PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

113
PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP TINDAKAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA SMPN 2 GALANG KECAMATAN GALANG KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015 T E S I S Oleh SRI MUKTI LEMBAYUNG 137032115/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

Transcript of PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

Page 1: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP TINDAKAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA

SMPN 2 GALANG KECAMATAN GALANG KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2015

T E S I S

Oleh

SRI MUKTI LEMBAYUNG 137032115/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2015

Page 2: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP TINDAKAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA

SMPN 2 GALANG KECAMATAN GALANG KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2015

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam

Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

SRI MUKTI LEMBAYUNG 137032115/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2015

Page 3: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

Judul Tesis : PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP TINDAKAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA SMPN 2 GALANG KECAMATAN GALANG KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

Nama Mahasiswa : Sri Mukti Lembayung Nomor Induk Mahasiswa : 137032115 Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Fikarwin Zuska) (Drs. Eddy Syahrial, MS Ketua Anggota

)

Dekan

(Dr.Drs. Surya Utama, MS

)

Tanggal Lulus : 15 Agustus 2015

Page 4: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

Telah diuji Pada Tanggal : 15 Agustus 2015 PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M Anggota : 1. Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes

2. Dr. Fikarwin Zuska 3. Drs. Eddy Syahrial, M.S

Page 5: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

PERNYATAAN

PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP TINDAKAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA

SMPN 2 GALANG KECAMATAN GALANG KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2015

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Agustus 2015

Sri Mukti Lembayung 137032115/IKM

Page 6: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

THESIS

By

SRI MUKTI LEMBAYUNG

137032115/IKM

S2 STUDY PROGRAM PUBLIC HEALTH SCIENCE FACULTY OF PUBLIC HEALTH

UNIVERSITY OF NORTHERN SUMATRA MEDAN 2015

Page 7: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

ABSTRAK

Kebiasaan merokok yang melanda dunia telah menimbulkan berbagai masalah kesehatan, tim peneliti Amerika Serikat menyimpulkan gambar dalam kemasan rokok di banyak negara, lebih efektif mencegah orang merokok daripada peringatan tertulis larangan merokok. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi tentang gambar pada kemasan rokok terhadap tindakan merokok pada remaja putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional dengan pendekatan korelasi untuk mengetahui pengaruh persepsi tentang gambar pada kemasan rokok (independen) terhadap tindakan merokok pada remaja putra. Populasi adalah siswa pria SMPN 2 Galang berjumlah 291 orang. Sampel diambil dengan teknik random sampling sejumlah 83 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi lingkungan (p=0,049), kebutuhan dan keinginan (p=0,014), kepercayaan, prasangka dan nilai (p=0,000) mempunyai pengaruh terhadap tindakan merokok pada remaja putra di SMPN 2 Galang. Disarankan kepada orang tua untuk menanamkan nilai bahwa merokok merugikan dan buruk bagi kesehatan dan kepada siswa diharapkan menghindari lingkungan yang memberikan efek negatif perilaku merokok pada remaja. Kata Kunci: Persepsi, Gambar pada Kemasan Rokok, Tindakan Merokok

i

Page 8: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

ABSTRACT

Smoking habit, which spreads all over the world, has caused various health problems. A research team from the United States concludes that the pictures on cigarette packs in many countries are more effective in forestalling people to smoke rather than written warning of ‘No Smoking’. The objective of the research was to find out the influence of perception on pictures on cigarette packs on smoking by male teenagers at SMPN 2 Galang, Galang Subdistrict, Deli Serdang District, in 2015. The research used analytic correlation method with cross sectional design which was aimed to find out the influence of perception on pictures on cigarette packs (independent) on smoking by male teenagers. The population was 291male teenagers at SMPN 2 Galang, and 83 of them were used as the samples, taken by using simple random sampling technique. The result of the research showed that environment (p = 0.049), need and want (p = 0.014), confidence, prejudice, and value (p = 0.000) had the influence on smoking by male teenagers at SMPN 2 Galang. It is recommended that parents provide the values that smoking will harm, and it is bad for health. Students should avoid environment which provide negative effect of smoking behavior in teenagers. Keywords: Perception, Pictures on Cigarette Packs, Smoking

ii

Page 9: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur penulis dipanjatkan kepada Allah Swt atas berkat dan

pertolonganNya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

penyusunan tesis ini dengan judul Pengaruh Persepsi tentang Gambar pada

Kemasan Rokok terhadap Tindakan Merokok pada Remaja Putra SMPN 2

Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015.

Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk

menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat

Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara. Proses penulisan tesis dapat terwujud berkat dukungan,

bimbingan, arahan dan bantuan moral maupun material dari banyak pihak. Untuk itu

izinkan penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Prof. Subhilhar, Ph.D, selaku Pejabat Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk mengikuti pendidikan pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi S2 FKM

Universitas Sumatera Utara.

4. Dr. Fikarwin Zuska, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang dengan penuh

perhatian dan kesabaran membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktu

untuk membimbing penulis mulai dari proposal hingga penulisan tesis selesai.

iii

Page 10: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

5. Drs. Eddy Syahrial, M.S, selaku Anggota Komisi Pembimbing dengan penuh

perhatian dan kesabaran membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktu

untuk membimbing penulis mulai dari proposal hingga penulisan tesis selesai.

6. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M, selaku Komisi Penguji yang telah banyak

memberikan arahan dan masukan demi kesempurnaan penulisan tesis ini.

7. Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes, selaku Komisi Penguji yang telah banyak

memberikan arahan dan masukan demi kesempurnaan penulisan tesis ini

8. Kepala Sekolah SMPN 2 Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Kepala Sekolah MTs Al-Washliyah Petumbukan Kecamatan Galang Kabupaten

Deli Serdang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

10. Dosen dan staf di lingkungan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

11. Alm. Ayahanda Suroso Suharjo dan Almh. Ibunda Sutirah, yang semasa hidupnya

telah memberikan kasih sayang, dukungan dan doa kepada penulis hingga bisa

menyelesaikan pendidikan ini.

12. Teristimewa Suamiku Supardan, SE dan anak-anakku Teguh Arifianto dan Dinda

Pertiwi yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis agar bisa

menyelesaikan pendidikan ini.

iv

Page 11: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

13. Kakanda Dyah Supriatin, S.H, dan Kristina Supri, S.E, serta adik-adikku dr. Asih

Sugiarti, Suci Puji Lestari, S.Kep dan Wahyu Juliani, Am.Keu, yang telah

memberikan dukungan dan doa kepada penulis agar bisa menyelesaikan

pendidikan ini.

14. Untuk rekan-rekan seperjuangan mahasiswa S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat tahun

2013 yang telah membantu dalam menjalani dan menyelesaikan pendidikan di

Program Magister IKM FKM-USU.

15. Untuk sahabat-sahabat kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang dan

Puskesmas Petumbukan Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang yang telah

memberikan bantuan serta dukungan moril kepada penulis untuk tetap semangat

hingga akhir penyelesaian tesis ini.

Penulis menyadari atas segala keterbatasan dan kekurangan, untuk itu saran

dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini

dengan harapan, semoga tesis ini bermanfaat bagi pengambil kebijakan di bidang

kesehatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.

Kiranya Allah SWT akan membalas semua kebaikan dan bantuan yang telah

penulis terima selama ini serta melimpahkan berkat dan rahmatNya kepada kita

semua.

Medan, Juli 2015 Penulis

Sri Mukti Lembayung 137032115/IKM

v

Page 12: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

RIWAYAT HIDUP

Sri Mukti Lembayung lahir pada tanggal 30 September 1972 di Medan. Anak

ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Alm. Ayahanda Suroso Suharjo dan Almh.

Ibunda Sutirah.

Pendidikan formal penulis dimulai dari pendidikan di Sekolah Dasar Negeri

060886 Medan selesai tahun 1985, Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Medan

selesai tahun 1988, SMA Swasta Dharma Pancasila Provinsi Sumatera Utara di

Medan selesai tahun 1991, S1 Kedokteran Gigi USU di Medan Tahun 1999 dan saat

ini sedang menyelesaikan Program Studi S2 di FKM USU.

Penulis mulai bekerja tahun 1999-2003 sebagai Dokter Gigi PTT di

Kabupaten Asahan, tahun 2003-2006 sebagai Dokter Gigi PTT di Kabupaten Dairi,

dan dari tahun 2006-2010 PNS di Kabupaten Dairi, 2010 hingga saat ini bekerja

sebagai Dokter Gigi PNS di Kabupaten Deli Serdang.

vi

Page 13: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ........................................................................................................... i ABSTRACT .......................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vi DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1 1.2 Permasalahan ........................................................................ 9 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 9 1.4 Hipotesis Penelitian ............................................................... 9 1.5 Manfaat Penelitian ................................................................ 9

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 11 2.1 Persepsi ................................................................................. 11

2.1.1 Pengertian Persepsi ................................................... 11 2.1.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persepsi .............. 13

2.2 Sikap ................................................................................... 15 2.3 Perilaku Merokok .................................................................. 19

2.3.1 Pengertian Perilaku Merokok ................................... 19 2.3.2 Tipe Perilaku Merokok ............................................ 20 2.3.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku .............. 24

2.4 Tindakan Merokok ................................................................ 26 2.4.1 Pengertian Tindakan.................................................. 26 2.4.2 Pengertian Merokok .................................................. 27 2.4.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi untuk Merokok ... 28

2.5 Rokok ................................................................................... 28 2.5.1 Defenisi Rokok ......................................................... 28 2.5.2 Jenis Rokok .............................................................. 29 2.5.3 Kandungan Rokok .................................................... 29

2.6 Peraturan Pemerintah ............................................................ 32 2.6.1 Gambar Kemasan Rokok .......................................... 33 2.6.2 Jenis-jenis Gambar pada Kemasan Rokok ................ 36

2.7 Remaja .................................................................................. 38 2.8 Bahaya Rokok bagi Kesehatan ............................................. 42

vii

Page 14: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

2.9 Landasan Teori ...................................................................... 43 2.10 Kerangka Konsep .................................................................. 44

BAB 3. METODE PENELITIAN ............................................................. 46 3.1 Jenis Penelitian ...................................................................... 46 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 46

3.2.1 Lokasi Penelitian ....................................................... 46 3.2.2 Waktu Penelitian ....................................................... 46

3.3 Populasi dan Sampel ............................................................. 47 3.3.1 Populasi ..................................................................... 47 3.3.2 Sampel ....................................................................... 47

3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................... 48 3.5 Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran ....................... 49 3.6 Metode Analisa Data ............................................................ 50

BAB 4. HASIL PENELITIAN .................................................................. 52

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................... 52 4.2 Analisis Univariat ................................................................. 54

4.2.1 Karakteristik Responden ........................................... 54 4.2.2 Kemampuan dan Keterbatasan Fisik ......................... 54 4.2.3 Kondisi Lingkungan .................................................. 56 4.2.4 Pengalaman .............................................................. 58 4.2.5 Kebutuhan dan Keinginan ........................................ 59 4.2.6 Kepercayaan, Prasangka dan Nilai ............................ 60 4.2.7 Tindakan Merokok .................................................... 62

4.3 Analisis Bivariat ................................................................. 63 4.3.1 Pengaruh Kemampuan dan Keterbatasan Fisik

terhadap Tindakan Merokok pada Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang ...................................................................... 63

4.3.2 Pengaruh Kondisi Lingkungan terhadap Tindakan Merokok pada Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang ............ 64

4.3.3 Pengaruh Pengalaman terhadap Tindakan Merokok Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang ........................................... 65

4.3.4 Pengaruh Kebutuhan dan Keinginan terhadap Tindakan Merokok Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang ............ 66

viii

Page 15: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

4.3.5 Pengaruh Kepercayaan, Prasangka dan Nilai terhadap Tindakan Merokok Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang Analisis Multivariat ................................................... 67

4.4 Analisis Multivariat ............................................................... 68 BAB 5. PEMBAHASAN ............................................................................ 70

5.1 Pengaruh Kemampuan dan Keterbatasan Fisik terhadap Tindakan Merokok Pada Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang ........................ 70

5.2 Pengaruh Kondisi Lingkungan terhadap Tindakan Merokok pada Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang ....................................................... 74

5.3 Pengaruh Pengalaman terhadap Tindakan Merokok Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang .................................................................................. 77

5.4 Pengaruh Kebutuhan dan Keinginan terhadap Tindakan Merokok Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang ....................................................... 80

5.5 Pengaruh Kepercayaan, Prasangka dan Nilai terhadap Tindakan Merokok Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang ........................ 83

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 88

6.1. Kesimpulan ........................................................................... 88 6.2. Saran ................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 90

ix

Page 16: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

DAFTAR TABEL No. Judul Halaman

3.1. Aspek Pengukuran .......................................................................... 50

4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik di SMPN 2 Galang Kabupaten Deli Serdang ...................................... 54

4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kemampuan dan Keterbatasan Fisik ........................................................................... 55

4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Kemampuan dan Keterbatasan Fisik .................................................................... 56

4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kondisi Lingkungan 56

4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Kondisi Lingkungan .................................................................................... 57

4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengalaman ............ 58

4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Pengalaman 59

4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebutuhan dan Keinginan ........................................................................................ 59

4.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Kebutuhan dan Keinginan ................................................................................. 60

4.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepercayaan, Prasangka dan Nilai ......................................................................... 60

4.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Kepercayaan, Prasangka dan Nilai .................................................. 61

4.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan Merokok . 62

4.13 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Tindakan Merokok .......................................................................................... 62

x

Page 17: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

4.14 Pengaruh Kemampuan dan Keterbatasan Fisik terhadap Tindakan Merokok Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang ................................................................. 63

4.15 Pengaruh Kondisi Lingkungan terhadap Tindakan Merokok Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang ............................................................................................ 64

4.16 Pengaruh Pengalaman terhadap Tindakan Merokok Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang ...... 65

4.17 Pengaruh Kebutuhan dan Keinginan terhadap Tindakan Merokok Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang ............................................................................................ 66

4.18 Pengaruh Kepercayaan, Prasangka dan Nilai terhadap Tindakan Merokok Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang ................................................................. 67

4.19 Variabel Independen Terhadap Tindakan Merokok pada Siswa SMP N 2 Desa Petumbukkan Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang ............................................................................................ 68

xi

Page 18: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

DAFTAR GAMBAR No. Judul Halaman

2.1. Rokok ................................................................................................... 30

2.2. Merokok dengan Anak di Dekatnya ..................................................... 36

2.3. Kanker Tenggorokan ............................................................................. 36

2.4. Perokok Dengan Asap Yang Membentuk Tengkorak .......................... 37

2.5. Kanker Mulut ........................................................................................ 37

2.6. Paru-paru Menghitam Karena Kanker .................................................. 37

2.7. Kerangka Konsep .................................................................................. 45

xii

Page 19: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halaman

1. Surat Izin Penelitian .................................................................................... 93

2. Kuesioner ................................................................................................... 94

3. Master Tabel ............................................................................................... 101

4. Hasil Analisis Data ..................................................................................... 107

5. Dokumentasi Penelitian .............................................................................. 128

xiii

Page 20: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

ABSTRAK

Kebiasaan merokok yang melanda dunia telah menimbulkan berbagai masalah kesehatan, tim peneliti Amerika Serikat menyimpulkan gambar dalam kemasan rokok di banyak negara, lebih efektif mencegah orang merokok daripada peringatan tertulis larangan merokok. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi tentang gambar pada kemasan rokok terhadap tindakan merokok pada remaja putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional dengan pendekatan korelasi untuk mengetahui pengaruh persepsi tentang gambar pada kemasan rokok (independen) terhadap tindakan merokok pada remaja putra. Populasi adalah siswa pria SMPN 2 Galang berjumlah 291 orang. Sampel diambil dengan teknik random sampling sejumlah 83 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi lingkungan (p=0,049), kebutuhan dan keinginan (p=0,014), kepercayaan, prasangka dan nilai (p=0,000) mempunyai pengaruh terhadap tindakan merokok pada remaja putra di SMPN 2 Galang. Disarankan kepada orang tua untuk menanamkan nilai bahwa merokok merugikan dan buruk bagi kesehatan dan kepada siswa diharapkan menghindari lingkungan yang memberikan efek negatif perilaku merokok pada remaja. Kata Kunci: Persepsi, Gambar pada Kemasan Rokok, Tindakan Merokok

i

Page 21: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

ABSTRACT

Smoking habit, which spreads all over the world, has caused various health problems. A research team from the United States concludes that the pictures on cigarette packs in many countries are more effective in forestalling people to smoke rather than written warning of ‘No Smoking’. The objective of the research was to find out the influence of perception on pictures on cigarette packs on smoking by male teenagers at SMPN 2 Galang, Galang Subdistrict, Deli Serdang District, in 2015. The research used analytic correlation method with cross sectional design which was aimed to find out the influence of perception on pictures on cigarette packs (independent) on smoking by male teenagers. The population was 291male teenagers at SMPN 2 Galang, and 83 of them were used as the samples, taken by using simple random sampling technique. The result of the research showed that environment (p = 0.049), need and want (p = 0.014), confidence, prejudice, and value (p = 0.000) had the influence on smoking by male teenagers at SMPN 2 Galang. It is recommended that parents provide the values that smoking will harm, and it is bad for health. Students should avoid environment which provide negative effect of smoking behavior in teenagers. Keywords: Perception, Pictures on Cigarette Packs, Smoking

ii

Page 22: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tim peneliti Amerika Serikat menyimpulkan gambar dalam kemasan rokok di

banyak negara, lebih efektif mencegah orang merokok daripada peringatan tertulis

larangan merokok. Lebih dari 40 negara telah menempelkan label peringatan

kesehatan pada gambar. Perokok menilai label peringatan dengan gambar dan teks

lebih kuat mendapat kepercayaan mereka, relevansinya dengan perokok itu sendiri

dan lebih efektif daripada peringatan yang hanya berupa teks, demikian ungkapan

James Thrasher, peneliti utama kemasan rokok tersebut. Thrasher mengatakan

perokok yang tidak terlalu ‘melek huruf’ menilai label bergambar lebih bisa dipahami

dibandingkan peringatan hanya dengan tulisan. Ini merupakan temuan besar bagi

negara-negara berkembang yang angka buta aksara dan jumlah perokoknya tinggi.

