PENGARUH RESIDU TRICHOKOMPOS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/28211/3/SKRIPSI TANPA...
Transcript of PENGARUH RESIDU TRICHOKOMPOS TERHADAP …digilib.unila.ac.id/28211/3/SKRIPSI TANPA...
PENGARUH RESIDU TRICHOKOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN,
PRODUKSI, DAN KUALITAS PASCAPANEN TANAMAN
JAGUNG MANIS (Zea mays Saccharata Sturt)
Oleh
Nurul Putri Ayu
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
PENGARUH RESIDU TRICHOKOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN,
PRODUKSI, DAN KUALITAS PASCAPANEN TANAMAN
JAGUNG MANIS (Zea mays Saccharata Sturt)
ABSTRAK
Oleh
Nurul Putri Ayu
Tersedianya hara dari pupuk organik umumnya lebih lambat dibanding pupuk
buatan sehingga terdapat kemungkinan bahwa unsur hara dari pupuk organik yang
diberikan belum diserap oleh tanaman secara optimal dan dapat dimanfaatkan
oleh pertanaman berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek
residu dari pupuk trichokompos terhadap pertumbuhan produksi dan pascapanen
tanaman jagung manis.
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Tanaman, Kelurahan Kota Sepang Jaya,
Kecamatan Labuhan Ratu, Bandar Lampung dari April 2016 sampai Juni
2016. Perlakuan dalam penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK) dengan enam perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan
tersebut antara lain P0 = kontrol, P1 = Residu pupuk trichokompos dosis 5
ton/ha, P2 = Residu pupuk trichokompos dosis 10 ton/ha, P3 = Residu pupuk
trichokompos dosis 15 ton/ha, P4 = Residu pupuk trichokompos dosis 20 ton/ha,
dan P5 = Residu pupuk trichokompos 25 ton/ha.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Perlakuan residu pupuk Trichokompos
15 ton/ha memberikan hasil tinggi tanaman yang lebih tinggi, jumlah daun yang
lebih banyak, bobot 10 tongkol dengan kelobot dan tanpa kelobot yang lebih
besar, bobot berangkasan yang lebih besar, kadar sukrosa brix panen dan pasca
panen yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. (2) Perlakuan residu pupuk
Trichokompos 15 ton/ha dapat meninggkatkan produksi jagung manis sebesar
8,03 ton/ha dibandingkan dengan control. Hal ini merupakan dosis optimum yang
dicapai karena hasil produksi menunjukkan respon kuadratik.
Kata kunci: jagung manis, pupuk organik, dan trichokompos
PENGARUH RESIDU TRICHOKOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN,
PRODUKSI, DAN KUALITAS PASCAPANEN TANAMAN JAGUNG
MANIS (Zea mays Saccharata Sturt.) KULTIVAR TALENTA
Oleh
Nurul Putri Ayu
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada 22 Agustus 1994. Penulis
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Herison
dan Ibu Ismiyati.
Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Menggala
Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang pada tahun 2006. Selama di
SD penulis cukup aktif mengikuti kegiatan disekolah seperti Pramuka, Rohis
dan seni tari. Selain itu, penulis juga selalu mendapat ranking 3 besar.
Kemudian penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri
1 Menggala Kabupaten Tulang Bawang dan lulus pada tahun 2009. Selama di
SMP penulis juga selalu aktif dalam beberapa kegiatan, seperti OSIS dan Rohis
dan juga penulis sempat mengikuti beberapa lomba dan olimpiade SAINS yang
diadakan ditingkat Kabupaten maupun Provinsi. Serta, penulis pernah
mendapatkan penghargaan sebagai Juara Umum ke 3 Tingkat Sekolah.
Pada tahun 2012 penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA
Negeri 1 Menggala Tulang Bawang Selama di SMA penulis juga aktif menjadi
anggota OSIS dan Aparatur kelas, selain itu penulis juga pernah mengikuti
olimpiade astronomi tingkat Kabupaten dan meraih penghargaan sebagai
harapan satu ditahun 2010 dan kembali mengikuti olimpiade kompute
ditahun 2011 serta mengikuti beberapa lomba cerdas cermat yang diadakan di
TVRI dan kampus Megow Pak, Tulang Bawang.
Pada tahun 2012 juga penulis memulai kuliah di Jurusan Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Lampung. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif
menjadi anggota dalam beberapa UKM. Diantaranya, BEM UNILA, UKMBS,
dan PERMA AGT. Pada tahun 2015, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) di Pekon Gunung Sari Kecamatan Tanggamus Kabupaten Tanggamus,
Lampung selama 40 hari dari bulan Januari sampai Maret. Selanjutnya pada tahun
yang sama penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Balai Penelitian
Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang, Jawa Barat, disana penulis memilih
komoditas kentang sebagai bahan penulis untuk menulis laporan praktek umum.
Kegitan ini berlangsung selama 40 hari dari Juli sampai September.
SANWACANA
Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
penulis dapat menyelesaikan skipsi yang berjudul “Pengaruh Residu
Trichokompos terhadap Pertumbuhan, Produksi, dan Kualitas Pascapanen
Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.)Kultivar Talenta”.
Penyusunan skripsi ini merupakan bagian dari Penelitian Hibah Bersaing (PHB)
tahun anggaran 2015 yang berjudul “Kajian Pupuk Organik yang Diperkaya
dengan Ekstrak Tanaman Kaya Unsur Nitrogen (N) untuk Produksi Jagung Manis
Berkualitas dan Serapan Haranya”.
Dukungan semangat, pengetahuan, wawasan, dan tenaga begitu banyak diberikan
kepada penulis dari berbagai pihak yang terlibat dalam membantu penulis dalam
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Darwin H. Pangaribuan, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing I
dan Ketua Penelitian Hibah Bersaing (PHB) yang melibatkan saya dalam
proyek penelitian PHB ini, dan memberikan bimbingan, diskusi, semangat,
motivasi serta wawasan ilmu dalam penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak Ir. Sarno, M.S., selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan, diskusi
dan perhatian yang diberikan selama penelitian dan penulisan skripsi ini.
3. Bapak Akari Edy, S.P., M.Si., selaku Pembahas atas segala saran,
bantuan, dan nasihat yang telah diberikan kepada penulis.
4. Bapak Dr. Ir. Paul Benyamin Timotiwu., M.S., selaku Dosen Pembimbing
Akademik atas segala bimbingan dan motivasi.
5. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
6. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
7. Seluruh dosen Jurusan Agroteknologi khususnya dan dosen Fakultas
Pertanian pada umumnya yang telah memberikan banyak ilmu yang
bermanfaat selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Lampung.
8. Kakek, Nenek, Ayah, Ibu, dan semua keluarga besar saya atas rasa sayang,
doa, semangat dan perhatian yang tulus kepada penulis.
9. Teman-teman seperjuanganku: Nurulia Fadillah, Rahajeng Minanti, Rizki
Novia Nisa, Mentari Pertiwi, Rani Oktavia, Defika Arisanti Lucky Purwa
Saputra, Sahidin, I Gede Made Adi Rinata atas bantuan, Semangat dan
kerjasamanya selama penelitian.
