Pengaruh Stimulasi Dengan Bacaan Al Qura

21
MANUSKRIP PENGARUH STIMULASI DENGAN BACAAN AL QURAN SECARA MUROTAL TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PENDERITA DIABETES MELITUS DI BENGKULU Mulyadi 1 , Derison Marsinova Bakara 2 , Surani Warsito 3 Poltekkes Kemenkes Bengkulu, Jurusan Keperawatan Jl. Indragiri No 3 Padang Harapan Bengkulu KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU JURUSAN KEPERAWATAN 2012 0

description

stimulasi

Transcript of Pengaruh Stimulasi Dengan Bacaan Al Qura

Page 1: Pengaruh Stimulasi Dengan Bacaan Al Qura

MANUSKRIP

PENGARUH STIMULASI DENGAN BACAAN AL QURAN SECARA MUROTAL TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS HIDUP

PENDERITA DIABETES MELITUS DI BENGKULU

Mulyadi1, Derison Marsinova Bakara2, Surani Warsito3

Poltekkes Kemenkes Bengkulu, Jurusan Keperawatan Jl. Indragiri No 3 Padang Harapan Bengkulu

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU

JURUSAN KEPERAWATAN 2012

0

Page 2: Pengaruh Stimulasi Dengan Bacaan Al Qura

PENGARUH STIMULASI DENGAN BACAAN AL QURAN SECARA MUROTAL TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS HIDUP

PENDERITA DIABETES MELITUS DI BENGKULU

Mulyadi1, Derison Marsinova Bakara2, Surani Warsito3

Poltekkes Kemenkes Bengkulu, Jurusan Keperawatan Jl. Indragiri No 3 Padang Harapan Bengkulu

ABSTRAK

Latar Belakang: Diabetes melitus (DM) sering disebut sebagai the great imitator, karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Diabetes adalah salah satu penyakit yang paling sering diderita dan penyakit kronis yang serius di Indonesia.

Metode:Rancangan penelitian menggunakan quasi experimental, tehnik pengambilan sampel dengan consecutive sampling, ukuran sampel 30 orang dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Kelompok intervensi diberikan dengan bacaan Al Quran secara murotal selamat 15 menit. Sebelum dan sesudah intervensi diukur tingkat kualitas hidup mengunakan kuesioner WHO (The World Health Organization Quality Of Life-BREF/WHOQOL-BREF). Data dianalisis dengan Wilcoxon dan Mann Whitney.

Hasil:Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang bermakna antara tingkat kualitas hidup pasien Diabetes Melitus sebelum dan sesudah intervensi bacaan Al Quran secara murotal antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p<0,05). Keterbatasan penelitian ini adalah kesulitan dalam pengendalian karakteristik responden sebagai variabel pengganggu.

Kesimpulan: Implikasi penelitian ini bahwa intervensi bacaan Al Quran secara murotal dapat meningkatkan kualitas hidup pada pasien DM, dan dapat dipertimbangkan sebagai salah satu intervensi.

Kata kunci : Al Quran secara murotal, Kualitas hidup, Diabetes Melitus

1

Page 3: Pengaruh Stimulasi Dengan Bacaan Al Qura

ABSTRACT

Background: Diabetes mellitus often referred to as the great imitator, because this disease can affect all organs of the body and cause a variety of complaints. Diabetes is one disease that is most often suffered serious and chronic diseases in Indonesia.

Methods: The research design was quasi-experimental, and using consequtive sampling as sampling technique, 30 respondents were divided into intervention group and control groups. Intervention were given 15 minutes murotal reading of Koran. Before and after intervention measured levels of quality questionnaires of life by WHO (The World Health Organization Quality Of Life-BREF/WHOQOL-BREF). Data were analyzed with the Wilcoxon and Mann Whitney.

Results: The results showed significant differences between levels of depression, anxiety, and stress before and after intervention murotal Quran reading (p <0.05) between the intervention group and control group (p <0.05). Murotal Quran reading intervention helps reduce levels of quality in patients with DM. Limitations of this study is the difficulty in controlling the characteristics of respondents as a confounding variable.

Conclusion: The implications of this study that the Quran reading intervention murotal can improve the quality of life in patients with diabetes with DM, and can be considered as one of the interventions.

