Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...
Transcript of Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap ...
1
Pengaruh Store Atmosphere dan Teman Berbelanja Terhadap Keputusan
Pembelian Impulsif Pada Konsumen Fashion
(Studi Kasus Pada Distro Inspired27 Malang)
Kharishmasalam Phasa Umang Lukito
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
ABSTRACT
The competiton of indie clothing business at Malang is flourishing. So many
company that flourish make the competition getting tougher so turn the company to
show their exellence and better capability with many marketing strategies, one of those
is create the store environment that is comfortable and pleasant for visitors.
Environment can be divide into physic environment that is store atmosphere and social
environment that is shopping friend.
This research has a purpose to knowing and analyze the store atmosphere and
shopping friend to impulse buying decision of garment consumer at Inspired27 store
Malang, either simultaneously or partially and to find wich variable who has the
dominant influence. This research type is explanatory research wich explain about
casual relation between variables by hypothesis test. This research use 100 respondents
of Inspired27 consumer as sample with purposive sampling tech. Tech that used to
collect the data is questionnaires, literature, and browsing the internet.
Test equipment used to test the research instruments such as validity, reliability,
and classical assumption. Furthermore, hypothesis testing was performed using the F
test and T test. From the analysis of data using multiple linear regression, which can be
obtained beta coefficient indicates the dominant influence variables.
From the results of hypothesis testing, it can be concluded that the variable store
atmosphere and shopping friends simultaneously have a significant influence on the
impulse buying decision of Inspired27 Malang consumer. Variable store atmosphere and
shopping friend partially have a significant on the impulse buying decision of Inspired27
Malang consumer. The variable that have dominant influence on the impulse buying
decision of Inspired27 Malang consumer is variable store atmosphere.
Key words: store atmosphere, shopping friend, impulse buying decision
PENDAHULUAN
Saat ini persaingan bisnis indie
clothing di Malang semakin marak.
Semakin banyaknya perusahaan yang
berkembang membuat persaingan
pun semakin ketat sehingga
mendorong perusahaan menampilkan
keunggulan dan kapabilitas yang
lebih baik untuk dapat berkompetisi
dalam dunia bisnis indie clothing
2
dengan berbagai strategi pemasaran
yang ada.
Pada perkembangan manajemen
pemasaran modern, sebuah
perusahaan memerlukan lebih dari
sekedar mengembangkan produk
yang baik, menawarkan dengan
harga yang menarik, dan
membuatnya mudah didapat oleh
pelanggan sasaran. Perusahaan juga
harus berkomunikasi dengan para
pelanggan yang ada sekarang dan
pelanggan potensial, pengecer,
pemasok, pihak-pihak yang memiliki
kepentingan pada perusahaan, dan
masyarakat umum dengan
menggunakan strategi komunikasi
pemasaran yang baik.
Gambar 1. Perkembangan PDRB
Perkapita dan Pendapatan Perkapita
Tahun 2008-2012 (Rp. 000)
Sumber: BPS Jawa Timur
Faktor pendukung
perkembangan bisnis indie clothing
khususnya di Malang adalah
peningkatan pendapatan per-kapita
penduduk yang berdampak pada
kemampuan daya beli terhadap
produk barang dan jasa. Hal ini
menjadi peluang sekaligus ancaman
bagi pengusaha distro karena
kemampuan daya beli masyarakat
yang semakin tinggi menyebabkan
permintaan atas barang dan jasa
meningkat. Pengusaha indie clothing
harus memiliki kemampuan tentang
perilaku belanja konsumen dan selalu
mengembangkan inovasi agar tetap
unggul di pasar persaingan yang
semakin ketat. Berkembangnya
perusahaan indie clothing di pusat
perbelanjaan membuat masyarakat
meningkatkan selera dalam
berbelanja. Bagi semua orang
berbelanja tentunya menjadi kegiatan
yang menyenangkan, khususnya bagi
kaum wanita. Selain untuk
memenuhi kebutuhan, kegiatan
berbelanja juga dapat digunakan
sebagai alat pemuasan diri untuk
penghilang rasa bosan.
Salah satu faktor fundamental
dalam studi perilaku konsumen
adalah premis bahwa konsumen
membeli sebuah produk bukan
semata-mata karena mengejar
manfaat fungsionalnya, namun lebih
dari itu juga mencari makna tertentu
seperti citra diri, gengsi, bahkan
3
kepribadian (Fandy Tjiptono, 2008).
Oleh karena itu, kajian akan perilaku
konsumen perlu dipelajari sebagai
langkah bagi pelaku usaha di dunia
ritel modern untuk mengetahui
bagaimana perilaku konsumen di
dalam toko ritel modern yang
selanjutnya bisa dijadikan referensi
untuk membuat strategi pemasaran.
Perilaku konsumen yang menarik di
dalam toko ritel modern yaitu adanya
perilaku impulse buying atau yang
biasa disebut pemasar dengan
pembelian yang tidak direncanakan.
Keputusan pembelian tanpa rencana
sering kali dilakukan konsumen
setelah memasuki toko, supermarket,
atau mall seperti diungkapkan Utami
(2010:51), bahwa pembelian produk
tanpa rencana dibuat konsumen pada
saat di dalam toko dan bukan
merupakan prioritas pada saat
sebelum memasuki toko.
