PENGARUH PENGGUNAAN MODEL …digilib.unila.ac.id/61902/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpostest dan...
Transcript of PENGARUH PENGGUNAAN MODEL …digilib.unila.ac.id/61902/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpostest dan...
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE JIGSAW BERBANTU GAME TIC TAC TOE TERHADAP
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KOGNITIFPESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 4
BANDAR LAMPUNG PADA MATERISISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Skripsi
Oleh
CEMPAKA SARI CHRISDANIAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2020
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE JIGSAW BERBANTU GAME TIC TAC TOE TERHADAP
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KOGNITIFPESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 4
BANDAR LAMPUNG PADA MATERISISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Oleh
CEMPAKA SARI CHRISDANIAR
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu Game Tic Tac Toe terhadap
aktivitas dan hasil belajar kognitif peserta didik kelas VIII semester ganjil di SMP
Negeri 4 Bandar Lampung pada materi “Sistem Pencernaan Manusia”. Desain
penelitian ini adalah pretest-postest non equivalent. Sampel dalam penelitian ini
adalah peserta didik kelas VIII J dan VIII K SMP Negeri 4 Bandar Lampung yang
berjumlah 38 orang dan ditentukan melalui teknik purposive sampling.
Hasil aktivitas peserta didik dianalisis secara deskriftif, sedangkan nilai pretest-
postest dan n-Gain dianalisis dengan menggunakan bantuan program SPSS 17.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu Game Tic Tac Toe terhadap
aktivitas dan hasil belajar kognitif peserta didik. Berdasarkan data yang
didapatkan, aktivitas peserta didik pada kelas eksperimen memiliki peningkatan
dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua dengan kriteria baik. Model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu Game Tic Tac Toe berpengaruh
signifikan terhadap hasil belajar kognitif peserta didik. Hasil belajar kognitif pada
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan hasil belajar kognitif pada kelas
kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pada model pembealajaran
kooperatif tipe Jigsaw berbantu Game Tic Tac Toe berpengaruh terhadap aktivitas
dan hasil belajar kognitif peserta didik pada materi pokok “Sistem Pencernaan
Manusia”.
Kata kunci: aktivitas belajar, hasil belajar, sistem pencernaan manusia, Jigsaw,Game Tic Tac Toe
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE JIGSAW BERBANTU GAME TIC TAC TOE TERHADAP
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KOGNITIFPESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 4
BANDAR LAMPUNG PADA MATERISISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Oleh
CEMPAKA SARI CHRISDANIAR
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan BiologiJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2020
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada 30 November
1996, merupakan anak kedua dari dua bersaudara
pasangan Bapak Chrisdi (Alm) dengan Ibu Yonidar.
Penulis beralamat di Jl. P. Niti Adat No. 21, Kedamaian,
Bandar Lampung.
Penulis mengawali pendidikan formal di TK Pertiwi Bandar Lampung, SD Negeri
2 Rawa Laut Bandar Lampung (2003-2009), SMP Negeri 4 Bandar Lampung
(2009-2012), SMA Negeri 10 Bandar Lampung (2012-2015). Pada tahun 2015,
penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas
Lampung melalui jalur Seleksi Mandiri.
Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2
Waway Karya dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa Ngesti Karya,
Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur (Tahun 2018).
MOTTO
“Berdoalah kepada Ku pastilah Aku kabulkan untukmu”(QS. Al Mukmin : 60)
“Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satukegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat”
(Winston Chuchill)
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirrabbil’alamin, segala puji dan syukur hanya untuk AllahSubhanahu wa Ta'ala, atas rahmat dan nikmat yang telah diberikan, serta
kekuatan, kesehatan, dan kesabaran untukku dalam mengerjakan skripsi iniShalawat serta salam selalu tercurah kepada junjunganku
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepadaorang-orang yang berharga dan berarti dalam hidupku:
Ayahku (Alm. Chrisdi) dan Ibuku (Yonidar)Kedua orangtuaku yang dengan penuh kesabaran dan cinta kasih dalam mendidik
dan merawatku sedari kecil hingga mengantarkanku ke perguruan tinggi danmeraih cita-cita yang selama ini aku impikan.
KeluargakuKakakku Annisa Prima Chrisdaniar, kakak iparku M. Ridho Hananto dan
keponakan kecilku M. Raffasya Hananto, juga seluruh keluarga besar yang selalumemberikan dukungan, serta senantiasa memotivasi dan menghiburku.
Para PendidikPara guru dan para dosen yang telah memberikan ilmu, nasihat, bimbingan,
kesabaran, waktu, dan arahan yang telah diberikan sehingga aku dapat menjadipribadi yang kuat dan lebih berani dalam mewujudkan impian dan cita-citaku.
Almamater tercinta, Universitas Lampung
SANWACANA
Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahuwata‘ala, atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw berbantu Game Tic Tac Toe
Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Kelas VIII SMP
Negeri 4 Bandar Lampung Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia”. Skripsi ini
dibuat sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas
Lampung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini bukanlah hasil jerih payah
sendiri akan tetapi berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak baik moril
maupun materil sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai. Oleh karena itu, di
dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan rasa terima
kasih yang tulus kepada :
1. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung yang
telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
2. Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas
Lampung yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
3. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi sekaligus selaku Pembimbing II yang telah memberikan ilmu serta
arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Dr. Dewi Lengkana, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku Pembimbing I yang selalu sabar
membimbing, selalu memberi nasihat dan ilmu yang bermanfaat serta selalu
memberikan semangat sehingga banyak membantu dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
6. Berti Yolida S.Pd, M.Pd., selaku Pembahas yang telah memberikan arahan
serta saran-saran, perbaikan dan juga motivasi sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
7. Seluruh Dosen serta Staff Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan
Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Lampung yang telah memberikan motivasi, nasihat, dan ilmu-ilmu yang
sangat bermanfaat.
8. Drs. Arwin Achmad, M.Si (Alm) selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan semangat, motivasi, nasihat yang berharga untuk menjalani
kehidupan yang lebih baik serta canda tawa yang selama ini selalu
dirindukan.
9. Kepala Sekolah, guru IPA, staf, dan siswa/i SMP Negeri 4 Bandar Lampung
yang telah mengizinkan, memberikan arahan serta motivasi dan membantu
selama penelitian berlangsung.
10. Sahabat SMP-ku Nurfitha Kusumaningtyas, Kartika Dwi Handayani, Yosi
Hardiani, Yosa Hardiana, Rika Oktari dan Anhe Putri Lestari. Terima kasih
telah menjadi sahabat terbaiku dari SMP sampai sekarang semoga
persahabatan ini memberikan pengalaman dan pembelajaran yang sangat
berharga.
11. Sahabatku Aulia Rossa Henita. Terima kasih untuk semua kebaikan,
semangat, kasih sayang, nasihat dan canda tawa.
12. Sahabat SMA-ku Indah Pratiwi dan Nabilla MS. Terima kasih untuk
semangat dan nasihat yang sangat berharga.
13. Sahabatku Shelly Novitri dan Christine Dian. Terima kasih selalu menasehati,
menemani, memberi semangat dan selalu ada untukku.
14. Sahabat 99 Monika Dian Tina, Monika Nursalim, Ranthy Ajeng .DW. S.Pd,
Nurfitha Kusumaningtyas, dan Karunia Hartari. Terima kasih untuk canda
tawa, semangat, motivasi yang selalu kalian berikan.
15. Teman seperjuanganku Isyulianto S.Pd, Mar’i Naufal S.Pd, Aditya Sandi
S.Pd, Andi Yudha Pratama S.Pd, Moh Tito Farfuqi S.Pd, Bagas, Sudarto
S.Pd, Umu Sulaim S.Pd, Angel L. S.Pd, dan Erlina yang telah banyak
menemaniku, membantuku, serta memberikan semangat dan saran-saran
dalam pembuatan skripsi ini.
16. Teman seperjuanganku seluruh mahasiswa Pendidikan Biologi Unila 2015.
Terima kasih untuk semua kebaikan, canda tawa, dan bantuan yang telah
diberikan dari awal perkuliahan hingga saat ini.
17. Kerabat Formandibula yang telah memberi pengalaman dan kisah tersendiri
selama masa perkuliahan.
18. Teman-teman KKN-ku Icha, Ulfa, Annisa Destiara, Tinus, Widya, Ayu
Wijayanti, Diyah, Riyan dan Yuda yang telah memberikan pengalaman
berharga.
19. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi kita semua.
Bandarlampung, 1 April 2020Penulis,
Cempaka Sari ChrisdaniarNPM 1513024041
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6E. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 7
II. TINJAUAN PUSTAKAA. Model Pembelajaran Kooperatif ............................................................... 9B. Model Pembelajaran Jigsaw .................................................................... 15C. Tic Tac Toe ............................................................................................. 17D. Aktivitas Belajar ...................................................................................... 19E. Hasil Belajar ............................................................................................ 21F. Materi Sistem Pencernaan Manusia ........................................................ 23G. Kerangka Penelitian ............................................................................... 33H. Hipotesis .................................................................................................. 34
III. METODE PENELITIANA. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 36B. Populasi dan Sampel ............................................................................... 36C. Desain Penelitian ..................................................................................... 37D. Prosedur Penelitian .................................................................................. 37E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ....................................................... 39F. Teknik Analisis Data ................................................................................ 43
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian ....................................................................................... 52B. Pembahasan ............................................................................................. 56
V. SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan ................................................................................................. 64B. Saran ........................................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 66
LAMPIRAN
1. Silabus .......................................................................................................... 702. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kontrol ................................... 723. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Eksperimen ............................. 874. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik ............................................... 1035. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Kontrol ............................................. 1056. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Eksperimen....................................... 1137. Kisi-Kisi Soal Pretest Postest ...................................................................... 1268. Soal Benar atau Salah (Tic Tac Toe) .......................................................... 1369. Hasil Analisis Perhitungan Aktivitas Peserta Didik..................................... 13910. Hasil Uji Instrumen Tes .............................................................................. 14111. Hasil Uji n-Gain Skor ................................................................................. 14412. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas ...................................................... 14513. Hasil Uji Indevendent Sampel t-Test .......................................................... 14614. Dokumentasi Penelitian .............................................................................. 14715. Hasil Belajar Peserta Didik Kelas Eksperimen............................................ 14916. Surat Penelitian ........................................................................................... 150
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Langkah-langkah Dalam Pembelajaran Kooperatif .................................... 122. Jenis Vitamin, Sumber dan Manfaatnya .................................................... 263. Jenis Mineral, Sumber dan Manfaatnya ..................................................... 274. Desain Pretest-Postest Kelompok Non-equivalent .................................... 375. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ................................................ 406. Hasil Uji Validitas Instrumen Soal ............................................................. 447. Indeks Kriteria Reliabilitas ........................................................................ 458. Klasifikasi Indeks Kesukaran ..................................................................... 459. Kriteria Indeks Daya Pembeda ................................................................... 4610. Hasil Uji Validitas, Reabilitas, Daya Beda dan Taraf Kesukaran .............. 4711. Interpretasi N-Gain .................................................................................... 4812. Kriteria Presentase Aktivitas Belajar Peserta Didik ................................... 5113. Hasil Aktivitas Belajar Peserta Didik ......................................................... 5214. Hasil Uji Statistik Data Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik ................... 54
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Hubungan Antar Variabel ............................................................ 34
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan. Pendidikan
merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai
tujuan pendidikan. Pendidikan diberikan dengan cara bimbingan, pengajaran,
dan latihan yang fungsinya untuk mengembangkan seluruh aspek pribadi
yang dimiliki peserta didik. Tujuan pendidikan pada dasarnya untuk
menjadikan peserta didik untuk mencerdaskan, mengangkat harkat dan
martabat, mengembangkan bakat, menciptakan manusia yang berakhlak
mulia, beriman, bertaqwa dan menuju pada perubahan-perubahan tingkah
laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup secara mandiri
dan dapat bermasyarakat (Rifai, 2011: 53).
Tujuan pendidikan dapat dicapai melalui proses pembelajaran. Proses
pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila didukung dengan fasilitas
yang memadai dan seorang pendidik yang kompeten terhadap bidangnya.
Peran pendidik tidak hanya mengajarkan ilmu kepada peserta didik, tetapi
pendidik juga harus memberikan motivasi, agar peserta didik semangat
2
belajar dan mendapatkan hasil belajar yang memuaskan dan dapat diterapkan
oleh masyarakat.
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang
adalah pendidikan yang mampu mengembangkan peserta didik. Keberhasilan
dalam pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dalam segala unsur
pendidikan, unsur-unsur tersebut adalah peserta didik, pendidik, alat/media
pembelajaran, metode, materi dan lingkungan pendidikan. Selain itu pendidik
juga dapat memberikan permainan selama proses pembelajaran untuk
menunjang pembelajaran agar peserta didik tidak merasa jenuh.
Untuk itu, pendidik harus dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat
memotivasi peserta didik agar tidak merasa jenuh selama proses
pembelajaran. Penggunaan model ceramah dan diskusi pada peserta didik
menyebabkan peserta didik merasa jenuh dan cenderung mengabaikan
penjelasan dari pendidik dan pada saat diskusi berlangsung pembelajaran
cenderung tidak kondusif. Oleh karena itu, pendidik dapat memberikan
variasi terhadap model pembelajaran yang akan digunakan dan juga
memberikan suatu permainan pembelajaran agar peserta didik tidak merasa
jenuh. Pendidik perlu mempersiapkan strategi pembelajaran dengan baik,
memilihkan model pembelajaran yang tepat, metode, alat dan bahan, maupun
memberikan permainan pembelajaran untuk setiap materi yang akan
disampaikan agar memotivasi peserta didik sehingga peserta didik
mendapatkan hasil belajar yang optimal.
3
Berdasarkan hasil wawancara 8 Maret 2019 dengan pendidik biologi di SMP
Negeri 4 Bandar Lampung, diketahui bahwa pembelajaran terkadang masih
menggunakan metode ceramah dan juga diskusi. Hal tersebut menyebabkan
peserta didik hanya memperhatikan pendidik saja. Akibatnya, dalam proses
belajar mengajar, peserta didik hanya mendengarkan dan mencatat. Pada saat
pendidik memberikan pertanyaan, peserta didik tidak berani untuk berbicara
karena takut salah menjawab pertanyaan yang diberikan. Selain itu pada saat
diskusi berlangsung, hanya sebagaian peserta didik yang mengikuti jalannya
diskusi, terutama peserta didik yang pemahamannya cukup baik saja yang
berkontribusi, hal ini terjadi karena peserta didik yang pemahamannya kurang
tidak berani untuk mengungkapkan pendapatnya. Proses pembelajaran seperti
ini tidak memotivasi peserta didik, sehingga hasil belajar yang didapatkan
rendah atau dibawah kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah
ditentukan oleh sekolah yaitu 70.
Kondisi yang terjadi di sekolah tersebut menunjukkan bahwa terjadi
kesenjangan antara kenyataan dan harapan selama proses pembelajaran
berlangsung. Oleh karena itu, pendidik harus mampu memberikan variasi
model pembelajaran dan permainan pembelajaran agar dapat memotivasi
peserta didik dan mendapatkan hasil belajar yang optimal. Salah satu jenis
model pembelajaran kooperatif yang dapat menjadi solusi bagi sekolah
tersebut yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, sedangkan salah
satu jenis permainan pembelajaran yang dapat dilakukan yaitu permainan Tic
4
Tac Toe. Model pembelajaran Jigsaw adalah model pembelajaran yang
menitik-beratkan pada kerja kelompok dalam bentuk kelompok yang kecil.
Pembelajaran kelompok ini akan membuat peserta didik saling
ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri serta membuat
peserta didik memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat
(Shohimin, 2018:90). Permainan Tic Tac Toe adalah permainan dengan pensil
atau kertas yang bergambar kotak sebanyak sembilan kotak, kelebihan dari
permainan ini yaitu untuk melatih peserta didik dalam strategi bermain, teliti,
konsentrasi, keterampilan social dan partisipasi dalam pembelajaran secara
aktif (Aycox, 1997: 54).
Model pembelajaran jigsaw dan permainan tic tac toe ini akan menjadi
menyenangkan jika disatukan dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran akan dikemas dalam bentuk diskusi kelompok yang setiap
anggotanya mempunyai tanggung jawab untuk dirinya sendiri dan juga untuk
teman sekelompoknya, diskusi kelompok ini akan membuat peserta didik
saling bekerja sama satu sama lain, selain itu akan ada permainan tic tac toe
yang akan membuat peserta didik saling bekerjasama dalam kompetisi yang
pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik yang
optimal.
Hasil penelitian dari penggunaan model pembelajaran Jigsaw oleh Fadliyani
et al (2014:20) menunjukkan bahwa model pembelajaran Jigsaw dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi sistem pencernaan
5
manusia. Selain itu, hasil penelitian lain dari Jarred dan Bachtiar (2017: 31)
juga menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat melatih peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dengan baik. Sedangkan hasil
penelitian dari penggunaan permainan Tic Tac Toe oleh Juanda et al
(2012:129) menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
permainan Tic Tac Toe dapat meningkatkan hasil belajar kognitif peserta
didik pada mata pelajaran diktat elektronika dasar.
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
berbantu Game Tic Tac Toe Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Kognitif
Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Bandar Lampung Pada Materi Sistem
Pencernaan Manusia”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu Game Tic
Tac Toe dapat berpengaruh terhadap aktivitas belajar peserta didik kelas
VIII di SMP Negeri 4 Bandar Lampung pada materi pokok sistem
pencernaan manusia?
6
2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu Game Tic
Tac Toe dapat berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif peserta didik
kelas VIII di SMP Negeri 4 Bandar Lampung pada materi pokok sistem
pencernaan manusia?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini ialah:
1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
berbantu Game Tic Tac Toe terhadap aktivitas belajar peserta didik kelas
VIII di SMP Negeri 4 Bandar Lampung pada materi pokok sistem
pencernaan manusia.
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
berbantu Game Tic Tac Toe terhadap hasil belajar kognitif peserta didik
kelas VIII di SMP Negeri 4 Bandar Lampung pada materi pokok sistem
pencernaan manusia.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, yaitu untuk menambah pengalaman, wawasan dan
pengetahuan untuk menjadi calon pendidik yang baik dan menjadi
pelajaran yang berharga.
2. Bagi peserta didik, diharapkan dapat memberikan suasana belajar yang
menyenangkan sehingga berdampak pada meningkatnya hasil belajar.
7
3. Bagi pendidik, yaitu tambahan pengetahuan untuk menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu Game Tic Tac Toe
sebagai strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada materi sistem pencernaan manusia.
4. Bagi sekolah, dapat menjadi masukan pemikiran sebagai upaya dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran biologi di sekolah.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap masalah penelitian ini, maka
perlu adanya batasan ruang lingkup penelitian yaitu:
1. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu game Tic Tac Toe yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari langkah-langkah sebagai
berikut: persiapan, mengorganisasikan kelompok peserta didik
(kelompok asal dan kelompok ahli), bekerja dan belajar dalam
kelompok (diskusi kelompok ahli, menginformasikan pada kelompok
asal dan mempresentasikan hasil diskusi), evaluasi (permainan tic tac
toe), refleksi (penghargaan kelompok dan menarik kesimpulan).
2. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah ranah kognitif
berdasarkan Taksonomi Bloom yang direvisi oleh Anderson dan
Karthwolh, yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3)
dan analisis (C4) yang diperoleh dari nilai pretest, postest dan N-gain.
3. Aktivitas belajar dalam penelitian ini adalah penilaian seluruh aktivitas
peserta didik dalam proses pembelajaran.
8
4. Materi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah materi sistem
pencernaan manusia di kelas VIII SMP, yakni terdapat pada KD 3.5
Menganalisis sistem pencernaan pada manusia dan memahami
gangguan pada sistem pencernaan, serta upaya menjaga kesehatan
sistem pencernaan.
5. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik SMP Negeri 4
Bandar Lampung kelas VIII semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan sistem
pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai lima orang yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau
suku yang berbeda (Sanjaya, 2011: 242). Selain itu Huda (2012: 32), juga
menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mengacu pada metode
pembelajaran dimana peserta didik bekerja sama dalam kelompok kecil dan
saling membantu dalam belajar.
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah peserta
didik yang akan membentuk kelompok kecil dengan kemampuan berbeda,
yang nantinya akan menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota
kelompok harus bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi
pelajaran yang diberikan. Selain itu Purwita (2014: 22), juga menyatakan
bahwa pembelajaran kooperatif akan menumbuhkan ketergantungan diantara
peserta didik sehingga sumber belajar nantinya tidak hanya berasal dari buku
dan pendidik saja, namun juga dapat berasal dari sesama peserta didik.
10
Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai
ketuntasan materi yang disajikan oleh pendidik dan saling membantu teman
sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar. Pembelajaran kooperatif
menurut Martinis (2013:101), dapat mengubah norma-norma dalam budaya
peserta didik menjadi orang-orang berprestasi tinggi dalam tugas-tugas
belajar akademis, juga memiliki muatan lain, seperti menghargai teman dalam
berbagai ras, budaya, kelas social, ataupun tingkat kemampuan
akademisnnya.
Pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya (2013 : 244-246), memiliki 4
karakteristik yakni sebagai berikut:
1. Pembelajaran secara tim, artinya dalam pembelajaran kooperatif
peserta didik dituntut untuk saling membantu bekerjasama sehingga
keberhasilan kelompok ditentukan oleh tim.
2. Didasarkan pada manajemen kooperatif, artinya terdapat 4 fungsi
dalam pembelajaran kooperatif. Fungsi pertama, pembelajaran
kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses
pembelajaran dapat berjalan secara efektif. Fungsi kedua,
pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan. Fungsi ketiga, pembelajaraan kooperatif harus
dikerjakan bersama-sama antara setiap anggota kelompok, oleh
sebab itu harus diatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota
kelompok. Fungsi keempat, pembelajaran kooperatif perlu
ditentukan kriteria keberhasilan.
11
3. Kemauan untuk bekerjasama, artinya keberhasilan dalam
pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara
kelompok. Setiap anggota kelompok harus diatur tugas dan
tanggung jawab untuk saling bekerjasama dan saling membantu.
4. Keterampilan bekerjasama, artinya peserta didik harus saling
berinteraksi dan berkomunikasi untuk saling membantu agar dapat
menyampaikan ide, mengemukakan pendapat, dan memberikan
kontribusi untuk keberhasilan kelompok.
Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya (2013: 246-247)
terdapat empat unsur dasar pada pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai
berikut:
1. Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence), dimana
keberhasilan kelompok ditentukan oleh keberhasilan penyelesaian
tugas setiap anggota kelompok, oleh karena itu setiap anggota
kelompok harus saling membantu dan bekerjasama, sehingga setiap
anggota kelompok akan saling ketergantungan.
2. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability), dimana
keberhasilan kelompok tergantung pada masing-masing anggota
kelompok, jadi setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab
sesuai dengan tugasnya masing-masing. Setiap anggota kelompok
harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya.
3. Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), yaitu
memberikan kesempatan bagi setiap anggota kelompok untuk
12
saling bertatap muka memberikan informasi dan saling
membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan
pengalaman yang berharga bagi setiap peserta didik untuk
bekerjasama, menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan
masing-masing anggota dan mengisi kekurangan masing-masing
anggota kelompok.
4. Partisipasi dan komunikasi (participation communication), yaitu
melatih peserta didik untuk dapat berpartisipasi, berkontribusi
dalam kelompok, dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.
Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif yang diuraiakan oleh
Arends (dalam Amri dan Achmadi, 2010: 92) adalah sebagaimana terdapat
pada tabel berikut:
Tabel 1 Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatifFase Tingkah laku
Fase 1:
Menyampaikan dan memotivasi
peserta didik
Pendidik menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memberikan
motivasi bagi peserta didik untuk
mempelajari materi tersebut.
Fase 2:
Menyajikan informasi
Pendidik menyajikan informasi
kepada peserta didik dengan
demonstrasi atau sumber bahan
belajar.
Fase 3:
Mengorganisasikan peserta didik
kedalam kelompok-kelompok
belajar
Pendidik mengkondisikan peserta
didik kedalam kelompok belajar
dan membantu setiap kelompok
agar melakukan transisi secara
13
kondusif.
Fase 4:
Membimbing peserta didik bekerja
secara berkelompok
Pendidik membimbing kelompok
belajar dalam penyelesaian tugas.
Fase 5:
Evaluasi
Pendidik mengevaluasi hasil kerja
kelompok.
Fase 6:
Memberikan penghargaan
Pendidik mengapresiasi tugas
kelompok sebagai upaya
menghargai kerja kelompok.
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan.
Keunggulan pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya (2013: 249-250),
yakni sebagai berikut :
a. Peserta didik tidak ketergantungan dengan pendidik, akan tetapi
dapat meingkatkan kemampuan berpikir sendiri dan menemukan
informasi dari berbagai sumber dan belajar dari peserta didik yang
lain.
b. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan gagasan dan membandingkannya dengan ide
orang lain.
c. Pembelajaran kooperatif dapat membantu peserta didik untuk
saling menghormati dan menyadari potensi diri dan orang lain serta
menerima segala perbedaan.
d. Pembelajaran kooperatif dapat membantu setiap peserta didik
untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
14
e. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi ampuh untuk
meningkatkan prestasi akademik dan kemampuan sosial.
f. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam mengembangkan ide dan pemahamannya
sendiri serta memberikan umpan balik.
g. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan peserta
didik dalam menemukan informasi dan belajar.
h. Interaksi yang terjadi selama pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk
berpikir.
Kelemahan pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya (2013: 250-251), yakni
sebagai berikut:
a. Membutuhkan waktu yang lama selama proses pembelajaran
berlangsung.
b. Ciri utama pembelajaran kooperatif adalah bahwa peserta didik
saling membelajarkan. Jika tanpa persiapan yang efektif maka apa
yang seharusnya dipelajari dan dipahami peserta didik tidak akan
tercapai.
c. Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif
didasarkan pada hasil kerja kelompok.
d. Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya
mengembangkan kesadaran kelompok memerlukan waktu yang
cukup lama.
15
e. Kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat
penting, akan tetapi banyak aktivitas yang hanya didasarkan pada
kemampuan peserta didik secara individual.
B. Model Pembelajaran Jigsaw
Model pembelajaran Jigsaw adalah model pembelajaran yang menitik-
beratkan pada kerja kelompok dalam bentuk kelompok yang kecil.
Pembelajaran kelompok ini akan membuat peserta didik saling
ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri serta membuat
peserta didik memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan
pendapatnya (Shohimin, 2018:90). Model pembelajaran tipe jigsaw
merupakan model pembelajaran dengan kelompok kecil yang terdiri dari 4-6
orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif
dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang
nantinya dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota
kelompok yang lain. Dengan demikian peserta didik saling tergantung satu
dengan yang lain dan harus bekerja sama untuk mempelajari materi yang
ditugaskan (Fathurrohman,2015:63). Selain itu Isjoni (2010:77), juga
menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah
satu strategi yang dapat mendorong peserta didik aktif dan mencapai prestasi
maksimal.
16
Model pembelajaran tipe jigsaw ini terdapat kelompok asal dan kelompok
ahli. Kelompok asal yaitu kelompok awal atau induk yang beranggotakan
peserta didik dengan kemampuan asal dan latar belakang keluarga yang
beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa kelompok ahli.
Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok asal yang berbeda yang
ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topic tertentu dan
menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk
kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal (Fathurrohman,
2015:64).
Langkah-langkah dalam model pembelajaran tipe jigsaw menurut Slavin
(dalam Hamdani, 2011: 284), yakni sebagai berikut:
1. Peserta didik dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri
dari 4 atau 5 peserta didik dengan karakteristik yang heterogen.
2. Setiap peserta didik bertanggung jawab untuk mempelajari
bagiannya masing-masing.
3. Anggota tim yang berbeda dan mempelajari bagian yang sama
kemudian berkumpul untuk mendiskusikan bagiannya di dalam
kelompok ahli.
4. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kelompok ahli
kembali ke kelompok semula atau kelompok asal, untuk
mengajarkan materi yang telah dipelajari dalam kelompok ahli.
5. Peserta didik melakukan evaluasi mengenai materi yang telah
dipelajari.
17
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki beberapa kelebihan dan
kelemahan. Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut Rusman
(2011: 219), yakni sebagai berikut:
1. Dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja
sama dengan yang lainnya.
2. Peserta didik dapat menguasai pelajaran yang disampaikan.
3. Setiap anggota peserta didik berhak menjadi ahli dalam
kelompoknya.
4. Dalam proses belajar mengajar peserta didik saling ketergantungan
positif.
5. Setiap peserta didik dapat saling mengisi satu sama lain.
Kelemahan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut Rusman (2011:
219), yakni sebagai berikut:
1. Membutuhkan waktu yang lama.
2. Peserta didik yang panadai cendrung tidak mau disatukan dengan
peserta didik yang kurang pandai, dan sebaliknya.
C. Tic Tac Toe
Permainan tic tac toe adalah permainan yang sering disebut permainan catur
jawa. Permainan ini sangat unik karena bentuknya yang sederhana dengan
hanya mengaplikasikan kotak 3x3 dan symbol x atau o. Permainan ini
18
dikatakan menang jika symbol telah tersusun membentuk garis diagonal,
vertical atau horizontal (Prasetyono, 2015: 9).
Permainan merupakan salah satu strategi untuk membuat suasana dalam
proses belajar mengajar berjalan menyenangkan dan tidak membosankan
bagi peserta didik. Karakteristik yang ada dalam permainan tic tac toe ini
adalah adanya peserta, adanya aturan permainan, adanya unsur persaingan
dan penentuan pemenang. Permainan tic tac toe ini bertujuan untuk
membentuk suatu garis mendatar, menurun maupun menyilang yang terdiri
dari tiga kotak yang dapat digaris, untuk mendapatkan point.
Permainan tic tac toe ini memiliki aturan permainan, adapun langkah-
langkah dalam permainan tic tac toe ini adalah sebagai berikut:
1. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang nanti dapat
dipasangkan, dan setiap kelompok memilih mau memakai huruf “x”
atau “o”.
2. Perwakilan dari kelompok masing-masing bersiap untuk
mendengarkan soal yang diberikan pendidik, jenis soalnya yaitu
benar/salah.
3. Perwakilan dari kelompok masing-masing, cepat-cepatan
mengambil bendera merah (jawaban benar) atau bendera biru
(jawaban salah).
4. Peserta didik menjawab dengan disertai alasan memilih bendera
yang dipilhnya.
19
5. Peserta didik yang berhasil menjawab dengan benar akan
mendapatkan skor dan menulis “x” atau “o” dipapan tulis.
6. Kelompok yang berhasil membuat garis lurus, akan mendapatkan
bonus skor.
7. Kelompok yang menang akan mendapatkan hadiah yang telah
disiapkan pendidik.
D. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu
perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan (Ngalim,
2006: 102). Selain itu Dimyanti (2009:45), juga menyatakan bahwa dalam
belajar siswa harus mengalami keterlibatan langsung tidak sekedar
mengamati secara langsung tetapi juga harus menghayati, terlibat langsung
dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
Aktivitas belajar adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan peserta didik
dalam proses pembelajaran. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan peserta
didik dalam belajar maka semakin baik proses pembelajaran yang terjadi.
Dengan demikian belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam
aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis (Wardani, 2007: 9).
Aktivitas fisik adalah kegiatan aktif yang dilakukan peserta didik selama
pembelajaran, kegiatan tersebut dapat meliputi bermain sambil belajar,
20
menulis, membaca, memperhatikan, aktif dalam tanya jawab dan diskusi
kelompok. Sedangkan aktivitas psikis adalah daya jiwa peserta didik berperan
aktif dan baik selama mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan yang dapat
dilihat meliputi keterampilan berpikir, penguasaan pengetahuan, maupun
keterampilan memecahkan suatu masalah.
Macam-macam kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas fisik dan
aktivitas psikis menurut Diedrich (dalam Rohani, 2004: 9) adalah sebagai
berikut:
1. Visual activities, membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi,
percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.
2. Oral activities, menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi,
interupsi, dan sebagainya.
3. Listening activities, mendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi,musik,
pidato dan sebagainya.
4. Writing activities, menulis : cerita, karangan, laporan, tes angket,
menyalin dan sebagainya.
5. Drawing activities, menggambar, membuat grafik,peta, diagram,
pola dan sebagainya.
6. Motor activities, melakukan percobaan, membuat konstruksi,
model,
21
mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang dan
sebagainya.
7. Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan
sebagainya.
8. Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira,
berani, tenang, gugup dan sebagainya.
E. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah
menerima pembelajaran (Sudjana, 2010:22). Hasil belajar menurut Warsito
(dalam Depdiknas, 2006:125) menyatakan bahwa hasil belajar ditandai
dengan adanya perubahan prilaku ke arah yang lebih positif dan relatif
permanen pada diri orang yang menerima pembelajaran. Selain itu, hasil
belajar menurut Wahid et al (2010:18) menjelaskan bahwa seseorang dapat
dikatakan telah berhasil dalam pembelajaran jika ia mampu menunjukkan
adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan itu, diantaranya
adalah perubahan dari segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya,
ataupun sikapnya terhadap suatu objek.
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi dalam proses pembelajaran.
Dari sisi pendidik, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya proses
22
belajar mengajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 3-4). Hasil belajar biasanya
diukur dalam bentuk ulangan/tes yang dilakukan setelah semua materi
diberikan, tujuannya untuk mengetahui penguasaan materi yang diterima
peserta didik. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang ada
didalam diri peserta didik, faktor ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
peserta didik. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar,
faktor ini meliputi lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan
lingkungan sekolah (Slameto, 2010:54).
Hasil belajar ranah kognitif adalah kemampuan intelektual peserta didik
dalam berpikir, mengetahui, dan memecahkan suatu masalah. Pengaplikasian
ranah kognitif oleh Bloom yang di revisi oleh Anderson dan Krathwolh
terbagi menjadi enam aspek, yaitu:
a. Pengetahun (C1)
Kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali tentang
definisi, istilah, ide, rumus-rumus dan sebagainya. Pengetahuan ini
adalah proses berfikir yang paling rendah.
b. Pemahaman (C2)
Kemampuan untuk memahami sesuatu, setelah sesuatu itu diketahui
dan diingat. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu jika
ia dapat memberikan penjelasan secara lebih rinci dengan
menggunakan kata-katanya sendiri.
23
c. Aplikasi (C3)
Kemampuan untuk menerapkan materi yang telah dipelajari pada
situasi yang baru atau dapat diterapkan dimasyarakat dan menyangkut
penggunaan rumus, metode, konsep, prinsip, hukum, teori atau dalil.
d. Analisa (C4)
Kemampuan untuk menguraikan atau proses pemecahan materi
menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan
keterkaitan antar bagian dan sruktur keseluruhannya sehingga lebih
jelas hierarkinya dan susunannya.
e. Evaluasi (C5)
Kemampuan untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi
tertentu berdasarkan kriteria-kriteria yang ada, misalnya jika seseorang
dihadapkan dengan beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih
satu pilihan yang terbaik.
f. Kreasi (C6)
Kemampuan untuk membuat atau menghasilkan suatu produk yang
baru sebagai hasil kreasinya.
F. Materi Sistem Pencernaan Manusia
Makanan merupakan sumber energi utama bagi makhluk hidup, tanpa
makanan yang masuk ke dalam tubuh, manusia dapat mati karena tidak
mempunyai energi untuk bertahan hidup (Kemendikbud, 2017: 156). Melalui
makanan, manusia dapat memperoleh nutrisi yang diperlukan untuk
24
pertumbuhan dan perkembangan tubuh (Triyono et al, 2017: 145). Sistem
pencernaan manusia dapat digambarkan secara lengkap seperti berikut:
1) Zat- Zat Makanan yang Diperlukan Tubuh
Menurut Pujiyanto (2014: 144) makanan dikatakan bergizi apabila
mengandung nutrisi yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang
cukup. Makanan yang bergizi mengandung nutrisi berupa karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral.
a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah zat gizi sebagai sumber utama yang paling
penting bagi makhluk hidup sebagai sumber energy. Karbohidrat
terdapat dalam beras, jagung, gandum, kentang, ubi-ubian, buah-
buahan dan madu. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan
dipecah menjadi molekul gula sederhana, seperti glukosa. Bentuk
gula sederhana inilah yang akan diserap oleh tubuh (Triyono et al,
2017: 145).
b. Protein
Protein dibutuhkan sebagai penghasil energi, untuk pertumbuhan
dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak, pembuat enzim dan
hormon, dan pembentukan antibodi (Kemendikbud, 2017: 169).
Protein dibagi menjadi dua jenis yaitu protein hewani dan protein
nabati. Protein hewani dapat didapatkan dari daging, susu, ikan,
telur dan keju. Sedangkan protein nabati dapat didapatkan kedelai,
kacang tanah dan kacang hijau. Selama proses pencernaan, protein
akan diubah menjadi pepton dengan bantuan enzim pepsin di dalam
25
lambung. Kemudian, pepton akan diubah menjadi asam amino
dengan bantuan enzim tripsin di dalam usus halus. Asam amino
inilah yang akan diserap oleh tubuh (Triyono et al, 2017: 146).
c. Lemak
Lemak merupakan unit penyimpanan yang baik untuk energy.
Kelebihan energy dari makanan yng dimakan akan diubah menjadi
lemak dan disimpan untuk digunakan di lain waktu (Kemendikbud,
2017: 166). Lemak berfungsi sebagai cadangan energy serta pelarut
vitamin A,D,E dan K. Lemak dibagi menjadi dua yaitu lemak
hewani dan lemak nabati. Lemak hewani dapat di dapatkan dari
lemak daging, mentega, susu, ikan segar, minyak ikan dan telur.
Sedangkan lemak nabati dapat didapatkan dari lemak kelapa,
kemiri, kacang-kacangan dan alpukat (Triyono et al, 2017: 146).
d. Vitamin
Vitamin dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sedikit, tetapi harus
ada di dalam tubuh. Vitamin berfungsi sebagai kooenzim dan
biokatalisator yang mengatur proses metabolism tubuh
(Irnaningtyas, 2013: 246). Vitamin dikelompokkan menjadi dua,
yaitu vitamin yang larut dalam air (B dan C) dan vitamin yang larut
dalam lemak (A,D,E dan K) (Kemendikbud, 2017: 172). Vitamin-
vitamin yang larut dalam lemak mempunyai sifat dapat disimpan
lama di dalam tubuh. Apabila jumlah yang tersedia lebih banyak
dari yang diperlukan tubuh, maka akan disimpan di dalam lemak
dalam waktu yang cukup lama. Sedangkan vitamin-vitamin yang
26
larut dalam air, jika jumlahnya melebihi yang diperlukan oleh
tubuh, maka akan dibuang ke luar tubuh melalui urine (Triyono et
al, 2017: 147).
Tabel 2 Jenis Vitamin, Sumber dan ManfaatnyaVitamin Manfaat Sumber
Vitamin A Menjaga kesehatan mata,meingkatkan sistemkekebalan tubuh,pertumbuhan tulang danmenguatkan gigi
Susu, telur, hati,sereal, sayuranorange (wortel, ubijalar, labu, danbuah-buahan)
Vitamin B Mengatur fungsi tubuh,membantu untukmenghasilkan sel darahmerah
Gandum, makananlaut, daging, telur,produk susu asam,sayuran berdaunhijau, dan kacang
Vitamin C Membentuk kolagen,membantu menjagakesehatan jaringan tubuhseperti gusi dan otot, danmembantu tubuh melawaninfeksi
Buah jeruk,stroberi, jambu biji,cabai, tomat,brokoli, bayam,dan sari buah jeruk
Vitamin D Menguatkan tulang dangigi, membantu tubuhmenyerap kalsiumpembentuk tulang
Kuning telur,minyak ikan, danmakanan yangdiperkaya sepertisusu, serta susukedelai
Vitamin E Sebagai antioksidan danmembantu melindung seldari kerusakan, pentingbagi kesehatan sel-sel darahmerah
Minyak sayur,kacang-kacangan,sayuran berdaunhijau, alpukat,gandum dan biji-bijian
Vitamin K Membantu pembekuandarah dan meningkatkanpertumbuhan dan kesehatantulang
Alpukat, anggur,sayuran hijau,produk susu sepertisusu asam, umbi-umbian, biji-bijiandan telur
(Kemendikbud, 2017:173)
27
e. Mineral
Mineral berfungsi dalam proses pembangunan sel, membantu
reaksi kimia tubuh, mengangkut oksigen ke seluruh tubuh,
pembentukan dan pemeliharaan tulang (Kemendikbud, 2017: 177).
Tabel 3 Jenis Mineral, Sumber dan ManfaatnyaMineral Kegunaan SumberKalsium (Ca) Bahan pembentuk tulang,
gigi, kerja otot dan kerjasaraf
Telur, sayuranhijau, dan kedelai
Fospor (P) Membantu dalam kontraksidan relaksasi otot sertapembentukan tulang-gigi
Daging, gandum,keju
Potasium/Kalium(K)
Mengatur keseimbanganair dalam sel, mempercepathantaran impuls pada saraf,dan kerja otot
Pisang, kentang,kacang, daging danjeruk
Sodium/ Natrium(Na)
Menjaga keseimbangancairan dalam jaringantubuh, dan mempercepathantaran impuls pada saraf
Daging, susu, keju,garam dan wortel
Besi (Fe) Bahan utama penyusunhemoglobin pada sel darahmerah
Daging merah,kacang, bayam dantelur
Iodium (I) Sebagai salah satusumberhormon tiroksindan merangsangmetabolism
Ikan laut dan garamberiodium
Seng Menjaga kekebalan tubuh,kesehatan mata,menghambat virus,mengurangi resiko kanker,kesehatan organ vital laki-laki, dan mempercepatpenyembuhan luka
Kacang-kacangan,biji-bijian dangandum
(Kemendikbud, 2017:173)
2) Sistem Pencernaan Manusia
Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan merupakan saluran yang dilalui
28
bahan makanan. Sedangkan kelenjar pencernaan adalah organ yang
mengeluarkan enzim untuk membantu mencerna makanan. Saluran
pencernaan meliputi mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus
besar dan anus. Kelenjar pencernaan diantaranya terdapat di dalam
mulut, lambung, usus halus, pancreas dan hati (Triyono et al, 2017:
154).
a. Saluran Pencernaan
1. Mulut
Di dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah dan kelenjar air liur
(saliva). Ada tiga macam gigi manusia, yaitu gigi seri yang berguna
untuk memotong makanan, gigi tari untu mengoyak makanan, dan
gigi geraham untuk mengunyah makanan. Gigi dapat memotong,
mengoyak, mengunyah makanan dan juga akan bercampur dengan
kelenjar saliva yang mengeluarkan air liur sehingga makanan akan
menjadi lembek dan berbentuk bolus. Air liur mengandung
mengandung enzim ptyalin atau amylase yang berguna untuk
mengubah amilum menjadi maltose. Setelah itu bolus akan didorong
menuju ke faring oleh bantuan lidah (Triyono et al, 2017: 155-157).
2. Faring dan Esofagus
Makanan yang berbentuk bolus akan masuk ke dalam faring. Faring
adalah saluran yang memanjang dari bagian belakang rongga mulut
sampai ke permukaan kerongkongan. Pada pangkal faring terdapat
katup pernapasan yang disebut epiglottis, fungsinya untuk menutup
29
ujung saluran pernapasan agar maknaan tidak masuk ke saluran
pernapasan. Setelah itu, bolus akan masuk ke kerongkongan, otot
kerongkongan akan berkontraksi sehingga menimbulkan gerakan
meremas dan mendorong bolus ke dalam lambung. Gerakan otot
kerongkongan ini disebut gerakan peristaltic (Triyono et al, 2017:
157).
3. Lambung
Di dalam lambung terjadi pencernaan mekanis dan kimiawi. Secara
mekanis otot lambung akan berkontraksi untuk mengaduk-aduk
bolus. Sedangkan ssecara kimiawi bolus akan tercampur dengan
getah lambung yang mengandung HCL, enzim pepsin dan enzim
rennin (Triyono et al, 2017: 157)
4. Usus Halus
Usus halus merupakan kompartemen kanal alimentaris terpanjang
dengan panjang 6 mm. bagian 25 cm pertama atau lebih dari usus
halus membentuk duodenum. Disinilah kimus dari lambung akan
bercampur dengan getah-getah pencernaan (Campbell, 2012: 42).
Usus halus memiliki tiga bagian, usus dua belas jari (duodenum),
usus tengah (jejenum), dan usus penyerapan (ileum). Pada
duodenum terdapat saluran yang terhubung dengan saluran getah
pancreas dan saluran empedu. Getah pancreas menghasilkan enzim
lipase, amylase dan tripsin. Sedangkan saluran empedu yang
dihasilkan hati akan mengemulsikan lemak yang membuat lemak
larut dalam air. Selanjutnya pencernaan makanan tersebut
30
dilanjutkan di jejunum, disini terjadi pencernaan terakhir sebelum
zat-zat makanan diserap tubuh. Di jejunum karbohidrat akan
dipecah menjadi glukosa, protein akan dipecah menjadi asam
amino, serta lemak akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol.
Selanjutnya penyerapan zat-zat makanan terjadi di ileum. Glukosa,
vitamin yang larut dalam air, asam amino dan mineral akan masuk
ke pembuluh darah kapiler, sedangkan asam lemak, gliserol, dan
vitamin yang larut dalam lemak akan dibawa oleh pembuluh getah
bening dan akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah kapiler
(Triyono et al, 2017: 157-158).
5. Usus besar
Bahan makanan yang sudah melalui usus halus berakhir di usus
besar. Usus halus bersambungan dengan usus besar pada
sambungan berbentuk T. Salah satu lengan T merupakan kolon
sepanjang 1,5 meter yang mengarah ke rektum dan anus, fungsinya
untuk memulihkan air yang masuk sebagai getah-getah pencernaan.
Lengan lainnya membentuk kantong yang disebut sekum yang
berfungsi untuk memfermentasi material yang teringesti (Campbell,
2012: 54). Usus besar berfungsi untuk mengatur kadar air pada sisa
makanan. bila kadar air pada sisa makanan terlalu banyak, dinding
usus besar akan menyerap kelebihan air tersebut. Sebaliknya, jika
sisa makanan kekurangan air, dinding usus besar akan
mengeluarkan air (Triyono et al, 2017: 160).
31
b. Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan berperan untuk menghasilkan enzim-enzim
dalam membantu pencernaan makanan secara kimiawi. Menurut
Irnaningtyas (2014: 267-270) kelenjar pencernaan terdiri dari:
1. Kelenjar Saliva
Di dalam rongga mulut terdapat tiga kelenjar saliva, yaitu kelenjar
parotid, submandibula, dan sublingual. Fungsi kelenjar saliva yaitu
untuk melarutkan makanan serta sebagai pengecap rasa, untuk
melumasi makanan agar mudah ditelan, dan menguraikan amilum
menjadi maltose.
2. Pankreas
Pankreas terletak di bagian belakang bawah lambung. Enzim- enzim
yang terdapat di pancreas yaitu lipase, amylase dan tripsin.
3. Hati
Hati berfungsi untuk menyekresikan empedu untuk mengemulsi dan
mengabsorbsi lemak, mempertahankan homeositas gula darah dan
menyintesis lemak dari karbohidrat dan protein.
4. Empedu
Empedu berupa kantong dengan ukuran 8-10 cm, berwarna hijau
dan terdapat pada lekukan di bawah lobus kanan hati. Empedu
berfungsi menyimpan cairan empedu yang disekresikan oleh sel-sel
hati.
32
3) Gangguan pada Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan dapat mengalami gangguan yang mengakibatkan
proses pencernaan berlangsung tidak sempurna. Beberapa kelainan
penyakit pada sistem pencernaan diantara yaitu: parotitis atau
gondong, rendahnya produksi air liur (xerostomia), luka pada dinding
lambung (tukak lambung), diare, dan sembelit (Triyono et al, 2017:
163).
4) Menjaga dan Merawat Organ-Organ Pencernaan
Kelainan dan penyakit pada sisitem pencernaan dapat terjadi apabila
kita tidak menjaga dan merawatnya. Oleh karena itu, kita harus
menjaga dan juga merawat sistem pencernaan agar terhindar dari
penyakit pada sistem pencernaan. Beberapa tindakan yang dapat
dilakukan untuk menjaga dan merawat organ-organ sistem pencernaan
di antaranya sebagai berikut:
1. Mengosok gigi secara rutin
2. Tidak mengkonsumsi makanan yang terlalu panas, dingin, masam,
asin, pedas, manis, dank eras.
3. Minum air putih setelah bangun tidur
4. Makan sambil duduk dan tidak tergesa-gesa
5. Mengunyah makanan sebelum ditelan
6. Melakukan senam secara rutin untuk menuatkan otot-otot perut.
7. Berpuasa secara rutin untuk membuang racun-racun dalam tubuh.
33
F. Kerangka Penelitian
Biologi merupakan mata pelajaran yang memerlukan banyak hafalan,
sehingga bagi sebagian peserta didik dianggap sulit dan menjenuhkan.
Pendidik harus menciptakan suasana yang menyenangkan ketika belajar,
sehingga perlu adanya model pembelajaran yang sesuai untuk menciptakan
suasana belajar yang memotivasi peserta didik sehingga peserta didik tidak
merasa jenuh selama proses pembelajaran biologi di kelas. Penggunaan model
pembelajaran yang menyenangkan dapat memberi pengalaman belajar yang
berkesan sehingga lebih mudah dipahami dan diingat oleh peserta didik .
Dalam hal ini, peneliti menawarkan solusi untuk mengatasi kejenuhan peserta
didik selama proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu Permainan Tic Tac Toe.
Melalui model ini peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran karena peserta didik akan berdiskusi dan mempunyai tanggung
jawab untuk dirinya dan untuk kelompoknya, selain itu pembelajaran ini akan
dikemas dalam bentuk permainan yang akan membuat peserta didik kembali
semangat untuk mengingat pelajaran yang sudah diberikan, sehingga peserta
didik akan termotivasi untuk lebih giat belajar dan untuk memahami
pembelajaran karena diberikan penghargaan.
Variabel bebas dalam penelitiaan ini adalah model pembelajaran Jigsaw dan
Permainan Tic Tac Toe. Sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah
34
aktivitas belajar dan hasil belajar kognitif peserta didik. Berikut adalah bagan
hubungan antara X mempengaruhi Y1 dan Y2 dalam penelitian ini:
Gambar 1. Hubungan antar variabel penelitian
Keterangan: X = Model Pembelajaran Jigsaw berbantu Game Tic Tac ToeY1 = Aktivitas belajar peserta didikY 2 = Hasil belajar kognitif peserta didik
G. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Hipotesisi 1
H0 = Tidak ada pengaruh signifikan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw berbantu game Tic Tac Toe terhadap aktivitas belajar peserta
didik.
H1 = Terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw berbantu game Tic Tac Toe terhadap aktivitas belajar peserta
didik.
Hipotesis 2
H0 = Tidak ada pengaruh signifikan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw berbantu game Tic Tac Toe terhadap hasil belajar kognitif
peserta didik.
Y2X
Y1
35
H1 = Terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw berbantu game Tic Tac Toe terhadap hasil belajar kognitif
peserta didik.
36
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September yaitu pada semester
ganjil tahun pelajaran 2019/2020 di SMP Negeri 4 Bandar Lampung.
B. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4
Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020 yang berjumlah
sebelas kelas. Sedangkan sampel yang digunakan pada penelitian ini
berjumlah 38 orang yang terdiri atas dua kelas yaitu VIII J dan VIII K.
Adapun kelas VIII J sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu permainan
Tic Tac Toe. Sedangkan kelas VIII K sebagai kelas kontrol yang diberi
perlakuan menggunakan pembelajaran ceramah dan diskusi. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini yakni dengan purposive sampling.
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 2016: 85).
37
C. Desain Penelitian
Desain yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pretest-postest, yang
diberikan pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Kedua kelas tersebut
diberikan pretes sebelum pembelajaran pertama dimulai dan postest pada
pertemuan kedua setelah pembelajaran. Struktur desainnya digambarkan
sebagai berikut:
Tabel 4 Desain pretest-postest kelompok non equivalentKelompok Pretest Variabel Bebas Postest
Eksperimen Y1 X Y2
Kontrol Y3 - Y4
Diadaptasi dari Sugiyono(2010:112)
Keterangan:X = Perlakuan dikelas eksperimen dengan menggunakan model Jigsaw
berbantu Game Tic Tac ToeY1 = Pretest pada kelas eksperimenY2 = Postest pada kelas eksperimenY3 = Prestest pada kelas kontrolY4 = Postest pada kelas kontrol
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu prapenelitian, pelaksanaan
penelitian dan tahap akhir penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap
tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah:
38
a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke
fakultas untuk diadakannya penelitian.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya
penelitian, untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan
populasi yang akan diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
d. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD).
e. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretest/postest dalam
bentuk pilihan ganda dan soal pada permainan tic tac toe dalam
bentuk soal jawaban benar atau salah.
2. Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi:
a. Memberikan tes awal (pretest) untuk mengukur kemampuan
awal peserta didik sebelum diberi perlakuan.
b. Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menerapkan model
Jigsaw berbantu permainan tic tac toe pada pembelajaran serta
mengobservasi jalannya pembelajaran dengan bantuan observer
pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol menggunakan
metode ceramah dan diskusi. Pengambilan data ini dilaksanakan
2 kali pertemuan.
39
c. Memberikan test akhir (postest) untuk mengukur peningkatan
hasil belajar peserta didik setelah diberi perlakuan dan tidak
diberi perlakuan.
3. Tahap Akhir
Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir adalah:
a. Mengolah data pretest, posttest dan aktivitas peserta didik
b. Membandingkan hasil analisis data tes antara sebelum perlakuan
dan sesudah diberi perlakuan untuk mengetahui apakah terdapat
peningkatan hasil belajar peserta didik antara pembelajaran
dengan model Jigsaw berbantu Permainan Tic Tac Toe dan tanpa
menggunakan model Jigsaw berbantu Permainan Tic Tac Toe.
Dan membandingkan hasil analisis data aktivitas peserta didik
antara pertemuan pertama dan pertemuan kedua untuk
mengetahui apakah ada peningkatan aktivitas peserta didik.
c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang telah diperoleh
dari langkah-langkah menganalisis data.
E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data
Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis Data
a. Data Kualitatif
Data kualitatif pada penelitian ini berupa data observasi aktivitas
belajar peserta didik
40
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa nilai pretest dan
postest hasil belajar peserta didik pada materi sistem pencernaan
manusia. Kemudian dihitung selisih pretest dan posttest dalam
bentuk n-Gain.
2. Teknik Pengambilan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah:
1. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar siswa berisi aspek kegiatan yang diamati pada saat
proses pembelajaran. Setiap siswa diberi poin untuk tiap kegiatan
yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran dengan cara memberi
tanda (√) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah
ditentukan.
Tabel 5 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
No. NamaAspek Aktivitas Belajar Siswa
A B C D E1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
123
dstJumlah skor
Skor maksimumPersentase
KriteriaDiadaptasi dari Sudjana (2005:69)
Keterangan:
A : Memperhatikan penjelasan pendidik saat proses
pembelajaran.
41
1. Peserta didik tidak mendengarkan penjelasan pendidik.
2. Peserta didik mendengarkan penjelasan pendidik,
namun tidak mencatat materi yang dijelaskan.
3. Peserta didik mendengarkan penjelasan
pendidik dan mencatat materi yang
dijelaskan.
B : Bekerjasama dengan teman dalam
menyelesaikan tugas kelompok.
1. Peserta didik tidak bekerja sama dengan
teman dalam menyelesaikan tugas kelompok.
2. Peserta didik bekerja sama mengerjakan tugas
kelompok.
3. Peserta didik bekerja sama mengerjakan tugas
kelompok sesuai dengan tugas yang diberikan.
C : Peserta didik mengajukan pertanyaan saat proses
pembelajaran.
1. Peserta didik tidak mengajukan pertanyaan saat
proses pembelajaran.
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan, tetapi tidak
mengarah pada materi yang dipelajari.
3. Peserta didik mengajukan pertanyaan yang
mengarah dan sesuai dengan materi yang
dipelajari.
42
D : Peserta didik lainnya (anggota kelompok ahli yang
tidak menyampaikan) memberikan tanggapan pada
peserta didik (anggota kelompok ahli yang
menyampaikan tugasnya).
1. Peserta didik tidak memberikan tanggapan.
2. Peserta didik memberikan tanggapan, tetapi tidak
disertai dengan alasan yang logis.
3. Peserta didik memberikan tanggapan disertai dengan
alasan yang logis.
E : Peserta didik mempertahankan pendapatnya saat diskusi
1. Peserta didik tidak mempertahankan pendapat saat
diskusi.
2. Peserta didik memberikan tanggapan, tetapi tidak
konsisten.
3. Peserta didik konsisten mempertahankan pendapat.
2. Pretest dan Postest
Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan hasil belajar peserta didik melalui nilai pretest dan
postest. Hasil belajar berupa pretest diambil pada pertemuan pertama
di setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol dan postest diambil
di akhir pembelajaran di setiap kelas, baik eksperimen maupun
kontrol. Bentuk soal yang diberikan berupa soal pilihan ganda
dengan skor maksimal 100.
43
Nilai pretest dan posttest dihitung dengan rumus berikut:
Nilai = 100F. Teknik Analisis Data
Data penelitian diambil dari hasil belajar peserta didik berupa nilai pretest,
posttest dan N-gain. Istrumen soal yang akan digunakan untuk mengambil
data hasil belajar terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya.
1. Instrumen Tes
A. Uji Validitas
Instrumen tes berupa soal pilihan ganda yang digunakan untuk pretest
dan posttest. Sebelum digunakan, instrument akan di uji terlebih
dahulu pada peserta didik yang telah mendapatkan materi sistem
pencernaan manusia untuk mengetahui validitas dan reabilitas dengan
menggunakan bantuan program SPSS 17.0. Uji ini dilakukan untuk
mengetahui apakah instrument tes yang digunakan sudah memenuhi
syarat mutlak agar peneliti dapat memperoleh hasil penelitian yang
valid dan juga reliabel.
Uji validitas menggunakkan rumus product moment. Setelah
dihitung thitung dibandingkan dengan ttabel dengan taraf signifikasi 5
%. Jika thitung >ttabel maka butir soal dinyatakan valid (Arikunto,
2010: 75).
44
Adapun hasil uji validitas, dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini:
Tabel 6 Hasil uji validitas instrument soalNomor Kriteria soal Nomor
soalJumlah soal
1 Valid 2, 3, 5, 8, 10, 11, 15, 16, 17, 18, 19,20, 25, 26, 27, 29, 30
17
2 Tidak valid 1, 4, 6, 7, 9, 12, 13, 14, 21, 22, 23,24, 28
13
B. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrument ditentukan dengan rumus Alpha Cronbach
dengan membandingkan rii dan rtabel . Instrumen tes dikatakan
reliabel jika rii ≥ r tabel. Nilai Alpha Cronbach dapat diperoleh
dari perhitungan SPSS atau dapat dihitung menggunakan rumus
berikut:
Keterangan :rii : Reabilitask : Banyak butir yang valid∑ : Jumlah varians butir
: Varians total(Arikunto, 2010: 196)
Nilai rii yang dihasilkan dibandingkan dengan rtabel. Soal dikatakan
reliabel jika rii > rtabel dengan taraf signifikan 5% (Sugiyono, 2012:
184).
45
Tabel 7 Indeks Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,00 - 0,199 Sangat lemah0,20 - 0,399 Lemah0,40 - 0,599 Sedang0,60 - 0,799 Kuat0,80 - 1,000 Sangat kuat
Berdasarkan hasil uji instrument tes menggunakan SPSS 17.0.
Perhitungan nilai Alpha Cronbach (rii) yang diperoleh adalah sebesar
0,843 (reliabilitas sangat kuat). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rii ≥
rtabel, sehingga instrumen tes dinyatakan reliabel.
C. Uji Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran dilakukan untuk mengetahui apakah soal tersebut
terlalu mudah atau terlalu sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran
dapat menggunakan rumus: =Keterangan:P : Indeks kesukaranB : Banyaknya peserta didik yang menjawab benarJS : Jumlah peserta didik yang mengikuti tes
(Arikunto, 2010: 208)
Indeks kesukaran dapat dilihat dalam Arikunto (2010: 210) pada tabel
berikut:
Tabel 8 Klasifikasi Indeks KesukaranIndeks Kesukaran Klasifikasi0,00 – 0,30 Soal sukar0,31 – 0,70 Soal sedang0,71 – 1,00 Sual mudah
46
D. Uji Daya Beda
Daya pembeda soal adalah untuk membedakan peserta didik yang
berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan
rendah.
Menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:D : daya pembedaBA : banyaknya peserta didik kelompok atas yang menjawab benar
BB : banyaknya peserta didik kelompok bawah yang menjawabbenar
JA : banyaknya peserta didik kelompok atasJB : banyaknya peserta didik kelompok bawah
(Arikunto, 2010: 213)
Adapun kriteria indeks yang menunjukkan daya pembeda dalam
Arikunto (2010: 218) adalah sebagai berikut:
Tabel 9 Kriteria Indeks Daya PembedaIndeks daya pembeda Kualifikasi
0,00 - 0,20 Jelek0,21 - 0,40 Cukup0,41 - 0,70 Baik0,71 – 1,00 Baik sekali
Negatif Sangat jelek , harus dibuang
Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan pada soal pretes-postes
dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.
47
Tabel 10 Hasil Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Beda dan Taraf Kesukaran SoalNo
SoalIndeks
ValiditasIndeksAlpha
KriteriaReliabel Daya Beda Taraf
Kesukaran2 .541* .843 Sangat Kuat Baik Sedang3 .558* .843 Sangat Kuat Cukup Sukar5 .502* .843 Sangat Kuat Cukup Mudah8 .559* .843 Sangat Kuat Cukup Mudah10 .565* .843 Sangat Kuat Baik Sedang11 .496* .843 Sangat Kuat Baik Sukar15 .623** .843 Sangat Kuat Baik Sedang16 .623** .843 Sangat Kuat Baik Sedang17 .615** .843 Sangat Kuat Baik Sedang18 .698** .843 Sangat Kuat Baik Sedang19 .653** .843 Sangat Kuat Baik Sekali Sedang20 .487* .843 Sangat Kuat Baik Sedang25 .594* .843 Sangat Kuat Cukup Sukar26 .478* .843 Sangat Kuat Jelek Sukar27 .538* .843 Sangat Kuat Cukup Sedang29 .468* .843 Sangat Kuat Baik Sedang30 .640** .843 Sangat Kuat Baik Sedang
Berdasarkan pada Tabel 10 diatas dapat diketahui terdapat 17 soal yang
valid dari 30 soal yang diujikan. Adapun nilai reliabilitas yang diperoleh
yakni sebesar 0,843 dengan kriteria realiabilitas sangat kuat. Selain itu,
dapat diketahui bahwa dari hasil uji daya beda pada 17 soal valid
tersebut terdapat 1 soal dengan daya beda baik sekali, 10 soal dengan
daya beda baik, 5 soal dengan daya beda cukup dan 1 soal dengan daya
beda jelek. Sedangkan, dari hasil uji taraf kesukaran pada 17 soal valid,
terdapat 2 soal dengan taraf kesukaran mudah, 11 soal dengan taraf
kesukaran sedang dan 4 soal dengan taraf kesukaran sukar.
