PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM …lib.unnes.ac.id/10644/1/6537.pdf · Return saham...

111
PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN INFLASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2009 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang Oleh Awaluddin Zakky NIM 7250406053 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

Transcript of PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM …lib.unnes.ac.id/10644/1/6537.pdf · Return saham...

PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP RETURN

SAHAM DENGAN INFLASI SEBAGAI VARIABEL

MODERASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI

BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2009

SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Awaluddin Zakky

NIM 7250406053

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Asrori, M.S Rediana Setiyani, S.Pd,M.Si

NIP. 196005051986011001 NIP. 197912082006042002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi

Drs.Fachrurrozie. M. Si

NIP. 196206231989011001

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

Hari :

Tanggal :

Penguji Skripsi

Drs. Kusmuriyanto, M.Si

NIP. 196005241984031001

Anggota I Anggota II

Drs. Asrori, M.S Rediana Setiyani, S.Pd, M.Si

NIP. 196005051986011001 NIP. 197912082006042002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. S. Martono, M.Si

NIP. 196603081989011001

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar

hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian

atau seluruhnya. Pendapat temuan atau orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari

terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Oktober 2011

Awaluddin Zakky

NIM. 7250406053

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan

(shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’ (Q.S Al

Baqarah: 45).

Orang yang tidak pernah melakukan kesalahan adalah orang yang tidak

pernah berbuat apa-apa (Theodore Roosevelt).

Hidup hanya untuk mempersembahkan yang terbaik, berarti bagi dunia dan

bermakna bagi akhirat (Abdullah Gymnastiar).

PERSEMBAHAN :

Ayah dan Ibuku, terima kasih telah mencurahkan

segala kasih sayangnya dalam setiap do’a dan peluh

keringat atas kerja kerasnya, Adikku atas segala

pelajaran tentang kesabaran untukku.

Aji, Alfa, Asep, Eka, Elia, Fatkhur, Fenny, Gangsar,

Ira, Mecca, Okta, Satria, Tiwi dan Zaenuddin serta

semua sahabatku dan teman-temanku, terima kasih

telah banyak menempa diriku untuk menjadi pribadi

yang lebih baik.

Almamaterku

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang

senantiasa melimpahkan nikmat-Nya sehingga penelitian dapat berjalan dengan

lancar hingga disusunnya skripsi ini. Skripsi ini disusun berdasarkan kode etik

penulisan karya ilmiah.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa penyeleseian

skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu perkenankan

penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk menyusun

skripsi.

2. Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang yang telah member izin kepada peneliti untuk menyusun skripsi..

3. Drs.Fachrurrozie. M. Si, Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan pengarahan dan izin

dalam penyusunan skripsi.

4. Drs. Asrori, M.S, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan

dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

5. Rediana Setiyani, S.Pd, M.Si, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

6. Drs. Kusmuriyanto, M. Si, Penguji Skripsi, yang telah memberikan arahan,

dan saran demi perbaikan skripsi.

vii

7. Dosen-Dosen lainnya di Fakultas Ekonomi Unnes, yang telah memberikan

ilmu, pengalaman berharga, serta didikannya hingga selesainya studi.

8. Segenap tenaga administrasi dan karyawan Fakultas Ekonomi yang telah

membantu dan memudah penyusunan skripsi.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

penyusunan skripsi ini.

Terima kasih atas segala bentuk bantuan dan motivasi yang diberikan,

semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang lebih baik lagi, amiin.

Besar harapan Penulis, semoga skripsi ini menjadi awal kesuksesan untuk langkah

selanjutnya, serta dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Semarang, Oktober 2011

Penulis

viii

SARI

Zakky, Awaluddin. 2011. “Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham

Inflasi Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek

Indonesia (BEI) Tahun 2005-2009”. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas

Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Asrori, M.S. II.

Rediana Setiyani, S.Pd, M.Si

Kata Kunci : Return Saham, Profitabilitas dan Inflasi

Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas

suatu investasi saham yang dilakukannya. Tingkat keuntungan sekuritas diketahui

melalui dua pendekatan yaitu: pendekatan makro ekonomi dan variabel pasar

keuangan yang meliputi resiko sistematis dari ekonomi, dan pendekatan karakter

perusahaan yang menjelaskan perbedaan sensitivitas terhadap resiko sistematis

sebelum membuat portofolio dari saham (Arbitrage Pricing Theory). Penelitian

ini bertujuan mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap return saham dan

mengetahui apakah inflasi dapat dijadikan sebagai variabel moderasi hubungan

profitabilitas terhadap return saham.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar

di BEI tahun 2005-2009. Sampel penelitian diambil dengan teknik purposive

sampling, yang berjumlah 35 unit data perusahaan. Variabel dalam penelitian ini

yaitu profitabilitas (X1), inflasi (X2), dan return saham (Y). Data yang digunakan

adalah data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis

deskriptif, analisis inferensial dan analisis data yang digunakan yaitu regresi linier

sederhana dan Moderate Regression Analysis (MRA).

Hasil regresi linier sederhana menunjukkan Y = -1.721 + 2.908X1 dan

nilai adjusted R2 sebesar 13,2 % yang berarti 13,2% return saham perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI disebabkan oleh profitabilitas, sedangkan 86,8%

besarnya return saham disebabkan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini. Untuk Moderate Regression Analysis (MRA) Y = 7.078 +

15.713X1 – 13.835X2 + 19.795 | X1- X2 | dan nilai adjusted R2 sebesar 0,215 atau

21,5% yang berarti 21,5% return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI disebabkan oleh inflasi, ROA dan interaksi X1_X2. Sedangkan 78,5%

besarnya return saham disebabkan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

Simpulan dalam penelitian ini profitabilitas berpengaruh positif dan

signifikan terhadap return saham dan inflasi dalam kategori ringan dapat

memoderasi (memperkuat) pengaruh profitabilitas terhadap return saham. Saran

dalam penelitian ini adalah (1) Inflasi pada kategori ringan dapat digunakan oleh

investor sebagai salah satu cara dalam memprediksi return saham. (2) Peneliti

selanjutnya diharapkan menguji variabel lain seperti likuiditas, solvabilitas, suku

bunga dan (3) Memperbanyak sampel perusahaan dan memperpanjang rentang

waktu agar hasil lebih maksimal.

ix

ABSTRACT

Zakky, Awaluddin. 2011. “The Effect Profitability of Stock Return with Inflation

as Moderation Variable for Manufacturing Company in Indonesian Stock

Exchange (BEI Year 2005-2009”. Final Project. Accounting Departement.

Faculty of Economics. Semarang State of University. Advisors I. Drs. Asrori,

M.S. II. Rediana Setiyani, S. Pd, M. Si.

Keywords: Stock Return, Profitability and Inflation

Stock return is the level of benefits enjoyed by inventors on a stock

investment is doing. Profit levels of securities are known with two approaches: a

macro approach to economic and financial market variables that include the

systematic risk of the economy, and the character approach of a company that

explains the differences in sensitivity to systematic risks before making a portfolio

of stocks (Arbitrage Pricing Theory). This study aims to determine The Effect

Profitability of Stock Return and find out whether The Effect Profitability of Stock

Return with Inflation as Moderation Variable.

The population in this research are listed manufacturing companies in

Indonesian Stock Exchange in the years 2005-2009. The samples taken with a

purposive sampling technique, which amounted to 35 units of data analysis

company. The variables in this research is profitability (X1), inflation (X2), and

stock return (Y). The data used are secondary data. Data analysis methos use is

descriptive analysis, inferential analysis, and data analysis used is simple linear

regression and Moderate Regression Analysis (MRA).

The results show a simple linear regression Y = -1.721 + 2.908X1 and R2

value of 0.132 which means 13.2% stock return of manufacturing company listed

on Indonesian Stock Exchange due to profitability, while 86.8% the amount of

stock returns is caused by other factors not examined in this research. To

Moderate Regression analysisnot examined in this study. To Moderate Regression

Analysis (MRA), Y = 7.7078 + 15. 713 X1 – 13. 835X2 + 19.795 |X1-X2. and R2

value of which means 21.5% stock return of manufacturing company listed on

Indonesian Stock Exchange due to the inflation, profitability and interaction |X1-

X2| while 78.5% the amount of stock returns is caused by other factors not

examined in this research.

Conclusion in this research, profitability significant and positive effect on

stock returns and inflation in the category of mild to moderate (strengthen) the

influence of the profitability of stock return. Suggestions in this study were (1)

Inflation in lightweight category can be used by investors as a way to predict

stock returns. (2) Researchers are expected to further examine other variables

such as liquidity, solvency, interest rates and (3) Increase the sample of company

and extend the time frame in order to maximizeresults.

.

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................ ii

PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................... iii

PERNYATAAN ......................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

SARI ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ............................................................................................... ix

DAFTAR ISI ............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................. 10

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 10

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 11

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 12

2.1 Pasar Modal ......................................................................... 12

2.1.1 Pengertian Pasar Modal ............................................. 12

2.1.2 Manfaat Pasar Modal ................................................. 13

2.2 Return Saham ...................................................................... 14

2.2.1 Pengertian Return Saham .......................................... 14

2.2.2 Penggolongan Return Saham .................................... 14

2.2.3 Teori Tingkat Keuntungan Sekuritas ......................... 16

2.3 Profitabilitas......................................................................... 18

2.3.1 Pengertian Profitabilitas ............................................ 18

2.3.2 Jenis-jenis Laba ......................................................... 19

xi

2.4 Inflasi .................................................................................. 21

2.4.1 Pengertian Inflasi ....................................................... 21

2.4.2 Faktor Penyebab dan Jenis Inflasi ............................. 23

2.5 Kerangka Berpikir ............................................................... 24

2.6 Hipotesis Penelitian ............................................................. 28

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 29

3.1 Populasi dan Sampel ........................................................... 29

3.1.1 Populasi .................................................................... 29

3.1.2 Sampel ...................................................................... 29

3.2 Variabel Penelitian ............................................................. 30

3.3 Teknik Pengambilan Data ................................................... 32

3.3.1 Jenis Data .................................................................. 32

3.3.2 Metode Pengumpulan Data ...................................... 33

3.4 Teknik Analisis Data .......................................................... 33

3.4.1 Analisis Deskriptif .................................................... 33

3.4.2 Analisis Regresi ........................................................ 35

1 Uji Asumsi Klasik .............................................. 35

a Uji Normalitas Data ....................................... 35

b Uji Autokorelasi ............................................. 36

c Uji Heteroskedastisitas ................................... 37

2 Pengujian Hipotesis ............................................ 38

a Pengujian Regresi Linier Sederhana .............. 38

b Moderate Regression Analysis (MRA) .......... 39

c Koefisien Determinasi .................................... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................... 41

4.1 Hasil Penelitian ................................................................... 41

4.1.1 Analisis Deskripsi Variabel Penelitian ...................... 41

1. Return saham ...................................................... 41

2. Profitabilitas ........................................................ 43

3. Inflasi ................................................................... 45

xii

4.1.2 Analisis Regresi ........................................................ 47

1. Uji Asumsi Klasik .............................................. 47

a. Uji Normalitas Data .................................... 47

b. Uji Autokorelasi ......................................... 49

c. Uji Heterokedastisitas ................................. 50

2. Pengujian Hipotesis ........................................... 52

a. Pengujian Regresi Linier Sederhana ........... 52

b. Moderate Regression Analysis MRA ......... 53

c. Koefisien Determinasi ................................ 55

4.2 Pembahasan ........................................................................ 57

4.2.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham ..... 57

4.2.2 Pengaruh Inflasi sebagai Variabel Moderasi Terhadap

Hubungan Profitabilitas Terhadap Return Saham ... 59

BAB V PENUTUP ................................................................................ 62

5.1 Simpulan ............................................................................. 62

5.2 Saran ................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 65

LAMPIRAN .............................................................................................. 70

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Return Saham Tahun 2000-2004 ........................................... 5

Tabel 3.1 Daftar Jumlah Sampel Unit Perusahaan ............................... 30

Tabel 3.2 Dasar Pengambilan Keputusan ............................................. 37

Tabel 4.1 Deskripsi Return Saham Perusahaan Manufaktur

Tahun 2005-2009 ................................................................... 41

Tabel 4.2 Distribusi Return Saham Perusahaan Manufaktur

Tahun 2005-2009 ................................................................... 43

Tabel 4.3 Deskripsi Profitabilitas Perusahaan Manufaktur

Tahun 2005-2009 ................................................................... 44

Tabel 4.4 Distribusi Profitabilitas Perusahaan Manufaktur

Tahun 2005-2009 ................................................................... 44

Tabel 4.5 Deskripsi Inflasi di Indonesia Tahun 2005-2009 ................... 45

Tabel 4.6 Distribusi Inflasi di Indonesia Tahun 2005-2009 .................. 46

Tabel 4.7 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ................................ 49

Tabel 4.8 Nilai D-W Sebagai Dasar Uji Autokorelasi ........................... 49

Tabel 4.9 Durbin-Watson Test ............................................................... 50

Tabel 4.10 Uji Glejser .............................................................................. 51

Table 4.11 Uji Regresi Linier Sederhana ................................................. 53

Tabel 4.12 Moderate Regression Analysis ............................................... 54

Tabel 4.13 .................................................................................................... Uji

Godness of Fit ............................................................................................. 56

Tabel 4.13 Uji Godness of Fit .................................................................. 56

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Pengaruh Profitabilitas Terhadap

Return Saham dengan Inflasi Sebagai Variabel Moderasi .. 28

Gambar 4.1 Grafik Histogram ................................................................. 48

Gambar 4.2 Uji Normalitas Data dengan P-P Plot ................................. 48

Gambar 4.3 Grafik Scatterplot ................................................................ 51

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur ............................... 71

Lampiran 2 Rekapitulasi Perhitungan Variabel Y (Return Saham)

Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009 .......................... 72

Lampiran 3 Tren Return saham Perusahaan Manufaktur

Tahun 2005-2009 ................................................................. 79

Lampiran 4 Rekapitulasi Perhitungan ROA Perusahaan Manufaktur

Tahun 2005-2009 ................................................................. 80

Lampiran 5 Tren ROA Perusahaan Manufaktur

Tahun 2005-2009 ................................................................. 86

Lampiran 6 Data Inflasi Indonesia Tahun 2005-2009 ........................... 87

Lampran 7 Tren Inflasi Indonesia Perusahaan Tahun 2005-2009 ......... 88

Lampiran 8 Hasil Output SPSS (1) ........................................................ 89

Lampiran 9 Hasil Output SPSS (2) ......................................................... 92

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan dunia usaha dalam perekonomian pasar bebas dewasa ini

semakin ketat. Terjadinya fenomena ini dikarenakan banyaknya perusahaan yang

muncul dan berdampak pada munculnya peningkatan aktivitas perekonomian.

Pemerintah dalam menghadapi kondisi ini juga telah memberikan tanggapan

dengan menyusun kebijakan yang mendukung pengusaha untuk memperoleh

kemudahan dalam menjalankan aktivitas perusahaannya.

Secara riil suatu entitas berusaha untuk menghasilkan laba yang besar

sehingga mampu menghasilkan keuntungan untuk membesarkan entitas dan

memperluas kegiatan usaha perusahaan dalam menghadapi segala persaingan

yang ada. Untuk itu perusahaan berusaha memperoleh laba dengan bertujuan

untuk menjaga kelangsungan jalannya perusahaan. Peningkatan laba oleh

perusahaan dapat ditempuh dengan berbagai cara, salah satunya dengan

melakukan investasi dalam pasar modal (Ang, 1997).

Menurut Husnan (2009:5) pasar modal adalah suatu pasar untuk berbagai

instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam

bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah,

public authoriries, maupun swasta. Pasar modal bertindak sebagai penghubung

antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui

perdagangan instrumen jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya.

2

Saham merupakan surat berharga di dalam pasar modal yang

diperjualbelikan dalam pasar modal. Tujuan perusahaan menerbitkan saham

adalah untuk mendapatkan dana dari kegiatan investasi yang dilakukan penanam

modal, membiayai jalannya operasional perusahaan, dan memperluas usaha bagi

suatu perusahaan. Menurut Jogiyanto (2008:5) investasi merupakan suatu kegiatan

dalam menempatkan dana pada satu atau lebih asset selama periode tertentu

dengan maksud memperoleh pendapatan atau peningkatan atas modal awal serta

memperoleh return yang diharapkan oleh investor dalam batas resiko yang dapat

diterima.