Belk (1975), Rohman (2009:1)
menjelaskan bahwa faktor situasional
yang dapat mempengaruhi perilaku
konsumen dikelompokkan menjadi
lima variabel; Lingkungan fisik
(physical surrounding), lingkungan
sosial (social surrounding),
perspektif waktu (temporal
perspective), sifat tujuan belanja
(task definition), dan suasana hati
(antecedent states). Dari kelima
faktor situasional tersebut dapat
diketahui bahwa faktor lingkungan
fisik dan faktor lingkungan sosial
merupakan faktor eksternal individu
yang dapat dimanfaatkan pemasar
untuk menciptakan suasana belanja
yang kondusif. Berdasar penelitian
yang pernah dilakukan terhadap
perilaku konsumen, memberikan
bukti bahwa faktor-faktor
rangsangan dalam toko dan
kehadiran teman berbelanja berperan
mempengaruhi konsumen dalam
proses pengambilan keputusan
pembelian yang tidak direncanakan
sebelumnya.
Menurut Kotler (2005),
Rohman (2009: 5) Lingkungan fisik
mempengaruhi persepsi konsumen
melalui sensor penglihatan,
pendengaran, penciuman, dan
bahkan sentuhan. Kotler (2005),
Levy dan Weitzs (2009: 530) juga
menyebutkan bahwa atmospherics
lebih digunakan untuk mendesain
lingkungan mencakup komunikasi
visual, pencahayaan, warna, musik
dan aroma yang merangsang persepsi
pelanggan dan respon emosi yang
dapat mempengaruhi perilaku
4
pembelian. Hasil studi tentang
atmospherics toko yang dilakukan
oleh Puteri Pratiwi (2010)
menunjukkan bahwa warna dapat
mempengaruhi waktu yang
dihabiskan konsumen di dalam toko,
menimbulkan dorongan dan
menciptakan rasa senang yang
dialami konsumen serta mendorong
terjadinya pembelian. Studi tentang
lingkungan sosial pernah diungkap
oleh Rohman (2009: 6),
membuktikan bahwa kehadiran
orang lain akan mempengaruhi
keputusan konsumen untuk membeli
produk lebih banyak dibandingkan
jika konsumen berbelanja sendiri.
Ketika berbelanja, seseorang
akan memiliki emosi positif untuk
membeli produk tersebut tanpa
perencanaan sebelumnya berupa
catatan daftar belanja. Perilaku
impulsif didorong oleh keinginan
yang kuat dari konsumen untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri
pada saat itu juga. Banyak faktor
yang dapat membuat konsumen
melakukan pembelian tidak
terencana atau impulse buying di
pusat-pusat perbelanjaan. Salah satu
model pusat perbelanjaan yang saat
ini menjadi salah satu tempat
perbelanjaan favorit para kaum muda
dan dapat memicu munculnya
impulse buying adalah Distro.
Distro sendiri berasal dari kata
Distribution Store (Toko Distribusi).
Jadi bisa diartikan sebagai toko yang
khusus men-distribusikan produk
dari indie clothing tersebut.
Fenomena indie clothing lama
kelamaaan menjalar ke berbagai kota
besar di Indonesia. Bukan hanya di
Bandung, saat ini keberadaan indie
clothing juga banyak dijumpai di
beberapa kota besar seperti di
Malang, Jawa Timur. Hanya distro-
distro tertentu yang mampu
melakukan pemasaran dengan baik
sehingga dapat dengan mudah
menarik para konsumennya untuk
berkunjung. Salah satu distro yang
menjadi tempat berbelanja favorit
para kaum muda di Kota Malang
adalah Inspired27.
5
Tabel 1. Data Pengunjung
Inspired27 Bulan Januari s.d
Desember 2014
Tahun Jumlah
Pengunjung
Januari 11764
Februari 8388
Maret 9978
April 5626
Mei 5787
Juni 10.283
Juli 13.564
Agustus 10.535
September 4.987
Oktober 6.980
November 7.206
Desember 11.230
Sumber: Inspired27 (Agustus 2015)
Distro Inspired27 menjadi objek
penelitian ini karena berlokasi di
Jalan Soekarno Hatta yang
merupakan jalan terpadat di Kota
Malang. Selain lokasi yang strategis,
Inspired27 juga memiliki luas
bangunan yang terbilang besar
karena pada saat seseorang melewati
Jalan Soekarno Hatta (dekat Rumah
Sakit Universitas Brawijaya) akan
dapat langsung melihat letak distro
Inspired27. Bangunannya yang luas
membuat distro Inspired27 memiliki
peluang untuk menerima beberapa
pengunjung sekaligus sehingga
seseorang dengan satu atau beberapa
teman berbelanja dapat memuaskan
diri mereka dalam waktu yang
bersamaan. Kondisi tersebut dapat
memunculkan peluang untuk
mendapatkan permintaan lebih
banyak dari konsumen sesuai dengan
penelitian dari Rohman (2009) yang
mengatakan bahwa seseorang dengan
teman berbelanja akan membeli lebih
banyak produk daripada berbelanja
sendiri. Distro Inspired27 juga
memiliki desain ruangan yang
nyaman, serta menggunakan furnitur
yang unik sehingga dapat menarik
pengunjung yang baru saja
memasuki distro. Lingkungan fisik
atau store atmosphere yang bagus
membuat distro Inspired27 selalu
ramai dikunjungi. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa distro
Inspired27 memiliki lingkungan fisik
yang tepat untuk penelitian ini.
6
Berdasarkan pemaparan hal
tersebut mengenai faktor lingkungan
fisik dan faktor lingkungan sosial
yang merupakan faktor eksternal
individu yang dapat dimanfaatkan
pemasar untuk menciptakan suasana
belanja yang kondusif, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian
lebih lanjut dengan mengangkat
judul “Pengaruh Store Atmosphere
dan Teman Berbelanja Terhadap
Keputusan Pembelian Impulsif
Pada Konsumen Fashion (Studi
Kasus Pada Distro Inspired27)”.
Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan di atas, maka dapat
diketahui permasalahan yang dapat
diangkat dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh secara
simultan dari variabel store
atmosphere (X1), dan teman
berbelanja (X2) terhadap
keputusan pembelian impulsif
pada konsumen fashion di distro
Inspired27 Malang?
2. Apakah terdapat pengaruh secara
parsial dari variabel store
atmosphere (X1), dan teman
berbelanja (X2) terhadap
keputusan pembelian impulsif
pada konsumen fashion di distro
Inspired27 Malang?
3. Manakah diantara variabel store
atmosphere (X1), dan teman
berbelanja (X2) yang berpengaruh
dominan terhadap keputusan
pembelian impulsif pada
konsumen fashion di distro
Inspired27 Malang?
Berdasarkan rumusan masalah
tersebut, maka tujuan penelitian ini
disusun untuk hal berikut, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh
secara simultan dari variabel store
atmosphere (X1), dan teman
berbelanja (X2) terhadap
keputusan pembelian impulsif
pada konsumen fashion di distro
Inspired27 Malang.
2. Untuk mengetahui pengaruh
secara parsial dari variabel store
atmosphere (X1), dan teman
berbelanja (X2) terhadap
keputusan pembelian impulsif
pada konsumen fashion di distro
Inspired27 Malang.
3. Untuk mengetahui variabel store
atmosphere (X1), dan teman
berbelanja (X2) yang berpengaruh
dominan terhadap keputusan
pembelian impulsif pada
7
konsumen fashion di distro
Inspired27 Malang.
TINAUAN PUSTAKA
Store Atmosphere
Penampilan toko atau outlet
memposisikan gambaran tersendiri
dalam benak konsumen. Pengertian
Store Atmosphere ini menurut Kotler
(2005) Atmosphere (suasana toko)
adalah suasan terencana yang sesuai
dengan pasar sasarannya dan yang
dapat menarik konsumen untuk
membeli. Menurut Berman and Evan
(2007) Store Atmosphere memiliki
elemen-elemen yang semuanya
berpengaruh terhadap suasana toko
yang ingin diciptakan. Elemen-
elemen tersebut terdiri dari Exterior,
Interior, Store Layout, Interior
Display, Social Dimensions. Levy
and Weitz (2007) Perilaku pembelian
konsumen juga dipengaruhi oleh
suasana toko.
Gambar 2. Elemen Store Atmosphere
Sumber: B. Berman, Joel R. Evans (2007)
EXTERIOR FACILITIES
GENERAL INTERIOR
STORE LAYOUT
INTERIOR DISPLAYS
SOCIAL DIMENSIONS
8
Teman Berbelanja
Lingkungan sosial (Social
Surrounding) secara luas
didefinisikan sebagai semua interaksi
sosial di antara orang-orang.
Hawkins et al., (2007)
mengemukakan bahwa lingkungan
sosial adalah kehadiran orang lain
dalam situasi tertentu. Tindakan
konsumen seringkali dipengaruhi
oleh apa yang ada di sekitar mereka.
Lingkungan sosial berkaitan dengan
pengaruh kehadiran orang lain pada
waktu berbelanja. Menurut Belk
(1975), Rohman (2009) kehadiran
orang lain akan mempengaruhi
keputusan konsumen untuk membeli
produk leih banyak dibandingkan
jika konsumen berbelanja sendiri.
Pembelian Impulsif
Pembelian secara impulsif sering
dialami seseorang ketika berbelanja
di pusat-pusat perbelanjaan. Menurut
Utami (2010:51), pembelian impulsif
adalah pembelian yang terjadi ketika
konsumen melihat produk atau
merek tertentu, kemudian konsumen
menjadi tertarik untuk
mendapatkannya, biasanya karena
adanya rangsangan yang menarik
dari toko tersebut. Mowen dan Minor
(2002:30) menjelaskan secara lebih
luas yaitu fenomena pembelian
impulsif (impulse buying), pencarian
keragaman, dan pembelian atas
kesetiaan pada merek, sebagian besar
disebabkan oleh usaha konsumen
untuk memperoleh pengalaman baru
dan pengalaman yang berbeda. Hal
ini menunjukkan bahwa suatu
aktivitas pembelian yang tidak
terencana seperti impulse buying
disebabkan adanya keinginan dari
konsumen untuk mendapatkan
sesuatu yang berbeda seperti
kesenangan dan pengalaman yang
membuat konsumen merasa akan
terpuaskan atas apa yang
diinginkannya.
9
Gambar 3. Kerangka Pikir
Sumber: Penulis (2015)
Analisa Deskriptif
Landasan Teori Store Atmosphere (X1)
Teman Belanja (X2)
Penelitian
Terdahulu
Keputusan
Pembelian Impulsif
(Y)
Analisa Kuantitatif :
1. Uji Validitas dan
Realibilitas
2. Uji Asumsi Klasik
3. Analisis Regresi Linear
Berganda
4. Pengujian Hipotesis
Hasil Penelitian &
Implikasi
Pengunjung Inspired27
10
H2
H1
H2
Gambar 4. Model Hipotesis
Sumber: Penulis (2015)
Keterangan:
: Berpengaruh secara simultan
: Berpengaruh secara parsial
: Berpengaruh secara dominan
Berdasarkan model hipotesis
penelitian di atas, dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H1: Diduga variabel store
atmosphere (X1) dan teman
belanja (X2) secara bersama-
sama (simultan) berpengaruh
terhadap keputusan pembelian
impulsif (Y).
