PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL...

128
PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP RESILIENSI MANTAN PECANDU NARKOBA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.) Oleh: Bias Rembulan Smestha NIM : 1110070000034 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Transcript of PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL...

Page 1: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

i

PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL

TERHADAP RESILIENSI MANTAN PECANDU NARKOBA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Oleh:

Bias Rembulan Smestha

NIM : 1110070000034

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat
Page 3: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat
Page 4: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat
Page 5: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

“Berbuat baiklah kepada semua makhluk yang ada di

alam semesta ini” –Papa-

“Kesabaran itu tiada bertepi maka bersabarlah dan

terus berjuang” –Papa-

Persembahan:

Karya sederhana ini aku persembahkan kepada Mama dan Papa

terkasih, adik dan saudaraku tersayang, serta sahabat-sahabat

segala rasa.

Page 6: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Desember 2014

C) Bias Rembulan Smestha

D) Pengaruh Self-Esteem dan Dukungan Sosial terhadap Resiliensi Mantan

Pecandu Narkoba

E) xv + 113 halaman + lampiran

F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh self-

esteem dan dukungan sosial terhadap resiliensi mantan pecandu narkoba.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah variabel self-esteem yaitu dimensi

perasaan tentang diri sendiri, perasaan tentang hidup, dan perasaan tentang

orang lain, dan juga variabel dukungan sosial yaitu dukungan emosi,

dukungan nyata, dukungan informasi, dan dukungan persahabatan, serta

pekerjaan mempengaruhi resiliensi mantan pecandu narkoba.

Populasi pada penelitian ini bersifat infinite sedangkan sampel berjumlah

154 orang mantan pecandu yang diambil dengan teknik non probability

sampling yaitu purposive sampling. Untuk mengukur self-esteem,

mengadaptasi dari skala Minchinton (1993), sedangkan untuk mengukur

dukungan sosial, peneliti menggunakan skala berdasarkan teori yang

dikemukakan oleh Sarafino dan Smith dengan dimensi dukungan emosi

atau penghargaan, dukungan nyata atau dukungan instrument, dukungan

informasi, dan dukungan persahabatan. CFA (Confirmatory Factor

Analysis) digunakan untuk menguji validitas alat ukur dan Multiple

Regression digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Semua teknik

pengujian dilakukan menggunakan software SPSS 16.0 dan LISREL 8.70.

G) Hasil penelitian menunjukkan bahwa model self-esteem, dukungan sosial,

dan pekerjaan yang mempengaruhi resiliensi mantan pecandu narkoba fit

dengan data (P>0.05) dan memberikan kontribusi sebesar 58,2% dari

bervariasinya resiliensi mantan pecandu narkoba dalam satuan logit.

Namun, dilihat dari tabel koefisien regresi, dari keseluruhan delapan

variabel independen, hanya terdapat empat variabel independen yang

berpengaruh signifikan terhadap resiliensi mantan pecandu narkoba, yaitu

dimensi perasaan tentang hidup, perasaan tentang orang lain, orang yang

memiliki pekerjaan, dan yang bekerja sebagai konselor (P>0.05).

H) Bahan bacaan: 13 buku + 10 jurnal + 14 artikel internet.

Page 7: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

ABSTRAK

A) Faculty of Psychology

B) December 2014

C) Bias Rembulan Smestha

D) The influence of Self-Esteem and social support to Drug Addict Formers’

Resilience.

E) xv + 113 pages + attachments

F) This observation main goal is to know the influence of self-esteem and

social support to drug addict formers’ resilience. The hypothesis of this

observation is the variable of self-esteem which is the feeling about

themselves, the feeling of life, and the feeling of other people, and also the

variable of social support that is the emotional support, real support,

friendship support, and also job influences drug addict formers’ resilience.

Population in this observation is infinite and has 154 samples from drug

addict formers that have been collected with non-probability sampling

technique which is purposive sampling. The observer uses Michinton’s

scale (1993) to measure self-esteem and uses scale from Sarafino and

Smith to measure social support with dimension of emotional support or

appreciation. CFA (Confirmatory Factor Analysis) is used to assess the

validity of measurement and Multiple Regression is used to assess

observation hypothesis. All techniques is done by using software SPSS

16.0 and LISREL 8.70

G) The result of this observation shows that self-esteem model, social support,

and job which influences drug addict formers’ resilience fit with the data of

(P>0.05) and give 58.2% of contribution from variety drug addict formers’

resilience in logit unit. But, refer to coefficient regression table from eight

independent variables, there are only four independent variable that are

signicifant influenced by drug addict formers’ resilience, which are feeling

of life dimention, feeling of other people, feeling of a person who has a job,

and whom who work as counselor (P>0.05).

H) Reading equipments: 13 books + 10 journals + 14 internet articles

Page 8: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

vii

KATA PENGANTAR

بسم هللا الرحمن الرحيم

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Syukur Alhamdulillah peneliti tujukan kepada Allah SWT. atas segala rahmat,

hidayah, dan karunia yang telah diberikannya, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Self-Esteem dan Dukungan

Sosial terhadap Resiliensi Mantan Pecandu Narkoba ”. Shalawat serta salam

semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW., atas segala

perjuangannya sehingga kita dapat merasakan indahnya hidup di bawah

naungan Islam. Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Prof. Dr. Abdul Mujib,

M.Ag, M.Si. Berkat bimbingan, arahan, nasehat dan cerita-cerita beliau

mengenai pengalaman dan hal bermanfaat sehingga membuat penulis

termotivasi untuk terus belajar dan berjuang menjadi lebih baik.

2. Moh. Avicenna, M.H.Sc., Psy Dosen Pembimbing skripsi, yang telah

memberikan banyak nasehat, masukan, motivasi, serta saran dan kritik yang

membangun sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

3. Dosen Pembimbing Akademik, Neneng Tati Sumiati, M.Si, Psi, serta untuk

seluruh dosen Fakultas Psikologi yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

terima kasih atas seluruh ilmu pengetahuan yang telah diberikan sehingga

penulis dapat menjalani perkuliahan dan menyelesaikan skripsi.

Page 9: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

viii

4. Seluruh staf akademik Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah banyak membantu peneliti dalam menjalani perkuliahan dan

menyelesaikan skripsi.

5. Untuk yang paling penulis sayangi, kasihi, dan hormati, malaikat yang

diberikan Tuhan kepada penulis, Mamaku tercinta Lina Priswati dan

Papaku tercinta Marwani Udjang juga adikku tersayang Bagas Rangga

Ranaswari serta sepupu sepupuku, putri dan juga seluruh keluarga besarku

yang tidak pernah putus memberikan dorongan, doa, cinta dan kasih sayang

yang tulus kepada penulis.

6. Terima kasih kepada seluruh responden yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk berpartisipasi dalam pengisian angket penelitian penulis.

Terima kasih yayasan Sahabat Rekan Sebaya, Natura Addiction Center,

yayasan Al-Jahu, dan Rumah Damping BNN.

7. Saudari-saudari seAllisan tercinta Adikku Lala, Bang Eki, Uci, Nia, Endep

terima kasih atas keceriaan, kebahagiaan, ketidak jelasan, dukungan dan

semangat yang telah diberikan serta terima kasih telah dengan rela selalu

penulis ganggu, dan yang paling spesial Tetehku tercinta Mega Ziadatun

Ni’mah, terima kasih atas segala kesabaran, kasih sayang, kegalakan,

perhatian, motivasi dan ketulusan yang telah diberikan kepada penulis,

terima kasih teteh terbaikku.

8. Sahabat sepermainan dan seperjuanganku, Afada Alhaque dan Ira Octavia

Safitri. Terima kasih atas semua hari-hari yang telah kita lalui bersama, baik

dalam keadaan senang, sedih maupun menyebalkan, dan juga atas segala

Page 10: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

ix

nasihat, perhatian, kasih sayang, kehebohan dan juga kebersamaan yang

telah kita lalui selama ini, itu akan selalu penulis rindukan. Semoga mimpi

kita bersama dapat terwujud di kemudian hari dan persahabatan ini akan

terus berlangsung dan hangat hingga seterusnya, serta memberikan

kebaikan untuk kita semua.

9. Sahabat-sahabat Emmeletus, Aulia, Lintang,Ditta, Hanna, Rava, Silmi,

Iyus, Dina, Okta, terima kasih telah menemani penulis menjalani hari-hari

selama kulih, sehingga menjadi lebih berwarna, terkhusus Raina Fathia

Karima yang juga sahabat seperjuangan skripsi, untuk dukungan, bantuan,

dan hiburannya selama proses penyelesaian skripsi penulis.

10. Kepada teman-teman dan seluruh pihak yang telah membantu dan tidak

dapat disebutkan satu persatu, terima kasih.

Semoga Allah memberikan balasan yang lebih baik atas segala kebaikan dan

bantuan yang diberikan. Harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan

manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pihak yang terkait.

Jakarta, Desember 2014

Penulis

Page 11: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................ v

ABSTRAK ............................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ........................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................. xii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................. 11

1.2.1 Pembatasan Masalah ............................................. 11

1.2.2 Perumusan Masalah .............................................. 12

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 12

1.3.1 Tujuan Penelitian .................................................. 12

1.3.2 Manfaat Penelitian ................................................ 13

1.3.3 Sistematika Penulisan ........................................... 13

BAB 2 KAJIAN TEORI ...................................................................... 15

2.1 Resiliensi .............................................................................. 15

2.1.1 Pengertian Resiliensi ............................................. 15

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Resiliensi ...... 19

2.1.3 Aspek Resiliensi .................................................... 20

2.1.4 Pengukuran Resiliensi ........................................... 30

2.2 Self-Esteem ........................................................................... 31

2.2.1 Pengertian Self-Esteem .......................................... 31

2.2.2 Kategori Self-Esteem .................................... 34

2.2.3 Dimensi Self-Esteem ............................................. 36

2.2.4 Pengukuran Self-Esteem ........................................ 40

2.3 Dukungan Sosial .................................................................. 41

2.3.1 Pengertian Dukungan Sosial ................................. 41

2.3.2 Dimensi Dukungan Sosial ..................................... 43

2.3.3 Pengukuran Dukungan Sosial ............................... 46

2.4 Pekerjaan ........................................................................ 47

..... 2.4.1 Pengertian Pekerjaan .............................................. 47

..... 2.4.2 Pekerjaan dan Resiliensi ........................................ 47

2.5 Mantan Pecandu Narkoba .................................................... 47

2.6 Kerangka Berpikir ................................................................ 48

2.7 Hipotesis Penelitian .............................................................. 53

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 55

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ........... 55

3.2 Variabel Penelitian ............................................................... 55

Page 12: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

xi

3.3 Definisi Oprasional .............................................................. 56

3.4 Pengumpulan Data ............................................................... 58

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data .................................... 58

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data ............................... 59

3.5 Teknik Uji Instrumen ........................................................... 61

3.5.1 Uji Instrumen ........................................................ 61

3.5.2 Uji Validitas Self-Esteem ...................................... 63

3.5.2.1 Perasaan tentang Diri Sendiri ................. 63

3.5.2.2 Perasaan tentang Hidup .......................... 66

3.5.2.3 Perasaan tentang Orang Lain ................. 69

3.5.3 Dukungan Sosial ................................................... 72

3.5.3.1 Dukungan Emosi .................................... 72

3.5.3.2 Dukungan Nyata ..................................... 74

3.5.3.3 Dukungan Informasi ............................... 77

3.5.3.4 Dukungan Persahabatan ......................... 78

3.5.4 Uji Validitas Konstruk Skala Resiliensi ................ 81

3.6 Prosedur Penelitian ............................................................... 84

3.7 Teknik Analisis Data ............................................................. 85

BAB 4 HASIL PENELITIAN .............................................................. 89

4.1 Deskriptif Data Penelitian .................................................... 89

4.2 Uji Hipotesis ......................................................................... 91

4.2.1 Analisi Regresi Variabel Penelitian ....................... 91

4.2.2 Uji Proporsi Varians Independent Variabel …… 98

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN ............................. 103

5.1 Kesimpulan ........................................................................... 103

5.2 Diskusi .................................................................................. 103

5.3 Saran ...................................................................................... 107

5.3.1 Saran Metodelogis .................................................. 107

5.3.2 Saran Praktis .......................................................... 108

Page 13: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

xii

DAFTAR TABEL

3.1 Blue Print Skala Self-Esteem .............................................................. 60

3.2 Blue Print Skala Dukungan Sosial ...................................................... 60

3.3 Blue Print Skala Resiliensi .................................................................. 61

3.4 Muatan Faktor Item Perasaan Tentang Diri Sendiri ........................... 65

3.5 Muatan Faktor Item Perasaan tentang Diri Sendiri Setelah Di-drop 65

3.6 Muatan Faktor Item Perasaan tentang Hidup ...................................... 68

3.7 Muatan Faktor Item Perasaan tentang hidup Setelah Di-drop ............ 68

3.8 Muatan Faktor Item Perasaan tentang Orang Lain ............................. 71

3.9 Muatan Faktor Item Perasaan tentang Orang Lain Setelah Di-Drop 71

3.10 Muatan Faktor Item Dukungan Emosi ………………………….... 73

3.11 Muatan Faktor Item Dukungan Emosi Setelah Di-drop …………. 74

3.12 Muatan Faktor Item Dukungan Nyata ……………………………. 76

3.13 Muatan Faktor Item Dukungan Nyata Setelah Di-drop ………….. 76

3.14 Muatan Faktor Item Dukungan Informasi ………………………… 78

3.15 Muatan Faktor Item Dukungan Persahabatan …………………….. 79

3.16 Muatan Faktor Item Dukungan Persahabatan Setelah Di-drop … 80

3.17 Muatan Faktor Item Resiliensi ............................................................ 83

4.1 Deskriptif Data .................................................................................... 89

4.2 Tabel R square . ................................................................................... 92

4.3 Hasil Uji F ........................................................................................ 93

4.4 Koefisien Regresi ............................................................................. 94

4.5 Priporsi Varians Independen Variabel ............................................ 98

4.6 Priporsi Varians Independen Variabel ............................................ 99

Page 14: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

xiii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Skema Self-Esteem dan Dukungan Sosial terhadap Resiliensi ................................... 52

3.1 Analisis Konfirmatori dari Faktor Variabel Perasaan Tentang Diri Sendiri ................. 64

3.2 Analisis Konfirmatori dari Faktor Variabel Perasaan Tentang Hidup .......................... 67

3.3 Analisis Konfirmatori dari Faktor Variabel Perasaan Tentang Orang Lain ................. 70

3.4 Analisis Konfirmatori dari Faktor Variabel Dukungan Emosi ..................................... 73

3.5 Analisis Konfirmatori dari Faktor Variabel Dukungan Nyata ...................................... 75

3.6 Analisis Konfirmatori dari Faktor Variabel Dukungan Informasi ................................ 77

3.7 Analisis Konfirmatori dari Faktor Variabel Dukungan Persahabatan .......................... 79

3.8 Analisis Konfirmatori dari Faktor Variabel Resiliensi ................................................. 82

Page 15: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif

lainnya, yang lebih dikenal dengan Napza atau Narkoba telah menjadi masalah

yang besar bukan hanya bagi bangsa Indonesia namun juga bagi dunia.

Berdasarkan laporan World Drug Report, 2012 yang diterbitkan oleh UNODC,

diperkirakan terdapat 300 juta orang berusia produktif, yaitu antara 15 sampai

dengan 64 tahun yang mengkonsumsi narkoba dan ± 200 juta orang meninggal

dunia setiap tahunnya akibat penyalahgunaan narkoba (Badan Narkotika

Nasional, 2013).

Masalah penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah memasuki tahap

yang berbahaya. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Universitas

Indonesia dan Badan Narkotika Nasional (BNN) menunjukkan bahwa terdapat

1,75% pengguna narkoba pada tahun 2005 dan pada tahun 2011 meningkat

menjadi 4,9%. Pengguna narkoba yang berusia 10-20 tahun juga mengalami

peningkatan hingga 2,5% (Dara, 2013).

1

Page 16: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

2

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melepaskan diri dari

ketergantungan terhadap narkoba adalah dengan mengikuti rehabilitasi narkoba.

Akan tetapi, rehabilitasi memiliki proses yang cukup panjang dan tidak mudah

untuk dilalui. BNN (2013) menjelaskan terdapat empat fase dalam proses

rehabilitasi, yaitu fase detoksifikasi, fase entry unit, fase primary, dan fase Re-

Entry. Dimulai dengan pelepasan dari zat-zat narkotika atau disebut fase

detoksifikasi. Fase ini menggunakan terapi medis. Pecandu akan melakukan

pemeriksaan fisik secara menyeluruh oleh dokter ahli. Fase yang berlangsung

selama satu bulan ini akan sangat sulit dilalui oleh pasien karena pasien akan

sering mengalami sakau yang sangat menyakitkan bagi tubuh mereka, selain itu

pasien akan berada di ruangan khusus yang terisolasi, dimana hubungan pasien

dengan dunia diluar ruangan tersebut akan terputus. Pada fase ini pasien juga

tidak boleh dikunjungi oleh siapa pun termasuk keluarganya. Setelah selesai

menjalani detoksifikasi maka akan lanjut ke fase entry unit. Fase entry unit

merupakan fase “istirahat” dimana pasien akan memulihkan keadaan fisiknya.

Setelah itu pasien melanjutkan ke program primary. Fase ini akan berlangsung

selama ± enam bulan dengan menggunakan terapi psikososial. Fase primary ini

merupakan salah satu tahapan dalam therapeutic community (TC). Pada fase ini

pasien ditempa untuk memiliki stabilitas fisik dan emosi. Pasien juga diberikan

motivasi untuk melanjutkan ketahap selanjutnya. Terakhir adalah fase Re-Entry

Stage yang merupakan lanjutan dari fase primary dan tahapan lanjutan dalam

TC. Dalam fase ini pasien memantapkan keadaan psikologis dalam dirinya,

Page 17: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

3

mendayagunakan nalarnya, menggali dan mengembangkan keterampilan.

Setelah menyelesaikan tahapan ini, barulah pasien dapat dinyatakan bebas dari

rehabilitasi dan dapat kembali ke keluarga mereka.

Dari proses rehabilitasi tersebut dapat diketahui bahwa proses tersebut

sangat sulit untuk dilalui dan membuat seseorang merasa tertekan, sehingga

sering kali banyak masalah yang muncul dalam rehabilitasi, diantaranya adalah

sering kali ditemui pasien rehabilitasi yang melarikan diri karena tidak tahan

menjalani proses rehabilitasi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya media

massa (seperti, sindonews, 2013, rakyatsulsel, 2013, sumutpos, 2014) yang

kerap kali memberitakan mengenai kaburnya pasien rehabilitasi dari berbagai

tempat rehabilitasi. Selain melarikan diri, masalah yang muncul adalah masih

adanya pasien rehabilitasi yang mengalami relaps (kambuh). Yayasan Cinta

Anak Bangsa (YCAB) yang menyatakan bahwa bahkan pada tahun 2008, 9 dari

10 pecandu narkoba akan kambuh menjadi pecandu lagi. Hal serupa juga

diungkapkan oleh Profesor George Koob MD bahwa rata-rata dunia, 8 dari 9

pecandu akan relaps (Nugraha, 2012).

Bukan hanya pasien yang masih menjalani rehabilitasi saja yang

mengalami relaps, namun pasien yang telah diizinkan pulang dan dinyatakan

sembuh pun masih ada yang kembali menggunakan narkoba (relaps). Salah

satu contohnya adalah artis senior Indonesia yang kembali menjadi pecandu

narkoba setelah sebelumnya pernah dinyatakan sembuh dari ketergantungan

narkoba. Selain itu bahkan adapula pecandu narkoba yang sama sekali tidak

Page 18: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

4

bisa terlepas dari narkoba bahkan sampai akhir hayatnya. Diantaranya adalah

Whitney Houtson yang merupakan penyanyi ternama yang tidak bisa terlepas

dari narkoba, bahkan dia ditemukan meninggal di kamar hotelnya karena over

dosis (www.tempo.com, 2012, www.bbc.co.uk, 2012).

Meskipun terlepas dari ketergantungan terhadap narkoba adalah hal

yang sulit untuk dijalani, namun tidak menutup kemungkinan untuk dapat

sembuh dari ketergantungan tersebut. Tidak sedikit yang dapat bangkit dari

keterpurukan sebagai pecandu narkoba. Selain mereka sembuh dari

ketergantungan narkoba, mereka pun dapat menjalani hidup mereka seperti

sediakala bahkan lebih baik lagi. seperti halnya yang pernah dialami oleh

Sammy Simorangkir yang merupakan vocalist band terkenal. Sammy diketahui

sebagai pecandu narkoba sehingga harus menjalani rehabilitasi, karena itu pula,

Sammy dikeluarkan dari band yang membesarkan namanya. Akan tetapi

Sammy tetap dapat menjalankan rehabilitasinya sampai dia dinyatakan sembuh,

bahkan setelah keluar dari rehabilitasi, Sammy tetap menjadi penyanyi

walaupun bersolo karir, dan telah memiliki album solonya sendiri (Supri, 2012,

www.regional.kompas.com).

