PENGARUH PENGGUNAAN UANG ELEKTRONIK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54036...vi...

148
PENGARUH PENGGUNAAN UANG ELEKTRONIK TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa Tadris IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegururan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Rida Nur Afiyah NIM. 11160150000063 PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Transcript of PENGARUH PENGGUNAAN UANG ELEKTRONIK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54036...vi...

  • PENGARUH PENGGUNAAN UANG ELEKTRONIK TERHADAP

    PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWA

    (Studi pada Mahasiswa Tadris IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

    Skripsi

    Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegururan

    untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh:

    Rida Nur Afiyah

    NIM. 11160150000063

    PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2020

  • i

    LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

  • ii

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

  • iii

    LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

  • iv

    LEMBAR PERYATAAN UJI REFERENSI

  • v

    LEMBAR PERYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

  • vi

    ABSTRAK

    Rida Nur Afiyah, NIM. 11160150000063, Program Studi Tadris Ilmu

    Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta. Skripsi “Pengaruh Penggunaan Uang Elektronik

    terhadap Perilaku Konsumtif (Studi pada Mahasiswa Tadris IPS UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta)”.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan uang elektronik

    terhadap perilaku konsumtif mahasiswa dan untuk mengetahui perilaku konsumtif

    mahasiswa yang ditimbulkan ketika menggunakan uang elektronik pada mahasiswa

    Tadris IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menggunakan

    pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian survei. Populasi penelitian ini

    adalah mahasiswa Tadris IPS konsentrasi Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta angkatan 2016, 2017, dan 2018 yang berjumlah 80 mahasiswa dengan

    jumlah sampel 56 mahasiswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive

    sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan

    analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

    pengaruh penggunaan uang elektronik terhadap perilaku konsumtif mahasiswa

    sebesar 12,5%, dan perilaku konsumtif mahasiswa yang ditimbulkan dalam

    penggunaan uang elektronik adalah tidak mempertimbangkan fungsi/kegunaaan,

    mengonsumsi barang secara berlebihan, mendahulukan keinginan daripada

    kebutuhan, dan tidak ada skala prioritas.

    Kata Kunci: Uang Elektronik, Perilaku Konsumtif, Mahasiswa.

  • vii

    ABSTRACT

    Rida Nur Afiyah, NIM. 11160150000063, Departement of Social Sciences

    Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta. Research of “The Effect of The Use of E-Money on Consumptive

    Behavior of Students (Study at Social Sciences Education Department Students

    of Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta)”.

    The purpose of this research is to find the influence of the use of e-money on

    consumptive behavior and to find the consumptive behavior that raised in the use

    of e-money of students at Social Sciences Education Department Students of Syarif

    Hidayatullah State Islamic University Jakarta. This research is using a quantitative

    approach with a survey method. The population are students of Social Sciences

    Education Department Students Economy of Syarif Hidayatullah State Islamic

    University Jakarta grade 2016, 2017, 2018 with 56 samples from 80 students. The

    sample was taken by using purposive sampling technique. This data was collected

    by questionnaires and analyzed by simple linier regression. The result showed that

    the influence of the use of e-money on consumptive behavior of students is 12,5%

    and the consumptive behavior that raised in the use of e-money is doesn’t consider

    function or usability, excessive consumption of goods, put wants over needs,

    nothing priority scale.

    Keywords: E-Money, Consumptive Behavior, Students.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah Subhanallahu Wa Ta’ala yang

    telah memberikan berkat, rahmat, dan karunia-Nya kepada peneliti untuk dapat

    menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Uang Elektronik

    terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa Tadris IPS

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”. Shalawat serta salam juga peneliti panjatkan

    kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membawa kita

    dari jaman jahiliyah ke jaman yang terang benderang seperti sekarang ini.

    Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti telah mendapat banyak dukungan,

    bantuan dan bimbingan, serta semangat dari berbagai pihak. Tanpanya, penelitian

    ini terasa sulit untuk diselesaikan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati,

    peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Ibu Prof. Dr. Amany Lubis, M.A., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Kepala Program Studi Tadris IPS,

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Dosen Pembimbing Akademik

    yang telah sangat baik dalam membimbing, mengarahkan, memotivasi

    peneliti mengenai hal-hal akademik.

    4. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Tadris

    IPS, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan arahan dan

    memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

    5. Bapak Dr. H. Nurochim, M.M., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

    bersedia menjadi pembimbing dan meluangkan waktu untuk membimbing,

    mengarahkan, memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

    6. Ibu Neng Sri Nuraeni, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah sangat

    baik dalam membimbing, memberikan arahan dan nasihat, serta memotivasi

    peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

  • ix

    7. Seluruh Dosen Program Studi Tadris IPS, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan mendidik peneliti dengan

    penuh kesabaran.

    8. Mahasiswa dan mahasiswi Akuntansi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    angkatan 2016 yang telah membantu peneliti dalam pengisian kuesioner uji

    validitas dan reliabilitas. Terutama Nur Afiati dan Siti Hamidah, terimakasih

    telah membantu menyebarkan kuesioner uji validitas dan reliabilitas tersebut

    dengan sangat baik.

    9. Mahasiswa dan mahasiswi Tadris IPS konsentrasi Ekonomi angkatan 2016,

    2017, dan 2018 yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam

    pengisian kuesioner penelitian sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

    ini.

    10. Orang tua tercinta, Ayah dan Mamah yang selalu sabar dalam mendidik,

    mendo’akan, memberikan kasih sayang yang tidak ada hentinya kepada

    peneliti. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan, perlindungan, serta

    memuliakan mereka. Aamiin.

    11. Rifa Nur Alawiyah, S.E, kakak dari peneliti yang turut memberikan dukungan

    (baik moril maupun materiil) agar skripsi ini dapat selesai dengan baik.

    12. Andini Dwi Rahayu, yang selalu menjadi pendengar dan memahami peneliti

    dengan sangat baik. Terimakasih sudah begitu sabar dan ikhlas

    mendengarkan, membantu, memberikan masukan dan semangat kepada

    peneliti.

    13. Warga dadakan, yang terus memberikan bantuan dan memotivasi peneliti

    untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Semoga silahturahmi kita terus

    terjalin sampai kapanpun. Aamiin.

    14. Sahabat-sahabatku (Santi Wahyuni, Dwi Putri Anna Fadhillah, Ferina

    Noviani, Suryaning Tyas Suci, Yeni Mu’alviani, Iswatun Chasanah,

    Rizkiyana Sya’bania, Nurkholifah, Julaiha Hasanah, Ayu Citra Dewi, Novhi

    Soviah Asih, Reni Risnawati, Uun Unwanah, Nur Safitri Wihastin, Urfiyah,

    Rahmah Wulan). Terimakasih atas bantuan, masukan, dukungan, dan hari-

    hari yang berkesan selama ini hingga nanti.

  • x

    15. Semua pihak yang namanya tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

    Terimakasih atas bantuan, dukungan, dan do’a kepada peneliti. Semoga Allah

    limpahkan berkah dan membalas kebaikan semua. Aamiin.

    Peneliti menyadari dalam penelitian skripsi ini tentu banyak kekurangan

    karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman peneliti. Oleh karena itu, peneliti

    mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Peneliti

    berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.

    Jakarta, 22 September 2020

    Peneliti

    Rida Nur Afiyah

  • xi

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii

    LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................... iii

    LEMBAR PERYATAAN UJI REFERENSI ..................................................... iv

    LEMBAR PERYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................... v

    ABSTRAK ............................................................................................................ vi

    ABSTRACT .......................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

    DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 10

    C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 11

    D. Rumusan Masalah....................................................................................... 11

    E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 11

    F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 11

    BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .......................... 13

    A. Deskripsi Teoritik ....................................................................................... 13

    1. Konsumen ............................................................................................... 13

    2. Model Perilaku Konsumen ..................................................................... 14

    3. Perilaku Konsumtif ................................................................................. 16

    4. Uang Elektronik ..................................................................................... 20

    B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................... 32

    C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 37

    D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 40

  • xii

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 41

    A. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................................... 41

    1. Tempat Penelitian ................................................................................... 41

    2. Waktu Penelitian .................................................................................... 41

    B. Metode Penelitian ....................................................................................... 41

    C. Populasi dan Sampel ................................................................................... 42

    1. Populasi .................................................................................................. 42

    2. Sampel .................................................................................................... 43

    D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 44

    1. Definisi Konseptual Variabel ................................................................. 44

    2. Definisi Operasional Variabel ................................................................ 45

    E. Instrumen Penelitian ................................................................................... 46

    F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 47

    G. Teknik Pengolahan Data ............................................................................. 48

    H. Teknik Analisis Data .................................................................................. 49

    1. Uji Instrumen Penelitian ......................................................................... 49

    2. Analisis Statistik Deskriptif .................................................................... 50

    3. Uji Prasyarat Analisis ............................................................................. 51

    4. Uji Hipotesis ........................................................................................... 52

    5. Analisis Regresi Linier Sederhana ......................................................... 53

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 54

    A. Deskripsi Data ............................................................................................ 54

    1. Deskripsi Tempat Penelitian .................................................................. 54

    2. Deskripsi Responden .............................................................................. 57

    3. Deskripsi Hasil Kuesioner ...................................................................... 60

    B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis........................... 76

    1. Uji Instrumen Penelitian ......................................................................... 76

    2. Analisis Statistik Deskriptif .................................................................... 78

    3. Pengujian Prasyarat Analisis .................................................................. 80

    4. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 84

  • xiii

    5. Analisis Regresi Linier Sederhana ......................................................... 86

    C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................... 87

    D. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 90

    BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..................................... 91

    A. Kesimpulan ................................................................................................. 91

    B. Implikasi ..................................................................................................... 91

    C. Saran ........................................................................................................... 92

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 93

    LAMPIRAN ......................................................................................................... 98

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Jumlah Uang Elektronik yang Beredar ................................................... 3

    Tabel 2.1 Penyelenggara Uang Elektronik............................................................ 24

    Tabel 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 35

    Tabel 3.1 Bagan Waktu Penelitian ....................................................................... 41

    Tabel 3.2 Jumlah Populasi Penelitian ................................................................... 43

    Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel X ........................................................... 46

