PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB...

72
PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA PEMBELAJARAN SIMAYANG DALAM MENINGKATKAN SELF EFFICACY DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT Skripsi Oleh LEZY MAIDELA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Transcript of PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA PEMBELAJARANSIMAYANG DALAM MENINGKATKAN SELF EFFICACY DAN

PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI LARUTANELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT

Skripsi

Oleh

LEZY MAIDELA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 2: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

ABSTRAK

PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA PEMBELAJARANSIMAYANG DALAM MENINGKATKAN SELF EFFICACY DAN

PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI LARUTANELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT

Oleh

LEZY MAIDELA

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh strategi scaffolding pada

pembelajaran SiMaYang dalam meningkatkan self efficacy dan penguasaan

konsep siswa pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 5 Bandar Lampung pada

semester genap tahun 2016/2017. Teknik pengambilan sampel yang digunakan

yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3

sebagai kelas eksperimen dan X MIA 4 sebagai kelas kontrol. Metode penelitian

ini adalah kuasi eksperimen dengan Pretest-Posttest Control Group Design.

Pengaruh strategi scaffolding pada pembelajaran SiMaYang diukur berdasarkan

rata-rata nilai n-Gain self efficacy dan penguasaan konsep siswa, kemudian ukur-

an besar pengaruh strategi scaffolding tersebut diukur berdasarkan perhitungan

effect size. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen rata-rata

nilai n-Gain self efficacy berkriteria “sedang” dan penguasaan konsep berkriteria

Page 3: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

Lezy Maidela

“tinggi”. Selanjutnya, strategi scaffolding pada model pembelajaran SiMaYang

memiliki pengaruh “sedang” terhadap peningkatan self efficacy siswa dan

memiliki pengaruh “besar” terhadap peningkatan penguasaan konsep siswa pada

materi larutan elektrolit dan non-elektrolit. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa strategi scaffolding pada pembelajaran SiMaYang ber-

pengaruh dalam meningkatkan self efficacy dan penguasaan konsep pada materi

larutan elektrolit dan non-elektrolit.

Kata kunci: penguasaan konsep, self efficacy, SiMaYang, strategi scaffolding.

Page 4: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA PEMBELAJARANSIMAYANG DALAM MENINGKATKAN SELF EFFICACY DAN

PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI LARUTANELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT

Oleh

LEZY MAIDELA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan KimiaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 5: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai
Page 6: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai
Page 7: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai
Page 8: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

RIWAYAT HIDUP

Pada tanggal 24 Desember 1995 penulis dilahirkan di Kabupaten Muara Enim

Sumatera Selatan dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari Ayahanda

Maizal Kasran,S.Sos., M.Si. dan Ibunda Linda Artati, Am.Keb.

Pendidikan formal diawali di Taman Kanak-kanak Pertiwi Kabupaten Muara

Enim pada tahun 2000, Sekolah Dasar Negeri 18 Muara Enim pada tahun 2001

dan diselesaikan pada tahun 2007, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah

Pertama Negeri 1 Muara Enim pada tahun 2007 dan lulus pada tahun 2010, dan

meneruskan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Unggulan Muara Enim pada

tahun 2010 dan lulus pada tahun 2013.

Tahun 2013 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung. Tahun 2016

penulis mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) SMA Negeri 1

Kotagajah yang terintergrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Pekon

Kotagajah Timur I, Kecamatan Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah.

Page 9: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alaamiin..Sujud syukur kupersembahkan kepada Allah SWT karena telah memberikankuridho, kesabaran, ketabahan, kekuatan, dan kesempatan dalam menyelesaikantugas akhir ini dengan segala kekuranganku. Hanya kepadaMu lah tempatkumengadu dan mengucap rasa syukur. Semoga keberhasilan ini menjadi satulangkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.

Sebuah karya kecil ini kupersembahkan untuk…

Kedua orang tuaku tersayang, Ayahanda Maizal Kasran, S.Sos., M.Si., danIbunda Linda Artati, Am.Keb., yang selalu memberikan semangat, nasehat,kebahagiaan, dukungan, kasih sayang yang sangat tulus dan amat banyakserta yang selalu mendo’akanku di siang maupun malam dengan tiadahentinya.

Kakak-kakakku tersayang, Ledy Mailiza, S.Pd., dan Dwi Setia Adiansyah,S.T. Keponakanku, Fathian Ar Sakha Gibran, dan semua keluarga besarkuyang selalu memberikan semangat, kecerian, dan terus mendo’akanku.

Hendy Mizirwan yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan kasihsayang, serta yang selalu menemaniku dan mendo’akanku.

Sahabat-sahabat terbaikku, Ekha, Elsie, Feby, Iqbal, Nisa, Novita, Rizqa,Shella, dan Reaction’13 yang telah bersama-sama berjuang dengan penuhsuka duka selama perkuliahan hingga selesai.

Almamater tercintaku, Universitas Lampung yang telah menjadi tempatkumenimba ilmu dan belajar tentang arti kehidupan.

Page 10: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

MOTTO

Daripada mengeluh mendapatkan mawar bertangkai duri,lebih baik bersyukur mendapatkan

duri yang berbunga mawar

~ Treat others as you wish to be treated ~

Page 11: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

SANWACANA

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta

hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Strategi Scaffolding pada

Pembelajaran SiMaYang dalam Meningkatkan Self Efficacy dan Penguasaan

Konsep pada Materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit” sebagai salah satu

syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan dapat diselesaikan dengan baik.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi besar Rasulullah

Muhammad SAW atas suri tauladan serta syafa’atnya kepada seluruh umat

manusia.

Ucapan terima kasih tidak lupa penulis haturkan kepada:

1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA;

3. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia dan Dosen Pembahas atas kesediannya untuk memberikan bimbingan,

saran dan kritik, dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi;

4. Bapak Dr. Sunyono, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I atas kesediaan,

keikhlasan, dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik

dalam proses perbaikan skripsi ini;

Page 12: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

5. Bapak Drs. Tasviri Efkar, M.S., selaku Dosen Pembimbing II atas kesediaan

dan kesabaran dalam memberikan bimbingan, masukan, kritik dan saran;

6. Ibu Lisa Tania, S.Pd., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik atas

kesediaannya memberikan nasehat dan motivasi, serta seluruh Dosen

Program Studi Pendidikan Kimia yang telah memfasilitasi penulis dalam

menuntut ilmu selama menjadi mahasiswa FKIP Universitas Lampung;

7. Kepala SMA Negeri 5 Bandar Lampung bapak Drs. Hi. Ahyauddin, M.Pd.,

dan guru mitra penelitian Ibu Puji Astuti, S.Si.;

8. Ayahanda Maizal Kasran, S.Sos., M.Si., Ibunda Linda Artati, Am.Keb.,

Ayunda Ledy Mailiza, S.Pd., dan Hendy Mizirwan atas segala pengorbanan,

do’a, cinta, semangat dukungan, serta bimbingannya;

9. Teman seperjuangan, Restu Dwi Aprian atas kerja sama, dukungan, dan

kekompakannya selama penyusunan skripsi ini. Sahabat-sahabat terbaikku

selama perkuliahan, teman-teman Pendidikan Kimia 2013 (Reaction’13),

serta semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu per satu.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi besar harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Aamiin.

Bandar Lampung, 27 Mei 2017Penulis,

Lezy Maidela

Page 13: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tiga level fenomena kimia........................................................................ 15

2. Fase-fase model pembelajaran Si-5 Layang-Layang ................................ 18

3. Prosedur pelaksanaan penelitian ............................................................... 34

4. Rata-rata perolehan nilai self efficacy awal dan self efficacy akhir

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol .................................................. 53

5. Rata-rata perolehan nilai n-Gain self efficacy pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol ....................................................................................... 54

6. Rata-rata perolehan nilai pretes dan postes penguasaan konsep pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol........................................................... 59

7. Rata-rata perolehan nilai n-Gain penguasaan konsep pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol.................................................................... 60

Page 14: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. iii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian......................................................................................... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................. 8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Scaffolding ..................................................................................................... 10

B. Representasi Kimia........................................................................................ 14

C. Model Pembelajaran SiMaYang.................................................................... 16

D. Self Efficacy ................................................................................................... 19

E. Penguasaan Konsep ....................................................................................... 24

F. Analisis Konsep ............................................................................................. 26

G. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 27

H. Anggapan Dasar ............................................................................................ 30

Page 15: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

I. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 30

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian ........................................................................................ 31

B. Metode Penelitian........................................................................................ 31

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 32

D. Variabel Penelitian ...................................................................................... 34

E. Perangkat Pembelajaran .............................................................................. 35

F. Instrumen Penelitian .................................................................................... 35

G. Analisis Data .............................................................................................. 36

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 48

1. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes Penguasaan Konsep ............. 482. Keterlaksanaan Model Pembelajaran SiMaYang.................................. 503. Dimensi Keterlaksanaan Scaffolding .................................................... 524. Pengaruh Strategi Scaffolding Pada Pembelajaran SiMaYang ............. 53

a. Self Efficacy ....................................................................................... 53b. Penguasaan Konsep........................................................................... 60

B. Pembahasan ................................................................................................. 63

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................................. 70

B. Saran............................................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Analisis Konsep .......................................................................................... 792. Analisis KI-KD ........................................................................................... 813. Silabus......................................................................................................... 854. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model SiMaYang ............................. 93

Page 16: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

5. Lembar Kerja Siswa Model SiMaYang ...................................................... 996. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model SiMaYang dengan Strategi

Scaffolding ................................................................................................. 1137. Lembar Kerja Siswa Model SiMaYang dengan Strategi Scaffolding........ 1198. Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran SiMaYang ........ 1329. Rekapitulasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran SiMaYang ................. 13410. Lembar Pengamatan Dimensi Scaffolding................................................. 14011. Rubrik Penilaian Scaffolding Kelas Eksperimen ....................................... 14212. Rekapitulasi Pengamatan Scaffolding Kelas Eksperimen.......................... 14513. Rubrik Penilaian Scaffolding Kelas Kontrol.............................................. 14614. Rekapitulasi Pengamatan Scaffolding Kelas Kontrol ................................ 14915. Kisi-Kisi Angket Efikasi Diri (Self Efficacy)............................................. 15016. Angket Efikasi Diri (Self Efficacy) ............................................................ 15117. Rekapitulasi Angket Efikasi Diri (Self Efficacy) ....................................... 15318. Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Nilai n-Gain Self Efficacy Siswa................................................................ 15919. Perhitungan Effect Size terhadap Self Efficacy........................................... 16020. Kisi-Kisi Soal Penguasaan Konsep............................................................ 16121. Soal Penguasaan Konsep ........................................................................... 16222. Rubrik Penilaian Soal Penguasaan Konsep ............................................... 16623. Analisis Validitas dan Reliabilitas Butir Soal Penguasaan Konsep........... 17124. Analisis Data Pemeriksaan Jawaban Soal Penguasaan Konsep ................ 17425. Rekapitulasi Data Penguasaan Konsep ...................................................... 17826. Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Nilai n-Gain Penguasaan Konsep Siswa.................................................... 18027. Perhitungan Effect Size terhadap Penguasaan Konsep............................... 181

Page 17: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Fase-fase pembelajaran dengan model SiMaYang ................................... 19

2. Desain penelitian....................................................................................... 32

3. Kriteria tingkat keterlaksanaan ................................................................ 38

4. Dimensi dan indikator scaffolding ........................................................... 38

5. Kriteria scaffolding pada proses pembelajaran ........................................ 39

6. Instrumen self efficacy............................................................................... 40

7. Penskoran pada angket self efficacy .......................................................... 41

8. Tafsiran skor (persen) ............................................................................... 42

9. Data hasil validasi soal penguasaan konsep.............................................. 49

10. Data hasil observasi keterlaksanaan model pembelajaran SiMaYang...... 50

11. Data hasil observasi dimensi keterlaksanaan scaffolding ......................... 52

12. Data self efficacy siswa dalam kegiatan pembelajaran ............................. 54

13. Data hasil uji perbedaan dua rata-rata nilai n-Gain self efficacy siswa..... 57

14. Hasil uji t nilai self efficacy awal dan akhir .............................................. 58

15. Data hasil uji perbedaan dua rata-rata nilai n-Gain penguasaan konsep

siswa.......................................................................................................... 62

16. Hasil uji t nilai pretes dan postes penguasaan konsep............................... 63

Page 18: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kimia merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari berbagai

fenomena alam yang berkaitan dengan struktur, komposisi, sifat, dinamika,

kinetika, dan energetika yang melibatkan keterampilan dan penalaran (BSNP,

2006). Oleh karena itu, proses pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa

harus lebih diperhatikan dan dikembangkan agar dapat membantu siswa me-

mahami konsep dalam pembelajaran kimia.