Selain itu, banyak juga mantan pecandu narkoba yang dapat bangkit

kembali, Raditya Oloan, berhasil mendirikan suatu komunitas untuk para

remaja. Komunitas tersebut memiliki visi membangun bangsa dan anak-anak

muda yang takut akan Tuhan (www.bnn-dki.com). Banyak pula mantan

pecandu narkoba yang berperan sebagai konselor bagi para pasien rehabilitasi

Page 19: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

5

narkoba. Bahkan ada mantan pecandu narkoba yang menjadi pengemuka agama

yang terkenal, salah satunya adalah (Alm) Ustad Jefri Al Buchori.

(www.MNCTV.com, 2013, www.jawaban.com, 2013, www.luar-

negeri.kompasmania.com, 2013).

Dalam upaya untuk melepaskan diri dari ketergantungan terhadap

narkoba dan dapat melanjutkan kembali kehidupan, maka dibutuhkanlah suatu

kemampuan untuk dapat bertahan dalam keadaan yang sulit tersebut,

kemampuan untuk bertahan dalam keadaan yang menyulitkan seperti itu

disebut dengan resiliensi. McCuubbin (2001) menyatakan bahwa resiliensi

adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk kembali bangkit

dari keterpurukan dan keadaan yang mudah terserang atau kemampuan untuk

mengatasi kesulitan yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan.

Resiliensi merupakan faktor penting yang dapat membuat seseorang

mampu bertahan dan dapat beradaptasi dalam keadaan yang sulit. Individu yang

dapat bertahan adalah individu resilient. Oleh karena itu, mantan pecandu

narkoba harus resilient untuk dapat mempertahankan diri mereka agar tidak

relaps, serta dapat membangun kembali kehidupan mereka dan menjadi lebih

baik. Conner (1992) dalam bukunya Managing at the Speed of Change

menyatakankan bahwa resiliensi sangat penting untuk kesuksesan dalam

menerapkan perubahan. Dia menyimpulkan bahwa orang yang resilient adalah

yang dapat memandang hidup dan diri mereka sendiri dengan positif, memiliki

Page 20: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

6

pemikiran dan hubungan sosial yang fleksibel, fokus, terorganisasi dan proaktif

(dalam Wang, tanpa tahun).

Mantan pecandu narkoba telah berhasil melalui proses yang tidak

mudah untuk melepaskan dirinya pada ketergantungan terhadap narkoba dan

juga telah dapat kembali masuk ke tengah-tengah masyarakat untuk

menjalankan kehidupannya seperti sediakala, maka dari itu mantan pecandu

narkoba seharusnya memiliki kemampuan resiliensi yang baik, karena resiliensi

dapat mengurangi seseorang terkena faktor-faktor resiko. Baik secara langsung

maupun tidak langsung, resiliensi dapat mengurangi timbulnya kondisi mudah

terserang dalam keadaan yang sulit dan membuat tertekan (vulnerabilities) serta

dapat meningkatkan kompetensi dan kekuatan individu dalam menghadapi

tantangan dan kesulitan. Resiliensi juga dapat mengubah kondisi faktor resiko

dan faktor pelindung yang muncul untuk dihubungkan dengan kelemahan dan

kekuatan individu untuk melawan serangan-serangan dari gangguan sehingga

dapat menghasilkan resiliensi dalam menghadapi tantangan yang serius. Karena

itulah resiliensi berperan penting bagi mantan pecandu narkoba agar dapat

kembali ke lingkungan masyarakat dan tidak kembali relaps.

Dalam jurnal karya Grotberg, 1995 dinyatakan bahwa terdapat banyak

faktor yang mempengaruhi resiliensi, yaitu hubungan saling mempercayai,

dukungan emosional dari selain keluarga, self-esteem (penghargaan diri),

dorongan untuk mandiri, harapan, mengambil tanggung jawab dan resiko, rasa

yang menimbulkan kasih sayang, prestasi sekolah, serta cinta yang tidak

Page 21: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

7

bersyarat. Dengan demikian penulis mengambil hipotesis bahwa terdapat faktor

inernal dan eksternal yang dapat mempengaruhi kemampuan resiliensi yang

dimiliki oleh seseorang.

Salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi resiliensi adalah

self-esteem. self-esteem dipilih sebagai faktor internal yang mempengaruhi

resiliensi dalam penelitian ini karena apabila seseorang telah mampu menerima

dirinya sendiri tanpa syarat serta menilai positif dirinya dan kehidupan yang dia

jalani, maka akan membantu individu tersebut untuk dapat beradaptasi secara

positif dan dapat melepaskan diri dari kesulitan yang sedang dialaminya. Dalam

jurnal yang ditulis oleh Guindon (2010), Wells dan Marwell (1976)

mendefinisikan self-esteem sebagai bagian dari kepribadian, diri dan sistem diri,

yang mana merupakan bagian dari kepribadian yang terkait dengan motivasi

dan self-regulation (peraturan diri). Adapun Owens, Stryker, dan Goodman

(2006) mengambil definisi self-esteem dari beberapa tokoh dalam jurnal mereka

yang berjudul Extending self-esteem theory and research: sociological and

research: sociological and psychosocial current, diantaranya Burns, 1979 dan

Covington, 1992 menjelaskan bahwa self-esteem merupakan pelindung orang

untuk melawan efek sakit yang didapat dari banyaknya masalah dalam hidup.

Pernyataan ini mengasumsikan bahwa orang yang memiliki self-esteem tinggi

menunjukkan perilaku yang lebih dapat diterima secara sosial, lebih

bertanggung jawab, lebih resilien pada perubahan dalam hidup, dan biasanya

Page 22: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

8

menunjukkan prestasi yang tinggi, sehingga akhirnya memiliki kesejahteraan

sosioemosional yang lebih besar.

Akan tetapi, sebagian besar mantan pecandu narkoba memiliki perasaan

bersalah, tidak berguna, dan mudah tersinggung sehingga mengakibatkan

pecandu tidak memiliki kesejahteraan sosioemosional. Perasaan-perasaan

tersebut pun masih sering muncul pada mantan pecandu narkoba, hal itu yang

membuat mantan pecandu narkoba memiliki keinginan untuk kembali

menggunakan narkoba. Oleh karena itu, agar mantan pecandu narkoba tidak

kambuh lagi, maka mereka harus dapat mengatur dirinya sehingga perasaan

yang tidak menyenangkan tersebut tidak muncul kembali

(www.sinarbnn.co.id).

Selain faktor internal yang dapat mempengaruhi baik atau buruknya

resiliensi seseorang, terdapat juga faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal

adalah dukungan sosial. Dukungan sosial adalah bentuk penerimaan dari

seseorang atau suatu kelompok terhadap individu, sehingga individu tersebut

merasa diperhatikan, disayangi, dihargai, dan ditolong, serta mendapatkan

dukungan yang meliputi dukungan informasi, dukungan emosional, dukungan

instrumental, dukungan penghargaan dan dukungan jaringan sosial. House dan

Kahn, 1985 menyatakan bahwa dukungan sosial biasanya berkaitan dengan

fungsi perilaku individu yang berkaitan dengan orang yang berharga baginya,

seperti keluarga, teman dan rekan kerja. Orang yang berarti ini dapat

memberikan instrumen, informasi, dan atau pertolongan emosi (dalam Thoits,

Page 23: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

9

1995). Dukungan sosial dipilih karena sebagai makhluk sosial, lingkungan

memiiki pengaruh yang besar dalam kehidupan individu, dimana lingkungan

memiliki peran dalam membentuk karakter individu. Dengan memiliki

dukungan sosial yang tinggi maka individu tersebut akan lebih kuat untuk

bertahan dalan keadaan yang sulit dan dapat bangkit kembali dari keadaan yang

membuatnya terpuruk.

Sayangnya, mantan pecandu narkoba sangat jarang mendapatkan

dukungan sosial dari masyarakat bahkan orang-orang terdekat mereka. bahkan

dari hasil wawancara peneliti dengan mantan pecandu narkoba, banyak dari

mereka yang tidak mendapat dukungan bahkan diasingkan dan diusir dari

keluarganya. Hal ini terjadi karena adanya stigma sosial yang menyatakan

bahwa mantan pecandu narkoba adalah sampah masyarakat yang hanya

menyusahkan dan tidak dapat diandalkan (www.pelita.or.id, 2014).

Padahal, setelah terbebas dari kecanduan terhadap narkoba, mantan

pecandu narkoba membutuhkan banyak dukungan yang diberikan oleh orang-

orang terdekat dan masyarakat agar pecandu merasa dihargai, disayangi,

ditolong, dan diterima dilingkungan masyarakat sehingga mereka dapat

melanjutkan kehidupan mereka kembali dan terhindar dari kecenderungan

untuk kembali menggunakan narkoba.

Selain dukungan sosial, pekerjaan juga merupakan salah satu faktor

eksternal yang dapat mempengaruhi resiliensi. Berdasarkan The North West

Mental Wellbeing Survey, 2009 bekerja atau tidak bekerjanya seseorang dapat

Page 24: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

10

mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan dan kesehatan perilaku seseorang

sehingga dapat berdampak pada resiliensinya dan kemampuan dalam

menghadapi perubahan status. Anne dan Marie, 2007 mengatakan bahwa secara

signifikan menganggur dapat meningkatkan symptom depresi. National Survey

of Mental Health and Wellbeing 1993 menemukan bahwa 22% orang-orang

yang tidak memiliki pekerjaan dilaporkan memiliki symptom depresi (dalam

Anne dan Marie, 2007).

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan mantan pecandu dan ditemui

oleh peneliti, mereka memiliki perasaan bersalah yang besar kepada

keluarganya saat mereka tidak memiliki pekerjaan. Hal tersebut membuat

mereka tertekan dan kembali ke pergaulan sebelumnya, sehingga mereka

kembali menggunakan narkoba. Sedangkan mereka yang mendapatkan

pekerjaan setelah menjalani rehabilitasi, menjadi lebih tahan dalam

mengkontrol diri untuk tidak kembali menggunakan narkoba. Hal ini

disebabkan karena mereka memiliki lingkungan pergaulan yang baru dan lebih

sehat, serta adanya kesibukan yang positif, dan juga adanya ketakutan akan

kehilangan pekerjaannya.

Resiliensi sangat dibutuhkan oleh mantan pecandu narkoba untuk dapat

bangkit dari keterpurukannya selama menjadi pecandu narkoba, oleh karena itu

penulis tertarik untuk meneliti mengenai resiliensi pada mantan pecandu

narkoba dan seberapa besar pengaruh self-esteem, dukungan sosial, dan

pekerjaan dalam meningkatkan resiliensi pada mantan pecandu sehingga

Page 25: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

11

mantan pecandu dapat resilient. Self-esteem dan dukungan sosial akan diukur

berdasarkan masing-masing dimensi dan pekerjaan akan dilihat berdasarkan

memiliki pekerjaan atau pengangguran. Diasumsikan bahwa apabila self-

esteem, dan dukungan sosial pada mantan pecandu tinggi serta memiliki

pekerjaan maka resiliensi mereka juga tinggi sehingga mereka dapat bangkit

dari keterpurukan setelah menjadi pecandu narkoba, tidak mengalami relaps

dan dapat kembali ke lingkungan masyarakat.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

Masalah utama yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah pengaruh

self-esteem, dukungan sosial, dan pekerjaan terhadap resiliensi pada mantan

pecandu narkoba. Oleh karena itu peneliti memberikan batasan pada masalah

yang akan dibahas, adapun yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Self-esteem adalah nilai yang dilekatkan pada diri kita, penilaian atas

‘harga diri’ kita sebagai manusia, berdasarkan pada persetujuan dan

pengingkaran atas diri dan perilaku kita (dalam Minchinton, 1993).

2. Dukungan sosial adalah kesenangan, kepedulian, penghargaan atau

tersedianya bantuan yang akan diterima oleh individu dari orang lain

atau kelompok, dukungan tersebut dapat diperoleh dari pasangan hidup

atau kekasih, keluarga, teman, atau organisasi dan komunitasnya (dalam

Sarafino dan Smith, 2011).

Page 26: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

12

3. Resiliensi dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh

seseorang untuk menghadapi, mengatasi, mempelajari, atau berubah

melalui berbagai kesulitan yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan

ini (dalam Grotberg, 2003).

4. Pekerjaan yang dimaksud adalah adanya suatu kegiatan rutin yang

dilakukan oleh seseorang dalam suatu lingkungan tertentu dan dapat

menghasilkan pendapatan.

5. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah mantan

pecandu narkoba yang berusia 18 tahun sampai 40 tahun dan berada di

daerah Jakarta.

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam latar belakang,

peneliti mengajukan rumusan masalah yang akan dijadikan sebagai dasar dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut: apakah ada pengaruh yang signifikan

antara self-esteem, dukungan sosial, dan pekerjaan terhadap resiliensi pada

mantan pecandu narkoba?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang

signifikan antara self-esteem, dukungan sosial, dan pekerjaan terhadap

resiliensi pada mantan pecandu narkoba.

Page 27: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

13

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat berupa:

a) Secara teoritis: diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menambah

wacana dan perkembangan bagi ilmu psikologi khususnya psikologi

klinis sarta dapat menambah wawasan bagi pembaca mengenai

resiliensi yang dikaitkan dengan self-esteem, dukungan sosial, dan

pekerjaan.

b) Secara praktis: diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan

wawasan kepada masyarakat dan juga kepada keluarga pasien dalam

memberikan dukungan sosial dan pembinaan psikologis kepada para

mantan pecandu, agar mereka dapat resilien sehingga dapat terbebas

dari narkoba, tidak relaps dan dapat melanjutkan hidupnya kembali.

1.3.3 Sistematika Penulisan

Laporan penelitian (skripsi) ini terdiri dari lima bab. Perincian dari setiap bab

adalah sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang penelitian, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika

penulisan.

Page 28: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

14

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini dilakukan penguraian tentang teori resiliensi, teori self-esteem,

teori dukungan sosial, kerangka berfikir, dan hipotesis penelitian.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini berisi penguraian mengenai variable penelitian, populasi dan sampel

penelitian, teknik pengambilan sampel, desain penelitian, teknik pengambilan

data, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB IV: HASIL PENELITIAN

Merupakan presentasi dan analisis data yang berisi tentang analisis deskriptif

dan uji hipotesis.

BAB V: PENUTUP

Bab ini berisi Kesimpulan, Diskusi, dan Saran.

Page 29: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

15

BAB 2

KAJIAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas teori masing-masing variabel dalam penelitian,

faktor-faktor yang mempengaruhi, dimensi-dimensi pada tiap variabel, dan

kerangka berpikir serta hipotesis penelitian.

2.1 Resiliensi

Definisi dan karakteristik dalam variasi resiliensi sangatlah banyak, meskipun

demikian terdapat konsep-konsep yang menjelaskan mengenai resiliensi.

2.1.1 Pengertian Resiliensi

Tidak semua individu memiliki kemampuan untuk dapat mengatasi

perubahan dalam hidupnya seperti situasi yang negatif dan kesengsaraan.

Wagnild dan Young (1993) menyatakan bahwa perbedaan, karakteristik dan

kemampuan seorang individu untuk mengatasi perubahan atau kemalangan

dengan sukses disebut dengan resiliensi (dalam Resnick, Grotberg, dan Karen,

2011).

Grotberg (1995) dalam The International Resilience Project: Research

And Application, menyatakan bahwa “Resiliensi adalah kapasitas universal

yang memungkinkan seseorang, kelompok, atau komunitas untuk mencegah,

meminimalisir atau mengatasi pengaruh yang merugikan dari kesengsaraan.”

15

Page 30: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

16

Dalam sumber yang berbeda, Resilience For Today: Gaining Strength

From Adversity, menurut Grotberg (2003) resiliensi adalah kemampuan yang

dimiliki oleh seseorang untuk menghadapi, mengatasi, mempelajari, atau

berubah melalui berbagai kesulitan yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan

ini.

Dalam The Resilience Factor, Reivich dan Shatte (2002)

mengungkapkan bahwa resiliensi adalah kemampuan untuk dapat bertahan

dengan teguh dan beradaptasi dalam keadaan yang sulit. Menurut McCubbin

(2001) Secara luas, resiliensi dianggap sebagai suatu kemampuan untuk bengkit

kembali atau untuk mengatasi kesulitan.

Luthar (dalam MacDermin et.all. 2008) menyatakan bahwa resiliensi

didefinisikan sebagai sebuah fenomena atau proses yang secara relative

mencerminkan adaptasi positif meskipun saat mengalami kesengsaraan

(ancaman) atau trauma yang signifikan. Resiliensi adalah konstrak yang lebih

tinggi yang menggolongkan dua dimensi yang berbeda yaitu kesulitan yang

signifikan dan adaptasi positif, dimana ini tidak pernah diukur secara langsung,

tapi secara tidak langsung dapat disimpulkan berdasarkan bukti dua

penggolongan konstruk tersebut.

Wolin dan Wolin (dalam Waxman, et.al. 2003) menjelaskan bahwa

istilah resiliensi dapat digunakan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena

seperti kondisi yang tidak mudah terancam, tak terkalahkan, dan tabah. Hal ini

dikarenakan fenomena tersebut merupakan proses untuk menjadi resilien.

Page 31: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

17

Secara umum, resiliensi menunjuk pada faktor-faktor dan proses-proses pada

perilaku negatif yang dihubungkan dengan stress sehingga dapat

beradaptasisecara positif meskipun dalan keadaan yang sengsara.

Banyak tokoh yang mendefinisikan resiliensi, sehingga definisi

resiliensi berbeda-beda dan sangat bervariasi. Kaplan (dalam McCubbin 2001)

menyebutkan bahwa terdapat empat perspektif pada konsep resiliensi yang

menghasilkan variabilitas dalam definisi resiliensi. Dalam “Challenges to the

Definition of Resilience” McCubbin (2001) menjabarkan faktor-faktor yang

mempengaruhi bervariasinya definisi resiliensi, yaitu:

1) Pertama: Hubungan antara resiliensi dan faktor-faktor akibat

(outcome faktors) contohnya: mendefinisikan resiliensi menjadi

sebagai variabel penengah (moderator variabel) ketika menguji

hubungan antara kesengsaraan dan akibat yang dihasilkan.

2) Kedua: Variasi dalam konseptualisasi resiliensi sebagai seperangkat

akibat yang utama. Hasil ini didefinisikan dalam banyak perbedaan,

seperti penambahan keterampilan sosial, perkembangan emosi, dan

atau pencapaian akademik. Atau outcome yang negatif seperti

menggunakan narkoba, kenakalan remaja dan meningkatnya

aktivitas seksual. Outcome ini juga dekat dengan perspektif faktor

positif seperti kesejahteraan psikologi, self-efficacy atau Self-esteem.

3) Ketiga: Mendefinisikan dan mengatur unsur resiliensi yang dapat

mempengaruhi akibat yang akan dimunculkan.

Page 32: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

18

Contohnya: variabel yang mempengaruhi keterampilan koping,

sikap-sikap dalam menghadapi rintangan, atau faktor-faktor

lingkungan seperti dukungan keluarga dan keterlibatan komunitas.

4) Resiliensi dipandang sebagai sekelompok faktor-faktor resiko (risk

faktors), yang memberikan makna pada respon manusia yang

bertahan dan kembali pulih dari kesengsaraan, seperti:

a. Mengukur signifikansi dalam satu periode waktu kehidupan

seseorang. Kejadian ini bisa merupakan kejadian yang positif

seperti kelahiran anak, pernikahan, dan bisa merupakan

kejadian negatif, seperti kematian keluarga dan sakit (tidak

sehat).

b. Mengukur stressor yang spesifik seperti bencana alam atau

kejadian yang khusus seperti perceraian atau kehilangan

orang tua.

c. Menguji faktor resiko untuk memperhatikan stressor yang

kronis atau stress yang beruntun atau konstelasi.

Berdasarkan pemaparan dari beberapa definisi resiliensi diatas, serta

uraian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi bervariasinya definisi

resiliensi, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa resiliensi adalah suatu

kemampuan untuk dapat mempelajari, bertahan, dan mengatasi segala keadaan

yang sulit untuk dihadapi dan tidak dapat dihindari.

