PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK ADVANCE...
Transcript of PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK ADVANCE...
PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK ADVANCE ORGANIZER
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI 1 GUNUNG SINDUR TAHUN AJARAN 2019/2020
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
DITA NURUL AHDIANI
11150150000032
JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TRBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020
LEM[BAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi bettudul``Pengaruh Penggunaan Teknik∠ ごッα“
cι θrgα
“たιF Terhadap
Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri l Gunungsindur Tahun
村 aran 2019/2020"oleh Dita Nurul Ahdiani,NIM lH50150000032,dittukan
kepada Fakultas IIInu Tal‐ biyah dan Klegiuruan, Universitas lslanl Negeri Syarif
HidayatuIIah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam l巧 ian Munaqasah pada
tangga1 02 Juli 2020 dihl愛 lapan dewan peng可 i`Karena itu penulis berhak
memperolch gelar S崎稗a(Sl)dalttn bdang Tadris llmu Pengetahuan S9siJ.
」akadaぅ 02 Juli 2020:
Panitia可14,Mutaqasah
聰 tnaSttang(Ket戯■odi■
「
助 i■r,I17attPuwanto.IttPdNコP.197304242008011012
Sckreta面isSidang cSehrda口 sProdroPs)Aュdri Noor,Ardhnsyah今 璽LSiNIP.198403122015031002
DosenFettgtti I
DL SOdi皿■,M.Si斑 DN`2022028704
DosenPenguJl II
〕焦Nov鵞独盤二NugrOho,MaFd贈 。197611182011011006
10´ 0■ 2́02o
lo´ 07‐ 9咆乃
V,電etahui
DlettLnFakultaJlmITttrbwahdan]腱 CIじguruanUコN Syarl■idayatullah」akaHa
TandaT創曜ran
191998032001
゛
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yttg bertttda tangtt di bawtt ini:
Dita Nurul Ahdiani
ll150150000032
1lmu Tarbiyah dan Keguruan
Pendidikan 11lnu Pengetahuan SOsial
Jln.Tttjung Kp.Bulak Rt 02/05 Desa Padurenan Kec。
Gunungsindur
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yttg bettudul"セ ル“lil∠力α
“c`θ ttα
“たgr■ニカαグ″ MθガッαSJ
Bι JaJiαr IPS Sお″α ル 滋s /ffr SMP Fβ“gαr“力 F“J男「
““αα
“ “NEGERI I
GしTVじ7V 駅 9'adalah benar hasil karya sendiri di bawah bilnbingan dosen:
Nama
NIM
Fakultas
Jurusan
Alamat
Andri Noor Ardiansyah Mo Si
198403122015031002
Anissa Windani,M.sc
198208022011012005
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Nama Pembilnbing I
NIP
NEIna Pembilnbing II
NIP
Jakatta,02 Juli 2020
Dita Nurul Ahditti
i
ABSTRAK
Dita Nurul Ahdiani, NIM 11150150000032, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Pengaruh Penggunaan Teknik Advance
organizer Terhadap Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP NEGERI 1
GUNUNG SINDUR Tahun Ajaran 2019/2020.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
Advance Organizer terhadap motivasi belajar IPS siswa. Penelitian ini
dilaksanakan di SMP Negeri 1 Gunungsindur. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan rancangan penelitian
posttest Only Control Design. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian dibagi menjadi dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Sampel
penelitian untuk kelas eksperimen berjumlah 37 siswa dengan menggunakan
model pembelajaran Advance Organizer. Sampel untuk kelas kontrol berjumlah
38 siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah angket motivasi belajar dengan 4 skala
likert, selain menggunakan angket penelitian ini juga menggunakan wawancara
dan observasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penerapan model
pembelajan Advance organizer dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal
ini dapat dibuktikan dalam pengolahan data dengan menggunakan SPSS 20.
Bahwa ada pengaruh yang signifikan dengan menggunakan model pembelajaran
Advance organizer terhadap motivasi belajar sebesar 7%. Hal ini menunjukan
bahwa metode pembelajaran yang menggunakan teknik Advance organizer dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga model pembelasjaran Advance
Organizer bisa diterapkan dikemudian hari oleh setiap guru yang akan
melaksakanan kegiatan mengajar.
Kata Kunci : Model Pembelajaran Advance organizer dan Motivasi belajar Siswa
ii
ABSTRACT
Dita Nurul Ahdiani, NIM 11150150000032, Faculty of Tarbiyah and
Teacher Training, Department of Social Sciences Education, Syarif
Hidayatullah State Islamic University, Jakarta, The Effect of Using Advance
Organizer Techniques on Social Learning Motivation of Class VIII Students of
SMP NEGERI 1 GUNUNG SINDUR Academic Year 2019/2020.
This study aims to determine the effect of the Advance Organizer learning model
on students' social studies motivation. This research was conducted at SMP
Negeri 1 Gunungsindur. The research method used in this study was a quasi
experiment with the posttest Only Control Design research design. Sampling is
done by using purposive sampling technique.The research sample was divided
into two groups: the experimental group and the control class group. The
research sample for the experimental class amounted to 37 students using the
Advance Organizer learning model. The sample for the control class was 38
students using conventional learning models. The data collection technique used
was a learning motivation questionnaire with 4 Likert scales, in addition to using
the research questionnaire also using interviews and observations. The results
revealed that the application of the Advance organizer learning model can
increase student motivation.This can be proven in data processing using SPSS 20.
That there is a significant effect using the Advance organizer learning model on
learning motivation of 7%. This shows that learning methods that use Advance
organizer techniques can increase student motivation so that the Advanced
Organizer learning model can be applied in the future by every teacher who will
carry out teaching activities.
(Keywords: Advance organizer Learning Model and Student learning
motivation)
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahannya rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Teknik Advance organizer Terhadap
Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Gunung Sindur”
Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, yang mendidik dan membawa umatnya dari zaman kegelapan
sampai zaman yang terang benerang.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan di Jurusan
Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dalam proses
penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak sekali bantuan, bimbingan
serta dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis juga
bermaksud menyampaikan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA, sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
bersedia meluangkan waktu, membimbing, memberi arahan, menasehati, dan
memotivasi penulis dengan semangat dan kesabaran
iv
6. Ibu Anissa Windarti, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah
bersedia meluangkan waktu, membimbing, memberi arahan, menasehati, dan
memotivasi penulis dengan semangat dan kesabaran
7. Seluruh Dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang tidak bisa
disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat penulis, yang
telah mendidik dan memberikan banyak ilmu kepada penulis dengan penuh
kesabaran.
8. Drs. Basrudin selaku Kepala Sekolah Smpn 1 Gunungindur yang telah
memberikan izin dan partisipasinya dalam penelitian ini
9. Bapak Aep Supranata S.Pd dan Bapak Yaniss S. Pd selaku Guru Bidang Studi
IPS yang telah banyak membimbing dan memberi banyak masukan kepada
penulis
10. Teruntuk Umi Hani, Bapak Dayat, dan Nenek Siti sosok yang selalu memberi
dukungan moral dan materil kepada peneliti dari awal sampai akhir
perkuliahan. Kata terima kasih rasanya terlalu sederhana untuk semua
keringat dan air mata beliau. Semoga Allah senantiasa membalas semua
ikhtiar, kesabaran, kasih sayang dan cinta yang diberikan kepada Dita selama
ini. I would never be S. Pd without them!
11. Ary anjaury, suami tercinta yang telah setia menemani, memotivasi dalam
proses penyelesaian skripsi ini. Hadirmu, sungguh memberi semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Kepada One of the best sister in my life. Fifih Fauziah, Naelan Nurilah,
Fajriatunisa, Dhita Haryani, Dewi Hanafi. yang selalu memberikan bantuan,
dukungan, motivasi, semangat, keceriaan, dan menghibur penulis ketika
merasa tidak mampu menyelesaikan berbagai tugas dan semoga persahabatan
kita tak lekang oleh waktu.
13. Ridho Rachman, kak Dani, Danindra Anindhiya, Selmadina. yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelasaikan skripsi ini, Semoga Allah
senantiasa membalas semua kebaikan kalian.
14. Nadia citra, Amy Amelia, Tohir Anwarudin, Ghiska primayana, Tikaimanda,
Adhitya Furqon, Alfian, Nikiwan, Sarah Mutiara, terimakasi karena tak jemu-
v
jemu menyemangati.semoga persahabatan selalu terjaga dalam rahmat-Nya.
Thanks for always be there!
