Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...€¦ · kelas X TKJ yang berjumlah 6...

27
i PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) BERBANTUAN SIMULATOR CISCO IT ESSENTIALS VIRTUAL DESKTOP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PERAKITAN KOMPUTER DI SMK BINA NUSANTARA UNGARAN TAHUN AJARAN 2014/2015 Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Peneliti: Febrian Gultom (702010118) Frederik Samuel Papilaya, S.Kom.,M.Cs. Angela Atik Setiyanti, S.Pd. Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Mei 2015

Transcript of Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...€¦ · kelas X TKJ yang berjumlah 6...

  • i

    PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

    TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) BERBANTUAN

    SIMULATOR CISCO IT ESSENTIALS VIRTUAL DESKTOP TERHADAP

    HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PERAKITAN

    KOMPUTER DI SMK BINA NUSANTARA UNGARAN TAHUN AJARAN

    2014/2015

    Diajukan Kepada

    Fakultas Teknologi Informasi

    Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

    Peneliti:

    Febrian Gultom (702010118)

    Frederik Samuel Papilaya, S.Kom.,M.Cs.

    Angela Atik Setiyanti, S.Pd.

    Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Salatiga

    Mei 2015

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

  • 1

    Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted

    Individualization) Berbantuan Simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop

    Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Perakitan Komputer Di

    SMK Bina Nusantara Ungaran Tahun Ajaran 2014/2015

    1)

    Febrian Gultom, 2)

    , Frederik Samuel Papilaya

    3)Angela Atik Setyanti

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen SatyaWacana

    Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

    Email: 1)

    [email protected], 2)

    [email protected] 3)

    [email protected]

    Abstract

    This research is aimed to determine the effect of Cooperative Learning model

    type Team Assisted Individualization (TAI) with assisted Cisco IT Essentials Virtual Desktop simulator on learning outcomes of students on the subjects of computer

    assembly SMK Bina Nusantara Ungaran. This study used a quasi-experimental research instrument in the form of test and interviews. The results showed an increase in cognitive

    learning outcomes control class and experimental class 85.44 73.67. Completeness

    psychomotor learning outcomes in the control class reached an average of 74.16 and

    experimental class is 86.26. Besides the use of the model type of team assisted individualization cooperative get a positive response from teachers and students.

    Keywords : Team Assisted Individualization , Cisco IT Essentials Virtual Desktop , learning outcomes.

    Abstrak

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran

    kooperatif tipe team assisted individualization (TAI) berbantuan simulator Cisco IT

    Essentials Virtual Desktop terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran perakitan

    komputer SMK Bina Nusantara Ungaran. Penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen

    dengan instrument penelitian berupa tes dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan terjadi

    peningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas kontrol 73,67 dan kelas eksperimen 85,44.

    Ketuntasan hasil belajar psikomotorik pada kelas kontrol mencapai rata-rata 74,16

    dan kelas eksperimen adalah 86,26. Selain itu penggunaan model kooperatif tipe team assisted individualization mendapatkan respon yang positif dari guru dan siswa. Kata kunci : Team assisted Individualization, Cisco IT Essentials Virtual Desktop,

    hasil belajar.

    1)

    Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan

    Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 2)

    Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 3)

    Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

    mailto:[email protected]:[email protected]

  • 2

    1. Pendahuluan

    Berdasarkan hasil observasi di SMK Bina Nusantara Ungaran, pada mata

    pelajaran perakitan komputer pembelajaran yang dipakai masih menggunakan cara

    konvensional sehingga banyak siswa yang merasa bosan untuk mengikuti pelajaran.

    Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat PC yang bisa digunakan untuk

    praktik hanya berjumlah 4 buah saja. Dari hasil observasi ini sudah terlihat bahwa

    model serta kekurangan jumlah perangkat komputer menjadi salah satu hambatan

    dalam proses pembelajaran perakitan komputer. Bahkan jika dibandingkan dengan

    kelas X TKJ yang berjumlah 6 kelas dengan rata-rata kelas diisi dengan 30 siswa

    maka jumlah komputer untuk melakukan praktik dapat dikatakan sangat kurang.

    Untuk menutupi kekurangan tersebut terkadang guru menggunakan pembelajaran

    berkelompok, dimana dalam setiap kelompok terdapat tujuh sampai delapan orang

    siswa. Dari hasil pengamatan selama observasi Pada pembelajaran berkelompok,

    kebanyakan siswa tidak mau ikut membantu kelompoknya dalam proses

    pembelajaran. Hal ini mengakibatkan hanya ada beberapa orang siswa saja yang

    mengerti materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru sehingga

    menyebabkan masih banyak siswa yang hasil belajarnya tidak tuntas. Dari data

    ketuntasan belajar siswa diketahui tingkat ketuntasan siswa pada mata pelajaran

    perakitan komputer tahun ajaran 2013/2014 kelas X TKJ hanya mencapai rata-rata

    68. Untuk mengatasi hal itu, pertimbangan akan penggunaan model dan teknologi

    tentunya dapat menjadi salah satu pilihan yang menarik untuk dapat diterapkan guna

    mengatasi kekurangan yang ditemukan selama observasi.

    Salah satu pembelajaran model kooperatif yang sangat menarik adalah TAI

    (Team Assisted Individualization) dalam pembelajaran model TAI siswa dalam

    kelompok yang diacak secara heterogen akan saling membantu satu sama lain

    terhadap teman kelompoknya yang kurang mampu dalam pembelajaran untuk

    mencapai suatu keberhasilan kelompok maupun individu dalam proses pembelajaran

    yang diukur melalu hasil tes diakhir pembelajaran. TAI merupakan sebuah program

    pedagogik yang berusaha mengadaptasikan pembelajaran dengan perbedaan

    individual siswa secara akademik, pengembangan TAI dapat mendukung praktik-

    praktik ruang kelas, seperti pengelompokan siswa, pengelompokan kemampuan

    dalam kelas, pengajaran terprogram, dan pengajaran berbasis komputer [1].

    Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pokok permasalahan yang

    menjadi dasar dilakukan penelitian ini adalah kurang maksimalnya pemakaian model

    pembelajaran serta terbatasnya jumlah peralatan belajar yang digunakan, sehingga

    menyebabkan rendahnya ketuntasan hasil belajar siswa. Untuk mengatasi

    permasalahan yang ada maka dilakukan penelitian dengan judul “pengaruh

    penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (team assisted

    individualization) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop terhadap

    hasil belajar siswa pada mata pelajaran perakitan komputer di SMK Bina Nusantara

    Ungaran tahun ajaran 2014/2015”.

  • 3

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

    pengaruh penggunaan model kooperatif tipe team assisted individualization

    berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop terhadap hasil belajar pada

    mata pelajaran perakitan komputer pada kelas X TKJ di SMK Bina Nusantara

    Ungaran.

    2. Tinjauan Pustaka

    Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang relevan. dalam penelitian Heri

    Sutarno yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Team Assisted

    Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

    Teknologi Informasi dan Komunikasi”. Metode penelitian yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Sementara desain penelitian yang digunakan

    adalah The Nonequivalent Control Group Design. Dari penelitian ini menunjukan

    bahwa Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TAI lebih

    besar daripada hasil belajar dengan metode konvensional hal tersebut dapat dilihat

    dari peningkatan rata-rata indeks gain sebesar 0,63 pada kelas eksperimen.

    Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TAI

    lebih besar daripada peningkatan hasil belajar dengan metode konvensional. Sikap

    siswa positif terhadap pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan

    metode TAI. Pada penelitian ini kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan

    menggunakan metode team assisted individualization, sedangkan kelas kontrol

    menggunakan metode konvensional ceramah. Sedangkan persamaan antara penelitian

    ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah terletak pada metode

    pembelajaran team assisted individualization, dan perbedaannya terletak pada hasil

    belajar yang dicari. Jika pada penelitian terdahulu hanya memfokuskan pada hasil

    belajar kognitif, pada penelitian yang akan dilaksanakan hasil belajar yang ingin

    dicari adalah kognitif dan psikomotorik [2].

    Penelitian Ni Made Wiwit Suarnovitarini dengan judul “Penerapan Model

    Pembelajaran Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

    Teknologi Informasi dan Komunikasi Siswa Kelas XI IS 2 Di SMA Negeri 1

    Sukasada Tahun Ajaran 2011/2012 “.Penelitian ini merupakan penelitian kelas

    (PTK). Penelitian ini mengumpulkan data berupa nilai hasil belajar siswa yang

    meliputi nilai aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor serta respon siswa

    terhadap penerapan model pembelajaran TAI dalam proses pembelajaran TIK. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa Terdapat peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini

    terlihat dari ketuntasan klasikal siswa yang diperoleh pada siklus I sebesar 64,29%,

    dan pada siklus II sebesar 82,14%. Hasil belajar ini mengalami peningkatan sebanyak

    17,85%. Jumlah rata-rata respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran TAI

    tergolong positif yaitu sebesar 44,96. Peneliti menyimpulkan bahwa penerapan model

    pembelajaran TAI pada mata pelajaran TIK dapat meningkatkan hasil belajar dan

    mendapatkan respon positif dari siswa. Pada penelitian ini terdapat persamaan pada

    model pembelajaran yang akan digunakan pada penelitian selanjutnya, dimana model

  • 4

    team assisted individualization diberlakukan pada kelas eksperimen. Sedangkan

    perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian selanjutnya adalah pada metode

    penelitian yang digunakan, dimana pada penelitian ini menggunakan penelitian

    tindakan kelas (PTK) sedangkan pada penelitian yang akan dilaksanakan

    menggunakan kuasi eksperimen [3].

    Penelitian M. Wahid Syaifuddin dengan judul “Eksperimentasi Model

    Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI) pada Pokok

    Bahasan Relasi Dan Fungsi Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa”. Penelitian ini

    menggunakan metodologi penelitian eksperimental semu, dengan sampel seluruh

    siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Klaten kelas VIII. Sedangkan

    sampel dipilih dengan cara cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan

    dengan cara pemberian tes kemampuan awal siswa dan data prestasi pelajar. Hasil

    penelitian menunjukan bahwa Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI

    menghasilkan prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran

    konvensional. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan

    adalah terletak pada model pembelajaran yang digunakan, yaitu team assisted

    individualization. Kemudian perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang

    akan dilaksanakan adalah terletak pada materi pelajaran dan cara pengambilan sampel

    [4].

    Kemudian berikut ini penelitian tentang penggunaan simulator Cisco IT

    Essentials Virtual Desktop sebagai media pembelajaran. penelitian Singih (2013)

    dengan judul “Pengaruh Modul Dan Media Pembelajaran Berbasis Cisco It Essentials

    Virtual Desktop Terhadap Kompetensi Merakit Perangkat Keras Komputer Di

    SMKN 1 Jetis Mojokerto”. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa modul dan media

    pembelajaran berpengaruh terhadap uji kompetensi, dan mendapatkan respon yang

    baik dari siswa. Sebanyak 86,8% respon positif dari siswa terhadap penggunaan

    modul dan 85,6% siswa memberikan respon positif terhadap penggunaan media

    pembelajaran. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan

    adalah pada media yang diggunakan untuk pembelajaran, dan perbedaannya adalah

    adanya pengunaan modul sebagai penunjang pembelajaran [5].

    Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya yang membahas terkait

    penggunaan model kooperatif tipe team assisted individualization dapat disimpulkan

    bahwa penggunaan model kooperatif tipe team assisted individualization dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa. Dari penelitian sebelumnya maka akan dilakukan

    penelitian penggunaan model kooperatif tipe team assisted individualization

    berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop di SMK Bina Nusantara

    Ungaran dengan harapan dapat mengatasi masalah yang menjadi latar belakang

    penelitian ini.

    Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

    digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau

    pembelajaran dalam tutorial [6]. Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan

    pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu

    mengkonstruksi konsep, menyelesaikan permasalahan, atau inkuiri [7]. Dalam

  • 5

    kooperatif terdapat lima unsur yang membedakan pembelajaran kelompok dengan

    kooperatif, yaitu: 1) positive interdepence, hubungan timbal balik yang didasari

    adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana

    keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya; 2)

    interaction face to face, interaksi yang langsung terjadi antara siswa tanpa adanya

    perantara serta tidak adanya penonjolan kekuatan individu, yang ada hanya pola

    interaksi dan perubahan yang bersifat verbal diantara siswa yang ditingkatkan oleh

    adanya saling hugbungan timbal balik yang bersifat positif sehingga dapat

    mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran; 3) tanggung jawab pribadi, dengan

    adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok

    sehingga siswa termotivasi untuk membantu teman lainnya; 4) membutuhkan

    keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi, mengembangkan kemampuan

    kelompok, dan memelihara hubungan kerja yang efektif; 5) proses kelompok, siswa

    belajar keterampilan bekerjasama dan berhubungan dalam kelompok [8].

    TAI adalah suatu program yang menggabungkan pembelajaran kooperatif

    dengan pengajaran individual untuk memenuhi kebutuhan dari berbagai kelas yang

    berbeda [9]. Pembelajaran model kooperatif tipe team assisted individualization

    (TAI) memiliki 6 fitur dalam pelaksanaannya, yaitu : 1) kelompok, guru membentuk

    kelompok yang bersifat heterogen baik dari segi kemampuan, etnis, dan gender; 2)

    Ujian penempatan, pemberian tes untuk menempatkan siswa berdasarkan nilai

    tertentu; 3) Materi kurikulum, guru memberikan pelajaran kepada tiap kelompok.

    Tujuannya adalah memperkenalkan konsep utama kepada siswa; 4) Belajar

    kelompok, siswa diberikan tugas secara berkelompok, setiap siswa mengerjakan tugas

    tersebut. Jika mereka mendapatkan kesulitan, siswa didorong untuk menanyakan

    kepada sesama teman sebelum meminta bantuan kepada guru; 5) Skor kelompok dan

    penghargaan kelompok, guru menghitung skor kelompok berdasarkan satuan yang

    berhasil diselesaikan oleh tiap kelompok. Kemudian dibuat kriteria prestasi

    kelompok; 6) Ujian mata pelajaran, guru memberikan tes untuk melihat tingkat

    kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran [10].

    Keunggulan menggunakan model kooperatif team assisted individualization

    adalah : 1) Mengurangi beban guru dalam mengoreksi tugas-tugas siswa dan dalam

    menangani siswa yang lambat; 2) guru masih punya waktu untuk mendistribusikan

    waktunya pada setiap kelas dengan berkurangnya waktu untuk “corrective

    instruction” dan mengoreksi tugas-tugas siswa; 3) Sistem pemberian rewards pada

    tim akan memotivasi kerjasama siswa dalam kelompok untuk bekerja secara cepat

    dan tepat [11] .

    Simulator adalah program yang berfungsi untuk menyimulasikan suatu

    peralatan [12]. Keuntungan menggunakan simulator dalam pembelajaran adalah

    sebagai berikut : 1) tugas pembelajaran dapat dibuat jauh lebih komplek dari keadaan

    yang sebenarnya; 2) simulator mengizinkan siswa untuk belajar dari umpan balik

    yang dihasilkan [13].

  • 7

    Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang

    mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik [16]. Hasil belajar merupakan

    hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar [17]. Hasil belajar adalah

    pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

    keterampilan. Belajar fakta sederhana maupun keterampilan-keterampilan teknis yang

    bersifat kompleks. Hasil-hasil belajar juga berbeda dalam kawasan isi, yang meliputi

    hasil belajar afektif dan keterampilan-keterampilan sosial, keterampilan-keterampilan

    motorik, dan pengetahuan prosedural [18].

    3. Metode Penelitian

    Jenis metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian

    kuasi eksperimen. Sedangkan desain yang digunakan adalah non-equivalent control

    group design, dimana pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sampel yang

    digunakan merupakan sampel yang sudah terbentuk sejak awal dengan tujuan agar

    penelitian menghasilkan data yang lebih beragam. Populasi pada penelitian ini adalah

    SMK Bina Nusantara Ungaran, sedangkan kelas yang menjadi sampel penelitian

    adalah kelas X TKJ 2 sebagai kelas eksperimen dengan 34 siswa dan kelas X TKJ 4

    sebagai kelas kontrol dengan 30 siswa.