11.Teman-teman Agroteknologi 2012 atas persahabatan, kerjasama dan
kebersamaan yang sangat berkesan selama perkuliahan
Semoga tulisan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang membaca dan
Penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan semua pihak
yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Bandar Lampung, 22 Agustus 2017
Penulis,
Nurul Putri Ayu
Alhamdulillahhirobbil allamin dengan rasa syukur kepada Allah SWT dan rasa terimakasih yang tak terhingga,
karya sederhana ini saya persembahkan
kepada:
Orang tua saya
tercinta,
Kakek, Nenek, Paman, bibi, sahabat dan teman-teman yang
selalu memberi doa,kasih sayang tak terhingga dalam hidup
saya.
Menjadi sumber semangat dan menginspirasi dalam setiap hal yang saya lakukan.
Dr. Ir. Darwin H. Pangaribuan, M.Sc., Ir. Sarno, M.S.,
dan Ir. Akari, M.Sc yang telah membimbing dan
memotivasi saya dalam penelitian ini.
Almamater tercinta
Universitas Lampung
14
“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil. Kita
baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik”
(Evelyn Underhill)
“Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah”
(Lessing)
“Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang
boleh direbut oleh manusia ialah menundukkan diri sendiri”
(Ibu Kartini)
15
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL....................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. iv
I. PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................
1
1.2. Tujuan Penelitian.............................................................................. 3
1.3. Landasan Teori.................................................................................
1.4. Kerangka Pemikiran.........................................................................
1.5. Hipotesis ..........................................................................................
3
5
6
II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 8
2.1. Tanaman Jagung Manis....................................................................
2.2. Syarat Tumbuh Jagung Manis..........................................................
2.3. Pupuk Organik..................................................................................
2.4. Pupuk Trichokompos........................................................................
2.5. Pengaruh Residu Pupuk Organik......................................................
8
9
10
12
13
III. METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 14
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................
3.2. Bahan dan Alat...............................................................................
3.3. Metode Penelitian...........................................................................
3.4. Pelaksanaan Penelitian...................................................................
3.4.1.Penyiapan Lahan...................................................................
3.4.2.Penanaman Benih Jagung Manis...........................................
3.4.3.Analisis Sampel Tanah..........................................................
3.4.4.Pemeliharaan Tanaman.........................................................
3.4.5.Pemanenan Tanaman.............................................................
3.5.Variabel Pengamatan......................................................................
14
14
15
17
17
18
19
19
23
24
16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................ 31
4.1. Hasil................................................................................................ 31
4.1.1.Tinggi Tanaman.....................................................................
4.1.2.Jumlah Daun..........................................................................
4.1.3.Indeks Luas Daun..................................................................
4.1.4.Bobot Berangkasan Segar.....................................................
4.1.5.Bobot 10 Tongkol dengan Kelobot.......................................
4.1.6.Bobot 10 Tongkol tanpa Kelobot..........................................
4.1.7.Produksi................................................................................
4.1.8.Kadar Sukrosa Brix Panen dan Pascapanen..........................
4.1.9.Populasi Mikroba Tanah.......................................................
4.1.10.Analisis Tanah.....................................................................
4.1.11.Kandungan Hara Trichokompos.........................................
32
33
33
34
35
36
37
38
39
40
41
4.2. Pembahasasan................................................................................ 41
V. KESIMPULAN......................................................................................
5.1.Kesimpulan........................................................................................
5.2.Saran..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
49
49
49
50
17
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Rekapitulasi hasil uji orthogonal polinomial pengaruh residu
pupuk trichokompos terhadap pertumbuhan, produksi, dan
kualitas tanah pada pertanaman jagung manis.................................
30
2 Hasil pengamatan pengaruh residu pupuk trichokompos terhadap
populasi mikroba tanah tanaman jagung manis..............................
39
3 Hasil analisis sampel tanah sebelum penanaman jagung manis...... 39
4 Hasil analisis sampel tanah sesudah penanaman jagung manis....... 40
5 Pengaruh residu pupuk trichokompos terhadap tinggi tanaman
jagung manis....................................................................................
55
6 Uji homogenitas residu pupuk trichokompos terhadap tinggi
tanaman jagung manis....................................................................
55
7 Analisis ragam pengaruh residu pupuk trichokompos terhadap
tinggi tanaman jagung manis..........................................................
56
8 Uji orthogonal polynomial terhadap tinggi tanaman jagung manis.. 56
9 Pengaruh residus pupuk trichokompos terhadap jumlah daun
tanaman jagung manis......................................................................
57
10 Uji homogenitas residu pupuk trichokompos terhadap jumlah
daun tanaman jagung manis.............................................................
57
11 Analisis ragam pengaruh residu pupuk trichokompos terhadap
jumlah daun tanaman jagung manis.................................................
58
12 Uji orthogonal polinomial terhadap jumlah daun tanaman jagung
manis.................................................................................................
58
13 Pengaruh aplikasi residu pupuk trichokompos terhadap Indeks
Luas Daun (ILD) tanaman jagung manis.........................................
59
14 Uji homogenitas pengaruh residu pupuk trichokompos terhadap
Indeks Luas Daun (ILD) tanaman jagung manis..............................
59
15 Analisis ragam residu pupuk trichokompos terhadap Indeks Luas 60
i
18
Daun (ILD) tanaman jagung manis..................................................
16 Uji orthogonal polynomial terhadap Indeks Luas Daun (ILD)
Tanaman jagung manis.....................................................................
60
17 Pengaruh aplikasi beberapa dosis pupuk trichokompos terhadap
bobot brangkasan segar tanaman jagung manis...............................
61
18 Uji homogenitas pengaruh aplikasi beberapa dosis pupuk
trichokompos terhadap bobot brangkasan segar tanaman jagung
manis................................................................................................
61
19 Analisisragam pengaruh aplikasi beberapadosis pupuk trichokompos
terhadapbobot brangkasan segar tanaman jagung manis................
62
20 Uji orthogonal polinomial terhadap bobot brangkasan segar
tanaman jagung manis......................................................................
62
21 Pengaruh residu pupuk trichokompos terhadap bobot 10 tongkol
dengan kelobot tanaman jagung manis...........................................
63
22 Uji homogenitas residu pupuk trichokompos terhadap bobot 10
tongkol dengan kelobot tanaman jagung manis..............................
63
23 Analisis ragam pengaruh residu pupuk trichokompos terhadap
bobot 10 tongkol dengan kelobot tanaman jagung manis...............
64
24 Uji orthogonal polinomial terhadap bobot 10 tongkol dengan
kelobot tanaman jagung manis.........................................................
64
25 Pengaruh residu pupuk trichokompos terhadap bobot 10 tongkol
tanpa kelobot tanaman jagung manis.............................................
65
26 Uji homogenitas residu pupuk trichokompos terhadap bobot 10
tongkol tanpa kelobot tanaman jagung manis.................................
65
27 Analisis ragam pengaruh residu pupuk trichokompos terhadap
bobot 10 tongkol dengan kelobot tanamanjagung manis................
66
28 Uji orthogonal polinomial terhadap bobot 10 tongkol dengan
kelobot tanaman jagung manis.........................................................
66
29 Pengaruh residu pupuk trichokompos terhadap hasil produksi
tanaman jagung manis......................................................................
