BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00545-mc...
Transcript of BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00545-mc...
BAB 3
PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum TVRI
3.1.1 Sejarah TVRI
TVRI merupakan stasiun TV pertama yang berdiri di Indonesia pada tahun 1962.
Stasiun ini mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung upacara
pembukaan Asian Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno. Stasiun televisi ini
dibuat sebagai alat komunikasi pemerintah yang tugasnya adalah untuk menyampaikan
kebijakan pemerintah kepada rakyat dan memberikan berita dan informasi seputar
Indonesia dan pemerintah untuk rakyat.
Secara garis besar, tujuan TVRI dan programnya adalah untuk membangun
bangsa dan negara Indonesia yang modern dengan masyarakat yang aman, adil, tertib
dan sejahtera. Siaran TVRI merupakan satu-satunya yang mencapai hingga seluruh
wilayah Indonesia dan bahkan sampai ke-10 negara ASEAN hingga mencapai Timur
Tengah. Saat ini TVRI mempunyai 27 stasiun daerah dan 1 stasiun pusat yang didukung
376 transmisi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. TVRI menyiarkan
programnya dengan dua saluran yaitu :
1. VHF (Very High Frequency)
Merupakan frekuensi TV yang paling umum digunakan untuk menerima dan
memancarkan siaran televisi di Indonesia. Dengan jangkauannya yang sangat
luas, frekuensi ini mampu menyiarkan sinyal televisi dari berbagai wilayah di
Indonesia. Selain itu frekuensi ini membutuhkan biaya yang tidak terlalu mahal
dibandingkan frekuensi UHF (Ultra High Frequency). Frekuensi ini sangat
cocok untuk stasiun penyiaran pemerintah yang terbatas dana pembangunnanya.
2. UHF (Ultra High Frequency)
Kegunaan dari frekuensi ini sama dengan VHF namun kualitasnya berbeda karena UHF
menggunakan teknologi baru yang lebih baik dari VHF yaitu gambar yang dihasilkan
lebih baik dan jelas dan sangat jarang menerima gangguan. Namun biaya yang harus
dikeluarkan untuk menggunakan frekuensi ini sangat besar, karena memerlukan daya 5
kali lebih besar dari saluran VHF. Seiring berkembangnya industri penyiaran di
Indonesia akhirnya TVRI menganti saluran Very high frequency (VHF) dengan Ultra
High Frequency (UHF) agar masyarakat dapat menerima gambar dengan baik dan tidak
mengalami gangguan.
Pada tahun 2002, TVRI mengalami perubahan status dari perusahaan jawatan
atau perusahaan milik negara menjadi TV publik. Hal ini dilakukan supaya TVRI dapat
melakukan pembenahan di bidang manajemen, struktur Organisasi, SDM, dan program
acara, semua ini dilakukan agar TVRI mempunyai nilai jual dan minat masyarakat untuk
menonton program TVRI menjadi tinggi. Dengan berubahnya status ini diharapkan
adanya perubahan ke arah positif yang terjadi di TVRI dan masyarakat. Dalam bentuk
status yang baru, TVRI belajar dan bekerjasama dengan pihak swasta untuk
meningkatkan profesionalisme karyawan dan program-program acara TVRI.
Pada tahun 2010, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan pemancar
televisi digital TVRI Jakarta, Surabaya dan Batam, sebagai tanda era baru teknologi
penyiaran di Indonesia. Peresmian ini dilakukan di Gedung Auditorium TVRI Senayan,
Jakarta. Keunggulan dari televisi digital ini adalah kemampuannya yang mobile, artinya
televisi tidak hanya statis disaksikan dirumah, perkantoran, dan tempat umum lainnya
yang dipasang secara permanen, tetapi dapat diakses dalam posisi bergerak seperti
melihat dari handphone ataupun perangkat televisi yang dipasang di mobil. Kualitas
gambar yang diperlihatkan TV Digital tidak kalah dari analog, bahkan lebih baik dan
lebih jernih gambar yang dihasilkannya.
