PENGARUH POLIMORFISME GEN SITOKROM P450 2A6 ALEL … · 2018-03-24 · Indonesia merupakan salah...
Transcript of PENGARUH POLIMORFISME GEN SITOKROM P450 2A6 ALEL … · 2018-03-24 · Indonesia merupakan salah...
PENGARUH POLIMORFISME GEN SITOKROM P450 2A6 ALEL *9
TERHADAP KETERGANTUNGAN ROKOK PADA SUBJEK UJI SUKU
TIONGHOA INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Jasvidianto Chriza Kotta
NIM : 148114143
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH POLIMORFISME GEN SITOKROM P450 2A6 ALEL *9
TERHADAP KETERGANTUNGAN ROKOK PADA SUBJEK UJI SUKU
TIONGHOA INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Jasvidianto Chriza Kotta
NIM : 148114143
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“We have this hope as an anchor for the soul, firm and secure. It enters
the inner sanctuary behind the curtain”
-Hebrew 6: 19-
Dengan mengucap syukur pada Tuhan Yesus, saya persembahkan karya ini untuk:
- Ayah dan ibu, yang selalu memberi motivasi dan doa
- Adik-adik yang selalu memberi semangat
- Seluruh keluarga besar yang selalu memberikan nasihat dan semangat
- Teman-teman yang selalu membantu dalam proses belajar bersama
- Almamater Tercinta Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur penulis penjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
penyertaan dan karunia-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh Polimorfisme Gen
Sitokrom P450 2A6 Alel *9 terhadap Ketergantungan Rokok pada Subjek Uji
Suku Tionghoa Indonesia” dapat diselesaikan untuk memperoleh gelar Sarjana
Farmasi (S.Farm.) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Keberhasilan dalam penulisan naskah skripsi ini tidak terlepas dari
dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah
mendukung penelitian.
2. Kepala Program Studi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah mendukung penelitian.
3. Ibu Dr. Christine Patramurti, M. Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang
telah membimbing dan memberi saran serta masukan dari awal hingga
terselesaikannya skripsi ini.
4. Bapak Maywan Hariono, Ph.D., Apt. dan Ibu Damiana Sapta Candrasari,
S.Si., M.Sc., selaku dosen penguji atas semua saran, dukungan, serta nasihat
yang diberikan.
5. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama proses
perkuliahan.
6. Bapak Kayat selaku Laboran Laboratorium Biokimia Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang memberikan kontribusi dalam hal sarana dan
prasana.
7. Laboratorium Biokimia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah
memfasilitas selama proses penelitian.
8. Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta yang telah membantu proses PCR (Polimerase Chain
Reaction).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
9. Bapak, ibu, adik Erza dan Karenia dan seluruh keluarga tercinta yang telah
memberikan dukungan secara moril maupun material, doa, motivasi dan kasih
sayang tanpa kenal lelah.
10. Sahabat penulis, Kefas Dwi Putra Zebua, Radix dan Yudistira Bagas yang
secara tidak langsung menjadi motivator penulis, selalu memberikan semangat
dan senantiasa membantu saat penulis dalam kesulitan.
11. Wisnu, Petrus Yadi, Elvina, Eko, Tito, Sara, Tosan, Danang yang selalu
memberi semangat dan selalu membantu selama proses belajar bersama.
12. Teman seperjuangan dalam melakukan penelitian serta penyusunan skripsi,
Evan, Nugroho, Dismas, Petrus Febrian, Chyntia, Pion, Dita, Denis dan Clara
yang telah membantu memperlancar proses pengerjaan skripsi dan sudah
melalui suka dan duka bersama.
13. Teman-teman FSMD 2014 dan semua angkatan 2014 Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma yang sudah berbagi pengalaman dan pengetahuan
selama proses perkuliahan.
14. Seluruh pihak yang sudah membantu dan memberi dukungan dan tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu .
Akhir kata penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini mengingat keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membantu
menyempurnakan karya tulis ini. Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat
bermanfaat dalam perkembangan ilmu dan pengetahuan. Sekian dan terima kasih,
Tuhan Yesus memberkati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ................................................................ vi
PRAKATA ............................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xii
INTISARI ................................................................................................................ xiii
ABSTRACT .............................................................................................................. xiv
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
METODE PENELITIAN ........................................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 7
KESIMPULAN ....................................................................................................... 16
SARAN .................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 17
LAMPIRAN ............................................................................................................. 20
BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................. 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR TABEL
Tabel I. Karakteristik Subjek Uji yang Terlibat dalam Penelitian ......................... 8
Tabel II. Total Skor FTND....................................................................................... 9
Tabel III. Pengaruh Alel CYP2A6*9 terhadap Ketergantungan Rokok ................ 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Elektroforegram hasil analisis kualitatif isolat DNA subjek uji .......... 9
Gambar 2. Elektroforegram produk PCR pada kondisi optimum dari berbagai
isolat DNA ......................................................................................... 11
Gambar 3. Grafik distribusi subjek uji perokok suku Tionghoa Indonesia ......... 13
Gambar 4. Kurva hubungan antara jumlah batang rokok dan lama merokok
terhadap skor FTND .......................................................................... 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Ethical Clearance Penelitian ............................................................ 21
Lampiran 2. Hasil Kuisioner ................................................................................. 22
Lampiran 3. Informed Consent Subjek Uji ........................................................... 24
Lampiran 4. Usage Information of FavorPrepTM
................................................. 25
Lampiran 5. Go Taq Green Master Mix Certificate of Analysis ........................... 26
Lampiran 6. Usage Information of Go Taq Green Master Mix ............................ 27
Lampiran 7. Product Datasheet of Primer Forward and Reverse CYP2A6*9 .... 28
Lampiran 8. Product Datasheet of DNA Ladder & Markers ................................ 29
Lampiran 9. Daftar Pertanyaan dan Tingkat Ketergantungan terhadap Nikotin
Berdasarkan Total Skor Menurut FTND ......................................... 30
Lampiran 10. Karakteristik Subjek Uji ................................................................... 31
Lampiran 11. Elektroforegram Hasil Analisis Kualitatif Isolat DNA Subjek Uji .. 32
Lampiran 12. Elektroforegram Produk PCR pada Kondisi Optimum dari Berbagai
Isolat DNA ....................................................................................... 33
Lampiran 13. Hasil Analisis dengan Metode Regresi Linear Berganda
Menunjukkan Nilai Uji t, Uji F dan Koefisien Korelasi (R) ............ 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
INTISARI
Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi perokok yang
terbesar di dunia. Menurut data World Health Organization (WHO), pada tahun
2012 persentase prevalensi perokok laki-laki yaitu 67% jauh lebih besar daripada
perokok perempuan yaitu 2,7%. Menurut perkiraan, permasalahan merokok pada
tahun 2010 hingga 2030 akan meningkatkan risiko kematian 8 juta orang per
tahun. Tembakau mengandung kurang lebih 3.000 senyawa kimia, tetapi yang
menimbulkan efek ketergantungan paling kuat adalah nikotin. Pada dasarnya, ada
dua macam faktor yang mempengaruhi ketergantungan fisik individu terhadap
rokok yaitu faktor genetik dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis pengaruh polimorfisme gen sitokrom P450 2A6 alel*9 terhadap
ketergantungan rokok pada subjek uji suku Tionghoa Indonesia. Selain itu juga
diamati ada tidaknya pengaruh lingkungan berupa lama merokok dan jumlah
rokok yang dihisap per hari. Untuk menilai ketergantungan rokok digunakan
metode Fagerstrom Test for Nicotine Dependence (FTND) dengan analisis regresi
linier berganda. Hasil menunjukkan adanya alel CYP2A6*9 pada tingkat
ketergantungan rokok yang sangat rendah sebanyak 4 orang dan tingkat
ketergantungan rokok yang rendah sebanyak 3 orang. Berdasarkan nilai uji t, uji F
dan koefisien korelasi (R), faktor lingkungan berupa lama merokok dan jumlah
batang rokok yang dihisap perhari mempengaruhi tingkat ketergantungan rokok.