    Tabel 3.4 Definisi Operasional Variabel Y ........................................................... 46

    Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Variabel X ............................................................. 46

    Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Variabel Y ............................................................. 47

    Tabel 3.7 Alternatif Jawaban Variabel Penelitian................................................. 48

    Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Angkatan ............................................................ 57

    Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................ 58

    Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Jangka Waktu Penggunaan............................ 59

    Tabel 4.4 Hasil Kuesioner Indikator Mudah Dipelajari ........................................ 61

    Tabel 4.5 Hasil Kuesioner Indikator Fleksibel ..................................................... 63

    Tabel 4.6 Hasil Kuesioner Indikator Dapat Mengontrol Pekerjaan ...................... 65

    Tabel 4.7 Hasil Kuesioner Indikator Mudah Digunakan ...................................... 67

    Tabel 4.8 Hasil Kuesioner Indikator Tidak Mempertimbangkan Fungsi/Kegunaan

    ............................................................................................................................... 69

    Tabel 4.9 Hasil Kuesioner Indikator Mengonsumsi Barang secara Berlebihan ... 71

    Tabel 4.10 Hasil Kuesioner Indikator Mendahulukan Keinginan daripada

    Kebutuhan ............................................................................................................. 73

    Tabel 4.11 Hasil Kuesioner Indikator Tidak Ada Skala Prioritas ......................... 75

    Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas ............................................................................... 77

    Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................... 78

    Tabel 4.14 Hasil Analisis Statistik Variabel X ..................................................... 79

    Tabel 4.15 Hasil Analisis Statistik Variabel Y ..................................................... 80

    Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 81

    Tabel 4.17 Hasil Uji Linieritas .............................................................................. 83

    Tabel 4.18 Hasil Uji Homogenitas ........................................................................ 83

    Tabel 4.19 Hasil Uji T (Parsial) ............................................................................ 84

    Tabel 4.20 Hasil Koefisien Determinasi ............................................................... 85

    Tabel 4.21 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ............................................ 86

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 39

    Gambar 3.1 Variabel Penelitian ........................................................................... 45

    Gambar 4.1 Responden Berdasarkan Angkatan .................................................. 58

    Gambar 4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................ 59

    Gambar 4.3 Responden Berdasarkan Jangka Waktu Penggunaan ........................ 60

    Gambar 4. 4 Hasil Uji Normalitas P-Plot.............................................................. 82

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Kuesioner Penelitian (Google Form) ................................................. 99

    Lampiran 2 Hasil Kuesioner Penelitian .............................................................. 104

    Lampiran 3 Data dan Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .................................. 108

    Lampiran 4 Hasil Analisis Data .......................................................................... 118

    Lampiran 5 Surat-surat ........................................................................................ 122

    Lampiran 6 Tabel r .............................................................................................. 124

    Lampiran 7 Lembar Uji Referensi ...................................................................... 125

    Lampiran 8 Biografi Penulis ............................................................................... 125

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Perkembangan perekonomian dunia baik yang berlangsung di negara-

    negara maju maupun negara-negara berkembang tidak terlepas dari peranan

    uang. Dewasa ini, uang memiliki peranan yang penting dalam segala aspek-

    aspek ekonomi mulai dari kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi.

    Uang dianggap lebih memperlancar kegiatan perekonomian dan

    mempermudah langkah yang harus dilakukan seseorang untuk memperoleh

    barang ataupun jasa yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.1

    Uang telah digunakan sejak berabad-abad yang lalu dan merupakan

    salah satu penemuan manusia yang menajubkan. Uang mempunyai sejarah

    yang sangat panjang dan telah mengalami perubahan yang sangat besar

    sejak dikenal manusia. Awalnya, masyarakat primitif yang hidup

    berkelompok dan dapat memenuhi kebutuhan sendiri (self sufficient) belum

    mengenal atau membutuhkan uang sebagai alat penukar. Lalu dalam

    perkembangannya, setelah mereka tidak dapat lagi memenuhi

    kebutuhannya sendiri dan mulai berhubungan dengan masyarakat lain,

    maka timbullah suatu kebutuhan untuk melakukan pertukaran antarindividu

    atau antarkelompok masyarakat tersebut.2

    Pertukaran inilah pada awalnya dilakukan dengan cara menukarkan

    suatu barang dengan barang lain yang dikenal dengan sistem barter. Dalam

    sistem barter ini, semua barang harus dapat diukur dengan seluruh atau

    sebagian barang lainnya.3 Namun dengan semakin kompleksnya

    perekonomian yang berkembang di masyarakat, sistem barter ditinggalkan

    hingga munculnya kebutuhan akan adanya suatu alat tukar menukar yang

    1 Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 33. 2 Solikin dan Suseno, Uang: Pengertian, Penciptaan, dan Peranannya dalam Perekonomian,

    (Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) BI, 2002), h. 3. 3 Ibid., h. 4.

  • 2

    mempermudah masyarakat untuk melakukan dan memperlancar

    perekonomian, yakni uang.

    Proses penggunaan benda-benda sebagai alat tukar menukar atau yang

    sekarang disebut sebagai uang berlangsung secara bertahap dan sangat lama

    hingga dalam perkembangan selanjutnya masyarakat menggunakan benda

    logam dan kertas sebagai uang dan penggunaan uang tidak tunai sudah

    mulai dikenal. Perkembangan penggunaan uang yang tidak berbentuk

    secara konkrit ini, seiring dengan melesatnya perkembangan teknologi

    informasi yang dapat memudahkan, mengefisiensi, mengurangi waktu dan

    biaya dalam bertransaksi. Dengan demikian, timbullah kecenderungan

    masyarakat untuk menggunakan uang elektronik atau electronic money atau

    e-money.

    Uang elektronik menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor

    20/6/PBI/2018 memiliki arti sebagai instrumen pembayaran yang memuat

    beberapa unsur seperti diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih

    dahulu kepada penerbit, nilai uang yang disimpan secara elektronik dalam

    suatu media server atau chip, dan nilai uang elektronik yang dikelola

    merupakan simpanan dan dapat dipindahkan untuk kepentingan transaksi

    pembayaran dan/atau transfer dana.4

    Hampir semua kegiatan ekonomi, sudah menggunakan uang

    elektronik sebagai alat pembayaran. Mulai dari belanja, transportasi,

    akomodasi, makanan, tiket bioskop, tiket jalan tol, berbagai macam tagihan

    rumah tangga seperti listrik, air, telepon, dan sebagainya., supermarket,

    minimarket, bahkan sampai warteg sudah mulai menyediakan fasilitas

    pembayaran uang elektronik. Tidak hanya itu, sedekah pun bisa dilakukan

    dengan menggunakan uang elektronik seperti halnya yang pernah dilakukan

    4 Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 tentang Uang Elektronik, h. 3-4.

  • 3

    oleh Badan Amil Zakat Nasional yang membuka program sedekah online

    bekerjasama dengan gopay dan kitabisa.com.5

    Proporsi transaksi uang logam dan kertas sudah kian tergeser dengan

    kehadiran uang elektronik. Pembayaran dengan menggunakan uang

    elektronik ini mengurangi peredaran uang kertas dan logam atau tunai.

    Sebaliknya, jumlah uang elektronik yang beredar semakin mengalami

    peningkatan. Tercatat sudah mencapai angka 319,294,014 jumlah uang

    elektronik yang beredar per Februari 2020 yang dapat dilihat pada Tabel

    1,1. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan

    peningkatan pengguna uang elektronik yang belum mencapai seluruh

    penduduk Indonesia.

    Tabel 1.1 Jumlah Uang Elektronik yang Beredar

    Periode Tahun

    2012

    Tahun

    2013

    Tahun

    2014

    Tahun

    2015

    Tahun

    2016

    Jumlah

    Instrumen

    36,225,373 36,225,373 35,738,233 34,314,795 51,204,580

    Periode Tahun

    2017

    Tahun

    2018

    Tahun

    2019

    Tahun 2020

    Januari Februari

    Jumlah

    Instrumen

    90,003,848 167,205,578 292,299,320 313,785,298 319,294,014

    Sumber: Bank Indonesia (2020)

    Peningkatan jumlah uang elektronik yang beredar dari tahun ke tahun

    tersebut sejalan dengan pertumbuhan transaksi uang elektronik yang terus

    meningkat pada Januari 2020, yakni 172,85% (year on year/yoy)6, nominal

    itu diperkirakan akan terus melonjak karena pengguna non tunai bahkan

    belum mencapai setengah dari jumlah penduduk Indonesia. Hal ini

    5 Alief Reza, Selamat Datang di Era Cashless, Pengamen Bersiaplah Pakai E-Money, 2019,

    (https://www.kompasiana.com/alrezkc/5c82472fc112fe69ce457954/selamat-datang-di-era-

    cashless-pengamen-bersiaplah-pakai-e-money). Diakses tanggal 4 April 2020 jam 12.51. 6 Giri Hartomo, BI Catat Penggunaan Uang Elektronik Tumbuh 172,85%, 2020,

    (https://economy.okezone.com/read/2020/02/20/320/2171484/bi-catat-penggunaan-uang-

    elektronik-tumbuh-172-85). Diakses pada tanggal 4 April 2020 jam 16.54.

    https://www.kompasiana.com/alrezkc/5c82472fc112fe69ce457954/selamat-datang-di-era-cashless-pengamen-bersiaplah-pakai-e-moneyhttps://www.kompasiana.com/alrezkc/5c82472fc112fe69ce457954/selamat-datang-di-era-cashless-pengamen-bersiaplah-pakai-e-moneyhttps://economy.okezone.com/read/2020/02/20/320/2171484/bi-catat-penggunaan-uang-elektronik-tumbuh-172-85https://economy.okezone.com/read/2020/02/20/320/2171484/bi-catat-penggunaan-uang-elektronik-tumbuh-172-85

  • 4

    mengindikasikan preferensi masyarakat menggunakan uang elektronik akan

    terus meningkat.

    Tidak hanya itu, perkembangan pihak-pihak penyelenggara uang

    elektronik yang memiliki izin dan persetujuan semakin bervariasi. Mula-

    mula penyelenggara uang elekronik ini hanya berasal dari perusahaan

    perbankan saja, kini penyelenggara uang elektronik sudah mulai memasuki

    gadget yang hampir semua orang menggunakannya sehari-hari. Tercatat

    sudah terdapat 50 penyelenggara uang elektronik yang terdaftar dalam Bank

    Indonesia. Mereka berlomba-lomba mengeluarkan layanan dan produk

    yang dapat memenuhi kebutuhan para penggunanya.