67
30 Uji homogenitas residu pupuk trichokompos terhadap hasil
produksi tanaman jagung manis.......................................................
67
19
31 Analisis ragam pengaruh residu pupuk trichokompos terhadap
hasil produksi tanaman jagung manis...............................................
68
32 Uji orthogonal polinomial terhadap hasil produksi tanaman
Jagung manis....................................................................................
68
33 Pengaruh residu pupuk trichokompos terhadap kadar sukrosa brix
sebelum panen tanaman jagung manis.............................................
69
34 Uji homogenitas pengaruh residu pupuk trichokompos terhadap
kadar sukrosa brix sebelum panen tanaman jagung manis...............
69
35 Analisis ragam pengaruh residu pupuk trichokompos terhadap
kadar sukrosa brix sebelum panen tanaman jagung manis...............
70
36 Uji orthogonal polinomial terhadap kadar sukrosa brix sebelum
panen tanaman jagung manis............................................................
70
37 Pengaruh residu pupuk trichokompos terhadap kadar sukrosa brix
sesudah panen tanaman jagung manis..............................................
71
38 Uji homogenitas pengaruh residu pupuk trichokompos terhadap
kadar sukrosa brix sesudah panen tanaman jagung manis...............
71
39 Analisisragam pengaruh residu pupuk trichokompos terhadap
kadar sukrosa brix sesudah panen tanaman jagung manis...............
72
40 Uji orthogonal polinomial terhadap kadar sukrosa brix sesudah
panen tanaman jagung manis...........................................................
72
41 Data curah hujan dan suhu selama percobaan.................................. 77
20
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Bagan Kerangka Pemikiran............................................................... 7
2 Tata Letak Percobaan dengan Pengacakan........................................ 16
3 Hubungan Antara Dosis Pupuk Trichokompos dan Tinggi Tanaman
Jagung Manis.....................................................................................
31
4 Hubungan Antara Dosis Pupuk Trichokompos dan Jumlah Daun
Tanaman Jagung Manis.....................................................................
32
5 Hubungan Antara Dosis pupuk Trichokompos dan Indeks Luas
Daun Tanaman Jagung Manis...........................................................
33
6 Hubungan Antara Dosis Pupuk Trichokompos dan Bobot Tongkol
dengan Kelobot Tanaman Jagung Manis
34
7 Hubungan Antara Dosis Pupuk Trichokompos dan Bobot Tongkol
tanpa Kelobot Tanaman Jagung Manis.............................................
35
8 Hubungan Antara Dosis Pupuk Trichokompos dan Produksi per
Hektar Tanaman Jagung Manis..................................................
36
9 Hubungan antara Dosis Pupuk Trichokompos dan Brix Panen
Tanaman Jagung Manis............................................................
38
10 Hubungan Antara Dosis Pupuk Trichokompos dan Brix
Pascapanen Tanaman Jagung Manis.................................................
38
11 Kemasan Jagung Manis Talenta....................................................... 74
iv
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jenis tanaman hortikultura
yang banyak dikonsumsi sebagai sayur, makanan ringan, maupun makanan cepat
saji didalam kaleng. Rasanya yang manis membuat jagung manis banyak
digemari. Permintaan pasar terhadap jagung manis terus meningkat seiring dengan
munculnya pasar – pasar swalayan yang menjual dalam jumlah besar.
Permintaan pasar yang terus meningkat dan peluang pasar yang besar belum dapat
sepenuhnya dimanfaatkan petani dan pengusaha Indonesia karena berbagai
kendala. Produktivitas jagung manis di dalam negeri masih rendah dibandingkan
dengan negara produsen akibat sistem budidaya yang belum tepat (Palungkun dan
Asiani, 2004). Produktivitas jagung manis di Indonesia rata-rata 8,31 ton/ha
(Muhsanati et al., 2006).
Salah satu faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil produksi
tanaman jagung manis adalah dengan cara pemberian unsur hara pada tanah
melalui pemupukan. Menurut Murbandono (1990) pemupukan adalah pemberian
bahan-bahan pada tanah agar dapat menambah unsur-unsur atau zat makanan
yang diperlukan tanah secara langsung atau tidak langsung. Pupuk yang
2
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hara dan bahan organik adalah pupuk
organik. Pemberian pupuk organik seperti pupuk kandang ke dalam tanah dapat
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, menyuburkan tanah dan
menambah unsur hara, menambah humus, mempengaruhi kehidupan jasad renik
yang hidup dalam tanah.
Pupuk organik yang saat ini bisa kita dapatkan bukan hanya dari kotoran hewan
maupun sisa tumbuhan yang telah terdekomposisi oleh mikroorganisme
dekomposer saja, tetapi juga dapat kita dapatkan dari hasil dekomposer cendawan
Trichoderma sp yaitu pupuk trichokompos. Pupuk trichokompos adalah pupuk
yang terbuat dari bahan-bahan organik baik hewan maupun tumbuhan yang telah
terdekomposisi sempurna oleh mikroorganisme yaitu cendawan Trichoderma sp.
Pupuk ini, mengandung unsur hara makro dan mikro yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman. Selain itu kandungan cendawan Trichoderma sp sebagai agen antagonis
dapat mencegah berkembangnya penyakit tular tanah dilahan pertanaman jagung
pada saat mulai tanam hingga panen.
Jagung manis dipanen lebih awal dibandingkan dengan jagung biasa yaitu pada
saat jagung sudah masak susu. Sementara itu ketersediaan hara dari pupuk organik
umumnya lebih lambat dibanding pupuk buatan sehingga terdapat kemungkinan
bahwa unsur hara dari pupuk organik yang diberikan belum diserap oleh tanaman
secara optimal dan dapat dimanfaatkan oleh pertanaman berikutnya.
Berdasarkan pernyataan tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui pengaruh residu dari pupuk trichokompos yang telah diaplikasikan
3
pada musim tanam pertama, terhadap pertumbuhan, produksi dan kualitas
pascapanen pada pertanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt).
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek residu dari pupuk
trichokompos terhadap pertumbuhan produksi dan kualitas pascapanen tanaman
jagung manis.
1.3 Landasan Teori
Jagung manis dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik jika lahan sesuai,
kondisi lingkungan dipersiapkan dengan baik, dan teknik budidayanya benar.
Agar dapat tumbuh dengan baik, tanaman jagung manis harus ditanam dilahan
terbuka (bebas naungan) yang terkena sinar matahari penuh minimal 8 jam/hari,
tanah gembur atau remah dan subur, drainase baik, pH netral (5,5 - 7), serta cukup
air (Syukur dan Rifianto, 2014).
Produksi tanaman jagung tidak akan maksimal apabila unsur hara didalam tanah
yang diperlukan tidak cukup tersedia. Menurut Lingga dan Marsono (2007),
pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur
hara untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman.
Pemberian bahan organik dari pupuk organik dapat meningkatkan kualitas tanah
dan tanaman. Menurut Stevenson (1994), bahan organik memiliki peranan
didalam menyediakan N, P, dan S untuk tanaman, peranan biologis dalam
4
mempengaruhi aktivitas mikroorganisme mikroflora dan mikrofauna, serta
peranan fisik didalam mempengaruhi struktur tanah dan lainnya.
