Pengaruh Ph Pada Perairan Dan Organisme Perikanan

download Pengaruh Ph Pada Perairan Dan Organisme Perikanan

If you can't read please download the document

description

pengaruh ph pada perairan

Transcript of Pengaruh Ph Pada Perairan Dan Organisme Perikanan

4

Pengaruh pH pada Perairan dan Organisme Perikanan

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Limnologi

DISUSUN OLEH :

MUKHAMMAD RIFQI ALMUMTAZ230110140057

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI PERIKANAN

JATINANGOR

2015

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan memberi petunjuk dan kekuatan kepada kita sehingga makalah Pengaruh pH pada Perairan dan Organisme Perikanan ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini dibuat guna memenuhi salah satu tugas Limnologi untuk mengetahui pengaruh pH pada organisme perikanan di perairan.

Penyusun menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini, berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari beberapa sumber yang membantu. Sehingga dalam kesempatan ini penyusun menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dorongan dan arahan dalam pembuatan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, Penyusun telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penyusun makalah ini dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam belajar dan hasilnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR2

BAB I PENDAHULUAN4

Latar Belakang4

Tujuan5

BAB II PEMBAHASAN6

2.1. Kualitas Air6

2.2. Hubungan Antar Kualitas Air7

2.3. pH10

BAB III KESIMPULAN14

DAFTAR PUSTAKA15

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Dewasa ini, teknologi dan kemajuan jaman adalah hal yang lumrah terjadi disetiap tempat di muka bumi ini. Dengan majunya perkembangan teknologi di dunia ini adalah akibat banyaknya pertumbuhan penduduk disetiap wilayah. Ini diakibatkan karena sumber daya manusia pun meningkat. Apalagi sekarang pendidikan untuk setiap manusia menjaid prioritas utama di suatu wilayah. Dengan majunya teknologi sesuatu yang dulu mustahil menjadi mungkin saja terjadi. Pengetahuan manusia yang berkembang yang membuat dunia ini begitu berbeda dengan dahulu. Semua kebutuhan manusia menjadi sangat mudah terpenuhi.

Namun, semua itu tidak lepasnya dari dampak negatif yang terjadi. Permasalahan permasalahan pun timbul akibat kemajuan teknologi. Akibat keserakahan manusia yang terkena imbas akibat ulah manusia adalah alam. Pencemaran terjadi dimana mana baik di darat, perairan, udara dan yang lainnya terkena akibat dampak kemajuan teknologi tersebut.

Adapun faktor faktor yang mempengaruhi yaitu :

1. Faktor fisika : tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa, bahan padat (solid), gaya antar listrik, radioaktifitas, dan viskositas.

2. Faktor kimia : zat kimia yang terlarut, perubahan pH, potensial reduksi oksidasi, alkalinitas, kesadahan, asiditas, kebutuhan oksigen, hydrogen, dan fosfat.

pH merupakan salah satu hal penting dalam menentukan kualitas air suatu perairan. pH umumnya mengalami peningkatan akibat dari perairan yang sudah tercemar oleh ulah manusia itu sendiri. Itu karena banyaknya limbah, ataupun bahan organic dan anorganik yang mencemari perairan tersebut. Walaupun ada beberapa factor lain yang dapat menyebabkan itu terjadi selain ulah manusia.

`1.2. Tujuan

Mengetahui faktor fisika dan kimia sebagai indikator yang mempengaruhi suatu perairan.Mengetahui akibat atau pengaruh yang terjadi karena pengaruh faktor fisika dan kimia.Mengetahui faktor faktor penyebab terjadinya perubahan pH dalam suatu perairan.Memenuhi tugas Limnologi.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kualitas Air

Kualitas air adalah kondisi kalitatif air yang diukur dan atau di uji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003). Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air.