(www:voaindonesia.com).

Peringatan yang lebih keras, yang menunjukkan kerusakan fisik akibat

merokok, lebih efektif daripada gambar lain, seperti gambar orang menderita dampak

merokok atau gambar yang lebih simbolis atau abstrak, misalnya, batu nisan yang

menunjukkan kematian akibat merokok, kata Thrasher. Namun menurut Thrasher

pula, perokok akhirnya menjadi tidak peka terhadap gambar paling keras pada paket,

seperti foto organ tubuh yang sakit.

Page 23: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

2

Ogawa dalam Irawan (2009), mendefinisikan kebiasaan merokok sebagai

perilaku penggunaan tembakau yang menetap, biasanya lebih dari setengah bungkus

rokok perhari, dengan tambahan adanya stres yang disebabkan oleh kebutuhan akan

tembakau secara berulang-ulang. Kebiasaan merokok menganggu kesehatan,

kenyataan ini tidak bisa kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat

buruk dari merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan

merokok bukan saja merugikan bagi perokok sendiri tapi juga bagi orang

disekitarnya.

Kebiasaan merokok yang melanda dunia telah menimbulkan berbagai masalah

kesehatan. Menurut UU No 19 tahun 2009 rokok merupakan salah satu zat adiktif

yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat,

oleh karena itu perlu dilakukan berbagai upaya pengamanan.Tujuan pengamanan

yang dimaksud adalah melindungi kesehatan masyarakat terhadap insidensi penyakit

yang fatal dan penyakit yang dapat menurunkan kualitas hidup akibat penggunaan

rokok, melindungi penduduk usia produktif dan remaja dari dorongan lingkungan dan

pengaruh iklan untuk inisiasi penggunaan dan ketergantungan terhadap rokok, serta

meningkatkan kesadaran, kewaspadaan kemampuan dan kegiatan masyarakat

terhadap bahaya kesehatan penggunaan rokok.

Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau telah diratifikasikan 176

negara sejak mulai diberlakukan tahun 2005. Amerika, produsen rokok terkemuka,

dan tujuh negara lain telah menandatangani kesepakatan, namun belum meratifikasi

konvensi itu. 10 negara lainnya belum menandatangani kesepakatan tersebut,

Page 24: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

3

termasuk Indonesia, yang sebagai negara dengan konsumen rokok yang cukup besar

dan diperkirakan mencapai sekitar 57 juta perokok.(www.voaindonesia.com).

Tjandra memaparkan, data The Global Youth Tobacco Survey (2006) di

Indonesia 64.2% anak-anak sekolah yang disurvei melaporkan terpapar asap rokok

selama mereka dirumah atau menjadi second hand smoke (SHS). Lebih dari 43 juta

anak Indonesia tinggal dengan perokok dirumah. Global Youth Tobacco Survey

(2013) melaporkan 89% anak-anak usia 13-15 tahun terpapar SHS di tempat-tempat

umum. Anak-anak yang terpapar SHS mengalami penurunan pertumbuhan paru,

mudah terinfeksi saluran pernafasan dan telinga, dan asma.

Menurut data hasil Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2011, persentase

perokok aktif di Indonesia mencapai 67% (laki-laki) dan 2.7% (perempuan) dari

jumlah penduduk, terjadi kenaikan 6 tahun sebelumnya perokok laki-laki sebesar

53%. Data yang sama juga menyebutkan bahwa 85.4% orang dewasa terpapar asap

rokok ditempat umum, di rumah (78.4%) dan di tempat bekerja (51.3%). Mereka

yang merokok di rumah sama dengan mencelakakan kesehatan anak dan istri.

Riset Kesehatan Dasar 2013 Kementerian Kesehatan RI menyatakan perilaku

merokok penduduk usia 15 tahun ke atas masih belum terjadi penurunan dari 2007-

2013, bahkan cenderung mengalami peningkatan dari 34,2% pada 2007 menjadi

36,2% pada 2013. Selain itu, data riset tersebut juga menunjukkan bahwa pada 2013,

sebanyak 64,9% warga yang masih menghisap rokok adalah berjenis kelamin laki-

laki dan sisanya sebesar 2,1% adalah perempuan. Di samping itu, juga ditemukan

bahwa 1,4% perokok masih berumur 10-14 tahun, dan sebanyak 9,9% perokok pada

kelompok tidak bekerja.

Page 25: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

4

Menurut penelitian terbaru dari Institute for Health Metrics and Evaluation

(IHME), 2012 sebuah organisasi riset global di Universitas Washington, jumlah pria

perokok di Indonesia meningkat dan menempati peringkat kedua di dunia dengan

57% di bawah Timor Leste 61%. Di bawah Indonesia ada Laos (51,3%), China

(45,1%) Kamboja (42,1%).

WHO memperkirakan terdapat 1,25 miliar penduduk dunia adalah perokok

dan dua pertiganya terdapat di negara-negara maju, dengan sekurang-kurangnya 1

dari 4 orang dewasa adalah perokok. Prevalensi perokok secara berturut di Amerika

Serikat dan Inggris pada laki-laki adalah 25% dan 27% dan pada wanita adalah 21%

dan 25%. Di beberapa negara Eropa didapatkan data prevalensi merokok di Jerman

38%, Prancis 30%, Italia 29%, Swedia 18% dan di negara berkembang didapatkan

prevalensi yang lebih tinggi (Darmawati, 2010).

Merokok masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas di

Indonesia. Dengan jumlah perokok di Indonesia saat ini mencapai 57 persen

penduduk atau kurang lebih 100 juta orang, artinya kini Indonesia menduduki

peringkat ke-7 dalam urutan negara yang jumlah perokoknya paling banyak. Jumlah

perokok di seluruh dunia saat ini mencapai 1,1 miliar orang. Sebanyak 800 juta orang

diantaranya di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.Peraturan Pemerintah

(PP) No 81/1999 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan telah direvisi untuk

melindungi masyarakat dari bahaya kesehatan akibat merokok, dimana revisi tersebut

mengharuskan penulisan jumlah kandungan tar dan nikotin dalam setiap batang

rokok. Karena itu, setiap bungkus rokok kini harus ditulis bahaya merokok terhadap

Page 26: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

5

kesehatan. Misalnya, sakit jantung, paru-paru dan gangguan kehamilan (Health

Today dalam Wiliana, 2010).

Perilaku merokok jelas bukan merupakan perilaku sehat. Rokok memiliki

banyak dampak negatif bagi kesehatan. Namun perilaku seseorang tidak akan terlepas

dari pengaruh lingkungannya. Lingkungan yang memengaruhi derajat kesehatan

seseorang salah satunya adalah lingkungan sosial budaya. Masyarakat Indonesia

terdiri atas banyak suku budaya yang mempunyai latar belakang beraneka ragam.

Lingkungan budaya tersebut sangat memengaruhi tingkah laku manusia yang

memiliki budaya tersebut, sehingga dengan keanekaragaman budaya menimbulkan

variasi dalam perilaku manusia dalam segala hal, termasuk dalam perilaku kesehatan.

Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan, tetapi

masih banyak orang yang melakukannya. Bahkan orang mulai merokok ketika

mereka masih remaja. Sejumlah studi menegaskan bahwa kebanyakan perokok mulai

merokok antara umur 11 dan 13 tahun dan 85% sampai 95% sebelum umur 18 tahun

(Laventhal & Dhyvettere dalam Smet, 1994). Komasari dan Helmi (2000)

mengatakan bahwa ada 3 (tiga) faktor penyebab perilaku merokok pada remaja, yaitu

kepuasan psikologis, sikap permisif orangtua terhadap perilaku merokok remaja dan

pengaruh teman sebaya.

Situasi yang memprihatinkan adalah bahwa ada 85,4% perokok aktif merokok

di dalam rumah bersama anggota keluarga dan 69% rumah tangga tercatat memiliki

minimal satu orang yang merokok. Selain itu 85% perokok berusia 10 tahun ke atas

merokok di dalam rumah bersama dengan anggota keluarganya. Hal ini dapat

Page 27: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

6

berakibat buruk terhadap kesehatan anggota keluarga lain khususnya anak-anak

(Riskesdas 2013).

Penanggulangan masalah rokok di Indonesia memang sangat dilematis. Disatu

sisi, industri rokok dianggap sebagai penghasil pajak paling besar dibanding sektor

lain. Misalnya dapat memberikan kontribusi terhadap pemasukan keuangan negara

berupa pembayaran cukai.Singkat kata, industri rokok adalah industri padat karya dan

memberikan sumbangan yang cukup besar dalam perekonomian bangsa (Yanto,

2009).

Menurut Imam, ratifikasi Framework Convention on Tobacco Control

(FTCT), suatu hukum international dalam pengendalian tembakau, adalah faktor

kunci perlindungan anak-anak dari bahaya tembakau, yang salah satunya mengatur

iklan rokok. WHO mengklaim bahwa pelarangan segala bentuk iklan promosi, dan

sponsor rokok terbukti bisa menurunkan tingkat konsumsi rokok hingga 16%.

Sekalipun sejumlah pemerintah daerah dalam beberapa tahun terakhir juga telah

membuat sejumlah Perda yang mengatur tempat untuk merokok, namun pemerintah

Indonesia yang bergabung dalam salah satu penyusun FTCT, yang telah disepakati

secara aklamasi dalam sidang WHO 2003, menjadi satu-satunya negara di Asia

Pasifik yang tidak menandatangani dan belum melakukan aksesi FTCT. Sehingga

terkesan ironis ketika pemerintah sibuk menghimbau anak-anak muda untuk tidak

merokok melalui tema Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2008, Anak Muda Tanpa

Rokok/Tobacco Free Youth namun tidak mencoba menyediakan lingkungan yang

kondusif bagi anak-anak yang kadang masih terlalu hijau untuk memilih (Antara,

Page 28: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

7

2008). Ancaman khusus rokok terhadap kelompok usia remaja merupakan suatu hal

yang tidak bisa disepelekan. Hal ini telah mencemaskan semua pihak, terutama

kelompok perlindungan anak. Rokok mengancam masa depan kesehatan dan

kepribadian anak. Rokok harus dilihat juga sebagai bahan adiktif buat anak.

Karakteristik remaja yang erat dengan keinginan adanya kebebasan,

independensi, dan berontak dari norma-norma, dimanfaatkan para pelaku industri

rokok dengan memunculkan slogan-slogan promosi yang mudah tertangkap mata dan

telinga serta menantang. Slogan-slogan ini tidak hanya gencar dipublikasikan melalui

berbagai iklan di media elektronik, cetak dan luar ruang, tetapi industri rokok pada

saat ini sudah masuk pada tahap pemberi sponsor setiap event anak muda, seperti

konser musik dan olahraga. Hampir setiap konser musik dan event olahraga di

Indonesia disponsori oleh industri rokok. Dalam event tersebut mereka bahkan

membagikan rokok gratis atau mudah mendapatkannya dengan menukarkan potongan

tiket masuk acara tersebut. Para remaja memang menjadi sasaran empuk bagi industri

rokok.

Hasil penelitian Shaluhiyah (2005) menunjukkan terdapat hubungan

kebiasaan orangtua merokok, hubungan antara orangtua dan anak, uang saku,

kegiatan ekstrakurikuler, pengetahuan tentang bahaya merokok, sikap terhadap

bahaya merokok, perilaku teman sebaya dengan perilaku merokok. Penelitian berbeda

yang dilakukan Komasari (2000) menunjukkan bahwa merokok bagi remaja

mempunyai kaitan yang erat dengan aspek psikologis terutama efek yang positif

Page 29: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

8

(nikmat, puas, tenang dan santai) yaitu sejumlah 92,55% sedangkan efek negatif

sebesar 7,45% (pusing, ngantuk dan pahit). Sementara itu dari penelitian Widowaty

(2006) menunjukkan bahwa konformitas dan stereotype memberikan sumbangan

39,8% terhadap perilaku merokok siswa SMP.

Kemasan rokok bertujuan menciptakan keinginan membeli dan mencoba,

pemerintah punya tanggung jawab mengedukasi masyarakat tentang dampak

merokok bagi kesehatan. Peringatan kesehatan dalam bentuk gambar pada kemasan

rokok bertujuan meningkatkan pemahaman tentang bahaya akibat merokok, tetapi

pada kenyataannya peringatan tertulis dan gambar pada kemasan rokok yang memuat

sederetan gangguan kesehatan akibat rokok ini terbukti tidak efektif, dimana jumlah

pengguna rokok makin bertambah baik dari kalangan dewasa maupun remaja.

Ng, Weinehall dan Ohman (2007) menemukan bahwa perilaku merokok yang

banyak terjadi pada anak di usia muda disebabkan mereka tidak mengerti tentang

peringatan yang tertera pada kemasan rokok, mereka juga menyatakan bahwa

merokok satu hingga dua bungkus per hari tidak akan membahayakan.

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti mulai bulan

oktober tahun 2014, tidak ditemukan siswa putri pada SMPN 2 Galang, namun

peneliti menemukan sekelompok siswa putra SMPN 2 Galang merokok baik secara

sembunyi-sembunyi maupun pulang dari sekolah, mereka duduk-duduk sambil

merokok di warung atau sambil menunggu angkutan umum datang, bahkan ada

beberapa siswa putra merokok sambil berjalan menuju pulang.

Page 30: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

9

1.2 Permasalahan

Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas maka peneliti merumuskan

yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : Pengaruh Persepsi Tentang

Gambar Pada Kemasan Rokok Terhadap Tindakan Merokok Pada Remaja Putra

SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015.

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh persepsi tentang gambar pada kemasan rokok terhadap

tindakan merokok pada remaja putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2015.

1.4 Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh antara persepsi tentang gambar pada kemasan rokok terhadap

tindakan merokok pada remaja putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2015 .

1.5 ManfaatPenelitian

a. Sebagai bahan masukan kepada pihak terkait,seperti Dinas Kesehatan

Kabupaten Deli Serdang dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara untuk

dapat merencanakan suatu model dalam pendidikan kesehatan dan bahaya

rokok.

Page 31: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

10

b. Sebagai masukan kepada pihak sekolah SMPN 2 Galang untuk memotivasi

siswanya agar tidak merokok.

c. Menjadi masukan bagi peneliti lainnya atau tambahan dalam pengembangan

ilmu pengetahuan dan sebagai rujukan dalam penelitian selanjutnya.

Page 32: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persepsi

2.1.1 Pengertian Persepsi

Ada banyak pendapat para ahli tentang pengertian persepsi, beberapa

diantaranya direferensikan dalam penulisan ini. Berikut pendapat para ahli tersebut :

Persepsi merupakan perlakuan yang melibatkan penafsiran melalui proses pemikiran

tentang apa yang dilihat, dengar, alami atau dibaca, sehingga persepsi sering

memengaruhi tingkah laku, percakapan serta perasaan seseorang. Persepsi yang

positif akan memengaruhi rasa puas seseorang dalam bentuk sikap dan perilakunya

terhadap pelayanan kesehatan, begitu juga sebaliknya persepsi negatif akan

ditunjukkan melalui kinerjanya. (Tjiptono, 2000).

Winardi (2001) mengemukakan, persepsi merupakan proses yang bermanfaat

sebagai filter dan metode untuk mengorganisasikan stimulus, yang memungkinkan

kita menghadapi lingkungan kita. Proses persepsi menyediakan mekanisme melalui

stimulus yang diseleksi dan dikelompokkan dalam wujud yang berarti, yang hampir

bersifat otomatik dan bekerja dengan cara yang sama pada masing-masing individu,

sehingga secara tipikal menghasilkan persepsi-persepsi yang berbeda-beda.

Kemudian Robbins (2001), juga mengemukakan persepsi atau pandangan

adalah suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indra

mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka. Proses ini terdiri dari proses

Page 33: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

12

seleksi, mengorganisasikan dan menginterpretasikan. Adapun ketiga proses ini

berjalan secara terus menerus, saling berbaur dan saling memengaruhi satu sama

lainnya.

Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses

penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian individu

ada perhatian, lalu diteruskan ke otak, dan baru kemudian individu menyadari tentang

sesuatu yang dinamakan persepsi. Dengan persepsi individu menyadari dapat

mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya maupun tentang hal

yang ada dalam diri individu yang bersangkutan. Dengan demikian, persepsi dapat

diartikan sebagai proses diterimanya rangsang melalui panca indra yang didahului

oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati

tentang hal yang diamati, baik yang ada di luar maupun dalam diri individu (Sunaryo,

2002).

Bagaimanapun apa yang telah dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari

kenyataan obyektif. Persepsi menjadi penting dikarenakan perilaku orang-orang

didalam organisasi didasarkan kepada persepsi mereka mengenai apa yang realitas

itu, bukan mengenai realitas itu sendiri. Pentingnya persepsi itu semata-mata karena

perilaku orang-orang didasarkan pada persepsi mereka mengenai apa realitas itu

sendiri. Individu-ibdividu mungkin memandang satu benda yang sama

mempersepsikan secara berbeda. Sejumlah faktor membentuk dan kadang memutar-

balik persepsi. Faktor-faktor ini dapat berada pada pihak pelaku persepsi (perceiver),

dalam obyeknya atau target yang dipersiapkan, atau dalam konteks situasi dimana

persepsi itu dilakukan.

Page 34: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

13

2.1.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persepsi

Ada beberapa pendapat mengenai faktor-faktor yang dapat memengaruhi

persepsi individu terhadap suatu objek atau hal yang berhubungan dengan tindakan.