Kata kunci: CYP2A6*9, FTND, Perokok, Tionghoa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
Indonesia is one of the countries with the largest prevalence of smokers in
the world. According to World Health Organization (WHO) data, in 2012, the
prevalence percentage of male smokers is 67% far greater than female smokers
that is 2.7%. According to forecasts, smoking problems in 2010 to 2030, will kill
eight million people per year. Tobacco, contains about 3,000 compounds, but the
ones with the strongest dependence effect are nicotine. Basically, there are two
kinds of factors that affect the physical dependence of individuals on cigarettes,
namely genetic and environmental factors. The aim of this study is to describe the
effect of polymorphism of cytochrome P450 2A6 allele *9 towards smoking
dependence in Indonesians Chinese ethnic. It is also observed that either the
presence or absence of environmental influences in the form of smoking and the
number of cigarettes has been smoked per day. To assess the dependence of
cigarettes, it was used Fagerstrom Test for Nicotine Dependence (FTND) method
with multiple linear regression analysis. The results showed the presence of
CYP2A6 *9 allele at a very low level of cigarette dependence in four subjects and
a low level of cigarette dependence in three subjects. Based on the t test value, the
F test and correlation coefficient (R) environmental factors such as a duration of
smoking and a number of cigarettes has been smoked per day affect the level of
cigarette dependence.
Keywords: CYP2A6*9, FTND, Smoker, Tionghoa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Merokok merupakan salah satu masalah yang dihadapi di bidang
kesehatan karena meningkatkan risiko 6 juta orang meninggal dalam setahun.
Lebih dari 5 juta orang meninggal karena menghisap langsung rokok, sedangkan
600 ribu lebih orang meninggal karena terpapar asap rokok (WHO, 2013).
Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi perokok yang terbesar
di dunia. Menurut data World Health Organization (WHO), pada tahun 2012
persentase prevalensi perokok laki-laki yaitu 67% jauh lebih besar daripada
perokok perempuan yaitu 2,7%. Diantara para perokok tersebut terdapat 56,7%
laki-laki dan 1,8% perempuan merokok setiap hari (The Organisation for
Economic Co-Operation and Development, 2014). Menurut perkiraan,
permasalahan merokok tahun 2010 hingga 2030 akan menigkatkan risiko 8 juta
orang meninggal per tahun (Hitchman, 2010).
Penghentian kebiasaan merokok masih sulit dilakukan karena adanya efek
adiktif dari senyawa-senyawa yang terkandung dalam tembakau. Dalam tembakau
terdapat kurang lebih 3.000 senyawa, tetapi yang menimbulkan efek adiktif paling
kuat adalah nikotin. Nikotin terikat sebagai agonis pada reseptor kolinergik yaitu
asetilkolin nikotinik (nAChR) yang terletak pada otak, ganglia otonom dan
neuromuscular junction. Efek ketergantungan nikotin diperantarai rewards
pathway di otak melibatkan jalur molekuler yang paling dominan adalah aktivasi
nAChR sehingga mengaktifkan saraf dopaminergik pada daerah nucleus
accumbens (NAc) (Setiawati, 2013). Apabila kadar nikotin dalam darah tinggi,
efek tidak langsung yang dapat timbul adalah terjadi kerusakan pada beberapa
sistem organ, yaitu sistem pernafasan, sistem kardiovaskular, sistem
gastrointestinal, sistem muskuloskeletal, kulit, sistem syaraf dan sistem imun yang
berujung pada kematian (Burns, 2005; Tyndale and Sellers, 2005; Hukkanen et
al., 2005; McPhee and Pignone, 2007).
Pada dasarnya, ada dua macam faktor yang mempengaruhi ketergantungan
fisik individu terhadap rokok yaitu faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik
memiliki kontribusi sebesar 50-70% (Tyndale and Sellers, 2005). Gen yang
berperan dalam ketergantungan fisik terhadap nikotin, terdapat gen sitokrom P450
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
2A6 (CYP2A6), yaitu gen yang mengkode enzim CYP2A6. Enzim ini
bertanggung jawab terhadap metabolisme nikotin dalam darah, sehingga
menghilangkan atau menurunkan efek nikotin untuk memberikan stimulus pada
brain reward system. Efek ketegantungan fisik genetik terhadap nikotin dapat
terjadi pada individu yang memiliki gen CYP2A6 yang normal. Hal ini terjadi
karena metabolisme nikotin dalam darah cepat, sehingga individu cenderung
mempertahankan kadar nikotin dalam darah dengan merokok (Gullstén, 2000;
Rao et al., 2000; Hukkanen et al., 2005; Davies and Soundy, 2009). CYP2A6 di
dalam tubuh akan memetabolisme nikotin menjadi kotinin, yang selanjutnya akan
diubah menjadi 3-hidroksikotinin sebagai metabolit tidak aktif (Park et al., 2016).
Metabolisme nikotin oleh CYP2A6 bervariasi di seluruh suku/ras, seperti
ragamnya suku di Indonesia yang salah satunya adalah suku Tionghoa. CYP2A6
diketahui merupakan gen yang memiliki polimorfisme yang tinggi (Maggert,
2012). Adanya polimorfisme CYP2A6 akan mempengaruhi aktivitas enzim pada
metabolisme nikotin dalam tubuh, yaitu dengan menurunkan, menghilangkan atau
meningkatkan aktivitas enzim (Raunio and Rahnasto-Rilla, 2012). Polimorfisme
CYP2A6 banyak ditemukan pada orang-orang Asia dengan frekuensi alel tidak
aktif yang tinggi (Yusof and Gan, 2009). Menurut penelitian Nakajima (2006),
adanya bentuk alel tidak aktif CYP2A6 antara lain: CYP2A6*4 (11-20%),
CYP2A6*7 (4-7%) dan CYP2A6*9 (20%) yang didapat dari sejumlah populasi
orang Asia. Penelitian ini juga diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan
oleh Liu et al., 2011 pada perokok laki-laki dari Han suku dari Cina Selatan,
hasilnya menjelaskan adanya polimorfisme CYP2A6 berupa alel CYP2A6*4
(8,5%), CYP2A6*5 (1,2%), CYP2A6*7 (6,3%), CYP2A6*9 (13,5%) dan
CYP2A6*10 (2,4%) dari populasi N=1328.
Bentuk aktif dari CYP2A6 adalah alel CYP2A6*1 (wild type), sedangkan
salah satu bentuk tidak aktif yang lebih banyak ditemukan pada populasi Asia
adalah CYP2A6*9. Bentuk alel tidak aktif tersebut dapat mempengaruhi aktivitas
enzim menjadi lebih lambat daripada bentuk aktifnya (Liu et al., 2011).
