Pengaruh Puasa Bagi Penderita Diabetes

19
Puasa Bagi Penderita Diabetes AP/Reed Saxon Seorang pasien penderita diabetes tengah menyuntikkan obat insulin. REPUBLIKA.CO.ID, Divonis menderita diabetes melitus atau yang dikenal dengan sakit gula tak menyurutkan semangat Rabiyah (39 tahun) untuk menjalankan puasa setiap tahunnya. Meskipun tahu jika orang sakit diperbolehkan tidak wajib menjalankan puasa, ia merasa sayang jika di bulan yang penuh rahmat ini ia tak menjalankan puasa wajib."Tetap kuat kok", ujar Rabiyah kepada Republika, akhir pekan lalu. Rabiyah menimbang kondisi tubuhnya dulu, apakah memang kuat atau merasa lemas ketika berpuasa. Tak lupa, sebelum Ramadhan datang, ia telah melakukan konsultasi kepada dokternya. "Tahun-tahun sebelumnya alhamdulillah kuat, walau tidak penuh," ujar Rabiah menceritakan pengalamannya. Ia mengikuti anjuran dokter untuk rajin memeriksa kadar gula dalam darahnya. Kebetulan, ia mempunyai alat yang bisa mengecek kadar gula di rumahnya.

Transcript of Pengaruh Puasa Bagi Penderita Diabetes

Page 1: Pengaruh Puasa Bagi Penderita Diabetes

Puasa Bagi Penderita DiabetesAP/Reed Saxon

Seorang pasien penderita diabetes tengah menyuntikkan obat insulin.

REPUBLIKA.CO.ID, Divonis menderita diabetes melitus atau yang dikenal dengan sakit gula tak menyurutkan semangat Rabiyah (39 tahun) untuk menjalankan puasa setiap tahunnya.

Meskipun tahu jika orang sakit diperbolehkan tidak wajib menjalankan puasa, ia merasa sayang jika di bulan yang penuh rahmat ini ia tak menjalankan puasa wajib."Tetap kuat kok", ujar Rabiyah kepada  Republika, akhir pekan lalu.

Rabiyah menimbang kondisi tubuhnya dulu, apakah memang kuat atau merasa lemas ketika berpuasa. Tak lupa, sebelum Ramadhan datang, ia telah melakukan konsultasi kepada dokternya. "Tahun-tahun sebelumnya alhamdulillah kuat, walau tidak penuh," ujar Rabiah menceritakan pengalamannya.

Ia mengikuti anjuran dokter untuk rajin memeriksa kadar gula dalam darahnya. Kebetulan, ia mempunyai alat yang bisa mengecek kadar gula di rumahnya.

Ketika terasa lemas, ia akan dengan segera mengecek kadar gula. Jika memang rendah ia tak mau mengambil risiko yang lebih besar. Lebih baik, membatalkan puasa saat itu juga. 

Ahli metabolik-endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia EM Yunir mengatakan, menjalani puasa bagi penderita penyakit metabolik kronis, seperti diabetes dapat menyebabkan berbagai komplikasi.

Page 2: Pengaruh Puasa Bagi Penderita Diabetes

Penderita diabetes memerlukan terapi agar makanan yang dicerna bisa diubah menjadi nutrisi yang tepat bagi tubuh, baik melalui obat-obatan dan pengaturan makan yang tepat. Jika salah satu terapi ini terganggu, bisa membuat kadar gula dalam darah menjadi tidak normal dan berakibat pada organ lainnya, misalnya hati, saraf, ginjal, dan organ vital tubuh lainnya.

Ketika berpuasa, yang berarti tubuh tak mendapatkan asupan makanan selama lebih dari 12 jam, tubuh akan mengambil sumber energi yang diambil dari cadangan glikogen di hati.

Selain itu, mekanisme tubuh yang menjaga kadar gula darah tetap normal menjadi tidak berfungsi karena tidak ada asupan makanan yang masuk dan produksi insulin pun menjadi terganggu. "Pada penderita diabetes yang berat dan cadangan energinya kurang bisa mengalami pemecahan glikogen dan lemak dalam darah," ujar Yunir. 

Jika sel-sel dalam darah banyak yang rusak karena terjadi pemecahan ini, aliran darah, jantung, penyaring darah, bahkan seluruh sistem dalam tubuh bisa terganggu. Begitu besar risiko yang akan dihadapi jika penderita diabetes tetap menjalankan puasa.