H2: Diduga variabel store
atmosphere (X1) dan teman
belanja (X2) secara terpisah
(parsial) berpengaruh terhadap
keputusan pembelian impulsif.
H3: Diduga variabel store
atmosphere (X1) secara dominan
berpengaruh terhadap keputusan
pembelian impulsif (Y).
Teman Belanja
(X2)
Keputusan
Pembelian Impulsif
(Y)
Store Atmosphere
(X1)
H3
11
METODOLOGI PENELITIAN
Sesuai dengan perumusan
masalah dan tujuan penelitian, jenis
penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah explanatory
research atau penelitian penjelasan.
Penelitian explanatory ini menguji
suatu hipotesis antara variabel satu
dengan variabel yang lain yang
saling berpengaruh antara satu
dengan yang lain. Dengan demikian,
jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian explanatory untuk
menguji pengaruh store atmosphere
dan teman berbelanja terhadap
keputusan pembelian impulsif
konsumen di Inspired27.
Penelitian ini dilakukan pada
konsumen salah satu distro
(distribution store) kota Malang,
yaitu Inspired27. Inspired27 hanya
memiliki sebuah distribution store
yang berlokasi di Jl. Soekarno Hatta
D-511.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini
adalah pengunjung distro Inspired27
Malang.
Sampel
Berdasarkan pendapat Roscoe,
dalam penelitian ini terdapat 3
variabel penelitian yang terdiri dari 2
variabel bebas dan 1 variabel terikat.
Sehingga peneliti menetapkan 30
sampel untuk pengkalian jumlah
variabel. Sampel dalam penelitian ini
menggunakan perhitungan 30 x 3
variabel. Dengan begitu total sampel
sebanyak 90 dan dibulatkan menjadi
100 sampel.
Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode non probability
sampling (sampling tak acak) dengan
menggunakan teknik purposive
sampling.
Teknik purposive sampling yang
digunakan dalam penelitian ini
mengharuskan sampel yang diambil
atau dipilih dapat berfungsi untuk
memberikan informasi maksimal.
Sampel yang diambil atau dipilih
ditentukan dengan memilih orang
tertentu yang diharapkan dapat
memberikan data atau informasi
yang diperlukan dengan kriteria
responden sebagai berikut, yaitu:
1. Konsumen Inspired27 yang
berbelanja bersama teman atau
keluarga
12
Berbelanja bersama teman atau
keluarga dapat membuat mood
berbelanja seseorang menjadi
lebih baik. Biasanya, kehadiran
orang lain tersebut dapat
membantu seseorang dalam
melakukan keputusan pembelian.
Selain itu, sering kali teman
belanja mempengaruhi seseorang
untuk berbelanja barang-barang
lain di luar kebutuhannya saat ini.
Hal tersebut diperkuat dengan
pendapat Belk dalam Rohman
(2009) yang menyatakan bahwa
kehadiran orang lain akan
mempengaruhi keputusan
konsumen untuk membeli produk
lebih banyak dibandingkan jika
konsumen berbelanja sendiri.
2. Konsumen Inspired27 yang
berusia ≥ 17 tahun
Usia 17 tahun adalah batas
seseorang mendapatkan predikat
dewasa di mata hukum Indonesia.
Usia seseorang akan
mempengaruhi pola pengambilan
keputusan dan emosi yang
mempengaruhi perilaku
pembelian.
3. Konsumen Inspired27 yang baru
saja menyelesaikan transaksi
belanja di kasir.
Pemilihan sampel berdasarkan
kriteria tersebut diharapkan mampu
memberikan informasi secara
maksimal.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini dilakukan
beberapa cara untuk mengumpulkan
data, antara lain:
a. Kuesioner
Menurut Hadi dalam Aritonang
(2007:154) angket atau kuesioner
merupakan sehimpunan
pertanyaan mengenai suatu
variabel yang diajukan kepada
dan untuk memperoleh tanggapan
dari subjek.
b. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah
pencarian data pelengkap atau
penunjang yang ada pada literatur
– literatur seperti buku, jurnal,
maupun karangan ilmiah.
c. Browsing Internet
Merupakan teknik pengumpulan
data dengan menjelajahi internet
guna mencari dan mendapatkan
informasi yang berkaitan dengan
pokok bahasan penelitian.
13
Sumber Data
Untuk melengkapi penelitian ini,
maka perlu didukung oleh data yang
lengkap dan akurat. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini
meliputi dua data, yaitu:
a. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh
dari sumber penelitian atau obyek
penelitian yaitu tanggapan
pelanggan Inspired27. Data
primer ini adalah hasil skor
jawaban yang diperoleh dari
penyebaran kuesioner kepada
pelanggan Inspired27.
b. Data sekunder
Data yang diperoleh atau
dikumpulkan dari sumber yang
telah ada tersebut seperti studi
pustaka, buku-buku literatur, dan
laporan atau jurnal penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan
masalah penelitian.
