PENGARUH POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP SIKAP...
Transcript of PENGARUH POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP SIKAP...
PENGARUH POLA KOMUNIKASI ORANG TUA
TERHADAP SIKAP TAWADHU’ PADA REMAJA
DESA SOLOWIRE KEC. KEBONAGUNG KAB. DEMAK
TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
DARYANTO
111 10 087
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2015
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :[email protected]
SKRIPSI PENGARUH POLA KOMUNIKASI ORANG TUA
TERHADAP SIKAP TAWADHU’ PADA REMAJA DI DESA SOLOWIRE
KEBONAGUNG DEMAK TAHUN 2014
DISUSUN OLEH DARYANTO
NIM: 111 10 087 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah,
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Salatiga, pada tanggal 7 Maret2014 dan telah dinyatakanmemenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Benny Ridwan, M.Hum _________________ Sekretaris Penguji : Dra.Hj.Maryatin, M.Pd. _________________ Penguji I : Rasimin, S.PdI., M.Pd _________________ Penguji II : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. _________________
Salatiga, 26 Februari 2015 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP: 19670112 199203 1005
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :[email protected]
Dra. Hj. Maryatin, M.Pd.
DOSEN STAIN SALATIGA
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 5 eksemplar
Hal : Naskah skripsi
Saudara DARYANTO
Kepada:
Yth. Ketua STAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamualaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Daryanto
NIM : 111 10 087
Jurusan/progdi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul Skripsi : PENGARUH POLA KOMUNIKASI ORANG TUA
TERHADAP SIKAP TAWADHU’ PADA REMAJA DI DESA
SOLOWIRE KEBONAGUNG DEMAK TAHUN 2014
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Salatiga, 8 Januari 2015
Pembimbing
Dra.Hj. Maryatin, M.Pd.
NIP: 196904021998032001
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Daryanto
Nim : 111 10 087
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga,
Yang menyatakan
Daryanto
NIM: 11110087
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Artinya:” dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-
orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang
jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung)
keselamatan”.(Q.S Al Furqaan :63)
PERSEMBAHAN
Skripsiku ini ku persembahkan kepada keluarga, khususnya kepada Bapak dan
Ibuku tercinta.dan kakak
Seseorang yang selalu di hati, yang memberi motivasi, dan mendoakan ku.
Seluruh teman-teman (PAI C) seperjuangan.
Teman-teman Kampung Gayam Sari.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT, yang telah mencurahkan
Rahmat, Taufiq, Hidayah, memberikan kekuatan dan kesehatan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah diutus untuk membawa risalah dan membebaskan umat islam
dari belenggu kebodohan.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah
berjasa dan senantiasa memberikan dukungan, bimbingan, arahan, motivasi serta
do’a sehingga skripsi ini dapat selesai. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku ketua IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku ketua Jurusan Tarbiyah IAIN Salatiga.
3. Bapak Rasimin, S.PdI., M.Pd selaku ketua program studi Pendidikan Agama
Islam IAIN Salatiga.
4. Ibu Dra. Hj. Maryatin, M.Pd. selaku pembimbing, yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya, dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaannya
dalam memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak/Ibu dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya selama
menuntut ilmu di IAIN Salatiga.
6. Teman-temanku seperjuangan khususnya seluruh keluarga besar PAI C 2010,
keluarga besar PPL di SMP 3 Salatiga 2013, keluarga besar KKN di desa
Jagang Kidul, kampung Gayam Sari dan mahasiswa IAIN Salatiga 2010
umumnya.
7. Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan dorongan dalam
penulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis hanya bisa berdo’a, semoga semua amal dan
kebaikannya dapat diterima disisi Allah sebagai amal yang sholeh dan
mendapatkan balasan yang sebaik-baiknya.
Penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini
kecuali Allah SWT yang Maha Sempurna. Mengingat keterbatasan pengetahuan
penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan pada semua pihak untuk
memberikan saran dan kritik dalam penulisan skripsi ini.dan penulis berharap
semoga tulisan ini mempunyai nilai daya guna dan manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Salatiga, 14 Januari 2015
Penulis
ABSTRAK
Daryanto. 2014. Pengaruh Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Sikap
Tawadhu’ pada Remaja di Desa Solowire Kebonagung Demak Tahun
2014”. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama
Islam. IAIN Salatiga. Dosen pembimbing: Dra. Hj. Maryatin,M.P.d
Kata Kunci: Pola Komunikasi, Sikap Tawadhu’ Remaja.
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pengaruh antara pola
komunikasi orang tua dan sikap tawadhu’ pada remaja di desa Solowire
Kebonagung Demak. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini
adalah (1) Bagaimana pola komunikasi orang tua dalam keluarga di desa
Solowire, Kebonagung, Demak? (2) Bagaimana sikap tawadhu’ remaja desa
Solowire, Kebonagung, Demak? (3) Adakah pengaruh pola komunikasi orang tua
terhadap sikap tawadhu’ pada remaja desa Solowire, Kebonagung, Demak Tahun
2014?
Metode penelitian yang di gunakan adalah dengan metode kuantitatif.
Pengumpulan data menggunakan angket, observasi dan dokumentasi. Sampel
penelitian sebanyak 70 pemuda desa Solowire. Data penelitian dianalisis dengan
menggunakan rumus prosentase dan rumus product moment untuk menguji
hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) Pola komunikasi orang tua dalam
kategori baik 7 orang dengan prosentase 10%, kemudian dalam kategori cukup 42
orang dengan prosentase 60% dan yang termasuk dalam kategori kurang 21 orang
dengan prosentase 30%, 2) Sikap tawadhu’ pada remaja dalam kategori baik 7
orang dengan prosentase 10%, kemudian dalam kategori cukup 35 orang dengan
prosentase 50% dan yang termasuk dalam kategori kurang 28 orang dengan
prosentase 40%. 3) Ada pengaruh pola komunukasi orang tua terhadap sikap
tawadhu’ pada remaja di desa Solowire Kebonagung Demak tahun 2014. Setelah
dianalisis menggunakan rumus product moment di peroleh rxy hitung sebesar
0,631 dan rxy tabel sebesar 0,361, r tabel product moment dengan N=70 pada taraf
signifikasi 1%=0,361 rxy hitung sebesar 0,631> rxy tabel sebesar 0,361. Maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara pola komunikasi orang tua
terhadap sikap tawadhu’ pada remaja di desa Solowire, Kebonagung, Demak
tahun 2014. Maka hipotesis yang diajukan diterima.
DAFTAR ISI
JUDUL ....................................................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ............................................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................................. v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................................. ix
DAFTAR ISI .............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 7
E. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8
F. Definisi Operasional....................................................................................... 9
G. Metode Penelitian........................................................................................... 10
H. Sistematika Penulisan Skripsi ........................................................................ 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pola Komunikasi Orang Tua .......................................................................... 17
1. Pengertian pola komunikasi .................................................................... 17
2. Aneka komunikasi .................................................................................... 18
3. Fungsi-fungsi komunikasi ........................................................................ 23
4. Keberhasilan komunikasi ......................................................................... 26
5. Orang tua .................................................................................................. 28
B. Sikap Tawadhu’ ............................................................................................. 30
1. Pengertian sikap tawadhu’ ....................................................................... 30
2. Keutamaan sikap tawadhu’ ...................................................................... 31
3. Bentuk-bentuk tawadhu’ .......................................................................... 32
4. Pembentukan sikap tawadhu’ ................................................................... 33
5. Cara untuk melatih sikap tawadhu’ .......................................................... 34
6. Pengertian remaja ..................................................................................... 35
C. Pengaruh Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Sikap Tawadhu’ pada
Remaja............................................................................................................ 39
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian .......................................... 43
1. Letak geografis ......................................................................................... 43
2. Keadaan monografi .................................................................................. 45
B. Laporan Data Penelitian ................................................................................. 49
1. Daftar nama responden ............................................................................ 49
2. Data hasil angket tentang pola komunikasi orang tua .............................. 51
3. Data hasil angket tentang sikap tawadhu’ pada remaja ........................... 53
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analis Pertama ............................................................................................... 56
1. Analisis pola komunikasi orang tua di desa Solowire, Kebonagung,
Demak ...................................................................................................... 56
2. Analisis sikap tawadhu’ pada remaja di desa Solowire, Kebonagung,
Demak ...................................................................................................... 62
B. Analisis Lanjut ............................................................................................... 67
C. Pembahasan .................................................................................................... 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 71
B. Saran ............................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah penduduk desa Solowire menurut kelompok
usia tahun 2014 .........................................................................45
Tabel 3.2 Jumlah penduduk desa Solowire menurut tingkat
pendidikan tahun 2014 ...............................................................46
Tabel 3.3 Keadaan penduduk menurut mata pencaharian tahun 2014 .......46
Tabel 3.4 Keadaan penduduk berdasarkan pemeluk agama tahun 2014...47
Tabel 3.5 Daftar nama responden peserta pemuda di desa Solowire ........49
Tabel 3.6 Hasil angket tentang pola komunikasi orang tua……………...51
Tabel 3.7 Hasil angket tentang sikap tawadhu’ pada remaja ...................53
Tabel 4.1 Data nilai angket tentang pola komunikasi orang tua
di desa Solowire tahun 2014 ...................................................57
Tabel 4.2 Interval pola komunikasi orang tua ..........................................60
Tabel 4.3 Persentase pola komunikasi orang tua .....................................61
Tabel 4.4 Data nilai angket tentang sikap tawadhu’ pada remaja
di desa Solowire tahun 2014 ...................................................62
Tabel 4.5 Interval sikap tawadhu’ pada remaja ......................................65
Tabel 4.6 Persentase sikap tawadhu’ pada remaja ..................................66
Tabel 4.7 Koefisien pengaruh pola komunikasi orang tua terhadap
sikap tawadhu’ pada remaja di desa Solowire tahun 2014 ....67
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk Allah yang telah diciptakan dalam bentuk yang
paling indah dan dilengkapi dengan berbagai atribut yang membedakan antara
manusia dengan makhluk ciptaan Allah lainnya yang ada di dalam raya ini.
Dengan memperhatikan yang ada pada manusia maka definisi yang diberikan oleh
para ahli tentang manusia menjadi beragam. Dengan kata lain manusia tidak dapat
hidup sendiri, manusia juga mempunyai hubungan interpredensi, baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan yang lain. Manusia akan mencapai
kesadaran dirinya dengan adanya orang lain dan hubungan antara manusia akan
tercapai melalui komunikasi.
Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara
dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (Alwi,
2007:585). Komukasi juga didefinisikan sebagai apa yang terjadi bila makna
diberikan kepada suatu perilaku. Bila seseorang memperhatikan perilaku kita dan
memberinya makna, komunikasi telah terjadi terlepas apakah kita menyadari
perilaku kita atau tidak dan menyengajanya atau tidak. Bila kita memikirkan hal
ini, kita harus menyadari bahwa tidaklah mungkin bagi kita untuk tidak
berperilaku. Setiap perilaku memiliki potensi komunikasi. (Mulyana,1990:14).
Komunikasi interpersonal dalam keluarga yang terjalin antara orang tua
dan anak merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan perkembangan
individu komunikasi yang di harapkan adalah komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang efektif dapat menimbulkan pengertian, kesenangan, pengaruh
pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan demikian juga dalam
lingkungan keluarga diharapkan terbina komunikasi yang efektif antara orang tua
dan anaknya, sehingga akan terjadi hubungan yang harmonis. (Effendy, 1993:8).
Orang tua dan anak adalah satu ikatan dalam jiwa.Tidak seorang pun dapat
memisahkannya. Ikatan tersebut dalam bentuk hubungan emosional antara anak
dengan orang tua yang tercermin dalam perilaku. Termasuk dalam perbedaan
keyakinan agama sekalipun antara orang tua dan anak, maka seorang anak tetap
diwajibkan menghormati orang tua sampai kapanpun. Allah memerintahkan
kepada manusia agar mengabdi atau hanya menyembah kepada Allah dan agar
berbuat baik kepada kedua orang tua ibu serta bapaknya. Sebagai mana firman
Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ (17) ayat 23:
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain dia (Allah) dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu
bapakmu”.(QS Al-Isra’:23)
Peran orang tua dalam keluarga sangat penting, Terlebih peran orang tua
untuk perkembangan fisik, intelegensi, sikap, perilaku dan jasmani
anak.Perkembangan anak di dalam keluarga tergantung pada peran kedua orang
tua, bagaimana orang tua membimbing, mengasihi, menyayangi dan merawat
anak untuk tumbuh dewasa.Anak yang baru lahir seperti kertas putih yang belum
ada goresan tinta.Maka disiniperan orang tua untuk mengarahkan kepada anak
untuk memiliki kemampuan yang lebih baik. Seperti yang dijelaskan dalam
sebuah hadits sebagai berikut:
سانو رانو أويمج دانو أوينص مامن مىلىدالا يـىلد على الفطرة فأبىاه يهى
))رواه مسلم
Artinya:”tidak ada seorangpun dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah (suci),
kedua orang tuanyalah yang menjadikan orang yahudi, nasrani atau
majusi” (HR.’ ’Muslim)(Naseh Ulwan, 1999: 376)
Melihat hadits tersebut, jelaslah bahwa pentingnya peran orang tua dalam
pendidikan serta perkembangan anak. Hal ini berkaitan dengan anak adalah
amanah untuk orang tua dari Allah yang akan dimintai pertanggung jawabannya.
Memeliharanya dari segala marabahaya dan mendididiknya agar menjadi anak
yang cerdas.Itulah hak orang tua terhadap anak.Seperti halnya yang telah
diungkapkan oleh M. Thalib, dalam Djamarah (2004:28), hak orang tua terhadap
anaknya adalah menjadikan agar anak-anaknya salih, menempatkan anak ditempat
yang baik, serta memohon kepada Allah bagi kebaikan anaknya.
Komunikasi dalam keluarga menjadi faktor penting dalam menentukan
baik-buruknya anak. Jika orang tua menanamkan sikap jujur, berkhlak mulia,
rendah hati, berani, mensyukuri setiap nikmat yang telah diberikan Allah dan
menanamkan dalam diri anak untuk menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan
yang bertentangan dengan agama, maka anak akan tumbuh dalam kejujuran,
terbentuk dengan akhlak mulia, berani dan menjauhkan diri dari perbutan-
perbuatan yang bertentangan dengan agama. Jadi jika komunikasi dalam keluarga
terjalain secara harmonis atau baik, maka anak akan merasa bahwa dirinya sangat
berharga dimata kedua orang tuanya, sehingga akan menumbuhkan sikap
tawadhu’ dalam diri anak.