Tujuan utama dari kegiatan investasi pada pasar modal adalah untuk

memperoleh keuntungan (return). Untuk memperoleh return yang maksimal,

investor menggunakan berbagai cara baik dengan menggunakan analisis mengenai

perilaku perdagangan saham ataupun dengan menganalisis informasi-informasi

ekonomi lain yang berhubungan dengan return.

Return merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi. Kegiatan

investasi menunjukkan keinginan investor menyediakan sejumlah dana saat ini

untuk memperoleh aliran dana pada masa mendatang sebagai kompensasi atas

faktor waktu selama dana ditanamkan dan resiko yang tertanggung. Dengan

demikian investor berharap untuk memperoleh keuntungan atas investasi yang

dilakukannya saat ini.

Return saham merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal

atas suatu investasi saham yang dilakukannya (Ang, 1997). Dalam setiap kegiatan

investasi jangka panjang maupun jangka pendek mempunyai harapan untuk

memperoleh keuntungan atau peningkyaatan nilai investasi serta tingkat resiko

3

yang tidak membahayakan kegiatan investasi yang dilakukan investor, secara

logis tentu investor selalu mengharapkan return saham yang sesuai dengan resiko

investasi yang dihadapinya.

Berbicara mengenai return saham berarti juga membahas mengenai tingkat

keuntungan sekuritas yang akan didapatkan oleh investor atas kegiatan investasi

yang dilakukannya. Menurut Husnan (2009:215) pembahasan mengenai tingkat

keuntungan sekuritas dapat dikelompokkan menjadi dua teori:

1. Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Capital Asset Pricing Model adalah suatu teori yang menyatakan hubungan

return dan resiko secara sederhana. CAPM membahas bagaimana suatu

aktiva ditentukan harganya oleh pasar dan bagaimana menentukan tingkat

keuntungan yang dipandang layak untuk investasi. CAPM merupakan hasil

utama dari ekonomi keuangan modern dan dapat digunakan untuk

memprediksi antara hubungan resiko sebuah asset dan tingkat harapan

pengembalian. Model ini mendasarkan diri pada kondisi ekuilibium. Dalam

keadaan ekuilibrium tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemodal

untuk suatu saham akan dipengaruhi oleh resiko saham tersebut.

2. Arbitrage Pricing Theory (APT)

Arbitrage Pricing Theory adalah suatu teori yang membahas dua kesempatan

investasi yang mempunyai karakteristik yang sama tidaklah bisa dijual

dengan harga yang berbeda. Konsep yang digunakan dalam teori ini ini

adalah hukum satu harga (the law of one price). Apabila aktiva yang berharga

murah pada saat yang sama menjualnya dengan harga yang lebih tinggi

sehingga memperoleh laba tanpa resiko. Terdapat dua pendekatan dalam teori

4

ini yaitu: pendekatan yang bergantung pada makro ekonomi dan variable-

variabel pasar keuangan yang diasumsikan meliputi resiko-resiko sistematis

dari ekonomi. Sedangkan pendekatan yang kedua adalah karakteristik

perusahaan yang kemungkinan dapat menjelaskan perbedaan sensitivitas

terhadap resiko-resiko sistematis sebelum membuat portofolio dar saham.

Komponen return terdiri dari dua jenis yaitu current income (pendapatan

lancar) dan capital gain (keuntungan dari selisih harga). Current income

merupakan keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik

seperti pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, deviden dan sebagainya yang

biasanya dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat diuangkan secara cepat.

Komponen yang kedua yaitu capital gain, yaitu keuntungan yang diterima

dari selisih harga antara harga jual dan harga beli saham dari suatu instrument

investasi yang diperdagangkan di pasar modal. Dengan terjadinya perdagangan

akan timbul perubahan nilai suatu investasi yang memberikan capital gain.

Besarnya capital gain dapat diketahui dari analisis historis yang dapat diketahui

dari periode sebelumnya, sehingga dapat ditentukan besarnya tingkat kembalian

yang diinginkan.

Investor dalam melakukan investasi saham akan memilih perusahaan yang

memiliki tingkat return yang tinggi. Perusahaan yang memiliki tingkat return

yang tinggi dianggap sebagai perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang

bagus. Kestabilan return saham perusahaan dapat berdampak pada meningkatnya

kepercayaan investor dalam melakukan kegiatan investasi terhadap perusahaan.

Dewasa ini diperoleh fenomena perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI yang return sahamnya tidak stabil. Return saham yang ditunjukkan selama

5

tahun 2000-2004 pada perusahaan manufaktur sangat bervariatif. Tabel 1.1

berikut ini menyajikan contoh beberapa perusahaan manufaktur untuk

menggambarkan fenomena di atas:

Tabel 1.1 berikut ini untuk mengetahui fenomena mengenai return saham.

Tabel 1.1 Return Saham Tahun 2000-2004

No Nama Perusahaan Tahun Return Saham

(%)

1 PT. Astra Otoparts, Tbk 2000 -0.15

2001 0.49

2002 -0.13

2003 -0.10

2004 -0.19

2 PT. Fast Food Indonesia, Tbk 2000 -0.90

2001 -0.18

2002 0.16

2003 0.03

2004 0.14

3 PT. Selamat Sempurna, Tbk 2000 0.78

2001 -0.10

2002 -0.19

2003 -0.82

2004 0.09

Sumber: Indonesian Capital Market Director, 2011

Pada tahun 2000 PT. Astra Otoparts, Tbk menunjukkan return saham

sebesar -0.15% pada tahun 2000 dan mengalami kenaikan pada tahun 2001

sebesar 0.49%, sedangkan pada tahun 2002-2004 return saham terus mengalami

penurunan. Untuk return saham PT. Fast Food Indonesia, Tbk apabila

dibandingkan tahun 2000 selalu mengalami kenaikan sampai dengan tahun 2004.

Sedangkan PT. Selamat Sempurna, Tbk apabila dibandingkan tahun 2000 selalu

mengalami penurunan sampai dengan tahun 2004.

Kehadiran perdagangan saham di Indonesia yang tercermin dengan

banyaknya investor baik asing maupun dalam negeri yang mulai melakukan

6

kegiatan investasi pada industri manufaktur (http://kominfo.go.id, 2008). Untuk

jangka lima sampai sepuluh tahun mendatang sektor industri manufaktur

merupakan industri dengan prospek keuntungan yang cukup bagus sehingga

manufaktur merupakan bisnis yang potensial bagi investor yang mampu

memberikan keuntungan yang tinggi setiap tahunnya.

Perusahaan manufaktur merupakan jenis perusahaan yang kegiatannya

mengolah bahan baku menjadi barang jadi serta menyerap tenaga kerja yang

relatif banyak. Dalam kegiatannya perusahaan manufaktur melibatkan tenaga

kerja yang mengerjakan langsung proses pengolahan bahan baku. Dengan

demikian dibanding jenis perusahaan jasa dan perusahaan dagang umumnya

perusahaan manufaktur menyerap tenaga kerja yang relatif banyak.

Perusahaan manufaktur juga merupakan emiten terbesar yaitu 166

perusahaan yang listing pada Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan data dari

IDX Statistic. Dengan jumlah perusahaan yang besar tersebut perusahaan-

perusahaan manufaktur mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dinamika

saham di BEI.

Pesatnya perkembangan industri manufaktur ini juga ditunjukkan dengan

semakin tingginya kebutuhan finansial sehingga emiten-emiten manufaktur

membutuhkan tambahan modal dari pihak-pihak eksternal. Fahmi Idris dalam

http://kominfo.go.id (2008) menerangkan bahwa di Indonesia industri manufaktur

memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan sektor industri itu

sendiri maupun sektor-sektor ekonomi lainnya.

Menurut Ang (1997) terdapat dua faktor yang mempengaruhi return suatu

investasi yaitu faktor internal perusahaan dan faktor eksternal dari perusahaan.

7

Faktor internal perusahaan meliputi kualitas dan reputasi manajemennya, struktur

permodalannya, struktur perusahaan. Faktor eksternal yang mempengaruhi return

adalah kebijakan moneter dan fiskal, perkembangan sektor industrinya misalnya

terjadinya inflasi.

Tujuan utama perusahaan adalah mendapatkan laba, apabila dikaitkan

dengan return saham atau tingkat keuntungan sekuritas berarti investor akan

menanamkan modalnya ke perusahaan yang memiliki profitabilitas stabil karena

investor akan menanamkan modalnya dan mengharapkan keuntungan dari

kegiatan investasi yang dilakukan (Prihatini, 2009:20). Profitabilitas merupakan

suatu cara untuk mengetahui keberhasilan suatu perusahaan dalam memperoleh

keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan modal yang ada. Hasibuan (2001)

menjelaskan bahwa profitabilitas pada dasarnya adalah laba yang dinyatakan

dalam persentase. Suwito dan Herawaty (2005:139) menjelaskan bahwa

profitabilitas merupakan ukuran penting untuk menilai sehat atau tidaknya

perusahaan yang mempengaruhi investor untuk membuat keputusan.

Meningkatnya profitabilitas menunjukkan membaiknya kinerja perusahaan

dan para investor atau pemegang saham akan memperoleh keuntungan (return

saham). Perusahaan yang profitable akan menjadi daya tarik bagi investor dan

calon investor untuk menanamkan dananya ke perusahaan tersebut. Dengan

semakin besarnya daya tarik ini akan maka akan banyak investor yang

menginginkan saham perusahaan tersebut. Jika banyak permintaan atas saham

suatu perusahaan maka harga sahamnya akan meningkat. Natarsyah (2000)

menjelaskan bahwa peningkatan harga saham berdampak pada meningkatnya

return yang diperoleh investor, karena return saham adalah merupakan selisih

8

harga saham periode saat ini dengan harga saham sebelumnya. Hal ini sesuai

dengan penjelasan Ang (1997) bahwa keuntungan perusahaan yang semakin

meningkat memberikan tanda bahwa kekuatan operasional dan keuangan

perusahaan semakin membaik, sehingga memberikan pengaruh positif terhadap

return.

Faktor eksternal yang juga sebagai panduan dalam memprediksi return

adalah inflasi (Suyanto, 2007:19). Inflasi merupakan salah satu variabel makro

yang mempengaruhi return. Tingkat inflasi suatu negara akan menunjukkan

resiko investasi dan hal ini akan sangat mempengaruhi perilaku investor dalam

melakukan kegiatan investasi.

Kondisi inflasi yang tinggi berpengaruh pada peningkatan harga barang-

barang atau bahan baku akan membuat biaya produksi menjadi tinggi sehingga

akan berpengaruh pada jumlah permintaan yang berakibat pada penurunan

penjualan sehingga dapat mengurangi pendapatan perusahaan dan berdampak

negatif terhadap tingkat return yang diharapkan. Berdasarkan penjelasan tersebut

terdapat dikatakan bahwa selain berpengaruh terhadap return saham, inflasi juga

berpengaruh terhadap profitabilitas suatu perusahaan. Dengan kata lain kenaikan

inflasi dapat menurunkan tingkat profitabilitas dan return saham yang diharapkan

oleh para investor.

Tandelilin (2003) menjelaskan bahwa inflasi meningkatkan pendapatan

dan biaya perusahaan. Peningkatan biaya produksi yang lebih tinggi dari

peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan akan berdampak pada

turunnya profitabilitas perusahaan, begitu juga sebaliknya apabila biaya produksi

lebih rendah dari harga yang dinikmati perusahaan (produsen) maka profitabilitas

9

perusahaan akan naik. Naik atau turunnya profitabilitas perusahaan akan

berpengaruh terhadap harga saham dan keinginan investor untuk menanamkan

modalnya.

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa profitabilitas mempunyai

pengaruh positif terhadap return saham (Natarsyah, 2000), hal ini juga didukung

dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2006), Hardiningsih et. al. (2002)

dan Maya (2007) sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Bachri (1997) serta

Auliyah dan Hamzah (2006) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Penelitian lain mengenai pengaruh inflasi terhadap return saham menurut

Utami dan Rahayu (2003) menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap

return saham yang didukung oleh Prihatini (2009) bahwa inflasi berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap return saham. Namun menurut Hardiningsih

et. al. (2002) dan Suyanto (2007) menyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif

dan signifikan terhadap return saham.

Melihat kenyataan dalam penelitian sebelumnya penulis terdorong untuk

melakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan hasil penelitian yang

menyakinkan dan mampu memperoleh pemahaman akan kebenaran mengenai

pengetahuan khususnya dalam bidang pasar modal dengan menjadikan inflasi

sebagai variabel moderasi yang nantinya diharapkan dapat membuktikan apakah

inflasi dapat memperkuat atau bahkan dapat memperlemah profitabilitas dalam

hubungannya terhadap return saham pada perusahaan manufaktur.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengambil judul

“PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM

10

DENGAN INFLASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

2005-2009”.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap return saham?

2. Apakah inflasi dapat memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap return

saham?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh bukti empiris dan pemahaman pengaruh profitabilitas

terhadap return saham.

2. Untuk memperoleh bukti empiris dan pemahaman lebih lanjut mengenai

pengaruh profitabilitas terhadap return saham dengan inflasi sebagai variabel

moderasi.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan evaluasi dari teori

dengan keadaan yang ada di lapangan dan dapat memberikan kontribusi

yang nyata pada perkembangan teori akuntansi. Menambah khasanah yang

11

baru dalam perbendaharaan ilmu pengetahuan untuk saling melengkapi

dengan penelitian sebelumnya maupun yang akan dilakukan oleh para

peneliti sesudahnya dalam mengkaji lagi return saham.

2. Manfaat praktis

a. Manfaat praktis dalam penelitian ini diperuntukkan bagi perusahaan-

perusahaan manufaktur sebagai masukan dan bahan pertimbangan

dalam mengelola usahanya untuk memperoleh laba serta menentukan

kebijakan-kebijakan keuangan perusahaan.

b. Bagi para investor dan calon investor yang melakukan kegiatan

investasi di pasar modal dimana hasil penelitian ini dapat memberikan

masukan ataupun pertimbangan pemikiran dalam pembuatan keputusan

dalam menanamkan modalnya.

12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pasar Modal

2.1.1 Pengertian Pasar Modal

Pasar modal adalah suatu pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka

panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authoriries, maupun swasta

(Husnan, 2009:5). Pasar modal menyediakan berbagai alternatif bagi para investor

bagi para investor selain alternatif investasi lainnya seperti menabung di bank,

membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan. Pasar modal bertindak sebagai

penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah

melalui perdagangan instrumen jangka panjang seperti obligasi, saham, dan

lainnya.

Menurut UU No. 5 tahun 1995 yang menyatakan bahwa pasar modal

adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana

untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek-efek pihak lain dengan

tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Fungsi pasar modal adalah

meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan kriteria

pasarnya secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara

keseluruhan. (http://www.bappepam.go.id, 2009)

13

2.1.2 Manfaat Pasar Modal

Manfaat pasar modal dibedakan menjadi dua yaitu manfaat yang

diperuntukkan bagi emiten dan bagi investor (www.wikipedia-pasar modal.com,

2009).

Pasar modal bagi emiten memiliki beberapa manfaat antara lain:

1. Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar dan dana tersebut diterima

sekaligus pada saat pasar perdana selesai.

2. Tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam

pengelolaan dana perusahaan.

3. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan.

4. Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil.

Pasar modal bagi investor memiliki beberapa manfaat yaitu:

1. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi yang tercermin

dengan meningkatnya harga saham.

2. Memperoleh deviden bagi mereka yang memiliki atau memegang saham dan

bunga yang mengambang bagi pemegang obligasi.

3. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang

mengurangi resiko.

2.2 Return Saham

2.2.1 Pengertian Return Saham

Saham adalah unit kepemilikan dalam sebuah perusahaan. Sebagai bukti

kepemilikan atas saham, perseroan terbatas menerbitkan sertifikat saham kepada

para pemegang sahamnya (Simamora, 2006).

14

Menurut Jogiyanto (2008:195) return dapat didefinisikan sebagai hasil

yang akan diperoleh dari kegiatan investasi. Dalam setiap kegiatan investasi baik

jangka pendek ataupun jangka panjang mempunyai tujuan utama yaitu untuk

memperoleh keuntungan yang disebut return.

Konsep resiko juga tidak terlepas kaitannya dengan return saham, karena

investor selalu mengharapkan return saham yang sesuai atas setiap resiko

investasi yang dihadapinya. Secara praktis, tingkat pengembalian suatu investasi

adalah persentase penghasilan total selama periode investasi dibandingkan harga

beli investasi tersebut.