Banyak konsep kimia yang bersifat abstrak dan sulit dipelajari sehingga pelajaran

kimia kurang disukai siswa (Middlecamp dan Kean, 1985). Hal ini berdampak

pada rendahnya penguasaan konsep kimia siswa yang ditunjukkan oleh

rendahnya nilai hasil belajar siswa (Mertasari, 2005). Secara garis besar, hasil

belajar dipengaruhi banyak faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor

internal menyangkut faktor-faktor psikologis. Salah satu faktor tersebut adalah

self efficacy (Martiani, 2012). Harahap (2011) juga mengemukakan bahwa ada

hubungan yang positif dan signifikan antara efikasi diri siswa terhadap hasil

belajar kimia siswa.

Self efficacy (efikasi diri) merupakan salah satu kemampuan yang dikembangkan

oleh Albert Bandura dari teori kognitif sosial. Bandura (1997) mendefinisikan

Page 19: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

2

efikasi diri sebagai keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk meng-

organisasikan dalam melaksanakan serangkaian tindakan yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan yang dikehendaki. Individu dengan efikasi diri yang tinggi me-

milih melakukan usaha lebih besar dan pantang menyerah serta meyakini bahwa

dirinya mampu untuk melakukan sesuatu dalam situasi tertentu dengan berhasil.

Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Zulkosky (2009) bahwa tingkat efikasi

diri seseorang akan mempengaruhi tindakan yang diambil.

Fakta di lapangan masih banyak siswa yang memiliki efikasi diri yang rendah.

Menurut Isnadini dkk. (2014) efikasi diri yang rendah merupakan salah satu

penyebab siswa mencontek. Hal ini didukung dari hasil penelitiannya yang

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa cenderung mengerjakan tugas sekolah

yang sulit secara bersama-sama dengan temannya. Mereka menganggap bahwa

temannya dapat mengerjakan tugas lebih baik dibandingkan dirinya sendiri.

Selain itu, siswa juga menyatakan bahwa apabila guru meminta salah satu siswa

mengerjakan soal ke depan kelas, mereka cenderung untuk menunjuk temannya

yang lebih pintar dan hanya akan maju jika mereka yakin akan kemampuannya

untuk menyelesaikan soal tersebut. Jika soal tersebut mereka anggap sulit, maka

mereka tidak akan maju untuk mengerjakannya. Perilaku siswa tersebut

menunjukkan efikasi diri siswa yang masih rendah sehingga harus ditingkatkan.

Hasil penelitian Kartika dkk. (2010) menunjukkan bahwa ada hubungan yang

kuat antara efikasi diri dengan kemandirian belajar siswa dalam mata pelajaran

kimia. Hal ini didukung oleh pendapat Bandura (1997) yang menyatakan bahwa

siswa yang memiliki efikasi diri yang rendah akan ragu pada kemampuannya

Page 20: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

3

sendiri, merasa tidak nyaman, mudah menyerah, lambat, dan mudah stress saat

dihadapkan pada tugas yang sulit. Sehingga, akan berdampak pada rendahnya

hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian Afdila (2015) menunjukkan

bahwa rendahnya hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh rendahnya penguasa-

an konsep.

Winkel (1991) mengartikan penguasaan konsep sebagai suatu pemahaman

dengan menggunakan konsep, kaidah, dan prinsip. Selain itu, menurut Dahar

(1989) penguasaan konsep adalah kemampuan siswa dalam memahami makna

secara ilmiah baik teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat dikatakan bahwa penguasaan konsep

adalah usaha yang harus dilakukan oleh siswa dalam merekam dan mentransfer

kembali sejumlah informasi dari suatu materi pelajaran, dan kemudian di-

interpetasikan pada kehidupan nyata (Silaban, 2014).

Rendahnya penguasaan konsep siswa pada pembelajaran kimia yang abstrak,

contohnya pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit dikarenakan sebagian

besar siswa masih kesulitan dalam mempresentasikan pelajaran kimia pada level

submikroskopik. Hal ini sesuai dengan pengamatan di lapangan di salah satu

SMA Negeri di Bandar Lampung, dimana proses pembelajaran pada SMA ini

belum merepresentasikan materi kimia yang bersifat abstrak dalam bentuk sub-

mikroskopis, sehingga siswa masih merasa kesulitan untuk mengimajinasikan

materi yang dibelajarkan.

Hal tersebut juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sopiandi

dan Murniati (2007) terhadap siswa SMA bahwa siswa masih sulit

Page 21: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

4

mempresentasikan level submikroskopik. Diduga kesulitan tersebut akibat

kurang dikembangkannya level submikroskopik melalui visualisasi yang tepat

pada pembelajaran. Dugaan tersebut diperkuat kenyataan pengamatan di

lapangan dan kajian literatur bahwa umumnya guru membatasi pada level

representasi, yaitu makroskopik dan simbolik dengan harapan pembelajar dapat

mengembangkan sendiri model dunia molekular, sehingga menghambat

kemampuan pembelajar dalam memecahkan masalah-masalah yang berkaitan

dengan sains terutama kimia. Menurut Sunyono (2011) kebanyakan pembelajar

cenderung hanya menghafalkan representasi submikroskopik dan simbolik yang

bersifat abstrak secara verbal (dalam bentuk deskripsi kata-kata) akibatnya siswa

tidak mampu untuk membayangkan bagaimana proses dan struktur dari suatu zat

yang mengalami reaksi.

Salah satu cara untuk membantu siswa dalam menyelesaikan kesulitan me-

mahami konsep-konsep kimia yang bersifat abstrak adalah dengan menggunakan

model pembelajaran yang berbasis multipel representasi dan dapat membantu

dalam mengarahkan imajinasi siswa yaitu dengan menggunakan model pem-

belajaran SiMaYang. Salah satu materi yang dapat menggunakan model

pembelajaran SiMaYang adalah materi larutan elektrolit dan non elektrolit,

dengan penerapan model pembelajaran SiMaYang tersebut diharapkan siswa

mampu menjelaskan penyebab perbedaan kemampuan daya hantar arus listrik

larutan elektrolit dan non elektrolit melalui gambar atau analogi. Hal ini di-

dukung berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Afdila

(2015) di SMA Negeri 3 Bandar Lampung, yang mana dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran berbasis multipel representasi terbukti praktis dan efektif

Page 22: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

5

dalam meningkatkan efikasi diri dan penguasaan konsep pada materi larutan

elektrolit dan non-elektrolit.

Model pembelajaran SiMaYang merupakan salah satu model pembelajaran

berbasis multipel representasi yang telah dikembangkan oleh Sunyono (2012).

Pembelajaran dengan multipel representasi diharapkan mampu untuk men-

jembatani proses pemahaman siswa terhadap konsep-konsep kimia. Representasi

kimia dikembangkan berdasarkan urutan dari fenomena yang dilihat, persamaan

reaksi, model atom dan molekul, dan simbol. Johnstone (2000) membedakan

fenomena kimia ke dalam tiga tingkatan, yaitu tingkat makroskopis yang bersifat

nyata dan mengandung bahan kimia yang kasat mata, tingkat submikroskopis

juga nyata tetapi tidak kasat mata yang terdiri dari tingkat partikulat yang dapat

digunakan untuk menjelaskan pergerakan elektron, molekul, partikel atau atom,

dan terakhir adalah tingkat simbolik yang terdiri dari berbagai jenis representasi

gambar maupun aljabar.

Model pembelajaran SiMaYang merupakan model pembelajaran yang menekan-

kan pada interkoneksi tiga level fenomena kimia, yaitu level submikro yang

bersifat abstrak, level simbolik, dan level makro yang bersifat nyata dan kasat

mata (Sunyono, 2014). Hasil kajian empiris menunjukkan lebih dari 80% siswa

memberikan respon positif dan senang dengan pelaksanaan pembelajaran meng-

gunakan model SiMaYang (Sunyono, 2012). Dalam penerapan model pem-

belajaran SiMaYang dapat menggunakan beberapa strategi pembelajaran. Salah

satunya adalah strategi yang dapat mendorong siswa menjadi mandiri dan dapat

berkembang dalam Zone of Proximal Development (ZPD). ZPD didefinisikan

Page 23: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

6

sebagai kemampuan dalam memecahkan suatu masalah dengan bantuan orang

dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu (Vygotsky, 1978). Strategi yang

memiliki karakteristik tersebut adalah strategi scaffolding.

Strategi scaffolding merupakan strategi pembelajaran yang memberikan bantuan

(scaffold) kepada siswa dalam memecahkan masalah yang diberikan. Dengan

pertolongan orang dewasa, anak dapat melakukan dan memahami lebih banyak

hal dibandingkan dengan jika anak hanya belajar sendiri (Cahyono, 2010).

Selain itu, Amiripour dkk. (2012) mendefinisikan scaffolding adalah mekanisme

untuk mengamati proses dimana seorang pelajar dibantu untuk mencapai potensi

belajar pada dirinya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitiannya yang menyimpul-

kan bahwa dengan penerapan strategi scaffolding, siswa akan mampu memecah-

kan masalahnya sendiri setelah mendapatkan bantuan dari guru maupun teman

sebanyanya yang lebih mampu. Dengan karakteristik scaffolding tersebut, di-

harapkan proses scaffolding memiliki efek positif pada proses belajar mengajar

dan penguasaan konsep serta self efficacy siswa. Oleh karena itu, dengan meng-

gunakan strategi scaffolding dalam model SiMaYang ini diharapkan dapat lebih

meningkatkan self efficacy dan penguasaan konsep siswa pada materi larutan

elektrolit dan non elektrolit. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukanlah

penelitian dengan judul “Pengaruh Strategi Scaffolding Pada Pembelajaran

SiMaYang dalam Meningkatkan Self Efficacy dan Penguasaan Konsep Pada

Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit”.

Page 24: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

7

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh strategi scaffolding pada pembelajaran SiMaYang

dalam meningkatkan self efficacy siswa pada materi larutan elektrolit dan non

elektrolit?

2. Apakah terdapat pengaruh strategi scaffolding pada pembelajaran SiMaYang

dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi larutan elektrolit

dan non elektrolit?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh strategi scaffolding pada pembelajaran SiMaYang dalam

meningkatkan self efficacy siswa pada materi larutan elektrolit dan non

elektrolit.

2. Pengaruh strategi scaffolding pada pembelajaran SiMaYang dalam

meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi larutan elektrolit dan

non elektrolit.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah bagi:

1. Siswa:

Strategi scaffolding pada proses pembelajaran SiMaYang dapat membantu

siswa belajar mandiri dan mengarahkan imajinasi siswa terhadap fenomena

sains yang terdapat pada topik-topik yang bersifat abstrak serta dipercaya dapat

Page 25: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

8

meningkatkan kemampuan self efficacy dan penguasaan konsep pada materi

larutan elektrolit dan non elektrolit.

2. Guru:

Sebagai rujukan strategi pembelajaran dan model pembelajaran yang dapat

diterapkan guru dalam meningkatkan self efficacy dan penguasaan konsep pada

materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

3. Sekolah:

Sebagai bahan referensi strategi dan model pembelajaran yang dapat digunakan

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran kimia di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Strategi Scaffolding atau pemberian bantuan yang diberikan kepada siswa

dapat berupa gambar, petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah–

masalah ke dalam langkah–langkah pemecahan, memberikan contoh, dan

tindakan lain yang memungkinkan siswa itu belajar mandiri. Scaffolding

adalah mekanisme untuk mengamati proses dimana seorang pelajar dibantu

untuk mencapai potensi belajar pada dirinya (Amiripour dkk., 2012).

2. Pengaruh strategi scaffolding dalam model pembelajaran SiMaYang diukur

berdasarkan perbedaan yang signifikan dari rata-rata nilai n-Gain self efficacy

dan penguasaan konsep kimia siswa.

3. Self efficacy (efikasi diri) sebagai keyakinan seseorang terhadap kemampuan-

nya untuk mengorganisasikan dalam melaksanakan serangkaian tindakan

yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki (Bandura, 1997).