Keywords: Al Quran murotal, Quality of life, Diabetes Mellitus

2

Page 4: Pengaruh Stimulasi Dengan Bacaan Al Qura

PENDAHULUANDM telah menjadi pandemi, prevalensinya terus meningkat dengan cepat

bahkan di negara berkembang seperti Indonesia (Mohan and Deepa.2012). Diabetes melitus sering disebut sebagai the great imitator, karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan (Waspadji. S, 2005).

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang paling menantang secara psikologis, yang menuntut perubahan gaya hidup banyak orang, menimbulkan komplikasi yang mengancam jiwa, dan membutuhkan kepatuhan pendidikan, kesadaran dan konstan dengan pengobatan di pihak pasien (Rubin. RR and Peyrot M. 1999). Menurut Asdie (2000) mempertahankan kualitas hidup merupakan salah satu tujuan utama pengobatan penyakit diabetes melitus.

Saat ini telah mulai dikembangkan intervensi-intervensi alternatif yang merupakan complementary therapy untuk menurunkan kecemasan, salah satunya adalah terapi suara atau terapi musik. Musik sering dijadikan pilihan untuk relaksasi, dan yang banyak dipilih orang adalah musik klasik. Penelitian tentang efek relaksasi terapi musik telah banyak dilakukan. Namun, ternyata tidak hanya suara musik yang memberikan efek relaksasi, mendengarkan suara komposisi karya J.S. Bach juga memberikan efek relaksasi bahkan menimbulkan konsentrasi. Bahkan, mendengarkan murottal Al Qur’an juga membangkitkan tanggapan relaksasi. (Abdurrahman, Perdana & Andhika, 2008).

Intervensi mendengarkan bacaan Al Qur’an diharapkan dapat menurunkan kecemasan karena merupakan suatu pendekatan spiritual. Menurut Lewis, Heitkemper dan Dirksen (2004) pendekatan spiritual dapat menurunkan kecemasan, pendekatan spiritual juga bisa membantu mengatasi permasalahan psikososial akibat penyakit yang dialaminya.Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mardiyono dan Songwathana (2009) menyimpulkan bahwa relaksasi Islam telah efektif digunakan pada penanganan masalah psikologi. Relaksasi Islam merupakan metode relaksasi yang melibatkan ibadah-ibadah dalam Islam, pengulangan bacaan Al Qur’an, mendengarkan bacaan Al Qur’an, dan berzikir untuk mencapai respon relaks berupa ketenangan dan mood yang baik (Syed, 2003).

METODERancangan penelitaian yang digunakan adalah metode Quasi Experimental

Design dengan pendekatan Pretest-Posttest Control Group Design. Metode Quasi Experimental adalah metode penelitian eksperimen dengan menggunakan kelompok kontrol, tetapi tidak sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi penelitian (Sugiyono, 2007). Rancangan Quasi Experimental minimal memenuhi dua dari tiga syarat rancangan true experiment

3

Page 5: Pengaruh Stimulasi Dengan Bacaan Al Qura

yaitu: sampel diambil secara acak, ada kelompok kontrol dan adanya intervensi (Burn & Grove, 1993).

Dalam penelitian sampel dibagi menjadi kelompok kontrol yaitu kelompok tanpa perlakuan dan kelompok intervensi yaitu kelompok dengan perlakuan. Perlakuan yang dilakukan adalah dengan memberikan stimulasi dengan bacaan Al Quran pada pasien diabetes mellitus yang mengalami penurunan kualitas hidup. Tingkat kualitas hidup diukur dengan mengunakan instrument WHO (The World Health Organization Quality Of Life-BREF/WHOQOL-BREF).

Penelitian dilaksanakan di Ruang Poli Penyakit Dalam RSUD Curup dari bulan Agustus sampai dengan Oktober 2012. Sampel penelitian berjumlah 30 pasien Diabetes Melitus yang sesuai kriteria inklusi dan eklusi dengan 15 pasien sebagai kelompok intervensi dan 15 pasien sebagai kelompok kontrol.

Pengukuran kualitas hidup pasien diabetes mellitus dengan menggunakan lembar observasi pada subyek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi. Setelah pengukuran kualitas hidup pasien diabetes mellitus hari pertama, kelompok intervensi diberikan stimulasi bacaan Al Quran 20 - 30 menit selama 3 kali seminggu selama 2 minggu, sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan. Terapi pasien diabetes mellitus tetap diberikan kepada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sesuai standar pengobatan. Setelah 2 minggu, dinilai kembali kualitas hidup pasien diabetes mellitus dengan menggunakan instrument kualitas hidup pada kedua kelompok tersebut. Pengukuran kualitas hidup pasien diabetes mellitus menggunakan kuesioner WHO-QoL BREF.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh stimulasi dengan bacaan Al Quran secara murottal terhadap peningkatan kualitas hidup penderita diabetes mellitus di RSUD Curup.

