PENGARUH POFITABILITAS, LEVERAGE, CAPITAL INTENSITY,...
Transcript of PENGARUH POFITABILITAS, LEVERAGE, CAPITAL INTENSITY,...
i
PENGARUH POFITABILITAS, LEVERAGE, CAPITAL
INTENSITY, UMUR PERUSAHAAN, DAN KOMPENSASI
EKSEKUTIF TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
COVER DALAM
Oleh:
DIMAS OKTAVIAN
NIM. 1113082000030
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019
ii
PENGARUH POFITABILITAS, LEVERAGE, CAPITAL
INTENSITY, UMUR PERUSAHAAN, DAN KOMPENSASI
EKSEKUTIF TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Oleh:
DIMAS OKTAVIAN
NIM. 1113082000030
Di Bawah Bimbingan:
FITRI DAMAYANTI,S.E.,M.Si
NIP. 19810731 200604 2 003
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Senin, 9 Oktober 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswi:
1. Nama : Dimas Oktavian
2. NIM : 1113082000030
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : “PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE,
CAPITAL INTENSITY, UMUR PERUSAHAAN DAN KOMPENSASI
EKSEKUTIF TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswi tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 Desember 2018
1. Yusro Rahma, SE., M.Si
NIP.19800506 200801 2 016
( ____________________ )
Penguji 1
2. Zuwesty Eka Putri, SE, M.Ak
NIP. 19800416 200901 2 006
( ____________________ )
Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari Selasa, 21 Mei 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Dimas Oktavian
2. NIM : 1113082000030
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : “PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, CAPITAL
INTENSITY, UMUR PERUSAHAAN, DAN
KOMPENSASI EKSKEKUTIF TERHADAP
PENGHINDARAN PAJAK”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke
tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 Mei 2019
1. Hepi Prayudiawan, SE., MM., CA
NIP. 19720516 200901 1 006
(_________________________)
Ketua
2. Fitri Damayanti, SE., M.Si
NIP. 19810731 200604 2 003
(__________________________)
Pembimbing
3. Atiqah, SE., MS. AK
NIP. 19820120 200912 2 004
(__________________________)
Penguji Ahli
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dimas Oktavian
Nomor Induk Mahasiswa : 1113082000030
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi/Keuangan
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan
sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah
melalui pembuktian yang dapat di pertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 12 Februari 2019
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap : Dimas Oktavian
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 17 November 1994
3. Alamat : Gg. Sawo RT 07 RW02 No. 23 Kelurahan
Curug, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok 16453
4. Telepon : 089610939325
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. TK ANGKASA RIA II Tahun 2000-2001
2. SDN CURUG 4 Tahun 2001-2007
3. SMPN 7 DEPOK Tahun 2007-2010
4. SMAN BUDHI WARMAN 2 JAKARTA Tahun 2010-2013
5. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2019
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Edy Sutrisno
2. Ibu : Sumarsi
3. Anak Ke- dari : 3 dari 3 bersaudara
vii
THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, LEVERAGE, CAPITAL
INTENSITY, AGE AND EXECUTIVES COMPENSATION TO TAX
AVOIDANCE
ABSTRACT
The purpose of this reasearch is to find the effect of profitability, leverage,
capital intensity, age and executives compensation against tax avoidance.
Population in this reasearch is the company LQ45 index in Indonesia Stock
Exchange period 2014-2017. The method of determining the sample used in this
reasearch was purposive sampling. Total sample used in this reasearch is 80
financial report from 20 company. The Hypothesis in this research was tested using
multiple regresion analysis.
The result of this reasearch showed that profitability, leverage, capital
intensity and age has significant effect on tax avoidance. While executives
compensation has no significant effect to tax avoidance
Keywords : profitability, leverage, capital intensity, age and executives
compensation
viii
PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, CAPITAL INTENSITY,
UMUR PERUSAHAAN DAN KOMPENSASI EKSEKUTIF TERHADAP
PENGHINDARAN PAJAK
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, leverage,
capital intensity, umur perusahaan, dan kompensasi eksekutif terhadap
penghindaran pajak. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan indeks LQ45
di Bursa Efek Indonesia periode 2014 sampai 2017. Metode penenuan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, total sampel dalam
penelitian ini adalah sebesar 80 laporan keuangan dari 20 perusahaan. Hipotesis
dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas, leverage, capital
intensity, dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap penghimdaran
pajak. Sedangkan kompensasi eksekutif tidak berpengaruh signifikan terhadap
penghindaran pajak.
Kata kunci : profitabilitas, leverage, capital intensity, umur perusahaan,
kompensasi eksekutif
ix
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”PENGARUH
PROFITABILITAS, LEVERAGE, CAPITAL INTENSITY, UMUR
PERUSAHAAN DAN KOMPENSASI EKSEKUTIF TERHADAP
PENGHINDARAN PAJAK”. Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan
kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing umatnya menuju jalan
kebenaran.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat
guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur
Alhamdulillah penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah
menganugerahkannya. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Edy Sutrisno dan Ibu Sumarsi yang telah
selalu mendukung memberikan motivasi dan senantiasa selalu mendoakan
sehingga mencapai titik ini.
2. Kakak saya yang saya sayangi, Angga Triprasetia, Dian Presetiawati, Dian
Ayuningtyas, dan Arif Nugroho S yang selalu memberi nasihat dan
mengingatkan saya.
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E, Ak., M.Si., CA, QIA., BKP., CRMP. selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Fitri Damayanti,S.E.,M,Si. selaku dosen pembimbing skripsi saya, yang
telah bersedia menyediakan waktu, pikiran dan saran-saran yang sangat
berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih
atas segala masukan, motivasi dan nasihat yang telah diberikan selama ini.
x
5. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Ibu Fitri Yani Jalil, SE., M.Sc selaku dosen Pembimbing Akademik, terima
kasih telah memberikan banyak nasihat, masukan, dan juga motivasi selama
perkuliahan di UIN Jakarta.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang
sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang
bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
9. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
10. Putri Azhar Azzahra (Upi) Terima kasih atas segala motivasi yang telah
diberikan kepada penulis.
11. Sahabat-sahabat saya, Andre, David, Dina, Iskandar (Iis), Neneng Zakiyah
(Neza), Naufal Wasim, Deyan, dan Harun terima kasih atas segala dukungan
yang telah diberikan dan telah mengisi hari dengan penuh warna dan cerita
selama saya kuliah.
12. Teman-teman di Japan Freak UIN (JFUIN) Bang Irman, Bang Farid, Kak Ai,
Kak Riju, Kak Rika, Kak Siska, Rijka, Aini, Atu, Raul dan teman-teman JFUIN
lainnya yang telah menjadi tempat untuk berbagi cerita.
13. Keluarga besar Akuntansi A 2013, terima kasih atas segala kenangan dan
kebersamaan selama belajar dikelas selama masa kuliah.
14. Teman-teman KKN EDELWEIS Dea, Fathir, Kevin, Sarah, Yona terima kasih
atas bantuannya selama masa KKN yang sangat menyenangkan.
15. Seluruh pihak yang turut berperan dalam penelitian ini namun tidak dapat
disebutkan satu per satu.
xi
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarnakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Depok, 12 Maret 2019
(Dimas Oktavian)
xii
DAFTAR ISI
COVER DALAM ............................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................................vi
ABSTRACT .................................................................................................................... vii
ABSTRAK ..................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian .................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................................. 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 9
A. Tinjauan Literatur .............................................................................................. 10
1. Teori Agensi ................................................................................................. 10
2. Tinjauan Umum Tentang Pajak .................................................................... 11
3. Perencanaan Pajak (Tax Planning) ............................................................... 14
4. Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) ........................................................... 16
5. Profitabilitas ................................................................................................. 19
6. Leverage ....................................................................................................... 21
7. Capital Intensity ........................................................................................... 22
8. Umur Perusahaan.......................................................................................... 24
9. Kompenasi Ekekutif ..................................................................................... 25
B. Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 27
C. Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 32
D. Keterkaitan Antar Variabel ................................................................................ 33
xiii
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 38
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................. 38
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................................ 38
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 39
D. Metode Analisis Data ........................................................................................ 39
1. Statistik Deskriptif ........................................................................................ 39
2. Uji Asumsi Klasik ........................................................................................ 40
3. Uji Hipotesis Penelitian ................................................................................ 43
E. Operasionalisasi Variabel .................................................................................. 46
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................................... 51
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................... 51
B. Analisis Data Penelitian .................................................................................... 53
1. Hasil Uji Anaslisis Deskriptif ....................................................................... 53
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 56
3. Hasil Uji Hipotesis ....................................................................................... 62
C. Pembahasan ....................................................................................................... 65
BAB V PENUTUP ........................................................................................................ 72
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 72
B. Implikasi ............................................................................................................ 73
C. Saran .................................................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 75
LAMPIRAN .................................................................................................................. 79
xiv
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
2.1 Penelitian-penelitian terdahulu................................................. 27
3.1 Tabel Operasional Variabel...................................................... 50
4.1 Tabel Proses Seleksi Sampel.................................................... 52
4.2 Tabel Daftar Nama Perusahaan................................................ 53
4.3 Hasil Uji Statistik Dekriptif...................................................... 54
4.4 Hasil Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov................................. 59
4.5 Hasil Uji Multikolinearitas....................................................... 60
4.6 Hasil Uji Runs Test................................................................... 61
4.7 Hasik Uji Koefisien Determinasi.............................................. 63
4.8 Hasil Uji F................................................................................ 63
4.9 Hasil Uji t................................................................................. 64
xv
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran................................................................. 32
4.1 Hasil Uji Normalitas Histogram............................................... 57
4.2 Hasil Uji Normalitas P-plot...................................................... 58
4.3 Hasil Uji Heterokesdastitas Scatterplot.................................... 62
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Menurut Siti Resmi (2011) pajak merupakan peralihan kekayaan
dari pihak rakyat-rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran
rutin dan “surplus”-nya digunakan untuk public saving yang merupakan
sumber utama untuk membiayai public investment. Bagi suatu negara pajak
sangat penting untuk menunjang pembangunan suatu negara. Seperti
Indonesia sebagai sebuah negara dengan jumlah penduduk terbesar ke
empat di dunia. Pajak sangat diharapkan dapat menjadi penunjang
pendapatan negara yang utama. Pajak sebagai iuran yang dapat dipaksakan
oleh pemerintah berdasarkan pada undang-undang yang mengatur tentang
pajak, dan pajak juga sebagai bentuk wujud turut sertanya masyarakat dalam
membantu aktivitas pembangunan nasional agar lebih baik.
Pembangunan nasional dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan
kenaikan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Untuk melakukuan
pembangunanan nasional pada suatu negara tidak hanya bertumpu pada
pemerintah pusat maupun daerah, tetapi juga membutuhkan peranan
masyarakat atau wajib pajak. Wajib pajak di Indonesia dapat dibagi menjadi
dua, yaitu wajib pajak orang pribadi dan wajib pajak badan. Bagi wajib
pajak, pajak merupakan perwujudan pengabdian dan peran untuk
berkontribusi dalam peningkatan pembangunan nasional (Cahyono, 2016).
2
Pembangunan nasional membutuhkan dana yang tidak sedikit. Oleh
karena itu, Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP) berusaha
untuk meningkatkan penerimaan negara di sektor pajak melalui
pembaharuan-pembaharuan atau reformasi peraturan perpajakan yang
berlaku di Indonesia. Pembaharuan tersebut diharapkan untuk
meningkatkan penerimaan pajak sehingga pembangunan nasional yang
rencanakan oleh pemerintah dapat tercapai. Namun, masih terdapat
perbedaan kepentingan antara wajib pajak dan pemerintah dalam proses
pelaksanaan pemungutan pajak.
Perbedaan kepentingan antara wajib pajak dan pemerintah terletak
pada satu sisi dimana pemerintah menginginkan semakin meningkatnya
penerimaan dari pajak, sedangkan di sisi lainnya yaitu wajib pajak berusaha
agar dapat membayar pajak serendah mungkin. Menurut Siti Resmi (2011)
secara umum terdapat tiga sistem pemungutan pajak, yaitu official
assessment system, self assessment system, dan withholding system.
Kemudian sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia adalah self
assessment system.
Self assesment system merupakan sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada wajib pajak dalam menentukan sendiri jumlah
pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (Siti Resmi, 2011). Sedangkan aparatur perpajakan
berperan sebagai pembina, pembimbing, dan pengawas pelaksanaan
kewajiban yang dilakukan oleh wajib pajak. Secara tidak langsung dengan
3
diterapkannya self assesment system di Indonesia maka akan rentan
terjadinya penyelewengan pajak berupa penghindaran pajak (tax
avoidance). Hal ini dapat terjadi karena wajib pajak ingin jumlah pajak yang
dibayarkan olehnya agar serendah mungkin. Tetapi disisi lain penerapan
sistem ini juga memiliki dampak positif yaitu untuk meningkatkan
kesadaran bagi wajib pajak agar membayar pajak secara jujur sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Menurut Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pajak tahun 2016
pendapatan pemerintah Indonesia yang berasal dari pajak pada tahun 2013
yaitu sebesar 921,27 triliun dari target pada tahun 2013 sebesar 995,21
triliun, tahun 2014 sebesar 981,83 triliun dari target sebesar 1.072,37 triliun.
Tahun 2015 sebesar 1.060,83 dari target sebesar 1.294,26 triliun, dan pada
tahun 2016 sebesar 1.105,81 dari target sebesar 1.355,20 triliun.
Bersasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penerimaan pajak
Indonesia sejauh ini masih belum optimal, karena data tersebut
menunjukkan penerimaan pajak Indonesia belum mencapai target yang
dinginkan, walaupun selalu terjadi peningkatan penerimaan setiap
tahunnya. Namun upaya untuk mengoptimalkan penerimaan pajak ini
mengalami banyak kendala, salah satunya adalah adanya aktivitas
penghindaran pajak atau biasa disebut tax avoidance (Swingly dan
Sukartha, 2015).
Untuk menghindari penghindaran pajak di Indonesia Menteri
Keuangan Sri Mulyani baru saja menandatangani kesepakatan multilateral
4
untuk meminimalisasi pemajakan berganda dan berbagai usaha
penghindaran pajak (Multilateral Instrument on Tax Treaty/MLI)
(cnnindonesia.com). kesepakatan tersebut disepakati bersama oleh 68
negara di dunia. Menurut laporan yang dibuat bersama antara Ernesto
Crivelly, penyidik dari IMF tahun 2016, berdasarkan survei, lalu di analisa
kembali oleh Universitas PBB menggunakan database International Center
for Policy and Research, dan International Center for Taxation and
Development (ICTD) muncullah data penghindaran pajak perusahaan 30
negara. Indonesia masuk ke peringkat 11 terbesar dengan nilai diperkirakan
6,48 miliar dolar AS, pajak perusahaan tidak dibayarkan perusahaan yang
ada di Indonesia ke Dinas Pajak Indonesia (tribunnews.com).
Penghindaran pajak adalah rekayasa “tax affairs” yang masih tetap
berada dalam bingkai ketentuan perpajakan, sehingga penghindaran pajak
disini sama dengan perencanaan pajak (Erly Suandi,2009). Sehingga, dalam
melakukan penghindaran pajak, wajib pajak akan memanfaatkan celah-
celah yang terdapat dalam peraturan perpajakan sehingga tidak melanggar
peraturan yang berlaku namun pajak yang dibayarkan dapat serendah
mungkin.
Profitabilitas merupakan salah satu faktor penting dalam
penghindaran pajak. Karena, Salah satu tujuan perusahaan dalam
melakukan usahanya yaitu memperoleh laba sebesar-besarnya dan untuk
mengukur laba tersebut dapat dihitung dengan menghitung profotabilitas
perusahaan dengan menggunakan rasio profitabilitas. Menurut Dewinta
5
(2016) ketika laba yang diperoleh membesar, maka jumlah pajak
penghasilan akan meningkat sesuai dengan peningkatan laba perusahaan
sehingga kecenderungan untuk melakukan tax avoidance yang dilakukan
oleh perusahaan semakin meningkat.
Kemudian faktor yang dapat menjadi penentu dalam tindakan
penghindaran pajak yaitu leverage, leverage adalah salah satu rasio
keuangan yang mengambarkan hubungan antara hutang perusahaan
terhadap modal maupun aset (Cahyono,2016). Menurut Wijayanti (2017)
perusahaan yang memiliki leverage yang tinggi akan mendapatkan insentif
pajak atas beban bunga yang dapat dimanfaatkan untuk memperkecil beban
pajak. Karena dapat menimbulkan manfaat untuk memperkecil beban pajak,
maka perusahaan dengan leverage yang tinggi dapat memungkinkan
timbulnya penghindaran pajak.
Menurut Muzakki (2015) salah satu karakteristik yang dapat
mempengaruhi yang berkaitan dengan tingkat tingkat efektifitas pajak yaitu
Capital intensity ratio, dimana pada rasio ini mengukur seberapa besar
perusahaan menginvestasikan asetnya pada aset tetap. Menurut Dharma dan
Naniek (2017) perushaan akan mendapat keuntungan dari depresiasi yang
melekat pada aset tetap, yang dapat mengurangi beban pajak perusahaan.
Sehingga perusahaan dapat memanfaatkan aset tetap yang dimilikinya
ataupun melakukan investasi dalam bentuk aset tetap karena memiliki
manfaat lain yaitu untuk mengurangi beban pajak perusahaan.
6
Umur perusahaan juga mampu menimbulkan penghindaran pajak.