Tapi, karena pengaruh religius dan budaya yang kuat, ia selalu menghadapi pasien yang tetap ngeyel untuk berpuasa.  Untuk itu, ada hal-hal yang perlu diperhatikan bagi penderita diabetes saat puasa karena terjadi perubahan pola makan, baik dari jadwal, jumlah, maupun jenisnya.

Paling bagus adalah mendekatkan sahur pada imsak dan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat kompleks.Karena karbohidrat kompleks membutuhkan waktu yang lebih lama untuk diubah menjadi glukosa, sehingga bisa menyediakan energi lebih lama.Perbanyak pula sayur, buah, dan kacang-kacangan.

Sebaliknya, kala berbuka memperbanyak karbohidrat se derhana, seperti kentang dan hindari makanan terlalu banyak lemak dan kacang-kacangan. Minuman manis bergula juga dihindari. "Lebih baik minum air putih hangat ketika berbuka. Perlu diperhatikan porsinya, 40 persen saat berbuka, 10 persen atau makan kecil setelah tarawih, dan 50 persen kala sahur," Yunir mengingatkan.

Puasa Bagi Penderita Diabetes Mellitus

Page 3: Pengaruh Puasa Bagi Penderita Diabetes

Memasuki bulan ramadhan, crew ayosehat seringkali mendapatkan pertanyaan dari penderita Diabetes Mellitus : “apakah saya boleh berpuasa? apakah akan berpengaruh terhadap penyakit saya? apakah akan memperburuk penyakit saya?”

Kami tidak dapat langsung menjawab karena dalam dunia medis sendiri pertanyaan ini masih menimbulkan kontroversi. Ada sebagian praktisi kesehatan yang tidak menganjurkan penderita diabetes mellitus untuk berpuasa, sedangkan sebagian lainnya mengatakan bahwa penderita diabetes mellitus untuk berpuasa (malah mengatakan efek dari puasa adalah baik bagi penderita diabetes mellitus ).

Oleh karena itu crew ayosehat berusaha mencari jawabannya dengan melakukan penelusuran studi literatur dan berkonsultasi kepada beberapa dokter spesialis penyakit dalam.Kami pun berusaha menyajikan hasil penelusuran kami ke dalam bahasa awam yang kami harapkan mudah untuk dimengerti.

Akhirnya kami menemukan jawaban yang mudah-mudahan akan memberi sedikit pencerahan kepada para pembaca artikel ini. Berikut ulasannya…

#Apakah itu Diabetes Mellitus ?

Diabetes Mellitus adalah penyakit yang ditimbulkan akibat kerusakan selular pada organ pankreas. Sering ditandai oleh keadaan tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemia). Gejala klinisnya secara umum adalah Poliuri (banyak BAK), Poliphagi (banyak makan) dan Polidipsi (banyak minum); banyak di sini artinya tidak dapat terkontrol.

Secara normal organ pankreas berfungsi untuk menghasilkan insulin.Insulin berfungsi sebagai regulator gula darah dalam tubuh. Ketika terjadi keadaan peningkatan gula darah (hiperglikemia) maka insulin akan dikeluarkan dalam jumlah banyak sehingga kadar gula darah akan turun sampai dengan batas normal. Sebaliknya ketika terjadi keadaan penurunan gula darah (hipoglikemia) maka insulin akan ditarik kembali sehingga gula darah akan meningkat sampai dengan batas normal. Artinya perbandingan insulin dan gula darah harus selalu seimbang, manakala terjadi hiperglikemia maka insulin akan meningkat; sebaliknya manakala terjadi hipoglikemia maka insulin akan menurun.

Pada saat anda terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat dan lemak, anda pasti sering merasa kekenyangan alias perasaan penuh di perut anda, perasaan mual ketika melihat makanan dan perasaan mengantuk.Tahukah anda mengapa? Karena pada saat itu insulin sedang bekerja dan mengirimkan sinyal ke otak anda agar anda berhenti makan (karena kadar gula darah anda sudah melebihi batas normal). Jadi perasaan-perasaan yang anda alami ketika sedang kekenyangan sebenarnya adalah bagian dari kerja insulin untuk mempertahankan kadar gula darah anda agar selalu dalam batas normal.