    Tabel 1. Desain Kelas [19]

    Grup Pengukuran

    Pre-test

    Perlakuan Pengukuran

    Posttest

    Eksperimen 01 X 02

    Kontrol 03 04

    Dari tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa 01 merupakan tes awal pada kelas

    eksperimen sebelum diberikan treatment dan 02 adalah tes akhir pada kelas

    eksperimen setelah diberikan treatment dengan model kooperatif tipe team assisted

    individualization (TAI). 03 adalah tes awal yang dilakukan pada kelas kontrol dan 04

    adalah tes akhir pada kelas kontrol. Untuk rencana penelitian dibuat dengan tahapan

    untuk memperjelas alur penelitian agar penelitian dapat lebih terstruktur dengan rapi.

  • 8

    Gambar 3 tahapan penelitian

    Untuk tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan observasi di

    lingkungan sekolah dengan cara melihat model pembelajaran yang diterapkan,

    kemudian mengidentifikasi masalah yang terjadi dengan cara bertanya kepada guru

    dan siswa. Dari hasil observasi ditemukan bahwa model pembelajaran yang

    diterapkan masih belum maksimal dan masih kurangnya jumlah peralatan yang

    digunakan pada saat praktik. Jumlah komputer yang dipergunakan untuk melakukan

    praktik sangat kurang, yaitu berjumlah 4 buah. Sedangkan jumlah siswa pada tiap-

    tiap kelas mencapai 30 orang. Hal tersebut mengakibatkan kurang maksimalnya

    proses pembelajaran dan juga kurang maksimalnya hasil belajar siswa.

    Tahap kedua yaitu menentukan model dan media pembelajaran yang akan

    digunakan, kemudian menyusun rencana pembelajaran yaitu membuat RPP dan

    materi ajar. Setelah itu membuat instrumen yang akan digunakan untuk penilaian.

    Berdasarkan permasalahan yang ditemukan disekolah, maka dibuat desain

    pembelajaran. Pada kedua kelas desain pembelajaran yang digunakan berbeda,

    dimana pada kelas kontrol desain pembelajaran yang digunakan adalah desain

    pembelajaran yang sudah diterapkan di sekolah yaitu pembelajaran konvensional,

    sedangkan untuk desain kelas eksperimen menggunakan desain pembanding dengan

    menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization

    (TAI) seperti pada tabel 2.

    Observasi

    Penentuan model,media,

    instrument, dan perangkat

    pembelajaran

    pelaksanaan

    Pengolahan Data dan analisis

    serta penulisan laporan

  • 9

    Tabel 2. Desain pembelajaran kelas eksperimen

    Fitur kegiatan

    Ujian penempatan

    a) Guru menggunakan nilai harian siswa untuk membagi kelompok

    kelompok

    a) Guru membentuk kelompok heterogen yang terdiri dari 5-6

    orang siswa berdasarkan nilai

    ujian penempatan.

    Materi kurikulum

    a) Guru menjelaskan materi pembelajaran prosedur bongkar

    pasang komputer.

    b) Menjelaskan cara pemasangan komponen komputer.

    c) Guru mendemonstrasikan cara penggunaan simulator CISCO IT

    Essentials Virtual Desktop.

    Belajar kelompok

    a) Guru membagikan tugas kepada setiap kelompok.

    b) Siswa mengerjakan tugas kelompok melakukan praktik

    bongkar pasang komponen

    komputer dengan software Cisco

    IT Essentials Virtual desktop.

    c) Setiap siswa terlibat dalam kelompok dan saling membantu

    menyelesaikan tugasnya.

    d) Guru membimbing siswa untuk menyelesaikan tugas kelompok.

    Skor kelompok dan penghargaan

    kelompok

    a) Guru melakukan penilaian kinerja kelompok.

    b) Guru bersama siswa memberikan ucapan selamat kepada kelompok

    terbaik.

    Ujian mata pelajaran

    a) Guru memberikan tes psikomotorik kepada siswa secara

    individu.

    Pada tahap ketiga adalah pelaksanaan penelitian dengan penerapan desain

    non equivalent control group design. Pada tahap ini kelompok penelitian dibagi

    menjadi dua yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen dan

    kelas kontrol, kedua kelas tersebut merupakan kelas yang sudah terbentuk sejak awal.

    Kedua kelas tersebut kemudian diberi pretest untuk mengetahui kemampuan awal

  • 10

    siswa tentang prosedur bongkar dan pasang komputer. Setelah diadakan pretest, kelas

    eksperimen diterapkan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe team

    assisted individualization (TAI) dengan bantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual

    Desktop dan kelas kontrol dengan menggunakan komputer perakitan yang telah

    disediakan oleh sekolah. Pada proses pembelajaran, materi prosedur bongkar pasang

    komputer diajarkan menggunakan media yang digunakan masing-masing kelas.

    Setelah materi diajarkan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan

    posttest untuk mengetahui kemampuan akhir individu dalam memahami materi yang

    diberikan guru pada masing-masing kelas.

    Untuk tahap selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dan analisis hasil

    penelitian serta penulisan laporan. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada

    penelitian ini yaitu tes dan wawancara. Tes merupakan salah satu alat untuk

    melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu

    objek [20]. Pada penelitian ini tes yang digunakan adalah tes ranah kognitif dan

    psikomotorik. Tes yang digunakan untuk mengukur ranah kognitif siswa

    menggunakan tes pilihan ganda, sedangkan untuk mengukur ranah psikomotorik

    siswa digunakan tes unjuk kerja. Untuk tes pilihan ganda digunakan untuk

    mengetahui sampai sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami prosedur dan

    tahapan dalam membongkar dan memasang komponen komputer. Sedangkan tes

    psikomotorik bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan

    prosedur bongkar dan pasang komputer dengan menggunakan software Cisco IT

    Essentials Virtual Desktop.

    Sedangkan teknik wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah

    wawancara non structural dengan tujuan untuk mengetahui respon guru dan siswa

    tentang pembelajaran team assisted individualization. Tabel 3 indikator soal tes

    Indikator Jumlah Butir Soal

    Memahami fungsi komponen komputer 5

    Mengetahui letak komponen komputer 7

    Memahami prosedur bongkar pasang

    komputer 8

    Untuk melakukan penilaian terhadap hasil tes, maka digunakan rumus pada

    persamaan berikut ini:

    Skor =

    X 100

    Keterangan:

    B: Butir soal yang dijawab benar

    N: Banyaknya butir soal

  • 11

    Setelah melakukan pengolahan nilai pretest dan posttest, maka tahap

    berikutnya adalah melakukan uji normalitas dengan uji Shapiro Wilks dan uji

    homogenitas. Shapiro-Wilks merupakan uji normalitas untuk sampel kecil sampai

    dengan jumlah 2000 [21]. Jika data berdistribusi normal dan homogen, maka

    dilakukan uji t.

    Pada penelitian ini rubrik psikomotorik digunakan untuk menilai kegiatan

    yang berhubungan dengan aspek psikomotorik siswa. Indicator psikomotorik disusun

    menurut Silverius Suke (1991), yaitu : keterampilan motorik, manipulasi benda-

    benda, dan koordinasi neuromuscular [22].

    Tabel 4 indikator psikomotorik

    indikator aspek kriteria

    Keterampilan

    motorik

    memasang komponen

    komputer sesuai pada

    posisinya

    0. Tidak dilakukan

    1. Memasang komponen komputer

    sesuai posisi namun tidak secara

    keseluruhan

    2. Memasang komponen komputer

    sesuai pada posisinya secara

    keseluruhan

    Manipulasi

    benda-benda

    Kelengkapan dalam

    menyusun komponen

    komputer

    0. Tidak dilakukan

    1. Menyusun komponen komputer

    tidak secara keseluruhan

    2. Menyusun komponen komputer

    secara lengkap

    Koordinasi

    neuromuscular

    menghubungkan

    komponen komputer

    sesuai urutan

    0. Tidak dilakukan

    1. Menghubungkan komponen

    komputer sesuai urutan namun

    tidak secara keseluruhan

    2. Menghubungkan komponen

    komputer sesuai urutan secara

    keseluruhan

  • 12

    4. Hasil dan Pembahasan

    Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan pada masing-masing

    kelas. Pada kelas kontrol dan kelas eksperimen setiap pertemuan mempunyai alokasi

    waktu yang sama yaitu 4x45 menit. Pada kelas kontrol pembelajaran menggunakan

    cara konvensional, sedangkan pada kelas eksperimen menggunakan model kooperatif

    tipe team assisted individualization (TAI) dengan bantuan aplikasi simulator Cisco IT

    Essentials Virtual Desktop. Pada kelas eksperimen kelompok dibagi berdasarkan

    hasil nilai ujian penempatan yang diambil dari nilai ulangan harian siswa dan

    berdasarkan jenis kelamin. Pembagian kelompok dalam kelas eksperimen dapat

    dilihat dari tabel 5.

    Tabel 5 desain kelompok kelas eksperimen

    Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3

    Siswa 6 Siswa 18 Siswi 8

    Siswa 15 Siswi 3 Siswi 26

    Siswi 22 Siswa 13 Siswa 20

    Siswa 10 Siswa 34 Siswa 19

    Siswi 28 Siswa 27 Siswi 24

    Siswi 11 Siswa 16 Siswa 33

    Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6

    Siswa 1 Siswa 2 Siswi 5

    Siswa 4 Siswa 9 Siswa 7

    Siswa 14 Siswi 12 Siswa 17

    Siswi 21 Siswi 23 Siswa 25

    Siswi 30 Siswi 31 Siswi 29

    Siswa 32

    Pada proses pembentukan kelompok dilakukan oleh peneliti dengan

    menggunakan data hasil ulangan harian siswa. Siswa yang mempunyai nilai ulangan

    harian diatas rata-rata disebar pada tiap-tiap kelompok yang berbeda dengan tujuan

    agar siswa yang hasil belajarnya baik bisa membantu anggota kelompok lain dalam

    proses belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar setiap anggota kelompok.

    Pada pertemuan pertama kelas eksperimen tanggal 6 November 2014 jam ke 4

    sampai 8 diawali dengan perkenalan diri kepada siswa, setelah itu guru

    menyampaikan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang akan diterapkan.

    Kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran. Setelah menyampaikan materi

    pembelajaran, guru memperkenalkan aplikasi yang akan digunakan untuk melakukan

    praktik pembelajaran yaitu Cisco IT Essentials Virtual Desktop. Pada proses

    pengenalan aplikasi pembelajaran, guru menjelaskan menu-menu yang terdapat pada

    aplikasi serta cara menggunakannya. Setelah itu guru membentuk kelompok

    heterogen berdasarkan nilai ujian penempatan yang diambil dari nilai ulangan harian

  • 13

    siswa. Setelah itu guru membagikan tugas kelompok dimana setiap kelompok

    diberikan 1 buah laptop yang sudah dipasang aplikasi Cisco IT Essentials Virtual

    Desktop, kemudian guru menginstruksikan siswa untuk berlatih menggunakan

    aplikasi Cisco IT Essentials Virtual Desktop secara bergantian. Untuk mengetahui

    kesiapan siswa dalam menggunakan aplikasi pembelajaran guru mempersilahkan

    siswa bertanya mengenai hal-hal yang masih membingungkan siswa. Setelah siswa

    dinilai siap menggunakan aplikasi, guru kemudian menginstruksikan siswa untuk

    melakukan simulasi dengan aplikasi Cisco IT Essentials Virtual Desktop bersama

    kelompok. Pada proses belajar kelompok guru bertugas membimbing dan mengawasi

    kegiatan siswa.