Page 33: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

19

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Resiliensi

Werner dan Smith (dalam Reich, et.al. 2010) melakukan penelitian panjang,

selama 40 tahun yang diikuti oleh anak-anak dari sebuah pulau daerah Kauai

sejak mereka kecil sampai dewasa. Dalam penelitian ini ditemukan beberapa

faktor penting yang mempengaruhi resilience outcomes, yaitu:

1. Karakteristik individu, seperti Self-esteem dan tujuan hidup

2. Karakteristik keluarga seperti kasih sayang ibu dan dukungan keluarga,

dan

3. Lingkungan sosial yang lebih luas, terutama mendapatkan contoh dari

orang dewasa yang menyediakan dukungan tambahan

Hjemdal, Friborg, Stiles,Rosenvinge, and Martinussen (dalam Reich, et.al.

2010) mengidentifikasikan faktor internal yang dapat memprediksi resiliensi

seseorang seperti kemampuan personal dan sosial dan juga faktor eksternalnya

seperti keselarasan keluarga dan sumber sosial.

Menurut Siebert (2005) kekuatan resiliensi datang dari motivasi diri, usaha-

usaha mengatur diri untuk mengembangkan kemampuan resiliensi. Dimana

terdapat lima langkah untuk mengembangkan kemampuan resiliensi, yaitu:

1. Mengoptimalkan kesehatan dan kesejahteraan diri

2. Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah

3. Mengembangkan kekuatan Inner gatekeepers

4. Mengembangkan kemampuan resiliensi yang lebih tinggi

5. Menemukan bakat untuk serendipity

Page 34: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

20

Menurut Resnick, Gwyther, Roberto (2011) terdapat empat faktor yang

mempengaruhi resiliensi pada individu, yaitu: Self-esteem, dukungan sosial,

spritualitas atau keberagamaan, dan emosi positif.

Garmezy, Greef & Ritman, Rutter, Shiner (dalam Reich, et.al. 2010)

menjelaskan bahwa kepribadian resilien adalah karakteristik dari trait yang

mencerminkan kekuatan, dapat dibedakan dengan baik dan menyatukan

perasaan diri dan trait yang dapat meningkatkan kekuatan, hubungan timbal

balik interpersonal dan orang lain. (Garmezy, 1991; Greef & Ritman, 2005;

Rutter, 1987; Shiner, 2000) Kekuatan rasa dari diri ditunjukkan oleh:

1) Self-esteem;

2) Kepercayaan diri atau self-efficacy;

3) Pemahaman diri;

4) Orientasi masa depan yang positif, dan

5) Kemampuan untuk mengatur perilaku-perilaku dan emosi-emosi

negatif.

2.1.2 Aspek Resiliensi

Reivich dan Shatte (2002) dalam bukunya “the Resilience Faktor”

menjelaskan bahwa kemampuan resiliensi terdiri dari tujuh aspek, yaitu

regulasi emosi, mengkontrol dorongan, empati, optimis, menganalisa sebab-

akibat, self-efficacy, dan berinteraksi dengan lingkungan (racing out).

Page 35: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

21

1. Regulasi Emosi (Emotion Regulation)

Regulasi emosi merupakan suatu kemampuan dimana individu

dapat tetap tenang meskipun sedang berada dalam keadaan tertekan.

Individu dengan regulasi emosi yang baik dapat mengontrol emosi,

perhatian dan perilaku mereka, sehingga individu dapat

mengekspresikan emosi mereka dengan tepat sesuai situasi dan

lokasinya (Reivich dan Shatte, 2002).

Tidak semua emosi perlu diperbaiki dan dikontrol. Emosi yang

dirasakan oleh individu harus diekspresikan, namun cara

mengekspresikannya haruslah tepat. Menurut Reivich dan Shatte (2002)

Ekspresi emosi baik negatif maupun positif merupakan sesuatu yang

sehat dan bersifat membangun apabila emosi diekspresikan dengan

tepat. Kemampuan untuk mengekpresikan emosi dengan tepat dimiliki

oleh individu yang resilien.

Menurut Reivich dan Shatte (2002) ketenangan dan kefokusan

merupakan keterampilan yang dimiliki untuk membantu individu dalam

meregulasi emosi. Dengan dua keterampilan ini individu dapat

merespon suatu hal dengan emosi yang tepat.

2. Pengendalian Impuls (Impluse Control)

Reivich dan Shatte (2002) menyatakan Pengendalian impuls

memiliki hubungan yang dekat dengan regulasi emosi. Individu yang

memiliki regulasi rendah juga memiliki pengendalian impuls yang

Page 36: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

22

rendah. Sehingga apabila individu memiliki kontrol impuls yang rendah,

maka individu tersebut akan percaya pada dorongan impulsifnya yang

pertama dan menganggap situasi merupakan kenyataan dan melakukan

perbuatan yang sesuai dengan kenyataan tersebut. Hal ini dapat

membuat resiliensi individu menjadi rendah. Individu dengan control

impuls yang baik adalah ketika individu berada dalam situasi yang

menantang, maka individu tersebut akan sanggup untuk memunculkan

pengendalian impuls dan menghasilkan lebih banyak pemikiran yang

lebih cermat sehingga melakukan regulasi emosi yang lebih baik dan

menghasilkan perilaku yang lebih resilien.

3. Optimis

Orang yang resilien adalah orang yang optimis. Mereka percaya

bahwa sesuatu itu bisa berubah menjadi lebih baik. Mereka punya

harapan untuk masa depan dan percaya bahwa mereka mengkontrol dan

mengarahkan hidup mereka. optimis membuat fisik lebih sehat karena

dengan optimis hanya sedikit kemungkinan menderita depresi, menjadi

lebih baik disekolah, lebih produktif saat kerja, dan lebih sering

memenangkan perlombaan olahraga (Reivich dan Shatte, 2002).

Individu yang optimis adalah individu yang percaya bahwa

dirinya memiliki kemampuan untuk menangani kesengsaraan yang akan

muncul di masa yang akan datang. Optimis juga menggambarkan

kemampuan self-efficacy, yakni kemampuan untuk mempercayai

Page 37: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

23

kemampuan yang dimiliki oleh diri sendiri untuk menyelesaikan

masalah yang sedang dihadapi dan siapa yang mengkontrol kehidupan

diri sendiri. Kunci untuk menjadi resilien dan mencapai kesuksesan

dikemudian hari adalah dengan memiliki optimis yang realistis dan

dipadukan dengan self-efficacy (Reivich dan Shatte, 2002).

4. Analisis Penyebab Masalah (Causal Analysis)

Analisis kausal adalah istilah yang digunakan untuk

menunjukkan kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam

mengidentifikasi dengan teliti penyebab dari masalah yang dihadapinya.

Jika masalah tersebut tidak diidentifikasi dengan akurat, maka akan

terjadi beberapa kesalahan secara berulangkali (Reivich dan Shatte,

2002).

Seligman dan rekannya (dalam Reivich dan Shatte, 2002)

mengidentifikasi cara yang merupakan hal penting dalam analisis kausal

dikenal denga explanatory style, yakni merupakan cara untuk

menjelaskan hal baik dan buruk yang dialami oleh individu.

explanatory style terdiri dari tiga dimensi, yaitu: personal (saya-bukan

saya); permanent (selalu-tidak selalu); pervasive (segalanya-bukan

segalanya).

Individu yang resilien adalah individu yang memiliki

kefleksibelan kognitif dan bisa mengidentifikasi semua penyebab dari

kesulitan yang dihadapinya. Individu dapat bersikap realistis dan tidak

Page 38: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

24

memfokuskan diri pada situasi yang tidak dapat diubah. Individu juga

tidak menyalahkan orang lain terhadap kesalahan yang dilakukannya

dalam rangka untuk membebaskan diri dari perasaan bersalah. Mereka

juga berusaha mengontrol faktor yang bisa dikontrol dan mengatasi

masalah yang akan datang (Reivich dan Shatte, 2002).

5. Empati

Empati merupakan kemampuan individu dalam menangkap

isyarat yang diberikan orang lain untuk menunjukkan keadaan

psikologis dan emosi mereka. Tidak semua orang memiliki kemampuan

empati yang baik, ada juga yang tidak dapat mengembangkan

kemampuan ini sehingga mereka tidak dapat menempatkan diri mereka

pada posisi orang lain, memperkirakan apa yang orang lain rasakan dan

memprediksi apa yang akan dilakukan oleh orang lain (Reivich dan

Shatte, 2002).

Orang-orang dengan empati yang rendah, orang yang tetap

memiliki maksud yang baik, cenderung sering mengulangi pola tidak

resilien dalam berperilaku, dan mereka dapat “mengancam” keinginan

dan emosi orang lain. Akan tetapi skor empati bisa meningkat (Reivich

dan Shatte, 2002).

6. Self-Efficacy

Self efficacy adalah sebuah pemahaman yang menganggap

bahwa dirinya adalah orang yang mengesankan dalam dunia. Ini

Page 39: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

25

menggambarkan kepercayaan individu bahwa dirinya bisa memecahkan

sendiri masalahnya, memiliki pengalaman dan kepercayaan bahwa

dirinya mampu meraih sukses (Reivich dan Shatte, 2002).

Individu yang memiliki Self efficacy yang tinggi dapat mengatasi

masalahnya dan tidak menyerah bahkan saat mereka menemukan bahwa

solusi yang dia pikirkan tidak berhasil. Mengetahui talenta dan

kemampuan yang dimiliki. Tetap percaya diri saat mengatasi masalah,

dan membuat mereka lebih kuat ketika dihadapkan pada tantangan.

Pada individu yang efikasi dirinya rendah, respon yang muncul

adalah lebih pasif saat dihadapkan pada sebuah tantangan atau masalah

seperti ditempatkan di situasi baru. Saat ada masalah mereka mundur

atau meminta orang lain mencari solusi bagi mereka. Jika mereka

dihadapkan untuk mengatasi masalah mereka sendiri, mereka

kekurangan kepercayaan diri atau merasa tidak mampu menyelesaikan

masalah tersebut.

7. Peningkatan Aspek Positif (Reaching Out)

Menurut Reivich dan Shatte (2002) resiliensi tidak hanya

mengenai menanggulangi, terus mengendalikan dan menghilangkan

kesengsaraan. Resiliensi juga memungkinkan kita untuk meningkatkan

aspek positif dalam hidup. Resiliensi adalah sumber dari kemampuan

kita untuk dapat meningkatkan aspek positif dan memberikan kejutan

mengapa beberapa orang yang dapat melakukan itu. Orang yang tidak

Page 40: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

26

reaching out merasa lebih baik untuk tidak melakukan sesuatu daripada

dia melakukan sesuatu tapi banyak orang yang mengetahui bahwa

dirinya mengalami kegagalan dan ditertawakan (Reivich dan Shatte,

2002).

Resiliensi juga penting untuk memperkaya hidup, memperdalam

hubungan, dan mencari pembelajaran dan pengalaman baru. Untuk

dapat meningkatkan aspek positif dalam hidup, individu yang resiliensi

mampu menaksir resiko dengan baik memahami diri sendiri, dan

mempunyai makna dan tujuan dalam hidup. Adanya kemampuan untuk

menaksir risiko dengan baik ini kemudian menghadapi masalah,

memampukan individu merasa aman untuk mengejar pengalaman yang

baru dan membentuk hubungan yang baru.

Sementara itu Grotberg (2003) dalam bukunya “Resilience for Today:

Gaining Strength from Adversity” menjelaskan untuk lebih mudah memahami

dimensi dalam resiliensi yang berupa external supports, inner strengths, dan

interpersonal and problem-solving skill, menurut Grotberg aspek resiliensi

dalam tiga hal, yaitu: I HAVE, I AM dan I CAN.

1. Sumber-sumber yang Dimiliki (External Supports)

Sumber-sumber yang dimiliki oleh individu atau yang disebut I have

oleh Grotberg, berupa dukungan yang didapatkan individu dari

lingkungan sekitarnya, sehingga individu merasa memiliki keluarga dan

Page 41: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

27

orang-orang yang dapat diandalkan, mendukung dan peduli

terhadapnya. Secara spesifik dimensi ini mencakup:

a) Aku memiliki satu orang atau lebih dalam keluargaku yang bisa

aku percayai dan mencintaiku tanpa syarat;

b) Aku memiliki satu orang atau lebih diluar keluargaku yang bisa

aku percayai tanpa syarat;

c) Aku memiliki batasan dalam berperilaku;

d) Aku memiliki orang-orang yang mendukungku untuk menjadi

mandiri;

e) Aku memiliki orang yang dapat dijadikan teladan yang baik;

f) Aku memiliki akses untuk kesehatan, pendidikan, dan sosial,

serta pelayanan keamanan yang aku butuhkan, dan

g) Aku memiliki keluarga dan komunitas yang stabil

2. Kekuatan Dalam Diri (Inner Strengths)

Kekuatan dalam diri merupakan pemahaman individu mengenai

dirinya sendiri, Grotberg menyebutnya dengan I am. Hal ini mencakup

potensi dalam diri individu yang bersifat positif, sehingga dapat merasa

percaya diri, optimis, memililiki harga diri, dan bertanggung jawab.

Secara spesifik dimensi ini mencakup:

a) Aku adalah orang yang paling disukai oleh orang-orang;

b) Secara umum aku dalah orang yang tenang dan memiliki sifat

yang baik;

Page 42: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

28

c) Aku adalah orang yang dapat mencapai apa yang telah aku

rencanakan untuk masa depan;

d) Aku adalah orang yang dapat menghargai diri sendiri dan orang

lain;

e) Aku adalh orang yang berempati dan peduli terhadap orang lain;

f) Aku adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perilaku

sendiri dan mau menerima semua konsekuensinya, dan

g) Aku adalah orang yang percaya diri, optimis, penuh harapan dan

keyakinan.

3. Kemampuan Diri (Interpersonal and Problem-Solving Skill)

Kemampuan diri merupakan pemahaman individu mengenai segala

hal yang dapat dilakukan sendiri, Grootberg menyebutnya dengan I can,

dimana mencakup keterampilan individu dalam melakukan hubungan

interpersonal dan keterampilan dalam memecahkan masalah. Secara

spesifik dimensi ini mencakup:

a) Aku bisa menghasilkan ide-ide baru atau cara baru dalam

melakukan sesuatu;

b) Aku bisa mengerjakan tugas sampai selesai;

c) Aku bisa menyaksikan humor dan menggunakannya untuk

mengurangi ketegangan;

d) Aku bisa mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam

berkomunikasi dengan orang lain;

Page 43: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

29

e) Aku bisa memecahkan masalah dalam berbagai keadaan

(akademik, pekerjaan, personal, dan sosial);

f) Aku bisa mengontrol perilaku (perasaan, dorongan, dan

tindakan), dan

g) Aku bisa mendapatkan pertolongan ketika aku butuh.

Menurut Grotberg (1995) aspek pada resiliensi tersebut dapat

ditingkatkan secara terpisah, namun untuk menghadapi kesengsaraan butuh

untuk mengkombinasikan ketiga aspek tersebut, baru kemudian mengambil

beberapa kategori yang dibutuhkan. Terdapat beberapa orang yang dapat

resilein pada suatu situasi, namun tidak dapat resilien pada situasi yang lain.

Hal ini terjadi karena mereka hanya dapat resilien pada situasi mengancam

yang telah dikenal dan lebih sedikit, tapi bila dalam keadaan yang baru dan

lebih mengancam mereka akan kehilangan kontrol sehingga mereka butuh

belajar untuk mendapatkan bantuan.

Dimensi resiliensi yang dikemukakan oleh Grotberg menjelaskan bahwa

tidak hanya keadaan internal saja yang dapat membuat seseorang dikatakan

resilien, keadaan eksternal juga memiliki peran dalam resiliensi. Seseorang

mungkin saja memiliki kekuatan dalam diri dan keterampilan sosial yang baik,

namun apabila tidak memiliki orang yang membantu dan mencintai, maka dia

bukanlah orang yang memiliki resiliensi. Berdasarkan penjelasan aspek

resiliensi diatas, penelitian ini akan menggunakan aspek-aspek resiliensi yang

Page 44: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

30

diungkapkan oleh Grotberg (2003), yaitu: Sumber-sumber yang Dimiliki,

Kekuatan Dalam Diri dan Kemampuan Diri.

2.1.3 Pengukuran Resiliensi

Berdasarkan teori mengenai aspek-aspek resiliensi yang telah dijelaskan

sebelumnya, terdapat dua skala pengukuran. Pertama skala yang dikembangkan

oleh Reivich dan Shatte yang berbentuk skala bernama Resilience Quotient

(RQ). Skala ini terdiri dari 56 item berdasarkan 7 aspek resiliensi menurut

Reivich-Shatte, yaitu Regulasi Emosi, Pengendalian Impuls, Empati, Optimis,

Analisis Penyebab Masalah, Self-Efficacy, dan Peningkatan Aspek Positif

(Racing Out) (Reivich dan Shatte, 2002).

Selain itu terdapat juga alat ukur resiliensi milik Grotberg. Skala ini

tidak memiliki nama khusus, dan hanya terdiri dari item-item saja. Pada skala

ini terdapat 21 item berdasarkan 3 aspek resiliensi menurut Grotberg, yaitu

Sumber-sumber yang Dimiliki, Kekuatan Dalam Diri dan Kemampuan Diri.

Pengukuran resiliensi dalam penelitian ini akan mengadaptasi alat ukur

resiliensi yang dikembangkan oleh Grotberg karena menurut penulis, dalam

penelitian ini lebih cocok menggunakan alat ukur tersebut, selain itu dengan

menggunakan alat ukur ini juga lebih dapat mengefisienkan waktu dan tenaga.

Page 45: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

31

2.2 Self-esteem

2.2.1 Pengertian Self-esteem

Wells dan Marwell (dalam Guindon,2010) mengklasifikasikan definisi

self-esteem. Mereka memiliki kesimpulan bahwa definisi self-esteem dapat

dibagi kedalam empat kategori yang dapat menghasilkan perspektif yang

berbeda dari setiap kategorinya, definisi self-esteem menurut Wells dan

Marwell adalah:

1. Pendekatan objek/sikap (object/attitudinal approach),

Diri adalah suatu objek perhatian seperti hal lainnya. Kita bisa

memiliki pemikiran, perasaan, dan perilaku terhadap apapun yang

menjadi objek. Dengan demikian kita juga bisa memiliki reaksi atas

diri kita sendiri, hal seperti inilah yang disebut dengan self-esteem.

2. Pendekatan hubungan (relational approach)

Hubungan atau perbedaan antara seperangkat sikap. Ini juga

merupakan reaksi. Contohnya: kita bisa memiliki pemikiran,

perasaan dan perilaku yang bermacam-macam dan berbeda ketika

kita membandingkan antara diri ideal kita (ideal self) dengan diri

kita yang sebenarnya (real self), atau antara harapan kita dan

prestasi kita. Well dan Marwell menemukan bahwa hubungan yang

berbeda ini merupakan tipe dari definisi self-esteem.

3. Pendekatan respon-respon psikologis (psychological responses

approach,)

Page 46: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

32

Sebagaimana namanya, perhatian reaksi-reaksi psikologis dan

emosi yang mengacu pada diri. Kita dapat merasa positif atau

negatif mengenai beberapa elmen dalam diri kita sendiri, seperti

perilaku kita atau penampilan kita. Self-esteem yang didefinisikan

disini cenderung alami. Pendekatan respon psikologis ini salah satu

cara dalam mendefinisikan self-esteem.

4. Pendekatan fungsi/komponen kepribadian (personality

function/component approach)

Self-esteem merupakan bagian dari kepribadian (sebuah konstrak

itu sendiri), diri, atau sistem diri, yang menjadi bagian kepribadian

yang terkait dengan motivasi dan regulasi diri. Contohnya, individu

menilai diri mereka sendiri berdasarkan bagaimana mereka tampail

pada standar yang diterima di lingkungan sosialnya.

Menurut Minchinton (1993) dalam bukunya Maximum Self-esteem, self-

esteem adalah nilai yang dilekatkan pada diri kita. Self-esteem juga berarti

penilaian atas ‘harga diri’ kita sebagai manusia, berdasarkan pada persetujuan

atau pengingkaran atas diri dan perilaku kita. Sedangkan William James (dalam

Guindon,2010) mendefinisikan self-esteem sebagai penghargaan diri yang

terdiri atas perasaan dan emosi yang mengacu pada diri. Wells dan Marwell

menyimpulkan bahwa hampir semua definisi dari self-esteem konsisten pada

dua aspek utama, yaitu: penilaian dan mempengaruhi atau pengalaman emosi.