HASILResponden di bagi dalam dua kelompok yaitu kelompok yang mendapatkan

intervensi bacaan Al Quran dengan Murrotal dan kelompok yang tidak mendapatkan intervensi bacaan Al Quran dengan Murrotal.

1. Karakteristik Responden

Penelitian dilakukan terhadap 30 pasien DM yang berusia 51 tahun lebih, dalam masa proses pengobatan. Responden di bagi dalam dua kelompok yaitu kelompok yang mendapatkan intervensi bacaan Al Quran dengan Murrotal dan kelompok yang tidak mendapatkan intervensi bacaan Al Quran dengan Murrotal.

4

Page 6: Pengaruh Stimulasi Dengan Bacaan Al Qura

Tabel 1. Hasil Uji Beda Karakteristik Responden pada Kelompok Intervensi (n=15) dan Kelompok Kontrol (n=15)

Karakteristik KelompokX2 Nilai pIntervensi

Frekuensi (%)KontrolFrekuensi %)

Jenis kelamin :- Perempuan- Laki-laki

5 (33,3) 10(66,7)

6 (40)9 (60)

0,144 0,705

Usia (tahun) :- < 59- ≥ 59 ke atas

Rerata (SD)

5(33,3) 10(66,7) 60(5,05)

6(40)9(60) 58,7(11,7)

0,144 0,705

Pendidikan- SD- SMP- SMA/SLTA- PT

3 (20)3 (20)6 (40)3 (20)

2 (13,3)4 (26,7)7 (46,7)2 (13,)

0,620 0,892

Pekerjaan- Bekerja- Tidak bekerja

7 (46,7)8 (53,3)

8 (53,3)7 (46,7)

0,133 0,715

Uji statistik yang digunakan untuk melihat beda karakteristik responden adalah chi square, pada semua karakteristik responden dapat digambarkan pada tabel 1. antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil uji statistik menunjukkan karakteristik jenis kelamin sebagian besar adalah perempuan yaitu pada kelompok intervensi sebesar 10(66,7%), pada kelompok kontrol sebagian besar perempuan 9(60%).

Pada karakteristik usia sebagian besar berusia ≥ 59 tahun yaitu pada kelompok intervensi 10(66,7%) sedangkan pada kelompok kontrol 9(60%). Pada karakteristik pendidikan sebagian besar berpendidikan SLTA yaitu pada kelompok intervensi 6(40%) sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 7(46,7%). Pada karakteristik pekerjaan sebagian besar tidak bekerja yaitu pada kelompok intervensi 8(53,3%) sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar bekerja 8(53,3%).

5

Page 7: Pengaruh Stimulasi Dengan Bacaan Al Qura

2. Hasil Uji Normalitas Tingkat Kualitas Hidup Pasien DM Sebelum dan Sesudah Intervensi pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi

Uji normalitas tingkat kualitas hidup pasien DM sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi dapat terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Tingkat Kualitas Hidup Pasien DM Sebelum dan Sesudah Intervensi pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi

Pengukuran Waktu Kelompok Rerata SD Nilai p

Kualitas Hidup - Sebelum

- Sesudah

- Kontrol- Intervensi

- Kontrol- Intervensi

1,401,40

1,401,40

0,5070,507

0,5070,507

0,0010,001

0,0010,001

Pada tabel 2. ditampilkan hasil uji normalitas dengan menggunakan uji statistik Shpiro-Wilk. Hasil uji normalitas menunjukan nilai p tingkat kualitas hidup pasien DM sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi sebagian besar kurang dari 0,05. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa data rerata tingkat kualitas hidup pasien DM pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi dapat disimpulkan data tidak berdistribusi normal, sehingga uji statistik yang tepat untuk dilakukan adalah dengan menggunakan statistik non parametrik yaitu Wilcoxon.