2.2.2 Penggolongan Return Saham

Return memiliki peran yang sangat signifikan dalam menentukan nilai dari

sebuah saham. Return dapat digolongkan menjadi dua yaitu return realisasi

(realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi

digunakan sebagai dasar penentuan return ekspektasi yang diharapkan oleh

investor di masa mendatang. Return realisasi diukur dengan menggunakan return

total, relatif return, kumulatif return, dan return disesuaikan. Return total

merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu

yang terdiri dari capital gain dan yield (Jogiyanto, 2008:195).

Return yang terdiri dari capital gain dan yield dapat dirumuskan sebagai

berikut (Jogiyanto, 2008:198):

Capital gain merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif

dengan harga periode lalu:

15

Keterangan :

Pt = Harga saham periode sekarang

Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya

Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga

investasi periode tertentu dari suatu investasi, dan untuk saham biasa dimana

pembayaran periodik sebesar Dt rupiah per lembar, maka yield dapat dituliskan

sebagai berikut:

Keterangan :

Dt = Dividen kas yang dibayarkan

Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya

Sehingga return total dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :

Pt = Harga saham periode sekarang

Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya

Dt = Dividen kas yang dibayarkan

Mengingat tidak selamanya suatu perusahaan membagikan dividen kas

secara periodik kepada pemegang sahamnya, maka return saham dapat dihitung

sebagai berikut:

16

Keterangan :

Pt = Harga saham periode sekarang

Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya

2.2.3 Teori Tingkat Keuntungan Sekuritas

Pembahasan mengenai tingkat keuntungan sekuritas dapat dikelompokkan

dalam dua teori (Husnan, 2009:215), yaitu:

1. Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Teori ini menggambarkan hubungan tingkat return dan resiko secara

sederhana dan hanya menggunakan satu variabel (variabel beta) untuk

menggambarkan resiko. Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan

hasil utama dari ekonomi keuangan modern dan dapat digunakan untuk

memprediksi antara hubungan resiko sebuah asset dan tingkat harapan

pengembalian.

2. Arbitrage Pricing Theory (APT)

Teori ini menggunakan sekian banyak variabel pengukur resiko untuk melihat

hubungan return dan resiko. Teori ini menggunakan pemikiran yang

menyatakan bahwa dua kesempatan investasi yang mempunyai karakteristik

yang sama tidaklah bisa dijual dengan harga yang berbeda. Konsep yang

digunakan adalah hukum satu harga (the law of the one price).

Penelitian menggunakan teori APT karena sesuai dengan variabel yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu profitabilitas, inflasi serta return saham.

Ross dalam Belkaoui (2007) menyatakan bahwa dalam teori APT dipengaruhi

17

oleh tingkat pertumbuhan penjualan, prediksi industri, inflasi, rentang tingkat

bunga jangka panjang ataupun jangka pendek serta rentang obligasi.

Pendekatan dalam teori ini dibedakan menjadi dua yaitu: pendekatan yang

bergantung pada makro ekonomi dan variabel pasar keuangan yang diasumsikan

meliputi resiko sistematis dari ekonomi, dan pendekatan yang merujuk pada

karakter perusahaan yang kemungkinan dapat menjelaskan perbedaan sensitivitas

terhadap resiko sistematis sebelum membuat portofolio dari saham dengan

karakter tersebut (Chen Roll dalam Belkaoui, 2007:144).

Apabila aktiva yang berkarakteristik sama tersebut dengan harga yang

berbeda, maka akan terdapat kesempatan untuk melakukan arbitrage dengan

membeli aktiva yang berharga murah dan pada saat yang sama menjualnya

dengan harga yang lebih tinggi sehingga untuk memperoleh laba tanpa resiko.

Dalam penelitian menggunakan teori APT sebagai dasar dalam rangka

mengetahui hubungan return dengan resiko investasi yang dilakukan.

Kesimpulan dari penjelasan di atas yaitu return merupakan tingkat

kembalian yang akan didapatkan investor atas kegiatan investasi yang dilakukan.

Secara sederhana return dapat diartikan sebagai diartikan sebagai suatu kegiatan

menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu aset selama periode tertentu

dengan harapan dapat memperoleh penghasilan ataupun peningkatan nilai

investasi.

Return merupakan hal terpenting dalam menentukan keputusan investasi.

Pada dasarnya justifikasi atas return yang diterima harus dianalisis antara lain

melalui analisis return historis yang terjadi pada periode sebelumnya. Hal tersebut

dapat dijadikan dasar dalam penentuan tingkat kembalian yang diinginkan.

18

Tujuan utama perusahaan adalah mendapatkan laba, apabila dikaitkan

dengan return saham atau tingkat keuntungan sekuritas berarti investor akan

menanamkan modalnya ke perusahaan yang memiliki profitabilitas stabil karena

investor akan menanamkan modalnya dan mengharapkan keuntungan dari

kegiatan investasi yang dilakukan (Prihatini, 2009:20) dan slah satu variabel

makro ekonomi yang juga sebagai panduan dalam memprediksi return adalah

inflasi (Suyanto, 2007:19). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa

return saham dipengaruhi oleh profitabilitas dan inflasi.

2.3 Profitabilitas

2.3.1 Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas pada dasarnya adalah laba yang dinyatakan dalam persentase

(Hasibuan, 2001). Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan

manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba

yang dihasilkan. Secara garis besar, laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari

penjualan dan investasi yang dilakukan perusahaan.

Laba didefinisikan kenaikan atau peningkatan kesejahteraan laba suatu

perusahaan secara operasional sebagai arus kas satuan usaha yang ditambahkan

dengan perubahan nilai perusahaan tersebut (Hendriksen dan Van Breda,

2000:224). Selain itu, laba mampu memberikan informasi yang menunjukkan

prestasi perusahaan dari informasi yang berguna sebagai dasar pembagian hasil.

Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang penting untuk dilihat oleh pihak-

pihak seperti pengusaha, analis keuangan, dan lain-lain (Harahap, 2001:259).

19

2.3.2 Jenis-jenis Laba

Comitte On Terminologi (Harahap, 2001) mendefinisikan laba sebagai

jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan

kerugian dari penghasilan. Laba terdiri dari:

1. Laba Ekonomi

Laba ekonomi (Economic Income) adalah konsep laba yang dibahas oleh para

ahli ekonomi seperti Adam Smith, yang memberikan definisi terhadap

laba/income sebagai kenaikan kekayaan. Fischer Indah Hick dalam Harahap

(2001) menjelaskan sifat-sifat laba ekonomi sebagai berikut:

a. Physical Income

Laba merupakan konsumsi barang dan jasa oleh individu yang dapat

memberikan kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan.

b. Real Income

Laba adalah jumlah pembayaran uang yang dilakukan untuk mendapatkan

barang dan jasa sebelum dan setelah konsumsi.

c. Money Income

Laba adalah jumlah uang yang diterima dan digunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidup.

2. Laba Akuntansi atau Accounting Income

Laba akuntansi adalah perbedaan selisih antara realisasi penghasilan atau

revenue yang berasal dari transaksi-transaksi perusahaan pada periode

tertentu dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan laba.

Profitabilitas merupakan jenis laba akuntansi yang menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas dapat

20

dihitung dengan beberapa cara yaitu gross profit margin, net profit margin,

operating return on assets, return on assets, return on equity, dan operating ratio

(Munawir, 2002:196).

Secara sistematis ROA dirumuskan sebagai berikut (Ang, 1997) :

Keterangan :

NIAT : Net Income After Tax ( laba bersih sesudah pajak)

Av. Total Assets : Diperoleh dari rata-rata total aset yang diperoleh

dari rata-rata total aset awal tahun dan akhir tahun

Manfaat ROA (Munawir, 2002:204):

a. Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik maka

dengan analisis ROA dapat diukur efisiensi penggunaan yang menyeluruh,

yang sensitif terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan

perusahaan.

b. ROA dapat diperbandingkan dengan rasio industri untuk mengetahui posisi

perusahaan terhadap industri. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam

perencanaan strategi.

c. ROA juga dapat digunakan untuk kepentingan perencanaan dan kontrol.

d. Analisis ROA dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-

masing produksi yang dihasilkan perusahaan.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, profitabilitas merupakan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa mendatang dan merupakan

indikator dari keberhasilan operasi perusahaan. Perusahaan yang mempunyai

21

profitabilitas tinggi akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya

dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang tinggi, yaitu dalam bentuk

dividen.

Profitabilitas digunakan untuk mengukur hasil akhir dari berbagai

kebijakan dan keputusan manajemen dalam menjalankan perusahaan atau dengan

kata lain profitabilitas menggambarkan tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan

oleh manajemen, oleh karena itu sangat diperhatikan oleh pemilik perusahaan.

Tolok ukur yang dipakai untuk menilai kemampuan perusahaan menghasilkan

laba biasanya adalah pendapatan, dana dan modal.

2.4 Inflasi

2.4.1 Pengertian Inflasi

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-

harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang

dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang

meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan

spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang

(Boediono, 2011).

Inflasi mempengaruhi perekonomian melalui pendapatan, kekayaan serta

melalui perubahan tingkat dan efisiensi produk. Inflasi yang tidak bisa diramalkan

biasanya menguntungkan para debitur, pencari laba, dan spekulator pengambil

resiko dan akan merugikan para kreditur, kelompok berpendapatan tetap dan

investor yang tidak berani mengambil resiko. Inflasi meningkatkan pendapatan

dan biaya perusahaan, jika peningkatan biaya produksi lebih tinggi dari

22

peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan maka profitabilitas

perusahaan akan turun.

Indikator inflasi adalah seperti yang dikutip dari (www.bi.go.id, 2010)

sebagai berikut:

a. Indeks Harga Konsumen (IHK)

Merupakan indikator umum untuk menggambarkan pergerakan harga.

Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan harga dari paket barang

dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Tingkat inflasi di Indonesia

umumnya diukur dengan IHK.

b. Indeks Harga Perdagangan Besar

Merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga dari komoditi

yang diperdagangkan di suatu daerah.

2.4.2 Faktor Penyebab dan Jenis Infasi

Hal-hal yang menyebabkan terjadinya inflasi menurut Boediono

(2011:156) antara lain:

a. Demand Pull Inflation

Demand Pull Inflation terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan

dimana umumnya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga

terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga,

kondisi politik dan keamanan negara juga mempengaruhi terjadinya inflasi.

b. Cost Push Inflation

Cost Push Inflation terjadi akibat adanya kelangkaan bahan untuk proses

produksi yang mengakibatkan naiknya biaya produksi. Cost push inflation

23

merupakan penyebab inflasi yang berkaitan dengan perusahaan (produsen)

dan digunakan sebagai teori terjadinya inflasi dalam penelitian ini.

Jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahan suatu inflasi (Boediono,

2011:156) yaitu:

a. Inflasi ringan

Inflasi ringan terjadi apabila tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara

kurang dari 10% setahun.

b. Inflasi sedang

Jenis inflasi ini terjadi apabila tingkat inflasi dalam setahun antara 10%

sampai 30%.

c. Inflasi berat

Inflasi berat terjadi apabila tingkat inflasi dalam setahun diantara 30% sampai

100%.

d. Hiperinflasi

Hiper inflasi disebut juga inflasi yang tidak terkendali, karena tingkat

inflasinya dalam setahun lebih dari 100%, dan menyebabkan harga barang-

barang terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan

uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot.

Berdasarkan penjelasan diatas, inflasi merupakan peristiwa naiknya harga

barang. Para pelaku pasar memandang inflasi sebagai suatu resiko yang harus

dihindari. Tingkat inflasi yang tinggi menunjukkan bahwa resiko investasi cukup

besar karena dapat menurunkan tingkat pengembalian dari investor. Selain itu

tingkat laju inflasi yang tinggi dapat menurunkan keuntungan suatu perusahaan

sehingga sekuritas menjadi komoditi yang tidak menarik.

24

Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan penurunan daya beli uang serta

dapat mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari kegiatan

investasi yang dilakukannya. Sebaliknya, apabila tingkat inflasi dalam suatu

negara mengalami penurunan, maka hal ini merupakan sinyal yang positif bagi

investor ataupun calon investor seiring dengan turunnya resiko daya beli uang dan

resiko penurunan pendapatan.

2.5 Kerangka Berpikir

Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian Indonesia karena

pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi

keuangan. Fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana

yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki dana (investor)

dan pihak yang memerlukan dana. Fungsi keuangan karena pasar modal

memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi

pemilik dana. Dasar penentuan pengambilan keputusan dalam kegiatan investasi

secara umum adalah informasi akuntasi dalam bentuk laporan keuangan.

Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan salah satu

faktor penting yang menjadi pertimbangan investor dalam keputusan investasi.

Jika laba meningkat maka secara teoritis return saham akan meningkat. Investor

dalam melakukan investasi saham akan memilih perusahaan yang memiliki

tingkat pengembalian (return) yang tinggi. Perusahaan yang memiliki tingkat

pengembalian yang tinggi dianggap sebagai perusahaan yang memiliki kinerja

keuangan yang bagus. Keinginan investor untuk memperoleh return yang tinggi

25

dapat diwujudkan dengan mengadakan analisis dan upaya-upaya yang berkaitan

dengan investasi dalam saham.

Salah satu analisis yang dapat dilakukan oleh investor untuk mengukur

kinerja keuangan sebuah perusahaan, adalah dengan menganalisis profitabilitas

perusahaan. Salah satu cara mengetahui profitabilitas suatu perusahaan adalah

dengan Return On Asset (ROA). Semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang

semakin baik, karena tingkat kembalian semakin besar (Ang, 1997). Dengan

demikian semakin tinggi ROA dapat meningkatkan daya tarik investor untuk

menanamkan modalnya, sehingga harga saham akan meningkat.

Perusahaan yang profitable akan menjadi daya tarik bagi investor dan

calon investor untuk menanamkan dananya ke perusahaan tersebut. Dengan

semakin besarnya daya tarik ini maka banyak investor yang menginginkan saham

perusahaan tersebut. Jika banyak permintaan atas saham suatu perusahaan maka

harga sahamnya akan meningkat. Peningkatan harga saham berdampak pada

meningkatnya return yang diperoleh investor, karena return saham adalah

merupakan selisih harga saham periode saat ini dengan harga saham sebelumnya

(Natarsyah, 2000). Hal ini sesuai dengan penjelasan Ang (1997) bahwa

keuntungan perusahaan yang semakin meningkat memberikan tanda bahwa

kekuatan operasional dan keuangan perusahaan semakin membaik, sehingga

memberikan pengaruh positif terhadap return.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Natarsyah (2000),

Hardiningsih et.al. (2002), Ulupui (2006), Maya (2007) menjelaskan bahwa

profitabilitas berpengaruh positif terhadap return saham. Hal yang berbeda

diungkapkan oleh Bachri (1997) serta Auliyah dan Hamzah (2006) yang

26

menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

return saham.

Selain profitabilitas, tingkat inflasi dalam suatu negara juga merupakan

faktor yang mempengaruhi investor dalam melakukan kegiatan investasi di pasar

modal. Inflasi yang tinggi akan mengakibatkan penurunan harga saham, karena

menyebabkan kenaikan harga barang secara umum.

Inflasi dapat mempengaruhi perekonomian suatu negara melalui

pendapatan, kekayaan, dan melalui perubahan tingkat dan efisiensi produk.

Menurut Mankiw (2003:247). inflasi yang semakin tinggi akan mengakibatkan

harga-harga barang atau bahan baku meningkat. Tandelilin (2003) menjelaskan

bahwa inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan, jika peningkatan

biaya produksi akibat inflasi lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat

dinikmati oleh perusahaan maka profitabilitas perusahaan akan turun, begitu juga

sebaliknya apabila biaya produksi akibat inflasi lebih rendah dari harga yang

dinikmati perusahaan (produsen) maka profitabilitas perusahaan akan naik.

Perusahaan yang profitable akan menarik investor untuk menanamkan

modalnya dan menginginkan saham perusahaan tersebut. Apabila permintaaan

atas saham suatu perusahaan akan meningkatkan harga saham dan berdampak

pada meningkatnya return yang akan diterima investor. Sedangkan perusahaan

yang tidak profitable membuat investor tidak tertarik menanamkan modalnya dan

kondisi ini akan menurunkan harga saham dan return yang diperoleh investor.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa inflasi dapat memoderasi

pengaruh profitabilitas terhadap return saham.

27

Inflasi yang tidak bisa diramalkan biasanya akan menguntungkan para

debitur, pencari laba, dan spekulator pengambil resiko, sedangkan inflasi dapat

berubah menjadi merugikan untuk kreditur, kelompok berpendapatan tetap, dan

investor yang tidak berani mengambil resiko (Prihatini, 2009:39). Beberapa

penelitian sebelumnya mengenai inflasi dilakukan oleh Utami dan Rahayu (2003),

Prihatini (2009) menjelaskan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap return

saham. Sedangkan menurut Hardiningsih et. al. (2002) dan Suyanto (2007)

menyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap return saham.