Jenis pupuk organik yang bisa diberikan pada tanaman jagung manis adalah
trichokompos. Pupuk trichokompos adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan
organik baik hewan maupun tumbuhan yang telah terdekomposisi sempurna oleh
mikroorganisme yaitu cendawan Trichoderma sp yang menghasilkan enzim
selulase serta enzim lain yang mendegradasi kompleks polisakarida. Kandungan
enzim selulase Trichoderma sp dapat mendegredasi selulosa sehingga
dekomposisi bahan organik akan terjadi dengan cepat. Trichoderma sp juga dapat
memberikan pengaruh positif terhadap perakaran tanaman, pertumbuhan tanaman,
hasil produksi tanaman (Hastuti et al., 2009).
Trichokompos sebagai pupuk organik mampu menyediakan unsur hara di dalam
tanah bagi tanaman. Dari hasil penelitian yang dilakukan Ichwan (2007),
pemberian trichokompos jerami padi dengan dosis 20 ton/ha yang diberikan pada
tanaman cabai merah memberikan hasil produksi yang optimal yang dapat dilihat
dari komponen tinggi tanaman, jumlah buah pertanaman dan berat buah
pertanaman cabai merah yang dihasilkan, serta mempercepat waktu berbunga dan
waktu panen tanaman cabai merah. Namun demikian, pupuk organik memiliki
kelemahan sekaligus keunggulan, yaitu penyediaan hara terjadi secara lambat,
sehingga mempunyai dampak residu bagi pertanaman berikutnya. Residu pupuk
organik ternyata dapat meningkatkan produktivitas serta kesuburan tanah.
Pengaruh residu dari kompos yang diberikan dapat terlihat setelah beberapa tahun
pemberian (Eghball et all., 2004). Pada Penelitian Anom, (2008) juga menunjukan
5
bahwa pemberian trichokompos untuk tanaman sawi (Brassica juncea) yang
diberikan pada musim tanam kesatu lebih meningkat hasilnya pada musim
tanaman kedua dan efek residu dari dosis trichokompos 20 ton/ha memberikan
efek terbaik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman sawi (Brassica juncea).
1.4 Kerangka Pemikiran
Pupuk trichokompos adalah salah satu pupuk biologi yang terbuat dari bahan-
bahan organik baik hewan maupun tumbuhan yang telah terdekomposisi
sempurna oleh mikroorganisme yaitu cendawan Trichoderma sp.
Pupuk trichokompos mengandung berbagai macam unsur hara seperti K, Na, Ca,
Mg, C dan N. Penambahan trichokompos sebagai bahan organik yang diberikan
ke dalam tanah dapat menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman serta dapat
memperbaiki kondisi lahan pertanian seperti, memperbaiki struktur tanah,
meningkatkan daya ikat air dan hara pada tanah, membantu proses pelapukan
bahan mineral, menyediakan bahan makanan bagi mikroba dan menurunkan
aktifitas mikroorganisme yang merugikan.
Kandungan fungi Trichoderma sp didalam trichokompos berperan sebagai
bioaktivator yang mendekomposisi bahan organik menjadi trichokompos.
Trichoderma sp. merupakan salah satu jenis fungi atau jamur yang menghasilkan
enzim selulase serta enzim lain yang mendegradasi kompleks polisakarida.
Kandungan enzim selulase Trichoderma sp. dapat mendegredasi selulosa
sehingga dekomposisi bahan organik akan terjadi dengan cepat.
6
Kelemahan sekaligus kelebihan dari pupuk organik adalah efek residu yang
dimilikinya, unsur hara menjadi lambat tersedia bagi tanaman dimusim tanam
pertama. Namun, meninggalkan efek residu dimusim tanam selanjutnya bahkan
hara dari residu pupuk organik dapat tersedia sampai beberapa tahun setelah
pemberian.
Efek residu dari pupuk trichokompos dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman,
hasil produksi dan kualitas tanah, hal ini dapat terlihat setelah musim tanam
pertama, karena sifat dari pupuk organik yang lambat tersedia sehingga proses
dekomposisi akan terjadi secara sempurna pada musim tanam berikutnya yang
membuat hara menjadi tersedia untuk tanaman. Oleh karena itu, residu dari pupuk
trichokompos dapat menjadi cadangan hara untuk musim tanam berikutnya,
sehingga dapat lebih menghemat biaya pemupukan tanaman dan meningkatkan
keuntungan usaha pertanian tanaman jagung manis (Zea mays sacchratta Sturt.).
Berikut adalah gambar kerangka pemikiran yang disajikan pada Gambar 1.
1.5 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang di atas, hipotesis yang dapat diambil
yaitu adanya pengaruh residu pupuk trichokompos terhadap pertumbuhan,
produksi, dan kualitas pascapanen pada tanaman jagung manis (Zea mays
Sacchrata Sturt.) .
7
Gambar 1. Skema kerangka pemikiran
Musim
Tanam 1
Unsur Hara
Pemupukan
Trichokompos
Trichoderma
sp.
Bahan
Organik
Residu
Trichokompos Musim
Tanam 2
Hasil
Produksi
meningkat
Pertumbuhan
tanaman
meningkat
Kualitas
Tanah
meningkat
8
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Jagung Manis
Jagung manis termasuk dalam keluarga Graminae yang pada mulanya
berkembang dari jagung tipe dent dan flint. Jagung manis termasuk tanaman
berumah satu dengan bunga jantan berwarna putih krem. Tanaman ini memiliki
bunga yang bersifat monoecius. Bunga jantan mengandung banyak bunga kecil
pada ujung batangnnya yang disebut tassel. Bunga betina juga mengandung
banyak bunga kecil yang ujungnya pendek dan datar pada saat masak disebut
tongkol (Tim Penulis PS, 2000)
Adapun klasifikasi dari tanaman jagung manis adalah sebagai berikut :
Kingdom :Plantae
Divisi :Spermatophyta
Subdivisi :Angiospermae
Kelas :Monocotyledonae
Ordo :Graminae
Famili :Graminaceae
Genus :Zea
Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar, yaitu
akar seminal, akar adventif, dan akar udara . akar seminal tumbuh dari radikula ke
9
embrio. Akar adventif disebut juga akar tunjang. Akar ini tumbuh dari buku yang
paling bawah, yaitu sekitar 4 cm dibawah permukaan tanah. Sementara akar udara
adalah akar yang keluar dari dua atau lebih buku terbawah dekat permukaan tanah
(Rudi dan Hartono, 2005).
Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah daun 8-48
helaian, tergantung varietasnya. Daun terdiri dari 3 bagian, yaitu, kelopak daun,
lidah daun, dan helaian daun (Rudi dan Hartono, 2005).
Batang jagung tidak berlubang, tidak seperti batang padi, tetapi padat dan terisi
oleh berkas-berkas pembuluh sehingga makin memperkuat tegaknya tanaman.
Batang jagung beruas, dan pada bagian pangkal batang, jagung beruas pendek,
dengan jumlah ruas sekitar 8-21. Jumlah ruas tersebut tergantung pada varietas
yang mempunyai panjang batang antara 50-60 cm, namun rata-rata panjang
batang pada umumnya antar 100-300 cm (Tim Penulis PS, 2000)
Biji jagung terletak pada tongkol (janggel) yang tersusun memanjang. Pada
tongkol /janggel tersimpan biji-biji jagung yang menempel erat, sedangkan pada
buah jagung terdapat rambut-rambut yang memanjang hingga keluar dari
pembungkus (kelobot). Pada setiap tanaman jagung terbentuk 1-2 tongkol. Biji
jagung memiliki bermacam-macam bentuk dan variasi. Perkembangan biji
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain varietas tanaman, tersedianya
kebutuhan makanan didalam tanah dan faktor lingkungan seperti matahari dan
kelembapan udara (Tim Penulis PS, 2000).
2.2 Syarat Tumbuh
10
Tanaman jagung membutuhkan air sekitar 100-140 mm/bulan. Oleh karena itu
waktu penanaman harus memperhatikan curah hujan dan penyeberannya.
Penanaman dimulai bila curah hujan sudah mencapai 100 mm/bulan.
Jagung menghendaki tanah yang subur untuk dapat berproduksi dengan baik. Hal
ini dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama nitrogen (N),
fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak (Anonim, 2008). lahan tanah
yang baik untuk budidaya jagung manis adalah lahan kering yang berpengairan
cukup, tadah hujan, terasering, gambut yang telah diperbaiki, dan sawah bekas
penanaman padi. Selain itu, agar dapat tumbuh dengan baik, tanaman jagung
manis harus dapat ditanam dilahan terbuka (bebas naungan) yang terkena sinar
matahari penuh minimal 8 jam/ hari, tanah gembur atau remah dan subur, drainase
bagus, pH netral ( 5,5 - 7), serta cukup air (Syukur dan Rifianto, 2014).
2.3. Pupuk Organik
Pemupukan adalah pemberian unsur hara kepada tanaman ataupun kepada tanah
atau substrat lainnya. Pemupukan dapat dilakukan dengan pupuk organik maupun
pupuk anorganik yang masing-masing memilik kelebihan dan kekurangan.
Pemberian pupuk organik ke dalam tanah dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan
biologi tanah, menyuburkan tanah dan menambah unsur hara, menambah humus,
mempengaruhi kehidupan jazad renik yang hidup dalam tanah, disamping dapat
meningkatkan kapasitas mengikat air tanah. Menurut Eghball et all., (2004),
pupuk organik juga memiliki kelemahan sekaligus keunggulan yaitu ketersedian
hara terjadi secara lambat, sehingga mempunyai dampak residu bagi pertanaman
berikutnya. residu pupuk organik ternyata dapat meningkatkan produktivitas serta
11
kesuburan tanah. Pengaruh residu dari kompos yang diberikan dapat terlihat
setelah beberapa tahun pemberian.
Penambahan bahan organik sangat membantu dalam memperbaiki tanah yang
terdegradasi, karena pemakaian pupuk organik dapat mengikat unsur hara yang
mudah hilang serta membantu dalam penyediaan unsur hara tanah sehingga
efisiensi pemupukan menjadi lebih tinggi.
Pupuk organik menyediakan nutrisi bagi mikroorganisme (jamur dan bakteri) dan
organisme lainnya (misalnya cacing tanah, serangga, arthropoda), mempengaruhi
ketersediaan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman dengan pengurai bahan
organik tanah. Aktivitas biologis meningkatkan agregasi tanah yang dapat
meningkatkan infiltrasi air dan kemudahan penetrasi akar tanaman.
Pupuk organik memainkan peran penting dalam mengurangi kepadatan tanah
dalam jumlah besar dan mencegah limpasan serta erosi. Secara umum, pupuk
organik yang diberikan ke tanah dapat meningkatkan sifat fisik tanah (laju
infiltrasi, kapasitas menahan air, dan bulk density) dan meningkatkan aktivitas
biologis (laju respirasi mikroba) dibandingkan dengan pupuk kimia
(Louisa, 2013).
2.4. Pupuk Trichokompos
Trichokompos merupakan pupuk organik yang telah melalui proses sederhana
dengan penambahan cendawan Trichodermas sp. yang merupakan salah satu jenis
fungi atau jamur yang menghasilkan enzim selulase serta enzim lain yang
mendegradasi kompleks polisakarida. Kandungan enzim selulase Trichoderma sp
12
dapat mendegredasi selulosa sehingga dekomposisi bahan organik akan terjadi
dengan cepat. Keberadaan Trichoderma pada media tumbuh tanaman, selain
sebagai biokontrol, juga ternyata mampu meningkatkan ketahanan tanaman
terhadap cekaman kekeringan (Chuanjinyu et al., 2014)
Trichokompos jerami padi mengandung berbagai macam unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman. Jenis dan jumlah hara yang dihasilkan dalam
pengomposan jerami padi dengan Trichoderma sp adalah 4,64 me/100g K, 2,06
me/100g Na, 31,41%me/100g Ca, 5, 26 me/100g Mg, 4,67% C dan0,54% N,
(Arafah dan Sirappa, 2003), dan Menurut BPTP Aceh (2016) kandungan hara
yang terdapat dalam Trichokompos adalah N 0,50%, P 0,28%, K 0,42%, Ca 1,035
ppm, Fe 958 ppm, Mn 147 ppm, Cu 4 ppm, Zn 25 ppm.
Selain unsur hara yang dihasilkan, Trichoderma sp juga memiliki kemampuan
lain yaitu sebagai antagonis terhadap penyakit tular tanah seperti jamur
Fusarium, jamur Phytophora, dan jamur Phytium, dengan cara mengeluarkan
racun (toksin) untuk membunuh jamur-jamur yang merugikan tersebut,
sehingga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman
jagung manis (Nadeak et al., 2014). Selain itu, mengingat kelemahan pupuk
kandang sebagai pupuk organik yang lambat terurai, maka pemberian
Trichoderma sp mampu mendekomposisi bahan organik sehingga unsur-unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman dapat tersedia.
2.5 Pengaruh Residu Pupuk Organik
Pengaruh pemberian pupuk organik pada tanaman tidak dapat langsung terlihat
hasilnya di musim tanam pertama karena pupuk organik memiliki kelemahan,
13
yaitu lambat untuk terurai, sehingga pelepasan haranya lebih lambat pula
ketersedian hara terjadi secara lambat, sehingga mempunyai dampak residu bagi
pertanaman berikutnya. Dengan hal tersebut maka perlu adanya penambahan
mikroorganisme yang dapat mempercepat proses dekomposisi bahan organik
sehingga tersedia bagi kebutuhan tanaman (Nasir, 2005).
Residu pupuk organik dapat meningkatkan produktivitas serta kesuburan tanah.
Hal ini, dapat terlihat setelah beberapa tahun pemberian. Selain itu, Kandungan N
dan beberapa unsur hara lainnya yang berasal dari bahan tanaman dapat
meningkat (Eghball et al., 2004).
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa pupuk organik dapat menjadi
cadangan hara untuk musim tanam berikutnya atau beberapa tahun setelah
pemberian pupuk organik. Berdasakan hasil penelitian dari Pirngadi (2009),
menunjukan bahwa residu dari berbagai pupuk organik memberikan hasil
produksi padi yang cukup tinggi. Selain itu, berdasarkan penelitian Andrews et
al., (2006) pemberian kompos pada tanaman kedelai dapat meningkatkan
produksi biji kedelai 15% lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol pada musim
tanam 1 dan 6% lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol pada musim tan
14
III.METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lahan penelitian Kota Sepang Jaya, Kecamatan
Labuhan Ratu. Secara geografis kota sepang jaya terletak pada koordinat antara
105o 15’ 23” dan 105
o 15’ 82” BT dan antara 5
o 21’ 86”dan 5
o 22
’ 28” LS, dengan
tipe tanah ultisol.
Penelitian ini, merupakan penelitian lanjutan dari penelitian musim tanam
sebelumnya yang dilakukan dengan pemberian pupuk trichokompos pada tanggal
19 Desember 2016 (1 MST) pada musim tanam pertama, yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh dosis trichokompos yang terbaik. Penelitian tersebut, telah
dilaksanakan pada bulan Desember sampai dengan Februari 2016 (Rinata, 2016).
Selanjutnya, penelitian dilanjutkan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
dari residu trichokompos yang telah diberikan. Penelitian lanjutan dimulai pada
April sampai dengan Juni 2016. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu
Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih jagung manis
Kultivar Talenta (Deskripsi Lampiran 2) pupuk trichokompos, pupuk urea, pupuk
15
SP36, dan pupuk KCl Alat- alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat
tulis, cangkul, meteran, timbangan, oven, jangka sorong, refraktometer, minolta
SPAD, gelas ukur, tali plastik, label, dan patok. kamera.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 6 perlakuan
dan 3 ulangan, perlakuan penelitian ini yaitu :
1. P0 = kontrol (pupuk N, P, dan K rekomendasi)
2. P1 = pupuk N, P, dan K rekomendasi + Residu pupuk trichokompos dosis
5 ton/ha
3. P2 = pupuk N, P, dan K rekomendasi + Residu pupuk trichokompos dosis
10 ton/ha
4. P3 = pupuk N, P, dan K rekomendasi + Residu pupuk trichokompos dosis
15 ton/ha
5. P4 = pupuk N, P, dan K rekomendasi + Residu pupuk trichokompos dosis
20 ton/ha
6. P5 = pupuk N, P, dan K rekomendasi + Residu pupuk trichokompos dosis
25 ton/ha
Seluruh perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga didapat 6 x 3 = 18 satuan
percobaan. Dari data yang diperoleh, diuji homogenitas ragamnya dengan
menggunakan uji Bartlet dan aditivitas data diuji dengan menggunakan uji
Tukey. Selanjutnya data dianalisis dengan Ortogonal polinomial.
Berikut adalah gambar skema tata letak percobaan yang disajikan pada Gambar 3.
16
B
S U
T
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
A2 A3 A5
A4 A5 A0
A1 A4 A2
A5 A0 A4
A0 A1 A1
50 cm2
3 m
A3 A2 A3
3m 50 cm2
Gambar 3. Skema Tata letak Lahan Percobaan
17
3.4.Pelaksanaan Penelitian
Hal-hal yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut.
3.4.1 Penyiapan lahan
Gambar 2. Penyiapan Lahan
Gambar 2 menunjukkan penyiapan lahan penelitian. Kegiatan ini dilakukan pada
tanggal 9 April 2016. Tahap penyiapan lahan dimulai dari pengolahan tanah pada
masing-masing petak perlakuan. Luas lahan yang digunakan adalah 135 m2.
Selanjutnya, lahan tersebut dibersihkan dari gulma dan dilakukan pengolahan
tanah minimum, kemudian dibuat petakdengan ukuran 3 x 3 m dengan jarak antar
petakan 50 cm.
18
3.4.2 Penanaman Biji jagung manis
Gambar 4. Penanaman Jagung manis
Gambar 4 menunjukkan penanaman benih tanaman jagung manis yang dilakukan
pada tanggal 11 April 2016. Penanaman dilakukan dengan cara memasukkan 2
butir benih jagung kedalam lubang tanam yang telah dibuat sebelumnya dengan
menggunakan tugal. Jarak tanam adalah 20 x 70 cm.
19
3.4.3 Analisis Sampel Tanah
Gambar 5. Pengambilan Sampel Tanah
Gambar 5 menunjukkan kegiatan analisis sampel tanah yang dilakukan di awal
dan di akhir pelaksanaan penelitian. Sampel tanah diambil dilapang pada pagi
hari, sampel tanah diambil dari 6 petak perlakuan percobaan pada ulangan ke dua.
3.4.4 Pemeliharaan
a. Penyiraman
Gambar 6. Penyiraman Tanaman
Gambar 6 menunjukkan kegiatan penyiraman yang dilakukan setiap hari pada
tanaman jagung yang berusia 1-2 minggu. Selanjutnya penyiraman seminggu 2
kali yang dilakukan pada sore hari pada tanaman jagung manis .
20
b.Penyiangan gulma
Gambar 7. Penyiangan Gulma 2 MST
Gambar 7 menunjukkan kegiatan penyiangan gulma pertamakali dilakukan pada
tanggal 26 April 2016 ( 2 MST ). Selanjutnya, penyiangan dilakukan secara rutin
pada saat pertumbuhan gulma telah dirasa mengganggu pertumbuhan tanaman.
Penyiangan dilakukan secara mekanis dengan mencabut gulma secara langsung
menggunakan tangan atau menggunakan alat.
c. Pemupukan
Gambar 8. Kegiatan Pemupukan
Gambar 8 menunjukkan kegiatan pemupukan yang dilakukan pada tanaman
jagung dilakukan dua kali yaitu pada saat tanaman berumur 1 MST dan 4 MST.
Pupuk yang diberikan adalah pupuk dasar N, P dan K dengan dosisnya masing-
21
masing sebesar 300 kg/ha, 150 kg/ha, dan 100 kg/ha. Pemupukan awal dilakukan
pada tanggal 16 April 20016 (1 MST), sedangkan pemupukan kedua pupuk dasar
yang diberikan hanyalah pupuk N dengan dosis 300 ton/ha. Pemupukan kedua
dilakukan pada tanggal 10 Mei 2016 (4 MST). Pemupukan ini, dilakukan dengan
cara membuat lubang larikan didekat tanaman pada setiap guludan, kemudian
pupuk dimasukkan kedalam lubang larikan tersebut dan ditutup dengan tanah.
d. Penyulaman
Gambar 9. Penyulaman Tanaman
Gambar 9 menunjukkan kegiatan penyulaman yang dilakukan pada tanggal 18
April 2016 (1 MST ). Penyulaman dilakukan untuk menggantikan tanaman
benih tanaman jagung yang tidak tumbuh dengan benih baru yang berumur 1
minggu.
22
e. Pembumbunan
Gambar 10. Petak yang Telah digulud
Gambar 10 menunjukkan kegiatan pembumbunan pertama yang dilakukan pada
tanggal 28 April 2016. Selanjutnya pembumbunan dilakukan setiap 2 minggu
sekali agar tanaman tetap kokoh dan tahan terhadap terpaan angin. Pembubunan
dilakukan dengan cara menimbun barisan tanaman jagung dengan menggunakan
tanah, sehingga membentuk guludan memanjang.
f. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit hanya dilakukan secara mekanis dengan cara
mencabut tanaman yang terserang hama penyakit tanaman kemudian
memusnahkannya dengan cara dibuang jauh dari lahan penelitian.
23
3.4.5. Pemanenan
Gambar 10.Pemanenan Hasil Tanam
Gambar 10 menunjukkan kegiatan dari proses pemanenan yang dilakukan pada
Tanggal 17 Juni 2016 (68 HST). Jagung manis yang siap dipanen ditandai oleh
rambutnya yang telah berwarna coklat kehitaman, kering dan tidak dapat diurai,
ujung tongkol sudah terisi penuh, serta biji sudah padat.Pemanenan dilakukan
dengan cara memetik jagung manis dari batang dengan menggunakan tangan.
24
3.5 Variabel Pengamatan
Variabel pengamatan yang akan diamati pada penelitian kali ini meliputi :
3.5.1 Tinggi Tanaman (cm)
Gambar 11. Pengamatan Tinggi Tanaman Jagung Manis
Tinggi maksimum tanaman diukur setelah keluar malai jantan. Pengukuran
dilakukan dengan menggunakan alat meteran, pengukuran dilakukan dari leher
akar sampai pangkal tangkai bunga jantan (Gambar 11). Tinggi tanaman diukur
setiap minggu sejak tanggal 2 Mei 2016 (3 MST) hingga tanggal 23 Mei 2016
(masa vegetatif maksimum).
25
3.5.2 Jumlah Daun per Tanaman
Gambar 12. Pengamatan Jumlah Daun
Jumlah daun dilakukan bersamaan dengan pengukuran tinggi tanaman,
perhitungan jumlah daun dilakukan 4 kali sampai tanaman mencapai vegetetatif
maksimum (Gambar 12).
3.5.3 Indeks Luas Daun (ILD)
Gambar 13.Pengamatan Indeks Luas Daun
Indeks Luas Daun (ILD) diamati pada tanggal 4 Juni 2016 atau pada saat tanaman
berumur 5-6 MST (saat vegetatif maksimum), pengukuran dilakukan
26
menggunakan meteran dan dihitung dengan menggunakan rumus :
ILD = Panjang x Lebar daun maksimum x Jumlah daun/ tanaman
Jarak tanam
3.5.4 Biomassa (brangkasan) Segar Tanaman
Gambar 14. Penimbangan Bobot Brangkasan Segar Tanaman
Berat brangkasan segar tanaman dilakukan pada tanggal 16 Juni 2016. Bobot
brangkasan segar diperoleh dengan cara menimbang seluruh bagian tanaman di
atas tanah kecuali biji dan akar tanaman yang telah dipotong (Gambar 14).
27
3.5.5 Bobot 10 Tongkol dengan Kelobot
Gambar 15. Penimbangan Bobot Tongkol Berkelobot
Penimbangan bobot tongkol berkelobot dilakukan pada tanggal 17 Juni 2016 atau
bersamaan dengan kegiatan pemanenan. Bobot 10 tongkol dengan kelobot
didapatkan dengan mengukur Indeks Panen Tongkol Berkelobot (IPTB) dengan
rumus sebagai berikut:
IPTB = Bobot 10 tongkol berkelobot
Bobot tajuk atas 10 tanaman + Bobot 10 tongkol berkelobot
3.5.6 Bobot 10 Tongkol Tanpa Kelobot
Gambar 16. Penimbangan Bobot Tongkol Tanpa Kelobot
28
Penimbangan bobot tongkol berkelobot dilakukan pada tanggal 17 Juni 2016 atau
bersamaan dengan kegiatan pemanenan. Bobot 10 tongkol tanpa kelobot
didapatkan dengan mengukur Indeks Panen Tongkol tanpa Kelobot (IPtK) dengan
rumus sebagai berikut:
IPtK = Bobot 10 tongkol tanpa kelobot
Bobot tajuk atas 10 tanaman + Bobot 10 tongkol tanpa kelobot
3.5.7 Produksi (ton/ha)
Gambar 17. Penimbangan hasil Produksi Per Petak Percobaan
Pengambilan data nilai hasil produksi per hektar tanaman dilakukan pada tanggal
17 Juni 2016 bersamaan dengan kegiatan pemanenan (Gambar 17). Nilai dari
Bobot Tongkol Segar Per Hektar (BTSPH) didapat dengan menimbang seluruh
tongkol dengan kelobot yang dipanen dari dua barisan tanaman tiap petaknya.
Petak tanaman yang berukuran 3 x 3 m2 kemudian dikonversi luasnya menjadi
hektar dengan rumus.
Bobot Tongkol Segar Per Hektar = Bobot Tongkol Segar per Petak x 10000 m2
Luas lahan (m2)
29
3.5.8 Kadar Sukrosa (brix)
Gambar 18. Pengukuran Kadar Brix Tanaman Jagung Manis dengan
Menggunakan Refraktometer
Kadar sukrosa (brix) jagung manis diukur pada saat sehari sebelum panen dan 3
hari setelah panen. Pengukuran dilakukan pada 3 sampel tongkol jagung dari
setiap petak, yang diukur dengan menggunakan alat refraktometer (Gambar 19).
3.5.9 Menghitung Jumlah Mikroba Tanah
Gambar 19. Menghitung Jumlah Mikroba Tanah di Laboratorium
Perhitungan jumlah mikroba dilakukan di awal penelitian yaitu pada tanggal 8
Mei 2016, dan pada saat menjelang akhir penelitian yaitu pada tanggal 8 Juni
2016. Kegiatan ini dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian
30
Universitas Lampung, dilakukan selama 2 minggu dimulai dari penyiapan media
jamur dan bakteri hingga menghitung jumlah bakteri dan jamur dengan
menggunakan koloni meter (Gambar 19). Metode yang dilakukan adalah metode
cawan. Metode ini didasarkan pada penentuan ada tidaknya mikroorganisme
didalam cawan petri yang sudah dibuat media dan dicampur dengan suatu seri
pengenceran larutan tanah (Deskripsi Lampiran 3).
31
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Perlakuan residu pupuk Trichokompos 15 ton/ha memberikan hasil tinggi
tanaman yang lebih tinggi, jumlah daun yang lebih banyak, bobot 10
tongkol dengan kelobot dan tanpa kelobot yang lebih besar, bobot
berangkasan yang lebih besar, kadar sukrosa brix panen dan pasca panen
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol.
2. Perlakuan residu pupuk Trichokompos 15 ton/ha dapat meningkatkan
produksi jagung manis sebesar 8,03 ton/ha dibandingkan dengan kontrol.
Hal ini merupakan dosis optimum yang dicapai karena Bobot Tongkol
Segar per Hektar (BTSPH) menunjukkan respon kuadratik.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan agar menggunakan pupuk trichokompos
etanaman.
32
DAFTAR PUSTAKA
Ade, A., Wardati, H., Armaini. 2011. Aflikasi Kascing dan NPK Terhadap
Tanaman Jagung Manis ((Zea mays saccharata Sturt.). Jom Faperta.
2 (1):1-13.