15. Teman-teman Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan tahun 2015
khususnya konsentrasi Geografi yang telah memberikan pengalaman dan
warna selama menjalani perkuliahan
16. Semua pihak yang penulis sadari atau tidak sadari turut membantu secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu
Jakarta, 02 Juli 2020
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xi
BAB I .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................... 3
C. Pembatas Masalah ...................................................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ................................................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 4
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................................ 6
A. Deskripsi Teoritis .................................................................................................... 6
1. Belajar ................................................................................................................. 6
2. Model Pembelajaran Advance organizer .......................................................... 10
3. Kajian Tentang Motivasi ................................................................................... 15
4. Ilmu Pengetahuan Sosial ................................................................................... 21
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................................. 24
C. Kerangka Berfikir ................................................................................................. 26
BAB III ............................................................................................................................. 28
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................... 28
1. Tempat Penelitian ............................................................................................. 28
2. Waktu Penelitian ............................................................................................... 28
B. Metodologi Penelitian .............................................................................................. 29
C. Populasi dan Sampel ................................................................................................ 30
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 31
E. Variabel Penelitian ................................................................................................... 31
F. Instrumen Penelitian ................................................................................................. 32
G. Uji Statistik .............................................................................................................. 36
H. Teknik Analisis Data ................................................................................................ 38
BAB IV ............................................................................................................................. 44
vii
A. Hasil Penelitian ..................................................................................................... 44
1. Data Objek Penelitian ....................................................................................... 44
2. Hasil Uji Statistik .............................................................................................. 48
3. Deskripsi Data Non Test ................................................................................... 54
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................................ 69
C. Keterbatasan Penelitian ......................................................................................... 70
BAB V .............................................................................................................................. 72
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 72
B. Saran ..................................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 74
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Susunan Waktu Penelitian ............................................................................... 29
Tabel 3. 2 Kisi-kisi kuisioner (angket).............................................................................. 33
Tabel 3. 3 Pedoman observasi guru ................................................................................. 34
Tabel 3. 4 Pedoman observasi siswa kelas eksperimen .................................................... 35
Tabel 3. 5 Pedoman wawancara guru ............................................................................... 36
Tabel 3. 6 Pedoman wawancara siswa .............................................................................. 36
Tabel 4. 1 Daftar Guru Bidang Studi ................................................................................ 45
Tabel 4. 2 Sarana dan Prasarana ....................................................................................... 46
Tabel 4. 3 Data ruang belajar lainnya ............................................................................... 47
Tabel 4. 4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas ....................................................................... 48
Tabel 4. 5 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas ....................................................................... 48
Tabel 4. 6 Reliability Statistics ......................................................................................... 49
Tabel 4. 7 Reliability Statistics ......................................................................................... 49
Tabel 4. 8 Hasil Uji Normalitas ........................................................................................ 50
Tabel 4. 9 Test of Homogeneity of Variances .................................................................. 50
Tabel 4. 10 Coefficient ..................................................................................................... 52
Tabel 4. 11 Model Summary ANOVA ............................................................................. 52
Tabel 4. 14 Group Statistics .............................................................................................. 53
Tabel 4. 15 Independent Samples Test ............................................................................. 54
Tabel 4. 16 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ...................................... 55
Tabel 4. 17 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Kelas Kontrol ............................................. 56
Tabel 4. 18 proses pembelajaran didalam kelas kontrol ................................................... 57
Tabel 4. 19 Pertanyaan nomor 1 (Saya mampu berpikir kritis pada saat belajar) ............. 57
Tabel 4. 20 Pertanyaan nomor 2 (Saya mampu menjelaskan pembelajaran sebelumnya
dengan baik) ...................................................................................................................... 58
Tabel 4. 21 Pertanyaan nomor 3 (saya mampu untuk berdiskusi dengan teman saat
belajar) .............................................................................................................................. 59
Tabel 4. 22 Pertanyaan nomor 4 (Saya suka untuk membaca buku ketika jam istirahat) . 59
Tabel 4. 23 Pertanyaan nomor 5 ( sebelum berangkat sekolah saya menyempatkan untuk
membaca buku) ................................................................................................................. 60
Tabel 4. 24 Pertanyaan nomor 6 (Saya mampu mendengar orang lain dengan baik ketika
mengutarakan pendapatnya) ............................................................................................. 60
ix
Tabel 4. 25 Pertanyaan nomor 7 (Saya mudah menyerap ilmu baru yang diberikan oleh
guru) .................................................................................................................................. 61
Tabel 4. 26 Pertanyaan nomor 8 (Saya mampu melanjutkan ilmu yang sudah saya miliki
dan mengembangkannya) ................................................................................................. 61
Tabel 4. 27 Pertanyaan nomor 9 (Saya bisa memahami mata pelajaran yang di berikan
dengan baik) ...................................................................................................................... 62
Tabel 4. 28 Pertanyaan nomor 10 (Saya mampu untuk mengkaitkan materi sebelumnya
dengan materi baru) .......................................................................................................... 62
Tabel 4. 29 Pertanyaan nomor 11(Saya belajar dengan rajin agar menjadi orang yang
sukses dimasa depan) ........................................................................................................ 63
Tabel 4. 30 Pertanyaan nomor 12 (Saya berkeinginan untuk menjadi siswa yang teladan)
.......................................................................................................................................... 63
Tabel 4. 31 Pertanyaan nomor 13 (Saya ingin menjadi siswa yang pintar) ...................... 64
Tabel 4. 32 Pertanyaan nomor14 (Saya memiliki jadwal belajar setiap harinya) ............. 64
Tabel 4. 33 Pertanyaan nomor 15 (Saya selalu mengulang pelajaran yang dipelajari saat
sekolah) ............................................................................................................................. 64
Tabel 4. 34 Pertanyaan nomor 16 (Saya memiliki kelompok belajar saat disekolah) ...... 65
Tabel 4. 35 Pertanyaan nomor 17 (Saya berlomba-lomba dengan teman agar menjadi
yang terbaik) ..................................................................................................................... 65
Tabel 4. 36 pertanyaan nomor 18 (Saya berusaha dengan keras agar menjadi juara kelas)
.......................................................................................................................................... 66
Tabel 4. 37 Pertanyaan nomor 19 (Saya biasanya merasa terpacu jika teman saya menjadi
perwakilan olimpiade disekolah) ...................................................................................... 66
Tabel 4. 38 Pertanyaan nomor 20 (Saya berusaha untuk mengapai mimpi yang saya
miliki) ................................................................................................................................ 67
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Berfikir .............................................................................. 29
Gambar 3. 1 Peta Kecamatan Gunung Sindur.. ..................................................... 30
Gambar 3. 2 Rancangan penelitian ........................................................................ 32
Gambar 4. 1 proses pembelajaran dikelas eksperimen .......................................... 62
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 2 Kuesioner
Lampiran 3 Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Lampiran 4 Hasil Observasi Kelas Eksperimen
Lampiran 5 Hasil Observasi Kelas Kontrol
Lampiran 6 Pertanyaan Wawancara Guru
Lampiran 7 Hasil Wawancara Guru
Lampiran 8 Pertanyaan Wawancara Siswa
Lampiran 9 Hasil Wawancara Siswa
Lampiran 10 Hasil Pengolahan Data
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses mencerdaskan kehidupan bangsa,
meningkatkan kualitas anak bangsa, serta mewujudkan tujuan nasional bangsa
Indonesia, proses pendidikan yang dilakukan disekolah merupakan kegiatan
pendidikan belajar dan mengajar untuk mencapai tujuan, pendidikan adalah
suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri
sebaik mungkin terhadap lingkungannya serta menimbulkan perubahan dalam
dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam
kehidupan masyarakat.1
Undang-undang Republik Indonesia Nomor Tahun 2003 tentang
Pendidikan Nasional menyatakan “pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.”2
Pendidikan memiliki peran strategis menyiapkan generasi berkualitas
untuk masa depan Negara. Bagi setiap orangtua, masyarakat, dan bangsa,
pemenuhan akan pendidikan menjadi kebutuhan pokok. Pendidikan dijadikan
sebagai suatu institusi yang menyelenggarakan pengajaran, dan sekolahpun
harus memenuhi bermacam ragam persyaratan antara lain: murid, guru,
program pendidikan, asrama, sarana dan fasilitas. Untuk berjalannya kegiatan
belajar dan mengajar yang efektif dan menyenangkan maka Guru harus
memiliki cara belajar yang menyenangkan siswa dan mempunyai strategi-
strategi belajar tertentu, teknik mengajar yang baik harus diganti dengan
1 Oemajar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2001), cet Ke-1,
h.79 2 Undang-undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
2
teknik belajar yang baik dimana titik berat pemberian materi pembelajaran
harus digeser menjadi pemberian kemampuan yang relevan dengan dengan
kebutuhan siswa untuk belajar. Salah satu teknik belajar yang baik yang dapat
diterapkan pada pelajaran IPS yaitu dengan model pembelajaran Advance
organizer. Advance organizer diperkenalkan oleh David Ausebel.
IPS secara umum menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006, yaitu
agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Mengenal konsep yang
berkaitan dengan dengan masyarakat dan lingkungan; (2) Memiliki
kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) Memiliki
komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; dan (4)
Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global.3 Selain itu
pada mata pembelajaran IPS juga lebih menekankan hanya pada aspek
pengetahuan, berpusat pada guru (teacher center). Mengarahkan bahan
pembelajaran berupa informasi yang tidak mengembangkan siswa untuk
berpikir kritis tetapi hanya membentuk budaya menghafal. Dalam
pelaksanaannya pembelajaran IPS sangat menjemukan dan mengakibatkan
pelajaran IPS kurang menarik padahal seharusnya tugas dari guru bidang studi
IPS wajib berusaha secara optimum merebut minat siswa karena minat
merupakan modal utama dalam keberhasilan pembelajaran IPS sehingga dapat
meningkatkanhasil belajar dan motivasi belajar siswa.
Berkaitan dengan hal tersebut banyak permasalahan-permasalahan
yang ditemui di SMPN 1 Gunung Sindur sehingga membuat siswa kurang
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran IPS, Hambatan yang ditemui di
SMPN 1 GUNUNG SINDUR dalam pembelajaran IPS adalah kurangnya
kemampuan dan kreativitas guru dalam mengemas materi sehingga
mempengaruhi motivasi belajar. Guru masih menggunakan metode ceramah,
teknik mencatatyang klasikal, dan belum pernah menggunakan teknik
3 Permendiknas No. 22 tahun 2006
3
Advance organizer. Guru juga belum optimal dalam melibatkan siswa secara
aktif. Permasalahan tersebut akan menimbulkan dampak yang kurang baik.
Hal tersebut akan menimbulkan Pencapaian hasil belajar IPS yang kurang
optimal.
Pada penelitian ini, penulis ingin meneliti terkait dengan permasalahan
siswa dalam memahami mata pelajaran IPS yaitu : (1) siswa kurang
menguasai konsep dengan baik ; (2) kurangnya motivasi siswa untuk meraih
nilai akademis yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh situasi dan kondisi
pendidikan dalam lingkungan keluarga yang kurang mendukung ; (3)
merabaknya sikap instan yang melanda kehidupan kaum remaja. Hal ini
disebabkan oleh kuatnya sikap maupun prinsip masyarakat yang cenderung
memberikan berbagai perilaku anomali sosial berlangsung ditengah-tengah
panggung kehidupan sosial; (4) dalam proses pembelajaaran guru jarang
memperhatikan konsep prasyarat yang harus dikuasai siswa sebelum
menjelaskan materi baru ; (5) guru jarang sekali menjelaskan jalinan konsep-
konsep antara materi. Guru sebagai ujung tombak pembelajaran perlu
merubah paradigma dalam pembelajaran, yaitu untuk kreatif mengembangkan
keterampilan siswa yang dapat mendorong siswa untuk membangun
pengetahuan, pemahaman mereka, serta dapat mengoptimalkan rasa ingin tahu
sekaligus menimbulkan rasa senang siswa dalam pembelajaran berlangsung.
Adanya beberapa masalah yang diteliti saat observasi dan wawancara
memancing keinginan peneliti untuk untuk mengembangkan motivasi belajar
siswa SMPN 1 GUNUNG SINDUR khususnya pada mata pelajaran IPS.