Dalam penelitian ini kerangka berpikir menggunakan profitabilitas yang

diproksikan dengan Return On Asset (ROA) sebagai variabel independen, return

saham sebagai variabel dependen dan sebagai variabel moderasi adalah inflasi

yang dapat diketahui dari dua indikator yaitu indeks harga konsumen dan indeks

harga perdagangan besar.

Kerangka berpikir yang mengacu pada penjelasan di atas dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return

Saham dengan Inflasi sebagai Variabel Moderasi

Profitabilitas

Inflasi

Return saham

28

2 .6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1 : Profitabilitas perusahaan berpengaruh positif terhadap return saham.

H2 : Inflasi dapat memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap return saham.

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

3.1.1 Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur yang sudah go public dan terdaftar di BEI yaitu populasi penelitian

sebanyak 166 perusahaan manufaktur. Hal ini didasarkan pada beberapa alasan

yang menyangkut ketersediaan data, laba yang dihasilkan selama lima tahun

berturut-turut (2005-2009). Perusahaan yang terdaftar di BEI berarti laporan

keuangannya telah dipublikasikan sehingga ketersediaan data dapat terpenuhi.

3.1.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang

manufaktur selama tahun 2005-2009 yaitu sebanyak 35 perusahaan. Teknik

sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel dari

populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu.

Seleksi pemilihan sampel dengan kriteria yang ditentukan dalam penelitian

ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1 Daftar Jumlah Sampel Data Perusahaan

No Keterangan Jumlah

1 Ukuran populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar

dalam Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan

2005-2009

166

2 Jumlah unit analisis data perusahaan manufaktur yang

tidak dipublikasikan kepada publik pada tahun 2005-2009

(4)

3 Jumlah unit analisis data perusahaan manufaktur yang

menunjukkan saldo kerugian pada tahun 2005-2009

(84)

30

4 Jumlah unit analisis data perusahaan manufaktur yang

tidak mengungkapkan data secara lengkap terkait variabel-

variabel yang digunakan dalam penelitian pada tahun 2005-

2009

(43)

Jumlah sampel akhir unit analisis data perusahaan 35

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011

Jumlah sampel akhir yang diteliti adalah 175 unit analisis data perusahaan.

Jumlah sampel tersebut merupakan 35 perusahaan manufaktur yang dijumlahkan

selama periode tahun penelitian, yaitu selama tahun 2005-2009.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen

(return saham), variabel independen (profitabilitas) dan variabel moderasi

(inflasi).

Definisi dan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

1. Return saham (Y)

Return saham merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal

atas suatu investasi saham yang dilakukannya. Return saham yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah jenis return saham tahunan pada perusahaan

manufaktur. Skala yang digunakan dalam pengukuran return saham adalah

skala rasio.

Keterangan :

Pt = Harga saham periode sekarang

Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya (Jogiyanto, 2008:205)

31

2. Profitabilitas (X1)

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit

atau laba selama satu tahun yang dinyatakan dalam rasio laba operasi dengan

penjualan dari data laporan laba rugi akhir tahun. ROA merupakan rasio

profitabilitas yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba dari keseluruhan investasi yang ditanamkan dalam

bentuk aset. Skala yang digunakan dalam pengukuran profitabilitas adalah

skala rasio.

Keterangan:

NIAT : Net Income After Tax atau laba bersih sesudah

pajak

Av. Total assets : diperoleh dari rata-rata total aset yang diperoleh

dari rata-rata total aset awal tahun dan akhir tahun

(Ang, 1997)

3. Inflasi (X2)

Inflasi dalam penelitian ini merupakan inflasi yang terjadi karena cost push

inflation yaitu terjadinya inflasi atau kenaikan harga yang diakibatkan karena

kelangkaan produksi yang berdampak terhadap kenaikan biaya produksi.

Inflasi dapat diukur berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Indeks

Harga Perdagangan Besar (IHPB). Inflasi yang dimaksud merupakan inflasi

tahunan yang diperoleh dari data inflasi Bank Indonesia, inflasi tahunan

32

diperoleh dengan menjumlahkan inflasi bulanan (12 bulan) yang kemudian

dirata-rata sehingga dapat diketahui inflasi tahunan. Skala yang digunakan

dalam pengukuran inflasi adalah skala rasio.

3.3 Teknik Pengambilan Data

3.3.1 Jenis Data

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan

keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang diperoleh dari Indonesian Capital

Market Directory (ICMD) dan data inflasi yang diperoleh dari Bank Indonesia.

Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini menggunakan data runtut waktu (time

series), yaitu sekumpulan data observasi dalam rentang waktu tertentu dan dicatat

secara kontinyu (Gujarati, 2005). Data yang diperlukan dalam penelitian ini

adalah:

1. Laba bersih sesudah pajak (NIAT) tahun 2005-2009

2. Penjualan tahun 2005-2009

3. Rata-rata total aset tahun 2005-2009

4. Data inflasi tahun 2005-2009

5. Harga saham (closing price) tahun 2005-2009

3.3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian adalah metode

dokumentasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mencatat dan

mengidentifikasi data tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian yang

diperoleh dari BEI, dan IDX Statistic serta Bank Indonesia. Metode dokumentasi

digunakan karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

33

Arikunto (2006) mengemukakan bahwa dokumentasi berasal dari kata

dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Dalam penelitian ini dokumentasi

berupa laporan tahunan, data inflasi, data harga saham (closing price) pada tahun

2005-2009, buku literatur, jurnal referensi dan sebagainya.

3.4 Teknis Analisis Data

Teknik analisis data adalah langkah selanjutnya setelah data diperoleh

untuk menunjang penelitian ini dari sampel yang diteliti sudah terkumpul. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

3.4.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel

dalam penelitian ini yaitu variabel dependen (return saham), variabel independen

(profitabilitas) dan variabel moderasi (inflasi). Alat analisis yang digunakan

adalah rata-rata, maksimal, minimal, dan standar deviasi.

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, yaitu dilakukan

dengan cara mengungkap besar atau kecilnya suatu pengaruh atau hubungan antar

variabel yang dinyatakan dalam angka-angka dengan cara mengumpulkan data-

data yang merupakan faktor pendukung terhadap pengaruh antar variabel yang

dinyatakan dalam angka-angka dengan cara mengumpulkan data-data yang

merupakan faktor pendukung terhadap pengaruh antar variabel-variabel yang

bersangkutan untuk kemudian dianalisis (Sekaran, 2006).

Untuk menggambarkan variabel-variabel yang diteliti secara lebih rinci

ditetapkan kelas interval untuk masing-masing variabel. Adapun langkah-langkah

dalam penetapan interval tiap variabel adalah sebagai berikut:

34

1. Menetapkan jumlah kelas interval menjadi lima kelas yaitu (sangat rendah,

rendah, cukup tinggi, tinggi, sangat tinggi).

2. Menghitung rentang kelas interval dengan cara nilai tertinggi dikurangi nilai

terendah, kemudian dibagi jumlah kelas interval.

3. Rumus perhitungan rentang kelas interval adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Nilai tertinggi = Nilai maksimal variabel yang diperoleh

Nilai terendah = Nilai minimal variabel yang diperoleh

Jml. kelas interval = Banyaknya jenis kelas yang digunakan

3.4.2 Analisis Regresi

Analisis regresi berkenaan dengan permodelan data dan melakukan

pengambilan keputusan berdasarkan analisis data, misalnya melakukan pengujian

hipotesis, melakukan estimasi pengamatan masa mendatang (estimasi atau

prediksi), membuat permodelan hubungan (korelasi, regresi, ANOVA, deret

waktu), dan sebagainya.

Agar model pengujian regresi dalam penelitian ini secara teoritis

menghasilkan nilai parametrik yang sahih, terlebih dahulu akan dilakukan

pengujian asumsi klasik regresi meliputi uji normalitas data, uji autokorelasi, dan

uji heteroskedastisitas. Setelah dilakukan pengujian hipotesis yaitu dengan metode

regresi linear sederhana, Moderate Regression Analysis (MRA) untuk mengetahui

ada tidaknya variabel moderasi dan koefisien determinasi.

35

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah

model regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi

klasik atau tidak. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

normalitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi, variabel terikat dan bebas semuanya memiliki distribusi

yang normal atau tidak (Ghozali, 2007). Model regresi yang baik adalah data yang

berdistribusi normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data

normal atau tidak, dilakukan dengan cara memperhatikan penyebaran data (titik)

pada grafik normal P-plot of regression standardizzed residual dari variabel

terikat (Ghozali, 2007), dimana:

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis

diagonal, maka model regresi yang dimaksud tidak memenuhi asumsi

normalitas.

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal

atau tidak menggunakan dua cara, yaitu melalui analisis grafik dan uji statistik

yang dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan

melihat signifikansi data tersebut. Apabila signifikansi lebih dari 5 % atau 0,05

maka data berdistribusi normal.

36

b. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah adanya korelasi antar anggota sampel yang diurutkan

berdasarkan waktu. Biasanya muncul pada observasi yang menggunakan data time

series (Algifari, 2000). Menurut Ghozali (2007) pada data cross-section, masalah

autokorelasi relatif jarang terjadi karena ‘gangguan’ pada observasi yang berbeda

berasal dari individu (kelompok yang berbeda). Algifari (2000) berpendapat

bahwa dampak dari adanya autokorelasi dalam model regresi yaitu, model regresi

yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen

pada nilai variabel independen tertentu. Uji yang digunakan untuk mendeteksi

adanya autokorelasi ini adalah uji Durbin Watson (DW).

Nilai DW yang menunjukkan ada tidaknya autokorelasi disajikan pada

tabel untuk mendapatkan angka dl (lowerbond) dan du (upper bond) yang dapat

dilihat pada tabel Durbin-Watson (D-W) pada buku statistik yang relevan.

Tabel 3.2 Dasar Pengambilan Keputusan

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif

Tidak ada autokorelasi positif

Tidak ada korelasi negatif

Tidak ada korelasi negatif

Tidak ada autokorelasi,

positif atau negatif

Tolak

No decision

Tolak

No decision

Tidak ditolak

0 < d < dl

dl ≤ d ≤ du

4 – dl < d < 4

4 – du ≤ d ≤ 4 – dl

du < d < 4 – du

Sumber data: Ghozali, 2007

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

37

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau

tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2007).

Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan cara melihat

grafik plot antar nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya

(SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antar SRESID dan

ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah

residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2007).

Selain itu untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dideteksi

dengan uji Glejser, apabila probabilitas signifikansinya di atas 5%.

Dasar pengambilan keputusan dengan Scatterplot (Ghozali, 2007):

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) akan

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik penyebaran di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi heteroskedastisitas.

2. Pengujian Hipotesis

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Pengujian Regresi Linear Sederhana

Pengujian regresi bertujuan untuk menguji pengaruh antara satu variabel

terhadap variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel dependen,

sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel independen.

38

Regresi yang memiliki satu variabel dependen dan satu variabel

independen disebut regresi sederhana (Nugroho, 2005). Bentuk umum persamaan

regresi linear sederhana adalah:

Y = α + β1X1 + e

Keterangan :

Y = Variabel Dependen

α = Koefisien Konstanta

β1 = Koefisien Regresi

X1 = Profitabilitas

e = Error term

b. Moderate Regression Analysis (MRA)

Variabel moderasi adalah variabel independen yang akan memperkuat

atau memperlemah hubungan antara variabel independen terhadap variabel

dependen (Ghozali, 2007). Pengujian yang akan dilakukan untuk menguji variabel

moderasi dengan menggunakan uji interaksi yang disebut dengan Moderate

Regression Analysis (MRA).

Pada penelitian ini variabel moderasi menggunakan uji nilai selisih mutlak

yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan yang melibatkan antara

variabel independen (profitabilitas) dan variabel moderasi (inflasi). Frucot dan

Shearon dalam Ghozali (2007) mengajukan model ini untuk menguji pengaruh

moderasi yaitu dengan model nilai selisih mutlak dari variabel independen.

Interaksi seperti ini lebih disukai karena ekspektasi sebelumnya berhubungan

dengan kombinasi antara variabel independen, variabel moderasi dan

39

berpengaruh terhadap variabel dependen. Persamaan statistika yang digunakan

adalah sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3 |X1-X2| + e

Keterangan :

Y = Return saham

α = Koefisien konstanta

β1, β2, β3 = Koefisien regresi

X2 = Inflasi

X1 = Profitabilitas

|X1- X2| = Interaksi yang diukur dengan nilai absolute perbedaan

antara X1 dan X2

e = Error term\

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (2R ) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi berada diantara nol dan satu. Nilai 2R yang kecil berarti kemampuan

variabel–variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat

terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel-varibel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen (Ghozali, 2007). Namun terdapat kelemahan mendasar penggunaan

koefisien determinasi yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang

dimasukkan ke dalam model, sehingga untuk mengevaluasi model regresi terbaik

40

digunakan nilai adjusted R2. Data dalam penelitian ini akan diolah dengan

menggunakan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 12.00 for

windows.

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Deskripsi Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah variabel

dependen (return saham), variabel independen (profitabilitas yang diproksikan

dengan menggunakan ROA) dan variabel moderasi (inflasi). Deskripsi variabel

dalam penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan deskripsi data dari seluruh

variabel yang akan dimasukkan dalam model penelitian. Adapun deskripsi

variabel Y (return saham), X1 (profitabilitas) dan X2 (inflasi) adalah sebagai

berikut:

1. Return Saham

Variabel return saham dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur

tahun 2005-2009. Deskripsi mengenai return saham dapat dilihat pada tabel 4.1

berikut ini.

Tabel 4.1 Deskripsi Return Saham Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun

2005-2009

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Y 175 -90.00 241.67 30.97 65.33

Valid N (listwise) 175

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011

Berdasarkan data tabel 4.1 dapat diketahui nilai rata-rata return saham

perusahaan manufaaktur tahun 2005-2009 berkisar antara -90.00% sampai

241.67% menunjukkan bahwa terjadi perubahan return yang positif dengan rata-

42

rata return saham sebesar 30.97%. Hal ini juga menjelaskan bahwa terdapat

kesejangan yang cukup besar antara nilai return minimal dengan nilai return

maksimal yang dihasilkan selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2009,

secara umum harga saham (closing price) perusahaan-perusahaan yang menjadi

sampel dalam penelitian ini mengalami peningkatan.

Nilai maksimal return dihasilkan oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk yaitu

sebesar 241.67% pada tahun 2009, nilai return yang besar terjadi karena naiknya

harga saham dari tahun ke tahun sehingga return yang dihasilkan juga mengalami

kenaikan bahkan lebih besar dari perusahaan manufaktur lainnya. Nilai terendah

return dihasilkan PT.Citra Tubindo, Tbk sebesar -90.00% pada tahun 2009, nilai

return yang mencapai negatif terjadi karena turunnya harga saham dibanding nilai

harga saham di tahun-tahun sebelumnya. Nilai standart deviasi return saham

sebesar 65.33% yang melebihi nilai rata-rata return saham sebesar 30.97%,

dengan besarnya simpangan data menunjukkan tingginya fluktuasi data variabel

return saham selama periode pengamatan.

Berdasarkan data dan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa harga

saham perusahaan manufaktur selama periode pengamatan tahun 2005-2009

dalam pasar sekuritas belum dapat memberikan jaminan keamanan dalam

kegiatan investasi yang dilakukan investor karena fluktuasi harga saham akan

mempengaruhi return saham.

43

Tabel 4.2 Distribusi Return Saham Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-

2009

No Interval Keterangan Frekuensi Persentase

1 (-90.00) - (-23.00) Sangat Rendah 33 18.86%

2 (-22.99) - 44.01 Rendah 77 44.00%

3 44.02 - 111.02 Cukup Tinggi 50 28.57%

4 111.03 - 178.03 Tinggi 6 3.43%

5 178.04 - 245.04 Sangat Tinggi 9 5.14%

Jumlah 175 100%

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011

Pada tabel 4.2 menunjukkan kelas interval return saham yang dibagi

menjadi lima kelas. Pada interval (-90.00) - (-23.00) sejumlah 33 perusahaan

dengan persentase sebesar 18.86% diinterpretasikan sangat rendah. Pada interval

(-22.99) - 44.01 sejumlah 77 sampel perusahaan dengan persentase sebesar 44%

diinterpretasikan rendah. Pada interval 44.02 - 111.02 sejumlah 50 sampel

perusahaan dengan persentase sebesar 28.57% diinterpretasikan cukup tinggi.