Menurut Dewinta (2016) Perusahaan dengan jangka waktu operasional
lebih lama juga akan membuat perusahaan lebih ahli dalam mengatur
pengelolaan pajaknya yang berdasarkan pengalaman-pengalaman
sebelumnya. Perusahaan yang sudah beroperasi cukup lama telah melalui
berbagai macam hal tantangan pengelolaan dalam aktivitas operasinya
sehingga perusahaan akan semakin terlatih dalam melakukan pengelolaan
pajaknya dan menimbulkan peluang terjadinya aktivitas penghindaran
pajak.
Selain itu kompensasi eksekutif juga dapat menimbulkan aktivitas
penghindaran pajak. Menurut Hanafi (2014) eksekutif akan merasa
diuntungkan dengan menerima kompensasi yang lebih tinggi sehingga ia
akan meningkatkan kinerja perusahaan lebih baik lagi, kinerja tersebut salah
satunya melalui upaya efisiensi pembayaran pajak. Karena dengan
melakukan efisiensi pembayaran pajak, eksekutif akan memperoleh
keuntungan berupa kompensasi sehingga dapat menimbulkan potensi
penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin mengetahui pengaruh dari
profitabilitas, leverage, capital intensity, umur perusahaan dan kompenasi
eksekutif terhadap penghindaran pajak karena masih sedikit yang meneliti
umur perusahaan, dan capital intensity terhadap penghindaran pajak.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terdapat pada
sampel di penelitian ini menggunakan perusahaan indeks LQ45 di Bursa
7
Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2017, sedangkan pada penelitian
sebelumnya seperrti penelitian yang dilakukan oleh Hanafi (2014) yang
menggunakan perusahaan property, real estate, dan building construction
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012, dan Dewi
(2015) yang menggunakan sampel pada perusahaan manufaktur. Selain itu
juga karena masih tingginya tingkat penghindaran pajak di Indonesia yang
bahkan termasuk kedalam peringkat 11 diantara 30 negara
(tribunnews.com). Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Capital
Intensity, Umur Perusahaan, dan Kompensasi Eksekutif terhadap
Penghindaran Pajak”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumya,
maka dalam penelitian ini dirumuskan rumusan maslaah sebagai berikut:
1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap penghindaran pajak?
2. Apakah leverage berpengaruh terhadap penghindaran pajak?
3. Apakah capital intensity berpengaruh terhadap penghindaran pajak?
4. Apakah umur perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak?
5. Apakah kompensasi eksekutif berpengaruh terhadap penghindaran
pajak?
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atau hal-hal sebagai berikut:
a. Untuk mengalisis pengaruh profitabilitas terhadap penghindaran
pajak.
b. Untuk menganalisis pengaruh leverage terhadap penghindaran
pajak.
c. Untuk menganalisis pengaruh capital intensity terhadap
penghindaran pajak.
d. Untuk menganalisis pengaruh umur perusahaan terhadap
penghindaran pajak.
e. Untuk menganalisis pengaruh kompensasi eksekutif terhadap
penghindaran pajak.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini
antara lain adalah sebagai berikut:
a. Kontribusi Teoritis
Manfaat penelitian yang diharapkan untuk kontribusi teoritis
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa jurusan akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai
bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk
menambah ilmu pengetahuan.
9
2. Masyarakat, sebagai sarana informasi untuk menambah
pengetahuan akuntansi.
3. Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta
menambah referensi mengenai topik ini.
b. Kontribusi Praktis
1. Bagi pembuat kebijakan perpajakan, agar dapat lebih
memperhatikan hal-hal yang bisa digunakan oleh perusahaan
yang dapat mengurangi pendapatan negara dari sektor pajak.
2. Bagi perusahaan, agar perusahaan dapat meningkatkan kinerja
dan lebih meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan yang
berlaku.
3. Bagi pemerintah, sebagai tambahan informasi mengenai
penghindaran pajak (tax avoidance).
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Agensi
Teori keagenan menggambarkan suatu perusahaan sebagai suatu
titik temu antara pemilik perusahaan (principal), dengan manajemen
(agent) (Rosalia, 2017). Prinsipal atau pemilik perusahaan tidak turun
tangan secara langsung dalam menjalankan bisnis yang dimilikinya.
Dalam proses menjalankan bisnisnya prinsipal akan memberikan
wewenang atau tugas kepada pihak manajemen (agen) untuk mengelola
dan menjalankan aktivitas operasional perusahaan. Pihak manajemen
harus mampu mengelola sumber daya dan aktivitas perusahaan sebaik
mungkin.
Konsep agency theory menurut Anthony dan Govindarajan dalam
Putri (2017) adalah hubungan atau kontrak antara prinsipal dengan
agen. Dalam hubungan atau kontrak seperti itu masing-masing pihak
baik prinsipal ataupun agen memiliki tugas dan kewajiban yang harus
dipenuhi. Agen melakukan tugas-tugas tertentu untuk perinsipal,
prinsipal mempunyai kewajiban untuk memberi imbalan kepada agen
Hendriksen dan Breda (1992) dalam Kurniasih (2013). Sebagai pihak
yang memberikan wewenang, pemilik perusahaan tentunya berharap
manajemen dapat mengambil kebijakan dan bertindak sesuai dengan
11
kepentingan pemilik perusahaan, namun pada kenyataannya
manajemen selalu bertindak sesuai dengan kepentingan manajemen
karena manajemen pasti memiliki kepentingan pribadi Saphiro (2005)
dalam Astuti (2016). Terjadinya perbedaan kepentingan antara pemilik
perusahaan dan manajemen dapat menimbulkan konflik.
Konflik kepentingan yang terjadi antara prinsipal dan agen dapat
menimbulkan asimetris informasi sehingga mendorong agen untuk
tidak memberikan informasi yang tidak sebenarnya untuk prinsipal,
terutama jika informasi itu berhungan dengan pengukuran kinerja agen
(Putri, 2017). Pihak manajemen yang secara langsung menjalankan
bisnis perusahaan memiliki lebih banyak informasi mengenai kinerja
perusahaan dibandingkan pemilik perusahaan, sehingga manajemen
akan memanfaatkan informasi tersebut untuk kepentingan manajemen
itu sendiri. Asimetris informasi tersebut dapat mendorong pihak
manajemen untuk melakukan tindakan penghindaran pajak agar pajak
yang dibayarkan maenjadi rendah dan hal tersebut dapat membuat
pihak manajamen memiliki kinerja yang baik dihadapan prinsipal
karena mampu mengelola aktivitas operasional perusahaan dengan
baik.
2. Tinjauan Umum Tentang Pajak
a. Pengertian Pajak
Pengertian pajak menurut UU Ketentuan Umum Perpajakan
Pasal 1 nomor 1 pajak merupakan kontribusi wajib pada negara yang
12
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
Menurut Rochmat Soemitro di dalam (Agoes 2013), pajak
adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang
dengan tidak mendapat jasa timbal balik yang langsung dapat
ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.
Menurut Cahyono (2016) Pajak merupakan kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan sebagai
wajib pajak dengan tidak mendapatkan timbal balik secara langsung,
bersifat memaksa, dan pemungutannya dilakukan berdasarkan
undang - undang.
Menurut Siti Resmi (2011), pajak merupakan peralihan
kekayaan dari pihak rakyat-rakyat kepada kas negara untuk
membiayai pengeluaran rutin dan “surplus”-nya digunakan untuk
public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai
public Investment.
Berdasarkan pernyataan para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa pengertian pajak yaitu suatu iuran yang dibayarkan rakyat
kepada negara berdasarkan undang-undang yang berlaku, yang
digunakan oleh negara untuk membiayai seluruh kepentingan
13
umum, dan berguna bagi seluruh masyarakat, tetapi timbal balik dari
pembayaran pajak tersebut tidak dapat secara langsung dirasakan
oleh masyarakat yang telah membayar pajak.
b. Fungsi Pajak
Menurut Siti Resmi (2011), terdapat dua fungsi pajak, yaitu
fungsi budgetair (sumber keuangan negara) dan fungsi regularend
(pengatur).
1) Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)
Pajak memiliki fungsi budgetair, artinya pajak merupakan
salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai
pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Pada fungsi ini
negara berusaha untuk mendapatkan pendapatan pajak sebesar-
besarnya sebagai pemasukan kas negara yang kemudian
dialokasikan kedalam anggaran dan pendapatan negara.
2) Fungsi Regularend (Pengatur)
Pajak memiliki fungsi regularend, artinya pajak sebagai alat
untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam
bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu
diluar bidang keuangan. Dengan kata lain, pajak dapat digunakan
untuk mengatur agar dapat meciptakan situasi pada suatu negara
dapat menguntungkan masyarakat di negara tersebut. Contohnya:
14
(a) Dikenakannya pajak PPnBM terhadap barang-barang
mewah dimaksudkan agar masyarakat tidak berlomba-
lomba membeli barang mewah.
(b) Tarif pajak progresif dikenakan tujuan agar terjadi
pemerataan dengan cara menerapkan tarif pajak progresif
pada wajib pajak yang berpenghasilan tinggi sehinngga
berkontribusi secara maksimal.
(c) Tarif pajak ekspor 0% dimaksudkan untung merangsang
perusahaan dalam negeri untuk melakukan ekspor produk
mereka ke luar negeri.
(d) Pembebasan pajak penghasilan koperasi, dimaksudkan
untuk merangsang pertumbuhan Koperasi di Indonesia.
(e) Pemberlakuan Tax Holiday, dimaksudkan untuk menarik
investor asing ke Indonesia.
(f) Pajak penghasilan atas penyerahan barang hasil industri
tertentu seperti rokok dan lain-lain. Dimasksudkan agar
terjadi penekanan peroduksi barang tersebut karena dapat
mempengaruhi kesehatam dan lingkungan.
3. Perencanaan Pajak (Tax Planning)
a. Pengertian Perencenaan Pajak (Tax Planning)
Menurut Erly Suandi (2006) Perencanaan pajak merupakan
langkah awal dalam manajemen pajak. Pada tahap ini dilakukan
15
pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan agar
dapat diseleksi jenis penghematan pajak yang akan dilakukan.
Menurut Crumbley D. Larry dalam Erly Suandi (2006) Tax
Planning is the systematic analysis of deferring tax option aimed at
the minimization of tax liability in current and future tax period .
Menurut Mangonting (1999) tax planning didefinisikan
sebagai proses mengorganisasi usaha wajib pajak atau kelompok
wajib pajak sedemikian rupa sehingga hutang pajaknya baik pajak
penghasilan maupun pajak-pajak lainnya berada dalam posisis yang
minimal, sepanjang hal ini dimungkinkan oleh ketentuan perpajakan
yang berlaku.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perencanaan pajak (Tax
Planning) adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh wajib
pajak untuk memperkecil atau melakukan penghematan kewajiban
pajak dengan cara melakukan identifikasi pada peraturan perpajakan
yang bertujuan untuk menemukan celah sehingga pajak yang
dibayarkan menjadi rendah tanpa melanggar peraturan undang-
undang perpajakan.
b. Jenis-Jenis Perencanaan Pajak
Menurut Erly Suandy (2006) perencanaan pajak terbagi
menjadi dua yaitu perencanaan pajak nasional dan perencanaan
pajak internasional. Perbedaan utama antara perencanaan pajak
nasional dan internasional adalah peraturan perpajakan yang
16
digunakan. Dalam peraturan pajak nasional memperhatikan undang-
undang domestik, sedangkan internasional memperhatikan
perjanjian pajak undang-undang dari negara yang terlibat dan
undang-undang domestik.
Pada perencanaan pajak nasional, perusahaan yang
melakukan aktivitas perencanaan pajak nasional tersebut melakukan
aktivitas bisnisnya di dalam satu negara tidak melibatkan pihak dari
negara lain, sehingga perusahaan tersebut hanya memperhatikan
undang-undang perpajakan domestik yang berlaku di negara
tempatnya beroperasi. Sedangkan perencaan pajak internasional,
perusahaan yang melakukan aktivitas perencanaan pajak
internasional tersebut dalam melakukan aktivitas bisnisnya tidak
hanya dilakukan hanya di satu negara tetapi juga di negara lain
sehingga dalam melakukan aktivitas perencanaan pajak perusahaan
tersebut tidak hanya memperhatikan perundang-undangan di tempat
perusahaan tersebut berada, tetapi juga memperhatikan peraturan
pajak di negara lainnya juga yang berhubungan dengan bisnis
perusahaan tersebut.
4. Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Menurut Erly Suandy (2006) penghindaran pajak adalah
rekayasa “tax affairs” yang masih tetap berada dalam bingkai ketentuan
perpajakan, sehingga penghindaran pajak disini sama dengan
perencanaan pajak. Perusahaan dalam hal ini akan berusaha melakukan
17
aktivitas penghindaran pajak dengan tidak melanggar ketentuan
perpajakan.
Astuti (2016) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
penghindaran pajak merupakan upaya wajib pajak dalam
memanfaatkan peluang-peluang yang ada dalam undang-undang
perpajakan sehingga wajib pajak dapat membayar pajaknya dengan
lebih rendah. Untuk melakukan aktivitas penghindaran pajak
perusahaan akan terlebih dahulu mengidentifikasi undang-undang
pajak yang berlaku dengan tujuan dapat menemukan celah yang dapat
dimanfaatkan agar pajak yang dibayarkan menjadi lebih rendah.
Sedangkan menurut Mardiasmo (2011) penghindaran pajak (Tax
Avoidance) adalah satu usaha meringankan beban pajak dengan tidak
melanggar peraturan yang ada.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
penghindaran pajak merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh wajib
pajak agar dapat meringankan beban pajak yang seharusnya dibayarkan
dengan cara memanfaatkan celah-celah yang terdapat pada undang-
undang perpajakan sehingga tidak melanggar peraturan yang berlaku.
Wajib pajak melakukan penghindaran pajak dengan mentaati
aturan yang berlaku, yang sifatnya legal dan diperbolehkan oleh
peraturan perundang-undangan perpajakan (Putri, 2017). Dalam hal
penghindaraan pajak, pemerintah tidak dapat menuntut secara hukum
suatu perusahaan karena telah melakukan tidakan penghindaran pajak,
18
karena tidak ada peraturan perpajakan yang dilanggar. Aktifitas
pengindaran pajak itu sendiri merupakan salah satu hal yang dapat
menyebabkan tidak optimalnya penerimaan pajak yang diperoleh
negara, sehingga suatu negara akan berusaha untuk menekan serendah
mungkin tingkat terjadinya aktifitas penghindaran pajak agar target
penerimaan pajak dapat optimal dan sesuai dengan yang ditargetkan
oleh pemerintah. Penerimaan terbesar yang dapat diperoleh suatu
negara dapat berasal dari pajak. Menurut Dewi dan Maria (2015)
peranan pajak dalam pendapatan negara sangat dominan dan mencapai
lebih dari 70 persen setiap tahunnya. Oleh karena itu, pemerintah akan
berusaha agar mendapatkan penerimaan pajak semaksimal mungkin
untuk melakukan pembangunan dan aktivitas rumah tangga suatu
negara, sehingga masyarakat dapat sejahtera.
Komite urusan fiskal dari Organization for Economic
Cooperation and Development (OECD) menyebutkan ada tiga
karakteristik penghindaran pajak yaitu:
a. Adanya unsur artifisial dimana berbagai pengaturan seolah-olah
terdapat didalamnya padahal tidak, dan ini dilakukan karena
ketiadaan faktor pajak.
b. Skema semacam ini sering memanfaatkan loopholes dari undang-
undang atau menerapkan ketentuan-ketentuan legal untuk
berbagai tujuan, padahal bukan itu yang sebetulnya dimaksudkan
oleh pembuat undang-undang.
19
c. Kerahasiaan juga sebagai bentuk dari skema ini dimana
umumnya para konsultan menunjukkan alat atau cara untuk
melakukan penghindaran pajak dengan syarat wajib pajak
menjaga serahasia mungkin.
Menurut Cahyono (2016) penghindaran pajak dapat dilkakukan
dengan cara sebagai berikut:
a. Memindahkan subjek pajak dan/atau objek pajak ke negara-
negara yang memberikan perlakuan pajak khusus atau keringan
pajak (tax heaven country) atas suatu jenis penghasilan
(substantive tax planning).
b. Usaha penghindaran pajak dengan tetap mempertahankan
substansi ekonomi dari transaksi melalui pemilihan formal yang
memberikan beban pajak yang paling rendah (formal tax
planning).
5. Profitabilitas
Menurut Standar Akuntansi Keuangan indikator kinereja
perusahaan terutama profitabilias diperlukan untuk menilai perubahan
potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa
depan. Bagi suatu perusahaan sangat penting untuk dapat mengetahui
potensi sumber daya ekonomi yang dimiliki, karena apabila dapat
mengelola sumber daya tersebut dengan optimal dan efektif maka akan
mendapatkan keuntungan yang lebih besar untuk kedepannya bagi
perusahaan tersebut.
20
Tujuan utama suatu perusahaan didirikan selain going concern
yaitu profit atau laba. Karena, agar perusahaan tersebut dapat terus
berlanjut secara jangka panjang maka perusahaan tersebut harus
memperoleh laba. Untuk mengukur potensi suatu perusahaan untuk
memperoleh laba dapat menggunakan rasio profitabilitas. Menurut
Kasmir (2008) dalam Agusti (2014) rasio profitabilitas merupakan rasio
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.
Rasio profitabilitas digunakan untuk melihat seberapa besar keefektifan
suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya (Saputra, 2017). Apabila
suatu perusahaan tidak dapat melakukan kinerjanya secara efektif maka
sember daya yang dimiliki oleh perusahaan tersebut tidak mampu
menghasilkan kinerja yang optimal.
Kemudian menurut Putri (2017) rasio profitabilitas dapat
digunakan sebagai penilaian terhadap kinerja manajemen dalam
mengelola kekayaan perusahan yang ditunjukkan oleh laba yang
dihasilkan. Penilaian tersebut sangat penting bagi pemegang saham dan
calon investor, karena dengan semakin baiknya pengelolaan kekayaan
yang dilakukan oleh perusahaan, maka akan menimbulkan potensi
pendapatan yang besar bagi perusahaan itu sendiri, yang bermanfaat
untuk menarik perhatian investor untuk berinvestasi yang dapat
digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya.
