PENGARUH PROGRAM PELATIHAN PRISAI (PERILAKU IBU …journalstikesmp.ac.id/filebae/JURNAL SEPTI...

17
Volume 4, Nomor 1, Juni 2016 55 PENGARUH PROGRAM PELATIHAN PRISAI (PERILAKU IBU SAYANG BAYI) TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM MENSTIMULASI TUMBUH KEMBANG BAYI 0−6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAJADI KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2015 Septi Ardianty PSIK STIKes Muhammadiyah Palembang Email : [email protected] ABSTRAK Ibu merupakan seseorang yang memiliki peran penting dalam sejarah tumbuh kembang seorang bayi. Pengetahuan dan sikap seorang ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang bayi merupakan salah satu upaya agar tumbuh kembang bayi berjalan secara optimal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh sebelum dan setelah Program Pelatihan PRISAI (Prilaku Ibu Sayang Bayi) dalam menstimulasi tumbuh kembang bayi usia 0−6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajadi Kabupaten Banyuasin. Metode penelitian quasi experiment pre-test and post-test with control group design. Sebanyak 44 kelompok intervensi dan 44 kelompok kontrol populasi ibu yang memiliki bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajadi Kabupaten Banyuasin. Pengelompokkan dilakukan berdasarkan pengocokan koin. Kelompok intervensi mendapatkan Program Pelatihan PRISAI (Perilaku Ibu Sayang Bayi) di Puskesmas Sukajadi, selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan paired t- test dan independen t-test. Hasil penelitian ini adalah Program Pelatihan PRISAI (Perilaku Ibu Sayang Bayi) secara signifikan tidak meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu pada kelompok kontrol (p=0,09), dan secara signifikan meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu pada kelompok Intervensi (p= 0,001). Terdapatnya perbedaan bermakna pada pengetahuan ( p= 0,001) dan sikap ibu (p=0,001) sesudah Program Pelatihan PRISAI (Perilaku Ibu Sayang Bayi) dalam menstimulasi tumbuh kembang bayi 0-6 bulan pada kelompok intervensi dan kontrol. Perawat komunitas dapat mengintegrasikan Program pelatihan PRISAI (Perilaku Ibu Sayang Bayi) ke Program Puskesmas sebagai upaya promotif dan preventif tumbuh kembang bayi. Kata Kunci : Bayi, Ibu, Pengetahuan, Pelatihan Perilaku, Sikap, Tumbuh Kembang. ABSTRACT Mother is a person who has a role in the golden age period of a healthy baby. Knowledge and attitude of a mother towards infant growth stimulation are one way that infant growth running optimally. The purpose of this study was to determine the effect before and after the training of PRISAI program (Perilaku Ibu Sayang Bayi) on knowledge and attitude of mothers in stimulating the growth and development of infants 0-6 months in Puskesmas Sukajadi district area Kabupaten Banyuasin. Research method used quasi-experiment study with a pre-test and post-test control group design. Forty four subject of the intervention group and forty four subject of the control group were puposive selected from population of infants not exclusively breastfed in the Puskesmas Sukajadi Kabupaten Banyuasin.The grouping done by shaking the coin. The intervention group received training of PRISAI programs at Puskesmas Sukajadi, then the data were analyzed using paired t-test and independent t-test. Results of this study revealed the training of PRISAI program (Perilaku Ibu Sayang Bayi) did not significantly increase the knowledge and attitude of mothers in the control group (p = 0.09), and significantly improve the knowledge and attitudes of mothers in the intervention group (p = 0.001 ). presence of significant differences in knowledge (p = 0.001) and maternal attitude (p = 0.001) after the training of PRISAI program in stimulating the growth and development of infants 0-6 months in the intervention groups and control groups. Community nurses could integrate training programs PRISAI into community health center program as a promotive and preventive infant growth and development . Keywords: Attitude, Baby, Behavior, Development, Growth, Knowledge, Mother, Training.

Transcript of PENGARUH PROGRAM PELATIHAN PRISAI (PERILAKU IBU …journalstikesmp.ac.id/filebae/JURNAL SEPTI...

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

55

PENGARUH PROGRAM PELATIHAN PRISAI (PERILAKU IBU SAYANG BAYI) TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM MENSTIMULASI TUMBUH

KEMBANG BAYI 0−6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAJADI KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2015

Septi Ardianty PSIK STIKes Muhammadiyah Palembang

Email : [email protected] ABSTRAK

Ibu merupakan seseorang yang memiliki peran penting dalam sejarah tumbuh kembang seorang bayi. Pengetahuan dan sikap seorang ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang bayi merupakan salah satu upaya agar tumbuh kembang bayi berjalan secara optimal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh sebelum dan setelah Program Pelatihan PRISAI (Prilaku Ibu Sayang Bayi) dalam menstimulasi tumbuh kembang bayi usia 0−6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajadi Kabupaten Banyuasin. Metode penelitian quasi experiment pre-test and post-test with control group design. Sebanyak 44 kelompok intervensi dan 44 kelompok kontrol populasi ibu yang memiliki bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajadi Kabupaten Banyuasin. Pengelompokkan dilakukan berdasarkan pengocokan koin. Kelompok intervensi mendapatkan Program Pelatihan PRISAI (Perilaku Ibu Sayang Bayi) di Puskesmas Sukajadi, selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan paired t-test dan independen t-test. Hasil penelitian ini adalah Program Pelatihan PRISAI (Perilaku Ibu Sayang Bayi) secara signifikan tidak meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu pada kelompok kontrol (p=0,09), dan secara signifikan meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu pada kelompok Intervensi (p= 0,001). Terdapatnya perbedaan bermakna pada pengetahuan (p= 0,001) dan sikap ibu (p=0,001) sesudah Program Pelatihan PRISAI (Perilaku Ibu Sayang Bayi) dalam menstimulasi tumbuh kembang bayi 0-6 bulan pada kelompok intervensi dan kontrol. Perawat komunitas dapat mengintegrasikan Program pelatihan PRISAI (Perilaku Ibu Sayang Bayi) ke Program Puskesmas sebagai upaya promotif dan preventif tumbuh kembang bayi. Kata Kunci : Bayi, Ibu, Pengetahuan, Pelatihan Perilaku, Sikap, Tumbuh Kembang. ABSTRACT Mother is a person who has a role in the golden age period of a healthy baby. Knowledge and

attitude of a mother towards infant growth stimulation are one way that infant growth running optimally. The purpose of this study was to determine the effect before and after the training of

