Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

23
1 Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap Keputusan Pembelian Impulsif Pada Konsumen Fashion (Studi Kasus Pada Distro Inspired27 Malang) Kharishmasalam Phasa Umang Lukito Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya [email protected] ABSTRACT The competiton of indie clothing business at Malang is flourishing. So many company that flourish make the competition getting tougher so turn the company to show their exellence and better capability with many marketing strategies, one of those is create the store environment that is comfortable and pleasant for visitors. Environment can be divide into physic environment that is store atmosphere and social environment that is shopping friend. This research has a purpose to knowing and analyze the store atmosphere and shopping friend to impulse buying decision of garment consumer at Inspired27 store Malang, either simultaneously or partially and to find wich variable who has the dominant influence. This research type is explanatory research wich explain about casual relation between variables by hypothesis test. This research use 100 respondents of Inspired27 consumer as sample with purposive sampling tech. Tech that used to collect the data is questionnaires, literature, and browsing the internet. Test equipment used to test the research instruments such as validity, reliability, and classical assumption. Furthermore, hypothesis testing was performed using the F test and T test. From the analysis of data using multiple linear regression, which can be obtained beta coefficient indicates the dominant influence variables. From the results of hypothesis testing, it can be concluded that the variable store atmosphere and shopping friends simultaneously have a significant influence on the impulse buying decision of Inspired27 Malang consumer. Variable store atmosphere and shopping friend partially have a significant on the impulse buying decision of Inspired27 Malang consumer. The variable that have dominant influence on the impulse buying decision of Inspired27 Malang consumer is variable store atmosphere. Key words: store atmosphere, shopping friend, impulse buying decision PENDAHULUAN Saat ini persaingan bisnis indie clothing di Malang semakin marak. Semakin banyaknya perusahaan yang berkembang membuat persaingan pun semakin ketat sehingga mendorong perusahaan menampilkan keunggulan dan kapabilitas yang lebih baik untuk dapat berkompetisi dalam dunia bisnis indie clothing

Transcript of Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

Page 1: Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

1

Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap Keputusan

Pembelian Impulsif Pada Konsumen Fashion

(Studi Kasus Pada Distro Inspired27 Malang)

Kharishmasalam Phasa Umang Lukito

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

[email protected]

ABSTRACT

The competiton of indie clothing business at Malang is flourishing. So many

company that flourish make the competition getting tougher so turn the company to

show their exellence and better capability with many marketing strategies, one of those

is create the store environment that is comfortable and pleasant for visitors.

Environment can be divide into physic environment that is store atmosphere and social

environment that is shopping friend.

This research has a purpose to knowing and analyze the store atmosphere and

shopping friend to impulse buying decision of garment consumer at Inspired27 store

Malang, either simultaneously or partially and to find wich variable who has the

dominant influence. This research type is explanatory research wich explain about

casual relation between variables by hypothesis test. This research use 100 respondents

of Inspired27 consumer as sample with purposive sampling tech. Tech that used to

collect the data is questionnaires, literature, and browsing the internet.

Test equipment used to test the research instruments such as validity, reliability,

and classical assumption. Furthermore, hypothesis testing was performed using the F

test and T test. From the analysis of data using multiple linear regression, which can be

obtained beta coefficient indicates the dominant influence variables.

From the results of hypothesis testing, it can be concluded that the variable store

atmosphere and shopping friends simultaneously have a significant influence on the

impulse buying decision of Inspired27 Malang consumer. Variable store atmosphere and

shopping friend partially have a significant on the impulse buying decision of Inspired27

Malang consumer. The variable that have dominant influence on the impulse buying

decision of Inspired27 Malang consumer is variable store atmosphere.

Key words: store atmosphere, shopping friend, impulse buying decision

PENDAHULUAN

Saat ini persaingan bisnis indie

clothing di Malang semakin marak.

Semakin banyaknya perusahaan yang

berkembang membuat persaingan

pun semakin ketat sehingga

mendorong perusahaan menampilkan

keunggulan dan kapabilitas yang

lebih baik untuk dapat berkompetisi

dalam dunia bisnis indie clothing

Page 2: Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

2

dengan berbagai strategi pemasaran

yang ada.

Pada perkembangan manajemen

pemasaran modern, sebuah

perusahaan memerlukan lebih dari

sekedar mengembangkan produk

yang baik, menawarkan dengan

harga yang menarik, dan

membuatnya mudah didapat oleh

pelanggan sasaran. Perusahaan juga

harus berkomunikasi dengan para

pelanggan yang ada sekarang dan

pelanggan potensial, pengecer,

pemasok, pihak-pihak yang memiliki

kepentingan pada perusahaan, dan

masyarakat umum dengan

menggunakan strategi komunikasi

pemasaran yang baik.

Gambar 1. Perkembangan PDRB

Perkapita dan Pendapatan Perkapita

Tahun 2008-2012 (Rp. 000)

Sumber: BPS Jawa Timur

Faktor pendukung

perkembangan bisnis indie clothing

khususnya di Malang adalah

peningkatan pendapatan per-kapita

penduduk yang berdampak pada

kemampuan daya beli terhadap

produk barang dan jasa. Hal ini

menjadi peluang sekaligus ancaman

bagi pengusaha distro karena

kemampuan daya beli masyarakat

yang semakin tinggi menyebabkan

permintaan atas barang dan jasa

meningkat. Pengusaha indie clothing

harus memiliki kemampuan tentang

perilaku belanja konsumen dan selalu

mengembangkan inovasi agar tetap

unggul di pasar persaingan yang

semakin ketat. Berkembangnya

perusahaan indie clothing di pusat

perbelanjaan membuat masyarakat

meningkatkan selera dalam

berbelanja. Bagi semua orang

berbelanja tentunya menjadi kegiatan

yang menyenangkan, khususnya bagi

kaum wanita. Selain untuk

memenuhi kebutuhan, kegiatan

berbelanja juga dapat digunakan

sebagai alat pemuasan diri untuk

penghilang rasa bosan.