Salah satunya dengan cara meningkatkan kretivitas siswa dalam mengkaitkan
materi lama dengan yang baru dengan teknik Advance organizer.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat di
identifikasikan permasalahan yang terjadi Di SMPN 1 GUNUNG SUINDUR
dalam motivasi belajar siswa. Masalah-masalah yang terjadi dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
4
1. Penggunaan metode pembelajaran IPS kurang bervariasi, hal ini
ditunjukan dengan penggunaan metode ceramah dalam setiap
pembelajaran.
2. Penggunaan teknik mencatat masih klasikal, yaitu teknik mencatat biasa
dan guru belum pernah mencoba metode advice organizer
3. Pemanfaatan sumber belajar dan fasilitas belajar disekolah masih kurang
C. Pembatas Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dijelaskan diatas, maka
masalah yang diteliti dibatasi pada:
1. Penggunaan metode pembelajaan IPS kurang bervariasi, hal ini ditunjukan
dengan penggunaan metode ceramah dalam setiap pembelajaran
2. Motivasi belajar siswa masih rendah, hal ini terbukti dengan siswa tidak
mendengarkan ketika guru menjelaskan materi, siswa tidak belajar lagi
dirumah jika tidak disuruh orangtua nya, siswa tidak belajar jika tidak ada
PR, dan melihat jawaban teman ketika mengerjakan tugas.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatas masalah diatas, permasalahan penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut: ”Apakah penggunaan teknik Advace
Organizer berpengaruh terhadap motivasi motivasi belajar IPS siswa kelas
VIII SMPN 1 GUNUNG SINDUR tahun ajaran 2019/2020?”
E. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
penggunaan teknik Advance Organizer terhadap motivasi belajar IPS siswa
kelas VIII SMPN 1 GUNUNG SINDUR tahun ajaran 2019/1020
F. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, dapat diperoleh beberapa
manfaat, manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
5
1. Manfaat teoritis
a. Mengembangkan teknik pembelajaran yang menyenangkan dan
kreatif
b. Memperkuat teori bahwa teknik Advance Organizer berpengaruh
terhadap motivasi belajar siswa
2. Manfaat praktis
a. Bagi pihak sekolah, dapat memberikan sumbangan yang baik bagi
sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan kualitas pendidikan baik secara khusus pada kelas yang
diteliti maupun secara umum.
b. Bagi Guru, hasil penelitian ini sebagai bahan masukan agar selalu
memperhatikan motivasi belajar siswa, menambahkan pengetahuan
tentang manfaat teknik Advance Organizer, dan memotivasi untuk
menerapkan teknik pembelajaran yang lebih bervariasi sehingga
materi pembelajaran akan lebih menarik.
c. Bagi peneliti lain, untuk mencari inovasi pembelajaran yang
diperlukan bagi perbaikan kualitas pembelajaran IPS
d. Bagi siswa, penellitian ini dapat digunakan sebagai salah satu cara
menumbuhkan motivasi belajar khususnya mata pelajaran IPS.
6
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Belajar
Belajar pada hakikatnya merupakan proses mencari ilmu
pengetahuan yang muaranya tiada lain untuk memperoleh nilai-nilai, ilmu
pengetahuan, dan keterampilan praktis dalam upaya untuk menjadi
menusia yang sempurna.1
a. Teori Belajar Behavioris
Menurut Skinner dalam Driscoll (2000), untuk mengamati
konsekuensi dari perilaku dapat ditunjukkan dalam perilaku
berikutnya, apakah cenderung diulangi atau diambil sebagai pelaiaran.
Misalnya, seorang siswa yang mendapat hadiah dari gurunya berupa
senyum ketika meminta perhatian didalam ruang kelas kemungkinan
besar mengikuti arahan gurunya daripada siswa lain yang perilakunya
tidak tampak dan tidak pernah ditegur. Sama juga dengan ketika ada
seorang siswa/mahasiswa ingin menerapkan strategi baru dalam
mencari informasi dengan menggunakan internet dan berhasil
mendapatkannya, kemungkinan besar anak tersebut akan tetap
menggunakan internet itu untuk mencari informasi serupa pada hari-
hari berikutnya. Hal inilah yang dikatakan oleh Suparman dikatakan
dalam prinsip pertama pembelaiaran, yakni “Respons-respons baru
(new responses) diulang sebagai akibat dari respons tersebut.”
Oleh karena itu, belaiar adalah perubahan dalam tingkah laku
sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons. Belaiar
menurut kaum behavioris menekankan pada perubahan perilaku yang
dapat diamati dari hasil hubungan timbal balik antara guru sebagai
11 Muhamad yaumi, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran disesuaikan dengan kurikulum 2013
(Jakarta, kencana prenada media grup: 2013) h.27
7
pemberi stimulus dan murid sebagai perespons tindakan stimulus yang
diberikan. Beberapa teori belaiar yang dikembangkan dari teori
behavioris adalah teori classical conditioning dari Ivan Pavlov,
connectionism dari Thorndike, dan teori operant conditioning dari
Skinner, diantaranya:2
1) Teori classical conditioning didasarkan atas reaksi sistem tak
terkontrol didalam diri seseorang dan reaksi emosional yang
dikontrol oleh sistem syaraf otonom serta gerak refleks setelah
menerima stimulus dari luar.
2) Teori connectionism, menekankan pada iaringan asosiasi atau
hubungan antara stimulus dan respons yang kemudian disebut S-R
bond theory. Dalam hubungan antara stimulus dan respons ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, sehingga Thorndike merumuskan
tiga hukum belaiar, yakni: (1) law of readiness, yaitu bahwa belaiar
akan teriadi bila ada kesiapan pada diri individu; (2) law of
excercise, yaitu bahwa hubungan antara stimulus dan respons
dalam proses belaiar akan diperkuat atau diperlemah oleh tingkat
intensitas dan durasi dari pengulangan hubungan atau latihan yang
dilakukan; dan (3) law of effect, yaitu bahwa hubungan antara
stimulus dan respons akan semakin kuat bila suatu respons
menghasilkan efek yang menyenangkan. Sebaliknya, apabila
respons kurang menyenangkan, maka hubungan antara stimulus
dan respons akan melemah.
3) Teori operant conditioning, mengatakan bahwa perilaku dalam
proses belaiar terbentuk oleh seiauh mana konsekuensi yang
ditimbulkan. Iika konsekuensinya menyenangkan, maka akan
teriadi penguatan positif (positive reinforcement), seperti
pemberian hadiah (reward) akan membuat perilaku yang sama
terulang lagi; sebaliknya apabila konsekuensinya tidak 2 Muhammad yaumi, ibid h.29
8
menyenangkan yaitu penguatan negatif (negative reinforcement)
atau hukuman (punishment) akan membuat perilaku dihindari.
b. Teori Pemrosesan Informasi
Seperti halnya teori behavioral, teori pemrosesan informasi
(information processing theory) memandang aspek Iingkungan
memegang peranan panting dalam belalar. Namun, nears hakikl kedua
teori ini memiliki perbedaan satu sama lain. pemrosesan informasi
sebagaimana dijelaskan oleh Hymn (1996) memandang belaiar
sebagai suatu upaya untuk memproses, memperoleh, menyimpan
informasi melalui short term memory (memori iangka pendek) dan
long term memory (memori jangka panjang), dalam hal ini belajar
terjadi secara internal dalam diri peserta didik. lika stimulus
merupakan input dan perilaku menjadi output, maka proses yang
teriadi di antara keduanya merupakan proses informasi.
Purdue (2012) menggaris bawahi bahwa proses informasi
mengikuti tahapan memori, yakni sensory, short-term, dan long-term
dalam mendapatkan kembali informasi kemudian mentransfemya,
untuk disimpan dan diingat kembali. Memori sensori menyediakan
peserta didik untuk mengatur pola informasi dari lingkungan, peserta
didik mengenal dan memproses pola ini. Memori jangka pendek
berfungsi untuk menyimpan dan memahami sejumlah kecil informasi
dan jika informasi yang ditangkap tersebut secara efektif dihubungkan
dengan pengetahuan sebelumnya, maka informasi yang disimpan di
dalam memori jangka pendek akan beralih pada memori jangka
paniang. Kemudian, memori jangka panjang menyediakan peserta
didik untuk mengingat dan menerapkan pengetahuan melalui
lingkungan belajar, dan peserta didik dapat mengingat informasi
dalam jumlah besar setelah melewati proses belajar. Selain itu, proses
9
pengkodean dan retrieval memegang peranan penting dalam teori
pemrosesan.3
c. Teori skema dan muatan kognitif
Istilah skema (schema) merupakan bentuk tunggal
(singular) dari schemata (bentuk plural) yang
menggambarkan suatu pola pemikiran atau perilaku yang
terorganisasi. Teori Skemata pertama kali dihembuskan
oleh Piaget pada tahun 1926, ketika membahas proses
belaiar yang melibatkan asimilasi, akomodasi, dan skemata.
Maksudnya, skema adalah gambaran atau pola mental
sederhana dari suatu tindakan, suatu bentuk informasi yang
terorganisasi untuk menginterpretasi sesuatu yang dilihat,
didengar, dicium, dan diraba. Kemudian, teori ini
dikembangkan oleh R. C. Anderson (Asiaeuniversity,
2012). Teori belajar kontemporer menganut teori skema
dalam upaya untuk menjelaskan bagaimana informasi
dikodekan (encoded) dengan baik dalam memori iangka
panjang.
d. Teori belajar situated
Situated teaming theory atau disebut dengan
situated cognition muncul dari derasnya arus pemahaman
belajar yang hanya melihat dari aspek perubahan perilaku
dan memori tanpa mengaitkan dengan aspek sosial
khususnya keadaan budaya. Pandangan umum tentang
situated learning adalah jika kita membawa peserta didik
pada situasi dunia nyata (auntentic context) dan berinteraksi
dengan orang lain, di situlah terjadi proses belaiar. Artinya,
selama peserta didik belum dihadapkan dengan situasi
nyata berarti mereka belum dapat dikatakan belaiar . 3 Ibid, h.31
10
e. Teori kontruktivisme tentang belajar
Teori kontruktivisme dikembangkan oleh Piaget
dengan nama individual constructivist theory Dan
Vygotsky dalam teorinya yang disebut socialcultural
constructivist theory. Piaget telah terkenal dengan teorinya
mengenai tahapan dalam perkembangan kognisi. Piaget
menemukan bahwa anak-anak berpikir dan beralasan secara
berbeda pada periode yang berbeda dalam kehidupan
mereka. Dia percaya bahwa semua anak secara kualitatif
melewati empat tahap perkembangan seperti umur O 2
tahun adalah pengembangan sensory-motor stage atau tahap
sensori motor, umur 2 7 tahun adalah preoperationa! stage
atau tahap operasi awal, umur 7 11 tahun adalah tahap
concrete operation, dan umur 11 tahun ke atas adalah tahap
formal operation.4
2. Model Pembelajaran Advance organizer
a. Pengertian Model Pembelajaran
Sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama
dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah
banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang
sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena
memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya. Guru diharapkan
mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran sesuai
dengan materi yang akan disampaikan, R. Ibrahim dan Nana S.