PRISAI program (Perilaku Ibu Sayang Bayi) on knowledge and attitude of mothers in stimulating

the growth and development of infants 0-6 months in Puskesmas Sukajadi district area Kabupaten Banyuasin. Research method used quasi-experiment study with a pre-test and post-test control

group design. Forty four subject of the intervention group and forty four subject of the control group

were puposive selected from population of infants not exclusively breastfed in the Puskesmas Sukajadi Kabupaten Banyuasin.The grouping done by shaking the coin. The intervention group

received training of PRISAI programs at Puskesmas Sukajadi, then the data were analyzed using paired t-test and independent t-test. Results of this study revealed the training of PRISAI program

(Perilaku Ibu Sayang Bayi) did not significantly increase the knowledge and attitude of mothers in

the control group (p = 0.09), and significantly improve the knowledge and attitudes of mothers in the intervention group (p = 0.001 ). presence of significant differences in knowledge (p = 0.001)

and maternal attitude (p = 0.001) after the training of PRISAI program in stimulating the growth and

development of infants 0-6 months in the intervention groups and control groups. Community nurses could integrate training programs PRISAI into community health center program as a

promotive and preventive infant growth and development . Keywords: Attitude, Baby, Behavior, Development, Growth, Knowledge, Mother, Training.

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

56

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan sebagai

bagian dari upaya membangun manusia

seutuhnya antara lain diselenggarakan

melalui upaya kesehatan anak yang

dilakukan sedini mungkin sejak anak masih

di dalam kandungan. Upaya kesehatan

anak dilakukan seorang ibu sebelum dan

semasa hamil hingga melahirkan, ditujukan

untuk menghasilkan keturunan yang sehat

dan lahir dengan selamat (intact survival).

Di Indonesia jumlah balita yaitu sekitar 10

persen dari seluruh populasi, maka

sebagai calon generasi penerus bangsa,

kualitas tumbuh kembang balita di

Indonesia perlu mendapat perhatian serius

yaitu mendapat gizi yang baik, pemantauan

tumbuh kembang, penanganan anak sakit

hal ini diupayakan untuk melindungi anak

indonesia dari kesakitan dan kematian12.

Angka Kematian Bayi (AKB) di

Indonesia mencapai 2/3 dari total angka

kematian bayi dan balita, selain itu

masalah kesehatan anak di Indonesia

masih didominasi oleh tingginya angka

kematian bayi dan balita serta prevalensi

balita gizi kurang. Satu dari 23 anak

meninggal dunia sebelum usia lima tahun

di tiga Propinsi Indonesia Timur dan 40%

atau satu dari tiga anak balita di daerah

pedesaan terlambat pertumbuhannya20.

Faktor yang dapat berpengaruh pada

tumbuh kembang bayi adalah pemenuhan

kebutuhan gizi bayi 0−6 bulan.

Kebutuhan ini mutlak diperoleh melalui Air

Susu Ibu (ASI) bagi bayi dengan ASI

eksklusif3,. Berdasarkan hasil penelitian

bahwa bayi yang mendapat ASI dengan

durasi 6 bulan atau lebih memiliki

ketahanan hidup yang paling baik

dibanding bayi yang tidak mendapatkan

ASI eksklusif, sehingga berpengaruh

terhadap tugas tumbuh kembang bayi

dan balita selanjutnya14. Pemberian ASI

bukan hanya semata memenuhi

kebutuhan fisik biologis tetapi juga

berdampak pada aspek pemberian kasih

sayang, rasa aman serta akan

meningkatkan ikatan ibu dan anak

didalam keluarga yang merupakan hal

penting dalam optimalisasi tumbuh

kembang bayi 9.

Tumbuh kembang bayi

membutuhkan stimulasi yang tepat yang

dilakukan oleh ibu atau anggota

keluarga, dengan harapan pertumbuhan

bayi dan balita menjadi optimal. Resiko

masalah tumbuh kembang bayi dapat

terjadi salah satunya dipengaruhi oleh

perilaku pengasuhan bayi dan balita

sejak dini. Perilaku pengasuhan bayi

membutuhkan pengetahuan dan sikap

yang sesuai dengan tahapan tumbuh

kembang bayi sehingga perkembangan

bayi dapat terpantau secara optimal

(Klaus and Kennel dalam2). Orang tua

khususnya ibu merupakan orang yang

pertama dan utama bagi seorang bayi,

peran seorang ibu sangat penting

terutama sebagai agen kesehatan bagi

anak dan keluarga dalam upaya

memenuhi kebutuhan asah, asuh, asih

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

57

pada bayi, oleh karena itu setiap ibu yang

memiliki bayi memerlukan pengetahuan,

sikap dan keterampilan yang benar dalam

memberikan perawatan pada bayi5.

Berdasarkan studi pendahuluan di

Desa Sukajadi masih banyak

ditemukan pengasuhan bayi yang kurang

upaya stimulasi, dan hasil wawancara yang

dilakukan kepada 11 dari 14 orang ibu-ibu

mengatakan tidak mengetahui tentang

stimulasi tumbuh kembang bayi dan tidak

mengetahui sikap yang sesuai dengan

tahapan tumbuh kembang bayi, dua orang

ibu mengatakan pernah mengetahui

stimulasi tumbuh kembang bayi dari

petugas kesehatan di Puskesmas ketika

ibu bertanya tentang masalah

keterlambatan berjalan yang dialami oleh

anaknya. Berdasarkan wawancara kepada

11 ibu-ibu semua menjawab belum pernah

mengikuti pelatihan tentang tumbuh

kembang dan semua responden

mengatakan penting mengetahui dan

bersikap yang benar terhadap tumbuh

kembang bayi, terdapat satu orang ibu

yang menyampaikan kekhawatiranya

karena anak pertamanya berusia 4 tahun

belum mampu berbicara dengan lancar

seperti anak-anak lainya dan dua orang ibu

mengatakan anaknya usia 2 tahun belum

dapat berjalan. Berdasarkan hasil

pengamatan peneliti di Desa Sukajadi

Kabupaten Banyuasin, terdapat dua dari

enam anak-anak usia balita mengalami

keterlambatan dalam berbicara dan

interaksi sosial, dari hasil wawancara

kepada orang tua, riwayat anak tidak

mendapatkan ASI eksklusif dan anak

tidak dibawa ke puskesmas untuk

mendapatkan pelayanan tumbuh

kembang, perawatan anak hanya

dilakukan ibu di rumah tanpa bantuan

dari saudara dan keluarga.