Menurut Baltus (1983), faktor yang memengaruhi persepsi tersebut yaitu :

1. Kemampuan dan keterbatasan fisik dan alat indera dapat memengaruhi persepsi

untuk sementara waktu atau permanen.

2. Kondisi lingkungan.

3. Pengalaman masa lalu, bagaimana cara individu untuk menginterpretasikan atau

bereaksi terhadap stimulus tergantung pada pengalaman masa lalunya.

4. Kebutuhan dan keinginan. Ketika seseorang individu membutuhkan atau

menginginkan sesuatu maka ia akan terus berfokus pada hal yang dibutuhkan dan

diinginkan tersebut.

5. Kepercayaan, prasangka dan nilai. Individu akan lebih memperhatikan dan

menerima orang lain yang memiliki kepercayaan dan nilai yang sama dengannya.

Sedangkan prasangka dapat menimbulkan bias dalam mempersepsi sesuatu.

Hal tersebut diatas juga dinyatakan oleh Walgito (1997), agar individu dapat

menyadari dan dapat membuat persepsi, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi,

yaitu : 1. Adanya obyek yang dipersepsikan (fisik), 2. Alat indera/reseptor yaitu alat

untuk menerima stimulus (fisiologis), 3. Adanya perhatian yang merupakan langkah

pertama dalam mengadakan persepsi (psikologis). Sebagaimana yang dikemukakan

oleh Davidoff (1981), stimulus yang diterima melalui alat inderanya kemudian

diorganisasikan, diinterpretasikan, sehingga individu meyadari dan mengerti tentang

apa yang di indera itu. Inilah yang disebut persepsi, (Walgito ,1997 : 53)

Page 35: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

14

Menurut Prasetijo (2005), faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan

persepsi seseorang adalah :

1. Faktor internal

a. Pengalaman

b. Kebutuhan saat itu

c. Nilai-nilai yang dianut

d. Penghargaan

2. Faktor eksternal

a. Tampakan produk

b. Sifat-sifat stimulus

c. Situasi lingkungan.

Menurut Wexly (1992), seseorang memberikan reaksi atau tanggapan sesuai

persepsi dirinya tarhadap kondisi-kondisi obyektif dimana sebenarnya mereka berada.

Sudjana (1995) juga menyatakan bahwa reaksi dari persepsi terhadap suatu

stimulus/rangsangan dapat terjadi dalam bentuk :

1. Peneriman

2. Jawaban

3. Penilaian

4. Organisasi

5. Karakteristik Nilai.

Berikut ini adalah penjelasan tentang faktor-faktor yang memengaruhi

terbentuknya persepsi :

Page 36: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

15

1. Pengetahuan.

Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui berkenaan dengan suatu hal/obyek

2. Pengalaman

Pengalaman adalah segala sesuatu yang dirasakan atau dialami seseorang pada

masa lalu terhadap suatu hal/obyek masa lalu membawa pengaruh yang besar

sekali terhadap masa yang akan dating.

3. Kebutuhan

Apabila suatu kebutuhan terpenuhi, maka kebutuhan itu tidak lagi merupakan

motivator perilaku.

4. Harapan

Harapan adalah kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara

tertentu tergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut

akan diikuti dengan hasil yang ada dan daya tarik dari hasil itu terhadap individu

tersebut.

2.2 Sikap

Berkowitz tahun 1972 pernah mendaftarkan lebih dari tiga puluh definisi

tentang sikap (Azwar, 2000), namun secara garis besarnya dapat dibagi menjadi tiga

kelompok pemikiran, yaitu:

1. Kelompok pertama yang diwakili oleh Louis Thurstone (1928), Rensis Likert

(1932), Charles Osgood (1975), mengatakan bahwa sikap adalah suatu bentuk

evaluasi atau reaksi perasaan, baik perasaan mendukung atau memihak

Page 37: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

16

(favorable) maupun perasaan tidak mendukung dan tidak memihak (unfavorable)

terhadap objek sikap tertentu.

2. Kelompok kedua yang diwakili oleh Chave (1928), Bogardus (1931), LaPiere

(1934), Mead (1934) dan Girdon Allport (1935), mengatakan bahwa sikap adalah

semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu,

apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya

respons.

3. Kelompok ketiga adalah yang mengatakan bahwa sikap merupakan konstalasi

komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif. Termasuk dalam kelompok ini

Secord dan Backman (1964) mengatakan bahwa sikap adalah sebagai keteraturan

tertentu dalam hal perasaan (efeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi

tindakan seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya.

Sikap terjadi karena adanya rangsangan sebagai objek sikap yang harus diberi

respon, baik responnya positif ataupun negatif, suka atau tidak suka, setuju atau tidak

setuju, dan sebagainya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap mempunyai

dua kemungkinan, yaitu sikap positif dan sikap negatif terhadap suatu objek sikap.

Sikap akan menunjukkan apakah seseorang menyetujui, mendukung, memihak

(favorable) atau tidak menyetujui, tidak mendukung atau tidak memihak

(unfavorable) suatu objek sikap. Bila seseorang mempunyai sikap mendukung objek

sikap, berarti mempunyai sikap positif terhadap objek tersebut. Sebaliknya jika

seseorang tidak mendukung terhadap objek sikap, berarti mempunyai sikap yang

arahnya negatif

Page 38: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

17

Menurut Gerungan (2002), sikap merupakan pendapat maupun pandangan

seseorang tentang suatu objek yang mendahului tindakannya. Sikap tidak mungkin

terbentuk sebelum mendapat informasi, melihat atau mengalami sendiri suatu objek.

Manusia dilahirkan dengan sikap pandangan atau sikap perasaan tertentu, tetapi sikap

terbentuk sepanjang perkembangan. Peranan sikap dalam kehidupan manusia sangat

besar. Bila sudah terbentuk pada diri manusia, maka sikap itu akanturut menentukan

cara tingkah lakunya terhadap objek-objek sikapnya. Adanya sikap akan

menyebabkan manusia bertindak secara khas terhadap objeknya. Sikap dapat

dibedakan menjadi :

a. Sikap Sosial

Suatu sikap sosial yang dinyatakan dalam kegiatan yang sama dan berulang-ulang

terhadap objek sosial. Karena biasanya objek sosial itu dinyatakan tidak hanya

oleh seseorang saja tetapi oleh orang lain yang sekelompok atau masyarakat.

b. Sikap Individu

Sikap individu dimiliki hanya oleh seseorang saja, dimana sikap individual

berkenaan dengan objek yang bukan merupakan objek perhatian sosial.Sikap

individu dibentuk karena sifat pribadi diri sendiri. Sikap dapat diartikan sebagai

suatu bentuk kecenderungan untuk bertingkah laku, dapat diartikan suatu bentuk

respon evaluatif yaitu suatu respon yang sudah dalam pertimbangan oleh individu

yang bersangkutan.

Page 39: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

18

Sikap mempunyai beberapa karakteristik yaitu :

1. Selalu ada objeknya.

2. Biasanya bersifat evaluatif.

3. Relatif mantap.

4. Dapat dirubah.

Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap

stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian

reaksi terhadap stimulus tertentu. Sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak.

Ketiga komponen ini akan membentuk sikap yang utuh (Total Attitude),

dalam penentuan, berfikir, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Sikap

adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negatif terhadap orang

lain, objek atau situasi. Sikap tidak sama dengan perilaku dan kadang-kadang sikap

tersebut baru diketahui setelah seseorang itu berperilaku. Tetapi sikap selalu

tercermin dari perilaku seseorang (Ahmadi, 2007). Menurut Ahmadi (2007), sikap

dibedakan menjadi :

1. Sikap negatif yaitu : sikap yang menunjukkan penolakan atau tidak menyetuujui

terhadap norma yang berlaku dimana individu itu berada.

2. Sikap positif yaitu : sikap yang menunjukkan menerima terhadap norma yang

berlaku dimana individu itu berada.

Page 40: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

19

Menurut Notoatmodjo (2007), sikap mempunyai beberapa tingkatan :

1. Menerima (receiving), diartikan bahwa orang atau subjek mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan.

2. Bertanggung jawab (responsible), atas sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko atau merupakan sikap yang paling tinggi.

3. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung,

melalui pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek secara tidak

langsung dilakukan dengan pertanyaan hipotesis, kemudian dinyatakan pendapat

responden.

Merespon (responding), memberi jawaban apabila ditolak, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari suatu sikap, karena

dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang

diberikan lepas pekerjaan itu benar atau salah.

2.3 Perilaku Merokok

2.3.1 Pengertian Perilaku Merokok

Bermacam-macam bentuk perilaku yang dilakukan manusia dalam

menanggapi stimulus yang diterimanya, salah satu bentuk perilaku manusia yang

diamati adalah perilaku merokok. Merokok telah banyak dilakukan pada zaman

Tiongkok dan Romawi, pada saat itu orang sudah menggunakan suatu ramuan yang

Page 41: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

20

mengeluarkan asap dan menimbulkan kenikmatan dengan jalan dihisap melalui

hidung dan mulut (Bustan, 2007).

Masa sekarang, perilaku merokok merupakan perilaku yang telah umum

dijumpai.Perokok berasal dari berbagai kelas sosial, status, serta kelompok umur

yang berbeda, hal ini mungkin disebabkan karena rokok bisa didapatkan dengan

mudah dan dapat diperoleh di mana pun juga.

Merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan

menghembuskannya kembali keluar (Armstrong, 1990). Dannusantoso (1991)

mengatakan bahwa asap rokok selain merugikan diri sendiri juga dapat berakibat bagi

orang lain yang berada disekitarnya. Perilaku merokok adalah suatu kegiatan atau

aktivitas membakar rokok dan kemudian menghisapnya dan menghembuskannya

keluar dan dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang

disekitarnya (Levy,1994).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok

pada remaja digolongkan kedalam beberapa tipe yang dapat dilihat dari banyaknya

rokok yang dihisap, tempat merokok, dan fungsi merokok dalam kehidupan sehari-

hari.

2.3.2 Tipe Perilaku Merokok

Seperti yang diungkapkan oleh Leventhal & Clearly (Kemalasari, 2007)

terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok yaitu :

Page 42: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

21

1. Tahap Prepatory; Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan

mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat atau dari hasil bacaan. Hal

ini menimbulkan minat untuk merokok.

2. Tahap Initiation; Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan

meneruskan atau tidak terhadap perilaku merokok.

3. Tahap Becoming a Smoker; Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok

sebanyak empat batang per hari maka mempunyai kecenderungan menjadi

perokok.

4. Tahap Maintenance of Smoking; Tahap ini merokok sudah menjadi salah

satubagian dari cara pengaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan untuk

memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan.

Menurut Trim (2006), ada tiga tipe perokok yang dapat diklasifikasikan

menurut banyaknya rokok yang dihisap. Tiga tipe perokok tersebut adalah :

1. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari.

2. Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari.

3. Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari.

Tempat merokok juga mencerminkan pola perilaku merokok. Berdasarkan

tempat-tempat dimana seseorang menghisap rokok, maka Mu'tadin (2002),

menggolongkan tipe perilaku merokok menjadi 2 yaitu:

1. Merokok di tempat-tempat umum/ruang publik

a. Kelompok homogeny (sama-sama perokok) secara bergerombol mereka

menikmati kebiasaannya. Umumnya mereka masih menghargai orang lain,

karena itu mereka menempatkan diri di smoking area.

Page 43: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

22

b. Kelompok yang heterogen (merokok ditengah-tengah orang lain yang tidak

merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit dll).

2. Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi.

a. Kantor atau di luar kamar pribadi. Perokok memilih tempat-tempat seperti ini

sebagai tempat merokok digolongkan kepada individu yang kurang menjaga

kebersihan diri, penuh rasa gelisah yang mencekam.

b. Toilet. Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang suka

berfantasi.

Menurut Silvan dan Tomkins (Mu’tadin, 2002) ada empat tipe perilaku

merokok berdasarkan management of affect theory, keempat tipe tersebut adalah :

1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif.

a. Pleasure relaxation; perilaku merokok hanya untuk menambah atau

meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah

minum kopi atau makan.

b. Simulation to pick them up; Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya

untuk menyenangkan perasaan.

c. Pleasure of handling the cigarette; Kenikmatan yang diperoleh dari

memegang rokok.

2. Perilaku merokok yang dipengaruhi perasaan negatif.

Banyak orang yang merokok untuk mengurangi perasaan negatif dalam

dirinya.Misalnya merokok bila marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai

penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi,

sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.

Page 44: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

23

3. Perilaku merokok yang adiktif.

Perokok yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap

saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang.

4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan.

Mereka merokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan

mereka, tapi karena sudah menjadi kebiasaan.

Faktor yang menyebabkan perilaku merokok sebagaimana yang dikemukakan

oleh Mu’tadin dalam Ginting (2011) meliputi:

1. Pengaruh orang tua

Anak muda berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia dimana orang tua tidak

begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras

lebih mudah untuk menjadi perokok .Perilaku merokok lebih banyak didapati

pada mereka yang tinggal dengan satu orangtua (single parent). Kecenderungan

seseorang berperilaku sebagai perokok lebih terlihat pada remaja putri bila ibu

mereka merokok daripada ayahnya.

2. Pengaruh teman

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok, maka

semakin besar kemungkinan teman temannya menjadi perokok juga. Hal ini dapat

dilihat dari dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tersebut terpengaruh

oleh teman-temannya atau bahkan teman temannya dipengaruhi oleh diri remaja

tersebut yang akhirnya semua menjadi perokok.

Page 45: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

24

3. Faktor kepribadian

Seseorang mencoba untuk merokok karena ingin tahu atau melepaskan diri dari

rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan.

4. Pengaruh iklan

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan bahwa perokok

adalah lambang kejantanan atau glamour membuat remaja seringkali terpicu

untuk mengikuti perilaku seperti iklan tersebut.

Menurut Mu’tadin dalam Aula (2010) jika ditinjau dari banyaknya jumlah

rokok yang dihisap setiap hari, tipe perokok dibagi menjadi tiga. Pertama, perokok

sangat berat yakni perokok yang menghabiskan lebih dari 31 batang rokok tiap hari

dengan selang merokok lima menit setelah bangun tidur pada pagi hari. Kedua,

perokok berat, yaitu perokok yang menghabiskan 21-30 batang rokok setiap hari

dengan selang waktu merokok berkisar 6-30 menit setelah bangun tidur pada pagi

hari. Ketiga, perokok sedang, yakni perokok yang menghabiskan sekitar 10 batang

rokok setiap hari dengan selang waktu merokok 60 menit setelah bangun tidur pada

pagi hari.

2.3.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku

Green (1980), menjelaskan berdasarkan penelitian kumulatif mengenai

perilaku kesehatan, telah diidentifikasi tiga kelas faktor yang mempunyai potensi

dalam memengaruhi kesehatan. Tiga faktor tersebut adalah faktor-faktor predisposisi

(predisposing factors), faktor-faktor yang mendukung (enabling factors) dan faktor-

faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors).Masing-masing faktor

Page 46: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

25

ini mempunyai pengaruh yang berbeda atas perilaku. Model ini dikembangkan untuk

keperluan diagnosis, perencanaan dan intervensi pendidikan kesehatan, dan dikenal

sebagai kerangka kerja PRECEDE yang merupakan singkatan dari Predisposing,

Reinforcing and Enabling Causes of Educational Diagnosis and Evaluation.

a. Faktor-faktor predisposisi

Setiap karakteristik konsumen atau komuniti yang memotivasi perilaku yang

berkaitan dengan kesehatan. Yang termasuk dalam faktor ini adalah pengetahuan,

sikap, keyakinan, nilai dan persepsi berkenaan dengan motivasi seseorang atau

kelompok, dapat memudahkan atau merintangi tindakan, faktor sosio demografis

juga termasuk umur, jenis kelamin, pendidikan.

b. Faktor-faktor pemungkin

Setiap karakteristik lingkungan yang memudahkan perilaku dan setiap

keterampilan atau sumber daya diperlukan untuk melaksanakan perilaku. Tidak

adanya karakteristik atau keterampilan tersebut menghambat perilaku kesehatan.

Hal ini terwujud dalam bentuk lingkungan fisik, tersedianya fasilitas atau sarana

dan prasarana untuk berperilaku, serta keterampilan yang berhubungan dengan

kesehatan. Keterampilan sendiri berarti kemampuan seseorang melakukan upaya

yang menyangkut perilaku yang diharapkan.

c. Faktor-faktor penguat

Setiap ganjaran, insentif atau hukuman yang mengikuti atau diperkirakan sebagai

akibat dari suatu perilaku kesehatan dan berperan bagi menetap atau lenyapnya

perilaku itu. Hal ini terwujud dalam sikap dan perilaku seseorang yang

merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Referensi ini dapat

Page 47: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

26

berasal dari guru, dosen, famili, tokoh masyarakat, supervisior, majikan, teman

sebaya dan lain sebagainya.

Menurut Morgan et.al. sebagimana yang dikutip oleh Sudrajat (1992),

pengukuran perilaku dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan

checklist dan pengamatan langsung terhadap perilaku. Sedangkan menurut Backstorm

dalam Sudrajat (1992), melalui pengamatan langsung dapat dipelajari lebih banyak

perilaku seseorang dibandingkan dengan pertanyaan, karena orang tidak selalu

menyatakan secara benar apa yang ditanyakan. Metode pertanyaan ini memiliki

kelemahan karena responden mungkin memberikan jawaban yang dipengaruhi oleh

pikiran tentang bagaimana orang lain memberikan jawaban pada pertanyaan dan

dipengaruhi oleh pikiran tentang bagaimana seharusnya mereka menjawab. Walaupun

metode pengamatan langsung merupakan pengukuran yang lebih baik, kemungkinan

tidak sesuai dengan yang diinginkan bisa saja terjadi karena pengaruh Hawthorne

(Hawthorne Effect) yaitu pengaruh yang timbul dari seseorang yang sedang diamati

karena telah mengetahui dirinya sedang dijadikan subjek pengamatan.

