PENGARUH PENGUNGKAPAN EMISI KARBON DAN …digilib.unila.ac.id/55973/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PENGARUH PENGUNGKAPAN EMISI KARBON DAN …digilib.unila.ac.id/55973/3/SKRIPSI TANPA BAB...
PENGARUH PENGUNGKAPAN EMISI KARBON DAN PROFITABILITASTERHADAP SERTIFIKASI LINGKUNGAN INTERNASIONAL
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek IndonesiaTahun 2015-2017)
SKRIPSI
Oleh
RONA MAJIDAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2019
ABSTRACT
THE EFFECT OF CARBON EMISSIONS DISCLOSURE ANDPROFITABILTY ON INTERNATIONAL ENVIRONMENTAL
CERTIFICATION(Study on Companies Listed in Indonesia Stock Exchange on 2015-2017)
By
RONA MAJIDAH
According to Constitution No. 17 of 2004, companies have an obligation to takeactions to reduce carbon emissions and these efforts are disclosed in their annualreports. This research aims to test the disclosure of carbon emissions and theprofitability towards environmental performance. The method used to measure theextent of carbon emissions disclosure was adopted from the checklist developedby Choi, et al. (2013) based on therequest sheet obtained from Carbon DisclosureProject (CDP). While the profitability is measured using ROA and theenvironmental performance is measured by using ISO 14001 internationalenvironmental certification. The research sample was selected using purposivesampling and it has selected 309 environmentally sensitive companies listed onthe Indonesia Stock Exchange during 2015-2017.
The results of hypothesis testing with logistic regression analysis using SPSS 23application demonstrate that carbon emissions disclosure has a significant effecton environmental performance. While the profitability does not have a significanteffect on environmental performance, it still shows the direction of a positiverelationship.
Keywords: Carbon emissions disclosure, profitability, return on assets,environmental performance, ISO 14001.
ABSTRAK
PENGARUH PENGUNGKAPAN EMISI KARBON DANPROFITABILITAS TERHADAP SERTIFIKASI LINGKUNGAN
INTERNASIONAL(Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2015-2017)
Oleh
RONA MAJIDAH
Menurut Undang-Undang No. 17 tahun 2004, perusahaan memiliki kewajibanuntuk mengambil tindakan dalam mengurangi emisi karbon dan upaya inidiungkapkan dalam laporan tahunan mereka. Penelitian ini bertujuan untukmenguji pengungkapan emisi karbon dan profitabilitas terhadap kinerjalingkungan. Metode yang digunakan untuk mengukur tingkat pengungkapan emisikarbon diadopsi dari daftar periksa yang dikembangkan oleh Choi, et al. (2013)berdasarkan lembar permintaan yang diperoleh dari Carbon Disclosure Project(CDP). Sementara profitabilitas diukur menggunakan ROA dan kinerjalingkungan diukur dengan menggunakan sertifikasi lingkungan internasional ISO14001. Sampel penelitian dipilih menggunakan purposive sampling dan telahmemilih 309 perusahaan yang sensitif terhadap lingkungan yang terdaftar di BursaEfek Indonesia selama 2015-2017.
Hasil pengujian hipotesis dengan analisis regresi logistik menggunakan aplikasiSPSS 23 menunjukkan bahwa pengungkapan emisi karbon berpengaruh signifikanterhadap kinerja lingkungan. Sementara profitabilitas tidak memiliki pengaruhyang signifikan terhadap kinerja lingkungan, namun tetap menunjukkan arahhubungan yang positif.
Kata kunci: Pengungkapan emisi karbon, profitabilitas, return on assets,kinerja lingkungan, ISO 14001.
PENGARUH PENGUNGKAPAN EMISI KARBON DAN PROFITABILITASTERHADAP SERTIFIKASI LINGKUNGAN INTERNASIONAL
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek IndonesiaTahun 2015-2017)
Oleh
RONA MAJIDAH
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Gondangrejo pada tanggal 20 Januari 1997 sebagai putri
bungsu dari dua bersaudara pasangan Bapak Budiman dan Ibu Darni. Pendidikan
yang ditempuh penulis diawali pada tahun 2001 di TK Pertiwi Gondangrejo. Pada
tahun 2003 penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri 2 Gondangrejo dan
lulus tahun 2009. Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 4
Metro sampai dengan tahun 2012, kemudian melanjutkan pendidikan di SMA
Negeri 1 Metro. Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung pada tahun 2015 melalui jalur
SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).
Selama menjadi mahasiswi, penulis aktif di organisasi internal kampus,
diantaranya yaitu UKMF Kelompok Studi Pasar Modal Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung sebagai anggota periode 2015/2016 dan sebagai
anggota pengurus Bidang 2 periode 2016/2017, Himpunan Mahasiswa Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung sebagai anggota periode
2015/2016, Komunitas Jago Akuntansi Indonesia sebagai Bendahara Chapter
Lampung tahun 2018 sampai dengan sekarang.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbilalamin
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat terselesaikannya penulisan skripsi ini. Shalawat beriring salam
selalu disanjungagungkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Kupersembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan kasih sayang yang tulus
kepada:
Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Budiman dan Ibunda Darni. Terima
kasih yang tiada tara kepada ibu dan ayah karena telah merawat, membesarkan,
mendidik, mendukung dan selalu mendoakan untuk keberhasilan dan kesuksesan
anaknya.
Kakakku tersayang Arif Fauzan Hamid yang selalu membantu dan
memberikan dukungan kepada adiknya.
Seluruh keluarga, sahabat, dan teman-temanku yang selalu memberikan
semangat, doa, dan dukungan tiada henti.
Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.
MOTTO
Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai kemampuannya
(QS Al Baqarah: 286)
Jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama
orang-orang yang sabar
(QS Al Baqarah: 153)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
(QS Al Insyirah: 5)
Orang hebat bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun terinspirasi
karena mereka lebih suka bekerja
(Ernest Newman)
Jangan pernah menunda sesuatu karena ketika kamu menundanya kamu akan
menunda kesuksesanmu
(Penulis)
SANWACANA
Alhamdulillahirobbil’alamiin. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pengaruh Pengungkapan Emisi Karbon dan Profitabilitas
Terhadap Sertifikasi Lingkungan Internasional (Studi Empiris pada Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2017)” sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selam proses
penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E. M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt., selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Ibu Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen Pembimbing
Utama yang telah membimbing, memberikan motivasi, dan sangat peduli
kepada penulis agar sesegera mungkin menyelesaikan skripsi ini.
Apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas perhatian, waktu,
tenaga, dan pikiran yang tercurahkan selama membimbing penulis.
5. Ibu Chara Pratami Tidespania Tubarad, S.E., M.Acc., Akt., selaku Dosen
Pembimbing Pendamping atas kesediaannya memberikan waktu,
bimbingan, serta saran yang bermanfaat selama proses penyelesaian
skripsi ini.
6. Bapak Dr. Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt., selaku Penguji Utama yang
telah memberikan kritik dan saran yang membangun mengenai
pengetahuan terhadap penyempurnaan skripsi ini.
7. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen
Pembimbing Akademikyang telah memberikan saran dan nasihat kepada
penulis selama menjadi mahasiswa.
8. Seluruh Bapak/ Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya, serta
pembelajaran selama proses perkuliahan berlangsung.
9. Seluruh staff Akademik, Administrasi, Tata Usaha, para pegawai, serta
staff keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
10. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Budiman dan Ibunda Darni yang
memberikan kasih sayang yang tulus, selalu mendukungku, memberikan
nasihat serta mendoakanku tanpa henti untuk pencapaian cita-citaku.
Terima kasih atas pengorbanan Ibu dan Bapak yang begitu besar untukku.
11. Kakakku tersayang, Arif Fauzan Hamid yang selalu memberikan
dukungan, doa, serta motivasi kepadaku agar bisa meraih cita-citaku.
12. Seluruh keluarga besar yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima
kasih atas doa, dukungan, motivasi, serta nasihat yang telah kalian berikan
kepadaku.
13. Untuk saudara seperjuanganku, Arga Wijaya Hardy yang telah menjadi
teman diskusi dan banyak membantuku selama di bangku perkuliahan ini.
Terima kasih banyak atas kebaikan hati, kesabarannya, dan canda tawa
selama ini.
14. Sahabat-sahabatku tercinta semasa kuliah, Ardita, Wuri Astuti H, Famela
Gadis, Destty Anggraini, Tiara Sella. Terima kasih tiada henti atas
kebaikan kalian selama ini yang selalu memberikan dukungan dalam
keadaan apapun, bantuan, doa, dan pembelajaran hidup yang sangat
berharga.
15. Sahabat-sahabatku semasa SMA hingga kuliah, Azka Nahdhiana, Irine
Tessa K, Fahra Ika Khairunnisa, Wulan Nur Fitria, dan Atina Sabila Haq.
Terima kasih atas dukungan yang kalian berikan selama ini serta menjadi
tempat berkeluh kesah dan penghiburku.
16. Tetangga kamar, Mbak Fika dan Azka. Terima kasih atas bantuan,
dukungan, nasihat, dan canda tawa yang diberikan selama ini. Semoga
kelak kalian bisa mendapatkan kesuksesan yag kalian impikan.
17. Sahabatku Indra Feriza dan Andreas Wibowo. Terima kasih atas
bantuannya dan kesediannya untuk direpotkan selama di bangku
perkuliahan ini. Semoga apa yang kalian inginkan dapat tercapai.
18. Teman-teman Akuntansi 15, Oliv, Aziza, Dian, Agnes, Zahrah, Muti,
Resti Ayu, Resti Fahira, Elly, Haroida, Reza, Hana, Yusi, Susi, Ayu, Rani,
Cindy, Nadia F, Reyhan, Tio, Kiki, Risna, Intan, Suci, Yolan serta seluruh
teman angkatanku, S1 Akuntansi 2015 lainnya yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
19. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung. Terima kasih untuk pengalamannya selama
di kampus.
20. Keluarga besar UKM−F Kelompok Studi Pasar Modal Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung, Kak Robi, Kak Arum, Kak Rifka, Kak
Oftika, Kak Umi, Kak Yanto, Kak Amel, Kak Septika, Kak Ikhsan, Wuri,
Ardita, Destty, Famela, Tisel, Nidy, Jaya, Anin, Ocha, dan lainnya yang
tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih untuk pengalaman
berharga selama di kampus.
21. Tim akreditasi, Rizki Annisa, Risna Pertiwi, Agnes Fitria W, Adrima
Jusata, Intan Pertiwi, Ayu Budi S, Rachma Utari, Elia Agusta, Annisa
Nadhila, dan Laili Salma. Terima kasih atas kerja sama dan
pengalamannya selama ini.
22. Anggota Komunitas Jago Akuntansi Indonesia Chapter Lampung, Famela,
Ardita, Wuri, Kak Robert, Kak Faila, Kak Dewi, Kak Umi, Kak Mayo,
Kak Teguh, Agnes, Kak Merry, Kak Ruri, Kak Tria, Annisa, Kak Amel,
dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas
pembelajaran yang berharga.
23. Keluarga KKN Desa Banyuwangi, Kak Aksar, Kak Arieya, Kak Diki,
Mega, Ana, Pradita, dan Risa. Terima kasih untuk kerja sama,
pengalaman, dan momen-momen yang tak terlupakan selama 40 hari.
Semoga kesuksesan bersama kalian.
24. Teruntuk Kak Vandea, Kak Faila, dan Kak Oftika. Terima kasih atas
bantuan, bimbingan dan kesabarannya dalam menghadapi pertanyaan-
pertanyaan yang kuajukan selama proses penyelesaian skripsi ini. Semoga
kalian bisa meraih cita-cita yang diimpikan.
25. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasi
atas segala dukungannya bagi keberhasilan dan kesuksesan penulis dalam
menyelesaikan studi.
Atas bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan terima kasih, semoga
mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam proses penulisan skripsi ini, maka penulis mengharapkan adanya kritik
ataupun sara yang dapat membantu penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.
Demikianlah, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membacanya.
Bandarlampung, 18 Februari 2019
Penulis,
Rona Majidah
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................................ i
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 11.1 Latar Belakang ............................................................................ 11.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 91.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 91.4 Manfaat Penelitian ......................................................................10
1.4.1 Manfaat Teoritis.................................................................101.4.2 Manfaat Praktis ..................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................112.1 Landasan Teori............................................................................11
2.1.1 Signalling Theory (Teori Sinyal) .......................................112.1.2 Legitimacy Theory (Teori Legitimasi)...............................122.1.3 Stakeholder Theory (Teori Legitimasi) ............................142.1.4 Emisi Karbon .....................................................................15
2.1.4.1 Pengungkapan Emisi Karbon ..............................162.1.5 Profitabilitas.......................................................................19
2.1.5.1 Return on Assets (ROA)......................................202.1.6 Kinerja Lingkungan ...........................................................21
2.1.6.1 Sertifikasi Lingkungan Internasional .................222.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................242.3 Pengembangan Hipotesis ............................................................26
2.3.1 Pengungkapan Emisi Karbon berpengaruh terhadapKinerja Lingkungan ........................................................26
2.3.2 Profitabilitas berpengaruh terhadap Kinerja Lingkungan..282.4 Model Penelitian...........................................................................30
ii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................313.1 Populasi dan Sampel ...................................................................31
3.1.1 Populasi ...........................................................................313.1.2 Sampel.............................................................................31
3.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................323.3 Definisi Operasional Variabel.....................................................33
3.3.1 Variabel Independen .......................................................333.3.1.1 Pengungkapan Emisi Karbon..............................333.3.1.2 Profitabilitas ........................................................33
3.3.2 Variabel Dependen..........................................................343.4 Metode Analisis Data..................................................................34
3.4.1 Statistik Deskriptif ..........................................................343.4.2 Uji Asumsi Klasik ...........................................................35
3.4.2.1 Uji Normalitas....................................................353.4.3 Uji Hipotesis ...................................................................35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................384.1 Populasi dan Pemilihan Sampel .....................................................384.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ...............................................424.3 Hasil Uji Asumsi Klasik .............................................................45
4.3.1 Hasil Uji Normalitas ..........................................................454.4 Hasil Uji Analisis Regresi Logistik.............................................46
4.4.1 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit).....464.4.2 Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model
Fit) .....................................................................................474.4.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) ..474.4.4 Hasil Uji Hipotesis.............................................................48
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................494.5.1 Pengaruh Pengungkapan Emisi Karbon terhadap Kinerja
Lingkungan ........................................................................494.5.2 Pengaruh Profitabilitas terhadap Kinerja Lingkungan ......51
4.6 Hasil Uji Tambahan ....................................................................534.6.1 Pengujian Hipotesis pada Uji Tambahan ...........................55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................595.1 Kesimpulan.....................................................................................595.2 Keterbatasan Penelitian...............................................................605.3 Saran............................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Indeks Pengungkapan Emisi Karbon ..................................................17
Tabel 2.2 Deskripsi Ruang Lingkup Emisi GRK................................................18
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ...........................................................................24
Tabel 4.1 Sampel Penelitian................................................................................38
Tabel 4.2 Jenis Perusahaan Sampel ....................................................................40
Tabel 4.3 Jumlah Pengungkapan Emisi Karbon .................................................41
Tabel 4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif...............................................................42
Tabel 4.5 Uji Kelayakan Model ..........................................................................46
Tabel 4.6 Uji Kesesuaian Keseluruhan Model....................................................47
Tabel 4.7 Uji Koefisien Determinasi ..................................................................47
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis ..............................................................................48
Tabel 4.9 Kesimpulan Hasil Penelitian ..............................................................49
Tabel 4.10 Uji Kelayakan Model (Tambahan) .....................................................54
Tabel 4.11 Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Tambahan) ...............................54
Tabel 4.12 Uji Koefisien Determinasi (Tambahan) ..............................................55
Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis Tambahan ............................................................55
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ..........................................................................30
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Model Regresi P-P Plot...................................46
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Pada zaman yang modern seperti saat ini, membuat perkembangan dari segala
bidang melaju dengan pesat. Seperti pada perusahaan dan industri yang
mengalami kemajuan dalam hal penggunaan teknologi. Dengan meningkatnya
penggunaan teknologi tersebut membuat pekerjaan dapat berjalan dengan lebih
efektif dan efisien sehingga industri tersebut dapat bersaing lebih kompetitif
dengan industri di dalam maupun luar negeri.
Akan tetapi, disamping dampak positif yang diberikan oleh kemajuan teknologi,
hal tersebut juga dapat memberikan dampak negatif. Salah satu dampak negatif
yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi yang dapat membahayakan bumi dan
ekosistemnya yaitu mengenai perubahan iklim (climate change) atau yang lebih
dikenal dengan istilah global warming. Ancaman yang ditimbulkan dari
pemanasan global dapat mempengaruhi globalisasi manusia di abad ini, selain itu
peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di permukaan bumi dan atmosfer
menyebabkan konsekuensi yang merugikan dalam ekosistem alam dan manusia,
membebani fenomena pemanasan global (United Nations, 1992; Liu et al., 2015;
Stern, 2006; Tsanaktsidis et al., 2016 dalam Giannarakis et al., 2017).
2
Saat ini, pemanasan global (global warming) menjadi salah isu yang sedang
digencarkan oleh dunia dan memerlukan perhatian khusus dalam penanganannya.
Pemanasan global (global warming) merupakan fenomena peningkatan
temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca
(greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti
karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O), dan
chlorofluorocarbons (CFC) (selanjutnya disebut sebagai emisi gas rumah kaca
(GRK)) sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi (Riebeek,
2010). Peningkatan pemanasan global menjadi sangat cepat diakibatkan oleh
aktivitas manusia yang meningkat, seperti dengan adanya kemajuan berbagai
teknologi baru.
Menurut IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change, 2007),
mengungkapkan rata-rata suhu permukaan global meningkat dengan laju 0,740C ±
0,180C yang mengakibatkan perubahan iklim di berbagai tempat termasuk di
Indonesia. Selain itu, menurut data dari kerjasama REDD (Reduction Emissions
from Deforestation and Forest Degradation), pada tahun 2005 Indonesia
menyumbang emisi gas rumah kaca sebesar 2,05 giga ton. Fakta ini menempatkan
Indonesia sebagai penyumbang emisi karbon terbesar ketiga di dunia setelah
Amerika Serikat (5,95 giga ton) dan China (5,06 giga ton) (Majid dan Ghozali,
2015). Emisi gas karbon Indonesia diprediksi akan menjadi 3 giga ton CO2 pada
2020. Dan Indonesia sendiri telah berkomitmen mengurangi emisi karbon
sebanyak 26 persen pada tahun 2020, yaitu kurang lebih sebanyak 0,67 Gt
(Asmaranti dan Lindrianasari, 2014).
3
Selain itu, komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca juga
dapat dilihat dari dikeluarkannya Perpres No. 61 Tahun 2011 mengenai Rencana
Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dan Perpres No. 71 Tahun 2011
mengenai penyelenggaraan inventarisasi gas rumah kaca nasional. Asmaranti dan
Lindrianasari (2014) menunjukkan pentingnya intervensi pemerintah untuk
mengatasi masalah terkait dengan emisi karbon yang dihasilkan dari proses
produksi perusahaan, terutama yang bergerak di bidang manufaktur.
Kemudian, pada tahun 2015 diadakannya Conference of the Parties (COP) ke-21
yang membahas mengenai masalah perubahan iklim. COP 21 telah menghasilkan
kesepakatan dari 195 negara yang tergabung dalam konferensi tersebut, termasuk
Indonesia, untuk menjaga pemanasan global di bawah 20C bahkan 1,50C hingga
tahun 2100 (kompas.com). Perjanjian tersebut mengikat secara hukum dan
menentukan evaluasi setiap lima tahun untuk rencana setiap negara untuk
mengatasi pemanasan global. Setidaknya 100 miliar dolar setiap tahun, biaya akan
dihabiskan dari negara-negara maju untuk mendanai upaya dalam mengatasi
perubahan iklim di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Pada 17
Oktober 2016, 10 fraksi Parlemen Indonesia (dikenal sebagai DPR) menyatakan
setuju untuk meratifikasi Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Ratifikasi
Perjanjian Paris. Dengan meratifikasi RUU ini, berarti Indonesia siap meratifikasi
Perjanjian Paris, diikuti oleh kesiapan untuk melakukan kewajiban sebagai
konsekuensi ratifikasi. Meskipun di satu sisi, manfaat ratifikasi akan diperoleh di
Indonesia, salah satunya adalah memperoleh dukungan dari negara-negara maju
dalam mengurangi emisi karbon (Lindrianasari, 2017).
4
Hal tersebut juga sejalan dengan pasal 4 Perpres No. 61 Tahun 2011, disebutkan
bahwa pelaku usaha juga ikut andil dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca.
Dalam hal ini, upaya pengurangan emisi gas rumah kaca yang harus dilakukan
oleh perusahaan sebagai pelaku usaha. Kinerja emisi karbon perusahaan dapat
diketahui dari pengungkapan emisi karbon khususnya bagi perusahaan yang
bergerak dalam bidang manufaktur yang mengahasilkan lebih banyak gas-gas
karbon.
Oleh sebab itu, perusahaan tidak hanya dituntut untuk mengungkapkan kinerja
keuangannya tetapi juga harus memperhatikan pengungkapan lingkungannya
dalam hal ini berkaitan dengan pengungkapan emisi karbon. Karena pada era
sekarang ini, investor tidak hanya menilai bagaimana perusahaan itu
menghasilkan profit tetapi juga akan melihat bagaimana tanggung jawab
perusahaan itu dalam mengelola lingkungannya dan berusaha untuk turut andil
dalam pelestarian lingkungan. Karena hal tersebut juga akan bermuara pada
bisnisnya agar sustainable.
Mengingat UU No. 17 tahun 2004, maka perusahaan memiliki kewajiban untuk
mengambil tindakan untuk mengurangi emisi karbon dan upaya tersebut
diungkapkan dalam laporan tahunan mereka. Namun, pada kenyataannya hanya
sekitar 10,1% dari perusahaan manufaktur di Indonesia yang mengungkapkan
tindakan mereka. Artinya kesadaran perusahaan Indonesia untuk mengurangi
emisi karbon masih relatif rendah (Asmaranti dan Lindrianasari, 2014).
Pengungkapan emisi gas rumah kaca di Indonesia masih bersifat sukarela
(voluntary disclosure), sehingga tidak semua perusahaan mengungkapkan
5
informasi tersebut pada laporannya (Majid dan Ghozali, 2015). Padahal, dalam
penelitian Lindrianasari et al. (2018) menunjukkan bahwa aturan wajib
(mandatory rules) jauh lebih nyata daripada sukarela (voluntary), terutama untuk
negara-negara berkembang.
Beberapa penelitian terdahulu telah meneliti pengungkapan emisi karbon baik di
dalam maupun di luar negeri. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang
dilakukan oleh Choi et al. (2013) yang meneliti tentang Company Carbon
Emission Disclosure dengan sampel perusahaan Top 100 di Australia. Carbon
Emission Disclosure diukur dengan menggunakan beberapa item dalam lima
kategori besar yang relevan dengan perubahan iklim dan emisi karbon yang
dikembangkan oleh Choi et al. (2013) berdasarkan lembar permintaan informasi
yang diberikan oleh Carbon Disclosure Project (CDP). Hal ini membuat peneliti
tertarik untuk meneliti pengaruh penurunan emisi karbon yang dilakukan
perusahaan terhadap kinerja lingkungannya.
Jika suatu perusahaan diberikan tekanan oleh stakeholder untuk melakukan
pengungkapan lingkungan, dalam hal ini adalah emisi karbon, hal tersebut akan
membuat sinyal good news terhadap pihak luar bahwa perusahaan tersebut tidak
hanya memperhatikan aspek finansial tetapi memperhatikan aspek lingkungan
dengan melakukan perbaikan kinerja lingkungannya secara terus menerus. Seperti
yang diungkapkan oleh Burrit dan Schaltegger (2010) bahwa perusahaan yang
bereaksi dalam menangapi tekanan publik dan tuntutan informasi melalui
pengungkapan lingkungan dan pelaporan keberlanjutan mungkin tetap
menciptakan peluang untuk mempengaruhi pengambilan keputusan dan
6
memotivasi untuk berkinerja lebih baik. Selain itu, Pava dan Krausz (1996) dalam
Lindrianasari (2007) juga menjelaskan bahwa informasi yang diungkapkan oleh
perusahaan tidak akan membuat perusahaan kehilangan stakeholdernya. Dia juga
menjelaskan bahwa perusahaan yang memperlihatkan tanggung jawab sosialnya,
terbukti memiliki kinerja lingkungan yang lebih baik daripada perusahaan yang
tidak mengungkapkan tanggung jawab sosial.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup membuat Program
Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
atau sering disebut dengan PROPER. Program tersebut merupakan bentuk
pemerintah dalam mendukung pengelolaan lingkungan hidup sebagai salah satu
upaya untuk penurunan emisi karbon (proper.menlh.go.id). Namun, PROPER
dirasa kurang bisa mewakilkan penilaian kinerja perusahaan. Karena PROPER
menilai berdasarkan industri, sehingga untuk perusahaan besar yang memiliki
banyak anak perusahaan tidak dapat digeneralisasi. Oleh sebab itu, dalam
penelitian ini menggunakan ISO 14001 yaitu sertifikasi internasional yang
diberikan oleh lembaga yang kompeten kepada perusahaan yang telah memiliki
sistem manajemen lingkungan yang baik, sehingga ISO 14001 dapat
digeneralisasikan untuk perusahaan besar yang memiliki banyak anak perusahaan
(Lindrianasari, 2007).
Selain itu, profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profit) dalam periode tertentu.
Kasmir (2016) mengungkapkan semakin baik rasio profitabilitas maka semakin
baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan. Jika
7
perusahaan memiliki profitabilitas yang tinggi berarti memiliki lebih banyak dana
untuk membayar sumber daya tambahan untuk mengungkapkan emisi karbonnya
dan juga meningkatkan kinerja lingkungannya guna memperoleh legitimasi
terhadap masyarakat. Dalam penelitian Stanwick dan Stanwick (1998)
mendukung keyakinan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara profitabilitas
dan kinerja lingkungan perusahaan. Penelitian ini juga mendukung pandangan
bahwa profitabilitas perusahaan memungkinkan dan / atau mendorong manajer
untuk mengimplementasikan program yang meningkatkan tingkat tanggung jawab
sosial perusahaan.
Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk membuktikan adanya pengaruh
yang positif antara pengungkapan emisi karbon dan profitabilitas dengan kinerja
lingkungan perusahaan. Diantaranya, penelitian yang dilakukan oleh Dawkins dan
Frass (2011), Luo et al. (2013), Prafitri dan Zulaikha (2016) menunjukkan bahwa
adanya pengaruh positif dan signifikan antara kinerja lingkungan dan
pengungkapan lingkungan, yaitu perubahan iklim atau emisi gas rumah kaca. Hal
tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Clarkson et al. (2008)
yang menunjukkan bahwa pengungkapan lingkungan diskresioner dan kinerja
lingkungan memiliki pengaruh positif dan signifikan dengan memasukkan lima
jenis industri yang paling mencemari di Amerika Serikat. Selain itu, penelitian
yang dilakukan Giannarakis et al. (2017) menunjukkan bahwa kinerja lingkungan
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dengan tingkat pengungkapan
lingkungan dan Lindrianasari (2007) juga menunjukkan bahwa kinerja
lingkungan memiliki hubungan yang positif dengan pengungkapan lingkungan.
Akan tetapi, penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
8
oleh Patten (2002) dalam Giannarakis et al. (2017) yang menunjukkan bahwa
adanya pengaruh negatif yang signifikan antara pengungkapan lingkungan dan
kinerja lingkungan. Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian Jannah dan Muid
(2014) bahwa kinerja lingkungan yang diproksikan dengan PROPER tidak
berpengaruh terhadap carbon emission disclosure.
Selanjutnya, dalam penelitian Al Tuwaijri et al. (2004) menunjukkan bahwa
adanya pengaruh signifikan antara economic performance dengan environmental
performance, begitu juga antara environmental disclosure dengan environmental
performance. Sejumlah studi juga telah dilakukan untuk menjawab pertanyaan
apakah kinerja lingkungan dan / atau pengungkapan lingkungan terkait dengan
kinerja keuangan. Hasilnya telah dicampur pada pertanyaan apakah kedua
variabel tersebut terkait. Di antara mereka yang temuannya menunjukkan
pengaruh yang signifikan (Bragdon dan Marlin, 1972; Spicer, 1978; Narver, 1971;
dan Porter dan Linde, 1995 dalam Al Tuwaijri et al., 2004).
Akan tetapi, hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rockness
et al. (1986) dan Freedman dan Bikki (1992) dalam Al Tuwaijri et al. (2004) yang
menemukan pengaruh antara kinerja lingkungan dan kinerja keuangan tidak
signifikan. Pengaruh yang tidak signifikan antara kinerja lingkungan dan kinerja
keuangan mungkin konsisten dengan pemikiran ekonomi tradisional yang
menggambarkan hubungan ini sebagai trade-off antara profitabilitas perusahaan
dan bertindak atas tanggung jawab sosialnya (Freedman dan Bikki, 1992 dalam Al
Tuwaijri et al., 2004). Begitu pula pada penelitian Sarumpaet (2005) menemukan
9
bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara environmental performance dan
financial performance di perusahaan Indonesia.
Berdasarkan ketidakkonsistenan hasil dari penelitian sebelumnya terkait dengan
pengungkapan lingkungan dan profitabilitas terhadap kinerja lingkungan, serta
penjelasan yang telah dipaparkan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Pengungkapan Emisi Karbon dan
Profitabilitas terhadap Sertifikasi Lingkungan Internasional (Studi Empiris
pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-
2017)”.
1.2 Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka yang menjadi pokok permasalahan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Pengungkapan Emisi Karbon berpengaruh positif terhadap
Kinerja Lingkungan?
2. Apakah Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Kinerja Lingkungan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan emisi karbon terhadap kinerja
lingkungan.
2. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap kinerja lingkungan.
10
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Adapun manfaat praktis yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah
berkontribusi terhadap pengembangan ilmu akuntansi khususnya mengenai
pengaruh pengungkapan emisi karbon dan profitabilitas terhadap kinerja
lingkungan pada perusahaan di Indonesia.
1.4.2 Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Akademisi, penelitian ini dapat menambah wawasan dan pemahaman
mengenai pengaruh pengungkapan emisi karbon dan profitabilitas
terhadap kinerja lingkungan di suatu perusahaan.
2. Perusahaan, penelitian ini sebagai pertimbangan bagi perusahaan dalam
mengambil keputusan dan diharapkan untuk melakukan kegiatan
pengurangan emisi karbon melalui peningkatan kinerja lingkungan.
3. Investor, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi investor
dalam menilai perusahaan sebelum melakukan investasi selain melihat
profitabilitas, juga perlu melihat aspek lingkungan perusahaan, khususnya
dalam pengungkapan emisi karbon yang mencerminkan kinerja
lingkungan dari suatu perusahaan.
11
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Signalling Theory (Teori Sinyal)
Teori sinyal pertama kali diperkenalkan oleh Spence dalam penelitiannya yang
berjudul Job Market Signaling. Spence (1973) dalam Khairudin dan Wandita
(2017) mengemukakan bahwa isyarat memberikan suatu sinyal, pihak pengirim
(pemilik informasi) berusaha memberikan potongan informasi relevan yang dapat
dipercaya (credible signal) dan dapat dimanfaatkan oleh pihak penerima. Pihak
penerima kemudian akan menyesuaikan perilakunya sesuai dengan
pemahamannya terhadap sinyal tersebut.
Teori ini menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk
memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan
perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri
informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih
banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar
(Sari dan Zuhrotun, 2006 dalam Anjani dan Astika, 2018). Salah satu informasi
yang wajib diungkapkan oleh perusahaan adalah informasi tentang tanggung
jawab sosial dan lingkungan perusahaan. Informasi tentang pengungkapan emisi
karbon merupakan suatu sinyal perusahaan untuk mengomunikasikan kinerja
12
perusahaan dalam jangka panjang karena terkait dengan acceptability dan
sustainability, yang artinya perusahaan diterima dan berkelanjutan untuk
dijalankan disuatu tempat dalam jangka panjang.
Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan
sinyal kepada pihak eksternal dalam pengambilan keputusan, seperti dalam hal
investasi, pemberian peringkat atas prestasi perusahaan mengenai kinerja sosial
dan lingkungannya, atau dalam hal lain terkait dengan perusahaan. Jika
pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan
beraksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Pada waktu
diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku
pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut
sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news) (Jogiyanto, 2010).
2.1.2 Legitimacy Theory (Teori Legitimasi)
Teori Legitimasi didasarkan pada konsep kontrak sosial (Mathews, 1993; Patten,
1992 dalam Giannarakis et al., 2017) berdasarkan perusahaan mana yang
memberikan informasi dalam pengungkapan non-keuangan untuk melegitimasi
kegiatan mereka dan konsisten dengan konsep corporate citizenship
(Hooghiemstra, 2000; Brammer et al., 2006).
Menurut Dowling dan Pteffer (1975) dalam Ghozali dan Chariri (2007) juga
menyatakan bahwa teori legitimasi sangat bermanfaat dalam menganalisis
perilaku organisasi. Mereka mengatakan karena legitimasi merupakan hal yang
penting bagi organisasi, batasan-batasan yang ditekankan oleh norma-norma dan
nilai-nilai sosial, dan reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya
13
analisis perilaku organisasi dengan memperhatikan lingkungan. Seperti yang
diungkapkan oleh Deegan dan Tobin (2002) bahwa legitimasi perusahaan akan
diperoleh, jika terdapat kesamaan antara hasil dengan yang diharapkan oleh
masyarakat dari perusahaan, sehingga tidak ada tuntutan dari masyarakat.
Perusahaan dapat melakukan pengorbanan sosial sebagai refleksi dari perhatian
perusahaan terhadap masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, nilai-nilai sosial dan lingkungan dalam masyarakat
mengalami perkembangan, maka dari itu perusahaan harus menyesuaikan nilai-
nilai yang ada di perusahaan dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat sekitar
agar tidak terjadi legitimacy gap antara keduanya. Wartici dan Mahon (1994)
dalam Ghozali dan Chariri (2007) mengungkapkan bahwa legitimacy gap terjadi
karena tiga alasan. Pertama, ada perubahan dalam kinerja perusahaan tetapi
harapan masyarakat terhadap kinerja perusahaan tidak berubah. Kedua, kinerja
perusahaan berubah, namun harapan masyarakat tidak berubah. Dan yang ketiga,
kinerja perusahaan dan harapan masyarakat terhadap kinerja perusahaan berubah
kearah yang berbeda.
Agar tetap dapat mendapatkan legitimasi maka perusahaan harus
mengomunikasikan aktivitas lingkungan dengan pengungkapan lingkungan sosial
(Berthelot & Robert, 2011). Pengungkapan lingkungan tersebut dinilai bermanfaat
untuk memulihkan, meningkatkan, dan mempertahankan legitimasi yang diterima
(Hadjoh & Sukartha, 2013). Perusahaan dapat meningkatkan legitimasinya
melalui pengungkapan lingkungan karena biasanya lebih mudah untuk mengelola
citra perusahaan daripada membuat perubahan yang sebenarnya (Clarkson et al.,
2011).
14
2.1.3 Stakeholder Theory (Teori Stakeholder)
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya
beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi
stakeholder-nya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah,
masyarakat, analis dan pihak yang lain). Dengan demikian, keberadaan suatu
perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder
kepada perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). Hal itu berarti, bahwa
semua stakeholder mempunyai hak memperoleh informasi mengenai aktivitas
perusahaan yang dapat memengaruhi pengambilan keputusan mereka. Para
stakeholder juga dapat memilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut dan
tidak dapat memainkan peran secara langsung dalam suatu perusahaan. (Deegan,
2004). Hal tersebut berarti, stakeholder memiliki kemampuan untuk
mengendalikan perusahaan termasuk dalam hal pengungkapannya.
Ghomi dan Leung (2013) berpendapat bahwa stakeholder memiliki harapan yang
berbeda-beda terhadap perusahaan, untuk mengejar harapan tersebut stakeholder
dapat memberikan tekanan kepada perusahaan secara langsung maupun tidak
langsung dalam melakukan pengungkapan lingkungan. Untuk menghadapi hal ini
perusahaan dituntut selalu bekerjasama dengan para stakeholder-nya agar visi
perusahaan sejalan dengan mereka. Organisasi akan memilih stakeholder yang
dipandang penting, dan mengambil tindakan yang dapat menghasilkan hubungan
harmonis antara perusahaan dengan stakeholdernya (Ghozali dan Chariri, 2007).
Selanjutnya Li, et al. (1997) juga menyatakan bahwa perusahaan lebih mungkin
untuk mengungkapkan informasi lingkungan sebagai usaha untuk meningkatkan
pengetahuan stakeholders tentang lingkungan perusahaan.
15
2.1.4 Emisi Karbon
Emisi karbon adalah gas-gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran senyawa
yang mengandung karbon, contohnya yaitu karbondioksida (CO2), merupakan gas
buang dari pembakaran bensin, solar, kayu, daun dan bahan bakar lainnya yang
mengandung senyawa karbon dan hidrogen. Martinez (2005) menyatakan bahwa
gas rumah kaca berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi dua yaitu gas rumah
kaca alami dan gas rumah kaca industri. Gas rumah kaca alami menguntungkan
bagi makhluk hidup karena dapat menjaga temperatur bumi tetap hangat ( 6˚C)
sedangkan gas rumah kaca industri berasal dari kegiatan industrial yang dilakukan
oleh manusia. Aktivitas manusia yang semakin hari semakin meningkat membuat
kadar karbondioksida menjadi meningkat pula sehingga alam tidak dapat
menyerap seluruh karbondioksida yang tersedia.
Setelah memasuki masa revolusi industri, aktivitas industri di berbagai negara
meningkat pesat, termasuk di Indonesia. Aktivitas tersebut menjadi salah satu
penyumbang emisi karbon terbesar. Selain sektor industri, transportasi juga
menghasilkan emisi yang jumlahnya tidak sedikit. Penggunaan bahan bakar
minyak bumi untuk energi kendaraan adalah faktor utama penyebab semakin
banyaknya jumlah karbondioksida. Menurut United States Enviromental
Protection Agency (2014) kedua sektor tersebut menyumbang 46% pencemaran
karbon di dunia selain dari penggunaan listrik menyumbang sebesar 38%. Lebih
jauh lagi, hal tersebut semakin diperparah oleh penebangan liar atau pun alih
fungsi hutan yang berkontribusi dalam menurunkan kemampuan lingkungan
dalam mengubah gas karbon tersebut.
16
Oleh sebab itu, perusahaan menghadapi permintaan yang meningkat untuk
menyebarluaskan lebih banyak informasi kedalam pengungkapan yang relevan
dengan kinerja aktual untuk menyajikan bahwa mereka memenuhi masalah
lingkungan mereka (Meng et al., 2014 dalam Giannarakis et al., 2017).
2.1.4.1 Pengungkapan Emisi Karbon
Saat ini perusahaan dituntut untuk tidak hanya mengungkapkan informasi
mengenai keuangannya, tetapi juga dituntut untuk lebih mengungkapkan
informasi lingkungannya. Karena investor akan lebih tertarik dengan perusahaan
yang berani mengungkapkan informasi lingkungannya.
Carbon Emission Disclosure atau Pengungkapan Emisi Karbon merupakan salah
satu contoh dari pengungkapan lingkungan yang merupakan bagian dari laporan
tambahan yang telah dinyatakan dalam PSAK No.1 (Revisi 2009) paragraf dua
belas yang menyatakan bahwa entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari laporan
keuangan, laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value
added statement), khususnya bagi industri dimana faktor lingkungan hidup
memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap karyawan sebagai
kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Laporan tambahan
tersebut di luar ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan.
Dalam penelitian ini, Pengungkapan Emisi Karbon diukur dengan menggunakan
beberapa item yang diadopsi dari penelitian Choi et al. (2013) yang
dikembangkan oleh Carbon Disclosure Project (CDP) . Dimana terdapat lima
kategori besar yang relevan dengan perubahan iklim dan emisi karbon sebagai
berikut: risiko dan peluang perubahan iklim (CC/Climate Change), emisi gas
17
rumah kaca (GHG/Greenhouse Gas), konsumsi energi (EC/Energy Consumption),
pengurangan gas rumah kaca dan biaya (RC/Reduction and Cost) serta
akuntabilitas emisi karbon (AEC/Accountability of Emission Carbon).
Indeks yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 2.1Indeks Pengungkapan Emisi Karbon
Kategori Item Keterangan
Perubahan Iklim
CC1Penilaian/ deskripsi dari risiko yangberhubungan dengan perubahan iklim danaksi yang dilakukan atau aksi yang akandilakukan untuk mengatasi resiko.
CC2Penilaian/deskripsi saat ini (dan masadepan) dari implikasi keuangan, implikasibisnis, dan peluang dari perubahan iklim
Perhitungan Emisi GRK
GHG1Deskripsi tentang metodologi yangdigunakan untuk mengkalkulasi(menghitung) emisi GRK (gas rumah Kaca)
GHG2 Keberadaan verifikasi dari pihak eksternaldalam mengukur jumlah emisi GRK
GHG3Total emisi GRK yang dihasilkan
GHG4 Pengungkapan lingkup 1 dan 2, ataulingkup 3 emisi GRK
GHG5Pengungkapan sumber emisi GRK
GHG6 Pengungkapan fasilitas atau segmen dariGRK
GHG7 Perbandingan emisi GRK dengan tahunsebelumnya
Konsumsi Energi
EC1Total energi yang dikonsumsi
EC2 Kuantifikasi energi yang digunakan darisumber terbarukan
EC3 Pengungkapan menurut tipe, fasilitas atausegmen
Biaya dan penguranganGHG
RC1 Rencana atau strategi detail untukmengurangi emisi GRK
RC2 Spesifikasi dari target tingkat/level dantahun untuk mengurangi emisi GRK
18
RC3Pengurangan emisi dan biaya atau tabungan(costs or savings) yang dicapai saat inisebagai akibat dari rencana penguranganemisi karbon
RC4Biaya dari Biaya emisi masa depan yangdiperhitungkan dalam perencanaan belanjamodal (capital expenditure planning)
Akuntabilitas EmisiKarbon
ACC1Indikasi dari dewan komite yangbertanggungjawab atas tindakan yangberhubungan dengan perubahan iklim
ACC2deskripsi dari mekanisme dimana dewanmeninjau kemajuan perusahaan mengenaiperubahan iklim
Sumber: Choi et al. (2013)
Dalam kategori ketiga yaitu tentang perhitungan emisi GRK, pada item GHG4 disebutkan
bahwa mengenai pengungkapan lingkup 1 dan 2, atau lingkup 3 emisi GRK.
Ruang lingkup tersebut berisi tentang sumber emisi perusahaan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Berikut penjelasan mengenai ruang lingkup
pada tabel 2.2 :
Tabel 2.2Deskripsi Ruang Lingkup Emisi GRK
Lingkup 1 Emisi GRKlangsung
Emisi GRK terjadi dari sumber yangdimiliki atau dikendalikan olehperusahaan, misalnya: emisi daripembakaran boiler, tungku, kendaraanyang dimiliki oleh perusahaan; emisi dariproduksi kimia pada peralatan yangdimiliki dan dikendalikan olehperusahaan.
Emisi CO2 langsung dari pembakaranbiomassa tidak dimasukkan dalam lingkup1 tetapi dilaporkan secara terpisah.
Emisi GRK yang tidak terdapat padaprotocol Kyoto, misalnya CFC, NOX, dllsebaiknya tidak dimasukkan dalamlingkup 1 tetapi dilaporkan secaraterpisah.
Lingkup 2 Emisi GRKsecara tidak
Mencakup emisi GRK dari pembangkitlistrik yang dibeli atau dikonsumsi oleh
19
langsung yangberasal dari listrik
perusahaan. Lingkup 2 secara fisik terjadi pada
fasilitas dimana listrik dihasilkan.Lingkup 3 Emisi GRK tidak
langsung lainnya Lingkup 3 adalah kategori pelaporan
opsional yang memungkinkan untukperlakuan semua emisi tidak langsunglainnya.
Lingkup 3 adalah konsekuensi darikegiatan perusahaan, tetapi terjadi darisumber yang tidak dimiliki ataudikendalikan oleh perusahaan.
Contoh lingkup 3 adalah kegiatanekstraksi dan produksi bahan baku yangdibeli, transportasi dari bahan bakar yangdibeli, dan penggunaan produk dan jasayang dijual.
Sumber: Choi et al. (2013)
2.1.5 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba (profit) dalam periode tertentu. Seperti
tujuan utama perusahaan adalah untuk menghasilkan profit. Kasmir (2016)
mengungkapkan semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik
menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan. Hal itu berarti,
bahwa perusahaan akan lebih leluasa menentukan aktivitas perusahaan karena
ketersediaan dana. Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Lorenzo et al. (2009)
yang menyatakan bahwa perusahaan dengan profitabilitas tinggi lebih mampu
dalam melakukan kinerja lingkungan terkait emisi karbon dibandingkan dengan
perusahaan dengan profitabilitas rendah.
Choi et al. (2013) menyatakan bahwa perusahaan dengan kondisi keuangan yang
bagus akan dengan mudah mengerahkan kemampuan yang dimiliki untuk
membuat laporan pengungkapan sukarela dan lebih baik di dalam melawan
20
tekanan dari luar. Artinya, profitabilitas dapat dijadikan salah satu dasar oleh
stakeholder untuk menuntut perusahaan dalam melakukan pengungkapan sukarela
mengenai informasi kinerja lingkungannya, karena pihak tersebut menilai jika
perusahaan mampu menghasilkan profit yang tinggi maka ia juga mampu untuk
mendanai sumber daya tambahan guna melakukan kinerja lingkungan dan
mengungkapkan informasi lingkungannya tersebut. Dalam penelitian ini,
profitabilitas akan diukur menggunakan salah satu rasio profitabilitas, yaitu return
on assets (ROA).
2.1.5.1 Return on Assets (ROA)
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari profit. Rasio ini memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan
pendapatan investasi (Kasmir, 2016). Rasio profitabilitas sendiri terdiri dari profit
margin on sales, return on investment (ROI), return on assets (ROA), return on
equity (ROE), dan earning per share.
Fokus rasio profitabilitas dalam penelitian ini yaitu return on assets (ROA) yang
yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang
dipergunakan. Rasio ini digunakan karena menggambarkan karakteristik teknis
yang terkait dengan efisiensi perusahaan, serta nilai ROA yang semakin tinggi
mengindikasikan bahwa kinerja keuangan suatu perusahaan yang semakin baik.
Seperti yang diungkapkan Lorenzo et al. (2009) bahwa semakin baik kinerja
keuangan suatu perusahaan, maka perusahaan mempunyai kemampuan secara
finansial dalam memasukkan strategi pengurangan emisi karbon ke dalam strategi
21
bisnisnya. Dalam Kasmir (2016) rumus yang digunakan dalam menghitung ROA
yaitu dengan membagi laba setelah bunga dan pajak dengan total aktiva
perusahaan.
2.1.6 Kinerja Lingkungan
Kementerian lingkungan hidup Indonesia menjelaskan bahwa kinerja lingkungan
merupakan hasil dari kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
hidup terintegrasi, guna mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan,
dengan menekankan pada ekonomi hijau (www.menhl.go.id).
Menurut Lankoski, (2000) konsep kinerja lingkungan merujuk pada tingkat
kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan tingkat kerusakan lingkungan yang lebih rendah
menunjukan kinerja lingkungan perusahaan yang lebih baik. Begitu juga
sebaliknya, semakin tinggi tingkat kerusakan lingkungannya maka semakin buruk
kinerja lingkungan perusahaan tersebut.
Di Indonesia ada beberapa program untuk mengukur tingkat kinerja lingkungan.
Lindrianasari (2007) menjelaskan tolok ukur kinerja lingkungan yang akan
dipakai di dalam setiap penelitian dapat saja beragam tergantung dari indikator
kinerja lingkungan yang saat ini digunakan. Lebih jauh lagi, paling tidak ada
empat indikator kinerja lingkungan yang saat ini bisa digunakan; AMDAL (uji
BOD dan COD air limbah), PROPER, ISO (yakni ISO 14001 untuk Sistem
Manajemen Lingkungan dan ISO 17025 untuk Sertifikasi Uji Lingkungan dari
lembaga independen) dan GRI (Global Reporting Initiative).
22
Dalam penelitian ini, tingkat kinerja lingkungan diukur menggunakan ISO 14001.
Karena ISO 14001 menilai keseluruhan manajemen lingkungan dari suatu
perusahaan. Sehingga dapat digeneralisasikan untuk perusahaan besar yang
memiliki banyak anak.
2.1.6.1 Sertifikasi Lingkungan Internasional (ISO 14001)
International Organization for Standardization (ISO) 14001 adalah suatu standar
internasional untuk Sistem Manajemen Lingkungan (SML), dimana sertifikasi
tersebut diberikan kepada perusahaan yang memiliki sistem manajemen
lingkungan yang telah memenuhi standar atau kriteria yang telah ditetapkan. Salah
satu seri ISO 14000 yang paling terkenal yaitu ISO 14001, dengan penerapan
sertifikasi atas ISO 14001, berarti bahwa sistem manajemen lingkungan
perusahaan siap diakses, diniliai atau dievaluasi, dan hasil tersebut harus
memenuhi beberapa persyaratan yang sesuai dengan standar ISO 14001. Sistem
Manajemen Lingkungan bersertifikat ISO 14001 ini dapat meningkatkan kinerja
lingkungan melalui: (i) menghormati semua peraturan lingkungan yang berlaku;
(ii) mendokumentasikan dan menganalisis dampak lingkungan pabrik; dan (iii)
prosedur jenis daftar periksa yang sistematis, tertulis dan standar untuk
mengurangi dan mencegah polusi (Barla, 2007).
ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan bisa menjadi pendorong penaatan
lingkungan (environmental compliance) di dunia usaha. Salah satu standar
lingkungan internasional tersebut adalah standar manajemen lingkungan seri ISO
14001: 2004 (Hadiwiardjo, 1997 dalam Juliawati et al., 2014). Lebih jauh lagi, ia
mengungkapan bahwa dalam penerapannya SML ISO 14001 harus mengacu pada
23
beberapa elemen utama, yaitu komitmen dan kebijakan lingkungan, perencanaan,
penerapan dan operasi, pemeriksaan dan tindak koreksi, serta pengkajian dan
penyempurnaan.
Banyak manfaat yang akan didapat perusahaan ketika menerapkan SML ISO
14001, seperti yang diungkapkan oleh Ann et al. (2006) bahwa dengan memiliki
ISO 14001 akan membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja ekonomi
perusahaan dan disamping itu juga akan meningkatkan kinerja lingkungan
perusahaan.
Menurut International Organization for Standardization, ada banyak alasan
mengapa organisasi harus mengambil pendekatan strategis untuk meningkatkan
kinerja lingkungannya. Pengguna standar telah melaporkan bahwa ISO 14001
membantu:
a) Menunjukkan kepatuhan dengan persyaratan hukum dan peraturan saat ini
dan di masa depan.
b) Meningkatkan keterlibatan kepemimpinan dan keterlibatan karyawan.
c) Meningkatkan reputasi perusahaan dan kepercayaan para pemangku
kepentingan melalui komunikasi strategis.
d) Mencapai tujuan bisnis strategis dengan memasukkan isu-isu lingkungan
ke dalam manajemen bisnis.
e) Memberikan keunggulan kompetitif dan keuangan melalui peningkatan
efisiensi dan pengurangan biaya.
f) Mendorong kinerja pemasok lingkungan yang lebih baik dengan
mengintegrasikannya ke dalam sistem bisnis organisasi.
24
ISO 14001 juga dapat digunakan sebagai alat bantu yang fokus terhadap
pengendalian aspek lingkungan atau arah aktivitas produk dan pelayanan
perusahaan berkenaan dengan pengelolaan lingkungan. Salah satu contoh
pengelolaan tersebut yaitu dengan melakukan upaya penurunan emisi karbon,
karena sudah menjadi hal yang tidak terelakkan bahwa kegiatan operasi
perusahaan merupakan salah satu penghasil emisi karbon terbesar.
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3Penelitian Terdahulu
No Penelitian Hasil Penelitian
1 The relations amongenvironmental disclosure,environmental performance,and economic performance: asimultaneous equationsapproach(Al Tuwaijri et al., 2004)
Hasil menunjukkan bahwamenemukan adanya hubungan positifdan signifikan antara economicperformance dan environmentalperformance demikian juga antaraenvironmental disclosure danenvironmental performance. Denganmemasukkan konsep economicperformance sebagai variabelendogenous dalam modelpenelitiannya.
2 Hubungan antara kinerjalingkungan dan kualitaspengungkapan lingkungandengan kinerja ekonomiperusahaan di Indonesiaa(Lindrianasari, 2007)
Hasil menunjukkan bahwa kinerjalingkungan dan kualitaspengungkapan lingkungan memilikihubungan positif yang signifikan.Akan tetapi, hubungan antara kinerjaekonomi—kinerja lingkungan dankinerja ekonomi—kualitaspengungkapan lingkungan memilikihubungan positif namun tidaksignifikan.
3 Revisiting the relation betweenenvironmental performance andenvironmental disclosure: Anempirical analysis(Clarkson et al., 2008)
Hasil menunjukkan bahwa kinerjalingkungan memiliki pengaruh positifdan signifikan dengan pengungkapanlingkungan diskresioner denganmemasukkan lima jenis industri yangpaling mencemari di Amerika Serikat.
25
4 Coming Clean: The Impact ofEnvironmental Performanceand Visibility on CorporateClimate Change Disclosure(Dawkins dan Fraas, 2011)
Hasil menunjukkan bahwa variabelkinerja lingkungan dan visibilitymedia berpengaruh terhadappengungkapan perubahan iklim.Sedangkan, hubungan yang sesuaiantara visibilitas umum danpengungkapan perubahan iklimsukarela tidak signifikan.
5 An analysis of australiancompany carbon emissiondisclosures(Choi et al., 2013)
Hasil menunjukkan bahwa adavariabel pertambahan pengungkapanemisi, emission intensives industri,level emisi GRK,visibilitas organisasikualitas corporate governanceberpengaruh positif terhadap scorevoluntary carbon disclosure.Sedangkan, profitability dan leveragetidak berpengaruh terhadappengungkapan emisi karbon.
6 Comparison of propensity forcarbon disclosure betweendeveloping and developedcountries: A resource constraintperspective(Luo et al., 2013)
Hasil menunjukkan bahwa delevopingcountries, leverage, growthopportunities, assets newnessberpengaruh negatif terhadapprospensity for carbon disclosure,sedangkan ROA, carbon emission,legal system, ETS berpengaruh positifterhadap prospensity for carbondisclosure.
7 Analisis faktor-faktor yangmempengaruhi carbon emissiondisclosure pada perusahaan diIndonesia(Jannah dan Muid, 2014)
Hasil menunjukkan bahwa mediaexposure, tipe industri, profitabilitasyang diukur dengan return on assets(ROA), ukuran perusahaan danleverage berpengaruh positif terhadappengungkapan karbon. Sedangkan,PROPER tidak berpengaruh terhadappengungkapan karbon.
8 Analisis pengungkapan emisigas rumah kaca(Prafitri dan Zulaikha, 2015)
Hasil menunjukkan bahwa dari enamfaktor yang diteliti, yaitu sistemmanajemen lingkungan, kinerjalingkungan, ukuran perusahaan, tipeindustri, return on asset, dan leverage,terbukti bahwa sistem manajemenlingkungan, kinerja lingkungan,ukuran perusahaan, tipe industri, danleverage berpengaruh positif terhadappengungkapan emisi gas rumah kaca
9 The relation between voluntarycarbon disclosure andenvironmental performance :
Hasil menunjukkan bahwa tingkatpencemaran yang lebih tinggi dalamhal emisi GRK mempengaruhi secara
26
The case of S &P 500(Giannarakis et al., 2017)
negatif penyebaran informasipengungkapan karbon sertamenunjukkan pengaruh yang positifantara kinerja lingkungan dan tingkatpengungkapan lingkungan. Selain itu,perusahaan dengan kinerja lingkunganyang baik dalam kaitannya dengankinerja lingkungan rata-rata merekamenyebarkan lebih banyak informasikarbon dalam pengungkapannya.
Sumber: Data diolah peneliti, 2018
2.3 Pengembangan Hipotesis
2.3.1 Pengungkapan Emisi Karbon berpengaruh terhadap Kinerja
Lingkungan
Pengungkapan Emisi Karbon merupakan salah satu contoh dari pengungkapan
lingkungan yang dapat disajikan terpisah dari laporan keuangan. Pengungkapan
ini masih bersifat sukarela, sehingga tidak semua perusahaan mengungkapkannya.
Berdasarkan teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas
yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan
manfaat bagi stakeholder-nya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier,
pemerintah, masyarakat, analis dan pihak yang lain). Artinya, dengan melakukan
pengungkapan ini, berarti perusahaan telah melaksanakan tanggung jawab atas
lingkungan tersebut, sehingga stakeholder mendapatkan haknya untuk
memperoleh informasi untuk pengambilan keputusan dan perusahaan juga akan
mendapatkan dukungan dari stakeholder.
Selain itu, dengan mengungkapkan informasi mengenai lingkungan perusahaan
akan dapat melegitimasi usahanya. Karena berdasarkan teori legitimasi bahwa
perusahaan akan memperoleh legitimasi, jika terdapat kesamaan antara hasil
27
dengan yang diharapkan oleh masyarakat dari perusahaan, sehingga tidak ada
tuntutan dari masyarakat. Dan berdasarkan teori sinyal, dengan pengungkapan
tersebut juga akan menimbulkan sinyal bad news or good news terhadap pihak-
pihak yang berkepentingan mengenai bagaimana kinerja lingkungan dari
perusahaan tersebut. Karena perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik
memiliki kecenderungan untuk melakukan pengungkapan lingkungan lebih besar
daripada perusahaan dengan kinerja lingkungan buruk.
Dalam penelitian Dawkins et al. (2011) dijelaskan bahwa pengungkapan
lingkungan dan kinerja lingkungan memiliki pengaruh yang positif yaitu terkait
emisi gas rumah kaca. Dimana perusahaan dengan catatan kinerja lingkungan
yang buruk akan menahan pengungkapan dalam upaya untuk menghindari
paparan negatif, sementara perusahaan dengan kinerja lingkungan yang bagus
akan mencoba untuk membedakan diri dengan sukarela mengungkapkan
informasi tentang kinerja mereka. Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Clarkson et al. (2008) yang menunjukkan bahwa
pengungkapan lingkungan diskresioner dan kinerja lingkungan memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan dengan memasukkan lima jenis industri yang paling
mencemari di Amerika Serikat. Dia juga mengungkapkan bahwa perusahaan
dengan kinerja lingkungan yang unggul memiliki strategi lingkungan yang
proaktif. Hal tersebut mendorong perusahaan untuk menginformasikan kepada
investor dan stakeholder lain melalui pengungkapan sukarela mengenai
lingkungan.
28
Selain itu, hasil positif juga ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan
Lindrianasari (2007) Luo et al. (2013), Prafitri dan Zulaikha (2016), dan
Giannarakis et al. (2017) bahwa pengungkapan lingkungan memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan dengan kinerja lingkungan. Dari pembahasan tersebut,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ha1: Pengungkapan emisi karbon berpengaruh positif terhadap kinerja
lingkungan
2.4.1.Profitabilitas berpengaruh terhadap Kinerja Lingkungan
Profitabilitas merupakan salah satu ukuran yang sering digunakan stakeholder
terutama investor untuk melihat tingkat kinerja perusahaan, yaitu bagaimana
perusahaan mampu menghasilkan profit yang tinggi. Menurut Kasmir (2016),
semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan
tingginya perolehan keuntungan. Artinya, perusahaan yang memiliki profitabilitas
yang tinggi berarti ia memiliki lebih banyak dana untuk membiayai sumber daya
tambahan dalam meningkatkan kinerja lingkungan.
Berkaitan dengan teori stakeholder, dengan tingkat profitabilitas yang tinggi maka
manajemen akan memenuhi tekanan dari stakeholder untuk meningkatkan
pengelolaan lingkungannya karena perusahaan dengan keuntungan yang tinggi
akan menjadi sorotan publik, sehingga perusahaan akan mengeluarkan biaya-
biaya yang berkaitan kinerja lingkungan dan tanggung jawab sosialnya
Seperti halnya yang diungkapkan Clarkson et al.(2008) bahwa perusahaan yang
memiliki keuntungan lebih mungkin untuk memberikan pengungkapan
lingkungannya. Menurut Luo et al. (2013) bahwa perusahaan dengan kinerja
29
keuangan baik mempunyai kemampuan secara finansial dalam membuat
keputusan terkait lingkungan. Sebaliknya, perusahaan dengan kinerja keuangan
kurang baik lebih fokus pada pencapaian tujuan keuangan dan peningkatan kinerja
mereka sehingga membatasi kemampuannya dalam upaya pencegahan dan
pelaporan emisi karbon. Lebih jauh lagi, hal tersebut telah dibuktikan dalam
penelitiannya yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif antara
profitabilitas yang diukur menggunakan dengan Return on Assets (ROA) dengan
kinerja lingkungan.
Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Al Tuwaijri et al.
(2004) yang mengungkapkan bahwa adanya hubungan positif antara econimic
performance dan environmental performance. Hubungan positif tersebut juga
ditemukan dalam penelitian Bragdon dan Marlin (1972), Spicer (1978), Narver
(1971), dan Porter dan Linde (1995) dalam Al Tuwaijri et al. (2004). Selain itu
dalam penelitian Spicer (1978); Stanwick dan Stanwick (1998) dalam
Lindrianasari (2007) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
lingkungan mengungkapkan bahwa profitabilitas adalah salah satu faktor yang
dominan. Dari pembahasan tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ha2: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kinerja lingkungan
30
2.4 Model Penelitian
Kerangka pemikiran mengenai penelitian ini digambarkan dengan model
penelitian sebagai berikut.
Gambar 2.1Kerangka Penelitian
(X1)PengungkapanEmisi Karbon
(Y)Kinerja
Lingkungan:ISO 14001(X2)
Profitabilitas:ROA
31
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi
Populasi, menurut Indriantoro dan Supomo (2014) adalah sekelompok orang,
kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2015-2017.
3.1.2 Sampel
Menurut Indriantoro dan Supomo (2014) sampel merupakan sekelompok atau
beberapa bagian didalam sebuah populasi. Untuk pengambilan sampel dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling dengan beberapa
kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dan mengunggah
laporan tahunan dan laporan keuangan ke website Bursa Efek Indonesia
(www.idx.co.id) pada periode 2015-2017.
2. Perusahaan yang sensitif terhadap lingkungan dan merupakan perusahaan
penyumbang gas rumah kaca terbesar, antara lain yaitu perusahaan sektor
pertanian, pertambangan, manufaktur, energi, transportasi, dan konstruksi.
32
Sampel tersebut diambil berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun
2011 tentang Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional
dan Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi
Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.
3. Perusahaan yang melaporkan pengungkapan emisi karbon dalam annual
report maupun sustainability report pada periode 2015-2017.
4. Perusahaan yang memberikan data lengkap terkait variabel-variabel yang
diteliti yang digunakan selama tahun penelitian.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data dokumenter. Arikunto (2002)
menjelaskan bahwa metode dokumentasi adalah penggunaan data atau dokumen
yang sudah ada. Data dokumenter adalah jenis data penelitian yang antara lain
berupa faktur, jurnal, surat-surat, notulen hasil rapat, memo, atau dalam bentuk
laporan program. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan sumber penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara, seperti bukti, catatan atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsip (Indriantoro dan Supomo, 2014).
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari annual report dan
sustainability report. Laporan tersebut dipublikasikan di website Bursa Efek
Indonesia (BEI): www.idx.co.id dan di website resmi masing-masing perusahaan.
33
3.3 Definisi Operasional Variabel
3.3.1 Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel bebas yang bisa mempengaruhi atau
menjelaskan variabel dependen.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.3.1.1 Pengungkapan Emisi Karbon
Pengungkapan emisi karbon menggunakan metode pengukuran content analysis.
Metode tersebut digunakan dengan cara membaca laporan tahunan dan
sustainability report pada perusahaan sampel untuk menemukan seberapa luas
pengungkapan emisi karbon. Luas item pengungkapan emisi karbon mengacu
pada indeks yang dikembangkan Choi, et al. (2013), yaitu checklist berdasarkan
lembar permintaan informasi yang diberikan oleh Carbon Disclosure Project
(CDP), dengan hati-hati upaya yang terkait dengan penurunan emisi karbon. Jika
perusahaan melakukan pengungkapan item sesuai dengan yang ditentukan maka
akan diberi skor 1, sedangkan jika item yang ditentukan tidak diungkapkan maka
akan diberi skor 0, kemudian skor 1 dijumlahkan secara keseluruhan. Jika
perusahaan mengungkapkan secara penuh maka akan diberi skor 18.
3.3.1.2 Profitabilitas
Profitabilitas diukur dengan proksi Return on asset (ROA) merupakan rasio
profitabilitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari
aktiva yang dipergunakan. ROA merupakan bentuk yang paling mudah dari
analisis profitabilitas dalam menghubungkan laba bersih yang dilaporkan terhadap
34
total aktiva. ROA merupakan rasio yang terpenting di antara rasio profitabilitas
yang ada.
Dalam Kasmir (2014) rumus yang digunakan dalam menghitung ROA yaitu :
= ℎ ℎ3.3.2 Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang bergantung atau dipengaruhi oleh
variabel-variabel lain yang bebas. Variabel dependen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kinerja lingkungan yang diproksikan menggunakan
sertifikasi lingkungan internasional ISO 14001. Nilai 1 akan diberikan kepada
perusahaan yang telah bersertifikasi seri ISO 14001 dan nilai 0 akan diberikan
kepada perusahaan yang belum memiliki sertifikasi ISO 14001.
3.4 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah statistik
deskriptif yang menjabarkan data yang diperoleh dengan regresi logistik. Analisis
data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diolah menggunakan bantuan
program aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 23.
3.4.1 Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif merupakan teknik deskriptif yang memberikan
informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis.
Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data disertai
35
dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang
bersangkutan. Pengukuran yang digunakan statistik despkriptif ini meliputi nilai
rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimun, sum, range,
kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2016).
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
3.4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidakyaitu dengan analisis
grafik dan uji statistik. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus
diagonal, dan plotting data residula akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika
data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2016).
3.4.3 Uji Hipotesis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik. Menurut
Ghozali (2016) metode ini cocok digunakan untuk penelitian yang variabel
dependennya bersifat kategorikal (nominal atau metrik). Regresi logistik
digunakan untuk menguji apakah variabel pengungkapan emisi karbon dan
profitabilitas berpengaruh terhadap kinerja lingkungan. Adapun rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Y = α + β1CED+ β2 PROFIT + e
36
Dimana:Y = Kinerja Lingkunganα = KonstantaCED =Carbon Emission DisclosurePROFIT = Profitabilitasβ1, β2 = Koefisien regresie = error
Menurut Ghozali (2016) terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
analisis pengujian dengan menggunakan regresi logistik, yaitu:
1. Menilai kelayakan model regresi perhatikan output dari Hosmer and Lemeshow
dengan hipotesis:
H0 = Model yang dihipotesiskan fit dengan data
H1 = Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Dasar pengambilan keputusan adalah dengan memperhatikan nilai goodness of
fit yang diukur dengan nilai chi – square pada bagian bawah uji hosmer and
lemeshow. Jika profitabilitas >0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika
profitabilitas <0,05 maka H0 ditolak.
2. Menilai keseluruhan model (Overall model fit)
Perhatikan angka -2 log likelihood (LL) pada awal (block number = 0) dan
angka -2 log likelihood (LL) pada block number = 1. Jika terjadi penurunan
angka -2 log likelihood (block number = 0 - block number = 1) menunjukan
model regresi yang baik. Log likelihood pada regresi logistik mirip dengan
pengertian “some of square error” pada model regresi sehingga penurunan log
likelihood menunujukan model regresi yang baik
3. Uji Koefisien Determinasi
Cox and Snell’s R square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2
pada multiplier regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood
37
dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan.
Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell
untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal
ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox and Snell R2 dengan nilai
maksimumnya. Nilai nagelkerke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2
pada multiple regression. Nilai nagelkerke’s R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel-variabel terikat sangat
terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel bebas memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen.
4. Menguji koefisien regresi beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam uji
koefisien regresi adalah tingkat signifikan yang digunakan adalah sebesar 5%.
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis didasarkan pada significant p-
value (profitability value). Jika p-value (significant)>5%, maka hipotesis
alternatif ditolak. Sebaliknya, jika p-value<5%, maka hipotesis alternatif
diterima.
59
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengungkapan emisi karbon
dan profitabilitas terhadap kinerja lingkungan yang diprosikan dengan sertifikasi
lingkungan internasional ISO 14001 pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2015-2017 yang memiliki sensitivitas terhadap lingkungan.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan emisi karbon
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja lingkungan pada
perusahaan sensitif lingkungan di Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat pengungkapan emisi karbon yang dilakukan
perusahaan maka semakin baik kinerja lingkungan perusahaan tersebut yang
diproksikan dengan ISO 14001.
2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja lingkungan pada perusahaan
sensitif lingkungan di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan meskipun
perusahaan mengalami kerugian, mereka tetap melakukan kinerja
lingkungannya demi mempertahankan citra perusahaan tersebut karena operasi
60
yang dilakukan perusahaan memiliki sensitivitas terhadap lingkungan.
Sehingga, besar atau kecilnya tingkat profitabiltas tidak mempengaruhi kinerja
lingkungan yang dilakukan perusahaan.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini juga memiliki beberapa keterbatasan dalam proses penelitiannya
antara lain sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya mencakup periode penelitian selama 3 tahun yaitu 2015-
2017 sehingga banyak perusahaan yang tidak mengungkapkan variabel yang
diinginkan oleh peneliti atau perusahaan yang baru saja terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2. Penelitian ini mengadopsi penelitian Choi et al. (2013) yang menggunakan
indeks checklist untuk menilai luasnya pengungkapan emisi karbon tanpa
melakukan penyesuaian dengan kondisi perusahaan yang ada di Indonesia.
3. Adanya pengaruh subjektivitas peneliti dalam menilai luasnya pengungkapan
emisi karbon menggunakan indeks checklist yang dikembangkan oleh Choi et
al. (2013).
4. Dalam pengukuran variabel kinerja lingkungan yang menggunakan variabel
dummy dimana nilai 1 diberikan kepada perusahaan yang memiliki sertifikasi
lingkungan internasional ISO 14001 dan nilai 0 diberikan kepada perusahaan
yang tidak memiliki sertifikasi lingkungan internasional ISO 14001, sehingga
penelitian ini tidak dapat mendeteksi secara pasti berapa banyak
pengungkapan mengenai emisi karbon dengan terserftifikasinya suatu
perusahaan dalam kinerja lingkungannya.
61
5.3 Saran
Pada penelitian yang akan datang terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,
diantaranya yaitu:
1. Penelitian yang akan datang sebaiknya menambah cakupan periode penelitian
yang lebih panjang agar sampel memberikan hasil penelitian yang lebih baik
dan signifikan.
2. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan variabel yang dapat
menjelaskan pengaruhnya terhadap kinerja lingkungan pada perusahaan di
Indonesia dan juga dapat menggunakan proksi profitabilitas yang lain, seperti
Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan sebagainya agar
mendapatkan hasil yang signifikan.
3. Untuk variabel kinerja lingkungan penelitian selanjutnya dapat menggunakan
desain penelitian studi kasus sehingga banyaknya pengungkapan emisi karbon
dapat dijelaskan dan dipahami secara menyeluruh.
4. Mengembangkan pengukuran emisi karbon yang sesuai dengan kondisi
perusahaan di Indonesia.
38
DAFTAR PUSTAKA
Al-Tuwaijria, Sulaiman, A., Christensen, Theodore, E., & Hughes II, K. (2004).The Relations Among Environmental Disclosure, Environmental Performance,and Economic Performance: A Simultaneous Equations Approach. Accounting,Organizations and Society, Vol. 29 , 447–471.
Anjani, N., & Astika, I. B. (2018). Pengaruh Pengungkapan Corporate SocialResponsibility pada Nilai Perusahaan dengan Likuiditas Perusahaan sebagaiPemoderasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana , 899-928.
Ann, G. E., Zailani, S., & Wahid, N. A. (2006). A Study on the Impact ofEnvironmental Management System (EMS) Certification Towards Firms'Performance in Malaysia. Management of Environmental Quality: AnInternational Journal, Vol. 17 , 73 - 93.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PTRineka Cipta.
Asmaranti, Y., & Lindrianasari. (2014). Comparation of Greenhouse GasEmission Disclosure Before and After Enactment of the Indonesia Act No. 17of 2004. Issues in Social and Environmental Accounting , 225-234.
Barla, P. (2007). ISO 14001 Certification and Environmental Performance inQuebec's Pulp and Paper Industry. Journal of Environmental Economics andManagement, Vol. 53, Issue 3 , 291-306.
Berthelot, & Robert. (2011). Climate change disclosure: An examination ofCanadian oil and gas firms. Issues in Social and Enviromental Accounting, Vol.5, No. 1 , 106-132.
Burritt, R. L., & Schaltegger, S. (2010). Sustainability Reporting and Accounting:Fad or Trend? Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 23 , 829-846.
Chariri, A., & Ghozali, I. (2007). Teori Akuntansi. Semarang: Badan PenerbitUniversitas Diponegoro.
Choi, B. B., Lee, D., & Psaros, J. (2013). An Analysis Australian CompanyCarbon Emission Disclosures. Pacific Accounting Review, Vol. 25 , 58-79.
39
Clarkson, P. M., Li, Y., Richardson, G. D., & Vasvari, F. P. (2008). Revisiting theRelation Between Environmental Performance and Environmental Disclosure:An Empirical Analysis. Accounting, Organizations and Society, Vol. 33 , 303–327.
Clarkson, P. M., Li, Y., Richardson, G.D., & Vasvari, F. P. (2011). Does it ReallyPay to be Green? Determinants and Consequences of Proactive EnvironmentalStrategies. Journal Account, Public Policy 30, 122-144
Dawkins, C., & Fraas, J. W. (2011). Coming Clean: The Impact of EnvironmentalPerformance and Visibility on Corporate Climate Change Disclosure. Journalof Business Ethics , 303–322.
Deegan, C., M, R., & Tobin, J. (2002). An Examination of the Corporate Socialand Environmental Disclosure BHP from 1983-1997 a Test of LegitimacyTheory. Accounting, Auditing and Accountability, Vol. 15, No. 3 , 312-343.
Deegan, C. (2004). Environmental Disclosures and Share Prices−A Discussionabout Efforts to Study this Relationship. Accounting Forum 28, 87-97.
Ghomi, & Leung. (2013). An Empirical Analysis of The Determinants of.Accounting and Finance Research, Vol. 2, No. 1 , 110-127.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23.Semarang: BPFE Universitas Diponegoro.
Giannarakis, G., Konteos, G., Sariannidis, N., & Chaitidis, G. (2017). TheRelation Between Voluntary Carbon Disclosure and EnvironmentalPerformance: The Case of S & P 500. International Journal of Law andManagement , 1-17.
Gujarati, D. N., & Porter, D. C. (2012). Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta:Salemba Empat.
Hadjoh, R. A., & Sukartha, I. M. (2013). Pengaruh Ukuran Perusahaan, KinerjaKeuangan dan Eksposur Media pada Pengungkapan Informasi Lingkungan. E-Jurnal Akuntansi , 1-18.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 1Penyajian Laporan Keuangan (Revisi 2009). Jakarta: Salemba Empat.
Indriantoro, N., & Supomo, B. (2014). Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansidan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
40
IPCC. (2007). Intergovernmental Panel on Climate Change. Dipetik Augustus 4,2018. dari Intergovernmental Panel on Climate Change Web site:http://www.ipcc.ch/.
Jannah, R., & Muid, D. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang MempengaruhiCarbon Emission Disclosure pada Perusahaan di Indonesia. DiponegoroJournal of Accounting Volume 3, Nomor 2 , 1-11.
Jogiyanto, H. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.
Juliawati, T., Mulyadi, A., & Mubarak. (2014). Studi Manajemen LingkunganIndustri Migas. Jurnal Ilmu Lingkungan , 158-170.
Kasmir. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Khairudin, & Wandita. (2017). Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Debt ToEquity Ratio (DER) dan Price To Book Value (PBV) terhadap Harga SahamPerusahaan Pertambangan Di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.8, No. 1 , 68-84.
Lankoski. (2000). Determinants of Environmental Profit, An Analysis of the Firm-Level Relationship between Environmental Performance and EconomicPerformance. Finland: Institute of Strategy and International Business.
Li, Y., D, R. G., & B, T. D. (1997). Corporate Disclosure of EnvironmentalLiability Information: Theory and Evidence. Contemporary AccountingResearch, Vol. 14 No. 3 , 435-474.
Lindrianasari. (2007). Hubungan antara Kinerja Lingkungan dan KualitasPengungkapan Lingkungan dengan Kinerja Ekonomi Perusahaan di Indoensia.JAAI, Vol. 11 No. 2 , 159-172.
Lindrianasari., Kufepaksi, M., & Asmaranti, Y. (2017). Environmental Asset,Environmental Quality and The Number of Exports. Review of IntegrativeBusiness and Economics Research, Vol. 6 No. 2, 205-216.
Lindrianasari., Kufepaksi, M., Asmaranti, Y., & Komalasari, A. (2018). Socialand Environmental Responsibility in Developing Countries: A TheoriticalApproach to Regulation. International Journal of GEOMATE, Vol. 15 Iss. 49,47-52.
Lorenzo, Prado, J.-M., & Rodriguez-Dominguez, L. (2009). Factors Influencingthe Disclosure of Greenhouse Gas Emissions in Companies World-Wide.Journal of Management Decisions, Vol.47 , 1133-1157.
41
Luo, L., Tang, Q., & Lan, Y.-C. (2013). Comparison of Propensity for CarbonDisclosure Between Developing and Developed Countries: A ResourceConstraint Perspective. Accounting Research Journal, Vol. 26 , 6-34.
Majid, R. A., & Ghozali, I. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang MempengaruhiPengungkapan Emisi Gas Rumah Kaca pada Perusahaan di Indonesia.Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 4 No. 4 , 1-11.
Martinez, L. H. (2005). Post Industrial Revolution Human Activity And ClimateChange: Why The United States Must Implement Mandatory Limits OnIndustrial Greenhouse Gas Emissions. Journal of Land Use & EnvironmentalLaw, Vol.20, No.2 , 403-421.
Ningsih, W. F., & Rachmawati, R. (2017). Implementasi Green Accounting dalamMeningkatkan Kinerja Perusahaan. Journal of Applied Business andEconomics, Vol. 4 No.2, 149-158.
Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 mengenai Rencana Aksi NasionalPenurunan Emisi Gas Rumah Kaca.
Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2011 mengenai Penyelenggaraan InventarisasiGas Rumah Kaca Nasional.
Prafitri, A., & Zulaikha. ( 2016). Analisis Pengungkapan Emisi Gas Rumah Kaca.Jurnal Akuntansi & Auditing, Volume 13 , 155-175.
Putra, L. M. (2017, November 16). Emisi Karbon Tahun 2017 Diprediksi AkanPecahkan Rekor. Diambil kembali dari kompas website:http://www.kompas.com
Riebeek, H. (2010). Global Warming. Dipetik August 4, 2018, dari EarthObservatory Nasa Web site:http://earthobservatory.nasa.gov/Features/GlobalWarming
Sarumpaet, S. (2005). The Relationship Between Environmental Performance andFinancial Performance of Indonesian Companies. Jurusan Akuntansi danKeuangan, Vol. 7, No. 2 , 89-98.
Stawick, P. A., & Stanwick, S. D. ( 1998). The Relationship Between CorporateSocial Performance, and Organizational Size, Financial Performance, andEnvironmental Performance: An Empirical Examination. Journal of BusinessEthics 17 , 195–204.
United States Environmental Protection Agency. (2014). Climate ChangeIndicators in the United States Third Edition. Dipetik August 5, 2018, dariEnvironmental Protection Agency Web site:
42
https://www.epa.gov/sites/production/files/2016-07/documents/climateindicators-full-2014.pdf
www.idx.co.id
www.iso.org
www.menlh.go.id
www.proper.menlh.go.id