    Dalam tahap pembelajaran kelompok guru membagikan tugas yang sama pada

    setiap kelompok, yaitu melakukan simulasi pemasangan komponen komputer dengan

    menggunakan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop. Tiap tugas kelompok

    terdapat perintah untuk memasang komponen power supply, motherboard, LAN card,

    Video card, RAM, dan Central Processing Unit. Pada saat melakukan simulasi setiap

    anggota kelompok diberikan kesempatan untuk melakukan simulasi pemasangan

    komponen komputer dengan menggunakan simulator Cisco IT Essentials Virtual

    Desktop. jika ada anggota kelompok yang mengalami kesulitan, maka anggota

    kelompok yang lainnya wajib membantu agar setiap anggota kelompok mendapatkan

    pengalaman dalam melakukan simulasi pemasangan komponen komputer. Jika masih

    ada kesulitan lagi dan anggota kelompok tidak bisa menyelesaikannya maka

    kelompok dapat menanyakannya pada guru.

    Tahap selanjutnya guru melakukan penilaian terhadap kinerja

    kelompok.kelompok terbaik dinilai berdasarkan kecepatan dan ketepatan dalam

    menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Kemudian guru beserta siswa

    memberikan tepuk tangan sebagai bentuk penghargaan kepada kelompok terbaik.

    Setelah itu guru memberikan tes berupa praktik secara individu kepada semua siswa.

    Pada saat yang bersamaan guru mengawasi kegiatan siswa selama praktik, dan

    kemudian guru pengampu mata pelajaran melakukan penilaian psikomotorik terhadap

    siswa.

    Pertemuan kedua kelas eksperimen diadakan pada tanggal 12 November 2014

    jam ke 4 sampai 8 dengan alokasi waktu 4x45 menit. Pertemuan kedua diawali

    dengan memberikan salam kepada siswa, Kemudian guru bertanya mengenai materi

    yang telah dipelajarai pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu guru menyampaikan

    tujuan pembelajaran, dan materi yang akan dipelajari pada pertemuan kedua. Setelah

    itu guru menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan kedua. Setelah materi

    selesai disampaikan, guru menginstruksikan siswa berkumpul bersama kelompok

    sesuai dengan pertemuan pertama. Kemudian siswa melakukan simulasi dengan

    aplikasi Cisco IT Essentials Virtual Desktop secara bergantian. Dalam proses praktik

    pembongkaran komponen komputer guru melakukan pengawasan terhadap

    kelompok.

  • 15

    Gambar 4. a) guru memperkenalkan aplikasi yang akan dipergunakan un tuk

    pembelajaran dengan menggunakan proyektor, dengan tujuan agar siswa dapat

    mengenal menu dan cara penggunaan aplikasi Cisco IT Essentials Virtual Desktop.

    b) merupakan proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe team assisted

    individualization (TAI), dimana siswa melakukan pembelajaran bersama kelompok.

    c) adalah proses penilaian psikomotorik oleh guru pengampu mata pelajaran terhadap

    masing-masing individu. d) merupakan kegiatan siswa mengerjakan soal posttest.

    Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian ini maka

    perlu dilihat berdasarkan hasil pretest dan posttest siswa. Hasil pretest yang diperoleh

    siswa merupakan gambaran tentang kemampuan awal siswa baik pada kelas kontrol

    dan kelas eksperimen. Hasil deskriptif kemampuan awal siswa dapat dilihat dari nilai

    rata-rata kelas, standar deviasi, nilai minimum dan maksimum siswa.

    Tabel 6 hasil belajar pretest

    Kelas N Mean Standar Deviasi Min Max

    Eksperimen 34 61,18 8.354 40 80

    Kontrol 30 62,67 7.279 45 80

    Dari hasil pretest dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa kelas eksperimen

    adalah 61.18, dengan standar deviasi 8.354 sedangkan nilai terendah untuk kelas

    eksperimen adalah 40, dan nilai tertinggi mencapai 80. Sedangkan pada kelas kontrol

    nilai terendah adalaha 45, dan nilai tertinggi mencapai 80. Sedangkan nilai rata-rata

    kelas kontrol adalah 62.67, dengan standar deviasi 7.279.

    Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas pada hasil pretest, diperoleh

    hasil yang menunjukkan bahwa data memiliki sifat berdistribusi normal dan berasal

    dari varian yang homogen. Dari hasil tersebut, maka dilakukan uji t dengan bantuan

    aplikasi pengolahan data statistik. hasil yang diperoleh dari uji t menunjukan bahwa

    kemampuan awal siswa kelas kontrol dan eksperimen relatif sama. Hasil posttest

    dapat dilihat dari tabel berikut :

    Tabel 7 hasil belajar posttest

    Kelas N Mean Standar

    Deviasi Min Max

    Eksperimen 34 85.44 6.89 70 95

    Kontrol 30 73.67 7.06 60 90

    Berdasarkan tabel diatas, nilai rata-rata posttest menunjukan perbedaan

    kemampuan akhir yang cukup berarti. Setelah dilakukan uji normalitas dan

    homogenitas diketahui data posttest mempunyai distribusi yang normal dan homogen.