Polimorfisme yang terjadi pada alel CYP2A6*9 merupakan single nucleotide
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
polymorphism (SNP) ditunjukkan dengan adanya perbedaan nukleotida tunggal di
dalam susunan rangkaian basa (Raunio and Rahnasto-Rilla, 2012).
Hubungan gen CYP2A6 terhadap perilaku merokok masih terdapat pro
dan kontra. Berdasarkan hasil penelitian Gambier (2005) dan Kwon (2001)
menunjukkan bahwa perilaku merokok seseorang individu tidak ada hubungannya
dengan gen CYP2A6. Hal ini juga diperkuat dengan meta analisis Munafo
(2004) yang menjelaskan bahwa masih perlu dilakukan studi lebih lanjut terkait
peran gen CYP2A6 dalam meningkatkan ketergantungan fisik perokok terhadap
nikotin.
Perokok dengan alel CYP2A6*9 tetap memiliki ketergantungan rokok
yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti lama merokok dan jumlah rokok
yang dihisap (Munafo et al., 2004). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis
pengaruh polimorfisme gen sitokrom P450 2A6 alel* 9 terhadap ketergantungan
rokok pada subjek uji suku Tionghoa Indonesia. Selain itu juga diamati ada
tidaknya pengaruh lingkungan berupa lama merokok dan jumlah rokok yang
dihisap per hari. Untuk menilai ketergantungan rokok digunakan metode
Fagerstrom Test for Nicotine Dependence (FTND).
METODE PENELITIAN
Jenis Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analisis cross-sectional. Pada
penelitian ini dilakukan analisis polimorfisme gen CYP2A6 terhadap
ketergantungan rokok pada satu populasi. Pada penelitian terdapat faktor risiko
dan variabel efek. Faktor risiko dalam penelitian ini adalah lingkungan dan
genetik subjek uji. Variabel efek dalam penelitian ini adalah ketergantungan rokok
subjek uji.
Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan berupa alat gelas, DNA isolasi kit (FavorPrepTM
),
Thermal cycler Perkin Elmer 2400, satu set elektroforesis horizontal (Sigma
Aldrich), UV Transilluminator (Fisher Scientific), dispossable gloves,
receivertubes (1,5 mL), hot plate (CimarecTM
Thermo Scientific), mikropipet,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
sentrifuge (Fisher Scientific), kamera DSLR dan kuisioner FTND yang diacu dari
Heatherton (1991).
Bahan yang digunakan yaitu isolat DNA, primer forward: (5’-
GATTCCTCTCCCCTGGAAC-3’) dan primer reverse: (5’-
GGCTGGGGTGGTTTGCCTTTA-3’), blue tip, yellow tip, white tip, Promega Go
Taq Green Master Mix, Tris-Borate-EDTA (TBE) Buffer pH 8,8 (10x), 1% gel
agarose, Biotium gel red, 100 bp DNA Ladder (Geneaid), DNA loading dye
(Geneaid), etanol 96% (Sigma Chemical Co., St. Louis) dan aqua bidestilata steril
(Ikapharmindo).
Kriteria Subjek Uji
Penelitian ini menggunakan subjek uji dengan kriteria yaitu perokok laki-
laki berjumlah 30 subjek uji, keturunan suku Tionghoa asli minimal sampai third
degree relativies (kakek dan nenek orang Tionghoa asli) yang diketahui dari hasil
wawancara dan berumur 20-40 tahun yang tinggal di Yogyakarta. Perokok aktif
minimal 5 tahun yang menghisap baik rokok kretek dan rokok putih. Penelitian ini
juga mengeliminasi pasien yang sedang mengonsumsi obat rutin atau sedang
menjalani pengobatan untuk berhenti merokok dalam sebulan terakhir, pasien
dengan penyakit yang mengharuskan beristirahat total selama ≥ 10 hari dalam
sebulan terakhir, seperti heart diseases, renal failure, pulmonary diseases, pasien
dengan penyakit hepar seperti hepatitis, sirosis hati, dan hepatoma. Subjek uji
dengan sadar bersedia menandatangani informed consent. Penelitian yang
dilakukan di Labolatorium Biokimia Fakultas Biokimia Universitas Sanata
Dharma ini telah memenuhi Kode Etik yang disetujui oleh Komisi Etik Fakultas
Kedokteran Kristen Duta Wacana Yogyakarta.
Pengambilan Sampel Darah pada Subjek Uji
Sampel darah diambil oleh petugas dari labolatorium klinik “Sadewa”.
Sampel darah diambil dari pembuluh vena subjek uji dan ditampung dalam
vaccumtainer yang berisi EDTA (1,8 mg/mL darah). Darah segar yang diperoleh,
disimpan pada suhu ± 4°C sebelum dianalisis dan digunakan untuk identifikasi
alel CYP2A6*9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Isolasi DNA
Pada penelitian ini isolasi DNA menggunakan DNA isolasi kit (merk
FavorPrepTM
). Prosedur yang dilakukan sesuai dengan protokol yang tertera pada
kit yang digunakan. Terdapat 3 tahap umum dalam proses isolasi yaitu proses
perusakan dinding sel, pemisahan DNA dari protein dan pemurnian DNA. Tujuan
isolasi DNA adalah untuk mendapatkan DNA yang murni (Muladno, 2010).
Analisis Kemurnian Isolat DNA
Hasil isolasi DNA dapat dilihat dengan dilakukan elektroforesis dengan
fase diam agarosa 1,0% yang telah ditambahkan dengan gel red dan dilihat
hasilnya dengan menggunakan lampu UV. DNA yang terekspresi didokumentasi
dengan kamera DSLR Canon 7D. Panjang pita DNA yang murni dapat diketahui
dengan cara menarik garis lurus pita sampel DNA dengan posisi pita DNA ladder
dan terbentuk hanya satu pita pada masing-masing sampel isolat DNA.
Amplifikasi Isolat DNA dengan Metode PCR
Fragmen DNA dari alel CYP2A6*9 dapat diperoleh dengan dilakukan
amplifikasi menggunakan primer yang diadopsi Yoshida et al. (2003), yaitu
primer forward: 5'-GAT TCC TCT CCC CTG GAA C-3', primer reverse: 5'-GGC
TGG GGT GGT TTG CCT TTA-3'. Amplifikasi DNA dengan PCR dilakukan
menggunakan Promega Go Taq Green Master Mix. Campuran DNA dengan
volume akhir 25 μL, yang terdiri dari reagent 12,5 μL, primer forward 1,25 μL,
primer reverse 1,25 μL, isolat DNA 5,0 μL, aquabides 5 μL. Penentuan rentang
suhu annealing dan jumlah siklus amplifikasi berdasarkan pada hasil optimasi
yang dilakukan oleh Cindy (2015). Amplifikasi dilakukan dengan mesin PCR.
Kondisi PCR digunakan adalah sebagai berikut; initial denaturasi pada suhu 94ºC
(3’); dilanjutkan dengan denaturasi pada suhu 94ºC (30”); annealing pada suhu
60ºC (30”) dan ekstensi pada suhu 70ºC (25”). Siklus amplifikasi tersebut
dilakukan sebanyak 30 kali dan selanjutnya diakhiri dengan final ekstensi pada
suhu 72ºC (5’).