    Pemintaan uang elektronik mengalami perubahan. Begitu juga,

    permintaan uang kartal atau uang tunai. Penggunaan uang elektronik

    berdampak terhadap penurunan permintaan uang di masyarakat yang mana

    menurut Mankiw dalam Ferry Fabi Fadlillah penurunan permintaan uang

    akan menyebabkan penurunan tingkat suku bunga di pasar uang karena

    masyarakat akan memilih menggunakan alat pembayaran non tunai yang

    dibarengi dengan menyimpan uang di bank yang bersangkutan sehingga

    biaya pinjaman lebih kompetitif dan meningkatkan investasi perusahaan

    serta meningkatkan output riil nasional.7

    Pilihan masyarakat bergeser ke arah kemudahan digitalisasi terus

    menguat. Penerimaan masyarakat akan uang elektronik sebagai alat

    pembayaran ini tidak terlepas dari penerimaan masyarakat akan hadirnya

    teknologi dalam uang elektronik. Hal ini berkaitan dengan teori TAM

    (Techonology Acceptance Model) yang dikembangkan oleh Fred Davis.

    Dalam TAM, Davis menemukan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

    penggunaan teknologi. Dua dari beberapa faktor tersebut, yakni perceived

    usefulness (kemanfaatan) dan perceived easy to use (kemudahan) menjadi

    faktor penentu dasar penerimaan penggunaan teknologi seperti halnya yang

    7 Ferry Fabi Fadlillah, Sudah Saatnya Beralih ke E-money, Alat Pembayaran Zaman Now, 2018,

    (https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/sudah-saatnya-beralih-ke-e-money-alat-

    pembayaran-zaman-now/). Diakses pada tanggal 4 April 2020 jam 20.30.

    https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/sudah-saatnya-beralih-ke-e-money-alat-pembayaran-zaman-now/https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/sudah-saatnya-beralih-ke-e-money-alat-pembayaran-zaman-now/

  • 5

    dikatakan oleh Dewi Fatmasari dan Sri Wulandari dalam jurnal “Analisis

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa dalam Penggunaan

    APMK” bahwa penelitian sebelumnya telah menunjukkan dua faktor utama,

    yakni perceived usefulness (kemanfaatan) dan perceived easy to use

    (kemudahan) sangat penting dalam mempengaruhi penggunaan teknologi.8

    Faktor penerimaan teknologi ini sejalan dengan alasan mayoritas

    masyarakat dalam menggunakan uang elektronik, yakni adanya kemudahan

    (perceived easy to use) ketika menggunakan uang elektronik. Lebih lanjut,

    Davis menyebutkan terdapat 4 indikator kemudahan (perceived easy to use)

    ini dalam Rithmaya, yakni mudah dipelajari, fleksibel, dapat mengontrol

    pekerjaan, serta mudah digunakan.9 Dalam perkembangannya, uang

    elektronik disertai inovasi-inovasi baru yang memberikan kemudahan,

    fleksibilitas, efisiensi, dan kesederhanaan dalam melakukan transaksi.

    Dengan adanya kemudahan dalam bertransaksi dengan menggunakan

    uang elektronik ini akan membuat seseorang lebih mudah membelanjakan

    uangnya yang mana akan menawarkan gaya hidup untuk lebih efisien atau

    konsumtif. Pengonsumsian suatu barang tidak lagi sebagai pemenuhan

    kebutuhan dasar manusia namun sebagai alat pemuas keinginan.10

    Pergeseran makna dalam pengonsumsian suatu barang ini mengandung

    indikasi bahwa adanya perilaku konsumtif yang terjadi ketika menggunakan

    uang elektronik.

    Perilaku konsumtif tidak terlepas dari seorang konsumen. Konsumen

    dari perspektif konsumen dapat berarti; (a) pelanggan, pemakai, pengguna,

    pembeli, pengambil keputusan, (b) barang, jasa, merek, harga, kemasan,

    kualitas, kredit toko, layanan purna jual, (c) menawar, mencari informasi,

    8 Dewi Fatmasari dan Sri Wulandari, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa

    dalam Penggunaan APMK”, Al-Mustashfa: Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Syariah, Vol. 4,

    2016, h. 96 9 Chitra Laksmi Rithmaya, “Pengaruh Kemudahan Penggunaan, Kemanfaatan, Sikap, Risiko, dan

    Fitur Layanan terhadap Minat Ulang Nasabah Bank BCA dalam Menggunakan Internet Banking”,

    Jurnal Riset Ekonomi dan Manajamen, Vol.16, No.1 160-177, 2016, h. 164. 10 Lailatu Syifa, “Pengaruh Kemudahan Penggunaan Mobile Banking terhadap Perilaku Konsumtif

    Mahasiswa FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

    Jakarta, 2019, h. 4.

  • 6

    membandingkan merek, dan (d) persepsi, preferensi, sikap, loyalitas,

    kepuasan, motivasi, gaya hidup.11 Dalam hal ini, konsumen selalu berusaha

    untuk memaksimalkan kepuasannya dalam mengonsumsi barang dan jasa,

    namun apabila seorang konsumen memandang dirinya sebagai orang yang

    modern dan mudah menerima inovasi. Persepsi konsumen terhadap dirinya

    tersebut akan direfleksikan dengan perilaku konsumsinya. Konsumen

    tersebut akan mudah menerima dan membeli berbagai peralatan dan alat

    komunikasi yang modern dan selalu tertarik membeli suatu yang baru.

    Dengan demikian, konsumen akan terus melakukan pembelian di luar yang

    menjadi kebutuhannya. Hasrat untuk membeli barang dan jasa di luar

    kebutuhan konsumen inilah yang membuat seorang konsumen berperilaku

    konsumtif.

    Di Indonesia sendiri, konsumen sebagai pelaku ekonomi yang

    memiliki peran dalam melakukan konsumsi rumah tangga menjadi

    penggerak utama pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Laporan Bank

    Dunia tahun 2015 dalam Daniel menyebutkan bahwa manfaat pertumbuhan

    ekonomi Indonesia ini hanya bisa dinikmati oleh 18-20% masyarakatnya.

    Mereka diidentifikasi sebagai masyarakat konsumtif yang umumnya tinggal

    di perkotaan dan menjadi segmen konsumen yang paling berdaya di pasar.12

    Mereka cenderung mengonsumsi tak hanya untuk memenuhi kebutuhan

    harian, namun juga untuk merayakan gaya hidup dan status sosial seperti

    membeli barang-barang mewah, berwisata ke luar negeri, maupun

    mengenyam pendidikan di universitas-universitas ternama. Namun, tidak

    semua orang bisa merayakan gaya hidup konsumtif seperti itu, terlebih lagi

    pada masyarakat yang sulit mengakses sumber daya dan peluang ekonomi

    yang baik.

    11 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, (Bogor:

    Ghalia Indonesia, 2011), h. 1. 12 Joseph Robert Daniel, Gaya Hidup Konsumtif Akibat Majunya Perkonomian Indonesia Semakin

    Menyisihkan Orang Miskin, 2019, (https://theconversation.com/gaya-hidup-konsumtif-akibat-

    majunya-perekonomian-indonesia-semakin-menyisihkan-orang-miskin-109334). Diakses pada

    tanggal 15 Juli 2020 jam 14.57.

    https://theconversation.com/gaya-hidup-konsumtif-akibat-majunya-perekonomian-indonesia-semakin-menyisihkan-orang-miskin-109334https://theconversation.com/gaya-hidup-konsumtif-akibat-majunya-perekonomian-indonesia-semakin-menyisihkan-orang-miskin-109334

  • 7

    Salah satu yang mudah mengakses sumber daya dan peluang ekonomi

    yang baik adalah mahasiswa. Mahasiswa sebagai generasi milenial atau

    generasi yang melek akan teknologi dan hidup di tengah internet of things

    dianggap dapat menyesuaikan diri dengan budaya baru, seperti membayar

    secara non-tunai atau menggunakan uang elektronik dalam bertransaksi.

    Terlebih lagi, dengan bertransaksi dengan uang elektronik sifatnya sangat

    mudah dan praktis. Tentu saja hal ini sesuai dengan karakteristik dari

    generasi milenial khususnya mahasiswa yang suka segala sesuatunya itu

    dilakukan dengan mudah dan praktis.

    Semakin mudahnya bertransaksi dengan adanya uang elektronik

    membuat masyarakat lebih khusus mahasiswa, rentan dengan perilaku

    konsumtif. Perilaku konsumtif merupakan perilaku konsumen yang tidak

    rasional dalam mengonsumsi barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan

    hidupnya. Hamilton dkk., dalam Eva Suminar dan Tatik Meiyuntari juga

    berpendapat bahwa perilaku konsumtif disebut dengan istilah wastefull

    consumption yang dimaknai sebagai perilaku konsumen dalam membeli

    barang dan jasa yang tidak berguna atau mengonsumsi lebih dari definisi

    yang masuk akal dari kebutuhan.13

    Sejalan dengan hal ini, Suryo Adi Prakoso dalam penelitiannya

    menyebutkan bahwa terdapat perilaku konsumtif mahasiswa yang

    dipengaruhi oleh pemanfaatan teknologi informasi, kelompok teman sebaya

    dan status ekonomi sosial keluarga.14 Wahyu Sulistiono pun dalam

    penelitiannya menghasilkan bahwa terdapat perilaku konsumtif dalam

    berbusana di kalangan santriwati yang dipengaruhi oleh pemanfaatan

    teknologi dalam indikator telepon genggam/internet, transportasi, dan

    sistem pembayaran.15 Di samping itu, berdasarkan model perilaku

    13 Eva Suminar dan Tatik Meyuntari, “Konsep Diri, Konformitas dan Perilaku Konsmtif pada

    Remaja”, Jurnal Psikologi Indonesia, Vol. 4, No. 02, Mei 2015, h. 147. 14 Suryo Adi Prakoso, “Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi, Kelompok Teman Sebaya, dan

    Status Ekonomi Orang Tua terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa”, Skripsi Uiniversitas Negeri

    Semarang, 2017. 15 Wahyu Susilowati, “Pengaruh Perkembangan Teknologi Pengaruh Perkembangan Teknologi

    terhadap Perilaku Konsumtif dalam Berbusana di Kalangan Santriwati (Studi Kasus di Pondok

  • 8

    konsumen menurut Blackwell et.all dalam Sangadji dan Sopiah bahwa

    terdapat stimulus lain, yakni faktor lingkungan yang mempengaruhi

    perilaku konsumen, salah satu diantaranya adalah teknologi. Adanya

    teknologi telah merubah seseorang terutama dalam hal selera dan gaya

    hidup, cara hidup, dan pola konsumsi konsumen.