Kualitas Air merupakan istilah yang menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untuk penggunaan tertentu, misalnya: air minum, perikanan, pengairan/irigasi, industri, rekreasi dan sebagainya. Peduli kualitas air adalah mengetahui kondisi air untuk menjamin keamanan dan kelestarian dalam penggunaannya.

Menurut Acehpedia (2010), kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna). Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemaliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi alamiahnya.

Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi atau komponen lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter yaitu parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut dan sebagainya), parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD, kadar logam dan sebagainya), dan parameter biologi (keberadaan plankton, bakteri, dan sebagainya).

Lima syarat utama kualitas air bagi kehidupan ikan adalah :

1. Rendah kadar amonia dan nitrit

2. Bersih secara kimiawi

3. Memiliki pH, kesadahan, dan temperatur yang sesuai

4. Rendah kadar cemaran organik, dan

5. Stabil

Pengukuran kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama adalah pengukuran kualitas air dengan parameter fisika dan kimia (suhu, O2 terlarut, CO2 bebas, pH, Konduktivitas, Kecerahan, Alkalinitas ).

Suhu air dipengaruhi komposisi substrat, kecerahan, kekeruhan, air tanah dan pertukaran air, panas udara akibat respirasi dan naungan dari kondisi perairan tersebut.

Kecerahan suatu perairan menentuan sejauh mana cahaya matahari dapat menembus suatu perairan dan sampai kedalaman berapa proses fotosintesis dapat berlangsung sempurna. Kecerahan yang mendukung adalah apabila pinggan seichi disk mencapai 20-40 cm dari permukaan.

2.2. Hubungan Antar Kualitas Air

Menurut Lesmana (2001), suhu pada air mempengaruhi kecepatan reaksi kimia, baik dalam media luar maupun dalam tubuh ikan. Suhu makin naik, maka reaksi kimia akan ssemakin cepat, sedangkan konsentrasi gas akan semakin turun, termasuk oksigen. Akibatnya, ikan akan membuat reaksi toleran dan tidak toleran. Naiknya suhu, akan berpengaruh pada salinitas, sehingga ikan akan melakukan proses osmoregulasi. Oleh ikan dari daerah air payau akan malakukan yoleransi yang tinggi dibandingkan ikan laut dan ikan tawar.

1. Parameter fisika

a. Suhu

Pola temparatur ekosistem air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya, ketinggihan geografis dan juga oleh faktor kanopi (penutupan oleh vegetasi) dari pepohonan yang tumbuh di tepi. Di samping itu pola temperatur perairan dapat di pengaruhi oleh faktor-faktor anthropogen (faktor yang di akibatkan oleh aktivitas manusia) seperti limbah panas yang berasal dari air pendingin pabrik, penggundulan DAS yang menyebabkan hilangnya perlindungan, sehingga badan air terkena cahaya matahari secara langsung.

Suhu tinggi tidak selalu berakibat mematikan tetapi dapat menyebabkan gangguan status kesehatan untuk jangka panjang, misalnya stres yang ditandai dengan tubuh lemah, kurus, dan tingkah laku abnormal. Pada suhu rendah, akibat yang ditimbulkan antara lain ikan menjadi lebih rentan terhadap infeksi fungi dan bakteri patogen akibat melemahnya sistem imun. Pada dasarnya suhu rendah memungkinkan air mengandung oksigen lebih tinggi, tetapi suhu rendah menyebabkan stres pernafasan pada ikan berupa menurunnya laju pernafasan dan denyut jantung sehingga dapat berlanjut dengan pingsannya ikan-ikan akibat kekurangan oksigen.

2. Parameter kimia

a. pH

Organisme akuatik dapat hidup dalam suatu perairan yang mepunyai nilai PH dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai asam lemah sampai basa lemah. PH yang ideal bagi kehidupan organisme akuatik pada umumnya berkisar antara 7 sampai 8,5.Kondisi perairan yang bersifat asam maupun basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi.Disamping itu PH yang sangat rendah akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat yang bersifat toksik semakin tinggi yang tentunya akan mengancam kelangsungan hidup organisme akuatik.Sementara PH yang tinggi akan menyebabkan keseimbangan antara ammonium dan ammoniak dalam air akan terganggu, dimana kenaikan PH diatas netralakan meningkat konsentrasi ammoniak yang jga sangat toksik bagi organisme.