Rasio profitabilitas juga biasa digunakan oleh kreditor untuk
melakukan pertimbangan dalam melakukan aktivitas dan pembiayaan.
21
Untuk mengukur profotabilitas yaitu dengan menggunakan Return on
Assets (ROA). Menurut Maharani (2014) Return on Assets (ROA)
adalah suatu indikator yang mencerminkan performa keuangan
perusahaan, semakin tingginya nilai ROA yang mampu diraih oleh
perusahaan maka performa keuangan perusahaan tersebut dapat
dikategorikan baik. Investor dan kreditor akan melihat seberapa efektif
perusahaan dalam mengelola aset. Profitabilitas perusahaan dengan
penghindaran pajak akan memiliki hubungan yang positif dan apabila
perusahaan ingin melakukan penghindaran pajak maka harus semakin
efisien sehingga tidak perlu membayar pajak dalam jumlah besar.
6. Leverage
Menurut Dharma dan Putu Agus (2016) leverage merupakan
tingkat utang yang digunakan perusahaan dalam melakukan
pembiayaan. Semakin tinggi nilai rasio leverage maka semakin tinggi
jumlah pendanaan dari utang pihak ketiga yang digunakan perusahaan
dan menyebabkan tingginya biaya bunga harus dibayarkan akibat dari
utang tersebut. Leverage adalah salah satu salah satu rasio keuangan
yang mengambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap
modal maupun aset (Cahyono, 2016). Hal ini berarti Leverage akan
menunjukkan perbandingan sumber pembiayaan yang digunakan
perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya, antara menggunakan
hutang dengan menggunakan modal sendiri (Carolina, 2014). Jika
hutang yang dimiliki suatu perusahaan lebih besar daripada modal atau
22
aset yang dimiliki maka akan menimbulkan masalah apabila
perusahaan tidak mampu lagi untuk melunasi hutang tersebut.
Menurut Agusti (2014) rasio leverage ini dapat melihat sejauh
mana perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan
kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. Untuk
mengukur rasio leverage dapat menggunakan Debt to Equity Ratio
(DER). DER merupakan rasio keuangan yang menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk membayar kembali hutang yang ada
dengan menggunakan modal yang ada, semakin tinggi nilai ini tentunya
semakin berisiko keuangan perusahaan tersebut (Saputra, 2017).
Leverage juga dapat menunjukkan risiko yang dihadapi oleh
perusahaan (Putri, 2017). Semakin tingginya rasio leverage pada suatu
perusahaan maka menunjukkan semakin besarnya tanggung jawab
perusahaan tersebut kepada pihak luar yang telah melakukan bantuan
pembiayaan bagi perusahaan tersebut. Selain itu dengan semakin
besarnya penggunaan dana pinjaman akan menimbulkan beban bunga
yang besar bagi perusahaan, dengan besarnya beban bunga tersebut,
maka semakin besar pula beban tetap yang akan dapat mengurangi
beban pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan tersebut.
7. Capital Intensity
Capital Intensity dapat didefinisikan sebagai seberapa besar
perusahaan menginvestasikan asetnya pada aset tetap dan persediaan
(Muzakki, 2015). Pengukuran yang digunakan untuk mengukur Capital
23
Intensity yaitu rasio intensitas aset tetap. Rasio ini untuk mengukur
proporsi aset tetap dalam aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
Intensitas aset tetap juga mampu menggambarkan banyaknya investasi
perusahaan terhadap aset tetap. Berdasarkan PSAK No 16 Tahun 2007
menjelaskan bahwa aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh
dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang
digunakan untuk operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual
dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan memiliki masa manfaat
lebih dari satu tahun.
Menurut Novitasari (2017) dengan meningkatnya aset tetap
perusahaan maka dapat meningkatkan produktivitas perusahaan
sehingga penghasilan perusahaan juga meningkat. Kemudian yang
menjadi pertimbangan pemilihan investasi dalam bentuk aset tetap
mengenai perpajakan adalah dalam hal depresiasi (Dharma dan Putu
Agus, 2016). Puspita (2017) juga mengungkapkan hal senada dimana
pemanfaatan pengurangan perpajakan dapat dilakukan perusahaan yang
memilih investasi dalam bentuk aset maupun modal dalam hal
depresiasi. Perusahaan dapat menggunakan aset tetap untuk melakukan
penghindaran pajak agar pajak yang dibayarkan perusahaan menjadi
rendah.
Hampir seluruh aset tetap akan mengalami penyusutan yang
akan menjadi biaya penyusutan dalam laporan keuangan perusahaan
24
(Dharma dan Naniek, 2017). Dengan adanya aset tetap tersebut akan
menimbulkan penyusutan aset tetap. Penyusutan aset tetap tersebut
dapat dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai pengurang dari laba
perushaan dalam penghitungan pajak. Sehingga, dengan semakin
tingginya biaya penyusutan maka semakin rendah pula pajak yang
harus dibayarkan oleh suatu perusahaan.
8. Umur Perusahaan
Menurut Dewinta (2016) Umur perusahaan merupakan seberapa
lama perusahaan tersebut berdiri dan dapat bertahan di BEI. Umur
perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan untuk tetap eksis
dan mampu bersaing di dalam dunia usaha. Dengan mengetahui umur
perusahaan, dapat diketahui sejauh mana suatu perusahaan dapat
bertahan dari berbagai tantangan dan persaingan yang harus dihadapi
selama melakukan aktivitas operasi bisnis. Umur perusahaan dalam
penelitian ini menggunakan umur perusahaan dari tanggal perusahaan
terdaftar di BEI (Dewinta, 2016).
Menurut Silvia (2017) semakin panjang umur perusahaan akan
memberikan penggungkapan informasi keuangan lebih luas dengan
alasan perusahaan memiliki pengalaman lebih dalam pengungkapan
laporan tahunan. Selain itu luasnya pengungkapan informasi keuangan
juga bisa disebabkan karena semakin lama perusahaan tersebut berdiri
maka telah semakin banyak aktivitas operasional yang dilakukan
sehingga informasi keuangannya perlu dijelaskan dengan lebih jelas.
25
Menurut Claudio Loderer dan Urs Waelchli, (2010) dalam
Dewinta (2016) dalam jurnalnya yang berjudul “Firm Age and
Performance” memaparkan bahwa seiring dengan berjalannya waktu,
perusahaan akan menjadi tidak efisien, Perusahaan yang mengalami
penuaan harus mengurangi biaya termasuk biaya pajaknya akibat
pengalaman dan pembelajaran yang dimiliki oleh perusahaan. Karena
dengan lamanya umur perusahaan maka manajemen semakin terlatih
dalam aktivitas pengelolaan bisnis yang dijalaninya, sehingga beban
pajak yang harus dibayarkan dapat diminimalkan serendah mungkin.
9. Kompenasi Ekekutif
Menurut Dessler (1997) dalam Mayangsari (2015) kompensasi
merupakan segala sesuatu yang diberikan oleh perusahaan sebagai
balas jasa atau imbalan atas kinerja yang dihasilkan untuk kepentingan
suatu perusahaan khususnya terhadap eksekutif. Sedangkan menurut
Dewi dan Maria (2015) kompensasi eksekutif merupakan suatu
penghargaan baik berupa material atau non material yang diberikan
kepada eksekutif agar termotivasi dalam mencapai tujuan-tujuan
perusahaan. Menurut Mayangsari (2015) komponen kompensasi
eksekutif ini mencakup gaji pokok, bonus, fasilitas jabatan dan manfaat
pribadi lainnya, opsi saham dan lainnya. Berdasarkan penjelasan
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kompensasi eksekutif
merupakan semacam bonus yang diberikan kepada eksekutif dapat
berupa materil maupun non-materil yang diberikan sebagai imbalan
26
atas kinerja yang dilakukan dan juga dengan tujuan agar eksekutif
termotivasi agar dapat menjalankan bisnis perusahaan dengan baik
sehingga tujuan yang telah direncanakan terhadap perusahaan tersebut
dapat tercapai.
Kompensasi akan mengurangi biaya agensi yang dikeluarkan
perusahaan, yang akan mempengaruhi eksekutif bertindak sesuai
kepentingan pemegang saham karena adanya hubungan yang kuat
antara pembayaran dan kinerja (Atiah, 2016). Dengan kata lain adanya
kompensasi akan mengurangi tingkat pengawasan yang harus
dilakukan oleh pemegang saham, karena eksekutif akan termotivasi
melakukan tugasnya dengan lebih baik lagi untuk kepentingan
pemegang saham, karena apabila kinerja eksekutif baik maka akan
memperoleh keuntungan berupa kompensasi tersebut.
27
B. Penelitian Terdahulu
Dibawah ini merupakan penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan topik dalam penelitian ini.
Tabel 2.1
Penelitian-Penelitian Terdahulu
No Penelitian (Tahun) Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
1 Deddy Dyas Cahyono, Rita
Andini, Kharis Raharjo (2016)
Pengaruh Komite
Audit,
Kepemilikan
Institusional,
Dewan Komisaris,
Ukuran
Perusahaan (Size),
Leverage (Der)
dan Profitabilitas
(Roa) Terhadap
Tindakan
Penghindaran
Pajak (Tax
Avoidance) pada
Perusahaan
perbankan yang
listing BEI
leverage,
profitabilitas,
Penghindaran
Pajak
Komite Audit,
Kepemilikan
Institusional,
Ukuran
Perusahaan,
Dewan Komisaris
Berdasarkan
variabel
independen
tersebut yang
berpengaruh
signifikan
terhadap
penghindaran
pajak yaitu
Kepemilikan
institusional
28
No Penelitian (Tahun) Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Periode tahun
2011 – 2013
2 Ida Ayu Rosa Dewinta, Putu Ery
Setiawan (2016)
Pengaruh ukuran
perusahaan, umur
perusahaan,
profitabilitas,
leverage, dan
pertumbuhan
penjualan terhadap
tax avoidance
Umur perusahaan,
profitabilitas,
leverage, dan tax
avoidance
pertumbuhan
penjualan
Ukuran
perusahaan, umur
perusahaan,
profitabilitas, dan
pertumbuhan
penjualan
berpengaruh
positif terhadap
tax avoidance.
3 Calvin Swingly, I Made Sukartha
(2015)
Pengaruh Karakter
Eksekutif, Komite
Audit, Ukuran
Perusahaan,
Leverage dan
Sales Growth pada
Tax Avoidance
Leverage, tax
avoidance
Karakter
eksekutif, komite
audit, ukuran
perusahaan, sales
growth
Hasil penelitian
ini menunjukkan
bahwa karakter
eksekutif dan
ukuran
perusahaan
berpengaruh
positif pada tax
avoidance
4 Ida Ayu Rosinta Dewi (2015) Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Umur
Perusahaan,
Profitabilitas,
Leverage, dan
Pertumbuhan
Profitabilitas,
Leverage Umur
Perusahaan, , Tax
Avoidance
Ukuran
Perusahaan,
Pertumbuhan
Penjualan
Ukuran
perusahaan, umur
perusahaan,
profitabilitas, dan
pertumbuhan
penjualan
29
No Penelitian (Tahun) Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Penjualan
Terhadap Tax
Avoidance (Studi
pada Perusahaan
Manufaktur di
Bursa Efek
Indonesia)
berpengaruh
positif terhadap
tax avoidance
5 Moses Dicky Refa Saputra, Nur
Fadjrih Asyik (2017)
Pengaruh
Profitabilitas,
Leverage dan
Corporate
Governance
Terhadap Tax
Avoidance
Profitabilitas,
Leverage, Tax
Avoidance
Corporate
Governance
Hasil
penelitian ini
menunjukan
bahawa DER
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap tax
avoidance
6 Umi Hanafi, Puji Harto (2014) Analisis pengaruh
kompensasi
eksekutif,
kepemilikan
saham eksekutif,
dan preferensi
resiko eksekutif
terhadap
penghindaran
pajak perusahaan
Kompensasi
eksekutif, dan
penghindaran
pajak
Kepemilikan
saham eksekutif,
dan preferensi
resiko eksekutif
Kompensasi
eksekutif
berpengaruh
terhadap
penghindaran
pajak
30
No Penelitian (Tahun) Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
7 Christine Harrington, Walter
Smith
(2012)
Tax avoidance and
Corporate Capital
Structure
Leverage, Tax
Avoidance
Corporate Capital
Structure
Debt
berpengaruh
terhadap Tax
Avoidance
8 Wirna Yola Agusti (2014) Pengaruh
Profitabilitas,
Leverage, dan
Corporate
Governance
Terhadap Tax
Avoidance
Profitabilitas,
Leverage,
Proporsi Dewan
Komisaris
Independen, Tax
Avoidance
Sales Growth Profitabiltas
memiliki
pengaruh
signifikan negatif
terhadap Tax
avoidance,
Leverage tidak
memiliki
pengaruh
signifikan positif
terhadap Tax
avoidance,
proporsi
komisaris
independen tidak
memiliki
pengaruh
signifikan positif
terhadap Tax
avoidance.
31
No Penelitian (Tahun) Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
9 Muadz Rizki Muzakki, Darsono
(2015)
Pengaruh
Corporate Social
Responsibility dan
Capital Intensity
terhadap
Penghindaran
Pajak
Capital Intensity
dan Penghindaran
Pajak
Corporate Social
Responsibility.
CSR dan Capital
Intensity
berpengaruh
signifikan negatif
terhadap
penghindaran
pajak.
10 Christopher S.Armstrong,
Jennifer F Bloin, David F Larcker
(2012)
The incentives for
tax planning
Kompensasi
eksekutif
Profitabilitas,
leverage, capital
intensity, umur
perusahaan.
Kompensasi
ekseutif
berpengaruh
negatif terhadap
perencanaan
pajak
Sumber : Diolah dari beberapa penelitian sebelumnya
32
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka dapat dibuat
kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka pemikiran
Pengaruh Profitabilitas Leverage, Capital Intensity, Umur Perusahaan
dan Kompensasi Eksekutif terhadap Penghindaran Pajak
Profitabilitas (X1)
Leverage (X2)
Capital Intensity (X3) Penghindaran Pajak (Y)
Umur Perusahaan (X5)
Kompenasi Eksekutif
(X5)
Populasi: Perusahaan yang daftar di BEI dan masuk
kedalam Indeks LQ45 tahun 2014-2017
Model analisi data: Model regresi linear berganda
Teori Agensi
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Interpretasi dan Kesimpulan
33
D. Keterkaitan Antar Variabel
1. Profitabilitas dengan Penghindaran Pajak
Untuk mengukur Profitabilitas menggunakan Return on Assets
(ROA), rasio profitabilitas digunakan untuk melihat seberapa besar
keefektifan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Return on
Assets (ROA) adalah suatu indikator yang mencerminkan performa
keuangan perusahaan, semakin tingginya nilai ROA yang mampu
diraih oleh perusahaan maka performa keuangan perusahaan tersebut
dapat dikategorikan baik (Maharani, 2014). Semakin tinggi nilai ROA
yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka semakin besar pula
kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang tinggi.
Menurut Putri (2017) ROA mengalami peningkatan maka cash
effective tax rate semakin rendah, CETR yang rendah mengindikasikan
tingginya aktivitas tax avoidance. Ketika laba yang diperoleh
membesar, maka jumlah pajak penghasilan akan meningkat sesuai
dengan peningkatan laba perusahaan sehingga perusahaan
kemungkinan melakukan tax avoidance untuk menghindari
peningkatan jumlah beban pajak (Dewinta, 2016). Hal ini dapat terjadi
karena suatu perusahaan ingin biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
dapat ditekan seefisien mungkin dalam hal ini beban pajak sehingga
memungkinkan terjadinya aktivitas penghindaran pajak.
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut
34
H1: Profitabilitas berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak.
2. Leverage dengan Penghindaran Pajak
Rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan
dibiayai dengan hutang. Rasio ini dapat melihat sejauh mana
perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan
perusahaan yang digambarkan oleh modal (Agusti, 2014). Semakin
besarnya penggunaan dana pinjaman akan menimbulkan beban bunga
yang besar juga. Komponen beban bunga akan mengurangi laba
sebelum kena pajak perusahaan, sehingga beban pajak yang harus
dibayar perusahaan akan menjadi berkurang (Dewinta, 2016).
Menurut Oktamawati (2017) Semakin tinggi utang perusahaan,
maka akan semakin rendah nilai CETR perusahaan. Rendahnya nilai
CETR tersebut dapat mengindikasikan terjadinya penghindaran pajak.
Hal ini disebabkan karena suatu perusahaan ingin membayarkan
pajaknya dengan serendah mungkin tanpa harus melanggar peraturan
perpajakan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H2: Leverage berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak
3. Capital Intensity dengan Penghindaran Pajak
Capital Intensity adalah seberapa besar perusahaan
menginvestasikan asetnya dalam bentuk aset tetap atau persediaan
(Muzakki, 2015). Menurut Darmadi didalam Dharma dan Putu Agus
35
(2016) manajemen akan melakukan investasi aset tetap dengan cara
menggunakan dana mengganggur perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan berupa biaya depresiasi yang berguna sebagai pengurang
pajak. Atas dasar pertimbangan penggunaan dana menganggur tersebut
memiliki manfaat lain yaitu sebagai pengurang pajak, manajemen akan
menggunakan dana itu untuk di investasikan dalam bentuk aset tetap.