Salah satu faktor fundamental

dalam studi perilaku konsumen

adalah premis bahwa konsumen

membeli sebuah produk bukan

semata-mata karena mengejar

manfaat fungsionalnya, namun lebih

dari itu juga mencari makna tertentu

seperti citra diri, gengsi, bahkan

Page 3: Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

3

kepribadian (Fandy Tjiptono, 2008).

Oleh karena itu, kajian akan perilaku

konsumen perlu dipelajari sebagai

langkah bagi pelaku usaha di dunia

ritel modern untuk mengetahui

bagaimana perilaku konsumen di

dalam toko ritel modern yang

selanjutnya bisa dijadikan referensi

untuk membuat strategi pemasaran.

Perilaku konsumen yang menarik di

dalam toko ritel modern yaitu adanya

perilaku impulse buying atau yang

biasa disebut pemasar dengan

pembelian yang tidak direncanakan.

Keputusan pembelian tanpa rencana

sering kali dilakukan konsumen

setelah memasuki toko, supermarket,

atau mall seperti diungkapkan Utami

(2010:51), bahwa pembelian produk

tanpa rencana dibuat konsumen pada

saat di dalam toko dan bukan

merupakan prioritas pada saat

sebelum memasuki toko.

Belk (1975), Rohman (2009:1)

menjelaskan bahwa faktor situasional

yang dapat mempengaruhi perilaku

konsumen dikelompokkan menjadi

lima variabel; Lingkungan fisik

(physical surrounding), lingkungan

sosial (social surrounding),

perspektif waktu (temporal

perspective), sifat tujuan belanja

(task definition), dan suasana hati

(antecedent states). Dari kelima

faktor situasional tersebut dapat

diketahui bahwa faktor lingkungan

fisik dan faktor lingkungan sosial

merupakan faktor eksternal individu

yang dapat dimanfaatkan pemasar

untuk menciptakan suasana belanja

yang kondusif. Berdasar penelitian

yang pernah dilakukan terhadap

perilaku konsumen, memberikan

bukti bahwa faktor-faktor

rangsangan dalam toko dan

kehadiran teman berbelanja berperan

mempengaruhi konsumen dalam

proses pengambilan keputusan

pembelian yang tidak direncanakan

sebelumnya.

Menurut Kotler (2005),

Rohman (2009: 5) Lingkungan fisik

mempengaruhi persepsi konsumen

melalui sensor penglihatan,

pendengaran, penciuman, dan

bahkan sentuhan. Kotler (2005),

Levy dan Weitzs (2009: 530) juga

menyebutkan bahwa atmospherics

lebih digunakan untuk mendesain

lingkungan mencakup komunikasi

visual, pencahayaan, warna, musik

dan aroma yang merangsang persepsi

pelanggan dan respon emosi yang

dapat mempengaruhi perilaku

Page 4: Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

4

pembelian. Hasil studi tentang

atmospherics toko yang dilakukan

oleh Puteri Pratiwi (2010)

menunjukkan bahwa warna dapat

mempengaruhi waktu yang

dihabiskan konsumen di dalam toko,

menimbulkan dorongan dan

menciptakan rasa senang yang

dialami konsumen serta mendorong

terjadinya pembelian. Studi tentang

lingkungan sosial pernah diungkap

oleh Rohman (2009: 6),

membuktikan bahwa kehadiran

orang lain akan mempengaruhi

keputusan konsumen untuk membeli

produk lebih banyak dibandingkan

jika konsumen berbelanja sendiri.

Ketika berbelanja, seseorang

akan memiliki emosi positif untuk

membeli produk tersebut tanpa

perencanaan sebelumnya berupa

catatan daftar belanja. Perilaku

impulsif didorong oleh keinginan

yang kuat dari konsumen untuk

memenuhi kebutuhannya sendiri

pada saat itu juga. Banyak faktor

yang dapat membuat konsumen

melakukan pembelian tidak

terencana atau impulse buying di

pusat-pusat perbelanjaan. Salah satu

model pusat perbelanjaan yang saat

ini menjadi salah satu tempat

perbelanjaan favorit para kaum muda

dan dapat memicu munculnya

impulse buying adalah Distro.

Distro sendiri berasal dari kata

Distribution Store (Toko Distribusi).

Jadi bisa diartikan sebagai toko yang

khusus men-distribusikan produk

dari indie clothing tersebut.

Fenomena indie clothing lama

kelamaaan menjalar ke berbagai kota

besar di Indonesia. Bukan hanya di

Bandung, saat ini keberadaan indie

clothing juga banyak dijumpai di

beberapa kota besar seperti di

Malang, Jawa Timur. Hanya distro-

distro tertentu yang mampu

melakukan pemasaran dengan baik

sehingga dapat dengan mudah

menarik para konsumennya untuk

berkunjung. Salah satu distro yang

menjadi tempat berbelanja favorit

para kaum muda di Kota Malang

adalah Inspired27.

Page 5: Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

5

Tabel 1. Data Pengunjung

Inspired27 Bulan Januari s.d

Desember 2014

Tahun Jumlah

Pengunjung

Januari 11764

Februari 8388

Maret 9978

April 5626

Mei 5787

Juni 10.283

Juli 13.564

Agustus 10.535

September 4.987

Oktober 6.980

November 7.206

Desember 11.230

Sumber: Inspired27 (Agustus 2015)