Page 47: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

33

Horney (dalam Guindon,2010) manyatakan bahwa setiap orang

dilahirkan dengan potensi yang unik dan self-esteem diperoleh dari pencapaian

tersebut. Sedangkan dalam sumber yang sama, Sullivan mengusulkan bahwa

self-esteem adalah kebutuhan sosial yang harus diterima, disukai, dan dimiliki,

hal ini diperoleh dari interaksi sosial yamg mencerminkan penilaian diri. Self-

esteem dipertahankan oleh penyesuaian diri terhadap harapan. Allport

menyamakan self-esteem dengan perasaan bangga yang datang dari sesuatu

yang bisa dilakukan oleh seseorang (Guindon,2010).

Rogers (dalam Guindon,2010) mendefinisikan self-estem suatu

perluasan atas apa yang orang-orang sukai, nilai dan diterima oleh diri mereka

sendiri. Menurutnya, self-esteem merupakan pengembangan diri dari kombinasi

atas yang dialami dan didapatkan dari nilai-nilai dan pilihan-pilihan afektif.

Maslow (dalam Guindon,2010) memasukkan self-esteem sebagai

kebutuhan dasar kedua untuk mencapai aktualisasi diri. Ia mendefinisikan self-

esteem sebagai suatu hasrat untuk kekuatan, pencapaian, kecukupan,

penguasaan, dan kemampuan untuk kemandirian dan kebebasan.

Rosenberg (dalam Guindon,2010) menyimpulkan bahwa self-esteem

adalah suatu sikap yang mengacu pada objek spesifik, yaitu diri. Setiap

karakteristik diri dari penilaian dan hasil di kalkulasikan sebagai karakter.

Setiap elmen dalam diri dievaluasi berdasarkan pada suatu penilaian yang

dikembangkan sejak anak-anak dan remaja. Masukan dari orang lain, terutama

orang-orang terdekat adalah unsur penting dalam self-esteem.

Page 48: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

34

Sedangkan Guindon sendiri dalam bukunya Self-esteem Across the

Lifespan Issues and Interventions manyebutkan self-esteem adalah sikap,

komponen evaluasi diri; penilaian tempat afektif yang terdiri atas konsep diri

terdiri atas perasaan bermanfaat dan penerimaan yang mengembangkan dan

merawat akibat dari kesadaran kompetensidan umpan balik dari dunia luar.

Smelser (dalam Guindon,2010) menyatakan bahwa elemen kognitif,

afektif dan evaluasi adalah komponen universal dari self-esteem. Komponen ini

menunjukkan perbedaan kegunaan. Elmen kognitif mengungkapkan bagian dari

diri dalam bagian deskriptif. Elmen afektif adalah aspek positif atau negatif dari

setiap atribut ini atau valensi ini. Ini menentukan rendah atau tingginya self-

esteem. Elmen evaluasi adalah level ketepatan menugaskan setiap atribut. Ini

merupakan standar ideal bermasyarakat.

Dari beberapa pemaparan mengenai definisi self-esteem diatas, dapat

disimpulkan bahwa self-esteem adalah nilai yang dilekatkan pada diri kita. Self-

esteem juga berarti penilaian terhadap harga diri berdasarkan perlakuan yang

diterima dari lingkungan.

2.2.2 Kategori Self-esteem

Branden (1985) dalam bukunya “The Self: Self-esteem And Personal

Transformation” menyebutkan bahwa self-esteem dapat dikategorikan menjadi tiga

bagian, yaitu:

Page 49: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

35

1. Low Self-esteem

Individu dengan self-esteem yang rendah memiliki kecenderungan untuk

lebih mudah mengalami depresi dan kecemasan. Seseorang dengan self-

esteem yang rendah akan merasa tidak pantas mendapatkan

kebahagiaan, merasa tidak layak untuk mendapatkan kegembiraan atau

penghargaan dalam hidupnya. Mereka juga merasa bahwa diri mereka

tidak memiliki kemampuan dan tidak berharga, hal ini dapat terjadi

karena adanya pengalaman hidup yang menakutkan dan mengalami

kegagalan.

2. Good Self-esteem

Ketika seseorang telah memiliki suatu elmen yang penting untuk

kebahagiaannya serta tidak memerlukan jaminan untuk mendapatkan

kebahagiaan, dan juga memiliki self-confidence dan self-respect yang

tinggi, mereka dapat dikatakan memiliki self-esteem yang baik. Individu

dengan self esteem yang baik bukan berarti tidak memiliki katakutan

ataupun ketidak yakinan terhadap dirinya, terkadang mereka juga

memiliki keraguan pada beberapa hal misalnya, mereka tidak yakin

untuk mendapatkan penghargaan khusus seperti meraih Nobel. Namun

mereka dapat menikmati kehidupan dan dapat menenukan sumber

kesejahteraan dan kebahagiaan dalam hidup.

Page 50: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

36

3. High Self-esteem

Individu dengan self-esteem yang tinggi memiliki kekuatan yang besar

dalam menjalankan kehidupannya.

2.2.3 Dimensi Self-esteem

Minchinton (1993) dalam bukunya “Maximum Self-esteem” memaparkan

tiga aspek dalam self-esteem, yaitu:

1. Perasaan tentang Diri Sendiri

Individu dengan self-esteem yang tinggi merupakan individu

yang dapat menerima diri seutuhnya tanpa syarat, dan juga menghargai

dirinya sebagai seseorang yang berharga. Penerimaan tanpa syarat

berarti menerima dan menghargai diri sendiri tanpa bergantung pada

apapun, menerima diri apa adanya secara penuh, merasa nyaman dengan

apa yang dilakukan, dan tidak berfokus pada kekurangan yang dimiliki.

Individu dengan self-esteem yang tinggi juga mampu menilai keunikan

dalam dirinya sebagai seorang individu tanpa menghiraukan sifat,

kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya ataupun tidak.

Individu dengan self-esteem yang tinggi dapat menerima segala

kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya dan tidak terpengaruh oleh

apa yang dikatakan orang lain mengenai diri sendiri. Ketika

mendapatkan pujian, tidak merasa lebih baik, dan ketika dikritik juga

tidak merasa lebih buruk. Perasaan tentang diri sendiri tidak tergantung

Page 51: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

37

pada kondisi eksternal atau apapun yang dilakukan. Seseorang dengan

self-esteem yang tinggi juga dapar mengontrol emosi dengan baik.

Bebas dari perasaan yang tidak menyenangkan, seperti perasaan

bersalah, marah, sedih, dan takut. Emosi yang sering muncul pada orang

dengan self-esteem yang tinggi adalah perasaan bahagia, karena ia

merasa senang dan menerima dirinya dan kehidupannya apa adanya.

Individu dengan self-esteem yang rendah adalah individu yang

percaya bahwa penilaian mengenai dirinya diukur berdasarkan pada

pencapaian yang diperolehnya. Ia akan bekerja dengan sangat keras dan

kooperatif untuk memperoleh suatu pencapaian dan untuk membuktikan

bahwa dirinya telah mencapai suatu kesuksesan. Individu dengan self-

esteem yang rendah akan perfeksionisme, menentukan tujuan yang tidak

realistis, dan meletakkan tuntutan yang tidak rasional pada diri sendiri.

Memiliki cita-cita yang tidak realistis hanya akan lebih banyak

menghukum dan menyalahkan diri sendiri, karena ketika tujuan itu

tercapai, ia akan merasa kecewa, karena merasa tidak puan dan kurang,

meskipun berbagai upaya telah dilakukan.

Individu yang memiliki self-esteem rendah juga akan takut untuk

mencoba. Ketika ada orang yang menilai rendah diri dan pekerjaannya,

maka ia akan meragukan kemampuannya dan akan takut dalam

mempertanyakan tujuan yang ditetapkannya. Apabila terbatasnya

penghargaan pada diri akan membuatnya akan meletakkan batasan yang

Page 52: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

38

kaku atas apa yang ingin dicapai. Jika dia telah meletakkan tujuan yang

ingin dicapai, maka mereka tidak meyakini bahwa bisa mencapainya.

Self-esteem yang rendah juga ditunjukkan dengan penilaian diri yang

tergantung pada pendapat atau komentar orang lain. Dia akan berusaha

bahkan dengan susah payah untuk mendapatkan mengakuan dan

penghargaan orang lain, yang terkadang melalui upaya yang beresiko

dan berbahaya bagi dirinya sendiri.

2. Perasaan tentang Hidup

Individu yang memiliki self-esteem tinggi adalah individu yang

merasa memiliki tanggungjawab dan kontrol atas hidupnya. Mereka

merasa bahwa apapun yang terjadi pada kehidupannya adalah karena

pilihan dan keputusannya, bukan karena faktor eksternal. individu

dengan self-esteem yang tinggi juga dapat memiliki pilihan untuk

mempertimbangkan pendapat orang lain tentang hidupnya, namun tetap

memiliki otoritas penuh untuk menentukan mana yang benar dan terbaik

untuk hidupnya.

Individu denganself-esteem yang rendah akan cenderung salah

dalam menggambarkan realitas kehidupannya. Dan tidak

memperdulikan apa yang terjadi pada lingkungan sekitar. Beberapa dari

mereka merasa terasingkan dari realitas kehidupan, dan apa yang terjadi

pada kehidupannya seringkali tampak diluar kendali. Mereka juga

merasa dirinya tidak berdaya, lemah, dan setiap saat mudah terserang,

Page 53: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

39

seperti tidak memiliki kekuatan untuk sedikitpun mengatasi tantangan

yang terjadi pada kehidupannya sehari-hari.

3. Perasaan tentang Orang Lain

Individu dengan self-esteem yang tinggi memiliki toleransi dan

penghargaan kepada semua orang, sepanjang ia meyakini bahwa ia

memiliki hak yang sama seperti manusia pada umumnya. Ketika

seseorang merasa nyaman dengan dirinya, ia akan menghargai hak-hak

orang lain, apa yang orang lain lakukan, dan pilihan serta kehidupan

yang mereka jalani, selama orang lain juga memiliki kehendak untuk

menghargai dirinya. Sehingga mereka mampu menjalin hubungan

dengan orang lain secara bijak.

Individu dengan self-esteem yang rendah akan memiliki dasar

penghargaan yang rendah pada orang lain, tidak memiliki toleransi dan

memiliki keyakinan bahwa orang lain harus hidup berdasarkan pada

cara pandangnya terhadap mereka. orang dengan self-esteem yang

rendah akan berhubungan dengan orang lain secara kaku dan tidak

fleksibel, terlalu sibuk dengan urusan sendiri dan tidak mau memikirkan

tentang orang lain. Saat memikirkan orang lain, ia hanya khawatir

mengenai apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya. Mereka

cenderung melakukan sabotase terhadap hubungan dengan orang lain. Ia

seringkali merasa tidak aman dan tidak nyaman berada dengan orang

Page 54: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

40

lain, bahkan bersikap malu dan mempermalukan atau marah dan

defensif.

Dalam penelitian ini, akan digunakan aspek-aspek resiliensi

yang diungkapkan oleh Minchinton (1993), yaitu: Perasaan Tentang

Diri Sendiri, Perasaan Tentang Hidup, dan Perasaan Tentang Orang

Lain.

2.2.4 Pengukuran Self-esteem

Guindon (2010) dalam bukunya “Self Esteem Across The Lifespan”

menjelaskan beberapa instrumen dalam pengukuran self-esteem, yaitu sebahai

berikut:

Self-esteem Scale (SES) yang dikembangkan oleh Rosenberg, 1965.

Instrumen ini hanya mengukur self-esteem secara umum, melakukan

pengukuran unidimensional dari perasaan secara umum terhadap harga diri dan

penerimaan diri. Memperkirakan perasaan positif atau negative mengenai diri

sendiri. SES terdiri dari 10 item, dimana pada setiap pernyataan terdapat 4

pilihan respon. SES dapat digunakan pada remaja hingga dewasa.

Self-esteem Inventory (SEI), dikembangkan oleh Coopersmith, 1981.

SEI terdiri dari 2 bentuk, yaitu tipe A yang dapat mengukur self-esteem secara

umum dan khusus, pada tipe A ini terdapat 4 sub skala, yaitu hubungan sosial

diri dan teman sepermainan, rumah-orangtua, akademik disekolah, dan skala

kebogongan. Tipe B hanya mengukur self-esteem secara umum. Pada SEI,

Page 55: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

41

responden dilinta memilih seperti aku atau bukan aku pada pernyataan yang

tersedia. Pada tipe A terdapat 50 item dan tipe B terdapat 25 item. SEI dapat

digunakan pada anak usia 8 tahun sampai 15 tahun.

Tennessee Self-Concept Scale (TSCS) dikembangkan oleh Roid dan

Fitts, 1988. TSCS terdiri dari 100 item, dimana dalam setiap pernyataan

terdapat 5 pilihan respon terhadap pernyataan tersebut. Dalam TSCS terdapat

pernyataan yang dapat mengukur self-esteem secara umum ataupun khusus,

seperti sosial, keluarga,fisik, etika moral, dan kategori personal. TSCS dapt

digunakan pada yang telah berusia diatas 12 tahun.

Dalam penelitian ini akan menggunakan alat pengukur self-esteem

berbentuk skala yang akan diadaptasi dari alat pengukuran self-esteem yang

dikembangkan oleh Minchinton. Alat pengukuran self-esteem ini terdiri dari 25

item bardasarkan 3 dimensi self-esteem menurut Minchinton, yaitu Perasaan

tentang Diri Sendiri, Perasaan tentang Hidup, dan Perasaan tentang Orang Lain.

Tujuan dari pengukuran ini adalah ingin mengetahui keadaan dan tingkat self-

esteem responden.

2.3 Dukungan Sosial

2.3.1 Pengertian Dukungan Sosial

Menurut Reitschlin dan Allen Dukungan sosial didefinisikan sebagai

informasi yang diberikan oleh orang lain yang mencintai dan memperdulikan

untuk menghormati dan menghargai, dan bagian dari jaringan komunikasi dan

Page 56: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

42

kewajiban bersama dari orang tua, pasangan hidup atau orang yang mencintai,

ahli-ahli lain, teman, hubungan dengan sosial dan komunitas dan juga

memelihara binatang peliharaan (dalam Taylor, 2006)

Menurut Cutrona (1986) dukungan sosial didefinisikan dan diterapkan

dalam banyak bentuk, yang bisa dirasakan sebagai sumber pelindung dalam

melawan segala hal yang merugikan baik bagi kesehatan fisik maupun psikis.

(cutrona, 1986)

Sarafino dan Smith (2011) mengungkapkan bahwa dukungan sosial

merupakan kesenangan, kepedulian, penghargaan atau tersedianya bantuan

yang yang diterima oleh individu dari orang lain atau kelompok. Dukungan

tersebut dapat diperoleh dari pasangan hidup atau kekasih, keluarga, teman,

dokter, atau organisasi dan komunitasnya.

Menurut Sarason et.all. (1983) dukungan sosial biasanya didefinisikan

sebagai adanya atau tersedianya orang yang bisa diandalkan, orang yang

menunjukkan bahwa dia memperdulikan, menghargai, dan mencintai kita.

Dari berberapa pengertian dari dukungan sosial diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa dukungan sosial merupakan persepsi seseorang mengenai

kepedulian, penghargaan, penerimaan, dan kasih sayang yang didapatkan dari

orang-orang yang berada dilingkungan sekitar.

Page 57: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

43

2.3.2 Dimensi Dukungan Sosial

Weiss dalam jurnal Cutrona dan Russell yang berjudul “The Provisions of

Sosial Relationship and Adaptation to Stress” menyebutkan bahwa terdapat

enam fungsi sosial yang berbeda atau “ketentuan” yang mungkin dapat

diperoleh dari orang lain. Dia berpendapat bahwa keenam ketentuan ini

dibutuhkan oleh individu untuk mendapatkan dukungan yang cukup serta untuk

menghindari rasa kesepian ketika mengalami kesengsaraan, meskipun

ketentuan yang berbeda mungkin dapat menjadi sangat penting dalam suatu

keadaan tertentu atau pada tingkat tertentu dalam siklus kehidupan. Keenam

aspek ketentuan tersebut adalah:

1. Guidance (Pembimbing) guidance merupakan nasihat atau informasi

yang didapatkan baik dariguru, mentor, ataupun orang tua.

2. Reliable Alliance (Kelompok yang Dapat Dipercaya) adanya jaminan

bahwa individu memiliki orang yang bisa diperhitungkan dalam

memberikan bantuan yang nyata. Dukungan ini biasanya didapatkan

dari keluarga.

3. Reassurance of Worth, adanya pengakuan dari orang lain bahwa

individu merupakan seseorang yang berharga, memiliki kompetensi dan

kecakapan.

4. Opportunity for Nurturance (Kesempatan Untuk Mengasuh) adanya

perasaan bahwa seseorang mempercayakan sesuatu untuk kesejahteraan

mereka kepada individu yang berhubungan dengan skema

Page 58: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

44

konseptualnya. Menurut Weiss, sumber yang paling sering dalam

kesempatan untuk diasuh adalah keturunan seperti anak atau cucu,

meskipun suami atau istri juga merupakan sumber yang lain.

5. Attachment (Kasih Sayang) adanya kedekatan emosional dari dari

seseorang yang memberikan rasa aman. Kasih sayang (attachment)

paling sering didapatkan dari suami atau istri, tapi tidak menutup

kemungkinan juga dapat berasal dari hubungan keluarga dan

pertemanan.

6. Sosial Integration (Integrasi Sosial) ssebuah rasa memiliki suatu

kelompok yang memiliki kesamaan minat, perhatian, dan aktivitas.

Integrasi sosial paling banyak didapat dari teman. Yang dikaitkan

dengan memberikan kebahagiaan, keamanan, kesenangan, dan adanya

identitas.

Sarafino dan Smith (2011) dalam buku Health Psychology: Biopsychososial

Interactions menyatakan bahwa terdapat empat aspek dalam dukungan sosial,

yaitu:

1. Dukungan Emosi atau Penghargaan

Dukungan emosi dapat diekspresikan dengan cara menunjukkan empati,

memberikan perhatian dan kepedulian, memandang positif, serta

memberikan dorongan. Hal ini dapat memberikan kesenangan dan

menentramkan hati karena mereka merasa memiliki seseorang yang

Page 59: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

45

perduli dan mencintai mereka ketika sedang berada dalam keadaan yang

sulit dan mengalami stress.

2. Dukungan Nyata atau Dukungan Instrument

Dukungan instrument merupakan dukungan yang berbentuk pelibatan

diri secara langsung dalam memberikan bantuan. Dukungan ini dapat

berupa pemberian dana, atau pemberian bantuan berupa tindakan nyata

atau benda.

3. Dukungan Informasi

Dukungan informasi dapat diberikan dalam bentuk memberikan nasihat,

dorongan, masukan, atau umpan balik mengenai bagaimana individu

dalam menyikapi masalah yang sedang dihadapinya dan apa yang harus

individu tersebut lakukan.

4. Dukungan Persahabatan

Dukungan ini terjadi dengan adanya orang lain yang menghabiskan

waktu dengan individu tersebut, dengan cara memberikan palajaran,

melakukan aktivitas sosial bersama, melakukan hal yang disukai dan

melibatkan diri dalam keanggotaan pada suatu kelompok.

Berdasarkan penjelasan mengenai dimensi dukungan sosial diatas,

peneliti akan menggunakan dimensi-dimensi dukungan sosial dari Sarafino dan

Smith (2011), yaitu: Dukungan Emosi atau Penghargaan, Dukungan Nyata atau

Dukungan Instrument, Dukungan Informasi, dan Dukungan Persahabatan.

Peneliti menggunakan dimensi-dimensi ini karena berdasarkan penjelasannya,

Page 60: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

46

dimensi-dimensi inilah yang cocok digunakan dalam penelitian ini. Selain itu,

dimensi-dimensi ini yang cukup untuk melangkapi persyaratan dimensi dalam

melakukan penelitian ini.

2.3.3 Pengukuran Dukungan Sosial

Cutrona dan Russell (1984) dalam jurnalnya “The Provisions Of Social

Relationships And Adaptation To Stress” menuliskan skala dukungan sosial

yang disebut dengan Social Provisions Scale. Skala ini terdiri dari 24 item,

dimana terdapat 4 pilihan respon pada setiap pernyataan.

Zimet, et al (1998) dalam jurnalnya “The Multidimentional Scale of

Perceived Social Support” menuliskan instrumen pengukuran dukungan sosial

yang berupa skala, disebut dengan Multidimentional Scale of Perceived Social

Support. Skala ini terdiri dari 12 item, setiap pernyataan terdapat 7 pilihan

respon.

Dalam penelitian ini akan menggunakan alat pengukur dukungan sosial

berbentuk skala yang akan dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan indikator

dari Sarafino dan Smith karena landasan teori untuk dukungan sosial yang

dipakai dalam penelitian ini adalah teori dari Sarafino dan Smith. Instrument ini

dibuat berdasarkan 4 aspek dukungan sosial Sarafino dan Smith, yaitu:

Dukungan Emosi atau Penghargaan, Dukungan Nyata atau Dukungan

Instrument, Dukungan Informasi, dan Dukungan Persahabatan. Tujuan dari

pengukuran ini adalah ingin mengetahui seberapa besar dukungan sosial yang

didapatkan oleh responden.