Ini adalah suatu jenis keunggulan baru yang dimiliki oleh TVRI demi
meningkatkan kualitas dan kredibilitasi TVRI sebagai stasiun tertua dan pertama di
Indonesia dan komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat akan lebih baik lagi
terjadi dikarenakan adanya TV Digital ini.
3.1.2 Perkembangan TVRI
Pada tahun 1977 TVRI secara bertahap di beberapa ibu kota Provinsi
membangun Stasiun-stasiun Produksi Keliling atau SPK, yang fungsinya sebagai
perwakilan atau koresponden TVRI di daerah, yang terdiri dari:
1. SPK Jayapura
2. SPK Ambon
3. SPK Kupang
4. SPK Malang (Tahun 1982 diintegrasikan dengan TVRI Stasiun Surabaya)
5. SPK Semarang
6. SPK Bandung
7. SPK Banjarmasin
8. SPK Pontianak
9. SPK Banda Aceh
10. SPK Jambi
11. SPK Padang
12. SPK Lampung
TVRI berfungsi sebagai alat komunikasi pemerintah, tugas TVRI adalah
menyampaikan informasi tentang kebijakan Pemerintah kepada rakyat dan pada waktu
yang bersamaan menciptakan two-way traffic (lalu lintas dua jalur) dari rakyat untuk
pemerintah selama tidak mendiskreditkan usaha-usaha pemerintah.
TVRI pada zaman orde baru memiliki tiga tujuan yaitu :
1. Memajukan kesatuan dan persatuan nasional.
2. Memajukan stabilitas nasional.
3. Memajukan stabilitas politik.
Dalam era reformasi lahirlah peraturan pemerintah RI Nomor 36 tahun 2000
yang menetapkan status TVRI menjadi perusahaan jawatan di bawah pembinaan
Departemen Keuangan. Kemudian melalui pada tahun 2002 TVRI berubah statusnya
menjadi PT. TVRI (Persero) di bawah pembinaan Kantor Menteri. Selanjutnya, melalui
undang-undang Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, TVRI menetapkan
dirinya sebagai lembaga penyiaran publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan
oleh Negara.
TVRI sebagai lembaga penyiaran publik memberikan informasi untuk
kepentingan publik, bersifat netral, mandiri dan tidak komersial. Tugas TVRI di era
reformasi ini adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang
sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa penyiaran televisi
yang menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
Pada era reformasi ini TVRI memiliki 27 stasiun daerah dan stasiun pusat
dengan dukungan dari 376 transmisi yang tersebar di Indonesia. Ke – 27 stasiun daerah
itu adalah :
1. TVRI Stasiun DKI Jakarta
2. TVRI Stasiun Nangroe Aceh Darussalam
3. TVRI Stasiun Sumatera Utara
4. TVRI Stasiun Sumatera Selatan
5. TVRI Stasiun Jawa Barat dan Banten
6. TVRI Stasiun Jawa Tengah
7. TVRI Stasiun Jogyakarta
8. TVRI Stasiun Jawa Timur
9. TVRI Stasiun Bali
10. TVRI Stasiun Sulawesi Selatan
11. TVRI Stasiun Kalimantan Timur
12. TVRI Stasiun Sumatera Barat
13. TVRI Stasiun Jambi
14. TVRI Stasiun Riau dan Kepulauan Riau
15. TVRI Stasiun Kalimantan Barat
16. TVRI Stasiun Kalimantan Selatan
17. TVRI Stasiun Kalimantan Tengah
18. TVRI Stasiun Papua
19. TVRI Stasiun Bengkulu
20. TVRI Stasiun Lampung
21. TVRI Stasiun Maluku dan Maluku Utara
22. TVRI Stasiun Nusa Tenggara Timur
23. TVRI Stasiun Nusa Tenggara Barat
24. TVRI Stasiun Gorontalo
25. TVRI Stasiun Sulawesi Utara
26. TVRI Stasiun Sulawesi Tengah
27. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara
Tugas TVRI sebagai televisi publik yakni, memberikan pelayanan informasi,
pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial serta melestarikan budaya
bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan
penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah negara Indonesia.