Nilai interval 111.03 - 178.03 sejumlah 6 sampel perusahaan dengan persentase

sebesar 3.43% dengan interpretasi tinggi. Nilai interval 178.04 - 245.04 sejumlah

9 sampel perusahaan dengan persentase sebesar 5.14% diinterpretasikan sangat

tinggi. Rata-rata return adalah 30.97 tepatnya dalam kategori rendah.

2. Profitabilitas

Variabel profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan pengukuran

Return On Asset (ROA). Deskripsi ROA pada perusahaan manufaktur tahun

2005-2009 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:

44

Tabel 4.3 Deskripsi Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

X1 175 .23 40.67 11.2405 8.30211

Valid N (listwise) 175

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011

Nilai rata-rata ROA dalam periode pengamatan adalah sebesar 11.24%.

Nilai minimal ROA dihasilkan oleh PT. Budi Acid Jaya, Tbk yaitu sebesar 0.23%

pada tahun 2005, sedangkan nilai maksimal ROA dihasilkan oleh PT. Unilever

Indonesia, Tbk sebesar 40.6% pada tahun 2009. Nilai standar deviasi adalah

sebesar 8.30% menunjukkan bahwa nilai masing-masing perusahaan menyebar

pada nilai yang tersedia, tidak mengelompok pada nilai tertentu.

Berdasarkan data penelitian ini terdapat perusahaan yang memiliki ROA

yang sangat tinggi dan juga perusahaan yang memiliki ROA bernilai rendah, hal

ini menunjukkan belum maksimalnya efektivitas operasional antara laba yang

dihasilkan dengan total aset yang digunakan oleh perusahaan manufaktur. Dalam

tabel 4.4 distribusi profitabilitas pada perusahaan sampel dapat dilihat berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009

No Interval Keterangan Frekuensi Persentase

1 0.23 - 9.23 Sangat Rendah 81 46.29%

2 9.24 - 18.24 Rendah 72 41.14%

3 18.25 - 27.25 Cukup Tinggi 11 6.29%

4 27.26 - 36.63 Tinggi 5 2.86%

5 36.27- 45.27 Sangat Tinggi 6 3.43%

Jumlah 175 100%

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011

45

Pada interval 0.23 - 9.23 sejumlah 81 perusahaan dengan persentase

sebesar 46.29% diinterpretasikan sangat rendah. Pada interval 9.24 - 18.24

sejumlah 72 sampel perusahaan dengan persentase sebesar 41.14%

diinterpretasikan rendah. Pada interval 18.25 - 27.25 sejumlah 11 sampel

perusahaan dengan persentase sebesar 6.29% diinterpretasikan cukup tinggi. Pada

interval 27.26 - 36.63 sejumlah 5 sampel perusahaan dengan persentase sebesar

2.86% dengan interpretasi tinggi. Pada interval 36.27 - 45.27 sejumlah 6 sampel

perusahaan dengan persentase sebesar 3.43% diinterpretasikan sangat tinggi.

Rata-rata ROA adalah 11.24, tepatnya pada kategori rendah.

3. Inflasi

Variabel inflasi dalam penelitian ini digunakan sebagai variabel moderasi,

pengukuran inflasi diperoleh dari rata-rata inflasi bulanan selama periode

pengamatan tahun 2005-2009. Deskripsi inflasi di Indonesia selama tahun 2005-

2009 dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5 Deskripsi Inflasi di Indonesia Tahun 2005-2009

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

X2 175 4.95 13.33 9.0780 3.02717

Valid N (listwise) 175

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011

Nilai rata-rata inflasi adalah 9.08%, hal ini berarti inflasi yang terjadi

selama tahun 2005-2009 merupakan jenis inflasi dalam kategori ringan karena

inflasi yang terjadi kurang dari 10%. Nilai maksimal inflasi terjadi pada tahun

2006 yaitu sebesar 13.33% dan nilai minimal inflasi terjadi pada tahun 2009 yaitu

sebesar 4.95%. Nilai standar deviasi inflasi sebesar 3.37% lebih kecil dari nilai

46

rata-rata inflasi sebesar 9.08%, hal ini menunjukkan data variabel inflasi

mempunyai sebaran yang kecil. Distribusi inflasi dapat dilihat dalam tabel 4.6

berikut:

Tabel 4.6 Distribusi Inflasi di Indonesia Tahun 2005-2009

No Interval Keterangan Frekuensi Persentase

1 4.95 - 6.95 Sangat Rendah 70 40.00%

2 6.96 - 8.96 Rendah 0 0%

3 8.97 - 10.97 Cukup Tinggi 70 40%

4 10.98 - 12.98 Tinggi 0 0%

5 12.99 - 14.99 Sangat Tinggi 35 20%

Jumlah 175 100.00%

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011

Pada kelas interval 4.95 - 6.95 sejumlah 70 sampel dengan persentase

40% diinterpretasikan sangat rendah. Berdasarkan tabel 4.6 tidak terdapat sampel

untuk inflasi dengan kategori rendah dan cukup tinggi. Pada interval 8.97 - 10.97

sejumlah 70 sampel dengan persentase sebesar 40% diinterpretasikan cukup

tinggi. Pada interval 12.99 - 14.99 sejumlah 35 sampel dengan persentase sebesar

20% diinterpretasikan sangat tinggi. Rata-rata inflasi selama lima tahun adalah

sebesar 9.08, tepatnya dalam kategori cukup tinggi.

47

4.1.2 Analisis Regresi

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,

2007). Dalam penelitian ini, data yang berdistribusi normal dapat diketahui

dengan analisis histogram, normal probability plot dan analisis statistik non-

parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan ketentuan apabila data

menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka

modal regresi memenuhi asumsi normalitas serta jika nilai asymp. Sign. (2-

tailed) lebih dari 0,05 pada uji Kolmogorov-Smirnov.

Berdasarkan uji normalitas pada penelitian ini membuktikan bahwa

data terdistribusi secara normal, hal ini dapat dilihat dari grafik histogram

pada gambar 4.1 tidak terlalu melenceng ke kanan atau ke kiri yang

menunjukan distribusi normal dan titik-titik normal probability plot pada

gambar 4.2 menyebar disekitar garis diagonal dan menyebar disekitar garis

diagonal serta tabel 4.7 yang menunjukkan normalitas data dengan uji

Kolmogorov-Smirnov (K-S).

48

Gambar 4.1 Grafik Histogram

-3 -2 -1 0 1 2 3 4

Regression Standardized Residual

0

10

20

30

Freq

uenc

y

Mean = -2.16E-16Std. Dev. = 0.991N = 175

Dependent Variable: Return Saham

Histogram

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011

Gambar 4.2 Uji Normalitas Data dengan P-Plot

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Exp

ecte

d C

um

Pro

b

Dependent Variable: Return Saham

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011

49

Tabel 4.7 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sam ple Kolm ogorov-Sm ir nov Tes t

175

.0000000

57.38944632

.067

.067

-.032

.888

.409

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Dif ferences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized

Residual

Test dis tribution is Normal.a.

Calculated f rom data.b.

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011

Nilai asymp. Sign. (2-tailed) pada uji K-S di atas sebesar 0,409 jauh di

atas α=0,05. Hal ini berarti Hipotesis Nol (H0) diterima, yang artinya

seluruh variabel sudah terdistribusi secara normal.

b. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah adanya korelasi antar anggota sampel yang

diurutkan berdasar waktu. Biasanya muncul pada observasi yang

menggunakan data time series (Algifari, 2000). Uji yang digunakan untuk

mendeteksi adanya autokorelasi ini adalah uji Durbin-Watson (D-W). Uji

DW dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai-nilai taksiran faktor

gangguan yang berurutan.

Tabel 4.8 Nilai D-W sebagai Dasar Uji Autokorelasi

Model Summ aryb

.478a .228 .215 57.89067 1.822

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

Predictors: (Constant), ABSX1_X2, Zscore: Inf lasi, Zscore: ROAa.

Dependent Variable: Return Sahamb.

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011

50

Nilai DW sebesar 1,822, nilai ini bila dibandingkan dengan nilai tabel

dengan signifikansi 5%, jumlah sampel (n) 200 dan k= 2, maka pada tabel

Durbin-Watson akan didapatkan nilai seperti yang dijabarkan dalam tabel

4.9 berikut:

Tabel 4.9 Durbin-Watson Test

k=2

N dl du

100 1.503 1.583

.. .. ..

200 1.653 1.693

Sumber: Ghozali, 2007

Nilai d yang menunjukkan ada tidaknya autokorelasi disajikan pada

Tabel untuk mendapatkan angka dl (lowerbond) dan du (upper bond) yang

dapat dilihat pada tabel Durbin-Watson (D-W) pada buku statistik yang

relevan. Nilai d berdasarkan tabel dasar pengambilan keputusan menurut

Ghozali (2007) yaitu 1,822 lebih besar dari batas atas (du) 1.693 dan kurang

dari 4 - 1.693 (4 – du), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

autokorelasi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Penyimpangan asumsi klasik terjadi jika terdapat heterokedastisitas

artinya varian variabel dalam model tidak sama. Uji scatterplot dilakukan

untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas.

51

Gambar 4.3 Grafik Scatterplot

-1 0 1 2 3 4 5

Regression Standardized Predicted Value

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

Re

gre

ss

ion

Stu

de

nti

zed

R

es

idu

al

Dependent Variable: Return Saham

Scatterplot

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011

Grafik scatterplot yang diperoleh setelah data diolah melalui SPSS

menunjukkan bahwa titik data menyebar secara acak serta tersebar di atas

maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi tersebut.

Sedangkan untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas

dengan menggunakan uji Glejser adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10 Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 36.759

5,258

6.463 .000

Zscore(ROA) 5.631 2.621 .023 .279 .781

Zscore(Inflasi) -0.614 3.126 -.113 -1.396 .137

ABSX1_X2 4.957 3.563 .140 1.657 .099

a. Dependent Variable: Abs_res

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011

52

Berdasarkan uji Glejser mrnunjukkan bahwatingkat probababilitas

signifikansinya diatas 5%, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas.

2. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode regresi linear

sederhana, dan metode Moderate Regression Analysis (MRA) untuk

mengetahui ada tidaknya variabel moderasi dan koefisien determinasi.

a. Pengujian Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi Linear sederhana dalam penelitian ini adalah

hubungan secara Linear antara satu variabel profitabilitas dengan variabel

return saham. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk

memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen

mengalami kenaikan atau penurunan (Priyatno, 2008). Persamaan regresi

linear sederhana sebagai berikut:

Y = a + bX + e

Keterangan:

Y = Variabel dependen

X = Variabel independen

a = Konstanta (nilai Y apabila X = 0)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

e = Error term

Hasil pengujian regresi linear sederhana dapat dilihat pada tabel 4.10

berikut:

53

Tabel 4.11 Uji Regresi Linear Sederhana

Coefficientsa

-1.721 7.760 -.222 .825

2.908 .556 .370 5.231 .000

(Constant)

ROA

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coef f icients

Beta

Standardized

Coef f icients

t Sig.

Dependent Variable: Return Sahama.

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011.

Persamaan regresinya sebagai berikut:

Y = -1.721 + 2.908X1

Hasil persamaan regresi linear sederhana yang telah dilakukan dapat

diartikan sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar -1.721 artinya jika X (profitabilitas) nilainya adalah

0, maka Y (return saham) nilainya negatif yaitu sebesar -1.721.

2. Koefisien regresi variabel X1 (profitabilitas) sebesar 2.908 artinya

setiap kenaikan satu satuan rasio keuangan profitabilitas, maka return

saham akan mengalami kenaikan sebesar 2.908 kali. Setiap penurunan

satu satuan rasio keuangan profitabilitas, maka return saham akan

mengalami penurunan sebesar 2.908 kali. Faktor lain yang

mempengaruhi return saham dianggap tetap.

b. Moderate Regression Analysis (MRA)

Inflasi merupakan variabel moderasi dalam penelitian ini atau dapat

dikatakan bahwa inflasi merupakan variabel yang memperkuat atau

memperlemah hubungan antara variabel independen (profitabilitas) dengan

variabel dependen (return saham). Dalam penelitian ini Moderate

Regression Analysis (MRA) menggunakan uji nilai selisih mutlak yang yang

54

dalam pengaplikasiannya lebih disukai karena ekspektasi sebelumnya

berhubungan dengan kombinasi antara variabel independen, variabel

moderating dan berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil pengujian

variabel moderasi dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.12 Moderate Regression Analysis

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std.

Error Beta

1 (Constant) 7.078 8.039 0.88 0.38

Zscore:

ROA 15.713 4.851 0.241 3.239 0.001

Zscore:

Inflasi -13.835 4.435 -0.212 -3.12 0.002

ABSX1_X2 19.795 5.588 0.262 3.542 0.001

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011

Persamaan regresinya sebagai berikut

Y = 7.078 + 15.713X1 – 13.835X2 + 19.795 |X1- X2|

Hasil persamaan regresi linear sederhana yang telah dilakukan dapat

diartikan sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar 7.078 artinya apabila ROA (X1), inflasi (X2), dan

interaksi |X1- X2| bernilai 0, maka return saham nilainya akan positif

yaitu sebesar 7.078.

2. Koefisien regresi variabel profitabilitas (X1) sebesar 15.713 artinya

setiap kenaikan satu satuan rasio keuangan profitabilitas, maka return

saham akan mengalami kenaikan sebesar 15.713 kali. Setiap penurunan

satu satuan rasio keuangan profitabilitas, maka return saham akan

mengalami penurunan sebesar 15.713 kali. Faktor lain yang

mempengaruhi return saham dianggap tetap.

3. Koefisien regresi variabel inflasi (X2) sebesar -13.835 artinya setiap

kenaikan satu satuan inflasi, maka return saham akan mengalami

penurunan sebesar 13.835 kali. Setiap penurunan satu satuan inflasi,

55

maka return saham akan mengalami kenaikan sebesar 13.835 kali.

Faktor lain yang mempengaruhi return saham dianggap tetap.

4. Koefisien variabel interaksi profitabilitas dengan inflasi (|X1- X2|)

sebesar 19.795 artinya setiap kenaikan satu satuan interaksi antara

profitabilitas dengan inflasi, maka return saham akan mengalami

kenaikan sebesar 19.795 kali. Setiap penurunan satu satuan interaksi

antara profitabilitas dengan inflasi, maka return saham akan mengalami

penurunan sebesar 19.795 kali. Faktor lain yang mempengaruhi return

saham dianggap tetap.

Berdasarkan hasil output SPSS menunjukkan bahwa variabel

profitabilitas yang diproksikan dengan menggunakan ROA memberikan

nilai koefisien 15.713 dengan probabilitas signifikansi 0.001. Variabel

inflasi memberikan koefisien -13.835 dengan probabilitas siginifikansi

0.002. Kedua variabel dalam hal ini ROA (profitabilitas) dan inflasi

berpengaruh terhadap return saham. Variabel moderating (|X1_X2|)

memiliki nilai koefisien sebesar 19.795 dengan probabilitas signifikansi

sebesar 0.001. Temuan ini menunjukkan bahwa inflasi merupakan variabel

moderasi dalam hubungan profitabilitas terhadap return saham.

c. Koefisien Determinasi

Penelitian dengan menggunakan regresi linear sederhana dan MRA,

maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen yang

dinyatakan dengan R2. Terdapat kelemahan mendasar penggunaan koefisien

determinasi yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang

dimasukkan ke dalam model, sehingga untuk mengevaluasi model regresi

terbaik digunakan nilai adjusted R2.

56

Tingkat keeratan hubungan dan variasi antar variabel, dapat diketahui

dengan menggunakan uji goodness of fit. Pengujian ini dilakukan untuk

mengetahui seberapa besar variabel independen dalam model regresi dapat

menjelaskan variasi data variabel dependen.

Tabel 4.13 Uji Goodness of Fit

Model Summ aryb

.370a .137 .132 60.87755 1.985

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

Predictors: (Constant), ROAa.

Dependent Variable: Return Sahamb.

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011

Dalam uji regresi linear sederhana sebelumnya dilakukan analisis

koefisien determinasi (R2). Hasil pengujian menunjukkan adjusted R

2

sebesar 0.132 atau 13.2 %. Jadi dapat dikatakan bahwa 13.2% return saham

perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI disebabkan oleh

profitabilitas. Sedangkan 86.8% besarnya return saham disebabkan oleh

variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Tabel 4.14 Uji Goodness of Fit

Model Summ aryb

.478a .228 .215 57.89067 1.822

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

Predictors: (Constant), ABSX1_X2, Zscore: Inf lasi, Zscore: ROAa.