3. Perbedaan Rerata Tingkat Kualitas Hidup Pasien DM Sebelum dan Sesudah pada Kelompok KontrolUji statistik yang digunakan melihat kualitas hidup pasien DM adalah non

parametrik Wilcoxon karena hasil uji beda rerata sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol didapatkan hasil distribusi data tidak normal dan tidak homogen.

Tabel 3. Perbedaan Rerata Tingkat Tingkat Kualitas Hidup Pasien DM Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Kontrol

Pengukuran Kelompok Rerata Z P

Kualitas Hidup - Sebelum- Sesudah

15,5011,00

0,001 1,000

6

Page 8: Pengaruh Stimulasi Dengan Bacaan Al Qura

Hasil uji statistik perbedaan rerata tingkat kualitas hidup pasien DM sebelum intervensi pada kelompok kontrol yang ditampilkan pada tabel 3. didapatkan nilai p˃0,05. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa data rerata tingkat kualitas hidup pasien DM sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan yang bermakna.

4. Perbedaan Rerata Tingkat Tingkat Kualitas Hidup Pasien DM Sebelum dan Sesudah Intervensi pada Kelompok IntervensiUji statistik yang yang digunakan melihat kualitas hidup pasien DM adalah

non parametrik Wilcoxon karena hasil uji beda rerata sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi didapatkan hasil distribusi data tidak normal.

Tabel 4. Perbedaan Rerata Tingkat Tingkat Kualitas Hidup Pasien DM Sebelum dan Sesudah Intervensi pada Kelompok Intervensi

Pengukuran Kelompok Rerata Z P

Kualitas Hidup - Sebelum- Sesudah

15,5020,00

- 3,525 0,001

Hasil uji statistik perbedaan rerata tingkat kualitas hidup pasien DM sebelum intervensi pada kelompok intervensi yang ditampilkan pada tabel 4. pada kualitas hidup pasien DM didapatkan nilai p<0,05. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa kualitas hidup pasien DM sebelum dan sesudah pada kelompok intervensi ada perbedaan yang bermakna.

5. Perbedaan Rerata Tingkat Tingkat Kualitas Hidup Pasien DM Sebelum Intervensi pada Kelompok Kontrol dan Kelompok IntervensiUji statistik yang yang digunakan melihat kualitas hidup pasien DM adalah

non parametrik Mann-Whitney karena hasil uji beda rerata sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi didapatkan hasil distribusi data tidak normal.

Tabel 5. Perbedaan Rerata Tingkat Tingkat Kualitas Hidup Pasien DM Sebelum Intervensi pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi

Pengukuran Kelompok Rerata Z P

Kualitas Hidup - Kontrol- Intervensi

18,9321,73

- 0,000 1,000

7

Page 9: Pengaruh Stimulasi Dengan Bacaan Al Qura

Hasil uji statistik kualitas hidup pasien DM sebelum intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi yang ditampilkan pada tabel 5. didapatkan nilai z adalah -0,000 dan nilai p˃0,05. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa data kualitas hidup pasien DM sebelum intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi tidak ada perbedaan yang bermakna.

Berikut digambarkan perubahan tingkat kualitas hidup pasien DM sebelum intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111213 14150

0.5

1

1.5

2

2.5

Perbedaan Rerata Tingkat Kualitas Hidup Pasien DM Sebelum Intervensi pada Kelompok Kontrol dan

Kelompok Intervensi

Kualitas hidup pasien DM sebelum intervensi pada kelompok intervensiKualitas hidup pasien DM sebelum intervensi pada kelompok kontrol

Kualitas

Hidup

Grafik 1. Perbedaan Rerata Tingkat kualitas hidup pasien DM Sebelum Intervensi pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi

6. Perbedaan Rerata Tingkat Tingkat Kualitas Hidup Pasien DM Sesudah Intervensi pada Kelompok Kelompok Kontrol dan Kelompok IntervensiUji statistik yang yang digunakan melihat kualitas hidup pasien DM adalah

non parametrik Mann-Whitney karena hasil uji beda rerata sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi didapatkan hasil distribusi data tidak normal.

Tabel 6. Perbedaan Rerata Tingkat Tingkat Kualitas Hidup Pasien DM Sesudah Intervensi pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi

Pengukuran Kelompok Rerata Z P

Kualitas Hidup - Kontrol- Intervensi

11,0020,00

- 3,525 0,001

8

Page 10: Pengaruh Stimulasi Dengan Bacaan Al Qura

Hasil uji statistik beda kualitas hidup pasien DM sesudah intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi yang ditampilkan pada tabel 6. didapatkan nilai p<0,05. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa data rerata tingkat kualitas hidup pasien DM sesudah intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi ada perbedaan yang bermakna.