Pemantauan tumbuh kembang

bayi, di setiap daerah menjadi dasar

penilaian kondisi kesehatan bayi dan

anak di tiap wilayah, penilaian tersebut

dilihat dari cakupan kunjungan bayi.

Cakupan kunjungan bayi pada tahun

2012 menunjukkan bahwa terdapat 15

Provinsi (45,5%) di Indonesia telah

memenuhi Target Renstra 2012 yaitu

86%. Provinsi Sumatera Selatan

termasuk Provinsi yang belum mencapai

Target Renstra dengan capaian 78,24%,

dan termasuk 12 Provinsi terendah

dengan cakupan pelayanan kesehatan

bayi. Dari 15 Kabupaten/kota di

Sumatera Selatan ada 5 Kabupaten/Kota

yang mencapai Target Renstra 2012.

Kabupaten Banyuasin (72,91%)

termasuk dari 10 Kabupaten yang belum

mencapai Target Renstra 201212.

Kabupaten Banyuasin Sumatera

Selatan terutama di Wilayah Kerja

Puskesmas Sukajadi memiliki tingkat

pertumbuhan kesehatan cukup rendah

khususnya kepedulian orang tua (ibu)

terhadap perawatan kesehatan dan

tumbuh kembang bayi ini dapat dilihat

dari kunjungan bayi dan balita hanya

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

58

62% dari target 86% yang ingin dicapai

pemerintah, demikian juga dengan

cakupan deteksi dini tumbuh kembang bayi

dan balita sebesar 60,56% dari 81% target.

dan cakupan ASI yang hanya mencapai

44% dari target 80% yang ingin dicapai

pemerintah17.

Berdasarkan hasil studi

pendahuluan dapat disimpulkan bahwa

kemampuan dalam menstimulasi tumbuh

kembang bayi membutuhkan suatu

keterampilan yang dapat dipelajari memalui

pendidikan kesehatan salah satunya

adalah dengan pelatihan menstimulus

tumbuh kembang bayi dan juga ditemukan

ibu-ibu yang belum mengetahui

pengetahuan dan sikap stimulasi tumbuh

kembang bayi, hal ini sesuai dengan

pernyataan4&8, bahwa pendidikan dan

latihan memberikan dampak positif

terhadap peningkatan pengetahuan dan

kemampuan praktik dalam merawat bayi.

Penelitian lain dengan menggunakan

program pelatihan yang dilakukan oleh

Ervika (2005) melibatkan ibu yang aktif

memberikan ASI dan melibatkan bayi pada

penelitian dan menggunakan fasilitas

kesehatan dalam setting dengan

pelaksanaan penelitian kurang dari 12

minggu dengan hasil penelitian tidak

didaptkan hasil yang signifikan

berpengaruh terhadap peningkatan

penggetahuan, sikap dalam

menanggulangi masalah tumbuh kembang

yang terjadi pada bayi. Program pelatihan

dalam menstimulasi tumbang kembang

bayi merupakan bentuk aplikasi praktek

keperawatan keluarga dengan

melibatkan ibu sebagai

anggota keluarga yang berperan besar

dalam memberikan perawatan bayi.

Pelatihan mengajarkan pada ibu-ibu

suatu keterampilan dalam menstimulasi

pertumbuhan dan perkembangan bayi

dan memberikan lembar lembar evaluasi

perkembangan bayi di rumah. Program

pelatihan ini berbeda dengan program

pelatihan yang telah ada karena program

pelatihan ini diharapkan dapat

mengantisipasi kondisi yang telah terjadi

di masyarakat dengan banyaknya ibu-ibu

yang tidak memberikan ASI eksklusif

kepada bayi yang berpengaruh terhadap

daya tahan tubuh bayi untuk mencapai

perkembagan yang optimal dengan

memberikan lembar evaluasi

perkembangan bayi dengan harapan

menambah pengetahuan ibu suatu

keterampilan pengasuhan yang tepat

dan ibu-ibu dapat memberikan sikap

yang tepat dalam mestimulasi tumbuh

kembang sejak usia bayi

Pelatihan ini mengacu pada

program stimulasi tumbuh kembang bayi

dan balita. Deteksi Dini Tumbuh

Kembang (DDTK) oleh Kementerian

Kesehatan RI (2011), serta program

intervensi maslah tumbuh kembang anak

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

59

yang diselenggarakan oleh Evergreen

Psychoteray Center Growth and

Development Training (2004).

pemantauan pertumbuhan dan

perkembangan bayi bagi orang tua

khususnya ibu dengan menggunakan KMS

(Kartu Menuju Sehat) untuk bayi dan balita

upaya ini digunakan untuk mengetahui

adanya penyimpangan termasuk tindak

lanjut terhadap keluhan orang tua tentang

masalah pertumbuhan dan perkembangan

bayi dan berguna untuk penemuan dan

intervensi lebih awal terhadap

penyimpangan kasus tumbuh kembang.

Program pelatihan ini juga dapat

menguatkan ikatan ibu dan bayi yang

mengajarkan ibu untuk lebih responsif,

sensitif, konsisten dan perperilaku dalam

pemeliharaan fisik bayi. Program pelatihan

ini dirancang menggunakan teori

experiential learning yaitu menerapkan

action theory terhadap pengalaman pribadi

ibu kemudian secara terus-menerus

memodifikasi pengalaman tersebut agar

efektifitasnya meningkat 10.