Sukmadinata (1993), menjelaskan bahwa: “setiap metode
pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan dilihat dari berbagai
4 Pura Atmaja, Psikologi Pendidikan dalam perspektif baru. (Jogjakarta, AR-RUZZ MEDIA.
2016) H. 249
11
sudut, namun yang penting bagi guru manapun yang digunakan harus
jelas tujuan yang akan diciptakan.”5
Karena siswa memiliki interest yang sangat heterogen, idealnya
seorang Guru harus menggunakan multimetode, yaitu memvariasikan
penggunaan metode pembelajaran didalam kelas seperti metode
Advance organizer dipadukan dengan tanyajawab dan penugasan atau
metode diskusi dengan pemberian tugas dan seterusnya.6 Hal ini
dimaksudkan untuk menjembatani kebutuhan siswa dan menghindari
terjadinya kejenuhan yang dialami siswa.
Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi
perancang pengajaran dan para Guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Seperti dikemukakan oleh Joyce dan Weil, bahwa
model pembelajaran adalah suatu perencanaanatau suatu pola yang
dipergunakan sebagai upaya dalam merencanakan pembelajaran
dikelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-
perangkat pembelajaran seperti buku-buku, film, komputer, kurikuler
dan lain-lain. Hal ini menunjukan bahwa setiap model yang akan
digunakan dalam pembelajaran perangkat yang dipakai dalam
pembelajaran tersebut.7
Untuk pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
sifat dan materi yang akan diajarkan,juga dipengaruhi oleh tujuan yang
akan dicapai dalam pengajaran tersebut dan tingkat kemampuan
peserta didik.
Ada beberapa model pembelajaran yang merupakan kelompok
dari model pemrosesan informasi, yaitu:
1) Model pembelajaran induktif
2) Model pembelajaran pencapaian konsep
5 Rusman, model Pembelajaran Model- mengembangkan profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2011), h. 78. 6 Ibid, h. 78
7 Evinka, Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer terhadap kemampuan
Koneksi Matematika Siswa, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta 2014. Hlm. 17.
12
3) Model pembelajaran induktif bergambar
4) Model pembelajaran penelitian
5) Model pembelajaran penghafalan
6) Model pembelajaran sinektik
7) Model pembelajaran Advance organizer8
Model pembelajaran diatas merupakan model pemrosesan
informasi yang memiliki perbedaan dalam memproses informasi
selama pembelajaran. Model memrosesan informasi merupakan suatu
proses pada siswa dengan informasi tersebut dan menjadikan siswa
lebih unggul sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
b. Pengertian Advance organizer
Model pembelajaran Advance organizer dirancang untuk
melatih siswa dalam membentuk konsep, dan sekaligus mengajarkan
konsep-konsep. Model ini juga membentuk perhatian siswa untuk
fokus pada logika, bahasa dan arti kata-kata, dan sifat pengetahuan.
Model pembelajaran Advance organizer merupakan suatu cara
belajar untuk memperoleh pengetahuan baru yang dikaitkan dengan
pengetahuan yang telah ada pada pembelajaran, yang artinya setiap
pengetahuan mempunyai struktur konsep tertentu yang membentuk
kerangka dari sistem pemprosesan informasi yang dikembangkan
dalam pengetahuan (ilmu) itu. Bisa dikaitkan Advance organizer
adalah membuat rancangan konsep atau prinsip yang umum, tetapi
komperehensif dalam aktifitas belajar yang sudah terduga.9
Model ini terkadang dianggap hanya cocok untuk orang
dewasa. Padahal, sebenarnya tidak, siswa-siswa diseluruh tingkatan
umurdapat memproses informasi dengan kaya. Walaupun materi
pendidikan perlu diperkaya dengan pengalaman konkret, anak-anak
kecil sebenarnya bisa belajar berfikir dengan baik. Pola pikir yang baik
selalu mengombinasikan dua hal, yaitu disiplin dan fleksibilitas. Jika
8 Ibid. Hlm, 18.
9 Bruce Joyce, Marsha Weil. Model Of Teaching Model-model Pengajaran, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009), hlm 115
13
kita membantu siswa menjadi pemikir yang hebat dan fleksibel kita
harus menguasai parodoks-parodoks dan membuat lingkungan yang
menawarkan tantangan dan dukungan kuat tanpa perlu memaksakan
kemampuan siswa.10
Adapun tips cara mengajar secara induktif menurut Bruce Joyce
1922
1) Praktik
2) Amati dan kaji bagaimana siswa berfikir
3) Cobalah untuk terus membantu siswa belajar bagaimana cara
belajar
4) Proses induktif membawa anak-anak untuk mengeksplorasi suatu
bidang materi sebagai suatu komunitas pembelajaran yang
berlatih untuk menguasi bidang tersebut
5) Kecuali berkonsesntrasi pada elemen-elemen fonetik dan kosa
kata yang baru dipelajari, kata-kata seharusnya disajikan dengan
kalimat yang menyediakan isyarat konteks dan jenis aktivitas
dekat yang dibawa untuk meyakinkan bahwa ada makna atau arti
yang dibangun.
6) Gunakan model ini dalam bidang-bidang kurikulum
7) Pastikan seperangkat data memiliki sajian ciri atau sifat
8) Berhati-hatilah saat mengajarkan kalimat “lengkap” dan “tak
lengkap”
9) Membedakan antara fakta dan pendapat munfkin tidak cocok
untuk eksplorasi singkat
10) Dalam mengajarkan konsep-konsep seperti adverb, adjektif,
frasa, klausa, anda harus ingat bahwa disetiap konsep itu terdapat
banyak sub kategori
11) Berilah penekanan ulasan untuk serangkaian data yang tergolong
rumit
10
Ibid, hlm. 116
14
12) Mempelajari ciri-ciri sesuatu
13) Kembali pada karakteristik-karakteristik11
c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Advance organizer
penerapan Model Advance organizer dalam penelitian dirancang
sebagai berikut:
1) Tahap pertama: presentasi Advance organizer hal-hal yang
dilakukan yaitu:
a) Mengklaeifikasi tujuan pembelajaran dimana keduanya
merupakan hal penting untuk membantu terciptanya belajar
bermakna
b) Menyajikan Organizer
mengidentifikasi atribut, memberi contoh-contoh,
menyediakan/mengatur suasana konteks, mengulangi.
dalam penyajian Organizer ini, penyajiannya yaitu pertama guru
menyajikan kerangka konsep yang umum dan menyeluruh
terlebih dahulu untuk kemudian dilanjutkan dengan penyajian
informasi yang terlebih dilanjutkan dengan penyajian informasi
yang terlebih spesifik. Gambaran konsep/proposisi yang utama
harus ditemukan secara jelasdan hati-hati sehingga siswa mau
melakukan ekplorasi baik berupa tanggapan maupun
mengajukan contoh-contoh
c) Memancing dan mendorong pengetahuan dan pengalaman dari
siswa. Pada bagian ini siswa harus berperan aktif dalam bentuk
memberikan respon terhadap presentasi organisasi yang telah
diberikan oleh guru.
2) Tahap ke 2: materi pembelajaran
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a) Membuat organisasi secara tegas
b) Membuat urutan bahan pelajaran secara logis dan eksplisit
c) Memelihara suasana agar siswa penuh perhatian
11
Ibid, hlm. 112
15
d) Menyajikan bahan
Fase kedua ini dapat dikembangkan dalam bentuk diskusi,
ekspositori, siswa dapat memperhatikan gambar-gambar,
melakukan percobaan atau membaca teks yang masing-masing
diarahkan pada tujuan pengajaran yang ditunjukan pada langkah
pertama.
3) Tahap ketiga: memperkuat struktur kognitif siswa dalam kegiatan ini
kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Guru meminta siswa untuk mengkaitkan konsep-konsep,
prinsip-prinsip dan aturan yang diperoleh lewat penyajian materi
pembelajaran dari konsep-konsep. Prinsip-prinsip yang
diperolehnya melalui penyajian materi awal.
b) Mengintensifikasikan proses pembelajaran dengan melibatkan
siswa aktif
c) Pendapatkan pendekatan kritis (umpan balik) tentang sesuatu
materi
d) Membuat kesimpulan atau rangkuman.12
3. Kajian Tentang Motivasi
a. Teori Motivasi Belajar
Morgan, dkk. Mengemukakan empat teori motivasi, yaitu: teori Drive,
teori Insentif, teori Opponent process, dan teori Optimal level.
1) Teori Drive
Teori ini digambarkan sebagai teori dorongan motivasi.
Menurut teori ini perilaku “didorong” kearah tujuan dengan
kondisi Drive (tergerak) dalam diri manusia atau hewan.
Menurut teori ini motivasi terdiri dari: kondisi tergerak,
perilaku diarahkan ke tujuan yang diawali dengan kondisi
tergerak, pencapaian tujuan secara cepat, reduksi kondisi
12
Reni Novita, Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII-H, Pada Skripsi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2014, h.
16
tergerak dan kepuasan subjrktif dsn krlrgssn tstksls tujusn
tervpsi.
2) Teori Insentif
Berbeda dengan teori drive, teori ini digambarkan sebagai teori
pull (tarikan). Menurut teori ini objek, objek tujuan menarik
perilaku kea rah mereka. Objek tujuan yang memotivasi
perilaku dikenal sebagai intsentif. Bagian terpenting dalam
teori ini adalah individu mengharapkan kesenangan pencapaian
dari apa yang disebut insentif positif dan menghindari apa yang
disebut sebagai insentif negative.