Definisi Operasional
Berdasarkan penelitian terdahulu
oleh Pratiwi (2010) dan Muvano
(2012), operasional variabel yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah:
Tabel 2. Operasional Variabel
Variabel Indikator Item
Store
Atmosphere
(X1)
Pencahayaan Pencahayaan di Inspired27 menerangi ruangan
dengan jelas (X.1.1)
Pencahayaan di Inspired27 menerangi produk
dengan jelas (X.1.2)
Warna Warna pada lingkungan fisik Inspired27 menarik
perhatian konsumen (X.1.3)
Warna cahaya di Inspired27 nyaman di mata
konsumen (X.1.4)
Dominasi warna hitam di Inspired27 sesuai dengan
suasana belanja (X.1.5)
Musik
Jenis musik yang diputar di Inspired27 sesuai
dengan suasana berbelanja (X.1.6)
Volume musik yang diputar di Inspired27 nyaman
bagi pendengaran konsumen (X.1.7)
Aroma
Aroma di Inspired27 nyaman bagi pernafasan
konsumen (X.1.8)
Aroma produk di Inspired27 menarik perhatian
konsumen (X.1.9)
Suhu udara
Temperatur suhu udara di Inspired27 sesuai dengan
kenyamanan aktivitas berbelanja (X.1.10)
Teman
Belanja
Keluarga Berbelanja di Inspired27 dengan keluarga adalah
aktivitas menyenangkan (X.2.1)
14
(X2) Teman Berbelanja di Inspired27 dengan teman adalah
aktivitas yang menyenangkan (X.2.2)
Keputusan
Pembelian
Impulsif
(Y)
Pembelian
tanpa
direncanakan
Membeli karena dipicu adanya display produk yang
menarik (Y.1.1)
Membeli karena adanya promosi yang ditawarkan
(Y.1.2)
Membeli
barang
pengganti
tanpa
direncanakan
Konsumen memutuskan untuk mengganti produk
saat berada di Inspired27 tanpa rencana (Y.1.3)
Sumber: Penulis (2015)
Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah skala likert. Menurut
Sugiyono (2009:86) skala likert
digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang
atau kelompok orang tentang
fenomena sosial. Dalam penelitian
ini telah ditetapkan secara spesifik
oleh peneliti yang selanjutnya
disebut variabel penelitian. Dengan
demikian, pilihan jawaban yang
tersedia pada kuesioner diberikan
nilai sebagai berikut:
Tabel 3. Keterangan Skala Likert
Pilihan Jawaban Skala
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Metode Pengujian Instrumen
Penelitian
Untuk mengetahui instrumen
penelitian ini dapat dipercaya, maka
dilakukan uji validitas dan uji
reliabilitas telebih dahulu. Suatu
kuesioner dikatakan valid (sah) jika
pertanyaan pada suatu kuesioner
mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Sedangkan suatu
kuesioner dikatakan reliabel jika
jawaban responden terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Suatu
instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas yang tinggi.
Sebaliknya, instrumen yang kurang
valid berarti memiliki validitas
rendah. Rumus korelasi yang dapat
digunakan adalah yang dikemukakan
oleh Pearson, yang dikenal dengan
15
rumus korelasi product moment.
Keseluruhan indikator penelitian
menunjukkan nilai sig. r indikator
pertanyaan lebih besar dari 0,5 (α
=0,5) yang berarti tiap-tiap indikator
variabel adalah valid, sehingga dapat
disimpulkan bahwa indikator-
indikator tersebut dapat digunakan
untuk mengukur variabel penelitian.
Tingkat signifikansi uji reliabilitas
adalah 0,6 sehingga suatu instrumen
dikatakan reliabel bila hasil nilai
lebih atau sama dengan nilai kritis
yaitu sebesar 0,6. Hasil uji
reliabilitas yang dilakukan
menunjukkan bahwa semua variabel
yang digunakan untuk penelitian
sudah reliabel.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah regresi linier berganda. Dan
untuk pengujian hipotesis statistik
dilakukan uji signifikan seluruh
model (simultan) dan uji signifikan
setiap parameter (parsial). Untuk
mempermudah dalam menganalisis
data nantinya, peneliti menggunakan
Microsoft Excel sebagai tabulasi data
yang didapat dari kuesioner dan
program SPSS 20 untuk
menganalisis data tersebut. Dalam
penggunaan analisis regresi, agar
persamaan yang dibuat dapat
menunjukkan hubungan yang valid
atau tidak bias maka perlu diadakan
uji asumsi klasik pada model regresi
yang digunakan. Adapun uji asumsi
klasik yang dilakukan yaitu Uji
Normalitas, Uji Multikolineritas, Uji
Heterskedastisitas, Uji Autokorelasi,
dan Uji Linieritas.
Karena satuan dari Store
Atmosphere (X1) dan Teman
Berbelanja (X2) belum sama, maka
perlu disamakan dahulu dengan
menggunakan standardized beta,
sehingga tidak ada konstantanya.
Oleh karena itu, persamaan regresi
berganda yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu:
Y = b1X1 + b2X2
Keterangan:
Y = Keputusan Pembelian Impulsif
b = Koefisien regresi
X1 = Store Atmosphere
X2 = Teman belanja
Dari model persamaan yang
telah dibentuk, akan dapat digunakan
untuk memprediksi pengaruh antara
beberapa variabel bebas tarhadap
variabel terikat dengan melihat
besarnya koefisien masing-masing
variabel bebas.
16
Penelitian ini menggunakan
pengujian hipotesis dengan cara
Koefisien Determinasi, Uji F, Uji T,
dan Uji Dominan.
PEMBAHASAN
Hasil analisis deskriptif
menunjukkan bahwa responden yang
menjadi objek dalam penelitian ini
terdiri dari 100 orang dengan
presentase 69% laki-laki dan 31%
perempuan. Sebagian besar
responden dalam penelitian ini
berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa
yang persentasenya sebesar 88% dari
total 100 responden. Sebagian besar
usia responden dalam penelitian ini
berkisar antara 21-25 tahun.