Analisis Produk PCR dengan Elektroforesis
Hasil produk PCR dilihat dengan dilakukan elektroforesis menggunakan
fase diam agarosa 1,5% yang telah ditambahkan dengan gel red dan dilihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
hasilnya dengan menggunakan lampu UV. Hasil tersebut didokumentasi dengan
kamera DSLR Canon 7D. Produk PCR yang terbentuk pada penelitian ini berada
pada pita 368-bp (Yoshida et al., 2003).
Deskripsi Ketergantungan Rokok dengan Acuan Fagerstrom Test for Nicotine
Dependence (FTND) Berdasarkan Penelitian Heatherton (1991)
Fagerstrom Test for Nicotine Dependence (FTND) adalah instrumen
standar untuk menilai intensitas kecanduan fisik terhadap nikotin. Tes ini
dirancang untuk memberikan ukuran ordinal ketergantungan nikotin terkait
merokok. FTND berisi enam pertanyaan yang mengevaluasi lamanya waktu yang
dibutuhkan setelah bangun tidur untuk melakukan aktivitas merokok, kemampuan
menahan diri untuk tidak merokok di ruangan bebas rokok, waktu yang tidak
disukai untuk merokok, perbandingan jumlah hisap rokok antara pagi dan malam,
jumlah rokok perhari yang dihisap dan dorongan untuk menghisap rokok dalam
keadaan sakit. Dalam penilaian FTND, pertanyaan dengan jawaban Ya/Tidak
memiliki skor dari 0 sampai 1 dan beberapa pertanyaan pilihan diberi skor 0
sampai 3. Pertanyaan dalam FTND dilengkapi dengan skor pada masing-masing
jawaban dirangkum dalam Lampiran 9.
Keseluruhan hasil dijumlahkan untuk menghasilkan skor total 0-10.
Semakin tinggi skor Fagerstrom, semakin kuat ketergantungan fisik pasien
terhadap nikotin. Total skor dibawah 5 menggambarkan tingkat ketergantungan
terhadap nikotin yang rendah. Subjek uji disarankan untuk menghentikan kegiatan
merokok dengan melakukan aktivitas lain sebelum tingkat ketergantungan
terhadap nikotin meningkat. Total skor 5 menggambarkan tingkat ketergantungan
terhadap nikotin medium. Jika subjek uji tidak segera berhenti merokok, tingkat
ketergantungan terhadap nikotin akan meningkat sehingga menyebabkan
kecanduan yang serius. Total skor diatas 5 menggambarkan tingkat ketergantugan
terhadap nikotin tinggi. Kebiasaan merokok pada subjek uji menjadi tidak
terkendali, jika ingin membuat keputusan berhenti merokok perlu dilakukan
konsultasi dengan dokter tentang terapi penggantian nikotin atau medikasi lain
yang dapat membantu menghilangkan kecanduan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Analisis Hasil
Faktor yang mempengaruhi seseorang terhadap aktivitas merokok dibagi
menjadi dua yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Hubungan faktor genetik
terhadap ketergantungan rokok dianalisis dengan ada tidaknya alel CYP2A6*9
berdasarkan hasil identifikasi alel pada subjek uji perokok suku Tionghoa di
Indonesia. Faktor lingkungan berupa lama merokok dan jumlah batang rokok
yang dihisap per hari dianalisis dengan grafik yang menghubungkan antara total
skor FTND terhadap lama merokok dan jumlah batang rokok yang dihisap per
hari serta dilakukan analisis statistik regresi linear berganda.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian pengaruh polimorfisme pada gen CYP2A6 terhadap
ketergantungan rokok dilakukan analisis identifikasi alel CYP2A6*9 dan analisis
ketergantungan rokok dengan mengacu pada FTND. Pemilihan alel CYP2A6*9
karena alel ini merupakan salah satu bentuk tidak aktif yang lebih banyak
ditemukan pada populasi Asia. Terjadinya polimorfisme CYP2A6*9 pada gen
CYP2A6 yang dapat mempengaruhi metabolisme nikotin yaitu dapat mengurangi
atau menurunkan metabolisme nikotin pada populasi Asia (Liu et al, 2011).
Polimorfisme gen CYP2A6 dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular bagi
perokok. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah hisap rokok yang
cukup tinggi dan terdiri dari berbagai suku atau etnis.
Penentuan Subjek Uji pada Suku Tionghoa
Pada penelitian ini digunakan probandus berjenis kelamin laki-laki dengan
suku Tionghoa yang ada di Indonesia, berusia 20-40 tahun, menghisap rokok
kretek/filter minimal 5 batang/hari selama minimal 5 tahun dan berjumlah
sebanyak 30 orang. Pemilihan subjek uji dengan rentang usia 20-40 tahun
dianggap dapat menggambarkan ketergantungan rokok secara jelas. Usia subjek
uji berkisar antara 20-30 tahun dengan rata-rata usia 22 tahun. Rata-rata
keseluruhan subjek uji menghisap rokok sebanyak 13 batang dalam sehari dalam
rentang 5-25 batang rokok per hari. Data jumlah batang rokok yang dihisap per
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
hari oleh subjek uji menunjukkan adanya variasi pada masing-masing kelas
perokok. Sebanyak 14 subjek uji termasuk perokok ringan (1-10 batang per hari),
15 subjek uji termasuk perokok sedang (11-20 batang per hari), dan 1 subjek uji
termasuk perokok berat (lebih dari 20 batang per hari) (Bustan, 2007). Rata-rata
lama merokok subjek uji adalah selama 6 tahun dengan rentang antara 5-8 tahun.
Pemilihan subjek uji dengan lama merokok minimal 5 tahun dapat memberikan
gambaran ketergantungan terhadap rokok dengan jelas. Jumlah subjek uji yang
digunakan telah memenuhi syarat untuk penelitian genetik polimorfisme menurut
persamaan B-Rao (2001) yaitu minimal 29 orang. Persamaan yang digunakan
untuk menentukan jumlah sampel minimal pada penelitian genetik polimorfisme
menurut B-Rao (2001) adalah:
Nmin ≥ log (1 – π )/2log (1 – fmin) (1)
Dimana Nmin menunjukkan jumlah sampel minimal, π menunjukkan probabilitas
alel utama dan fmin menunjukkan frekuensi alel minor. Jenis alel yang akan diteliti
adalah dua macam, yaitu CYP2A6*1 (alel utama) dan CYP2A6*9 (alel minor).
Maka menurut B-Rao (2001), nilai π dan fmin untuk kedua alel tersebut berturut-
turut adalah: π = 0,95 dan fmin = 0,05. Berdasarkan persamaan maka jumlah
sampel minimal yang diperlukan untuk penelitian adalah 29 orang.
Keseluruhan karakteristik subjek uji yang digunakan dalam penelitian ini
disajikan pada Tabel I.