Pelatihan ini diberi nama program pelatihan

PRISAI “Perilaku Ibu Sayang Bayi”

ditujukan pada ibu-ibu yang tidak

memberikan ASI eksklusif pada bayi usia

0−6 bulan. Program ini dirancang fokus

pada beberapa hal pertama identifikasi

masalah tumbuh kembang pada bayi sejak

dini, dengan meningkatkan pengetahuan

ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang

bayi dan kedua meningkatkan sikap ibu

dalam menstimulasi tumbuh kembang

bayi serta membantu ibu mencari solusi

yang tepat terhadap masalah tumbuh

kembang yang terjadi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh Program Pelatihan

PRISAI (Perilaku Ibu Sayang Bayi)

terhadap pengetahuan dan sikap ibu

pada kelompok kontrol dan kelompok

intrevensi dalam menstimulasi tumbuh

kembang bayi 0−6 bulan di Wilayah

Kerja Puskesmas Sukajadi Kabupaten

Banyuasin.

METODELOGI PENELITIAN

Rancangan penelitian ini adalah

penelitian quasi experiments dengan

menggunakan desain penelitian dua

kelompok yaitu kelompok intervensi dan

kelompok kontrol yang dilakukan pre-test

dan post-test pada masing-masing

kelompok. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengaruh

sebelum dan sesudah Program Pelatihan

PRISAI (Perilaku Ibu Sayang Bayi)

antara kelompok kontrol dan kelompok

intervensi terhadap pengetahuan dan

sikap ibu dalam menstimulasi tumbuh

kembang bayi 0−6 bulan di Wilayah

Kerja Puskemas Sukajadi Kabupaten

Banyuasin.

Kelompok kontrol tidak menerima

intervensi, sedangkan kelompok

intervensi menerima Program Pelatihan

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

60

PRISAI (Perilaku Ibu Sayang Bayi). Kedua

kelompok tersebut dilakukan pre-test,

kemudian dilanjutkan pemberian intervensi

pada kelompok intervensi. Setelah

pelatihan selesai dilakukan, pada kedua

kelompok tersebut dilakukan post-test.

Jumlah populasi dalam penelitian ini

adalah 210 orang yaitu seluruh ibu–ibu

yang memiliki bayi usia 0−6 bulan yang

tidak memberikan ASI eksklusif di Wilayah

Kerja Puskesmas Sukajadi Kabupaten

Banyuasin pada periode Juni

– Desember 2013. Teknik pengambilan

sampel pada penelitian ini dengan

menggunakan teknik purpossive sampling

sesuai dengan kriteria inklusi, yang

dikelompokkan menjadi kelompok

kontrol dan kelompok intervensi

berdasarkan pengocokan koin sesuai

dengan jumlah 44 kelompok kontrol dan 44

kelompok intervensi.

Analisis data penelitian ini adalah

Analisis data deskriptif untuk

menggambarkan karakteristik responden

dan karakteristik bayi. Variabel

dipersentasikan dalam persentase dan

frekuensi jika data berbentuk nominal dan

ordinal, bila dalam bentuk interval dan rasio

maka data dipersentasikan dalam bentuk

mean dan standar deviasi karena data

berdistribusi normal dan Analisis data

inferensial yaitu untuk mengetahui

pengaruh Program Pelatihan PRISAI

(Perilaku Ibu Sayang Bayi) terhadap

pengetahuan dan sikap ibu dalam

menstimulasi tumbuh kembang bayi.

Sebelum dilakukan analisis dilakukan uji

asumsi dan uji normalitas data terlebih

dahulu. Uji normalitas data yang

digunakan adalah dengan menghitung

nilai skewness serta nilai kurtosis.

Selanjutnya peneliti menggunakan uji

parametrik paired t test untuk

mengetahui skor pengetahuan dan sikap

ibu untuk masing-masing kelompok

(kelompok intervensi dan kelompok

kontrol) dan untuk penilaian uji

perbandingan dua skor kelompok

intervensi dan kelompok kontrol maka

digunakan uji independen samples t test.

PEMBAHASAN

Hasil Analisis Data Desktiptif

Hasil analisis deskriptif karakteristik

responden berdasarkan, usia,

pendidikan, pelatihan, pekerjaan ibu,

pekerjaan suami, jumlah anak

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

61

Tabel 1. Karakteristik Responden Ibu

Karakteristik KelompokIntervensi Kelompok Kontrol Uji P (n 44) (n 44) Statistik f % f %

Usia Ibu M=24,82 M=24,70 SD=4,39 0,71a 0,89 SD=3,92 (Min-Max 19-37)

(Min-Max 19-33) Pendidikan

SLTP 11 25,00 10 22,70 0,64b 0,89 SLTA 19 43,20 18 40,90

Diploma 8 18,20 11 25,50

Sarjana 6 13,60 5 11,40 Pelatihan

Tidak Pelatihan 36 81,80 35 79.50 0,00c 1,00 Pelatihan 8 18,20 9 20.50

Pekerjaan Ibu

IRT 16 36,40 17 38,60 0,57b 0,90 Petani 19 43,20 19 43,20

Instansi Pemerintah 6 13,60 4 9,10

Swasta 3 6,80 4 9,10 Pekerjaan Suami

Buruh 8 18,20 8 18,20 0,16b 0,98 Petani 25 58,80 24 54,50

Instansi Pemerintah 8 18,20 8 18,20

Swasta 3 6,80 4 9,10 Jumlah Anak

1 Anak 17 38,60 22 50,00 1,56b 0,46 2 Anak 16 36,40 15 34,10

lebih 2 anak 11 25,00 7 15,90 a= Independent t-test, b= Chi-Square test, c= Continuity Correction

Tabel 1, uji deskriptif menunjukan uji,

independent t-test, chi-square test dan

continunity correction dari variabel usia,

pendidikan, pelatihan, pekerjaan,

pekerjaan suami dan jumlah anak

menunjukan nilai p > 0,05.