Analisis Regresi Linier Berganda
Setelah lolos dalam uji validitas,
reliabilitas, dan uji asumsi klasik,
maka dapat diolah ke tahap
selanjutnya yaitu analisis regresi
linier berganda. Analisis regresi ini
digunakan untuk menghitung
besarnya pengaruh antara variabel
bebas, yaitu Store Atmosphere (X1)
dan Teman Berbelanja (X2) terhadap
variabel terikat yaitu Keputusan
Pembelian Impulsif (Y). Berikut
adalah hasil pengolahan data dengan
menggunakan software SPSS 20:
Tabel 4. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda
Variabel B Beta thitung Signifikansi
Thitung Keterangan
X1 Y 0,228 0,485 3,743 0,000 Signifikan
X2 Y 0,711 0,346 2,666 0,009 Signifikan Konstanta
Multiple R
R square
Adjusted R square
F hitung
Sig. F hitung
D – W
Std error of the estimate
0,234
0,808a
0,653
0,646
91,402
0,000a
1,864
2,321
Sumber: Data Primer Diolah (2015)
Model regresi yang digunakan
adalah standardized regression,
karena data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data interval
yang pengukurannya menggunakan
skala likert.
Dari persamaan tersebut maka dapat
diinterpretasikan sebagai berikut :
Y = Variabel terikat yang nilainya
akan diprediksi oleh variabel
bebas. Pada penelitian ini yang
menjadi variabel terikat adalah
keputusan pembelian impulsif
yang nilainya akan diprediksi
17
oleh variabel Store Atmosphere
(X1) dan Teman Berbelanja
(X2).
b1 = Koefisien regresi variabel Store
Atmosphere (X1) sebesar 0,485
memiliki tanda positif yang
menunjukkan bahwa variabel
ini berpengaruh terhadap
keputusan pembelian impulsif
(Y) dan memiliki hubungan
yang searah. Apabila terjadi
peningkatan pada variabel Store
Atmosphere (X1) maka akan
terjadi peningkatan pada
keputusan pembelian impulsif
(Y).
b2 = Koefisien regresi variabel
Teman Berbelanja (X2) sebesar
0,346 memiliki tanda positif
yang menunjukkan bahwa
variabel ini berpengaruh
terhadap keputusan pembelian
impulsif (Y) dan memiliki
hubungan yang searah. Apabila
terjadi peningkatan pada
variabel Teman Belanja (X2)
maka akan terjadi peningkatan
pada keputusan pembelian
impulsif (Y).
Koefisien Determinasi
Tabel 5. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,808a ,653 ,646 2,321 1,864
a. Predictors: (Constant), SUM.X2, SUM.X1
b. Dependent Variable: SUM.Y
Sumber: Data Primer Diolah (2015)
Koefisien determinasi atau nilai
Adjusted R Square pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara 0 dan 1.
Berdasarkan di atas, model regresi
tersebut memiliki koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,646. Hal
ini berarti bahwa model regresi yang
menjelaskan pengaruh antara
variabel Store Atmosphere (X1),
Teman Berbelanja (X2), dan
Keputusan Pembelian Impulsif (Y)
sebesar 64,6% dan sisanya sebesar
36,4% dipengaruhi oleh variabel lain
diluar dua variabel bebas yang
diteliti.
18
Uji F
Nilai F hitung sebesar 91,402.
Sedangkan F tabel (α = 0.05; df
regresi = 2; df residual = 97) sebesar
3,09. Karena F hitung > F tabel yaitu
91,402 > 3,09 atau nilai sig. F
(0,000) < α = 0,05 maka model
analisis regresi adalah simultan
signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak
dan H1 diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel
Keputusan Pembelian Impulsif (Y)
dapat dipengaruhi secara simultan
oleh variabel bebas, yaitu Store
Atmosphere (X1) dan Teman
Berbelanja (X2).
Uji T
Dari hasil Uji T dapat disimpulkan
bahwa:
1. Uji T antara Store Atmosphere
(X1) dengan Keputusan Pembelian
Impulsif (Y) menunjukkan T
hitung = 3,743. Sedangkan T tabel
adalah sebesar 1,984. Karena T
hitung > T tabel yaitu 3,743 >
1,984 atau nilai sig. T (0,000) < α
= 0,05 maka pengaruh Store
Atmosphere (X1) terhadap
Keputusan Pembelian Impulsif
(Y) adalah signifikan. Hal ini
berarti H0 ditolak dan H2 diterima,
sehingga dapat disimpulkan
bahwa Store Atmosphere memiliki
pengaruh yang nyata terhadap
Keputusan Pembelian Impulsif
dengan kesalahan sebesar 5%.
2. Uji T antara Teman Berbelanja
(X2) dengan Keputusan Pembelian
Impulsif (Y) menunjukkan T
hitung = 2,666. Sedangkan T tabel
adalah sebesar 1,984. Karena T
hitung > T tabel yaitu 2,666 >
1,984 atau nilai sig. T (0,000) < α
= 0,05 maka pengaruh Teman
Berbelanja (X2) terhadap
Keputusan Pembelian Impulsif
(Y) adalah signifikan. Hal ini
berarti H0 ditolak dan H2 diterima,
sehingga dapat disimpulkan
bahwa Teman Belanja memiliki
pengaruh yang nyata terhadap
Keputusan Pembelian Impulsif
dengan kesalahan sebesar 5%.
Tabel 6. Ringkasan Hasil Analisis
Regresi Variabel
Independen Koefisien βeta
Keterangan
X1 0,485 Signifikan
X2 0,346 Signifikan
Sumber: Data Primer Diolah (2015)
Berdasarkan pada tabel diatas,
variabel Store Atmosphere (X1)
menjadi variabel yang memiliki
koefisien regresi yang paling besar.