Berikut digambarkan perubahan tingkat kualitas hidup pasien DM sesudah intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314150

0.5

1

1.5

2

2.5

Perbedaan Rerata Tingkat Kualitas Hidup Pasien DM Sesudah Intervensi pada Kelompok Kontrol dan

Kelompok Intervensi

Kualitas hidup pasien DM sesudah intervensi pada kelompok intervensiKualitas hidup pasien DM sesudah intervensi pada kelompok kontrol

Kualitas

Hidup

Grafik 2. Perbedaan Rerata Tingkat Kualitas hidup pasien DM Sesudah Intervensi pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi

B. PembahasanBerdasarkan hasil uji beda pada karakteristik jenis kelamin, usia pendidikan

dan pekerjaan didapatkan nilai p> 0,05, artinya tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara karakteristik kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Karena semua karakteristik tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol maka kedua kelompok dapat dibandingkan.

1. Pengaruh Intervensi Bacaan Al Quran Secara Murrotal Terhadap Kualitas Hidup Pasien DM

Hasil uji statistik pada tabel 6 menunjukkan rerata tingkat depresi sesudah intervensi antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi ada perbedaan yang bermakna dengan nilai z adalah - 3,525 dan p >0,05. Hal ini menunjukan ada pengaruh intervensi bacaan Al Quran secara Murrotal terhadap peningkatan kualitas hidup pasien DM . Dapat disimpulkan ada perbedaan yang bermakna tingkat kualitas hidup pasien DM responden sebelum dan sesudah diberikan intervensi bacaan Al Quran secara Murrotal pada kelompok intervensi. Sedangkan

9

Page 11: Pengaruh Stimulasi Dengan Bacaan Al Qura

pada kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi bacaan Al Quran secara Murrotal tidak mengalami peningkatan kualitas hidup pasien DM.

Mendengarkan bacaan Al Qur’an sebagai salah satu relaksasi Islam telah efektif digunakan pada penanganan masalah psikologi. Dengan mendengarkan Al Qur’an seseorang dapat mencapai respon relaks berupa ketenangan dan mood yang baik (Syed, 2003). Kepercayaan spiritual memberi makna terhadap kehidupan dan kematian, dengan agama seseorang akan mampu memiliki kekuatan ketika dalam kondisi kritis dan memberi rasa aman (Kozier, Erb & Blais, 1995).

Mendengarkan murotal Al Qur’an dapat memberikan ketenangan pada orang yang mendengarkannya, seperti hasil penelitian Abdurrahman dkk (2008) yang melakukan perekaman electro enchepalo graphy (EEG) setelah diperdengarkan murotal Al Qur’an. Dari hasil perekaman EEG didominasi oleh gelombang delta di daerah frontal dan sentral baik pada sisi kanan maupun kiri otak, bila didominasi gelombang delta artinya berada dalam ketenangan, ketentraman dan kenyamanan pada naracoba. Dalam sebuah penelitian oleh Muhammad Kamil Abdussamad dalam bukunya Al Ijaz al ilmi fi Al Qur’an yang menulis bahwa alat-alat observasi elektronik yang dikomputerisasi telah digunakan untuk mengukur perubahan fisiologis pada orang yang sehat yang sedang mendengarkan Al Qur’an baik yang memahami bahasa arab maupun yang tidak memahami, diperoleh hasil bahwa mendengarkan bacaan Al Qur’an memberikan efek menenangkan hingga 97 % yang dilihat dari berkurangnya ketegangan saraf (Musbikin, 2007). Murottal merupakan salah satu musik dengan frekuensi 50 Db yang membawa pengaruh positif bagi pendengarnya (Wijaya, M, 2009).