Distro Inspired27 menjadi objek

penelitian ini karena berlokasi di

Jalan Soekarno Hatta yang

merupakan jalan terpadat di Kota

Malang. Selain lokasi yang strategis,

Inspired27 juga memiliki luas

bangunan yang terbilang besar

karena pada saat seseorang melewati

Jalan Soekarno Hatta (dekat Rumah

Sakit Universitas Brawijaya) akan

dapat langsung melihat letak distro

Inspired27. Bangunannya yang luas

membuat distro Inspired27 memiliki

peluang untuk menerima beberapa

pengunjung sekaligus sehingga

seseorang dengan satu atau beberapa

teman berbelanja dapat memuaskan

diri mereka dalam waktu yang

bersamaan. Kondisi tersebut dapat

memunculkan peluang untuk

mendapatkan permintaan lebih

banyak dari konsumen sesuai dengan

penelitian dari Rohman (2009) yang

mengatakan bahwa seseorang dengan

teman berbelanja akan membeli lebih

banyak produk daripada berbelanja

sendiri. Distro Inspired27 juga

memiliki desain ruangan yang

nyaman, serta menggunakan furnitur

yang unik sehingga dapat menarik

pengunjung yang baru saja

memasuki distro. Lingkungan fisik

atau store atmosphere yang bagus

membuat distro Inspired27 selalu

ramai dikunjungi. Dengan demikian,

dapat dikatakan bahwa distro

Inspired27 memiliki lingkungan fisik

yang tepat untuk penelitian ini.

Page 6: Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

6

Berdasarkan pemaparan hal

tersebut mengenai faktor lingkungan

fisik dan faktor lingkungan sosial

yang merupakan faktor eksternal

individu yang dapat dimanfaatkan

pemasar untuk menciptakan suasana

belanja yang kondusif, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian

lebih lanjut dengan mengangkat

judul “Pengaruh Store Atmosphere

dan Teman Berbelanja Terhadap

Keputusan Pembelian Impulsif

Pada Konsumen Fashion (Studi

Kasus Pada Distro Inspired27)”.

Berdasarkan latar belakang yang

telah diuraikan di atas, maka dapat

diketahui permasalahan yang dapat

diangkat dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh secara

simultan dari variabel store

atmosphere (X1), dan teman

berbelanja (X2) terhadap

keputusan pembelian impulsif

pada konsumen fashion di distro

Inspired27 Malang?

2. Apakah terdapat pengaruh secara

parsial dari variabel store

atmosphere (X1), dan teman

berbelanja (X2) terhadap

keputusan pembelian impulsif

pada konsumen fashion di distro

Inspired27 Malang?

3. Manakah diantara variabel store

atmosphere (X1), dan teman

berbelanja (X2) yang berpengaruh

dominan terhadap keputusan

pembelian impulsif pada

konsumen fashion di distro

Inspired27 Malang?

Berdasarkan rumusan masalah

tersebut, maka tujuan penelitian ini

disusun untuk hal berikut, yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh

secara simultan dari variabel store

atmosphere (X1), dan teman

berbelanja (X2) terhadap

keputusan pembelian impulsif

pada konsumen fashion di distro

Inspired27 Malang.

2. Untuk mengetahui pengaruh

secara parsial dari variabel store

atmosphere (X1), dan teman

berbelanja (X2) terhadap

keputusan pembelian impulsif

pada konsumen fashion di distro

Inspired27 Malang.

3. Untuk mengetahui variabel store

atmosphere (X1), dan teman

berbelanja (X2) yang berpengaruh

dominan terhadap keputusan

pembelian impulsif pada

Page 7: Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

7

konsumen fashion di distro

Inspired27 Malang.

TINAUAN PUSTAKA

Store Atmosphere

Penampilan toko atau outlet

memposisikan gambaran tersendiri

dalam benak konsumen. Pengertian

Store Atmosphere ini menurut Kotler

(2005) Atmosphere (suasana toko)

adalah suasan terencana yang sesuai

dengan pasar sasarannya dan yang

dapat menarik konsumen untuk

membeli. Menurut Berman and Evan

(2007) Store Atmosphere memiliki

elemen-elemen yang semuanya

berpengaruh terhadap suasana toko

yang ingin diciptakan. Elemen-

elemen tersebut terdiri dari Exterior,

Interior, Store Layout, Interior

Display, Social Dimensions. Levy

and Weitz (2007) Perilaku pembelian

konsumen juga dipengaruhi oleh

suasana toko.

Gambar 2. Elemen Store Atmosphere

Sumber: B. Berman, Joel R. Evans (2007)

EXTERIOR FACILITIES

GENERAL INTERIOR

STORE LAYOUT

INTERIOR DISPLAYS

SOCIAL DIMENSIONS

Page 8: Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

8

Teman Berbelanja

Lingkungan sosial (Social

Surrounding) secara luas

didefinisikan sebagai semua interaksi

sosial di antara orang-orang.

Hawkins et al., (2007)

mengemukakan bahwa lingkungan

sosial adalah kehadiran orang lain

dalam situasi tertentu. Tindakan

konsumen seringkali dipengaruhi

oleh apa yang ada di sekitar mereka.

Lingkungan sosial berkaitan dengan

pengaruh kehadiran orang lain pada

waktu berbelanja. Menurut Belk

(1975), Rohman (2009) kehadiran

orang lain akan mempengaruhi

keputusan konsumen untuk membeli

produk leih banyak dibandingkan

jika konsumen berbelanja sendiri.

Pembelian Impulsif

Pembelian secara impulsif sering

dialami seseorang ketika berbelanja

di pusat-pusat perbelanjaan. Menurut

Utami (2010:51), pembelian impulsif

adalah pembelian yang terjadi ketika

konsumen melihat produk atau

merek tertentu, kemudian konsumen

menjadi tertarik untuk

mendapatkannya, biasanya karena

adanya rangsangan yang menarik

dari toko tersebut. Mowen dan Minor

(2002:30) menjelaskan secara lebih

luas yaitu fenomena pembelian

impulsif (impulse buying), pencarian

keragaman, dan pembelian atas

kesetiaan pada merek, sebagian besar

disebabkan oleh usaha konsumen

untuk memperoleh pengalaman baru

dan pengalaman yang berbeda. Hal

ini menunjukkan bahwa suatu

aktivitas pembelian yang tidak

terencana seperti impulse buying

disebabkan adanya keinginan dari

konsumen untuk mendapatkan

sesuatu yang berbeda seperti

kesenangan dan pengalaman yang

membuat konsumen merasa akan

terpuaskan atas apa yang

diinginkannya.