Tabel I. Karakteristik Subjek Uji yang Terlibat dalam Penelitian
Karakteristik Nilai
Umur (tahun) Rata-rata ± SD 21,9 ± 2,15
Rentang 20-30
Jumlah batang rokok
yang dihisap perhari
Rata-rata ± SD 12,96 ± 4,80
Rentang 5-25
Lama merokok
(tahun)
Rata-rata ± SD 5,9 ± 1,06
Rentang 5-8
Jumlah subjek uji 30 orang Keterangan :
SD = Standar deviasi
Analisis Kualitatif Isolat DNA
Hasil isolasi DNA diuji secara kualitatif untuk mengetahui kemurnian
DNA yang didapat dengan teknik elektroforesis menggunakan gel agarosa 1,0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
(Fatchiyah, 2011; Broeders et al., 2014). Hasil elektroforesis pada Gambar 1
menunjukkan isolat DNA dengan pita tunggal dan tebal berukuran lebih dari 3000
bp, sehingga hal ini menjelaskan bahwa isolat DNA yang digunakan murni dan
akan digunakan untuk amplifikasi (Patramurti et al., 2014).
Keterangan:
M : DNA ladder sebagai marker
1-7 : Isolat DNA
Kondisi Elektroforesis : Fase diam agarose 1%; Fase Gerak Larutan TBE 1%; Kecepatan
125 V/cm selama 30 menit
Gambar 1. Elektroforegram hasil analisis kualitatif isolat DNA subjek uji
Deskripsi Ketergantungan Rokok dengan Fagerstrom Test for Nicotine
Dependence (FTND)
Penelitian ini menggunakan FTND untuk memberikan penilaian tehadap
suatu ketegantungan seorang perokok dan dari total skor penilaian ditentukan
tingkatan ketegantungannya. Menurut hasil kuisioner didapatkan data yang
dirangkum dalam Tabel II.
Tabel II. Total Skor FTND
Total Skor Keterangan Jumlah Subjek Uji
0-2 Ketergantungan sangat rendah 8
3-4 Ketergantungan rendah 15
5 Ketergantungan medium 5
6-7 Ketergantungan tinggi 2
8-10 Ketergantungan sangat tinggi -
Berdasarkan total skor FTND subjek uji yang memiliki total skor di
bawah 5 adalah sebanyak 23 orang yang menggambarkan tingkat ketergantungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
terhadap nikotin yang rendah. Subjek uji yang memiliki total skor 5 adalah
sebanyak 5 orang dan menggambarkan tingkat ketergantungan terhadap nikotin
medium. Jumlah subjek uji dengan total skor di atas 5 sebanyak 2 orang dan
menggambarkan tingkat ketergantungan terhadap nikotin tinggi. Hasil total skor
FTND yang diperoleh menggambarkan ketergantungan rokok selanjutnya
dilakukan analisis pengaruh alel CYP2A6*9 dan faktor lingkungan (lama
merokok dan jumlah batang rokok yang dihisap perhari). Rangkuman data yang
diperoleh disajikan dalam pada Lampiran 10.
Pengaruh Alel CYP2A6*9 terhadap Ketergantungan Rokok
Berdasarkan teori, faktor genetik memiliki kontribusi sebesar 50-70%
(Tyndale and Seller, 2005). Pada analisis ketergantungan oleh faktor genetik
dilakukan dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction). Primer yang
digunakan untuk mengamplifikasi alel CYP2A6*1 adalah primer forward: 5'-
GAT TCC TCT CCC CTG GAA C-3' dan primer reverse: 5'-GGC TGG GGT
GGT TTG CCT TTA-3'. Spesifisitas primer akan menentukan keberhasilan proses
PCR, karena spesifisitas menentukan kemampuan primer untuk menempel pada
pasang basa nukleotida target pada isolat DNA (McPherson and Moller, 2006).
Amplifikasi gen CYP2A6 menggunakan primer tersebut menghasilkan produk
PCR yang berukuran 368-bp yang merupakan produk dari alel CYP2A6*1. Letak
penempelan primer pada urutan basa potongan gen CYP2A6*9 tidak sesuai
dengan pasangan basa primer yang digunakan karena ada perbedaan 1 pasangan
basa (SNP), sehingga produk PCR gen CYP2A6*9 tidak terjadi amplifikasi dan
tidak terdapat band pada gel agarosa.
Hasil produk PCR dilihat dengan dilakukan elektroforesis menggunakan
fase diam agarosa. Hasil dari elektroforesis menunjukkan panjang pita dari produk
PCR yang berupa amplifikasi DNA dengan dilihat pada UV transilluminator dan
didokumentasikan dengan menggunakan kamera DSLR Canon 7D yang
ditunjukkan pada Gambar 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Keterangan:
M : DNA Ladder
1-7 : Produk PCR
Kondisi Elektroforesis : Fase diam agarose 1,5 %; Fase Gerak Larutan TBE 1%;
Total volume injeksi 6 μL, yaitu terdiri dari 1 μL loading
dye dan 5 μL produk PCR; Kecepatan 125 V/cm selama 30
menit.
Gambar 2. Elektroforegram produk PCR pada kondisi optimum dari berbagai isolat
DNA
Pada Gambar 2 dapat dilihat pada band terdapat pita pada panjang 368-bp,
hal menunjukkan bahwa sampel DNA tersebut merupakan CYP2A6*1 (wild type)
dan sebaliknya pada band yang kosong menunjukkan bahwa sampel DNA
mengalami polimorfisme dan dikatakan memiliki alel CYP2A6*9.
Dari produk PCR yang telah dielektroforesis, data yang disajikan pada Tabel III.
Tabel III. Pengaruh Alel CYP2A6*9 terhadap Ketergantungan Rokok
Tingkat Ketergantungan
Rokok
Jumlah Subjek Uji
Alel CYP2A6*1 Alel CYP2A6*9
Sangat Rendah 4 4
Rendah 12 3
Medium 5 -
Tinggi 2 -
Sangat Tinggi - -
Adanya polimorfisme CYP2A6 akan mempengaruhi aktivitas enzim pada
metabolisme nikotin dalam tubuh, yaitu dengan menurunkan, menghilangkan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
meningkatkan aktivitas enzim (Raunio and Rahnasto-Rilla, 2012). Bentuk aktif
dari CYP2A6 adalah alel CYP2A6*1 (wild type), sedangkan salah satu bentuk
tidak aktif adalah CYP2A6*9. Bentuk alel tidak aktif tersebut dapat
mempengaruhi aktivitas enzim menjadi lebih lambat daripada bentuk aktifnya
(Liu et al., 2011). Hasil penelitian menunjukkan adanya alel CYP2A6*9 pada
tingkat ketergantungan rokok yang sangat rendah sebanyak 4 orang dan tingkat
ketergantungan rokok yang rendah sebanyak 3 orang. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa subjek uji yang memiliki alel CYP2A6*9 memiliki tingkat
ketergantungan rokok cenderung rendah. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
adanya alel CYP2A6*9 pada individu akan menurunkan kerja enzim CYP2A6
dalam memetabolisme nikotin sehingga menjadi lebih lambat. Berdasarkan hal
ini, maka untuk mempertahankan kadar nikotin di dalam darah, individu
menghisap rokok dalam jumlah yang sedikit.
Pengaruh Jumlah Batang Rokok dan Lama Merokok terhadap
Ketergantungan Rokok
Pada penelitian ini digambarkan grafik subjek uji dengan menunjukkan
distribusi skor FTND, jumlah batang rokok yang dihisap perhari dan lama
merokok untuk masing-masing subjek uji yang disajikan pada Gambar 3.