Page 26: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

9

Efikasi diri siswa diukur dengan hasil jawaban angket efikasi diri diawal dan

diakhir pembelajaran.

4. Penguasaan konsep adalah kemampuan mengungkapkan pengertian-

pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan

kedalam bentuk yang lebih dipahami, mampu memberikan inerpretasi dan

mampu mengaplikasikannya (Bloom, 1956). Penguasaan konsep kimia siswa

diukur dengan menggunakan hasil tes penguasaan konsep siswa diawal

pembelajaran dan diakhir pembelajaran.

5. Keterlaksanaan model pembelajaran SiMaYang diukur melalui pengamatan

pada aspek penerapan sintak, sistem sosial, dan prinsip reaksi (Sunyono,

2013).

6. Materi larutan elektrolit dan non-elektrolit mencakup uji daya hantar arus

listrik, penyebab perbedaan kemampuan daya hantar arus listrik, dan senyawa

yang dapat atau tidak dapat menghantarkan arus listrik berdasarkan jenis

ikatan.

Page 27: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Scaffolding

Scaffolding biasanya terkait dengan teori sosial-budaya Vygotsky (Wood dkk.

1976) menyatakan bahwa pengertian scaffolding adalah dukungan pembelajaran

kepada peserta didik untuk membantunya menyelesaikan proses belajar yang

tidak dapat diselesaikannya sendiri. Istilah ini berasal dari istilah ilmu teknik sipil

yaitu berupa bangunan kerangka sementara atau penyangga (biasanya terbuat dari

bambu, kayu, atau batang besi) yang memudahkan pekerja membangun gedung.

Scaffolding berupa bimbingan yang diberikan oleh seorang pembelajar kepada

peserta didik dalam proses pembelajaran dengan persoalan-persoalan terfokus dan

interaksi yang bersifat positif. Scaffolding diartikan ke dalam bahasa Indonesia

“perancah”, yaitu bambu (balok dsb) yang dipasang untuk tumpuan ketika hendak

mendirikan rumah, membuat tembok, dan sebagainya (Agustina, 2013).

Menurut Vygotsky (dalam Stone, 1998), peserta didik mengembangkan

keterampilan berpikir tingkat yang lebih tinggi ketika mendapat bimbingan

(scaffolding) dari seorang yang lebih ahli atau melalui teman sejawat yang me-

miliki kemampuan lebih tinggi. Menurut Cahyono (2010) scaffolding adalah

salah satu prinsip pembelajaran yang efektif yang memungkinkan para pembelajar

Page 28: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

11

untuk mengakomodasikan kebutuhan peserta didik masing-masing. Berdasarkan

definisi- definisi diatas dapat disimpulkan bahwa scaffolding merupakan bantuan

yang besar kepada seorang anak selama tahap-tahap awal pembelajaran dan

kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak

tersebut untuk mengerjakan pekerjaannya sendiri dan mengambil alih tanggung

jawab pekerjaan itu. Bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk,

peringatan, dorongan menguraikan masalah kedalam bentuk lain yang me-

mungkinkan siswa dapat mandiri.

Menurut Vygotsky (dalam Holton dan David, 2013) bahwa pembelajaran terjadi

apabila anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari

namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya atau tugas-

tugas tersebut berada dalam Zone of Proximal Development (ZPD) yaitu per-

kembangan sedikit di atas perkembangan seseorang saat ini. Vygotsky yakin

bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan

atau kerjasama antar individu, sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu ter-

serap ke dalam individu tersebut.

Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky yaitu Zone of Proximal

Development (ZPD) dan scaffolding. Beberapa konsep kunci yang perlu dicatat

adalah bahwa perkembangan dan belajar bersifat saling terkait, perkembangan

kemampuan seseorang tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial, dan sebagai

bentuk fundamental dalam belajar adalah partisipasi dalam kegiatan sosial.

Menurut pendapat para ahli diatas, dapat dijelaskan bahwa pendekatan scaffolding

perlu digunakan sebagai upaya peningkatan proses belajar mengajar, sehingga

Page 29: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

12

siswa memiliki kemampuan dalam memahami konsep materi, sikap positif juga

keterampilan. Dalam pelaksanaan pembelajaran scaffolding, siswa akan diberikan

tugas kompleks, sulit dan pemberian bantuan kepada siswa hanya pada tahap-

tahap awal pembelajaran. Kemudian mengurangi bantuan dan memberi ke-

sempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia

dapat melakukannya (Agustina, 2013).

Scaffolding diartikan ke dalam bahasa Indonesia “perancah”, yaitu bambu (balok

dsb) yang dipasang untuk tumpuan ketika hendak mendirikan rumah, membuat

tembok, dan sebagainya. Vygotsky (dalam Budiningsih, 2008) menjelaskan

bahwa dalam kegiatan pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan

yang luas untuk mengembangkan zona perkembangan proksimalnya atau potensi-

nya melalui belajar dan berkembang. Guru perlu menyediakan berbagai jenis dan

tingkat bantuan (helps / cognitive scaffolding) yang dapat memfasilitasi anak agar

mereka dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa dukungan terhadap peserta

didik dalam menyelesaikan proses belajar dapat berupa keaktifan peserta didik

dalam proses pembelajaran, strategi pembelajaran, keragaman model pembelajar-

an, bimbingan pengalaman dari pembelajar, fasilitas belajar, dan iklim belajar

peserta didik dari orang tua di rumah dan pembelajar di sekolah. Dukungan

belajar yang dimaksud di sini adalah dukungan yang bersifat konkrit dan abstrak

sehingga tercipta kebermaknaan proses belajar peserta didik. Di samping

penguasaan materi, pembelajar juga dituntut memiliki keragaman model atau

strategi pembelajaran, karena tidak ada satu model pembelajaran yang dapat di-

Page 30: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

13

gunakan untuk mencapai tujuan belajar dari topik-topik yang beragam. Apabila

konsep pembelajaran tersebut dipahami oleh para pembelajar, maka upaya men-

desain pembelajaran bukan menjadi beban, tetapi menjadi pekerjaan yang

menantang.

Menurut Gasong (2009) ada dua implikasi utama teori Vygotsky dalam

pendidikan. Pertama, perlunya tatanan kelas dan bentuk pembelajaran kooperatif

antar siswa, sehingga siswa dapat berinteraksi disekitar tugas-tugas yang sulit dan

saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif di dalam

masing-masing ZPD mereka. Kedua, pendekatan Vygotsky dalam pengajaran

menekankan scaffolding, dengan semakin lama siswa semakin bertanggung jawab

terhadap pembelajaran sendiri. Ringkasnya, siswa perlu belajar dan bekerja

secara berkelompok sehingga siswa dapat saling berinteraksi dan diperlukan

bantuan guru terhadap siswa dalam kegiatan pembelajaran. Secara umum,

Gasong (2009) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran scaffolding sebagai

berikut:

a. Menjelaskan materi pembelajaran.

b. Menentukan Zone Of Proximal Development (ZPD) atau level perkembangan

siswa berdasarkan tingkat kognitifnya dengan melihat nilai hasil belajar

sebelumnya.

c. Mengelompokkan siswa menurut ZPD-nya.

d. Memberikan tugas belajar berupa soal-soal berjenjang yang berkaitan dengan

materi pembelajaran.

e. Mendorong siswa untuk bekerja dan belajar menyelesaikan soal-soal secara

mandiri dengan berkelompok.

f. Memberikan bantuan berupa bimbingan, motivasi, pemberian contoh, kata

kunci atau hal lain yang dapat memancing siswa ke arah kemandirian belajar.

g. Mengarahkan siswa yang memiliki ZPD yang tinggi untuk membantu siswa

yang memilki ZPD yang rendah.

h. Menyimpulkan pelajaran dan memberikan tugas-tugas.

Page 31: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

14

Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan di atas dapat dijelaskan bahwa

scaffolding merupakan bantuan, dukungan (support) kepada siswa dari orang yang

lebih dewasa atau lebih kompeten khususnya guru yang memungkinkan

penggunaan fungsi kognitif yang lebih tinggi dan memungkinkan berkembangnya

kemampuan belajar sehingga terdapat tingkat penguasaan konsep materi dan

efikasi diri yang lebih tinggi.

B. Representasi Kimia

McKendree dkk. dalam Nakhleh dan Postek (2008) mengemukakan bahwa

representasi adalah struktur yang berarti dari sesuatu: suatu kata untuk suatu

benda, suatu kalimat untuk suatu keadaan hal, suatu diagram untuk suatu susunan

hal-hal, suatu gambar untuk suatu pemandangan. Menurut The Australian

Concise Oxford Dictionary (dalam Chittleborough, 2004), representasi adalah

sesuatu yang dapat menggambarkan yang lain. Representasi dikategorikan ke

dalam dua kelompok, yaitu representasi internal dan eksternal. Representasi

internal diartikan sebagai konfigurasi kognitif individu yang diduga berasal dari

perilaku yang menggambarkan beberapa aspek dari proses fisik dan pemecahan

masalah, sedangkan representasi eksternal dapat digambarkan sebagai situasi fisik

yang terstruktur yang dapat dilihat sebagai perwujudan ide-ide fisik (Huevelen

dan Zou, 2001).

Johnstone (1982) dan Talanquer (2011) membedakan representasi kimia ke dalam

tiga tingkatan (dimensi). Dimensi pertama adalah makroskopik yang bersifat

nyata dan kasat mata. Dimensi ini menunjukkan fenomena-fenomena yang terjadi

Page 32: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

15

dalam kehidupan sehari-hari maupun yang dipelajari di laboratorium menjadi

bentuk makro yang dapat diamati.

Dimensi kedua adalah mikroskopik juga nyata tetapi tidak kasat mata. Dimensi

makroskopik menjelaskan dan menerangkan fenomena yang dapat diamati

sehingga menjadi sesuatu yang dapat dipahami. Dimensi ini terdiri dari tingkat

partikular yang dapat digunakan untuk menjelaskan pergerakan elektron, molekul,

partikel atau atom. Dimensi makroskopik dan mikroskopik memiliki keterkaitan

satu sama lain (Johnstone, 1982; Talanquer, 2011).

Dimensi yang terakhir adalah simbolik yang menggambarkan tanda atau bahasa

serta bentuk-bentuk lainnya yang digunakan untuk mengomunikasikan hasil peng-

amatan. Dimensi ini terdiri dari berbagai jenis representasi gambar, aljabar dan

bentuk komputasi representasi mikroskopik (Johnstone, 1982; Talanquer, 2011).

Ketiga dimensi tersebut dapat dihubungkan dalam gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1. Tiga level fenomena kimia (Sunyono, 2012)

Ketiga level tersebut saling berhubungan dan berkontribusi pada siswa untuk

dapat paham dan mengerti materi kimia yang abstrak. Hal ini didukung oleh

pernyataan Tasker dan Dalton (2006), bahwa kimia melibatkan proses-proses

MAKROSKOPIK

SUB MIKROSKOPIK SIMBOLIK

Page 33: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

16

perubahan yang dapat diamati dalam hal (misalnya perubahan warna, bau,

gelembung) pada dimensi makroskopik atau laboratorium, namun dalam hal

perubahan yang tidak dapat diamati dengan indera mata, seperti perubahan

struktur atau proses di tingkat submikro atau molekul imajiner hanya bisa di-

lakukan melalui pemodelan. Perubahan-perubahan ditingkat molekuler ini

kemudian digambarkan pada ting-kat simbolik yang abstrak dalam dua cara, yaitu

secara kualitatif menggunakan notasi khusus, bahasa, diagram, dan simbolis, dan

secara kuantitatif dengan menggunakan matematika (persamaan dan grafik).

C. Model Pembelajaran SiMaYang

Model pembelajaran SiMaYang adalah model pembelajaran sains berbasis

multipel representasi yang dikembangkan dengan memasukkan faktor interaksi

(tujuh konsep dasar) yang mempengaruhi kemampuan pembelajar untuk me-

representasikan fenomena sains ke dalam kerangka model IF-SO (Sunyono dkk.,

2011).