Page 9: Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

9

Gambar 3. Kerangka Pikir

Sumber: Penulis (2015)

Analisa Deskriptif

Landasan Teori Store Atmosphere (X1)

Teman Belanja (X2)

Penelitian

Terdahulu

Keputusan

Pembelian Impulsif

(Y)

Analisa Kuantitatif :

1. Uji Validitas dan

Realibilitas

2. Uji Asumsi Klasik

3. Analisis Regresi Linear

Berganda

4. Pengujian Hipotesis

Hasil Penelitian &

Implikasi

Pengunjung Inspired27

Page 10: Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

10

H2

H1

H2

Gambar 4. Model Hipotesis

Sumber: Penulis (2015)

Keterangan:

: Berpengaruh secara simultan

: Berpengaruh secara parsial

: Berpengaruh secara dominan

Berdasarkan model hipotesis

penelitian di atas, dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H1: Diduga variabel store

atmosphere (X1) dan teman

belanja (X2) secara bersama-

sama (simultan) berpengaruh

terhadap keputusan pembelian

impulsif (Y).

H2: Diduga variabel store

atmosphere (X1) dan teman

belanja (X2) secara terpisah

(parsial) berpengaruh terhadap

keputusan pembelian impulsif.

H3: Diduga variabel store

atmosphere (X1) secara dominan

berpengaruh terhadap keputusan

pembelian impulsif (Y).

Teman Belanja

(X2)

Keputusan

Pembelian Impulsif

(Y)

Store Atmosphere

(X1)

H3

Page 11: Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

11

METODOLOGI PENELITIAN

Sesuai dengan perumusan

masalah dan tujuan penelitian, jenis

penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah explanatory

research atau penelitian penjelasan.

Penelitian explanatory ini menguji

suatu hipotesis antara variabel satu

dengan variabel yang lain yang

saling berpengaruh antara satu

dengan yang lain. Dengan demikian,

jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian explanatory untuk

menguji pengaruh store atmosphere

dan teman berbelanja terhadap

keputusan pembelian impulsif

konsumen di Inspired27.

Penelitian ini dilakukan pada

konsumen salah satu distro

(distribution store) kota Malang,

yaitu Inspired27. Inspired27 hanya

memiliki sebuah distribution store

yang berlokasi di Jl. Soekarno Hatta

D-511.

Populasi

Populasi dalam penelitian ini

adalah pengunjung distro Inspired27

Malang.

Sampel

Berdasarkan pendapat Roscoe,

dalam penelitian ini terdapat 3

variabel penelitian yang terdiri dari 2

variabel bebas dan 1 variabel terikat.

Sehingga peneliti menetapkan 30

sampel untuk pengkalian jumlah

variabel. Sampel dalam penelitian ini

menggunakan perhitungan 30 x 3

variabel. Dengan begitu total sampel

sebanyak 90 dan dibulatkan menjadi

100 sampel.

Teknik pengambilan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode non probability

sampling (sampling tak acak) dengan

menggunakan teknik purposive

sampling.

Teknik purposive sampling yang

digunakan dalam penelitian ini

mengharuskan sampel yang diambil

atau dipilih dapat berfungsi untuk

memberikan informasi maksimal.

Sampel yang diambil atau dipilih

ditentukan dengan memilih orang

tertentu yang diharapkan dapat

memberikan data atau informasi

yang diperlukan dengan kriteria

responden sebagai berikut, yaitu:

1. Konsumen Inspired27 yang

berbelanja bersama teman atau

keluarga

Page 12: Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

12

Berbelanja bersama teman atau

keluarga dapat membuat mood

berbelanja seseorang menjadi

lebih baik. Biasanya, kehadiran

orang lain tersebut dapat

membantu seseorang dalam

melakukan keputusan pembelian.

Selain itu, sering kali teman

belanja mempengaruhi seseorang

untuk berbelanja barang-barang

lain di luar kebutuhannya saat ini.

Hal tersebut diperkuat dengan

pendapat Belk dalam Rohman

(2009) yang menyatakan bahwa

kehadiran orang lain akan

mempengaruhi keputusan

konsumen untuk membeli produk

lebih banyak dibandingkan jika

konsumen berbelanja sendiri.

2. Konsumen Inspired27 yang

berusia ≥ 17 tahun

Usia 17 tahun adalah batas

seseorang mendapatkan predikat

dewasa di mata hukum Indonesia.

Usia seseorang akan

mempengaruhi pola pengambilan

keputusan dan emosi yang

mempengaruhi perilaku

pembelian.

3. Konsumen Inspired27 yang baru

saja menyelesaikan transaksi

belanja di kasir.

Pemilihan sampel berdasarkan

kriteria tersebut diharapkan mampu

memberikan informasi secara

maksimal.

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini dilakukan

beberapa cara untuk mengumpulkan

data, antara lain:

a. Kuesioner

Menurut Hadi dalam Aritonang

(2007:154) angket atau kuesioner

merupakan sehimpunan

pertanyaan mengenai suatu

variabel yang diajukan kepada

dan untuk memperoleh tanggapan

dari subjek.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah

pencarian data pelengkap atau

penunjang yang ada pada literatur

– literatur seperti buku, jurnal,

maupun karangan ilmiah.

c. Browsing Internet

Merupakan teknik pengumpulan

data dengan menjelajahi internet

guna mencari dan mendapatkan

informasi yang berkaitan dengan

pokok bahasan penelitian.