Berdasarkan grafik distribusi tersebut menunjukkan bahwa subjek uji 2, 7, 8 dan
26 memiliki tingkat ketergantungan rokok yang rendah dengan lama merokok
yang berbeda beda yaitu secara berurut-turut 6, 5, 6 dan 5 tahun dengan jumlah
batang rokok yang dihisap tiap hari secara berturut-turut 11, 7, 10 dan 20. Selain
itu, subjek uji yang memiliki tingkat ketergantungan rokok medium yaitu pada
subjek uji 3, 17, 18, 20 dan 28 dengan lama merokok secara berturut–turut 8, 7,
7, 7 dan 8 tahun serta menghisap 7, 19, 13, 16 dan 14 batang rokok tiap hari.
Sedangkan subjek uji yang memiliki tingkat ketergantungan rokok yang tinggi
ditunjukkan pada subjek uji 6 dan 16 dengan lama merokok masing-masing 5
tahun dan menghisap 25 dan 18 batang rokok tiap hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Gambar 3. Grafik distribusi subjek uji perokok suku Tionghoa Indonesia
Pada grafik yang disajikan pada Gambar 3, ditunjukkan bahwa adanya
variasi pada lama merokok dan jumlah rokok yang dihisap perhari pada tiap
tingkatan kertergantungan merokok. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain faktor lingkungan seperti seseorang memiliki kecenderungan
untuk merokok terus apabila berada di lingkungan perokok dan faktor genetik.
Analisis pengaruh lama merokok dan jumlah batang rokok yang dihisap
perhari terhadap nilai ketergantungan rokok subjek uji dilakukan dengan
menggunakan Microsoft Excel 2007. Hasil analisis dengan metode regresi linear
berganda menunjukkan nilai uji t, uji F dan koefisien korelasi (R) yang disajikan
pada Lampiran 13. Hasil yang diperoleh menunjukkan nilai uji t (uji koefisisen
regresi secara parsial) masing-masing variabel yaitu t nilai hitung lama merokok >
t tabel (2,11 > 2,06) dengan signifikansi < 0,05 (0,04 < 0,05). Sedangkan pada
hasil analisis uji t menunjukkan t hitung jumlah batang rokok > t tabel (2,77 >
2,06) dengan signifikansi < 0,05 (0,01 < 0,05). Pada uji t disimpulkan bahwa lama
merokok dan jumlah batang rokok yang dihisap perhari mempengaruhi secara
signifikan terhadap nilai ketergantungan rokok pada subjek uji.
0
5
10
15
20
25
30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nil
ai
Subjek Uji
Distribusi Subjek Perokok Suku Tionghoa Indonesia
Total Skor FTND Lama Merokok (tahun) Jumlah Batang Rokok (per hari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Hasil analisis menunjukan nilai uji F (Uji Anova) untuk melihat pengaruh
lama merokok dan jumlah batang rokok yang dihisap perhari terhadap nilai
ketergantungan rokok subjek uji. Nilai uji F yang didapat adalah F hitung > F
tabel 5,85 > 3,35 dengan nilai signifikansi yang diperoleh < 0,05 (0,01 < 0,05)
menunjukkan adanya pengaruh lama merokok dan jumlah batang rokok yang
dihisap perhari terhadap nilai ketergantungan merokok.
Nilai R yang menunjukkan korelasi berganda yaitu korelasi antara lama
merokok dan jumlah batang rokok yang dihisap perhari terhadap nilai
ketergantungan rokok subjek uji.Berdasarkan teori nilai R berkisar antara 0
sampai 1. Jika nilainya mendekati 0, maka hubungan semakin lemah dan jika nilai
mendekati 1, maka hubungan semakin erat. Nilai R yang diperoleh adalah 0,55
sehingga disimpulkan bahwa lama merokok dan jumlah batang rokok yang
dihisap perhari memiliki hubungan terhadap nilai ketergantungan rokok subjek uji
(Dahlan, 2014). Nilai R pada penelitian ini bernilai positif, hal ini menunjukkan
bahwa semakin lama dan semakin banyak jumlah batang rokok yang dihisap
perhari, maka nilai ketergantungan semakin tinggi. Selain itu didapatkan nilai R
square sebesar 0,30 hal yang menunjukkan bahwa persentase sumbangan lama
merokok dan jumlah batang rokok yang dihisap perhari terhadap nilai
ketergantungan sebesar 30%, sedangkan sisanya sebesar 70% dipengaruhi faktor-
faktor lain yang tidak dimasukan pada penelitian ini.
Berdasarkan hubungan antara lama merokok dan jumlah batang rokok
yang dihisap perhari terhadap skor FTND (tingkat ketergantungan) didapatkan
persamaan statistik berikut ini:
Y= -1,03 + 0,46*X1 + 0,14*X2 (2)
Diketahui nilai Y merupakan skor FTND, X1 merupakan lama merokok, X2
merupakan jumlah batang rokok yang dihisap tiap hari, serta nilai -1,03
merupakan nilai intersep. Berdasarkan persamaan ini, maka dapat diketahui
bahwa besarnya kontribusi jumlah batang dan lama merokok terhadap nilai FTND
masing-masing sebesar 0,46 dan 0,14. Jika lama merokok tetap maka
menyebabkan kenaikan nilai ketergantungan sebesar 46% dan jika jumlah batang
rokok yang dihisap per hari tetap maka menyebabkan kenaikan nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
ketergantungan sebesar 14%. Kurva hubungan antara lama merokok dan jumlah
batang rokok terhadap skor FTND (tingkat ketergantungan) ditunjukan pada
Gambar 4.
Gambar 4. Kurva hubungan antara jumlah batang rokok dan lama merokok terhadap
skor FTND
Analisis data ini dalam hubungannya dengan skor FTND menyimpulkan
bahwa jumlah batang rokok yang dihisap per hari dan lamanya kebiasaan
merokok yang dimiliki seseorang termasuk faktor risiko yang dapat meningkatkan
ketergantungan fisik perokok terhadap nikotin. Hasil analisis data menunjukkan
bahwa ketergantungan fisik terhadap nikotin terbukti bersifat dose dependent,
artinya bahwa jumlah rokok yang banyak dapat meningkatkan risiko
ketergantungan rokok. Data juga menunjukkan bahwa ketergantungan fisik
terhadap nikotin terbukti bersifat time dependent, artinya bahwa lama merokok
dapat meningkatkan risiko ketergantungan rokok. Hasil ini sesuai dengan
penelitian O‟Brian (2006), bahwa sifat nikotin dalam menimbulkan
ketergantungan sebanding dengan waktu dan dosis (time and dose dependent).
5 7 8 9 10 10 10 13 15161718201925
0
1
2
3
4
5
6
7
5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 67
78
8Lama Merokok
(X1)
Sk
or
FT
ND
Jumlah Batang Rokok
(X2)
Kurva Hubungan Antara Lama Merokok dan Jumlah Batang
Rokok Terhadap skor FTND (Tingkat Ketergantungan)
6-7
5-6
4-5
3-4
2-3
1-2
0-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
KESIMPULAN
Alel CYP2A6*9 pada subjek uji suku Tionghoa Indonesia teridentifikasi
sebanyak 23% dari 30 subjek uji yang menurut Fagerstrom Test for Nicotine
Dependence (FTND) termasuk dalam tingkatan ketergantungan rokok sangat
rendah dan tingkatan ketergantungan rokok rendah.