Page 61: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

47

2.4 Pekerjaan

2.4.1 Pengertian Pekerjaan

Menurut Kamus Besat Bahasa Indonesia, pekerjaan diartikan sebagai

pencaharian yang dijadikan pokok kehidupan; dan sesuatu yang dilakukan

untuk mendapatkan nafkah. Adapun pekerjaan yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah suatu kegiatan aktif yang dilakukan oleh seseorang. Kegiatan tersebut

memiliki suatu tujuan tertentu dan dapat memberikan penghasilan.

2.4.2 Pekerjaan dan Resiliensi

Pekerjaan memiliki peran penting dalam kehidupan individu. Selain dapat

menghasilkan pendapatan yang dapat digunakan untuk melanjutkan kehidupan,

pekerjaan juga dapat meningkatkan kesejahteraan individu. Berdasarkan The

North West Mental Wellbeing Survey, 2009 bekerja atau tidak bekerjanya

seseorang dapat mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan dan kesehatan

perilaku seseorang sehingga dapat berdampak pada resiliensinya dan

kemampuan dalam menghadapi perubahan status. Helen, et.al. 2011 juga

menyatakan bahwa seseorang yang memiliki pekerjaan akan lebih sejahtera dan

resilien daripada yang tidak memiliki pekerjaan.

2.5 Mantan Pecandu Narkoba

Mantan pecandu narkoba dalam penelitian ini adalah orang-orang yang

mengalami ketergantungan terhadap narkoba, kemudian menjalankan proses

Page 62: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

48

rehabilitasi ataupun tidak melakukan rehabilitasi dan terlepas dari

ketergantungan terhadap narkoba serta tidak kembali menggunakan narkoba,

dan juga dapat bangkit dari keterpurukan selama sebagai pecandu narkoba.

2.6 Kerangka Berpikir

Melepaskan diri dari ketergantungan terhadap narkoba bukanlah hal

yang mudah untuk dilalui. Untuk dapat terlepas dari jeratan narkoba, seseorang

harus melalui proses rehabilitasi yang panjang dan tidak mudah untuk dilalui.

Bahkan setelah bebas dari jeratan narkoba, mantan pecandu tetap akan melalui

kesulitan dalam menjalani kehidupannya sehingga dapat membuat mereka

relaps.

Dalam upaya untuk melepaskan diri dari ketergantungan terhadap

narkoba dan dapat melanjutkan kembali kehidupan serta tidak kembali relaps,

dibutuhkanlah suatu kemampuan untuk dapat bertahan dalam keadaan yang

sulit tersebut. Kemampuan yang baik untuk mempelajari kehidupan dengan

ketakutan yang terjadi secara terus menerus dan ketidaktentuan, yang disebut

juga sebagai kemampuan untuk menunjukkan adaptasi yang positif dalam

keadaan yang secara signifikan tidak menyenangkan bagi kehidupan dan

kemampuan untuk beradaptasi terhadap pengalaman hidup yang sulit dan

menantang adalah resiliensi, hal ini dipaparkan oleh Meichenbaum dalam

jurnalnya.

Page 63: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

49

Banyak faktor yang mempengaruhi resiliensi, hal ini dipaparkan oleh

banyak ahli psikologi yang telah mengkaji resiliensi. Resiliensi dapat

dipengaruhi oleh faktor instinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik dapat diwakili

oleh self-esteem dan faktor ekstrinsik adalah dukungan sosial dan pekerjaan.

Kedua faktor inilah yang akan peneliti gunakan sebagai variabel bebas bagi

resiliensi.

Self-esteem merupakan faktor yang berperan penting dalam segala aspek

kehidupan manusia. Hal ini didukung oleh pemaparan Greenberg (dalam

Guindon,2010) yang menyatakan bahwa Self-esteem dapat mempengaruhi

motivasi, fungsi perilaku, dan kepuasan hidup, dan secara signifikan

berhubungan dengan kesejahteraan seluruh aspek kehidupan. Adapun kerangka

hubungan self-esteem sebagai faktor bagi resiliensi salah satunya dijelaskan

oleh Werner dan Smith (dalam Reich, et.al, 2010) melalui penelitian

longitudinal selama 40 tahun, mendapatkan bahwa faktor-faktor utama yang

mempengaruhi resiliensi adalah self-esteem, karakteristik keluarga, dan

lingkungan sosial. Diketahui bahwa seseorang yang memiliki self-esteem tinggi

menunjukkan perilaku yang lebih dapat diterima secara sosial, lebih

bertanggung jawab, biasanya menunjukkan prestasi yang tinggi, sehingga

akhirnya memiliki kesejahteraan sosioemosional yang lebih besar sehingga

lebih resilien pada perubahan dalam hidup. Akan tetapi sebagian dari pecandu

narkoba memiliki perasaan bersalah, tidak berguna, dan mudah tersinggung.

Hal inilah yang membuat mantan pecandu narkoba memiliki keinginan untuk

Page 64: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

50

kembali menggunakan narkoba dan berujung relaps. Oleh karena itu self-esteem

yang tinggi sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan resiliensi bagi pecandu

narkoba, sehingga tidak kembali relaps.

Dukungan sosial menurut Sarafino (2011) adalah merupakan

kesenangan, kepedulian, penghargaan atau tersedianya bantuan yang akan

diterima oleh individu dari orang lain atau kelompok. Dukungan tersebut dapat

diperoleh dari pasangan hidup atau kekasih, keluarga, teman, dokter, atau

organisasi dan komunitasnya. Dukungan sosial memiliki peran yang sangat

penting dalam proses penyembuhan yang sedang dialami oleh seseorang atau

pun ketika seseorang sedang mengalami tekanan yang menyebabkan stress.

Dukungan sosial merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi

resiliensi, hal ini juga disebutkan oleh Hjemdal, Friborg, Stiles,Rosenvinge, and

Martinussen (dalam Reich, et.al. 2010) mengidentifikasikan faktor internal

yang dapat memprediksi resiliensi seseorang seperti kemampuan personal dan

sosial dan juga faktor eksternalnya seperti keselarasan keluarga dan dukungan

sosial. Pengaruh dukungan sosial terhadap resiliensi juga didukung oleh

Resnick, Gwyther, Roberto (2011) yang menyatakan terdapat empat faktor

yang mempengaruhi resiliensi pada individu, yaitu: Self-esteem, dukungan

sosial, spritualitas atau keberagamaan, dan emosi positif.

Mantan pecandu narkoba membutuhkan banyak dukungan yang

diberikan oleh orang-orang terdekat dan masyarakat agar pecandu merasa

dihargai, disayangi, ditolong, dan diterima dilingkungan masyarakat sehingga

Page 65: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

51

mereka dapat melanjutkan kehidupan mereka kembali dan terhindar dari

kecenderungan untuk kembali menggunakan narkoba. Diasumsikan bahwa

semakin banyak dukungan sosial yang didapatkan oleh mantan pecandu, maka

mantan pecandu tidak akan mudah relaps dan dapat lebih resilien, sedangkan

semakin sedikit dukungan sosial yang didapat, mantan pecandu akan merasa

sendiri, ditinggal dan tidak diterima sehingga mereka akan kembali

menggunakan narkoba dan sulit untuk resilien.

Bekerja atau tidak bekerjanya seseorang dapat mempengaruhi

kesehatan, kesejahteraan dan kesehatan perilaku seseorang sehingga dapat

berdampak pada resiliensinya dan kemampuan dalam menghadapi perubahan

status. Secara umum, kesejahteraan seseorang yang bekerja lebih baik dari pada

yang tidak memiliki pekerjaan, sehingga juga dapat meningkatkan resiliensi

seseorang (dalam Helen, et.al. 2011). Anne dan Marie (2007) dalam jurnalnya

mengatakan bahwa secara signifikan menganggur dapat meningkatkan

symptom depresi. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang menganggur

cenderung akan lebih tidak resilien.

Oleh karena itu, mantan pecandu narkoba butuh untuk memiliki

pekerjaan sehingga mereka memiliki tingkat kesejahteraan yang lebih baik dan

dapat meningkatkan resiliensi mereka sehingga memperkecil kemungkinan

mereka untuk kembali menggunakan narkoba. Diasumsikan bahwa apabila

mantan pecandu telah memiliki pekerjaan, maka mereka memiliki

kemungkinan relaps yang lebih kecil dan dapat lebih resilien, sedangkan

Page 66: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

52

apabila tidak memiliki pekerjaan, mantan pecandu akan lebih tertekan dan

depresi sehingga akan lebih mudah relaps dan sulit untuk resilien.

Kerangka hubungan antara self-esteem, dukungan sosial, dan pekerjaan

sebagai faktor bagi resiliensi melalui dimensi-dimensi yang ada didalamnya,

digambarka dalam bagan dibawah ini

Self-esteem

Dukungan Sosial

Gambar 2.1

Skema Self-Esteem dan Dukungan Sosial Terhadap Resiliensi

Perasaan Tentang

Diri Sendiri

Perasaan Tentang

Hidup

Perasaan Tentang

Orang Lain

Dukungan Emosi

atau Penghargaan

Dukungan Nyata

atau Dukungan

Instrumen

Dukungan

Informasi

Dukungan

Persahabatan

RESILIENSI

Pekerjaan

Page 67: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

53

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis Mayor

Ada hubungan yang signifikan antara self-esteem (perasaan tentang diri,

perasaan tentang hidup, dan perasaan tentang orang lain), dukungan

sosial (dukungan emosi, dukungan nyata, dukungan informasi, dan

dukungan persahabatan) dan pekerjaan terhadap resiliensi pada mantan

pecandu narkoba

Hipotesis Minor

H1: Ada hubungan yang signifikan antara perasaan tentang diri

sendiri terhadap resiliensi mantan pecandu narkoba

H2: Ada hubungan yang signifikan antara perasaan tentang hidup

terhadap resiliensi mantan pecandu narkoba

H3: Ada hubungan yang signifikan antara perasaan tentang orang

lain terhadap resiliensi mantan pecandu narkoba

H4: Ada hubungan yang signifikan antara dukungan emosi atau

penghargaan terhadap resiliensi pada mantan pecandu

narkoba

H5: Ada hubungan yang signifikan antara dukungan nyata atau

dukungan instrumen terhadap resiliensi pada mantan

pecandu narkoba

Page 68: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

54

H6: Ada hubungan yang signifikan antara dukungan informasi

terhadap resiliensi pada mantan pecandu narkoba

H7: Ada hubungan yang signifikan antara dukungan persahabatan

terhadap resiliensi pada mantan pecandu narkoba

H8: Ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan terhadap

resiliensi pada mantan pecandu narkoba

Page 69: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

55

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas tentang pendekatan dan metode penelitian, variable

penelitian, yaitu definisi konseptual, dan definisi oprasional, populasi dan

sampel termasuk teknik pengambilan sampel, dan pengumpulan serta analisis

data.

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah para mantan pecandu narkoba yang berada

di daerah Jakarta. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak

154 orang. Penetapan jumlah tersebut disesuaikan dengan kemampuan peneliti

berdasarkan pertimbangan waktu, tenaga, dan dana penelitian. Adapun

karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah mantan pecandu narkoba yang

berusia antara 18 tahun sampai 40 tahun. Dimana teknik pengambilan sampel

yang digunakan adalah teknik non-probability sampling.

3.2 Variabel Penelitian

Adapun variabel penelitian yang diteliti dalam penelitian ini yaitu:

1. Resiliensi

2. Perasaan tentang diri sendiri

3. Perasaan tentang hidup

4. Perasaan tentang orang lain

55

Page 70: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

56

5. Dukungan emosi

6. Dukungan nyata

7. Dukungan informasi

8. Dukungan persahabatan

9. pekerjaan

Variabel dependen (outcome variable) dalam penelitian ini adalah resiliensi

sedangkan variabel lainnya merupakan variabel independen (predictor

variable).

3.3 Definisi Operasional

1) Resiliensi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat

menghadapi dan mengatasi keadaan yang sulit dalam kehidupan,

terdapat tiga aspek resiliensi menurut Grotberg (2003):

a. Apa yang dimiliki oleh individu (I have), berupa dukungan yang

didapatkan individu dari lingkungan sekitarnya, sehingga

individu merasa memiliki keluarga dan orang-orang yang dapat

diandalkan, mendukung dan peduli terhadapnya.

b. Pemahaman individu mengenai dirinya sendiri (I am), mencakup

potensi dalam diri individu yang bersifat positif, sehingga dapat

merasa percaya diri, optimis, memililiki harga diri, dan

bertanggung jawab.

Page 71: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

57

c. Pemahaman individu mengenai segala hal yang dapat dilakukan

sendiri (I can), mencakup keterampilan individu dalam

melakukan hubungan interpersonal dan keterampilan

memecahkan masalah.

2) Self-esteem adalah nilai yang melekat pada diri individu, dan juga

merupakan penilaian terhadap harga diri berdasarkan perlakuan yang

diterima dari lingkungan, dimana terdapat tiga aspek self-esteem

menurut Michington (1993):

a. Perasaan Tentang Diri Sendiri adalah penilaian dan penerimaan

individu terhadap dirinya sendiri.

b. Perasaan Tentang Hidup adalah penilaian individu mengenai

kehidupan yang dijalaninya.

c. Perasaan Tentang Orang Lain adalah penghargaan dan

penghormatan individu terhadap orang disekitarnya.

3) Dukungan sosial adalah dukungan yang diterima oleh individu dari

orang lain atau kelompok dimana dalam penelitian ini, peneliti melihat

persepsi seseorang mengenai dukungan sosial yang didapatkannya.

Terdapat empat aspek dukungan sosial menurut Sarafino dan Smith

(2011):

a. Dukungan Emosi atau Penghargaan adalah dukungan yang dapat

memberikan kesenangan dan menentramkan hati karena merasa

memiliki seseorang yang peduli dan mencintai dirinya.

Page 72: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

58

b. Dukungan Nyata atau Dukungan Instrument merupakan

dukungan yang berbentuk pelibatan diri secara langsung dalam

memberikan bantuan.

c. Dukungan Informasi adalah dukungan yang diberikan dalam

bentuk nasihat, dorongan, masukan atau umpan balik mengenai

bagaimana individu dalam menyikapi masalah yang

dihadapinya.

d. Dukungan Persahabatan adalah adanya orang lain yang

menghabiskan waktu bersama untuk melakukan hal yang

disukai bersama, memberikan pelajaran, dan melakukan

aktivitas sosial bersama.

4) Pekerjaan merupakan ssuatu kegiatan rutin yang dilakukan oleh

seseorang dalam suatu lingkungan tertentu dan dapat menghasilkan

pendapatan.

3.4 Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik skala. Teknik skala digunakan karena dengan responden yang besar

dapat tetap mengungkap hal-hal yang sifatnya rahasia dengan tetap

mengefisienkan waktu. Tujuan penggunaan skala ini adalah untuk memperoleh

data mengenai self-esteem dan dukungan sosial terhadap resiliensi. Bentuk

Page 73: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

59

skala yang digunakan adalah skala likert. Skala likert terdiri dari sejumlah

pernyataan dan responden harus merespon pernyataan tersebut dengan memilih

empat alternatif jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS),

dan sangat tidak sesuai (STS). Pernyataan dibuat dengan kategori positif

(favorable) dan item kategori negative (unfavorable).

Untuk menghitung skor pada setiap jawaban pada pernyataan favorable

adalah SS= 4, S= 3, TS= 2, STS= 1. Sementara pada pernyataan unfavorable

adalah SS= 1, S= 2, TS= 3, STS= 4.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga skala, yaitu (1)

skala self-esteem, (2) skala dukungan sosial, dan (3) skala resilirnsi yang

menggunakan skala model Likert

1. Skala Self-esteem

Instrumen penelitian self-esteem akan mengadaptasi dari skala

Minchinton (1993) dan disusun kembali menggunakan skala likert yang berisi

empat alternative jawaban: sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak

setuju. Skala self-esteem meliputi tiga dimensi self-esteem menurut

Michington,, yaitu: a) Perasaan Tentang Diri; b) Perasaan Tentang Hidup; dan

c) Perasaan Tentang Orang Lain.

Page 74: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

60

Tabel 3.1

Blue Print Skala Self-Esteem

Variabel Dimensi No. Item

Jumlah Favorable Unfavorable

Self-

Esteem

Perasaan Tentang

Diri Sendiri

1, 5, 6, 7, 10,

16, 20, 21 - 8

Perasaan Tentang

Hidup

2, 4, 8,

13,15, 17,

19, 24

- 8

Perasaan Tentang

Orang Lain

3, 9, 11, 12,

14, 18, 22,

23, 25

- 9

Jumlah 25 0 25

2. Skala Dukungan sosial

Instrumen penelitian dukungan sosial menggunakan skala likert yang

berisi empat alternative jawaban: sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak

setuju. Skala dukungan sosial meliputi empat dimensi dukungan sosial menurut

Sarafino dan Smith, yaitu: a) Dukungan Emosi atau Penghargaan, b) Dukungan

Nyata atau Dukungan Instrument, c) Dukungan Informasi, dan d) Dukungan

Persahabatan.

Tabel 3.2

Blue Print Skala Dukungan Sosial

Variabel Dimensi No. Item

Jumlah Favorable Unfavorable

Dukungan

Sosial

Dukungan Emosi atau Penghargaan 1, 2, 3, 4 5 5

Dukungan Nyata atau Dukungan

Instrument 6, 7, 8 9 4

Dukungan Informasi 10, 11, 12,

14 13 5

Dukungan Persahabatan 15, 16, 17,

18 19 5

Jumlah 15 4 19

Page 75: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

61

3. Skala Resiliensi

Instrumen dari resiliensi menggunakan skala yang diadopsi dari skala

Grotberg (2003) dan disusun kembali menggunakan skala likert yang berisi

empat alternative jawaban: sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak

setuju. Skala resiliensi mencakup dimensi-dimensi resiliensi menurut Grotberg ,

yaitu: a) I HAVE, b) I AM, c) I CAN

Tabel 3.3

Blue Print Skala Resiliensi

Variabel Dimensi No. Item

Jumlah Favorable Unfavorable

Resiliensi

I HAVE 1, 2, 3, 4, 5,

6, 7 - 7

I AM 8, 9, 10, 11,

12, 13, 14 - 7

I CAN

15, 16, 17,

18, 19, 20,

21

- 7

Jumlah 21 0 21

3.5 Teknik Uji Instrumen

3.5.1 Uji Instrumen

Sebelum dilakukan penelitian yang sebenarnya, peneliti terlebih dulu

melakukan pengujian terhadap validitas konstruk ketiga instrumen yang

dipakai, yaitu self-esteem, dukungan sosial, dan resiliensi. Peneliti melakukan

uji validitas konstruk instrumen tersebut dengan menggunakan CFA

(Confirmatory Factor Analysis). Adapun logika dari CFA (Umar, 2011) yaitu:

Page 76: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

62

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang

didefinisikan secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau

pernyataan untuk mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor,

sedangkan pengukuran terhadap faktor ini dilakukan melalui analisis

terhadap respon atas item-itemnya.

2. Teori setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun juga tiap

subtes hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun

subtes bersifat unidimensional.

3. Dengan data yang tersedia dapat digunakan untuk mengestimasi matriks

korelasi antar item yang seharusnya diperoleh jika memang

unidimensional. Matriks korelasi ini disebut sigma (∑), kemudian

dibandingkan dengan matriks dari data empiris, yang disebut matriks S.

Jika teori tersebut benar (unidimensional) maka tentunya tidak ada

perbedaan antara matriks ∑ - matriks S atau bisa juga dinyatakan

dengan ∑ - S = 0.

4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji

dengan chi square. Jika hasil chi square tidak signifikan p>0.05, maka

hipotesis nihil tersebut “tidak ditolak”. Artinya teori unidimensionalitas

tersebut dapat diterima bahwa item ataupun subtes instrumen hanya

mengukur satu faktor saja.

5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item

signifikan atau tidak mengukur apa yang hendak diukur, dengan

Page 77: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

63

menggunakan t-test. Jika hasil t-test tidak signifikan maka item tersebut

tidak signifikan dalam mengukur apa yang hendak diukur, bila perlu

item yang demikian di drop dan sebaliknya.

6. Terakhir, apabila dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan

faktornya negatif, maka item tersebut harus di drop. Sebab hal ini tidak

sesuai dengan sifat item, yang bersifat positif (favorable).

Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan bantuan

software LISREL 8.70 (Joreskog dan Sorbom, 1999)

3.5.2 Uji Validitas Self-Esteem

3.5.2.1 Perasaan tentang Diri Sendiri

Peneliti menguji apakah 8 item yang ada bersifat unidimensional,

artinya item-item tersebut benar-benar hanya mengukur perasaan tentang diri

sendiri. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor,

ternyata tidak fit, dengan Chi Square = 103.08, df = 20, P-value = 0.00000,

RMSEA = 0.165. Namun setelah dilakukan modifikasi terhadap model dengan

membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang

dianalisis, maka kemudian diperoleh model fit dengan nilai Chi Square

menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan). Artinya model satu faktor

(unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu

faktor saja yaitu perasaaan tentang diri sendiri. Model fit tersebut ditunjukkan

pada gambar di bawah ini :

Page 78: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

64

Gambar 3.1

Analisis Konfirmatori dari Faktor Variabel Perasaan Tentang Diri Sendiri

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai

t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran perasaan tentang diri sendiri disajikan pada tabel 3.4

Page 79: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

65

Tabel 3.4

Muatan Faktor Item Perasaan Tentang Diri Sendiri

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada 5 item yang signifikan ( t >

1.96) dan 3 item yang tidak signifikan (t < 1,96) yaitu item nomor 1, 4, dan 5.

Dengan demikian, item tersebut akan di-drop yang berarti item tersebut tidak

akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

Setelah itu kembali dilakukan analisis dengan tidak diikutsertakannya

item yang bermuatan negatif ( t > 1.96 ) sehingga didapat hasil analisis CFA

dengan Chi Square = 5.19, df = 5, P-value = 0.39267, RMSEA = 0.016.

Kemudian, koefisien muatan faktor perasaan tentang hidup disajikan pada tabel

3.5

Tabel 3.5

Muatan Faktor Item Perasaan tentang Diri Sendiri Setelah Di-drop No Koefisien Standard Error Nilai t Signifikan

1 0.36 0.09 4.10 V

2 0.79 0.09 9.32 V

3 0.49 0.09 5.67 V

4 0.40 0.09 4.48 V

5 0.73 0.08 8.64 V

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96)

dan semua koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan

No Koefisien Standard Error Nilai t Signifikan

1

2

3

4

5

6

7

8

0.14

0.35

0.77

0.04

0.11

0.49

0.41

0.75

0.10

0.09

0.08

0.09

0.09

0.09

0.09

0.08

1.40

3.98

9.22

0.38

1.14

5.72

4.64

8.97

X

V

V

X

X

V

V

V

Page 80: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

66

faktor dari item sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favorable.

Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di-drop.

3.5.2.2 Perasaan tentang Hidup

Peneliti menguji apakah 8 item benar-benar bersifat unidimensional,

artinya benar-benar hanya mengukur perasaan tentang hidup. Dari hasil analisis

CFA dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi Square = 157.25,

df = 20, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.212. Namun, setelah dilakukan

modifikasi terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan

pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka diperoleh model fit

dengan nilai Chi Square = 17.45, df = 12 , P-value = 0.13359 , RMSEA =

0.054. Artinya, model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima,

bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu perasaan tentang

hidup. Model fit tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Page 81: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

67

Gambar 3.2

Analisis Konfirmatori dari Faktor Variabel Perasaan Tentang Hidup

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai

t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran perasaan tentang hidup disajikan pada tabel 3.6.

Page 82: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

68

Tabel 3.6

Muatan Faktor Item Perasaan tentang Hidup No Koefisien Standard Error Nilai t Signifikan

1 0.22 0.09 2.48 V

2 0.12 0.09 1.34 X

3 0.45 0.09 5.00 V

4 0.12 0.10 1.30 X

5 0.83 0.09 9.65 V

6 0.50 0.09 5.70 V

7 0.68 0.09 8.03 V

8 0.26 0.09 2.88 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada 6 item yang signifikan ( t >

1.96) dan 1 item yang tidak signifikan (t < 1,96) yaitu item nomor 2 dan 5.

Dengan demikian, item tersebut akan di-drop yang berarti item tersebut tidak

akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

Setelah itu kembali dilakukan analisis dengan tidak diikutsertakannya

item yang bermuatan negatif ( t > 1.96 ) sehingga didapat hasil analisis CFA

dengan Chi Square = 11.50, df = 6, P-value = 0.07145, RMSEA = 0.078.

Kemudian, koefisien muatan faktor perasaan tentang hidup disajikan pada tabel

3.7

Tabel 3.7

Muatan Faktor Item Perasaan tentang hidup Setelah Di-drop No Koefisien Standard Error Nilai t Signifikan

1 0.18 0.09 1.97 V

2 0.56 0.08 6.62 V

3 0.50 0.09 9.10 V

4 0.50 0.09 5.78 V

5 0.79 0.08 9.90 V

6 0.23 0.09 2.57 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96)

dan semua koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan

Page 83: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

69

faktor dari item sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favorable.

Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di-drop.

3.5.2.3 Perasaan tentang Orang Lain

Peneliti menguji apakah 9 item benar-benar bersifat unidimensional,

artinya benar-benar hanya mengukur perasaan tentang orang lain. Dari hasil

analisis CFA dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi Square =

103.10, df = 27, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.136. Namun, setelah

dilakukan modifikasi terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan

pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka diperoleh model fit

dengan nilai Chi Square = 29.20 , df = 21 , P-value = 0.10918 , RMSEA =

0.051 . Artinya, model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima,

bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu perasaan tentang

orang lain. Model fit tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Page 84: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

70

Gambar 3.3

Analisis Konfirmatori dari Faktor Variabel Perasaan Tentang Orang Lain

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai

t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran perasaan tentang orang lain disajikan pada tabel 3.8

Page 85: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

71

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item Perasaan tentang Orang Lain No Koefisien Standard Error Nilai t Signifikan

1 0.41 0.09 4.35 V

2 0.49 0.08 5.76 V

3 0.17 0.09 1.92 X

4 0.44 0.09 4.96 V

5 0.68 0.08 8.49 V

6 0.46 0.09 5.31 V

7 0.29 0.09 3.30 V

8 0.36 0.09 4.05 V

9 0.73 0.08 9.79 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada 8 item yang signifikan ( t >

1.96) dan 1 item yang tidak signifikan (t < 1,96) yaitu item nomor 3. Dengan

demikian, item tersebut akan di-drop yang berarti item tersebut tidak akan ikut

dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

Setelah itu kembali dilakukan analisis dengan tidak diikutsertakannya

item yang bermuatan negatif ( t > 1.96 ) sehingga didapat hasil analisis CFA

dengan Chi Square = 23.16, df = 17, P-value = 0.14408, RMSEA = 0.049.

Kemudian, koefisien muatan faktor perasaan tentang orang lain disajikan pada

tabel 3.9.

Tabel 3.9

Muatan Faktor Item Perasaan tentang Orang Lain Setelah Di-drop No Koefisien Standard Error Nilai t Signifikan

1 0.18 0.09 1.97 V

2 0.56 0.08 6.62 V

3 0.50 0.09 9.10 V

4 0.50 0.09 5.78 V

5 0.79 0.08 9.90 V

6 0.23 0.09 2.57 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96)

dan semua koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan

Page 86: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

72

faktor dari item sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favorable.

Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di-drop.

3.5.3 Dukungan Sosial

3.5.3.1 Dukungan Emosi

Peneliti menguji apakah 5 item benar-benar bersifat unidimensional,

artinya benar-benar hanya mengukur dukungan emosi. Dari hasil analisis CFA

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi Square = 20.10, df = 5,

P-value = 0.00120, RMSEA = 0.141. Namun, setelah dilakukan modifikasi

terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara

item-item yang dianalisis, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi Square =

1.48, df = 4 , P-value = 0.83028 , RMSEA = 0.000 . Artinya, model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima, dimana seluruh item hanya mengukur

satu faktor saja yaitu dukungan emosi. Model fit tersebut ditunjukkan pada

gambar di bawah ini:

Page 87: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

73

Gambar 3.4

Analisis Konfirmatori dari Faktor Variabel Dukungan Emosi

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai

t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran dukungan emosi disajikan pada tabel 3.10.

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item Dukungan Emosi No Koefisien Standard Error Nilai t Signifikan

1 0.63 0.09 6.77 V

2 0.63 0.09 6.79 V

3 0.70 0.10 7.39 V

4 0.26 0.10 2.57 V

5 -0.08 0.10 -0.88 X

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Page 88: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

74

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada 4 item yang signifikan ( t >

1.96) dan 1 item yang bermuatan koefisien negatif sehingga tidak signifikan (t

< 1,96) yaitu item nomor 5. Dengan demikian, item tersebut akan di-drop yang

berarti item tersebut tidak akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

Setelah itu kembali dilakukan analisis dengan tidak diikutsertakannya

item yang bermuatan negatif ( t > 1.96 ) sehingga didapat hasil analisis CFA

dengan Chi Square = 0.14, df = 1, P-value = 0.71269, RMSEA = 0.000.

Kemudian, koefisien muatan faktor dukungan emosi disajikan pada tabel 3.11.

Tabel 3.11

Muatan Faktor Item Dukungan Emosi Setelah Di-drop No Koefisien Standard Error Nilai t Signifikan

1 0.34 0.09 3.85 V

2 1.16 0.17 6.74 V

3 0.38 0.09 4.11 V

4 0.48 0.10 4.71 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96)

dan semua koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan

faktor dari item sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favorable.

Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di-drop.

3.5.3.2 Dukungan Nyata

Peneliti menguji apakah 4 item benar-benar bersifat unidimensional,

artinya benar-benar hanya mengukur dukungan nyata. Dari hasil analisis CFA

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi Square = 14.27, df = 2,

P-value = 0.00080, RMSEA = 0.200. Namun, setelah dilakukan modifikasi

terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara

Page 89: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

75

item-item yang dianalisis, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi Square =

0.00 , df = 1 , P-value = 0.97046 , RMSEA = 0.000 . Artinya, model dengan

satu faktor (unidimensional) dapat diterima, dimana seluruh item hanya

mengukur satu faktor saja yaitu dukungan nyata. Model fit tersebut ditunjukkan

pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.5

Analisis Konfirmatori dari Faktor Variabel Dukungan Nyata

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai

t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran dukungan nyata disajikan pada tabel 3.12.

Page 90: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

76

Tabel 3.12

Muatan Faktor Item Dukungan Nyata No Koefisien Standard Error Nilai t Signifikan

1 0.52 0.10 5.03 V

2 0.37 0.09 3.95 V

3 0.93 0.14 6.56 V

4 0.15 0.09 1.66 X

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada 4 item yang signifikan ( t >

1.96) dan 1 item yang tidak signifikan (t < 1,96) yaitu item nomor 4. Dengan

demikian, item tersebut akan di-drop yang berarti item tersebut tidak akan ikut

dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

Setelah itu kembali dilakukan analisis dengan tidak diikutsertakannya

item yang bermuatan negatif ( t > 1.96 ) sehingga didapat hasil analisis CFA

dengan Chi Square = 0.00, df = 0, P-value = 1.00000, RMSEA = 0.000.

Kemudian, koefisien muatan faktor dukungan nyata disajikan pada tabel 3.13.

Tabel 3.13

Muatan Faktor Item Dukungan Nyata Setelah Di-drop No Koefisien Standard Error Nilai t Signifikan

1 0.53 0.12 4.45 V

2 0.38 0.10 3.75 V

3 0.93 0.17 5.55 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96)

dan semua koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan

faktor dari item sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favorable.

Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di-drop.

Page 91: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

77

3.5.3.3 Dukungan Informasi

Peneliti menguji apakah 5 item benar-benar bersifat unidimensional,

artinya benar-benar hanya mengukur dukungan informasi. Dari hasil analisis

CFA dengan model satu faktor dinyatakan fit dengan Chi Square = 10.82, df =

5, P-value = 0.05501, RMSEA = 0.087. Artinya, model dengan satu faktor

(unidimensional) dapat diterima, dimana seluruh item hanya mengukur satu

faktor saja yaitu dukungan informasi. Model fit tersebut ditunjukkan pada

gambar di bawah ini:

Gambar 3.6

Analisis Konfirmatori dari Faktor Variabel Dukungan Informasi

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai

Page 92: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

78

t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran dukungan informasi disajikan pada tabel 3.14.

Tabel 3.14

Muatan Faktor Item Dukungan Informasi No Koefisien Standard Error Nilai t Signifikan

1 0.73 0.08 8,85 V

2 0.33 0.09 3.37 V

3 0.62 0.08 7.48 V

4 0.20 0.09 2.19 V

5 0.79 0.08 9.59 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan

semua koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan

faktor dari item sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favorable.

Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di-drop.

3.5.3.4 Dukungan Persahabatan

Peneliti menguji apakah 5 item benar-benar bersifat unidimensional,

artinya benar-benar hanya mengukur dukungan persahabatan. Dari hasil analisis

CFA dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi Square =23.58, df

= 5, P-value = 0.00026, RMSEA = 0.156. Namun, setelah dilakukan modifikasi

terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara

item-item yang dianalisis, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi Square =

6.75 , df = 3 , P-value = 0.08032 , RMSEA = 0.090 . Artinya, model dengan

satu faktor (unidimensional) dapat diterima, dimana seluruh item hanya

mengukur satu faktor saja yaitu dukungan persahabatan. Model fit tersebut

ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Page 93: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

79

Gambar 3.7

Analisis Konfirmatori dari Faktor Variabel Dukungan Persahabatan

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai

t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran dukungan persahabatan disajikan pada tabel 3.15.

Tabel 3.15

Muatan Faktor Item Dukungan Persahabatan

No Koefisien Standard Error Nilai t Signifikan

1 0.57 0.11 5.01 V

2 0.40 0.10 4.13 V

3 0.75 0.12 5.98 V

4 0.19 0.10 1.18 X

5 -0.29 0.11 -2.70 X

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Page 94: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

80

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada 3 item yang signifikan ( t >

1.96) dan 1 item yang bermuatan koefisien negative dan I item yang tidak

signifikan (t < 1,96) yaitu item nomor 4 dan 5. Dengan demikian, item tersebut

akan di-drop yang berarti item tersebut tidak akan ikut dianalisis dalam

perhitungan faktor skor.

Setelah itu kembali dilakukan analisis dengan tidak diikutsertakannya

item yang bermuatan negatif ( t > 1.96 ) sehingga didapat hasil analisis CFA

dengan Chi Square = 0.00, df = 0, P-value = 1.00000, RMSEA = 0.000.

Kemudian, koefisien muatan faktor dukungan persahabatan disajikan pada tabel

3.16.

Tabel 3.16

Muatan Faktor Item Dukungan Persahabatan Setelah Di-drop No Koefisien Standard Error Nilai t Signifikan

1 0.48 0.13 3.61 V

2 0.31 0.11 2.95 V

3 0.92 0.22 4.20 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96)

dan semua koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan

faktor dari item sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favorable.

Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di-drop.

3.5.4 Uji Validitas Konstruk Skala Resiliensi

Peneliti menguji apakah 21 item yang benar-benar bersifat

unidimensional, artinya benar-benar hanya mengukur Resiliensi. Dari hasil

analisis CFA dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi Square =

Page 95: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

81

869.26, df = 189, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.153. Sehingga peneliti

melakukan modifikasi terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan

pengukuran diantara item yang dianalisis. Akan tetapi setelah 46 kali

modifikasi, modifikasi mengalami eror sehingga tidak dapat dilanjutkan. Oleh

sebab itu, item 16 didrop karena memiliki nilai yang kurang baik. Setelah item

16 di drop, ternyata masih tidak fit dengan Chi Square = 780.56, df = 170, P-

value = 0.00000, RMSEA = 0.153. Namun, setelah dilakukan modifikasi

sebanyak 72 kali terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan

pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka diperoleh model fit

dengan nilai Chi Square = 120.90, df = 98, P-value = 0.0581, RMSEA = 0.039.

Artinya, model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu perilaku seksual pranikah.

Model fit tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Page 96: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

82

Gambar 3.8

Analisis Konfirmatori dari Faktor Variabel Resiliensi

Page 97: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

83

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai

t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran resiliensi disajikan pada tabel 3.17.

Tabel 3.17

Muatan Faktor Item Resiliensi No Koefisien Standard Error Nilai t Signifikan

1 0.56 0.07 7.55 V

2 0.46 0.08 5.48 V

3 0.48 0.08 6.08 V

4 0.62 0.08 8.07 V

5 0.39 0.08 5.16 V

6 0.42 0.08 5.17 V

7 0.40 0.07 4.42 V

8 0.36 0.08 4.42 V

9 0.58 0.07 7.99 V

10 0.52 0.08 6.73 V

11 0.71 0.08 9.08 V

12 0.35 0.08 4.16 V

13 0.55 0.08 7.00 V

14 0.54 0.07 7.54 V

15 0.59 0.07 8.18 V

16 0.61 0.08 7.98 V

17 0.61 0.08 7.98 V

18 0.63 0.07 8.50 V

19 0.54 0.07 7.40 V

20 0.85 0.07 11.99 V

21 0.35 0.08 4.67 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96)

dan semua koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan

faktor dari item sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favorable.

Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di-drop.

Page 98: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

84

3.6 Prosedur Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti melakukan prosedur sebagai berikut:

1. Tahap pertama adalah menentukan latar belakang, perumusan masalah,

dan pembatsan masalah, serta tujuan dan manfaat penelitian.

2. Tahap kedua adalah melakukan studi pustaka untuk mendapatkan

landasan teori yang sesuai dengan variable dalam penelitian

3. Tahap selanjutnya adalah menguraikan kerangka teoritis dari masing-

masing variable yang akan diuji dalam penelitian, dan juga menentukan

kerangkan berpikir.

4. Dilanjutkan dengan menentukan pendekatan dan metode penelitian,

termasuk menentukan populasi dan sampel serta teknik pengambilan

sampel yang akan dilakukan.

5. Kemudian peneliti menghubungi dan mendatangi beberapa yayasan

menanyakan ketersediaan program after care atau kumpul rutin yang

diadakan bagi yang telah selesai menjalankan rehabilitasi di yayasan

tersebut. Peneliti juga meminta bantuan kepada teman peneliti yang

memiliki teman yang pernah mengkonsumsi narkoba, serta bertemu

dengan mantan pecandu diluar yayasan.

Page 99: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

85

6. Setelah itu, peneliti melengkapi administrasi yang dibutuhkan agar

dapat melakukan penelitian di yayasan-yayasan tersebut.

7. Kemudian melakukan pengambilan data dilapangan, pengambilan data

dilakukan dengan menemui langsung responden yang telah terbebas dari

ketergantungan terhadap narkoba sebanyak 154 responden.

8. Dari data yang terkumpul, peneliti memberikan kode dan melakukan

skoring dengan menggunakan program Microsoft office Excel 2007.

Kemudian melanjutkan uji validitas menggunakan CFA dengan Lisrel.

Dari hasil uji validitas ini akan diperoleh item yang valid dan tidak

valid, dimana hanya item yang valid saja yang dapat diikutsertakan

dalam analisis data pada tahap selanjutnya.

9. Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis data secara statistik

dengan teknik Statistic Multiple Regresion Analysis melalui program

SPSS

10. Tahap terakhir adalah membuat laporan hasil penelitian, kesimpulan,

diskusi dan saran.

3.7 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisis untuk mengetahui pengaruh

independent variabel terhadap dependent variabel dan untuk menjawab semua

pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah mengenai setiap aspek-aspek atau

Page 100: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

86

dimensi-dimensi yang berpengaruh terhadap DV, oleh karenanya penulis

menggunakan teknik Multiple Regression dengan software SPSS 16.0.