Page 13: Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

13

Sumber Data

Untuk melengkapi penelitian ini,

maka perlu didukung oleh data yang

lengkap dan akurat. Jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini

meliputi dua data, yaitu:

a. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh

dari sumber penelitian atau obyek

penelitian yaitu tanggapan

pelanggan Inspired27. Data

primer ini adalah hasil skor

jawaban yang diperoleh dari

penyebaran kuesioner kepada

pelanggan Inspired27.

b. Data sekunder

Data yang diperoleh atau

dikumpulkan dari sumber yang

telah ada tersebut seperti studi

pustaka, buku-buku literatur, dan

laporan atau jurnal penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan

masalah penelitian.

Definisi Operasional

Berdasarkan penelitian terdahulu

oleh Pratiwi (2010) dan Muvano

(2012), operasional variabel yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah:

Tabel 2. Operasional Variabel

Variabel Indikator Item

Store

Atmosphere

(X1)

Pencahayaan Pencahayaan di Inspired27 menerangi ruangan

dengan jelas (X.1.1)

Pencahayaan di Inspired27 menerangi produk

dengan jelas (X.1.2)

Warna Warna pada lingkungan fisik Inspired27 menarik

perhatian konsumen (X.1.3)

Warna cahaya di Inspired27 nyaman di mata

konsumen (X.1.4)

Dominasi warna hitam di Inspired27 sesuai dengan

suasana belanja (X.1.5)

Musik

Jenis musik yang diputar di Inspired27 sesuai

dengan suasana berbelanja (X.1.6)

Volume musik yang diputar di Inspired27 nyaman

bagi pendengaran konsumen (X.1.7)

Aroma

Aroma di Inspired27 nyaman bagi pernafasan

konsumen (X.1.8)

Aroma produk di Inspired27 menarik perhatian

konsumen (X.1.9)

Suhu udara

Temperatur suhu udara di Inspired27 sesuai dengan

kenyamanan aktivitas berbelanja (X.1.10)

Teman

Belanja

Keluarga Berbelanja di Inspired27 dengan keluarga adalah

aktivitas menyenangkan (X.2.1)

Page 14: Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

14

(X2) Teman Berbelanja di Inspired27 dengan teman adalah

aktivitas yang menyenangkan (X.2.2)

Keputusan

Pembelian

Impulsif

(Y)

Pembelian

tanpa

direncanakan

Membeli karena dipicu adanya display produk yang

menarik (Y.1.1)

Membeli karena adanya promosi yang ditawarkan

(Y.1.2)

Membeli

barang

pengganti

tanpa

direncanakan

Konsumen memutuskan untuk mengganti produk

saat berada di Inspired27 tanpa rencana (Y.1.3)

Sumber: Penulis (2015)

Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah skala likert. Menurut

Sugiyono (2009:86) skala likert

digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang

atau kelompok orang tentang

fenomena sosial. Dalam penelitian

ini telah ditetapkan secara spesifik

oleh peneliti yang selanjutnya

disebut variabel penelitian. Dengan

demikian, pilihan jawaban yang

tersedia pada kuesioner diberikan

nilai sebagai berikut:

Tabel 3. Keterangan Skala Likert

Pilihan Jawaban Skala

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Netral 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Metode Pengujian Instrumen

Penelitian

Untuk mengetahui instrumen

penelitian ini dapat dipercaya, maka

dilakukan uji validitas dan uji

reliabilitas telebih dahulu. Suatu

kuesioner dikatakan valid (sah) jika

pertanyaan pada suatu kuesioner

mampu untuk mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut. Sedangkan suatu

kuesioner dikatakan reliabel jika

jawaban responden terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu. Suatu

instrumen yang valid atau sahih

mempunyai validitas yang tinggi.

Sebaliknya, instrumen yang kurang

valid berarti memiliki validitas

rendah. Rumus korelasi yang dapat

digunakan adalah yang dikemukakan

oleh Pearson, yang dikenal dengan

Page 15: Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

15

rumus korelasi product moment.

Keseluruhan indikator penelitian

menunjukkan nilai sig. r indikator

pertanyaan lebih besar dari 0,5 (α

=0,5) yang berarti tiap-tiap indikator

variabel adalah valid, sehingga dapat

disimpulkan bahwa indikator-

indikator tersebut dapat digunakan

untuk mengukur variabel penelitian.

Tingkat signifikansi uji reliabilitas

adalah 0,6 sehingga suatu instrumen

dikatakan reliabel bila hasil nilai

lebih atau sama dengan nilai kritis

yaitu sebesar 0,6. Hasil uji

reliabilitas yang dilakukan

menunjukkan bahwa semua variabel

yang digunakan untuk penelitian

sudah reliabel.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah regresi linier berganda. Dan

untuk pengujian hipotesis statistik

dilakukan uji signifikan seluruh

model (simultan) dan uji signifikan

setiap parameter (parsial). Untuk

mempermudah dalam menganalisis

data nantinya, peneliti menggunakan

Microsoft Excel sebagai tabulasi data

yang didapat dari kuesioner dan

program SPSS 20 untuk

menganalisis data tersebut. Dalam

penggunaan analisis regresi, agar

persamaan yang dibuat dapat

menunjukkan hubungan yang valid

atau tidak bias maka perlu diadakan

uji asumsi klasik pada model regresi

yang digunakan. Adapun uji asumsi

klasik yang dilakukan yaitu Uji

Normalitas, Uji Multikolineritas, Uji

Heterskedastisitas, Uji Autokorelasi,

dan Uji Linieritas.

Karena satuan dari Store

Atmosphere (X1) dan Teman

Berbelanja (X2) belum sama, maka

perlu disamakan dahulu dengan

menggunakan standardized beta,

sehingga tidak ada konstantanya.

Oleh karena itu, persamaan regresi

berganda yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu:

Y = b1X1 + b2X2

Keterangan:

Y = Keputusan Pembelian Impulsif

b = Koefisien regresi

X1 = Store Atmosphere

X2 = Teman belanja

Dari model persamaan yang

telah dibentuk, akan dapat digunakan

untuk memprediksi pengaruh antara

beberapa variabel bebas tarhadap

variabel terikat dengan melihat

besarnya koefisien masing-masing

variabel bebas.