3.1.3 Visi dan Misi TVRI
a. Visi TVRI
Terwujudnya TVRI sebagai media pilihan bangsa Indonesia dalam rangka turut
mencerdaskan kehidupann bangsa memperkuat kesatuan nasional.
b. Misi TVRI
Misi yang digunakan oleh TVRI adalah :
1. Mengembangkan TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuan dan
kesatuan bangsa sekaligus media control sosial yang dinamis.
2. Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang
utama.
3. Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan
hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah serta
memperhatikan komunitas terabaikan.
4. Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan
negara Indonesia di dunia Internasional.
3.1.4 Nilai Dasar, Posisi TVRI, dan Muatan Siaran
a. Nilai Dasar TVRI
TVRI sebagai stasiun televisi milik negara mempunyai nilai dasar TVRI, yaitu :
1. Pengawal kepentingan publik.
2. Independen, tidak bergantung dan tidak dipengaruhi oleh pihak lain.
3. Netral, tidak memihak kepada kepentingan salah satu yang berbeda pendapat.
4. Tidak komersil, tidak semata – mata mencari keuntungan, tetapi lebih
mengutamakan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
b. Posisi TVRI
TVRI sebagai rumah bangsai Indonesia. Rumah besar bagi seluruh rakyat
Indonesia untuk mengekspresikan dirinya dalam konteks wawasan nusantara dan jati diri
bangsa Indonesia. Rumah bangsa diartikan sebagai rumah yang beratapkan geostasioner
Indonesia, berdindingkan batas – batas wilayah negara Indonesia, berlantaikan
kebhinekaan dalam keikaan, serta bertiang negara kesatuan.
c. Muatan TVRI
TVRI mempunyai muatan siaran, yaitu:
1. Isi siaran TVRI berorientasi pada pendidikan, kebudayaan dan kebangsaan.
2. TVRI mendukung nilai – nilai publik, struktur sosial masyarakat demokratis,
serta hak asasi manusia.
3. TVRI berperan sebagai kekuatan dalam mencitrakan keunggulan dan kekayaan
Negara dan bangsa Indonesia.
4. TVRI berperan sebagai referensi bagi public dalam antisipasi perubahan yang
sangat cepat serta menjadi faktor perekat sosial dan integrasi individu, kelompok
dan masyarakat.
3.1.5 Logo dan Makna Logo TVRI
a. Logo TVRI
Logo TVRI adalah sebagai berikut :
Gambar. 3.1
Logo TVRI
b. Makna Logo TVRI
Secara simbolis, bentuk logo ini menggambarkan “layanan publik yang
informatif, komunikatif, elegan dan dinamis” dalam upaya mewujudkan visi dan misi
TVRI sebagai TV publik yaitu media yang memiliki fungsi kontrol dan perekat sosial
untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.
Bentuk lengkung yang berawal pada huruf T dan berakhir pada huruf I dari huruf
TVRI membentuk huruf “P” yang mengandung 5 (lima) makna layanan informasi dan
komunikasi, yaitu :
1. P sebagai huruf awal dari kata PUBLIK yang berarti memberikan layanan
informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan nasional dalam
upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. P sebagai huruf awal dari kata PERUBAHAN yang berarti membawa perubahan
ke arah yang lebih sempurna.
3. P sebagai huruf awal dari kata PERINTIS yang berarti merupakan perintis atau
cikal bakal pertelevisian Indonesia.
4. P sebagai huruf awal dari kata PEMERSATU yang berarti merupakan lembaga
penyiaran publik yang mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di
Nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau.
5. P sebagai huruf awal dari kata PILIHAN yang berarti menjadi pilihan alternatif
tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan lapisan masyarakat.
Bentuk elips dengan ekor yang runcing dan dinamis melambangkan komet yang
bergerak cepat dan terarah serta bermakna gerakan perubahan yang cepat dan terencana
menuju televisi publik yang lebih sempurna. Bentuk huruf TVRI memberi makna elegan
dan dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan perkembangan jaman serta tuntutan
masyarakat.Warna biru mempunyai makna elegan, jernih, cerdas, arif, informatif dan
komunikatif.