    Langkah selanjutnya adalah melakukan uji t untuk mengetahui apakah terdapat

    perbedaan yang signifikan atau tidak pada hasil posttest. Pada uji t yang dilakukan,

    diperoleh nilai signifikasi (P) menunjukkan angka sebesar 0.000. Jika dibandingan

  • 16

    dengan nilai taraf signifikansi α = 0.05 akan dapat disimpulkan bahwa signifikansi

    lebih kecil dari taraf signifikansi atau 0.000 (P) < 0.05 (α). Uji hipotesis ini

    merupakan acuan yang digunakan untuk melakukan penarikan kesimpulan akhir dari

    hasil penelitian ini. Hipotesis yang digunakan yaitu sebagai berikut:

    H0: Hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe TAI (team assisted

    individualization) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop tidak

    lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran

    konvensional.

    H1: Hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe TAI (team assisted

    individualization) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop lebih

    tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional.

    Dasar penarikan kesimpulan yang digunakan berdasarkan hipotesis penelitian

    yaitu jika nilai signifikansi (P) lebih kecil dari taraf signifikansi (α), maka H0 ditolak.

    Jadi berdasarkan hasil uji perbedaan skor rata-rata dan nilai signifikansi (P), maka

    dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara skor rata-

    rata pada nilai posttest antara kelas kontrol dan eksperimen. Dan hasil uji hipotesis

    yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa, hasil belajar siswa yang

    menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization

    (TAI) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop lebih tinggi

    dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. Data

    hasil psikomotorik dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 8 persentase hasil belajar psikomotorik siswa

    Aspek Kontrol Eksperimen

    memasang komponen

    komputer sesuai pada

    posisinya

    77,50 87.49

    Kelengkapan dalam

    menyusun komponen

    komputer

    70,83 91,17

    menghubungkan

    komponen komputer

    sesuai urutan

    74,16 80.13

    Rata-rata 74,16 86,26

    Pada penilaian aspek satu, yaitu memasang komponen komputer sesuai pada

    posisinya kelas kontrol mendapat nilai rata-rata 77,50. Dari hasil pengamatan selama

    pembelajaran hal ini bisa terjadi disebabkan karena masih adanya sebagian siswa

    yang tidak mau ikut mengerjakan tugas, tetapi lebih memilih untuk mengabaikannya.

    Sedangkan pada kelas eksperimen mencapai nilai rata-rata 87,49. Dari hasil

  • 17

    pengamatan saat pembelajaran, pada kelas eksperimen masih ada siswa yang masih

    kurang mengerti dalam menggunakan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop.

    Pada penilaian aspek dua, yaitu Kelengkapan dalam menyusun komponen

    komputer kelas kontrol mendapatkan nilai rata-rata 70,83 dan kelas eksperimen

    mendapatkan nilai rata-rata 91,17. Dari hasil pengamatan selama proses

    pembelajaran, kebanyakan komputer yang diggunakan untuk pembelajaran di kelas

    kontrol tidak semua komponennya lengkap. Sedangkan pada kelas eksperimen saat

    melakukan praktik dengan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop masih ada

    sebagian siswa yang tidak menyelesaikan tugas praktinya secara keseluruhan,

    sehingga nilai rata-rata kelas eksperimen mencapai 91.17 atau lebih tinggi dari kelas

    kontrol.

    Selanjutnya pada penilaian aspek tiga yaitu, menghubungkan komponen

    komputer sesuai urutan kelas control mendapatkan nilai rata-rata 74.16 dan kelas

    eksperimen mendapat nilai 80.13. dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran,

    pada kelas kontrol sebagian siswa tidak menghubungkan komponen komputer sesuai

    urutan yang telah diberikan berdasarkan materi pembelajaran. Sedangkan pada kelas

    eksperimen masih ada sebagian siswa yang tidak menghubungkan komponen

    komputer secara keseluruhan. Dari hasil akhir penilaian diperoleh nilai rata-rata pada

    kelas kontrol sebesar 74,16, sedangkan pada kelas eksperimen mencapai 86,26.

    Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada guru dan siswa kelas

    eksperimen, pengunaan model kooperatif tipe TAI (team assited individualization)

    berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop mendapat tangapan yang

    positif. Dari hasil wawancara guru pengampu mata pelajaran diperoleh hasil bahwa

    dengan menerapkan model kooperatif tipe TAI (team assisted individualization)

    sangat membantu guru dalam mengatur jumlah siswa dikelas, dan guru lebih mudah

    mengawasi kegiatan siswa. Sedangkan penggunaan simulator Cisco IT Essentials

    Virtual Desktop dalam pembelajaran dinilai dapat menghemat biaya dan waktu

    pembelajaran karena dengan menggunakan simulator Cisco IT Essentials Virtual

    Desktop waktu pembelajaran dapat lebih singkat dan praktis. Sedangkan dari hasil

    wawancara dengan siswa diperoleh keterangan bahwa siswa sangat tertarik

    menggunakan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop karena lebih praktis, dan

    animasi yang ditampilkan cukup mudah untuk dipahami.

    Adapun kekurangan pada pelaksanaan penelitian ini adalah kurang

    maksimalnya persiapan siswa untuk melengkapi perangkat laptop yang akan

    digunakan untuk pembelajaran, kemudian ruangan yang digunakan untuk

    pembelajaran kelas eksperimen masih dalam tahap perbaikan. Selain itu masih

    banyak siswa yang belum terbiasa dengan pembelajaran kooperatif tipe TAI, namun

    hal ini hanya terjadi pada pertemuan pertama.