2.4 Tindakan Merokok

2.4.1 Pengertian Tindakan

Tindakan adalah sesuatu yang dilakukan atau perbuatan. Tindakan merupakan

aturan yang dilakukan, melakukan/mengadakan aturan atau mengatasi sesuatu atau

perbuatan. Adanya hubungan yang erat antara sikap dan tindakan didukung oleh

pengetahuan. Sikap yang menyatakan bahwa sikap merupakan kecendrungan untuk

bertindak dan nampak jadi lebih konsisten, serasi, sesuai dengan sikap. Bila sikap

Page 48: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

27

individu sama dengan sikap sekelompok dimana ia berada adalah bagian atau

anggotanya (Notoatmodjo, 2007).

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian

mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya

diharapkan dia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau

disikapinnya (dinilai baik). Oleh sebab itu indikator praktek kesehatan ini juga

mencakup (Notoatmodjo, 2007):

a. Tindakan sehubungan dengan penyakit

b. Tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

c. Tindakan kesehatan lingkungan

2.4.2 Pengertian Merokok

Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di

masyarakat tetapi kebiasaan merokok sulit dihilangkan dan jarang diakui orang

sebagai suatu kebiasaan buruk. Sementara alasan utama merokok adalah cara untuk

bisa diterima secara sosial, melihat orang tuanya merokok, menghilangkan rasa jenuh,

ketagihan dan untuk menghilangkan stress.

Menurut Sitepoe (2000), merokok adalah membakar tembakau yang

kemudian dihisap isinya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa.

Temperatur pada sebatang rokok yang tengah dibakar adalah 900°C untuk ujung

rokok yang dibakar dan 30°C untuk ujung rokok yang terselip diantara bibir perokok.

Perilaku merokok adalah aktifitas seseorang yang merupakan respon orang

tersebut terhadap rangsangan dari luar yaitu faktor-faktor yang memengaruhi

seseorang untuk merokok dan dapat diamati secara langsung

Page 49: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

28

2.4.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi untuk Merokok

Menurut Hardinge dan Shryock, (2001) faktor-faktor yang memengaruhi

seseorang untuk merokok :

1. Pengaruh orang lain, terutama orang tua dan orang lain yang dikagumi seperti

orang yang berda di iklan rokok. Meskipun anak-anak menyadari bahaya

merokok, pengaruh orang tua perokok sangat kuat.

2. Kelompok sebaya, supaya diterima di dalam kelompok, anak-anak belasan tahun

sering merokok karena teman-temannya juga merokok.

3. Keinginan untuk menyesuaikan diri, kebanyakan orang tidak suka berbeda dari

orang lain, terutama pada orang muda.

4. Kedewasaan, merokok dianggap sebagai kebiasaan orang dewasa, jadi anak-anak

belasan tahun mencoba membuktikan kedewasaan dan kebebasan mereka dengan

merokok.

5. Keinginan untuk mencoba, orang muda belasan tahun ingin mencoba sendiri,

ingin bergembira dan melakukan sesuatu yang lain

2.5 Rokok

2.5.1 Defenisi Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm

(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun

tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan

membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.

Page 50: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

29

Menurut UU No 19 Tahun 2003, rokok adalah hasil olahan tembakau

terbungkus cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana

Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung

Nicotin dan Tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

Rokok adalah benda beracun yang member efek santai dan sugesti merasa

lebih jantan (Organisasi, 2007). Rokok (tembakau) termasuk bahan atau zat adiktif

sifatnya yaitu menimbulkan ketagihan dan kecanduan (Hawari, 2004).

Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas

yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Rokok merupakan benda

yang sudah tak asing lagi bagi masyarakat.

2.5.2 Jenis Rokok

Bahan baku rokok hanya tembakau baik menggunakan filter maupun non

filter dikenal sebagai rokok putih. Rokok kretek adalah rokok dengan atau tanpa filter

yang menggunakan tembakau rajangan dengan cengkeh rajangan digulung dengan

kertas sigaret boleh memakai bahan tambahan asalkan diizinkan pemerintah. Rokok

campuran adalah rokok yang dihisap oleh seseorang dalam waktu tidak tentu dengan

jenis rokok kretek maupun rokok putih. Rokok filter adalah rokok yang bagian

pangkalnya terdapat gabus. Rokok non filter adalah rokok yang bagian pangkalnya

tidak terdapat gabus.

2.5.3 Kandungan Rokok

Rokok merupakan gabungan dari bahan-bahan kimia. Satu batang rokok yang

dibakar akan mengeluarkan 4000 bahan kimia. Secara umum bahan-bahan ini dapat

Page 51: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

30

dibagi menjadi dua golongan besar yaitu komponen gas (92%) dan komponen padat

atau partikel (8%). Asap rokok yang dihisap atau asap rokok yang dihirup melalui

dua komponen. Pertama, komponen yang lekas menguap berbentuk gas. Kedua,

komponen yang bersama gas terkondensasi menjadi komponen partikulat. Dengan

demikian, asap rokok yang dihisap dapat berupa gas sejumlah 85% dan sisanya

berupa partikel. Asap yang dihasilkan rokok terdiri dari asap utama (main stream

smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama adalah asap tembakau

yang dihisap langsung oleh perokok, sedangkan asap samping adalah asap tembakau

yang disebarkan ke udara bebas, sehingga dapat terhirup oleh orang lain yang dikenal

sebagai perokok pasif.

Komponen gas asap rokok adalah karbonmonoksida, amoniak, asam

hidrosianat, nitrogen oksida dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin,

karbarzol dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi dan menimbulkan kanker

(karsinogen).

Gambar 2.1. Rokok (sumber : Panduan Perilaku Tidak Merokok, Depkes RI)

Page 52: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

31

Nikotin merupakan zat yang paling sering dibicarakan dan sering menjadi

bahan penelitian.Nikotin berbentuk cairan, tidak berwarna, merupakan basa yang

mudah menguap. Nikotin berubah warna menjadi coklat dan berbau mirip tembakau

setelah bersentuhan dengan udara, kadar nikotin dalam tembakau berkisar 12%.

Kadar nikotin 4-6 mg yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari dapat membuat

seseorang ketagihan.

Timah hitam (Pb) yang dihasilkan sebatang rokok sebanyak 0,5 μg.

Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam 1 hari menghasilkan 10 μg.

Sementara ambang batas timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 μg per

hari. Jadi, zat timah hitam akan sangat berbahaya jika konsumsi rokok melebihi batas

ambang yang dapat diterima oleh tubuh.

Gas Karbon monoksida (CO) memiliki kecenderungan yang kuat untuk

berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya hemoglobin

berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernafasan sel-sel tubuh, tetapi

karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka CO berikatan dengan hemoglobin.

Kadar gas CO dalam darah orang yang tidak merokok kurang dari 1% sementara

dalam darah perokok mencapai 4-15%. Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan

kimia dalam komponen padat asap rokok dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok

dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin akan

menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi,

saluran pernafasan dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per

batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24-45 mg.

Page 53: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

32

Dunia kesehatan menyatakan bahwa merokok memberi dampak negatif yang

luas bagi kesehatan dan ditenggarai sebagai salah satu penyebab utama timbulnya

penyakit kanker paru, penyakit jantung koroner, impotensi, bahkan gangguan

kehamilan dan janin.

2.6 Peraturan Pemerintah

Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2013), telah memberikan peringatan

melalui informasi menyesatkan, pada pasal 14 ayat :

1. Pada setiap Kemasan Produk Tembakau dilarang dicantumkan keterangan atau

tanda apapun yang menyesatkan atau kata-kata yang bersifat promotif.

2. Keterangan atau tanda apapun yang menyesatkan atau kata-kata yang bersifat

promotif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan keterangan atau kata

yang memperdaya atau cenderung bermaksud menciptakan kesan yang keliru

tentang dampak kesehatan dari Produk Tembakau atau seolah-olah Produk

Tembakau memberi manfaat untuk kesehatan

3. Selain larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pada Kemasan Produk

Tembakau dilarang dicantumkan kata light, ultra light, mild, extra mild, low tar,

slim, special,full flavor,premium, atau kata lain yang mengindikasikan kualitas,

superioritas, rasa aman, pencitraan.

4. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku bagi Produk

Tembakau yang sudah mendapatkan sertifikasi merek sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Page 54: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

33

Sejak beberapa tahun terakhir, kemasan rokok tersebut juga umumnya disertai

pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat

ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru, kanker mulut, kanker

tenggorokan bahkan kematian . Dengan pencatuman gambar dan keterangan,

diharapkan akan mengurangi daya tarik kemasan rokok. Selain itu juga membuat

ketidaknyamanan ketika dilihat. Para perokok juga akan tahu contoh akibat buruk

dari rokok. Walaupun pada kenyataannya hal itu hanya tinggal hiasan dan jarang

sekali dipatuhi.

2.6.1 Gambar Kemasan Rokok

Sesuai dengan Peraturan Kementerian Kesehatan No.28 tahun 2013 tentang

pencantuman peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada produk tembakau,

maka diwajibkan untuk mencantumkan gambar penyakit akibat merokok pada setiap

kemasan rokok.

Menurut Oemar Hamalik (1986) berpendapat bahwa Gambar adalah segala

sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan

perasaan atau pikiran. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001 : 329)

Gambar adalah tiruan barang, binatang, tumbuhan dan sebagainya.

Menurut Arief Sadiman, dkk (2003) : Media grafis visual sebagaimana halnya

media yang lain. Media grafis untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima

pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan

disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol

tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil

dan efisien.

Page 55: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

34

Media visual adalah penyimpanan pesan atau informasi secara teknik dan

kreatif yang menampilkan gambar, grafis serta tata dan letaknya jelas sehingga pesan

dan gagasan dapat diterima oleh sasaran. Secara garis besar prinsip pemilihan media

visual dikatagorikan sebagai berikut :

1. Ketepatan dalam pemilihan media visual, dimana menyebabkan proses

pembelajaran menjadi lancar dan materi yang disampaikan dapat dipahami.

2. Media visual dapat dibuat efektif yaitu bentuk media visual dibuat sesederhana

mungkin agar mudah dipahami.

3. Media visual yang dipilih harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

4. Media visual harus bersifat fleksibel.

5. Keterangan gambar harus dicantumkan secara garis besar dan penggunaan warna

harus realistik.

Selain fungsi umum tersebut, secara khusus gambar berfungsi pula untuk

menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta

yang mungkin cepat akan dilupakan atau diabaikan tidak digambarkan. Gambar

termasuk media yang relative mudah ditinjau dari segi biayanya.

Menurut Rudy Brets ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu :

1. Media audio visual gerak, seperti : film bersuara, film pada televisi dan animasi

2. Media audio visual diam, seperti : slide

3. Media audio semi gerak, seperti : tulisan bergerak bersuara

4. Media visual bergerak, seperti : film bisu

Page 56: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

35

5. Media visual diam, seperti : slide bisu, halaman cetak, gambar

6. Media audio seperti : radio, telepon, pita audio

7. Media cetak, seperti : buku, modul.

Ada beberapa kelebihan dari media gambar yaitu :

1. Sifatnya konkrit dalam artian lebih realistis menunjukkan pokok masalah

dibandingkan dengan media verbal semata

2. Gambar dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu

3. Gambar dapat mengatasi keterbatasan pengalaman

4. Dapat memperjelas suatu masalah

5. Mudah harganya, mudah diperoleh dan digunakan.

Kekurangan dari media visual yaitu :

1. Lambat dan kurang praktis

2. Media visual hanya berbentuk gambar dan tulisan, tidak dapat didengar sehingga

kurang mendetail materi yang disampaikan.

3. Visual yang terbatas, media ini hanya memberikan visual berupa gambar yang

mewakili isi berita.

4. Produksi, biaya produksi cukup mahal karena media cetak harus mencetak

sebelum dapat dinikmati oleh masyarakat.

Kemasan rokok atau bungkus rokok bertujuan menciptakan keinginan

membeli dan mencoba. Gambar pada kemasan rokok merupakan peringatan tertulis

yang memuat sederetan gangguan kesehatan akibat rokok, juga salah satu jenis media

yang digunakan pemerintah dalam menyampaikan pesan kesehatan kepada

masyarakat. Diharapkan peringatan kesehatan dalam bentuk gambar akan

Page 57: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

36

meningkatkan pemahaman yang baik dan tepat sehingga masyarakat dapat

mengambil keputusan yang lebih bertanggung jawab.

2.6.2 Jenis-jenis Gambar pada Kemasan Rokok

Pada tanggal 24 Juni 2014, pemerintah mewajibkan peringatan bahaya rokok

disertai gambr-gambar akibat merokok pada bungkusnya. Hal tersebut merupakan

bagian dari Peraturan Pemerintah Nomor 109 tahun 2012. Jenis peringatan bahaya

merokok antara lain berupa :

Gambar 2.2. Merokok dengan Anak di Dekatnya

Gambar 2.3. Kanker Tenggorokan

Page 58: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

37

Gambar 2.4. Perokok dengan Asap yang Membentuk Tengkorak

Gambar 2.5. Kanker Mulut

Gambar 2.6. Paru-paru Menghitam karena Kanker

Page 59: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

38

2.7 Remaja

Remaja atau adolescene berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti

tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa istilah ini mencakup pematangan mental,

emosional, sosial dan fisik dan memiliki aspek yang efektif (Maman, 2009).

Masa remaja merupakan tradisi atau peralihan dari masa anak menjadi dewasa

yang mengalami berbagai perubahan fisik maupun psikis. Masa remaja adalah masa

perubahan emosi dan perubahan sosial, biasanya yang berlangsung atau terjadi sekitar

2 atau 3 tahun setelah masa pubertas. Perempuan dari segi kematangan psikologis

cenderung lebih cepat dewasa, tanggung jawab lebih meningkat dan harapan tentang

dirinya berkembang lebih besar bila dibandingkan dengan laki-laki (Masland, 2004).

Menurut Havighurst dalam Hurlock (1999) remaja memiliki ciri-ciri antara

lain :

1. Masa remaja sebagai periode yang penting

Remaja mengalami perkembangan fisik dan mental yang cepat dan penting

dimana semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan

pembentukan sikap, nilai dan minat baru.

2. Masa remaja sebagai periode peralihan

Peralihan berarti tidak terputus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi

sebelumnya tetapi peralihan merupakan perpindahan dari satu tahap

perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya, dengan demikian dapat

diartikan bahwa apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekas

Page 60: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

39

pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang, serta memengaruhi pola

perilaku dan sikap yang baru pada tahap berikutnya.

3. Masa remaja sebaga periode perubahan

Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan

tingkat perubahan fisik. Perubahan fisik yang terjadi dengan pesat diikuti dengan

perubahan perilaku dan sikap yang juga berlangsung pesat. Perubahan fisik

menurun, maka perubahan sikap dan perilaku juga menurun.

4. Masa remaja sebagai usia bermasalah

Setiap periode mempunyai masalahnya sendiri-sendiri, namun masalah masa

remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun

anak perempuan. Ada 2 (dua) alasan bagi kesulitan ini, yaitu :

a. Sepanjang masa kanak-kanak, masalah anak sebagian diselesaikan oleh

orangtua dan guru-guru, sehingga kebanyakan remaja tak berpengalaman

dalam mengatasi masalah.

b. Remaja merasa diri mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya

sendiri, menolak bantuan orangtua dan guru-guru.

5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Pencarian identitas dimulai pada akhir masa kanak-kanak, penyesuaian diri

dengan standar kelompok lebih penting daripada bersikap individualistis.

Penyeseuaian diri dengan kelompok pada remaja awal masih tetap penting,

namun lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dengan kata lain

ingin menjadi pribadi yang berbeda dengan orang lain.

Page 61: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

40

6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

Anggapan stereotype budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang rapi, yang

tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak dan menyebabkan orang dewasa

yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda, takut

bertanggung jawab dan tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.

7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik.

Pada masa ini melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang dia

inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Semakin

tidak realistik cita-citanya ia semakin menjadi marah. Remaja akan sakit hati dan

kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil

mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri.

8. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

Semakin mendekatnya usia kematangan, para remaja menjadi gelisah untuk

meninggalkan stereotype belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa

mereka sudah hampir dewasa, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang

dihubungkan dengan status dewasa yaitu merokok, minuman keras, menggunakan

obat-obatan dan terlibat dalam perbuatan seks. Mereka menganggap bahwa

perilaku ini akan memberi citra yang mereka inginkan.

Secara umum remaja menurut Agustino (2006), dibagi menjadi 3 bagian

yaitu:

Page 62: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

41

1. Masa remaja awal : usia 12-15 tahun

Pada masa ini individu mulai meningkatkan peran sebagai anak-anak dan

berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung

orang tua. Fokus ditahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik

serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya.

2. Masa remaja pertengahan atau gemilang : usia 16-18 tahun.

Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berfikir yang baru. Teman

sebaya masih memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih mampu

mengarahkan diri sendiri. Pada masa ini remaja mulai mengembangkan

kematangan-kematangan tingkah laku, belajar mengendalikan diri dan membuat

keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai.

Penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi individu.

3. Masa remaja akhir : usia 19-22 tahun.

Masa ini ditandai oleh persiapan aktivitas untuk memasuki peran orang dewasa.

Selama periode ini, remaja berusaha memantapkan tujuan. Keinginan yang kuat

untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang

dewasa juga menjadi ciri tahap ini.

Sarwono (2001), mengatakan definisi remaja untuk masyarakat Indonesia

adalah menggunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah dengan

pertimbangan sebagai berikut :

1. Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder

mulai tampak.

Page 63: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

42

2. Dibanyak masyarakat Indonesia usia 11 tahun sudah dianggap akil balig, baik

menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan

mereka sebagai anak-anak.

3. Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa

seperti identitas diri, tercapainya fase genetalia dari perkembangan psikoseksual

dan tercapainya puncak perkembangan kognitif maupun moral.

4. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberikan peluang

bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada

orang tua.

5. Status perkawinan sangat menentukan karena arti perkawinan masih sangat

penting di masyarakat kita secara menyeluruh. Seseorang yang sudah menikah,

pada usia berapapun dianggap dan diperlakukan sebagai orang dewasa penuh,

baik secara hukum maupun kehidupan bermasyarakat dan keluarga.

2.8 Bahaya Rokok bagi Kesehatan

Kerugian yang ditimbulkan rokok sangat banyak bagi kesehatan, tetapi

sayangnya masih saja banyak orang yang tetap memilih untuk menikmatinya. Dalam

asap rokok terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, dan setidaknya 200

diantaranya dinyatakan sangat berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok

adalah Tar, Nikotin, dan Karbon Monoksida.

Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan

banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui

Page 64: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

43

dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan kebiasaan merokok meningkatkan

resiko timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh

darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker oesofagus,

bronchitis, tekanan darah tinggi, impotensi serta gangguan kehamilan dan cacat pada

janin.

Pada kenyataannya kebiasaan merokok ini sulit dihilangkan dan jarang diakui

orang sebagai suatu kebiasaan buruk. Apalagi orang yang merokok untuk

mengalihkan diri dari stress dan tekanan emosi, lebih sulit melepaskan diri dari

kebiasaan ini dibanding perokok yang tidak memiliki latar belakang depresi.

2.9 Landasan Teori

Dari pendapat beberapa para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi

merupakan suatu proses individu dalam menafsirkan apa yang dilihat, didengar,

dialami atau dibaca dari suatu objek dimana masing-masing individu mungkin

memandang objek yang sama tapi mempersepsikan secara berbeda. Dalam hal ini

indera penglihatan (visual) sangatlah penting untuk mempersepsikan suatu objek

(gambar pada kemasan rokok).

Berdasarkan tinjauan pustaka yang ada, maka dipilih teori menurut Baltus

(1983), yang memberi penjelasan tentang faktor-faktor yang memengaruhi persepsi

yaitu :

Page 65: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

44

1. Kemampuan dan keterbatasan fisik (alat indera)

Indera penglihatan sangatlah berperan penting dalam mempersepsikan gambar

pada kemasan rokok.

2. Kondisi lingkungan

Perilaku kesehatan seseorang tidak akan terlepas dari pengaruh lingkungan, baik

lingkungan fisik maupun sosial budaya.

3 Pengalaman

Pengalaman adalah segala sesuatu yang dirasakan atau dialami seseorang pada

masa lalu terhadap suatu hal/objek, dimana masa lalu membawa pengaruh yang

besar sekali terhadap masa yang akan datang.

4. Kebutuhan dan keinginan

Ketika seorang individu membutuhkan atau menginginkan sesuatu, maka ia akan

terus berfokus pada hal yang dibutuhkan atau diinginkan tersebut.

5 Kepercayaan, prasangka dan nilai

Individu akan lebih memperhatikan dan menerima orang lain yang memiliki

kepercayaan dan nilai yang sama dengannya, sedangkan prasangka dapat

menimbulkan bias dalam mempersepsikan sesuatu.

2.10 Kerangka Konsep

Dari teori yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti merancang suatu

kerangka konsep yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian. Kerangka konsep

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 66: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

45

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.7. Kerangka Konsep

Persepsi remaja : Kemampuan dan keterbatasan fisik Lingkungan Pengalaman Kebutuhan dan keinginan Kepercayaan, prasangka dan nilai

Tindakan Merokok pada Remaja

Page 67: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

46

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, desain yang digunakan dalam penelitian ini

adalah cross-sectional dengan pendekatan korelasi untuk mengetahui pengaruh

persepsi tentang gambar pada kemasanan rokok (independen) terhadap tindakan

merokok pada remaja putra.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di SMPN 2 Galang Kecamatan Galang

Kabupaten Deli Serdang dengan alasan di lokasi ini terdapat anak yang masih SMP

telah merokok baik di warung rokok maupun di jalan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari bulan April sampai Juli 2015, yang dimulai dengan

observasi lapangan melalui survey awal, pengumpulan data sekunder, identifikasi

masalah, penelusuran kepustakaan, penentuan judul, penyusunan proposal, seminar

proposal, penelitian, analisis data dan penyusunan hasil penelitian.

Page 68: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

47

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa pria SMP

Negeri 2 Galang, kelas 1 = pria 99 orang, kelas 2 = pria 108 orang, kelas 3 = pria 84

orang, jumlah keseluruhan berjumlah 291 siswa pria.

3.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah sebagian siswa SMPN Galang dari kelas 1

sampai dengan kelas 3. Cara pengambilan sampel dengan teknik random sampling,

yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada pada populasi tersebut, semua anggota populasi

dianggap homogen. Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan rumus sebagai

berikut (Notoadmodjo, 2005) ;

Keterangan :

N = Besar Populasi pada bulan Oktober 2014 sebanyak 291.

n = Besar sampel

d = Tingkat ketepatan yang diinginkan peneliti adalah 10%

Dari rumus diatas diperoleh sampel dalam penelitian ini sebanyak 83 Siswa.

Page 69: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

48

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah melalui wawancara dengan kuesioner

terbuka dan terstruktur yang berisi sejumlah pertanyaan terkait pengaruh persepsi

gambar kemasan rokok terhadap tindakan merokok remaja putra. Kuisioner berisi

identitas responden meliputi nama, kelas, umur, mulai merokok, dan uang saku.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui dokumentasi pada SMPN 2 Galang

Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang tahun 2014-2015.

3.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan di MTs Al-Washliyah Petumbukan sebanyak 30 orang

siswa, karena memiliki karakteristik yang sama dan relatif dekat, bertujuan untuk

mengetahui sejauhmana suatu ukuran atau nilai yang menunjukkan tingkat

kehandalan dan kesahihan alat ukur dalam mengukur suatu data. Dalam penelitian ini

untuk uji validitasnya diambil 30 responden dengan nilai r tabel untuk df = n-2 = 30-2

= 28 adalah 0,361 pada α = 0,05. Jika nilai corrected item total correlation >0,361

maka dinyatakan valid, sedangkan jika nilai corrected item total correlation <0,361

maka dinyatakan tidak valid, maka kuesioner diperbaiki dengan uji coba lagi.

Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan menggunakan

metode Cronbach’s alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali

pengukuran, dimana jika Cronbach’s alpha >0,60 maka dinyatakan reliabel

(Sugiyono, 2004).

Page 70: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

49

Hasil uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner yang berjumlah 40 butir

pertanyaan yang telah dilakukan pada 30 orang siswa MTs Al-Washliyah

Petumbukan yang mempunyai karakteristik yang sama didapatkan hasil valid dan

reliabel.

3.5 Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran

1. Persepsi adalah suatu tanggapan dari siswa setelah melihat hal/obyek.

2. Kemampuan dan keterbatasan fisik adalah ada atau tidaknya gangguan fungsi

indera penglihatan dalam melihat objek gambar dan kemampuan mengartikan

gambar pada kemasan rokok

3. Kondisi lingkungan adalah suatu keadaan disekitar kehidupan dari siswa baik

lingkungan keluarga, teman sebaya ataupun teman sekolah

4. Pengalaman adalah segala sesuatu yang dirasakan atau dialami seseorang pada

masa lalu terhadap suatu hal/obyek.

5. Kebutuhan dan keinginan adalah merupakan sumber motivasi yang

mendorong seseorang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila

mereka bebas memilih.

6. Kepercayaan, prasangka dan nilai adalah suatu kecendrungan untuk menerima

orang lain yang memiliki kepercayaan dan nilai yang sama, sedangkan

prasangka dapat menimbulkan bias dalam mempersepsikan sesuatu.

7. Tindakan merokok pada remaja adalah suatu perbuatan menikmati rokok pada

usia 11-15 tahun dengan cara menghisap asap tembakau dan

menghembuskannya kembali keluar.

Page 71: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

50

Tabel 3.1. Aspek Pengukuran

No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur A Persepsi Remaja

1 Kemampuan dan keterbatasan fisik

Kuesioner 1-7 1. Baik : ≥4 0. Buruk : <4

Ordinal

2 Lingkungan Kuesioner 1-8 1. Baik : ≥5 0. Buruk : <5

Ordinal

3 Pengalaman Kuesioner 1-6 1. Baik : ≥4 0. Buruk : <4

Ordinal

4 Kebutuhan dan keinginan

Kuesioner 1-6 1. Baik : ≥4 0. Buruk : <4

Ordinal

5 Kepercayaan, prasangka dan nilai

Kuesioner 1-8 1. Baik : ≥5 0. Buruk : <5

Ordinal

B Tindakan merokok Kuesioner 1-5 2. Baik : ≥3 1. Buruk : <3

Ordinal

3.11 Metode Analisa Data

Data yang sudah terkumpul diolah secara manual dan komputerisasi untuk

mengubah data menjadi informasi. Langkah-langkah pengolahan data dimulai dari :

1. Editing, yaitu menentukan kebenaran data yang diperlukan.

2. Coding, yaitu memberikan kode numerik atau angka kepada masing-masing

katagori, untuk variabel independen nilai 1 untuk kategori baik, nilai 0 untuk

kategori buruk dan untuk variabel dependen nilai 1 untuk kategori buruk dan nilai

2 untuk kategori baik.

3. Data entry, yaitu memasaukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master

tabel atau database komputerisasi.

Dalam penelitian ini dilakukan beberapa metode analisa data, yaitu :

1. Analisa Univariat, yaitu analisis yang menggambarkan secara tunggal antar

variabel baik variabel independen (persepsi remaja : kemampuan dan keterbatasan

Page 72: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

51

fisik, lingkungan, pengalaman, kebutuhan dan keinginan, serta kepercayaan,

prasangka dan nilai) maupun dependen (tindakan merokok pada remaja) dalam

bentuk distribusi frekuensi.

2. Analisa Bivariat, yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui adanya

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dengan

menggunakan uji chi-square pada tingkat kepercayaan 95% yaitu α=0,05 dengan

ketentuan bila p < 0,05 maka ada hubungan yang bermakna antara persepsi

gambar kemasan rokok terhadap tindakan merokok remaja putra di SMPN 2

Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015.

3. Analisa Multivariat, yaitu menggunakan metode Enter untuk melihat pengaruh

antara variabel prediktor terhadap tindakan merokok dengan seluruh variabel

yang diteliti sehingga diketahui variabel independen yang paling dominan

hubungannya terhadap tindakan merokok dengan menggunakan metode regresi

logistik ganda (Multiple Logistic Regression). Variabel independen yang

bermakna secara aalisis bivariat akan dicobakan bersama-sama dan variabel yang

memiliki p-value <0,25 akan dikeluarkan secara berurutan dimulai dari p-value

>0,05. Maka didapatkan faktor-faktor yang paling dominan terhadap tindakan

merokok remaja. Dalam pemodelan ini semua variabel prediktor dicobakan secara

bersama-sama, untuk probabilitas tindakan merokok remaja dapat ditulis sebagai

berikut :

P(Z) = )(11

ze−=x 100%

Page 73: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

52

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Petumbukan terletak di Kecamatan Galang dimana secara geografis

batas-batas Desa Petumbukan adalah sebagai berikut :

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pagar Merbau dan Lubuk Pakam

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Morawa

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bangun Purba

SMPN 2 terletak di Jl. Kesehatan Desa Petumbukan Kecamatan Galang,

merupakan salah satu SMP Negeri di Kecamatan Galang. Jumlah seluruh siswa

SMPN 2 Desa Petumbukan Kecamatan Galang adalah 291 orang dengan jumlah

siswa laki-laki pada kelas 1 sebanyak 99 orang, kelas 2 sebanyak 108 orang, dan

kelas 3 sebanyak 84 orang.

Adapun visi dan misi SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli

Serdang adalah sebagai berikut :

Visi : Berprestasi, berbudaya, beriman dan bertaqwa

Indikator : 1. Unggul dalam pengembangan isi kurikulum

2. Unggul dalam pengembangan pendidik

3. Unggul dalam proses pembelajaran

Page 74: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

53

4. Unggul dalam pengembangan sarana dan prasarana pendidikan

5. Unggul dalam standar kelulusan

6. Unggul dalam peningkatan mutu kelembagaan

7. Unggul dalam kegiatan lomba-lomba

8. Unggul dalam akhlak mulia

Misi

Rumusan :

1. Menumbuhkan penghayatan dan pelaksanaan terhadap ajaran agama yang dianut

2. Mengembangkan kurikulum satuan pendidik atau KTST

3. Melaksanakan pengembangan profesionalisme guru

4. Melaksanakan peningkatan standar kelulusan setiap tahun

5. Melaksanakan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan

6. Melaksanakan pengembangan kejuaraan lomba-lomba akademik dan non

akademik

7. Melaksanakan penggalangan partisipasi masyarakat atau pemberdayaan komite

setiap tahun.

Page 75: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

54

4.2 Analisis Univariat

4.2.1 Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik di SMPN 2 Galang Kabupaten Deli Serdang

Karakteristik n %

Kelas 1. Kelas 1 22 27 2. Kelas 2 35 42 3. Kelas 3 26 31

Total 83 100,0 Umur 1. 12-13 tahun 33 40 2. 14 tahun 35 42 3. ≥15 tahun 15 18

Total 83 100,0 Uang Saku 1. Rp. 2.000-Rp. 5.000 48 58 2. Rp. 6.000-Rp. 9.000 30 36 3. ≥Rp.10.000 5 6

Total 83 100,0 Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa responden terbanyak terdapat pada umur

14 tahun atau yang duduk di kelas 2 (dua) SMP, dengan rata-rata uang saku sebesar

Rp.2.000,- - Rp.5.000,-.

4.2.2 Kemampuan dan Keterbatasan Fisik

Hasil penelitian mengenai kemampuan dan keterbatasan fisik keterbatasan

dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 76: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

55

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kemampuan dan Keterbatasan Fisik

No Pertanyaan Tidak Ya Total n % n % n %

1 Apakah saudara sering melihat gambar dalam kemasan rokok 1 1,2 82 98,8 83 100,0

2 Apakah saudara dapat melihat dengan jelas gambar pada kemasan rokok tersebut

5 6,0 78 94,0 83 100,0

3 Apakah saudara dapat membaca dengan jelas peringatan pada gambar kemasan rokok tersebut

6 7,2 77 92,8 83 100,0

4 Apakah arti gambar pada kemasan rokok tersebut menurut saudara - - - - - -

5 Apakah saudara tetap merokok atau akan merokok setelah melihat gambar tersebut

77 92,8 6 7,2 83 100,0

6 Apakah saudara yakin kalau orang merokok akan mengalami penderitaan seperti di gambar tersebut

6 7,2 77 92,8 83 100,0

7 Apakah saudara menganggap gambar yang ada pada kemasan rokok tersebut hanya sekedar menakuti saja

69 83,1 14 16,9 83 100,0

Pertanyaan nomor 4 merupakan sebuah pertanyaan terbuka dimana setiap

responden menjawab pertanyaan tersebut menurut pendapat mereka masing-masing.

Seluruh responden menjawab pertanyaan nomor 4 bahwa gambar tersebut merupakan

peringatan akan bahaya merokok.

Hasil dari distribusi pertanyaan berdasarkan kemampuan dan keterbatasan

fisik diperoleh frekuensi tertinggi jawaban ya pada pertanyaan apakah saudara sering

melihat gambar dalam kemasan rokok yaitu sebanyak 82 responden (98,8%),

sedangkan frekuensi tertinggi jawaban tidak diperoleh pada pertanyaan apakah

Page 77: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

56

saudara tetap merokok atau akan merokok setelah melihat gambar tersebut, yaitu

sebanyak 77 responden (92,8%).

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Kemampuan dan Keterbatasan Fisik

Kemampuan dan Keterbatasan Fisik n %

Buruk 11 13,3 Baik 72 86,7 Total 83 100,0

Berdasarkan perhitungan jumlah distribusi kategori pada kemampuan dan

keterbatasan fisik responden diperoleh hasil untuk kategori buruk sebanyak 11

responden (13,3%) yang artinya bahwa responden tersebut kurang mampu dalam

menerima pesan gambar pada kemasan rokok. Sedangkan untuk responden yang

memiliki kemampuan dalam menerima pesan gambar pada kemasan rokok dengan

kategori baik diperoleh sebanyak 72 responden (86,7%).

4.2.3 Kondisi Lingkungan

Hasil penelitian mengenai kondisi lingkungan responden dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kondisi Lingkungan

No Pertanyaan Tidak Ya Total n % n % n %

1 Apakah di sekitar tempat tinggal saudara ada anak remaja yang merokok

2 2,4 81 97,6 83 100,0

2 Apakah di sekitar sekolah saudara ada remaja yang merokok 18 21,7 65 78,3 83 100,0

3 Apakah saudara selalu bergabung dengan teman-teman yang merokok di lingkungan tempat tinggal saudara

65 78,3 18 21,7 83 100,0

Page 78: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

57

Tabel 4.4 (Lanjutan)

No Pertanyaan Tidak Ya Total n % n % n %

4 Apakah saudara selalu berkumpul bersama dengan teman-teman yang merokok di lingkungan sekolah

74 89,2 9 10,8 83 100,0

5 Apakah saudara pernah melarang atau menegur teman-teman yang lagi merokok

26 31,3 57 68,6 83 100,0

6 Apakah saudara juga ikut merokok bila kumpul-kumpul dengan teman-teman yang merokok di lingkungan tempat tinggal saudara

78 94,0 5 6,0 83 100,0

7 Apakah saudara juga merokok bila kumpul-kumpul dengan teman-teman sekolah yang merokok

76 91,6 7 8,4 83 100,0

8 Apakah saudara pernah disuruh membeli rokok oleh teman-teman saudara

49 59,0 34 41,0 83 100.0

Dari persentase distribusi frekuensi berdasarkan kondisi lingkungan,

mayoritas responden menjawab ya pada pertanyaan apakah di sekitar tempat tinggal

saudara ada anak remaja yang merokok sebanyak 83 responden (97,6%), sedangkan

jawaban tidak mayoritas terdapat pada pertanyaan apakah saudara juga ikut merokok

bila kumpul-kumpul dengan teman-teman yang merokok di lingkungan tempat

tinggal saudara, yaitu sebanyak 78 responden (94,0%).