Penelitian yang dilakukan oleh Dharma dan Naniek (2017) juga
menyatakan bahwa Perusahaan yang memiliki proporsi yang besar
dalam aset tetap akan membayar pajaknya lebih rendah, karena
perusahaan mendapatkan keuntungan dari depresiasi yang melekat
pada aset tetap yang dapat mengurangi beban pajak perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H3: Capital Intensity berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak.
4. Umur perusahaan dengan Penghindaran Pajak
Menurut Dewinta (2016) umur perusahaan yaitu seberapa lama
perusahaan tersebut berdiri dan dapat bertahan di BEI. Semakin lama
jangka waktu operasional suatu perusahaan maka semakin banyak
pengalaman yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dan sumber daya
manusia yang dimiliki oleh perusahaan akan semakin ahli pula dalam
mengatur dan mengelola beban pajaknya sehingga kecenderungan
untuk melakukan tax avoidance semakin tinggi pula (Mahanani, 2017).
36
Pengalaman dan pembelajaran yang dimiliki oleh perusahaan
dan pengaruh dari perusahaan lain baik dalam industri yang sama
ataupun berbeda dapat mempengaruhi tindakan perusahaan (Silvia,
2017). Dengan semakin lama berdirinya suatu perusahaan maka
semakin banyak pengalaman dan pembelajaran yang di dapatkan oleh
suatu perusahaan sehingga akan mempengaruhi bagaimana tindakan
perusahaan tersebut dalam mengatur dan mengelola pajaknya dengan
sebaik mungkin sehingga dapat menimbulkan terjadinya penghindaran
pajak.
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H4: Umur perushaan berpengaruh terhadap Penghindaran
Pajak
5. Kompensasi eksekutif dengan Penghindaran Pajak
Menurut Dessler (1997) dalam Mayangsari (2015) kompensasi
merupakan segala sesuatu yang diberikan oleh perusahaan sebagai
balas jasa atau imbalan atas kinerja yang dihasilkan untuk kepentingan
suatu perusahaan khususnya terhadap eksekutif. Tujuan akhir dari
kompensasi tinggi tersebut sebagai alat untuk memotivasi eksekutif
perusahaan (Mayangsari, 2015). Adanya motivasi dalam bentuk
kompensasi yang tinggi akan mendorong eksekutif agar mengelola
perusahaan dengan lebih baik lagi dan bersemangat untuk mencapai
target yang diinginkan oleh perusahaan.
37
Menurut Hanafi (2014) eksekutif sebagai pemimpin operasional
perusahaan akan bersedia membuat kebijakan penghindaran pajak
hanya jika ia juga mendapatkan keuntungan dari tindakan tersebut,
untuk itu kompensasi tinggi kepada eksekutif adalah salah satu cara
terbaik sebagai upaya pelaksanaan efisiensi pajak perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H5: Kompenasi eksekutif berpengaruh terhadap Penghindaran
Pajak
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian kausalitas, yaitu penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen pada
penelitian ini yaitu Profitabilitas, Leverage, Capital Intensity, Umur
Perusahaan dan Kompensasi Eksekutif terhadap variabel independen yaitu
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-
2017.
B. Metode Penentuan Sampel
Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel dengan beberapa
kriteria tertentu yang telah ditentukan. Kriteria-kritria dari perusahaan
tersebut adalah:
1. Merupakan perusahaan indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tahun 2014-2017.
2. Tidak mengalami kerugian selama periode 2014 sampai 2017.
3. Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan dan laporan keuangan
dengan lengkap.
39
C. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk memperoleh data dalm penelitian ini
yaitu dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data tertulis yang
merupakan data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh
secara tidak langsung yang diperoleh melalui media perantara atau telah
dicatat oleh pihak lain. Data dalam penelitian ini termasuk data runtut waktu
(Time Series). Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data berupa
laporan keuangan tahunan perusahaan periode 2014-2017. Data tersebut
diperoleh dari melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia di
http://www.idx.co.id. Selain itu juga dilakukan penelusuran berbagai jurnal,
karya ilmiah, artikel, dan berbagai buku referensi sebagai sumber data dan
acuan dalam penelitian ini.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan
distribusi) (Ghozali, 2013).
40
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka
peneliti melakukan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi
dan uji heteroskedaktisitas.
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013) uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik mejadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu denagn analisis grafik dan uji
statistik.
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual
adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara
dua observasi dengan distribusi yang medenekati distribusi normal.
Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat
menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode
yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi
normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data
residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data
41
residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya
akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2013)
Uji normaitas dengan grafik dapat menyesatkan. Oleh karena
itu, uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang dapat
digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik
nonparametrik Kolomogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan
dengan membuat hipotesis:
H0: Data residual berdistribusi normal
HA: Data residual berdistribusi tidak normal
Jika signifikansi < 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai
perbedaan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal
atau H0 ditolak.
b. Uji multikolinearitas
Menurut Ghozali (2013) uji multikolinearitas ini bertujuan
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkorelasi maka variabel ini tidak ortogonal.
Untuk mengetahui ada tidaknya suatu masalah multikolinearitas
dalam model regresi, peneliti dapat menggunakan nilai VIF (Variance
Infaltion Factor) dan nilai Tolerance, seperti berikut ini:
1) Jika nilai Tolerance di bawah 0.1 dan nilai VIF di atas 10, maka
model regresi mengalami masalah multikolinearitas.
42
2) Jika nilai Tolerance di atas 0.1 dan nilai VIF di bawah 10, maka
model regresi tidak mengalami masalah multikolinearitas.
c. Uji Auto korelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2013).
Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi.
Autokorelasi muncul dikarenakan observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah tersebut timbul karena
residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke
observasi lainnya. Penelitian ini mendeteksi autokorelasi dengan Uji
Runs Test. Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0: Tidak ada autokorelasi
Ha: Ada autokorelasi
Dasar pengambilan keputusan uji autokorelasi dengan Uji Runs
Test adalah apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi.
d. Uji Heterokesdastitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka di sebut homoskedastisitas dan jika
berbeda di sebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2013). Model regresi
43
yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas.
Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik
plot.
Grafik Plot merupakan cara untuk mendeteksi ada tidaknya
heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel dependen ZPRED dengan residualnya SRESID.
Dasar analisisnya adalah: Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang
ada membentuk pola teratur, maka telah teridentifikasi terjadi
heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik
menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heterokedastisitas.
3. Uji Hipotesis Penelitian
a. Uji Persamaan Linier Berganda
Metode yang digunakan penelii adalah regresi linier berganda.
Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linier antara
dua atau lebih variabel independen (X1, X2,...Xn) dengan variabel
dependen (Y). Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi
besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel
independen yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2004). Model ini
digunakan untuk menguji apakah terdapat hubungan sebab akibat
diantara kedua variabel untuk meneliti seberapa besar pengaruh antara
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. adapun
rumus yang digunakan sebagai berikut:
44
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4+𝛽5𝑋5 +e
Y= Penghindaran Pajak
X1= Profitabilitas
X2= Leverage
X3= Capital Intensity
X4= Umur Perusahaan
X5= Kompensasi Eksekutif
β = Bilangan Kostanta (harga Y, bila X=0)
e = error
Pengujian hipotesis dilakukan melalui:
1) Koefisien Determinan (Adjusted R2)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variasi
variabel dependen. Nilai (Adjusted R2) mempunyai interval
antara 0 dan 1. Jika nilai Adjusted R2 bernilai besar
(mendeteksi 1) berarti variabel bebas dapat memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variabel dependen. Sedangkan jika (Adjusted R2) bernilai kecil
berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel
dependen sangat terbatas. Secara umum koefisien determinasi
untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya
variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,
sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya
45
mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali,
2013).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi
adalah bias terhadap jumlah variabel dependen, (R2) pasti
meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen atau tidak. Oleh
karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan
nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi terbaik.
Tidak seperti nilai R2, nilai adjusted R2 dapat naik dapat turun
apabila satu variabel independen ditambahkan dalam model.
Pengujian ini pada intinya adalah mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
independen.
2) Uji Statistik Fisher (F)
Uji F dilakukan untuk membuktikan apakah variabel-
variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh
terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan dengan tujuan
untuk menguji keseluruhan variabel independen terhadap satu
variabel dependen secara bebas dengan signifikan sebesar 0,05
dapat disimpulkan (Ghozali, 2013).
(a) Jika nilai signifikan < 0,05 maka Ha diterima dan Ho
ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel
46
independen atau bebas mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
(b) Jika nilai signifkan > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho
diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel
independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
3) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Menurut Ghozali (2013) uji t bertujuan untuk
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas
atau independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen.
Dalam hal ini nilai signifikan t < 0,05 (5%) maka
hasilnya signifikan atau Ha diterima, berarti terdapat
pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara
individual terhadap dependen.
E. Operasionalisasi Variabel
Pada bagian ini akan menjelaskan mengenai variabel yang digunakan
dalam penelitian ini berikut operasional dan cara pengukurannya.
Penjelasan dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut.
47
a. Variabel Independen
1) Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio profitabilitas
digunakan untuk melihat seberapa besar keefektifan suatu perusahaan
dalam mencapai tujuannya (Saputra, 2017). Selain itu rasio
profitabilitas juga biasa digunakan oleh investor dan kreditor untuk
melakukan pertimbangan dalam melakukan aktivitas investasi dan
pembiayaan. Menurut Cahyono (2016) untuk mengukur profotabilitas
yaitu dengan menggunakan Return on Assets (ROA).
ROA = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
2) Leverage
Leverage adalah salah satu rasio keuangan yang
mengambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal
maupun aset (Cahyono, 2016). Hal ini berarti leverage akan
menunjukkan perbandingan sumber pembiayaan yang digunakan
perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya, antara
menggunakan hutang dengan menggunakan modal sendiri
(Carolina, 2014). Selain itu dengan semakin besarnya penggunaan
dana pinjaman yang besar akan menimbulkan beban bunga jangka
panjang yang besar bagi perusahaan, sehingga menjadi beban tetap
yang akan dapat mengurangi beban pajak yang harus ditanggung
48
oleh perusahaan tersebut. Menurut Cahyono (2016) rumus yang
digunakan untuk menghitung leverage sebagai berikut:
DER = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
3) Capital Intensity
Capital Intensity menunjukkan seberapa besar proporsi aset
tetap perusahaan terhadap keseluruhan aset yang dimiliki oleh
perusahaan tersebut. Dengan semakin tingginya intensitas aset
tetap suatu perusahaan dapat memungkinkan terjadinya
penghindaran pajak karena perusahaan akan memanfaatkan beban
penyusutan aset tetap sebagai pengurang laba perusahaan sehingga
dapat mengurangi pajak yang seharusanya dibayarkan oleh suatu
perusahaan. Menurut Muzakki (2015) untuk mengukur capital
intensity yaitu menggunakan rasio intensitas aset tetap sebagai
berikut.
Rasio Intensitas Aset Tetat = 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
4) Umur Perusahaan
Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan
untuk tetap eksis dan mampu bersaing di dalam dunia usaha. Umur
perusahaan dalam penelitian ini menggunakan umur perusahaan
dari tanggal perusahaan terdaftar di BEI (Dewinta, 2016). Semakin
lama jangka waktu operasional, semakin banyak pengalaman yang
dimiliki oleh perusahaan dan sumber daya manusia yang dimiliki
49
semakin ahli dalam mengelola beban pajaknya (Silvia, 2017).
Menurut Syafi’i (2015) umur perusahaan dapat diukur sebagai
berikut.
AGE = Tahun sampel – Tahun melakukan IPO
5) Kompensasi Eksekutif
Menurut Dewi dan Maria (2015) kompensasi eksekutif
merupakan suatu penghargaan baik berupa material atau non
material yang diberikan kepada eksekutif agar termotivasi dalam
mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Apabila pihak eksekutif
mampu mengelola bisnis perusahaannya dengan baik dan tujuan
yang diinginkan pihak pemegang saham tercapai, maka pihak
eksekutif akan memperoleh bonus atau keuntungan berupa
kompensasi atas keberhasilan yang diperolehnya itu. Variabel
kompensasi eksekutif dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan total kompensasi kas yang diterima oleh eksekutif
selama setahun, data kompensasi eksekutif terdapat dalam annual
report perusahaan (Hanafi,2014).
b. Variabel Dependen
1) Penghindaran Pajak (Y)
Menurut Erly Suandy (2006) penghindaran pajak adalah
rekayasa “tax affairs” yang masih tetap berada dalam bingkai
ketentuan perpajakan, sehingga penghindaran pajak disini sama
dengan perencanaan pajak. Menurut Astuti (2016) penghindaran
50
pajak merupakan upaya Wajib Pajak dalam memanfaatkan peluang-
peluang yang ada dalam undang-undang perpajakan sehingga Wajib
Pajak dapat membayar pajaknya dengan lebih rendah. Menurut
Mayangsari (2015) untuk menghitung penghindaran pajak dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
CETR = 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
Tabel 3.1
Tabel Operasional Variabel
No Variabel Indikator Skala
1 Profitabilitas
(Cahyono, 2016) ROA =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
Rasio
2 Leverage
(Cahyono, 2016) DER = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
Rasio
3 Capital Intensity
(Muzakki, 2015) CAP_INT = 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Rasio
4 Umur Perusahaan
(Syafi’i, 2015)
AGE= Tahun Sampel – Tahun
melakuka IPO
Rasio
5 Kompensasi
Eksekutif
(Hanafi, 2014)
Total kompensasi kas yang
diterima oleh eksekutif selama
setahun
Nominal
6 Penghindaran
Pajak
(Mayangsari, 2015)
CETR = 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
Rasio
Sumber: Diolah dari berbagai sumber penelitian
51
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan indeks LQ45 di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2014 sampai dengan tahun
2017. Periode tahun 2014 sampai dengan tahun 2017 dipilih dengan alasan
agar penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang kondisi perusahaan
yang masuk dalam indeks LQ45 pada saat ini..
Metode pemilihan sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu
metode purposive sampling. Metode purposive sampling merupakan
metode pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan yang
telah ditentukan oleh peneliti sendiri (Ghozali, 2013). Data yang digunakan
pada penelitian ini diambil dari laporan tahunan dan laporan keuangan audit
pada tahun 2014, 2015, 2016, dan 2017 yang diperoleh dari www.idx.co.id
Proses seleksi pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
dapat dilihat dalam tabel berikut:
52
Tabel 4.1
Tabel Proses Seleksi Sampel
No Kriteria Tidak
Masuk
Kriteria
Masuk
Kriteria
1 Perusahaan indeks LQ45 di Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2014-2017.
0 62
3 Perusahaan yang tidak
mempublikasikan Laporan
Keuangan audit dan laporan
tahunan secara lengkap pada
periode tahun 2014-2017
41 21
4 Perusahaan terdaftar di BEI yang
masuk kedalam indeks LQ45 yang
mengalami kerugian antara tahun
2014-2017
0 21
5 Outlier 1 20
Jumlah sampel tiap periode 20
Periode penelitian 4
Jumlah sampel akhir 80
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
Perusahaan indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode
2014-2017 sebanyak 62 perusahaan. Berdasarkan 62 perusahaan tersebut
yang masuk dalam indeks LQ45 terdapat 41 perusahaan yang tidak
mempublikasikan Laporan Keuangan audit dan Laporan Tahunan secara
lengkap pada 2014-2017. Selama periode 2014-2017 perusahaan yang
masuk dalam indeks LQ45 tersebut tidak ada perusahaan yang
mengalamikerugian. Setelah itu dilakukan eliminasi outlier pada satu
perusahaan yang datanya tidak normal. Oleh karena itu, jumlah data jumlah
perusahaan yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini yaitu sebanyak 20
perusahaan dan periode pada penelitian ini selama 4 tahun, sehingga jumlah
sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebanyak 80. Berikut
53
adalah daftar nama perusahaan yang telah memenuhi kriteria sampel pada
penelitian ini:
Tabel 4.2
Tabel Daftar Sampel Perusahaan
No Kode Nama Perusahaan
1 ADRO Adaro Energy Tbk
2 ASII Astra Internnasional Tbk
3 BBCA Bank Central Asia Tbk
4 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
5 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
6 GGRM Gudang Garam Tbk
7 ICBP Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
9 INTP Indocement Tunggal Perkasa Tbk
10 KLBF Kalbe Farma Tbk
11 LPKR Lippo Karawaci Tbk
12 MNCN Media Nusantara Citra Tbk
13 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
14 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam
(Persero) Tbk
15 PWON Pakuwon Jati Tbk
16 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk
17 SMRA Summarecon Agung Tbk
18 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
(Persero) Tbk
19 UNTR United Tractors Tbk
20 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
B. Analisis Data Penelitian
1. Hasil Uji Anaslisis Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)
(Ghozali, 2013). Tabel hasil uji analisis deskriptif menjelaskan distribusi
54
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi variabel
inedependen (Y) yaitu penghindaran pajak (CETR), dan variabel
independen (X) yaitu profitabilitas (ROA), leverage (DER), umur
perusahaan (AGE), capital intensity (CAP_INT) dan kompensasi
eksekutif (KOMP_EKS). Hasil uji analisis deskriptif untuk variabel
tersebut sebagai berikut:
Tabel 4.3
Sumber: Output SPSS yang diolah
Tabel diatas menunjukan hasil dari uji analisis deskriptif. Hasil uji
analisis deskriptif untuk variabel penghindaran pajak yang diukur dengan
CETR menunjukkan nilai minimum sebesar 0,0005, nilai maksimum
sebesar 0,7396, rata-rata sebesar 0,286226, dan standar deviasi sebesar
0,1399806. Hal ini menunjukkan dari sebanyak 80 sampel yang digunakan
dalam penelitian ini, CETR memiliki nilai terendah sebesar 0,0005
terdapat pada Pakuwon Jati Tbk pada tahun 2014. Sedangkan nilai
tertinggi sebesar 0,7396 terdapat pada Adaro Energy Tbk pada tahun 2015.