3) Teori Opponent process
Teori ini mengambil pandangan hedonistic tentang motivasi,
bahwa manusia dimotivasi untuk mencari tujuan yang memberi
perasaan emosi senang dan menghindari tujuan yang
menghasilkan ketidaksenangan.
4) Teori Optimal level
Menurut teori ini individu di motivsi untuk berperilaku dengan
cara tertentu untuk menjaga level optimal pembangkitan yang
menyenangkan.13
b. Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata “motif” yang artinya daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif juga diartikan
sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk
melakukan aktivitasaktivitas tertentu untuk mencapai sebuah tujuan.
Motif yang telah aktif karena kebutuhan yang mendesak disebut
motivasi. Berdasarkan kamus lengkap Bahasa Indonesia (2009),
motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara
sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu, usaha- usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok
13
Dr.Nanyu Khodijah, Psikologi Pendidikan. (Jakarta, rajawali pers. 2014). H. 153
17
orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendaki.14
Menurut McDermot, Mordell, dan Stolzfus, 2001,
“motivasi anak-anak untuk belajar terletak pada pencapaian sukses
didalam sekolah. Karena kemajuan teknologi yang pesat, basis
pengetahuan yang selalu berubah, dan kebutuhan tempat kerja yang
bergeser, motivasi terus-menerus untuk belajar mungkin menjadi ciri
dari prestasi individu sepanjang hayat mereka”15
secara umum siswa-
siswi yang bermotivasi sebagai berikut:
a) Mengolah informasi secara mendalam dan cakap di dalam
pengalaman belajar ruang kelas
b) Gigih dalam tugas-tugas sulit dan mengalami lebih sedikit
masalah-masalah manajemen
c) Memiliki sikap lebih positif terhadap sekolah dan
menggambarkan sekolah sebagai memuaskan.
Ada dua jenis motivasi yaitu motivasi Ekstrinsik dan Intrinsik:
Motivasi ekstrinsik merujuk pada motivasi untuk terlibat didalam
satu kegiatan sebagai sarana mencapai tujuan, sementara motivasi
intrinsik adalah motivasi untuk terlibat di dalam kegiatan untuk
kegiatan itu sendiri (Shuck dkk, 2008).16
Berdasarkan pendapat di atas, motivasi berperan penting
bagi siswa karena sebagai pendorong bagi siswa untuk memberikan
pengutan dalambelajar, memperjelas tujuan belajar, dan menjadikan
siswa tekun belajar.Motivasi belajar yang baik akan membantu siswa
14
Ani Komasatun, Pengaruh Penggunaan Teknik Mind Map Terhadap Motivasi Belajar
Ips Siswa Kelas Iv Sd Negeri 1 Srandakan Bantul Tahun Ajaran 2014/2015, Skripsi pada
Universitas Negeri Yogyakarta. 2015, h. 15
Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten
dan Keterampilan Berpikir. (Jakarta barat: indeks, 2012), h. 67. 16
Ibid. hlm, 68
18
lebih mudah memahami dan memaknai materi serta membantu
mencapai cita-cita dan harapan siswa.
c. Bentuk-bentuk Motivasi Belajar Siswa Di Sekolah
Salah satu peran guru yaitu sebagai motivator. Guru harus
berhati- hati dalam menumbuhkan dan memberikan motivasi belajar
peserta didik dengan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan
peserta didik. Menurut Sardiman A.M (2007: 92-95) ada 11 cara
yang dapat digunakan untuk menumbuhkan dan meningkatkan
motivasi belajar di sekolah.
a. Memberi angka
Angka yang dimaksud adalah sebagai simbol dari nilai
kegiatan belajarnya. Tujuan utama siswa belajar justru untuk
mencapai angka atau nilai yang baik, sehingga siswa biasanya
mengejar nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik
atau bagus. Angka-angka yang baik itu merupakan motivasi yang
sangat kuat bagi siswa. Guru perlu mengingatkan bahwa
pencapaian angka-angka seperti itu bukan merupakan hasil
belajar yang sejati dan hasil belajar yang bermakna. Oleh karena
itu, guru harus memberikan angka-angka yang dikaitkan dengan
values yang terkandung di dalam setiap pengetahuan yang
diajarkan kepada siswa, sehingga ketiga ranah yaitu kognitif,
psikomotor, dan afektif dapat tercapai
b. Hadiah
Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi, jika diberikan
kepada siswa yang senang dan berbakat dengan kegiatannya.
Hadiah tidak selalu dikatakan demikian, jika diberikan kepada
siswa yang tidak senang dan tidak berbakat dengan pekerjaannya.
Misalnya, hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik
mungkin tidak akan menarik bagi siswa yang tidak senang dan
tidak memiliki bakat menggambar.
19
c. Saingan atau Kompetisi
Persainga, baik persaingan individu maupun persaingan
kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh
karena itu, persaingan atau kompetisi dijadikan sebagai alat
motivasi untuk mendorong belajar siswa.
d. Ego- involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga
siswa bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri
merupakan salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan
harga diri siswa. Oleh karena itu, siswa akan belajar lebih keras
untuk menjaga harga dirinya.
e. Memberi Ulangan
Biasanya siswa akan giat belajar ketika mengetahui akan
ada ulangan. Guru harus memberitahu siswa, jika aka nada
ulangan. Hal ini bisa dijadikan guru sebagai sarana
menumbuhkan motivasi belajar siswa, namun jangan terlalu
sering dan dijadikan rutinitas karena dapat membuat siswa
merasa bosan.
f. Mengetahui hasil
Semakin mengetahui grafik hasil belajar meningkat, maka
akan timbul motivasi pada diri siswa untuk terus belajar dengan
harapan hasil belajarnya terus meningkat.
g. Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas
dengan baik, maka guru perlu memberikan pujian. Pujian ini
merupakan bentuk reinforcement yang positif dan sebagai
motivasi yang baik. Pujian yang diberikan akan memupuk
susanan yang menyenangkan, mempertinggi gairah belajar siswa,
dan membangkitkan harga diri siswa. Oleh karena itu, pujian
20
dapat dijadikan sarana motivasi, namun guru harus memberikan
pujian dengan tepat.
h. Hukuman
Hukuman merupakan reinforcement yang negatif, tetapi jika
dibdiberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi
bagi siswa. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-
prinsip pemberian hukuman agar tidak salah menerapkannya.
i. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar merupakan adanya unsur kesengajaan
dari dalam diri siswa yang dimaksudkan untuk belajar.
j. Minat
Motivasi dijelaskan bahwa sangat erat hubungannya dengan
minat. Minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar
akan mencapai tujuan, jika disertai dengan minat. Ada beberapa
cara untuk membangkitkan minat,antara lain:
1) membangkitkan adanya suatu kebutuhan,
2) menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau,
3) memberika kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik
4) menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
k. Tujuan yang diakui
Tujuan yang diakui bisa dijadikan sebagai alat motivasi
bagi siswa, karena dengan memahami tujuan yang ingin dicapai,
maka akan timbul gaira untuk terus belajar. Berdasarkan uraian
di atas, guru dapat mengembangkan dan mengarahkan motivasi
belajar dengan berbagai cara sesuai dengan karakteristik siswa.
Peneliti berusaha menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan
membangkitkan minat siswa melalui penggunaan bentuk
mengajar yang kreatif yaitu teknik mind map. Teknik ini
diharapkan mampu memberikan pengalaman belajar baru dan
21
kreatif sehingga siswa menjadi tidak bosan belajar dan akan
menumbuhkan motivasi belajarnya kembali.17
4. Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran
yang diberikan mulai dari SD/ MI/ SLDB sampai SMP/ MTS/
SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial, di indonesia menurut
The Liang Gie, istilah ilmu atau science merupakan suatu
perkataan yang bermakna jamak, yaitu sebagai berikut:
1) Ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk menunjuk pada
segenap pengetahuan ilmiah yang mengacu kepada umum.
2) Pengertian ilmu yang menunjuk pada salahsatu bidang
pengetahuan ilmiah tertentu. Seperti ilmu biologi, antropologi,
psikologi, geografi, sejarah, ekonomi dan sebagainya. Sebenarnya
ilmu dalam pengertian yang kedua inilah yang lebih tepat
digunakan khususnya dilingkungan akademik.18
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, yaitu: sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu
pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial
yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan
cabang-cabang ilmu sosial.19
Dari penjelasan diatas dikatakan bahwa ilmu itu adalah
sesuatu yang dapat membuat seseorang untuk lebih mengerti akan
17
Ani Komasatun, Pengaruh Penggunaan Teknik Mind Map Terhadap Motivasi Belajar
Ips Siswa Kelas Iv Sd Negeri 1 Srandakan Bantul Tahun Ajaran 2014/2015, skripsi pada
Universitas Negeri Yogyakarta, 2015, h. 18
Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar (Teori dan Konsep), (Bandung: PT.
ERESCO, 1986), h. 157-158 19
Ahmad susanto, Pengembangan Pembelajaran IPS, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2014), h.
22
suatu hal dengan cara melalui pengajaran. Dengan adanya ilmu
juga diharapkan seseorang bisa lebih cerdas dan terampil dalam
mengerjakan suatu pekerjaan yang ada.
b. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata pelajaran IPS di SMP/MTs memiliki beberapa
karakteristik antara lainsebagai berikut:
1) Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur
geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik,
kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora,
pendidikan dan agama.
2) Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari
struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan
sosiologi,yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi
pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.
3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga
menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan
pendekatan interdisipliner dan multidisipliner
4) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS dapat
menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat
peristiwa dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi,
dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah
sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar suvive seperti
pemenuh kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan
keamanan.
5) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan
tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial
serta kehidupan manusia secara keseluruhan.20
20
Reni Novita, Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII-H, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Jakarta, 2010, h.
23
a. Karakteristik dilihat dari Aspek Tujuan
Tujuan pendidikan IPS dikembangkan atas dasar
pemikiran bahwa pendidikan IPS merupakan suatu disiplin ilmu.
Oleh karena itu pendidikan IPS harus mengacu pada tujuan
pendidikan nasional. Tujuan utama pembelajaran IPS adalah untuk
membentuk dan mengembangkan pribadi warga negara yang baik.
Dengan demikian, tujuan pembelajaran IPS adalah
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menguasai
disiplin ilmu-ilmu sosial untuk mencapai tujuan pendidikan yang
lebih tinggi.