    Dengan demikian, semakin meningkatnya kemajuan di bidang

    teknologi akan mempengaruhi perilaku konsumen termasuk mahasiswa.

    Semakin tinggi penggunaan uang elektronik maka semakin tinggi pula

    pengeluaran konsumsi yang dilakukan seorang mahasiswa.16 Windy sebagai

    salah satu generasi milenial dan pengguna uang elektronik dalam Walfajri

    mengaku bahwa semenjak adanya uang elektronik. Ia mengalami perubahan

    dalam gaya hidup. Mulai dari pemilihan jasa layanan penunjang hidup

    hingga lebih konsumtif.17 Tidak hanya itu, seorang blogger asal Indonesia,

    yakni Glen Marsalim mengaku lebih konsumtif semenjak transaksi menjadi

    lebih mudah dan uang tak terlihat bentuknya.18 Penelitian mengenai

    perilaku konsumtif dan kemudahan penggunaan mobile banking yang

    dilakukan oleh Lailatu Syifa pada mahasiswa FITK UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta pun menghasilkan bahwa kemudahan penggunaan

    mobile banking yang dalam hal ini memiliki kesamaan dengan karakteristik

    uang elektronik memiliki pengaruh terhadap perilaku konsumtif mahasiswa.

    Semakin meningkatnya penggunaan uang elektronik yang sifatnya

    sangat mudah dan praktis di kalangan mahasiswa ini berdampak pula bagi

    mahasiswa Tadris IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang terpengaruh

    untuk mengikuti perubahan sistem pembayaran dalam bentuk non tunai.

    Pesantren Madrosatul Qur’anil Aziziyah Ngaliyan Semarang)”, Skripsi pada UIN Walisongo

    Semarang, Semarang, 2019. 16 Laila Ramadhani, "Pengaruh Penggunaan Kartu Debit dan Uang Elektronik (E-Money) Terhadap

    Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa”, Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, Vol. 8. No.1, 2016,

    h. 7. 17 Maizal Walfajri, “Demam Uang Digital Ubah Gaya Hidup Masyarakat”, 2019,

    (https://personalfinance.kontan.co.id/news/demam-uang-digital-ubah-gaya-hidup-

    masyarakat?page=all). Diakses pada tanggal 5 April 2020 jam 12.35. 18 Destyana Helen, “Uang Elektronik: Kemudahan Transaksi Bikin Konsumtif”, 2014,

    (https://finansial.bisnis.com/read/20141021/90/266788/uang-elektronik-kemudahan-transaksi-

    bikin-konsumtif). Diakses pada tanggal 5 April 2020 jam 12.35.

    https://personalfinance.kontan.co.id/news/demam-uang-digital-ubah-gaya-hidup-masyarakat?page=allhttps://personalfinance.kontan.co.id/news/demam-uang-digital-ubah-gaya-hidup-masyarakat?page=allhttps://finansial.bisnis.com/read/20141021/90/266788/uang-elektronik-kemudahan-transaksi-bikin-konsumtifhttps://finansial.bisnis.com/read/20141021/90/266788/uang-elektronik-kemudahan-transaksi-bikin-konsumtif

  • 9

    Dalam perkembangannya, mahasiswa Tadris IPS ini mulai beralih

    menggunakan uang elektronik dibandingkan dengan uang tunai dalam

    melakukan berbagai transaksi yang memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini

    membuat mereka rentan dengan perilaku konsumtif. Terlebih lagi sudah

    terdapat penelitian yang dilakukan oleh Dinda Mufirdah19 dan Desty

    Rahmayanti20 dengan menggunakan mahasiswa Tadris IPS sebagai objek

    penelitiannya yang menghasilkan bahwa terdapat perilaku konsumtif

    mahasiswa Tadris IPS dalam berbelanja online menggunakan online shop

    dan mobile banking. Hal ini dapat mengindikasikan adanya kecenderungan

    mahasiswa Tadris IPS untuk berperilaku konsumtif.

    Berdasarkan wawancara singkat yang peneliti lakukan terhadap 5

    mahasiswa Tadris IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mengatakan bahwa

    alasan yang membuat mereka menggunakan uang elektronik antara lain

    karena mudah, cepat, dan praktis (tidak perlu menunggu uang kembalian

    ataupun merasa repot membawa uang dalam jumlah yang besar) dalam

    penggunaannya. Beberapa narasumber juga menjelaskan bahwa terdapat

    perubahan pengeluaran sebelum dan sesudah menggunakan uang

    elektronik. Perubahan tersebut dapat dilihat dari semakin banyaknya

    pengeluaran yang mereka lakukan karena wujud uang yang tidak berbentuk

    sehingga mereka tidak mempunyai sense of belonging yang kuat.

    Narasumber juga mengatakan lebih sering menggunakan uang elektronik

    untuk melakukan berbagai transaksi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

    terutama pada transaksi di atas Rp. 50.000 ataupun di atas Rp. 100.000 di

    samping tempat yang mendukung mereka menggunakan uang elektronik

    tersebut.

    19 Dinda Mufirdah, “Pengaruh Convenience, Performance, dan Privacy dalam Penerapan Aplikasi

    Mobile Banking terhadap Perilaku Konsumtif Remaja dalam Berbelanja Online”, Skripsi pada

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2020. 20 Desty Rahmayanti, “Online Shop dan Perilaku Konsumtif Mahasiswi Jurusan Pendidikan IPS

    Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, Skripsi pada UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2017.

  • 10

    Sistem pembayaran yang mudah, secara teori memang mendorong

    orang untuk bertransaksi. Terlebih lagi pada kelompok milenial yang

    tercatat sebagai pengguna utama uang elektronik. Kemudahan dan

    keringkasan transaksi uang elektronik membuat mereka yang belum begitu

    mapan dalam karier dan penghasilan, rentan dalam pengeluaran dan

    melupakan tabungan atau investasi.21 Oleh karena itu, kendati transaksi

    uang elektronik menawarkan kemudahan, ada efek negatif yang bisa

    muncul dalam penggunaannya. Melihat fenomena di atas, dengan uang

    elektronik pengeluaran menjadi tidak terasa dan membuat seseorang

    menjadi kurang hati-hati serta cenderung melakukan konsumsi secara

    berlebihan. Hal tersebut berpotensi terus terjadi terutama pada kalangan

    anak muda atau kelompok milenial seperti mahasiswa yang tercatat sebagai

    pengguna utama uang elektronik.

    Berdasarkan uraian data dan permasalahan yang telah dijabarkan di

    atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

    “Pengaruh Penggunaan Uang Elektronik terhadap Perilaku Konsumtif

    Mahasiswa”.

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka identifikasi

    masalah penelitian yang ditemukan adalah:

    1. Penggunaan uang elektronik yang mudah membuat kalangan

    mahasiswa mulai beralih dari penggunaan uang tunai dan kurang peka

    dalam pengeluaran.

    2. Terdapat perubahan pengeluaran konsumsi di kalangan mahasiswa yang

    meningkat setelah menggunakan uang elektronik.

    3. Adanya kecenderungan mahasiswa untuk berperilaku konsumtif.

    21 BBC News Indonesia, Uang Elektronik: Hemat Tenaga, Banyak Variasi Makanan, Tapi Jadi

    Konsumtif, 2018, (https://www.bbc.com/indonesia/amp/indonesia-46624632). Diakses pada

    tanggal 4 April 2020 jam 17.10.

    https://www.bbc.com/indonesia/amp/indonesia-46624632

  • 11

    C. Pembatasan Masalah

    Mengingat luasnya permasalahan yang akan dibahas, maka peneliti

    membatasi ruang lingkupnya mengenai perilaku konsumtif dan

    permasalahan kaitannya dengan uang elektronik. Namun agar penelitian

    lebih terarah, terfokus, dan tidak menyimpang dari sasaran pokok

    penelitian, peneliti membatasi kaitannya mengenai penggunaan uang

    elektronik terhadap perilaku konsumtif mahasiswa yang terjadi pada

    mahasiswa Tadris IPS konsentrasi Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah

    dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana pengaruh penggunaan uang elektronik terhadap perilaku

    konsumtif mahasiswa?

    2. Apa saja perilaku konsumtif mahasiswa yang ditimbulkan dalam

    penggunaan uang elektronik?

    E. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini,

    yaitu sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan uang elektronik terhadap

    perilaku konsumtif mahasiswa.

    2. Untuk mengetahui perilaku konsumtif mahasiswa yang ditimbulkan

    dalam penggunaan uang elektronik.

    F. Manfaat Penelitian

    Melalui penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat baik secara

    teoritis maupun praktis. Adapun kedua manfaat tersebut dijabarkan sebagai

    berikut.

  • 12

    1. Manfaat Teoritis

    a. Sebagai penambahan wawasan bagi kajian ekonomi terutama dalam

    tema teknologi ekonomi.

    b. Sebagai pelengkap kajian teoritis mengenai perilaku konsumtif dan

    kaitannya dengan penggunaan uang elektronik.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi penyelenggara uang elektronik, penelitian ini diharapkan dapat

    menjadi referensi bagi pihak penyelenggara uang elektronik dalam

    memenuhi keinginan para pengguna sehingga dapat terus

    meningkatkan kualitas dan fasilitas yang diberikan.

    b. Bagi pengguna uang elektronik khususnya pada mahasiswa Tadris

    IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, penelitian ini diharapkan dapat

    menjadi bahan pertimbangan sekaligus masukan untuk

    meminimalisir perilaku konsumtif ketika menggunakan uang

    elektronik.

    c. Bagi pembaca dan peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat

    menjadi bahan untuk menambah referensi yang ingin melakukan

    penelitian mengenai perilaku konsumtif dan kaitannya dengan

    penggunaan uang elektronik pada penelitian selanjutnya.