Terapi bacaan Al Quran secara murottal Al Qur’an merupakan intervensi yang ideal untuk pasien dengan energi rendah seperti pasien GGK karena tidak memerlukan konsentrasi yang terfokus seperti bila melakukan guided imagery (Chulay & Burn, 2002). Pasien GGK secara klinis berada pada kondisi lemah karena ginjal sudah tidak mampu lagi untuk melakukan fungsi . Keadaan tersebut menyebabkan pasien tidak mampu banyak beraktivitas. Selain itu juga, salah satu penatalaksanaan medis dan keperawatan terhadap pasien GGK adalah membatasi aktivitas pasien untuk menghemat energi yang keluar. Sehingga intervensi mendengarkan bacaan Al Qur’an untuk mengatasi masalah kualitas hidup pada pasien GGK. Bacaan Al Qur’an merupakan terapi spiritual, dapat memberikan ketenangan, mengurangi rasa takut dan mendekatkan diri kepada Tuhan dan menguatkan keyakinan spiritual, keyakinan kepada Tuhan untuk menyembuhkan penyakitnya.

Penurunan kecemasan pasien setelah mendengarkan murottal Al Qur’an selain karena memiliki nilai spiritualitas, dari aspek suara telah memenuhi kriteria

10

Page 12: Pengaruh Stimulasi Dengan Bacaan Al Qura

musik sebagai terapi relaksasi disebabkan karena secara fisiologis di dalam tubuh, musik dapat menstimulus pada akson-akson serabut saraf asendens ke neuron-neuron RAS. Stimulus kemudian ditransmisikan ke area korteks cerebral, sistem limbik dan korpus kalosum, sedangkan dikirim ke bawah juga menuju saraf otonom dan sistem neuroendokrin. Ketika musik diputar, seluruh daerah sistem limbik dirangsang menghasilkan sekresi feniletilamin, yang merupakan suatu neuroamin yang bertanggung jawab pada perasan cinta. Pada saraf otonom, stimulus suara berupa musik menyebabkan sistem saraf parasimpatis berada di atas sistem saraf simpatis sehingga merangsang gelombang otak alfa yang menghasilkan kondisi relaks. Musik juga menyebabkan pelepasan endorfin oleh kelenjar pituitari, sehingga akan mempengaruhi keadaan mood seseorang (Chiu & Kumar, 2003).

Terapi spiritual menimbulkan respon relaksasi dan kesehatan, dapat menimbulkan keyakinan dalam perawatan diri, dan bermanfaat terhadap kecemasan dan panik pada pasien terminal yang dapat menimbulkan ketenangan (Syed,2003). Menurut Lewis et al. (2004), pendekatan spiritual dapat menurunkan depresi karena memberikan perasaan tenang dan membantu mengatasi permasalahan psikososial akibat penyakit.

Keadaan psikologis yang tenang akan mempengaruhi sistim limbik dan saraf otonom yang menimbulkan rileks, aman, dan menyenangkan sehingga merangsang pelepasan zat kimia gamma amino butric acid, enchepalin dan beta endorfin yang akan mengeliminasi neurotranmiter rasa nyeri maupun kecemasan sehingga menciptakan ketenangan dan memperbaiki suasana hati (mood) pasien. Endorfin adalah polipeptida yang mengandung 30 unit asam amino yang mengikat pada reseptor opiat di otak dan dapat menimbulkan perasaan euforia, nafsu makan, modulasi hormon dan memiliki sifat menghilangkan rasa sakit. Endorfin adalah neurotransmitter yang berinteraksi dengan neuron reseptor morfin untuk mengurangi rasa sakit. Pada gangguan nyeri kronis, endorfin ditemukan dalam jumlah tinggi (Bailey, 2006).

Sebagaimana dinyatakan oleh Achiryani (1999), bahwa pada saat mengalami stres, individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya. Dukungan ini sangat diperlukan untuk dapat menerima keadaan sakit pasien yang dialami, khususnya jika penyakit tersebut memerlukan proses penyembuhan yang lama dengan hasil yang belum pasti.

Intervensi spiritual yang berorientasi religius menunjukan reaktivitas fisiologis terhadap pengurangan stres, tidak takut akan kematian, dan memiliki ketentraman ketenangan (Scot, 2007). Spiritual dapat mempengaruhi psikoneuroimunologi yang merangsang imunitas sehingga mempengaruhi relaksasi dan dapat menyebabkan sistem syaraf mengeluarkan endorfin, delison dan berbagai neurotransmiter yang lain yang membawa manfaat pada peningkatan

11

Page 13: Pengaruh Stimulasi Dengan Bacaan Al Qura

imunitas, peningkatan aktifitas interferon dan makrofag (Spencer & McEwen, 1990). Sebagai perawat yang bekerja di area keperawatan kritis perawat menghadapi pasien yang berada dalam ancaman kematian. Pasien sebagai seorang manusia tidak dapat dipisahkan dari spiritualnya, apalagi dalam kondisi ini, seseorang cenderung berupaya memperkuat aspek spiritualnya. Dalam konsepnya, spiritual merupakan bagian dari keperawatan yang bersifat integral dengan aspek-aspek lain sehingga membentuk keperawatan holistik. Perawat sangat berperan penting dalam memberikan kontribusi memberikan asuhan keperawatan spiritual melalui proses keperawatan (Mauk & Schmidt, 2004).