Page 16: Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

16

Penelitian ini menggunakan

pengujian hipotesis dengan cara

Koefisien Determinasi, Uji F, Uji T,

dan Uji Dominan.

PEMBAHASAN

Hasil analisis deskriptif

menunjukkan bahwa responden yang

menjadi objek dalam penelitian ini

terdiri dari 100 orang dengan

presentase 69% laki-laki dan 31%

perempuan. Sebagian besar

responden dalam penelitian ini

berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa

yang persentasenya sebesar 88% dari

total 100 responden. Sebagian besar

usia responden dalam penelitian ini

berkisar antara 21-25 tahun.

Analisis Regresi Linier Berganda

Setelah lolos dalam uji validitas,

reliabilitas, dan uji asumsi klasik,

maka dapat diolah ke tahap

selanjutnya yaitu analisis regresi

linier berganda. Analisis regresi ini

digunakan untuk menghitung

besarnya pengaruh antara variabel

bebas, yaitu Store Atmosphere (X1)

dan Teman Berbelanja (X2) terhadap

variabel terikat yaitu Keputusan

Pembelian Impulsif (Y). Berikut

adalah hasil pengolahan data dengan

menggunakan software SPSS 20:

Tabel 4. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda

Variabel B Beta thitung Signifikansi

Thitung Keterangan

X1 Y 0,228 0,485 3,743 0,000 Signifikan

X2 Y 0,711 0,346 2,666 0,009 Signifikan Konstanta

Multiple R

R square

Adjusted R square

F hitung

Sig. F hitung

D – W

Std error of the estimate

0,234

0,808a

0,653

0,646

91,402

0,000a

1,864

2,321

Sumber: Data Primer Diolah (2015)

Model regresi yang digunakan

adalah standardized regression,

karena data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data interval

yang pengukurannya menggunakan

skala likert.

Dari persamaan tersebut maka dapat

diinterpretasikan sebagai berikut :

Y = Variabel terikat yang nilainya

akan diprediksi oleh variabel

bebas. Pada penelitian ini yang

menjadi variabel terikat adalah

keputusan pembelian impulsif

yang nilainya akan diprediksi

Page 17: Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

17

oleh variabel Store Atmosphere

(X1) dan Teman Berbelanja

(X2).

b1 = Koefisien regresi variabel Store

Atmosphere (X1) sebesar 0,485

memiliki tanda positif yang

menunjukkan bahwa variabel

ini berpengaruh terhadap

keputusan pembelian impulsif

(Y) dan memiliki hubungan

yang searah. Apabila terjadi

peningkatan pada variabel Store

Atmosphere (X1) maka akan

terjadi peningkatan pada

keputusan pembelian impulsif

(Y).

b2 = Koefisien regresi variabel

Teman Berbelanja (X2) sebesar

0,346 memiliki tanda positif

yang menunjukkan bahwa

variabel ini berpengaruh

terhadap keputusan pembelian

impulsif (Y) dan memiliki

hubungan yang searah. Apabila

terjadi peningkatan pada

variabel Teman Belanja (X2)

maka akan terjadi peningkatan

pada keputusan pembelian

impulsif (Y).

Koefisien Determinasi

Tabel 5. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 ,808a ,653 ,646 2,321 1,864

a. Predictors: (Constant), SUM.X2, SUM.X1

b. Dependent Variable: SUM.Y

Sumber: Data Primer Diolah (2015)

Koefisien determinasi atau nilai

Adjusted R Square pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara 0 dan 1.

Berdasarkan di atas, model regresi

tersebut memiliki koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,646. Hal

ini berarti bahwa model regresi yang

menjelaskan pengaruh antara

variabel Store Atmosphere (X1),

Teman Berbelanja (X2), dan

Keputusan Pembelian Impulsif (Y)

sebesar 64,6% dan sisanya sebesar

36,4% dipengaruhi oleh variabel lain

diluar dua variabel bebas yang

diteliti.

Page 18: Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

18

Uji F

Nilai F hitung sebesar 91,402.

Sedangkan F tabel (α = 0.05; df

regresi = 2; df residual = 97) sebesar

3,09. Karena F hitung > F tabel yaitu

91,402 > 3,09 atau nilai sig. F

(0,000) < α = 0,05 maka model

analisis regresi adalah simultan

signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak

dan H1 diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel

Keputusan Pembelian Impulsif (Y)

dapat dipengaruhi secara simultan

oleh variabel bebas, yaitu Store

Atmosphere (X1) dan Teman

Berbelanja (X2).

Uji T

Dari hasil Uji T dapat disimpulkan

bahwa:

1. Uji T antara Store Atmosphere

(X1) dengan Keputusan Pembelian

Impulsif (Y) menunjukkan T

hitung = 3,743. Sedangkan T tabel

adalah sebesar 1,984. Karena T

hitung > T tabel yaitu 3,743 >

1,984 atau nilai sig. T (0,000) < α

= 0,05 maka pengaruh Store

Atmosphere (X1) terhadap

Keputusan Pembelian Impulsif

(Y) adalah signifikan. Hal ini

berarti H0 ditolak dan H2 diterima,

sehingga dapat disimpulkan

bahwa Store Atmosphere memiliki

pengaruh yang nyata terhadap

Keputusan Pembelian Impulsif

dengan kesalahan sebesar 5%.

2. Uji T antara Teman Berbelanja

(X2) dengan Keputusan Pembelian

Impulsif (Y) menunjukkan T

hitung = 2,666. Sedangkan T tabel

adalah sebesar 1,984. Karena T

hitung > T tabel yaitu 2,666 >

1,984 atau nilai sig. T (0,000) < α

= 0,05 maka pengaruh Teman

Berbelanja (X2) terhadap

Keputusan Pembelian Impulsif

(Y) adalah signifikan. Hal ini

berarti H0 ditolak dan H2 diterima,

sehingga dapat disimpulkan

bahwa Teman Belanja memiliki

pengaruh yang nyata terhadap

Keputusan Pembelian Impulsif

dengan kesalahan sebesar 5%.