Dependent Variable: Return Sahamb.

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011

Dalam uji MRA ini dianalisis pula besarnya koefisien determinasi

(R2) secara keseluruhan. Hasil pengujian menunjukkan adjusted R

2 sebesar

57

0.215 atau 21.5%. Jadi dapat dikatakan bahwa 21.5% return saham

perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI disebabkan oleh

Zinflasi, ZROA dan AbsX1_X2. Sedangkan 78.5% besarnya return saham

disebabkan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham

Secara deskriptif profitabilitas yang diproksikan dengan ROA dalam

penelitian ini masuk dalam kategori rendah yaitu pada posisi 11.24%.

Berdasarkan pengujian regresi menunjukkan hipotesis pertama diterima yaitu

variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROA berpengaruh positif secara

signifikan terhadap return saham, hal ini ditunjukkan dengan nilai siginifikan

0.000 yang lebih kecil dari 0.05 dan hasil positif pada persamaan regresi sebesar

2.908 yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat profitabilitas maka return saham

juga akan naik.

ROA yang semakin meningkat memperlihatkan kinerja perusahaan yang

semakin baik dan para pemegang saham akan memperoleh keuntungan dari

investasi saham yang dilakukan. Meningkatnya return yang diterima oleh para

investor akan berdampak pada daya tarik para investor ataupun calon investor

untuk menanamkan dananya ke perusahaan bidang manufaktur .

Secara teoritis ROA merupakan ukuran profitabilitas dari segi

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan besarnya aset yang

dipergunakan perusahaan, sebagaimana dipaparkan oleh Munawir (2002:204)

bahwa ROA seringkali menjadi pertimbangan investor dalam menentukan pilihan

58

untuk berinvestasi. ROA merupakan salah satu faktor penentu dasar dalam

penentuan pertumbuhan tingkat pendapatan perusahaan yang dapat mencerminkan

kinerja keuangan yang berkorelasi dengan earning perusahaan yang bersangkutan.

Dalam teori APT penggunaan profitabilitas yang diproksikan dengan

ROA merupakan suatu analisis untuk mengetahui karakteristik perusahaan.

Pendekatan ini dilakukan untuk mengetahui resiko-resiko sebelum membuat

portofolio dari saham-saham yang diinginkan. Maka penggunaan ROA dalam

memprediksi return saham dapat dilakukan.

Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa meningkatnya profitabilitas

menunjukkan membaiknya kinerja perusahaan dan para investor atau pemegang

saham akan memperoleh keuntungan (return saham). Perusahaan yang profitable

akan menjadi daya tarik bagi investor dan calon investor untuk menanamkan

dananya ke perusahaan tersebut. Dengan semakin besarnya daya tarik ini akan

maka akan banyak investor yang menginginkan saham perusahaan tersebut. Jika

banyak permintaan atas saham suatu perusahaan maka harga sahamnya akan

meningkat. Peningkatan harga saham berdampak pada meningkatnya return yang

diperoleh investor, karena return saham adalah merupakan selisih harga saham

periode saat ini dengan harga saham sebelumnya (Natarsyah, 2000). Hal ini sesuai

dengan penjelasan Ang (1997) bahwa keuntungan perusahaan yang semakin

meningkat memberikan tanda bahwa kekuatan operasional dan keuangan

perusahaan semakin membaik, sehingga memberikan pengaruh positif terhadap

ekuitas.

Hasil penelitian ini konsisten dengan dengan penelitian Natarsyah (2000),

bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap return saham, hal ini pun

59

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Maya (2007), Ulupui (2006) dan

Hardiningsih et. al. (2002) yang menjelaskan bahwa ROA berpengaruh positif

terhadap return saham.

4.2.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham dengan Inflasi

Sebagai Variabel Moderasi

Secara deskriptif inflasi dalam penelitian ini digolongkan pada kategori

cukup tinggi yaitu sebesar 9.08%. Hipotesis kedua dalam penelitian ini

menyatakan bahwa inflasi dapat memoderasi hubungan profitabilitas terhadap

return saham. Variabel interaksi profitabilitas dengan inflasi (|X1_X2|) memiliki

nilai koefisien sebesar 19.795 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0.001 yang

juga lebih kecil dari 0.05. Dari tanda koefisiennya yang bersifat positif

menunjukkan bahwa inflasi menguatkan pengaruh profitabilitas terhadap return

saham. Dari hasil pengujian MRA tersebut membuktikan bahwa hipotesis kedua

diterima.

Inflasi dapat memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap return saham

dikarenakan inflasi dalam kurun waktu 2005-2009 masih termasuk kategori inflasi

ringan . Inflasi ringan terjadi apabila inflasi yang terjadi di suatu negara kurang

dari 10% setahun (Boediono, 2011:156). Tandelilin (2003) menjelaskan bahwa

inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan, jika peningkatan biaya

produksi lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh

perusahaan maka profitabilitas perusahaan akan turun, begitu juga sebaliknya

apabila biaya produksi lebih rendah dari harga yang dinikmati perusahaan

(produsen) maka profitabilitas perusahaan akan naik. Hal ini sesuai dengan teori

APT yang jelaskan bahwa inflasi merupakan salah satu faktor yang dapat

60

mempengaruhi harga saham dan dapat mempengaruhi keadaan suatu perusahaan

dalam menjalankan kegiatan operasionalnya (Ross dalam Belkaoui, 2007).

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa inflasi dapat memperkuat

pengaruh profitabilitas terhadap return saham perusahaan manufaktur tahun 2005-

2009. Hal ini disebabkan karena dua faktor yaitu:

a. Hasil penelitian pada tahun 2005-2009 menunjukkan inflasi berada

pada kategori inflasi ringan (dibawah 10%). Kategori inflasi ringan

tersebut menunjukkan bahwa inflasi dapat memperkuat pengaruh

profitabilitas terhadap return saham.

b. Inflasi dalam penelitian ini didasarkan pada teori cost push inflation

yaitu munculnya inflasi akibat adanya kelangkaan bahan untuk proses

produksi yang mengakibatkan naiknya biaya produksi yang

mempengaruhi pendapatan dan biaya perusahaan. Hasil penelitian ini

mendukung pendapat Tandelilin (2003) yaitu apabila biaya produksi

lebih rendah dari harga yang dinikmati perusahaan (produsen) maka

profitabilitas perusahaan akan naik. Profitabilitas yang naik akan

membuat investor menginginkan saham perusahaan-perusahaan

manufaktur, banyaknya permintaan saham oleh investor akan

meningkatkan harga dan juga return saham.

61

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Simpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah sebagai

berikut:

1. Profitabilitas yang diproksikan dengan ROA berpengaruh positif dan

signifikan terhadap return saham.

Meningkatnya profitabilitas menunjukkan membaiknya kinerja perusahaan

dan para investor atau pemegang saham akan memperoleh keuntungan (return

saham). Perusahaan yang profitable akan menjadi daya tarik bagi investor dan

calon investor untuk menanamkan dananya ke perusahaan tersebut. Dengan

semakin besarnya daya tarik ini akan maka akan banyak investor yang

menginginkan saham perusahaan tersebut. Apabila banyak permintaan atas saham

suatu perusahaan maka harga sahamnya akan meningkat. Peningkatan harga

saham berdampak pada meningkatnya return yang diperoleh investor, karena

return saham adalah merupakan selisih harga saham periode saat ini dengan harga

saham sebelumnya.

2. Inflasi dalam kategori ringan dapat memoderasi (memperkuat) pengaruh

profitabilitas terhadap return saham.

Inflasi akan naik atau turunya biaya produksi dan harga jual produk

perusahaan. Dalam kondisi inflasi kategori ringan, biaya produksi lebih rendah

dari harga jual yang dinikmati perusahaan (produsen) maka profitabilitas

perusahaan akan naik. Profitabilitas yang naik akan membuat investor

62

menginginkan saham perusahaan-perusahaan manufaktur, banyaknya permintaan

saham oleh investor akan meningkatkan harga dan juga return saham.

5.2 Saran

Adapun saran yang diajukan dari penelitian yang telah dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi dalam kategori ringan dapat

memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap return saham. Apabila dalam

suatu negara tingkat inflasinya berada pada kategori ringan (dibawah 10%)

diharapkan investor dalam mengambil keputusan investasinya dapat

menggunakan inflasi sebagai salah satu cara dalam memprediksi return

saham.

2. Besarnya pengaruh profitabilitas dan inflasi yang rendah dalam penelitian

ini diharapkan penelitian-penelitian selanjutnya untuk meneliti topik serupa

dengan mengungkapkan variabel-variabel lain yang belum diungkap dalam

penelitian ini seperti likuiditas, solvabilitas dan suku bunga.

3. Bagi investor yang ingin melakukan investasi saham dan mengharapkan

return saham, hendaklah melakukan analisis historis harga saham sehingga

mengetahui capital gain dari saham-saham yang ada sehingga nantinya

investor akan menjual sahamnya ketika harga saat ini (Pt) lebih besar dari

harga saham tahun sebelumnya (Pt-1) dan memperoleh keuntungan dan

investor akan menahan sahamnya ketika harga saham saat ini lebih kecil

63

dari harga saham sebelumnya apabila investor tidak mau mengalami

kerugian.

4. Selain itu, periode pengamatan dapat memperbanyak periode dan sampel

penelitian agar diperoleh hasil yang lebih maksimal dalam menjelaskan

return saham khususnya pada perusahaan manufaktur.

64

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Analisis Regresi (Teori, Kasus dan Solusi), Edisi kedua.

Yogyakarta: BPFE.

Ang, Robbert. 1997. Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia. Edisi Pertama. Jakarta:

Media Soft Indonesia.

Anoraga, Panji dan Piji Pikarti. 2001. Pengantar Pasar Modal. Jakarta: Rineka

Cipta.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Auliah, Robiatul dan Hamzah, Ardi. 2006. Analisa Karakteristik Perusahaan,

Industri dan Ekonomi Makro Terhadap Return dan Beta Saham Syariah di

Bursa Efek Jakarta. Padang: Simposium Nasional Akuntansi 9.

Bachri, Syamsul. 1997. Profitabilitas dan Nilai Pasar Terhadap Perubahan

Harga Saham Pada Perusahaan Go Public di BEJ. Jurnal Persepsi edisi

khusus Vol. I.

Bank Indonesia. Website: http://www.bi.go.id. Inflasi.

Bapepam. Website: http://www.bappepam.go.id. Peraturan Bapepam.

Baridwan, Zaki. 1997. Intermediate Accounting. Edisi Ketujuh. Cetakan Pertama.

Yogyakarta: BPFE.

BEI. Website: http: //www.idx.co.id. Laporan Keuangan Perusahaan.

Belkaoui, 2007. Teori Akuntansi. Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat.

Boediono. 2011. Ekonomi Makro. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.

Brigham dan Houston. 2007. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.

Jakarta:salemmba Empat.

Brigham dan Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Carla, Poli. 1998. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

65

Chariri, Anis dan Imam Ghozali. 2007. Teori Akuntansi. Edisi Ketiga. Semarang.

Universitas Diponegoro.

Dermawan Sjahrial, 2007. Manajemen Keuangan, Jakarta : Mitra Wacana Media.

Elluch, Jaouida. 2009. Fundamental Analysis Strategy and the Prediction of Stock

Returns. Tunisia: Internasional Research Journal of Finance and Economics.

F. Sharpe, William et. al . 1997. Investasi Jilid 1 dan 2. Jakarta: Prehalindo.

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Gujarati, Damodar. 2005. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Hardiningsih, Pancawati, Suryanto dan Chariri, 2002, Pengaruh Faktor

Fundamental dan Risiko Ekonomi terhadap Return Saham pada

Perusahaan di Bursa Efek Jakarta: Studi Kasus Basic Industry &

Chemical, Jurnal Strategi Bisnis, Vol, 8, Des. Tahun VI.

Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Teori Akuntansi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Malayu Hasibuan, S.P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Hendriksen. Eldon S dan F. Van Breda, 2000. Accounting Theory. Bandung:

Interaksa.

Husnan, Suad. 2009. Dasar-dasar Teori Porto Folio dan Analisis Sekuritas. Edisi

Keempat. Yogyakarta. UPP AMP YKPN.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standart Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba

Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standart Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba

Empat.

Indrayadi, Yuki. 2004. Inflasi dan Kaitannya Dengan Kinerja IHSG. Kompas,

Mei.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1998. Metodologi Penelitian Bisnis

Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

66

Info Pasar Modal. Website: http: //www. wikipedia-pasar modal.com.

Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga.

Yogyakarta: BPFE UGM.

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kominfo- News. Website: http://kominfo.go.id. Perusahaan Manufaktur.

Natarsyah, Syahib, 2000, Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental

Perusahaan Terhadap Harga Saham (Kasus Industri Barang Konsumsi),

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.5, No. 3, Hal. 294-312.

Nugroho, B. A. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan

Spsss. Yogyakarta: ANDI offset.

Mamduh M. Hanafi, dan Abdul Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan.

Yogyakarta. UPP AMP YKPN.

Mankiw, Gregory. 2003. Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Maya, Tika. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Total Return

Saham Pada Perusahaan Industri Manufaktur Yang Membagikan Deviden

Di Bursa Efek Jakarta. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Transito.

Prasetya, Ayu. 2006. Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Alat Ukur

Return On Assets (ROA) Dan Return On Equity (ROE). Semarang:

Universitas Negeri Semarang.

Priyatno, Dwi 2008. Mandiri Belajar SPSS (Statistical Product and Srvice

Solution) untuk Analisis Data dan Uji Statistik. Yogyakarta: MediaKom.

Prihatini, Ratna. 2009. Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER dan CR

Terhadap Return Saham (Studi Kasus Saham Industri Real Estate dan

Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006).

Semarang: Universitas Diponegoro.

Samuelson. 2004. Ilmu Makro Ekonomi. Jakarta: Media Global Edukasi.

Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:

BPFE.

67

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business: A Skill Building Approach.

New York. John Willey and Son, Inc.

Sharpe, Steven A. 1999. Stock Prices, Expected Return, an Inflation. Division of

Research and Statistics Federal Reserve Board Washington.

Simamora, Henry. 2006. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis Jilid II.

Jakarta: Salemba Empat.

Sitompul, Asril. 2000. Pasar Modal-Penawaran Umum dan Permasalahannya.

Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Soewarjono, 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Akuntansi Keuangan. Edisi

Ketiga. Yogyakarta: BPFE.

Sudjana,M. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Suwito, Edy dan Arleen Herawaty. 2005. Analisis Pengaruh Karakteristik

Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba yang dilakukan Oleh

Perusahaan yang Terdaftar di BEJ. Dalam SNA VIII Solo.

Suyanto. 2007. Analisis Pengaruh Nilai Tukar Uang, Suku Bunga Dan Inflasi

terhadap Return Saham Sektor Properti Yang Tercatat Di Bursa Efek

Jakarta Tahun 2001 – 2005. Semarang: Universitas Diponegoro.

Tandelilin, Eduardus. 2003. Determinant of Systematic Risk, The Experience of

Some Indonesian Common Stock. Universitas Gajahmada Business Review,

No. 16/IV.

Tarmudji, Tarsis. 1992. Statistik Dunia Usaha. Yogyakarta: Liberty.

Ulupui, IG. K. A. 2006. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas,

Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham(Studi Pada Perusahaan

Makanan dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di

BEJ). Bali: Universitas Udayana.

Umar, Husain. 2001. Riset Akuntansi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Utami dan Rahayu. 2003. Peranan Profitability, Suku Bunga, Inflasi dan Nilai

Tukar dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selama Krisis

Ekonomi, Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol. 5, No. 2.