Adapun menurut Chapin dan Messick (1992:5) bahwa
tujuan pembelajaran IPS dapat dikelompokan kedalam enam
komponen, yaitu:
1. Memberikan pengetahuan tentang pengalaman manusia dalam
bermasyarakat pada masalalu, sekarang dan yang akan datang.
2. Mengembangkan keterampilan untuk mencari dan mengolah
informasi
3. Mengembangkan nilai sikap demokrasi dalam bermasyarakat
4. Menyediakan kesempatan siswa untuk berperan serta dalam
kehidupan sosial
5. Ditunjukan pada pembekalan pengetahuan. Pengembangan
berfikir dan kemampuan berfikir kritis, melatih kebebasan
keterampilan dan kebiasaan
6. Ditunjukan kepada peserta didik untuk mampu memahami hal
yang bersifat konkret, realistis dalam kehidupan sosial.
Sementara Awan Mutakien (2003: 12-13)
mengungkapkan bahwa tujuan pembelajaran IPS secara
keseluruhan membantu setiap individu untuk meningkatkan aspek
ilmu pengetahuan sosial, keterampilan, dan nilai-nilai
24
keterampilan. Disamping juga memenuhi kebutuhan human
relationship, civic responsibility, economic competence, dan
thinking ability.21
Tujuan pembelajaran IPS diatas pada intinya diarahkan
pada peoses pengembangan potensi peserta didik agar peka
terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap
mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi,
dan keterampilan mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-
hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
masyarakat. Pendidikan IPS pada dasarnya memiliki tugas untuk
bisa membantu pembentukan pribadi siswa yang melek dan dan
peduli terhadap kondisi masyarakat saat ini serta mampu
menerapkan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial dalam
memecahkan berbagai masalah yang terjadi di lingkungannya
secara kritis analitis sehingga dengan demikian peserta didik
mampu menujukan rasa tanggungjawab terhadap pembangunan
bangsa dan negara.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penulis telah menelaah beberapa hasil kajian sebelum melakukan
penelitian terhadap masalah yang didapatkan maka untuk mendukung
proses pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan perlunya penelitian
yang relevan dan peneliti mengambil dari beberapa judul penelitian yang
dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Seperti terlihat pada tabel 2.1
hasil penelitian yang relevan.
21
Ahmad susanto, Pengembangan Pembelajaran IPS. JAKARTA 2014. Prenadamedia
Group. Hlm, 10
25
Tabel 2.1
Tabel 2. 1 Penelitian yang Relevan No. Nama Judul Hasil Perbedaan Persamaan
1. Reni
Novita
(2014)
skripsi
Penerapan Model
Pembelajaran Ad-
vance organizer Un-
tuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa
pada mata pelajaran
IPS
Berdasarkan hasil Peneliti-
an dengan penerapan Mo-
del Advance organizer sis-
wa menjadi lebih aktif dan
penguasaan siswa terhadap
materi meningkat.
Peneliti sebelum-
nya meneliti pe-
nerapan model
Advance organi-
zer untuk mening-
katkan hasil be-
lajar siswa
Sama-sama
meneliti
tentang
penerapan
model
Advance
organizer
2. Ani
Komasat
un
(2015)
Skripsi
Pengaruh pengguna-
an Teknik Mind Ma-
ping terhadap Moti-
vasi belajar siswa
IPS kelas 1V SDN
Bantul
Hasil penelitian menun-
jukan bahwa sangat berpe-
ngaruh model pembelaja-
ran Mind Maping terhadap
Motivasi Belajar Siswa
Penelitian ini
menggunakan
teknik Mind
Maping dan
meneliti
Sekolah Dasar
Sama-sama
meneliti
tentang
Motivasi
Belajar
Siswa
3. Ayu
Frizka,
Novi
Permatas
ari, I
Wayan
Lasmana
n (2016)
Jurnal
Pengaruh Model
Pembelajaran
Advance organizer
Terhadap
Keterampilan Sosial
dan Hasil Belajar
IPS Siswa Kelas VII
Di SMPN 3
SINGARAJA
Hasil penelitian
menunjukan adanya
pengaruh penggunaan
model pembelajaran
Advance organizer
terhadap Keterampilan
Sosial dan Hasil Belajar
Siswa
Meneliti
pengaruh
pembelajaran
terhadap
keterampilan
Sosial dan Hasil
Belajar IPS
Sama-sama
meneliti
tentang.
Pengaruh
Model
Pembelajara
n Advance
organizer
4. Nuri
Sabania
(2015)
Skripsi
Pengaruh
Pembelajaran
Model Advance
organizer Terhadap
Hasil Belajar
Biologi Siswa Pada
Konsep Protista
Berdasarkan hasil peneli-
tian yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa terda-
pat pengaruh signifikan pa-
da penerapan Model Pem-
belajaran Advance organi-
zer terhadap hasil belajar
Biologi siswa, hal tersebut
ditunjukan pada hasil per-
hitungan uji-t yang dipero-
leh.
Penelitian ini
meneliti hasil
Belajar Biologi
Siswa Pada
Konsep Protista
Sama-sama
meneliti
tentang
pengaruh
penggunaan
Model
Pembelajara
n Advance
organizer
26
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir yaitu titik tolak berpikir dari suatu karya ilmiah,
disusun berdasarkan teori-teori yang ada untuk mempertegas variabel yang
menjadi pusat penelitian dan berguna sebagai landasan berfikir dalam
penyuasusunan hipotesis.22
Tugas seorang guru untuk memperhatikan siswanya agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran, kegiatan belajar mengajar merupakan
merupakan suatu proses yang menentukan keberhasilan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran, peran guru sangat penting dalam mengatur
dan memilih model dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan kondisi
siswanya. tujuan kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai
selama komponen-komponen yang ada didalamnya tidak tercapai. Salah
satu dari komponen tersebut adalah model pembelajaran. Model
pembelajaran adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan pengajaran,
model pembelajaran memudahkan jalan pengajaran menuju tujuan yang
akan dicapai oleh guru kepada siswa. Antara model pembelajaran dan
tujuan harus saling berhubungan sehinga mempengaruhi siswa untuk
termotivasi dalam belajar. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
maksimal, pemilihan model pembelajaran menjadi suat tantangan bagi par
pengajar.
Banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk menumbuhkan
minat, perhatian, dan keaktifan siswa sehingga meningkatkan hasil belajar
dan motivasi siswa terhadap pembelajaran IPS salah satunya dengan
melakukan model pembelajaran Advance organizer. Advance organizer
adalah membuat rancangan konsep atau prinsip yang umum, tetapi
komprehensif dalam aktivitas belajar. Dan tujuan model pembelajaran
Advance organizer ini adalah untuk memperkuat struktur kognitif dan
menambah daya ingat informasi baru.
22
Sofar Silaen, Metodologi Penelitian Sosial Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta:
IN MEDIA, 2013), h. 57
27
Dengan menerapkan model pembelajaran Advance
organizer ini siswa akan lebih mudah untuk memahami materi
pembelajaran IPS dan lebih mudah di pahami sehingga siswa termotivasi
untuk belajar dan berpengaruh pada hasil belajar siswa.
Pengaruh Model
Pembelajaran Advance
Motivasi Belajar Siswa
Gambar 2. 1 Kerangka Berfikir
Arti kata Hipotesis terdiri dari dua penggalan kata, yaitu hypo
dan thesis. Hypo artinya di bawah, lemah, atau kurang, sedangkan thesis
artinya proposisi atau pernyataan suatu kebenaran.23
Dengan bertitik tolak
pada kajian teoritis yang diuraikan di atas maka peneliti mengajukan
hipotesis tindakan sebagai berikut:
Ho: tidak berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPS dikelas VIII SMPN 1 Gunung Sindur
Ha: berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
IPS dikelas VIII SMPN 1 Gunung Sindur
23
Ibid, hlm.58
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan sebagai penelitian mengenai penerapan
model pembelajaran Advance organizer untuk meningkatkan Motivasi
Belajar siswa pada mata pelajaran IPS yaitu di SMPN 1 GUNUNG
SINDUR. Peneliti melakukan penelitian di sekolah ini karena
tempatnya strategis. Berdasaran letak Geografisnya Kecamatan
Gunung Sindur berbtasan langsung dengan wilayah Kecamatan
Serpong kota Tanggerang Selatan Provinsi Banten.
Peta Kecamatan Gunung Sindur Wilayah Luas : 4.942.13
hektar
Gambar 3. 1 Peta Kecamatan Gunung Sindur
2. Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian ini di mulai Penelitian ini dilaksanakan
secara bertahap dimulai dari perencanaan, penentuan alat data
29
penelitian, persiapan instrumen kemudian dilanjutkan dengan
pengumpulan data lapangan sebagai inti penelitian. Penelitin ini
dilakukan pada masa kuliah semester VIII (delapan) terhitung sejak
bulan Februari-Desember 2019 maka penelitian ini akan di proses
seefisien mungkin atau disesuai dengan waktu penelitian guna
mendapatkan hasil yang tepat dan maksimal kiranya dalam kurun
waktu yang relatif singkat tersebut dapat diharapkan penelitian ini akan
menghasilkan data lapangan yang akurat dan relevan,
Tabel 3. 1 Susunan Waktu Penelitian
Keterangan
Waktu Penelitian
Feb Agust Sept Okt Nov Des
Revisi Proposal
Penyusunan Bab I
Penyusunan Bab II
Penyusunan Bab III
Melakukan Pengisian Kuisioner dan
wawancara
Penyusunan Bab IV
Pengambilan Kesimpulan dan
Penyusunan Bab V
Penulisan Abstrak dan Penutupan
B. Metodologi Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan
metode quasi eksperimen, dimana tidak memungkinkan peneliti untuk
mengontrol semua variabel yang relevan kecuali dari variabel-variabel tertentu.