3.2 Struktur Organisasi TVRI
3.2.1 Struktur Organisasi Direktorat Umum
Gambar 3.2
Struktur Organisasi Direktorat Umum
Direktur Umum
Kepala Bagian
Pengadaan dan
Inventarisasi
Kepala Bagian Sumber
Daya Manusia
Kepala Bagian Sarana
dan Prasarana
Kepala Bagian
Kesekretariatan dan
Kelembagaan
Kepala Subbagian
Pengadaan Barang
Umum dan Jasa
Kepala Subbagian
Gedung, Kantor, dan
Lingkungan
Kepala Subbagian
Data, Evaluasi, dan
Pengembangan SDM
Kepala Subbagian
Sekretariat Dewas
Kepala Subbagian
Pengadaan Barang
Teknik dan Program
Kepala Subbagian
Mekanikal dan
Elektrikal
Kepala Subbagian Mutasi
Kepala Subbagian
Sekretariat Direksi
Kepala Subbagian
Inventarisasi, Asset,
dan Distribusi
Kepala Subbagian
Rumah Tangga, Trans.
dan Pengamanan
Kepala Subbagian Kesejahteraan
Kepala Subbagian
Kelembagaan, Hukum,
dan Humas
3.2.2 Struktur Organisasi Direktorat Keuangan
Sumber : TVRI (2011)
Gambar 3.3
Struktur Organisasi Direktorat Keuangan
Direktur Keuangan
Kepala Subbagian
Perbendaharaan dan
Verifikasi
Kepala Bagian
Perencanaan, Evaluasi
Keuangan dan Kinerja
Kepala Bagian
Akuntansi dan
Perpajakan
Kepala Subbagian
Perencanaan Keuangan
dan Kinerja
Kepala Subbagian
Penerimaan
Kepala Subbagian
Akuntansi Keuangan
Kepala Subbagian
Evaluasi Keuangan dan
Kinerja
Kepala Subbagian
Pengeluaran
Kepala Subbagian
Akuntansi Manajemen
Kepala Subbagian
Pengelolaan & Evaluasi
Hutang/Piutang
Kepala Bagian
Anggaran
Kepala Subbagian
Perpajakan
3.2.3 Struktur Direktorat Teknik
Sumber : TVRI (2011)
Gambar 3.4
Struktur Organisasi Direktorat Teknik
Direktur Teknik
K.S Pengendalian
Mutu dan Standarisasi
Produksi dan Penyiaran
Kepala Bidang
Transmisi
Kepala Bidang
Kerjasama Teknik dan
Multimedia
Kepala Seksi Teknologi
Transmisi
Kepala Seksi Teknologi
Peralatan Studio dan
Penyiaran
Kepala Seksi Teknologi
Informatika
Kepala Seksi Jaringan
Transmisi
Kepala Seksi Teknologi
Peralatan Luar Studio
Kepala Seksi
Kerjasama Teknik
Kepala Seksi
Pengendalian Mutu dan
Standarisasi Transmisi
Kepala Bidang Teknik
Produksi dan Penyiaran
Kepala Seksi Fasilitas
Teknik
3.2.4 Struktur Organisasi Pengembangan dan Usaha
Sumber : TVRI (2011)
Gambar 3.5
Struktur Organisasi Pengembangan dan Usaha
Direktur
Pengembangan dan
Usaha
Kepala Bidang Penjualan,
Pemasaran Siaran dan
Lalu Lintas Usaha
Kepala Bidang Strategi
Pengembangan Usaha
dan Evaluasi
Kepala Seksi Penjualan
dan Pemasaran Siaran
Kepala Seksi Penjualan
dan Pemasaran Teknik
Kepala Seksi
Pengembangan Siaran
dan Non Siaran
Kepala Seksi Lalu Lintas
Usaha (Traffic)
Kepala Seksi Penjualan
dan Pemasaran Non
Teknik
Kepala Seksi
Pengembangan Produk
dan Brand/Website
Kepala Bidang Penjualan
dan Pemasaran Teknik
dan Non Teknik
Kepala Seksi Evaluasi
dan Pelaporan
3.2.5 Struktur Organisasi Penelitian dan Pengembangan
Sumber : TVRI (2011)
Gambar 3.6
Struktur Organisasi Penelitian dan Pengembangan
Kepala Pusat
Penelitian dan
Pengembangan
Kepala Bagian
Pengkajian Program
Dan Berita
Kepala Bagian
Pengkajian
Kelembagaan
Kepala Bagian
Pengkajian
Teknologi
Kepala Bagian
Pengkajian
Pengembangan
Usaha
3.2.6 Struktur Organisasi Satuan Pengawas Intern
Sumber : TVRI (2011)
Gambar 3.7
Struktur Organisasi Direktorat Satuan Pengawas Intern
Kepala Satuan
Pengawasan Intern
Kepala Bidang
Pengawasan
Keuangan
Kepala Bidang
Pengawasan Umum
dan SDM
Kepala Bidang
Pengawasan
Operasional
3.2.7 Struktur Organisasi Pusat Pendidikan dan Latihan
Sumber : TVRI (2011)
Gambar 3.8
Struktur Organisasi Pusat Pendidikan dan Latihan
Direktur Pusat
Pendidikan dan Latihan
Kepala Bidang
Perencanaan Program dan
Evaluasi
Kepala Bidang
Fasilitas dan Sarana
Diklat
Kepala Seksi
Penyusunan Program dan
Kurikulum
Kepala Seksi
Pengelolaan Pelaksanaan
dan Diklat
Kepala Seksi
Operasional Peralatan
Kepala Seksi
Evaluasi dan Pelaporan
Kepala Seksi
Kerjasama Diklat
Kepala Seksi
Pemeliharaan Peralatan
Kepala Bidang
Penyelenggaraan Diklat
Kepala Seksi
Administrasi dan Rumah
Tangga Diklat
3.2.8 Struktur Organisasi Direktorat Program dan Berita
Sumber : TVRI (2011)
Gambar 3.9
Struktur Organisasi Direktorat Program dan Berita
Direktur Program dan
Berita
Kepala Seksi
Dokumentasi dan Perpustakaan
Kepala Bidang Program Kepala Bidang Berita
Kepala Seksi
Programming
Kepala Seksi
Promosi Acara
Kepala Seksi
Siaran Berita
Kepala Seksi
Operasional Siaran
Kepala Seksi Kerjasama
Produksi & Siaran Luar Negeri
Kepala Seksi
Current Affairs
Kepala Seksi
Akuisisi
Kepala Bidang Penunjang
Program dan Berita
Kepala Seksi
Siaran Olah Raga
Kepala Seksi
Produksi Program
Kepala Seksi
Kreatifitas dan Pemandu Bakat
Kepala Seksi
Produksi Berita
3.3 Program Berita Warta Malam
Warta Malam merupakam salah satu program berita unggulan yang dimiliki oleh
TVRI dan ditayangkan setiap hari pada pukul 19.00 – 20.00 WIB. Nama program berita
Warta Malam sebelumnya adalah Berita Nasional dan Berita Malam, lalu pada akhir
tahun 2009 berganti nama menjadi Warta Malam. Dulu durasi penayangannya hanya 30
menit saja, namun sejak berganti nama menjadi 60 menit. Perubahan nama ini terjadi
dikarenakan adanya kebijakan dari direksi . Setiap tahunnya diadakan rapat pimpinan,
dari mulai dewan pengawas hingga dewan direksi. Rapat tersebut dinamakan dengan
penyusunan pola siaran, maka dari rapat tersebut akan ada perubahan maupun perbaikan
pada acara siaran, diantaranya yaitu perubahan nama menjadi Warta Malam.
Cakupan tayangan Warta Malam mencakup di segala wilayah peliputan, dimana
tidak terbatas pada suatu wilayah atau daerah saja. Isi dari Warta Malam lebih pada
suatu informasi yang faktual dan aktual mengenai perkembangan dan peristiwa di
Indonesia. Tayangan Warta Malam ditayangkan setiap hari pada pukul 19.00 WIB
hingga 20.00 WIB dan tayangan ini berdurasi 60 menit.
3.3.1 Format, Isi Program (Content) dan Target Audiens Warta Malam
Format Warta Malam :
1. Jenis : News (Hard News)
2. Sifat : Informasi
3. Setting : Indoor (dalam ruangan studio TVRI)
4. Durasi : 60 menit
5. Jam tayang : Senin – minggu, pukul 19.00 – 20.00 WIB
Tayangan Warta Malam terdiri dari empat segment, yaitu headline news, berita –
berita pengantar, berita mengenai prakiraan cuaca yang disampaikan oleh BMKG dan
yang terakhir adalah Warta Internasional yang isinya berita – berita dari Internasional.
Isi atau content program berita Warta Malam tergantung pada peristiwa yang sedang
hagat dibicarakan saat ini. Berita penting akan masuk Headline News, dan berita lainnya
akan masuk pada berita pengantar.
Target audiens dari tayangan beita Warta Malam ini adalah semua rakyat
Indonesia dan bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat secara aktual dan
tepat dan informasi yang mendidik.
3.3.2 Proses Produksi Program Berita Warta Malam
a. Pra produksi (Perencanaan)
Tahapan ini mencakup tahap awal yang sangat menentukan keberhasilan proses
selanjutnya. Tahapannya dalam bagian ini termasuk dalam rapat redaksi yang
menetukan berita apa yang akan diliput untuk disiarkan.
b. Produksi (Pengorganisasian dan Pengarahan)
Dalam tahap ini, semua rencana yang telah disusun dan disepakati bersama pada
tahap pra produksi akan direalisasikan. Crew atau tim liputan yang telah ditunjuk akan
berangkat menuju lokasi peliputan yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Pasca Produksi
Tahap ini memiliki empat dalam pasca produksi dan tiga langkah utama dalam
editing, yaitu editing offline, editing online dan mixing. Dalam hal ini terdapat dua
macam teknik editing yaitu editing secara linier dan editing secara non linier.
1. Editing Offline
Membuat editing kasar sesuai dengan gagasan yang ada dalam synopsis. Materi
hasil shooting langsung dipillih dari Mini DV atau Beta Cam SP. Setelah editing
kasar selesai, hasilnya dilihat secara seksama dalam screening.
2. Editing Online
Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungan
setiap shot dibuat tetap berdasarkan catatan dalam naskah editing. Demikian
sound asli dimasukkan dengan sempurna. Setelah editing online siap, proses
selanjutnya adalah mixing.
3. Mixing
Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik juga telah direkam,
dimasukkan kedalam pita hasil editing online dengan petunjuk atau ketentuan
yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara narasi dan musik harus
dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling menganggu dan terdengar jelas.
4. Editing non linier
Editing non linier adalah editing yang menggunakan komputer dengan peralatan
khusus untuk editing. Alat editing tersebut misalnya fire wire, dengan alat editing
tersebut dapat digunakan berbagai macam program editing.
5. Editing linier
Proses ini tinggal penyempurnaan dari hasil editing offline dalam komputer,
sekaligus mixing dengan ilustrasi musik atau efek gambar yang harus
dimasukkan.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian menggunakan metode deksriptif yaitu suatu metode yang
berusaha mengumpulkan, menganalisa, serta menyajikan data informasi yang relevan,
sehingga melalui penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai objek
yang diteliti dan kemudian akan ditarik kesimpulan atas penelitian tersebut.
3.4.2 Jenis dan Sumber Data
Dalam penulisan skripsi ini jenis data yang digunakan adalah :
Data primer yaitu penelitan yang memperoleh data secara langsung dari sumber asli
(tidak melalui perantara) yaitu dengan cara melakukan wawancara di stasiun TVRI.
Data sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
(tidak melalui media perantara), yang diperoleh dan dicatat oleh stasiun TVRI. Pada
umumnya data sekunder berupa catatan atau laporan historis yang telah tersusun
dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan data yang tidak
dipublikasikan oleh stasiun TVRI. Data sekunder yang digunakan adalah data
internal yang merupakan dokumen operasional yang dikumpulkan, dicatat, dan
disimpan oleh stasiun TVRI.
3.4.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian dari proses pengujian data yang berkaitan
dengan sumber dan cara untuk memperoleh data penelitian. Adapun teknik
pengumpulan
data yang digunakan penulis dalam rangka penyusunan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
3. Observasi langsung dengan melakukan kunjungan pada perusahaan yang
bersangkutan yaitu TVRI untuk mengamati secara langsung dan memperoleh
gambaran yang jelas mengenai hal-hal bersangkutan dengan objek penelitian.
4. Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
yang menggunakan pertanyaan lisan kepada subjek penelitian yaitu dengan cara
komunikasi secara langsung dengan pimpinan stasiun TVRI, karyawan, atau
pihak-pihak yang memiliki wewenang dalam mengoperasikan program berita di
stasiun TVRI. Narasumber atau key informant dalam penelitian ini adalah:
a. Eksekutif Produser
b. Produser
c. Editor
d. Reporter
5. Dokumentasi yang dilakukan dengan cara melihat, mencatat, mengumpulkan
laporan, catatan, dokumen, serta data pendukung lainnya yang dapat menjadi
sumber dalam penelitian ini.
6. Penelitian kepustakaan melalui pengumpulan bahan-bahan pustaka seperti buku
teks yang berisi teori dan pendapat yang memperkuat penelitian, skripsi
sebagai bahan perbandingan, penelitian yang pernah dilakukan, artikel dan
literatur lainnya yang menjadi pendukung ilmiah dalam penulisan penelitian ini.
3.4.4 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah Metode
penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menekan pada pemahaman mengenai masalah-
masalah berdasarkan kondisi realistis, kompleks, rinci sesuai dengan pengungkapan
fakta yang diperoleh melalui data yang diolah subjektif. Data yang diolah berupa
dokumen pribadi, catatan lapangan, wawancara dan dokumen resmi dari stasiun TVRI.
Metode analisis ini lebih terstruktur dan sistematikanya tidak terikat secara kaku
seperti desain kuantitatif. Hal ini disebabkan riset kualitatif yang yang bersifat subjektif
dan tidak bermaksud membuat generalisasi, karena itu desain kualitatif menjadi lebih
bervariasi dan fleksibel.
3.5 Permasalah yang ada
Dalam penelitian ini permasalahan yang akan diteliti terdapat pada proses
produksi suatu program berita di TVRI yaitu Warta Malam. Proses yang akan diteliti
dimulai dari pra produksi yang meliputi perencanaan, lalu proses produksi dimana suatu
berita diliput terlebih dahulu oleh reporter dan kameramen serta kru yang bekerja
dilapangan sebelum berita tersebut disajikan ke khalayak umum, dan proses terakhir ada
pasca produksi dimana suatu berita disiapkan hingga pada sampai proses syuting
program berita Warta Malam.
Proses produksi berita televisi harus dilakukan professional agar mempunyai
suatu nilai berita yang layak dan berkualitas. Profesionalisme harus didukung dengan
sumber daya manusia yang berkualitas di bidangnya. Selain SDM, penggunaan peralatan
yang canggih juga mampu menunjang suatu berita atau tayangan menjadi menarik untuk
disajikan.
3.6 Alternatif Pemecahan Masalah
Permasalahan yang ada dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan proses
produksi program berita Warta Malam. Alternatif pemecahan masalah yang digunakan
adalah menganalisis seluruh rangkaian proses produksi dari awal hingga akhir berita
tersebut dapat ditayangkan bagi masyarakat. Dalam menganalisis proses produksi ini,
diperlukan observasi langsung pada bagian pemberitaan di TVRI khususnya untuk
program berita Warta Malam.
Analisis proses produksi akan membutuhkan fakta yang berkaitan dengan
kegiatan yang terjadi di lapangan. Oleh karena itu, obeservasi langsung dapat dilakukan
melalui pengamatan proses produksi tersebut dan melakukan wawancara kepada pihak-
pihak yang berperan serta secara langsung dalam pengerjaan proses produksi berita
Warta Malam. Melalui pengamatan dan wawancara secara langsung, maka akan
ditemukan fakta yang akurat terkait dengan proses produksi dari awal berita tersebut
dipilih untuk menjadi headline hingga berita tersebut akan ditayangkan di hadapan
publik.