Diabetes Mellitus memiliki 3 tipe, yaitu DM Tipe 1, DM Tipe 2 dan DM Gestasional.

1.) DM Tipe 1 adalah diabetes mellitus yang sering terjadi pada anak-anak (penyakit bawaan dari lahir), dikenal juga dengan istilah Diabetes Mellitus Juvenille. Penyebab utamanya adalah

Page 4: Pengaruh Puasa Bagi Penderita Diabetes

kegagalan tubuh untuk memproduksi insulin sehingga kadar gula darah tidak dapat terkontrol oleh tubuh. Dalam istilah awamnya : penderita DM Tipe 1 dilahirkan tanpa insulin.

2.) DM Tipe 2 adalah diabetes mellitus yang sering terjadi pada usia dewasa akibat resistensi insulin. Artinya insulin ditolak oleh sel-sel dalam tubuh sehingga insulin tidak dapat melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya. Dalam istilah awamnya : insulin tidak di PHK (masih bekerja di pabrik) tapi tugas dan wewenangnya dicabut sehingga operasional pabrik sudah lepas dari tanggung jawab insulin.

Akibatnya pada keadaan kadar gula darah yang meningkat, insulin dalam tubuh tidak lagi dapat mengontrol kadar gula darah sehingga kadar gula darah terus meningkat sampai level “bahaya” (Hiperglikemia). Penderita diabetes mellitus tidak akan pernah merasa “kekenyangan” dan akan terus merasa lapar karena tidak ada lagi insulin yang memberikan sinyal kepada otaknya agar yang bersangkutan berhenti makan.

3.) Diabetes Mellitus Gestasional adalah diabetes mellitus yang terjadi pada ibu hamil yang memiliki kadar gula darah yang tinggi saat kehamilan. Hal ini sangat berbahaya dan dapat menjadi pencetus bagi munculnya DM Tipe 2.

#Jadi apa sebenarnya penyebab Diabetes Mellitus Tipe 2?

Obesitas dan makan yang tidak terkontrol masih menduduki peringkat pertama sebagai faktor resiko DM Tipe 2. Makan yang tidak terkontrol akan menyebabkan kerja organ pankreas meningkat dalam menghasilkan insulin. Dalam istilah awamnya : pankreas adalah mesin insulin, semakin berat kerja mesin (tanpa jam istirahat dan perawatan yang cukup) maka akan semakin cepat pula usianya. Manakala terjadi kerusakan selular pada pankreas akibatnya insulin menjadi resisten terhadap sel pada tubuh. Jadi sayangilah pankreas anda dengan cara : kontrol pola makan anda (batasi mengonsumsi junkfood dan makanan yang mengandung glukosa/ gula dalam kadar tinggi) dan rajin berolahraga (untuk maintanance organ pankreas anda). Usahakan untuk selalu mengontrol kadar gula darah anda dalam batas nornal.

Kami tidak mengatakan bahwa anda tidak boleh makan enak.Boleh makan enak tapi batasilah demi menjaga organ pankreas anda :)

#Apa penanganan terbaik bagi penderita Diabetes Mellitus Tipe 2?

Kuncinya adalah mengembalikan kerja insulin pada jalur yang benar. Bagi penderita yang baru terdeteksi mengidap Diabetes Mellitus Tipe 2 biasanya dokter akan memberikan insulin per oral (masuk lewat mulut), tapi bagi penderita diabetes mellitus tahap lanjut biasanya dokter akan memberikan insulin sub cutaneous (suntik bawah kulit) di daerah perut.

Selain dengan menggunakan insulin dari luar, penderita diabetes mellitus tipe 2 juga disarankan untuk menjaga pola makan sehat, seimbang dan teratur. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kadar gula darah agar tetap stabil.

#Jadi apa hubungannya Puasa dengan Diabetes Mellitus Tipe 2?

Page 5: Pengaruh Puasa Bagi Penderita Diabetes

Dari penelusuran berbagai literatur kedokteran, kami tidak menemukan satu literatur pun yang melarang penderita diabetes mellitus untuk berpuasa.Bahkan secara medis ada kalanya penderita diabetes mellitus diharuskan periksa gula darah puasa (yaitu puasa 8 jam ketika malam hari sebelum pagi harinya diperiksa).