Hal ini mengandung arti bahwa

keenam variabel tersebut pada kelompok

intervensi dan kelompok kontrol adalah

homoge.

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

62

Deskripsi Variabel Penelitian Tabel 2. Distribusi Variabel Pre-test Pengetahuan dan Sikap Kelompok Intervensi

Variabel Kelompok Intervensi

n=44

Skor Min Max Mean SD Level Pengetahuan 0-27 12 25 18,67 3,16 Sedang

Logik 0-14 5 14 9,66 2,11 Sedang Empirik 0-13 5 12 9,00 1,54 Sedang

Sikap 0-116 54 89 70,41 10,21 Cukup Kognitif 0-36 16 33 24,52 5,31 Cukup Afeksi 0-40 19 31 24,68 3,53 Cukup Konatif 0-40 20 31 24,95 3,63 Kurang

Tabel 3 Distribusi Variabel Pre-test Pengetahuan dan Sikap Kelompok Kontrol

Variabel Kelompok kontrol

n=44

Skor Min Max Mean SD Level Pengetahuan 0-27 12 27 18,43 4,35 Sedang

Logik 0-14 5 14 9,68 2,42 Sedang Empirik 0-13 5 13 8,75 2,87 Sedang

Sikap 0-116 55 90 68,39 10,57 Cukup Kognitif 0-36 18 28 21,75 2,87 Kurang Afeksi 0-40 16 33 23,50 4,53 Cukup Konatif 0-40 18 33 23,80 4.09 Cukup

Tabel 2 dan 3 Distribusi pengetahuan dan

sikap responden terhadap stimulasi

tumbuh kembang bayi sebelum dilakukan

intervensi menunjukan bahwa

pengetahuan dan sikap pada kelompok

intervensi dan kelompok control tidak

jauh berbeda.

Hasil Analisis Data Inferensial Tabel 4 Perbedaan Rerata Nilai Pengetahuan Ibu Pre-Test dan Post-Test pada Kelompok

Intervensi dan Kelompok Kontrol (N= 88).

Variabel Kelompok Kelompok Uji p

Pengetahuan Intervensi Kontrol (n=44) statisti

(n=44)

Mean Std Mean Std

Deviation Deviation

Pre-Test 18,66 3,16 18,43 4,35 -0,28 0,78

Post-Test 21,93 3,19 18,07 3,77 -5,19 0,00

Uji Statistik = independent t-test,df=86

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

63

Berdasarkan tabel 4 hasil uji

independentt-test variabel pengetahuan

tidak ada perbedaan bermakna dengan

(p= 0,78) variabel pengetahuan pada

kelompok intervensi dan kelompok kontrol

pada saat pre-test

dan terdapat perbedaan bermakna antara

skor rata-rata pengetahuan kelompok

intervensi dan kelompok control pada

saat post-test dengan nilai (p=0,00).

PEMBAHASAN

Pengaruh Program Pelatihan PRISAI

(Perilaku Ibu Sayang Bayi) Terhadap

Pengetahuan Ibu dalam Menstimulasi

Tumbuh Kembang

Bayi 0−6 Bulan.

Hasil penelitian menunjukan uji

beda rata-rata tingkat pengetahuan pre-

test dan post-test intervensi program

palatihan PRISAI (Perilaku Ibu Sayang

Bayi) pada kelompok kontrol dan

kelompok intervensi menyimpulkan

perbedaan yang signifikan. Hal ini sesuai

dengan beberapa penelitian sebelumnya

melaporkan bahwa peningkatan

pengetahuan setelah pelatihan perilaku

ibu sayang bayi,7,16,21&19 hasil dari

pengetahuan responden ini sesuai

dengan pengetahuan responden

penelitian yang dilakukan oleh Saleh

(2010), bahwa pendidikan kesehatan

efektif dalam meningkatkan

pengetahuan, kemampuan praktek,

kepercayaan diri ibu dalam pemberian

ASI dan menstimulasi bayi, yang pada

akhirnya dapat mengoptimalkan

tumbuhkembang bayi. Penelitian

Program Pelatihan yang diberikan

kepada ibu untuk meningkatkan

pengetahuan dalam menstimulasi

tumbuh kembang bayi memiliki

kesamaan dengan penelitian dengan

penelitian yang dilakukan oleh Saleh dkk

(2010) yaitu dengan menggunakan

pendekatan pendidikan kesehatan

walaupun berbeda metode yang

digunakan dimana penelitian ini

menggunakan metode pelatihan.

Pengetahuan tentang stimulasi tumbuh

kembang bayi 0-6 bulan yang diukur

sebelum dan sesudah intervensi meliputi

aspek pengetahuan terdiri dari logika

berdasarkan kemampuan intelektual

yang dimiliki seseorang ibu dalam

menstimulasi perkembangan bayi

sedangkan empirik merupakan

keterampilan berdasarkan pengalaman

yang didapatkan seorang ibu dalam

menstimulasi tumbuh kembang bayi

yang terdiri dari kemampuan

menstimulasi motorik halus, motorik

kasar, kemampuan verbal dan sosialisasi

atau kemandirian. Pengetahuan

responden disampaikan menggunakan.

kuesioner yang diadaptasi dari hasil

penelitian Wijayanti dan Purwandari

(2006) dan Saleh dkk (2010), dan ada

pernyataan yang disesuaikan dengan

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

64

usia bayi dalam tahapan

perkembangannya terutama pada

kemampuan bersosialisasi dan

kemandirian.

Penelitian ini merupakan aplikasi

penerapan action theory pendidikan

kesehatan dalam Program Pelatihan

menggunakan kelompok telah dilakukan

peneliti sesuai dengan teori yang

mendasari, peneliti berperan sebagai

perawat komunitas yang menjalankan

peran perawat sebagai edukator. Peran

perawat sebagai edukator merupakan

salah satu bidang spesialisasi

keperawatan komunitas yang memiliki

peran sebagai instruktur pendidikan

kesehatan dalam mengelola tumbuh

kembang bayi secara mandiri salah

satunya bertujuan untuk tindakan

preventif dan promotif gangguan tumbuh

kembang pada bayi dan balita. Tugas

perawat edukator tumbuh kembang bayi

adalah (1) memberikan pendidikan

kesehatan mengenai tumbuh kembang

bayi dan balita, (2) intervensi perilaku

stimulasi tumbuh kembang bayi, (3)

penemu kasus-kasus masalah tumbuh

kembang yang ada di masyarakat, (4)

konsling dan pendampingan pengelolaan

masalah tumbuh kembang bayi yang ada

di masyarakat (Stepen, 2004).