Batas toleransi organisme terhadap PH bervariasi tergantung pada suhu, oksigen terlarut, dan kandngan garam-garam ionik suatu perairan.Kebanyakan perairan alami memiliki PH berkisar antara 6-9 . sebagian besar biota perairan sensitif terhadap perubahan PH dan menyukai nilai Phsekitar 7-8,5(Effendi, 2003 dalam).Nilai PH sangat menentukan dominasi fitoplankton. Pada umumnya alga biru lebih menyukai PH netral sampai basa dan respon pertumbuhan negatif terhadap asam(PH 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat.

Keberadaan pH di suatu perairan

Derajat Keasaman (pH) sangat penting sebagai parameter kualitas air yaitu diberbagai perairan:

a. Laut

Air laut mempunyai kemampuan menyangga yang sangat besar untuk mencegah perubahan pH. Perubahan pH sedikit saja dari pH alami akan memberikan petunjuk terganggunya sistem penyangga. Hal ini dapat menimbulkan perubahan dan ketidak seimbangan kadar CO2 yang dapat membahayakan kehidupan biota laut. pH air laut permukaan di Indonesia umumnya bervariasi dari lokasi ke lokasi antara 6.0 8,5. Perubahan pH dapat mempunyai akibat buruk terhadap kehidupan biota laut, baik secara langsung maupun tidak langsung. Akibat langsung adalah kematian ikan, burayak, telur, dan lain-lainnya, serta mengurangi produktivitas primer. Akibat tidak langsung adalah perubahan toksisitas zat-zat yang ada dalam air, misalnya penurunan pH sebesar 1,5 dari nilai alami dapat memperbesar toksisitas NiCN sampai 1000 kali.

b. Danau

Perairan danau nilai pH berkisar pH 6,7 8,6 hal ini dkarenakan karena kedalaman danau dangkal sehingga pH tanah sangat mempengaruhinya.

c. Waduk

Perairan waduk nilai pH berkisar 5,7-10,5 hal ini dikarenakan Pengkuran pH dan konduktivitas menunjukkan bahwa penurunan pH sejalan dengan kedalaman, diikuti kenaikan konduktivitas. Hal ini disebabkan proses dekomposisi bahan organik menyebabkan terbentuknya senyawasenyawa asam organik yang akan menurunkan pH, dan pelepasan senyawa anorganik yang akan memperkaya kandungan ion dalam perairan sehingga meningkatkan konduktivitas.

d. Sungai

Nilai derajat keasaman (pH) suatu perairan mencirikan keseimbangan antara asam dan basa dalam air dan merupakan pengukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan (Saeni, 1989). Sebagian besar biota akuatik sensitive terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH sekitar 7-8,5 .

Perubahan pH di Perairan

Tingkat keasaman (pH) perairan merupakan parameter kualitas air yang penting dalam ekosistem perairan tambak. Faktor- faktor yang Perubahan pH di perairan yaitu:

1. Aktivitas fotosintesis

2. Aktivitas respirasi

Fotosintesis memerlukan karbon di oksida, yang oleh komponen autotrof akan dirubah menjadi monosakarida. Penurunan karbon dioksida dalam ekosistem akan meningkatkan pH perairan. Sebaliknya, proses respirasi oleh semua komponen ekosostem akan meningkatkan jumlah karbon dioksida, sehingga pH perairan menurun (Wetzel, 1983). Nilai pH perairan merupakan parameter yang dikaitkan dengan konsentrasi karbon dioksida (CO2) dalam ekosistem. Semakin tinggi konsentrasi karbon dioksida, pH perairan semakin rendah. Konsetrasi karbon dioksida ditentukan pula oleh keseimbangan antara proses fotosintesis dan respirasi. Fotosintesis merupakan proses yang menyerap CO2, sehigga dapat meningkatkan pH perairan. Sedangkan respirasi menghasilkan CO2 kedalam ekosistem, sehingga pH perairan menurun. Karbon dioksida dalam ekosistem perairan dihasilkan melalui proses respirasi oleh semua organisme dan proses perombakan bahan organik dan anorganik oleh bakteri.

