PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN...

108
PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA TATANAN RUMAH TANGGA DI KECAMATAN PATUMBAK KABUPATEN DELI SERDANG TESIS Oleh SUCI HATI 067012058/AKK S E K O L A H P A S C A S A R J A N A S U U SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Transcript of PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN...

Page 1: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

PADA TATANAN RUMAH TANGGA DI KECAMATAN PATUMBAK KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Oleh

SUCI HATI 067012058/AKK

S

E K O L A

H

PA

S C A S A R J A NA

S

U U

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 2: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

M E D A N 2 0 0 8

PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

PADA TATANAN RUMAH TANGGA DI KECAMATAN PATUMBAK KABUPATEN DELI SERDANG

T E S I S

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

SUCI HATI 067012058/AKK

.

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 3: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

M E D A N 2 0 0 8

Judul Tesis : PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA TATANAN RUMAH TANGGA DI KECAMATAN PATUMBAK KABUPATEN DELI SERDANG

Nama Mahasiswa : Suci Hati Nomor Pokok : 067012058 Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Menyetujui

Komisi Pembimbing

(Dr. Rismayani, SE, Msi Ketua

)

( Anggota Dra. Syarifah, MS)

Ketua Program Studi, Direktur,

(Dr. Drs. Surya Utama, MS) (Prof. Dr. Ir.T. Chairun Nisa B., MSc

)

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 4: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Tanggal Lulus: 6 Agustus 2008

Telah diuji pada Tanggal 22 Juli 2008 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Dr. Rismayani, SE,MSi Anggota : 1. Dra. Syarifah, MS 2. Dr.Drs. Surya Utama, MS 3. Drs. Amru Nasution, M.Kes

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 5: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

PERNYATAAN

PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

PADA TATANAN RUMAH TANGGA DI KECAMATAN PATUMBAK KABUPATEN DELI SERDANG

T E S I S

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Medan, Agustus 2008

Suci Hati

067012058

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 6: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

ABSTRAK

Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, dengan strategi yang ditekankan agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Puskesmas Patumbak Kabupaten Deli Serdang dalam meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi kesehatan sebaik-baiknya. Tingkat PHBS rumah tangga dipengaruhi oleh strategi promosi kesehatan yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi promosi kesehatan terhadap tingkat perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga di Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang. Jenis penelitian yang digunakan adalah survei dengan tipe penelitian penjelasan (Explanatory research). Populasi seluruh Kepala Keluarga di Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang: 14.394 KK. Sampel diambil dari tiap desa/ kelurahan sebanyak 100 KK dengan teknik Proposional Sampling To Size . Analisa Data dengan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi promosi kesehatan mempunyai pengaruh terhadap tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang. Pengaruh yang paling dominan adalah Pemberdayaan masyarakat. Koefisien Determinasi (R2) menunjukkan bahwa variabel bebas yang diteliti memberikan kontribusi 56,6 % terhadap tingkat PHBS dan sisanya 43,4 % dijelaskan oleh variabel bebas lainnya yang tidak diteliti. Disarankan kepada pengambil keputusan dan pembuat kebijakan agar menjamin tersedianya tenaga, dana, sarana dan prasarana untuk program promosi kesehatan (advokasi, bina suasana dan pemberdayaan masyarakat). Puskesmas harus mampu mengelola potensi masyarakat dan dunia usaha yang ada di wilayah kerjanya serta melakukan analisa situasi sebagai dasar penyusunan dan pelaksanaan program strategi promosi kesehatan untuk PHBS. Puskesmas sebaiknya meningkatkan kualitas kerja sama lintas sektoral, antar unit organisasi pemerintahan dan organisasi masyarakat. Kata Kunci: Strategi Promosi Kesehatan, Tingkat PHBS, Tatanan Rumah Tangga

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 7: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

ABSTRACT

Health promotion is an effort to increase the ability of community through learning from, by, for and together with the community themselves with the strategy emphasized in order that they can help themselves and develops the community based activity with the local socio-culture and supported by the health oriented public policy. In order to improve the Healthy and Clean Life Behavior (PHBS), the Community Health Center (Puskesmas) Patumbak, Deli Serdang District has tried to apply the health promotion strategy. The level of household PHBS is influenced by the health promotion strategy. The purpose of this survey study with explanatory research type is to analyze the influence of health promotion strategy on the level of PHBS in the households in Patumbak Sub-district, Deli Serdang District. The population of this study is all of the 14.394 heads of households in Patumbak Sub District, Deli Serdang District. Through the proportional sampling technique, 100 heads of households of each rural village/ urban village were selected to be the samples for this study. The data were analyzed by multiple linear regression analysis. The result of this study reveals that health promotion strategy has an influence on the level of PHBS in Patumbak Sub-district, Deli Serdang District. The most dominant influence is Community Empowerment. Coefficient of Determination (R2) shows that the independent variables studied gives the contribution of 56,6 % to the level of PHBS and the remaining 43,4 % is explained by the other independent variables which are not studied. The policy makers are suggested to guarantee the availability of power, fund, facilities and infrastructures for the health promotion program (advocating, condition development, and community empowerment). Puskesmas must be able to manage the potential of community and the available word business in its work area and to analyze the situation as the basic of the PHBS health promotion strategy program planning and development. Puskesmas should improve the quality of inter-sectoral cooperation between the unit of government organization and that of community organization

Key words: Heath Promotion Strategy, Level of Healthy and Clean Life Behavior (PHBS), Household

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 8: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul: Pengaruh

Strategi Promosi Kesehatan Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada

Tatanan Rumah Tangga di Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang. Tesis ini

merupakan tugas akhir dalam rangka memperoleh gelar Magister Kesehatan (M.Kes)

Program Kebijakan dan Kesehatan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara Medan. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof.Dr. Chairuddin P. Lubis,

DTM&H,DSAK selaku Rektor Universitas Sumatera Utara dan Ibu

Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B,M.Sc., selaku Direktur Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara yang telah menyediakan fasilitas perkuliahan.

Kepada Bapak Dr.Drs. Surya Utama, MS., selaku Ketua Program. Ibu Dr.Dra.

Ida Yustina, MSi selaku Sekretaris Program Studi Administrasi Kebijakan dan

Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah mengarahkan

dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.

Kepada Dr.Hj. Rismayani, SE,MS, dan Dra. Syarifah, MS, selaku komisi

pembimbing, yang telah memberikan bimbingan dan semangat kepada penulis

sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.

Kepada Dr.Drs. Surya Utama, MS dan Drs. Amru Nasution, M.Kes., selaku

komisi pembanding dan penguji yang telah banyak memberikan saran kepada penulis.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 9: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Kepada Kepala Dinas Kesehatan Deli Serdang dan Kepala Puskesmas

Patumbak, yang banyak membantu dalam pengumpulan data di lokasi penelitian.

Kepada orang tua terkasih; Prof.Dr.Ir. Meneth Ginting, M.A.D.E; Mami

(Almh) Dra.Hj. Rehmalem Sitepu; Mama Drg. Sofie Adelly, yang terus memberikan

bimbingan, semangat, dorongan, kasih sayang dan doa. Semoga Allah membalasnya

dengan yang lebih baik dan berlipat ganda.

Kepada suami Dr. Candra Syafei, SpOG dan anak anakku tercinta; Aka,

Dekka, Cika, yang selalu sabar saat ditinggalkan selama mengikuti pendidikan dan

terima kasih atas semangat, dorongan, kasih sayang dan doanya.

Kepada kakak dan adik tersayang, keluarga; Dra. Lila P. Hati Ginting, Msi.,

Cahaya Hati Ginting, SH. dan Ir. Yusuf, B.B. Ginting, Aff.

Tulisan ini diharapkan sebagai sumbangsih dan menambah wawasan dalam

membuat strategi kebijakan yang ditujukan untuk suatu lingkup masyarakat luas.

Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran

yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan tesis ini.

Medan, Agustus 2008

Penulis

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 10: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

RIWAYAT HIDUP

Suci Hati, lahir pada tanggal 30 Januari 1970 di Medan. Anak ketiga dari

empat bersaudara dari Bapak Prof.Dr.Ir.H.Meneth Ginting, M.A.D.E dan Ibu (Almh)

Dra.Hj. Rehmalem Sitepu. Menikah dengan Dr. Candra Syafei, SpOG, dikaruniai

tiga putra/putri: 1. Rezky Pamaska/Aka; 2. Dekka Andra/Dekka; 3. Cika Radezky/

Cika.

Pada tahun 1976-1982, sekolah di SD Angkasa I Medan dengan status

berijazah. Tahun 1982–1985 SMP Angkasa Medan dengan status berijazah. Tahun

1985-1988 SMA Negeri 1 Kabanjahe dengan status berijazah. Tahun 1988-1996

Kedokteran Umum-USU Medan dengan status berijazah, serta pada tahun 2006-2008

melanjutkan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Program Studi Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan di Universitas Sumatera Utara.

Bekerja sejak tahun 1996-1999 sebagai staff di Puskesmas Namorambe-Kab.

Deli Serdang. Tahun 1999-2004 Kepala Puskesmas Longat-Kab.Mandailing Natal.

Tahun 2004-2006 Kepala Puskesmas Panyabungan Jae-Kab.Mandailing Natal. Tahun

2006-sekarang: Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal

Medan, Agustus 2008 Suci Hati

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 11: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i ABSTRACT ........................................................................................................ ii KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... v DAFTAR ISI .................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar belakang ................................................................................... 1 1.2 Permasalahan ..................................................................................... 8 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 8 1.4 Hipotesis ............................................................................................. 9 1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... . 10

2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ......................................................... 10 2.2 Strategi Promosi Kesehatan................................................................. 20 2.3 Landasan Teori ................................................................................... 26 2.4 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................. 28

BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................. . 29 3.1 Jenis Penelitian .................................................................................. 29 3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ............................................ 29 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 29 3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 31 3.5 Variabel dan Definisi Operasional .................................................... 34 3.6 Metode Pengukuran .......................................................................... 40 3.7 Metode Analisis Data ....................................................................... 43

BAB 4 HASIL PENELITIAN ....................................................................... . 44

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 44 4.2. Karakteristik Responden .................................................................... 47 4.3. Strategi Promosi Kesehatan serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat .... 50 4.4. Hasil Analisis ..................................................................................... 54

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 12: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

BAB 5 PEMBAHASAN ................................................................................. . 58 5.1. Tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ........................................... 58 5.2. Pengaruh Strategi Promosi Kesehatan terhadap tingkat PHBS ............ 61 5.3. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 80

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 82

6.1. Kesimpulan ....................................................................................... 82 6.2. Saran ................................................................................................. 84

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 88 LAMPIRAN ....................................................................................................... 91

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 13: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Klasifikasi PHBS Tatanan Rumah Tangga Menurut Tingkat

Keluarga............................................................................................. 13 Tabel 3.1. Lokasi Sampel Penelitian ................................................................. 30 Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Variabel Advokasi.............................................. 32 Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas variabel Bina Suasana………………………..... 32 Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas variabel Pemberdayaan Masyarakat…………... 33 Tabel 3.5. Pengukuran Variabel Independen .................................................... 41 Tabel 3.6. Pengukuran Variabel Dependen ....................................................... 43 Tabel 4.1. Tenaga di Puskesmas Patumbak ....................................................... 45 Tabel 4.2. Karakteristik Responden .................................................................. 48 Tabel 4.3. Strategi Promosi Kesehatan .............................................................. 50 Tabel 4.4. Hasil Analisis Regresi Ganda ............................................................ 55

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 14: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Kerja Precede ............................................................. 18

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian ....................................................... 28 Gambar 4.1. Nilai-nilai sebaran komulatif data sebagai syarat uji regresi (uji

Normalitas data) ......................................................................... 56 Gambar 4.2. Homoskedasitas pada advokasi, bina suasana dan pemberdayaan

Masyarakat terhadap PHBS ....................................................... 57

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 15: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Izin Penelitian .................................................................................... 91 2. Daftar Pertanyaan ............................................................................... 94 3. Output Penelitian ................................................................................ 106

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 16: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perilaku hidup bersih dan sehat hakikatnya adalah dasar pencegahan manusia

dari berbagai penyakit. Kesehatan merupakan dambaan dan kebutuhan setiap orang.

Prinsip perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ini menjadi salah satu landasan dan

program pembangunan kesehatan di Indonesia.

Visi pembangunan kesehatan Indonesia saat ini adalah Indonesia Sehat 2010,

yang ditandai dengan penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat.

Visi ini dijabarkan menjadi masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, dengan

mengajak serta memotivasi masyarakat dan penyelenggara pelayanan kesehatan

untuk mengubah pola pikir dari sudut pandang sakit menjadi sudut pandang sehat;

dan jabaran ini disebut dengan Paradigma Sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) merupakan perwujudan riil paradigma sehat dalam budaya hidup perorangan,

keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan,

memelihara dan melindungi kesehatannya (Depkes RI, 2006).

Survei Kesehatan Nasional (2004) menunjukkan bahwa pencapaian rumah

yang melaksanakan PHBS (klasifikasi IV) baru berkisar 24,38 %. Di Sumatera Utara,

rumah tangga yang ber PHBS baru mencapai 55,32 %. Salah satu kabupaten yang

termasuk rendah dalam rangka pelaksanaan PHBS ini adalah kabupaten Deli Serdang

dengan tingkat pencapaian 28,57 %, masih jauh dari target minimal pemerintah, yaitu

65 % pada tahun 2010.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 17: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Peningkatan PHBS tersebut dilaksanakan melalui 5 tatanan, diantaranya

adalah tatanan rumah tangga. Terdapat 10 indikator PHBS tatanan rumah tangga,

yaitu; (1) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, (2) Bayi diberi ASI ekslusif,

(3) Mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, (4) Ketersediaan air bersih, (5)

Ketersediaan jamban sehat, (6) Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, (7)

Lantai rumah bukan lantai tanah, (8) Tidak merokok di dalam rumah, (9) Melakukan

aktifitas fisik setiap hari, dan (10) Makan buah dan sayur setiap hari. Keberhasilan

program PHBS tatanan rumah tangga, didasarkan kepada 10 indikator yang dibagi

menjadi 4 tingkatan atau kategori: Sehat I, Sehat II, Sehat III, dan Sehat IV; dengan

target pemerintah yaitu tercapainya penduduk Indonesia yang ber-PHBS pada tingkat

Sehat IV (Depkes RI, 2006).

Tingkat keberhasilan PHBS di Indonesia cenderung belum maksimal. Hasil

Survei Kesehatan Nasional (2004), menunjukkan bahwa: (1) Cakupan penolong

persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 64%, dengan target nasional 90%; (2) Bayi

diberi ASI eksklusif 39,5 %, dengan target nasional 80%; (3) Cakupan JPKM 19%,

target nasional 80%; (4) Jenis sumber air yang paling banyak digunakan adalah air

sumur terlindung sebesar 35% dan ketersediaan air bersih 81 %, target nasional 85 %;

(5) Rumah tangga yang menggunakan jamban sehat 49%, target nasional 80%; (6)

Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni 35 % dengan target nasional 80 % (7)

Lantai rumah bukan lantai tanah 35% target nasional 80%; (8) Hanya 36 % penduduk

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 18: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Indonesia yang tidak merokok dalam rumah; (9) Hanya 18% penduduk yang

melakukan aktifitas fisik; (10) Hanya 16 % yang makan buah dan sayur setiap hari.

Berdasarkan Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara (2007), diketahui

antara lain: cakupan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 67,78%; ASI

ekslusif 33,92%; cakupan JPKM 8,26%; ketersediaan air bersih 75 %, rumah tangga

yang menggunakan jamban sehat 68,63%; kesesuaian luas lantai dengan jumlah

penghuni 27,38 %; lantai rumah bukan lantai tanah 27,38%.

Cakupan PHBS di Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu yang

terendah di propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Propinsi

Sumatera Utara (2007) dan Surkesda Deli Serdang (2007), di ketahui cakupan PHBS

kabupaten Deli Serdang, antara lain: pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

82,18%; bayi diberi ASI Ekslusif 38,57%; mempunyai Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan 30,76%; ketersediaan air bersih 81,17%; ketersediaan jamban sehat

52,7%; kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni/menggunakan ruangan

bergabung 46,01% ; lantai rumah bukan lantai tanah 93%; 91,35 % penduduk yang

merokok melakukannya di dalam rumah; melakukan aktifitas fisik sedang setiap hari

38,19%; pada indikator makan buah dan sayur setiap hari dijumpai 11,15%

masyarakat yang mengkonsumsi buah; dan 86,58 % mengkonsumsi sayur setiap hari.

Salah satu kecamatan yang mempunyai cakupan rumah tangga ber-PHBS

terendah di kabupaten Deli Serdang adalah kecamatan Patumbak (urutan 20 dari 22

kecamatan), dengan indikator antara lain; pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan: dokter (10,26 %) dan bidan (87,18%); bayi diberi ASI ekslusif 27,27 %;

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 19: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 32,43 %; ketersediaan air bersih

100 %; ketersediaan jamban sehat 64,95 %; dan 100 % penduduk merokok di dalam

rumah; 34,34 % makan buah setiap hari dan 88,70 % makan sayur setiap hari; dan

29,11 % melakukan aktifitas sedang setiap hari(Profil Kesehatan Kab.Deli Serdang

dan Surkesda, 2007).

Strategi promosi kesehatan PHBS yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Deli

Serdang, dibiayai dengan dana yang relative terbatas, sebab proporsi anggaran

kesehatan baru mencapai 6,2% dari total APBD, masih jauh dari target 15 % dari

APBD sesuai rekomendasi Depkes RI. Pelaksanaan PHBS juga mendapat dukungan

dari organisasi non pemerintah, khususnya dari USAID dengan Health Service

Programe (HSP), dalam program kesehatan seperti program cuci tangan pakai sabun

dalam peningkatan program PHBS. Namun seluruh upaya ini belum mampu

memenuhi target capaian PHBS (Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang, 2006).

Saat ini Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang memprioritaskan program

PHBS, dengan menerapkan strategi pencapaian PHBS melalui kegiatan:

(1) Advokasi, (2) Bina suasana, dan (3) Gerakan pemberdayaan masyarakat. Promosi

PHBS menjadi salah satu tugas pokok puskesmas (Dinkes Deli Serdang, 2007).