Tabel 6. Ringkasan Hasil Analisis

Regresi Variabel

Independen Koefisien βeta

Keterangan

X1 0,485 Signifikan

X2 0,346 Signifikan

Sumber: Data Primer Diolah (2015)

Berdasarkan pada tabel diatas,

variabel Store Atmosphere (X1)

menjadi variabel yang memiliki

koefisien regresi yang paling besar.

Maka dapat dikatakan bahwa

variabel Keputusan Pembelian

Impulsif (Y) lebih banyak

dipengaruhi oleh variabel Store

Atmosphere (X1) sebesar 0,485

Page 19: Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

19

daripada variabel lain yaitu Teman

Berbelanja (X2) sebesar 0,346.

Implikasi Penelitian

Store Atmosphere (X1) adalah

desain lingkungan mencakup

komunikasi visual, pencahayaan,

warna, musik dan aroma yang

merangsang persepsi pelanggan dan

respon emosi yang dapat

mempengaruhi perilaku pembelian

(Kotler dalam Levy dan Weitzs

2009:530). Mengacu pada hasil

penelitian yang menunjukkan bahwa

variabel Store Atmosphere (X1)

berpengaruh signifikan terhadap

variabel Keputusan Pembelian

Impulsif (Y), maka Store Atmosphere

yang dimiliki oleh toko Inspired27

berpengaruh pada perilaku keputusan

pembelian impulsif. Hal ini

dikarenakan, sebagian besar

konsumen merasakan kenyaman

pada saat melakukan aktifitas

berbelanja, sehingga timbul

rangsangan-rangsangan untuk

membeli produk yang tidak

direncanakan oleh konsumen

sebelum memasuki toko. Hasil

penelitian ini sekaligus mendukung

pendapat Spies et al., (1997) bahwa

suasana di lingkungan toko eceran

telah lebih jauh telah ditunjukkan

untuk mempengaruhi suasana hati

konsumen dengan cara yang berbeda.

Store Atmosphere yang positif, telah

terbukti meningkatkan suasana hati

konsumen yang pada selanjutnya

menyebabkan membuat pengalaman

mengunjungi toko menjadi lebih

positif.

Teman Berbelanja (X2) adalah

kehadiran orang lain yang menemani

aktifitas belanja konsumen yang

dapat dibedakan menjadi dua yaitu

berbelanja bersama keluarga dan

berbelanja bersama teman. Pada

penelitian ini dihasilkan bahwa

pengunjung yang berbelanja bersama

teman dapat mempengaruhi perilaku

keputusan pembelian impulsif. Dari

hasil kuesioner, observasi, dan

wawancara yang dilakukan peneliti,

didapatkan hasil bahwa konsumen

menikmati kegiatan berbelanja

bersama keluarga maupun teman

sebagai kegiatan yang

menyenangkan. Hasil penelitian ini

dapat mendukung penelitian yang

pernah dilakukan oleh Zhuang et al.

(2006) di negara Hongkong yaitu

konsumen yang berbelanja dengan

orang lain membeli produk lebih

banyak dibandingkan dengan

konsumen berbelanja sendiri.

Page 20: Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

20

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan judul penelitian,

pokok permasalahan, tujuan

penelitian, rumusan masalah,

hipotesis dan pembahasan hasil

penelitian, maka dapat dikemukakan

kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel store atmosphere dan

teman berbelanja berpengaruh

secara simultan terhadap variabel

keputusan pembelian impulsif

konsumen di Inspired27 Malang.

2. Variabel store atmosphere

berpengaruh signifikan secara

parsial terhadap variabel

keputusan pembelian impulsif

konsumen di Inspired27 Malang.

3. Variabel teman berbelanja

berpengaruh signifikan secara

parsial terhadap variabel

keputusan pembelian impulsif

konsumen di Inspired27 Malang.

4. Variabel yang berpengaruh

dominan terhadap keputusan

pembelian impulsif konsumen di

Inspired27 Malang adalah

variabel store atmosphere.

Saran

Berdasarkan kesimpulan dari

hasil penelitan, maka diajukan

beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1. Variabel store atmosphere

merupakan variabel yang dominan

dalam mempengaruhi keputusan

pembelian impulsif konsumen

Inspired27. Oleh karena itu,

penting bagi pihak manajemen

untuk selalu menjaga dan

memberikan inovasi terhadap

store atmosphere Inspired27.

Contohnya seperti manajemen

harus memperhatikan apakah

desain bangunan sudah cukup

menarik bagi konsumen, tata letak

sudah cukup nyaman bagi

konsumen, dan faktor-faktor store

atmosphere lainnya juga harus

dijaga dan ditingkatkan lagi dari

segi kenyamanan, fleksibilitas,

serta keunikannya.

2. Di beberapa sisi toko

menggunakan cat berwarna hitam

dan penerangan lampu yang

kurang terang sehingga untuk

beberapa konsumen yang kurang

suka terhadap suasana yang

mengandung kegelapan merasa

kurang jelas dalam melihat

produk-produk yang ditawarkan

dan beberapa konsumen merasa

Page 21: Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

21

kurang nyaman. Disarankan agar

merenovasi kembali warna rak

yang lebih terang dan peletakan

pakaian berwarna terang di sisi

tersebut agar tetap bisa

mengangkat unsur anak muda

yang notabene suka dengan warna

hitam tapi tetap membuat

konsumen lain dapat melihat jelas

dan nyaman.

3. Untuk menarik perhatian

konsumen lebih banyak telah

dilakukan diskon tahunan tiap

perayaan ulang tahun Inspired27

Malang, Inspired27 juga selalu

mengikuti acara bertema indie

clothing expo yang bertaraf

nasional, dan mensponsori acara

konser jalanan setiap bulan puasa.