48
2. Data Kuantitatif
Menurut Hake (2005:4), rata-rata N-gain didapatkan dengan rumus
berikut:
Keterangan:N-gain : rata-rata N-gain
: rata-rata skor postest
: rata-rata skor pretestZ : skor maksimum
Tabel 11 Tabel Interpretasi N-gainGain Interpretasi
g ≥ 0,7 Tinggi0,3 ≤ g < 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah(Sumber: Hake, 2005: 1)
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan bantuan
program SPSS 17.0, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa
uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu cara untuk mengetahui
normalitas sampel. Pada penelitian ini, pengujian normalitas data
menggunakan Kolmogorov-Smirnov.
1. Hipotesis
H0 = Data berdistribusi normal.
H1 = Data tidak berdistribusi normal.
− = x 100
49
2. Kriteria Pengujian
H0 diterima jika sig > 0,05 atau Lhitung < Ltabel.
H0 ditolak jika sig < 0,05 atau Lhitung > Ltabel
(Santoso, 2010: 46)
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui variasi populasi
data yang diuji sama (homogen) atau tidak. Uji homogenitas
menggunakan uji Levene Test pada taraf signifikasi 5% atau =
0,05.
1. Hipotesis
H0 = Kedua sampel yang diuji homogen.
H1 = Kedua sampel yang diuji tidak homogen.
2. Kriteria Pengujian
H0 diterima jika sig. > 0,05 atau Fhitung < Ftabel.
H0 ditolak jika sig. < 0,05 atau Fhitung > Ftabel
(Trihendradi, 2009: 122)
c. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil
belajar kognitif peserta didik di kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Untuk menguji hipotesis, digunakan uji perbedaan dua
rata- rata menggunakan Independent Sampel t-Test dengan taraf
signifikan 5%.
50
1. Hipotesis
H0 = Tidak terdapat perbedaan antara rata-rata hasil
belajar kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol
H1= Terdapat perbedaan antara rata-rata hasil belajar kognitif
kelas eksperimen dan kelas kontrol
2. Kriteria Pengujian
Jika nilai sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan H1
ditolak. Jika nilai sig.(2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak
dan H1 diterima.
(Sutiarso, 2011: 41)
3. Data Kualitatif
Data kualitatif pada penelitian ini berupa aktivitas peserta didik selama
proses pembelajaran.
a. Menghitung rata–rata persentase aktivitas menurut Sudjana (2002:
67) yaitu dengan menggunakan rumus:
=∑
Keterangan:: rata rata skor aktivitas siswa
∑xi : jumlah skor akivitas yang diperolehN : jumlah skor akivitas maksimum
b. Hasil perhitungan dalam bentuk persentase diinterpretasikan
dengan kriteria deskriptif persentase, kemudian ditafsirkan dengan
51
kalimat bersifat kualitatif. Kriteria indeks aktivitas peserta didik
tersebut dapat dilihat pada berikut ini:
Tabel 12 Kriteria Persentase Aktivitas Belajar Peserta Didik
No Persentase (%) Kriteria
1 81-100 Sangat baik2 61-80 Baik3 41-60 Cukup baik4 21-40 Kurang baik
5 0-20 Sangat kurang baik
(dimodifikasi dari Widoyoko, 2012: 111-115)
64
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan dari hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu permainan Tic Tac
Toe berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar peserta didik.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu permainan Tic Tac
Toe berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar kognitif peserta didik.
B. Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka penulis
menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Penggunaan waktu dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
berbantu permainan Tic Tac Toe membutuhkan waktu yang lebih lama,
terutama pada inti kegiatan bagian membimbing kelompok bekerja dan
belajar, sehingga diperlukan manajemen penggunaan waktu yang baik
dalam kegiatan pembelajaran.
65
2. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu permainan Tic
Tac Toe akan lebih baik apabila peneliti menggunakan dua atau tiga
observer untuk melihat aktivitas peserta didik.
3. Untuk guru biologi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu
permainan Tic Tac Toe dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas
karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kognitif pada materi
sistem pencernaan manusia.
66
DAFTAR PUSTAKA
Amri dan Achmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan PembelajaranPengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum. PrestasiPustakarya. Jakarta.
Anderson, L.W., Karthwohl, D.R., Airasian, P.W., Chruishank, K.A.,Mayer, R.E., Pintrich, P.R., Raths, J., dan Wittarock, M. 2001. ATaxonomy for Learning, Teaching, and Assessing (A Revision ofBloom’s Taxonomy of Educational Objectives). Abridge Edition.David McKay Company. New York.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.RinekaCipta. Jakarta.
Aycox, F. 1997. Games We Should Play In School: a Revealing Analysis ofthe Social Forces In the Classroom and What to do About Them: aProven Social Skill Curiculum That Include Over 75 Interactive, FunSocial Gamees. Front Row Experience. 2nd Edition USA.
Campbell. 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Depdiknas. Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta.Jakarta.
___________. 2009. Belajar dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Juanda, E.A et al. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis GameTic Tac Toe Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep PadaMata Pelajaran Keterampilan Elektronika Dasar. UPI. Bandung.
Fadliyani, Muhibbudin dan Sarong, M. A. 2014. Pembelajaran KooperatifTipe Jigsaw Pada Konsep Sistem Pencernaan Makanan ManusiaTerhadap Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 1 Sakti Kabupaten Pidie.Jurnal Biotik. Vol. 2 (1): 20.
67
Fathurrohman, M. 2015. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Ar-RuzzMedia. Yogyakarta.
Hake. 2005. Analyzing Change/Gain Scores. AREA-D American EducationResearch Association’s Devision.D, Measurement and ReasearchMethodology. 4 hlmn.
Hamdani.2011. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia. Bandung.
Huda, M. 2012. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan ModelPenerapan. Pustaka Belajar. Yogyakarta.
Irnaningtyas. 2014. Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI. Erlangga. Jakarta.
Isjoni. 2010. Cooperative Learing Efektifitas Pembelajaran Kelompok.Alfabeta. Bandung.
Jarred, A. R dan Bachtiar, S. 2017. Aktivitas dan Hasil Belajar KognitifSiswa Meningkat Melalui Penerapan Model Jigsaw. Jurnal Biologidan Pembelajaran. Vol. 4 (1): 31.
Kemendikbud. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas VIII.Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Martinis, Y.2013. Strategi & Metode Dalam Model Pembelajaran Referensi.GP. Press Group. Jakarta.
Ngalim, P. 2006. Psikologi Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung
___________. 2011. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. PT. RemajaRosdakarya. Bandung
Prasetyono, D. S.2015. Buku Tutorial Game –Game Kecerdasan. Diva Press.Yogyakarta.
Pujiyanto, S. 2014. Menjelajah Dunia Biologi 2 Untuk Kelas XI SMA/MA.PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Jakarta.
Purwita, S. D. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TeknikTeams Game Tournament (Tgt) Untuk Meningkatkan AktivitasBelajar Akuntansi Peserta didik Kelas XI Ak 1 Smk Batik PerbaikPurworejo Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Universitas NegeriYogyakarta. Yogyakarta.
Rifai, M. 2011. Politik Pendidikan Nasional. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta.
Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
68
Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Pengembangan danPemanfaatannya. PT. Raja Grafindo. Jakarta.
___________. 2014. Model-Model Pembelajaran MengembangkanProfesionalisme Guru. Rajawali Pers. Jakarta.
Sanjaya, W. 2011. Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Kencana. Jakarta.
___________. 2013. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Kencana. Jakarta.
Santoso. 2010. Statistik Nonparametrik. PT. Elex Media Komputindo.Jakarta.
Shohimin, A. 2018. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum2013. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta.
Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Rineka Cipta.Jakarta,
Sudjana, N. 2002. Metode Statitiska Edisi Keenam. PT. Tarsito. Bandung.
___________. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. RemajaRosdakarya. Bandung.
___________. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. RemajaRosdakarya. Bandung.
___________. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. RemajaRosdakarya. Bandung.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.
___________. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Alfabeta. Bandung.
Sutiarso. 2011. Statistika Pendidikan Pengelolahannya dengan SPSS. Aura.Universitas Lampung.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta.
Trihendradi. 2009. Step by Step SPSS 16 Analisis Data Statistik. CV ANDIOFFSET. Yogyakarta.
69
Triyono et al. 2017. IPA Terpadu Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Erlangga.Jakarta.
Wahid, M et al. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Nuha Litera. Yogyakarta.
Widoyoko, E, P. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. PustakaPelajar. Yogyakarta.
Wardani, A. 2007. Meningkatkan Aktivitas, Kreativitas dan Hasil BelajarMelalui Pembelajaran Berbasis Produk (PTK di SMP YBL Natar ).Skripsi Universitas Lampung. Bandar Lampung.