SIMPULAN DAN SARANSimpulan

Pemberian intervensi bacaan Al Quran secara murotal pada pasien DM secara bermakna dapat meningkatkan kualitas hidup pada pasien DM karena intervensi bacaan Al Quran secara murotal memiliki nilai spiritual sehingga dapat memberi efek ketenangan dan nilai spiritual.

SaranMengingat hasil penelitian ini ada pengaruh antara intervensi bacaan Al

Quran secara murotal pada pasien DM. Hal ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pelayanan keperawatan sebagai salah satu intervensi keperawatan dalam mengatasi penurunan kualitas hidup pada pasien DM.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman A., Perdana S. & Andhika S. (2008). Muratal Al Qur’an ; Alternatif Suara Baru. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Tehnologi – II 2008 Universitas Lampung. ISBN : 978-979-1165-74-79

Asdie, A.H. (2000). Patogenesis dan Terapi Diabetes Melitus Tipe 2. Medika Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.

Bailey R. (2006). The Power Of Endorphins Diunduh tanggal 20 Desember 2011 dari http://www.parkridgecardiology.com

Burns, N & Grove,S.K (1993). The practice of nursing research conduct, critique & utilization. (2nded). Philadelphia: W.B. Saunders Company.

Chiu P. & Kumar A. (2003). Music Therapy : Loud Noise or Soothing Notes? International Pediatrics, 18 (4), 203 – 208

12

Page 14: Pengaruh Stimulasi Dengan Bacaan Al Qura

Kozier Barbara, Erb Glenora, & Blais Kathleen (1995). Fundamental of Nursing : Concepts, Process & Practice. Fifth edition. Addison Wesley Nursing

Lewis Sharon M., Heitkemper Margaret M., & Dirksen Shannon R. (2004). Medical Surgical Nursing : Assesessment and Management of Clinical Problems. Mosby Year, USA

Musbikin I. (2007). Misteri Sholat Berjamaah bagi Kesehatan Fisik dan Psikis. Mitra Pustaka, Yogyakarta.

Mardiyono & Songwathana P. (2009). Islamic Relaxtion Outcomes : A Literature Review. Malaysian Journal of Nursing

Mohan V and Deepa M. Prevalence of diabetes and metabolic syndrome among asians http:// http.ijddc.com. Diunduh tanggal 17 juni 2012

Rubin. RR and Peyrot M. (1999) Quality of life and diabetes. Diabetes Metabolism Research and Reviews ; 15: 205-18.

Scott E.E .(2007). Spirituality and Mental Health: Spirituality Can Benefit Your Mental and Physical Health . di unduh tanggal 20 Desember 2011 . http://www.

Spencer RL & McEwen BS. (1990). Adaptation of the hypothalamic pituitary-adrenal axis stress tochronic ethanol. Neuroendocrinol.: 52; 481-89. 1. Atkinson

Syed. I.B,. ( 2003). Spiritual Medicine in the History of Islamic Medicine. Medicine University of Louisville School of Medicine Louisville

Sugiyono (2007). Metode Penelitian kuantitatif kualitatif. Bandung: Alfabeta.

WHO. (1993). Quality of Life-BREF. WHO-Research. Retrieved December 27th

2010 from http;//www.who.int/substance/research

Waspadji, S, 2005. Diabetes Melitus: Mekanisme Dasar & Pengelolaannya yang Rasional, Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti (eds). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.5 ed. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. pp. 29-42

Wijaya, M. (2009). Analisis Perbandingan Spektral Musik Murottal dan Klasik Mozzart.http://mossawijaya.blog.uns.ac.id/analisis-perbandingan-spektral-musik-murottal-alquran-dengan-musik-klasik-mozzart-sebagai-acuan-untuk-meningkatan-kemampuan-spasial-temporal-seseorang/. Diakses 9 Desember 2012.

13