Tawadhu’ adalah, rendah hati, lawan dari sombong atau takabur (Ilyas,
2005:124). Jadi orang yang memiliki sikap tawadhu’ akan merasa rendah hati dan
tidak menyombongkan apa yang telah di berikan Allah kepadanya. Kemudian
orang yang tawadhu’ adalah orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang
didapatnya bersumber dari Allah SWT. Yang dengan pemahamannya tersebut
maka tidak pernah terbesit sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa
lebih baik dari orang lain, tidak merasa bangga dengan potensi dan prestasi yang
sudah dicapainya. Ia tetap rendah diri dan selalu menjaga hati dan niat segala amal
shalehnya dari segala sesuatu selain Allah. Tetap menjaga keikhlasan amal
ibadahnya hanya karena Allah.
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa anak remaja yang dibesarkan dalam
keluarga yang kurang harmonis serta tidak memiliki pola komunikasi yang baik,
maka remaja tersebut lebih cenderung menjadi remaja nakal, dibandingkan
dengan remaja yang dibesarkan oleh keluarga harmonis dan memiliki pola
komunikasi yang baik, maka mereka lebih bisa menjadi remaja yang baik dalam
kepribadian dan berperilaku. Masa remaja meliputi perkembangan, pertumbuhan
dan permasalahan yang jelas berbeda dengan masa sebelumnya maupun masa
sesudahnya.Dengan demikian uluran tangan dalam usaha memberi bantuan
kepada para remaja untuk menyelesaikan suatu masalah, acapkali perlu didasari
pendekatan yang khusus. (Gunarsa, 2007:9).
Di usia remaja, seseorang biasanya memiliki masalah-masalahnya
sendiri. Walaupun tidak dialami oleh semua remaja. Remaja adalah kelompok
orang yang sering menyusahkan orangtua. Pada pihak lainnya lagi, menganggap
bahwa remaja sebagai potensi yang perlu dimanfaatkan, atau mungkin ada pula
remaja yang mendapat kesan bahwa kelompoknya adalah kelompok minoritas
yang punya warna tersendiri, yang punya “dunia” tersendiri yang sukar dijamah
oleh orang-orang tua (Mappiare,1982:11).
Komunikasi yang diterapkan orang tua dalam keluarga yang terdapat di
desa Solowirekurang terjalin secara baik, sehingga berdampak pada perilaku
anak.Sebagai contoh kasus,ada sebagian besar merekasuka membantah nasehat
orang tua. Hal itukarenaterpengaruh pada lingkungan pergaulandi sekitarnya yang
kurang baik,antara lain: kurangnya perhatianorang tua, karena orang tua sibuk di
sawah atau ladang, minimnya pendidikan orang tua. Namun tidak semua anak
bersikap kurang patuh kepada orang tua, namun beberapa dari mereka masih
patuh kepada orang tua dan memiliki sikap tawadhu’. Jadi dapat dikatakan
bahwasanya sebagian remaja desa Solowire masih mempunyai sikap tawadhu’
kepada kedua orang tuanyadengan alasan, karena desa Solowire merupakan desa
yang terletak di kota Demak yang terkenal dengan sebutan kota santri.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul“PENGARUH POLA KOMUNIKASI
ORANG TUATERHADAP SIKAP TAWADHU’ PADA REMAJA DI DESA
SOLOWIRE KEBONAGUNG DEMAK TAHUN 2014”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pola komunikasi orang tua dalam keluarga di desa Solowire,
Kebonagung, Demak Tahun 2014?
2. Bagaimana sikap tawadhu’remajadesa Solowire, Kebonagung, Demak Tahun
2014?
3. Adakah pengaruh pola komunikasi orang tua terhadap sikap tawadhu’ pada
remajadesa Solowire, Kebonagung, Demak Tahun 2014?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada maka penulis mempunyai tujuan
dalam penelitian sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi orang tua dalam keluarga desa
Solowire, Kebonagung, Demak Tahun 2014.
2. Untuk mengetahui sikap tawadhu’remajadesa Solowire, Kebonagung, Demak
Tahun 2014.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pola komunikasi orang tuaterhadap
sikap tawadhu’remajadesa Solowire, Kebonagung, Demak Tahun 2014.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.(Arikunto,
2006:71). Hipotesis adalah kesimpulan yang tarafnya rendah karena belum diuji
oleh kenyataan empirik. (Wirartha,2006:25). Kebenarannya perlu di uji dengan
fakta, ukuran atau dasar-dasar pemikiran tertentu untuk kemudian di terima atau
di tolak atau masih di uji lagi.
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh
positif antara pola komunikasi orang tua terhadap sikap tawadhu’ remaja desa
Solowire, Kebonagung, Demak Tahun 2014.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang pengaruh
pola komunikasi orang tua dalam keluarga dan sikap tawadhu’ pada remaja serta
memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, yakni :
1. Secara teoritis
a. Dengan penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan
berkaitan dengan bagaimana seharusnya pola komunikasi orang tua dalam
keluarga.
b. Untuk menambah khasanah keilmuan dalam bidang pendidikan agama
islam khususnya dalam pendidikan aqidah akhlakuntuk menanamkan sikap
tawadhu’.
2. Secara praktis
a. Bagi Orang Tua
Dengan penelitian ini orang tua diharapkan bisa menerapkan
polakomunikasi baik dan santun dalam kehidupan sehari-hari, dalam
keluarga, lingkungan dan masyarakat.
b. Bagi Remaja
Dengan adanya pola komunikasi yang baik antara orang tua dengan
anaknya, diharapkan anak dapat mencontoh hal-hal yang baik, sehingga
dapat menumbuhkan sikap tawadhu’.
c. Bagi Masyarakat
Penelitidiharapkan dapat membina kontribusi yang baik sehingga dapat
memberikn solusi bagi pola komunikasi keluarga yang kurang baik.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kemungkinan salah tafsir dalam memahami judul
penelitian di atas perlupenjelasan beberapa istilah pokok antara lain:
1. Pola komunikasi orang tua
Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara
dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud
dapat dipahami. Dengan demikian, pola komunikasi disini dapat dipahami
sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan
penenerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud
dapat dipahami (Djamarah, 2004:1).
Dalam penelitian ini yang dimaksud pola komunikasi adalah bentuk
komunikasi yang berlangsung secara timbal balik dan baik dari orang tua
terhadap anak atau sebaliknya bagaimana pola komunikasi anak terhadap orang
tua.
2. Sikap tawadhu’
Sikap adalah perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pada pendirian
(pendapat atau keyakinan), perilaku dan gerak gerik (Depdikbud RI,
1995:938).
Tawadhu’adalah merendah diri dan berlaku hormat kepada siapa saja
(Supiana, 2003:231).Tawadhu’ artinya merendah diri.Kerendahan hatinya
diwujudkan dalam ucapan, sikap dan tindakan (Tim Abdi Guru, 2007:48).
Sikap tawadhu’adalah perbuatan atau sikap merendah diri dan berlaku
hormat kepada siapa saja yang ditunjukkan dalam ucapan, sikap dan tindakan
dalam berinteraksi dalam keluarga atau masyarakat.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maksud judul penelitian ini yaitu
bagaimana pola komunikasi orang tua terhadap anak (remaja) dalam pergaulan
sehari-hari yang terjadi di desa solowire kebonagung Demak.
G. Metode Penelitian
Metode adalah cara kerja untuk dapat memahami sesuatu objek (Soeharto,
1989:141).Sementarapenelitian menurut California adalah suatu teknik penelitian
secara sistematis yang diperluas dengan menggunakan perkakas-perkakas khusus,
alat-alat dan prosedur-prosedur, dalam rangka usaha mencapai pemecahan suatu
problem secara lebih baik dari pada yang dicapai dengan alat-alat biasa (Kasiram
2008:36).
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan
menggunakan rancangan penelitian studi komparasi. Hal ini di sebabkan karena
penelitian ini meneliti tentang hubungan antar variabel satu dengan variabel yang
lain.
Penelitian ini mempunyai dua variabel, pola komunikasi orang tua dalam
keluarga sebagai variabel yang pertama dan sikap tawadhu’remaja sebagai
variabel yang kedua.
1. Lokasi dan waktu
Penelitian ini dilaksanakan di desa Solowire, Kebonagung, Demak,
mulai awal April sampai Oktober Tahun 2014.
2. Populasi dan sampel
Populasi adalah kumpulan individu dengan kualitas dan ciri-ciri yang
telah ditentukaan.Sedangkan menurut Arikunto populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian (Arikunto, 2006:130).Adapun populasi dalam penelitian ini
diambil dari remaja-remaja di desa Solowire, Kebonagung, Demak dengan
jumlah populasi sebanyak 350 remaja.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiono,2011:81).Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto
sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto,2006:131).
Besar kecilnya sampel tidak ditentukan, tetapi semakin besar sampel
yang diambil,maka kesimpulan yang diperoleh sama. Suharsimi Arikunto
mengatakan, untuk sedekar ancer-ancer bila subyeknya kurang dari 100, lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi.Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau
20-25% atau lebih sesuai dengan kemampuan (Arikunto, 1998:120).
Berdasarkan uraian diatas,maka peneliti mengambil sampel 20%
populasi dari jumlah 350 remaja yaitu sebanyak 70responden. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan teknik dalam pengambilan sampel yaitu
dengan cararandom sampling.
3. Metode pengumpulan data
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini penulis
menempuh dengan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Metode angket
Angket adalah pertanyaan yang disampaikan secara tertulis dan
disebarkan untuk dijawab. Setelah dijawab, pertanyaan dikembalikan lagi
pada peneliti. Pertanyaan yang diajukan dapat berupa pertanyaan terbuka
dan dapat pula berupa pertanyaan tertutup. (Wirartha,2006:3).Metode ini
penulis gunakan untuk mencari data tentang pola komunikasi orang tua
dalam keluarga terhadap sikap tawadhu’pada remaja.
b. Metode Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yag
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan
angket karena observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek
alam yanglain (Sugiyono,2011:144).Dalam penelitian ini peneiti
menggunakan metode observasi langsung yang digunakan untuk
mendapatkan data tentang pengaruh pola komunikasi orang tua dalam
keluarga terhadap sikap tawadhu’ pada remaja desa Solowire Kebonagung
Demak.
c. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah prasasti,
notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1996:234). Disini
penulis menggunakan catatan dan arsip guna untuk memenuhi
pengumpulan data-data yang digunakan dalam penulisan skripsi.
4. Instrumen penelitian
Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011:102).Penelitian
ini menggunakan instrument penelitian berupa angket yang terdapat dalam
lampiran.Angket terdiri dari dua yaitu yang pertama angket tentang pola
komunikasi orang tuadalam keluarga dan yang kedua angket tentang sikap
tawadhu’ pada remaja.
a. Variabel 1 : pola komunikasi orang tua dengan indikator sebagai berikut:
1) Menjalin rasa saling percaya terhadap anak.
2) Menjalin komunikasi yang terbuka.
3) Memberikan keteladanan yang baik.
4) Mengajarkan kebiasaan yang baik.
5) Membiasakan saling hormat menghormati dalam keluarga.
6) Menjalin kedekatan dengan bertamasya bersama keluarga.
7) Membentuk karakter yang baik pada anak.
b. Variabel 2 : Sikap tawadhu’ dengan indikator sebagai berikut:
1) Berbicara santun.
2) Rendah hati.
3) Suka menolong.
4) Patuh terhadap orang tua.
5) Mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepada Allah.
6) Ikhlas dalam menjalankan pekerjaan.
7) Tidak berlebih-lebihan.
5. Teknik analisis data
Data yang akan di analisis antara lain tentang pola komunikasi orang
tua dalam keluarga terhadap sikap tawadhu’remaja dengan rumus sebagai
berikut:
Keterangan :
P : Angka prosentase
F : Frekuensi
N: Jumlah responden
Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh pola komunikasi orang tua
dalam kelurga terhadap sikap tawadhu’ pada remaja. Maka penulis
menggunakan rumus Product moment. Adapun sebagai berikut :
∑
(∑ )(∑ )
√∑ (∑ )
∑
(∑ )
Keterangan :
rxy = koefisien product moment (X dan Y)
X = variable pengaruh ( Pola komunikasi orang tua )
Y = variable terpengaruh (Sikap tawadhu’ pada remaja)
N = jumlah objek yang diteliti
∑ = sigma
XY= perkalian antara X dan Y
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi ini disusun dalam 5 bab yang secara sistematika kami jabarkan
sebagai berikut:
Bab I, pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi
operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II, kajian pustaka yang berisi tentang penjabaran dari pola komunikasi
orang tuadalam keluarga dan sikap tawadhu’ pada remaja serta pengaruh antara
pola komunikasi orang tua dalam keluarga terhadap sikap tawadhu’ pada remaja.
Bab III, laporan hasil penelitian yang berisi tentang gambaran umum
lokasi , subjek penelitian dan penyajian data.
Bab IV, analisis data tentang pola komunikasi orang tua dalam kelurga,
analisis data tentang sikap tawadhu’ pada remaja dan uji hipotesis pengaruh pola
komunikasi orang tua dalam kelurga terhadap sikap tawadhu’ pada remaja
dengan rumus product moment.
Bab V, penutup ini berisi kesimpulan, dan saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pola Komunikasi Orang Tua
1. Pengertian Pola Komunikasi
Pola secara bahasa (KBBI) adalah bentuk (struktur) yang tetap
(Alwi, 1990:885). Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan
pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (Djamarah, 2004:1).
Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal
dari bahasa latin, yaitu communicatio, yang akar katanya adalah
communis, tetapi bukan partai komunis dalam kegiatan politik.Arti
communis di sini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama
makna mengenai suatu hal. Dan secara terminologis, komunikasi berarti
proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang
lain. Dalam pengertian pragmantis, komunikasi mengandung tujuan
tertentu; ada yang dilakukan secara lisan, tatap muka, atau via media
massamaupun media nonmassa misalnya surat, telepon, dan
sebagainya. (Djamarah, 2004:12).
Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita
antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat
dipahami (Alwi, 2007:585). Komukasi juga didefinisikan sebagai apa
yang terjadi bila makna diberikan kepada suatu perilaku. Bila seseorang
memperhatikan perilaku kita dan memberinya makna, komunikasi telah
terjadi terlepas apakah kita menyadari perilaku kita atau tidak dan
menyengajanya atau tidak.Bila kita memikirkan hal ini, kita harus
menyadari bahwa tidaklah mungkin bagi kita untuk tidak
berperilaku.Setiap perilaku memiliki potensi komunikasi.(Mulyana,
1990:14). Pola komunikasi adalah suatu gambaran yang sederhana dari
proses komunikasi yang memeperlihatkan kaitan antara satu komponen
komunikasi dengan komponen lainnya (Soejanto, 2001: 27).
Berdasarkan pengertian diatas pola komunikasi adalah hubungan
pengiriman pesan yang timbal balik antara anak dan orang tua atau
orang lain melalui tulisan, lisan, tatap muka, media massa yang
dilakukan secara rutin.
2. Aneka Komunikasi
Dalam komunikasi sehari-hari ada beberapa macam-macam
komunikasi menurut Djamarah sebagai berikut :
a. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah sesuatu kegiatan komunikasi antara
individu atau kelompok yang mempergunakan bahasa sebagai alat
perhubungan. Proses komunikasi dapat berlangsung dengan baik bila
komunikan dapat menafsirkan secara tepat pesan yang disampaikan
oleh komunikator melalui penggunaan bahasa dalam bentuk kata-
kata atau kalimat. Panjang pendeknya suatu kalimat, tepat tidaknya
penggunaan kata-kata yang merangkai kalimat, menjadi faktor
penentu kelancaran komunikasi.Struktur kalimat yang kacau atau
penggunaan kata-kata yang bertele-tele diakui sebagai penyebab
ketidak efektifan komunukasi.
Kegiatan komunikasi verbal menempati frekuensi terbanyak
dalam keluarga.Setiap hari orang tua selalu ingin berbincang-
bincang kepada anaknya. Canda dan tawa menyertai dialog antara
orang tua dan anak. Perintah, suruhan, larangan, dan sebagainya
merupakan alat pendidikan yang sering dipergunakan oleh orang tua
atau anak dalam kegiatan komunikasi keluarga. Alat pendidikan
tersebut tidak hanya dipakai oleh orang tua terhadap anaknya, tetapi
bisa juga dipakai oleh anak terhadap anak yang lain.
Dalam komunikasi antara orang tua dan anak akan terjadi
interaksi. Dalam interaksi itu orang tua beruasaha mempengaruhi
anak untuk terlibat secara pikiran dan emosi untuk memperhatikan
apa yang akan disampaikan. Anak mungkin berusaha menjadi
pendengar yang baik dalam menafsirkan pesan-pesan yang akan
disampaikan oleh orang tua.
b. Komunikasi Non verbal
Komunikasinon verbal adalah komunikasi dengan gejala yang
menyangkut gerak gerik (gestures), sikap (postures), expressi muka
(facial expessions), pakaian yang bersifat simbolik (syimbolic
clothing) dan gejala lainnya yang mengandung pengertian tertentu
(Rousydiy, 1989:56). Fungsi komunikasi nonverbal itu sangat terasa
jika, komunikasi yang dilakukan secara verbal tidak mampu
mengungkapkan sesuatu secara jelas.
Komunikasi nonverbal sering dipakai oleh orang tua dalam
menyampaikan suatu pesan kepada anak.Sering tanpa berkata
sepatah kata pun, orang tua menggerakan hati anak untuk melakukan
sesuatu. Kebiasaan orang tua dalam mengerjakan apa yang pernah
dilihat dan didengarnya dari orang tuanya. Masalah pendidikan salat
misalnya, karena anak sering melihat orang tuanya mengerjakan
salat siang dan malam dirumah, anak pun meniru gerakan salat yang
pernah dilihatnya dari orang tuanya.Terlepas benar atau salah
gerakan salat yang dilakukan oleh anak, yang jelas pesan-pesan
nonverbal telah direspons oleh anak.Tidak hanya orang tua, anak
juga sering menggunakan pesan nonverbal dalam menyampaikan
gagasan, keinginan atau maksud tertentu kepada orang
tuanya.Malasnya anak untuk melakukan sesuatu yang diperintah
oleh orang tua adalah sebagai ekspresi penolakan anak atas perintah.
Kebiasaan anak mengucapkan salam ketika keluar masuk rumah
merupakan simbol keberhasilan orang tua dalam memberikan
pendidikan kepada anak melalui keteladanan dan pembiasaan.
c. Komunikasi Individual
Komunikasi individual adalah komunikasi antar komunikator
dengan komunikan, komunikasi ini dianggap paling efektif dalam
upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena
sifatnya yang dialogis berupa percakapan.Komunikasi individual
atau komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang sering terjadi
dalam keluarga.Komunikasi yang terjadi berlangsung dalam sebuah
interaksi antar pribadi; antar suami dan istri, antara ayah dan anak,
antara ibu dan anak, dan antara anak dan anak.Ketika suasana sepi,
anak-anak sedang tidak ada di rumah, suami istri sering berbincang-
bincang tentang banyak hal, terutama tentang bagaimana mendidik
anak agar nantinya menjadi anak yang berbudi luhur dan berbakti
kepada kedua orang tua. Pada kesempatan yang lain, orang tua tidak
menyia-nyiakan waktu senggang untuk berbincang-bincang dengan
anak secara pribadi tentang sesuatu hal; entah mengenai pelajaran di
sekolah, mengenai pengalaman, atau hal-hal apa saja sebagai topik
perbincangan. Baik ayah atau ibu, masing-masing memiliki
keinginan untuk bersama-sama dengan anak, duduk santai,
berbicara sambil bersenda gurau dalam suasanya keakraban.
Komunikasi interpersonal ini dapat berlangsung dari atas
kebawah atau dari bawah keatas.Bila komunikaasi itu dimulai orang
tua kepada anak, maka komunikasi itu disebut komunikasi arus
atas.Bila komunikasi itu dimulai oleh anak kepada orang tua, maka
komunikasi itu disebut komunikasi arus bawah, dapat berlangsung
silih berganti.
d. Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi antara seorang
komunikasi dengan sejumlah orang (komunikan) yang berkumpul
bersama-sama dalam bentuk kelompok (Rousyidiy,
1989:76).Kelompok tersebut bisa kecil atau bisa juga kelompok
besar contohnya dalam keluarga.Hubungan akrab antara orang tua
dan anak sangat penting untuk dibina dalam keluarga.Keakraban
hubungan itu dapat dilihat dari frekuensi pertemuan antara orang tua
dan anak dalam suatu waktu dan kesempatan.Masalah waktu dan
kesempatan menjadi faktor penentu berhasil atau gagal suatu
pertemuan.Boleh jadi, suatu pertemuan yang sudah direncanakan
oleh orang tua atau anak untuk berkumpul, duduk bersama dalam
satu meja, dalam acara keluarga terancam gagal disebabkan belum
adanya pertemuan antara waktu dan kesempatan. Waktunya
mungkin sudah ada, tetapi kesempatan untuk menghadiri pertemuan
keluarga itu belum ada untuk setiap orang tua atau anak sehingga
ada sebagian anggota keluarga yang tidak bisa hadir dalam acara
tersebut. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya.Misalnya, orang
tua yang terlalu sibuk dengan urusannya sendiri, anak yang sudah
terlanjur memiliki acara tersendiri di luar rumah.
Sebenarnya pertemuan anggota keluarga untuk duduk bersama
dalam satu waktu dan kesempatan sangat penting sebagai simbol
keakraban keluarga.Moment seperti waktu makan, menonton televisi,
duduk santai, ketika anak sedang bermain-main di dalam rumah
dapat dimanfaatkan orang tua untuk bercengkrama, besenda gurau
atau membicarakan hal-hal yang bermanfaat bagi kebaikan anggota
keluarga (2004:48).
3. Fungsi-Fungsi Komunikasi
a. Komunikasi Sosial
Komunikasi sosial adalah suatu kegiatan yang lebih
diarahhkan kepada pencapaian suatu situasi integrasi
sosial.komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi itu
penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari
tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat
menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain.
Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota
masyarakat (keluarga, kelompok belajar perguruan tinggi, RT, RW,
desa, Kota, dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan
bersama. Dapat dikatakan bahwa dalam kehidupan berkomunikasi
adalah persyaratan yang utama dalam kehidupan manusia. Tidak
adak manusia yang melepaskan hidupnya untuk berkomunikasi antar
sesama. Dengan seperti itu, komuniasi sosial sangat penting dalam
kehidupan manusia pada umumnya untuk membantunya berinteraksi
dengan seksama, karena manusia tercipta sebagai makhluk sosial.
b. Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif adalah komunikasi yang dapat dilakukan
sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan
perasaan-perasaan (emosi kita) melalui pesan-pesan non verbal.
komunikasi ekspresif juga dapat dilakukan baik sendirian ataupun
dalam kelompok, yaitu melalui Perasaan sayang, peduli, rindu,
simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat
disampaikan lewat kata-kata, namun terutama lewat perilaku
nonverbal. Contohnya seorang ibu menunjukan kasih sayangnya
dengan membelai kepala anaknya.Seorang atasan menunjukan
simpatinya kepada bawahannya yang istrinya baru meninggal
dengan menepuk bahunya.Orang dapat menyalurkan kemarahanya
dengan mengumpat, berkecak pinggang, mengepalkan tangan seraya
melototkan matanya.
c. Komunikasi Ritual
Komunikasi ritual adalah proses pemaknaan pesan sebuah
kelompok terhadap aktifitas religi dan sistem kepercayaan yang
dianutnya. Komunikasi ritual juga merupakan bagian dari
komunikasi trasendental yang dimana komunikasi trasendental
merupakan suatu komunikasi yang terjadi antara manusia dan tuhan,
yang biasanya dilakukan secara kolektif. Contohnya dilakukan pada
saat upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang
hidup, yang disebut para antropologi sebagai rites of passage, mulai
dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun (nyanyi Happy Birthday
dan pemotongan kue), pertunangan (melamar, tukar cincin),
siraman, pernikahan (ijab qabul, sungkem kepada orang tua, sawer,
dan sebagainya), ulang tahun perkawinan, hingga upacara kematian.
Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau
menampilkan perilaku-perilaku tertentu yang bersifat
simbolik.Simbolik bisa berbentuk bahasa lisan atau tertulis (verbal)
melalui isyarat-isyarat tertentu.Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat,
sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera
(termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan
lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah komunikasi ritual.Meraka
yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut
menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga,
suku, bangsa, negara, ideologi, atau agama mereka.
d. Komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental adalah untuk memberitahukan atau
menerangkan dan mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa
pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta
dan informasi yang disampaikan adalah akurat dan layak untuk
diketahui.Dengan demikian fungsi komunikasi instrumental
bertujuan untuk menginformasikan, mengajar, mendorong,
mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau
menggerakkan tindakan, dan juga untuk menghibur.Bila diringkas,
maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat
persuasif).Ketika seorang dosen menyatakan bahwa ruang kuliah
kotor, pernyataannya dapat membujuk mahasiswa untuk
membersihkan ruang kuliah tersebut. Bahkan komunikasi yang
menghibur (to entertain) pun secara tidak langsung membujuk
khalayak untuk melupakan pesoalan hidup mereka.
Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk
menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk
menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunikasi membuat kita
peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam
komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi
keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk
mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka-
pendek ataupun tujuan jangka-panjang.Tujuan jangka-pendek
misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik,
memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi dan
politik.Sedangkan untuk tujuan jangka-panjang dapat diraih lewat
keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding,
berbahasa asing ataupun keahlian menulis (Mulyana, 2002:25).
4. Keberhasilan Komunikasi
Ketercapaian komunikasi merupakan keberhasilan komunikasi.
Keberhasilan itu tergantung dari berbagai faktor sebagai berikut:
a. Komunikator
Komunikator merupakan sumber dan pengirim
pesan.Kepercayaan penerima pesan pada komunikator serta
ketrampilan komunikator dalam melakukan komunikasi
menentukan keberhasilan komunikasi.Komunikator juga bisa
diartikan sebagai pihak yang berinisiatif atau mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi.Sumber boleh jadi seorang
individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu
negara. Sekalipun fungsinya sama yaitu sebagai pengirim pesan,
sebetulnya masing-masing istilah itu memiliki ciri khas tersendiri
terutama tentang sumber. Seorang sumber bisa jadi komunikator
atau pembicara.Sebaliknya, seorang komunikator atau sumber tidak
selalu sebagai sumber. Bisa jadi ia menjadi pelaksana dari seorang
sumber untuk menyampaikan pesan kepada khalayak ramai atau
individu.
b. Pesan yang disampaikan
Keberhasilan komunikasi tergantung dari:
1) Daya tarik pesan.
2) Kesesuaian pesan dengan kebutuhan penerima pesan.
3) Lingkup pengalaman yang sama antara pengirim dan penerima
pesan tentang pesan tersebut.
4) Peran pesan dalam memenuhi kebutuhan penerima pesan.
c. Komunikan
Keberhasilan komunikasi tergantung dari:
1) Kemampuan komunikasi.
2) Komunikan sadar bahwa pesan yang diterima memenuhi
kebutuhannya.
3) Perhatian komunikan terhadap pesan yang diterima.
d. Konteks
Komunikasi berlangsung dalam setting atau lingkungan
tertentu.Lingkungan yang kondusif (nyaman, menyenangkan,
aman, menantang) sangat menunjang keberhasilan komunikasi.
e. Sistem penyampaian
Sistem penyampaian pesan berkaitan dengan metode dan
media. Metode dan media yang sesuai dengan berbagai jenis indra
penerima pesan yang kondisinya berbeda-beda akan sangat
menunjang keberhasilan komunikasi (Djamarah, 2004:15).
5. Orang Tua
Orang tua mempunyai tugas yang sangat mulia yaitu membantu,
membimbing, mengarahkan, memimpin dan menghindarkan anak-anak
dari bahaya dan membawa kearah kebahagiaan lahir batin, jasmani
rohani dan dunia akhirat. Orang tua sebagai pemimpin mempunyai
kewajiban dan tanggung jawab untuk menentukan dan menetapkan
kemana isi keluarga itu akan dibawa dan bagaimana watak, perilaku
dan kepribadian anak akan dibentuk. Orang tua merupakan pendidikan
yang pertama dan utama bagi anak-anaknya. Dalam hal ini Allah
berfirman:
Artinya : Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari
perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa
yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu
Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)(QS. Luqman:
17). (Depag RI, 1979:653)
Orang tua harus banyak mengarahkan anak-anaknya, dalam arti
orang tua harus memberikan bimbingan, dorongan , saran dan nasehat-
nasehat dan tidak memberikan anak-anak berbuat sewenang-wenang
diluar jalur agama. Hal ini dimaksudkan agar anak-anaknya nanti
menjadi orang yang shaleh dan berakhlakul karimah yang memang
merupakan tugas dan tanggung jawab orang tua.Dalam mendidik anak
orang tua mempunyai peran yang sangat penting, tetapi secara tidak
sadar juga terkadang orang tua meberikan contoh yang baik dan kurang
baik misalnya contoh yang baik, seperti memberikan pendidikan yang
layak, menanamkan pendidikan agama pada anak, mengajak anak untuk
shalat berjama’ah.Sedangkan contoh yang kurang baik seperti meminta
tolong kepada anak dengan nada mengancam, tidak mau mendengarkan
cerita anak tentang suatu hal, memberi nasehat tidak pada tempatnya
dan tidak pada waktu yang tepat serta berbicara kasar pada anak.
B. Sikap Tawadhu’
1. Pengertian Sikap Tawadhu’
Sikap atau yang dalam bahasa inggris disebut attitude adalah cara
beraksi terhadap suatu perangsang (Purwanto, 1987:141). Sedangakan
menurut Jalaludin (1998:187) bahwa sikap adalah merupakan hasil
belajar yang diperoleh melalui pengalaman dan interaksi yang terus
menerus dengan lingkungan.
Menurut beberapa pakar ilmu agama tawadhu’ di artikan sebagai
berikut. Secara Etimologi Arab kata, tawadhu’ berasal dari kata ( تى ا
–ضعا تضع ) Yang mempunyai arti (rendah hati). Selain itu ada kata lain
.yang artinya “(tempat, letaknya)”(Yunus, 1992:105) ( و ضع )
Sedangkan menurut Al-Ghozali dalam buku ihya ulumuddin
(1995:350) tawadhu’ adalah mengeluarkan kedudukanmu atau kita dan
menganggap orang lain lebih utama dari pada kita. Sedangkan menurut
Ilyas (2005:124), tawadhu’ adalah lawan dari sombong, atau
takabur.Pada hakekatnya tawadhu’ adalah sesuatu yang timbul karena
melihat kebesaran Allah, dan terbukanya sifat-sifat Allah (Athoillah,
2006:448).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
sikap tawadhu’ adalah perbuatan atau sikap merendah diri dan berlaku
hormat kepada siapa saja yang ditunjukkan dalam ucapan, sikap dan
tindakan dalam berinteraksi dalam keluarga atau masyarakat.
2. Keutamaan Sikap Tawadhu’
Orang yang rendah hati (tawadhu’) selalu di sayang oleh Allah
dalam arti Sikap tawadhu’ tidak akan membuat derajat seseorang
menjadi rendah, bahkan dia akan dihormati dan dihargai. Masyarakat
akan senang dan tidak ragu bergaul denganya dalam kehidupan sehari-
hari. Dalam hadits Rasulullah dijelaskan sebagai berikut:
ر فعت فتى ا ضعى ا ير فعكم للا التى ا ضع ل يز يد ا لعبد ا لا
(ر و ا ه د يلم)
Artinya: “tawadhu’ tidak ada yang bertambah bagi seorang hamba
kecuali ketinggian (derajat). Oleh sebab itu tawadhu’lah
kamu, niscaya Allah akan meninggikan (derajat) mu”(HR.
Dailami) (Ilyas, 2005:124).
Berdasarkan hadist diatas dijelaskan bahwa apabila seseorang
bertawadhu’ tidak ada yang bertambah selain derajat yang diberikan
Allah SWT kepada hambanya.Dan sebagai khalifah kita semuanya
untuk senantiasa menanamkan sikap tawadhu’ terhadap siapapun dan
dimanapun kasih sayang dari Allah SWT. Dalam firmanya dijelaskan
sebagai berikut:
Artinya:”Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah)
orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati
dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka
mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan”
(QS. Al Furqon 63).
Berdasarkan ayat di atas bahwa Allah SWT akan menyayangi
hamba-hambanya yang tawadhu’, baik kepada Allah, antar sesama
manusia dan lain sebagainya. Dan Allah SWT akan memasukan orang-
orang yang tawadhu’ kedalam kelompok hamba-hamba yang
mendapatkan kasih sayang dari Allah SWT.Jadi ketika seseorang
memiliki sikap tawadhu’ maka akan mendaptkan ketentraman hidup
didunia dan mendapatkan keselamatan di akhirat nanti, karena Allah
selalu menyayangi orang-orang yang mempunyai sikap tawadhu’.
3. Bentuk-Bentuk Tawadhu’
Sikap tawadhu’ dalam pergaulan bermasyarakat dapat terlihat
antara dalam bentuk-bentuk sebagai berikut:
a. Tidak menonjolkan diri dari orang yang level atau statusya sama,
kecuali apabila sikap tersebut menimbulkan kerugian bagi agama
atau umat islam.
b. Berdiri dari tempat duduknya dalam satu majlis untuk menyambut
kedatangan orang yang lebih mulia dan lebih berilmu dari pada
dirinya dan mengantarkan ke pintu keluar jika yang bersangkutan
meninggalkan majlis.
c. Bergaul dengan orang awam dengan ramah, dan tidak memandang
dirinya lebih dari mereka.
d. Mau mengunjungi orang lain sekalipun lebih rendah status
sosialnya.
e. Mau duduk bersama dengan fakir miskin, orang-orang cacat tubuh,
dan kaum dhu’afa lainya, serta bersedia mengabulkan undangan
mereka.
f. Tidak makan minum dengan berlebihan dan tidak memakai pakaian
yang menunjukkan kemegahan dan kesombongan (Ilyas,2005:124).
4. Pembentukan sikap Tawadhu’
Tawadhu’ adalah satu bentuk budi pekerti yang baik, hal itu bisa
diperoleh bila ada keseimbangan antara kekuatan akal dan nafsu.
Faktor-faktor pembentukan adalah :
a. Berkat anugrah Tuhan atas manusia dan kesempurnaan fitrah
manusia sendiri. Manusia diciptakan oleh Tuhan, dilengkapi
dengan akal, ghodob (marah) atau nafsu amarah. Semua anugrah
Tuhan itu berjalan sesuai dengan hajat hidup manusia, maka
diperlukan adanya keseimbangan sebagaimana ditentukan oleh
agama dan syara’.
b. Diperoleh melalui mujahadah, kesungguhan dan melatih batin.
Artinya membiasakan diri kepada pekerjaan-pekerjaan yang
menghasilkan budi yang dituntut itu. Misalnya orang yang
bermaksud menjadikan dirinya seorang yang tawadhu’, maka
jalanya adalah membiasakan beribadah seperti selalu menjalankan
shalat lima waktu dan bersikap tawadhu’. Membiasakan diri untuk
bersikap rendah diri, sopan dan berbicara lemah lembut sehingga
akhinya menjadi tabiat yang baik. Hal ini memudahkan diri untuk
mengajarkan segala aktivitas dan tidak merasa berat.
Orangtawadhu’ adalah orang yang merasa lezat merasakan rendah
diri dan mengakui kekurangannya di hadapan Allah SWT.
Teori Al-Ghozali dalam upaya menundukkan nafsu adalah
dengan kelautan dan latihan.Telah diakui oleh ilmu psikologi modern
bahwa yang dinamakan oleh ilmu jiwa, yaitu “oto Sugesti” (Hamka,
1992:12).
5. Cara untuk melatih Sikap Tawadhu’
Cara untuk melatih sikap tawadhu’ harus menghilangkan
takabur pada diri kita dan mengilangkan takabur itu tidak cukup dengan
angan-angan saja, tetapi harus di amalkan dan menggunakan cara yang
tepat dan untuk mengobati sikap takabur. Menurut Imam Ghozali
(1995:336), menghancurkan pokok atau inti dari takabur dari tempat
mencabutya tempat tumbuhnya di hati, yaitu di bedakan menjadi dua:
a. Ilmu
Hendaknya ia mengerti akan kedudukan dirinya dan mengerti
kedudukan Tuhan-nya, karena orang yang tahu kedudukan dirinya
sebagai seorang hamba, maka ia akan tahu bahwa dirinya makhluk
yang hina atau rendah. Tidak pantas baginya untuk sombong atau
harus baginya tawadhu’ atau rendah diri dan ketika ia mengenal
Tuhan-nya maka ia akan tahu keagungan, kesombongan tidak
pantas kecuali bagi Allah SWT. Jadi pada dasarnya illmu itu adalah
semata-mata hanya pemberian Allah kepada setiap hambanya dan
illmu yang dimiliki manusia itu memiliki keterbatasan sehingga
tidaklah patut jika seseorang tersebut menyobongkan ilmu yang
dimilikinya.
b. Amal
Amal itu membiasakan untuk rendah diri dihadapan Allah SWT
dan semua makhluk dengan menggunakan akhlak tawadhu’. Dan
sikap tawadhu’ tidak akan smpurna hanya dengan ilmu saja tetapi
harus Allah dan Rosulnya itu memerintahkan untuk beriman dan
melaksanakan sholat.
Didalam sholat ada nilai tawadhu’ yaitu contohnya ketika sujud
dimana seseorang merendahkan atau tunduk kepada Allah. “barang
siapa yang menetapkan dirinya atau mengaku-aku dirinya orang
yang tawadhu’ itu berati menganggap dirinya mempunyai sikap
yang baik” (Athoillah, 2006:282).
6. Pengertian Remaja
a. Menurut bahasa
Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence,
yang berasal dari bahsa latin adolescere yang artinya “tumbuh atau
tumbuh untuk mencapai kematangan” (Ali dan Asrori, 2010: 9).
b. Menurut istilah
Menurut bebrapa para ahli istilah remaja didefinisikan sebagi
berikut:
1) Hurlock dalam Ali dan Asrori (2010:9)
Hurlock berpendapat bahwa secara psikologis, remaja
adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi kedalam
masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa
dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan
merasa sama, atau paling sejajar. Memasuki masyarakat dewasa
ini mengandung banyak aspek efektif, lebih atau kurang dari
usia pubertas.
Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat
dalam aspek intelektual. Tranformasi intelektual sari cara
berfikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu
mengintegrasikan mereka kedalam masyarakat dewasa, tapi juga
merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua
periode perkembangan.
2) Santrock (2003: 26)
Santcrok berpendapat bahwa remaja (adolescence)
diartiikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak
dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif,
dan sosial-emosional.
3) Ali dan Asrori (2010: 9)
Ali dan Asrori berpendapat bahwa remaja tidak termasuk
golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat sepenuhnya untuk
masuk kegolongan orang dewasa.Remaja ada diantara anak dan
orang dewasa.Oleh karena itu, remaja sering kali dikenal dengan
fase “mencari jati diri” fase “topan dan badai”.Remaja masih
belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal
fungsi fisik maupun psikisnya.Namun, perlu diketahui bahwa
yang terpenting, fase remaja merupakan fase perkembangan
yang tengah berada pada masa sangat potensial, baik dilihat dari
aspek kognitif, emosi, maupun fisik.
4) Daradjat (1990: 23)
Daradjat berpendapat bahwa remaja adalah masa peralihan
diantara masa kanak-kanak dan dewasa.Dalam masa ini anak
mengalami perubahan dan masa perkembangan fisiknya maupun
perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik
bentuk badan ataupun cara berfikir atau berindak, tetapi bukan
pula orang dewasa yang telah matang.
Beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
remaja adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan
dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan
perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan
sosial.
c. Batasan Umur Remaja
1) Whitherington dalam Rumuni dan Sundari (2004: 54).
Whitherington berpendapat penggunaan masa adolensi yang
dibagi menjadi 2 fase yang disebut:
a) Preadolescence, berkisar usia 12-15 tahu dan
b) Late adolescence, antara usia 15-18 tahun.
2) Hurlock dalam Rumini dan Sundari (2004: 54)
Hurlock berpendapat bahwa puber adalah periode tumpang
tindih, karena mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak
dan tahun-tahun awal masa remaja. Pembagiannya adalah
sebagai beikut:
a) Tahap prapuber: wanita 11-13 tahun; pria 14-16 tahun
b) Tahap puber: wanita 13-17 tahun; pria 14-17 tahun enam
bulan
c) Tahap paska puber: wanita 17-21 tahun; pria 17 tahun 6
bulan-21 tahun
3) Mappiare dalam Ali dan Asrori (2010: 9)
Mappiare berpendapat bahwa masa remaja terbagi menjadi dua
sebagai berikut:
a) Remaja awal: wanita 12-17 tahun; pria 13-18 tahun.
b) Remaja akhir wanita 17-21 tahun; pria 18-22 tahun.
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwasanya masa
remaja mengalami dua tahap perkembangan yaitu perkembangan remaja
awal 13-18 tahun dan remaja akhir 18-22 tahun, berdasarkan mengacu
pada teori yang sudah ada yaitu rata-rata dari umur 12-18 .
Dalam pengambilan sampel penelitian tentang pengaruh pola
komunikasi orang tua terhadap sikap tawadhu’ pada remaja di desa
Solowire Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun 2014.Mengambil dua teori
yang di padukan antara remaja awal dan remaja akhir.Sehingga batasan
umur remaja yang dijadikan sebagai sampel penelitian adalah dari umur
12-22 tahun.
C. Pengaruh Pola Komunikasi Orang Tua terhadap Sikap Tawadhu’
pada Remaja.
Fungsi utama keluarga yaitu sosialisasi menempatkan keluarga
sebagai benteng utama penjaga kepribadian anak.Keluarga menjadi simpul
utama untuk mengajarkan nilai dan norma-norma agama pada anak.Dalam
hal ini peran orang tua sebagai pihak utama dalam keluarga sangat penting
untuk melindungi anak dari perilaku atau lingkungan yang negatif.
Remaja awal diartikan sebagai tahap remaja merasa terheran-heran
akan perubahan yang terjadi serta dorongan-dorongan yang yang
menyertai perubahan yang terjadi. Perubahan yang terjadi pada masa
remaja awal adalah perubahan fisik, psikis dan kematangan organ seksual.
Dilihat dari kisaran usia remaja awal yaitu antara 12-15 tahun,
maka masa remaja awal dialami oleh remaja yang duduk di bangku
sekolah dasar (SD) pada tahap akhir atau kelas enam, dan pada awal-awal
duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).
Masa remaja awal di awali dengan masa pubertas (puberty), yaitu
perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh
dan hormonal.Perubahan dalam bentuk perkembangan fisik dan psikis
pada masa remaja merupakan kedua hal yang tidak dapat
dipisahkan.Reakasi seorang remaja terhadap perubahan fisik pada masa
remaja tergantung pada pencerminan diri dan penerimaan lingkungan
diamana remaja tersebut berbeda.Oleh karena itu, remaja memerlukan
bimbingan dari orang tuanya untuk memberikan pemahaman atau
wawasan tentang dirinya dan lingkungan.
Saat ini maraknya kenakalan remaja awal sangat drastis terasa, ini
akibat dari pengaruh perubahan globalisasi seperti teknologi juga dari
pengaruh dari lingkungan dengan teman sebayanya yang salah.Pada masa
remaja individu memiliki peranan yang tidak jelas karena remaja bukanlah
anak-anak tetapi belum dewasa, remaja awal seperti ini membutuhkan
komunikasi yang efektif dari orang tuannya, mengingat orang tua
merupakan figur panutan dalam dalam keluarga. Maka segala tingkah laku
di dalam keluarganya akan dijadikan teladan.
Keberhasilan orang tua dalam mendidik dan mengawasi anak
remaja awal dengan kondisi lingkungan dan teknologi yang ada pada saat
ini patut dijadikan sebagai panutan.Salah satu factor yang menjadikan
keberhasilan orang tua dalam mendidik anak remaja awal adalah dengan
adanya keharmonisan dalam keluarga yang terasa saat orang tua dengan
anak memiliki hubungan pola komunikasi yang baik.Komunikasi
interpersonal memberikan dampak yang besar terhadap tumbuh kembang
anak remaja, karena remaja awal cenderung merasa tidak memiliki
kejelasan arah/tujuan hidup. Remaja dengan usia tersebut akan sangat
mungkin mengalami kehidupan yang tidak nyaman, stres, dan depresi.
Disinilah pola komuikasi antara orang tua dengan anak menjadi sangat
penting.
Fenomena keberhasilan orang tua untuk menciptakan komunikasi
interpersonal yang harmonis dalam keluarga mampu menjadikan anak
terbuka, keterbukaan itu menjadikan anak patuh kepada orang tua.
Sekalipun lingkungan dan teman sebayanya mempengaruhi anak kedalam
sifat negatif, orang tua mampu mengahalau semua sikap tersebut dengan
pola komunuikasi interpersonal yang harmonis dalam sebuah keluarga.
Komunikasi dalam keluarga sangatlah penting, karena dalam hal
ini orang tua merupakan panutan untuk anak, orang tua sebagai tempat
untuk memberikan pengajaran tentang nilai dan norma-norma agama pada
anak. Anak yang merasa nyaman karena keharmonisan komunikasi dalam
keluarga akan menjadikan anak tersebut memiliki sikap rendah diri
(tawadhu’) dan dapat menerima apa adanya sehingga membuat anak lebih
merasa nyaman berada dirumah dan memudahkan anak dalam
mengekspresikan dirinya dalam meraih prestasi.
Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi keluarga yang kurang
memiliki keharmonisan dalam komunikasi keluarga yang menyebabkan
terciptanya jarak emosional antara orang tua dengan anak. Dalam kondisi
demikian, anak akan, memilik sikap sombong sehingga akan mencari
kepuasan diluar rumah dan pencapaian prestasinyapun tidak ada.
Dalam hal ini komunikasi antara orang tua dengan anak harus
terjaga secara harmonis karena dengan komunikasi yang harmonis atau
baik, akan membentuk anak untuk mempunyai sikap rendah hati (sikap
tawadhu’). karena dengan keharmonisan dalam berkomunikasi orang tua
lebih mudah dalam menanamkan akhlak terpuji khususnya dalam
menanamkan sikap tawadhu’, dan anakpun akan merasa senang ketika
orang tua memberikan pelajaran tentang akhlak terpuji. Dengan demikian
komunikasi yang harmonis sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap
yang positif khususnya dalam pembentukan sikap tawadhu’.
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian.
1. Letak geografis
Desa Solowire merupakan desa yang terletak di kecamatan Kebonagung,
kabupaten, Demak. Desa Solowire terdiri dari 3 dusun yaitu dusun Pilang Wetan,
dusun Paiton dan dusun Solowire. Hal ini dapat dilihat dari gambaran desa
Solowire sebagai berikut :
a. Luas dan batas wilayah
1). Luas desa Solowire adalah luas keseluruhan wilayah dengan luas :
221.000 Ha / m2 yang terbagi atas 3 dusun yaitu:
a). Pilang Wetan
b). Paiton
c). Solowire
2). Batas-batas wilayah Solowire.
a). Sebelah utara : desa Doreng
b). Sebelah selatan : desa Ringin harjo
c). Sebelah timur : desa Sarimulyo
d). Sebelah barat : desa Trimulyo
b. Orbitas ( jarak dari pusat pemerintahan desa)
1). Dari ibu kota kecamatan : 6 Km
2). Dari ibu kota kabupaten :12 Km
3). Dari ibu kota provinsi : 42 Km
4). Dari ibu kota negara : 385 Km
c. Pertanahan
1). Sawah : 126,830 ha / m2
2). Pemukiman : 34,5 ha / m2
3). Pekarangan : -
4). Perladangan : 52,785 ha / m2
5). TPU : 2,25 ha / m2
6). Perkantoran : 1,125 ha / m2
7). Jalan : 4,25 ha / m2
8). Lain-lain : -
d. Sarana ibadah dan pendidikan
1).Sarana ibadah
a). Masjid / Musholla : 1 (satu)
b). Gereja : 1 (satu)
2). Sarana pendidikan
a). TK : 1 (satu)
b). SD : 1 (satu)
c). Madrasah diniyah : 1 (satu)
2. Keadaan monografi
a. Jumlah penduduk
Desa Solowire terdiri dari 11 Rt dan 3 Rw yang jumlah penduduknya
yaitu 2.296 orang, terdiri dari Laki-laki 1.178, Perempuan 1.099, kepala
keluarga 684 KK dan kepadatan penduduk 800 per km.
Data secara umum penduduk di desa Solowire menurut kelompok
usia, tingkat pendidikan, mata pencaharian dan pemeluk agama tahun 2014,
dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :
Tabel 3.1
Jumlah penduduk desa Solowire menurut kelompok usia tahun 2014
No Kelompok umur Laki-laki Perempuan Jumlah
1 0 – 5 87 82 169
2 6 – 10 109 105 214
3 11 – 15 89 96 185
4 16 – 20 135 118 253
5 21 – 25 130 127 257
6 26 – 30 111 106 216
7 31 – 35 92 90 182
8 36 – 40 92 89 181
9 41 – 45 97 93 190
10 46 – 50 76 74 150
11 51 – 55 75 70 145
12 56 – 60 37 39 76
13 61 – 65 19 10 29
14 66 – 70 16 9 25
15 71 – 75 14 9 23
Jumlah 1179 1117 2296
Data : Dokumentasi desa Solowire tahun 2014
Tabel 3.2
Jumlah penduduk desa Solowire menurut tingkat pendidikan tahun 2014
No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Usia 3-6 th / pra TK 58 55 113
2 Usia 3-6 sedang TK 15 17 32
3 Usia 7-18 sedang sekolah 206 204 410
4 Usia 18 - 56 tidak sekolah 6 19 25
5 Usia 18-56 tidak tamat SD 15 24 39
6 Tamat SD dan sederajat 571 595 1166
7 Usia 12-66 tidak tamat
SLTP 571 595 1166
8 Usia 18-56 tidak tamat
SLTA 744 716 1460
9 Usia 18-56 tamat SLTA 314 522 836
10 Usia 18-56 masih kuliah 9 5 14
11 Usia 18-56 sdh S1 11 7 18
Data : Dokumentasi desa Solowire tahun 2014
Tabel 3.3
Keadaan penduduk menurut mata pencaharian tahun 2014
NO Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Petani 92 151 243
2 Buruh Tani 189 238 427
3 PNS 6 2 8
4 Pedagang Keliling - 4 4
5 Montir 2 - 2
6 Bidan Swasta - 1 1
7 Pembantu rumah tangga - 16 16
8 TNI 2 - 2
Data : Dokumentasi desa Solowire tahun 2014
Tabel 3.4
Keadaan penduduk berdasarkan pemeluk agama tahun 2014
NO Agama Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Islam 1138 1083 2.221
2 Kristen 40 35 75
3 Katholik - - -
4 Hindu - - -
5 Budha - - -
Data : Dokumentasi desa Solowire tahun 2014
b. Sruktur pemerintahan desa Solowire
Desa Solowire terdiri dari 3 dusun yaitu : dusun Pilang Wetan, Paiton
dan Solowire. Adapun stuktur pemerintahan desa Solowire dari tingkat
kelurahan sampai tingkat RT/RW adalah sebagai berikut :
Kemudian badan pemerintahan desa (BPD) desa Solowire yaitu :
a). Ketua : Maskuri
b). Wakil : Yoyok
c). Sekretaris : Dayat
d). Anggota :1. Khabib
2. Ali
Sedangkan pemerintahan dari tingkat RW/RT yaitu :
a). RW I : Bambang Subagiyo
RT 1 : Fuadi
RT 2 : Tukul
RT 3 : Jasmin
RT 4 : Slamet Pujiono
b). RW II : Nur kholis
RT 1 : Jasmani
RT 2 : Rifa’i
RT 3 : Sukiran
c). RW III : Mahrus
RT 1 : Sukiban
RT 2 : Matori
RT 3 : Kasmiran
RT 4 : Sumiran
B. Laporan Data Penelitian
1. Daftar nama responden
Data nama-nama responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5
Daftar nama responden pemuda di desa Solowire
No Nama Responden Um
ur
Alamat
1 Imam Nawawi 22 RT 01/RW III
2 Supanggih Nuramin 18 RT 01/RW III
3 M. Sunhaji 22 RT 01/RW III
4 M. Sarif 20 RT 01/RW III
5 Yateno 19 RT 01/RW III
6 Bagus Aji Biantoro 16 RT 01/RW III
7 Syahru Romadhon 17 RT 01/RW III
8 Toufiq Muhammad Nur 19 RT 01/RW III
9 Arief Kurniawan 21 RT 01/RW III
10 Mudrikul Falak 22 RT 01/RW III
11 Musbikin 22 RT 01/RW III
12 Ahmad Obet 19 RT 01/RW III
13 Khoirul Umam 20 RT 01/RW III
14 Asropi 19 RT 01/RW III
15 Kalimi 20 RT 01/RW III
16 Muhaimin 14 RT 01/RW III
17 Abdul Basir 21 RT 01/RW III
18 Misbakul Munir 18 RT 01/RW III
19 Slamet Ariadi 16 RT 01/RW III
20 Malikul Zaman 20 RT 01/RW III
21 Ahmad Zaini 19 RT 01/RW III
22 Mutohar 22 RT 01/RW III
23 Junaidi Ahmad Jamal 16 RT 01/RW III
24 Nur Kholis 20 RT 01/RW III
25 Nur Azizi 22 RT 02/RW III
26 Mudhofar 20 RT 02/RW III
27 Kabib Safi’i 19 RT 02/RW III
28 Muhammad Sholikin 18 RT 02/RW III
29 Lutfi Khakim 18 RT 02/RW III
30 Saiful Huda 20 RT 02/RW III
31 Tri Anggoro 21 RT 02/RW III
32 Abdul Qodir 22 RT 02/RW III
33 Muh Subakir 22 RT 02/RW III
34 Ahmad Su’udi 21 RT 02/RW III
35 Fakhur Rohman 20 RT 02/RW III
36 Yoyok Purnomo 19 RT 02/RW III
37 Parik Asraf 19 RT 02/RW III
38 Muhammad Nauval 17 RT 02/RW III
39 Khoirul Anas 22 RT 03/RW I
40 Suripto 22 RT 03/RW I
41 Akhsin Fuat 22 RT 03/RW I
42 Sholeh Muhammad Nur 19 RT 03/RW I
43 Heri Utomo 18 RT 03/RW I
44 Subkhan 22 RT 03/RW I
45 Ulil Absor 19 RT 03/RW I
46 Nanang Mujianto 21 RT 03/RW I
47 Abdul Khlim 21 RT 03/RW I
48 Samsul Rois 19 RT 03/RW I
49 Mudhofar 21 RT 03/RW I
50 Tatma’inul Qulub 19 RT 03/RW I
51 Budiono 20 RT 03/RW I
52 Ahmad Fauzi 18 RT 04/RW III
53 Ahmad Dzakirin 20 RT 04/RW III
54 Sugeng Arifianto 20 RT 04/RW III
55 Sholekan 20 RT 04/RW III
56 Muhammad Toha 19 RT 04/RW III
57 Zamroni 19 RT 04/RW III
58 Edi Prayetno 19 RT 04/RW III
59 Latif Sukron 18 RT 04/RW III
60 Kholillul Rohman 20 RT 04/RW III
61 M. Abdul Muzakka 16 RT 02/RW II
62 Mudhofir 22 RT 02/RW II
63 Faidhon 18 RT 02/RW II
64 Mun’im 22 RT 02/RW II
65 Saifudin 21 RT 02/RW II
66 Mad Sholeh 20 RT 02/RW II
67 Aji Mufti 20 RT 02/RW II
68 Maimun Toha 19 RT 02/RW II
69 Teguh Basuki 19 RT 02/RW II
70 Sodikul Amin 21 RT 02/RW II
2. Data hasil angket tentangpola komunikasi orang tua
Hasil dari penyebaran angket tentang pola komunikasi orang tua di desa
Solowire, Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun 2014. Maka dapat dilihat dari
tabel 3.6 sebagai berikut :
Tabel 3.6
Hasil angket tentangpola komunikasi orang tua (X)
No
Nama
Responden
Nomor Item Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 IN C B B C B C B B C B C B C B C
2 SNN A C C C A A A A B A C B A A A
3 MSI B B A B B A A A A A B A A A A
4 MSF A B B C B A A B B A C B B B C
5 YTN A B A B B B B B B A A B B C B
6 BAB B A A C B B A A A B B A A A A
7 SRN C A B A A C A B A C C B C A A
8 TMN C A B C C B A B A C B C C C B
9 AKN B B B B C A A B B B C B A A A
10 MFK A B B C B A B B C B A A B C B
11 MBN B B C A B C B B A B C B C B C
12 AMO C B C C B C C C B B C B C B B
13 KRU C C B C C B C C B C C C B C C
14 ARI A B C A B B A A B C A B C A B
15 KM B B A B C B A B C B B A B C B
16 MHN B B C C C A A A A C B B A A A
17 ADB A B A B C B A B B C C B A B B
18 MKM A C C B A C B B C A B C B B C
19 SA A B B A A A B A A C C C B A B
20 MZ A B B B B A C C B C B C B C C
21 AZ B A A A B A C A B C A C B A C
22 MTR C C B B C B C C B C B B C B C
23 JAJ A B A B B C B A B C B B A B B
24 NK A B B C B B A A B B C C B B C
25 NA B A B B C B A B B C B A B C B
26 MFR B A B A A A B A A B B C A A A
27 KS B B B B B B C C C B B C B C B
28 MDS B B C B B B B B C B B B C C B
29 LK B C B B C B B C B B C B B C B
30 SH B A B C B C B B A B B C B C B
31 TAO B A B B C B B A B C B C B C B
32 AQ B B C B A B C B B C C B B C B
33 MSR A C C B C B B C B B C C B C B
34 AS B C B C C A B C A B C B B B B
35 FRN A B B C B B C C B B A C B A B
36 YP B B C B A B C B C B A A B C B
37 PAF B C B B A A B B C C A B A A C
38 MNL B C A B B C C C B A B B C B C
39 KA B C A C B A B B C C A A B B C
40 SPT A B B C B C B C B C B B A B C
41 AF A C C B A A B C C B B A B B C
42 SMN A B A B C B A B B C C B A B B
43 HU B C A A B C A B B C C B A B B
44 SBN C B A B B A A B B A B C B C B
45 UA B C B B B C A B B C B A B A B
46 NM C B C B C B B B B C C B B C B
47 AK C C B B C B B C B C B B B B C
48 SR C B B C B C C B B B C C C B B
49 MDR A B B C C C A A C B B A B C C
50 TQ B B C C B B C C B B C C B B B
51 BDO C C B B B C B B C C B B B C C
52 AF B A A B B C B B C C B B A A A
53 AD C C B A B B B C C B A B B C B
54 SA C B C B B B B C B B C B B B C
55 SKN A B C B B C B B B C C C B A B
56 MT C C B B B C C B C B C B B B C
57 ZRI A B C B A A B B C A B C B A B
58 EP B B C B B B C B C B C B B C C
59 LS B C B C B B B C B B C B C B B
60 KR A B A A B C A B C C B B A A B
61 MAM B B C A B A A A A C C C A A A
62 MHR B A B B C B B B C B A C B B B
63 FDN A B B A B C B B C A C B B A B
64 MNM A B B C B B B C C B B A B B C
65 SDN B A A B C C B C C B B A B B B
66 MS A B B A C B B B C B B C C B B
67 AM A B C B B B B A B B C C B B B
68 AS A B C B B A B B B C C A A B C
69 TB B A B C B C B B C B C C C B C
70 SA C B A B B C B A A B C B B C B
3. Data hasil angket tentang sikap tawadhu’ pada remaja
Hasil dari penyebaran angket tentang sikap tawadhu’pada remaja di desa
Solowire, Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun 2014. Maka dapat dilihat
dalam tabel 3.7 sebagai berikut :
Tabel 3.7
Hasil angket tentang sikap tawadhu’ pada remaja (Y)
No
Nama
Responden
Nomor Item Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 IN B B C B C A C B B C B A B B C
2 SNN B B C C B C B B A A A A A A C
3 MSI B A B A B A A B A B A B A A B
4 MSF B B A B B B A B B C B B A C B
5 YTN B A C B B C B B A B B A A B B
6 BAB B B B B B C B B A A A C C B C
7 SRN B B C B A B C A A A B A C C B
8 TMN B C C C C B A B A B A B B A B
9 AKN B B B B B A B B A A A B B B B
10 MFK B A B B C B A B B C C B B A B
11 MBN A B B A B C B C B A B C C B A
12 AMO B B B B B B B B C C B B B C B
13 KRU B B C C B B B C B C B B C B B
14 ARI C B C B A C C A B B C A C B B
15 KM B B A A C B B C C B B B C B A
16 MHN B A A A B A B B A A A A A A B
17 ADB C C B B C B B C C B A B B C B
18 MKM B A B C C B B C C B A B B C B
19 SA A B B A A B A B B B A B C B B
20 MZ B A B B B C B B C B B B A A B
21 AZ B C A B C A B C A C B B C A B
22 MTR C B C B C C A C B A B B C B B
23 JAJ C B B A B B C C B B B A B C C
24 NK A B B A A A B B C C B B C B A
25 NA B B A B B A B B C A A B B A B
26 MFR B A A B B A A B A B A B A A A
27 KS C B B C B C B C B B C B B B C
28 MDS B B B C B A C C B B B C C C C
29 LK C B C A B B C C B B C B C B B
30 SH B C B B C A B C B B C B B C B
31 TAO C C B B C B B C B C B A B C B
32 AQ C B C B C B C B C B B C B C B
33 MSR B B C B C C B C B B C B C B B
34 AS C C B C A A C B B C C B C C B
35 FRN C C B B C B B C B A B C B A C
36 YP A B C B B B C B B A C B B C B
37 PAF C C B B B C B C B B C A A B C
38 MNL C B B C A A B C B B C C B A B
39 KA B B C B B C B B C B B C B B C
40 SPT B C C C B B C B C B C C B C A
41 AF C B B C B B A B B C C B A B B
42 SMN A B B C C B B C C A C B B C B
43 HU C B A B B A B B C A B B B A B
44 SBN B C C B B A B C B B C C B A B
45 UA B C B B A B B C B A B B A A B
46 NM A C C C B A B B B C C B C B B
47 AK B C B B B C C B B C B C B C B
48 SR C C B B C C C B B C B C B B A
49 MDR B C B A B B C C B A B B C B B
50 TQ B B B C C B C C C B B B B B C
51 BDO C C C B B B B C C B C C C B B
52 AF B B A B C A B B B A B B A B C
53 AD A A B B B A B C C A B C B B B
54 SA B B B C B B B C C B C B B C B
55 SKN B C B B C B C B B C B B C B B
56 MT B B C B C B B C C B B B C B B
57 ZRI B A B C A B A A B C C B A B C
58 EP B B A B C B C B B B C B B B C
59 LS C B C B B B B C B C B C B C B
60 KR A B C A B B A B C B A B C A B
61 MAM B B B A B A B B A A A A A B B
62 MHR A B A B B B C B B B C B B C B
63 FDN C B B B B C B B A A C B B B C
64 MNM B B C C B A C C B B A C C B B
65 SDN A B C B B B C C B B B A B C C
66 MS B C C B B B A B B C B A B B B
67 AM C C B A B B C B B A A A B C B
68 AS B A B B C A B C B A B B C A B
69 TB B C B C B C C B B C B C B B B
70 SA B B A B C B B C C B A B C B B
BAB IV
ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya penulis menganalisis data
tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban-jawaban dari pokok
permasalahan sebagaimana yang termuat pada bab sebelumnya, untuk memudahkan
dalam menganalisis, maka ada tahap-tahap dalam menganalisis data tersebut agar berjalan
dengan benar sesuai dengan data yang telah diteliti, adapun tahap-tahap adalah sebagai
berikut:
A. Analis Pertama
1. Analisis pola komunikasi orang tua di desa Solowire, Kebonagung, Demak.
Data tentang pola komunikasi orang tua telah diperoleh dari penyebaran
angket yang berisi 15 item pertanyaan dengan alternatifjawaban sebagai berikut :
a. Alternatif jawaban A dengan penilaian 3
b. Alternatif jawaban B dengan penilaian 2
c. Alternatif jawaban C dengan penilaian 1
Dengan demikian setelah masing-masing jawaban diberi skor angka, maka
akan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1
Data nilai angket tentang pola komunikasi orang tua desa Solowire tahun 2014
No
Nama
Responden
Nomor Item Soal
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 IN 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 23
2 SNN 3 1 1 1 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 35
3 MSI 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 40
4 MSF 3 2 2 1 2 3 3 2 2 3 1 2 2 2 1 31
5 YTN 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 2 33
6 BAB 2 3 3 1 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 38
7 SRN 1 3 2 3 3 1 3 2 3 1 1 2 1 3 3 32
8 TMN 1 3 2 1 1 2 3 2 3 1 2 1 1 1 2 26
9 AKN 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 1 2 3 3 3 33
10 MFK 3 2 2 1 2 3 2 2 1 2 3 3 2 1 2 31
11 MBN 2 2 1 3 2 1 2 2 3 2 1 2 1 2 1 27
12 AMO 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 22
13 KRU 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 20
14 ARI 3 2 1 3 2 2 3 3 2 1 3 2 1 3 2 32
15 KM 2 2 3 2 1 2 3 2 1 2 2 3 2 1 2 30
16 MHN 2 2 1 1 1 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 33
17 ADB 3 2 3 2 1 2 3 2 2 1 1 2 3 2 2 31
18 MKM 3 1 1 2 3 1 2 2 1 3 2 1 2 2 1 27
19 SA 3 2 2 3 3 3 2 3 3 1 1 1 2 3 2 34
20 MZ 3 2 2 2 2 3 1 1 2 1 2 1 2 1 1 26
21 AZ 2 3 3 3 2 3 1 3 2 1 3 2 2 3 1 34
22 MTR 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 22
23 JAJ 3 2 3 2 2 1 2 3 2 1 2 2 3 2 2 32
24 NK 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 1 2 2 1 29
25 NA 2 3 2 2 1 2 3 2 2 1 2 3 2 1 2 30
26 MFR 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 1 3 3 3 38
27 KS 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 25
28 MDS 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 26
29 LK 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 25
30 SH 2 3 2 1 2 1 2 2 3 2 2 1 2 1 2 28
31 TAO 2 3 2 2 1 2 2 3 2 1 2 1 2 1 2 28
32 AQ 2 2 1 2 3 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 26
33 MSR 3 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 24
34 AS 2 1 2 1 1 3 2 1 3 2 1 2 2 2 2 27
35 FRN 3 2 2 1 2 2 1 1 2 2 3 1 2 3 2 29
36 YP 2 2 1 2 3 2 1 2 1 2 3 3 2 1 2 29
37 PAF 2 1 2 2 3 3 2 2 1 1 3 2 3 3 1 31
38 MNL 2 1 3 2 2 1 1 1 2 3 2 2 1 2 1 31
39 KA 2 1 3 1 2 3 2 2 1 1 3 3 2 2 1 29
40 SPT 3 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 3 2 1 27
41 AF 3 1 1 2 3 3 2 1 1 2 2 3 2 2 1 29
42 SMN 3 2 3 2 1 2 3 2 2 1 1 2 3 2 2 31
43 HU 2 1 3 3 2 1 3 2 2 1 1 2 3 2 2 30
44 SBN 1 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 1 2 1 2 31
45 UA 2 1 2 2 2 1 3 2 2 1 2 3 2 3 2 30
46 NM 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 24
47 AK 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 24
48 SR 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 23
49 MDR 3 2 2 1 1 1 3 3 1 2 2 3 2 1 1 28
50 TQ 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 24
51 BDO 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 23
52 AF 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 2 2 3 3 3 32
53 AD 1 1 2 3 2 2 2 1 1 2 3 2 2 1 2 27
54 SA 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 25
55 SKN 3 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 3 2 27
56 MT 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 23
57 ZRI 3 2 1 2 3 3 2 2 1 3 2 1 2 3 2 32
58 EP 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 24
59 LS 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 26
60 KR 3 2 3 3 2 1 3 2 1 1 2 2 3 3 2 33
61 MAM 2 2 1 3 2 3 3 3 3 1 1 1 3 3 3 34
62 MHR 2 4 2 2 1 2 2 2 1 2 3 1 2 2 2 30
63 FDN 3 2 2 3 2 1 2 2 1 3 1 2 2 3 2 31
64 MNM 3 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 3 2 2 1 28
65 SDN 2 3 3 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 29
66 MS 3 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 28
67 AM 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 29
68 AS 3 2 1 2 2 3 2 2 2 1 1 3 3 2 1 30
69 TB 2 4 3 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 26
70 SA 1 2 3 2 2 1 2 3 3 2 1 2 2 1 2 29
Setelah penskoran terhadap jawaban angket tentang tentang pola komunikasi
orang tua, langkah yang ditempuh adalah mengidentifikasi nilai tertinggi dan
terendah. Dari tabel di atas, remaja yang menjawab A (baik) dan remaja yang
menjawab C (kurang), maka di peroleh nilai tertinggi 40 dan nilai terendah 20
selanjutnya dari jumlah nilai tiap responden di intervalkan dengan rumus sebagai
berikut :
Ji
BbBali
1)(
Keterangan :
Li : Lebar interval
Ba : Batas atas
Bb : Batas bawah
Ji : Jumlah interval
Sehingga :
3
1)2040( li
73
21li
Kemudian setelah di intervalkan dengan rumus di atas,dapat dilihat dalam
tabel di bawah, sebagai berikut:
Tabel 4.2
Interval pola komunikasi orang tua
Li Jumlah remaja Nilai Nominasi Keterangan
34-40 7 A Baik
27-33 42 B Cukup
20-26 21 C Kurang
a. Untuk pola komunikasi orang tua yang memperoleh nilai baik mendapat nilai A
sebanyak 7 orang, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti dibawah ini:
%100N
FP
%10070
7P
P=10%
b. Untuk pola komunikasi orang tua yang memperoleh nilai cukup mendapat nilai
B sebanyak 42 orang, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti dibawah
ini:
%100N
FP
%10070
42P
= 60 %
c. Untuk pola komunikasi orang tua yang memperoleh nilai kurang mendapat nilai
C sebanyak 21 orang, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti dibawah
ini:
%100N
FP
%10070
21P
= 30 %
Secara keseluruhan nilai pola komunikasi orang tua dapat di kategorikan
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Persentase pola komunikasi orang tua
No Kategori Interval Frekuensi Persentase
1 Baik 34-40 7 10%
2 Cukup 27-33 42 60 %
3 Kurang 20-26 21 30%
Jumlah 70 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pola komunikasi orang tua
dalam kategori baik adalah 7 orang dengan jumlah persentase 10%, kemudian
dalam kategori cukup sebanyak 42 orang dengan persentase 60%, dan yang
termasuk dalam kategori kurang adalah 21 orang dengan persentase 30%. Dengan
demikian pola komunikasi orang tua di desa Solowire, Kec. Kebonagung, Kab.
Demak adalah cukup.
2. Analisis sikap tawadhu’ pada remaja di desa Solowire, Kebonagung, Demak.
Data tentang sikap tawadhu’ pada remaja telah diperoleh dari penyebaran
angket yang berisi 15 item pertanyaan dengan alternatif jawaban sebagai berikut :
Hasil angket dari sikap tawadhu’ pada remaja setelah jawaban diberi skor
angka yaitu :
Tabel 4.4
Data nilai angket tentang sikap tawadhu’ pada remaja di desa Solowire tahun
2014
No
Nama
Responden
Nomor Item Soal
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 IN 2 2 1 2 1 3 1 2 2 1 2 3 2 2 1 27
2 SNN 2 2 1 1 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3 1 32
3 MSI 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 38
4 MSF 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 1 2 31
5 YTN 2 3 1 2 2 1 2 2 3 2 2 3 3 2 2 32
6 BAB 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 1 1 2 1 29
7 SRN 2 2 1 2 3 2 1 3 3 3 2 3 1 1 2 31
8 TMN 2 1 1 1 1 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 30
9 AKN 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 34
10 MFK 2 3 2 2 1 2 3 2 2 1 1 2 2 3 2 20
11 MBN 3 2 2 3 2 1 2 1 2 3 2 1 1 2 3 30
12 AMO 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 27
13 KRU 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 25
14 ARI 1 2 1 2 3 1 1 3 2 2 1 3 1 2 2 27
15 KM 2 2 3 3 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 3 29
16 MHN 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 40
17 ADB 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 2 1 2 25
18 MKM 2 3 2 1 1 2 2 1 1 2 3 2 2 1 2 27
19 SA 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 34
20 MZ 2 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 3 3 2 31
21 AZ 2 1 3 2 1 3 2 1 3 1 2 2 1 3 2 29
22 MTR 1 2 1 2 1 1 3 1 2 3 2 2 1 2 2 23
23 JAJ 1 2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 3 2 1 1 27
24 NK 3 2 2 3 3 3 2 2 1 1 2 2 1 2 3 32
25 NA 2 2 3 2 2 3 2 2 1 3 3 2 2 3 2 34
26 MFR 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 39
27 KS 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 24
28 MDS 2 2 2 1 2 3 1 1 2 2 2 1 1 1 1 24
29 LK 1 2 1 3 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 25
30 SH2 2 1 2 2 1 3 2 1 2 2 1 2 2 1 2 26
31 TAO 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 3 2 1 2 25
32 AQ 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 23
33 MSR 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 24
34 AS 1 1 2 1 3 3 1 2 2 1 1 2 1 1 2 24
35 FRN 1 1 2 2 1 2 2 1 2 3 2 1 2 3 1 26
36 YP 3 2 1 2 2 2 1 2 2 3 1 2 2 1 2 28
37 PAF 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 3 3 2 1 26
38 MNL 1 2 2 1 3 3 2 1 2 2 1 1 2 3 2 28
39 KA 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 25
40 SPT 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 3 23
41 AF 1 2 2 1 2 2 3 2 2 1 1 2 3 2 2 28
42 SMN 3 2 2 1 1 2 2 1 1 3 1 2 2 1 2 26
43 HU 1 2 3 2 2 3 2 2 1 3 2 2 2 3 2 32
44 SBN 2 1 1 2 2 3 2 1 2 2 1 1 2 3 2 27
45 UA 2 1 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 3 3 2 32
46 NM 3 1 1 1 2 3 2 2 2 1 1 2 1 2 2 26
47 AK 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 24
48 SR 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 3 24
49 MDR 2 1 2 3 2 2 1 1 2 3 2 2 1 2 2 28
50 TQ 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 24
51 BDO 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 22
52 AF 2 2 3 2 1 3 2 2 2 3 2 2 3 2 1 32
53 AD 3 3 2 2 2 3 2 1 1 3 2 1 2 2 2 31
54 SA 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 25
55 SKN 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 25
56 MT 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 25
57 ZRI 2 1 2 1 3 2 3 3 2 1 1 2 3 2 1 29
58 EP 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 27
59 LS 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 24
60 KR 3 2 1 3 2 2 3 2 1 2 3 2 1 3 2 32
61 MAM 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 37
62 MHR 3 2 3 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 29
63 FDN 1 2 2 2 2 1 2 2 3 3 1 2 2 2 1 28
64 MNM 2 2 1 1 2 3 1 1 2 2 3 1 1 2 2 26
65 SDN 3 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 1 1 27
66 MS 2 1 1 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 2 29
67 AM 1 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 3 2 1 2 30
68 AS 2 3 2 2 1 3 2 1 2 3 2 2 1 3 2 31
69 TB 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 24
70 SA 2 2 3 2 1 2 2 1 1 2 3 2 1 2 2 28
Setelah penskoran terhadap jawaban angket tentang sikap tawadhu’ pada
remaja langkah yang ditempuh adalah mengidentifikasi nilai tertinggi dan terendah
dari sikap tawadhu’ pada remaja. Dari tabel di atas, remaja yang menjawab A
(baik) dan remaja yang menjawab C (kurang), maka di peroleh nilai tertinggi 40
dan nilai terendah 20 selanjutnya dari jumlah nilai tiap responden di intervalkan
dengan rumus sebagai berikut :
Ji
BbBali
1)(
Keterangan :
Li : Lebar interval
Ba : Batas atas
Bb : Batas bawah
Ji : Jumlah interval
Sehingga :
3
1)2040( li
73
21li
Untuk mempermudah dalam mengidentifikasi dan menentukan interval,
maka dapat menggunakan rumus interval di atas. Kemudian dari jumlah remaja
yang dalam kategori baik, cukup, dan kurang dapat dilihat dalam tabel 4.5 sebagai
berikut :
Tabel 4.5
Interval sikap tawadhu’ pada remaja
Li Jumlah remaja Nilai Nominasi Keterangan
34-40 7 A Baik
27-33 35 B Cukup
20-26 28 C Kurang
a. Untuk sikap tawadhu’ pada remaja memperoleh nilai baik mendapat nilai A
sebanyak 7 orang, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti dibawah ini:
%100N
FP
%10070
7P
P = 10 %
b. Untuk sikap tawadhu’ pada remajayang memperoleh nilai cukup mendapat nilai
B sebanyak 35 orang, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti dibawah
ini:
%100N
FP
%10070
35P
= 50 %
c. Untuk sikap tawadhu’ pada remaja yang memperoleh nilai kurang mendapat
nilai C sebanyak 28 orang, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti
dibawah ini:
%100N
FP
%10070
28P
= 40%
Secara keseluruhan nilai sikap tawadhu’ pada remaja dapat di kategorikan
sebagai berikut:
Tabel 4.6
Persentase sikap tawadhu’ pada remaja
No Kategori Interval Frekuensi Persentase
1 Baik 34-40 7 10%
2 Cukup 27-33 35 50%
3 Kurang 20-26 28 40%
Jumlah 70 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sikap tawadhu’ pada remaja
dalam kategori baik adalah 7 orang dengan jumlah persentase 10%, kemudian yang
termasuk dalam kategori cukup sebanyak 35 orang dengan persentase 50%,
dandalam kategori kurang adalah 28 orang, maka hasil daripersentase 40%.
Dengan demikian sikap tawadhu’ pada remaja di desa Solowire, Kebonagung,
Demak adalah cukup.
B. Analisis Lanjut
1. Mencari nilai pengaruh pola komunikasi orang tua terhadap sikap tawadhu’ pada
remaja di desa Solowire, Kebonagung, Demak.
Setelah di peroleh data tentang pola komunikasi orang tua terhadap sikap
tawadhu’ pada remaja di desa Solowire, Kebonagung, Demak. Maka selanjutnya
akan di analisis dengan rumus product moment, tetapi sebelum masuk rumus
tersebut terlebih dahulu akan di lihat tabel kofisiensi hubungan.
Dalam analisis lanjut ini akan menganalisis tentang pola komunikasi orang
tua terhadap sikap tawadhu’ pada remaja di desa Solowire, Kebonagung, Demak.
Dalam bentuk tabel koefisiensi hubungan, dimana pola komunikasi orang tua
sebagai variabel X dan sikap tawadhu’ pada remaja sebagai variabel Y. Maka dapat
dilihat dalam tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.7
Koefisien pengaruh pola komunikasi orang tua terhadap sikap tawadhu’
pada remaja di desa Solowire tahun 2014
Nomor
Responden X Y X2 Y
2 XY
1 23 27 529 729 621
2 35 32 1225 1024 1120
3 40 38 1600 1444 1520
4 31 31 961 961 961
5 33 32 1089 1024 1056
6 38 29 1600 841 1102
7 32 31 1024 961 992
8 26 30 676 900 780
9 33 34 1089 1156 1122
10 31 20 961 400 620
11 27 30 729 900 810
12 22 27 484 729 594
13 20 25 400 625 500
14 32 27 1024 729 864
15 30 29 900 841 870
16 33 40 1089 1600 1320
17 31 25 961 625 775
18 27 27 729 729 729
19 34 34 1156 1156 1156
20 26 31 676 961 806
21 34 29 1156 841 986
22 22 23 484 529 506
23 32 27 1024 729 864
24 29 32 841 1024 928
25 30 34 900 1156 1020
26 38 39 1444 1521 1482
27 25 24 625 576 600
28 26 24 676 576 624
29 25 25 625 625 625
30 28 26 784 676 728
31 28 25 784 625 700
32 26 23 676 529 598
33 24 24 576 576 576
34 27 24 729 576 648
35 29 26 841 676 754
36 29 28 841 784 812
37 31 26 961 676 806
38 31 28 961 784 868
39 29 25 841 625 725
40 27 23 729 529 621
41 29 28 841 784 812
42 31 26 961 676 806
43 30 32 900 1024 960
44 31 27 961 729 837
45 30 32 900 1024 960
46 24 26 576 676 624
47 24 24 576 576 576
48 23 24 529 576 552
49 28 28 784 784 784
50 24 24 576 576 576
51 23 22 529 484 506
52 32 32 1024 1024 1024
53 27 31 729 961 837
54 25 25 625 625 625
55 27 25 729 625 675
56 23 25 529 625 575
57 32 29 1024 841 928
58 24 27 576 729 648
59 26 24 676 576 624
60 33 32 1089 1024 1056
61 34 37 1156 1369 1258
62 30 29 900 841 870
63 31 28 961 784 868
64 28 26 784 676 728
65 29 27 841 729 783
66 28 29 784 841 812
67 29 30 841 900 870
68 30 31 900 961 930
69 26 24 676 576 624
70 29 28 841 784 812
Jumlah 2014 1966 59218 56368 57329
Berdasarkan tabel di atas diketahui:
∑X : 2014
∑Y : 1966
∑X2: 59218
∑Y2: 56368
∑X.Y: 57329
N: 70
Data yang telah diketahui kemudian dimasukkan dalam rumus product
moment:
rxy=∑ (∑ )(∑ )
√*(∑ ) (∑ ) +*(∑ ) (∑ ) +
rxy= ( )( )
√*( ) ( ) +*( ) ( ) +
rxy=
√*( ) +*( ) +
rxy=
√* +* +
rxy=
√* +* +
rxy=
√
rxy=
rxy=0,631
C. Pembahasan
Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik product moment dan
diperoleh rxy sebesar 0,631 kemudian nilai rxy yang telah diketahui tersebut diadakan
tes signifikasi, yaitu dikonsultasikan pada r tabel product moment dengan N=70 pada
taraf signifikasi 1% diperoleh nilai sebesar 0,361. Berdasarkan data tersebut dapat
diketahui bahwa rxy hitung sebesar 0,631> rxy tabel 0,361, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan positif atau hipotesis diterima dalam arti pola komunikasi
orang tua memiliki hubungan yang positif dengan sikap tawadhu’ pada remaja di desa
Solowire, Kebonagung, Demak.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pola komunikasi orang tua dalam kategoribaik 7 orang dengan
prosentase 10%, kemudian dalam kategori cukup 42 orang dengan
prosentase 60% dan yang termasuk dalam kategori kurang 21 orang
dengan prosentase 30%.
2. Sikap tawadhu’ pada remaja dalam kategori kategoribaik 7 orang
dengan prosentase 10%, kemudian dalam kategori cukup 35 orang
dengan prosentase 50% dan yang termasuk dalam kategori kurang 28
orang dengan prosentase 40%.
3. Berdasarkan hipotesis penelitian tentang pengaruh pola komunukasi
orang tua terhadap sikap tawadhu’ pada remaja. Maka hasil
menunjukkan bahwa setelah dianalisis dengan menggunakan rumus
product moment di perolehrxy hitung sebesar 0,631 dan rxy tabel
sebesar 0,361, r tabel product moment dengan N=70 pada taraf
signifikasi 1%=0,361rxy hitung sebesar 0,631>rxy tabel sebesar 0,361.
Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara pola
komunikasi orang tua terhadap sikap tawadhu’ pada remaja di desa
Solowire, Kebonagung, Demak.
B. Saran
1. Bagi remaja agar dapat mengaplikasikan sikap tawadhu’ dalam
kehidupan sehari-hari di desa Solowire, Kebonagung, Demak.
2. Bagi orang tua dapat mengajarkan dan memberi contoh sikap tawadhu’
dengan baik pada remaja di desa Solowire, Kebonagung, Demak.
3. Bagi masyarakat dapat menjalin komunikasi yang baik antar sesama
warga terlebih di aplikasikan dalam rumah tangga masing-masing dan
semua orang di desa Solowire, Kebonagung Demak.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghozali. 1995. Al-Qur’an dan Terjemahanya. Bandung: CV Diponegorop
Ali, Muhammad dan Mohammad asrori. 2010. Psikologi Remaja Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aska
Alwi, Hasan.1990.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Arikunto, Suharsimi.1996.Prosedur Penelitian.Jakarta: PT. Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Departemen Agama RI. 1979. AL-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta
Djmarah, Syaiful Bahri. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam
Keluarga. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Effendy. Onong Uchjana, 1993. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Gunarsa, Singgih D. 2007.Psikologi Remaja. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia
Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: PT Erlangga
Ilyas, Yunahar. 2005. Kuliah Akhlak. Yogyakarata: LPPI Universi
Muhammadiyah Yogyakarta
Moh.Kasiram, M.sc, 2008.Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif.
Yogyakarta: UIN-Maliki Press
Mappiare,Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional
Mulyana, Deddy. 1990. Komunikasi antar Budaya. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Mulyana,Deddy.2002. Metode Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya.Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Purwanto, Ngalim. 1987. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Karya
Rahmat, Jalaludin. 1998. Psikologi agama. Jakarta: PT Grafindo Persada
Rousyidy, Lathief. 1989. Dasar-Dasar Rhetorica Komunikasi dan Informasi.
Medan: Firma Rimbow
Rumini,Sri dan Siti Sundari. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja.Jakarta: PT
Rineka Cipta
Santrock. 2003. Andolescence. Jakarta: Erllanga
Soeharto, Bohar. 1989. Menyiapkan Penelitian dan Penulisan Karya
Ilmiah.Bandung: Tarsito
Soejanto, Agoes. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung. Penerbit: PT Remaja
Sugiyono.2011.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Sinar Grafika
Wirartha, I Made. 2006. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi, dan
Tesis. Yogyakarta: C.V Andi
Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta
Kisi-kisi Instrument Angket
No. Variabel Indikator Angket
1. Pola komunikasi orang tua 1. Menjalin rasa saling
percaya kepada orang
tua
1. Pernahkah Saudara selalu
menurut pada perintah orang
tua?
2. Apakah Saudara memegang
teguh kepercayaan yang
diberikan orang tua kepada
Saudara?
2. Menjalin komunikasi
yang terbuka
3. Ketika Saudara mempunyai
masalah apakah Saudara
bercerita kepada orang tua?