Adapun persamaan umum analisis regresi berganda adalah sebagai berikut:

Y’= a+bıXı+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7

Keterangan:

Y’ : Dependent variabel (DV) ‘Resiliensi’

X1 : Dimensi Self-Esteem Perasaan Tentang Diri Sendiri

X2 : Dimensi Self-Esteem Perasaan Tentang Hidup

X3 : Dimensi Self-Esteem Perasaan Tentang Orang Lain

X4 : Dimensi Dukungan Sosial Dukungan Emosi

X5 : Dimensi Dukungan Sosial Dukungan Nyata

X6 : Dimensi Dukungan Sosial Dukungan Informasi

X7 : Dimensi Dukungan Sosial Dukungan Persahabatan

a : Intercept/konstan

b1,b2, …b7 : Koefisien regresi untuk masing-masing

Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R, yaitu koefisien

korelasi berganda antara Resiliensi (DV) terhadap Self-Esteem dan Dukungan

Sosial (IV). Besarnya resiliensi yang disebabkan oleh faktor-faktor yang telah

disebutkan ditunjukkan oleh koefisien determinasi berganda atau R². R²

menunjukkan variasi atau perubahan variabel terikat (Y) disebabkan variabel

bebas (X) atau digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas

(X) tehadap variabel terikat (Y) atau merupakan proporsi varians dari intensi

Page 101: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

87

yang dijelaskan oleh religiusitas dan pola asuh. Untuk mendapatkan nilai R²

digunakan rumus:

Keterangan:

R² = Proporsi varians

SSreg = Sum of Square Regression (jumlah kuadrat regresi)

SSy = Sum of Square Y (jumlah kuadrat Y)

Selanjutnya R² dapat diuji signifikansinya yang dilakukan dengan tujuan

melihat apakah pengaruh dari IV terhadap DV signifikan atau tidak. Pembagi

disini adalah R² itu sendiri dengan df-nya (dilambangkan ‘k’), yaitu sejumlah

IV yang dianalisis sedangkan penyebutnya (1- R²) dibagi dengan df-nya (N-k-

1) dimana N adalah total sampel. Untuk df dari pembagi sebagai numerator

sedangkan df penyebut sebagai denumerator. Jika dirumuskan, maka:

Keterangan:

R² = Proporsi varians

K = Jumlah independent variabel

N = Jumlah sampel

Kemudian selanjutnya dilakukkan uji koefisiensi regresi dari tiap-tiap

IV yang dianalisis. Uji tersebut untuk melihat apakah pengaruh yang diberikan

IV signifikan terhadap DV secara parsial. Uji ini digunakan untuk menguji

Page 102: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

88

apakah sebuah IV benar-benar memberikan kontribusi terhadap DV. Sebelum

didapat nilai t dari tiap IV, harus didapat dahulu nilai standart error estimate

dari b (koefisien regresi) yang didapatkan melalui akar Msres dibagi dengan

SSx. Setelah didapat nilai Sb kemudian dilakukan uji t, yaitu hasil bagi b

(koefisien regresi) dengan Sb. Dapat dirumuskan:

Page 103: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

89

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab empat ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan.

4.1 Deskriptif Data Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 154 orang yang telah tidak mengkonsumsi

narkoba lagi di kota Jakarta berusia sekitar 19-40 tahun. Sampel diperoleh dari

yayasan Sahabat Rekan Sebaya, yayasan Natura Addiction Center, yayasan Al-

Huda, Rumah Damping BNN dan meminta bantuan dari rekan peneliti.

Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling. Gambaran

subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, status pernikahan,

dan frekuensi rehabilitasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1

Deskriptif Data

Kriteria Frekuensi Percent

Jenis Kelamin Laki-Laki 141 91.5

Perempuan 13 8.5

Total 154 100.0

Usia

18 - 20 tahun

21 - 34 tahun

13

109

8.4

70.8

35 - 40 tahun 31 20.1

Total 154 100.0

Pekerjaan Bekerja sebagai konselor 17 11.0

Bekerja selain konselor 83 53.9

Tidak memiliki pekerjaan 8 5.2

Aftercare 46 29.9

Total 154 100.0

Status Pernikahan Belum menikah 78 50.6

Menikah 59 38.3

Cerai 12 7.8

Duda/Janda 5 3.2

Total 154 100.0

Frekuensi

Rehabilitasi

Tidak rehab 24 15.6

1 kali 87 56.5

2 kali 24 15.6

3-5 kali 14 9.1

›5 kali 5 3.2

Total 154 100.0

89

Page 104: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

90

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah sampel laki-laki dalam

penalitan yang dilakukan terhadap populasi mantan pecandu narkoba di Jakarta

jumlahnya lebih banyak dibandingkan sampel perempuan, dengan persentase

jumlah laki-laki sebesar 91.5% atau sebanyak 141 orang dan sampel perempuan

dengan persentase 8.5% atau sebanyak 13 orang.

Dapat dilihat pula bahwa jumlah sampel yang paling banyak adalah

yang berusia antara 21 - 34 tahun memiliki persentase sebesar 70.8% atau

sejumlah 109 orang. Sedangkan yang berusia 35 – 40 tahun sebanyak 31 orang

atau sebesar 20.1%. Sampel yang paling sedikit yaitu dengan usia 18 - 20 tahun

memiliki persentase 8.4% atau sejumlah 13 orang.

Dalam tabel 4.1 dijelaskan bahwa sebagian besar dari sampel memiliki

pekerjaan, namun ada yang bekerja sebagai konselor yairu sebanyak 17 orang

atau 11%, memiliki pekerjaan selain konselor sebanyak 83 orang atau denagn

persentase 53,9%. Terdapat 5,2% sampel yang tidak memiliki pekerjaan atau

sebanyak 8 orang sedangkan yang menjalani program aftercare memiliki

persentase 29,9% atau 46 orang.

Tabel diatas juga menjelaskan bahwa terdapat 50.6% atau sejumlah 78

sampel yang belum menikah. Sampel yang telah menikah memiliki persentase

38.3% atau sejumlah 59 orang. Sampel yang bercerai memiliki persentase 7.8%

atau sejumlah 12 orang dan yang paling sedikit adalah sampel duda/janda

dengan persentase 3.2% atau sejumlah 5 orang.

Page 105: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

91

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sampel yang tidak pernah

melakukan rehabiltasi dipersentasekan 15.6% atau sejumlah 24 orang. Sampel

yang pernah satu kali rehabilitasi sejumlah 87 orang atau 56.5%. Sampel yang

pernah dua kali melakukan rehabilitasi sejumlah 24 orang atau 15.5%. 3-5 kali

melakukan rehabilirasi memiliki persentase 9.1% atau sejumlah 14 orang dan

terakhir yang lebih dari 5 kali memiliki persentase 3.2% atau sejumlah 5 orang.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Sebelum diuraikan secara lebih terperinci tentang beberapa sub bab

selanjutnya, perlu dijelaskan bahwa skor yang digunakan dalam analisis

statistik adalah skor murni (t-score) yang merupakan hasil proses konversi dari

raw score. Proses ini ditujukan agar mudah dalam membandingkan antar skor

hasil pengukuran variabel-variabel yang diteliti. Dengan demikian semua raw

score pada setiap variabel harus diletakkan pada skala yang sama. Secara teknis

komputasinya yang ditempuh adalah dengan melakukan transformasi dari raw

score menjadi z-score. Untuk menghilangkan bilangan negatif dari z-score,

semua skor ditransformasi keskala T yang semuanya positif dengan

menetapkan mean = 50 dan standar deviasi = 10.

Selanjutnya untuk menjelaskan gambaran umum tentang statistik

deskriptif dari variabel-variabel dalam penelitian ini, indeks yang menjadi

patokan adalah mean, median, standar deviasi (SD), nilai maksimal dan

Page 106: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

92

minimal dari masing-masing variabel. Nilai tersebut disajikan dalam tabel 4.2

berikut ini:

Tabel 4.2

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Resiliensi 154 23.66 74.67 49.9998 9.25819

PTDS 154 27.62 69.25 49.9997 8.43172

PTH 154 23.95 66.21 49.9999 8.38014

PTOL 154 23.75 70.89 50.0006 8.35228

DE 154 17.20 66.45 49.9981 9.39664

DN 154 21.17 63.23 49.9990 8.46912

DI 154 17.66 65.16 49.9999 8.54641

DP 154 22.04 65.96 49.9990 9.28887

Valid N (listwise) 154

Mengingat semua skor telah diletakkan pada skala yang sama, maka

semua mean pada setiap skala adalah 50 dan standar deviasi adalah 10. Dari

tabel 4.2 juga dapat diketahui skor terendah DV (resiliensi) adalah 23.66 dan

skor tertinggi adalah 74.67. Skor terendah pada variabel self-esteem (perasaan

tentang diri sendiri) 27.62 dan skor tertinggi 69.25. Pada variabel self-esteem

(perasaan tentang hidup) skor terendah adalah 23.95 dan skor tertinggi 66.21.

Kemudian pada variabel self-esteem (perasaan tentangorang lain) skor terendah

adalah 23.75 dan skor tertinggi 70.89. Untuk variabel dukungan sosial

(dukungan emosi) skor terendah adalah 17.20 dan skor tertinggi 66.45. Skor

terendah dari dukungan sosial (dukungan nyata) 21.17 dan skor tertinggi 63.23.

Skor terendah dari dukungan sosial (dukungan informasi) 17.66 dan skor

tertinggi 65.16. Pada variabel dukungan sosial (dukungan persahabatan) skor

Page 107: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

93

terendah adalah 22.04 dan skor tertinggi 65.96. Nilai rentangan (nilai maximal-

minimun) pada setiap variabel tersebut menunjukkan data yang bervariasi

(heterogen).

4.3 Uji Hipotesis

4.3.1 Analisi Regresi Variabel Penelitian

Pada tahap ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis

berganda dengan menggunakan software SPSS 16.0. Dalam regresi berganda

terdapat 3 hal yang dilihat yaitu melihat besaran R square untuk mengetahui

berapa persen kontribusi IV secara keseluruhan (mayor) terhadap DV, melihat

pengaruh IV secara keseluruhan dan signifikansinya, kedua melihat apakah dari

11 IV (minor) berpengaruh secara positif maupun negatif dan signifikansi

terhadap DV, kemudian terakhir melihat besarnya kontribusi dan signifikansi

masing-masing IV terhadap DV.

Langkah pertama peneliti menganalisis seberapa besar sumbangsih yang

diberikan oleh seluruh IV terhadap DV. Tabel R square dapat dilihat sebagai

berikut:

Tabel 4.3

Tabel R square

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .763a .582 .537 6.299

a. Predictors: (Constant), TIDAK MEMILIKI PEKERJAAN, MENIKAH, Dukungan Persahabatan,

Frekuensi Rehab, Perasaan Tentang Diri Sendiri, MEMILIKI PEKERJAAN, CERAI, Dukungan

Informasi, KONSELOR,Dukungan Emosi, Usia, Perasaan Tentang Hidup, Perasaan Tentang

Orang Lain, Dukungan Nyata, BELUM MENIKAH

Page 108: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

94

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa perolehan R square sebesar

0.582 atau 58.2%. Artinya sebesar 58.2% variasi dari resiliensi dapat dijelaskan

oleh variasi seluruh IV (perasaan tentang diri sendiri, perasaan tentang hidup,

perasaan tentang orang lain, dukungan emosi, dukungan nyata, dukungan

informasi, dukungan persahabatan, status pernikahan, pekerjaan, usia, dan

frekuensi rehabilitasi), sedangkan 41,8% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain

diluar penelitian ini.

Langkah selanjutnya yaitu menganalisis dampak atau pengaruh dari

seluruh IV (perasaan tentang diri sendiri, perasaan tentang hidup, perasaan

tentang orang lain, dukungan emosi, dukungan nyata, dukungan informasi,

dukungan persahabatan, status pernikahan, pekerjaan, usia, dan frekuensi

rehabilitasi) terhadap DV. Adapun hasil uji F dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 4.4

Hasil Uji F ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7638.223 15 509.215 12.833 .000a

Residual 5476.018 138 39.681

Total 13114.241 153

a. Predictors: (Constant), TIDAK MEMILIKI PEKERJAAN, MENIKAH, Dukungan Persahabatan, Frekuensi Rehab, Perasaan Tentang Diri Sendiri, MEMILIKI PEKERJAAN, CERAI, Dukungan Informasi, KONSELOR,Dukungan Emosi, Usia, Perasaan Tentang Hidup, Perasaan Tentang Orang Lain, Dukungan Nyata, BELUM MENIKAH

b. Dependent Variable: Resiliensi

Berdasarkan tabel diatas didapatkan signifikansi sebesar 0.000

(sig<0.005), maka hipotesis (Ho) yang menyatakan tidak ada pengaruh yang

signifikan antara seluruh IV terhadap resiliensi tidak ditolak, artinya ada

Page 109: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

95

pengaruh yang signifikan dari perasaan tentang diri sendiri, perasaan tentang

hidup, perasaan tentang orang lain, dukungan emosi, dukungan nyata,

dukungan informasi, dukungan persahabatan, status pernikahan, pekerjaan,

usia, dan frekuensi rehabilitasi terhadap resiliensi.

Langkah selanjutnya adalah melihat koefisiens regresi tiap independent

variabel. Hal ini dapat dilihat pada kolom paling kanan. Jika nilai sig<0.05

maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti bahwa IV tersebut

memiliki dampak yang signifikan terhadap resiliensi. Adapun penyajiannya

ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 4.5

Koefisien Regresi Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.188 6.414 -.185 .853

Perasaan Tentang Diri Sendiri

.071 .074 .065 .966 .336

Perasaan Tentang Hidup

.361 .081 .327 4.447 .000

Perasaan Tentang Orang Lain

.245 .086 .221 2.844 .005

Dukungan Emosi .044 .068 .045 .650 .517

Dukungan Nyata .174 .166 .160 1.050 .296

Dukungan Informasi .055 .160 .050 .340 .734

Dukungan Persahabatan

.065 .069 .065 .935 .351

Usia .001 .116 .000 .006 .995

Status Pernikahan1 .217 3.099 .012 .070 .944

Status Pernikahan2 .096 3.133 .005 .031 .976

Status Pernikahan3 .334 3.416 .010 .098 .922

Frekuensi Rehab -.771 .629 -.077 -1.226 .222

Pekerjaan1 5.580 1.941 .189 2.874 .005

Pekerjaan2 2.468 1.270 .133 1.944 .050

Pekerjaan3 .948 2.579 .023 .368 .714

a. Dependent Variable: Resiliensi

Page 110: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

96

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel diatas, dapat disimpulkan

bahwa persamaan pada resiliensi adalah:

Resiliensi= -1.188 + 0.071 perasaan tentang diri sendiri + 0.361 perasaan

tentang hidup* + 0.245 perasaan tentang orang lain* + 0.044 dukungan

emosi + 0.174 dukungan nyata + 0.055 dukungan informasi + 0.065

dukungan persahabatan + 0.001 usia + 0.217 status pernikahan1 + 0.96

status pernikahan2 + 0.334 status pernikahan3 -0.771 Frekuensi Rehab +

5.580 pekerjaan1* + 2.468 pekerjaan2* + 0.948 pekerjaan3

Keterangan: Signifikan (*)

Dari persamaan diatas hanya empat koefisien regresi yang signifikan,

yaitu perasaan tentang hidup, perasaan tentang orang lain, yang memiliki

pekerjaan sebagai konselor, dan yang memiliki pekerjaan sedangkan sisa

variabel lain tidak signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang

diperoleh masing-masing IV adalah sebagai berikut:

1. Variabel perasaan tentang diri sendiri: diperoleh nillai koefisien regresi

sebesar 0.071 dengan signifikansi 0.336 (sig>0.05), yang berarti bahwa

variabel perasaan tentang diri sendiri tidak mempengaruhi resiliensi

secara signifikan.

2. Variabel perasaan tentang hidup: diperoleh nillai koefisien regresi

sebesar 0.361 dengan signifikansi 0.000 (sig<0.05), yang berarti bahwa

variabel perasaan tentang hidup mempengaruhi resiliensi secara

signifikan. Jadi semakin tinggi skor perasaan tentang hidup maka

Page 111: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

97

semakin tinggi pula resiliensi dan variabel perasaan tentang diri

berpengaruh signifikan.

3. Variabel perasaan tentang orang lain: diperoleh nillai koefisien regresi

sebesar 0.245 dengan signifikansi 0.005 (sig<0.05), yang berarti bahwa

variabel perasaan tentang orang lain mempengaruhi resiliensi secara

signifikan. Jadi semakin tinggi skor perasaan tentang orang lain maka

semakin tinggi pula resiliensi dan variabel perasaan tentang diri

berpengaruh signifikan.

4. Variabel dukungan emosi: diperoleh nillai koefisien regresi sebesar

0.044 dengan signifikansi 0.517 (sig>0.05), yang berarti bahwa variabel

dukungan emosi tidak mempengaruhi resiliensi secara signifikan.

5. Variabel dukungan nyata: diperoleh nillai koefisien regresi sebesar

0.174 dengan signifikansi 0.296 (sig>0.05), yang berarti bahwa variabel

dukungan nyata tidak mempengaruhi resiliensi secara signifikan.

6. Variabel dukungan informasi: diperoleh nillai koefisien regresi sebesar

0.055 dengan signifikansi 0.734 (sig>0.05), yang berarti bahwa variabel

dukungan informasi tidak mempengaruhi resiliensi secara signifikan.

7. Variabel dukungan persahabatan: diperoleh nillai koefisien regresi

sebesar 0.065 dengan signifikansi 0.351 (sig>0.05), yang berarti bahwa

variabel dukungan persahabatan tidak mempengaruhi resiliensi secara

signifikan.

Page 112: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

98

8. Variabel usia: diperoleh nillai koefisien regresi sebesar 0.001 dengan

signifikansi 0.995 (sig>0.05), yang berarti bahwa variabel usia tidak

mempengaruhi resiliensi secara signifikan.

9. Variabel status pernikahan1: diperoleh nillai koefisien regresi sebesar

0.217 dengan signifikansi 0.944 (sig>0.05), yang berarti bahwa variabel

belum menikah tidak mempengaruhi resiliensi secara signifikan.

10. Variabel status pernikahan2: diperoleh nillai koefisien regresi sebesar

0.096 dengan signifikansi 0.976 (sig>0.05), yang berarti bahwa variabel

menikah tidak mempengaruhi resiliensi secara signifikan.

11. Variabel status pernikahan3: diperoleh nillai koefisien regresi sebesar

0.334 dengan signifikansi 0.922 (sig>0.05), yang berarti bahwa variabel

cerai tidak mempengaruhi resiliensi secara signifikan.

12. Variabel frekuensi rehabilitasi: diperoleh nillai koefisien regresi sebesar

-0.771 dengan signifikansi 0.222 (sig>0.05), yang berarti bahwa

variabel frekuensi rehabilitasi tidak mempengaruhi resiliensi secara

signifikan.

13. Variabel pekerjaan1: diperoleh nillai koefisien regresi sebesar 5.580

dengan signifikansi 0.005 (sig<0.05), yang berarti bahwa variabel

pekerjaan1 mempengaruhi resiliensi secara signifikan. Jadi konselor

mempengaruhi nilai resiliensi dengan signifikan.

14. Variabel pekerjaan2: diperoleh nillai koefisien regresi sebesar 2.468

dengan signifikansi 0.05 (sig<0.05), yang berarti bahwa variabel

Page 113: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

99

pekerjaan2 mempengaruhi resiliensi secara signifikan. Sampel yang

memiliki pekerjaan mempengaruhi nilai resiliensi dengan signifikan

15. Variabel pekerjaan3: diperoleh nillai koefisien regresi sebesar 0.948

dengan signifikansi 0.714 (sig>0.05), yang berarti bahwa variabel

pekerjaan3 tidak mempengaruhi resiliensi secara signifikan.

Pada tabel 4.4 koefisien regresi diatas, dari empat IV yang berpengaruh

signifikan terhadap DV dapat diketahui IV mana yang memiliki pengaruh lebih

besar. Untuk melihat perbandingan besar kecilnya pengaruh antarra tiap IV

terhadap DV dapat diketahui dengan dua cara, yaitu melihat nilai

signifikansinya (sig.) dan melihat standardized coefficient (beta). Maka tabel

diatas dapat diketahui perbandingan atau urutan IV yang memiliki pengaruh

terbesar sebagai berikut:

1. Perasaan tentang hidup dari Self-Esteem dengan nilai beta 0.361

2. Perasaan tentang orang lain dari Self-Esteem dengan nilai beta 0.245.

3. Pekerjaan1 dari demografis dengan nilai 5.580

4. Pekerjaan2 dari demografis dengan nilai 2.468

5.

4.3.2 Uji Proporsi Varians Independent Variabel

Selanjutnya peneliti ingin mengetahui seberapa besar sumbangan dari

masing-masing IV terhadap resiliensi. Besarnya sumbangan masing-masing IV

terhadap resiliensi dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini:

Page 114: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

100

Tabel 4.6

Proporsi Varians Independent Variabel

Keterangan:

V=signifikan, X=tidak signifikan

X1 : Self-Esteem

X2 : Dukungan Sosial

X3 : Demografis Dari tabel 4.5 diatas dapat disampaikan informasi sebagai berikut:

1. Variabel self-esteem yang terdiri perasaan tentang diri sendiri, perasaan

tentang hidup dan perasaan tentang orang lain memberikan sumbangan

sebesar 48.6% dalam varian resiliensi. Sumbangan tersebut signifikan

dengan Sig.F Change=0.000 (p<0.05).

