PENGARUH STRATEGI PROMOSI MELALUI TERHADAP MINAT BELI …eprint.stieww.ac.id/187/1/141115055 NAFISAH...
Transcript of PENGARUH STRATEGI PROMOSI MELALUI TERHADAP MINAT BELI …eprint.stieww.ac.id/187/1/141115055 NAFISAH...
PENGARUH STRATEGI PROMOSI MELALUI SOCIAL MEDIA
TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
(Studi Kasus pada Produk Pakaian Wanita Aris Grosir
di Kabupaten Bantul)
SKRIPSI
Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna
memperoleh gelar sarjana Strata-1 di Program Studi Manajemen,
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha
Oleh :
Nama : Nafisah
Nomor Mahasiswa : 141115055
Jurusan : Manajemen
Bidang Konsentrasi : Manajemen Pemasaran
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA
YOGYAKARTA
2018
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam menulis skripsi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam
referensi. Apabila kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar saya
sanggup menerima hukuman/sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku.
Yogyakarta, Maret 2018
Penulis
Nafisah
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH STRATEGI PROMOSI MELALUI SOCIAL MEDIA
TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
(Studi Kasus pada Produk Pakaian Wanita Aris Grosir
di Kabupaten Bantul)
Disusun Oleh:
Nama : Nafisah
NIM : 141115055
Jurusan : Manajemen
Bidang Konsentrasi : Manajemen Pemasaran
Yogyakarta, Maret 2018
Telah disetujui dan disahkan oleh
Dosen Pembimbing
Evi Rosalina Widyayanti, SE, MM
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
i
MOTTO
BERGERAKLAH, MAKA KAU AKAN MENJADI APA YANG KAU
INGINKAN
CINTAILAH APA YANG ANDA MILIKI DAN SADARILAH BAHWA
TIDAK SEMUA YANG ANDA CINTAI BISA ANDA MILIKI
(Dr. Muhammad Arifin Badri)
إن مع العسر یسرا(Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
a. Bapak dan Ibunda tercinta terimakasih atas doa, dukungan, dan kasih
sayang yang tak pernah usai.
b. Adikku Laili Nur Khoiriyah yang selalu memberikan bantuan dan
dukungan.
c. Keluarga besar Dolah Umar yang selalu memberikan motivasi dan
dukungan.
d. Buat teman-teman seperjuanganku jurusan Manajemen angkatan 2014
terimakasih atas dukungan dan bantuannya, sehingga penulisan skripsi ini
dapat terselesaikan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
iii
PENGARUH STRATEGI PROMOSI MELALUI SOCIAL MEDIA TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
(Studi Kasus pada Produk Pakaian Wanita Aris Grosir di Kabupaten Bantul)
Oleh: Nafisah
NIM 141115055
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh strategi promosi melalui social media terhadap minat beli konsumen pada online shop Aris Grosir di wilayah Kabupaten Bantul. Untuk menjawab tujuan penelitian tersebut, maka dilakukan penelitian dengan mengambil sebanyak 80 sampel konsumen yang berdomisili di Kabupaten Bantul. Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah metode non probability sampling yaitu pengambilan sampel dengan menentukan kriteria khusus pada konsumen di wilayah Kabupaten Bantul. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dan data diolah dengan perangkat lunak SPSS versi 17 for windows.
Berdasarkan hasil analisis ditunjukkan bahwa variabel context berpengaruh positif terhadap minat beli yaitu sebesar 0,666, variabel collaboration berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen yaitu sebesar 0,305 dan variabel connection berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen yaitu sebesar 0,267. Sedangkan variabel communication memiliki pengaruh negatif terhadap minat beli konsumen yaitu sebesar -0,004. Variabel secara simultan atau bersama-sama variabel context, communication, collaboration, dan connection berpengaruh terhadap minat beli di Aris Grosir sebesar 30,139 dengan nilai signifikansi 0,000. Variabel context, communication, collaboration, dan connection menjelaskan variabel minat beli konsumen di Aris Grosir sebesar 61,6% sedangkan sisanya sebesar 38,4% dijelaskan oleh sebab lain di luar model. Kata Kunci: Promosi, Social media, Minat Beli
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sholawat serta salam tercurahkan kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Pengaruh Strategi Promosi melalui Social Media terhadap Minat Beli
Konsumen (Studi Kasus Pada Produk Pakaian Wanita Online Shop Aris
Grosir di Kabupaten Bantul)” ini dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan
salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta.
Skripsi ini dapat tersusun dengan baik tentunya berkat bantuan dan
dukungan berbagai pihak. Pada kesempatan baik ini, secara khusus penulis
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan karunia, rezeki dan kesempatan
sehinggan penulis mampu menyelesaikan pendidikan. Semoga semua ini
menjadi jalan menuju ridho-Mu. Amin.
2. Ibu Evi Rosalina Widyayanti, SE, MM selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan, yang telah
meluangkan waktu serta penuh dedikasi telah memberikan ilmunya.
3. Bapak Drs. Muhammad Subkhan, MM selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta.
4. Ibu Dila Damayanti, SE, MM selaku Ketua Program Studi Manajemen
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
v
5. Bapak/Ibu Dosen beserta Staf Karyawan Program Studi Manajemen
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha yang telah memberikan
bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat dan berguna.
6. Teman-teman seperjuangan jurusan Manajemen angkatan 2014.
7. Pemilik Online Shop Aris Grosir dan Konsumen Aris Grosir yang telah
bersedia membantu dalam pengisian data penelitian, dan seluruh pihak
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga amal kebaikan mereka diterima Allah SWT, dan dicatat sebagai
amalan yang terbaik. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan yang dimiliki. Namun besar harapan penulis
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membacanya.
Yogyakarta, Maret 2018
Penulis
Nafisah NIM. 141115055
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN BEBAS PLAGIARISME
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN
MOTTO ........................................................................................................ i
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. ii
ABSTRAK ..................................................................................................iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 10
1.3 Batasan Masalah ........................................................................ 10
1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................... 11
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................. 13
2.2 Landasan Teori .......................................................................... 14
2.2.1 Pemasaran ....................................................................... 14
2.2.2 Manajemen Pemasaran ................................................... 15
2.2.3 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ............................... 16
2.2.4 Promosi ........................................................................... 17
2.2.5 Online Marketing ............................................................ 20
2.2.6 Social Media ................................................................... 23
2.2.7 Perilaku Konsumen ........................................................ 25
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
vii
2.2.8 Minat Beli ....................................................................... 28
2.2.9 Kerangka Berpikir .......................................................... 34
2.2.10 Paradigma Penelitian ...................................................... 36
2.2.11 Hipotesis Penelitian ........................................................ 38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel ................................................................. 39
3.2 Definisi Operasional Variabel ................................................... 40
3.3 Desain Penelitian ...................................................................... 42
3.4 Instrumen Penelitian ................................................................. 42
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 45
3.6 Alat Analisis .............................................................................. 45
3.6.1 Metode Analisis ................................................................ 45
3.6.2 Uji Instrumen Data ........................................................... 47
3.6.3 Pengujian Hipotesis .......................................................... 48
BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN DAN ANALISIS
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ................................................... 52
4.1.1 Sejarah Perusahaan ........................................................... 52
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ................................................. 53
4.1.3 Struktur Organisasi Aris Grosir ........................................ 53
4.1.4 Pemasaran Perusahaan ...................................................... 54
4.1.5 Proses Penjualan ............................................................... 55
4.1.6 Tantangan Perusahaan ...................................................... 55
4.2 Analisis dan Pembahasan .......................................................... 57
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi ................. 57
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .................... 59
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Media Online ...... 60
4.3 Uji Instrumen Penelitian ............................................................ 61
4.3.1 Uji Validitas ...................................................................... 61
4.3.2 Uji Reliabilitas .................................................................. 62
4.4 Analisis Regresi Linier Berganda .............................................. 63
4.5 Pengujian Hipotesis ................................................................... 67
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
viii
4.5.1 Pengujian Secara Parsial (Uji t) ........................................ 67
4.5.2 Pengujian Secara Simultan (Uji F) ................................... 71
4.5.3 Koefisien Determinasi (R2) .............................................. 73
4.6 Hasil Penelitian .......................................................................... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 79
5.2 Saran .......................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Instrumen Penelitian .................................................................... 42
Tabel 2. Hasil Uji Validitas Instrumen ...................................................... 62
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ................................................... 63
Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ....................................... 64
Tabel 5. Hasil Uji t ..................................................................................... 68
Tabel 6. Hasil Uji F .................................................................................... 71
Tabel 7. Hasil Uji R2 .................................................................................. 73
Tabel 8. Hasil Penelitian ............................................................................ 78
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Hasil Survey Jenis Konten Yang Sering Dikunjungi Tahun
2016 ........................................................................................ ...5
Gambar 2. Hasil Survey Konten Media Sosial Yang Sering Dikunjungi
Dan Konten Komersial Yang Sering Dikunjungi Tahun 2016..6
Gambar 3. Hasil Survey Penggunaan Perangkat pada Tahun 2016 ............ 7
Gambar 4. Akun Instagram Aris Grosir ...................................................... 8
Gambar 5. Hasil Survey Pengguna Internet Berdasarkan Pekerjaan pada
Tahun 2016 ................................................................................ 9
Gambar 6. Model Perilaku Konsumen ...................................................... 27
Gambar 7. Tahap – tahap Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan
Pembelian Konsumen .............................................................. 29
Gambar 8. Kerangka Berfikir ................................................................... 34
Gambar 9. Paradigma Penelitian .............................................................. 37
Gambar 10. Struktur Organisasi Aris Grosir.............................................. 53
Gambar 11. Proses Penjualan Online shop Aris Grosir ............................. 55
Gambar 12. Jumlah Responden Berdasarkan Profesi ................................ 58
Gambar 13. Jumlah Responden Berdasarkan Usia .................................... 59
Gambar 14. Jumlah Responden Berdasarkan Media Online ..................... 60
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian .............................................................. 82
Lampiran 2. Data Validitas dan Reliabilitas .............................................. 87
Lampiran 3. Data Penelitian ....................................................................... 89
Lampiran 4. Hasil Uji Validitas ................................................................. 92
Lampiran 5. Hasil Uji Reliabilitas ............................................................. 95
Lampiran 6. Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda .......................... 96
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring berjalannya waktu kemajuan teknologi berkembang semakin pesat
dan sangat canggih. Saat ini penggunaan internet sudah tidak asing lagi untuk
memasarkan produk ataupun jasa. Suatu bisnis yang mempergunakan perangkat
elektronik via internet untuk setiap transaksi bisnis yang dilakukan disebut E-
Business (Fahmi, 2016:133). Transaksi bisnis tersebut mencakup banyak bidang
yang bisa dilakukan seperti transfer keuangan, pembelian dan penjualan barang,
promosi, pertukaran data secara elektronik (electronic data interchange / EDI),
pengiriman informasi kesepakatan kerjasama bisnis, dan sebagainya. Dimana
semua itu mempergunakan jalur internet dan berbagai jalur komputer lainnya.
Melihat perkembangan saat ini, internet merupakan kebutuhan pokok bagi
masyarakat luas. Bukan lagi barang mewah, internet sekarang sudah mudah
didapat atau diakses. Berbagai pekerjaan ataupun kebutuhan dapat dengan mudah
diselesaikan melalui internet. Layanan–layanan yang ada di internet memang
sangat membantu, terlebih lagi tidak hanya satu jenis layanan, di internet banyak
layanan yang siap membantu kebutuhan netizen. Macam – macam layanan ini
dapat digambarkan dengan model pemasaran via internet. Pemasaran internet
dikaitkan dengan beberapa model bisnis (Hermawan, 2012: 211):
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
2
a. E-Commerce
E-Commerce adalah model bisnis dimana produk dijual langsung ke
konsumen (B2C) atau kepada bisnis lainnya (B2B). Berikut beberapa
jenisnya:
Perusahaan berbasis website
Sebuah organisasi (perusahaan) yang memang mendesain web dengan
tujuan utama memasarkan produk sehingga menghasilkan nilai tambah
dengan memperoleh penjualan dari situs Webnya. Amazon.com,
tokopedia.com aquairscape.com, kokontozai.co.uk, blibli.com merupakan
contoh pelaku bisnis yang orientasinya memasarkan produk dengan
mendesain web.
Afiliasi pemasaran
Adalah proses dimana suatu produk atau layanan yang dikembangkan
dalam satu kesatuan (bisnis e-commerce, orang per orang, atau
kombinasi) yang dijual oleh penjual aktif lainnya dengan pembagian
keuntungan. Entitas produk dapat memberikan beberapa materi
pemasaran (surat penjualan, link afiliasi, fasilitas percakapan). Namun
sebagian besar hubungan pemasaran afiliasi berasal dari bisnis e-
commerce yang menawarkan program afiliasi, misalnya tokopedia.com,
blibli.com, bekas.com dan sebagainya.
b. Pemasaran Internet Lokal
Proses dimana suatu perusahaan kecil menggunakan internet untuk mencari
dan membina hubungan, yang akan digunakan untuk keuntungan di dunia
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
3
nyata. Pemasaran internet lokal menggunakan perangkat seperti pemasaran
media sosial, listing direktori lokal, dan target penjualan promosi online.
(Rayner, 2010)
c. Pendekatan Orang Per Orang (One – One Approach)
Merupakan pendekatan yang independen yang memang berasal dari pencari
dan pengguna (user) dengan tujuan untuk menemukan produk atau data lain
yang diperlukan pengguna. Pengguna yang ditargetkan biasanya mem-
browsing internet untuk mencari sesuatu (produk/penawaran tertentu atau hal
lainnya) sehingga pesan pemasaran dapat mencapai secara langsung.
E-Business merupakan sisi pemasaran dari e-commerce. E-commerce
merujuk pada penggunaan internet dan web untuk melakukan transaksi bisnis. E-
commerce adalah lingkungan digital yang memungkinkan transaksi komersial
yang terjadi antara banyak organisasi dan individu. Pada umumnya, e-commerce
berarti transaksi yang terjadi dalam internet dan web. (Kenneth, 2008: 48).
Dengan adanya internet pelaku usaha dapat dengan mudah memasarkan
produknya dengan menggunakan sosial media. Selain itu berpromosi dengan
menggunakan sosial media dapat meningkatkan penjualan secara luas dan tidak
memerlukan biaya promosi yang mahal. Dengan adanya sosial media, konsumen
akan merasa lebih mudah untuk mendapatkan informasi mengenai produk yang
mereka inginkan dan tidak perlu bertatap muka secara langsung. Dengan
menggunakan gadget, mereka dapat membeli produk atau jasa sesuai keinginan.
Market pada sosial media memiliki karakteristik adalah orang-orang yang sudah
dikenal sehingga akan memudahkan proses penawaran.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4
Sosial media memberikan banyak kemudahan dalam kegiatan pemasaran,
tidak heran jika saat ini banyak akun sosial media yang digunakan untuk
berbisnis. Dengan kemudahan itulah yang membuat sosial media menjadi pasar
yang telah dikenal banyak orang. Salah satu sosial media yang sangat populer saat
ini adalah instagram. Di Indonesia sendiri pengguna instagram berjumlah 19,9
juta jiwa atau sekitar 15% dari banyaknya penduduk di Indonesia (Survey APJII
tahun 2016). Salah satu faktor yang mendorong seseorang memiliki akun sosial
media ialah kemudahan dalam membuat akun sosial media itu sendiri.
Hasil survey dari situs https://apjii.or.id menunjukkan bahwa jenis konten
internet yang sering diakses pada tahun 2016, media sosial menduduki posisi
pertama, kemudian disusul konten hiburan, berita, pendidikan, komersial, dan
terakhir layanan publik. Hal tersebut ditunjukkan pada Gambar 1 bahwa
pengakses media sosial di Indonesia sebanyak 129,2 juta jiwa (97,4%). Dengan
banyaknya pengakses media sosial, yang paling sering diakses mengenai konten
komersial yaitu online shop. Hal tersebut ditunjukkan pada Gambar 2 konten
komersial yang sering dikunjungi adalah online shop menduduki posisi pertama,
kemudian disusul konten bisnis personal, dan yang terakhir konten lainnya.
Salah satu konten media sosial yang sering dikunjungi ialah Instagram.
Instagram sendiri menduduki posisi kedua setelah facebook, hal itu dapat
disimpulkan bahwa kebanyakan masyarakat Indonesia sering mengakses media
sosial. Selain untuk mengekspresikan diri atau eksis di dunia maya, media sosial
ini mempunyai manfaat yang sangat banyak salah satunya yaitu untuk berbisnis
lewat internet atau istilah sekarang yaitu online shop yang sangat praktis untuk
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
5
dilakukan. Dengan menggunakan Instagram pelaku bisnis dapat menyebarkan
pesan atau informasi yang mereka miliki dengan cepat kepada khalayak. Tidak
sampai berjam – jam bahkan berhari – hari, informasi tersebut dapat tersebar
secara luas dalam hitungan detik. Hal ini menjadi peluang yang sangat baik bagi
pihak pelaku bisnis. Mereka dapat mempromosikan barang atau jasa mereka
dengan mudah dan cepat menggunakan media sosial tersebut.
Gambar 1.
Hasil survey jenis konten yang sering dikunjungi tahun 2016
Sumber : http://apjii.or.id
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
6
Gambar 2.
Hasil survey konten media sosial yang sering dikunjungi dan konten
komersial yang sering dikunjungi tahun 2016
Sumber : http://apjii.or.id
Menurut hasil survey dari APJII (Asosoasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia) pada tahun 2016 pengakses internet dengan menggunakan perangkat
mobile atau smartphone dan komputer kini berjumlah 67,2 juta jiwa, kemudian
dengan menggunakan perangkat mobile sebesar 63,1 juta jiwa, dan terakhir
menggunakan perangkat komputer sebesar 2,2 juta jiwa. Hasil ini dapat dilihat
pada Gambar 3.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
7
Gambar 3.
Hasil survey penggunaan perangkat pada tahun 2016
Sumber : http://apjji.or.id
Melihat banyaknya pengakses media sosial di Indonesia melalui
smartphone, hal ini menjadi peluang bisnis yang baik bagi pelaku bisnis online
yang sedang mempromosikan produknya, pelaku bisnis dapat menggunakan
instagram sebagai lahan bisnis yang cukup subur, salah satunya dalam bidang
fashion. Fashion merupakan hal yang sangat diperhatikan khususnya bagi kaum
hawa. Mereka akan selalu update tentang model fashion khususnya baju yang
sekarang sedang menjadi trend. Hal tersebut menjadi peluang yang sangat baik
bagi pelaku usaha khususnya usaha yang bergerak di bidang fashion. Jika dibahas
fashion ini tidak akan ada habisnya, karena disetiap tahun model – model baju
akan terus berkembang dan berbeda – beda di setiap tahunnya.
Salah satu peusahaan yang sekarang sedang menggeluti bidang fashion
adalah Aris Grosir. Aris Grosir menjual produknya melalui akun Instagramnya.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
8
Para konsumen umumnya mengetahui produk Aris Grosir melalui info di akun
Instagram atau dari foto-foto produknya di Instagram. Aris Grosir saat ini telah
diketahui oleh banyak orang, karena followers Aris Grosir sendiri sudah mencapai
7.680 followers, hal tersebut ditunjukkan pada Gambar 4. Dengan jumlah
followers yang begitu banyak, maka informasi yang disampaikan akan diketahui
oleh followers maupun pengguna instagram yang lain, tentunya dengan cepat dan
mudah.
Gambar 4.
Akun Instagram Aris Grosir
Melihat gaya hidup masyarakat yang sekarang ini cenderung lebih
memanfaatkan perangkat pintar mereka dengan sebutan smartphone atau
komputer untuk mengakses internet dengan mudah, maka hal ini menjadi peluang
bagi Aris Grosir sendiri untuk memanfaatkan kondisi yang ada sekarang. Dimana
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
9
banyak usia – usia produktif yang menggunakan internet itu sendiri, usia antara
15-22 tahun. Hal tersebut dapat ditunjukkan pada Gambar 5, bahwa pekerjaan
mahasiswa menduduki posisi pertama yaitu sebesar 89,7%, dilanjutkan pelajar
69,8%, pekerja 58,4% , ibu rumah tangga 25,3% dan yang terakhir lainnya 6,7%.
Gambar 5.
Hasil survey pengguna internet berdasarkan pekerjaan pada tahun 2016
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti terdorong dan berminat
untuk meneliti dan menganalisa sejauh mana tingkat minat beli konsumen pada
saat melihat gambar maupun video yang ada di Instagram, dengan mengambil
judul “PENGARUH STRATEGI PROMOSI MELALUI SOCIAL MEDIA
TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN” (Studi kasus pada konsumen Produk
Pakaian Wanita Aris Grosir di Kabupaten Bantul).
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
10
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah yang
dapat disimpulkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
Bagaimana pengaruh strategi promosi melalui social media terhadap minat beli
konsumen produk pakaian wanita pada online shop Aris Grosir di Kabupaten
Bantul?
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas didapat batasan masalah yang akan diteliti
lebih lanjut. Hal ini dimaksudkan agar penelitian lebih terfokus pada subyek yang
memang menjadi pokok permasalahan. Batasan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Obyek penelitian pada online shop Aris Grosir
a. Alamat : Sewon Rt 06 Timbulharjo Sewon Bantul DIY 55186
b. Waktu : Oktober 2017 – Januari 2018
2. Dalam penelitian ini terdapat dua sumber data yang digunakan, yaitu:
a. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan
menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data secara langsung
pada subyek sebagai sumber informasi untuk data yang dicari (Wiyono,
2011:131)
b. Data Sekunder
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
11
Data yang diperoleh lewat pihak lain, dan tidak langsung
didapatkan oleh peneliti dari subyek penelitiannya. Data sekunder
biasanya berwujud dokumentasi atau data laporan yang sudah tersedia
(Wiyono, 2011:131).
3. Sampel penelitian untuk dijadikan responden sebanyak 80 orang, dengan
kriteria :
a) Responden yang berdomisili dan bertempat tinggal di Kabupaten Bantul,
b) Responden berjenis kelamin perempuan,
c) Respunden yang berumur ≥ 16 tahun
d) Responden yang berminat untuk membeli produk di online shop Aris
Grosir maksimal kurun waktu 6 (enam) bulan ke depan
4. Variabel yang diteliti adalah variabel independen yaitu strategi promosi
melalui social media yang terdiri dari empat C (Context, Communication,
Collaboration, Connection) dan variabel dependen yaitu minat beli
konsumen.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh strategi promosi social media terhadap minat beli
konsumen produk pakaian wanita pada online shop Aris Grosir di Kabupaten
Bantul.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
12
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a) Akademisi
Penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan tambahan
pengetahuan dibidang Manajemen Pemasaran, khususnya
yang berhubungan dengan minat beli konsumen. Diharapkan pula dapat
menjadi referensi dan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan studi mengenai pemasaran dan dapat digunakan sebagai
acuan dalam penelitian selanjutnya mengenai tema yang sama.
b) Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan
atau informasi bagi pengelola online shop Aris Grosir untuk
mengetahui efektivitas promosi melalui social media terhadap minat
beli konsumen. Selain itu, hasil penelitian dapat digunakan untuk
melihat karakteristik konsumen berdasarkan sampel yang diambil yaitu
konsumen online shop Aris Grosir di Kabupaten Bantul. Hal tersebut
dapat digunakan sebagai rujukan untuk menerapkan strategi pemasaran
yang efektif pada masa sekarang dan masa yang akan datang.
c) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan informasi
bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian di bidang
pemasaran terkait dengan minat beli konsumen dengan menggunakan
strategi promosi melalui sosial media dalam sistem pemasaran.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
1. Giri Maulana Arief, Heppy Millianyani (2015) yang meneliti mengenai
“Pengaruh Social Media Marketing Melalui Instagram Terhadap Minat Beli
Konsumen Sugar Tribe”. Hasil penelitian menunjukkan besarnya pengaruh
faktor-faktor dalam penggunaan social media sebagai alat promosi yaitu
terdiri dari variabel Context, Communication, Collaboration, Connection
terhadap minat beli konsumen Sugar Tribe adalah 56%. Promosi melalui
social media ini mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
minat beli konsumen Sugar Tribe. Hal ini ditunjukkan dengan nilai uji Fhitung
> Ftabel (120,956 > 2,395368) dan menggunakan tingkat keyakinan sebesar
95%, = 5%.
2. Dewi Kurniawati, Nugraha Arifin (2015) yang meneliti mengenai “Strategi
Komunikasi Pemasaran Brodo Footwear di Instagram dan Minat Beli
Mahasiswa Universitas Sumatra Utara”. Uji hipotesis dari penelitian ini
menggunakan koefisien Spearman atau rho, yang diperoleh adalah 0,340.
Menurut tabel interpretasi Koefisien Korelasi, berdasarkan skala Guilford
angka 0,340, berada pada skala 0,30-0,49. Hal ini menunjukkan hubungan
rendah tapi pasti. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa terdapat
hubungan yang rendah antara strategi komunikasi pemasaran melalui
(variabel x) dan minat beli (variabel y).
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
14
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pemasaran
Pemasaran adalah proses mengidentifikasikan, menciptakan, dan
mengkomunikasikan nilai, serta memelihara hubungan yang memuaskan
pelanggan untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan. (Hasan, 2013:4)
Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (2008:5) Pemasaran merupakan salah
satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam
usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan
mendapatkan laba.
Pemasaran berarti menata-olah (managing) pasar untuk menghasilkan
pertukaran dengan tujuan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Jadi,
kita kembali pada definisi pemasaran sebagai suatu proses tempat individu dan
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptkan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan orang lain. Proses
pertukaran mencakup pekerjaan. Penjual harus mencari pembeli, mengenali
kebutuhan mereka, merancang produk dan jasa dengan baik, menetapkan harga,
mempromosikannya, dan menyimpan serta mengirimkannya. Aktivitas seperti
pengembangan produk, riset, komunikasi, distribusi, penetapan harga, dan
pelayanan merupakan aktivitas inti pemasaran.
Pemasaran bukan hanya sekedar berakhir dengan kegiatan penjualan,
kegiatan-kegiatan dalam pemasaran berhubungan satu sama lain. Kegiatan
pemasaran dimulai jauh sebelum kegiatan produksi dan tidak hanya beraakhir
dengan penjualan. Apabila pemasar menginginkan produknya laku di pasaran dan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
15
bertahan bahkan berkembang, maka pemasar harus memikirkan produk apa yang
sekiranya sesuai dengan kebutuhan konsumen. Setelah produk tersebut diproduksi
kemudian pemasar memikirkan bagaimana cara mengkomunikasikan produk
tersebut agar mendapatkan perhatian dari konsumen dan diminati banyak
konsumen. Produk yang telah dibeli konsumen tidak lantas membuat pemasar
berhenti memikirkan kegiatan selanjutnya, pemasar harus bisa memastikan
konsumen merasa puas akan produk yang dijual dan melakukan pembelian ulang.
2.2.2 Manajemen Pemasaran
Definisi manajemen pemasaran adalah sebagai berikut: Proses pemasaran
dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan,
barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan
individu dan organisasi. (Kotler, 1997:5). Manajemen Pemasaran terjadi ketika
setidaknya satu pihak dalam sebuah pertukaran potensial berfikir tentang cara-cara
untuk mencapai respon yang diinginkan pihak lain. Manajemen pemasaran
sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran untuk menumbuhkan dan memahami
pelanggan. Pengertian Manajemen Pemasaran menurut Kotler dan Keller (2012:5)
adalah Manajemen Pemasaran adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran
dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan
menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang
unggul.
Dari definisi di atas jelas bahwa manajemen pemasaran itu adalah sebuah
proses yang melibatkan analisis perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
16
Manajemen pemasaran mempunyai tugas untuk mempengaruhi tingkat jangkauan
waktu dan komunikasi permintaan dalam suatu cara sehingga membantu
organisasi-organisasi untuk mencapai sasarannya.
2.2.3 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran atau marketing mix merupakan peranan penting dalam
pemasaran yang dapat memberikan informasi kepada konsumen untuk membeli
produk atau jasa yang ditawarkan. Bauran pemasaran juga menentukan
keberhasilan perusahaan dalam memaksimalkan keuntungan. Berikut adalah
pengertian bauran pemasaran menurut para ahli:
Menurut Philip Kotler (2012:101) menyatakan bahwa marketing mix
merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus
menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Sedangkan menurut
Dharmesta dan Irawan (2003:78) bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat
variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan,
yakni: produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah
alat-alat pemasaran yang terdiri dari sekelompok elemen-elemen (product, price,
place, and promotion) yang dapat dikendalikan dan saling berkaitan satu sama
lainnya yang merupakan inti dari sistem pemasaran.
Konsep bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller (2012:25) terdiri dari
4P yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
17
(promosi). Adapun pengertian dari masing-masing bauran pemasaran adalah
sebagai berikut:
1. Product (Produk)
Suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, agar
produk yang dijual mau dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat
memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan dari konsumen.
2. Price (Harga)
Sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki
atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli
dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk
satu harga yang sama terhadap semua pembeli.
3. Place (Tempat)
Tempat diasosiasikan sebagai saluran distribusi yang ditujukan untuk
mencapai target konsumen. Sistem distribusi ini mencakup lokasi,
transportasi, pergudangan dan sebagainya.
4. Promotion (Promosi)
Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan
membujuk pelanggan untuk membelinya.
2.2.4 Promosi
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan program
pemasaran. Betapapun berkualitasnya sebuah produk, bila konsumen
belum pernah mendengarnya atau tidak yakin bahwa produk itu akan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
18
berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan tertarik membelinya. Pada
hakikatnya, promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran, yang
dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang
berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produk agar bersedia
menerima, membeli, dan loyal pada produk tersebut yang ditawarkan
perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono, 2008:219).
1. Bauran Promosi
Untuk mengkomunikasikan tentang produk atau jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan, maka terdapat sebuah kegiatan yang paling menguntungkan
bagi sebuah perusahaan yaitu dengan menggunakan bauran promosi atau
promotion mix.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008) dalam Apri (2015:330) bauran
promosi adalah paduan spesifik periklanan, promosi penjualan, hubungan
masyarakat, penjualan personal dan sarana pemasaran langsung yang
digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan secara
persuasif dan membangun hubungan pelanggan.
Menurut Kotler dan Keller (2012) dalam Apri (2015:330) Bauran promosi
terdiri dari :
a. Periklanan (Advertising)
Iklan menurut Kotler & Keller (2012:526) adalah segala bentuk
presentasi non pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh
sponsor tertentu yang harus dibayar. Iklan dapat merupakan cara yang
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
19
berbiaya efektif guna menyebarkan pesan, apakah untuk membangun
preferensi merek atau untuk mendidik konsumen. Sedangkan menurut
Kotler & Armstrong (2008:150) advertising atau periklanan adalah
semua bentuk terbayar presentasi non pribadi dan promosi ide, barang,
atau jasa dengan sponsor tertentu.
b. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Menurut Kotler & Armstrong (2008:204) yang dimaksud dengan
promosi penjualan atau sales promotion adalah insentif jangka pendek
untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa.
c. Penjualan Tatap Muka (Pesonal Selling)
Menurut Kotler & Armstrong (2001:200) personal selling adalah
seseorang yang bekerja untuk suatu perusahaan dengan melakukan
salah satu (atau lebih) dari berbagai aktivitas berikut ini: memprospek,
berkomunikasi, melayani dan mengumpulkan informasi. Sedangkan
menurut Kotler & Armstrong (2008:182) personal selling adalah
presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan untuk tujuan
menghasilkan penjualan dan membangun hubungan pelanggan.
d. Publisitas (Publicity)
Menurut Kotler & Keller (2012:549), publisitas atau hubungan
masyarakat meliputi berbagai program yang dirancang untuk
mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing-
masing produknya.
e. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
20
Menurut Kotler & Keller (2012: 557) pemasaran langsung (direct
marketing) adalah penggunaan saluran-saluran langsung-konsumen
untuk menjangkau dan menyerahkan barang dan jasa kepada
pelanggan tanpa menggunakan perantara pemasaran. Saluran-saluran
tersebut adalah mencakup surat langsung (direct mail), catalog, dan
telemarketing. Sedangkan menurut Kotler & Armstrong (2008:221)
pemasaran langsung adalah hubungan langsung dengan konsumen
individual yang ditargetkan secara hati-hati untuk meraih respons
segera dan mencapai hubungan pelanggan yang abadi.
2.2.5 Online Marketing
Pemasaran online (online marketing) dilakukan melalui sistem
komputer online, yang menghubungkan pelanggan dengan penjual secara
elektronik (Kotler & Armstrong, 2001:256). Sedangkan menurut
Hermawan (2012:206) Pemasaran online adalah pemasaran dari produk
atau jasa melalui internet.
Pemasaran internet dilakukan seorang pemasar untuk menawarkan
produk atau jasanya kepada konsumen dengan menggunakan koneksi
internet. Untuk melakukan pemasaran melalui online seorang pemasar
dituntut adanya penguasaan aspek kreatif dan aspek teknis internet secara
bersama-sama, termasuk: desain, pengembangan, periklanan, dan
penjualan. Seorang pemasar mempunyai tugas utama membuat orang lain
(calon pembeli) mengetahui produk-produk yang ditawarkan dengan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
21
segala upaya pendekatan melalui teknik-teknik pemasaran. Namun seorang
pemasar melalui internet tidak cukup hanya mengetahui kiat-kiat
pemasaran konvensional, ia juga harus memahami dan mendalami
karakteristik internet sebagai media yang akan membantunya dalam
pemasaran. Dengan internet pemasaran produk dapat lebih terbantu,
karena internet memungkinkan proses pemasaran yang lebih efektif,
respons yang lebih cepat dan biaya yang lebih murah. Terdapat beberapa
saluran pemasaran online yaitu terdiri dari (Kotler & Armstrong,
2001:263):
a. Menciptakan Etalase-toko Elektronik
Dalam membuka etalase-toko elektronik, perusahaan memiliki dua
pilihan: Perusahaan dapat membeli ruang pada jasa online komersial
atau perusahaan membuka situs Web-nya sendiri. Membeli tempat
pada jasa online komersial melibatkan penyewaan ruang simpan pada
komputer jasa online atau membuat link dari komputer perusahaan
dengan mal belanja jasa online.
b. Menempatkan Iklan Online
Perusahaan dapat menempatkan iklan online dalam salah satu dari tiga
cara ini: Pertama, mereka dapat menempatkan iklan mini dalam
bagian khusus yang ditawarkan oleh jasa online komersial. Iklan mini
ini dibuat daftarnya menurut urutan kapan iklan itu datang, dengan
yang datang terakhir berada di atas daftar itu. Kedua, iklan itu dapat
ditempatkan dalam kelompok berita internet tertentu yang dibuat
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
22
untuk keperluan komersial. Terakhir, perusahaan tersebut dapat
membeli iklan online (online ads) yang muncul sewaktu
pelanggannya menjelajahi jasa online atau situs Web. Iklan demikian
mencakup iklan spanduk, jendela-muncul, “ticker” (spanduk yang
bergerak di layar) dan “road block” (iklan layar penuh yang harus
dilewati oleh pengguna sebelum beralih ke layar lain yang ingin
mereka lihat).
c. Berperan serta dalam Forum, Newsgroup, dan Komunitas Web
Perusahaan dapat menetapkan untuk berperan serta dalam atau
mensponsori forum, newsgroup, dan papan buletin internet yang
diminati oleh kelompok minat khusus tertentu. Kegiatan demikian
dapat diorganisasikan untuk keperluan komersial atau bukan
komersial. Forum merupakan kelompok diskusi yang terletak pada
jasa online komersial. Suatu forum dapat mengoperasikan
perpustakaan, “chat room” umtuk pertukaran pesan seketika, dan
bahkan direktori iklan mini. Newsgroup merupakan versi internet
forum. Akan tetapi, kelompok demikian terbatas pada orang yang
menulis dan membaca pesan tentang topik tertentu, dan bukan
mengelola perpustakaan atau melakukan konferensi. Pengguna
internet dapat berpartisipasi dalam newsgroup tanpa harus
berlangganan. Kepopuleran forum dan newsgroup telah menghasilkan
situs yang disponsori secara komersial yang disebut komunitas web.
Situs demikian memungkinkan anggotanya dapat berkumpul secara
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
23
online dan saling tukar pandangan tentang masalah-masalah yang
diminati bersama.
d. Menggunakan E-Mail dan Webcasting
Perusahaan dapat mendorong prospek dan pelanggan untuk mengirim
pertanyaan, saran, dan bahkan keluhan ke perusahaan melalui e-mail.
2.2.6 Social Media
Pengertian Social Media
Social media menurut Dailey (2009) adalah konten online yang
dibuat menggunakan teknologi penerbitan yang sangat mudah diakses
dan terukur. Paling penting dari teknologi ini adalah terjadinya
pergeseran cara mengetahui orang membaca dan berbagi berita serta
mencari informasi dan konten. Sedangkan menurut Tjiptono (2015:395)
media sosial adalah teknologi berbasis internet yang memfasilitasi
percakapan. Media sosial memiliki dua peran promotional yang saling
terkait :
1. Media sosial memungkinkan perusahaan untuk berkomunikasi
dengan pelanggan.
2. Media sosial dapat dimanfaatkan oleh pelanggan untuk
berkomunikasi dengan sesama pelanggan.
Menurut Chris Heuer terdapat empat C dalam menggunakan social media
(Solis, 2010), yaitu:
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
24
1. Context: Cara atau bentuk kita menyampaikan pesan kepada khalayak
dengan format tertentu. Berfokus pada grafik, warna, dan perancangan
fitur yang menarik.
2. Communication: Praktik dalam menyampaikan atau membagikan
(sharing) dan juga mendengarkan, merespon, dan mengembangkan pesan
kepada khalayak.
3. Collaboration: Bekerja bersama – sama antara pemberi dan penerima
pesan agar pesan yang disampaikan lebih efektif dan efisien.
4. Connection: Hubungan yang terjalin dan terbina berkelanjutan antara
pemberi dan penerima pesan.
Social media merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang ingin
berbagi informasi dan tempat untuk mencari teman baru serta berinteraksi
dengan teman lainnya secara online. Sosial media yang menduduki
peringkat kedua setelah facebook ialah Instagram.
Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial berkantor pusat di Menlo
Park, California, Amerika Serikat yang diluncurkan pada bulan Februari
2004. Hingga September 2012, Facebook memiliki lebih dari satu miliar
pengguna aktif, lebih dari separuhnya menggunakan telepon genggam.
Pengguna harus mendaftar sebelum dapat menggunakan situs ini. Setelah
itu, pengguna dapat membuat profil pribadi, menambahkan pengguna lain
sebagai teman, dan bertukar pesan, termasuk pemberitahuan otomatis
ketika mereka memperbarui profilnya. Selain itu, pengguna dapat
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
25
bergabung dengan grup pengguna dengan ketertarikan yang sama,
diurutkan berdasarkan tempat kerja, sekolah atau perguruan tinggi, atau
ciri khas lainnya, dan mengelompokkan teman-teman mereka ke dalam
daftar seperti "Rekan Kerja" atau "Teman Dekat".
Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto dan video yang
memungkinkan pengguna mengambil foto, mengambil video, menerapkan
filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial,
termasuk milik Instagram sendiri. Satu fitur yang unik di Instagram adalah
memotong foto menjadi bentuk persegi, sehingga terlihat seperti hasil
kamera Kodak Instamatic dan polaroid.
Salah satu faktor mengapa sangat banyak masyarakat yang menggunakan
social media sebagai suatu alat komunikasi dengan dunia luar adalah
kemudahan untuk membuat sebuah account di social media. Tidak
terkecuali perusahaan yang melihat peluang yang sangat baik dan
menggunakan social media sebagai alat promosi serta media menyebarkan
informasi.
2.2.7 Perilaku Konsumen
a) Pengertian Perilaku Konsumen
Dalam memahami perilaku konsumen apa saja yang harus dipahami?
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1995) dalam Suryani (2008:4)
pemahaman terhadap perilaku konsumen mencakup pemahaman terhadap
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
26
tindakan yang langsung yang dilakukan konsumen dalam mendapatkan,
mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan
yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.
Merujuk pada pendapat Hawkins, Best, dan Coney (2007: 6) dalam
Suryani (2008: 6) perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana
individu, kelompok dan organisasi dan proses yang dilakukan untuk memilih,
mengamankan, menggunakan dan menghentikan produk, jasa, pengalaman atau
ide untuk memuaskan kebutuhannya dan dampaknya terhadap konsumen dan
masyarakat. Hal yang hampir sama diungkapkan oleh Schiffman dan Kanuk
(2008:8) bahwa perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen
dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk
yang diharapkan akan memuaskan kebutuhan hidupnya. Sedangkan menurut
Kotler dan Keller (2009:166) Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana
individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan
bagaimana barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan mereka.
b) Model Perilaku Konsumen
Dalam usaha memahami perilaku konsumen ini ada beberapa model
yang dapat digunakan sebagai acuan. Kotler dan Armstrong (2006: 129)
mengemukakan model perilaku konsumen seperti ditunjukkan pada gambar
berikut:
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
27
Gambar 6.
Model Perilaku Konsumen
(Sumber: Kotler dan Armstrong, 2006:129)
Model tersebut menunjukkan bahwa stimuli dari luar akan masuk ke dalam
kotak hitam pembeli dan menghasilkan respon tertentu pada konsumen. Stimuli
dari luar terdiri atas dua macam yaitu stimuli pemasaran dan stimuli lain – lain.
Stimuli pemasaran meliputi empat unsur bauran pemasaran yaitu: produk, harga,
distribusi dan promosi. Sedangkan stimuli lain terdiri atas keadaan ekonomi,
teknologi, politik, dan kebudayaan. Yang harus dipahami adalah apa yang terjadi
didalam kotak hitam pembeli yang merupakan mediator antara rangsangan dan
respon. Kotak hitam pembeli ini terdiri atas dua komponen, bagian pertama
adalah karakteristik pembeli yang meliputi faktor budaya, sosial, personal dan
Buyer’s Blackbox
Buyer’s
Characteristic
Buyer’s Decision
Process
Marketing Stimuli
-Product
-Price
-Place
-Promotion
Other Stimuli
-Economic
-Technological
-Political
-Cultural
Buyer’s Decisions
-Product choice
-Brand
-Dealer
-Purchase timing
-Purchase amount
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
28
psychological yang mempunyai pengaruh utama bagaimana seorang pembeli
bereaksi terhadap rangsangan tersebut dan bagian kedua adalah proses yang
mempengaruhi hasil keputusan. Proses pengambilan keputusan meliputi aktivitas
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi, pengambilan keputusan dan
perilaku setelah pembelian.
Ada dua faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang
selanjutnya akan menentukan respon konsumen. Pertama adalah konsumen itu
sendiri. Ada dua unsur dari konsumen itu sendiri yang berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan yaitu pikiran konsumen yang meliputi kebutuhan atau
motivasi, persepsi, sikap, dan karakteristik konsumen yang meliputi demografi,
gaya hidup dan kepribadian konsumen. Faktor kedua adalah pengaruh lingkungan
yang terdiri atas nilai budaya, pengaruh sub dan lintas budaya, kelas sosial, face to
face group, dan situasi lain yang menentukan.
2.2.8 Minat Beli
Dalam suatu promosi yang dilakukan oleh perusahaan, apakah usaha
promosi tersebut sudah optimal atau belum dapat terlihat dari perilaku konsumen
dengan keinginan untuk mencari informasi mengenai produk yang ditawarkan.
Minat beli adalah konsumen terdorong untuk mencari informasi mengenai inovasi
(Kotler, 2002:207). Minat beli tidak dapat dipisahkan dari teori keputusan
pembelian konsumen, karena minat merupakan salah satu proses akhir
pengambilan keputusan konsumen. Adapun bagan proses membeli konsumen,
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
29
salah satunya dalam terpaan tersebut minat atau keinginan membeli konsumen
sebagai berikut:
Gambar 7.
Tahap – tahap antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian
Konsumen
(Sumber: Kotler, 2002:208)
Konsumen membentuk minat untuk membeli produk yang diinginkan terdapat 2
faktor antara minat beli dan keputusan pembelian yang terlihat dalam gambar:
Sikap orang lain, dimana sikap orang lain mengurangi alternatif yang
disukai seseorang akan tergantung pada dua hal yaitu intensitas sikap
negatif orang terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi
konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin gencar sikap
negatif orang lain dan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan
konsumen, maka semakin besar konsumen akan mengubah minat
pembeliannya dan begitu juga sebaliknya.
Evaluasi alternatif
Minat/niat pembelian
Sikap orang lain
Faktor situasi yang tidak terinspirasi
Keputusan pembelian
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
30
Situasi yang tidak terinspirasi yang dapat muncul dan mengubah minat
pembelian yaitu situasi – situasi yang secara tidak langsung mempengaruhi
seseorang dalam minat beli konsumen pemberian informasi yang positif
dan negatif yang diterima secara bersamaan dalam keadaan yang tiba –
tiba terjadi.
Kotler dan Susanto (2000: 165) minat beli adalah rangsangan
internal yang kuat yang memotifasi tindakan, dimana dorongan ini
dipengaruhi oleh stimulus dan perasaan positif akan produk. Pada
kebanyakan orang perilaku pembelian konsumen seringkali dipengaruhi
oleh banyak rangsangan dari luar dirinya, baik berupa rangsangan
pemasaran (iklan, word of mouth dan jenis pemasaran lain) maupun
rangsangan dari lingkungannya. Sedangkan menurut Kotler dan Keller
(2009:181), minat beli adalah sebuah perilaku konsumen dimana
konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu
produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan
mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2001:61) menyatakan bahwa
motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang
memaksa mereka untuk melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai
motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong
untuk berperilaku menguasai produk tersebut. Sebaliknya jika motivasinya
rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang
bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk kemungkinan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
31
orang tersebut berminat untuk membeli produk/jasa yang ditawarkan
pemasar atau tidak.
Schiffman dan Kanuk (2001:66) mengatakan bahwa persepsi
seseorang tentang produk akan berpengaruh terhadap minat membeli yang
terdapat pada individu. Persepsi yang positif tentang atribut produk akan
merangsang timbulnya minat konsumen untuk membeli yang diikuti oleh
perilaku pembelian. Perilaku membeli timbul karena didahului oleh
adanya minat membeli, minat untuk membeli muncul salah satunya
disebabkan oleh persepsi yang didapatkan bahwa produk tersebut memiliki
atribut yang baik dalam hal ini atribut produk fashion khususnya baju yang
menimbulkan suatu perilaku pembelian. Jadi, minat membeli dapat diamati
sejak sebelum perilaku membeli timbul dari konsumen.
Menurut Ferdinand (2006:129), minat beli dapat diidentifikasi
melalui indikator – indikator sebagai berikut:
a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli
produk.
b. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk
mereferensikan produk kepada orang lain.
c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku
seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut.
Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk
preferensinya.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
32
d. Minat eksploratif, yaitu minat ini menggambarkan perilaku seseorang
yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan
mencari informasi untuk mendukung sifat – sifat positif dari produk
tersebut.
Model hierarki respons yang menggambarkan tahapan dimana pembeli
belajar tentang sebuah produk dan akhirnya dipindahkan untuk membelinya.
Model A.I.D.A juga digunakan untuk mengurangi tujuan komunikasi. Artinya,
keinginan respon pengiklan terhadap komunikasi pemasarannya bisa menjadi
salah satu dari empat hal berikut: untuk menciptakan kesadaran produk
(Awareness), untuk meningkatkan keingintahuan konsumen (Interest), untuk
memotivasi mereka untuk membeli (Desire), atau memindahkannya ke pembelian
(Action). Model A.I.D.A digunakan untuk memahami bagaimana proses
periklanan dan penjualan bekerja. (Mark, 2002:26)
Model yang relevan digunakan untuk mengukur minat beli adalah model
AIDA yang merupakan akronim dari Attention, Intention, Desire, dan Action.
Tahap – tahap dalam pengukuran menggunakan model AIDA (Mark, 2002:26)
yaitu:
a. Awareness
Adalah tahap pertama dari model hierarki, dimana mulai timbul
kesadaran mengenai sebuah produk, dalam tahap ini, pemasar
memperkenalkan produk, jasa dan berbagai informasi mengenai
produknya.
b. Interest
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
33
Iklan dari sebuah produk atau jasa bertujuan untuk menciptakan
ketertarikan atau interest oleh pembaca karena menciptakan ketertarikan
adalah prioritas pemasar. Ketertarikan tersebut akan meningkatkan rasa
keingintahuan pembaca.
c. Desire
Adalah tahap ketiga dari model hierarki yang menunjukkan tahap
pembentukan keinginan konsumen untuk membeli sebuah produk atau
jasa.
d. Action
Dalam tahap keempat dari model hierarki, konsumen sudah siap
melakukan transaksi untuk memenuhi keinginan terhadap produk
tersebut.
Berdasarkan teori yang diungkapkan oleh Mark tersebut, maka peneliti
menjadikan keempat indikator tersebut sebagai indikator dalam penelitian ini.
Peneliti menganggap bahwa keempat indikator tersebut tepat untuk dijadikan
sebagai indikator dalam penelitian ini. Dimana dalam indikator tersebut peneliti
dapat mengetahui sejauh mana minat beli konsumen yang dipengaruhi oleh
promosi melalui sosial media.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
34
2.2.9 Kerangka Berpikir
Pengaruh Strategi Promosi melalui social media terhadap minat beli
konsumen.
Gambar 8.
Kerangka Berpikir
Pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi
pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat untuk menangkap
nilai dari pelanggan sabagai imbalannya. Untuk menciptakan suatu nilai bagi
pelanggan perusahaan terlebih dahulu mengatur ingin seperti apa proses
pemasaran tersebut. Dengan kata lain manajemen pemasaran haruslah diterapkan
agar tujuan terencana dan berjalan dengan baik. Manajemen pemasaran
merupakan proses pemasaran dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga,
Pemasaran Manajemen Pemasaran
Bauran Pemasaran
Promosi Online Marketing Social media
Instagram Pengaruh
terhadap minat beli
Perilaku Konsumen
Minat Beli Konsumen
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
35
promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran
yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi. Agar pertukaran yang
dilakukan perusahaan dengan individu atau organisasi berhasil dan memuaskan
maka perusahaan selanjutnya menentukan seperti apa bauran pemasaran yang
akan diterapkan. Bauran pemasaran adalah alat-alat pemasaran yang terdiri dari
sekelompok elemen-elemen (product, price, place, and promotion) yang dapat
dikendalikan dan saling berkaitan satu sama lainnya yang merupakan inti dari
sistem pemasaran. Tentunya agar konsumen mengetahui kualitas produk yang
dimiliki perusahaan, maka perusahaan harus melakukan suatu kegiatan yang
bertujuan untuk mengenalkan produknya kepada konsumen yaitu dengan kegiatan
promosi. Didalam kegiatan promosi ini terdapat dua macam kegiatan promosi
yaitu secara offline dan secara online. Pada zaman sekarang promosi melalui
online sudah tidak asing lagi karena banyak perusahaan yang melakukan promosi
produknya dengan cara online. Promosi online dilakukan melalui sistem komputer
online, yang menghubungkan pelanggan dengan penjual secara elektronik. Salah
satu alat promosi online yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan adalah social
media. Dengan menggunakan alat tersebut bila dimanfaatkan secara tepat dan
efektif akan dapat meningkatkan citra sebuah perusahaan di mata konsumen.
Keunggulan social media sebuah perusahaan dibangun atas dasar rasa senang,
hobi, gaya hidup dan dorongan rasa ingin tahu dari para konsumen itu sendiri.
Salah satu aplikasi social media yang sering digunakan untuk melakukan promosi
yaitu instagram. Pelaku usaha dengan mudah mempromosikan produknya melalui
instagram dengan cara mengunggah gambar produk, tentunya dengan gambar
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
36
yang menarik serta pesan atau informasi yang disampaikan jelas dan persuasif.
Dengan mengunggah gambar produk yang menarik dan selalu up to date maka
calon pembeli pun akan timbul rasa ketertarikan terhadap produk yang telah
dilihatnya. Hal-hal tersebut berpengaruh pada minat beli konsumen. Sehingga
apabila konsumen telah mengetahui tentang produk yang kita tawarkan dan
menurut mereka menarik, maka yang diharapkan mereka akan muncul rasa minat
untuk membeli produk.
2.2.10 Paradigma Penelitian
Menurut Sugiyono (2000: 36) Paradigma penelitian merupakan pola pikir
yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus
mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui
penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah
hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah diuraikan diatas,
maka diperoleh kerangka pikir sebagai berikut :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
37
Minat Beli Konsumen (Y)
Gambar 9.
Paradigma Penelitian
X1
X2
X3
X4
Keterangan:
X1 : Context
X2 : Communication
X3 : Collaboration
X4 : Connection
Y : Minat beli
Dari uraian yang telah dijelaskan di atas maka diperoleh paradigma
penelitian sebagai berikut:
1. Apakah Context berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen
online shop Aris Grosir?
2. Apakah Communication berpengaruh signifikan terhadap minat beli
konsumen online shop Aris Grosir?
3. Apakah Collaboration berpengaruh signifikan terhadap minat beli
konsumen online shop Aris Grosir?
Context
Communication
Collaboration
Connection
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
38
4. Apakah Connection berpengaruh signifikan terhadap minat beli
konsumen online shop Aris Grosir?
2.2.11 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini disusun berdasarkan teori dan
kerangka berpikir yang sudah diuraikan sebelumnya, maka dari teori dan
kerangka berpikir diatas dapat disusun beberapa hipotesis sebagai berikut :
H1 : Context, Communication, Collaboration, Connection secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen online shop
Aris Grosir
H2 :Context, Communication, Collaboration, Connection secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen online shop
Aris Grosir
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
39
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Abdullah (2015: 226) populasi adalah kumpulan unit yang akan
diteliti ciri-ciri (karakteristik) nya, dan apabila populasinya terlalu luas,
maka peneliti harus mengambil sampel (bagian dari populasi) itu untuk
diteliti, dengan demikian berarti populasi adalah keseluruhan sasaran yang
seharusnya diteliti, dan pada populasi itulah nanti hasil penelitian
diberlakukan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang
berdomisili dan bertempat tinggal di Kabupaten Bantul khususnya yang
berjenis kelamin perempuan dengan usia ≥ 16 tahun.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2000: 73). Teknik pengambilan sampel untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
menggunakan Teknik non probability sampling, yaitu purposive sampling.
Purposive sampling adalah pengambilan sampel dilakukan berdasarkan
pertimbangan yang sesuai dengan maksud penelitian, artinya sebelum
sampel diambil, ditentukan dulu batasan – batasan sampel seperti apa yang
akan diambil (Wiyono, 2011: 88). Batasan – batasan yang ditentukan
peneliti dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
40
a. Responden yang berdomisili dan bertempat tinggal di Kabupaten
Bantul.
b. Responden berjenis kelamin perempuan
c. Respunden yang berumur ≥ 16 tahun
d. Responden yang berminat untuk membeli produk di online shop Aris
Grosir maksimal kurun waktu 6 (enam) bulan ke depan
Dalam penelitian ini cara menentukan ukuran sampel dengan
menggunakan metode jumlah pertanyaan, yaitu dengan mengalikan 5X jumlah
item pertanyaan (Wiyono, 2011:80). Jumlah item – item pertanyaan pada
kuesioner dalam penelitian ini sebanyak 16 item pertanyaan. Jadi, 5 X 16 = 80
Besarnya sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini berdasarkan metode
jumlah pertanyaan diperoleh sebanyak 80 responden.
3.2 Definisi Operasional Variabel
Adalah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat
diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau “mengubah konsep-konsep
yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala
yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang
lain”. (Young, dikutip oleh Koentjaraningrat, 1991:23 dalam Jonathan Sarwono
2006:67).
Variabel – variabel yang ada di dalam penelitian ini adalah :
1) Variabel terikat (dependent) (Y)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
41
Variabel terikat sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.
Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2000:33). Variabel dependent (Y)
pada penelitian ini adalah minat beli konsumen pada produk pakaian wanita
di online shop Aris Grosir. Minat beli konsumen ialah rangsangan internal
yang kuat yang memotifasi tindakan, dimana dorongan ini dipengaruhi oleh
stimulus dan perasaan positif akan produk. Pada kebanyakan orang perilaku
pembelian konsumen seringkali dipengaruhi oleh banyak rangsangan dari luar
dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran (iklan, word of mouth dan jenis
pemasaran lain) maupun rangsangan dari lingkungannya.
2) Variabel bebas (Variabel independent)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecendent.
Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2000:33). Variabel
independent dalam penelitian ini adalah promosi melalui social media. Social
media merupakan konten yang berisi informasi, yang dibuat perusahaan yang
memanfaatkan teknologi internet, sehingga sangat mudah diakses melalui
tablet, notebook, PC bahkan smartphone dan dimaksudkan untuk
mempermudah komunikasi antara perusahaan dengan konsumen atau
khalayak umum. (Miller, Fabian, dan Lin: 2009). Terdapat empat C dalam
pengukuran penggunaan social media yaitu : Context (konteks),
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
42
Communication (komunikasi), Collaboration (kolaborasi), dan Connection
(koneksi). (Solis, Brian: 2010)
3.3 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan kerangka kerja atau rencana untuk melakukan
studi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam mengumpulkan data dan
menganalisis data. Penelitian ini merupakan penelitian survei, dimana informasi
yang dikumpulkan dari responden menggunakan kuesioner. Menurut Sugiyono
(2008), penelitian survei ini pengumpulan data yang dilakukan menggunakan
instrumen kuesioner/wawancara untuk mendapatkan tanggapan dari responden.
Penelitian survei merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta-
fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara
faktual tanpa mengetahui mengapa gejala-gejala tersebut ada.
3.4 Instrumen Penelitian.
Intrumen yang digunakan untuk melakukan pengukuran variabel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1.
Instrumen Penelitian
N
o
Variabel Dimensi Indikator Jumlah
Pertanyaan
1 Social
Media
Context
Cara menyampaikan
pesan kepada
3
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
43
(Chris
Hauer
dalam Solis,
2010)
khalayak
Communication
Praktik dalam
menyampaikan atau
membagikan,
mendengarkan,
merespon, dan
mengembangkan
pesan kepada
khalayak
3
Collaboration
Bekerja bersama-sama
antara pemberi dan
penerima pesan agar
pesan yang
disampaikan lebih
efektif dan efisien
3
Connection Hubungan yang
terjalin dan terbina
berkelanjutan antara
pemberi dan penerima
pesan
3
2 Minat Beli
(Mark,
Awareness Aris Grosir
menyampaikan
1
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
44
2002:26) informasi secara
lengkap dan sesuai
dengan gambar
produk
Interest Gambar dan informasi
yang disajikan
menarik serta kreatif
1
Desire Tertarik untuk
membeli produk di
online shop Aris
Grosir
1
Action Bersedia untuk
membeli produk di
online shop Aris
Grosir
1
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,
sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan
menghasilkan data kuantitatif. Dalam penelitian ini skala pengukuran yang
digunakan adalah skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. (Sugiyono, 2000:86)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
45
Penulisan analisis kuantitatif menggunkan pertanyaan dan skor sebagai
berikut:
1) Skor 5 untuk jawaban yang sangat setuju (SS)
2) Skor 4 untuk jawaban setuju (S)
3) Skor 3 untuk jawaban kurang setuju (KS)
4) Skor 2 untuk jawaban tidak setuju (TS)
5) Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS)
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (Sugiyono, 2000:135). Metode ini digunakan untuk
mendapatkan data responden dengan menggunakan daftar pertanyaan yang
telah disiapkan.
3.6 Alat Analisis
3.6.1 Metode Analisis
Analisis data merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
mengetahui sejauh mana variabel yang mempengaruhi variabel yang
lain agar data yang dikumpulkan tersebut dapat bermanfaat maka harus
diolah atau dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat dijadikan dalam
mengambil keputusan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
46
Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis yang bersifat menggambarkan keterangan –
keterangan dan penjelasan dari hasil koefisien yang diperoleh yang dapat
digunakan untuk menarik kesimpulan dari suatu keadaan.
b. Anlisis Regresi
Analisis regresi merupakan analisis hubungan antara variabel dependen dan
variabel independen. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel bebas, yaitu:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana :
Y : Minat beli konsumen (Variabel Dependen)
a : Konstanta
X1 : Context
X2 : Communication
X3 : Collaboration
X4 : Connection
b1 : Koefisien regresi dari context
b2 : Koefisien regresi dari communication
b3 : Koefisien regresi dari collaboration
b4 : Koefisien regresi dari connection
e : Kesalahan Prediksi (error)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
47
3.6.2 Uji Instrumen Data
a. Uji Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur (Sugiyono, 2002 :109). Konsep mengenai validitas dikenal
dengan adanya validitas eksternal dan validitas internal.
Pengukuran validitas eksternal berhubungan dengan hasil
penelitian, sedangkan pengukuran validitas internal meliputi:
validitas isi, validitas kriteria, dan validitas konstruk. Validitas
eksternal menunjukkan bahwa hasil suatu penelitian secara
eksternal valid sehingga dapat digeneralisasikan. Validitas internal
salah satunya adalah validitas isi dengan teknik analisis Bivariate
Correlation Pearson. Uji validitas dilakukan dengan cara
mengorelasikan antara skor item dengan skor total item. Dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Gendro Wiyono, 2011:112):
Dimana :
Rix : Koefisien korelasi item–total (bivariate pearson)
i : Skor item
x : Skor total
n : Banyaknya subyek
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
48
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,
apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap
konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Konsep mengenai
pengukuran reliabilitas dalam suatu penelitian berhubungan dengan
dua hal: pertama, pengukuran reliabilitas instrumen; kedua,
pengukuran reliabilitas indikator. Dalam penelitian ini metode
yang akan digunakan ialah metode Alpha (Cronbach’s). Metode ini
banyak dipakai karena rumus yang digunakan tidak terpengaruh
jika varian dan kovarian dari komponen-komponennya tidak sama.
Rumusnya (Gendro Wiyono, 2011:116)
Dimana :
a : Cronbach’s Coefficient Alpha atau reliabilitas instrumen
K : Jumlah pecahan atau banyak butir pertanyaan
XL: total dari varian masing-masing pecahan
: varian dari total skor
3.6.3 Pengujian Hipotesis
a. Uji t
Uji statistik distribusi t ini digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen (X) mempengaruhi variabel dependen (Y)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
49
secara individual. Rumus yang digunakan (Agus Widarjono,
2015:281):
b1 – b*1
se (b1)
Dimana :
t : Nilai t hitung
b1 : Koefisien regresi
b*1 : Nilai hipotesis nol
se (b1) : Standard error/kesalahan standar dari koefisien regresi
Langkah – langkah yang digunakan dalam pengujian ini :
1) Membuat hipotesis
Ho : b1 = 0
Ha : b1 ≠ 0
2) Menghitung nilai statistik t (t hitung) dan mencari nilai t kritis dari
tabel distribusi t pada a dan degree of fredom sebesar n – k, dimana
n = jumlah observasi dan k = jumlah parameter estimasi di dalam
regresi
3) Menentukan syarat hipotesis
Ho ditolak apabila, nilai t hitung > nilai t kritis
Ho diterima apabila, nilai t hitung < nilai t kritis
t =
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
50
b. Uji F
Uji signifikansi model adalah uji pengaruh semua variabel
independen secara serempak terhadap variabel dependen. Uji F
digunakan untuk uji signifikansi model. Formula uji statistik F ini
bisa dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut (Agus
Widarjono, 2015: 278):
R2/ (k – 1)
( 1 – R2) / (n – k )
Keterangan :
F : Besarnya uji koefisien secara serentak
R2 : Koefisien determinasi
k : Jumlah variabel yang dianalisis
n : Banyaknya data
Langkah – langkah yang dilakukan dengan pengujian ini adalah:
a) Membuat hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha)
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0
b) Mencari nilai F kritis
Dicari berdasarkan besarnya a dan df.
- Besarnya level of significance adalah 95% sehingga derajat
penyimpangan yang digunakan sebesar 5%
- Besarnya df ditentukan oleh numerator (k – 1) dan df untuk
denominator (n – k)
F =
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
51
c) Keputusan menolak atau gagal menolak Ho
a. Jika F hitung > F kritis, maka Ho ditolak
b. Jika F hitung < F kritis, maka Ho diterima
c. Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2012: 97) koefisien determinasi (R2) merupakan
alat untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol atau satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Dan sebaliknya jika nilai yang mendekati 1
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel
dependen.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
52
BAB IV
GAMBARAN PERUSAHAAN DAN ANALISIS
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Perusahaan
Salah satu bisnis online shop yang ada di Yogyakarta khususnya
daerah Kabupaten Bantul adalah Aris Grosir. Online shop Aris Grosir ini
berdiri sejak bulan September 2016. Pemilik Online shop Aris Grosir ialah
seorang mahasiswi salah satu universitas swasta di Yogyakarta atas nama
Ariska Rukma Saputri. Bisnis ini digeluti sejak pemilik masih duduk
dibangku SMK. Sejak September 2016 online shop Aris Grosir hanya
menyediakan sweater dengan model roundhand dan jilbab rawis yang pada
waktu itu sedang menjadi trend di kalangan anak muda, baru pada bulan
Januari 2017 Aris Grosir mengembangkan bisnisnya dengan menyediakan
baju, celana, jaket, rok dengan berbagai model. Menurut pemilik dengan
menyediakan produk yang lebih lengkap dan beragam akan menarik minat
konsumen karena terdapat banyak alternatif model, tidak hanya sweater dan
jilbab saja.
Pada saat awal berdiri yaitu bulan September 2016 online shop Aris
Grosir masih menggunakan sistem COD (Cash On Delivery) yaitu transaksi
dilakukan saat barang tersebut sampai ditangan konsumen. Baru pada bulan
Januari 2017 pemilik memutuskan untuk menggunakan sistem delivery
dengan menggunakan salah satu jasa pengiriman barang. Produk Aris Grosir
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
53
sangat diminati oleh kalangan wanita remaja terutama pelajar. Kelebihan Aris
Grosir yaitu sudah ada toko offline untuk memfasilitasi konsumen yang ingin
melihat produk secara langsung untuk memastikan kualitas produk Aris
Grosir. Alamat toko offline Aris Grosir berada di Sewon RT 06 Timbulharjo
Sewon Bantul.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi Perusahaan
Menjadikan toko baju online yang menguntungkan dan selalu
meningkat berdasarkan perluasan pasar.
b. Misi Perusahaan
Kepuasan konsumen menjadi prioritas perusahaan
Menjual produk dengan harga yang terjangkau dengan tetap
menjaga kualitas produk.
Mampu menyediakan variasi pilihan baju yang selalu
mengikuti trend masa kini.
4.1.3 Struktur Organisasi Aris Grosir
Gambar 10.
Struktur Organisasi
Direktur
Manajemen Pemasaran
Manajemen Produksi
Manajemen Keuangan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
54
Sumber data : Online Shop Aris Grosir (2018)
4.1.4 Pemasaran Perusahaan
Salah satu faktor yang paling penting untuk dilakukan perusahaan
agar produknya dengan mudah diketahui oleh konsumen yaitu dengan
melakukan kegiatan promosi. Kegiatan promosi yang dilakukan pada
zaman seperti sekarang sudah tidak asing dengan online shop. Online shop
(toko online) ini melakukan kegiatan promosi dengan menggunakan
jaringan internet yaitu seperti web, social media, dan lain-lain.
Salah satu online shop yang ada di Kabupaten Bantul ialah Aris
Grosir. Aris Grosir melakukan kegiatan promosinya yaitu dengan
menggunakan salah satu jenis social media yaitu instagram sejak tahun
2016. Selama dua tahun terakhir followers Aris Grosir sudah mencapai
angka kurang lebih 8000 followers. Dengan menggunakan social media
informasi produk yang dibagikan akan sampai kepada followers dan
pengguna instagram lainnya dengan cepat.
Menurut pemilik Aris Grosir produknya telah menyebar ke beberapa
wilayah di Indonesia, seperti Jawa, Kalimantan, Bali, Sumatra bahkan
telah sampai ke luar negeri yaitu Malaysia. Proses pengiriman barang
dilakukan dengan menggunakan salah satu jasa kurir yaitu J&T Express.
Konsumen dapat melakukan pemesanan barang melalui whatsapp dengan
format nama, alamat, serta kontak yang bisa dihubungi.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
55
4.1.5 Proses Penjualan
Gambar 11.
Proses Penjualan Online Shop Aris Grosir
Sumber : Online shop Aris Grosir (2018)
4.1.6 Tantangan Perusahaan
a. Banyaknya kompetitor
Kemudahan dan kepraktisan yang ditawarkan dalam menjalankan
bisnis online ini tidak heran jika akan menimbulkan banyak pesaing.
Apalagi jika bisnis yang dijalankan merupakan bidang yang sama seperti
Aris Grosir ini yang menjual produk pakaian. Saat ini banyak online shop
yang menjual produk serupa. Untuk mengatasi hal tersebut pihak Aris
Grosir harus bersikap jeli dan kreatif dalam menawarkan produknya
kepada konsumen.
Menurut pemilik untuk mendapatkan perhatian dari konsumen
seorang pelaku bisnis harus bisa menawarkan sesuatu yang unik dan
berbeda dibanding dengan pelaku bisnis lainnya. Seperti yang telah
Konsumen mengunjungi
instagram Aris Grosir
Konsumen memilih barang kemudian melakukan pemesanan melalui
Konsumen melakukan transaksi
pembayaran
Proses verifikasi transaksi
pembayaran
Proses pengiriman barang ke konsumen
PAdanya repeat
order
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
56
dilakukan oleh Aris Grosir yaitu dengan menambah variasi produk lebih
banyak, tidak hanya baju tetapi Aris Grosir ini juga menyediakan jaket,
jilbab, masker wajah, dan juga paket data. Selain itu harga yang
ditawarkan lebih terjangkau untuk semua kalangan yaitu kalangan bawah
sampai menengah ke atas. Yang paling penting menurut pemilik Aris
Grosir ini ialah memberikan pelayanan yang ramah serta memuaskan
kepada konsumen.
b. Membangun kepercayaan pada konsumen
Membangun sebuah kepercayaan pada konsumen merupakan
tantangan bagi para pelaku bisnis khususnya bisnis online salah satunya
adalah Aris Grosir. Menurut pemilik Aris Grosir untuk membangun
kepercayaan pada diri konsumen ialah dengan meyakinkan konsumen
bahwa Aris Grosir ini merupakan online shop yang aman dan terpercaya.
Tentunya hal tersebut harus didukung dengan bukti yang nyata salah
satunya adalah menampilkan testimoni para konsumen sebelumnya di
akun instagram Aris Grosir.
c. Mempertahankan loyalitas konsumen
Loyalitas konsumen sangat penting bagi perusahaan untuk menjaga
kelangsungan kegiatan usahanya dan juga merupakan aset tebesar bagi
perusahaan. Hal ini merupakan tantangan bagi Aris Grosir untuk
mempertahankan loyalitas konsumen dengan selalu memberikan
pelayanan yang terbaik agar konsumen tidak berpindah ke online shop
yang lain. Konsumen yang loyal adalah mereka yang sangat puas dengan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
57
produk dan pelayanan yang diberikan, sehingga mempunyai antusiasme
untuk memperkenalkannya kepada siapapun yang mereka kenal.
4.2 Analisis dan Pembahasan
Deskripsi Statistik Responden
Analisis deskriptif yaitu analisis dengan merinci dan menjelaskan
secara panjang lebar keterkaitan data penelitian dalam bentuk kalimat. Data
tersebut biasanya tercantum dalam tabel dan analisis didasarkan pada data
dalam tabel tersebut. Menurut Sugiyono (2005:21) menyatakan bahwa
metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 80 responden.
Karakteristik responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini dibagi
menjadi beberapa kelompok yaitu menurut jenis pekerjaan/profesi, usia,
media online yang digunakan. Berikut ini disajikan karakteristik responden
menurut jenis pekerjaan/profesi, usia, dan jenis media online yang digunakan.
a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan/Profesi
Berikut ini deskripsi data responden berdasarkan jenis pekerjaan/profesi
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
58
Gambar 12.
Jumlah Responden Berdasarkan Profesi
Sumber data: Data primer diolah (2018)
Dalam diagram 12 di atas dapat diketahui bahwa dari total 80
responden dalam penelitian ini terdapat 70 responden (87,5%)
berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa, 7 responden (8,75%) berprofesi
sebagai karyawan, 2 responden (2,5%) berprofesi sebagai wirawasta,
dan 1 responden (1,25%) berprofesi lain-lain. Dengan demikian
mayoritas responden dalam penelitian ini adalah yang berprofesi
sebagai pelajar dengan menunjukkan perbedaan yang cukup jauh
dibandingan dengan profesi lain, hal tersebut menunjukkan bahwa
lebih banyak pelajar yang mengetahui online shop Aris Grosir. Hal ini
dikarenakan peluang didapatkannya responden yang berprofesi
sebagai pelajar lebih besar dibandingkan dengan responden yang
berprofesi sebagai mahasiswa, karyawan, wiraswasta, dan lain-lain
70
7 2 1 Pelajar/Mahasiswa
Karyawan
Wiraswasta
Lain-lain
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
59
berdasarkan teknik penarikan sampel purposive yang digunakan
peneliti.
b. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Berikut ini deskripsi data responden berdasarkan rentang usia.
Gambar 13.
Jumlah Responden Berdasarkan Usia
Sumber data: Data primer diolah (2018)
Dalam diagram 13 di atas dapat diketahui bahwa dari total 80
responden dalam penelitian ini terdapat 68 responden (85%) berada
pada rentang usia 16-18 tahun, 4 responden (5%) berada pada rentang
usia 19-21 tahun, 4 responden (5%) berada pada rentang usia 22-24
tahun, dan 4 responden (5%) berada pada rentang usia ≥ 25 tahun.
Dengan demikian berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa
mayoritas responden dalam penelitian ini berada pada rentang usia 16-
18 tahun.
68
4 4 4
16-18 tahun
19-21 tahun
22-24 tahun
≥ 25 tahun
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
60
c. Deskripsi Responden Berdasarkan Media Online Yang Digunakan
Berikut ini deskripsi data responden berdasarkan media online yang
digunakan
Gambar 14.
Jumlah Responden Berdasarkan Media Online Yang Gigunakan
Sumber: Data primer diolah (2018)
Dalam diagram 14 di atas dapat diketahui bahwa dari total 80
responden dalam penelitian ini terdapat 78 responden (97,5%) media
online yang digunakan adalah handphone, 1 responden (1,25%)
menggunakan ipad/tab, dan 1 responden (1,25%) menggunakan
komputer sebagai media online. Dengan demikian dapat diketahui
berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden
dalam penelitian ini, media online yang digunakan adalah
handphone.
78
1 1
Handphone
Ipad/Tab
Computer
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
61
4.3 Uji Instrumen Penelitian
4.3.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan cara mengorelasikan antara skor item
dengan skor total item. Dengan penentuan layak atau tidaknya suatu item yang
digunakan, dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi
0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor
totalnya. Untuk melakukan uji validitas, di dalam penelitian ini menggunakan
teknik analisis korelasi bivariate pearson. Di dalam melakukan pengujian peneliti
menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikan 0,05. Kriteria pengujian adalah
sebagai berikut:
Jika r hitung ≥ r tabel maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi
signifikan terhadap skor total, maka dinyatakan valid.
Jika r hitung < r tabel maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak
berkorelasi signifikan terhadap skor total, maka dinyatakan tidak valid.
Berdasarkan tabel 2 di bawah menunjukkan bahwa semua item pertanyaan
di dalam kuisioner yaitu Context (variabel X1), Communication (variabel X2),
Collaboration (variabel X3), Connection (variabel X4) dan Minat Beli (variabel
Y) dalam penelitian ini adalah valid. Hal ini ditunjukkan dengan nilai r hitung
pada masing-masing item lebih besar dari r tabel (0,220), artinya seluruh butir
pertanyaan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
62
Tabel 2.
Hasil Uji Validitas Instrumen
Indikator Item r hitung r tabel Keterangan
Context 1
2
3
0,727
0,677
0,771
0,220
0,220
0,220
Valid
Valid
Valid
Communication 1
2
3
0,578
0,767
0,699
0,220
0,220
0,220
Valid
Valid
Valid
Collaboration 1
2
3
0,778
0,561
0,722
0,220
0,220
0,220
Valid
Valid
Valid
Connection 1
2
3
0,612
0,776
0,709
0,220
0,220
0,220
Valid
Valid
Valid
Minat Beli 1
2
3
4
0,707
0,625
0,701
0,704
0,220
0,220
0,220
0,220
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Hasil Olah Data SPSS (2018)
4.3.2 Uji Reliabilitas
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Ghozali, 2013:48).
Berdasarkan tabel 3 di bawah ini menunjukkan bahwa semua item
pertanyaan dalam kuisioner pada penelitian ini adalah reliabel karena
memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,70.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
63
Tabel 3.
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Indikator Item Batas
Normal
Cronbach’s
Alpha
Keterangan
Context 1
2
3
>0,70
>0,70
>0,70
0,920
0,921
0,918
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Communication 1
2
3
>0,70
>0,70
>0,70
0,926
0,918
0,922
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Collaboration 1
2
3
>0,70
>0,70
>0,70
0,919
0,925
0,920
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Connection 1
2
3
>0,70
>0,70
>0,70
0,923
0,918
0,920
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Minat Beli 1
2
3
4
>0,70
>0,70
>0,70
>0,70
0,920
0,923
0,920
0,920
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Sumber: Hasil Olah Data SPSS (2018)
4.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi digunakan untuk tujuan peramalan, dimana dalam model
terdapat variabel dependen (terikat) dan variabel dependen (bebas). Dalam
praktik, regresi dibedakan antara regresi linier sederhana dan regresi linier
berganda. Disebut sederhana karena hanya memiliki satu variabel dan disebut
berganda karena terdapat lebih dari satu variabel independen (Wiyono,
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
64
2011:299). Hasil analisis regresi linier berganda pada penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.464 1.452 1.008 .317
Context (X1) .666 .191 .447 3.480 .001
Communication
(X2)
-.004 .125 -.004 -.034 .973
Collaboration (X3) .305 .177 .206 1.725 .089
Connection (X4) .267 .163 .203 1.640 .105
a. Dependent Variable: Minat Beli (Y) Sumber data : Hasil Olah Data SPSS (2018)
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier berganda pada tabel
4.6 maka secara matematis dapat ditulis persamaan sebagai berikut:
Y= 1,464 + 0,666X1 – 0,004X2 + 0,305X3 + 0,267X4
Persamaan tersebut menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Sehingga dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Konstanta (a)
Nilai konstanta sebesar 1,464 memberikan arti bahwa jika tidak ada
Context, Communication, Collaboration, dan Connection maka tetap akan
ada minat beli konsumen sebesar 1,464.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
65
b. Variabel Context
Hubungan variabel independen Context (X1) dengan variabel dependen
Minat Beli (Y) ditunjukkan oleh koefisien regresi sebesar 0,666. Hasil yang
ditunjukkan sebesar 0,666 menunjukkan angka positif sehingga setiap ada
kenaikan dari variabel X1 (context) satu satuan maka variabel Y (minat
beli) akan naik sebesar 0,666. Hal ini menunjukkan bahwa faktor context
terhadap minat beli konsumen memiliki hubungan yang searah. Semakin
tinggi faktor context maka akan meningkatkan minat beli konsumen pada
strategi promosi yang dilakukan oleh Aris Grosir melalui sosial media di
wilayah Kabupaten Bantul dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain
(X2, X3, X4) tetap.
c. Variabel Communication
Hubungan variabel independen Communication (X2) dengan variabel
dependen Minat Beli (Y) ditunjukkan oleh koefisien regresi sebesar -0,004.
Hasil yang ditunjukkan sebesar -0,004 menunjukkan angka negatif
sehingga variabel X2 (communication) dapat menurunkan minat beli
konsumen (Y) pada strategi promosi melalui social media yang dilakukan
oleh Aris Grosir di Kabupaten Bantul dengan asumsi bahwa variabel bebas
yang lain (X1, X3, X4) adalah tetap.
d. Variabel Collaboration
Hubungan variabel independen Collaboration (X3) dengan variabel
dependen Minat Beli (Y) ditunjukkan oleh koefisien regresi sebesar 0,305.
Hasil yang ditunjukkan sebesar 0,305 menunjukkan angka positif sehingga
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
66
setiap ada kenaikan dari variabel X3 (collaboration) satu satuan maka
variabel Y (minat beli) akan naik sebesar 0,305. Hal ini menunjukkan
bahwa faktor collaboration terhadap minat beli konsumen memiliki
hubungan yang searah. Semakin tinggi collaboration maka akan
meningkatkan minat beli konsumen pada strategi promosi yang dilakukan
oleh Aris Grosir melalui sosial media di wilayah Kabupaten Bantul dengan
asumsi bahwa variabel bebas yang lain (X1, X2, X4) tetap.
e. Variabel Connection
Hubungan variabel independen Connection (X4) dengan variabel
dependen Minat Beli (Y) ditunjukkan oleh koefisien regresi sebesar 0,267.
Hasil yang ditunjukkan sebesar 0,267 menunjukkan angka positif sehingga
setiap ada kenaikan dari variabel X4 (connection) satu satuan maka variabel
Y (minat beli) akan naik sebesar 0,267. Hal ini menunjukkan bahwa faktor
connection terhadap minat beli konsumen memiliki hubungan yang searah.
Semakin tinggi connection maka akan meningkatkan minat beli konsumen
pada strategi promosi yang dilakukan oleh Aris Grosir melalui sosial media
di wilayah Kabupaten Bantul dengan asumsi bahwa variabel bebas yang
lain (X1, X2, X3) tetap.
Dapat dilihat dari hasil analisis regresi pada tabel 4.6 bahwa context
(variabel X1), collaboration (variabel X3), connection (X4) memiliki
koefisien regresi positif, sehingga dapat mempengaruhi secara positif
terhadap minat beli konsumen. Sedangkan communication (variabel X2)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
67
memiliki koefisien regresi negatif, sehingga tidak berpengaruh secara positif
terhadap minat beli konsumen.
4.5 Pengujian Hipotesis
4.5.1 Pengujian Secara Parsial (Uji t)
Uji statistik distribusi t ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
secara individual variabel-variabel independen (X) yang terdiri dari Context,
Communication, Collaboration, dan Connection terhadap variabel dependen
(Y) yaitu minat beli konsumen. Dasar pengambilan keputusan dilakukan
dengan cara membandingkan t hitung yang diperoleh dari hasil pengolahan
data menggunakan SPSS (Statistical Programs for Social Science) versi 17
for windows dengan t tabel pada tingkat keyakinan 95% maka akan diketahui
apakah hipotesis diterima atau ditolak. Untuk mengetahui nilai t tabel dengan
menggunakan rumus degree of freedom (derajat kebebasan) dimana:
df = n – k – 1
Keterangan :
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel
Sehingga untuk mengetahui t tabel dapat dihitung sebagai berikut:
80 – 4 – 1 = 75
Maka dapat diperoleh t tabel sebesar 1,995. Berdasarkan hasil pengujian
diperoleh nilai t hitung seperti yang disajikan dalam tabel 5 berikut:
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
68
Tabel 5.
Hasil Uji t
Variabel
Independen
t hitung t tabel Keterangan
Context (X1) 3,480 1,995 Signifikan
Communication
(X2)
-0,034 1,995 Tidak Signifikan
Collaboration
(X3)
1,725 1,995 Tidak Signifikan
Connection (X4) 1,640 1,995 Tidak Signifikan
Sumber data: Hasil Olah Data SPSS (2018)
1. Pengujian terhadap variabel Context (X1)
Kriteria hipotesis yang diajukan:
Ho: b = 0
Berarti secara parsial tidak ada pengaruh signifikan terhadap minat
beli konsumen online shop Aris Grosir.
Ha: b ≠ 0
Berarti secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat beli
konsumen online shop Aris Grosir.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar
3,480 lebih besar dari t tabel (1,995), maka nilai t hitung berada di
daerah penolakan Ho sehingga keputusannya Ho ditolak dan
menerima Ha. Berarti Context secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap minat beli konsumen online shop Aris Grosir.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
69
2. Pengujian terhadap variabel Communication (X2)
Kriteria hipotesis yang diajukan:
Ho: b = 0 berarti secara parsial tidak ada pengaruh signifikan
terhadap minat beli konsumen online shop Aris
Grosir.
Ha: b ≠ 0 berarti secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap minat beli konsumen online shop Aris
Grosir.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar
-0,034 lebih kecil dari t tabel (1,995), maka nilai t hitung berada di
daerah penolakan Ha sehingga keputusannya Ha ditolak dan
menerima Ho. Hal ini menunjukkan bahwa Communication secara
parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat
beli konsumen online shop Aris Grosir di wilayah Kabupaten
Bantul.
3. Pengujian terhadap variabel Collaboration (X3)
Kriteria hipotesis yang diajukan:
Ho: b = 0 berarti secara parsial tidak ada pengaruh signifikan
terhadap minat beli konsumen online shop Aris
Grosir.
Ha: b ≠ 0 berarti secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap minat beli konsumen online shop Aris
Grosir.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
70
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar
1,725 lebih kecil dari t tabel (1,995), maka nilai t hitung berada di
daerah penolakan Ha sehingga keputusannya Ha ditolak dan
menerima Ho. Hal ini menunjukkan bahwa Collaboration secara
parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat
beli konsumen online shop Aris Grosir di wilayah Kabupaten
Bantul.
4. Pengujian terhadap variabel Connection (X4)
Kriteria hipotesis yang diajukan:
Ho: b = 0 berarti secara parsial tidak ada pengaruh signifikan
terhadap minat beli konsumen online shop Aris
Grosir.
Ha: b ≠ 0 berarti secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap minat beli konsumen online shop Aris
Grosir.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar
1,640 lebih kecil dari t tabel (1,995), maka nilai t hitung berada di
daerah penolakan Ha sehingga keputusannya Ha ditolak dan
menerima Ho. Hal ini menunjukkan bahwa Connection secara
parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat
beli konsumen online shop Aris Grosir di wilayah Kabupaten
Bantul.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
71
4.5.2 Pengujian Secara Simultan (Uji F)
Untuk membuktikan apakah secara serempak variabel independen
yaitu context, communication, collaboration, dan connection mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu minat beli
konsumen maka digunakan uji F. Pengujian F ini menggunakan perangkat
lunak SPSS (Statistical Programs for Social Science) versi 17 for windows.
Tabel 6.
Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 190.337 4 47.584 30.139 .000a
Residual 118.413 75 1.579
Total 308.750 79
a. Predictors: (Constant), Connection (X4), Communication (X2) , Collaboration (X3), Context (X1)
b. Dependent Variable: Minat Beli (Y)
Sumber data: Hasil Olah Data SPSS (2018)
Langkah-langkah pengujian hipotesisnya adalah:
1. Hipotesis nihil dan hipotesis alternatif
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0
Berarti secara serempak tidak ada pengaruh yang signifikan antara
variabel independen context, communication, collaboration, dan
connection terhadap variabel dependen (minat beli konsumen)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
72
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0
Berarti secara serempak ada pengaruh yang signifikan antara variabel
independen context, communication, collaboration, dan connection
terhadap variabel dependen (minat beli konsumen)
2. Level of signifikan α = 0,05
3. Penentuan kriteria pengujian
Nilai F hitung yang dihasilkan oleh uji analisis linier berganda yang
diperbandingkan dengan nilai F tabel pada tingkat keyakinan 95% dan
taraf signifikansi 0,05. Untuk menentukan nilai F tabel menggunakan
rumus degree of freedom (derajat kebebasan) df1 = k – 1 ; 5 – 1 = 4 dan
df2 = n – k ; 80 – 5 = 75 maka diperoleh F tabel sebesar 2,49 maka:
Ho ditolak jika F hitung > F tabel
Ho diterima jika F hitung < F tabel
Nilai F hitung sebesar 30,139
4. Kesimpulan
Nilai F htiung sebesar 30,139 yang memberikan arti F hitung (30,139)
lebih besar dari pada F tabel (2,49) maka keputusannya Ho ditolak dan
Ha diterima. Dengan demikian secara serempak variabel independen
context, communication, collaboration, dan connection signifikan
mempengaruhi minat beli konsumen (Y).
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
73
4.5.3 Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 7.
Hasil Uji R2
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .785a .616 .596 1.257
a. Predictors: (Constant), Connection (X4), Communication (X2) ,
Collaboration (X3), Context (X1) Sumber: Hasil Olah Data SPSS (2018)
Koefisien determinasi (R2) merupakan alat yang digunakan untuk
mengetahui besarnya kontribusi kemampuan model yakni variabel
independen context, communication, collaboration, dan connection terhadap
variabel dependen (minat beli konsumen). Dari hasil pengujian tersebut
diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.616 yang menunjukkan
bahwa sebesar 61,6% minat beli konsumen dapat dijelaskan oleh variabel
context, communication, collaboration, dan connection, sedangkan sisanya
sebesar 38,4% (100% - 61,6%) dijelaskan faktor lain diluar model.
Sedangkan nilai koefisien korelasi berganda yang diperoleh sebesar 0,785.
Hal ini berarti hubungan antara variabel independen yaitu context,
communication, collaboration, dan connection terhadap variabel dependen
(minat beli konsumen) adalah kuat.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
74
4.6 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial (uji t) dapat diketahui bahwa nilai
t hitung variabel context sebesar 3,480 dengan signifikansi t sebesar 0,001.
Dengan melihat posisi t hitung (3,480) lebih besar dari t tabel (1,995) maka t
hitung berada di daerah penolakan Ho dan penerimaan Ha sehingga keputusannya
menolak Ho dan menerima Ha. Artinya secara parsial variabel context
berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen online shop Aris Grosir.
Komunikasi nonverbal yang dilakukan oleh Aris Grosir di dalam
menyampaikan pesan kepada khalayak berfokus pada foto yang ada di profil
instagram, warna yang terang, serta angle foto yang menarik dalam kegiatan
promosinya melalui sosial media terbukti berpengaruhi terhadap minat beli
konsumen, sehingga semakin baik context yang disampaikan kepada khalayak
maka minat beli yang timbul juga mengalami peningkatan, dan sebaliknya jika
context yang disampaikan tidak baik, maka akan menurunkan minat beli
konsumen.
Nilai t hitung variabel communication sebesar -0,034 dengan signifikansi t
sebesar 0,973. Dengan melihat posisi t hitung (-0,034) lebih kecil dari t tabel
(1,995) maka t hitung berada di daerah penerimaan Ho dan penolakan Ha
sehingga keputusannya menerima Ho dan menolak Ha. Artinya secara parsial
variabel communication tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli
konsumen online shop Aris Grosir.
Dari hasil uji t dalam penelitian ini adanya faktor communication yang
dilakukan oleh Aris Grosir dalam melakukan kegiatan promosi melalui sosial
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
75
media instagram terbukti tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli
konsumen. Bentuk kegiatan dari faktor communication diantara lain perusahaan
dalam konteks penelitian ini ialah Aris Grosir memberikan respon atau tanggapan
kepada konsumen tentunya dengan cepat tanggap serta jelas dan mudah dipahami
agar konsumen merasa puas atas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan
sehingga menimbulkan minat untuk membeli. Sehingga semakin baik faktor
communication yang dilakukan oleh Aris Grosir, maka minat beli pun akan
semakin meningkat, dan sebaliknya jika communication yang disampaikan tidak
baik, maka akan menurunkan minat beli konsumen.
Nilai t hitung variabel collaboration sebesar 1,725 dengan signifikansi t
sebesar 0,089. Dengan melihat posisi t hitung (1,725) lebih kecil dari t tabel
(1,995) maka t hitung berada di daerah penolakan Ha dan penerimaan Ho
sehingga keputusannya menolak Ha dan menerima Ho. Artinya secara parsial
variabel collaboration tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap minat
beli konsumen online shop Aris Grosir.
Collaboration berarti antara pemberi pesan yaitu Aris Grosir dan penerima
pesan ialah calon konsumen bekerja besama-sama agar pesan yang disampaikan
lebih efektif dan efisien, dalam hal ini adalah informasi yang jelas mengenai
promosi produk yang disampaikan oleh pihak Aris Grosir kepada konsumen, pada
setiap gambar/foto produk Aris Grosir telah menyediakan kolom komentar bagi
konsumen yang ingin merespon atau bertanya tentang produk yang bersangkutan
yang ada di gambar sehingga diharapkan akan menimbulkan minat beli pada
online shop Aris Grosir. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya pengaruh
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
76
yang signifikan variabel collaboration secara parsial terhadap minat beli
konsumen. Dengan demikian semakin baik penyampaian pesan oleh pemberi dan
penerima pesan dalam hal ini ialah variabel collaboration maka akan
meningkatkan minat beli konsumen dan sebaliknya, faktor collaboration yang
buruk maka akan menurunkan minat beli konsumen.
Nilai t hitung variabel connection sebesar 0,1640 dengan signifikansi t
sebesar 0,973. Dengan melihat posisi t hitung (0,1640) lebih kecil dari t tabel
(1,995) maka t hitung berada di daerah penerimaan Ho dan penolakan Ha
sehingga keputusannya menerima Ho dan menolak Ha. Artinya secara parsial
variabel communication tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli
konsumen online shop Aris Grosir.
Dengan menjalin hubungan yang berkelanjutan dengan calon konsumen
maka Aris Grosir akan mempunyai nilai lebih di mata konsumen. Dengan
melakukan komunikasi yang terbuka dengan konsumen, maka akan terjalin dan
terbina hubungan antara Aris Grosir dan konsumen. Selain menjalin hubungan
yang berkelanjutan, faktor connection ini meliputi bagaimana Aris Grosir
menanggapi kritik dan saran dari konsumen, kemudahan konsumen dalam
menghubungi kontak perusahaan.
Berdasarkan pengujian hipotesis simultan secara simultan (uji F) diperoleh F
hitung sebesar 30,139 lebih besar dari F tabel (2,49) sehingga keputusannya
menolak Ho dan menerima Ha. Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan
variabel context, communication, collaboration dan connection mempengaruhi
minat beli konsumen pada online shop Aris Grosir. Hasil ini sesuai dengan teori
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
77
yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya yaitu dengan adanya context,
communication, collaboration dan connection dalam promosi melalui social
media maka akan meningkatkan minat beli konsumen. Dengan adanya
penguasaan aspek kreatif dan aspek teknis internet secara bersama-sama yaitu
meliputi desain pada gambar, caption yang mengandung kalimat persuasif maka
akan mendukung proses kegiatan promosi dengan menggunakan social media
khususnya instagram.
Besarnya pengaruh kegiatan promosi melalui social media khususnya
instagram (context, communication, collaboration dan connection) terhadap minat
beli konsumen dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien determinasi (R2). Dari
hasil pengujian diperoleh nilai R2 sebesar 0,616 yang menunjukkan bahwa sebesar
61,6% minat beli konsumen dapat diketahui dengan adanya context,
communication, collaboration dan connection, sedangkan sisanya sebesar 38,4%
dijelaskan oleh sebab lain diluar model. Sedangkan nilai koefisien korelasi
berganda yang diperoleh sebesar 0,785. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan
antara variabel independen yaitu context, communication, collaboration dan
connection terhadap variabel dependen yaitu minat beli konsumen adalah sangat
kuat.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap terjadi perubahan pada faktor context,
communication, collaboration dan connection yang diberikan oleh Aris Grosir
kepada konsumen maka minat beli yang terjadi juga akan mengalami perubahan.
Dengan adanya context, communication, collaboration dan connection yang lebih
baik maka minat beli konsumen yang terjadi akan mengalami perubahan ke arah
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
78
yang lebih baik. Demikian sebaliknya bila faktor context, communication,
collaboration dan connection tersebut mengalami penurunan, maka yang terjadi
minat beli konsumen juga akan menurun.
Tabel 8.
Hasil Penelitian
No Uji Variabel Hitung Tabel Kesimpulan
1 T Context (X1)
Communication (X2)
Collaboration (X3)
Connection (X4)
3,480
-0,034
1,725
1,640
1,995
1,995
1,995
1,995
Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
2 F Context (X1)
Communication (X2)
Collaboration (X3)
Connection (X4)
30,139
2,49
Signifikan
Sumber : Hasil Olah Data SPSS (2018)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh strategi
promosi melalui social media terhadap minat beli konsumen pada online shop
Aris Grosir, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a) Hasil pengujian secara parsial (uji t) variabel yang memiliki pengaruh secara
signifikan ialah variabel context. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya nilai
signifikansi sebesar 0,001 < 0,05 dengan tingkat keyakinan 95% atau tingkat
kesalahan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi faktor context
maka akan semakin tinggi minat beli konsumen.
b) Hasil pengujian secara simultan (uji F) dapat disimpulkan bahwa context,
communication, collaboration, dan connection berpengaruh secara signifikan
terhadap minat beli konsumen. Hal ini dibuktikan dengan nilai F hitung > F
tabel sebesar 30,139 > 2,49.
c) Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa variabel context
mempunyai nilai koefisien beta paling besar (b1 = 0,666) dibandingkan
dengan variabel communication (b2 = -0,004), collaboration (b3 = 0,305) dan
connection (b4 = 0,267). Hal ini menunjukkan bahwa variabel context
mempunyai pengaruh paling dominan terhadap minat beli konsumen.
d) Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,616 yang menunjukkan bahwa
sebesar 61,6% minat beli konsumen dapat dijelaskan oleh variabel context,
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
80
communication, collaboration, dan connection, sedangkan sisanya sebesar
38,4% dijelaskan oleh faktor lain.
1.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang diperoleh, maka saran-saran yang dapat
diberikan guna perkembangan dan penentuan kebijaksanaan di masa mendatang
adalah:
1. Guna meningkatkan minat beli konsumen dan pada akhirnya
memunculkan keputusan pembelian pada online shop Aris Grosir, maka
pihak admin lebih memperhatikan faktor context karena variabel yang
berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli konsumen pada
penelitian ini adalah variabel context.
2. Secara simultan variabel context, communication, collaboration dan
connection memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli
konsumen, walaupun secara parsial variabel communication dan
connection tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli
konsumen, sehingga online shop Aris Grosir sebaiknya tetap
memperhatikan communication, collaboration dan connection untuk terus
meningkatkan minat beli konsumen dan pada akhirnya akan memunculkan
keputusan pembelian.
3. Pada bagian context sebaiknya mendapatkan perhatian lebih dari
perusahaan karena 66,6% minat beli konsumen dipengaruhi oleh context.
4. Pada hasil penelitian menunjukkan terdapat 38,4% minat beli konsumen
dipengaruhi oleh faktor lain, maka untuk peneliti selanjutnya dapat
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
81
meneliti faktor lain yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen pada
produk pakaian wanita di online shop Aris Grosir atau dapat melakukan
penelitian di wilayah lain.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
82
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ma’ruf,(2015). Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Aswaja Pressindo
Anonim,(2009). Buku Panduan Skripsi. Yogyakarta: STIE Widya Wiwaha Yogyakarta
Budianto, Apri,(2015). Manajemen Pemasaran. Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Dewi, Nugraha,(2015). Strategi Komunikasi Pemasaran Brodo Footwear di Instagram dan Minat Beli Mahasiswa Universitas Sumatra Utara. Vol. 1 No. 2
Dharmesta B.S dan Irawan,(2003). Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty
Fahmi, Irham,(2016). Perilaku Konsumen. Bandung: Alfabeta Ferdinand, Augusty,(2006). Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro Ghozali, Imam,(2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
20. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.Ghozali, Imam,(2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Giri, Heppy,(2015). Pengaruh Social Media Marketing melalui Instagram
Terhadap Minat Beli Konsumen Sugar Tribe. Vol. 2 No. 3 Hasan, Ali,(2013). Marketing Dan Kasus-Kasus Pilihan. Yogyakarta: Caps Hermawan, Agus,(2012). Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Erlangga Jonathan Sarwono,(2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu Kotler, Philip,(2002). Marketing Management 11th Edition. New Jersey: Prentice
Hall Kotler, Philip, and Kevin Lane Keller,(2009). Marketing Management. New
Jersey: Prentice Hall Kotler, Philip, and Kevin Lane Keller,(2012). Marketing Management. New
Jersey: Prentice Hall Kotler, Armstrong,(1997). Dasar-dasar Pemasaran Principles of Marketing 7e.
Jakarta: Prenhallindo Kotler, Armstrong,(2001). Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid kedua. Edisi 8.
Jakarta: Erlangga Kotler, Armstrong,(2008). Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 12. Jakarta: Erlangga Mark, N Clemente,(2002). The Marketing Glossary. New Jersey: Clemente
Communication Group
Schiffman, Leon G, and Leslie Lazar Kanuk,(2001). Perilaku Konsumen. Jakarta:Prentice Hall
Schiffman, Leon G, and Leslie Lazar Kanuk,(2008). Perilaku Konsumen. Jakarta: Prentice Hall
Solis, Brian,(2010). Engage: The Complete Guide for Brands and Businesses to Build Cultivate and Measure Success on The Web. New Jersey: John Wiley & Sons.
Prasetyo, Agung. (2017). Strategi Komunikasi Pemasaran Bisnis Tiket Online Studi Kasus Tiket2. Com. Jurnal Kajian Bisnis, 25(1), 74-87.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
83
Sugiyono,(2000). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta Sugiyono,(2002). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta Suryani, Tatik,(2008). Perilaku Konsumen; Implikasi pada Strategi Pemasaran,
Yogyakarta: Graha Ilmu Sutisna,(2002). Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Swastha, Basu dan Irawan,(2008). Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta:
Liberty Offset Tjiptono, Fandy,(2008). Strategi Pemasaran. Edisi 3. Yogyakarta: CV Andi
Offset Widarjono, Agus,(2015). Statistika Terapan dengan Excel & SPSS. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN Wiyono, Gendro,(2011). 3 in One Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat
Analisis SPSS 17.0 & SmartPLS 2.0. Yogyakarta: STIM YKPN Yogyakarta
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at