68

LAMPIRAN

69

Lampiran 1

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur

No

Kode Nama Perusahaan

1 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk

2 AQUA PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk

3 AKPI PT. Argha Karya Prima Industry, Tbk

4 ARNA PT. Arwana Citramulia, Tbk

5 ASGR PT. Astra-Graphia, Tbk

6 ASII PT. Astra International, Tbk

7 AUTO PT. Astra Otoparts, Tbk

8 RMBA PT. Bentoel International Investama, Tbk

9 BUDI PT. Budi Acid Jaya, Tbk

10 CTBN PT. Citra Tubindo, Tbk

11 DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria, Tbk

12 DLTA PT. Delta Djakarta, Tbk

13 EKAD PT. Ekadharma International, Tbk

14 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk

15 HMSP PT. HM Sampoerna, Tbk

16 INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk

17 INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

18 INTA PT. Intraco Penta, Tbk

19 JPRS PT. Jaya Pari Steel, Tbk

20 KLBF PT. Kalbe Farma, Tbk

21 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk

22 LION PT. Lion Metal Works, Tbk

23 LMSH PT. Lionmesh Prima, Tbk

24 TCID PT. Mandom Indonesia, Tbk

25 MYOR PT. Mayora Indah, Tbk

26 MERK PT. Merck, Tbk

27 SMSM PT. Selamat Sempurna, Tbk

28 SMGR PT. Semen Gresik (Persero), Tbk

29 BATA PT. Sepatu Bata, Tbk

30 SMAR PT. SMART, Tbk

31 IKBI PT. Sumi Indo Kabel, Tbk

32 TSPC PT. Tempo Scan Pacific, Tbk

33 TRST PT. Trias Sentosa, Tbk

34 UNVR PT. Unilever Indonesia, Tbk

35 UNTR PT.United Tractor, Tbk

Lampiran 2

Rekapitulasi Perhitungan Variabel Y (Return Saham) Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009

No Nama Perusahaan Tahun Pt Pt-1 Return Saham

1 PT. AKR Corporindo, Tbk 2005 Rp 1,480.00 Rp 1,150.00 28.70%

2006 Rp 2,725.00 Rp 1,480.00 84.12%

2007 Rp 1,380.00 Rp 2,725.00 -49.36%

2008 Rp 720.00 Rp 1,380.00 -47.83%

2009 Rp 1,170.00 Rp 720.00 62.50%

2 PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk 2005 Rp 63,000.00 Rp 48,000.00 31.25%

2006 Rp 110,000.00 Rp 63,000.00 74.60%

2007 Rp 129,500.00 Rp 110,000.00 17.73%

2008 Rp 127,000.00 Rp 129,500.00 -1.93%

2009 Rp 244,800.00 Rp 127,000.00 92.76%

3 PT. Argha Karya Prima Industry, Tbk 2005 Rp 520.00 Rp 450.00 15.56%

2006 Rp 500.00 Rp 520.00 -3.85%

2007 Rp 460.00 Rp 500.00 -8.00%

2008 Rp 425.00 Rp 460.00 -7.61%

2009 Rp 600.00 Rp 425.00 41.18%

4 PT. Arwana Citramulia, Tbk 2005 Rp 290.00 Rp 295.00 -1.69%

2006 Rp 240.00 Rp 290.00 -17.24%

70

71

2007 Rp 380.00 Rp 240.00 58.33%

2008 Rp 390.00 Rp 380.00 2.63%

2009 Rp 149.00 Rp 390.00 -61.79%

5 PT. Astra-Graphia, Tbk 2005 Rp 295.00 Rp 320.00 -7.81%

2006 Rp 305.00 Rp 295.00 3.39%

2007 Rp 590.00 Rp 305.00 93.44%

2008 Rp 200.00 Rp 590.00 -66.10%

2009 Rp 315.00 Rp 200.00 57.50%

6 PT. Astra International, Tbk 2005 Rp 10,200.00 Rp 9,600.00 6.25%

2006 Rp 15,700.00 Rp 10,200.00 53.92%

2007 Rp 27,300.00 Rp 15,700.00 73.89%

2008 Rp 10,550.00 Rp 27,300.00 -61.36%

2009 Rp 34,700.00 Rp 10,550.00 228.91%

7 PT. Astra Otoparts, Tbk 2005 Rp 2,800.00 Rp 1,925.00 45.45%

2006 Rp 2,925.00 Rp 2,800.00 4.46%

2007 Rp 3,325.00 Rp 2,925.00 13.68%

2008 Rp 3,500.00 Rp 3,325.00 5.26%

2009 Rp 5,750.00 Rp 3,500.00 64.29%

8 PT. Bentoel International Investama, Tbk 2005 Rp 135.00 Rp 110.00 22.73%

2006 Rp 310.00 Rp 135.00 129.63%

2007 Rp 560.00 Rp 310.00 80.65%

2008 Rp 520.00 Rp 560.00 -7.14%

2009 Rp 650.00 Rp 520.00 25.00%

9 PT. Budi Acid Jaya, Tbk 2005 Rp 95.00 Rp 110.00 -13.64%

72

2006 Rp 155.00 Rp 95.00 63.16%

2007 Rp 310.00 Rp 155.00 100.00%

2008 Rp 130.00 Rp 310.00 -58.06%

2009 Rp 220.00 Rp 130.00 69.23%

10 PT. Citra Tubindo, Tbk 2005 Rp 8,500.00 Rp 8,000.00 6.25%

2006 Rp 17,000.00 Rp 8,500.00 100.00%

2007 Rp 30,000.00 Rp 17,000.00 76.47%

2008 Rp 31,000.00 Rp 30,000.00 3.33%

2009 Rp 3,100.00 Rp 31,000.00 -90.00%

11 PT. Darya-Varia Laboratoria, Tbk 2005 Rp 750.00 Rp 700.00 7.14%

2006 Rp 1,510.00 Rp 750.00 101.33%

2007 Rp 1,600.00 Rp 1,510.00 5.96%

2008 Rp 960.00 Rp 1,600.00 -40.00%

2009 Rp 1,530.00 Rp 960.00 59.38%

12 PT. Delta Djakarta, Tbk 2005 Rp 36,000.00 Rp 14,500.00 148.28%

2006 Rp 22,800.00 Rp 36,000.00 -36.67%

2007 Rp 13,110.00 Rp 22,800.00 -42.50%

2008 Rp 16,388.00 Rp 13,110.00 25.00%

2009 Rp 62,000.00 Rp 20,000.00 210.00%

13 PT. Ekadharma International, Tbk 2005 Rp 340.00 Rp 245.00 38.78%

2006 Rp 160.00 Rp 340.00 -52.94%

2007 Rp 123.00 Rp 160.00 -23.13%

2008 Rp 145.00 Rp 123.00 17.89%

2009 Rp 125.00 Rp 145.00 -13.79%

73

14 PT. Fast Food Indonesia, Tbk 2005 Rp 1,200.00 Rp 1,050.00 14.29%

2006 Rp 1,820.00 Rp 1,200.00 51.67%

2007 Rp 2,450.00 Rp 1,820.00 34.62%

2008 Rp 3,100.00 Rp 2,450.00 26.53%

2009 Rp 5,200.00 Rp 3,100.00 67.74%

15 PT. HM Sampoerna, Tbk 2005 Rp 8,900.00 Rp 6,650.00 33.83%

2006 Rp 9,700.00 Rp 8,900.00 8.99%

2007 Rp 8,900.00 Rp 9,700.00 -8.25%

2008 Rp 8,100.00 Rp 8,900.00 -8.99%

2009 Rp 10,076.00 Rp 8,100.00 24.40%

16 PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk 2005 Rp 3,550.00 Rp 22,977.00 15.45%

2006 Rp 5,750.00 Rp 3,550.00 61.97%

2007 Rp 8,200.00 Rp 5,750.00 42.62%

2008 Rp 4,600.00 Rp 8,200.00 -43.90%

2009 Rp 13,700.00 Rp 4,600.00 197.83%

17 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 2005 Rp 910.00 Rp 800.00 13.75%

2006 Rp 1,350.00 Rp 910.00 48.35%

2007 Rp 2,575.00 Rp 1,350.00 90.74%

2008 Rp 930.00 Rp 2,575.00 -63.88%

2009 Rp 1,690.00 Rp 930.00 81.72%

18 PT. Intraco Penta, Tbk 2005 Rp 580.00 Rp 525.00 10.48%

2006 Rp 480.00 Rp 580.00 -17.24%

2007 Rp 550.00 Rp 480.00 14.58%

2008 Rp 234.00 Rp 550.00 -57.45%

74

2009 Rp 690.00 Rp 234.00 194.87%

19 PT. Jaya Pari Steel, Tbk 2005 Rp 800.00 Rp 900.00 -11.11%

2006 Rp 1,590.00 Rp 800.00 98.75%

2007 Rp 355.00 Rp 1,590.00 -77.67%

2008 Rp 166.00 Rp 355.00 -53.24%

2009 Rp 265.00 Rp 166.00 59.64%

20 PT. Kalbe Farma, Tbk 2005 Rp 990.00 Rp 550.00 80.00%

2006 Rp 1,190.00 Rp 990.00 20.20%

2007 Rp 1,260.00 Rp 1,190.00 5.88%

2008 Rp 400.00 Rp 1,260.00 -68.25%

2009 Rp 900.00 Rp 400.00 125.00%

21 PT. Lautan Luas, Tbk 2005 Rp 480.00 Rp 369.94 29.75%

2006 Rp 405.00 Rp 480.00 -15.63%

2007 Rp 440.00 Rp 405.00 8.64%

2008 Rp 530.00 Rp 440.00 20.45%

2009 Rp 750.00 Rp 530.00 41.51%

22 PT. Lion Metal Works, Tbk 2005 Rp 2,000.00 Rp 1,700.00 17.65%

2006 Rp 2,200.00 Rp 2,000.00 10.00%

2007 Rp 2,100.00 Rp 2,200.00 -4.55%

2008 Rp 3,075.00 Rp 2,100.00 46.43%

2009 Rp 2,100.00 Rp 3,075.00 -31.71%

23 PT. Lionmesh Prima, Tbk 2005 Rp 1,900.00 Rp 1,525.00 24.59%

2006 Rp 1,700.00 Rp 1,900.00 -10.53%

2007 Rp 2,100.00 Rp 1,700.00 23.53%

75

2008 Rp 3,600.00 Rp 2,100.00 71.43%

2009 Rp 3,612.00 Rp 3,600.00 0.33%

24 PT. Mandom Indonesia, Tbk 2005 Rp 4,100.00 Rp 4,000.00 2.50%

2006 Rp 6,950.00 Rp 4,100.00 69.51%

2007 Rp 8,400.00 Rp 6,950.00 20.86%

2008 Rp 5,500.00 Rp 8,400.00 -34.52%

2009 Rp 8,100.00 Rp 5,500.00 47.27%

25 PT. Mayora Indah, Tbk 2005 Rp 820.00 Rp 1,200.00 -31.67%

2006 Rp 1,620.00 Rp 820.00 97.56%

2007 Rp 1,750.00 Rp 1,620.00 8.02%

2008 Rp 1,140.00 Rp 1,750.00 -34.86%

2009 Rp 2,220.00 Rp 1,140.00 94.74%

26 PT. Merck, Tbk 2005 Rp 24,300.00 Rp 22,800.00 6.58%

2006 Rp 40,000.00 Rp 24,300.00 64.61%

2007 Rp 52,500.00 Rp 40,000.00 31.25%

2008 Rp 35,500.00 Rp 52,500.00 -32.38%

2009 Rp 80,000.00 Rp 35,500.00 125.35%

27 PT. Selamat Sempurna, Tbk 2005 Rp 305.00 Rp 290.00 5.17%

2006 Rp 350.00 Rp 305.00 14.75%

2007 Rp 430.00 Rp 350.00 22.86%

2008 Rp 650.00 Rp 430.00 51.16%

2009 Rp 750.00 Rp 650.00 15.38%

28 PT. Semen Gresik (Persero), Tbk 2005 Rp 17,800.00 Rp 18,500.00 -3.78%

2006 Rp 36,300.00 Rp 17,800.00 103.93%

76

2007 Rp 56,000.00 Rp 36,300.00 54.27%

2008 Rp 41,748.00 Rp 56,000.00 -25.45%

2009 Rp 75,497.00 Rp 41,748.00 80.84%

29 PT. Sepatu Bata, Tbk 2005 Rp 14,500.00 Rp 14,000.00 3.57%

2006 Rp 14,000.00 Rp 14,500.00 -3.45%

2007 Rp 23,000.00 Rp 14,000.00 64.29%

2008 Rp 73,800.00 Rp 23,000.00 220.87%

2009 Rp 129,600.00 Rp 73,800.00 75.61%

30 PT. SMART, Tbk 2005 Rp 950.00 Rp 3,100.00 -69.35%

2006 Rp 1,750.00 Rp 950.00 84.21%

2007 Rp 2,876.65 Rp 1,750.00 64.38%

2008 Rp 815.00 Rp 2,876.65 -71.67%

2009 Rp 1,222.50 Rp 815.00 50.00%

31 PT. Sumi Indo Kabel, Tbk 2005 Rp 430.00 Rp 575.00 -25.22%

2006 Rp 820.00 Rp 430.00 90.70%

2007 Rp 1,150.00 Rp 820.00 40.24%

2008 Rp 500.00 Rp 1,150.00 -56.52%

2009 Rp 1,620.00 Rp 500.00 224.00%

32 PT. Tempo Scan Pacific, Tbk 2005 Rp 5,650.00 Rp 7,600.00 -25.66%

2006 Rp 900.00 Rp 5,650.00 -84.07%

2007 Rp 750.00 Rp 900.00 -16.67%

2008 Rp 400.00 Rp 750.00 -46.67%

2009 Rp 730.00 Rp 400.00 82.50%

33 PT. Trias Sentosa, Tbk 2005 Rp 150.00 Rp 205.00 -26.83%

77

2006 Rp 145.00 Rp 150.00 -3.33%

2007 Rp 174.00 Rp 145.00 20.00%

2008 Rp 165.00 Rp 174.00 -5.17%

2009 Rp 220.00 Rp 165.00 33.33%

34 PT. Unilever Indonesia, Tbk 2005 Rp 2,295.50 Rp 1,000.00 129.55%

2006 Rp 3,544.00 Rp 2,295.50 54.39%

2007 Rp 11,385.80 Rp 3,544.00 221.27%

2008 Rp 35,897.00 Rp 11,375.80 215.56%

2009 Rp 122,649.00 Rp 35,897.00 241.67%

35 PT. United Tractor, Tbk 2005 Rp 3,675.00 Rp 2,275.00 61.54%

2006 Rp 6,550.00 Rp 3,675.00 78.23%

2007 Rp 10,900.00 Rp 6,550.00 66.41%

2008 Rp 4,400.00 Rp 10,900.00 -59.63%

2009 Rp 16,597.00 Rp 10,900.00 52.27%

Lampiran 3

Tren Return Saham Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009

78

79

Lampiran 4

Rekapitulasi Perhitungan ROA Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009 (Dalam Ribuan)

No Nama Perusahaan Tahun NIAT (Rp) Av. Total Asset (Rp) ROA

(%)