Desain Quasi Eksperimental yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Posttest Only Control Design. Dalam desain ini, dua kelompok dipilih secara
random. Kelompok pertama di beri perlakuan (treatment) dengan
menggunakan model pembelajaran Advance organizer, yang disebut kelompok
eksperimen. Kelompok kedua tidak diberi perlakuan atau dengan menggunakan
30
pembelajaran konvensional, yang disebut kelompok kontrol. Pelaksanaan
penelitian dalam desain ini adalah kelompok eksperimen pertama-tama diberi
perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Advance organizer
setelah empat kali perlakuan (treatment), dilakukan posttest untuk mengukur
motivasi belajar IPS siswa dengan menggunakan Advance organizer. Setelah
itu dibandingkan dengan hasil posttest kelompok kontrol. Adapun rancangan
penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3. 2 Rancangan penelitian C. Populasi dan Sampel
a) Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek yang akan diteliti, populasi
juga disebut dengan unviresum yang berarti keseluruhan, dapat berupa
benda hidup atau benda mati.1 Maka populasi dari penelitian ini adalah
seluruh siswa-siswi SMPN 1 Gunung Sindur Bogor, sedangkan populasi
terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa siswa SMPN 1
Gunung Sindur kelas VIII tahun ajaran 2019/2020
b) Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut, jika sampel dipilih dengan tepat, sampel sebagian
dari populasi yang diambil dengan cara-cara tertentu untuk diukur atau
diamati karakterisriknya kemudian ditarik kesimpulan mengenai
karakteristik tersebut yang dianggap populasi tersebut.2 Teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling,
yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi terjangkau yang
1 Asmaul husna, Metodologi Penelitian dan statistik. Pusat Pendidikan Sumber Daya
Manusia Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan,
edisi tahun 2017, hlm 99. 2 Ibid, Hlm, 100
Kelas 8.5
Eksperimen Kelas 8.1
Kontrol
AdviceOrganizer
Konvensional
31
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu, sampel yang terpilih dalam penelitian ini adalah siswa kelas
8.1 dan 8.5 Diharapkan sampel yang nantinya terpilih merupakan sampel
yang dapat mewakili dari keseluruhan populasi yang ada di SMPN 1
Gunung Sindur.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan angket atau
kuisoner yang berisi pertanyaan terkait dengan motivasi belajar dan advance
organizer. Untuk setiap skala 1 (motivasi belajar) terdiri dari 10 item dan skala
2 (advance organizer) terdiri dari 10 item. Dimana skala tersebut diberikan
kepada sampel yang diteliti. Untuk data tambahan penulis menggunakan
observasi dan wawancara kepada murid atau guru dengan menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi
terjangkau yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada.
E. Variabel Penelitian Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai atau
mempunyai nilai yang bervariasi, yakni suatu sifat, karakteristik atau fenomena
yang dapat menunjukan sesuatu untuk dapat diamati atau diukur yang nilainya
berbeda-beda atau bervariasi.3 Sehingga, variabel dapat diartikan sebagai
sesuatu yang akan menjadi objek penelitian.
Pada penelitian ini, terdapat dua variabel yang menjadi fokus penelitian,
yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel bebas (X) : Variabel bebas (independen) adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya akan timbulnya
variabel dependen (terikat). Adapun variabel bebas dalam penelitian ini
adalah Model Pembelajaran Advance organizer.
3 Sofar Silaen, Widiyono. METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL UNTUK PENULISAN
SKRIPSI DAN TESIS. Jakarta, IN MEDIA. Hlm. 69.
32
2. Variabel terikat (Y) : Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa.
Keterangan:
X : Model Pembelajaran Advance organizer
Y: Motivasi belajar siswa
F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Non Tes
Bentuk-bentuk instrument yang akan dipilih tergantung dari
beberapa faktor, diantaranya adalah teknik pengumpulan data yang akan
digunakan. Angket digunakan bila responden yang jumlahnya cukup
banyak dan dapat membaca dengan baik. Observasi digunakan bila objek
penelitian bersifat perilaku manusia. Wawancara digunakan bila ingin
mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah
responden sedikit. Gabungan dari ketiganya digunakan bila ingin
mendapatkan data yang lengkap, akurat, dan konsisten. Maka dari itu
peneliti menggunakan ketiga instrument tersebut ke dalam penelitian agar
data yang diperoleh lengkap dan akurat.
a. Kuesioner (angket)
Dalam penelitian ilmu-ilmu sosial untuk penyusunan skripsi atau
tesis. Seringkali pengumpulan data menggunakan instrument atau alat
penelitian berbentuk kuesioner/angket/daftar pertanyaan (questionary).4
4 Sofar Silaen, Widiyono, METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL UNTUK PENULISAN
SKRIPSI DAN TESIS (Jakarta, januari 2013). Hlm, 146.
X Y
33
Kuisoner menggunakan skala likert yaitu Sangat Tidak Setuju (STS),
Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Berikut adalah
pedoman kuesioner (angket) yang akan diberikan kepada responden
Tabel 3. 2 Kisi-kisi kuisioner (angket) No. Variabel Indikator Item
1. Penggunaan
teknik
Advance
organizer
2. Motivasi
Belajar
3. Berfikir kritis
4. Berfikir terbuka
5. Mampu mengolah
informasi baru
1, 2, 3
4, 5, 6
7,8,9,10
1. Memiliki goal yang
jelas
2. Memiliki komitmen
belajar
3. Mengejar prestasi
1, 2, 3
4, 5, 6
7, 8, 9, 10
b. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila
penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, dan
bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi yang
akan peneliti lakukan di kelas VIII. 1 dan VIII. 6 meliputi
observasi yang dilakukan oleh guru bidang studi dan mitra
terhadap peneliti ketika sedang melakukan penelitian dan terhadap
respon siswa baik dikelas kontrol maupun dikelas eksperimen.
Berikut adalah pedoman observasi yang akan diberikan:
34
Tabel 3. 3 Pedoman observasi guru
No Hal yang diamati Skor
Guru 1 2 3 4
1 Penguasaan Materi:
a. Kelancaran menjelaskan materi
b. Kemampuan menjawab pertanyaan
c. Keragaman pemberian contoh
d. Pemberian contoh disesuaikan dengan kegiatan
sehari-hari siswa
2 Sistematika Penyajian
a. Ketuntasan uraian materi
b. Uraian materi mengarahkan pada tujuan
c. Urutan materi sesuai dengan SKKD
3 Penerapan Metode
a. Ketepatan pemilihan metode sesuai materi
b. Kesesuaian urutan sintaks dengan metode yang
digunakan
c. Mudah diikuti siswa
d. Kesesuaian metode dengan karakter siswa
4 Penggunaan Media
a. Ketepatan memilih media dengan materi
b. Keterampilan menggunakan media
c. Media memperjelas terhadap materi
d. Keterlibatan siswa dalam penggunaan media
5 Performance
a. Kejelasan suara yang diucapkan
b. Kekomunikatifan guru dengan siswa
c. Keluwesan sikap guru dengan siswa
d. Keterlibatan guru dalam menyikapi perbedaan
pendapat dengan siswa
6 Pemberian motivasi
a. Keantusiasan guru dalam mengajar
35
b. Kepedulian guru terhadap siswa
c. Ketepatan pemberian reward dan punishman
Tabel 3. 4 Pedoman observasi siswa kelas eksperimen NO Kegiatan Belajar SB B C K
1 Siswa masuk kelas tepat aktu
2 Siswa brdoa sebelum belajar
3 Siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan
materi pembelajaran
4 Siswa aktif bertanya pada proses pembelajaran
5 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru
6 Siswa aktif dalam proses pembelajaran
Keterangan:
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : cukup
K : kuramh
c. Wawancara
Wawancara adalah alat pengumpulan data yang digunakan dalam
komunikasi langsung yang berbentuk sejumlah pertanyaan lisan yang
diajukan oleh pengumpul data (interviewer) sebagai pencari informasi
36
yang dijawab secara lisan oleh informan (interviewee).5 Berikut adalah
pedoman wawancara yang akan peneliti gunakan ketika penelitian.
Tabel 3. 5 Pedoman wawancara guru No. Aspek yang ditanya No. pertanyaan
1. Model pembelajaran Advance organizer 1-5
2. Kekurangan dan kelebihan model
pembelajaran Advance organizer
6-10
Tabel 3. 6 Pedoman wawancara siswa No. Aspek yang ditanya No. pertanyaan
1. Pemahaman akan materi 1-5
2. Keantusiasan siswa dalam mengikuti model
pembelajaran Advance organizer
6-8
3. Kekurangan dan kelebihan Advance organizer 9-10
G. Uji Statistik 1) Uji validitas
Validitas adalah keabsahan atau tingkat kecocokan alat ukur untuk
pengukuran, yang benar-benar cocok mengukur sesuatu yang sedang
diukur. Dalam mengukur validitas perlu di tilik isi dan kegunaan suatu alat
ukur.6
Uji validitas dapat menggunakan rumus Person Product Moment
itu menggunakan prinsip mengkorelasikan atau menghubungkan antara
masing-masing skor item yang diperoleh berdasarkan jawaban responden.
5 W.Gulo. Metodologi Penelitian, Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta 2002. Hlm
119 6 Ibid, hlm. 118
37
Rumus Person Product Moment:
Keterangan:
rhitung = koefisien korelasi
∑Xi = jumlah skor item
∑Yi = jumlah skor total (item)
N = jumlah responden
Rumus uji t:
Keterangan:
t = nilai thitung
r = koefisien korelasi hasil rhitung
n = jumlah responden
Tabel tα = 0,05 derajat kebebasan (dk = n-2)
Jika nilai t hitung > t tabel berarti valid demikian sebaliknya, jika
nilai t hitungnya < t tabel tidak valid, apabila instrumen valid, maka indeks
korelasinya (r) adalah sebagai berikut:7
0,800 – 1,000 : sangat tinggi
0,600 – 0,799 : tinggi
0,400 – 0,599 : cukup tinggi
7 A. Aziz Alimul Hidayat, Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data,
(Jakarta : Salemba Medika, 2008) hlm. 93.
38
0,200 – 0,399 : rendah
0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid).8
2) Uji reliabilitas
Menurut Wiratna Sujarweni “reliabilitas (kendalan) merupakan
ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal
yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan
dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner.9
Setelah mengukur validitas, maka perlu mengukur reliabilitas data,
apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak. Dalam mengukur reliabilitas
dapat digunakan beberapa rumus diantaranya: rumus belah dua dan
Spearman Brown (jika untuk mengetahui seluruh tes) Kuder Richardson
20, Anova Hoyt, dan Alfa. Buku ini hanya akan membahas penggunaan
rumus Alpha Cronbach.