Tujuh konsep dasar pembelajar tersebut yang telah diidentifikasi oleh Schӧ nborn

and Anderson (2009) adalah kemampuan penalaran pembelajar (Reasoning; R),

pengetahuan konseptual pembelajar (Conceptual; C) dan keterampilan memilih

model representasi pembelajar (Representation modes; M). Faktor M dapat

dianggap berbeda dengan faktor C dan R, karena faktor M tidak bergantung pada

campur tangan manusia selama proses interpretasi dan tetap konstan kecuali jika

ER (representasi eksternal) dimodifikasi, selanjutnya empat faktor lainnya adalah

faktor R-C merupakan pengetahuan konseptual dari diri sendiri tentang ER, faktor

Page 34: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

17

R-M merupakan penalaran terhadap fitur dari ER itu sendiri, faktor C-M adalah

faktor interaktif yang mempengaruhi interpretasi terhadap ER, dan faktor C-R-M

adalah interaksi dari ketiga faktor awal (C-R-M) yang mewakili kemampuan

seorang pembelajar untuk melibatkan semua faktor dari model agar dapat meng-

interpretasikan ER dengan baik. Berdasarkan pertimbangan faktor interaksi R-C

dan C-M maka dalam model pembelajaran diperlukan tahapan kegiatan

eksplorasi, sedangkan pertimbangan terhadap interaksi R-M dan C-R-M

diperlukan tahapan kegiatan imajinasi. Kegiatan eksplorasi lebih ditekankan pada

konseptualisasi masalah-masalah sains yang sedang dihadapi berdasarkan

kegiatan diskusi, eksperimen laboratorium atau demonstrasi, dan pelacakan

informasi melalui jaringan internet (webblog atau webpage). Imajinasi diperlukan

untuk melakukan pembayangan mental terhadap representasi eksternal level

submikroskopik, sehingga dapat mentransformasikannya ke level makroskopik

atau simbolik atau sebaliknya (Sunyono, 2013).

Kedua kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan dalam proses pembelajaran,

sehingga kedua kegiatan tersebut digambarkan dengan anak panah bolak-balik.

Hasil kegiatan eksplorasi dan imajinasi perlu diinternalisasikan dalam pembelajar-

an melaui presentasi, tugas, dan latihan sebagai perwujudan hasil eksplorasi dan

imajinasi. Tahap terakhir adalah tahap evaluasi sebagai tahap untuk mendapatkan

umpan balik selama proses pembelajaran. Sebelum kegiatan eksplorasi dan

imajinasi, guru perlu melakukan orientasi kemampuan awal pembelajar sebagai

dasar untuk melakukan tahap eksplorasi dan imajinasi. Oleh sebab itu, model

pembelajaran berbasis multipel representasi yang dikembangkan ini terdiri dari 4

tahapan, yaitu orientasi, eksplorasi-imajinasi, internalisasi serta evaluasi. Ke-

Page 35: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

18

empat fase dalam model pembelajaran yang dikembangkan ini memiliki ciri

dengan berakhiran “si” sebanyak lima “si”. Fase-fase tersebut tidak selalu ber-

urutan bergantung pada konsep yang dipelajari oleh pembelajar, terutama pada

fase dua (eksplorasi - imajinasi) (Sunyono, 2012). Oleh sebab itu, fase-fase

model pembelajaran yang dikembangkan ini disusun dalam bentuk layang-layang

yang selanjutnya model pembelajaran berbasis multipel representasi yang di-

kembangkan dinamakan Si-5 layang-layang atau disingkat SiMaYang seperti pada

gambar 2:

Gambar 2. Fase-Fase Model Pembelajaran Si-5 Layang-Layang (SiMaYang)

(Sunyono, 2012)

Model pembelajaran teoritis SiMaYang ini merupakan model pembelajaran sains

yang mencoba menginterkoneksikan ketiga level fenomena sains, sehingga topik-

topik pembelajaran yang sesuai dengan model ini menurut penulis adalah topik-

topik sains yang lebih bersifat abstrak yang mengandung level submikroskopik,

makroskopik dan simbolik (Sunyono, 2014). Selain menginterkoneksikan ketiga

level fenomena sains, keterlaksanaan SiMaYang dikelas harus meliputi: Pertama,

penerapan sintaks, dimana setiap tahap pada sintaks harus dioperasionalkan dalam

Rencana Pembelajaran (RP). Kedua, penerapan sistem sosial yang difokuskan

pada peran hubungan antara guru/dosen dengan pembelajar dan pembelajar

Page 36: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

19

dengan pembelajar lain. Ketiga, penerapan prinsip reaksi yang merupakan prinsip

yang berkaitan dengan bagaimana guru/dosen memperhatikan respon terhadap

pertanyaan, jawaban, tanggapan, atau apa yang dilakukan pembelajar (Sunyono,

2013). Sintaks model SiMaYang diuraikan pada Tabel 1. Adapun fase-fase model

pembelajaran SiMaYang adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Fase-fase pembelajaran dengan model SiMaYang (Sunyono et al., 2015)

Fase Aktivitas Dosen dan Mahasiswa

Fase I: Orientasi 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Memberikan motivasi dengan berbagai fenomena sains yang terkait dengan

pengalaman peserta didik.

Fase II:

Eksplorasi-Imajinasi

1. Mengenalkan konsep dengan memberikan beberapa abstraksi yang berbeda

mengenai fenomena alam secara verbal atau dengan demonstrasi dan juga

menggunakan visualisasi: gambar, grafik, atau simulasi atau animasi, dan atau

analogi dengan melibatkan siswa untuk menyimak dan bertanya jawab.

2. Memberikan bimbingan pada peserta didik untuk melakukan imajinasi

representasi terhadap fenomena sains yang sedang dihadapi secara kolaboratif

(berdiskusi).

3. Mendorong dan memfasilitasi diskusi peserta didik untuk mengembangkan

pemikiran kritis dan kretif dalam membuat interkoneksi diantara level-

level fenomena sains dengan menuangkannya ke dalam lembar kegiatan peserta

didik. Misalnya: diberikan gambar sub-mikro tentang reaksi, peserta didik juga

menyimpulkan peristiwa yang terjadi dan peserta didik dapat membuat gambar

sub-mikro tentang fenomena tersebut bila diberikan informasi verbal tentang

fenomena yang lain yang serupa.

Fase III: Internalisasi 1. Membimbing dan memfasilitasi siswa dalam mengartikulasikan/

mengkomunikasikan hasil pemikirannya melalui presentasi hasil kerja

kelompok.

2. Memberikan dorongan kepada peserta didik lain untuk memberikan komentar

atau menanggapi hasil kerja dari kelompok peserta didik yang sedang

presentasi.

3. Memberikan latihan atau tugas untuk menciptakan aktivitas individu dalam

mengartikulasikan imajinasi (latihan individu tertuang dalam lembar kegiatan

(LK) yang berisi pertanyaan dan/ atau perintah untuk membuat interkoneksi

ketiga level fenomena sains dan/ atau berisi teka-teki silang belajar sains

(TTSBS).

Fase IV: Evaluasi 1. Memberikan reviu terhadap hasil kerja peserta didik.

2. Memberikan tugas-tugas untuk berlatih menginterkoneksikan ketiga level

fenomena sains.

3. Melakukan evaluasi diagnostik, formatif, dan sumatif.

D. Self Efficacy

Self efficacy dikembangkan oleh Albert Bandura dari teori kognitif sosial. Self

efficacy (efikasi diri) menurut Bandura (1997) merupakan persepsi individu akan

keyakinan kemampuannya melakukan tindakan yang diharapkan. Keyakinan

Page 37: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

20

efikasi diri mempengaruhi pilihan tindakan yang akan dilakukan, besarnya usaha

dan ketahanan ketika berhadapan dengan hambatan atau kesulitan. Individu

dengan efikasi diri tinggi memilih melakukan usaha lebih besar dan pantang me-

nyerah. Bandura (1997) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan seseorang

terhadap kemampuannya untuk mengorganisasikan dalam melaksanakan se-

rangkaian tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.

Gist dan Mitchell (Schwoerer dan May, 1996) menyatakan bahwa efikasi diri

dapat membawa pada perilaku yang berbeda diantara individu dengan kemampu-

an yang sama, karena efikasi diri mempengaruhi pilihan, tujuan, pengatasan

masalah, dan kegigihan dalam berusaha.

Menurut Zimmerman dkk. (1992) semakin tinggi efikasi diri seseorang, maka

semakin percaya ia pada kemampuannya untuk berhasil dalam suatu tugas dan

mereka akan memiliki akurasi presepsi diri yang akurat. Efikasi diri tidak boleh

dikacaukan dengan penilaian tentang konsekuensi yang akan dihasilkan dari

sebuah perilaku, tetapi akan membantu menentukan hasil yang diharapkan.

Kepercayaan diri pada individu akan membantu mencapai keberhasilan. Bandura

(1986) berpendapat bahwa efikasi diri tidak berkaitan dengan kecakapan yang di-

miliki melainkan berkaitan dengan keyakinan individu mengenai apa yang dapat

dilakukan dengan kecakapan yang dimiliki seberapapun besarnya. Efikasi diri

menekankan pada komponen keyakinan yang dimiliki seseorang dalam meng-

hadapi situasi yang akan datang yang mengandung ketidakpastian, tidak dapat

diramalkan, dan sering kali penuh tekanan.

Page 38: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

21

Ahli psikologi lain, seperti Alwisol (2006) menyatakan bahwa efikasi diri sebagai

persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi

tertentu, efikasi diri berhubungan dengan keyakinan bahwa diri memiliki ke-

mampuan melakukan tindakan yang diharapkan. Efikasi diri adalah pertimbangan

seseorang akan kemampuannya untuk mengorganisasikan dan menampilkan

tindakan yang diperlukan dalam mencapai tujuan yang diinginkan, tidak ter-

gantung pada jenis keterampilan dan keahlian tetapi lebih berhubungan dengan

keyakinan tentang apa yang dapat dilakukan dengan berbekal keterampilan dan

keahlian.

Selanjutnya Woolfolk (dalam Anwar, 2009) mengatakan bahwa efikasi diri

merupakan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri atau tingkat keyakinan

mengenai seberapa besar kemampuannya dalam mengerjakan suatu tugas tertentu

untuk mencapai sebuah hasil tertentu. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan

Shcunk (dalam Anwar, 2009) bahwa efikasi diri sangat penting perannya dalam

mempengaruhi suatu usaha yang akan dicapai. Berdasarkan uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa efikasi diri hampir sama dengan motivasi, namun efikasi diri

berada pada tingkatan yang lebih tinggi dari motivasi, yaitu merupakan keyakinan

seseorang dalam melakukan sesuatu hal atau menyelesaikan masalah dengan

penuh kegigihan dan kerja keras agar dapat meraih kesuksesan tanpa

memperhatikan resiko yang terjadi.

Bandura (1982) mengungkapkan bahwa perbedaan efikasi diri pada setiap

individu terletak pada tiga komponen, yaitu magnitude, strength dan generality.

Pertama, magnitude (tingkat kesulitan tugas), yaitu masalah yang berkaitan

Page 39: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

22

dengan derajat kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada

pemilihan perilaku yang akan dicoba individu berdasar ekspektasi efikasi pada

tingkat kesulitan tugas. Individu akan berupaya melakukan tugas tertentu yang ia

persepsikan dapat dilaksanakannya dan ia akan menghindari situasi dan perilaku

yang ia persepsikan di luar batas kemampuannya. Kedua, strength (kekuatan

keyakinan), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas ke-

mampuannya. Pengharapan yang kuat dan mantap pada individu akan mendorong

untuk gigih dalam berupaya mencapai tujuan, walaupun mungkin belum memiliki

pengalaman-pengalaman yang menunjang begitu sebaliknya. Ketiga, generality

(generalitas), yaitu hal yang berkaitan cakupan luas bidang tingkah laku di mana

individu merasa yakin terhadap kemampuannya. Individu dapat merasa yakin

terhadap kemampuan dirinya, tergantung pada pemahaman kemampuan dirinya

yang terbatas pada suatu aktivitas dan situasi tertentu atau pada serangkaian

aktivitas dan situasi yang lebih luas dan bervariasi. Jadi perbedaan efikasi diri

pada setiap individu terletak pada tiga komponen, yaitu (1) magnitude, (tingkat

kesulitan tugas), yaitu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas

individu, (2) strength (kekuatan keyakinan), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada

keyakinan individu atas kemampuannya, dan (3) generality (generalitas), yaitu hal

yang berkaitan cakupan luas bidang tingkah-laku di mana individu merasa yakin

terhadap kemampuannya.