Berdasarkan hasil wawancara dengan staf puskesmas Patumbak (Maret, 2008)

dapat diketahui bahwa promosi kesehatan kepada masyarakat tentang PHBS atau

penggunaan media komunikasi kepada masyarakat belum memberikan informasi

yang baik bagi masyarakat; karena keterbatasan dalam hal pelaksanaan kegiatan dan

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 20: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

sarana atau media informasi, seperti tulisan, leaflet, penyuluhan, dan media

penyaluran informasi lainnya.

Upaya promosi kesehatan dilakukan oleh puskesmas, karena puskesmas

merupakan sarana kesehatan dasar yang memberikan pelayanan kesehatan dasar

kepada masyarakat melalui pemberdayaan kader kesehatan, tokoh masyarakat dan

lintas sektoral untuk mempromosikan berbagai program-program kesehatan termasuk

PHBS. Puskesmas merupakan penghubung langsung antara program pemerintah

dengan masyarakat, dan melalui promosi kesehatan pemberdayaan masyarakat

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mereka mencapai perubahan lingkungan

fisik dan sosial melalui aktivitas organisasi dan upaya bersama (Muninjaya, 2004).

Hasil penelitian Hasibuan (2004) di Kabupaten Tapanuli Selatan,

menunjukkan bahwa responden yang pernah menerima penyuluhan tentang PHBS

sebesar 44,9%; dan tidak ada hubungan antara frekuensi penyuluhan dengan tingkat

PHBS klasifikasi IV dan belum klasifikasi IV. Namun menurut Hasibuan, yang

mengutip hasil penelitian Syafrizal (2002) di Kabupaten Bungo Jambi, diketahui

bahwa penyuluhan mempunyai pengaruh terhadap PHBS. Penyuluhan merupakan

kegiatan yang sangat penting untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat

keluarga.

Hasil penelitian Sinaga, dkk (2004), di Kabupaten Bantul, menunjukkan

rendahnya cakupan PHBS disebabkan oleh kurangnya pemberdayaan masyarakat,

terbatasnya anggaran biaya PHBS, rendahnya peran puskesmas dalam kegiatan

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 21: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

penyuluhan PHBS kepada masyarakat, dan rendahnya dukungan dari lintas sektoral

terhadap program PHBS.

Penelitian yang dilakukan oleh Darubekti (2001) Kabupaten Bengkulu Utara,

menyimpulkan bahwa kurangnya perilaku kesehatan masyarakat di desa Talang Pauh

akibat kurangnya pengetahuan, alasan ekonomi dan tidak adanya waktu, sehingga

sikap yang sudah positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud.

Berdasarkan pendapat para ahli (seperti Muninjaya, 2004; McKenzie, 2007;)

dapat dikatakan bahwa promosi kesehatan sebagai kombinasi terencana dari

mekanisme pendidikan, politik, lingkungan, peraturan, maupun mekanisme organisasi

yang mendukung tindakan dan kondisi kehidupan yang kondusif untuk kesehatan

individu, kelompok dan masyarakat. Promosi kesehatan adalah upaya untuk

meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan

bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta

mengembangkan kegiatan yang didukung oleh sumberdaya masyarakat, sesuai sosial

budaya setempat, dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

Berdasarkan pendapat Green (1980), dapat disimpulkan bahwa promosi

kesehatan merupakan determinan penting dari perilaku hidup sehat masyarakat.

Promosi kesehatan mempengaruhi 3 faktor penyebab mengapa seseorang melakukan

perilaku tertentu, yaitu: (1) Faktor pemungkin atau predisposing factor, sebagai

factor pemicu perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana;

(2) Faktor pemudah atau reinforcing factor, adalah faktor dasar atau motivasi bagi

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 22: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

perilaku, misalnya pengetahuan, sikap, keyakinan dan nilai yang dimiliki seseorang;

(3) Faktor penguat atau enabling factor, yang terwujud dalam sikap dan perilaku

petugas kesehatan atau petugas lainnya yang dipercaya oleh masyarakat.

Berdasarkan pendapat McKenzie (2007) dan Sarwono (2004), dapat

disimpulkan bahwa untuk mengatasi persoalan kesehatan yang dihadapi oleh

masyarakat, ada dua kemampuan penting yang harus dikuasai, yaitu ketrampilan

untuk mengatur suatu masyarakat dan ketrampilan untuk merencanakan sebuah

program promosi kesehatan. Promosi kesehatan mempunyai kekuatan untuk merubah

perilaku masyarakat. Perilaku merupakan reaksi individu terhadap stimulus yang

berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respons ini dapat bersifat pasif (berfikir,

berpendapat, bersikap) dan aktif (melakukan tindakan). Dengan demikian promosi

kesehatan dapat menjadi faktor penting dalam perubahan perilaku masyarakat menuju

perilaku hidup sehat, baik dalam ukuran sifat perilaku pasif maupun perilaku aktif.

Selanjutnya berdasarkan pendapat Notoadmodjo (2003), dapat dijelaskan

bahwa proses pembentukan dan perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor

yang berasal dari dalam diri individu (internal) berupa kecerdasan, persepsi, motivasi,

minat dan emosi untuk memproses pengaruh dari luar. Faktor yang berasal dari luar

(eksternal) meliputi objek, orang kelompok, dan hasil-hasil kebudayaaan yang

dijadikan sasaran dalam mewujudkan bentuk perilakunya. Promosi kesehatan yang

berisi nilai-nilai kesehatan yang berasal dari luar diri individu, cenderung dapat

mempengaruhi kondisi internal dan eksternal individu atau masyarakat.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 23: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Berdasarkan paparan di atas, sangat penting dianalisis peran strategi promosi

(meliputi aspek advokasi, bina suasana, dan gerakan pemberdayaan masyarakat)

terhadap tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah

Tangga, agar mencapai tingkat/ klasifikasi Sehat IV yang merupakan sasaran yang

diharapkan pemerintah.

Diharapkan hasil analisis ini dapat memberi kontribusi bagi pemecahan

masalah PHBS di lokasi penelitian, dan dapat memberi kontribusi bagi

pengembangan pengetahuan manajemen promosi kesehatan.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian,

yaitu: bagaimana pengaruh strategi promosi kesehatan (advokasi, bina suasana, dan

gerakan pemberdayaan masyarakat) terhadap tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) pada Tatanan Rumah Tangga di Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli

Serdang.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menganalisi pengaruh strategi promosi kesehatan

(advokasi, bina suasana, dan gerakan pemberdayaan masyarakat) terhadap tingkat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah Tangga di Kecamatan

Patumbak Kabupaten Deli Serdang.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 24: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

1.4 . Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian, dapat dirumuskan, yaitu: Strategi promosi kesehatan

(advokasi, bina suasana, dan gerakan pemberdayaan masyarakat) mempunyai

pengaruh terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Tatanan

Rumah Tangga di Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang.

1.5 . Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat, sebagai berikut:

1.5.1. Sebagai masukan untuk Dinas Kesehatan dalam menyusun program promosi

kesehatan yang ada kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan PHBS.

1.5.2. Masukan untuk puskesmas untuk menyusun pola implementasi promosi

kesehatan dalam kegiatan PHBS.

1.5.3. Masukan dalam pengembangan kebijakan promosi kesehatan dan program

PHBS, pada tingkat kabupaten, propinsi, maupun pemerintah pusat.

1.5.4. Diharapkan dapat memberi masukan dalam pengembangan konsep dan

pengetahuan bidang manajemen promosi kesehatan, khususnya aspek strategi

promosi kesehatan.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 25: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS adalah upaya memberikan

pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan

membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, guna

meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan advokasi, bina

suasana (Social Support) dan gerakan masyarakat (Empowerment) sehingga dapat

menerapkan cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan

kesehatan masyarakat . Adapun sasaran dari program PHBS tersebut mencakup lima

tatanan, yaitu: tatanan rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum

dan sarana kesehatan (Depkes RI, 2002 dan Depkes RI, 2006).

Menurut Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI (2006) , PHBS di rumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota rumah

tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan

di masyarakat. Adapun tujuan PHBS di rumah tangga adalah sebagai berikut: (1).Untuk meningkatkan dukungan dan peran

aktif petugas kesehatan, petugas lintas sektor, media massa, organisasi masyarakat, LSM, tokoh masyarakat, tim penggerak PKK

dan dunia usaha dalam pembinaan PHBS di rumah tangga (2).Meningkatkan kemampuan keluarga untuk melaksanakan PHBS

dan berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

Sasaran PHBS tatanan rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu:

pasangan usia subur, ibu hamil dan atau ibu menyusui, anak dan remaja, usia lanjut,

dan pengasuh anak (Depkes RI , 2006).

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 26: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Indikator adalah suatu petunjuk yang membatasi fokus perhatian suatu

penilaian. Adapun indikator PHBS tatanan rumah tangga, adalah:

1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, yaitu pertolongan pertama pada

persalinan balita termuda dalam rumah tangga dilakukan oleh tenaga

kesehatan (dokter, bidan dan paramedis lainnya).

2. Bayi diberi ASI ekslusif, adalah bayi termuda usia 0-6 bulan mendapat ASI

saja sejak lahir sampai usia 6 bulan;

3. Mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, adalah anggota-anggota rumah

tangga mempunyai pembiayaan praupaya kesehatan seperti askes, kartu sehat,

dana sehat, Jamsostek dan lain sebagainya;

4. Ketersediaan air bersih, adalah rumah tangga yang memiliki akses terhadap

air bersih dan menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari

air dalam kemasan, air leding, air sumur terlindung dan penampungan air

hujan. Sumber air pompa, sumur dan mata air terlindung berjarak minimal 10

meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah.

5. Ketersediaan jamban sehat, adalah rumah tangga yang memiliki atau

menggunakan jamban leher angsa dengan tangki septik atau lubang

penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir;

6. Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, adalah rumah tangga yang

mempunyai luas lantai rumah yang ditempati dan digunakan untuk keperluan

sehari-hari dibagi dengan jumlah penghuni (9m2 per orang);

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 27: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

7. Lantai rumah bukan tanah, adalah rumah tangga yang mempunyai rumah

dengan bawah atau dasar terbuat dari semen, papan, ubin dan kayu.

8. Tidak merokok di dalam rumah, adalah penduduk / anggota keluarga umur 10

tahun keatas tidak merokok di dalam rumah selama ketika berada bersama

anggota keluarga lainnya selama 1 bulan terakhir.

9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari, adalah penduduk/ anggota keluarga umur

10 tahun keatas dalam 1 minggu terakhir melakukan aktifitas fisik (sedang

maupun berat) minimal 30 menit setiap hari.

10. Makan buah dan sayur setiap hari, adalah anggota rumah tangga umur 10

tahun keatas yang mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran

atau sebaliknya setiap hari dalam 1 minggu terakhir (Depkes RI , 2006).

Dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan PHBS tatanan rumah tangga,

dibuat suatu klasifikasi tingkat pencapaian berdasarkan 10 indikator. Jawaban ya/

dilaksanakannya indikator tersebut menentukan tingkat pencapaian sehat. Jawaban

ya/ dilaksanakan tidak harus berturut-turut sesuai penomoran. Hal ini dapat dilihat

pada Tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1.Klasifikasi PHBS Tatanan Rumah Tangga Menurut Tingkat Keluarga No Klasifikasi PHBS Indikator Tingkat PHBS % 1 Klasifikasi I 1-3 dari 10 Sehat I % sehat 4 = 0 – 25 % Variabel PHBS

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 28: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

2 Klasifikasi II 4-6 dari 10 Sehat II % sehat 4 = 26 – 50 % Variabel PHBS 3 Klasifikasi III 7-9 dari 10 Sehat III % sehat 4 = 51 – 75 % Variabel PHBS 4 Klasifikasi IV Sehat 3 + dana sehat Sehat IV % sehat 4 = 76 – 100 % Sumber: Depkes RI, 2002

Target yang ingin dicapai dari program PHBS pada substansi dasarnya adalah

klasifikasi/tingkat IV, sehingga penggolongan klasifikasi/tingkat kepada I,II,II dapat

saja digabungkan menjadi satu tingkat tersendiri tanpa harus mengurangi makna

target yang dicapai. Namun dari aspek pemantauan pelaksanaan program dan hasil

pelaksanaan maka dilakukan stratifikasi untuk melihat hasil yang telah dicapai. Juga

dapat terjadi keluarga yang berada di klasifikasi/ tingkat I langsung mencapai

klasifikasi / tingkat IV tanpa melalui tahapan klasifikasi/ tingkat II, dan III.

Pada Renstra Depkes 2005-2009, PHBS merupakan salah satu program

prioritas pemerintah melalui puskesmas dan menjadi sasaran luaran dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan (Depkes

RI, 2006).

Menurut Azwar (1996), Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional

yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan , pusat pembinaan peran serta

masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

yang menyelenggarakan kegiatan secara menyeluruh , terpadu dan berkesinambungan

pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

Puskesmas mempunyai tiga fungsi utama dalam menjalankan kegiatannya, yaitu: (1)

pusat penggerakan pembangunan berwawasan kesehatan, (2) pusat pelayanan

kesehatan strata pertama dan (3) pusat pemberdayaan masyarakat.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 29: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat, puskesmas harus selalu berupaya

agar individu, keluarga dan masyarakat memiliki kesadaran, kemauan dan

kemampuan untuk melayani diri sendiri dan masyarakat di bidang kesehatan dengan

memperhatikan kondisi dan situasi serta perilaku sosial budaya masyarakat setempat

(Depkes, 2006).

Mengubah perilaku seseorang agar dapat mengikuti keinginan yang

disampaikan tidaklah mudah. Batasan Perilaku menurut Notoatmodjo (2003) dari

pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang

bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hekekatnya adalah aktivitas dari manusia

itu sendiri. Untuk kepentingan analisis perilaku perlu diketahui apa yang dikerjakan

oleh organisme tersebut, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak

langsung.

Menurut Sarwono (1993) dan Notoatmodjo (2003), perilaku manusia

merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan

lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.

Pengetahuan dan sikap merupakan respon seseorang terhadap stimulus atau rangsang

yang masih bersifat terselubung, dan disebut covert behavior. Sedangkan tindakan

nyata seseorang sebagai respon seseorang terhadap stimulus (practice) adalah

merupakan overt behavior.

Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu

respons seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 30: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

penyakit, sistem pelayanan kesehaan, makanan, dan minuman serta lingkungan.

Berdasarkan batasan ini, Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan, yaitu:

a. Perilaku pemeliharaaan kesehatan (health maintenance), yaitu perilaku atau

usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit

dan usaha untuk penyembuhan bila sakit.

b. Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behaviour), yaitu upaya atau

tindakan seseorang pada saat menderita sakit atau kecelakaan. Perilaku ini mulai

dari mengobati sendiri sampai mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan

tradisional maupun modern

c. Perilaku kesehatan lingkungan, yaitu bagaimana seseorang merespon lingkungan,

baik fisik maupun sosial budaya, sehingga lingkungan tersebut tidak

mempengaruhi kesehatan individu, keluarga maupun masyarakat

d. Dalam proses pembentukan dan perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa

faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) berupa kecerdasan,

persepsi, motivasi, minat dan emosi untuk memproses pengaruh-pengaruh dari

luar. Faktor yang berasal dari luar (eksternal) meliputi objek, orang kelompok,

dan hasil-hasil kebudayaaan yang dijadikan sasaran dalam mewujudkan bentuk

perilakunya.

Perilaku merupakan respons/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang

berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respons ini dapat bersifat pasif (tanpa

tindakan : berfikir, berpendapat, bersikap) maupun aktif (melakukan tindakan).

Sesuai dengan batasan ini, perilaku kesehatan dapat dirumuskan sebagai segala

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 31: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang

menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan. Perilaku aktif dapat dilihat

(overt) sedangkan perilaku pasif tidaklah tampak, seperti misalnya pengetahuan,

persepsi atau motivasi. Beberapa ahli membedakan bentuk-bentuk perilaku kedalam

tiga domain yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan atau sering kita dengar dengan

istilah knowledge, attitude, practice (Sarwono, 2004).

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

seseorang melakukan penginderaan terhadap sutu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni melalui mata dan telinga. Ada 6 tingkatan

pengetahuan yang tercakup dalam ranah kognitif ini, yaitu: (1). Tahu (know),

diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya

setelah mengamati sesuatu; (2). Memahami (comprehension), artinya seseorang itu

telah dapat mengenterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut;

(3).Aplikasi (application), diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahuinya pada

situasi yang lain; (4). Analisis (analysis),adalah kemampuan seseorang untuk

menjabarkan dan/ atau memisahkan , kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui; (5). Sintesis

(synthesis), menunjukkan kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan

dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang

dimiliki; (6). Evaluasi (evaluation), berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2005).

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 32: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seorang terhadap

suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya

dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Dengan kata lain sikap

merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu

stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2005).

Notoatmodjo (2003), yang mengutip pendapat Achmadi, menjelaskan jenis sikap,

yaitu: (a) Sikap positif, yang menunjukkan atau memperlihatkan menerima,

menyetujui terhadap norma – norma yang berlaku dimana individu itu beda; (b)Sikap

negatif, menunjukkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang

berlaku dimana individu itu berbeda. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau

objek kesehatan , kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang

diketahui , proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan

apa yang diketahui atau disikapinya /dinilai baik.

Menurut Green (1980), dalam mencapai kualitas hidup yang baik (quality of

life) dapat dicapai melalui peningkatan derajat kesehatan, faktor perilaku dan gaya

hidup (behaviour and lifestyle) serta lingkungan atau environment (gambar 2.1).