Maka dapat dikatakan bahwa
variabel Keputusan Pembelian
Impulsif (Y) lebih banyak
dipengaruhi oleh variabel Store
Atmosphere (X1) sebesar 0,485
19
daripada variabel lain yaitu Teman
Berbelanja (X2) sebesar 0,346.
Implikasi Penelitian
Store Atmosphere (X1) adalah
desain lingkungan mencakup
komunikasi visual, pencahayaan,
warna, musik dan aroma yang
merangsang persepsi pelanggan dan
respon emosi yang dapat
mempengaruhi perilaku pembelian
(Kotler dalam Levy dan Weitzs
2009:530). Mengacu pada hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa
variabel Store Atmosphere (X1)
berpengaruh signifikan terhadap
variabel Keputusan Pembelian
Impulsif (Y), maka Store Atmosphere
yang dimiliki oleh toko Inspired27
berpengaruh pada perilaku keputusan
pembelian impulsif. Hal ini
dikarenakan, sebagian besar
konsumen merasakan kenyaman
pada saat melakukan aktifitas
berbelanja, sehingga timbul
rangsangan-rangsangan untuk
membeli produk yang tidak
direncanakan oleh konsumen
sebelum memasuki toko. Hasil
penelitian ini sekaligus mendukung
pendapat Spies et al., (1997) bahwa
suasana di lingkungan toko eceran
telah lebih jauh telah ditunjukkan
untuk mempengaruhi suasana hati
konsumen dengan cara yang berbeda.
Store Atmosphere yang positif, telah
terbukti meningkatkan suasana hati
konsumen yang pada selanjutnya
menyebabkan membuat pengalaman
mengunjungi toko menjadi lebih
positif.
Teman Berbelanja (X2) adalah
kehadiran orang lain yang menemani
aktifitas belanja konsumen yang
dapat dibedakan menjadi dua yaitu
berbelanja bersama keluarga dan
berbelanja bersama teman. Pada
penelitian ini dihasilkan bahwa
pengunjung yang berbelanja bersama
teman dapat mempengaruhi perilaku
keputusan pembelian impulsif. Dari
hasil kuesioner, observasi, dan
wawancara yang dilakukan peneliti,
didapatkan hasil bahwa konsumen
menikmati kegiatan berbelanja
bersama keluarga maupun teman
sebagai kegiatan yang
menyenangkan. Hasil penelitian ini
dapat mendukung penelitian yang
pernah dilakukan oleh Zhuang et al.
(2006) di negara Hongkong yaitu
konsumen yang berbelanja dengan
orang lain membeli produk lebih
banyak dibandingkan dengan
konsumen berbelanja sendiri.
20
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan judul penelitian,
pokok permasalahan, tujuan
penelitian, rumusan masalah,
hipotesis dan pembahasan hasil
penelitian, maka dapat dikemukakan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel store atmosphere dan
teman berbelanja berpengaruh
secara simultan terhadap variabel
keputusan pembelian impulsif
konsumen di Inspired27 Malang.
2. Variabel store atmosphere
berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap variabel
keputusan pembelian impulsif
konsumen di Inspired27 Malang.
3. Variabel teman berbelanja
berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap variabel
keputusan pembelian impulsif
konsumen di Inspired27 Malang.
4. Variabel yang berpengaruh
dominan terhadap keputusan
pembelian impulsif konsumen di
Inspired27 Malang adalah
variabel store atmosphere.
Saran
Berdasarkan kesimpulan dari
hasil penelitan, maka diajukan
beberapa saran yaitu sebagai berikut:
1. Variabel store atmosphere
merupakan variabel yang dominan
dalam mempengaruhi keputusan
pembelian impulsif konsumen
Inspired27. Oleh karena itu,
penting bagi pihak manajemen
untuk selalu menjaga dan
memberikan inovasi terhadap
store atmosphere Inspired27.
Contohnya seperti manajemen
harus memperhatikan apakah
desain bangunan sudah cukup
menarik bagi konsumen, tata letak
sudah cukup nyaman bagi
konsumen, dan faktor-faktor store
atmosphere lainnya juga harus
dijaga dan ditingkatkan lagi dari
segi kenyamanan, fleksibilitas,
serta keunikannya.
2. Di beberapa sisi toko
menggunakan cat berwarna hitam
dan penerangan lampu yang
kurang terang sehingga untuk
beberapa konsumen yang kurang
suka terhadap suasana yang
mengandung kegelapan merasa
kurang jelas dalam melihat
produk-produk yang ditawarkan
dan beberapa konsumen merasa
21
kurang nyaman. Disarankan agar
merenovasi kembali warna rak
yang lebih terang dan peletakan
pakaian berwarna terang di sisi
tersebut agar tetap bisa
mengangkat unsur anak muda
yang notabene suka dengan warna
hitam tapi tetap membuat
konsumen lain dapat melihat jelas
dan nyaman.
3. Untuk menarik perhatian
konsumen lebih banyak telah
dilakukan diskon tahunan tiap
perayaan ulang tahun Inspired27
Malang, Inspired27 juga selalu
mengikuti acara bertema indie
clothing expo yang bertaraf
nasional, dan mensponsori acara
konser jalanan setiap bulan puasa.
Disarankan agar mengadakan
promo lebih banyak lagi diluar
kegiatan tersebut agar dapat
meningkatkan keputusan
pembelian impulsif para
konsumen seperti mengadakan
kuis di berbagai media sosial
milik Inspired27, mensponsori
kegiatan-kegiatan sekolah atau
universitas seperti pensi atau
sekedar kegiatan amal, dan
mengadakan acara sendiri pada
event tertentu seperti pada saat
bulan puasa.