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Kondisi Lingkungan

Kategori Kondisi Lingkungan n %

Buruk 12 14,5 Baik 71 85,5 Total 83 100,0

Page 79: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

58

Berdasarkan data tabel tersebut di atas distribusi frekuensi responden pada

kondisi lingkungan yang masuk dalam kategori buruk sebanyak 12 responden

(14,5%) dan yang masuk dalam kategori baik sebanyak 71 responden (85,5%).

4.2.4 Pengalaman

Hasil penelitian mengenai pengalaman responden dapat dilihat dari tabel

berikut:

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengalaman

No Pertanyaan Tidak Ya Total n % n % n %

1 Apakah di keluarga saudara ada yang merokok 17 20,5 66 79,5 83 100,0

2 Apakah orang yang merokok terasa jantan kelihatannya 30 36,1 53 63,9 83 100,0

3 Apakah di keluarga saudara ada yang pernah menderita sakit akibat merokok

56 67,5 27 32,5 83 100,0

4 Apakah saudara pernah melihat orang yang menderita penyakit akibat merokok seperti pada gambar rokok

72 86,7 11 13,3 83 100,0

5 Apakah ada yang melarang di keluarga saudara bila ada yang merokok di dalam rumah

37 44,6 46 55,4 83 100,0

6 Apakah menurut saudara orang yang merokok kesehatannya akan terganggu oleh penyakit

9 10,8 74 89,2 83 100,0

Berdasarkan perhitungan distribusi frekuensi pada tabel tersebut di atas

diperoleh hasil sebanyak 72 responden (86,7%) menjawab tidak pada pertanyaan

apakah saudara perah melihat orang yang menderita penyakit akibat merokok seperti

pada gambar kemasan rokok dan 74 responden (89,2%) yang menjawab ya pada

Page 80: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

59

pertanyaan apakah menurut saudara orang yang merokok kesehatannya akan

terganggu oleh penyakit.

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Pengalaman

Pengalaman n % Buruk 25 30,1 Baik 58 69,9 Total 83 100,0

Dari data pada tabel tersebut di atas diketahui bahwa berdasarkan pengalaman

jumlah responden dalam kategori buruk sebanyak 25 responden (30,1%) dan dalam

kategori baik sebanyak 58 responden (69,9%).

4.2.5 Kebutuhan dan Keinginan

Hasil penelitian mengenai pengalaman responden dapat dilihat dari tabel

berikut:

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebutuhan dan Keinginan

No Pertanyaan Tidak Ya Total n % n % n %

1 Apakah saudara menganggap merokok itu adalah suatu kebutuhan yang utama

80 96,4 3 3,6 83 100,0

2 Apakah dengan merokok bisa membuat orang berinspirasi 26 31,3 57 68,7 83 100,0

3 Apakah rokok dapat menambah prestasi belajar 76 91,6 7 8,4 83 100,0

4 Apakah dengan merokok kerugian yang lebih besar didapat daripada keuntungan

13 15,7 70 84,3 83 100,0

5 Apakah dengan merokok dapat membuat kematian di usia muda 17 20,5 66 79,5 83 100,0

6 Apakah dengan merokok membuat orang tersebut lebih cepat tua 20 24,1 63 75,9 83 100,0

Page 81: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

60

Dari persentase jawaban responden untuk variabel kebutuhan dan keinginan

diperoleh sebanyak 80 responden (96,4%) mayoritas menjawab tidak pada pertanyaan

apakah saudara menganggap merokok itu adalah suatu kebutuhan yang utama dan

sebanyak 70 responden (84,3%) mayoritas menjawab ya pada pertanyaan apakah

dengan merokok kerugian yang lebih besar didapat daripada keuntungan.

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Kebutuhan dan Keinginan

Kebutuhan dan Keinginan n %

Buruk 10 12,0 Baik 73 88,0 Total 83 100,0

Berdasarkan jawaban yang didapat dari responden pada pertanyaan variabel

kebutuhan dan keinginan didapatkan hasil dengan kategori baik sebanyak 73

responden (88,0%) dan kategori buruk sebanyak 10 responden (12,0%).

4.2.6 Kepercayaan, Prasangka dan Nilai

Hasil penelitian mengenai kepercayaan, prasangka dan nilai responden dapat

dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepercayaan, Prasangka dan Nilai

No Pernyataan Tidak Ya Total n % n % n %

1 Merokok dapat menimbulkan penyakit kanker 6 7,2 77 92,8 83 100,0

2 Terkena asap rokok lebih berbahaya daripada orang yang merokok 29 34,9 54 65,1 83 100,0

3 Merokok didalam rumah sangat dilarang dalam kesehatan 5 6,0 78 94,0 83 100,0

Page 82: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

61

Tabel 4.10 (Lanjutan)

No Pernyataan Tidak Ya Total n % n % n %

4 Dengan merokok di usia muda akan memghambat kemajuan bangsa 12 14,5 71 85,5 83 100,0

5 Dengan merokok orang akan lebih cendrung untuk melakukan narkoba 12 14,5 71 85,5 83 100,0

6 Dengan kecanduan merokok diusia muda bisa membuat orang jadi salah jalan

12 14,5 71 85,5 83 100,0

7 Dengan merokok di usia muda membuat orang disekelilingnya akan memandang negatif

15 18,1 68 81,9 83 100,0

8 Rokok membuat pemborosan dalam keuangan 5 6,0 78 94,0 83 100.0

Hasil jawaban responden pada pernyataan untuk variabel kepercayaan,

prasangka dan nilai diperoleh sebanyak 29 responden (34,9%) mayoritas menjawab

tidak pada pernyataan terkena asap rokok lebih berbahaya daripada orang yang

merokok dan sebanyak 78 responden (94,0%) mayoritas menjawab ya terdapat pada

pernyataan merokok didalam rumah sangat dilarang dalam kesehatan.

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Kepercayaan, Prasangka dan Nilai

Kepercayaan, Prasangka dan Nilai n %

Buruk 7 8,4 Baik 76 91,6 Total 83 100,0

Berdasarkan jawaban responden yang didapat dari pernyataan pada variabel

kepercayaan, prasangka dan nilai dalam kategori baik sebanyak 76 responden (1,6%)

dan kategori buruk sebanyak 7 responden (8,4%).

Page 83: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

62

4.2.7 Tindakan Merokok

Hasil penelitian mengenai tindakan merokok pada responden dapat dilihat dari

tabel berikut:

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan Merokok

No Pertanyaan Tidak Ya Total n % n % n %

1 Apakah saudara sekarang sudah merokok 65 78,3 18 21,7 83 100,0

2 Apakah saudara mulai merokok sejak umur < 14 tahun 74 89,2 9 10,8 83 100,0

3

Apakah saudara merokok karena ada yang merokok di lingkungan rumah saudara

70 84,3 13 15,7 83 100,0

4 Apakah saudara merokok karena anjuran teman 70 84,3 13 15,7 83 100,0

5 Apakah saudara merokok karena tertarik akibat iklan 74 89,2 9 10,8 83 100,0

Hasil jawaban responden pada pernyataan untuk variabel tindakan merokok

diperoleh persentase responden yang menjawab ya mayoritas terdapat pada

pertanyaan apakah saudara sekarang sudah merokok yaitu sebanyak 18 responden

(21,7%) kemudian persentase responden yang menjawab tidak mayoritas terdapat

pada dua pertanyaan yaitu apakah saudara mulai merokok sejak umur < 14 tahun dan

apakah saudara merokok karena tertarik akibat iklan yaitu sebanyak 74 responden

(89,2%).

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Tindakan Merokok

Tindakan Merokok n %

Buruk 17 20,5 Baik 66 79,5 Total 83 100,0

Page 84: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

63

Berdasarkan jawaban responden yang didapat dari pertanyaan pada variabel

tindakan merokok dalam kategori baik sebanyak 66 responden (79,5%) dan kategori

buruk sebanyak 17 responden (20,5%).

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dimaksud untuk melihat hubungan masing-masing variabel

bebas (kemampuan dan keterbatasan fisik, kondisi lingkungan, pengalaman,

kebutuhan dan keinginan, dan kepercayaan, prasangka dan nilai) dengan variabel

terikat (tindakan merokok) dilakukan uji chi square pada tingkat kemaknaan α = 0,05.

4.3.1 Pengaruh Kemampuan dan Keterbatasan Fisik dengan Tindakan Merokok pada Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

Hasil analisa bivariat pengaruh kemampuan dan keterbatasan fisik dengan

tindakan merokok dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.14 Pengaruh Kemampuan dan Keterbatasan Fisik terhadap Tindakan Merokok Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli

Serdang

No Kemampuan dan Keterbatasan Fisik

Tindakan Merokok Total

p

Buruk Baik n % n % n %

1 Buruk 4 5 7 8 11 13 0,161 2 Baik 13 16 59 71 72 87

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara kemampuan dan keterbatasan fisik

dengan tindakan merokok pada remaja putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang

Kabupaten Deli Serdang diperoleh hasil bahwa dari 11 responden (13%) dengan

kemampuan dan keterbatasan fisik dalam kategori buruk, sebanyak 4 responden (5%)

Page 85: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

64

dengan tindakan merokok dalam kategori buruk, 7 responden (8%) dengan tindakan

merokok dalam kategori baik. Sedangkan dari 72 responden dengan kemampuan dan

keterbatasan fisik kategori baik sebanyak 13 responden (16%) dengan tindakan

merokok dalam kategori buruk dan sebanyak 59 responden (71%) dengan tindakan

merokok dalam kategori baik. Hasil uji statistik chi-square didapat nilai p = 0,161,

artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan dan keterbatasan fisik

terhadap tindakan merokok pada remaja putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang

Kabupaten Deli Serdang.

4.3.2 Pengaruh Kondisi Lingkungan terhadap Tindakan Merokok pada Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

Hasil analisa bivariat pengaruh kondisi lingkungan terhadap tindakan

merokok dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.15 Pengaruh Kondisi Lingkungan terhadap Tindakan Merokok Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

No Kondisi Lingkungan Tindakan Merokok

Total p

Buruk Baik n % n % n %

1 Buruk 5 41,7 7 58,3 12 100 0,049 2 Baik 12 16,9 59 83,1 71 100

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara kondisi lingkungan terhadap tindakan

merokok pada remaja putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli

Serdang diperoleh data bahwa dari 12 responden dengan kategori kondisi lingkungan

buruk, sebanyak 5 responden (41,7%) tindakan merokok dalam kategori buruk dan 7

responden (58,3%) tindakan merokok dalam kategori baik. Sedangkan dari 71

Page 86: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

65

responden dengan kategori kondisi lingkungan dalam kategori baik terdapat sebanyak

12 responden (16,9%) yang tindakan merokoknya dalam kategori buruk dan 59

responden (83,1%) dengan tindakan merokok dalam kategori baik. Hasil uji statistik

chi-square didapat nilai p = 0,049, artinya ada pengaruh yang signifikan kondisi

lingkungan terhadap tindakan merokok pada remaja putra SMPN 2 Galang

Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang.

4.3.3 Pengaruh Pengalaman terhadap Tindakan Merokok Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

Hasil analisa bivariat pengaruh kondisi lingkungan terhadap tindakan

merokok dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.16 Pengaruh Pengalaman terhadap Tindakan Merokok Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

No Pengalaman Tindakan Merokok

Total p Buruk Baik n % n % n %

1 Buruk 4 16,0 21 84,0 25 100 0,507 2 Baik 13 22,4 45 77,6 58 100 Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pengalaman terhadap tindakan

merokok pada remaja putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli

Serdang diperoleh data bahwa dari 25 responden dengan pengalaman dalam kategori

buruk sebanyak 4 responden (16,0%) terhadap tindakan merokok dalam kategori

buruk dan 21 responden (84,0%) terhadap tindakan merokok dalam kategori baik.

Sedangkan dari 58 responden dengan pengalaman dalam kategori baik terdapat

sebanyak 13 responden (22,4%) dengan tindakan merokok dalam kategori buruk dan

Page 87: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

66

45 responden (77,6%) dengan tindakan merokok dalam kategori baik. Hasil uji

statistik chi-square didapat nilai p = 0,507, artinya tidak ada pengaruh yang

signifikan pengalaman terhadap tindakan merokok pada remaja putra SMPN 2

Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang.

4.3.4 Pengaruh Kebutuhan dan Keinginan terhadap Tindakan Merokok Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

Hasil analisa bivariat pengaruh kebutuhan dan keinginan terhadap tindakan

merokok dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.17 Pengaruh Kebutuhan dan Keinginan terhadap Tindakan Merokok Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

No Kebutuhan dan Keinginan

Tindakan Merokok Total

p

Buruk Baik n % n % n %

1 Buruk 5 50,0 5 50,0 10 100 0,014 2 Baik 12 16,4 61 83,6 73 100

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara kebutuhan dan keinginan terhadap

tindakan merokok pada remaja putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten

Deli Serdang diperoleh data bahwa dari 10 responden dengan kebutuhan dan

keinginan dalam kategori buruk sebanyak 5 responden (50,0%) dengan tindakan

merokok dalam kategori buruk dan 5 responden (50,0%) dengan tindakan merokok

dalam kategori baik. Sedangkan dari 73 responden dengan kebutuhan dan keinginan

dalam aktegori baik terdapat sebanyak 12 responden (16,4%) dengan tindakan

merokok dalam kategori buruk dan 61 responden (83,6%) dengan tindakan merokok

dalam kategori baik. Hasil uji statistik chi-square didapat nilai p = 0,014, artinya ada

Page 88: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

67

pengaruh yang signifikan kebutuhan dan keinginan terhadap tindakan merokok pada

remaja putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang.

4.3.5 Pengaruh Kepercayaan, Prasangka dan Nilai terhadap Tindakan Merokok Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

Hasil analisa bivariat pengaruh kepercayaan, prasangka dan nilai terhadap

tindakan merokok dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.18 Pengaruh Kepercayaan, Prasangka dan Nilai terhadap Tindakan Merokok Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli

Serdang

No Kepercayaan, Prasangka dan Nilai

Tindakan Merokok Total

p

Buruk Baik n % n % n %

1 Buruk 5 71,4 2 28,6 7 100 0,0001 2 Baik 12 15,8 64 84,2 76 100

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara kepercayaan, prasangka dan nilai

terhadap tindakan merokok pada remaja putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang

Kabupaten Deli Serdang diperoleh data bahwa dari 7 responden dengan kepercayaan,

prasangka dan nilai dalam kateagori buruk sebanyak 5 responden (71,4%) dengan

tindakan merokok dalam kategori buruk dan 2 responden (28,6%) dengan tindakan

merokok dalam kategori baik. Sedangkan dari 76 responden dengan kepercayaan,

prasangka dan nilai dalam kategori baik terdapat sebanyak 12 responden (15,8%)

dengan tindakan merokok dalam kategori buruk dan 64 responden (84,2%) dengan

tindakan merokok dalam kategori baik. Hasil uji statistik chi-square didapat nilai p =

0,0001, artinya ada pengaruh yang signifikan kepercayaan, prasangka dan nilai

Page 89: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

68

terhadap tindakan merokok pada remaja putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang

Kabupaten Deli Serdang.

4.4 Analisis Multivariat

Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan, prasangka dan nilai terhadap

tindakan merokok remaja putra di SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten

Deli Serdang digunakan analisis Multivariat dengan uji regresi logistik ganda dengan

metode Enter. Dari analisis bivariat dengan p-value <0,25 dimasukkan dalam uji

multivariat. Variabel yang memiliki p-value >0,05 dikeluarkan secara berurutan

dimulai dari p-value terbesar. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.19 Pengaruh Variabel Independen Terhadap Tindakan Merokok pada Siswa SMP N 2 Desa Petumbukkan Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

Variabel yang masuk dalam model regresi yang terbentuk B SE Exp. df Sig.

- Kemampuan dan Keterbatasan Fisik

- Lingkungan - Kebutuhan dan Keinginan - Kepercayaan, prasangka dan

Nilai Constant

1,330 0,865 1,217 2,365

-2,225

0,789 0,797 0,887 0,995

0,430

3,780 2,375 3,378 10,643

0,108

1 1 1 1 1

0,092 0,278 0,170 0,017

0,000

Dalam tabel 4.19 di atas hasil uji regresi logistik menjelaskan bahwa secara

bersama-sama variabel independen, yaitu kemampuan dan keterbatasan fisik,

lingkungan, kebutuhan dan keinginan dan kepercayaan dan nilai dilihat pengaruhnya

terhadap tindakan merokok hanya satu variabel yang berpengaruh yaitu variabel

kepercayaan, prasangka dan nilai (p=0,017).

Page 90: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

69

Model persamaan regresi logistik ganda yang didapatkan adalah :

)(225,2365,2....1

1ln 110 nkepercayaaxp

yi +−=++=

≡ ββ

Dan nilai peramalan probabilitas siswa untuk melakukan tindakan merokok

pada adalah :

)(365,2)(225,2365,2(11

Kebutuhannkepercayaaep

++−−+=

Tabel 4.20 Probabilitas Siswa untuk Melakukan Tindakan Merokok di SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

No Kepercayaan, Prasangka dan Nilai Probability 1 1 53,49 2 0 9,75

Tabel 4.20 di atas menjelaskan bahwa jika siswa memiliki kepercayaan,

prasangka dan nilai yang buruk tentang merokok maka siswa melakukan tindakan

merokok sebesar 53,49% dan sebaliknya jika kepercayaan, prasangka dan nilai baik,

maka peramalan probabilitas siswa untuk melakukan tindakan merokok adalah

sebesar 9,75%. Dengan kata lain kepercayaan, prasangka dan nilai memberikan

pengaruh yang signifikan untuk siswa merokok.