Variabel profitabilitas yang diukur dengan menggunakan ROA
menunjukkan nilai minimum sebesar 0,0151, nilai maksimum sebesar
0,2068, rata-rata sebesar 0,085250 dan standar deviasi sebesar 0,0481376.
55
Hal ini menunjukkan dari sebanyak 80 sampel yang digunakan dalam
penelitian ini, ROA memiliki nilai terendah sebesar 0,0151 yang terdapat
pada Lippo Karawaci Tbk pada tahun 2017. Sedangkan nilai tertinggi
sebesar 0,2068 terdapat pada Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)
Tbk pada tahun 2017.
Variabel leverage yang diukur dengan menggunakan DER
menunjukkan nailai minimum sebesar 0,1535, nilai maksimum sebesar
6,2789, rata-rata sebesar 1,318641 dan standar deviasi sebesar 1,5125479.
Hal ini menunjukkan dari sebanyak 80 perusahaan yang digunakan dalam
penelitian ini, DER memiliki nilai terendah sebesar 0,1535 terdapat pada
Indocement Tunggal Perkasa Tbk pada tahun 2016. Sedangkan nilai
tertinggi sebesar 6,2789 terdapat pada Bank Central Asia Tbk pada tahun
2014.
Variabel capital intensity yang diukur dengan menggunakan
CAP_INT memiliki nilai minimum sebesar 0,0149, nilai maksimum
sebesar 0,6975, rata-rata sebesar 0,236081, dan standar deviasi 0,1898207.
Hal ini menunjukkan dari sebanyak 80 sampel yang digunakan dalam
penelitian ini, CAP_INT memiliki nilai terendah sebesar 0,149 terdapat
pada Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2014. Sedangkan
nilai tertinggi sebesar 0,6975 terdapat pada Semen Gresik (Persero) Tbk
pada tahun 2016.
Variabel umur perusahaan yang diukur dengan AGE memiliki nilai
minimum sebesar 2, nilai maksimum sebesar 28, rata-rata sebesar 18,00,
56
dan standar deviasi sebesar 7,962. Hal ini menunjukkan bahwa dari
sebanyak 80 sampel yang digunakan dalam penelitian ini, AGE memiliki
nilai terendah sebesar 2 terdapat pada Waskita Karya (Persero) Tbk pada
tahun 2014. Sedangkan nilai tertinggi sebesar 28 terdapat pada Indocement
Tunggal Perkasa Tbk pada tahun 2017, dan United Tractors Tbk pada
tahun 2017.
Variabel kompensasi eksekutif yang diukur dengan menggunakan
KOMP_EKS memiliki nilai minimum sebesar 13,508,000,000, nilai
maksimum sebesar 1,E+12 atau 1.193.000.000.000, rata-rata sebesar
2,27E+11 atau 227.000.000.000 dan standar deviasi sebesar 2,792E+11
atau 279.200.000.000. Hal ini menunjukka bahwa dari sebanyak 80 sampel
yang digunakan dalam penelitian ini nilai terendah sebesar 13,508,000,000
terdapat pada Media Nusantara Citra Tbk pada tahun 2017. Sedangkan
nilai tertinggi sebesar 1,E+12 atau 1.193.000.000.000 terdapat pada Astra
Internasional Tbk pada tahun 2017.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel pengganggu atau atau residual memiliki distribusi
normal (Ghozali, 20013). Uji normalitas yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu menggunakan analisis histogram dan normal
probability plot dan uji statistik melalui uji Kolmogorov Smirnov. Hasil
uji normalitas disajikan pada gambar berikut:
57
Gambar 4.1
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan grafik histogram pada gambar di atas terlihat
bahwa data yang digunakan dalam peneltian ini terdistribusi secara
normal berbentuk simetris dan tidak menceng atau (skewness) ke
kanan atau ke kiri sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
58
Gambar 4.2
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan grafik normal P-plot pada gambar di atas dapat
dilihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal hal ini
menunjukkan pola distribusi normal sehingga dapat disimpulkan
bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
59
Tabel 4.4
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdsarkan hasil uji Kolomogorov Smirnov pada tabel diatas,
besarnya nilai Kolomogorov Smirnov adalah sebesar 0,073 dengan
probabilitas signifikansi sebesar 0,200 yang berada di atas 0,05 hasil
tersebut menunjukkan bahwa data residual terdistribusi secara normal.
Hal ini menunjukkan bahwa uji Kolmogorov Smirnov konsisten
dengan uji grafik histogram dan grafik normal P-plot.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas dilakukan dengan tujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independen). Hasil uji multikolinearitas adalah sebagai berikut:
60
Tabel 4.5
Sumber: Output SPSS yang diolah
Hasil uji multikolinearitas menunjukkan nilai tolerace sebesar >
0,10 dan nilai VIF sebesar < 10 untuk semua variabel yaitu
profitabilitas, leverage, capital intensity, umur perusahaan dan
kompensasi eksekutif. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas antar variabel independen dalam penelitian ini.
c. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan
pengganggu periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1
(Ghozali, 2013). Penelitian ini menggunakan uji Runs Test dalam
mendeteksi autokorelasi.
61
Tabel 4.6
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan uji Runs Test pada tabel diatas, dapat diketahui
bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,115 lebih besar dari 0,05.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala atau masalah
auto korelasi pada penelitian ini.
d. Uji Heterokesdastitas
Uji Heterokesdastitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji heterokesdastitas yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan grafik scatterplot.
62
Gambar 4.3
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan grafik Scatterplot diatas dapat dilihat bahwa titik-
titik menyebar secara acak dan tersebar baik diatas maupun dibawah
angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heterokesdastitas pada model regresi. Sehingga model regresi layak
dipakai untuk memprediksi hubungan antara profitabilitas, leverage,
capital intesity, umur perusahaan dan kompensasi eksekutif dengan
penghindaran pajak.
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Uji R2 )
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar
variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya
(Ghozali,2013). Hasil uji R2 pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:
63
Tabel 4.7
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan tabel hasil uji R2 diatas besarnya adjusted R square
adalah 0,377 hal ini berarti 37,7% variasi variabel dependen CETR
dapat dijelaskan oleh variasi oleh ke lima variabel independen yaitu
profitabilitas, leverage, Capital intensity, umur perusahaan dan
kompensasi eksekutif sedangkan sisanya (100% - 37,7%= 62,3%)
dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model seperti ukuran
perusahaan dan intensitas persediaan.
b. Hasil uji F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah seluruh
variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen, hasil uji F yaitu sebagai
berikut:
Tabel 4.8
Sumber: Output SPSS yang diolah
64
Pada tabel hasil uji F diatas dapat dilihat nilai F sebesar 10,569
dengan sig. 0,000. Karena Sig. < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
variabel profitabilitas, leverage, capital intensity, umur perusahaan dan
kompensasi eksekutif secara bersama-sama berpengaruh terhadap
CETR.
c. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Uji statistik t digunakan utuk melihat seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen sacara individual dalam rangka menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). Hasil uji t yaitu sebgai
berikut
Tabel 4.9
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan hasil uji t pada tabel diatas dari lima variabel
independen yang dimasukkan kedalam model regresi, empat variabel
yaitu ROA, DER, CAP_INT, dan AGE berpengaruh terhadap CETR,
hal ini dapat dilihat dari sigfikansi ROA sebesar 0,000, DER sebesar
0,009 CAP_INT sebesar 0,000, AGE sebesar 0,004, dan dimana pada
ke empat variabel tersebut memiliki signifikansi kurang dari 0,05.
Sedangkan variabel KOMP_EKS tidak berpengaruh terhadap CETR
65
karena memiliki signifikansi diatas 0,05 yaitu sebesar 0,313. Jadi, dari
ke lima variabel model regresi pada penelitian ini terdapat empat
variabel independen yang berpengaruh secara signifikan terhadap
CETR yaitu ROA, DER, CAP_INT, dan AGE.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Penghindaran Pajak
Hipotesis pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh terhadap penghindaran pajak pada perusahaan
indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2017. Hasil
analisis regresi dalam penelitian ini mununjukkan bahwa variabel ROA
memiliki koefisien regresi sebesar – 0,723 dan signifikansi sebesar 0,000
yaitu lebih kecil dari 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel ROA
berpengaruh terhadap penghindaran pajak sehingga H1 diterima.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Putri (2017). Apabila profitabilitas mengalami peningkatan maka cash
effective tax rate semakin rendah mengindikasikan tingginya aktifitas tax
avoidance (Putri, 2017). Hasil penilitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Putri (2017) bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap
penghindaran pajak yang disebabkan karena perusahaan dengan
profitability yang tinggi akan memiliki tax avoidance yang diproksikan
dengan cash effective tax rate (CETR) yang rendah. CETR yang rendah
tersebut meyebabkan perusahaan tersebut agresif terhadap penghindaran
pajaknya karena perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan
66
melakukan usaha untuk meminimalkan pajak yang dibayarkan dengan
cara perencanaan pajak perusahaan. Selain itu penelitian yang dilakukan
oleh Agusti (2014) memperoleh hasil bahwa profitabilitas berpengaruh
terhadap penghindaran pajak. Hal ini dapat terjadi karena kemampuan
perusahaan menghasilkan laba meningkat, maka laba operasional
perusahaan juga akan meningkat dan nilai pajak juga meningkat oleh
karena itu perusahaan akan berusaha untuk meminimalkan pajak yang
akan mereka bayarkan, karena inilah profitabilitas berpengaruh terhadap
tax avoidance.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Putri (2017), Dewi (2015), dan Agusti (2014) yang menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
2. Pengaruh Leverage terhadap Penghindaran Pajak
Hipotesis kedua dalam penelitian ini menyatakan bahwa leverage
berpengaruh terhadap penghindaran pajak pada perusahaan indeks LQ45
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2017. Hasil analisis
regresi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel DER memiliki
koefisien regresi sebesar -0,304 dengan signifikansi sebesar 0,009 yaitu
lebih kecil dari 0,05. Hasil menunjukkan bahwa leverage berpengaruh
terhadap penghindaran pajak sehingga H2 diterima.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Putri (2017). Semakin tinggi nilai dari rasio leverage berarti semakin tinggi
jumlah pendanaan dari utang pihak ketiga yang digunakan perusahaan dan
67
semakin tinggi pula biaya bunga yang timbul (Putri, 2017). Tingginya
biaya bunga yang yang timbul akibat dari tingginnya aktifitas pendanaan
utang tersebut dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk meminimalkan
pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan tersebut dengan melakukan
aktifitas penghindaran pajak, hal ini dikarenakan biaya bunga atas utang
tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pengurang pajak perusahaan tersebut.
Wijayanti (2017) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa perusahaan
yang memiliki leverage yang tinggi akan mendapatkan insentif pajak atas
beban bunga yang dapat dimanfaatkan untuk memperkecil beban pajak.
Dengan kata lain terdapat kecenderungan bahwa pada perusahan yang
memiliki tingkat leverage yang tinggi untuk melakukan aktifitas
penghindaran pajak dengan memanfaatkan beban bunga untuk
mengurangi beban pajak yang harus ditanggung oleh suatu perusahaan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Putri (2017), Wijayanti (2017), Oktamawati (2017), Siregar (2016),
Dharma dan Putu Agus (2016), dan Mayangsari (2015) yang menyatakan
bahwa leverage berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
3. Pengaruh Capital Intensity terhadap Penghindaran Pajak
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini menyatakan bahwa capital
intensity berpengaruh terhadap penghindaran pajak pada perusahaan
indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2017. Hasil
analisis regresi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
CAP_INT memiliki koefisien regresi sebesar 0,422 dengan signifikansi
68
sebesar 0,000 yaitu lebih kecil dari 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa
capital intensity berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak
sehingga H3 diterima.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Anindyka (2018) dan Muzakki (2015) yang menyatakan bahwa Capital
intensity berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Menurut Anindyka
(2018) semakin besar capital intensity yang dimiliki perusahaan semakin
besar pula perusahaan melakukan tax avoidance, karena perusahaan yang
memiliki aset tetap akan terdapat beban penyusutan atau beban depresiasi
yang dapat menjadi pengurang laba sebelum pajak. Oleh karena itu,
perusahaan akan melakukan aktivitas investasi aset tetap, sehingga dapat
memanfaatkan peyusutan atau depresiasi yang timbul dari aset tetap
sebegai pengurang beban pajak.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Muzakki (2015), Anindyka (2018) dan Darma dan Naniek (2017) yang
menyatakan bahwa capital intensity berpengaruh signifikan terhadap
penghindaran pajak.
4. Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak
Hipotesis keempat dalam penelitian ini menyatakan bahwa umur
perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak pada Perusahaan
indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2017. Hasil
analisis regresi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel AGE
memiliki koefisien regesi sebesar -0,276 dengan signifikansi sebesar 0,004
69
yaitu lebih kecil dari 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa umur perusahaan
berpengaruh terhadap penghindaran pajak sehingga H4 diterima.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Silvia (2017) yang menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh
terhadap penghindaran pajak. Semakin lama perusahaan tersebut telah
berdiri maka akan semakin besar pula peluang perusahaan tersebut
melakukan pengindaran pajak. Mahanani (2017) menyatakan bahwa
semakin lama jangka waktu operasional suatu perusahaan maka semakin
banyak pengalaman yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dan sumber
daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan akan semakin ahli pula dalam
mengatur dan mengelola beban pajaknya sehingga kecenderungan untuk
melakukan tax avoidance semakin tinggi pula. Apabila suatu perushaan
telah lama berdiri maka perusahaan itu telah melalui berbagai macam
tantangan usaha maka dengan seiring berjalannya waktu tersebut
perusahaan akan belajar bagaimana mengelola bisnis agar semakin efisien
dan efektif sehingga perusahaan akan semakin ahli dalam mengelola beban
pajaknya. Dewinta (2016) juga menyatakan bahwa perusahaan yang
memiliki jangka waktu operasional yang relatif lebih lama juga akan
membuat perusahaan lebih ahli dalam mengatur pengelolaan pajaknya.
Jadi, berdasarkan penjelasan tersebut dengan semakin lama perusahaan
tersebut berdiri maka akan semakin mengasah kemampuan perusahaan
dalam mengatur dan mengelola beban pajaknya sehingga dapat
menyebabkan terjadinya penghindaran pajak.
70
Hasil penelitian ini konsisten degan penelitian yang dilakukan oleh
Silvia (2017), Mahanani (2017), dan Dewinta (2016) yang menyatakan
bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
5. Pengaruh Kompensasi Eksekutif terhadap Penghindaran Pajak
Hipotesis kelima dalam penelitian ini menyatakan bahwa
kompensasi eksekutif berpengaruh terhadap penghindaran pajak pada
Perusahaan indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-
2017. Hasil analisis regresi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel KOMP_EKS memiliki koefisien regresi sebesar 0,095 dengan
signifikansi sebesar 0,313 yaitu lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa kompensasi eksekutif tidak berpengaruh terhadap penghindaran
pajak sehingga H5 ditolak.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Hanafi (2014) yang menyatakan bahwa kompensasi eksekutif
berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal ini dapat dijelaskan oleh
Dewi dan Maria (2015) yang menyatakan bahwa kompensasi eksekutif
tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak dapat disebabkan karena,
jumlah insentif yang mencakup gaji, bonus, tunjangan, dan pembayaran
lain yang diterima eksekutif tidak mempengaruhi perusahaan untuk
melakukan penghindaran pajak, menurutnya sistem kompensasi tanpa
basis saham yang berlaku pada perusahaan-perusahaan di Indonesia
kurang efektif untuk memotivasi eksekutif melakukan penghindaran pajak
perusahaan. Hal senada juga di ungkapkan oleh Ratih dan Harto (2014)
71
yang juga menyatakan bahwa apabila pemegang saham menginginkan
agar manajer bekerja dalam tugasnya sebagai agen dengan baik, sistem
kompensasi sebaiknya diubah dengan menambahkan kompensasi berbasis
saham. Hal ini dapat terjadi karena kompensasi berupa gaji, bonus,
tunjangan, dan pembayaran lain yang diterima eksekutif masih belum
mampu untuk memotivasi eksekutif dalam melakukan penghindaran
pajak, namun hal ini dapat berbeda apabila ada kompensasi saham berlaku,
maka dapat menimbulkan potensi penghindaran pajak, karena pihak
eksekutif apabila memiliki saham diperusahaan tersebut akan menambah
rasa memiliki perusahaan sehingga akan berusaha untuk menekan biaya
yang dikeluarkan perusahaan yaitu berupa pajak.
Prayogo dan Darsono (2015) juga menyatakan bahwa kompensasi
eksekutif tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak disebabkan
karena sistem bonus di Indonesia kurang mampu memotivasi eksekutif
dalam hal keputusan pajak perusahaan. Dimana sistem bonus di Indonesia
hanya sebatas untuk peningkatan laba dan efisiensi biaya, namun tidak
dalam biaya pajak.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dewi dan Maria (2015), Prayogo dan Darsono (2015) dan Ratih dan Harto
(2014) yang menyatakan bahwa kompensasi eksekutif tidak berpengaruh
terhadap penghindaran pajak.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas,
leverage, capital intensity, umur perusahaan dan kompensasi eksekutif
terhadap penghindaran pajak yang diukur dengan menggunakan CETR.
Data dalam penelitian ini berjumlah 80 yang berasal dari perusahaan yang
terdaftar di BEI dan masuk kedalam indeks LQ45 tahun 2014-2017 yang
telah memenuhi kriteria peneliti. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan
dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan
menggunakan model regresi berganda maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Putri (2017), Dewi (2015), dan Agusti (2014) yang juga menyatakan
bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
2. Leverage berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitin yang dilakukan oleh Putri
(2017), Wijayanti (2017), Oktamawati (2017), Siregar (2016), Dharma
dan Putu Agus (2016), dan Mayangsari (2015) yang juga menyatakan
bahwa leverage berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
3. Capital intensity berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
73
Muzakki (2015), Anindyka (2018) dan Darma dan Naniek (2017) yang
menyatakan bahwa capital intensity berpengaruh signifikan terhadap
penghindaran pajak.
4. Umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Silvia (2017), Mahanani (2017), dan Dewinta (2016) yang juga
menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap
penghindaran pajak.
5. Kompensasi eksekutif tidak berpengaruh signifikan terhadap
penghindaran pajak. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Dewi dan Maria (2015), Prayogo dan Darsono
(2015) dan Ratih dan Harto (2014) yang menyatakan bahwa
kompensasi eksekutif tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
B. Implikasi
Peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan implikasi
bagi beberapa pihak diantaranya yaitu:
1. Bagi Pemerintah
Berdasarkan hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa
profitabilitas, leverage, umur perusahaan dan kompensasi eksekutif
berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Pihak pemerintah
diharapkan dapat memperbaiki celah-celah peraturan perpajakan yang
berlaku saat ini. Karena, itu adalah salah satu cara yang dapat
dimungkinkan agar target penerimaan pajak yang diterima pemerintah
74
tercapai, dan perusahaan dapat membayar pajak tangggungannya
dengan semestinya karena tidak terdapat celah-celah yang
memungkinkan untuk dilakukannya penghindaran pajak.
2. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitin-penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan profitabilitas, leverage, capital
intensity, umur perusahaan dan kompensasi eksekutif.
C. Saran
Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapamasukan
sebagai berikut:
1. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambahkan variabel-
variabel yang memiliki keterkaitan dengan penhindaran pajak seperti
ukuran perusahaan dan intensitas persediaan, serta meneliti
penghindaran pajak dengan menggunakan pengukuran lain seperti ETR
2. Menggunakan periode waktu sampel yang lebih luas dan lebih terbaru
agar penelitian lebih menggambarkan kondisi yang terjadi saat ini.
3. Penelitian lebih lanjut diharapkan menggunakan sampel perusahaan
yang lebih luas atau jenis-jenis perusahaan lain seperti lembaga
keuangan ataupun perusahaan properti.
75
DAFTAR PUSTAKA
Adisamartha, Ida Bahus Putu Fajar dan Naniek Noviari. 2015. Pengaruh Likuiditas,
Leverage, Intensitas Persediaan Dan Intensitas Aset Tetap Pada Tingkat
Agresivitas Wajib Pajak Badan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.13.3.
Agoes, Sukrisno dan Estralita Trisnawati. 2013. Akuntansi Perpajakan. Jakarta:
Salemba Empat.
Agusti, Wirna Yola. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Corporate
Governance Terhadap Tax Avoidance. Universitas Negeri Padang.
Anindyka, Dimas. 2018. Pengaruh Leverage (DAR), Capital Intensity, Dan
Inventory Intensity Terhadap Tax Avoidance. E-Proceeding Of Management
Vol. 5 No. 1.
Armstrong, Christoper S, Jennifer L Blouin, David F.Larcker. 2012. The Incentives
For Tax Planning. Journal of Accounting and Economics 53.
Astuti, Titiek Puji dan Y. Anni Aryani. (2016). Tren Penghindaran Pajak
Perusahaan Manufaktur di Indonesia yang Terdaftar di BEI Tahun 2001-
2014 . Jurnal Akuntansi/Volume XX. No. 03.
Atiah, Ummi, Ethika dan Arie Frinola Minovia. 2016. Pengaruh Kompensasi
Eksekutif, Leverage, Struktur Kepemilikan Dan Komisaris Independen
Teradap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). Universitas Bung Hatta.
Cahyono, Deddy Dyas, Rita Andini dan Kharis Raharjo. 2016. Pengaruh Komite
Audit, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan
(Size), Leverage (Der) Dan Profitabilitas (Roa) Terhadap Tindakan
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Pada Perusahaan Perbankan Yang
Listing BEI Periode Tahun 2011 – 2013. Journal Of Accounting, Volume 2
No.2.
Carolina, Verani, Maria Natalia dan Debbianita. 2014. Karakteristik Eksekutif
Terhadap Tax Avoidance dengan Leverage Sebagai Variabel Intervening.
Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol.18 No. 3.
Dewi, Gusti Ayu Pradnyanita dan Maria M Ratna Sari. 2015. Pengaruh Insentif
Eksekutif, Corporate Risk dan Corporate Governance pada Tax Avoidance.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 13.3.
Dewi, Ida Ayu Rosinta. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage, Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax
Avoidance (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia).
Universitas Udayana Denpasar.
Dewinta, Ida Ayu Rosa dan Putu Ery Setiawan. 2016. Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Pertumbuhan
76
Penjualan Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana Vol. 14.3.
Dharma, I Made Surya dan Putu Agus Ardiana. 2016. Pengaruh Leverage,
Intensitas Aset Tetap, Ukuran Perusahaan, dan Koneksi Politik Terhadap
Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.15.1.
Dharma, Nyoman Budhi Setya dan Naniek Noviari. 2017. Pengaruh Corporate
Social Responsibility Dan Capital Intensity Terhadap Tax Avoidance. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.18.1.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.
Cetakan VII, Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanafi, Umi dan Puji Harto. 2014. Analisis Pengaruh Kompensasi Eksekutif,
Kepemilikan Saham Eksekutif Dan Preferensi Risiko, Eksekutif Terhadap
Penghindaran Pajak Perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting.
Universitas Diponegoro.
Harrington, Christine and Walter Smith. 2012. Tax Avoidance and Corporate
Capital Structure. Journal Of Finance & Accountancy 2012 vol 11.
Kurniasih, Tommy dan Maria M Ratna sari. 2013. Pengaruh Return On Asset,
Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Kompensasi
Rugi Fiskal pada Tax Avoidance. Buletin Studi Ekonomi vol. 18 No. 1.
Mahanani, Almaidah, Kartika Hendra Titi sari dan Siti Nurlaela. 2017. Pengaruh
Karakteristik Perusahaan, Sales Growth dan CSR terhadap Tax Avoidance.
Seminal Nasional IENACO.
Maharani, I Gusti Ayu Cahya dan Ketut Alit Suardana. 2014. Pengaruh Corporate
Governance, Profitabilitas Dan Karakteristik Eksekutif Pada Tax Avoidance.
E-jurnal akuntansi. Universitas Udayana Denpasar.
Mangonting, Yenni. 1999. Tax Planning: Sebuah Pengantar Sebagai Alternatif
Meminimalkan Pajak. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 1, No. 1, Mei 1999.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Yogyakarta: Andi.
Muzakki, Muadz Rizki dan Darsono. 2015. Pengaruh Corporate Social
Responsibility dan Capital Intensity Terhadap Penghindaran Pajak.
Diponegoro Journal of Accounting Vol 4, No, 3.
Mayangsari, Cindy. 2015. Pengaruh Kompensasi Eksekutif, Kepemilikan Saham
Eksekutif, Preferensi Risiko Eksekutif Dan Leverage Terhadap
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). Jom FEKON Vol.2 No.2.
Noviani, Litta, Nur Diana dan M Cholid Mawardi. 2018. Pengaruh Karakteristik
Eksekutif, Komite Audit, Ukuran Perusahan, Leverage Dan Sales Growth pada
Tax Avoidance (Studi Kasus Perusahaan Lq45 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Universitas Islam Malang.
77
Novitasari, Shelly. 2017. Pengaruh Manajemen Laba, Corporate Governance, dan
Intensitas Modal Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan. JOM Fekon Vol. 4 No.1.
Oktamawati, Mayarisa. 2017. Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit, Ukuran
Perusahaan, Leverage, Pertumbuhan Penjualan, Dan Profitabilitas Terhadap
Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi Bisnis Vol XV No.30.
Prayogo, Kosyi Hadi dan Darsono. 2015. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh terhadap
Penghindara Pajak Perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting Vol 4 No. 3.
Ratih, Silvia Puspita dan Puji Harto. 2014. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan
terhadap Penghindaran Pajak. Diponegoro Journal of Accounting Vol 3
No. 2.
Puspita, Deanna dan Meiriska Febrianti. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penghindaran Pajak pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi vol 19 No.1.
Putri, Viddyana Rizal dan Bella Irwansyah Putra. 2017. Pengaruh Leverage,
Profitability, Ukuran Perusahaan dan Proporsi Kepemilikan Institusional
Terhadap Tax Avoidance. Daya Saing Jurnal Ekonomi Manajemen dan
Sumber Daya Vol. 19 No. 1.
Resmi, Siti. 2011. Perpajakan : Teori dan Kasus. Jakarta : Salemba Empat.
Rosalia, Yuliesti. (2017) Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Corporate
Governance Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal Ilmu Riset Akuntansi
Volume 6 No. 3.
Saputra, Moses Dicky Refa dan Nur Fadjrih Asyik. 2017. Pengaruh Profitabilitas,
Leverage dan Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance . Jurnal Ilmu
dan Riset Akuntansi Vol 6, No 8.
Santoso, Singgih. 2004. Statistik Parametrik Konsep dan Aplikasi SPSS Edisi
Revisi. Jakarta, PT Elex Media Komputindo.
Silvia, Yeanualita Selly. 2017. Pengaruh Manajemen Laba, Umur Perusahaan,
Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Tax Avoidance.
Jurnal Equity, Volume 3 Issue 4.
Siregar, Rifky dan Dini Widyawati. 2016. Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Penghindaran Pajak pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal
Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 5 Nomor 2.
Suandy, Erly. 2006. Perencanaan Pajak. Jakarta : Salemba Empat.
Swingly, Calvin dan I Made Sukartha. 2015. Pengaruh Karakteristik Eksekutif,
Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Sales Growth pada Tax
Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
78
Syafi’i, Sutatik dan Arif Rahman. 2015. Analisis Pengaruh Karakteristik
Perusahaan dan Biaya Bunga terhadap Penghindaran Pajak di BEI 2010-
2014. Jurnal Akuntansi UBHARA.
Wijayanti, Ajeng, Anita Wijayanti dan Yuli Chomsatu. 2016. Pengaruh
Karakteristik Perusahaan, GCG dan CSR Terhadap Penghindaran Pajak.
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Bisnis I (I). Universitas Islam Negeri Batik
Surakarta.
79
LAMPIRAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
80
Lampiran 1
Daftar sampel perusahaan yang memenuhi kriteria
No Kode Nama Perusahaan
1 ADRO Adaro Energy Tbk
2 ASII Astra Internnasional Tbk
3 BBCA Bank Central Asia Tbk
4 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
5 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
6 GGRM Gudang Garam Tbk
7 ICBP Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
9 INTP Indocement Tunggal Perkasa Tbk
10 KLBF Kalbe Farma Tbk
11 LPKR Lippo Karawaci Tbk
12 MNCN Media Nusantara Citra Tbk
13 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
14 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam
(Persero) Tbk
15 PWON Pakuwon Jati Tbk
16 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk
17 SMRA Summarecon Agung Tbk
18 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
(Persero) Tbk
19 UNTR United Tractors Tbk
20 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk
81
Lampiran 3
Penghindaran Pajak (CETR)
No Tahun Nama Perusahaan Pembayaran Pajak EBIT CETR
1
2014
Adaro Energy Tbk Rp2.271.979.400.000 Rp4.001.189.160.000 0,567826
2 Astra International Tbk Rp5.588.000.000.000 Rp27.058.000.000.000 0,206519
3 Bank Central Asia Tbk Rp4.573.173.000.000 Rp20.741.121.000.000 0,220488
4 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp3.301.810.000.000 Rp13.524.310.000.000 0,244139
5 Bumi Serpong Damai Tbk Rp297.187.239.686 Rp3.997.294.801.902 0,074347
6 Gudang Garam Tbk Rp1.651.205.000.000 Rp7.254.713.000.000 0,227604
7 Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Rp1.106.699.000.000 Rp3.445.380.000.000 0,321212
8 Indofood Sukses Makmur Tbk Rp2.398.644.000.000 Rp6.340.185.000.000 0,378324
9 Indocement Tunggal Prakasa Tbk Rp1.493.614.000.000 Rp6.814.636.000.000 0,219177
10 Kalbe Farma Tbk Rp650.088.972.907 Rp2.765.593.462.800 0,235063
11 Lippo Karawaci Tbk Rp450.403.061.640 Rp3.323.959.216.205 0,135502
12 Media Nusantara Citra Tbk Rp678.462.000.000 Rp2.542.142.000.000 0,266886
13 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Rp2.991.782.406.320 Rp11.546.387.142.360 0,25911
14 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Rp943.214.000.000 Rp2.413.952.000.000 0,390734
15 Pakuwon Jati Tbk Rp1.345.689.000 Rp2.609.233.281.000 0,000516
16 Semen Gresik (Perser0) Tbk Rp1.540.546.571.000 Rp7.077.276.008.000 0,217675
17 Summarecon Agung Tbk Rp234.053.124.000 Rp1.618.173.917.000 0,14464
18 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Rp7.436.000.000.000 Rp28.613.000.000.000 0,259882
19 United Tractors Tbk Rp2.594.766.000.000 Rp6.506.740.000.000 0,398781
82
20 Waskita Karya (Persero) Tbk Rp382.995.527.779 Rp765.959.248.175 0,500021
1
2015
Adaro Energy Tbk Rp2.856.323.725.000 Rp3.862.227.535.000 0,739553
2 Astra International Tbk Rp6.911.000.000.000 Rp19.630.000.000.000 0,352063
3 Bank Central Asia Tbk Rp5.022.385.000.000 Rp22.657.114.000.000 0,221669
4 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp3.470.990.000.000 Rp11.466.148.000.000 0,302716
5 Bumi Serpong Damai Tbk Rp323.385.247.490 Rp2.362.081.922.633 0,136907
6 Gudang Garam Tbk Rp1.830.188.000.000 Rp8.635.275.000.000 0,211943
7 Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Rp1.189.923.000.000 Rp4.009.634.000.000 0,296766
8 Indofood Sukses Makmur Tbk Rp2.333.641.000.000 Rp4.962.084.000.000 0,470295
9 Indocement Tunggal Prakasa Tbk Rp1.219.943.000.000 Rp5.644.576.000.000 0,216127
10 Kalbe Farma Tbk Rp700.482.780.347 Rp2.720.881.244.459 0,257447
11 Lippo Karawaci Tbk Rp607.271.000.000 Rp1.284.830.000.000 0,472647
12 Media Nusantara Citra Tbk Rp754.314.000.000 Rp1.680.778.000.000 0,448789
13 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Rp2.382.890.347.205 Rp6.033.444.422.485 0,394947
14 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Rp840.884.000.000 Rp2.663.796.000.000 0,315671
15 Pakuwon Jati Tbk Rp25.392.324.000 Rp1.425.142.011.000 0,017817
16 Semen Gresik (Perser0) Tbk Rp1.343.605.458.000 Rp5.850.923.497.000 0,22964
17 Summarecon Agung Tbk Rp235.480.372.000 Rp1.066.008.873.000 0,220899
18 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Rp9.299.000.000.000 Rp31.342.000.000.000 0,296695
19 United Tractors Tbk Rp2.782.188.000.000 Rp4.192.746.000.000 0,663572
20 Waskita Karya (Persero) Tbk Rp243.980.244.934 Rp1.117.089.634.740 0,218407
1
2016
Adaro Energy Tbk Rp2.088.948.664.000 Rp7.343.042.720.000 0,28448
2 Astra International Tbk Rp5.426.000.000.000 Rp22.253.000.000.000 0,243832
3 Bank Central Asia Tbk Rp5.681.162.000.000 Rp25.839.200.000.000 0,219866
4 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp3.583.629.000.000 Rp14.302.905.000.000 0,250553
83
5 Bumi Serpong Damai Tbk Rp315.289.742.280 Rp2.084.615.254.082 0,151246
6 Gudang Garam Tbk Rp2.405.902.000.000 Rp8.931.136.000.000 0,269384
7 Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Rp1.530.642.000.000 Rp4.989.254.000.000 0,306788
8 Indofood Sukses Makmur Tbk Rp2.678.358.000.000 Rp7.385.228.000.000 0,362664