Penelitian ini diperkuat dengan

hasil penelitian Ozkan and Polen (2011)

penelitian yang melibatkan anggota

keluarga atau orang lain sebagai

sasaran, selain diberikan kepada

kelompok orang tua juga melibatkan bayi

pada sesi ketiga sesi program edukasi

untuk dapat diobervasi kemampuan ibu

dalam menstimulasi tumbuh kembang

dan perkembangan bayi usia 1−2 tahun.

Hasil yang didapatkan dari penelitian

tersebut menunjukan adanya pengaruh

dan hubungan yang signifikan antara

pengetahuan, sikap dan perilaku

terhadap perkembangan bayi usia 1−2

tahun. Hasil penelitian yang dilakukan

oleh Ozkan and Polen (2011) memiliki

karakteristik responden dan setting yang

sama dengan penelitian yang dilakukan

peneliti dengan hasil yang signifikan dan

ada hubungan yang kuat antara

pendidikan kesehatan yang diberikan

terhadap pengetahuan dalam

menstimulasi tumbuh kembang bayi.

Hasil penelitian ini tidak sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ervika (2005), penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui efektivitas pelatihan

perilaku keibuan guna memperbaiki

gangguan tumbuh kembang pada anak.

Hasil penelitian menujukan bahwa tidak

terjadi penurunan gangguan tumbuh

kembang pada anak secara signifikan.

Perbedaan hasil penelitian yang

dilakukan oleh peneliti dengan penelitian

yang dilakukan oleh Ervika (2005),

memberikan gambaran adanya

perbedaan faktor lain yang berpengaruh

terhadap pelaksanaan dan hasil

penelitian tersebut, perbedaan faktor

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

65

tersebut yang mendasari peneliti untuk

melakukan penelitian lebih lanjut.

Hasil penelitian ini didukung

dengan tingkat pendidikan responden

tingkat pendidikan adalah SMU, hal ini

memengaruhi kemampuan sesorang

dalam berfikir dan mengetahui sesuatu

melalui proses belajar mengunakan

panca indra seperti pendapat yang

dikemukakan oleh Pudjawidjana (1983),

pengetahuan adalah reaksi dari manusia

atas rangsanggan alam sekitar melalui

sentuhan melalui objek dengan indera

dan pengetahuan merupakan hasil yang

terjadi setelah orang melakukan

penginderaan sebuah objek tertentu,

dapat diartikan bahwa proses

pengetahuan merupakan proses belajar

yang didapatkan menggunakan panca

indra yang dimiliki sesorang sehingga

memengaruhi persepsi seorang ibu

dalam memberikan stimulasi tumbuh

kembang bayi sesuai dengan tahap

tumbuh kembannya, dan sesuai dengan

pendapat yang dikemukakan oleh Tafsir

(1997) aspek pengetahuan terdiri logika

merupakan pemaham suatu gejala yang

melibatkan kemampuan berpikir secara

nyata dan fakta dan empirik yaitu suatu

pengetahuan yang diperoleh dari hasil

pembuktian, hal ini dapat diartikan

bahwa pengetahuan ibu terdiri dari aspek

logika yang melibatkan kemampuan

berfikir berdasarkan adanya kenyataan

dan fakta yang ditemukan ibu dalam

tumbuh kembang bayinya dan

kemampuan empirik bahwa seorang ibu

mendapatkan pengetahuan dalam

perkembangan dan pertumbuhan bayi

dari pengawasan panca indra ibu

terhadap kenyataan tumbuh kembang

yang dialami bayi.

Pengaruh Program Pelatihan PRISAI

(Perilaku Ibu Sayang Bayi) Terhadap

Sikap Ibu dalam Menstimulasi

Tumbuh Kembang

Bayi 0−6 Bulan.

Hasil penelitian menujukan uji beda rata-

rata sikap ibu sebelum dan sesudah

intervensi perogram pelatihan PRISAI

(Perilaku Ibu Sayang Bayi) pada

kelompok intervensi menyimpulkan hasil

perbedaan yang signifikan. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian

sebelumnya yang telah dilakukan oleh

Saleh dkk (2010) perubahan sikap

setelah pelatihan median 36,80 pada

kelompok intervensi dan kelompok

kontrol dengan nilai p=0,00, yang

diartikan ada hubungan bermakna antara

pelatihan dengan perubahan sikap ibu

dalam menstimulasi tumbuh kembang

bayi dan hasil penelitian ini juga sejalan

dengan penelitian yang dilakuan oleh

Haidar et al (2005) terdapat perubahan

sikap ibu setelah diberikan pendidikan

kesehatan pada kelompok intervensi dan

kelompok konrol yaitu median 37,77

dengan p =0,00.

Berdasarkan hasil distribusi

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

66

frekuensi sikap ibu rata-rata kelompok

berbeda dari responden pada kelompok

intervensi mencapai nilai di atas rata-rata

nilai kelompok kontrol. Hal ini

menunjukan bahwa Program Pelatihan

PRISAI (Perilaku Ibu Sayang Bayi) dapat

meningkatkan sikap ibu dalam

menstimulasi tumbuh kembang bayi 0-6

bulan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh

Haidar et al (2005) dan Saleh dkk (2010)