Pujiati (2010) menyatakan bahwa aspek magnitude adalah aspek yang memiliki

pengaruh terbesar dalam variabel efikasi diri dibandingkan kedua aspek lainnya,

namun aspek generality dan aspek strength juga ikut serta mempengaruhi efikasi

diri secara keseluruhan walaupun tidak sebesar aspek magnitude. Rata-rata

Page 40: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

23

efikasi diri siswa ditinjau dari aspek magnitude yang berada pada kategori tinggi,

artinya siswa sudah merasa mampu untuk menghadapi kesulitan-kesulitan dari

tugas-tugas akademiknya serta dapat mengatur dirinya serta memperkirakan

tindakan yang dirasa mampu. Siswa yang memiliki efikasi diri yang tinggi, saat

dihadapkan pada mata pelajaran yang sulit akan mempersepsi dirinya mampu

mengerjakan atau menguasai materi pelajaran tersebut karena memiliki ke-

percayaan diri untuk mampu mengatasi kesulitan sendiri. Pada taraf ini siswa

juga mulai mampu mengembangkan keterampilan merencanakan aktivitas

belajarnya dari pengalaman sebelumnya.

Tingkat efikasi diri siswa ditinjau dari aspek strength yang berada pada kategori

tinggi diartikan bahwa siswa sudah memiliki tingkat daya usaha dan ketahanan

diri dalam menghadapi berbagai hambatan untuk memenuhi tuntutan akademik

sebagai pelajar. Hambatan-hambatan yang dihadapi siswa dapat berupa

pengalaman kegagalan atau kesulitan yang dihadapinya. Ketercapaian aspek ini

juga mengindikasikan siswa dapat meningkatkan usaha dengan baik dan

komitmen terhadap tugas-tugas belajarnya (Pujiati, 2010).

Aspek generality berkaitan dengan luas keyakinan atas kemampuan diri, artinya

siswa dapat saja menilai keyakinan dirinya untuk aktivitas yang cukup luas atau

aktivitas-aktivitas tetentu saja dimana siswa menampilkan kemampuan dirinya

dalam situasi-situasi sosial. Ketika siswa berada pada situasi belajar di kelas,

siswa yang memiliki tingkat generality yang tinggi mampu mengolah materi

belajar dengan baik walaupun situasi di kelas kurang mendukung proses belajar

(Pujiati, 2010).

Page 41: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

24

Berdasarkan uraian di atas efikasi diri juga sudah ada dalam diri peserta didik,

dimana sesungguhnya peserta didik mempunyai kemampuan dan keyakinan

dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dalam kegiatan pem-

belajaran. Oleh karena itu, penting penerapan strategi dan model pembelajaran

yang dapat meningkatkan kemampuan efikasi diri peserta didik, strategi dalam

model pembelajaran yang akan diterapkan dan diharapkan akan mampu me-

ningkatkan kemampuan efikasi peserta didik adalah strategi scaffolding dalam

model pembelajaran SiMaYang.

E. Penguasaan Konsep

Penguasaan konsep merupakan kemampuan siswa dalam memahami makna

secara ilmiah baik teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

(Dahar, 2006). Selanjutnya Bloom dan Benjamin (1956) mengemukakan

penguasaan konsep merupakan suatu kemampuan menangkap pengertian-

pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan ke dalam

bentuk yang lebih dipahami, mampu memberikan interpretasi dan mampu meng-

aplikasikannya. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Winkel (1991) mengartikan

penguasaan konsep sebagai suatu pemahaman dengan menggunakan konsep,

kaidah, dan prinsip.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat dikatakan bahwa penguasaan konsep

adalah usaha yang harus dilakukan oleh siswa dalam merekam dan mentransfer

kembali sejumlah informasi dari suatu materi pelajaran tertentu yang dapat di-

pergunakan dalam memecahkan masalah, menganalisa, menginterpetasikan pada

Page 42: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

25

suatu kejadian tertentu. Lebih ringkasnya penguasaan konsep adalah hasil dari

kegiatan intelektual.

Penguasaan konsep merupakan tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa

mampu menguasai atau memahami arti atau konsep, situasi dan fakta yang di-

ketahui, serta dapat menjelaskan dengan menggunakan kata-kata sendiri sesuai

dengan pengetahuan yang dimilikinya dengan tidak mengubah artinya. Penguasa-

an konsep sangat penting dimiliki oleh siswa yang telah mengalami proses belajar.

Penguasaan konsep yang dimiliki siswa dapat digunakan untuk menyelesaikan

suatu permasalahan yang berkaitan dengan konsep yang dimiliki (Djmarah dan

Zain, 1996).

Penguasaan konsep pada materi pokok larutan elektrolit dan non-elektrolit berarti

kemampuan menguasai pokok utama yang mendasari keseluruhan dari materi

larutan elektrolit dan non elektrolit yang diukur melalui hasil tes penguasaan

konsep, sebagai hasil dalam proses pembelajaran. Penguasaan konsep merupakan

salah satu aspek dalam ranah (domain) kognitif dari tujuan kegiatan belajar

mengajar. Ranah kognitif ini meliputi berbagai tingkah laku dari tingkatan

terendah sampai tertinggi yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,

sintesis dan evaluasi. Penguasaan merupakan kemampuan menyerap arti dari

materi suatu bahan yang dipelajari, tetapi menguasai lebih dari itu yakni melibat-

kan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Dahar,

2006).

Page 43: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

26

F. Analisis Konsep

Konsep adalah suatu abstraksi mengenai suatu kelompok benda atau stimulasi

yang mempunyai persamaan karakteristik (Sunaryo, 1989). Hasil dan abstraksi

tersebut dinamakan konsep. Sedangkan menurut Moore (dalam Skeel, 1995)

konsep adalah sesuatu yang tersimpan dalam pikiran-suatu pemikiran, suatu ide

atau gagasan.

Flavell (1970) menyarankan bahwa konsep-konsep dapat berbeda tujuh dimensi,

yaitu atribut, struktur, keabstrakan, keinklusifan, generalitas atau keumuman, ke-

tepatan, dan kekuatan. Berdasarkan dimensi-dimensi tersebut, manusia tidak bisa

sesuka hati dalam memberi label konsep atas suatu fakta. Karena berbagai fakta

yang ada dipermukaan bumi sudah memiliki sebutan, kecuali sebutan dengan

deskripsi dan fakta yang baru.

Di dalam kegiatan pembelajaran, guru mempunyai peran yang sangat besar dalam

proses transfer pengetahuan, karena guru mempunyai tugas memfasilitasi dan

mengkondisikan terjadinya situasi dimana siswa mampu memahami suatu fakta

dan konsep. Berdasarkan tugas tersebut, maka salah satu syarat utama untuk

menjadi guru adalah memahami fakta dan konsep dengan benar sesuai dengan

bidang ilmu masing-masing sehingga diperlukan suatu analisis konsep yang me-

mungkinkan kita dapat mendefinisikan konsep, sekaligus menghubungkan dengan

konsep-konsep lain yang berhubungan (Klausmeier, 1977).

Herron dkk. (1977) mengemukakan bahwa analisis konsep merupakan suatu

prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam merencanakan urutan-

urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Klausmeier (1977) menghipotesiskan

Page 44: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

27

ada empat tingkat pencapaian konsep, yaitu tingkat konkret, tingkat identitas,

tingkat klasifikatori, dan tingkat formal. Dalam analisis konsep, perlu di-

identifikasi karakteristik konsep, yang meliputi nama atau label konsep, definisi

konsep, jenis konsep, atribut kritis, atribut variabel, posisi konsep, contoh, dan

non contoh (Herron dkk., 1997).

G. Kerangka Pikir

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi scaffolding dalam

model pembelajaran SiMaYang untuk meningkatkan self efficacy dan penguasaan

konsep siswa pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Prinsip dasar

model pembelajaran SiMaYang adalah guru mengenalkan konsep materi dengan

dengan menyajikan beberapa abstraksi mengenai fenomena sains kemudian siswa

dibimbing dan difasilitasi untuk mengemukakan dan mengembangkan pemikiran-

nya menggunakan strategi scaffolding.

Strategi scaffolding merupakan sebuah teknik pemberian dukungan belajar secara

terstruktur, yang dilakukan pada tahap awal untuk mendorong siswa belajar secara

mandiri. Model SiMaYang yang berbasis multiple representasi akan membantu

siswa memahami materi kimia yang abstrak, pada model ini terdiri dari 4 fase

pembelajaran, yaitu fase orientasi, fase eksplorasi-imajinasi, fase internalisasi, dan

fase evaluasi.

Tahap awal adalah fase orientasi dimana guru memberikan motivasi dengan ber-

bagai fenomena sains yang terkait dengan pengalaman atau kegiatan sehari-hari

peserta didik sehingga peserta didik dapat lebih termotivasi dalam mempelajari

Page 45: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

28

sains. Pada tahap ini, pemberian motivasi dapat dilakukan dengan pemberian

reviu pada materi sebelumnya atau pemberian pertanyaan-pertanyaan untuk

mengetahui kemampuan awal peserta didik yang berhubungan dengan topik yang

akan dibahas. Pertanyaan- pertanyaan yang diberikan diharapkan mampu me-

rangsang peserta didik untuk merangsang informasi mengenai materi larutan

elektrolit dan non elektrolit. Adanya motivasi pada diri siswa diharapkan dapat

menumbuhkan keyakinan dalam menyelesaikan masalah sehingga self efficacy

meningkat. Pada tahap ini pula guru sudah bisa memulai strategi scaffolding

dimana guru dapat membagi siswa menjadi beberapa kelompok berdasarkan Zone

of Proximal Development (ZPD) atau level perkembangan siswa berdasarkan

tingkat kognitifnya dengan melihat pemahaman dari hasil belajar sebelumnya.

Tahap selanjutnya adalah fase eksplorasi-imajinasi. Pada tahap ini guru dituntun

merancang proses pembelajaran yang dapat membangun pengetahuan melalui pe-

ningkatan pemahaman dari suatu fenomena dengan menulusuri informasi melalui

berbagai sumber dan media misalnya berupa gambar, grafik, simulasi atau

animasi, dan atau analogi. Selanjutnya, siswa akan berimajinasi representasi

terkait fenomena sains yang diberikan dan bekerja keras untuk memahami dan

mengembangkan pemikiran mereka. Dengan menggunakan strategi scaffolding

pada tahap ini guru tetap memiliki peran tetapi hanya berfungsi sebagai fasilitator,

guru memberikan bantuan pada awal-awal penyelesaian tugas untuk memancing

kemandirian siswa yang selanjutnya tugas tersebut akan diambil alih oleh siswa

dan menjadi tanggung jawab siswa sepenuhnya.

Page 46: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

29

Tahap selanjutnya fase internalisasi, pada tahap ini guru membimbing dan mem-

fasilitasi siswa dalam mengkomunikasikan hasil pemikirannya melalui presentasi

hasil kerja kelompok. Peserta didik akan meyampaikan komentar atau menang-

gapi presentasi dari kelompok lain. Proses scaffold mulai diterapkan ketika terjadi

proses saling tukar pendapat antar siswa dalam memecahkan suatu masalah, dan

guru mengarahkan siswa yang lebih pandai atau dari kelompok ZPD yang tinggi

untuk memberi bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan berupa petunjuk

bagaimana cara memecahkan masalah tersebut.

Pada tahap ini juga peserta didik akan diberikan latihan untuk dapat meng-

artikulasikan imajinasi peserta didik setelah mengalami fase eksplorasi-imajinasi.

Pada tahap ini peserta didik juga dilatih mengenai efikasi diri agar tertantang dan

termotivasi mengerjakan soal atau pertanyaan yang sulit. Siswa yang mengalami

kesulitan tersebut terbantu oleh guru dan atau teman yang lebih pandai. Ketika

guru dapat menerapkan scaffold secukupnya kepada siswa yang mengalami ke-

sulitan dalam belajarnya. Semakin besar peran aktif siswa dalam berbagai

kegiatan diskusi, maka akan semakin terlihat peningkatan self efficacy dan

penguasaan konsep siswa tersebut sehingga akan mempengaruhi hasil belajar

kimia yang baik pula.

Tahap terakhir merupakan fase evaluasi. Pada tahap ini guru dapat meng-

scaffold (membantu) dengan cara menuntun siswa untuk meriviu hasil kerja

kelompoknya dan berlatih menginterkoneksikan ketiga level fenomena sains dan

melakukan evaluasi diagnostik, formatif, dan sumatif. Kemudian mendapatkan

kesimpulan pada pelajaran hari ini dan siswa juga dipersilahkan untuk bertanya

Page 47: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

30

tentang pembelajaran yang akan datang kepada guru agar siswa lebih siap meng-

ikuti pembelajaran selanjutnya dengan baik.