9 Indocement Tunggal Prakasa Tbk Rp754.425.000.000 Rp4.145.632.000.000 0,181981
10 Kalbe Farma Tbk Rp752.684.488.364 Rp3.091.188.460.230 0,243494
11 Lippo Karawaci Tbk Rp540.485.000.000 Rp1.557.747.000.000 0,346966
12 Media Nusantara Citra Tbk Rp600.562.000.000 Rp2.152.932.000.000 0,278951
13 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Rp1.259.547.044.328 Rp5.172.660.421.656 0,243501
14 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Rp695.330.000.000 Rp2.696.916.000.000 0,257824
15 Pakuwon Jati Tbk Rp34.146.223.000 Rp1.731.763.680.000 0,019718
16 Semen Gresik (Perser0) Tbk Rp1.544.512.150.000 Rp5.084.621.543.000 0,303761
17 Summarecon Agung Tbk Rp296.928.402.000 Rp616.319.824.000 0,481776
18 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Rp11.304.000.000.000 Rp38.189.000.000.000 0,296001
19 United Tractors Tbk Rp2.028.487.000.000 Rp6.730.030.000.000 0,301408
20 Waskita Karya (Persero) Tbk Rp879.126.613.906 Rp2.155.589.073.419 0,407836
1
2017
Adaro Energy Tbk Rp6.983.479.176.000 Rp12.593.285.988.000 0,55454
2 Astra International Tbk Rp6.369.000.000.000 Rp29.196.000.000.000 0,218146
3 Bank Central Asia Tbk Rp5.778.687.000.000 Rp29.158.743.000.000 0,19818
4 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp3.365.755.000.000 Rp17.165.387.000.000 0,196078
5 Bumi Serpong Damai Tbk Rp323.080.405.235 Rp5.228.121.059.142 0,061797
6 Gudang Garam Tbk Rp2.638.900.000.000 Rp10.436.512.000.000 0,252853
7 Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Rp1.862.383.000.000 Rp5.206.561.000.000 0,357699
8 Indofood Sukses Makmur Tbk Rp3.422.799.000.000 Rp7.658.554.000.000 0,446925
9 Indocement Tunggal Prakasa Tbk Rp274.627.000.000 Rp2.287.274.000.000 0,120067
84
10 Kalbe Farma Tbk Rp782.316.500.559 Rp3.241.186.725.992 0,241367
11 Lippo Karawaci Tbk Rp573.721.000.000 Rp1.167.129.000.000 0,491566
12 Media Nusantara Citra Tbk Rp674.627.000.000 Rp2.415.650.000.000 0,279273
13 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Rp1.925.274.658.968 Rp3.733.151.698.056 0,515724
14 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Rp1.120.852.000.000 Rp6.067.783.000.000 0,184722
15 Pakuwon Jati Tbk Rp33.087.502.000 Rp2.071.691.771.000 0,015971
16 Semen Gresik (Perser0) Tbk Rp1.147.544.131.000 Rp2.746.546.363.000 0,417813
17 Summarecon Agung Tbk Rp233.415.464.000 Rp539.859.503.000 0,432363
18 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Rp11.846.000.000.000 Rp42.659.000.000.000 0,277691
19 United Tractors Tbk Rp2.033.517.000.000 Rp10.522.657.000.000 0,193251
20 Waskita Karya (Persero) Tbk Rp1.095.267.418.316 Rp4.620.646.154.705 0,237038
Lampiran 4
Profitabilitas (ROA)
No Tahun Nama Perusahaan Laba Bersih Total Aset ROA
1
2014
Adaro Energy Tbk Rp2.279.555.360.000 Rp79.788.468.160.000 0,02857
2 Astra International Tbk Rp22.131.000.000.000 Rp236.027.000.000.000 0,0937647
3 Bank Central Asia Tbk Rp16.511.670.000.000 Rp553.155.534.000.000 0,02985
4 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp10.829.379.000.000 Rp416.573.708.000.000 0,0259963
5 Bumi Serpong Damai Tbk Rp3.993.986.971.902 Rp28.206.859.159.578 0,1415963
6 Gudang Garam Tbk Rp5.432.667.000.000 Rp58.234.278.000.000 0,0932898
85
7 Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Rp2.574.172.000.000 Rp25.029.488.000.000 0,1028456
8 Indofood Sukses Makmur Tbk Rp5.229.489.000.000 Rp86.077.251.000.000 0,0607534
9 Indocement Tunggal Prakasa Tbk Rp5.293.416.000.000 Rp28.884.635.000.000 0,1832606
10 Kalbe Farma Tbk Rp2.122.677.647.816 Rp12.439.267.396.015 0,1706433
11 Lippo Karawaci Tbk Rp3.139.951.258.489 Rp37.856.376.874.602 0,0829438
12 Media Nusantara Citra Tbk Rp1.882.204.000.000 Rp13.610.122.000.000 0,1382944
13 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Rp8.845.131.941.920 Rp70.778.225.596.560 0,1249697
14 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Rp1.863.781.000.000 Rp14.860.611.000.000 0,1254175
15 Pakuwon Jati Tbk Rp2.598.832.017.000 Rp16.770.742.538.000 0,1549623
16 Semen Gresik (Perser0) Tbk Rp5.567.659.839.000 Rp34.331.674.737.000 0,1621727
17 Summarecon Agung Tbk Rp1.617.479.556.000 Rp15.872.671.877.000 0,1019034
18 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Rp21.274.000.000.000 Rp141.822.000.000.000 0,1500049
19 United Tractors Tbk Rp4.832.049.000.000 Rp60.306.777.000.000 0,0801245
20 Waskita Karya (Persero) Tbk Rp511.570.080.528 Rp12.542.041.344.848 0,0407884
1
2015
Adaro Energy Tbk Rp2.083.086.385.000 Rp82.199.287.055.000 0,0253419
2 Astra International Tbk Rp15.613.000.000.000 Rp245.435.000.000.000 0,0636136
3 Bank Central Asia Tbk Rp18.035.768.000.000 Rp594.372.770.000.000 0,0303442
4 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp9.140.532.000.000 Rp508.595.288.000.000 0,0179721
5 Bumi Serpong Damai Tbk Rp2.351.380.057.145 Rp36.022.148.489.646 0,065276
6 Gudang Garam Tbk Rp6.452.834.000.000 Rp63.505.413.000.000 0,1016108
7 Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Rp2.923.148.000.000 Rp26.560.624.000.000 0,1100557
8 Indofood Sukses Makmur Tbk Rp3.709.501.000.000 Rp91.831.526.000.000 0,0403946
9 Indocement Tunggal Prakasa Tbk Rp4.356.661.000.000 Rp27.638.360.000.000 0,157631
10 Kalbe Farma Tbk Rp2.057.694.281.873 Rp13.696.417.381.439 0,150236
11 Lippo Karawaci Tbk Rp1.024.121.000.000 Rp41.326.558.000.000 0,0247812
86
12 Media Nusantara Citra Tbk Rp1.276.968.000.000 Rp14.474.557.000.000 0,0882216
13 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Rp5.556.059.080.680 Rp89.598.832.090.495 0,0620104
14 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Rp2.037.111.000.000 Rp16.894.043.000.000 0,1205816
15 Pakuwon Jati Tbk Rp1.400.554.118.000 Rp18.778.122.467.000 0,0745844
16 Semen Gresik (Perser0) Tbk Rp4.525.441.038.000 Rp38.153.118.932.000 0,1186126
17 Summarecon Agung Tbk Rp1.064.079.939.000 Rp18.758.262.022.000 0,0567259
18 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Rp23.317.000.000.000 Rp166.173.000.000.000 0,1403176
19 United Tractors Tbk Rp2.792.439.000.000 Rp61.715.399.000.000 0,045247
20 Waskita Karya (Persero) Tbk Rp1.047.590.672.774 Rp30.309.111.177.468 0,0345636
1
2016
Adaro Energy Tbk Rp4.577.457.096.000 Rp87.633.045.052.000 0,0522344
2 Astra International Tbk Rp18.302.000.000.000 Rp261.855.000.000.000 0,0698936
3 Bank Central Asia Tbk Rp20.632.281.000.000 Rp676.738.753.000.000 0,0304878
4 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp11.410.196.000.000 Rp603.031.880.000.000 0,0189214
5 Bumi Serpong Damai Tbk Rp2.037.537.680.130 Rp38.536.825.180.203 0,0528725
6 Gudang Garam Tbk Rp6.672.682.000.000 Rp62.951.634.000.000 0,105997
7 Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Rp3.631.301.000.000 Rp28.901.948.000.000 0,1256421
8 Indofood Sukses Makmur Tbk Rp5.266.906.000.000 Rp82.174.515.000.000 0,0640942
9 Indocement Tunggal Prakasa Tbk Rp3.870.319.000.000 Rp30.150.580.000.000 0,1283663
10 Kalbe Farma Tbk Rp2.350.884.933.551 Rp15.226.009.210.657 0,1543993
11 Lippo Karawaci Tbk Rp1.227.374.000.000 Rp45.603.683.000.000 0,0269139
12 Media Nusantara Citra Tbk Rp1.482.955.000.000 Rp14.239.867.000.000 0,1041411
13 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Rp4.146.133.495.376 Rp91.823.679.278.048 0,0451532
14 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Rp2.024.405.000.000 Rp18.576.774.000.000 0,1089751
15 Pakuwon Jati Tbk Rp1.780.254.981.000 Rp20.674.141.654.000 0,0861102
16 Semen Gresik (Perser0) Tbk Rp4.535.036.823.000 Rp44.226.895.982.000 0,1025402
87
17 Summarecon Agung Tbk Rp605.050.858.000 Rp20.810.319.657.000 0,0290746
18 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Rp29.172.000.000.000 Rp179.611.000.000.000 0,1624177
19 United Tractors Tbk Rp5.104.477.000.000 Rp63.991.229.000.000 0,0797684
20 Waskita Karya (Persero) Tbk Rp1.813.068.616.784 Rp61.433.012.174.447 0,0295129
1
2017
Adaro Energy Tbk Rp7.267.662.024.000 Rp92.318.063.556.000 0,0787242
2 Astra International Tbk Rp23.165.000.000.000 Rp295.646.000.000.000 0,0783538
3 Bank Central Asia Tbk Rp23.321.150.000.000 Rp750.319.671.000.000 0,0310816
4 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp13.770.592.000.000 Rp709.330.084.000.000 0,0194135
5 Bumi Serpong Damai Tbk Rp5.166.720.070.985 Rp45.951.188.475.157 0,1124393
6 Gudang Garam Tbk Rp7.755.347.000.000 Rp66.759.930.000.000 0,1161677
7 Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Rp3.543.173.000.000 Rp31.619.514.000.000 0,1120565
8 Indofood Sukses Makmur Tbk Rp5.145.063.000.000 Rp87.939.488.000.000 0,0585069
9 Indocement Tunggal Prakasa Tbk Rp1.859.818.000.000 Rp28.863.676.000.000 0,0644346
10 Kalbe Farma Tbk Rp2.453.251.410.604 Rp16.616.239.416.335 0,1476418
11 Lippo Karawaci Tbk Rp856.984.000.000 Rp56.772.116.000.000 0,0150952
12 Media Nusantara Citra Tbk Rp1.567.546.000.000 Rp15.057.291.000.000 0,1041054
13 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Rp2.002.177.781.028 Rp85.259.311.570.068 0,0234834
14 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Rp4.547.232.000.000 Rp21.987.482.000.000 0,20681
15 Pakuwon Jati Tbk Rp2.024.627.040.000 Rp23.358.717.736.000 0,0866754
16 Semen Gresik (Perser0) Tbk Rp2.043.025.914.000 Rp48.963.502.966.000 0,0417255
17 Summarecon Agung Tbk Rp532.437.613.000 Rp21.662.711.991.000 0,0245785
18 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Rp32.701.000.000.000 Rp198.484.000.000.000 0,1647538
19 United Tractors Tbk Rp7.673.322.000.000 Rp82.262.093.000.000 0,093279
20 Waskita Karya (Persero) Tbk Rp4.201.572.490.754 Rp97.895.760.838.624 0,0429188
88
Lampiran 5
Leverage (DER)
No Tahun Nama Perusahaan Total Hutang Modal Sendiri DER
1
2014
Adaro Energy Tbk Rp39.240.636.480.000 Rp40.547.831.680.000 0,967762
2 Astra International Tbk Rp115.840.000.000.000 Rp120.187.000.000.000 0,963831
3 Bank Central Asia Tbk Rp475.477.346.000.000 Rp75.725.690.000.000 6,278944
4 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp341.148.654.000.000 Rp61.021.308.000.000 5,590648
5 Bumi Serpong Damai Tbk Rp9.766.689.326.644 Rp18.440.169.832.934 0,529642
6 Gudang Garam Tbk Rp25.099.875.000.000 Rp33.134.403.000.000 0,757517
7 Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Rp10.445.187.000.000 Rp14.584.301.000.000 0,716194
8 Indofood Sukses Makmur Tbk Rp45.803.053.000.000 Rp40.274.198.000.000 1,13728
9 Indocement Tunggal Prakasa Tbk Rp4.307.622.000.000 Rp24.577.013.000.000 0,17527
10 Kalbe Farma Tbk Rp2.675.166.377.592 Rp9.764.101.018.423 0,27398
11 Lippo Karawaci Tbk Rp20.235.547.016.505 Rp17.620.829.858.097 1,148388
12 Media Nusantara Citra Tbk Rp4.209.791.000.000 Rp9.400.331.000.000 0,447834
13 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Rp35.007.378.249.200 Rp35.770.847.347.360 0,978657
14 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Rp6.335.533.000.000 Rp8.525.078.000.000 0,743164
15 Pakuwon Jati Tbk Rp8.494.161.487.000 Rp8.276.581.051.000 1,026289
16 Semen Gresik (Perser0) Tbk Rp9.326.744.733.000 Rp25.004.930.004.000 0,372996
17 Summarecon Agung Tbk Rp9.456.215.921.000 Rp6.416.455.956.000 1,473744
18 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Rp55.830.000.000.000 Rp85.992.000.000.000 0,649246
19 United Tractors Tbk Rp21.777.132.000.000 Rp38.529.645.000.000 0,565205
89
20 Waskita Karya (Persero) Tbk Rp9.777.062.657.796 Rp2.764.978.687.052 3,536035
1
2015
Adaro Energy Tbk Rp35.944.058.870.000 Rp46.255.228.185.000 0,777081
2 Astra International Tbk Rp118.902.000.000.000 Rp126.533.000.000.000 0,939692
3 Bank Central Asia Tbk Rp501.945.424.000.000 Rp89.624.940.000.000 5,600511
4 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp412.727.677.000.000 Rp78.438.222.000.000 5,261818
5 Bumi Serpong Damai Tbk Rp13.925.458.006.310 Rp22.096.690.483.336 0,630206
6 Gudang Garam Tbk Rp25.497.504.000.000 Rp38.007.909.000.000 0,670847
7 Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Rp10.173.713.000.000 Rp16.386.911.000.000 0,620844
8 Indofood Sukses Makmur Tbk Rp48.709.933.000.000 Rp43.121.593.000.000 1,129595
9 Indocement Tunggal Prakasa Tbk Rp3.772.410.000.000 Rp23.865.950.000.000 0,158067
10 Kalbe Farma Tbk Rp2.758.131.396.170 Rp10.938.285.985.269 0,252154
11 Lippo Karawaci Tbk Rp22.409.794.000.000 Rp18.916.764.000.000 1,184653
12 Media Nusantara Citra Tbk Rp4.908.164.000.000 Rp9.566.393.000.000 0,513063
13 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Rp47.899.250.165.565 Rp41.699.581.924.930 1,148675
14 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Rp7.606.496.000.000 Rp9.287.547.000.000 0,818999
15 Pakuwon Jati Tbk Rp9.323.066.490.000 Rp9.455.055.977.000 0,98604
16 Semen Gresik (Perser0) Tbk Rp10.712.320.531.000 Rp27.440.798.401.000 0,390379
17 Summarecon Agung Tbk Rp11.228.512.108.000 Rp7.529.749.914.000 1,49122
18 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Rp72.745.000.000.000 Rp93.428.000.000.000 0,778621
19 United Tractors Tbk Rp22.465.074.000.000 Rp39.250.325.000.000 0,572354
20 Waskita Karya (Persero) Tbk Rp20.604.904.309.805 Rp9.704.206.867.664 2,123296
1
2016
Adaro Energy Tbk Rp36.765.934.500.000 Rp50.867.110.552.000 0,722784
2 Astra International Tbk Rp121.949.000.000.000 Rp139.906.000.000.000 0,87165
3 Bank Central Asia Tbk Rp560.556.687.000.000 Rp112.715.059.000.000 4,973219
4 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp492.701.125.000.000 Rp89.254.000.000.000 5,520213
90
5 Bumi Serpong Damai Tbk Rp14.074.217.874.315 Rp24.462.607.305.888 0,575336
6 Gudang Garam Tbk Rp23.387.406.000.000 Rp39.564.228.000.000 0,591125
7 Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Rp10.401.125.000.000 Rp18.500.823.000.000 0,562198
8 Indofood Sukses Makmur Tbk Rp38.233.092.000.000 Rp43.941.423.000.000 0,870092
9 Indocement Tunggal Prakasa Tbk Rp4.011.877.000.000 Rp26.138.703.000.000 0,153484
10 Kalbe Farma Tbk Rp2.762.162.069.572 Rp12.463.847.141.085 0,221614
11 Lippo Karawaci Tbk Rp23.528.544.000.000 Rp22.075.139.000.000 1,065839
12 Media Nusantara Citra Tbk Rp4.752.769.000.000 Rp9.487.098.000.000 0,500972
13 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Rp49.228.961.642.424 Rp42.594.717.635.624 1,155753
14 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Rp8.024.369.000.000 Rp10.552.405.000.000 0,76043
15 Pakuwon Jati Tbk Rp9.654.447.854.000 Rp11.019.693.800.000 0,876109
16 Semen Gresik (Perser0) Tbk Rp13.652.504.525.000 Rp30.574.391.457.000 0,446534
17 Summarecon Agung Tbk Rp12.644.764.172.000 Rp8.165.555.485.000 1,548549
18 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Rp74.067.000.000.000 Rp105.544.000.000.000 0,701764
19 United Tractors Tbk Rp21.369.286.000.000 Rp42.621.943.000.000 0,501368
20 Waskita Karya (Persero) Tbk Rp44.659.793.617.499 Rp16.773.218.556.948 2,662566
1
2017
Adaro Energy Tbk Rp36.884.700.960.000 Rp55.433.362.596.000 0,665388
2 Astra International Tbk Rp139.317.000.000.000 Rp156.329.000.000.000 0,891178
3 Bank Central Asia Tbk Rp614.940.262.000.000 Rp131.401.694.000.000 4,67985
