kriteria baik.Dalam berbicara kelancaran dan jeda sangatlah diperlukan. Aspek kelancaran

tentunya menentukan keberhasilan dalam menyampaikan informasi. Sedangkan jeda

merupakan pemberhentian dalam kegiatan berbicara.Menurut Kridalaksana (2009:109) jeda

adalah hentian dalam ujaran yang sering terjadi di depan unsur yang mempunyai isi informasi

yang tinggi atau kemungkinan yang rendah.Hasilkemahiranmenceritakan dongeng kelas

eksperimen berdasarkanaspek jeda sebanyak 14 siswa dalam kriteria amat baik dan 19 siswa

kriteria baik. Diksi atau pilihan kata merupakan satu diantara tiga aspek yang harus

diperhatikan dalam menceritakan dongeng. Pilihan kata yang baik sangat menentukan

keberhasilan pembicara dalam menyampaikan cerita. Di dalam sebuah berita diksi yang

digunakan tidak menyinggung pembaca, tidak bertele-tele, tidak puitis dan membinggungkan

pembaca. Sehingga pendengar dapat dengan mudah memahami yang disampaikan. Hasil

keterampilan menceritakan dongeng berdasarkan aspek diksi kelas

ekpserimenberdasarkanaspek diksi sebanyak 7 siswa kriteria baik, 26 siswa kategori baik

dan 6 siswa kategori cukup.

Intonasiadalahvariasisuarasepertitinggirendahnyadankeraslunaknyasuara yang

digunakandalammenyampaikaninformasi.Hal inidilakukan agar terdapatvariasibunyi yang

dikeluarkansehinggapendengartidakmengalamikejenuhansaatmendengar.MenurutMuslichdal

amFonologiBahasa Indonesia,

mengatakanbahwaintonasidalambahasaindonesiasangatberperandalampembedaanmaksudkali

mat (2011:115). Selaindigunakansebagaivariasibunyi,

intonasisangatlahberperanpentingdalammembedakanmaksud yang

disampaikanolehpenulisataupembicara, melaluiujaranmaupuntulisan yang

disampaikan.Hasilkemahiranmenceritakan dongeng kelas kontrol berdasarkanaspekintonasi

sebanyak 13 siswa dalam kriteria amat baik, 19 siswa kriteria baik dan 1 siswa kategori

cukup.

2. Pembahasan Hasil Posttes Kemahiran Menceritakan Dongeng Kelas Kontrol

Kejelasan pelafalan merupakan unsur penting yang harus diperhatikan saat berbicara.

Menurut Kridalaksana (2009:139) lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam

suatu masyarakat bahasa mengucapkan bunyi bahasa. Hasil Posttes kemahiran menceritakan

dongeng kelas kontrol berdasarkan aspek lafal sebanyak 7 siswa dalam kriteria amat baik, 16

siswa kriteria baik dan 10 siswa kategori cukup. Dalam berbicara kelancaran dan jeda

sangatlah diperlukan. Aspek kelancaran tentunya menentukan keberhasilan dalam

menyampaikan informasi. Sedangkan jeda merupakan pemberhentian dalam kegiatan

berbicara. Menurut Kridalaksana (2009:109) jeda adalah hentian dalam ujaran yang sering

terjadi di depan unsur yang mempunyai isi informasi yang tinggi atau kemungkinan yang

rendah.HasilPostteskemahiranmenceritakan dongeng kelas kontrol berdasarkanaspek jeda

sebanyak 2 siswa dalam kriteria amat baik, 15 siswa kriteria baik dan 16 siswa kategori

cukup.Diksi atau pilihan kata merupakan satu diantara tiga aspek yang harus diperhatikan

dalam menceritakan dongeng. Pilihan kata yang baik sangat menentukan keberhasilan

pembicara dalam menyampaikan cerita. Di dalam sebuah berita diksi yang digunakan tidak

menyinggung pembaca, tidak bertele-tele, tidak puitis dan membinggungkan pembaca.

Sehingga pendengar dapat dengan mudah memahami yang disampaikan. Hasil keterampilan

menceritakan dongeng berdasarkan aspek diksi kelas kontrol berdasarkan aspek diksi

sebanyak 5 siswa kriteria baik dan 26 siswa kategori cukup dan 2 siswa kurang.

Intonasiadalahvariasisuarasepertitinggirendahnyadankeraslunaknyasuara yang

digunakandalammenyampaikaninformasi.Hal inidilakukan agar terdapatvariasibunyi yang

dikeluarkansehinggapendengartidakmengalamikejenuhansaatmendengar.MenurutMuslichdal

amFonologiBahasa Indonesia,

mengatakanbahwaintonasidalambahasaindonesiasangatberperandalampembedaanmaksudkali

mat (2011:115). Selaindigunakansebagaivariasibunyi,

intonasisangatlahberperanpentingdalammembedakanmaksud yang

disampaikanolehpenulisataupembicara, melaluiujaranmaupuntulisan yang

disampaikan.Hasilkemahiranmenceritakan dongeng kelas kontrol berdasarkanaspekintonasi

sebanyak 1 siswa dalam kriteria amat baik, 15 siswa kriteria baik dan 17 siswa kategori

cukup.

4. Simpulan Dan Saran

Bedasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, maka peneliti

mendapatkan beberapa simpulan. Hasil posttest kelas kontroldalam kemahiran menceritakan

dongeng yang tidak menggunakan strategi Thik Talk Write pada siswa kelas VIIB Sekolah

Menengah Pertama Negeri 12 Tanjungpinang diperoleh nilai rata-rata 62,87. Nilai rata-rata

tersebut termasuk kategori sedang.

Kemudian hasil posttest kelas ekperimen dalam kemahiran menceritakan dongeng

pada siswa kelas VIIA Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Tanjungpinang setelah

menggunakan strategi Thik Talk Write mengalami peningkatan nilai dari hasil kelas kontrol

yang tidak diberi perlakuan strategi Thik Talk Write. Pada hasil posttestitu rata-rata

kemahiran meceritakan dongeng termasuk kategori baik dengan perolehan nilai 84,28.

Setelah diperoleh nilai rata-rata, diperoleh hasil pengujian hipotesis penelitian yang

dilakukan terhadap hasil posstestkemahiran menceritakan dongeng siswa kelas VIIA Sekolah

Menengah Pertama Negeri 12 Tanjungpinang setelah menggunakan strategi Think Talk Write

diperoleh hasil uji hipotesis bahwa thitung = 11,40>t tabel =1,99 dengan taraf signifikan α =

0,05. Dari hasil uji hipotesis bahwa Ho ditolaK dan Ha diterima. Dengan demikian, hasil uji

hipotesis ini menyatakan bahwa adanya pengaruh strategi Thik Talk Write terhadap

kemahiran mencertikan dongeng siswa kelasVIIA Sekolah Menengah Pertama Negeri 12

Tanjungpinang.

Melalui kesimpulan yang diperoleh tersebut, maka dapat menunjukkan

bahwahipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol 𝐻0 ditolak. Strategi Thik Talk Write

dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemahiran menceritakan dongeng siswa

kelasVIIB Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Tanjungpinang. Dengan demikian, hasil

penelitian yang diperoleh bisa memberikan bukti bahwa strategi Thik Talk Write bahwa

diterapkan sebagai strategi pembelajaran meningkatkan kemahiran siswa dalam suatu

pelajaran, khususnya pada siswa di SMP Negeri 12 Tanjungpinang.

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka peneliti memberikan beberapa saran

kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri 12 Tanjungpinang. Siswa SMP

Negeri 12 Tanjungpinang dan pihak akademik dan kurikulum SMP Negeri 12

Tanjungpinang. Saran yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri 12

Tanjungpinang dapat meningkatkan dan inovasi terhadap model pembelajaran yang

diterapkan dalam pembelajaran, seperti menerapkan strategi Thik Talk Write. Anjuran

inovasi strategi pembelajaran ini dilakukan agar para siswa tidak merasa jenuh terhadap

pembelajaran. Selain itu, dengan memperbaharui strategi pembelajaran juga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Siswa SMP Negeri 12 Tanjungpinang diharapkan mampu menerima materi pelajaran

dan dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran. Dengan memperbaiki pola belajar

siswa maka dapat memperbaiki kemampuan siswa dalam pelajaran.

3. Diharapkan kepada pihak akademik dan kurikulum SMP Negeri 12 Tanjungpinang

senantiasa melakukan peningkatan kualitas pembelajaran, seperti melakukuan

peningkatan strategi pembelajaran yang diterapkan guru. Hal ini diupayakan agar siswa

dapat belajar dengan baik. Dengan demikian, dapat meningkatkan kualitas siswa dan

dapat meningkatkan pula kualitas akademik sekolah.

4. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut dengan sasaran prestasi maupun motivasi

belajar teori dan praktik serta ruang lingkup yang luas dan bervariasi untuk

mendapaytkan hasil penelitian yang baik lagi.

5. Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2015. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta :

Bumi Aksara.

Chaer Abdul, 2015. Lingusitik umum. Jakarta : Rineka Cipta.

Djiwandono, Soenardi. 2008. Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Indeks.

Huda, Miftahul, 2014. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran.Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Iskak Ahmad dan Yustinah.2006. Bahasa Indonesia Tataran Semenjana Untuk SMK. Jakarta:

Erlangga.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi ke empat. Jakarta: Gramedia.

Keraf, Gorys. 2009. Diksi Dan Gaya Bahasa. Jakarta: Garamedia Pustaka Utama.

Kridalaksana, Harimurti. 2009. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Muslich, Masnur. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurgiantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta:

Gajah Mada University Press.

Purwanto, Ngalim. 2012. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung : Rosda.

Ridwan, 2014. Dasar-Dasar Statistika. Bandung : Alfabeta.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa Bandung.

Zahra, Syahda Alifarose. 2015. Peningkatan Keterampilan Menceritakan Kembali

Isi Cerpen Dengan Strategi Think Talk Write Pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 2

Jatikalen Nganjuk. Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Yogyakarta.