  • 13

    BAB II

    KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

    A. Deskripsi Teoritik

    1. Konsumen

    Konsumen menurut Philip Kotler dalam M. Anang Firmansyah

    memiliki pengertian semua individu rumah tangga yang membeli atau

    memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi. M. Anang

    Firmasyah sendiri mengartikan konsumen sebagai orang yang membeli

    barang maupun jasa secara berulang yang dimana dapat berupa individu

    (perseorangan) maupun kolektif (organisasi).1

    Konsumen dari perspektif konsumen dalam Ujang Sumarwan

    melalui bukunya yang berjudul “Perilaku Konsumen Teori dan

    Penerapannya dalam Pemasaran” dapat berarti; (a) pelanggan,

    pemakai, pengguna, pembeli, pengambil keputusan, (b) barang, jasa,

    merek, harga, kemasan, kualitas, kredit toko, layanan purna jual, (c)

    menawar, mencari informasi, membandingkan merek, dan (d) persepsi,

    preferensi, sikap, loyalitas, kepuasan, motivasi, gaya hidup.2

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas, definisi konsumen adalah

    setiap orang yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk

    memenuhi kebutuhannya secara berulang dengan menawar, mencari

    informasi, membandingkan, dan mengambil keputusan untuk

    membeli/tidak barang atau jasa tersebut sesuai dengan preferensi, sikap,

    loyalitas, kepuasan, motivasi, dan gaya hidup yang dimilikinya.

    1 M. Anang Firmansyah, Perilaku Konsumen (Sikap dan Pemasaran), (Yogyakarta: Deepublish,

    2018), h. 104. 2 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, (Bogor: Ghalia

    Indonesia, 2011), h. 1.

  • 14

    2. Model Perilaku Konsumen

    Model perilaku konsumen menggambarkan bahwa proses

    keputusan konsumen dalam membeli dan mengonsumsi barang dan jasa

    terdiri dari beberapa tahap. Menurut Ujang Sumarwan dalam bukunya

    yang berjudul “Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam

    Pemasaran” proses keputusan konsumen tersebut dipengaruhi oleh tiga

    faktor utama, yakni strategi pemasaran, perbedaan individu, dan faktor

    lingkungan. Pemahaman yang baik mengenai proses keputusan ini akan

    memiliki dampak terhadap perumusan strategi pemasaran yang lebih

    baik bagi sebuah perusahaan. Begitu halnya perbedaan individu,

    perbedaan ini akan sangat berpengaruh terhadap keputusan konsumen

    seperti agama, kebutuhan dan motivasi, kepribadian, pengolahan

    informasi dan persepsi, proses belajar, pengetahuan, dan sikap

    konsumen. Faktor lingkungan pun seperti budaya, karakteristik

    demografi, sosial, dan ekonomi, keluarga, kelompok acuan, lingkungan

    dan situasi konsumen, dan teknologi akan sangat berpengaruh terhadap

    keputusan konsumen.3

    Adapun berdasarkan model perilaku konsumen Kotler dan Keller

    dalam buku “Perilaku Konsumen Individu dalam Mengadopsi Layanan

    Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi” oleh Indrawati dkk.

    dijelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi konsumen untuk membeli

    produk baik berupa barang atau jasa dapat diklasifikasikan sebagai

    marketing stimuli (dorongan pemasaran), other stimuli (dorongan

    lainnya di luar dorongan pemasaran), consumer psychology (psikologi

    konsumen), consumer characteristic (karakteristik konsumen), buying

    decision process (proses pembelian konsumen), dan purchase decision

    (keputusan pembelian konsumen) yang dimana dalam other stimuli

    (dorongan lainnya di luar dorongan pemasaran) terdapat ekonomi,

    teknologi, kondisi politik, dan budaya yang berasal dari luar perusahaan

    3 Ibid., h. 9-15.

  • 15

    sehingga sulit untuk dikendalikan perusahaan dan mempengaruhi

    konsumen dalam mengonsumsi dan mengadopsi suatu produk atau

    jasa.4

    Blackwell et.all dalam buku “Perilaku Konsumen - Pendekatan

    Praktis Disertasi Himpunan Jurnal Penelitian” oleh Sangadji dan Sopiah

    menunjukkan bahwa dalam model perilaku konsumen terdapat tiga

    dimensi, yakni (1) stimulus pemasaran (produk, harga, tempat, promosi)

    yang dirancang pemasar untuk mempengaruhi dan memotivasi perilaku

    konsumen agar melakukan pembelian produk dan stimulus lain (kondisi

    ekonomi, politik, teknologi, dan budaya) yang merupakan faktor

    lingkungan yang mempengaruhi perilaku konsumen, (2) kotak hitam

    konsumen, dan (3) respons konsumen.5

    Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan di atas, terdapat

    faktor teknologi dalam model perilaku konsumen yang dimana

    teknologi sendiri merupakan perkembangan teknologi yang ada di

    masyarakat saat ini dan mempengaruhi konsumen dalam mengadopsi

    produk atau jasa.6 Teknologi mempengaruhi strategi pemasaran

    produsen/pemasar untuk membujuk konsumen terutama dalam hal

    selera dan gaya hidup, dan pola konsumsi. Teknologi juga

    mempengaruhi perilaku konsumen dengan semakin meningkatnya

    kemajuan di bidang teknologi, kebutuhan dan keinginan konsumen pun

    meningkat, baik secara kualitas dan kuantitas.7 Kemajuan teknologi juga

    mempunyai efek yang sifatnya multiplier (pengganda) yang memiliki

    arti kemajuan teknologi menyebabkan kemajuan di bidang lainnya,

    salah satunya adalah sistem pembayaran.8

    4 Indrawati, dkk., Perilaku Konsumen Individu dalam Mengadopsi Layanan Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: PT Refika Aditama, 2017), h. 4 dan 6. 5 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen - Pendekatan Praktis Disertai Himpunan

    Jurnal Penelitian, (Yogyakarta: ANDI, 2013), h. 14-15 dan 21-22. 6 Indrawati, dkk.,loc.cit. 7 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, loc.cit. 8 Ujang Sumarwan, op.cit., h. 346.

  • 16

    Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kemajuan teknologi sangat

    berpengaruh terhadap perkembangan sistem pembayaran, salah satunya

    melalui uang elektronik. Dengan sistem pembayaran melalui uang

    elektronik proses transaksi menjadi lebih mudah, cepat, dan akurat

    sehingga menjadikannya sebagai akses yang tidak terbatas oleh para

    penggunanya. Hal ini juga merupakan salah satu hal yang dapat

    merubah perilaku konsumen dengan meningkatkan kebutuhan dan

    keinginan konsumen, baik secara kualitas maupun kuantitas akibat dari

    meningkatnya kemajuan di bidang teknologi tersebut.

    3. Perilaku Konsumtif

    A. Pengertian Perilaku Konsumtif

    Perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti

    tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau

    lingkungan. Sedangkan konsumtif berarti bersifat konsumsi (hanya

    memakai, tidak menghasilkan sendiri) atau bergantung pada hasil

    produksi pihak lain.9 Sifat konsumtif ini pada dasarnya berasal dari

    konsumsi akan suatu barang. Echols dan Shadly dalam Suryo Adi

    Prakorso mengemukakan bahwa perilaku konsumtif merupakan

    bentuk dari kata sifat yang berasal dari “consumer” yang berarti

    memakai produk, baik barang-barang industri maupun jasa.

    Konsumtif berarti bersifat mengonsumsi barang secara berlebihan.10

    Tambunan dan Tulus dalam Dikria dan Mintarti menyatakan

    bahwa perilaku konsumtif merupakan keinginan untuk

    mengonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan

    secara berlebihan untuk mencapai kepuasan maksimal.11 Hamilton

    dkk. dalam Eva Suminar dan Tatik Meiyuntari juga berpendapat

    9 KBBI Daring Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, (https://kbbi.kemdikbud.go.id/). Diakses

    pada tanggal 7 Agustus 2020 pukul 15.20. 10 Suryo Adi Prakoso, op.cit., h. 18-19. 11 Okky Dikria dan Sri Umi Mintarti, Pengaruh Literasi Keuangan dan Pengendalian Diri terhadap

    Perilaku Konsumtif Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas

    Negeri Malang Angkatan 2013, Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol. 9, No. 2, 2016, h. 132.

    https://kbbi.kemdikbud.go.id/

  • 17

    bahwa perilaku konsumtif disebut dengan istilah wastefull

    consumption yang dimaknai sebagai perilaku konsumen dalam

    membeli barang dan jasa yang tidak berguna atau mengonsumsi

    lebih dari definisi yang masuk akal dari kebutuhan.12

    Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diuraikan di atas,

    perilaku konsumtif dapat diartikan sebagai perilaku konsumen

    dalam mengonsumsi barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan

    hidupnya tanpa mempertimbangkan apakah barang dan jasa yang

    telah dibelinya berguna/tidak, masuk ke dalam kebutuhannya/tidak,

    sehingga ia melakukan konsumsi secara berlebihan demi mencapai

    kepuasan maksimal.

    B. Indikator Perilaku Konsumtif

    Terdapat 8 indikator perilaku konsumtif menurut Sumartono

    dalam Okky Dikria dan Sri Umi Mintarti yang antara lain:

    1. Membeli produk karena iming-iming hadiah.

    2. Membeli produk karena kemasannya menarik.

    3. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi.

    4. Membeli produk atas kepentingan harga (bukan atas dasar

    manfaat atau kegunaannya).

    5. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status.

    6. Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang

    mengiklankan.

    7. Munculnya pemikiran bahwa membeli produk dengan harga

    mahal akan menimbulkan rasa percaya diri.

    8. Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda).13

    Menurut Lina dan Rasyid dalam Wahyu Susilowati, ada

    beberapa aspek perilaku konsumtif antara lain sebagai berikut.

    12 Eva Suminar dan Tatik Meiyuntari, Konsep Diri, Konformitas dan Perilaku Konsumtif pada

    Remaja, Jurnal Psikologi Indonesia, Vol. 4, No. 02, Mei 2015, loc.cit. 13 Okky Dikria dan Sri Umi Mintarti, loc.cit.