yang mana ada hubungan positif antara

sikap ibu dengan stimulasi tumbuh

kembang bayi, hubungan yang signifikan

bermakna antara sikap ibu terhadap

stimulasi tumbuh kembang bayi pada

penelitian ini dapat dipengaruhi oleh usia

responden dalam penelitian ini. Usia

responden dalam penelitian ini termasuk

kedalam usia ibu-ibu muda yang

produktif dan jumlah anak yang dimiliki

responden yang sebagian besar

responden memiliki anak 1 yang dapat di

artikan bahwa seorang ibu mempunyai

waktu dan kesempatan lebih banyak

untuk anak pertamanya dalam

menstimulasi tumbuh kembang bayinya

dan hal ini menunjukan pengalaman

yang dimiliki oleh responden dalam

menstimulasi bayi, ibu yang memiliki bayi

pertama memiliki pengalaman lebih

sedikit dibandingkan dengan ibu yang

memiliki lebih dari satu orang anak,

dengan demikian perubahan sikap ibu

untuk berperilaku sesuai dengan tahapan

tumbuh kembang bayi besar

kemungkinan untuk berubah seiring

dengan pengalaman dan pengetahuan

yang didapatkannya dari pelatihan dalam

menstimulasi perkembangan bayi

pertama dan usia yang masih muda yang

memiliki kecendrungan mengetahui lebih

banyak terhadap perubahan yang terjadi

pada masa tumbuh kembang bayinya.

Pendapat yang dikemukakan

oleh Nursalam (2005) pengalaman

penilaian pertumbuhan dan

perkembangan dapat dilakukan sedini

mungkin sejak bayi dilahirkan. Deteksi

dini merupakan upaya penjaringan yang

dilaksanakan secara komprehensif untuk

menemukan penyimpangan tumbuh

kembang dan mengetahui serta

mengenal faktor resiko pada balita, yang

disebut juga anak usia dini. Melalui

deteksi dini dapat diketahui

penyimpangan tumbuh kembang anak

secara dini, sehingga upaya

pencegahan, stimulasi, penyembuhan

serta pemulihan dapat diberikan dengan

indikasi yang jelas pada masa-masa

kritis proses tumbuh kembang.

Penelitian ini tidak sejalan

dengan penelitian Ervika (2005) yang

menyatkan bahwa pelatihan tidak

memiliki hubungan yang signifikan

terhadap perubahan masalah tumbuh

kembang anak, penelitian yang dilakukan

oleh Ervika (2005) melaporkan bahwa

suatu intervensi seharusnya fokus pada

pningkatan sikap dan perilaku

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

67

pemecahan masalah dan dukungan

social keluarga dapat meningkatkan

sikap dalam stimulasi tumbuh kembang

bayi, dan juga faktor pekerjaan ibu yang

mengharuskan ibu meninggalkan

bayinya lebih lama sehingga masalah

yang muncul tidak dapat ditanggulangi

dengan cepat, karena pekerjaan ini

dapat memberikan pengaruh dalam

menstimulasi tumbuh kembang bayi, hal

ini berhubungan dengan waktu yang

digunakan ibu untuk berkerja di luar

rumah sehingga waktu yang disediakan

untuk memantau perkembangan bayi

lebih sedikit, hal ini sesuai pendapat

yang dikemukakan oleh Ainswort dalam

Stams et al., (2002) ibu yang

menunjukan keterlibatan yang mendalam

dan intens baik secara verbal maupun

non verbal dan hal ini dilakukan secara

konsisten contohnya perilaku orang tua

ibu yang konsisten adalah suka

memeluk, mengelus dan tersenyum pada

bayi serta sering mengungkapkan rasa

sayang dengan kata-kata bagaimanapun

kondisi orang tua dan bayi akan

meningkatkan hubungan kelekatan

antara ibu dan bayi, sebaliknya ibu yang

berperilaku berlawanan dengan ciri-ciri di

atas akan membuat bayi mengalami

perkembangan yang tidak sehat atau

mengalami gangguan tumbuh kembang

bayi.

Hasil penelitian ini membuktikan

bahwa pelatihan dapat memberikan

perubahan sikap ibu dalam mesntimulasi

tumbuh kembang bayi, walaupun dalam

perilaku belum membuktikan bahwa ibu

melakukan stimulasi yang sesuai dengan

tahapan tumbuh kembang bayi, namun

dalam penelitian ini melihat sikap yang

dipersepsikan seorang ibu dalam

menstimulasi tumbuh kembang bayi.

Penelitian ini didukung oleh teori

sikap yang dikemukakan oleh Rosenberg

and Hovland, 1960 dalam Azwar (2003)

Sikap merupakan dasar seorang ibu

berperilaku dalam menstimulasi tumbuh

kembang bayi, sikap ibu adalah segala

bentuk tindakan yang mengarah pada

penentuan atau pengambilan keputusan

mengenai kesehatan khususnya pada

ranah tumbuh kembang bayi. Sikap

seseorang ibu terhadap stimulasi tumbuh

kembang bayi selalu berperan sebagai

perantara antara ibu dengan bayi, respon

stimulasi diklasifikasikan dalam tiga

macam yaitu respon kognitif (respon

persepsual dan pernyataan mengenai

apa yang diyakini ibu dalam stimulasi

tumbuh kembang bayi), respon afektif

(respon syaraf simpatik dan pernyataan

afeksi tentang stimualsi perkembangan

bayi) serta respon konasi atau perilaku

(respon berupa tindakan dan pernyataan

mengenai perilaku stimulasi

perkembangan bayi), ketiga respon sikap

ini dapat diamati dari respons seseorang

ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang

bayi.

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

68

SIMPULAN

Simpulan penelitian ini bahwa Program

Pelatihan PRISAI (Perilaku Ibu Sayang

Bayi) memberikan perubahan

pengetahuan dan sikap ibu, sehingga

memungkinkan perkembangan bayi

dapat terstimulasi dengan baik dan

mengoptimalkan pertumbuhan dan

perkembangan bayi.

Teoretis

Program Pelatihan PRISAI

(Perilaku Ibu Sayang Bayi) dapat

dijadikan sebagai landasan penelitian

untuk penelitian selanjutnya. Saran untuk

penelitian lebih lanjut, dengan

mengambil setting penelitian yang lebih

luas dimana dapat diterapkan pada

Program Pelatihan PRISAI (Perilaku Ibu

Sayang Bayi) berbasis kelompok yang

akan memberikan karakteristik sampel

yanng berbeda dan jumlah sampel yang

lebih besar peningkatan pengetahuan

dan sikap ibu dalam menstimulasi

tumbuh kembang bayi 0-6 bulan. Saran

bagi penelitian selanjutnya dapat

menambahkan variabel perilaku ibu

sehingga dapat mengetahui perubahan

perilaku dan sikap ibu dalam

menstimulasi tumbuh kembang bayi

hingga usia anak.