4. Ketika Saudara berbuat salah
apakah Saudara mengatakan
yang sejujurnya pada orang
tua?
3. Memberikan
keteladanan yang baik
5. ketika ada teman mengajak
untuk berbohong apakah
Saudara masih ingat pesan
orang tua bahwa Saudara
harus berbicara jujur?
6. Apakah orag tua menyuruh
kepada Saudara untuk selalu
berbuat baik dan sopan pada
semua orang?
4. Mengajarkan
kebiasaan yang baik
7. Apakah orang tua
membiasakan kepada
Saudara untuk bersikap baik
kepada siapapun?
8. Apakah orang tua
mengajarkan budi pekerti
yang baik kepada Saudara?
5. Membiasakan saling
hormat menghormati
dalam keluarga
9. Apakah dalam keluarga
Saudara saling menghormati
sesamanya?
10. Apakah Saudara memberi
tahu dan pamitan pada orang
tua ketika berpergian?
6. Menjalin kedekatan
dengan bertamasya
bersama
11. Apakah dalam keluarga
Saudara sering mengadakan
perjalanan atau refresing
secara bersama-sama?
12. Apakah dalam keluarga
Saudara membiasakan untuk
bercengkrama bersama?
7. Membentuk karakter
yang baik pada anak
13.Apakah orang tua
mengajarkan pada Saudara
untuk selalu menghormati
kepada yang lebih tua,
mengargai terhadap sesama,
dan toleran terhadap yang
lebih muda?
14.Apakah orang tua Saudara
mendidik untuk bertanggung
jawab, disiplin, dan bekerja
keras?
15.Apakah dalam keluarga
Saudara orang tua
memberikan penanaman
agama yang kuat sejak dini?
2. Sikap tawadhu’ remaja 1. Berbicara santun
1. Apakah Saudara selalu
berbicara dengan sopan dan
lemah lembut terhadap
siapapun?
2. Ketika orang tua menasehati
apakah Saudara
mendengarkan dengan baik?
2. Rendah hati 3. Apakah Saudara selalu
bersikap rendah hati kepada
semua orang?
4. Apakah Saudara masih
bersikap rendah hati ketika
mendapatkan prestasi baik di
sekolah?
3. Suka menolong 5. Apakah Saudara selalu
menolong teman yang sedang
kesulitan?
6. Apakah Saudara ikhlas ketika
menolong teman yang sedang
kesulitan?
4. Patuh terhadap orang
tua
7. Apakah Saudara patuh
tehadap perintah orang tua?
8. Apakah Saudara selalu
melaksanakan perintah orang
tua?
5. Mensyukuri nikmat
yang diberikan
kepada Allah
9. Apakah Saudara mensyukuri
nikmat yang diberikan oleh
Allah?
10.Dengan keadaan sekarang
dengan kehidupan yang
sederhana apakah Saudara
menyukurinya?
6. Ikhlas dalam
menjalankan
pekerjaan
11.Ketika Saudara membantu
pekerjaan orang tua apakah
Saudara iklas?
12.Ketika Saudara menjalani
rutinitas keseharian apakah
Saudara jalani dengan iklas?
13.Ketika Saudara pingin
sesuatu hal kebetulan
keinginan tersebut belum
tercapai apakah Saudara
akan beruasaha dengan
maksimal?
7. Tidak berlebih-
lebihan
14.Dengan keterbatasan fasilitas
yang diberikan orang tua
apakah Saudara merasa
cukup?
15.Apabila orang tua memberi
uang saku lebih apakah
Saudara memanfaatkan
dengan baik?
ANGKET PENELITIAN
Identitas Responden:
Nama :………………
Usia :………………
Alamat :………………
Petunjuk Mengerjakan:
Sebelum menjawab terlebih dahulu isi identitas anda
Pilihlah salah satu jawaban di bawah ini dengan tanda silang (X) pada
huruf a, b atau c
Pilihlah jawaban dengan jujur sesuai dengan apa yang anda lakukan
Kerahasiaan data anda dijamin peneliti.
A. Angket Pola Komunikasi Orang Tua
1. Pernahkah Saudara selalu menurut pada perintah orang tua ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
2. Apakah Saudara memegang teguh kepercayaan yang diberikan orang tua
kepada Saudara ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
3. Ketika Saudara mempunyai masalah apakah Saudara bercerita kepada
orang tua ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
4. Ketika Saudara berbuat salah apakah Saudara mengatakan yang sejujurnya
pada orang tua ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernahh
5. ketika ada teman mengajak untuk berbohong apakah Saudara masih ingat
pesan orang tua bahwa Saudara harus berbicara jujur ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
6. Apakah orag tua menyuruh kepada Saudara untuk selalu berbuat baik dan
sopan pada semua orang ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
7. Apakah orang tua membiasakan kepada Saudara untuk bersikap baik
kepada siapapun?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
8. Apakah orang tua mengajarkan budi pekerti yang baik kepada Saudara ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
9. Apakah dalam keluarga Saudara saling menghormati sesamanya ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
10. Apakah Saudara memberi tahu dan pamitan pada orang tua ketika
berpergian ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
11. Apakah dalam keluarga Saudara sering mengadakan perjalanan atau
refresing secara bersama-sama ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
12. Apakah dalam keluarga Saudara membiasakan untuk bercengkrama
bersama ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
13. Apakah orang tua mengajarkan pada Saudara untuk selalu menghormati
kepada yang lebih tua, mengargai terhadap sesama, dan toleran terhadap
yang lebih muda ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
14. Apakah orang tua Saudara mendidik untuk bertanggung jawab, disiplin,
dan bekerja keras ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
15. Apakah dalam keluarga Saudara orang tua memberikan penanaman agama
yang kuat sejak dini ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
B. Angket Sikap Tawadhu’
1. Apakah Saudara selalu berbicara dengan sopan dan lemah lembut terhadap
siapapun ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
2. Ketika orang tua menasehati apakah Saudara mendengarkan dengan baik ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
3. Apakah Saudara selalu bersikap rendah hati kepada semua orang ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
4. Apakah Saudara masih bersikap rendah hati ketika mendapatkan prestasi
baik di sekolah ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
5. Apakah Saudara selalu menolong teman yang sedang kesulitan ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
6. Apakah Saudara ikhlas ketika menolong teman yang sedang kesulitan ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
7. Apakah Saudara patuh tehadap perintah orang tua ?
a. Ya b.Kadang-kadang c. Tidak pernah
8. Apakah Saudara selalu melaksanakan perintah orang tua ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
9. Apakah Saudara mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
10. Dengan keadaan sekarang dengan kehidupan yang sederhana apakah
Saudara menyukurinya ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
11. Ketika Saudara membantu pekerjaan orang tua apakah Saudara iklas ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
12. Ketika Saudara menjalani rutinitas keseharian apakah Saudara jalani
dengan iklas ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
13. Ketika Saudara pingin sesuatu hal kebetulan keinginan tersebut belum
tercapai apakah Saudara akan beruasaha dengan maksimal ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
14. Dengan keterbatasan fasilitas yang diberikan orang tua apakah Saudara
merasa cukup?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
15. Apabila orang tua memberi uang saku lebih apakah Saudara
memanfaatkan dengan baik ?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
KEPALA DESA
ASLORI
KADUS I
KRISTIANTO
KADUS II
MUSTOFA
KADUS III
MOH. SYIRAT
SEKDES
AHMAD SHOLEH S.Pdi
KAUR PEMERINTAHAN
PAIMIN
KAUR KEUANGAN
KUMAIDI
KAUR UMUM
MUNAWAROH
KAUR KESRA
SUBADI
PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK
KECAMATAN KEBONAGUNG
KANTOR KEPALA DESA SOLOWIRE
SURAT KETERANGAN
NO: KDS/S.K/08/IX/2014
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Desa Solowire, Kec,
Kebonagung, Kab, Demak. Dengan ini menerangkan bahwa:
Nama : Daryanto
Nim : 11110087
Jurusan/Progdi : Tarbiyah/PAI
Semester : IX
Benar-benar telah melaksanakan penelitian di Desa Solowire, Kec,
Kebonagung, Kab, Demak, mulai tanggal : 26 November 2014 s.d selesai.
Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dapat di gunakan
sebagaimana mestinya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Solowire, 27 November 2014
Kepala Desa Solowire
( ASLORI)
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Daryanto
NIM : 111 10 087
Jurusan/ Progdi : Tarbiyah/ PAI
Dosen P.A. : Dra.Hj. Maryatin, M.Pd.
No. Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan Skor Ket.
1. OPAK STAIN Salatiga 2010 25-27 Agustus 2010 3 Peserta
2. UPT Perpustakaan (User Education)
STAIN Salatiga 20-25 September 2010 3 Peserta
3.
Latian Basic Traning (LK1)Kolektif
Himpunan Mahasiswa Islam
“Mewujudkan Mahasiswa Islam Yang
Ideal Demi Terwujudnya Kader Yang
Militan”
22-24 Oktober 2010 3 Peserta
4.
Bedah novel “BUMI CINTA”bersama
Ust. Habiburrahman El Shirazy, Lc
“Tingkatkan Iman Dengan Persaudaraan
Menuju Pemimpin Insan Terdepan” di
Kota Salatiga
30 Januari 2011 2 Peserta
5. “Praktikum Mata Kuliah Baca Tulis Al
Qur’an (BTQ)” STAIN Salatiga” 22 Juni 2011 2
Peserta
6. Praktikum Kepramukaan STAIN
Salatiga 22-27 Juli 2011 3 Peserta
7.
Pertama Cabang Lomba Futsal”
Pekan Pengembangan Minat Bakat
Mahasiswa (PPMBM) STAIN se-Jawa
di STAIN Kudus Sebagai ATLET
FUTSAL
20-22 April 2012
4 Peserta
8.
Panitia Pekan Pengembangan Minat
Bakat Mahasiswa (PPMBM) STAIN se-
Jawa di STAIN Kudus”Sebagai Juara
Pertama Cabang Lomba futsal
22 April 2012 4 Peserta
9.
Panitia Pelaksana Musrti Pondok
Pesantren Edi Mancoro Sebagai Sarana
Regenerasi Untuk Mewujudkan
Pemimpin Yang berakhlakul Karimah
15-17 Juni 2012 3 Pesrta
10.
Seminar Nasional Dengan Tema
“Mewaspadai Gerakan Islam Garis
Keras di Perguruan tinggi” di STAIN
SALATIGA
23 Juni 2012 6 Peserta
11. Praktikum mata kuliah fiqh “Perawatan
Jenazah” STAIN Salatiga 17 September 2012 2 Peserta
12. Pelatiahan Ice Breaker Penyemangat 23 September 2012 3 Peserta
Belajar “Kiat Cerdas Menghidupkan
Kelas; Guru Okay Muridpun Enjoy” di
STAIN Salatiga
13.
Seminar Nasional Dengan Tema
“Ahlissunnah Waljamaah Dalam
Perspektif Islam Indonesia”
Diselenggarakan Dewan Mahasiswa
STAIN Salatiga
26 Maret 2013 6 Peserta
14.
Semnar Nasional Sharia Economics
Festiv “Indonesia Will Grow And Shine
With Sharia Economics” di STAIN
SALATIGA
4 Juni 2013 6 Peserta
15.
Seminar Regioanal Deteksi Dini
Gangguan Perkembangan Pada Anak di
STAIN
18 Juni 2013 4 Peserta
16.
Pekan Ilmiah Olah raga Seni dan Riset
(PIONER) VI PTAIN Se-Indonesia di
Banten
19-24 Agustus 2013 6 Peserta
17.
Workshop “Persiapan Karir dan
Kematangan Menikah” Biro Konsultan
Psikologi “TASKIA” di STAIN Salatiga
22 Oktober 2013 3 Peserta
18.
Seminar Nasional MMJ Tarbiyah
Dengan Tema “Guru Kreatif Dalam
Emplementasi Kurikulum 2013” di
STAIN SALATIGA
18 November 2013 6 Peserta
19.
Seminar Regional “Pengembangan
Progam Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam Serta Kualitas Lulusan”
di STAIN SALATIGA
28 November 2013 5 Peserta
20.
Talk Show “How To Be A Successfull
Creative Preneur To Face ASEAN
Economic Community 2015”
Diselenggarakan KOPMA STAIN
Salatiga
7 April 2014 3 Peserta
21.
Pelatihan Manasik Haji Yang di
Selenggarakan Oleh Biro Pendidikan
Pondok Pesantren Edi Mancoro
30-31 Maret 2014 3 Peserta
22.
Invitasi Pekan Pengembangan Bakat dan
Minat Mahasiswa (IPPBMM) V PTAIN
Se-Jawa di IAIN Surakarta
12-14 Juni 2014 4 Peserta
23.
Seminar Enterpreunership dengan tema
“Creativepreuner Enterpreunership”
KKN 41 STAIN Salatiga Dusun Jagang
Kidul Desa Salam
21 Juni 2014 3 Peserta
24. Kegiatan FESTIVAL RAMADHAN 2-3 Juli 2014 3 Peserta
1435 H se Desa Ngablak
25.
“Asramanisasi Ramadhan 1435 H”
Dengan tema “Menyambut Indahnya
Ramdhan Sucikan Hati untuk Meraih
Cinta Ilahi” di Pondok Edi Mancoro
29 Juni- 22 Juli 2014 3 Peserta
26.
Seminar Nasional dengan tema
Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui
Profesionalitas Pendidikan yang
diselenggarakan oleh HMJ TARBIYAH
di STAIN Salatiga
13 November 2014 6 Peserta
27.
“Seminar Nasional Entrepreneurship”
yang diselenggarakan oleh Gerakan
Pramuka Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi Gugus Depan di STAIN
Salatiga
16 November 2014 6 Peserta
Jumlah Skor 105
Salatiga, 14 Januari 2015
Wakil Ketua III
Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama
Moh. Khusen, M.Ag., M.A.
NIP. 19741212 199903 1 003
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Daryanto
Tempat/tanggal lahir : Demak, 19 November 1991
NIM : 11110087
Jurusan : Tarbiyah PAI
Alamat Asal : Solowire Rt 01/Rw 03, Kebonagung, Demak.
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Nama Orang Tua
a. Ayah : Sukiban
b. Ibu : Siti Lestari
Jenjang Pendidikan :
1. SDN Solowire tahun 2004
2. MTS Nurul Huda Dempet lulus Tahun 2007
3. SMAN 2 Demak tahun 2010
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 12 Januari 2015
Penulis
Daryanto
PERNYATAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Daryanto
Nim : 111 10 087
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini biasa dipublikasikan oleh STAIN
Salatiga.
Salatiga,
Yang menyatakan
Daryanto
NIM: 11110087