  • 18

    1. Pembelian impulsif. Membeli karena didasari oleh keinginan

    semata, tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu.

    2. Pembelian tidak rasional. Membeli karena gengsi agar

    dikesankan sebagai orang yang modern.

    3. Pemborosan. Menghambur-hamburkan banyak tanpa didasari

    adanya kebutuhan yang jelas.14

    Sembiring dalam Suryo Adi Prakorso menyatakan ciri-ciri

    perilaku konsumtif adalah sebagai berikut.

    1. Tidak mempertimbangkan fungsi atau kegunaan ketika membeli

    barang, hanya mempertimbangkan prestise yang melekat pada

    barang tersebut.

    2. Mengonsumsi barang atau jasa secara berlebihan.

    3. Mendahulukan keinginan daripada kebutuhan.

    4. Tidak ada skala prioritas.15

    Dari beberapa indikator perilaku konsumtif di atas, penelitian

    ini mengambil pendapat menurut Sembiring, karena keempat

    indikator tersebut merepresentasikan apa yang ingin diukur dalam

    perilaku konsumtif seorang konsumen ketika adanya suatu teknologi

    yang dimana konsumen akan merasa kurang peka dengan pola

    konsumsi yang dilakukan seperti tidak mempertimbangkan

    fungsi/kegunaan ketika membeli barang, mengonsumsi secara

    berlebihan, mendahulukan keinginan daripada kebutuhan, dan tidak

    adanya skala prioritas akibat adanya kemudahan yang ditawarkan

    oleh teknologi tersebut.

    C. Faktor-faktor Perilaku Konsumtif

    Perilaku konsumtif dipengaruhi oleh beberapa faktor. Engel

    dalam Suryo Adi Prakorso mengemukakan faktor perilaku

    konsumtif terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

    14 Wahyu Susilowati, op.cit., h. 41-43. 15 Suryo Adi Prakoso, op.cit., 2017, h. 24.

  • 19

    internal yang dimaksud terdiri dari motivasi, proses belajar dan

    pengalaman, kepribadian dan konsep diri, keadaan ekonomi, gaya

    hidup, dan sikap. Sedangkan faktor eksternal yang dimaksud terdiri

    dari faktor kebudayaan, faktor kelas sosial, faktor keluarga,

    kelompok acuan.16

    Adapun Nugroho J. Setiadi dalam bukunya yang berjudul

    “Perilaku. Konsumen: Perspektif Kontemporer para Motif, Tujuan,

    dan Keinginan Konsumen” menyatakan perilaku konsumen dalam

    melakukan pembelian sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

    antara lain 1) faktor kebudayaan (kebudayaan, subbudaya, dan kelas

    sosial), 2) faktor sosial (kelompok referensi, keluarga, peran dan

    status), 3) faktor pribadi (umur dan tahapan dalam siklus hidup,

    pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep

    diri), dan 4) faktor psikologi dari konsumen (umur, motivasi,

    persepsi, proses belajar, kepercayaan dan sikap).17

    Menurut Sangadji dan Sopiah, faktor yang mempengaruhi

    perilaku perilaku konsumen untuk membeli atau mengonsumsi

    produk atau jasa memiliki faktor utama, yakni faktor lingkungan

    konsumen dan perbedaan individu. Faktor lingkungan yang

    dimaksud meliputi budaya, kelas sosial, pribadi, keluarga, dan

    situasi. Sedangkan faktor perbedaan perilaku individu yang

    dimaksud meliputi sumber daya konsumen, motivasi dan

    keterlibatan, pengetahuan, dan sikap. Kedua faktor ini dianggap

    penting dan nantinya akan dievaluasi dalam proses keputusan

    pembelian konsumen.18

    Berdasarkan beberapa faktor yang telah disebutkan di atas,

    secara garis besar faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif

    16 Ibid., h. 20-22 17 Nugroho J. Setiadi, Perilaku. Konsumen: Perspektif Kontemporer para Motif, Tujuan, dan

    Keinginan Konsumen, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 10-14. 18 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, op.cit., h. 39-40.

  • 20

    seorang konsumen terdiri dari faktor internal dan eksternal yang

    dimana keduanya penting dalam mempengaruhi konsumen dalam

    memutuskan untuk membeli suatu barang atau jasa. Dengan kata

    lain, faktor-faktor tersebut bukan hanya berasal dari dalam diri

    konsumen saja melainkan dari luar konsumen terutama lingkungan

    juga dapat mempengaruhi perilaku konsumtif seorang konsumen

    tersebut.

    4. Uang Elektronik

    A. Pengertian Uang Elektronik

    Secara sederhana, uang elektronik memiliki arti alat

    pembayaran dalam bentuk elektronik dimana nilai uangnya

    disimpan dalam media elektronik tertentu. Dalam Peraturan Bank

    Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 tentang Uang Elektronik, uang

    elektronik adalah instrumen pembayaran yang memenuhi unsur

    sebagai berikut:

    a. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu

    kepada penerbit;

    b. Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media server

    atau chip; dan

    c. Nilai uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukan

    merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam Undang-

    undang yang mengatur mengenai perbankan. Nilai uang

    elektronik juga merupakan nilai uang yang disimpan secara

    elektronik dalam suatu media server atau chip yang dapat

    dipindahkan untuk kepentingan transaksi pembayaran dan/atau

    transfer dana.19

    Bank for International Settlement (BIS) dalam Aneke dkk.,

    mendefinisikan uang elektronik sebagai “produk stored value (nilai

    19 Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 tentang Uang Elektronik, h. 3-4.

  • 21

    tersimpan) atau prepaid (prabayar) dimana catatan dana atau nilai

    yang dimiliki konsumen disimpan pada perangkat elektronik yang

    dimiliki oleh konsumen.20

    Laila Ramadhani dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh

    Penggunaan Uang Elektronik terhadap Pengeluaran Konsumsi

    Mahasiswa” mendefinisikan uang elektronik sebagai alat

    pembayaran yang dapat digunakan untuk berbagai macam jenis

    pembayaran (multi purposed), tidak seperti kartu telepon yang

    merupakan single-purpose prepaid card. 21

    Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa uang elektronik

    merupakan salah satu inovasi instrumen pembayaran yang muncul

    akibat dari dampak perkembangan teknologi yang semakin pesat

    dengan menggunakan media elektronik tertentu yang dimana

    dimiliki konsumen dan telah mendapat izin serta diatur dalam

    Peraturan Bank Indonesia.

    B. Jenis dan Batas Uang Elektronik

    Seperti yang telah tertera dalam Peraturan Bank Indonesia

    Nomor 20/6/PBI/2018 tentang Uang Eletronik mengenai lingkup

    penyelenggaraan uang elektronik, uang jenis ini dibedakan menjadi

    dua, yakni closed loop dan open loop.

    1. Closed loop, yaitu uang Elektronik yang hanya dapat digunakan

    sebagai instrumen pembayaran kepada penyedia barang atau

    jasa yang merupakan penerbit uang elektronik tersebut.

    2. Open loop, yaitu uang elektronik yang dapat digunakan sebagai

    instrumen pembayaran kepada penyedia barang atau jasa yang

    bukan merupakan penerbit uang elektronik tersebut.

    20 Aneke Nurdian Dwi Sari, dkk., “Pengaruh Penggunaan Uang Elektronik terhadap Perilaku

    Konsumen”, Prosiding Hukum Ekonomi Syariah, Vol. 6, No. 1, 2020, h. 2. 21 Laila Ramadhani, op.cit., h. 4.

  • 22

    Dalam hal ini, sebagaimana yang dimaksud dari pernyataan di

    atas, uang elektronik dapat dibedakan berdasarkan media

    penyimpanan dan pencatatan data identitas pengguna.

    1. Media penyimpanan nilai uang elektronik yang berupa:

    a. Server based, yang menggunakan media penyimpanan

    berupa server yang dimana nilai uang elektroniknya hanya

    dicatat pada media elektronik yang dikelola oleh penerbit.

    Seperti T-Cash, Rekening Ponsel, Gopay, OVO, Dana,

    Shopeepay dan sebagainya.

    b. Chip based, yang menggunakan media penyimpanan berupa

    chip yang dimana nilai uang elektroniknya selain dicatat

    pada media elektronik yang dikelola oleh penerbit juga

    dicatat pada media uang elektronik yang dikelola oleh

    pemegang. Hal ini mendukung kemungkinan transaksi

    dilakukan secara offline dan uang elektronik berbasis kartu

    seperti halnya TapCash BNI, Flazz BCA, Brizzi BRI,

    Mandiei e-Money Bank Mandiri, JakCard Bank DKI, dan

    sebagainya.22

    2. Pencatatan data identitas pengguna uang elektronik yang berupa:

    a. Unregistered, yakni uang elektronik yang data identitas

    penggunanya tidak terdaftar dan tidak tercatat pada penerbit.

    Dalam hal ini, batas maksimum nilai Uang Elektronik yang

    tersimpan pada media chip atau server untuk jenis

    unregistered adalah Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah).

    b. Registered, yaitu uang elektronik yang data identitas

    penggunanya terdaftar dan tercatat pada penerbit. Dalam

    kaitan ini, penerbit harus menerapkan prinsip mengenal

    nasabah dalam menerbitkan uang elektronik Registered.

    Adapun batas maksimum nilai uang elektronik yang

    22 Peraturan Bank Indonesia, op.cit., h. 6-7.

  • 23

    tersimpan pada media chip atau server untuk jenis registered

    adalah Rp5.000.000,00 (lima juta Rupiah).23

    Berbagai macam jenis uang elektronik di atas dapat digunakan

    sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dimana pasti berbeda

    antarsatu individu dengan individu lainnya. Sehingga dapat

    disimpulkan bahwa jenis uang elektronik dalam lingkup

    penyelenggaranya dapat dibedakan menjadi closed loop dan open

    loop sedangkan dalam close loop dan open loop uang elektronik

    dapat dibedakan menjadi uang elektronik dengan media

    penyimpanan server dan chip dan data identitas penggunanya dapat

    dibedakan menjadi unregistered dan registered.