    Berdasarkan uraian hasil penelitian, Pada kelas eksperimen nilai rata-rata

    posttest mencapai 85,44 sedangkan pada kelas kontrol mencapai 73,67. dari hasil tes

    psikomotorik siswa disimpulkan bahwa kelas eksperimen mempunyai nilai ranah

    psikomotorik yang lebih baik dibandingkan pada kelas kontrol hal ini dapat dilihat

    dari hasil belajar ranah psikomotorik siswa, dimana nilai rata-rata tiap indikator kelas

  • 18

    eksperimen jauh lebih baik dari kelas kontrol. Melalui hasil wawancara siswa dan

    guru diperoleh respon yang positif, dimana penggunaan model kooperatif tipe team

    assisted individualization berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop

    lebih memudahkan guru dalam mengatur jumlah dan pengawasan siswa dikelas serta

    lebih menghemat waktu pembelajaran. Dan melalui pengolahan data statisik lebih

    lanjut, diperoleh kesimpulan akhir bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan

    pembelajaran model kooperatif tipe team assisted individualization berbantuan

    simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop lebih tinggi dibandingkan dengan kelas

    yang menggunakan pembelajaran konvensional.

    5. Simpulan

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan

    model kooperatif tipe TAI (team assisted individualization) berbantuan simulator

    Cisco IT Essentials Virtual Desktop dapat meningkatkan hasil belajar siswa ranah

    kognitif pada mata pelajaran Perakitan Komputer materi prosedur bongkar pasang

    komputer di mana dari hasil posttest kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.

    penggunaan model kooperatif tipe TAI (team assisted individualization) berbantuan

    simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop berpengaruh terhadap hasil belajar

    ranah psikomotorik siswa, hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata

    ketuntasan belajar ranah psikomotorik. Penggunaan model kooperatif tipe TAI (team

    assisted individualization) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop

    dapat membuat kesempatan belajar siswa jadi bertambah dikarenakan setiap anggota

    kelompok diberikan kesempatan yang sama dalam proses belajar. Kemudian

    penggunaan model kooperatif tipe TAI (team assisted individualization) berbantuan

    simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop mendapatkan respon yang positif baik

    dari guru dan siswa.

    Saran bagi sekolah adalah model kooperatif tipe team assisted individualization dapat dipertimbangkan untuk diterapkan dalam kelas yang mempunyai jumlah siswa

    yang banyak. Kemudian simulator Cisco IT Esssentials Virtual Desktop dapat

    dipertimbangkan untuk digunakan sebagai alternatif media pembelajaran perakitan

    komputer bagi SMK Bina Nusantara Ungaran. Saran bagi peneliti selanjutnya adalah

    untuk lebih memperhatikan kegiatan siswa selama belajar bersama kelompok.

  • 19

    6. Tinjauan Pustaka

    [1] Huda, Miftahul., 2013. Model Model Pengajaran dan Pembelajaran.

    Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    [2] Sutarno, Heri., 2010. Penerapan Metode Pembelajaran Team Assisted

    Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

    Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jurnal. 2010. UPI

    [3] Ni Made Wiwit., 2012. Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted

    Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Teknologi Informasi dan

    Komunikasi Siswa Kelas XI IS 2 Di SMA Negeri 1 Sukasada Tahun Ajaran

    2011/2012. Jurnal. Volume 1, Nomor 4, Agustus 2012. KARMAPATI

    [4] Wahid, Syaifuddin., 2013, Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif

    Tipe Teams Assisted Individualization (TAI) Pada Pokok Bahasan Relasi Dan

    Fungsi Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa. Jurnal . Magistra 83

    [5] Sanjaya., 2013, Pengaruh Modul Dan Media Pembelajaran Berbasis Cisco It

    Essentials Virtual Desktop Terhadap Kompetensi Merakit Perangkat Keras

    Komputer Di SMKN 1 Jetis Mojokerto. Jurnal. Universitas Negeri Surabaya.

    [6] Trianto., 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

    [7] Ngalimun.,2012, Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Aswaja

    Pressindo.

    [8] Isjoni., 2013, Cooperative Learning efektivitas pembelajaran kelompok.

    Bandung: Alfabeta.

    [9] Sharan, Shlomo., 2012, The Handbook of Cooperative Learning, Yogyakarta:

    Istana Media: cetakan 1.

    [10] Sharan Shlomo.,2014, The Handbook Of Cooperative Learning, Yogyakarta:

    Istana Media : cetakan 2.

    [11] Alsa, Asmadi., 2011, Pengaruh Metode Belajar Team Assited

    Individualization terhadap Prestasi Belajar Statistika pada Mahasiswa

    Psikologi. Jurnal. Volume 38, nomor 1. Universitas Gadjah Mada.

    [12] Kamus bahasa Indonesia Online, http://kbbi.web.id/simulator. Diakses tanggal

    15 agustus 2014

    [13] Joyce dan Weild., 1998. Model Of Teaching. New York: Needham Heights

  • 20

    [14] http://clbtinhoc.dntu.edu.vn/index.php/phan-mem-hoc-rap-may-tinh-it-

    essentials-virtual-desktop-cua-cisco/ diakses tanggal 15 agustus 2014.

    [15] Siswati., 2013. Perakitan Komputer. Malang: Kementerian Pendidikan &

    Kebudayaan.

    [16] Rusman., 2012. Belajar dan pembelajaran berbasis komputer. Bandung:

    Alfabeta

    [17] Devi, Utari, 2014, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Berbantuan

    Media Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar PKN SD, Jurusan PGSD Volume

    2: 2.

    [18] Suprijono, Agus, 2010, Cooperative dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta:

    Pustaka Belajar.

    [19] Sugiyono., 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

    Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Cetakan 16.

    [20] Widoyoko., eko 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:

    Pustaka Belajar.

    [21] Pramesti, Getut., 2013 Kupas Tuntas Data Penelitian Dengan SPSS 12.

    Jakarta: Elex Media Komputindo.

    [22] Silverius, Suke., 1991. Evaluasi Hasil Belajar Dan Umpan Balik. Jakarta:

    Grasindo.