Adriani, N., Rosmini. 2014. Pengaruh Pemberian Kompos Tandan Kosong
Kelapa Sawit dan Pupuk NPK pada tanah Ultisol Terhadap pertumbuhan
dan Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.). Jom Faperta
1(2):1-9.
Akintoye, H.A., A.B.Olaniyan. 2012. Yield of Sweet Corn in Response to
Fertilizer Sources. Journal of Agricultural. 1 (5):110-116.
Agustina, R. 2004. Pengaruh tiga jenis pupuk nitrogen terhadap tanaman
sayuran. Biodiversitas. 7 (1) : 77-80.
Andrews, Mc., Gina M., Liebman, M., Cambardella., Cynthia, A., Richard.,Tom,
L. 2006. Residual Effects of Composted and Fresh Soil Swine (Suscrofa L.)
Manand ure (Glicinemax (L.) Merr) Growth and Yield. Agronomi Journal.
98 (4) : 873-882
Anom, E. 2008. Efek Residu Pemberian Tricho-Kompos Jerami Padi terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Sawi Hijau (Brassica juncea L.). Jurnal Sagu.
7(2): 7-12.
Anonim. 2008. Teknologi Budidaya Jagung. Seri buku inovasi. BB Pengkajian
dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Bogor.
Arafah, M.P.Sirappa. 2003. Kajian penggunaan jerami dan pupuk N, P, K pada
lahan sawah irigasi. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. 4: 12-15.
Aribawa, S., Kariada. 2005. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius, Yogyakarta.
Chuanjinyu, Yu., Fan,L., Qiong, F., Kehe, G., Shigang. 2014. Biological Role of
Trichoderma Harzianum Drived plateled-Activating Factor PAF-AH on
stress Responese Antagonism. Plos on. 1(9) :1-12.
33
Eghball, B. 2002. Soil properties as influenced by phosphorus and nitrogen based
manure and compost applications. Agronomi Journal. 94:128-135
Eghaball, B., Daniel, G., John, E.G. 2004. Residual effects of Manure and
Compost Application on Corn Production and Soil Properties. Agronomi
Journal. 96 (2) : 442-447.
Gardner, F. P., R. B. Pearce. R. L. Mitchell. 2013.Physiology of Crop Plants
(diterjemahkan oleh H.Susilo). Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Glover, J.D., Reganold, J.P., Andrews, P.K. 2000. Systematic method for rating
soil quality of conventional, organic, and integrated apple orchards in
Washington state. Agriculture Ecosystems and Environment. 80:29–45.
Hartanti. 2013. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Kanisius.Yogyakarta.
Hastuti, R. B. dan Purwantisari, S., 2009. Uji Antagonisme Jamur Patogen
Phythopthora infestans Penyebab Penyakit Busuk Daun dan Umbi
Tanaman Kentang dengan Menggunakan Trichoderma spp. Isolat Lokal.
(online) (http://eprints.undip.ac.id.pdf, diakses 30 Oktober 2016).
Havlin, J.L., S.L. Tisdale, J.D. Beaton, dan W.L. Nelson. 2005. Soil Fertility and
Fertilizers. Upper Saddle River, NJ. Canada.
Husni, H., Handry, R. dan Ireine, A.L. 2009. Kajian Penyimpanan Dingin
Terhadap Mutu Jagung Manis. Cocos Journal. 6(16): 1-8.
Ichwan, B. 2007. Pengaruh dosis tricho-kompos terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman cabe merah. Jurnal Agronomi. 11 (1): 47-50.
Kresnatita, S., Yuniastuti, S., T. Purbiati, P. Santoso, E. Srihastuti. 2001.
Pengaruh Pemangkasan Cabang dan Aplikasi Paklobutrazol. Jurnal
Hortikultura. 11(4) : 223-23.
Lakitan, B. 2004. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Pers. Jakarta.
Lingga, P., Marsono. 2001.Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.
Jakarta
Louisa. 2013. Pengembangan Lahan Rawa Lebak Untuk Usaha Pertanian. Balai
Penelitian Pertanian Lahan Rawa, Bogor.
Marlina, H., Sutoyo, I., Purwa. 2015. Petunjuk Pemupukan. Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Mapegau. 2010. Pengaruh Pemupukan N dan P Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Jagung (Zea mays saccharata Sturt.). Jurnal Penelitian
Sains. 33-96.
34
Morgan, J.A.W., Bending, G. D.,White, P. J. 2005. Biological Costs and Benefits
to Plantmicrobe Interactions in the Rhizosphere. Journal Botani.
56:1729-1739.
Muhsanati, Auzar, S., Sri, R. 2006.Pengaruh Beberapa Takaran Kompos Tithonia
terhadap Pertumbuhan dan Hasil TanamanJagung Manis (Zea Mays
Saccharata). Jurnal Jerami. 7(2) : 87-9l.
Murbandono, H.S.L. 1990. Membuat Kompos. Penebar Swadaya, Jakarta.
Nadeak. 2014. Pupuk dan Cara Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana,
Bandung.
Nasir. 2005. Pengaruh Penggunaan Pupuk Bokasi Pada Pertumbuhan Dan
Produksi Padi Palawija Dan Sayuran. (Online),(http://www.dispertanak.
pandeglang. go.id/artikel12htm, diakses14 Feb. 2017).
Palungkun.B., Asiani.2004. Teknik Budidya Jagung Manis. Kanisisu,Yogyakarta.
Pasta, I., Andi, E., Henry, N., Bares. 2015. Tanggap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.) Pada Aflikasi
Berbagai Pupuk Oganik. Jurnal Agrotekbis. 3 (2):168-177.
Prihastuti, Sudaryono. 2012. Soil Chemical and Biological Characteristics for
Diagnostic the Potency of Acid Dry Land for Soybean Extensification.
Journal Tropical Soils. 1 (18): 17-24.
Pirngadi,K.2009. Peran Bahan Organik dalam Peningkatan Produksi Padi
Berkelanjutan Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Pengembangan
Inovasi Pertanian. 2(1) :48-64.
Rosmarkam, A., N.W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius.
Yogyakarta.
Rinata, A. 2016. Pengaruh Dosis Pupuk Trichokompos Terhadap Pertumbuhan,
Produksi dan Pascapanen Tanaman Jagung Manis (Zea mays Sachratta
sturt.). Skripsi Universitas Lampung, Lampung.
Rudi, H., Purwono 2008. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Bogor.
Steve, D., George, K., Presto, S. 2001. Organic Sweet Corn Productions. ATRA.
1-26.
Stevenson, F.J. 1994. Humus Chemistry: Genesis Composition And Reaction.
Departements Of Agronomy University Of Illinois. Amerika.
35
Surtinah. 2008. Teknologi Penyimpanan Pangan. PAU Pangan dan Gizi. IPB,
Bogor.
Susanti, H., S. A. Aziz, M. Melati. 2008. Produksi biomassa dan bahan bioaktif
kolesom (Talinum trangulare (Jacq.) Willd) dari berbagai asal bibitdan
dosis pupuk kandang ayam. Journal Agronomi. 36 (1) : 48-55.
Syukur, M., Rifianto, A. 2014. Jagung Manis. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tim Penulis PS. 2000. Sweet Corn Baby corn. Penebar Swadaya. Jakarta.