Berdasarkan penjelasan dan tahapan-tahapan di atas, maka dengan adanya strategi

scaffolding pada pembelajaran SiMaYang diyakini dapat berpengaruh dalam

meningkatkan self efficacy dan penguasaan konsep siswa pada materi larutan

elektrolit dan non-elektrolit.

H. Anggapan Dasar

Sampel yang digunakan merupakan siswa yang hanya mendapatkan pelajaran dari

guru di sekolah atau tidak mengikuti bimbingan belajar dan private, sehingga self-

efficacy dan penguasaan konsep siswa hanya dipengaruhi oleh faktor penerapan

strategi scaffolding pada pembelajaran SiMaYang dan faktor lainnya diabaikan.

I. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Strategi scaffolding dalam pembelajaran SiMaYang berpengaruh terhadap

peningkatan self efficacy siswa pada materi larutan elektrolit dan larutan non

elektrolit.

2. Strategi scaffolding dalam pembelajaran SiMaYang berpengaruh terhadap

peningkatan penguasaan konsep siswa pada materi larutan elektrolit dan

larutan non elektrolit.

Page 48: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

31

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung. Populasi dalam

penelitian ini adalah semua siswa kelas X MIA SMA Negeri 5 Bandar Lampung

tahun pelajaran 2016/2017 yang tersebar dalam 5 kelas. Sampel diambil secara

acak dengan teknik cluster random sampling, sehingga mendapatkan 2 kelas

penelitian sebagai sampel yaitu X MIA 3 (sebagai kelas eksperimen) dan X MIA

4 (sebagai kelas kontrol).

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Pretest-Posttest Control Group

Design (Sugiyono, 2012). Desain penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2, desain

ini melihat perbedaan hasil pretes maupun postes pada kelas kontrol dan eks-

perimen sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Kelas kontrol dan eksperimen

menerapkan model pembelajaran SiMaYang. Penelitian ini dilakukan dengan

memberi suatu perlakuan yaitu strategi scaffolding pada kelas eksperimen sebagai

replikasi kemudian diobservasi untuk melihat kecenderungan peningkatan self

efficacy dan penguasaan konsep pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit.

Page 49: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

32

Tabel 2. Desain Penelitian

Kelas Pretes Perlakuan Postes

X MIA 3 (kelas eksperimen) O1 X O2

X MIA 4 (kelas kontrol) O1 C O2

Keterangan:

O1 : Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pretes

X : Pembelajaran kimia dengan menggunakan strategi scaffolding

O2 : Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi postes

C : Pembelajaran kimia tanpa menggunakan strategi scaffolding

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif. Menurut

Sugiyono (2012), analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk meng-

analisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi.

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tahap pendahuluan

Prosedur tahap pendahuluan, yaitu:

a. Meminta izin kepada Kepala SMAN 5 Bandar Lampung untuk melaksana-

kan penelitian.

b. Menentukan subyek penelitian.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Prosedur tahap pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap persiapan

Page 50: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

33

Mempersiapkan perangkat pembelajaran meliputi silabus, rencana pe-

laksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), dan mempersiap-

kan instrumen penelitian meliputi angket self efficacy dan soal tes penguasa-

an konsep.

b. Tahap validasi instrumen penelitian

Pada tahap ini, instrumen yang divalidasi adalah instrumen tes penguasaan

konsep.

c. Tahap penelitian

Pada tahap pelaksanaannya, penelitian dilakukan pada dua kelas yaitu kelas

kontrol yang diterapkan tanpa strategi scaffolding dan kelas eksperimen

yang diterapkan strategi scaffolding pada pembelajaran SiMaYang.

Urutan prosedur pelaksanaan tahap penelitian, yaitu:

1) Melakukan tes awal self efficacy dan pretest penguasaan konsep.

2) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada materi larutan elektrolit

dan non-elektrolit pada kelas kontrol tanpa menggunakan strategi

scaffolding sedangkan pada kelas eksperimen diberikan perlakuan

dengan menggunakan strategi scaffolding.

3) Melakukan tes akhir self efficacy dan postes penguasaan konsep.

3. Tahap akhir penelitian

Prosedur tahap akhir penelitian, yaitu:

a. Analisis data.

b. Pembahasan hasil penelitian.

c. Kesimpulan.

Page 51: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

34

Prosedur pelaksanaan penelitian tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan

pada gambar 3 :

Gambar 3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

D. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdiri dari satu variabel kontrol dan bebas, serta dua variabel

terikat. Variabel kontrol adalah model pembelajaran SiMaYang. Variabel bebas

adalah strategi scaffolding. Variabel terikatnya adalah kemampuan self efficacy

dan penguasaan konsep siswa pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit.

Izin Penelitian

Menentukan populasi dan sampel penelitian

Mempersiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian

Validasi instrumen penelitian

Tah

ap

Pen

dah

ulu

an

Tes self

efficacy awal

Pretes

Penguasaan

Tes self

efficacy akhir

Postes

Pembahasan

Kesimpulan

Tah

ap

Per

siap

an

T

ah

ap

Ak

hir

T

ah

ap

Pen

elit

ian

Kelas Kontrol

(Pembelajaran

tanpa

menggunakan

strategi

scaffolding )

Kelas

Eksperimen

(Pembelajaran

menggunakan

strategi

scaffolding)

Analisis Data

Page 52: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

35

E. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Silabus diadopsi dari Afdila (2015).

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) model SiMaYang dan RPP model

SiMaYang dengan strategi scaffolding dimodifikasi dari Afdila (2015).

3. Lembar kerja siswa (LKS) yang menggunakan model SiMaYang pada materi

larutan elektrolit dan non-elektrolit diadopsi dari Putrizal (2015). LKS yang

menggunakan strategi scaffolding pada model SiMaYang dimodifikasi dari

Putrizal (2015) yang berjumlah 6 buah LKS yang terdiri dari 3 LKS kelompok

dan 3 LKS individu. LKS 1 mengenai daya hantar arus listrik larutan elektrolit

dan non-elektrolit, LKS 2 mengenai penyebab perbedaan kemampuan daya

hantar arus listrik larutan elektrolit dan non-elektrolit, dan LKS 3 mengenai

jenis senyawa yang dapat atau tidaknya menghantarkan arus listrik berdasarkan

jenis ikatan.

F. Instrumen Penelitian

1. Angket self efficacy diadopsi dari Sunyono (2015) yang telah divalidasi secara

teoritir (validasi ahli).

2. Tes penguasaan konsep terdiri dari soal prestes dan postes.

3. Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran SiMaYang diadopsi dari

Sunyono (2014).

4. Rubrik penilaian scaffolding dimodifikasi dari Dimyati dan Mudjiono (2004).

Page 53: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

36

G. Analisis Data

1. Analisis validitas dan reliabilitas instrumen tes penguasaan konsep

Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui dan mengukur apakah instrumen

yang digunakan telah memenuhi syarat dan layak digunakan sebagai pengumpul

data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid

dan reliabel (Arikunto, 2006).

a. Validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen tes (Arikunto, 2006). Instrumen dikatakan valid

apabila nilai koefisien korelasi (rxy) lebih besar dibandingankan dengan rtabel. Uji

validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0.

b. Reliabilitas

Untuk mengetahui seberapa besar kepercayaan instrumen penelitian maka

instrumen tersebut harus dilakukan uji reliabilitas. Suatu alat evaluasi disebut

reliabel jika alat tersebut mampu memberikan hasil yang dapat dipercaya dan

konsisten. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha

Cronbach yang kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan derajat relia-

bilitas alat evaluasi menurut Guilford (Suherman, 2003), dalam hal ini analisis

dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0. Kriteria derajat reliabilitas (r11) alat

evaluasi menurut Guilford:

0,80 < r11 ≤ 1,00; derajat reliabilitas sangat tinggi

Page 54: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

37

0,60 < r11 ≤ 0,80; derajat reliabilitas tinggi

0,40< r11≤ 0,60; derajat reliabilitas sedang

0,20< r11≤ 0,40; derajat reliabilitas rendah

0,00 < r11 ≤ 0,20; tidak reliabel

2. Analisis keterlaksanaan model pembelajaran SiMaYang

Keterlaksanaan model pembelajaran SiMaYang diukur melalui penilaian terhadap

keterlaksanaan RPP yang memuat unsur-unsur model pembelajaran yang meliputi

sintak pembelajaran, sistem sosial, dan prinsip reaksi. Analisis terhadap keter-

laksanaan RPP model pembelajaran SiMaYang, dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Menghitung jumlah skor yang diberikan oleh pengamat untuk setiap aspek

pengamatan, kemudian dihitung persentase ketercapaian dengan rumus:

% Ji =

x 100% (Sudjana, 2005)

Keterangan :

%Ji = Persentase ketercapaian dari skor ideal untuk setiap aspek pengamatan

pada pertemuan ke-i

∑Ji = Jumlah skor setiap aspek pengamatan yang diberikan oleh pengamat

pada pertemuan ke-i

N = Skor maksimal (skor ideal)

b. Menghitung rata-rata persentase ketercapaian untuk setiap aspek pengamatan

dari dua orang pengamat.

c. Menafsirkan data dengan tafsiran harga persentase ketercapaian pelaksanaan

pembelajaran (RPP) sebagaimana tertera pada tabel 3 sebagai berikut.

Page 55: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

38

Tabel 3. Kriteria tingkat keterlaksanaan (Ratumanan dalam Sunyono, 2012)

Persentase Kriteria

80,1% - 100,0%

60,1% - 80,0%

40,1% - 60,0%

20,1% - 40,0%

0,0% - 20,0%

Sangat tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat rendah

3. Analisis dimensi keterlaksanaan scaffolding

Analisis data scaffolding dilakukan dengan cara memberikan skor pada setiap

dimensi sesuai dengan indikator yang dipenuhi siswa. Dimensi beserta indikator

yang dinilai dalam rubrik penilaian scaffolding disajikan pada tabel 4 berikut:

Tabel 4. Dimensi dan Indikator Scaffolding (dimodifikasi dari Lange, 2002)

No Dimensi yang diamati

(Scaffolding) Indikator

1 Intensionalitas

a. Siswa aktif dalam kegiatan mencari informasi

b. Siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran

melalui aktivitas bertanya

2 Kesesuaian a. Siswa terbuka menerima arahan dari guru

b. Siswa berani dalam bertanya

3 Struktur

a. Siswa tahu cara mendapatkan konsep melalui

aktivitas bertanya

b. Siswa dapat mengembangkan konsep melalui

aktivitas bertanya

4 Kolaborasi

a. Siswa mampu bekerja sama

b. Siswa mengkaji informasi dan menerapkan

dalam diskusi

5 Internalisasi

a. Siswa dapat menyebutkan contoh dalam

kehidupan sehari-hari

b. Siswa dapat menjelaskan penerapan konsep

dalam kehidupan sehari-hari

Pedoman penskoran scaffolding diberikan berdasarkan kriteria :

Skor 3 bila keterampilan sangat baik (2 indikator dilaksanakan)

Skor 2 bila keterampilan baik ( 1 indikator dilaksanakan)

Skor 1 bila keterampilan buruk (indikator tidak dilaksanakan)

Page 56: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

39

Teknik presentasi skor dapat dihitung menggunakan rumus:

Keterangan:

S = nilai yang diharapkan

R = jumlah skor dari indikator scaffolding yang dilaksanakan

N = jumlah skor maksimum

Kemudian hasil perhitungan akan dikriteriakan berdasarkan presentase skor yang

dicapai. Adapun kriteria scaffolding siswa dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:

Tabel 5. Kriteria scaffolding pada proses pembelajaran

Persentase Kriteria

80,1% - 100,0%

60,1% - 80,0%

40,1% - 60,0%

20,1% - 40,0%

0,0% - 20,0%

Sangat tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat rendah

4. Analisis pengaruh strategi scaffolding pada model pembelajaran

SiMaYang

Pengaruh strategi scaffolding pada model pembelajaran SiMaYang diukur ber-

dasarkan data pretes dan postes penguasaan konsep serta data angket self efficacy

awal dan akhir siswa.

a. Analisis data self efficacy

Data yang diungkap dalam penelitian ini adalah data mengenai self efficacy.

Instrumen yang digunakan berupa angket. Angket self efficacy yang digunakan

dalam penelitian dapat dilihat dari Tabel 6 berikut ini:

Page 57: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

40

Tabel 6. Instrumen self efficacy

No. Indikator No. Pernyataan Jumlah

A Magnitude/ Tingkat kesulitan

1 Memiliki pandangan yang optimis 1(f), 14(u), 26(f) 3

2 Berminat terhadap tugas 2(u), 15(f), 27(u) 3

3 Memandang tugas sebagai tantangan

bukan sebagai beban

3(u), 16(f), 28(f) 3

4 Merencanakan penyelesaian tugas 4(f), 29(u) 2

5 Mengatasi kesulitan-kesulitan dalam

belajar

5(u), 17(u), 30(f) 3

6 Kemampuan dalam menyelesaikan

tugas

6(u), 18(f), 31(u) 3

7 Berkomitmen dalam melaksanaka tugas 7(f), 19(f), 32(u) 3

B Strength

1 Bertahan menyelesaikan soal dalam

kondisi apapun

8(u), 20(u), 33(f) 3

2 Memiliki keuletan dalam

menyelesaikan soal / ujian

9(u), 21(u), 34(f) 3

3 Yakin akan kemampuan yang dimiliki 10(f), 22(f), 35(u) 3

4 Belajar dari pengalaman 11(f), 23(u), 36(f) 3

C. Generality

1 Menyikapi situasi dan kondisi yang be-

ragam dengan cara yang baik dan

positif.

12(u), 24(f) 2

2 Memiliki cara menangani stres dengan

tepat

13(f), 25(u) 2

Jumlah 36

Berdasarkan Tabel 6, butir-butir pertanyaan disajikan dalam dua bentuk, yaitu

pernyataan positif dan pernyataan negatif. Analisis data angket self efficacy

menggunakan cara sebagai berikut:

1) Mengkode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokan jawaban

berdasarkan pertanyaan angket. Pengkodean data ini dibuat buku kode yang

merupakan suatu tabel berisi tentang substansi-substansi yang hendak diukur,

pertanyaan-pertanyaan yang menjadi alat ukur substansi tersebut serta kode

jawaban setiap pertanyaan tersebut dan rumusan jawabannya.

Page 58: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

41

2) Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk

memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban ber-

dasarkan pertanyaan angket dan banyaknya responden (pengisi angket).

3) Memberi skor jawaban responden berdasarkan tabel 7 berikut ini:

Tabel 7. Penskoran pada angket self efficacy.

No Pilihan Jawaban Skala Pemberian Skor

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

1 SL (selalu) 3 1

2 KD (kadang-kadang) 2 2

3 TP (tidak pernah) 1 3

4) Mengolah jumlah skor jawaban responden

Pengolahan jumlah skor (Ʃ S ) jawaban angket adalah sebagai berikut :

a) Skor untuk pernyataan Selalu (SL)

(1) Pernyataan positif : skor = 3 x jumlah responden

(2) Pernyataan negatif : skor = 1 x jumlah responden

b) Skor untuk pernyataan Kadang-kadang (KD)

(1) Pernyataan positif : skor = 2 x jumlah responden

(2) Pernyataan negatif : skor = 2 x jumlah responden

c) Skor untuk pernyataan Tidak Pernah (TP)

(1) Pernyataan positif : skor = 1 x jumlah responden

(2) Pernyataan negatif : skor = 3 x jumlah responden

5) Menghitung persentase jawaban angket pada setiap item dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

% Xin =

x 100% (Sudjana, 2005)

Keterangan:

%Xin = Persentase jawaban angket-i pada model pembelajaran SiMaYang

Page 59: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

42

dengan strategi scaffolding pada materi larutan elektrolit non-

elektrolit

Ʃ S = Jumlah skor jawaban

Smaks = Skor maksimum yang diharapkan

6) Menghitung rata-rata persentase angket untuk mengetahui tingkat self efficacy

pada model pembelajaran SiMaYang dengan strategi scaffolding dengan

rumus sebagai berikut:

=

(Sudjana, 2005)

Keterangan :

= Rata-rata persentase angket-i pada model pembelajaran

SiMaYang dengan strategi scaffolding pada materi larutan

elektrolit non elektrolit

= Jumlah persentase angket-i pada model pembelajaran SiMaYang

dengan strategi scaffolding

n = Jumlah butir soal

7) Menvisualisasikan data untuk memberikan informasi berupa data temuan

dengan menggunakan analisis data non statistik yaitu analisis yang dilakukan

dengan cara membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang ter-

sedia (Marzuki, 1997).

8) Menafsirkan persentase angket secara keseluruhan dengan menggunakan

tafsiran Arikunto (2008) pada tabel 8 berikut ini:

Tabel 8. Tafsiran skor (persen)

Persentase Kriteria

Page 60: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

43

Persentase Kriteria

80,1%-100% Sangat tinggi

60,1%-80% Tinggi

40,1%-60% Sedang

20,1%-40% Rendah

0,0%-20% Sangat rendah

9) Mengubah skor menjadi nilai dengan rumus sebagai berikut:

Nilai =

x 100 (Sudjana, 2005)

10) Menghitung dan mengkriteria nilai n-Gain dari nilai awal dan akhir self

efficacy dengan rumus Hake (dalam Sunyono, 2014).

b. Analisis data penguasaan konsep

Peningkatan penguasaan konsep siswa ditunjukkan melalui skor n-Gain, yaitu

selisih antara skor postes dan skor pretes, dan dihitung berdasarkan rumus berikut:

Kriterianya adalah (1) pembelajaran dengan skor n-Gain “tinggi”, jika n-Gain >

0,7 ; (2) pembelajaran dengan skor n-Gain “sedang”, jika n-Gain terletak antara

0,3 < n-Gain ≤ 0,7 ; dan (3) pembelajaran dengan skor n-Gain “rendah”, jika n-

Gain ≤ 0,3 (Hake dalam Sunyono, 2014).

5. Teknik pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji persamaan dua

rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata. Uji ini digunakan untuk mengetahui

pengaruh strategi scaffolding terhadap sampel dengan melihat gain ternormalisasi

Page 61: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

44

self efficacy dan penguasaan konsep pada materi larutan elektrolit dan non-

elektrolit yang lebih tinggi. Sebelum dilakukan uji kesamaan dua rata-rata pretes

dan uji perbedaan dua rata-rata nilai n-Gain, harus dilakukan uji prasyarat telebih

dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitas dua varians.

a. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak (Nisfianoor, 2009). Untuk uji

normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

kolmogorov-smirnov test, langkah-langkah uji normalitas sebagai berikut:

1) Hipotesis: H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

2) Memasukkan data penelitian berupa (pretes dan nilai n-Gain) self-efficacy

dan penguasaan konsep ke dalam program SPSS versi 17.0 dengan

menggunakan taraf signifikan (α) sebesar 0,05.

Kriteria uji: terima H0 jika nilai sig. dari Kolmogorov-Smirnov > 0,05 dan terima

H1 jika nilai sig. dari Kolmogorov-Smirnov < 0,05.

b. Uji homogenitas dua varians

Uji homogenitas dua varians digunakan untuk mengetahui apakah dua kelompok

sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang di-

gunakan dalam percobaan ini adalah levene statistics test, langkah-langkah uji

homogenitas sebagai berikut :

1) Hipotesis: H0 : =

= sampel mempunyai variansi yang homogen

Page 62: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

45

H1 :

= sampel mempunyai variansi yang tidak homogen

Keterangan :

= varians nilai kelompok 1

= varians nilai kelompok 2

2) Memasukkan data penelitian berupa (pretes dan nilai n-Gain) self-efficacy

dan penguasaan konsep ke dalam program SPSS versi 17.0 dengan

menggunakan tara signifikan (α) sebesar 0,05.

Kriteria uji: terima H0 jika nilai sig. dari Levene’s Test > 0,05 dan terima H1 jika

nilai sig. dari Levene’s Test < 0,05. Jika data berdistribusi normal dan homogen,

maka pengujian hipotesis menggunakan uji parametrik, yaitu menggunakan uji t

(Sudjana, 2005).

c. Uji perbedaan dua rata-rata

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah rata-rata nilai n-

Gain self efficacy dan rata-rata nilai n-Gain penguasaan konsep siswa di kelas

kontrol berbeda secara signifikan dengan rata-rata nilai n-Gain self efficacy dan

rata-rata nilai n-Gain penguasaan konsep siswa di kelas eksperimen sehingga

dapat diketahui pengaruh strategi scaffolding dalam meningkatkan self efficacy

dan penguasaan konsep siswa. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan indepent sampel t-test, langkah-langkah uji perbedaan dua

rata-rata sebagai berikut :

1) Hipotesis:

Page 63: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

46

Hipotesis 1 (self efficacy)

H0 : μ1x > μ2x : Rata-rata nilai n-Gain self efficacy siswa kelas eksperimen

lebih tinggi daripada rata-rata nilai n-Gain self efficacy siswa

kelas kontrol.

H1 : μ1x ≤ μ2x : Rata- rata nilai n-Gain self efficacy siswa kelas eksperimen

lebih rendah daripada rata-rata nilai n-Gain self efficacy siswa

kelas kontrol.

Hipotesis 2 (Penguasaan Konsep)

H0 : μ1y > μ2y : Rata-rata nilai n-Gain penguasaan konsep siswa kelas

eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata nilai n-Gain

penguasaan konsep siswa kelas kontrol.

H1 : μ1y ≤ μ2y : Rata-rata nilai n-Gain penguasaan konsep siswa kelas

eksperimen lebih rendah daripada rata-rata nilai n-Gain

penguasaan konsep siswa kelas kontrol.

Keterangan:

μ1 = Rata-rata nilai n-Gain (x,y) kelas eksperimen.

μ2 = Rata-rata nilai n-Gain (x,y) kelas kontrol.

x = Self efficacy

y = Penguasaan konsep

2) Memasukkan data penelitian berupa pretes ke dalam program SPSS versi 17.0

dengan menggunakan taraf signifikan (α) sebesar 0,05.

Kriteria uji: terima H0 jika nilai sig. (2-tailed) dari t-test for equality of means <

0,05 dan terima H1 jika nilai sig. (2-tailed) dari t-test for equality of means > 0,05.

d. Analisis ukuran pengaruh strategi scaffolding (Effect Size)

Page 64: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

47

Analisis ukuran pengaruh strategi scaffolding terhadap peningkatan self efficacy

dan penguasaan konsep siswa dalam penelitian ini menggunakan uji effect size.

Uji ini dilakukan setelah mendapatkan nilai t dari uji perbedaan dua rata-rata.

Untuk menghitung effect size strategi scaffolding dengan rumus:

(Abujahjouh, 2014)

Keterangan:

µ = effect size

t = t hitung dari uji-t

df = derajat kebebasan

Kemudian, mengkategorikan data dengan menggunakan kriteria effect size

menurut Dincer, 2015 sebagai berikut:

µ ≤ 0,15; efek diabaikan (sangat kecil)

0,15 < µ ≤ 0,40; efek kecil

0,40 < µ ≤ 0,75; efek sedang

0,75 < µ ≤ 1,10; efek besar

µ > 1, 10; efek sangat besar

Page 65: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian analisis kemampuan

self efficacy dan penguasaan konsep siswa menggunakan strategi scaffolding pada

model pembelajaran SiMaYang dapat disimpulkan bahwa :

1. Strategi scaffolding pada pembelajaran SiMaYang berpengaruh terhadap

peningkatan self efficacy siswa pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit

dengan kriteria besar.

2. Strategi scaffolding pada pembelajaran SiMaYang berpengaruh terhadap

peningkatan penguasaan konsep siswa pada materi larutan elektrolit dan non-

elektrolit dengan kriteria besar.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan bahwa :

1. Jika ingin melakukan penelitian mengenai strategi scaffolding sebaiknya

peneliti harus benar-benar sudah paham dan mempersiapkan dengan baik agar

mempermudah penerapan strategi saat penelitian.

2. Penerapan strategi scaffolding harus disertai keterampilan dalam pengelolaan

pembelajaran yang baik, seperti pengelolaan kelas, pengelolaan waktu

Page 66: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

71

pembelajaran, pengaturan diskusi kelompok yang baik agar strategi ini dapat

berlangsung dengan efektif.