    C. Pihak-pihak Penyelenggara Uang Elektronik

    Adanya uang elektronik, tidak terlepas dari adanya pihak-

    pihak penyelenggara uang elektronik. Dalam Peraturan Bank

    Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018, pihak-pihak penyelenggara uang

    elektronik ini harus memuat unsur:

    1. Pemegang kartu adalah pengguna yang sah dari uang elektronik.

    2. Prinsipal adalah bank atau lembaga selain bank yang

    bertanggungjawab atas pengelolaan sistem dan/atau jaringan

    antar anggotanya, baik yang berperan sebagai penerbit dan/atau

    acquirer, dalam transaksi uang elektronik yang kerjasama

    dengan anggotanya didasarkan atas suatu perjanjian tertulis.

    3. Penerbit adalah bank atau lembaga selain bank yang

    menerbitkan uang elektronik.

    4. Acquirer adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan

    kerjasama dengan pedagang (merchant), yang dapat memproses

    uang elektronik yang diterbitkan oleh pihak lain.

    23 Bank Indonesia, Uang Elektronik, (https://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan-

    konsumen/edukasi/produk-dan-jasa-sp/uang-elektronik/Pages/default.aspx). Diakses pada tanggal

    6 April 2020 jam 13.00

    https://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan-konsumen/edukasi/produk-dan-jasa-sp/uang-elektronik/Pages/default.aspxhttps://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan-konsumen/edukasi/produk-dan-jasa-sp/uang-elektronik/Pages/default.aspx

  • 24

    5. Pedagang (merchant) adalah penjual barang dan/atau jasa yang

    menerima pembayaran dari transaksi penggunaan uang

    elektronik.

    6. Penyelenggara kliring adalah bank atau lembaga selain bank

    yang melakukan perhitungan hak dan kewajiban keuangan

    masing-masing penerbit dan/atau acquirer dalam rangka

    transaksi uang elektronik.

    7. Penyelenggara penyelesaian akhir adalah bank atau lembaga

    selain bank yang melakukan dan bertanggungjawab terhadap

    penyelesaian akhir atas hak dan kewajiban keuangan masing-

    masing penerbit dan/atau acquirer dalam rangka transaksi uang

    elektronik berdasarkan hasil perhitungan dari penyelenggara

    kliring.24

    Penyelenggara uang elektronik ini pula harus tetap dilakukan

    dalam mata uang rupiah, memberikan manfaat bagi perekonomian

    Indonesia, dan dilakukan dengan tetap mengedepankan penerapan

    fungsi kehati-hatian, manajemen risiko, serta persaingan usaha yang

    sehat.25 Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa sudah

    terdapat 50 penyelenggara uang elektronik yang telah mendapat izin

    dari Bank Indonesia yang dapat dilihat dari Tabel 2.1 berikut.

    Tabel 2.1 Penyelenggara Uang Elektronik

    No.

    Nama

    No.

    Nama

    Penerbit Server

    Based

    Chip

    Based Penerbit Server

    Based

    Chip

    Based

    1 PT Artajasa

    Pembayaran

    Elektronis

    MYNT E-

    Money

    - 26 PT Visionet

    Internasional

    OVO Cash -

    2 PT Bank

    Central Asia

    Tbk

    Sakuku Flazz 27 PT Inti

    Dunia

    Sukses

    ISaku -

    3 PT Bank CIMB

    Niaga

    Rekening

    Ponsel

    - 28 PT Veritra

    Sentosa

    Internasional

    Paytren -

    24 Bank Indonesia, loc.cit. 25 Peraturan Bank Indonesia, loc.cit.

  • 25

    4 PT Bank DKI Jakarta

    One

    (JakOne)

    JakCard 29 PT Solusi

    Pasti

    Indonesia

    KasPro

    (d/h PayU)

    -

    5 PT Bank

    Mandiri

    (Persero) Tbk

    Mandiri e-

    Cash

    Mandiri

    e-Money

    30 PT Bluepay

    Digital

    Internasional

    Bluepay

    Cash

    -

    6 PT Bank Mega

    Tbk

    Mega

    Virtual

    Mega

    Cash

    31 PT Ezeelink

    Indonesia

    Ezeelink -

    7 PT Bank

    Negara

    Indonesia

    (Persero) Tbk

    UnikQu TapCash 32 PT E2Pay

    Global

    Utama

    M-Bayar -

    8 PT Bank

    Nationalnobu

    Nobu e-

    Money

    Nobu e-

    Money

    33 PT Cakra

    Ultima

    Sejahtera

    DUWIT -

    9 PT Bank

    Permata

    BBM

    Money

    - 34 PT Airpay

    International

    Indonesia

    SHOPEEP

    AY

    -

    10 PT Bank

    Rakyat

    Indonesia

    (Persero) Tbk

    T bank Brizzi 35 PT Bank

    Sinarmas

    Tbk

    Simas E-

    Money

    -

    11 PT Finnet

    Indonesia

    Finpay

    Money (d/h

    Mobile

    Cash)

    - 36 PT

    Transaksi

    Artha

    Gemilang

    OttoCash -

    12 PT Indosat,

    Tbk

    IMkas (d/h

    PayPro d/h

    Dompetku)

    - 37 PT Fintek

    Karya

    Nusantara

    LinkAja -

    13 PT Nusa Satu

    Inti Artha

    DokuPay - 38 PT Max

    Interactives

    Tecnologies

    Zipay -

    14 PT Skye Sab

    Indonesia

    Skye

    Mobile

    Money

    SkyeCard 39 PT Sarana

    Pactindo

    PACCash -

    15 PT

    Telekomunikasi

    Indonesia, Tbk

    Flexy Cash iVas

    Card

    40 PT Datacell

    Infomedia

    PAYDIA -

    16 PT

    Telekomunikasi

    Selular

    T-Cash Tap Izy 41 PT Netzme

    Kreasi

    Indonesia

    Netzme -

  • 26

    17 PT XL Axiata,

    Tbk

    XL Tunai - 42 PT Bank

    BNI Syariah

    Hasanahk

    u

    -

    18 PT Smartfren

    Telecom Tbk

    Uangku - 43 PT MNC

    Teknologi

    Nusantara

    Spinpay -

    19 PT Dompet

    Anak Bangsa

    Gopay - 44 PT Kereta

    Commuter

    Indonesia

    - KMT

    20 PT Witami

    Tunai Mandiri

    Truemoney - 45 PT Mass

    Rapid

    Transit

    - MTT

    21 PT Espay Debit

    Indonesia Koe

    Dana (d/h

    Unik)

    - 46 PT Astra

    Digital Arta

    - Astra

    Pay

    22 PT Bank QNB

    Indonesia Tbk

    Dooet - 47 PT Bank

    OCBC NISP

    - One

    Wallet

    23 PT BPD

    Sumsel Babel

    - BSB

    Cash

    48 PT Rpay

    Finansial

    Digital

    Indonesia

    Yourpay

    24 PT Buana

    Media

    Teknologi

    Gudang

    Voucher

    - 49 PT Visi Jaya

    Indonesia Eidupay

    25 PT Bimasakti

    Multi Sinergi

    Speed

    Cash

    - 50 PT Bank

    Jabar dan

    Banten

    DigiCash

    Sumber: Bank Indonesia (2020)

    Ke-50 penyelenggara uang elektronik tersebut berlomba-

    lomba menarik minat masyarakat untuk menggunakan uang

    elektronik yang diterbitkannya dengan menawarkan berbagai

    macam kemudahan yang dapat memenuhi kebutuhan masing-

    masing penggunanya.

    D. Penggunaan Uang Elektronik

    Penggunaan sistem menurut Davis dalam Lailatu Syifa adalah

    kondisi nyata pada penggunaan sistem. Dikonsepkan dalam bentuk

    pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan

    teknologi. Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka

    meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan

  • 27

    meningkatkan produktivitas mereka, yang tercermin dari kondisi

    nyata penggunaan.26

    Apabila mengacu kepada definisi uang elektronik menurut

    Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018, uang elektronik

    merupakan salah satu bentuk aplikasi sistem yang dimana memuat

    sebuah teknologi di dalamnya. Oleh karena itu, penggunaan uang

    elektronik adalah kondisi nyata dari penggunaan layanan uang

    elektronik oleh masyarakat.

    Dengan uang elektronik, masyarakat akan dimudahkan dalam

    melakukan transaksi pembayaran karena sangat applicable untuk

    melakukan transaksi massal yang nilainya kecil namun frekuensinya

    tinggi dan tidak akan lagi menerima uang kembalian dalam bentuk

    barang akibat pedagang tidak mempunyai uang kembalian bernilai

    kecil (receh).

    E. Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Uang Elektronik

    Penggunaan uang elektronik dipengaruhi oleh beberapa faktor.

    Pada umumnya, penelitian sebelumnya berfokus dengan beberapa

    faktor yang langsung tertuju dengan faktor yang dimaksud seperti

    faktor kemudahan, kemanfaatan, promosi, dan sebagainya, namun

    terdapat pula yang menurunkan dari beberapa faktor yang ada pada

    model TAM (Techonology Acceptance Model) yang dikemukakan

    oleh Fred Davis 1986.

    Davis dalam Indrawati dkk. mengembangkan TAM, untuk

    digunakan untuk mengukur mengapa sikap (attitude) dan

    kepercayaan (beliefs) konsumen dapat berpengaruh terhadap

    perilaku konsumen dalam menerima atau menolak produk sistem

    informasi dan membaginya menjadi dua determinan utama sebagai

    26 Lailatu Syifa, op.cit., h. 35.

  • 28

    dasar hubungan terkait penggunaan sistem, yaitu perceived

    usefulness (kemanfaatan) dan perceived ease of use (kemudahan).27

    Dalam hal ini, perceived ease of use (kemudahan) menurut

    Davis dalam Indrawati dkk. diartikan sejauh mana seseorang yakin

    bahwa menggunakan sistem tertentu tidak memerlukan usaha yang

    keras atau dengan kata lain mudah.28 Sedangkan Dewi Fatmasari

    dan Sri Wulandari menjelaskan perceived easy of use (kemudahan)

    mengacu sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan

    sistem tertentu akan bebas dari upaya, kata kemudahan memiliki

    definisi kebebasan dari kesulitan atau usaha besar.29 Disamping itu,

    perceived easy to use (kemudahan) yang dikemukakan oleh Davis

    dalam Rithmaya diartikan sebuah teknologi didefinisikan sebagai

    suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa komputer atau sistem

    dapat dengan mudah dipahami dan digunakan. Indikator yang

    digunakan untuk mengukur perceived easy to use ini menurut Davis

    adalah mudah dipelajari, fleksibel, dapat mengontrol pekerjaan,

    serta mudah digunakan.30

    Keempat indikator kemudahan penggunaan menurut Davis

    tersebut apabila ditarik korelasinya dengan penggunaan uang

    elektronik dapat dijelaskan sebagai berikut.