1 PT. AKR Corporindo, Tbk 2005 Rp 119,289.00 Rp 1,979,763.00 6.03%

2006 Rp 128,084.00 Rp 2,377,340.00 5.39%

2007 Rp 191,208.00 Rp 3,497,591.00 5.47%

2008 Rp 210,033.00 Rp 4,874,851.00 4.31%

2009 Rp 274,719.00 Rp 6,059,070.00 28.40%

2 PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk 2005 Rp 64,350.00 Rp 732,354.00 8.79%

2006 Rp 48,854.00 Rp 795,244.00 6.14%

2007 Rp 65,913.00 Rp 891,530.00 7.39%

2008 Rp 82,337.00 Rp 1,003,488.00 8.21%

2009 Rp 95,913.00 Rp 1,147,206.00 8.36%

3 PT. Argha Karya Prima Industry, Tbk 2005 Rp 11,276.00 Rp 1,463,009.00 0.77%

2006 Rp 14,582.00 Rp 1,460,273.00 1.00%

2007 Rp 22,934.00 Rp 1,544,670.00 1.48%

2008 Rp 68,112.00 Rp 1,644,230.00 4.14%

2009 Rp 94,593.00 Rp 1,587,868.00 5.96%

4 PT. Arwana Citramulia, Tbk 2005 Rp 35,419.00 Rp 364,794.00 9.71%

2006 Rp 28,254.00 Rp 478,778.00 5.90%

2007 Rp 43,433.00 Rp 630,587.00 6.89%

2008 Rp 54,290.00 Rp 736,092.00 7.38%

80

2009 Rp 63,888.00 Rp 822,687.00 7.77%

5 PT. Astra-Graphia, Tbk 2005 Rp 36,067.00 Rp 518,804.00 6.95%

2006 Rp 55,565.00 Rp 584,839.00 9.50%

2007 Rp 72,074.00 Rp 624,557.00 11.54%

2008 Rp 62,487.00 Rp 841,054.00 7.43%

2009 Rp 66,947.00 Rp 774,856.00 8.64%

6 PT. Astra International, Tbk 2005 Rp 5,457,285.00 Rp 61,166,666.00 8.92%

2006 Rp 3,712,097.00 Rp 57,929,290.00 6.41%

2007 Rp 6,519,000.00 Rp 63,520,000.00 10.26%

2008 Rp 9,191,000.00 Rp 80,740,000.00 11.38%

2009 Rp 10,040,000.00 Rp 88,938,000.00 11.29%

7 PT. Astra Otoparts, Tbk 2005 Rp 279,027.00 Rp 3,028,465.00 9.21%

2006 Rp 282,058.00 Rp 3,028,160.00 9.31%

2007 Rp 454,907.00 Rp 3,454,254.00 13.17%

2008 Rp 566,025.00 Rp 3,981,316.00 14.22%

2009 Rp 768,265.00 Rp 4,644,939.00 16.54%

8 PT. Bentoel International Investama, Tbk 2005 Rp 108,106.00 Rp 1,842,317.00 5.87%

2006 Rp 145,510.00 Rp 2,347,942.00 6.20%

2007 Rp 242,917.00 Rp 3,859,160.00 6.29%

2008 Rp 239,138.00 Rp 4,455,532.00 5.37%

2009 Rp 25,165.00 Rp 4,302,659.00 0.58%

9 PT. Budi Acid Jaya, Tbk 2005 Rp 2,281.00 Rp 978,597.00 0.23%

2006 Rp 20,678.00 Rp 931,614.00 2.22%

2007 Rp 46,177.00 Rp 1,485,651.00 3.11%

2008 Rp 32,981.00 Rp 1,698,750.00 1.94%

2009 Rp 146,415.00 Rp 1,598,824.00 9.16%

81

10 PT. Citra Tubindo, Tbk 2005 Rp 73,522.00 Rp 1,064,008.00 6.91%

2006 Rp 211,228.00 Rp 1,580,619.00 13.36%

2007 Rp 219,513.00 Rp 1,601,065.00 13.71%

2008 Rp 214,954.00 Rp 2,088,860.00 10.29%

2009 Rp 214,125.00 Rp 1,982,962.00 7.12%

11 PT. Darya-Varia Laboratoria, Tbk 2005 Rp 71,576.00 Rp 390,604.00 18.32%

2006 Rp 52,509.00 Rp 557,338.00 9.42%

2007 Rp 49,918.00 Rp 560,931.00 8.90%

2008 Rp 70,819.00 Rp 637,667.00 11.11%

2009 Rp 72,272.00 Rp 783,613.00 9.22%

12 PT. Delta Djakarta, Tbk 2005 Rp 56,405.00 Rp 537,785.00 10.49%

2006 Rp 26,163.00 Rp 571,243.00 4.58%

2007 Rp 47,329.00 Rp 592,359.00 7.99%

2008 Rp 83,754.00 Rp 698,257.00 11.99%

2009 Rp 126,504.00 Rp 760,426.00 16.64%

13 PT. Ekadharma International, Tbk 2005 Rp 5,202.00 Rp 74,768.00 6.96%

2006 Rp 5,764.00 Rp 74,647.00 7.72%

2007 Rp 4,233.00 Rp 84,926.00 4.98%

2008 Rp 4,606.00 Rp 140,764.00 3.27%

2009 Rp 16,443.00 Rp 165,122.00 9.96%

14 PT. Fast Food Indonesia, Tbk 2005 Rp 41,291.00 Rp 377,905.00 10.93%

2006 Rp 68,929.00 Rp 483,575.00 14.25%

2007 Rp 102,537.00 Rp 629,491.00 16.29%

2008 Rp 125,268.00 Rp 784,759.00 15.96%

2009 Rp 181,997.00 Rp 1,041,409.00 17.48%

15 PT. HM Sampoerna, Tbk 2005 Rp 2,383,066.00 Rp 11,934,600.00 19.97%

82

2006 Rp 3,530,490.00 Rp 12,659,804.00 27.89%

2007 Rp 3,624,018.00 Rp 16,680,542.00 21.73%

2008 Rp 3,695,280.00 Rp 16,133,819.00 22.90%

2009 Rp 5,087,339.00 Rp 17,716,447.00 28.72%

16 PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk 2005 Rp 739,686.00 Rp 10,536,380.00 7.02%

2006 Rp 592,802.00 Rp 9,598,280.00 6.18%

2007 Rp 980,103.00 Rp 10,037,927.00 9.76%

2008 Rp 1,745,501.00 Rp 11,286,707.00 15.47%

2009 Rp 2,746,654.00 Rp 13,276,270.00 20.69%

17 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 2005 Rp 124,018.00 Rp 14,786,084.00 0.84%

2006 Rp 661,210.00 Rp 16,285,960.00 4.06%

2007 Rp 980,357.00 Rp 29,706,895.00 3.30%

2008 Rp 1,034,389.00 Rp 39,594,264.00 2.61%

2009 Rp 2,075,861.00 Rp 40,382,953.00 5.14%

18 PT. Intraco Penta, Tbk 2005 Rp 17,998.00 Rp 869,208.00 2.07%

2006 Rp 7,066.00 Rp 831,846.00 0.85%

2007 Rp 9,514.00 Rp 863,818.00 1.10%

2008 Rp 22,944.00 Rp 1,137,218.00 2.02%

2009 Rp 37,473.00 Rp 1,039,511.00 3.60%

19 PT. Jaya Pari Steel, Tbk 2005 Rp 34,084.00 Rp 204,990.00 16.63%

2006 Rp 26,796.00 Rp 189,384.00 14.15%

2007 Rp 41,566.00 Rp 268,790.00 15.46%

2008 Rp 49,158.00 Rp 399,344.00 12.31%

2009 Rp 1,917.00 Rp 353,951.00 0.54%

20 PT. Kalbe Farma, Tbk 2005 Rp 626,117.00 Rp 4,633,399.00 13.51%

2006 Rp 676,582.00 Rp 4,624,619.00 14.63%

83

2007 Rp 705,694.00 Rp 5,138,213.00 13.73%

2008 Rp 706,822.00 Rp 5,703,832.00 12.39%

2009 Rp 929,004.00 Rp 6,482,447,.00 14.33%

21 PT. Lautan Luas, Tbk 2005 Rp 52,425.00 Rp 1,608,866.00 3.26%

2006 Rp 29,677.00 Rp 1,830,516.00 1.62%

2007 Rp 71,670.00 Rp 2,135,084.00 3.36%

2008 Rp 145,846.00 Rp 3,494,853.00 4.17%

2009 Rp 85,925.00 Rp 3,081,130.00 2.79%

22 PT. Lion Metal Works, Tbk 2005 Rp 19,023.00 Rp 165,030.00 11.53%

2006 Rp 20,642.00 Rp 187,689.00 11.00%

2007 Rp 25,308.00 Rp 216,130.00 11.71%

2008 Rp 37,840.00 Rp 253,142.00 14.95%

2009 Rp 33,613.00 Rp 271,366.00 12.39%

23 PT. Lionmesh Prima, Tbk 2005 Rp 4,109.00 Rp 42,145.00 9.75%

2006 Rp 2,667.00 Rp 43,588.00 6.12%

2007 Rp 5,942.00 Rp 62,812.00 9.46%

2008 Rp 9,237.00 Rp 61,988.00 14.90%

2009 Rp 2,401.00 Rp 72,831.00 3.29%

24 PT. Mandom Indonesia, Tbk 2005 Rp 92,865.00 Rp 545,695.00 17.02%

2006 Rp 100,118.00 Rp 672,197.00 14.89%

2007 Rp 111,232.00 Rp 725,197.00 15.34%

2008 Rp 114,854.00 Rp 910,790.00 12.61%

2009 Rp 124,612.00 Rp 994,620.00 12.53%

25 PT. Mayora Indah, Tbk 2005 Rp 45,730.00 Rp 1,459,969.00 3.13%

2006 Rp 93,576.00 Rp 1,553,377.00 6.02%

2007 Rp 141,589.00 Rp 1,893,175.00 7.48%

84

2008 Rp 196,230.00 Rp 2,922,998.00 6.71%

2009 Rp 372,158.00 Rp 3,246,499.00 11.46%

26 PT. Merck, Tbk 2005 Rp 57,700.00 Rp 218,034.00 26.46%

2006 Rp 86,538.00 Rp 282,699.00 30.61%

2007 Rp 89,485.00 Rp 331,062.00 27.03%

2008 Rp 98,620.00 Rp 375,064.00 26.29%

2009 Rp 146,701.00 Rp 433,971.00 33.80%

27 PT. Selamat Sempurna, Tbk 2005 Rp 65,737.00 Rp 663,138.00 9.91%

2006 Rp 66,175.00 Rp 716,686.00 9.23%

2007 Rp 80,325.00 Rp 830,050.00 9.68%

2008 Rp 91,472.00 Rp 929,753.00 9.84%

2009 Rp 132,850.00 Rp 941,651.00 14.11%

28 PT. Semen Gresik (Persero), Tbk 2005 Rp 1,001,772.00 Rp 7,297,859.00 13.73%

2006 Rp 1,295,521.00 Rp 7,496,419.00 17.28%

2007 Rp 1,775,408.00 Rp 8,515,227.00 20.85%

2008 Rp 2,523,505.00 Rp 10,602,964.00 23.80%

2009 Rp 3,326,488.00 Rp 12,951,308.00 25.68%

29 PT. Sepatu Bata, Tbk 2005 Rp 25,085.00 Rp 305,779.00 8.20%

2006 Rp 20,161.00 Rp 271,461.00 7.43%

2007 Rp 34,578.00 Rp 332,080.00 10.41%

2008 Rp 157,563.00 Rp 401,901.00 39.20%

2009 Rp 52,981.00 Rp 416,679.00 12.72%

30 PT. SMART, Tbk 2005 Rp 304,203.00 Rp 4,597,227.00 6.62%

2006 Rp 628,005.00 Rp 5,311,931.00 11.82%

2007 Rp 988,944.00 Rp 8,063,169.00 12.26%

2008 Rp 1,046,389.00 Rp 10,025,916.00 10.44%

85

2009 Rp 748,495.00 Rp 10,210,595.00 7.33%

31 PT. Sumi Indo Kabel, Tbk 2005 Rp 23,749.00 Rp 548,245.00 4.33%

2006 Rp 44,374.00 Rp 590,296.00 7.52%

2007 Rp 77,467.00 Rp 589,322.00 13.15%

2008 Rp 97,687.00 Rp 636,409.00 15.35%

2009 Rp 28,719.00 Rp 561,949.00 5.11%

32 PT. Tempo Scan Pacific, Tbk 2005 Rp 296,825.00 Rp 2,345,760.00 12.65%

2006 Rp 272,584.00 Rp 2,479,251.00 10.99%

2007 Rp 278,358.00 Rp 2,773,135.00 10.04%

2008 Rp 320,648.00 Rp 2,967,057.00 10.81%

2009 Rp 359,964.00 Rp 3,263,103.00 11.03%

33 PT. Trias Sentosa, Tbk 2005 Rp 16,429.00 Rp 2,104,464.00 0.78%

2006 Rp 25,942.00 Rp 2,020,478.00 1.28%

2007 Rp 17,747.00 Rp 2,138,991.00 0.83%

2008 Rp 58,025.00 Rp 2,158,866.00 2.69%

2009 Rp 143,882.00 Rp 1,921,660.00 7.49%

34 PT. Unilever Indonesia, Tbk 2005 Rp 1,440,485.00 Rp 3,842,351.00 37.49%

2006 Rp 1,721,595.00 Rp 4,626,000.00 37.22%

2007 Rp 1,962,147.00 Rp 5,333,370.00 36.79%

2008 Rp 2,407,231.00 Rp 6,504,736.00 37.01%

2009 Rp 3,044,107.00 Rp 7,484,990.00 40.67%

35 PT. United Tractor, Tbk 2005 Rp 1,050,729.00 Rp 10,633,839.00 9.88%

2006 Rp 930,372.00 Rp 11,247,846.00 8.27%

2007 Rp 1,493,037.00 Rp 13,002,619.00 11.48%

2008 Rp 2,660,742.00 Rp 22,847,721.00 11.65%

2009 Rp 3,817,541.00 Rp 24,404,828.00 15.64%

86

Lampiran 5

Tren ROA Sampel Perusahaan Manufaktur Perusahaan

Lampiran 6

Data Inflasi Indonesia Tahun 2005-2009

No Bulan Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

1 Januari 7.32

17.03

6.26

7.36

9.17

2 Februari 7.15

17.92

6.30

7.40

8.60

3 Maret 8.81

15.74

6.52

8.17

7.92

4 April 8.12

15.40

6.29

8.96

7.31

5 Mei 7.4

15.60

6.01

10.38

6.10

6 Juni 7.42

15.53

5.77

11.03

4.30

7 Juli 7.84

15.15

6.06

11.90

2.71

8 Agustus 8.33

14.90

6.51

11.85

2.75

9 September 9.06

14.55

6.95

12.14

2.83

10 Oktober 17.89

6.29

6.88

11.77

2.57

11 November 18.38

5.27

6.71

11.68

2.41

12 Desember 17.11

6.60

6.59

11.06

2.78

Inflasi 10.40 13.33 6.40 10.31 4.95

86

Lampiran 7

Tren Inflasi di Indonesia 2005-2009

87

88

Lampiran 8

Hasil Output SPSS (1)

Deskripsi Data

Descriptive Statis tics

175 .23 40.67 11.24 8.30

175 4.95 13.33 9.08 3.03

175 -90.00 241.67 30.97 65.33

175

X1

X2

Y

Valid N (lis tw ise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 101420.244 1 101420.244 27.366 .000(a)

Residual 641151.104 173 3706.076

Total 742571.348 174

Model Summ aryb

.370a .137 .132 60.87755 1.985

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

Predictors: (Constant), ROAa.

Dependent Variable: Return Sahamb.

Coefficientsa

-1.721 7.760 -.222 .825

2.908 .556 .370 5.231 .000

(Constant)

ROA

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coef f icients

Beta

Standardized

Coef f icients

t Sig.

Dependent Variable: Return Sahama.

89

-2 -1 0 1 2 3 4

Regression Standardized Residual

0

5

10

15

20

25

30

Fre

qu

en

cy

Mean = 1.23E-16Std. Dev. = 0.997N = 175

Dependent Variable: Return Saham

Histogram

Charts

90

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0E

xp

ecte

d C

um

Pro

bDependent Variable: Return Saham

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

-2 -1 0 1 2 3 4

Regression Standardized Predicted Value

-2

-1

0

1

2

3

4

Reg

ress

ion

Stu

de

nti

zed

R

es

idu

al

Dependent Variable: Return Saham

Scatterplot

91

Lampiran 9

Hasil Output SPSS (2)

Analisis Regresi dengan Inflasi Sebagai Moderating

Model Summ aryb

.478a .228 .215 57.89067 1.822

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

Predictors: (Constant), ABSX1_X2, Zscore: Inf lasi, Zscore: ROAa.

Dependent Variable: Return Sahamb.

ANOVAb

169493.9 3 56497.967 16.858 .000a

573077.4 171 3351.330

742571.3 174

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), ABSX1_X2, Zscore: Inflas i, Zscore: ROAa.

Dependent Variable: Return Sahamb.

Coefficientsa

.370 .240 .218 .819 1.222

-.225 -.232 -.210 .979 1.021

.350 .261 .238 .826 1.211

Zscore: ROA

Zscore: Inf lasi

ABSX1_X2

Model

1

Zero-order Partial Part

Correlations

Tolerance VIF

Collinearity Statis tics

Dependent Variable: Return Sahama.

92

One-Sam ple Kolm ogorov-Sm ir nov Tes t

175

.0000000

57.38944632

.067

.067

-.032

.888

.409

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Dif ferences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized

Residual

Test dis tribution is Normal.a.

Calculated f rom data.b.

Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 7.078 8.039 .880 .380

Zscore:

ROA 15.713 4.851 .241 3.239 .001

Zscore:

Inflasi -13.835 4.435 -.212 -3.120 .002

ABSX1_X2 19.795 5.588 .262 3.542 .001

a Dependent Variable: Return Saham

93

-3 -2 -1 0 1 2 3 4

Regression Standardized Residual

0

10

20

30

Fre

qu

en

cy

Mean = -2.16E-16Std. Dev. = 0.991N = 175

Dependent Variable: Return Saham

Histogram

94

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0E

xp

ecte

d C

um

Pro

b

Dependent Variable: Return Saham

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

-1 0 1 2 3 4 5

Regression Standardized Predicted Value

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

Reg

ress

ion

Stu

den

tize

d

Res

idu

al

Dependent Variable: Return Saham

Scatterplot

95

Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant)

36.759

5,258

6.463 .000

Zscore(ROA) 5.631 2.621 .023 .279 .781

Zscore(Inflasi) -0.614 3.126 -.113 -1.396 .137

ABSX1_X2 4.957 3.563 .140 1.657 .099

a. Dependent Variable: Abs_res