Hubungan lama merokok dan jumlah batang rokok yang dihisap perhari
terhadap nilai ketergantungan rokok mendapatkan nilai uji t, uji F dan koefisien
korelasi (R) menyimpulkan bahwa lama merokok dan jumlah batang rokok yang
dihisap perhari mempengaruhi tingkat ketergantungan rokok.
SARAN
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat pengaruh lingkungan
CYP2A6 terhadap ketergantungan rokok pada subjek uji perokok suku
Tionghoa Indonesia dengan jumlah subjek uji yang lebih banyak.
2. Perlu dilakukan penelitian tentang polimorfisme CYP2A6 pada alel yang
berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
DAFTAR PUSTAKA
B-Rao, C., 2001. Sample Size Considerations in Genetic Polymorphism Studies.
Human Heredity, 52, 191-200.
Broeders, S., Huber, I., Grohmann, L., Berben, G., Taverniers, I., Mazzara, M.,
Roosens, N., and Morisset, D., 2014. Guidelines for Validation of
Qualitative Real-Time PCR Methods. Trends in Food Science &
Technology, 37 (June), 115-126.
Burns, D. M., 2005. Nicotine Addiction. In: D.L. Kasper, Braunwalds, A.S. Fausi,
S.L. hauser, D.L. longo, and J.L. Jameson, eds. Harrison’s Principles of
Internal Medicine. New York, NY: McGraw-Hill, 2573-2577.
Cindy, 2017. Optimasi dan Validasi Kondisi Polymerase Chain Reaction padea
Identifikasi CYP2A6 *9. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
3-10.
Dahlan, M.S., 2014. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,
Bivariat, dan Multivariat, Dilengkapi Aplikasi Menggunakan SPSS. 6eds,
Jakarta: Epidemiologi Indonesia, 23-35.
Davies, G.E., and Soundy, T.J., 2009. The Genetics of Smoking and Nicotine
Addiction. South Dakota Medicine (Online),
www.sdsma.org/documents/Davies.pdf accessed 3 December 2017.
Fatchiyah, 2005. PCR: Dasar teknik Amplifikasi DNA dan Aplikasinya: Panduan
Praktikum.
Gambier, N., Batt, A.M., Marie, B., Pfister., Siest G., Visvikis-Siest, S., 2005.
Association of CYP2A6*1B Genetic Variant with the Amount of Smoking
in French Adults From the Stanislas Cohort. Pharmacogenomics Journal, 5,
271-275.
Gullstén, H., 2000. Significance of Polymorphism in CYP2A6 Gene. Disertation.
Oulu: Department of Pharmacology and Toxicology University of Oulu.
Heatherton, T.F., Kozlowski L.T., Frecker R.C., and Fagerstrom, K., 1991. The
Fagerstrom Test for Nicotine Dependence : A Revision of the Fagerstrom
Tolerance Quiestionnaire. British Journal of Addiction, 86, 1119-1127.
Hitchman, S.C., Fong, G.F., 2011. Gender Empowerment and Female to Male
Smoking Prevalence Ratios, Bulletin of the World Health Organization
(Online), http://www.who.int/bulletin/volumes/89/3/10079905/en/ accessed
22 November 2017.
Hukkanen, J., Jacob III, P. and Benowitz, N.L., 2005. Metabolism and Disposition
Kinetics of Nicotine. The American Society for Pharmacology and
Experimental Therapeutics, 57 (1), 79-115.
Kwon, J.T., Nakajima, M., Chai, S., Yom, Y.K., Kim, H.K., Yamazaki, H., Sohn,
D.R., Yamamoto, T., Kuroiwa, Y., Yokoi, T., 2001. Nicotine Metabolism
and CYP2A6 Allele Frequencies in Koreans. Pharmacogenetics, 11, 317-
323.
Liu, T., David, S.P., Tyndale, R.F., Wang, H., Zhou, Q., Ding, P., He, Y., Yu, X.,
Chen, W., Crump, C., Wen, X., and Chen, W., 2011. Associations of
CYP2A6 Genotype With Smoking Behaviors In Southern China. National
of Health Institutes, 106 (5), 985-994.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Maggert, K. A., 2012. Genetics: Polymorphisms, Epigenetics, and Something In
Between. Genetic Research International, 1-9.
McPhee, S.J., and Pignone, M., 2007. Disease {revention and Health Promotion.
In: S.J. McPhee, M.A, Papadakis and L.M. Tierney Jr, eds. Current Medical
Diagnosis and Treatment. New York, NY: McGraw-Hill, 1-16.
McPherson, M.J., and Moller, S.G., 2006. PCR, 2nd
eds. New York, NY: Taylor
and Francis, 292.
Muladno., 2010. Teknologi Rekayasa Genetika. Edisi Ke-2. Bogor: IPB Press, 89-
93.
Munafo, M.R., Clark, T.G., Johnstone, E.C., Murphy, M.F.G., and Walton, R.T.,
2004. The Genetic Basis for Smoking Behavior: A Systematic Review and
Meta-Analysis. Nicotine and Tobaco Research, 6 (4), 583-597.
Nakajima, Miki., Fukami, T., Yamanaka, H., Higashi, E., Sakai, H., Yoshida,
R.,Kwon, J. T., McLeod, H. L., Yokoi, T., 2006. Comprehensive Evaluation
of Variability in Nicotine Metabolism and CYP2A6 Polymorphic Alleles in
Four Ethnic Populations. Clinical Pharmacology and Therapeutics, 80(3):
282-29.
Park, L.S., Tiirikainen, M.I., Patel, Y.M., Wilkens, L. R., Stram, D.O., Marchand,
L.L., 2016. Genetic Determinants of CYP2A6 Activity Across Racial
Ethnic Groups with Different Risks of Lung Cancer and Effect on Their
Smoking Intensity. Carcinogenesis, 37(3), 269-279.
Patramurti, C., Sugiyanto, Nurrochmad, A., and Martono, S., 2014. Polymorphism
of Cytochrome P450 2A6 (CYP2A6*1 and CYP2A6*4) Among Javanese
Indonesian Smoker and Non Smoker. Indonesian Journal of Pharmacy,
26(1), 11-19.
Rao, Y., Hoffmann, E., Zia, M., Bodin, L., Zeman, M., Sellers, E.M. & Tyndale,
R.F. 2000. Duplications and Defects in The CYP2A6 Gene: Identification,
Genotyping, and In Vivo Effects on Smoking. The American Society for
Pharmacology and Experimental Therapeutics, 58 (4), 747-755.
Raunio, H., and Rahnasto-Rilla, M., 2012. CYP2A6: Genetics, Structure,
Regulation, and Function. Drugs Metabolism and Drug Interactions, 27(2),
73-88.
Setiawati, A., 2013. Suatu Kajian Molekuler Ketergantungan Nikotin. Jurnal
Farmasi Sains Dan Komunitas, 10 (2), 118-127.
The Organisation for Economic Co-Operation and Development (EOCD), 2014.
OECD Factbook 2014; Economic, Enviromental and Social Statistics,
OECD accessed http://dx.doi.org/10.1787//factbook-2014-en, p. 242.