Rumus Alpha Ctonbach:
Keterangan:
r11 = koefisien reliabilitas internal seluruh item
rb = korelasi product moment antara belahan
Ketika menggunakan metode ini sebaiknya pertanyaan adalah berjumlah
genap sehingga memudahkan untuk dibelah.10
H. Teknik Analisis Data Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan
8 A. Aziz Alimul Hidayat, Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data,
(Jakarta : Salemba Medika, 2008) hlm. 94 9 Wiratna Sujarweni, op.cit. hlm. 186.
10 A. Aziz Alimul Hidayat op.cit. hlm. 100
39
dalam analisis data adalah: mengelompokan data berdasarkan variabel dan
jenis responden, dengan perkataan lain, kegiatan analisis data adalah data
mentah yang telah dikumpulkan perlu dikategorisasikan atau dibagi atas
beberapa kategori/kelompok. Metode yang digunakan untuk menganalisis data
yang didapat dilapangan dengan menggunakan alat statistik yaitu SPSS 20.
1) Uji Prasyarat Analisis
Dalam melakukan analisis data yang menggunakan teknik
korelasional dengan konteks perhitungan korelasi product moment regresi
dan analisis jalur, demikian juga untuk eksperimen, diperlukan asumsi-
asumsi tertentu agar interpretasi terhadap hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan dilihat dari sudut pandang statistika. Uji prasyarat
analisis yang digunakan terdiri dari:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data adalah uji prasyarat tentang kelayakan
data untuk dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik atau
nonparametrik. Melalui uji ini sebuah data hasil penelitian dapat
diketahui bentuk distribusi data tersebut, yaitu berdistribusi normal
atau tidak normal.11
Dalam penelitian ini, pengujian normalitas
menggunakan Uji Chi kuadrat (chi square). Adapun prosedur
pengujiannya adalah sebagai berikut.
a) Menentukan Hipotsis
: data sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal
: data sampel berasal dari populasi yang
tidak berdistribusi normal
b) Cari dengan rumus :
11
Misbahuddin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta:
Bumi aksara, 2013), hlm. 278.
40
Keterangan:
: frekuensi observasi
: frekuensi harapan
Cari dengan derajat kebebasan (dk) =
banyak kelas (K) – dan tarafkepercayaan 95% atau taraf
signifikan α =5%
Kriteria pengujian:
Jika ≤ maka diterima (data yang
diperoleh berdistribusinormal)
Jika ≥ maka ditolak ( data yang
diperoleh tidak berdistribusi normal)
c) menentukan jumlah kelas interval
d) menentukan jumlah panjang kelas interval
e) menyusun kedalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus
tabel penolong untuk menghitung harga Chi quadrat (chi
square)
f) Menghitung (frekuensi yang diharapkan), kemudian
masukan kedalam tabel frekuensi.
b. Uji Homogenitas
Pengujian Homogenitas bertujuan untuk mengetahui
apakah objek (tiga sampel atau lebih) yang diteliti mempunyai
varian yang sama. Bila objek yang diteliti tidak mempunyai varian
yang sama. Maka uji anova tidak dapat dilakukan, metode yang
digunakan dalam melakukan uji homogenitas ini adalah metode
varian terbesar dibanding varian terkecil. Uji homogenitas
digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel
berasal dari populasi yang sama (homogeny) atau tidak. Dalam
penelitian ini, pengujian homogenitas menggunakan uji Levene
(F).
41
Rumusan hipotesis:
: kedua kelompok sampel mempunyai varian yang sama
: kedua kelompok sampel mempunyai varians yang berbeda
Kriteria pengujian , yaitu:
Jika ≤ , maka diterima (kedua kelompok berasal
dari populasi atau varians yang homogen)
Jika ≥ , maka diterima (kedua kelompok berasal
dari populasi atau varians yang tidak homogen)
c. Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara
terhadap masalah yang kita hadapi. Dalam melakukan penelitian
untuk mendapatkan jawaban yang benar maka seorang ilmuan
seakan melakukan sesuatu. Dalam merumuskan hipotesis
hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih.12
Untuk uji hipotesis, jika kedua sampel berdistribusi normal maka,
maka menggunakan rumus uji t, rumus yang digunakan yaitu:
Keterangan
12
Nuraida Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Ciputat. Islamic Research
Publishing, 2009), hlm. 68-69
42
: harga t hitung
X1 : nilai rata-rata hitung data kelomok eksperimen
X2 : nilai rata-rata hitung data data kelompok control
S1 : varians data kelompok eksperimen
S2 : varians data kelompok control
n1 : jumlah siswa pada kelompok eksperimen
n2 : jumlah siswa pada kelompok kontrol
2) Uji Regresi Sederhana
Salah satu alat yang dapat digunakan dalam memprediksi
permintaan di masa yang akan datang dengan berdasarkan data-data masa
lalu, atau untuk mnegetahui pengaruh satu variabel bebas (independen)
terhadap satu variabel tidak bebas (dependen) adalah menggunakan regresi
linear.13
Penelitian ini menggunakan regresi linear sederhana yang
digunakan hanya untuk satu variabel bebas (independen) terhadap satu
variabel tidak bebas (dependen). Tujuan penerapan metode ini adalah
untuk meramalkan atau memprediksi besaran nilai variabel tidak bebas
(dependen) yang dipengaruhi oleh variabel bebas (independen). Data yang
digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Rumus regresi linear
sederhana sebagai berikut:
Y= a + b.X
Keterangan:
Y = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X = Variabel independen
43
a dan b = Konstanta.14
3) Uji Hipotesis Statistik
Jika data sudah berdistribusi normal dan homogen maka dilakukan
uji hipotesis statistic menggunakan uji-t dengan taraf signifikan α = 0,05
namun sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu peningkatan hasil
belajar yang dihitung melalui N-gain:
Kemudian dilakukan perhitungan uji-t menggunakan rumus sebagai
berikut:
dengan:
Kriteria pengujiannya adalah:
a. Jika < , maka diterima
b. Jika > , maka ditolak
14
Syofian Siregar, Statistika Terapan Untuk Perguruan Tinggi (Jakarta : Prenadamedia
Group, 2015), hlm. 220.
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data diketahui bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan penerapan model pembelajaran advance organizer dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan signifikansi
sebasar 0,022 < 0,05. Pengaruh penelitian ini sebesar 7 % dan 93 %
dipengaruhi oleh variabel lainnya. Dari hasil penelitian dengan penerapan
model pembelajaran Advance organizer, siswa menjadi lebih aktif. Hal ini
dapat dilihat pada hasil respon siswa dan hasil wawancara siswa yang mana
menunjukan bahwa siswa lebih aktif dan lebih termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran IPS di kelas. Penerapan model pembelajaran Advance organizer
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas
VIII di SMP Negeri 1 Gunungsindur, dan penguasaan siswa terhadap materi
meningkat sehingga siswa termotivasi untuk belajar di kelas. Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa hipotesis penelitian menunjukkan ada
pengaruh yang signifikan model pembelajaran advance organizer terhadap
meningkatkan motivasi belajar. Hasil independent test menunjukan bahwa
ada perbedaan hasil terhadap kedua kelas yang diberikan model pembelajaran
Advanve Organizer atau tidak diberikan model Advance Organizer dalam
kelompok eksperimen dan kontrol.
B. Saran Dengan terbuktinya proses pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran Advance organizer dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
pada mata pelajaran IPS di kelas VIII Smp Negeri 1 Gunungsindur. Maka
penulis menyarankan hal-hal berikut:
1. Siswa : metode ini sangat bermanfaat bagi siswa karena menggunakan
model pembelajaran Advance organizer ini siswa siswa tidak bosan saat
proses belajar berlangsung.
73
2. Guru : kebanyakan Guru masih menggunakan model pembelajaran yang
klasikal hanya mencatat sehingga siswa bosan untuk mengikuti
pembelajaran, dalam rangka memotivasi siswa agar lebih semangat untuk
belajar guru hendaknya lebih sering menerapkan berbagai model
pembelajaran yang menyenangkan.
3. Sekolah : sekolah hendaknya dapat penerapkan model pembelajaran
Advance organizer karena model pembelajaran ini dapat meningkatkan
hasil belajar siswa sehingga siswa dapat termotivasi untuk belajar dikelas
dan siswa tidak mudah bosan untuk mengikuti pembelajaran
4. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk meluangkan waktu untuk melakukan
penelitian di dalam kelas yang lebih banyak, serta mempersiapkan metode
pembelajaran yang lebih bervariasi lagi.
74
DAFTAR PUSTAKA
Alkaf, Nuraida Halid. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Ciputat: Islamic
Research Publishing.
Surahman, dkk 2016. Metodologi Penelitian.Jakarta Selatan: Pusdik SDM
Kesehatan.
Creswell, John W.. 2010. Research Design: Pendekatan Kualitatif, kuantitatif,
dan Mixed, terj. Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Eggen, Paul dan Don Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran
Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta Barat: Indeks.
Evinka. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Advance organizer terhadap
kemampuan Koneksi Matematika Siswa. Skripsi pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jakarta.
Gulo, W.. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Khodjah, Nyanyu. 2014. Psikologi Penidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Hamalik, Oemajar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik
Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.
Joyce, Bruce dan Marsha Weil. 2009. Model Of Teaching Model-model
Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kartika, Intan. 2015. “pengaruh Model Pembelajaran Contekstual Teaching And
Learning(CTL) terhadap Motivasi belajar siswa IPS”. Skripsi FITK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta.
Komasatun, Ani. 2015. Pengaruh Penggunaan Teknik Mind Map Terhadap
Motivasi Belajar Ips Siswa Kelas Iv Sd Negeri 1 Srandakan Bantul Tahun
Ajaran 2014/2015. Skripsi pada Universitas Negeri Yogyakarta.
75
Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali
Pers.
Misbahuddin dan Iqbal Hasan. 2013. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik.
Jakarta: Bumi aksara.
Novita, Reni. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Advance organizer untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII-H.
Pada Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Permendiknas No. 22 tahun 2006
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran mengembangkan profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Siregar, Syofian. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif dilengkapi
dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta : PT Bumi
Aksara.
Soelaeman, Munandar. 1986. Ilmu Sosial Dasar (Teori dan Konsep). Bandung:
PT. ERESCO.
Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS. Jakarta: Prenadamedia
Group.
Undang-undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Widiyono, Sofar Silaen. Metodologi Penelitian Sosial Untuk Penulisan Skripsi
dan Tesis. Jakarta: IN MEDIA.