Page 91: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

70

BAB 5

PEMBAHASAN

5.1 Pengaruh Kemampuan dan Keterbatasan Fisik terhadap Tindakan

Merokok Pada Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki

kemampuan dan tidak memiliki keterbatasan fisik sebanyak 72 responden (81,9%)

sedangkan responden dengan kategori kemampuan dan keterbatasan fisik buruk

sebanyak 11 responden (63,6%). Banyaknya responden yang memiliki kemampuan

dan tidak memiliki keterbatas fisik dapat dilihat dari sebanyak 82 responden (98,8%)

yang menyatakan dapat melihat dengan jelas gambar pada kemasan rokok dan

sebanyak 77 responden (92,8%) menyatakan dapat membaca dengan jelas peringatan

pada gambar kemasan rokok tersebut.

Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas responden tidak memiliki

gangguan fungsi indera penglihatan dalam melihat objek gambar dan kemampuan

mengartikan gambar pada kemasan rokok. Indera penglihatan sangatlah berperan

penting dalam mempersepsikan gambar pada kemasan rokok. Penginderaan terjadi

melalui panca indra manusia yang salah satunya indra pengelihatan, sebagian besar

pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (ever behavior).

Ketika pemerintah membuat tanda bahaya dalam pesan gambar pada bungkus

rokok maka responden yang memiliki kemampuan yang baik dan tidak memiliki

Page 92: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

71

keterbatasan fisik dalam pengelihatan akan dapat menerima pesan yang disampaikan

dengan baik. Penerimaan pesan yang baik akan membuat responden dapat mengikuti

pesan yang disampaikan, dalam arti pesan yang disampaikan mampu diterima dan

diterjemahkan pendengar dengan baik. Hal ini berarti responden yang memiliki

pengelihatan yang baik mampu mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk didalamnya adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik

terhadap suatu bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Kemampuan mengetahui objek yang telah disampaikan merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukurnya antara lain

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan .

Semakin baiknya kemampuan responden dalam melihat gambar dan tidak

terdapat keterbatasan fisik pada responden dalam melihat pesan gambar rokok akan

semakin memudahkan responden mendapatkan informasi yang tertera dalam pesan

gambar pada bungkus rokok. Melalui penginderaan yang baik maka seseorang akan

dapat dengan mudah mengingat segala informasi (pesan) yang terdapat pada pesan

gambar bungkus rokok sehingga akan dapat memberikan reaksi dan tanggapan

tentang obyek yang dilihatnya.

Namun pada responden yang memiliki kemampuan dalam mengartikan pesan

gambar tidak tercermin dalam tindakannya seperti yang terjadi pada responden

penelitian ini. Mayoritas responden mengerti pesan pada gambar kemasan rokok,

tetapi mereka tetap melakukan tindakan merokok karena beranggapan bahwa dengan

merokok mereka menjadi kelihatan lebih keren, gaul dan modern.

Page 93: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

72

Pada umumnya orangtua responden melarang mereka untuk merokok, namun

tanpa sepengetahuan orangtua, mereka mencari kesempatan untuk dapat melakukan

tindakan merokok bersama kelompok bermainnya.

Hasil analisis tabulasi silang antara kemampuan dan keterbatasan fisik

terhadap tindakan merokok pada remaja putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang

Kabupaten Deli Serdang diperoleh data bahwa dari 11 responden dengan kategori

kemampuan buruk dan memiliki keterbatasan fisik terdapat sebanyak 4 responden

(36,4%) yang tindakan merokoknya dalam kategori buruk dan sebanyak 7 responden

(63,6%) memiliki tindakan merokoknya dalam kategori baik. Untuk responden yang

memiliki kemampuan baik dan tidak memiliki keterbatasan fisik terdapat sebanyak

72 responden dimana sebanyak 59 responden (81,9%) memiliki tindakan merokoknya

dalam kategori baik dan sebanyak 13 responden (18,1%) memiliki tindakan

merokoknya dalam kategori buruk. Hasil uji statistik chi-square didapat nilai p =

0,161, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan kemampuan dan keterbatasan fisik

terhadap tindakan merokok pada remaja putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang

Kabupaten Deli Serdang.

Hasil penelitian Permatasari (2015) menunjukkan bahwa seluruh responden

dapat melihat adanya gambar bahaya merokok pada kemasan rokok secara benar

tanpa memiliki keterbatasan fisik tetapi ternyata tidak dapat mengurangi intensitas

merokok bahkan berhenti merokok bagi mahasiswa prodi PGSD FKIP Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Mahasiswa prodi PGSD memiliki cara-cara tersendiri

untuk menghindari sikap jijik dan takut terhadap gambar tersebut. Mereka tidak

Page 94: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

73

menghiraukan adanya gambar bahaya merokok yang tertera pada kemasan rokok

meskipun sudah dicantumkan gambar bahaya merokok yang menyeramkna. Hal ini

sejalan dengan penelitian Mahmuddin (2014) yang menunjukkan bahwa responden

yang dapat melihat dengan jelas label bahaya rokok tidak lantas membuat mereka

memiliki persepsi yang buruk tentang perilaku merokok dan konsumsi rokok, hal ini

disebabkan mereka belum pernah menderita kesakitan akibat rokok.

Penelitian sejalan dilakukan Widati S (2013) menunjukkan bahwa seluruh

responden yang dapat melihat pesan gambar dengan baik dari pesan di bungkus rokok

ternyata tidak bisa menyebutkan isi pesan kesehatan pada bungkus rokok secara

lengkap dan benar. Pesan bahaya rokok di bungkus rokok belum bisa meningkatkan

pengetahuan informan mengenai substansi rokok, bahaya rokok bagi diri sendiri,

bahaya rokok bagi orang lain ataupun dampaknya bagi kesehatan, sebagian besar

informan merasa biasa saja ketika membaca isi pesan kesehatan pada bungkus rokok

hanya sebagian kecil yang merasa ngeri dan takut.

Indera penglihatan sangatlah berperan penting dalam mempersepsikan gambar

pada kemasan rokok, namun dalam penelitian ini tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara kemapuan dan keterbatasan fisik (alat indera) terhadap tindakan

merokok remaja putra di SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli

Serdang. Gambar peringatan pada kemasan rokok bukan merupakan hal yang dapat

mencegah remaja untuk tetap mencoba rokok, hal ini dikarenakan faktor lain seperti

lingkungan dan pengalaman mempunyai efek lebih signifikan pada tindakan merokok

remaja sehingga gambar peringatan pada kemasan rokok tidak dapat mencegah

Page 95: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

74

tindakan merokok remaja putra di SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten

Deli Serdang.

5.2 Pengaruh Kondisi Lingkungan terhadap Tindakan Merokok pada Remaja

Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki

kondisi lingkungan didapatkan hasil kondisi lingkungan responden dalam kategori

baik sebanyak 71 responden (83,1%) dan kategori buruk sebanyak 12 responden

(16,9%). Banyaknya responden yang memiliki kondisi lingkungan baik dapat dilihat

dari sebanyak 81 responden (97,6%) responden menyatakan ya pada pernyataan

sekitar tempat tinggal saudara ada anak remaja yang merokok.

Hal ini juga dinyatakan oleh Kurt Lewin dalam Komalasari dan Helmi (2008),

kebiasaan merokok selain dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri seseorang misalnya

pengetahuan, juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan bisa saja

dari faktor keluarga, tempat tinggal atau bahkan lingkungan pergaulan. Seperti yang

disampaikan oleh Daravill dan Powell (2002) bahwa remaja cenderung merokok

karena memiliki teman-teman atau keluarga yang merokok.

Megatsari (2013) menyatakan bahwa anak-anak dan remaja merupakan

kelompok yang mencari jati diri, dimana setiap perilaku yang dilihatnya

kemungkinan besar sebagai percontohan perilakunya kelak, lingkungan akan turut

menentukan perilaku yang akan dilakukan oleh anak-anak dan remaja termasuk

perilaku merokok. Keluarga merupakan salah satu percontohan bagi anak dalam

berperilaku termasuk dalam hal merokok. Orang tua menjadi figur contoh didalam

Page 96: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

75

keluarga dimana setiap anggota keluarga akan menjadikan orang tua menjadi model

yang akan membentuk perilaku anggota keluarga kedepannya.

Teman merupakan orang yang akan sering berinteraksi dengan siswa, perilaku

merokok teman memiliki pengaruh terhadap perilaku merokok siswa, hal ini

disebabkan siswa sekolah dasar bergaul dengan dekat bersama teman-teman yang

merokok. Perilaku merokok pada umumnya diawali pada saat usia 12-15 tahun, hal

ini disebabkan adanya model perilaku merokok yang ada di lingkungannya atau

karena adanya tekanan sosial misalnya dinyatakan bukan sebagai teman atau anggota

kelompok jika tidak merokok, atau di cap tidak keren atau gaul jika tidak merokok

Lingkungan teman sebaya mempunyai arti yang sangat penting bagi remaja.

Kebutuhan untuk diterima dan usaha untuk menghindari penolakan kelompok teman

sebaya merupakan kebutuhan yang sangat penting.

Hasil tabulasi silang antara kondisi lingkungan dengan tindakan merokok

pada remaja putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

diperoleh data bahwa dari 12 responden dengan kategori kondisi lingkungan buruk

sebanyak 5 responden (41,7%) yang tindakan merokoknya dalam kategori buruk dan

7 responden (58,3%) yang tindakan merokoknya dalam kategori baik. Sedangkan dari

71 responden dengan kategori kondisi lingkungan baik terdapat sebanyak 12

responden (16,9%) yang tindakan merokoknya dalam kategori buruk dan 59

responden (83,1%) yang tindakan merokoknya dalam kategori baik. Hasil uji statistik

chi-square didapat nilai p = 0,049, artinya ada pengaruh yang signifikan kondisi

Page 97: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

76

lingkungan terhadap tindakan merokok pada remaja putra SMPN 2 Galang

Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang.

Menurut Dewi N (2008) yang menyatakan bahwa kondisi lingkungan

berdampak terhadap persepsi perokok tentang pesan gambar bahaya rokok. Hasil

penelitian Dewanta C (2013) menunjukkan bahwa kondisi lingkungan pertemanan

(peer group) berhubungan dengan tindakan merokok mahasiswi Di Semarang. Hal

sejalan diungkapkan dalam penelitian Astanti (2005) menunjukkan bahwa orang tua

menjadi salah satu faktor yang membuat remaja merokok.

Hasil penelitian yang tidak jauh berbeda diungkapkan Amaliani (2012) bahwa

terdapat 85,7% siswa menjadi perokok berat, hal ini tidak terlepas perokok tersebut

memiliki keluarga perokok sebanyak 82,9%. Hal sejalan dinyatakan Damayanti

(2013) bahwa lingkungan sekolah yang memiliki perilaku merokok akan membuat

siswa akan meniru perilaku merokok tersebut di lingkungan sekolah.

Bandura menyatakan dalam teori social cognitive learning bahwa perilaku

model adalah sumber informasi bagi pihak pengamat. Dimana perilaku merupakan

hasil dari interaksi terus menerus antara variabel individu dan lingkungannya. Artinya

proses imitasi dapat terjadi dikarenakan individu pengamat mengalami interaksi yang

terus menerus dengan model yang dalam hal ini adalah orang tua/saudara yang

merupakan perokok. Peneliti berasumsi bahwa kurangnya kesadaran orangtua, teman

dan lingkungan mengenai bahaya perilaku merokok yang mereka lakukan berdampak

kepada nilai nilai mengenai bahaya merokok kurang di perhatikan dan disampaikan

Page 98: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

77

sehingga anak menjadi memiliki persepsi dan pandangan tersendiri tentang perilaku

merokok yang cenderung membuat responden sering meniru perilaku merokok.

5.3 Pengaruh Pengalaman terhadap Tindakan Merokok Remaja Putra SMPN

2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki

pengalaman dalam kategori baik sebanyak 58 responden (69,9%) dan pengalaman

dalam kategori buruk sebanyak 25 responden (30,1%). Banyaknya responden yang

memiliki pengalaman dapat dilihat dari sebanyak 74 responden (89,2%) responden

menyatakan orang yang merokok kesehatannya akan terganggu oleh penyakit dan

sebanyak 66 responden (79,5%) menyatakan memiliki keluarga yang merokok.

Pengalaman merokok didalam keluarga dan pengalaman terdapatnya penyakit

diakibatkan perilaku merokok menjadi sesuatu yang dirasakan atau dialami seseorang

pada masa lalu terhadap suatu hal/objek, dimana adalah masa lalu membawa

pengaruh yang besar sekali terhadap masa yang akan datang. Pengalaman akan

menjadi suatu bentuk emosi, tindakan, dan kejadian yang dialami individu; dirasakan

bermakna; dan meninggalkan kesan dalam hidup individu (Sriati & Hernawaty,

2007). Pengalaman individu yang positif dapat meningkatkan harga diri dan akan

membuat mereka akan terus melaksanakan kegiatan tersebut menjadi suatu kebiasaan

sedangkan, pengalaman individu yang negatif akan membuat seseorang akan

menjauh dari kegiatan yang mereka lakukan biasanya karena kegiatan tersebut akan

tidak bernilai lagi kedepannya.

Page 99: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

78

Terdapatnya keluarga yang merokok akan membuat responden akan berfikir

bahwa perilaku merokok merupakan perilaku yang umum dan tidak menjadi suatu hal

yang perlu ditakutkan. Responden yang mengetahui terdapat penyakit yang biasa

diakibatkan dari perilaku merokok seperti batuk, asma masih penyakit yang dapat

ditolerir keberadaannya dan tidak membuat keluarga mereka tidak dapat bekerja

sehingga penyakit tersebut menjadi penyakit umum dan tidak mengganggu.

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pengalaman terhadap tindakan

merokok pada remaja putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli

Serdang diperoleh data bahwa dari 25 responden dengan kategori Pengalaman buruk

sebanyak 4 responden (16,0%) yang tindakan merokoknya dalam kategori buruk dan

21 responden (84,0%) yang tindakan merokoknya dalam kategori baik. Sedangkan

dari 58 responden dengan kategori pengalaman baik terdapat sebanyak 13 responden

(22,4%) yang tindakan merokoknya dalam kategori buruk dan 45 responden (77,6%)

yang tindakan merokoknya dalam kategori baik. Hasil uji statistik chi-square didapat

nilai p = 0,507, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan pengalaman terhadap

tindakan merokok pada remaja putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten

Deli Serdang.

Hasil penelitian Dewi N (2008) memperlihatkan bahwa pengalaman

responden tentang penyakit yang mereka alami ternyata tidak berhubungan dengan

persepsi perokok tentang pesan gambar rokok. Hasil penelitian Permatasari (2015)

menunjukkan bahwa meskipun mahasiswa PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah

Surakarta sudah sedikit merasakan akibat yang ditimbulkan dari rokok bagi

Page 100: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

79

kesehatannya tetapi tidak mengurangi persepsi, intense dan tindakan merokok. Hasil

penelitian Felianne I (2010) menunjukkan bahwa pengalaman perokok dalam bentuk

lama merokok dan usia membentuk persepsi responden tentang perilaku merokok.

Dalam penelitian ini tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

pengalaman terhadap tindakan merokok remaja putra di SMPN 2 Galang Kecamatan

Galang Kabupaten Deli Serdang. Hal ini disebabkan pengalaman remaja putra di

SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang tentang hal-hal yang

terjadi pada masa lalunya tidak mempengaruhi tindakan merokok di masa depan

karena mereka juga memiliki keluarga dan teman-teman yang merokok sehingga

segala informasi yang mereka lihat didalam pesan gambar pada bungkus rokok

seperti membesar-besarkan bahkan ada persepsi pesan gambar bungkus rokok hanya

menakut-nakuti karena bukan penyakit yang umumnya diderita oleh orang yang

merokok disekitar mereka sehingga mereka lebih mempercayai pengetahuan yang

mereka dapatkan dari pengalaman merokok yang dilakukan oleh mereka sendiri,

teman dan lingkungan keluarga bahwa perilaku merokok hanya akan menimbulkan

penyakit batuk dan asma serta tidak mengakibatkan penyakit yang lain seperti

informasi yang terdapat pada pesan gambar rokok.

Perubahan perilaku remaja yang telah memiliki pengalaman tertentu akan

lebih sulit berubah jika dibandingkan perilaku remaja yang belum memiliki

pengalaman. Remaja yang memiliki pengalaman pasti sebelumnya telah mendapatkan

pengetahuan dan sikap tertentu yang sudah mereka yakini secara bertahun-tahun yang

berasal dari masa lalu yang mereka alami.

Page 101: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

80

5.4 Pengaruh Kebutuhan dan Keinginan terhadap Tindakan Merokok Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki

kebutuhan dan keinginan responden dalam kategori baik sebanyak 73 responden

(88,0%) dan kategori buruk sebanyak 10 responden (12,0%). Banyaknya responden

yang memiliki kebutuhan dan keinginan dalam kategori baik dapat dilihat dari

responden yang menyatakan merokok dapat membuat kematian di usia muda

sebanyak 66 responden (79,5%)dan responden yang menyatakan merokok membuat

orang tersebut lebih cepat tua sebanyak 63 responden (75,9%).

Remaja yang pernah merasakan perilaku merokok akan membuat mereka

membutuhkan rokok sebagai teman beraktifitas sehari-hari. Karakteristik remaja yang

erat dengan keinginan adanya kebebasan independensi, dan berontak dari norma-

norma, dimanfaatkan para pelaku industri rokok dengan memunculkan slogan-slogan

promosi yang mudah tertangkap mata dan telinga, serta menantang untuk mencoba

merokok.