Tyndale, R.F., and Sellers, E., 2005. Variable CYP2A6-Mediated Nicotine
Metabolism Alters Smoking Behavior and Risk. The American Society for
Pharmacology and Experimental Therapeutics, 29 (4). 548-552.
WHO, 2013. About: Media Centre- Tobacco Fact sheet Updated June 2016,
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs339/en/ accesed 10 November
2017.
Yoshida, R., Nakajima, M., Nishimura, K., Tokudome, S., Kwon, J-T., and
Yokoi, T., 2003. Effects of Polymorphism in Promoter Region of Human
CYP2A6 gene (CYP2A6*9) on Expression Level of Messenger Ribonucleic
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Acid and Enzymatic Activity In Vivo and In Vitro. Clinical Pharmacology
and Therapeutics, 74(1), 69-76.
Yusof, W. and Gan, S.H., 2009. High Prevalence of CYP2A6*4 and CYP2A6*9
Alleles Detected Among a Malaysia Population. Clinica Chimica Acta:
International Journal of Clinical Chemtistry, 403(1-2), 105-9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Lampiran 1. Ethical Clearance Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 2. Hasil Kuisioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Lampiran 3. Informed Consent Subjek Uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Lampiran 4. Usage Information of FavorPrepTM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Lampiran 5. Go Taq Green Master Mix Certificate of Analysis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Lampiran 6. Usage Information of Go Taq Green Master Mix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Lampiran 7. Product Datasheet of Primer Forward and Reverse CYP2A6*9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Lampiran 8. Product Datasheet of DNA Ladder & Markers
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Lampiran 9. Daftar Pertanyaan dan Tingkat Ketergantungan terhadap Nikotin
Berdasarkan Total Skor Menurut FTND
No. Pertanyaaan Pilihan Skor
1. Dalam waktu berapa lama setelah bangun
tidur anda melakukan aktivitas merokok?
< 5 menit
6 – 30 menit
31 – 60 menit
> 60 menit
□ 3
□ 2
□ 1
□ 0
2. Apakah anda dapat menahan diri untuk tidak
merokok jika berada pada ruangan bebas
rokok?
Ya
Tidak
□ 1
□ 0
3. Kapan anda merasa paling benci untuk tidak
merokok?
Pagi hari
Setiap saat
□ 1
□ 0
4. Apakah jumlah rokok yang anda hisap lebih
banyak di pagi hari dibandingkan pada malam
hari?
Ya
Tidak
□ 1
□ 0
5. Berapa banyak batang rokok perhari yang
anda hisap?
21 – 30
11 – 20
< 10
□ 2
□ 1
□ 0
6. Apakah anda tetap akan merokok, walaupun
dalam keadaan sakit berat?
Ya
Tidak
□ 1
□ 0
TOTAL SKOR
0-2 : Ketergantungan sangat rendah
3-4 : Ketergantungan rendah
5 : Ketergantungan medium
6-7 : Ketergantungan tinggi
8-10 : Ketergantungan sangat tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Lampiran 10. Karakteristik Subjek Uji
Subyek
Uji
Umur
(tahun)
Total Skor
FTND
Lama Merokok
(tahun)
Jumlah Batang
Rokok (per hari)
1 20 2 5 10
2 26 1 6 11
3 22 5 8 7
4 23 2 6 7
5 23 4 6 17
6 22 6 5 25
7 23 1 5 7
8 20 1 6 10
9 26 4 6 16
10 21 4 5 18
11 22 4 5 9
12 20 2 5 9
13 22 4 5 10
14 23 3 8 5
15 20 4 5 8
16 21 6 5 18
17 21 5 7 19
18 21 5 7 13
19 20 4 8 20
20 21 5 7 16
21 22 4 6 10
22 21 2 5 13
23 22 3 6 8
24 21 4 7 15
25 20 3 5 13
26 30 1 5 20
27 22 4 6 12
28 22 5 8 14
29s 20 3 5 14
30s 22 4 6 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Lampiran 11. Elektroforegram Hasil Analisis Kualitatif Isolat DNA Subjek Uji
14 13 12 11 10 9 8 15 16 17 18 20 19 21
30 29 28 27 26 25 24
M M
M
22 23 M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Lampiran 12. Elektroforegram Produk PCR pada Kondisi Optimum dari
Berbagai Isolat DNA
1s
14 13 12 11 10 9 8 21 20 19 18 17 16 15
30 29 28 27 26 25 24
22 23
M M
M
M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 13. Hasil Analisis dengan Metode Regresi Linear Berganda
Menunjukkan Nilai Uji t, Uji F dan Koefisien Korelasi (R)
Uji t (Koefisisen Regresi Secara Parsial)
Coefficients Standard
Error
t Stat P-value
Intercept -1.02782 1.497093 -0.68655 0.498224
Lama Merokok
(tahun) 0.464617 0.219761 2.114193 0.043877
Jumlah Batang
Rokok (per
hari)
0.135394 0.048858 2.771169 0.009988
Uji F (Anova)
df SS MS F Significance F
Regression 2 18.58391 9.291955 5.845891 0.007772
Residual 27 42.91609 1.589485
Total 29 61.5
Koefisien Korelasi (R)
Regression Statistics
Multiple R 0.549707
R Square 0.302177
Adjusted R Square 0.250487
Standard Error 1.260748
Observations 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BIOGRAFI PENULIS
Skripsi dengan judul “Pengaruh Polimorfisme Gen
Sitokrom P450 2A6 Alel *9 terhadap Ketergantungan
Rokok Pada Subjek Uji Suku Tionghoa Indonesia”
ditulis oleh penulis dengan nama lengkap Jasvidianto
Chriza Kotta. Penulis dilahirkan di Kupang, Provinsi
Nusa Tenggara Timur pada 7 April 1996. Penulis
merupakan anak kandung pertama dari tiga bersaudara
pasangan Herry Zadrak Kotta dan Christiana
Suhartingsih. Penulis menempuh pendidikan mulai dari
TK Bopkri Gondolayu Yogyakarta (2000-2002) melanjutkan ke tingkat Sekolah
Dasar di SD Bopkri Gondolayu Yogyakarta (2002-2008), tingkat Sekolah
Menengah Pertama di SMP Pangudi Luhur 2 Yogyakarta (2008-2011), tingkat
Sekolah Menengah Atas di SMA Bopkri 1 Yogykarta (2011-2014). Penulis
kemudian menempuh sarjana 1 di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta pada tahun 2014. Penulis merupakan anggota advokasi dalam
Organisasi Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Farmasi Periode 2015/2016.
Selama kuliah penulis aktif dalam kegiatan Jaringan Mahasiswa Kesehatan
Indonesia (JMKI), Unit Kegiatan mahasiswa Fakultas (UKF) Futsal periode
2014/2015 dan Unit Kegiatan mahasiswa Fakultas (UKF) Voli periode
2014/2015. Dalam berbagai acara kampus, penulis aktif dalam acara Pharmacy
Performance 2014-2016 sebagai humas, Desa Mitra I sebagai anggota divisi
perlengkapan dan Titrasi 2016 sebagai anggota divisi keamanan. Dengan motivasi
dan ketekunan untuk belajar dan pengalaman yang dimiliki, penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dan semoga penulisan skripsi ini dapat menambah
pengetahuan bagi pembaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI