PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP...
-
Upload
duongnguyet -
Category
Documents
-
view
278 -
download
1
Transcript of PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP...
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN PAI
DI SMP NEGERI 3 TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
ENDANG
NIM 1110011000018
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMP NEGERI 3 TANGERANG SELATAN
Skripsi ini Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.I)
Oleh:
Endang
NIM: 1110011000018
Menyetujui,
Pembimbing
Tanenji, MA
NIP :19720712 199803 1 004
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP N 3 Tangerang Selatan” yang disusun oleh
Endang. NIM. 1110011000018, Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang
berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan
oleh fakultas.
Jakarta, 16 September 2014
Yang mengesahkan,
Pembimbing,
Tanenji, MA
NIP :19720712 199803 1 004
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam di SMP N 3 Tangerang Selatan” yang ditulis oleh Endang. NIM :
1110011000018. Jurusan Pendidikan Agma Islam Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullaj Jakarta, telah di uji
kebenarannya oleh dosen pembimbing pada tanggal 16 September 2014.
Jakarta, 16 September 2014
Tanenji, MA
NIP :19720712 199803 1 004
i
ABSTRAK
Endang. NIM 1110011000018. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif
tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
PAI di SMP N 3 Tangerang Selatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh strategi
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran PAI di SMP N 3 Tangerang Selatan. Metode yang digunakan
adalah metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek
penelitian adalah siswa kelasVIII-8 dan kelas VIII-5 SMP N 3 Tangerang Selatan.
Kelas VIII-8 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode Group
Investigation dan siswa VIII-5 sebagai kelas kontrol dengan menggunakan metode
Puzzle. Instrument yang digunakan adalah tes hasil belajar. Soal tes hasil belajar
yang digunakan sebanyak 40 soal berbentuk pilihan ganda dan setelah melalui
proses uji validitas, terdapat 25 soal yang valid dengan reliabilitas 0,76 dan
termasuk kategori tinggi atau dengan kata lain instrumen ini layak digunakan
dalam penelitian. Teknik analisis data menggunakan metode statistik uji “t” (uji
beda), untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan konsultasi pada tabel
distribusi “t” pada taraf signifikansi 0,05%.
Temuan hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh penggunaan metode
Group Investigation terhadap hasil belajar PAI siswa. Hal ini ditunjukan dari hasil
pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh nilai thitung > ttabel yaitu
2,4 > 2,000 dengan taraf signifikasi 0,05 %. Selain itu di lihat dari hasil
perhitungan post test kelas eksperimen yang menggunakan metode Group
Investigation (nilai rata-rata 86) menunjukan nilai yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas kontrol yang menggunakan metode Puzzle (nilai rata-rata 75). Dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode mengajar di Group Investigation
berpengaruh terhadap hasil belajar PAI siswa.
Kata kunci: Metode Group Investigation, Hasil Belajar, PAI.
ii
ABSTRACT
Endang. NIM 1110011000018. Effect of Cooperative Learning Strategies Group
Investigation to the Student Results on Subjects of PAI at Junior High School 3
Tangerang South..
One characteristic of batik from Cirebon are not found anywhere else is the
motive of "Mega Clouds", which is shaped like a cloud motif lumpy which usually
form a frame on the main picture. Class VIII-8 as an experimental class using
Group Investigation and the student class VIII-5 as a control by using a Puzzle.
Instrument used is the achievement test. Achievement test used by 40 multiple
choice questions of the test there are 25 questions were valid and reliability 0.76
including high category or in other words, these instruments are fit for use in
research. Analysis using statistical methods test "t" (difference test), to test the
hypothesis of the research carried out consultation on distribution table "t" at the
significance level of 0.05%.
The findings of this research is the influence of the use of methods of Group
Investigation on learning outcomes of students of PAI. It is shown from the results
of hypothesis testing using t-test obtained tcount> ttable ie 2,4 > 2.000 with a
significance level of 0.05%. In addition, in view of the results of post-test
calculations using the experimental class were Group Investigation (average
value 86) showed higher values than the control class that uses Puzzle method
(average value 75). From this study it can be concluded that the method of
teaching in the Group Investigation effect on student learning outcomes PAI.
Keywords: Method Group Investigation, Learning Outcomes, PAI.
iii
KATA PENGANTAR
Asalamu’alaikum Wr.Wb wr.wb
Al-hamdulillahi rabibbil-‘aalamiin. Puji syukur atas rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya yang telah memberikan kelapangaan kepada penulis sehinnga dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Hanya kepada-Nya penulis memohon
pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan. Allahumma shali ‘alaa
sayyidina Muhammad wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammad. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurah kepada junjungan dan suri tauladan umat manusia, Nabi
Muhammad saw, makhluk mulia yang penuh dengan rasa cinta dan kasih sayang
kepada sesama manusia dan membawa kita pada jalan yang di ridhai Allah swt.
Terimakasih yang teramat banyak kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda
Sutarmin dan Ibunda Supriati, atas segala pengorbanan dan kasih sayang yang
tercurahkan, yang telah mengajarkan penulis tentang kebaikan, arti cinta, makna
kehidupan dan yang telah mendidik penulis dengan penuh kasih sayang.
Dalam proses penyusunan skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, maka penulis
mengucapkan terima kasih juga kepada:
1. Ibu Dr. Hj. Nurlena Rifa’i, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.
2. Bapak Dr. H. Abdul Majjid Khon, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam.
3. Ibu Marhamah Saleh, Lc,. MA. Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam.
4. Bapak Tanenji, MA. Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan waktunya
untuk membimbing dan memotivasi kepada penulis.
5. Bapak Maryono, SE. M. M.Pd, Kepala sekolah SMP N 3 Tangerang Selatan
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di
SMP N 3 Tangerang Selatan.
iv
6. Ibu Chairunnisa S.Pd. Guru PAI di SMP N 3 Tangerang Selatan yang telah
memberikan saran dan pengarahan dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
7. Mamas-mamas ku tersayang Arifuddin, Ardiyansyah dan Ariswana yang
selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis secara moril
maupun nonmoril.
8. Abang Mursal Darwis S.SI yang selalu memberikan nasehat yang terdengar
indah dan menggugah, yang selalu memberikan kritikan meskipun
menyakitkan, dan yang telah mengubah hidup penulis dengan berusaha
lebih serius.
9. Sahabat-sahabat ku Septia Rahayu, Alis Arsita, Suprapti, Siti Maesaroh, Uni
Fadlilah, Siti Pujiati dan Yully Khusniah serta sahabat PAI angkatan 2010
yang senantiasa membantu dalam menyelesaikan penelitian.
10. Adik-adik SMP N 3 Tangerang Selatan yang telah mendukung proses
berjalannya penelitian.
Begitu panjang perjalanan untuk menempuh sebuah proses yang dinanti
untuk mendapatkan sebuah kebanggaan, lika-liku perjuangan, pengorbanan,
harapan dan semoga pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amin.
.
Jakarta, 23 Oktober 2014
Wasalam,
Endang
v
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
ABSTRAK. ...................................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... …… 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... …… 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................... …… 7
D. Perumusan Masalah ...................................................................... …… 7
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... …… 8
F. Manfaat Penelitian ....................................................................... …… 8
BAB II KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Strategi Pembelajaran Kooperatif ................................................ 11
1. Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif ......................... 11
2. Karakteristik Strategi Pembelajaran Kooperatif .................... 13
3. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kooperatif .................... 15
vi
4. Aturan Dasar Pembelajaran Kooperatif .................................. 15
5. Ketrampilan Pembelajaran Kooperatif ................................... 16
6. Tujuan Pembelajaran kooperatif ............................................ 17
B. Metode Pembelajaran Group Investigation .................................. 18
1. Pengertian Metode Pembelajaran Group Investigation .......... 18
2. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Group Investigation 19
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Group Investigation
................................................................................................. 20
C. Metode Pembelajaran Puzzle ........................................................ 21
D. Hasil Belajar Siswa ....................................................................... 22
1. Pengertian Hasil Belajar .......................................................... 22
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar................... 25
3. Kriteria Pengukuran Hasil belajar ........................................... 27
E. Hakekat Pendidikan Agama Islam ................................................ 28
F. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................... 29
G. Kerangka Pikir .............................................................................. 31
H. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 36
B. Metode dan Desain Penelitian ....................................................... 36
C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 37
D. Variabel Penelitian ........................................................................ 38
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 38
F. Instrumen Penelitian...................................................................... 39
vii
G. Uji Coba Instrumen ....................................................................... 40
1. Uji Validitas ............................................................................ 40
2. Uji Reliabilitas ........................................................................ 41
3. Uji Taraf Kesukaran Soal ........................................................ 42
4. Daya Pembeda ......................................................................... 42
H. Teknis Analisis Data ..................................................................... 43
1. Uji Normalitas ......................................................................... 43
2. Uji Homogenitas ..................................................................... 44
3. Uji Hipotesis ........................................................................... 45
I. Hipotesis Statistik ......................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................
A. Profil SMP N 3 Tangerang Selatan ............................................... 47
1. Sejarah Singkat Sekolah .......................................................... 47
2. Kategori Kelas ......................................................................... 47
3. Identitas, Georafis, dan Sarana Prasarana ............................... 48
4. Visi, Misi dan Motto ............................................................... 48
5. Guru dan Tenaga Kependidikan.............................................. 49
6. Siswa SMP Negeri 3 Tangerang Selatan ............................... 53
7. Sarana dan Prasarana............................................................... 53
B. Deskripsi Data ............................................................................... 56
1. Hasil Uji Validitas Soal .......................................................... 56
2. Hasil Uji Reliabilitas Soal ...................................................... 56
3. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal .......................................... 56
4. Hasil Uji Daya Pembeda Soal ................................................ 57
viii
C. Kegiatan Pembelajaran.................................................................. 57
1. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen
(Metode Group Investigation) ................................................ 57
2. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran pada Kelas Kontrol (Metode
Puzzle) ..................................................................................... 58
D. Deskriptif Data .............................................................................. 59
1. Data Hasil Belajar PAI Siswa ................................................. 60
E. Pengujian Persyaratan Analisis ..................................................... 73
F. Uji Homogenitas ........................................................................... 74
G. Pengujian hipotesis dan pembahasan ............................................ 75
1. Uji Hipotesis Penelitian .......................................................... 75
2. Pembahasan hasil penelitian................................................... 76
H. Keterbatasan penelitian. ................................................................ 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................
A. Kesimpulan ................................................................................... 78
B. Saran .............................................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... xi
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel penilaian dalam ranah kognitif. ................................................ 24
Tabel 3.1 Tabel desain penelitian pre-test dan post test kontrol group design ... 37
Tabel 3.2 Tabel matrik variable. ......................................................................... 38
Tabel 3.3 Tabel kriteria reliabilitas soal ............................................................. 41
Tabel 4.1 Tabel daftar Kepala Sekolah SMP 3 Tangerang Selatan................... 47
Tabel 4.2 Tabel jenjang Pendidikan dan Status Guru ........................................ 50
Tabel 4.3 Tabel data Jumlah Guru dan Statusnya .............................................. 51
Tabel 4.4 Tabel jenjang Pendidikan Tenaga Administrasi (TU) dan Statusnya 52
Tabel 4.5 Tabel tenaga Perpustakaan dan Laboratorium ................................... 52
Tabel 4.6 Tabel jumlah Siswa SMP N 3 Tangerang Selatan.............................. 53
Tabel 4.7 Tabel sarana dan Prasarana ................................................................ 53
Tabel 4.8 Tabel klasifikasi tingkat kesukaran butir soal 56
Tabel 4.9 Tabel klasifikasi tingkat daya pembeda ............................................. 57
Tabel 4.10 Tabel nilai Hasil pre-tes eksperimen .................................................. 60
Tabel 4.11 Tabel disribusi hasil pre-tes ekperimen .............................................. 61
Tabel 4.12 Tabel nilai hasil pre-tes kontrol .......................................................... 62
Tabel 4.13 Tabel disribusi hasil nilai pre-tes kontrol ........................................... 64
Tabel 4.14 Tabel nilai Hasil post-tes eksperimen................................................. 65
Tabel 4.15 Tabel disribusi hasil nilai pos-tes ekperimen ..................................... 67
Tabel 4.16 Tabel nilai post-tes kontrol ................................................................. 68
Tabel 4.17 Tabel disribusi hasil post-tes ekperiimen ........................................... 70
Tabel 4.18 Tabel keterangan diagran hasil pre-tes kelas ekperimen dan
kontrol................................................................................................ 71
Tabel 4.19 Tabel keterangan diagran hasil post-tes kelas ekperimen dan
kontrol................................................................................................. 72
Tabel 4.20. Tabel hasil uji normalitas pre-tes ekperimen dan kontrol .................. 73
Tabel 4.21 Tabel hasil uji normalitas post-tes ekperimen dan kontrol ................. 74
Tabel 4.22 Tabel hasil uji homogenitas ................................................................ 74
Tabel 4.23 Tabel hasil Uji Homogenitas Post-test ............................................... 75
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram frekuensi nilai pre-tes kelas ekperimen. ................................ 61
Gambar 4.2 Diagram frekuensi nilai pre- tes kelas kontrol ..................................... 64
Gambar 4.3 Diagram frekuensi nilai post-tes kelas kontrol. .................................... 67
Gambar 4.4 Diagram frekuensi nilai post-tes kelas ekperimen. ............................... 69
Gambar 4.5 Diagram frekuensi hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas
kontrol. ................................................................................................ 70
Gambar 4.6 Diagram frekuensi hasil post test kelas eksperimen dan kelas
kontrol. ................................................................................................ 72
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hakikat manusia hidup di dunia ini adalah untuk belajar. Belajar
merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi,
ketrampilan dan sikap. Belajar adalah karakteristik yang membedakan
manusia dengan makhluk lain, yang merupakan aktivitas yang selalu
dilakukan sepanjang hayat manusia, bahkan tiada hari tanpa belajar.
Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik
ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya
sendiri. Oleh karenanya pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan
segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para
pendidik khususnya para guru. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi
mereka terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya
mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang
dicapai oleh peserta didik.1
Menurut Trianto, Anthony Robins mendefinisikan belajar sebagai proses
menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami
dan sesuatu (pengetahuan) yang baru.2
Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki
kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Belajar
juga dapat dipandang sebagai sebuah proses elaborasi dalam upaya pencarian
1 Asep Jihad., Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi PressIndo, 2008),
h. 1. 2 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Prenada, 2010),
Cet 3, h. 15.
2
makna yang dilakukan oleh individu. Proses belajar pada dasarnya dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi personal.3
Ahli pendidikan modern merumuskan perbuatan belajar adalah sebagai
berikut: belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat
pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, timbul dan berkembangnya sifat-
sifat sosial, susila dan emosional.4
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, para ahli psikologi dan pendidikan
mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan keahlian mereka
masing-masing.
1. James O. Whittaker, merumuskan belajar sebagai proses dimana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
2. Cronbach berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior
as a result of experienc. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukan
oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
3. Howard L. Kingkey bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku
(dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
4. Drs. Slameto merumuskan bahwa belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.5
Belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam suatu
kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek atau latihan. Belajar
berbeda dengan pertumbuhan dewasa, dimana perubahan tersebut dari hasil
genetik. Perubahan tingkah laku individu sebagai hasil belajar ditunjukkan
dengan berbagai aspek seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, persepsi,
motivasi dan gabungan dari aspek-aspek tersebut.6
3 Benny A. Pribadi, Model Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Dian Rakyat, 2009), h.
6. 4 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 256.
5 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), Cet 2, h. 13.
6 Sudjana, nana. Teori-Teori Belajar dan Pengajaran, (Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1990), h. 55.
3
Sedangkan pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, dimana
kegiatan guru sebagai pendidik harus mengajar dan murid sebagai terdidik
yang belajar. Dari sisi siswa sebagai pelaku belajar dan sisi guru sebagai
pembelajar, dapat ditemukan adanya perbedaan dan persamaan. Hubungan
guru dan siswa adalah hubungan fungsional, dalam arti pelaku pendidik dan
pelaku terdidik. Dari segi tujuan akan dicapai baik guru maupun siswa sama-
sama mempunyai tujuan sendiri-sendiri. Meskipun demikian, tujuan guru dan
siswa tersebut dapat dipersatukan dalam tujuan instruksional.
Proses pembelajaran pada prinsipnya proses pengembangan moral
keagamaan, aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi
dan pengalaman belajar. Namun demikian dalam implementasinya masih
banyak kegiatan pembelajaran yang mengabaikan aktivitas dan kreatifitas
peserta didik tersebut. Hal ini banyak disebabkan oleh model dan sistem
pembelajaran yang lebih menekankan pada penguasaan kemampuan
intelektual saja serta proses pembelajaran terpusat pada guru di kelas,
sehingga keberadaan peserta didik hanya menunggu uraian guru kemudian
mencatat dan menghafalnya.7
Dalam kegiatan belajar, Sardiman menjelaskan bahwa Rousscau
memberi penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan
pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri dengan bekerja
sendiri, dan dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani
maupun teknis.8 Hal ini menunjukan setiap orang yang belajar harus aktif,
tanpa ada aktifitas maka proses belajar tidak mungkin terjadi. Untuk
menumbuhkan sikap aktif, kreatif dan inovatif dari peserta didik tidaklah
mudah. Proses pembelajaran memposisikan siswa sebagai pendengar yang
mengakibatkan proses pembelajaran cenderung membosankan dan
menjadikan peserta didik malas belajar. Sikap peserta didik yang pasif tidak
7 Zurinal., Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian Uin Jakarta dan
Jakarta Press, 2006), h. 117-118. 8 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.
96.
4
hanya terjadi pada satu mata pelajaran saja tetapi hampir pada semua mata
pelajaran termasuk Pendidikan Agama Islam (PAI).
Salah satu indikator keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat
dari pencapaian hasil belajar peserta didik. Keberhasilan peserta didik dalam
belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Salah satu faktor
eksternal yaitu metode pembelajaran, guru sebagai fasilitator dalam
pembelajaran harus mampu membuat siswa aktif dengan menerapkan
berbagai metode pembelajaran aktif guna meningkatkan hasil belajar peserta
didik. Faktor internal dalam belajar meliputi bakat, minat, motivasi, dan
kemampuan peserta didik. Kemampuan awal merupakan kemampuan yang
dimiliki oleh peserta didik sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Keanekaragaman kemampuan peserta didik yang ada akan berpengaruh
terhadap penguasan meteri pelajaran yang diajarkan guru di dalam kelas,
dengan demikian guru diharapkan dapat memilih metode yang baik dan tepat
sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan efektif.
Kondisi di SMP N 3 Tangerang Selatan, masih sering dijumpai adanya
permasalahan yang berkaitan dengan metode pembelajaran dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam. Selama ini dalam proses kegiatan belajar
mengajar siswa sangat pasif, siswa tidak menghiraukan materi yang
disampaikan bahkan ada beberapa siswa yang bercanda dengan temannya.
Sering kali guru terjebak dengan cara-cara konvensional yaitu berpusat pada
guru (teacher centered) yang hanya berorientasi pada pencapaian aspek-aspek
kognitif yang mengandalkan metode ceramah dalam pembelajarannya
sehingga menyebabkan kejenuhan, membosankan, dan siswa tertekan karena
harus mendengarkan guru bercerita beberapa jam tanpa memperhatikan siswa
terlibat dalam proses pembelajaran, ditambah lagi sarana prasarana yang
kurang memadai, media pembelajaran yang tidak tepat, dan lingkungan di
luar sekolah siswa yang kurang mendukung sehingga menyebabkan minat
dan hasil belajar siswa rendah.
5
Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan suatu strategi pembelajaran
yang tepat, menarik dan harus efektif sehingga siswa dapat aktif dalam
kegiatan pembelajaran dan dapat menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa
setelah proses pembelajaran berlangsung.
Salah satu starategi pembelajaran yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif.
Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik bekerja sama untuk memaksimalkan
belajar mereka dalam kelompok. Selama belajar kooperatif, siswa akan
memiliki ketrampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam
kelompoknya, seperti keterampilan menjadi pendengar aktif, keterampilan
memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, berdiskusi
dan lain sebagainya.
Pembelajaran kooperatif ini didasarkan pada pandangan bahwa setiap
peserta didik mempunyai perbedaan-perbedaan dan persamaan antara satu
dengan yang lainnya. Perbedaan itu bukanlah untuk dipertentangkan atau
dipisahkan, melainkan harus diintegrasikan. Seorang peserta didik yang
cerdas, dapat disatukan dengan peserta didik yang kurang cerdas, sehingga
peserta didik yang kurang cerdas dapat dibantu oleh peserta didik yang
cerdas. Demikian pula persamaan yang dimiliki antara peserta didik yang satu
dengan yang lainnya dapat disinergikan sehingga dapat saling menunjang
secara optimal.9 Pembelajaran kooperatif berpotensi menjadikan kelas
sebagai tempat yang produktif dan menyenangkan, dimana siswa bisa belajar
bekerja sama dan bekerja sama dalam belajar.10
Terkait dengan berbagai variasi dalam model pembelajaran kooperatif,
yang diantaranya adalah Student Teams Achievement Division (STAD), Teams
Games Tournament (TGT), Think Pair Share (TPS), Jigsaw (tim ahli), dan Group
Investigation (GI). Akan tetapi di dalam penelitian ini penulis menggunakan
9 Abudin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,
2009), h. 155. 10
Thomas Lickona, Pendidikan Karakter, Terj. Lita S, (Bandung: Nusa Media, 2013), h.
254.
6
model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (investigasi
kelompok).
Metode pembelajaran Group Investigation merupakan suatu model
pembelajaran kooperatif yang menekankan proyek investigasi kelompok,
dimana siswa akan diberi proyek investigasi terkait dengan kehidupan sehari-
hari sesuai dengan materi pokok yang diberikan.
Sebagai bagian dari investigasi, para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas. Sumber-sumber
(bermacam buku, institusi, orang) menawarkan sederetan gagasan, opini,
data, solusi, ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari. Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi
yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya menghasilkan buah
karya kelompok. Model pembelajaran ini dilakukan dengan 6 tahap, yaitu:
seleksi topik, merencanakan kerjasama, implementasi, analisis dan sistesis,
penyajian hasil akhir dan evaluasi.11
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “PENGARUH
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 3 TANGERANG
SELATAN”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, beberapa masalah
diidentifikasikan, sebagai berikut:
1. Pada proses pembelajaran, guru kurang melakukan variasi-variasi metode
pembelajaran, hal ini menyebabkan pembelajaran berlangsung secara
monoton dan mengakibatkan siswa menjadi jenuh. Hal ini terlihat dari
11
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa
Media, 2005), h. 216.
7
hasil observasi bahwa guru lebih sering menggunakan metode ceramah
dan penugasan.
2. Rendahnya perhatian dan partisipasi siswa dalam pembelajaran PAI, hal
ini berdasarkan hasil observasi yang menyatakan bahwa siswa lebih
senang mengobrol dengan temannya, siswa lebih banyak mendengar dan
mencatat dan siswa enggan untuk bertanya.
3. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PAI yang diperoleh masih
banyak yang dibawah Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) yang telah
ditentukan.
4. Siswa masih dianggap sebagai objek belajar yang tidak memiliki potensi
dan pengetahuan. Hal ini didasarkan pada hasil observasi bahwa siswa
tidak diberi kesempatan untuk menemukan pengetahuannya sendiri,
siswa cenderung pasif dan lebih banyak mendapatkan pengetahuan dari
apa yang disampaikan guru.
C. Pembatasan Masalah
Dari pernyataan yang timbul dalam identifikasi masalah dan agar
penelitian ini mencapai sasaran dan tujuan yang diharapkan, maka dalam
penulisan penelitian ini, penulis membatasi masalah ini pada:
1. Pemilihan metode Group Investigation dalam pembelajaran PAI di SMP
N 3 Tangerang Selatan.
2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI dengan materi menghindari
perilaku tercela.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, maka masalah yang akan
diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode Group
Investigation?
8
2. Bagaimana hasil belajar setelah menggunakan metode Group
Investigation?
3. Apakah ada pengaruh pembelajaran dengan metode Group Investigation
terhadap hasil belajar PAI di SMP N 3 Tangerang Selatan?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang
menggunakan metode Group Investigation?
2. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar setelah menggunakan metode
Group Investigation?
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pembelajaran dengan metode
Group Investigation terhadap hasil belajar PAI di SMP N 3 Tangerang
Selatan?
4. Manfaat Penelitian
Pembelajaran dengan menggunakan penelitian Metode Group
Investigation ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
dijadikan referensi dan dapat menjadi solusi kepada peneliti dalam
mengembangkan metode pengajaran khususnya untuk mata pelajaran PAI
sehingga peneliti dapat menerapkan metode pengajaran yang lebih
bervariasi kepada para siswa.
2. Secara Praktis
a. Bagi Peserta Didik
1) Menumbuhkan kerja sama serta rasa kebersamaan antar siswa.
2) Mengajak siswa untuk menjadi lebih aktif dalam proses belajar.
3) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PAI.
9
4) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan bervariasi
serta dapat memperoleh pengalaman belajar.
5) Menumbuhkan rasa tanggung jawab pada setiap siswa.
6) Membuat siswa mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam
diskusi kelompok.
b. Bagi Guru
1) Menambah wawasan tentang metode pembelajaran yang efektif
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2) Memberikan masukan mengenai model pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation.
3) Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan
dan keterampilannya dalam menghidupakn suasana belajar di
kelas.
4) Mendorong guru untuk mempersiapkan metode belajar yang
bervariasi dalam setiap pembelajaran sehingga membuat belajar
mengajar lebih menyenangkan.
c. Bagi Sekolah
Memberikan masukan yang bermanfaat bagi sekolah dalam
rangka perbaikan proses belajar mengajar mata pelajaran PAI
khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya agar hasil
ketuntasan menjadi meningkat.
d. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Memberikan masukan kepada peneliti lain mengenai metode
Group Investigation sehingga dapat diteliti lebih lanjut mengenai
metode pembelajaran ini.
10
BAB II
KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Strategi Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis adalah
kooperatif. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan
lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka
saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam
kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang
kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi
aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.12
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi
semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin
oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif
dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan
pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi
yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah
yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada
akhir tugas.13
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar
dan sengaja mengembangkan interaksi dan saling asuh antar siswa untuk
menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat
menimbulkan permusuhan.14
12
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007), h. 41. 13
Agus Suprijono, Cooperatif Learning dan Teori Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2009), h. 54. 14
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2010), h. 359.
11
Slavin mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah strategi
pembelajaran dimana peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6
orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Selanjutnya
dikatakan pula, keberhasilan dari kelompok tergantung dari kemampuan
dan aktifitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara
kelompok.15
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
berorientasi pada tim (kelompok). Pada pembelajaran kooperatif ini
peserta didik berada dalam kelompok kecil dengan anggota sebanyak
kurang lebih 4 sampai 5 orang. Dalam belajar secara kooperatif ini terjadi
interaksi antara anggota kelompok. Semua anggota kelompok harus turut
terlibat, karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas
anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu.16
Sehubungan dengan pengertian tersebut, penulis menambahkan
bahwa belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik bekerja sama untuk
memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam
kelompok.
Sebuah analisis penelitian menunjukan, dalam kelompok siswa-
siswa akan belajar lebih cepat, dan bahwa pengalaman kelompok sering
beralih ke anggota-anggota kelompok sehingga mereka bekerja lebih
efektif. Akan tetapi ada beberapa keterbatasannya. Beberapa siswa yang
pandai tidak menikmati manfaat dari pengalaman belajar berkelompok,
dan bagi mereka proses social yang terjadi di dalam kelompok sebenarnya
merupakan hambatan bagi kegiatan belajar mereka. Namun keuntungan
15
Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperatif Learning, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 4. 16
Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara, Revolusi Mengajar, (Bandung : HDP
Press. 2012), h. 59.
12
kerja kelompok ini terletak pada perubahan yang menyangkut motivasi,
emosi dan sikap.17
Melalui strategi pembelajaran kooperatif, siswa bukan hanya
belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam proses belajar
mengajar, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus
mempunya kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain, sehingga
semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang
relative sama atau sejajar. Pada saat siswa belajar dalam kelompok akan
berkembang suasana belajar yang terbuka dalam dimensi kesejawatan,
karena pada saat itu akan terjadi proses belajar kolaboratif dalam
hubungan pribadi yang saling membutuhkan. Pada saat itu juga siswa
belajar dalam kelompok kecil akan tumbuh dan berkembang pola belajar
tutor sebaya dan belajar secara bekerjasama. Pada saat proses
pembelajaran, guru bukan lagi berperan sebagai satu-satunya nara sumber,
tetapi berperan sebagai mediator, stabilisator dan menejer pembelajaran.18
Strategi pembelajaran kooperatif tampak akan dapat melatih
peserta didik untuk mendengar pendapat-pendapat orang lain dan
menyimpulkan dalam suatu pendapat, belajar untuk saling tolong
menolong, pendidik membentuk peserta didiknya untuk mudah memahami
materi dan sesama peserta didik saling membantu. Hal ini memang sangat
dianjurkan dalam Al-Qur’an untuk saling tolong menolong yang
dijelaskan dalam surat At-Taubat ayat 71 :
17
Mukhtar., Martinis Yamin, Metode Pembelajaran yang Berhasil, (Jakarta: Sasama
Mitra Suksesa, 2002), h. 49. 18
Masitoh., Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), h. 232.
13
Artinya: “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.
mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang
munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah
dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. At-Taubah: 71).19
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang menekankan peserta
didiknya untuk belajar bekerja sama dalam memecahkan suatu
permasalahan yang ada, dengan bentuk kelompok kecil, yang bertujuan
untuk mengasah imajinasi peserta didik, yang memiliki tingkat
kemampuan dengan latar belakang yang berbeda, mulai dari tingkat
kemampuan yang tinggi, sedang maupun yang rendah. Serta dapat
melatih peserta didik untuk bisa berinteraksi dengan baik antar sesama,
akan menciptakan pribadi-pribadi yang memiliki rasa tanggung jawab
dan mampu menghargai pendapat orang lain.
2. Karakteristik Strategi Pembelajaran Kooperatif
Sanjaya mengungkapkan pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan
dalam beberapa perspektif, yaitu Perspektif motivasi artinya penghargaan
yang diberikan kepada kelompok yang dalam kegiatannya saling
membantu untuk memperjuangkan keberhasilan kelompok, perspektif
sosial artinya melalui kooperatif setiap peserta didik akan saling
membantu dalam belajar, karena mereka ingin semua anggota kelompok
memperoleh keberhasilan, perspektif perkembangan kognitif artinya
dengan adanya interaksi antar anggota kelompok dapat mengembangkan
prestasi peserta didik untuk berfikir mengolah informasi.20
19
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, (Jakarta: Departemen Agama, 2007), h. 198. 20
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h. 206.
14
Adapun karakteristik atau pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan
sebagai berikut: 21
a. Pembelajaran secara tim
Pembelajaran kooperatif pembelajaran yang dilakukan secara
tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan, oleh karena itu,
tim harus mampu membuat setiap peserta didik belajar. Setiap anggota
tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan.
b. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Manajemen mempunyai tiga fungsi yaitu 1) fungsi manajemen
sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukan bahwa pembelajaran
kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkah-
langkah pembelajaran yang sudah ditentukan. Misalnya tujuan apa
yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, apa yang harus
digunakan untuk mencapai tujuan, dan lain sebagainya. 2) fungsi
manajemen sebagai organisasi, menunjukan bahwa pembelajaran
kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses
pembelajaran berjalan dengan efektif. 3) fungsi manajemen sebagai
kontrol, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu
ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun non
tes.
c. Kemampuan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan
secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama
perlu ditentukan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama
yang baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang
maksimal.
d. Keterampilan bekerja sama
Keterampilan bekerja sama itu dipraktkikan melalui aktivitas
dalam kegiatan pembelajaran secara kelompok. Dengan demikian,
peserta didik perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan
21
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, h. 208.
15
berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Pembelajaran koopertif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan
penghargaan kooperatif. Peserta didik yang bekerja dalam situasi
pembelajaran kooperatif didorong dan dikehendaki untuk bekerja sama
pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengoordinasikan
usahanya untuk menyelesaikan tugasnya. Dalam penerapan
pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu
sama lain untuk mencapai penghargaan bersama.
3. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kooperatif
Dalam menggunakan model pembelajaran, ada beberapa konsep dasar
yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Perumusan tujuan belajar siswa harus jelas
b. Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar
c. Ketergantungan yang bersifat pasif
d. Interaksi yang bersifat terbuka
e. Tanggung jawab individu
f. Kelompok bersifat heterogen
g. Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif
h. Tindak lanjut
i. Kepuasan dalam belajar.22
4. Aturan Dasar Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kelompok mempunyai aturan dasar, yaitu:
a. Siswa tetap berada dalam kelompoknya selama proses pembelajaran
berlangsung.
b. Siswa mengajukan pertanyaaan kepada kelompoknya sebelum
menayakan kepada gurunya.
22
Etin Solihatin dan Raharjo, Coopertif Learing Analisis Pembalajaran IPS, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), cet.4, h. 6-9
16
c. Siswa harus memberikan umpan balik pada ide-ide temannya dan
siswa dianjurkan untuk menghindari pemberian kritik.23
5. Ketrampilan Pembelajaran Kooperatif
Sebagai suatu ketrampilan belajar, ketrampilan kooperatif memiliki
tingkat-tingkat, yaitu:
a. Ketrampilan kooperatif tingkat awal
1) Menggunakan kesepakan
2) Menghargai pendapat
3) Menggunakan suara pelan
4) Mengambil giliran dan berbagi tugas
5) Berada dalam kelompok
6) Berada dalam tugas
7) Mendorong partisipasi
8) Mengundang orang lain untuk berbicara
9) Menyelesaikan tugas tepat waktu
10) Menyebut nama orang memandang pembicara
11) Mengatasi gangguan
12) Menolong tanpa member jawaban
13) Menghormati perbedaan induvidu
b. Ketrampilan kooperatif tingkat menengah
1) Menunjukakan penghargaan dan empati
2) Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima
3) Mendengarkaan secara aktif
4) Bertanya
5) Menggunakan pesan “saya”
6) Membuat ringkasan
7) Menafsirkan
8) Mengatur dan mengotganisasi
23
Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara, Revolusi Mengajar, (Bandung: HPD Press.
2012), h. 63.
17
9) Memeriksa ketepatan
10) Menerima tanggung jawab
11) Menggunakan kesabaran
12) Tetap tenang atau mengurangi ketegaangan
c. Ketrampilan kooperatif tingkat mahir
1) Mengelaborasi
2) Memeriksa secara cermat
3) Menanyakan kebenaran
4) Menganjurkan suatu posisi
5) Menetapkan tujuan
6) Berkompromi
7) Menghadapi masalah khusus.24
6. Tujuan Pembelajaran kooperatif
Tujuan pokok belajar kooperatif memaksimalkan belajar siswa untuk
meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu
maupun kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu tim, maka dengan
sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai
latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-
keterampilan proses kelompok dan pemecahan masalah.25
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga
tujuan pembelajaran yang sangat penting, yakni:
1) Prestasi akademik
Meskipun pembelajaram kooperatif mencangkup bebagai tujuan
sosial, namun pembelajaraan kooperatif dapat juga digunakan untuk
meningkatkan pretasi akademik.
2) Penerimaan akan keanakaragaman
24
Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara, Revolusi Mengajar, (Bandung: HPD Press.
2012), h. 63-64. 25
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010), h.
57.
18
Efek penting ke dua dari model pembelajaran kooperatif adalah
penerimaan yang lebih luas dari orang-orang yang berbeda
berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan
ketidakmampuannya.
3) Pengembangan ketrampilan sosial
Efek penting ke tiga adalah mengajarkan kepada siswa
ketrampilan-ketrampilan kerjasama dan kolaborasi.26
B. Metode Pembelajaran Group Investigation
1. Pengertian Metode Pembelajaran Group Investigation
Group Investigation merupakan salah satu bentuk model
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas
siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan
dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku
pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan
sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk
mempelajarinya melalui investigasi. strategi ini menuntut para siswa
untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun
dalam keterampilan proses kelompok.
Dalam metode pembelajaran Group Investigation, interaksi sosial
menjadi salah satu faktor penting bagi perkembangan skema mental yang
baru. Dimana dalam pembelajaran ini memberi kebebasan kepada
pembelajar untuk berpikir secara analitis, kreatif, reflektif, dan
produktif.27
Menurut Sharan metode Group Investigation lebih menekankan
pada pilihan dan kontrol siswa dari pada menerapkan tehnik-tehnik
26
Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara, Revolusi Mengajar, (Bandung: HPD Press.
2012), h. 63. 27
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 224.
19
pengajaran di ruang kelas. Dalam metode Group Investigation siswa
diberi kontrol dan pilihan penuh dan merencanakan apa yang ingin
dipelajari dan diinvestigasi. Menurut Rusman, Mafun menjelaskan bahwa
metode Group Investigation dapat dipakai guru untuk mengembangkan
kreatifitas siswa, baik secara perorangan maupun kelompok. 28
Dalam penjelasan di atas bahwa metode Group Investigation
adalah dalam investigasi kelompok siswa diberikan tanggung jawab
terhadap pekerjaan mereka, baik secara individu, berpasangan maupun
dalam kelompok. Dimana dalam pembelajaran Group Investigation
menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri
materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari.
2. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Group Investigation
a. Mengidentifikasi topik dan mengatur murid kedalam kelompok
1) Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik,
dan mengategorikan saran-saran.
2) Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari
topik yang mereka pilih.
3) Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi
pengaturan.
b. Merencanakan tugas yang akan dipelajari
1) Para siswa merencanakan bersama mengenai:
Apa yang akan kita pelajari?
Bagaimana kita mempelajarinya?
Siapa melakukan apa? (pembagian tugas)
Untuk tujuan atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini?
c. Melaksanakan investigasi
1) Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan
membuat kesimpulan
28
Dr. Rusman M. Pd, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 222.
20
2) Setiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang
dilakukan kelompoknya
3) Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan
mensintensis semua gagasan.
d. Menyiapkan laporan akhir
1) Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari
pembahasan mereka
2) Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan,
dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
3) Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasi rencana-rencana presentasi
e. Mempresentasikan laporan akhir
1) Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai bentuk
2) Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengaran
secara aktif
3) Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan
presentasi berdasarkan kriteria yang telah di tentukan seluruhnya
oleh anggota kelas.
f. Evaluasi
1) Para siswa saling memberi umpan balik mengenai topik tersebut
2) Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran
siswa
3) Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling
tinggi. 29
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Group
Investigation
Penulis menambahkan kekurangan dan kelebihan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation adalah sebagai berikut:
29
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa
Media, 2005), h. 218.
21
a. Kelebihan :
1) Dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir
mandiri, analitis, kritis, kreatif, reflektif dan produktif
2) Dapat melatih siswa untuk mengembangkan sikap saling
memahami dan menghormati (demokrasi)
3) Dapat melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi
4) Dapat menumbuhkan sikap saling bekerjasama antar siswa
b. Kelemahan:
1) Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat
menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah
2) Dapat terjadi siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang
pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai
3) Dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu yang relatif lama.
4) Sulit diterapkan apabila siswa tidak memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik.30
C. Metode Pembelajaran Puzzle
Mendesain tes uji pada teka-teki silang mengundang keterlibatan dan
partisipasi langsung. Teka-teki silang dapat diselesaikan secara individu
atau secara tim.
Prosedur pelaksanaaan Puzzle yaitu :
1. Mencurahkan gagasaan (brainstorming) beberapa istilah atau nama-
nama kunci yang berkaitan dengan pelajaran studi yang telah
diselesaikan.
2. Susunlah teka-teki silang sederhana, yang mencangkup item-item
sebanyak yang didapatkan. Hitamkan kotak-kotak yang tidak
diperlukan. (catatan : jika terlalu sulit untuk membuat teka-teki silang,
30
Penulis menambahkan kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation.
22
deselangi dengan item-item yang menyenangkan, yang tidak
berkaaitan dengan pelajaran).
3. Buatlah contoh-contoh item-item silang, gunakan di antara macam-
macam berikut ini :
a) Definisi pendek, contohnya : tes yang digunakan untuk
menentukan reliabilitas
b) Kategori yang sesuai dengan item, contohnya : jenis gas
c) Lawan kata, contohnya : lawan kata dari haram
4. Bagikan teka-teki kepada peserta didik, baik secara individual maupun
secara tim.
5. Tentukan batasan waktu. Serahkan hadian kepada individu atau tim
dengan benda yang paling konkret.31
Metode pembelajaran aktif Puzzle dapat divariasikan sebagai berikut :
a) Perintahkan seluruh kelompok bekerja secara kooperatif untuk
menyelesaikan teka-teki silang.
b) Sederhanakan teka-teki silang dengan menentukan satu kata yang
menjadi kuncu untuk seluruh pelajaran. Tulislah teka-teki itu secara
saling horizontal. Gunakan kata yang meringkas poin-pooin lain
dalam sesi latihan dan susunlah kata itu secara vertical ke dalam
kata kunci.32
D. Hasil Belajar Siswa
1. Pengertian Hasil Belajar
Pengertian hasil belajar secara etimologi terdiri dari dua kata yaitu
kata “hasil” dan “belajar”, menurut kamus besar bahasa Indonesia kata
“hasil” adalah sesuatu yang diperoleh dengan usaha. Sedangkan kata
“belajar” adalah suatu perubahan dalam tingkah laku, perubahan itu
31
Mel, Silberman. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. (Yogyakarta: Pustaka
Insan Madani, 2009), h. 246-246. 32
Mel, Silberman. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif., h.247.
23
dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada
kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.33
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan pembelajaran. Belajar itu sendiri merupakan suatu
proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
perubahan perilaku yang relative menetap. Dalam kegiatan pembelajaran
atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar.
Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan
pembelajaran atau tujuan instruksional.34
Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman-
pengalaman belajarnya.35
Menurut Muhibin Syah hasil belajar adalah
Perubahan sebagai akibat pengalaman belajar dan proses belajar siswa.36
Dari teori yang dikemukakan para ahli tentang hasil belajar
tersebut di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa hasil
belajar merupakan hasil yang dapat dicapai oleh siswa setelah diadakan
proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu dan materi
penyajian yang tertentu pula sebagai akibat pengalaman belajar sesuai
dengan tujuan yang telah disusun dalam indikator pembelajaran.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dapat dilihat dari
tiga kategori ranah yaitu:
a) Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis dan penilaian.
b) Ranah Afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif
meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau
33
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remadja Karya, 1984), h. 81 34
Asep Jihad., Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. (Yogyakarta: Multi PressIndo, 2008),
h. 14. 35
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2009, hlm. 22
36
Muhibin syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2009), h. 216.
24
reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau
kompleks nilai.
c) Ranah Psikomotor, meliputi keterampilan motorik, manipulasi
benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan,
mengamati).
Dalam penelitian ini hasil belajar menurut teori Taksonomi Bloom
dibatasi dengan ranah kognitif saja. Beberapa kemampuan kognitif antara
lain:
a) Pengetahuan, tentang suatu materi yang dipelajari.
b) Pemahaman, memahami makna materi
c) Aplikasi atau penerapan penggunaan materi atau aturan teoritis yang
prinsip
d) Analisa, sebuah proses analisis teoritis dengan menggunakan
kemampuan akal
e) Sintesa, kemampuan memadukan konsep, sehingga menemukan
konsep baru
f) Evaluasi, kemampuan melakukan evaluatif atas penguasaan materi
pengetahuan.
Untuk mengukur dan memperoleh data hasil belajar peserta didik
adalah mengetahui garis-garis besar indikator yang dikaitkan dengan
jenis hasil belajar yang hendak diukur. Agar memudahkan dalam
menggunakan alat dan kiat evaluasi yang dipandang tepat, berikut adalah
tabel penyusunan jenis, indikator dan evaluasi hasil belajar.37
Tabel 2.1
Penilaian Dalam Ranah Kognitif
Ranah /Jenis hasil
belajar
Indikator Cara evaluasi
Ranah Kognitif
1. Pengetahuan
1. Dapat menjelaskan
2. Dapat menunjukkan
1. Tes tertulis
2. Observasi
37
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda, 2008),
h. 151.
25
2. Pemahaman
3. Penerapan
4. Analisis
5. Sintetis
6. Evaluasi
3. Dapat menyebutkan
1. Dapat menjelaskan
2. Dapat menguraikan
3. Dapat membedakan
1. Dapat menentukan
2. Dapatmenerapkan
atau memberikan
contoh
3. Dapat
menggambarkan
1. Dapat menguraikan
2. Dapat menemukan
3. Dapat
menyimpulkan
1. Dapat melengkapi
2. Dapat
menyimpulkan
3. Dapat membentuk
1. Dapat membuktikan
2. Dapat
Menyimpulkan
1. Tes tertulis
2. Observasi
1. Pemberian
tugas
1. Tes tertulis
2. observasi
1.Tes tertulis
2. observasi
1. Tes tertuli
2. Pemberian
tugas
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Faktor Internal Siswa
26
Adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang
meliputi dua aspek, yakni:
1) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) yang menyangkut
keadaan jasmani individu, yaitu keadaan jasmani, keadaan fungsi-
fungsi jasmani tertentu terutama panca indera.
2) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) yang berasal dari dalam
diri siswa seperti kecerdasan/intelegensi, bakat, minat, sikap dan
motivasi siswa.
b. Faktor Eksternal Siswa
Seperti halnya faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga
terdiri atas dua macam, yakni faktor lingkungan sosial dan faktor
lingkungan non sosial. Faktor sosial adalah hubungan antar manusia
yang terjadi dalam berbagai situasi sosial, diantaranya yaitu keluarga,
sekolah, teman dan masyarakat pada umumnya. Sedangkan faktor non
sosial yaitu lingkungan alam dan fisik seperti keadaan gedung dan
letaknya, rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber
dan sebagainya.
c. Faktor Pendekatan Belajar
Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa sebagaimana
yang telah dipaparkan di atas, faktor pendekatan belajar juga
berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut.
Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep
misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar
yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar
surface atau reproductive.38
Faktor-faktor di atas sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
yang akan diperoleh dalam pencapaian tujuan.
38
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011). Cet.ke 18, h. 129-136.
27
3. Kriteria Pengukuran Hasil belajar
Untuk mengetahui baik buruknya hasil belajar peserta didik maka
diperlukan suatu tindakan yaitu evaluasi. Evaluasi merupakan suatu
penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam sebuah program. Menurut Tardif, evaluasi adalah proses
penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.39
Dari pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa evaluasi sangat diperlukan dalam pendidikan dan
pengajaran untuk mengetahui tingkat kemampuan yang dicapai peserta
didik.
Dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran menempuh tiga fase
yaitu:
a. Pre tes (tes awal)
Dilakukan dengan tujuan mengetahui tingkat kemampuan
peserta didik terhadap materi pembelajaran yang akan dipelajari.
b. Proses-Proses
pembelajaran yang dilakukan pendidik berpegang pada
program kegiatan
c. Post tes (tes akhir evaluasi)
Materi pembelajaran yang diteskan dalam evaluasi sama
dengan pre tes.40
Melalui evaluasi tersebut akan dapat menghasilkan pengukuran yang
sesuai dengan kemampuan yang sebenarnya sehingga dapat diketahui
dengan pasti pada taraf masing-masing peserta didik itu memiliki
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Taraf kemampuan keberhasilan
dinyatakan dengan evaluasi yakni dengan nilai.
39 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Pt. Raja grafindo Persada, 2009), h. 197.
40 Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2008), h. 12.
28
E. Hakekat Pendidikan Agama Islam
Sebelum membahas tentang pendidikan agama Islam terlebih dahulu
perlu dibahas tentang pengertian pendidikan itu sendiri. Para tokoh
berbeda pendapat dalam mendefinisikan pendidikan. Perbedaan itu
disebabkan karena masing-masing tokoh berbeda dalam memberikan
tekanan-tekanan dan tinjauan terhadap pendidikan.
Istilah pendidikan berasal dari kata didik dan memberikan awalan kata
“Pe” dan akhiran “Kan” yang mengandung arti “Perbuatan”. Istilah
pendidikan ini semua berasal dari bahasa Yunani yaitu “Pedadogik” yang
berarti bimbingan yang diberikan kapada anak. Paedagogy berasal dari
dua kata yaitu paedos yang berarti anak dan agoge yang berarti saya
membimbing atau memimpin. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggris dengan “Education” yang berarti pengembangan
anak bimbingan.41
Dalam pengertian yang sederhana, pendidikan sering dimaknai
sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-
potensi pembawaan, baik potensi jasmani maupun rohani sesuai dengan
nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Selain itu dalam
pengertiaan yang umum, pendidikaan juga diartikan dengaan proses
bimbingan, pengajaran dan pelatihan yang dilakukan oleh manusia kepada
manusia lain dalam rangka pencapaian keedewasaan.42
Secara terminologi, para ilmuan mendefinisikan pendidikan dalam arti
luas pada beberapa versi, salah satunya yaitu menurut Abdul Rahman An-
Nahlawi mengartikan pendidikan merupakan kegiatan yang betul-betul
memiliki tujuan, sasaran, dan target.43
41
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002 ), cet.Ke-4.hlm. 1 42
Wahdi Sayuti dan Zurinal Z, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan
Pendidikan, (Jakarta: Jakarta Press, 2006), cet.I, h.1-2. 43
Abdul Rahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat,(Bina
Insani Press, 1995),h.21
29
Sedangkan pendidikan Islam menurut Zakiah Darajat adalah suatu
usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang
pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai
pandangan hidup.44
Dari beberapa pengertian yang dikemukan oleh beberapa ilmuan
dalam mendefinisikan pendidikan dan pendidikan Islam, maka penulis
mengambil kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu
proses bimbingan dan bantuan secara sadar dan sengaja terhadap anak
didik dengan berlandaskan kepada ajaran Islam dalam pertumbuhan serta
perkembangan jasmani dan rohaninya. Pendidikan Agama Islam bukan
hanya sekedar penambahan pengetahuan akan tetapi bagaimana
pengetahuan dan pelaksanaan yang telah didapatkan itu dapat dipraktikkan
dalam kehidupan sehari-hari.
F. Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hasil penelitian sebelumnya
yang dianggap relevan sebagai acuan penelitian.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Ana Pertiwi (2010) Mahasiswa
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, yang berjudul “Penerapan
kooperatif tipe Group Investigation untuk meningkatkan hasil belajar dan
untuk meningkatkan respon positif siswa dalam pelajaran PKN”. Dari
hasil penelitiannya disebutkan bahwa terdapat Penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan
hasil belajar PKn pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Pekutatan. Hal
ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajarsiswa pada siklus I rata-rata
73,4 daya serap 73,4% dengan ketuntasan belajar 57,1% yang tergolong
dalam kualifikasi baik namun belum memenuhi KKM. Sedangkan skor
44
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama islam Berbasis Kompetensi:
Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet.ke-
3,h.130
30
rata-rata hasil belajar pada siklus II meningkat menjadi 76,1, daya serap
76, 1% dengan ketuntasan belajar 82,8% yang tergolong dalam kualifikasi
baik dan sudah memenuhi KKM. Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation dapat menumbuhkan respon positif
siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Pekutatan dalam pelajaran PKn. Hal
ini dapat dilihat dari adanya peningkatan respon siswa pada setiap
siklusnya. Pada siklus I diperoleh respon rata-rata 36,8 dan meningkat
pada siklus II menjadi rata-rata 38,7 dengan kriteria respon positif.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dalam
pelajaran PKn di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Pekutatan mengalami
kendala pada siklus I yaitu :(1) Pelaksanaan pembelajaran siklus I pada
pertemuan pertama siswa masih ribut dalam pembentukan kelompok dan
belum mampu memanfaatkan waktu seefisien mungkin sehingga
berpengaruh pada waktu jam pelajaran yang tersedia, (2) Pada pelaksanaan
siklus I ada anggota kelompok yang kurang aktif dalam hal kerjasamanya
untuk mengerjakan tugas diskusi, sehingga tugas yang diberikan lambat
terselesaikan, (3) Pada pelaksanaan siklus I ada anggota kelompok yang
ragu dalam mengemukakan pendapat, sehingga kelompok tersebut tidak
maksimal mendapatkan nilai yang diinginkan.45
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuniata Haffidianti (2011),
mahasiswa fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo,
Semarang, yang berjudul “penerapan model pembelajaran Group
Investigation dalam upaya peningkatan hasil belajar peserta didik pada
materi pokok bangun ruang”. Dari hasil penelitian tersebut menunjukan
bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation pada
materi pokok bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
kelas VIII F MTs Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2010-2011. Hal ini
ditunjukan pada peningkatan hasil akhir tiap siklus yaitu pada pra siklus
rata-rata hasil belajar sebesar 52.97 dengan ketuntasan belajar 26.32%,
45
Sumber data diambil dari Perputakaan Digital Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
berbentuk PDF pada Tanggal 22 Juli 2014.
31
pada siklus I rata–rata hasil belajar peserta didik meningkat menjadi 57.89
dengan ketuntasan klasikal 52.63%, dan pada siklus II rata-rata hasil
belajar peserta didik lebih meningkat lagi mencapai 74.90 dengan
ketuntasan klasikal 91.89%.46
3. Penelitian yang dilakukan oleh Mutmainah (2013), mahasiswa Universitas
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang berjudul “penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dalam meningkatkan
motivasi belajar Matematika di SDIT Bina Insani”, menunjukan bahwa
Penerapan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
dapat meningkatkan Motivasi belajar matematika siswa. Hal ini
berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian pada pengamatan,
angket motivasi, lembar panduan observasi dan wawancara.47
Pada hasil penelitian relevan di atas, peneliti mendapatkan kesimpulan
bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran Group
Investigation terhadap hasil belajar dan hasil penelitian diatas menggunakan
metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Karena dalam hasil ketiga
penelitian tersebut menggunakan Penelitian Tindakan Kelas maka dari itu
peneliti ingin peneliti hasil belajar siswa menggunakan metode penelitian
quasi ekperimen dan dari beberapa penelitian yang peneliti baca penelitian
yang dilakukan hanya meneliti mata pelajaran umum, maka dari itu peneliti
ingin meneliti dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
G. Kerangka Pikir
Pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup
seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah. Oleh karena itu,
islam mempedomani seluruh aspek kehidupan manusia muslim baik duniawi
maupun ukhrawi.
46
Sumber data diambil dari Perputakaan Digital IAIN Walisongo Semarang berbentuk PDF
pada Tanggal 22 Juli 2014. 47
Sumber data diambil dari Perputakaan Digital Universitas Islam Negeri berbentuk PDF
pada Tanggal 22 Juli 2014..
32
Upaya meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran PAI perlu
diperhatikan seingga proses pembalajaran yang dilakukan harus diupayakan
dan mampu menuntun siswa untuk berfikir kreatif, membentuk sikap positif,
memecahkan masalah dan memungkinkan siswa untuk mengorganisasikan
belajarnya sendiri, sehingga pada akhirnya siswa dapat memahami konsep
konsep PAI secara benar dan utuh serta dapat mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajaran terjadi ketika ada interaksi antara guru dengan
siswa, siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa. Guru berupaya
membelajarkankan siswa dengan berbagai cara, salah satunya dengan
pembelajaraan kooperatif. Pembelajaran kooperatif sebagai salah satu metode
yang dapat menjadikan siswa lebih aktif selama proses belajar mengajar,
selain itu juga melatih siswa untuk mampu mensosialisaskikan ilmunya dalam
kehidupan bermasyarakat.
Dalam proses belajar mengajar di kelas, cara seorang guru
menyampaikan materi pelajaran sangat mempengaruhi proses belajar
mengajar tersebut. Untuk itu guru dituntut kreatifitasnya dalam menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
Salah satunya adalah metode pembelajaran kooperatif learning.
Pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pada
proses pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif learning siswa belajar
bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama
lain, namun pembelajaran kooperatif tidak sekedar kerja kelompok biasa
tetapi peran dan keaktifan siswa diutamakan dengan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengemukakan dan mengembangkan pemikirannya.
Pembelajaran kooperatif learning mempunyai banyak model, salah
satunya adalah metode Group Investigation. Dalam metode Group
Investigation siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing
kelompok dituntun untuk mendiskusikan jawaban dari pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Dengan metode Group Investigation siswa harus
33
berperan aktif dalam menjawab pertayaan yang mereka peroleh. Sehinga
terciptalah suasana belajar yang menyenangkan.
Metode Group Investigation adalah salah satu strategi dalam
pembelajaran kooperatif yang diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih
aktif dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran akan terasa hidup,
menyenangkan dan tidak membosankan.
Metode pembelajaran Group Investigation yang diterapkan diharapkan
dapat meningkatkan motivasi siswa secara efektif, karena pembelajaran
kooperatif memiliki beberapa kelebihan dalam mengembangkan potensi
siswa, seperti terjadinya hubungan saling ketergantungan positif
mengembangkan semangat kerja kelompok, dan semangat kebersamaan, serta
menumbuhkan komunikasi yang efektif dan semangat kompetisi diantara
anggota kelompok. Atas dasar inilah metode Group Investigation diajukan
sebagai permasalahan penelitan untuk diterapkan di dalam kegiatan
pembelajaran dengan tujuan menghilangkan kejenuhan siswa dalam belajar
ke arah pembelajaran yang lebih menciptakan interaktif sesama siswa,
sehingga siswa dapat terlibat dalam proses belajar mengajar tidak hanya
mendengarkan guru saja yang menerangkan materi pelajaran, melainkan
siswa yang lebih berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Dengan
demikian siswa dapat terdorong minat dan motivasinya untuk belajar yang
pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Bila semua itu
dilakukan maka tujuan dari pembelajaran akan tercapai dan hasil belajar pun
akan lebih baik.
Sedangkan pembelajaran yang diterapkan di kelas kontrol ialah metode
Puzzle. Masih banyak di sekolah-sekolah para guru hanya menggunakan
metode-metode klasik dalam pembelajaran yang pada akhirnya berdampak
pada kejenuhan siswa dan tidak terjadi interaksi antara guru dengan murid.
Pembelajaran PAI bukan hanya mempelajari konsep-konsep semata yang
megharuskan siswa untuk mendengarkan keterangan guru di papan tulis juga
menjadikan buku satu-satunya sumber belajar sehingga pembelajaran terasa
kurang kondusif padahal guru dituntut untuk memiliki variasi-variasi
34
pembelajaran yang lebih menyenangkan ketimbang hanya menggunakan
metode-metode klasik.
Dari sini kita dapat mengetahui adanya perbandingan antara metode
Group Investigation pada kelas eksperimen dengan metode Puzzle pada kelas
kontrol antara lain:
1. Metode Group Investigation lebih mendorong motivasi belajar siswa yang
berdampak pada hasil belajarnya.
2. Suasana belajar lebih menyenangkan.
3. Terjadinya interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
Dapat dilihat dari manfaat dan keuntungan dari metode Group
Investigation dibandingkan dengan metode Puzzle yang diterapkan pada kelas
kontrol ini memberikan pengertian bahwa siswa dapat mengembangkan pola
pikir dan pengetahuan mereka serta membuat suasana belajar lebih menarik
ketika pembelajarn itu dilakukan dengan metode Group Investigation.
Setelah mengkaji teori-teori metode Group Investigation dan hasil belajar
serta keterkaitan teoritis keduanya peneliti berasumsi bahwa “diduga terdapat
perbedaan hasil belajar antara pembelajaran yang menggunakan Group
Investigation dengan pembelajaran yang menggunakan metode puzzle pada
mata pelajaran PAI”.
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap suatu masalah
sampai terbukti kebenarannya oleh data atau fakta yang dikumpulkan dari
lapangan.48
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis
merupakan pernyataan atau jawaban sementara yang kebenarannya belum
dapat dipastikan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Maka hipotesis
yang didapat dari penelitian yaitu adanya pengaruh metode Group
48
Suharsimi Arikuto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006), h. 71.
35
Investigation terhadap pembelajaran PAI di SMP 3 Tangerang Selatan
rincian sebagai berikut :
: Tidak ada pengaruh hasil belajar PAI kelas VIII dengan menggunakan
metode mengajar kooperatif tipe Group Investigation.
: Ada pengaruh hasil belajar PAI kelas VIII dengan menggunakan metode
mengajar kooperatif tipe Group Investigation.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 3. Bertempat di Jl. Ir. H. Juanda,
Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan
pada semester ganjil tahun pelajaran 2014-2015 yaitu pada tanggal 07
Agustus sampai tanggal 12 September 2014.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi
Eksperimen. Eksperimen ini juga sering disebut eksperimen semu. Tujuannya
adalah untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen
yang sebenarnya dan tidak ada manipulasi terhadap seluruh variabel yang
relavan.49
Metode ini dilakukan dengan memberikan perlakuan kepada subjek
penelitian kemudian memberikan tes pada subjek penelitan. Desain ini
mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen. Quansi Ekxperimen digunakan karena pada kenyataannya sulit
mendapatkan kelompok control yang digunakan untuk penelitian.50
Desain penelitian yang digunakan adalah satu kelompok eksperimen
dengan pre-test dan post test (pretest-posttest control group design). Pada
desain ini, menggunakan satu kelompok eksperimen atau satu kelompok
kontrol. Kelompok eksperimen mendapatkan pre-test, perlakuan (treatment)
dengan pembelajaran dan setelah itu diberi post test. Kelompok kontrol
diberikan pre-test, perlakuan (treatment) dengan pembelajaran yang berbeda
dengan kelas eksperimen dan setelah itu diberi post test.
Desain penelitian dapat dilihat pada tabel diberikut ini:
49
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 74. 50
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009), h. 114
37
Table 3.1
Desain penelitian pre-test dan post test control group design
Kelas Pre-test Treatment Post-test
Eksperimen T1 XE T2
Kontrol T1 XK T2
Keterangan:
T1 = pre-test (tes hasil belajar sebelum mendapatkan perlakuan)
T2 = post test (tes hasil belajar sesudah mendapatkan perlakuan)
XE = treatment (perlakuan) pada kelas eksperimen yaitu menggunakan
metode Group Investigation
XK = treatment (perlakuan) pada kelas kontrol yaitu menggunakan metode
Puzzle
C. Populasi dan Sample Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.51
Populasi juga
dibedakan antara populasi target dengan populasi terukur atau “accessible
population”.52
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMP N 3 Tangerang
Selatan, yang berjumlah 1354 anak. terdiri dari 602 anak laki-laki dan 752
anak perempuan, sedangkan populasi terukurnya adalah siswa kelas VIII
perempuan SMP N 3 Tangerang Selatan yang berjumlah 405, terdiri dari 192
anak laki-laki dan 213 anak perempuan.
51
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R
& D, h. 80. 52
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Remaja
Rodsakarya, 2011), cet ke-7, h.251.
38
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.53
Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu
berdasarkan rekomendasi dari guru bidang studi PAI di SMP N 3 yaitu Ibu
Chairunnisa S.Pd, beliau merekomendasikan untuk mengadakan penelitian di
kelas VIII 8 dan VIII 5. Dan yang menjadi sampel untuk kelas kontrol adalah
kelas VIII 5 yang berjumlah 44 anak terdiri dari 22 anak laki-laki dan 22
anak perempuan dan kelas eksperimen adalah kelas VIII 8 dengan jumlah 45
terdiri dari 22 anak laki-laki dan 23 anak perempuan.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.54
Ada dua variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu variabel
metode mengajar Group Investigation sebagai variabel bebas yang
dilambangkan dengan (X) dan variabel hasil belajar PAI sebagai variabel
terikat yang dilambangkan dengan (Y). berikut ini tabel variabel beserta
lambangnya:
Tabel 3.2
Matrik Variabel
Variabel bebas Variabel terikat
Group Investigation (X) Hasil belajar PAI (Y)
E. Teknik Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Tes adalah cara atau
prosedur dalam rangka pengukuran dan penelitian dibidang pendidikan, yang
berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-
53
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R
& D., h. 118. 54
Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R
& D., h.38.
39
pertanyaan yang harus dijawab, sehingga data yang diperoleh dari hasil
pengukuran tersebut dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh
testee lainnya atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.55
Tes diberikan pada kedua kelompok sampel dengan pemberian tes yang
sama, yang dilakukan pada awal (pre-test) dan akhir (post test) pokok
bahasan materi yang telah dipelajari dan disusun berdasarkan silabus. Bentuk
soal berupa pilihan ganda yang memuat aspek-aspek kemampuan siswa.
Sebelum tes dilakukan, terlebih dahulu diujikan kepada siswa lain di luar
kelompok sampel. Uji coba tes tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah
tes telah memenuhi syarat tes yang baik, yakni memenuhi syarat validitas dan
realibilitas serta untuk mengetahui taraf kesukaran dan daya pembeda soal.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes
tertulis yang berbentuk pilihan ganda. Untuk mengetahui kualitas pelaksanaan
penerapan metode digunakan teknik observasi.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar
PAI. Tes hasil belajar yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pemahaman
materi peserta didik sebelum melaksanakan proses pembelajaran mata
pelajaran PAI. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
objektif yang berupa pilihan ganda. Masing-masing item pada soal pilihan
ganda terdiri dari 4 alternatif jawaban dengan satu jawaban yang benar. Soal
yang digunakan dalam penelitian berjumlah 20 soal. Tes hasil belajar PAI
diberikan setelah seluruh peserta didik mempelajari materi PAI dengan
metode mengajar Group Investigation, dengan kisi-kisi instrumen tes
(terlampir).
55
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), h. 67.
40
G. Uji Coba Instrumen
Sebelum diberikan kepada subjek penelitian, soal terlebih dahulu
diujicobakan pada peserta didik kelas IX SMP N 3 Tangerang Selatan. Uji
coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah soal tersebut memenuhi
persyaratan seperti validitas, realibilitas, tingkat kesukaran maupun daya
beda.
1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata valid yang artinya cocok atau sah, atau
benar.56
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi
pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.57
Untuk mengetahui setiap item soal memiliki validitas yang baik, maka
setiap item soal dihitung validitasnya. Untuk mengukur validitas tes
objektif dengan pilihan ganda, yaitu dengan menggunakan rumus korelasi
poin biseral:58
√
Keterangan:
= Angka indeks korelasi poin biseral
= Mean (Nilai rata-rata hitung) skor yang dicapai oleh peserta tes
(testee) yang menjawab betul, yang sedang dicari korelasinya
dengan tes secara keseluruhan.
= Mean skor total, yang berhasil dicapai oleh seluruh peserta tes
(testee).
= Deviasi standar total (Deviasi standar dari skor total).
= Proporsi siswa yang menjawab benar
= Proporsi siswa yang menjawab salah
56
Harianto dan Ismet Basuki, Asesmen Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014), Cet I, h.23 57
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R& D, (Bandung: Alfabeta,
2009), cet.8, h.267 58
Anas Sudijono, Pengantar Statistik pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2008), h. 258.
41
Adapun Kriteria pengujiannya ialah:
Antara 0,800 sampai dengan 1,00: sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800: tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,600: cukup
Antara 0,200 sampai dengan 0,400: rendah
Antara 0,00 sampai dengan 0,200:s angat rendah59
2. Uji Reliabilitas
Untuk memperoleh data yang dipercaya, instrumen penelitian yang
digunakan harus reliabel. Reliabilitas adalah instrumen cukup dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena data tersebut sudah
baik. Dalam penelitian ini rumus yang digunakan adalah rumus K-R 20
sebagai berikut:
r11 =
Keterangan:
r11 = Reliabilitas soal secara keseluruhan (reliabilitas instrumen)
k = Banyaknya butiran pertanyaan
Vt = Varians total
p = Proporsi siswa yang menjawab benar pada tiap butiran pertanyaan
q = Proporsi siswa yang menjawab salah pada tiap butiran pertanyaan60
Adapun kriteria pengujiannya adalah:61
Tabel 3.3
Kriteria Reliabilitas Soal
Reliabilitas Kriteria
0,90-1,00 Sangat tinggi
59
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara 2012) h.
89 60
Anas Sudijono, Pengantar Statistik pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2008)., h. 115 61
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R& D, h. 102.
42
0,70-0,90 Tinggi
0,40-0,70 Sedang
0,20-0,40 Rendah
0,00-0,20 Sangat rendah
3. Uji Taraf Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal merupakan salah satu analisis sederhana. Hasil
hitungannya merupakan proporsi atau perbandingan antara siswa yang
menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes.62
Untuk
mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang, atau
sukar, maka digunakan rumus sebagai berikut :63
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Jumlah skor maksimal siswa yang menjawab benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria untuk indeks tingkat kesulitan adalah sebagai berikut:
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah
4. Daya Pembeda
Menurut Suharsimi daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk
membedakan antara peserta didik yang berkemampuan rendah dan peserta
didik yang berkemampuan tinggi. Rumus yang digunakan untuk daya
pembeda adalah:
62
Ahmad Sofyan., Tonih Feronika dan Burhanudin Bulama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press, 2006), h.
103. 63
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara 2012) , h.
223.
43
Keterangan :
D = Daya Pembeda
BA = Jumlah skor maksimal kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
BB = Jumlah skor maksimal kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar
JA = Jumlah skor maksimal kelompok atas
JB = Jumlah skor maksimal kelompok bawah
Klasifikasi daya pembeda:
D : 0,00 < D ≤ 0,20 = jelek (poor)
D : 0,20 < D ≤ 0,40 = cukup (satisfactory)
D : 0,40 < D ≤ 0,70 = baik (good)
D : 0,70 < D ≤ 1,00 = baik sekali (excellent).64
H. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang
digunakan yaitu uji kai kuadrat (chi square). Adapun prosedur
pengujian adalah sebagai berikut:
a) Perumusan hipotesis
Ho : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha : Data berasal dari papulasi yang tidak berdistribusi normal
b) Menentukan rata-rata.
64
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara 2012) , h.
226-232
44
R
K
c) Menentukan standar deviasi
d) Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi
(1) Rumus Banyak kelas
K = 1 + 3,3 log (n), dengan n adalah banyaknya subjek.
(2) Rentang (R) = skor terbesar - skor terkecil
(3) Panjang kelas (P) =
(4) Cari hitung dengan menggunakan rumus:65
∑( )
Keterangan:
= harga kai kuadrat (chi square)
= frekuensi observasi
= frekuensi ekspektasi
e) Cari tabel dengan derajat kebebasan (dk) = banyak kelas (K) – 3
dan taraf kepercayaan 95% atau taraf signifikansi (α) = 5%
f) Kriteria pengujian:
Jika X2hitung ≤ X
2tabel, maka Ho diterima.
Jika X2hitung ≥ X
2tabe, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2. Uji Homogenitas
Populasi-populasi dengan varians yang sama besar dinamakan populasi
dengan varians yang homogen.66
Uji homogenitas dilakukan dengan
menggunakan uji Fhiser, menurut Sugiyono rumus uji Fhiser adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
65
Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT Refika Aditama,
2010), h.190 66
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: PT Tarsito Bandung, 2005), h.249
45
.67
Langkah-langkah pengujian homogenitas adalah sebagai berikut:
1) Mencari statistik hitung
2) Mencari statistik tabel
3) Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel
Jika
Jika
Hipotesis uji homogenitas:
3. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan
uji normalitas dan uji homogenitas, maka dilakukan uji hipotesis dengan
menggunakan uji-t. Rumus uji-t yang digunakan adalah. 68
t =
√
dengan S = √
( ) ( )
( – )
Kriteria Pengujian tolak Ho jika t hitung >ttabel dan terima Ho jika t hitung
<ttabel :
Keterangan :
= rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
= rata-rata hasil belajar kelas kontrol
= jumlah siswa kelas eksperimen
= jumlah siswa kelas kontrol
= varians kelas eksperimen
= varians kelas control
67
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: CV ALFABETA, 2007). h.140 68
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian,, h. 238-239.
46
Setelah diperoleh nilai statistik hitung, kemudian mencari nilai
dalam statistik tabel dengan taraf signifikansi α = 0.05. Selanjutnya
membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel. Jika t hitung lebih
besar daripada ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, jika t hitung lebih
kecil daripada ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. 69
I. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:
Ho: µ1 ≤ µ2
Ha : µ1> µ2
Keterangan:
Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil
belajar PAI dengan menggunakan metode Group Investigation
Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil
belajar PAI dengan menggunakan metode Group Investigation
µ1 = Nilai rata-rata hasil belajar PAI yang telah diajarkan dengan metode
Group Investigation (kelas eksperimen)
µ2= Nilai rata-rata hasil belajar PAI yang diajarkan dengan metode Puzzle.
69
Husaini, Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008), h.141-142
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil SMP N 3 Tangerang Selatan
1. Sejarah Singkat Sekolah
SMP N 3 Tangerang Selatan Berdiri sejak tahun 1977 dengan
nama SMPN 2 Tangerang dan dikukuhkan menjadi SMPN 2 Filial tahun
1979. Bulan Februari 1983 menjadi sekolah mandiri dengan nama SMP
Negeri 1 Ciputat. Perubahan nomenkelatur pada tahun 1999 untuk
kecamatan ciputat menjadikan SMP Negeri 2 Ciputat hingga SMPN 3
Tangerang Selatan saat ini.71
Sejak berdirinya SMPN 3 Tangerang Selatan telah dipimpin oleh 7
orang kepala sekolah:
Tabel 4.1
Daftar Kepala Sekolah SMP 3 Tangerang Selatan
No NAMA Masa Jabatan
1 R. Soeharto 1977
2 Drs. H. Wanhar 1977-1989
3 Drs. H. Munadjat Indria 1989-1996
4 Dra. Hj. Ade Halimatus’diah 1996-2000
5 Drs. H. Kuswanda M.Pd 2000-2006
6 Drs. H. Nurhadi MM 2006-2009
7 H. Maryono, SE. M.MPd 2009-sekarang
2. Kategori Kelas
SMPN 3 Tangerang Selatan memiliki beberapa kategori kelas,
yaitu:
a. Akselerasi
71
Data diperoleh dari bagian tata usaha SMP N 3 Tangerang Selatan, berbentuk soft copy
pada tanggal 07 Agustus 2014.
48
b. Bilingual
c. Reguler
3. Identitas, Georafis, dan Sarana Prasarana
Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
Alamat Sekolah : Jl. Ir. H. Juanda Ciputat
No. Telepon : (021) 7401312
Fax. : (021) 7401312
Kecamatan : Ciputat
Kotamadya : Tangerang Selatan
Provinsi : BANTEN
Kode Pos : 15412
Nama Kepala Madrasah : H. Maryono, SE. M.MPd
Status Madrasah : Negeri
Akreditasi Madrasah : A
Standar Madrasah : Rintisan MSN
Nomor Statistik Madrasah (NSM) : 201 280 310 002
Tahun Didirikan/Dibangun : 1977
Status Tanah : Sertifikat
Luas Tanah : 4.811 M2
4. Visi, Misi dan Motto
a. Visi
49
Adapun visi yang diusung oleh SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
adalah:
1) Terunggul dalam prestasi
2) Teladan dalam bersikap dan bertindak
3) Konsisten dalam menjalankan ajaran agama
4) Menciptakan lingkungan sehat dan hijau
b. Misi
Adapun misi dari SMP Negeri 3 Tangerang Selatan adalah:
1) Mewujudkan peningkatan kualitas / mutu lulusan
2) Mewujudkan peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA /
SMK Negeri
3) Membina sikap percaya diri, semangat gotong royong dan cinta
tanah air
4) Meningkatkan prestasi kerja yang diimbangi dengan penghargaan
yang layak serta dilandasi dengan semangat ketauladanan dan
keikhlasan
5) Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan.
6) Menuju sekolah berwawasan lingkungan
c. Tujuan SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
Adapun tujuan dari SMP Negeri 3 Tangerang Selatan adalah:
1) Meningkatkan perilaku akhlak mulia bagi peserta didik
2) Meningkatkan pengetahhuan dan keterampilan yang sesuai
dengan minat dan bakat peserta didik
3) Mengembangkan kepribadian manusia yang utuh bagi peserta
didik
4) Mempesiapkan peserta didik sebagai bagian dari anggota
masyarakat yang mandiri dan berguna.
5) Mempersiapkan peserta didik dalam melanjutkan pendidikan
lebih lanjut.
50
6) Meningkatkan pemahaman sekolah berwawasan lingkungan sehat
bagi seluruh komponen sekolah.
5. Guru dan Tenaga Kependidikan
Tabel 4.2
Jenjang Pendidikan dan Status Guru
N
o
Tingkat
Pendidikan
Status Guru Jenis Kelamin
Jumlah
Ket
.
GT GTT Laki-laki Perempuan
1 S3 / S2 7 2 2 7 9
2 S1 42 6 18 30 48
3 D-4 - - - - -
4 D3/Sarmud 3 1 3 1 4
5 D2 - - - - -
6 D1 - - - - -
7 SMA - - - - -
T o t a l 52 9 23 38 61
Rata-rata Beban Mengajar Guru :
(31 kelas x 36 jam) : 61 guru = 1116 : 61 guru =19 jam
51
Tabel 4.3
Data Jumlah Guru dan Statusnya
No
Mata Pelajaran
Jumlah
Guru
Status Guru
PNS GTT Bantu Ho
1 Pendidikan Agama 3 2 - - 1
2 Pendidikan
Kewarganegaraan
3 3 - - -
3 Matematika 7 6 - - 1
4 Bahasa Indonesia 7 6 - - 1
5 Bahasa Inggris 6 5 - - 1
6 Ilmu Pengetahuan Alam 6 5 - - 1
7 Ilmu Pengetahuan Sosial 9 9 - - -
8 Penjaskes 3 3 - - -
9 Pendidikan Seni Budaya 3 3 - - -
10 Tikom 3 - - - 3
11 Muatan Lokal 3 3 - - -
12 BP / BK 3 2 - - 1
T o t a l 61 52 - - 9
52
Tabel 4.4
Jenjang Pendidikan Tenaga Administrasi (TU) dan Statusnya
No
Tingkat
Pendidik
an
Status Kepegawaian Jenis Kelamin
Jumlah PNS Honor Laki2
Peremp
1 S1 / S2 2 2 2 2 4
2 D3/Sarm
ud
- - - - -
3 D2 - - - - -
4 D1 - - - - -
5 SMA - 2 2 2
T o t a l 2 4 4 2 6
Tabel 4.5
Tenaga Perpustakaan dan Laboratorium
No
Jenis Tenaga
Status Jenis Kelamin Tingkat
Pendid. PNS Honor Laki2
Perem
1 Tenaga
Perpustakaan
- - - - -
2 Tenaga Lab.
IPA
- - - - -
3 Tenaga Lab. - 3 3 - S1
53
Komp.
4 Tenaga Lab.
Bahasa
1 - 1 - S1
T o t a l 1 3 4 - -
6. Siswa SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
SMP Negeri 3 Tangerang Selatan memiliki banyak siswa. Adapun
rinciannya sebagai berikut:
Tabel 4.6
Jumlah Siswa SMP N 3 Tangerang Selatan
No Jenis Kelas L P Jumlah
1 Akselerasi VII 10 15 25
IX 17 7 24
2 Billingual
VII 18 24 42
VIII 19 23 42
IX 12 29 41
3 Regular
VII 188 228 416
VIII 192 213 405
IX 146 213 359
7. Sarana dan Prasarana
Tabel 4.7
Sarana dan Prasarana
No Jenis Ruangan Jumlah Ukuran
P x L (m)
Kondisi Ruangan
B CB TB
A. RUANG BELAJAR
1 Ruang Kelas 30 8 x 7
2 Ruang Perpustakaan 1 10 x 7
54
3 Ruang Lab. Bahasa 1 8 x 7
4 Ruang Lab. IPA 1 10 x 7
5 Ruang Lab.
Komputer
2 8 x 7
6 Ruang Kesenian 1 6 x 7
7 Ruang Keterampilan 1 6 x 7
8 Ruang Aula 1 12 x 7
9 Ruang Multimedia 1 8 x 7
B. RUANG KANTOR
1 Ruang Kepala
Sekolah
1 6 x 7
2 Ruang
Wa.Kep.Sekolah
1 3 x 7
3 Ruang Guru 1 10 x 7
4 Ruang Tata Usaha 1 6 x 7
5 Ruang Komite
Sekolah
1 3 x 7
C. RUANG PENUNJANG
1 Ruang Gudang 1 6 x 7
2 Ruang BP / BK 1 6 x 7
3 Ruang UKS 1 8 x 7
4 Ruang PMR –
Pramuka
1 6 x 4
5 Ruang OSIS 1 6 x 3
6 Ruang Ibadah /
Masjid
1 10 x 11
7 Ruang WC Kep-Sek 1 2 x 2
8 Ruang WC Guru 2 2 x 2
9 Ruang WC Siswa 8 2 x 3
10 Ruang WC TU 1 2 x 2
55
11 Ruang Koperasi 1 4 x 7
12 Ruang Kantin 1 8 x 7
13 Ruang Penjaga 1 3 x 3
D. SARANA PENUNJANG
1 Lapangan Olah Raga
a. Futsal/Bola 1 12 x 22
b. Basket 1 12 x 22
c. Volley 1 14 x 7
d. Badminton 1 12 x 6
e. Meja
Pingpong
1 4 x 2
2 Lapangan Upacara 1 25 x 100
3 Tempat Parkir 1 16 x 8
4 Kendaraan
Operasional
1 Mini Bus
Di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, selain memiliki ruangan dan
tempat di atas, sekolah ini memiliki ruangan Green House, dan lokasi
Rumah Toga. Green House adalah suatu ruangan di mana didalamnya
terdapat tanaman dan kolam ikan yang memiliki manfaat untuk sekolah
seperti praktikum lapangan pelajaran MIPA, dan sebagai pelindung
sekolah atau sebagai penyerapan air hujan.
Di depan ruang kantin dan koperasi, ada sebuah rumah herbal yang
disebut dengan rumah toga (tanaman obat keluarga) yang merupakan
lokasi untuk tanaman-tanaman obat berkhasiat tinggi, meliputi tanaman
Jarak dan tenaman herbal lainnya.
Di gerbang utama sekolah (di depan meja piket) ada sebuah lemari
yang berisi kumpulan prestasi dan keterampilan belajar siswa yang
56
dibuktikan dengan banyaknya piala, sertifikat dan piagam penghargaan
dari panitia pelaksana kegiatan atau acara yang mereka ikuti.72
B. Deskriptif Data
Penelitian ini dimulai dengan menguji instrument tes kepada siswa di luar
sampel penelitian yaitu siswa SMP N 3 Tangerang Selatan kelas IX. Hasil uji
instrument tes yang dilakukan pada penelitian ini adalah:
1. Hasil Uji Validitas Soal
Berdasarkan hasil analisis butir soal dengan menggunakan program
ANATES, dari 40 butir soal yang diberikan terdapat 25 soal yang valid,
yakni nomor: 8, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26,
27, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 38, dan 39. Untuk nomor soal yang tidak valid
terdapat 15 butir soal, yakni nomor 1,2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 28, 34, 36,
37, dan 40.
2. Hasil Uji Reliabilitas Soal
Berdasarkan hasil perhitungan ANATES, diperoleh hasil bahwa nilai
reliabilitas instrumen tes adalah 0,76. Nilai ini termasuk kategori tinggi
atau dengan kata lain instrumen ini layak digunakan dalam penelitian.
3. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal
Berdasarkan perhitungan menggunakan program ANATES, dapat
dilihat tingkat kesukaran pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal
Kategori Nomor Soal Jumlah
Soal
Sangat sukar - -
72
Data diperoleh dari bagian tata usaha SMP N 3 Tangerang Selatan, berbentuk soft copy
pada tanggal 07 Agustus 2014.
57
Sukar 3, 15, 20, 21, 23, 24, 25, 29, 35, 36, 40 11
Sedang
1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
16, 17, 18, 19, 22, 26, 27, 28, 30, 31,
32, 33, 34, 37, 38, 39
29
Mudah - -
Sangat mudah - -
Jumlah item 40
4. Hasil Uji Daya Pembeda Soal
Berdasarkan perhitungan menggunakan program ANATES, dapat
dilihat daya pembeda pada tabel berikut:
Tabel 4.9
Klasifikasi Tingkat Daya pembeda
Kategori Nomor Soal Jumlah Soal
Jelek 1, 2, 5, 6, 7, 20, 28, 37, 16 9
Cukup 3, 4, 9, 12, 13, 14, 17, 24, 27, 34, 36,
40 12
Baik 8, 10, 11, 15, 18, 19, 21, 22, 23, 25,
26, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 38, 39 19
Baik Sekali - 0
Jumlah item 40
C. Kegiatan Pembelajaran
1. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen
(Metode Group Investigation)
Untuk kelas eksperimen (Group Investigation) peneliti mengambil
kelas VIII 8 Jumlah siswa di kelas ini adalah 45 orang terdiri dari 42
muslim dan 3 non muslim, dan yang diteliti adalah siswa yang beragama
Islam yang terdiri dari 20 anak laki-laki dan 22 anak perempuan. Tingkat
58
kecerdasan di kelas ini cukup merata, ini dibuktikan dengan nilai individu
siswa hasil pre-test atau tes diawal pertemuan sebelum diberikannya
materi.
Dalam penerapan metode mengajar di luar kelas Group Investigation
ini siswa dapat belajar secara kelompok dan menginvestigasi suatu
masalah secara bersama-sama dengan materi menghindari perilaku tercela.
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation, Pertama-tama, peserta didik
ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil, masing-masing kelompok
diberi tugas atau proyek yang berbeda.
Dalam kelompoknya, setiap anggota berdiskusi dan menentukan
informasi apa yang akan dikumpulkan, bagaimana mengolahnya,
bagaimana menelitinya, dan bagaimana menyajikan hasil penelitiannya di
depan kelas. Semua anggota harus andil dalam menentukan topik
penelitian apa yang akan mereka ambil. Mereka pula yang memutuskan
sendiri pembagian kerjanya. Selama proses penelitian atau investigasi ini,
mereka akan terlibat dalam aktivitas-aktivitas berfikir tingkat tinggi,
seperti membuat sintesis, ringkasan, hipotesis, kesimpulan, dan
menyajikan laporan akhir.
2. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran pada Kelas Kontrol
(Puzzle)
Untuk kelas control, peneliti menggunakan metode Puzzle, peneliti
mengambil kelas VIII 5. Jumlah siswa di kelas ini adalah 44 orang, terdiri
dari 42 muslim dan 2 non muslim, dan yang diteliti adalah siswa yang
beragama Islam yang terdiri dari 21 anak laki-laki dan 21 anak perempuan.
Tingkat kecerdasan di kelas ini cukup merata, ini dibuktikan dengan nilai
individu siswa hasil pre-test atau tes di awal pertemuan sebelum
diberikannya materi.
Pada kelas control ini di awali dengan membagi siswa menjadi 2
kelompok yang di dalamnya terdapat 15 anggota. Kemudian guru
59
menyampaikan materi secara ringkas dan setelah materi selesai di
sampaikan, guru memberikan kesempataan kepada siswa untuk berdiskusi
sesuai dengan tema. Setelah berdikusi selesai guru membagikan kertas
karton yang sudah terdapat kotak Puzzle, kata-kata yang terdapat pada
kertas karton dan clue. Setela semua sudah mendapatkan maka guru
mengintruksikan agar menyusun dan menempel kata-kata yang sudah
mereka dapat. Setelah selesai maka kertas karton di tempel dipapan tulis
dan dikoreksi bersama-sama. Setelah semua kegiatan metode selesai guru
memberikan post-test untuk mengetahui hasilnya.73
D. Deskriptif Data
Penelitian ini dilakukan di SMP N 3 Tangerang Selatan pada kelas VIII
yang terdiri dari dua kelas sebagai sempel. Kelas VIII 5 sebagai kelas kontrol
yang diberi perlakuan metode Puzzle dan kelas VIII 8 yang diajarkan dengan
Metode Group Investigation.
Materi pelajaran PAI yang diajarkan pada penelitian ini adalah Sifat-
Sifat Tercela dengan 2 kali treatment, untuk mengetahui hasil belajar kedua
kelompok, setelah diberi perlakuan yang berbeda antara kelompok
eksperimen dan kontrol lalu kedua kelompok tersebut diberikan tes berupa
post-test. Sebelumnya tes tersebut diujicobakan terlebih dahulu kepada kelas
IX yang sudah pernah mendapatkan materi tersebut. Setelah dilakukan uji
coba dan dilakukan uji validitas dari 40 butir soal pilihan ganda yang
diberikan terdapat 23 soal yang valid dan 17 soal yang tidak valid.
1. Data Hasil Belajar PAI Siswa
a. Hasil Pre-test Kelas Eksperimen (Group Investigation) dan Pre-
test Kelas Kontrol (Puzzle)
Hasil nilai yang diperoleh siswa dari pre-test yang dilakukan
pada kelas eksperimen (Group Investigation) dan Pre-test kelas
kontrol (Puzzle) dapat ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut:
73
Mel Silberman, Active Laerning 101 Strategi Pembelajaran aktif, (Yogyakarta: Pustaka
Insan Madani, 2009), cet.6, h. 246
60
Tabel 4.10
Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen (VIII 8)
No Nama Pre-Test
1. Adine Adisty 50
2. Amanda Shanum 80
3. Amelia Fidriyanti 75
4. Aprilia Adinda 80
5. Dianna nurul 75
6. Deborah 85
7. Elsa Nadya 60
8. Eriana 80
9. Fay Chilla 65
10. Hanifa Febiani 80
11. Helmi Azzahra 50
12. Ismi Apriani 70
13. Lulu Teges 75
14. Milania Fitri 65
15. Muthia Melati 80
16. Novita Dian 70
17. Nowela Bintang 60
18. Nur Afiah 75
19. Nur Amanah 75
20. Putri Yustika 75
21. Qoiria Fathonah 60
22. Rahma Dita 80
23. Aldino 85
24. Andika Febriansyah 50
25. Aqilzu Putra 80
26. Arief Rachman 75
27. Arya Nugraha 75
61
28. Erich Febi 85
29. Fauzan Rizki 60
30. Fiktor Adrianto 80
31. Galib Abdilah 75
32. Galuh Budi 85
33. M. Chairul 80
34. M. Daffa 85
35. M. Irfan 65
36. M. Taufik 65
37. Rafif Zakki 75
38. Ridwan Kusuma 80
39. Satrio 65
40. Sultan Althaf 65
41. Syawaludin 80
42. Teguh Pandu 75
Nilai yang diperoleh siswa dari Pre-test yang dilakukan pada
kelas eksperimen (Group Investigation) dapat ditunjukkan pada
gambar berikut:
Gambar 4.1
Diagram frekuensi nilai pre-test kelas eksperimen
0
2
4
6
8
10
12
14
16
50-55 56-61 62-67 68-73 74-79 80-85
62
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Hasil Pre-test Kelas Eksperimen
No Kelas Interval Nilai Tengah f F. Kum
1 50-55 52,5 3 3
2 56-61 58,5 4 7
3 62-67 64,5 6 13
4 68-73 70,5 2 15
5 74-79 76,5 11 26
6 80-85 82,5 16 42
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat diketahui
bahwa siswa yang paling banyak adalah siswa yang berkemampuan
tinggi, yaitu 16 orang siswa yang memperoleh nilai interval 80-85.
Sedangkan siswa yang berkemampuan rendah ada 3 orang siswa
yang memperoleh nilai pada interval 50-55. Dan siswa yang
berkemampuan sedang ada 15 orang siswa yaitu memperoleh nilai
interval 68-73.
Tabel 4.12
Nilai Pre-Test Kelas Kontrol (VIII 5)
No Nama Pre-Test
1. Aisya Sabrina 65
2. Aisyah Salsabila 70
3. Amelia Suryana 55
4. Anindita 75
5. Anisa Rahmadania 50
6. Defita Eka 80
7. Dian Nur 60
8. Dinda Tri 80
9. Dilla Alianza 75
10. Fadhilah Arneta 35
63
11. Nabila Amelia 80
12. Nadia Putri 50
13. Nita Efendi 65
14. Nurul Fadilah 75
15. Tengku Syafira 40
16. Wafiq Syifa 80
17. Wilda Nadia 50
18. Yolanda Widuri 55
19. Zahra Putri 70
20. Zahwa 40
21. Zalzabilah 75
22. Adit Faqih 50
23. Aditya Dewanto 75
24. Bagas Setyo 65
25. Diaf Ahmad 50
26. Dimas Hugo 70
27. Donni Ardian 80
28. Fallah Azhar 55
29. Farhan Irsyad 65
30. Farrel Nugroho 75
31. Faza Hafiz 40
32. Fazan Izzat 70
33. Galih Rizki 55
34. Haris Hasan 75
35. M. Aditya 70
36. M. Alfain 50
37. M. Bagas 55
38. M. Iqbal 55
39. M. Rizki 75
40. Refi Ridwan 50
64
41. Ridwan Syahputra 75
42. Saldo Rialis 55
Nilai yang diperoleh siswa dari Pre test yang dilakukan pada
kelas kontrol (Puzzle) dapat ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 4.2
Diagram frekuensi nilai pre-test pada kelas control
Tabel 4.13
Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol
No Kelas Interval Nilai Tengah F F. Kum
1 35-42 38,5 4 4
2 43-50 46,5 7 11
3 51-58 54,5 7 18
4 59-66 62,5 5 23
5 67-74 70,5 5 28
6 75-82 78,5 14 42
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat diketahui
bahwa siswa yang berkemampuan sedang yaitu 5 orang siswa yang
memperoleh nilai interval 59-66. Sedangkan siswa yang
0
2
4
6
8
10
12
14
35-42 43-50 51-58 59-66 67-74 75-82
Kontrol
65
berkemampuan rendah ada 4 orang siswa yang memperoleh nilai pada
interval 35-42. Dan siswa yang berkemampuan tinggi ada 14 orang
siswa yaitu memperoleh nilai interval 75-82.
b. Hasil Post-test Kelas Eksperimen (Group Investigation) dan Post-
test Kelas Kontrol (Puzzle)
Hasil nilai yang diperoleh siswa dari Post-test yang dilakukan
pada kelas eksperimen (Group Investigation) dan Post-test Kelas
Kontrol (Puzzle) dapat ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut:
Tabel 4.14
Nilai Post-test Kelas Eksperimen (VIII 8)
No Nama Post-Test
1. Adine Adisty 65
2. Amanda Shanum 90
3. Amelia Fidriyanti 85
4. Aprilia Adinda 100
5. Dianna nurul 95
6. Deborah 90
7. Elsa Nadya 70
8. Eriana 100
9. Fay Chilla 75
10. Hanifa Febiani 100
11. Helmi Azzahra 65
12. Ismi Apriani 80
13. Lulu Teges 90
14. Milania Fitri 70
15. Muthia Melati 95
16. Novita Dian 80
17. Nowela Bintang 70
18. Nur Afiah 100
66
19. Nur Amanah 90
20. Putri Yustika 85
21. Qoiria Fathonah 70
22. Rahma Dita 95
23. Aldino 90
24. Andika Febriansyah 60
25. Aqilzu Putra 90
26. Arief Rachman 90
27. Arya Nugraha 90
28. Erich Febi 100
29. Fauzan Rizki 65
30. Fiktor Adrianto 90
31. Galib Abdilah 90
32. Galuh Budi 95
33. M. Chairul 100
34. M. Daffa 90
35. M. Irfan 70
36. M. Taufik 80
37. Rafif Zakki 90
38. Ridwan Kusuma 100
39. Satrio 85
40. Sultan Althaf 100
41. Syawaludin 90
42. Teguh Pandu 100
Nilai yang diperoleh siswa dari Post test yang dilakukan pada
kelas eksperimen (Group Investigation) dapat ditunjukkan pada
gambar berikut:
67
Gambar 4.3
Diagram frekuensi nilai post test pada kelas eksperimen
Tabel 4.15
Distribusi Frekuensi Hasil Post-Test Kelas Eksperimen
No Kelas Interval Nilai Tengah F F. Kum
1 60-66 62 4 4
2 67-73 69 5 9
3 74-80 76 4 13
4 81-87 83 3 16
5 88-94 90 13 29
6 95-101 97 13 42
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat diketahui
bahwa siswa yang berkemampuan sedang, yaitu 16 orang siswa yang
memperoleh nilai interval 81-87. Sedangkan siswa yang
berkemampuan rendah ada 4 orang siswa yang memperoleh nilai pada
interval 60-66. Dan siswa yang berkemampuan tinggi ada 13 orang
siswa yaitu memperoleh nilai interval 95-101.
0
2
4
6
8
10
12
14
60-66 67-73 74-80 81-87 88-94 95-101
Eksperimen
68
Tabel 4.16
Nilai Post-Test Kelas Kontrol (VIII 5)
No Nama Post-Test
1. Aisya Sabrina 70
2. Aisyah Salsabila 80
3. Amelia Suryana 85
4. Anindita 90
5. Anisa Rahmadania 70
6. Defita Eka 90
7. Dian Nur 75
8. Dinda Tri 85
9. Dilla Alianza 80
10. Fadhilah Arneta 50
11. Nabila Amelia 90
12. Nadia Putri 65
13. Nita Efendi 70
14. Nurul Fadilah 80
15. Tengku Syafira 70
16. Wafiq Syifa 90
17. Wilda Nadia 60
18. Yolanda Widuri 70
19. Zahra Putri 80
20. Zahwa 55
21. Zalzabilah 85
22. Adit Faqih 60
23. Aditya Dewanto 65
24. Bagas Setyo 75
25. Diaf Ahmad 65
26. Dimas Hugo 80
27. Donni Ardian 90
69
28. Fallah Azhar 70
29. Farhan Irsyad 75
30. Farrel Nugroho 80
31. Faza Hafiz 60
32. Fazan Izzat 85
33. Galih Rizki 70
34. Haris Hasan 80
35. M. Aditya 80
36. M. Alfain 65
37. M. Bagas 75
38. M. Iqbal 70
39. M. Rizki 85
40. Refi Ridwan 65
41. Ridwan Syahputra 90
42. Saldi Rialis 75
Nilai yang diperoleh siswa dari Post test yang dilakukan pada
kelas kontrol (Puzzle) dapat ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 4.4
Diagram frekuensi nilai post test kelas kontrol
0
2
4
6
8
10
12
50-56 57-63 64-70 71-77 78-84 85-91
Kontrol
70
Tabel 4.17
Distribusi Frekuensi Hasil Post-test Kelas Kontrol
No Kelas Interval Nilai Tengah F F. Kum
1 50-56 53 1 1
2 57-63 60 4 5
3 64-70 67 12 17
4 71-77 74 5 22
5 78-84 81 8 30
6 85-91 88 12 42
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat diketahui
bahwa siswa yang berkemampuan sedang, yaitu 22 orang siswa yang
memperoleh nilai interval 71-77. Sedangkan siswa yang
berkemampuan rendah ada 1 orang siswa yang memperoleh nilai pada
interval 50-56 dan siswa yang berkemampuan tinggi ada 12 orang
siswa yaitu memperoleh nilai interval 85-91.
c. Perbandingan Hasil Pre-test dan Post test Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil skor pre-test kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat diperoleh rekapitulasi hasil skor pre-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada gambar berikut:
Gambar 4.5
Hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol
71
Keretangan:
Garis vertikal menunjukkan jumlah nilai dan garis Horizontal
menunjukkan siswa, yaitu dengan rincian sebagai beriku:
Tabel 4.18
Keterangan Diagram
Nilai Pre-test GI Pre-test Puzzle
5-10 - -
11-20 - -
21-30 - -
31-40 - 3
41-50 5 7
51-60 6 8
61-70 9 9
71-80 17 15
81-90 5 -
Jumlah 42 42
Dari diagram di atas, terlihat bahwa nilai pre-test sebagaian besar
siswa pada kelas eksperimen memperoleh nilai antara 71–80
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40
pre-test eksperimen
pre-test kontrol
72
sebanyak 17 siswa atau sebesar 40% begitu juga pada kelas kontrol
sebagian besar siswa memperoleh nilai antara 71-80 sebanyak 15
siswa atau sebesar 35%. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan
sebagian besar nilai pre-test kelas eksperimen dan kelas control
tidak jauh berbeda.
d. Hasil post test kelas eksperimen dan kelas control
Berdasarkan hasil skor post test kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat diperoleh rekapitulasi hasil skor post test kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada gambar berikut:
Gambar 4.6
Hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol
Keterangan:
Garis vertikal menunjukkan jumlah nilai dan garis Horizontal
menunjukkan siswa, yaitu dengan rincian sebagai beriku:
Tabel 4.19
Keterangan Diagram
Nilai Post-test GI Post-test Puzzle
0-20 - -
20-40 - -
40-60 1 5
0
20
40
60
80
100
120
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40
Post test eksperimen
post test kontrol
73
60-80 12 26
80-100 29 11
Jumlah 42 42
Dari diagram di atas, terlihat bahwa nilai post test sebagaian
besar siswa pada kelas eksperimen memperoleh nilai antara 80-100
sebanyak 29 siswa atau sebasar 69 % begitu juga pada kelas kontrol
sebagian besar siswa memperoleh nilai antara 60-80 sebanyak 26
siswa atau sebesar 61%. Berdasarkan hasil analisis distribusi
frekuensi nilai post test kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
dengan distribusi frekuensi nilai post test kelas kontrol.
E. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengukur tingkat normalnya suatu
data dalam penelitian. Adapun data yang dianggap normal adalah L hitung
< L tabel. Pada penelitian ini, uji normalitas akan diproses menggunakan
Chi-Square sehingga hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.20
Hasil Uji Normalitas Pre-test Kelas Kontrol dan Eksperimen
Variabel Jumlah
Sempel
Taraf
Signifikan
Lhitung
(Lh)
Ltabel
(L t )
Ket
Pretest
Eksperimen 42 0,05 12,54 15,1 Normal
Pretest
Kontrol 42 0,05 14,24 15,1 Normal
74
Tabel 4.21
2. Hasil Uji Normalitas Post-test Kelas Kontrol dan Eksperimen
Variabel Jumlah
Sempel
Taraf
Signifikan
Lhitung
(Lh)
Ltabel
(L t ) Keterangan
Post-test
Eksperimen 42 0,05 10,42 15,1 Normal
Post-test
Kontrol 42 0,05 13,90 15,1 Normal
F. Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang dilakukan adalah Uji-Fisher. Dari hasil perhitungan
diperoleh nilai varians pre-test kelas eksperimen adalah 9,8301 dan varians
pre-test kelas kontrol adalah 13,0758. Sehingga diperoleh nilai Fhitung
1,3693 dengan taraf signifikan = 0,05 untuk dk 42 dan dk penyebut = 42
maka didapat Ftabel 1,6709 maka karena F hitung pada pretest kelas kontrol
dan eksperimen 1,3693 < 1,6709 dari F tabel maka Ho diterima jadi kedua
distribusi populasi adalah mempunyai varians yang sama atau Homogen.
Sedangkan diperoleh varians nilai diperoleh nilai varians post-test kelas
kontrol adalah 10,4180 dan varians pos-test kelas eksperimen adalah 11,8968.
Sehingga diperoleh nilai Fhitung 0,7668 dengan taraf signifikan = 0,05
untuk dk 42 dan dk penyebut = 42 maka didapat Ftabel 1,6709 maka karena F
hitung pada posttest kelas kontrol dan eksperimen 0,7668 < 1,6709 dari F
tabel maka Ho diterima jadi kedua distribusi populasi adalah mempunyai
varians yang sama atau Homogen.
Tabel 4.22
Hasil Uji Homogenitas Pretest
Varians Taraf
Signifikan F-hitung F-tabel Ket
Eksperi
men Kontrol 0, 05 1,3693 1,6709 Homogen
75
9,8301 13,0758
Tabel 4.23
Hasil Uji Homogenitas Post-test
Varians Taraf
Signifikan F-hitung F-tabel Ket
Eksperi
men Kontrol
0, 05 0,7668 1,6709 Homogen
11,8968 10,4180
G. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
1. Uji Hipotesis Penelitian
Setelah uji prasyarat dilakukan dan diketahui bahwa dua kelas
berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian selanjutnya adalah
pengujian hipotesis dengan uji-t. Dari data hasil penelitian diperoleh nilai
rata-rata posttest kelas eksperimen 1 = 86,3 dengan varians
= 11
sedangkan untuk kelas varians kontrol diperoleh nilai rata-rata = 75
dengan varians
= 10.
Ho menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara
metode Group Investigation dengan hasil belajar dengan menggunakan
uji-t.
Bedasarkan pengujian nilai rata-rata hasil belajar PAI dengan
menggunakan uji-t, diperoleh harga t hitung = 5,8521. Dengan taraf
signifikan = 0,05 dan derajat kebebasan (db = 84 ) diperoleh nilai t tabel
= 2,000. Sehingga t hitung berada diluar penerimaan Ho atau dengan kata
lain Ho ditolak. Dengan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan
metode pembelajaran aktif Group Investigation lebih tinggi dari pada
siswa yang diajarkan dengan metode Puzzle.
76
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan sebelumnya
diperoleh bahwa Ho ditolak. Dengan demikian, Hipotesis alternatif (Ha)
yang menyatakan hasil belajar PAI siswa yang diajar dengan
menggunakan metode pembelajaran aktif Group Investigation lebih tinggi
dari pada siswa yang diajarkan menggunakan metode pembelajaran Puzzle
pada taraf signifikan 0,05.
Artinya, sebelum diterapkan metode pembelajaran aktif Group
Investigation kegiatan belajar mengajar masih terfokus oleh guru dalam
menjelaskan dan pada kesimpulan akhir. Siswa kurang aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran. Akan tetapi setelah diterapkan metode
Group Investigation untuk kelas eksperimen proses pembelajaran lebih
aktif dan kreatif dibanding kelas kontrol yang menggunakan metode
Puzzle. Hal ini terbukti dengan beberapa faktor, diantaranya siswa lebih
semangat dengan adanya metode Group Investigation ini tumbuhnya
semangat belajar dan perhatian yang lebih serius, serta mengurangi rasa
kejenuhan.
Sebagaimana hasil yang telah dijelaskan di atas, dijelaskan bahwa
Ha diterima sehingga terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil
belajar PAI siswa dengan menggunakan metode Group Investigation
dengan menggunakan metode Puzzle pada bab sifat-sifat tercela.
H. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian belum sempurna, dikarenakan penelitian ini
mempunyai keterbatasan diantaranya :
1. Penelitian ini hanya ditujukan pada mata pelajaran PAI pada pokok
bahasan sifat-sifat tercela saja, sehingga belum bisa digeneralisasikan pada
pokok pembahasan yang lain.
2. Sarana prasarana sekolah yang kurang memadai guru untuk menggunakan
Metode Group Investigation.
77
3. Alokasi waktu yang kurang sehingga diperlukan persiapan dan pengaturan
kelas yang baik.
4. Hasil penelitian ini tidak dapat menampilkan proses pada saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung, karena peneliti tidak menggunakan alat
perekam atau mengabadikan proses gambar.
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dari pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode mengajar Group
Investigation berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukan
dari hasil perolehan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t yaitu
diperoleh nilai thitung=5,8521 lebih besar dari ttabel=2,000 dengan taraf
signifikasi 0,05. Selain itu dilihat dari hasil perhitungan post test kelas
eksperimen yang menggunakan metode Group Investigation (rata-rata 86),
menunjukan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol
yang menggunakan metode Puzzle (rata-rata 75).
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan ini menyatakan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan strategi pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation terhadap peningkatan hasil belajar PAI
siswa. Dengan demikian temuan ini mengindikasikan bahwa untuk
mendapat hasil belajar yang baik, maka salah satu langkah yang bias
digunakan guru adalah dengan melakukan pembelajaran menggunakan
strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Sehingga
peserta didik akan lebih memahami materi dan akan lebih mudah dalam
menyerap serta memproses pengetahuan secara efektif.
B. Implikasi
Secara keseluruhan metode Group Investigation memberikan
pengaruh lebih besar dari pada pembelajaran Puzzle. Oleh karena
pentingnya metode Group Investigation sangat menentukan kualitas hasil
belajar, maka diharapkan dalam pelaksanaan pendidikan metode Group
Investigation dapat dijadikan rujukan dalam pelaksanaan pembelajaran di
sekolah selain mata pelajaaran PAI. Berdasarkan kesimpulan diatas yang
menyatakan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen
79
lebih tinggi daripada nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol. Dan
mempunyai implikasi sebagai berikut. Pertama, bahwa keterampilan
seorang guru dalam menggunakan metode ketika proses pembelajaran
perlu dikembangkan tidak hanya pada mata pelajaran umum akan tetapi
juga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kedua, sarana dan
prasarana yang telah disediakan oleh pihak sekolah seharusnya
dimanfaatkan secara optimal agar penerapan metode dalam proses
pembelajaran dapat terlaksana dengan mudah.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dan pengalaman dalam proses belajar
mengajar yang terjadi selama penelitian, maka penulis dapat memberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Adanya kerjasama dalam hal perizinan pembelajaran Group
Investigation, adanya buku sumber untuk menunjang proses
pembelajaran, adanya fasilitas untuk dokumentasi, dan disediakan
fasilitas LCD untuk mempermudah siswa dalam mempresentasikan
hasil observasi.
2. Bagi Guru
Guru harus lebih bisa mengkondisikan kelas, informasi tentang
pembelajaran Group Investigation harus lebih jelas dan guru harus
lebih memperhatikan kondisi kelas.
3. Bagi Siswa
Siswa harus lebih mengerti etika dan disiplin dalam pembelajaran
di Group Investigation, ketika melakukan tugas kelompok tidak saling
mengandalkan satu sama lain dan adanya dokumentasi ketika proses
pembelajaran di Group Investigation.
4. Bagi Peneliti Lain
Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode
Group Investigation tetapi dalam indikator yang berbeda.
xi
DAFTAR PUSTAKA
A Pribadi, Benny. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat,
2011.
Ahmadi, Abu. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. 2007.
An-Nahlawi, Abdul Rahman. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan
Masyarakat. Jakarta: Bina Insani Press, 1995.
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2013.
Asmani, Jamal Ma’mur. 7 Tips Aplikasi Pakem. Yogyakarta: DIVA Press, 2011.
B Uno, Hamzah. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar
yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
E Slavin, Robert. Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Bandung: Nusa
Media, 2005.
Jihad, Asep., Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi PressIndo,
2008.
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran. Jakarta: Departemen Agama, 2007.
Lickona, Thomas. Pendidikan Karakter. Bandung: Nusa Media. 2013.
Masitoh., Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009.
Muslihudin., Ade Sudrajat dan Ujang Hendra. Revolusi Mengajar. Bandung: HPD
Press. 2012.
xii
Nata, Abudin. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group. 2009.
Perpustakaan Digital Universitas Islam Negeri Jakarta.
Perputakaan Digital IAIN Walisongo Semarang.
Perputakaan Digital Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Rosda Karya, 2011.
Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011.
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2003.
Silberman, Mel. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:
Pustaka Insan Madani, 2009. Cet. 6
Slameto. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2001.
Soemanto, Wasti. Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta. 2006.
Solihatin, Etin., Raharja. Cooperatif Learning. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2012.
Pengantar Statistik pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.
Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: PT Tarsito, 2005.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2009.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rodsakarya, 2011.
Sumiati., Asra. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima, 2008.
xiii
Suprijono, Agus. Cooperatif Learning dan Teori Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2012.
Syah, Muhibin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda,
2010.
Tohirin. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. 2005.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.
Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:
Prenada Media Group, 2010.
Zurinal., Wahdi Sayuti. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Lembaga Penelitian Uin Jakarta
dan Jakarta Press, 2006.
Lampiran 1
Validitas Soal Penelitian
SMP N 3 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014-2015 Jl. Ir. H. Juanda, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten 1541
________________________________________________________________________________________
Nama: Kelas: Hari / Tanggal:
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling
tepat!
1. Orang yang mempunyai sifat dengki, hidupnya akan…
a. Tenang
b. Gelisah
c. Bahagia
d. Damai
2. Sikap yang kita tunjukan ketika menjadi objek namimah ialah…
a. Mendendam
b. Sabar
c. Membalas
d. Marah
3. Penyakit orang yang terlalu mencintai dunia dan melupakan akherat
disebut…
a. Hasad
b. Wahn
c. Gadab
d. Gibah
4. Pak Darkun sering marah tanpa sebab yang jelas. Dalam hal ini berarti
dalam diri pak Darkun terdapat sifat…
a. Qanaah
b. Gadab
c. Tawakkal
d. Gibah
5. Orang yang berjiwa penyabar akan selalu…
a. Dikasihi setan
b. Dikasihi Allah
c. Dekat dengan setan
d. Ditemani setan
6. Namimah adalah membicarakan seseorang dengan tujuan…
a. Menyenangkan orang lain
b. Mengadu domba
c. Membahagiakan sesame
d. Menghancurkan martabat
7. Marah datangnya dari setan, dan setan diciptakan dari…
a. Tanah
b. Api
c. Cahaya
d. Rembulan
8. Sikap hasad dapat memakan amal kebajikan ibarat seperti api memakan…
a. Batu karang
b. Kayu bakar
c. Rumah kayu
d. Rumah tembok
9. Salah satu cara yang tepat untuk meredam gejolak rasa amarah …
a. Minum sebanyak-banyaknya
b. Berwudhu
c. Makan sekenyang-kenyangnya
d. Pergi ke tempat hiburan
10. Orang yang egois akan selalu memikirkan…
a. Orang lain
b. Diri sendiri
c. Keluarganya
d. Sahabatnya
11. Seorang muslim di perintahkan oleh Allah untuk tidak…
a. Menyenangkan orang lain
b. Menceritakan kesalahan orang lain
c. Membantu orang yang sombong
d. Menceritakan kebaikan orang lain
12. Sikap suka mementingkan diri sendiri tanpa menghargai pendapat dan
saran orang lain adalah…
a. Namimah
b. Ananiah
c. Gibah
d. Qanaah
13. Sifat gadab dapat menimbulkan dosa, baik dosa kepada Allah maupun
dosa kepada…
a. Malaikat
b. Manusia
c. Setan
d. Iblis
14. Orang yang suka marah itu akan selalu…
a. Jauh dari setan
b. Dekat dengan setan
c. Dekat dengan Allah
d. Dikasihi oleh Allah
15. Contoh sikap ananiah, kecuali…
a. Tidak memiliki rasa kepedulian terhadap penderitaan orang lain
b. Ingin selalu diperhatikan oleh orang lain
c. Selalu berusaha untuk menang sendiri dalam segala hal
d. Tidak dapat menyelesaikan permasalahan
16. Sifat ananiah sering juga disebut dengan…
a. Fanatisme
b. Egoisme
c. Animism
d. Dinamisme
17. Sikap suka mengadu domba dan menjelek-jelekan orang lain disebut…
a. Gibah
b. Namimah
c. Ananiah
d. Qanaah
18. Sabar dan qanaah termasuk…
a. Akhlak mahmudah
b. Akhlak mazmumah
c. Akhlak syariah
d. Akhlak syaithaniah
19. Berikut adalah sikap kita sebagai orang yang digunjingkan, kecuali…
a. Lapang dada
b. Bersikap sabar
c. Tidak dendam
d. Sangat dendam
20. Akibat buruk dari sifat marah, kecuali…
a. Tidak dapat berfikir tenang dalam menghadapi permasalahan
b. Menjadi iri dengan orang lain
c. Tidak dapat menyelesaikan permasalahan secara baik
d. Jika sering terjadi, dapat menimbulkan tekanan darah tinggi yang
membahayakan kesehatan jasmani dan rohani
21. Akibat yang ditimbulkan oleh sifat gibah, kecuali…
a. Merusak keimanan seseorang kepada Allah swt
b. Menyebabkan serangan jantung
c. Menyebabkan penyakit hati
d. Merusak hubungan persaudaraan dalam masyarakat
22. Orang yang tidak suka melihat orang lain mendapat nikmat Allah adalah
orang yang bersifat…
a. Munafik
b. Hasad
c. Riya
d. Gibah
23. Namimah adalah sifat yang..
a. Menyenangkan orang lain
b. Membahayakan orang lain
c. Menolong orang lain
d. Member perhatian kepada orang lain
24. Ananiah mirip dengan sikap takabbur, takabur berarti…
a. Baik
b. Sombong
c. Jahat
d. Ramah
25. Berdasarkan hadis Rasulullah, orang yang kuat bukanlah orang yang…
a. Gemar menabung
b. Kuat bergulat
c. Rajin
d. Berbadan besar
26. Berdasarkan hadis Rasulullah, orang yang kuat adalah orang yang…
a. Harta berlimpah
b. Mampu mengendalikan diri
c. Berbadan kekar
d. Pintar bergulat
27. Bahaya yang ditimbulkan dari sifat ananiah, kecuali…
a. Menimbulkan kekecewaan orang lain
b. Menang dalam hal apapun
c. Merusak hubungan persaudaraan
d. Memutuskan hubungan silaturahim
28. Dalam hadis Rasulullah, sesungguhnya marah itu datangnya dari…
a. Allah
b. Setan
c. Hati
d. Pikiran
29. Kata lain dari hasad adalah…
a. Ramah
b. Dengki
c. Egois
d. Pemarah
30. Tidak mampu mengendalikan rasa amarah disebut…
a. Gibah
b. Gadab
c. Namimah
d. Hasad
31. Namimah sering disebut juga dengan…
a. Iri
b. Memfitnah
c. Bersabar
d. Takabur
32. Orang yang suka bergibah diumpamakan dengan…
a. Memakan sayur-sayuran
b. Memakan daging saudaranya sendiri
c. Memakan daging anjing
d. Memakan makanan haram
33. Orang yang menjadi objek perbincangan akan merasa malu dan harga
dirinya menjadi…
a. Tertolong
b. Hancur
c. Terangkat
d. Terdzalimi
34. Allah tidak menyukai orang yang berjalan di muka bumi dengan…
a. Membusungkan dada
b. Angkuh
c. Memalingkan wajah
d. Membuat onar
35. Qanaah adalah…
a. Merasa kurang atas apapun
b. Merasa cukup atas yang diperoleh
c. Merasa terbebani atas apa yang diperoleh
d. Merasa kurang beruntung
36. Sikap tidak senang terhadap orang lain, kecuali…
a. Memusuhi
b. Menjelekan
c. Mencemarkan nama baik
d. Mengasihi
37. Tabayyun merupakan salah satu cara untuk menghindarkan diri dari
perbuatan namimah. Tabayyun berarti…
a. Memojokan orang lain
b. Menjelaskan kebenaran berita
c. Menyebarkan kabar berita
d. Meneruskan kabar berita
38. Sifat hasad dapat menghapus…
a. Amal jahat kita
b. Amal kebajikan kita
c. Dosa kita
d. Kebencian
39. Gibah lebih dikenal dengan istilah…
a. Sombong
b. Menggunjing
c. Angkuh
d. Fitnah
40. Orang yang bersifat gibah akan dijauhi oleh…
a. Setan
b. Orang lain
c. Malaikat
d. Anak-anak
KUNCI JAWABAN
Validitas Soal
Soal nomor 1-40 kunci jawabannya adalah B
KUNCI JAWABAN
Soal Pre-Test dan Post-Test
1. A 11. C
2. A 12. C
3. B 13. B
4. B 14. B
5. C 15. C
6. C 16. C
7. D 17. A
8. D 18. A
9. D 19. B
10. D 20. B
SKOR DATA DIBOBOT ================= Jumlah Subyek = 45 Butir soal = 40 Bobot utk jwban benar = 1 Bobot utk jwban salah = 0 Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah) Nama berkas: D:\SKRIPSI\ENDANG\ANATES No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot 1 45 Respon... 32 8 0 32 32 2 41 Respon... 31 9 0 31 31 3 44 Respon... 28 12 0 28 28 4 42 Respon... 27 13 0 27 27 5 43 Respon... 23 17 0 23 23 6 21 Respon... 21 19 0 21 21 7 19 Respon... 18 22 0 18 18 8 22 Respon... 17 23 0 17 17 9 15 Respon... 16 24 0 16 16 10 16 Respon... 15 25 0 15 15 11 17 Respon... 15 25 0 15 15 12 14 Respon... 14 26 0 14 14 13 18 Respon... 14 26 0 14 14 14 23 Respon... 14 26 0 14 14 15 37 Respon... 14 26 0 14 14 16 12 Respon... 13 27 0 13 13 17 20 Respon... 13 27 0 13 13 18 30 Respon... 13 27 0 13 13 19 31 Respon... 13 27 0 13 13 20 38 Respon... 13 27 0 13 13 21 2 Respon... 12 28 0 12 12 22 8 Respon... 12 28 0 12 12 23 25 Respon... 12 28 0 12 12 24 9 Respon... 11 29 0 11 11 25 10 Respon... 11 29 0 11 11 26 24 Respon... 11 29 0 11 11 27 33 Respon... 11 29 0 11 11 28 36 Respon... 11 29 0 11 11 29 39 Respon... 11 29 0 11 11 30 6 Respon... 10 30 0 10 10 31 11 Respon... 10 30 0 10 10 32 32 Respon... 10 30 0 10 10 33 1 Respon... 9 31 0 9 9 34 3 Respon... 9 31 0 9 9 35 7 Respon... 9 31 0 9 9 36 26 Respon... 9 31 0 9 9 37 27 Respon... 9 31 0 9 9 38 13 Respon... 8 32 0 8 8 39 40 Respon... 8 32 0 8 8 40 4 Respon... 7 33 0 7 7 41 5 Respon... 7 33 0 7 7 42 28 Respon... 7 33 0 7 7 43 34 Respon... 7 33 0 7 7 44 35 Respon... 7 33 0 7 7 45 29 Respon... 6 34 0 6 6
RELIABILITAS TES ================ Rata2= 13.29 Simpang Baku= 6.29 KorelasiXY= 0.61 Reliabilitas Tes= 0.76 Nama berkas: D:\SKRIPSI\ENDANG\ANATES No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 45 Responden 45 18 14 32 2 41 Responden 41 15 16 31 3 44 Responden 44 15 13 28 4 42 Responden 42 12 15 27 5 43 Responden 43 13 10 23 6 21 Responden 21 9 12 21 7 19 Responden 19 9 9 18 8 22 Responden 22 8 9 17 9 15 Responden 15 5 11 16 10 16 Responden 16 7 8 15 11 17 Responden 17 9 6 15 12 14 Responden 14 7 7 14 13 18 Responden 18 10 4 14 14 23 Responden 23 8 6 14 15 37 Responden 37 8 6 14 16 12 Responden 12 5 8 13 17 20 Responden 20 10 3 13 18 30 Responden 30 9 4 13 19 31 Responden 31 6 7 13 20 38 Responden 38 5 8 13 21 2 Responden 2 6 6 12 22 8 Responden 8 6 6 12 23 25 Responden 25 8 4 12 24 9 Responden 9 6 5 11 25 10 Responden 10 4 7 11 26 24 Responden 24 8 3 11 27 33 Responden 33 4 7 11 28 36 Responden 36 6 5 11 29 39 Responden 39 4 7 11 30 6 Responden 6 6 4 10 31 11 Responden 11 5 5 10 32 32 Responden 32 3 7 10 33 1 Responden 1 4 5 9 34 3 Responden 3 5 4 9 35 7 Responden 7 5 4 9 36 26 Responden 26 2 7 9 37 27 Responden 27 4 5 9 38 13 Responden 13 3 5 8 39 40 Responden 40 3 5 8 40 4 Responden 4 4 3 7 41 5 Responden 5 1 6 7 42 28 Responden 28 6 1 7 43 34 Responden 34 2 5 7 44 35 Responden 35 3 4 7 45 29 Responden 29 3 3 6 KELOMPOK UNGGUL & ASOR ====================== Kelompok Unggul Nama berkas: D:\SKRIPSI\ENDANG TIA\ANATES
1 2 3 4 5 6 7 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 45 Responden 45 32 - 1 - 1 1 - 1 2 41 Responden 41 31 - - - 1 - 1 - 3 44 Responden 44 28 1 - 1 - 1 1 - 4 42 Responden 42 27 1 1 - 1 1 1 1 5 43 Responden 43 23 - 1 1 1 - - 1 6 21 Responden 21 21 1 1 1 1 - 1 - 7 19 Responden 19 18 - - - - - - 1 8 22 Responden 22 17 - - - 1 1 1 - 9 15 Responden 15 16 - 1 - - 1 - - 10 16 Responden 16 15 - - - 1 - - - 11 17 Responden 17 15 - - - - 1 - - 12 14 Responden 14 14 - - - - - - 1 Jml Jwb Benar 3 5 3 7 6 5 5 8 9 10 11 12 13 14 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 45 Responden 45 32 - 1 - 1 1 1 1 2 41 Responden 41 31 1 - 1 1 1 1 - 3 44 Responden 44 28 1 1 1 - 1 1 1 4 42 Responden 42 27 1 1 - - 1 - 1 5 43 Responden 43 23 - 1 1 1 - 1 - 6 21 Responden 21 21 - - 1 - 1 1 1 7 19 Responden 19 18 - - - 1 1 1 1 8 22 Responden 22 17 1 - - - 1 1 1 9 15 Responden 15 16 1 - 1 1 - - - 10 16 Responden 16 15 1 1 1 - - - - 11 17 Responden 17 15 - - - 1 - - - 12 14 Responden 14 14 1 - 1 - - 1 - Jml Jwb Benar 7 5 7 6 7 8 6 15 16 17 18 19 20 21 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 45 Responden 45 32 1 1 1 1 1 1 1 2 41 Responden 41 31 1 1 1 1 1 1 1 3 44 Responden 44 28 1 - 1 1 1 1 - 4 42 Responden 42 27 1 1 1 - - - 1 5 43 Responden 43 23 1 - - 1 1 - 1 6 21 Responden 21 21 - - - - 1 1 1 7 19 Responden 19 18 1 1 - - - - - 8 22 Responden 22 17 1 1 - - 1 - 1 9 15 Responden 15 16 1 1 - 1 - - - 10 16 Responden 16 15 - - - - 1 - 1 11 17 Responden 17 15 - 1 1 1 1 - - 12 14 Responden 14 14 - - - 1 - - - Jml Jwb Benar 8 7 5 7 8 4 7 22 23 24 25 26 27 28 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 1 45 Responden 45 32 1 1 1 1 1 1 1 2 41 Responden 41 31 1 1 1 1 1 1 1 3 44 Responden 44 28 1 - - 1 - 1 - 4 42 Responden 42 27 1 1 1 - 1 1 - 5 43 Responden 43 23 - 1 1 - 1 - 1 6 21 Responden 21 21 1 - - 1 1 1 - 7 19 Responden 19 18 1 1 1 - - - - 8 22 Responden 22 17 - 1 - - 1 - 1 9 15 Responden 15 16 - - - - 1 1 1 10 16 Responden 16 15 - - 1 - - 1 - 11 17 Responden 17 15 - - - 1 - - -
12 14 Responden 14 14 1 1 - - - - - Jml Jwb Benar 7 7 6 5 7 7 5 29 30 31 32 33 34 35 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35 1 45 Responden 45 32 1 1 1 1 1 - 1 2 41 Responden 41 31 1 1 1 1 1 - 1 3 44 Responden 44 28 1 1 1 1 - 1 1 4 42 Responden 42 27 - 1 1 - 1 1 - 5 43 Responden 43 23 1 - - 1 1 - 1 6 21 Responden 21 21 - 1 - - 1 - - 7 19 Responden 19 18 - - - 1 1 1 1 8 22 Responden 22 17 - - 1 - - - - 9 15 Responden 15 16 - 1 - - - 1 1 10 16 Responden 16 15 - 1 1 1 1 1 1 11 17 Responden 17 15 1 1 1 1 1 1 1 12 14 Responden 14 14 1 1 1 1 1 1 - Jml Jwb Benar 6 9 8 8 9 7 8 36 37 38 39 40 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 1 45 Responden 45 32 - 1 - 1 1 2 41 Responden 41 31 1 1 1 1 - 3 44 Responden 44 28 - 1 1 1 1 4 42 Responden 42 27 1 - 1 1 1 5 43 Responden 43 23 1 1 1 - - 6 21 Responden 21 21 - - 1 1 1 7 19 Responden 19 18 1 1 1 1 - 8 22 Responden 22 17 - - 1 1 - 9 15 Responden 15 16 1 - 1 - - 10 16 Responden 16 15 1 - - - - 11 17 Responden 17 15 - - - - 1 12 14 Responden 14 14 - - - 1 - Jml Jwb Benar 6 5 8 8 5 Kelompok Asor Nama berkas: D:\SKRIPSI\ENDANG\ANATES 1 2 3 4 5 6 7 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 3 Responden 3 9 - 1 - - - - 1 2 7 Responden 7 9 - - - 1 1 - - 3 26 Responden 26 9 1 1 - - 1 - - 4 27 Responden 27 9 1 1 - - - 1 1 5 13 Responden 13 8 - - - - - 1 - 6 40 Responden 40 8 1 1 - - - 1 - 7 4 Responden 4 7 - - - - 1 - - 8 5 Responden 5 7 - - - 1 - - - 9 28 Responden 28 7 - - - - 1 1 1 10 34 Responden 34 7 - 1 - 1 - 1 - 11 35 Responden 35 7 - - - - - 1 1 12 29 Responden 29 6 - - - - - - 1 Jml Jwb Benar 3 5 0 3 4 6 5 8 9 10 11 12 13 14 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 3 Responden 3 9 - - - - 1 - - 2 7 Responden 7 9 - 1 - - - - - 3 26 Responden 26 9 1 - - - - - 1
4 27 Responden 27 9 - - - - 1 1 - 5 13 Responden 13 8 - - - 1 1 - - 6 40 Responden 40 8 - - - - - - 1 7 4 Responden 4 7 - - - - - 1 - 8 5 Responden 5 7 - - 1 - - - - 9 28 Responden 28 7 - - - - - 1 - 10 34 Responden 34 7 - - - - - - - 11 35 Responden 35 7 - - - - - - - 12 29 Responden 29 6 - - - - - 1 - Jml Jwb Benar 1 1 1 1 3 4 2 15 16 17 18 19 20 21 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 3 Responden 3 9 - - 1 - - - 1 2 7 Responden 7 9 1 - - - - - - 3 26 Responden 26 9 - - - - - 1 - 4 27 Responden 27 9 - - - - - - - 5 13 Responden 13 8 - - - - - - - 6 40 Responden 40 8 - - - - - - - 7 4 Responden 4 7 - - - - - 1 - 8 5 Responden 5 7 - 1 - - - - - 9 28 Responden 28 7 - - - - 1 - - 10 34 Responden 34 7 - 1 1 - - - - 11 35 Responden 35 7 - - - - - - - 12 29 Responden 29 6 - - - - - 1 - Jml Jwb Benar 1 2 2 0 1 3 1 22 23 24 25 26 27 28 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 1 3 Responden 3 9 - - - - - 1 1 2 7 Responden 7 9 - 1 - - - - - 3 26 Responden 26 9 - - - - 1 - - 4 27 Responden 27 9 1 - - - - - - 5 13 Responden 13 8 1 - - - - - - 6 40 Responden 40 8 - - 1 - - 1 - 7 4 Responden 4 7 - - 1 - - - 1 8 5 Responden 5 7 - 1 - - - - 1 9 28 Responden 28 7 - - - - - 1 - 10 34 Responden 34 7 - - - - - - - 11 35 Responden 35 7 - - 1 - - - - 12 29 Responden 29 6 - - - - 1 - - Jml Jwb Benar 2 2 3 0 2 3 3 29 30 31 32 33 34 35 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35 1 3 Responden 3 9 - - - - - 1 - 2 7 Responden 7 9 - 1 - - 1 1 - 3 26 Responden 26 9 - - - - - 1 - 4 27 Responden 27 9 - 1 - - - - - 5 13 Responden 13 8 - - 1 1 - - - 6 40 Responden 40 8 - - - - - - - 7 4 Responden 4 7 - - 1 - - - - 8 5 Responden 5 7 - - - 1 - - - 9 28 Responden 28 7 - - - - - - 1 10 34 Responden 34 7 - - - - - 1 - 11 35 Responden 35 7 - - 1 - - - - 12 29 Responden 29 6 - - - 1 - - - Jml Jwb Benar 0 2 3 3 1 4 1 36 37 38 39 40
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 1 3 Responden 3 9 - - - 1 - 2 7 Responden 7 9 - - 1 - - 3 26 Responden 26 9 - - - - 1 4 27 Responden 27 9 - 1 - - - 5 13 Responden 13 8 - - 1 1 - 6 40 Responden 40 8 1 1 - - - 7 4 Responden 4 7 - 1 - - - 8 5 Responden 5 7 - - - - 1 9 28 Responden 28 7 - - - - - 10 34 Responden 34 7 - 1 - - - 11 35 Responden 35 7 1 1 1 - - 12 29 Responden 29 6 - - - 1 - Jml Jwb Benar 2 5 3 3 2 DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 45 Klp atas/bawah(n)= 12 Butir Soal= 40 Nama berkas: D:\SKRIPSI\ENDANG\ANATES No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1 1 3 3 0 0.00 2 2 5 5 0 0.00 3 3 3 0 3 25.00 4 4 7 3 4 33.33 5 5 6 4 2 16.67 6 6 5 6 -1 -8.33 7 7 5 5 0 0.00 8 8 7 1 6 50.00 9 9 5 1 4 33.33 10 10 7 1 6 50.00 11 11 6 1 5 41.67 12 12 7 3 4 33.33 13 13 8 4 4 33.33 14 14 6 2 4 33.33 15 15 8 1 7 58.33 16 16 7 2 5 41.67 17 17 5 2 3 25.00 18 18 7 0 7 58.33 19 19 8 1 7 58.33 20 20 4 3 1 8.33 21 21 7 1 6 50.00 22 22 7 2 5 41.67 23 23 7 2 5 41.67 24 24 6 3 3 25.00 25 25 5 0 5 41.67 26 26 7 2 5 41.67 27 27 7 3 4 33.33 28 28 5 3 2 16.67 29 29 6 0 6 50.00 30 30 9 2 7 58.33 31 31 8 3 5 41.67 32 32 8 3 5 41.67 33 33 9 1 8 66.67 34 34 7 4 3 25.00 35 35 8 1 7 58.33 36 36 6 2 4 33.33 37 37 5 5 0 0.00 38 38 8 3 5 41.67
39 39 8 3 5 41.67 40 40 5 2 3 25.00 TINGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 45 Butir Soal= 40 Nama berkas: D:\SKRIPSI\ENDANG\ANATES No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 1 17 37.78 Sedang 2 2 17 37.78 Sedang 3 3 13 28.89 Sukar 4 4 20 44.44 Sedang 5 5 15 33.33 Sedang 6 6 18 40.00 Sedang 7 7 14 31.11 Sedang 8 8 14 31.11 Sedang 9 9 17 37.78 Sedang 10 10 18 40.00 Sedang 11 11 16 35.56 Sedang 12 12 16 35.56 Sedang 13 13 19 42.22 Sedang 14 14 15 33.33 Sedang 15 15 12 26.67 Sukar 16 16 15 33.33 Sedang 17 17 14 31.11 Sedang 18 18 17 37.78 Sedang 19 19 18 40.00 Sedang 20 20 10 22.22 Sukar 21 21 13 28.89 Sukar 22 22 14 31.11 Sedang 23 23 11 24.44 Sukar 24 24 11 24.44 Sukar 25 25 8 17.78 Sukar 26 26 15 33.33 Sedang 27 27 20 44.44 Sedang 28 28 14 31.11 Sedang 29 29 12 26.67 Sukar 30 30 14 31.11 Sedang 31 31 14 31.11 Sedang 32 32 16 35.56 Sedang 33 33 14 31.11 Sedang 34 34 15 33.33 Sedang 35 35 13 28.89 Sukar 36 36 11 24.44 Sukar 37 37 22 48.89 Sedang 38 38 16 35.56 Sedang 39 39 17 37.78 Sedang 40 40 13 28.89 Sukar
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL ================================= Jumlah Subyek= 45 Butir Soal= 40 Nama berkas: D:\SKRIPSI\ENDANG\ANATES No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi 1 1 0.104 - 2 2 0.163 - 3 3 0.144 - 4 4 0.268 - 5 5 0.202 - 6 6 0.152 - 7 7 0.131 - 8 8 0.370 Signifikan 9 9 0.288 - 10 10 0.203 - 11 11 0.301 - 12 12 0.421 Sangat Signifikan 13 13 0.336 Signifikan 14 14 0.308 Signifikan 15 15 0.618 Sangat Signifikan 16 16 0.338 Signifikan 17 17 0.401 Sangat Signifikan 18 18 0.369 Signifikan 19 19 0.392 Signifikan 20 20 0.319 Signifikan 21 21 0.483 Sangat Signifikan 22 22 0.478 Sangat Signifikan 23 23 0.472 Sangat Signifikan 24 24 0.389 Signifikan 25 25 0.558 Sangat Signifikan 26 26 0.429 Sangat Signifikan 27 27 0.347 Signifikan 28 28 0.169 - 29 29 0.424 Sangat Signifikan 30 30 0.524 Sangat Signifikan 31 31 0.378 Signifikan 32 32 0.309 Signifikan 33 33 0.501 Sangat Signifikan 34 34 0.096 - 35 35 0.506 Sangat Signifikan 36 36 0.298 - 37 37 0.169 - 38 38 0.391 Signifikan 39 39 0.443 Sangat Signifikan 40 40 0.270 - Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208 Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH ================= Jumlah Subyek= 45 Butir Soal= 40 Nama berkas: D:\SKRIPSI\ENDANG\ANATES No Butir Baru No Butir Asli a b c d * 1 1 11++ 17** 8++ 9++ 0 2 2 7+ 17** 9++ 12+ 0 3 3 5- 13** 19-- 8+ 0 4 4 5+ 20** 8++ 12+ 0 5 5 5- 15** 9++ 16- 0 6 6 5+ 18** 14- 8++ 0 7 7 7+ 14** 8++ 16- 0 8 8 3- 14** 16- 12++ 0 9 9 7+ 17** 14+ 7+ 0 10 10 4- 18** 8++ 15- 0 11 11 9++ 16** 11++ 9++ 0 12 12 7+ 16** 12++ 10++ 0 13 13 6+ 19** 3- 17-- 0 14 14 4- 15** 14+ 12++ 0 15 15 6+ 12** 15+ 12++ 0 16 16 5- 15** 11++ 14+ 0 17 17 3- 14** 15+ 13+ 0 18 18 5+ 17** 8++ 15- 0 19 19 3- 18** 11++ 13+ 0 20 20 10++ 10** 12++ 13++ 0 21 21 11++ 13** 13++ 8+ 0 22 22 7+ 14** 10++ 14+ 0 23 23 3- 11** 13++ 18- 0 24 24 9++ 11** 18- 7+ 0 25 25 5- 8** 16+ 16+ 0 26 26 5- 15** 9++ 16- 0 27 27 5+ 20** 10++ 10++ 0 28 28 4- 14** 14+ 13+ 0 29 29 5- 12** 16+ 12++ 0 30 30 8++ 14** 13+ 10++ 0 31 31 7+ 14** 10++ 14+ 0 32 32 5+ 16** 12++ 12++ 0 33 33 7+ 14** 10++ 14+ 0 34 34 6+ 15** 10++ 14+ 0 35 35 4- 13** 19-- 9++ 0 36 36 8+ 11** 14++ 12++ 0 37 37 5+ 22** 8++ 10+ 0 38 38 9++ 16** 12++ 8++ 0 39 39 4- 17** 16- 8++ 0 40 40 12++ 13** 8+ 12++ 0 Keterangan: ** : Kunci Jawaban ++ : Sangat Baik + : Baik - : Kurang Baik -- : Buruk ---: Sangat Buruk REKAP ANALISIS BUTIR ===================== Rata2= 13.29 Simpang Baku= 6.29
KorelasiXY= 0.61 Reliabilitas Tes= 0.76 Butir Soal= 40 Jumlah Subyek= 45 Nama berkas: D:\SKRIPSI\ENDANG\ANATES Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 1 1 0.00 Sedang 0.104 - 2 2 0.00 Sedang 0.163 - 3 3 25.00 Sukar 0.144 - 4 4 33.33 Sedang 0.268 - 5 5 16.67 Sedang 0.202 - 6 6 -8.33 Sedang 0.152 - 7 7 0.00 Sedang 0.131 - 8 8 50.00 Sedang 0.370 Signifikan 9 9 33.33 Sedang 0.288 - 10 10 50.00 Sedang 0.203 - 11 11 41.67 Sedang 0.301 - 12 12 33.33 Sedang 0.421 Sangat Signifikan 13 13 33.33 Sedang 0.336 Signifikan 14 14 33.33 Sedang 0.308 Signifikan 15 15 58.33 Sukar 0.618 Sangat Signifikan 16 16 41.67 Sedang 0.338 Signifikan 17 17 25.00 Sedang 0.401 Sangat Signifikan 18 18 58.33 Sedang 0.369 Signifikan 19 19 58.33 Sedang 0.392 Signifikan 20 20 8.33 Sukar 0.319 Signifikan 21 21 50.00 Sukar 0.483 Sangat Signifikan 22 22 41.67 Sedang 0.478 Sangat Signifikan 23 23 41.67 Sukar 0.472 Sangat Signifikan 24 24 25.00 Sukar 0.389 Signifikan 25 25 41.67 Sukar 0.558 Sangat Signifikan 26 26 41.67 Sedang 0.429 Sangat Signifikan 27 27 33.33 Sedang 0.347 Signifikan 28 28 16.67 Sedang 0.169 - 29 29 50.00 Sukar 0.424 Sangat Signifikan 30 30 58.33 Sedang 0.524 Sangat Signifikan 31 31 41.67 Sedang 0.378 Signifikan 32 32 41.67 Sedang 0.309 Signifikan 33 33 66.67 Sedang 0.501 Sangat Signifikan 34 34 25.00 Sedang 0.096 - 35 35 58.33 Sukar 0.506 Sangat Signifikan 36 36 33.33 Sukar 0.298 - 37 37 0.00 Sedang 0.169 - 38 38 41.67 Sedang 0.391 Signifikan 39 39 41.67 Sedang 0.443 Sangat Signifikan 40 40 25.00 Sukar 0.270 -
Lampiran 2
Kisi-Kisi Istrumen Tes
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Materi Soal Kunci
4. Menghindari
Perilaku Tercela
4.1. Menjelaskan
pengertian ananiah,
ghadab, hasad,
ghibah, dan
namimah
Menjelaskan
pengertian ananiah,
ghadab, hasad,
ghibah dan
namimah
Menjelaskan
pengertian dan
menyebutkan
contoh-contoh
perilaku Ananiah,
Ghadab, Hasad,
Gibah, dan
Namimah
4. Sikap suka mementingkan diri
sendiri tanpa menghargai
pendapat dan saran orang lain
adalah…
a. Namimah
b. Ananiah
c. Gibah
d. Qanaah
B
6. Sifat ananiah sering juga disebut
dengan…
a. Fanatisme
b. Animism
c. Egoisme
C
d. Dinamisme
11. Orang yang tidak suka melihat
orang lain mendapat nikmat
Allah adalah orang yang
bersifat…
a. Munafik
b. Riya
c. Hasad
d. Gibah
C
12. Namimah adalah sifat yang..
a. Menyenangkan orang lain
b. Menolong orang lain
c. Membahayakan orang lain
d. Member perhatian kepada
orang lain
C
13. Ananiah mirip dengan sikap
takabbur, takabur berarti…
B
a. Baik
b. Sombong
c. Jahat
d. Ramah
17. Tidak mampu mengendalikan
rasa amarah disebut…
a. Gadab
b. Gibah
c. Namimah
d. Hasad
A
18. Namimah sering disebut juga
dengan…
a. Memfitnah
b. Iri
c. Bersabar
d. Takabur
A
4.2. Menyebutkan
contoh ananiah,
ghadab, hasad,
Menyebutkan
contoh-contoh
perilaku ananiah,
Menjelaskan
pengertian dan
menyebutkan
1. Pak Darkun sering marah tanpa
sebab yang jelas. Dalam hal ini
A
ghibah dan
namimah
ghadab, hasad,
ghibah dan
namimah
contoh-contoh
perilaku Ananiah,
Ghadab, Hasad,
Gibah, dan
Namimah
berarti dalam diri pak Darkun
terdapat sifat…
a. Gadab
b. Qanaah
c. Tawakkal
d. Gibah
3. Salah satu cara yang tepat untuk
meredam gejolak rasa amarah …
a. Minum sebanyak-banyaknya
b. Berwudhu
c. Makan sekenyang-
kenyangnya
d. Pergi ke tempat hiburan
B
5. Contoh sikap ananiah, kecuali…
a. Tidak memiliki rasa
kepedulian terhadap
penderitaan orang lain
b. Selalu berusaha untuk
C
menang sendiri dalam segala
hal
c. Ingin selalu diperhatikan oleh
orang lain
d. Tidak dapat menyelesaikan
permasalahan
7. Sikap suka mengadu domba dan
menjelek-jelekan orang lain
disebut…
a. Gibah
b. Ananiah
c. Qanaah
d. Namimah
D
8. Sabar dan qanaah termasuk…
a. Akhlak mahmudah
b. Akhlak syariah
c. Akhlak syaithaniah
d. Akhlak mazmumah
A
9. Berikut adalah sikap kita sebagai
orang yang digunjingkan,
kecuali…
a. Lapang dada
b. Tidak dendam
c. Sangat dendam
d. Bersikap sabar
D
14. Berdasarkan hadis Rasulullah,
orang yang kuat bukanlah orang
yang…
a. Gemar menabung
b. Kuat bergulat
c. Rajin
d. Berbadan besar
B
15. Berdasarkan hadis Rasulullah,
orang yang kuat adalah orang
yang…
a. Harta berlimpah
C
b. Mampu mengendalikan diri
c. Pintar bergulat
d. Berbadan kekar
4.3. Menghindari
perilaku ananiah,
ghadab, hasad,
ghibah dan
namimah
Menghindari
perilaku ananiah,
ghadab, hasad,
ghibah dan
namimah
Menjelaskan
pengertian dan
menyebutkan
contoh-contoh
perilaku Ananiah,
Ghadab, Hasad,
Gibah, dan
Namimah
2. Sikap hasad dapat memakan amal
kebajikan ibarat seperti api
memakan…
a. Kayu bakar
b. Batu karang
c. Rumah kayu
d. Rumah tembok
B
10. Akibat yang ditimbulkan oleh
sifat gibah, kecuali…
a. Merusak keimanan seseorang
kepada Allah swt
b. Menyebabkan penyakit hati
c. Merusak hubungan
persaudaraan dalam
masyarakat, karena ada yang
D
merasa sakit hati
d. Menyebabkan serangan
jantung
16. Bahaya yang ditimbulkan dari
sifat ananiah, kecuali…
a. Menimbulkan kekecewaan
orang lain
b. Merusak hubungan
persaudaraan
c. Menang dalam hal apapun
d. Memutuskan hubungan
silaturahim
C
19. Orang yang suka bergibah
diumpamakan dengan…
a. Memakan sayur-sayuran
b. Memakan daging saudaranya
sendiri
c. Memakan daging anjing
d. Memakan makanan haram
B
20. Orang yang menjadi objek
perbincanganakan merasa malu
dan harga dirinya menjadi…
a. Tertolong
b. Hancur
c. Terangkat
d. Terdzalimi
B
JUMLAH 20
Lampiran 3
Soal Pre-Test
Kelas Eksperimen (Group Investigation)
SMP N 3 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014-2015 Jl. Ir. H. Juanda, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten 1541
________________________________________________________________________________
Nama: Kelas: Hari / Tanggal:
Berilah tanda silang ( x ) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat!
1. Pak Darkun sering marah tanpa sebab yang jelas. Dalam hal ini berarti
dalam diri pak Darkun terdapat sifat…
a. Gadab
b. Qanaah
c. Tawakkal
d. Gibah
2. Sikap hasad dapat memakan amal kebajikan ibarat seperti api memakan…
a. Kayu bakar
b. Batu karang
c. Rumah kayu
d. Rumah tembok
3. Salah satu cara yang tepat untuk meredam gejolak rasa amarah …
a. Minum sebanyak-banyaknya
b. Berwudhu
c. Makan sekenyang-kenyangnya
d. Pergi ke tempat hiburan
4. Sikap suka mementingkan diri sendiri tanpa menghargai pendapat dan
saran orang lain adalah…
a. Namimah
b. Ananiah
c. Gibah
d. Qanaah
5. Contoh sikap ananiah, kecuali…
a. Tidak memiliki rasa kepedulian terhadap penderitaan orang lain
b. Selalu berusaha untuk menang sendiri dalam segala hal
c. Ingin selalu diperhatikan oleh orang lain
d. Tidak dapat menyelesaikan permasalahan
6. Sifat ananiah sering juga disebut dengan…
a. Fanatisme
b. Animism
c. Egoisme
d. Dinamisme
7. Sikap suka mengadu domba dan menjelek-jelekan orang lain disebut…
a. Gibah
b. Ananiah
c. Qanaah
d. Namimah
8. Sabar dan qanaah termasuk…
a. Akhlak mahmudah
b. Akhlak syariah
c. Akhlak syaithaniah
d. Akhlak mazmumah
9. Berikut adalah sikap kita sebagai orang yang digunjingkan, kecuali…
a. Lapang dada
b. Tidak dendam
c. Sangat dendam
d. Bersikap sabar
10. Akibat yang ditimbulkan oleh sifat gibah, kecuali…
a. Merusak keimanan seseorang kepada Allah swt
b. Menyebabkan penyakit hati
c. Merusak hubungan persaudaraan dalam masyarakat, karena ada yang
merasa sakit hati
d. Menyebabkan serangan jantung
11. Orang yang tidak suka melihat orang lain mendapat nikmat Allah adalah
orang yang bersifat…
a. Munafik
b. Riya
c. Hasad
d. Gibah
12. Namimah adalah sifat yang..
a. Menyenangkan orang lain
b. Menolong orang lain
c. Membahayakan orang lain
d. Member perhatian kepada orang lain
13. Ananiah mirip dengan sikap takabbur, takabur berarti…
a. Baik
b. Sombong
c. Jahat
d. Ramah
14. Berdasarkan hadis Rasulullah, orang yang kuat bukanlah orang yang…
a. Gemar menabung
b. Kuat bergulat
c. Rajin
d. Berbadan besar
15. Berdasarkan hadis Rasulullah, orang yang kuat adalah orang yang…
a. Harta berlimpah
b. Mampu mengendalikan diri
c. Pintar bergulat
d. Berbadan kekar
16. Bahaya yang ditimbulkan dari sifat ananiah, kecuali…
a. Menimbulkan kekecewaan orang lain
b. Merusak hubungan persaudaraan
c. Menang dalam hal apapun
d. Memutuskan hubungan silaturahim
17. Tidak mampu mengendalikan rasa amarah disebut…
a. Gadab
b. Gibah
c. Namimah
d. Hasad
18. Namimah sering disebut juga dengan…
a. Memfitnah
b. Iri
c. Bersabar
d. Takabur
19. Orang yang suka bergibah diumpamakan dengan…
a. Memakan sayur-sayuran
b. Memakan daging saudaranya sendiri
c. Memakan daging anjing
d. Memakan makanan haram
20. Orang yang menjadi objek perbincanganakan merasa malu dan harga
dirinya menjadi…
a. Tertolong
b. Hancur
c. Terangkat
d. Terdzalimi
Lampiran 4
Soal Post-Test
Kelas Eksperimen (Group Investigation)
SMP N 3 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014-2015 Jl. Ir. H. Juanda, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten 1541
________________________________________________________________________________
Nama: Kelas: Hari / Tanggal:
Berilah tanda silang ( x ) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat!
1. Pak Darkun sering marah tanpa sebab yang jelas. Dalam hal ini berarti
dalam diri pak Darkun terdapat sifat…
a. Gadab
b. Qanaah
c. Tawakkal
d. Gibah
2. Sikap hasad dapat memakan amal kebajikan ibarat seperti api memakan…
a. Kayu bakar
b. Batu karang
c. Rumah kayu
d. Rumah tembok
3. Salah satu cara yang tepat untuk meredam gejolak rasa amarah …
a. Minum sebanyak-banyaknya
b. Berwudhu
c. Makan sekenyang-kenyangnya
d. Pergi ke tempat hiburan
4. Sikap suka mementingkan diri sendiri tanpa menghargai pendapat dan
saran orang lain adalah…
a. Namimah
b. Ananiah
c. Gibah
d. Qanaah
5. Contoh sikap ananiah, kecuali…
a. Tidak memiliki rasa kepedulian terhadap penderitaan orang lain
b. Selalu berusaha untuk menang sendiri dalam segala hal
c. Ingin selalu diperhatikan oleh orang lain
d. Tidak dapat menyelesaikan permasalahan
6. Sifat ananiah sering juga disebut dengan…
a. Fanatisme
b. Animism
c. Egoisme
d. Dinamisme
7. Sikap suka mengadu domba dan menjelek-jelekan orang lain disebut…
a. Gibah
b. Ananiah
c. Qanaah
d. Namimah
8. Sabar dan qanaah termasuk…
a. Akhlak mahmudah
b. Akhlak syariah
c. Akhlak syaithaniah
d. Akhlak mazmumah
9. Berikut adalah sikap kita sebagai orang yang digunjingkan, kecuali…
a. Lapang dada
b. Tidak dendam
c. Sangat dendam
d. Bersikap sabar
10. Akibat yang ditimbulkan oleh sifat gibah, kecuali…
a. Merusak keimanan seseorang kepada Allah swt
b. Menyebabkan penyakit hati
c. Merusak hubungan persaudaraan dalam masyarakat, karena ada yang
merasa sakit hati
d. Menyebabkan serangan jantung
11. Orang yang tidak suka melihat orang lain mendapat nikmat Allah adalah
orang yang bersifat…
a. Munafik
b. Riya
c. Hasad
d. Gibah
12. Namimah adalah sifat yang..
a. Menyenangkan orang lain
b. Menolong orang lain
c. Membahayakan orang lain
d. Member perhatian kepada orang lain
13. Ananiah mirip dengan sikap takabbur, takabur berarti…
a. Baik
b. Sombong
c. Jahat
d. Ramah
14. Berdasarkan hadis Rasulullah, orang yang kuat bukanlah orang yang…
a. Gemar menabung
b. Kuat bergulat
c. Rajin
d. Berbadan besar
15. Berdasarkan hadis Rasulullah, orang yang kuat adalah orang yang…
a. Harta berlimpah
b. Mampu mengendalikan diri
c. Pintar bergulat
d. Berbadan kekar
16. Bahaya yang ditimbulkan dari sifat ananiah, kecuali…
a. Menimbulkan kekecewaan orang lain
b. Merusak hubungan persaudaraan
c. Menang dalam hal apapun
d. Memutuskan hubungan silaturahim
17. Tidak mampu mengendalikan rasa amarah disebut…
a. Gadab
b. Gibah
c. Namimah
d. Hasad
18. Namimah sering disebut juga dengan…
a. Memfitnah
b. Iri
c. Bersabar
d. Takabur
19. Orang yang suka bergibah diumpamakan dengan…
a. Memakan sayur-sayuran
b. Memakan daging saudaranya sendiri
c. Memakan daging anjing
d. Memakan makanan haram
20. Orang yang menjadi objek perbincanganakan merasa malu dan harga
dirinya menjadi…
a. Tertolong
b. Hancur
c. Terangkat
d. Terdzalimi
Lampiran 5
Soal Pre-Test
Kelas Kontrol (Puzzle)
SMP N 3 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014-2015 Jl. Ir. H. Juanda, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten 1541
________________________________________________________________________________
Nama: Kelas: Hari / Tanggal:
Berilah tanda silang ( x ) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat!
1. Pak Darkun sering marah tanpa sebab yang jelas. Dalam hal ini berarti
dalam diri pak Darkun terdapat sifat…
a. Gadab
b. Qanaah
c. Tawakkal
d. Gibah
2. Sikap hasad dapat memakan amal kebajikan ibarat seperti api memakan…
a. Kayu bakar
b. Batu karang
c. Rumah kayu
d. Rumah tembok
3. Salah satu cara yang tepat untuk meredam gejolak rasa amarah …
a. Minum sebanyak-banyaknya
b. Berwudhu
c. Makan sekenyang-kenyangnya
d. Pergi ke tempat hiburan
4. Sikap suka mementingkan diri sendiri tanpa menghargai pendapat dan
saran orang lain adalah…
a. Namimah
b. Ananiah
c. Gibah
d. Qanaah
5. Contoh sikap ananiah, kecuali…
a. Tidak memiliki rasa kepedulian terhadap penderitaan orang lain
b. Selalu berusaha untuk menang sendiri dalam segala hal
c. Ingin selalu diperhatikan oleh orang lain
d. Tidak dapat menyelesaikan permasalahan
6. Sifat ananiah sering juga disebut dengan…
a. Fanatisme
b. Animism
c. Egoisme
d. Dinamisme
7. Sikap suka mengadu domba dan menjelek-jelekan orang lain disebut…
a. Gibah
b. Ananiah
c. Qanaah
d. Namimah
8. Sabar dan qanaah termasuk…
a. Akhlak mahmudah
b. Akhlak syariah
c. Akhlak syaithaniah
d. Akhlak mazmumah
9. Berikut adalah sikap kita sebagai orang yang digunjingkan, kecuali…
a. Lapang dada
b. Tidak dendam
c. Sangat dendam
d. Bersikap sabar
10. Akibat yang ditimbulkan oleh sifat gibah, kecuali…
a. Merusak keimanan seseorang kepada Allah swt
b. Menyebabkan penyakit hati
c. Merusak hubungan persaudaraan dalam masyarakat, karena ada yang
merasa sakit hati
d. Menyebabkan serangan jantung
11. Orang yang tidak suka melihat orang lain mendapat nikmat Allah adalah
orang yang bersifat…
a. Munafik
b. Riya
c. Hasad
d. Gibah
12. Namimah adalah sifat yang..
a. Menyenangkan orang lain
b. Menolong orang lain
c. Membahayakan orang lain
d. Member perhatian kepada orang lain
13. Ananiah mirip dengan sikap takabbur, takabur berarti…
a. Baik
b. Sombong
c. Jahat
d. Ramah
14. Berdasarkan hadis Rasulullah, orang yang kuat bukanlah orang yang…
a. Gemar menabung
b. Kuat bergulat
c. Rajin
d. Berbadan besar
15. Berdasarkan hadis Rasulullah, orang yang kuat adalah orang yang…
a. Harta berlimpah
b. Mampu mengendalikan diri
c. Pintar bergulat
d. Berbadan kekar
16. Bahaya yang ditimbulkan dari sifat ananiah, kecuali…
a. Menimbulkan kekecewaan orang lain
b. Merusak hubungan persaudaraan
c. Menang dalam hal apapun
d. Memutuskan hubungan silaturahim
17. Tidak mampu mengendalikan rasa amarah disebut…
a. Gadab
b. Gibah
c. Namimah
d. Hasad
18. Namimah sering disebut juga dengan…
a. Memfitnah
b. Iri
c. Bersabar
d. Takabur
19. Orang yang suka bergibah diumpamakan dengan…
a. Memakan sayur-sayuran
b. Memakan daging saudaranya sendiri
c. Memakan daging anjing
d. Memakan makanan haram
20. Orang yang menjadi objek perbincanganakan merasa malu dan harga
dirinya menjadi…
a. Tertolong
b. Hancur
c. Terangkat
d. Terdzalimi
Lampiran 6
Soal Post-Test
Kelas Kontrol (Puzzle)
SMP N 3 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014-2015 Jl. Ir. H. Juanda, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten 1541
________________________________________________________________________________
Nama: Kelas: Hari / Tanggal:
Berilah tanda silang ( x ) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat!
1. Pak Darkun sering marah tanpa sebab yang jelas. Dalam hal ini berarti
dalam diri pak Darkun terdapat sifat…
a. Gadab
b. Qanaah
c. Tawakkal
d. Gibah
2. Sikap hasad dapat memakan amal kebajikan ibarat seperti api memakan…
a. Kayu bakar
b. Batu karang
c. Rumah kayu
d. Rumah tembok
3. Salah satu cara yang tepat untuk meredam gejolak rasa amarah …
a. Minum sebanyak-banyaknya
b. Berwudhu
c. Makan sekenyang-kenyangnya
d. Pergi ke tempat hiburan
4. Sikap suka mementingkan diri sendiri tanpa menghargai pendapat dan
saran orang lain adalah…
a. Namimah
b. Ananiah
c. Gibah
d. Qanaah
5. Contoh sikap ananiah, kecuali…
a. Tidak memiliki rasa kepedulian terhadap penderitaan orang lain
b. Selalu berusaha untuk menang sendiri dalam segala hal
c. Ingin selalu diperhatikan oleh orang lain
d. Tidak dapat menyelesaikan permasalahan
6. Sifat ananiah sering juga disebut dengan…
a. Fanatisme
b. Animism
c. Egoisme
d. Dinamisme
7. Sikap suka mengadu domba dan menjelek-jelekan orang lain disebut…
a. Gibah
b. Ananiah
c. Qanaah
d. Namimah
8. Sabar dan qanaah termasuk…
a. Akhlak mahmudah
b. Akhlak syariah
c. Akhlak syaithaniah
d. Akhlak mazmumah
9. Berikut adalah sikap kita sebagai orang yang digunjingkan, kecuali…
a. Lapang dada
b. Tidak dendam
c. Sangat dendam
d. Bersikap sabar
10. Akibat yang ditimbulkan oleh sifat gibah, kecuali…
a. Merusak keimanan seseorang kepada Allah swt
b. Menyebabkan penyakit hati
c. Merusak hubungan persaudaraan dalam masyarakat, karena ada yang
merasa sakit hati
d. Menyebabkan serangan jantung
11. Orang yang tidak suka melihat orang lain mendapat nikmat Allah adalah
orang yang bersifat…
a. Munafik
b. Riya
c. Hasad
d. Gibah
12. Namimah adalah sifat yang..
a. Menyenangkan orang lain
b. Menolong orang lain
c. Membahayakan orang lain
d. Member perhatian kepada orang lain
13. Ananiah mirip dengan sikap takabbur, takabur berarti…
a. Baik
b. Sombong
c. Jahat
d. Ramah
14. Berdasarkan hadis Rasulullah, orang yang kuat bukanlah orang yang…
a. Gemar menabung
b. Kuat bergulat
c. Rajin
d. Berbadan besar
15. Berdasarkan hadis Rasulullah, orang yang kuat adalah orang yang…
a. Harta berlimpah
b. Mampu mengendalikan diri
c. Pintar bergulat
d. Berbadan kekar
16. Bahaya yang ditimbulkan dari sifat ananiah, kecuali…
a. Menimbulkan kekecewaan orang lain
b. Merusak hubungan persaudaraan
c. Menang dalam hal apapun
d. Memutuskan hubungan silaturahim
17. Tidak mampu mengendalikan rasa amarah disebut…
a. Gadab
b. Gibah
c. Namimah
d. Hasad
18. Namimah sering disebut juga dengan…
a. Memfitnah
b. Iri
c. Bersabar
d. Takabur
19. Orang yang suka bergibah diumpamakan dengan…
a. Memakan sayur-sayuran
b. Memakan daging saudaranya sendiri
c. Memakan daging anjing
d. Memakan makanan haram
20. Orang yang menjadi objek perbincanganakan merasa malu dan harga
dirinya menjadi…
a. Tertolong
b. Hancur
c. Terangkat
d. Terdzalimi
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KELAS VIII
SEMESTER 1
SMP NEGERI 3
TANGERANG SELATAN
2014
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Kelas Eksperimen
Sekolah : SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : VIII / 1
Standar kompetensi : 4. Menghindari Perilaku Tercela
Kompetensi Dasar : 4.1. Menjelaskan pengertian ananiah, ghadab, hasad, ghibah,
dan namimah
4.2. Menyebutkan contoh ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan
namimah
4.3. Menghindari perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan
namimah
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit
A. INDIKATOR
1. Menjelaskan pengertian ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah
2. Menyebutkan contoh-contoh perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah
3. Menghindari perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah
2. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan
namimah
3. Siswa dapat menghindari perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah
C. MATERI PEMBELAJARAN
1. Materi pokok (terlampir)
Menghindari Perilaku Tercela
2. Uraian Materi
Menjelaskan pengertian dan menyebutkan contoh-contoh perilaku Ananiah, Ghadab,
Hasad, Gibah, dan Namimah
D. METODE
1. Group Investigation
2. Ceramah
3. Tanya Jawab
E. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Waktu Nilai Karakter
1. Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan
memulai pelajaran dengan berdoa serta
membaca ayat suci Al-Quran
b. Guru memberikan motivasi dan interaksi
komunikatif tentang materi yang akan
diajarkan
c. Guru menjelaskan tujuan yang ingin dicapai
dari materi yang akan diajarkan
d. Guru memberikan soal Pre-Tes kepada siswa
15 menit Sabar
Rasa
hormat
Bersunggu
h-sungguh
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Guru memberikan buku sumber tentang
sifat-sifat tercela
b. Guru menyampaikan pengantar materi
tentang sifat-sifat tercela
c. Guru mengarahkan siswa untuk membaca
buku sumber dan mencari informasi yang
luas tentang materi
Elaborasi
a. Guru membagi siswa menjadi lima
kelompok
b. Guru meminta siswa untuk berkumpul
dengan kelompoknya masing-masing
c. Guru menyediakan topik-topik untuk
45 menit Percaya
diri
Kreatif
Saling
mengharg
ai
Peduli
Bertanggu
ng jawab
diselidiki dan guru mengarahkan siswa untuk
memilih topik
d. Guru meminta siswa untuk menginvestigasi
topik yang telah mereka pilih
(mengumpulkan informasi, menganalisis
data dan membuat kesimpulan)
e. Siswa menginvestigasi topic dan guru
mengawasi jalannya diskusi
f. Guru memberikan pertanyaan dengan
menuliskannya pada kertas dan
memberikannya pada masing-masing
kelompok agar dapat menganalisis informasi
yang telah mereka dapat
g. Guru meminta setiap kelompok untuk
menyajikan topik yang telah mereka
investigasi
h. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang topik yang disajikan
oleh kelompok lain
Konfirmasi
a. Guru memberikan informasi tambahan
mengenai sifat-sifat tercela
b. Siswa mengidentifikasi tentang hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam bab sifat-sifat
tercela
3. Kegiatan penutup
a. Guru memberikan refleksi materi yang telah
mereka pelajari
b. Guru melaksanakan ujian Post-Test
c. Menutup pelajaran dengan membaca
hamdalah dan salam
20 menit Rasa ingin
tahu
Cinta ilmu
F. SUMBER BELAJAR
1. Buku paket Teladan Utama Pendidikan Agama Islam kelas VIII (Penulis: Robingan)
2. Buku Terampil Belajar Pendidikan Agama Islam kelas VIII (Penulis: Mohammad
Fauzi Abdul Ghofur dan Masyudi)
3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII (Penulis: Ajat Sudrajat)
4. Terjemahan kitab Al-Qur’anul Karim
G. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Papan tulis
2. Alat tulis lengkap
3. Buku sumber
H. PENILAIAN
Indikator pencapaian kompetensi
Tekhnik
Penilaian
Bentuk Instrumen
1. Menjelaskan pengertian ananiah,
ghadab, hasad, ghibah dan namimah
2. Menyebutkan contoh-contoh perilaku
ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan
namimah
3. Menghindari perilaku ananiah, ghadab,
hasad, ghibah dan namimah
Tes tertulis berupa
Pre-Test dan Post-
Test
Pilihan ganda
KUNCI JAWABAN
Soal Pre-Test dan Post-Test
1. A 11. C
2. A 12. C
3. B 13. B
4. B 14. B
5. C 15. C
6. C 16. C
7. D 17. A
8. D 18. A
9. D 19. B
10. D 20. B
Ciputat, 13 Agustus 2014
Mengetahui
Guru Pembimbing Mahasiswa
Chairunnisa, S.Pd Endang
(NIP 195711061986032002) (NIM 1110011000018)
Lampiran,
BAB IV
MENGHINDARI PERILAKU TERCELA
A. Ananiah
Ananiah disebut juga egois, yaitu sifat yang menilai sesuatu berdasarkan kepentingan
diri sendiri dan meremehkan orang lain. Perilaku ini harus dihindari karena tidak sesuai
dengan ajaran Islam. Islam mengajarkan agar kita senantiasa bertolong-menolong antar
sesama manusia.
Contoh sikap ananiah adalah:
1. Tidak memiliki rasa kepedulian terhadap penderitaan orang lain
2. Ingin selalu diperhatikan oleh orang lain
3. Selalu berusaha untuk menang sendiri dalam segala hal
4. Tidak memperhatikan perasaan hati orang lain
5. Tidak mau membantu kesusahan orang lain
6. Orang kaya yang tidak mau berderma
7. Merokok di tempat umum.
Sikap ananiah dapat ditemukan dengan mudah dalam kehidupan manusia
modern, terutama kalangan masyarakat atas. Sepintas, sikap ini akan
menguntungkan diri sendiri. Akan tetapi kenyataannya egois hanya akan
merugikan diri sendiri, karena hidup manusia selalu membutuhkan orang lain.
Adapun bahaya yang ditimbulkan dari perilaku ananiah adalah:
1. Menimbulkan kekecewaan orang lain
2. Merusak hubungan persaudaraan
3. Memutuskan hubungan silaturahim
4. Dijauhi dalam pergaulan dan dikucilkan oleh orang lain
5. Kaku dalam pergaulan, sehingga sulit mencapai ketenteraman hidup bersama
6. Menimbulkan kebencian, pertengkaran, dan permusuhan
7. Sulit menerima petunjuk kebenaran, karena merasa dirinya adalah yang paling
benar
8. Berdosa kepada Allah swt. karena Islam melarang sifat ananiah.
Allah swt. murka terhadap orang yang tidak mau memperhatikan kepentingan
orang lain. Al-Qur'an mengisahkan tentang Qarun yang tidak mau berderma,
lantaran memiliki sifat egois. Oleh karena itu, marilah kita jauhkan diri kita dari
sifat tercela ini!.
B. Gadab
Gadab berarti marah atau pemarah. Gadab termasuk sifat tercela, karena marah itu
bersumber dari setan. Rasulullah saw. bersabda:
Artinya: Sesungguhnya marah itu dari setan, dan sungguh, setan itu dijadikan dari api,
dan sungguh, api itu dapat padam dengan air. Jika seseorang kamu marah, segeralah
berwudu. (H.R. Abu Dawud).
Seseorang yang sedang marah memiliki kecenderungan tidak dapat mengontrol
dirinya. Untuk itulah sebagai orang Islam harus pandai-pandai mengendalikan diri agar
tidak sampai mudah marah. Orang yang dapat menahan amarah merupakan salah satu ciri
orang muttaqin.
Allah swt. berfirman:
Artinya: “Orang-orang yang menafkahkan, baik di waktu lapang maupun sempit, dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan orang. Allah menyukai orang-
orang yang berbuat kebajikan. Orang-orang yang menafkahkan , baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan orang.
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (Q.S Ali Imran:134).
Akibat buruk dari sikap marah, antara lain,
1. Tidak dapat berfikir tenang dalam menghadapi permasalahan
2. Tidak dapat menyelesaikan permasalahan secara baik berdasarkan pertimbangan
pikiran sehat
3. Jika sering terjadi, dapat menimbulkan tekanan darah tinggi yang membahayakan
kesehatan jasmani dan rohani
4. Sikap gadab dapat menimbulkan kekecewaan atau sakit hati orang lain
5. Dapat mengganggu ketenteraman masyarakat
6. Dapat menimbulkan kerugian materi, jika disertai dengan perbuatan anarkis.
Oleh karena sifat gadab merupakan sifat tercela maka, kita harus berusaha
menghindarkan diri dari sifat tersebut. Sebagai orang yang beriman dan bertakwa,
harus menghindari rasa marah. Meredam kemarahan dengan kesabaran. Hati yang
sabar akan membawa seseorang untuk berpikir secara cermat dalam menghadapi
suatu permasalahan
C. Hasad
Hasad adalah iri dan dengki, yaitu sifat dan sikap seseorang yang tidak senang
terhadap orang lain yang memperoleh kenikmatan. Iri dapat menjelma menjadi dengki.
Hasad dapat menjadikan seseorang terganggu ketenangan hidupnya.
Rasulullah saw. bersabda :
Artinya: “Hasad itu dapat memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar”
(H.R. Ibnu Majah).
Betapa buruknya orang yang memiliki sifat hasad ini, karena semua kebaikan akan
lenyap. Orang yang memiliki sifat hasad tidak suka apabila orang lain mendapat
kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan. Ia selalu berfikir, mengapa semua itu tidak
jatuh kepadanya?
Contoh sifat hasad yang harus kita hindari adalah tidak pernah merasa senang kepada
orang lain, dan dia mengharapkan agar kenikmatan yang diperoleh orang lain itu pindah
ke tangannya atau hilang dari tangan orang itu.
Sikap hasad sangat membahayakan. Sifat ini akan mengakibatkan seseorang menjadi
budak nafsunya dan selalu memiliki keinginan untuk lebih unggul dari orang lain. Sifat
ini tidak saja merugikan orang lain, akan tetapi juga merugikan diri sendiri. Oleh karena
sifat hasad akan merusak ketenangan dan ketentraman hati.
Hasad merupakan penyakit rohani yang sangat buruk pengaruhnya bagi perkembangan
pribadi. Orang yang berpenyakit demikian akan selalu diliputi oleh keresahan,
kegelisahan dan kecemasan. Pandangan hidupnya menjadi materialistis, shg mudah
tergoda dan diperbudak oleh harta kekayaan. Akibatnya dirinya jauh dari ketenangan dan
kebahagiaan.
D. Gibah dan Namimah
Gibah adalah menggunjing. Gibah seringkali disebut dengan gosip. Allah swt.
melarang orang beriman melakukan perbuatan gibah, karena gibah merupakan perbuatan
yang tercela. Allah swt. berfirman:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka, karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat
lagi Maha Penyayang”. (Q.S. Al-Hujurat: 12)
Perilaku gibah diibaratkan oleh Allah seperti memakan daging saudaranya sendiri
yang telah mati. Perbuatan ini sungguh amat jijik. Contoh perbuatan gibah adalah
menceritakan aib orang lain yang jelas-jelas orang lain tersebut tidak menyukainya,
sekalipun cerita itu benar adanya. Apabila yang diceritakan itu bukan hal yang benar,
maka perbuatan itu termasuk dusta.
Islam melarang gibah, karena akan menyebabkan kejelekan dalam hubungan antar
manusia. Akibat gibah, antara lain:
1. Merusak keimanan seseorang kepada Allah swt.
2. Menyebabkan penyakit hati, sehinga menjadi sulit menerima hidayah dari Allah swt.
3. Merusak hubungan persaudaraan dalam masyarakat, karena ada yang merasa sakit
hati.
Namimah adalah mengadu domba, yaitu orang yang memiliki kesengajaan untuk
mengadu satu orang dengan orang lain. Perbuatan adu domba sangatlah tercela, seperti
dalam sabda Nabi Muhammad saw berikut.
“Huzaifah r.a. berkata: Rasulullah saw. Bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang
suka adu domba” (H.R. Muslim).
Orang yang melakukan perbuatan namimah, tidak akan masuk surga sebagaimana
sabda Rasulullah tersebut. Oleh karena perilaku ini mendatangkan bahaya, jangan sekali-
kali kita memiliki sifat tersebut!
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KELAS VIII
SEMESTER 1
SMP NEGERI 3
TANGERANG SELATAN
2014
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Kelas Kontrol
Sekolah : SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : VIII / 1
Standar kompetensi : 4. Menghindari Perilaku Tercela
Kompetensi Dasar : 4.1. Menjelaskan pengertian ananiah, ghadab, hasad, ghibah,
dan namimah
4.2. Menyebutkan contoh ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan
namimah
4.3. Menghindari perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan
namimah
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit
A. INDIKATOR
1. Menjelaskan pengertian ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah
2. Menyebutkan contoh-contoh perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah
3. Menghindari perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah
2. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan
namimah
3. Siswa dapat menghindari perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah
C. MATERI PEMBELAJARAN
1. Materi pokok (terlampir)
Menghindari Perilaku Tercela
2. Uraian Materi
Menjelaskan pengertian dan menyebutkan contoh-contoh perilaku Ananiah, Ghadab,
Hasad, Gibah, dan Namimah
D. METODE
1. Puzzle
2. Diskusi
3. Ceramah
4. Tanya Jawab
E. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Waktu Nilai Karakter
1. Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan
memulai pelajaran dengan berdoa serta
membaca ayat suci Al-Quran
b. Guru memberikan motivasi dan interaksi
komunikatif tentang materi yang akan
diajarkan
c. Guru menjelaskan tujuan yang ingin dicapai
dari materi yang akan diajarkan
d. Guru memberikan soal Pre-Tes kepada siswa
15 menit Sabar
Rasa
hormat
Bersung
guh-
sungguh
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Guru memberikan sedikit stimulun kepada
siswa tentang materi yang akan di sampaikan
b. Guru dan siswa berdiskusi sejenak tentang
pengalaman siswa
c. Guru menyampaikkan materi
Elaborasi
a. Guru menjelaskan prosedur yang akan
digunakan
b. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok.
c. Guru membagi kertas karton puzzle yang berisi
pertanyaaan kemudian setelah selasai diisi maka
diintruksikan untuk menempelkan kertas karton
45 menit Percaya
diri
Kreatif
Saling
menghar
gai
Peduli
Bertangg
ung
jawab
puzzle di white broad
Konfirmasi
a. Guru memberikan informasi tambahan
mengenai sifat-sifat tercela
b. Siswa mengidentifikasi tentang hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam bab sifat-sifat tercela
3. Kegiatan penutup
a. Guru memberikan refleksi materi yang telah
mereka pelajari
b. Guru melaksanakan ujian Post-Test
c. Menutup pelajaran dengan membaca hamdalah
dan salam
20 menit Rasa
ingin
tahu
Cinta
ilmu
F. SUMBER BELAJAR
1. Kertas puzzle
2. Buku paket Teladan Utama Pendidikan Agama Islam kelas VIII (Penulis: Robingan)
3. Buku Terampil Belajar Pendidikan Agama Islam kelas VIII (Penulis: Mohammad
Fauzi Abdul Ghofur dan Masyudi)
4. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII (Penulis: Ajat Sudrajat)
5. Terjemahan kitab Al-Qur’anul Karim
G. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Papan tulis
2. Alat tulis lengkap
3. Buku sumber
H. PENILAIAN
Indikator pencapaian kompetensi
Tekhnik
Penilaian
Bentuk Instrumen
1. Menjelaskan pengertian ananiah,
ghadab, hasad, ghibah dan namimah
Tes tertulis berupa
Pre-Test dan Post-
Pilihan ganda
2. Menyebutkan contoh-contoh perilaku
ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan
namimah
3. Menghindari perilaku ananiah, ghadab,
hasad, ghibah dan namimah
Test
KUNCI JAWABAN
Soal Pre-Test dan Post-Test
1. A 11. C
2. A 12. C
3. B 13. B
4. B 14. B
5. C 15. C
6. C 16. C
7. D 17. A
8. D 18. A
9. D 19. B
10. D 20. B
Ciputat, 15 Agustus 2014
Mengetahui
Guru Pembimbing Mahasiswa
Chairunnisa, S.Pd Endang
(NIP 195711061986032002) (NIM 1110011000018)
Lampiran,
BAB IV
MENGHINDARI PERILAKU TERCELA
A. Ananiah
Ananiah disebut juga egois, yaitu sifat yang menilai sesuatu berdasarkan kepentingan
diri sendiri dan meremehkan orang lain. Perilaku ini harus dihindari karena tidak sesuai
dengan ajaran Islam. Islam mengajarkan agar kita senantiasa bertolong-menolong antar
sesama manusia.
Contoh sikap ananiah adalah:
1. Tidak memiliki rasa kepedulian terhadap penderitaan orang lain
2. Ingin selalu diperhatikan oleh orang lain
3. Selalu berusaha untuk menang sendiri dalam segala hal
4. Tidak memperhatikan perasaan hati orang lain
5. Tidak mau membantu kesusahan orang lain
6. Orang kaya yang tidak mau berderma
7. Merokok di tempat umum.
Sikap ananiah dapat ditemukan dengan mudah dalam kehidupan manusia
modern, terutama kalangan masyarakat atas. Sepintas, sikap ini akan
menguntungkan diri sendiri. Akan tetapi kenyataannya egois hanya akan
merugikan diri sendiri, karena hidup manusia selalu membutuhkan orang lain.
Adapun bahaya yang ditimbulkan dari perilaku ananiah adalah:
1. Menimbulkan kekecewaan orang lain
2. Merusak hubungan persaudaraan
3. Memutuskan hubungan silaturahim
4. Dijauhi dalam pergaulan dan dikucilkan oleh orang lain
5. Kaku dalam pergaulan, sehingga sulit mencapai ketenteraman hidup bersama
6. Menimbulkan kebencian, pertengkaran, dan permusuhan
7. Sulit menerima petunjuk kebenaran, karena merasa dirinya adalah yang paling
benar
8. Berdosa kepada Allah swt. karena Islam melarang sifat ananiah.
Allah swt. murka terhadap orang yang tidak mau memperhatikan kepentingan
orang lain. Al-Qur'an mengisahkan tentang Qarun yang tidak mau berderma,
lantaran memiliki sifat egois. Oleh karena itu, marilah kita jauhkan diri kita dari
sifat tercela ini!.
B. Gadab
Gadab berarti marah atau pemarah. Gadab termasuk sifat tercela, karena marah itu
bersumber dari setan. Rasulullah saw. bersabda:
Artinya: Sesungguhnya marah itu dari setan, dan sungguh, setan itu dijadikan dari api,
dan sungguh, api itu dapat padam dengan air. Jika seseorang kamu marah, segeralah
berwudu. (H.R. Abu Dawud).
Seseorang yang sedang marah memiliki kecenderungan tidak dapat mengontrol
dirinya. Untuk itulah sebagai orang Islam harus pandai-pandai mengendalikan diri agar
tidak sampai mudah marah. Orang yang dapat menahan amarah merupakan salah satu ciri
orang muttaqin.
Allah swt. berfirman:
Artinya: “Orang-orang yang menafkahkan, baik di waktu lapang maupun sempit, dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan orang. Allah menyukai orang-
orang yang berbuat kebajikan. Orang-orang yang menafkahkan , baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan orang.
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (Q.S Ali Imran:134).
Akibat buruk dari sikap marah, antara lain,
1. Tidak dapat berfikir tenang dalam menghadapi permasalahan
2. Tidak dapat menyelesaikan permasalahan secara baik berdasarkan pertimbangan
pikiran sehat
3. Jika sering terjadi, dapat menimbulkan tekanan darah tinggi yang membahayakan
kesehatan jasmani dan rohani
4. Sikap gadab dapat menimbulkan kekecewaan atau sakit hati orang lain
5. Dapat mengganggu ketenteraman masyarakat
6. Dapat menimbulkan kerugian materi, jika disertai dengan perbuatan anarkis.
Oleh karena sifat gadab merupakan sifat tercela maka, kita harus berusaha
menghindarkan diri dari sifat tersebut. Sebagai orang yang beriman dan bertakwa,
harus menghindari rasa marah. Meredam kemarahan dengan kesabaran. Hati yang
sabar akan membawa seseorang untuk berpikir secara cermat dalam menghadapi
suatu permasalahan
C. Hasad
Hasad adalah iri dan dengki, yaitu sifat dan sikap seseorang yang tidak senang
terhadap orang lain yang memperoleh kenikmatan. Iri dapat menjelma menjadi dengki.
Hasad dapat menjadikan seseorang terganggu ketenangan hidupnya.
Rasulullah saw. bersabda :
Artinya: “Hasad itu dapat memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar”
(H.R. Ibnu Majah).
Betapa buruknya orang yang memiliki sifat hasad ini, karena semua kebaikan akan
lenyap. Orang yang memiliki sifat hasad tidak suka apabila orang lain mendapat
kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan. Ia selalu berfikir, mengapa semua itu tidak
jatuh kepadanya?
Contoh sifat hasad yang harus kita hindari adalah tidak pernah merasa senang kepada
orang lain, dan dia mengharapkan agar kenikmatan yang diperoleh orang lain itu pindah
ke tangannya atau hilang dari tangan orang itu.
Sikap hasad sangat membahayakan. Sifat ini akan mengakibatkan seseorang menjadi
budak nafsunya dan selalu memiliki keinginan untuk lebih unggul dari orang lain. Sifat
ini tidak saja merugikan orang lain, akan tetapi juga merugikan diri sendiri. Oleh karena
sifat hasad akan merusak ketenangan dan ketentraman hati.
Hasad merupakan penyakit rohani yang sangat buruk pengaruhnya bagi perkembangan
pribadi. Orang yang berpenyakit demikian akan selalu diliputi oleh keresahan,
kegelisahan dan kecemasan. Pandangan hidupnya menjadi materialistis, shg mudah
tergoda dan diperbudak oleh harta kekayaan. Akibatnya dirinya jauh dari ketenangan dan
kebahagiaan.
D. Gibah dan Namimah
Gibah adalah menggunjing. Gibah seringkali disebut dengan gosip. Allah swt.
melarang orang beriman melakukan perbuatan gibah, karena gibah merupakan perbuatan
yang tercela. Allah swt. berfirman:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka, karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat
lagi Maha Penyayang”. (Q.S. Al-Hujurat: 12)
Perilaku gibah diibaratkan oleh Allah seperti memakan daging saudaranya sendiri
yang telah mati. Perbuatan ini sungguh amat jijik. Contoh perbuatan gibah adalah
menceritakan aib orang lain yang jelas-jelas orang lain tersebut tidak menyukainya,
sekalipun cerita itu benar adanya. Apabila yang diceritakan itu bukan hal yang benar,
maka perbuatan itu termasuk dusta.
Islam melarang gibah, karena akan menyebabkan kejelekan dalam hubungan antar
manusia. Akibat gibah, antara lain:
1. Merusak keimanan seseorang kepada Allah swt.
2. Menyebabkan penyakit hati, sehinga menjadi sulit menerima hidayah dari Allah swt.
3. Merusak hubungan persaudaraan dalam masyarakat, karena ada yang merasa sakit
hati.
Namimah adalah mengadu domba, yaitu orang yang memiliki kesengajaan untuk
mengadu satu orang dengan orang lain. Perbuatan adu domba sangatlah tercela, seperti
dalam sabda Nabi Muhammad saw berikut.
“Huzaifah r.a. berkata: Rasulullah saw. Bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang
suka adu domba” (H.R. Muslim).
Orang yang melakukan perbuatan namimah, tidak akan masuk surga sebagaimana
sabda Rasulullah tersebut. Oleh karena perilaku ini mendatangkan bahaya, jangan sekali-
kali kita memiliki sifat tersebut!
Lampiran 9
Nilai Pre-Tes
1. Kelas Eksperimen (VIII 8)
No Nama Nilai
1. Adine Adisty 50
2. Amanda Shanum 80
3. Amelia Fidriyanti 75
4. Aprilia Adinda 80
5. Dianna nurul 75
6. Deborah 85
7. Elsa Nadya 60
8. Eriana 80
9. Fay Chilla 65
10. Hanifa Febiani 80
11. Helmi Azzahra 50
12. Ismi Apriani 70
13. Lulu Teges 75
14. Milania Fitri 65
15. Muthia Melati 80
16. Novita Dian 70
17. Nowela Bintang 60
18. Nur Afiah 75
19. Nur Amanah 75
20. Putri Yustika 75
21. Qoiria Fathonah 60
22. Rahma Dita 80
23. Aldino 85
24. Andika Febriansyah 50
25. Aqilzu Putra 80
26. Arief Rachman 75
27. Arya Nugraha 75
28. Erich Febi 85
29. Fauzan Rizki 60
30. Fiktor Adrianto 80
31. Galib Abdilah 75
32. Galuh Budi 85
33. M. Chairul 80
34. M. Daffa 85
35. M. Irfan 65
36. M. Taufik 65
37. Rafif Zakki 75
38. Ridwan Kusuma 80
39. Satrio 65
40. Sultan Althaf 65
41. Syawaludin 80
42. Teguh Pandu 75
2. Kelas Kontrol (VIII 5)
No Nama Nilai
1. Aisya Sabrina 65
2. Aisyah Salsabila 70
3. Amelia Suryana 55
4. Anindita 75
5. Anisa Rahmadania 50
6. Defita Eka 80
7. Dian Nur 60
8. Dinda Tri 80
9. Dilla Alianza 75
10. Fadhilah Arneta 35
11. Nabila Amelia 80
12. Nadia Putri 50
13. Nita Efendi 65
14. Nurul Fadilah 75
15. Tengku Syafira 40
16. Wafiq Syifa 80
17. Wilda Nadia 50
18. Yolanda Widuri 55
19. Zahra Putri 70
20. Zahwa 40
21. Zalzabilah 75
22. Adit Faqih 50
23. Aditya Dewanto 75
24. Bagas Setyo 65
25. Diaf Ahmad 50
26. Dimas Hugo 70
27. Donni Ardian 80
28. Fallah Azhar 55
29. Farhan Irsyad 65
30. Farrel Nugroho 75
31. Faza Hafiz 40
32. Fazan Izzat 70
33. Galih Rizki 55
34. Haris Hasan 75
35. M. Aditya 70
36. M. Alfain 50
37. M. Bagas 55
38. M. Iqbal 55
39. M. Rizki 75
40. Refi Ridwan 50
Lampiran 10
Nilai Post-Tes
1. Kelas Eksperimen (VIII 8)
No Nama Nilai
1. Adine Adisty 65
2. Amanda Shanum 90
3. Amelia Fidriyanti 85
4. Aprilia Adinda 100
5. Dianna nurul 95
6. Deborah 90
7. Elsa Nadya 70
8. Eriana 100
9. Fay Chilla 75
10. Hanifa Febiani 100
11. Helmi Azzahra 65
12. Ismi Apriani 80
13. Lulu Teges 90
14. Milania Fitri 70
15. Muthia Melati 95
16. Novita Dian 80
17. Nowela Bintang 70
18. Nur Afiah 100
19. Nur Amanah 90
20. Putri Yustika 85
21. Qoiria Fathonah 70
22. Rahma Dita 95
23. Aldino 90
24. Andika Febriansyah 60
25. Aqilzu Putra 90
26. Arief Rachman 90
27. Arya Nugraha 90
28. Erich Febi 100
29. Fauzan Rizki 65
30. Fiktor Adrianto 90
31. Galib Abdilah 90
32. Galuh Budi 95
33. M. Chairul 100
34. M. Daffa 90
35. M. Irfan 70
36. M. Taufik 80
37. Rafif Zakki 90
38. Ridwan Kusuma 100
39. Satrio 85
40. Sultan Althaf 100
41. Syawaludin 90
42. Teguh Pandu 100
2. Kelas Kontrol (VIII 5)
No Nama Nilai
1. Aisya Sabrina 70
2. Aisyah Salsabila 80
3. Amelia Suryana 85
4. Anindita 90
5. Anisa Rahmadania 70
6. Defita Eka 90
7. Dian Nur 75
8. Dinda Tri 85
9. Dilla Alianza 80
10. Fadhilah Arneta 50
11. Nabila Amelia 90
12. Nadia Putri 65
13. Nita Efendi 70
14. Nurul Fadilah 80
15. Tengku Syafira 70
16. Wafiq Syifa 90
17. Wilda Nadia 60
18. Yolanda Widuri 70
19. Zahra Putri 80
20. Zahwa 55
21. Zalzabilah 85
22. Adit Faqih 60
23. Aditya Dewanto 65
24. Bagas Setyo 75
25. Diaf Ahmad 65
26. Dimas Hugo 80
27. Donni Ardian 90
28. Fallah Azhar 70
29. Farhan Irsyad 75
30. Farrel Nugroho 80
31. Faza Hafiz 60
32. Fazan Izzat 85
33. Galih Rizki 70
34. Haris Hasan 80
35. M. Aditya 80
36. M. Alfain 65
37. M. Bagas 75
38. M. Iqbal 70
39. M. Rizki 85
40. Refi Ridwan 65
Lampiran 11
Distribusi Frekuensi Pre-Tes Kelas Eksperimen
(Metode Group Investigation)
A. Banyak Data
50 50 50 60 60 60 60
65 65 65 65 65 65 70
70 75 75 75 75 75 75
75 75 75 75 75 80 80
80 80 80 80 80 80 80
80 80 85 85 85 85 85
N = 42
Modus = 75
B. Nilai terbesar : 85
Nilai terkecil : 50-
Rentang kelas : 35
C. Banyak kelas (K)
K = 1 + 3,3 log n
1 + 3,3 log 42 = 5,92 dibulatkan 6
D. Panjang kelas
R
K =
35
6 = 6
E. Tabel Distribusi Frekuensi
No Kelas
Interval
Batas
Kelas Fi Fk (xi) Xi
2 (fi.xi) fi.xi
2
1 50-55 49,5-55,5 3 3 52,5 2756 157 8268
2 56-61 55,5-61,5 4 7 58,5 3422 234 3422
3 62-67 61,5-67,5 6 13 64,5 4160 387 4160
4 68-73 67,5-73,5 2 15 70,5 4970 141 4970
5 74-79 73,5-79,5 11 26 76,5 5852 841 5852
6 80-85 79,5-85,5 16 42 82,5 6806 1320 6806
Mean = ∑
=
= 73
Median = b + p (
)
= 67,5 + 6 (
)
= 67,5 + 6 ( )
= 65,5 + 24
= 89,5
Varians = S2 =
( )
( )
= ( )
( )
=
( )
=
Lampiran 12
Distribusi Frekuensi Post-Tes Kelas Eksperimen
(Metode Group Investigation)
A. Banyak Data
60 65 65 65 70 70 70
70 70 75 80 80 80 85
85 85 90 90 90 90 90
90 90 90 90 90 90 90
90 95 95 95 95 100 100
100 100 100 100 100 100 100
N = 42
Modus = 90
B. Nilai terbesar : 100
Nilai terkecil : 60-
Rentang kelas : 40
C. Banyak kelas (K)
K = 1 + 3,3 log n
1 + 3,3 log 42 = 5,92 dibulatkan 6
D. Panjang kelas
R
K =
40
6 = 7
E. Tabel Distribusi Frekuensi
No Kelas
Interval
Batas
Kelas Fi Fk (xi) Xi
2 (fi.xi) fi.xi
2
1 60-66 59,5-66,5 4 4 62 3844 248 15376
2 67-73 66,5-73,5 5 9 69 4761 345 23805
3 74-80 73,5-80,5 4 13 76 5776 304 23104
4 81-87 80,5-87,5 3 16 83 6889 249 20667
5 88-94 87,5-94,5 13 29 90 8100 1170 105300
6 95-101 94,5-101,5 13 42 97 9409 1261 122317
Mean = ∑
=
= 85
Median = b + p (
)
= 80,5 + 7 (
)
= 80,5 + 7 ( )
= 80,5 + 18,6
= 99,16
Varians = S2 =
( )
( )
= ( )
( )
=
( )
=
= 144,5 dibulatkan 145
Lampiran 13
Distribusi Frekuensi Pre-Tes Kelas Kontrol
(Metode Puzzle)
A. Banyak Data
35 40 40 40 50 50 50
50 50 50 50 55 55 55
55 55 55 55 60 65 65
65 65 70 70 70 70 70
75 75 75 75 75 75 75
75 75 80 80 80 80 80
N = 42
Modus = 75
B. Nilai terbesar : 80
Nilai terkecil : 35-
Rentang kelas : 45
C. Banyak kelas (K)
K = 1 + 3,3 log n
1 + 3,3 log 42 = 5,92 dibulatkan 6
D. Panjang kelas
R
K =
45
6 = 8
E. Tabel Distribusi Frekuensi
No Kelas
Interval
Batas
Kelas Fi Fk (xi) Xi
2 (fi.xi) fi.xi
2
1 35-42 34,5-42,5 4 4 38,5 1482 154 5929
2 43-50 42,5-50,5 7 11 46,5 2162 325 15135
3 51-58 50,5-58,5 7 18 54,5 2970 381 20791
4 59-66 58,5-66,5 5 23 62,5 3906 312 19531
5 67-74 66,5-74,5 5 28 70,5 4970 352 24851
6 75-82 74,5-82,5 14 42 78,5 6162 1099 86271
Mean = ∑
=
= 62
Median = b + p (
)
= 50,5 + 8 (
)
= 50,5 + 8 ( )
= 50,5 + 11,42
= 61.92
Varians = S2 =
( )
( )
= ( )
( )
=
( )
=
= 206
Lampiran 14
Distribusi Frekuensi Post-Tes Kelas Kontrol
(Metode Puzzle)
A. Banyak Data
50 55 60 60 60 65 65
65 65 65 70 70 70 70
70 70 70 70 75 75 75
75 75 80 80 80 80 80
80 80 80 85 85 85 85
85 90 90 90 90 90 90
N = 42
Modus = 80
B. Nilai terbesar : 90
Nilai terkecil : 50-
Rentang kelas : 30
C. Banyak kelas (K)
K = 1 + 3,3 log n
1 + 3,3 log 42 = 5,92 dibulatkan 6
D. Panjang kelas
R
K =
40
6 = 7
E. Tabel Distribusi Frekuensi
No Kelas
Interval
Batas
Kelas Fi Fk (xi) Xi
2 (fi.xi) fi.xi
2
1 50-56 49,5-56,5 1 1 53 2809 53 2809
2 57-63 56,5-63,5 4 5 60 3600 240 14400
3 64-70 63,5-70,5 12 17 67 4489 804 53868
4 71-77 70,5-77,5 5 22 74 5476 370 27380
5 78-84 77,5-84,5 8 30 81 6561 648 52488
6 85-91 84,5-91,5 12 42 88 7744 1056 92928
Mean = ∑
=
= 75
Median = b + p (
)
= 63,5 + 7 (
)
= 63,5 + 7 ( )
= 63,5 + 9,3
= 72,83
Varians = S2 =
( )
( )
= ( )
( )
=
( )
=
= 108,8 dibulatkan 109
Lampiran 15
Perhitungan Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen
(Metode Group Investigation)
A. Menentukan batas kelas
49,5 55,5 61,5 67,5 73,5 79,5 85,5
B. Mencari nilai Z-score
Z1 = -2,37959
Z4 = -0,58421
Z7 = 1,211167
Z2 = -1,78113
Z5 = 0,014249
Z3 = -1,18267
Z6 = 0,612708
C. Mencari luas tiap kelas interval
Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6 Z7
Z -2,37959 -1,78113 -1,18267 -0,58421 0,014249 0,612708 1,211167
0
–
Z
49,11
46,33
38,1
21,9
0,4
22,91
38,69
D. Mencari luas tiap kelas interval
49,11 – 46,33 = 2,78
46,33 - 38,1 = 8,23
38,1 – 21,9 = 16,2
21,9 + 0,4 = 21,5
0,4 + 22,91 = 23,31
22,91 + 38,69 = 61,6
E. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)
2,78 x 42 = 0,834
8,23 x 42 = 2,469
16,2 x 42 = 4,86
21,5 x 42 = 6,45
23,31 x 42 = 6,993
61,6 x 42 = 18,48
Tabel Pengujian Normalitas
Kelas Interval Fo fe (fo-fe) (fo - fe)2 Thitung
50-55 3 0.834 2.166 4.691556 5.625367
56-61 4 2.469 1.531 2.343961 0.949356
62-67 6 4.86 1.14 1.2996 0.267407
68-73 2 6.45 -4.45 19.8025 3.070155
74-79 11 6.993 4.007 16.05605 2.296017
80-85 16 18.48 -2.48 6.1504 0.332814
Chi Kuadrat
12.54112
F. Membandingkan Membandingkan X2 hitung dengan X
2 tabel
Jika X2hiutng ≥ X
2tabel artinya distribusi data tidak normal
Jika X2hiutng ≤ X
2tabel artinya distribusi data normal
- Perhitungan menggunakan kelas interval
Db = k – 1 = 6-1=5 dan taraf signifikansi 0,05
Berdasarkan data diatas didapatkan X2
hiutng ≤ X2
tabel yaitu 12,54112 ≤ 15.1
maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
- Perhitungan menggunakan sampel (n)
Untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 42 – 1 = 41
Berdasarkan data diatas didapatkan X2
hiutng ≤ X2
tabel yaitu 12,54 ≤ 42.557 maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
Lampiran 16
Perhitungan Normalitas Post-Test Kelas Eksperimen
(Metode Group Investigation)
A. Menentukan batas kelas
59,5 66,5 73,5 80,5 87,5 94,5 100,5
B. Mencari nilai Z-score
Z1 = -2,13458
Z4 = -0,38811
Z7 = 1,275206
Z2 = -1,55243
Z5 = 0,194053
Z3 = -0,97027
Z6 = 0,776213
C. Mencari luas tiap kelas interval
Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6 Z7
Z -2,13458 -
1,55243
-
0,97027
-
0,38811 0,194053 0,776213 1,275206
0
-
Z
48,34 43,94 33,4 14,8 7,53 27,94 39,8
D. Mencari luas tiap kelas interval
48,34 – 43,94 = 4,4
43,94 - 33,4 = 10,54
33,4 – 14,8 = 18,6
14,8 + 7,53 = 7,27
7,53 + 27,94 = 35,47
27,94 + 39,8 = 67,74
E. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)
4,4 x 42 = 1,32
10,54 x 42 = 3,162
18,6 x 42 = 5,58
7,27 x 42 = 2,181
35,47 x 42 = 10,64
67,74 x 42 = 20,32
Tabel Pengujian Normalitas
Kelas Interval Fo fe (fo-fe) (fo - fe)2 Thitung
60-66 4 1.32 2.68 7.1824 5.441212
67-73 5 3.162 1.838 3.378244 1.068388
74-80 4 5.58 -1.58 2.4964 0.447384
81-87 3 2.181 0.819 0.670761 0.307547
88-94 13 10.641 2.359 5.564881 0.522966
95-101 13 20.322 -7.322 53.61168 2.638111
Chi Kuadrat
10.42561
F. Membandingkan Membandingkan X2 hitung dengan X
2 tabel
Jika X2hiutng ≥ X
2tabel artinya distribusi data tidak normal
Jika X2hiutng ≤ X
2tabel artinya distribusi data normal
- Perhitungan menggunakan kelas interval
Db = k – 1 = 6-1=5 dan taraf signifikansi 0,05
Berdasarkan data diatas didapatkan X2
hiutng ≤ X2
tabel yaitu 10,4256 ≤ 15.1 maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
- Perhitungan menggunakan sampel (n)
Untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 42 – 1 = 41
Berdasarkan data diatas didapatkan X2
hiutng ≤ X2
tabel yaitu 10,43 ≤ 42.557 maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
Lampiran 17
Perhitungan Normalitas Pre-Test Kelas Kontrol (Metode Puzzle)
A. Menentukan batas kelas
35,5 42,5 50,5 58,5 66,5 74,5 82,5
B. Mencari nilai Z-score
Z1 = -1,88096
Z4 = -0,27866
Z7 = 1,393301
Z2 = -1,3933
Z5 = 0,27866
Z3 = -0,83598
Z6 = 0,835981
C. Mencari luas tiap kelas interval
Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6 Z7
Z -1,88096 -1,3933
-
0,83598
-0,27866 0,27866
0,835981
1,393301
0
–
Z
46,99 41,77 29,67 10,64 10,64 29,67 41,77
D. Mencari luas tiap kelas interval
46,99 – 41,77 = 5,22
41,77 - 29,67 = 12,1
29,67 – 10,64 = 19,03
10,64 + 10,64 = 21,28
10,64 + 29,67 = 40,31
29,67 + 41,77 = 71,44
E. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)
5,22 x 42 = 1,566
12,1 x 42 = 3,63
19,03 x 42 = 5,709
21,28 x 42 = 6,384
40,31 x 42 = 12,093
71,44 x 42 = 21,432
Tabel Pengujian Normalitas
Kelas Interval Fo Fe (fo-fe) (fo - fe)2 Thitung
35-42 4 1.566 2.434 5.924356 3.783114
43-50 7 3.63 3.37 11.3569 3.128623
51-58 7 5.709 1.291 1.666681 0.291939
59-66 5 6.384 -1.384 1.915456 0.30004
67-74 5 12.093 -7.093 50.31065 4.160312
75-82 14 21.432 -7.432 55.23462 2.577203
Chi Kuadrat
14.24123
F. Membandingkan Membandingkan X2 hitung dengan X
2 tabel
Jika X2hiutng ≥ X
2tabel artinya distribusi data tidak normal
Jika X2hiutng ≤ X
2tabel artinya distribusi data normal
- Perhitungan menggunakan kelas interval
Db = k – 1 = 6-1=5 dan taraf signifikansi 0,05
Berdasarkan data diatas didapatkan X2
hiutng ≤ X2
tabel yaitu 14,2412 ≤ 15.1 maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
- Perhitungan menggunakan sampel (n)
Untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 42 – 1 = 41
Berdasarkan data diatas didapatkan X2
hiutng ≤ X2
tabel yaitu 14,24 ≤ 42.557 maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
Lampiran 18
Perhitungan Normalitas Post-Test Kelas Kontrol (Metode Puzzle)
A. Menentukan batas kelas
50,5 56,5 63,5 70,5 77,5 84,5 91,5
B. Mencari nilai Z-score
Z1 = -2,39631
Z4 = -0,47926
Z7 = 1,533638
Z2 = -1,82119
Z5 = 0,191705
Z3 = -1,15023
Z6 = 0,862671
C. Mencari luas tiap kelas interval
Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6 Z7
Z -2,39631 -1,82119 -1,15023 -0,47926 0,191705 0,862671 1,533638
0
–
Z
49,16 46,56 37,49 18,08 7,53 30,51 43,7
D. Mencari luas tiap kelas interval
49,16 – 46,56 = 2,6
46,56 - 37,49 = 9,07
37,49 – 18,08 = 19,41
18,08 + 7,53 = 25,61
7,53 + 30,51 = 38,04
30,51 + 43,7 = 74,21
E. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)
2,6 x 42 = 0,78
9,07 x 42 = 2,271
19,41 x 42 = 5,823
25,61 x 42 = 7,683
38,04 x 42 = 11,412
74,21 x 42 = 22,263
Tabel Pengujian Normalitas
Kelas Interval Fo fe (fo-fe) (fo - fe)2 Thitung
50-56 1 0,78 0,22 0,0484 0,062051
57-63 4 2,721 1,279 1,635841 0,601191
64-70 12 5,823 6,177 38,155329 6,552521
71-77 5 7,683 -2,683 7,198489 0,936937
78-84 8 11,412 -3,412 11,641744 1,020132
85-91 12 22,263 -10,263 105,329169 4,731131
Chi Kuadrat
13,90396
F. Membandingkan Membandingkan X2 hitung dengan X
2 tabel
Jika X2hiutng ≥ X
2tabel artinya distribusi data tidak normal
Jika X2hiutng ≤ X
2tabel artinya distribusi data normal
- Perhitungan menggunakan kelas interval
Db = k – 1 = 6-1=5 dan taraf signifikansi 0,05
Berdasarkan data diatas didapatkan X2
hiutng ≤ X2tabel yaitu 13,904 ≤ 15.1 maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
- Perhitungan menggunakan sampel (n)
Untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 42 – 1 = 41
Berdasarkan data diatas didapatkan X2
hiutng ≤ X2
tabel yaitu 13,9 ≤ 42.557 maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
Lampiran 19
Perhitungan Uji Homogenitas
Uji Homegenitas yang dihitung menggunakan uji Fisher dengan Rumus :
F =
∑ ∑
Langkah-langkah perhitungannya :
1. Menentukan hipotesis
Ho = Data memiliki varians homogen
Ha = Data tidak memiliki varians homogeny
2. Menentukan kriteria pengujian
Ho diterima jika Fhitung Ftabel
Ha ditolak jika Fhitung Ftabel
3. Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians
terkecil)
db1 (pembilang) = n – 1 = 42 - 1 = 41
db2 ( penyebut) = n – 1 = 42 – 1= 41
4. Menentukan nilai F hitung
Berdasarkan tabel persiapan uji homogenitas, diperoleh
13,07 dan
9,83 pada pretest kontrol dan eksperimen sehingga diperoleh:
F hitung
= 1,330181
Dan diperoleh
10,41 dan 11,89 pada posttest sehingga diperoleh:
F hitung
= 0,875699
5. Menentukan nilai F tabel
Dari tabel distribusi F diperoleh nilai F tabel adalah 1,0769
Karena tabel Fhitung Ftabel (1,3693 < 2,000) untuk hasil pretest eksperimen
dan kontrol, tabel Fhitung Ftabel (0,7668 < 2,000 untuk hasil posttest
eksperimen dan kontrol, maka Ho diterima. Untuk itu dapat disimpulkan
bahwa data tersebut memiliki varians yang homogen.
Lampiran 20
Perhitungan Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t dengan
langkah perhitungan sebagai berikut :
a. Merumuskan Hipotesis
Ho : μ1 = μ2
H1 : μ1 μ2
Keterangan :
μ1 : Rata-rata hasil belajar kognitif siswa dengan menggunakan metode
Group Investigation
μ2 : Rata-rata hasil belajar kognitif siswa dengan tidak menggunakan
metode Group Investigation
b. Menentukan Kriteria Pengujian
Karena hipotesisnya berbentuk 1 ekor maka kriteria pengujiannya
Terima Ho jika thitung ttabel dalam hal lainnya Ho ditolak
c. Menentukan Uji Statistik
=
–
=
–
=
S = √
= 3,33
Lampiran 21
Perhitungan Uji t
t =
√
= –
√
=
√
=
√
=
=
= 2,4
Maka nilai thitung adalah 2,4
Untuk mencari ttabel karena hipotesisnya 1 ekor maka untuk menentukan
ttabel = t (1- ) (db)
Dengan (db) (n1 n2 - 2) = ( 42 42 – 2) = 82 dan taraf signifikan = 0,05
Maka nilai ttabel adalah 2,000
d. Pengambilan Kesimpulan
Karena didapat thitung ttabel ( 2,4 > 2,000 ) maka Ho ditolak atau Ha
diterima. Artinya rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran
PAI yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran Group
Investigation (GI).