4 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp584.086.818.000.000 Rp100.903.304.000.000 5,78858
5 Bumi Serpong Damai Tbk Rp16.754.337.385.933 Rp29.196.851.089.224 0,573841
6 Gudang Garam Tbk Rp24.572.266.000.000 Rp42.187.664.000.000 0,582451
7 Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Rp11.295.184.000.000 Rp20.324.330.000.000 0,555747
8 Indofood Sukses Makmur Tbk Rp41.182.764.000.000 Rp46.756.724.000.000 0,880788
9 Indocement Tunggal Prakasa Tbk Rp4.307.169.000.000 Rp24.556.507.000.000 0,175398
91
10 Kalbe Farma Tbk Rp2.772.207.633.646 Rp13.894.031.782.689 0,199525
11 Lippo Karawaci Tbk Rp26.911.822.000.000 Rp29.860.294.000.000 0,901258
12 Media Nusantara Citra Tbk Rp5.256.208.000.000 Rp9.801.083.000.000 0,536288
13 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Rp42.083.015.885.376 Rp43.176.295.684.692 0,974679
14 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Rp8.187.497.000.000 Rp13.799.985.000.000 0,593298
15 Pakuwon Jati Tbk Rp10.567.227.711.000 Rp12.791.490.025.000 0,826114
16 Semen Gresik (Perser0) Tbk Rp18.524.450.664.000 Rp30.439.052.302.000 0,608575
17 Summarecon Agung Tbk Rp13.308.969.928.000 Rp8.353.742.063.000 1,593175
18 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Rp86.354.000.000.000 Rp112.130.000.000.000 0,770124
19 United Tractors Tbk Rp34.724.168.000.000 Rp47.537.925.000.000 0,730452
20 Waskita Karya (Persero) Tbk Rp75.140.936.029.129 Rp22.754.824.809.495 3,302198
Lampiran 6
Capital Intensity (CAP_INT)
NO Tahun Nama Perusahaan Aset Tetap Total Aset CAP_INT
1
2014
Adaro Energy Tbk Rp20.110.541.320.000 Rp79.788.468.160.000 0,252048219
2 Astra International Tbk Rp41.250.000.000.000 Rp236.027.000.000.000 0,174768141
3 Bank Central Asia Tbk Rp8.844.930.000.000 Rp553.155.534.000.000 0,015989951
4 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp6.222.050.000.000 Rp416.573.708.000.000 0,014936252
5 Bumi Serpong Damai Tbk Rp607.141.046.472 Rp28.206.859.159.578 0,021524589
6 Gudang Garam Tbk Rp18.973.272.000.000 Rp58.234.278.000.000 0,325809345
92
7 Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Rp5.809.450.000.000 Rp25.029.488.000.000 0,232104228
8 Indofood Sukses Makmur Tbk Rp21.982.095.000.000 Rp86.077.251.000.000 0,25537636
9 Indocement Tunggal Prakasa Tbk Rp12.143.632.000.000 Rp28.884.635.000.000 0,420418399
10 Kalbe Farma Tbk Rp3.404.457.131.056 Rp12.439.267.396.015 0,273686305
11 Lippo Karawaci Tbk Rp3.208.762.510.252 Rp37.856.376.874.602 0,084761479
12 Media Nusantara Citra Tbk Rp2.659.203.000.000 Rp13.610.122.000.000 0,195384215
13 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Rp22.712.215.663.960 Rp70.778.225.596.560 0,320892696
14 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Rp3.987.565.000.000 Rp14.860.611.000.000 0,268331161
15 Pakuwon Jati Tbk Rp964.375.227.000 Rp16.770.742.538.000 0,05750343
16 Semen Gresik (Perser0) Tbk Rp20.221.066.650.000 Rp34.331.674.737.000 0,58899156
17 Summarecon Agung Tbk Rp368.093.737.000 Rp15.872.671.877.000 0,023190408
18 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Rp94.809.000.000.000 Rp141.822.000.000.000 0,668507002
19 United Tractors Tbk Rp13.625.012.000.000 Rp60.306.777.000.000 0,225928373
20 Waskita Karya (Persero) Tbk Rp621.791.835.556 Rp12.542.041.344.848 0,049576605
1
2015
Adaro Energy Tbk Rp20.238.796.245.000 Rp82.199.287.055.000 0,246216202
2 Astra International Tbk Rp41.702.000.000.000 Rp245.435.000.000.000 0,169910567
3 Bank Central Asia Tbk Rp9.712.021.000.000 Rp594.372.770.000.000 0,016339949
4 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp20.756.594.000.000 Rp508.595.288.000.000 0,040811613
5 Bumi Serpong Damai Tbk Rp803.252.704.495 Rp36.022.148.489.646 0,022298856
6 Gudang Garam Tbk Rp20.106.488.000.000 Rp63.505.413.000.000 0,316610617
7 Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Rp6.555.660.000.000 Rp26.560.624.000.000 0,246818749
8 Indofood Sukses Makmur Tbk Rp25.096.342.000.000 Rp91.831.526.000.000 0,27328678
9 Indocement Tunggal Prakasa Tbk Rp13.813.892.000.000 Rp27.638.360.000.000 0,499808672
10 Kalbe Farma Tbk Rp3.938.494.051.483 Rp13.696.417.381.439 0,287556515
11 Lippo Karawaci Tbk Rp2.731.533.000.000 Rp41.326.558.000.000 0,06609631
93
12 Media Nusantara Citra Tbk Rp4.145.497.000.000 Rp14.474.557.000.000 0,286398886
13 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Rp25.814.519.449.815 Rp89.598.832.090.495 0,288112231
14 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Rp5.579.117.000.000 Rp16.894.043.000.000 0,330241672
15 Pakuwon Jati Tbk Rp1.457.275.104.000 Rp18.778.122.467.000 0,077604942
16 Semen Gresik (Perser0) Tbk Rp25.167.682.710.000 Rp38.153.118.932.000 0,659649418
17 Summarecon Agung Tbk Rp420.472.052.000 Rp18.758.262.022.000 0,022415299
18 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Rp103.700.000.000.000 Rp166.173.000.000.000 0,624048431
19 United Tractors Tbk Rp12.659.736.000.000 Rp61.715.399.000.000 0,205130911
20 Waskita Karya (Persero) Tbk Rp1.923.143.995.454 Rp30.309.111.177.468 0,063451019
1
2016
Adaro Energy Tbk Rp20.747.696.532.000 Rp87.633.045.052.000 0,23675654
2 Astra International Tbk Rp43.237.000.000.000 Rp261.855.000.000.000 0,1651181
3 Bank Central Asia Tbk Rp16.990.835.000.000 Rp676.738.753.000.000 0,025106934
4 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp21.972.223.000.000 Rp603.031.880.000.000 0,036436254
5 Bumi Serpong Damai Tbk Rp823.792.584.789 Rp38.536.825.180.203 0,021376763
6 Gudang Garam Tbk Rp20.498.950.000.000 Rp62.951.634.000.000 0,32563015
7 Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Rp7.114.288.000.000 Rp28.901.948.000.000 0,246152543
8 Indofood Sukses Makmur Tbk Rp25.701.913.000.000 Rp82.174.515.000.000 0,312772311
9 Indocement Tunggal Prakasa Tbk Rp14.643.695.000.000 Rp30.150.580.000.000 0,48568535
10 Kalbe Farma Tbk Rp4.555.756.101.580 Rp15.226.009.210.657 0,29920881
11 Lippo Karawaci Tbk Rp2.902.208.000.000 Rp45.603.683.000.000 0,063639772
12 Media Nusantara Citra Tbk Rp4.824.369.000.000 Rp14.239.867.000.000 0,338793122
13 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Rp24.569.486.035.384 Rp91.823.679.278.048 0,267572441
14 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Rp6.087.746.000.000 Rp18.576.774.000.000 0,327707383
15 Pakuwon Jati Tbk Rp1.699.652.156.000 Rp20.674.141.654.000 0,082211498
16 Semen Gresik (Perser0) Tbk Rp30.846.750.207.000 Rp44.226.895.982.000 0,697465864
94
17 Summarecon Agung Tbk Rp451.343.312.000 Rp20.810.319.657.000 0,021688437
18 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Rp114.498.000.000.000 Rp179.611.000.000.000 0,63747766
19 United Tractors Tbk Rp12.072.399.000.000 Rp63.991.229.000.000 0,188657089
20 Waskita Karya (Persero) Tbk Rp3.013.846.252.216 Rp61.433.012.174.447 0,049059067
1
2017
Adaro Energy Tbk Rp20.410.780.044.000 Rp92.318.063.556.000 0,221091943
2 Astra International Tbk Rp48.402.000.000.000 Rp295.646.000.000.000 0,163716066
3 Bank Central Asia Tbk Rp16.868.949.000.000 Rp750.319.671.000.000 0,022482349
4 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp22.804.689.000.000 Rp709.330.084.000.000 0,032149615
5 Bumi Serpong Damai Tbk Rp771.936.999.821 Rp45.951.188.475.157 0,016799065
6 Gudang Garam Tbk Rp21.408.575.000.000 Rp66.759.930.000.000 0,32068001
7 Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Rp8.120.254.000.000 Rp31.619.514.000.000 0,256811474
8 Indofood Sukses Makmur Tbk Rp29.787.303.000.000 Rp87.939.488.000.000 0,338724999
9 Indocement Tunggal Prakasa Tbk Rp14.979.453.000.000 Rp28.863.676.000.000 0,518972462
10 Kalbe Farma Tbk Rp5.342.659.713.054 Rp16.616.239.416.335 0,321532423
11 Lippo Karawaci Tbk Rp3.854.458.000.000 Rp56.772.116.000.000 0,067893506
12 Media Nusantara Citra Tbk Rp5.306.989.000.000 Rp15.057.291.000.000 0,352453107
13 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Rp23.118.494.379.168 Rp85.259.311.570.068 0,271155067
14 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Rp6.199.299.000.000 Rp21.987.482.000.000 0,281946746
15 Pakuwon Jati Tbk Rp1.681.938.098.000 Rp23.358.717.736.000 0,072004727
16 Semen Gresik (Perser0) Tbk Rp32.523.309.598.000 Rp48.963.502.966.000 0,66423576
17 Summarecon Agung Tbk Rp421.578.607.000 Rp21.662.711.991.000 0,019461026
18 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Rp130.171.000.000.000 Rp198.484.000.000.000 0,655826162
19 United Tractors Tbk Rp16.374.852.000.000 Rp82.262.093.000.000 0,19905708
20 Waskita Karya (Persero) Tbk Rp4.742.288.130.361 Rp97.895.760.838.624 0,048442221
95
Lampiran 7
Umur Perusahaan (AGE)
NO Tahun Nama Perusahaan Tahun
Sampel
IPO AGE
1
2014
Adaro Energy Tbk 2014 2008 6
2 Astra International Tbk 2014 1990 24
3 Bank Central Asia Tbk 2014 2000 14
4 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2014 1996 18
5 Bumi Serpong Damai Tbk 2014 2008 6
6 Gudang Garam Tbk 2014 1990 24
7 Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk 2014 2010 4
8 Indofood Sukses Makmur Tbk 2014 1994 20
9 Indocement Tunggal Prakasa Tbk 2014 1989 25
10 Kalbe Farma Tbk 2014 1991 23
11 Lippo Karawaci Tbk 2014 1996 18
12 Media Nusantara Citra Tbk 2014 2007 7
13 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 2014 2003 11
14 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk 2014 2002 12
15 Pakuwon Jati Tbk 2014 1989 25
16 Semen Gresik (Perser0) Tbk 2014 1991 23
17 Summarecon Agung Tbk 2014 1990 24
18 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 2014 1995 19
19 United Tractors Tbk 2014 1989 25
96
20 Waskita Karya (Persero) Tbk 2014 2012 2
1
2015
Adaro Energy Tbk 2015 2008 7
2 Astra International Tbk 2015 1990 25
3 Bank Central Asia Tbk 2015 2000 15
4 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2015 1996 19
5 Bumi Serpong Damai Tbk 2015 2008 7
6 Gudang Garam Tbk 2015 1990 25
7 Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk 2015 2010 5
8 Indofood Sukses Makmur Tbk 2015 1994 21
9 Indocement Tunggal Prakasa Tbk 2015 1989 26
10 Kalbe Farma Tbk 2015 1991 24
11 Lippo Karawaci Tbk 2015 1996 19
12 Media Nusantara Citra Tbk 2015 2007 8
13 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 2015 2003 12
14 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk 2015 2002 13
15 Pakuwon Jati Tbk 2015 1989 26
16 Semen Gresik (Perser0) Tbk 2015 1991 24
17 Summarecon Agung Tbk 2015 1990 25
18 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 2015 1995 20
19 United Tractors Tbk 2015 1989 26
20 Waskita Karya (Persero) Tbk 2015 2012 3
1
2016
Adaro Energy Tbk 2016 2008 8
2 Astra International Tbk 2016 1990 26
3 Bank Central Asia Tbk 2016 2000 16
4 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2016 1996 20
97
5 Bumi Serpong Damai Tbk 2016 2008 8
6 Gudang Garam Tbk 2016 1990 26
7 Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk 2016 2010 6
8 Indofood Sukses Makmur Tbk 2016 1994 22
9 Indocement Tunggal Prakasa Tbk 2016 1989 27
10 Kalbe Farma Tbk 2016 1991 25
11 Lippo Karawaci Tbk 2016 1996 20
12 Media Nusantara Citra Tbk 2016 2007 9
13 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 2016 2003 13
14 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk 2016 2002 14
15 Pakuwon Jati Tbk 2016 1989 27
16 Semen Gresik (Perser0) Tbk 2016 1991 25
17 Summarecon Agung Tbk 2016 1990 26
18 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 2016 1995 21
19 United Tractors Tbk 2016 1989 27
20 Waskita Karya (Persero) Tbk 2016 2012 4
1
2017
Adaro Energy Tbk 2017 2008 9
2 Astra International Tbk 2017 1990 27
3 Bank Central Asia Tbk 2017 2000 17
4 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2017 1996 21
5 Bumi Serpong Damai Tbk 2017 2008 9
6 Gudang Garam Tbk 2017 1990 27
7 Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk 2017 2010 7
8 Indofood Sukses Makmur Tbk 2017 1994 23
9 Indocement Tunggal Prakasa Tbk 2017 1989 28
98
10 Kalbe Farma Tbk 2017 1991 26
11 Lippo Karawaci Tbk 2017 1996 21
12 Media Nusantara Citra Tbk 2017 2007 10
13 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 2017 2003 14
14 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk 2017 2002 15
15 Pakuwon Jati Tbk 2017 1989 28
16 Semen Gresik (Perser0) Tbk 2017 1991 26
17 Summarecon Agung Tbk 2017 1990 27
18 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 2017 1995 22
19 United Tractors Tbk 2017 1989 28
20 Waskita Karya (Persero) Tbk 2017 2012 5
Lampiran 8
Kompensasi Eksekutif (Komp_Eks)
No Nama Perusahaan KOMISI 2014 KOMISI 2015 KOMISI 2016 KOMISI 2017
1 Adaro Energy Tbk Rp272.249.400.000 Rp305.573.045.000 Rp307.120.088.000 Rp338.930.316.000
2 Astra International Tbk Rp1.100.000.000.000 Rp1.013.000.000.000 Rp995.000.000.000 Rp1.193.000.000.000
3 Bank Central Asia Tbk Rp372.977.000.000 Rp420.038.000.000 Rp414.589.000.000 Rp508.666.000.000
4 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp327.623.000.000 Rp271.745.000.000 Rp260.804.000.000 Rp366.540.000.000
5 Bumi Serpong Damai Tbk Rp38.891.090.895 Rp59.578.032.758 Rp51.953.840.342 Rp60.747.952.157
6 Gudang Garam Tbk Rp54.118.000.000 Rp61.305.000.000 Rp84.774.000.000 Rp118.041.000.000
99
7 Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Rp177.125.000.000 Rp194.598.000.000 Rp219.617.000.000 Rp236.650.000.000
8 Indofood Sukses Makmur Tbk Rp630.002.000.000 Rp695.632.000.000 Rp892.124.000.000 Rp953.911.000.000
9 Indocement Tunggal Prakasa Tbk Rp64.136.000.000 Rp80.504.000.000 Rp78.697.000.000 Rp80.785.000.000
10 Kalbe Farma Tbk Rp44.660.000.000 Rp42.700.000.000 Rp39.990.000.000 Rp47.870.000.000
11 Lippo Karawaci Tbk Rp23.681.642.232 Rp68.625.000.000 Rp46.328.000.000 Rp41.401.000.000
12 Media Nusantara Citra Tbk Rp33.199.000.000 Rp14.513.000.000 Rp14.513.000.000 Rp13.508.000.000
13 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Rp135.134.401.360 Rp135.699.925.140 Rp126.436.051.820 Rp125.248.699.428
14 Tambang Batubara Bukit Asam
(Persero) Tbk
Rp76.419.000.000 Rp87.125.000.000 Rp68.162.000.000 Rp70.338.000.000
15 Pakuwon Jati Tbk Rp22.685.521.000 Rp37.949.199.000 Rp49.368.354.000 Rp55.775.081.000
16 Semen Gresik (Perser0) Tbk Rp81.328.921.000 Rp91.632.377.000 Rp71.436.355.000 Rp99.372.379.000
17 Summarecon Agung Tbk Rp74.399.500.000 Rp72.752.224.000 Rp41.867.005.000 Rp50.262.623.000
18 Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Tbk
Rp718.000.000.000 Rp232.000.000.000 Rp548.000.000.000 Rp240.000.000.000
19 United Tractors Tbk Rp214.610.000.000 Rp225.496.000.000 Rp217.965.000.000 Rp206.822.000.000
20 Waskita Karya (Persero) Tbk Rp25.127.875.000 Rp34.247.500.000 Rp56.261.125.000 Rp122.055.520.000
100
Lampiran 9
Hasil Output SPSS
Hasil Uji Statistik
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
101
Hasil Uji Grafik P-Plot
Hasil Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov
102
Hasil Uji Multikolinieritas
Hasil Uji Autokorelasi Runs-Test
Hasil Uji Heterokesdastitas Scatterplot
103
Hasil Uji Koefisien Adjusted R Square
Hasil Uji Simultan F
Hasil Uji Statistik t