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh faktor lain yang dapat dapat

mempengaruhi sikap seseorang. Menurut Sumarwan (2003), sikap mempunyai tiga

unsur yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (emosi, perasaan) dan konatif (tindakan).

Dari unsur emosi atau perasaan remaja dapat terpicu untuk bersikap negatif terhadap

rokok karena melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambar

bahwa perokok adalah lambang kejantanan dan glamour walaupun sebenarnya dia

Page 102: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

81

mempunyai pengetahuan yang baik tentang rokok, dimana pengetahuan yang tinggi

ataupun rendah tidak mempengaruhi seseorang dalam kebiasaan merokok.

Hasil tabulasi silang antara kebutuhan dan keinginan terhadap tindakan

merokok pada remaja putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli

Serdang diperoleh hasil bahwa dari 10 responden dengan kebutuhan dan keinginan

dalam kategori buruk terdapat sebanyak 5 responden (50,0%) dengan tindakan

merokok dalam kategori buruk dan sebanyak 5 responden (50,0%) dengan tindakan

merokok kategori baik. Sedangkan dari 73 responden dengan kebutuhan dan

keinginan dengan kategori baik terdapat sebanyak 12 responden (16,4%) dengan

tindakan merokok dalam kategori buruk dan 61 responden (83,6%) dengan tindakan

merokok dalam kategori baik. Hasil uji statistik chi-square didapat nilai p = 0,014,

artinya ada pengaruh yang signifikan kebutuhan dan keinginan terhadap tindakan

merokok pada remaja putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli

Serdang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebutuhan dan keinginan

berpengaruh terhadap perilaku merokok siswa SMP Negeri 2 Galang Kecamatan

Galang Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian ini juga memperlihatkan bahwa

siswa yang memiliki kebutuhan dan keinginan yang baik tentang pesan gambar

peringatan bahaya merokok 3,378 kali memiliki perilaku merokok dibandingkan

siswa yang tidak memiliki kebutuhan dan keinginan yang baik tentang pesan gambar

peringatan bahaya merokok.

Page 103: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

82

Hasil penelitian yang tidak jauh berbeda diungkapkan Permatasari (2015)

menunjukkan bahwa mahasiswa prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah yang

memiliki keinginan untuk merokok akan tetap merokok meskipun mereka jijik

terhadap pesan gambar pada bungkus rokok. Penelitian yang sejalan ditunjukkan

Dewi N (2008) yang memperlihatkan bahwa responden yang membutuhkan rokok

dikarenakan mereka memiliki status sebagai perokok merupakan faktor yang

berhubungan dengan persepsi gambar bahaya rokok antara masyarakat Jakarta dan

Cirebon. Hasil penelitian Widati (2013) menunjukkan bahwa seluruh responden yang

memiliki status perokok akan berdampak kepada perilaku merokok keluarga miskin.

Peringatan bahaya merokok yang ditulis di kemasan rokok maupun iklan

rokok coba ditampilkan untuk para perokok dan calon perokok. Peringatan bahaya

merokok itu sejatinya ditujukan kepada anak-anak atau orang yang ingin merokok

agar mereka tidak mencoba. Diharapkan dengan adanya iklan yang bernada keras dan

gambar menyeramkan yang diakibatkan oleh rokok akan membuat anak-anak takut

dan tidak ingin mencoba rokok, sedangkan perokok pemula diharapkan untuk

berhenti jika sudah tahu akibatnya.

Ketika seorang individu membutuhkan atau menginginkan sesuatu, maka ia

akan terus berfokus pada hal yang dibutuhkan atau diinginkan tersebut. Dari uji

statistik didapatkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kebutuhan dan

keinginan terhadap tindakan merokok remaja putra di SMPN 2 Galang Kecamatan

Galang Kabupaten Deli Serdang. Ini dapat diartikan bahwa ketika remaja putra di

SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang memiliki kebutuhan

Page 104: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

83

dan keinginan untuk merokok itu dapat menjadi hal yang menyebabkan mereka

melakukan tindakan merokok. Keinginan dan kebutuhan ini bisa didapat dari

lingkungan sosial, keinginan untuk lebih dihargai dan memiliki harga diri tinggi

mendorong tindakan remaja putra di SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten

Deli Serdang untuk merokok.

Promosi rokok yang selama ini beredar di media massa cenderung

menawarkan gambaran sesuai yang diinginkan para remaja. Dalam promosinya,

rokok tersebut menawarkan keamanan dan kenyamanan merokok dengan rendah

kadar Tar dan Nikotin, serta adanya slogan yang selalu segar bagi para remaja.

Karakter remaja ini yang dimanfaatkan oleh produsen rokok dalam menciptakan

bentuk promosi yang sesuai dengan yang dibutuhkan remaja.

5.5 Pengaruh Kepercayaan, Prasangka dan Nilai terhadap Tindakan Merokok

Remaja Putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki

kepercayaan, prasangka dan nilai dalam kategori baik sebanyak 76 responden

(91,6%) dan kepercayaan, prasangka dan nilai dalam kategori buruk sebanyak 7

responden (8,41%). Banyaknya responden yang memiliki kepercayaan, prasangka

dan nilai dalam kategori baik dapat dilihat dari sebanyak 78 orang (94%) responden

menyatakan merokok didalam rumah sangat dilarang dalam kesehatan dan sebanyak

68 responden (81,9%) menyatakan merokok di usia muda membuat orang

disekelilingnya akan memandang negatif.

Page 105: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

84

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara kepercayaan, prasangka dan nilai

terhadap tindakan merokok pada remaja putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang

Kabupaten Deli Serdang diperoleh data bahwa dari 7 responden dengan kategori

kepercayaan, prasangka dan nilai buruk sebanyak 5 responden (71,4%) yang tindakan

merokoknya dalam kategori buruk dan 2 responden (28,6%) yang tindakan

merokoknya dalam kategori baik. Sedangkan dari 76 responden dengan kategori

kepercayaan, prasangka dan nilai baik terdapat sebanyak 12 responden (15,8%) yang

tindakan merokoknya dalam kategori buruk dan 64 responden (84,2%) yang tindakan

merokoknya dalam kategori baik. Hasil uji statistik chi-square didapat nilai p =

0,001, artinya ada pengaruh yang signifikan kepercayaan, prasangka dan nilai

terhadap tindakan merokok pada remaja putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang

Kabupaten Deli Serdang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan dan nilai berpengaruh

terhadap perilaku merokok siswa SMP Negeri 2 Galang Kecamatan Galang

Kabupaten Deliserdang. Hasil penelitian ini juga memperlihatkan bahwa siswa yang

memiliki kepercayaan dan nilai yang baik tentang pesan gambar peringatan bahaya

merokok 10,643 kali memiliki perilaku merokok dibandingkan siswa yang tidak

memiliki kebutuhan dan kepercayaan yang baik tentang pesan gambar peringatan

bahaya merokok.

Hasil penelitian Mahmuddin (2014) menunjukkan bahwa kepercayaan tentang

label bahaya rokok akan berdampak terhadap persepsi perokok tentang label bahaya

rokok, kepercayaan perokok tentang pesan label bahaya merokok yang tidak benar

Page 106: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

85

dan hanya untuk menakut-nakuti saja ternyata berdampak kepada tindakan responden

yang tetap merokok. Hal ini sejalan dengan penelitian Widati (2013) yang

memperlihatkan bahwa sebahagian besar informan tidak yakin akan keberhasilan

pesan bahaya kesehatan pada bungkus rokok sehingga berdampak kepada

pengetahuan tentang bahaya rokok yang minim dan perilaku merokok keluarga

miskin yang tetap tinggi.

Hasil penelitian Hapsari (2011) menunjukkan bahwa responden yang

memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap pesan yang ditampilkan produsen rokok

akan berdampak kepada konsumsi rokok dan penjualan produk rokok. Hasil

penelitian Tikasari (2015) menunjukkan kepercayaan sebagai komponen kognitif

berdampak kepada kecenderungan bertindak perokok terhadap pesan gambar

peringatan bahaya rokok.

Individu akan lebih memperhatikan dan menerima orang lain yang memiliki

kepercayaan dan nilai yang sama dengannya, sedangkan prasangka dapat

menimbulkan bias dalam mempersepsikan sesuatu. Green (1980), menjelaskan

berdasarkan penelitian kumulatif mengenai perilaku kesehatan, telah diidentifikasi

tiga kelas faktor yang mempunyai potensi dalam mempengaruhi kesehatan. Tiga

faktor tersebut adalah faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), faktor-faktor

yang mendukung (enabling factors) dan faktor-faktor yang memperkuat atau

mendorong (reinforcing factors).Masing-masing faktor ini mempunyai pengaruh

yang berbeda atas perilaku.

Page 107: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

86

Dalam penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara

kepercayaan, prasangka dan nilai terhadap tindakan merokok remaja putra SMPN 2

Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang, hal ini dikarenakan faktor

kondisi lingkungan yang memang mendukung tindakan merokok remaja putra

SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang sehingga mereka lebih

dapat menerima dan mempercayai karena sumber tindakan merokok yang ada

merupakan orang-orang terdekat mereka sendiri.

Pesan gambar bahaya rokok didalam bungkus rokok merupakan sebuah iklan

layanan yang berusaha meyakinkan perokok dan calon perokok bahwa perilaku

merokok akan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan mereka kedepannya

seperti tampilan gambar yang terdapat pada bungkus rokok. Iklan pesan gambar

dalam bungkus rokok secara tidak disadari dapat mempengaruhi pengetahuan, sikap,

persepsi orang yang menerima pesan tersebut.

Sejak awal telah diduga bahwa iklan pesan gambar rokok dalam bungkus

rokok mampu menumbuhkan perilaku konsumtif berlebihan terhadap suatu produk

tertentu, sampai pada penyimpangan perilaku yang kurang sesuai (berbeda sama

sekali) dengan perilaku umum masyarakat disekitarnya. Atau dengan kata lain, iklan

yang disiarkan melalui pesan gambar bungkus rokok dapat mempengaruhi perilaku

merokok remaja, dalam arti membawa dampak yang positif maupun negatif terhadap

kehidupan budaya perokok. Dampak tersebut dapat terlihat dalam perubahan sikap,

perilaku, kepercayaan, nilai-nilai, maupun gaya hidup yang melingkupi masyarakat.

Kepercayaan merupakan salah satu komponen pembentuk sikap seseorang, orang

Page 108: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

87

yang memiliki kepercayaan tentang bahaya merokok akan membuat mereka memiliki

kecenderungan bertindak untuk menolak perilaku merokok namun jika orang tersebut

tidak percaya terhadap pesan yang ditampilkan dalam pesan bergambar bungkus

rokok maka akan membuat perokok tetap memiliki perilaku merokok.

Pada remaja, untuk mencegah mereka melakukan tindakan merokok dapat

pula dilakukan promosi kesehatan di sekolah dengan cara menanyakan kepada siswa

tentang cita-cita mereka kelak. Agar cita-cita mereka tersebut tercapai maka

hendaknya mereka menjaga kesehatan dirinya dengan cara tidak merokok. Dengan

demikian diharapkan dapat mencegah atau menghentikan tindakan merokok yang

akan dan telah mereka lakukan.

Page 109: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

88

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Remaja putra di SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli

Serdang mayoritas memiliki kemampuan dan keterbatasan fisik, kondisi

lingkungan responden, pengalaman dalam kategori baik

2. Terdapat pengaruh variabel kondisi lingkungan, variabel kebutuhan dan

keinginan serta variabel kepercayaan, prasangka dan nilai terhadap tindakan

merokok pada remaja putra SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten

Deli Serdang

3. Variabel kepercayaan, prasangka dan nilai berpengaruh signifikan terhadap

tindakan merokok siswa SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten

Deli Serdang.

6.2 Saran

1. Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang dan Dinas Pendidikan Kabupaten

Deli Serdang diharapkan aktif memberikan promosi kesehatan mengenai

bahaya rokok terhadap kesehatan yang terdapat dalam pesan bergambar

peringatan bahaya rokok untuk meningkatkan kepercayaan remaja terhadap

bahaya yang ditimbulkan dari perilaku merokok.

2. Dinas Pendidikan Kabupaten Deliserdang membuat kebijakan mengenai

sekolah bebas rokok yang lebih dipertegas dan memasang media lain tentang

Page 110: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

89

bahaya perilaku merokok seperti gambar pada pesan gambar peringatan

bahaya merokok.

3. Siswa SMPN 2 Galang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

diharapkan lebih sadar dan peduli akan bahaya yang ditimbulkan oleh

perilaku merokok.

4. Peneliti memberikan saran promosi kesehatan tentang bahaya akibat merokok

pada remaja sebaiknya disesuaikan dengan pola pikir remaja sehingga pesan

yang akan disampaikan dapat diterima dengan baik oleh remaja.

5. Peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya agar dilakukan tidak

hanya khusus pada perilaku merokok saja, melainkan juga pada perilaku

berhenti merokok sebagai dampak peraturan gambar peringatan pada

kemasan rokok.

Page 111: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

90

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A, 1998, Psikologi Perkembangan, Remaja dan Masa Perkembangan,

Jakarta: Rineka Cipta.

Amaliani, Titan, 2013. Gambaran Karakteristik dan Sosial Budaya Keluarga Dalam hal Perilku merokok Siswa SMK Satria Nusantara Binjai.

Arief S Sadiman,, 2003. Media Pendidikan, Raja Grafindo Persada.

Arikunto, S., 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta.

Asrory, 2009. Psikologi Remaja, Bumi Aksara, Jakarta.

Azwar, Saifuddin. 2005, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Penerbit Pustaka Belajar, Yokyakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Risewt Kesehatan Dasar 2013, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Baltus, 1983. Personal Psycology For Life and work. New York : McGraw Hill Book Company.

Bustan, M.N. 2007.Pengantar Epidemiologi, Rineka Cipta, Jakarta.

Danusantoso, H. 1991. Rokok dan Perokok. Jakarta. Aksara.

Darajat, Z. 1995. Remaja Harapan dan Tantangan, Bandung : PT Remaja Rosda Karya Offset.

Darmawanti, 2010. Tingkat Pengetahuan Remaja SLTP N. 15 Medan Terhadap Bahaya Radikal Bebas Yang Tergantung Dalam rokok .

De Vito, J, 2001. Human Communication, the Basic Course, Harper Collins Collage Publisher.

Depkes, 2008. Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta.

Page 112: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

91

Dewanta, Cantya D. 2013. Hubungan antara Intensitas Terpaan Iklan Rokok dan Tingkat Konformitas Peer Group dengan Pengambilan Keputusan Merokok Dikalangan Mahasiswi Di Semarang. Skripsi.Undip Semarang.

Dewi, Nina. 2008. Perbedaan Persepsi Gambar Peringatan Bahaya Merokok antara Masyarakat Jakarta dan Cirebon. Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 3, No. 2, Oktober 2008. FKM UI Jakarta.

Felliange, Inge. 2010. Persepsi Konsumen Terhadap Kemasan Rokok-Rokok Imitatif (Studi Deskriptif Persepsi Konsumen Tentang Kemasan Rokok-Rokok Primer yang Imitatif Terhadap Produk Gudang Garam, Produk HM Sampoerna, Produk Djarum dan Produk Bentoel Pada Penduduk Bantul Yogyakarta). Skripsi. Univ Atmajaya Yogyakarta.

Green, L.W & Kreuter, M.W. 1991. Health Promotion Planning, An Education and Environmental Approach.Second Ed. May Field Publisting Co.

http:/www. Voaindonesia.com.

http:/www.Depkes.go.id.article/print.2050/anak-dan-remaja-rentan-menjadi-perokok-pemula.html.

Hapsari, Myhos. 2011. Analisis Semiotik Terhadap Iklan Rokok Amild Versi Tulisan GO AHEAD Di Media Cetak. Skripsi. Univ Veteran Yogyakarta.

Kemalasari, 2007. Perilaku Merokok Pada Remaja. USU Repository.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001 : 329), Balai Pustaka

Levy, M.R. 1994. Lyfe and Health. New York. Random House.

Mahmuddin. 2014. Persepsi perokok aktif dalam menanggapi label peringatan rokok. Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Notoatmodjo S. 2007. Pendidikan dan perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo S. 2013. Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta Rineka Cipta.

Permata, Dwijayanti. 2014. Sikap Remaja Surabaya Terhadap Pesan Bahaya Merokok Di Media Televisi. Skripsi. Univ Veteran Yogyakarta.

Permatasari, Nanda H. 2015. Persepsi Mahasiswa Perokok Mengenai Gambar Peringatan Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok Bagi Mahasiswa Prodi

Page 113: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK …

92

PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. UMS Surakarta.

Riduwan, 2007. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitan. Bandung : Alfabeta.

Stephen P Robbin, 2001. Organizational Behavior, Theory, Consept, Design and Application.

Sunaryo, 2002. Psikologi untuk Keperawatan, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Tjiptono, 2000. Manajemen Jasa, Penerbit Andi Offset, Yokyakarta.

Tikasari, Retno. 2015. Pengaruh Peringatan Kesehatan Pada Kemasan Rokok Terhadap Sikap Mahasiswa. Laporan Penelitian. Undip Semarang.

Undang-Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009.

Walgito, Bimo. 1997. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Penerbit ANDI. Yogyakarta

Widati, Sri. 2013. Efektivitas Pesan Bahaya Rokok Pada Bungkus Rokok Terhadap Perilaku Merokok Masyarakat Miskin. Jurnal Promkes, Vol. 1, No. 2 Desember 2013: 105–110. UNAIR Suraaya

Wiliana, 2010. Tingkat Pengetahuan dan Sikap Pelajar SMA Negeri dan Swasta Tentang Rokok Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Kanker Paru di Kota Medan.

Yanto, 2009. Rugi Besar Akibat Rokok. Peneliti CSIS.