Mari kita berpikir secara logika setelah membaca artikel di atas.

Penderita diabetes mellitus harus diusahakan untuk menjaga kadar gula darahnya agar tetap stabil. Kunci utama bagi penderita diabetes mellitus adalah pemberian insulin. Jadi pada keadaan puasa, kadar gula darah penderita diabetes mellitus akan tetap normal dan justru akan terkontrol.

Apakah anda salah satu penderita diabetes mellitus tipe 2? Apakah anda muslim? Apakah anda takut untuk menjalankan ibadah puasa?Setelah membaca artikel ini apakah anda masih takut untuk menjalankan ibadah puasa?

Jawabannya ada pada diri anda sendiri, silahkan anda yang memutuskan.Kami hanya memberikan informasi :)

#Jadi puasa itu sehat dong?

YA! PUASA ITU SEHAT! Karena puasa akan mengontrol gula darah anda selama kurang lebih 13 jam. Walaupun anda bukan penderita Diabetes Mellitus, anda dapat mencegah terjadinya penyakit itu pada diri anda walaupun hanya 30 hari dalam satu tahun. :)

Akhir kata..

SELURUH CREW AYOSEHAT MENGUCAPKAN SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA BULAN RAMADHAN 1431 H (KEPADA YG MENUNAIKAN)

Puasa dan Diabetes   

Page 6: Pengaruh Puasa Bagi Penderita Diabetes

Penderita diabetes boleh berpuasa tidak ya?

Bulan puasa adalah bulan yang ditunggu-tunggu umat muslim untuk semakin mendekatkan diri pada Tuhan, termasuk juga oleh penderita diabetes. Namun, tidak jarang terbersit keraguan apakah orang dengan diabetes bisa berpuasa.

Jawabannya, Ya, asalkan mampu menjaga agar kadar gula darah berada dalam keadaan normal dan tubuh tidak lemas. Mau tahu lebih lanjut bagaimana cara menjalankan ibadah puasa dengan maksimal?Yuk cek info di bawah ini

Tips Ampuh Supaya Kuat Puasa (Juga Untuk Diabetes)

1. Keep Fit!Pastikan ketika menjelang bulan puasa kita berada dalam kondisi sehat dan bugar.Olahraga ringan seperti jogging, berjalan kaki, atau berenang masih boleh dilakukan saat puasa1.Supaya tidak kaget atau mudah lapar saat puasa Ramadan, perut bisa dilatih dengan melakukan puasa sunah 2 kali seminggu. Puasa ini pun dapat dilakukan orang yang hidup dengan diabetes

2. Cukup Makan dan Minum Air PutihPastikan mengkonsumsi cukup makanan dan air putih ketika sahur maupun berbuka puasa. Saat berpuasa kita tidak akan mengkonsumsi apapun selama delapan jam sehingga energi untuk beraktivitas serta kebutuhan cairan tubuh diambil dari cadangan yang tersimpan dalam tubuh2. Untuk panduan pola makan dan jadwalnya, bisa lihat di ulasan di bawah.

3. Vote for Fiber and Protein!Makan makanan yang mengandung banyak serat seperti nasi merah, sayur, buah, atau oatmeal sangat disarankan ketika sahur karena serat bisa memberikan rasa kenyang lebih lama sehingga kita lebih kuat puasa. Bonusnya lagi, serat bisa membantu mengontrol kadar gula darah yang baik untuk manajemen diabetes.Makanan yang mengandung protein seperti ikan, daging, tahu, tempe, dan susu bebas lemak juga baik dikonsumsi untuk memberikan nutrisi ekstra dan membuat kita kuat berpuasa sepanjang hari.

Page 7: Pengaruh Puasa Bagi Penderita Diabetes

4. Time – WiseLamanya jam puasa jadi tidak terlalu terasa bila diisi dengan kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan positif seperti membaca buku, ngobrol bareng teman dan keluarga, menyiapkan hidangan, membaca Al-Quran, atau mendengarkan musik bisa jadi kegiatan yang menyenangkan.Apa kegiatan favoritmu?

Diabetes 101: Tips Agar Gula Darah Tetap Stabil Selama Puasa

Kunci mempertahankan kondisi yang optimal bagi penderita diabetes yaitu dengan manajemen 3J: Jenis, jumlah, dan jadwal. Hal ini berlaku pula ketika orang dengan diabetes ingin berpuasa.