Faktor paling besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan adalah faktor perilaku

dan gaya hidup serta lingkungan, misalnya seorang menderita diare karena minum air

yang tidak di masak (masalah perilaku) atau seorang yang tidak merokok terkena

kanker paru akibat berada lingkungan orang yang merokok (masalah

lingkungan).Faktor perilaku dan gaya hidup adalah suatu faktor yang timbul karena

adanya aksi dan reaksi seseorang atau organisme terhadap lingkungan nya. Faktor

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 33: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

perilaku akan terjadi apabila ada rangsangan, sedangkan pola kebiasaan seseorang

atau sekelompok orang yang dilakukan untuk mengikuti trend atau hanya meniru

tokoh idolanya .

sumber:Green, Health Promotion Planning and Education and Environment Approach Institue of Health Promotion Research University of British Colombia (1991;44)

Gambar 2.1. Kerangka Kerja Precede

Ada 3 faktor penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku tertentu, yaitu:

(a). Faktor pemungkin ( predisposing factor), adalah faktor pemicu terhadap perilaku

yang memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Termasuk di dalamnya

keterampilan petugas kesehatan, ketersediaan sumber daya dan komitmen pemerintah

dan masyarakat terhadap masyarakat, (b). Faktor-faktor pemudah (reinforcing factor),

adalah faktor pemicu yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku, misalnya

Health promotion

Health

Education

Policy regulation

organization

Predisposing factor

Environment

Behaviour And

Lifestyle

Enabling factor

Reinforcing factor

Health Quality Of life

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 34: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

pengetahuan, sikap, keyakinan dan nilai yang dimiliki seseorang, dan (c). Faktor

penguat (enabling factor), yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas

kesehatan atau petugas lainnya yang dipercaya oleh masyarakat. Ketiga faktor ini

dipengaruhi oleh faktor penyuluhan (health education) dan faktor kebijakan (policy),

peraturan (regulation) serta organisasi (organization). Semua faktor-faktor tersebut

merupakan ruang lingkup promosi kesehatan (Green, 1980).

Anggota masyarakat yang memiliki potensi besar untuk mengubah sistem

nilai dan norma adalah mereka yang disebut dengan pemuka masyarakat atau tokoh

masyarakat. Tokoh masyarakat ini terdiri atas dua kategori, yaitu tokoh masyarakat

yang formal dan tokoh masyarakat yang informal. Tokoh masyarakat formal adalah

orang yang memiliki posisi menentukan dalam sistem pemerintahan (disebut juga

penentu kebijakan), seperti gubernur, bupati/walikota, anggota dewan perwakilan

rakyat, dan lain-lain. Adapun tokoh masyarakat informal ada berbagai jenis, misalnya

tokoh atau pemuka adat, tokoh atau pemuka agama, tokoh politik, tokoh pertanian,

dan lain-lain. Pemuka atau tokoh adalah seseorang yang memiliki kelebihan di antara

kelompoknya. Ia akan menjadi panutan bagi kelompoknya atau bagi masyarakat

karena ia merupakan figur yang menonjol. Di samping itu, ia dapat mengubah sistem

nilai dan norma masyarakat secara bertahap, dengan terlebih dulu mengubah sistem

nilai dan norma yang berlaku dalam kelompoknya (Depkes RI, 2006).

Kemampuan penting yang harus dikuasai dalam upaya mengatasi

persoalan kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat, adalah: ketrampilan untuk

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 35: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

mengatur suatu masyarakat dan ketrampilan untuk merencanakan sebuah program

promosi kesehatan (McKenzie, 2007).

Sejak era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma

pembangunan kesehatan. Dengan paradigma ini berarti pembangunan kesehatan

harus lebih mengutamakan upaya-upaya promotif dan preventif, tanpa mengabaikan

upaya kuratif dan rehabilitatif. Dengan demikian program promosi kesehatan

mendapat tempat yang sangat penting dalam pembangunan kesehatan.

2.2. Strategi Promosi Kesehatan

Committee on Health Education and Promotion Terminology yang

dikutip oleh McKenzie (2007) menyatakan bahwa promosi kesehatan sebagai

kombinasi terencana apapun dari mekanisme pendidikan, politik, lingkungan ,

peraturan , maupun mekanisme organisasi yang mendukung tindakan dan kondisi

kehidupan yang kondusif untuk kesehatan individu, kelompok dan masyarakat. Pada

Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah

upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh,

untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta

mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya

setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

Dalam melakukan promosi kesehatan tidak terlepas dari perilaku.

Perilaku tidak hanya menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 36: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

norma, melainkan juga dimensi ekonomi .Sistem nilai dan norma merupakan rambu-

rambu bagi seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Sistem nilai

dan norma “dibuat” oleh masyarakat untuk dianut oleh individu-individu anggota

masyarakat tersebut. Namun demikian sistem nilai dan norma, sebagai sistem sosial,

adalah sesuatu yang dinamis. Artinya, sistem nilai dan norma suatu masyarakat akan

berubah mengikuti perubahan-perubahan lingkungan dari masyarakat yang

bersangkutan (Depkes RI, 2006).

Hasil Konferensi Internasional ke-4 tentang Promosi kesehatan, yang

dikutip oleh Liliweri ( 2007), menyatakan bahwa prioritas promosi kesehatan dalam

abad 21 adalah: (1). Mempromosikan tanggung jawab sosial bagi kesehatan; (2).

Meningkatkan modal untuk pengembangan kesehatan ; (3). Konsolidasi dan

perluasan kemitraan untuk kesehatan; (4) Meningkatkan kapasitas komunitas dan

memperkuat individu dan ; (5) Melindungi keamanan infrastruktur promosi

kesehatan.

Promosi kesehatan diharapkan dapat melaksanakan strategi yang bersifat

paripurna (komprehensif), khususnya dalam menciptakan perilaku baru. Kebijakan

Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan,

yaitu (1) advokasi, (2)gerakan pemberdayaan masyarakat dan, (3) bina suasana, yang

diperkuat oleh kemitraan serta metode dan sarana komunikasi yang tepat (Depkes RI,

2006).

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 37: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Menurut Notoadmodjo (2003 yang mengutip pendapat Hopkins, defenisi

advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui bermacam-

macam bentuk komunikasi persuasif. Advokasi dapat diartikan sebagai upaya atau

proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari

pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Berbeda dengan bina suasana, advokasi

diarahkan untuk menghasilkan dukungan yang berupa kebijakan (misalnya dalam

bentuk peraturan perundang-undangan), dana, sarana, dan lain-lain sejenis.

Stakeholders yang dimaksud bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu

kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh

agama, tokoh adat, dan lain-lain yang umumnya dapat berperan sebagai penentu “kebijakan” (tidak tertulis) di bidangnya. Tidak

boleh dilupakan pula tokoh-tokoh dunia usaha, yang diharapkan dapat berperan sebagai penyandang dana non-pemerintah

(Puspromkes Depkes, 2006).

Strategi advokasi dilakukan dengan melalui pengembangan kebijakan yang mendukung pembangunan kesehatan

melalui konsultasi pertemuan-pertemuan dan kegiatan-kegiatan lain kepada para pengambil keputusan baik kalangan

pemerintah, swasta maupun pemuka masyarakat (Notoatmodjo, 2005).

Bina Suasana adalah upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang

mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang

diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila

lingkungan sosial di mana pun ia berada (keluarga di rumah, orang-orang yang

menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan bahkan

masyarakat umum) memiliki opini yang positif terhadap perilaku tersebut. Oleh

karena itu, untuk mendukung proses Pemberdayaan Masyarakat, khususnya dalam

upaya mengajak para individu meningkat dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan

Bina Suasana (Depkes RI, 2006).

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 38: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Pada pelaksanaannya terdapat tiga pendekatan dalam Bina Suasana, yaitu (1)

Pendekatan Individu, (2) Pendekatan Kelompok, dan (3) Pendekatan Masyarakat

Umum (Depkes RI, 2006), dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Bina Suasana Individu, ditujukan kepada individu tokoh masyarakat.

Melalui pendekatan ini diharapkan mereka akan menyebarluaskan opini yang positif

terhadap perilaku yang sedang diperkenalkan. Mereka juga diharapkan dapat menjadi

individu-individu panutan dalam hal perilaku yang sedang diperkenalkan dengan

bersedia atau mau mempraktikkan perilaku yang sedang diperkenalkan tersebut

misalnya seorang pemuka agama yang rajin melaksanakan 3 M yaitu Menguras,

Menutup dan Mengubur demi mencegah munculnya wabah demam berdarah. Lebih

lanjut bahkan dapat diupayakan agar mereka bersedia menjadi kader dan turut

menyebarluaskan informasi guna menciptakan suasana yang kondusif bagi perubahan

perilaku individu.

2. Bina Suasana Kelompok, ditujukan kepada kelompok-kelompok dalam

masyarakat, seperti pengurus Rukun Tetangga (RT), pengurus Rukun Warga (RW),

kelompok keagamaan, perkumpulan seni, organisasi profesi, organisasi wanita,

organisasi siswa/mahasiswa, organisasi pemuda, dan lain-lain. Pendekatan ini dapat

dilakukan oleh dan atau bersama-sama dengan pemuka/tokoh masyarakat yang telah

peduli. Diharapkan kelompok-kelompok tersebut menjadi peduli terhadap perilaku

yang sedang diperkenalkan dan menyetujui atau mendukungnya. Bentuk dukungan

ini dapat berupa kelompok tersebut lalu bersedia juga mempraktikkan perilaku yang

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 39: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

sedang diperkenalkan, mengadvokasi pihak-pihak yang terkait, dan atau melakukan

kontrol sosial terhadap individu-individu anggotanya.

3. Bina Suasana Masyarakat Umum, dilakukan terhadap masyarakat umum

dengan membina dan memanfaatkan media-media komunikasi, seperti radio, televisi,

koran, majalah, situs internet, dan lain-lain, sehingga dapat tercipta pendapat umum.

Dengan pendekatan ini diharapkan media-media massa tersebut menjadi peduli dan

mendukung perilaku yang sedang diperkenalkan. Suasana atau pendapat umum yang

positif ini akan dirasakan pula sebagai pendukung atau “penekan” (social pressure)

oleh individu-individu anggota masyarakat, sehingga akhirnya mereka mau

melaksanakan perilaku yang sedang diperkenalkan. Strategi bina suasana dilakukan

melalui: (1) Pengembangan potensi budaya masyarakat dengan mengembangkan

kerja sama lintas sektor termasuk organisasi kemasyarakatan, keagamaan, pemuda,

wanita serta kelompok media massa; dan (2) Pengembangan penyelenggaraan

penyuluhan, mengembangkan media dan sarana, mengembangkan metode dan teknik

serta hal-hal lain yang mendukung penyelenggaraan penyuluhan.

Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan

berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran,

agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek

knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu

melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice) (Natoadmodjo, 2003).

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 40: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta

kelompok masyarakat. Dalam mengupayakan agar seseorang tahu dan sadar,

kuncinya terletak pada keberhasilan membuat orang tersebut memahami bahwa

sesuatu (misalnya diare) adalah masalah baginya dan bagi masyarakatnya. Sepanjang

orang yang bersangkutan belum mengetahui dan menyadari bahwa sesuatu itu

merupakan masalah, maka orang tersebut tidak akan bersedia menerima informasi

apa pun lebih lanjut. Manakala ia telah menyadari masalah yang dihadapinya, maka

kepadanya harus diberikan informasi umum lebih lanjut tentang masalah yang

bersangkutan (Depkes RI, 2006)

Perubahan dari tahu ke mau pada umumnya dicapai dengan menyajikan fakta-

fakta dan mendramatisasi masalah. Tetapi selain itu juga dengan mengajukan harapan

bahwa masalah tersebut bisa dicegah dan atau diatasi. Di sini dapat dikemukakan

fakta yang berkaitan dengan para tokoh masyarakat sebagai panutan; misalnya

tentang seorang tokoh agama yang dia sendiri dan keluarganya tak pernah terserang

diare karena perilaku yang dipraktikkannya (Depkes RI, 2006).

Bilamana sasaran sudah akan berpindah dari mau ke mampu melaksanakan,

boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang

bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung, tetapi yang seringkali dipraktikkan

adalah dengan mengajaknya ke dalam proses pengorganisasian masyarakat

(community organization) atau pembangunan masyarakat (community development).

Pemberdayaan akan lebih berhasil jika dilaksanakan melalui kemitraan serta

menggunakan metode dan teknik yang tepat. Pada saat ini banyak dijumpai Lembaga-

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 41: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang kesehatan atau peduli

terhadap kesehatan. LSM ini harus digalang kerjasamanya, baik di antara mereka

maupun antara mereka dengan pemerintah, agar upaya pemberdayaan masyarakat

dapat berdayaguna dan berhasilguna (Puspromkes Depkes, 2006).

2.3. Landasan Teori

Berdasarkan hasil studi kepustakaan dapat dirumuskan bahwa perilaku sehat

adalah atribut personal seperti kepercayaan, harapan, motif, nilai, persepsi dan unsur

kognitif lainnya, dan dalam bentuk yang perrilaku yang tampak (overt) adalah

tindakan dan kebiasaan yang berhubungan dengan mempertahankan, memelihara dan

meningkatkan kesehatan .

Para ahli menekankan bahwa kualitas hidup dipengaruhi oleh kesehatan, dan

kesehatan dipengaruhi oleh perilaku. Perilaku dipengaruhi oleh predisposing factors,

reinforcing factors dan enabling factors. Ketiga factor ini dipengaruhi oleh promosi

kesehatan

Promosi kesehatan sebagai kombinasi terencana apapun dari mekanisme pendidikan, politik, lingkungan, peraturan,

maupun mekanisme organisasi yang mendukung tindakan dan kondisi kehidupan yang kondusif untuk kesehatan individu,

kelompok dan masyarakat. Adapun strategi promosi kesehatan yang umunya diterapkan dalam implementasi program promosi

kesehatan adalah: (1) kegiatan advokasi, yang dapat diartikan sebagai upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk

mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait; (2) bina suasana, adalah upaya menciptakan opini atau

lingkungan sosial yang mendorong anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan; dan (3)

Pemberdayaan masyarakat, adalah proses pemberian informasi secara kontinyu mengikuti perkembangan sasaran, serta proses

membantu sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi

mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Ketiga strategi

ini digunakan dalam pembangunan kesehatan di Indonesia, untuk mencapai derajat kesehatan dan kualitas hidup setinggi-

tingginya yang dijabarkan sebagai keadaan klasifikasi Sehat IV.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 42: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Berdasarkan paparan di atas, maka Strategis promosi kesehatan dapat diukur

dari aspek Advokasi, Bina Suasana, dan Pemberdayaan masyarakat yang diasumsikan

mempunyai hubungan kasualitas terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Makna

Perilaku Hidup bersih dan sehat terukur dari 10 indikator, yaitu: pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI ekslusif, jaminan pemeliharaan

kesehatan, ketersediaan air bersih, ketersediaan jamban sehat, kesesuaian luas lantai

dengan jumlah penghuni, lantai rumah bukan tanah, tidak merokok di dalam rumah,

melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan makan buah dan sayur setiap hari.

Selanjutnya, dari kesepuluh indikator tersebut disusun atas tingkatan : sehat I,sehat II

sehat III, dan Sehat IV .

2.4. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan hasil studi kepustakaan dan landasan teoritis, dapat dirumuskan kerangka konsep penelitian (Gambar 2.2)

sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel dependen

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

1. Bina Suasana 2. Advokasi 3. Pemberdayaan Masyarakat

TINGKAT PERILAKU HIDUP BERSIH DAN

SEHAT

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 43: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah Survei dengan tipe penelitian penjelasan

(Explanatory research), yang ditujukan untuk menganalisis pengaruh strategi

promosi kesehatan (advokasi, bina suasana dan pemberdayaan masyarakat) dengan

tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah wilayah kerja Puskesmas Patumbak, Kecamatan

Patumbak Kabupaten Deli Serdang. Alasan pemilihan lokasi adalah: ditemukannya

masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lokasi penelitian. Sesuai

data/informasi Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang dan Puskesmas Patumbak,

tahun 2008.

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan terhitung bulan Desember

2007 sampai dengan Mei 2008.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di Kecamatan

Patumbak Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan data dinas kesehatan Kabupaten

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 44: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Deli Serdang (2008), diketahui jumlah kepala keluarga di Kecamatan Patumbak

sebesar 14.394 KK.

Sampel penelitian ini adalah sebagian dari kepala keluarga di atas, dengan

besar sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

(Nasir,2003):

n = N/N.d2 + 1

dengan ketentuan : n = jumlah sampel ; N = jumlah populasi; d2 = presisi yang

ditetapkan (10%); sehingga:

n = 14.394/14.394 . (0,1)2 + 1 = 14.394/ 144,94 n = 99,31 Rumah Tangga

n = 100 Rumah Tangga.

Sesuai perhitungan di atas, diperoleh jumlah sampel penelitian ini sebanyak

100 kepala rumah tangga. Pemilihan responden yang tersebar di Kecamatan

Patumbak dilakukan dengan rumus : ni = fi .n ; dengan ketentuan ni = sampel strata i;

fi = jumlah sampel tiap strata dibagi jumlah seluruh populasi; dan n = jumlah

sampel; dengan hasil perhitungannya dirinci pada Tabel 3.1

Tabel 3.1. Lokasi Sampel Penelitian No Nama Desa Jumlah sampel tiap strata Jumlah sampel 1 Marindal I 4389 30.49 = 31 2 Marindal II 2442 16.96 = 17 3 Patumbak Kp 2712 18.84 = 19 4 Sigara-gara 1517 10.53 = 11 5 Patumbak I 1334 9.26 = 9 6 Patumbak II 1068 7.41 = 7 7 Lantasan Lama 469 3.25 = 3 8 Lantasan Baru 463 3.21 = 3

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 45: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Total sampel 14394 100

Pengambilan sampel KK dalam satu desa berdasarkan hasil perkalian proporsi

dengan jumlah desa, dilakukan secara simple random sampling, sampai memenuhi

jumlah 100 RT.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data primer diperoleh melalui metode wawancara (interview) dengan tipe

wawancara langsung, berpedoman pada daftar pertanyaan ( questionaire) penelitian.

Data sekunder diperoleh melalui studi dokumentasi dari dinas kesehatan Kabupaten

Deli Serdang, dinas kesehatan propinsi Sumatera Utara , Departemen Kesehatan RI,

dan Puskesmas Patumbak.

Khusus untuk daftar pertanyaan (questionaire) penelitian, agar dapat menjadi

instrumen penelitian yang valid dan reliabel sebagai alat pengumpul data, dilakukan

pengujian validitas dan reliabilitas.

3.4.1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang

diteliti secara tepat . Uji validitas instrumen penelitian yang digunakan adalah

Validitas Konstruk dengan memakai rumus korelasi product moment dari Pearson.

Suatu pertanyaan dikatakan valid atau bermakna sebagai alat pengumpul data bila

korelasi hasil hitung (r – hitung) lebih besar dari angka kritik nilai korelasi (r-tabel).

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 46: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Taraf signifikansi yang dipilih adalah 5 %. Kegunaan validitas konstruk adalah

mencari tahu apakah setiap pertanyaan yang tersusun mempunyai validitas yang

tinggi. Sebuah pertanyaan dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar

terhadap skor total (Arikunto, 2005).

Hasil analisis uji validitas dengan mengunakan uji statistik korelasi product

moment diperoleh hasil sebagai berikut: (Tabel 3.2 s/d Tabel 3.4)

Tabel. 3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Advokasi No Variabel BinaSuasana r hitung R tabel Keterangan 1 Ad1 0.558

0.361

Valid 2 Ad2 0.812 Valid 3 Ad3 0.787 Valid 4 Ad4 0.796 Valid 5 Ad5 0.615 Valid 6 Ad6 0.614 Valid 7 Ad7 0.661 Valid 8 Ad8 0.714 Valid 9 Ad9 0.866 Valid 10 Ad10 0.791 Valid 11 Ad11 0.676 Valid 12 Ad12 0.617 Valid 13 Ad13 0.668 Valid 14 Ad14 0.617 Valid 15 Ad15 0.812 Valid Sumber: Hasil penelitian, 2008 (data diolah)

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Bina Suasana No Variabel BinaSuasana r hitung r table Keterangan 1 Bs1 0.812

0.361

Valid 2 Bs2 0.893 Valid 3 Bs3 0.716 Valid 4 Bs4 0.570 Valid 5 Bs5 0.746 Valid 6 Bs6 0.614 Valid 7 Bs7 0.713 Valid 8 Bs8 0.753 Valid 9 Bs9 0.730 Valid

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 47: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

10 Bs10 0.596 Valid Sumber: Hasil penelitian, 2008 (data diolah)

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Variabel Gerakan Pemberdayaan Masyarakat No Variabel BinaSuasana R hitung R tabel Keterangan 1 GPM1 0.733

0.361

Valid 2 GPM2 0.555 Valid 3 GPM3 0.778 Valid 4 GPM4 0.805 Valid 5 GPM5 0.551 Valid 6 GPM6 0.506 Valid 7 GPM7 0.422 Valid 8 GPM8 0.821 Valid 9 GPM9 0.459 Valid 10 GPM10 0.620 Valid Sumber: Hasil penelitian, 2008 (data diolah)

Hasil uji statistic product Moment menunjukkan bahwa item variabel

Advokasi, item variabel bina suasana, dan item variabel gerakan pemberdayaan

masyarakat adalah valid karena r hitung masing masing item variabel > (0.361) r

tabel.

Pertanyaan dikatakan reliabel jika jawaban responden terhadap pertanyaan

(kuesioner) adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas

menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang

dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar dan sesuai kenyataan, maka

berapa kalipun diambil tetap akan sama. Teknik yang dipakai untuk menguji

kuesioner penelitian,adalah adalah teknik single test double trial, yaitu dengan

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 48: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

menguji coba instrumen kepada sekelompok responden. Pada kali lain instrumen

tersebut diberikan kepada kelompok semula untuk dikerjakan lagi. Kemudian kedua

hasil tersebut dikorelasikan (Arikunto, 2005).

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Strategi Promosi kesehatan (Variabel Bebas)

Strategi promosi kesehatan merupakan kelompok variabel bebas, dengan

definisi sebagai berikut: Sekumpulan cara, upaya atau mekanisme yang terdiri dari

Advoksi, Bina Suasana, dan Pemberdayaan Masyarakat untuk mendukung tindakan

individu, keluarga atau masyarakat dalam meningkatkan kualitas kesehatannnya.

Dalam penelitian ini, Strategi Promosi diukur dari 3 varibel, dengan definisi

operasional sebagai berikut:

3.5.1.1 Advokasi.

adalah upaya atau proses yang terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan

dari pihak-pihak yang terkait, yang diukur dari ketersediaan sarana/prasarana, sumber

daya manusia (SDM), sosialisasi, dan kelengkapan data. Variabel indikator ini, adalah;

a. Sarana /prasarana, adalah kondisi dan kelengkapan peralatan atau fasilitas yang

mendukung promosi kesehatan yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat dalam

pelaksanaan PHBS

b.Sumber Daya manusia (SDM), adalah petugas promosi PHBS , yang meliputi

ketersediaan petugas, sikap, perbuatan , keahlian dan kemampuan yang dapat

berpengaruh terhadap masyarakat dalam pelaksanaan PHBS

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 49: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

c.Sosialisasi, adalah usaha petugas promosi PHBS memberikan informasi kepada

pemerintah sehingga hasilnya berpengaruh terhadap masyarakat dalam pelaksanaan

PHBS.

d.Kelengkapan data, adalah pendataan yang akurat yang dilakukan oleh petugas

promosi kesehatan sehingga berpengaruh terhadap tingkat PHBS pada masyarakat.

3.5.1.2. Bina Suasana

adalah suatu upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang mendorong

anggota masyarakat untuk mau melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang

dipromosikan; yang diukur dari pelaksanaan kegiatan pertemuan, perlombaan, dan

penyuluhan. Variabel indikator ini, adalah:

a.Pertemuan adalah : kegiatan tatap muka yang dilakukan oleh petugas promosi

kesehatan dengan masyarakat baik individu, kelompok maupun masyarakat luas

b.Perlombaan adalah : suatu kegiatan yang dilakukan petugas promosi kesehatan

PHBS sendiri atau bekerjasama dengan lintas sektoral maupun swasta dalam

memberikan penghargaan terhadap masyarakat yang melaksanakan PHBS

c.Penyuluhan : suatu kegiatan yang dilakukan petugas promosi kesehatan agar dalam

kehidupan sehari-harinya masyarakat mengetahui dan mau melaksanakan PHBS.

3.5.1.3. Pemberdayaan masyarakat

adalah upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyarakat untuk

melakukan perubahan perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dengan ukuran terbentuknya

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 50: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

posyandu, kader kesehatan dan pengorganisasian kelompok kesehatan. Variabel

indikator ini, adalah

a. Posyandu : Suatu wadah komunikasi alih tekhnologi dalam pelayanan kesehatan

masyarakat dan keluarga berencana, yaitu dari masyarakat, oleh masyarakat dan

untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan tekhnis dari petugas

kesehatan dan keluarga berencana , yang mempunyai nilai strategis untuk

pengembangan sumber daya manusia sejak dini .

b. Kader kesehatan : Wakil dari warga setempat untuk membantu masyarakat dalam

masalah kesehatan , agar diperoleh kesesuaian antara fasilitas pelayanan dan

kebutuhan masyarakat yang bersangkutan.

c. Pengorganisasian/kelompok kesehatan: Wadah yang dibentuk dari masyarakat,

oleh masyarakat dan untuk masyarakat dalam mencari solusi permasalahan kesehatan

yang dijumpai diwilayah setempat.

Setiap indikator dari variabel bebas akan disusun dalam bentuk pertanyaan,

sebagai alat pengumpulan data (kuesioner); dan setiap pertanyaan tersedia 5 kategori

pilihan jawaban, yaitu: sangat baik/sangat bermanfaat, baik/bermanfaat, kurang

baik/kurang bermanfaat, tidak baik/tidak bermanfaat, sangat tidak baik/sangat tidak

bermanfaat ; dengan definisi sebagai berikut:

1. sangat baik/sangat bermanfaat, adalah hasil penilaian responden yang merasakan

bahwa strategi promosi kesehatan (advokasi, bina suasana, pemberdayaan

masyarakat) telah memenuhi kebutuhan tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

secara menyeluruh.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 51: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

2. baik/bermanfaat, adalah hasil penilaian responden yang merasakan bahwa strategi

promosi kesehatan (advokasi, bina suasana, pemberdayaan masyarakat) sebagian

besar memenuhi kebutuhan tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

3. kurang baik/kurang bermanfaat, adalah hasil penilaian responden yang merasakan

bahwa strategi promosi kesehatan (advokasi, bina suasana, pemberdayaan

masyarakat) sebagian saja yang memenuhi kebutuhan tingkat Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat.

4. tidak baik/tidak bermanfaat adalah hasil penilaian responden yang merasakan

bahwa strategi promosi kesehatan (advokasi, bina suasana, pemberdayaan

masyarakat) sebagian besar tidak memenuhi kebutuhan tingkat Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat.

5. sangat tidak baik/sangat tidak bermanfaat adalah hasil penilaian responden yang

merasakan bahwa strategi promosi kesehatan (advokasi, bina suasana,

pemberdayaan masyarakat) hampir seluruhnya sampai seluruhnya tidak

memenuhi kebutuhan tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

3.5.2 Tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (Variabel Terikat)

Tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tatanan Rumah Tangga merupakan

kelompok variabel terikat atau dependen. Definisi PHBS sebagai suatu upaya

memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok dan

masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan

melakukan edukasi, guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 52: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

pendekatan Advokasi, Bina Suasana dan Pemberdayaan Masyarakat sehingga dapat

menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan

meningkatkan kesehatan masyarakat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga, diukur dari 10 variabel dengan

definisi, sebagai berikut:

11. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, yaitu: proses kelahiran balita

termuda dalam rumah tangga dibantu dokter, bidan dan paramedis lainnya.

12. Bayi diberi ASI ekslusif, yaitu anak termuda usia usia 0-6 bulan mendapat ASI

saja sejak lahir sampai usia 6 bulan.

13. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, adalah anggota rumah tangga mempunyai

pembiayaan praupaya kesehatan seperti askes, kartu sehat, dana sehat, Jamsostek

dan yang sejenisnya.

14. Ketersediaan air bersih, adalah rumah tangga yang memilikki akses air yang

layak untuk di konsumsi untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari air dalam

kemasan, air leding, ari sumur terlindung dan penampungan air hujan; dan

sumber air pompa, sumur dan mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari

tempat penampungan kotoran atau limbah.

15. Ketersediaan jamban sehat, adalah rumah tangga yang memiliki atau

menggunakan jamban leher angsa dengan tangki septik atau lubang penampungan

kotoran sebagai pembuangan akhir.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 53: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

16. Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, adalah perbandingan ideal antara

jumlah anggota keluarga serumah dengan luas lantai 9m2/orang, yang ditempati

dan digunakan untuk keperluan sehari-hari

17. Lantai rumah bukan tanah, adalah rumah tangga yang mempunyai rumah dengan

bawah atau dasar terbuat dari semen, papan, ubin dan kayu.

18. Tidak merokok di dalam rumah, adalah anggota keluarga umur 10 tahun ke atas

tidak merokok di dalam rumah selama dan ketika berada bersama anggota

keluarga lainnya selama 1 bulan terakhir.

19. Melakukan aktifitas fisik setiap hari, adalah anggota keluarga umur 10 tahun ke

atas dalam 1 minggu terakhir melakukan kegiatan minimal 30 menit setiap hari.

20. Makan buah dan sayur setiap hari, adalah anggota rumah tangga umur 10 tahun

ke atas yang mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau

sebaliknya setiap hari dalam 1 minggu terakhir.

Setiap indikator dari variabel dependen akan disusun dalam bentuk pertanyaan

sebagai alat pengumpulan data (dalam daftar pertanyaan). Jawaban responden, terdiri

dari kategori YA dan TIDAK; dan jawaban ini diketegorikan sebagai jawaban awal.

Selanjutnya, pilihan jawaban awal ini, akan diakumulasikan oleh peneliti, menjadi 5

kategori jawaban, dan setiap responden akan berada dalam 1 kategori jawaban.

Adapun 5 kategori tersebut, adalah:

1. Tidak sehat, adalah keadaan tidak dimiliki atau terpenuhi 10 indikator dari

variabel PHBS

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 54: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

2. Sehat I, adalah keadaan yang dimiliki atau terpenuhi hanya 1 sampai 3 indikator

dari variabel PHBS

3. Sehat II, adalah keadaan yang dimiliki atau terpenuhi 4 sampai 6 indikator dari

variabel PHBS.

4. Sehat III, adalah keadaan yang dimilikki atau terpenuhi 7 sampai 9 indikator

dari variabel PHBS.

5. Sehat IV, adalah keadaan yang dimiliki atau terpenuhi 7 sampai 9 indikator dari

variabel PHBS ditambah dana sehat. Dana Sehat adalah dana yang dikumpulkan

secara rutin oleh masyarakat yang digunakan untuk mengatasi masalah-masalah

kesehatan di wilayah setempat.

3.6.Metode Pengukuran

Pengukuran variabel bebas mengggunakan Skala Likert, dengan ketentuan

sebagai berikut:

1. Promosi Kesehatan diukur melalui 3 variabel, yaitu: advokasi, bina suasana,

dan pemberdayaan masyarakat. Variabel Advokasi diukur melalui empat (4) ,

indikator; variabel bina suasana diukur melalui tiga (3) indikator, dan variabel

pemberdayaan masyarakat diukur melalui tiga (3) indikator.

2. Indikator pada variabel dikembangkan menjadi pertanyaan

3. Setiap pertanyaan tersedia 5 jawaban, dan hanya 1 jawaban yang harus dipilih

responden

4. Setiap jawaban diberi nilai dengan ketentuan:

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 55: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

a. Sangat baik/sangat bermanfaat, nilai 5

b. Baik/ bermanfaat,nilai 4

c. Kurang baik/ kurang bermanfaat, nilai 3

d. Tidak baik/ tidak bermanfaat, nilai 2

e. Sangat tidak baik/ sangat tidak bermanfaat, nilai 1.

Berdasarkan ketentuan di atas, maka pengukuran variabel bebas dapat dirinci

pada Tabel 3.5. dibawah ini.

Tabel 3.5. Pengukuran Variabel Independen Variabel bebas Pert Nilai 1 pertanyaan Nilai 1 Variabel/1 Responden A. Advokasi, ind: 1.Sarana/ prasarana 2.SDM 3.Sosialisasi 4.Kelengkapan data

4 4 4 3

5 = Sangat baik 4 = Baik, 3 = agak baik 2 = kurang baik 1 = sangat kurang baik

75 = Sangat baik 60 = Baik 45 = kurang baik 30 = tidak baik 15= sangat tidak baik

B. Bina Suasana, ind: 1.Pertemuan 2.Perlombaan 3.Penyuluhan

3 2 5

5 = Sangat baik 4 = Baik, 3 = agak baik 2 = kurang baik 1 = sangat kurang baik

50 = Sangat baik 40 = Baik 30 = kurang baik 20 = tidak baik 10 = sangat tidak baik

C. Pemberdayaan Masyarakat, ind: 1.Posyandu 2.Kader Kesehatan 3.Pengorganisasian Kesehatan

3 2 5

5 = Sangat baik 4 = Baik, 3 = agak baik 2 = kurang baik 1 = sangat kurang baik

50 = Sangat baik 40 = Baik 30 = kurang baik 20 = tidak baik 10 = sangat tidak baik

Promosi Kesehatan, Var: 1. Advokasi, ind: 2. Bina suasana 3. Pemberdayaan Masyarakat

35 5 = Sangat baik 4 = Baik, 3 = agak baik 2 = kurang baik 1 = sangat kurang baik

Nilai 3 variabel/1 Responden: 175 = Sangat baik 140 = Baik 105 = agak baik 70 = kurang baik 35 = sangat kurang baik

Ket: Ind = Indikator; Pert = Pertanyaan; Var = Variabel

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 56: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Variabel dependen diukur dengan menggunakan Skala Interval, dengan

ketentuan sebagai berikut:

1. PHBS diukur melalui 10 variabel, dan setiap variabel PHBS dikembangkan

menjadi 1 pertanyaan. Dengan demikian, PHBS akan dikembangkan menjadi 10

pertanyaan dalam kuesioner.

2. Setiap pertanyaan tersedia 2 jawaban, yaitu: Ya dan Tidak; dan responden

diminta memilih 1 jawaban dari setiap pertanyaan.

3. Jawaban yang dipilih responden atas 10 pertanyaan akan dijumlahkan,

berdasarkan kategori jawaban YA atau TIDAK.

4. Jumlah jawaban responden sesuai penjelasan no. 3; selanjutnya diakumulasikan,

dikategorikan, dan diberi skor; dengan ketentuan:

a. Tidak Sehat = 10 indikator PHBS tidak terpenuhi, Skor = 20

b. Sehat I = 1-3 indikator PHBS terpenuhi, skor = 40

c. Sehat II = 4-6 indikator PHBS terpenuhi, skor 60

d. Sehat III = 7-9 indikator terpenuhi, skor = 80

e. Sehat IV = 7-9 indikator PHBS terpenuhi ditambah dana sehat, skor = 100.

5. Penetapan skor untuk kategori jawaban yang diuraikan pada ketentuan no.4;

mengikuti kelaziman dalam penggunaan angka persentase cakupan indikator

PHBS, dan selanjutnya dalam penelitian ini angka persentase diterjemahkan

menjadi Skor (Lihat Tabel 3.6).

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 57: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Tabel 3.6. Pengukuran Variabel Dependen Variabel PHBS: 1. Pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan 2. Bayi diberi ASI ekslusif 3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 4. Ketersediaan air bersih 5. Ketersediaan jamban sehat 6. Kesesuaian luas lantai dengan jumlah

penghuni 7. Lantai rumah bukan tanah 8. Tidak merokok di dalam rumah 9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari 10. Makan buah dan sayur setiap hari

Kategori Jlh Indikator Skor Tidak Sehat

0 20

Sehat 1

1-3 40

Sehat II

4-6

60

Sehat III

7-9

80

Sehat IV

7-9+ Dana Sehat

100

3.7 Metode Analisa Data Uji Statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan kausalitas variabel

dalam penelitian ini adalah Regresi Berganda, yaitu untuk menganalisis seberapa

besar pengaruh promosi kesehatan (advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan

masyarakat) terhadap tingkat perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah

tangga di kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 58: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Patumbak merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Deli

Serdang, Propinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 46,79 Km2 , terdiri dari 8

desa dengan 49 dusun, dan batas wilayah, sebelah: (1) Utara, dengan kota Medan dan

kecamatan Percut Sei Tuan, (2) Selatan, dengan kecamatan STM Hilir dan kecamatan

Biru-biru, (3) Timur, dengan kecamatan STM Hilir dan kecamatan Tanjung Morawa,

serta (4) Barat, dengan kecamatan Deli Tua dan Kota Medan (Dinkes Deli Serdang,

2008).

Penduduk Kecamatan Patumbak sebanyak 70.801 jiwa, terdiri laki-laki 35.902

jiwa dan perempuan 34.899 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 14.394

KK, dan anggota keluarga rata-rata sebesar 5 jiwa. Data spesifik kependudukan yang

tercatat di puskesmas, menunjukkan bahwa jumlah keluarga miskin sebanyak 12.680

KK, bayi sebanyak 1918 orang, balita sebanyak 7089 orang, Pasangan Usia Subur

(PUS) sebanyak 11.272 orang, ibu hamil (bumil) 11698 orang, ibu bersalin (bulin)

dan nipas yang ditolong oleh tenaga kesehatan 1698 orang, dan wanita usia subur

1154 orang (Puskesmas Patumbak, 2008).

Sebaran penduduk di Kecamatan Patumbak, relatif tidak merata pada 8 desa,

yaitu: (1) Marindal I = 4389 KK, (2) Marindal II = 2442 KK, (3) Patumbak = 2712

KK, (4) Sigara-gara = 1517 KK, (5) Patumbak I = 1334 KK, (6) Patumbak II = 1068

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 59: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

KK, (7) Lantasan Lama = 469 KK, dan (8) Lantasan Baru = 463 KK (Puskesmas

Patumbak, 2008).

Kecamatan Patumbak memiliki 1 puskesmas, dan diberi nama Puskesmas

Patumbak. Dengan demikian wilayah kerja Puskesmas Patumbak sama dengan

wilayah Kecamatan Patumbak (Puskesmas Patumbak, 2008).

Sarana kesehatan pendukung atau yang terkait dengan puskesmas Patumbak,

meliputi: (1)Puskesmas Pembantu 2 buah, (2)Posyandu Aktif 51 buah, (3) Posyandu

Usila 8 buah, (4)Polindes 5 buah, dan (5)Balai Pengobatan Swasta 25 buah

(Puskesmas Patumbak, 2008).

Jumlah tenaga di Puskesmas Patumbak sebanyak 64 orang, dengan jenis

tenaga relative bervariasi, diantaranya jumlah dokter umum 3 orang, dokter gigi 3

orang, dan jumlah tenaga terbanyak adalah bidan sebanyak 28 orang (Tabel 4.1).

Tabel 4.1 Tenaga di Puskesmas Patumbak

No Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah 1 Dokter Umum 3 2 Dokter Gigi 3 3 Sarjana Kesehatan Masyarakat 3 4 Bidan/ akademi bidan 28 5 Perawat/ akademi perawat 8 6 Sanitarian 1 7 Asisten Apoteker 3 8 Gizi 2 9 Analis Kesehatan 2 10 Pendidikan Kesehatan 2 11 Perawat Gigi 2 12 Lain-lain (non kesehatan) 5 Total 64

Sumber: Puskesmas Patumbak, 2008.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 60: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Berdasarkan penjelasan Kepala Puskesmas Patumbak (Mei, 2008) diketahui

jumlah staf puskesmas yang mengelola atau melaksanakan kegiatan PHBS sebanyak

30 orang , dengan jenis tenaga antara lain dokter umum termasuk kepala puskesmas,

sarjana kesehatan masyarakat, sanitarian dan bidan di desa .

Berdasarkan struktur organisasi, Puskesmas Patumbak dipimpin oleh Kepala

Puskesmas, yang membawahi 5 Unit organisasi pelayanan kesehatan, yaitu: (1) Seksi

kesejahteraan keluarga, tugas pokok bidang kesehatan ibu, kesejahteraan anak,

keluarga berencana , usia lanjut, dan gizi; (2) Seksi Pelayanan Kesehatan, tugas

pokok bidang pengobatan, farmasi, laboratorium, gigi dan mulut, jiwa, mata, SP2TP,

poliklinik umum, kesehatan olahraga, register kunjungan, dan PHB; (3) Seksi

Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, tugas pokok bidang pencegahan

penyakit atau imunisasi, pengamatan penyakit, P2 ML, dan P2B2; (4) Seksi

Kesehatan Lingkungan, tugas pokok pengelolaan kesehatan lingkungan; dan (5) Seksi

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, tugas pokok PKM, PSM, P.I., sarana dan metode,

UKS, dan Posyandu. Selanjutnya, Kepala Puskesmas juga membawahi 8 unit

pelayanan kesehatan lainnya, yaitu: 2 Puskesmas Pembantu, dan 6 bidan desa yang

membuka pelayanan pada 6 desa (Puskesmas Patumbak, 2008).

Kegiatan puskesmas dalam bidang Promosi Kesehatan sepanjang tahun 2007,

dengan jumlah standar promosi 60 kegiatan (100%), tingkat pencapaian sebanyak 44

kegiatan (66%); maka masalah kekurangan Promosi Kesehatan sebanyak 20 kegiatan

(44%). Khusus untuk kegiatan di Posyandu, dengan standar 612 kegiatan (100%),

tingkat pencapaian sebanyak 576 kegiatan (94,12%). Kegiatan di posyandu ini,

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 61: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

biasanya juga dijadikan sarana kegiatan promosi kesehatan, terutama dalam bentuk

penyuluhan, seperti penyuluhan KIA, gizi, kesehatan lingkungan (3M), dan

pendataan bayi, balita, dan ibu. Adapun kegiatan promosi kesehatan dalam bentuk

pertunjukkan media keliling dan siaran keliling, atau jenis pemberdayaan masyarakat,

meskipun termasuk dalam daftar kegiatan, namun sepanjang tahun 2007 sampai Mei

2008 kegiatan ini tidak/belum pernah dilakukan Namun kegiatan strategi promosi

yang meliputi advokasi, bina suasana dan pemberdayaan masyarakat tidak dilakukan

dalam bentuk kegiatan yang khusus atau sepenuhnya untuk PHBS di posyandu,

melainkan hanya melengkapi kegiatan pelayanan kesehatan di posyandu, saat tenaga

puskesmas dan bidan desa berkunjung ke posyandu. Jenis kegiatan promosi yang

dilakukan hanya dalam bentuk penyuluhan, dan penyebaran kartu PHBS tetapi masih

hanya di satu desa, dengan jumlah kartu sebanyak 1600 kartu. (Puskesmas Patumbak,

2008).

4.2 Karakteristik Responden

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (68 orang;

64%) berusia antara 26 sampai 43 tahun, dengan responden wanita (89 orang; 89%)

lebih banyak dari pria (Tabel 4.2).

Lebih besarnya responden wanita dibanding pria, disebabkan oleh: (1)

penelitian ini tidak membatasi responden berdasarkan jenis kelamin, dan (2) kegiatan

penelitian dilakukan pada waktu pagi hingga sore, sehingga lebih banyak wanita yang

berada dirumah dibanding pria.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 62: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (44 orang;

44%) berpendidikan SLTA, dan menyusul sebanyak 37 orang (37%) berpendidikan

SLTP (Tabel 4.2).

Tabel 4.2: Karakteristik Responden Umur (dalam tahun) Frekuensi ( % )

26 – 34 35 – 43 44 – 52 53 – 61 62 – 71

34 34 16 10 6

34 34 16 10 6

Total 100 100

Tempat Tinggal

Marindal I Marindal II Patumbak KP Sigara-gara Patumbak I Patumbak II Lantasan Lama Lantasan Baru

31 17 19 11 9 7 3 3

31 17 19 11 9 7 3 3

Total 100 100

Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan

11 89

11 89

Total 100 100

Tingkat pendidikan

SD SLTP SLTA AKADEMI

14 37 44 5

14 37 44 5

Total 100 100

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 63: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Jumlah Anggota keluarga

Lanjutan tabel 4.2

2 orang 3 orang 4 orang 5 orang 6 orang 7 orang 8 orang 9 orang 10 orang

3 10 30 28 16 9 2 0 2

3 10 30 28 16 9 2 0 2

Total 100 100 Pekerjaan IRT Wiraswasta Karywan/Buruh PNS Petani

64 19 9 5 3

64 19 9 5 3

Total 100 100 Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)

Berdasarkan domisili responden, diketahui responden yang berada di desa

Marindal I adalah yang paling besar (31 orang; 31%), menyusul di desa Patumbak KP

sebanyak 19 orang (19%), dan Marindal II sebanyak 1 orang atau 17%. Besarnya

jumlah responden pada 3 desa ini, disebabkan oleh populasi penduduk yang lebih

besar dibanding 5 desa lainnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki

jumlah anggota keluarga 4 orang dan 5 orang, masing masing (30%) dan 28%),

lainnnya adalah memiliki jumlah angota keluarga > 5 orang dan < 4 orang. Hasil

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 64: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah Ibu Rumah Tangga

yaitu 64%, dan responden paling sedikit petani (3%). (Tabel 4.2).

4.3 Strategi Promosi Kesehatan Serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Strategi Promosi Kesehatan diukur melalui variabel Advokasi, Bina Suasana,

dan Pemberdayaan masyarakat. Adapun Perilaku Hidup Sehat atau PHBS diukur

melalui 10 indikator PHBS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (64 orang;

64%) menilai aspek advokasi dalam kategori kurang baik. Adapun aspek bina

suasana, sebanyak 50 responden (50%) menilai kurang baik, dan sebanyak 30

responden (30%) menilai baik. Selanjutnya, untuk aspek pemberdayaan masyarakat,

sebagian besar responden (57 orang; 57%) menilai tidak baik, dan sebanyak 23

responden (23%) menilai kurang baik (Tabel 4.3).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (46 orang;

46%) menilai Strategi Promosi Kesehatan (Advokasi, Bina Suasana, Pemberdayaan

Masyarakat), dikategorikan kurang baik, dan sebanyak 31 responden (31%) menilai

Strategi Promosi Kesehatan dikategorikan tidak baik (Tabel 4.3).

Tabel 4.3 Strategi Promosi Kesehatan Variabel Penelitian Frekuensi ( % ) Advokasi Sangat Tidak Baik Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

0 17 64 15 4

0 17 64 15 4

Total 100 100

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 65: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Tabel 4.3. Lanjutan Bina Suasana Sangat Tidak Baik Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

0 18 50 30 2

0 18 50 30 2

Total 100 100 Pemberdayaan Masyarakat Sangat Tidal Baik Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

1 57 23 19 0

1 57 23 19 0

Total 100 100 Strategi Promosi Kesehatan Sangat Tidak Baik Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

0 31 46 21 2

0 31 46 21 2

Total 100 100

PENCAPAIAN INDIKATOR PHBS Indikator PHBS Jumlah % Tidak Sehat Sehat I Sehat II Sehat III Sehat IV

0 5 56 14 25

0 5

56 14 25

Total 100 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)

Selanjutnya, Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) diukur melalui 10

variabel PHBS, yang disusun dalam 5 kategori (Tidak Sehat, Sehat I, Sehat II, Sehat

III, Sehat IV). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (56

orang; 56%) berada pada kategori Sehat II, dan hanya ada responden (5 orang; 5%)

yang berada pada kategori Sehat I (Tabel 4.3).

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 66: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa setiap pencapaian tingkat

PHBS sesuai kategori Sehat, maka tingkat sehat dalam kategori yang sama

indikatornya dapat bervariasi. Sebagai contoh:

1. Sehat I, adalah terpenuhi 1 sampai 3 indikator, dapat berupa: bayi diberi asi

ekslusif, memiliki sarana air minum yang sehat, dan jamban keluarga; atau dapat

juga terpenuhi indikator Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, lantai

rumah bukan lantai tanah, dan tidak merokok dalam rumah. Dijumpai bahwa dari

5 responden yang berada pada tingkat sehat I, secara keseluruhan menyatakan ya

pada kepemilikan jamban sehat. Melahirkan ditolong oleh petugas kesehatan 3

responden. Masing-masing 2 responden ; menyatakan memiliki sarana air minum

sehat, mempunyai kartu sehat dan tidak merokok di dalam rumah. Memakan buah

dan sayur setiap hari 1 responden. Selebihnya indikator lain tidak dipilih oleh

responden.

2. Sehat II, adalah terpenuhi 4 sampai 6 indikator, dapat berupa: pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan, memiliki sarana air minum yang sehat, jamban

keluarga, luas lantai rumah sesuai syarat kesehatan, kamar memenuhi syarat

kesehatan. Dapat pula terpenuhi indikator kesesuaian luas lantai dengan jumlah

penghuni, Lantai rumah bukan lantai tanah, Tidak merokok di dalam rumah, dan

makan buah dan sayur setiap hari. Termasuk pula jika terpenuhi hanya indikator

tidak merokok di dalam rumah, melakukan aktifitas fisik setiap hari, makan buah

dan sayur setiap hari, bayi diberi asi ekslusif, memiliki JPKM, dan sarana air

minum sehat. Dari indikator yang ada, seluruh responden pada tingkat sehat II ini

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 67: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

memilih melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan. Kesepuluh indikator ada

dipilih/ dilaksanakan oleh 56 responden yang ada. Indikator terendah yang dipilih

yaitu hanya 4 responden yang melakukan olah raga setiap hari

3. Sehat III, adalah terpenuhi 7 sampai 9 indikator, dapat berupa: bayi diberi asi

ekslusif, memiliki JPKM, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, memiliki

sarana air minum yang sehat, jamban keluarga, luas lantai rumah sesuai dengan

syarat kesehatan, kamar yang memenuhi syarat kesehatan. Dapat juga terpenuhi

indikator Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, Bayi diberi ASI ekslusif,

Ketersediaan air bersih, ketersediaan jamban sehat, Kesesuaian luas lantai dengan

jumlah penghuni, Lantai rumah bukan lantai tanah, Tidak merokok di dalam

rumah, Melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan Makan buah dan sayur setiap

hari. Berdasarkan hasil penelitian, keseluruhan indikator ada yang memilih dan

apabila sudah memenuhi indikator kepemilikan dana sehat maka responden

langsung berada pada sehat IV. Dari 14 responden yang berada pada tingkat sehat

III , secara keseluruhan menyatakan ya pada; melahirkan ditolong oleh tenaga

kesehatan, kepemilikan air minum sehat, kepemilikan jamban sehat, lantai rumah

tidak dari tanah dan tidak merokok di dalam rumah. Indikator yang paling sedikit

dilaksanakan hanya 3 responden yang memilih olah raga setiap hari

4. Sehat IV, adalah terpenuhi 7 sampai 9 indikator ditambah dana sehat, dapat

berupa: Mempunyai JPKM, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi

diberi ASI ekslusif, Ketersediaan air bersih, ketersediaan jamban sehat,

Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, Lantai rumah bukan lantai tanah,

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 68: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Tidak merokok di dalam rumah, dan makan buah dan sayur setiap hari. Syarat

responden harus terpenuhi kepemilikan dana sehat. Selain harus terpenuhi dana

sehat, dari 25 responden secara keseluruhan memilih ya dalam memilih tenaga

kesehatan untuk pertolongan persalinan. Olahraga setiap hari hanya dilakukan

oleh 3 responden pada tingkat ini.

4.4.Hasil Analisis

Uji regresi ganda digunakan untuk memprediksi pengaruh Strategi Promosi

kesehatan (Advokasi, Bina Suasana, dan Pemberdayaan Masyarakat) terhadap tingkat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Berdasarkan hasil uji Regresi Ganda, dapat disimpulkan (Tabel 4.4), bahwa:

1. Seluruh variabel strategi promosi kesehatan mempunyai pengaruh terhadap

tingkat PHBS, dengan tingkat signifikansi (sign) dibawah 5% (0,05), yaitu:

(1) Advokasi, sign 0,011; (2) Bina suasana, sign 0,005; dan (3) Pemberdayaan

masyarakat, sign 0,0001.

2. Secara bersama faktor advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat

mempunyai pengaruh terhadap terjadinya variasi tingkat PHBS, sebesar (nilai R²

= 0,566 x 100%) 56,6%. Dengan demikian, PHBS responden ditentukan oleh

faktor lain atau faktor diluar Strategi Promosi Kesehatan sebesar 43,4%.

3. Secara parsial, faktor pemberdayaan masyarakat mempunyai pengaruh yang relatif

lebih besar (0,104) terhadap tingkat PHBS, dibanding faktor bina suasana (0,81)

dan advokasi (0,043).

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 69: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

4. Berdasarkan hasil uji dapat disusun persamaan teoritis, pengaruh strategi promosi

kesehatan (advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat) terhadap

tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yaitu: Ý (PHBS) = -1,062 +

0,104(P. Masyarakat) + 0,081(B. Suasana) + 0,043(Advokasi).

Tabel 4.4 Hasil Analisis Regresi Ganda No Var. Independen: Strategi Promosi Kesehatan B Sign 1 Advokasi 0,043 0,011 2 Bina Suasana 0,081 0,005 3 Pemberdayaan Masyarakat 0,104 0,0001 Constant (B) : -1,062 R² : 0,566 (56,6%) Variabel Dependen: PHBS Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)

Berdasarkan persamaan di atas, dapat ditafsirkan bahwa: apabila faktor advokasi,

bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat ditingkatkan atau bertambah baik, maka

dapat diperkirakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dari responden juga

akan meningkat menjadi lebih baik.

Hasil analisis residual statistik menunjukkan bahwa nilai-nilai sebaran

probabilitas kumulatif data terletak di sekitar garis lurus atau persyaratan normalitas

terpenuhi sehingga syarat persamaan regresi terpenuhi (Gambar 4.1) .

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 70: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Normal P-P Plot of Regression Stand

Dependent Variable: phbs

Observed Cum Prob

1.00.75.50.250.00

Expe

cted C

um Pr

ob

1.00

.75

.50

.25

0.00

Gambar 4.1: Nilai Nilai Sebaran Komulatif data Sebagai Syarat Uji Regresi (Uji Normalitas data)

Hubungan nilai prediksi dengan Studentized Delete Residual untuk variabel

PHBS menunjukan bahwa sebaran data tidak membentuk suatu pola garis tertentu,

maka model regresi layak dipakai. Dengan demikian asumsi homoskedasitas

terpenuhi (Gambar 4.2.).