4. Memperkerjakan online admin
khusus agar segala pertanyaan,
pesanan, ataupun update info
terbaru dari perusahaan dapat
ditanggapi, dilayani, dan dikelola
dengan lebih cepat karena media
sosial Inspired27 seperti twitter
atau instagram sedikit lambat
dalam menanggapi pertanyaan
ataupun pesanan dari konsumen.
Terkadang pertanyaan yang
ditujukan lewat media sosial
malah tidak ditanggapi sama
sekali.
5. Mengadakan promosi yang
berhubungan dengan variabel
Teman Berbelanja, contohnya
setiap berbelanja dengan
mengajak teman atau keluarga
akan mendapatkan diskon khusus.
6. Untuk penelitian selanjutnya
dapat dilaksanakan dengan
menggunakan objek dan lokasi
penelitian lain baik dengan faktor
yang sama ataupun terhadap
faktor-faktor lain yang dianggap
mempengaruhi keputusan
pembelian impulsif.
22
DAFTAR PUSTAKA
Belk, Russel W. 1975. Situasional
Variable and Consumer
Behaviour. Journal of Consumer
Research. Vol.2. Desember. pp
157-16
Dharmmesta, Swastha, B., & Irawan.
2005. Manajemen Pemasaran
Modern. Liberty, Yogyakarta.
Fowler, D.C., Wesley, S.C. &
Vazquez, M.E. 2007. ‘Simpatico
in store retailing: 'How
immigrant Hispanic emic
interpret U.S. store atmospherics
and interactions with sales
associates’, Journal of Business
Reasearch, vol. 60, no. 1, pp.
50-59. Diakses pada tanggal 10
April 2015,
<http://www.sciencedirect.com/s
cience/article/pii/S01482963060
0124X>.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program
IBM SPSS 19, edisi 5. Badan
Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
Hermawan, Andi. 2012. Komunikasi
Pemasaran. Erlangga, Jakarta.
Kim, YK. 2001. Experiential
retailing: an interdisciplinary
approach to success in domestic
and international retailing.
Journal of Retailling and
Consumer Services, vol 8 No.5,
pp. 287-9.
Kotler, Philip & Kevin Lane Keller.
2009. Manajemen Pemasaran.
Jilid 2, edisi 13. Erlangga,
Jakarta.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller.
2009. Manajemen Pemasaran.
Edisi 12. PT.Indeks. Jakarta.
Kotler, Philip., & Kevin Lane Keller.
2009. Manajemen Pemasaran.
Jilid 1, edisi 13. Erlangga,
Jakarta.
Kotler, Phillip. 2001. Atmospherics
as a Marketing Tool. Journal of
Retailing. Vol 49 no 4 Winter.
1973-1974.
Kotler, Phillip. 2005. Manajemen
Pemasaran. Jilid kedua, edisi
kesebelas. PT. Indeks. Jakarta.
Levy, Michael & Weitz, Barton.
2009. Retailing Management.
Edisi 7. Edisi Internasional.
McGraw Hill, London.
Michona, R., Chebat, J.C., & Turley,
L.W. 2005. ‘Mall atmospherics:
the interaction effects of the mall
environment on shopping
behavior’, Journal of Business
Reasearch, vol. 58, no. 5, pp.
23
576-583. Diakses pada tanggal
22 April 2015,
<http://www.sciencedirect.com/s
cience/article/pii/S01482963030
02066>.
Muvano, Nandha Narendra. 2012.
Pengaruh Atmospherics Toko
dan Teman Berbelanja Terhadap
Keputusan Pembelian Impulsif
Pada Konsumen Wanita di
Hypermart Batu Town Square.
Skripsi Program Sarjana
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya Malang.
Nugraha Hari. 2012. Bauran
Pemasaran (7P). Diakses pada
tanggal 8 Maret 2015,
<http://www.academia.edu/9050
100/Bauran_Pemasaran_7P_>.
Pratiwi, Puteri. 2010. Pengaruh
Atmospherics Toko dan Teman
Berbelanja Terhadap Keputusan
Pembelian Impulsif Konsumen
di Hypermart Malang Town
Square. Skripsi Program Sarjana
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya Malang.
Rohman, Fatchur. 2009. Peran Nilai
Hedonik Konsumsi Dan Reaksi
Impulsive Sebagai Mediasi
Pengaruh Factor Situasional
Terhadap Keputusan Pembelian
Impulsif Di Butik Kota Malang.
Disertasi Program Pascasarjana
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya Malang.
Schiffman, Leon & Kanuk. 2004.
Perilaku Konsumen. PT.Indeks,
Jakarta.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian
Administrasi. CV Alfabeta.
Bandung.
Tjiptono, Fandy. 2008. Pemasaran
Strategik. Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Tohir Muhammad. 2014. Pengertian
Konsep Pemasaran. Diakses
pada tanggal 8 Maret 2015,
<http://www.lebahmaster.com/bi
snis-2/manajemen-
bisnis/pengertian-konsep-
pemasaran>.
Utami, Christina Whidya.
2006.Manajemen Ritel: Strategi
dan Implementasi Ritel Modern.
Salemba empat. Jakarta.
Wijanarko. 2009. Dasar Pemakaian
Warna Dalam Desain Grafis.
Diakses pada tanggal 9 Juni
2015,
<http://www.ahlidesain.com/das
ar-pemakaian-warna-dalam-
desain-grafis.html>.