Praktis

Program Pelatihan PRISAI

(Perilaku Ibu Sayang Bayi) dapat

digunakan dalam praktik berbasis ilmiah

oleh praktisi keperawatan pada tatanan

komunitas dan sebagai dasar

pengambilan kebijakan yang bertujuan

sebagai peningkatan kesehatan bayi

dimasa perkembangan di Kabupaten

Banyuasin. Program Pelatihan PRISAI

(Perilaku Ibu Sayang Bayi) dapat

digunakan dalam rangka meningkatkan

kembali program Perkesmas (Perawatan

Kesehatan Masyarakat) sebagai salah

satu program yang ada di pelayanan

pendukung kesehatan di Puskesmas

Sukajadi Banyuasin dan bagi responden

dapat menjadi orang tua yang terampil

dalam stimulasi bayi untuk mencegah

masalah gangguan tumbuh kembang

pada bayi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Azwar, S. 2003. Sikap Manusia

Teori dan Pengukuranya. Cetakan

Kedua. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

2. Bee, H. 2001. The Developing Child.

Thrid Edition New York Harper

International.

3. Butte, N.F., Lopez, A., Garza, C.

2002. Nutrient Aduquavy of

Exclusive Breastfeeding for the Term

Infant Durung the First Six Months of

Live, in WHO 2003. Community

Based Strategies for Breast feeding

Promotion and Support in

Developing Countries.

4. Butz, A., Pham, L., Lewis, C. and

Winkelstein, M. 2005. Rural Children

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

69

With Asthma: Impact of a Parent and

Chid Astma Education Program.

Journal Asthma 42: 813-821 .

5. Cowan, P., Puwell, D & Cowan C.P.

2008. Paretting Intervention:

A,Family System Perspective dalam

Damon W dkk Handbook of Child

Psycholog. Nine edition Volume 4.

Halaman 3-7. John Willey & Sons

Inc.

6. Ervika, E. 2005. Efektifitas Pelatihan

Perilaku Keibuan Guna Memperbaiki

Perilaku Gangguan Kelekatan.

Tesis. Yogyakarta: Program Studi

Psikologi. Pascasarjana Univesitas

Gadjah Mada

7 Halder, R. Ashworth, A. Kabir, I end

Hurtty, R.A. 1999. Effect of

Community –based Peer Consellors

on Growth and Development

Practice in Dhaka, Bangladesh: a

Randomised Controlled Trial.

Journal The Lancet. Vol 356.

8 Hasyam, A. 2007. Pengaruh

konseling pada ibu terhadap

pemberian asi eksklusif dan

pertumbuhan bayi sampai dengan

umur 4 bulan di Kabupaten Luwu.

Tesis. Makassar: Program

Pascasarjana UNHAS.

9 Hurlock, B. 1982. Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Sikap Terhadap

Perubahan –perubahan dalam

Perkembangan dalam Hurlock,B

Psikologi Perkembangan. Hal 5.

Jakarta: PT Erlangga.

10 Jhonson, D.W. & Johnson, FP.

2000. Joinning Together, Group

Theory and Group Skills. Seven

Edition. Boston. Allyn and Bacon.

11 Kemenkes RI. 2011. Referensi

Kesehatan Anak. Melalui

http://www.depkes.go.id/downloads

[14/08/13].

12 Kemenkes RI. 2012. Data dan

Informasi Kesehatan Provinsi

Sumatera Selatan. Pusat data dan

Informasi Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia. Melalui

http://www.depkes.go.id/downloads.

[10/09/13].

13 Nurlianawati, L. 2012. Tesis

Pengaruh Diskusi Kelompok

Terhadap Perawatan Kehamilan

Terhadap Pengetahuan dan Sikap

Keluarga dalam Perawatan

Kehamilan Dibawah Umur 20 Tahun

Di Wilayah Kerja Puskesmas

Cihampelas Kabupaten Bandung

Barat. Bandung: Arsip Tesis

Perpustakaan Program

Pascasarjana UNPAD.

14 Nurmiati dan Besral. 2008.

Pengaruh Durasi Pembarian ASI

Terhadap Kethanan Hidup Bayi di

Indonesia. Jurnal Makara

Kesehatan. Vol 12. No.2 Desember

2008: 47-52

15 Nursalam. 2005. Ilmu Kesehatan

Anak. Jakarta : Salemba Medika

16 Ozkan, H and Polat, S. 2010.

Maternal Identity Development

Education on Maternity Role

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

70

Attainment and My Baby Perception

of Primiparas. Turkey: Journal Asian

Nursing Research

17 Profil Puskesmas Sukajadi. 2013.

Data kunjungan bayi dan balita, data

tumbuh kembang bayi. Kabupaten

Banyuasin: Dokumentasi

Puskesmas.

18 Saleh, A. Nurachmah, E. As’ad, S

dan Hadju, V. 2010. Pengaruh

Pendidikan Kesehatan Dengan

Pendekatan Modelling Terhadap

Pengetahuan, Kemampuan Praktek

dan Percaya Diri Ibu dalam

Menstimulasi Tumbuh Kembang

Bayi 0-6 Bulan Di Kabupaten Maros.

Makasar: Jurnal Keperawatan

FK.Unhas.

19 Stapen, N.W. 2004. Parenting

Attitudes: A Study on The Effect of A

Parenting Education Curruculum,

“Parenting For Emotional

Growth,”On Adolescents Attitudes

Towards Parenting. USA.The Union

Institute And University: ProQuest

Information.

20 UNICEF Indonesia. 2012. Laporan

Tahunan Indonesia. Melalui

http://www.unicef.org/indonesia/id/U

NICEF_Annual_Report_%28Ind%29

_130731.pdf [09/08/13]

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

71