Tips ampuh menjaga kadar gula darah stabil bagi diabetes selama bulan puasa:

Diabetes Tips #1: Jenis Makanan dengan Nilai Indeks Glikemik RendahGlikemik indeks (GI) merupakan angka yang menunjukkan kemampuan makanan untuk meningkatkan kadar gula darah3. Semakin tinggi angka GI, semakin besar kemampuan makanan tersebut meningkatkan kadar gula darah. Untuk menjaga kadar gula darah tetap normal bagi diabetes, disarankan memilih makanan dengan nilai Indeks Glikemik rendah.Contoh makanan dengan nilai Indeks Glikemik rendah:• Sereal gandum utuh• Ubi• Nasi beras merah• Buah (semangka, jeruk, apel, salak, pir, kiwi)• Sayuran hijau (bayam, kangkung, daun singkong, poh-pohan, mentimun)

Diabetes Tips #2: JumlahUntuk memenuhi kebutuhan energi, bisa konsumsi makanan dengan perbandingan 40% energi untuk sahur, 10%-20% untuk berbuka puasa, dan 40% setelah tarawih.Tips: langsung berbuka dengan banyak makanan bisa berakibat kurang baik untuk penderita diabetes. Lebih sehat: berbuka dengan sedikit makanan baru dilanjutkan makan agak banyak setelah tarawih untuk mencegah kadar gula darah yang terlalu bervariasi. Setuju?

Diabetes Tips #3: JadwalJadwal untuk sahur dan berbuka sangat penting untuk menghindari kondisi hipoglikemi (gula darah sangat rendah) maupun hiperglikemi (gula darah berlebih).Tips menjaga jadwal makan untuk penderita diabetes yang berpuasa:

o Makan sahur mendekati waktu imsako Berbuka puasa tepat waktu dengan buah kurma segar, pisang, atau es buah bebas gula 

(cek resepnya di http://www.tropicanaslim.com/es-buah-cocopandan-ala-tropicana-slim)

o Makan dengan porsi sedang setelah salat tarawih untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil selama tidur.

Page 8: Pengaruh Puasa Bagi Penderita Diabetes

Diabetes Notes: Pengobatan

Perlu diperhatikan apakah penderita diabetes sedang mengonsumsi jenis obat diabetes yang memiliki efek menurunkan gula darah secara lambat.Hal tersebut meningkatkan risiko penderita diabetes mengalami hipoglikemi saat sedang berpuasa2. Sangat disarankan bagi orang dengan diabetes untuk secara berkala memantau kadar gula darahnya setiap hari ketika ingin berpuasa2.

Puasa? YA atau TIDAK Berpuasa bagi Diabetes

Sebaiknya penderita diabetes tidak memaksakan berpuasa jika mengalami salah satu dari kondisi di bawah ini1,2:

Mengalami hipoglikemik (gula darah sangat rendah) yang ditandai dengan pusing, berkeringat, dan kebingungan

Mengalami hiperglikemik (gula darah sangat tinggi) Mengalami DKA (Diabetic Ketoasidosis) yaitu kelebihan senyawa keton yang ditandai dengan 

muntah-muntah atau dehidrasi Mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh

Semoga informasi di atas bisa berguna untuk mendukung puasa kalian di bulan penuh berkah ini (juga untuk orang dengan diabetes). Amin

References1. Diabetes Care 28 (9): 2305-2311.2. Ramadan Health Guide: A Guide to Healthy Fasting. 2007.3. Indeks Glikemik Pangan. 2004.

Penderita Diabetes Berpuasa? Boleh saja   

Page 9: Pengaruh Puasa Bagi Penderita Diabetes

Apakah diabetesi boleh berpuasa?Bulan puasa merupakan saat yang tepat untuk lebih dekat dengan Tuhan yang Maha Kuasa.Semua orang dapat berpuasa, begitu juga dengan diabetesi. Penderita diabetes tipe 1 boleh saja berpuasa, tapi agar terhindar dari masalah kesehatan lainnya, sebaiknya diabetesi tetap memperhatikan beberapa kondisi berikut ini:

1. HipoglikemikHipoglikemik (hypoglycemia) merupakan kondisi saat kadar gula darah pada penderita diabetes sangat rendah. Seorang diabetesi dikatakan terkena hypoglycemia yaitu ketika gula darah mencapai <70 mg/dL, yang ditandai dengan kelaparan, kepala pusing, badan lemas, dll. Hal ini dapat terjadi ketika beraktivitas cukup tinggi tanpa mengonsumsi makanan apapun sehingga tidak adanya sumber energi yang masuk ke dalam tubuh. Hal ini menyebabkan kurangnya gula darah dan kadar gula darah menjadi sangat rendah. Selain itu, pada diabetesi tipe 1 yang berpuasa, hormon glukagon yang berfungsi untuk meningkatkan kadar gula darah juga tidak berfungsi semestinya, sehingga dapat terjadi hipoglikemik ini. 

2. HiperglikemikHiperglikemik adalah kondisi saat kadar gula darah pada penderita diabetes menjadi sangat tinggi. Hiperglikemik bisa terjadi karena ketika berpuasa, tubuh akan kekurangan gula darah akibat tidak adanya makanan. Hal ini kemudian akan memicu hormon glukagon untuk memecah cadangan karbohidrat dalam tubuh menjadi gula darah. Namun demikian, yang terjadi adalah terlalu banyak karbohidrat yang terpecah menjadi gula darah. Selain itu, respon tubuh yang lain akibat kerja hormon glukagon adalah memancing tubuh untuk meningkatkan produksi gula darah sehingga justru akan menjadi berlebihan. Ketika kadar gula darah menjadi terlalu tinggi, hal ini lah yang disebut hiperglikemik. Tentunya, kondisi hiperglikemik ini juga berbahaya bagi diabetesi terutama diabetesi tipe 1.

3. DKA (Diabetic Ketoasidosis)DKA juga terjadi bersamaan dengan hiperglikemik, yaitu ketika tubuh kekurangan gula darah, tubuh juga mencari sumber energi lain yaitu dengan meningkatkan oksidasi asam lemak tubuh sebagai sumber energi. Namun demikian, sebagai akibatnya, terjadi pembentukan senyawa lain yaitu senyawa keton. Senyawa ini dalam jumlah yang banyak akan mengganggu keseimbangan pH dan asam basa dalam darah. Jika terjadi dalam waktu yang lama biasanya ditandai dengan muntah-muntah ataupun dehidrasi. Umumnya, DKA terjadi pada diabetesi tipe 1 akibat berkurangnya suntikan insulin, karena dianggap tidak perlu sebagai akibat berpuasa (tidak adanya asupan makanan, sehingga dianggap tidak perlu suntikan insulin).

4. DehidrasiKetika berpuasa, otomatis terjadi penurunan asupan jumlah cairan tubuh, dan jika terjadi pada 

Page 10: Pengaruh Puasa Bagi Penderita Diabetes

waktu yang lama, akan berpotensi tingkatkan dehidrasi. Ditambah lagi, jika cuaca panas yang tentu saja akan meningkatkan pengeluaran keringat dari dalam tubuh.

Dengan demikian, penderita diabetes boleh saja berpuasa, namun sebaiknya memberikan perhatian khusus dalam hal nutrisinya. Untuk mengetahui tips and trick dalam berpuasa, coba cek artikel.

ReferensiAl-Arouj, Monira., et al. 2005. Recommendation for Management of Diabetes During Ramadan. Diabetes Care 28 (9): 2305-2311.

Tips & Trik Berpuasa bagi Penderita Diabetes   

Jika Anda seorang diabetesi dan ingin tetap berpuasa, pastinya Anda perlu tips dan trik khusus untuk menghadapi puasa Anda. And, how to do it? Check this out!

Page 11: Pengaruh Puasa Bagi Penderita Diabetes

#1.Bagi diabetesi tipe 1Berpuasa memang ibadah yang sangat berharga, sayangnya diabetesi tipe 1 lebih disarankan untuk tidak berpuasa.Hal ini berhubungan dengan kecenderungan tingginya resiko diabetesi tipe 1 untuk terkena gangguan kesehatan dibandingkan tipe 2, terutama jika masih bergantung pada suntikan insulin.Oleh karena itu, jika Anda diabetesi tipe 1 dan tetap ingin berpuasa, ada baiknya jika Anda konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Anda. Hal yang terpenting adalah monitoring, penyesuaian dosis, serta waktu suntikan insulin untuk mendapatkan kadar gula darah yang optimal dan menghindari baik hiperglikemik maupun hipoglikemik.

#2.Bagi diabetesi tipe 2Bagi diabetesi tipe 2 yang sudah terbiasa mengatur pola makannya, biasanya mengikuti puasa masih boleh dilakukan.Namun demikian, tetap saja ada kemungkinan terjadinya hiperglikemik setelah sahur ataupun berbuka jika makanan yang dikonsumsi berlebihan terutama untuk kandungan gula dan lemaknya. Membagi jumlah kalori dari makanan yang dikonsumsi menjadi 3 porsi yang lebih kecil saat masa tidak berpuasa (misalnya saat berbuka) akan membantu menghindari gejala hiperglikemik. Tetap konsumsi makanan dengan karbohidrat kompleks dan hindari konsumsi makanan yang tinggi lemak.Saat berbuka, cukup konsumsi sedikit saja makanan yang manis-manis untuk mengembalikan energi yang hilang, namun tidak berlebihan. Untuk tetap mendapatkan rasa manis, Anda dapat menggunakan pemanis rendah kalori Tropicana Slim yang bebas gula.

Selain itu, juga tetap lakukan aktivitas fisik secara teratur. Latihan yang dilakukan harus dimodifikasi baik intensitas maupun waktunya untuk menghindari terjadinya gejala hipoglikemik, sebagai contoh: waktu berolahraga yang tepat adalah sekitar 2 jam setelah sahur dengan intensitas sedang. Jika Anda diabetesi tipe 2 yang menggunakan obat-obatan tertentu ataupun suntikan insulin, akan lebih baik untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter Anda untuk hasil yang lebih optimal.

ReferensiAl-Arouj, Monira., et al. 2005. Recommendation for Management of DiabetesDuring Ramadan. Diabetes Care 28 (9): 2305-2311.

VIVAlife - Jelang Ramadan, bagi Anda umat muslim pasti sudah mempersiapkan diri untuk menjalankan ibadah puasa. Puasa memang memiliki dampak positif bagi kesehatan.Tapi, bagi Anda penderita diabetes atau darah tinggi sebaiknya konsultasikan terlebih dulu.

Page 12: Pengaruh Puasa Bagi Penderita Diabetes

Tentunya agar gula dan tekanan darah bisa terkontrol.Mengingat, selama berpuasa Anda tak boleh mengkonsumsi apapun termasuk obat pengontrol tekanan darah dan gula sejak Subuh hingga waktu Magrib.

"Penderita hipertensi dan diabetes jauh-jauh hari sebelum bulan Ramadan harus sudah memeriksakan diri ke dokter. Tentunya ini untuk mengetahui kadar glukosa dan tekanan darah dalam tubuh," ujar dr. Purwita, Sp.PD-KGer, ahli penyakit dalam orang lanjut usia,  saat ditemui di Ruang Pertemuan Sekretariat PB IDI, Jakarta Pusat, Selasa 2 Juli 2013.

Menurutnya, saat tak berpuasa saja, tekanan darah dan gula darah sangat mungkin dapat melonjak naik atau sebaliknya.Sehingga, ketika berpuasa, perlu adanya penanganan atau pengontrolan yang baik.

"Ketika pasien memeriksakan diri ke dokter, maka dokter akan memberikan obat minum atau suntik untuk mengontrolnya. Namun, akan ada perubahan pada waktu konsumsinya. Misal, biasa di minum pagi hari akan bergeser ke sahur. Malam hari akan bergeser pada waktu buka puasa," kata dr. Purwita.

Baik gula darah dan tekanan darah selama berpuasa memang harus dikontrol dengan baik. Karena, ketika puasa proses metabolisme dalam tubuh berjalan lambat. Efeknya adalah penumpukan lemak dapat terjadi lebih cepat.

Oleh karena itu, bagi penderita hipertensi harus menjaga pembuluh darah agar tekanannya selalu terkontrol.Saat puasa sangat dianjurkan untuk mengurangi konsumsi garam, perbanyak serat, dan mengurangi konsumsi lemak. Sementara bagi penderita diabetes dianjurkan untuk mengontrol gula darah dengan mengurangi konsumsi makanan manis ketika berbuka. (eh)

Fasting Safely With DiabetesFasting when you have diabetes can be risky. Working with your health care provider is a must.By Kristen Stewart

Medically reviewed by Lindsey Marcellin, MD, MPH

Page 13: Pengaruh Puasa Bagi Penderita Diabetes

Follow Us on Twitter

Get the latest health facts, tips, and advice. @EverydayHealth

Related Articles

Diabetes All Articles    Type 2 Diabetes Related Conditions    Type 2 Diabetes And The Risk Of Nerve Damage   

Drugs

Humalog    Glipi Zide Metformin    Glyset   

Fasting can be a challenge for anyone, but it can be especially difficult for someone with diabetes. As any diabetic knows, successful blood sugar management relies on healthy meals eaten at regularly spaced intervals. So what happens when one or more meals need to be skipped for religious reasons or because of a medical or dental procedure?

Each individual's situation is different, so consultation with your physician is crucial. That said, there are some general guidelines that can help when it comes to fasting with diabetes.

Diabetes and Fasting: Does Type Matter?

Whether you have type 1 or type 2 diabetes, fasting needs to be approached with care. "Fasting should be rare if you have diabetes because an individual with type 1 or type 2 on oral medication can experience hypoglycemia (low blood sugar)," says Amy Kranick, a certified diabetes educator with Diabetes Care Club in Nashville, Tenn. Risks from low blood sugar include seizure, coma, or even death if left untreated.

On the other hand, depending on the individual, fasting without using insulin can result in high blood sugars or in diabetic ketoacidosis (a serious diabetes complication caused by blood build-up of acids called ketones). Dehydration is another fear if fluids are avoided during the fast.

Diabetes and Fasting: Does the Reason Make a Difference?

That being said, people with diabetes may want or need to fast for a variety of reasons, and the length of the fast can affect what actions you need to take. Here are some examples:

Religious reasons. Some people with diabetes may want to fast for religious observances such as Yom Kippur or Ramadan. Given the risky nature of fasting with diabetes, this isn't necessarily a good idea. "Both [Judaism and Islam] have guidelines that exempt those people who will be affected with harmful health consequences by fasting," says Toby Smithson, RD, certified 

Page 14: Pengaruh Puasa Bagi Penderita Diabetes

diabetes educator in Buffalo Grove, Ill., and a spokesman for the American Dietetic Association. "In the Jewish religion, it is considered a mitzvah (a good deed) if one must eat for health reasons." 

If you're determined to fast, consult with your doctor or diabetes educator to put a plan in place at least a month or two before the actual fast. Medication dosage should be discussed, as well as how often to test your blood sugar and what to do if your blood sugar is too low or too high. 

Also, keep in mind that the fasting itself may not be the only issue to plan for. Medication timing is also important. "During religious fasts you may be able to eat a meal at various times (pre-dawn or sunset), which can affect when you need to take insulin or oral medication to control your blood sugars," says Megan Robinson, MS, RD, a certified diabetes educator at the Children's Hospital of Philadelphia. 

Medical tests or procedures. Sometimes fasting is unavoidable, as in the case of medical or surgical procedures and certain lab tests. "This type of fast is short-term and poses much less risk than a prolonged fast such as Ramadan," says Constance Brown-Riggs, RD, a certified diabetes educator with a private practice in Massapequa, N.Y., and author of The African American Guide to Living Well with Diabetes. "Your health care provider will give specific instructions based on the type of test and how your diabetes is managed." Also, try to schedule your appointment as early as possible in the morning to prevent a longer fast, and bring food with you to eat as soon as the procedure is complete and you are cleared to eat. 

Stay Safe While Fasting With Diabetes

Ultimately, whatever the reason, the most important advice is to fast smart. "Know the signs and symptoms of hyperglycemia and hypoglycemia," says Brown-Riggs. "Stop the fast immediately if blood glucose levels exceed 300 mg/dl or drop lower than 70 mg/dl."

More ways to protect yourself while fasting:

Learn the appropriate treatment for low or high blood sugar, including use of glucose tablets, glucose gels, or glucagon injections. 

During the fast, test your blood glucose levels more frequently.  Wear a diabetes medical alert ID bracelet.  Keep emergency contact information where others can find it. 

Finally, don't do anything without first consulting your doctor or diabetes educator.