2. Variabel dukungan sosial yang terdiri dari dukungan emosi, dukungan

nyata, dukungan informasi dan dukungan persahabatan memberikan

sumbangan sebesar 6.3% dalam varian resiliensi. Sumbangan tersebut

signifikan dengan Sig.F Change=0.001 (p<0.05).

3. Variabel demografis yang terdiri dari usia, status pernikahan, frekuensi

rehabilitasi, dan jenis pekerjaan memberikan sumbangan sebesar 3.4%

dalam varian resiliensi. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan Sig.F

Change=0.202 (p>0.05).

Adapun untuk sumbangan masing-masing dimensi IV terhadap

resiliensi dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini.

IV Rsquare Rsquare

change

Sumbangan Sig. F

change

Keterangan

X1

X2

X3

0.486

0.549

0.582

0.486

0.063

0.034

48.6%

6.3%

3.4%

0.000

0.001

0.202

V

V

X

Page 115: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

101

Tabel 4.7

Proporsi Varians Independent variable

Keterangan:

V=signifikan, X=tidak signifikan

X1 : Perasaan Tentang Diri Sendiri

X2 : Perasaan Tentang Hidup

X3 : Perasaan Tentang Orang Lain

X4 : Dukungan Emosi

X5 : Dukungan Nyata

X6 : Dukungan Informasi

X7 : Dukungan Persahabatan

X8 : usia

X9 : Belum Menikah

X10 : Menikah

X11 : Cerai

X12 : Frekuensi Rehab

X13 : Memiliki Pekerjaan

X14 : Konselor

X15 : Tidak Memiliki Pekerjaa

Dari tabel 4.6 dapat disampaikan informasi sebagai berikut:

1. Variabel perasaan tentang diri sendiri memberikan sumbangan sebesar 17%

dalam varian resiliensi. Sumbangan tersebut signifikan dengan Sig.F

Change=0.000 (p<0.05).

2. Variabel perasaan tentang hidup memberikan sumbangan sebesar 25.6%

dalam varian resiliensi. Sumbangan tersebut signifikan dengan Sig.F

Change=0.000 (p>0.05).

3. Variabel perasaan tentang orang lain memberikan sumbangan sebesar 6.1%

dalam varian resiliensi. Sumbangan tersebut signifikan dengan Sig.F

Change=0.000 (p<0.05).

IV Rsquare Rsquare

change

Sumbangan Sig. F

change

Keterangan

X1

X12

X123

X1234

X12345

X123456

X1234567

X12345678

X123456789

X12345678910

X1234567891011

X123456789101112

X12345678910111213

X1234567891011121314

X123456789101112131415

0.170

0.425

0.486

0.497

0.545

0.546

0.549

0.549

0.549

0.549

0.549

0.554

0.571

0.582

0.582

0.170

0.256

0.061

0.011

0.048

0.000

0.003

0.000

0.001

0.000

0.000

0.005

0.017

0.011

0.000

17%

25.6%

6.1%

1.1%

4.8%

0.0%

0.3%

0%

0.01%

0%

0%

0.05%

1.7%

1.1%

0%

0.000

0.000

0.000

0.075

0.000

0.730

0.320

0.857

0.685

0.944

0.857

0.223

0.021

0.050

0.714

V

V

V

X

V

X

X

X

X

X

X

X

V

V

X

Page 116: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

102

4. Variabel dukungan emosi memberikan sumbangan sebesar 1.1% dalam

varian resiliensi. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan Sig.F

Change=0.075 (p>0.05).

5. Variabel dukungan nyata memberikan sumbangan sebesar 4.8% dalam

varian resiliensi. Sumbangan tersebut signifikan dengan Sig.F

Change=0.000 (p<0.05).

6. Variabel dukungan informasi memberikan sumbangan sebesar 0.0% dalam

varian resiliensi. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan Sig.F

Change=0.730 (p>0.05).

7. Variabel dukungan persahabatan memberikan sumbangan sebesar 0.3%

dalam varian resiliensi. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan Sig.F

Change=0.320 (p>0.05).

8. Variabel usia memberikan sumbangan sebesar 0.0% dalam varian resiliensi.

Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan Sig.F Change=0.857 (p>0.05).

9. Variabel status pernikahan1 memberikan sumbangan sebesar 0.01% dalam

varian resiliensi. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan Sig.F

Change=0.685 (p>0.05).

10. Variabel status pernikahan2 memberikan sumbangan sebesar 0.0% dalam

varian resiliensi. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan Sig.F

Change=0.944 (p>0.05).

Page 117: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

103

11. Variabel status pernikahan3 memberikan sumbangan sebesar 0.0% dalam

varian resiliensi. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan Sig.F

Change=0.857 (p>0.05).

12. Variabel frekuensi rehabilitasi memberikan sumbangan sebesar 0.05%

dalam varian resiliensi. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan Sig.F

Change=0.223 (p>0.05).

13. Variabel pekerjaan1 memberikan sumbangan sebesar 1.7% dalam varian

resiliensi. Sumbangan tersebut signifikan dengan Sig.F Change=0.021

(p<0.05).

14. Variabel pekerjaan2 memberikan sumbangan sebesar 1.1% dalam varian

resiliensi. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan Sig.F Change=0.050

(p>0.05).

15. Variabel pekerjaan3 memberikan sumbangan sebesar 0.0% dalam varian

resiliensi. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan Sig.F Change=0.741

(p>0.05).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat lima IV yang

signifikan sumbangannya terhadap resiliensi, yaitu: Perasaan Tentang Diri

Sendiri, Perasaan Tentang Hidup, Perasaan Tentang Orang Lain, dukungan

nyata, pekerjaa1, dan pekerjaan2 sedangkan ketiga IV lainnya tidak signifikan.

Hal ini dilihat dari besarnya pertambahan yang dihasilkan setiap kali

penambahan IV (sumbangan proporsi varians yang diberikan). Dari kelima IV

tersebut dapat dilihat mana yang paling besar memberikan sumbangan terhadap

Page 118: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

104

DV. Hal tersebut dapat diketahui dengan melihat nya, semakin besar

nilai maka semakin banyak sumbangan yang diberikan terhadap DV. Dari tabel

4.6 diatas diketahui IV yang signifikan memberikan sumbangan yang terbesar

perasaan tentang hidup dengan presentase 25.6%.

Page 119: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

105

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab lima ini akan dipaparkan kesimpulan, diskusi, dan saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan dari penelitian ini adalah ada

pengaruh yang signifikan dari self-esteem, dukungan sosial, dan pekerjaan

terhadap resiliensi mantan pecandu narkoba di Jakarta. Dari hasil uji hipotesis

minor yang menguji masing-masing koefisien regresi terhadap dependent

variabel, diperoleh dua koefisien regresi yang signifikan, yaitu perasaan tentang

hidup dan perasaan tentang orang lain terhadap resiliensi mantan pecandu

narkoba di Jakarta. Diketahui pula bahwa sampel yang memiliki pekerjaan,

baik sebagai konselor maupun pekerjaan yang lain dapat mempengaruhi

resiliensinya sebagai mantan pecandu narkoba.

Dalam penelitian ini, terdapat data tambahan yang dimasukkan oleh

peneliti. Dalam data tersebut dapat ditemukan bahwa demografis tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap resiliensi mantan pecandu narkoba di

Jakarta.

5.2 Diskusi

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa self-esteem,

dukungan sosial dan pekerjaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

105

Page 120: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

106

resiliensi mantan pecandu narkoba di Jakarta. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Grotberg, 1995 yang menyatakan bahwa terdapat banyak faktor yang

mempengaruhi resiliensi, diantaranya hubungan saling mempercayai, dukungan

emosi dari selain keluarga, self-esteem, dorongan untuk mandiri, serta cinta

yang tidak bersyarat. Sedangkan Resnick, Gwyther, dan Roberto (2011)

menyatakan terdapat empat faktor yang mempengaruhi resiliensi, yaitu self-

esteem, dukungan sosial, spritualitas atau keberagamaan, dan emosi positif.

Penelitian Helen, et.al. 2011 juga menyatakan bahwa seseorang yang memiliki

pekerjaan akan lebih sejahtera dan resilien daripada yang tidak memiliki

pekerjaan.

Dalam self-esteem terdapat dua dimensi yang secara positif signifikan

mempengaruhi resiliensi, yaitu dimensi perasaan tentang hidup dan perasaan

tentang orang lain. Dimensi perasaan tentang hidup memiliki pengaruh yang

signifikan secara positif terhadap resiliensi, artinya semakin tinggi perasaan

tentang hidup yang dimiliki oleh seseornag maka semakin tingi pula

resiliensinya, dan sebaliknya. Dimensi perasaan tentang hidup melihat

tanggung jawab dan kontrol individu atas hidupnya (Minchinton, 1993).

Mantan pecandu yang memiliki rasa tanggung jawab atas kehidupannya

akan lebih beresiliensi dimana dia dapat bangkit dari masa-masa suramnya

bahkan membangun kembali kehidupannya agar lebih baik karena mereka

merasa bahwa keberhasilan hidupnya adalah tanggung jawab dia dimana

dirinyalah yang dapat memperbaiki itu semua, serta dapat menahan dirinya

Page 121: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

107

untuk tidak menggunakan narkoba kembali karena memiliki kontol diri yang

baik dan mengerti bahwa hal tersebut dapat merusak dirinya kembali. Dengan

demikian, mantan pecandu yang resilien adalah yang memiliki perasaan tentang

hidup yang baik, dan begitu sebaliknya.

Dimensi perasaan tentang orang lain juga memiliki pengaruh yang

signifikan secara positif terhadap resiliensi, artinya semakin tinggi perasaan

tentang orang lain maka semakin tinggi pula resiliensinya. Dimensi ini

menunjukkan bagaimana seseorang memiliki toleransi dan penghargaan

terhadap orang lain serta dapat membangun hubungan yang baik dengan orang

lain (Minchinton, 1993).

Individu dengan perasaan tentang orang lain yang baik berarti mampu

memahami dan menerima dirinya apa adanya sehingga mereka tidakakan

mudah tergoda untuk kembali menggunakan narkoba. Mereka dapat menjalin

hubungan yang baik dengan orang lain dan bersikap bijak, serta fleksibel dan

mudah bergaul sehingga disukai banyak orang dan memiliki banyak teman.

Dengan demikian, mereka memiliki pergaulan yang lebih luas sehingga mereka

tidak kembali ke pergaulannya yang lama dimana membuat mereka terjerumus

menggunakan narkoba dan mendapatkan banyak dukungan sosial yang

membuat mereka dapat kembali membangun kehidupannya menjadi lebih baik

lagi. karena itulah mantan pecandu yang memiliki perasaan tentang orang lain

yang baik akan memiliki resiliensi yang baik pula.

Page 122: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

108

Sampel yang memiliki pekerjaan, baik yang sebagai konselor maupun

pekerjaan lainnya juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap resiliensi,

artinya apabila seseorang memiliki pekerjaan maka akan memiliki resiliensi

yang tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian Helen, et.al. (2011) yang

menyatakan bahwa seseorang yang bekerja akan lebih sejahtera dan resilien

dari pada yang tidak memiliki pekerjaan.

Dengan bekerja, mantan pecandu memiliki lebih banyak aktivitas yang

positif sehingga waktu mereka lebih produktif karena dihabiskan untuk hal-hal

yang positif dan dapat mengalihkan pikiran dan perasaan untuk menggunakan

narkoba kembali. Mereka akan memiliki pandangan yang positif terhadap masa

depan, sehingga mereka dapat membangun kembali kehidupannya agar menjadi

lebih baik lagi. Mereka juga akan lebih merasa berguna dan merasa tidak

membebani dan menjadi lebih bertanggung jawab. Oleh karena itulah

sebaiknya mantan pecandu narkoba memiliki pekerjaan dan disibukkan dengan

kegiatan yang positif sehingga dapat membangun kehidupannya kembali.

Akan tetapi, tidak ada satupun dimensi dalam dukungan sosial yang

berpengaruh secara signifikan terhadap resiliensi. Hal ini bertolak belakang

dengan pernyataan Grotberg (1995), salah satu faktor yang mempengaruhi

resiliensi adalah dukungan emosi dari selain keluarga. Dari hasil wawancara

peneliti dengan beberapa sampel, mereka menyatakan memiliki dukungan

sosial yang sangat besar, akan tetapi hal tersebut tidak cukup membantu mereka

untuk melepaskan diri seutuhnya dari narkoba, karena mereka tidak sanggup

Page 123: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

109

menahan keinginan untuk kembali menggunakan zat tersebut, mereka merasa

frustasi dengan kehidupan mereka, atau mereka bertemu dengan teman-teman

mereka saat mengkonsumsi narkoba. Ketidaksesuaian atau perbedaan dalam

penelitian ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor seperti latar belakang

budaya yang berbeda, berbedanya latar belakang lingkungan sekitar, sampling

error, serta beberapa hal lain yang tidak ikut diteliti dalam penelitian ini. Selain

itu, partisipan yang kurang serius dalam mengisi skala juga dapat

mempengaruhi perbedaan hasil karena respon menjadi tidak berpola, atau

kondisi serta situasi pada saat partisipan mengisi skala dalam keadaan yang

kurang kondusif sehingga partisipan menjadi tidak konsentrasi dalam

memberikan responnya.

5.3 Saran

Peneliti menyadari banyaknya kekurangn dalam penelitian ini. Oleh karena itu,

peneliti membagi saran menjadi dua yaitu saran metodelogis dan saran praktis.

Saran tersebut dapat dijadikan pertimbangan bagi peneliti lain yang akan

meneliti dengan variabel depanden yang sama.

5.3.1 Saran Metodelogis

1. Untuk penelitian selanjutnya yang terkait dengan resiliensi, mantan

pecandu narkoba sudah tepat untuk digunakan sebagai sampel, namun

Page 124: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

110

disarankan untuk menggunakan jumlah sampel penelitian yang lebih

banyak agar sampel yang diteliti lebih barvariasi.

2. Menelaah lebih lanjut secara teliti tiap-tiap item, dan meminta bantuan

dari beberapa rekan sejawat untuk mengoreksi item-item tersebut agar

tidak terjadi kesalahan dalam penulisan item dan item tersebut dapat

dipahami dengan mudah serta tidak adanya social desirability.

3. Untuk penelitian selanjutnya yang meneliti resiliensi, disarankan untuk

melibatkan variabel lain yang dapat memberikan pengaruh terhadap

resiliensi, misalnya religiusitas atau self-regulation.

5.3.2 Saran Praktis

1. Yayasan rehabilitasi dan BNN menambahkan materi mengenai self-

esteem dan memperbanyak kegiatan yang dapat meningkatkan self-

esteem residen.

2. Untuk para mantan pecandu narkoba, sebaiknya lebih membuka diri

kepada orang terdekat. Sehingga saat sedang terpuruk dan mengalami

masalah, ada yang mendukung, membantu, dan melindungi.

3. BNN dan yayasan rehabilitasi memberikan penyuluhan atau seminar

kepada keluarga atau orang terdekat dari residen mengenai pentingnya

dukungan sosial bagi para mantan pecandu narkoba.

Page 125: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

111

4. BNN dan yayasan rehabilitasi lain memberikan penyuluhan atau

seminar rutin kepada masyarakat umum terutama yang memiliki orang

terdekat dengan riwayat ketergantungan narkoba mengenai bagaimana

menangani dan menjaga agar mereka tidak kembali relaps dan dapat

beresiliensi dengan baik.

5. BNN dan yayasan rehabilitasi menambahkan program kerja mengasah

keterampilan dan minat residen seperti dengan pelatihan menjahit,

memasak, otomotif dan lain lain.

6. BNN dan yayasan rehabilitasi lain memberikan bantuan kepada mantan

residen yang belum memiliki tujuan setelah menyelesaikan rehabilitasi

berupa menyalurkannya sebagai tenaga kerja.

Page 126: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

DAFTAR PUSTAKA

Ariwibowo, K. (2013). Balai besar rehabilitasi BNN layani rehabilitasi medis dan sosial.

Diunduh tanggal 19 Agustus 2013 dari http://www.dedihumas.bnn.go.id

Ariwibowo, K. (2013). Therapeutic Community. Diunduh Januari 2013 dari

http://www.dedihumas.bnn.go.id

BBC Indonesia. (2012). Whitney Houston meninggal akibat tenggelam setelah mengkonsumsi

kokain. Diunduh Setember 2014 dari http://www.bbc.co.uk

Carlin, H. et. all. (2011). North west mental wellbeing survey: employment and resilience.

Liverpool: Northwest Publict Health Observation

Cutrona, C. E. (1986). Behavioral manifestation of social support: A microanalytic investigation.

Journal of American Psychology Association. 0022-3514-86-S00.75.

Cutrona, C. E., & Russell, D. W. (1987). The provisions of social relationships and adaptation to

stress. JAI Press Inc. ISBN: 0-89232-774-X.

Dara, T. T. (2013). BNN: 2013, pengguna narkoba tambah 2,3 persen. Diunduh tanggal 12 April

2013 dari http://www.Metrotvnews.com

Grotberg, E. H. (1995). A guide to promoting resilience in children: Strengthening the human

spirit. Senior Scientist Civitan International Research Center Universitas of Alabama at

Birmingham.

Grotberg, E. H. (1995). The international resilience project: Research and application.

Birmingham: Applied Image, Inc.

Grotberg, E. H. (ed). (2003). Resilience for today: Gaining strength from adversity. Wesport:

Preager Publisher.

Guindon, M. H. (2010). Self-esteem across the lifespan: issue and interventions. New York:

Routledge Taylor and Francis group.

Kerlinger, F. N. Foundation of behavioral research third edition, Asas-asas penelitian behavioral.

Landung R. Simatupang (terj), 2006. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Kompasmania. (2011). Menggapai cahaya: kisah inspirasi mantan pecandu narkoba dari

singapura. Diunduh September 2014 dari http://www.luar-negeri.kompasmania.com

MacDermid, S. M. et. all. (2008). Understanding and Promoting resilience in military families.

Lafayette: MFRI.

McCubbin, l. (2001). Challenges to the definitionof resilience. San Francisco: American

Psychological Association.

Page 127: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

Meichenbaum, D. (n.d). How educators can nurture resilience in high-risk children and their

families. University of Waterloo Department of Psychology.

Minchinton, J. (2003). Maximum self-esteem: The handbook of for reclaiming tour sense of self-

worth. Kuala Lumpur: Golden Books Center SDN, BHD.

Moorthouse, A. & Marie, .L. C. (2007). Resilience and unemployment: exploringrisk and

protective influences for the outcome variables of depression and assertive job searching.

Amerika: American Counseling Association

News, MNC. (2014). Perjalanan Ustad Jeffry penuh gejolak. Diunduh September 2014 dari

http://116.90.165.206/~n3ws

Owens, T. J., Stryker, S. & Goodman, N. (2006). Extending self-esteem theory and research:

Sociological and research: sociological and psychological current. New York:

Cambridge University Press.

Qunsul, R. (2013). Pers release hari anti narkoba internasional (HANI) 2013. Diunduh tanggal

24 Juni 2013 dari http://www.bnn.go.id

Reich, J. W., Alex J. Zautra & John Stuart Hall. (2010). Handbook of Adult resilience. New

York: The Guilford Press.

Reivich, K., & Shatte, A. (2002). The resilience Factor. New York: Random House, Inc.

Resnick, B., Lisa P. Gwyther & Karen A. Roberto. (2011). Resilience in aging: Concepts,

research, and outcomes. London: Springer Science + Business Media, Inc.

Sarafino, E. P. & Smith, T. W. (2011). Health psychology: Biopsychosocial interaction. United

States: John Wiley & Sons, Inc.

Siebert, A. (2005). The resiliency advantage: Master chance, thrive under pressure, and bounce

back form setbacks. San Francisco: Berrett-Koehler Publishers, Inc.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Taylor, S. E. (2006). Health psychology. New York: Mc Graw Hill.

Tempo. (2012). Penyebab kematian Whitney Houston diumumkan. Diunduh September 2014

dari http:// www.tempo.co

Thoits, P. A. (1995). Stress, coping, and social support processes: where are we? What next?.

Nashville: Vanderbilt University.

Tof. (2010). Diduga konsumsi narkoba, Sammy “Ketispatih” ditangkap. Diunduh September

2014 dari http://www.regional.kompas.com

W, Lestari. (2014). Stigma negatif, musuh para mantan pecandu narkoba. Diunduh Desember

2014 dari http://www.pelita.or.id

Page 128: PENGARUH SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28609/1/BIAS... · Dewasa ini, masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat

Wang, J. (n.d). Using resilience characteristics and traditional background factors to study

adjustment of international Graduate student in U.S. Florida: Florida State University.

Waxman, H. C., Jon P. Gray & Yolanda n. Pardon. (2003). Review of research on educational

resilience. Washington DC: Institute of Education Science.