Scatterplot

Dependent Variable: phbs

Regression Standardized Predicted Value

3210-1-2

Reg

ress

ion

Stud

entiz

ed R

esid

ual

3

2

1

0

-1

-2

-3

Partial Regression Plot

Dependent Variable: phbs

ADVOKASI

3020100-10-20

phbs

3

2

1

0

-1

-2

-3

(a) (b)

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 71: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Partial Regression Plot

Dependent Variable: phbs

BSUASANA

20100-10-20

phbs

4

3

2

1

0

-1

-2

-3

Partial Regression Plot

Dependent Variable: phbs

GPM

20100-10-20

phbs

3

2

1

0

-1

-2

-3

(c) (d)

Gambar 4.2 : Homoskedasitas pada Advokasi, Bina Suasana , dan Pemberdayaan masyarakat Terhadap PHBS (a), Advokasi terhadap PHBS (b), Bina suasana terhadap PHBS (c), dan Pemberdayaan masyarakat terhadap PHBS (d)

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 72: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Penelitian ini mengukur PHBS melalui 10 indikator yang ditetapkan

Departemen Kesehatan RI, yaitu: (1) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,

(2) Bayi diberi ASI ekslusif, (3) Mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, (4)

Ketersediaan air bersih, (5) Ketersediaan jamban sehat, (6) Kesesuaian luas lantai

dengan jumlah penghuni, (7) Lantai rumah bukan lantai tanah, (8) Tidak merokok di

dalam rumah, (9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan (10) Makan buah dan

sayur setiap hari. Selanjutnya, pencapaian PHBS ditetapkan melalui kategori Sehat I

(1 sampai 3 indikator), Sehat II (4-6 indikator) Sehat III (7 sampai 9 indikator), dan

Sehat IV (7 sampai 9 indikator + dana sehat).

Berdasarkan ketentuan di atas, maka responden yang berada pada kategori

sehat yang sama, dapat mempunyai indikator PHBS yang bervariasi. Sebagai contoh

pencapaian kategori sehat responden untuk PHBS, yaitu:

1. Pencapaian Sehat I, responden memiliki 1 sampai 3 indikator PHBS, contoh: (a)

responden 1, mempunyai indikator ketersediaan air bersih, tidak merokok dalam

rumah, dan lantai rumah bukan tanah; dan (b) responden 2, mempunyai indikator

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, jamban sehat, dan asi ekslusif.

Adapun yang paling dominan adalah keseluruhan responden menyatakan

memiliki jamban sehat

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 73: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

2. Pencapaian Sehat II, responden memiliki 4 sampai 6 indikator PHBS, contoh: (a)

responden 3, mempunyai indikator ketersediaan air bersih, ketersediaan jamban

sehat, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, lantai rumah bukan lantai

tanah, dan (b) responden 4, mempunyai mempunyai indikator tidak merokok di

dalam rumah, melakukan aktifitas fisik setiap hari, makan buah dan sayur setiap

hari, ASI ekslusif, jamban sehat, dan lantai rumah bukan dari tanah. Adapun

pencapaian indikator yang paling dominan adalah secara keseluruhan responden

memilih persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.

3. Pencapaian Sehat III, responden memiliki 7 sampai 9 indikator PHBS, contoh:

(a) responden 5, mempunyai indikator pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan, bayi diberi ASI ekslusif, mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan,

ketersediaan air bersih, ketersediaan jamban sehat, kesesuaian luas lantai dengan

jumlah penghuni, lantai rumah bukan lantai tanah; dan (b) responden 6,

mempunyai mempunyai indikator pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,

bayi diberi ASI ekslusif, ketersediaan air bersih, ketersediaan jamban sehat,

kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, lantai rumah bukan lantai tanah,

tidak merokok di dalam rumah, melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan makan

buah dan sayur setiap hari. Adapun dominan indikator yang dipilih oleh

keseluruhan responden ; melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan, kepemillikan

air minum, kepemilikan jamban sehat, lantai rumah bukan dari tanah dan tidak

merokok di dalam rumah.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 74: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

4. Pencapaian Sehat IV, responden memiliki 7 sampai 9 indikator PHBS ditambah

dana sehat, contoh: (a)responden 7, mempunyai indikator pertolongan persalinan

oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI ekslusif, mempunyai jaminan

pemeliharaan kesehatan, ketersediaan air bersih, ketersediaan jamban sehat,

kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, lantai rumah bukan lantai tanah,

tidak merokok di dalam rumah, melakukan aktifitas fisik setiap hari; dan (b)

responden 8, mempunyai indikator PHBS tidak merokok di dalam rumah,

melakukan aktifitas fisik setiap hari, makan buah dan sayur setiap hari,

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI ekslusif,

mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan dan ketersediaan air bersih. Adapun

indikator yang paling dominan dilaksanakan yaitu pertolongan persalinan

ditolong oleh tenaga kesehatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa PHBS sebagian besar responden (56

orang, 56%) berada pada kategori Sehat II, menyusul Sehat IV sebanyak 25

responden (25%), sehat III sebanyak 14 responden (14%), dan sehat I sebanyak 5

responden (5%). Kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden belum

memenuhi standar kategori sehat yang ditetapkan Departemen Kesehatan, yaitu

PHBS kategori sehat IV.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi PHBS dilokasi penelitian,

khususnya kondisi PHBS responden penelitian, cenderung dipengaruhi oleh berbagai

faktor, diantaranya dipengaruhi oleh aspek Strategi Promosi kesehatan.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 75: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

5.2 Pengaruh Strategi Promosi Kesehatan terhadap tingkat PHBS

Hasil analisis menunjukkan bahwa Strategi Promosi kesehatan (Advokasi,

Bina Suasana, dan Pemberdayaan Masyarakat) mempunyai pengaruh terhadap tingkat

PHBS, dengan tingkat signifikansi seluruh variabel dibawah 5% atau 0,05. Adapun

kontribusi strategi promosi kesehatan (advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan

masyarakat) terhadap terjadinya tingkat PHBS responden sebesar 56,6%. Dengan

demikian, tingkat PHBS responden ditentukan oleh faktor lain atau faktor diluar

Strategi Promosi Kesehatan sebesar 43,4%.

Hasil analisis juga memberikan perkiraan bahwa apabila strategi promosi

(advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat) ditingkatkan atau bertambah

baik, maka PHBS responden juga akan meningkat menjadi lebih baik. Selanjutnya,

secara parsial, faktor pemberdayaan masyarakat mempunyai pengaruh yang relatif

lebih besar (0,104) terhadap tingkat PHBS, dibanding bina suasana (0,081) dan

advokasi (0,043).

Hasil penelitian ini cenderung sesuai dengan pendapat para ahli (seperti

Green, 1980; McKenzie, 2007; Notoadmodjo, 2005), yang dapat disimpulkan bahwa

strategi promosi merupakan determinan penting perilaku sehat dari masyarakat,

keluarga, dan individu.

Secara kelembagaan, hasil penelitian ini menunjukkan kesamaan dengan

ketetapan Committee on Health Education and Promotion Terminology yang dikutip

oleh McKenzie (2007), hasil Konferensi Internasional ke-4 tentang Promosi

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 76: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Kesehatan yang dikutip oleh Liliweri (2007), dan Ketetapan Departemen Kesehatan

RI, yang menjadikan Strategi Promosi kesehatan sebagai determinan penting dari

perilaku sehat, dan menjadikan strategi promosi kesehatan sebagai program untuk

meningkatkan perilaku sehat atau perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dari

masyarakat, keluarga, dan individu.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa semakin baik

pelaksanaan strategi promosi akan dapat membantu atau mendorong peningkatan

mutu perilaku hidup sehat dari masyarakat, keluarga atau individu.

Pandangan di atas dapat dijelaskan melalui pendekatan perilaku dan promosi

kesehatan yang dikembangkan para ahli (seperti Sarwono, 1993; Green, 1980;

McKenzie, 2007), yang dapat diuraikan secara sederhana, sebagai berikut:

1. Perilaku sehat merupakan respon dari masyarakat, keluarga, atau individu

terhadap stimulus tentang sehat, sakit, pelayanan kesehatan, makanan, minuman,

dan lingkungan. Perilaku sehat meliputi tindakan pemeliharaaan kesehatan,

pencarian pengobatan, dan tindakan penataan lingkungan yang mempengaruhi

kesehatan.

2. Promosi kesehatan menciptakan dan memberikan ruang lingkup faktor

pemungkin, faktor pemudah, dan faktor penguat untuk merubah perilaku dari

tidak sehat menjadi perilaku sehat.

3. Strategi Promosi, yang meliput i faktor advokasi, gerakan pemberdayaan

masyarakat, bina suasana, merupakan metode atau sekumpulan prosedur atau cara

yang dilakukan untuk mewadahi implementasi faktor pemungkin, faktor

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 77: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

pemudah, dan faktor penguat, dalam rangka merubah perilaku tidak sehat

menjadi perilaku sehat.

4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang berkualitas sebagai hasil dari pelaksanaan

strategi promosi kesehatan, tetap harus terpeliharan dengan baik melalui

pelaksanaan strategi promosi yang berkesinambungan atau terus menerus.

5. Diperlukan dukungan diluar faktor Strategi Promosi Kesehatan, untuk

meningkatkan perilaku sehat seperti kebijakan sektor kesehatan, ekonomi,

pendidikan, lingkungan, dan industri, serta pemahaman yang mendalam dari

karakteristik keluarga atau masyarakat, yang mendukung terciptanya situasi

yang lebih mudah bagi masyarakat, keluarga, dan invidu untuk membentuk

perilaku hidup bersih dan sehat.

Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian, dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden (46 orang; 46%) menilai strategi promosi kesehatan (advokasi, bina

suasana, pemberdayaan masyarakat), dikategorikan kurang baik, dan sebanyak 31

responden (31%) menilai strategi promosi kesehatan dikategorikan tidak baik.

Kondisi ini menunjukkan bahwa program strategi promosi kesehatan yang meliputi

kegiatan advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat, yang dilakukan oleh

puskesmas secara umum belum baik atau belum optimal.

Menurut Depkes RI (2006), Puskesmas merupakan sarana pelayanan

kesehatan terdepan untuk melaksanakan strategi promosi kesehatan dalam

pembangunan kesehatan di Indonesia. Dengan demikian, tingkat kinerja puskesmas

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 78: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

dalam pelaksanaan strategi promosi kesehatan akan mempengaruhi tingkat

pencapaian PHBS masyarakat, keluarga, atau individu.

Hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab Program

Promosi Kesehatan Puskesmas Patumbak (Mei, 2008) dapat diketahui bahwa strategi

promosi kesehatan telah dilakukan oleh puskesmas, melalui tahapan proses sebagai

berikut:

1. Penyusunan Perencanaan Strategi Promosi kesehatan, yang meliputi kegiatan

advokasi, bina suasana, dan gerakan pemberdayaan masyarakat, disusun melalui

kegiatan lintas program di puskesmas dan lintas sektor di tingkat kecamatan.

2. Pertemuan antar Kepala Puskesmas ditingkat Kabupaten/Dinas Kesehatan untuk

merumuskan substansi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan strategi promosi

kesehatan, meliputi kegiatan advokasi, bina suasana, dan gerakan pemberdayaan

masyarakat.

3. Sosialisasi hasil pertemuan kabupaten kepada lintas sektor di kecamatan dan lintas

program di puskesmas, sampai ke bidan desa dan institusi di desa, seperti

perwiridan, posyandu, dan pada pelayanan pengobatan gratis.

4. Pelaksanaan kegiatan strategi promosi kesehatan, melalui kegiatan advokasi, bina

suasana, dan pemberdayaan dengan jenis sasaran, adalah perorangan, keluarga,

kelompok masyarakat, dan massa (dibahas secara terinci pada sub bab advokasi,

bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat di bawah).

5. Evaluasi pelaksanaan kegiatan strategi promosi kesehatan, melalui evaluasi

pelaksanaan kegiatan advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 79: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas Patumbak (Mei, 2008),

dapat diketahui, bahwa pelaksanaan program strategi promosi kesehatan untuk

peningkatan PHBS masyarakat, keluarga, dan invidu oleh puskesmas; menghadapi

masalah atau hambatan, antara lain: (1) Puskesmas tidak memiliki tenaga ahli atau

profesional dalam bidang promosi kesehatan, (2) Kegiatan promosi kesehatan masih

menjadi komponen tugas sebagian besar bidan atau perawat, (3) keterbatasan biaya,

sarana dan prasarana promosi, (3) Jumlah penduduk yang relatif besar, dan heterogen

dari karakteristik demografis, sosio budaya, dan ekonomi; (4) wilayah kerja yang

relatif luas; (5) dukungan lintas sektor yang belum optimal baik ditingkat kecamatan

maupun desa; dan (6) perkembangan lingkungan yang pesat, yang tidak dapat diatur

atau dikelola oleh puskesmas.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penilaian sebagian besar responden

bawa strategi promosi belum baik, adalah penilaian yang didukung oleh fakta

kelemahan atau keterbatasan puskesmas dalam melaksanakan strategi promosi

kesehatan ditengah-tengah masyarakat.

Fenomena strategi promosi kesehatan yang mempengaruhi PHBS responden,

dapat digambarkan lebih terinci melalui pelaksanaan komponen strategi promosi,

yaitu kegiatan advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat oleh

puskesmas, yang diuraikan pada sub bab di bawah ini.

5.2.1 Pengaruh Pemberdayaan Masyarakat terhadap tingkat PHBS

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57% responden menilai aspek

pemberdayaan masyarakat dikategorikan tidak baik, sebanyak 23% responden

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 80: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

menilai kurang baik, dan hanya 19% yang menilai baik. Selanjutnya, hasil analisis,

menunjukkan bahwa secara parsial, faktor pemberdayaan masyarakat mempunyai

pengaruh yang relatif lebih besar (0,104) terhadap tingkat PHBS, dibanding faktor

bina suasana (0,81) dan advokasi (0,043).

Berdasarkan fakta di atas, dapat diketahui bahwa hasil penelitian ini yang

menunjukkan bahwa pemberdayaan mempunyai pengaruh terhadap PHBS responden,

relatif sesuai dengan pendapat para ahli (seperti Notoadmodjo, 2003; Green, 1980;

dan McKenzie, 2007) yang menegaskan bahwa pemberdayaan masyarakat dapat

menentukan atau mempengaruhi perilaku manusia, seperti perilaku hidup bersih dan

sehata atau PHBS. Pemberdayaan adalah pemberian informasi yang sifatnya terus

menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran (masyarakat,

keluarga atau invidu), membantu sasaran agar mau berubah dengan bertambahnya

pengetahuan, selanjutnya sasaran mau melakukan, dan pada akhirnya mampu

melaksanakan perilaku yang diharapkan.

Pendapat di atas diperkirakan menjadi pertimbangan Departemen Kesehatan

RI, yang menetapkan pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu bentuk strategi

promosi kesehatan yang diharapkan dapat meningkatkan status PHBS masyarakat.

Selanjutnya, Departemen Kesehatan menetapkan Puskesmas sebagai sebagai sarana

pelayanan kesehatan yang berada di ”garis depan” untuk pelaksanaan pemberdayaan

masyarakat dalam bidang PHBS.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sinaga dkk (2004) di

Kabupaten Bantul, dan Darubaekti (2001) di Kabupaten Bengkulu Utara, bahwa

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 81: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

lemahnya pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu faktor penyebab

rendahnya cakupan PHBS.

Hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab Program

Promosi Kesehatan dan Program Puskesmas Patumbak (Mei, 2008) dapat diketahui

bahwa pemberdayaan masyarakat telah dilakukan oleh puskesmas. Adapun proses

dan bentuk pemberdayaan yang dilakukan, adalah:

1. Penyusunan Perencanaan Gerakan Pemberdayaan Masyarakat, yang disusun

melalui kegiatan lintas program di puskesmas dan lintas sektor di tingkat

kecamatan.

2. Pertemuan antar Kepala Puskesmas ditingkat Kabupaten/Dinas Kesehatan untuk

merumuskan substansi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.

3. Sosialisasi hasil pertemuan Kabupaten kepada lintas sektor di kecamatan dan lintas

program di puskesmas, sampai ke bidan desa dan institusi di desa, seperti

perwiridan, posyandu, dan pada pelayanan pengobatan gratis.

4. Bentuk kegiatan pemberdayaan dengan jenis sasaran, sebagai berikut: (1)

Perorangan atau keluarga, kegiatannya adalah penyuluhan perorangan, peragaan,

kunjungan rumah, membagikan poster; (2) Kelompok masyarakat, melalui wadah

Perwiridan atau Posyandu, kegiatannya adalah ceramah, peragaan, pembinaan

kader, dan membagikan poster; dan (3) Massa, kegiatannya adalah pengobatan

gratis, peragaan, dan kegiatan ”Jum’at Bersih”.

5. Hasil dari kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan puskesmas, yaitu:

(a) Posyandu aktif sebanyak 51 posyandu, (b) kelompok kesehatan yang

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 82: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

terorganisir belum ada; (c) Kader kesehatan aktif sebanyak 255 orang;

(d) Pengetahuan masyarakat dan juga kader kesehatan diperkirakan meningkat,

tetapi ukuran peningkatannya tidak atau belum diukur; (e) Sebagian orang

memperbaiki perilaku sehat, seperti cuci tangan sebelum makan, tetapi jumlah

orang yang memperbaiki perilakunya tidak diketahui; dan (f) Sebagian kelompok

masyarakat melaksanakan kegiatan ”Jum’at Bersih” 1 kali sebulan; dengan jumlah

peserta tidak dihitung.

Hasil penelitian menunjukkan secara umum penilaian responden tentang

kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan puskesmas, dan upaya yang

dilakukan masyarakat secara mandiri (dihimpun dari alasan pilihan jawaban

responden dalam kuesioner), yaitu:

1. Jumlah Posyandu relatif terbatas, sehingga tidak dapat mewadahi pelayanan

kesehatan Ibu dan anak untuk semua desa/kelurahan (49 desa/kelurahan).

2. Penanganan dan informasi tentang kesehatan ibu dan bayi yang dilaksanakan di

posyandu belum maksimal. Posyandu yang aktif lebih banyak melaksanakan

tugas pemeriksaan keasehatan dan pengobatan.

3. Posyandu merupakan wadah yang tepat dalam memberi informasi tentang PHBS,

tetapi prakteknya belum maksimal.

4. Kader kesehatan diperlukan dalam membantu petugas kesehatan di tengah-tengah

masyarakat, tetapi jumlah masih dalam batas minimal dan kemampuanya sangat

terbatas.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 83: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

5. Pendataan mengenai hal-hal yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan PHBS

(misalnya: jumlah penduduk, kepemilikan JPKM, rumah sehat, dll) belum

dilaksanakan oleh kader kesehatan

6. Pengorganisasian dari dan untuk masyarakat dalam rangka olahraga untuk

kebugaran bersama sudah ada, seperti untuk kegiatan sepakbola, bola voli,

bulutangkis, tetapi atas inisiatif masyarakat sendiri, tidak ada dukungan dalam

bentuk apapun dari puskesmas.

7. Pengorganisasian masyarakat dalam membentuk kelompok dana sehat tidak ada,

tetapi ada anggota masyarakat yang diberi kartu sehat.

8. Puskesmas belum melakukan pengorganisasian masyarakat untuk menyediakan

sumber air bersih. Pengadaan air bersih dilakukan oleh masing-masing keluarga.

9. Kegiatan arisan jamban untuk keluarga yang belum mempunyai jamban melalui

PKK atau lembaga swadaya masyarakat belum pernah dilakukan. Pengadaan

jamban dilakukan oleh keluarga masing-masing

10. Tempat pembuangan sampah dilakukan oleh rumahtangga, tanpa ada intervensi

puskesmas atau pengorganisasian masyarakat.

Berdasarkan paparan di atas, dapat diketahui bahwa pemberdayaan

masyarakat yang dilakukan oleh puskesmas cenderung belum maksimal untuk

mendukung terciptanya PHBS yang baik atau memenuhi kategori Sehat IV.

Namun demikian, kesadaran sebagian masyarakat relatif sudah memadai

untuk menyediakan berbagai sarana di rumah tangga (seperti jamban, tempat sampah,

air bersih, membuat lantai rumah dari semen atau keramik, berobat,) yang

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 84: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

mendukung terciptanya PHBS keluarga, tanpa harus mendapat intervensi dari

puskesmas.

Kesadaran masyarakat ini diperkirakan muncul dari latar belakang responden,

seperti tingkat pendidikan, kondisi ekonomi keluarga, dan akses informasi yang

mudah dan beragam dari media massa, sehingga keinginan untuk memenuhi

kebutuhan dasar dalam rumah tangga yang memenuhi rasa aman dan nyaman dapat

dipenuhi, seperti pengadaan air bersih, membuat jamban, melantai rumah dengan

semen atau keramik, membersihkan lingkungan rumah, dan berobat ke petugas

kesehatan jika sakit.

Kesadaran masyarakat yang mendukung terjadinya PHBS, yang bukan

sepenuhnya dari hasil intervensi puskesmas, tidak menjadi bagian dari penelitian ini.

Namun fenomena ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa

strategi promosi memberi konrtribusi sebesar 56,6% terhadap tingkat PHBS

responden. Dengan demikian, hal ini membutuhkan penelitian lebih lanjut.

5.2.2 Pengaruh Bina Suasana terhadap tingkat PHBS

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor bina suasana dinilai oleh 50

responden (50%) dapat dikategorikan kurang baik, sebanyak 18 responden (18%)

menilai tidak baik, dan hanya 32 responden (32%) menilai baik sampai sangat baik.

Selanjutnya, hasil analisis menunjukkan bahwa secara parsial, bina suasana

mempunyai pengaruh dan kontribusi (0,81) terhadap terjadinya tingkat PHBS.

Berdasarkan fakta di atas, dapat diketahui bahwa secara umum bina suasana

yang diukur melalui indikator kegiatan pertemuan, perlombaan, dan penyuluhan yang

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 85: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

dilakukan oleh puskesmas dapat dikategorikan belum baik; dan kondisi ini

berpengaruh terhadap PHBS responden.

Hasil penelitian ini, secara teoritis, menunjukkan kesesuaian dengan pendapat

para ahli (seperti Notoadmodjo, 2006; Green, 1980; McKenzie, 2007), yang

menjelaskan bahwa bina suasana sebagai unsur strategi promosi kesehatan dapat

mempengaruhi perilaku sehat masyarakat, keluarga atau individu. Bina suasana

melalui indikator pertemuan, perlombaan, dan penyuluhan, adalah sekumpulan

kegiatan yang dapat menjadi sarana untuk menyampaikan isi pesan bidang kesehatan

kepada sasaran (massa, kelompok, keluarga atau perorangan); yang diharapkan isi

pesan dapat diterima sehingga menjadi pengetahuan, dipahami, dan selanjutnya isi

pesan kesehatan dilaksanakan oleh sasaran.

Mekanisme penyusunan perencanaan Bina Suasana oleh puskesmas, sama

dengan bahkan menyatu dengan proses penyusunan perencanaan pemberdayaan

masyarakat yang telah dijelaskan pada sub bab 5.2.1.

Berdasarkan penjelasan kepala Puskesmas Patumbak (Mei, 2006) dapat

diketahui bahwa kegiatan bina suasana (dalam bentuk pertemuan, perlombaan, dan

penyuluhan) menjadi satu kesatuan yang utuh dengan kegiatan pemberdayaan

masyarakat. Secara umum kegiatan bina suasana yang dilakukan puskesmas masih

sangat terbatas. Adapun kegiatan yang sudah dilakukan puskesmas, adalah: (1)

penyebarluasan kartu PHBS tahap 1 sebanyak 1600 kartu masih dilakukan di satu

desa, (2) penyuluhan kesehatan lingkungan, (3) pertemuan dan penyuluhan KIA di

Posyandu; dan (4) penyebaran leaflet atau poster di posyandu yang aktif.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 86: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Terbatasnya kegiatan bina suasana ini, diduga menjadi penyebab sebagian

besar responden (68%) menilai kegiatan bina suasana yang dilakukan puskesmas

dikategorikan kurang baik sampai tidak baik. Penilaian ini diperkirakan berasal dari

tingkata cakupan saasaran yang relatif terbatas pada saat penyuluhan, hanya

sebagaian kecil anggota masyarakaat yang memperoleh brosur atau atau poster, dan

hanya sebagian kecil ibu-ibu yang mengikuti posyandu.

Berdasarkan penjelasan yang diperoleh dari alasan pilihan jawaban responden

dalam kuesioner, dapat diketahui kondisi bina suasana yang dilakukan atau tidak

dilakukan oleh puskesmas, sebagai berikut:

1. Umumnya reponden tidak mengetahui adanya kegiatan pertemuan rutin (1 kali

perbulan) antar warga. Desa/ kelurahan sayang ibu sudah terlaksana

2. Umumnya responden tidak tahu atau tidak pernah mengikuti pertemuan yang

diadakan di balai desa/kantor lurah dalam rangka penyelenggaran kebersihan

lingkungan. Namun beberapa responden mengaku biasa melakukan gotong

royong di tingkat gang jalan atau kompleks, atau RT sekitar 3 atau 4 bulan sekali.

3. Kegiatan olahraga biasanya hanya diikuti anak-anak, remaja dan sedikit orang

dewasa dan orangtua. Kegiatan olahraga biasanya bola kaki, voli, atau badminton.

Kegiatan olahraga ini melibatkan hanya sebagian kecil warga.

4. Beberapa responden pernah mengikuti penyuluhan ASI Ekslusif hanya di

Posyandu. Sebagian besar responden belum pernah mengikuti, dengan alasan

tidak punya bayi atau punya bayi tetapi diberi PASI, serta belum pernah ke

posyandu.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 87: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

5. Umumnya responden belum pernah mengikuti perlombaan rumah sehat.

6. Umumnya responden belum pernah mengikutkan bayinya dalam lomba bayi atau

balita sehat beberapa responden pernah mengikuti 1 kali saja, dan dianggap bagus

untuk melihat langsung contoh bayi sehat.

7. Sebagian besar responden tidak pernah mengikuti penyuluhan tentang air bersih,

sebab urusan kebutuhan air menjadi urusan rumah tangga sendiri.

8. Sebagian besar responden tidak pernah mengikuti penyuluhan tentang pentingnya

jamban keluarga dan syarat-syarat jamban sehat. Beberapa responden pernah

mendengar masalah jamban hanya sekilas informasi di posyandu.

9. Seluruh responden belum pernah mengikuti penyuluhan tentang bahaya merokok

10. Sebagian besar responden belum pernah mengikuti penyuluhan manfaat makan

buah dan sayur; dan beberapa respopnden pernah mengikutinya saat hadir di

posyandu.

11. Sebagian besar responden belum pernah mengikuti penyuluhan pada kelompok

atau organisasi dimasyarakat (PKK, keagamaan, dll). Beberapa responden pernah

mengikutinya di PKK, dan para penyuluh kesehatan dinilai baik.

Lemahnya peran puskesmas dalam aspek bina suasana, tidak secara total dan

langsung berdampak pada buruknya PHBS masyarakat. Kondisi ini disebabkan

sebagian masyarakat telah memiliki kesadaran dan melakukan sendiri beberapa aspek

PHBS, tanpa harus mengikuti program bina suasana yang dilakukan puskesmas,

seperti pengadaan jamban di rumah, air bersih, mengkonsumsi buah dan sayur,

olahraga, rumah sehat, dan gotong royong membersihkan lignkungan.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 88: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

5.2.3 Pengaruh Advokasi terhadap tingkat PHBS

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (64 orang;

64%) menilai aspek advokasi dalam kategori kurang baik, 17 responden (17%)

menilai tidak baik, dan 19 responden (19%) menilai baik sampai sangat baik.

Selanjutnya, hasil analisis menunjukkan bahwa secara parsial, advokasi mempunyai

pengaruh dan kontribusi (0,043) terhadap terjadinya tingkat PHBS. Dengan

demikian, aspek advokasi merupakan variabel yang paling rendah kontribusinya

terhadap terjadinya tingkat PHBS responden dibanding aspek pemberdayaan

masyarakat dan bina suasana.

Advokasi sebagai komponen strategi promosi, yang secara parsial

berpengaruh terhadap PHBS responden, secara teoritis menunjukkan kesesuaian

dengan pendapat para ahli (seperti Notoadmodjo, 2006; Green, 1980; McKenzie,

2007), yang dapat dijelaskan bahwa advokasi sebagai unsur strategi promosi

kesehatan dapat mempengaruhi perilaku sehat masyarakat, keluarga atau individu.

Advokasi yang diukur melalui indikator ketersediaan sarana dan prasarana, sumber

daya manusia, sosialisasi, dan kelengkapan data merupakan merupakan alat dan

strategi pelaku (petugas promosi kesehatan) untuk mendapatkan komitmen dan

dukungan dari pihak terkait yang diharapkan nantinya dapat memberikan kontribusi

dalam penyelenggaraan kegiatan PHBS sehingga isi pesan PHBS dapat diterima

menjadi pengetahuan, dipahami, dan selanjutnya dilaksanakan oleh sasaran.

Berdasarkan penjelasan Kepala Puskesmas Patumbak (Mei, 2008) dapat

disimpulkan bahwa Proses Penyusunan Perencanaan Advokasi relatif agak berbeda

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 89: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

dengan pemberdayaan masyarakat dan bina suasana. Advokasi diartikan sebagai upaya

untuk merencanakan dan dengan hasil memperoleh anggaran, sarana dan prasarana,

serta tenaga yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan promosi kesehatan untuk

PHBS. Adapun proses penyusunan advokasi adalah, sebagai berikut:

1. Kepala puskesmas beserta staf merumuskan usulan kegiatan beserta anggaran

biaya, sarana dan prasaran, dan tenaga yang diperlukan

2. Usulan sesuai no. 1 disampaikan kepada Seksi PKM Dinas Kesehatan Kabupaten,

untuk dipelajari dan hasilnya disampaikan kepada Kepala Dinas kesehatan

kabupaten untuk dipelajari dan diperbaiki jika ada kesalahan.

3. Pertemuan antar Kepala Puskesmas di Dinas Kesehatan membahas permintaan

puskesmas, dipimpin Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten.

4. Jika usulan puskesmas telah dinyatakan layak, maka Kepala Dinas mengajukan

usulan kepada Pemerintah Kabupaten.

5. Jika pemerintah daerah menyetujui usulan, maka hasil usulan disampaikan kepada

Dinas kesehatan, selanjutnya diserahkan kepada puskesmas untuk digunakan

dalam kegiatan prmosi kesehatan untuk PHBS.

6. Hasil yang diterima oleh pihak puskesmas dari hasil advokasi, antara lain:

anggaran, poster, leaflet, TOA atau pengeras suara, OHP, spanduk, flim, pelatihan

petugas, dan reklame dijalan umum. Adapun jenis sarana/prasarana yang bersifat

permanen atau kebutuhan rutin habis pakai (seperti mobil, sepeda motor, gedung),

umumnya merupakan “jatah” puskesmas atau hasil advokasi puskesmas dalam

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 90: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

rentang waktu lama atau jangka waktu tertentu, bukan bagian dari kegiatan

advokasi rutin setiap tahun.

Peneliti tidak memperoleh besaran jumlah dari setiap komponen hasil advokasi

yang dilakukan dan diterima puksemas. Namun menurut penjelasan Kepala

Puskesmas, bahwa jumlah hasil advokasi semuanya serba terbatas.

Hasil advokasi akan digunakan untuk menopang kegiatan promosi kesehatan

khusunya kegiatan pemberdayaan masyarakat dan bina suasana dalam program PHBS.

Dengan asumsi bahwa hasil advokasi yang relatif terbatas, termasuk jumlah tenaga

promosi kesehatan di puskesmas yang juga terbatas, maka wajar apabila kegiatan

pemberdayaan dan bina suasana juga relatif terbatas; sehingga pelaksanaan strategi

promosi kesehatan oleh puskesmas tidak maksimal; dan selanjutnya diperkirakan

berakibat tidak maksimalnya pengaruh strategi promosi kesehatan terhadap PHBS.

Berdasarkan penjelasan yang diperoleh dari alasan pilihan jawaban responden

dalam kuesioner, dapat diketahui pandangan responden secara umum tentang

kegiatan advokasi yang dilakukan oleh puskesmas, sebagai berikut:

1. Gedung atau tempat khusus yang disediakan pemerintah untuk promosi PHBS:

umunya responden menyatakan tidak ada, kecuali puskesmas atau posyandu, atau

prakatek bidan desa, atau balai desa. Kendaraan yang disediakan pemerintah

untuk membantu pelaksanaan kegiatan promosi PHBS, biasa hanya ambulan,

mobil petugas sendiri, atau sepeda motor puskesmas/pribadi.

2. Kelengkapan alat-alat yang disediakan pemerintah untuk mendukung

pelaksanaan penyuluhan kegiatan promosi perilaku hidup bersih dan sehat (TOA,

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 91: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

selebaran/ leaflet , poster, mik, dll); sebagian besar responden tidak mengetahui,

sebagian kecil responden pernah memperoleh atau melihatnya.

3. Fasilitas yang disediakan pemerintah (misalnya tong sampah, sarana air bersih,)

untuk mendukung pelaksanaan kegiatan promosi PHBS: seluruh responden

menyediakan sendiri, kecuali untuk air, sebagian berlangganaan air PDAM.

4. Sarana dan prasarana olahraga tidak ada yang disediakan pemerintah maupun

stakeholder terkait : masyarakat mengadakan sendiri.

5. Ketersediaan petugas kesehatan/banyaknya petugas yang melaksanakan kegiatan

promosi PHBS: sangat sedikit, biasanya dilakukan oleh perawat atau bidan desa.

Seluruh responden tidak tahu ada petugas khusus promosi kesehatan.

6. Sikap petugas kesehatan dalam melaksanakan kegiatan promosi PHBS: sebagian

besara tidak tahu, dan sebagian lainnya menganggap biasa saja, dan sebagian

kecil menilai ramah dan baik, terutama terkait dengan pelayanan persalinan,

pengobatan di puskesmas atau posyandu.

7. Keahlian dan kemampuan petugas kesehatan dalam melaksanakan kegiatan

promosi PHBS: sebagian besar tidak tahu, sebagian lainnya menganggap biasa

saja, dan sebagian kecil menilai baik terutama untuk kegiatan di posyandu atau

pelayanan di puskesmas.

8. Hasil pekerjaan petugas kesehatan dalam melaksanakan kegiatan promosi PHBS:

sebagian besar menyatakan tidak jelas atau tidak tahu, kecuali sebagain kecil

reponden menilai baik hasil pekerjaan petugas untuk aspek pertolongan persalinan

dan kegiatan di posyandu.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 92: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

9. Usaha yang dilakukan oleh petugas kesehatan kepada pemerintah terkait

membuahkan hasil (misalnya ketersediaan fasilitas yang lengkap untuk

mendukung pelaksanaan PHBS): umumnya tidak tahu upaya petugas kesehatan;

dan sebagian kecil tahu dan menganggap kurang banyak berhasil.

10. Hasil usaha yang dilakukan oleh petugas kesehatan kepada DPRD setempat

(misalnya dukungan pembuatan peraturan daerah mengenai pelaksanaan PHBS).

Umumnya responden tidak tahu.

11. Hasil usaha yang dilakukan oleh petugas kesehatan kepada tokoh masyarakat

(misalnya : adanya penyuluhan tentang hidup bersih dan sehat pada saat acara

adat, dll): sebagian besar tidak tahu, yang lainnya pernah melihat ada dilakukan

tetapi hasilnya tidak tahu.

12. Hasil usaha yang dilakukan oleh petugas kesehatan kepada tokoh agama

(misalnya: adanya penyuluhan tentang hidup bersih dan sehat pada saat acara

keagamaan, dll): sebagian besar tidak tahu, sebagian kecil pernah melihat ada

dilakukan dan mengikuti tetapi hasilnya tidak tahu.

13. Pendataan masyarakat untuk mendapatkan jaminan kesehatan (askes, askeskin,

JPKM, dll) yang sudah terlaksana. Sebagian besar tidak tahu atau tidak pernah

dilakukan, sebagian kecil pernah di data oleh pejabat desa/dusun.

14. Pelaksanaan pendataan tentang jumlah anggota keluarga yang dilakukan petugas

pemerintah: terlaksana Sebagian besar tidak tahu atau tidak pernah dilakukan,

sebagian kecil pernah di data oleh pejabat desa/dusun.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 93: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

15. Rutinitas pendataan tentang rumah sehat yang dilakukan: tidak pernah dilakukan

atau mungkin dilakukan tetapi responden tidak tahu.

Menurut Notoadmodjo (2003) yang mengutip pendapat Hopkins, advokasi

adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik, yang diartikan sebagai upaya

atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan

dari pihak-pihak terkait, yang diarahkan untuk menghasilkan dukungan yang berupa

kebijakan, memperoleh dana, sarana, dan lain-lain sejenis.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa puskesmas sebagai

sarana pelayanan kesehatan yang berkedudukan (secara struktural) paling rendah

dalam organisasi kesehatan, cenderung tidak mampu untuk membuat usulan

kebijakan. Kemampuan puskesmas umumnya relatif terbatas pada kegiatan advokasi

untuk mendapat tenaga, dana, dan sarana dari pemerintah kabupaten melalui dinas

kesehatan kabupaten sebagai induk organisasinya. Dengan demikian, hasil advokasi

puskesmas, sangat tergantung pada kemampuan dinas kesehatan untuk melakukan

advokasi kepada pimpinan kabupaten dan lembaga legislatif kabupaten tersebut; dan

pada akhirnya ditentukan oleh prioritas kebutuhan pembangunan kabupaten dan

kemampuan daerah untuk memenuhi kebutuhan puskesmas.

Kegiatan advokasi dengan pelaksanaan kewenangan maksimal dapat

dilakukan oleh puskesmas, pada tingkat kecamatan dan desa sebagai wilayah kerja

puskesmas. Puskesmas dapat melakukan advokasi kepada Camat, para pimpinan

lintas sektor tingkat kecamatan, kepala desa/lurah, tokoh masyarakat, dan pengusaha

di wilayah kerja puskesmas; dalam rangka memperoleh dukungan tenaga, dana, dan

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 94: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

sarana/prasaran promosi kesehatan untuk PHBS bersumber dari potensi masyarakat

dan dunia usaha. Jika pola advokasi ini dilakukan oleh puskesmas, maka pola ini

dapat diharapkan untuk mengatasi atau memperkecil keterbatasan sarana, tenaga, dan

dana untuk pelaksanaan strategi promosi kesehatan dalam upaya meningkatkan

kualitas PHBS.

Pola advokasi tersebut di atas, sebenarnya telah direkomendasi para ahli dan

Departemen Kesehatan RI, yang menegaskan perlunya melibatkan tokoh

pemerintahan dan tokoh non pemerintah diwilayah setempat, yang mempunyai

potensi untuk mengatasi berbagai kekurangan yang terjadi dalam pembangunan

kesehatan di wilayah kerja puskesmas.

Dengan demikian, upaya untuk mengoptimalkan pelaksanaan strategi promosi

untuk PHBS, dengan terlebih dahulu mengatasi keterbatasan sumberdaya organisasi

yang diperlukan, sangat tergantung pada kemampuan dan kreatifitas kepala

puskesmas dan staf yang bekerja di puskesmas untuk mengelola potensi masyarakat

di lokasi puskesmas.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan proses penelitian yang telah dilaksanakan, disadari bahwa penelitian

ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya:

1. Penelitian ini membatasi kajiannya hanya pada pengaruh strategi promosi

kesehatan terhadap tingkat PHBS. Hal ini menyebabkan bahasan tentang strategi

promosi kaitannya dengan PHBS relatif tidak komprehensif, sebab diperkirakan

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 95: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

faktor karakterisitik masyarakat/keluarga/individu dan karakteristik puskesmas

turut berperan dalam kaitan strategi promosi kesehatan dengan PHBS.

2. Keterbatasan data sekunder aspek pelaksanaan strategi promosi dan data PHBS

yang dapat dimanfaatkan penelitian ini, relatif terbatas baik pada tingkat

puskesmas, kabupaten, dan propinsi; sehingga pembahasan yang akurat tidak

dapat dilakukan sepenuhnya.

3. Penelitian ini menggunakan pendekatan data kuantitatif untuk menganalisis

pengaruh strategi promosi bersifat kuantitatif. Hal ini cenderung belum

sepenuhnya dapat menjelaskan secara menyeluruh tentang bagaimana pengaruh

strategi promosi kesehatan (advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan

masyarakat) di tengah-tengah masyarakat untuk mendukung pencapaian tingkat

PHBS. Namun demikian, peneliti memperkecil kelemahan ini dengan menambah

data kualitatif yang bersumber dari responden maupun pimpinan dan staf

puskesmas.

4. Penggunaan sampel penelitian yang relatif terbatas sebagai sumber informasi,

diperkirakan dapat ”mengganggu atau tidak 100% akurat” generalisasi hasil

penelitian terhadap seluruh anggota populasi di lokasi penelitian

5. Penelitian tentang strategi promosi kesehatan untuk perilaku hidup bersih dan

sehat yang komprehensif masih relatif kurang di Indonesia, sehingga peneliti

sulit menemukan perbandingan penelitian, dan keragaman variabel penelitian.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 96: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan:

1. Strategi Promosi Kesehatan (Advokasi, Bina Suasana, Pemberdayaan

Masyarakat,) dinilai sebagian besar reponden (77%) terentang dari kategori

kurang baik sampai tidak baik. Berdasarkan variabel strategi promosi kesehatan,

diketahui bahwa: (a) Aspek Advokasi dinilai sebagian besar responden (81%)

dari kategori kurang baik sampai tidak baik, (b) Aspek Bina Suasana dinilai

sebagian besar responden (68%) dari kategori kurang baik sampai tidak baik, dan

(c) Aspek Pemberdayaan Masyarakat dinilai sebagain besar responden (81%) dari

kurang baik sampai sangat tidak baik.

2. Tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau tingkat PHBS sebagian besar

responden (61%) terentang dari kategori Sehat I sampai dengan II, dan sebanyak

14% responden berada pada kategori III. Kondisi ini masih jauh dari pemenuhan

standard tingkat PHBS terbaik yang ditetapkan Departemen Kesehatan RI, yaitu

kategori Sehat IV. Setiap pencapaian tingkat PHBS sesuai kategori Sehat, maka

tingkat sehat dalam kategori yang sama indikatornya dapat bervariasi.

3. Hasil analisis menunjukkan bahwa Strategi Promosi Kesehatan (melalui variabel

Advokasi, Bina Suasana, Pemberdayaan Masyarakat) mempunyai pengaruh

terhadap PHBS, dengan tingkat signifikansi dibawah 5% atau 0,05. Secara

bersama faktor Advokasi, Bina Suasana, dan Pemberdayaan Masyarakat

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 97: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

mempunyai pengaruh terhadap terjadinya variasi tingkat PHBS, sebesar 56,6%.

Secara parsial, factor Pemberdayaan Masyarakat mempunyai pengaruh yang

relatif lebih besar (0,104) terhadap tingkat PHBS. Berdasarkan persamaan teoritis

hasil analisis, dapat ditafsirkan bahwa: Apabila strategi promosi kesehatan

(melalui factor Advokasi, Bina Suasana, dan Pemberdayaan Masyarakat)

ditingkatkan atau bertambah baik, maka dapat diperkirakan Perilaku Hidup Bersih

akan meningkat atau bertambah baik.

4. Pelaksanaan strategi promosi kesehatan untuk PHBS yang dilakukan puskesmas

cenderung belum maksimal, yang disebabkan adanya hambatan atau masalah: (1)

tidak memiliki tenaga ahli/profesional promosi kesehatan, (2) promosi kesehatan

masih menjadi komponen tugas sebagian besar bidan atau perawat, (3)

keterbatasan biaya, sarana dan prasarana promosi, (3) Jumlah penduduk yang

relatif besar, dan heterogen dari karakteristik demografis, sosio budaya, dan

ekonomi; (4) wilayah kerja yang relatif luas; (5) dukungan lintas sektor yang

belum optimal ditingkat kecamatan dan desa; dan (6) perkembangan lingkungan

yang pesat, yang tidak dapat diatur atau dikelola oleh puskesmas. Kondisi ini

kemungkinan berakibat pada pencapaian tingkat PHBS. Diperkirakan kondisi ini

mempengaruhi hubungan kausalitas strategi promosi kesehatan dengan tingkat

PHBS; dan sesuai sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa

sekitar 43,4% tingkat PHBS dipengaruhi oleh faktor diluar strategi promosi

kesehatan. Fenomena ini tidak menjadi bagian dari analisis penelitian ini,

sehingga penting dilakukan penelitian lebih lanjut.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 98: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

5. Terdapat indikasi bahwa karakteristik masyarakat/keluarga/individu (seperti

pendidikan, kemampuan ekonomi, akses informasi) mempunyai peranan dalam

kaitannya dengan pencapaian tingkat PHBS; sehingga tingkat PHBS yang dicapai

masyarakat/keluarga/individu tidak hanya dipengaruhi atau ditentukan oleh

pelaksanaan strategi promosi oleh puskesmas. Responden mempunyai

kemampuan mandiri untuk menyediakan berbagai indikator PHBS, seperti

jamban, air bersih, pencarian pengobatan kepada petugas kesehatan, pengadaan

sarana atau melaksanakan olahraga, membuat lantai rumah dari semen atau

keramik, penyediaan air bersih, dan tempat sampah, sebagian tidak merokok. Hal

ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sekitar 43,4% PHBS

dipengaruhi oleh faktor diluar strategi promosi kesehatan. Fenomena ini tidak

menjadi bagian dari analisis penelitian ini, sehingga sangat penting dilakukan

penelitian lebih lanjut.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan penelitian, dapat

disusun saran-saran sebagai berikut:

1. Kebijakan Kesehatan. Sangat penting ditetapkan kebijakan kesehatan tingkat

kabupaten yang menjamin tersedianya tenaga profesional, dana, sarana dan

prasarana yang mencukupi untuk program promosi kesehatan (advokasi, bina

suasana, dan pemberdayaan masyarakat) yang diselenggarakan puskesmas, untuk

peningkatan PHBS masyarakat. Berdasarkan pelaksanaan desentralisasi

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 99: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

kesehatan, maka Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan untuk

merealisasikan kebijakan tersebut, baik dalam bentuk Peraturan Daerah atau

Keputusan Bupati..

2. Pengelolaan Potensi Masyarakat dan Dunia Usaha. Puskesmas harus mampu

mengelola potensi masyarakat dan dunia usaha yang ada di wilayah kerja

puskesmas melalui pendekatan advokasi yang persuasif; yang dilakukan dengan

cara menghimpun para pejabat dari beberapa instansi yang berkedudukan di

kecamatan, pejabat desa, tokoh masyarakat (agama, pendidik, sosial atau adat,

pemuda), dan pengusaha untuk berperan aktif dalam pembangunan kesehatan di

wilayah kerja puskesmas.Adapun yang diharapkan dari para tokoh ini, adalah:

dukungan dana, sarana dan prasarana, kesediaan menjadi tokoh dan kader

penggerak pembangunan kesehatan, kontribusi ide dan pemikiran, dan membantu

merekrut anggota masyarakat untuk kader kesehatan yang bertugas sebagai tenaga

promosi kesehatan untuk PHBS. Jika diperlukan, maka para tokoh ini dapat

dihimpun dalam satu wadah (misalnya) Dewan Kesehatan Kecamatan,

Paguyuban Kesehatan Desa, atau wadah yang sejenis.

3. Analisa Situasi. Kegiatan analisa situasi sangat diperlukan sebagai dasar

penyusunan perencanaan dan pelaksanaan Strategi Promosi kesehatan. Puskesmas

sebaiknya melakukan analisa situasi masyarakat yang bersifat menyeluruh

sebagai dasar untuk menyusun perencanaan strategi promosi untuk PHBS.

Analisa situasi ini sangat penting dilakukan sesuai dengan dinamika masyarakat

dengan karakteristiknya yang beragam; yang sebagian sudah mempunyai

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 100: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

kemampuan mandiri untuk melaksanakan PHBS, dan sebagian lainnya

diperkirakan masih membutuhkan intervensi puskesmas dalam rangka mencapai

PHBS terbaik. Analisa situasi ini diharapkan dapat membantu penyusunan

manajemen promosi kesehatan, diantaranya berisi tentang pola cara advokasi,

bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat yang relatif sesuai dengan

karakteristik masyarakat setempat; untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar

masyarakat atau sasaran promosi untuk PHBS diwilayah kerja puskesmas.

4. Lintas sektor. Puskesmas sebaiknya meningkatkan kualitas kerjasama lintas

sektor atau antar unit-unit organisasi pemerintah yang ada di tingkat kecamatan

dan organisasi kemasyarakatan yang ada di masyarakat, yang bergerak dibidang

kepemudaan, agama, sosial, pendidikan, kesehatan, dan lainya yang relevan.

Kerjasama lintas sektor ini, diharapkan dapat memberi “payung “ pada

pengelolaan potensi masyarakat dan dunia usaha, juga sebagai mitra dalam

pelaksanaan strategi promosi kesehatan untuk PHBS di masyarakat.

5. Penelitian lebih lanjut. Hasil penelitian ini mendukung teori perilaku yang yang

dikembang para ahli, yang menegaskan strategi promosi kesehatan mempunyai

pengaruh terhadap perilaku sehat atau perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Namun berdasarkan hasil penelitian, diketahui ruang lingkup penelitian ini

relative terbatas. Pada sisi lain, hasil penelitian ini menegaskan bahwa diduga

faktor karakteristik mayarakat/keluarga/individu, perkembangan lingkungan, dan

faktor karakteristik sarana pelayanan kesehatan (seperti puskesmas) sebagai

penyelenggara strategi promosi kesehatan; mempunyai peranan dalam pola

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 101: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

hubungan kausalitas strategi promosi terhadap PHBS. Dengan demikian, sangat

dianjurkan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut yang komprehensif dengan

memasukkan unsur karakteristik sarana pelayanan kesehatan, karakteristik

masyarakat/keluarga/individu, perkembangan lingkungan dalam permasalahan

penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas saran

perbaikan pelaksanaan program promosi kesehatan, dan untuk pengembangan

pengetahuan promosi kesehatan, perilaku kesehatan, serta administrasi dan

kebijakan kesehatan.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 102: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

DAFTAR PUSTAKA Azwar A., Pengantar administrasi Kesehatan , Edisi Ketiga, Binarupa Aksara,

Jakarta, 1996. Arikunto,S., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Rineka

Cipta, Jakarta, 1997.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2006, Survei Kesehatan Nasional (SUSENAS) tahun 2004.

Darubekti N., Perilaku Kesehatan Masyarakat Desa Talang pauh , Kecamatan Pondok Kelapa, kabupaten Bengkulu Utara, Jurnal Penelitian UNIB, Vol VII, Juli, 2001.

Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2006, Rencana Pembangunan Kesehatan Tahun 2005 – 2009.

Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2006, Rencana Strategis Departemen Kesehatan RI 2005-2009.

Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2000, Buku Pedoman Pembinaan Program PHBS di tatanan Rumah Tangga.

Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2003, Indikator Sehat 2010.

Departemen Kesehatan RI, Jakarta 2004, Kepmenkes no 128 tahun 2004.

Departemen Kesehatan RI, Jakarta 2006, Promosi Kesehatan, Buku Saku Bidan Poskesdes.

Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2007, Jejaring Nasional, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular (PTM).

Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2006, Panduan Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga Melalui Tim Penggerak PKK.

Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, Medan, 2006, Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2006.

Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang,Lubuk Pakam, 2006, Profil Kesehatan Kabupaten Deli Serdang 2005.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 103: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Direktorat Promosi Kesehatan.Depkes RI, Jakarta, 2000, Buku Panduan Strategi Promosi Kesehatan di Indonesia.

Green L.W., Perencanaan Pendidikan Kesehatan: Sebuah Pendekatan Diagnostik, Edisi terjemahan , Proyek Pengembangan FKM, Dep P & K RI, Jakarta.

Green, L, (1991) Health Promotion Planning and Education and Environtment Approach, Institue of Health Promotion Research University of British Colombia

Hasibuan H., Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Lokasi Proyek Kesehatan Keluarga Dan Gizi (Kkg) Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2004, Tesis S-2 Pascasarjana IKM USU Medan,2005

Liliweri A., Dasar – Dasar Komunikasi Kesehatan, Pustaka Pelajar, Kupang, 2007

Mc.Kenzie J.F., Pinger R.R., Kotecki J.E., Kesehatan Masyarakat Suatu Pengantar, EGC, Jakarta, 2007

Ministry of Health Republic of Indonesia, Jakarta, 2007. Indonesia Health Profile 2005.

Muninjaya Gde., A.A., Manajemen Kesehatan, Edisi 2, EGC ,Jakarta, 2004

Notoadmodjo S., Ilmu Kesehatan Masyarakat : Prinsip-Prinsip Dasar , Rineka Cipta, Jakarta, 1997

Notoadmodjo S., Promosi Kesehatan ; Teori dan Aplikasi, Rineka Cipta, Jakarta, 2005

Notoadmodjo S., Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003 Notoatmodjo S., Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, Rineka Cipta, 2005

Nasir,M., Metodologi Penelitian, Cetakan ke-6, PT.Ghalia, Indonesia, 2005

Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2006, Buku Saku Promosi Kesehatan.

Puspromkes Departemen Kesehatan, Jakarta,2006, Rumah Tangga Sehat dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 104: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Sarifah, Dkk, Laporan Survei Kesehatan Daerah (Surkesda) Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007, Kerja sama Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, Lubuk Pakam,2007.

Sinaga, Dkk, (2005). Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat: Studi Kasus Kabupaten Bantul 2003, Jurnal JMPK Volume 08/No.02/Juni/2005, Yogyakarta,2005

Sarwono S., Sosiologi Kesehatan :Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya, Gajah Mada University Pers, Jakarta, 2004

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung, 2004

Utama S, Prioritas Kebutuhan Staf Berdasarkan Karakteristik Individu Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja, Suatu Studi manajemen Kesehatan Masyarakat pada 3 Suku Bangsa di Organisasi Puskesmas, Disertasi, Unair, Surabaya,1996.

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 105: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 106: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 107: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Page 108: PENGARUH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6772/1/09E00149.pdf · (PHBS) di rumah tangga di wilayah kerjanya berusaha melakukan strategi promosi

Suci Hati : Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, 2008.