Disarankan agar mengadakan

promo lebih banyak lagi diluar

kegiatan tersebut agar dapat

meningkatkan keputusan

pembelian impulsif para

konsumen seperti mengadakan

kuis di berbagai media sosial

milik Inspired27, mensponsori

kegiatan-kegiatan sekolah atau

universitas seperti pensi atau

sekedar kegiatan amal, dan

mengadakan acara sendiri pada

event tertentu seperti pada saat

bulan puasa.

4. Memperkerjakan online admin

khusus agar segala pertanyaan,

pesanan, ataupun update info

terbaru dari perusahaan dapat

ditanggapi, dilayani, dan dikelola

dengan lebih cepat karena media

sosial Inspired27 seperti twitter

atau instagram sedikit lambat

dalam menanggapi pertanyaan

ataupun pesanan dari konsumen.

Terkadang pertanyaan yang

ditujukan lewat media sosial

malah tidak ditanggapi sama

sekali.

5. Mengadakan promosi yang

berhubungan dengan variabel

Teman Berbelanja, contohnya

setiap berbelanja dengan

mengajak teman atau keluarga

akan mendapatkan diskon khusus.

6. Untuk penelitian selanjutnya

dapat dilaksanakan dengan

menggunakan objek dan lokasi

penelitian lain baik dengan faktor

yang sama ataupun terhadap

faktor-faktor lain yang dianggap

mempengaruhi keputusan

pembelian impulsif.

Page 22: Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

22

DAFTAR PUSTAKA

Belk, Russel W. 1975. Situasional

Variable and Consumer

Behaviour. Journal of Consumer

Research. Vol.2. Desember. pp

157-16

Dharmmesta, Swastha, B., & Irawan.

2005. Manajemen Pemasaran

Modern. Liberty, Yogyakarta.

Fowler, D.C., Wesley, S.C. &

Vazquez, M.E. 2007. ‘Simpatico

in store retailing: 'How

immigrant Hispanic emic

interpret U.S. store atmospherics

and interactions with sales

associates’, Journal of Business

Reasearch, vol. 60, no. 1, pp.

50-59. Diakses pada tanggal 10

April 2015,

<http://www.sciencedirect.com/s

cience/article/pii/S01482963060

0124X>.

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program

IBM SPSS 19, edisi 5. Badan

Penerbit Universitas

Diponegoro, Semarang.

Hermawan, Andi. 2012. Komunikasi

Pemasaran. Erlangga, Jakarta.

Kim, YK. 2001. Experiential

retailing: an interdisciplinary

approach to success in domestic

and international retailing.

Journal of Retailling and

Consumer Services, vol 8 No.5,

pp. 287-9.

Kotler, Philip & Kevin Lane Keller.

2009. Manajemen Pemasaran.

Jilid 2, edisi 13. Erlangga,

Jakarta.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller.

2009. Manajemen Pemasaran.

Edisi 12. PT.Indeks. Jakarta.

Kotler, Philip., & Kevin Lane Keller.

2009. Manajemen Pemasaran.

Jilid 1, edisi 13. Erlangga,

Jakarta.

Kotler, Phillip. 2001. Atmospherics

as a Marketing Tool. Journal of

Retailing. Vol 49 no 4 Winter.

1973-1974.

Kotler, Phillip. 2005. Manajemen

Pemasaran. Jilid kedua, edisi

kesebelas. PT. Indeks. Jakarta.

Levy, Michael & Weitz, Barton.

2009. Retailing Management.

Edisi 7. Edisi Internasional.

McGraw Hill, London.

Michona, R., Chebat, J.C., & Turley,

L.W. 2005. ‘Mall atmospherics:

the interaction effects of the mall

environment on shopping

behavior’, Journal of Business

Reasearch, vol. 58, no. 5, pp.

Page 23: Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...

23

576-583. Diakses pada tanggal

22 April 2015,

<http://www.sciencedirect.com/s

cience/article/pii/S01482963030

02066>.

Muvano, Nandha Narendra. 2012.

Pengaruh Atmospherics Toko

dan Teman Berbelanja Terhadap

Keputusan Pembelian Impulsif

Pada Konsumen Wanita di

Hypermart Batu Town Square.

Skripsi Program Sarjana

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya Malang.

Nugraha Hari. 2012. Bauran

Pemasaran (7P). Diakses pada

tanggal 8 Maret 2015,

<http://www.academia.edu/9050

100/Bauran_Pemasaran_7P_>.

Pratiwi, Puteri. 2010. Pengaruh

Atmospherics Toko dan Teman

Berbelanja Terhadap Keputusan

Pembelian Impulsif Konsumen

di Hypermart Malang Town

Square. Skripsi Program Sarjana

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya Malang.

Rohman, Fatchur. 2009. Peran Nilai

Hedonik Konsumsi Dan Reaksi

Impulsive Sebagai Mediasi

Pengaruh Factor Situasional

Terhadap Keputusan Pembelian

Impulsif Di Butik Kota Malang.

Disertasi Program Pascasarjana

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya Malang.

Schiffman, Leon & Kanuk. 2004.

Perilaku Konsumen. PT.Indeks,

Jakarta.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian

Administrasi. CV Alfabeta.

Bandung.

Tjiptono, Fandy. 2008. Pemasaran

Strategik. Penerbit Andi,

Yogyakarta.

Tohir Muhammad. 2014. Pengertian

Konsep Pemasaran. Diakses

pada tanggal 8 Maret 2015,

<http://www.lebahmaster.com/bi

snis-2/manajemen-

bisnis/pengertian-konsep-

pemasaran>.

Utami, Christina Whidya.

2006.Manajemen Ritel: Strategi

dan Implementasi Ritel Modern.

Salemba empat. Jakarta.

Wijanarko. 2009. Dasar Pemakaian

Warna Dalam Desain Grafis.

Diakses pada tanggal 9 Juni

2015,

<http://www.ahlidesain.com/das

ar-pemakaian-warna-dalam-

desain-grafis.html>.