    1. Mudah dipelajari

    Pemahaman uang elektronik dapat diperoleh dari agen

    layanan keuangan digital maupun akses pribadi melalui telepon

    genggam.31 Dengan demikian, uang elektronik sangatlah mudah

    dimengerti dan dapat digunakan sesuai kebutuhan para

    penggunanya.

    27 Indrawati, dkk., op.cit., h. 20 28 Ibid., h. 20. 29 Dewi Fatmasari dan Sri Wulandari, op.cit., h. 96. 30 Chitra Laksmi Rithmaya, loc.cit. 31 Dien Ilham Genady, “Pengaruh Kemudahan, Kemanfaatan, dan Promosi Uang Elektronik

    terhadap Keputusan Penggunaan Uang Elektronik di Masyarakat (Studi Kasus di Provinsi DKI

    Jakarta)”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2018, h. 27.

  • 29

    2. Fleksibel

    Fleksibel dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki

    arti luwes, mudah, dan cepat menyesuaikan diri.32 Uang

    elektronik dapat digunakan pada mechant yang sudah

    bekerjasama dengan bank, pengaplikasiannya sudah banyak

    berkaitan dengan transportasi, parkir, tol, fast food, dan

    sebagainya yang mudah dijangkau oleh para penggunanya. Di

    samping itu pengisian ulang saldo uang elektronik dapat mudah

    dilakukan melalui bank, ATM, mobile banking ataupun pada

    minimarket tertentu.33 Dengan demikian, penggunaan uang

    elektronik dapat dilakukan dimana dan kapanpun sehingga dapat

    disesuaikan dengan penggunanya.

    3. Dapat mengontrol pekerjaan

    Penggunaan uang elektronik mengandung nilai praktis hanya

    dengan dua syarat, yakni adanya saldo dalam uang elektronik

    dan mesin untuk bertransaksi. Dengan demikian, uang

    elektronik dapat membantu mempercepat pekerja penggunanya

    dan transaksi yang dilakukan.

    4. Mudah digunakan

    Uang elektronik merupakan alternatif instrumen

    pembayaran. Apabila seseorang ingin menggunakan uang

    elektronik, maka hanya harus memastikan uang elektronik

    tersebut memiliki saldo yang cukup. Cara penggunaannya pun

    mudah hanya dengan menempelkan (tap) kartu ke mesin

    Electronic Data Capture (EDC) bagi uang elektronik berbasis

    chip dan mengatur layanan sesuai yang diinginkan bagi uang

    elektronik berbasis server.34

    32 KBBI Daring Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, (https://kbbi.kemdikbud.go.id/). Diakses

    pada tanggal 19 Agustus 2020 pukul 22.47. 33 Dien Ilham Genady, loc.cit. 34 Ibid., h. 26.

    https://kbbi.kemdikbud.go.id/

  • 30

    Dari dua faktor penggunaan yang dikemukakan Davis

    tersebut, peneliti mengambil pendapat Davis mengenai kemudahan

    dalam menggunakan uang elektronik. Hal ini sejalan dengan

    penelitian-penelitian sebelumnya mengenai faktor kemudahan yang

    dapat mempengaruhi seseorang dalam menggunakan uang

    elektronik. Sehingga peneliti menggunakan indikator kemudahan

    penggunaan yang juga dikemukakan Davis, yakni mudah dipelajari,

    fleksibel, dapat mengontrol pekerjaan, dan mudah digunakan.

    Sesuai dengan keadaan seseorang ketika menggunakan suatu

    teknologi bukan hanya karena kemudahan seperti mudah dipelajari

    dan mudah digunakan saja melainkan juga dapat membantu untuk

    mengontrol pekerjaan dan fleksibel dalam penggunaannya.

    F. Uang Elektronik Mode Baru Konsumtif Masyarakat Kelas

    Menengah

    Sosialisasi dan kampanye penggunaan uang elektronik telah

    dicanangkan oleh Bank Indonesia sejak 2014 melalui Gerakan

    Nasional Non Tunai (GNNT). Gerakan Nasional Non Tunai

    (GNNT) merupakan gerakan yang ditunjukan untuk meningkatkan

    kesadaran masyarakat terhadap penggunaan instrumen non tunai

    yang secara berangsur-angsur akan membentuk suatu komunitas

    atau masyarakat yang menggunakan instrumen non tunai (Less Cash

    Society/LSC) dalam melakukan kegiatan ekonominya.35 Lambat

    laun perkembangan transaksi pembayaran menuju less cash society

    menjadi trend yang tidak bisa dihindari. Begitu halnya dengan

    peningkatan penggunaan teknologi digital dalam melakukan

    kegiatan konsumsi.

    Dalam era seperti ini, peran teknologi sangat menentukan

    motif konsumsi yang dilakukan oleh publik terutama masyarakat

    35 Tirta Segara, Bank Indonesia Mencanangkan Gerakan Non Tunai, 2014,

    (https://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-pers/pages/sp_165814.aspx). Diakses pada tanggal 20

    Juli 2020 jam 17.54.

    https://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-pers/pages/sp_165814.aspx

  • 31

    kelas menengah. Less Cash Society dengan uang elektronik telah

    menimbulkan berbagai perubahan sosial dalam masyarakat kelas

    menengah Indonesia.36 Masyarakat ini merupakan masyarakat yang

    cepat mengakses informasi dan teknologi. Oleh karena itu,

    perkembangan teknologi dengan uang elektronik akan cepat

    menyebar.

    Kini masyarakat kelas menengah tersebut sudah menerima dan

    terbiasa menggunakan uang elektronik sebagai pembayaran yang

    sah dalam transaksi. Hal ini terjadi karena kalangan tersebut

    senantiasa menuntut segala kepraktisan dan kemudahan dalam

    melakukan berbagai transaksi. Pada umumnya, mereka ingin

    menampilkan sisi kepraktisan namun masih elegan.

    Hasil analisis konsumsi dalam kasus kelas menengah

    Indonesia melalui skema masyarakat non tunai (less cash society)

    yang dilakukan oleh Warsisto Raharjo Jati menemukan bahwa

    teknologi secara jelas berperan penting mendorong konsumsi kelas

    menengah Indonesia agar lebih konsumtif. Kehadiran uang

    elektronik menjadi salah satu cara mendorong masyarakat menjadi

    konsumtif. Selain itu, adanya sentuhan teknologi dalam konsumsi

    melalui uang elektronik telah memberikan warna baru dalam

    memaknai konsumsi. Konsumsi tidak hanya menggunakan fungsi

    utilitasnya untuk dihabiskan, namun juga fungsi identitas yang perlu

    dipenuhi.37

    Dengan demikian, penggunaan uang elektronik secara tidak

    langsung dapat mempengaruhi pola konsumsi seseorang, terlebih

    lagi pada masyarakat yang cepat mengakses informasi dan teknologi

    serta senantiasa menuntut segala kepraktisan dan kemudahan dalam

    melakukan berbagai transaksi. Mereka akan mudah menerima

    36 Warsisto Raharjo Jati, “Less Cash Society: Mengakar Mode Konsumerisme Baru Kelas

    Menengah Indonesia”, Jurnal Sosioteknologi, Vol. 14, No. 2, 2015, h. 109. 37 Ibid., h. 110-112.

  • 32

    hadirnya uang elektronik dan menggunakannya sebagai pengganti

    dompet untuk belanja atau mengakses keperluan lain. Hal inilah

    dapat mendorong seseorang menjadi konsumtif dan memberi makna

    baru dalam berkonsumsi.

    B. Hasil Penelitian yang Relevan

    Penelitian yang relevan berguna untuk menghindari kesamaan baik variabel

    maupun judul sebagai upaya pengembangan pelaksanaan penelitian. Pada

    bagian ini juga dijelaskan persamaan dan perbedaan dari penelitian sebelumnya.

    Berikut ringkasan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

    sebelumnya.

    1. Laila Ramadhani (2016) dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Penggunaan

    Kartu Debit dan Uang Elektronik (E-Money) terhadap Pengeluaran

    Konsumsi Mahasiswa”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

    penggunaan kartu debit dan uang elektronik (e-money) terhadap

    pengeluaran konsumsi mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas

    Negeri Malang tahun angkatan 2014 yang telah menempuh beberapa mata

    kuliah yang berkaitan dengan keuangan dan perbankan sehingga lebih

    paham mengenai kartu debit dan uang elektronik (e-money) dengan teknik

    pengambilan sampel purposive sampling dan metode analisis regresi linier

    sederhana. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh

    positif dan signifikan antara penggunaan kartu debit dan uang elektronik (e-

    money) terhadap pengeluaran konsumsi mahasiswa. 38

    2. Aneke Nurdian Dwi Sari, Zaini Abdul Malik, dan Yayat Rahmat Hidayat

    (2020) dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Uang Elektronik

    (E-Money) terhadap Perilaku Konsumen”. Penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui perilaku konsumen menurut Islam, perilaku konsumen

    mahasiswa jurusan hukum ekonomi syari’ah angkatan 2015 setelah

    menggunakan e-money, dan pengaruh penggunaan uang elektronik (e-

    money) terhadap perilaku konsumen mahasiswa jurusan hukum ekonomi

    38 Laila Ramadhani, op.cit.

  • 33

    syari’ah. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

    metode analisis regresi sederhana serta teknik pengambilan sampel dengan

    menggunakan teknik simple random sampling. Adapun hasil penelitian ini

    adalah uang elektronik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

    perilaku konsumen berdasarkan faktor agama.39

    3. Warsisto Raharjo Jati (2015) dalam jurnal yang berjudul “Less Cash

    Society: Mengakar Mode Konsumerisme Baru Kelas Menengah Indonesia”.

    Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library