3. Pelaksanaan pembelajaran dengan model SiMaYang memerlukan infrastruktur

tambahan seperti LCD projector, ketersediaan layanan internet, dan lembar

kerja siswa yang full color, agar pembelajaran berjalan dengan baik dan lebih

menarik.

4. Penerapan model pembelajaran SiMaYang dengan strategi scaffolding dapat

meningkatkan self efficacy dan penguasaan konsep siswa, khususnya pada mata

pelajaran sains yang mengedepankan mulitipel representasi. Sehingga, peneliti

merekomendasikan kepada guru-guru IPA untuk mengimplementasikan dan

mengembangkan model pembelajaran dan strategi tersebut di kelas.

Page 67: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

DAFTAR PUSTAKA

Abujahjouh, Y. M. A. 2014. The effectiveness of Blended E-Learning Forum inPlanning for Science Instruction. Journal of Turkish Science Education. 11(4): 3-16.

Afdila, D. 2015. Penerapan Model Pembelajaran SiMaYang Tipe II BerbasisMultipel Representasi Untuk Meningkatkan Efikasi Diri Dan PenguasaanKonsep Larutan Elektrolit Dan Non-Elektrolit. Skripsi. FKIP. UniversitasLampung. Bandar Lampung.

Agustina, T. 2013. Pengaruh Pemberian Bantuan (Scaffolding) Pada AktivitasBelajar Menggunakan Model Penemuan Terbimbing Terhadap Hasil BelajarFisika Siswa SMA. Skripsi. FKIP. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian. UMM Press. Malang.

Amiripour, P., Somayeh A. M., dan Ahmad S. 2012. Scaffolding as EffectiveMethod for Mathematical Learning. Indian Journal of Science andTechnology. 5 (9): 3328-3331.

Anwar, A. I. D. 2009. Hubungan Self-Efficacy dengan Kecemasan Berbicara diDepan Umum Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas SumateraUtara. Skripsi. Fakultas Psikologi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

_________. 2008. Penilaian Program Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusun Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta.

Bandura, A. 1982. Self-Efficacy Mechanism In Human Agency. AmericanPsychologist. 37 (2): 122-147.

__________.1986. Social Foundations of Thought and Action: A Social CognitiveTheory. Englewood Cliffs, Prentice. New Jersey.

__________. 1997. Self Efficacy The Exercise of Control. W.H Freeman andCompany. New York.

Page 68: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

Bloom, dan Benjamin, S. 1956. Taxonomy of Educational Objectives: TheClassification of Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain.Longmans, Green and Co. New York.

Budiningsih, C. A. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Cahyono, A. N. 2010. Vygotskian Perspective: Proses Scaffolding untukMencapai Zone of Proximal Development (ZPD) Peserta Didik dalamPembelajaran Matematika. Seminar Nasional Matematika dan PendidikanMatematika. 27 November 2010. Universitas Negeri Yogyakarta.Yogyakarta.

Casem, R. Q., dan Alicia, F. O. 2013. Scaffolding strategy in teachingmathematics: Its effects on students’ performance and attitudes.Comprehensive Journal of Educational Research. 1 (1): 9-19.

Chittleborough, G. D. 2004. The Role of Teaching Models and Chemical Re-presentations in Developing Mental Models of Chemical Phenomena.Thesis. Science and Mathematics Education Centre.

Dahar, R. W. 1989. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta.

__________. 2006. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Erlangga. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Proyek Pembinaan danPeningkatan Mutu Kependidikan, Dirjen Dikti Depdikbud. Jakarta.

Dincer, S. 2015. Effect of Computer Assisted Learning on Students’ Achievementin Turkey; A Meta-Analysis. Journal of Turkish Science Education. 12 (1):99-118.

Djamarah dan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Flavell, J. H. 1970. Concept development. In P. H. Mussen (Ed.), Carmichael'smanual of child psychology. Journal of Psychology New York Wiley. (1):983-1059.

Gasong, D. 2009. Model Pembelajaran Konstruktivistik Sebagai Alternatif Meng-atasi Masalah Pembelajaran. Jurnal Penelitian. PPs. Teknologi PendidikanUNJ. Jakarta

Harahap, D. 2011. Analisis Hubungan antara Efikasi Diri Siswa dengan HasilBelajar Kimianya. Padangsidimpuan. UMTS. 3 (1): 42-53

Herron, J. D., Luis, L., Cantu, R. W., dan Srinivasan, V. 1977. ProblemsAssociated with Concept Analysis. Journal Science Education. 61 (2): 185-199.

Page 69: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

Holton, D. dan David, C. 2013. Scaffolding and Metacognition. JurnalInternasional Pendidikan Matematka dalam Sains dan Teknologi. 37 (2):127-143.

Huevelen, V. dan Zou. X. L. 2001. Multipel Representations of Work EnergyProcesses. American Journal of Physics. 69 (2): 184-194.

Isnadini, W., Hairida, dan Rasmawan, R. 2014. Pemberian Corrective FeedbackDisertai Reward Terhadap Efikasi Diri dan Hasil Belajar Kimia di SMA.Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. UNTAN. 3 (8): 1-12.

Izzati, S. 2015. Penerapan Model Pembelajaran SiMaYang Tipe II BerbasisMultipel Representasi untuk Meningkatkan Efikasi Diri dan PenguasaanKonsep Asam Basa. Skripsi. FKIP. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Johnstone, A. H. 1982. Why is Science Difficult to Learn? Things are SeldomWhat They Seem. Journal of Computer Assisted Learning. 7 (2): 75-83.

_____________. 2000. Teaching of Chemistry – Logical or Psycological?.Chemistry Education : Research and Practice in Europe. 1 (1): 9-15.

Kartika, D., Eny, E., dan Erlina. 2010. Hubungan Antara Self-Efficacy denganKemandirian Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Kimia di SMA. JurnalPendidikan dan Pembelajaran. 2 (2): 8-15.

Klausmeier, H. J, Shaw, J., Luker, A. H., dan Reid, H. T. 1977. Guidance inTeacher Education. The Association for Student-Teaching. Cedar Falls,Iowa.

Lange, V. L. 2012. Instructional scaffolding. Retrieved on September 25, 2007.[Online]. Tersedia di http://condor.admin.ccny.cuny.edu/group4/Cano/-Cano%20paper.doc. [4 Oktober 2016].

Martiani, K. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe StrukturalThink Pair Share Dan Numbered Heads Together Terhadap Self EfficacyPeserta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi KelasX di SMA Negeri 5 Cimahi. Tesis. UPI. Bandung

Marzuki. 1997. Metodologi Riset. Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta

Mertasari, NMS. 2005. Peningkatan Penguasaan Konsep dan Hasil BelajarMahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi dalam Mata Kuliah Kalkulus Idengan Penerapan Strategi Pembelajaran Kontekstual Melalui PendekatanPemecahan Masalah. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP NegeriSingaraja. 2 (2): 27-42

Middlecamp, C., dan Kean, E. 1985. Panduan Belajar Kimia Dasar. PT.Gramedia. Jakarta.

Page 70: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

Nakhleh, M. B., dan Postek, B. 2008. Learning chemistry using multiple externalrepresentations. In Visualization: Theory and practice in science education:209-231. Springer Netherlands.

Nieveen. 1999. Prototyping to Reach Product Quality, In Alker, Jan Vander,“Design Approaches and Tools in Education and Training”. KluwerAcademic Publisher. Dordrecht.

Nisfianoor, M. 2009. Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial. SalembaHumanika. Jakarta

Panji, S., dan Haninda, B. 2015. Pembelajaran Matematika MenggunakanScaffolding Berbasis Team Assisted Individualization (TAI). SeminarNasional Matematika Dan Pendidikan Matematika. Universitas NegeriYogyakarta. Yogyakarta.

Pujiati, I. N. 2010. Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Kemandirian BelajarSiswa. Tesis. UPI. Bandung.

Schӧnborn, K. J., dan Anderson, T. R. 2009. A Model of Factors DeterminingStudents’ Ability to Interpret External Representations in Biochemistry.International Journal of Science Education. 31 (2): 193-232.

Schwoerer, C. E. dan May D. R. 1996. Age and Work Outcomes: The ModeratingEffects of Self Efficacy and Tool Design Effectiveness. Journal ofOrganizational Behavior. 17 (5): 469-487.

Silaban, B. 2014. Hubungan Antara Penguasaan Konsep Fisika dan Kreativitasdengan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada Materi Pokok ListrikStatis. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan. 20 (1): 65-75.

Skeel, D. J. 1995. Elementary Social Studies: Challenges for Tomorrow’s World.Harcourt Brace and Company. Orlando, Florida.

Sopiandi dan Murniati. 2007. Microscopic Level Misconceptions on Topic AcidBase, Salt, Buffer, and Hydrolysis : A Case Study at a State Senior HighSchool. Seminar Proceeding of The First International Seminar of ScienceEducation. 27 Oktober 2007. UPI. Bandung.

Stone, C. A. (1998). The metaphore of scaffolding: Its utility for the field oflearning disabilities. Journal of learning Disabilities. 31(4): 344-364.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta.Bandung.

Suherman, E. 2003. Evaluasi Pembelajaran Matematika. JICA UniversitasPendidikan Indonesia. Bandung.

Page 71: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

Sudjana, N. 2005. Metode Statistika. Transito. Bandung

Sunaryo. 1989. Strategi Belajar Mengajar dalam Pengajaran Ilmu PengetahuanSosial. Debdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ObjekPengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta

Sunyono. 2012. Buku Model Pembelajaran Berbasis Multiple Representasi(Model SiMaYang). Anugrah Utama Raharja. Bandar Lampung.

_______. 2013. Buku Model Pembelajaran Berbasis Multipel Representasi(Model SiMaYang). Aura Press. Bandar Lampung.

_______. 2014. Model Pembelajaran Berbasis Multipel Representasi dalamMenumbuhkan Model Mental dan Meningkatkan Penguasaan KonsepKimia Dasar Mahasiswa. Disertasi. Pascasarjana Universitas NegeriSurabaya : tidak diterbitkan.

_______. 2015. Model Pembelajaran Berbasis Multipel Representasi. MediaAkademi. Yogyakarta.

Sunyono, L., danYuanita, M. I. 2011. Model Mental Pembelajar Tahun Pertamadalam Mengenal Konsep Stoikiometri (Studi Pendahuluan pada PembelajarProgram Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Lampung). ProsidingSeminar Nasional V. 6 Juli 2011. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

Sunyono dan Yulianti D. 2014. Pengembangan Model Pembelajaran Kimia SMABerbasis Multipel Representasi dalam Menumbuhkan Model Mental danMeningkatkan Penguasaan Konsep Kimia Siswa Kelas X. LaporanPenelitian Hibah Bersaing Tahun I. Lembaga Penelitian UniversitasLampung. Bandar Lampung.

Sunyono, L., dan Yuanita, M. I. 2015. Supporting Students in Learning withMultiple Representation to Improve Student Mental Models on AtomicStructure Concepts. International Journal of Science Education. 26 (2):104-125.

Talanquer, V. 2011. Macro, Submicro, and Symbolic: The Many Faces of theChemistry "Triplet". International Journal of Science Education, 33 (2): 179-195.

Tasker, R., dan Dalton, R. 2006. Research into practice: visualisation of themolecular world using animations. Chemistry Education Research andPractice. 7 (2): 141-159.

Vigotsky, L. 1978. Mind in Society, The Developmental of Higher PsycologicalProcess. Harvard University Press. Cambridge.

Page 72: PENGARUH STRATEGI SCAFFOLDING PADA …digilib.unila.ac.id/26750/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yaitu teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel kelas X MIA 3 sebagai

Wakhidah, N. 2017. Improving Learning Outcomes of Ecological Concept UsingScaffolding Strategy on Scientific Approach. International Journal ofEducation. 9 (1): 19-29.

Winkel, WS. 1991. Psikologi Pengajaran. PT. Grafindo. Jakarta

Wood, D., Bruner, J. S., dan Ross, G. 1976. The role of tutoring in problemsolving. Journal of Child Psychology and Psychiatry and Allied Disciplines.17: 89–100.

Zimmerman, B. J., Bandura, A., dan Martinez-Pons, M. 1992. Self-motivation foracademic attainment: The role of self-efficacy beliefs and personal goalsetting. American Educational Research Journal, 29. 663–676.

Zulkosky, K. 2009. Self-Efficacy: A Concept Analysis. Nursing Forum. JournalCompilation. 44 (2): 93-102.