Pengaruh Perubahan pH Terhadap Kesehatan Ikan

Pescod (1973) menyatakan bahwa toleransi untuk kehidupan ikan terhadap pH bergantung kepada banyak faktor meliputi suhu, konsentrasi oksigen terlarut, adanya variasi bermcam-macam anion dan kation, jenis dan daur hidup biota. Perairan basa (7 9) merupakan perairan yang produktif dan berperan mendorong proses perubahan bahan organik dalam air menjadi mineral-mineral yang dapat diasimilasi oleh fotoplankton (Suseno, 1974).

pH air berfluktuasi mengikuti kadar CO2 terlarut dan memiliki pola hubungan terbalik, semakin tinggi kandungan CO2 perairan, maka pH akan menurun dan demikian pula sebaliknya. Fluktuasi ini akan berkurang apabila air mengandung garam CaCO3 (Cholik et al., 2005). pH air yang tidak optimal akan berpengaruh, meningkatkan daya racun hasil metabolisme seperti NH3 dan H2S.

Adanya peningakatan daya racun hasil metabolisme tersebut maka dapat menyebabkan kondisi tubuh ikan terganggu, misalnya:

- Ikan mengalami stress

- Tidak memiliki nafsu makan

- Cara berenangnya tidak stabil, dan gelisah

- Tidak mampu berkembang biak atau bertelur.

- Pertumbuhan terhambat

Dengan melihat kondisi ikan yang terganggu tersebut maka organisme patogen penyebab penyakit seperti jamur, bakteri, parasit dan virus, mempunyai kesempatan untuk masuk dan menyerang ikan tersebut. Dan jika serangan organisme patogen tersebut tidak di tanggulangi atau tidak di cegah dengan baik maka ikan yang terkena serangan tersebut akan mengalami kematian.

BAB III

KESIMPULAN

Beberapa faktor yang menjadi indikator pengaruh terhadap perairan dibagi menjadi dua macam, yaitu faktor kimia dan fisika. Faktor fisika diantaranya tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa, bahan padat (solid), gaya antar listrik, radioaktifitas, dan viskositas. Faktor kimia diantaranya : zat kimia yang terlarut, perubahan pH, potensial reduksi oksidasi, alkalinitas, kesadahan, asiditas, kebutuhan oksigen, hydrogen, dan fosfat.

Akibat pengaruh faktor fisika dan kimia pada perairan adalah dampaknya akan langsung mengenai organisme di perairan tersebut. Seperti pengaruh pH terhadap perairan adalah mengakibatkan adanya racunikan di perairan tersebut mengakibatkan meningkatnya daya racun hasil metabolisme seperti NH3 dan H2S. Adanya peningakatan daya racun hasil metabolisme tersebut maka dapat menyebabkan kondisi tubuh ikan terganggu, misalnya : Ikan mengalami stress, tidak memiliki nafsu makan, cara berenangnya tidak stabil dan gelisah, tidak mampu berkembang biak atau bertelur, pertumbuhan terhambat.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Laporan/kualitas.html" http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Laporan/kualitas.html

http://www.slideshare.net/putranana/manjemen-kualitas-air" http://www.slideshare.net/putranana/manjemen-kualitas-air

http://gusri.heck.in/derajat-keasaman-ph-pada-perairan.xhtml" http://gusri.heck.in/derajat-keasaman-ph-pada-perairan.xhtml